Anda di halaman 1dari 109

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI NILAI TEMPAT

TEMA 2 BERMAIN DI LINGKUNGANKU MENGGUNAKAN MEDIA


SEDOTAN DAN GELAS BILANGAN PADA PESERTA DIDIK KELAS 2
UPTD SD NEGERI 26 BELINYU
TAHUN AJARAN 2022/2023

PENELITIAN TINDAKAN
KELAS LISMIARTI, S.Pd
NIP 19891010 201903 2 007

DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN


OLAHRAGA
UPTD SEKOLAH DASAR NEGERI 26 BELINYU
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA
HALAMAN IDENTIFIKASI DAN PENGESAHAN

Nama : Lismiarti, S.Pd


NIP 19891010 201903 2 007
Jabatan : Pendidik Kelas
Tempat mengajar : SD Negeri 26
Belinyu Tempat dan tanggal pelaksanaan : SD Negeri
26 Belinyu

 Siklus I
 Tanggal 09 Agustus 2022
 Tanggal 12 Agustus 2022
 Siklus II
 Tanggal 2 3 Agustus 2022
 Tanggal 26 Agustus 2022

Kelas/ Semester : II / I
Masalah yang menjadi fokus perbaikan
:

“Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Nilai Tempat Tema 2


Bermain di Lingunganku Menggunakan Media Sedotan dan Gelas Bilangan
pada Peserta didik Kelas 2 UPTD SD Negeri 26 Belinyu”

Mengetahui
Menyetujui
Kepala Sekolah Belinyu, 30 November 2022

Pendidik Kelas 2
SUDARSIH, S.Pd
NIP 19690503 199512 2

LISMIARTI, S.Pd
001 NIP. 119891010 201903 2 007

ii
Perihal : Mohon Izin Penelitian Belinyu, 20 Juli
2022 Kepada
Yth. Ka.SD Negeri 26 Belinyu
Di – tempat

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : LISMIARTI, S.Pd

NIP : 19891010 201903 2 007

Unit Kerja : UPTD SD Negeri 26 Belinyu

Dengan ini mengajukan izin kepada Ibu Selaku Kepala Sekolah SD Negeri 26
Belinyu, untuk dapat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas
II (Dua). Adapun jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas tersebut
adalah 09, 12, 23, 26 Agustus 2022.

Demikian pemohonan izin ini dibuat, atas bantuan dan kerjasama


diucapkan terima kasih.

Hormat Kami

LISMIARTI, S.Pd
NIP. 19891010 201903 2 007

iii
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

UPTD SEKOLAH DASAR NEGERI 26 BELINYU

Desa Riding Panjang, Jl. Raya Belinyu Sungailiat Kodepos 33254


Email: 26belinyu@gmail.com

SURAT KETERANGAN

Nomor : 422/067/DINDIKPORA/UPTDSDN26/02/2022

Yang bertandatangan dibawah ini Kepala Sekolah UPTD SD Negeri 26


Belinyu dengan ini memberi izin kepada :

Nama : LISMIARTI, S.Pd

NIP : 19891010 201903 2 007

Jabatan : Pendidik Kelas

Untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Kelas II tahun pelajaran


2022/2022.

Demikian surat keterangan ini dibuat, agar dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Belinyu, 20 Juli 2022


Kepala Sekolah

SUDARSIH, S.Pd
NIP 19690503 199512 2 001

iv
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA
DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
UPTD SEKOLAH DASAR NEGERI 26 BELINYU
Desa Riding Panjang, Jl. Raya Belinyu Sungailiat Kodepos 33254
Email: 26belinyu@gmail.com

SURAT KETERANGAN

Nomor : 422/068/DINDIKPORA/UPTDSDN26/03/2022

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Darmawanita

Jabatan : Petugas Perpustakaan SD Negeri 26 Belinyu

Dengan ini menerangkan bahwa memang benar hasil karya tulis yang disusun
oleh :

Nama : Lismiarti, S.Pd

NIP : 19891010 201903 2 007

Jabatan : Pendidik SD Negeri 26 Belinyu

Digunakan sebagai salah satu bahan kajian ilmu di Perpustakaan SD Negeri 26


Belinyu.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat, agar dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Mengetahui : Belinyu, 30 November 2022


Kepala Sekolah Petugas Perpustakaan

SUDARSIH, S.Pd DARMAWANITA


NIP 19891010 201903 2 007

v
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Penelitian


Tindakan Kelas (PTK) yang saya susun seluruhnya merupakan hasil karya saya
sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PTK yang saya


kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas
sesuai dengan norma, kaidah, dan etikah penulis karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PTK ini
bukan hasil karya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Belinyu, 30 November 2022

Lismiarti, S.Pd
NIP 19891010 201903 2 007

vi
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI NILAI TEMPAT
TEMA 2 BERMAIN DI LINGKUNGANKU MENGGUNAKAN MEDIA
SEDOTAN DAN GELAS BILANGAN PADA PESERTADIDIK KELAS 2 UPTD
SD NEGERI 26 BELINYU
TAHUN AJARAN 2022/2022

Oleh :

LISMIARTI,

S.Pd

==========================================================

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas tentang meningkatkan hasil belajar matematika materi


nilai tempat Tema 2 Bermain di Lingkunganku menggunakan media sedotan dan
gelas bilangan pada peserta didik kelas 2 UPTD SD Negeri 26 Belinyu Kabupaten
Bangka. Latar belakang penelitian ini adalah kenyataan di lapangan pada hasil
belajar pembelajaran Matematika masih dibawah KKM karena metode
pembelajaran masih menggunakan ceramah tanpa menggunakan media
pembelajaran yang menarik. Akibatnya potensi peserta didik tidak dapat maksimal
dan pembelajaran menjadi membosankan peserta didik dan tidak menarik,
sehingga peserta didik tidak memahami materi yang disampaikan oleh pendidik
yang berakibat hasil belajar peserta didik yang rendah. Berdasarkan hal tersebut
maka dilaksanakanlah penelitian ini yang bertujuan agar proses pembelajaran
dapat lebih efektif dan menarik perhatian peserta didik. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas melalui 2 siklus, dimana peneliti
adalah pelaku dari subjek pembelajaran dan merupakan wali kelas II, dan obyek
penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik Kelas II UPTD SD Negeri 26
Belinyu semester I tahun pelajaran 2022/2022. Data dikumpulkan melalui hasil
evaluasi, catatan observasi, pengamatan, dan refleksi. Dari penelitian didapatkan
hasil bahwa nilai rata-rata peserta didik selama proses pelaksanan dari siklus I ke
siklus II mengalami peningkatan mencapai 100% dari kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang nilainya 70. Selama kegiatan penelitian keaktifan belajar peserta
didik juga mengalami peningkatan pada siklus II mencapai 100%. Dari hasil
pelaksanaan PTK siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tentang
materi nilai tenpat melalui penggunaan media sedotan dan gelas bilangan dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas II SD Negeri 26 Belinyu.

Kata Kunci : Nilai tempat, sedotan dan gelas bilangan, hasil belajar, naik

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tak lupa penulis panjatkan khadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Laporan ini berisi laporan
kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (action research) yang penulis lakukan
sebagai salah satu upaya meningkatkan profesionalsisme pendidik, khusus dalam
bidang penulisan karya ilmiah.

Selama penyusunan laporan ini banyak pihak-pihak yang membantu demi


kesempurnaan sebuah laporan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Sudarsih, S.Pd, Selaku Kepala Sekolah UPTD SD Negeri 26 Belinyu.


2. Bapak Margono, S.Pd, Selaku pembimbing.
3. Ibu Yulia, S.Pd, Selaku Pengamat.
4. Ibu Darmawanita, Selaku petugas perpustakaan.
5. Rekan-rekan pendidik dan peserta didik SD Negeri 26 Belinyu.
6. Semua pihak yang turut membantu terlaksanakan dan Penelitian Tindakan
Kelas ini sampai pada penulisan laporan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum dapat dikatakan sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik saran dari pembaca untuk perbaikan
tugas yang sejenis ke depan nantinya.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga penelitian ini bermanfaat bagi
pembaca dalam menambah pengetahuan dan wawasan di bidang pendidikan.

Belinyu, 30 November 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
BERITA ACARA SEMINAR..........................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
SURAT IZIN PENELITIAN.............................................................................iii
SURAT IZIN PENELITIAN DARI SEKOLAH................................................iv
SURAT KETERANGAN DARI PERPUSTAKAAN.......................................x
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.................................................x
ABSTRAK........................................................................................................xi
KATA PENGANTAR......................................................................................xii
DAFTAR ISI.....................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xv
DAFTAR TABEL.............................................................................................xvi
DAFTAR DIAGRAM......................................................................................xvii

1. BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..............................................................................4
C. Pembatasan Masalah.............................................................................4
D. Rumusan Masalah.................................................................................5
E. Tujuan Penelitian..................................................................................5
F. Manfaat Penelitian................................................................................6
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................8
A. Pembelajaran Matematika di SD...........................................................8
B. Pemahaman Konsep Matematis............................................................10
C. Nilai Tempat.........................................................................................17
D. Media Pembelajaran..............................................................................17

ix
E. Sedotan (Drinking Straw) dan gelas bilangan ................................ 19
F. Penelitian yang Relevan ................................................................. 23
G. Hipotesisi Tindakan........................................................................ 24
H. Media Konkret ............................................................................... 7
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ 25
A. Jenis Penelitian............................................................................... 25
B. Subjek Penelitian............................................................................ 25
C. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 26
D. Defenisi Operasional ...................................................................... 26
E. Prosedur Penelitian......................................................................... 27
F. TeknikPengumpulan Data ………………………………………..... 32
G. Instrumen Penelitian....................................................................... 33
H. Teknik Analisa Data ……………………………………………....... 33
I. Indikator Keberhasilan ………………………………………........... 35
J. Rencana Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 35
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 37
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 37
B. Pembahasan ................................................................................... 40
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 45
A. Kesimpulan .................................................................................... 45
B. Saran dan Tindak Lanjut................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 47
LAMPIRAN

x
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.................................49

Lampiran 2. Lembar Kerja Peserta Didik..........................................................54

Lampiran 3. Lembar Evaluasi............................................................................55

Lampiran 4. Daftar Nilai Peserta Didik Siklus I................................................56

Lampiran 5. Sistematika Laporan Siklus I..........................................................58

Lampiran 6. Lembar Observasi Pendidik Siklus I..............................................60

Lampiran 7. Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I......................................61

Lampiran 8. Hasil Pekerjaan Peserta Didik Siklus I..........................................62

Lampiran 9. Foto Perbaikan Pembelajaran Siklus I............................................64

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I...............................65

Lampiran 11. Lembar Kerja Peserta Didik..........................................................70

Lampiran 12. Lembar Evaluasi............................................................................71

Lampiran 13. Daftar Nilai Peserta Didik Siklus II..............................................72

Lampiran 14. Sistematika Laporan Siklus II.......................................................74

Lampiran 15. Lembar Observasi Peserta Didik Siklus II.....................................76

Lampiran 16. Lembar Observasi Pendidik Siklus II............................................77

Lampiran 17. Hasil Pekerjaan Peserta Didik Siklus I..........................................78

Lampiran 18. Surat Pernyataan Teman Sejawat..................................................80

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran..........................26

Tabel 3.1 Perincian Waktu Penelitian......................................................35

Tabel 4.1 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I........................................38

Tabel 4.2 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II.......................................39

Tabel 4.3 Nilai Terendah, Tertinggi dan Rata-Rata Kelas.......................40

Tabel 4.4 Tingkat Ketuntasan Peserta Didik...........................................42

xii
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Nilai Terendah, Tertinggi dan Rata-rata....................................41


Diagram 4.2 Tingkat Ketuntasan Peserta Didik dalam Siklus I dan I...........42

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan

merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila fisik dan perasaannya aktif.

Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan

tetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar itu). Pendidik

tidak dapat melihat aktivitas fikiran dan perasaan peserta didik, sedangkan yang

dapat diamati oleh pendidik ialah manifestasinya, yaitu kegiatan peserta didik

sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri peserta didik

tersebut.❑1

Kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik salah satunya adalah

mampu melakukan penelitian. Hal ini karena pekerjaan pendidik adalah sebuah

profesi yang menuntut peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk

mengembangkan individu secara kognitif, afektif, dan psikomotr sehingga

tercipta generasi yang kreatif dan produktif dalam kemandirian. Setiap bidang

pekerjaan selalu dihadapkan pada permasalahan yang selalu berkembang karena

tantangan- tantangan di bidang pendidikan tidak akan hilang begitu saja karena

terdapatnya berbagai kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang terjadi di

lapangan. Permasalahan tersebut menuntut jawaban solusi yang dapat

dipertanggungjawabkan.

❑ Udin S Winataputra, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Universitas


1

Terbuka, 2005), hal. 2.3.


1
Keberhasilan pendidik sebagai seorang pendidik dalam mengajar dapat

dilihat dari sejauh mana materi pembelajaran dikuasai oleh peserta didik dengan

baik. Tingkat penguasaan peserta didik dapat dilihat dari hasil penilaian baik

secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk membantu gambaran yang lebih

akurat data yang diperoleh dari peserta didik dituangkan dalam bentuk nilai.

Hasil nilai inilah yang kemudian oleh pendidik dianalisis untuk menijau perlunya

perbaikan atau remidial dan pengayaan.

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)

dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari

rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.

Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat

konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu

bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses

pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi pendidik dan tidak

memberikan akses bagi peserta didik untuk berkembang secara mandiri melalui

penemuan dalam proses berpikirnya.

Muatan matematika merupakan sebuah muatan berhitung yang dirasa sulit

oleh sebagian besar peserta didik. Pembelajaran matematika seperti yang kita

alami di kelas - kelas di Indonesia masih menitikberatkan kepada pembelajaran

langsung yang pada umumnya didominasi oleh pendidik, peserta didik masih

secara pasif menerima apa yang diberikan pendidik, umumnya hanya satu arah.

Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam pembelajaran matematika umumnya

peserta didik melihat pendidiknya menyelesaikan soal - soal di papan tulis.

Matematika perlu

2
dipelajari seorang individu yang pengetahuan dan ketrampilan matematika ini

dikontrol dan diketahui oleh peserta didik.

Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di kelas awal terutama kelas 2

tentang pemahaman peserta didik pada konsep nilai tempat karena dikelas 2

tersebut pemahaman peserta didik tentang konsep nilai tempat masih rendah. Para

peserta didik masih belum mampu menempatkan nilai puluhan dan nilai satuan.

Kelemahan pendidik adalah kurangnya kemampuan untuk menarik perhatian

peserta didik, kurangnya kemampuan untuk menciptakan suasana kelas yang

kondusif dan kurangnya pendidik dalam menciptakan media – media

pembelajaran yang inovatif. Sebaliknya kelemahan dari peserta didik adalah

peserta didik kesulitan memahami materi pembelajaran dan peserta didik merasa

cepat bosan ketika menerima materi tentang nilai tempat.

Media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar

karena media dapat menentukan keberhasilan peserta didik dalam belajar. Peserta

didik diharapkan memahami materi secara mendalam dengan dipergunakannya

media pembelajaran karena dapat berdampak pada ingatan peserta didik tentang

materi yang telah diajarkan. Setiap konsep akan lebih mudah dipahami dan diingat

apabila disajikan dengan media yang benar.

Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika

dan dapat menunjang proses pembelajaran nilai tempat yaitu media Sedotan

(Drinking Straws) dan gelas Bilangan.

Media Sedotan (Drinking Straws) dan gelas bilangan adalah suatu media

pembelajaran sederhana yang berisi sedotan dan gelas – gelas plastik yang dapat

digunakan untuk mengetahui nilai tempat suatu bilangan. Melalui media sedotan

ini maka akan tercipta pemahaman konsep yang mendalam bagi peserta didik

3
tentang materi yang dipelajarinya yaitu nilai tempat. Suasana belajar yang

ditimbulkan akan lebih menyenangkan karena peserta didik belajar dibantu suatu

alat yang bisa membantu mereka menunjukkan nilai tempat suatu bilangan,

sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep tentang materi dan juga dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan pembahasan di atas maka untuk mengatasi masalah belajar

dikelas 2, peneliti mencoba untuk menyelesaikan masalahnya. Penyelesaian

masalah tersebut dilakukan peneliti dengan cara menerapkan media sedotan dan

gelas bilangan dalam pembelajaran. Media tersebut sangat sederhana dan mudah

didapatkan dilingkungan sekitar peserta didik. Selanjutnya untuk melihat hasil

dari implementasi media sedotan dan gelas bilangan peneliti merumuskan

membuat Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan hasil belajar

matematika materi nilai tempat tema 2 bermain di lingkunganku

menggunakan media sedotan dan gelas bilangan pada peserta didik kelas 2 di

masa pandemi”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan keadaan nyata yang ada di sekolah, dapat

diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi sebagai berikut :

1. Pemahaman konsep peserta didik terhadap nilai tempat masih rendah

2. Pendidik tidak menggunakan media dalam pembelajaran matematika materi

nilai tempat puluhan dan satuan

3. Pendidik tidak dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif

4. Peserta didik tidak terlibat aktif dalam pembelajaran

5. Pendidik selalu menggunakan metode ceramah

4
C. Pembatasan Masalah

Peneliti melakukan batasan – batasan masalah yang akan dibahas, meliputi:

Upaya peningkatan pemahaman konsep nilai tempat melalui media pembelajaran

sedotan dan gelas bilangan dengan subyek penelitian yaitu peserta didik kelas 2

SD Negeri 26 Belinyu yang berjumlah 24 peserta didik. Adapun materi yang

dipilih oleh peneliti adalah nilai tempat puluhan dan satuan pada semester gasal

Tahun pelajaran 2022/2022. Dalam hal ini peneliti akan melakukan tindakan

dalam dua siklus melalui Penelitian Tindakan Kelas.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah, maka peneliti merumuskan suatu masalah sebagai berikut:

”Apakah penggunaan media sedotan dan gelas bilangan dapat meningkatkan hasil

belajar matematika peserta didik tentang materi nilai tempat pada peserta didik

kelas 2 SD Negeri 26 Belinyu Tahun Pelajaran 2022/2022”?.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti, maka

tujuan dari PTK adalah :

1. Secara umum yang menjadi tujuan dalam PTK ini adalah untuk meningkatkan

sikap profesionalitas peneliti dan meningkatkan kualitas pembelajaran di SD

Negeri 26 Belinyu sehingga dapat memiliki nilai akademik yang baik.

5
2. Secara khusus penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui

penerapan media pembelajaran sedotan dan gelas plastik tentang materi nilai

tempat dapat meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik pada

konsep nilai tempat kelas 2 SD Negeri 26 Belinyu.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap

pembelajaran matematika terutama pada peningkatan pemahaman konsep

peserta didik tentang materi nilai tempat dengan media sedotan dan gelas

bilangan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Memberikan kontribusi yang baik mengenai media – media pembelajaran

yang inovatif dalam rangka peningkatan kualitas dan hasil pembelajaran di

sekolah

b. Bagi Peneliti

Mengetahui media –media pembelajaran yang menarik bagi peserta didik

dan menyenangkan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman peserta

didik serta profesionalitas peneliti juga akan semakin meningkat.

c. Bagi Peserta didik

Membiasakan peserta didik untuk belajar aktif dan juga peserta didik

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep nilai tempat yang secara

6
otomatis akan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata

pelajaran matematika.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika di SD

1. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD

Belajar matematika merupakan konsep dan struktur abstrak yang

terdapat dalam matematika serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan

struktur matematika. Belajar matematika harus melalui proses yang bertahan

dari konsep yang sederhana ke konsep yang lebih kompleks. Setiap konsep

matematika dapat dipahami dengan baik jika yang pertama kali disajikan

adalah dalam bentuk konkrit. Russeffendi (1992) mengungkapkan bahwa “alat

peraga adalah alat untuk menerangkan/ mewujudkan konsep matematika

sehingga materi pelajaran yang disajikan mudah dipahami oleh peserta didik”.

Salah satu Standar Kompetensi Lulusan SD pada mata pelajaran

matematika yaitu, memahami konsep bilangan pecahan, perbandingan dalam

pemecahan masalah, serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

(Depdiknas 2006). Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa

pemahaman pendidik tentang hakekat pembelajaran matematika di SD adalah

dapat merancang pelaksanaan proses pembelajaran dengan baik yang sesuai

dengan perkembangan kognitif peserta didik, penggunaan media, metode, dan

pendekatan yang sesuai. Sehingga pendidik dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang kondusif serta terselenggaranya kegiatan pembelajaran

yang efektif dan kreatif.

8
2. Tujuan Pembelajaran Matematika

Tujuan pembelajaran matematika di SD dapat dilihat di dalam

kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 SD. Mata pelajaran matematika

bertujuan agar matematika, (1) Menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat dalam pemecahan masalah, (2) Menggunakan penalaran pada pola dan

sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,

menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3)

Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh, (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,

diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (5)

Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika

sifat-sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Selain tujuan umum yang menekankan pada penataan nalar dan

pembentukan sikap peserta didik serta memberikan tekanan pada keterampilan

dalam penerapan matematika juga memuat tujuan khusus matematika SD

yaitu:

(1) Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung sebagai

latihan dalam kehidupan sehari-hari, (2) Menumbuhkan kemampuan peserta

didik, yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika, (3)

Mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih

lanjut, (4) membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin.

3. Ruang Lingkup Materi Matematika SD

9
Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan sekolah dasar

meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) bilangan, (2) geometri, (3)

pengolahan data (Depdiknas, 2006). Cakupan bilangan antara lain bilangan

dan angka, perhitungan, dan perkiraan. Cakupan geometri antara lain bangun

dua dimensi, tiga dimensi, transformasi dan simetri, lokasi dan susunan

berkaitan dengan koordinat. Cakupan pengukuran berkaitan dengan

perbandingan kuantitas suatu obyek, penggunaan satuan ukuran dan

pengukuran. Pembelajaran matematika pada penelitian kali ini, akan

menggunakan media sedotan dan gelas bilangan untuk meningkatkan

pemahaman konsep peserta didik.

B. Pemahaman Konsep Matematis

Pemahaman konsep peserta didik merupakan salah satu aspek yang harus

dimiliki peserta didik dalam pembelajaran matematika. Seperti prinsip

pembelajaran yang dianjurkan oleh National Council of Teachers of Mathematics

(NCTM, 2000 : 11) bahwa, “student must learn mathematics with understanding,

actively building new knowledge from experience and prior knowledge” yang

berarti dalam belajar matematika peserta didik harus belajar dengan pemahaman

dan secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan

sebelumnya.

Konsep sendiri merupakan nilai yang melekat dan ada pada suatu benda atau

materi. Selain itu, konsep juga dapat diartikan sebagai subjek yang paling dasar,

yang dapat dipelajari. Adanya konsep akan berguna untuk mengambil

kesimpulan,mengklasifikasikan objek-objek, meluaskan pengetahuan, dan

melakukan komunikasi (Hamzah & Muhlisrarini, 2014: 288).

10
Sejalan dengan hal itu Hamalik (2006:162) menyatakan bahwa suatu konsep

adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum.Stimuli

adalah objek-objek atau orang. Konsep juga diartikan ide atau pengertian umum

yang disusun dengan kata, simbol, dan tanda (Thobroni & Mustofa, 2013: 26).

Dengan adanya konsep dapat menunjukkan ciri-ciri umum tentang objek yang

sedang dipelajari. Sedangkan di dalam Ratumanan (2015 : 134) konsep

merupakan salah satu objek langsung pengetahuan, selain fakta, prinsip, dan

prosedur atau keterampilan.

Konsep adalah kategori yang digunakan untuk mengelompokkan kejadian-

kejadian, objek-objek, benda-benda, ide-ide, dan sebagainya yang serupa. Konsep

merupakan sebuah ide abstarak, dengan membuat pengelompokan objek atau

kejadian dan menentukan apakah suatu objek merupakan contoh atau bukan

contoh. Konsep membantu untuk mengorganisasikan berbagai informasi menjadi

bagian- bagian yang serupa.

Sedangkan Uno (2006: 9) mengungkapkan bahwa konsep merupakan simbol

berfikir yang diperoleh dari hasil membuat tafsiran terhadap fakta atau realita, dan

hubungan-hubungan antara berbagai fakta. Hamzah & Muhlisrarini (2014:288)

menyatakan bahwa tujuan dari konsep adalah sebagai berikut:

a) Mengambil kesimpulan

b) Mengklasifikasikan objek-objek

c) Memperluas pengetahuan

d) Melakukan komunikasi

Hamalik (2014:162-163) menyatakan ciri-ciri konsep adalah sebagai berikut:

1. Atribut konsep adalah suatu sifat yang membedakan antara konsep satu

dengan konsep lainnya.

11
2. Atribut nilai-nilai, adanya variasi-variasi yang terdapat pada atribut.

3. Jumlah atribut juga bermacam-macam antara satu konsep dengan konsep yang

lainnya. Semakin kompleks suatu konsep semakin banyak jumlah atributnya

dan semakin sulit untuk mempelajarinya. Untuk kemudahan jumlah atribut itu

hendaknya diperkecil dengan cara kombinasi atau mengurangi perhatian

terhadap sejumlah atribut yang dinilai tidak begitu penting.

4. Kedominan atribut, menunjukkan pada kenyataan bahwa beberapa atribut

lebih dominan (obvious) daripada yang lainnya.

Suatu konsep matematika adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan

untuk mengklasifikasikan objek-objek atau peristiwa-peristiwa serta mengklasifi

kasikan apakah objek-objek dan peristiwa-peristiwa tersebut termasuk atau tidak

termasuk ke dalam idea abstrak tersebut (Hujodo, 2005: 104). Sejalan dengan

Silver, Strong, & Perin (2012: 102) yang menyatakan bahwa mempelajari sebuah

konsep melibatkan lebih dari sekedar mempelajarai sebuah label, mempelajari

sebuah konsep melibatkan pembelajaran atribut-atribut esensial dari sebuah

konsep. Untuk mempelajari atribut-atribut esensial dari sebuah konsep, para

peserta didik harus mampu mengenali perbedaan antara contoh dan noncontoh.

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa konsep merupakan nilai yang

ada pada objek atau kejadian yang digunakan untuk mengelompokkan objek atau

kejadian tersebut, sehingga dapat mengambil sebuah pengertian serta dapat

mengenali kategori contoh dan bukan contoh. Konsep merupakan aspek yang

penting untuk dimiliki. Sehingga diperlukan sebuah pemahaman terhadap konsep

yang sedang dipelajari.

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah

pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu

12
yang dibaca atau

13
didengar, mencari contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan

petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan

memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan. Namun, tidakkah berarti

bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab untuk memahami perlu terlebih

dahulu mengetahui atau mengenal (Sudjana, 2006:24).

Pemahaman dapat dikategorikan dalam tiga kategori. Tingkat terendah

adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya.

Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-

bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan

beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang

bukan pokok. Dan pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah

pemahaman ekstrapolasi.

Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang

ditulis dan dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas

presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya (Sudjana,

2006:24). Sedangkan, kemampuan pemahaman matematis adalah kemampuan

menyerap dan memahami ide - ide matematika (Lestari & Yudhanegara, 2015:

81).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis

adalah keadaan seseorang memahami suatu nilai yang ada pada objek atau

kejadian matematika yang dapat digunakan untuk mengelompokkan objek atau

kejadian tersebut, sehingga dapat diambil sebuah pengertian serta dapat mengenali

kategori contoh dan bukan contoh. Dampak utama dari pembelajaran untuk

mencapai sebuah konsep adalah peserta didik memperoleh konsep sebagai salah

satu bagian dari objek pengetahuan (Ratumanan, 2015: 135). Selain peserta didik

14
mencapai sebuah konsep, peserta didik juga memperoleh penguasaan akademik

atau materi pembelajaran. Peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran

15
dengan baik, karena di dalam pembelajaran terjadi proses pengkontrasan,

membandingkan antara contoh dan bukan contoh. Hal ini berdampak selain

peserta didik dapat menjelaskan makna konsep yang dibahas juga dapat

membedakan secara jelas mana contoh konsep dan mana yang bukan contoh

konsep.

Dampak lain dari pembelajaran pencapaian konsep tergantung pada

bagaimana proses pembelajaran dilakukan. Slavin (dalam Ratumanan, 2015: 136)

menjelaskan bahwa terdapat dua cara mengajarkan konsep yakni yang pertama

mengamati contoh dan bukan contoh. Kedua adalah memberikan definisi. Di

dalam cara kedua, pendidik lebih aktif menerangkan, sedangkan peserta didik

pasif mendengarkan dan merespon pertanyaan pendidik. Kemudian yang akan

dimiliki peserta didik terbatas hanya pada kemampuan akademik. Sedangkan pada

cara pertama, peran peserta didik lebih luas. Peserta didik terlibat aktif dalam

kegiatan mengidentifikasi atribut pada konsep dan selanjutnya membangun

pengertiannya (walau masih bersifat subjective knowledge) mengenai konsep yang

dibahas.

Tentunya langkah-langkah dalam proses pembelajaran juga mempengaruhi

pemahaman konsep yang akan didapatkan oleh peserta didik. Pembelajaran

pencapaian konsep juga memiliki langkah-langkah yang menjadi ciri khasnya

dalam proses pembelajaran. Joice, Weil, & Calhoun (dalam Ratumanan, 2015:

137) mendeskripsikan adanya tiga tahap dalam kegiatan inti pembelajaran

pencapaian konsep, yakni sebagai berikut:

a) Penyajian data dan identifikasi konsep

 Mengamati (Observing)

Mengamati berkaitan dengan aktivitas pancaindra manusia yang

16
dianugrahkan Tuhan YME untuk mengamati objek belajarsecara bermakna

(meaningfull learning). Karena itu, untuk memudahkan pembelajaran, diawal

17
kegiatan pembelajaran penting untuk mendemonstrasikan objek belajar yang

menarik dan bermanfaat, tentu dipiluh objek belajar yang relevan dengan tema

belajar. Objek itu tidak harus mewah atau mahal, sederhana asalkan mudah

digunakan dan menarik.

Dalam pembelajaran berbasis pencapaian konsep pendidik dapat

menyediakan gambar atau obyek pengamatan lainnya yang berhubungan

dengan konsep-konsep yang harus dipahami oleh peserta didik sesuai KI dan

KD yang sedang diajarkan. Gambar atau obyek dimaksud dapat diberi

keterangan tambahan tergantung penafsiran pendidik terhadap kemampuan

peserta didik. Jika suatu gambar atau obyek diperkirakan akan menimbulkan

kesulitan untuk ditafsirkan oleh peserta didik mungkin bisa diberikan

penjelasan singkat pada gambar atau obyek tersebut.

 Menanya (Questioning)

Kemampuan bertanya salah satunya bertujuan untuk membangkitkan

rasa ingin tahu, melatih peserta didik berargumentasi sesuai dengan

kapasitasnya, belajar menerima perbedaan pendapat, merangsang peserta didik

untuk berpikir ulang, dan sekaligus belajar bagaimana sopan santun dalam

bertanya atau

merespon pertanyaan dengan baik.

Dalam pembelajaran berbasis konsep, pendidik meminta peserta didik

bertanya atau membuat pertanyaan terkait dengan gambar tersebut.

Pertanyaan- pertanyaan yang disampaikan peserta didik sekalipun mungkin

masih bersifat umum diberi tanggapan baik oleh peserta didik yang lain

maupun oleh pendidik sebagai penguatan atas jawaban peserta didik.

b) Pengujian Pencapaian Konsep

18
 Mencoba (Experimenting) dan Menalar (associating)

19
Mencoba merupakan kegiatan pembelajaran yang memmberi kesempatan

kepada peserta didik untuk melakukan, mencoba, atau mengalami. Perbuatan

mencoba itu dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan eksperimen ataupun

pengalaman nyata. Sedangkan menalar merupakan kemampuan

mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa yang

kemudian mamasukkannya menjadi penggalan memori (Kemendikbud, 2013:

215). Pengalaman-pengalaman yang tersimpan di memori otak itu berelasi

atau berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses

inilah yang dikenal sebagai asosiasi atau menalar.

 Mengkomunikasikan (Communicating)

Dalam bentuk sederhana, mengkomunikasikan berarti

mempresentasikan atau menunjukkan hasil pekerjaannya kepada publik,

secara lisan atau tulisan, atau bentuk karya lain sehingga mendapat respon

yang lebih luas. Dalam ruang terbatas, peserta didik cukup menyajikan

kesimpulan hasil pekerjaannya di hadapan teman-temannya di dalam kelas.

Dalam penerapan pembelajaran berbasis konsep langkah ini dapat

dilakukan dengan meminta peserta didik mempresentasikan hasil kerja

kelompok yang sudah dilakukan pada tahap mencoba (Experimenting) dan

menalar (associating). Presentasi bisa dalam bentuk diskusi, kunjungan tamu,

pameran hasil dan lainnya tergantung langkah-langkah yang dipersiapkan

pendidik.

c) Analisis Strategi Berfikir

Penerapan model pembelajaran pencapaian konsep dalam tahap ini

dapat dilakukan dengan memberikan tindak lanjut berupa penugasan individu

atau kelompok dengan memberikan masalah baru dan menyuruh peserta didik

20
menyelesaikannya dengan menerapkan konsep.

21
C. Nilai Tempat

Nilai tempat adalah suatu sistem numerisasi. Sistem numerasi adalah sistem

tempat jika nilai dari lambang-lambang yang digunakan menerapkan aturan

tempatnya, sehingga lambang yang sama mempunyai nilai yang tidak sama karena

tempatnya berbeda.

Pengertian nilai tempat menurut (Firmanawaty, 2003 : 12) memiliki makna

yang penting dalam sistem pengangkaan, yaitu suatu sistem yang digunakan untuk

memberi nama bilangan dan menuliskan angka. Nilai tempat memberikan makna

terhadap suatu angka dalam suatu bilangan tertentu tergantung pada kedudukan

angka tersebut dalam bilangan.

Contoh : 23 dan 32, angka 2 pada bilangan 23 memiliki nilai berbeda dengan

angka 2 pada bilangan 32 karena tempatnya berbeda. Angka 3 pada bilangan 23

bernilai 3 satuan dan angka 3 pada bilangan 32 bernilai 3 puluhan. Hal ini

membuktikan bahwa tempat atau posisi suatu angka dalam lambang bilangan

menentukan nilai tempatnya.

D. Media Pembelajaran

Media adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan

informasi kepada peserta didik. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

bentuk jamak dari kata “Medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu

perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver) (Heinich,

dkk dalam Hermawan, 2007: 3).

Kata media dalam bahasa Arab adalah wasaai yang berarti perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad 2002: 4).

22
Sedangkan

23
kata media dalam “media pembelajaran” secara harfiah adalah perantara atau

pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang

diciptakan untuk membuat seseorang melakukan sesuatu belajar (Riana, 2007: 5-

5). Jadi media pembelajaran diartikan sebagai wahana penyalur pesan atau

informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Sedangkan

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2005: 726) media pendidikan

adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau

pembelajaran.

Heruman (2008) menyatakan bahwa pembelajaran matematika yang abstrak,

peserta didik memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga yang dapat

memperjelas apa yang disampaikan oleh pendidik sehingga lebih cepat dipahami

dan dimengerti oleh peserta didik. Penggunaan media pembelajaran matematika

sangat diperlukan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan. Menurut

Achsin (2010: 17-18), tujuan penggunaan media pengajaran matematika adalah:

1) Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan

tepat guna dan berdaya guna.

2) Untuk mempermudah bagi pendidik/pendidik dalam menyampaikan informasi

materi kepada peserta didik.

3) Untuk mempermudah bagi peserta didik dalam menyerap atau menerima serta

memahami materi yang telah disampaikan oleh pendidik/pendidik.

4) Untuk dapat mendorong keinginan peserta didik untuk mengetahui lebih

banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh

pendidik/pendidik.

5) Untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara peserta didik

yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh

24
pendidik/ pendidik.

25
Sejalan dengan Achsin, Sudjana (2002: 2) menyatakan bahwa tujuan dan

pemanfaatan media adalah:

1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat

menimbulkan motivasi.

2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi.

4) Peserta didik akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah

meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar,

meningkatkan motivasi belajar peserta didik, variasi metode pembelajaran, dan

peningkatan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.

E. Sedotan (Drinking Straw) dan Gelas Bilangan

1) Pengertian

Media pembelajaran Sedotan (Drinking Straws) dan Gelas Bilangan

merupakan suatu alat sederhana yang ditujukan untuk mempermudah peserta

didik dalam memahami materi operasi hitung dalam matematika. Media ini

terbuat dari gelas plastik berjumlah empat buah yang menempel atau disebut

dengan gelas bilangan. Gelas bilangan tersebut berfungsi sebagai penentu nilai

suatu bilangan, yaitu satuan, puluhan, ratusan, dan ribuan. Dengan adanya

pengelompokan nilai suatu bilangan, maka akan memudahkan peserta didik

untuk memahami konsep nilai tempat. Sedotan pada media ini digunakan

sebagai penentu jumlah suatu bilangan. Apabila satu sedotan diletakkan pada

26
gelas yang bernilai tempat puluhan, maka nilai satu sedotan tersebut adalah

sepuluh. Begitu juga bila sedotan tersebut diletakkan pada kantong nilai

tempat ratusan maka satu sedotan tersebut bernilai seratus dan seterusnya.

2) Desain

Media pembelajaran Sedotan (Drinking Straws) dan Gelas Bilangan

dibuat dari gelas plastik bekas sebanyak empat buah yang menempel dibagian

tengah kotak utama. Sedangkan sedotan sendiri digunakan sebagai pengisi

gelas-gelas yang tersedia sebagai indikator jumlah bilangan yang akan

dihitung. Adapun desain media pembelajaran Sedotan (Drinking Straws) dan

Gelas Bilangan dapat digambarkan sebagai berikut :

Media Pembelajaran Sedotan (Drinking Straws) dan Gelas Bilangan

3) Bahan dan Alat yang digunakan

Bahan dan alat yang digunakan untuk membuat media pembelajaran Sedotan

(Drinking Straws) dan Gelas Bilangan adalah benda-benda yang mudah kita

temui di lingkungan kita yaitu :

a) 1 buah kardus bekas.

b) 4 buah botol air mineral kosong ukuran gelas.

27
c) Kertas warna-warni.

d) Sedotan 4 warna secukupnya.

e) Spidol.

f) Gunting

g) Lem kertas dan lem plastik.

4) Cara Membuat

Cara membuat media pembelajaran Sedotan (Drinking Straws) dan Gelas

Bilangan sangatlah mudah dan sangat sederhana. Langkah-langkah membuat

media sedotan dan gelas bilangan adalah :

a) Siapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti kardus bekas, gelas air

mineral, kertas warna-warni, sedotan warna, spidol, gunting, lem kertas

dan lem plastik.

b) Potong kardus dengan ukuran sesuai yang diinginkan untuk digunakan

sebagai tempat menempelkan 3 buah gelas plastik air mineral

c) Lapisi kardus dengan kertas warna agar terlihat menarik

d) Tempelkan 3 buah botol plastik air mineral ukuran gelas dengan

menggunakan lem khusus untuk bahan plastik

e) Gunakan spidol untuk memberi tulisan sebagai pelengkap desain media

pembelajaran Sedotan (Drinking Straws) dan Gelas Bilangan

5) Prosedur penggunaan dalam pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran Sedotan (Drinking Straws) dan Gelas Bilangan

sangatlah mudah, yaitu hanya dengan memasukkan sedotan sesuai dengan nilai angka

yang akan di pelajari. Agar lebih jelas lagi, berikut prosedur penggunaan media

pembelajaran Sedotan (Drinking Straws) dan Gelas Bilangan dalam pembelajaran:

a) Persiapkan sedotan dan gelas bilangan yang akan digunakan untuk


28
melakukan peletakkan bilangan sesuai nilai tempatnya.

b) Letakkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya, misalnya 213 berarti 3

sedotan berada pada kantong satuan, 1 sedotan berada pada kantong

puluhan, dan 2 sedotan pada kantong ratusan.

c) Sedotan yang masih ada dalam gelas merupakan hasil nilai tempat

bilangan yang dilakukan.

6) Kelebihan dan Kekurangan Media Sedotan (Drinking Straws) dan Gelas

Bilangan

a) Kelebihan

1. Membantu pendidik untuk menyampaikan materi pembelajaran

dengan lebih menarik.

2. Membantu pendidik untuk menyampaikan suatu konsep pembelajaran

yang abstrak menjadi sebuah situasi yang nyata.

3. Memantapkan pengetahuan peserta didik dalam memahami nilai

tempat suatu bilangan

b) Kekurangan

Media Sedotan (Drinking Straws) dan Gelas Bilangan mempunyai kelemahan

yaitu media ini tidak bisa digunakan dalam pembelajaran operasi hitung yang

melibatkan bilangan negatif maupun desimal.

F. PENELITIAN YANG RELEVAN

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian tindakan kelas ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Ika Dwiyanti tentang ”Peningkatan hasil belajar

matematika materi nilai tempat melalui metode bermain dengan media kantong

bilangan kelas II MIN dalam Tahun ajaran 2014/2015 menyatakan bahwa


29
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MIN Dalaman, dinyatakan bahwa

materi nilai tempat melalui metode bermain dengan media kantong bilangan dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas I MIN Dalaman Kecamatan

Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2014. Metode belajar sambil bermain

kantong bilangan yang menekankan pada proses pembelajaran yang tidak terfokus

atau monoton kepada pendidik tetapi peserta didik bisa bereksplorasi dengan

bermain kantong bilangan tersebut. Jadi peserta didik tidak merasa cepat bosan

berada di dalam kelas dalam mengikuti pembelajaran matematika.

Penelitian yang relevan berikutnya adalah sebuah penelitian dari Shanty

Erna Melyaty tentang ”Penggunaan media sedotan plastik untuk meningkatkan

hasil belajar tema pengalaman di kelas III SDS Dumas Surabaya. Didalam

penelitian ini dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran langsung dalam pembelajaran tema pengalaman pada peserta

didik kelas III SDS DUMAS, Sudah berjalan dengan baik sesuai dengan indikator

keberhasilan yang telah di tentukan. Hal ini di tunjukan dengan aktivitas pendidik

pada siklus I sebesar 65% dan pada siklus II 96% dari kedua siklus tersebut

membuktikan adanya peningkatan persentase sebesar 25. Dengan menggunakan

model pembelajaran langsung maka hasil belajar peserta didik kelas III SDS

DUMAS sudah berjalan dengan baik sesuai dengan indikator keberhasilan yang

telah di tentukan. Hal ini di tunjukan dengan aktivitas peserta didik pada siklus I

sebesar 60% dan pada siklus II sebesar 96% dari kedua siklus tersebut

membuktikan adanya peningkatan persentase sebesar 36% . Hasil belajar peserta

didik kelas III SDS DUMAS Surabaya mengalami peningkatan, Di lihat dari hasil

tes yang telah di lakukan pada siklus I memperoleh persentase 75% dan persentase

pada siklus II sebesar 97% dari kedua siklus tersebut membuktikan adanya

30
peningkatan persentase sebesar 25%.

G. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan beberapa teori pendukung diatas maka hipotesis dalam

penelitian tindakan kelas ini adalah penggunaan media sedotan dan gelas bilangan

dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

kelas 2 SD Negeri 26 Belinyu tentang materi nilai tempat.

31
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut

Rubiyanto (2011: 47) penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang

menghasilkan data deskriptif (kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang yang

diamati) dan digunakan untuk meneliti kondisi alamiah. Penelitian kualitatif ini

menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rubiyanto (2011: 97)

menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk pencermatan

dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas untuk meningkatkan

suatu hal di mana pendidik telah menentukan fokus permasalahan, tindakan yang

harus dilakukan, dan menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan tersebut.

Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap

dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan atau sesuai dengan

indikator keberhasilan.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dibagi menjadi dua, subjek pelaku tindakan yaitu

pendidik sebagai peneliti dan subjek penerima tindakan adalah peserta didik kelas

2 semester 1 di SD Negeri 26 Belinyu Tahun Pelajaran 2022/2022 dengan jumlah

peserta didik 30 yang terdiri dari 17 peserta didik laki-laki dan 13 peserta didik

perempuan.

32
C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilaksanakan di kelas 2 SD Negeri 26 Belinyu yang beralamat di Desa Riding

Panjang Belinyu, Jalan Raya Belinyu Sungailiat.

SD Negeri 26 Belinyu berada di sebelah kanan Jalan Raya Belinyu

Sungailiat dari arah Kecamatan Belinyu, dan merupakan satu-satunya SD di Desa

Riding Panjang Kecamatan Belinyu.

Penelitian pembelajaran ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan rincian

kegiatan sebagai berikut :

Tabel 2.1

Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

No Hari/Tanggal Pelaksanaan Sikl Materi


us
1 Senin, 09 Agustus 2022
I Nilai Tempat
Kamis, 12 Agustus 2022

2 Senin, 23 Agustus 2022


II
Kamis, 26 Agustus 2022

D. Defenisi Operasional

Pemahaman konsep matematis adalah keadaan seseorang memahami suatu

nilai yang ada pada objek atau kejadian matematika yang dapat digunakan untuk

mengelompokkan objek atau kejadian tersebut, sehingga dapat diambil sebuah

pengertian serta dapat mengenali kategori contoh dan bukan contoh.

Media sedotan dan gelas bilangan adalah sebuah media sederhana yang

digunakan untuk pembelajaran nilai tempat dikelas. Media ini terbuat dari sedotan

33
plastik warna warni dan gelas air mineral. Media ini sangat banyak ditemui peserta

didik dilingkungannya.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam beberapa siklus dan

setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan

tindakan (action), berhitung (observation), dan refleksi (reflection), begitu

seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (indikator

keberhasilan). Prosedur penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin (dalam

Rubiyanto, 2011: 109) dengan modifikasi. Dalam pelaksanaan penelitian

dimungkinkan adanya tindakan yang berulang dengan revisi untuk meningkatkan

prestasi belajar peserta didik berdasarkan perencanaan yang telah dibuat peneliti

sekaligus sebagai pendidik melakukan tindakan pembelajaran sesuai perencanaan

tindakan yang dibuat.

Model rangkaian pelaksanaan penelitian dapat digambarkan sebagai

berikut: Gambar 2.1 Siklus PTK

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

PENGAMATAN

? 27
1. Siklus I

a) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan ini berdasarkan identifikasi masalah yang

dilakukan pada tahapan pra-PTK. Tahap perencanaan dilakukan sebagai

upaya memecahkan segala permasalahan yang ditemukan pada refleksi

awal, dan segala hal yang perlu dilakukan pada tahap tindakan. Pada tahap

perencanaan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Segala

keperluan pelaksanaan tindakan mulai dari materi, rencana pelajaran yang

mencakup metode mengajar, media pembelajaran, serta teknik dan

instrumen evaluasi dipersiapkan dengan matang pada tahap perencanaan.

Kegiatan perencanaan meliputi:

1) Menetapkan pemetaan SK dan KD

2) Membuat silabus pembelajaran

3) Membuat kisi- kisi soal

4) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

5) Membuat Media Pembelajaran

6) Membuat Lembar Kerja Peserta Didik ( LKPD)

7) Membuat alat evaluasi

b) Pelaksanaan Tindakan

Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya,

perencanaan pengajaran bersifat fleksibel artinya selalu dapat dikondisikan

atau dapat berubah sesuai kebutuhan pada saat pembelajaran berlangsung.

Pendidik memberikan lembar kerja peserta didik dan beberapa pertanyaan.

Setelah berhitung selesai pendidik mengajak peserta didik untuk

melakukan tanya jawab.

28
Kegiatan Pendahuluan:

1) Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek

kehadiran peserta didik

2) Kelas dilanjutkan dengan doa

3) Kegiatan literasi

4) Kegiatan apersepsi

5) Menyampaikan tujuan

pembelajaran Kegiatan Inti:

1) Peserta didik diingatkan kembali tentang nama dan lambang bilangan

11 sampai dengan 20.

2) Peserta didik menyimak penjelasan pendidik tentang nilai tempat

bilangan 11 sampai dengan 20.

3) Pendidik menyiapkan sedotan 2 warna seperti hijau dan kuning.

4) Pendidik membagikan 1 sedotan kepada setiap peserta didik

5) Peserta didik berkumpul secara bebas

6) Setiap peserta didik mendapatkan satu warna dan pendidik akan

menyebutkan bilangan, kemudian peserta didik akan berkumpul

dengan teman-temannya membentuk bilangan tersebut sesuai dengan

warna sedotan yang ia pegang.

7) Pendidik menyiapkan beberapa sedotan dan gelas bilangan sebagai

nilai tempat satuan dan puluhan.

8) Peserta didik memasukkan sedotan pada gelas bilangan sesuai dengan

nilai tempatnya.

9) Peserta didik ditanya mengenai kegiatan yang telah dilakukan pendidik.

29
10) Pendidik menyiapkan beberapa sedotan dan kantong plastik bilangan

sebagai nilai tempat satuan dan puluhan.

11) Peserta didik memperhatikan saat pendidik mengambil 213 buah sedotan.

Lalu mengikat 10 ikat sedotan yang berjumlah 10 sedotan dalam setiap

1 ikat dengan karet kemudian mengiktan 1 ikat sedotan yang berjumlah

10 sedotan dan menyisakan 1 buah sedotan.

12) Pendidik memasukkannya pada gelas bilangan sesuai dengan nilai

tempatnya.

13) Peserta didik ditanya mengenai kegiatan yang telah dilakukan pendidik.

14) Peserta didik berpendapat mengenai apa yang telah diamati.

15) Peserta didik memperhatikan penjelasan pendidik bahwa 213 itu terdiri

dari 2 ratusan 1 puluhan dan 3 satuan dan menuliskannya di papantulis.

16) Pendidik membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok.

17) Peserta didik menyelesaikan soal tersebut dan perwakilan dari

kelompok maju ke depan untuk menjawab soal

18) Peserta didik diminta menguraikan lambang bilangan tersebut

berdasarkan nilai tempatnya.

Kegiatan Penutup:

1. Peserta didik bersama pendidik membuat kesimpulan materi.

2. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi

3. Peserta didik bersama pendidik melakukan refleksi kegiatan belajar.

4. Peserta didik diberikan tugas

5. Peserta didik memimpin doa di akhir pembelajaran.

30
c) Pengamatan

Observasi dan monitoring merupakan suatu upaya untuk merekam

segala kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

Dalam penelitian ini, peneliti selain bertindak sebagai pelaksana tindakan

juga sebagai observer. Observasi dan monitoring dilaksanakan pada saat

pelaksanaan tindakan berlangsung.

d) Refleksi

Refleksi dimaksudkan untuk mengkaji apa yang telah terjadi atau

yang tidak terjadi. Dan apa yang telah dihasilkan atau yang belum

dihasilkan selama tindakan pelaksanaan berlangsung. Hasil refleksi

tersebut digunakan untuk menentukan langkah–langkah pelaksanaan

penelitian selanjutnya dalam mencapai tujuan.

2. Siklus II

a) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus II ini berdasarkan hasil tindakan

dan identifikasi masalah pada siklus pertama yang telah dilaksanakan

sebelumnya sebagai solusi pemecahan permasalahan pada siklus kedua.

Tindakan yang diterapkan pada identifikasi masalah didasarkan pada hasil

tindakan siklus I antara lain: mengevaluasi kelemahan pada siklus 1 dan

mengidentifikasi peningkatan pemahaman peserta didik terhadap materi.

Perencanaan solusi masalah pada siklus kedua ini ditulis pada RPP untuk

memudahkan pendidik pada pelaksanaan tindakan nanti.

b) Pelaksanaan Tindakan

31
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada pertemuan

berikutnya setelah siklus I selesai dilaksanakan. Peneliti bertindak sebagai

pendidik berdasarkan perencanaan atau Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya.

c) Pengamatan

Observasi dan monitoring dilaksanakan untuk melihat jalannya

pelaksanaan tindakan yang didasarkan pada pelaksanaan siklus II. Semua

proses jalannya pembelajaran dan peningkatan minat belajar peserta didik

didokumentasikan oleh peneliti.

d) Refleksi

Refleksi pada siklus II dilakukan setelah semua proses pembelajaran

selesai dilaksanakan. Permasalahan-permasalahan yang ada dikaji dan

dicarikan solusinya. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah-

langkah selanjutnya dalam upaya mencapai tujuan. Jika dalam pelaksanaan

siklus II indikator keberhasilan sudah tercapai, maka pelaksanaan

penelitian cukup sampai siklus II. Tetapi jika pada siklus II indikator

keberhasilan belum tercapai maka dilanjutkan siklus III dengan tahap yang

sama

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Metode ini dimaksudkan untuk mengamati secara langsung tentang

hal- hal yang nyata. Observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara

langsung kegiatan belajar peserta didik di kelas. Observasi dilakukan di SD

Negeri 26 Belinyu. Peneliti mengamati secara langsung kegiatan yang

32
dilakukan oleh peserta didik Kelas 2 semester 1 pada waktu proses

33
pembelajaran di SD Negeri 26 Belinyu sehingga akan menghasilkan data, baik

yang bersifat tertulis maupun yang tidak tertulis. Dengan teknik ini, peneliti

mengamati proses pembelajaran atau pelaksanaan pembelajaran.

2. Dokumentasi

Metode ini dimaksudkan untuk mengamati secara langsung tentang

hal- hal yang nyata. Observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara

langsung kegiatan belajar peserta didik di kelas. Observasi dilakukan di SD

Negeri 26 Belinyu. Peneliti mengamati secara langsung kegiatan yang

dilakukan oleh peserta didik Kelas 2 semester 1 pada waktu proses

pembelajaran di SD Negeri 26 Belinyu sehingga akan menghasilkan data, baik

yang bersifat tertulis maupun yang tidak tertulis. Dengan teknik ini, peneliti

mengamati proses pembelajaran atau pelaksanaan pembelajaran.

3. Tes

Menurut Sudjana, (2010:35) tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan kepada peserta didik untuk mendapat jawaban dari peserta didik

dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam

bentuk perbuatan (tes tindakan). Untuk memperoleh data peningkatan prestasi

belajar maka tes dilakukan selama proses pembelajaran dan akhir

pembelajaran.

4. Lembar Kerja Peserta Didik/Unjuk Kerja

Untuk mendapatkan data motivasi belajar peserta didik digunakan

lembar unjuk kerja dalam penilaian. Main Sufanti,dkk (2012:21) mengatakan

unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan

peserta didik dalam melakukan suatu tindakan. Instrument dalam lembar

penilaian unjuk kerja ini bermacam-macam antara lain berupa daftar cek dan

34
skala penilaian.

35
G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Butir soal, digunakan sebagai instrumen pemahaman peserta didik tentang

konsep materi nilai tempat melalui tes pada tiap akhir siklus pembelajaran.

2. Lembar pedoman observasi, digunakan untuk mengamati jalannya kegiatan

pembelajaran.

3. Lembar unjuk kerja, digunakan untuk menilai minat belajar pada peserta didik

ketika dalam pembelajaran.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis model Interaktif

Milles dan Huberman. Milles dan Huberman dalam Sugiyono (2010: 337)

mengemukakan aktifitas atau kegiatan pokok dalam analisis data model interaktif

meliputi:

1. Reduksi Data

Data-data penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya direduksi.

Milles dan Huberman dalam Sugiyono (2010: 338) mengemukakan “Reduksi

data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-

hal yang penting dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu”.

Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian Data

36
Penyajian data dalam penelitian kualitatif paling sering menggunakan

bentuk teks yang bersifat naratif. Karena penelitian ini adalah penelitian

tindakan maka selain penyajian data dengan teks dilengkapi pula dengan

grafik, tabel, dan bagan. Hal ini akan memudahkan peneliti untuk memahami

apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya.

3. Kesimpulan-kesimpulan: Penarikan/Verifikasi

Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil

laporan penelitian. Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan

atau kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna-makna yang muncul dari data

yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya yang merupakan validitasnya.

I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah dengan terlaksanakannya

pembelajaran matematika dengan menggunakan media sedotan plastik dan gelas

bilangan sehingga pemahaman peserta didik tentang konsep materi nilai tempat

peserta didik kelas 2 SD Negeri 26 Belinyu akan meningkat diatas KKM yakni 70

mencapai 90% dari jumlah peserta didik 30 yang terdiri dari 17 laki – laki dan 13

perempuan.

J. Rencana Pelaksanaan Penelitian

Jadwal penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Perincian Waktu Penelitian

No Kegiatan Tahun Pelajaran 2020/2022

37
Juli Agustus Septem Oktober Nov

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan proposal 

2 Penyusunan 

Instrumen

3 Pelaksanaan 

Siklus I 

4 Pelaksanaan Siklus 

II 

5 Analisis Data  

6 Penyusunan 

Laporan

7 Seminar PTK 

38
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas 2 SD Negeri 26

Belinyu pada materi Nilai Tempat. Penelitian pembelajaran tentang nilai tempat

ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Waktu yang digunakan untuk setiap siklus

perbaikan adalah 1 jam pembelajaran. Setiap siklus dilakukan selang waktu

selama 7 hari. Dalam penelitian ini, sebagai ukuran keberhasilan belajar peserta

didik (indikator) adalah:

1. Terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi nilai tempat

sebanyak 100% dan memperoleh nilai 70 ke atas sesuai dengan KKM.

2. Tingkat ketuntasan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran telah mencapai

100%.

3. Rata-rata peningkatan hasil belajar peserta didik materi nilai tempat telah

mencapai 80,00.

Secara rinci, ketuntasan belajar peserta didik kelas 2 SD Negeri 26 Belinyu

pada materi nilai tempat dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran Siklus I

Sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran, kondisi pembelajaran

kurang memuaskan, baik dari proses pembelajaran maupun hasil belajar

peserta didik. Untuk itu dilakukan perbaikan pembelajaran dengan

menggunakan sedotan (drinking Straw) dan gelas bilangan. Setelah

menggunakan sedotan (drinking Straw) dan gelas bilangan dalam

pembelajaran, dilakukan pengukuran untuk mengukur tingkat keberhasilan

39
belajar peserta didik. Hasil penelitian

40
menunjukkan bahwa dari 30 peserta didik hanya 18 peserta didik yang tuntas

sedangkan 12 peserta didik lainnya tidak tuntas.

Adapun hasil yang dicapai dari penelitian Siklus I ini dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Hasil Belajar Peserta didik SD Negeri 26 Belinyu pada Siklus I

Nilai Tingkat Ketuntasan

Siklus Persentase Tidak Persentase


Terendah Tertinggi Rata-rata Tuntas
(%) Tuntas (%)

I 50 80 66 18 60 12 40

Dari tabel hasil belajar peserta didik di atas, dapat dilihat sebanyak 18

peserta didik dari 30 peserta didik yang tuntas dalam perbaikan pembelajaran

materi nilai tempat dengan persentase 60%. Sedangkan peserta didik yang

tidak tuntas sebanyak 12 peserta didik dengan persentase 40%. Nilai tertinggi

yang dicapai peserta didik dalam perbaikan pembelajaran dengan angka 80,

nilai terendah pada siklus ini dengan angka 50. Rata-rata kelas dalam

perbaikan pembelajaran siklus I adalah 66. Jadi secara klasikal, kelas ini

belum mencapai ketuntasan dalam perbaikan pembelajaran materi nilai

tempat.

2. Pembelajaran Siklus II

Dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I, terdapat 12

41
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan pesentase 40%

42
dari 30 peserta didik di kelas 2 SD Negeri 26 Belinyu. Untuk mengatasi

permasalahan ini, peneliti melanjutkan penggunaan sedotan (drinking straw)

dan gelas bilangan ke Siklus II yang bertujuan untuk meningkatkan dan

memaksimalkan hasil belajar peserta didik dalam materi nilai tempat yang

telah diberikan sebagai penyempurnaan pada Siklus I agar hasil belajar peserta

didik dapat mencapai taraf ketuntasan belajar dengan beberapa perbaikan

penerapan pembelajaran dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari

4-5 peserta didik yang tidak homogen.

