Oleh :
ANSHAR, S.Pd
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan bukan lagi hal yang tidak mungkin bisa mengubah
pandangan hidup manusia kedepan yang pastinya melibatkan tiga
ranah dalam diri manusia, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
sejalan dengan semakin meluasnya penelitian dan percobaan
terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan fungsi kognitif,
Penelitian terhadap asal usul suatu tingkah laku, dimulai dari asal
mulanya yang dianggap akan memberikan keterangan-keterangan
yang asli dan bermanfaat.
Teori belajar-sosial (Social Learning theory) adalah sebuah teori
perluasan dari behaviorisme yang menekankan pentingnya perilaku,
lingkungan dan kognisi sebagai faktor kunci dalam
perkembangan.Menurut Alfred L.Baldwin (Dalam Desmita)
menyebutkan “cara pendekatan harus dilakukan dengan sistem ”.
Psikologi Perkembangan menjadi lebih dikenal karena membuka
kesempatan lebih luas untuk mengadakan penelitian dan percobaan
terhadap kehidupan anak dengan perubahan-perubahan tingkah
lakunya.
Hakikat hidup manusia tidak lepas dari perilaku meniru dari
kebiasaan yang berasal dari orang lain ataukah hal yang sering
dipraktekkan melalui kegiatan edukasi dibangku sekolah dan
dilingkungan sekitar anak.
Budaya Sopan santun tidak lagi menjadi tolak ukur bangsa
ketimuran kita yang sangat dikenal dengan keramah tamahannya
hingga menjadikan bangsa Indonesia menjadi salah satu Negara yang
peradabannya baik sesuai yang tertuang dalam sila Pancasila.
Dengan masuknya budaya barat secara bebas, maka perlahan
budaya ketimuran kita tergerus dan mengikut dengan budaya yang
1
kebarat-baratan. Selain itu juga, kemajuan teknologi menjadi salah
satu penyebabnya kemunduran tradisi sopan santun yang kita sering
jalani. Salah satu kebiasaan yang dianggap biasa oleh banyak
kalangan tetapi memiliki peran dan pengaruh besar terhadap
kebiasaan sopan santun yaitu budaya “Antri”. BUdaya antri untuk saat
ini tidak lagi dianggap sebagai satu tradisi sopan santun dan
kedisiplinan, malainkan satu perilaku yang dianggap hebat jika mampu
mendahului orang yang terlebih dahulu dibanding dirinya.
Dalam menerapkan budaya antri, bukan tidak mungkin siswa
akan melihat kebiasaan yang dilakukan oleh gurunya terlebih dahulu
sebagai contoh. Selanjutnya guru akan memberikan arahan dan
bimbingan secara langsung kepada siswa. Bimbingan ini sangat perlu
untuk mengarahkan siswa bagaimana melakukan kegiatan dengan
baik dan sistematis, sebagaimana yang tertuang dalam peraturan
pemerintah pasal 27 Nomor 29/90 (Depdikbud,1994) yang
menyatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan”. Hal ini sejalan dengan
upaya yang akan penulis lakukan kepada siswa/siswi di lingkungan
SDN Terpencil Janja Desa Malomba Kecamatan Dondo Kabupaten
Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan peran siswa dalam mengembangkan
budaya antri di SDN Terpencil Janja Kecamatan Dondo Kabupaten
Tolitoli?
C. Tujuan
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermoral tentunya harus
dibarengi dengan tindakan dan perilaku yang baik. Dalam hal ini,
menerapkan kedisiplinan melalui pengembangan budaya Antri adalah
salah satu tujuan yang akan menjadi perhatian tersendiri dibalik
2
keadaan bangsa yang makin lama semakin terpedaya dengan budaya
barat yang pengaruhnya langsung dinikmati melalui media elektronik.
D. Manfaat
Meningkatkan kedisiplinan melalui perilaku antri ini dimulai dari
kegiatan kecil yang tanpa disadari bisa berakibat fatal disaat yang
akan datang dalam kehidupan siswa jika tidak dibiasakan sejak dini.
Kegiatan ini bukan hanya membiasakan pada perilaku disiplin
siswa, melainkan yang menjadi pangkal dari budaya antri ini juga
memperhatikan peran aktif dari Guru dan tenaga kependidikan untuk
menjadikan semua jauh lebih baik.
3
BAB II
A. Pembahasan
Dalam kehidupan bermasyarakat saat ini, kedisiplinan
merupakan hal yang mulai langkah. Sikap disiplin terkadang bukan
berasal dari diri sendiri, malainkan karena tekanan dari atasan, teman
dan orang tua.
Sikap disiplin tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang
berperan penting terhadap keberhasilan seseorang, melainkan
sebuah tekanan dari atasan/pimpinan. salah satu dari sikap disiplin
yang sering terabaikan dalam hidup kita yaitu Antri di setiap kegiatan
Proses Belajar Mengajar. Disiplin di ruang kelas adalah faktor yang
penting dalam hubungan guru dan murid. Murid merasa terlindungi
ketika mereka tahu apa aturan untuk tingkah laku dan apa yang anda
harapkan dari mereka. Disiplin sangatlah penting untuk diterapkan
secara konsisten supaya efektif. Ketika mudid tahu maksud dari apa
yang anda katakana, mereka akan percaya pada anda.
Tujuan da disiplin bukanlah untuk menghukum atau merusak
perasaan harga diri anak. Sebaliknya disiplin yang efektif akan
menjaga keutuhan harga diri dan membantu anak tumbuh menjadi
orang dewasa yang percaya diri dan tanggung jawab. Menurut Allman,
Barbara (2010; hal 58) menjabarkan empat langkah untuk
membentuk dan mempertahankan kedisiplinan diruang kalas, yaitu:
1. Tekankan kerjasama : biarkan murid tahu bahwa apa yang
mereka lakukan memiliki dampak pada seluruh kelas
2. Lihat murid anda sebagai individu yang bertanggung jawab. Murid-
murid merespon harapan-harapan yang ditanamkan oleh orang
tua dan guru pada diri mereka. Ketika harapan-harapan itu positif,
mereka akan bertingkah laku dengan cara yang positif pula.
4
3. Ajari murid-murid anda bahwa tingkah laku mereka didasari oleh
pilihan personal dan bahwa kebebasan memilih ini harus disertai
dengan rasa tanggungjawab. Saat murid belajar bertanggung
jawab terhadap tindakan yang dilakukannya, mereka
mengembangkan disiplin diri yang dibutuhkan untuk membuat
pilihan-pilihan bijaksana dimasa-masa mendatang.
4. Gunakan konsekuensi-konsekuensi yang beralasan dan masuk
akal. Misalnya, jika seorang murid mengganggu teman sekelasnya
dan saat istirahat, maka membuat dia duduk sendiri sampai dia
bisa bermain bersama-sama merupakan konsekuensi yang lebih
beralasan dari pada terus menahannya sampai sekolah usai.
Selain itu, budaya antri ini sudah terlebih dahulu kami tarapkan
dilingkungan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) dilingkungan
sekolah kami. Tidak hanya itu, peran serta kepala sekolah tentunya
5
menjadi pionir utama dalam mengawasi perilaku disiplin yang kami
terapkan sebagai bawahannya.
6
Dalam membudayakan antri, harus selalu dibarengi dengan
pengawasan dan kejujuran dari pelaku dan pengawas antri tersebut.
Bukan hal yang tak mungkin jika antri menjadi salah satu sarana
kepentingan orang-orang tertentu untuk membuka peluang terjadinya
Pungutan kepada pelaku antri. Salah satu kasus yang sekarang
menjadi trending topic di banyak media masalah Pungutan Liar
(PUNGLI) banyak menjadi konsumsi public. Hal ini tentu saja
menguntungkan sebagian orang dan mengorbankan banyak orang.
Hal tersebut tentunya didasari oleh perilaku tidak sabar dan memiliki
kemauan mendahului orang yang lebih dahulu datang.
7
Penulis melakukan kegiatan ini diawali dari pengamatan kepada
siswa pada tahun 2014 yang selalu melakukan sesuatu dengan
tergesa-gesa dan saling berebut dikarenakan memenangkan ego
masing-masing, dan pada akhirnya terjadi konflik kecil diantara siswa
yang berebut. Dikarenakan masalah tersebut, banyak siswa yang
saling bermusuhan disebabkan karena ketidak senangan antara siswa
satu dan teman sekelasnya.
B. Solusi
SDN Terpencil Janja adalah sekolah yang sangat jauh dari
kondisi layak bagi kebanyakan orang yang mungkin baru
menginjakkan kaki di dusun janja disebabkan lokasi daerah ini sangat
jauh dan memiliki jalan yang kondisinya sangat memperihatinkan
dengan melalui jalan yang berbatu, berlubang, becek dan sungai. Dri
kondisi demikian, banyak guru yang enggan untuk mengajar dan
mengabdikan dirinya di SDN terpencil janja.
Hati penulis makin tergerak karena kondisi siswa/siswi yang
kurang mendapat perhatian terhadap pendidikan yang mereka jalani
selama ini serta sulit untuk bersaing dengan siswa yang berada di
sekolah lain. Kondisi ini bukan hanya menggerakkan hati penulis,
namun selalu bertindak maju untuk melakukan hal edukatif dari segi
pembelajaran dan dari segi etika serta moral siswa yang lebih baik.
Tak ada hal yang tak mungkin jika disertai dengan ketulusan hati dan
perangai yang baik untuk putra/putri bangsa menjadi lebih bermoral
serta mampu bersaing dengan siswa lainnya yang ada disekolah
lainnya.
8
Dalam memecahkan masalah tentang budaya Antri yang kian
hari makin bergerak mundur dalam pelaksanaannya, maka dengan
tekat yang kuat dari hati penulis untuk merancang kegiatan disiplin
namun menyenangkan dalam pelaksanaannya antara siswa satu dan
siswa yang lainnya. Kegiatan yang membangkitkan keingin tahuan,
peranserta dan menanamkan dalam sanubari siswa hingga dimasa
yang akan datang bahwa bagitu pentingnya disiplin dalam berbuat
dan salah satunya adalah budaya Antri.
Penulis adalah wali kelas VI dan kegiatan yang penulis lakukan
ini tidak hanya berfokus kepada kelas VI semata, namun mengajak
kepada wali kelas lain untuk bekerja sama dalam menerapkan
kebiasaan mulia ini agar menjadi pembiasaan yang ditanamkan sejak
usia anak masih dalam pendidikan dasar. Bukan hal yang mustahil
apabila perilaku anak disekolah terpencil ini akan ditiru oleh teman-
teman mereka kelak yang ada didaerah yang bukan terpencil. Untuk
meningkatkan sikap sopan santun, ramah tamah, tenggang rasa itu
bisa dimulai dari mana saja dan salah satunya dari daerah terpencil di
SDN Janja.
Dalam pelaksanaannya, harus dilakukan perencanaan yang
matang agar mencapai hasil yang maksimal nantinya. Tentunya dalam
hal ini harus ada menejemen yang baik untuk dikembangkan di setiap
kelas dengan karakter siswa yang juga berbeda di setiap jenjang
kelasnya masing-masing.
Pendidikan dasar menurut kebanyakan orang adalah pendidikan
dimana anak banyak meniru hal yang baru mereka alami dan akan
terbawa ke kehidupan mereka berikutnya. Jika penanaman moral
dasarnya kurang baik, maka bisa jadi pada tahap berikutnya akan sulit
untuk diarahkan. dari dasar gagasan penulis inilah dilakukan
pertemuan antara guru di SDN janja untuk memecahkan masalah
yang akan kami hadapi guna perbaikan akhlak anak menjadi lebih
9
bermoral dan bisa menjadi panutan bagi teman-temannya yang ada
diluar hingga mereka membawanya sampai besar nanti.
Setelah melakukan rapat, kami menyepakati bahwa kegiatan ini
harus segera dimulai dengan menerapkan kegiatan sebagai berikut :
1. Berlomba untuk datang lebih awal pada pagi hari kesekolah dan
langsung mengambil kartu berwarna dari angka satu dan
seterusnya sebagai bukti bahwa siswa tersebut datang lebih awal;
2. Memberikan apresiasi kepada siswa yang datang lebih awal dan
memotivasi siswa yang datang terlambat agar mau bersaing untuk
datang lebih awal seperti yang temannya lakukan;
3. Memberikan skor untuk setiap siswa yang selalu datang lebih awal
dengan interval angka 1-10 dengan teknik penilaian (Datang
pertama mendapat nilai 10, datang kedua mendapat nilai 9,5
datang ketiga mendapat nilai 9, dan seterusnya) hal ini
dikarenakan siswa kami yang sedikit. Skor ini bisa berubah
tekniknya sesuai dengan jumlah siswa yang akan menerapkan
penilaian yang kami gunakan ini.
4. Dari hasil penilaian yang telah terkumpul akan ditentukan skor
tertinggi kepada juara 1,2 dan 3 dan mendapatkan hadiah berupa
benda (Buku, pensil, pulpen, dll) yang berasal dari dana sisa
pembelanjaan dan digabungkan dari dana pribadi guru kelas.
Dalam pemberian penghargaan ini, siswa yang mendapat skor
tertinggi keempat dan seterusnya tetap mendapatkan hadiah
berupa benda yang bermanfaat juga untuk mereka gunakan
dalam belajar.
5. Selalu memotivasi siswa untuk mau berbuat lebih agar mendapat
juara 1,2 dan 3 pada penilaian berikutnya yang dilakukan setiap
akhir semester.
10
Dalam pelaksanaan penanaman moral akan pentingnya budaya
antri ini, banyak siswa yang sangat antusias untuk datang lebih awal
agar mendapat juara 1,2 dan 3 setiap harinya.
Dalam Kegiatan ini, ada banya kelebihan lain yang bisa kita lihat
dari aktivitas siswa dalam penerapan budaya antri ini, yaitu :
11
Dengan demikian kegiatan yang kami lakukan selama ini terus
mengalami inovasi dari setiap wali kelas masing-masing untuk
mengembangkan Proses Belajar Mengajar lebih produktif dan makin
meningkatkan antusias siswa. Sehingga pembentukan Moral yang
kami bangun ini tidak hanya berfokus pada kebiasaan siswa,
melainkan juga pada prestasi belajar anak yang makin meningkat.
Kami pun dari pihak guru tidak akan berhenti dan berpuas diri
untuk mengembangkan kegiatan ini dan menjadikannya program
pokok sekolah yang akan berjalan terus menerus dan memiliki
dampak yang sangat positif sejalan dengan Kebhinnekaan kita yang
tertuang dalan setiap sila pancasila.
12
BAB III
A. Kesimpulan
Perilaku Antri adalah hal yang selalu terpinggirkan sebagai salah
satu budaya yang harusnya selalu dikembangkan sejak usia sekolah
dasar, agar yang tertanam dalam sanubari anak hingga mereka
dewasa adalah apa yang sering mereka lakukan sejak usia sekolah
dasar dan terus tertanam dalam diri dan perilaku mereka.
Terbukti kebiasaan ini membawa dampak positif terhadap
kedisiplinan, sikap jujur, tanggung jawab serta sportifitas anak dalam
Proses Belajar Mengajar disekolah. Sikap Reseptif anak akan terus
mengakar pada kegiatan lain yang mereka lakukan diluar sekolah dan
membawa perubahan besar terhadap perilaku anak yang berada jauh
di daerah terpencil, namun mampu memiliki daya saing besar untuk
dunia akhirat mereka.
B. Harapan
Penerapan Budaya antri yang kami lakukan di SDN Terpencil
Janja ini diharapkan akan menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain
untuk meu berbuat sama atau bahkan lebih baik dari apa yang telah
kami lakukan ini untuk pengembangan moral anak yang lebih akhlaqul
karimah serta memiliki perilaku bermoral sesuai adat ketimuran kita
yang dikenal sangat ramah dan sopan serta santun di Negeri kita
Indonesia yang tercinta ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Allman, Barbara.dkk. 2010. menjadi guru kreatif agar dicintai sampai mati.
Jogjakarta . Golden Books.
14
LAMPIRAN
BIODATA PESERTA
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016
1. N a m a : Anshar, S.Pd
2. NIP : -
3. NUPTK / Peg.ID : 3955766668131062
4. Nomor Serifikat Pendidik : 1241102711405
5. No. Registrasi Guru : -
6. Jabatan : Guru SD
7. Pangkat/ Golongan : -
8. Tempat dan Tgl Lahir : Malala, 23 Juni 1988
9. Jenis Kelamin : Laki-laki
10. A g a m a : Islam
11. Masa Kerja Guru : 04 Tahun 04 Bulan
12. Judul Karya Inovasi :
“Menjadikan Budaya AntriSebagai Kebiasaan Hidup Sehari-Hari
Masyarakat SDN Janja Sebagai Wujud Bangsa Yang Bermoral ”
13. Pendidikan Terakhir :S1
14. Fakultas/Jurusan :FIP/PGSD Universitas Negeri Makassar
15. Sekolah Tempat Bertugas :
a. Nama Sekolah : SD Negeri Janja Kec. Dondo
b. Jalan : Pendidikan No. 37
c. Desa : Malomba
d. Kecamatan : Dondo
e. Kabupaten : Tolitoli
f. Propinsi : Sulawesi Tengah
g. Telepon : -
16. Alamat Rumah :
a. Jalan : Merdeka No. 74
b. Desa : Malala
c. Kecamatan : Dondo
d. Kabupaten : Tolitoli
e. Propinsi : Sulawesi Tengah
f. Nomor Kontak : HP. 085 242 024 716
17. Alamat/ Email : ansharonce88@gmail.com
Peserta Simposium
ANSHAR, S.Pd
NIP.-
Siswa mengisi daftar hadir dan Siswa bersalaman dengan guru sebelum
mengambil kartu sesuai urutan datang masuk kelas
Siswa Antri masuk kedalam keals 4 siswa tercepat datang diberi apresiasi
dan menjadi motovasi bagi temannya
Siswa Aktif dalam pembelajaran Siswa Antri saat jam pulang sekolah