Anda di halaman 1dari 12

PLACENTA PREVIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KEPERAWATAN


MATERNITAS
Dosen Pengampu Ns. Siti Riskika, M.Kep

Disusun Oleh :

Auriel Regita Putri Sentosa ( NIM.


19037140009 )
Ayu Ariska Ekenbi ( NIM. 19037140010 )
Clara Yuanita Hutahaean ( NIM. 19037140013 )
Desy Aprilia Zaini ( NIM. 19037140014 )
Farhan Dwi Priambodo ( NIM. 19037140017 )
Siti Nuriyatul Hasanah ( NIM. 19037140054 )
Sitti Robiatul Adawiyah ( NIM. 19037140056 )

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
Rahmat serta keruniaNYA semata sehingga tugas mata kuliah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tugas ini disuruh untuk memenuhi mata kuliah
KEPERAWATAN MATERNITAS yang menjadi salah satu mata kuliah yang
wajib di Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.
Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak
akan dapat disesuaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada.
1. Ibu Yuana Dwi Agustin SKM, M. Kes sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso.
2. Ibu Ns. Siti Riskika, M.Kep sebagai dosen pengampu mata kuliah
KEPERAWATAN MATERNITAS.
3. Semua pihak yang telah membantu mengerjakan makalah ini.
Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sangat membangun dari semua pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah
ini.

Bondowoso, 24 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
1.1 Definisi....................................................................................1
1.2 Klasifikasi...............................................................................1
1.3 Manifestasi klinis...................................................................1
1.4 Etiologi....................................................................................2
1.5 Patofisiologi............................................................................3
1.6 Pemeriksaan Penunjang.......................................................3
1.7 Penatalaksanaan....................................................................4
1.8 Pathway..................................................................................7
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN TEORI......................................
2.1 Pengkajian..............................................................................
2.2 Diagnosa Keperawatan.........................................................
2.3 Intervensi................................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................
3.2 Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

iii
iv
BAB I
LANDASAN TEORI

1.1 Definisi
Placenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim yaitu di atas dan dekat tulang cerviks dalam dan menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri internum. Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4 – 0,6 %
dari keseluruhan persalinan.
Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga
menutupi sebagian /seluruh ostium uteri internum (implantasi plasenta yang
normal adalah pada dinding depan, dinding belakang rahim atau di daerah fundus
uteri).(Yuni Kusmiyati dkk, 2009, Perawatan Ibu Hamil, hal. 158-159.
Menurut Cunningham, plasenta previa merupakan implantasi plasenta di
bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan
perdarahan saat pembentukan segmen bawah Rahim

1.2 Klasifikasi
Placenta previa dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu :
1. Marginal placenta previa Plasenta tertanam pada satu tepi segmen rahim
bawah dekat dengan tulang.
2. Incomplete / Parsial placenta previa Menyiratkan penutupan tak sempurna
3. Total / Complete placenta previa Seluruhnya tulang dalam tertutup oleh
placenta, saat cervik sepenuhnya berdilatasi
4. Implantasi rendah / low-lying implantasi Digunakan saat placenta
diposisikan pada segmen bawah rahim yang lebih rendah tapi jauh dari
tulang

1.3 Manifestasi Klinik


1. Rasa tak sakit, perdarahan uteri, terutama pada trimester ketiga.
2. Jarang terjadi pada episode pertama kejadian yang mengancam kehidupan
atau menyebabkan syok hipovolemik.

1
3. Kira-kira 7% dari placenta previa tanpa gejala dan merupakan suatu
temuan yang kebetulan pada scan ultrasonik.
4. Beberapa adalah jelmaan untuk pertama kali, saat uteri bawah merentang
dan tipis, saat sobek dan perdarahan terjadi di lokasi implantasi bawah.
5. Placenta previa mungkin tidak menyebabkan perdarahan hingga kelahiran
mulai atau hinga terjadi dilatasi lengkap. Perdarahan awal terjadi dan
berlebih-lebih pada total previa. Perdarahan yang merah terang mungkin
terjadi secara intermitten, saat pancaran, atau lebih jarang, mungkin
jugaberlanjut. Ini mungkin berawal saat wanita sedang istirahat atau di
tengah-tengah aktifitas. Kebetulan kejadian ini tidak pernah terjadi kecuali
jika dilakukan pengkajian vaginal atau rektal memulai perdarahan dengan
kasar sebelum atau selama awal kehamilan.
6. Sikap yang tak terpengaruh oleh placenta previa adalah rasa sakit.
Bagaimanapun jika perdarahan yang pertama bersamaan dengan serangan
kelahiran, wanita mungkin mengalami rasa tak nyaman karena kontraksi
uterus.
7. Pada pengkajian perut, jika fetus terletak longitudinal, ketinggian fundus
biasanya lebih besar dari yang diharapkan untuk umur kehamilannya
karena placenta previa menghalangi turunnya bagian-bagian janin.
8. Manuver leopod mungkin menampakkan fetus pada posisi miring atau
melintang karena abnormalitas lokasi implantasi placenta.
9. Seperti kaidah, fetal distress atau kemayian janin terjadi hanya jika bagian
penting placenta previa terlepas dari desidua basilis atau jika ibu menderita
syok hipovolemik.

1.4 Etiologi
Penyebab pasti dari placenta previa belum diketahui sampai saat ini.
Tetapi berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah rahim karena bekas luka
operasi uterus, kehamilan molar, atau tumor yang menyebabkan implantasi
placenta jadi lebih rendah merupakan sebuah teori tentang penyebab palcenta
previa yang masuk akal. Selain itu, kehamilan multiple / lebih dari satu yang
memerlukan permukaan yang lebih besar untuk implantasi placenta mungkin juga

2
menjadi salah satu penyebab terjadinya placenta previa. Dan juga pembuluh darah
yang sebelumnya mengalami perubahan yang mungkin mengurangi suplai darah
pada daerah itu, faktor predisposisi itu untuk implantasi rendah pada kehamilan
berikutnya.

1.5 Patofisiologi
a. Lokasi implantasi dan ukuran placenta saling terkait. Secara rinci, karena
sirkulasi pada segmen bawah sdikit lebih baik daripada fundus, placenta
previa mungkin butuh untuk menutupi area yang lebih besar untuk
efisiensi yang adekuat. Permukaan placenta previa mungkin lebih besar
setidak-tidaknya 30% lebih besar daripada placenta yang terimplantasi di
fundus.
b. Segmen bagian bawah relatif tanpa kontraksi dan perdarahan pantas
dipertimbangkan pada pembukaan sinus.
c. Infeksi ascending dari vagina dapat menyebabkan placentitis, terutama di
daerah pajana atau di atas tulang.
d. Placenta previa dapat terdorong miring, melintang, presentasi dan
mencegah perikatan pada keadaan fetal.

1.6 Pemeriksaan Penunjang


1. USG (Ultrasonographi) Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring
placnta tapi apakah placenta melapisi cervik tidak biasa diungkapkan
2. Sinar X Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan
bagian-bagian tubuh janin.
3. Pemeriksaan laboratorium Hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor
pembekuan pada umumnya di dalam batas normal.
4. Pengkajian vaginal Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi
seharusnya ditunda jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup
tercapai (lebih baik sesuadah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula
prosedur susunan ganda (double setup procedure). Double setup adalah
pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan
kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.

3
5. Isotop Scanning Atau lokasi penempatan placenta.
6. Amniocentesis Jika 35 – 36 minggu kehamilan tercapai, panduan
ultrasound pada amniocentesis untuk menaksir kematangan paru-paru
(rasio lecithin / spingomyelin [LS] atau kehadiran phosphatidygliserol)
yang dijamin. Kelahiran segera dengan operasi direkomendasikan jika
paru-paru fetal sudah mature.

1.7 Penatalaksanaan
A. Terapi ekspektatif
1. Tujuan terapi ekspektatif adalah supaya janin tidak terlahir prematur,
pasien dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melaui kanalis
servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan
klinis dilaksanakan secara ketat dan baik.
Syarat pemberian terapi ekspektatif :
a. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian
berhenti.
b. Belum ada tanda-tanda in partu.
c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas
normal)
d. Janin masih hidup.
2. Rawat inap, tirah baring, dan berikan antibiotik profilaksis.
3. Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi placenta,
usia kehamilan, profil biofisik, letak, dan presentasi janin.
4. Berikan tokolitik bila ada kontriksi :
a. MgSO4 4 gr IV dosis awal dilanjutkan 4 gr tiap 6 jam
b. Nifedipin 3 x 20 mg/hari
c. Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru
janin
5. Uji pematangan paru janin dengan Tes Kocok (Bubble Test) dari test
amniosentesis.
6. Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu placenta masih berada di
sekitar ostinum uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi

4
jelas sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk
menghadapi kemungkinan keadaan gawat darurat.
7. Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 mingu masih
lama, pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila
rumah pasien di luar kota dan jarak untuk mencapai RS lebih dari 2
jam) dengan pesan segera kembali ke RS apabila terjadi perdarahan
ulang.
B. Terapi aktif (tindakan segera)
1. Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang
aktif dan banyak harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa
memandang maturitas janin.
2. Untuk diagnosis placenta previa dan menentukan cara menyelesaikan
persalinan, setelah semua persyaratan dipenuhi, lakukan PDOM jika.
a. Infus / tranfusi telah terpasang, kamar dan tim operasi telah siap
b. Kehamilan ≥ 37 minggu (BB ≥ 2500 gram) dan in partu
c. Janin telah meninggal atau terdapat anomali kongenital mayor
(misal : anensefali)
d. Perdarahan dengan bagian terbawah jsnin telah jauh melewati PAP
(2/5 atau 3/5 pada palpasi luar)
Cara menyelesaikan persalinan dengan placenta previa adalah :
A. Seksio Cesaria (SC)
1. Prinsip utama dalam melakukan SC adalah untuk
menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau
tak punya harapan hidup tindakan ini tetap dilakukan.
2. Tujuan SC antara lain :
a) Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat
segera berkontraksi dan menghentikan perdarahan
b) Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada
cervik uteri, jika janin dilahirkan pervaginam
3. Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak
vaskularisasi sehingga cervik uteri dan segmen bawah rahim
menjadi tipis dan mudah robek. Selain itu, bekas tempat

5
implantasi placenta sering menjadi sumber perdarahan karena
adanya perbedaan vaskularisasi dan susunan serabut otot
dengan korpus uteri.
4. Siapkan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan
kondisi ibu
5. Lakukan perawatan lanjut pascabedah termasuk pemantauan
perdarahan, infeksi, dan keseimbangan cairan dan elektrolit.
B. Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada placenta.
Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut :
1. Amniotomi dan akselerasi
Umumnya dilakukan pada placenta previa lateralis / marginalis
dengan pembukaan > 3cm serta presentasi kepala. Dengan
memecah ketuban, placent akan mengikuti segmen bawah
rahim dan ditekan oleh kepala janin. Jika kontraksi uterus
belum ada atau masih lemah akselerasi dengan infus oksitosin.
2. Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Braxton Hicks adalah mengadakan
tamponade placenta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi
Braxton Hicks tidak dilakukan pada janin yang masih hidup.
3. Traksi dengan Cunam Willet
Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian
diberi beban secukupnya sampai perdarahan berhenti. Tindakan
ini kurang efektif untuk menekan placentadan seringkali
menyebabkan perdarahan pada kulit kepala. Tindakan ini
biasanya dikerjakan pada janin yang telah meninggal dan
perdarahan yang tidak aktif.

6
1.8 Pathway
- bekas luka operasi pada uterus
- kehamilan multiple
- kehamilan multipara
- tumor endometrium
- vaskularisasi fundus

Placenta previa

Seksio Cesarea

Post Operasi sc

Post Ansestasi Spinal Luka Post Operasi Nifas

Penurunan saraf Penurunan saraf Jaringan Jaringan Uterus Laktasi Psikologis


ekstermitas Bawah otonom terputus terbuka
Kontraksi Progesteron dan Perubahan
Kelumpuhan Merangsang Proteksi uterus esterogen menurun psikologis
area sensorik kurang
motorik Prolaktin meningkat Penambahan
Cemas
Invasi Adekuat Tidak Adekuat anggota baru
Bakteri Pertumbuhan kelenjar
Nyeri Pengelupasan Atonia uteri susu terangsang Kebutuhan
desidua meningkat
Risiko Perdarahan Isapan bayi
Infeksi Lochea

7
Perdarahan Isapan bayi

Oksitosin meningkat
Hipovolemik HbO2
Menurun Ejeksi ASI
Kekurangan volume
Metabolisme anaerob
cairan Adekuat Tidak adekuat
Asam laktat meningkat
ASI keluar ASI tidak keluar

Suplai O2 ke jaringan menurun Kelelahan Efektif laktasi Inefektif laktasi

Nekrose

Anda mungkin juga menyukai