Anda di halaman 1dari 24

KEBIJAKAN

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN


KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2015

BY. Ka. Dinkes Prov. BKL


SISTEMATIKA

1. KEBIJAKAN PERENCANAAN 2015


2. KEBIJAKAN ANGGARAN 2015
3. PAGU INDIKATIF 2015
4. KEBIJAKAN DEKON DAN TP
5. EVALUASI 2013
1

KEBIJAKAN PERENCANAAN 2015


LATAR BELAKANG
KONDISI POLITIK
 RKP 2015 disusun dalam masa transisi pemerintahan
sehingga acuan yang digunakan RPJP 2005-2025
 Dalam rangka penyusunan dokumen RPJM Nasional 2015-2019
maka diperlukan pengaturan dalam penyusunan alokasi
anggaran (baseline) untuk setiap program dan kegiatan yang
akan dilaksanakan selama periode 2015 – 2019.
 Untuk menjaga kualitas baseline diperlukan penyesuaian
(review) baseline pada setiap tahun sebelum proses penyusunan
RKP dilakukan. Setelah pemerintahan baru terbentuk
baseline dan target baru akan ditetapkan lebih lanjut
 Pengaturan Review Baseline dilakukan secara komprehensif
tidak hanya fokus pada belanja K/L. Namun perlu juga
dilakukan untuk belanja Non K/L, Transfer ke Daerah, dan
Pengeluaran Pembiayaan. 4
FOKUS PRIORITAS 2015
BERBAGAI MASALAH KESEHATAN UTAMA :
1 Jaminan Kesehatan Nasional:
a. Pemenuhan PBI, terbantuknya Monev, HTA, dll.
b. Kesiapan supply side (sarana, alat, obat, standar Puskesmas
dan Rumah Sakit)
2. Percepatan pencapaian MDGs:
a. Penurunan AKI dan AKB;
b. Perbaikan gizi masyarakat;
c. Pengendalian penyakit TB, malaria, HIV/AIDS
3. Eradikasi/eliminasi neglected tropical disease
4. Pengendalian penyakit tidak menular khususnya Stroke, Jantung, Diabetes
5. Peningkatan Promosi Kesehatan untukmenurunkan faktor resiko penyakit tidak
menular
6. Pemenuhan kebutuhan obat progam dan vaksin untuk imunisasi
7. Pemenuhan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan , termasuk pengembangan
insentif, dan pengembangan kompetensi
5
Peningkatan Status Kesehatan
Peningkatkan Status Gizi
Pengendalian Beban Ganda Penyakit

Penguatan Sistem Kesehatan


Peningkatan Akses Yankes

25
ISU STRATEGIS DAN SASARAN
TAHUN 2015
1. Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi,
Remaja, dan Lanjut Usia.
a. Meningkatnya persentase kunjungan antenatal K4
b. Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan
c. Meningkatnya cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) menjadi
91 persen

2. Peningkatan Akses terhadap Pelayanan Gizi Masyarakat


a. Menurunnya prevalensi anemia remaja perempuan
b. Menurunnya prevalensi anemia ibu hamil
c. Meningkatnya ASI esklusif 6 bulan pada bayi
d. Menurunnya prevalensi bayi BBLR

7
Lanjutan ….

3. Peningkatan Pengendalian Beban Ganda Penyakit dan


Penyehatan Lingkungan.
a. Menurunnya prevalensi tuberculosis per 100.000 penduduk
b. Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Index-API) per 1.000
penduduk
c. Menurunya prevalensi HIV pada populasi dewasa
d. Menurunnya jumlah kasus diare per 1.000 penduduk
e. Menurunnya jumlah kasus kusta per 100.000 penduduk
f. Menurunnya jumlah kasus frambusia per 100.000 penduduk
g. Meningkatnya persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat
imunisasi dasar lengkap
h. Meningkatnya jumlah kawasan sehat

8
Lanjutan ….

4. Peningkatan Ketersediaan, Keterjangkauan Pemerataan


dan Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan serta
Pengawasan Obat dan Makanan.
a. Meningkatnya ketersediaan farmasi obat dan vaksin sesuai
formularium nasional;
b. Meningkatnya kualitas pelayanan kefarmasian
c. Meningkatnya Persentase produk Obat yang memenuhi standar
d. Meningkatnya Persentase produk Makanan yang memenuhi standar

9
Lanjutan ….

5. Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan


Masyarakat
a. Meningkatnya persentase penduduk yang melakukan aktifitas
fisik dengan cukup.
b. Menurunnya penduduk yang merokok.
c. Meningkatnya penduduk yang mengkonsumsi buah dan sayur
dengan cukup

6. Pengembangan Jaminan Kesehatan Nasional


a. Meningkatnya kepesertaan jaminan kesehatan nasional.
b. Meningkatnya jumlah Puskesmas, RS dan klinik mandiri yang
bekerjasama dengan BPJS.
c. Terbentuknya health technology assesement

