Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Universitas Asahan ke-3 2019

Tema : ”Peran Ilmu Pengetahuan Dalam Pembangunan Di Era Revolusi Industri 4.0 Bedasarkan Kearifan Lokal”
Hotel Antariksa Kisaran , 29 Agustus 2019

SINTESIS NANO SILIKA DARI ABU SEKAM PADI DENGAN


METODE SOL GEL
1
Meliyana, 2Cut Rahmawati, 3Lia Handayani
1
Program Studi Teknik Sipil Universitas Abulyatama
2
Program Studi Teknik Sipil Universitas Abulyatama
3
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Universitas Abulyatama
1
meliyana_sipil@abulyatama.ac.id
2
cutrahmawati@abulyatama.ac.id
3
liahandayani_thp@abulyatama.ac.id

ABSTRAK
Abu sekam padi merupakan penghasil silika yang terbanyak. Untuk melakukan ekstraksi silika
dari sekam padi dibutuhkan proses yang tepat agar kemurnian silika yang dihasilkan lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan sintesis nano silika dari abu sekam padi. Tujuan khusus
penelitian ini adalah mendapatkan kemurnian silika terbaik dari abu sekam padi yang
mendapatkan perlakukan dan yang tidak mendapatkan perlakuan. Perlakukan yang diberikan
adalah pencucian abu sekam padi dengan HCL 1N. Metode yang digunakan adalah metode sol gel.
Abu sekam padi yang digunakan adalah yang berwarna putih (WRHA). Hasil penelitian
menunjukkan persentase silika dari abu sekam padi yang didapat dari proses kalsinasi pada 600-
700°C selama 4 jam adalah 93,27%. Hasil pengujian SEM memperlihakan WRHA dengan
perlakuan penambahan HCl 1N (WRHA 1) terlihat lebih kompak daripada tanpa perlakuan
(WRHA 0). Pembersihan abu sekam padi dengan HCL 1N mengandung nano silika sebesar
89,17% dan tanpa perlakuan sebesar 82,18%. Kehilangan silika ini disebabkan karena proses
pembersihan asam pada saat perubahan fase dari sol menjadi gel yang kurang bersih. Hasil uji
FTIR pada WRHA 0 dan WRHA 1 menunjukkan adanya puncak silika yang terlihat pada
gelombang 1068.56 cm-1 dan 1121.11 cm-1. Ukuran partikel silika yang terbentuk tidak jauh
berbeda antara tanpa perlakukan dan dengan perlakukan yaitu berkisar antara 92±25 nm hingga
98±25 nm.

Kata kunci: nano silika, sol gel, abu sekam padi.

ABSTRACT
Rice husk ash is the largest producer of silica. In extracting silica from rice husk ash, it requires
the accurate process so that the purity result of silica is better. This study aimed to synthesize the
nano-silica from rice husk ash. The specific purpose of this study was to obtain the best purity of
silica from the treated and not treated rice husk ash. The treatment given is by abstersion the rice
husk ash with HCL 1N. Moreover, the method used is the sol-gel method. The rice husk ash used
in this study is white rice husk ash (WRHA). The result showed that the percentage of silica from
the rice husk ash was obtained from the calcination process at 600-700 ° C for 4 hours was
93.27%. From SEM test results, it showed that WRHA with the additional treatment of HCN 1N
(WRHA 1) appeared more compact than without treatment (WRHA 0). The abstersion of rice husk
ash with HCL 1N contained 89.17% nano-silica and 82.18% without treatment. This loss of silica
is caused by the acid cleansing process when the phase changes from sol to an unclean gel. The
FTIR test results on WRHA 0 and WRHA 1 showed the presence of silica peaks that were seen in
waves 1068.56 cm-1 and 1121.11 cm-1. Furthermore, the size of the formed silica particles is not
much different between no treatment and treatment that ranges from 92 ± 25 nm to 98 ± 25 nm.

Keywords: nano silica, sol gel, rice husk ash.

800
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Universitas Asahan ke-3 2019
Tema : ”Peran Ilmu Pengetahuan Dalam Pembangunan Di Era Revolusi Industri 4.0 Bedasarkan Kearifan Lokal”
Hotel Antariksa Kisaran , 29 Agustus 2019

I. PENDAHULUAN

Kebutuhan akan silika pada silika yang dihasilkan. Dalam


bidang konstruksi cukup tinggi penelitian ini ingin dicari kemurnian
dikarenakan silika mampu menjadi silika terbaik dari abu sekam padi
pengikat material dan sebagai filler dengan perlakukan dan tanpa
yang baik dalam mendukung perlakuan. Perlakuan yang diberikan
kekuatan material bangunan (Izzati, adalah pencucian abu sekam padi
Nisak, & Munasir, 2013). Silika dengan HCL 1N.
yang tersedia sekarang adalah silika Metode yang dilakukan
yang disintesis dari pasir dengan adalah melakukan pengujian di
proses kalsinasi pada suhu tinggi. laboratorium dan menganalisis hasil
Proses sintesis silika ini yang didapat. Sekam padi diolah
menghasilkan emisi CO2 sehingga menjadi Abu Sekam Padi/ White
perlu dicari material alam lain yang Rice Husk Ash (WRHA) dengan
memiliki potensi silika tinggi dan proses pembakaran dan disintesis
ramah lingkungan. menjadi sodium silikat (SS) yang
Salah satu material alam penghasil dilanjutkan dengan merubah SS
silika tinggi adalah sekam padi. menjadi silika melalui proses sol gel.
Sekam Padi mengandung silika 87%-
97% sehingga layak untuk dijadikan Sintesis Nano Silika
material penghasil silika (Agung, Untuk menghasilkan
Hanafie, & Mardina, 2013) (P. A. nanosilika ada beberapa tahapan
Handayani, Nurjanah, & Rengga, yang harus dilalui yaitu pembakaran
2014). Nano Silika adalah untuk menghasilkan abu sekam yang
persenyawaan silika dengan ukuran terbebas dari zatorganik, kalsinasi
berskala nano yang dapat dengan larutan alkali yaitu Natrium
diproduksi secara fisika atau kimia Hidroksida dan NaOH 1 N pada suhu
dengan ukuran partikel 1-100 tertentu, penambahan asam asetat p.a
nanometer (Wibowo, Arzanto, dan larutan HCL 1 N untuk
Maulana, & Rizkita, 2018) (Stone et membentuk nanosilika (Ayu,
al., 2010). Sol gel merupakan proses Wardhani, & Darjito, 2013). Luas
merubah larutan sodium silikat permukaan dan jumlah atom
menjadi berbentuk gel menggunakan permukan dari nanosilika akan
asam kuat (Muslim, Safrihatini, & mengindikasikan kemampuan
Aini, 2017). nanosilika untuk membuat material
Penelitian ini penting lebih padat (Saloma, Nasution,
dilakukan karena dapat Imran, & Abdullah, 2015). Abu
memanfaatkan limbah pertanian Sekam Padi direaksikan dengan
(Sekam padi) dalam menghasilkan larutan alkali yaitu Natrium
nanosilika. Tujuan khusuus Hidroksida untuk memperoleh
penelitian ini adalah menganalisis Natrium Silikat. Reaksi yang terjadi
pengaruh pencucian abu sekam padi adalah (P. A. Handayani et al., 2014)
dengan HCL 1N terhadap kemurnian :

801
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Universitas Asahan ke-3 2019
Tema : ”Peran Ilmu Pengetahuan Dalam Pembangunan Di Era Revolusi Industri 4.0 Bedasarkan Kearifan Lokal”
Hotel Antariksa Kisaran , 29 Agustus 2019

SiO2 + 2NaOH Na2SiO3 + Proses Pembuatan Abu Sekam


H2O Padi Putih (WRHA)
Untuk mendapatkan rendemen Sekam padi dijemur dan dibakar
dengan luas permukaan yang paling pada tungku bakar dengan suhu 600-
besar maka pH larutan natrium 700°C selama 4 jam. Pembakaran
silikat harus berada pada pH 7. menggunakan tungku yang memiliki
Proses pembentukan silika gel adalah cerobang berlubang. Bagian bawah
: tungku berupa plat sebagai tempat
Na2SiO3 +xH2O + 2H+ meletakkan sekam padi. Pembakaran
+ +
SiO2+(x+1)H2O 2Na dilakukan melalui cerobong asap
berlubang sehingga sekam padi
terbakar dengan sendirinya. Proses
II. METODOLOGI ini diadaptasi dari (Shuichi, 1994)
PENELITIAN seperti pada gambar 1.

Material
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Sekam Padi Cerobong asap
(Rice Husk), aquadest, NaOH
(MERCK, 97%) dilarutkan hingga
menghasilkan NaOH 2,5N. HCL Sekam padi
(MERCK, 37%) dilarutkan hingga
menghasilkan HCL 1N. Plat bulat
berlubang
banyak
Alat Percobaan
Pada proses pembuatan Ruang pembakaran
nanosilika di laboratorium digunakan
alat yaitu labu ukur 1000 ml,
thermometer, gelas ukur dengan
ukuran 100 ml, 500 ml, dan 1000 ml,
pengaduk kaca, ayakan 200 mesh (74 Gambar 1. Tungku bakar sekam
μm), timbangan digital, pipet ukur, padi (Shuichi, 1994)
cawan cruise, dan oven.
Analisis yang dilakukan Dari proses pembakaran
1. Analisis komposisi silika dengan menghasilkan Abu sekam padi
XRF. berwarna putih yang dinamai White
2. Analisis morfologi abu sekam Rice Husk (WRHA). Proses ini
padi (WRHA) dengan SEM. disebut kalsinasi. Kalsinasi juga
3. Analisis gugus fungsi nano silika disebut thermal decomposition atau
dengan FTIR penguraian dengan temperatur.
4. Analisis ukuran pastikel dengan WRHA ini kemudian digerus hingga
Particle Size Analyzer (PSA) lolos saringan 200 mesh. Ini
(Horiba SZ-100). bertujuan untuk menghomogenkan
ukuran abu dan memperluas
permukaan abu sehingga silika yang
dihasilkan lebih banyak. Metode ini

802
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Universitas Asahan ke-3 2019
Tema : ”Peran Ilmu Pengetahuan Dalam Pembangunan Di Era Revolusi Industri 4.0 Bedasarkan Kearifan Lokal”
Hotel Antariksa Kisaran , 29 Agustus 2019

disebut juga metode top down yaitu terlebih dahulu kemudian HCL 1N
metode yang dilakukan dengan ditambahkan sedikit demi sedikit
memperkecil ukuran material yang hingga pH SSS menjadi 7.
besar menjadi ukuran nano (L. Perubahan pada fasa ini ditandai
Handayani & Syahputra, 2017) . dengan perubahan larutan menjadi
gel berwarna bening. Gel ini
Proses Laboratorium didiamkan selama 18 jam pada suhu
Penelitian dilakukan di ruang. Proses selanjutnya adalah
laboratorium dengan terlebih dahulu membuang unsur Cl- yang ada pada
membagi WRHA menjadi dua gel dengan mencuci menggunakan
bagian yaitu yang akan diberi aquadest hangat berkali-kali dan
perlakuan (WRHA 1) dan yang tanpa menyaringnya kembali. Gel yang
perlakuan (WRHA 0). WRHA 0 sudah bersih kemudian dikeringkan
tidak dilakukan pencucian dengan dalam oven suhu 110°C. Proses
HCL tetapi langsung dilakukan pengeringan membutuhkan waktu
proses pembuatan Sodium Silicate beberapa hari hingga didapat silika
Solution (SSS). gel kering yang disebut Xerogel.
WRHA 1 dibersihkan Silika kering ini kemudian
menggunakan larutan HCL 1N. dihaluskan kembali dan disaring
WRHA dicampurkan dengan HCL dengan saringan 200 mesh.
1N dan dipanaskan pada suhu 90°C Pengujian dilakukan berupa uji XRF,
selama 2 jam. Selanjutnya WRHA SEM dan FTIR dan PSA.
dicuci berkali-kali dengan air Tabel 1. Detail Penelitian
aquadest hangat hingga mencapai pH berdasarkan variabel yang diuji
7. Proses ini menghasilkan silica rich N Materia Variabel Variabel
WRHA. o. l Tetap Bebas
Proses selanjutnya adalah 1 (WRH - NaOH - Kompo
membuat Sodium Silicate Solution A 0) 2.5N sisi
(SSS). Proses ini diawali dengan Tanpa suhu SiO2
membuat larutan NaOH 2,5N dan Perlaku 90°C; 1 - Gugus
larutan HCL 1N. Sebanyak 10 gram an jam Fungsi
WRHA direaksikan dengan 60 ml SiO2
NaOH 2,5N pada suhu 90°C selama - Ukuran
1 jam. Setelah itu larutan Partikel
didinginkan hingga mencapai suhu 2 (WRH - Pemurn - Kompo
ruang. Selanjutnya dilakukan A 1) ian sisi
penyaringan dan terakhir dari proses Dengan dengan SiO2
penyaringan ditambahkan aquadest Perlaku HCL - Gugus
hangat sebanyak 100 ml. Proses ini an 1N Fungsi
menghasilkan larutan Sodium suhu SiO2
Silicate (Na2SiO3) atau disebut juga 90°C ; - Ukuran
waterglass. Larutan yang terbentuk 2 jam. Partikel
berwarna bening. Penambahan HCL - NaOH
1N dilakukan untuk merubah fasa 2.5N
dari SSS menjadi gel. Pada tahap ini suhu
dilakukan pengukuran pH SSS 90°C; 1

803
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Universitas Asahan ke-3 2019
Tema : ”Peran Ilmu Pengetahuan Dalam Pembangunan Di Era Revolusi Industri 4.0 Bedasarkan Kearifan Lokal”
Hotel Antariksa Kisaran , 29 Agustus 2019

N Materia Variabel Variabel kesemuanya berhubungan dengan


o. l Tetap Bebas pengaruh penambahan HCL 1N.
jam

II. HASIL DAN


PEMBAHASAN

Komposisi Kimia WRHA


Sebelum digunakan WRHA diuji
XRF terlebih dahulu untuk
mengetahui komposisi kimianya.
Hasil pengujian XRF WRHA dapat
dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji XRF Abu Sekam


Padi (WRHA)
No. Element Persentase
(%) Gambar 1. SEM WRHA dengan
1 SiO2 93.27 Perlakuan Penambahan HCL 1N.
2 P2O5 1.26
3 SO3 0.26
4 Cl 0.35
5 K2O 3.41
6 CaO 1.03
7 MnO 0.17
8 Fe2O3 0.15
9 Ag2O 0.10

Dari tabel 2 terlihat kandungan silika


pada WRHA yang dikalsinasi pada
suhu 600-700°C selama 4 jam
memiliki silika sebesar 93,27%.
Silika ini cukup tinggi dan hampir
sama dengan penelitian (Nittaya & Gambar 2. SEM WRHA tanpa
Apinon, 2008). Perlakuan Penambahan HCL 1N.

WRHA dengan perlakuan


Mikro Struktur WRHA penambahan HCl 1N terlihat lebih
Morfologi WRHA tanpa perlakuan kompak daripada tanpa perlakuan.
pada skala mikro diamati dengan Hal ini disebabkan karena HCL
mikroskop elektron (SEM). mampu melarutkan zat-zat organik
Pengamatan difokuskan pada dan unsur lainnya pada WRHA dan
struktur mikro berupa kehomogenan hal ini sesuai dengan hasil XRF
material dan morfologi yang kandungan silika pada WRHA

804
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Universitas Asahan ke-3 2019
Tema : ”Peran Ilmu Pengetahuan Dalam Pembangunan Di Era Revolusi Industri 4.0 Bedasarkan Kearifan Lokal”
Hotel Antariksa Kisaran , 29 Agustus 2019

dengan perlakuan yang jauh lebih Gambar 1. Hasil Uji Analisis Gugus
tinggi. Fungsi dengan FTIR pada Nano
Silika
Komposisi Kimia Nano Silika
Dari proses sintesis WRHA mejadi Pengamatan spektra FTIR
Nano Silika dengan pencampuran difokuskan pada pembentukan Si-O-
NaOH 2,5N dan pembentukan silika Si pada daerah 400 – 1100 cm-1.
gel dengan HCL 1N serta proses Hasil spektra pada silika dari WRHA
pengeringan, komposisi kimia yang tanpa perlakuan terlihat puncak
terbentuk dapat dilihat pada tabel 1068.56 cm-1 yang merupakan pita
berikut ini. vibrasi ulur asimetri (asymmetric
stretching vibration) Si-O-Si.
Tabel 3. Komposisi dan Kandungan Puncak-puncak pada 474.49 -
Silika pada WRHA 0 dan WRHA 1 602.39 cm-1 merupakan vibrasi tekuk
(bending) Si-O-Si yang tidak jauh
Persentase (%) berbeda dengan silika yang
Silika Silika dihasilkan pada WRHA dengan
No Elemen Tanpa Dengan perlakuan.
. t Perlakua Perlakua
n n
(WRHA (WRHA Tabel 4. Hasil Interpretasi Spektra
0) 1) FTIR Sintesis Nano Silika
1. SiO2 82,18 89,17 Pita Hasil
2. P2O5 1.26 0,11 N Analisis FTIR Interpret
3. SO3 0.26 0,21 o. (cm-1) asi
4. Cl 0.35 0.15 WRHA WRHA
5. K2O 3.41 2.11 Tanpa Dengan
6. CaO 1.03 0.87 Perlaku Perlaku
7. MnO 0.17 0,11 an an
8. Fe2O3 0.15 1.13 1. 474.49 487.26 Bending
9. Ag2O 0.10 0,1 Si-O-Si
2. 601.79 600.21 Bending
Analisis Gugus Fungsi (FTIR) Si-O-Si
3. 602.39 607.56 Bending
Si-O-Si
4. 1068.5 1121.1 Stretchin
6 1 g Si-O-
Si
5. 1620.2 1721.2 Vibrasi
1 1 ulur O-
C-O
akibat
reaksi
NaOH
dengan
udara

805
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Universitas Asahan ke-3 2019
Tema : ”Peran Ilmu Pengetahuan Dalam Pembangunan Di Era Revolusi Industri 4.0 Bedasarkan Kearifan Lokal”
Hotel Antariksa Kisaran , 29 Agustus 2019

Pengujian FTIR menunjukkan 2. Pada proses sintesisi nano silika


adanya puncak silika yang sama pada kandungan silika turun menjadi
WRHA dengan perlakukan dan tanpa 89,17% untuk silika yang
perlakukan pada gelombang. Jika diperoleh dari WRHA dengan
dibandingkan dengan silika perlakuan dan 82,18% untuk
komersial gugus fungsi juga sama silika yang didapat dari WRHA
terlihat pada gelombang 1000 cm-1. tanpa perlakuan. Penurunan ini
Hasil pengujian Particle Size terjadi karena dalam proses
Analyzer (PSA) menunjukkan sintesis terjadi kehilangan silika
ukuran partikel silika yang terbentuk karena temperatur yang tidak
tidak jauh berbeda dengan dan tanpa stabil dan proses penyaringan
perlakuan berkisar antara 92±25 nm yang dilakukan secara manual.
dan hingga 98±25 nm 3. Puncak silika terlihat pada
gelombang 1068.56 cm-1 dan
1121.11 cm-1. Hal ini tidak
III. KESIMPULAN berbeda jauh antara WRHA
dengan perlakuan, tanpa
Dari keseluruha proses perlakuan dan silika komersil.
laboratorium dan analisis dapat 4. Ukuran partikel silika yang
diambil kesimpulan sebagai berikut : terbentuk tidak jauh berbeda
1. Pembersihan WRHA dengan dengan dan tanpa perlakuan
HCL 1N efektif menghilangkan berkitar antara 92±25 nm dan
zat-zat organik dan unsur lainnya hingga 98±25 nm
sehingga terbentuk Silika Rich
WRHA Kandungan silika
terbesar adalah 95,13 %.

