• Benign
• Maligna (primer di paru, dinding
dada, mediastinum, atau metastase
tumor paru lain di bagian tubuh lain)
Kanker paru
(carcinoma bronkogenik)
• Penyebab kematian no.1 pada pria dan
wanita
• 70% saat didiagnosis sudah menyebar ke
limfe regional dan lokasi lain
• Survival rate rendah
• Tendensi meningkat pada scar lama akibat
TB dan fibrosis paru
• 85% disebabkan oleh inhalasi
karsinogenik kimiawi terutama asap rokok
(merokok >20 tahun), arsenic, asbestos
Patofisiologi
Karsinogen (asap rokok, polusi gas lain)
STADIUM
• The American Joint Committee on Cancer (AJCC)
menentukan pengklasifikasian b’dsrkan TNM
classification: Primary tumor (T), Regional
Lymph Nodes (N), Distant Metastasis (M).
TUMOR
• TX: Tumor primer tdk terkaji
• Adanya sel maligna di sputum / bronkial
• Tdk tervisualisasi oleh bronkoskopi / MRI
• (T0: No evidence of primary tumor)
• T1:
– Ukuran terbesar 3cm atau lebih kecil
– Dikelilingi oleh paru atau pleura visceralis
– Invasi terutama pada lobus bronkus bagian
proksimal (bukan bronkus utama)
• T2:
– > 3cm
– Invasi bronkus utama dan 2cm lebih distal ke
carina
– Invasi pleura visceralis akibat atelektasis atau
obstruksi
– Pneumonitis pd area hilus tapi tidak seluruh
paru
• T3:
Tumor yang langsung menginvasi:
– Dinding dada
– Diafragma
– Mediastinal pleura
– Perikardium parietalis
– Tumor di bronkus utama <2cm lebih
distal ke carina tapi tidak sampai carina
– Atau dapat dihubungkan dengan
atelektasis atau pneumonitis obstruktif
• T4:
Tumor berbagai ukuran yang dapat menyerang :
– Mediastinum
– Jantung
– Pembuluh darah besar
– Trakea
– Esofagus
– Columna Vertebralis
– Carina
– Atau tumor terpisah pada lobus yang sama
– Atau tumor dengan pleura efusi maligna
NODUL LIMFE REGIONAL (N)
• FAKTOR RESIKO:
– Usia >40 thn
– Riwayat polip colon / rektal
– Riwayat keluarga Ca colon / polyposis
– Polip adenoma / adenoma vili
– Riwayat penyakit inflamasi colon
– Diet tinggi lemak - protein, rendah serat
DISTRIBUSI
• 25 % ascendens
• 10% transversum
• 15% descendens
• 20% sigmoideum
• 30% rektum
Klasifikasi:
• Ca in situ: (non-invasif): mudah dideteksi dengan
mammography
– Karakteristik:
• proliferasi sel maligna di duktus dan lobus
tanpa invasi ke jaringan sekitar;
• sifat non invasif
• stadium 0
• Ca. invasif
– Ca. duktal infiltrasi (75% ca payudara; paling
sering); keras pada palpasi, metastase di
nodul axilary, prognosa buruk
– Ca. lobular infiltratif; jarang, (5-10%), ditandai
dengan area penebalan, multicentric & pada 1
atau 2 payudara. Keduanya dapat menyebar
ke paru, liver, otak dan tulang. Sedangkan
lobular dapat menyebar ke permukaan
meningeal
– Ca. Medula (6%, berkapsul, didalam duktus),
dapat membesar tapi prognosa lebih baik
– Ca. mukinosa (mucinous); (3%), produk
mucin, bertumbuh, prgnosa lebih baik
– Ca. duktus tubular, jarang, 2%. Metastase
jarang sehingga prognosis excellent
• Ca. inflamatori:
– Jarang , 1-2%
– Gejala berbeda dengan Ca . lain.
– Tumor terlokalisir
– Nyeri dengan / tanpa tekan
– Payudara membesar
– Kekenyalan berubah
– Edema dan retraksi puting
– Gejala tumbuh cepat shg segera mencari
eprtolongan kesehatan
– Menyebar cepat ke bagian tubuh lain
– Paling efektif dengan kemoterapi, radiasi,
bedah
• Paget’s disease
– Jarang
– Lesi kasar
– Rasa terbakar di sekitar putting-areola
– Neoplasma di duktus; dapat juga in
situ, atau dengan sel Ca. invasif
– Massa tumor tidak dapat dipalpasi di
bawah puting
– Mammography biasanya negatif; biopsi
lesi lebih tepat
• Etiologi:
– Tidak diketahui; kemungkinan
kombinasi hormonal, genetik,
lingkungan
• Hormon: estradiol & progesterone; resiko
meningkat
• Menarche awal, nulliparity, mempunyai anak
>30tahun, menopause terlambat
• Paparan thd estrogen tll lama,
menyebabkan sel payudara bermutasi
• Stadium TNM
• MANAJEMEN MEDIS
– Bedah
• Lumpectomy, eksisi luas, mastektomi
parsial, mastektomi segmental,
quadrantektomi
• Diseksi nodul limfe axilaris
• Mastektomi total
• Mastektomi radikal dimodifikasi
• Mastektomi radikal
– Terapi radiasi
– Kemoterapi
– Terapi hormonal
– Bone marrow transplantation
• Issue:
– Prostetik
– QOL
– Kemoterapi pada kehamilan (16
minggu)
– Tunggu 2 tahun setelah terapi komplit
untuk hamil
NCP
• Pengkajian:
– Respon thd diagnosa
– Mekanisme coping
– Support emosi , psiko
– Bantuan keluarga / orang terdekat
untuk pilihan terapi
– Informasi yang dibutuhkan
– Ketidaknyamanan
DP
• Pre-op:
– Defisit pengetahuan tentang
ca.payudara dan pilihan terapi
– Kecemasan b.d diagnosa Ca.
– Takut b.d terapi khusus, perubahan
gambaran tubuh atau kemungkinan
kematian
– Resiko coping tidak efektif b.d diagnosa
Ca.payudara dan pilihan terapi
– Konflik decisional b.d opsi terapi
• Post-op:
– Nyeri b.d prosedur operasi
– Kerusakan integritas kulit b.d insisi bedah
– Resiko infeksi b.d insisi bedah dan drainase
bedah
– Gangguan body image b.d hilang / perubahan
pd payudara akibat prosedur operasi
– Defisit perawatan diri b.d imobilitas parsial
pada lokasi operasi ekstremitas atas
– Perubahan sensoro / persepsi (kinestetik) b.d
sensasi di lengan, payudara dan dinding dada
area yang terkena
– Resiko disfungsi seksual b.d kehilangan
anggota tubuh, perubahan image diri dan
takut pada respon partner
– Defisit pengetahuan : manajemen
drainase setalah operasi
– Defisit [pengetahuan: latihan tangan
untuk mendapatkan mobilisasi kembali
ekstremitas yang terpengaruh
– Defisit pengetahuan: perawatan tangan
dan lengan pada limfe aksilaris yang
didiseksi
• TINDAKAN
– Penjelasan / informasi
– Kurangi kecemasan
– Bantu upaya membuat keputusan
– Mengurangi rasa nyeri / ketidaknyamanan
– Mempertahankan integritas kulit
– Mencegah infeksi
– Mengurangi stres dan meningkatkan
kemampuan coping
– Membantu peran serta dalam asuhan diri
– Mengelola sensasi post-op
– Memperbaiki fungsi seksual
– Monitor komplikasi