Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN METODE BERNYANYI TERHADAP HASIL

BELAJAR MATEMATIKA MATERI SATUAN PANJANG


SISWA KELAS III SDN 9 PURWODADI

¹Anggraeni HS, Darminto², Mila FS³


¹Prodi PGSD-BI, Universitas Terbuka, Surakarta
Email : hadhisaputri7@gmail.com
²Dosen PKP PGSD-BI Universitas Terbuka, Surakarta
³Prodi

Abstrak
Hasil dari evaluasi siswa, pada pertemuan pertama menunjukkan tingkat
penguasaan materi masih relatif rendah, terutama pada mata pelajaran
matematika materi “Satuan Panjang”, hanya 6 orang dari 23 orang siswa yang
mendapat nilai di atas Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Maka tujuan
perbaikan pembelajaran dalam pelaksanaan PTK ini adalah untuk meningkatkan
hasil belajar matematika materi satuan panjang melalui penerapan metode
bernyanyi.
Penelitiani ini menggunakan metode penelitian lapangan yang bersifat deskriptif
dan kualitatif. Lokasi yang diteliti adalah siswa kelas III SDN 9 Purwodadi
Kabupaten Grobogan, dengan jumlah siswa 23 orang terdiri dari 9 orang siswa
perempuan dan 14 orang siswa laki – laki, dengan materi “Satuan Panjang” pada
pembelajaran matematika.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dilaksanakannya 2 siklus perbaikan
pembelajaran ada peningkatan yang cukup signifikan persentase pencapaian KKM
siswa dari 26 % menjadi 91% dan puncaknya 100% pada siklusi ke 2. Begitupun
dengan hasil evaluasi nilai rata – rata kelas juga menunjukkan peningkatan.
Penerapan metode bernyanyi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi “Satuan Panjang” pada siswa kelas III SDN 9 Purwodadi.
Penerapan metode ini sangat baik sehingga tercapainya tujuan pembelajaran dan
menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan.

Kata kunci : Metode Bernyanyi, Hasil Belajar Matematika, PTK

1
PENDAHULUAN

Terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran matematika


siswa kelas III SDN 9 Purwodadi Kabupaten Grobogan yang dapat menghambat
pencapaian tujuan pembelajaran siswa khususnya dalam pembelajaran matematika.
Konsep matematika seringkali sulit dipahami oleh siswa. Banyak hal yang bisa
memepengaruhinya, bisa dari siswa itu sendiri, dari guru, maupun dari materi
pelajaran, dapat menyebabkan siswa tidak memahami pelajaran tersebut.
Perolehan nilai evaluasi mencerminkan kenyataan bahwa sebagian siswa
belum bisa menguasai materi pelajaran bahkan setelah proses pembelajaran
berakhir. Berdasarkan hasil evaluasi kelas III SDN 9 Purwodadi Kabupaten
Grobogan, tingkat pengetahuan materi satuan panjang pelajaran matematika pada
pertemuan pertama masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Dari 23
siswa hanya 9 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM.
Menurut Roestiyah (2012), agar siswa dapat belajar secara efektif dan
efisien selama proses belajar mengajar, guru perlu memiliki metode. Pemilihan
metode yang kurang tepat oleh guru menjadi penyebab buruknya hasil belajar
siswa. Dengan bantuan metode ini sebagai strategi, aktivitas belajar siswa dapat
ditentukan untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sujana (1988)
Wahyuningsih (2017) secara tegas menyebutkan beberapa manfaat
penggunaan metode bernyanyi dalam pembelajaran, yaitu sarana penyeimbang otak
karena pada usia anak sekolah dasar, anak lebih menggunakan kemampuan otak
kiri dibanding dengan kemampuan otak kanan, padahal keseimbangan peran otak
kiri dan kanan sangatlah penting dalam pembelajaran. Manfaat lainya antara lain
menumbuhkan minat belajar siswa, menciptakan proses pembelajaran lebih
menyenangkan, sebagai jembatan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, dan
mendorong motivasi belajar tinggi.
“Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode bernyanyi pelajaran matematika materi “Satuan Panjang” di kelas III SDN
9 Purwodadi”, demikian rumusan masalah penelitian ini. Tujuan perbaikan
pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada saat
mempelajari materi “Satuan Panjang” pada mata pelajaran matematika dengan

2
menggunakan metode bernyanyi. Memeriksa peningkatan prestasi siswa setelah
penggunaan metode bernyanyi.
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan keefektifan
proses belajar mengajar agar memberikan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
Penelitian tindakan dijelaskan oleh Mills (2000) sebagai "penyelidikan sistematis"
yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mempelajari
lebih lanjut tentang berbagai praktik yang mereka lakukan. Pengetahuan ini
digunakan untuk memperluas perspektif dan menumbuhkan "praktik reflektif",
yang memiliki efek menguntungkan pada banyak aspek pendidikan, termasuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Anak-anak sekolah dasar dapat menggunakan matematika untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka, menumbuhkan mindset berkembang, dan
mengejar ilmu-ilmu terkait. Nilai atau manfaat matematika bagi anak sekolah dasar
tidak perlu lagi diperdebatkan, apalagi di era kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini. Kemampuan yang dimiliki siswa setelah menyelesaikan
pengalaman belajar matematikanya merupakan hasil belajar matematika, atau dapat
dikatakan bahwa hasil belajar matematika merupakan perubahan peningkatan dan
perkembangan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, menurut Gagne (dalam
Muhammad Zainal Abidin , 8: 2011).
Menyanyi digunakan sebagai sarana pembelajaran dalam metode
bernyanyi. Lirik lagu biasanya dimodifikasi agar sesuai dengan kurikulum yang
akan diajarkan guru. Bernyanyi, menurut beberapa ahli, menciptakan lingkungan
belajar yang menyenangkan dan penuh semangat yang merangsang tumbuh
kembang anak secara lebih efektif. Fadlullah (2012): 175. Melalui cara yang benar
dan memperhatikan langkah-langkah bernyanyi yang baik maka perkembangan
emosional siswa dapat terbentuk dengan baik dan berstimulasi dengan baik
sehingga hasil pembelajaran lebih optimal dan dapat tercapai tujuan pembelajaran.

3
METODE
Penelitian ini menggunakan teknik penelitian lapangan yang bersifat
deskriptif dan kualitatif. Metode Bernyanyi digunakan oleh penulis dalam
penelitian tindakan kelas atau yang biasa disebut (Classroom Actions
Research) untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi satuan
panjang. Penilitian ini dilakukan dalam 4 siklus : perencanaan, pelaksaan, oservasi,
dan refleksi (McTaggart, 2003; Kemmis, S., McTaggart, R., & Nixon, 2014).
Pelaksanaan perbaikan dilakukan di kelas III SDN 9 Purwodadi Kabupaten
Grobogan, dengan jumlah siswa 23 orang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan
9 siswa perempuan.
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan 2 siklus, yaitu siklus
1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 Oktober 2022 dan siklus 2 dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 20 Oktober 2022. Proses yang harus dilakukan oleh
peneliti atau guru dalam PTK ini terdiri dari empat tahap yang telah disebutkan
diatas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Seperti kebiasaan pada awalnya, guru menciptakan suasana belajar yang
kondusif dengan menyuruh siswa berdoa, mengabsen, dan menyiapkan alat
tulisnya. Siswa mengerjakan soal-soal latihan pada lembar kerja siswa (LKS), guru
dan siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya secara bersama-sama, menyimpulkan
materi, dan evaluasi individu diberikan sebagai langkah akhir. Proses ini
dilanjutkan dengan pemahaman, kemudian guru menjelaskan materi pembelajaran
kepada siswa agar perhatian mereka lebih tertuju pada kegiatan pembelajaran.
Setelah penerapan peningkatan pembelajaran siklus 1 selesai, akan terlihat
hasil belajar siswa yang meningkat dari perolehan nilai awal (pra siklus).
Berdasarkan temuan evaluasi dari Pra-Siklus, banyak nilai siswa yang masih jauh
dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Jika persentase siswa yang
mencapai nilai KKM adalah 26%, ada 6 siswa yang dapat mencapai KKM dan 17
siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Setelah dilakukan perbaikan
pembelajaran siklus 1 ditemukan adanya peningkatan, yaitu hanya 2 siswa yang
memiliki nilai belum mencapai KKM.

4
Walaupun demikian masih ada 2 orang siswa yang nilainya belum mencapai
KKM pada siklus I sehingga peneliti memutuskan melakukan perbaikan
pembelajaran siklus II untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Hal ini dilakukan
dengan memberi tugas kepada siswa sebagai umpan balik, untuk menghafalkan lirik
lagu tangga satuan panjang di rumah masing – masing terlebih dahulu sebelum
dilakukan perbaikan pembelajaran siklus II, karena ada beberapa siswa yang tidak
suka bernyanyi dan merasa kesulitan menghafalkan lirik lagu.
Oleh karena itu peneliti mengambil keputusan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada siklus II. Karena beberapa siswa tidak senang menyanyi dan
merasa sulit untuk menghafalkan lirik lagu. Hal ini dilakukan dengan memberi
tugas kepada siswa sebagai umpan balik, untuk menghafalkan lirik lagu tangga
satuan panjang di rumah masing – masing terlebih dahulu sebelum dilakukan
perbaikan pembelajaran siklus II.
Berikut perolehan hasil evaluasi pada pembelajaran Pra Siklus dan Siklus 1:
Tabel 1.1 Hasil Nilai Evaluasi Pra Siklus dan Siklus 1
Nomor Nilai
Nama Siswa
Urut Induk Pra Siklus Siklus 1
1 Ahmad Basuni 50 70
2 Ais Zahwa Wilda 70 70
3 Alby Satya Gemilang 50 70
4 Alvin Jonathan Faddil 80 80
5 Aqila Maharani 50 70
Ayu Sukma Dwi
6 60 70
Anggraeni
7 Bagas Adi Satria 70 70
8 Danendra Apta Nugraha 60 70
9 Evan Dwi Prasetyo 50 70
10 Faela Ahza Pradista 80 80
11 Hafidz Imral Herdinata 50 70
12 Ilham Margo Mulyono 60 60
13 Jessica Aiko Wijaya 50 80
Muhammad Faqih
14 50 70
Daman Huri

5
Muhammad Wahyu
15 50 80
Hidayat
16 Nabia Ghara Nurnara 40 60
17 Rafli Orion Dafa 60 70
18 Safa Alvinda 90 100
19 Shela Nur Afiah 70 80
20 Zalfa Naqiyya 50 70
21 Auriville Dora Pradipta 60 70
22 Marisya Rindadari 50 80
23 Mareta Ayla Fortuna 50 90
Jumlah Nilai 1350 1700
Rata-rata Kelas 58,70 73,91
6 Orang 21 Orang
Nilai di Atas KKM
(26%) (91%)
17 Orang 2 Orang
Nilai di Bawah KKM
(74%) (9%)
Ketarangan :
Batas Nilai KKM = 65

Tabel 1.2 Persentase Hasil Nilai evaluasi Pra Siklus dan Siklus 1
Pra Siklus Siklus 1
No Nilai Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Siswa (%) Siswa (%)
1 100 0 0% 1 4%
2 90
1 4% 1 4%
3 80
2 9% 6 26%
4 70
3 13% 13 57%
5 60
5 22% 2 9%
6 50
11 48% 0 0%
7 40
1 4% 0 0%
8 30
0 0% 0 0%
9 20
0 0% 0 0%

6
10 10
0 0% 0 0%
Jumlah 23 100% 23 100%

Perbaikan pembelajaran pada siklus 2 guru memperbaiki kelemahan dan


kekurangan pada siklus 1, yaitu guru telah memberikan kesempatan siswa untuk
menghafalkan lirik lagu tangga satuan panjang di rumah. Kemudian guru mengajak
siswa melakukan gerakan – gerakan kecil di tempat sebagai penambah interaksi dan
fokus siswa dalam melakukan metode bernyanyi ini.
Pelaksanaan siklus 2 memiliki desain pembelajaran yang lebih baik sebagai
hasil dari kegiatan pembelajaran siklus 1 yang meningkat sehingga memungkinkan
adanya kemajuan dan perbaikan.
Perbandingan nilai evaluasi dari siklus 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel yang
ada dibawah ini :
Tabel 1.3 Hasil Nilai Evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2
Nomor Nilai
Nama Siswa
Urut Siklus 1 Siklus 2
1 Ahmad Basuni 70 70
2 Ais Zahwa Wilda 70 80
3 Alby Satya Gemilang 70 70
4 Alvin Jonathan Faddil 80 90
5 Aqila Maharani 70 70
Ayu Sukma Dwi
6 70
Anggraeni 80
7 Bagas Adi Satria 70 90
Danendra Apta
8 70
Nugraha 90
9 Evan Dwi Prasetyo 70 80
10 Faela Ahza Pradista 80 100
11 Hafidz Imral Herdinata 70 90
12 Ilham Margo Mulyono 60 80
13 Jessica Aiko Wijaya 80 70
Muhammad Faqih
14 70
Daman Huri 80

7
Muhammad Wahyu
15 80
Hidayat 80
16 Nabia Ghara Nurnara 60 90
17 Rafli Orion Dafa 70 90
18 Safa Alvinda 100 100
19 Shela Nur Afiah 80 100
20 Zalfa Naqiyya 70 90
21 Auriville Dora Pradipta 70 100
22 Marisya Rindadari 80 80
23 Mareta Ayla Fortuna 90 80
Jumlah 1700 1950
Rata-rata 73,91 84,78
21 Orang 23 orang
Nilai di Atas KKM
(91%) (100%)
2 Orang 0 orang
Nilai di Bawah KKM
(9%) (0%)
Ketarangan :
Batas Nilai KKM = 65

Dari total 23 siswa atau 9% terdapat 2 siswa yang belum mencapai KKM
sesuai hasil siklus 1. Sedangkan 21 siswa atau 91% kelas telah memperoleh hasil
diatas KKM. Setelah dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus 2,
diketahui bahwa hasil penilaian siswa mengalami peningkatan dan 23 siswa
seluruhnya berhasil mencapai KKM atau 100%.
Tabel di bawah ini memberikan informasi lebih lanjut tentang persentase
siswa yang mendapat nilai evaluasi pada siklus 1 dan 2:
Tabel 1.4 Persentase Hasil Nilai evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus 1 Siklus 2
No Nilai Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Siswa (%) Siswa (%)
1 100 1 4% 4 17%
2 90
1 4% 7 30%
3 80
6 26% 8 35%

8
4 70
13 57% 4 17%
5 60
2 9% 0 0%
6 50
0 0% 0 0%
7 40
0 0% 0 0%
8 30
0 0% 0 0%
9 20
0 0% 0 0%
10 10
0 0% 0 0%
Jumlah 23 100% 23 100%

Tabel di bawah ini menunjukkan perbandingan perolehan nilai evaluasi


dimulai dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2.
Tabel 1.5 Rekapitulasi Nilai Evaluasi Perolehan Pra Siklus Siklus 1
dan Siklus 2
Nomor Nilai
Nama Siswa Pra Siklus 1 Siklus 2
Urut Induk
Siklus
1 Ahmad Basuni 50 70 70
2 Ais Zahwa Wilda 70 70 80
3 Alby Satya Gemilang 50 70 70
4 Alvin Jonathan Faddil 80 80 90
5 Aqila Maharani 50 70 70
Ayu Sukma Dwi
6 60 70
Anggraeni 80
7 Bagas Adi Satria 70 70 90
Danendra Apta
8 60 70
Nugraha 90
9 Evan Dwi Prasetyo 50 70 80
10 Faela Ahza Pradista 80 80 100
11 Hafidz Imral Herdinata 50 70 90
12 Ilham Margo Mulyono 60 60 80
13 Jessica Aiko Wijaya 50 80 70

9
Muhammad Faqih
14 50 70
Daman Huri 80
Muhammad Wahyu
15 50 80
Hidayat 80
16 Nabia Ghara Nurnara 40 60 90
17 Rafli Orion Dafa 60 70 90
18 Safa Alvinda 90 100 100
19 Shela Nur Afiah 70 80 100
20 Zalfa Naqiyya 50 70 90
21 Auriville Dora Pradipta 60 70 100
22 Marisya Rindadari 50 80 80
23 Mareta Ayla Fortuna 50 90 80
Jumlah Nilai 1350 1700 1950
Rata-rata Kelas 58,70 73,91 84,78
21 23
6 Orang
Nilai di Atas KKM Orang orang
(26%)
(91%) (100%)
17 2 Orang 0 orang
Nilai di Bawah KKM Orang (9%) (0%)
(74%)
Ketarangan :
Batas Nilai KKM = 65

10
Grafik di bawah ini menunjukkan perolehan nilai evaluasi dimulai dari pra
siklus, siklus 1, dan siklus 2:

Grafik 1.1 Perhitungan Rata-Rata Nilai Evaluasi Prasiklus, Siklus 1, dan


Siklus 2

Grafik 1.2 Grafik Pencapaian KKM Pra Siklus 1 dan Siklus 2

11
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ada dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus
2. Tujuan penelitian peningkatan pembelajaran menggunakan metode bernyanyi
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada materi matematika “Satuan
Panjang” yang terdapat pada tema 3 (Benda di Sekitarku), subtema 1 (Aneka Benda
di Sekitarku).
Dengan menggunakan konsep dan praktek penelitian tindakan kelas, penulis
melakukan kajian tentang bagaimana meningkatkan pembelajaran di kelas III di
SDN 9 Purwodadi. Menurut Mills (2000), Guru harus melakukan penelitian
tindakan kelas untuk lebih memahami tentang berbagai hal yang mereka lakukan
demi meningkatkan kesadaran tentang pentingnya belajar dan meningkatkan hasil
belajar siswa.
Nilai hasil evaluasi siswa mulai dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2
mengalami peningkatan sebagai akibat dari perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan, sesuai bimbingan dan hasil diskusi dengan supervisor 2 dan teman
sejawat. Hasil evaluasi siswa pra siklus hanya 6 siswa yang nilainya di atas KKM
dari 23 siswa. Siswa yang mencapai KKM setelah perbaikan pembelajaran pada
siklus satu menjadi berjumlah 21 siswa. Hasil evaluasi siswa kemudian meningkat
pada siklus perbaikan kedua, mencapai 23 siswa yang memenuhi KKM. Hal ini
menunjukkan adanya hasil belajar yang merupakan puncak dari suatu proses
pembelajaran.
Di kelas III SDN 9 Purwodadi, penerapan metode bernyanyi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dengan materi “Satuan
Panjang”, itu adalah strategi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran siswa.
Anak-anak diberikan kesempatan belajar matematika di tingkat sekolah dasar
sesuai dengan fase perkembangannya. Hal ini penting untuk diperhatikan guru
karena matematika dasar dianggap sebagai dasar pembelajaran pada jenjang yang
lebih tinggi, yang diharapkan dapat mendongkrak prestasi belajar matematika di
masa mendatang (Rosyidah & Hartono, 2019).
Agar siswa memahami nilai pembelajaran matematika, guru terlebih dahulu
harus menanamkan dalam diri mereka sifat-sifat ketekunan, keuletan, minat, dan
pengetahuan. Dalam rangka menyelenggarakan dan melaksanakan pembelajaran

12
matematika, seorang guru harus profesional dan kompeten, artinya harus memiliki
pengetahuan dan pedoman yang dapat diikuti siswanya. Dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa dan membangkitkan minat belajar matematika
siswa di sekolah, penulis mengangkat metode bernyanyi sebagai salah satu metode
pembelajaran matematika untuk materi pelajaran yaitu “Satuan Panjang”.

KESIMPULAN
Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
anak yang menggunakan metode bernyanyi lebih mampu memahami informasi
dibandingkan dengan anak yang menggunakan metode pembelajaran konvensional
atau tidak menggunakan metode bernyanyi. Evaluasi hasil belajar matematika
“Materi Satuan Panjang” di kelas III SDN 9 Purwodadi Kecamatan Purwodadi
Kabupaten Grobogan yang memperoleh nilai di atas KKM pra siklus (8 orang
26%), siklus 1 (21 orang 91%), dan siklus 2 (23 orang 100%), menunjukkan
peningkatan kemampuan anak. Dari segi skor penilaian siswa, data ini
menunjukkan peningkatan yang cukup besar dari tingkat Pra-Siklus, Siklus 1,
hingga Siklus 2.

DAFTAR PUSTAKA
Asyhar H. (2012). Kreatif mengembangkan media pembelajaran. REFERENSI (GP
Press Group)
Haryanto, Mulyo P., Siti M., dkk. (2003). Modul Strategi Belajar Mengajar. FIP
UNY.
Mustansyir R. & Munir M. (2013). Filsafat Ilmu. Pustaka Pelajar
Ngaini, S. N., Darminto, B. P., & Darmono, P. B. (2020). Pengembangan Media
Pembelajaran Matematika Melalui Lagu Dan Video Pada Pembelajaran
Perbandingan Dan Skala Untuk Siswa Sekolah Dasar. PROSIDING SENDIKA
Nurfadhilah, S. (2021). Media Pembelajaran. CV Jejak
Roestiyah, N K. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta
Sadiman, Arief S. dkk . (2008). Media Pendidikan Pengertian, Pen gembangan, dan
Pemanfaatannya. Pustekkom Dikbud dan PT.Raja Grafindo Persada

13
Suyanto. (2008). Model Pembelajaran Problem Based Learning. Grafindo
Syahputra, R. (2018). Pengkaryaan happines. Redy Syahputra 13604004 3. Seni
Musik
Wahyuningsih, S. (2017). Lagu Anak Sebagai Media Dalam Mendidik Karakter
Anak Usia Dini. Vol 5 No 1

14

Anda mungkin juga menyukai