Anda di halaman 1dari 5

 

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia
di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang
baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola
lingkungan dengan baik. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri.Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan, manusia hidup berkelompok. Hidup
dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis
anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu
selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga
kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan
dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam
penanggulangan masalah yang relative pelik dan sulit.

Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat
terselesaikan dengan baik. Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral
dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu
organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan penting dalam membantu kelompok,
organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka

Masalah Kepemimpinan Dalam Organisasi Dan Masyarakat

1.Ketika perusahaan terlalu fokus pada bagaimana ia bersaing dengan perusahaan lain,kondisi
dalam organisasi diperlakukan dengan cara yang tidak efektif.

2.Manajemen lebih tertarik pada penampilan yang baik daripada melakukan apa yang
diperlukan, hasilnya yaitu kemunduran besar bagi ekonomi dan pendidikan di dunia

3. Pemimpin tim berfokus untuk memeras bakat individu demi kepentingan organisasi Manajer,
di sisi lain mengevaluasi isuisu dan masalah. Perbedaannya jelas sebuah tim memiliki visi dan
sebuah manajemen memiliki agenda.” Koordinasi dari bakat-bakat pengikut dan mengarahkan
mereka pada tujuan-tujuan tertentu adalah hal yang penting. Dari semua sumber daya yang
tersedia untuk organisasi – uang, bahan, peralatan, dan orang – sumber daya vital orang. Tidak
seperti sumber daya lain, manusia memiliki potensi luar biasa untuk pertumbuhan dan
pembangunan. Kenyataan ini membuat motivasi karyawan menjadi paling penting dan
menantang aspek sistem kepemimpinan

4. perubahan teknologi dan pasar dengan menjadi organisasi belajar. Pemimpin dan karyawan
menjangkau luar batas-batas mereka dalam rangka untuk mengembangkan hubungan yang
lebih efektif, prosedur, proses, dan penglihatan.

Sebagian besar masalah organisasi saat ini adalah kurangnya kepemimpinan bukan bakat.
Untungnya, orang-orang mulai menyadari bahwa kinerja dari peran kepemimpinan sangat
penting tidak hanya untuk kesuksesan, tapi juga untuk bertahan hidup. Masyarakat
menyaksikan gelombang baru model kepemimpinan yang berpihak pada kepemimpinan
partisipatif, tim bekerja, belajar sepanjang hayat, komunikasi, dan visi. Akhirnya, karyawan,
pelanggan, masyarakat, dan generasi masa depan para pemimpin melihat ke arah yang baru
yang dapat memberikan kesuksesan dan kebahagiaan bagi generasi sekarang dan jaminan
kehidupan yang lebih baik, lingkungan kerja, dan masyarakat untuk generasi berikutnya. Tugas
ini sulit, tetapi manusia memiliki sumber daya, pendidik, multi-dimensi karyawan, dan teknologi
untuk mencapainya. Organisasi harus ingat bahwa generasi ini memiliki kewajiban etis untuk
masa depan dan kesejahteraan generasi berikutnya. Motivation Saat seseorang memotivasi
dirinya sendiri atau orang lain, orang tersebut sedang mengembangkan kondisi yang akan
membantu mendorong seseorang untuk berperilaku sesuai kehendak. Apakah itu adalah
melalui motivasi intrinsik atau ekstrinsik motivasi, sebagian besar individu digerakkan oleh
keyakinan mereka, nilai, kepentingan pribadi dan bahkan ketakutan

Pemimpin yang tidak berpengalaman percaya bahwa faktor-faktor yang memotivasi diri mereka
sendiri akan memotivasi lain. Kesalahpahaman lain adalah bahwa para pemimpin yang tidak
berpengalaman adalah bahwa faktor-faktor yang memotivasi seorang karyawan akan juga
bekerja pada orang lain padahal satu ukuran tidak cocok untuk semua ketika berhubungan
dengan motivasi. Seorang manager, pimpinan, supervisor, atau apapun namanya juga
manusia. Mereka tidak bisa luput dari berbagai macam kesalahan. Jika kita saat ini memiliki
kesempatan untuk menjadi pimpinan, ada baiknya kita mempelajari masalah kepemimpinan
seperti apa yang umumnya terjadi di sebuah perusahaan, anda kita bisa menghindari
kesalahan yang sama. Ataupun jika memang sudah terjadi dan kita tidak menyadarinya, maka
kita bisa segera memperbaiki kesalahan kita. Sebab seperti kata seorang bijak, adalah baik
belajar dari kesalahan, namun yang terbaik tetap jika tanpa kesalahan

Faktor-Faktor Timbulnya Permasalahan Kepimpinan Dalam Organisasi Dan Masyarakat

1. Management Waktu Yang Buruk


Tidak perduli anda tipe pemimpin yang galak atau pemimpin yang bersahabat, bawahan
tetap membutuhkan kehadiran anda. Sebagai pemimpin, andalah yang menjadi
penunjuk arah bagi mereka. Walaupun seandainya anda begitu sibuknya, tetap harus
bisa memberikan sedikit waktu untuk berkomunikasi dua arah dengan bawahan, apalagi
jika anda masih mengelola perusahaan yang dalam tahap berkembang. Pemimpin yang
baik harus dapat mengelola waktu, baik internal ataupun eksternal. Kesuksesan seorang
pemimpin tidak lepas dari management waktu yang baik; namun, banyak masalahyang
berawal dari titik ini.
2. Kurangnya Review dan Evaluasi

Masalah kepemimpinan yang kedua adalah pembiaran. Terkadang, anda melihat


karyawan melakukan kesalahan yang kecil, tapi anda diamkan dengan harapan
karyawan tersebut akan sadar sendiri akan kesalahannya. Namun yang terjadi,
karyawan tersebut tidak sadar, dan pada akhirnya, anda sebagai seorang pemimpin
akan menjadi sasaran keluhan dan complaint dari karyawan lainnya. Pemimpin harus
bisa menyelamatkan karyawannya. Jika ada karyawan yang berpotensi mengganggu
produktifitas karena kesalahan kecil saja, seorang pemimpin harus menegur, menegur
bukan berarti marah, dan juga bukan berarti harus dihadapan banyak orang. Dengan
demikian, karyawan tersebut akan faham apa yang dia perbuat dan efek negatif dari
perbuatan tersebut kepada perusahaan
3. Kaderisasi Yang Keliru
Kepemimpinanyang baik adalah pemimpin yang bisa mencetak pemimpin-pemimpin
yang baru atau dikenal juga dengan sebutan kaderisasi. Itu benar, namun, bukan berarti
anda melepaskan semua tanggung jawab ke bahu seorang anak buah yang sedang
ditempa untuk menjadi pemimpin. Itu sama saja anda meletakkan sebilah pedang di
atas kepala dengan diikat ke sehelai rambut. Sangat riskan. Walaupun karyawan
tersebut memiliki kompetensi di atas karyawan yang lain, tentunya dia masih tetap harus
dalam bimbingan. Jika memang sudah bisa dilepas sama sekali, maka anda harus siap
untuk menyerahkan jabatan, sebab sudah tidak ada gunanya lagi anda memegang
jabatan tersebut.
4. Masalah Hubungan Interpersonal
Adanya batasan antara atasan dan bawahan memang harus dihindari. Namun, jika
terlalu akrab maka kita akan menimbulkan masalah kepemimpinan di kemudian hari.
Bayangkan, jika ternyata menurut penilaian perusahaan anda harus memecat seorang
anak buah yang sudah terlanjur sangat dekat dengan anda.

Lima hal tersebut merupakan hal yang umum terjadi dalam kepemimpinan. Terkadang, anda
sebagai pemimpin terlambat atau bahkan kadang tidak menyadari sama sekali bahwa anda
tidak lagi berjalan di rel kepemimpinan yang benar, sesuai kaidah, normal, dan nilai yang
berlaku di perusahaan. Oleh sebab itu, kendali diri dan evaluasi sangat diperlukan oleh seorang
pemimpin. Sekali-sekali lihatlah ke belakang dan perhatikan jejak yang anda buat. Problematika
Kepemimpinan Sudah hampir 67 tahun bangsa Indonesia ini merdeka. Tetapi sampai saat ini,
pernyataan merdeka itu dirasa belum sepenuhnya tertanam dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Masih ada sebagian masyarakat Indonesia yang belum benar-benar merasakan
kesejahteraan dalam kehidupannya. Terutama dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari
mereka. Bertambah lagi usia bangsa ini. Namun masa yang telah lewat itu belum mendekatkan
bangsa ini kepada negara yang dicita-citakan seperti yang tertulis dalam alinea terakhir
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu yang berbunyi Negara yang pemerintahannya
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Suatu
cita-cita akan dapat terwujud apabila ada usaha dan tekad keyakinan yang menyertainya.
Tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia tersebut dirasa hanya sekedar tulisan belaka tanpa ada
usaha dari berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Dalam hal ini dibutuhkan sosok pemimpin
yang mampu menuntun dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita
bangsa Indonesia tersebut. Kepemimpinan memang merupakan suatu topik bahasan yang
klasik, sudah sangat tua usianya namun tetap sangat menarik untuk dikupas karena sangat
menentukan berlangsungnya suatu organisasi. Kepemimpinan itu esensinya adalah
pertanggungjawaban. Masalah kepemimpinan masih tetap hot untuk diungkap karena tiada
habisnya untuk dibahas di sepanjang peradaban umat manusia. Terlebih pada zaman sekarang
ini yang semakin bobrok saja moral dan mentalnya. Ibaratnya, kita semakin sulit mencari

Pemimpin yang baik (good leader). Pemimpin yang baik sebenarnya pemimpin yang mau
berkorban dan peduli untuk orang lain serta bersifat melayani. Tetapi, kenyataannya berbeda.
Bila kita lihat sekarang pada para pemimpin kita di atas sana, dari lapisan bawah sampai
lapisan tertinggi, dari pusat hingga ke daerah-daerah. Banyak pemimpin yang hadir dengan
tanpa

mencerminkan sosok pemimpin yang seharusnya, malah terlihat adanya pemimpin-pemimpin


yang jauh dari harapan rakyat, tidak peduli dengan nasib rakyat bawah, dan hampir tidak
pernah berpikir untuk melayani masyarakat. Karena kepemimpinan mereka lebih dilandasi pada
keinginan pribadi dan lebih mengutamakan kepentingan kelompok. Kenyataan itu bisa kita
ketahui bersama dalam potret keseharian masyarakat Indonesia, yang ada di surat kabar dan
terekspose di kotak kaca televisi. Siapapun presidennya, rakyat selalu harus rela antre minyak
tanah untuk kompor mereka. 

macet dan banjir adalah penyakit akut,yang entah kapan akan musnah dari kehidupan
keseharian warga kota.

Masih tingginya tingkat kriminalitas,yang dilakukan masyarakat dengan alasan demi memenuhi
kebutuhan hidupnya.

Masih rendahnya kesempatan masyarakat dalam mendapatkan pendidikan. Kenyataannya


biaya pendidikan yang dirasa semakin mahal saja sehingga akan menghambat masyarakat
untuk mendapatkan pendidikan terutama bagi masyarakat bawah

. Penderita gizi buruk dan busung lapar pun masih kerap menghantui masyarakat Indonesia
karena minimnya biaya hidup mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Melihat kenyataan
yang seperti itu, sangat memprihatinkan sekali dan sampai saat ini belum ada tindakan yang
nayat dari para pemimpin-pemimpin kita. Mereka malah asyik mempertontonkan kebolehan
mereka dalam menyampaikan janji-janji belaka. Kepemimpinan yang ada hanya sibuk
membangun benteng kekuasaan dengan permainan citra. Semua masalah bangsa diselesaikan
dengan retorika dan janji-janji, lewat iklan di media massa, atau setidaknya dengan kata “akan”
lewat statemen di forum kenegaraan. Dengan mendasarkan kata “akan” itu seolah-olah semua
permasalahan sudah dapat terselesaikan. Kenyataannya belum ada usaha dan tindakan nyata
dari mereka untuk mewujudkan janji-janji mereka saat kampanye. Tak heran jika akhirnya
masalah-masalah yang membelit bangsa ini jadi bertumpuk dan tidak pernah diselesaikan.

Sebagai pemimpin atau anggota harus mau nenerima masukan dari orang lain dan berani untuk
menerima jika pendapatnya atau idenya itu ditolak oleh orang lain


Dalam berorganisasi antar ketua dan anggotanya harus saling mempercayai, jika kepercayaan
itu tercipta maka akan mudah dalam melaksanakan tugas – tugasnya

Sebagai ketua harus tegas dan jangan pernah lelah untuk mengingatkan para anggotanya
dalam tugas tugas yang diberikan

Berkerja sama / saling bahu membahu untuk mendapat tujuan bersama

Mau berkorban untuk organisasi

Anda mungkin juga menyukai