Seorang leader yang efektif idealnya mampu mempengaruhi orang lain dengan jalan
membangun komitmen serta meningkatkan kohesivitas dalam kelompok. Jadi
sebaiknya peserta pun dapat menampilkan kepercayaan diri dalam memberi inspirasi
orang lain, persuasif dan memiliki kemampuan mendorong anggota kelompok
(terutama yang pasif) untuk berani menampilkan idenya, asertif tanpa bersikap
menjatuhkan orang lain serta efektif dalam mengatasi situasi perbedaan pendapat
dalam kelompoknya.
Biasanya, peserta yang pasif berbanding lurus dengan rendahnya level kompetensi.
Namun demikian, beberapa kali saya jumpai, peserta yang “tidak bunyi” selama LGD
berlangsung pada saat interview dapat menampilkan bukti-bukti yang cukup spesifik
mengenai kelayakan performa kerjanya selama ini. Orang-orang semacam ini
biasanya tipe orang yang membutuhkan adaptasi yang cukup lama bila berhadapan
dengan orang-orang atau situasi yang baru sehingga kurang mampu menampilkan
dirinya saat LGD. Tipe orang yang melakukan pendekatan secara personal, low
profile dan butuh waktu panjang untuk mengambil keputusan. Orang-orang
semacam ini cenderung kurang taktis dan kurang mampu tampil meyakinkan di
hadapan top manajemen sehingga seringkali terlewatkan atau tenggelam oleh
dominansi rekan-rekannya yang lebih “meriah”. Nah, alangkah lebih baiknya jika
performa kerja yang diperoleh dibarengi dengan kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain, karena mau tidak mau seseorang itu pertama kali dikenali melalui
kemampuannya dalam berkomunikasi. Jika tidak bisa menjualnya, siapa yang akan
tahu prestasi kita?
…………………..
Sebagai persiapan, anda perlu rajin membaca koran, paling tidak harus anda mulai
semenjak anda tahu bahwa anda lolos seleksi administrasi. Perhatikan berita
nasional, terutama issue yang marak diperbincangkan. Sebagai contoh, tema LGD
saya adalah soal : UU Minerba, issue Jakarta International School, relokasi ke
bandara Halim Perdana Kusuma, dan juga soal pangan. Anda harus belajar bahwa
dalam beropini anda harus memiliki dasar teori yang mendukung, tapi apabila
memang kepepet, dimana anda sama sekali tidak tahu dengan tema yang
dilontarkan kepada anda saat LGD, just use your common sense, it works too!
Sesuai namanya, diskusi dalam LGD should be leaderless. No one lead the
discussion. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk bicara dan
mengemukakan pendapat. Menurut pendapat saya pribadi, dan juga teman teman
yang menjalani LGD, titik berat penilaian dalam LGD bukan dari segi content tema
yang dibahas. Artinya, tim penilai mungkin tidak terlalu menilai bobot anda dalam
berteori, tetapi CARA anda menyampaikan pendapat lah yang lebih penting.
Secara teknis, anda akan dikumpulkan dalam grup beranggotakan 7 – 8 orang, anda
akan didudukkan secara melingkar. Anda kemudian diberi suatu potongan artikel
(sumber biasanya dari surat kabar) dan juga pertanyaan panduan seputar artikel
tersebut, pada waktu itu yang menjadi pertanyaan panduan dalam artikel rencana
relokasi bandara Soehat ke Halim Perdana sebagai tema LGD saya adalah :
1)identifikasi masalah 2) solusi nya apa 3) kesimpulannya bagaimana. Anda juga
akan menerima kertas kosong untuk corat – coret (jangan lupa bawa bolpen
ya). Anda akan diberi waktu selama 5 menit untuk membaca artikel. Setelah itu,
diskusi akan dimulai selama 30 menit ke depan.
Dapat anda bayangkan, apabila mau dibagi rata, dalam 30 menit untuk 7- 8 orang
berbicara, berarti setiap peserta kurang lebih punya waktu kurang lebih 4-5 menit
untuk bicara bergantian. Tidak banyak kan? Nah tantangan bagi anda, adalah
bagaimana anda dapat memberikan kesan atau impressing the judge dalam waktu
yang teramat singkat tersebut.
Supaya lebih jelas, berikut saya sampaikna beberapa contoh aplikatif nya :
Nah,begitulah sekelumit tentang LGD. Jangan lupa tunjukkan body language yang
“open” bukan defensive, senyuuuuuum tapi jangan cengegesan. Hehe.