Anda di halaman 1dari 18

ILMU TAUHID (Mengenal Allah),

ILMU FIQIH (Cara menyembah


Allah) DAN ILMU TASAWUF
(akhlaq)
oleh Majelis Dzikir Dan Kajian
Agama "Arbabul-Hija" pada 31
Oktober 2010 pukul 20:29

Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang
Catatan Majelis Dzik...
Dapatkan Catatan
melalui RSS




Seyogia yang mengandung
pahala sunnah bagi setiap
orang yang hendak mempelajari
suatu ilmu, terlebih dahulu
harus mengetahui uraian-uraian
ilmu yang akan di pelajari,
dengan harapan agar dapat
mewaspadai ilmu yang akan di
pelajari, dan uraian-uraian ilmu
itu adalah dengan cara megenali
10 macam kerangka ilmu,
sebagaimana penjelasan syair
yang di abadikan sebagian
Ulama :











- Sesungguhnya kerangka ilmu
itu berjumlah sepuluh
Definisinya(1),
penempatannnya(2) serta
hasilnya(3)
- Keutamaannya(4),
perbandingannya(5) dan
penciptanya(6)
Namanya(7), sumbernya(8),
hukum agamanya(9)

- Dan masalah-masalahnya(10),
cukup diuraikan sebagian
Namun siapa uraikan semua,
kan dapat kemuliaan
Demikianlah latar belakang
penyusunan Mabade Ilmu
artinya kerangka suatu ilmu dan
hal ini disebut Muqoddimah
ilmu artinya Pendahuluan suatu
ilmu hingga diketahui seberapa
besar pentingnya mempelajari
ilmu tersebut dan juga hal yang
lainnya. Dalam risalah ini kami
tuangkan 3 bidang studi, yaitu
Tauhid, Fiqih dan Tasawuf,
berikut rinciannya ;
1. MUQODDIMAH ILMU TAUHID
Ketika akan mempelajari ilmu
Tauhid, maka saya katakan ;


1. Batasan ( Definisi ) ;
Ilmu Tauhid adalah suatu ilmu
yang menjadi pedoman untuk
menetapkan aqidah agama
Islam yang berdasarkan dalildalil yang meyakinkan.



2. Penempatan ( ruang
lingkup ) ;
Penempatan ilmu tauhid adalah
menerangkan Dzat dan sifat
Allah sekiranya sesuatu yang
wajib, yang mustahil dan Hak
preogratif di Allah Swt,
menerangkan Dzat dan sifat
para Rosul ( utusan Allah ),
menerangkan sesuatu yang
mungkin, sekiranya menjadi
dalil atas wujud Allah Swt, serta
menerangkan sesuatu yang
terdengar, yang harus di yakini
pada Dzat Allah dan Dzat para
Rosul-rosul Nya, juga

menerangkan yang muncul dari


hal-hal demikian.


3. Buah ( hasilnya ) ;
Hasil mempelajari ilmu tauhid
adalah mengenal Allah dan sifatsifatnya dengan berdasarkan
dalil-dalil yang pasti serta
mendapatkan kebahagiaan
yang kekal


4. Keutamaan ( kelebihannya ) ;
Keutamaan ilmu tauhid adalah
mengenal sesuatu yang harus di
yakini hingga menjadi sebuah
aqidah atau keyakinan di dalam
agama Islam.


5. Perbandingan ilmu tauhid
dengan Ilmu lainnya ;
Perbandingan ilmu tauhid
dengan ilmu-ilmu lainnya adalah
bahwa ilmu tauhid adalah akar
atau sumber semua ilmu dan
selain ilmu tauhid adalah
cabang-cabangnya.









6. Pencipta ( Penyusun ) ;
Pencipta ilmu tauhid adalah
Syekh Abul Hasan Al Asyariy
serta pengikutnya dan Syekh
Abu Mansur Al Maturidiy serta
pengikutnya.
Maksud pencipta di sini artinya
adalah mereka yang menulis
serta menyusun buku-buku
tauhid dan menyangkal fahamfaham sesat yang di kemukakan
kaum Mutazilah atau kaumkaum sesat lainnya, pencipta
disini diartikan sebagai menulis
kitab-kitab tentang pelajaran
tauhid, karena tidaklah betul

ilmu tauhid diciptakan oleh


mereka secara sesunguh-nya,
karena ilmu tauhid telah ada di
bawa oleh setiap nabi-nabi
semenjak Nabi Adam hingga
zaman Nabi Muhammad Saw.

