Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Keterampilan Menulis

Keterampilan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Menurut Tarigan

dalam buku Ahmad Susanto (2010), menulis merupakan suatu kegiatan yang

produktif dan ekspresif. Penulis harus terampil memanfaatkan struktur bahasa dan

kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak datang secara otomatis, tetapi harus

melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Adapun dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, menulis mempunyai arti: (1) membuat huruf (angka dan

sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya); (2) melahirkan pikiran

atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan; (3)

menggambar, melukis; dan (4) membatik (kain) mengarang cerita, membuat surat,

berkirim surat.

Definisi lainnya tentang menulis dikemukakan oleh Rusyana, yang

berpendapat bahwa menulis merupakan kemampuan menggunakan polapola

bahasa dalam penyampaiannya secara tertulis untuk mengungkapkan suatu

gagasan/pesan. Menurut Alwasilah, menulis adalah kegiatan produktif dalam

berbahasa. Suatu proses psikolinguistik, bermula formasi gagasan lewat aturan

semantik, lalu didata dengan aturan sintaksis, kemudian digelarkan dalam tatanan

sistem tulisan (Susanto,2010). Kemampuan seseorang dalam menulis ditentukan

oleh ketepatan dalam menggunakan unsurunsur bahasa, pengorganisasian wacana

dalam bentuk karangan, ketepatan dalam menggunakan bahasa, dan pemilihan

kata yang digunakan menulis. Menurut Saleh Abas (2006:127), menulis adalah
proses berfikir yang berkesinambungan, mulai dari mencoba dan sampai dengan

mengulas kembali. Menulis dapat diartikan sebagai aktivitas pengekspresian ide,

gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan (bahasa

tulis). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis dapat

diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melukiskan lambang grafis yang

dimengerti oleh penulis dan pembaca ke dalam bentuk tulisan, untuk

menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan, kehendak agar dipahami oleh

pembaca. Dapat dipahami bahwa menulis merupakan salah satu bagian terpenting

dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tidak diragukan lagi, pengajaran menulis

harus benar-benar diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di

sekolah.

2.2 Tujuan menulis

Yang dimaksud dengan tujuan penulis (the writer intention) adalah respon

atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca.

Berdasarkan batasan ini, dapatlah dikatakan bahwa tujuan menulis dapat

dikategorikan ke dalam empat macam, antara lain:

1) Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar, disebut wacana

informatif (informative discourse). Tulisan yang bertujuan memberi informasi

atau karangan penerangan kepada para pembaca.

2) Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak para pembaca akan

kebenaran gagasan yang diutarakan, disebut wacana persuasif (persuasive

discourse)
3) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau

mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer atau wacana kesastraan

(literacy discourse).

4) Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api

disebut wacana ekspresif (expressive discourse). Sebagai gambaran, menulis

puisi dapat termasuk menulis yang bertujuan untuk pernyataan diri dengan

pencapaian nilai-nilai artistik (Susanto, 2010).

2.3 Manfaat Menulis

Manfaat-manfaat menulis banyak disampaikan para ahli. Berikut ini

jabaran para ahli tentang manfaat menulis, yakni sebagai sarana (Sardila, 2015);

1) Untuk menghilangkan stress. Dengan menulis kita bisa mencurahkan

perasaan sehingga tekanan batin yang kita rasakan berkurang sedikit demi

sedikit sejalan dengan tulisan. Tulisan yang kita buat bisa tentang apa yang

sedang kita rasakan ataupun menuliskan hal lain yang bisa mengalihkan

kita dari rasa tertekan tersebut (stress). Dengan demikian, kesehatan fisik

dan mental kita akan lebih terjaga.

2) Alat untuk menyimpan memori. Karena kapasitas ingatan kita terbatas,

maka dengan menuliskannya, kita bisa menyimpan memori lebih lama.

Sehingga ketika kita membutuhkannya, kita akan mudah menemukannya

kembali. Misalnya, menuliskan peristiwa-peristiwa berkesan di diari,

menuliskan setiap pendapatan dan pengeluaran keuangan, menulis ilmu

pengetahuan atau pelajaran, menuliskan ide/gagasan, menuliskan rencana-

rencana, targettarget dan komitmen-komitmen.


3) Membantu memecahkan masalah. Ketika kita ingin memecahkan suatu

permasalahan, maka kita bisa membuatdaftar dengan menuliskan hal-hal

apa saja yang menyebabkan masalah itu terjadi dan hal-hal apa saja yang

bisa membantu untuk memecahkan masalah tersebut. Cara seperti itu akan

lebih memudahkan kita dalam melihat duduk permasalahan dengan tepat

yang pada akhirnya bisa memberi pemecahan yang tepat pula dalam

jangka waktu yang relatif lebih cepat.

