Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM ENERGETIKA KIMIA

MODUL 04

SIFAT KOLIGATIF

Oleh:

Agnes Monica Manurung Kelompok 01 121270002

PROGRAM STUDI KIMIA

JURUSAN SAINS

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2021
TUJUAN

1. Memahami pengaruh zat terlarut pada sifat koligatif larutan, khususnya penurunan titik beku
dan kenaikan titik didih, pada sistem pelarut air dan organik.

2. Memahami penggunaan faktor van Hoff pada perhitungan sifat koligatif larutan.

3. Menentukan penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan.

4. Menentukan massa molar zat terlarut pada sistem pelarut tertentu.

TUGAS PENDAHULUAN

1. Gambarkan diagram penurunan dan peningkatan suhu air akibat penambahan zat terlarut.

2. Jelaskan pengaruh perbedaan kemampuan disosiasi zat terlarut terhadap sifat koligatif larutan.

Jawaban:

1.

2. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut
tetapi bergantung pada jumlah atau kelompok partikel zat terlarut (konsentrasi zat telarut di
dalam larutan).
DASAR TEORI

Beberapa sifat penting larutan bergantung pada banyaknya zat terlarut dalam larutan dan
tidak bergantung pada jenis partikel zat terlarut. Sifat-sifat ini disebut sifat koligatif sebab sifat-
sifat tersebut memiliki sumber yang sama, dengan kata lain, semua sifat tersebut bergantung pada
banyaknya partikel zat yang ada, apakah partikel-partikel tersebut atom, ion atau molekul. Yang
disebut sebagai sifat koligatif larutan ialah penurunan titik uap, kenaikan titik didih, penurunan
titik beku, dan tekanan osmotik. Dalam pembahasan mengenai sifat koligatif larutan non-elektrolit,
perlu diingat bahwa yang dibahas adalah larutan yang relatif encer, yang berarti larutannya
memiliki konsentrasi ≤ 0,2 M (Chang, 2004).

Titik didih suatu cairan ialah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan
tekanan luar (tekanan yang dikenakan pada permukaan cairan). Apabila tekanan uap sama dengan
tekanan luar, maka gelembung menuju fase gas. Oleh karena itu, titik didih suatu cairan bergantung
pada tekanan luar. (Tim Dosen Kimia UNHAS, 2008)

Adapun titik beku dari suatu cairan atau suatu larutan adalah suhu pada saat tekanan uap cairan
(larutan)itu sama dengan tekanan uap pelarut padat murni. Akibat lain dan turunnya tekanan uap
larutan adalah penurunan titik beku ; titik beku normal air dalam 0oC.

Jika air murni didinginkan pada 0oC maka air tersebut akan membeku dan tekanan uap
permukaannya sebesar 1 atm, tetapi bila dilarutkan zat terlarut yang sukar menguap seperti gula,
maka pada suhu 0oC ternyata larutan belum membeku dan tekanan uap permukaannya lebih kecil
dari 1 atm. Supaya larutan membeku, tekanan uap permukaannya harus mencapai 1 atm. Hal ini
dapat dicapai bila suhu larutan di turunkan.

Setelah tekanan uap mencapai 1 atm, larutan akan membeku. Besarnya titik beku larutan ini lebih
rendah dari 0oC atau lebih rendah dari titik beku turunnya titik beku larutan dan titik beku
pelarutnya disebut penurunan titik beku ( DTf ).

Besarnya DTf larutan juga bergantung pada jumlah partikel terlarut. Menurut Raoult untuk larutan
yang sangat encer berlaku :

DTf = Kf .m

Atau

DTf = Kf x x

Ket : M = Berat molekul zat terlarut (gr/mol)

P = Massa zat pelarut (gr)

Kf = Tetapan penurunan titik beku molal.


Seperti pada Kb, harga Kf juga bergantung pada jenis pelarut (Echen, 2005).