Adapun hasil yang dicapai dari penelitian Siklus II ini secara rinci dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Hasil Belajar Peserta didik SD Negeri 26 Belinyu Pada Siklus II

Nilai Tingkat Ketuntasan

Siklus Persentase Tidak Persentase


Terendah Tertinggi Rata-rata Tuntas
(%) Tuntas (%)

II 70 100 82,33 30 100 0 0

Dari tabel hasil belajar peserta didik siklus II dapat dilihat nilai tertinggi

yang diperoleh peserta didik dengan angka 100, nilai terendah sebesar 70, dan

nilai rata-rata sebesar 82,33. Sebanyak 30 peserta didik dari 30 peserta didik

dengan persentase 100% dalam satu kelas yang sudah tuntas belajarnya, atau

mencapai nilai ≥ 70. Secara klasikal kelas tersebut mencapai ketuntasan

belajar dan ukuran keberhasilan belajar peserta didik (indikator) sudah

tercapai. Perbaikan pembelajaran materi nilai tempat dengan menggunakan

43
sedotan

44
(drinking straw) dan gelas bilangan dihentikan dengan tercapainya indikator

yang telah ditetapkan.

B. Pembahasan

Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan mulai dari

Siklus I, sampai siklus II, nilai terendah, tertinggi dan nilai rata-rata kelas dapat

dilihat pada tabel dan diagram berikut ini:

Tabel 4.3

Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-rata Kelas dalam Dua Siklus

Nilai
Siklus Rata-rata Kelas
Terendah Tertinggi

I 50 75 66,59

II 70 100 82,33

Dari tabel di atas, dapat dilihat terjadinya peningkatan rata-rata hasil

belajar peserta didik dari Siklus I sampai dengan Siklus II. Selain itu nilai

terendah dan tertinggi juga mengalami peningkatan. Pada Siklus I, nilai terendah

adalah 50, dan nilai tertinggi mencapai angka 75, sedangkan pada Siklus II nilai

terendah mencapai angka 70 dan nilai tertinggi adalah 100.

Diagram 4.1

45
Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-rata dalam Dua Siklus

100
100
80 82
80 66 70

60 50

40

20

0
Terendah Tertinggi
Siklus I Rata-rata Siklus II

Dalam penelitian ini, perkembangan hasil belajar peserta didik atau nilai

rata- rata peserta didik pada Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada diagram dan

tabel di atas, terjadi peningkatan yang signifikan dengan menggunakan media

sedottan (drinking straw) dan gelas bilangan dengan kelompok kecil yang

heterogen dalam melakukan percobaan tentang nilai tempat. Pada Siklus I, rata-

rata peserta didik mencapai 66 (belum mencapai ukuran keberhasilan belajar yang

ditetapkan), pada dan pada Siklus II mengalami peningkatan yang sangat baik

yaitu 82,33 (sudah mencapai ukuran keberhasilan belajar yang ditetapkan).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan sedotan (drinking

straw) dan gelas bilangan dalam materi nilai tempat serta memberikan bimbingan

dan arahan dalam pelaksanaan pembelajaran dan membentuk kelompok kecil

yang heterogen sehingga peserta didik mengalami perubahan tingkah laku dari

tidak tahu menjadi tahu. Penggunaan media sedotan (drinking straw) dan gelas

bilangan merupakan salah satu teknik pembelajaran yang efektif kerena membuat

peserta didik aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan lebih lama

diingat oleh peserta didik dan lebih bermakna karena peserta didik melakukan

sendiri percobaan untuk membuktikan hipotesis peserta didik. Hal ini dapat

dilihat dari
46
meningkatknya perkembangan hasil belajar peserta didik serta menuntaskan hasil

belajar peserta didik menjadi 100% pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Tingkat Ketuntasan Peserta Didik Siklus I dan II

Tingkat Ketuntasan

Siklus Jumlah peserta Persentase Jumlah peserta didik Persentase

didik tuntas (%) tidak tuntas (%)

I 18 60 12 40

II 30 100 0 0

Diagram 4.2

Tingkat ketuntasan Peserta didik Siklus I dan II

70
60
60

50
40
40
30
30

20 18
12
10
0 0 0
0
Siklus I Siklus II

TuntasPesentase TuntasTidak tuntasPersentase Tidak Tuntas

Berdasarkan tabel dan diagram tingkat ketuntasan peserta didik, selama

kegiatan perbaikan pembelajaran tentang nilai tempat berlangsung di Kelas 2 SD

Negeri 26 Belinyu didapat ketuntasan belajar peserta didik tentang nilai tempat

menerapkan penggunaan sedotan (drinking straw) dan gelas bilangan meningkat

47
secara signifikan. Peneliti menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

sebesar 70 untuk setiap siklus dan menetapkan ukuran hasil pembelajaran

(indikator) dalam perbaikan materi nilai tempat di kelas 2 SD Negeri 26 Belinyu.

Sebelumnya pada evaluasi ulangan harian peserta didik diperoleh nilai rata hasil

belajar dari 30 peserta didik ada 10 peserta didik atau 33% yang sudah memahami

materi, sedangkan peserta didik yang mendapat nilai dibawah KKM ada 20

peserta didik atau 67% yang belum mampu memahami materi yang telah

diberikan. Ketuntasan belajar peserta didik pada evaluasi ini pun masih sangat

rendah di mana baru 10 orang peserta didik atau sebesar 33% yang tuntas

sedangkan yang belum tuntas sebesar 67% atau sebanyak 20 orang peserta didik

dari jumlah 30 orang peserta didik dalam satu kelas. Berdasarkan analisis data

pada evaluasi tersebut yang dinilai masih sangat rendah, maka peneliti melakukan

tindakan perbaikan sebanyak 2 siklus.

Pada Siklus I masih terdapat 12 peserta didik atau sebesar 40% yang

mendapat nilai di bawah KKM atau belum tuntas. Dengan demikian peserta didik

yang tuntas sebesar 60 % atau sebanyak 18 peserta didik. Rata-rata hasil belajar

peserta didik pada siklus I sebesar 60 dengan nilai tertinggi 80 dan terendah 50.

Pada siklus I, hasil belajar peserta didik belum maksimal, dikarenakan peserta

didik belum terbiasa dengan cara mengajar pendidik dalam memberikan materi

nilai tempat. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan ke siklus II.

Pada siklus II terdapat hasil yang cukup memuaskan dengan nilai rata-rata

meningkat menjadi sebesar 82,33 dimana 30 peserta didik sudah mampu

menuntaskan pembelajarannya atau peserta didik yang sudah tuntas mencapai

100% dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Peserta didik kelas 2 SD

Negeri 26 Belinyu telah menuntaskan materi nilai tempat dengan baik melalui

48
penggunaan media sedotan (drinking straw) dan gelas bilangan. Secara klasikal,

rata-rata kelas sudah menunjukkan ketuntasan dalam pembelajaran nilai tempat.

Pada siklus ini, kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan dengan membagi

peserta didik dalam kelompok kecil yang heterogen, sama seperti kelompok kecil

pada siklus I. Peserta didik melakukan percobaan nilai tempat dengan bimbingan

yang optimal dari pendidik. Sehingga peserta didik lebih memahami penggunaan

media sedotan (drinking straw) dan gelas bilangan dalam pembelajaran dan

membuat hasil belajar peserta didik meningkat. Peserta didik pun lebih termotivasi

dalam kegiatan perbaikan pembelajaran karena peserta didik mencoba sendiri

kegiatan sedotan (drinking straw) dan gelas bilangan dalam menentukan nilai

tempat. Peningkatan nilai hasil belajar peserta didik tak lepas dari usaha-usaha

perbaikan yang telah dilakukan oleh pendidik yaitu memaksimalkan peggunaan

media sedotan (drinking straw) dan gelas bilangan, memberikan bimbingan dan

motivasi peserta didik serta peningkatan penguasaan kelas.

49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan media sedotan (drinking straw) dan gelas bilangan pada materi
nilai tempat, dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Awal pertemuan peserta didik menjawab salam yang diucapkan oleh
pendidik.
b) Peserta didik mendengarkan materi yang disampaikan oleh pendidik.
c) Peserta didik mengamati medi ayng digunakan dan salah satu peserta didik
menbantu pendidik dalam melakukan demonstrasi nilai tempat
menggunakan media sedotan (drinking straw) dan gelas bilangan.
d) Peserta didik bertanya jawab tentang materi nilai tempat kepada pendidik.
e) Peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil yang heterogen, terdiri dari 4-
5 peserta didik.
f) Peserta didik melakukan percobaan tentang nilai tempat menngunakan
media sedotan (drinking straw) dan gelas bilangan untuk membuktikan
hipotesis mereka.
g) Peserta didik mendapat bimbingan, arahan dari pendidik.
h) Peserta didik mengisi hasil percobaan lalu salah satu wakil dari
kelompoknya mempresentasikan hasil percobaan ke depan kelas.
i) Peserta didik mengisi evaluasi lalu mengumpulkannya kepada pendidik.
j) Peserta didik bersama pendidik membahas hasil percobaan dan LKPD lalu
membuat kesimpulan perbaikan pembelajaran tentang nilai tempat.
k) Peserta dibab iiidik mendapat tindak lanjut yang diberikan oleh pendidik
untuk menguatkan materi pembelajaran.
2. Penerapan discovery learning pada pembelajaran IPA kelas V SD Negeri 26
Belinyu dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini ditunjukkan
pada terjadinya peningkatan:

50
a) Nilai rata-rata peserta didik pada Siklus II menjadi 82,33 sedangkan
sebelumnya pada Siklus I hanya 66.
b) Nilai tertinggi dicapai oleh peserta didik meningkat menjadi 100.
c) Meningkatnya persentase ketuntasan belajar peserta didik diatas indikator
yang telah ditetapkan yaitu mencapai ketuntasan sebesar 100%
d) Meningkatnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran matematika.
e) Pemahaman peserta didik dalam pembelajaran kerena menerapkan model
discovery learning yang dilakukan sendiri oleh peserta didik sehingga
pembelajaran akan lebih bermaknan dan akan lama diingat oleh peserta
didik.
B. Saran dan Tindak Lanjut

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang ingin disampaikan


sehubungan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, yaitu:
1. Pendidik dapat mencoba menggunakan media sedotan (drinking straw) dan
gelas bilangan dan menerapkannya juga pada pembelajaran Matematika
dengan materi yang sama.
2. Pendidik dapat menerapkan media sedotan (drinking straw) dan gelas bilangan
dalam pembelajaran sehingga pembelajaran yang didapat oleh peserta didik
lebih bermakna dan akan lama diingat oleh peserta didik.
3. Pendidik harus sering bertanya kepada teman yang lebih berpengalaman untuk
menambah dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan untuk membentuk
peserta didik yang memiliki kecerdasan akhlak dan spiritual serta berwawasan
luas.

51
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Karim H. Ahmad, Media Pembelajaran ( Makasar: UNM,2007)

BNSP. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI,
dan SLBSD.
Jakarta:BNSP

Dahar, R. W. (1996). Teori Belajar Mengajar. Jakarta: Erlangga.

Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta:


Erlangga .
2011. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Implementasi dalam
Pendidikan.
Online tersedia:http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori- perkembangan-
kognitif-jean-piaget-dan-implementasinya-dalam-pendidikan-346946.html. diakses
pada tanggal 20 Juli 2019. Online

Gatot Muhsetyo, Pembelajaran Matematika SD (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010)

Hamalik,oemar.2006.Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT. Bumi Aksara

Heruman. (2008). Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar.Bandung:


PT.Remaja Rosdakarya

Indonesia PR, 2006 .Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
https://kelembagaan.ristekdikti.go.id diakses oleh Khusnul Khotimah tanggal 20 Juli
2019 Wikipedia bahasa indonesia, 2018.Pendidikan dasar
.https://id.m.wikipedia.org.
diakses oleh Khusnul Khotimah tanggal 20 Juli 2019

52
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005.Media Pendidikan. Online diakses tanggal 21
Juli 2019

53
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Sekolah : SD Negeri 26 Belinyu


Muatan Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : 2/ 1
Materi Pokok : Nilai tempat
Waktu : 3 x 35 menit ( 2 kali pertemuan)

A. Kompetensi Dasar

3.1 Menjelaskan makna bilangan cacah dan menentukan lambangnya berdasarkan

nilai tempat dengan menggunakan model konkret serta cara membacanya.

