PERCOBAAN IX
DISUSUN OLEH:
SARJANA TERAPAN
TEKNOLOGI REKAYASA PENGENDALIAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN
2
III. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. Beaker glass 1L, 500 ml, 8. Gelas ukur 25 ml, 10 ml
2. Thermometer 9. Labu ukur 50 ml
3. Pipet tetes 10. Neraca analitik
4. Gelas arloji
5. Spatula
6. Pengaduk kaca
7. Botol semprot
B. BAHAN
1. Asam asetat
2. Naftalena
3. Akuades
4. Garam
5. Es batu
3
Menambahkan es batu sampai ¾ tinggi gelas
ukur yang ada di di dalam beakter glass tadi
4
V. DATA HASIL PENGAMATAN
A. Data Hasil Pengamatan
Suhu Suhu dalam beaker glass (℃)
Keterangan Bahan
Awal (℃) 1 2 3 4 5 6
Aquades 5
30℃ 22℃ 13℃ 9℃ 6℃ -1℃
ml
Es Batu
Asam asetat
27℃ 20℃ 10℃ 5℃ 4℃ 2℃ 0℃
5 ml
Akuades 5
30℃ 21℃ 10℃ 5℃ -1℃
ml
Asam asetat
Es Batu + 27℃ 17℃ 13℃ 9℃ 0℃ -4℃
5 ml
Garam
Naftalein +
asam asetat 28℃ 20℃ 5℃ 1℃ -2℃ -4℃
5ml
20
15
10 suhu aquades
dalam es batu +
5 garam
0
-5 0 30 60 90 120 150
suhu (°C)
15
10 batu
5 titik beku asam
asetat didalam es
0 5
batu + garam
-5 0 30 60 90 120 150 180
-10
suhu (°C)
Titik beku asam asetat + naftalein
VI. PERHITUNGAN
Perhitungan berdasarkan data praktikum:
6
l. Mr/BM Asam asetat = 60 g/mol
m. ∆𝐻𝑓 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 488 𝑘𝑗/𝑚𝑜𝑙
Konversikan :
𝑘𝑗 9,869 𝐿. 𝑎𝑡𝑚
∆𝐻𝑓 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 = 488 𝑥 = 4816,07 𝐿. 𝑎𝑡𝑚/𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 1 𝑘𝑗
Perhitungan :
∆𝑇
𝑚𝑏 = 𝑥 ∆𝐻𝑓 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
𝑅 𝑥 (𝑇𝑏 𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛)2 𝑥 𝐵 𝑀 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
2𝐾 𝑘𝑗
𝑚𝑏 = 𝑥 488
𝐿. 𝑎𝑡𝑚 𝑔 𝑚𝑜𝑙
0,082 𝑥 (269 𝐾)2 𝑥 60
𝑚𝑜𝑙. 𝐾 𝑚𝑜𝑙
2𝐾 𝐿. 𝑎𝑡𝑚
𝑚𝑏 = 𝑥 4816,07
𝐿. 𝑎𝑡𝑚 𝑔 𝑚𝑜𝑙
0,082 𝑥 72361 𝐾 2 𝑥 60
𝑚𝑜𝑙. 𝐾 𝑚𝑜𝑙
9632,14
𝑚𝑏 = 𝑔
356016,12
𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑏 = 0,0270 𝑚𝑜𝑙/𝑔
Mencari Mr Naftalena :
𝑔 𝑛𝑎𝑓𝑡𝑎𝑙𝑒𝑛𝑎 1000
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥
𝑀𝑟 𝑔 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
7
𝑔 𝑛𝑎𝑓𝑡𝑎𝑙𝑒𝑛𝑎 1000
𝑀𝑟 = 𝑥
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑔 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡
0,3 𝑔 1000
𝑀𝑟 = 𝑚𝑜𝑙 𝑥 =
0,0270 23 𝑔
𝑔
300
𝑀𝑟 = = 483,091 𝑔/𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙
0,621 𝑔
VII. PEMBAHASAN
Suatu larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding dengan
titik beku air. Untuk mempelajari hal ini lebih lanjut perlu dipahami tentang titik
beku. Yang dimaksud dengan titik beku adalah suhu pada saat fasa zat cair dan fasa
zat padat berada bersama-sama (dalam kesetimbangan).
