Anda di halaman 1dari 7

Nama : Adiyani Risqi Setiarini

NIM : R0219001

Prodi/Kelas : D4-K3/A

SOAL UTS PENGELOLAAN LINGKUNGAN


SEMESTER II/ TAHUN 2020
PRODI D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Tuliskan sumber limbah padat di sekitar pemukiman saudara, permasalahan dan solusi untuk
pengolahannya
2. Tuliskan beberapa contoh pemanfaatan sampah di rumah saudara (misalnya kardus bekas untuk …,
dsb)
3. Suatu pabrik tepung tapioka mempunyai skema proses produksi sebagai berikut:
Pabrik tepung tapioka ini per harinya memerlukan bahan baku singkong sebanyak 5 ton dan
menghasilkan limbah dalam proses produksinya:
- Limbah cair yang dihasilkan 2500m3dan mengandung banyak bahan organik, HCN, terdapat
padatan tersuspensi berupa pati yang ikut terbuang dalam limbah
- Limbah cair dengan pH, BOD & COD di atas baku mutu
- Limbah padat berupa onggok/ampas sebanyak 3.750 kg per hari dan kulit singkong
- Limbah gas CO2 dari emisi boiler & mesin genset serta limbah partikulat berupa debu tepung
tapioka
Dengan data ini, rencanakan pengolahan limbah yang anda sarankan :
a. Upaya pemanfaatan untuk limbah padat dan cair yang dihasilkan dari proses produksi
b. Pengolahan limbah padat, limbah cair dan limbah gas (gas & partikulat). Pengolahan yang
bagaimana yang anda sarankan untuk masing-masing limbah? Berikan alasan anda memilih metode
pengolahannya
Selamat mengerjakan, semoga sukses 

JAWABAN

1. Limbah padat yang ada di sekitar pemukiman saya biasanya bersumber dari :
1) Kegiatan rumah tangga seperti tissue, kulit buah, sisa sayur – sayuran, cangkang telur, sisa
makanan, kaleng, plastik, bungkus makanan, kardus, botol plastik, dll.
2) Kegiatan pertanian seperti gabah padi
3) Industri rumahan (rumah makan dan konveksi) seperti sisa makanan, sisa sayur – mayur, sisa
kain, benang, dll.
Permasalahan yang biasa ditimbulkan oleh limbah padat tersebut diantaranya yaitu :
 Banjir yang disebabkan oleh pembuangan limbah padat ke selokan dan sungai
 Bau busuk dan sarang penyakit yang ditimbulkan oleh penumpukan limbah padat
 Pencemaran air yang disebabkan oleh pembuangan limbah padat ke sungai
 Rusaknya ekosistem air karena adanya pencemaran air oleh limbah padat
Solusi pengolahan limbah padat agar tidak menyebabkan permasalahan di lingkungan :
a) Sebelum dibuang, sebaiknya memilah limbah padat sesuai dengan jenisnya. Hal ini
dilakukan untuk mencegah dampak terburuk akan limbah – limbah tersebut. Selain itu,
dengan pemilahan maka dapat mempermudah untuk memanfaatkan limbah padat menjadi
barang yang bernilai.
b) Mendaur ulang
Limbah padat seperti botol bekas, kardus, bungkus minuman sachet, kain perca, benang, dan
kaleng bekas dapat didaur ulang sendiri menjadi kerajinan tangan atau barang baru yang
bermanfaat. Contohnya kain perca dan sisa benang dimanfaatkan menjadi boneka, bungkus
minuman sachet dimanfaatkan menjadi tas belanja, kaleng dan botol bekas dimanfaatkan
menjadi vas bunga dan wadah penyimpanan. Atau dapat memberikan limbah padat tersebut
ke pihak ketiga seperti bank sampah atau pusat daur ulang.
c) Pembuatan kompos
Limbah padat organik seperti sisa sayuran, ranting, dan dedaunan dapat dimanfaatkan
menjadi pupuk kompos yang bisa digunakan untuk berkebun di halaman rumah. Agar hasil
pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau
volumenya. Pembuatan kompos ini merupakan salah satu cara pengolahan limbah yang
relatif mudah sehingga cocok digunakan untuk mengatasi permasalahan limbah padat di
pemukiman. Namun jika tidak suka berkebun atau kurang nyaman dengan aroma yang
ditimbulkan selama pembuatan kompos, maka dapat menyumbangkan sampah organik
tersebut ke orang lain yang memiliki hobi berkebun atau ke penjual tanaman.
d) Teknologi reuse dan reduce
Reuse adalah upaya utk memakai kembali bahan/material agar tidak menjadi sampah secara
langsung tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Sedangan reduce adalah upaya utk
mengurangi volume sampah sebelum & sesudah diproduksi. Contohnya dengan penggunaan
tas kresek yang tidak sekali pakai tetapi digunakan lagi untuk tempat barang – barang,
belanja dengan menggunakan tas belanja, kaleng bekas biskuit digunakan kembali untuk
tempat makanan ringan, dsb. Dengan teknologi reuse dan reduce ini maka dapat mengurangi
terjadinya penumpukan limbah padat yang dapat mengakibatkan permasalahan bagi
lingkungan.
2. Contoh pemanfaatan sampah yang ada di rumah saya :
a. Botol bekas untuk tempat cairan pembersih lantai, sabun cuci piring, sikat gigi dan pasta gigi,
b. Kardus susu bekas untuk tempat tissue
c. Kaleng bekas untuk tempat detergen bubuk
d. Kaleng bekas yang tidak terlalu tinggi untuk alas obat nyamuk bakar
e. Kardus bekas dan botol bekas untuk tempat alat tulis
f. Kaleng biskuit bekas untuk tempat makanan ringan
g. Kardus bekas yang berukuran besar untuk tempat pakaian yang sudah kekecilan
3. a) Upaya pemanfaatan limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi tepung tapioka :
 onggok/ampas yang masih memiliki kualitas bagus diolah kembali untuk dimanfaatkan
menjadi tepung asia/tepung serat
 onggok/ampas yang kualitasnya rendah dimanfaatkan untuk pakan hewan ternak
 onggok kering dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan obat nyamuk bakar
 onggok kering juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat saos
 Onggok tepung tapioka dapat digunakan untuk menurunkan kadar Cd menggunakan
saringan pasir yang menggunakan karbon aktif limbah padat tapioka pada air sumur
dalam pengolahan air bersih.
 Onggok kering yang tidak digiling dapat dimanfaatkan untuk membuat oncom, media
jamur tiram putih, pembuatan pupuk, dan pembuatan gas bio
 Onggok kering yang digiling dan dijadikan tepung dapat dimanfaatkan untuk bahan baku
pembuatan aneka kue basah, biskuit, bahan baku pembuatan emping, dan mie ampas
ketela
 Onggok juga dapat diolah menjadi asam sitrat. Asam sitrat adalah asam yang dapat
dimakan yang biasa digunakan dalam pembuatan minuman, makanan, pencuci mulut,
selai jelly, permen, dan anggur. Asam sitrat digunakan dalam produk makanan agar
makanan mempunyai aroma buatan dari bahan campuran seperti tablet dan minumam
kaleng. Dalam farmasi, sitrat digunakan untuk pengaturan pH dan bertindak sebagai
pelindung dalam cuci rambut dan tata rambut.
 Pengolahan onggok menjadi minyak merupakan suatu cara alternatif penanganan limbah
secara efektif, karena dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan nilai
guna serta nilai ekonomis onggok.
 Kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak
 Kulit singkong dapat digunakan untuk pupuk organic
 Kulit singkong bagian dalam dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan dengan digoreng
atau dibuat oseng – oseng
Upaya pemanfaatan limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi tepung tapioka :
 Limbah cair dari proses pembuatan tepung tapioka masih banyak mengandung pati dari
singkong, limbah cair tersebut masih dapat membawa pati pada saat pembuangan air,
adapun pati tapioka tersebut masih bisa di olah menjadi olahan seperti nata, nata yang
diolah dari limbah cair tapioka dapat dinamakan nata de cassava.
 Limbah cair tepung tapioka dapat diolah lebih lanjut menjadi pupuk organik.
Dikarenakan bahan baku limbah cair itu sudah mengandung bahan organik yang
mendukung dalam pembuatan pupuk cair organik. Banyak sekali kandungan organik
dalam limbah cair pabrik tepung tapioka yang mana bisa digunakan sebagai bahan pupuk
cair organik. Ditunjukan dengan tingginya BOD atau Biochemical Oxygen Demand
menunjukkan jumlah oksigen dalam satuan ppm yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
untuk memecahkan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air, sehingga semakin
tinggi BOD dipastiakan makin banyak kandungan organik di dalam cairan tersebut.
Kandungan organik limbah cair hasil produksi tepung tapioka hampir sama dengan
limbah cair dari pencucian kedelai pada home industry tahu/tempe yang sudah pernah
diteliti dan limbahnya bisa digunakan sebagai pupuk. Pembuatan pupuk cair ini,
dipastikan membantu pengurangan limbah cair tepung tapioka, sehingga limbah cair
tepung tapioka akan terserap banyak untuk pembuatan pupuk ini sehingga pencemaran
lingkungan dapat dikurangi .Cara pembuatan ini mudah sekali diaplikasikan, sehingga
membantu petani dalam pembuatan pupuk untuk tanamannya, sehingga lebih menghemat
biaya tanam. Dengan banyaknya pupuk dari hasil pemnafaatan limbah cair tepung
tapioka maka suplai pupuk ke tanah akan lebih banyak sehingga tanah akan kembali
subur dan kembali normal.
 Limbah cair tepung tapioka dapat diolah menjadi etanol. Etanol ini dibuat dari limbah
cair tepung tapioka yang dihidrolisis menjadi glukosa dengan menggunakan enzim α-
amilase, kemudian dilanjutkan dengan proses fermentasi. Cara pembuatan etanol yaitu :
Limbah cair  tepung tapioka dimasak pada suhu 65 – 76 oC hingga larut sempurna lalu
didinginkan. Kemudian inokulasi I yang bertujuan untuk menanamkan starter Bacillus
sebanyak 10 % v/v ke dalam limbah cair tepung tapioka tersebut. Lalu larutan tersebut
dikocok dengan menggunakan alat shaker dengan kecepatan 75 rpm. Setelah 4 hari,
dilakukan pasteurisasi pada suhu 85 oC selama 15 menit dengan tujuan  menon-aktifkan
Bacillus lalu didinginkan. Tahap berikutnya adalah inokulasi II yang bertujuan untuk
menanamkan starter Saccharomyces Cereviseae sebanyak 10 % v/v ke dalam media
ethanol. Kemudian proses fermentasi dilakukan di dalam tabung erlenmeyer yang
disumbat dengan kapas dan ditutup dengan aluminium foil. Setelah proses fermentasi
selesai, dilakukan pasteurisasi pada suhu 85 oC selama 15 menit. Lalu etanol yang
dihasilkan tersebut didistilasi pada suhu 60 – 70 oC untuk mengukur kadarnya dan
diperoleh etanol yang murni.
b) Pengolahan limbah padat dari produksi tepung tapioka :
 Composting
Composting atau pengomposan adalah pemecahan bahan – bahan organik sampah secara
biokimia, dengan hasil akhir berupa humus. Composting ini merupakan teknologi untuk
mempercepat pembusukan sampah organik yang mudah membusuk (biodegradable)
dengan bantuan organisme. Composting cocok digunakan untuk mengolah limbah padat
dari produksi tepung tapioka yang berupa kulit singkong dan onggok karena limbah padat
tersebut mengandung zat – zat organik yang baik untuk dijadikan kompos yang
bermanfaat sebagai sumber nutrisi bagi tumbuhan dan berpotensi sebagai insektisida
tumbuhan. Selain itu pengomposan juga relatif mudah untuk dilakukan dan dapat
bermanfaat bagi warga sekitar serta memiliki nilai ekonomis.
 Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme pada kondisi tanpa oksigen bebas (anaerob). Metode ini cocok
digunakan untuk pengelolaan limbah padat tapioka karena limbah padat yang berupa kulit
singkong atau onggok memiliki kandungan yang bagus untuk dijadikan biogas sekalius
memilikinilai ekonomis.
Pengolahan limbah cair dari produksi tepung tapioka :
Air limbah tapioka kaya akan bahan organik. Cara yang umum digunakan dalam pengolahan
limbahnya adalah cara biologis dengan memanfaatkan mikroba sebagai pengurai bahan organik.
 UAF
UAF merupakan pengembangan dari sistem ABR. Prosesnya berlangsung dalam sebuah
reactor bersekat yang diisi dengan filter material. Filter material yang bisa digunakan
antara lain : PVC, keramik, batu, atau media plastik dengan berbagai konfigurasi. UAF
cocok digunakan untuk pengelolaan limbah tapioka karena memiliki keunggulan yaitu
waktu tinggal lebih pendek dan efisiensi lebih tinggi. Pipa feeding dipasang sedemikian
rupa dimasing – masing bak memungkinkan terjadinya aliran dari bawah keatas (upflow)
tersebar diseluruh bagian bak. Dengan demikian kontak antara mikroba dengan air
limbah menjadi lebih sempurna. Media filter selain berfungsi sebagai tempat tumbuhnya
mikroba juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media ini.
Sebagai akibatnya, kandungan suspended solids setelah melalui filter ini akan berkurang
konsentrasinya. Efisiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya
penyaringan sistem aliran dari bawah ke atas akan mengurangi kecepatan partikel yang
terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas dan akan
mengendap di dasar bak filter. Sistem biofilter anaerob ini sangat sederhana, operasinya
mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta tanpa membutuhkan banyak energy. UAF
juga efektif digunakan untuk menurunkan kadar COD limbar cair.
 Elektroflokulasi
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pengolahan limbah dari produksi tepung
tapioka adalah elektroflokulasi yang memiliki keunggulan diantaranya yaitu merupakan
metode yang sederhana, efisien, baik digunakan untuk menghilangkan senyawa organic,
tanpa penambahan zak kimia seingga mengurangi pembentukan residu (sludge), dan baik
untuk menghilangkan padatan tersuspensi. Metode ini cocok untuk pengolahan limbah
tepung tapioka karena dapat menurunkan kadar TSS, COD, dan pH.
Pengolahan limbah gas dari produksi tepung tapioka :
 Kondensasi
Merupakan proses yang merubah fase gas menjadi fase cair dengan cara kondensasi
dengan metode Penurunan Temperatur, Menaikkan Tekanan, dan Kombinasi Keduanya.
Metode ini cocok digunakan karena memiliki kelebihan yaitu kondensor permukaan
menghasilkan senyawa yang murni dan Pendingin yang digunakan di daur ulang.
 Menggunakan PPU berupa Electrostatic Precipitator (EP)
EP ini bekerja dengan menggunakan prinsip gaya elektrostatis dari dua kutub listrik
searah dan menggunakan medan listrik voltase tinggi untuk memberikan muatan listrik
terhadap partikulat. PPU ini cocok digunakan karena memiliki kelebihan yaitu memiliki
penurunan tekanan yang konstan dan kinerja bervariasi, menghasilkan efisiensi yang
sangat tinggi walaupun untuk partikulat yang sangat kecil, tahan terhadap kehilangan
tekanan, dapat beradaptasi untuk suatu kondisi yang ekstrim seperti temperatur yang
berfluktuasi secara ekstrim, dan perawatan relatif mudah.

Anda mungkin juga menyukai