Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH HEPATITIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB 1 (ASKEP SISTEM

PENCERNAAN)

Dosen Pengampu : Damon Wicaksi,SST,M.Kes

Disusun Oleh :

Amelia Sarifatul Uliyah (19037140001)

Ayu Ariska Ekenbi (19037140010)

Vera lusiana (19037140062)

PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO

Tahun 2020-2021
BAB I

1. Landasan Teori

Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas

dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5

kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus

Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus

Hepatitis E (HEV).

Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).

Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya,

tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi

dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.

Bentuk hepatitis yang dikenal ad alah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV

(Hepatitis B). kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis

infeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara

parenteral dan non parenteral.

Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B

melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B

(NANBH) dan saat ini disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990).Selanjutnya

ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang pertama dapat ditularkan

secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PT-NANBH dan yang

kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted) disebut ET-

NANBH (Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru
menyebutkan PT-NANBH sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia

E (Bradley,1990; Purcell, 1990).

Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang

menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV

dapat timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.

Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di

Amerika tetapi juga diseluruh Dunia.Penyakit ini menduduki peringkat ketiga

diantara semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat

(hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit epidemi

di kebanyakan negara-negara dunia ketiga.Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan

ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang

sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak.Walaupun

mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan

dengan angka morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.

1.1 Hepatitis

a. Definisi

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat

disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta

bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).

Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap

virus, obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan

klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).


Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti;

kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002;

131)

1.2 Etiologi

Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus.

Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh

virus.

1. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :

a)      Hepatitis A (HAV)

b)      Hepatitis B (HBV)

c)      Hepatitis C (HCV)

d)     Hepatitis D (HDV)

e)      Hepatitis E (HEV)

Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang

merupakan virus DNA

2.      Hepatitis non virus yaitu :

a)      Alkohol

Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol

sirosis.

b)      Obat-obatan

Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis

toksik dan hepatitis akut.

c)      Bahan Beracun (Hepatotoksik)

d)     Akibat Penyakit lain (Reactive Hepatitis)


1.3 Penyebab

Hepatitis bisa disebabkan oleh beragam kondisi dan penyakit. Namun, penyebab

yang paling sering adalah infeksi virus. Berikut adalah beberapa jenis hepatitis

yang disebabkan oleh infeksi virus:

1. Hepatitis A

Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A

ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses penderita

hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A.

2. Hepatitis B

Hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat

ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita hepatitis B.

Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah,

cairan vagina, dan air mani.

3. Hepatitis C

Hepatitis C disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C juga

ditularkan melalui cairan tubuh. Penularan bisa terjadi saat berhubungan seksual

tanpa kondom atau menggunakan jarum suntik bekas penderita hepatitis C. Jika

ibu hamil menderita hepatitis C, bayinya dapat tertular penyakit ini saat melewati

jalan lahir ketika persalinan.

4. Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan oleh infeksi virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D

merupakan jenis hepatitis yang jarang terjadi, tetapi bisa bersifat serius. Virus

hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya

hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya.

5. Hepatitis E

Hepatitis E disebabkan oleh infeksi virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E mudah

menular pada lingkungan yang memiliki sanitasi yang buruk. Salah satunya

melalui kontaminasinya pada sumber air.

1.4 Manifestasi klinik

Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi

klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium.Adapun manifestasi dari masing –

amsing stadium adalah sebagai berikut.

a) Fase Inkubasi

merupakan waktu diantara saat masuknya virus dan saat timbulnyagejala atau

iktrus

b) Fase Prodromal (pra ikterik)

fase diantara timbulnya keluhan-keluhanpertama dan gejala timbulnya icterus

a. Permulaan ditandai dengan : malaise umum, mialgia, atralgia mudah

lelah, gejala saluran nafas dananoreksi.

b. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas

atau epigastrikum

c) Fase icterus
Muncul setelah 5-10 hr,tetapi dapatjuga munculbersamaan dengan

munculnyagejala.

d) Fase Konvalesen (penyembuhan)

a. Diawali dengan menghilangnya ikterus dankeluhan lain

tetapihepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada

b. Ditandai dengan :

i. Munculnya perasaan lebih sehat

ii. Kembalinya napsu makan

iii. Keadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu

c. Pada 5% - 10% kasus hepatitis B perjalanan klinisnya mungkin lebih

sulit ditangani hanya < 1% yang menjadi fulminan (menyeluruh)

1.5 Patofisiologi

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi

virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.Unit

fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai

darah sendiri.Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal

pada hepar terganggu.Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar

ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar.Setelah lewat masanya, sel-

sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan

digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.Oleh karenanya, sebagian besar

klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan

suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak
nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya

rasa mual dan nyeri di ulu hati.

Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walaupun jumlah

billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal,

tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka

terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati.Selain itu juga

terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.Akibatnya billirubin tidak sempurna

dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel

ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi

(bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin

direk).Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran

dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.

Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat

(abolis).Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi

ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna

gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-

garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

1.6 Tanda dan Gejala

1.       Masa tunas

 Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)

 Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)

 Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)

2.       Fase Pre Ikterik


Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus

berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul),

nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan

pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama

sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5

hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada

hepatitis virus B.

3.       Fase Ikterik

Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu

badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus

meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah

10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa

lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.

4.       Fase penyembuhan

Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di

ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah

timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai

merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.

1.7 Penatalaksanaan medis

a. Penderita yang menunjukkan keluhan berat harus istirahat penuh

selama 1-2 bulan.

b. Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna.

c. Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obat, karena sebagian besar

obat akan di metabolisme di hati dan meningkatkan SGPT.


d. Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk ke rumah

sakit.

e. Pemeriksaan enzim SGPT dan gamma-GT perlu dilakukan untuk

memantau keadaan penderita. Bila hasil pemeriksaan enzim tetap

tinggi maka penderita dirujuk untuk menentukan apakah perjalanan

penyakit mengarah ke hepatitis kronik.

f. Hepatitis b dapat dicegah dengan vaksin. Pencegahan ini hanya

dianjurkan bagi orang-orang yang mengandung resiko terinfeksi.

g. Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel

hati.

1.8 Pemeriksaan Penunjang

1.      ASR (SGOT) / ALT (SGPT)

Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik

kemudian tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim –

enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan

jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada

kerusakan sel hati

2.      Darah Lengkap (DL)

SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM

(gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan.

3.      Leukopenia

Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)

4.      Diferensia Darah Lengkap


Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.

5.      Alkali phosfatase

Sedikit meningkat (kecuali ada kolestasis berat)

6.      Feses

Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)

7.      Albumin Serum

Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum

disintesis oleh hati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai

gangguan hati.

8.      Gula Darah

Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).

9.      Anti HAVIgM

Positif pada tipe A

10.  HbsAG

Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)

11.  Masa Protrombin

Kemungkinan memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel

hati atau berkurang. Meningkat absorbsi vitamin K yang penting

untuk sintesis protombin.

12.  Bilirubin serum

Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk,

mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)

13.  Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)

Kadar darah meningkat.


BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan

diekskresi. Adanya gangguan dalam satu proses ini menyebabkan

kenaikan retensi BSP.

14.  Biopsi Hati

Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis

15.  Urinalisa

Peningkatan kadar bilirubin.

Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia

terkonyugasi. Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia

dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria


PATHWAYS HEPATITIS
BAB II

A.Pengkajian

1. Identitas Pasien
Data biografi : Nama, Umur, Jenis kelamin, Status, Agama, Suku/Bangsa,
Bahasa, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat, Nama Penanggung Jawab
2. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Alasan utama pasien datang ke rumah sakit atau
pelayanan kesehatan.
2. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan pasien yang dirasakan saat melakukan
pengkajian.
3. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit
yang pernah diderita sebelumnya, kecelakaan yang
pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi
dan perawatan rumah sakit.
4. Riwayat penyakit keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat
penyakit menular khususnya berkaitan dengan penyakit
pencernaan.
 Data Fisiologi – Psikologis
a. Aktivitas / istirahat

Gejala : Kelemahan, Letih, Napas pendek, Gaya hidup monoton

Tanda : Frekuensi jantung meningkat, Perubahan irama jantung,

Takipnea

b. Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner /

katup, penyakit serebrovaskuler


Tanda :

 Kenaikan TD

 Nadi : denyutan jelas, Frekuensi / irama : takikardia, berbagai

disritmia, Bunyi jantung : murmur, Distensi vena jugularis

 Ekstermitas : Perubahan warna kulit, suhu dingin

( vasokontriksi perifer ),  pengisian kapiler mungkin lambat

c. Integritas Ego

Gejala :

 Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,

marah

 Faktor stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )

Tanda :

 Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian,

tangisan yang meledak

 Gerak tangan empati, otot muka tegang ( khususnya sekitar

mata ), peningkatan pola bicara

d. Eliminasi

Gejala :  Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi

riwayat penyakit ginjal )

e. Makanan / Cairan

Gejala :

 Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi

garam, lemak dan kolesterol

 Mual, muntah
 Riwayat penggunaan diuretik

Tanda :

 BB normal atau obesitas

 Edema

 Kongesti vena

 Peningkatan JVP

 Glikosuria

f. Neurosensori

Gejala :

 Keluhan pusing / pening, sakit kepala

 Episode kebas

 Kelemahan pada satu sisi tubuh

 Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )

 Episode epistaksis

Tanda :

 Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir

atau memori ( ingatan )

 Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman

 Perubahan retinal optik

g. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala :

 Nyeri hilang timbul pada tungkai

 Sakit kepala oksipital berat


 Nyeri abdomen

h. Pernapasan

Gejala :

 Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas

 Takipnea

 Ortopnea

 Dispnea nocturnal proksimal

 Batuk dengan atau tanpa sputum

 Riwayat merokok

Tanda :

 Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan

 Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )

 Sianosis

i. Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan

Tanda : Episode parestesia unilateral transien

j. Pembelajaran / Penyuluhan

Gejala :

 Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit

jantung, DM , penyakit serebrovaskuler, ginjal

 Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain

 Penggunaan obat / alkohol7) Pernapasan

Gejala : Tidak minat / enggan merokok .


