Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : SUSI LESTARI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042357127

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4340/ Administrasi Pemerintahan Desa

Kode/Nama UPBJJ : 14 / Padang

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Pendapat terkait pemerintahan desa sebagai organisasi pemerintahan semu
(quasi local self goverment prganization) dan kaitan perannya dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.

Pemerintahan Desa merupakan subsistem yang paling kecil dan paling bawah
sertaberhadapan langsung dengan masyarakat. Tetapi pemerintah desa adalah
pemerintahan sendu (quasi local self organization). Meskipun pemerintahan
desa menjalankan sebagian urusan pemerintahan, tetapi kedudukannya bukan
merupakan organisasi pemerintah sesuangguhnya seperti organisasi
pemerintah lainnya. Pemerintah desalebih tepat disebut sebagai lembaga
kemasyarakatan yang mengurus kepentingan masyarakat setempat dan
menjalankan fungsi pemerintah (self governing community). Fungsi-fungsi
pengaturan pemerintah desa didasarkan pada peraturan perundang-undangan
yang diatur pada Bab XI UU nomor 32 Tahun 2004, yang kemudian dijabarkan
lebih lanjut dalam Bab VI PP Nomor 72 Tahun 2005.
Pada Pasal 11 PP Nomor 72 Tahun 2005 disebutkan bahwa: “Pemerintahan
Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan Badan Permusyawarahan Desa”.
Kontruksi ini mirip dengan kontruksi pemerintahan daerah yang tergantung
pada Pasal 19 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2004 yang berbunyi
“Penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah Pemerintah Daerah dan DPRD”.

2. Tujuan penyusunan APBDesa lalu kaitanya dengan kemampuan sumber daya


manusia dalam penyusunan APBDesa.
a. Pembuatan kebijakan dan pengawasan, yakni untuk meningkatkan
perumusan kebijakan dengan menyediakan dasar-dasar yang memadai bagi
para pengambil keputusan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan
mengenai kebutuhan dan kinerja pelayanan serta membuat keputusan
relokasi sumber daya jika diperlukan.
b. Arahan operasional, yakni memberikan cara yang yang lebih sistematis bagi
Kepala Desa dan BPD untuk mendeteksi kekuatan dan kelemahan
operasional serta melakukan analisis yang berkelanjutan.
c. Akuntabilitas, berarti bahwa membantu pemerintahan desa dalam
memperoleh kepercayaan masyarakat dengan memperlihatkan hasil yang
baik dan pendapatan yang diterima.
d. Perencanaan, yakni memfasilitasi perencanaan strategis dan operasional
dengan cara menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam menetapkan
tujuan dan sasaran serta merencanakan program-program untuk mencapai
tujuan dan sasaran.
e. Pengelolaan, dengan memperbaiki dasar bagi identifikasi awal dari adanya
penurunan efisienasi operasional dan cara untuk memperlihatkan seberapa
efisien sumber daya digunakan dalam menyediakan pelayanan dan
pencapaian tujuan.
f. Penganggaran, yakni memperbaiki proses anggaran dengan sedapat
mungkin membuat keputusan yang obyektif mengenai alokasi dan retribusi
sumber daya, pengurangan biaya, dan menginvestasikan kelebihan/surplus
dana.
g. Pengawasan Kinerja, yakni mencapai kinerja yang lebih baik dengan
memberikan dasar yang obyektif bagi penetapan target kinerja serta
memberikan masukan insentif.

3. Persyaratan menjadi perangkat desa menurut UU No. 6 Tahun 2014 tentang


Desa dan apayang perlu diperhatikan oleh seorang kepala desa ketika
menguasakan sebagian kewenangannya terhadap perangkat desa terutama
dalam pengelolaan kekayaan milik desa.
Syarat menjadi perangkat desa menurut UU No. 6 Tahun 2014
Pengangkatan perangkat desa dilaksanakan dengan mekanisme sebagai
berikut :
a. Kepala Desa melakukan penjaringan dan penyaringan atau seleksi calon
perangkat desa;
b. Kepala Desa melakukan konsultasi dengan camat atau sebutan lain
mengenai pengangkatan perangkat Desa;
c. Camat atau sebutan lain memberikan rekomendasi tertulis yang memuat
mengenai calon perangkat desa yang telah dikonsultasikan dengan kepala
desa; dan
d. Rekomendasi tertulis camat atau sebutan lain dijadikan dasar oleh kepala
desa dalam pengangkatan perangkat desa dengan keputusan kepala desa.

