Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FINANCIAL INSTRUMENT

Disusun Oleh Kelompok 5 :


1. Maisa Erna Yulita (1910003510108)

2. Khairunnisa Fahdila (1910003510017)

3. Afiqfa Permata Sari (1910003510028)

4. Farekha Febbylia Fahira (1910003510036)

5. Rahmad Oktariano (19100035100

Guru Pembimbing :

Meriyani, SE.,M.Si.,Ak

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS AKUNTANSI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan karunianya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beriring salam tak lupa pula kami
curahkan kepada nabi junjungan kita yakni nabi Muhammad SAW, yang sunnahnya selalu hidup
dan menyemangati penulis disaat menghadapi kesulitan dan menjaga niat penullis ketika
menjalani kemudahan. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan salah satu makalah yang berjudul
“Financial Instrument” sebagai salah satu tugas mata kuliah seminar akuntansi.

Dalam penulisan makalah ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dihadapi penulis,
namun berkat adanya dorongaan yang kuat dari berbagai pihak, akhirnya hamabtan dan kesulitan
yang dihadapi dapat diatasi. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan
sehingga segala tanggapan, kritik, maupun saran sangat diharapkan untuk proses pengevaluasian
di masa yang akan datang.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Instrument keuangan merupakan kontrak yang mengakibatkan timbulnya asset
keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrument ekuitas bagi entitas
lainnya (IAS 32). Instrument keuangan perusahaan akan terlihat didalam laporan
keuangan, penyajian dan pengungkapan terhadap instrument keuangan yang dapay
memberikan informasi yang menggambarkan kinerja entitas dan bermanfaat bagi para
pengguna laporan keuangan didalam pengambilan keputusan. Proses penyajian dan
pengungkapan instrument keuangan harus sesuai dengan standar-standar akuntansi yang
berlaku yaitu PSAK No.50 tentang penyajian instrument keuangan dan PSAK No.60
tentang pengungkapan instrument keuangan yang sebelumnya diatur dalam satu sntandar
pada PSAK No.50 tentang penyajian dan pengungkapan instrument keuangan.
Setiap negara memiliki stndar-standar akuntansi yang berbeda yang dapat
mempersulit pengguna laporan dalam memahami isi laporan keuangan. Sehingga
International Accounting Standards Board (IASB) menerbitkan standar-standar
akuntansi internasioanl yang dapat diterapkan oleh setiap negara yaitu Interbasional
Financial Reporting Standard (IFRS).
Konvergensi standar akuntansi Indonesia dengan IFRS, memberikan pengaruh
terhadap PSAK No.50 (revisi 2006) yang sebelumnya mengatur mengenaipenyajian dan
pengungkapan dalam instrument keuangan. Pada tahun 2010, Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI) melakukan pemisahan antara standar akuntansi yang mengatur antara penyajian
dan pengungkapan atas instrument keuangan, yang dipisahkan kedalam PSAK No.50
(revisi 2010) tentang penyajian instrument keuangan dan PSAK No.60 tentang
pengungkapan instrument keuangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukan di atas, maka permasalah dalam
makalah ini dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan berikut :
1. Apa itu instrument keuangan?
2. Bagaimana perkembangan pengaturan instrument keuangan?
3. Apa saja jenis atau klasifikasi keuangan?
4. Kasus mengenai akuntansi untuk instrument keuangan apa yang pernah terjadi
diindonesia?

C. Maksud dan Tujuan


Penulis bermaksud menghimpun data-data informasi sesuai dengan rumusan masalah dia
tas, oleh karena itu tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dan isntrumen keuangan
2. Mengetahui dan memahami perkembangan pengaturan dalam instrument keuangan
3. Mengetahui berbagai jenis dari instrument keuanga
4. Mengetahui kasus yang pernah terjadi dalam akuntansi untuk instrument keuangan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Instrumen Keuangan

Instrumen keuangan adalah setiap perjalanan yang menciptakan asset keuangan dari satu
entitas dan kewajiban keuangan atau instrument ekuitas dari entitas lain. Dengan demikian,
penjualan barang oleh satu entitas ke yang lain secara kredit akan menimbulkan asset
keuangan untuk penjula (piutang) dan kewajiban keuangan untuk pembeli (hutang dagang).
Adapun standar akuntansi yang mengatur instrument keuangan adalah sebagai berikut :

1. PSAK 50 (revisi 2010) instrument keuangan merupakan penyajian adopsi dari IAS :
Financial Instrumen Presentation

2. PSAK 55 (revisi 2013) instrument keuangan merupakan pengakuan dan penilaian


adopsidari IAS 39 : Financial Instrumen Recodnition and Valuation

3. PSAK 60 (revisi 2013) instrument keuangan merupakan pengungkapan adopsi dari IFRS 7
Financial Instrumen Disclosure

Instrumen keuangan didefinisikan dalam AASB 132 sebagai berikut :

1. kas merupakan harta paling liquid yang berguna sebagai media pertukaran atau jual beli.
Contoh dari kas yaitu uang logam, uang kertas, dana yang tersedia di deposito bank dan
lainnya.

2. instrument ekuitas Dario entitas lain

3. hak kontraktual terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Untuk menerima uang tunai atau asset keuangan lain dari entitas lain

b. Untuk menukar asset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dalam
kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas

4. kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan mengunakan instrument ekuitas yang
diterbitkan oleh entitas dan merupakan :

a. Nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima sejumlah
variabel dari instrument yang diterboitkan entitas

b. Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertahankan sejumlah
kas atau asset keuangan dengan sejumlah instrument ekuitas yang diterbitkan entitas.
Tidak termasuk instrument yang merupakan kontrak untuk penerimaan di masa depan
atau pengiriman instrument ekuitas entitas sendiri atau instrument keuangan yang
mempunyai opsi jual (Putable Financial Instrumen). Instrument opsi jual merupakan
instrument keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual
kembali instrumen kepada penerbit dan memperoleh kas atau asset keuangan lainnya
atau secara otomatis menjual kembali kepada penerbit pada saat terjadinya peristiwa
yang tidak pasti di masa depan.

B. Perkembangan Peraturan Instrumen Keuangan

PSAK LAMA sd Th 1998

 PSAK 090 Penyajian aktiva lancer dan kewajiban lancar


 PSAK 50 Sekuritas
 PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang
 PSAK 21 Akuntansi Ekuitas
 PSAK 31 Akuntansi Perbankan
 PSAK 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu
 PSAK 55 Akuntansi Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalh PSAK Revisi 2006
 PSAK 50 Instrumen Keuangan Penyajian dan Pengungkapan
 PSAK 55 Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran PSAK Revisi 2010
 PSAK 50 Pemyajian
 PSAk 55 Pengakuan dan Pengukuran
 PSAK 60 Pengungkapan
PSAK 50, 55, 60 Revisi 2014
 PSAK eff Jan 2015
ED PSAK 71 Instrumen Keuangan
 PSAK eff Jan 2019 Intrumen Keuangan
IAAS 32 PSAK 50, membahas mengenai :
- Definisi
- Pemisahan liabilitas dan ekuitas’
- Instrument keuangan majemuk
- Saham treasuri, bunga, dividen, kerugian/keuntungan
- Saling hapus atas asset dan liabilitas

IAS 39 PSAK 55, membahas memgenai :

- Definisi dan Klasifikasi


- Derivative melekat
- Pengakuan dan penghentian pengakuan
- Pengukuran awal, pengukuran selanjutnya, reklasifikasi, penurunan nilai
- Lindung Nilai

IFRS 7 PSAK 60, membahas mengenai :

- Kelas instrument keuangan dan tingkat pengungkapan


- Signifikan instrument terhadap kinerja
- Sifat dan cakupan risiko-pengungkapan kualitatif dan kuantitatif

PSAK 50

 PSAK 50 merupakan adopsi dari IAS 32 Financial Instrumen : Presentation


 PSAK revisi 2006 baru berlaku 2008 ditunda penerapan 2010
 PSAK revisi 2010 merevisi PSAk 50 (sebleumnya mengenai isntrumen keuangan
penyajian dan pengungkapan yang diterbitkan tahun 2006)
 PSAK 50 (revisi 2010) diadopsi dari IAS 32 versi Oktober 2009
 PSAK 50 (2014)
- Penghapusan pengaturan pajak peghasilan terkait dividen
- Penambahan persyaratan saling hapus asset dan liabilitas keuangan
- Penyesuaian definisi nailai wajar sesuai PSAK 68

Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material

 Merubah PSAK 50 Akuntansi investasi efek tertentu, mengatur penyajian dan


pengukuran
 PSAK 50 (revisi 2007) mengatur tentang instrument keuangan penyajian dan
penggungkpana
 Perubahahn menyeluruh instrument keuangan karena sebelumnya hanya mengatur
investasi efek tertentu, tidak termasuk bentuk instrument keuangan yang lain :
 PSAK 50 (revisi 2010) mengatur tentang penyajian instrument keuangan
 Pengaturan tentang oengungkapan instrument keuangan diatur dalam PSAK 60 :
Instrumen Keuangan : Pengungkapan
- Ruang lingkup dan definisi (putable instrument)
- Penyajian
 Liabilitas dan ekuitas
 Instrument keuangan majemuk
 Saham treasuri
 Bunga, deviden, keuantungan da kerugian
 Saling hapus asset dan liabilitas
 Pengaturan baru : puttable instrument : kewajiban menyerahkan bagian asset neto
secara prorate saat liuiditas : Reklasifikasi dari liabilitas keuangan ke instrument
ekuitas dan sebaliknya
PSAK 50 (revisi 2014) berisi tentang : tujuan, ruang lingkup dan definisi
 Penyajian
- Liabilitas dan ekuitas
- Instrument keuangan majemuk
- Saham yang diperoleh kembali
- Saham, deviden, kerugian dan keuangna
- Saling hapus antar asset keuangan dan liabilitas keuangan (revisi 2013)
 Pedoman penerapan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PSA 50
 Contoh ilustrasi, melengkapi tetapi bukan meryupakan bagian dari PSAK 50

Tujuan PSAK 50 menetapkan :

Prinsip peyajian instrument keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus asset
keuangan dan liabilitas keuangan :

Prinsip dalam pernyataan ini melengkapi :

- Prinsip pengakuan dan pengukuran asset keuangan dan liabilitas keuangan dalam
PSAK 55 instrumen keuangan : Pengakuan dan pengukuran
- Pengungungkapan informasi mengenai prinsip tersebut dalam PSAK 60 : instrument
keuangan : pengungkapan

C. Jenis Instrumen Keuangan

Jenis-jenis keuangan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Instrumen Ekuitas

Instrument ekuitas itu sendiri merupakan setiap kontrak yang memberikan hak residual atas
asset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Contohnya instrument
ekuitas yang paling umum adalah saham biasa perusahaan. Kewajiban keuangan
mencakupi :

a. kewajiban Kontraktual

- untuk memberikan uang tunai atau asset keuangan lain kepada entitas lain
- untuk menukar aser keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dalam
kondisi yang berpotensi tidak meguntungkan bagi entitas.

b. kontrak yang akan atau dapat diselesaikan dalam instrumenn ekuitas entitas sendiri
adalah :
- Non-derivatif yang entitasnya atau mungkin berkewajiban untuk mengirimkan
sejumlah variabel instrument ekuitas entitas sendiri
- Suatu derivative yang akan atau dapat diselesaikan selain oleh pertukaran sejumlah
uang tunai atau asset keuangan lain dengan jumlah tetap dari instrument ekuitas
entitas senddiri. Untuk tujuan ini, instrument ekuitas sendiri entitas tidak termasuk
instrument yang merupakan kontrak untuk penerimaan di masa depan atau
pengiriman instrument ekuitas entitas sendiri

2. Instrumen Keuangan Derivatif

Derivatif merupakan instrument keuangan atau kontrak lain yang termasuk dalam
ruang lingkup pernyataan dengan karakteristik sebagai berikut :

1) Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahaan variable yang ditentukann antara
lain : suku bunga, harga instrument keuangan, harga komoditas, nilai tukar, indeks
harga dan lainnya.
2) Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi dalam jumlah yang
diperlukan untuk kontrak serupa lainnya yang diharapkan akan menghasilkan dampak
serupa akibat perubahan pasar
3) Diselesaikan pada tangga tertentu di masa depan

Instrument keuangan derivative dikembangkan secara luas sebagai sarana untuk


mengelola risiko keuangan, terutama ketika volatolitas nilai-nilai instrument keuangan
yang mendasarinya tinggi. Intrumen keuangan derivative tidak menghasilkan transfer dari
instrument keuangan utama yang mendasari pada periode ketika intrumen derivative
tersebut jatuh tempo.

D. Klasifikasi Instrumen Keuangan

Instrument keuangan dapat diklasifikasikan ke dalam kategori berikut :

1. Aset Keuangan

a) Asset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi


Asset keuangan diukur dengan nilai melalui laba rugi adalah asset keuangan yang
dimaksudkan untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Asset
keuangan ini merupakan komponen utama asset perusahaan. Bagi entitas lainnya. asset
keuangan ini merupakan bentuk investasi sementara untuk memanfaatkan kelebihan
likuiditas perusahaan. Entitas dapat memnafaatkan kelebihan kas yang memperoleh
dividen, bunga, atau kenaikan nilai investasi (capital gain). Menurut PSAK 55 (revisi
2013) asset keuangan diklasifikasikan jika memenuhi salah satu dari kondisi berikut :
- Diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan yaitu jika :
 Diperoleh untuk dijual atau beli kembali dalam waktu dekat
 Bagian dari portofolio instrument keuangan teridentifikasi yang dikelola
bersama dan yang ada bukti dari pola actual pengambilan keuntungan jangka
pendek (short tern profit taking)
 Merupakan derivative (kevuali derivative yang merupakan instrument lindung
nilai yang ditetapkan dan efektif)
- Pada saat pengakuan awal telah diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Dalam
melakukan penetapan ini akan menghasilkan informasi yang relevan karena :
 Melakukan selisih antara nilai tercatat dengan nilai wajar pada tanggal
pelaporan akan dilaporkan sebagai keuntungan atau kerugian yang dilaporkan
dalam laporan laba rugi komprehensif. Untuk itu investasi ini disebut sebagai
nilai wajar melalui laba rugi, karena selisih perubahan nilai wajar dilaporkan
dalam laba rugi.
b) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity-HTM) adalah asset
nonkeuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh
temponya telah ditetapkan dan kemampuan untuk memiliki asset keuangan tersebut
hingga jatuh tempo, investasi tersebut termasuk obligasi pemerintah, obligasi
perusahaan dan investasi pada hold-to-maturity ini mengecualikan investasi yang :
- Ditetapkan sebagai pada nilai wajar melalui laba atau rugi
- Ditetapkan entitas sebagai tersedia untuk dijual
- Memenuhi difinisi pinjaman yang diberikan dan piutang

Dalam hal ini entitas tidak diperbolehkan mengklasifikasikan asset keuanngan


sebagai investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo kecuali penjualan atau
reklasifikasi tersebut :

- Dilakukan ketika asset keuangan mendekati jatuh tempo dimana suku bunga
tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar tersebut
- Terjadi setelah entitas memperoleh substansial seluruh jumlah pokok asset
keuangan sesuai jadwal pembayaran atau entitas telah melakukan pelunasan.
- Kejadian tertentu diluar kendali entitas, tidak berulang dan tidak dapat
diantisipasi secara wajar oleh entitas.
c) Pinjaman yang diberikan piutang
Pinjaman dan piutang adalah asset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau dapat dipastikan yang tidak dikutip dalam pasar aktif. Kategori ini
mencakup piutang dan pinjaman kepada entitas lain tetapi tidak termasuk pinjaman
dan piutang yang :
- Entitas bermaksud untuk menjual dalam waktu dekat dalam hal ini, pinjaman
dan piutang harus diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan dan
diakui sebagai asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
- Pinjaman tersedia untuk dijual
- Pemegang tidak dapat memulihkan secara substansi semua investasi awal,
selain karena kemerosotan kredit. Dalam hal ini pinjaman dan piutang harus
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.

Piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain. Hamper semua
entitas memiliki piutang baik dengan transaksi penjualan/pendaptan maupun
berasak dari transaksi lainnya. untuk perusahaan dagang dan piutang lainnya.
piutang yang terkait dengan pendapatan disebut piutang uasaha. Untik entitas
perbankan, piutang adalah kredit yang disalurkan kepada pihak lain, dalam laporan
posisi keuangan diklasifikasikan sebagai pinjaman yan diberikan. Adapun
klasfikasi piutang menurut jenis pembiayaan misalnya piutang pembiayaan
konsumen, piutang pembiayaan sewa, dan piutang pembiayaan kartu kredit.
Perjanjian utang piutang dapat dilakukan secara tertulis dan tidak tertulis.

Piutang dagang muncul dari transaksi pendapatan dagang secara tunai maupun
secara kredit. Jika piutang tidak terkait dengan penjualan/pemdapatan disebut
piutang lainnya (nontrade receivable) contoh : piutang karyawan, pe,egang saham,
piutang pajak, piutang bunga, devidien dan piutang jaminan pelanggan. Rincian
piutang yang dimilki perusahaan berbeda tergantung kegiatan operasi perusahaan.
Untuk perusahaan perbankan semua pinjaman yang diberikan diklasifikasikan
dalam kredit yang disalurkan. Bank tidak mengklasifikasikan kredit ke dalam
kelompok lancar maupun tidak lancar.

 Wesel Tagih
Wesel merupakan janji tertulis yang tidak bersyarat ditandatangani oleh
piha pembuatnya, untuk membayar sejumlah uang atau pada suatu tanggal
yang ditetapkan pada amasa yang akan datang kepada yang memerintahkan.
 Pengakuan Awal
Piutang diakui pada laporan posisi keuangan jika entitas tersebut menjadi
bagian dalam kontrak piutang sesuai dengan PSAK 55, piutang diakui oleh
entitas sebesar nilai wajar.
 Diskon Penjualan
Untuk transaksi penjualan, perusahaan seringkalli memberukan diskon
atau potongan baik potongan harga maupun kuantitas. Diskon juga dapat
diberikan dalam pemotongan penjualan karena pembayaran dilakukan
pelanggan lebih cepat dari tanggal yang ditentukan, dinyatakan dalam bentuk
2/10, n/30 artinya akan diberikan diskon penjualan sebesar 2% jika membayar
samapi dengan 10 hari dan harus dilunasi dalam waktu 30 hari. Diskon
penjualan dicatat dengan menggunakan 2 metode yaitu :
1. metode piutang neto
2. metode piutang bruto
 Penghitungan penurunan nilai dalam piutang
Penentuan penurunan nilai dihitung secara individu. Piutang yang tidak
mungkin dibayar karena kegiatan operasi dihentikan atau pailit, harus
diturunkan nilainya secara keseluruhan.
Ada 2 metode untuk mencatat jurnal penurunan nilai yaitu :
1. metode penghapusan langsung (direct write off method)
2. metode oencadangan (allowance method)
Metode penghapusan langsung memiliki pengendalian kurang baik karena sulit
memonitoring jumlah piutang yang telag diturunkan sebelumnya.
 Penghentian Pengakuan
Penghentian pengakuan (dereccgnition) akan menyebabkan nilai piutang
dan pinjaman tidak lagi dicatat dalam laporan keuangan.
d) Asset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Asset keuangan tersedia untuk dijual adalah asset keuangan non-derivatif
yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual dan tidak diklasifikasikan sebagai
salah satu kategoru instrument keuangan.
Asset keuangan untuk dijual pada awalnya dengan nilai wajar ditambah
biaya transaksi. AASB 139 mensyaratkan daur ulang dari akumulasi perubahan
nilai wajar dari laporan perubahan ekuitas dan ke dalam laporan laba rugi
komprehensif ketika asset keuangan dihentikan pengakuannya.

2. Kewajiban Keuangan Lainnya

AASB 139 mensyaratkan bahwa setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan, selain
yang ditetapkan sebagai pada nilai wajar melalui laba rugi, harus diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode Bungan efektif.

E. Kasus pada Akuntansi untuk instrument keuangan

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) merupakan perusahaan swasta nasional dengan
kedudukan kantor pusat di jalan kenderal sudriman No.22-23, Jakarta. BCA didirikan di
Jakarta pada tanggal 10 Agustus 1955 berdasarkan akte notaris Raden Mas Soeprapto No.38
dengan nama “N.V.Perseroan Dagang dan Industrie Semarang kriting Factiry”. BCA mulai
beroperasi dibidang perbankan berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 428/UMII
tanggal 14 Maret 1957, Bank juga memperoleh izin menjalankan aktivitas sebagai bank
devisa berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 9/110.Kep/Dir/UD tanggal 28
Maret 1977. Pada bulan Mei 2000, BCA melakukan penawaran umum perdana saham 22%
dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, sebagai bagian dari nama bank menjadi PT.
Bank Central Asia Tbk. Dalam laporan tahunan tahun 2014 (kondisi per 31 Desember 2014)
disebutkan BCA telah memiliki kantor cabang yang tersebar diseluruh Indonesia sebanyak
1.111 cabang dan 2 kantor perwakilan laur negeri (hongkong dan singapura)

a. Visi Bank BCA


Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting
perekonomian Indonesia.
b. Misi Bank BCA
1. membangun institusi yang unggul dibidang oenyelesaian pembayaran dan solusi
keuangnan bagi nasabah bisnis dan perorangan.
2. memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan financial yang tepat
demi tercapainya keputusan optinal bagi nasabah.
3. meningkatkan nilai francais dan nilai stekholder BCA

Kebijakan akuntansi perusahaan pembukuan dan pelaporan Bank BCA menganut


kebijakan dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia. Kebijakn-kebijakan
akuntansi yang signifikan telah diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian bank BCA dan entitas anak. Masing-masing komponen mencakup
uraian terperinci mengenai pengertian, klasifikasi, perlakuan, serta penyajian dan
pengungkapan dari pos-pos utama bank umum terbesar di Indonesia yang bergerak dibodang
jasa keuangan, dimana dalam menjalankan kegiatannya asset keuangan sangat penting dan
betpengaruh dalam kelangsungan kegiatan operasional perusahaan, dalam laporan keuangan
perbankan teruatama terdiri dari instrument keuangan. Instrument keuangan yang dimiliki
BCA diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) adalah sebagai berikut :

1. Aset keuangan BCA dan Entitas Anak teritama terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia
giro pada bank-bank lain. Penempatan pada bank Indonesia dan bank-bank lain, asset
jannji dijual kembali, kredit yang diberikan piutang pembiayaan konsumen, investasi sewa
pembiayaan bersih, da efek-efek untuk tujuan investasi

2. Liabilitas Keuangan BCA dan Entitas Anak terutama terdiri dari simpanan dari nasabah,
simpanan dari bank-bank lain, liabilitas keuangan untuk diperdagangkan, utang akseptasi,
efek-efek utang yang diterbitkan, dan pinjaman yang diterima.

Perbandingan pengungkapan asset dan liabilitas keuangan berdasarkan PSAK dengan


PT. Bank Central Indonesia Tnk. Secara umum , PT Bank Cemtral Indonesia Tbk telah
menerapkan PSAK no. 60 tentang pengungkapan instrument keuangan. Dalam PSAK ini
diatur bagaimana pengungkapan instrument keuangan dalam laporan keuangan yaitu asset dan
liabilitas keuangan pada Laporan Posisi Kaungan, laporan laba rugi komprehensif, dan
Catatan Atas Laporan Keuangan. PSAK 60 mensyaratkan setiap poin-poin yang harus
diungkapkan mengenai instrument keuangan dalam laporan keuangan. Bank BCA telah
mengungkapkan setiap poin-poin dan terdapat beberapa poin yang belum diungkapkan secara
jelas oelh perusahaan. Bank BCA tidak mengungkapkan instrument keuangan majemuk
dengan beberapa derivative melekat, gagal bayar dan pelanggaran, dan akuntansi lindung nilai
dalam Catatan Aset Laporan Keuangan (CALK) perusahaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Informasi akuntansi harus memilki relevasi nilai yang bermanfaat bagi investor
dalam mengambil keputusan investasi. Penggunaan informasi akuntansi yang akurat oleh
pengguna laporan keuangan memiliki peran yang besar yaitu sebagai dasar pertimbangan
apakah investasi yang akan dilakukan nantinya akan mendapatkan kauntungan dan kerugian
dari kkegiatan investasi. Sehingga pada proses penyajian dan pengungkapan instrument
keuangan harus sesuai dengan standar-standar akuntansi yang berlaku yaitu PSAK No.50
tentang penyajian instrument keuangan, PSAK No.55 tentang pengakuan dan pengukuran
instrument keuangan dan PSAk No.60 tentang pengungkapan instrument keuanga.

Dengan adanya perubahan standar akuntansi yang mengatur tentang instrument


keuangan maka terdapat beberapa perbedaan antara PSAK no.50 dan PSAK No. 55 (revisi
2006) dengan PSAK No.50 (revisi 2010), PSAK No. 55 (revisi 2011) dan PSAK no.60.
perbedaan tersebut diantara tentang reklasifikasi dari ukur pada nilai wajar melalui laba rugi
ke pinjaman yang diberikan dan piutang dan reklasifikasi dari tersedia untuk dijual ke
pinjaman yang diberikan dan piutang. Selain itu juga terkait dengan pengungkapan asset atau
liabilitas keuangan yang diukur pada nialai wajar, pengungkapan jumlah reklasifikasi ked an
dari setiap kategori dan alasan reklasifikasi serta pengungkapan pengukuran nilai wajar.

B. Saran

Dengan adanya perubahan standar akuntansi yang mengatur tentang instrument


keuangan maka terdapat beberapa perbedaan antara PSAK No.50 dan PSAK No. 55 (revisi
2006) dengan PSAK No.50 (revisi 2010), PSAK No. 55 (revisi 2011) dan PSAK no.60 yang
dilakukan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). Perubahan peraturan antara lain
tentang pengungkapan asset liabilitas keuangan yang diukur pada nialia wajar,
pengungkakpan jumlah reklasifikasi ke dan dari setiap kategori dan alasan reklasifikasi serta
pengungkapan pengukuran nilai wajar. Sehingga berdampak pada meningkatkan relevansi
dari informasi nilai wajar instrument keuangan. Oleh karena itu sebaiknya regulator atau
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) menerapkan tentang pengungkapan
pengukuran nilai wajar pada PSAK lain selain PSAK yang mengatur tentang instrument
keuangan.

Anda mungkin juga menyukai