Anda di halaman 1dari 8

Nama : Erika

NPM : 225310499

A. KUTIPAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG


1. Kutipan langsung
Contoh1:
Menurut Model Competitiveness Diamond Porter (1990) menyatakan
bahwa “ Industri di wilayah yang unggul bukan dari kesesuaian sendiri namun
merupakan keberhasilan kelompok dengan keterkaitan antara perusahaan &
lembaga yang mendukung. Dalam kelompok industri, perusahaan yang terlibat
adalah perusahaan besar, menengah, dan juga perusahaan kecil oleh karena itu
diperkenalkan dengan teori kemampuan kompetitif suatu negara yang
diilustrasikan dalam model berlian seperti terlihat pada gambar 1.”

Contoh 2:
Menurut Hill & Jones (200) menyatakan bahwa “ Para pihak dalam
aliansi berada dalam bisnis yang berbeda tetapi memiliki kepentingan bersama
dalam bekerja sama untuk mengembangkan kompetensi khusus dalam
penelitian dan pengembangan atau pemasaran yang berguna bagi kedua belah
pihak atau memutuskan untuk bekerja sama dalam masalah tertentu, seperti
mengembangkan produk atau teknologi baru.”

2. Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung lebih dari 40 kata

 Contoh 1 :
Dalam penjelasannya, menurut Wirateja (2014) adalah Aspek ekonomi
Usaha pengembangan pariwisata sangat mempengaruhi di berbagai
sektor baik itu dari skala kecil, menengah, hingga skala besar, di mana
antara satu sektor dengan lainnya saling mempengaruhi.

 Contoh 2 :
Dalam penjelasannya, menurut Haryanto (2014) adalah Ekonomi
berkelanjutan yang selaras dengan ekonomi hijau ini dalam teorinya
seharusnya diterapkan dengan mempertimbangkan beberapa faktor
seperti pertumbuhan ekonomi, perbaikan lingkungan dan keberlanjutan
lingkungan, khususnya pada sektor pariwisata.
B. JENIS – JENIS PARAGRAF
1. Paragraf deskripsi

Salah satu potensi yang dapat di kembangkan adalah teluk tomini yang berada
di tiga provinsi di Pulau Sulawesi yaitu Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi
Tengah. Provinsi Gorontalo berada pada provinsi terpanjang bila di bandingkan
dengan provinsi lain. Konsep etalase kelautan di teluk tomini dan pengembangan
potensi wisata bahari menjadi program yang cukup untuk mendapatkan perhatian
banyak pihak yang termasuk mendapatkan perhatian banyak termasuk pemerintah
pusat. Pantai Botutonuo di Kabupaten Bone Bolango sedang mengembangkan
memiliki ciri khas objek wisata yang akan menjadi lokomotif ekonomi baru
terutama memberikan dampak bagi ekonomi masyarakat dan pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bone Bolango.

2. Paragraf Argumentasi

Untuk mengikuti perkembangan pencarian informasi melalui web atau internet


sudah seharusnya menjadi prioritas, sesuai dengan Rencana Strategi Kementrian
Pariwisata (2018-2019) yang mengatakan media promosi saat ini berkembang
semakin luas dengan berkembangnya New Media Marketing yang mengacu pada
pemanfaatan serangkaian teknik pemasaran modern (berbasis internet) dan
penggunaan teknologi informasi yang dinilai lebih efisien tetapi efektif dalam
menjangkau segmen pasar yang lebih luas (Kementerian Pariwisata, 2018).
dengan adanya iklan ternyata meningkatkan pendapatan kunjungan sampai 74% –
150%, sehingga dapat dikatakan periklanan merupakan aktifitas ekonomi kreatif
yang memiliki nilai tambah yang cukup besar. Oleh karena itu ternyata dengan
tren perkembangan teknologi multimedia seharusnya perkembangan iklan akan
semakin meningkat dan pendapatan juga akan meningkat.

3. Paragraf Eksposisi

Pengelolaan destinasi pariwisata merupakan salah satu faktor dalam


menentukan kinerja dan kualitas pariwisata. Oleh karena itu setiap destinasi
pariwisata memerlukan pendekatan pengelolaan destinasi dengan menerapkan
prinsif pembangunan pariwisata berkelanjutan. Pengelolaan destinasi pariwisata
mengacu pada nilai lokal untuk keberlanjutan sumber daya dan kapasitas
masyarakat di destinasi pariwisata, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
pengalaman wisata. Pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan, adalah
pembangunan yang menjamin bahwa keuntungan yang optimal akan diperoleh
secara berkelanjutan, hanya dapat diwujudkan dengan pendekatan (kebijakan)
yang bersifat komprehensip dan terintegrasi. Pembangunan kepariwisataan
harusmenganut prinsip di sini senang, di sana senang. Artinya, prinsip tersebut
harus dapat menyebabkan wisatawan kembali ke rumah dengan membawa
memori yang indah tentang destinasi pariwisata atau daya tarik wisata karena
telah memberikan kenangan manis untuk wisatawan dan mengajarkan sesuatu
yang berharga bagi wisatawan (selain memperoleh keuntungan ekonomi).

C. Perbandingan Bacaan

Contoh 1 :
Menurut Iswara et al. (2019) meneliti tentang data Laporan Perekonomian
Provinsi Bali yang diperoleh dari Bank Indonesia pada tahun 2019, pertumbuhan
ekonomi Provinsi Bali pada triwulan IV 2019 tercatat sebesar 5,51% (yoy) dan
meningkat dibandingkan triwulan III. Namun, kinerja ekonomi Bali pada tahun
yang sama tercatat sebesar 5,36% (yoy), cenderung melambat dibandingkan tahun
sebelumnya. Penyebab utama penurunan angka kinerja ini adalah efek
penyelenggaran IMF-WB Annual Meeting 2018, sehingga masifnya kegiatan
ekonomi pada saat itu mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi di tahun
2018. Terkait perkembangan inflasi, Provinsi Bali pada triwulan IV 2019 tercatat
memiliki perkembangan inflasi sebesar 2,38% (yoy), cenderung melandai
dibandingkan triwulan III 2019. Sementara itu, realisasi inflasi Provinsi Bali pada
tahun 2019 tercatat sebesar 2,38% (yoy), cenderung melandai dibandingkan
dengan inflasi tahun 2018. Jika dilihat dari sisi permintaan, perlambatan tersebut
disebabkan oleh melambatnya kinerja ekspor luar negeri dan investasi. Sedangkan
di sisi penawaran, perlambatan ini disebabkan oleh tertahannya kinerja lapangan
usaha pertanian, konstruksi, perdagangan, dan penyediaan akomodasi makan-
minum .

Contoh 2 :
Menurut Julianti,Nasirun,&Wembrayarli (2018) Meneliti tentang laporan
perekonomian Provinsi Bali dari B.Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa Pertumbuhan
PDRB sektor akomodasi dan penyediaan makan minum pada Provinsi Bali
meningkat setiap tahunnya. Sedangkan Gambar 1 menunjukkan proyeksi emisi
gas rumah kaca di Pulau Jawa dan Bali, dengan proyeksi emisi gas rumah kaca di
Pulau Bali selalu meningkat setiap dua tahun (data menunjukkan data per dua
tahun). Dengan melihat di atas dimana proyeksi emisi gas rumah kaca dan
pertumbuhanekonomi selalu bertambah tiap tahun, pengadaan Program Bali Clean
and Green sudah sangat tepat mengingat banyaknya dampak negatif dari aktivitas
ekonomi yang tinggi yang mengakibatkan emisi gas rumah kaca makin
meningkat. Program ini menjadi solusi untuk tetap menggerakkan roda ekonomi,
khususnya bagi sektor pariwisata sambil tetap mengedepankan kelestarian
lingkungan.

Contoh 3 :
Kinerja menurut Rivai dan Basri (2005) tentang hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai ke- mungkinan, seperti standar hasil kerja, target
atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati
bersama. Untuk menguji pengaruh ekonomi kinerja usaha pariwisata sebelum dan
sesudah adanya daya tarik wisata ziarah makam Gus Dur dengan menyusun
hipotesa. Hipotesis.Kinerja kunjungan wisatawan ke daya tarik wisata (DTW) di
Kabupaten Jombang dari data Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Dalam
Angka Tahun 2010 dan Tahun 2014 dapat diketahui kunjungan wisatawan
mancanegara sangat kecil. Sedangkan perkembangan jumlah kunjungan
wisatawan nusantara ke daya tarik wisata di Jombang sebagaimana gambar 1
menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan nusantara ke daya tarik wisata di
Jombang dalam kurun waktu selama 5 tahun periode tahun 2005 sampai 2009
relatif kecil di bawah sekitar 150.000. Sedangkan dalam kurun waktu selama 5
tahun periode tahun 2010 sampai tahun 2014, lonjakan jumlah kunjungan
wisatawan nusantara meningkat tajam terjadi pada tahun 2011 dibandingkan tahun
2010 dari 118.710 wisatatawan menjadi 977.140 wisatawan atau melonjak 8 x
kenaikannya. Selanjutnya jumlah kunjungan wisatawan nusantara naik setiap
tahunnya, pada tahun 2012 naik 224.299 wisatawan menjadi 1.201.439
wisatawan, pada tahun 2013 naik 318.682 wisatawan menjadi 1.520.121
wisatawan, dan pada tahun 2014 naik 196.971 wisatawan menjadi 1.717.092
wisatawan.

Contoh 4:
Kinerja menurut Nawawi (1998) meneliti tentang perkembangan
perekonomian dari PDRB ADHB Kabupaten Jombang dalam struktur
perekonomian dari kegiatan pariwisata diwakili katagori lapangan usaha sektor
hotel/ penyediaan akomodasi dan restoran/makan minum pada tahun 2005 sampai
dengan 2014, Konstribusinya didiskripsikan: konstribusi sektor hotel dan restoran
dalam PDRB ADHB selama 5 tahun periode tahun 2005 - 2009: tahun 2005
sebesar 2,77%, tahun 2006 sebesar 2,74%, tahun 2007 sebesar 2,76%, tahun 2007
sebesar 2,78%, dan tahun 2009 sebesar 2,80%; sedangkan Pertumbuhan sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum dari PDRB ADHB Kabupaten Jombang
tahun 2010 melonjak sangat tajam sebesar 101,01% dibanding PDRB tahun 2009,
hal ini adanya perubahan penghitungan PDRB pada tahun dasar Tahun 2010; dan
konstribusi sektor penyediaan akomodasi dan makan minum dalam PDRB ADHB
selama tahun periode tahun 2010 - 2014: tahun 2010 sebesar 1,93%, tahun 2011
sebesar 1,95%, tahun 2012 sebesar 1,97%, tahun 2013 sebesar 1,98% dan tahun
2014 sebesar 2,08%; Perkembangan kegiatan pariwisata yang diwakili sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum dari PDRB atas dasar harga berlaku
Kabupaten Jombang dalam 10 tahun sepanjang periode tahun 2005 – 2014
mengalami peningkatan yang sangat signifikan atau meningkat 4 x yaitu dari
sebesar Rp. 132.536.000.000,- pada tahun 2005, menjadi sebesar Rp.
548.659.600.000,- pada tahun 2014. Ini berarti bahwa adanya daya tarik wisata
makam Gus Dur baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh atau
berkonstribusiterhadap perkembangan kegiatan pariwisata Jombang.
Contoh 5 :
Sebagaimana menurut oleh Hedriana (2015) tentang tahapan dalam rantai
nilai periklanan dibagi ke dalam tiga proses, yaitu kreasi, produksi, dan distribusi.
Serta mengacu pada KBLI, bahwa periklanan termasuk kategori jasa profesional,
ilmiah, dan teknis, dimana periklanan di Indonesia tidak hanya terbatas pada
kegiatan untuk memasarkan produk (product marketing) dan pemasaran sosial
(social marketing).Sedangkan saat ini iklan juga digunakan untuk membangun
citra perusahaan atau individu (image marketing), dan kepentingan dalam
membangun relasi dengan masyarakat (relation marketing) beda jika perusahaan
atau agensi yang dikontrak oleh industri pariwisata dapat beradaptasi dengan
prinsip diatas maka diyakinkan akselerasi rantai nilai ini akan semakin
memberikan nilai tambah.

Contoh 6:
Menurut penelitian yang dilakukan Simanjuntak (2017) tentang pelaku
industri kreatif juga perlu melakukan identifikasi detail atau gambaran momen
kebutuhan khusus target konsumen dalam melakukan pembelian melalui riset
pemasaran yang memadai. Dengan menghitung harga dari pemasok dan harga jual
produk di dalam tokodapat terlihat nilai tambah untuk aktivitas ekonomi kreatif
ini dapat mencapai angka yang cukup besar dikarenakan perlakuan pada proses
menetapan harga jual yaitu dengan meningkatkan harga dari produsen sekitar 61
% sedangkan yang dijual ke konsumen dengan nilai tambahan mencapai 128 %.
Peningkatan nilai tambah tersebut dikarenakan juga saat di toko merchandise,
produk tersebut diberikan brand atau merek Sea World Ancol terbukti yang
menjadikan nilai jual produk akan meningkat. Berdasarkan Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual bahwa salah satu pemakaian merek adalah sebagai alat
promosi, jaminan atas mutu barangnya dan penunjuk asal barang.

Contoh 7 :
Sebagaimana Menurut Wirateja (2014) tentang pariwisata Bali telah tumbuh
dan berkembang sedemikian rupa memberikan sumbangan yang besar terhadap
pembangunan daerah dan masyarakat Bali baik secara langsung maupun tidak
langsung (Merdeka, 2020). Sektor ini menjadi salah satu langkah didalam
menciptakan kesejahteraan masyarakat. Berbagai upaya dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota yang ada di Bali telah bergiat mengembangkan
potensi- potensi lokal untuk membuat wisatawan domestik maupun mancanegara
tetap tertarik mengunjungi pulau dewata. Tekanan terhadap sektor pariwisata yang
disebabkan oleh penyakit akibat virus korona baru (Covid-19) diyakini berdampak
pada perekonomian Bali. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menyebutkan,
ekonomi Bali dalam tiga bulan pertama (triwulan I) 2020 tumbuh negatif, yakni-
1,14 persen, dibandingkan kondisi tahun lalu pada triwulan I-2019. Pertumbuhan
minus ini berada di luar dugaan dan ini disebabkan oleh merebaknya wabah virus
corona yang mempengaruhi pergerakan masyarakat secara individu ataupun
secara sosial, ekonomi dan lingkungan. Data tahun 2019 menunjukkan,sektor
pariwisata berkontribusi 78 persen terhadap perekonomian Bali. Sangat jauh dari
sektor pertanian yang hanya menyumbang 14,5 persen. Ketimpangan ini
menyebabkan ketergantungan yang terlalu besar pada sektor pariwisata.

Contoh 8 :
Menurut studi yang dilakukan oleh Suryahadi et.al (2020) tentang
memprediksikan tingkat kemiskinan rata-rata Indonesia akan meningkat di akhir
tahun 2020, sehingga peningkatan tersebut akan menyebabkan sekitar 8 juta
penduduk akan mengalami kemiskinan baru akibat wabah ini. Data estimasi ini
didapatkan berdasarkan data Susenas bulan Maret dan September 2019. Selain itu,
terdapat data tingkat kemiskinan pada tahun 2006 dan 2007 untuk melihat pola
yang ada, karena di tahun tersebut terjadi lonjakan kemiskinan sebagai akibat
naiknya harga minyak dunia. Sehingga diprediksi akhir tahun nanti tingkat
kemiskinan rata-rata Indonesia akan mencapai 9,7% yang sebelumnya pada
September 2019 mencapai 9,22%. Prediksi peningkatan persentase kemiskinan
juga berdasarkan pertumbuhan ekonomi. Jika Pertumbuhan ekonomi menurun 1%
maka setidaknya akan menambah sekitar 1,4% persentase kemiskinan. Tak hanya
berdasarkan data estimasi, keadaan di lapangan pun juga digambarkan demikian.
Sekitar 2,8 juta orang telah kehilangan pekerjaan, dan proyeksi yang ada
menunjukkan setidaknya 5,2 juta penduduk lainnya akan kehilangan pekerjaan
saat pandemi menyebar.

Contoh 9 :
Menurut penelitian Yakup ( 2019) tentang Dampak pandemi Covid-19 pada
perekonomian Bali yang sangat bergantung pada sektor pariwisata semakin
berdampak signifikan terhadap kedatangan wisatawan mancanegara (wisman)
langsung ke Bali. Pada bulan Agustus 2020, jumlah wisman tercatat hanya 22
kunjungan, turun hampir - 100,00 persen (-99,996 persen) dibandingkan catatan
jumlah wisman di bulan Agustus 2019 yang sebanyak 606.412 kunjungan. Bila
dibandingkan dengan catatan bulan Juli 2020, capaian wisman di bulan Agustus
2020 juga tercatat menurun - 53,19 persen. Sebagian besar wisman pada bulan
Agustus 2020 datang melalui pintu udara (bandar udara) yakni sebanyak 12
kunjungan, sementara wisman yang melalui pintu laut (pelabuhan) tercatat
sebanyak 10 kunjungan. Secara kumulatif pada periode Januari-Agustus 2020,
kunjungan wisman ke Bali tercatat sebanyak 1.050.161 kunjungan. Jumlah ini
turun sedalam -74,18 persen dibandingkan dengan capaian periode Januari-
Agustus 2019 (y on y) yang tercatat sebanyak 4.066.517 kunjungan. Kalau
diurutkan berdasarkan sumbangan terhadap total secara kumulatif, maka wisman
kebangsaan Australia tercatat sebagai wisman dengan sumbangan terbesar yaitu
21,17 persen, kemudian disusul dengan urutan berikutnya wisman kebangsaan
Tiongkok (11,15 persen), India (6,41 persen), Rusia (5,39 persen), Jepang (4,58
persen), Amerika Serikat (4,47 persen), Inggris (4,43 persen), Korea Selatan (4,05
persen), Malaysia (2,94 persen), dan Perancis (2,79 persen). Dari sepuluh
kebangsaan wisman selama periode Januari - Agustus 2020, jika diurai menurut
besarnya perubahan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, maka
wisman berkebangsaan. Tiongkok tercatat mengalami penurunan paling dalam
yaitu - 86,07 persen, disusul oleh Perancis -78,49 persen, dan wisman
berkebangsaan Inggris - 75,10 persen.

Contoh 10 :
Menurut data dari Alter (2006) tentang salah satu sektor yang paling rentan
terkena hantaman pandemic Covid-19 adalah Usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM). Beberapa pakar mengatakan bahwa sektor ini sulit untuk menjadi
penyangga perekonomian seperti saat krisis ekonomi dan keuangan tahun 1998
dan 2008. Tercatat ada sekitar 37.000 pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro
(UMKM) yang melapor ke Kementerian Koperasi dan UKM merasakan dampak
adanya pandemi virus corona atau Covid-19. Terdapat 949 laporan dari pelaku
koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terkena dampak
wabah virus Corona (Covid-19). Sampai Mei 2020, keluhan yang masuk ke
Kementerian Koperasi dan UMKM diantaranya penurunan daya beli masyarakat
sebanyak 68%; kesulitan bahan baku sebanyak 6%; masalah distribusi sebanyak
10%, sedangkan kesulitan permodalan sebanyak 12%; dan terhambatnya produksi
sebanyak 4%. Seluruh upaya harus dilakukan agar sektor UMKM tetap menjadi
salah atau sektor penopang strategis perekonomian nasional salah satunya melalui
kewirausahaan sosial. Upaya ini tetap harus dilakukan agar perekonomian tetap
tumbuh dan tidak menjadi beban bagi pemerintah dan harus diwujudkan dalam
bentuk upaya kongkrit agar sektor ini tetap tumbuh dan menjadi andalan
perekonomian.
DAFTAR PUSTAKA

A.A.A Ribeka Martha Purwahita, Putu Bagus Wisnu Wardhana, I Ketut Ardiasa, and I Made
Winia. 2021. “Dampak Covid-19 Terhadap Pariwisata Bali Ditinjau Dari Sektor Sosial,
Ekonomi, Dan Lingkungan (Sebuah Tinjauan Pustaka).” Jurnal Kajian Dan Terapan
Pariwisata 1(2):68–80. doi: 10.53356/diparojs.v1i2.29.
Adnyani, Ni Ketut Sari, and Ni Komang Febrinayanti Dantes. 2022. “Pemberdayaan Desa
Adat Dalam Pembangunan Pariwisata Untuk Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi
Inklusif Komunitas Krama.” Jurnal Widya Laksana 11(1):61. doi:
10.23887/jwl.v11i1.33827.
Arliman S, Laurensius. 2018. “Peran Investasi Dalam Kebijakan Pembangunan Ekonomi
Bidang Pariwisata Di Provinsi Sumatera Barat.” Kanun Jurnal Ilmu Hukum 20(2):273–
94. doi: 10.24815/kanun.v20i2.10081.
Cakranegara, Pandu Adi, Dedi Rianto Rahadi, and Sujana Donandi Sinuraya. 2020. “Model
Kewirausahaan Sosial Berbasis Ekonomi Kreatif Dalam Mendukung Sektor Pariwisata
Di Kota Tasikmalaya.” Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan 8(2):189–205. doi:
10.26905/jmdk.v8i2.4318.
Danilo Gomes de Arruda. 2021. “TINJAUAN PENERAPAN EKONOMI HIJAU DALAM
PARIWISATA DI PROVINSI BALI REVIEW OF THE APPLICATION OF GREEN
ECONOMY IN TOURISM IN BALI PROVINCE.” 2(1):6.
Diyah Sri Widari, Dewa Ayu, and Dewa Putu Oka Prasiasa. 2022. “Nilai Estetika Lokal Dan
Nilai Ekonomi Lokal Dalam Pengelolaan Destinasi Pariwisata Di Bali Utara.” Mudra
Jurnal Seni Budaya 37(1):60–68. doi: 10.31091/mudra.v37i1.1883.
Dumilah, Dewi Retno, Moh. Komarudin, Rian Ubaidillah, Sulastri Siagian, and Sugeng
Santoso. 2021. “Peran Ekonomi Kreatif Dalam Meningkatkan Industri Pariwisata Di
Seaworld Ancol.” Jurnal Master Pariwisata (JUMPA) 7:558. doi:
10.24843/jumpa.2021.v07.i02.p10.
Kusuma, Febiola, Muhammad Amir Arham, and Sri Indriyani S. Dai. 2021. “Desain
Pengembangan Pariwisata Dan Ekonomi Masyarakat Di Pantai Botutonuo.” Oikos
Nomos: Jurnal Kajian Ekonomi Dan Bisnis 14(1):82–104. doi:
10.37479/jkeb.v13i2.11351.
Setijawan, Arief. 2018. “Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Dalam Perspektif Sosial
Ekonomi.” Jurnal Planoearth 3(1):7. doi: 10.31764/jpe.v3i1.213.
Syaifulloh Muhammad, Wibowo Basuki. 2021. “Di Kota Pontianak Kalimantan Barat.”

Anda mungkin juga menyukai