4.1 Membaca dan menyajikan bilangan cacah dan lambangnya berdasarkan nilai

tempat dengan menggunakan model konkret.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1.1 Menentukan nilai tempat pada bilangan dua angka dan tiga angka.

4.1.1 Menuliskan lambang bilangan tiga angka dengan benar.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah mengamati media sedotan dan gelas bilangan, peserta didik

dapat menentukan nilai tempat ratusan puluhan dan satuan dengan tepat.

2. Setelah menentukan nilai tempat, peserta didik dapat menuliskan

lambang bilangan tiga angka dengan benar.

54
D. Karakter pesertadidik yang diharapkan

- Mandiri, kerjakeras, tanggung jawab, disiplin, dan percaya diri,

E. Materi Pembelajaran

- Nilai tempat ratusan puluhan dan satuan

F. Model dan Metode Pembelaajaran

- Model Pembelajaran : Demonstrasi

- Motode Pembelajaran : Diskusi kelompok kecil, penugasan, presentasi

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1(35 menit)

1. Kegiatan Awal

a) Peserta didik menjawab salam pendidik.


b) Peserta didik menjawab sapaan dan keadaan yang ditanyakan oleh pendidik.
c) Peserta didik berdo’a bersama-sama.
d) Peserta didik ditanyakan kehadirannya oleh pendidik.
e) Peserta didik mendapat pertanyaan yang diajukan oleh pendidik tentang
materi yang akan dipelajari.
 Peserta didik mengamati banyaknya sedotan yang dipegang oleh

pendidik yang diikat menjadi satu berjumlah 10. Peserta didik

menjawab pertanyaan pendidik tentang jumlah sedotan yang

dipegang oleh pendidik

f) Peserta didik mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.

2. Kegiatan Inti

a) Peserta didik mendengarkan penjelasan tentang materi nilai tempat.

55
b) Peserta didik diminta oleh pendidik untuk membantu pendidik
mendemonstrasikan sedotan (drinking straw) dan gelas bilangan untuk
menentukan nilai tempat.
c) Peserta didik bertanya kepada pendidik tentang materi nilai tempat.
d) Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dan
berdiskusi tentang materi nilai tempat menggunakan sedotan dan gelas
bilangan.
e) Peserta didik melakukan percobaan sedotan (drinking straw) dan gelas
bilangan yang dibimbing oleh pendidik.
f) Peserta didik membuat laporan hasil percobaan yang dilakukan dan salah
satu wakil dari kelompok mempresentasikannya di depan kelas.
g) Peserta didik mengisi evaluasi yang dibagikan oleh pendidik lalu
mengumpulkannya kepada pendidik.
h) Peserta didik mengetahui hasil belajar yang disampaikan oleh pendidik.
3. Kegiatan Penutup

a) Peserta didik bersama pendidik melakukan refleksi dari pembelajaran yang


telah dilakukan.
b) Peserta didik mendengarkan penguatan materi yang disampaikan oleh
pendidik tentang nilai tempat.
c) Peserta didik mendapat tindak lanjut yang diberikan oleh pendidik.
d) Peserta didik menjawab salam yang diucapkan oleh pendidik untuk
mengakhiri kegiatan belajar.

Pertemuan II(70 menit)

H. Sumber dan Media Pembelajaran

Sumber Pembelajaran :

- Buku ESPS Matematika Penerbit Erlangga, halaman

13 Media Pembelajaran

- Sedotan dan gelas bilangan, kartu bilangan

56
I. Alat Penilaian Perbaikan Pembelajaran

57
1) Prosedur Penilaian
o Tes awal : dilaksanakan secara lisan.
o Tes proses : dilaksanakan dalam proses.
o Tes akhir : dilaksanakan secara tertulis.
2) Jenis penilaian : tertulis, praktik.
3) Bentuk penilaian : uraian terbatas
4) Alat penilaian :
Jawablah soal dibawah ini dengan benar!
1. 164
Nilai tempat angka 1 adalah… nilainya..
Nilai tempat angka 6 adalah…
nilainya… Nilai tempat angka 4
adalah… nilainya…
2. 251
Nilai tempat angka 2 adalah… nilainya…
Nilai tempat angka 5 adalah …
nilainya… Nilai tempat angka 1 adalah…
nilainya…
3. 456 = ….. ratusan + ….. puluhan + ….. satuan
4.= 2 ratusan + 0 puluhan + 9 satuan
5.
384
Ratusan Puluhan Satuan
… … …

Kunci Jawaban:

1. Ratusan, nilainya 100

Puluhan, nilainya 60

Satuan, nilainya 40

2. Ratusan, nilainya 200

Puluhan, nilainya 50

58
Satuan, nilainya 10

3. 4 ratusan + 5 puluhan + 6 satuan

59
4. 209

5.

3 8 4

Skor = Skor perolehan x 100


Skor maksimal

Mengetahui,
Belinyu, 15 Agustus 2020
Kepala SD Negeri 26 Belinyu
Wali Kelas 2

SUDARSIH, S.Pd
NIP 19690503 199512 2 001 LISMIARTI, S.Pd
NIP 19891010 201903 2 007

60
Lampiran 2

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD)

Nama Peserta didik

1.

2.

3.

4.

5.

Tulislah kartu bilangan yang telah didapatkan oleh masing-masing kelompok,

kemudian tuliskan nilai tempatnya!

Nilai ratusan adalah….


Nilai puluhan
adalah… Nilai satuan
adalah….
Nama bilangannya adalah…..

61
Lampiran 3
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA
DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
SD NEGERI 26 BELINYU

EVALUASI
Muatan Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : 2/ 1
Materi Pokok : Nilai tempat

Isilah soal dibawah ini dengan tepat!


1. 164
Nilai tempat angka 1 adalah… nilainya..
Nilai tempat angka 6 adalah…
nilainya… Nilai tempat angka 4
adalah… nilainya…
2. 251
Nilai tempat angka 2 adalah… nilainya…
Nilai tempat angka 5 adalah …
nilainya… Nilai tempat angka 1 adalah…
nilainya…
3. 456 = ….. ratusan + ….. puluhan + ….. satuan
4.= 2 ratusan + 0 puluhan + 9 satuan
5.
384
Ratusan Puluhan Satuan
… … …

62
Lampiran 4
DAFTAR NILAI PESERTA DIDIK
SIKLUS I

No Nama Siswa Siklus I Ketuntasan


1 ALVIANSYAH SAPUTRA 80 Tuntas
2 AVIKA JESIKA PUTRI 60 Tidak Tuntas
3 AMELIA RAFANI FIRZA 80 Tuntas
4 ARIF WIJAYA 70 Tuntas
5 DELINA 50 Tidak Tuntas
6 DUTRA PRATAMA 70 Tuntas
7 EXCEL DIL HOTRA 70 Tuntas
8 FERDIKA 70 Tuntas
9 JUFRIANSAH 60 Tidak Tuntas
10 KIKI FAREL 50 Tidak Tuntas
11 M. BILAL RAMADIAN 80 Tuntas
12 MARSELIA VENA RESTU 80 Tuntas
13 MARSELINO ANUGRAH 60
14 MOH. NABAWY 70 Tuntas
15 NURHAMSYAH 70 Tuntas
16 OKTAVIA 80 Tuntas
17 PUTRI RAMADANNI 70 Tuntas
18 RADIP 70 Tuntas
19 RAHMASARI 60 Tidak Tuntas
20 REFAN FIRANDA 70 Tuntas
21 REZA PRATAMA 60 Tidak Tuntas
22 ROSYADAH 50 Tidak Tuntas
23 S. KAISAH KALFIRAH 70 Tuntas
24 SAIPUL 50 Tidak Tuntas
25 SYAFA ALIYAH KHOIRUNNIS 70 Tuntas
26 VIKI ARDIANSYAH 60 Tidak Tuntas

63
27 WILLYANKHA ANDRISTI 70 Tuntas
28 YOSUA KRISDIANTO 70 Tuntas
29 ZIHAN AULIA 60 Tidak Tuntas
30 ZIVILIA 50 Tidak Tuntas
Jumlah 1980
Rata-rata 66
Tuntas 18
Persentase % 60
Tidak Tuntas 12
Persentase % 40
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 50

64
Lampiran 5
SISTEMATIKA LAPORAN
SIKLUS I

Sekolah : SD Negeri 26
Belinyu Muatan Pelajaran: Matematika
Kelas/Semester : 2/ 1
Materi Pokok : Nilai tempat
Waktu : 1 x 35
menit

Masalah yang diatasi:


1. Menjawab soal dari pertanyaan mengenai nilai tempat
2. Melakukan percobaan media sedotan dan gelas bilangan dalam menentukan
nilai tempat.

Cara mengatasinya:
1. Menerapkan media sedotan dan gelas bilangan dalam pembelajaran tentang
nilai tempat.
2. Peserta didik melakukan percobaan sendiri agar pembelajaran lebih bermakna
dan lebih lama diingat oleh peserta didik.

Hasil:
1. Ketuntasan belajar peserta didik secara individu belum memuaskan dan belum
mencapai ukuran keberhasilan belajar.
2. Peserta didik termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena peserta didik
bisa melakukan percobaan sendiri.

65
Hal-hal yang positif:
Ketika pembelajaran sedang berlangsung peserta didik lebih memperhatikan
sebab pendidik menngunakan media sedotan dan gelas bilangan dalam menentukan
nilai tempat bilangan ratusan puluhan dan satuan.

Mengetahui, Belinyu, 15 Agustus 2020


Kepala Sekolah Wali Kelas

YULIA, S.Pd LISMIARTI, S.Pd


NIP 197500711 201001 2005 NIP 19891010 201903 2 007

66
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI
PENDIDIK SIKLUS I

Sekolah : SD Negeri 26
Belinyu Muatan Pelajaran: Matematika
Kelas/Semester : 2/ 1
Materi Pokok : Nilai tempat
Waktu : 1 x 35
menit

Hasil Observasi
No Aspek yang diobservasi
Baik Cukup Kurang
1 Memulai pelajaran √
2 Memotivasi peserta didik √
Menyajikan bahan pelajaran sesuai dengan
3 √
tujuan dan urutan yang logis
4 Menggunakan media pembelajaran √
5 Menggunakan tehnik bertanya, diskusi √
Memberikan petunjuk yang rinci dan jelas
6 √
untuk tugas-tugas
Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam
7 √
proses pembelajaran
8 Menguasai bahan materi nilai tempat √
9 Mengelola waktu secara efisien √

Belinyu, 15 Agustus 2020


Teman Sejawat

YULIA, S.Pd

67
NIP 197500711 201001 2005

68
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
SIKLUS I

Sekolah : SD Negeri 26
Belinyu Muatan Pelajaran: Matematika
Kelas/Semester : 2/ 1
Materi Pokok : Nilai tempat
Waktu : 1 x 35
menit
Hasil Observasi
No. Aspek yang diobservasi
Ya Tidak
1 Peserta didik dapat memecahkan masalah √
2 Antusias dalam menerima pelajaran √
3 Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan √
4 Tidak menjawab pertanyaan √

Belinyu, 15 Agustus 2020


Teman Sejawat

YULIA, S.Pd
NIP 197500711 201001 2005

69
Lampiran 8
HASIL PEKERJAAN PESERTA DIDIK
SIKLUS I

70
71
Lampiran 9
FOTO PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

72
Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Sekolah : SD Negeri 26 Belinyu


Muatan Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : 2/ 1
Materi Pokok : Nilai tempat
Waktu : 1 x 35 menit

A. Kompetensi Dasar

3.2 Menjelaskan makna bilangan cacah dan menentukan lambangnya berdasarkan

nilai tempat dengan menggunakan model konkret serta cara membacanya.

4.2 Membaca dan menyajikan bilangan cacah dan lambangnya berdasarkan nilai

tempat dengan menggunakan model konkret.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.2.1 Menentukan nilai tempat pada bilangan dua angka dan tiga angka.

4.2.1 Menuliskan lambang bilangan tiga angka dengan benar.

C. Tujuan Pembelajaran

1) Setelah mengamati media sedotan dan gelas bilangan, peserta didik

dapat menentukan nilai tempat ratusan puluhan dan satuan dengan tepat.

2) Setelah menentukan nilai tempat, peserta didik dapat menuliskan

lambang bilangan tiga angka dengan benar.

73
D. Karakter pesertadidik yang diharapkan

- Mandiri, kerjakeras, tanggung jawab, disiplin, dan percaya diri,

E. Materi Pembelajaran

- Nilai tempat ratusan puluhan dan satuan

F. Model dan Metode Pembelaajaran

- Model Pembelajaran : Demonstrasi

- Motode Pembelajaran : Diskusi kelompok kecil, penugasan, presentasi

G. Kegiatan Pembelajaran

1) Kegiatan Awal

a) Peserta didik menjawab salam pendidik.

b) Peserta didik menjawab sapaan dan keadaan yang ditanyakan oleh pendidik.

c) Peserta didik berdo’a bersama-sama.

d) Peserta didik ditanyakan kehadirannya oleh pendidik.

e) Peserta didik mendapat pertanyaan yang diajukan oleh pendidik tentang

materi yang akan dipelajari.

 Peserta didik mengamati banyaknya sedotan yang dipegang oleh

pendidik yang diikat menjadi satu berjumlah 10. Peserta didik

menjawab pertanyaan pendidik tentang jumlah sedotan yang

dipegang oleh pendidik

f) Peserta didik mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.

2) Kegiatan Inti

74
a) Peserta didik mendengarkan penjelasan tentang materi nilai tempat.

b) Peserta didik diminta oleh pendidik untuk membantu pendidik

mendemonstrasikan sedotan (drinking straw) dan gelas bilangan untuk

menentukan nilai tempat.

c) Peserta didik bertanya kepada pendidik tentang materi nilai tempat.

d) Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dan

berdiskusi tentang materi nilai tempat menggunakan sedotan dan gelas

bilangan.

e) Peserta didik melakukan percobaan sedotan (drinking straw) dan gelas

bilangan yang dibimbing oleh pendidik.

f) Peserta didik membuat laporan hasil percobaan yang dilakukan dan salah

satu wakil dari kelompok mempresentasikannya di depan kelas.

g) Peserta didik mengisi evaluasi yang dibagikan oleh pendidik lalu

mengumpulkannya kepada pendidik.

h) Peserta didik mengetahui hasil belajar yang disampaikan oleh pendidik.

3) Kegiatan Penutup

a) Peserta didik bersama pendidik melakukan refleksi dari pembelajaran yang


telah dilakukan.
b) Peserta didik mendengarkan penguatan materi yang disampaikan oleh
pendidik tentang nilai tempat.
c) Peserta didik mendapat tindak lanjut yang diberikan oleh pendidik.
d) Peserta didik menjawab salam yang diucapkan oleh pendidik untuk
mengakhiri kegiatan belajar.

H. Sumber dan Media Pembelajaran

Sumber Pembelajaran :

a. Buku ESPS Matematika Penerbit Erlangga, halaman 13


75
Media Pembelajaran

b. Sedotan dan gelas bilangan, kartu bilangan

I. Alat Penilaian Perbaikan Pembelajaran

1) Prosedur Penilaian
o Tes awal : dilaksanakan secara lisan.
o Tes proses : dilaksanakan dalam proses.
o Tes akhir : dilaksanakan secara tertulis.
2) Jenis penilaian : tertulis, praktik.
3) Bentuk penilaian : uraian terbatas
4) Alat penilaian :
Jawablah soal dibawah ini dengan benar!
1. 396
Nilai tempat angka 3 adalah… nilainya..
Nilai tempat angka 9 adalah…
nilainya… Nilai tempat angka 6
adalah… nilainya…
2. 423
Nilai tempat angka 4 adalah… nilainya…
Nilai tempat angka 2 adalah …
nilainya… Nilai tempat angka 3 adalah…
nilainya…
3. 240 = ….. ratusan + ….. puluhan + ….. satuan
4.= 1 ratusan + 3 puluhan + 7satuan
5.
259
Ratusan Puluhan Satuan
… … …

Kunci Jawaban:

1. Ratusan, nilainya 300

76
Puluhan, nilainya 90

Satuan, nilainya 6

77
2. Ratusan, nilainya 400

Puluhan, nilainya 20

Satuan, nilainya 3

3. 2 ratusan + 4 puluhan + 5 satuan

4. 137

5.

2 5 9

Skor = Skor perolehan x 100


Skor maksimal

Mengetahui, Belinyu, 29 Agustus 2020


Kepala SD Negeri 26 Belinyu Wali Kelas 2

SUDARSIH, S.Pd LISMIARTI, S.Pd


NIP 19690503 199512 2 001 NIP 19891010 201903 2 007

78
Lampiran 11

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD)

Nama Peserta didik

1.

2.

3.

4.

5.

Tulislah kartu bilangan yang telah didapatkan oleh masing-masing kelompok,

kemudian tuliskan nilai tempatnya!

Nilai ratusan adalah….


Nilai puluhan
adalah… Nilai satuan
adalah….
Nama bilangannya adalah…..

79
Lampiran 12
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA
DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
SD NEGERI 26 BELINYU

EVALUASI
Muatan Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : 2/ 1
Materi Pokok : Nilai tempat

Isilah soal dibawah ini dengan tepat!


1. 396
Nilai tempat angka 3 adalah… nilainya..
Nilai tempat angka 9 adalah…
nilainya… Nilai tempat angka 6
adalah… nilainya…
2. 423
Nilai tempat angka 4 adalah… nilainya…
Nilai tempat angka 2 adalah … nilainya…
Nilai tempat angka 3 adalah… nilainya…
3. 240 = ….. ratusan + ….. puluhan + ….. satuan
4.= 1 ratusan + 3 puluhan + 7 satuan
5.
259
Ratusan Puluhan Satuan
… … …

80
Lampiran 13
DAFTAR NILAI PESERTA DIDIK
SIKLUS II

No Nama Siswa Nilai Ketuntasan


1 ALVIANSYAH SAPUTRA 100 Tuntas
2 AVIKA JESIKA PUTRI 70 Untas
3 AMELIA RAFANI FIRZA 100 Tuntas
4 ARIF WIJAYA 90 Tuntas
5 DELINA 70 Tuntas
6 DUTRA PRATAMA 100 Tuntas
7 EXCEL DIL HOTRA 100 Tuntas
8 FERDIKA 80 Tuntas
9 JUFRIANSAH 80 Tuntas
10 KIKI FAREL 70 Tuntas
11 M. BILAL RAMADIAN 100 Tuntas
12 MARSELIA VENA RESTU 100 Tuntas
13 MARSELINO ANUGRAH 70 Tuntas
14 MOH. NABAWY 80 Tuntas
15 NURHAMSYAH 80 Tuntas
16 OKTAVIA 90 Tuntas
17 PUTRI RAMADANNI 80 Tuntas
18 RADIP 70 Tuntas
19 RAHMASARI 70 Tuntas
20 REFAN FIRANDA 80 Tuntas
21 REZA PRATAMA 70 Tuntas
22 ROSYADAH 70 Tuntas
23 S. KAISAH KALFIRAH 90 Tuntas
24 SAIPUL 70 Tuntas
25 SYAFA ALIYAH KHOIRUNNIS 90 Tuntas
26 VIKI ARDIANSYAH 80 Tuntas

81
27 WILLYANKHA ANDRISTI 80 Tuntas
28 YOSUA KRISDIANTO 90 Tuntas
29 ZIHAN AULIA 80 Tuntas
30 ZIVILIA 70 Tuntas
Jumlah 2470
Rata-rata 82,33
Tuntas 30
Persentase % 100
Tidak Tuntas 0
Persentase % 0
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 70

82
Lampiran 14
SISTEMATIKA LAPORAN
SIKLUS II

Sekolah : SD Negeri 26
Belinyu Muatan Pelajaran: Matematika
Kelas/Semester : 2/ 1
Materi Pokok : Nilai tempat
Waktu : 1 x 35
menit

Masalah yang diatasi:


1. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran
tentang nilai tempat.
2. Meningkatkan ketuntasan belajar peserta didik dalam pembelajaran
menggunakan media sedotan dan gelas bilangan.

Cara mengatasinya:
1. Lebih memaksimalkan penggunaan media sedotan dan gelas bilangan dalam
pembelajaran.
2. Memberi perhatian, bimbingan dan motivasi kepada peserta didik dalam
melakukan percobaan dengan menngunakan media sedotan dan gelas bilangan
untuk menentukan nilai tempat.

Hasil:
1. Kemampuan peserta didik dalam memahami materi dan melakukan percobaan
semakin menigkat.
2. Ketuntasan belajar peserta didik telah mencapai ukuran keberhasilan belajar
(indikator).
3. Motivasi peserta didik dalam pembelajaran menigkat,

Hal-hal yang positif:

83
Peserta didik lebih memahami materi tentang nilai tempat, pada perbaikan
pembelajaran siklus II ini. Ketuntasan yang dicapai peserta didik secara individu telah
tuntas 100%.

Mengetahui, Belinyu, 29 Agustus 2020


Teman Sejawat Wali Kelas,

YULIA, S.Pd LISMIARTI, S.Pd


NIP 197500711 201001 2005 NIP 19891010 201903 2 007

84
Lampiran 15
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
SIKLUS II

Sekolah : SD Negeri 26
Belinyu Muatan Pelajaran: Matematika
Kelas/Semester : 2/ 1
Materi Pokok : Nilai tempat
Waktu : 1 x 35
menit
Hasil Observasi
No. Aspek yang diobservasi
Ya Tidak
1 Peserta didik dapat memecahkan masalah √
2 Antusias dalam menerima pelajaran √
3 Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan √
4 Tidak menjawab pertanyaan √

Belinyu, 29 Agustus 2020


Teman Sejawat

YULIA, S.Pd
NIP 197500711 201001 2005

85
Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI
PENDIDIK SIKLUS II

Sekolah : SD Negeri 26
Belinyu Muatan Pelajaran: Matematika
Kelas/Semester : 2/ 1
Materi Pokok : Nilai tempat
Waktu : 1 x 35
menit

Hasil Observasi
No Aspek yang diobservasi
Baik Cukup Kurang
1 Memulai pelajaran √
2 Memotivasi peserta didik √
Menyajikan bahan pelajaran sesuai dengan
3 √
tujuan dan urutan yang logis
4 Menggunakan media pembelajaran √
5 Menggunakan tehnik bertanya, diskusi √
Memberikan petunjuk yang rinci dan jelas
6 √
untuk tugas-tugas
Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam
7 √
proses pembelajaran
8 Menguasai bahan materi nilai tempat √
9 Mengelola waktu secara efisien √

Belinyu, 29 Agustus 2020


Teman Sejawat

YULIA, S.Pd
NIP 197500711 201001 2005
86
Lampiran 17
HASIL PEKERJAAN PESERTA DIDIK
SIKLUS II

87
88
Lampiran 18
SURAT PERNYATAAN TEMAN SEJAWAT

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Lismiarti, S.Pd

NIM : 19891010 20903 2 007

Tempat Tugas : SD Negeri 26 Belinyu

Menyatakan bahwa:

Nama : Yulia, S.Pd

NIP : 197500711 201001 2005

Tempat Mengajar : SD Negeri 26 Belinyu

Adalah teman sejawat yang membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mata pelajaran Matematika
Kelas II SD Negeri 26 Belinyu.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat


dipergunakan sebagaimana mestinya.

Belinyu, 02 Agustus 2020


Teman sejawat Pendidik Mata Pelajaran,

Yulia, S.Pd Lismiarti, S.Pd

NIP. 197500711 201001 2005 NIP. 19891010 201903 2 007

89

Anda mungkin juga menyukai