Anda di halaman 1dari 9

Cara mengakhiri LGD

Kesimpulan
Apakah kesimpulan yang diambil sudah cukup mengcover seluruh diskusi?
Pendapat akhir peserta
Minta peserta untuk merefleksi kembali seluruh proses diskusi, kemudian mengutarakan
pendapat atau sikap mereka
Pertanyaan akhir
Adakah sesuatu yang masih terlewat?
Data yang perlu dicermati sebelum penilaian
Karena berhubungan dengan kelompok, data-data yang muncul dalam kasus LGD biasanya
mencakup:
a. Konsensus
b. Perbedaan Pendapat
c. Pengalaman yang Berbeda
d. Ide-ide inovatif yang muncul, dan sebagainya.
Apakah yang dinilai dari peserta saat LGD??
Walaupun LGD bentuknya kelompok namun sikap setiap individu juga mendapatkan perhatian
karena sebenarnya LGD ini dimaksudkan untuk menilai sikap seseorang dalam menghadapi
permasalahan atau situasi di luar dirinya. Bagaimana seseorang melihat permnasalahan,
mengkomunikasikan isi pikirannya tapi tetap bis amenghargai ide atau gagasan orang lain serta
mengambil sikap pada situasi tersebut. Maka cara ketrampilan komunikasi dan kepercayaan diri
menjadi hal yang penting pada LGD.
Yang akan dinilai dalam DISKUSI/DINAMIKA KELOMPOK adalah :
* Comunicating ( kepercayaan diri, adaptasi, penyesuaian diri,
sikap saat menyatakan atau mendengarkan argumen, sikap mendebat argumen lawan dan
mempertahankan argumennya, ketahanannya dalam berhadapan dengan situasi
yangunderpressure. Tidak seperti wawancara yang pressurenya dari pertanyaan
interviewernya, pressure dari LGD selain berupa kasus itu sendiri bisa dari anggota kelompok
lainnya ketika si peserta membandingkan kemampuannya dengan kemampuan anggota
kelompok yang lainnya termasuk juga bagaimana pengendalian dirinya.)

* Problem Solving (pemecahan masalah, cari lebih dari satu alternatif pemecahan masalah
beserta tahapannya. Jadi disini dilihat apa saja, berapa dan bagaimana kualitas dari ide-ide yang
ditawarkan).
* Decision Making (mengambil keputusan) dari beberapa problem solving di atas dengan teori
pengambilan keputusan itu lebih bagus misalnya berupa apa nilai lebih kita dibandingkan
perusahaan kompetitor untuk mengatasi masalah tersebut, apa kelemahan kita/tim, berapa persen
kesempatan/peluang yang kita punya, apa saja tantangannya/ hambatan yang akan muncul.
Bahasa lebih sederhananya adalah kemampuan menganalisa SWOT sebagai pertimbangan
pengambilan keputusan. Termasuk juga penggunaan referensi dalam pengambilan keputusan.
* Impact (baik postif maupun negatif yang akan terjadi apabila keputusan sudah dijalankan,
sehingga langkah selanjutnya dari impact tersebut telah disiapkan. Segala pengambilan
keputusan pasti menghasilkan impact baik dan buruk yang tidak bisa dipisahkan keduanya dan
yang berbeda hanya besarnya persentase diantara keduanya, apabila impact baik tidak disiapkan
langkah selanjutnya maka akan terjadi stagnasi dalam next step-nya, sedangkan bila impact
negatif tidak disiapkan langkah penanggulangannya meskipun sekecil apapun itu maka akan
mempengaruhi kondusifitas & produktifitas)
* Coaching, Initiating Action, Planning and Organizing. (bagaimana cara memperkenalkan teknis
atau instruksi dalam menjalankan ide sehingga lebih mudah dipahami dan dilaksanakan sebagai
sebuah kebijakan maupun tindakan. Sehingga ide yang dianggap brilian mampu dijabarkan
dalam konsep planning maupun pengorganisasian dilapangan, bukan hanya serupa ide yang sulit
dipahami)
Sekilas memang LGD terlihat sebagai proses yang sederhana, namun tetap saja proses ini
dilakukan untuk melihat profile peserta.
3 Perilaku yang Perlu Dicermati dalam LDG

Speak

Ingat, ini adalah tahap seleksi diskusi yang akan mengamati pola perilaku tampak
seseorang. Sebagus apapun logika alur berpikir dan tulisan indah peserta, jika peserta
tetap diam selama 20 menit diskusi, Peserta akan gagal dengan keterangan: pasif.
Hampir seluruh kegiatan diskusi menggunakan cerita yang ambigu dan megurutkan
sesuatu. Logika dan jawaban Peserta memang akan mendapat nilai, namun nilai tertinggi
tetap pada bagaimana cara Peserta menyampaikan logika dan alur berpikir tersebut pada
orang lain. Orang yang sangat pandai, tapi cara menyampaikan idenya tidak karuan, tetap
nilai amatannya akan jelek.
Berani bicara dalam proses diskusi. Tentunya termasuk berani mendukung pendapat
rekan, berani berpendapat beda, dan berani mengakui kebenaran alur dari rekan diskusi
lain.

Summarize

Berbicara terlalu sedikit akan dinilai sebagai bebek pengikut, berbicara terlalu banyak
akan dinilai sebagai otoriter yang dominan. Titik temunya adalah meringkas berbagai
pendapat yang muncul, entah hasil pendapat pribadi atau pendapat beberapa rekan. Tidak
perlu menjadi seorang pemimpin diskusi untuk meringkas pendapat orang lain. Bahkan
jika sudah ada pemimpin diskusi dan kita yang melakukan proses peringkasan berbagai
pendapat, nilai kita lebih unggul dari si pemimpin.
Ketika meringkas, menemukan kesamaan pandang dalam dua laur berbeda, ada celah
yang dapat dimanfaatkan. Kita dapat menanyakan pendapat dari rekan yang cenderung
diam. Hal ini akan menunjukkan kita memiliki kepekaan terhadap orang lain. Entah
orang tersebut akhirnya berpendapat atau hanya bilang idem, tak menjadi soal. Kita
sudah memberikan kesempatan.

Smile

Semua orang senang dengan rasa manis. Apakah semua senyum itu manis? Tentu saja!
Lihat lah SMILE. Sweet Memories In Lips Expression. Satu senyuman akan
membuat afirmasi dalam diri, kita akan menjadi lebih rileks, yang mengarah pada
kejernihan pikir, lalu berujung pada kepercayaan diri. Kepercayaan diri yang tampak dari
senyuman akan direspon oleh orang lain sebagai bentuk kharisma, aura, dan ketaatan.
Kadang kala entah karena tegang atau lapar atau sakit perut, ekspresi yang muncul adalah
datar. Ketika diskusi berjalan alot, yang terlihat malah agresi dan senyum mencemooh
pendapat orang lain. Senyum yang asli akan sangat bermanfaat. Adakah senyum palsu ?
Tentu saja ada, dan itu bisa dideteksi dengan mudah.
Macam Klasifikasi Peserta LGD
1. Self Appointment expert (merasa paling ahli)
2. Dominant talker (suka menguasai pembicaraan/ diskusi)
3 Pemalu dan pasif
4. Rambler (bicara ngalor-ngidul tidak jelas intinya)
OUTPUT LGD
Dalam LGD, keterampilan berinteraksi dalam kelompok yang ditampilkan oleh peserta dapat
diamati cukup mendalam karena permasalahan yang dipilih erat kaitannya dengan kondisi
sehari-hari yang mungkin dikerjakan oleh seseorang yang menduduki posisi supervisor. Akan
tampak kemampuan seseorang dalam menganalisa permasalahan, mengambil keputusan,
efektivitas komunikasi, dan kemampuan dalam meyakinkan orang lain serta mempresentasikan
ide-idenya dengan cara yang terbuka dan bersahabat. Dapat dikatakan bahwa LGD merupakan
metode yang cukup ampuh guna memilah peserta yang memiliki hasrat mengatur dengan peserta

yang memimpin, peserta yang punya keinginan menampilkan ide-idenya semata dengan yang
peserta yang terbuka terhadap ide-ide orang lain.
Seorang leader yang efektif idealnya mampu mempengaruhi orang lain dengan jalan membangun
komitmen serta meningkatkan kohesivitas dalam kelompok. Jadi sebaiknya peserta pun dapat
menampilkan kepercayaan diri dalam memberi inspirasi orang lain, persuasif dan memiliki
kemampuan mendorong anggota kelompok (terutama yang pasif) untuk berani menampilkan
idenya, asertif tanpa bersikap menjatuhkan orang lain serta efektif dalam mengatasi situasi
perbedaan pendapat dalam kelompoknya.
Biasanya, peserta yang pasif berbanding lurus dengan rendahnya level kompetensi. Namun
demikian, beberapa kali saya jumpai, peserta yang tidak bunyi selama LGD berlangsung pada
saat interview dapat menampilkan bukti-bukti yang cukup spesifik mengenai kelayakan performa
kerjanya selama ini. Orang-orang semacam ini biasanya tipe orang yang membutuhkan adaptasi
yang cukup lama bila berhadapan dengan orang-orang atau situasi yang baru sehingga kurang
mampu menampilkan dirinya saat LGD. Tipe orang yang melakukan pendekatan secara personal,
low profile dan butuh waktu panjang untuk mengambil keputusan. Orang-orang semacam ini
cenderung kurang taktis dan kurang mampu tampil meyakinkan di hadapan top manajemen
sehingga seringkali terlewatkan atau tenggelam oleh dominansi rekan-rekannya yang lebih
meriah. Nah, alangkah lebih baiknya jika performa kerja yang diperoleh dibarengi dengan
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, karena mau tidak mau seseorang itu pertama kali
dikenali melalui kemampuannya dalam berkomunikasi. Jika tidak bisa menjualnya, siapa yang
akan tahu prestasi kita?
LGD bertujuan untuk menggali potensi masing-masing peserta dengan melihat kemampuan
kepemimpinan, cara berkomunikasi, kemampuan kerjasama dan stabilitas emosi peserta seleksi
dalam suatu kelompok diskusi.
Beberapa Hal Penting yang harus Jadi Perhatian dalam LGD
1. Sebelum memulai diskusi, harus ada moderator diskusi untuk mengelola jalannya diskusi
(INGAT! Menjadi Moderator belum tentu lolos dalam tahap LGD, bila ingin menjadi moderator,
bersikap selayaknya moderator); harus ada tentukan seorang penulis hasil/kesimpulan, ingatlah
LGD merupakan diskusi dalam sebuah tim, jadi hasil dari diskusi harus ditulis atas nama satu tim
alias tidak ditulis sendiri-sendiri. Namun biarkan tim LGD melakukan sendiri, sebuah diskusi
yang baik denga ide yang luar biasa sebaiknya tercatat dan teratur dengan adanya notulen
maupun moderasi yang baik.
2. Opini harus diutarakan secara jelas, tepat, dan bertanggung jawab; tidak boleh melenceng dari
pokok pertanyaan atau permasalahan kecuali untuk ice break atau mencairkan suasana.
3. Jangan sekali-kali menyerang/offense terhadap pernyataan terhadap teman dalam tim,
penyampaian perbedaan pendapat harus dengan sopan dan dengan nada yang terkontrol alias
tidak boleh meledak-ledak. Interaksi yang ada harus sopan dan patut selayaknya komunikasi
yang baik, jangan memalingkan muka saat berbicara dengan lawan bicara, jika perlu tatap
matanya dengan wajar.

4. Yang dilihat dari LGD bukanlah seberapa hebat secara individu, tetapi bisakah bekerja di
dalam team. Fokuskan bagaimana caranya menyelesaikan masalah, demi kepentingan kelompok.
Dengan begitu, peserta akan berusaha maksimal demi kesuksesan kelompok. Terkadang banyak
ditemukan orang yang show off dan berusaha mendominasi menunjukkan dirinya hebat, tapi
itu salah besar. Disini dinilai teamwork dan interaksi sosial.
5. Tidak ada yang boleh memposisikan sebagai pemimpin, itu kesalahan fatal. LGD adalah
diskusi tidak terpimpin. Kalaupun untuk menjaga keteraturan diskusi boleh menggunakan
moderator yang mampu bersikap netral dan mengakomodasi semua argumen termasuk
argumennya sendiri tanpa berhak untuk memutuskan hasilnya apapun yang terjadi. Moderator
harus bisa menyela dan membagi porsi bicara, tapi tentunya tetap dengan sikap hormat dan
sopan
6. Sebenernya LGD untuk mengetahui skill dalam analisa masalah,
poin positif :

Mampu memberikan ide yg kreatif untuk mendapatkan solusi pada kasus

Mampu menengahi perbedaan pendapan antara peserta diskusi

Mampu mendengarkan/menerima ide/pendapat yg lain

poin negatif :

Terlalu pasif, gak bisa memberikan ide hanya merangkum ide2 orang laen.

Sangat dominan, merasa ide dia paling benar tanpa mendengarkan ide org lain.
(maksudnya bukan tidak boleh merasa ide yg paling baik, setidaknya mendengarkan
dulu ide yg lain, terus jelaskan kekurangan dan kelebihan ide teman diskusi dan
secara perlahan dan pasti memastikan ke lainnya bahwa ide yg diutarakan memiliki
solusi yg baik untuk kasus itu).

Berdebat berkepanjangan dengan peserta lain. tanpa ada solusi yg baik.. maksudnya
harus mampu mancari titik tengah dari solusi. Karena 1 team ada banyak kepala,
kemungkinan perbedaan pendapat pasti ada. Usahakan di akhir diskusi, kelompok
diskusi sudah memiliki kesimpulan yg sama.

7. Berani menyebut peserta lain dengan nama mereka adalah hal positif lainnya. Ini
menunjukkan peserta merupakan orang yang supel dan mudah bergaul. Tapi dilarang menyebut
mereka seperti ini: Seperti apa yang dikemukakan oleh mas yang berbaju biru. atau Saya
sependapat dengan mbak yang pakai kacamata,,. Setiap orang punya nama, sehingga layak
panggil mereka dengan nama mereka yang benar.
CONTOH KONSEPAN TEKNIS RULE OF PLAY PRESENTASI & LGD DALAM
PEMILIHAN SUPERVISOR OPJH (ORIENTASI PENGENALAN JURUSAN & HIMPUNAN)

Persiapan

Peserta dihubungi dan diberi undangan minimal H-3 untuk menghadiri tahap seleksi
presentasi dan leaderless discuss group dimana setiap peserta diharapkan
membawa sebuah presentasi yang diberi waktu x menit tentang topik y (anjuran
saya 10 menit presentasi dengan topik New inovation of concept
for OPJH 2013, presentasi tanpa m.powerpoint). Undangan juga harus
berisi contact person+no hp untuk meminimalisir ketidaksiapan para peserta.

Disediakan sebuah ruangan yang berisi tempat duduk melingkar dg jumlah


disesuaikan jumlah peserta, disediakan kertas kosong untuk coret-coretan peserta,
kalau bisa juga disediakan papan tulis/karton manila meskipun kecil untuk presentasi
maupun LGD.

Tim observer LGD dikumpulkan minimal H-1 untuk briefing dan inisiasi konsep
maupun teknis LGD. Tim observer sebaiknya dipilih dari orang yang mampu melihat
secara objektif dan dengan jumlah yang sedikit (usahakan tidak lebih dari 5 orang)
agar lebih memudahkan dalam pengambilan keputusan dalam bentuk rekomendasi.

Eksekusi

Peserta diharapkan datang lebih awal setengah jam sebelum waktu yang ditentukan
untuk briefing dan pembagian kelompok LGD. Kelompok LGD agar lebih efektif
sebaiknya dalam kisaran 5-10 orang yang bisa dipilih secara acak ataupun dipilih
berdasarkan heterogenitas perilaku dari hasil seleksi interview perilaku.

Kelompok LGD 1 dipersilahkan masuk & duduk melingkar seperti huruf U kemudian
diberi lembar kertas sebagai corat-coret, selanjutnya saling memperkenalkan diri +
mempresentasikan inovasinya diestimasikan waktunya 5-10 menit/orang tanpa alat
peraga selain papan tulis. Selanjutnya kelompok LGD 1 dipersilahkan untuk
berdiskusi selayaknya sebuah tim SC yang memperdebatkan sebuah ide terbaik untuk
diterapkan dalam OPJH berdasarkan presentasi yang telah dilakukan oleh masingmasing peserta sebelumnya. Estimasi waktu LDG selama 30-60 menit. Apabila telah
selesai waktunya maka dipersilahkan menyerahkan report & hasil kesimpulan secara
tertulis dan lisan kepada tim observer. Tim observer dipersilahkan untuk memberikan
pertanyaan tentang hasil diskusi. Tim observer diberikan waktu 10 menit untuk
menuliskan rekomendasi & alasan pribadinya berdasarkan pengamatan saat LDG
(penilaian bukan berdasar topik yang dibahas melainkan jalannya diskusi & peranan
masing-masing peserta ). Tim observer berhak memberi saran hanya atas hasil
diskusi, tapi tidak boleh membeberkan hasil penilaian didepan peserta sebab penilaian
akan berupa rekomendasi secara tim bukan personal.

FGD dapat dilihat oleh observer ataupun PH tapi dilarang keras memberi interupsi
ataupun gangguan dalam bentuk apapun saat LGD berlangsung termasuk penggunaan
alat komunikasi didalam ruangan.

PJ timer wajib memperingatkan peserta LGD saat menjelang waktu berakhir (tiap
kurang 20, 10, 3 menit)

Kertas corat-coret harus diberinama dan dikumpulkan kembali sebab dapat menjadi
salah satu rujukan tim observer untuk menilai kemampuan sistematisasi dari
peserta.

Perlakuan yang sama dilakukan di kelompok LDG selanjutnya

Pasca

Tim observer melakukan diskusi untuk memberikan sebuah rekomendasi secara tim
berdasarkan hasil observasi LDG sebelumnya (pihak lain dilarang turut dalam
pembahasan kecuali dimintai pendapat oleh tim observer). Hasil rekomendasi
diberikan secara tertulis dan terperinci disertai pertimbangan-pertimbangan yang
menjadi landasannya untuk diserahkan kepada pengambil keputusan sebagai pihak
penanggungjawab.

Berdasarkan referensi teman lainnya, topik-topik yang muncul di periode seleksi ku waktu itu
adalah UU Minerba, Ujian Nasional, HIV/AIDS di Papua, KPV vs. POLRI, Lapindo, Kurikulum

2013, Hukuman mati untuk koruptor dan ISIS. Kebayang lah, waktu itu masih bulan Februari
2015 dan semua kasus tersebut adalah berita HOT di eranya.
Then, what should we do and dont? Check this out!

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Dos :
Bring your beloved note
Jangan lupa bawa note, atau paling enggak kertas kosong dan satu bolpoin untuk sekedar coratcoret ide pada saat LGD berlangsung. Jangan lupa juga untuk mencatat setiap pendapat yang
muncul, ini memudahkanmu membuat kesimpulan nantinya.
Read Carefully, Analyze it!
Baca kasusnya baik-baik, analisa core masalahnya. Buatlah sebuah coret-coretan sederhana, at
least ada mind map dimana disitu memuat konten 5W+1H. It will help you a lot, to analyze
every problem given.
The Problem is Extremely Wide, Take a Side of View.
Suatu kasus tersebut akan menjadi sangat luas, ambillah sebuah sudut pandang dari kasus
tersebut. Satu pandangan saja sudah sangat cukup untuk menjadi bahan analisa untuk kemudian
diutarakan.
Misalnya, sewaktu aku mendapat topik Pengaruh Budaya Asing: Mengapa budaya Indonesia
tidak bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri?, saat itu aku langsung berpikir solusi konkrit
bagaimana budaya Indonesia tetap eksis dari sudut pandang Kebiasaan/Habit, karena budaya
Indonesia itu menurutku adalah bagaimana kita terbiasa dengan mereka, kemudian tertarik, lalu
menjadi suka, dan akhirnya menjadi bangga.
Understand? Start it!
Kalau kamu sudah bisa mengerti dengan gamblang tentang isi topik, core masalah, dan tahu
solusinya, jadilah yang pertama membuka diskusi. Kebanyakan, ketika juri menyatakan dimulai,
maka yang terjadi adalah keheningan, perang batin, lirik sana sini yang jelas-jelas takes time
banget lah. Yang kaya gini ini harusnya di hindari. Jadi, harus yakin dan percaya sama diri
sendiri.
Dont Understand? Wait. Let the other start.
Kalau belum mengerti topiknya, lebih baik diam dulu. Ikuti alur diskusi, pahami
perbincangannya.
Wanna Speak Up? Wait. Appreciate them first.
Sebelum kamu yakin untuk mengutarakan pendapat, jangan lupakan keywords berikut: Smile,
Polite & Simple atau SPS. Smile, berikan senyuman terbaikmu. Polite, ucapkan secara
sopan pendapatmu. Simple, jangan pernah utarakan pendapat yang ruwet nan mbulet, to the point
aja. Mengapa harus SPS? Karena orang yang memiliki ide yang baik tapi cara penyampaiannya
kurang baik (mbulet, ruwet, gak karuan) juga akan dinilai rendah.

Nah, jangan lupa juga untuk mengapresiasi pendapat teman-teman kamu. Misalnya.
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan saudara X, saya juga sependapat dengan anda,
oleh karena itu menurut saya blablablabla............ Apakah ada tambahan dari rekan-rekan yang
lain? (untuk menambahkan pendapat)
Saya suka sekali ide yang disampaikan oleh saudara Y, dan menurut saya beberapa faktor lain
seperti ................... juga perlu dipertimbangkan karena ................... (untuk menyampaikan
pendapat lain dengan sudut pandang berbeda)
7. Still cant speak and dont know what to speak? Be a Summarizer!
Terkadang, ada beberapa orang yang benar-benar tidak mengerti kasus tersebut. Alasannya
banyak, bisa karena memang tidak belajar, kurang membaca sehingga pengetahuan minim, atau
memang kasus tersebut tidak sejalan dengan bidang ilmu mereka. Sehingga akhirnya mereka
sama sekali bingung mau bilang apa pada saat diskusi berlangsung. Nah, masih ada satu solusi,
yakni menjadi Summarizer! Apakah itu?
Selama jalannya diskusi, akan sangat mungkin muncul berbagai sudut pandang yang berbeda
dari teman-teman yang lain. Bahkan, bisa-bisa malah keluar dari koridor permasalahan atau
dengan kata lalin, melebar. Nah, ini adalah PR besar bagi kamu kamu yang BELUM
NGOMONG SAMA SEKALI atau buat yang BINGUNG MAU NGOMONG APA. Kamu bisa
mulai mencatat dari awal, mendengarkan dengan baik jawaban-jawaban teman, dan menganalisa
jawaban-jawaban dari mereka, sekiranya mana aja sih yang sejalur dan tidak sejalur. Lalu kamu
bisa tarik benang merah dari semua jawaban untuk kemudian dirangkum menjadi sebuah
kesimpulan besar. Nah, kesimpulan besar ini lah yang nantinya akan disodorkan sebagai solusi
konkrit atau hasil dari LGD kita.
Jujur saja, cara ini memang agak susah juga bagi mereka yang nggak terbiasa menganalisis suatu
perkara. But you dont have choices, be a summarizer OR the judges wont let you pass.
Dont :
1. Dominating
Jangan sekali-kali menjadi orang yang overtalk dalam diskusi. Kalau saya, 2 kali berpendapat
cukup dan tiap-tiapnya tidak lebih dari 2 menit. Karena dengan mendominasi diskusi, anda akan
dianggap arogan dan kurang bisa mengakomodir pendapat teman-teman anda dengan
memberikan kesempatan berpendapat.
2. Never Cut their Opinion.
Jangan juga sekali-kali memotong pembicaraan rekan-rekan kamu. Hal ini akan membuatmu
tampak tidak bisa mengatur emosi saat diskusi.
3. Never Speak Up and No Words
Nah, yang ini nih yang paling parah nih. Jangan sampee kita nggak ngomong sama sekali pada
saat diskusi. Sudah bisa dipastikan kamu nggak lolos seleksi kalo kamu PASIF.

Anda mungkin juga menyukai