Anda di halaman 1dari 17

APBN Dan Kebijakan

Fiskal
Pengertian APBN

Menurut UU No. 17 Tahun 2003, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara


atau APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Pasal 23 Ayat (1) UUD 1945, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap
tahun dengan undang– undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Kebijakan ekonomi Indonesia pada
dasarnya merupakan kesinambungan
dari kebijakan tahun – tahun sebelum
nya. Kebijakan ekonomi ditujukan
Tujuan APBN untuk memperkuat fundamental
ekonomi yang sudah membaik dan
mengantisipasi berbagai tantangan
baru yang mungkin timbul.
Fungsi APBN

1. Fungsi Otorisasi

2. Fungsi Alokasi

3. Fungsi Perencanaan
Fungsi APBN Ada 6 Yaitu:
4. Fungsi Distribusi

5. Fungsi Stabilisasi

6. Fungsi Pengawasan
Komponen-komponen APBN
APBN mempunyai dua komponen besar yaitu :
1. Anggaran pendapatan Negara terdiri dari :
a. Pajak

b. Retribusi

c. Royalti

d. Bagian laba BUMN

e. Dan berbagai pendapatan non-pajak lainnya

2. Anggaran pengeluaran pemerintah Pusat terdiri dari :

a. Pengeluaran pemerintah pusat

b. Pengeluaran pemerintah daerah


Proses Terjadinya Pengeluaran APBN

Untuk mengeluarkan APBN, terdapat 3 tahap yang harus

dilakukan, yaitu:

1. Penyusunan APBN

2. Pelaksanaan APBN

3. Pertanggung jawaban pelaksanaan APBN


APBN Realisasi Versus APBN Revisi

Ada dua versi APBN, yakni APBN realisasi dan APBN revisi.

APBN yang direvisi biasanya disebut APBN- Perubahan (AP


BN-P). Revisi bisa dilakukan dengan atau tanpa kebijakan.

Realisasi APBN bisa lebih besar, sama atau lebih kecil dari

anggaran, baik anggaran awal atau anggaran yang telah

direvisi.
Pengertian Kebijakan Fiskal

Menurut Tulus TH Tambunan,


kebijakan memiliki dua prioritas, yang
pertama adalah mengatasi defisit
Kebijakan Fiskal adalah langkah- anggaran pendapatan dan belanja
langkah pemerintah untuk Negara (APBN) dan masalah-masalah
membuat perubahan-perubahan APBN lainnya.
Defisit APBN terjadi apabila
dalam sistem pajak atau dalam
penerimaan pemerintah lebih kecil
perbelanjaannya dengan maksud dari pengeluarannya.Dan yang kedua
untuk mengatasi masalah-masala adalah mengatasi stabilitas ekonomi
h ekonomi yang dihadapi. makro, yang terkait dengan antara
lain; pertumbuhan ekonomi, tingkat
inflasi, kesempatan kerja dan neraca
pembayaran.
Untuk meningkatkan laju investasi.

Untuk mendorong investasi optimal


secara sosial

Untuk meningkatkan kesempatan


kerja
Tujuan Dari Kebijakan
Fiskal
Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi
ditengah ketidakstabilan internasional.

Untuk menanggulangi inflasi

Untuk meningkatkan dan mendistribusikan


pendapatan nasional
Bentuk-bentuk Kebijakan Fiskal

Kebijakan yang menyangkut


1 Kebijakan yang menyangkut
pembelian pemerintah atas 2
perpajakan
barang dan jasa

Kebijakan yang menyangkut


3
pembayaran transfer
Secara spesifik menurut Keynes, terdapat dua hal yang dapat
dilakukan oleh pemerintah dalam kebijakan fiskal yaitu:

memotong pajak dan


Kebijakan fiskal menaikkan pengelua
ekspansioner ran untuk mengeluar
kan perekonomian
dari penurunan.

menaikkan pajak
dan memangkas pen
Kebijakan fiskal
geluaran untuk men
kontraksioner
geluarkan perekono
mian dari inflasi.
Macam-macam Kebijakan Fiskal

1. Pembiayaan fungsional 2. Pengelolaan anggaran

Pembiayaan pengeluaran pemerintah ditentukan Dalam penjelasan Alvin Hansen, untuk menciptakan an
sedemikian rupa sehingga tidak langsung berpengaruh ggaran yang berimbang, maka diperlukan resep bahwa jika ter
terhadap pendapatan nasional.Tujuan utama adalah jadi depresi, maka ditempuh anggaran defisit, dan jika terjadi i
meningkatkan kesempatan kerja (employment). nflasi maka ditempuh anggaran belanja surplus.

3. Stabilisasi anggaran otomatis 4. Anggaran belanja seimbang


Kebijakan anggaran belanja yang dianut masing-masing
Dalam stabilisasi anggaran ini, diharapkan terjadi
negara dapat berbeda-beda, tergantung pada keadaan dan
keseimbangan antara pengeluaran dan penerimaan
arah yang akan dicapai dalam jangka pendek dan jangka
pemerintah tanpa adanya campur tangan langsung
panjangnya.
pemerintah yang disengaja.
Teori kebijakan Fiskal

Di
DiIndonesia,
Indonesia, kebijakan fiskal mempunyai
kebijakan fiskal mempunyaidua duaprioritas.
prioritas. Prioritas
Prioritas perta
pertama
ma adalahadalah mengatasi
mengatasi APBN, APBN, dan masalah
dan masalah – masalah– masalah APBN De
APBN lainnya.
lainnya.
fisit APBNDefisit APBN
terjadi terjadi
apabila apabilapemerintah
penerimaan penerimaan pemerintah
lebih lebih
kecil daripada
kecil daripada pengeluarannya.
pengeluarannya. Prioritas
Prioritas kedua adalah keduamasalah
mengatasi adalahstabilitas
mengatasiek
masalah stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan antara lain
onomi makro, yang terkait dengan antara lain laju pertumbuhan ekono
laju pertumbuhan ekonomi, tingkat atau laju pertumbuhan inflasi,
mi, tingkat
jumlah atau laju pertumbuhan
kesempatan inflasi, jumlah
kerja/ penggangguran dan kesempatan
saldo neraca kerja/ pen
ggangguran dan
pembayaran. saldo neraca
Apabila APBNpembayaran. Apabila APBN
defisit, pemerintah hanya defisit, peme
mempunyai
dua
rintahpilihan
hanyauntuk membiayai
mempunyai saldo negatif
dua pilihan tersebut, saldo
untuk membiayai yaitu negatif
didanaiter
oleh
sebut,Bank
yaituIndonesia
didanai olehlewat
Bankprinting money
Indoneisa lewatyang berarti
printing jumlah
money yang ber
uang yang beredar
arti jumlah uang yang di beredar
masyarakat meningkat,
di masyarakat atau melebihi
meningkat, atau melebihi
pinjaman, baik dari
pinjaman, baik daridalam
dalamnegeri,
negeri, misalnya
misalnya dengan
dengan menerbitkan
menerbitkan obliga
obligasi, atau dari luar negeri (cara yang kedua ini berarti ekonomi
si, atau dari luar negeri (cara yang kedua ini berarti ekonomi tidak lagi t
tidak lagi tertutup). Karena opsi pertama tersebut sangat berisiko
ertutup). Karena opsi pertama tersebut sangat berisiko terhadap peningk
terhadap peningkatan laju inflasi, maka biasanya opsi kedua yang
dipilih. atan laju inflasi, maka biasanya opsi kedua yang dipilih.
Pengaruh Resiko Kebijakan Fiskal

Resiko Fiskal dikelompokkan dalam empat kategori utama yaitu :

2. Resiko Utang Dinamika


1. Resiko Ekonomi Makro
Ekonomi makro

3. Kewajiban Kontijensi
4. Desentralisasi Fiskal
Pemerintah Pusat
Analisis Empris Dari Kebijakan Fiskal

Sebagai ilustrasi empiris, pentingnya kebijakan fiskal yang ekspansif


untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada saat ekonomi meng
alami kelesuan (dicerminkan oleh pertumbuhan PDB yang

cenderung merosot dan perubahan harga yang cenderung menurun


atau deflasi).
APBN dan Kebijakan Fiskal

Pengaruh kebijaksanaan fiskal terhadap perekonomian bisa dianalisa dalam dua tahap yang berurutan
yaitu :

1. Bagaimana suatu kebijaksanaan fiskal diterjemahkan menjadi suatu APBN

2. Bagaimana APBN tersebut mempengaruhi perekonomian.

APBN mempunyai dua kategori, kategori yang pertama yaitu, mencatat pengeluaran dan penerimaan

yang terdiri dari beberapa pos utama diantaranya:

a. Pajak (berbagai macam) e. Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang/jasa

b. Pinjaman dari Bank Sentral f. Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai


g. Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment
c. Pinajaman dari masyarakat dalam negeri

d. Pinjaman dari luar negeri


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai