Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fitri Wulandari

NIM : D131191072
Departemen : Teknik Lingkungan
Mata Kuliah : Etika Rekayasa Lingkungan

Tugas Membuat Artikel Etika Lingkungan

Kebakaran Hutan dan Etika Lingkungan

Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di Indonesia memiliki


luas daratan lebih dari 187 juta Ha. “Indonesia merupakan paru-paru dunia” hal ini
didasarkan pada data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang
menyatakan bahwa luas lahan berhutan di Indonesia mencapai 94,1 juta Ha atau
setara dengan 51% dari luas daratan Indonesia. Lantas bagaimana kondisi hutan di
Indonesia saat ini? Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
pada tahun 2019 terjadi kebakaran hutan yang terbanyak sepanjang 10 tahun terakhir.
Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki, maka kemungkinan Indonesia sebagai salah
satu paru-paru dunia mungkin tidak akan lama lagi hilang. Salah satu penyebabnya
adalah kemarau berkepanjangan yang diakibatkan oleh perubahan iklim dan memicu
terjadinya kebakaran hutan (Hudha dkk, 2019). Petani ladang dan penangkap ikan
merupakan penyumbang sumber api utama lahan tertinggi di masyarakat (Akbar dkk,
2011).

Kebakaran hutan dapat menyebabkan masalah lainnya. Karbon dioksida dan


gas rumah kaca lainnya dapat dihasilkan oleh kebakaran hutan dan menyebabkan
naiknya suhu bumi sehingga memicu perubahan iklim. Hal ini tidak hanya
menyebabkan suhu bumi memanas tetapi juga membuat hutan cenderung menjadi
lebih kering sehingga tidak menutup kemungkinan dapat memicu kebakaran hutan
selanjutnya. Dalam sebuah artikel di BBC News Indonesia, disebutkan bahwa setiap
tahunnya para ahli lingkungan menghitung sekitar 4 juta kilometer persegi hutan
hilang di dunia akibat kebakaran yang hampir setara dengan luas Uni Eropa.
Sosial budaya mempunyai andil besar dalam kebakaran hutan di Indonesia
(Rasyid, 2014). Faktor pertama adalah penggunaan api dalam persiapan lahan, dalam
berkebun masyarakat di Indonesia cenderung menggunakan api untuk
mempersiapkan lahan hal ini disebabkan biaya yang terjangkau dan waktu pengerjaan
yang singkat serta hasil yang memuaskan. Faktor kedua adalah adanya kekecewaan
terhadap sistem pengelolaan hutan, masyarakat cenderung merasa kecewa dengan
pengelolaan hutan yang tidak memberi manfaat ekonomi terhadap masyarakat
sehingga sering terjadi konflik lahan yang menyebabkan masyarakat bertindak
anarkis tanpa memedulikan kaidah konservasi dan hukum yang berlaku sebab
keterbatasan pendidikan. Faktor selanjutnya adalah pembakaran illegal, pembakaran
hutan liar meninggalkan bahan bakar (ranting, daun, cabang) yang dapat
menyebabkan terjadinya kebakaran hutan saat musim kemarau. Selain itu, kebutuhan
makan hijauan ternak juga menjadi salah satu faktor kebakaran hutan, masyarakat
yang tingggal di daerah hutan cenderung beternak sementara itu untuk mendapatkan
rumput dengan kualitas tinggi biasanya ladang rumput akan dibakar sebab setelah
ladang dibakar rumput baru akan tumbuh dengan kualitas yang lebih bagus. Faktor
lainnya adalah perambahan hutan, peningkatan penduduk menyebabkan migrasi
penduduk dalam hutan, dengan kebutuhan hidup yang semakin tinggi maka dilakukan
garapan lahan untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan meningkatkan pertanian.
Sebab lainnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya api.

Dengan melihat uraian masalah, akibat, dan penyebab dari kebakaran hutan di
atas maka pentingnya pengetahuan tentang etika lingkungan perlu diterapkan.
Alikodra (dalam Hudha dkk, 2019) menjelaskan bahwa manusia yang mengabaikan
etika lingkungan dengan pertumbuhan dan perilaku hidupnya menjadi akar
permasalahan pokok bagi masalah lingkungan. Pertumbuhan manusia meningkatkan
berbagai kebutuhan dalam hidup, tetapi diperlukan kesadaran akan etika lingkungan
agar masalah-masalah yang ditimbulkan dapat teratasi. Laju pembangunan baik
dalam pertanian, ekonomi, dan migrasi memerlukan sebuah solusi yang tidak
membahayakan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, dkk. 2011. Studi Sumber Penyebab Terjadinya Kebakaran dan Respon
Masyarakat dalam Rangka PengendalianKebakaran Hutan Gambut di Areal
Mawas Kalimantan Tengah. Yogyakarta: Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol. 8 No. 5.

BBC News Indonesia. 2020. Kebakaran Hutan dan Lahan di Berbagai Negara
Tahun 2020 diprediksi Jadi yang Terburuk Selama 18 Tahun Terakhir,
Bagaimana di Indonesia?. Diunduh dari https://www.bbc.com/indonesia/dunia-
54196002 , pada 27 Oktober 2020.

Hudha dkk. 2019. Etika Lingkungan (Teori dan Prakteknya). Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 2019. Siaran Pers Hutan
dan Deforestasi Indonesia Tahun 2019. Diunduh dari
http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/2435#:~:text=Berdasarkan
%20data%20Direktorat%20Jenderal%20Planologi,%2C1%25%20dari%20total
%20daratan., pada tanggal 27 Oktober 2020.

Rasyid, Fachmi. 2014. Permasalahan dan Dampak Kebakaran Hutan. Tangerang


Selatan: Jurnal Lingkar Widyaiswara Edisi I No. 4.

Anda mungkin juga menyukai