Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS SD

NAMA : VERTI GUSIQ AYU


NIM :877605774

Jawaban NO 1

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia terbagi menjadi 2 arah, yaitu untuk
dunia sekolah (Pendidikan dasar dan menengah) dan untuk Perguruan Tinggi. Perbedaan
antara keduanya teretak pada kedalaman materi dan pendekatan pembeajaran yang
digunakan.
 IPS untuk Dunia Sekolah (Dasar dan Menegah): Pendidikan IPS pada tingkat
sekolah menekankan pada penguasaan konsep-konsep dasar ilmu sosial seperti
geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi dalam bentuk yang lebih umum.
Tujuannya adalah memberikan pemahaman dasar tentang struktur masyarakat,
budaya, geografi, ekonomi, dan sejarah kepada siswa. Pembelajaran lebih fokus
pada penguatan keterampilan literasi sosial, penalaran kritis, dan kemampuan
berpikir analitis secara relevan dalam kehidupan sehari-hari.
a. Metode Pengajaran: Pendidikan IPS di sekolah biasanya disampaikan melalui
kurikulum yang mencakup berbagai mata pelajaran, seperti sejarah, geografi,
dan kewarganegaraan. Materi diajarkan dengan pendekatan yang lebih umum
dan berfokus pada pemahaman konsep dasar, keterampilan berpikir kritis, dan
keterampilan sosial.
b. Penerapannya: Pendidikan IPS di sekolah membantu siswa mengembangkan
pemahaman dasar tentang dunia sosial, masyarakat, dan negara. Ini membantu
mereka dalam mengenali peran mereka sebagai warga negara yang aktif dan
partisipatif dalam masyarakat. Pendidikan IPS di sekolah juga memberikan
landasan yang penting bagi pengembangan keterampilan intelektual yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
 IPS untuk Perguruan Tinggi: Di perguruan tinggi, pendidikan IPS lebih mendalam
dan khusus. Ini melibatkan studi mendalam dalam bidang-bidang ilmu sosial
tertentu, misalnya geografi ekonomi, sejarah politik, sosiologi perkotaan, dan lain
sebagainya. Pendidikan tingkat perguruan tinggi. Bertujuan untuk menghasilkan
profesional dalam bidang ilmu sosial yang memiliki kemampuan analitis
mengembangkan pemahaman mendalam tentang berbagai disiplin ilmu sosial,
seperti ilmu politik, ekonomi, antropologi, sosiologi, sejarah, dan sebagainya.
Pendidikan IPS di perguruan tinggi juga bertujuan untuk menghasilkan para ahli
dan peneliti yang mampu melakukan penelitian akademik yang mendalam dan
berkontribusi pada pengetahuan dalam bidang riset yang lebih tinggi serta mampu
berkontribusi pada pemecahan masalah sosial yang kompleks.
a. Metode Pengajaran: Di perguruan tinggi, pendidikan IPS berfokus pada
pembelajaran yang lebih mandiri, penelitian, dan analisis. Mahasiswa
diarahkan untuk melakukan penelitian akademik, mengeksplorasi teori-teori
yang ada, dan mengembangkan pemahaman yang lebih kritis dan kritis
terhadap isu-isu sosial.
b. Penerapannya: Pendidikan IPS di perguruan tinggi membekali mahasiswa
dengan keterampilan analisis yang mendalam, pemahaman konsep dan teori
yang kompleks, dan kemampuan untuk berkontribusi pada pengetahuan
ilmiah. Ini mempersiapkan mereka untuk berkarier dalam berbagai bidang,
termasuk penelitian, analisis kebijakan, jurnalisme, dan pekerjaan yang
memerlukan pemahaman yang mendalam tentang ilmu sosial. Perbedaan ini
mencerminkan tingkat kedalaman dan kompleksitas yang berbeda dalam
pendidikan IPS di tingkat sekolah dan perguruan tinggi. Meskipun tujuan
utama dari kedua arah ini adalah mengembangkan pemahaman tentang ilmu
sosial, pendekatan dan metodenya disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan
tujuan akhirnya.
 Peran Guru dan Dosen: Di sekolah, guru IPS bertanggung jawab untuk
menyampaikan materi dan mendidik siswa tentang konsep dasar dan pengetahuan
sosial. Mereka membantu siswa mengembangkan pemahaman dasar tentang
masyarakat dan negara.Di perguruan tinggi, dosen IPS berperan sebagai fasilitator
pembelajaran yang mendukung mahasiswa dalam pengembangan pemahaman
yang lebih dalam dan analisis kritis. Mereka juga berperan dalam membimbing
penelitian dan proyek akademik mahasiswa. Penting untuk diingat bahwa
pendidikan IPS di Indonesia terus berkembang, dan kurikulum serta metode
pengajaran bisa berubah seiring waktu. Terlepas dari arah pendidikan yang
diambil, baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi, tujuannya adalah untuk
membantu individu memahami dan berpartisipasi dalam masyarakat dan dunia
sosial dengan lebih baik, baik sebagai warga negara yang berpengetahuan maupun
sebagai ilmuwan sosial yang berkompeten.

Jawaban NO 2

Tujuan Pendidikan IPS dalam Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

1. Kurikulum 2013:

Dalam UU No. 20 Tahun 2013 tentang sistem pendidikan nasional, di jelaskan bahwa IPS
merupakn bahan kajian yg wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menegah
yang antra lain mencangkup ilmu geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang
dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat. Peribahan pada struktur pembelajaran IPS
pada kurikulum 2013 membutuhka penyesuaian dan berbagai kendala bagi guru mata
pelajaran IPS. 2013 adalah terbatasnya waktu dan kurangnya sosiaisasi dan pelatihan
kurikulum 2013. Perubahan dalam struktur pembelajaran IPS pada kurikulum 2013 juga
menjadi tantangan tersendiri bagi guru mata pelajaran IPS. Proses pada pembelajaran IPS
pada kurikulum 2013 menuntut adanya keterpaduan antara disiplin ilmu yaitu geografi,
sosiologi, ekonomi dan sejarah. Membentuk generasi yang memiliki pemahaman tentang
berbagai aspek masyarakat, budaya, dan lingkungan. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan bidang studi yang mempelajari, menelaah, serta menganalisis gejala dan masalah
sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu. IPS diajarkan
pada pendidikan dasar dan menengah, sebagai dasar atau pengantar dalam mempelajari studi
sosial atau ilmu sosial di tingkat yang lebih lanju Kurikulum IPS SD mengalami perubahan
dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut terjadi karena tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan dalam kehidupan. Perkembangan tiap kurikulum
tersebut merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya Kurikulum merupakan salah
satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses perkembangannya kualitas
potensi peserta didik.Adapunn kurikulum 2013 di rancang sebagai berikut

1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti (KI)
kelas dan dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar (KD) mata pelajaran.

2. Kompetensi inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap,pengetahuan,dan keterampilan (koknitif dan pisikomotor) yang harus di pelajari
peserta didik di jenjang sekolah,kelas dan mata pelajaran.

3. Kompetensi datar merupakan kompetensi yang di pelajari peserta didik untuk suatu tema
untuh SD/MI dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk
SMP/MTS,SMA/MA,SMK/MAK.

4. Kompetensi inti dan kompetensi dasar di jenjang pendididkan menengah di utamakan pada
ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual
(kemampuan koknitif tinggi). Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan
kreatif dalam memecahkan masalah sosial. Menumbuhkan rasa peduli, toleransi, dan
tanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan budaya.

https://www.kompasiana.com/dhea15188/6377571b5479c3751f22e1f3/pembelajaran-ips-
dalam-kurikulum2013 -

2. Kurikulum Merdeka

Menyediakan fleksibilitas dalam memilih mata pelajaran dan pengalaman belajar yang
relevan dengan minat dan potensi siswa. Menekankan pada pengembangan kompetensi
holistik, termasuk aspek kognitif, emosional, sosial, dan keterampilan. Mempersiapkan siswa
untuk menghadapi tantangan dunia nyata dengan mengintegrasikan teori dan praktik.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 958/P/2020
tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah. Dimana dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. Ilmu
pengetahuan sosial atau IPS menjadi payung integrasi dari berbagai cabang disiplin ilmu
sosial dan humaniora untuk menguatkan kompetensi para peserta didik agar memiliki
wawasan dan keterampilan dalam berpikir bertindak dan memiliki kepedulian terhadap
bangsa dan masyarakatnya, dimana mata pelajaran IPS terdiri dari sejarah, sosiologi,
ekonomi dan geografi. Sejarah fokusnya adalah manusia dalam ruang dan waktu, sementara
sosiologi fokusnya adalah masyarakat, ekonomi manusia dalam memenuhi kebutuhan, serta
geografi fokusnya adalah manusia dalam ruang dan interaksi dengan alam dan lingkungan.
Harapan pada peserta didik dalam pembelajaran IPS agar mereka mampu menganalisis
berbagai fenomena manusia, masyarakat, dan lingkungan dengan perspektif ilmu
pengetahuan sosial. Dimana tujuannya adalah untuk menumbuhkan perspektif IPS peserta
didik dalam mengkaji fenomena manusia, masyarakat, dan lingkungan serta mampu
berkontribusi secara positif menjadi warga negara yang aktif agar berpikir dan bertindak
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Jadi dapat digaris bawahi bahwa kajian dari mata
pelajaran IPS adalah lingkungan, manusia, serta masyarakat. Mengusung semangat merdeka
belajar dan menekankan aspek kompetensi baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan.
Sehingga peserta didik aktif melalui materi, aktivitas, serta projek pembelajaran, dalam
konteks nasionalisme mata pelajaran IPS menjadi penting dan strategis untuk mewujudkan
generasi penerus yang berwawasan kebangsaan dan global. Sesuai dengan amanat Undang-
Undang SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003 Salah satu tujuan pembelajaran IPS dalam rangka
menyusun rasa nasionalisme adalah menguatkan wawasan nasionalisme itu kepekaan serta
kesadaran peserta didik mengenai fenomena lingkungan fisik maupun sosial sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila dimana karakter peserta didik Indonesia yang hendaknya
ditumbuhkembangkan adalah profil pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila yang terdiri
dari beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia,
Berkebhinekaan Global, Gotong-royong, mandiri, kreatif, serta mampu untuk bernalar kritis.
Profil Pelajar Pancasila adalah salah satu kriteria standar kelulusan dalam satuan pendidikan
maka ketercapaiannya dari enam profil tersebut harus terintegrasi dalam proses pembelajaran
di mata pelajaran IPS. Harapan besar dalam pembelajaran IPS adalah dapat memberikan
kontribusi solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan manusia, masyarakat, dan
lingkungan.

https://www.kompasiana.com/dhea15188/6377571b5479c3751f22e1f3/pembelajaran-ips-
dalam-kurikulum-merdeka

Jawaban NO 3

Implikasi Pemborosan Sumber Daya Alam Akibat Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang pesat dapat mengakibatkan pemborosan sumber daya alam dan
dampak lingkungan yang serius. Contoh kasusnya adalah:

 Pemborosan Energi: tindakan menggunakan energi secara berlebihan. Dengan


mengetahui besar potensi pemborosan energi, maka dapat dilakukan upaya supaya dapat
menghemat energi yang dipakai. Pertumbuhan industri yang besar menyebabkan konsumsi
energi yang tinggi, terutama dari bahan bakar fosil, yang berkontribusi pada perubahan iklim.

 Deforestasi: Gundulnya hutan atau lahan terhadap pengurangan secara kuantitatif


sangat berhubungan erat dengan aktivitas manusia atau adanya gangguan alam. Diantara
bentuk yang sering terjadi yaitu pembukaan area lahan kehutanan yang dikonversi untuk
lahan pertanian, penggembalaan, transmigrasi, dan sebagainya. Angka deforestasi yang tinggi
setiap tahunnya akan menyebabkan hilangnya lahan hutan secara besar-besaran. Akibat dari
kehilangan lahan hutan yang berdampak negatif pada keberlanjutan lingkungan maupun
kehidupan sosial. Pertumbuhan ekonomi dapat mendorong penebangan hutan yang tidak
terkendali untuk memenuhi kebutuhan kayu, lahan pertanian, atau infrastruktur. Pencegahan
untuk Mengurangi Deforestasi Banyaknya sisi negatif yang ditimbulkan dari deforestasi
mengharuskan adanya bentuk upaya yang dilakukan untuk mengurangi deforestasi agar
tingkat kehilangan hutan tidak mengalami peningkatan. Salah satu cara pencegahan
deforestasi adalah melakukan upaya konservasi sumber daya alam.

 Polusi Air dan Tanah: terjadi ketika produk buatan manusia seperti bensin, minyak,
garam jalan (road salt) dan bahan kimia masuk ke air tanah dan menyebabkannya menjadi
tidak aman dan tidak layak untuk digunakan manusia. Beberapa polutan air yang paling
sering ditemukan antara lain:
 Limbah domestik (rumah tangga)
 Limbah industri.
 Insektisida dan pestisida.
 Deterjen dan pupuk.

Produksi industri yang besar menghasilkan limbah beracun yang mencemari air dan tanah,
merusak ekosistem dan kesehatan manusia. Agar tetap terjaga dalam pemborosan air dan
tanah kita perlu melakukan Menanam Pohon atau ReboisasiPohon memiliki akar yang
berfungsi untuk menyerap air dalam tanah. Semakin banyak pohon, maka cadangan air makin
banyak tersimpan. Untuk itu, menanam pohon atau reboisasi (penghijauan lahan) merupakan
salah satu upaya untuk mengurangi krisis air bersih.

Jawaban NO 4

Hubungan Individu dan Masyarakat Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam
sikap saling menjunjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai
makhluk sosial. Ada 3 pendapat, yaitu

1. Masyarakat yang Menentukan Individu: Pandangan ini mengatakan bahwa norma,


nilai, dan struktur masyarakat menentukan perilaku individu. Contoh: Sebuah masyarakat
yang kuat dalam tradisi dapat mengharapkan individu untuk mengikuti norma-norma yang
telah ditetapkan, seperti pernikahan di usia muda.

2. Individu yang Menentukan Masyarakat: Perspektif ini berpendapat bahwa perubahan


masyarakat terjadi karena perubahan individu di dalamnya. Contoh: Perubahan dalam
pandangan individu terhadap hak asasi manusia dapat mempengaruhi gerakan sosial dan
mengubah tatanan masyarakat.

3. Individu dan Masyarakat Saling Menguntungkan: Pendapat ini menyatakan bahwa


hubungan antara individu dan masyarakat adalah saling ketergantungan dan berdampak pada
perkembangan keduanya. Contoh: Pendidikan individu yang berkualitas dapat menghasilkan
anggota masyarakat yang lebih terdidik, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi
lebih besar pada pembangunan sosial dan ekonomi.

Jawaban NO 5

Contoh permasalahan penyimpangan pelajar saat ini adalah jenis penyimpangan remaja salah
satu perilaku atau tindakan yang tidak disukai masyarakat. Contoh delinkuensi anak yaitu
perkelahian, tawuran, pemalakan atau meminta barang orang lain secara paksa, melakukan
aksi kejahatan, merundung orang lain, kebut-kebutan, hingga vandalisme dan merusak
fasilitas umum

Peran Lembaga Sosial dalam Menyikapi Penyimpangan Pelajar

 Lembaga Keluarga: Keluarga harus memberikan pendidikan nilai dan norma kepada
anak-anak, membimbing mereka dalam perilaku yang benar, serta memberikan dukungan
emosional untuk mencegah penyimpangan.
 Lembaga Pendidikan: Sekolah harus menciptakan lingkungan yang aman,
memberikan pendidikan karakter, serta memberikan penanganan khusus bagi pelajar yang
terlibat dalam penyimpangan.

 Lembaga Agama: Agama dapat memberikan panduan moral dan spiritual kepada
pelajar, membimbing mereka untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai agama yang dianut.

 Lembaga Pemerintah: Pemerintah memiliki peran dalam pembentukan kebijakan dan


hukum terkait pendidikan dan perlindungan anak, serta memberikan sanksi bagi pelanggaran.

 Lembaga Hukum: Sistem hukum harus mengatasi pelanggaran dengan tindakan yang
sesuai, memberikan perlindungan kepada korban, dan memberikan peluang rehabilitasi
kepada pelaku.

Keseluruhan lembaga tersebut harus bekerja Bersama secara kooperatif untuk mencegah dan
menangani penyimpangan pelajar agar mereka dapat tumbuh menjadi generasi milenial
/anggota masyarakat yang bertanggung jawab berkarakter Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai