Anda di halaman 1dari 18

BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1 Teknik Objek Langsung

Teknik objek langsung merupakan pembelajaran yang mana siswa

mengamati secara langsung terhadap suatu objek. Teknik pembelajaran ini

melibatkan objek dan pengalaman siswa. Untuk menulis teks deskripsi siswa

disuruh terjun langsung dan diajak keluar kelas untuk melihat objek berdasarkan

apa yang dilihat, dirasa dan dihirup. Berdasarkan pengalaman itu pula siswa dapat

menulis karangan dan menolong pembelajaran mengembangkan kapasitas

kemampuannya dalam proses pembelajaran. Seperti pernyataan Majid (2014:93)

pengalaman dapat didefinisikan sebagai tindakan untuk mencapai sesuatu

berdasarkan pengalaman yang secara terus menerus mengalami perubahan guna

meningkatkan keefektifan dari hasil belajar itu sendiri. Menurut Rasyid dkk

(2018: 98) dengan melihat objek secara langsung siswa akan fokus dengan apa

yang dilihat dan rasa ingin tahu siswa akan muncul. Sehingga siswa akan berusaha

mengeluarkan ide dan pikirannya, serta termotivasi untuk menulis.

Pembelajaran di luar kelas dimungkinkan memperdalam pelajaran sesuai

dengan materi yang diajarkan guru. Suyatno (2004:82) mengatakan teknik objek

langsung bertujuan agar siswa dapat menulis dengan cepat berdasarkan objek

yang dilihat. Menurut Yusra (2012 : 90) tujuan objek langsung yaitu siswa dapat

menulis dengan cepat dan tepat berdasarkan objek yang dilihatnya secara

langsung. Menurut Erdaini & Andayani (215:2018) menyatakan pengajaran

6
7

menulis, khususnya menulis paragraf deskripsi adalah kemampuan yang bertujuan

untuk mengajukan suatu objek atau suatu hal yang sedemikian rupa, sehingga

objek itu berada di depan kepala pembaca.

2.1.1 Langkah-Langkah Penerpan Teknik Objek Langsung

Suyatno (2004:82) bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru

dalam pembelajaran menulis dengan teknik objek langsung yaitu, (1) guru

memberikan pengantar singkat tentang teknik pembelajaran menulis paragraf

deskripsi, (2) guru membagi kelompok berdasarkan objek yang diamati oleh

siswa, (3) guru menyuruh siswa untuk keluar kelas selama 35 menit, (4) siswa

mempresentasikan hasil yang telah dilihat dan ditulis, (5) kelompok lain

mengomentari, (6) guru merefleksi hasil kegiatan hari itu.

Teknik ini dapat dijalankan secara perorangan maupun secara

kelompok.

Yusra (2012 : 91) menuliskan langkah-langkah penggunaan objek

langsung :

1) Guru memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan hari itu.

2) Guru mengajak siswa untuk jalan-jalan ke luar kelas dan melihat lingkungan-

lingkungan sekitarnya.

3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis berdasarkan objek yang

dilihat

4) Siswa mengidentifikasi objek dan menuangkan imajinasinya ke dalam bentuk

tulisan berdasarkan objek pengamatan


8

5) Guru menyuruh siswa membacakan hasil karangannya

6) Siswa lain memberikan tanggapan tentang penampilan temannya

7) Guru merefleksikan hasil pembelajaran

Ada pun langkah-langkah penerapan teknik objek langsung menurut

Riwayati & Rusmawati (2014:94) menyatakan penerapan yang digunakan dalam

pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek

langsung ini, disampaikan pengantar kemudian mahasiswa diperkenankan untuk

mengamati objek yang diiinginkan. Kemudian mahasiswa membuat tulisan secara

runtut dan logis. Teknik objek langsung akan memuaskan harapan pembaca

karena dianggap sebagai jalan menuju obyektivitas dan pembaca benarbenar dapat

merasakan apa yang mereka baca seolah-olah mereka melihat sendiri objek yang

ada dalam tulisan tersebut.

Pada penelitian ini, peneliti memilih langkah-langkah penerapan teknik

objek langsung dari teori suyatno. Memberi objek per-kelompok tetapi

menulis karangan teks deskripsinya secara individu berdasarkan objek yang

dipilih.

2.1.2 Kelebihan Teknik Objek Langsung

Kelebihan teknik objek langsung dapat memberikan bantuan kepada siswa

dalam proses pembelajaran dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengalami dan melatih menggunakan indra peraba, penglihatan, dan perasaannya.


9

2.2 Keterampilan Menulis

Menulis merupakan keterampilan menuangkan pikiran dan perasaan ke

dalam bentuk tulisan. Menulis membutuhkan ide dan gagasan yang luas agar

tulisan bisa diterima dikalangan masyarakat dan memerlukan banyak latihan.

2.2.1 Pengertian Menulis

Menurut Tarigan (2013:3) Menulis merupakan suatu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak

secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang

produktif dan ekspresif.

Menulis menurut McCrimmon:1976 ( Saddhono dan Slamet 2014 :42)

menyatakan menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan

mengenai suatu subjek, memilih hal yang akan ditulis, memnentukan cara

menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.

Pada dasarnya menulis itu, bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan

saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan

pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis Oleh karena itu,menulis bukanlah

merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perludipelajari,tetapi justru

dikuasai.

Menulis seperti juga halnya ketiga keterampilan berbahasa lainnya,

merupakan suatu proses perkembangan. Menulis menuntut pengalaman, waktu,

kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus.Pada dasarnya, menulis

sama dengan berbicara. Saat kita berbicara, kita bebas mengungkapkan pemikiran,

pendapat, ataupun informasi yang kita miliki bersama dengan pernyataan :


10

Syamsul Arifin & Adi Kusrianto ( dalam Barnawi & Arifin 2009:42)

mengemukakan bahwa menulis adalah tindakan komunikasi yang pada hakikatnya

sama dengan berbicara. Kesamaan itu terletak pada tujuan dan muatannya. Tujuan

menulis atau berbicara adalah untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain.

Sedangkan muatannya (sesuatu itu) adalah berupa pikiran, perasaan, gagasan,

pesan dan pendapat.Perbedaannya terletak pada penggunaan media.jika berbicara

menggunakan bunyi bahasa sebagai mediumnya, sedangkan menulis

menggunakan lambang bahasa sebagai alat penyampainya.

Dalman (2012:3) menyatakan menulis merupakan sebuah proses kreatif

menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya

memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif inilah bisa

disebut dengan istilah karangan atau tulisan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan

yang dilakukan untuk mengepresikan diri seperti ide gagasan dan pendapat untuk

menggantikan komunikasi secara tidak langsung secara lambang bukan bunyi.

2.2.2 Tujuan Menulis

Tujuan menulis juga dikemukakan oleh Tarigan (2008: 24) yang

menyebutkan bahwa tujuan menulis adalah sebagai berikut :

a) Memberitahukan/mengajar.

b) Meyakinkan/mendesak.

c) Menghibur/menyenangkan.

d) Mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.


11

2.2.3 Ciri-Ciri Tulisan Yang Baik

Menurut Hariyadi (2013 : 35-54) ciri-ciri tulisan yang baik sebagai

berikut :

1) Memiliki gagasan (pokok pikiran) yang jelas

Tulisan yang baik memiliki pokok-pokok pikiran yang jelas dan tidak

menimbulkan penafsiran ganda sehingga pembaca dengan mudah bisa memahami

keseluruhan pemikiran yang disampaikan penulis (dalam Indriati, 2005). Ide-ide

dalam tulisan dapat dikemas baik secara deduktif, induktif atau campuran diantara

keduanya. Penyusunan secara deduktif dimulai dari hal-hal yang bersifat umum

kemudian menuju kepada hal-hal yang lebih spesifik. Tulisan yang baik akan

dibentuk oleh paragraf-paragraf yang baik.

2) Logis

Tulisan yang logis alurnya tersusun secara rapi dan sistematis mengikuti

pola tertentu sehingga mudah dipahami oleh pembaca.

3) Melibatkan pembaca

Tulisan yang baik tidak hanya memperhatikan kepentingan penulis, tetapi

juga mempertimbangkan dan memperhatikan kepentingan penulis keragaman latar

belakang dan kemampuan pembacanya.

4) Tulisan yang bermakna

Tulisan yang bermakna adalah tulisan yang mampu mengungkapkan

makna yang dalam bagi para pembacanya. Makna di sini dapat berupa informasi,

pengetahuan, pencerahan, hiburan, atau makna yang lain. Untuk membantu


12

menghasilkan tulisan yang bermakna, kita dapat menggunakan gaya bahasa atau

gaya penulisan yang sesuai.

5) Karya asli bukan Plagiat

Menghasilkan karya tulis yang asli berarti mengupayakan untuk

menghasilkan tulisan berdasarkan kreativitas sendiri. Dalam hal ini tidak perlu

menjiplak atau meniru karya orang lain.

Menurut Adelstein & Pival, 1976 ; xxi (Tarigan , 2008:7) mengungkapkan

bahwa ciri-ciri tulisan yang baik itu antara lain :

a. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis menyusun bahan-

bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.

b. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis dengan

jelas dan tidak samar-samar: memanfaatkan struktur kalimat, bahasa, dan

contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan yang diinginkan oleh

penulis.

c. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis secara

meyakinkan: menarik minat para pembaca terhadap pokok pembicaraan serta

mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk akal dan cermat-teliti

mengenai hal itu.

d. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik

naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya.

e. Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah atau

manuskrip.
13

f. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis mempergunakan nada

yang serasi.

2.2.4 Fungsi menulis

Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunitas

yang tidak langsung.Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan

para pelajar berpikir.Juga dapat menolong kita berpikir secara kritis.Juga dapat

memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam

daya tanggap atau presepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi,

menyusun urutan bagi pengalaman.

2.2.5 Proses Menulis

Menulis sebagai keterampilan produktif tidak hanya merupakan kegiatan

berpikir saja, namun keterampilan menulis juga sebagai suatu proses, terdapat

beberapa tahap yang harus dilalui penulis ketika membuat suatu tulisan. Menurut

Ellis, dkk ( Kristiantari, 2004:105), mengungkapkan bahwa sebagai suatu proses

transmisi makna, kegiatan menulis melewati empat tahap yaitu sebagai berikut :

1) prapenulisan, 2) pengedrafan, 3) perbaikan, dan 4) penyuntingan.

Sebelum melakukan kegiatan menulis, terlebih dahulu harus dipersiapkan

sebuah kerangka karangan yang nantinya akan dikembangkan dan dibuat menjadi

sebuah tulisan. Kerangka karangan harus terwujud secara sistematis. Sehingga

ketika menulis jelas tertera sistematika tulisan yang akan kita wujudkan. Dengan

kerangka karangan yang sistematis maka urutan bagian kerangka dapat dilihat

secara berjenjang. Untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik, maka

memerlukan berbagai proses.


14

Proses menulis menurut Kristiantari (2004: 105) memerlukan beberapa

fase, antara lain : 1) prapenulisan (persiapan), 2) penulisan (mengembangkan isi

karangan), dan 3) pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan).

Sejalan dengan pendapat di atas, Clark (Zainnurahman 2011: 11) mengungkapkan

bahwa langkah-langkah dalam menulis terdapat tiga tahap, yaitu:

a. Prewriting (pramenulis)

Tahap ini merupakan tahap paling awal dalam menulis. Pada tahap ini

penulis harus mulai menyiapkan ide yang akan dipaparkan dalam sebuah bentuk

tulisan. Penulis juga wajib mengetahui apa saja hal yang harus dituliskan dan dari

mana tulisan tersebut berawal. Kegiatan dalam prewriting yang pertama meliputi

membuat kerangka ide. Kerangka dasar dibutuhkan penulis sebagai panduan

dalam proses menulis. Tanpa adanya kerangka ide ini penulis bisa kehilangan

banyak ide dalam mengembangkan tulisannya.Kedua yaitu mempertimbangkan

pembaca. Penulis mempertimbangkan sasaran pembaca yang akan dituju,

sehingga penulis dapat menyesuaikan bahasa tulisan yang dipakai dan yang ketiga

yaitu mempertimbangkan konsep tulisan. Dalam kegiatan ini penulis dapat

memperhatikan setiap konteks tulisannya, sehingga penulis dapat menyesuaikan

format tulisan yang akan ditulis.

Shadonno dan Slamet (2014:169) menyatakan pada tahap pramenulis

merupakan langkah awal dalam menulis yang mencakup kegiatan (1) menentukan

dan membatasi topik tulisan, (2) merumuskan tujuan, menentukan bentuk tulisan,

dan menentukan pembaca yang akan ditujunya, (3) memilih bahan, serta (4)

menentukan generalisasi dan cara-cara mengorganisasi ide untuk tulisannya.


15

b. Writing (menulis)

Tahap menulis adalah tahap dimana penulis memulai tulisannya.Menulis

dapat dirasakan lebih mudah oleh penulis jika penulis pada kegiatan sebelumnya

telah membuat kerangka ide terlebih dahulu. Dengan kerangka ide yang telah

dibuat, penulis tidak akan kehilangan ide yang akan ditulisnya. Dalam kegiatan ini

penulis juga harus memperhatikan berbagai hal, diantaranya adalah penulis harus

fokus dengan tulisannya, kemudian penulis juga harus konsisiten dengan

tulisannya, penulis harus mengembangkan ide tulisannya dengan menarik,

pembacaan model, kejelasan, pengembangan paragraf, dan lain lain.

c. Rewriting (revisi)

Pada tahap ini penulis perlu menuliskan kembali tulisan yang telah

ditulis.Kegiatan rewriting bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan,

menemukan kekurangan, memeriksa kesalahan-kesalahan dalam menulis,

menyunting, merevisi dan menerbitkan karangan.

Saddhono dan Slamet (2014:172) tahap revisi dalam pengajaran menulis,

siswa dapat memeriksa rancangan tulisannya dalam segi isi untuk langkah

perbaikan.Revisi tidak sekedar memperbaiki tulisan tetapi upaya memenuhi

kebutuhan pembaca seperti ditambah, dipindah, dihilangkan, dan disusun

kembali.Untuk itu siswa haruslah dibawah bimbingan guru.

2.3. Pengertian Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi merupakan salah satu jenis karagan yang harus

dipelajari dan dikuasi siswa.Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan

atau menggambarkan suatuobjek atau peristiwa dengan kata-kata yang jelas.


16

2.3.1. Pengertian Deskripsi

Menurut Finoza (Dalman , 2012 : 93) deskripsi adalah bentuk tulisan yang

bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan

melukiskan hakikat objek yang sebenarnya.

Dalman (2012: 93) deskripsi ini berasal dari kata “describe” yang berarti

menulis tentang, atau membeberkan hal. Dalam bidang karang mengarang,

deskripsi dimaksudkan sebagai suatu karangan yang digunakan penulis untuk

memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya, dan disajikan kepada para

pembaca.

Kusmana (2014 : 83) menyatakan bahwa paragraf deskripsi adalah

paragraf yang isinya menyajikan sesuatu berdasarkan hasil pengindraan penulis.

Penyajiannya dapat dilakukan dengan cara melukiskan, menggambarkan,

memberikan tentang objek atau sesuatu hal itu sehingga pembaca seolah dapat

membayangkan, menyaksikan dan mengalaminya.

Sedangkan menurut Rusyana ( Kusmana, 2014 : 83) Paragraf deskripsi

sering pula dinamakan paragraf lukisan karena paragraf ini menuliskan sesuatu

secara rinci. Penggambaran dalam jenis paragraf ini disajikan secara lengkap

berdasarkan hal-hal yang dapat diamati berdasarkan indra manusia.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi

merupakan penggambaran yang melukiskan sesuatu berdasarkan hasil

pengindraan dengan memaparkan kata-kata secara jelas dan terperinci sehingga

membuat pembaca bisa merasakan apa yang penulis utarkan dalam bentuk tulisan.
17

2.3.2 Ciri- Ciri Karangan Deskripsi

Menurut Mulyadi (2013:80) ciri-ciri karangan deskripsi yakni sebagai

berikut. (1) Menggambarkan atau melukiskan sesuatu dengan jelas dan

mendetail, (2) Penggambaran tersebut dipaparkan dengan melibatkan kesan

indra, dan (3) Bertujuan membuat pembaca mencermati apa yang dituangkan

penulis. Ketiga ciri-ciri di atas dipaparkan sebagai berikut :

1) Menggambarkan atau melukiskan sesuatu objek dengan jelas dan mendetail.

Dalam menggambarkan atau melukiskan sesuatu objek harus dapat

digambarkan atau dilukiskan seobjek-objeknya, sesuai dengan keadaan yang

nyata sehingga dapat dilihat perincian-perinciannya, perbandingan antara satu

objek dengan objek yang lainnya harus dipaparkan sedemikian rupa sehingga

tampak seperti aslinya.

2) Penggambaran objek dipaparkan dengan melibatkan kesan indra. Dalam

penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan

indra, sesuatu yang menarik perhatian, benar-benar dapat dilihat, dibaca,

dikhayal, dan dirasakan.

3) Bertujuan membuat pembaca mencermati apa yang dituangkan penulis. Dalam

tujuannya membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau

mengalami sendiri, ataupun seolah-olah diperkenalkan kembali dengan

pemandangan-pemandangan dan aktivitas yang dialaminya sendiri, objeknya

Sedangkan Dalman (2012 : 94) mengungkapkan karangan deskripsi

mempunyai ciri khas, yaitu :

1. Deskripsi lebih memperlihatkan detail atau perincian tentang objek


18

2. Deskripsi bersifat member pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi

pembaca

3. Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan pilihan kata

yang mengguggah

4. Deskripsi memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat dan

dirasakan. Misalnya : benda, alam, warna dan manusia.

2.3.3 Jenis- Jenis Karangan Deskripsi

Jenis-jenis karangan deskripsi berdasarkan teknik pendekatannya dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu ;

1. Deskripsi Ekspositoris

Deskripsi ekspositoris adalah deskripsi yang sangat logis, yang isinya

merupakan daftar, rincian, semuanya, atau yang menurut penulisannya hal yang

penting-penting saja, yang disusun menurut system dan urutan-urutan logis objek

yang diamati.Dalam deskripsi ini dipergunakan pendekatan secara realitis artinya

penulis berusaha agar deskripsi yang dibuatnya terhadap objek yang tengah

diamatinya itu, harus sesuai dengan keadaan nyata yang dilihatnya.

2. Deskripsi Impresionistis

Deskripsi impresionistis atau deskripsi simulative adalah deskripsi yang

menggambarkan inspirasi penulsinya, atau untuk menstimulus

pembacanya.Deskripsi impresionistis ini merupakan pendekatan yang beusaha

menggambarkan secara subjektif.


19

2.3.4 Macam-Macam Karangan Deksripsi

Menurut Akhadiah (Dalman, 2012 :96) macam-macam deskripsi

mencakup dua macam, yaitu :

1) Deskripsi tempat, tempat memgang peranan penting yaitu sering disebut latar.

Semuaperistiwa selalu memliki latar, jalannya sebuah peristiwa akan menarik

jika memiliki tempat kejadian.

2) Deskripsi orang, ada beberapa cara untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan seseorang:

a. Penggambaran fisik, bertujuan memberikan gambaran yang jelas seperti

tubuh tokoh bersifat objektif

b. Penggambaran tindak-tanduk seorang tokoh, menggambarkan gerak-gerik

tokoh dari tempat ke tempat.

c. Penggambaran keadaan yang mengelilingi tokoh, seperti pakaian, tempat

kediaman, kendaraan dll.

d. Penggambaran perasaan dan pikiran tokoh

e. Penggambaran watak seseorang.

2.3.5 Langkah-langkah menyusun karangan deskripsi

Dalman (2012:99) menyatakan ada beberapalangkah-langkah dalam

menyusun karangan deskripsi :

a. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan

b. Tentukan tujuan

c. Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan


20

d. Menyusun data tersebut ke dalm urutan yang baik (sistematis) atau membuat

kerangka karangan

Sedangkan Kosasih (Dalman, 2012:100) menyarankan bahwa langkah-

langkah menyusun karangan deskripsi sebagai berikut :

1. Menentukan topik, tema, tujuan karangan

2. Merumuskan judul karangan

3. Menyusun kerangka karangan

4. Mengumpulkan bahan/data

5. Mengembangkan kerangka karangan

6. Membuat cara mengakhiri dan menyimpulkan tulisan

7. Menyempurnakan karangan.

2.3.6 Aspek Kebahasaan Teks Deskripsi

Selain apek ciri dan struktur adapun aspek kebahasaan yang terdapat dalam

teks deskripsi yang harus digunakan dalam penulisan. Menurut Mulyadi,

(2013:85) “Di dalam menulis sebuah teks terutama dalam menulis teks deskripsi

adapun aspek yang perlu diperhatikan” yakni sebagai berikut:

1) Ejaan dan Tanda Baca

Ejaan dan tanda baca merupakan faktor penting dalam menelaah dan

merevisi sebuah teks.Agar menjadi sebuah tulisan yang baik dan benar perlu

digunakan pedoman yakni pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).Dalam hal ini

ejaan yang sesuai dengan EBI meliputi penulisan huruf abjad, vokal, konsonan,

diftong, gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf miring, dan tebal.

Sedangkan untuk tanda baca meliputi tanda titik (.), koma (,), titik koma (;) tanda
21

titik dua (:), tanda hubung (-), tanda pisah (˗˗), tanda tanya (?), tanda seru (!),

tanda elipsis (...), tanda petik (“..”), tanda petik tunggal („..‟), tanda kurung (( )),

tanda kurung siku ([ ]), tanda garis miring (/), dan tanda penyingkat atau apostrof

(„).

2) Pilihan Kata atau Diksi

Pilihan kata atau diksi dalam sebuah karangan deskripsi sangat

dibutuhkan. Dalam hal ini penulis dituntut untuk mampu memilih kata yang tepat

seperti penggunaan kata baku dan tidak baku, kata dasar, kata berimbuhan, bentuk

ulang, gabungan kata, pemenggalan kata, kata depan, partikel, singkatan atau

akronim, angka dan bilangan, kata ganti, ku-, kau-,-ku, -mu, dan –nya, kata

sandang si dan sang dalam penulisan. Tepat dalam pemilihan kata yang memiliki

makna denotatif dan konotatif, kata umum dan khusus, serta pilihan kata yang

disampaikan mudah dipahami pembaca.

3) Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang bisa menyampaikan menyampaikan

pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si

pembicara atau penuli secara tepat. Dengan kalimat efektif, pesan yang hendak

disampaikan kepada pembaca akan diterima secara tepat. Kalimat efektif terhindar

dari makna yang ambigu, penghamburan kata, kesalahan tata bahasa, ketidak

logisan makna, kerancuan, dan pengaruh bahasa lain. Kalimat efektif meliputi

kesatuan, kepaduan, dan kelogisan.


22

2.4 Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh:

Pertama, Nanik Sri Kusuma Wardani (2016) Meningkatkan Kemampuan

Menulis Karangan Deskripsi Melalui Penerapan Teknik Menulis Objek Langsung

Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Peteluan Indah Tahun Pelajaran 2015/2016. Tujuan

penelitian ini meningkatkanketerampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas

IV SDN Peteluan Indah.Jenis penelitian yang digunakan Nanik adalah Penelitian

tindakan kelas.Hasil penelitian menggunakan teknik objek langsung pada

penelitian ini dapat Nanik mengatakan dapat meningkatkan kemampuan menulis

karangan deskripsi siswa kelas IV SDN 1 Peteluan Indah. Nilai awal sebelum

52,74 menjadi 68,57 setelah penelitian, itu menandakan teknik objek langsung

dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa terutama dalam menulis karangan

deskripsi. Persamaan dari penelitian ini adalah menggunakan teknik objek

langsung dan materi yang sama.

Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Rika Febrianti dengan judul

keterampilan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMPN 14 Padang dengan

menggunakan teknik objek langsung.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

kuantitatif dengan metode deskripsi.Rika mengatakan bahwa teknik objek

langsung dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam menulis karangan

deskripsi. Penilitian juga sama menggunakan teknik objek langsung danmateri

deskripsi.
23

2.5 Kerangka Berpikir

Permasalahan di sekolah

Teknik objek
langsung

Pembelajaran menulis
karangan deskripsi

Pelaksanaan Perencanaan Evaluasi

Penggunaan teknik objek


langsung pada materi
karangan deskripsi pada
siswa kelas VII G SMPN
17 Kota Jambi

Siswa mampu menulis


karangan deskripsi dengan
menggunakan teknik objek
langsung

Anda mungkin juga menyukai