Anda di halaman 1dari 12

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Teknologi Pembelajaran


(Volume 3 Tahun 2013)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR


UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KREATIF
TERINTEGRASI BAGI SISWA KELAS IX SMP SEMESTER ENAM

I Gusti Ayu Komang Kawi1, Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si2,


Dr I Dewa Putu Raka Rasana, M. Ed3

Program Studi teknologi pembelajaran, Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {komang.kawi, santyasa, rakarasana}@pasca.undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar untuk pembelajaran bahasa
Inggris kreatif terintegrasi bagi siswa kelas IX SMP semester enam, dan tujuan
operasionalnya adalah: (1) mendesain bahan ajar, (2) mendeskripsikan hasil-hasil uji
ahli pembelajaran terhadap isi, media, dan desain bahan ajar, (3) mendeskripsikan
hasil uji teman sejawat dan siswa, dan (4) mendeskripsikan hasil uji efektivitas
penerapan. Subjek uji terdiri dari 2 ahli pembelajaran, 3 teman sejawat, 9 siswa, dan
30 siswa untuk uji efektivitas penerapan dengan desain pretest dan post test. Data
dikumpulkan melalui angket dan tes, kemudian dianalisis menggunakan teknik
descriptif kuantitatif dan kualitatif, dengan hasil: (1) uji terhadap draft I oleh ahli isi
94,81%, media 100% dan desain 91,13%, berkualifikasi hampir sempurna, dilakukan
perbaikan ringan, (2) uji terhadap draft II oleh teman sejawat 97,31% dan siswa
90,16%, berkualifikasi hampir sempurna, dilakukan perbaikan ringan, dan (3) uji t
terhadap pretest dan post-test menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel,
hipotesis alternative diterima, yaitu terdapat prbedaan signifikan hasil belajar antara
sebelum dan sesudah penerapan bahan ajar yang dikembangkan. Dengan demikian,
bahan ajar hasil pengembangan dapat dinyatakan layak untuk diproduksi dan
diterapkan.

Kata kunci: bahan ajar, pembelajaran kreatif-terintegrasi, bahasa Inggris

Abstract
This research aimed at developing an integrated and creative English learning
materials for grade IX students of SMP. The operational purpose are: (1) determining
the design of learning material, (2) describing the result of validation by the expert of
content, media and instructional design, (3) describing the result of validation by
colleague and students, and (3) describing the result of the implementation try out.
The subjects of evaluation were, 2 instructional experts, 3 colleagues, 9 students, and
30 students for the implementation try out. The data was collected using quetionair
and test. The result of evaluation was analyzed through quantitative and qualitative
descriptive technique. The results showd: (1) validation over draft I by the exspert of
content 94,81%, media 100% and design 91,13%, the qualification is almost perfect,
light revision was done (2) validation over draft II by colleagues 97,31% and by
students 90,16%, the qualification is almost perfect, light revision was done, and (3)
the t test over the result of pretest and post test showed, t operation is bigger than t
table.The alternative hypothesis was accepted, there was significant differences of
achievement between before and after the implementation of the learning materials
being developed. Based on the result of evaluation, it was concluded that the learning
materials that was developed has completed the standard of qualification to be
produced and implemented.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

Keywords : learning materials, creative-integrated instruction, English

PENDAHULUAN harapan tinggi untuk bisa berbahasa


Pelajaran bahasa Inggris masih me- Inggris.
rupakan pelajaran yang sulit dan mem- Tingginya harapan mereka tersebut
bosankan bagi sebagian besar siswa di dapat diketahui berdasarkan: (1) hasil
sekolah. Oleh sebab itu, guru perlu me- pengamatan terhadap prilaku dan respon
ngusahakan berbagai pendekatan, meto- belajar siswa kelas IX dari awal hingga
de, teknik dan sumber belajar yang ber- pertengahan semester ganjil, dimana,
variasi untuk menarik minat dan me- pada setiap proses pembelajaran siswa
mudahkan siswa belajar bahasa Inggris. menunjukkan respon yang sangat positif
Tujuan Pembelajaran bahsa Inggris terhadap belajar di kelas maupun tugas-
berdasarkan kurikulum 2004, standar tugas yang diberikan, (2) hasil wawancara
kompetensi dan KTSP 2007 adalah pen- dengan beberapa siswa menunjukkan
capaian kompetensi itu sendiri, yang mana bahwa mereka semua ingin bisa ber-
pencapaian target pembelajarannya dititik bahasa Inggris. Temuan tersebut me-
beratkan pada 5 (lima) kompetensi, yaitu: nunjukkan bahwa terdapat kesenjangan
kompetensi tindak bahasa, kompetensi antara harapan dan hasil belajar bahasa
linguistik, kompetensi strategis, kompe- Inggris siswa pada SMP Negeri 1
tensi pembentuk wacana, dan kompetensi Manggis.
sosiokultural, dengan kompetensi utama Berdasarkan hasil pengamatan dan
yang dituju adalah kompetensi wacana wawancara dengan guru bahasa Inggris
(discourse competence), yaitu sebuah yang mengajar di kelas VII dan VIII
peristiwa komunikasi yang dipengaruhi diperoleh bahwa pembelajaran bahasa
oleh topik yang dikomunikasikan, hubung- Inggris sebagian besar masih dilaksana-
an interpersonal pihak yang terlibat dalam kan secara tradisional, menekankan pada
komunikasi, dan jalur komunikasi yang penguasaan materi (content), rendah
digunakan dalam suatu konteks budaya. penggunaan (practice); materi belajar
Oleh karena itu, pendekatan, metode, masih berdasarkan buku (text-book orient-
serta teknik-teknik pengajarannya diserah- ed), dimana siswa hanya diajak mem-
kan kepada para pengelola pengajaran bahas materi-materi yang ada dalam buku
sesuai dengan kapasitas dan sumber- paket dan/atau LKS. Pendataan terhadap
sumber yang ada, dengan syarat kompe- ketersediaan bahan belajar, diperoleh
tensi yang ditetapkan seperti yang dides- buku bahasa Inggris yang tersedia di
kripsikan untuk masing-masing keterampil- perpustakaan SMP Negeri 1 Manggis
an berbahasa yaitu mendengarkan, hanyalah buku paket dari Dinas
berbicara, membaca dan menulis, dapat Pendidikan, yang isi dan alur belajarnya
dicapai (Depdiknas, 2003). Jadi, tujuan kurang mengarah pada peningkatan
belajar bahasa Inggris pada dasarnya kreativitas siswa. Bahan ajar lain yang
adalah penguasaan keterampilan ber- digunakan adalah LKS, walaupun menga-
bahasa, sedangkan pengetahuan tentang rah pada kreativitas siswa melakukan
peraturan bahasa adalah pendukungnya. kegiatan berbahasa, namun susunan
Penguasaan keterampilan berbaha- materi dan kegiatan belajar yang di-
sa Inggris bagi siswa kelas IX pada SMP pandukan masih sebagian besar tumpang
Negeri 1 Manggis masih belum memenuhi tindih dan kurang terarah dengan jelas
harapan, baik bagi siswa sendiri maupun (tidak bermuara). Guru belum melakukan
bagi guru. Hal itu terbukti dari keenggan- inovasi untuk mendaya-gunakan sumber
an siswa berinteraksi menggunakan lain yang tersedia untuk perbaikan
bahasa Inggris baik lisan maupun tulis. pembelajaran.
Nilai rapot pada semester 4 kelas VIII Menindaklanjuti kesenjangan antara
tahun 1012-1013 juga masih rendah, hasil dan harapan serta penyebabnya,
sebaliknya, rata-rata mereka memiliki guru perlu merancang media/bahan ajar
alternatif, yaitu media atau bahan ajar
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

yang menuntun siswa menemukan cara harus dilakukan dalam pembelajaran


untuk belajar, sesuai dengan paradigma bahasa Inggris adalah meningkatkan
baru pendidikan, (Ariani & Haryanto, 2010: penguasaan keterampilan mendengarkan,
80) yaitu, “bukan membuat siswa belajar”, berbicara, membaca dan menulis.
tetapi “membuat siswa mau belajar”, juga Sehubungan dengan pengertian
“bukan mengajarkan mata pelajaran”, mendengarkan, Richards dan Renandya
tetapi “mengajarkan cara bagaimana (2002: 239), menyatakan bahwa terdapat
mempelajari mata pelajaran”. dua pandangan yang mendominasi
Prinsip utama belajar menurut pedagogi bahasa sejak 1980-an, yaitu
Johnson (dalam Alwasillah, 2011: 18) “bottom-up processing view” dan “top-
adalah: (1) belajar menghasikan perubah- down interpretation view”, dilakukan
an prilaku yang relatif permanen; peran berdasar-kan variabelnya, yaitu: (1) tujuan
pelaku pendidikan adalah sebagai pelaku mendengarkan, (2) peran pendengar, (3)
perubahan (agent of change), (2) belajar jenis wacana yang didengar.
adalah optimalisasi potensi diri sehingga Mendengarkan tidak bisa lepas dari
dicapai kualitas yang ideal, (3) pencapaian sumber yang didengar, yaitu pembicara.
kualitas ideal tidak tumbuh secara alami Mendengar juga mempertimbangkan
linier sejalan proses kehidupan, belajar hubungan antara pendengar dengan
memang merupakan bagian dari sumber yang bicara. Hal tersebut,
kehidupan tetapi didesain secara khusus, berhubungan dengan konteks sosial,
dan diniati demi tercapainya kualitas yang menghasilkan sikap tertentu terhadap
dimaksud. orang yang berbicara.
Berdasarkan pada kesatuan Berbicara adalah mengungkapkan
kecerdasan majemuk, Howard Gardner nuansa makna, bukan sekedar rangkaian
(1993:9) merumuskan tujuan pembelajar- kata-kata tanpa tujuan atau maksud
an: “The purpose of school should be to tertentu, “Speaking English is a lot more
develop intelligences and to help people than just understanding words, too.
reach vocational and a-vocational goals Learning context is a large portion of
that are appropriate to the particular effectively communication”, (Leonard,
spectrum of intelligence.” 2011). Secara umum, berbicara berarti
Tujuan sekolah hendaknya mening- mengkomunikasikan ide-ide, perasaan,
katkan kecerdasan dan membantu orang emosi, imajinasi, atau fakta dalam konteks
memperoleh pengetahuan dan keteram- situasi tertentu, melibatkan pengetahuan.
pilan hidup yang sesuai dengan kecerdas- Pengetahuan diperlukan sebagai bahan
an khusus yang dimiliki. untuk berbicara. Selain dari pengalaman
Secara menyeluruh, belajar dapat mendengar atau melihat, kebanyakan pe-
diartikan sebagai usaha sadar untuk ngetahuan didapatkan dari membaca.
meningkatkan pengetahuan dan keteram- Luke dan Walton (dalam Emilia,
pilan hidup sehingga terjadi perubahan 2010: 6), menyatakan bahwa, membaca
kualitas diri. Kualitas diri ditunjukkan seperti halnya menulis melibatkan teks, di
melalui prilaku, sikap dan/atau unjuk mana teks adalah sesuatu tentang dunia;
kemampuan yang dapat diukur. Maka, membaca selalu menyertakan keterlibatan
usaha sadar yang dapat dilakukan oleh masalah dan nilai sosial dunia nyata atau
guru adalah merancang dan melaksana- kehidupan. Jadi dalam pelajaran mem-
kan pembelajaran yang membimbing baca, pendekatan kontekstual dan hu-
siswa melakukan usaha sadar untuk manis sangat diperlukan, karena selain
meningktkan kualitas diri mereka. untuk mendapatkan pengetahuan, mem-
Prilaku atau unjuk kemampuan yang baca juga berhubungan dengan mencari
dapat diukur dalam pembelajaran bahasa nilai-nilai untuk keihdupan yang terkan-
Inggris ditunjukkan melalui 4 keterampilan dung dalam bacaan. Melalui sebuah
berbahasa (language skill), yaitu men- bacaan, seseorang juga dapat menginter-
dengarkan, berbicara, membaca, dan me- pretasikan penulis.
nulis. Dengan demikian, usaha sadar yang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

Menulis merupakan suatu kegiatan memilih untuk mengintegrasikan berbagai


menuangkan ide, pendapat atau gagasan, pengetahuan dan kemampuan yang di-
perasaan atau emosi (senang atau sedih), miliki dalam rangka mengembangkan diri.
keinginan atau angan-angan, khayalan, Hubungan kreativitas dan
dan lain-lain. Berdasarkan Christie dan pembelajaran dengan pembelajaran ba-
Derewianka dalam Emilia, (2010: 11), hasa adalah, bahwa guru hendaknya
“Menulis memiliki nilai interaksi dan/atau memberikan kebebasan kepada siswa
propaganda, yaitu ditujukan kepada siapa untuk mengembangkan keterampilan
dan mengapa tulisan tersebut dibuat. Jadi berbahasa mereka dengan secara kreatif
dalam sebuah tulisan terdapat satu dan terintegrasi. Dalam pembelajaran
kesatuan hubungan antara language, bahasa, belajar siswa tidak diukur dengan
register, dan genre”. Kesatuan hubungan target yang tidak ada hubungannya
tersebut dapat diimplementasikan melalui dengan penerapan dalam hidup mereka.
pembelajaran bahasa terintegrasi. Belajar bahasa tidak pula dilakukan
Sedangkan untuk menghasilkan tulisan terpisah-pisah antara komponen bahasa,
yang memenuhi kriteria propaganda namun dilakukan secara menyeluruh
diperlukan sebuah kreativitas. Karena, sehingga memberi peluang kepada siswa
menulis pada dasarnya adalah menuang- untuk menuangkan imajinasinya melalui
kan ide-ide kreatif melalui integrasi antara keterampilan berbahasa.
pengetahuan dan komponen bahasa. Menurut Goodman, Bahasa paling
Pembelajaran kreatif berdasarkan baik dan paling mudah dipelajari secara
Constantino (2011): adalah, “teaching that menyeluruh dan dalam konteks alamiah,
allows students to use their imagination, kemudian integrasi adalah prinsip kunci
have ideas, generate multiple possible untuk perkembangan bahasa dan
solutions to problems…,They (educators) pembelajaran bahasa; perkembangan
may also mean practices in which children bahasa dan isi menjadi sebuah dual
and young peoples know that they have curriculum (Goodman, dalam Emilia,
the capacities to asses and omprove work, 2010:38). Berdasrkan pendapat tersebut
sustain effort on a project for a long period dapat diartikan bahwa pembelajaran
of time, exeed what they thought was bahasa tidak terbatas hanya pada
possible and work well with others to keperluan bahasa itu saja. Bahasa adalah
combine ideas and approaches that allow alat untuk menyampaikan gagasan, alat
young people to apply their creativity untuk menyerap dan menyampaikan
through making choices about what and informasi. Secara luas bahasa adalah alat
how they will learn,…” untuk mengakses pengetahuan dan pe-
Pembelajaran kreatif adalah pem- ngetahuan dapat dijadikan materi bahasa.
belajaran yang memfasilitasi siawa untuk Dengan menyadari fungsi-fungsi
menggunakan imajinasi mereka, memiliki bahasa, diharapkan pembelajaran bahasa
ide-ide, melahirkan berbagai pemecahan dapat dirancang lebih menarik dan lebih
masalah. Guru melaksanakan tugas menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran
diamana anak-anak dan orang muda tahu bahasa yang menarik dan menyenangkan
bahwa mereka memiliki kapasitas untuk dapat dilaksanakan secara terintegrasi
mengakses dan meningkatkan kerja dan baik integrasi antar keterampilan dan
berusaha menyelesaikan tugas jangka komponen bahasa itu sendiri maupun
panjang, menemukan apa yang mereka integrasi dengan pengetahuan lainnya.
pikirkan mungkin dan bekerja sama Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan
dengan orang lain untuk memadukan ide- sebuah usaha keluar dari kebiasaan
ide dan pendekatan yang membolehkan mengajar lama, dan kreatif mengkreasi
orang muda melakukan kreativitas melalui pembelajaran sesuai dengan tuntutan
membuat keputusan tentang apa dan kekinian. Dengan demikian, pembelajaran
bagaimana mereka belajar. Kreativitas diharapkan mampu memenuhi harapan
dalam belajar berarti memberikan kesem- siswa bisa berbahasa Inggris, baik lisan
patan kepada siswa untuk memilih, yaitu
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

maupun tulis yang dapat dibuktikan Jenis instrument pengumpulan data


melalui praktek berbahasa. yang digunakan adalah angket dan tes,
Berdasarkan pada latar belakang teridiri dari: (1) angket untuk penialian
masalah kesenjangan antara hasil dan oleh ahli isi, desain, guru dan siswa,
harapan belajar siswa serta factor-faktor berupa angket dengan jawaban tertutup,
penyebabnya, dilakukan penelitian pe- berisi butir-butir deskripsi komponen
ngembangan dengan tujuan menghasilkan penilaian dengan rentang skor “1” hingga
bahan ajar untuk pembelajaran bahasa “4” untuk tiap-tiap butir penilaian, (2)
Inggris kreatif terintegrasi bagi siswa kelas angket untuk penilaian oleh ahli media
IX SMP semester enam. Adapun tujuan berisi butir-butir deskripsi komponen
operasional penelitian adalah: (1) men- media dengan kualifikasi nilai “sesuai” dan
desain bahan ajar, (2) mendeskripsikan “tidak sesuai” untuk tiap-tiap butir; semua
hasil-hasil validasi ahli pembelajaran ter- jenis angket dilengkapi dengan lembar
hadap isi, media dan desain bahan ajar (3) komentar, (3) tes pilihan ganda bersyarat,
mendeskripsikan hasil validasi teman se- yaitu pilihan ganda dengan deskripsi dan
jawat guru dan siswa terhadap kelayakan rujukan pada tiap-tiap jawaban yang dipilih
bahan ajar, dan (4) mendeskripsikan hasil dengan desain pretest dan post-test.
uji efektivitas penerapan. Data yang telah terkumpul, ke-
mudian dianalisis dengan teknik deskriptif
kualitatif dan kuantitatif, antara lain: (1)
METODE
analisis data untuk hasil kuesioner dilaku-
Model desain pengembangan yang
kan dengan menghitung persentase hasil,
digunakan dalam penelitian ini adalah
yaitu membandingkan jumlah skor hasil
model adaptasi langkah-langkah pengem-
penilaian dengan jumlah skor tertinggi
bangan dalam Sugiyono (2008). Terdapat
dikali 100%. Hasil perhitungan kemudian
10 langkah pengembangan dalam
dikonversikan dengan tabel kualifikasi
Sugiyono, yang diadaptasi dalam pene-
untuk mendapatkan kesimpulan tingkat
litian ini adalah langkah 1 sampai 6,
revisi yang diperlukan terhadap draft
dirangkum menjadi 3 langkah pokok, yaitu
pengembangan. Analisis terhadap hasil
(1) kajian awal, (2) desain, (3) pengem-
pretest dan post-test dilakukan melalui uji
bangan.
“t”, dengan hipotesis alternatif (Ha),
Kajian awal terdiri dari: (1) analisis
terdapat perbedaan signifikan hasil belajar
potensi dan masalah, (2) analisis
antara sebelum dan sesudah penerapan
kebutuhan, dan (3) analisis pembelajaran.
bahan ajar yang dikembangkan.
Desain terdiri dari desain pembelajaran
dan desain produk. Desain pembelajaran
HASIL DAN PEMBAHASAN
menghasilkan silabus dan RPP, sedang-
Hasil-hasil penelitian pada tahap
kan desain pembelajaran menghasilkan isi
kajian awal menunjukkan bahwa siswa
bahan ajar dan tampilan produk, berupa
membutuhkan tambahan bahan ajar selain
bahan ajar draft I. Pengembangan terdiri
dari yang sudah tersedia. Bahan ajar yang
dari: (1) uji ahli pembelajaran terhadap isi,
diperlukan adalah bahan ajar yang
media, dan desain bahan ajar draft I, (2)
memenuhi tuntutan kreativitas mereka
revisi, menghasilkan bahan ajar draft Ii, (3)
untuk bisa berbahasa Inggris baik lisan
validasi teman sejawat dan siswa
maupun tulis.
terhadap kelayakan bahan ajar draft II, (4)
Tahap desain menghasilkan Silabus
revisi, menghasilkan draft III, (5) uji
dan RPP untuk pembelajaran bahasa
efektivitas penerapan.
Inggris kelas IX SMP semester enam dan
Yang menjadi subjek uji dalam
bahan ajar berupa bahan ajar cetak dan
penelitian pengembangan ini adalah: 2
CD. Bahan cetak terdiri dari dua buah
ahli pembelajaran, 3 teman sejawat guru,
buku, yaitu buku Unit Lesson dan buku
dan 9 siswa untuk uji validasi kelayakan
Key and Scrpit. CD terdiri dari CD 1 dan
produk, dan 30 siswa untuk uji efektivitas
CD 2. CD 1 berisi isi buku 1 dan buku2,
penerapan produk.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

rekaman suara dan media gerak. CD 2 29 signifikansi 5% adalah 2,04 dan


berisi video kegiatan bercerita. signifikansi 1% adalah 2,74, (3)
Hasil-hasil proses pengembangan perbandingannya adalah 2,04 < 31,02 >
menunjukkan: (1) Hasil validasi terhadap 2,74, dibaca, “nilai t hitung lebih tinggi
draft I oleh ahli isi berhubungan dengan daripada nilai t tabel”, sehingga hipotesis
tingkat kebenaran dan kesesuaian bahan nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif
ajar, memperoleh nilai 94,81%, ahli media (Ha) diterima, yaitu terdapat perbedaan
terhadap kesesuaian media memperoleh signifikan hasil belajar antara sebelum dan
nilai 100% sesuai, dan oleh ahli desain sesudah penerapan bahan ajar hasil
terhadap sistematika penulisan bahan ajar pengembangan.
memperoleh nilai 91%. Uji efektivitas dilakukan melalui
Hasil-hasil tersebut dikonversikan penerapan proses pembelajaran kreatif
dengan tabel konversi kualifikasi, ber- terintegrasi untuk satu kompetensi dasar
kualifikasi hampir sempurna dengan (KD) dalam satu RPP terhadap ke-
deskripsi kualifikasi perlu perbaikan terampilan membaca melalui teknik
sangat ringan. Berdasarkan saran pengumpulan informasi 1-4-2-1. Teknik 1-
komentar dan saran dari masing-masing 4-2-1 adalah sebuah teknik pembelajaran
ahli, dilakukan revisi, menghasilkan bahan yang memberikan pengalaman interaksi
ajar draft II. . berbagai arah kepada siswa.Teknik
Uji validasi terhadp draft II dilakukan pengumpulan informasi (tpi) 1-4-2-1 terdiri
oleh 3 orang guru dan 9 siswa. Masing- dari: (1) tpi 1, adalah aktivitas individual
masing guru melakukan penilaian klasikal berpanduan guru, siswa diberi
terhadap 93 butir deskripsi komponen bacaan dan pertanyaan untuk dijawab
penilaian berhubungan dengan kelayakan secara individual kemudian dibahas se-
implementasi bahan ajar. Hasil penilaian cara klasikal, (2) tpi 4, aktivitas kelompok
kumulatif yang diperoleh adalah 97,13%, 4, yaitu tiap-tiap 4 siswa mendapat teks
berkualifikasi hampir sempurna dengan yang berbeda dengan pertanyaan yang
deskripsi kualifikasi perlu perbaikan sa- sejenis, kemudian tiap-tiap siswa yang
ngat ringan. Masing-masing siswa me- mendapat teks yang sama membentuk
lakukan penilaian terhadap 24 butir kelompok 4 untuk membahas teks yang
deskripsi komponen penilaian berkaitan sama, (3) tpi 2, aktivitas berpasangan,
dengan keserasian dan kejelasan petunjuk tiap-tiap siswa mencari pasangan teman
atau instruksi aktivitas belajar, media dan yang memiliki teks berbeda untuk meminta
materi belajar. Hasil yang diperoleh adalah jawaban pertanyaan dari masing-masing
90,16%, berada pada kualifikasi hampir teks, dilakukan secara acak, hingga ter-
sempurna dengan deskripsi kualifikasi per- kumpul semua jawaban pertanyaan dari
lu perbaikan sangat ringan. Berdasarkan keempat teks, (4) tpi 1, aktivitas individual
hasil penilaian keduanya, dilakukan revisi mandiri, tiap-tiap siswa dibagikan lagi tiga
terhadap bahan ajar draft II, menghasilkan sisa teks yang belum dimiliki, sehingga
bahan ajar draft III. semua siswa memiliki masing-masing 4
Selanjutnya, dilakukan uji efektivitas teks yang berbeda, kemudian mereka
penerapan terhadap 1 kompetensi dasar mencocokkan jawaban yang sudah di-
dalam I RPP, dengan desain uji pretest peroleh dari temannya dengan masing-
dan post-test. Yang menjadi subjek uji masing teks; pada tahap ini siswa menulis
dalam hal ini adalah 30 siswa kelas IX H rujukan paragraph sebagai pembenar
SMP Negeri 1 Manggis. Hasil-hasil yang jawaban yang diperoleh.
diperoleh adalah: (1) rerata pretest 46,50, Melalui teknik pengumpulan in-
(2) rerata post-test 80,03, (3) selisih rerata formasi 1-4-2-1, siswa difasilitasi untuk
37,53, dan (4) persentase peningkatannya menggunakan kemampuan berpikir kritis,
adalah 81 %. dimana, siswa diberi pengalaman mem-
Hasil uji “t” terhadap hasil pre-test baca dengan berbagai cara, yaitu: (1)
dan post test adalah: (1) nilai t hitung (tt) melakukan kegiatan membaca terlebih
adalah 31,02 (2) , nilai t tabel (tt ) pada df dahulu kemudian menjawab pertanyaan,
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

(2) menjawab pertanyaan sambil mem- jawaban dan meramunya dalam sebuah
baca, (3) mendapatkan jawaban terlebih kalimat dilakukan untuk mengasah ke-
dahulu kemudian mencocokkan dengan mampuan berargumentasi. Latihan
bacaan, (4) merangkai jawaban dalam menemukan alasan melalui kegiatan
bentuk kalimat, (5) menemukan dan me- membaca juga sebagai dasar keberanian
ngungkap rujukan dan alasan jawaban. berbicara. Jadi, alur pembelajaran melalui
Aktivitas membaca ini sejalan dengan aktivitas membaca ini mengarah pada
pemikiran Fiere (dalam Emilia, 2010:6) integrasi ketermpilan membaca dan
yang menyatakan bahwa, membaca menulis kedalam keterampilan berbicara.
adalah alat untuk mencapai kesadaran Pada akhir kegiatan membaca,
kritis, sebuah pemahaman tentang te- siswa mendapatkan koleksi hasil
kanan atau desakan dan ideologi yang membaca yang secara keseluruhan
menandai hidup seseorang. Jadi kegiatan merupakan draft teks narratif. Draft
mebaca selain untuk mebaca teks, juga tersebut dapat dijadikan panduan bagi
membaca kehidupan. Membaca kehi- siswa untuk mengmbangkan teks.
dupan yang dilakukan melalui aktivitas ini Kegiatan lanjutan dari membaca ini
adalah siswa berinteraksi dengan teks dan adalah menulis. Dasar pemikiran dari
isinya, dengan siswa, baik dalam ke- aktivitas membaca sebagai dasar untuk
lompok dan berpasangan, guru dan kelas. menemukan format sebuah tulisan dalam
Hal tersebut berimplikasi pada bagaimana bacaan adalah model pedagogy genre
siswa memahami situasi lingkungannya, Rothery (dalam Emilia 2010: 59-60) yaitu
untuk kemudian terbiasa memahami building knowledge of the field
lingkungan yang lebih luas. (negotiating field), membangun latar be-
Kemampuan berpikir kreatif yang lakang pengetahuan berdasarkan per-
dikembangkan dalam teknik pembelajaran spektif berpikir kritis dan modelling
ini dilakukan melalui memberikan jenis- (deconstruction), yaitu pase kritis kritik
jenis pertanyaan untuk mengungkap in- literatur siswa, melibatkan analisa dan
formasi, baik yang tersurat maupun ter- diskusi tentang bagaimana dan mengapa
sirat, rinci dan umum. Membaca dengan contoh genre tertentu disusun untuk
cara demikian, merujuk pada pendapat membentuk arti. Deconstruction memberi-
Giroux (dalam Emilia 2010:6), yaitu, kan kesempatan kepada siswa untuk
“Melalui sebuah teks bacaan, siswa menganalisa tampilan sebuah teks.
seharusnya dianjurkan untuk membaca Penerapan teknik 1-4-2-1 juga
dunia, membaca teks yang terfokus pada berdasarkan pada teori psikologi belajar
bagaimana kemungkinan response behaviorist, kognitif, konstruktivist dan
audience yang berbeda, dengan demikian teori belajar sosial, yaitu: (1) Siswa
mempertegas kemungkinan membaca menjawab pertanyaan yang sama untuk
beyond the text, between the text dan bacaan yang berbeda, siswa belajar dari
outside the text”. kebiasaan yang diulang-ulang, (2) kognitif,
Integrasi yang ditunjukkan melalui melalui kegiatan menemukan informasi,
kegiatan menjawab pertanyaan dengan meramu jawaban, menemukan dan me-
deskripsi dan rujukan jawaban adalah: (1) ramu alasan serta rujukan, siswa
keterampilan menulis, yaitu kemampuan mengasah kemampuan berpikir kritis dan
siswa untuk menuangkan ide dengan cara kreatif, (3) konstruktivis, siswa mengkon-
merumuskan jawaban dalam bentuk struksi pengetahuan melalui pengalaman
kalimat sempurna secara tertulis, (2) membaca diintegrasikan dengan keteram-
penggunaan tata bahasa, yaitu merumus- pilan menulis dan penggunaan tatabahasa
kan kalimat jawaban berdasarkan per- yang benar, (4) teori belajar sosial, siswa
tanyaan sesuai dengan kaedah bahasa belajar melalui kegiatan individual, kelom-
yang benar, dan (3) mengintegrasikan pok dan berpasangan. Hal tersebut se-
pengetahuan dan pengalaman dalam jalan dengan pendapat Smaldino, dkk
menyampaikan alasan dan rujukan secara (2008: 11), yang enyatakan bahwa kita
lisan maupun tulisan. Menemukan alasan mesti menggunakan pendekatan pem-
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

belajaran sesuai dengan situasi meng- komponen penting dalam kretivitas dan
hendaki. Dalam proses belajar, kita tidak pembelajaran kreatif (2 key drivers), yaitu
bisa hanya terpaku pada satu teori belajar, alat-alat yang diperlukan untuk meningkat-
namun hendaknya menyesuaikan teori kan pencapaian belajar dan tuntunan
dengan situasi pembelajaran. kreativitas (pengetahuan). Dalam hal ini,
Penerapan pembelajaran 1 KD da- guru sebagai pengendali pembelajaran
lam 1 RPP untuk uji lapangan baru me- hendaknya memperhatikan keragaman
representasikan sebagian dari keseluruh- anak didik dalam penerapan alat atau
an bahan ajar yang dikembangkan. sarana dalam belajar, karena, seperti yang
Walaupun alur pembelajaran pada tiap- dinyatakan dalam Uno dan Kuadrat (2009:
tiap RPP kurang lebih memiliki alur seperti 26), bahwa dalam pembelajaran, guru
pada RPP yang sudah diterapkan untuk uji berinteraksi dengan peserta didik yang
efektivitas, namun penerapan satu RPP mempunyai potensi beragam, maka,
untuk uji lapangan tersebut baru meru- pembelajaran hendaknya lebih diarahkan
pakan bukti kecil yang mampu meningkat- pada proses belajar kreatif dengan
kan hasil belajar siswa. Namun demikian, menggunakan proses berpikir divergen,
diharapkan penerapan tiap-tiap RPP juga maupun proses berpikir konvergen.
mampu meningkatkan pencapa-ian siswa Bahan ajar cetak hasil pengem-
per kompetensi dasar. Jadi, penerapan bangan terdiri dari Buku Unit Lesson dan
keseluruhan bahan ajar di-harapkan mam- Buku Key & Script. Unit Lesson berisi alur
pu meningkatkan pen-capaian belajar sis- pembelajaran, materi, rancangan aktivitas
wa dalam satu semester. belajar dan evaluasi, sedangkan Key &
Berdasarkan hasil-hasil uji pada tiap- Skript berisi kunci jawaban atau penye-
tiap draft pengembangan dan hasil uji lesaian dan skrip untuk kegiatan men-
lapangan, telah dilakukan revisi sesuai dengarkan. Skrip mendengarkan diper-
dengan kualifikasi hasil penilaian dan lukan oleh guru maupun siswa apabila
komentar serta saran oleh masing-masing sarana komputer untuk memperdengar-
subjek uji. Berdasarkan hasil pengamatan kan suara rekaman tidak tersedia, jadi,
terhadap uji lapangan telah dilakukan buku cetak digunakan tanpa CD, yaitu,
refleksi terhadap kemungkinan perubahan guru dapat membacakan untuk siswa
alokasi waktu dan penyederhanaan teks atau siswa dapat membacakan untuk
sesuai dengan kemampuan siswa. Reflek- siswa lainnya. Kondisi belajar seperti itu
si terhadap penerapan pembelajar-an memungkinkan terjadi, seperti dinyatakan
menghasilkan penyempurnaan RPP ter- oleh Lu, Hou, dan Huang, (2010), bahwa
masuk desain evaluasi. Revisi menyeluruh pembelajaran kelas bahasa hendaknya
terhadap draft pengembangan menghasil- menyediakan berbagai kesempatan ke-
kan bahan ajar yang dapat dikatakan pada siswa untuk berkomunikasi meng-
layak untuk diproduksi dan diterapkan. gunakan bahasa yang dipelajari, me-
Bahan ajar hasil pengembangan di- ngingat siswa belajar melalui interaksi
beri judul bahan ajar untuk pembelajaran atau hubungan.
bahasa Inggris kreatif terintegrasi, teridiri Bahan ajar digital CD terdiri dari 2
dari 2 buah buku cetak dan 2 keping CD. keping CD, yaitu, CD1 berisi file Unit
CD sebagai pendamping bahan ajar cetak, lesson, Key & Script, media bergerak dan
di mana keduanya, bahan ajar cetak dan rekaman suara untuk kegiatan mende-
CD dapat digunakan saling mendukung ngarkan, CD 2 berisi video kegiatan ber-
maupun tersendiri, sesuai dengan keter- cerita (story-telling). CD1 dapat diguna-
sediaan fasilitas pendukung, seperti kan tanpa bahan cetak untuk pembelaja-
komputer. ran berbantuan komputer, di mana, pada
Penting untuk mempertimbangkan halaman-halaman file unit lesson dileng-
ketersediaan dan optimalisasi sarana dan kapi dengan link yang dapat menghubung-
prasarana dalam pembelajaran, mengacu kan rancangan aktivitas belajar dengan
pada pendapat Constantino (2011), yang key & script, media gerak, dan rekaman
mengidentifikasikan bahwa terdapat dua suara. Sedangkan CD 2, karena terpisah,
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

harus ditayangkan ter-sendiri. Namun, kemana-mana karena ringan, bisa dicoret,


bagaimanapun tersedianya sarana dalam tidak tergantung pada ketersediaan listrik,
penerapan berbantuan komputer, keter- dll. Keunggulan bahan digital disbanding-
libatan guru dalam pengelolaan selalu kan cetak masih terasa dibawah keung-
diperlukan. Seperti yang dinyatakan dalam gulan bahan cetak, karena sebagian be-
Andoh (2012), yaitu, bahwa dua elemen sar guru, terutama pada SMP Negeri 1
penting pembelajaran, isi (content) dan Manggis, masih belum mahir meng-
paedagogi harus sejalan ketika teknologi gunakan komputer, diperkuat juga oleh
digunakan dalam pelajaran. ketidak-tersediaan fasilitas belajar ber-
Ditentukannya bahan ajar dalam basis komputer di kelas atau di suatu
bentuk cetak dan digital CD bertujuan ruangan yang memadai. Walau demikian,
untuk mengantisipasi kemungkinan keter- bahan dalam bentuk CD tetap dibuat
sediaan atau ketidaktersediaan serta ke- dengan tidak mengenyampingkan ke-
siapan siswa memanfaatkan fasilitas kom- unggulan pembelajaran berbantuan kom-
puter. Naba’h, (2012), dalam sebuah puter. Karena, berdasarkan hasil pene-
penelitian yang berjudul, “The impact of litian yang dilakukan oleh Ferarri, Cachia,
computer grammar teaching on EFL dan Punie, (2010), dalam sebuah artikel
pupil’s performance in Jordan”, menan- yang berjudul, “ICT as a driver for creative
daskan tentang pentingnya penggunaan learning and Innovative teaching”, dida-
komputer dalam pembelajaran bahasa patkan sebuah kesimpulan bahwa pen-
Inggris, karena dengan fasilitas komputer, dukung kemampuan untuk berubah
siswa dilibatkan secara maksimal sebagai (enablers for change) adalah teknologi,
pelaku belajar, dan dapat menentukan budaya, dan pedagogi, sedangkan guru
kegiatan belajarnya sendiri setiap saat adalah figur utama dalam mengim-
tanpa harus menunggu jadwal. Namun plementasikan perubahan, namun mereka
demikian, faktor kognitif siswa juga perlu dukungan untuk mengerti dan
mempengaruhi hasil belajar bahasa me- menerima kreativitas dalam praktek.
reka disamping penggunaan media. Jadi
efektivitas penggunaan pembelajaran ber- PENUTUP
bantuan komputer tergantung kepada Untuk memperkaya siswa dengan
selain ketersediaan alat, juga kesiapan sumber atau bahan belajar yang
dan kemampuan siswa. memenuhi tuntutan pembelajaran kreatif
Masalah utama penerapan bahan dan terintegrasi, penulis mengembangkan
ajar berbantuan komputer adalah keter- bahan ajar untuk pembelajaraan baha-
sediaan dan/atau kesiapgunaan dari alat sa Inggris kreatif dan terintegrasi bagi
itu sendiri dan juga keterampilan guru siswa kelas IX semester enam, dengan
dalam menggunakan sarana compu- sasaran pengguna siswa kelas IX SMP
ter. Berdasarkan pengalaman di lapang- Negeri 1 Manggis. Kelayakan dari bahan
an, khusus untuk di SMP Negeri 1 ajar yang dikembangkan diuji melalui
Mangggis, bahan cetak masih merupakan tahapan uji ahli isi, media dan desain pem-
bahan utama yang mendominasi pem- belajaran, uji teman sejawat, uji siswa, dan
uji efektivitas penerapan. Uji penerapan
belajaran, belum tergeserkan oleh kom-
dilakukan dengan desain uji pretest dan
puter. Kondisi tersebut didukung oleh
pos-test untuk satu kom-petensi dasar.
Sanaky (2011) yang berpendapat bahwa,
media cetak masih paling banyak di-
Hasil-hasil uji menunjukkan kualifi-
gunakan. Penggunaan media cetak dapat
kasi sangat tinggi bahwa draft pengem-
dikombinasikan dengan jenis media lain-
bangan bahan ajar memenuhi standar
nya. Pada umumnya, jenis media ini di-
kelayakan untuk diproduksi dan diterap-
gunakan sebagai informasi utama atau
kan.
bahkan suplemen informasi terhadap
Hasil akhir dari pengembangan be-
penggunaan media lain.
rupa produk bahan ajar cetak dan CD
Keunggulan bahan cetak diban-
sebagai pendamping. Bahan ajar cetak
dingkan digital adalah, mudah dibawa
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

dapat digunakan tanpa CD maupun de- lebih luas untuk membuktikan tingkat
ngan CD, tergantung situasi yang me- kelayakan bahan ajar yang lebih tinggi dan
mungkinkan. Begitupula dengan CD, da- untuk revisi berkelanjutan sehingga
pat digunakan sebagai pendamping bahan menghasilkan produk bahan ajar yang
ajar cetak dan dapat pula diguna-kan betul-betul valid dan layak untuk diterap-
tersendiri. kan bagi penggunaan lebih luas.
Pengembangan bahan ajar untuk
pembelajaran bahasa Inggris kretif dan Produk bahan ajar yang terdiri dari
terintegrasi adalah sebuah usaha untuk buku cetak dan CD didesain untuk
memfasilitasi belajar siswa, keluar dari pembelajaran di kelas yang dipandu oleh
pola pikir lama menuju pola pikir baru, guru, namun dapat pula digunakan secara
bahwa belajar itu adalah usaha sendiri, mandiri oleh siswa, dengan tidak menutup
bukan diusahakan oleh orang lain. kemungkinan, harus melibatkan peran
Dengan harapan, bahwa target utama orang lain (teman maupun guru).
belajar, bagi mereka, bukan hasil belajar Bahan ajar hasil pengembangan ini
berupa angka semata, melainkan ke- sebaiknya digunakan secara terpadu
beranian untuk menunjukkan kemampuan antara cetak dan digital, yaitu, bahan
malalui tindakan nyata sesuai dengan cetak sebagai panduan aktivitas dan
keterampilan dan pengetahuan yang di- sumber materi, sedangkan CD untuk
kuasai. mengakses kunci, penjelasan materi dan
Bermula dari simpulan awal, bahwa suara rekaman. Namun, bila memungkin-
potensi siswa dan lingkungan sebagai kan, bahan ajar hasil pengembangan ini
sumber belajar belum dioptimalkan, meng- juga dapat diterapkan melalui digital tanpa
hasilkan simpulan lanjutan, bahwa bahan bahan cetak, menjadi integrasi pelajaran
ajar untuk pembelajaran bahasa Inggris bahasa kedalam pelajaran teknologi
kreatif dan terintegrasi yang dikem- komputer.
bangkan mampu mengoptimalkan potensi Dalam penerapannya, bahan ajar
siswa dan lingkungan, yaitu hasil belajar hasil pngembangan belum tentu sesuai
siswa meningkat melalui penerapan bahan untuk semua jenis kelompok belajar, maka
ajar yang disusun dengan memanfaatkan perlu dilakukan penyesuaian dengan
sumber-sumber belajar yang ada disekitar situasi dan kondisi yang menghendaki.
dan dekat dengan kehidupan siswa. Gursoy, (2011) menyatakan, bahwa guru
Pemanfaatan sumber-sumber dilakukan bahasa Inggris sebagai bahasa asing atau
baik itu berupa karya inovasi dari karya bahasa kedua (EF/SL) harus mengerti
yang sudah ada sebelumnya, hasil kreasi perbedaan usia dan faktor konteks
baik oleh guru maupun siswa, dan hasil- terhadap hasil belajar, bahwa belajar
hasil adaptasi dan adopsi dari sumber- bahasa tidak terbatas pada ESL konteks,
sumber yang relevan. dan bukan hanya usia, tetapi juga factor-
Walaupun demikian, pembuktian dari faktor lain, seperti konteks belajar,
kebenaran simpulan tersebut baru dilaku- mempengaruhi keber-hasilan. Bahan ajar
kan melalui uji lapangan dalam kelompok hasil pengembangan ini belum tentu tepat
terbatas terhadap satu kompetensi dasar digunakan untuk siswa yang levelnya
(KD). Kompetensi dasar yang diujikan sama. Maka, disamping sebagai bahan
adalah keterampilan membaca yang di- dan sumber belajar, bahan ajar hasil
integrasikan dengan menulis dan tata pengembangan juga sebagai bahan pene-
bahasa penggunaan kalimat bentuk litian.
lampau (past-tense). Sudah tentu masih
perlu dilakukan uji-uji yang lebih lanjut dan

DAFTAR RUJUKAN Amri, S. & Ahmadi, I. K. 2011. Proses


pembelajaran kreatif dan inovatif
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

dalam kelas: Metode, landasan Gardner, H. 1993. Multiple intelligences:


teoretis praktis dan penerapannya. The theory in practice. Collins
Jakarta: Prestasi Pustaka. Publishers.

Johnson, E. B. 2002. Contextual teaching


and learning: What it is and Why it’s
here to stay, dalam Alwasillah, A. C.
(2011). Contextual teaching and
learning: Menjadikan kegiatan
Andoh, C. B. (2012). Factors influencing belajar-bengajar mengasyikan dan
teachers’ adoption and integration bermakna: Sebuah pengantar.
ofinformation and communication Bandung: Kaifa.
technology into teaching: A review
of the literature, IJEDICT, 8 (1): Kemendiknas. 2007. Permendiknas
136 – 155. Diakses tanggal 1 No.41 Tahun 2007: Tentang
Nopember 2012. standar proses. Jakarta:
Menpennas.

Ariani, N. & Haryanto, D. 2010.


Pembelajaran multimedia di Leonard, V. 2011. How to teach
sekolah: Pedoman pembelajaran someone to speak English, eHow
inspiratif, konstruktif, dan prospektif. Contributor. Wikipedia. Diakses
Jakarta: Prestasi Pustaka. tanggal 18 Desember 2011.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004: Lu, Z. Hou, L. dan Huang, X. 2010. A


Standar kompetensi, Mata pelajaran research on a student-centre
bahasa Inggris Sekolah Menengah teaching model in an ICT-based
Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. English audio-video speaking
Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang class1, IJEDICT 6 (3): 101-123.
Depdiknas. Beijing University of Posts and
Telecommunications, P. R. C.
Depdiknas. 2007. Buku saku kurikulum Diakses tanggal 23 Januari 2012.
tingkat satuan pendidikan (KTSP)
sekolah menengah pertama. Majid, A. 2009. Perencanaan
Jakarta: Dirjenmanpendasmen. pembelajaran: Mengembangkan
standar kompetensi guru.
Depdiknas. 2007. Model silabus dan Bandung: Remaja Rosdakarya.
rencana pelaksanaan pembelajaran:
Mata pelajaran bahasa Inggris. Naba’h, A. M. A. 2012. The impact of
Jakarta: BSNP. computer grammar teaching on
EFL pupil’s performance in Jordan.
Emilia. E. (2010). Teaching writing: IJEDICT, 8 (1): 71-79. Diakses
Developing critical learners. tanggal 29 oktober 2012
Bandung: Rizqi Press.
Richard, J. C., & Renandya, W. A. 2002.
Ferrari, A., Cachia, R., & Punie, Y. 2010. Methodology in language teaching:
ICT as a driver for creative learning An anthology of
and innovative teaching (Institute for current practice. Cambridge
Prospective Technological Studies, University Press.
Directorate-General Joint Research
Center), IJEDICT, 23:345-364. Sanaky, H. 2011. Media pembelajaran:
Diakses tanggal 2 Nopember 2012. Buku pegangan wajib guru dan
dosen. Yogyakarta: Kaukaba.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)

Smaldino, S. E., Lowther, D. L., & Russel,


J. D. 2008. Instructional technology
and media for learning. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.

Sudijono, A. 2010. Pengantar statistic


pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Thomson, P. & Green, S. J. 2011.


Researching creative learning:
Methods and issues, dalam
Constantino, T. (Ed). Researching
creative learning: A review essay.
International Journal of Education
& Arts, 12 (Review7).
http://www.ijea.org/v12r7/.
Diakses tanggal 5 Nopember 2012

Anda mungkin juga menyukai