MAKALAH
Di susun :
2023/2024
PENGAUDITAN 1
MAKALAH
Di susun :
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan Rahmat dan
hidayah-nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerimaan Perikatan
Audit”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengauditan I semester III
dengan dosen pengampu Helman A. Rahmana, SE, MM, M.Ak, ASEAN CPA, HRMP,
CPSAK, CPMA, CPA, CA, Ak. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Pengauditan I yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
pembuatan makalah ini, dan kepada semua individu yang dan pihak yang telah memberikan
kontribusi dan dukungan dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan baru bagi
pembacanya. Dengan segala kerendahan hati, kami meminta maaf apabila terdapat
kekurangan atau ketidaksempurnaan dalam makalah ini. Kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca guna meningkatkan pembuatan makalah pada
tugas berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iv
RINGKASAN............................................................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................7
1.3 Tujuan Makalah.....................................................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................8
2.1 Tahap-tahap audit atas laporan keuangan.................................................................................8
1. Penerimaan perikatan audit..................................................................................................8
2. Perencanaan audit.................................................................................................................8
3. Pelaksanaan pengujian audit.................................................................................................8
4. Pelaporan audit.....................................................................................................................8
2.2 Tahap tahap penerimaan perikatan audit..................................................................................9
1. Mengevaluasi integritas manajemen.....................................................................................9
2. Meminta keterangan kepada pihak ketiga...........................................................................10
3. Melakukan review terhadap pengalaman auditor di masa lalu dalam berhubungan dengan
klien yang bersangkutan..............................................................................................................11
2.3 Identifikasi kondisi khusus dan risiko luar biasa...................................................................12
1. Mengidentifikasi pemakai laporan audit.............................................................................12
2. Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien di masa depan.
12
3. Mengevaluasi kemungkinan dapat atau tidaknya laporan keuangan calon klien diaudit....13
2.4 Penentuan kompetensi auditor untuk melaksanakan audit................................................13
1. Mengidentifikasi tim audit...................................................................................................13
2. Mempertimbangkan kebutuhan konsultasi dan penggunaan spesialis...............................13
2.5 Evaluasi terhadap independensi auditor..................................................................................15
1. Independensi.......................................................................................................................15
2. Integritas dan objektivitas...................................................................................................15
2.6 Penentuan kemampuan auditor dalam menggunakan kemahiran profesionalnya dengan
cermat dan seksama........................................................................................................................15
1. Penentuan waktu perikatan.................................................................................................16
2. Pertimbangan jadwal pekerjaan lapangan...........................................................................16
3. Pemanfaatan personel klien................................................................................................16
2.7 Pembuatan surat perikatan audit............................................................................................16
1. Isi pokok surat perikatan audit............................................................................................17
2.8 Contoh surat perikatan audit...................................................................................................19
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................20
3.2 Saran........................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20
RINGKASAN
Materi auditing dalam makalah ini digolongkan menjadi dua bagian : (1) Tahapan
audit atas laporan keuangan, dan (2) Tahapan penerimaan perikatan audit. Materi auditing ini
disajikan dalam sebuah makalah sederhana yang mengutip langsung dari buku karya Mulyadi
tahun 2002 yang berjudul Auditing Edisi 6, Jakarta, Salemba Empat.
Di bagian pertama, diuraikan apa yang menjadi latar belakang dan rumusan masalah
mengenai tahapan audit atas laporan keuangan serta tahapan penerimaan perikatan audit.
Proses audit yang baik akan memastikan bahwa laporan keuangan disususn secara akurat
sehingga dapat dipercaya oleh para pemangku kepentingan. Tahapan audit atas laporan
keuangan memastikan bahwa auditor telah melakukan audit dengan cermat dan teliti, serta
memberikan opini yang akurat mengenai keadaan keuangan perusahaan. Sementara, tahapan
penerimaan audit menjadi Langkah awal dalam memastikan bahwa perusahaan bekerja sama
dengan auditor dengan kompetensi profesionalnya, serta bahwa kedua belah pihak memiliki
kesepakatan mengenai pelaksanaan audit.
Di bagian ketiga, terdapat kesimpulan dari seluruh materi auditing yang menjadi
pokok pembahasan makalah tersebut
BAB 1 PENDAHULUAN
Laporan keuangan yang sehat merupakan laporan yang akurat sehingga dapat
diandalkan dan dipercaya untuk pengambilan keputusan para pengguna laporan keuangan.
Untuk memenuhi standar yang dapat dipercaya, pemeriksaan menyeluruh terhadap laporan
keuangann harus dilakukan oleh auditor independent. Pemeriksaan ini yang dimaksud
sebagai audit atas laporan keuangan. Hal tersebut dilakukan untuk meyakinkan bahwa
perusahaan telah menyajikan laporan keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku.
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat makalah tentang
pengauditan khusunya pada bagian “Penerimaan Perikatan Audit” agar nantinya mahasiswa
yang telah mempelajari mata kuliah pengauditan 1 setidaknya dapat memahami dan
menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Dari latar belakang masalah yang telah dituliskan diatas, maka penulis akan
membatasi permasalahan yang akan dibahas, yaitu :
Berdasarkan latar belakang dan rumusan makalah di atas, maka tujuan dari dibuatnya
makalah ini dapat disajikan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tahapan audit atas laporan keuangan.
2. Untuk mengetahui tahapan penerimaan perikatan audit.
Dari hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak
sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi penulis tentang
audit khusunya pada bagian tahapan audit atas laporan keuangan serta tahapan
pernerimaan perikatan audit.
2. Bagi pembaca
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menambah pengetahuan tentang
audit.
2. Perencanaan audit
Langkah berikutnya setelah perikatan audit telah diterima oleh auditor adalah
perencanaan audit. Keberhasilahan penyelesaian perikatan audit sangat
ditentukan oleh kualitas perencaanaan audit yang dibuat oleh auditor. Tujuh
tahap perlu ditempuh oleh auditor di dalam merencanakan pekerjaan audit atas
laporan keuangan.
4. Pelaporan audit
Tahap akhir pekerjaan audit atas laporan keuangan adalah pelaporan audit.
Pelaksanaan tahap ini harus mengacu ke “standar pelaporan”. Ada dua Langkah
penting yang dilaksanakan oleh auditor dalam pelaporan audit ini:
1) Menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik
kesimpulan.
Setelah semua prosedur audit yang diperlukan selesai dilaksanakan, auditor
perlu menggabungkan informasi yang dihasilkan melalui berbagai posedur
audit untuk menarik simpulan secara menyeluruh dan memberikan
pendapat atas kewajaran laporan keuangan auditan. Proses ini sangat
subjektif sifatnya, yang sangat tergantung pada pertimbangan professional
auditor.
2) Menerbitkan laporan audit.
Akhir proses audit adalah penyajian laporan audit (audit report) yang berisi
pernyataan pendapat atau pernyataan tidak memberikan pendapat atas
laporan keuangan auditan.
Berbagai cara yang dapat dilakukan oleh auditor dalam mengevaluasi integritas
manajemen adalah:
a) Komunikasi dengan auditor pendahulu
SA Seksi 315 Komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti
memberikan panduan bagi auditor tentang prosedur komunikasi antar auditor
pengganti dengan auditor pendahulu. Auditor pendahulu adalah auditor yang telah
mengundurkan diri atau diberitahu oleh klien bahwa tugasnya telah berakhir dan
tidak diperpanjang dengan perikatan baru. Auditor pengganti adalah auditor yang
telah menerima suatu perikatan atau auditor yang telah diundang untuk
mengajukan proposal audit.
Pertanyaan yang timbul adalah sampai seberapa jauh tanggung jawab auditor
untuk menemukan kecurangan besar yang didalangi oleh manajemen. Sebelum
pertengahan pertama dekade sembilan puluhan, sikap organisasi profesi akuntan
public di U.S.A. (American institute of certified public accountans atau disingkat
AICIPA) adalah auditor bertanggung jawab atas kegagalan dalam menemukan
kecurangan yang terjadi hanya jika kegagalan tersebut disebabkan oleh tidak
dilaksanakannya audit sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan AICIPA.
Dengan kata lain, auditor tidak bertanggung jawab untuk menemukan kecurangan
besar dalam audit yang bersifat umum (general audit).
Namun apa yang dinyatakan oleh AICIPA rupanya tidak diterima dalam
Masyarakat di U.S.A. benyak perkara pengadilan di U.S.A. yang memutuskan auditor
bersalah karena gagal dalam menemukan penggelapan dana yang material jumlahnya
dalam organisasi klien. Perkembangan dalam tahun-tahun terakhir ini menunjukan
kesadaran berbagai pihak di U.S.A. (pengadilan, pasar modal, dan beberapa kantor
akuntan public besar) tentang perlunya auditor untuk melakukan usaha yang
sepantasnya agar dapat menemukan adanya kecurangan yang dilakukan oleh
manajemen. Pada awal tahun 1997, AICIPA kemudian menerbitkan statement of
auditing standard (SAS) Nomor 82 [SA Seksi 316] Consideration of Fraud in a
Financial Statement Audit.
Berbagai factor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi khusus dan
risiko luar biasa yang mungkin berdampak terhadap penerimaan perikatan audit dari
calon klien dapat diketahui dengan cara:
2. Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien di masa
depan.
Di dalam mempertimbangkan penerimaan perikatan audit dari calon klien,
auditor perlu mempertimbangkan factor risiko luar biasa yang kemungkinan ada
dalam Perusahaan klien. Jika pada saat auditor mempertimbangkan penerimaan
perikatan audit, auditor mendapatkan informasi bahwa klien sedang menghadapi
tuntutan pengadilan, ada kemungkinan auditor terlibat dalam perkara pengadilan yang
dihadapi oleh calon kliennya tersebut. Oleh karena itu, audit dapat
mempertimbangkan untuk menolak perikatan audit dari klien yang diperkirakan akan
menghadapi tuntutan pengadilan dan auditor diperkirakan akan terlibat secara
mendalam dengan perkara tersebut. Auditor juga dapat mempertimbangkan untuk
menolak perikatan audit, jika auditor mendapatkan informasi bahwa calon kliennya
menghadapi kesulitan keuangan, seperti kesulitan yang dihadapi oleh calon klien
dalam memenuhi kewajiban keuangannya, dan kebutuhan klien untuk menambah
modal. Kesulitan keuangan yang dihadapi oleh calon klien dapat mendorong
manajemen melakukan salah saji material dalam laporan keuangannya untuk
menutupi masalah keuangan tersebut.
Oleh karena itu, sebelum auditor menerima suatu perikatan audit. Ia harus
mempertimbangkan apakah ia dari anggota tim auditnya memiliki kompetensi memadai
untuk menyelesaikan perikatan tersebut, sesuai dengan standar auditing yang diterapkan
oleh IAI. Umumnya mempertimbangkan perlunya mencari bantuan dari spesialis dalam
pelaksanaan audit.
Oleh karena itu, sebelum auditor menerima suatu perikatan audit, ia harus
memastikan bahwa setiap profesioanal yang menjadi anggota tim auditnya tidak
terlibat atau memiliki kondisi yang menjadikan independensi tim auditnya
diragukan oleh pihak yang mengetahui salah satu dari delapan golongan informasi
tersebut diatas.
Disamping itu, auditor dapat pula memasukan hal berikut ini dalam surat
perikatan auditnya:
a. Pengaturan berkenan dengan perencanaan auditnya.
b. Harapan untuk menerima penegasan tertulis dari manajemen tentang
representasi yang dibuat dalam hubungannya dengan audit.
c. Permintaan kepada klien untuk menegaskan bahwa syarat-syarat perikatan
telah sesuai dengan membuat tanda penerimaan surat perikatan audit.
d. Penjelasan setiap surat atau laporan yang diharapkan oleh auditor untuk
menerbiitkan bagi kliennya.
Jika relevan, butir-butir berikut ini dapat pula dimasukan dalam surat perikatan
audit:
a. Pengaturan tentang pengikut sertaan auditor lain dan atau tenaga ahli
dalam beberapa aspek audit.
b. Pengaturan tentang pengikut sertaan auditor intern dan staf klien yang
lain.
c. Pengaturan, jika ada yang harus dibuat dengan auditor pendahulu, dalam
hal audit tahun pertama.
d. Pembatasan atas kewajiban auditor jika kemungkinan ini ada.
e. Suatu pengacuan ke perjanjian lebih lanjut antara auditor dengan kliennya.
Dalam audit yang berlangsung berulangkali, auditor dapat memutuskan untuk
tidak mengirimkan surat perikatan audit baru setiap tahun. Namun, faktor-faktor
berikut ini dapat menyebabkan auditor untuk memutuskan pengiriman surat perikatan
audit baru:
a. Adanya petunjuk bahwa klien salah paham mengenai tujuan dan lingkup
audit.
b. Adanya syarat-syarat perikatan yang direvisi atau khusus.
c. Perubahan manajemen yang terjadi akhir-akhir ini.
d. Perubahan signifikan dalam sifat dan ukuran bisnis klien.
e. Persyaratan hukum.
2.8 Contoh surat perikatan audit
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses audit atas laporan keuangan historis dibagi menjadi emapat tahap utama
yaitu: (1) penerimaan perikatan audit, (2) perencanaan audit, (3) pelaksanaan pengujian
audit, dan (4) pelaporan audit.
Proses penerimaan perikatan audit dilaksanakan oleh auditor melalui enam
tahap berikut ini: (1) mengevaluasi integritas manajemen, (2) mengidentifikasi keadaan
khusus dan risiko besar, (3) menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit, (4)
menilai independensi, (5) menentukan kemampuan untuk menggunakan kecermatan
dana keseksamaan, (6) membuat surat perikatan audit.
Kedua tahapan ini saling terkait dan harus dilakukan secara berurutan agar
proses audit laporan keuangan berjalan dengan lancer dan menghasilkan laporan audit
yang akurat dan terpercaya.
3.2 Saran
Alangkah baiknya dengan diselesaikannya makalah Ini, baik pembaca maupun
penyusun dapat mengetahui serta memahami terkait “Tahapan Audit Atas Laporan
Keuangan dan Tahapan Penerimaan Perikatan Audit”
DAFTAR PUSTAKA