Anda di halaman 1dari 4

Refleksi Topik 1

Tujuan Awal dilakukannya Asesmen Nasional selain dari Ujian Nasional adalah bertujuan untuk
mengukur kompetensi mendasar yang diperlukan siswa dalam menghadapi persoalan di kehidupan.
Kompetensi mendasar ini dibangun melalui pembelajaran beragam materi kurikulum lintas mata
pelajaran. Dalam hal ini, pelaksanaan Asesmen Nasional tidaklah sama dengan Ujian Nasional, sehingga
tidak tepat untuk menyebutnya sebagai pengganti UN. Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan
siswa. Hasil Asesmen Nasional tidak menghasilkan skor atau nilai siswa secara individual namun lebih
menitikberatkan pada capaian kompetensi dan pemetaan mutu satuan pendidikan.

Meskipun keduanya berskala nasional, namun Asesmen Nasional dan Ujian Nasional bukanlah hal yang
sama terkait dengan tujuannya.

Asesmen Nasional tidak dibutuhkan oleh siswa sebagai syarat kelulusan namun untuk mengevaluasi dan
memetakan mutu pada tiap satuan pendidikan. Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan siswa.
Hasil Asesmen Nasional tidak menghasilkan skor atau nilai siswa secara individual namun lebih berfokus
pada capaian kompetensi dan pemetaan mutu satuan pendidikan.

Persiapan yang diperlukan untuk mempersiapkan AN adalah perubahan strategi pembelajaran yang lebih
berfokus pada pengembangan kompetensi. Persiapan melalui bimbel atau latihan-latihan soal tidak
diperlukan karena tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan nilai capaian namun gambaran
kompetensi murid yang aktual.

Refleksi Topik 2
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di Indonesia, serta
program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh
sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan,
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir program belajarnya. Selain
peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh guru dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan.
Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas
proses dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan.

Secara tekhnis pelaksanaan Asesmen Nasional dilaksanakan berbasis komputer dan bersifat adaptif, yakni
pertanyaan yang diajukan bergantung pada kemampuan siswa.

Bentuk soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan
uraian.

a. Pilihan ganda, murid hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal.
b. Pilihan Ganda Kompleks, murid dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu soal.
c. Menjodohkan, murid menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang
merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
d. Isian singkat, murid dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau
jawaban pasti lainnya.
e. Uraian, murid menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.

Peserta Asesmen Nasional adalah seluruh satuan pendidikan terdiri atas: kepala sekolah, seluruh guru, dan murid
yang dipilih dengan stratifikasi sosial ekonomi oleh Kemdikbud. Jenjang SD/MI, kelas V maksimal 30 murid.

Tidak. Semua satuan pendidikan wajib mengikuti Asesmen Nasional. Jika jumlah murid kurang dari 45, maka semua
murid akan menjadi responden. Begitu pula dengan satuan pendidikan di jenjang SD/MI, jika jumlah murid kurang
dari 30, maka semua murid akan menjadi responden.

Murid akan dipilih secara acak oleh Kemdikbud dengan mempertimbangkan faktor sosial ekonomi. Satuan
pendidikan tidak diper-kenankan mengganti sampel murid karena dapat memengaruhi hasil dan tindak lanjut
perbaikan pembelajaran.

Asesmen Nasional terdiri atas: (1) AKM, (2) Survei Karakter, dan (3) Survei Lingkungan Belajar. Pelaksanaan
Asesmen Nasional untuk murid akan dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama untuk Asesmen Literasi Membaca
dan Survei Karakter, sedangkan hari kedua untuk Asesmen Numerasi dan Survei Lingkungan Belajar.

Pelaksanaan Survei Lingkungan Belajar untuk kepala sekolah dan guru lebih fleksibel dan diberikan alokasi waktu
melengkapi semua pertanyaan dalam kurun waktu dua minggu. Pengerjaan angket oleh kepala sekolah maupun guru
dilakukan secara daring tanpa pengawasan.

Refleksi Topik 3: Asesmen Literasi Membaca

Berdasarkan penjelasan tersebut yang dapat saya pelajari dari pembelajaran


mengenai contoh butir soal literasi membaca pada Asesmen Kompetensi Dasar
dari topik ini adalah :

1. Penerapan literasi membaca akan dapat menumbuhkan semangat membaca


oleh para peserta didik karena dapat menstimulus siswa membaca informasi
bacaan itu untuk dibaca secara utuh dan menyeluruh yang selanjutnya akan
disampaikan kepada orang lain secara utuh dan menyeluruh pula.

2. Setuju. Karena kita tidak harus menunggu ujian untuk membaca. Kegiatan
literasi membaca juga harus dibiasakan karena itu adalah kunci kita untuk
mendapatkan informasi, menganalisis, mengambil kesimpulan dari literasi
membaca tersebut.

Refleksi Topik 4: Asesmen Numerasi


Menurut Anda, apa informasi penting yang Anda peroleh setelah mempelajari
materi pada topik Butir Soal Asesmen Numerasi Pendidikan Dasar?

Jawab : Menurut saya, dengan adanya literasi numerasi akan melatih siswa untuk
bernalar, mengambil keputusan yang tepat, memahami peran matematika di
kehidupan nyata, dan yang terpenting adalah siswa dapat mengaplikasikan
kapasitas pengetahuan dan keterampilannya untuk dapat memecahkan masalah
di kehidupan nyata.

Apakah kompetensi numerasi cukup dikembangkan dengan banyaknya latihan


soal matematika?

Jawab : Tidak. Sebab kompetensi numerasi ini harus mencakup semua mata
pelajaran secara terintegrasi yang dihubungkan dengan dunia nyata. Untuk itu
kompetensi numerasi ini nantinya juga ditandai dengan kemampuan individu
peserta didik untuk bisa bernalar, mengambil keputusan yang tepat dan
memecahkan masalah. Kemampuan ini penerapannya terkait dangan mata
pelajaran yang mereka pelajari. Sehingga, kompetensi numerasi tidak cukup
dikembangkan dengan banyaknya latihan soal matematika saja melainkan harus
mengaitkan mata pelajaran lain secara integrasi.

Refleksi Topik 5 Tindak Lanjut Laporan Hasil AKM Guru Belajar AKM

Yakni dengan menganalisis kemampuan setiap kompetensi peserta didik kemudian


mengelompokkannya berdasarkan empat kategori antara lain; perlu intervensi
khusus dasar, cakap dan mahir. Sehingga guru dapat memberikan pembelajaran
dengan pendekatan tersendiri sesuai dengan tingkat kemampuan penguasaan
kompetensi yang dimiliki peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai