net/publication/329557687
CITATIONS READS
0 4,024
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Bruri Melky Laimeheriwa on 11 December 2018.
Oleh
Dr. Bruri Melky Laimeheriwa
Pendahuluan
Perahkah kamu membandingkan wajahmu dengan wajah orang tua dan saudara-
saudaramu saat kamu bercermin? Apakah wajahmu mirip dengan ayah atau mirip
ibumu? Apakah warna kulitmu sama dengan saudara-sauaramu? Saat kamu
membandingkan wajahmu dengan wajah orang tua dan saudaramu, besar kemungkinan
kamu akan melihat banyak kesamaan. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena adanya
faktor-faktor yang diwariskan yang menentukan suatu sifat. Bagaimana konsep
pewarisan sifat pada makhluk hidup ini? Pada sisi lain, apabila kita mengamati alam
sekitar, ada banyak persamaan maupun perbedaan pada makhluk hidup. Persamaan dan
perbedaan ini biasa terjadi antara induk dengan keturunannya atau antara orang tua dan
anak-anaknya. Misalnya saja dalam satu keluarga, dapat ditemui adanya persamaan atau
perbedaan sifat yang tampak dan sifat yang tak tampak antara anak dengan kedua orang
tuanya. Sifat yang tampak antara lain raut muka, bentuk tubuh, bentuk wajah, warna
kulit, warna mata, dan jenis rambut. Sedangkan sifat yang tak tampak yaitu kecerdasan,
bakat, suara, dan golongan darah. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana terjadinya
pemindahan sifat dari suatu generasi ke generasi sehingga terdapat persamaan antar
keturunan demi keturunan serta mengapa dan bagaimana proses terjadinya variasi
antar makhluk hidup? Artikel ini bertujuan untuk membahas mekanisme terjadinya
persamaan dan variasi individu dalam suatu populasi.
Pada abad-abad ke-18 dan 19, dengan penyempurnaan mikroskop dan teknik
ilmiah, diketahui bahwa tidak ada kehidupan spontan, bahwa semua bentuk hidup
berasal dari bentuk hidup yang telah ada lebih dulu. Diketahui bahwa sel-sel benih
bersatu dalam proses pembuahan (fertilisasi), membentuk sel tunggal yang kemudian
mengalami pembagian dan secara perlahan-lahan berkembang menjadi embrio. Akan
tetapi bagaimana cara sifat-sifat diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya belum
diketahui.
Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, materi-materi hereditas yang terkandung
di dalam sel dapat diungkapkan. Materi utama dalam pewarisan sifat organisme adalah
kromosom yang di dalamnya terdapat gen. Kromosom terletak di dalam inti sel
(nukleus).
Gambar 1. Perbedaan struktur sel hewan (A) dan sel tumbuhan (B)
(Sumber: http://www.phschool.com, 2010).
Setiap sel memiliki organel dengan fungsi dan peran yang spesifik, yang dapat
diuraikan dalam Tabel 1 bertikut ini:
Tabel 1. Fungsi organell sel hewan (Stansfield, 1989).
- Mitokondria (pada sel tanaman - Produksi energi (siklus Kreb; rantai transpor
terdapat plastid) elektron; beta oksidasi asam lemak, dsb.)
- Golgi body atau Golgi apparatus - Membuat sekresi sel
- Lysosom (hanya pada hewan) - Membuat enzyme pencernaan intraseluler yang
membantu pembuangan bakteri dan benda asing;
bisa menyebabkan kerusakan sel bila patah
- Vacuole - Tempat penyimpanan air yang berlebihan, bahan-
bahan buangan, pigmen-pigmen terlarut, dsb.
- Hyaloplasma - Mengandung enzyme untuk glycolysis dan bahan
pembangun seperti gula, asam amino, air, vitamin,
nukleotida dsb. (cairan nutrien atau cairan sel)
Tabel 2. Jumlah kromosom dari beberapa makhluk hidup. Banyak sedikitnya jumlah
kromosom tidak tergantung ukuran tubuh atau tingkat kekerabatan,
(Sumber: Suryo, 1989).
Jlh. Kromosom
No. Kelompok Nama Umum Nama Ilmiah
Somatis
1 Protozoa Binatang sandal Paramaecium Aurelia 30-40
2 Cnidaria Hidra Hydra vulgaris 32
3 Nematoda Cacing bulat Ascaris lumbricoides 24
4 Mollusca Bekicot Helix pomatia 54
Ulat sutera Bombyx mori 56
5 Arthropoda Lalat rumah Musca domestica 12
Lalat buah Drosophila melanogaster 8
Lebah madu Apis mellifica 32, 16
6 Pisces Ikan mas koki Carassius auratus 100
7 Amphibia Katak Rana pipiens 26
8 Aves Ayam Gallus domesticus 78
9 Mamalia Tikus Rattus rattus 42
Simpanse Pan troglodytes 48
Manusia Homo sapiens 46
10 Gymnospermae Pinus Pinus mercusii 24
11 Angiospermae Kentang Solanum tuberosum 48
Tomat Solanum lycopersicum 24
Padi Oryza sativa 24
Bawang merah Allium cepa 16
Jagung Zea mays 20
Dalam sel yang sedang membelah, kromosom biasanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop biasa, terutama organisme yang memiliki ukuran kromosom
yang cukup besar, misalnya akar bawang merah. Akan tetapi untuk mempelajari struktur
halusnya harus digunakan mikroskop elektron, karena dapat memberikan perbesaran
jauh lebih kuat (Gambar. 2). Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu lengan (badan
kromosom) dan sentromer (bagian yang membagi kromosom menjadi dua lengan).
Pada makhluk tingkat tinggi, sel somatis (sel tubuh) mengandung satu pasang
kromosom yang diterimanya dari kedua induk/orang tuanya. Kromosom-kromosom
yang berasal dari induk betina bentuknya serupa dengan yang berasal dari induk jantan.
Maka sepasang kromosom itu disebut kromosom homolog. Karena itu jumlah kromosom
dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n). Sel kelamin (gamet) hanya mengandung
separuh dari jumlah kromosom yang terdapat di dalam sel somatis, karena itu jumlah
6
kromosom dalam gamet dinamakan haploid (n). Satu stel kromosom haploid dari suatu
spesies disebut genom.
merupakan penyusun utama dari kromosom (Gambar 3). Teori yang mengatakan bahwa
gen merupakan bagian dari kromosom disebut teori kromosom. Gen diwariskan dari
orang tua kepada keturunannya melalui gamet.
Anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan disebut alel.
Misalnya, T menentukan sifat tinggi pada batang, sedangkan t menentukan sifat batang
kerdil. Maka T dan t merupakan alel (T se-alel dengan t), yaitu T disebut alel dominan
sedangkan t disebut alel resesif. Tetapi andaikan R adalah gen yang menentukan warna
merah pada bunga, maka T dan R bukan alel (T tidak se-alel dengan R).
Pada tahun 1903, Boveri mempublikasikan kertas kerja yang membahas
implikasi hasil pengamatannya. Pada saat yang sama, seorang ahli genetika, Sutton juga
menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang serupa. Intinya bahwa Boveri dan Sutton
berpendapat bahwa basis fisik dari Hukum-hukum Mendel adalah perpindahan
kromosom pada waktu pematangan sel-sel benih. Konsep yang penting ini menghasilkan
apa yang disebut Hipotesis Sutton. Pokok-pokok utama dari hipotesis ini adalah:
1. Gen-gen dibawa oleh kromosom. Kromosom menentukan sifat-sifat yang
sama. Ini menyebabkan mengapa alel berjumlah sepasang.
2. Anggota sepasang kromosom berasal dari sumber induk (maternal) dan
bapak (paternal) serta dipindahkan secara terpisah kepada generasi
keturunan berikutnya. Ini menyebabkan mengapa alel berpisah.
3. Pemindahan satu anggota dari tiap pasang kromosom kepada masing-
masing sel benih disebabkan oleh suatu tipe pembelahan sel khusus yang
8
disebut meiosis, yang membagi dua secara tepat dari isi kromosom sel-
sel benih. Pembelahan meiosis akan dibahas pada sub bab berikutnya.
4. Suatu sel benih memuat setiap kombinasi gen-gen maternal dan paternal
di dalam kromosomnya, mengingat bahwa pemindahan setiap pasang
kromosom tertentu tidak bergantung pada pemindahan pasang
kromosom lainnya. Ini adalah basis bagi Hukum Pilihan Bebas.
5. Karena kromosom-kromosom homolog secara genetik berbeda, yaitu
membawa alel-alel yang berbeda, maka sel-sel benih secara genetik
berbeda satu dengan yang lain. Ini merupakan hasil pilihan bebas.
6. Setiap kromosom harus mengandung lebih dari satu gen, dan gen-gen
pada satu kromosom harus dipindahkan bersama-sama. Ini adalah dasar
dari konsep pautan (linkage).
Gen-gen yang terangkai pada satu kromosom biasanya letaknya tidak berdekatan
satu dengan lainnya, sehingga gen-gen itu dapat mengalami perubahan letak yang
disebabkan karena adanya penukaran segmen dari kromatid-kromatid pada sepasang
kromosom homolog. Peristiwa ini sering disebut dengan pindah silang (crossing over).
Yang dimaksud dengan pindah silang adalah proses penukaran segmen dari kromatid-
kromatid bukan saudara (nonsister chromatids) dari sepasang kromosom homolog.
Peristiwa pindah silang umum terjadi pada setiap gametogenesis (peristiwa
pembentukan gamet) pada kebanyakan makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan dan
manusia. Pindah silang terjadi ketika meiosis I (akhir profase I atau permulaan metafase
I), yaitu ketika kromosom telah mengganda menjadi dua kromatid (Gambar 5).
11
Gambar 5. Pindah silang (crossing over) pada kromosom yang terjadi pada
meiosis I (Sumber: http://www.phschool.com, 2007).
Gambar 6. Pindah silang tunggal (A) dan pindah silang ganda (B)
(Sumber:http://www.marine-genomics-europe.org, 2007).
Mitosis hanya merupakan satu bagian dari siklus sel. Sebenarnya, fase mitotik (M)
yang mencakup mitosis dan sitokinesis biasanya merupakan bagian tersingkat dari
siklus sel tersebut. Pembelahan sel mitosis disusun oleh interfase yang jauh lebih lama
yang sering kali meliputi 90% dari siklus ini. Selama interfase ini sel tumbuh dan
menyalin kromosom dalam persiapan untuk pembelahan sel.
Interfase dapat dibagi menjadi sub fase: fase G1 (Gap pertama), fase S (sintesis
DNA) dan fase G2 (Gap kedua). Selama ketiga sub fase ini sel tumbuh dengan
menghasilkan protein dan organel dalam sitoplasma. Kromosom diduplikasi hanya pada
fase S. Dengan demikian suatu sel tumbuh (G1) dan tumbuh lagi sampai sel tersebut
menyelesaikan persiapannya untuk pembelahan sel (G2) dan membelah (M = mitosis).
Sel anak kemudian dapat mengulangi siklus ini (Gambar 7).
Gamet betina setelah dibuahi oleh gamet jantan akan bersifat diploid (2n) dan
dinamakan zigot. Dalam perkembangannya, zigot ini akan membelah berkali-kali dan
proses pembelahan sel ini yang dinamakan mitosis.
Gambar 7. Siklus sel pada eukariotik. (Sumber: Campbel, N.A., dkk. 2002).
14
bersaudara. Setiap sel anak yang dihasilkan dari meiosis II adalah sel haploid,
mengandung satu kromosom tunggal dari pasangan homolog.
Pembelahan sel secara meiosis berlangsung dalam dua tingkat yang dibedakan
atas dua fase, yaitu:
a. Meiosis I, dibedakan atas beberapa fase:
a) Profase I; Berbeda dari profase pada mitosis, yaitu bahwa kromosom-kromosom
homolog membentuk pasangan yang dinamakan bivalen. Proses berpasangannya
kromosom homolog dinamakan sinapsis. Kemudian setiap anggota bivalen
membelah memanjang, sehingga terbentuklah empat kromatid. Keempat
kromatid pada satu bivalen dinamakan tetrad. Selama sinapsis dapat terjadi
pindah silang (pertukaran segmen dari kromatid-kromatid dalam sebuah tetrad).
b) Metafase I; Bivalen-bivalen menempatkan diri di bidang tengah dari sel secara
acak (random).
c) Anafase I; Sentromer belum membelah. Kini kromosom-kromosom homolog
(masing-masing terdiri atas dua kromatid) saling memisahkan diri dan bergerak
menuju ke kutub sel yang berlawanan. Berarti jumlah kromosom telah diparoh,
dari keadaan diploid (2n) menjadi haploid (n). Kini berlangsung sitokinesis,
sehingga sel induk yang mula-mula diploid itu telah menjadi dua sel anakan
masing-masing haploid. Meiosis I berakhir. Waktu yang pendek antara meiosis I
dan meiosis II dinamakan interkinase.
b. Meiosis II, dibedakan atas beberapa fase:
a) Profase II; Serabut-serabut gelendong terbentuk lagi.
b) Metafase II; Sentromer-sentromer menempatkan diri di tengah sel.
c) Anafase II; Sentromer dari tiap kromosom membelah, kromatid-kromatid
memisahkan diri dan bergerak ke kutub yang berlawanan. Pada saat ini kromatid
telah berubah menjadi kromosom.
d) Telofase II; Berlangsungnya sitokinesis kedua, diikuti dengan terbentuknya
dinding inti.
17
Jadi pada meiosis (Gambar 11), sebuah sel induk diploid akhirnya menghasilkan
empat sel anakan yang masing-masing adalah haploid.
Hasil akhir dari meiosis biasanya tidak langsung berupa gamet, melainkan
memerlukan sedikit waktu untuk berkembang menjadi gamet. Proses ini disebut
maturasi. Gametogenesis pada hewan tingkat tinggi terbagi atas dua macam, yaitu
spermatogenesis dan oogenesis (Gambar 12). Lebih jelas akan diuraikan sebagai berikut:
1. Spermatogenesis ialah gametogenesis pada hewan jantan. Sel-sel
primordial diploid di dalam testis membelah secara mitosis berkali-kali
dan membentuk spermatogonium. Selama pertumbuhannya sel ini
membentuk sel spermatosit primer (diploid) yang kemudian membelah
secara meiosis. Hasilnya berupa dua buah sel spermatosit sekunder yang
18
Pada meiosis II, dari oosit dihasilkan dua buah sel tak sama besar, yang
besar disebut ootid sedangkan yang kecil disebut badan kutub skunder.
Setelah mengalami pertumbuhan, ootid menjadi gamet betina yang
dinamakan sel telur atau ovum (Gambar 12.B).
Persatuan gamet jantan dan betina dinamakan fertilisasi. Sel telur yang dibuahi
menjadi zigot (diploid) yang kemudian berkembang menjadi janin (embrio) melalui
mitosis berkali-kali.
Penutup
Pemahaman konsep-konsep sifat dasar fisik hereditas dan peranannya sangat
mendasar dalam memahami pola-pola pewarisan karakter serta proses terjadi variasi
individu dalam populasinya. Dengan pemahaman yang jelas dan terstruktur, maka
pengelolaan sumberdaya hayati dapat dilakukan secara lestari dan bermanfaat.
20
DAFTAR RUJUKAN
Ayala, F. and J.A. Kiger. 1984. Modern Genetics. The Benjamin Cummings, Menlo Park.
Falconer, D.S. 1981. Introduction to quantitative genetics. John Wiley and Sons.
King, R.C. and W.D. Stansfield. 1985. A dictionary of genetics. 3rd Ed.. Oxford University
Press Inc., New York.
Ryman, N. and F. Utter (Eds.). 1987. Population genetics anf fishery management.
University of Washington Press, Seatlle. 420 p.
Strickberger, M.W. 1985. Genetics. Macmillan Publisher Co. Inc, New York.
Tave, D. 1993. Genetics for fish hatchery managers. Van Nostrand Reinhold, New York.