,

7. Nama ( namanya ) ;
Ilmu ini dinamakan dengan ilmu
Tauhid artinya meng-esa-kan,
karena bahasan meng-esakan
Allah dalam ilmu ini lebih
populer dari pada bahasan yang
lainnya, dinamakan pula dengan
ilmu Kalam karena Ulama
terdahulu sering mengatakan
ilmu tauhid ini dengan sebutan
ilmu kalam di dalam
menterjemahkan bahasanbahasan ilmu ini.


8. Nara Sumber ;
Sumber ilmu tauhid adalah dari
dalil-dalil logika dan dalil-dalil
Naqliyyah (referensi) dari AlQuran dan Al-Hadits.


9. Hukum Agama ;
Hukum mempelajari ilmu tauhid
menurut agama Islam adalah
wajib Aeni (kewajiban Individu)
atas setiap mukallaf (balig
berakal) demikan juga sama
halnya menuntut ilmu tersebut
juga hukumnya wajib Aeni.







10. Masalah-masalah ( perihal ) ;
Masalah-masalah ilmu tauhid
adalah kaidah-kaidah yang
membahas hal-hal wajib,
membahas hak-hak preogratif
dan juga membahas hal-hal

yang mustahil.
II. URAIAN BISMILLAH VERSI ILMU
TAUHID



,

Seyogya yang mengandung nilai
pahala sunnah juga, bagi orang
yang hendak mempelajari
sebuah ilmu adalah agar
mengenali sepucuk uraian
Bismillah menurut ilmu yang
akan di pelajari, karena
mengenal sepucuk uraian
Bismillah adalah memenuhi hak
Bismillah dan memenuhi hak
ilmu yang di pelajari, hak ilmu
adalah harus membicarakan
sepucuk bahasan Bismillah
sesuai dengan ilmu tersebut,
sedang hak Bismillah ialah
sedikitpun tidak meninggalkan
membicarakan bahasan uraian
Bismillah.



Saat ini kita hendak mempelajari
ilmu tauhid maka selayak-nya
kita terlebih dulu membicarakan
sepucuk uraian bahasan
Bismillah sesuai dengan ilmu
Tauhid.


Maka kami katakan bahwa


huruf Ba pada permulaan
kalimat Bismillah adakalanya
mengandung arti kebersamaan
dengan Allah dari sisi memohon
keberkahan dengan menyebut

nama Allah, adakalanya


mengandung arti memohon
pertolongan pada Dzat Allah
dengan menyebut nama Nya,
dan tidak terlarang memohon
pada nama Allah Swt
sebagaimana memohon
pertolongan pada Dzat Nya.





Dan yang paling utama adalah
menafsirkan arti huruf Ba
tersebut dengan arti
kebersamaan dari sisi
memohon keberkahan dengan
menyebut nama Allah Swt. Atau
dengan arti memohon
pertolongan pada Dzat Allah,
karena memohon pertolongan
pada nama Allah adalah
perbuatan tercela yang tercela.

Karena memohon pertolongan


pengertianya akan masuk pada
penggunaan alat, seandainya
memohon pertolongan itu pada
nama Allah, maka nama Allah di
jadikan sebagai alat yang
memungkinkan maksud pada
selain Allah, bukan tujuan pada
Dzat Allah Swt.
Memungkinkan bermaksud atau
bertujuan memohon kepada
selain Allah adalah terlarang dan
menimbulkan kekufuran.





Kecuali apabila diucapkan,
bahwa menjadikan arti huruf Ba
dengan memohon pertolongan
pada nama Allah swt, adalah
karena melirik ke sisi lain, yaitu

melirik pada pengakuan


alasannya, bahwa perbuatan
yang hendak dilakukan seiring
membaca Bismillah adalah tidak
sempurna kecuali dengan
menyebut nama Allah.
Akan tetapi pengakuan alasan
ini seperti inipun masih rentan
menimbulkan dugaan yang
salah hingga berakibat
kekufuran yang selalu ada
karenanya.
Kesimpulannya bahwa huruf Ba
tidak boleh diartikan memohon
pertolongan kepada nama Allah
Swt, akan tetapi sesungguhnya
memohon pertolongan itu
adalah pada Dzat Allah Swt,
bukanlah pada nama.