10
Lanjutan ….

7. Peningkatan Ketersediaan, Penyebaran, dan Kualitas Sumber


Daya Manusia Kesehatan.
a. Meningkatnya jumlah tenaga kesehatan yang tempatkan di
daerah terpencil dan sangat terpencil;
b. Meningkatnya persentase jenis tenaga kesehatan yang
tersertifikasi

8. Pengembangan Pelayanan Kesehatan Primer


a. Meningkatnya Puskesmas yang yang memenuhi standar SPA
(Sarana, Prasarana, dan Alat).
b. Meningkatnya persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang
terpenuhi tenaga kesehatannya

11
Lanjutan ….

9. Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang


Berkualitas.
Meningkatnya Rumah sakit yang memenuhi standar SPA (Sarana,
Prasarana, dan Alat) Meningkatnya persentase jenis tenaga
kesehatan yang tersertifikasi.

10. Penguatan Manajemen dan Sistem Informasi


Meningkatnya Penelitian yang mendapat HKI dan atau Hak Cipta.

11. Pengembangan Pembiayaan Kesehatan


Peningkatan sumber pembiayaan kesehatan antara lain melalui
Public Private Partnership (PPP) dan Corporate Social
Responsibility (CSR)

12
2

KEBIJAKAN PENGANGGARAN 2015


KEBIJAKAN UMUM PENGANGGARAN
TAHUN ANGGARAN 2015
a. Memprioritaskan pengalokasian dana sesuai dengan
kegiatan prioritas dalam RKP Tahun 2015
b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja barang
pada belanja barang operasional dengan
memperhitungkan peningkatan harga barang dan jasa,
efisiensi perjalanan dinas, seminar dan konsinyering.
c. Mengurangi pendanaan bagi kegiatan-kegiatan yang
bersifat konsumtif: membatasi belanja barang (biaya
perjalanan dinas, kegiatan rapat kerja, workshop,
seminar, dan kegiatan yang sejenis); menekan biaya
kegiatan pendukung pencapaian sasaran suatu
program (biaya manajemen, monitoring, sosialisasi,
safeguarding);
KEBIJAKAN UMUM PENGANGGARAN
TAHUN ANGGARAN 2015
d. Tidak melakukan pergeseran antar sumber pendanaan
(RM, PHLN, PNBP)
e. Mengalihkan dana dekon / TP secara bertahap ke DAK 
jika peraturannya sudah siap
f. Menerapkan sistem Penganggaran Berbasis Kinerja,
Penganggaran Terpadu dan Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah.
g. Mempercepat Penyerapan Anggaran Belanja dan
langkah-langkah strategis lainnya untuk meningkatkan
daya serap belanja unit/satker  Penyerapan tahun
2013: 97 %
h. Menerapkan Reward dan Punishment dalam
Pengalokasian Anggaran (HARUS MULAI DITERAPKAN)
KEBIJAKAN PENGANGGARAN
KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015

1. Memastikan prioritas penganggaran untuk mendukung


MDGs, Pelaksanaan JKN, serta kegiatan lainnya termasuk
DTPK, P4B, MP3KI dan tidak terlepas dari RKP 2015 ( inline
RPJMN, Renstra) prioritaskan kegiatan yg langsung
menyentuh masyarakat.
2. Prioritas pada upaya Promotif dan Preventif tanpa
mengabaikan upaya Kuratif – Rehabilitatif
3. Belanja gaji, tunjangan kinerja, PNBP/BLU, dan belanja
operasional dipenuhi terlebih dahulu.
4. Unified Budget (Tidak terjadi duplikasi anggaran kegiatan)
5. Berbasis Kinerja (orientasi pada output/ outcome, sesuai
tupoksi, berdasar Standar Biaya Masukan/ Keluaran),
Capaian Kinerja dan KPJM (MTEF)
6. Mekanisme Reward and Punishment
HAL-HAL YANG PERLU MENDAPAT
PERHATIAN
1. Sasaran JKN ditetapkan sama dengan tahun 2014 yaitu
sebesar 86,4 juta jiwa dan premi sebesar Rp 19.225
2. Kebutuhan supplyside tetap dialokasikan pada anggaran
Kemkes karena alokasi pada DAK belum dijamin
pelaksanaannya di daerah.
3. Anggaran fungsi pendidikan dialokasikan sama tahun 2014
sebesar Rp 1,3 Triliun
4. Alokasi anggaran per kegiatan/komponen memperhatikan
hasil review APBN 2014 dan efisiensi.
5. Kegiatan yang berkatagori prioritas nasional (N), bidang (B)
dan KL disesuaikan dengan isu strategis dan strategi.
6. Kegiatan yang masuk kegiatan prioritas dilengkapi dengan
TOR dan RAB dengan alokasi per output dan komponen
17
BEBERAPA KEGIATAN PENTING/BARU
UNTUK PENYESUAIAN DALAM
RPJMN 2015 - 2019

1. Kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia


a. Persalinan di fasilitas kesehatan
b. Peningkatan imunisasi dan kunjungan neonatal
2. Peningkatan pelayanan gizi masyarakat
a. Intervensi spesifik 1000 HPK
3. Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
a. Eradikasi/eliminasi neglected tropical diseases
b. Pengendalian menular terutama TB
c. Pengendalian penyakit tidak menular
4. Pengembangan JKN:
a. Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi
b. Pengembangan manfaat JKN: Health Technology Assesment
Lanjutan ….

5. Pengembangan pelayanan kesehatan primer


a. Standarisasi dan akreditasi
6. Pengembangan pelayanan kesehatan rujukan.
a. Pengembangan RS rujukan nasional/regional
b. Peningkatan akreditasi
7. Alkes, Yanfar, Obat dan Makanan
a. Pelayanan kefarmasian
b. Penyediaan obat program yang mendukung prioritas kesehatan
8. Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Pengendalian faktor resiko PTM dan promosi kesehatan lalu lintas
9. Sumber Daya Manusia :
a. Pemenuhan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah
b. Insentif nakes di daerah terpencil dan sangat terpencil
c. Peningkatan kompetensi nakes
d. Pengembangan nakes baru:
4

KEBIJAKAN DEKON DAN TP


1. UU NOMOR 33 TAHUN 2004

PASAL 87 - DEKONSENTRASI PASAL 94 - TUGAS PEMBANTUAN (TP)


1. Pendanaan dalam rangka Dekonsentrasi 1. Pendanaan dalam rangka TP dilaksanakan
dilaksanakan setelah adanya pelimpahan setelah adanya penugasan Pemerintah
wewenang Pemerintah melalui K/L kepada melalui K/L kepada Kepala Daerah.
Gubernur sbg wakil Pemerintah di daerah. 2. Pelaksanaan TP didanai oleh Pemerintah.
2. Pelaksanaan pelimpahan wewenang 3. Pendanaan oleh Pemerintah disesuaikan
didanai oleh Pemerintah. dengan penugasan yang diberikan.
3. Pendanaan oleh Pemerintah disesuaikan 4. Kegiatan TP di Daerah dilaksanakan oleh
dengan wewenang yang dilimpahkan. SKPD yang ditetapkan oleh Gubernur,
4. Kegiatan Dekonsentrasi di Daerah Bupati, atau Walikota.
dilaksanakan oleh SKPD yang ditetapkan 5. Kepala Daerah memberitahukan RKA-K/L
oleh gubernur. yang berkaitan dengan kegiatan TP kepada
5. Gubernur memberitahukan rencana kerja DPRD.
dan anggaran K/L yang berkaitan dg keg. 6. Rencana kerja dan anggaran diberitahukan
Dekonsentrasi di daerah kpd DPRD. kepada DPRD pada saat pembahasan
6. RKA diberitahukan kepada DPRD pada RAPBD.
saat pembahasan RAPBD. 7. Pendanaan dialokasikan untuk kegiatan
7. Pendanaan dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat fisik.
yang bersifat nonfisik.

PASAL 108
1. Dana Dekonsentrasi dan Dana TP yang merupakan bagian dari anggaran K/L yang digunakan
untuk melaksanakan urusan yang menurut peraturan perundangundangan menjadi urusan
Daerah, secara bertahap dialihkan menjadi DAK.
2. Pengalihan secara bertahap diatur lebih lanjut dalam PP.
KEBIJAKAN DEKON/TP KEMENKES

1. Dana dekonsentrasi dan dana TP baru dapat digunakan


setelah ada SK Menkes ( pelimpahan  dekon dan
penugasan  TP) dari Kemenkes kepada Dinas Kesehatan
Provinsi, dalam mendukung pencapaian target nasional.
2. Pencapaian target nasional ditetapkan dalam RPJP
Nasional Bidang Kesehatan, RPJMN Bidang Kesehatan,
Renstra Kemenkes dan RKP tiap tahunnya yang
dituangkan dalam Renja K/L dan RKA-KL, terutama dalam
mendukung pencapaian MDG’s dan pelaksanaan JKN
3. Pengalokasian Anggaran harus berdasarkan evidence
based (Riskesdas, Rifaskes)
KEBIJAKAN DEKON/TP KEMENKES

1. Mempertimbangkan hasil Rakontek Perencanaan


2. Usulan paling lambat tanggal 31 Maret 2014 dengan
menggunakan aplikasi elektronik
3. Dilakukan sinkronisasi pada saat Pra Musrenbangnas
tanggal 21 - 28 April 2014
4. Unit Utama harus melakukan sinkronisasi menu dan
kebutuhan dengan Daerah
5. Unit Utama memiliki kewenangan untuk merubah
alokasi anggaran didaerah sesuai usulan dan capaian
target yang diajukan daerah
SALAM PERUBAHAN

Anda mungkin juga menyukai