Rapko Bab I IV (Revisi)

Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Angkatan II Tahun 2021












BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinamika kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia selama satu
dasawarsa terakhir menunjukkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat
fundamental. Perubahan-perubahan itu memerlukan perhatian, kepedulian, dan













kewaspadaan seluruh warga negara dan para penyelenggara pemerintahan.
Proses globalisasi terus bergulir dan tak dapat dihindari, permasalahan masyarakat
kian lama kian kompleks salah satu penyebabnya adalah dampak globalisasi.
Permasalahan masyarakat yang semakin kompleks ini berdampak pula pada
kinerja organisasi dalam memberikan pelayanan. Untuk dapat bertahan
menghadapi globalisasi, organisasi harus dapat bersaing dan berinovasi sesuai













perkembangan jaman. Inovasi yang dilakukan yaitu inovasi yang memperhatikan
keadaan eksternal dan internal organisasi, reformasi organisasi dalam
meningkatkan kualitas pelayanan merupakan salah satu caranya.
Sejak akhir tahun 2019 lalu, telah beredar informasi kesehatan publik tentang
jenis virus baru di Wuhan, Cina yang menyebabkan banyak masyarakatnya
meninggal dunia. Kemudian, di awal tahun 2020 virus tersebut mulai menyebar ke












sebagian besar negara dan menyebabkan banyak warga di dunia meninggal
sehingga World Health Organization (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai
pandemi. Negara Indonesia merupakan salah satu negara terkena serangan virus
Covid-19 ini, dan berdampak pada efektivitas pelayanan publik di berbagai instansi
pemerintahan di seluruh lapisan di Indonesia.













Dalam upaya efektivitas pelayanan publik dan sebagai salah satu upaya
meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna,
bersih dan bertanggung jawab, dan percepatan perwujudan e-government melalui
prinsip efektif dan efisien serta akuntabilitas dalam rangka peningkatan kinerja
instansi pemerintah bervisi strategis dalam masa pandemic 2020 sebagai wujud
pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah, serta













dalam rangka perwujudan good governance sebagai prasyarat bagi setiap
pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan untuk mencapai tujuan
serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Masa pandemi 2020 dengan penyebaran
Covid-19 yang menekankan pada upaya penting dalam penekanan penyebaran
virus ini, yaitu menghindari kontak langsung antar manusia. Hal ini menyebabkan
perubahan budaya kerja baru dalam produktifitas kerja baik secara individu maupun












instansi/lembaga berupa Work From Home (WFH) dan Work Form Office (WFO)
sebagai strategi alternatif tepatguna dalam meningkatkan pelayanan publik.
Keadaan pandemic 2020, tuntunan dan tuntutan kinerja serta akuntabilitas
pelayanan publik ini yang menjadi latar belakang beberapa instansi dalam
menerapkan Work From Home (WFH) dan Work Form Office (WFO) dalam sistem
kerja dan kinerja manajerial dan kinerja organisasi.













Pandemi Covid-19 di tahun 2020 sampai sekarang merupakan sebuah
fenomena kehidupan baru dan mampu merubah tatanan kehidupan secara global di
seluruh dunia dan di setiap tingkatan tatanan dunia dalam sektor ilmu pengetahuan,
teknologi informasi dan komputer, culture, kesehatan, seni budaya, entertainment,
kehidupan beragama, sosial, ekonomi, birokrasi dan pemerintahan serta bersifat
memaksa bagi kita semua untuk mengikuti perubahan budaya baru tersebut pada












setiap sendi kehidupan manusia yang menyebabkan dunia saat ini berada dalam
fase ketidakpastian dan menghadapi berbagai masalah yang kompleks. Fase
kehidupan dunia saat ini berada dalam fase ketidak pastian dan permasalahan
kompleks yang menyerang berbagi sektor, tanpa terkecuali termasuk Pemerintahan
Indonesia. Situasi tersebut, dalam dunia internasional, disebut sebagai VUCA, yakni
akronim dari volatility, uncertainly, complexity, dan ambiguity.













Secara umum, makna VUCA menggambarkan suatu ketidakpastian, tidak
berarah, perubahan situasi sangat cepat yang sebab akibatnya belum jelas. Pada
konteks ini, Pemerintah Indonesia menghadapi situasi VUCA dalam tatanan
organisasi pemerintahan dan pelayanan publik. Pemerintah berupaya menciptakan
sistem pelayanan publik yang dinamis untuk menghadapi hal-hal kritis.Terminologi
VUCA biasanya digunakan pada bidang manajerial dan dunia bisnis secara global.












Namun begitu, terminologi ini tentu sangat relevan untuk mengambarkan kondisi
secara umum termasuk di bidang kewaspadaan nasional.
Kewaspadaan merupakan manivestasi aktual dari kemampuan intelektual
manusia sehingga manusia dengan sadar menentukan sikapnya terhadap masalah
yang dihadapi dan mengambil keputusan sebagai pilihannya yang baik dan benar.
Dengan demikian kewaspadaan nasional berarti kesadaran dan kesiagaan bangsa













untuk melihat dengan tajam dan teliti masalah yang dihadapi secara nasional, baik
dalam bentuk kerawanan maupun dalam bentuk ancaman, gangguan, hambatan,
ataupun tantangan, serta mampu menemukan peluang yang terbuka sehingga
dapat mengambil sikap dan keputusan yang benar dan baik bagi keselamatan,
kelestarian, dan kepentingan bangsa dan Negara untuk membangun dirinya dengan
menciptakan kondisi yang melibatkan segala aspek kehidupan bangsa, dan dengan












demikian membentuk dan memiliki suatu kekuatan yang riil dan efektif, yang berupa
kemampuan dan ketangguhan bangsa untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kondisi
bangsa yang dimaksud itu adalah ketahanan nasional yang pada hakikatnya bersifat
dinamis dan merupakan wujud yang integral dari aspek kehidupan bangsa, yaitu
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.













Sebagai organisasi pemerintahan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik sangat
dibutuhkan perannya dalam menjalankan tugas dan fungsinya yaitu menjaga
ketertiban dan ketentraman umum sebagaimana yang diamanatkan dalam
Permendagri Nomor 46 Tahun 2019 tentang Perubahan Permendagri Nomor 2
Tahun 2018 tentang Kewaspadaan Dini Daerah sebagai pertimbangan dalam













peningkatan kewaspadaan dini Pemerintah Daerah melalui pendeteksian dan
pencegahan dini.
Selanjutnya dalam rangka menjamin terciptanya kondisi sosial, hukum dan
keamanan daerah yang kondusif untuk mendukung kelancaran pembangunan
nasional perlu kelanjutan pelaksanaan langkah-langkah Pemerintah Daerah dalam
meningkatkan deteksi dini untuk meminimalisir potensi konflik. Maka dari itu sangat












dibutuhkan kecepatan dalam penyampaian informasi agar Pemerintah Daerah dapat
segera mengambil dan menetapkan kebijakan untuk segera meredam potensi
konflik bahkan sampai menangani konflik yang terjadi.
Menurut Luthans (1981: 5) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya
kekuatan yang saling pertentangan. Kekuatan ini bersumber pada keinginan
manusia. Istilah konflik dapat diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu perbedaan












pendapat, persaingan dan permusuhan. Perbedaan pendapat tidak selalu berarti
perbedaan keinginan. Oleh karena 2 konflik bersumber pada keinginan, maka
perbedaan pendapat tidak selalu berarti konflik. Persaingan sangat erat
hubungannya denga konflik karena dalam persaingan beberapa pihak menginginkan
hal yang sama tetapi hanya satu yang mungkin mendapatkannya. Simon Fisher
(2001:7-8) berpendapat bahwa penyebab konflik dalam masyarakat yaitu: Pertama,













konflik yang terjadi lebih disebabkan polarisasi, ketidakpercayaan (distrust) maupun
permusuhan antar kelompok yang berada ditengah-tengah masyarakat kita. Kedua,
konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras serta perbedaan pandangan
tentang konflik antara pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Ketiga, konflik yang
muncul ditengah masyarakat disebabkan perebutan kebutuhan dasar manusia,
seperti kebutuhan fisik, mental dan sosial yang tidak terpenuhi dalam perebutan












tersebut. Keempat, konflik lebih disebabkan identitas yang terancam atau berakar
dari hilangnya sesuatu serta penderitaan masa lalu yang tidak terselesaikan.
Kelima, konflik disebabkan oleh hadirnya masalah-masalah ketidaksetaraan dan
ketidakadilan dalam ranah kehidupan sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan
Sedangkan menurut Aldag, R. J dan Stearns, T. M (dalam Wahyudi, 2011: 18)
mengartikan konflik adalah ketidak sepahaman antara dua atau lebih individu atau












kelompok sebagai akibat dari usaha kelompok lainnya yang mengganggu
pencapaian tujuan. Dengan kata lain konflik timbul karena satu pihak mencoba
untuk menghalangi atau menggangu pihak lain 3 dalam usahanya mencapai suatu
tujuan. Perbedaan antara kepentingan antara pihak-pihak yang terlibat kemungkinan
besar lebih banyak pada aspek kebutuhan dan perbedaan kebutuhan antara semua
pihak yang terlibat. Sehingga konflik tersebut bisa berkembang menjadi konflik antar












kelompok. Konflik antar kelompok dapat terjadi dalam bentuk konflik antar ras atau
suku bangsa. Konflik ini terjadi karena ada perbedaan ras antar suku bangsa,
misalnya antar ras yang berkulit putih dengan individu dari ras yang berkulit hitam.
Hal yang terjadi biasanya setiap kelompok merasa bahwa dirinya lebih baik
sehingga timbul saling mencemooh dan berakhir pada permusuhan. Ada pula
perasaan bangga terhadap budaya daerah menyebabkan suku bangsa tertentu













mendominasi suku bangsa lain yang akhirnya menimbulkan konflik. Konflik antar
kelompok dapat pula terjadi antar kelas-kelas sosial, terutama terjadi pada sub-sub
sistem di masyarakat tidak menjalankan fungsi secara adil dan proporsional
sehingga kelompok masyarakat merasa terabaikan. Konflik antar etnis merupakan
konflik yang melatarbelakangi karena ada perbedaan kepentingan, tujuan,













kegagalan dalam komunikasi, perbedaan kebudayaan dan perbedaan fisik atau
warna kulit (Wahyudi, 2011:31).
Pandemi Covid-19 merupakan salah satu konflik tingkat nasional yang sedang
kita hadapi. Pemerintah mencatat ada penambahan kasus positif Covid-19
sebanyak 5.937 kasus baru dalam kurun waktu 24 jam hingga Rabu (31/3/2021)
pukul 12.00 WIB. Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia












saat ini mencapai 1.511.712 orang, terhitung sejak kasus pertama diumumkan
Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020. Data yang sama menyebutkan
pemerintah mencatat ada 5.636 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh
mencapai 1.348.330. dan pasien yang dinyatakan meninggal mencapai 40.858
orang.












Dengan melihat contoh diatas dapat di katakan Pemerintah setiap harinya
harus menerima informasi data dari seluruh wilayah Indonesia. Kecepatan
penyampaian data informasi merupakan salah satu kata kunci utama sebagai
komponen untuk mengetahui data secara real time yang selanjutnya dapat di
gunakan untuk menentukan kebijakan oleh pemerintah. Dari hal tersebut pemerintah












membentuk satgas dan menyediakan pelayanan publik yang bersifat elektronik
maupun non elektronik sebagai pendukung program pencegahan Covid-19
Kemudian, merujuk pada Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik, disebutkan bahwa dalam rangka memberikan
dukungan informasi terhadap penyelenggaraan pelayanan publik perlu
diselenggarakan Sistem Informasi yang bersifat nasional dan ayat (4) dijelaskan












bahwa Penyelenggara berkewajiban mengelola Sistem Informasi yang terdiri atas
sistem informasi elektronik atau nonelektronik, sekurang-kurangnya meliputi; profil
penyelenggara, profil pelaksana, standar pelayanan, maklumat pelayanan,
pengelola pengaduan dan penilaian kinerja. Berdasarkan hal tersebut, dapat
dipahami bahwa dengan dilaksanakannya e-government akan mempermudah
penyelenggaraan pelayanan publik.













Adapun manfaat e-government, yaitu pertama mengurangi biaya, alasannya
karena melalui sistem online, maka biaya administrasi dan sebagainya akan
berkurang. Kedua, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas karena masyarakat
dapat dengan mudah mengakses dan melihat sejauh mana kegiatan pemerintah
sudah dilakukan. Ketiga, meningkatkan pelayanan publik karena masyarakat akan













lebih mudah mengakses (keterbukaan informasi dan partisipasi) pelayanan publik
tanpa harus secara fisik datang ke kantor instansi pemerintah tertentu.
Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dipengaruhi efektifitas dan efisiensi
otoritas (wewenang), disiplin dan inisiatif terutama dalam ekosistem VUCA dan
penyesuaian ekosistem tersbut secara cepat, tepat dan inovatif. Pemerintah
Kabupaten Grobogan sebagai salah satu instansi pemerintah di tingkat wilayah













Kabupaten memiliki peran strategis, integritas dan sinergisitas terhadap instansi
pemerintah baik di tingkat provinsi maupun pusat sebagai perwujudan good
governanceberbasis e-government secara optimal dalam masa pandemic 2020 dan
ekosistem VUCA dalam efektivitas layanan publik. Untuk merealisasikan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kabupaten Grobogan memiliki,













menerapkan dan mengimplementasikan visi dan misi Kabupaten Grobogan 2016 -
2021, sebagai berikut:
Visi : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Grobogan Yang Sejahtera Secara
Utuh Dan Menyeluruh
Penjelasan dari Visi Bupati / Wakil Bupati Grobogan adalah sebagai berikut:












1. Masyarakat yang sejahtera secara utuh, mengandung maksud bahwa
tercipta kondisi masyarakat di Kabupaten Grobogan yang sehat, selamat,
makmur, aman sentosa, baik secara moril maupun materiil.
2. Masyarakat yang sejahtera secara menyeluruh, mengandung maksud
bahwa kondisi masyarakat Kabupaten Grobogan yang sehat, selamat,













makmur, aman sentosa, baik secara moril maupun materiil menyeluruh
pada seluruh lapisan masyarakat dan seluruh wilayah kabupaten.
Untuk kurun waktu Tahun Anggaran 2016-2021, misi yang ditetapkan adalah
sebagai berikut :
1. Membangun dan meningkatkan infrastruktur jalan-jembatan, perhubungan,
perumahan-pemukiman, dan sumberdaya air.













2. Meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan.
3. Pengembangan ekonomi kerakyatanbidang UMKM, industri, perdagangan,
koperasi dan pariwisata.
4. Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan pemberdayaan
masyarakat, keolahragaan, kepemudaan, KB dan pelayanan sosial dasar
lainnya.












5. Mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan peningkatan penyerapan
tenaga kerja.
6. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, tata kelola pemerintahan
yang akuntabel dan kualitas pelayanan publik.
7. Meningkatkan kelestarian sumberdaya alam, lingkungan hidup dan kualitas
penataan ruang.












8. Meningkatkan penghayatan nilai-nilai keagamaan dan pelestarian budaya
masyarakat.
9. Meningkatkan pemerataan pendapatan, pembangunan antar wilayah,
kesetaraan gender, perlindungan anak dan penanggulangan kemiskinan.













Pemerintah Kabupaten Grobogan terdiri dari beberapa Organisasi Perangkat
Daerah berbentuk Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan, Dinas Daerah,
LEMTEKDA, Inspektorat, Kecamatan dan Kelurahan.
Kabupaten Grobogan, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.
Ibukota kabupaten berada di Purwodadi. Tepatnya di Kelurahan Purwodadi
Kecamatan Purwodadi. Secara geografis, wilayah Kabupaten Grobogan terletak di













antara 110o15’ BT – 111o25’ BT dan 7o LS - 7o30’ LS dengan kondisi tanah berupa
daerah pegunungan kapur, perbukitan dan dataran di bagian tengahnya. Wilayah
Kabupaten Grobogan terletak di antara dua pegunungan Kendeng yang membujur
dari arah barat ke timur, dan berbatasan dengan :
 Sebelah Barat : Kabupaten Semarang dan Demak.
 Sebelah Utara : Kabupaten Kudus, Pati dan Blora.













 Sebelah Timur : Kabupaten Blora.
 Sebelah Selatan : Kabupaten Ngawi, Sragen, Boyolali, dan Kabupaten

Semarang.
Kabupaten Grobogan merupakan daratan terluas nomor satu di Provinsi Jawa
Tengah dengan posisi yang strategis karena sebagai salah satu pusat jalur
aksesibilitas antar pusat perkotaan. Dari hal tersebut Kabupaten Grobogan memiliki












potensi timbulnya ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) yang
berdampak pada ketentraman dan ketertiban masyarakat Kabupaten Grobogan.

























Gambar 1.1 Peta Kabupaten Grobogan
Dengan pertimbangan hal tersebut diatas Pemerintah Kabupaten Grobogan
juga merepresentasikan Kewaspadaan Dini dengan cara memperoleh informasi dari
steak holder terkait. Namun masih terkendala dengan SDM dan model pelaporan
masih manual menjadikan informasi yang di peroleh kurang efektif dan efisien oleh
Pemerintah Kabupaten Grobogan.













Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan merupakan salah
satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Grobogan yang salah satu tugas
pokok dan fungsinya adalah Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan ideologi
Pancasila dan wawasan kebangsaan, penyelenggaraan politik dalam negeri dan
kehidupan demokrasi, pemeliharaan ketahanan ekonomi, sosial dan budaya,
pembinaan kerukunan antar suku dan intra suku, umat beragama, ras, dan












golongan lainnya, pembinaan dan pemberdayaan organisasi kemasyarakatan, serta
pelaksanaan kewaspadaan nasional dan penanganan konflik sosial di wilayah
daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan berdasarkan
Peraturan Bupati Grobogan Nomor 40 Tahun 2020 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan dan Tata Kerja Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan.












Tabel 1.1.Indikator Kinerja SKPD Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
No Indikator Satuan Kondisi Target Capaian Setiap Tahun

Kinerja Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Kondisi
Pada 2016 2017 2018 2019 2020 Pada
Awal Akhir












RPJMD
RPJM
1 2 D3 4 5 6 7 8 9
1. Prosentase % 100 100 100 100 100 100 100
peningkata
n wawasan
kebangsaa
n












masyarakat
2. Prosen % 65.88 0 0 50 73 78 0
tase
partisi
pasi
masya
rakat
dalam












pemilih
an
umum
3. Prosen % 0 0 0 0 0 0 0
tase
konflik
di
masya












rakat
Prosen
tase
kasus
4. intoler % 0 0 0 0 0 0 0
ansi di
masya
rakat












Tabel di atas merupakan tolak ukur kinerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan secara periodik untuk meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam
rangka mewujudkan tata laksana pemerintahan yang baik (Good Governance).
Pada point empat data pada konflik di masyarakat Kabupaten Grobogan
sebesar 0% dengan demikian dapat di katakan bahwa Kabupaten Grobogan













merupakan kabupaten yang termasuk aman. Akan tetapi Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik Kabupaten Grobogan tidah lengah dan tetap memegang kewaspadaan
nasional terutama deteksi dini mengingat sifat potensi konflik yang begitu dinamis.
Keterkaitan antara akuntabilitas kinerja instansi Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kabupaten Grobogan dalam e-government, New Public Management (NPM),
dan tugas pokok dan uraian tugas jabatan Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional












dan Penanganan Konflik di atas, maka dihadapkan pada suatu permasalahan
terkait dengan tugas pokok tersebut sebagai implementasi kualitas kinerja
manajerial dan akuntabilitas kinerja instansi, baik yang berasal dari internal dan
eksternal, baik bersifat sebagai pendukung maupun penghambat serta perlu
penyesuaian inovasi teknologi yang cenderung cepat, dinamis, canggih dan aplikatif












melalui kebijakan pemberlakukan Work From Home (WFH) dan Work From Office
(WFO) sebagai strategi efektif dalam meningkatkan kewaspadaan nasional.
E-government sangat penting diterapkan pada kondisi saat ini. Namun, hal
tersebut harus didukung dengan beberapa hal, yaitu pertama, komitmen pemimpin,
hal ini sangat penting untuk mendukung setiap proses dan kegiatan pelayanan
publik berbasis elektronik (e-service). Hal tersebut karena pemimpin atau dalam hal












ini penyelenggara ataupun pelaksana layanan publik dapat berkomitmen dan
mengambil keputusan untuk memberikan pelayanan publik yang prima dengan
menerapkan e-government. Kedua, sarana dan prasarana, dukungan sarana dan
prasarana juga menjadi penting karena tanpa hal tersebut, maka pelayanan
berbasis elektronik akan sulit terwujud. Adapun sarana dan prasarana tersebut
adalah ketersediaan komputer/laptop, jaringan internet, dan sebagainya. Ketiga,













sumber daya manusia, apabila komitmen pemimpin dan sarana prasarana sudah
memadai, namun sumber daya manusia yang dapat mengeksekusi pelayanan
berbasis elektronik tidak ada, maka hal tersebut akan sulit terwujud. Sehingga
dibutuhkan kemampuan sumber daya manusia (pegawai instansi dan sebagainya)
diperlukan dalam proses pelaksanaan e-government.













Tabel 2. Identifikasi Isu Strategis
UPAYA PEMECAHAN
NO ISU STRATEGIS MASALAH AKAR MASALAH
MASALAH
1. Belum Lambannya - Sistem yg Mewujudkan
terciptanya informasi yang digunakan Pelaporan Harian
Setiap Kejadian
laporan harian masuk sehingga












setiap kejadian tidak ada masih manual Berbasis Elektronik
berbasis pelaporan - Fasilitas pada Bakesbangpol
perangkat Kabupaten Grobogan

elektronik yang harian
kurang
dikelola
mendukung
Bakesbangpol
- Terbatasnya












SDM yang
berpendidikan
khusus
intelejen











Dengan tuntutan inovasi teknologi yang cenderung cepat, dinamis, canggih
dan aplikatif Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan identifikasi
isu strategis yang menjadi salah satu akar permasalahan adalah belum terciptanya
pelaporan harian setiap kejadian berbasis elektronik, sehingga upaya yang akan












dilakukan dengan menciptakan sistem pelaporan harian dari setiap kejadian dan
meningkatkan kecepatan penyebaran informasi di daerah berbasis aplikasi.
Masih lambannya penyebaran informasi kepada pimpinan yang dikarenakan
kurangnya SDM dan model pelaporan serta fasilitas yang kurang memadai, menjadi
akar permasalahan penghambat kinerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan dalam mengumpulkan informasi yang nantinya akan menjadi













laporan harian yang digunakan sebagai rumusan bersama stek holder terkait untuk
diteruskan kepada pimpinan.

























Gambar 1.2. Isu Strategis sebagai Gagasan Aksi Perubahan
Dari Gambar diatas dapat diidentifikasikan isu strategis dengan memperhatikan
6 (enam) kriteria yang nantinya akan merumuskan gagasan perubahan baru yang
digunakan untuk meningkatkan kinerja organisasi Badan Kesbangpol Kab. Grbogan
dan untuk menentukan prioritas permasalahan dapat digunakan strategi ASTRID.













Berdasarkan identifikasi masalah dan akar masalah, maka penentuan kriteria
prioritas masalah dengan memilih isu strategis/ masalah menjadi Gagasan
Perubahan dengan ASTRID.













Belum adanya sistem deteksi dini thdp paham radikal dan TKA dan organisasi
TKA ilegal
Tabel 1.2 Penentuan Kriteria Prioritas Masalah dengan Strategi ASTRID
























Berdasarkan tabel 1.2. Penentuan Kriteria Prioritas Masalah dengan
Strategi ASTRID, Bakesbangpol Kab. Grobogan mengambil Isu Strategis ke 4
(empat), dimana memiliki nilai urgensi yang paling tinggi sehingga perlu adanya
suatu Aksi perubahan dalam rangka melakukan antisipasi dini sebagai upaya
pencegahan berbagai bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan serta













hal yang menyebabkan timbulnya konflik. Aksi perubahan yang dilakukan berfokus
pada pencegahan potensi konflik dengan percepatan komunikasi yang lebih baik
dan terstruktur sehingga bisa melahirkan suatu kebijakan ataupun keputusan untuk
menyelesaikan suatu permasalah yang terjadi di daerah.













Berdasarkan analisa ASTRID diatas diperoleh isu strategis utama yaitu
“Belum terciptanya pelaporan harian setiap kejadian berbasis elektronik yang di
kelola Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan“.
Guna menjawab permasalahan isu level strategis sebagaimana diatas,
diperlukan diagnosa untuk mengetahui kemampuan apa yang harus dikerjakan
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Diagnosa kondisi nyata permasalahan













yang tepat akan memberikan pemahaman terhadap kebutuhan perubahan
organisasi sehingga intervensi berupa inovasi yang akan dilakukan dapat sesuai
dengan kebutuhan organisasi.
Kegiatan Studi Lapangan (STULA) dengan Lokus-Fokus di RSUD
Kabupaten Sleman dalam Materi Pelatihan Kpeemimpinan Administrator Angkatan II
Tahun 2021 memberikan inovasi inspiratif dalam meningkatkan efektivitas













pelayanan publik bidang layanan kesehatan masyarakat publik di masa pandemic
2020 dan ekosistem CUVA di RSUD Sleman “Menuju SMART Hospital“. Lesson
Learnt Kepemimpinan Transformasional dan pengembangan teknologi digital yang
dilakukan RSUD Kabupaten Sleman dalam melakukan inovasi layanan perubahan
antara lain adalah kemampuan RSUD Sleman dalam membangun komitmen tinggi,
penanaman nilai-nilai budaya organisasi ketulusan, keihklasan, dan kesungguhan













hati, mobilisasi SDM, penerapan pola kepemimpinan yang transformasi dan inovatif,
responsif, inovasi yang didasari nilai problem solving oriented, membangun jejaring
kerja dan bekerja tim, peganggaran responsif gender, dan pemanfaatan teknologi
dalam problem solving strategy dan menciptakan inovasi layanan. Penerapan
Lesson Learnt kepemimpinan transformasional dan pengembangan teknologi digital













RSUD Sleman mampu menciptakan inovasi pelayanan yang menjadi unggulan di
RSUD Sleman yaitu:
1. Pelayanan Obstetry Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK)
2. Pelayanan Haemodialisa












3. Inovasi layanan masyarakat online yang telah dilaksanakan di RSUD Sleman
sebagai berikut:
a. Inovasi pelayanan MENIK GASIK (Media Komunikasi Petugas, Pasien dan
Keluarga).
b. Inovasi pelayanan Klinik Konsultasi Online (Klinik TaLen)













Adopsi dan adaptasi hasil STULA di Lokus-Fokus RSUD Sleman yang dapat
dilakukan dan diimplementasikan di Bidang Kewaspadaan Nasional dan
Penanganan Konflik Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan
adalah dalam meningkatkan efektivitas mendapatkan data informasi laporan harian
dalam masa pandemic 2020 dan adaptasi ekosistem VUCA melalui digitalisasi
dalam pemanfaatan teknologi sebagai problem solving strategy dan menciptakan













inovasi layanan yang dibangun dengan komitmen tinggi, penanaman nilai-nilai
budaya organisasi, membangun jejaring kinerja dan teamwork, responsif,
penganggaran berbasis kinerja skala prioritas dengan pola kepemimpinan
tranformasional dan inovatif berupa inovasi strategis digital sebagai Peningkatan
Pelaporan dan Pengolahan Data Pada Badan Kesatuan Bangsa Politik Kabupaten












Grobogan menciptakan aplikasi elektronik, lapor, data dan olah ( E-LADALAH )
sebagai alat yang canggih untuk menerima laporan harian setiap kejadian.
Mencermati uraian latar belakang isu level strategi dan hasil studi lapangan di
Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik, maka aksi perubahan ini
menjadi sangat penting dan strategis untuk dilaksanakan dalam mencapai sasaran












kinerja organisasi yaitu meningkatnya kecepatan penyebaran laporan data informasi
harian dengan mengangkat judul sebagai berikut: ”Mewujudkan Pelaporan Harian
Setiap Kejadian dan Pengolahan Data Berbasis Elektronik Pada Badan
Kesatuan Bangsa Politik Kabupaten Grobogan”.
B. Tujuan












Tujuan utama dalam pelaksanaan aksi perubahan kinerja organisasi adalah
digitalisasi sistem pelaporan harian setiap kejadian dengan aplikasi elektronik,
lapor, data dan olah ( E-LADALAH ) guna mempercepat penyebaran data dan
informasi yang di dapat dan menerapkan prinsip-prinsip e-government di Bidang
Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Badan Kesatuan Bangsa Politik
Kabupaten Grobogan.












Untuk mencapai tujuan aksi perubahan diatas, akan dilaksanakan dalam tiga
tahapan capaian aksi perubahan sebagai berikut:
1. Capaian Jangka Pendek (60 hari)
Merancang sistem pelaporan dan pengolahan data aplikasi elektronik lapor data
dan olah (E-LADALAH ) dilakukan oleh dan dalam unsur pentahelix terintengrasi
antara lain: Pemerintah Daerah, Organisasi masyarakat, Instansi Vertikal, Media













dan Masyarakat. Berikut unsur pentahelix dalam aksi perubahan ini sebagai
unsur kolabarotor (stakholder) inovasi perubahan layanan publik digitalisasi
pengelolaan perpustakaan pendukung dalam aksi perubahan dalam mencapai
tujuan aksi perubahan secara komprehensif dalam setiap tahapan (milestone),
sehingga mampu memberikan manfaat feedback terhadap stakeholder dalam
aksi perubahan ini.












PEMERINTAH
DAERAH
INSTANSI VERTIKAL
MASYARAKAT
KOLABORASI DIGITALALISASI PENGELOLAAN E-LADALAH
ORGANISASI MASYARAKAT
MEDIA























Gambar 1.3. Kolaborasi Digitalisasi Pengelolaan E-Ladalah
2. Capaian Jangka Menengah (6 bulan)
Meningkatkan pelaporan dan pengolahan data melalui aplikasi elektronik lapor
data dan olah (E-LADALAH ) di tingkat Kecamatan di wilayah Kab. Grobogan.













3. Jangka Panjang (18 bulan)
Terwujudnya pelaporan dan pengolahan data melalui aplikasi elektronik lapor
data dan olah (E-LADALAH ) yang akan disosialisasikan kepada seluruh
masyarakat di wilayah Kab. Grobogan.
C. Manfaat












Manfaat perubahan dalam aksi perubahan kinerja organisasi ini adalah
berupa output tujuan aksi perubahan secara sistematis, berjenjang dan bertahap,
dan periodik kepada Project Leader, Lokus-fokus perubahan, dan stakeholder
terkait sebagai kolaborasi dalam inovasi Peningkatan Pelaporan dan Pengolahan
Data Pada Badan Kesatuan Bangsa Politik Kabupaten Grobogan, antara lain:












Pertama, Meningkatnya sistem deteksi dini akan adanya potensi konflik sosial di
Kabupaten Grobogan melalui pendayagunaan sistem informasi sebagai instrument
untuk mendesain kebijakan pengelolaan adanya potensi konflik yang lebih rasional,
sistematis dan komprehensif. Ketersediaan sistem informasi deteksi dini yang
komprehensif dapat dipergunakan oleh stakeholder terkait untuk merancang













berbagai produk regulasi yang berbasis deteksi dini untuk mencegah terjadinya
konflik sosial.
Kedua, terdokumentasikannya fakta-fakta potensi konflik sosial secara sistematis,
sehingga dapat dipergunakan untuk pengelolaan pembuatan sistem peringatan dini
konflik sosial secara efektif dan efisien.













Ketiga, tersedianya sistem informasi yang dapat dipergunakan oleh stakeholder
terkait untuk melakukan pendokumentasian, menganalisis maupun merancang
pengambilan keputusan baik yang berbasis kebijakan politik, sosial, ekonomi,
budaya maupun keamanan untuk mencegah eskalasi konflik sosial. Ketersediaan
sistem informasi yang berbasis deteksi dini akan berkontribusi terhadap lahirnya
kebijakan untuk pencegahan konflik sosial yang efektif dan efisien.
























BAB II
PROFIL KINERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
A. Deskripsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan













a. Membangun Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi sesuai dengan
Visi dan Misi, Tugas Pokok dan Fungsi, dan Kewenangan Jabatan
Transformasional
a. Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan akuntabel (good
governance) berbasis e-government adalah merupakan salah satu tujuan













akuntabilitas kinerja organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan. Hal ini selaras dengan tujuan reformasi birokrasi, yaitu
dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan yang baik, berdaya guna dan berhasil guna, bersih, transparan
dan bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap instansi













pemerintah dituntut agar mampu mengembangkan manajemen
penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, responsif dan akuntabel.
Manajemen penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien,
responsif dan akuntabel mutlak diperlukan, agar instansi pemerintah yang
bersangkutan dapat menggerakkan seluruh sumber daya yang ada, baik
sumber daya finansial, sumber daya manusia dan sarana prasarana lainnya,












untuk di daya gunakan secara lebih efektif, efisien, transparan dan akuntabel
dalam rangka mencapai visi, misi, sasaran dan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Untuk keperluan tersebut dan dalam rangka menyampaikan
pertanggung jawaban seluruh kinerja organisasinya, maka Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)













setiap tahun, sebagai bentuk pertanggung jawaban atas capaian hasil kinerja
organisasi selama satu tahun anggaran, berdasarkan Rencana Strategis
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 2020 sebagai bentuk pelaksanaan atas
amanat Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Kinerja Keuangan dan Instansi
Pemerintah.












Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan merupakan
salah satu Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Grobogan yang dibentuk
berdasarkan : Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 4 Tahun 2020
tentang Pembentukan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Grobogan dan Peraturan Bupati Nomor 40 Tahun 2020 tentang Kedudukan,













Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi Uraian Tugas Jabatan dan Tata
Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan.
Posisi strategis Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Grobogan memiliki tugas dan kewajiban dalam penyelenggaraan urusan
ketentraman dan ketertiban umum serta mendorong tercapainya Visi Bupati
Grobogan Tahun 2016-2021 dengan melaksanakan misi kedelapan Bupati













Grobogan Tahun 2016-2021. Misi Kedelapan, yaitu: “Meningkatkan
penghayatan nilai-nilai keagamaan dan pelestarian budaya masyarakat”.
Dalam mewujudkan misi kedelapan, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
melaksanakan Program Peningkatan Kemanan dan Kenyamanan
Lingkungan. Untuk misi kedelapan, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan memiliki dukungan terkait tujuan untuk meningkatkan













kualitas sumber daya aparatur, tata pemerintahan yang akuntabel dan
kualitas pelayanan publik dengan sasaran meningkatnya kualitas e-
government, pengelolaan data dan informasi terkait dengan peningkatan
keamanan dan kenyamanan masyarakat serta kewaspadaan dini.













Berikut deskripsi gambaran umum secara utuh mengenai keberadaan
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan, yang meliputi
kewenangan, tugas pokok, fungsi dan lain - lain sebagai berikut:
1) Kedudukan dan Tugas Pokok Fungsi
Dalam susunan organisasi dan struktur pemerintahan daerah di
Kabupaten Grobogan, secara spesifik dapat dikatakan bahwa Badan













Kesatuan Bangsa dan Politik adalah merupakan unsur staf yang bertugas
dan berkewajiban membantu bupati dalam meningkatkan keamanan dan
ketertiban umum di daerah. Hal ini sesuai dengan ketentuan Peraturan
Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 40 Tahun 2020 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi Uraian Tugas Jabatan dan
Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan.













Berdasarkan peraturan daerah tersebut, Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik dalam menjalankan tugas dan kewajibannnya dipimpin oleh
seorang Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik yang berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Grobogan. Sebagai
sebuah insitusi / lembaga perangkat daerah, posisi Kepala Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik pada dasarnya adalah memiliki kedudukan













yang sama dengan lembaga perangkat daerah lainnya, yaitu sama-sama
membantu Bupati kepala daerah, karena yang membedakan hanyalah
tugas pokok dan fungsi yang diembannya.
Sebagai unsur staf, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati dalam menyusun
kebijakan dan perumusan teknis di bidang keamanan dan ketertiban













umum di daerah. Sedangkan lembaga perangkat daerah lainnya seperti
dinas daerah dan lembaga teknis lain mempunyai tugas atau fungsi ini,
yaitu membantu Bupati dibidang pelaksanaan urusan daerah, baik urusan
wajib maupun pilihan dan fungsi pendukung lainnya sesuai dengan bidang
tugasnya.












Selanjutnya untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
peranan, tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
tersebut berikut penulis sajikan secara lebih lengkap sebagai berikut :
a) Tugas Pokok












Tugas pokok Badan Kesatuan Bangsa dan Politik adalah
membantu Bupati dalam menyusun, dan merumuskan kebijakan teknis
di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik.
b) Fungsi
Mengingat posisi kedudukan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan merupakan unsur staf yang membantu Bupati













dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas dan lembaga
teknis daerah, dalam mewujudkan ketrentaman dan ketertiban umum
di daerah maka keberadaan / posisi Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kabupaten Grobogan memiliki fungsi strategis, yaitu selain
sebagai pimpinan lembaga dalam memberikan pembinaan dan
sosialisasi, juga mempunyai peran dalam mengkoordinasikan













organisasi perangkat daerah lainnya. Untuk itu maka fungsi Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan sesuai dengan
Peraturan Bupati Grobogan Nomor 40 Tahun 2020 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas
Jabatan dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan adalah sebagai berikut :













1) Perumusan kebijakan teknis di bidang kesatuan bangsa dan politik
di wilayah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan ;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan ideologi Pancasila
dan wawasan kebangsaan, penyelenggaraan politik dalam negeri
dan kehidupan demokrasi, pemeliharaan ketahanan ekonomi,













sosial dan budaya, pembinaan kerukunan antar suku dan intra
suku, umat beragama, ras, dan golongan lainnya, pembinaan dan
pemberdayaan organisasi kemasyarakatan, serta pelaksanaan
kewaspadaan nasional dan penanganan konflik sosial di wilayah
daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ;













3) Pelaksanaan koordinasi di bidang pembinaan ideologi Pancasila
dan wawasan kebangsaan, penyelenggaraan politik dalam negeri
dan kehidupan demokrasi, pemeliharaan ketahanan ekonomi,
sosial dan budaya, pembinaan kerukunan antar suku dan intra
suku, umat beragama, ras, dan golongan lainnya, pembinaan dan
pemberdayaan organisasi kemasyarakatan, serta pelaksanaan













kewaspadaan nasional dan penanganan konflik sosial di wilayah
daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ;
4) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan
ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan, penyelenggaraan
politik dalam negeri dan kehidupan demokrasi, pemeliharaan
ketahanan ekonomi, sosial dan budaya, pembinaan kerukunan













antar suku dan intra suku, umat beragama, ras, dan golongan
lainnya, pembinaan dan pemberdayaan organisasi
kemasyarakatan, serta pelaksanaan kewaspadaan nasional dan
penanganan konflik sosial di wilayah daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan ;
5) Pelaksanaan fasilitasi forum koordinasi pimpinan Daerah ;













6) Pelaksanaan administrasi kesekretariatan Badan ;
7) Pembinaan dan pengendalian kegiatan di bidang kesatuan
bangsa dan politik ;
8) Pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan di
bidang kesatuan bangsa dan politik ; dan













9) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas
dan fungsinya..
b. Susunan Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 15
Tahun 2016, tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, yang
ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Grobogan Nomor 40 Tahun 2020













tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi Uraian
Tugas Jabatan dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Ketrentaman
dan ketertiban umum.













Sedangkan Susunan Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan adalah sebagai berikut :
1) Kepala Badan;
2) Sekretaris, membawahkan :
a. Sub bagian Program, Anggaran dan keuangan;
b. Sub bagian Umum.













3) Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Ekonomi,
Sosial Budaya dan Agama, membawahkan :
a. Sub bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan;
b. Sub bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama.
4) Bidang Politik Dalam Negeri dan Organisasi Kemasyarakatan,
membawahkan :












a. Sub bidang Politik Dalam Negeri;
b. Sub bidang Organisasi Kemasyarakatan
5) Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik,
membawahkan :
a. Sub bidang Kewaspadaan Dini dan Kerjasama Intelejen;
b. Sub bidang Penanganan konflik.












c. Visi dan Misi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Grobogan
Visi dan Misi, tujuan dan sasaran Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kabupaten Grobogan secara deskriptif penulis paparkan sebagai
berikut.












Rencana kinerja Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan meliputi menetapkan Visi dan Misi Organisasi
sebagai rumusan target kinerja organisasi yang akan diwujudkan dalam
periode jangkan pendek, menengah dan jangka panjang dalam mencapai
akuntabilitas kinerja organisasi.
Visi Organisasi












Visi organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Grobogan merupakan implikasi penjabaran dari Peraturan Daerah Nomor
10 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangaunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2016-2021, serta dalam rangka
memacu motivasi kerja dan memperjelas arah peningkatan kinerja













organisasi, visi (gambaran/kondisi yang ingin dicapai di masa depan) yang
ditetapkan oleh Bupati / Wakil Bupati Grobogan adalah sebagai berikut:
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Grobogan yang Sejahtera

Secara Utuh dan Menyeluruh“
Penjelasan dari Visi Bupati / Wakil Bupati Grobogan adalah sebagai
berikut:












1) Masyarakat yang sejahtera secara utuh, mengandung maksud bahwa
tercipta kondisi masyarakat di Kabupaten Grobogan yang sehat,
selamat, makmur, aman sentosa, baik secara moril maupun materiil.
2) Masyarakat yang sejahtera secara menyeluruh, mengandung maksud
bahwa kondisi masyarakat Kabupaten Grobogan yang sehat, selamat,













makmur, aman sentosa, baik secara moril maupun materiil menyeluruh
pada seluruh lapisan masyarakat dan seluruh wilayah kabupaten.
Misi Organisasi
Selanjutnya untuk memperjelas tahapan pencapaiannya, visi
tersebut dijabarkan dalam beberapa misi. Untuk kurun waktu Tahun
Anggaran 2016-2021 misi yang ditetapkan adalah sebagai berikut:













1) Membangun dan meningkatkan infrastruktur jalan-jembatan,
perhubungan, perumahan-pemukiman, dan sumberdaya air.
2) Meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan.
3) Pengembangan ekonomi kerakyatan bidang UMKM, industri,
perdagangan, koperasi dan pariwisata.













4) Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan pemberdayaan
masyarakat, keolahragaan, kepemudaan, KB dan pelayanan sosial
dasar lainnya.
5) Mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan peningkatan
penyerapan tenaga kerja.













6) Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, tata kelola pemerintahan
yang akuntabel dan kualitas pelayanan publik.
7) Meningkatkan kelestarian sumberdaya alam, lingkungan hidup dan
kualitas penataan ruang.
8) Meningkatkan penghayatan nilai-nilai keagamaan dan pelestarian
budaya masyarakat.












9) Meningkatkan pemerataan pendapatan, pembangunan antar wilayah,
kesetaraan gender, perlindungan anak dan penanggulangan
kemiskinan.
Dalam mencapai visi tersebut telah ditetapkan misi yang dapat
mendorong tercapainya visi dimaksud. Sedangkan Badan Kesatuan













Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan melaksanakan misi kedelapan
Kabupaten Grobogan yaitu:
“Meningkatkan penghayatan nilai-nilai keagamaan dan
pelestarian budaya masyarakat”.
Dari misi tersebut Badan Kesatuan Bangsa dan Politik memiliki
dukungan terkait tujuan meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, tata













kelola pemerintahan yang akuntabel dan kualitas pelayanan publik.
Dengan sasaran meningkatnya kualitas e-goverment, pengelolaan data
dan informasi terkait dengan peningkatan keamanan dan kenyamanan
masyarakat serta kewaspadaan dini. Indikator sasaran yang harus dicapai
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan adalah













Prosentase Konflik di Masyarakat, Program Peningkatan Keamanan dan
Kenyamanan Lingkungan.
d. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi yang dimiliki Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kabupaten Grobogan merupakan sumber daya potensial yang
harus ditumbuh kembangkan baik di dalam internal maupun eksternal













organisasi dalam mencapai akuntabilitas kinerja organisasi dalam
kerangka mewujudkan visi dan misi, tujuan dan sasaran organisasi. Nilai
Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan,
adalah :
“Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”

Bermasyarakat












Pada dasarnya manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang
tidak bisa hidup dengan berinteraksi sendirian tanpa manusia yang
lainnya. Karena itu manusia harus hidup dalam kerukunan agar
tercipta keamanan yang akan membuat kehidupan mereka menjadi
lebih nyaman tanpa ada perselisihan yang menimbulkan konflik yang
berujung pada bentrokan. Dalam menciptakan kerukunan masyarakat













Pemerintah berperan aktif dalam mensejahterakan rakyatnya dengan
mengayomi masyarakat tanpa memandang status sosial rakyatnya.
Berbangsa
Berbangsa adalah manusia yang mempunyai landasan etika,
bermoral dan berakhlak mulia dalam bersikap dalam mewujudkan
makna sosial dan adil.













Bernegara
Bernegara adalah manusia yang mempunyai kepentingan yang
sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di
dalam satu wilayah NUSANTARA atau INDONESIA dan mempunyai
cita-cita yang berlandaskan niat untuk bersatu secara emosional dan
rasional dalam membangun rasa nasionalisme secara ekletis kedalam













sikap perilaku antar yang berbeda ras, agama, asal keturunan, adat,
bahasa dan sejarah.
Nilai-nilai organisasi yang tumbuh dan berkembang di Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan antara lain sebagai
berikut :
1) Lingkungan Strategis












Lingkungan strategis Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan memberikan deskripsi potensi strategis dan
bersifat daya dukung dalam mencapai kinerja organisasi. Adapun
lingkungan strategis Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Grobogan terdiri dari :












a) Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM memiliki perang penting dan strategis dalam
pelaksanaan kinerja organisasi dan menentukan tingkat
keberhasilan dalam mencapai akuntabilitas kinerja organisasi. SDM
dengan posisi strategis mempengaruhi stabilitas kinerja organisasi













dan pengendali mobilitas organisasi. Begitu juga dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi, Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan memerlukan Sumber
Daya Manusia Aparatur yang memadai dan profesional sesuai
dengan kompetensi dan tuntutan tugas yang diperlukan. Hal ini
dimaksudkan agar pelaksanaan tugas-tugas koordinasi, perumusan













kebijakan, pembinaan, pengelolaan dan pelayanan administrasi
kepada seluruh perangkat daerah dan masyarakat dapat berjalan
dengan baik dan lancar sesuai dengan yang harapkan.
Kondisi kekuatan Sumber Daya Aparatur di lingkungan
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan sampai













dengan akhir Desember 2020 sebagaimana tampak dalam Gambar
2.1. sebagai berikut












TABEL 1.3
SUMBER DAYA MANUSIA
DI LINGKUNGAN BADAN KESBANG DAN POLITIK













BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN GOLONGAN KEPANGKATAN
Menurut
Menurut Pendidikan
Golongan
A H Ju
No Bagian K on ml
SD SMP SMA A S1 S2 I II III IV or ah
D
E












MI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Kepala Badan 1 1 1
Kesbang dan
Politik
2 JF.Pranata Komputer
Madya
3 1 1 1
Sekretaris badan












Kesbang dan
Politik
Madya
5 Ka.Sub.Bag 1 1 1
Program dan
Keuangan
6 Analis Keuangan 1 1 1
7 Penyusun Program
Anggaran dan












Pelaporan
8 Bendahara
9 Penata Laporan
Keuangan
10 Pengadministrasi
Perencanaan dan
Program
11 Pengadministrasi
Keuangan












Pratama
13 Ka.Sub.Bag Umum
dan Kepegawaian
14 Analis Tata Usaha 1 1 1
15 Pengelola Barang
Milik Daerah
16 Pengelola 1 1 1
Kepegawaian
17 Pengadministrasi 1 1 1
Umum












18 Pengemudi
19 Petugas Keamanan
20 Pramu Kebersihan
21 Ka.Bidang 1 1 1
Idiologi,Wawasan
Kebangsaan dan
Ketahanan
Ekonomi Sosial
dan Agama
22 Sub Bidang Idiologi 1 1 1












dan Wawasan
Kebangsaan
23 Analis Wawasan
Kebangsaan
24 Pengelola
Bimbingan
Masyarakat












25 Sub Bidang 1 1 1
Ketahanan
Ekonomi,Sosial
Budaya dan Agama
26 Analis
Pemberdayaan
Masyarakat dan
Kelembagaan
27 Pengelola
Bimbingan












Masyarakat
28 Kepala Bidang 1 1 1
Politik Dalam
Negeri
dan Organisasi
Kemasyarakatan
29 Sub Bidang Politik 1 1 1
Dalam Negeri












30 Analis Politik 1 1 1
Dalam Negeri
31 Pengolah Bahan
Demokrasi dan
Pemilu
32 Sub Bidang 1 1 1
Organisasi
Kemasyarakatan
33 Analis Organisasi
Kemasyarakatan












34 Pengelola
Pengembangan
Kelembagaan
Masyarakat
35 Kepala Bidang 1 1 1
Kewaspadaan
Nasional dan
Penanganan
Konflik
36 1 1 1
Sub Bidang












Kewaspadaan Dini
dan Kerja Sama
Intelejen
37 Analis Forum 1 1 1
Kewaspadaan Dini
Masyarakat
38 Pengelola Data
Intelejen
39 Sub Bidang 1 1 1
Penanganan












Konflik
40 Analis Pengawasan
Masyarakat
41 Pengelola Data 1 1 1
Keamanan dan
Ketertiban
JUMLAH 1 1 14 3 3 11 5 19












Sumber Daya Manusia Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Grobogan Jumlah PNS 19 orang dan Honorer sebanyak 8 orang. Jumlah PNS yang
menduduki jabatan Struktural ada 14 orang. Berikuti komposisi berdasarkan kualifikasi
pendidikannya :



































Gambar 2.1. Kondisi SDM Bakesbangpol Kab. grobogan













b. Sarana dan Prasarana
Di samping Sumber Daya Aparatur, dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan perlu juga
didukung dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana kerja yang diperlukan
secara memadai.
























Tabel 2.2 Rekapitulasi Asset Tetap Badan Kesbangpol












Sumber data : Sub Bagian Umum per 31 Desember 2020
c. Indikator Kinerja Utama
Indikator kinerja utama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Grobogan Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3












Indikator Kinerja Utama yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Pada SKPD
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan
Kondisi Target Capaian Setiap Tahun

Kinerja Kondisi
No Indikator Satuan Pada Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Pada
Awal 2016 2017 2018 2019 2020 Akhir
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9












Prosentase
peningkatan
1. wawasan % 100 100 100 100 100 100 100
kebangsaan
masyarakat
2. Prosenta % 65.88 0 0 50 73 78 0
se
partisipas
i
masyara
kat












dalam
pemilihan
umum
Prosentase
3. konflik di % 0 0 0 0 0 0 0
masyarakat
Prosentase kasus
4. intoleransi di % 0 0 0 0 0 0 0
masyarakat
d. Tujuan dan Sasaran













Nilai-nilai organisasi di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Grobogan adalah tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh organisasi dalam
menyusun, merencanakan, melaksanakan dan evaluasi Program Kerja
impelemntasi dari visi dan misi organisasi.
Adapun tujuan dan sasaran organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kabupaten Grobogan sebagai berikut.













1) Tujuan :
Untuk mencapi misi, maka tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2014-
2018 adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kondusifitas wilayah kabupaten Grobogan
b. Meningkatkan pemahaman nilai keagamaan, rasa toleransi dan
kerukunan antar umat beragama













2) Sasaran:
a. Meningkatnya kondusifitas wilayah kabupaten Grobogan
b. Meningkatnya pemahaman nilai keagamaan, rasa toleransi dan
kerukunan antar umat beragama
3) Kebijakan:
a) Pengembangan aplikasi dan infrastruktur penunjang e-goverment;













b) Pembentukan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM)
c) Pemantauan dan pemutakhiran data orang asing di wilayah Kab.
Grobogan
d) Pemutakhiran data Ormas dan LSM di Kab. Grobogan
e) Kegiatan Sosial dan sosialisasi dalam peningkatan wawasan
kebangsaan












f) Pelaksanaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
4) Program:
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2) Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4) Program Pendidikan dan Pelatihan Non Formal













5) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
6) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
7) Program Pendidikan Politik Masyarakat
8) Program Kerukunan Umat Beragama
e. Target Kinerja












Target kinerja merupakan nilai organisasi yang harus ada dan
ditetapkan secara measureable dan data dilaksanakan dalam kerangka visi
dan misi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan. Adapun
Target Kinerja yang akan dicapai tercantum pada Rencana Kinerja Tahunan
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan.












f. Perjanjian Kinerja
Nilai organisasi Badan Kesatuan Bangda dan Politik Kabupaten
Grobogan yang harus ditetapkan adalah nilai organisasi perjanjian kinerja.
Perjanjian kinerja sebagai nilai organisasi adalah dalam rangka mewujudkan













manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta
berorientasi pada hasil, serta gambaran mengenai keterkaitan antara
Tujuan / Sasaran, Indikator dan target kinerja yang telah disepakati tertuang
dalan Perjanjian Kinerja antara Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan dengan Bupati Grobogan Tahun 2019.













Guna mewujudkan kinerja yang telah dituangkan dalam perjanjian
kinerja tersebut, maka Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Grobogan pada Tahun 2020 telah melaksanakan 8 (delapan) program dan
terjabar dalam 35 ( tiga puluh lima ) kegiatan yang didukung oleh APBD
Kabupaten Grobogan sebesar Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).











2. Tugas Pokok Fungsi dan Kewenangan Jabatan Kinerja Organisasi
a. Tugas Pokok Fungsi Jabatan Kinerja Organisasi
Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan dalam
perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan, pengkoordinasian, pembinaan,













pengawasan, pengendalian, pengelolaan dan fasilitasi, evaluasi dan
pelaporan kegiatan di bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan
Konflik.
memiliki peran strategi dan penting sebagai inovator revolusioner
kepemimpinan transformasional dengan mobilitas tinggi mewujudkan visi dan













misi organisasi dalam kerangka melaksanakan misi kedelapan misi Bupati
Grobogan Tahun 2016-2021 dengan inidikator kinerja utama organisasi
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan yaitu menurunya
konflik di masyarakat dimana secara substansial pekerjaan Bidang
Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik yang harus dilaksanakan













dengan prinsip e-government berbasis Teknologi Informasi dan Komputer
(TIK) dan teknologi informasi kewaspadaan dini di daerah.
Dengan pengembangan sistem kewaspadaan dini yang berbasis
teknologi dapat mencapai target sasaran dari indikator kinerja utama, yaitu
menurunnya konflik sosial di masyarakat sehingga tercipta ketrantaman dan
ketertiban umum di daerah serta meningkatkan partisipasi masyarakat













melalui media digital aplikasi dalam ikut serta menciptakan keamanan dan
kenyamanan di wilayah Kabupaten Grobogan.
b. Kewenangan Jabatan Transformasional
Kepala Bidang Bina Ideologi dan Politik Dalam Negeri dan Organisasi
Kemasyarakatan dengan fungsi :













1) Penyusunan program kerja di Bidang Politik Dalam Negeri dan
Organisasi Kemasyarakatan
2) Penyusunan bahan perumusan kebijakan di bidang pendidikan politik,
etika budaya politik, peningkatan demokrasi, fasilitasi kelembagaan
pemerintahan, perwakilan dan partai politik, pemilihan umum/pemilihan
umum kepala daerah, pemantauan situasi politik serta pendaftaran













ormas, pemberdayaan ormas, evaluasi dan mediasi sengketa ormas,
pengawasan ormas dan ormas asing di wilayah kabupaten
3) Pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan politik, etika budaya politik,
peningkatan demokrasi, fasilitasi kelembagaan pemerintahan, perwakilan
dan partai politik, pemilihan umum/pemilihan umum kepala daerah,
pemantauan situasi politik serta pendaftaran ormas, pemberdayaan













ormas, evaluasi dan mediasi sengketa ormas, pengawasan ormas dan
ormas asing di wilayah kabupaten
4) Pelaksanaan koordinasi di bidang pendidikan politik, etika budaya politik,
peningkatan demokrasi, fasilitasi kelembagaan pemerintahan, perwakilan
dan partai politik, pemilihan umum/pemilihan umum kepala daerah,
pemantauan situasi politik serta pendaftaran ormas, pemberdayaan













ormas, evaluasi dan mediasi sengketa ormas, pengawasan ormas dan
ormas asing di wilayah kabupaten
5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di
Bidang Politik Dalam Negeri dan Organisasi Kemasyarakatan
6) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan













Kepala Bidang Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan
Ekonomi, Sosial Budaya dan Agama dengan fungsi :
1) Penyusunan program kerja di Bidang Wawasan Kebangsaan dan
Ketahanan Ekonomi, Sosial Budaya, Agama
2) Perumusan kebijakan teknis di bidang ideologi, wawasan kebangsaan,
bela negara, karakter bangsa, pembauran kebangsaan, bhineka tunggal













ika dan sejarah kebangsaan serta ketahanan ekonomi, sosial dan
budaya, fasilitasi pencegahan penyalahgunaan narkotika serta fasilitasi
kerukunan umat beragama dan penghayat kepercayaan di wilayah
kabupaten
3) Pelaksanaan kebijakan di bidang ideologi, wawasan kebangsaan, bela
negara, karakter bangsa, pembauran kebangsaan, bhineka tunggal ika













dan sejarah kebangsaan serta ketahanan ekonomi, sosial, dan budaya,
fasilitasi pencegahan penyalahgunaan narkotika serta fasilitasi
kerukunan umat beragama dan penghayat kepercayaandi wilayah
kabupaten
4) Pelaksanaan koordinasi di bidang ideologi, wawasan kebangsaan, bela
negara, karakter bangsa, pembauran kebangsaan, bhineka tunggal ika













dan sejarah kebangsaan serta ketahanan ekonomi, sosial, dan budaya,
fasilitasi pencegahan penyalahgunaan narkotika serta fasilitasi
kerukunan umat beragama dan penghayat kepercayaan di wilayah
kabupaten












5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di
Bidang Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Ekonomi, Sosial Budaya,
Agama
6) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan
melaksanakan fungsi :












1) Penyusunan program kerja di Bidang Kewaspadaan Nasional dan
Penanganan Konflik
2) Penyusunan bahan perumusan kebijakan di bidang kewaspadaan dini,
kerjasama intelijen, pemantauan orang asing, tenaga kerja asing dan
lembaga asing, kewaspadaan perbatasan antar negara, fasilitasi













kelembagaan bidang kewaspadaan, serta penanganan konflik di wilayah
kabupaten
3) Pelaksanaan kebijakan di bidang kewaspadaan dini, kerjasama intelijen,
pemantauan orang asing, tenaga kerja asing dan lembaga asing,
kewaspadaan perbatasan antar negara, fasilitasi kelembagaan bidang
kewaspadaan, serta penanganan konflik di wilayah kabupaten













4) Pelaksanaan korrdinasi di bidang kewaspadaan dini, kerjasama intelijen,
pemantauan orang asing, tenaga kerja asing dan lembaga asing,
kewaspadaan perbatasan antar negara, fasilitasi kelembagaan bidang
kewaspadaan, serta penangan konflik di wilayah kabupaten
5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas di Bidang
Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik












B. Kinerja Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan
a. Prestasi Kinerja Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Grobogan
Kinerja organisasi di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Grobogan dapat diketahui dan dinilai berdasarkan Laporan Tahunan













Akuntabilitas Kinerja yang telah dicapai sebagai prestasi kinerja manajerial dan
kinerja organisasi dalam suatu periode kinerja. Berikut paparan kinerja
organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan Tahun
2020.
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan PP 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29













Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah, setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja yang
melaporkan progres kinerja atas mandat dan sumber daya yang digunakannya.












Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada perencanaan
jangka menengah, maka digunakan skala pengukuran prosentase capaian
kinerja, dimana bila capaian skala kinerja lebih dari 100%, capaian kinerja
dinyatakan Sangat Baik, capaian kinerja organisasi kisaran 75% - 100%
dikategorikan baik, capaian kinerja dengan nilai 55% - 74% dinilai kinerja












organisasi cukup, sedangkan capaian kinerja mencapai kisaran kurang 55%,
maka capaian kinerja organisasi dinilai kurang dan menggambarkan bahwa
akuntabilitas kinerja organisasi menurun.
Sedangkan penilaian kinerja organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan Tahun 2016-2021, diukur dengan :




































Tabel 2.4 Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Utama Badan Kesbangpol Tahun 2020
CAPAIAN
SASARAN INDIKATOR REALISAS
TARGET KINERJA
STRATEGIS KINERJA UTAMA I
2018
1 2 3 4 5











1 Meningkatkan Ketepatan waktu 4 4 dokumen 100 %

kinerja penyusunan penyusunan LKPJ, dokumen
LPPD, Laporan
laporan akhir tahun
Keuangan dan LKJiP
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran Pertama 100%













2 Meningkatnya Prosentase 100 % 100 % 100 %
jumlah masyarakat peningkatan wawasan
yang faham kebangsaan
terhadap kesatuan masyarakat
bangsa dan politik
Prosentase partisipasi 0% 0% 100 %
masyarakat dalam
pemilihan umum











Prosentase konflik di 0% 0% 100 %

masyarakat
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran Ketiga 100%












3 Meningkatkan Prosentase kasus 0% 0% 100 %

jumlah masyarakat intoleransi di
yang faham masyarakat
terhadap toleransi
antar umat
beragama












Tabel 2.4 adalah capaian kinerja Tahun 2020 pada Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan berdasarkan pengukuran kinerja
sasaran mencapai nilai rata-rata 99,59% yang artinya masih termasuk kategori
sangat berhasil.












b. Analisis Masalah Kinerja Organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan
Analisis masalah kinerja organisasi di Bidang Kewaspadaan Nasional dan
Penanganan Konflik Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten grobogan
dapat dijelaskan secara deskriptif berdasarkan data potensi sumber daya yang
ada sebagai berikut.













Mencermati dan menanalisis teknologi informasi pelaporan yang digunakan
dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dini di Lokus Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan tahun sebelumnya sudah
menggunakan aplikasi pihak ketiga (Whatsapp) dalam melaporkan kondisi
kewaspadaan dini di daerah, hal menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip
e-government belum maksimal sehingga penanganan dan perumusan laporan













mengenai hal yang berkaitan dengan kewaspadaan dini menjadi lambat, hal ini
berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan
kewaspadaan dini masyarakat dari ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan yang mana dapat terjadi sewaktu-waktu.
Beralih ke potensi SDM pengelolaan data laporan Lokus Studi Lapangan
dapat diketahui data statistik SDM di atas menunjukkan bahwa pengelolaan













aplikasi digital dan penyusunan laporan memerlukan SDM Ahli dan tenaga teknis
yang professional dan berkompeten dengan kuantitas dan kualitas seimbang
antara SDM dan bidang pekerjaan (job’s description) sehingga tidak terjadi
tumpang tindih tugas dan tanggung jawab pekerjaan secara hierarki struktur
organisasi dan jabatan.













Semua sektor permasalahan yang terjadi adalah terkait rencana anggaran
terhadap rencana kebutuhan dan belanja organisasi. Dengan kondisi pandemic
2020, mempengaruhi jumlah anggaran dalam pengurangan anggaran di setiap
kegiatan dialihkan untuk kebutuhan anggaran penanganan Covid-19 Pandemic
2020 secara krusial dan signifikan. Hal ini berdampak pada akuntabilitas kinerja












organisasi terkait alokasi anggaran yang ditetapkan pada alokasi anggaran di
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan.
Dengan studi komparasi kondisi studi lapangan dan tuntutan efektivitas dan
akuntabilitas kinerja organisasi diperlukan peran penting dan posisi strategis
Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik dan
menentukan solusi inovatif dalam aksi perubahan kinerja organisasi jabatan













transformasional mampu menjadi inovator dan moderator pelaksana aksi
perubahan revolusioner dengan inovasi aplikasi elektronik, lapor, data dan
olah. (E – LADALAH) didukung dengan pengadaan SDM Ahli dan Tenaga
Teknis Profesional dan memahami dan menguasai konsep bidang pekerjaan
dalam organisasi.












Secara tabulasi studi komparasi Kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan
berdasarkan hasil studi lapangan di Lokus Bidang Kewaspadaan Nasional dan
Penanganan Konflik Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan
sebagai berikut.












Tabel 2.5. Komparasi Studi Lapangan Instansi Lokus Perubahan
Kondisi Eksisting Kondisi yang Diharapkan

Dalam menjaga keamanan situasi Mudahnya memperoleh informasi
daerah agar masyarakat merasa aman yang akurat berdasarkan data dan
& nyaman diperlukan peningkatan olah
kewaspadaan dari ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan yang dapat
terjadi sewaktu-waktu masih sangat
lamban











Pejabat teknis yang membidangi kurang Meningkatnya ketrampilan dan

terampil dan lamban kemampuan sesuai bidang yang di
tangani
Laporan harian setiap kejadian Tersusunnya sistem model
menunggu kiriman laporan dari intelijen pelaporan yang mudah, cepat, tepat
lintas vertical yaitu dari Kodim, Polres, dan aman
Kejaksaan, BIN, Korem dan Kodam
Karena keterbatasan SDM yang
berpendidikan khusus intelijen atau
masih kurangnya pengetahuan selama












mengikuti pelatihan intelijen
Kurangnya sinergitas ke samping yaitu
dengan OPD-OPD terkait dan ke bawah
yaitu dengan kecamatan dan desa
Kurang control keberadaan warga Terpantaunya dan terdatanya
Negara Asing yang berada di wilayah keberadaan warha Negara Asing di
Kab. Grobogan seluruh wilayah Kab. Grobogan
Alat yang digunakan untuk menerima Terwujudnya sistem elektronik,
laporan harian setiap kejadian belum lapor, data dan olah. (E –
menggunakan alat yang canggih LADALAH)











Berdasarkan deskripsi organisasi dan kinerja organisasi sebagai studi
lapangan di instansi lokus perubahan Bidang Kewaspadaan Nasional dan
Penanganan Konflik Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan,
merupakan bahan informasi dalam identifikasi masalah, analisis isu level
strategis, identifikasi stakeholder dan pengaruh dalam aksi perubahan kinerja













organisasi, serta sistem tata kelola Sumber Daya Organisasi dengan inovasi
aksi perubahan secara terintegrasi dan complementary.
Dalam mendukung rancangan aksi perubahan telah dilakukan studi
lapangan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sleman yang memberi
wawasan dalam peningkatan pelayanan publik. Adopsi/ Adaptasi Strategi dari
Lokus yang dapat dilakukan, adalah:













1. Lesson learnt bagi instansi dalam bentuk terobosan/ inovasi.
Sistematika analisis Leavitt’s dikonfigurasikan secara substansial
material setiap komponen (structure, teknology, task dan actor)
dengan Hasil studi lapangan di RSUD Sleman dengan mengadopsi
kinerja organisasi dan inovasi perubahan pelayanan publik yang
membawa peningkatan kinerja di Sleman secara signifikan dapat













diimplementasikan di lokus-lokus bidang kewaspadaan dini
masyarakat Kabupaten Grobogan sebagai Lesson Learnt
kepemimpinan transformasional dan pengembangan teknologi digital
sebagai berikut:
a. Kemampuan RSUD Sleman untuk membangun komitmen untuk
menyelesaikan suatu inovasi













b. Nilai budaya serta ketulusan keikhlasan dan kesungguhan hati
c. Pemahaman dan mobilisasi SDM yang handal dimulai dari
pimpinan staf tingkat bahwa rasa kepedulian adalah hal yang
sangat penting
d. Pola kepemimpinan yang transformatif dan inovatif
e. Responsif potensi kendala analisis resiko dan alternatif strategi













f. Berani mengambil keputusan guna menciptakan inovasi yang
didasari nilai problem solving oriented
g. Bekerja secara tim
h. Perencanaan dan penganggaran yang responsif gender
i. Membangun jejaring kinerja dengan stakeholder terkait













Pembelajaran dari studi lapangan di RSUD Kabupaten Sleman
sangat menarik dan dapat diadopsi dalam peningkatan pelayanan
publik di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan
agar lebih akuntabel dan transparan untuk tersedianya laporan harian
setiap kejadian berbasis elektronik yang cepat dan tepat pengolahan













datanya yang dapat dipergunakan para stakeholders melalui aplikasi
E LADALAH.
2. Pemberdayaan Sumberdaya (Peta dan Pemanfaatan) yang
Kompeten
Pemberdayaan sumber daya yang ada di RSUD Kabupaten Sleman
dikelola dengan baik dan pekerjaan terbagi habis sesuai tugas dan












fungsinya. Demikian juga di Bakesbangpol Kabupaten Grobogan,
sumber daya manusia yang ada melaksanakan tugas sesuai
kompetensinya dan tugas terbagi habis sampai ke staf. Sarana dan
prasarana pendukung juga cukup lengkap untuk menunjang
pelaksanaan tugas dan fungsi. Dukungan jaringan dari Dinas













Komunikasi dan Informasi Kabupaten Grobogan diharapkan mampu
memfasilitasi perangkat yang akan kita bangun.
3. Pembangunan Jejaring Kinerja dan Kolaborasi Pemangku
Kepentingan
Pembangunan jejaring kerja dengan steakholder terkait di RSUD
Sleman menunjukkan jejaring kerja dan kolaborasi yang baik antar













pemangku kepentingan antar Perangkat Daerah dan instansi vertikal,
seperti: Kepolisian, Kejaksaan, Bea Cukai, Imigrasi dan lain-lain.
Demikian juga diharapkan dalam kolaborasi pertukaran informasi
antar lintas vertikal maupun sectoral yang dikelola oleh Bakesbangpol
Kabupaten Grobogan dapat tersedia pelaporan dan pengolahan data
yang akurat terkait permasalahan IPOLEKSOSBUDHANKAM.












BAB III
ANALISIS MASALAH KINERJA ORGANISASI













A. Diagnosa Organisasi
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang kesatuan bangsa dan
politik. Selain itu Badan Kesbangpol juga merumuskan kebijakan teknis dan
pembinaan urusan bina idiologi, wawasan kebangsaan, karakter bangsa, politik













dalam negri, ketahanan ekonomi, sosial, budaya, agama, organisasi
kemasyarakatan, penanganan konflik dan kewaspadaan nasional.
Pembangunan didaerah akan berjalan lancar dan aman jika kewaspadaan dini
dan cegah dini terhadap ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG)
dapat dikelola dengan baik. Permasalahan yang dihadapi saat ini, belum












terciptanya pelaporan harian setiap kejadian berbasis elektronik yang dikelola oleh
Badan Kesbangpol.
Di bawah ini ditampilkan matrik permasalahan saat ini yang menjadi isu
strategis dengan kondisi dan harapan yang akan dituju, sebagai berikut
Tabel 3.1. Isu Strategis dan Harapaan yang dituju
Kondisi Eksisting saat ini Kondisi yang diharapkan













Pejabat teknis yang Meningkatnya ketrampilan dan kemampuan
membidangi kurang terampil sesuai bidang yang di tangani
dan lamban
Laporan harian setiap kejadian Tersusunnya sistem model pelaporan yang
menunggu kiriman laporan dari mudah, cepat, tepat dan aman
intelijen lintas vertical yaitu dari
Kodim, Polres, Kejaksaan, BIN,
Korem dan Kodam
Karena keterbatasan SDM Adanya pelatihan intelijen sehingga SDM

yang berpendidikan khusus Staf meningkat












intelijen atau masih kurangnya
SDM yang mengikuti pelatihan
khusus intelijen
Kurangnya sinergitas ke Meningkatnya sinergi dan koordinasi
samping yaitu dengan OPD- dengan stakeholder eksternal
OPD terkait dan ke bawah yaitu
dengan kecamatan dan desa
Tidak terpantaunya Pendataan warga Negara Asing yang
keberadaan warga Negara tinggal di wilayah Kab. Grobogan
Asing yang tinggal di wilayah meningkat
Kab. Grobogan












Alat yang digunakan untuk Terwujudnya sistem Elektronik, Lapor, Data
menerima laporan harian dan Olah. (E – LADALAH)
setiap kejadian belum
menggunakan alat yang
canggih
Sumber : hasil Analisa
Dari permasalahan yang menjadi isu strategis tersebut, dihadapkan dengan
kondisi yang diharapkan, maka permasalahan isu strategis perlu dicarikan solusi












yang tepat yaitu: Bagaimana menyediakan perangkat yang cepat guna
mendukung laporan harian setiap kejadian yang cepat penerimaannya
sehingga pengolahan datanya tepat pada Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik?.
Untuk mencapai kondisi tersebut, dibutuhkan suatu komitmen semua pihak
dalam penyediaan perangkat elektronik yang dapat membantu laporan harian













setiap kejadian terkirim dengan cepat. Selanjutnya dari laporan yang cepat dan
data yang akurat nantinya dapat segera diolah menjadi sebuah laporan, sehingga
pimpinan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dapat mengambil kebijakan atau
rekomendasi yang tepat.
Sebagai upaya pemecahan permasalahan dalam pembahasan diagnose
organisasi kinerja pelayanan publik di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik













Kabupaten Grobogan, perlu menggunakan alat sebuah alat diagnose dan salah
satu model diagnose dan salah satu model diagnose yang digunakan adalah
Leavitt’s Model (1965). Model diagnose organisasi ini dipandang relevan dan
mampu menggambarkan keterkaitan dalam pemecahan permasalahan yang ada.
STRUCTURE
STUKTUR











TASK TECHNOLOGY
TUGAS TEKNOLOGI
ACTORS
SDM












Gambar 3.1 Diagram Leavitt’s Model
Dari gambar 3.1. diatas, terdapat 4 (empat) variable yang dipergunakan dalam
Model Leavitt’s, yang meliputi : structure, task, technologi dan actors. Komponen
Leavitt ini menggambarkan system organisasi yang terdiri dari 4 (empat) komponen
yang terkait, yaitu : sumber daya manusia (SDM), tugas, struktur dan teknologi.












Model diagnose organisasi Leavitt’s ini, menekankan bahwa setiap perubahan pada
salah satu komponen, akan memiliki efek langsung pada semua komponen lain,
sehingga masing-masing komponen dapat mengakomodasi perubahan tersebut.
Struktur memiliki peran dalam system otoritas, system komunikasi dan alur dan
alur proses kerja. Untuk Tugas, erat kaitannya dengan tugas dan fungsi, sedangkan
Teknologi berkaitan dengan perangkat yang diperlukan dalam mendukung













pelaksanaan tugas. Sumber daya manusia berkaitan dengan dengan orang yang
akan merealisasikan tujuan.
1. Struktur (Structure), meliputi : system otoritas, sistem komunikasi dan alur
kerja.












Merupakan struktur organisasi dan tata kerja yang diterapkan di Bidang
Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik Kabupaten Grobogan beserta 2 (dua) Kepala Sub Bidang dan
staf yang ada dibawahnya. Selain itu juga terdapat fungsi koordinatif antara
bidang lain dan Perangkat Daerah yang mendukung dan membantu
pelaksanaan kegiatan.












2. Teknologi (Technology), meliputi : semua peralatan / mesin untuk
melaksanakan tugas.
Merupakan sarana dan prasarana pendukung yang mampu berjalannya
fungsi tersebut, mulai dari sarana dan prasarana fisik sampai dengan
teknologi, perangkat lunak (software) dan system informasi yang
mendukung.












3. Tugas (Task), meliputi : tugas-tugas penyediaan layanan.
Merupakan penjabaran dari tugas dan fungsi yang wajib diemban dan
dilaksanakan oleh Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan
Konflik Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan,
khususnya dalam penyajian laporan harian setiap kejadian.













4. Sumber Daya Manusia (Actors), meliputi : semua personel yang terkait
dengan tugas untuk pencapaian tujuan organisasi.
Merupakan gambaran pemangku kegiatan dalam penyajian laporan harian
setiap kejadian yang cepat, akurat pengolahan datanya dengan didukung oleh
Perangkat Daerah yaitu semua organisasi lintas sectoral dan lintas vertikal.












Dari uraian latar belakang, identifikasi dan isu strategis yang ada di Bidang
Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kabupaten Grobogan, dapat dianalisis permasalahan sebagai berikut :
Tabel 3.2. Model Leavitt dan Uraian
Kondisi Setiap Komp Damp Renca

Komponen
Komponen onen ak na
Yang Perub Solusi












Palin ahan
g Komp
Perlu onen
Utk Yang
Diinte Perlu
rvens Diinte
i rvensi
Thd
Komp
onen












Lain
1. TUGAS Dalam menjaga TEKN Memu

keamanan situasi OLOG dahka
daerah agar I– n
masyarakat merasa TUGA untuk
aman & nyaman S memp
diperlukan Tersed eroleh
peningkatan ianya inform
kewaspadaan dari syste asi
ancaman, tantangan,












hambatan dan m yang
gangguan yang dapat elektro akurat
terjadi sewaktu-waktu nik berdas
masih sangat lamban untuk arkan
lapora data
n dan
data, olah
olah
secara
cepat,












tepat
dan
aman
2. AKTOR Pejabat teknis yang TEKN Penyia

membidangi kurang OLOG pan
terampil dan lamban I– person
AKTO il
R sebag
Tersed ai












ianya admin
syste syste
m m
elektro elektro
nik nik
yang
diperlu
kan
untuk
pening












katan
kompe
tensi
SDM
sebag
ai
admin
dalam
syste
m












elektro
nik
3. STRUKTUR Laporan harian setiap TEKN Memb

kejadian menunggu OLOG angun
kiriman laporan dari I– model
intelijen lintas vertical STRU pelapo
yaitu dari Kodim, KTUR ran
Polres, Kejaksaan, Tersed yang
BIN, Korem dan ianya cepat,
Kodam












Karena keterbatasan syste tepat
SDM yang m dan
berpendidikan khusus elektro aman
intelijen atau masih nik
kurangnya untuk
pengetahuan selama memp
mengikuti pelatihan eroleh
intelijen lapora
Kurangnya sinergitas n,
ke samping yaitu sesuai
dengan OPD-OPD












terkait dan ke bawah data
yaitu dengan kemud
kecamatan dan desa ian
diolah
secara
cepat,
tepat
dan
aman












4. TEKNOLOGI Alat yang digunakan Belum Memb
untuk menerima tersed uat
laporan harian setiap ianya syste
kejadian belum alat m
menggunakan alat yang elektro
yang canggih cangg nik,
ih lapor,
untuk data
mener dan
ima olah.












lapora
n
(E –
harian
LADA
setiap
LAH)
kejadi
an
Sumber: Hasil Analisa













Tabel 3.2. merupakan penerapan model diagnose Levitt’s dalam upaya
menganalisa dan mengkaji permasalahan yang ada di Bidang Kewaspadaan
Nasional dan Penanganan Konflik Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan sebagai upaya pemecahan permasalahan dalam
pembahasan diagnose organisasi pelayanan public. Berdasarkan model













diagnose Levitt, terdapat 4 (model) komponen utama yang perlu di perbaiki dan
dapat diintervensi :
1. Struktur
Saat ini kondisi struktur organisasi di Bidang Kewaspadaan
Nasional dan Penanganan Konflik Badan Kesatuan Bangsa dan
Penanganan Konflik Kabupaten Grobogan dalam mengkoordinasikan













Perangkat Daerah di Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan
Konflik sudah diatur dalam Peraturan Bupati Grobogan Nomor 40 Tahun
2020 tentang Kedudukan, susunan organisasi, tugas pokok, fungsi,
uraian tugas jabatan dan tata kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan. Tugas dan Fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan













Politik dalam pelaksanaan tugasnya masih belum optimalnya koordinasi,
sinkronisasi dan sinergitas sumber daya manusia.
Kondisi tersebut memerlukan perubahan serta dukungan dari
steakholder baik internal, eksternal atau ekternal Non Pemerintahan.
Hasil dari upaya tersebut diatas akan mampu meningkatkan kualitas
pemantauan dan pelaporan harian setiap kejadian dan evaluasi dalam













pengambilan kebijakan oleh pimpinan Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik dalam menjaga situasi dan kondisi daerah dari ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan yang sewaktu-waktu dapat
mengganggu ketentraman dan kenyamanan dilingkungan masyarakat.
2. Tugas












Tugas untuk melakuan pengoordinasian pelaporan hasil
pemantauan setiap kejadian untuk memperoleh bahan keterangan yang
akurat yang bekerjasama dengan lintas vertikal berdasarkan hasil kajian
dengan unit kerja terkait dalam rangka meningkatkan pengamanan
daerah.
3. Sumber Daya Manusia (SDM)













Komponen SDM memliki beberapa, yaitu: keterbatasan jumlah
SDM yang mengikuti pelatihan atau pendidikan khusus dibidang inteljen.
Pelatihan inteljen yang pernah diikuti bawahan belum maksimal sehingga
diperlukan peningkatan keahlian dan ketrampilan bagi semua SDM yang
terlibat dalam proses pelaporan dan pengolahan data yang akurat yang












selanjutnya diteruskan kepada pimpinan Badan Kesatuan dalam
pengambilan kebijakan.
4. Teknologi
Pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik khususnya
dalam pelaksanaan sebagai tugas dan fungsi perlu didukung sarana dan
prasarana yang cukup. Dalam pelaksanaan pelaporan harian setiap













kejadian diperlukan perangkat yang dapat mengakses informasi dengan
cepat. Oleh sebab itu dukungan anggaran dan keterlibatan steakholder
baik internal dan eksternal sangat diperlukan dalam mewujudkan
pelaporan setiap kejadian berbasis elektronik.













Tabel tersebut diatas menggambarkan bahwa teknologi yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi di Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan
Konflik Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan sangat
dibutuhkan, yaitu untuk melaksanakan pemantauan orang asing, tenaga kerja
asing dan Lembaga asing, mengoordinasikan penyiapan bahan pelaksanaan
melakukan fasilitasi forum koordinasi pimpinan daerah, mengordinasikan













penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan dibidang kewaspadaan
dini, kerjasama inteljen dan merumuskan standar Standar Operasional
Prosedur di Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik.
Diharapkan dengan pelaksanaan intervensi pada komponen
TEKNOLOGI akan dapat mempengaruhi 3 (tiga) komponen lain sehingga akan
ikut berubah dan mampu mendukung organisasi kinerja pelayanan publik di













Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan oleh Kepala Bidang
Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Bakesbangpol Kabupaten
Grobogan, maka dirancang aksi perubahan ini dengan judul “MEWUJUDKAN
PELAPORAN HARIAN SETIAP KEJADIAN DAN PENGOLAHAN DATA
BERBASIS ELEKTRONIK PADA KESBANGPOL DI KABUPATEN
GROBOGAN”.











B. Analisis dan Strategi Penyelesaian Masalah Kinerja Organisasi
a. Analisis Masalah Kinerja Organisasi
Analisis kinerja organisasi yang dilakukan dengan model Leavitts didapat
satu kesimpulan bahwa elemen kinerja organisasi yang perlu dilakukan perubahan
adalah teknologi untuk mendapatkan pelaporan harian setiap kejadian yang cepat












dengan data akurat. Hasil pengolahan data nantinya akan dilanjutkan menjadi
laporan yang diteruskan ke pimpinan Bakesbangpol atau SKPD terkait. Data olahan
ini dapat dipergunakan sebagai bahan analisis dan kajian pada rapat koordinasi
inteljen lintas vertikal yang difasilitasi oleh Bakesbangpol di Kabupaten Grobogan.
Jejaring kerja dan komunikasi antar stakeholders diharapkan semakin lebih
ditingkatkan untuk mendapatkan komitmen bersama dalam penyediaan informasi













yang cepat dan akurat. Dukungan SDM yang memiliki kompetensi,sarana dan
prasarana pendukung yang terbatas perlu ditingkatkan ke depan.
Dari permasalahan organisasi tersebut maka perlu dilakukan intervensi
dengan melakukan inovasi dan adopsi best practices dari hasil studi lapangan
(Stula) di RSUD Sleman yang dapat dilakukan di Bakesbangpol Kabupaten
Grobogan, adalah sebagai berikut:












Tabel 3.3. Best Practices Stula RSUD Kabupaten Sleman yang dapat diadopsi
di Badan Kesbangpol
Masalah Kinerja Organisasi Penyelesaian masalah berdasar













Best Practices
a. Komitmen di antara stakeholders Terwujudnya komitmen stake
dalam penyampaian laporan holders untuk mendukung
setiap kejadian dan data yang penyampaian laporan setiap
belum akurat kejadian dan data yang akurat
b. SDM yang belum memiliki Membangun SDM yang memiliki
kompetensi berpendidikan kompetensi berpendidikan khusus
khusus intelijen intelijen dalam mendukung
pembuatan laporan harian setiap
kejadian












c. Jejaring kerja yang kurang solid Membangun jejaring kerja antar
dalam membangun situasi dan dengan elemen dalam menciptakan
kondisi yang aman dan nyaman situasi dan kondisi yang aman dan
nyaman
Sumber: hasil Analisis
b. Strategi Penyelesaian Masalah













Strategi penyelesaian masalah yang dapat dilakukan setelah melakukan
diagnosa organisasi dan analisis masalah, yaitu dengan mencari solusi dan strategi
dalam menangani potensi konflik secara komprehensif sehingga dapat terwujudnya
pelaporan harian setiap kejadian dan pengolahan data berbasis elektronik yang
dalam meningkatkan kinerja organisasi.













Rancangan aksi perubahan ini akan dipergunakan untuk penyelesaian
masalah organisasi di Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik
Bakesbangpol Kabupaten Grobogan adalah tersedianya perangkat berbasis
elektronik untuk mewujudkan pelaporan harian setiap kejadian dan pengolahan
data pada Bakesbangpol di Kabupaten Grobogan.













Adapun strategi penyelesaian masalah yang akan dilakukan dengan rencana
aksi perubahan kinerja organisasi, adalah sebagai berikut:
a. Strategi Jangka Pendek
1) Melakukan koordinasi dan melaporkan ke Kepala Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik dan Sekretaris untuk membentuk Tim Efektif yang akan bekerja
dalam rencana aksi perubahan kinerja organisasi;













2) Membangun Kerjasama dengan stakeholders Perangkat Daerah baik lintas
sectoral maupun vertikal untuk membangun terwujudnya pelaporan harian
setiap kejadian dan pengolahan data yang akurat berbasis elektronik.
3) Membangun tim perancang laporan cepat berbasis elektronik.
4) Melakukan pembuatan buku panduan petunjuk cara penggunaan laporan
cepat berbasis elektronil













5) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana aksi
perubahan.
b. Strategi Jangka Menengah
a) Terwujudnya laporan harian setiap kejadian dan pengolahan data berbasis
elektronik pada Bakesbangpol di Kabupaten Grobogan.













b) Evaluasi tentang implementasi pelaporan harian setiap kejadian dan
pengolahan data melalui sistem.
c. Strategi jangka pajang
a) Mewujudkan pelaporan harian setiap kejadian dan pengolahan data berbasis
elektonik di masing-masing Perangkat Daerah di Kabupaten Grobogan.













b) Meningkatkan kompetensi SDM dalam mengolah laporan dan data berbasis
elektronik.
c) Mengembangkan sistem dan memperluas jaringan untuk mendukung
laporan harian setiap kejadian dan pengolahan data yang akurat dan
professional dibidang IT.
d) Melakukan evaluasi dan perbaikan sistem.













I. BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
A. Terobosan/ Inovasi
Terobosan/ inovasi dalam penyelesaian masalah bertujuan untuk
meningkatkan kinerja organisasi. Untuk itu strategi penyelesaian













masalah dalam mendukung ketersediaan informasi data yang cepat
dan akurat merupakan inovasi dalam rangka deteksi dini potensi
konflik di daerah serta mendukung perencanaan pembangunan
daerah.
1. Tindak lanjut alternatif penyelesaian masalah dengan
memperhatikan 5 (lima) prinsip dasar inovasi agar kegiatan













inovasi berhasil.
Menurut Peter Drucker dalam Djamaludin Ancok (2012),
mengemukakan prinsip inovasi sebagai berikut:
a. Inovasi adalah sebuah upaya sistematis dengan tujuan yang
jelas;
b. Inovasi tak hanya berdasarkan perseptual (adanya kebutuhan













yang nyata);
c. Supaya inovasi berhasil, inovasi harus dimulai dengan ide
yang sederhana, mudah, dan fokus pada satu tujuan;
d. Inovasi sebaiknya dimulai dengan inovasi kecil; dan
e. Dalam berinovasi jangan merasa diri pintar.













Inovasi yang akan dilakukan adalah dengan merubah sistem
pelaporan informasi data yang semula secara manual menjadi sistem
pelaporan yang menggunakan aplikasi digital yang lebih cepat, akurat
dan terstruktur merupakan ide sederhana dan fokus pada 1 (satu)
tujuan yaitu untuk mendapatkan informasi data yang cepat dan akurat,
yang mana informasi data tersebut digunakan untuk mewujudkan













ketrentraman dan ketertiban umum melalui deteksi dini potensi konflik
sehingga dapat meredam timbulnya konflik yang sewaktu-waktu
dapat terjadi.
Selama ini sistem pelaporan informasi di daerah masih
menggunakan aplikasi pihak ketiga atau manual, yang mana hal
tersebut menyebabkan lambatnya tidak lanjut dalam perumusan serta













penyelesaian dari potensi konflik yang ada, aksi perubahan yang akan
dilakukan yaitu membuat suatu sistem informasi data berbasis aplikasi
yang secara khusus digunakan untuk melaporkan kondisi serta
potensi konflik di daerah sehingga akan segera dapat ditindaklanjuti
agar tidak timbul menjadi konflik di masyarakat, khususnya di wilayah
Kabupaten Grobogan.












Inovasi mempersiapkan sistem aplikasi deteksi dini potensi
konflik ini dapat dicirikan dari beberapa indikator, sebagai berikut :
a. Keuntungan Relatif (Relative Advantages)
Inovasi dengan sistem pelaporan berbasis aplikasi akan
memiliki keunggulan dan nilai lebih, dimana informasi potensi













konflik yang ada akan lebih cepat untuk ditindaklanjuti
sehingga potensi konflik yang ada tidak menjadi suatu konflik
di masyarakat. Kecepatan dan keakuratan data yang lebih
terstruktur menjadi ciri yang membedakan dengan sistem
pelaporan informasi deteksi dini potensi konflik yang selama
ini ada dan tersedia.













b. Kesesuaian (Compatability)
Data yang berupa potensi konflik yang ada masih dibutuhkan
untuk menambah referensi dalam menganalisis dan mengkaji
sebagai bahan masukan/ ide/ gagasan untuk disampaikan
kepimpinan.












c. Kerumitan (Complexity)
Kerumitan dalam pembuatan sistem berbasis aplikasi deteksi
dini potensi konflik, salah satunya ketersediaan SDM yang
berkompeten dalam mengolah/ membuat sistem yang
berbasis aplikasi. Peningkatan kompetensi SDM dalam
mengolah dan mengelola aplikasi deteksi dini potensi konflik,













ke depan perlu dilakukan peningkatan melalui pendidikan
dan pelatihan dengan ditunjang sarana dan prasarana
pendukungnya baik hardware maupun software.
d. Kemungkinan untuk Dicoba (Triability)
Inovasi melalui pembuatan sistem aplikasi deteksi dini potensi













konflik mempunyai keuntungan dan nilai lebih yaitu kecepatan
dan keakuratan dalam penyajian data. Hal ini telah teruji dan
ikut andil dengan menyediakan data potensi konflik di daerah
yang dapat diredam dalam rangka mewujudkan ketrentraman
dan ketertiban umum di daerah. Sehingga hal tersebut penting
untuk selalu dilakukan demi menjaga kondusifitas wilayah.













e. Kemudahan untuk Diamati (Observability)
Pembuatan aplikasi sistem pelaporan deteksi dini potensi
konflik berupa data yang akurat dan terstruktur akan
memudahkan dalam perumusahan dan pengambilan
kebijakan dalam menangani potensi konflik yang ada.













2. Perumusan judul aksi perubahan kinerja organisasi yang
dilakukan dengan melakukan suatu inovasi kecil merubah sistem
pelaporan informasi yang tersedia menjadi sistem pelaporan
informasi berbasis aplikasi. Harapan para stakeholders mampu
untuk menerima perubahan dan hal-hal baru terkait sistem
pelaporan informasi kewaspadaan dini potensi konflik.













Ide/ gagasan perubahan diberi judul “Mewujudkan Pelaporan
Harian Setiap Kejadian dan Pengolahan Data Berbasis Elektronik
di Badan Kesbangpol Kabupaten Grobogan”.
3. Kegiatan pokok Aksi Perubahan Kinerja Organisasi
Kegiatan aksi perubahan kinerja organisasi melakukan
komunikasi dan jejaring kerja dalam menghimpun data potensi













konflik menjadi laporan yang akurat dan valid sehingga dapat
dirumuskan untuk pengambilan suatu kebijakan dalam meredam
potensi konflik yang ada demi menciptakan kemanan dan
ketertiban umum di daerah. Kegiatan yang dilakukan :
a. Para Kepala Sub Bidang dan staf di bawah Kepala Bidang













Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik
Bakesbangpol Kabupeten Grobogan digerakkan untuk
menyiapkan data potensi konflik dari Perangkat Daerah
serumpun.
b. Melakukan rapat koordinasi dengan Perangkat Daerah
serumpun untuk mempersiapkan data potensi konflik yang













akurat dan valid;
c. Mengarahkan staf dalam pembuatan laporan potensi konfik
yang ada di daerah;
d. Menyiapkan suatu analisis dan kajian terhadap data potensi
konflik; dan
e. Mendorong dan memotivasi staf menjadi lebih kompeten













dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan pengelolaan
aplikasi elektronik..
B. Tahapan (Milestone) Kegiatan Aksi Perubahan
Tahapan kegiatan aksi perubahan diuraikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Tahapan Kegiatan Aksi Perubahan (Milestone)













Keterang
No Tahapan Utama Output Waktu Pelaksana
an/
.
Portopol
io
A. JANGKA PENDEK (60 hari kalender)
1) Persiapan dan Terlaksananya
koordinasi koordinasi
pelaksanaan aksi
perubahan dan
a) Mengkonsultasikan diperolehnya
perumusan dukungan aksi Mentor/
perencanaan 30-31 Maret  Foto
perubahan Kepala












pelaksanaan aksi oleh 2021 Bakesbagp
perubahan pada mentor stakeholders ol
Project
Leader
b) Koordinasi internal 30-31 Maret Calon  Undangan
internal Bidang 2021 tim  Daftar hadir
Kewaspadaan efekti  Notulen
Nasional dan f  Foto
Penanganan
Konflik
2) Pembentukan Tim Efektif
a) Rapat Pembentukan
1-3 April  Undangan
Tim Efektif
2021












b) Penyusunan Konsep SK  Daftar hadir
Terbentuknya 1-3 April Project
Tim Efektif  Notulen
Tim Efektif 2021 leader  Foto
c) Pembahasan konsep
dan 1-3 April
SK
Tim Efektif penyerahan 2021
d) Pengesahan SK Tim SK Ka
1-3 April  SK Tim
Efektif Bakesbang
2021 Efektif
pol
e) Pendistribusian SK Tim  Foto
1-3 April Tim Efektif
Efektif  Tanda terima
2021
3) Penghimpunan data base Tersedianya  Undangan
Ka
a) Koordinasi Perangkat data base Bakesbangp  Daftar hadir
Daerah serumpun 4-17 April  Notulen
Perangkat ol Project












Bidang Kewaspadaan Daerah 2021  Foto
leader Tim
Nasional dan serumpun Efektif
Penanganan Konflik
Bidang
b) Data base terkumpul 4-17 April  Tanda terima
Kewaspadaa Project
2021 data base
n Nasional leader
c) Verifikasi data base  Foto
dan 4-17 April Tim Efektif
Penanganan 2021
Konflik
4) Pembuatan data
Tersedianya
a) Pembuatan data data potensi Project  Foto
potensi konflik 11-30 April leader
konflik 2021
b) Verifikasi data spasial Tim Efektif












c) Koordinasi Ka  Undangan
Perangkat  Daftar hadir
Perangkat Daerah Bakesbangp
Daerah 11-30 April
serumpun Bidang ol Project
 Notulen
serumpun 2021  Foto
Kewaspadaan
Bidang leader Tim
Nasional dan
Kewaspadaan Efektif
Penanganan
Konflik Nasional dan
Penanganan
Konflik
5) Membentuk Tim Analisis
dan Kajian  Undangan
 Daftar hadir
a) Rapat Pembentukan Terbentuknya 25-30 April Project
 Notulen
Tim Tim Analisis 2021 leader
 Foto
b) Penyusunan Konsep dan Kajian 25-30 April












SK Tim dan
2021
penyerahan
c) Pengesahan SK Tim 25-30 April Ka  SK Tim
SK 2021 Bakesbang
pol
d) Pendistribusian SK Tim 25-30 April Tim  Foto
2021 Analisis  Tanda terima
dan Kajian
6) Menyusun Hasil
Analisis dan Kajian
a) Koordinasi dengan Tim
Analisis dan Kajian  Undangan
1-15 Mei
2021  Daftar hadir












b) Verifikasi Hasil  Notulen
Tersusunnya 1-15 Mei
Analisis dan Kajian Project  Foto
buku Analisis 2021
c) Pembuatan Hasil leader Tim
dan Kajian Analisis
Analisis dan Kajian 1-15 Mei
Data Potensi dan Kajian
Data Potensi Konflik 2021
Konflik
d) Mencetak dan
 Foto
Mendistribusikan 1-15 Mei
 Tanda terima
Hasil 2021
Analisis dan Kajian
7) Uji implementasi pada
Perangkat Daerah
dalam pembuatan
Terlaksanan
Data Potensi Konflik












di 3 (tiga) OPD ya evaluasi Tim Efektif
a) Rapat penyusunan kegiatan  Undangan
9-16 Mei
bahan  Daftar hadir
2021
implementasi  Notulen
b)  Foto
9-16 Mei
Pelaksana
2021
an
implement
asi
c) Evaluasi hasil  Notulen
9-16 Mei
implementasi  Foto
2021
8) Evaluasi Pelaksanaan
Aksi Perubahan












a) Evaluasi Pelaksanaan Terlaksanan  Undangan
23-30 Mei
Kegiatan ya evaluasi  Daftar hadir
2021
kegiatan Tim Efektif  Notulen
b) Rencana dan tindak
 Foto
lanjut terhadap 23-30 Mei
hasil evaluasi 2021
B JANGKA MENENGAH (Enam Bulan)
.
9) Penyusunan Data
Potensi Konflik di
seluruh  Undangan
Tersedianya Tim Efektif
Kecamatan  Daftar hadir
a) Rapat persiapan data potensi












b) Penghimpunan data  Notulen
konflik 31 Mei-31
potensi konflik  Foto
Agustus 2021
c) Pembuatan data 31 Mei-31
potensi konflik Tim Efektif
Agustus 2021
10) Pembuatan analisis
dan kajian berbasis Tersedianya
data potensi konflik bahan analisis
di kecamatan  Undangan
dan kajian  Daftar hadir
a) Rapat Persiapan 1 September Tim Efektif
berbasis data  Notulen
pelaksanaan 31
potensi konflik  Foto
Oktober
sebagai
2021












b) Penyusunan bahan masukan dan 1 September-
analisis dan kajian saran untuk 31
data potensi konflik pengambilan Oktober
suatu 2021
c) Verifikasi hasil analisis kebijakan
1 September-  Notulen
dan kajian data Tim Efektif
31  Foto
potensi konflik
Oktober
2021
11) Evaluasi dan Tindak Terlaksananya
Lanjut Hasil Evaluasi Evaluasi & 1-30  Notulen
Tim Efektif
Kegiatan Aksi Laporan November  Foto
Perubahan Tindak 2021
Lanjut












C. JANGKA PANJANG (12-18 bulan)
12) Keikutsertaan
masyarakat umum dalam
berkontribusi pelaporan
informasi potensi konflik
Sosialisasi penggunaan Keikutsertaan
sistem aplikasi elektronik masyarakat 1 Desember Tim
pelaporan potensi konflik dalam 2021- 31 Efektif Foto
kepada masyarakat penggunaan Desember dan
sistem aplikasi 2022 masyarak
elektronik
pelaporan at
potensi konflik












Sumber: Hasil Analisis
Dari Tabel di atas, pentahapan kegiatan aksi perubahan dapat dijelaskan

dalam tabel time schedule di bawah ini :







II. Tabel 4.2. Time Schedule Kegiatan Aksi Perubahan

2 2 2 2022
0 0 0
2 2 2
N Ur 1 1 1
o aia MA A M J J AGUSTU SEPTEMB OKTOBER NOVEMBE DESEMBE Jan
n RE P E U U S ER R R
T RI I N L u
L I I a
V I I II I V I I II I V V I I I I V I I I I V I II I I V I II I I V I II I I V V I II I I V I II II I V
I I V I I V I I I V I I V I V I V I V I I V I V r
I I I I I I i
71








30- 1 4 1 1 2 1 2 9 1 2 3 s
31 - - 1 8 5 - - 6 3 0
3 1 - - - 8 1 - - - /
0 1 2 3 5 2 2 3 d
7 4 0 2 9 1
Desemb
er
A
JANGKA PENDEK (60 hari kalender)
1 Persiapan dan koordinasi

pelaksanaan aksi perubahan
a Mengkonsultasikan perumusan
perencanaan pelaksanaan aksi
perubahan pada mentor
b Koordinasi internal Bidang

Kewaspadaan Nasional dan
Penanganan Konflik
2 Pembentukan Tim Efektif
a Rapat Pembentukan Tim Efektif
b Penyusunan Konsep SK Tim Efektif
71








c Pembahasan konsep SK Tim Efektif
d Pengesahan SK Tim Efektif
e Pendistribusian SK Tim Efektif
3 Penghimpunan data potensi konflik
a Koordinasi Perangkat Daerah

serumpun Bidang Kewaspadaan
Nasional dan Penanganan Konflik
b Data terkumpul
c Verifikasi data
4 Pembuatan data potensi konflik
71








a Pembuatan data
b Verifikasi data
c Koordinasi Perangkat Daerah

5 Membentuk Tim Analisis dan Kajian
a Rapat Pembentukan Tim
b Penyusunan Konsep SK Tim
c Pengesahan SK Tim
d Pendistribusian SK Tim
71








6 Menyusun Hasil Analisis dan
Kajian
a Koordinasi dengan Tim Analisis dan

Kajian
b Verifikasi Hasil Analisis dan Kajian
c Pembuatan Hasil Analisis dan Kajian

Data
d Mencetak dan Mendistribusikan Hasil

Analisis dan Kajian
7
Uji implementasi pada Perangkat
Daerah dalam pembuatan Data
potensi konflik
a Rapat penyusunan bahan

implementasi
b Pelaksanaan implementasi
71








c Evaluasi hasil implementasi
8 Evaluasi Pelaksanaan Aksi

Perubahan
a Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
b Rencana dan tindak lanjut terhadap

hasil evaluasi
9 Penyusunan Data potensi konflik di

seluruh kecamatan
a Rapat persiapan
b Penghimpunan data
71








c Pembuatan data
Pembuatan analisis dan kajian

1
berbasis data potensi konflik di
0 seluruh kecamatan
a Rapat Persiapan pelaksanaan
b Penyusunan bahan analisis dan

kajian
c Verifikasi hasil analisis dan kajian
1 Evaluasi dan Tindak Lanjut

1 Hasil Evaluasi Kegiatan Aksi
Perubahan
a Evaluasi dan Tindak Lanjut Hasil

Evaluasi Kegiatan Aksi Perubahan
C JANGKA PANJANG (12-18 bulan)
71








1 Keikutsertaan masyarakat
2 umum dalam berkontribusi
pelaporan informasi potensi
konflik
a Sosialisasi penggunaan sistem
aplikasi elektronik pelaporan potensi
konflik kepada masyarakat
71












III. Tabel 4.3. Time Schedule Kegiatan Aksi Perubahan Jangka Pendek
20
21
N Urai MAR AP M
o an ET RIL E
I
V I II III IV V I II III IV V VI
30-31 1- 4- 11 18 25 1 2- 9- 16 23 30
3 10 - - - 8 15 - - -
17 24 30 22 29 31
A
JANGKA PENDEK (60 hari kalender)
1 Persiapan dan koordinasi

pelaksanaan aksi perubahan
a Mengkonsultasikan perumusan
perencanaan pelaksanaan aksi
perubahan pada mentor
b Koordinasi internal Bidang Kewaspadaan
2 Pembentukan Tim Efektif
a Rapat Pembentukan Tim Efektif











b Penyusunan Konsep SK Tim Efektif

c Pembahasan konsep SK Tim Efektif
d Pengesahan SK Tim Efektif
e Pendistribusian SK Tim Efektif
3 Penghimpunan data potensi konflik
a Koordinasi Perangkat Daerah
b Data terkumpul
c Verifikasi data
4 Pembuatan data potensi konflik
a Pembuatan data spasial
b Verifikasi data spasial
c Koordinasi Perangkat Daerah
5 Membentuk Tim Analisis dan Kajian
a Rapat Pembentukan Tim

b Penyusunan Konsep SK Tim
c Pengesahan SK Tim











d Pendistribusian SK Tim
6 Menyusun Hasil Analisis dan
Kajian
a Koordinasi dengan Tim Analisis dan

Kajian
b Verifikasi Hasil Analisis dan Kajian

c Pembuatan Hasil Analisis dan Kajian
Data
d Mencetak dan Mendistribusikan Hasil

Analisis dan Kajian
7
Uji implementasi pada Perangkat
Daerah dalam pembuatan Data
potensi konflik
a Rapat penyusunan bahan implementasi
b Pelaksanaan implementasi
c Evaluasi hasil implementasi
8 Evaluasi Pelaksanaan Aksi Perubahan
a Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan












b Rencana dan tindak lanjut terhadap Pelatihan Kepemimpinan Administrator

hasil evaluasi
9 Penyusunan Data Base Berbasis

Spasial di semua Perangkat daerah
a Rapat persiapan
b Penghimpunan data
c Pembuatan data Spasial
Pembuatan analisis dan kajian

1
berbasis data potensi konflik di
0
Perangkat Daerah
a Rapat Persiapan pelaksanaan
b Penyusunan bahan analisis dan
kajian
c Verifikasi hasil analisis dan kajian

berbasis
1 Evaluasi dan Tindak Lanjut

1 Hasil Evaluasi Kegiatan Aksi
Perubahan











a Evaluasi dan Tindak Lanjut Hasil Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Evaluasi Kegiatan Aksi Perubahan
C JANGKA PANJANG (12-18 bulan)

1 Keikutsertaan masyarakat umum
2 dalam berkontribusi pelaporan
a Sosialisasi penggunaan sistem aplikasi
elektronik pelaporan potensi konflik
kepada masyarakat












C. Sumber: Hasil AnalisisPengelolaan Sumberdaya Organisasi (Peta dan
Pemanfaatan)
a. Identifikasi SDM dan Stakeholder (pentahelix)\
Dalam era globalisasi dan digitalisasi, adalah suatu kenyataan
bahwa tidak ada satu entitas yang mampu berdiri sendiri terpisah dari












entitas yang lain. Kebutuhan Jejaring Kinerja (networking) untuk
menjadikan kehidupan organisasi lebih sukses.
Identifikasi sumber daya manusia yang terlibat dalan aksi
perubahan ini melibatkan 5 (lima) unsur pentahelix untuk mendapatkan/
mendukung tersedianya data base informasi secara cepat guna
mendukung rumusan hingga kebijakan dalam menciptakan kondusifitas













daerah. Informasi diharapkan dapat mudah diakses oleh semua unsur
pentahelix sebagai masukan/ ide/ gagasan dalam membantu/
menyiapkan data yang akurat dan valid untuk dipergunakan sebagai
bahan penentuan suatu arah kebijakan.
Tabel 4.4 Inventarisasi Stakeholder dalam Kolaborasi













Pengolahan Informasi
No Kelompok Stake holder

A Pemerintahan Bupati Grobogan
Sekretaris Daerah
Asisten Pemerintahan Dan Kesejetahteraan
Rakyat
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan
Pariwisata
Dinas Sosial












Dinas Pendidikan
Satuan Polisi Pamong Praja
Dinas Ketahanan Pangan Daerah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dinas Komunikasi dan Informatika
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Kesehatan
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi












Dinas Peternakan dan Perikanan
Dinas Pertanian
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah
Dinas Perhubungan
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Dinas Lingkungan Hidup
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
Inspektorat












Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Daerah
Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah
Bagian Ekonomi Setda
Bagian Hukum Setda
Kodim 0717/ Purwodadi












B Instansi Polres Grobogan
Vertikal Komisi Pemilihan Umum Kabupaten
Grobogan
Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten Grobogan
Kejaksaan Negeri Grobogan
Binda Wilayah Grobogan
Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik
Cabang Grobogan
Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV
Imigrasi Kelas I Semarang
Kementrian Agama Kabupaten Grobogan












C Organisasi FKUB Kabupaten Grobogan
Masyarakat FKDM Kabupaten Grobogan
FKUB Kecamatan se Kabupaten Grobogan
FKDM Kecamatan se Kabupaten Grobogan
D Masyarakat Masyarakat Kabupaten Grobogan
E Media Media
Dari Tabel Inventarisasi Stakeholders Dalam Kolaborasi Pengolahan

Informasi Kabupaten Grobogan, pada bagian yang bertugas merumuskan












masalah dapat di bagi lagi sesuai unsur pengelompokkan isu yang dapat
menjadi potensi konflik yaitu ideology, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan (IPOLEKSOSBUDHANKAM).
a. Ideology terdiri dari:
1) Kementrian Agama Kab. Grobogan
2) Dinas Pendidikan












3) Kodim 0717/Purwodadi
4) Polres Grobogan
5) Bagian Hukum Setda
b. Politik terdiri dari:
1) Komisi Pemilihan Umum Kab. Grobogan
2) Bawaslu Kab. Grobogan













3) Polres Grobogan
4) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
5) Satuan Polisi Pamong Praja
c. Ekonomi terdiri dari:
1) Polres Grobogan
2) Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik Cabang Grobogan













3) Dinas Ketahanan Pangan Daerah
4) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
5) Dinas Pertanian
7) Bagian Ekonomi Setda
d. Sosial terdiri dari:













1) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga
2) Dinas Kesehatan
3) Dinas Sosial
4) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
5) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa













6) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
e. Budaya terdiri dari:
1) Kejaksaan Negeri Grobogan
2) Kementraian Agama Kabupaten Grobogan
3) Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata
4) Dinas Pendidikan












f. Pertahanan terdiri dari:
1) Kodim 0717/Purwodadi
g. Keamanan terdiri dari:
1) Polres Grobogan












Dengan melihat sifat potensi konflik yang global dan dinamis maka tidak
hanya OPD atau Instansi vertikal yang masuk dalam unsur
IPOLEKSOSBUDHANKAM yang harus merumuskan suatu potensi konflik
melainkan semua OPD dan Instansi Vertikal yang sesuai dengan situasi dan
kondisi yang terjadi.













b. Analisis Model Jejaring Sosial (Social Network Analysis/SNA)
Social Network Analysis merupakan alat diagnosa yang bermanfaat
untuk para Pemimpin dalam meningkatkan kerjasama dalam suatu jejaring
kerja, dengan harapan tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan
efisien. Upaya yang dilakukan melalui koordinasi dan kolaborasi antar bagian
dari satu organisasi atau dengan organisasi lain, akan memudahkan setiap









PROJECT LEADER
OPD
KAB. GROBOGAN
INSTANSI Pelatihan Kepemimpinan Administrator
VERTIKAL Angkatan II Tahun 2021

individu/ mitra/ partner mengatasi masalah untuk tujuan bersama sehingga
dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
Untuk mengetahui jejaring kerja stakeholder dapat dipetakan dalam
Net ORGANISASI
Map sebagai berikut:
MASYARAKAT MASYARAKAT
BUPATI
SEKDA
MEDIA




































Gambar 4.1. Net Map













Dari Gambar Net Map, peran masing-masing stakeholders
berbeda-beda dan memiliki kepentingan saling mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh tindakan dari organisasi secara keseluruhan.













Jenis stakeholders dalam aksi perubahan dalam pengolahan informasi
Kabupaten Grobogan, adalah sebagai berikut:
1) Stakeholder Utama: pemangku kepentingan yang bisa memiliki pengaruh
positif terhadap upaya aksi perubahan;













2) Stakeholder Primer: pemangku kepentingan yang langsung dipengaruhi oleh
upaya aksi perubahan (baik pengaruh positif maupun negatif); dan
3) Stakeholder Sekunder: pemangku kepentingan yang secara tidak langsung
dipengaruhi upaya aksi perubahan, baik positif maupun negatif.
Tabel 4.5. Klasifikasi Stakeholders













N JENIS STAKEHOLDER STAKEHOLDER

O
A Utama (Key Stakeholder) Bupati Grobogan
Sekretaris Daerah
Media
B Primer Asisten Pemerintahan Dan
Kesejetahteraan Rakyat
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan












dan Pariwisata
Dinas Sosial
Dinas Pendidikan
Satuan Polisi Pamong Praja
Dinas Ketahanan Pangan Daerah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dinas Komunikasi dan Informatika
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Kesehatan
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Pengendalian












Penduduk dan Keluarga Berencana
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Peternakan dan Perikanan
Dinas Pertanian
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah
Dinas Perhubungan
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Dinas Lingkungan Hidup












Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
Inspektorat
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Daerah
Badan Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah












Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Daerah
Bagian Ekonomi Setda
Bagian Hukum Setda
Kodim 0717/ Purwodadi
Polres Grobogan
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten
Grobogan
Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten Grobogan
Kejaksaan Negeri Grobogan












Binda Wilayah Grobogan
Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik
Cabang Grobogan
Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV
Imigrasi Kelas I Semarang
Kementrian Agama Kabupaten Grobogan
C Sekunder FKUB Kabupaten Grobogan
FKDM Kabupaten Grobogan
FKUB Kecamatan se Kabupaten Grobogan
FKDM Kecamatan se Kabupaten
Grobogan
Masyarakat Kabupaten Grobogan












Angkatan II Tahun 2021 Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Dari Tabel 4.5, Stakeholder Utama ada 2 (dua) pemangku
kepentingan, Stakeholder Primer ada 39 (tiga puluh sembilan)
pemangku kepentingan dan Stakeholder Sekunder ada 6 (enam)
pemangku kepentingan. Para stakehiolders ini akan dibangun
komunikasi atau hubungan, berbagi ide, informasi dan sumber daya
atas dasar saling percaya (trust) dan saling menguntungkan di antara
pihak-pihak yang bermitra yaitu tersedianya inforamasi dari data akurat
dan valid. Selanjutnya melalui proses aksi perubahan, informasi yang di
dapat diolah menjadi sebuah perumusan yang nantinya akan digunakan
sebagai penentu kebijakan selanjutnya.
Identifikasi kepentingan para stakeholders perlu dikenali
bagaimana posisi para stakeholder tersebut terhadap pengolahan
informasi Kabupaten Grobogan dapat dimanfaatkan dan dipergunakan
oleh semua stakeholders.
Tabel 4.6. Analisis Kepentingan dan Pengaruh
STAKEHOLDER Kepentingan Pengaruh

Bupati Grobogan + +
Sekretaris Daerah + +
Media + +
Asisten Pemerintahan Dan - +
Badan Kesatuan Bangsa dan - +
Politik
Dinas Pemuda, Olahraga, - +
Kebudayaan dan Pariwisata
Dinas Sosial - +
Dinas Pendidikan - +
1
1
1
Satuan Polisi Pamong Praja - +
Dinas Ketahanan Pangan Daerah - +
Badan Penanggulangan Bencana - +
Daerah
Dinas Komunikasi dan Informatika - +
Dinas Perindustrian dan - +
Perdagangan
Dinas Kesehatan - +
Dinas Pemberdayaan Perempuan - +
dan Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana
Dinas Tenaga Kerja dan - +
Transmigrasi
Dinas Peternakan dan Perikanan - +
Dinas Pertanian - +
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil - +
dan Menengah
Dinas Perhubungan - +
Dinas Pemberdayaan Masyarakat - +
dan Desa
Dinas Kependudukan dan - +
Pencatatan Sipil
Dinas Lingkungan Hidup - +
Dinas Penanaman Modal dan - +
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Inspektorat - +
Dinas Pekerjaan Umum dan - +
Penataan Ruang
Badan Kepegawaian, Pendidikan - +
dan Pelatihan Daerah
Badan Pendapatan, Pengelolaan - +
Keuangan dan Aset Daerah
Badan Perencanaan - +
Pembangunan Daerah
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan - +
Daerah
Bagian Ekonomi Setda - +
Bagian Hukum Setda - +
Kodim 0717/ Purwodadi - +
Polres Grobogan - +
Komisi Pemilihan Umum - +
Kabupaten Grobogan
Badan Pengawas Pemilihan Umum - +
2
2
2
Kabupaten Grobogan
Kejaksaan Negeri Grobogan - +
Binda Wilayah Grobogan - +
Perusahaan Umum Badan Usaha - +
Logistik Cabang Grobogan
Cabang Dinas Pendidikan Wilayah - +
IV
Imigrasi Kelas I Semarang - +
Kementrian Agama Kabupaten - +
Grobogan
FKUB Kabupaten Grobogan + -
FKDM Kabupaten Grobogan + -
FKUB Kecamatan se Kabupaten + -
Grobogan
FKDM Kecamatan se Kabupaten + -
Grobogan
Masyarakat Kabupaten Grobogan - -
Sumber Hasil Analisis

Keterangan:
: Stakeholders Pemerintah
: Stakeholders Non Pemerintah
(+) : Kuat pengaruh dan kepentingan
(-) : Lemah pengaruh dan kepentingan
Dari Tabel 4.6, Bupati dan Sekretaris Daerah memberikan pengaruh
yang kuat dan memiliki kepentingan terhadap penetapan kebijakan.
Informasi yang cepat, akurat dan valid sangat diperlukan sebagai dasar
perumusan yang matang sehingga mendukung percepatan penetapan
kebijakan sehingga terciptanya kondusifitas daerah Kabupaten
Grobogan. Media juga termasuk komponen yang memiliki pengaruh
dan kepentingan yang kuat karena merupakan sarana edukasi kepada
3
3
3
masyarakat dan dapat membangun opini public untuk perkembangan
aplikasi elektronik lapor data dan olah (E-LADALAH).
Langkah selanjutnya adalah membuat diagram kuadran hasil pemetaan
yang digambarkan sebagai berikut:
+
LATENS PROMOTERS
INSTANSI VERTIKAL BUPATI GROBOGAN
OPD KAB. GROBOGAN SEKDA KAB. GROBOGAN
Pengaruh (Y) MEDIA
- Kepentingan (X)
+
APATHETIC DEFENDERS
S FKUB Kab. Grobogan
FKDM Kab. Grobogan
Masyarakat Kab. Grobogan FKUB Kecamatan se Kabupaten Grobogan
FKDM Kecamatan se Kabupaten
Grobogan
4
4
4
-
Gambar 4.2. Pemetaan Stakeholders

Dengan melihat kuadran hasil pemetaan stakeholders,
dapat dipilah stakeholder berdasarkan kekuatan pengaruh dan
kepentingannya terhadap rencana aksi perubahan yang akan
dilakukan.
Tabel 4.7. Stakeholders Promoters, Latents, Defenders dan Apathetics
No Stakeholder Kepentingan Pengaruh Kategori

(x) (y)
1. Bupati Grobogan + + Promoters
2. Sekretaris Daerah + + Promoters
3. Media + + Promoters
4. Asisten Pemerintahan Dan - + Latent
5. Badan Kesatuan Bangsa dan - + Latent
Politik
6. Dinas Pemuda, Olahraga, - + Latent
Kebudayaan dan Pariwisata
7. Dinas Sosial - + Latent
8. Dinas Pendidikan - + Latent
9. Satuan Polisi Pamong Praja - + Latent
10. Dinas Ketahanan Pangan - + Latent
Daerah
11. Badan Penanggulangan - + Latent
Bencana Daerah
12. Dinas Komunikasi dan - + Latent
5
5
5
Informatika
13. Dinas Perindustrian dan - + Latent
Perdagangan
14. Dinas Kesehatan - + Latent
15. Dinas Pemberdayaan - + Latent
Perempuan dan Perlindungan
Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga
Berencana
16. Dinas Tenaga Kerja dan - + Latent
Transmigrasi
17. Dinas Peternakan dan - + Latent
Perikanan
18. Dinas Pertanian - + Latent
19. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, - + Latent
Kecil dan Menengah
20. Dinas Perhubungan - + Latent
21. Dinas Pemberdayaan - + Latent
Masyarakat dan Desa
22. Dinas Kependudukan dan - + Latent
Pencatatan Sipil
23. Dinas Lingkungan Hidup - + Latent
24. Dinas Penanaman Modal dan - + Latent
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
25. Inspektorat - + Latent
26. Dinas Pekerjaan Umum dan - + Latent
Penataan Ruang
27. Badan Kepegawaian, - + Latent
Pendidikan dan Pelatihan
Daerah
28. Badan Pendapatan, - + Latent
Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah
29. Badan Perencanaan - + Latent
Pembangunan Daerah
30. Dinas Kearsipan dan - + Latent
Perpustakaan Daerah
31. Bagian Ekonomi Setda - + Latent
32. Bagian Hukum Setda - + Latent
34. Kodim 0717/ Purwodadi - + Latent
35. Polres Grobogan - + Latent
36. Komisi Pemilihan Umum - + Latent
Kabupaten Grobogan
37. Badan Pengawas Pemilihan - + Latent
Umum Kabupaten Grobogan
6
6
6
38. Kejaksaan Negeri Grobogan - + Latent
39. Binda Wilayah Grobogan - + Latent
40. Perusahaan Umum Badan - + Latent
Usaha Logistik Cabang
Grobogan
41. Cabang Dinas Pendidikan - + Latent
Wilayah IV
42. Imigrasi Kelas I Semarang - + Latent
43. Kementrian Agama - + Latent
Kabupaten Grobogan
44. FKUB Kabupaten Grobogan + - Defenders
45. FKDM Kabupaten Grobogan + - Defenders
46. FKUB Kecamatan se + - Defenders
Kabupaten Grobogan
47. FKDM Kecamatan se + - Defenders
Kabupaten Grobogan
48. Masyarakat Kabupaten + - Apathetics
Grobogan
Dari Tabel 4.7, maka stakeholder terbagi dalam 4 (empat) kelompok,

yaitu:
1) Kelompok Promoters, yaitu: stakeholder yang memiliki

pengaruh cukup tinggi sampai dengan tinggi dan kepentingan
dari cukup tinggi sampai tinggi sejumlah 3 (dua) stakeholders;
2) Kelompok Latent, yaitu: stakeholder yang memiliki pengaruh

sedang sampai cukup tinggi dan kepentingan rendah sampai
sedang sejumlah 39 (tiga puluh sembilan);
3) Kelompok Defenders, yaitu: stakeholder yang memiliki

pengaruh rendah sampai sedang dan kepentingan cukup tinggi
sejumlah 4 (lima) stakeholders; dan
4) Kelompok Apathetics, yaitu: stakeholder yang memiliki

pengaruh rendah dan kepentingan rendah sejumlah 1 (satu)
stakeholders.
7
7
7
Strategi manajemen kinerja yang dilaksanakan dalam aksi

perubahan ini dapat mencontoh hasil studi lapangan di RSUD Sleman
yang dapat mencapai tujuan kinerja dengan cara menggalang
komitmen dengan membuka jejaring bersama stakeholder yang lain
dengan nilai-nilai organisasi yang ada dalam rangka mencapai tujuan
organisasi sehingga target organisasi yang telah di tetapkan dapat
tercapai dengan optimal..
Strategi dalam memobilisir stakeholders dapat dilihat dalam tabel

sebagai berikut:
Tabel 4.8. Stakeholders dan Strategi Memobilisir
No Stakeholder Strategi Memobilisir

A PROMOTERS
Menyusun dan menetapkan
1. Bupati Grobogan
kebijakan
Menyusun dan menetapkan
2. Sekretaris Daerah
kebijakan
B LATENS
Asisten Pemerintahan Dan Merumuskan perolehan
3. Kesejetahteraan Rakyat informasi potensi konflik
Badan Kesatuan Bangsa dan Merumuskan perolehan
4.
Politik informasi potensi konflik
Dinas Pemuda, Olahraga, Merumuskan perolehan
5.
Kebudayaan dan Pariwisata informasi potensi konflik
Merumuskan perolehan
6. Dinas Sosial
7. Dinas Pendidikan
8. Satuan Polisi Pamong Praja
Dinas Ketahanan Pangan Merumuskan perolehan
9. Daerah informasi potensi konflik
Badan Penanggulangan Merumuskan perolehan
10.
Bencana Daerah informasi potensi konflik
8
8
8
Dinas Komunikasi dan Merumuskan perolehan
11. Informatika informasi potensi konflik
Dinas Perindustrian dan Merumuskan perolehan
12.
Perdagangan informasi potensi konflik
13. Dinas Kesehatan
Dinas Pemberdayaan Merumuskan perolehan
Perempuan dan Perlindungan informasi potensi konflik
14.
Anak, Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Dinas Tenaga Kerja dan Merumuskan perolehan
15.
Transmigrasi informasi potensi konflik
Dinas Peternakan dan Merumuskan perolehan
16.
Perikanan informasi potensi konflik
17. Dinas Pertanian
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Merumuskan perolehan
18.
Kecil dan Menengah informasi potensi konflik
19. Dinas Perhubungan
Dinas Pemberdayaan Merumuskan perolehan
20.
Masyarakat dan Desa informasi potensi konflik
Dinas Kependudukan dan Merumuskan perolehan
21.
Pencatatan Sipil informasi potensi konflik
22. Dinas Lingkungan Hidup
Dinas Penanaman Modal dan Merumuskan perolehan
23.
Pelayanan Terpadu Satu Pintu informasi potensi konflik
24. Inspektorat
Dinas Pekerjaan Umum dan Merumuskan perolehan
25.
Penataan Ruang informasi potensi konflik
Badan Kepegawaian, Merumuskan perolehan
26. Pendidikan dan Pelatihan informasi potensi konflik
Daerah
Badan Pendapatan, Merumuskan perolehan
27. Pengelolaan Keuangan dan informasi potensi konflik
Aset Daerah
Badan Perencanaan Merumuskan perolehan
28.
Pembangunan Daerah informasi potensi konflik
29. Dinas Kearsipan dan Merumuskan perolehan
Perpustakaan Daerah
9
9
9
30. Bagian Ekonomi Setda
31. Bagian Hukum Setda
32. Kodim 0717/ Purwodadi
34. Polres Grobogan
Komisi Pemilihan Umum Merumuskan perolehan
35. Kabupaten Grobogan informasi potensi konflik
Badan Pengawas Pemilihan Merumuskan perolehan
36.
Umum Kabupaten Grobogan informasi potensi konflik
37. Kejaksaan Negeri Grobogan
38. Binda Wilayah Grobogan
Perusahaan Umum Badan Merumuskan perolehan
39. Usaha Logistik Cabang informasi potensi konflik
Grobogan
Cabang Dinas Pendidikan Merumuskan perolehan
40. Wilayah IV informasi potensi konflik
41. Imigrasi Kelas I Semarang
Kementrian Agama Kabupaten Merumuskan perolehan
42. Grobogan informasi potensi konflik
C DEFENDERS
Mencari, mendapatkan dan
43. FKUB Kabupaten Grobogan menginformasikan potensi
konflik yang valid dan aktual
44. FKDM Kabupaten Grobogan menginformasikan potensi
FKUB Kecamatan se menginformasikan potensi
45. Kabupaten Grobogan
FKDM Kecamatan se menginformasikan potensi
46. Kabupaten Grobogan
47. Masyarakat Kabupaten Mencari, mendapatkan dan
Grobogan menginformasikan potensi
10
10
10
E APATHETICS
Membantu mempublikasikan
48. Media
aplikasi kepada masyarakat
Sumber: hasil Analisis
c. Pembentukan Tim Efektif
Kerjasama dalam satu Tim akan mampu melakukan lebih
banyak hal dari pada bekerja sendirian. Banyak hal yang sulit dilakukan
secara mandiri, namun dengan mudah dapat diraih dengan kerjasama,
karena dalam kerjasama terjadi hubungan yang saling menguatkan
antara berbagai pihak yang terlibat dalam kerjasama itu. Banyak
pekerjaan yang tidak mungkin secara mandiri dapat dilakukan dengan
baik. Tim dibangun untuk mengembangkan semangat, saling percaya,
kedekatan, komunikasi, dan produktivitas.
Ciri-ciri tim yang efektif dapat dirinci sebagai berikut:
1) Bekerja sama dengan tujuan tertentu, sasaran yang jelas dalam
suasana saling mempercayai dan penuh percaya diri serta
mengutamakan unjuk kerja;
2) Bersedia menerima perbedaan dan sumbangan pemikiran serta
masing-masing individu memiliki peran yang berbeda-beda;
3) Pemecahan masalah dilaksanakan secara positif tanpa
melibatkan kebencian individu;
4) Saling berbagi ilmu, pengetahuan, informasi, dan keterampilan
agar seluruh tim memiliki kemampuan yang sama;
11
11
11
5) Apabila terjadi perbedaan pendapat mereka akan duduk
bersama dan memecahkan permasalahan yang ada dengan
kepala dingin dan terbuka;
6) Pembagian dan pendelegasian tanggung jawab dengan orang-
orang yang bekerja secara mandiri tetapi tetap dalam kerangka
kerja sama;
7) Berbagai saran untuk memperbaiki kinerja organisasi diterima
dengan baik walaupun berasal dari anggota tim yang lain; dan
8) Seluruh anggota tim tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan
tindakan yang diperlukan, tanpa merasa cemas akan suara
yang berbeda pendapat.
Tim Efektif memiliki tugas membantu agen perubahan
dalam mewujudkan aksi perubahan. Adapun uraian tugas dan
kewenangan Tim Efektif dijabarkan sebagai berikut :
1) Mentor (Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Grobogan )
a) bertindak sebagai pembimbing dengan sikap profesional;
b) Memberikan persetujuan, dukungan dan arahan
terhadap adanya aksi perubahan; dan
c) membimbing peserta dalam mengatasi kendala yang
muncul selama proses implementasi.
a) Project Leader
12
12
12
b) Memimpin jalannya aksi perubahan mulai dari
merencanakan, mengkoordinasikan, membentuk Tim
Efektif, penjadwalan, memonitoring dan evaluasi
dengan bimbingan Mentor dan Coach;
c) Menyusun rencana kerja Tim;
d) Melakukan komunikasi dan koordinasi kesepakatan
dengan stakeholders.
e) Melaporkan hasil pelaksanaan aksi perubahan kepada
Mentor.
3) Coach
a) Memberikan motivasi, bimbingan, petunjuk,
persetujuan, arahan dalam pembelajaran;
b) Melakukan diskusi dan memberikan masukan dalam
menyusun rancangan aksi perubahan;
c) Memonitoring kegiatan peserta selama tahapan aksi
perubahan dan tahap evaluasi; dan
d) Memberikan peringatan kepada Project Leader apabila
terjadi penyimpangan aksi perubahan.
4) Tim Efektif
a) Membuat dan mengirim undangan rapat;
b) Menyiapkan daftar hadir dan membuat notulen rapat;
c) Mendokumentasikan kegiatan;
d) Menghimpun, memvalidasi dan memverifikasi data; dan
13
13
13
e) Melaksanakan kegiatan lain yang mendukung aksi
perubahan.
MENTOR
KEPALA BAKESBANGPOL KABUPATEN GROBOGAN
AGEN PERUBAHAN
KEPALA BIDANG KEWASPADAAN NASIONAL DAN PENANGANAN KONFLIK
COACH
TIM EFEKTIF INTERNAL TIM EFEKTIF EKSTERNAL
Gambar 4.3. Strukur Organisasi Tim Efektif, Tim Analisis dan Kajian
Gambar 4.3 tersebut di atas memberikan amanat dengan Tim
Efektif dibentuk sampai dengan selesainya penyusunan aksi
perubahan.
Dalam pelaksanaan kegiatan aksi perubahan ini, yaitu: selama 2
(dua) bulan. Untuk mendukung kelancaraan aksi perubahan, maka Tim
Efektif menyusun etika dan mekanisme kerja yang telah disepakati
bersama, yaitu :
14
14
14
1) Tim Efektif, melaksanakan tugas sesuai dengan Surat
Keputusan Kepala Bappeda Kabupaten Grobogan dan
dilakukan dengan penuh tanggungjawab, kedisiplinan dan
bekerja sama;
2) Dalam melaksanakan tugas masing-masing tim harus
berpedoman pada milestone dan menjaga sinergitas antar
anggota Tim;
3) Masing-masing Tim harus mengetahui jadwal pelaksanaan
sesuai milestone;
4) Koordinasi dan kerjasama antar Tim serta melaporkan hasil
kemajuan pelaksanaan kepada Project Leader; dan
5) Bila terjadi kendala yang menghambat jalannya proses aksi
perubahan untuk segera melaporkan kepada Project
Leader.
Harapan setelah tugas Tim ini selesai, tetap tersedia SDM, sarana
dan prasarana yang mendukung dalam Mewujudkan Pelaporan Harian
Setiap Kejadian dan Pengolahan Data Berbasis Elektronik di Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan.
d. Sarana dan Prasarana, aset, anggaran (perencanaan anggaran
jangka pendek non APBD dan perencanaan penganggaran
jangka menengah-panjang)
15
15
15
Sarana dan prasarana dalam mendukung aksi perubahan
berupa hardware dan software untuk mendukung pembuatan data
spasial telah tersedia di Bidang Kewspadaan Nasional dan
Penanganan KonflikI walaupun terbatas, berupa: komputer dekstop,
laptop, printer, dan SDM sebanyak 3 (dua) orang yang memiliki
kompetensi mengoperasikan sebagai administrator aplikasi elektronik
lapor data dan olah (E-LADALAH). Aplikasi tersebut dapat bekerja di
smartphone dan perangkat computer guna mengumpulkan informasi
secara cepat dan valid.
Perencanaan anggaran jangka pendek dan menengah sampai
akhir Tahun 2022 menggunakan dana pribadi dikarenakan masih
sederhananya aplikasi sehingga belum memerlukan biaya yang
tinggi. Untuk anggaran jangka panjang dapat diusulkan pada
penetapan anggaran Tahun 2023 untuk pengembangan aplikasi dan
perluasan jaringan
D. Pengembangan Organisasi Digital
Dimasa digital seperti sekarang ini, penggunaan teknologi digital
sudah semakin popular di kalangan masyarakat luas, tentunya akan
membawa pengaruh yang luar biasa dalam berbagai aktivitas, baik
aktivitas pribadi sampai dengan aktivitas kerja sehari-hari. Penggunaan
teknologi digital sangat bermanfaat dan memberikan banyak kemudahan
dalam beraktivitas sehingga menjadi lebih praktis, efektif dan efisien.
16
16
16
Dengan berjalannya waktu secara perlahan-lahan meninggalkan
cara-cara manual dan beralih ke teknologi digital atau bisa dikatakan
sebagai transformasi digital yang sekarang ini mulai banyak
diimplementasikan di berbagai macam instansi/organiasi, mulai dari
instansi/lembaga pemerintahan bahkan sampai ke sektor usaha yang
lainnya.
Teknologi digital sangat dibutuhkan oleh instansi/organisasi bukan
hanya untuk maju bersaing, tetapi juga dihadapkan pada kondisi
pandemi yang luar biasa dampaknya. Adanya pandemi ini, menuntut
banyak instansi/organisasi untuk bisa tetap bekerja dan produktif
ditengah berbagai pembatasan dan protokol kesehatan yang ketat,
contohnya seperti kebijakan sistem kerja shifting dan kerja dari rumah
(WFH). Bekerja dari rumah (WFH) akan berdampak pada kurang
optimalnya produksifitas kinerja kalau sistem kerjanya masih secara
manual dan konvensional, pasti banyak kendala dan masalah yang
dihadapi.
Hasil Studi Lapangan di RSUD Sleman sangat menarik untuk di
tiru dan adopsi terkait penggunaan teknologi informasi, Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan berusaha mewujudkan
pelaporan harian setiap kejadian dan pengolahan data menggunakan
aplikasi elektronik lapor data dan olah (E-LADALAH) untuk menciptakan
kondusifitas daerah di Kabupaten Grobogan.
17
17
17
E. Manajemen Resiko (Potensi dan Antisipasi Kendala Pelaksanaan
Aksi Perubahan Kinerja Organisasi)
Inovasi mengandung resiko dan membutuhkan Pemimpin dan
Aparatur yang berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan, bukan
yang takut resiko atau sekedar mempertahankan status quo. Akan ada
resiko dalam aksi perubahan ini, namun meskipun demikian aksi
perubahan ini resiko yang ada dapat dikelola dan diantisipasi.
Kemungkinan resiko tersebut antara lain berupa belum adanya budaya
lapor pada masyarakat, menjadikan masyarakat enggan menggunakan
aplikasi sebagai alat lapor sehingga diperlukan sosialisasi tentang
pentingnya partisipasi masyarakat dalam melaporkan kejadian atau
peristiwa untuk kebaikan bersama dan segera mendapatkan solusi/
penyelesaian yang tepat. Pemberian reward/point yang nantinya dapat di
tukarkan barang seperti sembako akan merangsang minat masyarakat
untuk segera melaporkan setiap kejadian. Rasa takut yang dimiliki oleh
masyarakat terkait kerahasiaan identitas untuk melaporkan suatu kejadian
menjadi salah satu polemik yang dapat diatasi dengan jaminan keamanan
dari pihak Polres Grobogan.
Seperti kebanyakan aplikasi lainnya yang masih banyak
kekurangan dalam perancangan dan pembuatan sampai penggunaan
aplikasi. Maka dari itu diperlukan pengembangan dengan memprioritaskan
peningkatan secara terus-menerus atau update secara berkala. Prioritas
utama pada aplikasi ini pada banyaknya penyimpanan informasi dan data
yang diperoleh. Ketika ruang penyimpanan data penuh maka laporan dari
18
18
18
masyarkat tidak akan bisa tertampung. Antisipasi pertama yang dapat
dilakukan adalah dengan memperbesar kapasitas penyimpanan. Dengan
semakin besarnya ruang simpan tidak perlu khawatir pada penampungan
data dan dapat fokus pada tahap selanjutnya yaitu pemrosesan data.
Selain itu masih ada permasalahan lain yang menjadi perhatian lebih yaitu
keterbatasan jangkauan jaringan internet / blank spot pada wilayah
tertentu. Perhatian seperti itu dapat di atasi dengan melakukan pelaporan
menggunakan kurir yang ditujukan kepada daerah terdekat yang memiliki
jaringan Internet yang baik, sehingga laporan bisa langsung di teruskan
melalui aplikasi E-LADALAH.
Pada tahun 2021 pengusulan penggunaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2022 telah ditutup
sehingga muncul keterbatasan dalam pelaksanaan rancangan aksi dalam
hal pengembangan aplikasi karena sudah tidak dapat mengusulkan
anggaran di Tahun 2022. Keterbatasan tersebut masih dapat di atasi
dengan cara membuat aplikasi yang sederhana dengan fitur yang masih
minim, semisal hanya dapat mengirim foto dan teks dalam pelaporan suatu
peristiwa.
19
19
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Fred Luthans, (2006), Perilaku Organisasi. Edisi Sepuluh, PT. Andi:
Yogyakarta;
2. Sudarmanto, (2009), Kinerja dan Pengembangan Kompetensi
SDM.Pustaka Pelajar: Yogyakarta;
3. Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala. (2011), Manajemen Sumber Daya
Manusia. PT.Rajagrafindo Persada:Jakarta;
4. Wibowo, (2013), Manajemen Kinerja. edisi ketiga. PT. Rajagrafindo
Persada:Jakarta;
20
20
20
5. Zainal Irhamni, 2020, Buku Intelejen dalam Ekonomi Daerah, IPB Press:
Bogor;
6. Irawan Sukarno, Dasar-Dasar Intelijen Strategis, Jakarta, Markas Besar
Angkatan Bersenjata RI, Lembaga Pertahanan Nasional, 1988;
7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Penanganan Konflik Sosial;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2019 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Kewaspadaan Dini di Daerah;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pembentukan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan;
10. Peraturan Bupati Grobogan Nomor 40 Tahun 2020 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Jabatan dan
Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Grobogan;
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : YUSIANA SIYAMIWATI, S.E., M.M.

Tempat, Tanggal Lahir : Purwodadi, 03 Desember 1969
Jabatan : Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan
Penanganan Konflik
OPD : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Grobogan
Alamat Kantor : Jl. D. I. Panjaitan No.6, Brambangan,
Purwodadi, Kec. Purwodadi, Kabupaten
Grobogan, Jawa Tengah Kode Pos : 58111
Alamat Rumah : Jl. R. Suprapto Gg Nakula I No.7 Purwodadi
21
21
21
Email : yusianasiyamiwati12@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. SDN VII Purwodadi
2. SMPN I Purwodadi
3. SMA Kristen Widya Wacana Purwodadi
4. S1 STIE Jaya Negara Malang
5. S2 AUB Solo
Riwayat Pekerjaan : 1. CPNS di Kantor Bangdes Kabupaten
Semarang Tahun 1995-1997
2. Staf di Kecamatan Grobogan Tahun 1997-
2000
3. Staf Bidang Pendapatan di BPPKAD
Kabupaten Grobogan Tahun 2000-2002
4. Staf Bidang Anggaran di BPPKAD Kabupaten
Grobogan Tahun 2002-2011
5. Staf Bidang Keuangan BKD Kabupaten
Grobogan Tahun 2011-2012

6. Kasi Bina Pasar di Disperindag Kabupaten
Grobogan 2012-2014
7. Kasubag Keuangan di Dinas Pendidikan
Kabupaten Grobogan Tahun 2014-2016
8. Kasubag Perencanaan di Dinas Pendidikan
Tahun 2016-2018
9. Kabid Kewaspadaan Nasional dan
Penanganan Konflik di Badan Kesbangpol
Kabupaten Grobogan Tahun 2018 sampai

22
Sekarang22
22
LAPORAN HASIL STUDI LAPANGAN PERSEORANGAN

DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA
23
23
23
INOVASI LAYANAN MENIK GASIK DAN TALEN

DI RSUD KABUPATEN SLEMAN
Oleh:
Nama Peserta : Yusiana Siyamiwati,SE., MM.

Nomor Peserta : PKA-II-12-2021
Jabatan : Kabid Kewaspadaan Nasional dan
Penanganan Konflik Sosial
Instansi : Badan Kesbangpol Kab Grobogan
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR ANGKATAN II

KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN 2021
LAPORAN HASIL STUDI LAPANGAN PERSEORANGAN
DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR ( PKA )
ANGKATAN II KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN 2021
A. Nama Peserta / NIS / Kelp : YUSIANA SIYAMIWATI, SE., MM.

24
24
24
/PKA-II-12-2021/Kelompok 3
B. Jabatan / Instansi : Kabid Kewaspadaan Nasional dan
Penanganan Konflik Sosial/ Badan
Kesbangpol Kabupaten Grobogan
C. Lokus-Fokus Studi Lapang : RSUD Kabupaten Sleman Provinsi
Yogyakarta
D. Profil / Deskripsi Organisasi :
RSUD Sleman yang berlokasi di jalur strategis Jalan Raya
Yogyakarta Magelang atau Jalan Bhayangkara 48 Murangan, Triharjo,
Sleman adalah Rumah Sakit pertama yang dimiliki oleh pemerintah
Kabupaten Sleman sejak zaman penjajahan Belanda, Jepang hingga
masa kemerdekaan tahun 1977 dinyatakan berdiri secara resmi sebagai
Rumah Sakit Umum Pemerintah dengan tipe D berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta nomor: 01065/Kanwil/1977 tanggal 5
Nopember 1977.
Perubahan kelas di kelas D ke kelas C Non Pendidikan diperoleh
pada tanggal 15 Februari 1988, dari kelas C Non Pendidikan ke kelas B
Non Pendidikan diperoleh sejak tahun 2003 kemudian berkembang lagi
menjadi kelas B pendidikan sampai saat ini tahun 2021 menuju SMART
hOSPITAL yang mempunyai fungsi sebagai Rumah Sakit andalan
Kabupaten Sleman.
Rumah Sakit Umum Daerah Sleman merupakan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman
dan dalam menjalankan fungsinya RSUD Sleman mengacu pada visi
Kabupaten yaitu “Menjadi Rumah Sakit Andalan Masyarakat, Menuju
Terwujudnya Sleman SMART REGENCY” sedangkan misi di Rumah
Sakit Umum Daerah Sleman mempunyai tiga misi, yaitu:
1. Meningkatkan tata kelola RSUD Sleman dengan didukung sistem
informasi manajemen yang terintegrasi.
25
25
25
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, dan
terjangkau semua lapisan masyarakat.
3. Menyediakan Wahana Pendidikan, Penelitian, Pelatihan, Dan
Pengembangan tenaga kesehatan.
E. Profil / Deskripsi Kinerja Pelayanan Organisasi :
Sakit Umum Daerah Sleman mempunyai komitmen mutu dan
keselamatan pasien yang menerapkan standar-standar yang ada di
akreditasi rumah sakit dan sudah mengikuti beberapa tahapan survey
salah satunya pengakuan KARS yaitu telah terpenuhinya 16 standar
pelayanan rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah Sleman mempunyai layanan
unggulan yaitu Penanganan Obstetry Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) dan pelayanan Hemodialisa
F. Analisis Masalah Kinerja Pelayanan Organisasi :
(Adopsi / Adaptasi Strategi dari Lokus)
1. Lesson Learnt bagi Instansi dalam bentuk terobosan/ inovasi
Beberapa inovasi yang telah dilaksanakan di RSUD Sleman
sebagai berikut :
Inovasi pelayanan MENIK GASIK (Media Komunikasi
Petugas, Pasien Dan Keluarga)
Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien
Covid-19, RSUD Sleman membuat inovasi pelayanan MENIK
GASIK (Media Komunikasi Petugas Pasien dan Keluarga) yaitu
membuat jejaring dengan Grup WA untuk memudahkan
komunikasi pasien, petugas, maupun keluarga dimana pasien
diisolasi.
Inovasi Pelayanan Klinik Konsultasi Online (Klinik TaLen)
Disamping inovasi pelayanan MENIK GASIK tersebut, pada
masa pandemic Covid-19 ini, untuk menekan penyebaran Covid-
19, RSUD Sleman juga berupaya menciptakan gagasan atau ide
baru dalam pelayanan kesehatan. Salah satu inovasi yang telah
26
26
26
dilakukan oleh RSUD Sleman yaitu membuat Klinik Konsultasi
Online atau TaLen.
Klinik Konsultasi Online atau TaLen yaitu:
 Merupakan pelayanan konsultasi jarak jauh dengan mudah
dan terjangkau yang dilakukan oleh petugas medis dan
pasien
 TaLen dalam bahasa Jawa berarti naleni atau mengikat yang
artinya bahwa pelayanan TaLen merupakan ikatan antara
dokter dengan pasiennya.
 Pelayanan TaLen bisa diakses oleh pasien dimanapun
berada, karena pelayanan ini menggunakan aplikasi Video
Call WhatsApp.
 Pelayanan TaLen sementara masih dibatasi untuk pasien
rawat jalan di RSUD Sleman.
 Pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan 1 hari sebelum
konsultasi dilakukan petugas medis.
 Konsultasi online atau TaLen melayani konsultasi spesialis
penyakit dalam, spesialis saraf dan klinik estetika, praktek
dimulai hari senin s.d. Kamis, buka jam 09.00 s.d. 14.00
WIB, khusus hari Jum’at, buka jam 09.00 s.d. 11.00 WIB.
 Adapun prosedur dalam pelayanan Konsultasi Online atau
TaLen sebagai berikut:
 Pasien melakukan pendaftaran 1 hari sebelum konsultasi
dengan format pendaftaran : Ketik : Nama _ No. Rekam
Medik _ No. WA yang bisa dihubungi _ Tanggal Konsultasi _
Klinik yang dituju _ dokter yang dipilih;
 Kirim ke nomor WA pendaftaran RSUD Sleman : 0815-6300-
300;
 Jawaban konfirmasi pendaftaran dari admin yang dikirimkan
ke WA pendaftar;
27
27
27
 Dokter menghubungi pasien ke nomor WA pendaftar pada
hari dan waktu perjanjian konsultasi;
 Konsultasi kesehatan dengan dokter spesialis, dengan durasi
waktu 15 menit;
 Selesai konsultasi, kassa menginformasikan cara
pembayaran dengan transfer ke rek BRI : 024-
701001369302 a.n RSUD Sleman;
 Konfirmasi pembayaran oleh kassa dan pemberitahuan
langkah selanjutnya;
2. Pemberdayaan Sumberdaya (Peta dan Pemanfaatan) yang

Kompeten
Sumber daya manusia menjadi hal mutlak yang diperlukan untuk
menjamin mutu pelayanan kesehatan yang diberikan untuk
memenuhi standar nasional dan internasional. Sehingga dalam
memberikan pelayanan manajemen Rumah Sakit harus melakukan
penataan SDM yang berkompeten di setiap unit pelayanan kepada
pelanggan dapat terlaksana dengan baik.
Penguatan kompetensi dan pemberdayaan SDM organisasi

yang dilakukan oleh RSUD Kabupaten Sleman, antara lain:
 Senantiasa melakukan upaya peningkatan kualitas sdm
sebagaimana tertuang dalam Misi ke 1;
28
28
28
 Dalam inovasi layanan konsultasi via online (KLINIK TALEN),
maka penguatan kompetensi SDM yang terlibat dalam layanan
menjadi sebuah tuntutan, contoh :
 Para dokter dituntut untuk senantiasa meningkatkan
kemampuan dan profesionalisme sesuai spesialisasi yang
dibutuhkan.
 Dalam memberikan pemahaman kepada pasien terkait
dengan pemakaian jenis obat, batasan dosis pemakaian,
batasan lama penggunaan, penjelasan efek samping dan
lain-lain secara terinci dan tuntas wajib dipenuhi setiap
Apoteker sesuai kompetensi yang disyaratkan.
 Bagi petugas pada administrasi pendaftaran minimal dituntut
mampu untuk melakukan operasionalisasi pendaftaran
ataupun layanan melalui online.
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan
mengedepankan standar kualitas dalam batas kemampuan
SDM dan peralatan yang dimiliki.
 Meskipun memiliki SDM yang relatif terbatas, RSUD Kabupaten
Sleman tetap berkomitmen untuk melayani masyarakat dengan
sepenuh hati.
 Meningkatkan kompetensi manajemen RSUD dalam
berkomunikasi secara efektif dan efisien dalam rangka
mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Sleman sebagai
Rumah Sakit Pendidikan.
 Optimalisasi peran kepemimpinan organisasi dalam
memanfaatkan semua peluang untuk menjalin kerjasama
dengan seluruh lembaga pendidikan bidang kesehatan lainnya
Untuk dapat menggunakan lahan praktek pendidikan di RSUD
Sleman.
29
29
29
3. Pembangunan Jejaring Kerja, Kolaborasi Pemangku
Kepentingan
Pimpinan RSUD Sleman mengembangkan hubungan baik
dengan stakeholders. Terutama dengan owner hal-hal yang
diusulkan oleh Rumah Sakit, terutama dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan akan disetujui oleh pemerintah daerah. Dalam hal
menjalin jejaring dengan fasilitas kesehatan lainnya, Rumah Sakit
berhasil mengkondisikan rujukan dari Puskesmas untuk dikirim ke
RSUD Sleman, rujukan PONEK, yang merupakan salah satu
pelayanan unggulan di RSUD Sleman.
RSUD Sleman telah membangun peta jejaring kerja dengan
baik, di dalam instansi internal RSUD maupun dengan instansi
eksternal dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Selain
itu juga telah berkolaborasi dengan stakeholder terkait.
Kolaborasi dalam konsep Penta Helix merupakan kegiatan
kerjasama antar bidang Academic, Bussiness, Community,
Government, dan Media, atau dikenal sebagai ABCGM, hal ini untuk
mempercepat pengembangan pelayanan guna mendukung
terwujudnya RSUD Sleman “Menjadi Rumah Sakit Andalan
Masyarakat, Menuju Terwujudnya Sleman SMART REGENCY”.
4. Penerapan Manajemen Kinerja dan Manajemen Risiko
 Manajemen Kinerja :
RSUD Sleman dalam menerapkan Manajemen Kinerja
yaitu dengan melakukan pembenahan secara menyeluruh di
semua lini untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan termasuk
dalam pengelolaan keuangan, peningkatan kualitas semua SDM
yang professional, meningkatkan target pendapatan,
menyediakan sarana prasarana dalam penanganan limbah cair,
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
serta pemanfaatan teknologi informasi.
30
30
30
Keys Succes Factors yang merupakan faktor-faktor yang
menjadi kunci sukses bagi kinerja di RSUD Sleman dilandasi
oleh nilai-nilai yang dikembangkan di organisasi, antara lain:
1. Kemampuan RSUD Sleman untuk membangun komitmen
bahwa setiap pada suatu program atau inovasi harus
terselesaikan
2. Nilai budaya kerja di lingkungan RSUD Sleman adalah Mitra
Kesehatan Anda
3. Pemahaman dan mobilisasi SDM yang handal bagi seluruh
pegawai dan stakeholders yang ada dalam RSUD Sleman
mulai pimpinan sampai staf bahwa rasa kepedulian adalah
hal yang sangat penting
4. Pola kepemimpinan yang transformatif dan inovatif
5. Responsif menangkap potensi kendala, analisis risiko, dan
alternatif strategi
6. Berani mengambil keputusan atau kebijakan guna
menciptakan inovasi-inovasi dan didasari pada nilai problem
solving oriented
7. Bekerja secara tim (teamwork)
8. Perencanaan dan penganggaran yang responsif gender
9. Senantiasa membangun jejaring, sinergi dengan stakeholder
terkait, baik pemerintah, swasta masyarakat dan media
10. Pemanfaatan teknologi dalam problem solving strategy dan
menciptakan inovasi-inovasi
11. Menjaga kenyamanan layanan bagi pengunjung dan secara
bertahap meningkatkan fasilitas layanan secara inovatif
Keunggulan Strategi Dan Manajemen Kinerja Pelayanan
Publik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sleman yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat sebagaimana tertuang dalam:
a) Rencana Kinerja Tahunan
31
31
31
b) Penetapan Kinerja
c) Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU)
d) Rencana Strategis
 Manajemen Resiko
Untuk mencapai tujuan organisasi dan pencapaian kinerja
data dalam rangka memberikan solusi untuk mengantisipasi
risiko yang muncul sebagai akibat dari permasalahan dan
hambatan yang ada, maka RSUD Sleman menerapkan langkah-
langkah strategi sebagai berikut:
1. Bekerjasama dengan lembaga UGM, RSUP Sarjito
Yogyakarta untuk mengisi kebutuhan tenaga jenis tertentu
serta mengusulkan kepada Badan Kepegawaian Daerah
untuk mengikuti program spesialis atau sub spesialis yang
dibutuhkan RSUD Sleman
2. Peningkatan Pendapatan Rumah Sakit dengan cara
peningkatan pasien tanpa penjaminan (pasien umum) serta
pemberlakuan perubahan tarif baru RSUD Sleman
3. Membuka jejaring dengan stakeholder guna menjalin kerja
sama, yaitu Pemerintah Daerah Sleman dengan RSUD
Sleman.
4. Penanganan dan pengelolaan limbah cair yang infeksius
secara benar agar tidak terjadi pencemaran lingkungan
5. Peran Kepemimpinan Transformatif Dalam Pelayanan dan
Penguatan Nilai Organisasi
Direktur RSUD Sleman adalah seorang yang memiliki jiwa
kepemimpinan yang mempunyai wawasan jauh kedepan atau
visioner melakukan perubahan, memberikan motivasi dan inspirasi
pada bawahannya untuk kreatif dan inovatif, memiliki kemampuan
mendiagnosis serta membentuk tim yang sulit untuk mencapai tujuan
organisasi terbukti dengan inovasi Talen.
32
32
32
kekuatan dan kesederhanaan. Warna gradasi dari biru tua
dan biru muda memiliki makna segenap jajaran pengelola Rumah
Sakit harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal ini sesui dengan misis pertama RSUD Sleman yakni:
“Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas,
paripurna, dan terjangkau dengan dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran atau kesehatan yang memadai”.
Sedangkan warna hijau bermakna ketulusan, keikhlasan, dan
kesungguhan hati. Makna ini diwujudkan dalam maklumat
pelayanan RSUD Sleman Yakni: “Dengan tulus ikhlas dan
kesungguhan hati, kami bertekad mematuhi dan melaksanakan
Standar Pelayanan untuk memberikan pelayanan yang terbaik yang
berfokus kepada pasien.
6. Planning dan Budgeting, serta Pengembangan Teknologi Digital
 Planning dan Budgeting :
Dengan diberlakukannya Penerapan Pola Pengelolaan
Keuangan (PPK) BLUD di RSUD Sleman, maka hal ini telah
meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan dengan
memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki Rumah Sakit
secara optimal dan efisien yang mendukung terwujudnya RSUD
Sleman “Menjadi Rumah Sakit andalan masyarakat menuju
terwujudnya Sleman Smart Regency” pada tahun 2021.
Hal ini tercermin dalam wujud pengalokasian anggaran dari
PEMKAB Sleman untuk RSUD Sleman, berupa:
1) Sumber daya untuk pembelanjaan-pembelanjaan yang
mendukung terwujudnya RSUD Sleman “Menjadi Rumah
Sakit Andalan Masyarakat Menuju Terwujudnya Sleman
Smart Regency” pada tahun 2021, termasuk bantuan untuk
pembangunan fisik atau sarana prasarana
2) Pembelian MRI
33
33
33
3) Pemberian tunjangan perbaikan penghasilan kepada
karyawan RSUD Sleman yang diberikan 3 bulan sekali
4) Pengadaan obat-obatan
5) Pengadaan Alkes
6) Pemerintah Kabupaten Sleman memberikan bantuan alat
untuk tes PCR.
 Pengembangan Teknologi Digital :
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik
RSUD Sleman memiliki beberapa inovasi dengan menerapkan
teknologi informasi berupa:
 Pelayanan unggulan yaitu “PONEK” (Pelayanan Obstetry
Neonatal Emergensi Komprehensif) dengan membangun
sistem rujukan online dari Puskesmas dalam mengakses
pelayanan PONEK
 Pelayanan Hemodialise terintegrasi dengan Aplikasi SIM RS
dan BPJS Kesehatan dalam mengakses pelayanan
Hemodialise,
 Memberikan pelayanan terbaik di era pandemi Covid-19
RSUD Sleman membuka layanan Menik Gasik yaitu sebuah
inovasi RSUD Sleman untuk memperlancar komunikasi
antara pasien covid-19, petugas dan keluarga khususnya
fasilitasi kesehatan untuk mencegah penularan
 Membuka layanan klinik Talen (konsultasi online)
 Membuka fasilitas pengaduan baik lisan maupun tertulis.
Grobogan, 23 Maret 2021

Mengetahui,
Pembimbing Peserta
34
34
34
SUTARDI, A.Pi, MMA YUSIANA SIYAMIWATI, SE., MM.
Widyaiswara Ahli Utama
NIP : 19600531 198503 1 005
35
35
35

Rapko Bab I IV (Revisi)

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Rapko Bab I IV (Revisi)

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Angkatan II Tahun 2021

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Dinamika kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia selama satu

dasawarsa terakhir menunjukkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat

fundamental. Perubahan-perubahan itu memerlukan perhatian, kepedulian, dan

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Permasalahan masyarakat yang semakin kompleks ini berdampak pula pada

kinerja organisasi dalam memberikan pelayanan. Untuk dapat bertahan

menghadapi globalisasi, organisasi harus dapat bersaing dan berinovasi sesuai

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

keadaan eksternal dan internal organisasi, reformasi organisasi dalam

meningkatkan kualitas pelayanan merupakan salah satu caranya.

jenis virus baru di Wuhan, Cina yang menyebabkan banyak masyarakatnya

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

sehingga World Health Organization (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai

pemerintahan di seluruh lapisan di Indonesia.

Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Pelatihan Kepemimpinan Administrator