Telah diketahui bahwa sifat koligatif larutan tergantung pada jumlah zat
terlarut dan zat pelarut. Semakin banyak zat terlarut yang dilarutkan dalam zat
pelarut, maka penurunan titik bekunya semakin tinggi. Hal ini dikarenakan
konsentrasi molnya juga bertambah sedangkan titik beku sebanding dengan
konsentrasinya.
Titik beku normal pada zat cair yaitu titik beku pada tekanan 760 mmHg atau
1 atm. Misalnya air murni membeku pada suhu tetap, yaitu 0℃ pada tekanan 1 atm.
Penurunan titik beku sebanding dengan besarnya konsenterasi zat terlarut makin
besar maka penurunan titik beku juga semakin besar. Jadi, dengan adanya zat
terlarut dalam air maka titik beku air menjadi lebih kecil dari 0℃ pada tekanan 1
atm.
8
keadaanya ditambahkan zat terlarut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
diantaranya tekanan, temperature, dan luas penampang. Semakin tinggi tekanan dan
temperature maka semakin cepat suatu larutan untuk bereaksi. Namun sebaliknya,
jika semakin kecil luas permukaan zat terlarut maka semakin cepat bereaksi. Pada
percobaan kali ini yang dimaksud dengan pelarut yaitu asam asetat sedangkan
naftalein sebagai zat terlarut. Pada penggunaan alat dan bahan di utamakan untuk
berhati-hati. Ketika thermometer di masukan ke dalam gelas ukur 10 ml usahakan
agar thermometer tidak menyentuh dinding gelas karena akan membuat
thermometer jadi tidak stabil sehingga mempengaruhi temperature penurunan titik
beku larutan yang di uji. Dan sebelum perhitungan suhu thermometer hari dalam
temperature yang stabil.
Es, garam, aquades, asam asetat, dan naftalein merupakan bahan yang diuji
pada percobaan penurunan titik beku melalui penentuan molalitas. Garam dapur
yang digunakan tersebut sebagai capuran es yang dimaksudkan untuk menghambat
proses pencairan es, sehingga dapat membantu kita dalam melakukan
penganalisisan terhadap titik beku larutan yang diuji.
Dalam penggunaan garam dapur, massa garam yang digunakan jangan terlalu
banyak dan juga jangan terlalu sedikit, sebab akan mempengaruhi proses penurunan
titik beku dan hasil yang didapat mungkin akan kurang akurat. Namun apabila
garam yang digunakaan terlalu sedikit, penurunan titik beku tidak mencapai suhu
yang akurat. Oleh karena itu para praktikum dituntut ketelitianya dan ketrampilanya
dalam melakukan percobaan tersebut. Perubahan titik beku pada larutan ini
dipengaruhi beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan suhu baik dari sistem
maupun dari lingkunganya. Dari data hasil pengamatan yang telah didapat, untuk
es batu tanpa es didapat dua data dan es batu dengan es didapat tiga data dengan
titik beku yang berbeda-beda.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, ketika suatu zat dicampurkan
kedalam suatu pelarut, maka otomatis beberapa sifat fisis dari larutan tersebut akan
mengalami perubahan baik itu perubahan titik didih, titik beku, tekanan uap,
maupun tekanan osmotic suatu larutan. Pada percobaan kali ini kita lebih fokus
pada penurunan titik beku suatu larutan dengan judul percobaan kali ini. Dibuktikan
9
dengan percobaan kali ini. Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali percobaan.
Percobaan pertama yang hanya menggunkan es batu, dengan bahan uji pertama
yaitu akuades tidak membeku, dan dengan bahan uji kedua asam asetat juga tidak
membeku. Sedangkan percobaan kedua menggunakan es batu dengan campuran
garam, dengan bahan uji pertama yaitu akuades yang membeku pada suhu -1℃,
bahan uji kedua yaitu asam asetat membeku pada suhu -2℃, sedangkan dengan
bahan uji ketiga yaitu asam asetat+naftalein membeku pada suhu -4℃. Jadi
percobaan dengan menggunakan es batu dan es batu + garam memiliki perubahan
yang berbeda.
Fitriana, nina dan frista irwaninda. Penurunan titik beku. Jurusan kimia.
Universitas Negeri Semarang
10
IX. LEMBAR PENGESAHAN
Tanda tangan
Tanggal Tandan tangan
Dosen
Pengumpulan Praktikan
Pengampu
20 Maret 2018
11