ALAT DAN BAHAN

1.Alat

a. Neraca analitik d. Bunsen/ spiritus

b. Penangas air e. beker

c. Termometer f. Batang pengaduk

2. Bahan 3. Simulasi daring di vlab.amrita.edu

a. Air

b. Es

c. NaCl

d. Sukrosa

PROSEDUR PERCOBAAN

Penurunan Titik Beku


Beker
- diletakkan beker berisi air 50 mL ditengah penangas es
- diukur suhu air dengan termometer hingga diperoleh nilai tetap
- disiapkan larutan NaCl sebanyak 50 mL dengan konsentrasi 0,5 M dan 5,0 M
- diletakkan masing-masing larutan NaCl pada beker yang berbeda, lalu diletakkan
ditengah penangas es
- diukur suhu larutan NaCl dengan thermometer hingga diperoleh nilai tetap
- diulangi langkah diatas hingga diperoleh data ulangan
- diulangi semua langkah diatas untuk larutan sukrosa
Hasil
Kenaikan Titik Didih

Beker
- dipanaskan beker berisi air 50 mL dengan bantuan bunsen/spiritus
- diukur suhu air dengan termometer hingga diperoleh nilai tetap
- disiapkan larutan NaCl sebanyak 50 mL dengan konsentrasi 0,5 M dan 5,0 M
- dipanaskan masing-masing larutan NaCl pada beker yang berbeda pada
bunsen/spiritus
- diukur suhu larutan NaCl dengan thermometer hingga diperoleh nilai tetap
- diulangi langkah diatas hingga diperoleh data ulangan
- diulangi semua langkah diatas untuk larutan sukrosa

Hasil

Simulasi Daring

situs vlab.amrita.edu

- dibuka situs vlab.amrita.edu


- dipilih pada subject Chemical Sciences, dilanjutkan memilih Physical Chemistry
Virtual Lab
- dipilih cyroscopy untuk topik penurunan titik beku
- dipilih ebullioscopy untuk topik kenaikan titk didih
- ditopik tersebut digunakan sistem:
• Air dengan zat terlarut CaCl2 , serbuk Al, dan urea.
• Benzena dengan zat terlarut kamfor, dan benzamida.
• Karbon disulfida dengan zat terlarut sulfur.
• Karbon tetraklorida dengan zal terlarut kamfor, benzamida, dan sulfur.
• Kloroform dengan zat terlarut kamfor, benzamida, dan sulfur.
- diukur larutan dengan konsentrasi 0,5 M dan 5,0 M
- diulangi percobaan hingga diperoleh 3 data ulangan

Hasil
DATA PENGAMATAN

Kegiatan Persiapan Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku

Perlakuan Pengamatan
Padatan NaCl ditimbang • Massa NaCl = 29,2498 gram (5 M)
• Massa NaCl = 2,9246 gram (0,5 M)
NaCl dengan konsentrasi yang berbeda • NaCl 29,2498 gram + 100 mL aquades
kemudian dilarutkan di gelas kimia dengan • NaCl 2,9246 gram + 100 mL aquades
menggunakan 100 mL aquades Larutan NaCl yang telah dibuat lalu dibagi dua
untuk kegiatan penurunan titik beku dan
kenaikan titik didih
Pada masing-masing larutan yang telah dibagi
dua, untuk kegiatan penururnan titik beku,
gelas kimia berisikan larutan NaCl
dimasukkan kedalam penangas es pada waktu
yang telah ditentukkan, sebaliknya, pada
kenaikan titik didih, gelas kimia berisikan
larutan NaCl diletakkan di atas pembakar
bunsen untuk dipanaskan dengan waktu yang
telah ditentukkan

Kegiatan Penurunan Titik Beku

NaCl 0,5 M NaCl 5 M

Waktu Suhu Waktu Suhu


0 31oC 0 30oC
5 23oC 5 23,5oC
10 19oC 10 16oC
15 16oC 15 13oC
20 14oC 20 11oC
25 12oC 25 8oC
30 10oC 30 8oC
Suhu Aquades

