Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TEORI

PERANCANGAN PROSES RAMAH LINGKUNGAN


“Proses Produksi Bersih Industri Gula”

DISUSUN OLEH:

NAMMIRA ANDRIANI DENITAPUTRI 17.01.07.018


ANITA ELLYANA 17.01.07.019

SARJANA TERAPAN
TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK NEGERI CILACAP


2020
Proses pembuatan gula secara sederhana dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :

Perkebunan Tebu

Proses Panen Tebu

Batang Tebu

Penggilingan

Nira Kotor

Pucuk Tebu
Pemurnian

Bagasse
Nira Bersih Blothong

Pemasakan

Limbah
Nira Kental

Sentrifugasi

Gula
Molases
Pasir
Proses pembuatan gula putih terdiri dari penggilingan (ekstraksi), pemurnian
(purifikasi), penguapan (evaporasi), kristalisasi dan sentrifugasi. Pada proses
produksi gula putih pertama dilakukan penebangan pada batang tebu, kemudian di
press untuk mengeluarkan niranya. Nira kemudian dimurnikan dan disaring, lalu
air diuapkan untuk memeatkan nira. Setelah itu, nira menjadi kental kemudian
dikristalkan. Gula yang terbentuk selanjutnya akan di pisahkan dengan sentrifugase.
Proses produksi gula hampir seluruh proses berkontribusi terhadap hasilnya,
limbah dengan jumlah dan karakteristik yang berbeda. Secara garis besar limbah
yang dihasilkan pada industri gula, yaitu :
a) Limbah cair : berupa air pendingin, air kondensat, air bekas pencucian
evaporator, air penangkap accu boiler.
b) Limbah padat : bagasse, molasses, abu, blothong
c) Limbah gas : emisi boiler, emisi genset

1. Proses Penebangan Tebu, Pengangkutan dan Penimbunan


 Identifikasi limbah :
Pada proses penebangan tebu dihasilkan limbah berupa pucuk tebu, daun
tua/kering, tebu tercecer, debu dan gas buang kendaraan
 Alternatif produksi bersih :
- Limbah berupa pucuk tebu dapat dimanfaatkan sebagai campuran
makan ternak atau bahan baku kompos.
- Limbah berupa daun tua/kering dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bakar boiler ataupun sebagai bahan baku pembuatan kompos yang akan
digunakan sebagai pupuk perkebunan tebu.
- Limbah tebu yang tercecer dapat diminimalisasi dengan menerapkan
“good house keeping” dengan cara mengadakan training bagi para
pekerja. Selain itu juga dapat di manfaatkan sebagai bahan bakar di
pabrik.
- Limbah gas buang dapat di minimalisasi dengan cara melakukan
perawatan mesin secara berkala, sehingga gas buang yang dihasilkan
dapat lebih bersih.
- Limbah debu dapat di minimalisasi dengan cara menyemprotkan air
ditempat yang dilakukan aktivitas.

2. Proses penggilingan (Ekstraksi)


 Identifikasi limbah :
Proses penggilingan menghasilkan limbah berupa air bekas cucian lantai ,
bagasse, bocoran nira/oli dan padatan berupa partikel halus.
 Alternatif produksi bersih :
- Air bekas pencucian lantai dapat di minimalisasi dengan cara
melakukan pembersihan kering. Hal ini karena dapat memiminalisasi
air bekas pencucian yang akan diolah di IPAL.
- Pemanfaatan bagasse dipakai sebagai campuran pakan ternak, tetapi
juga dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler dan bahan baku
pembuatan kompos.
- Bocoran nira/oli/minyak paatan berupa partikel halus dpat
diminimalisasi dengan menerapkan “good house keeping”.

3. Proses Pemurnian (Purifikasi)


 Identifikasi limbah :
Proses ini bertujuan untuk memisahkan kotoran seperti partikel kasar (pasir
dn ampas yang masih terbawa dalam nira mentah, partikel non koloid
seperti non suspended sugar dan partikel terlarut dalam nira mentah
sebanyak mungkin dengan cara yang efektif dan efisien. Limbah yang
dihasilkan yaitu blothong dan sisa gas ( SO2, CO, CO2 dan NO)
 Alternatif produksi bersih :
- Blothong dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahan bakar
alternatiif rumah tangga dan bahan baku pembuatan kompos.
- Air pendingin pompa dapat digunakan kembali.
- Limbah sisa gas dapat di minimalisasi dengan cara mengeringkan
ampas tebu yang digunakan sebagai bahan bakar bioler.
4. Proses Penguapan (Evaporasi)
 Identifikasi limbah :
Proses ini menghasilkan limbah berupa air kondensat, air skrapan, larutan
soda bekas, air bekas pencucian evaporator dan air jatuhan kondensor akan
diolah di IPAL.
 Alternatif produksi bersih :
- Air kondensat dimanfaatkan sebagai air umpan boiler .
- Air skrapan, larutan soda bekas, air bekas evaporator dan air jatuhan
kondensor akan di olah di IPAL.

5. Proses Kristalisasi
 Identifikasi limbah :
Berupa kondesat, bocoran larutan gula (stoop/klare) dan bocoran masakan
dari palung pendingin.
 Alternatif produksi bersih :
- Limbah kondensat dapat dimanfaatkan kembali sebagai air umpan
boiler dan air imbibisi.
- Bocoran larutan gula dan bocoran masakan palung pendingin dapat di
minimalisasi dengan menerapkan “good house keeping”.

6. Proses Sentrifugasi
 Identifikasi limbah :
Proses ini bertujuan untuk memisahkan kristal gula dengan larutannya.
Limbah yang dihassilkan adalah molasses.
 Alternatif produksi bersih :
Limbah molasses dapat dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak atu
sebagai media produk bernilai tinggi seperti Monosodium Glutamat (MSG),
alkohol, spirtus dan asam organik.
7. Bioler
 Identifikasi limbah :
Proses pembakaran di boiler menghasilkan limbah berupa abu sisa
pembakaran ampas dan gas cerobong boiler
 Alternatif produksi bersih :
Limbah abu dimanfaatkan sebagai campuran blothong/pucuk
tebu/bagasse/daduk untuk pupuk organik dan juga sebagai bahan urug.

Anda mungkin juga menyukai