Anda di halaman 1dari 9

Ringkasan Mata Kuliah Kepemimpinan Bisnis Global

disusun oleh:

Valerio Fanama

8082101004

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

2022
Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Ienjo atas ilmu
serta sharing yang telah diberikan kepada para mahasiswa dalam mata kuliah Kepemimpinan
Bisnis Global. Berikut adalah ringkasan serta apa yang dapat saya pelajari selama enam
pertemuan yang diberikan.

Pertemuan 1 (21 Februari 2022)

Hal-hal yang saya pelajari pada pertemuan pertama adalah mengenai basic
leadership dimana hal pertama yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin adalah mampu
memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain. Hal tersebut merupakan hal yang
sulit untuk dikuasai dan terkadang tidak disadari oleh para pemimpin.

Selain itu terdapat beberapa kualifikasi dalam menjadi seorang pemimpin yaitu
berbagai sikap-sikap yang tidak dapat terukur atau bersifat kualitatif, seperti menjadi orang
yang rendah hati atau humble. Selain sikap-sikap yang tidak dapat terukur, pemimpin pun
perlu memiliki kualitas non-teknis atau soft skill yang membantu untuk menunjangnya dalam
memimpin anggota timnya, seperti skill dalam berkomunikasi dan menyampaikan arahan.

Pemimpin pun perlu untuk mengetahui komposisi tim yang ia pimpin dengan pas
atau cukup agar timnya dapat bekerja dengan baik. Sehingga, hal ini membuat pemimpin
perlu mampu menganalisis kebutuhan tim, mencari anggota yang tepat untuk mengisi
kebutuhan tersebut, serta memberikan arahan agar setiap anggota dapat saling bekerja sama
dan melengkapi kebutuhan satu sama lain. Hal ini menciptakan kerja sama tim yang efektif
dan efisien. Selain itu, pemimpin pun harus mampu untuk menciptakan schedule agar dapat
memaksimalkan waktu dengan baik dan tidak membuang-buang waktu dengan percuma.
Schedule tersebut disusun agar tim dapat bekerja seproduktif mungkin.

Bisnis dalam konteks kepemimpinan bukan hanya bicara terkait transaksional yang
menghasilkan keuntungan untuk perusahaan semata, tetapi lebih dari itu. Kepemimpinan
dalam bisnis juga menyangkut masalah interaksi manusia yang akan menghasilkan sesuatu,
bisa buruk maupun baik.

Pertemuan 2 (26 Februari 2022)

Menyambung pertemuan pertama, dalam pertemuan kedua disinggung kembali bahwa


kepemimpinan bisnis global bukan hanya sekedar bisnis secara internasional antara berbagai
perusahaan untuk sekadar mencari keuntungan, tetapi menyangkut kepentingan secara global,
seperti isu pemanasan global yang berefek kepada seluruh manusia di bumi.

Selain itu, menjadi seorang pemimpin pun perlu untuk secara terus-menerus
membangun karakter yang ia miliki agar semakin baik dalam memimpin. Karakter dapat
terbangun atau terbentuk dari bagaimana cara kita menyikapi suatu kondisi yang ada. Ketika
kita terbiasa menyikapi suatu kondisi yang ada dengan baik dan benar, maka lama-kelamaan
akan terbentuk karakter yang baik dan berguna dalam kita memimpin diri sendiri maupun
orang lain.

Selain itu, disinggung kembali bahwa sebagai seorang pemimpin perlu untuk
mengetahui komposisi yang tepat dalam timnya agar dapat mencapai keberhasilan.
Komposisi yang dibutuhkan belum tentu harus komposisi yang rumit. Hal tersebut didasarkan
kembali kepada konteks dan tujuan dari tim tersebut. Perbedaan tujuan serta kebutuhan dapat
menjadikan komposisi yang dibutuhkan tim tersebut berbeda-beda. Setiap tim pun bisa jadi
memerlukan komposisi yang berbeda-beda satu sama lain, sehingga tidak dapat ditiru 100%.

Selain itu, kepemimpinan adalah seperti sebuah seni. Menurut saya, kepemimpinan
itu hal yang unik dari setiap individu yang memimpin, sehingga tidak ada pemimpin yang
100% akan sama dalam memimpin. Terdapat sentuhan-sentuhan individu tersebut yang
membuat seorang pemimpin berbeda satu sama lain, dan tidak ada yang salah dengan hal
tersebut, selama mampu membuat timnya menjadi semakin efektif serta mendekatkan timnya
kepada tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Selain itu, disinggung sedikit terkait teori Johari Windows yang merupakan perangkat
sederhana yang membagi tingkat keterbukaan dan kesadaran diri ke dalam empat kuadran.
Pada kuadran pertama yaitu Open Self menggambarkan informasi, perilaku, sifat, motivasi,
dan lainnya yang dapat diketahui baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Pada kuadran
kedua yaitu Blind Self menggambarkan hal-hal terkait diri kita yang dapat diketahui oleh
orang lain, tetapi kita tidak menyadari atau tidak mengetahuinya. Pada kuadran ketiga yaitu
hidden self menggambarkan hal-hal yang diri sendiri ketahui tetapi tidak diketahui oleh orang
lain. Bagian ini adalah bagian yang sengaja kita simpan sebagai sebuah rahasia dan memilih
untuk tidak dibagikan kepada orang lain. Pada kuadran keempat yaitu unknown self
menggambarkan hal-hal yang belum diketahui baik oleh diri kita sendiri maupun orang lain,
tetapi sebenarnya adalah bagian dari diri kita.
Johari Windows

Pertemuan 3 (7 Maret 2022)

Pada pertemuan ini membahas terkait manajemen komunikasi. Penting bagi seorang
memimpin untuk memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik. Hal ini dikarenakan
pesan yang hendak disampaikan oleh pemimpin sebagai transmitter harus dapat diterima
dengan baik dan utuh oleh timnya sebagai receiver. Hal ini bukan merupakan hal yang
mudah untuk dilakukan.

Selain itu, terdapat kecenderungan bahwa manusia hanya ingin mendengarkan apa
yang ingin mereka dengar. Hal ini mengakibatkan manusia seringkali mengabaikan pesan
yang sebenarnya tidak ingin mereka dengar. Selain itu, pemikirian kita pun perlu diuji untuk
mengetahui kebenarannya melalui menguji validitas persepsi kita, menguji keabsolutan
persepsi kita, serta menguji akurasi persepsi kita saat ini.

Selain itu, manusia memiliki berbagai macam communication style dan dapat
digolongankan menjadi empat kelompok, yaitu Director, Accountant, Stabiliser, dan Party
Person. Director adalah orang yang berkomunikasi dengan tegas dan cenderung task-
oriented. Sementara accountant adalah orang yang berkomunikasi dengan tegas namun tidak
setegas director dan juga mereka senang untuk memikirkan cara agar tidak terdapat
kesalahan. Accountant juga merupakan orang-orang yang task-oriented. Lalu, stabiliser
adalah orang-orang yang tidak tegas dan juga lebih people-oriented. Hal ini membuat
stabiliser menghargai hubungan antar setiap personal yang ada dalam tim. Lalu, terdapat
party person yang berfokus kepada berkomunikasi dengan ide-ide kreatif, namun tetap tegas,
dan people-oriented. Orang-orang yang tergolong party person sangat menghargai opini
orang lain dan pemikiran-pemikiran out-of-the-box.

Selain itu, dalam manajemen komunikasi juga perlu menciptakan empati terhadap apa
yang kita lakukan, dengan cara menyadari dan menghormati adanya perbedaan budaya, lalu
menunjukkan minat kepada perkataan orang lain, lalu selalu menanyakan pertanyaan yang
relevan untuk mengklarifikasi suatu hal, lalu penting untuk menggunakan bahasa tubuh yang
terbuka dan selalu memperhatikan ekspresi wajah, dan terakhir, menggunakan gesture tubuh
yang menegaskan.

Selain itu, sebagai seorang pemimpin perlu memastikan bahwa komunikasi yang ia
sampaikan bersifat congruent, artinya bahwa apa yang disampaikan selaras dengan apa yang
dilakukan. Apabila sebagai pemimpin tidak melakukan apa yang dikatakan, maka mereka
tidak akan mudah dipercaya oleh timnya, dan akan sulit untuk mendengarkan apa yang
dikatakan pemimpinnya kelak. Sebagai tambahan, tugas seorang pemimpin yang paling
utama adalah untuk melakukan pembinaan dan mampu mencetak pemimpin-pemimpin baru
di masa datang, sehingga penting bagi pemimpin masa kini untuk berkomunikasi dengan
congruent agar dapat dipercaya oleh tim serta regenerasinya.

Lalu, dalam sebuah tim juga pasti tidak terhindarkan dari konflik. Sehingga, penting
bagi seorang pemimpin untuk menguasai manajemen konflik untuk dapat memediasi ketika
konflik terjadi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menangani konflik adalah dengan
metode STAR (Stop, Think, Analyze, dan Respond). Hal yang pertama harus dilakukan ketika
konflik tersebut muncul adalah dengan berhenti sementara untuk mencegah konflik semakin
besar. Lalu, berpikir terkait konflik tersebut dan melakukan analisis mendalam terkait isu
yang sedang terjadi dan juga penting untuk memahami perspektif lain dari pihak lawan agar
dapat mengerti akar permasalahan serta isu yang terjadi. Setelah itu, barulah dapat meresponi
dengan baik dan bijak untuk mencegah konflik semakin besar dan sulit teredam.

Pertemuan 4 (14 Maret 2022)

Melalui beberapa video yang disampaikan dalam kelas, dapat disimpulkan bahwa
kebiasaan seseorang dapat dirubah melalui hal-hal yang menarik dan menyenangkan. Hal
tersebut disebut fun theory. Sehingga, hal ini menunjukkan bahwa penting bagi seorang
pemimpin untuk menguasai trait tersebut sehingga mereka dapat secara kreatif
mempengaruhi atau influencing anggota timnya tanpa melalui pemaksaan (dipecut).

Selain itu, dalam pertemuan kali ini juga membahas terkait leadership and
management behaviour dalam multinational corporation. Pemimpin global harus memiliki
keterampilan dan kemampuan untuk berinteraksi dan mengelola orang-orang dari latar
belakang budaya yang beragam. Pemimpin pun tidak selamanya dilahirkan dengan bakat dan
karakteritstik yang unik, tetapi juga bisa dibentuk melalui kerja keras serta pengalaman.

Menurut Likert, terdapat empat gaya dari management behavior, yaitu exploitative
authoritative, benevolent authoritative, consultative, dan participative. Manajemen
exploitative authoritative memiliki gaya kepemimpinan yang otokrasi dan menerapkan sistem
rewards and punishments. Lalu komunikasi yang diterapkan pun minimal dengan penerapan
kerjasama yang tidak terlalu banyak. Lalu, pengambilan keputusan pun bersifat sentralisasi
oleh manajemen level atas. Lalu, pengawasan didasarkan kepada proses dan output.

Manajemen benevolent authoritative memiliki gaya kepemimpinan yang masih


otokrasi dan memiliki sistem rewards and punishments, namun lebih memiliki kerjasama
yang banyak dibandingkan manajemen exploitative authoritative. Pengambilan keputusan
dapat terdesentralisasi dengan pengawasan manajemen level atas, dan juga pengawasan
selalu dilakukan oleh manajemen level atas.

Manajemen consultative memiliki gaya kepemimpinan yang tidak otokrasi dan


memperhatikan para anggotanya dan juga lebih mengutamakan rewards. Dalam manajemen
ini, para anggota dapat memberikan opini kepada manajemen. Pengambilan keputusan pun
terdesentralisasi dengan pengawasan oleh manajemen level atas.

Manajemen participative memiliki gaya kepemimpinan yang berpusat pada para


anggotanya, sehingga para anggota dapat menentukan tujuannya masing-masing. Lalu,
komunikasi pun terbuka untuk segala level dalam perusahaan dan pengambilan keputusan
bersifat terdesentralisasi. Pengawasan dilakukan dengan menggunakan team appraise results.

Pertemuan 5 (21 Maret 2022)

Seorang pemimpin penting untuk menyadari bahwa dirinya harus menjadi seorang
pemimpin sejati, bukanlah sebatas otoritas. Hal ini memerlukan komunikasi yang kongruen,
dimana perkataan yang diucapkan selaras dengan tindakan yang dilakukan. Selain itu,
penting bagi seorang pemimpin untuk membangun rasa trust and cooperation di dalam
timnya agar menciptakan rasa aman kepada seluruh anggota timnya.

Selain itu, diberikan beberapa video terkait materi kepemimpinan dari Simon Sinek,
Julia Milner, dan Bob Davids. Berdasarkan materi yang disampaikan Simon Sinek, penting
bagi para pemimpin untuk membangun rasa trust and cooperation dalam timnya, sehingga
mereka akan berkorban dan bekerja keras untuk mencapai tujuan timnya. Pemimpin juga
perlu memiliki kerelaan untuk berkorban bagi timnya sebagai panutan bagi timnya, sehingga
hal ini menciptakan rasa percaya dan aman diantara seluruh anggota timnya. Selain itu,
sebagai seorang pemimpin juga penting untuk mengutamakan kepentingan timnya di atas
kepentingan dirinya sendiri. Hal ini dipelajari dari suatu budaya di Korps Marinir Amerika
Serikat, dimana para pemimpin akan makan terakhir setelah seluruh anggotanya makan
dengan cukup. Selain itu, pemimpin pun harus menggunakan empati mereka untuk dapat
memahami apa yang dirasakan oleh para anggotanya.

Selain itu, Simon Sinek juga memaparkan materi terkait bagaimana pemimpin yang
hebat dapat menginspirasi. Simon menjelaskan bahwa umumnya orang-orang berpikir mulai
dari apa yang mereka lakukan, bagaimana mereka melakukannya, dan mengapa mereka
melakukannya. Sementara, pemimpin yang mampu menginspirasi harus mulai dari arah
sebaliknya, dengan memberi tahu terlebih dahulu mengapa harus melakukannya. Hal ini
dikarenakan, orang-orang akan ikut terhadap alasan mengapa mereka harus melakukannya,
bukan sekadar terhadap apa yang akan mereka lakukan. Penting juga untuk berhubungan
dengan orang-orang yang percaya terhadap alasan kenapa kita melakukan sesuatu, karena apa
yang kamu lakukan membuktikan alasan kenapa kamu melakukan hal tersebut.

Selain itu, terdapat pula materi yang disampaikan Bob Davids, yaitu bahwa
memimpin dan mengelola bukanlah hal yang sama. Memimpin berbicara tentang manusia,
sementara mengelola berbicara mengenai waktu, uang, dan kualitas. Sebagai seorang
pemimpin pun harus memberi arahan dengan cara pull people, yaitu memberikan contoh jelas
agar dapat diikuti oleh para anggotanya, bukan sekadar dengan cara push people saja, yaitu
hanya sekadar memberikan instruksi semata tanpa mereka tahu bagaimana cara untuk
melakukannya. Poin terakhir yang disampaikan Bob menyatakan bahwa pemimpin perlu
untuk terus bersinggungan dengan para anggotanya dan harus selalu berada dalam posisi
mereka untuk menyadari kondisi yang sedang dihadapi anggotanya.
Materi terakhir disampaikan oleh Julia Milner, dimana dia menyatakan bahwa sebagai
seorang pemimpin lebih baik untuk tidak memberikannya nasehat, karena akan banyak
muncul respon “tapi”. Hal yang sebaiknya dilakukan oleh pemimpin daripada memberikan
nasehat, adalah dengan melakukan leadership coaching, dimana pemimpin membantuk
mereka untuk belajar dari pengalamannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan
pertanyaan refleksi agar dapat dijawab sendiri oleh anggotanya dan menggiring mereka
kepada solusi yang dapat mereka simpulkan sendiri dan sesuai dengan kondisi yang mereka
sedang alami.

Pertemuan 6 (28 Maret 2022)

Pada pertemuan ini, banyak membahas terkait video materi kepemimpinan minggu
lalu. Selain itu, komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin penting untuk mencegah
menakut-nakuti para anggota dengan memberitahukan akibat dari suatu hal, tetapi dapat
memberitahukan hal-hal yang dapat membahayakannya saja. Sebagai contoh, orang tua dapat
memberitahukan anaknya yang sedang naik-naik teralis jendela dirumah dengan memintanya
mencopot kaos kakinya agar tidak licin, daripada menyuruhnya untuk tidak memanjat teralis
tersebut dengan menakutinya kalau jatuh akan terluka.

Selain itu, di era sekarang, kepemimpinan yang didasarkan kepada rasa takut juga
sudah tidak lagi relevan, karena hal tersebut tidak akan membuat para anggota menjadi aman
dan loyal terhadap pemimpinnya, tetapi semata hanya untuk menyenangkan pemimpinnya
dan tidak terkena kemarahan pemimpinnya.

Selain itu, pemimpin harus mampu mengendalikan ekspektasi mereka sesuai dengan
fakta yang ada, karena hal yang dapat dirubah oleh seseorang adalah ekspektasinya saja,
sementara fakta yang ada sudah tidak dapat dirubah-rubah lagi. Lalu, penting bagi seorang
pemimpin untuk mampu mengendalikan dirinya sendiri, serta mampu melihat seluruh sudut
pandang yang ada dalam timnya. Lalu, penting bagi seorang pemimpin untuk berhati-hati
ketika berkomunikasi, karena apa yang telah disampaikannya tidak dapat ditarik lagi.

Selain itu, disinggung pula terkait proses motivasi yaitu, diawali dengan adanya
unsatisfy needs yang menjadi pemicu dari motivasi. Lalu, hal tersebut memicu tension atau
ketegangan, sehingga menghasilkan stimuli untuk melakukan suatu. Setelah adanya stimuli
tersebut, lalu menghasilkan berbagai alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi
unsatisfy needs tersebut.

Anda mungkin juga menyukai