Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain dengan tiga
karakteristik berikut ini:
nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan dalam suku bunga, harga
instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks
harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau
variabel lainnya yang telah ditentukan, sepanjang untuk variabel non
keuangan bukan merupakan variabel yang ditentukan secara khusus bagi para
pihak dalam kontrak tersebut
tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto
dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan
untuk kontrak sejenis lainnya yang diperkirakan akan menghasilkan pengaruh
yang sama terhadap perubahan faktor pasar.
diselesaikan pada tanggal tertentu di masa mendatang
LINDUNG NILAI
Akuntansi lindung nilai mengakui pengaruh saling hapus pada laporan laba
rugi atas perubahan nilai wajar dari instrument lindung nilai dan item yang
dilindung nilai. Hubungan lindung nilai terdiri dari tiga jenis:
1. Lindung nilai atas nilai wajar
2. lindung nilai atas arus kas
3. lindung nilai atas investasi neto dalam operasi luar negeri
sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 10: Transaksi dalam Mata Uang Asing dan
PSAK 11: Penjabaran dalam Mata Uang Asing.
Item yang Dilindung Nilai
Aset keuangan atau kewajiban keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (financial asset at fair value through profit or loss/FVTPL)
dengan kriteria :
Ditetapkan (designated)
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo (Held to maturity/HTM), dengan kritera :
d) Entitas memiliki maksud dan kemampuan untuk memiliki hingga jatuh tempo
Pinjaman yang diberikan dan piutang (Loan and Receivable/ L&R), dengan kriteria yang sama dengan HTM hanya saja tidak memiliki kuotasi di pasar aktif
(quoted market)
Aset keuangan tersedia untuk dijual (Available for sale / AFS), dengan kriteria
2. Pengakuan
Pengakuan atas instrumen keuangan disesuaikan dengan klasifikasi yang
telah penulis jelaskan di atas, Jadi, apabila mengacu kepada PSAK No. 50 (1998),
maka diakui ke dalam salah satu dari 3 kategori Held to Maturity, trading dan
Available for Sale dimana mengklasifikasikan instrumen keuangan tersebut lebih
kepada menurut penyajiannya dalam neraca.
PSAK No. 50 (revisi 2006) melakukan pengklasifikasian berdasarkan
pengakuan dan pengukurannya yaitu berdasar jangka waktu suatu aset keuangan
akan dimiliki ataupun jangka waktu tempo untuk kewajiban keuangan.
Ruang Lingkup dan Instrumen Keuangan
pada PSAK 50, PSAK 55 dan PSAK 60
3. Pengukuran
Masalah penentuan fair value, untuk instrumen yang memiliki kuotasi di
pasar aktif seperti FVTPL, tentunya mudah untuk menentukan fair valuenya,
namun apabila tidak memiliki pasar aktif fair value seperti itu tidak akan
didapat. PSAK No. 55 (revisi 2006) AP 86 dan 89 mengatur mengenai pengukuran
instrumen yang tidak mempunyai pasar aktif dengan teknik penilaian :
Penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-
pihak yang memahami, berkeinginan (arm’s length market transaction)
Nilai wajar terkini instrumen lain yang secra substansial sama
Analisis discounted cash flow
Penggunaan option pricings model
Ruang Lingkup dan Instrumen Keuangan
pada PSAK 50, PSAK 55 dan PSAK 60
4. Reklasifikasi
PSAK No. 55 (revisi 2006) yang mengatur lebih ketat masalah reklasifiksi ini.
Ada tiga aturan baru reklasifikasi menurut PSAK ini :
Reklasifikasi dari kelompok klasifikasi manapun DARI atau KE FVTPL tidak
diperbolehkan
Reklasifikasi Loan and Receivable DARI atau KE HTM dan FVTPL tidak
diperbolehkan
Reklasifikasi dari AFS menjadi Loan and Receivable tidak diperbolehkan
Ruang Lingkup dan Instrumen Keuangan
pada PSAK 50, PSAK 55 dan PSAK 60
5. Penurunan Nilai
PSAK No. 50 (1998) tidak memberikan panduan yang jelas tentang indikator-
indikator penurunan nilai untuk instrumen keuangan. PSAK 50 (1998)
menyebutkan bahwa biaya perolehan yang diturunkan nilainya tidak dapat
diubah lagi. Mengenai apakah nilai tersebut dapat direstorasi lagi tidak
disebutkan dalam PSAK ini.
Sedangkan jika dibandingkan dengan PSAK 50 (1998), PSAK 55 (revisi 2006)
memberikanpenekanan lebih pada ’bukti objektif (objective evidance)’ yang
menjadi dasar daripenurunan nilai tersebut (paragraf 60) dan juga penekanan
bahwa evaluasi akanadanya penurunan tersebut harus dilakukan pada setiap
tanggal neraca (paragraf 59). Sebagai contohnya instrumen keuangan jenis
FVTPL akan dinyatakan turun nilainya berdasarkan PSAK 55 (revisi 2006)apabila
pasar aktif instrumen tersebut hilang karena kesulitan keuangan.
Ruang Lingkup dan Instrumen Keuangan
pada PSAK 50, PSAK 55 dan PSAK 60
6. Pengungkapan
PSAK 50 (revisi 2006) mengatur pengungkapan untuk seluruh instrumen
derivatif dengan rinci. Yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan yaitu:
1. Format, Tempat dan Klasifikasi Instrumen Keuangan
2. Kebijakan Manajemen Risiko dan Aktivitas Lindung Nilai
3. Persyaratan, Kondisi dan Kebijakan Akuntansi
4. Risiko Tingkat Bunga
5. Risiko Kredit
6. Nilai wajar
7. Pengungkapan Lainnya
Dampak penerapan PSAK 50, PSAK 55,
dan PSAK 60
1. Mengenai Penyisihan Kerugian Kredit (Loan-Loss Provisioning) atau
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
2. Dengan memakai standar baru ini dapat mengurangi sumber pendapatan
bunga bank
3. Penerapan PSAK 50 dan PSAK 55 membutuhkan sistem dan persiapan
yang cukup lama dan cukup mahal
4. Selain masalah teknologi, Sumber Daya Manusia yang menguasai
mengenai PSAK ini juga terbatas
Sejarah CIMB NIAGA
CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga.
Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah pada membangun nilai-nilai
inti dan profesionalisme di bidang perbankan. Sebagai hasilnya, Bank Niaga
dikenal luas sebagai penyedia produk dan layanan berkualitas yang terpercaya
Bank Niaga menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) pada tahun 1989
Bergabungnya LippoBank ke dalam CIMB Niaga merupakan sebuah lompatan
besar di sektor perbankan Asia Tenggara. CIMB Niaga kini menawarkan
nasabahnya layanan perbankan yang komprehensif di Indonesia dengan
menggabungkan kekuatan di bidang perbankan ritel, UKM dan korporat dan
juga layanan transaksi pembayaran. Penggabungan ini menjadikan CIMB Niaga
menjadi bank terbesar ke-5 dari sisi aset, pendanaan, kredit dan luasnya
jaringan cabang
Aplikasi Laporan Keuangan CIMB Niaga
dengan PSAK 55
PSAK 55 mengatur tentang pengakuan dan penghapusan, pengukuran setelah
pengukuran awal serta mengatur tentang akuntansi untuk derivatif untuk di
perdagangkan dan hedging. Dalam hal ini penulis lebih memberikan aplikasi
mengenai perlakuan akuntansi untuk akuntansi derivatif. Dimana untuk Laporan
tahunan CIMB niaga tahun 2017 telah melakukan pembukuan sesuai dengan
Standar yang telah di tetapkan. Hal ini tercermin di dalam laporan keuangannya,
akuntansi Derivatif ini tercantum di dalam laporan neraca CIMB Niaga. Didalam
PSAK akuntanis derivatif ini
Hal ini juga di jelas kan di dalam catatan atas laporan keuangan dimana
dalam bisnisnya cimb niaga melakukan kotrak tunai dan berjangka mata uang
asing, foreign currency swaps, opsi mata uang asing dan swap tingkat suku
bunga.
Bisa dilhat diatas CALK bahwa perusahaan ini menerapkan PSAK 55, terlihat
perusahaan ini menampilkan kontrak swap, lindung nilainya. Antara AR/ AP
CALK diatas menjelaskan bahwa perusahaan ini merepkan lindung nilai, yaitu
dapat dilihat angka kesepakatanya lindung nilainya.