Persyaratan mejadi perangkat desa yakni :


a. Berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau yang sederajat;
b. Berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun;
c. Terdaftar sebagai penduduk desa dan bertempat tinggal di desa paling
kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran; dan
d. Syarat lain yang ditentukan dalam peraturan daerah kabupaten/kota.

4. Pemerintahan desa merupakan ujung tombak dari penyelenggaraan


pemerintahan dalam suatu desa, dengan demikian penyelenggaraan
pemerintahan desa dapat dijadikan sebagai salah satu keberhasilan
pelaksanaan otonomi daerah.
a. Aspek kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang kepala desa dan
seberapa besar pengaruhnya terhadap masyarakat
Thoha (2004, h.4), mengatakan bahwa: *Gaya Kepemimpinan merupakan
norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain. Tipe Gaya Kepemimpinan:
1. Penemuan Iowa University Terdapat 3 gaya kepemimpinan yakni
otokratis, demokratis dan Laissez Faire.
2. Penemuan Ohio University 1) Konsiderasi (Consideration) 2) Inisiasi
Struktur (Initiating Structure)
3. Penemuan Michigan University 1) Berorientasi pada tugas (Job
Oriented) 2) Berorientasi pada bawahan (Employee Oriented)
4. Gaya Kepemimpinan Kontinum Tannenbaum dan Schmidt
 Pemimpin membuat keputusan kemudian mengumumkan
kepada bawahannya.
 Pemimpin menjual dan menawarkan keputusan terhadap
bawahan.
 Pemimpin memberikan pemikiranpemikiran atau ide-ide dan
mengundang pertanyaan-pertanyaan.
 Pemimpin memberikan keputusan bersifat sementara yang
kemungkinan dapat diubah.
 Pemimpin memberikan persoalan dan meminta saran-saran
pemecahannya kepada bawahan.
 Pemimpin merumuskan batasanbatasannya, dan meminta
kelompok bawahan untuk membuat keputusan.
 Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya
dalam batasbatas yang telah ditentukan oleh pemimpin.
5. Gaya Kepemimpinan Kontingensi Fiedler
6. Gaya Kepemimpinan Situasional Hersey dan Blanchard
7. Gaya Kepemimpinan Jalan Tujuan House (Path Goal Theory)

b. Pengaruh Early Warning System dalam pengawasan terhadap


penyelenggaraan pemerintahan desa
Early Warning System atau Sistem peringatan dini  merupakan serangkaian
system untuk memberitahukan akan timbulnya kejadian alam, dapat
berupa bencana maupun tanda tanda alam lainnya. Dalam keadaan kritis,
secara umum peringatan dini dilatih untuk mendeteksi (mengenali)
perubahan kondisi pasien memburuk dan mampu melakukan tindakan.
Early warning system dan code blue adalah perangkat untuk  membuat staf
mampu mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini mungkin dan
bila perlu mencari bantuan dari staf yang kompeten. Dengan demikian,
hasil asuhan akan lebih baik. Pelaksanaan early warning system dan code
blue  bagian dari elemen yang wajib ada sesuai program mutu dan
keselamatan  yang dimasukkan sebagai standar akreditasi.
Early Warning System bertujuan menetukan  kriteria fisiologis yang dapat
membantu staf untuk mengenali sedini mungkin pasien yg kondisinya
memburuk. Sebagian besar pasien yg mengalami gagal jantung atau gagal
paru sebelumnya memperlihatkan tanda2 fisiologis diluar kisaran normal,
yg merupakan indikasi keadaan pasien memburuk (SNARS ed 1 PAP 3.1)

Anda mungkin juga menyukai