Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa isi kurikulum itu terdiri atas
bahan-bahan pengajaran dan berbagai pengalaman yang diperlukan dalam
tercapainya tujuan pendidikan. Adanya tuntutan untuk memenuhi hal tersebut para
perencana kurikulum sering kali mengalamai berbagai kesulitan dalam menyusun
dan merencanakan isi kurikulum yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Kesulitan tersebut adalah terjadinya perubahan-perubahan dalam segala bidang,
yang semakin berkembang setiap waktunya. Tentunya masalah ini harus dianggap
serius oleh para pelaksana kurikulum (dalam hal ini guru).
Penyebab dari perubahan kurikulum itu sendiri adalah adanya keadaan masyarakat
yang senantiasa berubah dan berkembang sehingga banyak bermunculan masalah
kehidupan baru yang diperlukan. Selain itu, muncul pula berbagai macam
perbedaan dan perubahan minat, kebutuhan, dan masalah yang dihadapi anak-
anak atau remaja. Berbagai perubahan dalam bidang sosial, ekonomi, budaya,
politik, dan yang lainnya, ikut pula mempengaruhi penentuan kerelevan
kurikulum.
Faktor-faktor tersebut memang terus berkembang dari tahun ke tahun yang
mayoritas dari kita tidak bisa mengimbanginya dengan arif dan bijaksana. Dapat
dimisalkan dahulu tidak ada sekolah bertaraf Internasional, sekarang bisa kita lihat
sekolah-sekolah berbondong-bondong untuk menjadikan sekolahnya bertaraf
Internasional. Hal ini tidak lain karena tuntutan zaman yang semakin hari penuh
dengan persaingan, siapa yang maju maka dialah yang menang dan berkuasa.
Oleh karena itu lembaga sekolah dituntut untuk selalu mengembangkan segala
bidang yang ada, tidak lain kurikulum itu sendiri. Sekolah harus bertanggung
jawab atas hal itu semua. Pembentukan kurikulum yang ideal dan aktual sangat
dibutuhkan para siswa dalam menghadapi tantangan yang telah disebutkan di atas,
tidak lain agar mereka semua bisa mengimbangi kemajuan zaman dengan
kemajuan intelektual.

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan masalah sebagaimana
berikut:
1. Apa pengertian kurikulum ideal dan kurikulum aktual?
2. Bagaimana membentuk kurikulum yang ideal dan aktual?
3. Bagaimana menerapkan kurikulum ideal dan aktual dalam proses
pembelajaran?

C. Batasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini kami membatasi permasalahan dengan tiga poin
penting, antara lain sebagai berikut:
1. Definisi dan karakteristik kurikulum ideal dan kurikulum aktual.
2. Landasan perencanaan kurikulum ideal dan aktual beserta implikasinya.
3. Tahap-tahap implementasi kurikulum ideal dan kurikulum aktual.

D. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini tidak lain adalah untuk mengetahui pengertian
dari kurikulum ideal dan kurikulum aktual, landasan perencanaannya, dan
implementasinya. Hal ini juga bertujuan agar kita semua bisa menambah wawasan
tentang dunia pendidikan.

E. Manfaat Penulisan
Dari pengetahuan konsep kurikulum ideal dan aktual yang ada di makalah
ini diharapkan nantinya bisa bermanfaat untuk para calon guru yang sehari-
harinya selalu bergelut dengan kurikulum dan dunia pendidikan. Sehingga
nantinya kalau benar-benar menjadi guru, kita semua tidak canggung dan minder
dalam menangani masalah kurikulum

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kurikulum Ideal dan Kurikulum Aktual


Ideal curriculum atau kurikulum ideal adalah kurikulum yang berisi sesuatu
yang baik, yang diharapkan atau dicita-citakan sebagaimana dimuat dalam buku
kurikulum. Real Curriculum, Actual Curriculum atau kurikulum aktual adalah apa
yang terlaksana dalam proses belajar mengajar atau yang menjadi kenyataan
dalam kurikulum yang direncanakan atau terprogram dalam pendidikan.
Kurikulum Aktual sebaiknya sama dengan kurikulum ideal, atau setidak-tidaknya
mendekati kurikulum ideal walaupun tidak mungkin atau tidak pernah sama
dalam kenyataannya.
Para ahli kurikulum menganggap perlu adanya sejumlah kriteria yang
digunakan sebagai pedoman, patokan, dan ukuran dua macam kurikulum tersebut.
Caswell dan Campbell telah merumuskan beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Kegunaan isi kurikulum dalam menafsirkan, memahami dan menilai
kehidupan yang kontemporer.
b. Kegunaan isi kurikulum dalam memuaskan minat dan kebutuhan para
siswa.
c. Nilai isi kurikulum dalam mengembangkan kemampuan, sikap dan
sebagainya yang dipandang bermanfaat bagi orang dewasa.
d. Isi kurikulum hendaknya signifikan bagi bidang mata pelajaran tertentu.
Dalam hal ini Romine mengkaji dari sudut pandang yang lebih luas,
sesungguhnya penentuan kriteria tersebut hendaknya bertitik tolak dari aspek
tujuan pendidikan, proses pendidikan, dan keadaan para siswa itu sendiri.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut dia merumuskan sejumlah kriteria sebagai
berikut:
1. Kriteria yang berhubungan dengan sifat para siswa, yaitu apakah isi
kurikulum di dalamnya berguna dalam memuaskan minat dan
keingintahuan siswa.
2. Kriteria yang berhubungan dengan tujuan pendidikan

3
3. Apakah isi kurikulum di dalamnya signifikan, valid, dan berguna dalam
menafsirkan, memahami,, dan menilai kehidupan yang kontemporer.
4. Apakah isi kurikulum di dalamnya berhubungan dengan masalah-masalah
kehidupan.
5. Apakah isi kurikulum di dalamnya akan memajukan perkembangan dan
pertumbuhan yang seimbang pada anak-anak, sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah dirumuskan (sikap, kemampuan, kebiasaan, dan
sebagainya).
6. Apakah isi kurikulum di dalamnya memang penting, dalam artian
memberikan sumbangan yang berharga pada berbagai peran kurikulum
(konservatif, evaluatif, kreatif, dan sebagainya) serta bermakna bagi
pengalaman manusia.

B. Landasan Kurikulum Ideal dan Aktual


Pendidikan merupakan suatu proses sosial, karena berfungsi
memasyarakatkan anak didik melalui proses sosialisasi di dalam masyarakat
tertentu. Sekolah, sebagai salah satu institusi pendidikan berperan juga sebagai
institusi sosial, karena melalui lembaga tersebut anak dipersiapkan untuk mampu
terjun dan aktif dalam kehidupan masyarakatnya kelak.
Anak-nak berasal dari masyarakat, dan mereka belajar tentang cara hidup dalam
bermasyarakat. Oleh ,karena itu, sekolah harus bekerjsama dengan masyarakat,
dan program sekolah harus disusun dan diarahkan oleh masyarakat yang
menunjang sekolah tersebut. Program pendidikan disusun dan dipengaruhi oleh
nilai, masalah, kebutuhan, dan tantangan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu
kurikulum yang ideal dan dan aktual harus disusun berlandaskan dasar sosiologis
agar tercipta keseimbangan diantara keduanya dan terciptalah tujuan pendidikan
yang sebenarnya.

C. Kebutuhan Masyarakat dan Kekuatan Sosial


Pada dasarnya, pendidikan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum harus berdasarkan pada kebutuhan

4
masyarakat dan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kurikulum yang
demikianlah disebut sebagai kurikulum yang relevan (ideal dan aktual) dengan
masyarakat. Dibalik itu, masyarakat merupakan lingkungan pendidikan, dalam
artian suatu lingkunagn yang mempengaruhi sekolah dan sebaliknya, sekolah
mempengaruhi kehidupann masyarakat. Hal ini sejalan dengan prinsip ekosistem.
Apabila kebutuhan masyarakat dianalisis, hal ini akan sangat membantu para
penyusun kurikulum dalam merumuskan masalah masyarakat yang terkait dalam
pemilihan dan penyusunan bahan-bahan dan pengalaman-pengalaman kurikuler.
Dalam pengembangan kurikulum agar menjadi ideal dan aktual perlu
dipertimbangkan berbagai masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat, hal ini
berguna untuk :
1. Mengorientasikan kurikulum pada pusat-pusat kehidupan.
2. Membantu merumuskan falsafah dan tujuan pendidikan.
3. Merangsang minat murid dan mengusahakan kegiatan belajar menjadi
lebih luas.
4. Melengkapi dasar pengembangan unit-unit pelajaran.
5. Melengkapi proyek kerjasama sekolah dan masyarakat, ketika para siswa
dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.
Adapun kekuatan sosial yang mempengaruhi kurikulum ada beraneka ragam.
James W. Thornthon dan John R. Wright, dalam bukunya “Secondary School
Curriculum”, mengklasifikasikan berbagai kekuatan sosial yang mempengaruhi
kurikulum, diantaranya:
1. Kekuatan sosial yang resmi, terdiri atas 1) Pemerintah suatu Negara,
melalui UUD, dasar Negara, falsafah dan ideologi Negara, 2) Pemerintah
daerah, melalui berbagai kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan,
3) Pewakilan Departemen Pendidikan setempat.
2. Kekuatan sosial setempat, yang terdiri atas: Yayasan pendidikan,
Perguruan Tinggi, persatuan orang tua murid dan Guru, penerbit buku-
buku pelajaran, media masa (televisi, radio, Koran), dan adat kebiasaan
masyarakat setempat.

5
3. Organisasi professional, seperti persatuan guru, persautan dokter, dan ahli
hukum.
Tentu saja masih banyak kekuatan sosial lainnya yang ikut mempengaruhi
pengembangan dan pembinaan kurikulum. Setiap kekuatan sosial tersebut
berusaha sekuat tenaga untuk memberikan pengaruh secara maksimal.

D. Perubahan Sosio-Kultural
Peradaban dengan masyarakat itu selalu bersifat konsisten. Peradaban
merupakan jelmaan tingkah laku masyarakat, jadi peradaban menunjukkan
karakteristik masyarakat. Demikian pula sebaliknya, peradaban menentukan pola
kehidupan, struktur, fungsi, dan irama gerak masyarakat. Dapat dikatakan
peradaban itu berkembang secara kontinu. Arnold Toynbe mengatakan bahwa
“Kebudayaan sebagai suatu keseluruhan mengalami proses lahir, berkembang,
tumbang dan akhirnya hancur”. Dalam tahap lahir dan berkembangnya,
kebudayaan memiliki cukup akal dan kekuatan untuk menanggulangi berbagai
tantangan alam dan kemasyarakatan yang dijumpainya. Sebaliknya kebudayaan
berada dalam tahap tumbang dan kehancuran jika tidak lagi mempunyai cukup
akal dan kekuatan untuk mengatasi berbagai kesukaran yang dihadapkan
kepadanya.
Perubahan yang kedua adalah perubahan dalam masyarakat. Masyarakat
merupakan suatu proses yang senantiasa berada dalam perubahan. Tidak pernah
ada masyarakat yang seratus persen statis, meskipun itu masyarakat primitif.
Perbedaannya hanya terletak pada cepat atau lambatnya perubahan berlangsung,
bergantung pula pada perbedaan waktu saat perubahan itu terjadi. Pada
hakikatnya, yang dimaksud dengan perubahan sosial merupakan kesinambungan
yang terjadi pada hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat yang telah ada.
Perubahan kesinambungan ini terjadi baik secara menyeluruh maupun pada unsur
atau bagian masyarakat tersebut.
Dari adanya dua hal perubahan di atas maka dirasa perlu bagi kurikulum untuk
selalu mengimbanginya. Faktor sosial budaya sangat penting dalam penyusunan

6
kurikulum yang ideal dan aktual, karena kurikulum merupakan alat untuk
merealisasikan sistem pendidikan, sebagai salah satu dimensi dari kebudayaan.

E. Implementasi Kurikulum Ideal dan Aktual


Implemnetasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program
kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian
diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan
penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik
perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.
Adapun tahapan implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu
pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.
1. Pengembangan program mencakup program tahunan, semester, bulanan,
mingguan, dan harian. Selain itu ada juga program bimbingan dan
konseling atau program remedial.
2. Pelasanaan pembelajaran. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas
guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik tersebut.
3. Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan
kurikulum semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup
penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksaaan
kurikulum.
Dengan tahap-tahap tersebut akan tercapai tujuan-tujuan kegiatan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Hal itu secara otomatis akan meningkatkan
pemanfaatan dan penerapan kurikulum baik yang ideal maupun aktual.

7
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari penjabaran di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa pembuatan
kurikulum ideal dan kurikulum aktual di sekolah sangatlah penting. Dengan dua
bentuk kurikulum tersebut proses pembelajaran akan lebih terarah, agenda-agenda
sekolah jelas dan akan tercapainya segala tujuan yang dikehendaki. Perbedaan
sekolah yang mempunyai dua bentuk kurikulum tersebut dengan yang tidak
mempunyai akan terlihat jelas dalam segala aspek yang dilaksanakan. Hal itu juga
akan berdampak pada kemajuan dan perkembangan sekolah itu sendiri. Oleh
karena itu, bagi sekolah yang mempunyai pasti lembaganya berkembang dan maju
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Dalam pembuatan dan perencanaan kurikulum ideal dan aktual perlu adanya
landasan dasar. Landasan itu sangat berpengaruh besar terhadap proses
pelaksanaan seluruh program di sekolah. Landasan dasar tersebut adalah:
a. Kebutuhan masyrakat dan kekuatan social
b. Perubahan sosio kultural.
c. Sekolah sebagai institusi pendidikan dan sosial memang didirikan dan
diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat. Sehingga sekolah harus bisa
memenuhi segala kebutuhan masyarakat yang ada.
d. Di dalam masyarakat juga terdapat beragam lembaga sosial yang masing-
masing memiliki kekuatan, baik kekuatan potensional, strategis dan riil.
Semua kekuatan tersebut memberi pengaruh dan patut dipertimbangkan
dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum. Sehingga kurkulum
berjalan dengan sifat dinamis dalam masyarakat.
e. Adanya perubahan masyarakat baik peradaban maupun sistemnya, maka
kurikulum harus bisa mengimbanginya. Keseimbangan harus dilakukan
tanpa ada harga tawar karena pada hakikatnta masyarakat selalu ingin
maju dan berkembang dari yang sebelumnya.

8
Oleh karena itulah dua hal tersebut menjadi patokan dalam pembuatan kurikulum
ideal dan aktual. Apabila tidak melihatnya dapat dipastikan kurikulum tidak bisa
relevan bagi para siswa karena siswa sendiri adalah bagian dari masyarakat.

2. Saran
Bagi lembaga sekolah yang belum mempunyai dua bentuk kurikulum ini
(ideal dan aktual) sebaiknya segera membuat dan merencanakannya. Apabila
sekolah ingin maju, maka pekerjaan tersebut sangatlah penting untuk
dilakasanakan. Perencanan kurikulum harus dilaksanakan dengan tahapan-tahapan
yang benar agar semuanya sesuai dengan prosedur yang ada dan nantinya punya
dampak positif bagi semua aktifitas sekolah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Omar, Prof. Dr. H., Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung:


PT. Rosda Karya, 2008
________________, Model-Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PPS
UPI, 2007
Ibrahim R., Pelaksanaan Hasil-Hasil Inovasi Dalam Bidang Pendidikan, Makalah
Seminar, Surabaya, 2009
Sidi, Indra Jati, Menuju Masyarakat Belajar, Jakarta: Paramadinata, 2001
Sukmadinata, Nana S., Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2000

10

Anda mungkin juga menyukai