MANAJEMEN SUPERVISI
Penyusun :
ARIEF DEWANTO
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
Jl. Widya Chandra VIII No 34 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
KATA PENGANTAR
Drs. MUJIYONO, MM
NIP 195806111980031001
DAFTAR ISI
BATASAN VARIABEL :
1. Konteks Variabel
Unit ini berlaku untuk menjelaskan dan memahami kemampuan pemecahan masalah yang
kuat dan sistemik dengan pendekatan multi-disiplin tentunya dalam bidang industri.
2. Perlengkapan
2.1. Buku Text
2.2. Infocus
2.3. Laptop
2.4. powerpoint slide show
PANDUAN PENILAIAN :
2. Kondisi penilaian
2.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini
2.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan dan tertulis
5. Aspek kritis
Aspek-aspek bukti kritis yang perlu diperhatikan dalam kompetensi ini, adalah
5.1. Hasil analisis.
5.2. Kesesuaian menjawab pertanyaan.
5.3. Ketepatan dalam memilih jawaban.
KOMPETENSI KUNCI
B. Silabus Pembelajaran
KODE UNIT : ................
JUDUL UNIT : Manajemen Supervisi
DESKRIPSI UNIT : Unit ini meliputi Pengetahuan dasar bagaimana mengelola suatu industri dilihat dari aspek pengawasan (Supervisi)
Perkiraan
Elemen Kompetensi Materi Pelatihan Waktu Pelatihan
Kriteria Indikator
(jampel)
Pencapaian Pencapaian
Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
1. Memahami 1.1 Pengertian Supervisi Dapat menjelaskan
pengertian dijelaskan dengan Mempelajari Menuangkan
pengertian supervisi
manajemen benar buku teks ide ide hasil
dengan benar
supervisi Mengumpulkan informasi
1.2 Pengelompokan Dapat menjelaskan
, mengorganisir
supervisi dalam level pengelompokkan
dan mengolah
manajemen dijelaskan supervisi dalam level
informasi.
dengan benar manajemen dengan
1.3 Pemahaman benar
mengenai pendekatan Dapat menjelaskan
terhadap kajian pendekatan terhadapa
manajemen supervisi kajian manajemen
dijelaskan dengan supervisi dengan benar
benar. Dapat menjelaskan
pendekatan untuk
1.4 Pendekatan untuk
memahami supervisi
memahami supervisi
didekati dengan perilaku
didekati dengan
organisasi dengan
perilaku organisasi
benar
dapat dijelaskan
Dapat menjelaskan
dengan benar
pendekatan dalam
1.5 Pendekatan dalam mengembangkan teknik
mengembangkan how to do it dengan
teknik atau cara how benar
to do it dalam
organisasi dapat
dijelaskan dengan
benar
Perkiraan
Elemen Kompetensi Materi Pelatihan Waktu Pelatihan
Kriteria Indikator
(jampel)
Pencapaian Pencapaian
Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
2. Memahami 2.1 Pengertian mengenai Dapat menjelaskan Mempelajari Menuangkan o o
implementasi kegiatan manajemen definisi manajemen buku teks ide ide hasil
Manajemen supervisi dapat supervisi dengan benar Mengumpulkan informasi
Supervisi dijelaskan dengan Dapat menjelaskan , mengorganisir
benar peran supervisi dalam dan mengolah
fungsi-fungsi informasi.
2.2 Pemahaman tentang
manajemen dengan
peran supervisor
benar
didekatkan dengan
Dapat menjelaskan
fungsi-fungsi
teknik supervisi dengan
manajemen dapat
benar
dijelaskan dengan
Dapat menjelaskan
benar
teknik pengawasan
2.3 Teknik-teknik supervisi dengan benar
dapat dijelaskan Dapat menjelaskan
dengan benar teknik pengawasan
2.4 Pemahaman tentang dengan benar
teknik pengawasan
pendahuluan
dijelaskan dengan
benar
2.5 Pemahaman tentang
teknik pengawasan
pada saat kerja
berlangsung dapat
dijelaskan dengan
benar
Perkiraan
Elemen Kompetensi Materi Pelatihan Waktu Pelatihan
Kriteria Indikator
(jampel)
Pencapaian Pencapaian
Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
2.6 Pemahaman tentang Dapat menjelaskan o o
teknik pengawasan teknik pengawasan feed
feed back dapat back dengan benar
dijelaskan dengan Dapat menjelaskan
benar mengenai proses
2.7 Pengertian mengenai manajemen supervisi
proses manajemen dengan benar
supervisi dapat Dapat menjelaskan
dijelaskan dengan tentang fungsi
benar manajemen
perencanaan dengan
2.8 Pemahaman tentang
benar
fungsi manajemen
Dapat menjelaskan
Perencanaan dapat
tentang fungsi
dijelaskan dengan
manajemen
benar
pengorganisasian
2.9 Pemahaman tentang dengan benar
fungsi manajemen Dapat menjelaskan
Pengorganisasian tentang fungsi
dapat dijelaskan manajemen
dengan benar kepemimpinan dengan
2.10 Pemahaman tentang benar
fungsi manajemen Dapat menjelaskan
Kepemimpinan dapat tentang fungsi
dijelaskan dengan manajemen
benar pengendalian dengan
2.11 Pemahaman tentang benar
fungsi manajemen
Pengendalian dapat
dijelaskan dengan
benar
Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 11 dari 14
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
Perkiraan
Elemen Kompetensi Materi Pelatihan Waktu Pelatihan
Kriteria Indikator
(jampel)
Pencapaian Pencapaian
Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
3. 3.1 Pengertian tentang Dapat menjelaskan Mempelajari Menuangkan
Memahami hirarki supervisor hirarki supervisor dalam buku teks ide ide hasil
implementasi dalam organisasi organisasi dengan Mengumpulkan informasi
Manajemen dapat dijelaskan benar , mengorganisir
Supervisi dengan benar Dapat menjelaskan dan mengolah
Memahami tugas dan informasi.
3.2 Pemahaman tentang
tugas dan tanggung tanggungjawab
jawab supervisor supervisor dengan
dalam suatu organisasi benar
dapat dijelaskan Dapat menjelaskan jenis
dengan benar keterampilan yang
harus dimiliki oleh
3.3 Pemahaman tentang
supervisor dengan
jenis jenis
benar
keterampilan yang
Dapat menjelaskan
harus dimiliki oleh
perintah secara efektif
supervisor dapat
seorang supervisor
dijelaskan dengan
dengan benar
benar
Dapat menjelaskan
3.4 Pemahaman tentang prinsip-prinsip pokok
perintah secara efektif dalam supervisi dengan
dari seorang benar
supervisor dapat
dijelaskan dengan
benar
3.5 Pengertian tentang
prinsip prinsip pokok
dalam supervisi dapat
dijelaskan dengan
benar
Perkiraan
Elemen Kompetensi Materi Pelatihan Waktu Pelatihan
Kriteria Indikator
(jampel)
Pencapaian Pencapaian
Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
Asesmen
LAMPIRAN
1. BUKU INFORMASI
2. BUKU KERJA
3. BUKU PENILAIAN
BUKU INFORMASI
MANAJEMEN SUPERVISI
Penyusun :
ARIEF DEWANTO
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
Jl. Widya Chandra VIII No 34 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu memahami
manajemen supervisi dalam suatu organisasi atau kegiatan di industri.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Manajemen
Supervisi ini guna memfasilitasi mahasiswa sehingga pada akhir pembelajaran
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami Pengertian Manajemen Supervisi;
2. Memahami Implementasi Manajemen Supervisi;
3. Memahami Pendampingan Supervisi dalam Kegiatan Perusahaan;
4. Membuat laporan kerja;
BAB II
Suatu organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem dari sumber-sumber daya yang
terbatas, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya, yang mampu menghasilkan
barang atau jasa maka manajer dalam pengaturan organisasi bertindak sebagai koordinator,
pembagi (allocator) dan pengambil manfaat utama dari sumber-sumber daya tersebut. Istilah
manajemen mengacu pada proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan
kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Pada umumnya, bagian terbesar tenaga kerja dalam suatu organisasi adalah mereka
yang melakukan langsung pekerjaan atau operasi atau tugas yang telah ditetapkan yang
outputnya segera dapat terlihat. Para karyawan ini tidak membawahi orang lain lagi, tetapi
mereka bertanggung jawab atas kinerja mereka sendiri atau kelompok di mana mereka
merupakan anggota. Mereka dapat dinamakan karyawan atau pekerja. Jadi, pekerja yang
melakukan pekerjaan teknis operasional ini merupakan angkatan kerja dalam organisasi yang
berada pada tingkatan paling bawah.
Pekerja-pekerja ini bertanggung jawab kepada atasan langsung mereka masing-masing.
Atasan mereka ini adalah angkatan kerja dalam organisasi yang tugasnya mengupayakan agar
orang lain, dalam hal ini pekerja, melaksanakan tugas-tugas mereka. Kita menamakan kelompok
ini sebagai penyelia (supervisor) atau manajer garis depan (first line or first level manager). Para
supervisor atau manajer garis depan hanya membina para pekerja yang beroperasi di bawah
tanggung jawabnya. Mereka tidak mengawasi manajer lain. Supervisor diharapkan
melaksanakan penilaian mengenai penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia bagi unit
yang bersangkutan dengan cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Para manajer garis depan yang menyelia para pekerja yang beroperasi kadang-
kadang dinamakan :
supervisor;
department manager;
office manager;
superintendent;
foreman.
Seorang manajer adalah anggota organisasi yang memadukan dan mengkoordinasikan
pekerjaan orang-orang lain. Ini dapat berarti tanggung jawab langsung atas sebuah kelompok
orang di sebuah departemen atau dapat juga berarti menyelia (supervise) satu orang saja. Ini
juga dapat mencakup mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja sebuah regu yang terdiri atas
orang-orang dari beberapa departemen yang berlainan atau bahkan orang-orang dari organisasi
lain.
Para manajer garis depan akan bertanggung jawab kepada manajer tingkat menengah
(middle manager), dan para manajer tingkat menengah bertanggung jawab kepada manajer
puncak (top manager). Patut dicatat, sebagian orang berpendapat bahwa manajemen bisa
dikelompokkan menjadi dua, yakni manajemen puncak yang bekerja pada tataran strategi dan
manajemen operasional yang bekerja dengan menterjemahkan strategi yang ada. Sebagian lagi
berpendapat bahwa manajemen operasional adalah manajemen yang hanya membina para
pekerja yang bertanggung jawab atas kinerja mereka sendiri. Mereka tidak mengawasi manajer
lain. Jadi, untuk definisi yang kedua ini bisa disamakan dengan manajemen supervisi.
Sifat dasar atau rasional dari manajemen berkaitan dengan penetapan dan pemeliharaan
suatu sistem input-output organisasi yang menitik beratkan pada pengadaan, penggunaan, dan
pengarahan sumber-sumber daya dalam upaya mencapai tujuan tertentu.
Manajer merupakan kekuatan pendorong yang memadukan sumber-sumber daya yang
heterogen dalam suatu organisasi dalam bekerja ke arah pencapaian tujuan organisasi.
Perlu diingat, pendekatan manajemen luas ini cenderung meminimalkan kajian mengenai
masalah-masalah khusus yang dihadapi oleh para supervisor. Perlu ditekankan berulang kali
bahwa seorang supervisor merupakan manajer satu-satunya yang mengawasi orang-orang
bukan-manajer. Pendekatan ini cenderung mengabaikan lingkungan supervisi, masalah-
masalah supervisi, dan posisi unik seorang supervisor dalam organisasi total.
Pendekatan organisasi-perilaku atau behavioural-organizational approach, berusaha
memasukkan kedua macam pendekatan di atas, tetapi dalam kerangka dasar organisasi
supervisor yang bersangkutan, dan dari sudut perspektif hubungan-hubungan : pemimpin-
manajer-manusia.
Karena supervisor adalah seorang pemimpin, ia perlu memahami manusia, struktur
organisasi dan perilaku, dan perusahaan modern, serta lingkungannya. Selain itu, sebagai
seorang manajer, supervisor harus memahami persoalan bagaimana dan mengapa yang
berkaitan dengan manajamen, dan yang berkaitan dengan posisi supervisi. Pendekatan ini
menekankan pada motivasi, komunikasi, pembimbingan/konseling dan pelatihan.
Pendekatan ini menerangkan bagaimana dan apa yang perlu dilakukan dalam keadaan-keadaan
tertentu dan dimanfaatkannya teknik-teknik dinamika kelompok, memainkan peran dan
pengembangan pribadi. Perspektif ini menunjukkan supervisor dari sudut pandangan ilmu
mengenai perilaku.
Pendekatan ini cenderung meminimalkan cara bagaimana cara melakukannya secara
pragmatis dan mengurangi perhatian atas fungsi-fungsi manajerial tradisional yang dititik
beratkan pada dua macam pendekatan sebelumnya. Pendekatan ini juga meminimalkan arti
kenyataan ekonomi dan pemasaran.
Pendekatan organisasi-perilaku yang dimodifikasi atau modified behavioural-organizational
approach, yang memanfaatkan pendekatan organisasi-perilaku dengan memasukkan pula
keuntungan-keuntungan pokok dari kedua macam pendekatan lainnya. Pendekatan ini
menekankan bahwa supervisor adalah manusia yang mempunyai ikatan dan hubungan erat
dengan bawahan, atasan dan staf atau orang-orang yang memberi nasehat. Para supervisor
perlu memahami dan mampu bekerja dengan dan melalui orang lain. Hal ini berlaku untuk
semua tingkatan manajemen.
Tingkat manajemen supervisor memberikan prioritas bukan saja kepada kemampuan
melaksanakan pekerjaan dengan orang-orang lain, tetapi juga pada kemampuan menekan biaya
dan memenuhii jadwal-jadwal produksi yang telah ditetapkan. Supervisor harus memahami
posisinya yang penting dalam organisasi. Kegiatan usaha beroperasi dalam kerangka
lingkungan yang kompetitif, yang seringkali bersifat global.
BAB III
Supervisor adalah orang yang berhubungan langsung dengan manajer. Namun dalam
konteks tanggung jawab, supervisor mempunyai tugas yang tidak kalah berat. Dalam banyak
kasus, supervisor memiliki tugas yang strategis karena langsung terjun di lapangan
melaksanakan semua rencana dari manajer. Supervisor memiliki bawahan yang dalam struktur
organisasi disebut karyawan non manajerial atau staf.
sasaran-sasaran yang ditetapkan manajemen puncak juga tercapai dengan tekanan psikologis
yang seminimal mungkin dan dengan keselarasan serta kemauan baik yang maksimal.
Karena seorang supervisor berada pada tingkat pertama dalam jenjang manajemen
suatu organisasi maka ia harus memanfaatkan pula sebagian dari keterampilan dan kemampuan
para manajer yang berada pada tingkatan lebih tinggi.
Proses manajemen supervisi mencakup unsur-unsur :
perencanaan;
pengorganisasian;
penggerakan dan pengarahan (memimpin);
pengendalian.
Perencanaan
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, perencanaan mencakup proses
merumuskan tujuan, menetapkan strategi untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun
hirarki lengkap rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.
Perencanaan itu sekaligus menyangkut tujuan dan sarana-sarana. Oleh karena itu, perencanaan
membentuk basis atau dasar bagi langkah dan keputusan manajerial lainnya. Perencanaan
menjembatani kesenjangan antara keadaan di mana kita sekarang dengan keadaan yang kita
inginkan di masa mendatang. Perencanaan adalah suatu proses sedangkan hasil dari kegiatan
perencanaan tsb. adalah suatu sistem rencana.
Semua manajer terlibat dalam proses perencanaan. Demikian juga supervisor ikut
berpartisipasi dalam bagian yang kecil dari seluruh proses perencanaan organisasi, tetapi
bukannya tidak berarti sama sekali. Para supervisor bertanggung jawab terhadap perencanaan
kegiatan sehari-hari dari para pekerjanya. Kalau kegiatan-kegiatan itu tidak dilaksanakan dalam
kerangka waktu yang dirancang dan dengan pemanfaatan sumber-sumber daya secara efisien
maka seluruh struktur organisaasi akan goyah dibuatnya.
Para manajer tingkat menengah memainkan peranan penting dalam proses
perencanaan. Mereka bekerja sama dalam penyusunan perencanaan strategis, juga dalam
perumusan perencanaan taktis. Mereka juga bekerja untuk mengembangkan dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan perencanaan di dalam divisi atau unit-unit mereka masing-masing. Seperti
halnya manajer tingkat menengah, supervisor bekerja sama guna menyusun rencana-rencana
yang mempengaruhi lebih dari sebuah departemen atau unit kerja dan mereka juga menyusun
perencanaan bagi unit kerja mereka masing-masing.
Rencana Strategis
Rencana strategis merupakan rencana luas yang dikembangkan oleh para manajer
puncak, yang memberikan pengarahan tentang arah umum yang akan ditempuh oleh organisasi
yang bersangkutan. Rencana strategis dijabarkan dari tujuan-tujuan organisasi yang
menunjukkan apa usaha dari perusahaan atau apa yang ingin diusahakannya, dan jenis
perusahaan apa yang diinginkan oleh para manajer. Dapat dikatakan bahwa komponen inti dari
suatu strategi menyatakan dalam garis besarnya bagaimana sumber-sumber daya akan
dimanfaatkan, dan bagaimana organisasi akan memposisikan dirinya di dalam lingkungannya.
Pada umumnya, strategi mempunyai empat komponen dasar, yakni :
- Ruang lingkup strategi; menetapkan posisi yang dikehendaki oleh perusahaan sehubungan
dengan lingkungannya.
- Pemanfaatan sumber daya; menunjukkan bagaimana organisasi ingin mengalokasikan
sumber-sumber dayanya.
- Keunggulan kompetitif; merupakan spesifikasi mengenai keunggulan yang dimiliki oleh
perusahaan dibandingkan dengan para pesaingnya.
- Sinergi; adalah tingkat di mana berbagai perusahaan dalam badan usaha yang
bersangkutan dapat mengharapkan untuk saling membantu.
Unsur penting lainnya dari perencanaan strategis adalah pembedaan antara perumusan strategi
dan implementasi strategi, di mana formulasi atau perumusan strategi merupakan kegiatan atau
proses menciptakan atau mengembangkan rencana-rencana strategis, sedangkan implementasi
strategi merupakan kegiatan atau proses menerapkan strategi yang telah dirumuskan.
Rencana Taktis
Rencana dan perencanaan taktis mempunyai lingkup yang lebih moderat dan
menjangkau jangka waktu yang bersifat menengah. Rencana taktis cenderung memusatkan
perhatian pada manusia dan tindakan, artinya rencana tsb. berkaitan dengan upaya
mengimplementasikan rencana strategis yang telah dikembangkan sebelumnya.
Rencana taktis berhubungan dengan sumber-sumber daya spesifik dan kendala-kendala waktu.
Perencanaan taktis sangat erat kaitannya dengan manajemen tingkat menengah.
Rencana Operasional.
Pada umumnya, rencana operasional mempunyai fokus yang paling sempit karena hanya
menyangkut lingkup terbatas pada kegiatan yang disupervisi oleh manajer operasional, dengan
jangkauan waktu yang tersingkat. Rencana operasional biasanya diawasi oleh para manajer
tingkat menengah, tetapi pelaksanaannya dilakukan oleh para manajer garis depan (first line
manager). Rencana operasional merupakan operasionalisasi dari rencana strategis dan rencana
taktis. Gambar 1 memperlihatkan adanya dua macam rencana operasional, yakni : rencana yang
tetap (standing plans) dan rencana sekali pakai (single-use plans)
Rencana tetap (standing plans) merupakan rencana-rencana yang dikembangkan guna
menghadapi situasi-situasi yang berulang kembali, dan yang bersifat relatif rutin.
Rencana
operasional
kebijaksanaan program
prosedur
operasi standar proyek
peraturan dan
ketentuan
maka apa saja yang menghalangi penetapan tujuan secara tepat juga akan merupakan kendala
bagi perencanaan. Waktu dan biaya yang diperlukan dalam mendapatkan informasi dalam
rangka perencanaan seringkali menjadi hambatan karena tekanan-tekanan yang mempengaruhi
mereka atau tidak tersedianya waktu dan biaya yang cukup.
Ada sejumlah petunjuk yang berguna bagi para manajer yang dapat membantu mereka
menghindari kendala-kendala tersebut sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.
Agar perencanan menjadi efektif maka perencanaan harus dimulai dari puncak. Para manajer
puncak harus menggariskan tujuan-tujuan serta strategi-strategi yang akan diikuti oleh
manajemen tingkat lebih rendah. Para manajer harus juga memahami pandangan bahwa tidak
ada sistem perencanaan yang sempurna. Mengingat sifatnya, perencanaan memiliki batas-batas
dan tidak mungkin mencapai ketepatan 100 %.
Komunikasi terutama komunikasi vertikal, dalam hirarki organisasi, dapat menunjang
perencanaan efektif. Andaikata para manajer puncak mengetahui apa yang dilakukan para
manajer tingkat menengah dan manajer garis depan maka mereka dapat melaksanakan
kegiatan perencanaannya dengan baik.
Proses
perencanaan
Perencanaan
efektif
Dengan cara yang serupa, partisipasi akan membantu perencanaan efektif karena para
manajer yang terlibat penuh dalam perencanaan akan lebih mengetahui apa yang sedang
berlangsung, dan mereka memahami tempat mereka dalam organisasi yang ada sehingga
mereka termotivasi untuk memberikan kontribusi. Rencana jangka panjang, rencana jangka
menengah, dan rencana jangka pendek harus diintegrasikan secara tepat. Makin baik
terintegrasi rencana-rencana tersebut makin efektif sistem perencanaan seluruh organisasi.
Judul Modul Manajemen Supervisi 16 dari 40
Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................
Pengorganisasian
Dalam sebuah organisasi terdapat suatu struktur hubungan-hubungan yang disusun
antara manusia, pekerjaan dan sumber-sumber daya. Manusia berinteraksi melalui sistem
otoritas dan tanggung jawab dalam rangka pemanfaatan sumber-sumber daya untuk mencapai
tujuan. Struktur serta hubungan antara para anggotanya bisa mengalami perubahan karena
faktor-faktor internal dan eksternal yang berinteraksi.
Mengingat sifat dinamik organisasi maka apa yang dinamakan pengorganisasian
seringkali merupakan proses reorganisasi untuk menyesuaikan struktur yang ada terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi. Proses pengorganisasian pada hakekatnya terlepas dari
skala unit organisasi yang dikelola oleh seorang manajer. Pada dasarnya, proses
pengorganisasian mencakup kegiatan membagi pekerjaan yang ada dan kemudian
menugaskannya kepada orang-orang tertentu.
Pengorganisasian akan menjadi lebih efektif kalau manajer memilah-milah proses
pengorganisasian ini menjadi sejumlah tahapan langkah yang rasional, misalnya :
- Rumuskan sasaran dan atau sasaran-sasaran turunannya (derivatif);
- Tentukan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran-
sasaran tersebut;
- Kelompokkan kegiatan-kegiatan tersebut berdasarkan landasan logika tertentu;
- Tugaskan masing-masing kelompok kepada seorang individu dan laksanakanlah
pendelegasian wewenang;
- Upayakan adanya koordinasi.
ditangani. Oleh karena itu, departementasi berdasarkan produk mungkin dapat memecahkan
masalah yang dihadapi. Pengelompokan berdasarkan produk dapat terjadi pada tingkatan
primer, atau pada tingkatan menengah dan rendah, dengan bentuk-bentuk departementasi di
atas atau di bawah.
Bentuk departementasi berdasarkan proses atau peralatan paling banyak terlihat pada
operasi-operasi produksi di mana sifat dari proses yang dijalankan atau peralatan menyebabkan
pengelompokan ini menjadi logis.
Mengelompokkan kegiatan berdasarkan wilayah lazim dilakukan kalau kegiatan yang
dilaksanakan oleh perusahaan tersebar secara luas pada sejumlah wilayah yang bersifat
nasional maupun internasional. Departementasi berdasarkan wilayah ini banyak digunakan
dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penjualan.
Departementasi berdasarkan kebutuhan para pelanggan sangat logis kalau pelayanan
yang dilakukan oleh perusahaan merupakan sebuah sasaran pokok. Kelompok-kelompok
pelanggan dan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka harus dapat dirumuskan dengan jelas.
Pada banyak jenis industri, karena pertimbangan teknis atau ekonomis mungkin perlu ada
kegiatan kerja yang membutuhkan 16-24 jam sehari. Dalam kondisi yang demikian biasanya
dibentuk kelompok pekerja yang bekerja berdasarkan shift. Perlu diingat bahwa departementasi
berdasarkan waktu (shift) normal hanya bersifat praktis pada tingkatan yang lebih rendah.
Menyelia Manusia
Kalau kita membahas masalah motivasi maka seringkali kita melihat reaksi dari pihak manajer
dan para penyelia bahwa para bawahan mereka hanya akan termotivasi bila para manajer serta
penyelia diberi kekuasaaan penuh untuk memberikan imbalan dalam bentuk perangsang uang.
Implikasi dari pernyataan ini adalah bahwa uang selalu menjadi pertimbangan utama dan kalau
kita tidak mampu memberi uang maka tidak ada kekuatan apapun juga untuk memotivasi
bawahan. Dengan demikian, tidak perlu dilakukan suatu tindakan apapun untuk memotivasi
mereka.
Memang harus diakui bahwa uang penting dalam masyarakat kita yang makin
materialistis, tetapi kekeliruan terbesar dari para manajer dan penyelia adalah bahwa mereka
menganggap bahwa tidak ada apapun juga yang dapat mereka lakukan hingga mereka tidak
melakukan apapun juga guna memotivasi para karyawan mereka.
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, ada beberapa teori mengenai motivasi, antara
lain teori hirarki kebutuhan dari A. Maslow dan teori hyegine dari F. Herzberg. Menurut Maslow,
manusia merupakan mahluk yang selalu ingin mendapatkan sesuatu, dalam arti bahwa ia selalu
mempunyai keinginan dan ia selalu ingin lebih. Namun, apa yang diinginkannnya tergantung
pada apa yang sudah dimilikinya. Begitu kebutuhan seseorang terpenuhi, maka muncul
kebutuhan lain sebagai penggantinya. Proses tersebut tidak berkesudahan mulai saat manusia
dilahirkan sampai dengan saat meninggalnya.
muncul. Namun, ada sejumlah langkah dasar yang dapat diikuti guna mengurangi sikap tidak
senang dan untuk mencegah merosotnya moril.
Berikut ini adalah beberapa langkah dasar untuk mengurangi sikap tidak senang dan
merosotnya moril pekerja.
- Dengarlah dengan sabar apa yang dinyatakan oleh bawahan sampai ia selesai
mengajukan permohonan atau keluhannya, sekalipun kita mengetahui bahwa kita
terpaksa menolak permohonanan tersebut.
- Upayakan untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang permohonan yang
diajukan dan apa saja yang merupakan latar belakangnya. Mungkin sekali hal tsb
disebabkan karena adanya kesalah pahaman yang perlu diluruskan.
- Sewaktu kita akan menjawab atau menjelaskan persoalan kepada bawahan, kita
upayakan agar supaya ia mendapatkan kesan apa yang diajukannya benar-benar kita
tanggapi, dan bahwa kita menyadari hal itu adalah penting baginya.
- Berilah alasan-alasan rinci mengapa kita harus menolak permohonanannya. Mungkin
alasan tsb. jelas bagi kita, tetapi bagi bawahan belum tentu begitu. Tunjukkan kepada
bawahan tsb dampak khusus kalau permohonannya diluluskan atas produksi, moril,
keamanan atau bidang lainnya.
- Carilah pemecahan-pemecahan alternatif terhadap masalah yang sedang dihadapi, yang
menyebabkan timbulnya permohonan tersebut.
- Beritahu bawahan yang bersangkutan dalam keadaaan dan kondisi bagaimana
permohonan tsb dapat diluluskan pada masa akan datang, dan apa yang perlu dilakukan
olehnya untuk menciptakan kondisi demikian.
- Perlakukan bawahan secara normal, setelah permohonannya ditolak. Kalau kita
mencoba untuk membujuknya menerima penolakan tersebut atau kita bertindak seakan-
akan menyesali keputusan kita, maka mungkin sekali timbul kesan padanya bahwa kita
merasa diri bersalah.
- Bersikaplah terbuka karena hal itu lebih baik untuk memelihara moril dalam jangka
panjang. Bawahan tidak senang kalau kita berupaya untuk menutup-nutup perasaan
tidak enak karena penolakan tersebut.
Sekalipun apabila seorang pekerja menolak sesuatu promosi yang ditawarkan kepadanya, ia
tetap ingin dihargai karena kemampuannya untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan lebih baik.
Para pekerja dalam bidang pekerjaan yang tidak memungkinkan mereka mencapai
penghargaan mungkin menyadari situasi di mana mereka telah berada, tetapi sekali sang
penyelia telah menutup pintu untuk adanya perubahan, maka pekerja tsb. akan kehilangan
gairah untuk berinisiatif. Dalam kodisi demikian dapat berkembang suatu masalah moril yang
cukup serius. Dengan demikian berarti bahwa kita mengesampingkan seorang pekerja yang
cukup baik, hal mana menciptakan suatu citra kurang baik bagi sang penyelia yang
bersangkutan.
Sekilas ketiga macam gaya seakan-akan bersifat khas dan terpisah satu sama lain, tetapi dalam
praktek tidaklah demikian halnya. Setiap penyelia dapat menerapkan masing-masing gaya atau
pun menggabungkan ketiga macam gaya kepemimpinanan tersebut.
Kepemimpinan Partisipatif
Para pemimpin partisipatif membagi sebagian dari tanggung jawab pengambilan
keputusan mereka dengan anggota kelompok mereka. Mereka melakukan konsultasi dengan
kelompok yang ada tentang masalah-masalah yang menyangkut kepentingan para anggota
tersebut, untuk mana mereka dapat memberikan sumbangan pikirannya. Tidak semua
keputusan dapat diambil dengan cara demikian. Walaupun pengambilan keputusan dibagi,
namun tanggung jawab akhir tetap berada pada sang pemimpin.
Dengan gaya kepemimpinan ini, para bawahan turut berpartisipasi dalam hal pemecahan
masalah dan penetapan tujuan. Hal tersebut dilaksanakan dengan berbagai macam cara seperti
misalnya menciptakan situasi-situasi di mana mereka dapat belajar secara alamiah;
memungkinkan mereka mengecek kinerja mereka sendiri, membiarkan para karyawan
menetapkan tujuan-tujuan yang menantang, memberikan kesempatan kepada mereka untuk
memperbaiki metode-metode kerja; menyediakan peluang-peluang untuk meraih pertumbuhan
jabatan dan akhirnya melalui tindakan mengakui prestasi mereka dan membantu para bawahan
belajar dari kesalahan-kesalahan mereka.
Kepemimpinan Bebas
Kepemimpinan bebas dalam literatur bahasa Inggris dinyatakan sebagai free rein
leadership atau dalam bahasa Perancis laisez-faire. Para pemimpin bebas menghindari
timbulnya kekuasaan dengan jalan mendelegasikan kekuasaaan kepada bawahan mereka. Para
pemimpin dengan gaya ini tergantung pada kelompok karyawan untuk menetapkan tujuan-tujuan
mereka sendiri dan memecahkan masalah-masalah mereka sendiri.
Kelompok yang ada cenderung menjadi kelompok tanpa pemimpin, kecuali kalau sang
pemimpin berhubungan dengan orang luar guna mendapatkan informasi, bahan-bahan dan
sumber daya yang diperlukan oleh kelompok. Gaya ini tidak terlampau bermanfaat secara
umum, tetapi akan sangat efektif dalam kelompok profesional yang sangat termotivasi.
Gaya ini kadang-kadang dimanfaatkan dalam kegiatan penelitian sehingga dengan demikian
tidak timbul adanya kendala terhadap pemikiran independen. Gaya kepemimpinan ini sulit
diterapkan karena menuntut banyak pemahaman dan sikap ulet dari sang pemimpin.
pemimpin
pemimpin pemimpin
Ketidak mampuan konsep-konsep sifat (trait concepts) untuk menerangkan dengan baik,
efektivitas kepemimpinan telah menyebabkan orang mulai memusatkan perhatian pada perilaku
kepemimpinan atau gaya kepemimpinan. Dengan kata lain, titik perhatian beralih dari mutu
pribadi sang pemimpin ke cara-cara bagaimana pemimpin tersebut berperilaku.
Skema yang paling umum diterima menyatakan adanya perbedaan antara pelaksanaan
tugas, dan perilaku kepemimpinan yang terutama memusatkan perhatian pada pelaksanaan
tugas, dan perilaku yang menitik beratkan upaya membentuk hubungan kuat antara hasil riset
yang dilakukan oleh Universitas di Amerika Serikat, yakni Ohio State University dan University of
Michigan.
Para peneliti di Universitas Ohio mengidentifikasi dua dimensi perilaku pemimpin sebagai
berikut :
- perintisan struktur (initiation of structure), berhubungan dengan tindakan-tindakan sang
pemimpin yang menggariskan hubungan pemimpin-pengikut, penetapan standar kinerja
yang tegas, menetapkan prosedur kerja, dan menentukan siapa yang melaksanakan
tugas apa saja;
Pengendalian (Controlling)
Ketidak mampuan seorang manajer untuk meramal kinerja teknis dan manusia secara
sempurna memberikan dasar pemikiran bagi fungsi pengendalian dari manajer. Keuntungan dari
pengendalian adalah pada lebih efisiennya pemanfaatan sumber-sumber daya, semangat yang
lebih tinggi sebagai akibat dari pemberian sebuah sarana untuk menangani masalah, dan laba
yang lebih besar.
Kalau perencanaan yang sempurna dimungkinkan terjadi maka kebutuhan untuk
pengendalian akan hilang. Dari konsep dasar ini, hubungan antara perencanaan dan
pengendalian jelas terlihat : rencana-rencana, termasuk tujuan, untuk aliran dan pemanfaatan
sumber-sumber daya memberikan jawaban umum pada pertanyaan mengenai apa yang akan
dikendalikan. Perencanaan menyediakan dasar/basis untuk mengaktifkan sebuah sistem ke arah
tujuan spesifik.
Ada tiga pendekatan untuk merancang sistem-sistem pengendalian, yakni : pasar,
birokrasi, dan klan.
Pengendalian Pasar.
Pengendalian pasar adalah pendekatan terhadap pengendalian yang menekankan
penggunaan mekanisme pasar eksternal, seperti persaingan harga dan pangsa pasar relatif,
untuk menentukan pedoman-pedoman yang digunakan dalam sistem pengendalian itu.
Pendekatan ini secara khusus digunakan oleh organisasi-organisasi di mana jasa atau produk
perusahaan itu spesifik dan berbeda serta di mana ada cukup banyak persaingan di pasar.
Pengendalian Birokrasi
Pendekatan lain terhadap pengendalian adalah pengendalian birokrasi yang
menekankan wewenang organisasional dan mengandalkan aturan, ketentuan, prosedur,
kebijakan administratif. Jenis pengendalian ini bergantung pada standarisasi kegiatan, uraian
tugas yang ditentukan dengan baik, dan mekanisme administrasi lain seperti anggaran, untuk
menjamin agar karyawan memperlihatkan perilaku yang sesuai dan memenuhi standar kinerja.
Pengendalian Klan
Menurut pengendalian klan, perilaku karyawan diatur oleh nilai-nilai, norma, tradisi, ritual,
keyakinan bersama, dan segi-segi lain budaya organisasi. Misalnya, ritual perusahaan, seperti
jamuan pemberian hadiah kinerja karyawan setiap tahun atau bonus hari raya, memainkan
peran penting dalam menentukan pengendalian.
Saat sistem dimulai dan terus beroperasi untuk mencapai tujuan, peristiwa-peristiwa
intern dan ekstern cenderung menarik sistem keluar dari orbit dengan kadar yang berbeda-beda.
Peristiwa ekstern seperti resesi atau tindakan para pesaing, memerlukan suatu perimbangan
ulang rencana awal. Juga, peristiwa intern, seperti kinerja salesman yang buruk atau salinan
iklan yang tidak efektif, akan mempunyai pengaruh yang serupa. Sistem pengendalian yang baik
menyodorkan manajemen dengan informasi yang tepat waktu mengenai penyimpangan
potensial dari rencana sehingga langkah korektif dapat diambil.
Proses Pengendalian
Proses pengendalian terdiri dari tiga langkah yang terpisah dan jelas, yakni : i). mengukur
kinerja sebenarnya, ii). membandingkan kinerja sebenarnya dengan suatu standar, dan iii).
mengambil tindakan manajerial untuk memperbaiki penyimpangan-penyimpangan atau standar
yang tidak memadai (Gambar 3.5).
Proses pengendalian ini mengasumsikan bahwa standar-standar kinerjanya sudah ada.
Standar ini adalah tujuan-tujuan spesifik yang digunakan untuk mengukur kemajuan.
mengukur kinerja
aktual
tujuan
organisasi membandingkan
divisi, kinerja aktual dgn
departemen, atau standar
individu
melakukan
tindakan manjerial
Melakukan Pengukuran
Empat sumber informasi yang seringkali digunakan para manajer untuk mengukur kinerja
sebenarnya mencakup pengamatan pribadi, laporan statistik, laporan lisan, dan laporan tertulis.
Masing-masing sumber mempunyai kekuatan maupun kelemahannya tersendiri, namun,
gabungan sumber informasi ini meningkatkan baik jumlah sumber masukan maupun
kemungkinan menerima informasi yang andal.
Apa yang kita ukur mungkin lebih penting daripada bagaimana kita mengukurnya. Pilihan kriteria
yang keliru dapat menimbulkan konsekuensi disfungsional yang serius.
Selain itu, apa yang kita ukur itu menentukan apa yang akan dicoba untuk diungguli oleh para
karyawan dalam organisasi. Kinerja aktivitas sulit diukur dalam hitungan yang dapat
dikuantifikasikan. Sebagai contoh, adalah lebih sulit bagi seorang administrator untuk mengukur
kinerja seorang ahli kimia peneliti atau seorang pembimbing sekolah daripada kinerja seorang
yang menjual polis asuransi jiwa. Namun, sebagian besar kegiatan dapat dikelompokkan
menjadi beberapa segmen obyektif yang memungkinkan pengukuran.
Membandingkan
Langkah perbandingan menentukan derajat variasi antara kinerja sebenarnya dengan
standar. Sejumlah variasi dalam kinerja dapat diharapkan terjadi dalam semua kegiatan, oleh
karena itu, penting sekali menentukan kisaran variasi yang dapat diterima. Dalam tahap
perbandingan, para manajer terutama memperhatikan besaran dan arah variasi itu.
Jenis-jenis Pengendalian
Manajemen dapat menerapkan pengendalian sebelum dimulainya suatu kegiatan,
sementara kegiatan itu berlangsung, atau setelah kegiatan itu selesai. Jenis yang pertama
disebut pengendalian umpan depan, yang kedua adalah pengendalian sejalan, dan yang terakhir
adalah pengendalian umpan balik.
Pengendalian umpan depan; merupakan jenis pengendalian yang paling didambakan
karena mencegah masalah-masalah yang tidak diantisipasi. Tindakan ini disebut pengendalian
umpan depan karena pengendalian terjadi di muka kegiatan yang sesungguhnya.
Pengendalian sejalan, berlangsung saat suatu kegiatan sedang dilaksanakan sehingga
manajemen dapat mengoreksi masalah-masalah sebelum masalah itu menjadi terlampau mahal.
Bentuk pengendalian sejalan adalah pengawasan langsung.
Pengendalian umpan balik, berlangsung setelah kegiatannya terlaksana. Kekurangan
utama jenis pengendalian ini adalah bahwa pada saaat manajer mendapatkan informasi itu,
kerusakannya telah terjadi. Namun, bagi banyak kegiatan, umpan balik merupakan satu-satunya
jenis pengendalian yang tersedia yang dapat dilakukan.
- Ketepatan ; sebuah sistem pengendalian yang menghasilkan informasi yang tidak tepat
dapat membuat manajemen lupa mengambil tindakan manakala ia seharusnya bertindak,
atau menanggapi suatu masalah yang sebenarnya tidak ada.
- Tepat waktu ; pengendalian seharusnya menggugah perhatian para manajer terhadap
penyimpangan-penyimpangan tepat pada waktunya guna mencegah akibat serius
terhadap kinerja sebuah unit. Informasi yang terbaik akan mempunyai nilai kecil apabila
terlambat.
- Hemat ; sebuah sistem pengendalian harus hemat pengoperasiannya.
- Fleksibel ; pengendalian-pengendalian yang efektif harus cukup fleksibel untuk
menyesuaikan dengan perubahan yang tidak bersahabat atau untuk memanfaatkan
peluang-peluang baru.
- Dapat dipahami ; pengendalian-pengendalian yang tidak dapat dipahami oleh para
penggunanya tidak mempunyai nilai.
- Kriteria yang masuk akal ; standar pengendalian haruslah masuk akal dan dapat dicapai.
- Penempatan yang strategis ; para manajer harus menempatkan pengendalian pada
faktor-faktor yang cukup strategis bagi kinerja organisasi.
- Tekanan pada perkecualian ; karena para manjer tidak mampu mengendalikan semua
kegiatan, mereka seharusnya menempatkan alat-alat pengendalian strategis mereka di
tempat di mana alat-alat tadi dapat meminta perhatian hanya pada perkecualian-
perkecualian.
- Multi kriteria ; pengukuran yang banyak terhadap kinerja akan mengurangi fokus sempit.
- Tindakan koreksi ; sebuah sistem pengendalian yang efektif tidak saja menunjukkan
kapan terjadi penyimpangan dari standar, tetapi juga menyarankan tindakan apa yang
harus diambil untuk memperbaiki penyimpangan tadi.
Seperti dikatakan pada awal tulisan ini, proses manajemen merupakan serangkaian
keputusan dan kegiatan kerja terus-menerus yang melibatkan para manajer sewaktu mereka
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan. Artinya bahwa sewaktu
para manajer menjalankan fungsi-fungsi manajemen, kegiatan-kegiatan mereka seringkali
dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan dalam suatu proses. Tidak ada titik
awal dan titik akhir yang sederhana dan tegas sewaktu para manjer merencana,
mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan. Sewaktu para manajer mengelola seringkali
mereka menemukan dirinya terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mencakup sedikit
perencanaan, sedikit pengorganisasian, sedikit memimpin, dan sedikit mengendalikan, dan
barangkali bahkan tidak dalam urutan.
Dalam proses pengendalian, para manajer mempunyai beragam teknik dan alat
pengendalian berbagai bidang organisasi, antara lain : pengendalian informasi, keuangan,
operasi, dan perilaku.
Pengendalian Informasi
Pengendalian informasi merupakan hal yang penting bagi keberhasilan sebuah
organisasi. Para manajer menggunakan informasi dalam setiap kegiatan yang mereka lakukan.
Setiap keputusan yang mereka ambil memerlukan informasi. Agar dapat efektif dan efisien, para
manajer membutuhkan informasi yang tepat pada waktu yang tepat dan dalam bentuk yang
tepat. Informasi yang tidak lengkap, terlampau banyak, atau tertunda akan sangat mengganggu
kinerja para manajer.
Para manajer dapat menggunakan informasi untuk mengendalikan organisasi, dan
informasi bisa dikendalikan melalui sistem informasi manajemen.
Data primer atau data mentah (yang belum diolah) dikumpulkan, kemudian disusun dan
dianalisis atau diolah menjadi informasi. Untuk tujuan-tujuan tertentu, informasi tadi disaring dan
bisa diolah lebih lanjut agar dapat menjadi informasi yang bisa digunakan oleh manajer.
Pengendalian Keuangan
Dalam mengejar laba, para manajer membutuhkan pengendalian keuangan. Dua alat
kendali keuangan spesifik yang patut diketahui para manajer adalah anggaran dan analisis rasio.
Saat anggaran dirumuskan, anggaran itu menjadi alat perencanaan karena anggaran tersebut
memberi arah. Anggaran menunjukkan kegiatan mana yang penting dan berapa banyak sumber
daya yang harus dialokasikan pada setiap kegiatan. Anggaran selain digunakan sebagai alat
perencanaan juga digunakan sebagai alat kendali.
Anggaran memberi para manajer standar kuantitas yang digunakan untuk mengukur dan
membandingkan penggunaan sumber-sumber daya. Dengan memperlihatkan penyimpangan-
penyimpangan antara standar dan konsumsi sesungguhnya, anggaran menjadi alat kendali.
Beberapa analisis rasio yang seringkali digunakan dalam organisasi adalah :
- Uji likuiditas (rasio aktiva terhadap kewajiban), untuk menguji kemampuan perusahaan
membayar hutang-hutang jangka pendeknya.
- Uji leverage (rasio laba terhadap beban bunga), untuk mengukur seberapa jauh laba
dapat turun sebelum organisasi tidak mampu bayar beban bunga hutang.
- Uji operasional (rasio penjualan terhadap total aktiva), mengukur efisiensi penggunaan
total aktiva organisasi.
- Uji profitability (rasio laba bersih terhadap dalam menghasilkan keuntungan.
Pengendalian Operasi
Keberhasilan suatu organisasi bergantung sebagian besar pada kemampuannya untuk
menghasilkan produk dan atau jasa secara efektif dan efisien. Teknik-teknik kendali operasi
dirancang untuk menilai seberapa efektif dan efisien proses transformasi suatu perusahan. Dua
alat kendali operasi yang penting adalah bagan kendali pengendalian mutu terpadu (total quality
management, TQM), dan model economic order quantity (EOQ).
Bagan pengendalian mutu adalah suatu alat kendali operasi yang memperlihatkan hasil-
hasil output selama periode tertentu, dengan menentukan batas atas dan batas bawah secara
statistik. Bagan itu menyajikan sarana visual untuk menentukan apakah proses masih tetap
berada dalam batas-batas yang telah ditentukan.
Model EOQ adalah suatu teknik untuk menyeimbangkan biaya-biaya pembelian,
pemesanan, penyimpanan, dan habisnya stock untuk mendapatkan jumlah optimum bagi suatu
pesananpembelian.
Pengendalian Perilaku
Untuk mencapai tujuan organisasi, para manajer harus bekerja melalui orang-orang lain.
Oleh karena itu, para manajer perlu menjamin bahwa para karyawannya bekerja sebagaimana
mestinya. Cara yang digunakan para manajer untuk mengendalikan perilaku karyawan adalah
dengan pengawasan langsung, penilaian kinerja, dan disiplin.
Pengawasan langsung dilakukan para manajer dengan langsung mengawasi pekerjaan
para karyawan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.
BAB IV
Dalam struktur organisasi yang berlaku umum, jenjang hierarki supervisor berada di
bawah manajer madya dan di atas karyawan pelaksana (staf). Berdasarkan bagan organisasi ini
secara sederhana dapat dijelaskan masing-masing tugas dan kewajibannya sebagai berikut:
Eksekutif (direktur utama, para direktur, vice president) ; mempunyai tugas utama sebagai
perancang sekaligus menentukan arah perusahaan. Para eksekutif ini bermain pada ranah
strategi dan rencana perusahaan.
Manajer ; mempunyai tanggung jawab sebagai penerjemah strategi dan visi yang ditetapkan
para eksekutif. Mereka bertugas menterjemahkan strategi menjadi program-program harian,
mingguan atau bulanan seperti yang ditetapkan eksekutif. Para manajer dalam menerjemahkan
strategi perusahaan ini langsung berhubungan dengan para supervisor. Mereka mempunyai
kewajiban untuk mengarahkan, mengendalikan, mengevaluasi hingga memberi motivasi
supervisor agar semua rencana dapat dijalankan.
Supervisor ; adalah orang yang berhubungan langsung dengan manajer. Namun dalam konteks
tanggung jawab, supervisor mempunyai tugas yang tidak kalah berat. Dalam banyak kasus,
supervisor memiliki tugas yang strategis karena langsung terjun di lapangan melaksanakan
semua rencana dari manajer. Supervisor memiliki bawahan yang dalam struktur organisasi
disebut karyawan non manajerial atau staf. Dalam beberapa industri ada pula supervisor yang
tidak mempunyai staf.
Hal inilah yang menyebabkan supervisor mempunyai kedudukan istimewa di dalam
perusahaan. Bersama dengan para staf, supervisor menentukan selesai tidaknya pekerjaan
(proyek) yang menjadi rencana strategis perusahaan. Ia mengetahui betul seluk-beluk pekerjaan
yang harus selesai sesuai jadwal beserta dinamika yang ada di lapangan. Dengan demikian
supervisor harus menangani dua hal langsung yaitu melaksanakan tugas-tugas dari manajernya
sekaligus mengelola anak buahnya supaya tetap dalam kondisi prima bekerja dan menjaga
keutuhan tim.
Dengan posisi di antara manajer dan staf, seorang supervisor harus mampu berperan
optimal. Ibarat jembatan, ia harus mampu menjembatani kepentingan manajemen dan
kepentingan staf sebagai pelaksana tugas di lapangan. Selain diibaratkan sebagai jembatan,
supervisor juga bisa diilustrasikan semacam burger. Roti paling atas adalah pihak manajemen
perusahaan, sedangkan roti paling bawah adalah para staf. Antara dua roti ini berisi aneka isi
yang merupakan inti dari burger. Isi tersebut antara lain daging, sayuran, bumbu, saus, dan
sejenisnya. Jika aneka isi tersebut dikeluarkan, tak ayal lagi benda tersebut hanyalah sepotong
roti.
Ilustrasi ini menjelaskan betapa pentingnya posisi supervisor dalam sebuah perusahaan.
Apabila isi dari perusahaan yang tak lain adalah supervisor dikeluarkan, maka perusahaan tak
ubahnya roti tanpa rasa. Namun seperti halnya dengan burger, supervisor ini bisa berharga
murah, sedang, atau mahal. Ada burger seharga lima ribu sampai sepuluh ribu rupiah dan
dijajakan di pinggir jalan. Namun ada lagi burger yang berharga hingga ratusan ribu dan hanya
dijual di tempat-tempat khusus seperti hotel bintang lima. Supervisor bernilai tinggi dan
berkinerja prima sehingga seperti burger yang dijual di hotel bintang lima apabila ia paham dan
piawai dalam mengimplementasikan peran dirinya sebagai supervisor.
Manajer puncak
Keterampilan Konseptual
Manajer
menengah
4. Pemantauan Pelaksanaannya
Memberikan perintah, pada hakekatnya baru menyelesaikan separuh pekerjaan, yang lebih
penting adalah separuh pekerjaan yang lain, yaitu mengikuti/memantau perkembangan
pelaksanaan perintah agar dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.
Keuntungan yang lain adalah jika terjadi kesalahan dalam pelaksanaan akan diketahui sejak
dini, sehingga dapat segera dilakukan tindakan koreksi yang tepat.
5. Beberapa Petunjuk Dalam Memberi Perintah.
a. Hal yang harus diingat dalam memberi perintah.
Ketahui dan fahami bagaimana pekerjaan tersebut harus dilaksanakan.
Berikan perintah pada karyawan yang tepat.
Berikan perintah dengan jelas, singkat dan tegas.
Harus diyakini apakah perintah tersebut sudah dimengerti dengan baik atau belum,
bila perlu diulang kembali perintahnya.
Susun perintah tersebut dengan baik.
Bila diperlukan berikan contoh.
Jangan terlalu banyak memberikan perintah pada waktu yang bersamaan.
Berikan perintah melalui saluran yang tepat.
Untuk perintah-perintah yang istimewa bila perlu berikan detail-detail yang dapat
mempermudah pelaksanaan tugasnya.
Pelaksanaan perintah tersebut sebaiknya diikuti dengan perkembangan yang
seksama.
b. Penggunaan perintah secara tertulis
Salah satu cara memberikan perintah yang baik adalah dengan jalan membuat perintah
secara tertulis. Syaratnya harus ditulis secara jelas dengan kata-kata yang sederhana
sehingga mudah untuk dipahami, selain itu catatan tersebut bisa dijadikan sebagai
pegangan.
6. Perhatikan Adanya Perbedaan Individual.
Setiap individu ataupun kelompok biasanya memiliki ciri-ciri khas yang berbeda satu dengan
yang lainnya. Dengan kenyataan tersebut hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana
cara memerintah yang sesuai dengan karakter individu atau kelompok tersebut. Untuk
beberapa individu mungkin diperlukan perintah langsung, sedangkan untuk yang lain
mungkin diperlukan perintah yang bersifat permohonan.
7. Harus Menarik Antusiasme Pelaksana
Sebagaimana telah disebutkan dimuka, memberi perintah berarti membuat agar para
pelaksanan mau, tahu, dan mampu melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang kita
DAFTAR PUSTAKA
MANAJEMEN SUPERVISI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
Jl. Widya Chandra VIII No 34 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I
PENGERTIAN MANAJEMEN SUPERVISI
A. Tugas Teori
2. Dalam salah satu teorinya, Supervisi dianggap sebagai bagian integral dari
manajemen. Sebagai seorang supervisor dituntut untuk memahami fungsi
manajemen. Sebutkan dan jelaskan fungsi - fungsi manajemen !
Jawaban :
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
Jawaban:
........................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
2. Apakah semua pertanyaan Tugas Teori Manajemen Supervisi dijawab dengan benar
dengan waktu yang telah ditentukan ?
YA TIDAK
Catatan Penilai :
4. Indikator Pencapaian :
a. Mampu menjelaskan pengertian Supervisi.
b. Mampu menjelaskan fungsi-fungsi manajemen
c. Mampu menjelaskan pendekatan teori perilaku organisasi
5. Standar Pencapaian
a. Dikerjakan selesai tepat waktu, waktu yang digunakan tidak lebih dari yang
ditetapkan.
b. Toleransi kesalahan 5% dari hasil yang harus dicapai, tetapi bukan pada
kesalahan kegiatan kritis.
6. Tugas
Abstraksi Tugas Praktik
Mahasiswa diminta merangkum materi kuliah pada setiap pertemuan
7. Instruksi Kerja
Setelah membaca abstraksi nomor 6 selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai
berikut:
a. Buat contoh supervisi yang nyata dalam kegiatan industri
b. Buatlah implementasi nyata pendekatan teori perilaku organisasi dalam
kegiatan di industri
YA TIDAK
Catatan Penilai :
BAB II
MEMAHAMI IMPLEMENTASI MANAJEMEN SUPERVISI
A. Tugas Teori
Jawaban :
1. ...................................................................................
2. ....................................................................................
3. ...................................................................................
4. ...................................................................................
2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat dan jelas unsur-unsur dalam proses
manajemen supervisi !
Jawaban:
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
YA TIDAK
Catatan Penilai :
5. Standar Pencapaian
a. Dikerjakan selesai tepat waktu, waktu yang digunakan tidak lebih dari yang
ditetapkan.
b. Toleransi kesalahan 5% dari hasil yang harus dicapai, tetapi bukan pada
kesalahan kegiatan kritis.
6. Tugas
Abstraksi Tugas Praktik
Mahasiswa diminta merangkum materi kuliah pada setiap pertemuan
7. Instruksi Kerja
Setelah membaca abstraksi nomor 6 selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai
berikut:
a. Buat contoh penerapan fungsi pokok memimpin dalam keseharian di
industri
b. Berikan salah satu contoh unsur pengedalian dalam keseharian di kegiatan
industri.
YA TIDAK
.................................
PENILAI ..............................................
..
Catatan Penilai :
BAB III
PENDAMPINGAN SUPERVISI DALAM KEGIATAN PERUSAHAAN
A. Tugas Teori
1 .Sebutkan dan jelaskan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang supervisor !
Jawaban:
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
1.................................................................................................................
.................................................................................................................
2.................................................................................................................
..
3.................................................................................................................
4.................................................................................................................
5.................................................................................................................
6.................................................................................................................
7.................................................................................................................
YA TIDAK
Catatan Penilai :
PENCAPAIAN PENILAIAN
NO DAFTAR TUGAS/INSTRUKSI POIN YANG DICEK
YA TIDAK K BK
1. Buatlah contoh penggunaan perintah Terpaparkannya uraian
yang efektif di industri contoh prinsip keadilan
YA TIDAK
Catatan Penilai :