Makna huruf Ba dari sisi isyarat


yang terkandung di dalam-nya
adalah Allah Swt berkata,
OlehKU telah terjadi sesuatu
telah terjadi, olehKU pula akan
terjadi sesuatu akan terjadi
dari arti ini huruf Ba merupakan
pertanda dari semua unsur
aqidah, karena sesungguhnya
yang di maksudkan dari aqidah
itu adalah :
OlehKU telah terwujud sesuatu
yang telah terwujud, olehKU
pula akan terwujud sesuatu
yang akan terwujud.





Tidaklah huruf Ba mengandung
makna Isyarat seperti demikian,
kecuali makna Isyarat tersebut
terdapat pada Dzat yang
memiliki sifat sempurna serta
tersucikan dari sifat-sifat yang
kurang, sebagaimana

kandungan makna seperti itu di


tetapkan oleh para Ulama-Ulama
tafsir.


Kalimat Ismu pada Bismillah


menurut Ulama-ulama kota
Bashroh (Iraq) adalah diambil
dari kalimat sumwun artinya
tinggi, kalimat ismu tidak di
artikan selain makna tinggi
karena makna tinggi
memberikan pertanda Maha
tinggi nama yang di sebutnya
yaitu nama Allah Swt.


Nama Allah adalah sebuah nama
pada Dzat yang wajib wujudnya,
Dzat yang paling berhak
mendapat segala pujian.








Kalimat Arrohman Arrohiim
adalah dua buah sifat Allah yang
di ambil dari kata Arrohmah
artinya pemberi kebaikan,
kedua kalimat tersebut tidak di
artikan dengan makna
Arrohmah yang
sesungguhnya yaitu kasih
sayang dari dalam hati yang
menimbulkan memberi
penghormatan dan kebaikan
pada yang di sayanginya, karena
kasih sayang timbul dari lubuk
hati mustahil bagi Allah Swt,
Allah tidak memiliki hati.
III. MUQODDIMAH ILMU FIQIH
Ketika akan mempelajari Ilmu
Fiqih, maka saya katakan :


1. Batasan ( definisi ) ;
Batasan Ilmu Fiqih adalah ilmu

tentang hukum-hukum agama


dala suatu amal perbuatan, dan
hukum tersebut berdasarkan
dari dalil-dalil yang rinci.


2. Penempatan ( ruang
lingkup ) ;
Ruang lingkup Ilmu Fiqih adalah
pada perbuatan-perbuatan
orang mukallaf, yaitu orang
yang telah balig dan berakal.

3. Buah ( hasilnya ) ;
Yang di hasilkan dari Ilmu Fiqih
adalah dapat mengetahui cara
memenuhi perintah Allah serta
menjauhi larangan Nya.

,


4. Keutamaan ( kelebihannya ) ;
Keutamaan Ilmu Fiqih adalah
lebih utama diantara ilmu-Ilmu
lainnya, karena Sabda Nabi Saw ;
Barang siapa Allah
menghendaki baik kepadanya
maka Allah memberi karunia
kepadanya dapat memahami
agama Islam.

5. Perbandingan Ilmu Fiqih
dengan Ilmu lainnya ;
Perbandingan Ilmu fiqih
terhadap ilmu-ilmu lainnya
adalah Ilmu Fiqih
mempengaruhi ilmu lainnya.



6. Pencipta ( penyusun ) ;
Penyusun Ilmu fiqih adalah para
Imam Mujtahid mutlak sebagai
pemimpin madhab seperti
Imam Syefei Muhammad bin
Idris, Imam Malik bin Anas,
Imam Abu Hanifah dan Imam
Ahmad bin Hambal.

7. Nama ;

Nama Ilmu ini adalah Ilmu Fiqih.




8. Nara Sumber ;
Sumber Ilmu fiqih adalah dari AlQuran, Hadits, IjmaUlama dan
dari Qiyas usul fiqih.


9. Hukum ;
Hukum mempelajari Ilmu fiqih
menurut hukum agama adalah
ada yang wajib aeni ada juga
yang fardu kifayah.


10. Masalah-masalah ( perihal ) ;
Masalah-masalah yang terdapat
pada Ilmu fiqih adalah
pernyataan-pernyataan hukum,
seperti niat dalam ibadah itu
wajib, dan lain sebagainya.
IV. URAIAN BISMILLAH VERSI
ILMU FIQIH





Ketika akan mempelajari ilmu
fiqih, maka dikatakan ;
Membaca Bismillah
diperintahkan di setiap kali
mengawali perbuatan baik,
artinya di segala perkara yang di
anggap penting menurut
agama. Penting di sini (dalam
Ilmu fiqih) adalah bukan haram
dzatiy (inti), bukan makruh
dzatiy dan juga bukan dari
perkara yang hina.

:
Kesimpulannya bahwa hukum
membaca Bismillah terbagi lima
bagian, yaitu ;

,

a. Wajib ;

Sebagaimana hukum membaca


Bismillah ketika mendirikan
shalat, menurut madhab kita
Imam Syafei.
,

,


b. Sunnah ;
Hukum membaca Bismillah
terbagi dua bagian, pertama
sunnah aen, yaitu sebagaimana
saat mau malaksanakan wudlu
atau mandi besar. Kedua
sunnah kifayah, yaitu
sebagaimana saat makan
berjamaah, saat bersenggama
pasangan suami istri, dalam
membacda Bismillah cukup
salah seorang dari mereka.


c. Haram ;
Hukum membaca Bismillah
haram adalah pada perbuatan
yang hakikatnya memang
haram, seperti zina. Akan tetapi
apa bila pada perbuatan yang
haram Aridli (hal baharu) maka
membaca Bismillah tidak haram,
seperti saat mau berwudlu
dengan air yang di dapat dari
mencuri.



d. Makruh ;
Hukum membaca Bismillah
makruh adalah pada perbuatan
yang hakikatnya memang
makruh, seperti melihat pada
kelamin antara suami dan istri.
Akan tetapi apa bila pada
perbuatan yang makruh Aridli
maka membaca Bismillah tidak
makruh, seperti saat mau
memakan bawang putih. Karena
dapat menimbulkan bau yang
tidak sedap.


e. Mubah atau boleh ;
Hukum membaca Bismillah
boleh adalah pada perbuatan
yang tidak memiliki nilai
terhormat, seperti
memindahkan benda dari suatu
tempat ke tempat lain.

Karena sabda Nabi Saw yaitu ;


Setiap perkara yang memiliki
nilai baik ketika tidak di awali
dengan Bismillah maka perkara
itu laksana hewan terputus
ekornya, atau berpenyakit kudis,
artinya kurang baik dan sedikit
keberkahannya. (HR. Bukhori
Muslim)
V. MUQODDIMAH ILMU TASAWUF
Ketika akan mempelajari ilmu
Tasawuf, maka saya katakan ;



1. Batasan ( definisi ) ;
Batasan ilmu Tasawuf adalah
suatu ilmu yang menjadi
pedoman untuk mengetahui
keadaan hawa nafsu setiap
orang dan sifat-sifatnya, baik
sifat-sifat yang tercela ataupun
sifat-sifat yang terpuji.


2. Penempatan ( ruang
lingkup ) ;
Penempatan atau letak ilmu
Tasawuf adalah menerangkan
hawa nafsu sekiranya dari
membicarakan yang terjadi
padanya baik dari sisi keadaan
ataupun dari sisi sifat-sifatnya.


3. Buah ( hasilnya ) ;

Hasil mempelajari ilmu Tasawuf


adalah sebagai penghubung
untuk dapat mengosongkan
hati dari setiap selain Allah Swt
dan menghiasi hati dengan
menyaksikan Allah Yang Maha
Raja nan Maha pengampun.




4. Keutamaan ( kelebihannya ) ;
Keutamaan ilmu Tasawuf adalah
melebihi keutamaan ilmu yang
lain di lihat dari sisi bah ilmu
Tasawuf akan menghubungkan
untuk dapat mengosong-kan
hati dari setiap selain Allah Swt
dan menghiasi hati dengan
menyaksikan Allah Yang Maha
Raja nan Maha pengampun.



5. Perbandingan ilmu Tasawuf
dengan Ilmu lainnya ;
Perbandingan ilmu Tasawuf
dengan ilmu-ilmu lainnya adalah
bahwa ilmu Tasawuf adalah
dasar bagi setiap ilmu dan
selain ilmu Tasawuf adalah
cabang-cabangnya. Dan
perbandingan ilmu Tasawuf
dengan batin adalah seperti
ilmu Fiqih pada ilmu dohir.




6. Pencipta ( penyusun ) ;
Pencipta ilmu Tasawuf adalah
para Imam hakikat yaitumereka
yang makrifat kepada Tuhannya
Yang Maha memberi, seperti
Syekh Ibnu Athoillah,Al-Imam AlGozaliy dan lain sebagainya.
Pencipta di sini artinya adalah
mereka yang menulis serta
menyusun buku-buku Tasawuf
dan menyangkal faham-faham

sesat yang di kemukakan kaum


Mutazilah atau kaum-kaum
sesat lainnya, pencipta disini
diartikan menulis kitab-kitab
tentang pelajaran Tasawuf
karena tidaklah betul ilmu
Tasawuf diciptakan oleh mereka
secara sesunguhnya, karena
ilmu tasawuf telah ada di bawa
oleh setiap nabi-nabi dari
semenjak Nabi Adam as. Hingga
zaman baginda Nabi
Muhammad di hari Qiyamah.


7. Nama ;
Ilmu ini di namakan dengan
ilmu Tasawuf artinya ilmu
sufistik, atau di sebut juga
dengan ilmu akhlaq, dalam
melatih serta mengendalikan
hawa nafsu.


8. Nara Sumber ;
Sumber ilmu Tasawuf adalah
dari firman-firman Allah Swt,
sabda-sabda Nabi rasulullah
Saw yaitu penghulu dari
keturunan Adnan, dan juga dari
para Ulama yang memiliki
keyakinan yang sungguh dan
para ahli makrifat.

,




9. Hukum ;
Hukum mempelajari ilmu
Tasawuf adalah wajib Aeni atas
setiap mukallaf hukum demikan
dikarenakan bahwa
sesungguhnya sebagaimana
diwajibkan mempelajari ilmu
yang memperbaiki dohir (ilmu
Fiqih) demikian juga diwajibkan
untuk mempelajari ilmu yang
memperbaiki batin (ilmu
Tasawuf).




10. Masalah-masalah ( perihal ) ;
Masalah-masalah ilmu Tasawuf
adalah kaidah-kaidah yang
membahas sifat-sifat hawa
nafsu yang berjenis Dzat, seperti
kebinasaan, kekekalan,
pendekatan diri kepada Allah
Swt dan lain sebagainya.
VI. URAIAN BISMILLAH VERSI
ILMU TASAWUF



Ketika saat ini kita hendak
mempelajari ilmu Tasawuf maka
selayaknya kita terlebih dulu
membicarakan sepucuk uraian
bahasan Bismillah sesuai
dengan ilmu Tasawuf.




Maka kami katakan bahwa
diantara makna-makna halus
yang berkaitan dengan Bismillah
adalah seperti dikatakan ;
bahwa huruf Ba artinya
keagungan Allah, huruf Sin
artinya keluhuran derajat Allah
dan huruf Mim artinya
kemuliaan Allah.


Dan disebutkan ; huruf Ba
artinya tangisan orang-orang
yang bertaubat, huruf Sin
artinya lalainya orang-orang
lupa dan huruf Mim artinya
ampunan Allah Swt kepada
orang-orang yang berdosa.







Sebagian Ulama ahli Tasawuf
berkata ; dalam kalimat Bismillah
Allah adalah bagi ahli shofa
(yang suci hatinya), Ar-Rohmaan

adalah bagi ahli Wafa (yang


dikabulkan permohonannya)
dan Ar-Rohiim adalah bagi ahli
Jafa (jahat dan durhaka kepada
Allah Swt).

,




Para Ulama ahli Tasawuf atau
ahli makrifat berkata ; Allah
menyimpan semua ilmu pada
huruf Ba, artinya OlehKU telah
terjadi sesuatu telah terjadi,
olehKU pula akan terjadi sesuatu
akan terjadi. Oleh karenanya
wujud semua alam adalah
sebab Aku, dan selain Aku tidak
ada wujud yang hakiki kecuali
dengan nama-Ku, hal ini adalah
makna pendapat para Ulama
ahli makrifat, yaitu Tidak
semata-mata aku melihat
sesuatu perkara melainkan aku
melihat Allah Swt akan ada-nya
perkara itu atau sebelum
adanya perkara itu










Lafadz Ar-Rohmaan juga
mengandung makna ; banyak
kasih sayang, dan rahmat Allah
adalah menyeluruh kepada
semua makhluk-Nya, oleh
karena itu setiap orang
selayaknya dapat mengasihi
sesama saudaranya, menyamai
dengan kasih sayang yang
terkandung dalam lafadz ArRohmaan, yaitu sifat Allah Yang
Maha luhur nan Maha Mulia.
TAMMAT
oooOO*OOooo
PUSTAKA KATEGORI TAUHID
1. Syekh Ibrahim Al-Bajuriy

Syekh, Risalah Al-bajuriy, Matan


Tizan Ad-Daruriy, cet. Daarul Ihya
Indonesia
2. Syekh Ibrahim Al-Bajuriy
Syekh, Hasyiah Tuhfatul Marid,
cetakan Usaha keluarga
Semarang
3. Syekh Ahmad Al-Juhariy Matan
Jauhar Tauhid, cetakan Usaha
keluarga Semarang.
4. Sayyid Ahmad Zaeni Dahlan,
Fathul-Jawad Al-Mannan,
cetakan Piramida Surabaya
Indonesia
5. Syekh Muhammad Nawawi AlJawiy, Qotrul-Ghoets Sayarah
Abu Laets Samarqondiy, cetakan
Serikat Al-Maarif Bandung
Dan masih banyak lagi yang lain
PUSTAKA KATEGORI FIQIH
1. Syekh Abu Bakar Ibnu
Muhammad Satho, Hasyiah
Ianatu-Tholibin 4 Jilid, cetakan
Serikat Nur Asia.
2. Sayyid Abdurraman bin
Muhammad bin Husen bin Umar
Balawiy, Bughiyatul Murtasyidin,
cetakan Usaha keluarga
Semarang
3. Abu Abdul Mukti Syekh
Muhammad bin Umar bin Ali
Nawawi Al-Jawiy Al-Bantaniy AtTanariy, Ulama abad 14 H.
Nihayatuz-Zen, cetakan Serikat
Nur Asia
4. Syekh Ibrohim Al-Bajuriy,
Hasyiah Al-Bajuriy Ala Ibnu
Qosim Al-Ghoziy 2 Jilid, cetakan
Daarul Ihyaa Kutubul-Arobiyyah
Indonesia
5. Al-Imam Taaqiuddin Abu
Bakar bin Muhammad AlHusainiy Al-Hisniy Ad-Damiskiy,
Kifayatul-Akhyar Fi Halli Ghoyatil
Ikhtishor, cet. Usaha Keluarga
Semarang
6. Syekh Zakaria Al-Anshoriy,
Tuhfatut-Tholab, cetakan Usaha

Keluarga Semarang
7. Syekh Ahmad bin Hijaziy AlFasyaniy, Mawahibus-Shomad Fi
Halli Alfadzil-Zubad Lil Al-Alamah
Ahmad bin Ruslan, cet. Usaha
Keluarga Semarang
8. Syekh Said bin Muhammad
Basyan, Busyrol Karim syarah
Masailut-Talim, Syekh Abdullah
bin Abdur-rahman BaFadlol AlHadromiy, cet. serikat Nur Asia
Dan masih banyak lagi yang lain
PUSTAKA KATEGORI TASAWUF
1. Syekh Ahmad bin Muhammad
bin Abdul Karim Ibnu Athoillah
Al-Kandariy, Syarah Al-Hikam,
cetakan Usaha keluarga
Semarang
2. Syekh Ihsan Muhammad
Dakhlan Al-Jampesiy Al-Kediri,
Sirojut-Tholibin syarah Minhajul
Abidin Al-Imam Ghozaliy 2 Jilid,
Daarul Ihya AlKutubul-Arobiyyah Indonesia
3. Al-Qutub Robbaniy Sayid
Abdul Wahab Asy-Syaroniy,
Tanbihul Mughtarin, cetakan
Serikat Nur Asia
Dan masih banyak lagi yang lain
Semoga catatan ini bisa
menjadi rujukan anda dalam
menggali ilmu agama dan
meningkatkan keimanan,
sehingga akan mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat..
Allah mengetahui segalanya.

Anda mungkin juga menyukai