 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada pasien dengan hepatitis yaitu:

1. Hipertermia b.d invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadapt inflamasi

hepar.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perasaan tidak

nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbs dan metabolism pencernaan

makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolic karena

anoreksia, mual, muntah.

3. Nyeri akut b.d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan

bendungan vena porta.

4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan

kebutuhan oksingen.

5. Resiko gangguan fungsi hati b.d penurunan fungsi hati dan terinfeksi virus

hepatitis.

6. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan metabolisme

kaborhidrat lemak dan protein, kurang penerimaan terhadap diagnostic dan asupan

diet yang tepat (Nurarif, 2015).


 Intervensi Keperawatan

Penyusunan intervensi keperawatan berpedoman pada buku Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA

NOC dan NIC (Nurarif, 2015). Intervensi keperawatan yang dapat disusun pada pasien dengan hepatitis yaitu:

Tabel. 1.1 Tabel intevensi keperawatan individu dengan hepatitis

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


Kode Hasil Kode Intervensi
1. Hipertermia 0800 1. Termogulasi 3740 1. Perawatan demam

0801 2. Termogulasi: bayi baru lahir 3840 2. Mencegah hipertrermia malignan

3900 3. Pengaturan suhu


2. Ketidakseimbangan 1020 1. Status nutrisi bayi 1030 1. Manajemen gangguan makan

nutrisi kurang dari 1004 2. Status nutrisi 1100 2. Manajemen nutrisi

kebutuhan tubuh 1009 3. Status nutrisi: Asupan nutrisi 1240 3. Bantuan peningkatan berat badan

1008 4. Status nutrisi: Asupan makan dan

cairan
3. Nyeri akut 1606 1. Kontrol nyeri 2210 1. Pemberian analgetik
2102 2. Tingkat nyeri 1400 2. Manajemen nyeri

2400 3. Bantuan pasien untuk mengontrol

pemberian analgesic

2260 4. Manajemen sedasi

4. Intoleransi aktivitas 0005 1. Toleransi terhadap aktivitas 4310 1. Terapi aktivitas

0001 2. Daya Tahan 4046 2. Perawatan jantung: rehabilitasi

0006 3. Energi psikomotor 0180 3. Manajemen energi


5. Resiko gangguan fungsi 0803 1. Fungsi Liver 2380 1. Manajemen pengobatan

hati 0409 2. Koagulasi darah 4510 2. Perawatan pengunaan zat terlarang


6. Resiko ketidakstabilan 1007 1. Satus energi baik 2130 1. Management hiperglikemia

glukosa darah 2300 2. Kadar gula darah normal 1100 2. Management nutrisi

5246 3. Konseling nutrisi

5614 4. Pendidikan anjuran diet


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
a)    Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta
bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
b)   Etiologi
a. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis : Hepatitis A, B, C, D, E
b. Hepatitis Non Virus : alkohol, obat – obatan, bahan beeracun, akibat penyakit
lain
c)    Klasifikasi dan penyebab
  Hepatitis A : masa inkubasi 14-49 hari, cara penularan melalui fekal oral
  Hepatitis B :masa inkubasi 30-180 hari, cara penularan melalui pereteral
  Hepatitis C :masa inkubasi 15-150 hari, cara penularan melalui pereteral
  Hepatitis D :masa inkubasi 35 hari, cara penularan melalui pereteral
  Hepatitis E :masa inkubasi 14-63 hari, cara penularan melalui fekal oral

B. Saran
1) Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan
makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.
2) Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk
mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana asuhan keperawatan
pada pasien hepatitis.
DAFTAR PUSTAKA

Bolivar, JJ. (2013). Essential Hypertension: An Approach to Its Etiology and Neurogenic

Pathophysiology. International Journal of Hypertension, doi:10.1155/2013/547809.

Whelton, PK. Carey, RM. (2017). The 2017 Clinical Practice Guideline for High Blood

Pressure. Journal of American Medical Association, 318(21), pp. 2073-2074.

American Heart Association. High Blood Pressure.

NHS Choices UK (2016). Health A-Z. High Blood Pressure (Hypertension).

Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Hypertension.

Alexander, M. Medscape (2018). Hypertension.

Hasil Riskesdas 2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Jurnal VatimatunnimahWardhani. 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan

Penyakit menular dan penyakit tidak menular. Pdf

Judith, dkk. 1996. Komunikasi Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Gaja Madah

University Press.

Kowalak, 2016. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran:

EGC. Nurarif, Amin H., Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jilid 3. Jogjakarta :

Medication.

Price S.A., Wilson L.M. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Edisi 4. Buku II. Jakarta: EGC.


Smeltzer, Suzanne C. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Burnner and

Suddarth. Ed. 8. Vol.3. Jakarta: EGC.

Teli Margaretha. 2018. Pedoman Asuhan Keperawatan Komunitas. Kupang: Lima

Bintang.

Anda mungkin juga menyukai