Anda di halaman 1dari 55

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN DAERAH
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

NOMOR 1 TAHUN 2014

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan,


pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada
masyarakat di daerah, Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Timur memerlukan Perencanaan
Pembangunan Jangka Menengah demi mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2005-
2025, maka Nusa Tenggara Timur telah melewati 2
tahapan Pembangunan Jangka Menengah yaitu tahapan
pertama tahun 2005-2008 dan tahapan kedua tahun
2009-2013;

1
c. bahwa untuk menjaga kesinambungan pembangunan di
daerah maka perlu ditetapkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah tahapan ketiga Tahun 2013-
2018;
d. bahwa berdasarkan Pasal 150 ayat (3) huruf b, c, d dan
huruf e Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d,
perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2013-2018;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1649);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4287);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-
2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);

3
10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5233);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang
Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988
Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3373);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);

4
16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

5
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
23. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
1 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun 2008 Nomor 001 Seri E Nomor 001,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Nomor 0011);
24. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2008 Nomor 008 Seri D Nomor 001, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
0017) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 9 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Perda Nomor 8 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 Nomor 009,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Nomor 0062);

6
25. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2008 Nomor 004 Seri D Nomor 002, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
0018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 10 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Perda Nomor 9 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 Nomor 010,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Nomor 0063);
26. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 Nomor 010
Seri D Nomor 003, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0019) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Nomor 11 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Perda Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur (Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2013 Nomor 0011, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
0064);

7
27. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 Nomor 011
Seri D Nomor 004, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0020) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Perda Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan
Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2013 Nomor 012, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0065);
28. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
5 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu Provinsi Nusa
Tenggara Timur (Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2009 Nomor 005 Seri D Nomor
003, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Nomor 003);
29. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
4 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengelolaan Perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2010 Nomor 004, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0038);

8
30. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
5 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Nusa Tenggara
Timur (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2010 Nomor 005, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 0039);
31. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
6 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Dewan Pembina KORPRI Provinsi Nusa
Tenggara Timur (Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2010 Nomor 006, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
0040);
32. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2012 Nomor 001, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 001);
33. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
2 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Model Mutis
Timau Unit XIX Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2012 Nomor 002, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0052);

9
34. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
14 Tahun 2013 tentang Sekretariat Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2013 Nomor 014, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0067);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
dan
GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA


PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI
NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur.


2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3. Gubernur adalah Gubernur Nusa Tenggara Timur.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut
Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

10
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut
APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
8. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumber daya yang tersedia.
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
untuk periode 5 (lima) tahun.
10. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disebut RENSTRA SKPD adalah Dokumen Perencanaan Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
11. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut RKPD adalah
Dokumen Perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
12. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut
RENJA SKPD adalah Dokumen Perencanaan Satuan Kerja Perangkat
Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
13. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan.
14. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
15. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi.
16. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh
Pemerintah/Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan.
17. Program adalah bentuk instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat yang

11
dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai sasaran dan
tujuan pembangunan daerah.
18. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disebut
Musrenbang adalah forum antar pemangku kepentingan dalam rangka
menyusun rencana pembangunan daerah.

Pasal 2

RPJMD disusun berdasarkan asas keterbukaan dalam akses informasi,


partisipatif dengan melibatkan stakeholders dan responsif serta tanggap
terhadap perubahan sesuai dengan kondisi dalam masyarakat Nusa Tenggara
Timur.

Pasal 3

(1) Maksud penyusunan RPJMD adalah untuk menyediakan pedoman


resmi bagi Pemerintah Daerah, DPRD, swasta dan masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan.

(2) Tujuan penyusunan RPJMD adalah sebagai berikut :

a. menjadi pedoman resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan


DPRD dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan
yang akan dibiayai APBD dan sumber pembiayaan lainnya yang sah;
b. menjadi acuan SKPD dalam penyusunan Renstra SKPD dan Renja
SKPD.
c. menjadi acuan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun
RPJMD Kabupaten/Kota;
d. menjadi tolok ukur dalam melakukan evaluasi kinerja tahunan
daerah;
e. memberikan gambaran umum kondisi daerah terkini dalam
konstelasi regional dan nasional.

12
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Pasal 4

RPJMD merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah


Daerah yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Gubernur
yang memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan
daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas
satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan bersifat
indikatif.

Pasal 5

(1) Visi pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 yaitu


terwujudnya masyarakat Nusa Tenggara Timur yang berkualitas,
sejahtera dan demokratis dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

(2) Misi Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 terdiri atas 8


Misi Pembangunan yaitu :
a. meningkatkan pelayanan pendidikan dalam rangka terwujudnya mutu
pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan yang berdaya saing;
b. meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat melalui
pelayanan yang dapat dijangkau masyarakat;
c. memberdayakan ekonomi rakyat dan mengembangkan ekonomi
kepariwisataan dengan mendorong pelaku ekonomi untuk mampu
memanfaatkan keunggulan potensi lokal;
d. pembenahan sistem hukum dan reformasi birokrasi;
e. mempercepat pembangunan infrastruktur yang berbasis tata ruang
dan lingkungan hidup;
f. meningkatkan kualitas kehidupan keluarga, pemberdayaan
perempuan serta perlindungan kesejahteraan anak;

13
g. mempercepat pembangunan kelautan dan perikanan;
h. mempercepat penanggulangan kemiskinan, bencana dan
pembangunan kawasan perbatasan.

(3) 8 agenda pembangunan prioritas tahun 2013 -2018 yaitu:


a. peningkatan kualitas pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan;
b. pembangunan kesehatan;
c. pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan pengembangan pariwisata;
d. pembenahan sistem hukum dan reformasi birokrasi;
e. percepatan pembangunan infrastruktur berbasis tata ruang dan
lingkungan hidup;
f. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
g. pembangunan perikanan dan kelautan.
h. penanggulangan kemiskinan, bencana dan pembangunan kawasan
perbatasan.

(4) Dokumen RPJMD disusun dengan sistimatika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan;
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah;
Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka
Pendanaan;
Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis;
Bab V Visi, Misi , Tujuan dan Sasaran;
Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan;
Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah.
Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan
Pendanaan.
Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah.
Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan.

14
(5) Isi beserta uraian RPJMD adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
BAB III
PELAKSANAAN

Pasal 6

(1) RPJMD dilaksanakan oleh gubernur, seluruh SKPD, pemerintah


Kabupaten/Kota dan seluruh pemangku kepentingan di daerah.
(2) RPJMD wajib dilaksanakan secara konsisten, jujur, transparan,
profesional, partisipatif dan penuh tanggung jawab.
(3) SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Pemerintah Kabupaten/Kota serta masyarakat termasuk dunia usaha,
berkewajiban melaksanakan program-program dalam RPJMD dengan
sebaik-baiknya.

Pasal 7

(1) RPJMD dalam pelaksanaannya dijabarkan dalam Rencana Kerja


Pemerintah Daerah (RKPD) mulai tahun 2014 hingga 2018.
(2) SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur,
berkewajiban menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra SKPD) yang memuat Visi, Misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsi
yang selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD).
(3) Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun RPJMD Kabupaten/Kota
harus mengacu pada RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2013-2018.
(4) SKPD Provinsi berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD
dengan Renstra SKPD.

15
(5) Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban menjamin konsistensi antara
RPJMD Kabupaten/Kota dengan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2013-2018.

Pasal 8

(1) 8 (delapan) Agenda pembangunan yang menjadi prioritas pembangunan


dalam RPJMD baik mengenai aspek program maupun wilayah hanya
mempunyai implikasi terhadap konsentrasi intervensi terhadap program
dan wilayah prioritas, baik dalam kerangka anggaran maupun kegiatan
dan tidak berimplikasi terhadap peniadaan program maupun wilayah
non prioritas.
(2) Program prioritas dan program penunjang beserta kegiatan pokoknya
tidak berimplikasi pada besaran pengalokasian belanja tetapi lebih pada
logika alur berpikir mengenai skala prioritas penting sebuah program
beserta kegiatan pokoknya dalam mewujudkan sasaran pembangunan
yang diagendakan.
Pasal 9

Sebelum ditetapkan RPJMD Tahun 2019-2023, penyusunan RKPD Tahun


2019 berpedoman pada Arah Kebijakan dan Sasaran Pokok yang ditetapkan
dalam Peraturan Daerah tentang RPJPD Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai
dengan periode berkenan.

BAB IV
PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Bagian Kesatu
Pengendalian

Pasal 10

(1) Gubernur melakukan pengendalian terhadap perencanaan


pembangunan daerah lingkup provinsi, antar kabupaten/kota dalam
wilayah provinsi.

16
(2) Pengendalian oleh Gubernur dalam pelaksanaannya dilakukan oleh
Kepala Bappeda untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah
dan oleh Kepala SKPD untuk program dan/atau kegiatan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.
(3) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi
pemantauan, supervisi dan tindak lanjut penyimpangan terhadap
pencapaian tujuan agar program dan kegiatan sesuai dengan kebijakan
pembangunan daerah.
(4) Kepala Bappeda wajib melaporkan hasil pengendalian pelaksanaan
RPJM Daerah kepada Gubernur.

Pasal 11

Pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 meliputi pengendalian


terhadap :
a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah; dan
b. pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

Pasal 12

(1) Pengendalian oleh Gubernur dalam pelaksanaannya dilakukan oleh


Bappeda untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah dan oleh
Kepala SKPD untuk Program dan/atau Kegiatan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
(2) Pengendalian oleh Bappeda meliputi pemantauan, supervisi dan tindak
lanjut penyimpangan terhadap pencapaian tujuan agar program dan
kegiatan sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah.
(3) Pemantauan Program dan/atau Kegiatan oleh SKPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi realisasi pencapaian target, penyerapan
dana dan kendala yang dihadapi.

17
(4) Hasil pemantauan pelaksanaan Program dan/atau Kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) disusun dalam bentuk Laporan Triwulan untuk
disampaikan kepada Bappeda.
(5) Kepala Bappeda melaporkan hasil pemantauan dan supervisi
pembangunan kepada Gubernur disertai dengan rekomendasi dan
langkah-langkah yang diperlukan.
Bagian Kedua
Evaluasi

Pasal 13

Gubernur melakukan evaluasi terhadap perencanaan pembangunan daerah


lingkup provinsi, antar kabupaten/kota dalam wilayah provinsi.

Pasal 14

Tata cara dan mekanisme pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJM


Daerah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.

Pasal 15

Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 meliputi evaluasi terhadap:


a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah;
b. pelaksanaan rencana pembangunan daerah; dan
c. hasil rencana pembangunan daerah.

Pasal 16

(1) Evaluasi oleh gubernur dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Bappeda


untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah dan oleh Kepala
SKPD untuk capaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan SKPD
periode sebelumnya.
(2) Evaluasi oleh Bappeda meliputi :

18
a. penilaian terhadap pelaksanaan proses perumusan dokumen rencana
pembangunan daerah, dan pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan daerah; dan
b. menghimpun, menganalisis dan menyusun hasil evaluasi Kepala SKPD
dalam rangka pencapaian rencana pembangunan daerah.
(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi
bahan bagi penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode
berikutnya.

Pasal 17

Gubernur berkewajiban memberikan informasi mengenai hasil evaluasi


pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah kepada masyarakat.

BAB V
PENYEBARLUASAN RPJMD

Pasal 18

Gubernur berkewajiban menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2013-2018 kepada masyarakat.

BAB VI
PERUBAHAN RPJMD

Pasal 19

(1) Perubahan RPJMD hanya dapat dilakukan apabila :


a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses
perumusan tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan
Rencana Pembangunan Daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri;

19
b. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang
dirumuskan tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri;
c. Terjadi perubahan yang mendasar; dan/atau
d. Merugikan kepentingan nasional.

(2) Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
mencakup antara lain terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis
ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah,
atau perubahan kebijakan nasional.
(3) Merugikan kepentingan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d, apabila bertentangan dengan kebijakan nasional.

Pasal 20

RPJMD Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ditetapkan dengan


Peraturan Daerah.

Pasal 21

Dalam hal pelaksanaan RPJMD terjadi perubahan capaian sasaran tahunan


yang tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir pembangunan jangka
menengah, penetapan Perubahan RPJMD ditetapkan dengan Peraturan
Gubernur.

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 22

RPJMD Kabupaten/Kota yang telah ada masih tetap berlaku dan wajib
disesuaikan dengan RPJMD paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan
Daerah ini diundangkan.

20
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

Ditetapkan di Kupang
pada tanggal 16 Januari 2014

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR,

FRANS LEBU RAYA

Diundangkan di Kupang
pada tanggal 16 Januari 2014

SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,

FRANSISKUS SALEM

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


TAHUN 2014 NOMOR 001

21
PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH PROVINSI


NUSA TENGGARA TIMUR

NOMOR 1 TAHUN 2014

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013 – 2018

I. UMUM :

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25


Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah
menegaskan 4 (empat) tahapan dalam perencanaan, yaitu: (1)
penyusunan rencana; (2) penetapan rencana; (3) pengendalian, dan; (4)
evaluasi rencana. Keempat tahap tersebut merupakan suatu kesatuan
dalam tata cara Perencanaan Pembangunan Nasional yang
dilaksanakan oleh seluruh unsur penyelenggara negara, masyarakat
maupun swasta. Tahapan penyusunan rencana dimaksudkan untuk
menghasilkan suatu rencana yang terarah dan terpadu serta
berkesinambungan dengan tetap mengedepankan keselarasan dan
keseimbangan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Berdasarkan kewenangan yang dimiliki sebagaimana diatur dalam


Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan sebagai wujud dari adanya pelimpahan kewenangan dari
Pemerintah ke daerah-daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota, maka
desentralisasi telah memberi peluang dan tantangan tersendiri untuk
dapat mengembangkan dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki
tanpa menghilangkan makna kekhasan daerah.

22
Agar pelaksanaan desentralisasi dapat menuju kearah pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan, maka perlu disusun perencanaan
operasional yang dapat dijadikan pedoman sekaligus acuan
penyelenggaraan Desentralisasi yang dilaksanakan oleh Provinsi,
Kabupaten dan Kota. Oleh karena itu, maka mekanisme perencanaan
pembangunan daerah tidak terpisahkan dari “sistem perencanaan
pembangunan nasional”, yang mencakup; pendekatan politik,
teknokratik, partisipatif, top-down dan bottom-up.

Melalui pola pendistribusian wewenang Pemerintahan dari


Pemerintah kepada Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota,
maka telah dilaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur periode 2005-2025 sebagai suatu
perencanaan jangka panjang daerah yang merupakan keberlanjutan
dari rencana sebelumnya dan telah dilalui dalam tahapan pertama
tahun 2005-2008 yang menggambarkan kondisi aktual dalam konteks
kewilayahan beserta seluruh potensi yang dimiliki oleh masyarakat
daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota serta adanya dukungan
masyarakat dan lembaga swasta (LSM lokal maupun internasional).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang


selanjutnya disebut RPJM Daerah periode 2013-2018 memuat arah
kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan
umum dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja
perangkat daerah dan program kewilayahan disertai dengan rencana-
rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif, yaitu fungsi informasi tentang sumber daya yang
diperlukan maupun keluaran dan dampak yang akan ditimbulkan di
dalam dokumen RPJM Daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa


Tenggara Timur Tahun 2013-2018 memuat :

23
Visi, yaitu “Terwujudnya masyarakat Nusa Tenggara Timur yang
berkualitas, sejahtera dan demokratis, dalam Bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Provinsi Nusa


Tenggara Timur yang ingin diwujudkan dalam lima tahun mendatang
adalah Nusa Tenggara Timur yang memiliki sumberdaya manusia yang
berkualitas, memperhatikan keseimbangan antara kewajiban dan hak,
menghargai pendapat dan menerima pendapat orang lain.

Misi yaitu; 1) Meningkatkan pelayanan pendidikan dalam rangka


terwujudnya mutu pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan yang
berdaya saing; 2) Meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan
masyarakat melalui pelayanan yang dapat dijangkau masyarakat; 3)
Memberdayakan ekonomi rakyat dan mengembangkan ekonomi
kepariwisataan dengan mendorong pelaku ekonomi untuk mampu
memanfaatkan keunggulan potensi lokal; 4) Pembenahan sistem hukum
dan reformasi birokrasi; 5) Mempercepat pembangunan infrastruktur
yang berbasis tata ruang dan lingkungan hidup; 6) Meningkatkan
kualitas kehidupan keluarga, pemberdayaan perempuan serta
perlindungan kesejahteraan anak; 7) Mempercepat pembangunan
kelautan dan perikanan; 8) Mempercepat penanggulangan kemiskinan,
bencana dan pembangunan kawasan perbatasan.

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


Provinsi NTT Tahun 2013-2018 adalah pelaksanaan tahap ketiga dari
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025
sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi NTT
Nomor 1 Tahun 2008.

Oleh karena itu dalam menentukan arah, tujuan dan sasaran dan
target yang ingin dicapai dalam RPJP Daerah, maka dalam penyusunan
RPJMD Provinsi NTT Tahun 2013-2018 telah dilakukan evaluasi
terhadap rencana sebelumnya sesuai yang ditetapkan dalam RPJMD

24
Tahun 2008-2013 dan RENSTRA 2008-2013 yang menitikberatkan pada
bidang; (1) ekonomi, (2) kesejahteraan dan sumber daya manusia serta
(3) pembangunan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, perlu


membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6
Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

25
Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
NOMOR 0070

26
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I PENDAHULUAN I-1
I.1 Latar Belakang I-1
I.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2
I.3 Hubungan Antar Dokumen I-4
I.4 Sistematika Penulisan I-5
I.5 Maksud dan Tujuan I-6
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-1
II.1 Aspek Geografi dan Demografi II-1
II.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat II-11
II.3 Aspek Pelayanan Umum II-32
II.4 Aspek Daya Saing Daerah II-85
BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-1
III.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu III-1
III.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu III-13
III.3 Kerangka Pendanaan III-29
III.4 Sinergi Keuangan Daerah Dengan Keuangan Pembangunan Lain III-45
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IV-1
IV.1 Isu-Isu Strategis IV-1
IV.2 Kekuatan Dan Permasalahan IV-1
IV.3 Isu Strategis IV-10
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V-1
V.1 Visi V-1
V.2 Misi V-1
V.3 Tujuan dan Sasaran V-2
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI-1
VI.1 Strategi Pembangunan Daerah VI-1
VI.2 Arah Kebijakan Pembangunan VI-2
VI.3 Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan VI-15
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII-1
VII.1 Kebijakan Umum VII-1
VII.2 Program Pembangunan Daerah VII-1
VII.3 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan VII-19
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTA VIII-1
KEBUTUHAN PENDANAAN
VIII.1 Kebijakan Program Prioritas VIII-1
VIII.2 Target Program Prioritas dan Pendanaan VIII-1
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH XI-1
IX.1 Dasar Penetapan Indikator XI-1
IX.2 Indikator Kinerja Sesuai Misi XI-1
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN X-1
X.1 Pedoman Transisi X-1
X.2 Kaidah Pelaksanaan X-2

i
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun

Anggaran 2010 2014............................................................................................................................... II-2

Tabel 2.2 Keputusan Presiden 12 tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai ........................ II-3

Tabel 2.3 Pusat Kegiatan Nasional di Provinsi NTT…………………………………………………………….. II-7

Tabel 2.4 Jenis Potensi Bencana dan Wilayah Rawan Bencana Provinsi Nusa Tenggara TimurII-8

Tabel 2.5 Rasio Ketergantungan Penduduk NTT 2011-2012……………………………………………… .II-9

Tabel 2.6 Persentase Penduduk berumur 10 Tahun ke atas menurut Kabupaten/Kota dan

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan tahun 2012……………………………………………… II-10

Tabel 2.7. PDRB dan Laju Pertumbuhan NTT dan Indonesia tahun 2009-2012……………………..II-13

Tabel 2.8. PDRB NTT Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2012 II-14

Tabel 2.9. Pendapatan Perkapita 2009-2012 ............................................................................................... .II-15

Tabel 2.10. Koefisien Gini Nusa Tenggara Timur dan Indonesia Tahun 2008-2012 .................... II-16

Tabel 2.11. Prosentase RT Berdasarkan Kelompok Pengeluaran tahun 2008-2012 .................... II-17

Tabel 2.12. Perkembangan Penurunan Kemiskinan 2008-2013 .......................................................... II-17

Tabel 2.13. Penyelesaian Tindak Pidana menurut Kabupaten/Kota di NTT .................................... II-19

Tabel 2.14. Prosentase Kemampuan Membaca dan Menulis Penduduk tahun 2008-2012 ....... II-19

Tabel 2.15. Rata-rata Lama Sekolah per Kabupaten/Kota Tahun 2009-2012................................. II-21

Tabel 2.16. Kondisi APK NTT Tahun 2009-2012 ......................................................................................... II-22

Tabel 2.17. Kondisi APM NTT Tahun 2009-2012 ........................................................................................ II-22

Tabel 2.18. Indikator Derajat Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2012 ................ II-23

Tabel 2.19. Kondisi Bayi Lahir Hidup Kabupaten/Kota 2012................................................................. II-29

Tabel 2.20. Status Gizi Balita Kabupaten/Kota Tahun 2012 ................................................................... II-30

Tabel 2.21. Luas Lahan Rumah Tangga Usaha Pertanian Tahun 2002-2013 ................................... II-31

ii
Tabel 2.22. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2009-2012 ........................................................... II-33

Tabel 2.23 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru, dan Ratio Murid-Guru Pendidikan Dasar............. II-33

Tabel 2.24. Sekolah, Murid, Guru, Ratio Murid-Guru Pendidikan Lanjutan Pertama ................... II-34

Tabel 2.25. Banyaknya Sekolah, Murid, Guru, dan Ratio Murid-Guru Pendidikan Dasar ........... II-34

Tabel 2.26. Rasio Jumlah Sekolah, Ruang Kelas dan Guru Terhadap Siswa Tahun 2012 ........... II-35

Tabel 2.27. Data Kelulusan menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2012..................... ........... II-35

Tabel 2.28. Jumlah Dokter dan Tenaga Medis Tahun 2008-2012 ......................................................... II-38

Tabel 2.29. Kondisi Kesehatan Penduduk NTT dan Nasional Hasil Riskesdes 2007 dan 2013 II-39

Tabel 2.30. Perkembangan Persediaan Rumah Layak Huni 2010-2012 ............................................ II-42

Tabel 2.31 Luas Pemukiman..................................................................................................................................II-43

Tabel 2.32 Rumah tidak layak huni (RTLH) per Kabupaten................................................................... II-43

Tabel 2.33 Kekurangan Rumah (backlog)...................................................................................................... II-44

Tabel 2.34 Realisasi Pencapaian rumah layak huni tahun 2012 dan target pencapaiannya

periode 2014-2018........................................................................................................................... II-45

Tabel 2.35 Persentase Rumah tangga menurut Kabupaten/Kota dan sumber air minum tahun

2012...........................................................................................................................................................II-46

Tabel 2.36 Fasilitas Tempat BAB tahun 2010-2012.................................................................................... II-46

Tabel 2.37 Pelanggan, Pemakai dan Nilai Pemakaian Listrik Tahun 2012........................................II-47

Tabel 2.38 Dokumen Perencanaan Pembangunan Tahun 2009-2012 ............................................... II-48

Tabel 2.39. Lahan Kritis dalam Kawasan Hutan dan di Luar Kawasan Hutan ................................. II-50

Tabel 2.40 Perkembangan pelaksanaan Program KTP Elektronik (KTP-EI) di Nusa Tenggara

Timur per Desember 2013............................................................................................................... II-53

Tabel 2.41. Realisasi Capaian Sasaran Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Tahun 2009-2012 ...................................................................................... II-53

iii
Tabel 2.42. Rasio Akseptor KB Tahun 2008-2012....................................................................................... II-55

Tabel 2.43. Perkembangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Tahun............


2008-2012.............................................................................................................................................II-56

Tabel 2.44. Kondisi Ketenagakerjaan Tahun 2008-2012 ......................................................................... II-56

Tabel 2.45. Lapangan Usaha Utama Tahun 2008-2012............................................................................. II-57

Tabel 2.46. Overall Index Demokrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur (2009-2011) .................... II-60

Tabel 2.47. Indeks Variabel Kebebasan Sipil di Provinsi Nusa Tenggara Timur (2010-2011) II-61

Tabel 2.48. Indeks Variabel Institusi Demokrasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur

(2009w-2011)………………………………………………………………………………………… ..……II-62

Tabel 2.49. Produktivitas Tanaman Pangan Tahun 2011-2012 ............................................................ II-66

Tabel 2.50 Produktivitas Perkebunan Tahun 2011-2012 ........................................................................ II-67

Tabel 2.51. Perkembangan Populasi Ternak Tahun 2011-2012 di NTT ............................................ II-68

Tabel 2.52. Indeks Harga diterima Petani, Indeks Harga dibayar Petani per sub kelompok

pengeluaran serta perubahannya Desember 2013............................................................... II-71

Tabel 2.53. Nilai Tukar Petani NTT Per subsektor November-Desember 2013 ............................ II-73

Tabel 2.54. Presentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Desember 2013 ........ II-74

Tabel 2.55. Presentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Desember 2012-201.II-74

Tabel 2.56. Potensi Kehutanan di Provinsi Nusa Tenggara Timur ....................................................... II-75

Tabel 2.57. Potensi Sumber Daya Mineral Logam Provinsi NTT............................................................II-77

Tabel 2.58. Produksi Perikanan.................. ........................................................................................................II-81

Tabel 2.59. Perkembangan Ekspor Impor 2008-2012............................................................................... II-82

Tabel 2.60. Nilai ekspor NTT Tahun 2008-2013..........................................................................................II-83

Tabel 2.61. Neraca perdagangan ekspor impor NTT Tahun 2010-2013………………………………II-84

Tabel 2.62. Peringkat Daya Saing Provinsi di Indonesia, 2010 ............................................................. II-85

iv
Tabel 2.63. Pengeluaran Komsumsi Rumah Tangga Perkapita Tahun 2011-2012 ....................... II-87

Tabel 2.64. Pengeluaran Komsumsi RumahTangga Perkapita Tahun 2011-2012 ........................ II-87

Tabel 2.65. Nilai Tukar Petani(NTP) tahun 2009-2012 ............................................................................ II-88

Tabel 2.66. Rasio Jenis Kendaraan Terhadap Panjang Jalan Tahun 2012 ........................................ II-88

Tabel 2.67. Jumlah Penerbangan dan Angkutan Udara tahun 2011–2012 ...................................... II-89

Tabel 2.68. Kredit Usaha Kecil Menengah (KUKM) Tahun 2012 .......................................................... II-90

Tabel 2.69. Jangkauan pelayanan Air Bersih untuk Rumah tangga tahun 2008-2012 ................ II-90

Tabel 2.70. Jumlah Tindakan Kriminal yang dilaporkan dan diselesaiakan tahun 2009-2012 II-91

Tabel 2.71. Jenis pajak dan retribusi Provinsi Tahun 2013 ..................................................................... II-92

Tabel 2.72. Rasio Ketergantungan Penduduk NTT 2011 - 2012 ........................................................... II-93

Tabel 3.1. Perkembangan APBD dan realisasi APBD Provinsi Nusa Tenggara Timur

2008-2012............................................................................................................................................... III-2

Tabel 3.2. Realisasi Pendapatan dan Proporsi Pendapatan Daerah Nusa Tenggara Timur,

2008-2012............................................................................................................................................... III-4

Tabel 3.3. Pertumbuhan Pendapatan DaerahProvinsi Nusa Tenggara Timur, 2008-2012 ......... III-5

Tabel 3.4. Neraca Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2008-2012 ............................................... III-7

Tabel 3.5. Pertumbuhan Neraca Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2009-2012 ............... III-11

Tabel 3.6. Rasio Likuiditas dan Solvabilitas Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur ....... III-13

Tabel 3.7. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur 2008 – 2012 ...................... III-15

Tabel 3.8. Tabel Proporsi Realisasi Belanja ................................................................................................. III-16

Tabel 3.9. Rata-Rata Pertumbuhan Belanja Tidak Langsung .............................................................. III-16

Tabel 3.10. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur ......................................................... III-17

Tabel 3.11. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur......................................... III-18

Tabel 3.12. Penutup Defisit Riil Anggaran .................................................................................................... III-19

v
Tabel 3.13. Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran .............................................................................. III-20

Tabel 3.14. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Provinsi Nusa Tenggara Timur 2010-2012........................................................................... III-22

Tabel 3.15. Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan

Provinsi Nusa Tenggara Timur 2010-2012........................................................................... III-23

Tabel 3.16. Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran

Provinsi Nusa Tenggara Timur................................................................................................... III-24

Tabel 3.17. Pengeluaran Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama ............................................... III-29

Tabel 3.18. Proyeksi Pendapatan Daerah 2013-2018.............................................................................. III-38

Tabel 3.19. Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Yang Wajib dan Mengikat

Serta Prioritas Utama Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013-2018 ............................. III-39

Tabel 3.20.Kapasitas Riil Kemampuan Keunangan Daerah untuk mendanai

Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur .................................................... III-41

Tabel 3.21. Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keunagan Daerah

Provinsi Nusa Tenggara Timur................................................................................................... III-42

Tabel 3.22. Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah

Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013 - 2018 ....................................................................... III-44

Tabel 3.23. Sumber Pembiayaan Pembangunan Melalui APBN Tahun 2009-2013..................... III-45

Tabel 3.24. Lembaga Internasional Yang Bermitra dalam

Pembangunana Nusa Tenggara Timur .................................................................................... III-46

Tabel 3.25. Dukungan Lembaga Bilateral Terhadap Pembangunan

Nusa Tenggara Timur ..................................................................................................................... III-50

Tabel 3.26. Dukungan Lembaga Multilateral Terhadap Pembangunan

Nusa Tenggara Timur Di 21 Kabupaten/Kota Tahun 2012 ........................................... III-51

Tabel 3.27. Dukungan NGO Internasional terhadap Pembangunan Nusa Tenggara Timur

Di 21 Kabupaten/Kota .................................................................................................................. III-52

vi
Tabel 5.1 Misi-1, Tujuan dan Sasaran Tahun 2013-2018 ............................................................................V-3

Tabel 6.1 Misi, Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan Tahun 2014-2018 .......................................... VI-17

Tabel 7.1 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-1VII-19

Tabel 7.2 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-2VII-23

Tabel 7.3 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-3VII-29

Tabel 7.4 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-4VII-38

Tabel 7.5 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-5VII-51

Tabel 7.6 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-6VII-56

Tabel 7.7 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-7VII-60

Tabel 7.8 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-8VII-62

Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program yang Disertai Kebutuhan Pendanaan................................... VIII-2

Tabel 9.1 Sasaran Indikator Kinerja Tahun 2013-2018 ............................................................................. IX-1

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Alur Habungan RPJMD Dengan


Dokumen Rencana Lainnya ................................................................... I-4
Gambar 1.2 Habungan RPJMD Dengan Dokumen RTRWP .................................... I-5
Gambar 2.1 Perkiraan perubahan pola hujan dan curah
hujan di NTT pada tahun 2020 hasil. ..................................................... II-5
Gambar 2.2 Laju Inflasi Kota Kupang Menurut Kelompok
Pengeluaran (2007=100), 2008-2012 .................................................... II-15
Gambar 2.3 Persentase dan Kontribusi Penduduk Miskin September tahun 2012 .... II-18
Gambar 2.4 Angka Melek Huruf Penduduk Tahun 2012 .......................................... II-20
Gambar 2.5 Prosentase Pendidikan Penduduk Umur >15 Tahun 2012 ..................... II-23
Gambar 2.6 Konversi Angka Kematian Bayi per 1.000
Kelahiran Hidup di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008-2012. II-24
Gambar 2.7 Konversi Angka Kematian Balita per 1.000 Kelahiran Hidup
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008-2012 ........................... II-25
Gambar 2.8 Konversi Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008-2012 ........................... II-27
Gambar 2.9 Jumlah Kematian Bayi, Ibu dan Balita
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008-2012 ........................... II-27
Gambar 2.10 Umur Harapan Hidup (UHH)
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 1970-2010 ........................... II-28
Gambar 2.11 Prasarana Kesehatan menurut jenis per 21 Kabupaten/Kota
Tahun 2012 ............................................................................................ II-36
Gambar 2.12 Komposisi Tenaga Pelayanan Kesehatan, Tahun 2012......................... II-37
Gambar 2.13 Persentase Rumah Sehat Tahun 2008-2012 .......................................... II-42
Gambar 2.14 Grafik Kelompok Usia Penduduk NTT 2011-2012 .............................. II-54
Gambar 2.15 Klasifikasi Kesejahteraan Keluarga Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2011 ........................................................................................... II-55
Gambar 2.16 Indeks Variabel Hak-hak Politik di Nusa Tenggara Timur
Tahun 2010-2011 .................................................................................. II-62
Gambar 2.17 Nilai Tukar Petani Bulan Oktober-Desember Tahun 2013............ II-70
Gambar 3.1 Perkembangan Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan Tahun 2008-2012.............................................................. III-3

ix
Gambar 3.2 Prosentase Realisasi Pendapatan,Belanja dan
Pembiayaan Tahun 2008-2012.............................................................. III-3
Gambar 3.3 Komposisi Sumber Pendapatan Daerah ................................................ III-6
Gambar 3.4 Prosentase Realisasi Belanja Langsung dan
Tidak Langsung Tahun 2008-2012 ....................................................... III-14
Gambar 3.5 Komposisi Belanja APBN 2009-2013 .................................................. III-45
Gambar 3.6 Penyebaran Total Anggaran Hibah Luar Negeri
Di Nusa Tenggara Timur Tahun 2012 .................................................. III-53
Gambar 3.7 Dukungan Hibah Luar Negeri Terhadap Capaian RPJMD
Provinsi Nusa Tenggara Timur ............................................................. III-54

ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun 2013-2018 merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Derah (RPJPD) Tahun 2005-2025 yang disinergikan dengan visi, misi dan agenda
pembangunan dari Drs. Frans Lebu Raya dan Drs. Benny A. Litelnony, SH. M.Si yang
dilantik Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia tanggal 16 Juli
Tahun 2013 sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur
periode tahun 2013-2018 pada sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Sesuai pasal 150 ayat (3) huruf b Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah bahwa Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang
selanjutnya disebut RPJMD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun merupakan penjabaran
dari visi, misi dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP
daerah dengan memperhatikan RPJM Nasional. RPJMD memuat arah kebijakan keuangan
daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program satuan kerja
perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah dan program kewilayahan disertai
dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif. Untuk kebijakan kewilayahan mengacu pada kebijakan Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010-2030. Dalam rangka sinergi, RPJMD
Provinsi Nusa Tenggara Timur disinergikan juga dengan Master Plan Percepatan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
RPJMD Tahun 2013-2018 merupakan kesinambungan dari pembangunan lima
tahun sebelumnya dengan lebih mendorong sumber daya yang mampu meningkatkan dan
mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengeliminir kendala dan
tantangan pembangunan sesuai hasil analis lingkungan strategis internal dan eksternal.
Mewujudkan harapan tersebut, penyusunan RPJMD menggunakan pendekatan
teknokratis, politis, partisipatif dan pendekatan top-down dan bottom-up.
Sebagai dokumen perencanaan pembanguna daerah, RPJMD 2013-2018 akan
menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renja SKPD) sesuai amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. RPJMD memuat Visi dan Misi Kepala Daerah, yang disusun
berdasarkan analisis permasalahan, isu-isu strategis, tujuan dan sasaran, strategi dan arah
kebijakan serta indikator sasaran dan target pencapaian pembangunan daerah. RPJMD
Provinsi NTT memuat kebijakan terkait dengan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai
dengan peraturan Perundang-undangan bidang penyelenggaraan pemerintah daerah.
RPJMD sebagai acuan pembangunan daerah dilaksanakan melalui strategi
Keberlanjutan, Peningkatan dan Percepatan, Pemberdayaan Masyarakat dengan spirit
Anggaran untuk Rakyat Menuju Sejahtera (Anggur Merah), Kemitraan dan keterpaduan
lintas sektor. Secara operasional strategi tersebut akan menjadi landasan pelaksanaan
agenda dan program pembangunan yang target dan indikatornya terukur sehingga dapat
dijabarkan dalam RKPD dan Renstra SKPD.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 I-1


1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Dasar hukum penyusunan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013–2018
adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah


Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1649);
2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih
dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4287);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
7. Undang-Undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
8. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Nasional;
9. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
10. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
11. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
13. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
14. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 I-2


15. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5252);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Dekonsentrasi;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas
Pembantuan;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4663);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara,
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
28. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 I-3


2005-2025, (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 Nomor
001, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 0011);
29. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur;
30. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Sistem Kesehatan Daerah di Nusa Tenggara Timur.

1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN


RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 memiliki keterkaitan
vertikal dan horizontal dengan dokumen perencanaan lainnya yaitu:
1. Merupakan satu kesatuan dengan sistem perencanaan pembangunan nasional
sehingga dalam penyusunanya mengacu pada RPJP Nasional Tahun 2005-2025,
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, RPJPD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2005-2025 dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2010-2030;
2. Bersinergi dengan RPJMD Provinsi Bali dan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Barat
sebagai Provinsi terdekat dan berada dalam koridor V MP3EI, telah memiliki
kerjasama antar daerah sebagai “Provinsi Sunda Kecil” dan dalam Rencana Tata Ruang
Pulau masuk dalam Tata Ruang Kepulauan Nusa Tenggara;
3. Menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi
Nusa Tenggara Timur;
4. Menjadi acuan sinergi pembangunan pusat dan daerah, sinergi dengan
Kabupaten/kota, investasi swasta, lembaga internasional dan partisipasi masyarakat
Alur hubungan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 dengan
dokumen perencanaan lainnya terlihat sebagaimana Gambar 1.1.

Gambar 1.1
Bagan Alur Habungan RPJMD Dengan Dokumen Rencana Lainnya

Renstra Pedoman
Renja - Pedoman Rincian
K/L RKA-KL
KL APBN
Pemerintah
Pusat
Pedoman Diacu
RPJMN Dijabakan
RPJPN Pedoman Pedoman
kan
RKP RAPBN APBN

Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang


Dijabarkan
RPJPN Pedoman RPJMD RKPD Pedoman RAPBD
NTT APBD
Pemerintah
DaerahSinergi
Daerah
Diacu Daerah
RPJMD BALI Pedoman Pedoman
DAN NTB
Renja - RKA - Rincian
Renstra APBD
SKPD SKPD
Daerah SKPD
UU SPPN UU Keuangan Negara

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 I-4


Selanjutnya keterkaitan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013-2018
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Nusa Tenggara Timur
sebagaimana Gambar 1.2

Gambar 1.2
Habungan RPJMD Dengan Dokumen RTRWP

TUJUAN PEMBANGUNAN
NASIONAL

RPJM
RPJP
NASIONAL
NASIONAL RTRW
NASIONAL
RPJMD
RPJPD
PROVINSI NTT
PROVINSI NTT
RTRW

PROVINSI NTT

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN


RPJMD ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
- BAB I. PENDAHULUAN.
Memuat gambaran umum penyusunan RPJMD agar substansi pada bab-bab
berikutnya dapat dipahami dengan baik.
- BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH.
Memuat secara logis dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang
meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan
pemerintah daerah.
- BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA
PENDANAAN.
Menggambarkan hasil pengolahan data dan analisis terhadap pengelolaan keuangan
daerah sebagaimana telah dilakukan pada tahap perumusan ke dalam sub-bab.
- BAB IV. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS.
Memuat berbagai isu strategis yang akan menentukan kinerja pembangunan dalam 5
(lima) tahun mendatang. Penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan
pembangunan daerah dan isu-isu strategis.
- BAB V. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN.
Menjelaskan visi dan misi Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk
kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, tujuan dan sasaran serta indikator kinerja
setiap misi pembangunan.
- BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN.
Memuat dan menjelaskan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran
serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 I-5


- BAB VII. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH.
Menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan
pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian indikator
kinerja. Dalam kaitan ini, dijelaskan tentang hubungan antara program pembangunan
daerah dengan indikator kinerja yang dipilih.
- BAB VIII. INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN.
Memuat hubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait beserta program yang
menjadi tanggung jawab SKPD. Selain itu, disajikan pula pencapaian target indikator
kinerja pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian
indikator kinerja pada awal periode perencanaan.
- BAB IX. INDIKATOR KINERJA DAERAH.
Memuat indikator kinerja daerah yang bertujuan untuk memberi gambaran tentang
ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi pada akhir periode masa jabatan. Hal ini
ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan
daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun
sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
Indikator kinerja daerah tersebut dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh
dari satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat
capaian indikator kinerja daerah berkenaan.
- BAB X. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN.
Memuat pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan RPJMD Provinsi NTT Tahun 2013-
2018.

1.5. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud penyusunanan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013-2018
adalah:
1) Memberikan arah dan pedoman pemangku kepentingan dalam pembangunan daerah;
2) Mewujudkan pembangunan yang terpadu, sinergis, harmonis dan berkesinambungan;
3) Sebagai Pedoman penyusunan RKPD setiap tahun selama tahun 2013-2018;
4) Menjadi pedoman DPRD dalam pelaksanaan fungsi legislasi, fungsi pengawasan dan
fungsi anggaran DPRD dalam rangka pengendalian pemerintahan dan pembangunan
daerah agar sejalan dengan aspirasi masyarakat sesuai dengan prioritas dan sasaran
program pembangunan;

Tujuan penyusunan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018


sebagai berikut:

1. Untuk menjabarkan visi, misi, dan program prioritas Daerah Gubernur dan Wakil
Gubernur terpilih;
2. Sebagai tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan
dan pelayaan kemasyarakatan dibawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil
Gubernur terpilih;
3. Sebagai tolok ukur penilaian keberhasilan kepala SKPD dalam melaksanakan
pembangunan sesuai dengan tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab
masing-masing dalam mewujudkan visi, misi dan program kepala daerah;
4. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang bersinergi dengan
perencanaan pembangunan nasional dan menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 I-6


BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI


2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah
1. Posisi Astronomis
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di sebelah selatan katulistiwa pada posisi 80 –
120 Lintang Selatan dan 1180 – 1250 Bujur Timur. Batas-batas wilayah; sebelah utara
berbatasan dengan Laut Flores, sebelah selatan dengan Samudera Hindia, sebelah timur
dengan Negara Republik Timor Leste dan sebelah barat dengan Provinsi Nusa Tenggara
Barat.

2. Kondisi Geostrategis
a. Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Negara Timor Leste;
c. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores;
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores;
e. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia/Lautan Indonesia.

3. Kondisi/Kawasan
a. Pedalaman
Kondisi kawasan pedalaman dikembangkan melalui pengembangan habitat Komunitas
Adat Terpencil (KAT) atau lokasi tempat habitat berada yaitu
1) Dataran rendah dan atau daerah rawa;

2) Dataran tinggi dan atau daerah pegunungan;

3) Pedalaman dan atau daerah perbatasan;

4) Diatas perahu dan atau pesesir pantai.

Lokasi habitat tersebut dikembangkan melalui pemberdayaan sebagaimana termuat


dalam Tabel 2.1.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-1


TABEL 2.1.
DATA PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPEMNCIL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2010 SAMPAI DENGAN 2014
SESUAI KABUPATEN, LOKASI PEMBERDAYAAN, DESA DAN KECAMATAN

ALAMAT LOKASI PEMBERDAYAAN KAT POPULASI TAHUN PEMBERDAYAAN KAT


NO KABUPATEN KECAMATAN DESA ( KK ) 2010 2011 2012 2013 2014 SUDAH SEDANG SISA
( KK ) ( KK ) ( KK ) ( KK ) ( KK ) ( KK ) ( KK ) ( KK )
1 KUPANG Amfoang Timur Netemnanu Utara 1.433 - - - - - - 60 1.373
Amfoang Selatan Fatusuki - - 60 - - -
2 TTS Fatumnasi Nuapin 774 - - - - - - 61 713
3 TTU Miomafo Barat Naekake B 835 - - - - - - 50 785
Mutis Naekake A - - - 50 - -
4 BELU Io Kufeu Tunabesi 425 50 - - - - - 50 375
5A L O R Alor Barat Daya Mataru Utara 2.974 - - - - - - - 2.914
Alor Timur Laut Kanarimbala - - 50 - - - 60
6 LEMBATA Lebatukan Lodotodokowa 201 - 30 30 - - - 60 141
7 FLORES TIMUR Solor Timur Tanawerang 10.189 - - 60 - - - 60 10.129
8 SIKKA Mego Liakutu 1.619 - - - - - - - 1.619
9 ENDE Detukeli Ndikosapu 1.365 - - - - - - - 1.365
10 NAGEKEO Aesesa Tedamude 3.415 50 - - - - - 50 3.365
11 NGADA Ngada Utara Waewea 1.575 50 - - - - - 110 1.465
Aimere Heawea - - - 60 - - -
12 MATIM 4.157 - 61 4.096
13 MANGGARAI Lelak Ndiwar 2.789 30 30 60 2.729
14 MABAR 988 - - - - - - - 988
15 SUMBA TIMUR Karera Praisalura 4.157 - - - - - - 61 4.096
16 SUMBA TENGAH 1.399 - - - - - - - 1.399
17 SUMBA BARAT 4.293 - - - - - - - 4.293
18 SBD 553 - - - - - - - 553
19 ROTE NDAO Lobalain Suelain 9.875 - - - - - - -
Rote Ttimur Sotimori - - - 50 - - 50 9.825
20 SABU RAIJUA 1.545 - - - - - - - 1.545

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-2


Dari Tabel 2.1. diatas terlihat jumlah Populasi terbesar yaitu 10.189 Kepala Keluarga pada
Desa Tanawerang, Kecamatan Solor Timur Kabupaten Flores Timur, 9.875 Kepala Keluarga
pada Kabupaten Rote Ndao Desa Suelain pada kecamatan Lobalain dan Desa Solimori pada
kecamatan Rote Timur serta Kabupaten Sumba Barat sejumlah 4.293 Kepala Keluarga. Rata-
rata jumlah kepala Keluarga yang dibina sekitar 50-200 Kepala Keluarga pertahun oleh
karena itu tingkatan cakupan pemberdayaan masih tergolong lamban.

b. Terpencil

Permasalahan yang menyebabkan suatu wilayah menjadi terisolasi (terpencil) antara


lain:
1. Pengaruh Geografis yang membagi wilayah dalam berbagai keadaan/kondisi (Pulau,
Pesisir, Dataran Rendah ataupun Dataran Tinggi) dengan pembatas alami seperti
Laut, Sungai, Gunung, dan lain-lain.
2. Kurangnya Sarana Aksesibilitas yang menghubungkan suatu wilayah dengan wilayah
lain seperti Jalan, Jembatan, Dermaga atau Bandar Udara.
3. Gangguan Akibat Bencana yang menyebabkan rusaknya Sarana Aksesibilitas yang
telah ada.
4. Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang secara sadar memisahkan diri dari lingkungan
sosial diluar wilayahnya (Self Isolation), serta menolak intervensi.
Kondisi ini secara umum dapat terlihat dari tabel diatas dan gambaran umum pada bab
ini.

4. Hidrologi
a. Daerah Aliran Sungai
Gambaran kondisi Hidrologi wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat dilihat
dari potensi air permukaan dan air tanah. Secara umum, potensi hidrologi di wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Timur terutama air permukaan tergolong kecil. Kondisi ini
mengakibatkan sulitnya eksploitasi sumber air permukaan untuk kepentingan
pembangunan. Daerah Aliran Sungai (DAS) dibentuk dari beberapa sungai dan Danau.
Diwilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat 27 DAS dengan luas keseluruhan
1.527.900 Ha. Sungai yang terpanjang di wilyah Nusa Tenggara Timur adalah Sungai
Benenai (100 Km) yang mencakup Kabupaten TTS, TTU dan Belu dengan DAS seluas:
4500 Km di Kabupaten Belu. DAS terluas adalah DAS Benenai yaitu 329.841 Ha.

Tabel 2.2
Keputusan Presiden 12 tahun 2012
tentang penetapan wilayah sungai (WS)

NO. WS NTT DAS


1 WS Flores 472
2 WS Flotim Kepulauan-Lembata-Alor 439
3 WS Benanain 45
4 WS Noelmina 186
5 WS Sumba 130
Total 1272

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-3


b. Sungai, Danau dan Rawa
Base flow andalan dari 194 sungai adalah 122,5 m3/detik atau 3,86 milyar
m3/tahun 94 buah diantaranya merupakan sungai rawan banjir, dengan perkiraan luas
genangan mencapai 55.974 Ha.

c. Debit
Curah hujan rata-rata di NTT adalah 1.200 mm, dengan baseflow andalan dari 194
sungai 122,50 m3/det setara dengan 3,863 Milyar m3/tahun. Dengan demikian
kebutuhan air di NTT: penduduk=4,6 Juta x 1200= 5,520 Milyar setara dengan 175,038
m3/det dan itu berarti NTT mengalami devisit air= 175,038 – 122,5 = 52,538 m3/det
setara dengan 1,657 Milyar m3/tahun.

5. Klimatologi
Iklim dipengaruhi geografis wilayah yang letaknya di antara benua Asia dan
Australia serta antara samudra Hindia dan Pasifik. Secara umum beriklim tropis, dengan
variasi suhu dan penyinaran matahari efektif rata-rata 8 jam per hari. Musim hujan
berlangsung antara bulan November hingga Maret dan musim kemarau antara bulan
April hingga Oktober. Rata-rata curah hujan tahunan berkisar 850 mm terjadi di Sabu,
Maumere, dan Waingapu, sementara curah hujan tahunan kisaran 2500 mm terjadi di
Ruteng, Kuwus, Mano, Pagal dan Lelogama. Fenomena iklim global (El Nino dan La Nina)
juga mempengaruhi kondisi iklim secara umum wilayah. Pada saat terjadinya fenomena El
Nino (1997/1998;2002/2003;2009/2010), awal musim hujan umumnya mundur 1-3
dasarian, periode musim hujan semakin pendek dan sifat hujan umumnya dibawah
normal sehingga berdampak pada kekeringan. Sebaliknya saat La Nina
(1998/1999;2010/2012), awal musim hujan umumnya maju 1-3 dasarian, periode musim
hujan semakin panjang dan sifat hujan diatas normal dan berpotensi menyebabkan banjir.
Berdasarkan analisis data series iklim (suhu udara dan curah hujan) selama 30
tahun (1983-2012), suhu udara rata-rata bulanan mengalami kecenderungan peningkatan
0.20C–0.40C dan curah hujan bulanan mengalami peningkatan sebesar 25-100 mm.
Sementara itu awal terjadinya musim hujan cenderung mundur 1 s/d 3 dasarian dari
normalnya. Periode musim hujan semakin pendek sebaliknya periode musim kemarau
semakin panjang. Perkiraan awal musim hujan (AMH) dan musim hujan (MH) hasil kajian
iklim NTT dan pemodelan iklim, SPARC project UNDP sebagaimana gambar 2.1.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-4


Gambar 2.1
Perkiraan perubahan pola hujan dan curah hujan di NTT tahun 2020

Kondisi iklim demikian mendeterminasi pola pertanian tradisional yang hanya


mengusahakan tanaman semusim yang ditanam dalam periode musim hujan. Persoalan curah
hujan dan pengaruh iklim global, terutama fenomena El Nino dan La Nina serta fenomena
perubahan iklim global yang kurang menguntungkan berakibat pada kekeringan, gagal tanam,
gagal panen, banjir dan gangguan hama dan penyakit tanaman yang serius.

a. Tipe
Konfigurasi Geografis NTT sebagai provinsi Kepulauan dan letaknya posisi silang di antara dua
benua Asia dan Australia dan diantara dua samudera yaitu Hindia dan Pasifik, menetukan
karakteristik iklim di wilayah ini. Wilayah provinsi NTT secara umum termasuk ke dalam tipe
iklim tropis dengan variasi Suhu dan Penyinaran Matahari yang rendah rata-rata suhu
minimum dan maksimum masing-masing 240 C dan 320 C dengan panjang hari ±12 jam. Pola
umum iklim wilayah ini adalah pola musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan
berlangsung antara bulan November sampai Maret dan musim kemarau antara bulan April dan
Oktober. Pola iklim demikian dikendalikan oleh pola angin Moonsoon dari Tenggara yang relatif
kering dan dari arah Barat Laut yang membawa banyak uap air. Konfigurasi kepulauan dan
topografi wilayah juga merupakan pengendali iklim lokal yang berpengaruh terhadap
karakteristik iklim lokal. Akibatnya keragaman iklim antar wilayah didaerah ini juga sangat
besar. Dari aspek curah hujan rata-rata curah hujan tahunan bervariasi antara 850 mm di
daerah-daerah seperti Sabu, Maumere dan Waingapu sehingga lebih dari 2500 mm di Ruteng,
Kuwus dan Lelogama.

b. Kelembaban
Secara umum, iklim wilayah NTT termasuk ke dalam kategori iklim semi-arid, dengan periode
hujan yang hanya berlangsung 3-4 bulan dan periode kering 8-9 bulan.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-5


Kondisi iklim demikian mendeterminasi pola pertanian tradisional NTT yang hanya
mengusahakan tanaman semusim , yang ditanam dalam periode musim hujan. Keadaan
demikian juga mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pertanian yang tergolong sangat
rendah (jumlah jam kerja <5 jam/minggu), akibat dari waktu kerja bertani yang hanya
berlangsung 3-4 bulan dalam setahun.

Persoalan curah hujan di NTT juga diperparah oleh pengaruh iklim global, terutama fenomena
El Nino dan La Nina serta fenomena perubahan iklim global yang kurang menguntungkan.
Dampak dari pengaruh iklim global dimaksud antara lain adalah waktu on set dan off set musim
hujan yang suliy diprediksi dan fenomena kondisi musim kemarau dan musim hujan yang
ekstrim. Akibatnya adalah antara lain: kekeringan, gagal tanam, gagal panen, banjir dan
gangguan hama dan penyakit tanaman yang serius.

Kelembaban nisbi terendah terjadi pada Musim Timur Tenggara (63-76%) yaitu bulan Juni
sampai November dan kelembaban tertinggi pada Musim Barat Daya (82-88%) yaitu bulan
Desember sampai bulan Mei. Curah hujan tertinggi di wilayah Flores bagian barat, Sumba
bagian barat dan Timor bagian tengah (2000-3000 mm/thn).
Kecepatan angin rata-rata pada Bulan November sampai April 03-05 Knot dan angin Musim
Timur Tenggara terjadi pada bulan Mei sampai dengan Oktober dengan kecepatan dapat
mencapai 06-10 Knot (apabila ditunjang angin permukaan).

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah


Rencana pengembangan sistem perkotaan di propinsi NTT, meliputi :
a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) terdapat di Kota Kupang, berfungsi sebagai pusat
pelayanan seluruh wilayah Provinsi NTT.
b. PKNp terdapat di Kota Waingapu di Kabupaten Sumba Timur dan Kota Maumere di
Kabupaten Sikka
c. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) terdapat di Kota Soe di Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Kota Kefamenanu di Kabupaten Timor Tengah Utara, Kota Ende di Kabupaten Ende, Kota
Ruteng di Kabupaten Manggarai dan Kota Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat.
d. PKWp terdapat di Kota Tambolaka di Kabupaten Sumba Barat Daya, Kota Bajawa di
Kabupaten Ngada, Kota Larantuka di Kabupaten Flores Timur, Kota Waikabubak di
Kabupaten Sumba Barat dan , Kota Atambua di Kabupaten Belu, dan Kota Mbay di
Kabupaten Nagekeo.
e. PKL terdapat di Kota Oelamasi di Kabupaten Kupang, Kota Ba’a di Kabupaten Rote Ndao,
Kota Seba di Kabupaten Sabu Raijua, Kota Lewoleba di Kabupaten Lembata, Kota Kalabahi
di Kabupaten Alor, Kota Waibakul di Kabupaten Sumba Tengah, dan Kota Borong di
Kabupaten Manggarai Timur
f. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) terdapat di Atambua di Kabupaten Belu,
Kefamenanu di Kabupaten Timor Tengah Utara, dan Kalabahi di Kabupaten Alor.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-6


Tabel 2.3
Pusat Kegiatan Nasional di Provinsi NTT

No. Potensi Lokasi


Pengembangan Wilayah
1. PKN (Pusat Kegiatan Kota Kupang
Nasional)
2. PKNp Kota Waingapu, Kota Maumere
3. (PKW) Pusat Kegiatan Kota Tambolaka, Kota Bajawa, Kota Larantuka, Kota
Wilayah Waikabubak, Kota Atambua, Kota Labuan Bajo.
4. PKWp Kota Tambolaka, Kota Bajawa, Kota Larantuka, Kota
Waikabubak, Kota Atambua, Kota Mbay
5. PKL Kota Oelamasi, Kota Ba’a, Kota Seba, Kota Lewoleba, Kota
Kalabahi, Kota Waibakul, Kota Borong
6. Pusat Kegiatan Strategis Kota Atambua, Kota Kefamenanu dan Kota Kalabahi
Nasional (PKSN)

2.1.3.Wilayah Rawan Bencana


Nusa Tenggara Timur perlu kewaspadaan bencana alam karena memiliki beberapa
daerah rawan bencana longsor, banjir, geologi dan pergeseran tanah. Kawasan rawan longsor
dan gerakan tanah terdapat di Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, Kabupaten Alor, Kabupaten Lembata,
Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Ende, Kabupaten Ngada, Kabupaten
Nagekeo, Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Manggarai
Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Tengah dan
Kabupaten Sumba Timur. Kawasan rawan banjir terdapat di Takari dan Noelmina di
Kabupaten Kupang, Benanain di Kabupaten Belu, Dataran Bena dan Naemeto di Kabupaten
Timor Tengah Selatan, dan Ndona di Kabupaten Ende.
Kawasan rawan bencana alam geologi terdiri atas: kawasan rawan gempa terdapat di
Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Manggarai Barat,
Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Timur dan Kabupaten Alor; Kawasan rawan
gelombang pasang dan tsunami terdapat di Maumere Kabupaten Sikka, Daerah
Atapupu/Pantai Utara Belu, Pantai Selatan Pulau Sumba, Pantai Utara Ende, Pantai Utara
Flores Timur, Pantai Selatan Lembata, dan Pantai Selatan Pulau Timor, Pantai Selatan Pulau
Sabu dan Pantai Selatan Pulau Rote; kawasan rawan gunung berapi meliputi: Kawasan
Gunung Inelika, Gunung Illi Lewotolo, Gunung Illi Boleng, Gunung Lereboleng, Gunung
Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan di Kabupaten Flores Timur; Kawasan
Gunung Anak Ranakah di Kabupaten Manggarai; Kawasan Gunung Iya dan Gunung Kelimutu
di Kabupaten Ende; Kawasan Gunung Inerie di Kabupaten Ngada; Kawasan Gunung Ebulobo
di Kabupaten Nagekeo; Kawasan Gunung Rokatenda dan Gunung Egon di Kabupaten Sikka;
Kawasan Gunung Sirung di Kabupaten Alor; dan Kawasan Gunung Batutara dan Gunung Ile
Ape di Kabupaten Lembata.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-7


Tabel 2.4
Jenis Potensi Bencana dan Wilayah Rawan Bencana
Provinsi Nusa Tenggara Timur

No. Jenis Potensi Bencana Wilayah Rawan Bancana

1. Rawan Longsor dan 1. Kabupaten Kupang


Pergerakan Tanah
2. Kabupaten Timor Tengah Selatan
3. Kabupaten Timor Tengah Utara
4. Kabupaten Belu
5. Kabupaten Alor
6. Kabupaten Lembata
7. Kabupaten Flores Timur
8. Kabupaten Sikka
9. Kabupaten Ende
10. Kabupaten Ngada
11. Kabupaten Nagekeo
12. Kabupaten Manggarai Timur
13. Kabupaten Manggarai
14. Kabupaten Manggarai Barat
15. Kabupaten Sumba Barat Daya
16. Kabupaten Sumba Barat
17. Kabupaten Sumba Tengah
18. Kabupaten Sumba Timur
2. Rawan Gelombang Pasang 1. Maumere Kabupaten Sikka
dan Tsunami
2. Daerah Atapupu/Pantai Utara Belu
3. Pantai Selatan Pulau Sumba
4. Pantai Utara Ende
5. Pantai Utara Flores Timur
6. Pantai Selatan Lembata
7. Pantai Selatan Pulau Timor
8. Pantai Selatan Pulau Sabu
9. Pantai Selatan Pulau Rote
3. Kawasan Rawan Gunung 1. Kawasan Gunung Inelika, Gunung Illi Lewotolo,
Berapi Gunung Illi Boleng, Gunung Lereboleng, Gunung
Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi
Perempuan di Kabupaten Flores Timur;
2. Kawasan Gunung Anak Ranakah di Kabupaten
Manggarai;
3. Kawasan Gunung Iya dan Gunung Kelimutu di
Kabupaten Ende;
4. Kawasan Gunung Inerie di Kabupaten Ngada;
5. Kawasan Gunung Ebulobo di Kabupaten Nagekeo;

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-8


No. Jenis Potensi Bencana Wilayah Rawan Bancana

6. Kawasan Gunung Rokatenda dan Gunung Egon di


Kabupaten Sikka;
7. Kawasan Gunung Sirung di Kabupaten Alor;
8. Kawasan Gunung Batutara dan Gunung Ile Ape di
Kabupaten Lembata.

2.1.4. DEMOGRAFI WILAYAH


Jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur meningkat yaitu 4.619.655 jiwa tahun 2009,
4.683.827 jiwa tahun 2010, 4.776.485 jiwa tahun 2011 dan tahun 2012 meningkat menjadi
4,899,260 jiwa. Dibandingkan tahun 2009 terjadi peningkatan penduduk sebanyak 279,605
jiwa. Pertumbuhan penduduk Tahun 2011-2012 yaitu penduduk tertinggi berada di Wilayah
Pembangunan (WP) Timor-Alor-Rote Sabu yaitu 2,087,429 jiwa (43,70%) naik menjadi
2,142,332 (43,73%), selanjutnya WP Flores-Lembata 1,989,370 jiwa (41,52%) menjadi
2,034,219 jiwa (42,59%) dan terkecil pada WP Sumba 701,697 jiwa (14,69%) naik menjadi
724,721 (14,79%).
Pertumbuhan penduduk periode 2009-2010 sebesar 1,39% menjadi 1,98% periode
2010-2011 dan 2,60% periode 2011-2012. Pertumbuhan penduduk 1,21% periode 2009–
2012 akibat meningkatnya migrasi, angka harapan hidup dan kelahiran. Penduduk terbesar
berada di Kabupaten Timor Tengah Selatan 453.386 jiwa (9,25%), disusul Kabupaten Belu
370.770 jiwa (7,57%) dan Kota Kupang 362.104 jiwa (7,39%). Penduduk terendah tahun
2012, yakni Kabupaten Sumba Tengah 65.606 jiwa (1,34%).

Kepadatan penduduk NTT tahun 2012 mencapai 103 jiwa/Km². WP Flores-Lembata


mencapai 119 jiwa/Km², WP Timor-Alor-Rote Sabu 111 jiwa/Km² dan WP Sumba 65
Jiwa/Km2. Kota Kupang merupakan wilayah terpadat 2.017 jiwa/Km2 disusul Kabupaten
Sumba Barat Daya dan Kabupaten Manggarai masing-masing 204 jiwa/Km² dan 184
jiwa/Km². Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Tengah dan Kabupaten Kupang
merupakan kabupaten dengan tingkat kepadatan penduduk rendah yaitu 34 jiwa/Km², 35
jiwa/Km² dan 59 jiwa/Km². Rasio jenis kelamin (sex ratio) laki-laki per 100 perempuan
menunjukan tingkat Provinsi 98, WP Sumba mencapai 106, WP Timor-Alor-Rote Sabu 100
dan WP Flores Lembata mencapai 94. Rasio ketergantungan (dependency ratio) stabil pada
pariode 2011-2012 yaitu73,21%. Penduduk perempuan mengalami peningkatan
ketergantungan 0,01% sebagaimana Tabel 2.5.

Tabel 2.5
Rasio Ketergantungan Penduduk NTT 2011 - 2012

2011 2012
Indikator
Lak-laki Perempuan Jumlah Lak-laki Perempuan Jumlah
Usia Produktif
1,342,812 1,414,891 2,757,703 1,397,994 1,470,806 2,868,800
(15-64 Thn)
Usia Kergantungan
1,029,701 989,081 2,018,782 1,030,632 999,828 2,030,460
(0-14 dan > 64 Thn)

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-9


Angka
Ketergantungan/ 76.68 69.91 73.21 73.72 67.98 70.78
Depedency Ratio
Sumber : BPS Dalam angka dan analisis Bappeda

Selanjutnya presentase Penduduk menurut jenis pendidikan per Kabupaten/Kota dapat


dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.6.
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan
PendidikanTertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2012

Tamat
Tamat
Tidak Tamat Tamat Akade TamatUni
Kabupaten/ Sekolah Tamat Tamat Tamat
Punya SMU Diploma mi / versitas / Jumlah
Kota Dasar SMTP SMU S2-S3
Ijasah Kejuruan I dan II Diplom D IV-S1
(SD)
a III
01. Sumba
46,58 21,99 12,10 10,01 3,73 0,45 1,20 3,76 0,17 100,00
Barat
02. Sumba
46,83 23,20 12,96 9,83 3,43 0,31 0,97 2,42 0,05 100,00
Timur
03. Kupang 34,75 31,84 14,69 13,46 1,81 0,38 0,48 2,32 0,26 100,00
04. Timor
Tengah 39,84 31,24 14,19 9,66 2,74 0,26 0,62 1,34 0,11 100,00
Selatan
05. Timor
33,05 38,06 12,72 8,55 2,63 0,49 1,44 2,94 0,13 100,00
Tengah Utara
06. Belu 42,84 28,14 13,31 9,67 1,92 0,60 1,04 2,49 0,00 100,00
07. Alor 33,91 34,32 13,75 9,99 3,82 1,24 0,54 2,39 0,04 100,00
08. Lembata 32,41 37,98 12,35 8,89 3,31 0,62 1,43 2,81 0,19 100,00
09. Flores
36,13 35,00 12,74 8,99 3,81 0,80 0,90 1,62 0,03 100,00
Timur
10. Sikka 48,15 23,52 10,76 8,60 3,33 0,79 1,35 3,48 0,02 100,00
11. Ende 31,15 27,18 15,00 14,07 6,14 0,83 1,00 4,51 0,12 100,00
12. Ngada 24,95 44,11 14,59 8,24 3,03 1,13 0,99 2,96 0,00 100,00
13.
36,86 38,36 10,93 7,84 1,93 0,49 0,74 2,83 0,00 100,00
Manggarai
14. Rote Ndao 39,07 32,59 12,72 10,31 1,12 1,08 0,48 2,62 0,00 100,00
15.
Manggarai 39,97 38,65 10,29 6,29 1,63 0,87 1,16 1,06 0,06 100,00
Barat
16. Sumba
47,06 27,32 11,35 8,80 2,56 0,49 0,62 1,81 0,00 100,00
Tengah
17. Sumba
57,27 22,27 8,89 7,28 1,96 0,41 0,64 1,19 0,10 100,00
Barat Daya
18. Nagekeo 29,42 38,07 13,41 9,87 2,65 1,05 1,69 3,74 0,11 100,00

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-10


Tamat
Tamat
Tidak Tamat Tamat Akade TamatUni
Kabupaten/ Sekolah Tamat Tamat Tamat
Punya SMU Diploma mi / versitas / Jumlah
Kota Dasar SMTP SMU S2-S3
Ijasah Kejuruan I dan II Diplom D IV-S1
(SD)
a III
19.
ManggaraiTi 35,57 46,69 9,72 5,27 0,53 0,92 0,34 0,95 0,00 100,00
mur
20.
45,00 32,43 12,09 6,74 1,07 0,61 0,23 1,76 0,06 100,00
SabuRaijua
71. Kota
10,56 16,61 14,81 37,05 6,44 0,68 2,45 10,23 1,16 100,00
Kupang
Nusa
Tenggara 37,03 31,04 12,67 11,45 2,98 0,65 1,01 3,00 0,16 100,00
Timur
Catatan: Diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), 2012

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Nusa Tenggara Timur sebagai Provinsi kepulauan secara administratif terbagi dalam 1
kota, 21 Kabupaten, 306 Kecamatan, 316 Kelurahan dan 2.936 Desa. Berdasarkan geografis
maka sesuai karakteristik wilayah dibagi dalam tiga satuan wilayah Pembangunan (WP)
yaitu; (i) WP Timor-Alor-Rote Ndao-Sabu Raijua meliputi Kota Kupang, Kabupaten Kupang,
Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu,
Kabupaten Malaka, Kabupaten Alor, Kabupaten Rote Ndao dan Kabupaten Sabu Raijua; (ii)
WP Flores-Lembata meliputi Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai, Kabupaten
Ngada, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur dan
kabupaten Lembata dan (iii) WP Sumba meliputi Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten
Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Barat Daya.
Secara geografis terletak di antara 8-12 Lintang Selatan dan 118 - 125 Bujur Timur.
Luas wilayah daratan 4.734.990 Ha dan luas wilayah lautan 15.141.773, 10Ha yang tersebar
pada 1.192 pulau. 44 pulau yang dihuni, 1.148 pulau belum dihuni, 246 pulau sudah
bernama dan 946 lainnya belum bernama. Memiliki sungai besar sebanyak 40 sungai dengan
panjang antara 25-118 Kilometer. Wilayahnya membentang sepanjang 160 Km dari Utara di
Pulau Palue sampai Selatan di Pulau Ndana dan sepanjang 400 Km dari bagian barat di Pulau
Komodo sampai Alor di bagian Timur. Batas-batas wilayah yaitu; Sebelah Utara dengan Laut
Flores, Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia dan Australia, Sebelah Timur dengan
Negara Republic Democratic Timor Leste; dan Sebelah Barat dengan Selat Sape Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Ketinggian wilayah 0- 1.000 Mdpl seluas 86,35% dan ketinggian >1.000 Mdpl seluas
3,65%. Topografi dominan berbukit hingga bergunung-gunung dengan kemiringan >40%.
Wilayah dengan kemiringan <8% terbatas dan sebagian besar kemiringan lahan 8-40%
sehingga tingkat erosi tinggi. Topografi Desa/Kelurahan yaitu 5,46 % berada di wilayah
puncak, 41,23 % di wilayah lereng, 10,69 % di wilayah lembah dan 42,62 % berada pada
wilayah datar. Sebagian besar tanah di wilayah ini memiliki solum yang sangat dangkal (<30
Cm). Geologi wilayah termasuk dalam kawasan circum-pasific dengan dua karakteristik

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-11


yaitu; Pulau-pulau seperti Pulau Flores, Alor, Komodo, Solor, Lembata dan pulau sekitarnya
terbentuk secara vulkanik dan sering terjadi patahan dan pulau Sumba, Sabu, Rote, Semau,
Timor dan pulau sekitarnya terbentuk dari dasar laut yang terangkat ke permukaan.
Memiliki 11 gunung berapi aktif (vulkanik) dengan ketinggian antara 600–2.200 Mdpl,
tersebar dari pulau Flores hingga Lembata. Semuanya pernah terjadi erupsi tahun 1881–
2012 dan saat ini sedang aktif Gunung Egon di Kabupaten Sikka. Pulau pada jalur vulkanik
tanahnya subur dan kaya potensi tambang namun labil. Deposit tambang yang menonjol
yaitu Pasir, Besi(Fe), Mangan(Mn), Emas(AU), Flourspor(Fs), Bari(Ba), Belerang(S),
posfat(Po), Zeolit(Z), Batu Permata(Gs), Pasir Kwarsa (Ps), Pasir(Ps), Gipsum(Ch), Batu
Marmer(Mr), Batu Gamping, Granit(Gr), Andesit (An), Balsistis, Pasir Batu(Pa), Batu Apung
(Pu), Tanah Diatomea (Td) Lempung/clay (Td).
Untuk keseimbangan lingkungan terdapat Kawasan Lindung seluas 652.916 Ha yang
terbagi dalam beberapa jenis kawasan yaitu Kawasan Yang Memberikan Perlindungan
Terhadap Kawasan Bawahannya 170.461 Ha, Kawasan Taman Buru seluas 4.498 Ha, Kawasan
Perlindungan Plasma Nutfah, Kawasan Pengungsian Satwa dan Kawasan Koridor Jenis
Satwa/Biota Laut yang dilindungi. Kawasan perlindungan terdiri atas Kawasan sempadan
pantai seluas 56.274 Ha, kawasan sempadan sungai seluas 181.837 Ha dan kawasan sekitar
danau seluas 28.944 Ha. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya terdiri atas:
Kawasan suaka alam laut; Laut Sawu dan Laut Flores; Kawasan suaka margasatwa seluas
12.322 Ha, Kawasan cagar alam seluas 47.253 Ha, Kawasan pantai berhutan bakau seluas
10.073 Ha, Kawasan taman nasional seluas 151.483 Ha; Kawasan taman nasional laut
Komodo dan Kawasan Taman Nasional Laut Selat Pantar, Kawasan taman hutan raya Prof Ir.
Herman Yohannes, Kawasan taman wisata alam seluas 55.537 Ha, Kawasan taman wisata
alam laut dan Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
Kawasan budi daya terdiri atas: kawasan hutan produksil, kawasan hutan rakyat,
kawasan pertanian, kawasan perikanan, kawasan pertambangan, kawasan industri, kawasan
pariwisata dan kawasan peruntukan permukiman. Kawasan peruntukan hutan seluas
258.845 Ha, Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas seluas 206.747 Ha dan Kawasan
peruntukan hutan produksi seluas 103.889 Ha.

1. Pertumbuhan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator yang menggambarkan


keadaan perekonomian penduduk suatu wilayah/daerah. Ukuran yang dihasilkan dari
penghitungan PDRB antara lain adalah rata-rata pendapatan perkapita, struktur ekonomi
dan pertumbuhan ekonomi. Dari 9 (sembilan) Lapangan Usaha yang ada, berdasarkan harga
berlaku dan harga konstan tahun 2000. Berdasarkan harga berlaku, PDRB NTT mengalami
kecenderungan naik dari tahun 2009, Rp. 11.920,6 milyard menjadi Rp. 13.971.621,9
milyard pada tahun 2012 sebagaimana tabel 2.7.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-12


Tabel 2.7
PDRB dan Laju Pertumbuhan NTT dan Indonesia tahun 2009-2012

No Wilayah 2009 2010 2011 2012


1 PDRB NTT (Rp.M) 11,920.600.0 12,546,822,0 13,253,420,2 13,971,621,9
Laju Pertumbuhan PDRB
4.3 5.2 5.6 5,4
(%)
2 PDRB Indonesia (Rp.M) 2,178,850.4 2,313,838.0 2,463,242.0 2.618.100,0
Laju Pertumbuhan PDRB
4.6 6.2 6.5 5.92
(%)
Kontribusi Bali & Nusra
0.55 0.54 2.55 2.51
(%)
Sumber: NTT Dalam Angka 2013 - BPS NTT, Analisis Bappeda

Pertumbuhan ekonomi lebih banyak digerakkan oleh aktifitas konsumsi, sehingga


fondasi ekonomi yang tercipta kurang kokoh dalam jangka menengah dan jangka panjang.
Kenyataan tersebut berpengaruh juga pada kondisi kesejahteraan penduduk, akibatnya angka
kemiskinan penduduk masih tinggi yaitu 20,03%. Tingginya angka kemiskinan diakibatkan
oleh beberapa faktor antara lain: rendahnya pendapatan per-kapita masyarakat, tingginya
pengangguran terselubung, belum berkembangnya sektor riil dan rendahnya pertumbuhan
dan produktivitas Usaha Kecil Menengah.
Dampak rendahnya sektor riil dan kapasitas ekonomi masyarakat berpengaruh pada
sumber pembiayaan pembangunan Desa/Kelurahan. Kondisi sumber pembiayaan
pembangunan Desa/Kelurahan yaitu; PAD 1.708 Desa/Kelurahan (57,59%), bantuan
pemerintah kabupaten/kota 2.420 Desa/Kelurahan (81,59%), Pemerintah Provinsi 2313
Desa/Kelurahan (77,98%), Pemerintah Pusat 633 Desa/Kelurahan (21,34%), Bantuan
Pemerintah Luar Negeri 69 Desa (2,33%), Swasta 110 Desa (3,71%) dan lainnya 415 Desa
(13,99%). Kurangnya investasi masyarakat dan swasta berpengaruh pada berbagai indikator
capaian pembangunan ekonomi.
Kontribusi terbesar PDRB NTT atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha
tahun 2012 masih didominasi oleh Sektor Pertanian (28,06%); kemudian disusul Sektor
Jasa–Jasa (24,69%); Perdagangan Hotel dan Restoran (6,97%); Pengangkutan dan
Komunikasi (5,78%); Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (4,07%); Industri
Pengolahan (1,54%); Pertambangan dan Penggalian (1,31%); serta Listrik, Gas dan Air
Minum (0,42%). Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagaimana 2.8.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-13

Anda mungkin juga menyukai