DISUSUN OLEH:
SARJANA TERAPAN
TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
Perkebunan Tebu
Batang Tebu
Penggilingan
Nira Kotor
Pucuk Tebu
Pemurnian
Bagasse
Nira Bersih Blothong
Pemasakan
Limbah
Nira Kental
Sentrifugasi
Gula
Molases
Pasir
Proses pembuatan gula putih terdiri dari penggilingan (ekstraksi), pemurnian
(purifikasi), penguapan (evaporasi), kristalisasi dan sentrifugasi. Pada proses
produksi gula putih pertama dilakukan penebangan pada batang tebu, kemudian di
press untuk mengeluarkan niranya. Nira kemudian dimurnikan dan disaring, lalu
air diuapkan untuk memeatkan nira. Setelah itu, nira menjadi kental kemudian
dikristalkan. Gula yang terbentuk selanjutnya akan di pisahkan dengan sentrifugase.
Proses produksi gula hampir seluruh proses berkontribusi terhadap hasilnya,
limbah dengan jumlah dan karakteristik yang berbeda. Secara garis besar limbah
yang dihasilkan pada industri gula, yaitu :
a) Limbah cair : berupa air pendingin, air kondensat, air bekas pencucian
evaporator, air penangkap accu boiler.
b) Limbah padat : bagasse, molasses, abu, blothong
c) Limbah gas : emisi boiler, emisi genset
5. Proses Kristalisasi
Identifikasi limbah :
Berupa kondesat, bocoran larutan gula (stoop/klare) dan bocoran masakan
dari palung pendingin.
Alternatif produksi bersih :
- Limbah kondensat dapat dimanfaatkan kembali sebagai air umpan
boiler dan air imbibisi.
- Bocoran larutan gula dan bocoran masakan palung pendingin dapat di
minimalisasi dengan menerapkan “good house keeping”.
6. Proses Sentrifugasi
Identifikasi limbah :
Proses ini bertujuan untuk memisahkan kristal gula dengan larutannya.
Limbah yang dihassilkan adalah molasses.
Alternatif produksi bersih :
Limbah molasses dapat dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak atu
sebagai media produk bernilai tinggi seperti Monosodium Glutamat (MSG),
alkohol, spirtus dan asam organik.
7. Bioler
Identifikasi limbah :
Proses pembakaran di boiler menghasilkan limbah berupa abu sisa
pembakaran ampas dan gas cerobong boiler
Alternatif produksi bersih :
Limbah abu dimanfaatkan sebagai campuran blothong/pucuk
tebu/bagasse/daduk untuk pupuk organik dan juga sebagai bahan urug.