Anda di halaman 1dari 21

MENJADIKAN BUDAYA ANTRI SEBAGAI KEBIASAAN HIDUP

SEHARI-HARI MASYARAKAT SDN JANJA SEBAGAI


WUJUD BANGSA YANG BERMORAL

NASKAH SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN TAHUN 2016

Oleh :
ANSHAR, S.Pd

SEKOLAH DASAR NEGERI JANJA


KECAMATAN DONDO KABUPATEN TOLITOLI
PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kepada Allah SWT, Tuhan penguasa semesta alam


yang senantiasa mengatur hidup dan kehidupan pada poros yang sangat
baik serta menjadikan hidup umatnya hidup rukun dengan berbagai
perbedaan suku, ras, agama dan budaya.
Dalam pengerjaan dan pelaksanaan pembiasaan budaya Antri
untuk membentuk watak dan perilaku bangsa yang bermoral ini
membutuhkan banyak liku dalam perencanaannya serta pelaksanaannya.
Namun semua bisa penulis dan rekan guru yang lain bisa atasi dengan
tekad, keyakinan yang kuat sehingga prosesnya dapat berjalan hingga
saat ini dengan baik serta sudah menjadi kebiasaan hidup sehari-hari
masyarakat SDN janja.
Untuk penjelasan lebih tepatnya, bisa dilihat dalam naskah lomba ini
secara rinci dan runtut yang sesuai dengan judul tentang “menjadikan
budaya antri sebagai kebiasaan hidup sehari-hari masyarakat sdn janja
sebagai wujud bangsa yang bermoral”

Janja, 27 Oktober 2016

Penulis

ii
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i


KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN………………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 2
C. Tujuan ……………………………………………………………………. 2
D. Manfaat ………………………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN DAN SOLUSI
A. Pembahasan …………………………………………………….……… 4
B. Solusi……………………………………………………………………... 8
BAB III KESIMPULAN DAN HARAPAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 13
B. Harapan ………………………………………………………………... 13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 14
LAMPIRAN ……………………………………………………………………. 15
Biodata Peserta
Surat Kerangan Berbada Sehat
Foto Kegiatan Sehari-hari

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan bukan lagi hal yang tidak mungkin bisa mengubah
pandangan hidup manusia kedepan yang pastinya melibatkan tiga
ranah dalam diri manusia, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
sejalan dengan semakin meluasnya penelitian dan percobaan
terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan fungsi kognitif,
Penelitian terhadap asal usul suatu tingkah laku, dimulai dari asal
mulanya yang dianggap akan memberikan keterangan-keterangan
yang asli dan bermanfaat.
Teori belajar-sosial (Social Learning theory) adalah sebuah teori
perluasan dari behaviorisme yang menekankan pentingnya perilaku,
lingkungan dan kognisi sebagai faktor kunci dalam
perkembangan.Menurut Alfred L.Baldwin (Dalam Desmita)
menyebutkan “cara pendekatan harus dilakukan dengan sistem ”.
Psikologi Perkembangan menjadi lebih dikenal karena membuka
kesempatan lebih luas untuk mengadakan penelitian dan percobaan
terhadap kehidupan anak dengan perubahan-perubahan tingkah
lakunya.
Hakikat hidup manusia tidak lepas dari perilaku meniru dari
kebiasaan yang berasal dari orang lain ataukah hal yang sering
dipraktekkan melalui kegiatan edukasi dibangku sekolah dan
dilingkungan sekitar anak.
Budaya Sopan santun tidak lagi menjadi tolak ukur bangsa
ketimuran kita yang sangat dikenal dengan keramah tamahannya
hingga menjadikan bangsa Indonesia menjadi salah satu Negara yang
peradabannya baik sesuai yang tertuang dalam sila Pancasila.
Dengan masuknya budaya barat secara bebas, maka perlahan
budaya ketimuran kita tergerus dan mengikut dengan budaya yang

1
kebarat-baratan. Selain itu juga, kemajuan teknologi menjadi salah
satu penyebabnya kemunduran tradisi sopan santun yang kita sering
jalani. Salah satu kebiasaan yang dianggap biasa oleh banyak
kalangan tetapi memiliki peran dan pengaruh besar terhadap
kebiasaan sopan santun yaitu budaya “Antri”. BUdaya antri untuk saat
ini tidak lagi dianggap sebagai satu tradisi sopan santun dan
kedisiplinan, malainkan satu perilaku yang dianggap hebat jika mampu
mendahului orang yang terlebih dahulu dibanding dirinya.
Dalam menerapkan budaya antri, bukan tidak mungkin siswa
akan melihat kebiasaan yang dilakukan oleh gurunya terlebih dahulu
sebagai contoh. Selanjutnya guru akan memberikan arahan dan
bimbingan secara langsung kepada siswa. Bimbingan ini sangat perlu
untuk mengarahkan siswa bagaimana melakukan kegiatan dengan
baik dan sistematis, sebagaimana yang tertuang dalam peraturan
pemerintah pasal 27 Nomor 29/90 (Depdikbud,1994) yang
menyatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan”. Hal ini sejalan dengan
upaya yang akan penulis lakukan kepada siswa/siswi di lingkungan
SDN Terpencil Janja Desa Malomba Kecamatan Dondo Kabupaten
Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan peran siswa dalam mengembangkan
budaya antri di SDN Terpencil Janja Kecamatan Dondo Kabupaten
Tolitoli?
C. Tujuan
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermoral tentunya harus
dibarengi dengan tindakan dan perilaku yang baik. Dalam hal ini,
menerapkan kedisiplinan melalui pengembangan budaya Antri adalah
salah satu tujuan yang akan menjadi perhatian tersendiri dibalik

2
keadaan bangsa yang makin lama semakin terpedaya dengan budaya
barat yang pengaruhnya langsung dinikmati melalui media elektronik.
D. Manfaat
Meningkatkan kedisiplinan melalui perilaku antri ini dimulai dari
kegiatan kecil yang tanpa disadari bisa berakibat fatal disaat yang
akan datang dalam kehidupan siswa jika tidak dibiasakan sejak dini.
Kegiatan ini bukan hanya membiasakan pada perilaku disiplin
siswa, melainkan yang menjadi pangkal dari budaya antri ini juga
memperhatikan peran aktif dari Guru dan tenaga kependidikan untuk
menjadikan semua jauh lebih baik.

3
BAB II

PEMBAHASAN DAN SOLUSI

A. Pembahasan
Dalam kehidupan bermasyarakat saat ini, kedisiplinan
merupakan hal yang mulai langkah. Sikap disiplin terkadang bukan
berasal dari diri sendiri, malainkan karena tekanan dari atasan, teman
dan orang tua.
Sikap disiplin tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang
berperan penting terhadap keberhasilan seseorang, melainkan
sebuah tekanan dari atasan/pimpinan. salah satu dari sikap disiplin
yang sering terabaikan dalam hidup kita yaitu Antri di setiap kegiatan
Proses Belajar Mengajar. Disiplin di ruang kelas adalah faktor yang
penting dalam hubungan guru dan murid. Murid merasa terlindungi
ketika mereka tahu apa aturan untuk tingkah laku dan apa yang anda
harapkan dari mereka. Disiplin sangatlah penting untuk diterapkan
secara konsisten supaya efektif. Ketika mudid tahu maksud dari apa
yang anda katakana, mereka akan percaya pada anda.
Tujuan da disiplin bukanlah untuk menghukum atau merusak
perasaan harga diri anak. Sebaliknya disiplin yang efektif akan
menjaga keutuhan harga diri dan membantu anak tumbuh menjadi
orang dewasa yang percaya diri dan tanggung jawab. Menurut Allman,
Barbara (2010; hal 58) menjabarkan empat langkah untuk
membentuk dan mempertahankan kedisiplinan diruang kalas, yaitu:
1. Tekankan kerjasama : biarkan murid tahu bahwa apa yang
mereka lakukan memiliki dampak pada seluruh kelas
2. Lihat murid anda sebagai individu yang bertanggung jawab. Murid-
murid merespon harapan-harapan yang ditanamkan oleh orang
tua dan guru pada diri mereka. Ketika harapan-harapan itu positif,
mereka akan bertingkah laku dengan cara yang positif pula.

4
3. Ajari murid-murid anda bahwa tingkah laku mereka didasari oleh
pilihan personal dan bahwa kebebasan memilih ini harus disertai
dengan rasa tanggungjawab. Saat murid belajar bertanggung
jawab terhadap tindakan yang dilakukannya, mereka
mengembangkan disiplin diri yang dibutuhkan untuk membuat
pilihan-pilihan bijaksana dimasa-masa mendatang.
4. Gunakan konsekuensi-konsekuensi yang beralasan dan masuk
akal. Misalnya, jika seorang murid mengganggu teman sekelasnya
dan saat istirahat, maka membuat dia duduk sendiri sampai dia
bisa bermain bersama-sama merupakan konsekuensi yang lebih
beralasan dari pada terus menahannya sampai sekolah usai.

Dalam pelaksanaan kegiatan penumbuhan budaya antri di SDN


terpencil Janja di desa malomba Kecamatan dondo kabupaten tolitoli
adalah merupakan hal yang mungkin berbeda dengan penerapan jika
disekolah-sekolah lainnya, mengingat warga dusun janja merupakan
warga yang latar belakang pendidikannya rendah yang hanya
mengenyam bangku pendidikan mayoritas sekolah dasar, bahkan ada
banyak warga yang juga tidak menyelesaikan bangku sekolah dasar.
Untuk strata pendidikan warga yang menyelesaikan pendidikan setara
SLTP/Sederajat, SMA/Sederajat itu sangatlah minim. Warga dusun
janja merupakan mayoritas warga yang berasal dari suku lauje (Suku
Pedalaman Asli dari Parigi Moutong) yang pindah dan bermukim ke
dusun janja selama bertahun-tahun.

Dalam menerapkan kegiatan ini tentunya akan disahului dengan


pendekatan verbal untuk menumbuhkan sikap dan rasa ingi tau siswa
terhadap kegiatan yang akan dilakukan.

Selain itu, budaya antri ini sudah terlebih dahulu kami tarapkan
dilingkungan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) dilingkungan
sekolah kami. Tidak hanya itu, peran serta kepala sekolah tentunya

5
menjadi pionir utama dalam mengawasi perilaku disiplin yang kami
terapkan sebagai bawahannya.

Dalam memberikan pemahaman akan pentingnya budaya antri,


tentunya dilakukan perencanaan dan tahapan yang pastinya akan
menjadi tolak ukur keberhasilan perilaku sosial dan bermoral ini.
Menurut Kaufman (Dalam Suwardi) menjelaskan bahwa
“Perencanaan berarti suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan
dalam rangka mencapai tujuan yang didalamnya mencakup berbagai
elemen”. Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan
dilakukan. Berdasarkan pendapat tersebut, perencanaan dapat
didefenisikan suatu proses dan cara berfikir tentang proyeksi hal-hal
yang akan dilakukan sehingga tujuan dapat tercapai.

Perencanaan merupakan langkah penting untuk mencapai


keberhasilan pembelajaran. Apabila rencana disusun secara baik,
akan menjadikan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
afisien. oleh sebab itu, Menurut Suwardi bahwa perencanaan memiliki
beberapa manfaat, yakni:

1) Perencanaan dapat dijadikan alat untuk menemukan dan


memecahkan masalah;
2) Perencanaan dapat mengarahkan proses pembelajaran;
3) Perencanaan dapat dijadikan dasar dalam memanfaatkan sumber
daya secara efektif;
4) Perencanaan dapat dijadikan alat untuk meramalkan hasil yang
akan dicapai.

Pada prinsipnya, budaya antri adalah kegiatan yang akan kita


temukan dalam kehidupan kita sehari-hari. entah dirumah, disekolah,
diperkantoran dan di tempat umum lainnya yang senantiasa dilakukan
lebih dari 1 orang.

6
Dalam membudayakan antri, harus selalu dibarengi dengan
pengawasan dan kejujuran dari pelaku dan pengawas antri tersebut.
Bukan hal yang tak mungkin jika antri menjadi salah satu sarana
kepentingan orang-orang tertentu untuk membuka peluang terjadinya
Pungutan kepada pelaku antri. Salah satu kasus yang sekarang
menjadi trending topic di banyak media masalah Pungutan Liar
(PUNGLI) banyak menjadi konsumsi public. Hal ini tentu saja
menguntungkan sebagian orang dan mengorbankan banyak orang.
Hal tersebut tentunya didasari oleh perilaku tidak sabar dan memiliki
kemauan mendahului orang yang lebih dahulu datang.

Pungli bukan lagi hal yang baru di lingkungan sekitar kita,


malainkan sudah menjadi kebiasaan yang menggerus sikap disiplin
dan melanggar etika sopan santun. Pungli bahkan suatu hal yang
dicari dan banyak orang memberi jasa tersendiri untuk mempercepat
urusan dengan cara pungli. Dengan demikian, budaya antri dengan
sendirinya akan hilang dikarenakan ketidak adilan dalam berbuat. Ini
bukan saja merusak budaya ke Indonesiaan kita, tetapi juga
mengajarkan kepada penerus bangsa untuk selalu berbuat curang
dalam bertindak.

Dengan dasar inilah penulis selalu terdorong untuk berbuat dan


membawa perubahan besar dalam nilai budaya dan tradisi kita untuk
menumbuhkan sikap tanggung jawab, keadilan, Sosial, tenggang
rasa, menghormati, peduli, sopan dan santun.

Bukan hal yang tidak mungkin, pembiasaan yang dilakukan oleh


masyarakat SDN terpencil janja ini akan mengakar dan tumbuh
kembang dengan membawa pengaruh besar kepada teman siswa
yang ada diluar sekolah dan menjadi paradigma yang akan dibawa
kelingkungan masyarakat dalam melakukan aktivitas sosial tanpa
melihat adanya perbedaan kasta dan harta.

7
Penulis melakukan kegiatan ini diawali dari pengamatan kepada
siswa pada tahun 2014 yang selalu melakukan sesuatu dengan
tergesa-gesa dan saling berebut dikarenakan memenangkan ego
masing-masing, dan pada akhirnya terjadi konflik kecil diantara siswa
yang berebut. Dikarenakan masalah tersebut, banyak siswa yang
saling bermusuhan disebabkan karena ketidak senangan antara siswa
satu dan teman sekelasnya.

Dari banyaknya masalah yang terjadi antara siswa dalam


melakukan kegiatan pembelajaran dikarenakan saling berebut dan
tidak antri, muncullah ide dari penulis untuk melakukan tindakan kecil
namun memiliki manfaat yang besar untuk masa depan bangsa yang
lebih baik dan bermoral.

B. Solusi
SDN Terpencil Janja adalah sekolah yang sangat jauh dari
kondisi layak bagi kebanyakan orang yang mungkin baru
menginjakkan kaki di dusun janja disebabkan lokasi daerah ini sangat
jauh dan memiliki jalan yang kondisinya sangat memperihatinkan
dengan melalui jalan yang berbatu, berlubang, becek dan sungai. Dri
kondisi demikian, banyak guru yang enggan untuk mengajar dan
mengabdikan dirinya di SDN terpencil janja.
Hati penulis makin tergerak karena kondisi siswa/siswi yang
kurang mendapat perhatian terhadap pendidikan yang mereka jalani
selama ini serta sulit untuk bersaing dengan siswa yang berada di
sekolah lain. Kondisi ini bukan hanya menggerakkan hati penulis,
namun selalu bertindak maju untuk melakukan hal edukatif dari segi
pembelajaran dan dari segi etika serta moral siswa yang lebih baik.
Tak ada hal yang tak mungkin jika disertai dengan ketulusan hati dan
perangai yang baik untuk putra/putri bangsa menjadi lebih bermoral
serta mampu bersaing dengan siswa lainnya yang ada disekolah
lainnya.

8
Dalam memecahkan masalah tentang budaya Antri yang kian
hari makin bergerak mundur dalam pelaksanaannya, maka dengan
tekat yang kuat dari hati penulis untuk merancang kegiatan disiplin
namun menyenangkan dalam pelaksanaannya antara siswa satu dan
siswa yang lainnya. Kegiatan yang membangkitkan keingin tahuan,
peranserta dan menanamkan dalam sanubari siswa hingga dimasa
yang akan datang bahwa bagitu pentingnya disiplin dalam berbuat
dan salah satunya adalah budaya Antri.
Penulis adalah wali kelas VI dan kegiatan yang penulis lakukan
ini tidak hanya berfokus kepada kelas VI semata, namun mengajak
kepada wali kelas lain untuk bekerja sama dalam menerapkan
kebiasaan mulia ini agar menjadi pembiasaan yang ditanamkan sejak
usia anak masih dalam pendidikan dasar. Bukan hal yang mustahil
apabila perilaku anak disekolah terpencil ini akan ditiru oleh teman-
teman mereka kelak yang ada didaerah yang bukan terpencil. Untuk
meningkatkan sikap sopan santun, ramah tamah, tenggang rasa itu
bisa dimulai dari mana saja dan salah satunya dari daerah terpencil di
SDN Janja.
Dalam pelaksanaannya, harus dilakukan perencanaan yang
matang agar mencapai hasil yang maksimal nantinya. Tentunya dalam
hal ini harus ada menejemen yang baik untuk dikembangkan di setiap
kelas dengan karakter siswa yang juga berbeda di setiap jenjang
kelasnya masing-masing.
Pendidikan dasar menurut kebanyakan orang adalah pendidikan
dimana anak banyak meniru hal yang baru mereka alami dan akan
terbawa ke kehidupan mereka berikutnya. Jika penanaman moral
dasarnya kurang baik, maka bisa jadi pada tahap berikutnya akan sulit
untuk diarahkan. dari dasar gagasan penulis inilah dilakukan
pertemuan antara guru di SDN janja untuk memecahkan masalah
yang akan kami hadapi guna perbaikan akhlak anak menjadi lebih

9
bermoral dan bisa menjadi panutan bagi teman-temannya yang ada
diluar hingga mereka membawanya sampai besar nanti.
Setelah melakukan rapat, kami menyepakati bahwa kegiatan ini
harus segera dimulai dengan menerapkan kegiatan sebagai berikut :
1. Berlomba untuk datang lebih awal pada pagi hari kesekolah dan
langsung mengambil kartu berwarna dari angka satu dan
seterusnya sebagai bukti bahwa siswa tersebut datang lebih awal;
2. Memberikan apresiasi kepada siswa yang datang lebih awal dan
memotivasi siswa yang datang terlambat agar mau bersaing untuk
datang lebih awal seperti yang temannya lakukan;
3. Memberikan skor untuk setiap siswa yang selalu datang lebih awal
dengan interval angka 1-10 dengan teknik penilaian (Datang
pertama mendapat nilai 10, datang kedua mendapat nilai 9,5
datang ketiga mendapat nilai 9, dan seterusnya) hal ini
dikarenakan siswa kami yang sedikit. Skor ini bisa berubah
tekniknya sesuai dengan jumlah siswa yang akan menerapkan
penilaian yang kami gunakan ini.
4. Dari hasil penilaian yang telah terkumpul akan ditentukan skor
tertinggi kepada juara 1,2 dan 3 dan mendapatkan hadiah berupa
benda (Buku, pensil, pulpen, dll) yang berasal dari dana sisa
pembelanjaan dan digabungkan dari dana pribadi guru kelas.
Dalam pemberian penghargaan ini, siswa yang mendapat skor
tertinggi keempat dan seterusnya tetap mendapatkan hadiah
berupa benda yang bermanfaat juga untuk mereka gunakan
dalam belajar.
5. Selalu memotivasi siswa untuk mau berbuat lebih agar mendapat
juara 1,2 dan 3 pada penilaian berikutnya yang dilakukan setiap
akhir semester.

10
Dalam pelaksanaan penanaman moral akan pentingnya budaya
antri ini, banyak siswa yang sangat antusias untuk datang lebih awal
agar mendapat juara 1,2 dan 3 setiap harinya.

Setiap harinya kami selaku wali kelas selalu mengontrol


perkembangan siswa yang makin terdorong untuk berbuat lebih baik.
Kegiatan ini tidak hanya mendorong siswa untuk datang lebih awal,
namun juga mengajarkan kepada mereka pentingnya menghargai
waktu. Dalam proses belajar, mereka juga selalu menerapkan budaya
antri didalam kelas saat mengantar tugas kepada guru dengan
mendahului teman yang lebih dulu selesai tanpa harus berdesakan
dan tidak saling mendorong karena ingin mengantarkan tugas lebih
dulu.

Setelah berjalan 2 tahun hingga 2016 ini, kegiatan yang kami


lakukan Di SDN janja ini makin meningkatkan kualitas belajar serta
kedisiplinan siswa. Bukan hanya baik dari segi moral, tapi juga baik
dari prestasi siswa yang terus menerus antusias dengan kegiatan
yang kami lakukan didalam kelas setiap harinya disekolah.

Dalam Kegiatan ini, ada banya kelebihan lain yang bisa kita lihat
dari aktivitas siswa dalam penerapan budaya antri ini, yaitu :

a) Terbangunnya sikap jujur dalam diri setiap siswa dalam berbuat


dan berperilaku.
b) Adanya tanggung jawab dari diri pribadi siswa untuk selalu mau
berbuat lebih baik dari teman-temannya.
c) Siswa makin disiplin bangun pagi dan tidak datang terlambat
kesekolah.
d) Siswa selalu berperilaku sportif dan mau mangakui kesalahan
serta kelemahan diri sendiri, juga mengakui kehebatan temannya
yang lain. Namun mereka selalu terdorong mau berubah lebih baik
lagi.

11
Dengan demikian kegiatan yang kami lakukan selama ini terus
mengalami inovasi dari setiap wali kelas masing-masing untuk
mengembangkan Proses Belajar Mengajar lebih produktif dan makin
meningkatkan antusias siswa. Sehingga pembentukan Moral yang
kami bangun ini tidak hanya berfokus pada kebiasaan siswa,
melainkan juga pada prestasi belajar anak yang makin meningkat.

Kami pun dari pihak guru tidak akan berhenti dan berpuas diri
untuk mengembangkan kegiatan ini dan menjadikannya program
pokok sekolah yang akan berjalan terus menerus dan memiliki
dampak yang sangat positif sejalan dengan Kebhinnekaan kita yang
tertuang dalan setiap sila pancasila.

12
BAB III

KESIMPULAN DAN HARAPAN

A. Kesimpulan
Perilaku Antri adalah hal yang selalu terpinggirkan sebagai salah
satu budaya yang harusnya selalu dikembangkan sejak usia sekolah
dasar, agar yang tertanam dalam sanubari anak hingga mereka
dewasa adalah apa yang sering mereka lakukan sejak usia sekolah
dasar dan terus tertanam dalam diri dan perilaku mereka.
Terbukti kebiasaan ini membawa dampak positif terhadap
kedisiplinan, sikap jujur, tanggung jawab serta sportifitas anak dalam
Proses Belajar Mengajar disekolah. Sikap Reseptif anak akan terus
mengakar pada kegiatan lain yang mereka lakukan diluar sekolah dan
membawa perubahan besar terhadap perilaku anak yang berada jauh
di daerah terpencil, namun mampu memiliki daya saing besar untuk
dunia akhirat mereka.
B. Harapan
Penerapan Budaya antri yang kami lakukan di SDN Terpencil
Janja ini diharapkan akan menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain
untuk meu berbuat sama atau bahkan lebih baik dari apa yang telah
kami lakukan ini untuk pengembangan moral anak yang lebih akhlaqul
karimah serta memiliki perilaku bermoral sesuai adat ketimuran kita
yang dikenal sangat ramah dan sopan serta santun di Negeri kita
Indonesia yang tercinta ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung . PT. Remaja


Rosdakarya.

Suwardi. 2007. Manajeman Pembalajaran. Surabaya . JP Books

Allman, Barbara.dkk. 2010. menjadi guru kreatif agar dicintai sampai mati.
Jogjakarta . Golden Books.

-----------. peraturan pemerintah pasal 27 Nomor 29/90 (Depdikbud,1994)

14
LAMPIRAN
BIODATA PESERTA
SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016

1. N a m a : Anshar, S.Pd
2. NIP : -
3. NUPTK / Peg.ID : 3955766668131062
4. Nomor Serifikat Pendidik : 1241102711405
5. No. Registrasi Guru : -
6. Jabatan : Guru SD
7. Pangkat/ Golongan : -
8. Tempat dan Tgl Lahir : Malala, 23 Juni 1988
9. Jenis Kelamin : Laki-laki
10. A g a m a : Islam
11. Masa Kerja Guru : 04 Tahun 04 Bulan
12. Judul Karya Inovasi :
“Menjadikan Budaya AntriSebagai Kebiasaan Hidup Sehari-Hari
Masyarakat SDN Janja Sebagai Wujud Bangsa Yang Bermoral ”
13. Pendidikan Terakhir :S1
14. Fakultas/Jurusan :FIP/PGSD Universitas Negeri Makassar
15. Sekolah Tempat Bertugas :
a. Nama Sekolah : SD Negeri Janja Kec. Dondo
b. Jalan : Pendidikan No. 37
c. Desa : Malomba
d. Kecamatan : Dondo
e. Kabupaten : Tolitoli
f. Propinsi : Sulawesi Tengah
g. Telepon : -
16. Alamat Rumah :
a. Jalan : Merdeka No. 74
b. Desa : Malala
c. Kecamatan : Dondo
d. Kabupaten : Tolitoli
e. Propinsi : Sulawesi Tengah
f. Nomor Kontak : HP. 085 242 024 716
17. Alamat/ Email : ansharonce88@gmail.com

Peserta Simposium

ANSHAR, S.Pd
NIP.-
Siswa mengisi daftar hadir dan Siswa bersalaman dengan guru sebelum
mengambil kartu sesuai urutan datang masuk kelas

Siswa Antri masuk kedalam keals 4 siswa tercepat datang diberi apresiasi
dan menjadi motovasi bagi temannya

Melakukan olah fisik sebelum Siswa fokus mengikuti Proses Belajar


pelajaran dimulai Mengajar

Siswa Aktif dalam pembelajaran Siswa Antri saat jam pulang sekolah

Guru mengurutkan siswa yang paling cepat datang setiap harinya


untuk diberikan hadiah di akhir semester

Anda mungkin juga menyukai