Waktu Suhu
0 31oC
5 22oC
10 19oC
15 16oC
20 14oC
25 13oC
30 10oC

Kegiatan Kenaikan Titik Didih

NaCl 0,5 M NaCl 5 M

Waktu Suhu Waktu Suhu


0 30oC 0 30oC
5 40oC 5 37oC
10 48oC 10 42oC
15 48oC 15 44oC
20 49oC 20 46oC
25 43oC 25 44oC
30 41oC 30 40oC
Grafik Penurunan Titik Beku

Aquadest Grafik Penurunan Titik


35
30
Beku Aquadest vs NaCl
25 0.5 M
SUHU

20
40
15

SUHU (˚C)
10
20
5
0 0
0 5 10 15 20 25 0 5 10 15 20 25
WAKTU WAKTU (MENIT)

Aquadest Grafik Penurunan Titik


80 Beku Aquadest vs NaCl
60 5M
SUHU

40 40
SUHU (˚C)

20 20
0 0
0 5 10 15 20 25 0 5 10 15 20 25
WAKTU WAKTU (MENIT)

Larutan NaCl 0.5 M Larutan NaCl 5 M


80 100

60 80
SUHU

60
SUHU

40
40
20
20
0 0
0 5 10 15 20 25 0 5 10 15 20 25
WAKTU WAKTU
Grafik Kenaikan Titik Didih

Aquadest Grafik Kenaikan Titik


80 Didih Aquadest vs NaCl
60 5M
SUHU

40 100

SUHU (˚C)
20 50
0 0
0 5 10 15 20 25 0 5 10 15 20 25
WAKTU WAKTU (MENIT)

Grafik Kenaikan Titik Didih Larutan NaCl 5 M


Aquadest vs NaCl 0.5 M 40

100 30
SUHU
SUHU (˚C)

20
50
10
0 0
0 5 10 15 20 25 0 5 10 15 20 25
WAKTU (MENIT) WAKTU

Larutan NaCl 0.5 M


40
30
SUHU

20
10
0
0 5 10 15 20 25
WAKTU
Pembahasan

Berdasarkan data yang telah didapatkan setelah dilakukannya praktikum sifat koligatif pada
larutan, maka dapat disimpulkan bahwa jenis zat pada garam berpengaruh pada titik didihnya.
Larutan garam punya titik didih yang tinggi, karena merupakan jenis larutan elektrolit. Yaitu
larutan elekrolit punya sifat koligatif yang besar. Banyaknya partikel zat terlarut hasil ionisasi
larutan elektrolit dirumuskan dengan factor Van Hoff.

Faktor kesalahan yang terjadi pada percobaan sifat koligatif larutan adalah kesalahan melihat skala
pada thermometer, thermometer menyentuh dinding atau alas sehingga tidak mengukur suhu
larutan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi titik beku larutan adalah pertama konsentrasi larutan, semakin
besar konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan, maka semakin rendah titik beku larutan tersebut,
dan semakin rendah konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan maka titik beku larutan akan
semakin tinggi , kedua keelektrolitan Larutan, larutan elektrolit akan semakin sukar membeku
(titik beku lebih rendah) daripada larutan non elektrolit, ketiga jumlah partikel, semakin banyak
jumlah partikel zat terlarut, titik didih semakin rendah, dan semakin sedikit jumlah partikel maka
titik didih semakin tinggi.

Titik Didih suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan udara, artinya makin besar tekanan udara makin
besar pula titik didih zat cair tersebut. Pada tekanan dan temperatur udara standar (76 cmHg, 25ºC)
titik didih air sebesar 100ºC.
Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa jenis zat pada garam
berpengaruh pada kenaikan titik didihnya, selain itu juga dipengaruhi oleh tingkat
keelektrolitannya. Pada penurunan titik beku konsentrasi larutan berpengaruh pada tekanan
osmotiknya, semain besar konsentrasi maka semakin tinggi nilai tekanan osmotiknya.

Saran

Diharapkan pada praktikum selanjutnya, prakikan lebih terampil dalam penggunaan alat, tertama
dalam pembacaan dan car amemegang thermometer.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. (Jakarta, 2004). Kimia Dasar. Erlangga.

Eshen, Y. (2005). Kimia Dasar. Bumi Angkasa.

UNHAS, T. D. (2004).

Anda mungkin juga menyukai