Para pimpinan struktural sangat sedikit yang bersungguh-sungguh memahami aturan penilaian kinerja
Para pimpinan meminta anak buahnya untuk memberikan “konsep” nilai, tinggal koreksi dan tanda tangan
penilaian.
Para manajer tidak menilai apa adanya dalam rangka peningkatan kinerja untuk diberikan motivasi kepada stafnya
Para manajer tidak pernah memberikan feedback perbaikan, dialog kritis dan membangun bagi pegawai
Ada sistem yang memaksa penilai kinerja melakukan penilaian rutin bulanan
Ada sistem yang juga memaksa terjadinya dialog kinerja pada tiap-tiap level penilaian
Pembekalan kepada para manajer, mulai pucuk pimpinan, dilakukan dengan metoda workshop,
roleplay
Kelemahan SISTEM Manajemen Kinerja
Pembiasaan pemanfaatan sistem IT dalam penilaian dan dialog kinerja
KENDALA & MITOS
PENILAIAN KINERJA PNS Tidak sedikit para pimpinan amat buruk dalam penguasaan IT-tool
Kelemahan kompetensi teknis IT para
manajer
Password mereka diberikan kepada staf kepercayaannya untuk menjalankan
beberapa fungsi yang harusnya mereka lakukan sendiri
Persepsi bahwa penilaian kinerja adalah untuk mencari kelemahan dari pegawai
Kesalahan PERSEPSI tentang Penilaian Kinerja
Persepsi bahwa kalau sudah ada sistem IT berarti sudah ada manajemen kinerja yang sukses
Persepsi yang salah tentang cara memberikan penilaian kepada anak buah
(memilih aman dengan memberi nilai baik)
Mitos dari kelemahan kompetensi manajerial dalam mengembangkan diri dan anak buah
Mitos kalimat “nilai jangan terlalu tinggi, sebab nanti susah naik lagi”
Adanya MITOS tentang Penilaian Kinerja Mitos kalimat “bandingkan dengan nilai tahun lalu, gradient-nya mesti terus naik”
Mitos kalimat “nilai harus baik, kalau tidak nanti tidak bisa naik pangkat”