Anda di halaman 1dari 33

LAJU REAKSI

ALFREDI SEMBIRING, S.Pd


Pengertian Laju reaksi
 Reaksi kimia menyangkut perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil reaksi (produk)

Pereaksi (reaktan) → hasil reaksi (produk)

 Laju Reaksi: berkurangnya jumlah pereaksi untuk tiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil
reaksi untuk tiap satuan waktu
 Ukuran jumlah zat = konsentrasi molar atau kemolaran (M)
 Maka Laju reaksi : berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahanya konsentrasi hasil reaksi
tiap satuan waktu (detik)
 Satuan laju reaksi = mol/L s
 Berkurangnya molekul A setiap 10 detik mengakibatkan bertambahnya B
Dengan demikian laju reaksi:
∆[𝐴] ∆[𝐵]
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = − atau Laju reaksi = +
∆𝑡 ∆𝑡
Secara umum, untuk reaksi:
aA + bB → cC + dD
Maka:
1 ∆[𝐴] 1 ∆[𝐵] 1 ∆[𝐶] 1 ∆[𝐷]
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = − =- =+ =+
𝑎 ∆𝑡 𝑏 ∆𝑡 𝑐 ∆𝑡 𝑑 ∆𝑡
Ke dalam ruang yang volumenya 10 liter direaksikan 0,1 mol gas N2 dan 0,1 gas H2 dengan persamaan
reaksi:
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Setelah reaksi berlangsung selama 5 detik, ternyata masih tersisa 0,08 mol gas N2. tentukan laju reaksi
sesaat berdasarkan:
a. Gas nitrogen yang bereaksi (v N2) c. Gas hidrogen yang bereaksi (v H2)
b. Gas NH3 yang bereaksi (v NH3)
Penentuan laju reaksi : 2A(g) + 3B2(g) → 2AB3(g), dilakukan dengan mengukur perubahan konsentrasi A
setiap 5 detik sehingga didapatkan data sebagai berikut:

Waktu (detik) 0 5 10
[A] (mol/L) 0,1 0,08 0,065
Tetukan:
a. Laju reaksi rata-rata dari gas A pada setiap selang waktu
b. Laju reaksi rata-rata setiap selang waktu berdasarkan gas AB3 yang dihasilkan
Hukum Laju Reaksi
HK laju reaksi adalah hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi awal zat-zat pereaksi.

Untuk reaksi: aA + bB → cC + dD
Hukum laju reaksi dapat dinyatakan: V (r) = k [A]x [B]y
Dengan : k = tetapan laju reaksi yang nilainya tetap pada suhu tetap
[A] = konsentrasi awal A [B] = konsentrasi awal B
x = tingkat reaksi (orde reaksi) A y = tingkat reaksi (orde reaksi) B
x + y = tingkat reaksi total atau orde reaksi total
Perhatikan contoh data percobaan berikut:
Persamaan reaksi: 2H2(g) + 2NO(g) → 2H2O(g) + N2(g)
Percobaa [NO] awal [H2] awal V awal pembentukan
n ke - (mol dm-3) (mol dm-3) N2 (mol dm-3 det-1)
1 0,006 0,001 0,0030
2 0,006 0,002 0,0060
3 0,001 0,006 0,0005
4 0,002 0,006 0,0020
Hal-hal yang diperhatikan tentang hukum laju reaksi:
1. Hukum laju reaksi hanya dapat ditentukan melalui percobaan (eksperimen), dimana dengan menentukan
laju reaksi dari konsentrasi awal pereaksi maka akan diperoleh tingkat reaksi dan selanjutnya tetapan reaksi
2. Tingkat reaksi merupakan pangkat dari konsentrasi awal pereaksi, bukan hasil reaksi
3. Tingkat reaksi tidak ada hubungannya dengan koefisien persamaan reaksi
Persamaan orde reaksi 0 : [A]t = - kt + [A]0

𝐴 𝐴 𝑘𝑡
Persamaan orde reaksi 1 : ln 𝑡
= −𝑘𝑡 atau log 𝑡
=−
𝐴 𝑜
𝐴 𝑜
2,303

1 1
Persamaan orde reaksi 2 : = 𝑘𝑡 +
𝐴𝑡 𝐴0
Reaksi A → B adalah reaksi orde 1 dengan tetapan laju reaksi k = 0,02/
menit. Bila terdapat 1 mol senyawa A, maka untuk mendapatkan 0,5 mol
senyawa B diperlukan waktu selama… (ln 2 = 0,7)
Waktu paruh

𝐴0
Persamaan orde reaksi 0 : t1/2 =
2𝑘

ln 2
Persamaan orde reaksi 1 : t1/2 =
𝑘

1
Persamaan orde reaksi 2 : t1/2 =
𝑘𝐴 0
Waktu paruh dari reaksi orde dua dengan k = 1,0 x 10-3 L mol-1 s-1. jika
diketahui konsentrasi awal reaktan 0,2 adalah…
Teori Tumbukan
 Dalam wadahnya: partikel-partikel selalu bergerak
secara acak
 Akan mengakibatkan terjadinya tumbukan antar-partikel
 Tumbukan ini akan menghasilkan energi yang dapat
menyebabkan terjadinya reaksi
 Tumbukan yang menghasilkan reaksi harus tumbukan
yang efektif
 Tumbukan efektif adalah tumbukan yang terjadi pada
posisi yang tepat dan energi yang mencukupi
 Ada kemungkinan reaksi tumbukan yang terjadi pada
setiap reaksi
 Perhatikan ilustrasi berikut
• Pereaksi akan bergerak ke segala arah
• Molekul 2A tidak bertumbukan dengan 2B melainkan terjadinya tumbukan antar molekul 2B dengan 2B
• Tumbukan bukan tumbukan efektif ( posisi tidak tepat) dan tidak terjadi reaksi
• Pereaksi akan bergerak ke segala arah
• Molekul 2A tidak bertumbukan sama sekali dengan 2B
• Tidak terjadi tumbukan efektif dan tidak terjadi reaksi
• Pereaksi akan bergerak ke segala arah
• Molekul 2A bertumbukan dengan 2B tetapi energi tidak mencukupi (energi aktifasi tidak memenuhi)
• Tidak terjadi tumbukan efektif dan tidak terjadi reaksi
• Pereaksi akan bergerak ke segala arah
• Molekul 2A bertumbukan dengan 2B dengan arah dan posisi yang tepat serta energi yang cukup
• terjadi tumbukan efektif dan terjadinya reaksi
• Dan menghasilkan molekul 2AB
Energi Aktifasi
• Energi aktifasi adalah energi minimum yang diperlukan
untuk berlangsungnya suatu reaksi
• Terbentuknya zat kompleks teraktifasi yang berada
pada puncak energi (keadaan transisi)
• Dalam suatu reaksi terdapat 3 keadaan: awal, trasisi
dan akhir reaksi
• Keadaan transisi: ikatan sudah terbentuk namun ikatan
lama belum putus, bersifat sementara (kurang stabil)
• Besarnya energi aktifasi = selisih energi awal ke
energi transisi
• Energi transisi > energi awal dan energi akhir
• Energi awal dapat lebih rendah atau lebih tinggi dari
pada energi akhir
Faktor-faktor yang
memperngaruhi Laju
Reaksi
konsentrasi
Semakin besar konsentrasi pereaksi semakin cepat laju reaksinya

Jika konsentrasi pereaksi makin besar, pereaksi akan mengandung jumlah partikel semakin
banyak sehingga kemungkinan terjadi tumbukan efektif semakin banyak dan kemungkinan
terjadi reaksi lebih besar
Luas Permukaan
Semakin luas permukaan
bidang sentuh zat,
kemungkinan terjadinya
tumbukan efektif semakin
banyak sehingga semakin
besar laju reaksinya
Dalam jumlah massa yang sama,
semakin kecil ukuran zat-zat
pereaksinya maka permukaan
bidang sentuh zat akan semakin
luas

Luas permukaan bidang sentuh:


Serbuk> butiran> bongkahan
Suhu
Jika suhu dinaikkan, maka energi
kinetik partikel-partikel akan
bertambah sehingga tumbukan
antar partikel akan mempunyai
energi yang cukup untuk
melampaui energi pengaktifan,
yang mengakibatkan semakin
cepatnya laju reaksi

Secara sederhana, jika pada setiap kenaikan suhu sebesar ∆ToC mengakibatkan reaksi berlangsung n
kali lebih cepat, laju reaksi pada T2(r2) ketika dibandingkan dengan laju reaksi pada T1(r1) adalah:

𝑇2−𝑇1
r2 = r1(n)
∆𝑇
Laju suatu reaksi menjadi 2 kali lebih cepat pada setiap kenaikan 10 oC. Jika pada suhu 20 oC reaksi berlangsung
dengan laju reaksi 2 x 10-3 M/s. berapa laju reaksi yang terjadi pada suhu 50 oC
Tekanan & Volume
Tekanan berbanding terbalik dengan Volume
Tekana di perbesar = Volume diperkecil
Tekanan diperkecil = volume diperbesar
Jika tekanan sistem dinaikkan/volume diperkecil, maka jarak antar partikel pereaksi akan
semakin dekat sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif semakin besar dan laju
reaksinya bertambah
Katalis
• Suatu zat yang ditambahkan dalam jumlah sedikit kedalam suatu sistem reaksi untuk mempercepat
reaksi
• Sifat katalis:
 Tidak bereaksi secara permanen dan tidak memengaruhi hasil reaksi
 Tidak memulai suatu reaksi, tetapi hanya memengaruhi lajunya
 Hanya bekerja efektif pada suhu optimum
 Suatu katalis hanya memengaruhi laju reaksi secara spesifik
 Keaktifan katalis dapat diperbesar oleh zat lain yang disebut promotor
 Hasil suatu reaksi dapat bertindak sebagai katalis, sehingga zat tersebut disebut autokatalis
 Katalis dalam senyawa organik disebut enzim
 Terdapat katalis yang dapat memperlambat suatu reaksi, sehingga katalis itu disebut katalis negatif
atau inhibitor
Katalis membantu memberikan
mekanisme reaksi lain yang memiliki
energi aktifasi lebih rendah, sehingga
reaksi lebih mudah dan lebih cepat
berlangsung

Anda mungkin juga menyukai