Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar untuk pembelajaran bahasa
Inggris kreatif terintegrasi bagi siswa kelas IX SMP semester enam, dan tujuan
operasionalnya adalah: (1) mendesain bahan ajar, (2) mendeskripsikan hasil-hasil uji
ahli pembelajaran terhadap isi, media, dan desain bahan ajar, (3) mendeskripsikan
hasil uji teman sejawat dan siswa, dan (4) mendeskripsikan hasil uji efektivitas
penerapan. Subjek uji terdiri dari 2 ahli pembelajaran, 3 teman sejawat, 9 siswa, dan
30 siswa untuk uji efektivitas penerapan dengan desain pretest dan post test. Data
dikumpulkan melalui angket dan tes, kemudian dianalisis menggunakan teknik
descriptif kuantitatif dan kualitatif, dengan hasil: (1) uji terhadap draft I oleh ahli isi
94,81%, media 100% dan desain 91,13%, berkualifikasi hampir sempurna, dilakukan
perbaikan ringan, (2) uji terhadap draft II oleh teman sejawat 97,31% dan siswa
90,16%, berkualifikasi hampir sempurna, dilakukan perbaikan ringan, dan (3) uji t
terhadap pretest dan post-test menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel,
hipotesis alternative diterima, yaitu terdapat prbedaan signifikan hasil belajar antara
sebelum dan sesudah penerapan bahan ajar yang dikembangkan. Dengan demikian,
bahan ajar hasil pengembangan dapat dinyatakan layak untuk diproduksi dan
diterapkan.
Abstract
This research aimed at developing an integrated and creative English learning
materials for grade IX students of SMP. The operational purpose are: (1) determining
the design of learning material, (2) describing the result of validation by the expert of
content, media and instructional design, (3) describing the result of validation by
colleague and students, and (3) describing the result of the implementation try out.
The subjects of evaluation were, 2 instructional experts, 3 colleagues, 9 students, and
30 students for the implementation try out. The data was collected using quetionair
and test. The result of evaluation was analyzed through quantitative and qualitative
descriptive technique. The results showd: (1) validation over draft I by the exspert of
content 94,81%, media 100% and design 91,13%, the qualification is almost perfect,
light revision was done (2) validation over draft II by colleagues 97,31% and by
students 90,16%, the qualification is almost perfect, light revision was done, and (3)
the t test over the result of pretest and post test showed, t operation is bigger than t
table.The alternative hypothesis was accepted, there was significant differences of
achievement between before and after the implementation of the learning materials
being developed. Based on the result of evaluation, it was concluded that the learning
materials that was developed has completed the standard of qualification to be
produced and implemented.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)
(2) menjawab pertanyaan sambil mem- jawaban dan meramunya dalam sebuah
baca, (3) mendapatkan jawaban terlebih kalimat dilakukan untuk mengasah ke-
dahulu kemudian mencocokkan dengan mampuan berargumentasi. Latihan
bacaan, (4) merangkai jawaban dalam menemukan alasan melalui kegiatan
bentuk kalimat, (5) menemukan dan me- membaca juga sebagai dasar keberanian
ngungkap rujukan dan alasan jawaban. berbicara. Jadi, alur pembelajaran melalui
Aktivitas membaca ini sejalan dengan aktivitas membaca ini mengarah pada
pemikiran Fiere (dalam Emilia, 2010:6) integrasi ketermpilan membaca dan
yang menyatakan bahwa, membaca menulis kedalam keterampilan berbicara.
adalah alat untuk mencapai kesadaran Pada akhir kegiatan membaca,
kritis, sebuah pemahaman tentang te- siswa mendapatkan koleksi hasil
kanan atau desakan dan ideologi yang membaca yang secara keseluruhan
menandai hidup seseorang. Jadi kegiatan merupakan draft teks narratif. Draft
mebaca selain untuk mebaca teks, juga tersebut dapat dijadikan panduan bagi
membaca kehidupan. Membaca kehi- siswa untuk mengmbangkan teks.
dupan yang dilakukan melalui aktivitas ini Kegiatan lanjutan dari membaca ini
adalah siswa berinteraksi dengan teks dan adalah menulis. Dasar pemikiran dari
isinya, dengan siswa, baik dalam ke- aktivitas membaca sebagai dasar untuk
lompok dan berpasangan, guru dan kelas. menemukan format sebuah tulisan dalam
Hal tersebut berimplikasi pada bagaimana bacaan adalah model pedagogy genre
siswa memahami situasi lingkungannya, Rothery (dalam Emilia 2010: 59-60) yaitu
untuk kemudian terbiasa memahami building knowledge of the field
lingkungan yang lebih luas. (negotiating field), membangun latar be-
Kemampuan berpikir kreatif yang lakang pengetahuan berdasarkan per-
dikembangkan dalam teknik pembelajaran spektif berpikir kritis dan modelling
ini dilakukan melalui memberikan jenis- (deconstruction), yaitu pase kritis kritik
jenis pertanyaan untuk mengungkap in- literatur siswa, melibatkan analisa dan
formasi, baik yang tersurat maupun ter- diskusi tentang bagaimana dan mengapa
sirat, rinci dan umum. Membaca dengan contoh genre tertentu disusun untuk
cara demikian, merujuk pada pendapat membentuk arti. Deconstruction memberi-
Giroux (dalam Emilia 2010:6), yaitu, kan kesempatan kepada siswa untuk
“Melalui sebuah teks bacaan, siswa menganalisa tampilan sebuah teks.
seharusnya dianjurkan untuk membaca Penerapan teknik 1-4-2-1 juga
dunia, membaca teks yang terfokus pada berdasarkan pada teori psikologi belajar
bagaimana kemungkinan response behaviorist, kognitif, konstruktivist dan
audience yang berbeda, dengan demikian teori belajar sosial, yaitu: (1) Siswa
mempertegas kemungkinan membaca menjawab pertanyaan yang sama untuk
beyond the text, between the text dan bacaan yang berbeda, siswa belajar dari
outside the text”. kebiasaan yang diulang-ulang, (2) kognitif,
Integrasi yang ditunjukkan melalui melalui kegiatan menemukan informasi,
kegiatan menjawab pertanyaan dengan meramu jawaban, menemukan dan me-
deskripsi dan rujukan jawaban adalah: (1) ramu alasan serta rujukan, siswa
keterampilan menulis, yaitu kemampuan mengasah kemampuan berpikir kritis dan
siswa untuk menuangkan ide dengan cara kreatif, (3) konstruktivis, siswa mengkon-
merumuskan jawaban dalam bentuk struksi pengetahuan melalui pengalaman
kalimat sempurna secara tertulis, (2) membaca diintegrasikan dengan keteram-
penggunaan tata bahasa, yaitu merumus- pilan menulis dan penggunaan tatabahasa
kan kalimat jawaban berdasarkan per- yang benar, (4) teori belajar sosial, siswa
tanyaan sesuai dengan kaedah bahasa belajar melalui kegiatan individual, kelom-
yang benar, dan (3) mengintegrasikan pok dan berpasangan. Hal tersebut se-
pengetahuan dan pengalaman dalam jalan dengan pendapat Smaldino, dkk
menyampaikan alasan dan rujukan secara (2008: 11), yang enyatakan bahwa kita
lisan maupun tulisan. Menemukan alasan mesti menggunakan pendekatan pem-
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)
belajaran sesuai dengan situasi meng- komponen penting dalam kretivitas dan
hendaki. Dalam proses belajar, kita tidak pembelajaran kreatif (2 key drivers), yaitu
bisa hanya terpaku pada satu teori belajar, alat-alat yang diperlukan untuk meningkat-
namun hendaknya menyesuaikan teori kan pencapaian belajar dan tuntunan
dengan situasi pembelajaran. kreativitas (pengetahuan). Dalam hal ini,
Penerapan pembelajaran 1 KD da- guru sebagai pengendali pembelajaran
lam 1 RPP untuk uji lapangan baru me- hendaknya memperhatikan keragaman
representasikan sebagian dari keseluruh- anak didik dalam penerapan alat atau
an bahan ajar yang dikembangkan. sarana dalam belajar, karena, seperti yang
Walaupun alur pembelajaran pada tiap- dinyatakan dalam Uno dan Kuadrat (2009:
tiap RPP kurang lebih memiliki alur seperti 26), bahwa dalam pembelajaran, guru
pada RPP yang sudah diterapkan untuk uji berinteraksi dengan peserta didik yang
efektivitas, namun penerapan satu RPP mempunyai potensi beragam, maka,
untuk uji lapangan tersebut baru meru- pembelajaran hendaknya lebih diarahkan
pakan bukti kecil yang mampu meningkat- pada proses belajar kreatif dengan
kan hasil belajar siswa. Namun demikian, menggunakan proses berpikir divergen,
diharapkan penerapan tiap-tiap RPP juga maupun proses berpikir konvergen.
mampu meningkatkan pencapa-ian siswa Bahan ajar cetak hasil pengem-
per kompetensi dasar. Jadi, penerapan bangan terdiri dari Buku Unit Lesson dan
keseluruhan bahan ajar di-harapkan mam- Buku Key & Script. Unit Lesson berisi alur
pu meningkatkan pen-capaian belajar sis- pembelajaran, materi, rancangan aktivitas
wa dalam satu semester. belajar dan evaluasi, sedangkan Key &
Berdasarkan hasil-hasil uji pada tiap- Skript berisi kunci jawaban atau penye-
tiap draft pengembangan dan hasil uji lesaian dan skrip untuk kegiatan men-
lapangan, telah dilakukan revisi sesuai dengarkan. Skrip mendengarkan diper-
dengan kualifikasi hasil penilaian dan lukan oleh guru maupun siswa apabila
komentar serta saran oleh masing-masing sarana komputer untuk memperdengar-
subjek uji. Berdasarkan hasil pengamatan kan suara rekaman tidak tersedia, jadi,
terhadap uji lapangan telah dilakukan buku cetak digunakan tanpa CD, yaitu,
refleksi terhadap kemungkinan perubahan guru dapat membacakan untuk siswa
alokasi waktu dan penyederhanaan teks atau siswa dapat membacakan untuk
sesuai dengan kemampuan siswa. Reflek- siswa lainnya. Kondisi belajar seperti itu
si terhadap penerapan pembelajar-an memungkinkan terjadi, seperti dinyatakan
menghasilkan penyempurnaan RPP ter- oleh Lu, Hou, dan Huang, (2010), bahwa
masuk desain evaluasi. Revisi menyeluruh pembelajaran kelas bahasa hendaknya
terhadap draft pengembangan menghasil- menyediakan berbagai kesempatan ke-
kan bahan ajar yang dapat dikatakan pada siswa untuk berkomunikasi meng-
layak untuk diproduksi dan diterapkan. gunakan bahasa yang dipelajari, me-
Bahan ajar hasil pengembangan di- ngingat siswa belajar melalui interaksi
beri judul bahan ajar untuk pembelajaran atau hubungan.
bahasa Inggris kreatif terintegrasi, teridiri Bahan ajar digital CD terdiri dari 2
dari 2 buah buku cetak dan 2 keping CD. keping CD, yaitu, CD1 berisi file Unit
CD sebagai pendamping bahan ajar cetak, lesson, Key & Script, media bergerak dan
di mana keduanya, bahan ajar cetak dan rekaman suara untuk kegiatan mende-
CD dapat digunakan saling mendukung ngarkan, CD 2 berisi video kegiatan ber-
maupun tersendiri, sesuai dengan keter- cerita (story-telling). CD1 dapat diguna-
sediaan fasilitas pendukung, seperti kan tanpa bahan cetak untuk pembelaja-
komputer. ran berbantuan komputer, di mana, pada
Penting untuk mempertimbangkan halaman-halaman file unit lesson dileng-
ketersediaan dan optimalisasi sarana dan kapi dengan link yang dapat menghubung-
prasarana dalam pembelajaran, mengacu kan rancangan aktivitas belajar dengan
pada pendapat Constantino (2011), yang key & script, media gerak, dan rekaman
mengidentifikasikan bahwa terdapat dua suara. Sedangkan CD 2, karena terpisah,
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Teknologi Pembelajaran
(Volume 3 Tahun 2013)
dapat digunakan tanpa CD maupun de- lebih luas untuk membuktikan tingkat
ngan CD, tergantung situasi yang me- kelayakan bahan ajar yang lebih tinggi dan
mungkinkan. Begitupula dengan CD, da- untuk revisi berkelanjutan sehingga
pat digunakan sebagai pendamping bahan menghasilkan produk bahan ajar yang
ajar cetak dan dapat pula diguna-kan betul-betul valid dan layak untuk diterap-
tersendiri. kan bagi penggunaan lebih luas.
Pengembangan bahan ajar untuk
pembelajaran bahasa Inggris kretif dan Produk bahan ajar yang terdiri dari
terintegrasi adalah sebuah usaha untuk buku cetak dan CD didesain untuk
memfasilitasi belajar siswa, keluar dari pembelajaran di kelas yang dipandu oleh
pola pikir lama menuju pola pikir baru, guru, namun dapat pula digunakan secara
bahwa belajar itu adalah usaha sendiri, mandiri oleh siswa, dengan tidak menutup
bukan diusahakan oleh orang lain. kemungkinan, harus melibatkan peran
Dengan harapan, bahwa target utama orang lain (teman maupun guru).
belajar, bagi mereka, bukan hasil belajar Bahan ajar hasil pengembangan ini
berupa angka semata, melainkan ke- sebaiknya digunakan secara terpadu
beranian untuk menunjukkan kemampuan antara cetak dan digital, yaitu, bahan
malalui tindakan nyata sesuai dengan cetak sebagai panduan aktivitas dan
keterampilan dan pengetahuan yang di- sumber materi, sedangkan CD untuk
kuasai. mengakses kunci, penjelasan materi dan
Bermula dari simpulan awal, bahwa suara rekaman. Namun, bila memungkin-
potensi siswa dan lingkungan sebagai kan, bahan ajar hasil pengembangan ini
sumber belajar belum dioptimalkan, meng- juga dapat diterapkan melalui digital tanpa
hasilkan simpulan lanjutan, bahwa bahan bahan cetak, menjadi integrasi pelajaran
ajar untuk pembelajaran bahasa Inggris bahasa kedalam pelajaran teknologi
kreatif dan terintegrasi yang dikem- komputer.
bangkan mampu mengoptimalkan potensi Dalam penerapannya, bahan ajar
siswa dan lingkungan, yaitu hasil belajar hasil pngembangan belum tentu sesuai
siswa meningkat melalui penerapan bahan untuk semua jenis kelompok belajar, maka
ajar yang disusun dengan memanfaatkan perlu dilakukan penyesuaian dengan
sumber-sumber belajar yang ada disekitar situasi dan kondisi yang menghendaki.
dan dekat dengan kehidupan siswa. Gursoy, (2011) menyatakan, bahwa guru
Pemanfaatan sumber-sumber dilakukan bahasa Inggris sebagai bahasa asing atau
baik itu berupa karya inovasi dari karya bahasa kedua (EF/SL) harus mengerti
yang sudah ada sebelumnya, hasil kreasi perbedaan usia dan faktor konteks
baik oleh guru maupun siswa, dan hasil- terhadap hasil belajar, bahwa belajar
hasil adaptasi dan adopsi dari sumber- bahasa tidak terbatas pada ESL konteks,
sumber yang relevan. dan bukan hanya usia, tetapi juga factor-
Walaupun demikian, pembuktian dari faktor lain, seperti konteks belajar,
kebenaran simpulan tersebut baru dilaku- mempengaruhi keber-hasilan. Bahan ajar
kan melalui uji lapangan dalam kelompok hasil pengembangan ini belum tentu tepat
terbatas terhadap satu kompetensi dasar digunakan untuk siswa yang levelnya
(KD). Kompetensi dasar yang diujikan sama. Maka, disamping sebagai bahan
adalah keterampilan membaca yang di- dan sumber belajar, bahan ajar hasil
integrasikan dengan menulis dan tata pengembangan juga sebagai bahan pene-
bahasa penggunaan kalimat bentuk litian.
lampau (past-tense). Sudah tentu masih
perlu dilakukan uji-uji yang lebih lanjut dan