Anda di halaman 1dari 53

Imbalan kerja meliputi pasca

kerja dan akuntansi dana


pensiun
Kelompok 4
Raja Reno Setiawan
Ria Eka Yuliana
Rillian Pratama
Rizka Dwi Putri Arliandi
Latar Belakang

semua perusahaan di indonesia wajib mematuhi


undang-undang ketenagakerjaan Nomor 13
Tahun 2003 (UUK).
Salah satu ketentuan di UUK adalah ketentuan
mengenai imbalan pasca kerja, yaitu
imbalan yang harus diberikan perusahaan
kepada karyawan ketika karyawan sudah
berhenti bekerja atau sering dikenal dengan
istilah pay as you go.
Imbalan Kerja

Imbalan kerja (employee benefits) adalah


seluruh bentuk imbalan yang diberikan suatu
entitas dalam pertukaran atas jasa yang
diberikan oleh pekerja atau untuk pemutusan
kontrak kerja.
Gambaran Umum PSAK 24
(Imbalan Kerja)

PSAK 24 telah mengalami perubahan sesuai dengan


perkembangannya

PSAK 24 versi tahun 1994 ini cakupannya lebih sempit,


yaitu hanya mengatur mengenai akuntansi dari
akuntansi biaya manfaat pensiun. Sebagai penekanan,
PSAK 24 versi ini bukan mengatur mengenai dana
pensiun, karena PSAK yang mengatur mengenai
akuntansi dana pensiun diatur dalam PSAK tersendiri,
yaitu PSAK 18 tentang akuntansi dana pensiun.
disahkan tanggal 7 September 1994
Gambaran Umum PSAK 24
(Imbalan Kerja)

Pada tahun 2004 direvisi menjadi PSAK 24 R. 2004


Cakupannnya sudah mulai berkembang, tidak hanya
mengatur biaya manfaat Pensiun tetapi juga mengatur
mengenai semua imbalan kerja yang berlaku di
perusahaan
Gambaran Umum PSAK 24
(Imbalan Kerja)
•Pada tahun 2010 terkait dengan adanya isu kebijakan
akuntansi di Indonesia yang akan mengikuti standart
international atau lebih disebut dengan konvergensi IFRS,
PSAK 24 mengeluarkan versi terbaru, yaitu PSAK 24
(Revisi 2010) mengatur akuntansi imbalan kerja untuk
entitas pemberi kerja.
• PSAK 24 (Revisi 2010) merevisi PSAK 24 sebelumnya
mengenai Imbalan Kerja yang dikeluarkan tahun 2004.
•PSAK (Revisi 2010) diadopsi dari IAS 19 Versi 1 Januari
2009 – koridor.
•PSAK 24 (Revisi 2010) ini mulai berlaku untuk periode
tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2012.
•Imbalan Kerja menurut PSAK 24 R 2010 adalah seluruh
bentuk pemberian dari entitas atas jasa yang diberikan
oleh pekerja
Gambaran Umum PSAK 24
(Imbalan Kerja)
Revisi 2013 ( PSAK 24 R. 2013)
Perubahan:
1. cara perhitungan beban pensiun,
2. pengakuan keuntungan
3. kerugian aktuaria serta pengungkapan.

Perubahan tersebut akan mempengaruhi secara signifikan


nilai kewajiban imbalan pascakerja yang akan disajikan
dalam laporan keuangan. Pengakuan keuntungan dan
kerugian aktuaria sebagai komponen pendapatan
komprehensif secara signifikan akan mempengaruhi total
ekuitas perusahaan. Pengungkapan dibuat lebih
komprehensif dengan menjelaskan karakteristik, jumlah
yang timbul dari program dalam laporan keuangan dan
analisis sensitifitas atas program imbalan pasti.
Jenis Imbalan
Kerja

Imbalan kerja jangka


pendek

Pesangon

Imbalan kerja jangka


panjang

Imbalan pascakerja
Imbalan Kerja Jangka Pendek
Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan
kerja yang diharapkan akan diselesaikan
seluruhnya sebelum 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan saat pekerja memberikan
jasa. Imbalan kerja jenis ini tidak mencakup
pesangon.
Imbalan kerja jangka pendek pada umunya
mencakup:
gaji, upah, iuran jaminan sosial, cuti
berimbalan, bagi laba dan bonus atau imbalan
lainnya seperti rumah dan kendaraan dinas.
Imbalan Jangka Pendek
Cuti Berimbalan

 PT Haritua memiliki 20 orang karyawan dimana


setiap karyawan berhak atas 6 hari cuti berimbalan
dalam 1 tahun. Setiap karyawan yang cuti akan
mendapatkan imbalan sebesar Rp.500.000 per hari.
Pada tahun 2015, 15 karyawan sudah mengambil
penuh hak cuti berimbalan, sedangkan 5 karyawan
baru mengambil 4 hari. Jika cuti berimbalan
tersebut tidak dapat diakumulasikan, maka pada
tahun 2015 PT Haritua akan mengakui beban
sebesar Rp.55.000.000
Perhitungan

 15 karyawan x 6 hari = 90 hari


 5 karyawan x 4 hari = 20 hari
 Jumlah hari = 110 hari
 Beban (@Rp.500.000) = Rp.55.000.000

Beban imbalan kerja –


cuti berimbalan 55.000.000
Kas 55.000.000
Bagi Laba dan Bonus

 Terdapat kewajiban hukum atau kewajiban


konstruktif atas pembayaran beban tersebut sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu
 Kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal
Bagi Laba dan Bonus

 PT haritua memiliki kebiasaan untuk membagi


bonus kepada karyawan tiap tahun. Bonus tersebut
biasanya dihitung sebesar 2% dari laba bersih. Bonus
atas suatu tahun ditetapkan melalui RUPS.
Prakiraan laba bersih tahun tersebut adalah
Rp.100.000.000.000
 2% x 100.000.000.000 = 2.000.000.000
 Beban imbalan kerja – bonus 2.000.000.000
 Biaya yang masih harus dibayar (liabilitas) 2.000.000.000
Pesangon
Sesuai dengan Undang-Undang No. 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, pada saat
pemutusan kontrak kerja (PKK), perusahaan
diwajibkan membayar uang pesangon dan
atau uang penghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak karyawan.

Pesangon adalah imbalan yang terutang


akibat PKK, baik yang berasal dari keputusan
perusahaan (diberhentikan) ataupun
keputusan karyawan atas tawaran perusahaan
(sukarela).
Contoh

 Pada pertengahan tahun 2015 PT Haritua


memutuskan melakukan pemutusan kontrak kerja
(PKK) atas 10 orang karyawannya dengan jumlah
pesangon keseluruhan senilai Rp.500.000.000.
selain itu, PT Haritua juga menawarkan kepada 5
karyawan lainnya untuk berhenti secara sukarela.
Setiap karyawan yang menerima secara sukarela
akan mendapatkan pesangon masing-masing
Rp.60.000.000. Untuk PKK secara sukarela PT
Haritua mengestimasikan 2 dari 5 karyawan akan
menerima tawaran PKK.
perhitungan

 Pesangon 10 karyawan yang diberhentikan =


Rp.500.000.000
 Pesangon 2 karyawan yang berhenti sukarela (@
Rp.60.000.000) = Rp.120.000.000
 Jumlah Rp.620.000.000

Beban imbalan kerja – pesangon 620.000.000


provisi 620.00.000
Tahun 2016

Provisi 620.000.000
Kas 620.000.000
Imbalan Kerja Jangka
Panjang Lainnya
• Imbalan kerja jangka panjang lainnya adalah imbalan kerja
yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan saat pekerja memberikan jasanya.
• Imbalan ini meliputi cuti berimbalan jangka panjang dan
imbalan cacat permanen serta bonus dan kompensasi lainnya
yang dibayarkan lebih dari 12 bulan sejak akhir periode
pelaporan.
Contoh imbalan kerja jangka panjang lainnya:
1. Kompensasi cuti jangka panjang, seperti cuti pengabdian.
2. Imbalan pengabdian.
3. Imbalan cacat jangka panjang.
4. Bagi hasil dan bonus yang terutang 12 (dua belas) bulan
atau lebih.
5. Kompensasi yang ditunda yang dibayarkan 12 (dua belas)
bulan atau lebih.
• Berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 1992
tentang Dana Pensiun, program imbalan pascakerja
Imbalan harus dikelola oleh entitas terpisah yang disebut Dana
Pasca Pensiun.
Perusahaan hanya menyediakan dana berupa
Kerja iuran kepada dana pensiun, sedangkan
imbalan kepada karyawan yang telah
pensiun akan dibayarkan oleh Dana Pensiun.
• Imbalan pascakerja dikenal sehari-hari dengan nama
pensiun. Namun imbalan pascakerja tidak hanya
mencakup pensiun, tapi semua imbalan yang akan
diterima karyawan setelah masa kerja selesai, seperti
asuransi dan tunjangan kesehatan pascakerja.
Jadi,imbalan pascakerja adalah imbalan kerja
yang disediakan perusahaan (selain pesangon)
dan akan diberikan kepada pekerja setelah
menyelesaikan masa kerjanya.
Pesangon bukan merupakan imbalan
pascakerja karena karyawan berhenti sebelum
masa kerja normalnya.
Akuntansi Dana
Pensiun

Akuntansi dana pensiun telah diatur di PSAK 18


(Revisi 2010) : Akuntansi Dana Pensiun. Dana
Pensiun adalah lembaga keuangan non bank
yang menyelenggarakan program pensiun. Dana
pensiun merupakan badan hukum tersendiri
dengan manajemen, kegiatan operasional dan
kekayaan yang terpisah dari pendirinya.
Dana pensiun dapat
berupa :

• dana pensiun yang didirikan oleh pemberi


kerja bagi sebagian atau seluruh
Dana pensiun
karyawannya, dana pensiun pemberi kerja
pemberi kerja
dapat menyelenggarakan program iuran pasti
ataupun manfaat pasti.
• dana pensiun yang didirikan oleh bank atau
perusahaan asuransi jiwa bagi masyarakat
Dana pensiun
umum, baik karyawan maupun pekerja
lembaga
mandiri, dana pensiun lembaga keuangan
keuangan
hanya dapat menyelenggarakan program
iuran pasti.
Program imbalan pascakerja terdiri atas 2
jenis:

Program Iuran Pasti


• Yaitu pemberi kerja membayar iuran sebesar
jumlah yang sudah ditetapkan kepada Dana
Pensiun
Program Imbalan Pasti
• Yaitu pemberi kerja wajib membayar sesuai
dengan imbalan yang disepakati akan diterima
pekerja saat selesai masa kerja nanti.
Program iuran dan imbalan pasti

Program iuran pasti Program imbalan


pasti
Besaran iuran Tetap (ditentukan) Tidak ditentukan

Besaran imbalan Tidak ditentukan Tetap (ditentukan)

Kewajiban entitas Tergantung kepada iuran Tergantung kepada


yang disepakati imbalan yang disepakati

Risiko aktuarial Ditanggung oleh pekerja Ditanggung oleh pemberi


(pensiunan) kerja (entitas)

Risiko investasi Ditanggung oleh pekerja Ditanggung oleh pemberi


(pensiunan) kerja (entitas)
Program Pensiun Iuran Pasti

1). Program Pensiun Iuran Pasti pada PT. Astra Agro Lestari dikelola oleh Dana
Pensiun Astra Dua (DPA 2) yang merupakan jasa pensiun Astra Grup dan
pesertanya pekerja yang menjadi peserta Dana Pensiun Astra Dua(DPA 2)
sesudah tanggal 20 April 1992. Dalam program Pensiun Iuran Pasti PT Astra
AgroLestari dan pekerjanya melakukan pembayaran Iuaran pensiun setiap
tahun dengan besar iuran ditentukan Dana Pensiun Astra Dua (DPA )

2). Pada program Pensiun Iuran Pasti biaya yang dikeluarkan oleh PTAstra Agro
Lestari untuk Iuran Pasti didebit pada beban pensiun.
Sebagai ilustrasi,asumsikan bahwa untuk program pensiuniuran pasti
pada PT Astra Agro Lestari,mewajibkan Iuran yang setara dengan
10%gaji bulanan pekerja yang akan dibayarkanpada setiap akhir bulan
kepada Dana PensiunAstra Dua (DPA 2), dengan asumsi gaji tahunan
sebesar Rp 300.000.000,-. Ayatjurnal untuk mencatat transaksi ini
adalahsebagai berikut :

Beban pensiun Rp 300.000.000,-


Kas Rp 300.000.000,-
Program Pensiun Imbalan Pasti
Program Pensiun Imbalan Pasti pada PT AstraAgro Lestari dikelola
oleh Dana Pensiun AstraSatu (DPA 1) dan pesertanya adalah
pekerjayang telah menjadi peserta Dana PensiunAstra Satu (DPA 1)
sebelum dan pada tanggal20 April 1992. Program pensiun Imbalan
Pasti merupakan program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan
pensiun yang akan diterima oleh pekerja pada saat pensiun, setelah
memperhitungkan Faktor-faktorseperti umur, masa kerja, dan
jumlahkompensasi. Biaya pensiun dari programpensiun imbalan pasti
didebit ke bebanpensiun, sedangkan jumlah yang belumdidanai
dikredit kekewajiban pensiun yangbelum didanai. Sebagai ilustrasi,
diasumsikanbahwa DPA 1 memerlukan biaya pensiuntahunan sebesar
Rp 500.000.000,- dan padatahun berjalan PT Astra Agro
Lestarimembayar Rp 200.000.000,- ke Dana PensiunAstra Satu (DPA
1). Ayat jurnal untukmencatat transaksi ini adalah sebagai berikut
Beban pensiun Rp 500.000.000,-
Kas Rp 300.000.000,-
Kewajiban pensiun
yang belum Didanai Rp 200.000.000,-
Dampak UU No 13 Tahun 2003 terhadap
kewajiban imbalan kerja sesuai PSAK 24
UU Ketenagakerjaan 13 tahun
2003
 Pasal 88
1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang
memenuhi menghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
 Pasal 91
1) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan
antara pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat
buruh tidak boleh lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang
ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2) Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
lebih rendah atau bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan, kesepakatan tersebut batal demi hukum, dan
pengusaha wajib membayar upah pekerja/buruh menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

27
UU Ketenagakerjaan 13 tahun
2003
 Pasal 156 (1 & 2)
 Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar
uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak
yang seharusnya diterima.
 Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit
sebagai berikut :
 masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah;
 masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;
 masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan upah;
 masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan upah;
 masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah;
 masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;
 masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah.
 masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan upah;
 masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.

28
UU Ketenagakerjaan 13 tahun
2003
 Pasal 156 (3)
 Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) ditetapkan sebagai be-rikut :
 masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan upah;
 masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan
upah;
 masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat)
bulan upah;
 masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5 (lima)
bulan upah;
 masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6
(enam) bulan upah;
 masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun,
7 (tujuh) bulan upah;
 masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat)
tahun, 8 (delapan) bulan upah;
 masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh ) bulan upah.

29
UU Ketenagakerjaan 13 tahun
2003
 Pasal 156 (4)
 Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) meliputi :
 cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
 biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ketempat dimana
pekerja/buruh diterima bekerja;
 penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima
belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi
yang memenuhi syarat;
 hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama.
 Perubahan perhitungan uang pesangon, perhitungan uang penghargaan
masa kerja, dan uang penggantian hak sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

30
UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2003
 Pasal 157
 Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon, uang
 penghargaan masa kerja, dan uang pengganti hak yang seharusnya diterima yang
tertunda, terdiri atas :
 upah pokok;
 segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepada pekerja/buruh dan
keluarganya, termasuk harga pembelian dari catu yang diberikan kepada pekerja/buruh secara cuma-
cuma, yang apabila catu harus dibayar pekerja/buruh dengan subsidi, maka sebagai upah dianggap selisih
antara harga pembelian dengan harga yang harus dibayar oleh pekerja/buruh.
 Penghasilan pekerja/buruh dibayarkan atas dasar perhitungan harian, maka
penghasilan sebulan adalah sama dengan 30 kali penghasilan sehari.
 Upah pekerja/buruh dibayarkan atas dasar satuan hasil, potongan/borongan atau
komisi, maka penghasilan sehari adalah sama dengan pendapatan rata-rata per hari
selama 12 (dua belas) bulan terakhir, dengan ketentuan tidak boleh kurang dari
ketentuan upah minimum provinsi atau kabupaten/kota.
 Pekerjaan tergantung pada keadaan cuaca dan upahnya didasarkan pada upah
borongan, maka perhitungan upah sebulan dihitung dari upah rata-rata 12 (dua
belas) bulan

31
UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2003

 Pasal 165
 Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap
pekerja/ buruh karena perusahaan pailit, dengan ketentuan
pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 1 (satu) kali
ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar
1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak
sesuai ketentuan Pasal 156 ayat

 Pasal 166
 Dalam hal hubungan kerja berakhir karena pekerja/buruh
meninggal dunia, kepada ahli warisnya diberikan sejumlah uang
yang besar perhitungannya sama dengan perhitungan 2 (dua) kali
uang pesangon sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (2), 1 (satu) kali
uang penghargaan masa kerja sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (3),
dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).

32
UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2003

 Pasal 167
 (1) Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena memasuki
usia pensiun dan apabila pengusaha telah mengikutkan pekerja/buruh pada program pensiun yang
iurannya dibayar penuh oleh pengusaha, maka pekerja/buruh tidak berhak mendapatkan uang
pesangon sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sesuai ketentuan Pasal 156
ayat (3), tetapi tetap berhak atas uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).
 (2) Dalam hal besarnya jaminan atau manfaat pensiun yang diterima sekaligus dalam program pensiun
se-bagaimana dimaksud dalam ayat (1) ternyata lebih kecil daripada jumlah uang pesangon 2 (dua) kali
ketentuan Pasal 156 ayat (2) dan uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat
(3), dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4), maka selisihnya dibayar oleh
pengusaha. (3) Dalam hal pengusaha telah mengikutsertakan pekerja/buruh dalam program pensiun
yang iurannya/premi-nya dibayar oleh pengusaha dan pekerja/buruh, maka yang diperhitungkan
dengan uang pesangon yaitu uang pensiun yang premi/iurannya dibayar oleh pengusaha.
 (4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dapat diatur lain dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
 (5) Dalam hal pengusaha tidak mengikutsertakan pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan
kerja karena usia pensiun pada program pensiun maka pengusaha wajib memberikan kepada
pekerja/buruh uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan
masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal
156 ayat (4).
 (6) Hak atas manfaat pensiun sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat
(4) ti-dak menghilangkan hak pekerja/buruh atas jaminan hari tua yang bersifat wajib sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
33
Kasus terkait UU 13 th. 2003

Buruh Tuding PT Musim Mas Tekan Pekerja


Wanita

TRIBUNPEKANBARU.COM, PANGKALAN
KERINCI- Serikat Buruh Sejahtera Indonesia
(SBSI) menuding PT Musim Mas melakukan
penekanan kepada pekerja perempuan selama
enam bulan terakhir. Perusahaan perkebunan
sawit itu tidak menghargai derajat dan kodrat
perempuan, termasuk soal kewajiban
perusahaan memberikan cuti haid kepada
pekerja wanita.
Aturan Mengenai Pekerja Wanita dalam UU Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

· Pasal 76
(1) Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18
(delapan belas) tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00
sampai dengan pukul 07.00
(2) Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan
hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan
dan keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja
antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.
(3) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan
antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib :
a. memberikan makanan dan minuman bergizi; dan
b. menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.
(4) Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi
pekerja/buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja
antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.
··
 Pasal 81
 (1) Pekerja/buruh perempuan dalam masa haid,
merasa sakit dan melapor pada pengusaha, tidak
wajibbekerja pada hari 1 dan 2 pada waktu haid.
 Pasal 82
 (1) Pekerja/buruh perempuan berhak atas istirahat
selama 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan
sesudah melahirkan anak menurut perhitungan
dokter kandungan atau bidan.
 (2) Pekerja/buruh perempuan yang mengalami
keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat
1,5 bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter
kandungan atau bidan
 Pasal 83
 Pekerja/buruh untuk menyusui anaknya jika hal itu
harus dilakukan sel
 · Pasal 84
 Setiap pekerja/buruh perempuan yang menggunakan
hak waktu istirahat sesuai pasal, 79, 80 dan 82 berhak
mendapatkan upah penuh.
 · Pasal 93
 (2) Pengusaha wajib membayar upah apabila:
 b. Pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari
pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat
melakukan pekerjaan;
Standar Imbalan Kerja
38

 PSAK 24 Imbalan Kerja 2013  Perubahan Imbalan


Manfaat Pasti dan Pengungkapan
 PSAK 24 Imbalan Kerja 2010
 Mengecualikan imbalan berbasis ekuitas
 Pengungkapan pihak berelasi, liabilitas jangka pendek
 Jenis-jenis program : mulitipemberi kerja, jaminan social
 Pengakuan dan pengukuran beban
 Pengungkapan
 PSAK 24 Imbalan Kerja 2004
 Mengatur Imbalan Kerja secara keseluruhan tidak hanya biaya
manfaat pensiun
 PSAK 24 Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun 1994
Latar Belakang
39

 Untuk melaporkan perubahan kewajiban imbalan pasti


dan aset program didefinisikan dengan cara yang lebih
mudah dipahami
 Beberapa opsi penyajian diizinkan dalam standar yang
ada, membatasi komparabilitas  opsi ditiadakan
 Amandemen diperlukan untuk mengklarifikasi area
dimana keragaman dalam praktik yang ada
 Penyempurnaan pengungkapan tentang risiko yang timbul
dari program imbalan pasti yang diperlukan
Perubahan
40

PERUBAHAN YANG SIGNIFIKAN


 Pengakuan keuntungan dan kerugian aktuaria
 Perubahan komponen imbalan pasti dan aset program
 Persyaratan pengungkapan

PERUBAHAN LAINNYA
 Imbalan kerja jangka pendek
 Pesangon
 Perubahan penting lainnya
Perubahan Signifikan
41

PSAK 24 R PSAK 24 R
2010 2013

Melalui Melaui
OCI OCI
Melalui
Laba Koridor
Rugi
Pengakuan
Pengakuan keuntungan
keuntungan dan kerugian
dan Aktuaria
kerugian
Aktuaria
Perubahan lainnya
42

PSAK 24 R2010 PSAK 24 R2013


• Imbalan kerja yang • Imbalan kerja yang
jatuh tempo dalam diharapkan akan
waktu dua belas bulan diselesaikan seluruhnya
setelah akhir periode sebelum dua belas bulan
pelaporan tahunan setelah akhir periode
saat pekerja pelaporan tahunan saat
memberikan jasa. pekerja memberikan jasa
terkait.
Perubahan lainnya
43
Pesangon
 tidak tergantung pada jasa yang disediakan di masa depan;
 adanya jangka waktu yang singkat antara penawaran dan
penghentian;
 diakui ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran imbalan
tersebut (atau diakui lebih awal, jika merupakan bagian dari
restrukturisasi yang lebih luas);
 diukur seperti imbalan kerja.
Imbalan bergantung pada jasa yang disediakan di masa depan
 bergantung pada jasa yang disediakan dimasa depan;
 adanya jangka waktu yang panjang antara penawaran dan
penghentian yang sebenarnya;
 tersedia di bawah skema yang sedang berlangsung;
 dicatat sebagai imbalan kerja karyawan.
Ilustrasi 1
44

 Imbalan kerja perusahaan:


Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 100.000
2016
Nilai Wajar Aset Program - Awal 2016 100.000
Biaya Jasa Kini 15.000
Tingkat Diskonto 10%
Iuran 12.000
Imbalan 8.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan akhir 2016 125.000
Nilai wajar aset akhir 2016 111.000
Ilustrasi 1
JURNAL UMUM MEMO
Pend Nilai Kini
Beban Kas Komprehensif Liabilitas Kewajiban Aset

Saldo awal (100.000) 100.000

Biaya jasa kini 15.000 (15.000)

Biaya bunga 10.000 (10.000)


Pendapatan bunga (10.000) 10.000
Iuran (12.000) 12.000
Imbalan 8.000 (8.000)
Rugi Aktuaria Liabiilitas 8.000 (8.000)
Rugi Aktuaria – Aset
Program 3.000 (3.000)
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntung)
akturial

Jml tahun berjalan 15.000 (12.000) 11.000 (14.000) (125.000) 111.000


Saldo Akhir 11.000

45
Jurnal
46
Beban pensiun 15.000
Pendapatan Komprehensif Lain 11.000
Kas 12.000
Liabilitas 14.000

Liabilitas
Nilai kini Kewajiban (125.000)
Aset Program 111.000
Net Liabilitas manfaat pensiun (14.000)
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain - kerugian
11.000
Ilustrasi 2
47

 Imbalan kerja perusahaan:


KETERANGAN
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 2017 125.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 2017 111.000
Rugi Aktuaria OCI – Awal 2016 11.000
Biaya Jasa Kini 17.000
Tingkat Diskonto 11%
Iuran 13.000
Imbalan 10.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan – Akhir 2017 139.750
Nilai wajar aset – Akhir 2017 138.300
Ilustrasi 2
JURNAL UMUM MEMO
Pendapatan Kewajiban Aset
Beban Kas Komprehensif Liabilitas Program Program
Saldo awal 11.000 (14.000) (125.000) 222.000
Biaya jasa kini 17.000 (17.000)
Biaya bunga 13.750 (13.750)
Pendapatan bunga (12.210) 12.210
Iuran (13.000) 13.000
Imbalan 10.000 (10.000)
Penurunan (kenaikan) kewajiban (6.000) 6.000
Selisih aktuaria Aset Program (12.090) 12.090
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntungan) akturial
18.540 (13.000) (18.090) 12.550
(7.090) (1.450) (139.750) 138.300

48
Jurnal
49

Beban pensiun 18.540


Liabilitas manfaat pensiun 12.550
Kas 13.000
Pendapatan Komprehensif Lain 18.090

Liabilitas
Nilai kini Kewajiban (139.750)
Aset Program 138.300
Net Liabilitas manfaat pensiun (1.450)
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain 18.090
Ilustrasi 3
50

 Imbalan kerja perusahaan:


KETERANGAN
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 2018 139.750
Nilai Wajar Aset Program - Awal 2018 138.300
Keuntungan Aktuaria OCI – Awal 2017 7.090
Biaya Jasa Lalu 60.000
Biaya Jasa Kini 16.000
Tingkat Diskonto 9%
Iuran 30.000
Imbalan 11.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan – Akhir 2018 225.000
Nilai wajar aset – Akhir 2018 175.000
Ilustrasi 3
JURNAL UMUM MEMO
Pendapatan Keweajiban Aset
Beban Kas Komprehensif Liabilitas Program Program
Saldo awal (7.090) (1.450) (139.750) 138.300
Biaya Jasa Lalu 60.000 (60.000)
Saldo awal disesuaikan 60.000 (7.090) (1.450) (199.750) 138.300
Biaya jasa kini 16.000 (16.000)
Biaya bunga 17.977,5 (17.977,5)
Pendapatan bunga (12.447) 12.447
Iuran (30.000) 30.000
Imbalan 11.000 (11.000)
Penurunan (kenaikan) kewajiban 2.272,) (2.272,5)
Selisih aktuaria Aset Program (5.253) 5.253
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntungan) akturial
81.530,5 (30.000) (2.980,5) (48.550)
(10.070,5) (50.000) (225.000) 175.000
51
Jurnal
52
Beban pensiun 81.530,5
Kas 30.000
Liabilitas 48.550
Pendapatan Komprehensif Lain 2.980,5

Liabilitas
Nilai kini Kewajiban (225.000)
Aset Program 175.000
Net Liabilitas manfaat pensiun (50.000)
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain 2.980,5
Persyaratan Pengungkapan

 Cek Astra Group Financial Statements

Anda mungkin juga menyukai