Anda di halaman 1dari 68

MODUL

PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI

MANAJEMEN SUPERVISI

Penyusun :

ARIEF DEWANTO

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
Jl. Widya Chandra VIII No 34 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

KATA PENGANTAR

Modul pembelajaran berbasis kompetensi merupakan salah satu media


pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja kepada peserta didikuntuk mencapai kompetensi
tertentu berdasarkan kurikulum yang mengacu kepada Standar Kompetensi .
Modul pembelajaran ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi
(Competence Based Training) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku
Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam penggunaanya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi
peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara
efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan lulusan pendidikan tinggi berbasis
kompetensi tersebut , maka disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi dengan
judul Manajemen Supervisi.
Untuk kesempurnaan modul, kami menerima masukan dan saran agar
tujuan dari penyusunan modul ini menjadi lebih efektif.
Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada
kita dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses
pelaksanaan pembelajaran di Akademi Komunitas Industri TPT Surakarta .

Jakarta, Agustus 2015


KEPALA PUSDIKLAT INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Drs. MUJIYONO, MM
NIP 195806111980031001

Judul Modul Manajemen Supervisi Halaman: 2 dari 14


Versi: 2015
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ----------------------------------------------------------------------------- 2


DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------- 3
ACUAN STANDAR KOMPETENSI KERJA DAN SILABUS PEMBELAJARAN --------------- 4
A. Acuan Standar Kompetensi Kerja -------------------------------------------------------- 4
B. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ------------------------------------------ 8
LAMPIRAN ---------------------------------------------------------------------------------- ----- 14
1. BUKU INFORMASI --------------------------------------------------------------------- 14
2. BUKU KERJA ---------------------------------------------------------------------------- 14
3. BUKU PENILAIAN ---------------------------------------------------------------------- 14

Judul Modul Manajemen Supervisi Halaman: 3 dari 14


Versi: 2015
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

ACUAN STANDAR KOMPETENSI KHUSUS


DAN SILABUS PEMBELAJARAN

A. Acuan Standar Kompetensi Kerja


Materi modul pembelajaran ini mengacu pada unit kompetensi terkait yang disalin
dari Standar Kompetensi Khusus Bidang Teknologi Tekstil dengan uraian sebagai
berikut:

KODE UNIT : ................


JUDUL UNIT : Manajemen Supervisi
DESKRIPSI UNIT : Unit ini meliputi pengetahuan tentang Manajemen Supervisi.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA PENCAPAIAN


1. Memahami Pengertian 1.1 Pengertian Supervisi dijelaskan dengan benar
Manajemen Supervisi
1.2 Pengelompokan supervisi dalam level
manajemen dijelaskan dengan benar
1.3 Pemahaman mengenai pendekatan terhadap
kajian manajemen supervisi dijelaskan dengan
benar.
1.4 Pendekatan untuk memahami supervisi didekati
dengan perilaku organisasi dapat dijelaskan
dengan benar
1.5 Pendekatan dalam mengembangkan teknik
atau cara how to do it dalam organisasi dapat
dijelaskan dengan benar
2. Memahami Implementasi 2.1 Pengertian mengenai kegiatan manajemen
Manajemen Supervisi supervisi dapat dijelaskan dengan benar
2.2 Pemahaman tentang peran supervisor
didekatkan dengan fungsi-fungsi manajemen
dapat dijelaskan dengan benar
2.3 Teknik-teknik supervisi dapat dijelaskan dengan
benar
2.4 Pemahaman tentang teknik pengawasan
pendahuluan dijelaskan dengan benar
2.5 Pemahaman tentang teknik pengawasan pada
saat kerja berlangsung dapat dijelaskan dengan
benar
2.6 Pemahaman tentang teknik pengawasan feed
back dapat dijelaskan dengan benar
2.7 Pengertian mengenai proses manajemen
supervisi dapat dijelaskan dengan benar
2.8 Pemahaman tentang fungsi manajemen
Perencanaan dapat dijelaskan dengan benar
2.9 Pemahaman tentang fungsi manajemen
Pengorganisasian dapat dijelaskan dengan
benar

Judul Modul Manajemen Supervisi Halaman: 4 dari 14


Versi: 2015
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

2.10 Pemahaman tentang fungsi manajemen


Kepemimpinan dapat dijelaskan dengan benar
2.11 Pemahaman tentang fungsi manajemen
Pengendalian dapat dijelaskan dengan benar
3. Memahami Pendampingan 3.1 Pengertian tentang hirarki supervisor dalam
Supervisi dalam kegiatan organisasi dapat dijelaskan dengan benar
Industri
3.2 Pemahaman tentang tugas dan tanggung jawab
supervisor dalam suatu organisasi dapat
dijelaskan dengan benar
3.3 Pemahaman tentang jenis jenis keterampilan
yang harus dimiliki oleh supervisor dapat
dijelaskan dengan benar
3.4 Pemahaman tentang perintah secara efektif dari
seorang supervisor dapat dijelaskan dengan
benar
3.5 Pengertian tentang prinsip prinsip pokok
dalam supervisi dapat dijelaskan dengan benar

BATASAN VARIABEL :

1. Konteks Variabel
Unit ini berlaku untuk menjelaskan dan memahami kemampuan pemecahan masalah yang
kuat dan sistemik dengan pendekatan multi-disiplin tentunya dalam bidang industri.

2. Perlengkapan
2.1. Buku Text
2.2. Infocus
2.3. Laptop
2.4. powerpoint slide show

3. Tugas pekerjaan untuk mata kuliah manajemen supervisi, meliputi :

3.1. Mempelajari buku teks


3.2. Merangkum bahan
3.3. Mengeksplorasi pertanyaan
3.4. mengerjakan tugas
3.5. Menyerahkan pekerjaan yang telah selesai.

Judul Modul Manajemen Supervisi Halaman: 5 dari 14


Versi: 2015
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

PANDUAN PENILAIAN :

1. Penjelasan prosedur penilaian


Alat, bahan dan tempat penilaian yang harus dikuasai sebelumnya yang diperlukan sebelum
menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi yang terkait :
Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, : tidak ada

2. Kondisi penilaian
2.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini
2.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan dan tertulis

3. Pengetahuan yang dibutuhkan


Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini adalah sebagai berikut :
3.1. Pengetahuan dasar mengenai manajemen supervisi
3.2. Pengetahuan dasar mengenai manajemen industri.

4. Keterampilan yang dibutuhkan :


Keterampilan .yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini adalah sebagai berikut :
4.1. Melakukan pembelajaran mandiri melalui media sosial secara elektronik maupun
manual.
4.2. Berkomunikasi secara efektif dengan individu, kelompok rekan maupun dosen.
4.3. Menuangkan hasil pemikirannya dalam bentuk tulisan

5. Aspek kritis
Aspek-aspek bukti kritis yang perlu diperhatikan dalam kompetensi ini, adalah
5.1. Hasil analisis.
5.2. Kesesuaian menjawab pertanyaan.
5.3. Ketepatan dalam memilih jawaban.

Judul Modul Manajemen Supervisi Halaman: 6 dari 14


Versi: 2015
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

KOMPETENSI KUNCI

NO KOMPETENSI KUNCI TINGKAT

1. Mengumpulkan, Mengorganisir dan menganalisa Informasi 1


2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3. Menggunakan ide-ide dan teknik analisis 1
4. Memecahkan masalah 1
5. Menggunakan Teknologi ICT 1

Judul Modul Manajemen Supervisi Halaman: 7 dari 14


Versi: 2015
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

B. Silabus Pembelajaran
KODE UNIT : ................
JUDUL UNIT : Manajemen Supervisi
DESKRIPSI UNIT : Unit ini meliputi Pengetahuan dasar bagaimana mengelola suatu industri dilihat dari aspek pengawasan (Supervisi)

Perkiraan Waktu Pembelajaran : 12 JPL @ 100 Menit

Tabel Silabus Unit Kompetensi :

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 8 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

Perkiraan
Elemen Kompetensi Materi Pelatihan Waktu Pelatihan
Kriteria Indikator
(jampel)
Pencapaian Pencapaian
Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
1. Memahami 1.1 Pengertian Supervisi Dapat menjelaskan
pengertian dijelaskan dengan Mempelajari Menuangkan
pengertian supervisi
manajemen benar buku teks ide ide hasil
dengan benar
supervisi Mengumpulkan informasi
1.2 Pengelompokan Dapat menjelaskan
, mengorganisir
supervisi dalam level pengelompokkan
dan mengolah
manajemen dijelaskan supervisi dalam level
informasi.
dengan benar manajemen dengan
1.3 Pemahaman benar
mengenai pendekatan Dapat menjelaskan
terhadap kajian pendekatan terhadapa
manajemen supervisi kajian manajemen
dijelaskan dengan supervisi dengan benar
benar. Dapat menjelaskan
pendekatan untuk
1.4 Pendekatan untuk
memahami supervisi
memahami supervisi
didekati dengan perilaku
didekati dengan
organisasi dengan
perilaku organisasi
benar
dapat dijelaskan
Dapat menjelaskan
dengan benar
pendekatan dalam
1.5 Pendekatan dalam mengembangkan teknik
mengembangkan how to do it dengan
teknik atau cara how benar
to do it dalam
organisasi dapat
dijelaskan dengan
benar

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 9 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

Perkiraan
Elemen Kompetensi Materi Pelatihan Waktu Pelatihan
Kriteria Indikator
(jampel)
Pencapaian Pencapaian
Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
2. Memahami 2.1 Pengertian mengenai Dapat menjelaskan Mempelajari Menuangkan o o
implementasi kegiatan manajemen definisi manajemen buku teks ide ide hasil
Manajemen supervisi dapat supervisi dengan benar Mengumpulkan informasi
Supervisi dijelaskan dengan Dapat menjelaskan , mengorganisir
benar peran supervisi dalam dan mengolah
fungsi-fungsi informasi.
2.2 Pemahaman tentang
manajemen dengan
peran supervisor
benar
didekatkan dengan
Dapat menjelaskan
fungsi-fungsi
teknik supervisi dengan
manajemen dapat
benar
dijelaskan dengan
Dapat menjelaskan
benar
teknik pengawasan
2.3 Teknik-teknik supervisi dengan benar
dapat dijelaskan Dapat menjelaskan
dengan benar teknik pengawasan
2.4 Pemahaman tentang dengan benar
teknik pengawasan
pendahuluan
dijelaskan dengan
benar
2.5 Pemahaman tentang
teknik pengawasan
pada saat kerja
berlangsung dapat
dijelaskan dengan
benar

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 10 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

Perkiraan
Elemen Kompetensi Materi Pelatihan Waktu Pelatihan
Kriteria Indikator
(jampel)
Pencapaian Pencapaian
Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
2.6 Pemahaman tentang Dapat menjelaskan o o
teknik pengawasan teknik pengawasan feed
feed back dapat back dengan benar
dijelaskan dengan Dapat menjelaskan
benar mengenai proses
2.7 Pengertian mengenai manajemen supervisi
proses manajemen dengan benar
supervisi dapat Dapat menjelaskan
dijelaskan dengan tentang fungsi
benar manajemen
perencanaan dengan
2.8 Pemahaman tentang
benar
fungsi manajemen
Dapat menjelaskan
Perencanaan dapat
tentang fungsi
dijelaskan dengan
manajemen
benar
pengorganisasian
2.9 Pemahaman tentang dengan benar
fungsi manajemen Dapat menjelaskan
Pengorganisasian tentang fungsi
dapat dijelaskan manajemen
dengan benar kepemimpinan dengan
2.10 Pemahaman tentang benar
fungsi manajemen Dapat menjelaskan
Kepemimpinan dapat tentang fungsi
dijelaskan dengan manajemen
benar pengendalian dengan
2.11 Pemahaman tentang benar
fungsi manajemen
Pengendalian dapat
dijelaskan dengan
benar
Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 11 dari 14
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

Perkiraan
Elemen Kompetensi Materi Pelatihan Waktu Pelatihan
Kriteria Indikator
(jampel)
Pencapaian Pencapaian
Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
3. 3.1 Pengertian tentang Dapat menjelaskan Mempelajari Menuangkan
Memahami hirarki supervisor hirarki supervisor dalam buku teks ide ide hasil
implementasi dalam organisasi organisasi dengan Mengumpulkan informasi
Manajemen dapat dijelaskan benar , mengorganisir
Supervisi dengan benar Dapat menjelaskan dan mengolah
Memahami tugas dan informasi.
3.2 Pemahaman tentang
tugas dan tanggung tanggungjawab
jawab supervisor supervisor dengan
dalam suatu organisasi benar
dapat dijelaskan Dapat menjelaskan jenis
dengan benar keterampilan yang
harus dimiliki oleh
3.3 Pemahaman tentang
supervisor dengan
jenis jenis
benar
keterampilan yang
Dapat menjelaskan
harus dimiliki oleh
perintah secara efektif
supervisor dapat
seorang supervisor
dijelaskan dengan
dengan benar
benar
Dapat menjelaskan
3.4 Pemahaman tentang prinsip-prinsip pokok
perintah secara efektif dalam supervisi dengan
dari seorang benar
supervisor dapat
dijelaskan dengan
benar
3.5 Pengertian tentang
prinsip prinsip pokok
dalam supervisi dapat
dijelaskan dengan
benar

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 12 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

Perkiraan
Elemen Kompetensi Materi Pelatihan Waktu Pelatihan
Kriteria Indikator
(jampel)
Pencapaian Pencapaian
Penge- Keteram-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan pilan
Asesmen

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 13 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
...............................

LAMPIRAN
1. BUKU INFORMASI
2. BUKU KERJA
3. BUKU PENILAIAN

Judul Modul Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 14 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

BUKU INFORMASI

MANAJEMEN SUPERVISI

Penyusun :

ARIEF DEWANTO

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
Jl. Widya Chandra VIII No 34 Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Judul Modul Manajemen Supervisi 1 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 3


A. Tujuan Umum ................................................................................. 3
B. Tujuan Khusus ................................................................................ 3

BAB II PENGERTIAN MANAJEMEN SUPERVISI ..................................................... 4


2.1 Pengertian Supervisi ......................................................................... 4
2.2 Pendekatan terhadap kajian Manajemen Supervisi............................... 6

BAB III IMPLEMENTASI MANAJEMEN SUPERVISI ............................................... 9


3.1 Kegiatan Manajemen Supervisi ......................................................... 9
3.2 Teknik teknik Supervisi ................................................................ 10
3.3 Proses Manajemen Supervisi ......................................................... 11

BAB IV PENDAMPINGAN SUPERVISI DALAM KEGIATAN PERUSAHAAN .............. 34


4.1 Hal-hal yang harus disiapkan oleh Supervisi ..................................... 35
4.2 Prinsip-prinsip pokok dalam Supervisi ............................................. 38

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 39


DAFTAR PENYUSUN ................................................................................... 40

Judul Modul Manajemen Supervisi 2 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu memahami
manajemen supervisi dalam suatu organisasi atau kegiatan di industri.

B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Manajemen
Supervisi ini guna memfasilitasi mahasiswa sehingga pada akhir pembelajaran
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami Pengertian Manajemen Supervisi;
2. Memahami Implementasi Manajemen Supervisi;
3. Memahami Pendampingan Supervisi dalam Kegiatan Perusahaan;
4. Membuat laporan kerja;

Judul Modul Manajemen Supervisi 3 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

BAB II

PENGERTIAN MANAJEMEN SUPERVISI

2.1 Pengertian Supervisi


Secara Etimologis, supervisi dialih bahasakan dari perkataan Inggris Supervision yang
artinya pengawasan. Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu
organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan.
Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya
akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun
bagi para pekerjanya. Pengertian supervisi secara morfologis menurut dilihat dari bentuk
perkataanya, Supervisi terdiri dari dua kata, super dan vision. Super adalah atas, lebih
sedangkan vision adalah lihat, titik, awasi. Pengertian lain, istilah supervisi diambil dari bahasa
Inggris yaitu Supervision. Super diartikan sebagai sifat lebih, hebat, istimewa. Sementara vision
adalah visi atau seni melihat sesuatu atau juga melihat tingkah laku, ulah, dan kerja orang lain.
Dilihat dari pendekatan organisasi, supervisi adalah strategi manajemen yang terdiri atas
serangkaian kegiatan untuk memastikan bahwa mutu yang diharapkan dalam proses
perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi memenuhi standar yang telah ditentukan.
Supervisi yang merupakan salah satu strategi untuk memastikan bahwa seluruh langkah pada
proses penyelenggaraan dan semua komponen hasil yang dicapai memenuhi target. Kegiatan
supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan, agar
kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata
kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Sebagai salah satu dari fungsi manajemen, pengertian supervisi telah berkembang
secara khusus. Secara umum yang dimaksud dengan supervisi adalah melakukan pengamatan
secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan
untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang
bersifat langsung guna mengatasinya. Supervisi adalah salah satu bagian proses atau kegiatan
dari fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling). Supervisi sebagai suatu proses
kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas ataupun
sekumpulan kegiatan pengambilan keputusan yang berkaitan erat dengan perencanaan dan
pengorganisasian kegiatan dan informasi dari kepemimpinan dan pengevaluasian setiap kinerja
karyawan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervisi
adalah kegiatan-kegiatan yang terencana seorang manajer melalui aktifitas bimbingan,
pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau
tugas sehari-hari (Arwani, 2006).

Judul Modul Manajemen Supervisi 4 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Suatu organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem dari sumber-sumber daya yang
terbatas, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya, yang mampu menghasilkan
barang atau jasa maka manajer dalam pengaturan organisasi bertindak sebagai koordinator,
pembagi (allocator) dan pengambil manfaat utama dari sumber-sumber daya tersebut. Istilah
manajemen mengacu pada proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan
kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Pada umumnya, bagian terbesar tenaga kerja dalam suatu organisasi adalah mereka
yang melakukan langsung pekerjaan atau operasi atau tugas yang telah ditetapkan yang
outputnya segera dapat terlihat. Para karyawan ini tidak membawahi orang lain lagi, tetapi
mereka bertanggung jawab atas kinerja mereka sendiri atau kelompok di mana mereka
merupakan anggota. Mereka dapat dinamakan karyawan atau pekerja. Jadi, pekerja yang
melakukan pekerjaan teknis operasional ini merupakan angkatan kerja dalam organisasi yang
berada pada tingkatan paling bawah.
Pekerja-pekerja ini bertanggung jawab kepada atasan langsung mereka masing-masing.
Atasan mereka ini adalah angkatan kerja dalam organisasi yang tugasnya mengupayakan agar
orang lain, dalam hal ini pekerja, melaksanakan tugas-tugas mereka. Kita menamakan kelompok
ini sebagai penyelia (supervisor) atau manajer garis depan (first line or first level manager). Para
supervisor atau manajer garis depan hanya membina para pekerja yang beroperasi di bawah
tanggung jawabnya. Mereka tidak mengawasi manajer lain. Supervisor diharapkan
melaksanakan penilaian mengenai penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia bagi unit
yang bersangkutan dengan cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Para manajer garis depan yang menyelia para pekerja yang beroperasi kadang-
kadang dinamakan :
supervisor;
department manager;
office manager;
superintendent;
foreman.
Seorang manajer adalah anggota organisasi yang memadukan dan mengkoordinasikan
pekerjaan orang-orang lain. Ini dapat berarti tanggung jawab langsung atas sebuah kelompok
orang di sebuah departemen atau dapat juga berarti menyelia (supervise) satu orang saja. Ini
juga dapat mencakup mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja sebuah regu yang terdiri atas
orang-orang dari beberapa departemen yang berlainan atau bahkan orang-orang dari organisasi
lain.
Para manajer garis depan akan bertanggung jawab kepada manajer tingkat menengah
(middle manager), dan para manajer tingkat menengah bertanggung jawab kepada manajer

Judul Modul Manajemen Supervisi 5 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

puncak (top manager). Patut dicatat, sebagian orang berpendapat bahwa manajemen bisa
dikelompokkan menjadi dua, yakni manajemen puncak yang bekerja pada tataran strategi dan
manajemen operasional yang bekerja dengan menterjemahkan strategi yang ada. Sebagian lagi
berpendapat bahwa manajemen operasional adalah manajemen yang hanya membina para
pekerja yang bertanggung jawab atas kinerja mereka sendiri. Mereka tidak mengawasi manajer
lain. Jadi, untuk definisi yang kedua ini bisa disamakan dengan manajemen supervisi.
Sifat dasar atau rasional dari manajemen berkaitan dengan penetapan dan pemeliharaan
suatu sistem input-output organisasi yang menitik beratkan pada pengadaan, penggunaan, dan
pengarahan sumber-sumber daya dalam upaya mencapai tujuan tertentu.
Manajer merupakan kekuatan pendorong yang memadukan sumber-sumber daya yang
heterogen dalam suatu organisasi dalam bekerja ke arah pencapaian tujuan organisasi.

2.2 Pendekatan Terhadap Kajian Manajemen Supervisi


Dalam mengkaji manajemen supervisi, kita menggunakan tiga macam pendekatan dasar
serta satu pendekatan yang dimodifikasi, yakni :
Pendekatan bagaimana cara melakukannya atau how to do it approach, yang menyajikan
teknik-teknik praktis dan sampai batas tertentu menunjukkan bagaimana cara
mengembangkannya. Teknik-teknik bagaimana cara melakukannya banyak dipelajari orang,
tetapi harus diakui bahwa pendekatan ini cenderung mengurangi kebutuhan untuk memahami
mengapa teknik demikian berhasil diterapkan atau tidak berhasil diterapkan. Hal ini analog
dengan langkah menggunakan sebuah rumus matematika tanpa memahami bagaimana sampai
pada perumusan tersebut.
Pendekatan ini dapat dikatakan mengasumsikan (walaupun kadang-kadang tidak tepat)
bahwa setiap masalah dapat dirumuskan dengan jelas dan dipecahkan. Pemikiran yang jelas
dan tepat selalu diperlukan, tetapi kalau rumus itu sendiri tidak mencakup semua variabel tepat
atau rumus itu sendiri tidak tepat maka seluruh prosedur tidak ada artinya.
Menerapkan teknik tepat pada tempat yang tidak tepat atau pada waktu yang tidak tepat
dapat merugikan. Sebaliknya, memanfaatkan teknik tepat dalam keadaan dan tempat yang tepat
sangat menguntungkan. Jadi, pendekatan ini akan bermanfaat sehari-hari.
Pendekatan teori manajemen luas atau broad management theory approach, di mana
supervisi dianggap sebagai bagian integral dari manajemen itu sendiri, dan semua fungsi serta
teori manajemen puncak dan manajemen menengah juga diajarkan pada tingkat supervisor.
Oleh karena itu, para supervisor harus mempunyai pengertian dan memahami kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan (memimpin) dan mengendalikan, serta
bagaimana fungsi-fungsi mananjemen tersebut diterapkan.

Judul Modul Manajemen Supervisi 6 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Perlu diingat, pendekatan manajemen luas ini cenderung meminimalkan kajian mengenai
masalah-masalah khusus yang dihadapi oleh para supervisor. Perlu ditekankan berulang kali
bahwa seorang supervisor merupakan manajer satu-satunya yang mengawasi orang-orang
bukan-manajer. Pendekatan ini cenderung mengabaikan lingkungan supervisi, masalah-
masalah supervisi, dan posisi unik seorang supervisor dalam organisasi total.
Pendekatan organisasi-perilaku atau behavioural-organizational approach, berusaha
memasukkan kedua macam pendekatan di atas, tetapi dalam kerangka dasar organisasi
supervisor yang bersangkutan, dan dari sudut perspektif hubungan-hubungan : pemimpin-
manajer-manusia.
Karena supervisor adalah seorang pemimpin, ia perlu memahami manusia, struktur
organisasi dan perilaku, dan perusahaan modern, serta lingkungannya. Selain itu, sebagai
seorang manajer, supervisor harus memahami persoalan bagaimana dan mengapa yang
berkaitan dengan manajamen, dan yang berkaitan dengan posisi supervisi. Pendekatan ini
menekankan pada motivasi, komunikasi, pembimbingan/konseling dan pelatihan.
Pendekatan ini menerangkan bagaimana dan apa yang perlu dilakukan dalam keadaan-keadaan
tertentu dan dimanfaatkannya teknik-teknik dinamika kelompok, memainkan peran dan
pengembangan pribadi. Perspektif ini menunjukkan supervisor dari sudut pandangan ilmu
mengenai perilaku.
Pendekatan ini cenderung meminimalkan cara bagaimana cara melakukannya secara
pragmatis dan mengurangi perhatian atas fungsi-fungsi manajerial tradisional yang dititik
beratkan pada dua macam pendekatan sebelumnya. Pendekatan ini juga meminimalkan arti
kenyataan ekonomi dan pemasaran.
Pendekatan organisasi-perilaku yang dimodifikasi atau modified behavioural-organizational
approach, yang memanfaatkan pendekatan organisasi-perilaku dengan memasukkan pula
keuntungan-keuntungan pokok dari kedua macam pendekatan lainnya. Pendekatan ini
menekankan bahwa supervisor adalah manusia yang mempunyai ikatan dan hubungan erat
dengan bawahan, atasan dan staf atau orang-orang yang memberi nasehat. Para supervisor
perlu memahami dan mampu bekerja dengan dan melalui orang lain. Hal ini berlaku untuk
semua tingkatan manajemen.
Tingkat manajemen supervisor memberikan prioritas bukan saja kepada kemampuan
melaksanakan pekerjaan dengan orang-orang lain, tetapi juga pada kemampuan menekan biaya
dan memenuhii jadwal-jadwal produksi yang telah ditetapkan. Supervisor harus memahami
posisinya yang penting dalam organisasi. Kegiatan usaha beroperasi dalam kerangka
lingkungan yang kompetitif, yang seringkali bersifat global.

Judul Modul Manajemen Supervisi 7 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Lingkungan ekonomi yang kompetitif mengharuskan organisasi meraih keuntungan


melalui penciptaan mutu produk sebaik mungkin dengan harga yang memungkinkan pembeli
meraih nilai terbesar.

Judul Modul Manajemen Supervisi 8 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

BAB III

IMPLEMENTASI MANAJEMEN SUPERVISI

Supervisor adalah orang yang berhubungan langsung dengan manajer. Namun dalam
konteks tanggung jawab, supervisor mempunyai tugas yang tidak kalah berat. Dalam banyak
kasus, supervisor memiliki tugas yang strategis karena langsung terjun di lapangan
melaksanakan semua rencana dari manajer. Supervisor memiliki bawahan yang dalam struktur
organisasi disebut karyawan non manajerial atau staf.

3.1 Kegiatan Manajemen Supervisi


Para manajer dapat menyusun rencana mengenai bagaimana cara menggunakan mesin-
mesin pada sebuah tempat produksi, tetapi mereka mungkin tidak mempertimbangkan orang-
orang yang akan menggunakan mesin-mesin tersebut sebagai unsur utama dalam proses
perencanaan mereka. Manajer-manajer lain mungkin lebih mementingkan masalah pasar, atau
keuangan, atau hubungan masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut memang melibatkan
manusia, tetapi manusia bukanlah pusat perhatian dari usaha perencanaan.
Para supervisor merupakan anggota kelompok manajemen yang memandang manusia
sebagai unsur sentral (perhatian) mereka. Para supervisor harus mahir bekerja sama dengan
manusia dan melalui manusia. Supervisor harus berusaha agar kebutuhan-kebutuhan bawahan
atau pekerja terpenuhi, tetapi sasaran departemen mereka harus tercapai pula. Koordinasi
demikian perlu dilaksanakan dengan ketegangan seminimal mungkin dalam suasana adanya
keselarasan dan kemauan baik yang maksimum.
Dewasa ini, ada kecenderungan bahwa serikat pekerja makin lama makin kuat posisinya,
pendidikan para karyawan umumnya juga makin lebih baik dan operasi-operasi produksi serta
penyelenggaraan jasa-jasa menjadi makin kompleks. Adanya pengembangan departemen-
departemen personalia dan peningkatan status departemen personalia menyebabkan landasan
kekuasaan supervisor makin berkurang.
Bagi supervisor, hilangnya fungsi-fungsi personalia seperti fungsi mempekerjakan,
memutuskan hubungan kerja, menerapkan tindakan disiplin, dan pemberian penghargaan,
seakan-akan mengandung arti bahwa ia kehilangan otoritasnya. Mereka mengeluh karena
situasi demikian memperlemah hubungan dengan bawahannya dan mengakibatkan timbulnya
ketergantungan pada departemen personalia yang tidak ikut terlibat dalam tanggung jawab para
supervisor dalam hal berpegang pada biaya yang ditetapkan dan sasaran produksi lainnya.
Selama Perang Dunia II, masyarakat menganggap posisi dan peranan supervisor
penting, tetapi status mereka cenderung menyusut dalam tahun 1950-an. Namun, pada tahun
1960-an, manajer puncak mulai menyadari pentingnya peranan para supervisor.

Judul Modul Manajemen Supervisi 9 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Perkembangan supervisor dalam tahun 1980-an sejalan dengan masalah-masalah


persaingan yang dihadapi oleh dunia usaha yang membutuhkan produk yang bermutu lebih baik
dan lebih bertahan lama. Seorang supervisor modern harus berpendidikan, terlatih lebih baik dan
ia harus merupakan seorang pemimpin yang efisien, dalam rangka menghadapi tuntutan
persaingan yang makin ketat di lingkungan pasar. Sekarang supervisor harus merupakan
seorang ahli dalam perilaku manusia maupun dalam berbagai aspek teknik yang berkaitan
dengan bidang tugasnya.
Para supervisor merupakan manajer yang memiliki fungsi pokok yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan berikut ini:
memimpin,
mengkoordinasi,
membina pekerjaan orang lain,
guna mencapai tujuan-tujuan kelompok yang ditetapkan.

3.2 Teknik-teknik Supervisi


Secara garis besar teknik supervisi (pengawasan) dikelompokkan menjadi 3 tipe, yaitu :
1. Pengawasan Pendahuluan (preliminary control)
2. Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
3. Pengawasan Feed Back (feed back control)

3.2.1. Pengawasan Pendahuluan (preliminary control)


Pengawasan yang terjadi sebelum kerja dilakukan. Pengawasan pendahuluan
menghilangkan penyimpangan penting pada kerja yang diinginkan yang dihasilkan sebelum
penyimpangan tersebut terjadi. Pengawasan pendahuluan mencakup semua upaya manajerial
guna memperbesar kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan berdekatan hasilnya
dibandingkan dengan hasil-hasil yang direncanakan.
Memusatkan perhatian pada masalah mencegah timbulnya deviasi-deviasi pada kualitas serta
kuantitas sumber-sumber daya yang digunakan pada organisasi-organisasi. Sumber-sumber
daya ini harus memenuhi syarat-syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang
bersangkutan.
Dengan ini, manajemen menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan
aturan-aturan yang ditujukan pada hilangnya perilaku yang menyebabkan hasil kerja yang tidak
diinginkan di masa depan. Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka kebijaksanaan-
kebijaksanaan merupakan pedoman-pedoman yang baik untuk tindakan masa mendatang.
Pengawasan pendahuluan meliputi; pengawasan pendahuluan sumber daya manusia,

Judul Modul Manajemen Supervisi 10 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

pengawasan pendahuluan bahan-bahan, pengawasan pendahuluan modal dan pengawasan


pendahuluan sumber-sumber daya finansial.

3.2.2. Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)


Pengawasan yang terjadi ketika pekerjaan dilaksanakan. Memonitor pekerjaan yang
berlangsung guna memastikan bahwa sasaran-sasaran telah dicapai. Concurrent control
terutama terdiri dari tindakan-tindakan para supervisor yang mengarahkan pekerjaan para
bawahan mereka. Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer sewaktu
mereka berupaya untuk :
- Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode-metode serta
prosedur-prosedur yang tepat.
- Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

3.2.3. Pengawasan Feed Back (feed back control)


Pengawasan Feed Back yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksakan,
guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.
Pengawasan yang dipusatkan pada kinerja organisasional dimasa lalu. Tindakan korektif
ditujukan ke arah proses pembelian sumber daya atau operasi-operasi aktual. Sifat kas dari
metode-metode pengawasan feed back (umpan balik) adalah bahwa dipusatkan perhatian pada
hasil-hasil historikal, sebagai landasan untuk mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh dunia bisnis
yaitu :
- Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
- Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis)
- Pengawasan Kualitas (Quality Control)
- Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation)

3.3 Proses Manajemen Supervisi


Mengingat seorang supervisor berada pada wilayah perbatasan antara manajemen
senior dan para pekerja maka ia sampai batas tertentu mengalami situasi ambivalen atau
mendua. Seringkali ia terperangkap dalam suatu ikatan antara sistem formal organisasinya dan
sistem informal pihak bawahannya. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau supervisor
seringkali dipaksa terlibat dalam aneka macam perilaku yang saling berbenturan, dan ia adalah
personil manajemen yang paling kurang dipahami.
Dari uraian di muka, dapat dikatakan bahwa supervisor harus terampil dan luwes dalam
bekerja dengan manusia. Ia harus berusaha agar kebutuhan para pekerjanya terpenuhi dan

Judul Modul Manajemen Supervisi 11 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

sasaran-sasaran yang ditetapkan manajemen puncak juga tercapai dengan tekanan psikologis
yang seminimal mungkin dan dengan keselarasan serta kemauan baik yang maksimal.
Karena seorang supervisor berada pada tingkat pertama dalam jenjang manajemen
suatu organisasi maka ia harus memanfaatkan pula sebagian dari keterampilan dan kemampuan
para manajer yang berada pada tingkatan lebih tinggi.
Proses manajemen supervisi mencakup unsur-unsur :
perencanaan;
pengorganisasian;
penggerakan dan pengarahan (memimpin);
pengendalian.

Perencanaan
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, perencanaan mencakup proses
merumuskan tujuan, menetapkan strategi untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun
hirarki lengkap rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.
Perencanaan itu sekaligus menyangkut tujuan dan sarana-sarana. Oleh karena itu, perencanaan
membentuk basis atau dasar bagi langkah dan keputusan manajerial lainnya. Perencanaan
menjembatani kesenjangan antara keadaan di mana kita sekarang dengan keadaan yang kita
inginkan di masa mendatang. Perencanaan adalah suatu proses sedangkan hasil dari kegiatan
perencanaan tsb. adalah suatu sistem rencana.
Semua manajer terlibat dalam proses perencanaan. Demikian juga supervisor ikut
berpartisipasi dalam bagian yang kecil dari seluruh proses perencanaan organisasi, tetapi
bukannya tidak berarti sama sekali. Para supervisor bertanggung jawab terhadap perencanaan
kegiatan sehari-hari dari para pekerjanya. Kalau kegiatan-kegiatan itu tidak dilaksanakan dalam
kerangka waktu yang dirancang dan dengan pemanfaatan sumber-sumber daya secara efisien
maka seluruh struktur organisaasi akan goyah dibuatnya.
Para manajer tingkat menengah memainkan peranan penting dalam proses
perencanaan. Mereka bekerja sama dalam penyusunan perencanaan strategis, juga dalam
perumusan perencanaan taktis. Mereka juga bekerja untuk mengembangkan dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan perencanaan di dalam divisi atau unit-unit mereka masing-masing. Seperti
halnya manajer tingkat menengah, supervisor bekerja sama guna menyusun rencana-rencana
yang mempengaruhi lebih dari sebuah departemen atau unit kerja dan mereka juga menyusun
perencanaan bagi unit kerja mereka masing-masing.

Judul Modul Manajemen Supervisi 12 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Rencana Strategis
Rencana strategis merupakan rencana luas yang dikembangkan oleh para manajer
puncak, yang memberikan pengarahan tentang arah umum yang akan ditempuh oleh organisasi
yang bersangkutan. Rencana strategis dijabarkan dari tujuan-tujuan organisasi yang
menunjukkan apa usaha dari perusahaan atau apa yang ingin diusahakannya, dan jenis
perusahaan apa yang diinginkan oleh para manajer. Dapat dikatakan bahwa komponen inti dari
suatu strategi menyatakan dalam garis besarnya bagaimana sumber-sumber daya akan
dimanfaatkan, dan bagaimana organisasi akan memposisikan dirinya di dalam lingkungannya.
Pada umumnya, strategi mempunyai empat komponen dasar, yakni :
- Ruang lingkup strategi; menetapkan posisi yang dikehendaki oleh perusahaan sehubungan
dengan lingkungannya.
- Pemanfaatan sumber daya; menunjukkan bagaimana organisasi ingin mengalokasikan
sumber-sumber dayanya.
- Keunggulan kompetitif; merupakan spesifikasi mengenai keunggulan yang dimiliki oleh
perusahaan dibandingkan dengan para pesaingnya.
- Sinergi; adalah tingkat di mana berbagai perusahaan dalam badan usaha yang
bersangkutan dapat mengharapkan untuk saling membantu.
Unsur penting lainnya dari perencanaan strategis adalah pembedaan antara perumusan strategi
dan implementasi strategi, di mana formulasi atau perumusan strategi merupakan kegiatan atau
proses menciptakan atau mengembangkan rencana-rencana strategis, sedangkan implementasi
strategi merupakan kegiatan atau proses menerapkan strategi yang telah dirumuskan.

Rencana Taktis
Rencana dan perencanaan taktis mempunyai lingkup yang lebih moderat dan
menjangkau jangka waktu yang bersifat menengah. Rencana taktis cenderung memusatkan
perhatian pada manusia dan tindakan, artinya rencana tsb. berkaitan dengan upaya
mengimplementasikan rencana strategis yang telah dikembangkan sebelumnya.
Rencana taktis berhubungan dengan sumber-sumber daya spesifik dan kendala-kendala waktu.
Perencanaan taktis sangat erat kaitannya dengan manajemen tingkat menengah.

Rencana Operasional.
Pada umumnya, rencana operasional mempunyai fokus yang paling sempit karena hanya
menyangkut lingkup terbatas pada kegiatan yang disupervisi oleh manajer operasional, dengan
jangkauan waktu yang tersingkat. Rencana operasional biasanya diawasi oleh para manajer
tingkat menengah, tetapi pelaksanaannya dilakukan oleh para manajer garis depan (first line
manager). Rencana operasional merupakan operasionalisasi dari rencana strategis dan rencana

Judul Modul Manajemen Supervisi 13 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

taktis. Gambar 1 memperlihatkan adanya dua macam rencana operasional, yakni : rencana yang
tetap (standing plans) dan rencana sekali pakai (single-use plans)
Rencana tetap (standing plans) merupakan rencana-rencana yang dikembangkan guna
menghadapi situasi-situasi yang berulang kembali, dan yang bersifat relatif rutin.

Rencana
operasional

Rencana tetap Rencana sekali pakai

kebijaksanaan program

prosedur
operasi standar proyek

peraturan dan
ketentuan

Gambar 1 : Perencanaan operasional

Rencana jenis ini mencakup : kebijaksanaan-kebijaksanaan (policies), prosedur operasi standar


(standard operating procedures) dan peraturan-peraturan serta ketentuan-ketentuan.
Kebijaksanaan merupakan petunjuk-petunjuk umum yang mempengaruhi tindakan-tindakan
relatif penting dalam suatu organisasi. Prosedur-prosedur merupakan petunjuk yang bersifat
lebih spesifik guna menghadapi suatu rangkaian kegiatan yang berulang, sedangkan peraturan
dan ketentuan merupakan pernyataan-pernyataan mengenai bagaimana cara melaksanakan
kegiatan-kegiatan spesifik tertentu.
Rencana sekali pakai adalah rencana yang disusun untuk menghadapi kejadian-kejadian
yang hanya berlangsung sekali saja. Jenis rencana ini ada dua macam, yakni : program-program
dan proyek-proyek. Sebuah program merupakan sebuah rencana sekali pakai untuk suatu
kelompok besar kegiatan, sedangkan sebuah proyek adalah sebuah program yang mempunyai
fokus yang lebih sempit.
Apapun rencana yang akan dikembangkan oleh seorang manajer maka hal yang sangat
penting baginya adalah faktor jangka waktu, bisa jangka panjang, menengah atau pendek.
Rencana jangka panjang mencakup suatu kurun waktu beberapa tahun, umumnya sekitar 5
tahun, tetapi ada pula yang lebih lama lagi. Hampir semua perusahaan besar mempunyai
rencana jangka panjang. Pada umumnya, rencana jangka panjang berhubungan dengan

Judul Modul Manajemen Supervisi 14 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

kegiatan-kegiatan seperti perluasan produk atau fasilitas produksi, pengembangan para


manajer, dan penerbitan saham dan obligasi baru dalam jumlah besar. Pada kebanyakan
organisasi, para manajer puncaklah yang bertanggung jawab terhadap rencana dan
perencanaan jangka panjang.
Perencanaan jangka menengah pada umumnya mencakup suatu perspektif waktu antara
1-3 tahun. Mengingat unsur ketidak pastia yang terkait dengan rencana jangka panjang maka
rencana jangka menengah menjadi perhatian utama kebanyakan organisaasi. Rencana jangka
menengah seringkali diangap sebagai batu pembentuk bangunan (building block) untuk
melaksanakan rencana jangka panjang.
Perencanaan jangka pendek mencakup periode waktu satu tahun atau kurang. Rencana-
rencana ini memusatkan diri pada kegiatan-kegiatan harian dan rencana ini menyediakan suatu
dasar atau landasan konkrit untuk mengevaluasi kemajuan menuju ke arah pencapaian rencana
jangka menengah atau rencana jangka panjang.
Sementara itu ada perencanaan kontingensi (contingency planning) atau perencanaan
berdasarkan situasi dan kondisi yang berkembang merupakan bagian dari proses perencanaan
di mana para manajer mengidentifikasi berbagai macam kelompok tindakan atau langkah
alternatif yang dapat diambil oleh organisasi kalau muncul kondisi-kondisi yang berbeda-beda.

Kendala terhadap perencanaan dan cara-cara menghindari kendala tersebut.


Di dalam praktek, bermacam faktor dapat mengganggu proses perencanaan, antara lain :
lingkungan, penolakan terhadap perubahan, kendala situasional, penetapan tujuan yang tidak
tepat, dan waktu serta biaya.
Lingkungan merupakan faktor yang penting dalam menetapkan tujuan-tujuan dan
perencanaan. Kebanyakan organisasi beroperasi dalam lingkungan yang bersifat kompleks dan
dinamis, yang berarti bahwa para manajer menghadapi aneka macam dimensi lingkungan yang
cepat berubah. Kekuatan-kekuatan tersebut menyebabkan para manajer mengalami lebih
banyak kesulitan dalam mengembangkan rencana-rencana efektif.
Penolakan terhadap perubahan atau sikap menentang perubahan merupakan sikap yang
menghambat perencanaan . Perasaan takut terhadap sesuatu yang tidak dikenal, preferensi-
preferensi untuk mempertahankan kondisi status quo, dan ketidak pastian ekonomi dapat
menyebabkan para manajer menentang perubahan dan akibatnya mereka menolak
perencanaan yang mungkin mengawali perubahan itu. Kendala situasional bisa terjadi karena
organisasi tidak mempunyai sumber daya yang cukup diperlukan untuk menunjang suatu
rencana perluasan.
Penetapan tujuan secara tidak tepat merupakan suatu kendala penting bagi
perencanaan. Mengingat penetapan tujuan merupakan langkah awal dalam proses perencanaan

Judul Modul Manajemen Supervisi 15 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

maka apa saja yang menghalangi penetapan tujuan secara tepat juga akan merupakan kendala
bagi perencanaan. Waktu dan biaya yang diperlukan dalam mendapatkan informasi dalam
rangka perencanaan seringkali menjadi hambatan karena tekanan-tekanan yang mempengaruhi
mereka atau tidak tersedianya waktu dan biaya yang cukup.
Ada sejumlah petunjuk yang berguna bagi para manajer yang dapat membantu mereka
menghindari kendala-kendala tersebut sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.
Agar perencanan menjadi efektif maka perencanaan harus dimulai dari puncak. Para manajer
puncak harus menggariskan tujuan-tujuan serta strategi-strategi yang akan diikuti oleh
manajemen tingkat lebih rendah. Para manajer harus juga memahami pandangan bahwa tidak
ada sistem perencanaan yang sempurna. Mengingat sifatnya, perencanaan memiliki batas-batas
dan tidak mungkin mencapai ketepatan 100 %.
Komunikasi terutama komunikasi vertikal, dalam hirarki organisasi, dapat menunjang
perencanaan efektif. Andaikata para manajer puncak mengetahui apa yang dilakukan para
manajer tingkat menengah dan manajer garis depan maka mereka dapat melaksanakan
kegiatan perencanaannya dengan baik.

Proses
perencanaan

mulailah pada puncak ketahuilah batas-batas

lakukan komunikasi laksanakan partisipasi

laksanakan integrasi kembangkan


rencana-rencana
kontingensi

Perencanaan
efektif

Gambar 2 : Menghindari kendala yang menghambat perencanaan efektif

Dengan cara yang serupa, partisipasi akan membantu perencanaan efektif karena para
manajer yang terlibat penuh dalam perencanaan akan lebih mengetahui apa yang sedang
berlangsung, dan mereka memahami tempat mereka dalam organisasi yang ada sehingga
mereka termotivasi untuk memberikan kontribusi. Rencana jangka panjang, rencana jangka
menengah, dan rencana jangka pendek harus diintegrasikan secara tepat. Makin baik
terintegrasi rencana-rencana tersebut makin efektif sistem perencanaan seluruh organisasi.
Judul Modul Manajemen Supervisi 16 dari 40
Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Teknik final untuk melancarkan perencanaan adalah mengembangkan rencana-rencana


kontingensi karena rencana ini merupakan langkah-langkah alternatif yang dapat diikuti oleh
perusahaan kalau terjadi perubahan-peruabahan dalam kondisi yang berlaku.

Pengorganisasian
Dalam sebuah organisasi terdapat suatu struktur hubungan-hubungan yang disusun
antara manusia, pekerjaan dan sumber-sumber daya. Manusia berinteraksi melalui sistem
otoritas dan tanggung jawab dalam rangka pemanfaatan sumber-sumber daya untuk mencapai
tujuan. Struktur serta hubungan antara para anggotanya bisa mengalami perubahan karena
faktor-faktor internal dan eksternal yang berinteraksi.
Mengingat sifat dinamik organisasi maka apa yang dinamakan pengorganisasian
seringkali merupakan proses reorganisasi untuk menyesuaikan struktur yang ada terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi. Proses pengorganisasian pada hakekatnya terlepas dari
skala unit organisasi yang dikelola oleh seorang manajer. Pada dasarnya, proses
pengorganisasian mencakup kegiatan membagi pekerjaan yang ada dan kemudian
menugaskannya kepada orang-orang tertentu.
Pengorganisasian akan menjadi lebih efektif kalau manajer memilah-milah proses
pengorganisasian ini menjadi sejumlah tahapan langkah yang rasional, misalnya :
- Rumuskan sasaran dan atau sasaran-sasaran turunannya (derivatif);
- Tentukan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran-
sasaran tersebut;
- Kelompokkan kegiatan-kegiatan tersebut berdasarkan landasan logika tertentu;
- Tugaskan masing-masing kelompok kepada seorang individu dan laksanakanlah
pendelegasian wewenang;
- Upayakan adanya koordinasi.

Tindakan mengelompokkan kegiatan-kegiatan menjadi satuan-satuan organisasi, dan


satuan-satuan tunggal menjadi satuan yang lebih besar dinamakan tindakan departementasi.
Departementasi dapat dilakukan orang berdasarkan berbagai macam landasan untuk dapat
merefleksikan tugas-tugas yang perlu dilaksanakan oleh departemen yang bersangkutan.
Departemen berdasarkan fungsi merupakan pengelompokan kegiatan berdasarkan
persamaan keterampilan atau tujuan. Berbagai macam kegiatan dikelompokkan atas suatu
dasar fungsional karena kombinasi tersebut memungkinkan pencapaian tujuan umum yang lebih
besar.
Perusahaan-perusahaan besar dengan berbagai macam produk seringkali mengalami
gejala bahwa pengelompokan berdasarkan fungsi penuh menjadi terlampau kompleks dan sulit

Judul Modul Manajemen Supervisi 17 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

ditangani. Oleh karena itu, departementasi berdasarkan produk mungkin dapat memecahkan
masalah yang dihadapi. Pengelompokan berdasarkan produk dapat terjadi pada tingkatan
primer, atau pada tingkatan menengah dan rendah, dengan bentuk-bentuk departementasi di
atas atau di bawah.
Bentuk departementasi berdasarkan proses atau peralatan paling banyak terlihat pada
operasi-operasi produksi di mana sifat dari proses yang dijalankan atau peralatan menyebabkan
pengelompokan ini menjadi logis.
Mengelompokkan kegiatan berdasarkan wilayah lazim dilakukan kalau kegiatan yang
dilaksanakan oleh perusahaan tersebar secara luas pada sejumlah wilayah yang bersifat
nasional maupun internasional. Departementasi berdasarkan wilayah ini banyak digunakan
dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penjualan.
Departementasi berdasarkan kebutuhan para pelanggan sangat logis kalau pelayanan
yang dilakukan oleh perusahaan merupakan sebuah sasaran pokok. Kelompok-kelompok
pelanggan dan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka harus dapat dirumuskan dengan jelas.
Pada banyak jenis industri, karena pertimbangan teknis atau ekonomis mungkin perlu ada
kegiatan kerja yang membutuhkan 16-24 jam sehari. Dalam kondisi yang demikian biasanya
dibentuk kelompok pekerja yang bekerja berdasarkan shift. Perlu diingat bahwa departementasi
berdasarkan waktu (shift) normal hanya bersifat praktis pada tingkatan yang lebih rendah.

Rentang Manajemen (span of management)


Mengelompokkan kegiatan-kegiatan ke dalam satuan-satuan organisasi, dan satuan tunggal
menjadi satuan yang lebih besar selalu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan : Berapakah
jumlah karyawan yang dapat dikelola oleh seorang penyelia ? Berapa banyak departemen dapat
ditangani oleh seorang manajer tingkat lebih tinggi secara efektif ?
Adanya pembatasan pada ruang lingkup manajemen mempengaruhi jumlah total departemen,
dan jumlah tingkatan di dalam organisasi yang bersangkutan. Sebaliknya, struktur departemen
mempengaruhi panjangnya garis-garis komunikasi. Panjangnya garis komunikasi berhubungan
dengan tingkatan atau jenjang satuan organisasi di mana informasi harus disalurkan, ke atas
atau ke bawah pada rantai komando (chain of command). Sewaktu suatu perusahaan tumbuh,
pembatasan-pembatasan atau kendala manusiawi, dalam mengharuskan adanya suatu
perluasan dalam jumlah departemen dan tingkat-tingkat yang ada.

Menyelia Manusia

Setiap penyelia harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan : Apakah yang menyebabkan


orang-orang bekerja ?. Apa sajakah yang memotivasi orang-orang untuk memperbesar volume
dan mutu pekerjaan mereka ?.

Judul Modul Manajemen Supervisi 18 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Kalau kita membahas masalah motivasi maka seringkali kita melihat reaksi dari pihak manajer
dan para penyelia bahwa para bawahan mereka hanya akan termotivasi bila para manajer serta
penyelia diberi kekuasaaan penuh untuk memberikan imbalan dalam bentuk perangsang uang.
Implikasi dari pernyataan ini adalah bahwa uang selalu menjadi pertimbangan utama dan kalau
kita tidak mampu memberi uang maka tidak ada kekuatan apapun juga untuk memotivasi
bawahan. Dengan demikian, tidak perlu dilakukan suatu tindakan apapun untuk memotivasi
mereka.
Memang harus diakui bahwa uang penting dalam masyarakat kita yang makin
materialistis, tetapi kekeliruan terbesar dari para manajer dan penyelia adalah bahwa mereka
menganggap bahwa tidak ada apapun juga yang dapat mereka lakukan hingga mereka tidak
melakukan apapun juga guna memotivasi para karyawan mereka.
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, ada beberapa teori mengenai motivasi, antara
lain teori hirarki kebutuhan dari A. Maslow dan teori hyegine dari F. Herzberg. Menurut Maslow,
manusia merupakan mahluk yang selalu ingin mendapatkan sesuatu, dalam arti bahwa ia selalu
mempunyai keinginan dan ia selalu ingin lebih. Namun, apa yang diinginkannnya tergantung
pada apa yang sudah dimilikinya. Begitu kebutuhan seseorang terpenuhi, maka muncul
kebutuhan lain sebagai penggantinya. Proses tersebut tidak berkesudahan mulai saat manusia
dilahirkan sampai dengan saat meninggalnya.

Selanjutnya, A. Maslow melihat motivasi seseorang sebagai suatu urutan kebutuhan


yang ditentukan terlebih dahulu. Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang paling pokok, tetapi
ditinjau secara psikologis, realisasi diri sendiri sangat penting bagi seorang individu. Kebutuhan
yang terpuaskan bukan lagi merupakan motivasi perilaku.
Sementara itu, Herzberg berpendapat bahwa hal-hal yang tidak memuaskan para pekerja
bukanlah hal yang sebaliknya dari hal-hal yang tidak memuaskan para pekerja; sangat berbeda
dibandingkan dengan hal-hal yang memuaskan mereka. Uang atau gaji memang merupakan hal
penting, tetapi memberi pekerja lebih banyak uang atau gaji hanya berarti meniadakan faktor
yang tidak memuaskan mereka. Artinya, kita harus terus-menerus memberikan uang atau gaji
yang selalu bertambah jumlahnya. Suatu saat tertentu, pekerja akan menganggap hal tsb
sebagai hal yang menjadi hak mereka. Menurt Herzberg, prestasi (achievement), dan
penghargaan atau pengakuan (recognition) merupakan faktor motivator yang kuat. Masalahnya
adalah bahwa para manajer dan penyelia banyak yang tidak memanfaatkan kedua macam
motivator tersebut. Perlu selalu diingat bahwa kita mengelola manusia, bukan obyek mati.

Judul Modul Manajemen Supervisi 19 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Ciri-ciri manajer yang dapat memberikan motivasi terbaik.


Seorang manajer atau penyelia yang dapat memberikan motivasi terbaik biasanya
mempunyai kekuatan dalam empat macam bidang, yakni : komunikasi, konsultasi, partisipasi,
dan konseling atau bimbingan.
Manajer ini :
- seorang yang menyetujui dan menerima tujuan-tujuan realistis bagi dirinya sendiri dan
bagi pihak lain, maksudnya tujuan-tujuan yang bermanfaat, yang menantang dan yang
dapat dicapai;
- mengambil keputusan setelah adanya partisipasi relevan dari bawahannya;
- mencari dan memberi umpan balik kepada karyawannya tentang bagaimana prestasi
kerja mereka, bagaimana kemajuan yang mereka capai, dan masalah yang akan muncul
pada masa mendatang;
- menyelesaikan konflik dengan penilaian baik, pemahaman dan keterbukaan, dan lebih
memusatkan perhatiannya pada menyelesaikan masalah yang ada daripada mencari
siapa yang salah;
- selalu berkomunikasi dengan karyawannya, dan menerangkan apa yang sedang
dilaksanakan dan menerangkan hal tsb. perlu dilaksanakan;
- selalu mendengar apa yang dilaporkan oleh bawahannya, dan berupaya untuk
memahami apa yang dikatakan oleh mereka dan memberikan komentar positif tentang
ide-ide mereka;
- benar-benar menaruh perhatian terhadap karyawannya sebagai individu dan
mementingkan pertumbuhan mereka serta kemajuan yang akan dicapai mereka di masa
mendatang;
- terbuka dan jujur dalam hal memberikan pujian-pujian, dan ia menegur seorang
karyawan di bawah empat mata, dan ia memberikan pujian secara terbuka, supaya
semua mendengarnya;
- dapat mengendalikan emosinya, di mana saat sedang marah, ia tidak mengomel, tetapi
secara terbuka mendatangi orang yang membuatnya marah;
- mempunyai pemikiran terbuka, dan selalu bersedia untuk mendengar ide-ide baru,
bahkan ide-ide yang bertentangan dengan pandangannya serta bersedia menerima kritik,
dan berani mengakui kesalahan yang dibuatnya.

Berkomunikasi Dengan Bawahan.


Kadang-kadang penyelia harus mengatakan tidak terhadap permohonan seorang bawahan dan
kalau demikian halnya, kita perlu menyesuaikan pendekatan kita dengan situasi khusus yang

Judul Modul Manajemen Supervisi 20 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

muncul. Namun, ada sejumlah langkah dasar yang dapat diikuti guna mengurangi sikap tidak
senang dan untuk mencegah merosotnya moril.
Berikut ini adalah beberapa langkah dasar untuk mengurangi sikap tidak senang dan
merosotnya moril pekerja.
- Dengarlah dengan sabar apa yang dinyatakan oleh bawahan sampai ia selesai
mengajukan permohonan atau keluhannya, sekalipun kita mengetahui bahwa kita
terpaksa menolak permohonanan tersebut.
- Upayakan untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang permohonan yang
diajukan dan apa saja yang merupakan latar belakangnya. Mungkin sekali hal tsb
disebabkan karena adanya kesalah pahaman yang perlu diluruskan.
- Sewaktu kita akan menjawab atau menjelaskan persoalan kepada bawahan, kita
upayakan agar supaya ia mendapatkan kesan apa yang diajukannya benar-benar kita
tanggapi, dan bahwa kita menyadari hal itu adalah penting baginya.
- Berilah alasan-alasan rinci mengapa kita harus menolak permohonanannya. Mungkin
alasan tsb. jelas bagi kita, tetapi bagi bawahan belum tentu begitu. Tunjukkan kepada
bawahan tsb dampak khusus kalau permohonannya diluluskan atas produksi, moril,
keamanan atau bidang lainnya.
- Carilah pemecahan-pemecahan alternatif terhadap masalah yang sedang dihadapi, yang
menyebabkan timbulnya permohonan tersebut.
- Beritahu bawahan yang bersangkutan dalam keadaaan dan kondisi bagaimana
permohonan tsb dapat diluluskan pada masa akan datang, dan apa yang perlu dilakukan
olehnya untuk menciptakan kondisi demikian.
- Perlakukan bawahan secara normal, setelah permohonannya ditolak. Kalau kita
mencoba untuk membujuknya menerima penolakan tersebut atau kita bertindak seakan-
akan menyesali keputusan kita, maka mungkin sekali timbul kesan padanya bahwa kita
merasa diri bersalah.
- Bersikaplah terbuka karena hal itu lebih baik untuk memelihara moril dalam jangka
panjang. Bawahan tidak senang kalau kita berupaya untuk menutup-nutup perasaan
tidak enak karena penolakan tersebut.

Peluang, Partisipasi dan Penghargaan.


Para pekerja harus diberi peluang atau kesempatan untuk turut berpartisipasi dan
mendapatkan penghargaan. Sekalipun para pekerja mungkin tidak akan berupaya untuk
mencapai promosi di dalam organisasi di mana mereka bekerja, hal tersebut tidak selalu berarti
bahwa mereka tidak ingin mendapatkan penghargaan sebagai pihak yang meraih prestasi.

Judul Modul Manajemen Supervisi 21 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Sekalipun apabila seorang pekerja menolak sesuatu promosi yang ditawarkan kepadanya, ia
tetap ingin dihargai karena kemampuannya untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan lebih baik.
Para pekerja dalam bidang pekerjaan yang tidak memungkinkan mereka mencapai
penghargaan mungkin menyadari situasi di mana mereka telah berada, tetapi sekali sang
penyelia telah menutup pintu untuk adanya perubahan, maka pekerja tsb. akan kehilangan
gairah untuk berinisiatif. Dalam kodisi demikian dapat berkembang suatu masalah moril yang
cukup serius. Dengan demikian berarti bahwa kita mengesampingkan seorang pekerja yang
cukup baik, hal mana menciptakan suatu citra kurang baik bagi sang penyelia yang
bersangkutan.

Bekerja Dalam Tim.


Orang seringkali bekerja dengan baik dalam kelompok-kelompok. Para pekerja merasa
lebih aman sebagai anggota suatu tim. Mereka senang bekerja dalam bentuk tim, dan ada
kalanya mereka bersaing satu sama lain dalam tim (tim berhadapan dengan tim lain). Tim dapat
merangsang rasa memiliki (sense of belonging) dalam kelompok, dan timbulnya jiwa kerja sama.
Upaya kelompok mungkin akan menjadi lebih produktif kalau dilaksanakan dengan landasan
kompetitif, tetapi secara psikologis hal tsb. lebih terasa bagi seorang individu karena kebutuhan
dasar dapat dipenuhi melalui kegiatan bekerja dan pencapaian hasil dalam kelompok yang
bersangkutan.
Penelitian yang banyak dilakukan orang menunjukkan bahwa persaingan antar tim atau
persaingan antara individu dapat menyebabkan timbulnya dampak sampingan yang merugikan
produktivitas organisasi yang bersangkutan kalau hal itu ditangani secara kurang tepat. Namun,
pengalaman juga menunjukkan bahwa persaingan kalau ditangai secara bijak amat bermanfaat
dan akan merupakan pengalaman yang menguntungkan baik bagi individu maupun bagi
organisasi yang bersangkutan.
Motivasi berdasarkan persaingan antara para individu atau antara kelompok perlu
mengikuti sejumlah pedoman berikut ini :
- Persaingan hendaknya dilaksanakan di antara mereka yang kira-kira sama dalam
kemampuan sehingga dapat muncul suasana persaingan sehat, guna mencapai prestasi
lebih baik, bukan saja dalam bidang produksi, tetapi pula dalam perasaan para pekerja
tentang prestasi kerja mereka masing-masing.
- Persaingan akan memberikan hasil positif apabila dikembangkan oleh semangat tim dan
moril tinggi. Kelompok-kelompok yang ada harus melaksanakan tugas-tugas yang kurang
lebih sama, dan mereka harus mendapatkan perlakuan sama berupa kondisi kerja, waktu
yang dialokasikan dan bantuan yang diberikan.

Judul Modul Manajemen Supervisi 22 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Penyelia dan Kepemimpinan

Kepemimpinan berarti kemampuan manajerial untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok


melalui kerja sama dengan dan melalui orang-orang. Konsep tersebut mencakup kewenangan
yang melekat dari posisi seorang penyelia. Kewenangan tersebut amat ditunjang oleh rasa
hormat para bawahan dan kepercayaan mereka terhadap penyelia mereka.
Seseorang dapat menjadi peminpin pada kelompok tertentu, tetapi pada kelompok lain ia
menjadi seorang pengikut, karena kedudukan yang dipegangnya bersifat relatif dibandingkan
dengan pihak lain, karena ia mempunyai jenis mutu kepemimpinan yang diterapkannya dalam
masa penuh bahaya, atau karena ia memiliki pengetahuan atau pengalaman khusus. Penyelia
dapat membantu pencapaian sasaran-sasaran organisasi melalui langkah-langkah
memanfaatkan mutu kepemimpinan pada pihak yang disupervisi olehnya. Kebutuhan akan
kepemimpinan terlihat pada semua tingkat suatu organisasi dari tingkat penyelia hingga ke
tingkat presiden direktur perusahaan atau ketua dewan komisaris.
Para pakar tentang kepemimpinan menyajikan klasifikasi tiga macam gaya
kepemimpinan, yakni :
- gaya kepemimpinan otokratis;
- gaya kepemimpinan partisipatif;
- gaya kepemimpinan bebas (free rein leadership style).

Sekilas ketiga macam gaya seakan-akan bersifat khas dan terpisah satu sama lain, tetapi dalam
praktek tidaklah demikian halnya. Setiap penyelia dapat menerapkan masing-masing gaya atau
pun menggabungkan ketiga macam gaya kepemimpinanan tersebut.

Kepemimpinan Otokratis (boss)


Para pemimpin otokratis menganggap bahwa mereka memiliki kewenangan penuh dan
tanggung jawab mutlak. Para pemimpin otokratis mengambil keputusan mereka sendiri,
sedangkan para bawahan melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka. Para
pemimpin otokratis dapat menjadi apa yang dinamakan benevolent autocrats. Mereka dapat
menghadapi para bawahan mereka secara efektif. Ada karyawan tertentu yang mendapatkan
suatu perasan kepastian dan kepuasan pada gaya kepemimpinan demikian. Sebaliknya, tipe
kepemimpinan ini memberikan motivasi kuat dan imbalan psikologis kepada sang pemimpin.
Ada tiga macam tipe benvolent autocrats, yakni
- Pemimpin yang hanya memberikan perintah-perintah.
- Pemimpin yang menggunakan pujian dan menuntut loyalitas.

Judul Modul Manajemen Supervisi 23 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

- Pemimpin yang menyebabkan karyawannya merasa bahwa mereka benar-benar turut


berpartisipasi dalam keputusan-keputusan, sekali pun mereka melaksanakan apa yang
diinginkan oleh pihak pemimpin tersebut.

Para pemimpin otokratis seringkali menghadapi resiko timbulnya perasaan menentang di


antara karyawan mereka, terutama kalau mereka melaksanakan gaya kepemimpinan tersebut
secara terlampau ekstrim atau menggunakan secara berlebihan antara bawahan yang kuat
yang juga berkeinginan untuk menjalankan kewenangan mereka.

Kepemimpinan Partisipatif
Para pemimpin partisipatif membagi sebagian dari tanggung jawab pengambilan
keputusan mereka dengan anggota kelompok mereka. Mereka melakukan konsultasi dengan
kelompok yang ada tentang masalah-masalah yang menyangkut kepentingan para anggota
tersebut, untuk mana mereka dapat memberikan sumbangan pikirannya. Tidak semua
keputusan dapat diambil dengan cara demikian. Walaupun pengambilan keputusan dibagi,
namun tanggung jawab akhir tetap berada pada sang pemimpin.
Dengan gaya kepemimpinan ini, para bawahan turut berpartisipasi dalam hal pemecahan
masalah dan penetapan tujuan. Hal tersebut dilaksanakan dengan berbagai macam cara seperti
misalnya menciptakan situasi-situasi di mana mereka dapat belajar secara alamiah;
memungkinkan mereka mengecek kinerja mereka sendiri, membiarkan para karyawan
menetapkan tujuan-tujuan yang menantang, memberikan kesempatan kepada mereka untuk
memperbaiki metode-metode kerja; menyediakan peluang-peluang untuk meraih pertumbuhan
jabatan dan akhirnya melalui tindakan mengakui prestasi mereka dan membantu para bawahan
belajar dari kesalahan-kesalahan mereka.

Kepemimpinan Bebas
Kepemimpinan bebas dalam literatur bahasa Inggris dinyatakan sebagai free rein
leadership atau dalam bahasa Perancis laisez-faire. Para pemimpin bebas menghindari
timbulnya kekuasaan dengan jalan mendelegasikan kekuasaaan kepada bawahan mereka. Para
pemimpin dengan gaya ini tergantung pada kelompok karyawan untuk menetapkan tujuan-tujuan
mereka sendiri dan memecahkan masalah-masalah mereka sendiri.
Kelompok yang ada cenderung menjadi kelompok tanpa pemimpin, kecuali kalau sang
pemimpin berhubungan dengan orang luar guna mendapatkan informasi, bahan-bahan dan
sumber daya yang diperlukan oleh kelompok. Gaya ini tidak terlampau bermanfaat secara
umum, tetapi akan sangat efektif dalam kelompok profesional yang sangat termotivasi.

Judul Modul Manajemen Supervisi 24 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Gaya ini kadang-kadang dimanfaatkan dalam kegiatan penelitian sehingga dengan demikian
tidak timbul adanya kendala terhadap pemikiran independen. Gaya kepemimpinan ini sulit
diterapkan karena menuntut banyak pemahaman dan sikap ulet dari sang pemimpin.

otokratis demokratis laisez-faire


(boss) (partisipatif) (bebas; free rein)

pemimpin
pemimpin pemimpin

pekerja pekerja pekerja

Gambar 3 : Tiga macam gaya kepemimpinan

Ketidak mampuan konsep-konsep sifat (trait concepts) untuk menerangkan dengan baik,
efektivitas kepemimpinan telah menyebabkan orang mulai memusatkan perhatian pada perilaku
kepemimpinan atau gaya kepemimpinan. Dengan kata lain, titik perhatian beralih dari mutu
pribadi sang pemimpin ke cara-cara bagaimana pemimpin tersebut berperilaku.
Skema yang paling umum diterima menyatakan adanya perbedaan antara pelaksanaan
tugas, dan perilaku kepemimpinan yang terutama memusatkan perhatian pada pelaksanaan
tugas, dan perilaku yang menitik beratkan upaya membentuk hubungan kuat antara hasil riset
yang dilakukan oleh Universitas di Amerika Serikat, yakni Ohio State University dan University of
Michigan.
Para peneliti di Universitas Ohio mengidentifikasi dua dimensi perilaku pemimpin sebagai
berikut :
- perintisan struktur (initiation of structure), berhubungan dengan tindakan-tindakan sang
pemimpin yang menggariskan hubungan pemimpin-pengikut, penetapan standar kinerja
yang tegas, menetapkan prosedur kerja, dan menentukan siapa yang melaksanakan
tugas apa saja;

Judul Modul Manajemen Supervisi 25 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

- pertimbangan bawahan (consideration of subordinates), berhubungan dengan sikap sang


pemimpin terhadap para pengikutnya, eratnya hubungan pemimpin-pengikut, kesediaan
sang pemimpin untuk mendengar apa yang ingin diutarakan para pengikutnya dan tingkat
kepercayaan antara pemimpintsb. dengan para pengikutnya.
Mengingat kedua macam dimensi relatif bersifat independen maka perilaku seorang pemimpin
dapat menunjukkan ciri salah satu di antaranya atau keduanya.
Para peneliti di Universitas Michigan mengajukan perbedaan antara :
- supervisi yang berpusat pada pekerjaan (job-centred supervision), memusatkan
perhatian pada pekerjaan yang dilaksanakan;
- supervisi yang berpusat pada karyawan (employee-centred supervision), menekankan
terutama pada pengembangan kelompok-kelompok kerja yang efektif.

Sementara itu, dalam usaha memasukkan kerumitan variabel-variabel situasional ke dalam


pemahaman kita tentang efektivitas kepemimpinan maka para teoritisi modern telah beralih
kepada apa yang dinamakan teori-teori kontingensi.

Pengendalian (Controlling)

Walaupun sasarannya telah ditentukan, rencana dirumuskan, pengaturan strukturnya


ditentukan, dan orang-orang dipekerjakan, dilatih, dan diberi motivasi, tetapi masih ada
kemungkinan terjadi kesalahan. Untuk menjamin agar segala sesuatunya berjalan sebagaimana
mestinya, para manajer harus memantau kinerja. Kinerja aktual harus dibandingkan dengan
sasaran-sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Seandainya terdapat penyimpangan, tugas
manajemenlah untuk mengembalikan pekerjaan itu pada jalurnya.
Proses pemantauan, membandingkan dan mengoreksi inilah apa yang dimaksud dengan
fungsi pengendalian. Jadi, pengendalian secara ringkas adalah proses memantau kegiatan
untuk menjamin bahwa kegiatan-kegiatan tersebut diselesaikan sebagaimana yang
direncanakan, dan proses mengkoreksi setiap penyimpangan yang penting.
Pengendalian adalah proses meyakinkan atau menjamin bahwa pemanfaatan sumber-
sumber daya akan mencapai tujuan organisasi, di mana organisasi sebagai perusahaan secara
keseluruhan atau bagian-bagian dari perusahaan. Pengendalian lebih berkaitan dengan
berfungsinya bagian organisasi sehari-hari daripada hanya satu saat tertentu saja. Dalam hal ini,
pengendalian adalah sebuah proses yang berulang-ulang yang melakukan pemutakhiran
(updating) secara kontinyu status nyata dibandingkan dengan pemanfaatan sumber-sumber
daya yang direncanakan sebagai salah satu tujuan utama. Pemutakhiran yang terus-menerus ini
memberikan dasar bagi langkah korektif yang diperlukan.

Judul Modul Manajemen Supervisi 26 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Ketidak mampuan seorang manajer untuk meramal kinerja teknis dan manusia secara
sempurna memberikan dasar pemikiran bagi fungsi pengendalian dari manajer. Keuntungan dari
pengendalian adalah pada lebih efisiennya pemanfaatan sumber-sumber daya, semangat yang
lebih tinggi sebagai akibat dari pemberian sebuah sarana untuk menangani masalah, dan laba
yang lebih besar.
Kalau perencanaan yang sempurna dimungkinkan terjadi maka kebutuhan untuk
pengendalian akan hilang. Dari konsep dasar ini, hubungan antara perencanaan dan
pengendalian jelas terlihat : rencana-rencana, termasuk tujuan, untuk aliran dan pemanfaatan
sumber-sumber daya memberikan jawaban umum pada pertanyaan mengenai apa yang akan
dikendalikan. Perencanaan menyediakan dasar/basis untuk mengaktifkan sebuah sistem ke arah
tujuan spesifik.
Ada tiga pendekatan untuk merancang sistem-sistem pengendalian, yakni : pasar,
birokrasi, dan klan.

Pengendalian Pasar.
Pengendalian pasar adalah pendekatan terhadap pengendalian yang menekankan
penggunaan mekanisme pasar eksternal, seperti persaingan harga dan pangsa pasar relatif,
untuk menentukan pedoman-pedoman yang digunakan dalam sistem pengendalian itu.
Pendekatan ini secara khusus digunakan oleh organisasi-organisasi di mana jasa atau produk
perusahaan itu spesifik dan berbeda serta di mana ada cukup banyak persaingan di pasar.

Pengendalian Birokrasi
Pendekatan lain terhadap pengendalian adalah pengendalian birokrasi yang
menekankan wewenang organisasional dan mengandalkan aturan, ketentuan, prosedur,
kebijakan administratif. Jenis pengendalian ini bergantung pada standarisasi kegiatan, uraian
tugas yang ditentukan dengan baik, dan mekanisme administrasi lain seperti anggaran, untuk
menjamin agar karyawan memperlihatkan perilaku yang sesuai dan memenuhi standar kinerja.

Pengendalian Klan
Menurut pengendalian klan, perilaku karyawan diatur oleh nilai-nilai, norma, tradisi, ritual,
keyakinan bersama, dan segi-segi lain budaya organisasi. Misalnya, ritual perusahaan, seperti
jamuan pemberian hadiah kinerja karyawan setiap tahun atau bonus hari raya, memainkan
peran penting dalam menentukan pengendalian.

Saat sistem dimulai dan terus beroperasi untuk mencapai tujuan, peristiwa-peristiwa
intern dan ekstern cenderung menarik sistem keluar dari orbit dengan kadar yang berbeda-beda.

Judul Modul Manajemen Supervisi 27 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Peristiwa ekstern seperti resesi atau tindakan para pesaing, memerlukan suatu perimbangan
ulang rencana awal. Juga, peristiwa intern, seperti kinerja salesman yang buruk atau salinan
iklan yang tidak efektif, akan mempunyai pengaruh yang serupa. Sistem pengendalian yang baik
menyodorkan manajemen dengan informasi yang tepat waktu mengenai penyimpangan
potensial dari rencana sehingga langkah korektif dapat diambil.

Proses Pengendalian
Proses pengendalian terdiri dari tiga langkah yang terpisah dan jelas, yakni : i). mengukur
kinerja sebenarnya, ii). membandingkan kinerja sebenarnya dengan suatu standar, dan iii).
mengambil tindakan manajerial untuk memperbaiki penyimpangan-penyimpangan atau standar
yang tidak memadai (Gambar 3.5).
Proses pengendalian ini mengasumsikan bahwa standar-standar kinerjanya sudah ada.
Standar ini adalah tujuan-tujuan spesifik yang digunakan untuk mengukur kemajuan.

mengukur kinerja
aktual

tujuan
organisasi membandingkan
divisi, kinerja aktual dgn
departemen, atau standar
individu

melakukan
tindakan manjerial

Gambar 3.5 Siklus proses pengendalian

Melakukan Pengukuran
Empat sumber informasi yang seringkali digunakan para manajer untuk mengukur kinerja
sebenarnya mencakup pengamatan pribadi, laporan statistik, laporan lisan, dan laporan tertulis.
Masing-masing sumber mempunyai kekuatan maupun kelemahannya tersendiri, namun,
gabungan sumber informasi ini meningkatkan baik jumlah sumber masukan maupun
kemungkinan menerima informasi yang andal.
Apa yang kita ukur mungkin lebih penting daripada bagaimana kita mengukurnya. Pilihan kriteria
yang keliru dapat menimbulkan konsekuensi disfungsional yang serius.
Selain itu, apa yang kita ukur itu menentukan apa yang akan dicoba untuk diungguli oleh para
karyawan dalam organisasi. Kinerja aktivitas sulit diukur dalam hitungan yang dapat

Judul Modul Manajemen Supervisi 28 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

dikuantifikasikan. Sebagai contoh, adalah lebih sulit bagi seorang administrator untuk mengukur
kinerja seorang ahli kimia peneliti atau seorang pembimbing sekolah daripada kinerja seorang
yang menjual polis asuransi jiwa. Namun, sebagian besar kegiatan dapat dikelompokkan
menjadi beberapa segmen obyektif yang memungkinkan pengukuran.

Membandingkan
Langkah perbandingan menentukan derajat variasi antara kinerja sebenarnya dengan
standar. Sejumlah variasi dalam kinerja dapat diharapkan terjadi dalam semua kegiatan, oleh
karena itu, penting sekali menentukan kisaran variasi yang dapat diterima. Dalam tahap
perbandingan, para manajer terutama memperhatikan besaran dan arah variasi itu.

Mengambil Tindakan Manajerial


Langkah ketiga dalam proses pengendalian adalah mengambil tindakan manajerial. Para
manajer dapat memilih di antara tiga tindakan yang mungkin : i). tidak melakukan apa-apa, ii).
mengoreksi kinerja yang sesungguhnya, atau iii). merevisi standarnya.

Jenis-jenis Pengendalian
Manajemen dapat menerapkan pengendalian sebelum dimulainya suatu kegiatan,
sementara kegiatan itu berlangsung, atau setelah kegiatan itu selesai. Jenis yang pertama
disebut pengendalian umpan depan, yang kedua adalah pengendalian sejalan, dan yang terakhir
adalah pengendalian umpan balik.
Pengendalian umpan depan; merupakan jenis pengendalian yang paling didambakan
karena mencegah masalah-masalah yang tidak diantisipasi. Tindakan ini disebut pengendalian
umpan depan karena pengendalian terjadi di muka kegiatan yang sesungguhnya.
Pengendalian sejalan, berlangsung saat suatu kegiatan sedang dilaksanakan sehingga
manajemen dapat mengoreksi masalah-masalah sebelum masalah itu menjadi terlampau mahal.
Bentuk pengendalian sejalan adalah pengawasan langsung.
Pengendalian umpan balik, berlangsung setelah kegiatannya terlaksana. Kekurangan
utama jenis pengendalian ini adalah bahwa pada saaat manajer mendapatkan informasi itu,
kerusakannya telah terjadi. Namun, bagi banyak kegiatan, umpan balik merupakan satu-satunya
jenis pengendalian yang tersedia yang dapat dilakukan.

Kualitas Sistem Pengendalian yang Efektif


Sistem-sistem pengendalian yang efektif cenderung mempunyai beberapa karakteristik
yang sama, yakni :

Judul Modul Manajemen Supervisi 29 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

- Ketepatan ; sebuah sistem pengendalian yang menghasilkan informasi yang tidak tepat
dapat membuat manajemen lupa mengambil tindakan manakala ia seharusnya bertindak,
atau menanggapi suatu masalah yang sebenarnya tidak ada.
- Tepat waktu ; pengendalian seharusnya menggugah perhatian para manajer terhadap
penyimpangan-penyimpangan tepat pada waktunya guna mencegah akibat serius
terhadap kinerja sebuah unit. Informasi yang terbaik akan mempunyai nilai kecil apabila
terlambat.
- Hemat ; sebuah sistem pengendalian harus hemat pengoperasiannya.
- Fleksibel ; pengendalian-pengendalian yang efektif harus cukup fleksibel untuk
menyesuaikan dengan perubahan yang tidak bersahabat atau untuk memanfaatkan
peluang-peluang baru.
- Dapat dipahami ; pengendalian-pengendalian yang tidak dapat dipahami oleh para
penggunanya tidak mempunyai nilai.
- Kriteria yang masuk akal ; standar pengendalian haruslah masuk akal dan dapat dicapai.
- Penempatan yang strategis ; para manajer harus menempatkan pengendalian pada
faktor-faktor yang cukup strategis bagi kinerja organisasi.
- Tekanan pada perkecualian ; karena para manjer tidak mampu mengendalikan semua
kegiatan, mereka seharusnya menempatkan alat-alat pengendalian strategis mereka di
tempat di mana alat-alat tadi dapat meminta perhatian hanya pada perkecualian-
perkecualian.
- Multi kriteria ; pengukuran yang banyak terhadap kinerja akan mengurangi fokus sempit.
- Tindakan koreksi ; sebuah sistem pengendalian yang efektif tidak saja menunjukkan
kapan terjadi penyimpangan dari standar, tetapi juga menyarankan tindakan apa yang
harus diambil untuk memperbaiki penyimpangan tadi.

Perencanaan dapat dibuat, struktur organisasi dapat disusun untuk memperlancar


tercapainya tujuan-tujuan secara efisien dan efektif, dan karywan dapat diarahkan dan
dimotivasi, namun, tidak ada jaminan bahwa kegiatan-kegiatan itu akan berlangsung
sebagaimana direncanakan dan bahwa tujuan-tujuan yang dikejar para manajer sungguh-
sungguh tercapai. Oleh karena itu, pengendalian sangat penting sebab merupakan jembatan
terakhir dalam rantai fungsional kegiatan manajemen.
Pengendalian merupakan satu-satunya cara bagi para manajer untuk mengetahui
apakah tujuan-tujuan organisasi tercapai atau tidak, dan mengapa tidak tercapai. Manajemen
merupakan suatu proses yang berlangsung terus dan kegiatan pengendalian memberikan kaitan
yang amat penting kembali ke kegiatan perencanaan.

Judul Modul Manajemen Supervisi 30 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Seperti dikatakan pada awal tulisan ini, proses manajemen merupakan serangkaian
keputusan dan kegiatan kerja terus-menerus yang melibatkan para manajer sewaktu mereka
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan. Artinya bahwa sewaktu
para manajer menjalankan fungsi-fungsi manajemen, kegiatan-kegiatan mereka seringkali
dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan dalam suatu proses. Tidak ada titik
awal dan titik akhir yang sederhana dan tegas sewaktu para manjer merencana,
mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan. Sewaktu para manajer mengelola seringkali
mereka menemukan dirinya terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mencakup sedikit
perencanaan, sedikit pengorganisasian, sedikit memimpin, dan sedikit mengendalikan, dan
barangkali bahkan tidak dalam urutan.

Teknik dan Alat-alat Pengendalian

Dalam proses pengendalian, para manajer mempunyai beragam teknik dan alat
pengendalian berbagai bidang organisasi, antara lain : pengendalian informasi, keuangan,
operasi, dan perilaku.

Pengendalian Informasi
Pengendalian informasi merupakan hal yang penting bagi keberhasilan sebuah
organisasi. Para manajer menggunakan informasi dalam setiap kegiatan yang mereka lakukan.
Setiap keputusan yang mereka ambil memerlukan informasi. Agar dapat efektif dan efisien, para
manajer membutuhkan informasi yang tepat pada waktu yang tepat dan dalam bentuk yang
tepat. Informasi yang tidak lengkap, terlampau banyak, atau tertunda akan sangat mengganggu
kinerja para manajer.
Para manajer dapat menggunakan informasi untuk mengendalikan organisasi, dan
informasi bisa dikendalikan melalui sistem informasi manajemen.
Data primer atau data mentah (yang belum diolah) dikumpulkan, kemudian disusun dan
dianalisis atau diolah menjadi informasi. Untuk tujuan-tujuan tertentu, informasi tadi disaring dan
bisa diolah lebih lanjut agar dapat menjadi informasi yang bisa digunakan oleh manajer.

Pengendalian Keuangan
Dalam mengejar laba, para manajer membutuhkan pengendalian keuangan. Dua alat
kendali keuangan spesifik yang patut diketahui para manajer adalah anggaran dan analisis rasio.
Saat anggaran dirumuskan, anggaran itu menjadi alat perencanaan karena anggaran tersebut
memberi arah. Anggaran menunjukkan kegiatan mana yang penting dan berapa banyak sumber

Judul Modul Manajemen Supervisi 31 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

daya yang harus dialokasikan pada setiap kegiatan. Anggaran selain digunakan sebagai alat
perencanaan juga digunakan sebagai alat kendali.
Anggaran memberi para manajer standar kuantitas yang digunakan untuk mengukur dan
membandingkan penggunaan sumber-sumber daya. Dengan memperlihatkan penyimpangan-
penyimpangan antara standar dan konsumsi sesungguhnya, anggaran menjadi alat kendali.
Beberapa analisis rasio yang seringkali digunakan dalam organisasi adalah :
- Uji likuiditas (rasio aktiva terhadap kewajiban), untuk menguji kemampuan perusahaan
membayar hutang-hutang jangka pendeknya.
- Uji leverage (rasio laba terhadap beban bunga), untuk mengukur seberapa jauh laba
dapat turun sebelum organisasi tidak mampu bayar beban bunga hutang.
- Uji operasional (rasio penjualan terhadap total aktiva), mengukur efisiensi penggunaan
total aktiva organisasi.
- Uji profitability (rasio laba bersih terhadap dalam menghasilkan keuntungan.

Pengendalian Operasi
Keberhasilan suatu organisasi bergantung sebagian besar pada kemampuannya untuk
menghasilkan produk dan atau jasa secara efektif dan efisien. Teknik-teknik kendali operasi
dirancang untuk menilai seberapa efektif dan efisien proses transformasi suatu perusahan. Dua
alat kendali operasi yang penting adalah bagan kendali pengendalian mutu terpadu (total quality
management, TQM), dan model economic order quantity (EOQ).
Bagan pengendalian mutu adalah suatu alat kendali operasi yang memperlihatkan hasil-
hasil output selama periode tertentu, dengan menentukan batas atas dan batas bawah secara
statistik. Bagan itu menyajikan sarana visual untuk menentukan apakah proses masih tetap
berada dalam batas-batas yang telah ditentukan.
Model EOQ adalah suatu teknik untuk menyeimbangkan biaya-biaya pembelian,
pemesanan, penyimpanan, dan habisnya stock untuk mendapatkan jumlah optimum bagi suatu
pesananpembelian.

Pengendalian Perilaku
Untuk mencapai tujuan organisasi, para manajer harus bekerja melalui orang-orang lain.
Oleh karena itu, para manajer perlu menjamin bahwa para karyawannya bekerja sebagaimana
mestinya. Cara yang digunakan para manajer untuk mengendalikan perilaku karyawan adalah
dengan pengawasan langsung, penilaian kinerja, dan disiplin.
Pengawasan langsung dilakukan para manajer dengan langsung mengawasi pekerjaan
para karyawan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.

Judul Modul Manajemen Supervisi 32 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Penilaian kerja merupakan proses mengevaluasi individu-individu untuk sampai pada


keputusan-keputusan sumber daya manusia yang obyektif. Metode untuk melakukan penilaian
kinerja antara lain adalah : karangan tertulis, peristiwa-peristiwa kritis,skala penilaian grafis,
skala penilaian berjangkar perilaku, dan perbandingan banyak orang.
Disiplin adalah tindakan yang diambil manajer guna menegakkan pedoman dan
peraturan organisasi.

Judul Modul Manajemen Supervisi 33 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

BAB IV

PENDAMPINGAN SUPERVISI DALAM KEGIATAN PERUSAHAAN

Dalam struktur organisasi yang berlaku umum, jenjang hierarki supervisor berada di
bawah manajer madya dan di atas karyawan pelaksana (staf). Berdasarkan bagan organisasi ini
secara sederhana dapat dijelaskan masing-masing tugas dan kewajibannya sebagai berikut:
Eksekutif (direktur utama, para direktur, vice president) ; mempunyai tugas utama sebagai
perancang sekaligus menentukan arah perusahaan. Para eksekutif ini bermain pada ranah
strategi dan rencana perusahaan.
Manajer ; mempunyai tanggung jawab sebagai penerjemah strategi dan visi yang ditetapkan
para eksekutif. Mereka bertugas menterjemahkan strategi menjadi program-program harian,
mingguan atau bulanan seperti yang ditetapkan eksekutif. Para manajer dalam menerjemahkan
strategi perusahaan ini langsung berhubungan dengan para supervisor. Mereka mempunyai
kewajiban untuk mengarahkan, mengendalikan, mengevaluasi hingga memberi motivasi
supervisor agar semua rencana dapat dijalankan.
Supervisor ; adalah orang yang berhubungan langsung dengan manajer. Namun dalam konteks
tanggung jawab, supervisor mempunyai tugas yang tidak kalah berat. Dalam banyak kasus,
supervisor memiliki tugas yang strategis karena langsung terjun di lapangan melaksanakan
semua rencana dari manajer. Supervisor memiliki bawahan yang dalam struktur organisasi
disebut karyawan non manajerial atau staf. Dalam beberapa industri ada pula supervisor yang
tidak mempunyai staf.
Hal inilah yang menyebabkan supervisor mempunyai kedudukan istimewa di dalam
perusahaan. Bersama dengan para staf, supervisor menentukan selesai tidaknya pekerjaan
(proyek) yang menjadi rencana strategis perusahaan. Ia mengetahui betul seluk-beluk pekerjaan
yang harus selesai sesuai jadwal beserta dinamika yang ada di lapangan. Dengan demikian
supervisor harus menangani dua hal langsung yaitu melaksanakan tugas-tugas dari manajernya
sekaligus mengelola anak buahnya supaya tetap dalam kondisi prima bekerja dan menjaga
keutuhan tim.
Dengan posisi di antara manajer dan staf, seorang supervisor harus mampu berperan
optimal. Ibarat jembatan, ia harus mampu menjembatani kepentingan manajemen dan
kepentingan staf sebagai pelaksana tugas di lapangan. Selain diibaratkan sebagai jembatan,
supervisor juga bisa diilustrasikan semacam burger. Roti paling atas adalah pihak manajemen
perusahaan, sedangkan roti paling bawah adalah para staf. Antara dua roti ini berisi aneka isi
yang merupakan inti dari burger. Isi tersebut antara lain daging, sayuran, bumbu, saus, dan

Judul Modul Manajemen Supervisi 34 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

sejenisnya. Jika aneka isi tersebut dikeluarkan, tak ayal lagi benda tersebut hanyalah sepotong
roti.
Ilustrasi ini menjelaskan betapa pentingnya posisi supervisor dalam sebuah perusahaan.
Apabila isi dari perusahaan yang tak lain adalah supervisor dikeluarkan, maka perusahaan tak
ubahnya roti tanpa rasa. Namun seperti halnya dengan burger, supervisor ini bisa berharga
murah, sedang, atau mahal. Ada burger seharga lima ribu sampai sepuluh ribu rupiah dan
dijajakan di pinggir jalan. Namun ada lagi burger yang berharga hingga ratusan ribu dan hanya
dijual di tempat-tempat khusus seperti hotel bintang lima. Supervisor bernilai tinggi dan
berkinerja prima sehingga seperti burger yang dijual di hotel bintang lima apabila ia paham dan
piawai dalam mengimplementasikan peran dirinya sebagai supervisor.

4.1 Hal-hal yang harus disiapkan oleh Supervisor


Supervisor dalam menjalankan kegiatan atau perannya dalam organisasi harus
menyiapkan atau bahkan dituntut untuk memiliki beberapa keterampilan, diantaranya ada 3
ketrampilan yang harus dimiliki oleh supervisor, yaitu:
1. Ketrampilan Teknis
Kemampuan untuk memahami dan mengerjakan aktifitas-aktiftas tertentu dengan baik,
terutama memerlukan penguasaan mengenai cara, metode, proses, prosedur dan teknik
tertentu.
2. Ketrampilan Manusiawi
Kemampuan untuk bekerja dengan orang lain secara efektif sebagai anggota kelompok dan
dapat membina kerjasama yang baik dalam kelompok yang dipimpinnya.
3. Ketrampilan Konseptual
Kemampuan untuk melihat perusahaan secara keseluruhan, meliputi kemampuan melihat
keterkaitan antar bagian, dan kemampuan membayangkan hubungan antar perusahaan
dengan industri dimana perusahaan terletak, serta hubungan perusahaan dengan
masyarakat, keadaan politik, social dan ekonomi secara keseluruhan.
Berapa banyak ketrampilan yang harus dimiliki tergantung dari tingkatan manajer yang
bersangkutan. Semakin keatas biasanya semakin sedikit ketrampilan teknis yang diperlukan dan
semakin banyak ketrampilan konseptual. Sebaliknya semakin kebawah semakin banyak
keterampilan teknis dan semakin sedikit ketrampilan konseptual yang harus dimiliki. Hal tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Manajer Tingkat Atas
2. Manajer Tingkat Menengah
3. Manajer Tingkat Bawah

Judul Modul Manajemen Supervisi 35 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

Manajer puncak
Keterampilan Konseptual

Manajer
menengah

Keterampilan Manajer tingkat


teknis pertama

Gambar 4.1 Tingkat Keterampilan dalam hirarki organisasi


Setelah memiliki keterampilan-keterampilan yang tersebut di atas, maka selanjutnya supervisor
harus memiliki kemampuan untuk memberikan perintah secara efektif. Dimana dalam memberi
perintah secara efektif itu memiliki teknik tersendiri agar dapat diterima dengan benar,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Dasar Memberi Perintah.
Kemampuan dalam memberi perintah/ intruksi dan mendapatkan hasil yang baik merupakan
salah satu indikasi kemampuan manajerial. Kesalahan dalam memberi perintah dapat
menimbulkan kerugian besar.
Syarat perintah yang efektif :
Karyawan yang terlibat harus terlatih, terampil dan mampu secara fisik untuk
melaksanakan apa yang diperintahkan.
Hasil yang baik baru dapat dicapai bila si pelaksana mau mengerjakan apa yang
diperintahkan.
Perintah harus diusahakan sedemikian rupa sehingga si pelaksana menerimanya
sebagai sesuatu yang penting untuk dilaksanakan.
Perintah harus dirumuskan secara jelas mengenai apa dan bagaimana tugas tersebut
harus dilaksanakan.
2. Fakta-Fakta dibelakang Suatu Perintah.
Dalam memberikan suatu perintah, sebaiknya memperlihatkan fakta-fakta atau kondisi-
kondisi yang menyebabkan perintah tersebut harus dilaksanakan. Untuk menumbuhkan
perasaan diperlukan dan tanggungjawab yang berhubugan dengan pekerjaan secara
keseluruhan.
3. Nyatakan Hasil Yang Ingin Diharapkan.
Sebaiknya besaran tentang hasil yang diharapkan ditentukan secara kualitatif/ kuantitatif
baik dalam terminologi waktu, jumlah dan lain-lainnya

Judul Modul Manajemen Supervisi 36 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

4. Pemantauan Pelaksanaannya
Memberikan perintah, pada hakekatnya baru menyelesaikan separuh pekerjaan, yang lebih
penting adalah separuh pekerjaan yang lain, yaitu mengikuti/memantau perkembangan
pelaksanaan perintah agar dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.
Keuntungan yang lain adalah jika terjadi kesalahan dalam pelaksanaan akan diketahui sejak
dini, sehingga dapat segera dilakukan tindakan koreksi yang tepat.
5. Beberapa Petunjuk Dalam Memberi Perintah.
a. Hal yang harus diingat dalam memberi perintah.
Ketahui dan fahami bagaimana pekerjaan tersebut harus dilaksanakan.
Berikan perintah pada karyawan yang tepat.
Berikan perintah dengan jelas, singkat dan tegas.
Harus diyakini apakah perintah tersebut sudah dimengerti dengan baik atau belum,
bila perlu diulang kembali perintahnya.
Susun perintah tersebut dengan baik.
Bila diperlukan berikan contoh.
Jangan terlalu banyak memberikan perintah pada waktu yang bersamaan.
Berikan perintah melalui saluran yang tepat.
Untuk perintah-perintah yang istimewa bila perlu berikan detail-detail yang dapat
mempermudah pelaksanaan tugasnya.
Pelaksanaan perintah tersebut sebaiknya diikuti dengan perkembangan yang
seksama.
b. Penggunaan perintah secara tertulis
Salah satu cara memberikan perintah yang baik adalah dengan jalan membuat perintah
secara tertulis. Syaratnya harus ditulis secara jelas dengan kata-kata yang sederhana
sehingga mudah untuk dipahami, selain itu catatan tersebut bisa dijadikan sebagai
pegangan.
6. Perhatikan Adanya Perbedaan Individual.
Setiap individu ataupun kelompok biasanya memiliki ciri-ciri khas yang berbeda satu dengan
yang lainnya. Dengan kenyataan tersebut hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana
cara memerintah yang sesuai dengan karakter individu atau kelompok tersebut. Untuk
beberapa individu mungkin diperlukan perintah langsung, sedangkan untuk yang lain
mungkin diperlukan perintah yang bersifat permohonan.
7. Harus Menarik Antusiasme Pelaksana
Sebagaimana telah disebutkan dimuka, memberi perintah berarti membuat agar para
pelaksanan mau, tahu, dan mampu melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang kita

Judul Modul Manajemen Supervisi 37 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

harapkan, artinya pelaksana mengerjakan tugasnya dengan bersemangat, berminat dan


tidak merasa dipaksa.

4.2 Prinsip-prinsip pokok dalam Supervisi


Kegiatan supervisi mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang kondusif dan
nyaman yang mencakup lingkungan fisik, atmosfer kerja, dan jumlah sumber - sumber yang
dibutuhkan untuk memudahkan pelaksanaan tugas. Untuk itu diperlukan beberapa prinsip pokok
pelaksanaan supervisi. Prinsip pokok supervisi secara sederhana dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Tujuan utama supervisi ialah untuk lebih meningkatakan kinerja bawahan, bukan untuk
mencari kesalahan. Peningkatan kinerja ini dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap pekerjaan bawahan, untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera
diberikan petunjuk atau bantuan untuk mengatasinya.
2. Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat supervisi harus edukatif dan suportif,
bukan otoriter.
3. Supervisi harus dilakukan secara teratur atau berkala. Supervisi yang hanya dilakukan
sekali bukan supervisi yang baik.
4. Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikan rupa sehingga terjalin kerja sama yang baik
antara atasan dan bawahan, terutama pada saat proses penyelesaian masalah, dan untuk
lebih mengutamakan kepentingan bawahan.
5. Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan
masing-masing bawahan secara individu. Penerapan strategi dan tata cara yang sama
untuk semua kategori bawahan, bukan merupakan supervisi yang baik.
6. Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan
perkembangan.

Judul Modul Manajemen Supervisi 38 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

DAFTAR PUSTAKA

1. Louis A. Allen, Management and Organization, McGraw Hill-Kogakusha Ltd.


2. Robbins, Stephen P. and Coulter, Mary, Management, sixth edition, edisi bahasa Indonesia,
PT Prenhallindo, 1999
3. Yulk, Gary. Leadership in Organization. 7th Edition. New York, Prentice Hall, 2011

Judul Modul Manajemen Supervisi 39 dari 40


Halaman:
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul
..........................

DAFTAR PENYUSUN MODUL

NO. NAMA PROFESI

1. Arief Dewanto Dosen

Judul Modul Manajemen Supervisi 40 dari 40


Halaman:
BUKU KERJA

MANAJEMEN SUPERVISI

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
Jl. Widya Chandra VIII No 34 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 3


A. Tujuan Umum ................................................................................. 3
B. Tujuan Khusus ................................................................................ 3

BAB II PENGERTIAN MANAJEMEN SUPERVISI ..................................................... 4


2.1 Pengertian Supervisi ......................................................................... 4
2.2 Pendekatan terhadap kajian Manajemen Supervisi............................... 6

BAB III IMPLEMENTASI MANAJEMEN SUPERVISI ............................................... 9


3.1 Kegiatan Manajemen Supervisi ......................................................... 9
3.2 Teknik teknik Supervisi ................................................................ 10
3.3 Proses Manajemen Supervisi ......................................................... 11

BAB IV PENDAMPINGAN SUPERVISI DALAM KEGIATAN PERUSAHAAN .............. 34


4.1 Hal-hal yang harus disiapkan oleh Supervisi ..................................... 35
4.2 Prinsip-prinsip pokok dalam Supervisi ............................................. 38

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 39


DAFTAR PENYUSUN ................................................................................... 40

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 2 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

BAB I
PENGERTIAN MANAJEMEN SUPERVISI

A. Tugas Teori

Perintah : Jawablah soal di bawah ini


Waktu Penyelesaian : 20 menit
Soal :

1. Dilihat dari pendekatan organisasi, apa yang dimaksud dengan supervisi ?


Jelaskan !
Jawaban:
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................

2. Dalam salah satu teorinya, Supervisi dianggap sebagai bagian integral dari
manajemen. Sebagai seorang supervisor dituntut untuk memahami fungsi
manajemen. Sebutkan dan jelaskan fungsi - fungsi manajemen !
Jawaban :
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................

3. Sebagai seorang pemimpin di level menengah (Supervisor) perlu memahami


tentang manusia, struktur organisasi, perilaku, serta lingkungannya. Untuk
memahami itu semua sebagai seorang supervisor perlu didukung ilmu yang
berkaitan dengan hal tersebut diatas. Sebutkan dan jelaskan ilmu yang
diperlukan dalam memahami hal tersebut !

Jawaban:

........................................................................................................

.......................................................................................................

.......................................................................................................

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 3 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

.......................................................................................................

........................................................................................................

........................................................................................................

1. Lembar Evaluasi Tugas Teori Mengenali Pengertian Manajemen Supervisi


Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

No. Benar Salah


1.
2.
3.

2. Apakah semua pertanyaan Tugas Teori Manajemen Supervisi dijawab dengan benar
dengan waktu yang telah ditentukan ?

YA TIDAK

NAMA TANDA TANGAN

PESERTA .............................................. ...................................

PENILAI .............................................. ...................................

Catatan Penilai :

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 4 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

B. Tugas Praktik / Diskusi Kelompok

1. Elemen Kompetensi : Memahami Pengertian Manajemen Supervisi

2. Waktu Penyelesaian : 30 menit


3. Capaian Unjuk Kerja :
Setelah menyelesaikan teori Manajemen Supervisi mahasiswa mampu
menjelaskan :

a. Menjelaskan dengan benar Pengertian Manajemen Supervisi.


b. Menjelaskan dengan benar Fungsi-fungsi Manajemen.
c. Menjelaskan dengan benar pendekatan perilaku organisasi

4. Indikator Pencapaian :
a. Mampu menjelaskan pengertian Supervisi.
b. Mampu menjelaskan fungsi-fungsi manajemen
c. Mampu menjelaskan pendekatan teori perilaku organisasi

5. Standar Pencapaian
a. Dikerjakan selesai tepat waktu, waktu yang digunakan tidak lebih dari yang
ditetapkan.
b. Toleransi kesalahan 5% dari hasil yang harus dicapai, tetapi bukan pada
kesalahan kegiatan kritis.

6. Tugas
Abstraksi Tugas Praktik
Mahasiswa diminta merangkum materi kuliah pada setiap pertemuan

7. Instruksi Kerja
Setelah membaca abstraksi nomor 6 selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai
berikut:
a. Buat contoh supervisi yang nyata dalam kegiatan industri
b. Buatlah implementasi nyata pendekatan teori perilaku organisasi dalam
kegiatan di industri

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 5 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

8. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas I


PENCAPAIAN PENILAIAN
NO DAFTAR TUGAS/INSTRUKSI POIN YANG DICEK
YA TIDAK K BK
1. Buatlah unsur-unsur dalam Terpaparkannya
supervisi yang dikaitkan dengan
unsur-unsur
kegiatan industri supervisi terkait
dengan kegiatan
industri
2. Buatlah 4 implementasi nyata di Terpaparkannya 4
industri dari contoh pendekatan contoh
teori perilaku organisasi dalam implementasi
keseharian di industri supervisi didekati
dari teori perilaku
organisasi

Apakah semua instruksi kerja tugas praktik mengenali pengertian manajemen


supervisi dilaksanakan dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan?

YA TIDAK

NAMA TANDA TANGAN

PESERTA .............................................. ...................................

PENILAI .............................................. ...................................

Catatan Penilai :

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 6 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

BAB II
MEMAHAMI IMPLEMENTASI MANAJEMEN SUPERVISI

A. Tugas Teori

Perintah : Jawablah soal di bawah ini


Waktu Penyelesaian : 20 menit
Soal :

1. Sebutkan dan jelaskan fungsi-fungsi pokok seorang supervisor !

Jawaban :

1. ...................................................................................

2. ....................................................................................

3. ...................................................................................

4. ...................................................................................

2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat dan jelas unsur-unsur dalam proses
manajemen supervisi !
Jawaban:

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 7 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

Lembar Evaluasi Tugas Teori Memahami implementasi manajemen supervisi

Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.


No. Benar Salah
1.
2.

Apakah semua pertanyaan Tugas Teori memahami implementasi manajemen supervisi


dijawab dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan?

YA TIDAK

NAMA TANDA TANGAN

PESERTA .............................................. ...................................

PENILAI .............................................. ...................................

Catatan Penilai :

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 8 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

B. Tugas Praktik / Diskusi Kelompok

1. Elemen Kompetensi : Memahami implementasi manajemen


supervisi
2. Waktu Penyelesaian : 30 menit
3. Capaian Unjuk Kerja :
Setelah menyelesaikan pemahaman tentang implementasi manajemen
supervisi mahasiswa mampu menjelaskan :

a. Menjelaskan dengan benar fungsi pokok supervisor.


b. Menjelaskan dengan benar unsur-unsur dalam proses manajemen
supervisi.
4. Indikator Pencapaian :

a. Mampu menjelaskan fungsi pokok supervisor.

b. Mampu menjelaskan unsur-unsur proses manajemen supervisi

5. Standar Pencapaian

a. Dikerjakan selesai tepat waktu, waktu yang digunakan tidak lebih dari yang
ditetapkan.

b. Toleransi kesalahan 5% dari hasil yang harus dicapai, tetapi bukan pada
kesalahan kegiatan kritis.

6. Tugas
Abstraksi Tugas Praktik
Mahasiswa diminta merangkum materi kuliah pada setiap pertemuan
7. Instruksi Kerja
Setelah membaca abstraksi nomor 6 selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai
berikut:
a. Buat contoh penerapan fungsi pokok memimpin dalam keseharian di
industri
b. Berikan salah satu contoh unsur pengedalian dalam keseharian di kegiatan
industri.

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 9 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

9. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas I


PENCAPAIAN PENILAIAN
NO DAFTAR TUGAS/INSTRUKSI POIN YANG DICEK
YA TIDAK K BK
1. Buatlah contoh penerapan fungsi Terpaparkannya uraian
pokok memimpin dalam keseharian di contoh penerapan
industri fungsi pokok memimpin

2. Buatlah salah satu contoh unsur Terpaparkannya uraian


pengedalian dalam kegiatn di industri contoh unsur
pengendalian

Apakah semua instruksi kerja tugas praktik mengenali memahami


implementasi manajemen supervisi dilaksanakan dengan benar dengan
waktu yang telah ditentukan?

YA TIDAK

NAMA TANDA TANGAN


.................................
PESERTA ..............................................
..

.................................
PENILAI ..............................................
..

Catatan Penilai :

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 10 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

BAB III
PENDAMPINGAN SUPERVISI DALAM KEGIATAN PERUSAHAAN

A. Tugas Teori

Perintah : Jawablah soal di bawah ini


Waktu Penyelesaian : 30 menit
Soal :

1 .Sebutkan dan jelaskan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang supervisor !

Jawaban:
.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

1. Seorang supervisor harus memiliki kemampuan untuk memberikan perintah


secara efektif. Sebutkan dan jelaskan teknik apa saja yang diperlukan dalam
membangun perintah yang efektif !
Jawaban:

1.................................................................................................................

.................................................................................................................

2.................................................................................................................

..

3.................................................................................................................

4.................................................................................................................

5.................................................................................................................

6.................................................................................................................

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 11 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

7.................................................................................................................

Lembar Evaluasi Tugas Teori pendampingan supervisi dalam kegiatan


perusahaan
Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.

No. Benar Salah


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apakah semua pertanyaan Tugas Teori pendampingan supervisi dalam kegiatan


perusahaan dijawab dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan?

YA TIDAK

NAMA TANDA TANGAN

PESERTA .............................................. ...................................

PENILAI .............................................. ...................................

Catatan Penilai :

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 12 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

B. Tugas Praktik / Diskusi Kelompok

1. Elemen Kompetensi : Memahami pendampingan supervisi dalam


kegiatan perusahaan
2. Waktu Penyelesaian : 30 menit
3. Capaian Unjuk Kerja :
Setelah menyelesaikan tugas melaporkan hasil mahasiswa mampu

a. Memahami keterampilan yang diperlukan oleh supervisor.


b. Memahami teknik perintah yang efektif.
4. Indikator Pencapaian :
a. Mampu menjelaskan keterampilan yang diperlukan oleh supervisor
b. Mampu menjelaskan penerapan teknik perintah yang efektif
5. Standar Pencapaian
a. Dikerjakan selesai tepat waktu, waktu yang digunakan tidak lebih dari yang
ditetapkan.
b. Toleransi kesalahan 5% dari hasil yang harus dicapai, tetapi bukan pada
kesalahan kegiatan kritis.
6. Tugas
Abstraksi Tugas Praktik
Mahasiswa diminta merangkum materi kuliah pada setiap pertemuan
7. Instruksi Kerja
Setelah membaca abstraksi nomor 6 selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai
berikut:
a. Buat contoh penggunaan perintah secara tertulis dalam keseharian di
industri
b. Buat salah satu contoh penerapan prinsip pokok supervisi dalam kegiatan
nyata di industri.
10. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas I

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 13 dari 14


Modul Pembelajaran Manajemen Supervisi Kode Modul

PENCAPAIAN PENILAIAN
NO DAFTAR TUGAS/INSTRUKSI POIN YANG DICEK
YA TIDAK K BK
1. Buatlah contoh penggunaan perintah Terpaparkannya uraian
yang efektif di industri contoh prinsip keadilan

2. Buatlah salah satu contoh penerapan Terpaparkannya uraian


prinsip pokok supervisi dalam contoh prinsip kejujuran
keseharian di industri

Apakah semua instruksi kerja tugas praktik dalam pendampingan supervisi


dalam kegiatan perusahaan dilaksanakan dengan benar dengan waktu
yang telah ditentukan?

YA TIDAK

NAMA TANDA TANGAN

PESERTA .............................................. ...................................

PENILAI .............................................. ...................................

Catatan Penilai :

Judul Modul: Manajemen Supervisi Versi: 2015 Halaman: 14 dari 14

Anda mungkin juga menyukai