Anda di halaman 1dari 8

KLASIFIKASI FENOMENA

MASALAH DALAM
REALITAS SOSIAL DAN
BUDAYA

Disusun oleh :

1. Fitria Hasti K.D (F1D318001)


2. Riadi Ardiansyah (F1D318015)
3. Yumima Angeline L.N (F1D318026)
A. Kondisi Institusi Pendidikan dan Kurikulum
Perguruan Tinggi
1. Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan adalah sebuah lembaga badan yang menyelenggarakan
kegiatan pendidikan, belajar-mengajar, dan/atau pelatihan. Contohnya
adalah prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dan pendidikan lanjutan
dan lebih tinggi. Mereka menyediakan berbagai macam lingkungan belajar dan
ruang belajar.

2. Kurikulum Perguruan Tinggi

• Konsep kurikulum perguruan tinggi


Konsep kurikulum yang tercantum dalam Kepmendiknas banyak didorong oleh
permasalahan Global ataupun eksternal yang dapat menimbulkan keadaan
seperti:
1. Persaingan di dunia Global
2. Adanya perubahan orientasi pendidikan tinggi
3. Adanya perubahan kebutuhan didunia kerja
• Perubahan kurikulum
Perubahan yang sangat pesat dan cepat disemua sektor kehidupan khususnya
dunia kerja, mendorong perguruan tinggi perlu membekali lulusannya dengan
kemampuan adaptasi dan kreativitas agar dapat mengikuti perubahan dan
perkembangan yang cepat tersebut, yang mendorong perguruan tinggi di Indonesia
untuk melakukan perubahan paradigma dalam penyusunan kurikulumnya.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi yaitu:
• Berpusat pada potensi perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya
• keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta
status sosial ekonomi dan gender
• Tanggapan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
• Relevan dengan kebutuhan kehidupan
• Menyeluruh dan kesinambungan
• Belajar sepanjang hayat
• Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Permasalahan Pendidikan Masa Kini

a. Permasalahan Eksternal Pendidikan

Permasalahan Globalisasi
Seperti diketahui, di era globalisasi dewasa ini telah terjadi pergeseran
paradigma tentang keunggulan suatu Negara, dari keunggulan komparatif yang bertumpu
pada kekayaan sumber daya alam kepada keunggulan kompetitif yang bertumpu pada
pemilikan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Globalisasi memang membuka peluang bagi pendidikan nasional, tetapi pada
waktu yang sama ia juga mengahadirkan tantangan dan permasalahan pada pendidikan
nasional. Karena pendidikan pada prinsipnya mengemban etika masa depan, maka dunia
pendidikan harus mau menerima dan menghadapi dinamika globalisasi sebagai bagian
dari permasalahan pendidikan masa kini.

Permasalahan perubahan sosial


fungsi pendidikan sebagai konservasi budaya menjadi lebih menonjol,
tetapi tidak mampu mengantisipasi perubahan sosial secara akurat , Dengan kata
lain, ketidakmampuan mengelola dan mengikuti dinamika perubahan sosial sama
artinya dengan menyiapkan keterbelakangan.
b. Permasalahan Internal Pendidikan Masa Kini
• Permasalahan sistem kelembagaan pendidikan
Permasalahan sistem kelembagaan pendidikan yang dimaksud ialah mengenai
adanya dualisme atau bahkan dikotomi antar pendidikan umum dan pendidikan agama.
Jenis pendidikan yang pertama melahirkan sosok manusia yang berpandangan sekuler,
yang melihat agama hanya sebagai urusan pribadi. Sedangkan sistem pendidikan yang
kedua melahirkan sosok manusia yang taat, tetapi miskim wawasan. Dengan kata lain,
adanya dualisme dikotomi sistem kelembagaan pendidikan tersebut merupakan kendala
untuk dapat melahirkan sosok manusia Indonesia “seutuhnya”.

• Permasalahan Profesionalisme Pendidik


Pendidik yang profesional harus memiliki kualifikasi dan ciri-ciri tertentu, yaitu :
(a) harus memiliki landasan pengetahuan yang kuat,
(b) harus berdasarkan atas kompetensi individual,
(c) memiliki sistem seleksi dan sertifikasi,
(d) ada kerja sama dan kompetisi yang sehat,
(e) adanya kesadaran profesional yang tinggi,
(f) meliki prinsip-prinsip etik (kide etik),
(g) memiliki sistem seleksi profesi,
(h) adanya militansi individual, dan
(i) memiliki organisasi profesi.
Permasalahan Strategi Pembelajaran
Era globalisasi dewasa ini menuntut perubahan paradigma pembelajaran dari
paradigma pembelajaran tradisional ke paradigma pembelajaran baru. Paradigma
pembelajaran tradisional berpusat pada pendidik, menggunakan media tunggal,
berlangsung secara terisolasi, interaksi pendidik-siswa berupa pemberian informasi dan
pengajaran berbasis factual atau pengetahuan. Strategi pembelajaran baru berpusat pada
siswa, menggunakan banyak media, berlangsung dalam bentuk kerja sama atau secara
kolaboratif, interaksi pendidik-siswa berupa pertukaran informasi dan menekankan pada
pemikiran kritis serta pembuatan keputusan yang didukung dengan informasi yang kaya.

3. Kondisi Mahasiswa Kekinian


• Mahasiswa sebagai subjek episentrum memiliki potensi yang telah tertanam dalam diri
yang akan terus berkembang berupa hardskills, softskills, dan lifeskills.
• Mahasiswa juga tentu memiliki posisi tertentu dalam struktur sosial kemasyarakatan.
Untuk itu, mahasiswa dituntut harus selalu berusaha untuk mengembangkan diri di
perguruan tinggi sehingga posisinya di tengah masyarakat dapat terus melekat.
• Kurikulum pendidikan yang diajarkan di perguruan tinggi sudah mulai spesifik dan
terperinci dalam pembahasannya dibandingkan yang diajarkan di sekolah.
• Seorang mahasiswa dituntut dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan
perbedaan-perbedaan yang ada.
• Lebih jauh lagi, mahasiswa juga dituntut untuk menciptakan karya dengan penelitian
yang ia lakukan untuk kepentingan masyarakat.
Problem Mahasiswa Kekinian

• Masalah utama mahasiswa saat ini adalah rasa malas.


• Saat ini mahasiswa banyak memilih menghabiskan waktu luang mereka
dengan hanya bersantai dan bermalas-malasan, padahal ada banyak hal
bermanfaat yang bisa dilakukan, seperti membaca buku untuk
memperdalam keilmuan, mengerjakan tugas dari dosen, atau browsing
mengenai mata kuliah yang tidak dipahaminya, dan masih banyak lagi.
• Melihat realita yang terjadi saat ini, motivasi belajar harus dibangun dan
ditanamkan dalam setiap diri mahasiswa sehingga mahasiswa
terangsang dan terdorong untuk lebih semangat lagi dalam belajar dan
tidak bermalas-malasan. Dengan belajar mahasiswa dapat berpikir kritis
dan dinamis sehingga dalam lingkungan akademis mahasiswa tidak
terlihat seperti mereka tidak memiliki bekal dalam perkuliahan.
• Pada hakikatnya motivasi belajar itu tumbuh dan berkembang pada setip
diri seorang pelajar akan tetapi setiap personal berbeda keinginannya,
ada yang berkemauan keras namun ada juga yang lemah keinginannya
untuk belajar sehingga membutuhkan stimulus dari luar yang dapat
merangsang dirinya dan untuk merealisasikan keinginannya.
Sekian…. Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai