Anda di halaman 1dari 39

1

BAB IV
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPS SD

A. PERSPEKTIF DAN TUJUAN PENDIDIKAN IPS


Tujuan pendidikan IPS di tingkat Sekolah Dasar (SD) ditujukan untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar siswa yang berguna
untuk kehidupan sehari-harinya. IPS sangat erat kaitannya dengan persiapan
anak didik untuk berperan aktif atau berpartisipasi dalam pembangunan
Indonesia dan terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia. IPS harus dilihat
sebagai suatukomponen penting dari keseluruhan pendidikan kepada anak.
IPS memerankan peranan yang signifikan dalam mengarahkan dan
membimbing anak didik pada nilai-nilai dan perilaku yang demokratis,
memahami dirinya dalam konteks kehidupan masa kini, memahami tanggung
jawabnya sebagai bagian dari masyarakat global yang interpenden.
 Siswa membutuhkan pengetahuan tentang hal-hal dunia luar yang luas dan
juga tentang dunia lingkungannya yang sempit. Siswa perlu memahami
hal-hal berkaitan dengan individunya, lingkungannya, masa lalu, masa
kini, dan masa datang. Kesadaran akan pentingnya hubungan antara bahan
IPS,keterampilan, dan konteks pembelajaran dapat membantu kita untuk
mengembangkan suatu IPS yang kuat kadar inquiri sosialnya.
 Keterampilan yang perlu dikembangkan dalam pendidikan IPS mencakup
hal-hal berikut :
1. Keterampilan mendapatkan dan mengolah data;
2. Keterampilan menyampaikan gagasan, argumen dan cerita;
3. Keterampilan menyusun pengetahuan baru; dan
4. Keterampilan berpartisipasi di dalam kelompok.
 Dalam hubungan dengan nilai dalam pendidikan IPS, seorang guru harus
mendorong anak untuk aktif bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang
berlaku. Guru perlu memotivasi anak untuk memiliki sikap yang baik.
Sangatlah penting bagi seorang guru mendorong anak untuk memiliki
sikap yang baik, karena dengan menciptakan pengalaman-pengalaman di
2

dalam kelas siswa diharapkan akan melakukan perbuatan yang baik dalam
kehidupan sehari0harinya.

B. PENGEMBANGAN KURIKULUM IPS


Ada sejumlah pengertian kurikulum menurut para ahli. Namun, pada
umumnya kurikulum terkait dengan pengalaman yang harus dikuasai dan
rencana serta target yang belum dicapai. Pengertian kurikulum lebih mudah
dipahami, lebih lengkap dan jelas ketika dirumuskan dalam konteks tertentu.
Menurut UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Sedikitnya ada tiga model kurikulum yang sudah banyaj dikenal cara
teoritis dan praktis. Tiga model pengembangan kurikulum tersebut meliputi
model tujuan (objectives model) dari Tyler (1949); model interaksi
(interaction model) yang dikembangkan oleh Hilda Taba (1962) dan Cohen
(1974); dan model proses (process model) yang dikembangkan oleh Laurie
Brady (1990).
Secara embrionik kurikuler PIPS di lembaga pendidikan formal atau
sekolah di Indonesia pernah dimuat dalam Kurikulum tahun 1947, kurikulum
berpusat mata pelajaran terurau tahun 1952, kurikulum 1964, dan kurikulum
1968. Baru dalam kurikulum tahun 1975, kurikulum 1984 dan kurikulum
tahun 1994, PIPS telah menjadi salah satu mata pelajaran yang berdiri sendiri
pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah yang disesuaikan dengan
karakteristik/kebutuhan peserta didik.
Sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, maka tidak ada lagi kurikulum yang
bersifat terpusat (kurikulum nasional). Menurut PP tersebut, penyusunan
kurikulum menjadi kewenangan satuan pendidikan. Oleh karena itu,
kurikulum yang berlaku adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Pemerintah pusat yang menugaskan kepada Badan Standar Nasional
3

Pendidikan (BSNP) hanya memiliki kewenangan menyusun standar nasional


termasuk dalam membuat Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) yang mulai tahun 2006 diterbitkan dalam bentuk Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tentang Standar Isi (SI) dan
Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Disahkannya undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional telah menimbulkan dampak yang cukup signiifikan
terhadap perubahan sistem kurikulum di Indonesia. Salah satu implikasi dari
ketentuan undang-undang tersebut adalah lahirnya Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pasal 2
ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa lingkup
standar nasional meliputi : (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar
kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5)
standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar
pembiayaan; (8) standar penilaian pendidikan.
Dalam standar isi dikemukakan pula bahwa mata pelajaran IPS disusun
secara sistematis, komperensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran
menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.
Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh
peemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
Dalam standar kompetensi lulusan dikemukakan kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta menanamkan kebiasaan berfikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif dan mandiri. Bahan kajian ilmu pengetahuan sosial, antara lain, ilmu
bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya dimaksudkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta
didik terhadap kondisi sosial masyarakat.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut: (1)
berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya; (2) beragam dan terpadu; (3) tanggap terhadap
4

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; (4) relevan dengan


kebutuhan kehidupan; (5) menyeluruh dan berkesinambungan; (6) belajar
sepanjang hayat; (7) seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan
daerah.

C. RUANG LINGKUP MATA PELAJARAN IPS SD


Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
(1) manusia, tempat, dan lingkungan; (2) waktu, keberlanjutan, dan
perubahan; (3) sistem sosial dan budaya; dan (4) perilaku ekonomi dan
kesejahteraan.
Program Pendidikan IPS yang komprehensif adalah program yang
mencakup empat dimensi sebagai berikut: (1) Dimensi pengetahuan
(Knowledge); (2) Dimensi keterampilan (Skills); (3) Dimensi nilai dan sikap
(Values dan Attitudes); dan (4) dimensi tindakan (Action).
Dimensi pengetahuan (Knowledge) mencakup: (1) Fakta; (2) Konsep; dan
(3) Generalisasi. Fakta adalah data spesifik tentang peristiwa, objek, orang,
dan hal-hal yang terjadi (peristiwa). Konsep merupakan kata-kata atau frase
yang mengelompok, berkategori, dan memberi arti terhadap kelompok fakta
yang berkaitan. Konsep merujuk pada suatu hal atau unsur kolektif yang
diberi label. Dimensi keterampilan (Skills) mencakup keterampilan meneliti,
berfikir, partisipasi sosial, dan berkomunikasi. Dimensi Nilai dan Sikap
(Values and Attitudes) terdiri atas nilai substansif dan nilai prosedural. Nilai
substansifadalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan
umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan
informasi semata. Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan
antara lain nilai kemerdekaan, toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran
dan menghargai pendapat orang lain. Dimensi Tindakan (Action) merupakan
dimensi PIPS yang penting karena tindakan dapat memingkinkan siswa
menjadi peserta didik yang aktif.
5

D. MATERI DALAM PEMBELAJARAN IPS


Untuk memudahkan dalam menguasai metodologi pembelajaran IPS,
maka haruslah lebih dulu dikuasai apa yang menjadi isi dasar dari pendidikan
IPS tersebut. Tampa memahami apa isi dasar dari pendidikan IPS, maka
sukar untuk dapat menguasai pembelajaran dalam IPS. Hal itu disebabkan
oleh seringnya metode mengajar disesuaikan dengan isi yang hendak
diajarkan. Isi dari materi pembelajaran IPS berjenjang dari mulai fakta,
konsep, generalisasi dan teori.
Fakta ialah keadaan tertentu tentang kejadian atau sesuatu yang nyata yang
menjadi data atau sasaran observasi, seperti orang, tempat, arti kejadian atau
keadaan spesifik. Contoh fakta misalnya :sekapur sirih” adalah tarian
tradisional masyarakat Jambi, “Lulo” adalah tarian tradisional masyarakat
Tolaki Sulawesi Tenggara, untuk menyambut tamu kehormatan dalam
upacara tertentu. Contoh lain, “Malaysia telah menjadi pengahsil minyak
sawit terbesar dunis pada tahun 2005”. Jambi atau Tolaki, atau Malaysia
dalam pernyataan diatas, adalah menunjuk satu tempat secara spesifik yang
merupakan karakteristik dari fakta. Jadi jika keadaan yang diterangkan itu
terdapat di beberapa tempat, maka hal itu menunjukkan bahwa kalimat itu
tidak lagi menjelaskan fakta. Misalnya jika dinyatakan “terdapat banyak jenis
tarian yang digunakan untuk menyambut tamu dalam upacara tertentu”.
Karakteristik yang lain ialah bahwa kebenaran fakta itu dapat dibuktikan
melalui pengamatan dan dapat diuji oleh orang banyak. Pada contoh diatas,
fakta ditandai dengan hal tersebut. Bahwa sekapur sirih itu salah satu tarian di
Provinsi Jambi dan ditarikan pada saat upacara tertentu dalam penyambutan
tamu adalah benar dan kebenaran itu dapat dibuktikan oleh banyak orang
melalui pengamatan.
Demikian pula bahwa Malaysia sebagai penghasil munyak sawit terbesar,
kebenarannya juga dapat dibuktikan dan dapat diamati oleh orang banyak.
Pengetahuan yang didalamnya mengandung isi fakta adalah merupakan
pengetahuan tingkat rendah dan disebut sebagai pengetahuan faktual. Disebut
rendah karena untuk menguasainya cukup dengan menghafalkannya. Adapun
6

konsep adalah pernyataan dalam bentuk kata atau frase yang abstrak yang
mengkategorikan sekelompok benda, atau ide, atau konsep kejadian. Sebagai
contoh, konsep tentang rumah: “rumah adalah bangunan fisik yang dibuat
sebagai tempat berlindung dan atau tempat tinggal sebuah keluarga”. Konsep
tentang pulau: “pulau adalah daratan yang dikelilingi oleh perairan atau laut”.
Salah satu ciri dari suati konsep ialah mempunyai karakteristik yang menjadi
definisi, sebagai hasil abstrak dari sekumpulan fakta dalam satu atau beberapa
cirinya.
Pengetahuan yang dirangkai dari konsep-konsep, maka disebut
pengetahuan konseptual. Contoh pengetahuan konseptual misalnya,
pengetahuan tentang perubahan masyarakat, pengetahuan tentang produksi
dan distribusi, pengeetahuan tentang lembaga politik, nasionalisme dan
sebagainya. Sedangkan generalisasi adalah pernyataan yang memuat
rangkaian hubungan antara dua konsep atau lebih.
Generalisasi amat bervariasi dari yang sederhana sampai dengan yang
kompleks. Contoh generalisasi misalnya, “produktivitas suatu jenis tanaman
dipengaruhi oleh ketinggian suatu daerah dari permukaan air laut” atau
contoh yang lain, “kebudayaan yang berkembang di masyarakat, berbeda dari
satu masyarakat ke masyarakat yang lain”. Contoh yang pertama diatas,
generalisasi tersebut dirangkai dari konsep tenatng produktivitas dan konsep
tentang jenis tanaman, dan konsep tentang ketinggian suhu suatu daerah. Dari
contoh berikutnya dapat diidentifikasi bahwa generalisasi tersebut terdiri dari
konsep tentang generalisasi ialah bahwa generalisasi itu mengandung dua
konsep atau lebih, dan biasanya menyangkut hubungan konsep yang dimuat
tersebut. Ciri lain adalah bahwa kesimpulan generalisasi itu berlaku untuk
keseluruhan kelompok, atau peristiwa dimana pun. Generalisasi yang usdah
teruji secara empirik, dapat menjadi dalil, hukum atau teori.
7

E. PROSPEK PEMBELAJARAN IPS SD


Siswa sering kali merasa bosan dengan pelajaran IPS di sekolah.
Kebosanan itu bisa timbul disamping akibat dari kurang dipahaminya apa
sebenarnya IPS, juga metodologi pembelajaran yang digunakan sering tidak
berhasil menarik perhatian siswa. Bahkan guru sering kali tidak mempunyai
acuan yang jelas, apalagi kreatifitas untuk menciptakan metode yang menarik
atau digunakan dalam mengajar. Kebosanan juga bisa timbul akibat materi
pelajaran tidak sesuai dengan tingkat perkembangan dan konteks kehidupan
siswa. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif metode pembelajaran yang
sesuai dengan sifat dan tujuan pendidikan IPS di sekolah. Bab ini akan
membahas upaya mencari metode pembelajaran IPS tersebut yang mudah-
mudahan dapat dijadikan salah satu acuan bagi guru atau calon guru SD
dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Babi ini dibahas dengan tujuan
antara lain, untuk mendapatkan kemampuan:
1. Mengidentifikasi isi/materi pembelajaran IPS
2. Mengenali berbagai metode pembelajaran dalam pendidikan IPS
3. Memahami langkah-langkah setiap metode pembelajaran yang dijelaskan
dalam bab ini
4. Dapat melaksanakan langkah-langkah metode pembelajaran IPS dalam
bentuk latihan di kelas, serta
5. Membedakan metode pembelajaran untuk fakta dan konsep dengan
metode pembelajaran untuk pengembangan nilai-nilai.
Pembelajaran IPS pada masa sekarang dan ke depan, haruslah berbeda
dengan pembelajaran IPS pada masa lalu. Dari segi materi pelajaran, terdapat
beberapa faktor yang mengahrruskan perbedaan tersebut, misalnya IPS pada
masa lalu sangat menekankan penguasaan fakta-fakta mesi pa tingkat yang
rendah, misalnya dengan menghafalkan nama-nama gunubg, sungai, ibukota
negara provinsi dan sebagainya. IPS lama juga ditandai dengan pembelajaran
rasa nasionalisme yang tidak kritis (dogmatis), dan sangat berorientasi kepada
buku teks. Sementara itu, pembelajaran IPS sekarang dan yang akan datang,
dari segi materi pelajaran difokuskan pada upaya membantu dan
8

memfasilitasi siswa agar mereka memiliki kemampuan untuk berpartisipasi


sebagai warga komunitas, warga negara, dan warga dunia dengan tingkat
perubahan yang amat cepat. Banks (1990) menyebut bahwa pengajaran IPS
pada abad 21 ini dirancang untuk mempersiapkan siswa agar mampu
berpartisipasi secara efektif pada masyarakat pascaindustri. Masyarakat
pascaindustri menurutnya, memilikikarakteristik yang serba global, seperti
ekonomi global, upaya pemecahan masalah-masalah iinternasional,
perubahan gaya hidup, nilai-nilai, kepercayaan, budaya dan sentiment politik.
Masih menurut Banks (1990), bahwa masyarakat global pada era
pascaindustri juga akan diwarnai dengan peningkatan partisipasi masyarakat
terhadap lembaga-lembaga kemasyarakatan bukan saja lembaga politik, akan
tetapi sampai kepada lembaga-lembaga yang berhubungan dengan pekerjaan
masyarakat sehari-hari. Aktivitas politik juga akan meningkat bukan saja
pada tingkat nasional, tetapi pada tingkat lokal dan regional. Isu desentralisasi
dan sharing kekuasaan ke pemerintah tingkat lokal akan mewarnai
masyarakat pascaindustri.
Demikian juga dengan pemberian kewenangan untuk mengambil
keputusan. Tak kalah oenting juga masalah-masalah dan isu-isu yang
menyangkut fenomena kealaman, seperti rusaknya ozon dan atmosfir bumi,
rekayasa genetik, pengembangan tenaga nuklir untuk kepentingan
perdamaian, masalah kependudukan dan sebagainya. Masalah-masalah
tersebut mengemukakan sebagai maslah masyarakat seecara lokal, regional,
nasional, dan internasional yang memerlukan pemahaman agar seseorang
dapat berpartisipasi memberi jawaban dan ikut memecahkan maslaah
tersebut.
Untuk mendapatkan kemampuan yang dituntut seperti dijelaskan di atas,
maka siswa perlu difasilitasi agar mampu mengembangkan pengetahuan,
kecakapan, sikap, nilai-nilai dan komitmen yang dibutuhkan. Kemampuan
tersebut juga dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam mengembangkan
masyarakat yang demokratis secara bertanggung jawab. Untuk itu,
kemampuan mengakui dan menghargai kemajemukan dalam masyarakat
9

sebagai kenyataan adalah amat penting dikuasai. Penguasaan pengetahuan


dalam pembelajaran IPS pada masa yang akan datang adalah penguasaan
pengetahuan pada level yang lebih tinggi dari sekedar menghafalkan fakta-
fakta. Dari segi metodologi pembelajaran seyogianya dikembangkan metode-
metode mengajar yang mampu memfasilitasi siswa untuk melakukan
klarifikasi, memiliki kecakapan berfikir (reflektif), melakukan identifikasi
secara kritis tentang budaya baik di tingkat lokal dekat tempat tinggal,
regional, nasional maupun internasional. Untuk itu, sumber belajar yang
beragam sangat dibutuhkan.

F. PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran bisa dibuat dalam bentuk Unit pelajaran atau
satuan pelajaran. Model satuan pelajaran adalah bagian dari persiapan
pembelajaran dalam unit yang terkecil. Rencana pembelajaran mengandung
tiga komponen yaitu: (1) tujuan pengajaran; (2) materi pelajaran/bahan ajar,
pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar;
dan (3) evaluasi keberhasilan.
Sedangkan unsur-unsur dalam rencana pengajaran meliputi: (1)apa yang
diajarkan; (2) bagaimana mengajarkannya; serta (3) bagaimana mengevaluasi
hasil belajarnya. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006
sebuah perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajatan, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian
hasil belajar.
Tidak ada format baku dalam penyusunan persiapan mengajar. Oleh
karena itu guru diharapkan dapat mengembangkan format-format baru. Tidak
perlu ada keseragaman format, karena pada hakikatnya silabus dan rencana
pengajaran adalah “program” guru mengajar, namun secara umum terdapat
dua model persiapan mengajar yang pada umumnya digunakan oleh para guru
dalam membuat program pengajaran, yaitu model ROPES dan model Satuan
Pelajaran.
10

Perencanaan pengajaran merupakan proses dan cara berfikir yang dapat


membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Oleh karena itulah proses
perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran memiliki beberapa
keuntungan yang sangat bermanfaat bagi guru. Sesuai dengan tahapan
perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar, dan
pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal
SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik
adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam
proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan
sendiri berbagai yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan
memahami konsep-konsep yangmereka pelajari dan menghubungjannya
dengan konseplain yang telah dipahaminya.

G. STRATEGI PEMBELAJARAN KOGNITIF IPS


Pengetahuan (mengingat) adalah perilaku kognitif yang paling sederhana.
Penggunaan istilah-istilah dalam pelajaran IPS memang tidak dapat dihindari,
bahkan dapat dikatakan pelajaran IPS kaya dengan istilah, oleh karena itu
istilah-istilah dalam IPS harus siap dipanggil kembali dari memori siswa.
Untuk mempermudah memori tersebut mudah dipanggil kembali maka
pembelajarannya harus ada keterkaitan dengan dunia anak. Cara yang bisa
dilakukan ialah dengan memonic, membuat web, graphic organizer, dan
jalinan sebab akibat.
Untuk melatih tingkat kognitif yang levelnya lebih tinggi dapat digunakan
pembelajaran dengan inkuiry. Pembelajaran dengan inquiry adalah
pengajaran yang membantu siswa untuk menguji pertanyaan-pertanyaan,
issu-issu, atau masalah yang dihadapi siswa dan sekaligus menjadi perhatian
guru. Iinquiry dapat dilakukan dengan cara: percobaan (experiment), studi
11

kepustakaan (libary research), wawancara (interview), dan penelitian produk


(product investigation).
Pembelajaran cooperative learning merupakan model pembelajaran
dimana secara teknik menggunakan asas kerja sama dalam sebuah kelompok
belajar. Teknik pembelajaran ini diterapkan dalam kelas dimana siswa dalam
satu kelas dibagi kedalam kelompok kecil terdiri 4-6 orang atau lebih saling
berpasangan untuk bertukar pendapat serta saling membantu satu sama lain
dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
Pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik di antaranya adalah: (a)
siswa bekerja di dalam suatu kelompok untuk belajar materi akademis; (b)
setiap anggota diatur terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan berbeda-
beda (seperti rendah, sedang dan tinggi) serta memiliki rasa saling
ketergantungan satu sama lain; (c) siswa aktif berinteraksi satu sama lain,
berkomunikasi, berdiskusi, berdebat atau saling menilai pengetahuan dan
pemahaman sati sama lain secara kerjasama; (d) siswa dilatih untuk
bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan; dan (e) siswa dituntut dapat
memiliki keterampilan berkomunikasi, seperti menyampaikan
pendapat/berargumen. Model pembelajaran yang dibahas diatas menyangkut
model Jigsaw, Team Games Tournament (TGT), dan Student Teams
Assignment Division (STAD).
Salah satu prinsip kegiatan pembelajaran harus joyful learning. Prinsip
joyful ini tidak hanya ada dalam pembelajaran lewat games saja, tetapi semua
kegiatan pembelajaran anak SD harus memiliki muatan menyenangkan buat
anak. Pembelajaran dengan permainan berbeda dengan simulasi, walaupun
kedua-duanya sama-sama menyenangkan buat anak. Nilai merupakan
seesuatu yang dipandang berharga atau berguna, bersifat abstrak, dan
dijadikan sebagai standar berperilaku.
Strategi Pembelajaran Nilai dan Keterampilan Sosial. Teori
sosiobiologi menyatakan bahwa banyak perilaku proposial didasarkan pada
nilai-nilai moral pada dasarnya berakar pada warisan genetik manusia. Teori
psikoanalisis meyakini bahwa anak-anak memperoleh nilai atau moralitas
12

secara langsung dari orang tua mereka dan bertindak sesuai dengan petunjuk
moral untuk menghindari perasaan bersalah yang menghukum. Teori belajar
social menyatakan bahwa anak-anak memperoleh perilaku bernilai atau
bermoral melalui contoh dan penguatan. Teori belajar sosial dan juga teori
psikoanalisa merujuk terutama pada transmisi (pewarisan) moral, norma, dan
nilai dari masyarakat kepada seorang anak. Teori perkembangan meyakini
bahwa individu berkembang untuk bermoral melalui konstruksi atau
pembentukan makna moral, bukan sekedar secara sederhana
menginternalisasi aturan dan harapan yang telah ada. Teori ini memandang
peroolehan nilai dari sudut pandang konstruktivisme yang lebih menenkankan
pada peran individu dalam memperoleh nilai atau moral.
Keterampilan (skill) merupakan salah satu yang harus dikembangkan
dalam mata pelajaran IPS. Keterampilan dalamIPS antara lain meliputi: (1)
keterampilan berfikir, (2) keterampilan peta dan globe, (3) keterampilan
waktu dan kronologi, dan (4) keterampilan sosial. James Bank
mengemukakan beberapa macam keterampilan berfikir yang harus dikuasai
siswa melalui pelajaran IPS meliputi keterampilan : mendeskripsikan
(describing), membuat kesimpulan (making inferences), menganalisis
informasi, konseptualisasi, generalisasi dan mengambil keputusan.
Untuk membuat peta atau denah lingkungan sekolah guru sebaiknya
mengajak siswa untuk memahami terlebih dahulu konsep mata angin. Guru
juga dapat mengajak siswa berjalan-jalan dan melakukan pengamatan di
lingkungan sekolahnya. Di sekolah dasar kelas yang lebih tinggi siswa perlu
dikenalkan yang berkaitan dengan bola dunia atau globe. Beberapa konsep
yang perlu dikenalkan yang berkaitan dengan bola duniaatau globe antara lain
arah mata angin, belahan bumi, garis lintang, garis bujur, mengenalkan
daratan dan lautan.
Salah satu tugas guru yang tidak kalah pentingnya adalah mencari dan
menentukan sumber belajar. Dalam IPS, mencari dam ,menentukan sumber
belajar sangat penting sebab bahan ajarnya sangat dinamis sesuai dinamika
13

dan perkembangan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi,ipteks, dan


bahkan hukum yang terjadi saat ini.
Masyarakat dan aktivitasnya merupakan sumber dan media utama dalam
pembelajaran IPS, karena pembelajaran ini bertitik tolak dari masyarakat dan
berorientasi kepada masyarakat. Dalam menggunakan masyarakat dan
perilaku pemerintah sebagai media belajar, guru memerlukan informasi yang
akurat dan memadai mengenai orang-orang, lembaga, peristiwa, keadaan
yang ada di dalam masyarakat. Dalam pemanfaatan ini terdapat tiga sarana:
(a) tempat, orang, organisasi yang dapat dijadikan sumber belajar atau
meningkatkan belajar termasuk sumber masyarakat; (b) kunjungan studi; (c)
nara sumber. Sebagaimana program pembelajaran pada umunya,
pembelajaran IPS hendaklah memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan, memilih, dan menggunakan beragam jenis sumber belajar untuk
pembelajaran IPS.

H. MEDIA PEMBELAJARAN IPS


Media pembelajaran adalah sarana yang membantu para pengajar. Ia
bukan tujuan sehinggah kaidah proses pembelajaran di kelas tetap berlaku.
Pengajar juga perlu sadar bahwa tidak semua anak senang dengan peragaan
media. Anak-anak yang peka dan auditif mungkin tidak banyak
memerlukannya tetapi anak yang bersifat visual akan banyak meminta
bantuan media untuk memperjelas pemahaman bahan yang disajikan.
Jenis media yang bisa dikembangkan dalam pembelajaran materi IPS
diantaranya: (1) hal-hal yang bersifat visual, seperti bagan, matrik, gambar,
flip chart, flannel, data dan lain-lain; (2) suara (audio) baik suara guru
ataupun suara kaset; (3) suara yang disertai visualisasi (audio-visual) seperti
tayangan televisi, film, video, dan sebagainya; (4) hal-hal yang bersifat
materil, seperti model-model, benda contoh dan lain-lain; (5) gerak, sikap dan
perilaku seperti simulasi, bermain peran, dan lain-lain; (6) barang cetakan
seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal dan brosur; (7) peristiwa atau
ceritera kasus yang mengandung dilema moral.
14

I. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM IPS


Pendidikan multikultural dapat diintegrasikan ke dalam IPS antara lain
dengan cara: (a) mengintegrasikannya ke dalam kurikulum IPS, (b) melalui
pengembangan buku IPS, (c) melalui penerapan proses boelajar mengajar
berbasis nilai, cooperative learning, dan demokratis, (d) diintegrasikan ke
dalam kegiatan ekstrakurikulum, (e) melalui kebijakan sekolah yang
mendukung.
Beberapa hal yang berkaitan dengan Pendidikan Global dalam IPS adalah
sebagai berikut.
1. Gejala globalisasi menurut Lee F Anderson terlihat jelas dalam berbagai
hal, meliputi: (1) evolusi sistem komunikasi dan transportasi global, (2)
menyatunya ekonomi lokal, regional, dan nasional ke dalam ekonomi
global yang luas, (3) interaksi yang meningkat antara masyarakat
menghasilkan budaya global, (4) kemunculan sistem internasional yang
luas yang mengikis batas-batas tradisional antara politik dalam negeri dan
internasional, (5) dampak yang meningkat dari kegiatan manusia terhadap
ekosistem bumi dan hambatan yang meningkat terhadap kegiatan manusia
yang ditentukan oleh keterbatasan sistem, (6) kesadaran global yang
meluas yang meningkatkan kesadaran identitas kita sebagai anggota
spesies manusia.
2. National Council for the Social Studies (NCSS) mengemukakan bahwa
pendidikan global merujuk pada upaya menanamkan pada generasi muda
suatu pandangan (perspektif) dunia yang menekankan saling berkaitan
antara budaya, spesies manusia dan bumi.
3. Menurut Tye, pendidikan global mempelajari tentang masalah-masalah
global yang melintasi batas-batas suatu negara, dan tentang saling
keterkaitan sistem ekologi, budaya, ekonomi politik, dan teknologi.
4. Kehidupan global akan menuntut suatu perubahan dalam pendidikan bagi
generasi muda. Pendidikan tersebut harus memberikan bukan hanya
pemahaman dan keterampilan untuk hidup secara efektif dalam
15

masyarakat global saat ini, tetapi juga kemampuan untuk mengahadapi


realitas masa depan dan menghargai realitas masa lalu.
5. Pendidikan global memiliki tujuan bagi siswa maupun bagi para guru.
Steve Lamy mengidentifikasi empat tujuan intelektual bagi guru
pendidikan global, yaitu : (1) perolehan pengetahuan dari perspektif yang
beranekaragaman, (2) eksplorasi pandangan dunia, (3) pengembangan
keterampilan analitis dan evaluatif dan (4) strategi untuk partisipasi dan
keterlibatan.
6. Skeel mengemukakan tujuan atau hasil utama dari pendidikan global
adalah siswa dapat mengembangkan kemampuan mempersepsikan dunia
sebagai suatu masyarakat manusia yang saling bergantung yang dibentuk
oleh budaya-budaya yang lebih banyak mempunyai kesamaan daripada
perbedaanya.
7. Hal-hal atau materi yang dapat diberikan melalui pendidikan global
menurut Merryfield antara lain meliputi: (1) keyakinan dan nilai manusia,
(2) sistem global, (3) isu dan masalah global, (4) sejarah global, (5) saling
pengertian/interaksi lintas budaya, (6) kesadaran akan pilihan manusia,
dan (7) perkembangan keterampilan analisis dan evaluatif, dan strategi
untuk partisipasi dan keterlibatan.
8. Engene H Wilson mengemukakan beberapa metode dalam mengajarkan
pendidikan global melalui IPS, yakni meliputi: pengajuan masalah dan
pemecahan masalah, belajar dengan interaksi dan kerja sama (cooperative
learning), kesadaran perspektif dan perspektif beragam, negosiasi dan
mediasi.

J. EVALUASI
Penilaian mata pelajaran IPS adalah proses untuk mendapatkan informasi
tentang prestasi atau kinerja peserta didik dalam mata pelajaran IPS. Hasil
penilaian digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap ketuntasan belajar
peserta didik dan efektivitas proses pembelajaran IPS.
16

Fokus penilaian IPS adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam


mencapai standar kompetensi IPS yang ditentukan dalam Permendiknas
Nomor 22/2005 tentang standar Isi (SI). Pada tingkat mata pelajaran,
kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata
pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk
tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik
adalah standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagaimana tertera dalam
Permendiknas Nomor 23/2006.
Instrumen penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur aspek kognitif
berupa tes tulis kognitif guna mengungkap tingkat penguasaan peserta didik
sebagai hasil belajar mata pelajaran IPS berdasarkan pada kisi-kisi tes yang
memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) sesuai dengan
jenjang pendidikan yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 22 tahun
2006 tentang Standar Isi.
Istilah “skala sikap” yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah
“attitude scale” merupakan salah satu alat penilaian non tes dalam
pembelajara. Penilaian sikap sebagai salah satu jenis daftar pencatatan
laporan dari hasil pembelajaran di kelas sangat bermanfaat untuk
memperbaiki dan meningkatkan sikap peserta didik.
Banyak sikap peserta didik yang dapat dinilai, seperti sikap terhadap
aktivitas belajar, buku pelajaran, ekstrakurikuler, belajar di laboratorium,
metode pelajaran tertentu atau terhadap pelajaran IPS itu sendiri. Informasi
yang berkaitan dengan sikap tentu diperoleh melalui pengamatan namun
penilaian yang lebihlengkap dapat dilengkapi dengan laporan tentang
perasaan dan pendapat para peserta didik.
Model skala sikap yang banyak dikenal baik untuk kebutuhan penilaian
pembelajaran maupun penelitian adalah skala Likert (Likert Scale). Salah satu
keunggilan jenis skala sikap ini sehingga banyak digunakan secara luas
karena metode ini dapat menilai sikap baik atau tidak baik melalui pernyataan
yang diajukan kepada peserta didik untuk dijawab. Jawaban yang disediakan
17

meliputi pilihan sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju
(TS), dan dangat tidak setuju (STS).
Observasi adalah pengamatan, yakni proses penilaian melalui pengamatan
obyek tertentu dalam hal ini adalah peserta didik selama proses pembelajaran
IPS berdasarkan instrumen tertentu. Pengamatan dalam pembahasan ini
merupakan salah satu cara penilaian non tes untuk menilai aspek kemampuan
peserta didik yang paling tepat karena tidak dapat dilakukan dengan penilaian
tes.
Untuk menghasilkan pedoman observasi yang emmadai, maka langkah-
langkah yang perlu dilakukan adalah mengembangkan kisi-kiss observasi.
Kisi-kisi observasi yang dimaksud adalah berupa panduan yang betujuan
untuk membuat butir observasi. Model kisi-kisi non tes untuk observasi
dalam bentuk format yang meliputi aspek dimensi, indikator, dan nomor butir
perilaku untuk setiap aspek kompetensi.
18

BAB V
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 2006
MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) UNTUK
SEKOLAH DASAR (SD) DAN MADRASAH IBTIDAYAH (MI)

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah,
sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik yang
diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan
betanggungjawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global selalui mengalami perubahan yang
setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap
kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang
dinamis.

B. Tujuan
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan :
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.
19

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Manusia, tempat dan lingkungan
2. Waktu, keberlanjutan dan perubahan
3. Sistem sosial dan budaya
4. Perilakuu ekonomi dan kesejahteraan.

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Kelas 1 semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami identitas diri 1.1 Mengidentifikasi identitas diri,
dan keluarga serta sikap keluarga dan kerabat.
saling menghormati dalam 1.2 Menceritakan pengalaman diri
kemajemukan keluarga 1.3 Menceritakan kasih sayang antar
anggota keluarga
1.4 Menunjukkan sikap hidup rukun
dalam kemajemukan keluarga.

Kelas 1 semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Mendeskripsikan 2.1 Menceritakan kembali peristiwa
lingkungan rumah. penting yang dialami.
2.2 Mendeskripsikan letak rumah
2.3 Menceritakan kasih sayang dalam
kemajemukan keluarga.
20

Kelas 2 semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami peristiwa 1.1 Mengidentifikasi kedudukan dan
penting dalam keluarga peran anggota keluarga
secara kronologis 1.2 Menceritakan pengalamannya
dalam melaksanakan peran dalam
anggota keluarga.
1.3 Memberi contoh bentuk-bentuk
kerja dilingkungan keluarganya.

Kelas 2 semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Memahami kedudukan 1.1 mendeskripsikan kedudukan dan
dan perang anggota dalam peran anggota keluarga
keluarga dan lingkungan 1.2 Menceritakan pengalamannya
tetangga dalam melaksanakan peran dalam
anggota keluarga.
1.3 Memberi contoh bentuk-bentuk
kerja dilingkungan keluarganya.

Kelas 3 semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami lingkungan 1.1 menceritakan lingkungan alam dan
dan melaksanakan buatan di sekitar rumah dan
kerjasama di sekitar sekolah
rumah dan sekolah. 1.2 memelihara lingkungan alam dan
buatan di sekitar rumah
1.3 membuat denahh dan peta
lingkungan rumah dan sekolah
1.4 melakukan kerjasama di lingkungan
21

rumah, sekolah, dan


kelurahan/desa.

Kelas 3 semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Memahami jenis pekerjaan 2.1 mengenal jenis-jenis pekerjaan
dan penggunaan uang, 2.2 memahami pentingnya semangat
kerja
2.3 memahami kegiatan jual beli di
lingkungan rumah dan sekolah.
2.4 mengenal penggunaan uang sesuia
dengan kebutuhan.

Kelas 4 semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami sejarah, 1.1 membaca peta lingkungan setempat
kenampakan alam dan (kabupaten/kota, provinsi) dan
keragaman suku bangsa di menggunakan skala sederhana
lingkungan 1.2 mendeskripsikan kenampakan
kabupaten/kota dan alam di lingkungan kabupaten/kota
provinsi. dan provinsi serta hubungannya
dengan keragaman sosial budaya
1.3 menunjukkan jenis dan persebaran
sumber daya alam serta
pemanfaatannya untuk kegiatan
ekonomi di lingkungan setempat
1.4 menghargai keragaman suku
bangsa dan budaya setempat
(kabupaten/kota, provinsi)
1.5 menghargai keragaman suku
22

bangsa dan budaya setempat


(kabupaten/kota, provinsi) dan
menjaga kelestarianya.
1.6 meneladani kepahlawanan dan
patriotism tokoh-tokoh di
lingkungannya.

Kelas 4 semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Mengenal sumber daya 1.1 mengenal aktivitas ekonomi yang
alam, kegiatan ekonomi, berkaitan dengan sumber daya
dan kemajuan teknologi di alam dan potensi lain di daerahnya.
lingkungan kabupaten/kota 1.2 mengenal pentingnya koperasi
dan provinsi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
1.3 mengenal perkembangan teknologi
produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman
menggunakannya.
1.4 mengenal permasalahan sosialdi
daerahnya.

Kelas 5 semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menghargai berbagai 1.1 mengenal makna peninggalan-
peninggalan dan toko peninggalan sejarah yang berskala
sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu Budha
nasional pada masa Hindu dan Islam di indonesia
Budha dan Islam, 1.2 menceritakan tokoh-tokoh sejarah
keragaman kenampakan pada masa Hindu_budha dan islam
23

alam dan suku bangsa, di Indonesia


serta kegiatan ekonomi di 1.3 mengenal keragaman kenampakan
Indonesia. alam dan buatan serta pembagian
wilayah waktu di Indonesia dengan
menggunakan peta/atlas/globe dan
media lainnya.
1.4 menghargai keragaman suku
bangsa dan budaya di Indonesia
1.5 mengenal jenis-jenis usaha dengan
kegiatan ekonomi di Indonesia.

Kelas 5 semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menghargai berbagai 2.1 mendeskripsikan perjuangan para
peranan tokoh pejuang dan tokoh pejuang pada masa
masyarakat dalam penjajahan belanda
mempersiapkan dan 2.2 menghargai jasa dan peranan tokoh
mempertahankan perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia kemerdekaan Indonesia
2.3 menghargai jasa dan peranan tokoh
dalam memproklamasikan
kemerdekaan
2.4 menghargai perjuangan para tokoh
dalam mempertahankan
kemerdekaan.
24

Kelas 6 semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami perkembangan 1.1 mendeskripsikan sistem administrasi
wilayah Indonesia, wilayah Indonesia
kenampakan alam dan 1.2 membandingkan kenampakan alam
keadaan sosial negara- dan keadaan sosial negara-negara
negara di Asia Tenggara tetangga
serta benua-benua. 1.3 mengidentifikasi benua-benua

Kelas 6 semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Memahami gejala alam 2.1 mendeskripsikan gejala (peristiwa)
yang terjadi di Indonesia alam yang terjadi di Indonesia dan
dan sekitarnya negara-negara tetangga
2.2 mengenal cara-cara menghadapi
bencana alam
2. Memahami peranan 1.2 menjelaskan peranan Indonesia
bangsa Indonesia di era pada era globalisasi dan dampak
globalisasi positif serta negatifnya terhadap
kehidupan bangsaIndonesia
2.2 mengenal manfaat ekspor dan
impor di Indonesia sebagai
kegiatan ekonomi antar bangsa

E. Arah Pengembangan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan
pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar
Penilaian.
25

SILABUS PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD
Kelas/Semester : VI
Kompetensi Dasar : Memahami peranan bangsa Indonesia di era global
Standar Kompetensi : Mengenal manfaat ekspor dan impor diIndonesiasebagai kegiatan ekonomi antar bangsa

Kegiatan Alokasi
Indikator Materi Penilaian Sumber Belajar
Pembelajaran Waktu
A. Kognitif 2 x 35” Penilaian Kognitif 1. Standar Isi mata
Produk : 1. Penilaian produk pelajaran
1. Mengidentifikasi berbagai jenis Barang dan jasa Kerja kelompok Contoh : Matematika Sekolah
barang dan jasa yang tersedia yang diimpor oleh bereksplorasi a. Sebutkan lima dasar.
melalui impor Negara Indonesia. menemukan barang buah barang 2. Buku Sekolah
yang diekspor serta yang diimpor Elektronik:
barang yang diimpor oleh Nugroho, Arif
oleh Indonesia. Indonesia! Julianto Sri, 2008.
Ilmu Pengetahuan
2. Mengidentifikasi barang dan jasa Barang dan jasa 2. Penilaian proses Sosial, SD Kelas VI,
produksi Indonesia yang di yang diekspor Menggunakan Pusat Perbukuan
ekspor ke luar negeri. oleh Indonesia lembar observasi Departemen
Pendidikan
3. Menemukan alasan suatu negara Alasan Negara Diskusi kelas untuk Penilaian Afektif Nasional.
perlu mengadakan hubungan mengadakan menemukan alasan Penilaian dengan
perdagangan dengan luar negeri. hubungan alasan suatu negara menggunakan skala Media/alat :
perdagangan mengadakan sikap 1. Barang-barang yang
internasional perdagangan ada di sekitar siswa
Internasional Penilaian Psikomotor yang diperoleh dari
4. Menjelaskan manfaat ekspor bagi Penilaian dengan impor.
perekonomian Indonesia. Manfaat ekspor Diskusi kelompok menguunakan lembar 2. Gambar-gambar
26

bagi menemukan manfaat observasi barang dan jasa yang


perekonomian ekspor dan impor diimpor oleh
Indonesia bagi perekonomian Indonesia
5. Menjelaskan manfaat impor bagi Indonesia. 3. Gambar barang dan
perekonomian Indonesia ajsa yang diekspor
oleh Indonesia
Proses : Manfaat impor 4. Gambar-gambar yang
1. Melaksanakan kerja kelompok bagi menunjukkan
menemukan manfaat ekspor perekonomian perusahaan-
impor bagi perekonomian Indonesia perusahaan yang
Indonesia. melakukan ekspor.
5. Artikel-artikel singkat
Afektif : yang menjelaskan
1. Mengembangkan sikap saling tentang barang yang
membantu antar umat manusia diimpor dan yang
yang hidup di negara yang diekspor Indonesia.
berbeda.
2. Menumbuhkan rasa nasionalisme
dengan mencintai produk dalam
negeri.

Psikomotor :
1. Terampil memilih-milihgambar
dan contoh barang untuk
digolongkan menjadi golongan
barang impor dan golongan
barang ekspor.
27

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Tingkar Pendidikan : Sekolah Dasar


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester : VI/2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi
Memahami peranan bangsa Indonesia di era global.
B. Kompetensi Dasar
Mengenal manfaat ekspor dan impor di Indonesia sebagai kegiatan ekonomi
antar bangsa.
C. Indikator
1. Kognitif
Produk :
a. Mengidentifikasi berbagai jenis barang dan jasa yang tersedia melalui
impor.
b. Mengidentifikasi barang dan jasa produksi Indonesiayang di ekspor ke
luar negeri.
c. Menemukan alasan suatu negara perlu mengadakan hubungan
perdagangan dengan luar negeri.
d. Menjelaskan manfaat ekspor bagi perekonomian Indonesia.
e. Menjelaskan manfaat impor bagi perekonomian Indonesia.

Proses:
Melaksanakan eksplorasi dan kerja kelompok untuk menemukan manfaat
ekspor impor bagi perekonomian Indonesia.

2. Afektif
a. Mengembangkan sikap saling membantu antar umat manusia yang
hidup di negara yang berbeda.
b. Menumbuhkan rasa nasionalisme dengan mencintai produk dalam
negeri.

3. Psikomotor
Terampil memilih-milih gambar dan contoh barang untuk digolongkan
menjadi kelompok barang impor dan barang ekspor serta memasang di
papan kelas.
28

D. Tujuan Pembelajaran (TP) :


1. Kognitif :
Produk :
a. Siswa dapat mengidentifikasi negara asal dari barang-barang impor
dengan melihat keterangan pada produk maupun dari berbagai
informasi lain.
b. Siswa dapat mengidentifikasi barang-barang produksi Indonesia yang di
ekspor ke luar negeri dengan membaca artikel-artikel yang telah
disiapkan oleh guru.
c. Siswa dapat menjelaskan alasan suatu negara perlu mengadakan
hubungan perdagangan dengan luar negeri.
d. Secara mandiri siswa dapat menjelaskan manfaat ekspor bagi
perekonomian Indonesia.
e. Secara mandiri siswa menjelaskan manfaat impor bagi perekonomian
Indonesia.
2. Afektif
a. Dengan memahami bahwa setiapnegara tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri siswa memiliki sikapuntuk saling membantu antar
umat manusia yang hidup di negara yang berbeda.
b. Dengan memahami bahwa menggunakan barang buatan dalam negeri
penting untuk menjaga kelangsungan perusahaan dalam negeri siswa
mendapatkan pemahaman manifestasi rasa nasionalisme dalam bentuk
mencintai produk dalam negeri.
3. Psikomotor
Dengan disediakan gambar dan contoh barang, siswa dapat dengan
terampil menggolongkan menjadi golongan barang impor dan barang
ekspor serta memasangnya di papan.

E. Materi Pembelajaran :
1. Barang dan jasa yang diimpor oleh Negara Indonesia.
2. Barang danjasayang diekspor oleh Negara Indonesia.
3. Alasan negara mengadakan hubungan perdagangan internasional.
4. Manfaat ekspor bagi perekonomian Indonesia.
5. Manfaat impor bagiperekonomian Indonesia.
F. Model dan Metode Pembelajaran :
1. Model pembelajaran : model pembelajaran kooperatif
2. Metode pembelajaran
a. Kerja kelompok
b. Tanya jawab
29

G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Awal 15 menit
a. Apersepsi
Guru mengajak parasiswa untuk mengingat
kembali tentang peranan Indonesia pada eraglobal
dan dampak positif serta negatifnya terhadap
kehidupan bangsa Indonesia.
b. Orientasi
Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.
c. Motivasi
Guru menjelaskan pentingnya memahami manfaat
ekspor dan impor terhadap perekonomian nasional.

2. Kegiatan Inti
Penggalan I 20 menit
Guru menyediakan contoh-contoh barang yang
diimpor dan diekspor Indonesia, menyediakan gambar
barang-barang yang diimpor dan diekspor Indonesia,
serta artikel-artikel tentang ekspor dan impor.

Guru meminta siswa untuk mengelompokkan barang


dan gambar barang menjadi kelompok barang yang
diimpor dan barang yang diekspor Indonesia dengan
melihat keterangan pada barang dan membaca artikel-
artikel yang tersedia.

Siswa mengelompokkan barang dan gambar barang


menjadi kelompok barang impor dan barang ekspor
dengan melihat informasi pada barang/gambar barang
dan membaca artikel yang sudah disediakan.

Siswa menuliskan hasil penggolongan barang ekspor


dan impor dalam LKS.

Penggalan II 10 menit
Siswa melakukan dsikusi kelas dipimpin oleh guru
untuk menemukan penyebab-penyebab/ alasan-alasan
terjadinya perdagangan internasional.

Siswa menuliskan penyebab-penyebab terjadinya


perdagangan internasional dalam LKS.

Penggalan III 15 menit


Siswa secara berkelompok melakukan diskusi untuk
menemukan manfaat ekspor dan impor bagi
30

perekonomian Indonesia.

Tiap-tiap kelompok menugaskan wakil kelompok


untuk mempresentasekan hasil diskusi kelompok ke
depan kelas.

Guru menyimpulkan manfaat ekspor dan impor dalam


perekonomian Indonesia.

3. Penutup 10 menit
a. Merangkum
Guru merangkum dan menyimpulkan materi
pembelajaran.
b. Menilai
Guru memberikan tes tertulis
c. Refleksi
Guru mengajak merefleksikan pengalaman hidup
dengan materi pembelajaran.

H. Penilaian :
1. Penilaian Kognitif
a. Penilaian produk (terlampir)
b. Penilaian proses (terlampir)
2. Penilaian afektif (terlampir)
3. Penilaian psikomotor (terlampir)

I. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran :


1. KTSP 2006/ Kurikulum Sekolah Mitra,
2. Standar Isi Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
3. Buku Sekolah Elektronik : Nugroho, Arif Julianto Sri, 2008. Ilmu
Pengetahuan Sosial, SD Kelas VI, Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
4. Contoh barang-barang ekspor dan impor.
5. Gambar-gambar barang ekspor dan impor.
6. Lembar kerja siswa.
31

Lampiran 1. Lembar Kerja Siswa

LEMBAR KERJA SISWA

Petunjuk
Kelompok barang-barang dan gambar barang yang menjadi bagian kelompokmu
kemudian tempelkan yang tersedia di depan kelas kemudian catatlah dalam tabel
berikut ini.
Tabel 1. Barang Impor dan Ekspor Indonesia
Nama Barang Negara Nama Barang Negara
No. No.
Impor Asal Ekspor Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Petunjuk
Ikuti diskusi kelas dengan baik kemudian hasilnya tuliskan dalam tabel dibawah
ini.
Tabel 2. Penyebab Terjadinya Perdagangan Internasional
No. Penyebab Terjadinya Perdagangan Internasional
1.
2.
3.
4.
5.

Petunjuk :
Buatlah kelompok diskusi yang beranggotakan 3-4 orang, kemudian jawablah
pertanyaan berikut ini :
1. Apakah manfaat impor bagi negara Indonesia ?
2. Apakah manfaat ekspor bagi negara Indonesia ?
Jawaban pertanyaan ini, tuliskan dalam Tabel 3 dan Tabel 4 berikut ini.
32

Tabel 3. Manfaat Impor Bagi Indonesia


No. Manfaat Impor
1.
2.
3.
4.
5.

Tabel 4. Manfaat Ekspor Bagi Indonesia


No. Manfaat Ekspor
1.
2.
3.
4.
5.

Lampiran 2. Kunci Lembar Kerja Siswa

KUNCI LEMBAR KERJA SISWA


Catatan :
Kunci ini hanya merupakan jawaban model, sangat mungkin ada jawaban lain
yang juga benar.

Tabel 1. Barang Impor dan Ekspor Indonesia


Nama Barang Negara Nama Barang Negara
No. No.
Impor Asal Ekspor Tujuan
1. Jam tangan Jepang 1. Karet Jepang
Cina
2. Komputer Jepang 2. CPO/Minyak Amerika
Cina sawit serikat
Amerika
serikat
3. Kapas Amerika 3. Mebel/ produk Amerika
serikat kayu serikat
India
4. Rautan Pensil China 4. Gas alam China
Amerika
serikat
Jepang
5. Jeruk China 5. Produk Garmen Amerika
serikat
6. Pesawat terbang Amerika 6. Ikan laut Jepang
serikat
33

7. Handphone Jepang 7. Kerajinan Arab saudi


Swedia tangan dari
Cina Logam
Korea
8. Sepeda Motor Jepang 8. Kerajinan Perancis
Cina tangan dari kayu
9. Modil Jepang 9. Sepeda Eropa
Korea (MEE)
10. Jagung Australia 10. Tembakau Eropa
(MEE)

Tabel 2. Penyebab Terjadinya Perdagangan Internasional


No. Penyebab Terjadinya Perdagangan Internasional
1. Perbedaan sumber daya alam yang dimiliki tiap negara
2. Perbedaan keahlian warga negara
3. Perbedaan harga antar negara
4. Perbedaan spesialisasi produksi
5. Perbedaan selera masyarakat

Tabel 3. Manfaat Impor Bagi Indonesia


No. Manfaat Impor
1. Mencukupi kebutuhan barang konsumsi yang tidak tercukupi oleh barang
dalam negeri
2. Mencukupi bahan baku untuk produksi dalam negeri
3. Meningkatkan kualitas hidup suatu masyarakat dengan mengkonsumsi
barang yang tidak dihasilkan oleh negaranya sendiri
4. Pemerintah memperoleh penghasilan melalui bea masuk yang dikenakan
pada tiap-tiap barang impor
5. Menghindarkan dari gejolak harga dan persediaan barang yang
berkelebihan.

Tabel 4. Manfaat Ekspor Bagi Indonesia


No. Manfaat Ekspor
1. Meningkatkan cadangan devisa negara
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
3. Meningkatkan lapangan pekerjaan
4. Meningkatkan perkembangan industri dalam negeri
5. Memperkenalkan kebudayaan nasional pada bangsa lain

Lampiran 3. Penilaian Kognitif


A. Penilaian Kognitif
1. Penilaian Produk
a. Sebutkan lima jenis barang yang diimpor oleh Indonesia
34

b. Sebutkan lima jenis barang yang di ekspor Indonesia ke luar negeri


c. Jelaskan alasan suatu negara perlu mengadakan hubungan perdagangan
dengan luar negeri
d. Sebutkan tiga manfaat ekspor bagi perekonomian Indonesia
e. Sebutkan tiga manfaat impor bagi perekonomian Indonesia.
Contoh Kunci Jawaban :
a. Lima jenis barang diimpor oleh indonesia misalnya jam tangan,
komputer, kapas, rautan pensil, dan jeruk.\
b. Lima jenis barang yang diekspor ke luar negeri misalnya, karet, CPO,
mebel, gas alam, dan produk gramen.
c. Adanya perbedaan sumber daya alam yang dimiliki dan perbedaan
keahlian warga negaranya. Alasan lain yang bisa terjadi misalnya
perbedaan harga barang, perbedaan spesialisasi produksi dan perbedaan
kualitas barang yang diproduksi.
d. Meningkatkan cadangan devisa bangsa, meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.\
e. Tiga manfaat impor bagi perekonomian Indonesia :\
1. Mencukupi kebutuhan barang konsumsi yang tidak tercukupi olehh
barang dalam negeri
2. Mencukupi bahan baku untuk produksi dalam negeri
3. Meningkatkan kualitas hidup suatu masyarakat dengan
mengkonsumsi barang yang tidak dihasilkan oleh negara sendiri.
2. Penilaian Proses
Contoh Lembar Observasi Diskusi Kelompok
Nama peserta didik: Kelas: .
No. Aspek yang dinilai Baik Tidak baik
1. Kemampuan mengemukakan pendapat
2. Kemampuan bertanya
3. Kemampuan mempertahankan pendapat
4. Penguasaan substansi materi
35

Skor yang dicapai


Skor maksimum
Keterangan :
Baik mendapat skor 1
Tidak baik mendapat skor 0
Nilai akhir = 100

Lampiran 4. Penilaian Afektif


Skala Sikap
Pilihan Sikap
No. Pernyataan
SS S R TS STS
1. Rasa saling membantu antar warga negara
yang berbeda kewarganegaraan perlu
ditumbuhkan.
2. Saling membantu antar negara perlu
dikembangkan
3. Menggunakan produksi dalam negeri
merupakan wujud dari rasa nasionalisme
4. Produksi dalam negeri lebih jelek
kualitasnya dibandingkan dengan kualitas
produksi luar negeri
5. Menggunakan produksi dalam negeri sama
artinya dengan menghidupi industri dalam
negeri.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Lampiran 5. Penilaian Psikomotor


Lembar Observasi
No. Kegiatan Benar Salah
1. Memilih barang atau gambar barang impor
2. Memilih barang atau gambar barang ekspor
3. Memasang barang atau gambar barang impor
4. Memasang barang atau gambar barang ekspor
Keterangan :
Benar mendapat skor 1 Salah mendapat skor 0
36

Lampiran : 2
CONTOH DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL ASPEK KOGNITIF

Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Evaluasi


Mengutip Memperkirakan Menugaskan Menganalisis Mengabstraksi Membandingkan
Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Mengatur Menyimpulkan
Menjelaskan Mengkategorikan Menentukan Memecah Menganimasi Menilai
Menggambarkan Mencerminkan Menerapkan Menegaskan Mengumpulkan Mengatakan
Membilang Meriinci Menyelesaikan Mendeteksi Mengkategorikan Mengkritik
Mengidentifikasi Mengasosiasikan Mengkalkulasikan Mendiagnosis Mengkode Menimbang
Mendaftar Mencirikan Memodifikasi Menyeleksi Mengkombinasikan Memutuskan
Menunjukkan Membandingkan Mengklarifikasi Memrinci Menyusun Memisahkan
Memberi label Menghitung Menghitung Menominasikan Mengarang Memprediksi
Memberi indeks Mengkontraskan Membangun Mendiagramkan Membangun Memperjelas
Memasangkan Mengubah Membicarakan Mengrelasikan Menanggulangi Menugaskan
Menamai Mempertahankan Mencegah Merasionalkan Menghubungkan Menafsirkan
Membaca Menguraikan Menggambarkan Menguji Menciptakan Mempertahankan
Menyadari Menjalin Menggunakan Mencerahkan Mengkreasikan Merinci
Menghafal Membedakan Menilai Menjelajahi Mengoreksi Mengukur
Meniru Mendiskusikan Menggali Membagankan Merencanakan Merangkum
Mencatat Menggali Melatih Menyimpulkan Mendikte Membuktikan
Mengulang Mencontohkan Mengemukakan menemukan Meningkatkan Mendukung
Memproduksi Menerangkan Mengadaptasi Menelaah Memperjelas Menfalidasi
Meninjau Mengemukakan Menyelidiki Memaksimalkan Memisahkan Mentes
Memilih Mempolakan Mengoperasikan Memerintahkan Membentuk Memilih
Menyatakan Memperluas Mempersoalkan Mengedit Merumuskan Memproyeksi
Mempelajari Menyimpulkan Melaksanakan Mengaitkan Menggeneralisasi
Mentabulasi Meramalkan Meramalkan Memilih Menggabungkan
Memberi kode Merangkum Memprediksi Mengukur Memadukan
Menulis Menjabarkan Memproses Melatih Membatasi
Mengaitkan Mentransfer Mereparasi
Menyusun Menampilkan
Mensimulasikan Menyiapkan
Memecahkan Memproduksi
Melakukan Merangkum
Mentabulasi mengkonstruksi

CONTOH DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL ASPEK AFEKTIF


Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati
Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut Menguubah
Mempetanyakan Membantu Meyakini Mengubah perilaku
Mengikuti Mengajukan Melengkapi Menata Berbuat sesuai
Memberi Mengkompromikan Meyakinkan Mengklasifikasikan akhlak mulia
Menganut Menyenangi Memprakarsai Mengkombinasikan Mempengaruhi
Memenuhi Menyambut Mengimani Mempertahankan Mendengarkan
meminati Mendukung Mengundang Meaun Mengkualifikasi
Menyetujui Menggabungkan Membentuk Melayani
Menampilkan Memperjelas pendapat Menunjukkan
37

Melaporkan Mengusulkan Memadukan Membuktikan


Memilih Menekankan Mengelola Memecahkan
Mengatakan Menyumbang Menegosiasi
Memilah Merembuk
Menolak

CONTOH DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL ASPEK


PSIKOMOTOR
PENIRUAN MANIPULASI ARTIKULASI PENGALAMIAHAN
Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Mengalihkan
Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mempertajam
Menggabungka Merancang Memutar Membentuk
n Memilih Mengirim Memadankan
Melamar Melatih Memindahkan Menggunakan
Mengatur Memperbaiki Mendorong Memulai
Mengumpulkan Mengidentifikasikan Menarik Menyetir
Menimbang Mengisi Memproduksi Menjeniskan
Memperkecil Menempatkan Mencampur Menempel
Membangun Membuat Mengoperasikan Mensketsa
Mengubah Memanipulasi Mengemas Melonggarkan
Membersihkan Mereparasi Membungkus Menimbang
Memposisikan Mencampur
Mengkonstruksi
38

DAFTAR PUSTAKA

Abdul. Azis Wahab (2009), metode dan Model-Model Mengajar, Bandung:


Alfabeta.
Bucahri Alma (2010), Pembelajaran Studi Sosial, Bandung: Alfa Beta.
Djam’an Satori (2009), Profesi Keguruan, Jakarta: Universitas Terbuka.
George Boeree (2010), Metode Pembelajaran & Pengajaran, Jogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Hujair AH Sanaky (2010), Media Pembelajaran Buku Pegangan Wajib Guru dan
Dosen, Jogyakarta: Kaukaba Dirgantara.
Indonesia Legal Center Publishing (2008), Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 1005 Guru dan Dosen, Jakarta: Indonesia Legal Center
Publishing.
Kasful Anwar dan Hendra Harmi (2011), Perencanaan Sistem Pembelajaran
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Bandung: Alfa Beta.
Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri (2011), Mengembangkan Pembelajaran IPS
terpadu, Jakarta: Pustaka.
Kokom Kumalasari (2010), Pengembangan Kontekstual Konsep dan Aplikasi,
Jakarta: Aditama.
Kunandar (2007), Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
La Ode Rafiuddin R (1999), Penerapan Metode Pemecahan Masalah (Problem
Solving) Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dalam Proses
Mengajar di Sekolah Dasar, (Tesis yang dipublikasikan), Bandung: PPS
IKIP Bandung.
La Ode Rafiuddin R (2010), Buku dan Bahan Ajar Strategi Pembelajaran IPS di
SD, (tidak dipublikasikan), Kendari: Prodi PGSD
La Ode Rafiuddin R (2010), Buku dan Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1, (tidak dipublikasikan), Kendari: Prodi PGSD
Mimin Haryati (2010), Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan
Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press.
Oemar Hamalik (2008), Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Robert E. Salvin (2010), Cooperative Learning Teory, Riset dan praktik,
(Penerjamah: Nurulita Yusron), Bandung: Nusa Media.
Soli abi Manyu, dkk (2008), Strategi Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Suparman S (2010), Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, Jakarta: Pinus
Book Publisher.
Tilaar, H.A.R (2006), Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung: Rosda Karya
39

Trianto (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik


Konsep, Landasan Teoritis dan Implementasinya, Jakarta: Prestasi Pustaka
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 (2010), Himpunan Perundang-
Undangan Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas), Bandung: Naunsa Aulia
Wardani, IG.A.K, dkk (2009), Perspektif Pendidikan SD, Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wina Sanjaya (2008), Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:
Kencana.

Anda mungkin juga menyukai