Anda di halaman 1dari 8

Selamat Datang!

Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD  Pengantar Program Bimtek Guru
Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum  Selamat Datang!
IN PROGRESS

Anda telah menyelesaikan program Orientasi. Sekarang Bapak dan Ibu telah berada pada
tahap kedua, yaitu Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum. Selamat
datang! Apakah Anda telah siap untuk belajar?

Pada program ini, Anda akan belajar mengenai:

Program ini akan efektif bila Anda:

1. Mengikuti instruksi pembelajaran dengan teliti


2. Mempelajari secara seksama semua konsep 
3. Mengisi kuis dan diskusi dengan sebenar-benarnya
4. Melakukan latihan secara mandiri dan berkala 
Anda sudah mengetahui tujuan dan cara efektif mengikuti program. Setelah ini, Anda
akan melakukan Asesmen Pra Program untuk mengetahui kemampuan awal Anda
sebelum mengikuti proses belajar. Silakan lanjut ke aktivitas berikutnya.  
Pengantar
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD  Konsep Asesmen
Nasional  Pengantar

IN PROGRESS

Selamat! Anda telah menyelesaikan asesmen pra program. Semoga Bapak dan Ibu sudah
siap untuk sama-sama belajar.

Pada topik ini, Anda akan lebih jauh mengenal dan memahami mengenai Asesmen
Nasional. Melalui penjelasan pada fase orientasi, apa yang dapat Anda simpulkan
mengenai Asesmen Nasional? 

Ya, benar. Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah,
madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan
pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan
karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang
mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen
utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei
Lingkungan Belajar.

1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kompetensi mendasar


literasi membaca dan numerasi siswa. 
2. Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang
mencerminkan karakter siswa
3. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan
proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.
Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons yang disampaikan
terkait konsep dan pelaksanaannya. Siswa, orangtua, guru, bahkan kepala sekolah mulai
gelisah terkait penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional. Untuk
menghindari hal itu, pemahaman yang utuh dan menyeluruh mengenai Asesmen
Nasional pun perlu terus disebarluaskan. Apakah Anda sependapat? 

Sekarang, Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mendapatkan


pemahaman lebih jauh. Tandai selesai lalu lanjutkan.
Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD  Konsep Asesmen Nasional  Tujuan
dan Manfaat Asesmen Nasional

IN PROGRESS

Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional merupakan upaya
untuk memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang
untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang
pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa. 

1. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a) perkembangan


mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem
pendidikan (misalnya di satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di
satuan wilayah antara sekolah negeri dan swasta, antar daerah, ataupun antar
kelompok berdasarkan atribut tertentu). 
2. Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi
tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter siswa. 
3. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah
sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan
dapat mendorong sekolah dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber
daya pada perbaikan mutu pembelajaran.
Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu memberikan manfaat,
bukan sekedar nilai belaka. Pada tahun 2021, Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil
Asesmen Nasional dimaksudkan sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara
nasional. Asesmen Nasional tidak akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah
maupun daerah.
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

Evaluasi Ujian Nasional


Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD  Konsep Asesmen Nasional  Evaluasi
Ujian Nasional

IN PROGRESS

Berdasarkan penjelasan pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah membandingkan
Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Kebijakan pelaksanaan Asesmen Nasional juga
berangkat dari evaluasi yang dilakukan terhadap Ujian Nasional yang telah berlangsung
selama ini. Ujian Nasional menjadi lebih berorientasi pada pencapaian hasil belajar
individu dan pembelajaran yang berorientasi pada ujian. Sasaran kompetensi yang
diharapkan sebagai perbaikan mutu pendidikan sendiri seringkali terabaikan. Selain itu,
beberapa poin evaluasi berikut ini juga menjadi pertimbangan untuk menghentikan
pelaksanaan Ujian Nasional dan menetapkan penyelenggaraan Asesmen Nasional. 

Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif siswa, sehingga input
dan proses pembelajaran kurang dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini belum sejalan
dengan tujuan pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi serta kompetensi lain yang relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin pada
Kurikulum 2013. Harapan untuk mengevaluasi keterampilan siswa dalam menerapkan
pengetahuan serta konsep melalui berbagai konteks kehidupan, serta menunjukan
karakter sebagaimana yang diharapkan dalam profil pelajar pancasila belum lengkap
dilakukan melalui UN saja.

Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran pada


subjek siswa yang sama. Asesmen Nasional dirancang untuk memberi dorongan lebih
kuat ke arah pengajaran yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan
kompetensi, termasuk di dalamnya kemampuan bernalar.

Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan secara
nasional. Hal ini disebabkan UN diterapkan di akhir jenjang pendidikan lebih
sebagai assessment of learning yang mengukur capaian akhir, bukan sebagai
sebagai assessment for learning, yang mengukur proses pembelajaran. Hasil UN tidak
bisa digunakan untuk mengakomodir kebutuhan belajar yang diperlukan siswa. 
Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah
untuk terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut,
maka sesungguhnya yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional
adalah pemahaman mengenai tujuan dan manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya
pada perubahan praktik dan strategi pembelajaran di kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala
satuan pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih soal-soal persiapan AKM
sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.
Silakan membaca penjelasan lengkap pada tautan berikut ini Tanya Jawab Ujian Nasional

Membandingkan Asesmen Nasional


dengan Ujian Nasional
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD  Konsep Asesmen
Nasional  Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional

IN PROGRESS

Pertanyaan-pertanyaan yang seringkali muncul terkait dengan penghapusan Ujian


Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional antara lain apakah Asesmen Nasional
adalah pengganti Ujian Nasional. Timbul pula kekhawatiran mengenai persiapan siswa,
guru dan sekolah menghadapi Asesmen Nasional.

Untuk mendapatkan informasi yang tepat, Anda perlu membandingkan beberapa hal
penting mengenai Ujian Nasional dan Asesmen Nasional terlebih dahulu.
Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:

1. Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama.


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk
mengevaluasi mutu sistem pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional
bertujuan untuk mengevaluasi capaian hasil belajar siswa secara individu. 
2. AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah
pertama, dan pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta
program kesetaraan. Sementara UN pada Sekolah Dasar tidak diwajibkan, tetapi
lebih mengarah pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional.
3. Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan
sebagaimana Ujian Nasional, melainkan di tengah jenjang pendidikan. Yaitu pada
kelas 5, 8, 11. Hal ini dilakukan untuk mendorong guru dan sekolah melakukan
tindak lanjut perbaikan mutu pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan
AN. Jadi bukan sekedar untuk mengetahui capaian hasil belajar siswa sebagai
salah satu syarat kelulusan.
4. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode
survei dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil secara acak dari setiap
sekolah. Berbanding terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode
sensus dimana semua siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
5. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar
pilihan ganda dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam UN.
6. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional
adalah literasi membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau
minimum yang diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di
masyarakat. Sementara Ujian Nasional berbasis mata pelajaran yang memotret
hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu. Hal inilah yang terkadang
memberi kesan mata pelajaran yang penting dan kurang penting dalam
pendidikan. Dalam hal ini, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan
untuk sukses pada berbagai mata pelajaran. 
7. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis
komputer. AN menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive
Testing  (MSAT). MSAT ialah metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif,
dimana setiap siswa dapat melakukan tes sesuai level kompetensinya.
Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Sebagai
tanggapan atas pemberlakuan Asesmen Nasional, berbagai respons pun muncul dari
sejumlah pihak mengenai kebijakan ini. Apakah kebijakan ini hanya sekedar penggantian
nama semata? Menurut Anda, apakah Asesmen Nasional merupakan pengganti Ujian
Nasional?

Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis
pelaksanaannya, cakupan Asesmen Nasional berbeda jika dibandingkan dengan Ujian
Nasional. Asesmen Nasional lebih memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas
mengenai mutu pendidikan, bukan hanya secara kognitif, namun juga karakter dan iklim
belajar.  

Setelah ini, silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu
lanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai