Oleh :
UNIVA MEDAN
2022-2023
KATA PENGANTAR
Adapun tujuan kami dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Ibu SITI RUKHAIYAH,M.Pd dengan bidang studi”Pendekatan Sistem
dalam Pendidikan”selain itu makalah ini disusun untuk menambah wawasan bagi
penyusun maupun pembaca.
Menyadari sepenuhnya makalah yang kami susun ini jauh dari kata
sempurna, mohon maaf bila terdapat kesalahan baik dari segi penyusunan maupun
isi makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6
A...Kesimpulan........................................................................................... 14
B...Saran..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan leading ?
2. Apa yang di maksud dengan controling ?
3. Bagaimana Implementasi sistem dalam proses-proses manajemen
khususnya dalam proses leading dan controling itu ?
C. Tujuan Penyusunan
1. Untuk mengetahui yang di maksud dengan leading.
2. Untuk mengetahui yang di maksud dengan controling.
3. Untuk mengetahui implementasi sistem dalam proses-proses
manajemen khususnya dalam proses leading dan controling.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Leading ( Pengarahan )
Seperti yang sudah dijelaskan diawal, yang dimaksud dengan
Pengarahan (leading) adalah serangkaian proses yang digunakan agar
setiap anggota yang berada dalam organisasi dapat bekerjasama dalam
mencapai sasaran organisasi. Seorang manajer sangat berperang penting
dalam sebuah organisasi. Yang dimaksud dengan manajer adalah orang
yang memiliki pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang baik yang
diakui oleh organisasi untuk dapat memimpin, mengelola, mengendalikan,
mengatur serta mengembangkan organisasi dalam rangka mencapai
tujuannya. Dalam sebuah organisasi, dibutuhkan seorang pemimpin yang
mampu menginspirasi, diteladani, dan berperilaku baik. Pemimpin yang
baik tidak menggunakan kekuasannya untuk kepentingan pribadi
melainkan untuk kepentingan organisasinya.
a. Karakter Pemimpin
a) Kemampuan komunikasi dan negosiasi
b) Memiliki kemampuan teknis dan sosial
c) Memiliki motivasi diri dan mampu menyebarkan energi positif
d) Mampu menjalin hubungan interpersonal dan intrapersonal
e) Emosi yang stabil
f) Memiliki kecakapan dalam mengajar
6
Adapun pada beberapa organisasi, manajer seringkali dikelompokan
kedalam beberapa kategori seperti manajer puncak atau top management ,
manajer tingkat mengah atau middle management dan manajer lini
pertama atau first-line management.
B. Controling ( Pengawasan )
Controlling adalah salah satu fungsi dari manajemen. Seperti yang
sudah disebutkan diatas, controlling merupakan fungsi penting karena
membantu untuk memeriksa kesalahan dan mengambil tindakan korektif
sehingga meminimalkan penyimpangan dari standar dan mengatakan
bahwa tujuan organisasi telah tercapai dengan cara yang baik. Menurut
konsep modern, kontrol adalah tindakan meramalkan sedangkan konsep
1
Griffin, R. 2006. Fungsi Manajemen.NJ: Prentice Hall
7
awal pengendalian hanya digunakan ketika kesalahan terdeteksi. Kontrol
dalam manajemen berarti menetapkan standar, mengukur kinerja aktual
dan mengambil tindakan korektif.2
Terdapat 4 elemen dasar dalam sistem control:
a) Karakteristik atau kondisi yang akan dikontrol Elemen pertama
adalah karakteristik atau kondisi dari sistem operasi yang akan
diukur. Karakteristik dapat berupa output dari sistem dalam tahap
pemprosesan atau mungkin suatu kondisi yang merupakan hasil dari
sistem. Sebagai contoh dalam sistem sekolah dasar, jam kerja guru
atau keunggulan pengetahuan yang ditunjukkan oleh siswa pada
ujian nasional adalah contoh karakteristik yang dapat dipilih untuk
pengukuran atau kontrol.
b) Sensor Elemen kedua kontrol adalah sensor, merupakan sarana
untuk mengukur karakteristik atau kondisi. Sebagai contoh dalam
sistem kontrol pengukuran kualitas dapat diandaikan oleh inspeksi
visual dari produk.
c) Komparator Elemen ketiga kontrol adalah komparator, menentukan
kebutuhan koreksi dengan membandingkan apa yang terjadi dengan
apa yang telah direncanakan. Beberapa penyimpangan dari rencana
adalah biasa dan diharapkan, tetapi ketika berada di luar variasi
yang dapat diterima tindakan korektif diperlukan. Ini melibatkan
semacam tindakan pencegahan yang menunjukkan bahwa kontrol
yang baik sedang dicapai.
d) Activator Unsur keempat kontrol adalah aktivator, adalah tindakan
korektif diambil untuk mengembalikan sistem ke output yang
diharapkan. Contohnya adalah seorang karyawan diarahkan ulang
untuk bagian-bagian yang gagal lulus pemeriksaan mutu atau kepala
sekolah yang memutuskan untuk membeli buku-buku tambahan
untuk meningkatkan kualitas siswa. Selama rencana dilakukan
dalam batas-batas yang diijinkan tindakan korektif tidak diperlukan.
2
https://www.scribd.com/document/428834054/Leading-Controlling,dikutip hari selasa
20 desember 2022.
8
Adapun karakteristik dari sistem control antara lain:
a) Pengendalian merupakan proses yang berkesinambungan.
b) Pengendalian adalah proses manajemen.
c) Pengendalian tertanam di setiap tingkat hirarki organisasi.
d) Pengendalian bersifat memandang kedepan.
e) Pengendalian terkait erat dengan perencanaan.
f) Pengendalian adalah alat untuk mencapai kegiatan organisasi.
g) Pengendalian merupakan proses akhir.
h) Pengendalian membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang
direncanakan.
9
suatu organisasi tentunya mengacu pada visi organisasi, tanpa visi maka
organisasi tersebut bisa salah arah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Werren Bennis & Burt Nanus mengatakan bahwa elemen yang paling
penting dari kepemimpinan yang sukses adalah visi yang disampaikan
dengan jelas, atau indra yang tajam dalam menentukan arah untuk
memfokuskan perhatian semua orang yang terkait dengan organisasi. Jadi
visi organisasi merupakan panduan untuk mengarah pada pencapaian
tujuan organisasi yang bersangkutan. Untuk mengarahkan pengikut kearah
pencapaian visi, maka pemimpin harus memahami karakteristik pengikut
menurut Yulk, bahwa karakteristik setiap pengikut tercermin pada Ciri
(Kebutuhan, nilai, konsep peribadi, Keyakinan & Optimisme,
Keterampilan & keahlian, Sifat dari pemimpinnya, Kepercayaan kepada
pemimpin, Komitmen dan upaya tugas, Kepuasan terhadap pemimpin &
Pekerjaan. Setelah memahami karkateristik pengikut, maka unsur
pimpinan memahami dan menyesuaikan gaya kepemimpinan apa yang
cocok bagi setiap pengikut agar mau mengikuti arahan yang bersumber
dari pimpinan. Misalkan salah satu karakteristik yang dilihat dari aspek
keterampilan dan keahlian, maka unsur pimpinan sebenarnya menanamkan
dan memberi keyakinan bahwa apa yang dimiliki dapat memberi
kontribusi terhadap organisasi, oleh karena itu pengikut merasa
diperhatikan dan dihargai. Jika mengalami hambatan dengan adanya
potensi yang dimiliki maka unsur pimpinan mengarahkannya sesuai tujuan
yang hendak dicapai serta memberinya motivasi untuk meningkatkan
kemampuan dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan. Jika tidak
menagalami hambatan, maka unsur pimpinan memberi penghargaan baik
berupa materi maupun non materi, seperti pujian, karena tidak semua
manusia dalam bekerja hanya sekedar memenuhi kebutuhan hidup secara
mendasar akan tetapi masih ada beberapa manusia membutuhkan
aktualisasi. Untuk memenuhi kebutuhan setiap manusia atau pengikut
maka unsur pimpinan dapat menerapkan gaya kepemimpinan transaksional
maupun transformasional.
10
Gaya kepemimpinan transaksional merupakan gaya kepemimpinan
yang dapat meningkatkan semangat kerja pengikut melalui
transaksi/imbalan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Burns, bahwa gaya
kepemimpinan transaksional merupakan hubungan antara pimpinan dan
bawahan yang didasarkan pada serangkaian aktivitas tawar menawar antar
keduanya. Adapun karakteristik kepemimpinan transaksional menurut
Burns adalah contingent reward dapat berupa penghargaan dari pimpinan
karena tugas telah dilaksanakan, yaitu berupa bonus atau bertambahnya
penghasilan atau fasilitas. Hal ini dimaksudkan oleh Burns bahwa
penghargaan yang diberikan pada bawahan baik berupa pujian atas upaya-
upayanya maupun jika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh bawahan
kemudian pimpinan memberi arahan ke arah pencapaian tujuan.
Sedangkan gaya kepemimpinan transformasional merupakan suatu gaya
kepemimpinan yang dapat memberi motivasi para bawahan dengan
membuat mereka lebih sadar akan pentingnya hasil suatu pekerjaan,
mendorong mereka lebih mementingkan kepentingan organisasi dari pada
kepentingan diri sendiri. Kedua gaya kepemimpinan tersebut dapat
dimanfaatkan kedua-duanya tergantung situasi. Burns mengatakan bahwa
jika pengikut memiliki kebutuhan yang rendah maka pemimpin
menerapkan kepemimpinan transaksional, sedangkan pengikut yang
membutuhkan aktualisasi diri maka pimpinan sebaiknya menerapkan gaya
kepemimpinan transformasional.
Mengimplementasikan Peran kepemimpinan sebagai agen
perubahan. Untuk menjadi agen perubahan merupakan suatu lanjutan dari
pemimpin sebagai penentu arah, karena arahan yang diberikan pada
pengikut bersumber dari visi, karena visi merupakan komoditi dari para
pemimpin. Wahyu Suprapti mengatakan bahwa perubahan adalah
kebutuhan setiap organisasi, baik organisasi birokrasi pemerintahan
maupun organisasi swasta, Hal ini sejalan dengan dengan visi dan misi
masing-masing organisasi serta dinamika perubahan perkembangan ilmu
dan tekhnologi.
11
Implementasi peran kepemimpinan sebagai juru bicara. Untuk
menjadi juru bicara atau pembicara maka seorang pemimpin sedapat
mungkin memiliki kelebihan atau profesional dalam bidangnya agar dapat
menjadi negosiator dengan pihak luar. Untuk menjadi pembicara yang
efektif harus membangun jaringan dengan dunia luar, agar memperoleh
informasi, dukungan, ide dari sumber daya yang bermanfaat bagi
perkembangan organisasi. Implementasi peran kepemimpinan sebagai
pelatih. Untuk menjadi pelatih bagi pengembangan organisasi, maka unsur
pimpinan harus memiliki kemampuan membina, memberdayakan setiap
pengikut sesuai dengan job yang telah ditentukan kemudian
mengarahkannya kearah pencapaian visi yang telah dirumuskan.3
b. Implementasi Sistem Controling dalam Proses-Proses Manajemen
Menurut G.R Terry, pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses
penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang
dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu
melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan
rencana yaitu selaras dengan standar.4
Jadi pengawasan dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah
proses. Dengan pengendalian diharapkan juga agar pemanfaatan semua
unsur manajemen menjadi efektif dan efisien.
Dalam controling ada beberapa implementasi yang di lakukan
secara bertahap dan sistematis antara lain sebagai berikut :
a. Menentukan standar yang akan di gunakan sebagai dasar
penegndalian.
b. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah di capai.
c. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan
menentukan penyimpangan jika ada.
d. Melakukan tindakan perbaikan,jika terdapat penyimpangan
agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
12
e. Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah
realistis atau tidak. Jika ternyata belum realistis maka perlu di
perbaiki.
5
https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/juwarta/article/view/204/199,dikutip pada
hari selasa 20 desember 2022
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sebuah lembaga
dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan fungsi manajemen
antara lain perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (leading), dan pengawasan (controlling). Sebuah organisasi
dipimpin oleh seorang manajer. Karakteristik manajer yang baik adalah
mampu menginspirasi dan memotivasi bawahannya untuk bekerja dengan
maksimal sesuai fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan.
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memiliki kemampuan
untuk berperan aktif dalam melaksanakan peran kepemimpinan, baik
peran sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara maupun pelatih
untuk meningkatkan kinerja atau semangat kerja bagi pegawai/pengikut
pada sebuah organisasi. Peran tersebut mempunyai pengaruh jika para
pimpinan memiliki kemampuan menerapkan gaya kepemimpinan untuk
menggerakkan pengikut kearah pencapaian visi organisasi. Memadukan
gaya kepemimpinan dengan karakteristik pengikut, maka akan organisasi
menuju pada kesuksesan.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami paparkan dengan sesempurna mungkin.
Oleh karena itu, kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah
ini.Semoga isi makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan juga senantiasa
selalu diberikan rahmat dari Allah SWT.Amin.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/juwarta/article/view/204/199,dikutip
pada hari selasa 20 desember 2022.
15