DAFTAR PUSTAKA
(2017). Isolasi dan Karakterisasi
Agung, G. F., Hanafie, M. R., & Nanokalsium dari Cangkang
Mardina, P. (2013). Ekstraksi Tiram (Crassostrea gigas).
Silika Dari Abu Sekam Padi Jurnal Pengolahan Hasil
Dengan Pelarut Koh. Konversi, Perikanan Indonesia, 20(3),
2(1), 28–31. 515–523.
Ayu, A. M., Wardhani, S., & Darjito, Handayani, P. A., Nurjanah, E., &
D. (2013). Studi Pengaruh Rengga, W. D. P. (2014).
KOnsentrasi NaOH dan pH Pemanfaatan Limbah Sekam
Terhadap Sintesis Silika Padi Menjadi Silika Gel. Jurnal
Xerogel Berbahan Dasar Pasir Bahan Alam Terbarukan, 3(2),
Kuarsa. Jurnal Ilmu Kimia 55–59.
Universitas Brawijaya, 2(2), https://doi.org/10.15294/jbat.v3i
pp.517-523. Retrieved from 2.3698
http://kimia.studentjournal.ub.ac Izzati, H. N., Nisak, F., & Munasir,
.id/index.php/jikub/article/view/ M. (2013). Sintesis dan
354 Karakterisasi Kekristalan
Handayani, L., & Syahputra, F. Nanosilika Berbasis Pasir

806
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Universitas Asahan ke-3 2019
Tema : ”Peran Ilmu Pengetahuan Dalam Pembangunan Di Era Revolusi Industri 4.0 Bedasarkan Kearifan Lokal”
Hotel Antariksa Kisaran , 29 Agustus 2019

Bancar. Jurnal Inovasi Fisika Shuichi, S. (1994). Method of


Indonesia, 2(3), 19–22. Producing Active Rice Husk
Muslim, I., Safrihatini, W., & Aini, Ash. US. Patent 5,329,867.
W. (2017). Pengaruh katalis Stone, V., Nowack, B., Baun, A.,
Pada Proses Pembentukan Brink, N. van den, Kammer, F.
Partikel Nano Silika Sebagai von der, Dusinska, M., …
Material Hidrofobik. JKPK Fernandes, T. F. (2010).
(Jurnal Kimia Dan Pendidikan Nanomaterials for
Kimia), 2(3), 152–157. environmental studies:
Nittaya, T., & Apinon, N. (2008). classification, reference material
Preparation of Nanosilica issues, and strategies for
Powder from Rice Husk Ash by physico-chemical
Precipitation Method. Natural characterisation. Science of the
Science, 7(1), 59–65. Total Environment, 48, 1745–
Saloma, Nasution, A., Imran, I., & 1754.
Abdullah, M. (2015). Wibowo, E. A. P., Arzanto, A. W.,
Improvement of concrete Maulana, K. D., & Rizkita, A.
durability by nanomaterials. D. (2018). Preparasi dan
Procedia Engineering, 125, Karakterisasi Nanosilika dari
608–612. Jerami Padi. Urnal Ilmiah
https://doi.org/10.1016/j.proeng. Sains, 18(1), 35–40.
2015.11.078

807

Anda mungkin juga menyukai