Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

“ MANAJER DALAM KEGIATAN MANAJEMEN”

Oleh:
Al Fadli Ramadhan
90100121096
Insyirah Nurrahimah
90100121106

EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI ISLAM DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami haturkan atas kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan kami rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami bisa
menyelesaikan penyusunan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Pada tugas makalah ini kami berkesempatan membahas tentang “
Manajer dalam kegiatan Manajemen”, kami berharap semoga makalah ini dapat
menjadi salah satu rujukan bagi pembaca. Dalam penyusunan makalah ini kami
mengakui bahwa masih banyak kekurangan, karena kami masih kurang
berpengalaman. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
yang akan datang.
Kami sangat berterimakasih kepada dosen pembimbing serta semua pihak
yang telah membantu menyusun makalah ini.
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………...
A. Latar Belakang…………………………………………………………………..
B. Identifikasi Masalah……………………………………………………………..
C. Rumusan Masalah……………………………………………………………….
D. Tujuan Masalah………………………………………………………………....
BAB II PEMBAHASAAN……………………………………………………………………
A. Seputar Manajer dalam kegiatan Manajemen

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….


A. Kesimpulan……………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSAKA…………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena pengaruh
pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun setiap manusia akan sama dalam
satu hal yaitu ingin mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk
mencapai tujuan itu manusia harus melakukan aktivitas-aktivitas tertentu.

Oleh karena manusia secara kodrat terbatas kemampuannya maka untuk mencapai
tujuannya, manusia memerlukan bantuan dari manusia lainnya.Untuk itu manusia harus
bekerja dalam mencapai tujuannya atau berorganisasi.

Dalam organisasi diperlukan manajemen yaitu sesuatu untuk mengatur,


mengkoordinasikan semua tugas yang dilakukan oleh orang-orang dan mengarahkan
kepada tujuan yang hendak dicapai. Supaya unsur-unsur manajemen tertuju serta terarah
kepada tujuan yang diinginkan, maka manajemen harus ada yang mengatur yaitu seorang
pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui intruksi dan persuasi.

B. Identifikasi Masalah

1. Landasan Teoritis
2. Manajer Sebagai Pelaksana Manajemen
3. Manajemen Sebagai Seni dan Sains

C. Rumusan Masalah
Dari pembahasan Latar Belakang, Identifikasi Masalah diatas dapat dirumuskan
beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Apa Definisi dari Manajemen ?
2. Apa hubungan antara Manajer dengan Manajemen?
3. Apa saja konsep-konsep Manajemen?

D. Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan untuk:
1. Memahami betapa pentingnya kepemimpinan dalam suatu manajemen.
2. Menjelaskan hubungan antara manajer dengan manajemen.
3. Menjelaskan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer.
4. Menjelaskan berbagai tingkatan-tingkatan dalam manajemen
5. Menjelaskan manajemen sebagai seni dan sains.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajer

Manajer adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen. Lebih lengkap


lagi manajer adalah individu yang bertanggung jawab secara langsung untuk
memastikan kegiatan dalam sebuah organisasi dijalankan bersama para anggota
dari organisasi.

I. Landasan Teoretis
Sebagaimana halnya kita telah sering mendengar kata manajemen, maka kita pun tidak
asing lagi dengan kata manajer. Manajer pada dasarnya adalah subjek dan kegiatan
manajemen. Artinya manajer adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen. Lebih
lengkap lagi manajer adalah individu yang bertanggung jawab secara langsung untuk
memastikan kegiatan dalam sebuah organisasi di jalankan bersama para anggota dan
organisasi.Sedangkan manajemen secara pengertian, sebagaimana di kemukakan oleh
Mary Parker Follet (1997), adalah seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain.
Management is the art of getting things done throught people.

II. Manajer Sebagai Pelaksana Manajemen

a. Peran Manajemen dalam Organisasi

Manajer adalah seorang yang karena pengalaman, pengetahuan, dan


keterampilannya diakui oleh organisasi untuk memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan
dan mengembangkan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
Dalam setiap organisasi bisnis, para manajer ini bertugas untuk memastikan
bahwa keseluruhan tujuan yang telah di terapkan ole organisasi dapat di wujudkan melalui
rangkaian kegiatan manajemen, baik yang bersifat fungsional maupun bersifat operasional.
Tugas manajer atau istilah apapun sebagai padananya adalah untuk memastikan
mewujudkan agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien melalui serangkaian
kegiatan manajemen secara fungsional maupun operasional.
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada
sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan
kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Peranan antarpribadi Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain,
yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk
anak buah, pemimpin, dan penghubung.
2. Peran informasional Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi,
serta peran sebagai juru bicara.
3. Peran pengambilan keputusan Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai
seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.

Adapun jenis – jenis keputusan yang dihasilkan dari seorang manajer adalah
sebagai berikut:
1. Keputusan Terperograman
Keputusan terperogram adalah keputusan yang diambil berdasarkan kebiasaan, peraturan
atau prosedur tertentu. Kebijakan yang mempermudah pengambilan keputusan dalam situasi
yang berulang–ulang dengan membatasi atau bahkan meniadakan alternative. bila suatu masalah
timbul kembali dan bila unsur komponennya dapat ditentukan, diramalkan dan dianalisis, maka
masalah tersebut dapat dipecahkan dengan pengambilan keputusan terperogram.

2. Keputusan Tidak Terperogram

Keputusan tidak terperogram adalah untuk memecahkan masalah yang luar biasa atau
masalah istimewa. Jika suatu masalah jarang sekali muncul sehingga tidak tercakup
oleh suatu kebijakan atau masalah tersebut sedemikian penting sehingga
membtuhuhkan perlakuan khusus, maka masalah tersebut harus ditangani dengan suatu
keputusan tidak terperogram. Misalnya, seseorang berada pada posisi yang lebih tinggi
dalam hirarki organisasi, kemampuan untuk mengambil keputusan tidak terperogram
menjadi lebih penting, karena secara progresif lebih banyak keputusan tidak
terperogram. Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas
yang dilakukan oleh manager adalah berinteraksi dengan orang lain.

b. Keahlian-Keahlian Manajemen

Untuk dapat mengimplementasikan kegiatan manajemen tersebut sesuai


dengan fungsinya masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian
manajemen(managerial skills) yang diperlukan oleh setiap orang yang terlibat
dalam organsasi, khususnya organisasi bisnis. Keahlian-keahlian tersebut meliputi, sebagai
berikut:
1. Keahlian dalam mengelola waktu (time management skills), yaitu keahlian teknis
(technical skills), yaitu keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan spesifik tertentu,
seperti mengoperasikan komputer, mendesain bangunan, membuat layout perusahaan, dan lain
sebagainya.
2. Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation skills), yaitu
keahlian dalam memahami dan melakukan interaksi dengan berbagai jenis orang di masyarakat.
Contohnya adalah keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan orang, dan lain
sebagainya.
3. Keahlian konseptual (conceptual skills), yaitu keahlian dalam berpikir secara abstrak,
sistematis, termasuk di dalamnya mendiagnosa dan menganalisis berbagai masalah dalam situasi
yang berbeda-beda, bahkan keahlian untuk memprediksi masa yang akan datang.
4. Keahlian dalam pengambilan keputusan (decision making skills), yaitu keahlian untuk
mengidentifikasi masalah sekaligmenawarkan berbagai alternative solusi atas permasalahan yang
dihadapi.
5. keahlian dalam memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.

Beberapa keahlian lain yang juga diperlukan dalam manajemen atau pengelolaan bisnis,
jika dikaitkan dengan persaingan bisnis global.Di antaranya, yaitu:
1. Keahlian dalam manajemen global (global management skills), yaitu keahlian manajerial
yang tidak saja terfokus pada satu keadaan di Negara tertentu, akan tetapi juga lintas
negara bahkan lintas budaya.
2. Keahlian dalam hal teknologi (technological skills), yaitu keahlian manajerial dalam
mengikuti dan menguasai berbagai perkembangan teknologi yang terjadi.
c. Tingkatan-tingkatan Manajemen

Gambar 0.1 : Tingkatan-tingkatan manajemen


1. Manajemen Puncak (Top Management)

Klasifikasi tertinggi ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif. Manajemen puncak
mempunyai tanggung jawab pada semua manajemen organisasi. Tingkatan manajemen
puncak memiliki tugas membuat rencana aktivitas dan strategi perusahaan secara global
dan mengarahkan jalannya perusahaan.
Beberapa contoh tingkatan manajemen puncak seperti dewan direksi, CEO (Chief
Executive Officer), CIO (Shief Informatioan Officer), CFO (Chief Financial Officer),
General manajer atau dikenal dengan presiden direksi (Presdir).
Direksi adalah wakil para pemilik perusahaan atau pemilik saham. Mereka ditetapkan
oleh para pemegang saham perusahaan dan CEO ditunjuk oleh dewan direksi perusahaan.
Untuk manajemen tingkat ini, keahlian utama yang diperlukan adalah keahlian dalam hal
konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen global, dan manajemen
waktu.

Peran yang paling utama pada manajemen puncak adalah :

1. Dibutuhkan kemampuan konseptual dibandingkan kemampuan teknis.


2. Mampu memobilisasi sumberdaya yang dimiliki perusahaan.
3. Bertanggung Jawab penuh terhadap keberjalanan perusahaan kepada dewan direksi,
pemerintah dan masyarakat umum.
4. Menentukan perencanaan, tujuan dan kebijakan perusahaan atau organisasi.
5. Mempersiapkan rencana jangka panjang perusahaan.
6.Manajemen puncak bekerja melalui pemikiran, perencanaan kemudian
memutuskansehingga disebut juga dengan otak organisasi atau Administrator
2. Manajemen Tingkat Menengah (Middle Management)
Tingkatan pada manajemen level menengah merupakan manajemen yang antara manajemen
lini pertama dan manajemen puncak. Tingkatan manajemen ini memiliki tanggung jawab atas
pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak.
Manajemen tingkat menengah mempunyai tanggung jawab pula terhadap segala kegiatan
yang dilaksanakan oleh tingkatan manajemen di bawahnya bahkan terhadap beberapa karyawan
operasional. Contoh tingkatan manajemen tingkat menengah seperti kepala departemen (manajer
pemasaran, manajer keuangan, dll) atau HOD, kepala bagian, pemimpin proyek, manajer cabang
(cabang perusahaan atau unit lokal), manajer pabrik, Junior Executive (asisten manajer
pembelian, asisten manajer pemasaran, dll) dan manajer divisi.
Manajemen level menengah ini ditunjuk oleh manajemen puncak. Kemampuan yang
dibutuhkan di antaranya adalah keahlian konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan,
manajemen waktu dan juga teknikal.

Peran manajemen tingkat menengah pada suatu organisasi adalah sebagai berikut :
1. Memerlukan ketrampilan manajerial serta kemampuan teknis.
2. Menjadi perantara antara manajemen puncak dan manajemen lini pertama.
3. Merencanakan rencana jangka menengah antara 1 – 5 tahun.
4. Berkoordinasi dengan departemen yang ada atas semua kegiatan yang
dilakukan.
5. Menjalankan perintah, kebijakan, dan rencana yang ditetapkan oleh
manajemen puncak.
6. Bertanggung jawab secara langsung kepada manajemen puncak seperti
Dewan Direksi dan CEO perusahaan.
7. Memberi saran atau rekomendasi kepada manajemen puncak sesuai dengan
kondisi yang ada.

3. Manajemen Lini Pertama (first-line management)

Tingkatan manajemen lini pertama adalah tingkatan manajemen paling bawah pada
sebuah organisasi. Manajemen lini pertama memiliki tugas untuk memimpin dan
mengkontrol pekerja non manajerial pada sebuah perusahaan atau organisasi. Tingkatan
pada manajemen ini tidak membawahi tingkatan manajemen yang lainnya. Beberapa
contoh tingkatan manajemen lini pertama adalah penyelia (supervisor) atau pengawas,
manajer lokasi, manajer perkantoran, manajer departemen, manajer shift, atau mandor.
Manajemen ini disebut juga manajemen operasional yang terlibat secara langsung pada
proses produksi dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan berbagai rencana yang
telah ditentukan oleh tingkatan manajemen yang lebih tinggi.
Perlu diketahui tingkatan manajemen awal ini dipilih oleh manajemen level menengah.
Diantara keahlian yang utama dibutuhkan adalah keahlian komunikasi, pengambilan
keputusan, manajemen waktu dan teknikal.

Manajemen tingkat awal memiliki kegiatan yang harus dilakukan seperti :


1. Memerlukan keterampilan teknis (keahlian yang mencakup prosedur teknis,
pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus) dan kemampuan komunikasi yang baik.
2. Menyusun perencanaan jangka pendek (harian, mingguan dan bulanan).
3. Mengarahkan sejumlah karyawan yang berada di bawah komandonya.
4. Memberikan informasi terkait keputusan yang diambil oleh manajemen kepada para
karyawan dan memberikan informasi terkait kinerja, hambatan, kesulitan dan tuntutan
dari para karyawan kepada manajemen yang lebih tinggi.
5. Menjaga hubungan baik antara manajemen tingkat menengah dan para karyawan.
6. Bertanggung jawab dan memberikan laporan secara langsung kepada manajemen level
menengah.

4. Manajemen Nonsupervisi (Non-supervision management)


Biasanya terdiri dari tenaga kerja tingkat bawah pada umumnya seperti buruh, pekerja
bangunan dan lain-lain. Keahlian yang terutama perlu dimiliki dalam level ini adalah keahlian
teknikal, komunikasi dan manajemen waktu.

III. Manajemen Sebagai Seni dan Sains

a. Pengetahuan dan Pengalaman dalam Ilmu Manajemen


Jika kita berkeinginan untuk dapat menjadi seorang manajer yang baik,
manakah yang harus dikuasai, pengetahuan mengenai manajemen atau
pengalaman sebagai manajer? Salah satu keunikan dari ilmu manajemen adalah
bahwa mereka yang menguasai pengetahuan manajemen belum tentu memiliki
pengalaman atau mampu untuk menjalankan kegiatan manajemen dalam praktik.
Sebaliknya pula, mereka yang telah berpengalaman dalam kegiatan manajemen
secara praktik, belum tentu mengerti akan kerangka teoritis atau pengetahuan
mengenai kegiatan manajemen yang telah dijalankannya. Yang terbaik tentu saja
jika kedua-duanya dapat dipadukan, seseorang yang banyak mengetahui dan
menguasai pengetahuan mengenai manajemen sebaiknya mengimbangi
pengetahuannya secara teoritis dengan pengalaman melalui praktik di dunia nyata,
misalnya dalam dunia organisasi. Seorang mahasiswa jurusan manajemen,
misalnya, sebaiknya juga mengikuti berbagai kegiatan organisasi agar
pengetahuan manajemen yang dipelajarinya akan semakin dimengerti secara
praktik.

Dalam tradisi pembelajaran Tao, ada anggapan bahwa:


Saya dengar maka saya lupa,
Saya llihat maka saya ingat,
Saya kerjakan maka saya mengerti.

Pengetahuan kita akan manajemen akan semakin kita pahami sekiranya kita
padu dengan kegiatan praktik. Banyak pengusaha-pengusaha yang telah berhasil
dalam kegiatan bisnisnya, padahal tidak pernah mengecap pendidikan di jurusan
manajemen. Sebaliknya banyak pula lulusan sekolah manajemen tidak dapat
berbuat apa-apa ketika pertama kali bekerja dikarenakan miskin pengalaman
secara praktik. Tidak heran mengapa sekarang sekolah-sekolah manajemen mulai
merubah paradigma pembelajarannya dengan memadukan antara teori dan
praktik. Salah satu caranya adalah dengan mengundang para praktisi untuk
mengajar di sekolah-sekolah manajemen atau memberikan kesempatan para
mahasiswanya untuk melalui proses magang di perusahanperusahan agar dapat
belajar secara aplikatif. Bentuk lain juga dapat dilakukan seperti melakukan
metode yang dinamis dalam pembelajaran manajemen di kelas. Role playing,
dinamika kelompok, studi kasus, adalah diantara beberapa metode yang cukup
efektif mendekatkan para mahasiswa dari teori kepada pemahaman praktik.

B. Manajemen: Seni atau Sains ?


Seni di satu sisi bersifat dinamis, tidak berpola tunggal, dan menuntut adanya
kreativitas dan keterlibatan di dalamnya. Sedangkan di sisi lain, sains cenderung
bersifat statis, berpola tunggal berdasarkan pembuktian ilmiah, dan menuntut
adanya tahapan-tahapan yang sistematis. Kedua pendapat tersebut memiliki
keunggulannya masing-masing sekaligus keterbatasannya. Untuk dapat
menyelesaikan berbagai hal dalam sebuah organisasi, diperlukan adanya tahapan-
tahapan kegiatan yang satu sama lainnya harus saling berhubungan.
Misalnya jika kita berbisnis restoran, maka perlu tahapan-tahapan darimulai
pendirian atau penyewaan rumah makan, penentuan jumlah tenaga kerja,
penentuan peralatan dan perangkat yang dibutuhkan, hingga tahapan berbelanja
harian hingga penjualan makanan kepada pembeli, dll. Bahkan agar pembeli atau
konsumen merasa puas, perlu pula tahapan untuk melatih para pelayan restoran
agar dapat melayani dengan ramah, bersahabat, dan cepat. Akan tetapi di sisi lain,
bagaimana cara yang terbaik dalam melayani pembeli juga tidak cukup hanya
melalui pelatihan, karena berkomunikasi dengan orangorang juga memerlukan
seni yang sangat ditentukan oleh pengalaman dan sifat dari pelayan restoran yang
kita miliki. Di sinilah seni juga memiliki peran selain tahapan-tahapan tadi. Jika
kita adalah pemilik restoran, bagaimana kita memperlakukan tenaga kerja kita,
juga sangat memerlukan seni dalam menghadapi orang-orang.
Di sinilah manajemen sebagai seni maupun sains perlu dipadukan.
Manajemen sebagai seni dapat dilatih melaui intuisi dan pengalaman dalam
menghadapi kasus-kasus. Adapun manajemen sebagai sains bisa dipelajari
melalui pendidikan dan pelatihan.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Seorang pemimpin merupakan elemen yang sangat vital dalam menentukan maju
mundurnya sebuah organisasi, sebab sebesar apapun sebuah organisasi kalau tidak
dipimpin oleh seorang pemimpin yang mempunyai otoritas, legalitas dan kredibilitas
yang bagus akan mengalami perkembangan yang mandul (statis). Adapun hal lainnya
yang sangat mendukung perkembangan sebuah organisasi adalah manajemen, yakni
bagaimana seorang pemimpin dapat memahami dan mempengaruhi anggotanya untuk
mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan dan semua unsur-unsur dalam sebuah
organisasi.
Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa kepemimpinan merupakan inti dari
manajemen. Melalui manajemen semua kegiatan dikoordinir dan diarahkan menuju
kepada tujuan yang telah ditetapkan dalam organisasi. Oleh karena itu, manajemen
ada pada setiap tingkat organisasi.

II. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami selaku penulis mengharapkan
saran beserta kritik yang mengandung sifat membangun dari para pembaca.

Daftar Pusaka

Ali Sahbani,“Manajer dalam Kegiatan Manajemen”, diakses dari


http://alisahbaniharahap.blogspot.co.id/2010/11/manajer-dalam-
kegiatanmanajemen.

Sarah,“Manajeme Sebagai Seni dan Sains”, diakses dari


http://barbieminumesmilo.blogspot.co.id/2012/05/manajemen-sebagai-
seni-dansains.

Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan Saefullah, 2005, Pengantar


Manajemen,
Jakarta : Kencana.

Zaro,“Manajer dalam Kegiatan Manajemen” diakses dari


http://novarmandahari12.blogspot.co.id/2013/06/manager-dalam-
kegiatanmanajemen.

Anda mungkin juga menyukai