Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AL ISLAM

Di Ajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Dosen Pembimbing:
Umi Hani, S.Ag, M.Pd

Oleh:
Nama: NPM:
Fadil Sabilah 2203010772
Putra Aditya 2203010421

Kelas : F
Semester : 1 (Satu)

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN


MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI (UNISKA)
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur selalu kita panjatkan ke hadirat


Allah SWT karena limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Terima kasih tidak lupa diucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu selesainya tugas makalah ini, dan yang telah memberikan banyak
saran, petunjuk dan dorongan dalam penyelesaian makalah ini. Semoga
segala yang telah kita kerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari Allah
SWT.
Sangat disadari bahwa penyusunan makalah ini mungkin masih ada
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Makalah ini dibuat dengan
sedemikian rupa agar kita semua dapat dengan mudah mengambil pelajaran
yang ada di dalamnya. Oleh karenanya kritik dan saran yang membangun
sangatlah berguna bagi pembuatan makalah yang sama dan penyempurnaan
makalah ini untuk selanjutnya. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Banjarbaru, Oktober
2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................... i


KATA PENGANTAR........................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................... 2
A. Makna Kata Al Islam.................................................................................
B. Metode Pembelajaran Dalam Islam...........................................................
C. Islam Dan Alam Semesta..........................................................................
D. Risalah Islam.............................................................................................

BAB III PENUTUP............................................................................ 9


A. Kesimpulan................................................................................................ 9
B. Saran ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di antara keistimewaan agama Islam adalah namanya. Berbeda
dengan agama lain, nama agama ini bukan berasal dari nama pendirinya atau
nama tempat penyebarannya. Tapi, nama Islam menunjukkan sikap dan sifat
pemeluknya terhadap Allah. Yang memberi nama Islam juga bukan
seseorang, bukan pula suatu masyarakat, tapi Allah Ta’ala, Pencipta alam
semesta dan segala isinya. Jadi, Islam sudah dikenal sejak sebelum
kedatangan Nabi Muhammad saw. dengan nama yang diberikan Allah.
Islam berasal dari kata salima yuslimu istislaam artinya tunduk atau
patuh selain yaslamu salaam yang berarti selamat, sejahtera, atau damai.
Menurut bahasa Arab, pecahan kata Islam mengandung pengertian: islamul
wajh (ikhlas menyerahkan diri kepada Allah), istislama (tunduk secara total
kepada Allah), salaamah atau saliim (suci dan bersih), salaam (selamat
sejahtera), dan silm (tenang dan damai). Semua pengertian itu digunakan
Alquran. Manusia yang menerima ajaran Islam disebut muslim. Seorang
muslim mengikuti ajaran Islam secara total dan perbuatannya membawa
perdamaian dan keselamatan bagi manusia. Dia terikat untuk mengimani,
menghayati, dan mengamalkan Alquran dan Sunnah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Makna Kata Al Islam.
2. Metode Mempelajari Islam.
3. Islam Dan Alam Semesta.
4. Risalah Islam.

C. Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam dan menambah pengetahuan serta wawasan

1
Mahasiswa tentang materi Al Islam terutama mengenai Makna Kata Al Islam
dan Prinsip-Prinsip Al Islam secara lebih baik dan detail lagi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Kata Al Islam


Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah
diri. Adapun menurut syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada
dua pengertian yaitu Pertama: Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi
dengan kata iman, maka pengertian Islam mencakup seluruh agama, baik
ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh masalah ‘aqidah, ibadah,
keyakinan, perkataan dan perbuatan. Jadi pengertian ini menunjukkan bahwa
Islam adalah mengakui dengan lisan, meyakini dengan hati dan berserah diri
kepada Allah Azza wa Jalla atas semua yang telah ditentukan dan
ditakdirkan. Kedua: Apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata
iman, maka yang dimaksud Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah
yang dengannya terjaga diri dan hartanya, baik dia meyakini Islam atau tidak.
Sedangkan kata iman berkaitan dengan amal hati. “Al-Islam” pada ayat “Inna
al-Din ‘IndaLlah al-Islam” terkadang ditakwilkan bermakna “berserah diri di
hadapan Tuhan” dimana Islam di sini disebut dengan nama derivatnya (yang
bermakna berserah diri). Islam secara fleksikal bermakna totalitas penyerahan
diri (taslim) tanpa reserved dan tedeng aling-aling dihadapan Tuhan. Agama
merupakan penjelas segala harapan Tuhan terhadap manusia dalam bidang
pemikiran, kondisi, perilaku personal dan sosial, dan juga bentuk hubungan
manusia dengan dirinya, orang lain dan Tuhan. Sepanjang perjalanan sejarah
umat manusia, seluruh nabi As adalah mubaligh (penyampai) satu agama
(Islam) dimana perbedaan syariat-syariat pada penuntasan dan pengurangan
para nabi sebelumnya dan setelahnya berada di pundaknya, tanpa memandang
adanya perbedaan di antara para nabi tersebut, kendati keutamaan dan
kedudukan di hadapan Allah Swt berbeda-beda bagi setiap hamba.

2
B. Metode Pembelajaran Dalam Islam
Metode lebih penting daripada materi. Itulah ungkapan yang
menggambarkan betapa guru harus lebih mementingkan metode mengajar
ketimbang materi yang akan diajarkan. Apa yang diajar itu penting, tapi
bagaimana mengajar itu jauh lebih penting.

Sekilas, metode mengajar dalam Islam berikut ini terlihat


sama/identik dengan metode mengajar kebanyakan. Namun bukan
berarti metode-metode ini hasil imitasi/meniru. Justru metode
tersebut adalah hasil pergumulan pendidikan yang telah diterapkan
sejak masa-masa awal Islam.
Metode tersebut tetap dipertahankan karena terbukti tidak hanya
membuat siswa cerdas secara intelektual, tapi juga cerdas dalam
berakhlak dan bertingkah laku.
Baiklah, berikut ini metode pembelajaran yang sering digunakan
oleh lembaga pendidikan Islam pada umumnya. Metode-Metode
Sebagai Berikut:
1. Metode Qudwah
Mengajar dengan contoh/keteladanan adalah metode paling kuat
dalam pembelajaran Islam. Ada ungkapan “tindakan lebih efektif
daripada ucapan”. Bahasa perilaku (guru) lebih bermakna daripada
bahasa lisan. Bahkan Nabi Muhammad juga dikenal dengan sebutan
‘uswatun hasanah’. Ini menandakan posisi guru begitu penting sebagai
panutan baik di lingkungan sekolah dan masyarakat. Tingkah laku
pendidik punya daya sentuh yang lebih besar bagi siswa daripada apa
yang diceramahkan.

3
2. Metode Khitabah/Qoul

Berceramah masih menjadi metode yang efektif diterapkan dalam


setiap suasana. Sebagaimana kita lihat para dai/kyai yang istiqomah
menerapkan metode ini. Dengan kemampuan bahasa yang fasih dan
komunikatif, metode ceramah akan membawa keberhasilan belajar
apalagi jika dilengkapi dengan teknologi terkini/multimedia.

3. Metode Kitabah/Khat
Satu tingkat lebih tinggi dibanding berceramah adalah kitabah
(menulis). Sejarah mencatat, Nabi Muhammad pernah membebaskan
tawanan perang dan meminta mereka mengajar baca tulis kepada
sahabat yang saat itu belum mampu. Begitu pentingnya aktivitas baca
tulis. Metode menulis sendiri di lembaga-lembaga pendidikan Islam
diterapkan dengan berbagai teknik, seperti imla’ (dekte) atau khat
(kaligrafi).
4. Metode Hiwar
Hiwar (dialog) bagus diterapkan untuk mengunggah ide kreatif
siswa. Syaratnya, topik/materi yang dipelajari jelas batasannya dan
memiliki kegunaan tinggi. Metode ini juga efektif untuk melatih siswa
membaca peristiwa dan kejadian terbaru yang terjadi di lingkungan
sekitar.
5. Metode as’ilah wa ajwibah
Banyak yang bilang di lingkungan lembaga pendidikan
Islam/pondok pesantren kurang terbentuk iklim tanya jawab (as’ilah
wa ajwibah). Santri (siswa) tidak punya keberanian berhadapan apalagi
bertanya kepada ustadz. Padaha tidak demikian. Hubungan guru dan

4
murid terjalin atas dasar tawadhu’. Sehingga proses tanya-jawab tidak
bisa seenaknya.
6. Metode musyawarah
Berdiskusi dilakukan untuk memecahkan masalah. Dalam
pembelajaran, diskusi berarti menemukan solusi atas suatu
permasalahan yang diberikan guru berkenaan dengan topik yang
sedang dibahas. Ada banyak manfaat berdiskusi. Selain merangsang
daya kreativitas siswa, berdiskusi juga membantu siswa yang punya
kelemahan belajar di saat ia bekerjasama dengan teman yang lebih
mampu.

7. Metode mujadalah/bahtsul masail


Bahtsul masail telah menjadi tradisi di lingkungan pesantren. Inilah
salah satu metode menemukan solusi / dasar hukum dari setiap
persoalan kontemporer. Melalui debat/brainstorming dengan referensi
kitab/buku karya ulama klasik, ketajaman berpikir dan kerangka logika
dibangun. Tak salah saat ini bermunculan cendekia-cendekia dengan
latar belakang pesantren.
8. Metode Tafakkur-tadzakkur
Refleksi-kontemplasi di lembaga pendidikan Islam dilakukan
dengan mengambil satu topik khusus untuk ditemukan solusinya
dengan mempertimbangkan dua hal: wahyu (dalil naqli) dan
pemikiran/penelitian. Meskipun metode ini merupakan tradisi para sufi
dan filsuf Islam terdahulu, tidak ada salahnya dicoba untuk siswa
pendidikan dasar sekalipun. Tentu saja harus menyesuaikan usia dan
kemampuan berpikirnya.

5
9. Metode Muhasabah an-nafs
Muhasabah an-nafs atau introspeksi diri dilakukan sebagai bentuk
rasa cinta terhadap diri sendiri sekaligus ungkapan syukur kepada
Tuhan atas ilmu yang telah diberikan. Jika dicermati, inilah metode
yang jarang dilakukan guru sehingga berdampak pada kurangnya
pengenalan siswa terhadap potensinya masing-masing. Muhasabah
bisa dilakukan tiap akhir pekan atau akhir semester, untuk mengukur
keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
10.Metode Qishah
Anak usia dini biasanya sangat suka jika guru bercerita. Metode
bercerita sangat tepat untuk menjelaskan kisah para tokoh muslim
atau peristiwa sejarah lainnya. Namun, perhatikan target yang ingin
dicapai. Metode qishah disebut berhasil manakala siswa mampu
mengambil ibrah (pelajaran) yang baik yang bisa dijadikan contoh
untuk diikuti.
11.Metode tathbiq
Di ahasakan umum lebih dikenal dengan metode demontrasi.
Tujuan menggunakan metode ini agar teori yang dipelajari bisa
dialami langsung dan diaplikasikan sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam memahami suatu materi ajar.
12.Metode Tadabbur Alam
Karyawisata atau studi wisata sangat penting untuk menghadirkan
suasana menyenangkan dalam belajar. Dengan metode ini, kesan
jenuh dan monoton dalam belajar di kelas akan menghilang karena
siswa belajar di tempat yang tidak biasanya.
13.Metode Mumarasat
Latihan secara berkelanjutan (drill) sering dipakai untuk siswa
ketika hendak mengikuti tes/ujian akhir. Selain itu, metode ini sangat

6
efektif untuk melatih keterampilan bahasa asing (Arab, Inggris, dan
lain-lain). Saat ini banyak lembaga pendidikan Islam yang berhasil
menciptakan lingkungan bahasa (bi’ah lughawiyah), dimana bahasa
asing dijadikan sebagai bahasa ibu dan alat komunikasi sehari-hari.

Demikian metode mengajar yang telah menjadi tradisi di


lingkungan institusi pendidikan Islam. Ragam variasi metode tersebut
menunjukkan betapa agama Islam menaruh perhatian tinggi pada
berkembangnya ilmu pengetahuan.

C. Alam Semesta Menurut Pandangan Islam


Alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat
kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam
yang dapat diungkapkan maupun tidak. Sebenarnya seluruh kejadian
di alam semesta sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala
rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al-Qur’an.
A. Keterkaitan Islam dan Alam Semesta
Jagad raya ini adalah sebuah massa atau susunan unsur-unsur itu
berada dalam perbentangan. Sehingga alam semesta dalam persfektif
Al-Quran dapat dipahami sebagai perbentangan unsur-unsur yang
saling mempunyai keterkaitan. Pada hakikatnya, alam semesta
haruslah dipahami sebagai wujud dari keberadaan Allah SWT, sebab
alam semesta dan seluruh isinya serta hukum-hukumnya tidak ada
tanpa keberadaan Allah Yang Maha Esa. Segala sesuatu termasuk
langit dan bumi merupakan ciptaan Allah Yang Maha Kuasa
(Ibrahim,14:11). Allah adalah pemilik mutlak dari alam semesta dan
penguasa alam semesta serta pemeliharanya Yang Maha Pengasih (Al-
Baqarah, 1: 1-3) sebagai ciptaannya, alam semesta ini menyerah
kepada kehendak Allah (Ali Imran, 3: 83) dan memuji Allah (Al-Hadid,
57: 1), (Al-Hasyr, 59:1), (As-Saff, 61:1), lihat pula ayat (Al-Isra, 17:44),
(An-Nur24: 41). Antara alam semesta (makhluk) dan Allah mempunyai
keterikatan erat, dan bahkan meskipun mempunyai hukumnya sendiri,

7
ciptaan amat bergantung pada pencipta yang tak terhingga dan
mutlak

B. Penciptaan Alam Semesta


Jika kita mencari proses penciptaan alam semesta di dalam Al-
Quran terdapat salah satu ayat yang menjelaskan prosesnya seperti di
surah (As-Sajdah, 32:4 yang artinya “Allah-lah yang telah menciptakan
langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu
enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak
memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya.
Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya ?” . Dari salah satu ayat
tersebut Allah SWT menyebutkan penciptaan langit dan bumi dalam
enam masa (sittati ayyaamin) selanjutnya para mufasir bersepakat
dalam menafsirkan ayat ini, bahwa yang disebut dengan (sittati
ayyaamin) adalah enam tahapan atau proses bukan enam hari
sebagaimana mengartikan kata Ayyamin.

C. Pelestarian Alam Semesta


Kita sebagai umat manusia yang bertugas untuk melestarikan
Alam Semesta harus mempunyai prinsip dalam melestarikan alam
semesta, yaitu:

 Respect For Nature

Di dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya 107, Allah SWT berfirman:


Artinya : “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
Rahmatan lil alamin bukanlah sekedar motto Islam, tapi
merupakan tujuan dari Islam itu sendiri. Sesuai dengan tujuan tersebut,
maka sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor bagi
pengelolaan alam dan lingkungan sebagai manifestasi dari rasa kasih
bagi alam semesta tersebut.

D. Risalah Islam

1. Pengertian Risalah Islam

8
Risalah Islam adalah pesan-pesan Allah SWT yang terangkum dalam
ajaran agama Islam sebagai panduan jalan hidup (way of life) bagi umat
manusia.
Sumber utama risalah Islam adalah wahyu Allah Swt yang kini
terangkum dalam Al-Qur'an, plus hadits dan ijma' ulama.
Secara harfiyah (etimologis), risalah berasal dari bahasa Arab yang
artinya pesan atau message (Inggris). Pembawa risalah disebut rasul
(messenger), utusan, atau pembawa risalah.
Dalam konteks agama (Islam), istilah risalah dimaknai
sebagai kerasulan, yakni para pembawa pesan dari Allah SWT (wahyu).
Kata risalah dan rasul berakar dari kata yang sama, yaitu Ra-Sin-
Lam.
Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, kata yang
berakar Ra-Sin-Lam terdapat 513 kali di dalam Al-Quran dengan berbagai
bentuk, 442 kali lainnya berkaitan dengan kerasulan pernyataan pokok-
pokok dari sejumlah ayat tersebut, misalnya dalam Surat Yunus: 47, An-
Nahl: 36, Al-Isra: 15, yang berbunyi:

“Tiap-tiap umat mempunyai Rasul, maka apabila datang Rasul mereka,


diberilah keputusan diantara mereka dengan adil dan mereka tidak di
dzalimi sama sekali” (Q.S. Yunus: 47)

“Dan sesungguhnya telah kami utus kepada setiap umat seorang Rasul
dengan seruan: sembahlah Allah dan jauhilah taghut” (Q.S.An-Nahl: 36)

"Dan tiadalah kami menyiksa suatu kaum sampai kami mengutus seoarang
Rasul’’ (Q.S.Al-Isra: 15).

9
Dengan demikian, secara maknawiyah (istilah, terminologis), risalah adalah
pesan yang diturunkan Allah SWT kepada para utusan-Nya (rasul). Dalam
konteks Islam, pesan yang dimaksud adalah Kalamullah berupa ayat-ayat
Al-Quran yang menjadi sumber utama ajaran agama Islam.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas maka dapat disimpulkan
bahwa ketika para nabi dan syariat-syariatnya berakhir melalui Nabi Saw dan
“agama Islam”, maka agama ini merupakan agama global dan abadi. Apabila
ada seseorang memandang dirinya sebagai orang yang beragama, patuh dan
berserah diri secara totalitas kepada Tuhan, apakah ia Yahudi atau Kristen
atau orang musyrik, ia harus menerima “agama Muhammad Saw,” sehingga
agamanya mendapatkan keridhaan Tuhan dan diterima di sisi-Nya. Dan
dihadapan segala pemikiran, kondisi, perbuatan baiknya akan dihitung dan
mendapatkan kedudukan di surga!. Karena itu setelah pengutusan (bi’tsat)
Rasulullah Saw dan sempurnanya agama Islam, maka tiada agama lagi yang
diterima di sisi Allah dan mendapatkan ganjaran dari-Nya.
Dengan enam prinsip Al Islam yaitu Islam adalah ketundukan, Islam
adalah wahyu Allah, Islam adalah agama para Nabi dan Rasul, Islam adalah
hukum-hukum Allah di dalam Alquran dan Sunnah, Islam adalah jalan Allah
yang lurus, dan Islam pembawa keselamatan dunia dan akhirat, maka kita
dapat memahami kemuliaan dan keagungan ajaran agama Allah ini. Nabi
Muhammad saw. bersabda, “Islam itu tinggi dan tidak ada kerendahan di
dalamnya.” Sebagai ajaran agama, Islam tidak terkalahkan oleh agama lain.

B. Saran

10
Setiap muslim harus dan wajib meyakini kelebihan Islam dari agama
lain atau ajaran hidup yang lain. Islam adalah agama yang benar tidak sama
dengan agama yang lain, maka jangan pernah mengatakan semua agama sama
karena Islam adalah agama yang sempurna. Allah SWT sendiri telah memberi
jaminan. “Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu”. (Al-Maa-idah: 3). Oleh karena itu, kita sebagai seorang
muslim harus lebih lagi memperdalam agama Islam sebagai pedoman hidup
agar kita dapat selamat baik di dunia maupun di akhirat.

DAFTAR PUSTAKA

Macam-macam Metode Pembelajaran dalam Islam (panduanmengajar.com)

ALAM SEMESTA MENURUT PANDANGAN ISLAM – Character Building (binus.ac.id)

Pengertian Risalah Islam | Risalah Islam

11

Anda mungkin juga menyukai