Anda di halaman 1dari 17

KONDUKTOMETRI

Disusun Oleh:
1. Patmawati 24030116120017
2. Monica Nur Nafisah Saryadi 24030116120018
3. Rakhma Fitriana Fajrin 24030116120019
4. Rahma Wahyu Widyastuti 24030116120020
5. Ainiyatur Rofia Rosyadah 24030116120021
6. Annisa Syifaurrahma 24030116120023
7. Diah Ayuningtyas 24030116120024
8. Iffat Fadhilah 24030116120025
9. Bintang Septiani Widyautami 24030116120038
10. Nur Alif Fitriasih 24030116120037
11. Harizatuzz Zakiyyah 24030116140115
12. Audry Fahmi Dewi 24030116140117
13. Aulia Ekadenti 24030116140114
Pengertian
• Konduktometri adalah metode analisis yang memanfaatkan pengukuran konduktifitas,
yang dihasilkan dari sepasang elektroda inert dengan luas penampang pada jarak
tertentu. Umumnya diukur dengan jembatan Wheatstone
• Konduktivitas adalah daya hantar listrik yang satuannya disebut Siemens atau Ohm⁻¹.
• Alat ukur konduktifitas adalah Konduktometer.
Daya hantar listrik merupakan fungsi
konsentrasi analit yang diukur.

Prinsip Dasar Daya hantar listrik muncul sebagai akibat


adanya pergerakan ion-ion dalam larutan
Konduktometri analit yang diukur.

Semakin mudah larut analit terionisasi, maka


akan semakin besar saya hantar listrik larutan
Bila larutan suatu elektrolit diencerkan, maka
konduktivitas akan turun karena jumlah ion
yang semakin sedikit dalam larutan tersebut
untuk membawa arus.
Prinsip Dasar
Konduktivitas Jika semua larutan tersebut dimasukkan
diantara dua elektroda yang terpisah dengan
jarak 1 cm satu sama lain, maka konduktivitas
akan naik. Hal ini disebabkan oleh
berkurangnya efek-efek antar ionik pada
elektrolit kuat dan kenaikan drajat ionisasi
untuk elektrolit lemah.
• Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari
hambatan listrik (R),
• Apabila arus listrik dialirkan kedalam sebuah sistem
larutan elektrolit yang didalamnya terdapat 2
(dua) unit elektroda, maka G akan berbanding
lurus dgn luas penampang elektroda dan
berbanding terbalik dgn jarak antara kedua
elektroda.
Persamaan
• Yang dirumuskan
G : daya hantar listrik (siemens atau Ω⁻¹)
Umum
R : hambatan (Ω)
k : daya hantar jenis (Ω⁻¹.cm⁻¹)
A : luas penampang elektroda
l : jarak kedua elektroda
Daya Hantar Ekivalen

Daya hantar ekivalen : daya hantar listrik yang dihasilkan oleh 1 gram ekivalen zat
terlarut dalam sistem larutan elektrolit yang memiliki sepasang elektroda dengan jarak
kedua elektroda sebesar 1 cm.
• Untuk mengukur suatu konduktivitas suatu larutan, maka larutan
dimasukkan ke dalam sebuah sel yang telah dikalibrasi dengan suatu
larutan yang telah diketahui konduktivitasnya misalnya larutan standar.
Sel dimasukkan ke dalam salah satu sisi rangkaian dari Jembatan
Wheatstone. Rangkaian
• Kemudian ukur restistannya pengaliran arus melalui sebuah larutan
elektrolit akan mengakibatkan perubahan-perubahan dari komposisi
Kondukto
larutan bila didekatkan dengan sebuah elektrode, yang pada akhirnya meter
akan menunjukan besarnya potensial pada elektroda tersebut.
Komponen
Konduktometer
1. Sumber Listrik
Untuk menghindari elektrolisis, pengukuran
hantaran mengunakan arus bolak balik (AC).
Frekuensinya sekitar 1000 Hz. Sumber listrik
jenis ini akan memicu munculnya hantaran
arus listrik melalui larutan sebagai akibat
adanya pergerakan ion dari analit.
2. Sel
Terdiri dari sepasang elektroda, yg terbuat
dari bahan yang sama. Elektroda sendiri
umumnya terbuat dari logam, yang
kemudian dilapisi logam Pt untuk
meningkatkan efektivitas permukaan
elektroda.
Komponen
Konduktometer
3. Tahanan jembatan
Jembatan Wheatstone berfungsi untuk
melakukan penentuan hantaran elektrolit (L)
yg beroprasi pada sumber energi AC
Faktor-faktor Konduktivitas Larutan
Konduktivitas larutan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
• Luas permukaan elektroda
• Jarak di antara kedua elektroda
• Konsentrasi larutan ion dalam larutan
• Mobilitas ionik
• Temperatur
Titrasi Konduktometri
• Metode ini dapat digunakan untuk menentukan titik ekivalen suatu metode titrasi.
• Penambahan suatu elektrolit pada suatu larutan elektrolit lain yang memiliki volume
tetap akan mempengaruhi hantaran larutan tersebut, tergantung dari ada atau
tidaknya terjadi reaksi ionik. jika tidak terjadi reaksi ionik maka konduktansi akan naik,
tapi bila terjadi reaksi ionik maka konduktansi dapat naik atau turun.
Titrasi Konduktometri
Terdiri dari 2 macam yaitu :
1.Titrasi Konduktometri dengan frekuensi rendah
2.Titrasi Konduktometri dengan frekuensi tinggi
Grafik Titrasi Konduktometri
Grafik Titrasi Konduktometri
Kelebihan dan Kekurangan
Titrasi Konduktometri
• Tidak menggunakan indikator
• Temperatur konstan selama titrasi Kelebihan
• Titik akhir dapat ditentukan secara akurat dan kesalahan
diminimalkan karena titik akhir ditentukan secara grafis

Titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang


tergolong kedalam larutan elektrolit saja
Kekurangan
Aplikasi Konduktometri
Aplikasi metoda konduktometri di industri:
1. Penentuan kadar suatu zat dalam sampel
2. Pemisahaan zat-zat logam yang berbahaya yang ada dalam air.
3. Mengukur daya hantar larutan elektrolit seperti air limbah
4. Untuk menentukan kelarutan dan hasil kali kelarutan suatu elektrolit yang sulit larut
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai