PERUSAHAAN EVENT
Ditulis sebagai pemenuhan tugas Ujian Tengah Semester Ganjil Mata Kuliah
Manajemen SDM Pariwisata
Di susun oleh :
(T1713012)
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN USAHA PERJALANAN WISATA
GANESHA MALANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
“Manajemen Kepemimpinan Perusahaan Event”. Dengan tersusunya makalah ini,
penulis berharap pembaca dapat lebih memahami secara mendalam tentang
manajemen kepemimpinan. Demikian makalah ini disusun dengan masih banyak
kekurangan, karena manusia tidak luput dari segala khilaf dan salah. Penulis
sangat mengharapkan adanya saran dan kritik membangun agar terciptanya
makalah yang lebih baik untuk selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kedepannya.
KATA PENGANTAR…………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………… 2
C. Tujuan…………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 34
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan kekuatan daya pikir dan
berkarya manusia yang masih tersimpan dalam diri,yang perlu digali,
dibina, dikembangkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi
kesejahteraan kehidupan manusia. Selain itu, sumber daya manusia juga
merupakan kemampuan potensial yang dimiliki manusia yang terdiri dari
kemampuan berpikir, berkomunikasi, bertindak, dan bermoral untuk
melaksanakan suatu kegiatan bersifat teknis atau menejerial
(Sedarmayanti. 2017:3). Sumber daya manusia sangat menentukan hidup
matinya organisasi/perusahaan. Apabila sumber daya manusia dalam
perusahaan bermoral baik, disiplin, loyal, dan produktif maka perusahaan
akan berkembang dengan baik. Karena hal ini , maka dibutuhkanlah
sumber daya manusia yang berjiwa pemimpin agar dapat mengelola diri,
kelompok, lingkungan dan mengambil keputusan dengan bijak.
Pada sebuah perusahaan, kesuksesan atau kegagalan dalam
melaksanakan tugas dan penyelenggaraan, dipengaruhi kepemimpinan dan
didukung oleh kapasitas organisasi yang memadai. Kepemimpinan dapat
dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin dalam mengarahkan,
mendorong dan mengatur seluruh unsur-unsur didalam perusahaan untuk
mencapai tujuan. Dengan itu pemimpin/menejer sebuah perusahaan harus
mampu menjadi seorang coordinator, planner, organizator, dan controller
(Sukarna, 2011:9). Secara umum manajer berarti setiap orang yang
mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya organisasi
lainnya . Pemimpin/menejer dapat mempengaruhi kepuasan kerja,
keamanan, kualitas produktivitas dan terutama tingkat prestasi perusahaan.
Bagaimanapun kemampuan dan keterampilan kepemimpinan
dalam pengarahan adalah faktor penting efektifitas manajer. Bila
organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas yang berhubungan
dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menseleksi pemimpin-
pemimpin efektif akan meningkat. Bila organisasi dapat
PEMBAHASAN
1. Sehat jasmani.
2. Cerdas.
3. Setia, jujur, adil.
4. Berpendidikan.
5. Berpengalaman.
1. Teori Genetis
Pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan
dengan bakat kepemimpinan “Leaders are born and not made”.
2. Teori Sosial
Teori sosial merupakan kebalikan dari teori genetis, yaitu bahwa
setiap orang diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
3. Teori Ekologis
Bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang
baik apabila waktu lahirnya , ia telah memiliki bakat
kepemimpinan. Bakat itu dikembangkan melalui pendidikan yang
E. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang ditunjukan oleh
pemimpin dalam mempengaruhi orang lain. Pola perilaku bisa dipengaruhi
beberapa faktor, seperti : nilai-nilai, asumsi, persepsi, harapan, dan sikap
yang ada dalam diri pemimpin. Berbagai penelitian tentang gaya
kepemimpinan yang dilakukan ahli bendasarkan asumsi bahwa pola
perilaku pemimpin dalam mempengaruhi bawahan ikut menentukan
efektifitas dalam pemimpin (Sedarmayanti, 2017:364).
1. Kontinum Kepemimpinan
Teori kontinum tentang gaya kepemimpinan merupakan teori klasik
yang diperkenalkan Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt
mengacu pada dua bidang pengaruh yang extrim. Pertama, pengaruh
penggunaan kewenangan oleh pemimpin. Kedua, pengaruh kebebasan
dari bawahan. Pada kedua bidang, pengaruh tersebut tampak
kecenderungan yang berhubungan dengan aktivitas pemimpin dalam
proses pengambilan keputusan.
2. Teori “X” dan “Y”
Teori klasik tentang peilaku pemimpin yang dipengaruhi oleh
asumsinya terhadap bawahan. Teori ini diperkenalkan oleh Douglas
McGregor sebagi berikut :
a. Pandangan Teori “X” menganggap bawahan sebagai : Disliking
work, lacking in ambiton, irresponsible, resistant to change, and
preffering to be lad than to lead.
b. Pandangan Teori “Y” menganggap bawahan sebagai : Willing to
work, willing to accept responsibility, capable of self direction,
capable of self-control, capable of imagination and creativity.
H 1.9 9.9
U
Country Team
M
A Msnsgement Managemen
N t
O
R
I
E
N 5.5
T
Middle of
the road
Managemen
t
1) Kepemimpinan pribadi
Dalam tipe ini pemimpin mengadakan hubungan langsung
dengan bawahannya, sehingga timbul hubungan pribadi yang
intim.
2) Kepemimpinan non-pibadi
Dalam tipe ini pemimpin tidak mengadakan hubungan
langsung dengan ara bawahannya sehingga antara atasan
dengan bawahan tidak timbul kontak pribadi. Hubungan
antara pemimpin dan bawahan melalui planning dan
instruksi-instruksi tertulis.
3) Kepemimpinan otoriter
Dalam tipe ini pemimpin memperlakukan bawahan secara
sewenang-wenang, karena menganggap diri orang yang
paling berkuasa.
4) Kepemimpinan kebapaan
Dalam tipe ini pemimpin memperlakukan bawahannya
seperti terhadap anaknya sendiri, sehingga bawahannya tidak
berani mengambil keputusan, segala sesuatu yang pelik selalu
diserahkan kepada bapak untuk meneyelesaikannya.
5) Kepemimpinan demokratis
Dalam tipe ini pemimpin selalu mengadakan musyawarah
dengan para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-
pekerjaan yang sukar, sehingga para bawahannya merasa
dihargai pikiran-pikirannya dan pendapat-pendapatnya serta
mempunyai pengalaman yang baik didalam mengahadapi
persoalan yang rumit. Dengan demikian para bawahan
bergeraknya itu bukan karena rasa paksaan, tetapi karena rasa
Jika dilihat lebih jauh ada hubungan yang erat sekali antara
managerial leadership dan managerial attitude, dimana keduanya saling
bergandengan atau bertautan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai
berikut (Sukarna, 2011:89) :
Disamping sikap ada dua jenis lagi, yaitu sikap positif (positive
attitude) yaitu sikap yang ditunjukan atau diarahkan terhadap penerimaan
4. Fungsi Lini
Manajer menjalankan fungsi lini dengan mengarahkan kegiatan
karyawan di dalam divisinya sendiri dan dalam bidang jasa. Manajer
mempunyai akses ke menejemen puncak dalam perusahaan.
5. Fungsi Koordinatif
Manajer berfungsi sebagai coordinator kegiatan, tugas sering
direferensi sebagai kendali fungsional. Manajer bertindak sebagai
tangan kanan eksekutif puncak untuk memastikan kebijakan program
dan prosedur yang diambil harus dijalankan konsisten.
I. Kegiatan-kegiatan Manajer
Dalam praktek manajemen, sering dijumpi para manajer
pfofesional mengalami kesulitan untuk memahami hubungan antara yang
disebut sungsi-fungsi manajerial dengan yang senyatanya mereka
kerjakan. Disamping itu, manajer sering menyatakan bahwa mereka
mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menghadiri rapat, bicara
dengan telepon, menulis dan membaca memo, menemui tamu dan
sebagainya. Seperti yang kita pikirkan, kegiatan-kegiatan tersebut bukan
fungsi-fungsi manajerial tetapi merupakan sarana-sarana melalui mana
fungsi-fungsi manajerial dilaksanakan (Handoko, 2012:28). Agar konsep
manajer menjadi lebih jelas, berikut ini akan diuraikan secara terinci tugas-
tugas penting yang dilaksanakan manajer.
1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain. Istilah “orang” tidak
hanya mencakup antara atasan dan bawahan, tetapi manajer-manajer
J. Profesionalisme Manajer
Profesional berasal dari akar kata “professional”, dalam kamus Webster
sebagai “learned vocation”, atau “Vocation that requires learning rather
than work with the hands” atau “One who engages in a learned
vocational”. Dari berbagai literatur, diperoleh gambaran mengenai
beberapa karakteristik “sikap profesional” (Sedarmanyanti, 2017:318).
1. Dalam penyelesaian masalah, seorang professional melakukan
pendekatan secara ilmiah, yakni : objektif,logis, sitematik, dan
metode yang dapat dibuktikan.
DEFINISI PROYEK
LINGKUP KERJA
EVENT
Cahaya Petunjuk
arah
Layar
Jadwal
Personel
Komunikasi
PENUTUP