4) Melatih berfikir tertib dan teratur. Ketika kita membuat tulisan khususnya

tulisan ilmiah atau untuk dipublikasikan, maka kita dituntut untuk

membuat tulisan yang sistematis sehingga pembaca bisa mengerti apa

yang sebenarnya ingin kita sampaikan

2.4 Jenis-jenis Menulis

Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di tingkat SD/MI jenis-jenis

menulis yang diajarkan adalah sebagai berikut:

1) Menulis permulaan (huruf kecil)

2) Menulis permulaan (huruf besar pada awal kalimat)

3) Menulis ejaan

4) Menulis prosa

5) Menulis surat

6) Menulis formulir

7) Menulis paragraph

8) Menulis judul karangan dan kerangka karangan

9) Menulis karangan puisi


10) Menulis laporan

11) Menulis telegram

12) Menulis teks pidato

13) Menulis karangan drama (Muchlisoh, 1993)

2.5 Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran mempunyai peranan yang penting dalam proses

kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya media, proses kegiatan belajar

mengajar akan semakin dirasakan manfaatnya. Penggunaan media diharapkan

akan menimbulkan dampak positif, seperti timbulnya proses pembelajaran yang

lebih kondusif, terjadi umpan balik dalam proses belajar mengajar, dan mencapai

hasil yang optimal. Berbicara mengenai media, tentu memiliki cakupan yang luas.

Oleh karena itu, masalah media akan dibatasi ke arah yang relevan dengan

pembelajaran yaitu media pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin

yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau

pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari

sumber kepada penerima (Hairudin, 2008: 7).

Gagne berpendapat media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar (Cece Wijaya,dkk. 1991:

137). Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan

orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 17).

Jadi, media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran

sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai.

“Dalam depdiknas (2003) juga dinyatakan bahwa media pembelajaran adalah


media pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran tertentu yang sudah dirumuskan (Hairudin, 2008: 7).”

Jadi, dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

merupakan suatu bentuk peralatan, metode, atau teknik yang digunakan

menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.

Dalam hal ini penerima pesan adalah siswa. Jadi sebaiknya dalam pembelajaran

membaca permulaan tidak lepas dari penggunaan media. b. Fungsi Media

Pembelajaran Media pembelajaran sebenarnya alat bantu yang berguna bagi

pendidik dalam membantu tugas kependidikannya. Secara umum, media 10

pembelajaran berfungsi mengarahkan siswa untuk memperoleh berbagai

pengalaman belajar. Pengalaman belajar tergantung adanya interaksi siwa dengan

media. Dengan penggunaan media yang tepat dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran, tentunya akan mempertinggi hasil belajar. Alasan ini sejalan

dengan teori “Cone Experience” yang dikemukakan oleh Edgare Dale, yang

menjadi pokok penggunaan media dalam pembelajaran. (Dina Indriana, 2011: 24).

2.6 Jenis Media Pembelajaran.

Perkembangan media pembelajaran saat ini dipengaruhi oleh banyak hal

seperti perkembangan teknologi, ilmu cetak-mencetak, tingkah laku, dan

komunikasi. Salah satu hal yang berkembang dari media adalah munculnya

keberagaman jenis dan format media seperti modul cetak, film, televisi, program

komputer dan lain sebagainya.


Berdasarkan hal tersebut akhirnya dilakukanlah pengelompokan yang

didasarkan kesamaan ciri atau karakteristik dari media. Yudhi Munadhi (2013)

menjelaskan beberapa pengelompokan media tersebut terbagi dalam beberapa

kelompok berikut :

1. Klasifikasi Media Berdasarkan Perkembangan Teknologi

Seels & Glasgow membagi media berdasarkan perkembangan teknologi

dalam dua klasifikasi, yaitu:

a. Media Tradisional,

1) Visual diam yang diproyeksikan : proyeksi overhead, slides, film stripe.

2) Visual yang tak diproyeksikan: gambar, poster, foto, chart, grafik.

3) Audio : rekaman piringan, pita kaset.

4) Penyajian multimedia : slide plus suara (tape), multiimage

5) Visual dinamis yang diproyeksikan : film, televisi, video.

6) Cetak : buku teks, modul, majalah ilmiah.

7) Permainan : teka-teki, simulasi.

8) Realia : model, specimen (contoh), manipiulatif (peta, boneka)

b. Media Teknologi Mutakhir

1) Media berbasis telekomunikasi : telekonferensi, kuliah jarak jauh.

2) Media berbasis mikroprosesor : komputer,interaktif, compact disk

2. Klasifikasi Media Berdasarkan Karakterisktik Stimulus yang Ditimbulkan.

Klasifikasi ini dikemukakan oleh Briggs dimana dikatakan bahwa pengelompokan

media lebih mengarah pada karakteristik siswa, tugas instruksional, bahan dan
transmisinya. Briggs mengklasifikasikan 13 macam media yang digunakan dalam

proses pembelajaran, yaitu:

1) objek,

2) suara langsung,

3) media cetak,

4) papan tulis,

5) media transparansi,

6) film bingkai,

7) film rangkai,

8) film gerak,

9) televisi

10) gambar.

11) model,

12) rekaman audio,

13) pelajaran terprogram,

2.7 Kartu Kata Bergambar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kartu adalah kertas tebal

berbentuk persegi panjang. Sedangkan kata adalah unsur bahasa yang diucapkan

atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang

dapat digunakan dalam berbahasa. Gambar merupakan media yang paling umum

dipakai. Dia merupakan bahasa 16 yang umum, yang dapat dimengerti dan

dinikmati di mana-mana. Gambar mempunyai banyak kelebihan antara lain: 1)

Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek,
atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa siswa dapat melihat

objek atau peristiwa tertentu. 2) Gambar dapat mengatasi keterbatasan

pengamatan kita. 3) Harga relatif murah, gampang didapat dan bersifat konkret

sehingga berbagai macam persepsi tentang sesuatu dapat dilihat di dalam gambar.

Jadi kartu kata bergambar adalah kartu yang berisi kata-kata dan terdapat gambar.

Contoh: (Mohammad Jaruki, 2008: 15)

Kartu kata bergambar ini akan menjadi media yang nantinya saat

pembelajaran, siswa akan menemui macam-macam kartu yang berbeda tulisan

serta gambarnya. Dan dalam penggunaannya bisa divariasikan dengan kartu

kalimat dan kartu huruf. Adapun kelebihan dalam kartu kata bergambar menurut

(Dina Indriana, 2011: 69), yaitu:

1) Mudah dibawa ke mana-mana.

2) Praktis dalam membuat dan menggunakannya, sehingga kapan pun anak

didik bisa belajar dengan baik menggunakan media ini.

3) Gampang diingat karena kartu ini bergambar yang sangat menarik

perhatian.

4) Menyenangkan sebagai media pembelajaran, bahkan bisa digunakan dalm

permainan.

2.8 Ketrampilan Menulis Tegak Bersambung

Keterampilan menulis merupakan keterampilan menuangkan pikiran,

gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan

keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahasa tulis.

Adapun teori-teori yang mendasari keterampilan menulis tegak bersambung


sebagai berikut: a. Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi ( 1999:125) bahwa pengertian

keterampilan menulis merupakan keterampilan menuangkan pikiran, gagasan,

pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan, atau

pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahasa tulis. b. Saleh Abbas

( 2006:125 ) bahwa pengertian keterampilan menulis adalah kemampuan

mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan

melalui bahasa tulis. ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan

ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.

10 Dari paparan teori-teori diatas yang terkait dengan ketrampilan menulis tegak

bersambung dapat dikategorikan maknanya sebagai berikut : 1.a. Hakikat

keterampilan menulis tegak bersambung. Pengertian keterampilan menulis tegak

bersambung atau menulis halus adalah kegiatan menghasilkan huruf yang saling

bersambung yang dilakukan tanpa mengangkat alat tulis. Menulis tegak

bersambung merupakan salah satu keterampilan yang terdapat empat aspek

pembelajaran bahasa Indonesia yang harus dikuasai siswa sekolah sejak tingkat

dasar. Tulisan tegak bersambung yang benar tidak sekedar rapi dan indah tetapi

juga mudah dibaca. Pada awalnya pasti tidak mudah bagi anak-anak untuk

menulis huruf tegak bersambung dengan baik dan indah. Namun,jika dilatih terus

menurus, anak pasti akan semakin terampil. Manfaat menulis tegak bersambung

antara lain :

1. Merangsang perkembangan motorik anak

2. Menulis lebih cepat

3. Tulisan yang dihasilkan lebih indah dan rapi


Menurut Purwodarminto (1984) huruf adalah gambar bunyi bahasa dan

aksara. Huruf balok adalah tulisan yang tidak dirangkaikan. Dengan demikian

maka huruf tegak bersambung dapat diartikan tulisan tegak yang dirangkaikan

sesuai dengan GBPP 1994 pembelajaran Bahasa Indonesia bentuk tulisan yang

dikembangkan di Sekolah Dasar (SD) adalah huruf lepas dan huruf tegak

bersambung huruf ditulis dengan huruf setiap kata ditulis secara berangkai atau

tidak putus. Alasan siswa diberi pelajaran menulis huruf bersambung adalah (1)

Tulisan sambung memudahkan siswa untuk mengenal kata – kata sebagai satu

kesatuan, (2) Menulis tegak bersambung tidak memungkinkan menulis terbalik,

(3) Menulis tegak bersambung lebih cepat karena tidak ada gerakan berhenti tiap

huruf (Abdurahman, 1999).

Menurut Eko Siswanto (1995/1996) kelebihan buku tulis halus dibanding

buku lain untuk menulis halus pembelajaran menulis permulaan adalah sebagai

berikut: (1) Mempermudah siswa dalam menyamakan besarnya huruf dalam

menulis. Hal ini disebabkan besarnya huruf yang ditulis siswa dipandu oleh dua

garis atas dan dibawah yang berjarak pendek, sehingga tulisan siswa akan tepat

pada garis tidak lebih dan tidak kurang dari agak mudah menulisnya.

Anda mungkin juga menyukai