PERATURAN DAERAH
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
TENTANG
1
c. bahwa untuk menjaga kesinambungan pembangunan di
daerah maka perlu ditetapkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah tahapan ketiga Tahun 2013-
2018;
d. bahwa berdasarkan Pasal 150 ayat (3) huruf b, c, d dan
huruf e Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d,
perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2013-2018;
2
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4287);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-
2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);
3
10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5233);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang
Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988
Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3373);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);
4
16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
5
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
23. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
1 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun 2008 Nomor 001 Seri E Nomor 001,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Nomor 0011);
24. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2008 Nomor 008 Seri D Nomor 001, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
0017) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 9 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Perda Nomor 8 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 Nomor 009,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Nomor 0062);
6
25. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2008 Nomor 004 Seri D Nomor 002, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
0018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 10 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Perda Nomor 9 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 Nomor 010,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Nomor 0063);
26. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 Nomor 010
Seri D Nomor 003, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0019) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Nomor 11 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Perda Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur (Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2013 Nomor 0011, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
0064);
7
27. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 Nomor 011
Seri D Nomor 004, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0020) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Perda Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan
Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2013 Nomor 012, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0065);
28. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
5 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu Provinsi Nusa
Tenggara Timur (Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2009 Nomor 005 Seri D Nomor
003, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Nomor 003);
29. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
4 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengelolaan Perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2010 Nomor 004, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0038);
8
30. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
5 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Nusa Tenggara
Timur (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2010 Nomor 005, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 0039);
31. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
6 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Dewan Pembina KORPRI Provinsi Nusa
Tenggara Timur (Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2010 Nomor 006, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
0040);
32. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2012 Nomor 001, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 001);
33. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
2 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Model Mutis
Timau Unit XIX Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2012 Nomor 002, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0052);
9
34. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
14 Tahun 2013 tentang Sekretariat Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2013 Nomor 014, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0067);
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
10
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut
APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
8. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumber daya yang tersedia.
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
untuk periode 5 (lima) tahun.
10. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disebut RENSTRA SKPD adalah Dokumen Perencanaan Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
11. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut RKPD adalah
Dokumen Perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
12. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut
RENJA SKPD adalah Dokumen Perencanaan Satuan Kerja Perangkat
Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
13. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan.
14. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
15. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi.
16. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh
Pemerintah/Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan.
17. Program adalah bentuk instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat yang
11
dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai sasaran dan
tujuan pembangunan daerah.
18. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disebut
Musrenbang adalah forum antar pemangku kepentingan dalam rangka
menyusun rencana pembangunan daerah.
Pasal 2
Pasal 3
12
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Pasal 4
Pasal 5
13
g. mempercepat pembangunan kelautan dan perikanan;
h. mempercepat penanggulangan kemiskinan, bencana dan
pembangunan kawasan perbatasan.
Bab I Pendahuluan;
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah;
Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka
Pendanaan;
Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis;
Bab V Visi, Misi , Tujuan dan Sasaran;
Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan;
Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah.
Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan
Pendanaan.
Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah.
Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan.
14
(5) Isi beserta uraian RPJMD adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
BAB III
PELAKSANAAN
Pasal 6
Pasal 7
15
(5) Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban menjamin konsistensi antara
RPJMD Kabupaten/Kota dengan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2013-2018.
Pasal 8
BAB IV
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Bagian Kesatu
Pengendalian
Pasal 10
16
(2) Pengendalian oleh Gubernur dalam pelaksanaannya dilakukan oleh
Kepala Bappeda untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah
dan oleh Kepala SKPD untuk program dan/atau kegiatan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.
(3) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi
pemantauan, supervisi dan tindak lanjut penyimpangan terhadap
pencapaian tujuan agar program dan kegiatan sesuai dengan kebijakan
pembangunan daerah.
(4) Kepala Bappeda wajib melaporkan hasil pengendalian pelaksanaan
RPJM Daerah kepada Gubernur.
Pasal 11
Pasal 12
17
(4) Hasil pemantauan pelaksanaan Program dan/atau Kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) disusun dalam bentuk Laporan Triwulan untuk
disampaikan kepada Bappeda.
(5) Kepala Bappeda melaporkan hasil pemantauan dan supervisi
pembangunan kepada Gubernur disertai dengan rekomendasi dan
langkah-langkah yang diperlukan.
Bagian Kedua
Evaluasi
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
18
a. penilaian terhadap pelaksanaan proses perumusan dokumen rencana
pembangunan daerah, dan pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan daerah; dan
b. menghimpun, menganalisis dan menyusun hasil evaluasi Kepala SKPD
dalam rangka pencapaian rencana pembangunan daerah.
(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi
bahan bagi penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode
berikutnya.
Pasal 17
BAB V
PENYEBARLUASAN RPJMD
Pasal 18
BAB VI
PERUBAHAN RPJMD
Pasal 19
19
b. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang
dirumuskan tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri;
c. Terjadi perubahan yang mendasar; dan/atau
d. Merugikan kepentingan nasional.
(2) Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
mencakup antara lain terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis
ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah,
atau perubahan kebijakan nasional.
(3) Merugikan kepentingan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d, apabila bertentangan dengan kebijakan nasional.
Pasal 20
Pasal 21
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22
RPJMD Kabupaten/Kota yang telah ada masih tetap berlaku dan wajib
disesuaikan dengan RPJMD paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan
Daerah ini diundangkan.
20
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Ditetapkan di Kupang
pada tanggal 16 Januari 2014
Diundangkan di Kupang
pada tanggal 16 Januari 2014
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,
FRANSISKUS SALEM
21
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
I. UMUM :
22
Agar pelaksanaan desentralisasi dapat menuju kearah pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan, maka perlu disusun perencanaan
operasional yang dapat dijadikan pedoman sekaligus acuan
penyelenggaraan Desentralisasi yang dilaksanakan oleh Provinsi,
Kabupaten dan Kota. Oleh karena itu, maka mekanisme perencanaan
pembangunan daerah tidak terpisahkan dari “sistem perencanaan
pembangunan nasional”, yang mencakup; pendekatan politik,
teknokratik, partisipatif, top-down dan bottom-up.
23
Visi, yaitu “Terwujudnya masyarakat Nusa Tenggara Timur yang
berkualitas, sejahtera dan demokratis, dalam Bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.
Oleh karena itu dalam menentukan arah, tujuan dan sasaran dan
target yang ingin dicapai dalam RPJP Daerah, maka dalam penyusunan
RPJMD Provinsi NTT Tahun 2013-2018 telah dilakukan evaluasi
terhadap rencana sebelumnya sesuai yang ditetapkan dalam RPJMD
24
Tahun 2008-2013 dan RENSTRA 2008-2013 yang menitikberatkan pada
bidang; (1) ekonomi, (2) kesejahteraan dan sumber daya manusia serta
(3) pembangunan Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
25
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
NOMOR 0070
26
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I PENDAHULUAN I-1
I.1 Latar Belakang I-1
I.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2
I.3 Hubungan Antar Dokumen I-4
I.4 Sistematika Penulisan I-5
I.5 Maksud dan Tujuan I-6
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-1
II.1 Aspek Geografi dan Demografi II-1
II.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat II-11
II.3 Aspek Pelayanan Umum II-32
II.4 Aspek Daya Saing Daerah II-85
BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-1
III.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu III-1
III.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu III-13
III.3 Kerangka Pendanaan III-29
III.4 Sinergi Keuangan Daerah Dengan Keuangan Pembangunan Lain III-45
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IV-1
IV.1 Isu-Isu Strategis IV-1
IV.2 Kekuatan Dan Permasalahan IV-1
IV.3 Isu Strategis IV-10
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V-1
V.1 Visi V-1
V.2 Misi V-1
V.3 Tujuan dan Sasaran V-2
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI-1
VI.1 Strategi Pembangunan Daerah VI-1
VI.2 Arah Kebijakan Pembangunan VI-2
VI.3 Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan VI-15
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII-1
VII.1 Kebijakan Umum VII-1
VII.2 Program Pembangunan Daerah VII-1
VII.3 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan VII-19
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTA VIII-1
KEBUTUHAN PENDANAAN
VIII.1 Kebijakan Program Prioritas VIII-1
VIII.2 Target Program Prioritas dan Pendanaan VIII-1
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH XI-1
IX.1 Dasar Penetapan Indikator XI-1
IX.2 Indikator Kinerja Sesuai Misi XI-1
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN X-1
X.1 Pedoman Transisi X-1
X.2 Kaidah Pelaksanaan X-2
i
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
Tabel 2.2 Keputusan Presiden 12 tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai ........................ II-3
Tabel 2.4 Jenis Potensi Bencana dan Wilayah Rawan Bencana Provinsi Nusa Tenggara TimurII-8
Tabel 2.6 Persentase Penduduk berumur 10 Tahun ke atas menurut Kabupaten/Kota dan
Tabel 2.7. PDRB dan Laju Pertumbuhan NTT dan Indonesia tahun 2009-2012……………………..II-13
Tabel 2.8. PDRB NTT Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2012 II-14
Tabel 2.10. Koefisien Gini Nusa Tenggara Timur dan Indonesia Tahun 2008-2012 .................... II-16
Tabel 2.11. Prosentase RT Berdasarkan Kelompok Pengeluaran tahun 2008-2012 .................... II-17
Tabel 2.13. Penyelesaian Tindak Pidana menurut Kabupaten/Kota di NTT .................................... II-19
Tabel 2.14. Prosentase Kemampuan Membaca dan Menulis Penduduk tahun 2008-2012 ....... II-19
Tabel 2.15. Rata-rata Lama Sekolah per Kabupaten/Kota Tahun 2009-2012................................. II-21
Tabel 2.18. Indikator Derajat Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2012 ................ II-23
Tabel 2.20. Status Gizi Balita Kabupaten/Kota Tahun 2012 ................................................................... II-30
Tabel 2.21. Luas Lahan Rumah Tangga Usaha Pertanian Tahun 2002-2013 ................................... II-31
ii
Tabel 2.22. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2009-2012 ........................................................... II-33
Tabel 2.23 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru, dan Ratio Murid-Guru Pendidikan Dasar............. II-33
Tabel 2.24. Sekolah, Murid, Guru, Ratio Murid-Guru Pendidikan Lanjutan Pertama ................... II-34
Tabel 2.25. Banyaknya Sekolah, Murid, Guru, dan Ratio Murid-Guru Pendidikan Dasar ........... II-34
Tabel 2.26. Rasio Jumlah Sekolah, Ruang Kelas dan Guru Terhadap Siswa Tahun 2012 ........... II-35
Tabel 2.27. Data Kelulusan menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2012..................... ........... II-35
Tabel 2.28. Jumlah Dokter dan Tenaga Medis Tahun 2008-2012 ......................................................... II-38
Tabel 2.29. Kondisi Kesehatan Penduduk NTT dan Nasional Hasil Riskesdes 2007 dan 2013 II-39
Tabel 2.30. Perkembangan Persediaan Rumah Layak Huni 2010-2012 ............................................ II-42
Tabel 2.32 Rumah tidak layak huni (RTLH) per Kabupaten................................................................... II-43
Tabel 2.34 Realisasi Pencapaian rumah layak huni tahun 2012 dan target pencapaiannya
Tabel 2.35 Persentase Rumah tangga menurut Kabupaten/Kota dan sumber air minum tahun
2012...........................................................................................................................................................II-46
Tabel 2.37 Pelanggan, Pemakai dan Nilai Pemakaian Listrik Tahun 2012........................................II-47
Tabel 2.39. Lahan Kritis dalam Kawasan Hutan dan di Luar Kawasan Hutan ................................. II-50
Tabel 2.40 Perkembangan pelaksanaan Program KTP Elektronik (KTP-EI) di Nusa Tenggara
iii
Tabel 2.42. Rasio Akseptor KB Tahun 2008-2012....................................................................................... II-55
Tabel 2.46. Overall Index Demokrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur (2009-2011) .................... II-60
Tabel 2.47. Indeks Variabel Kebebasan Sipil di Provinsi Nusa Tenggara Timur (2010-2011) II-61
Tabel 2.48. Indeks Variabel Institusi Demokrasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur
(2009w-2011)………………………………………………………………………………………… ..……II-62
Tabel 2.51. Perkembangan Populasi Ternak Tahun 2011-2012 di NTT ............................................ II-68
Tabel 2.52. Indeks Harga diterima Petani, Indeks Harga dibayar Petani per sub kelompok
Tabel 2.53. Nilai Tukar Petani NTT Per subsektor November-Desember 2013 ............................ II-73
Tabel 2.54. Presentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Desember 2013 ........ II-74
Tabel 2.55. Presentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Desember 2012-201.II-74
Tabel 2.56. Potensi Kehutanan di Provinsi Nusa Tenggara Timur ....................................................... II-75
Tabel 2.62. Peringkat Daya Saing Provinsi di Indonesia, 2010 ............................................................. II-85
iv
Tabel 2.63. Pengeluaran Komsumsi Rumah Tangga Perkapita Tahun 2011-2012 ....................... II-87
Tabel 2.64. Pengeluaran Komsumsi RumahTangga Perkapita Tahun 2011-2012 ........................ II-87
Tabel 2.66. Rasio Jenis Kendaraan Terhadap Panjang Jalan Tahun 2012 ........................................ II-88
Tabel 2.67. Jumlah Penerbangan dan Angkutan Udara tahun 2011–2012 ...................................... II-89
Tabel 2.68. Kredit Usaha Kecil Menengah (KUKM) Tahun 2012 .......................................................... II-90
Tabel 2.69. Jangkauan pelayanan Air Bersih untuk Rumah tangga tahun 2008-2012 ................ II-90
Tabel 2.70. Jumlah Tindakan Kriminal yang dilaporkan dan diselesaiakan tahun 2009-2012 II-91
Tabel 2.71. Jenis pajak dan retribusi Provinsi Tahun 2013 ..................................................................... II-92
Tabel 2.72. Rasio Ketergantungan Penduduk NTT 2011 - 2012 ........................................................... II-93
Tabel 3.1. Perkembangan APBD dan realisasi APBD Provinsi Nusa Tenggara Timur
2008-2012............................................................................................................................................... III-2
Tabel 3.2. Realisasi Pendapatan dan Proporsi Pendapatan Daerah Nusa Tenggara Timur,
2008-2012............................................................................................................................................... III-4
Tabel 3.3. Pertumbuhan Pendapatan DaerahProvinsi Nusa Tenggara Timur, 2008-2012 ......... III-5
Tabel 3.4. Neraca Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2008-2012 ............................................... III-7
Tabel 3.5. Pertumbuhan Neraca Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2009-2012 ............... III-11
Tabel 3.6. Rasio Likuiditas dan Solvabilitas Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur ....... III-13
Tabel 3.7. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur 2008 – 2012 ...................... III-15
v
Tabel 3.13. Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran .............................................................................. III-20
Tabel 3.17. Pengeluaran Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama ............................................... III-29
Tabel 3.19. Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Yang Wajib dan Mengikat
Serta Prioritas Utama Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013-2018 ............................. III-39
Tabel 3.23. Sumber Pembiayaan Pembangunan Melalui APBN Tahun 2009-2013..................... III-45
Tabel 3.27. Dukungan NGO Internasional terhadap Pembangunan Nusa Tenggara Timur
vi
Tabel 5.1 Misi-1, Tujuan dan Sasaran Tahun 2013-2018 ............................................................................V-3
Tabel 6.1 Misi, Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan Tahun 2014-2018 .......................................... VI-17
Tabel 7.1 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-1VII-19
Tabel 7.2 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-2VII-23
Tabel 7.3 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-3VII-29
Tabel 7.4 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-4VII-38
Tabel 7.5 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-5VII-51
Tabel 7.6 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-6VII-56
Tabel 7.7 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-7VII-60
Tabel 7.8 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-8VII-62
Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program yang Disertai Kebutuhan Pendanaan................................... VIII-2
vii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 3.2 Prosentase Realisasi Pendapatan,Belanja dan
Pembiayaan Tahun 2008-2012.............................................................. III-3
Gambar 3.3 Komposisi Sumber Pendapatan Daerah ................................................ III-6
Gambar 3.4 Prosentase Realisasi Belanja Langsung dan
Tidak Langsung Tahun 2008-2012 ....................................................... III-14
Gambar 3.5 Komposisi Belanja APBN 2009-2013 .................................................. III-45
Gambar 3.6 Penyebaran Total Anggaran Hibah Luar Negeri
Di Nusa Tenggara Timur Tahun 2012 .................................................. III-53
Gambar 3.7 Dukungan Hibah Luar Negeri Terhadap Capaian RPJMD
Provinsi Nusa Tenggara Timur ............................................................. III-54
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun 2013-2018 merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Derah (RPJPD) Tahun 2005-2025 yang disinergikan dengan visi, misi dan agenda
pembangunan dari Drs. Frans Lebu Raya dan Drs. Benny A. Litelnony, SH. M.Si yang
dilantik Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia tanggal 16 Juli
Tahun 2013 sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur
periode tahun 2013-2018 pada sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Sesuai pasal 150 ayat (3) huruf b Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah bahwa Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang
selanjutnya disebut RPJMD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun merupakan penjabaran
dari visi, misi dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP
daerah dengan memperhatikan RPJM Nasional. RPJMD memuat arah kebijakan keuangan
daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program satuan kerja
perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah dan program kewilayahan disertai
dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif. Untuk kebijakan kewilayahan mengacu pada kebijakan Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010-2030. Dalam rangka sinergi, RPJMD
Provinsi Nusa Tenggara Timur disinergikan juga dengan Master Plan Percepatan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
RPJMD Tahun 2013-2018 merupakan kesinambungan dari pembangunan lima
tahun sebelumnya dengan lebih mendorong sumber daya yang mampu meningkatkan dan
mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengeliminir kendala dan
tantangan pembangunan sesuai hasil analis lingkungan strategis internal dan eksternal.
Mewujudkan harapan tersebut, penyusunan RPJMD menggunakan pendekatan
teknokratis, politis, partisipatif dan pendekatan top-down dan bottom-up.
Sebagai dokumen perencanaan pembanguna daerah, RPJMD 2013-2018 akan
menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renja SKPD) sesuai amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. RPJMD memuat Visi dan Misi Kepala Daerah, yang disusun
berdasarkan analisis permasalahan, isu-isu strategis, tujuan dan sasaran, strategi dan arah
kebijakan serta indikator sasaran dan target pencapaian pembangunan daerah. RPJMD
Provinsi NTT memuat kebijakan terkait dengan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai
dengan peraturan Perundang-undangan bidang penyelenggaraan pemerintah daerah.
RPJMD sebagai acuan pembangunan daerah dilaksanakan melalui strategi
Keberlanjutan, Peningkatan dan Percepatan, Pemberdayaan Masyarakat dengan spirit
Anggaran untuk Rakyat Menuju Sejahtera (Anggur Merah), Kemitraan dan keterpaduan
lintas sektor. Secara operasional strategi tersebut akan menjadi landasan pelaksanaan
agenda dan program pembangunan yang target dan indikatornya terukur sehingga dapat
dijabarkan dalam RKPD dan Renstra SKPD.
Gambar 1.1
Bagan Alur Habungan RPJMD Dengan Dokumen Rencana Lainnya
Renstra Pedoman
Renja - Pedoman Rincian
K/L RKA-KL
KL APBN
Pemerintah
Pusat
Pedoman Diacu
RPJMN Dijabakan
RPJPN Pedoman Pedoman
kan
RKP RAPBN APBN
Gambar 1.2
Habungan RPJMD Dengan Dokumen RTRWP
TUJUAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
RPJM
RPJP
NASIONAL
NASIONAL RTRW
NASIONAL
RPJMD
RPJPD
PROVINSI NTT
PROVINSI NTT
RTRW
PROVINSI NTT
1. Untuk menjabarkan visi, misi, dan program prioritas Daerah Gubernur dan Wakil
Gubernur terpilih;
2. Sebagai tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan
dan pelayaan kemasyarakatan dibawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil
Gubernur terpilih;
3. Sebagai tolok ukur penilaian keberhasilan kepala SKPD dalam melaksanakan
pembangunan sesuai dengan tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab
masing-masing dalam mewujudkan visi, misi dan program kepala daerah;
4. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang bersinergi dengan
perencanaan pembangunan nasional dan menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.
2. Kondisi Geostrategis
a. Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Negara Timor Leste;
c. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores;
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores;
e. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia/Lautan Indonesia.
3. Kondisi/Kawasan
a. Pedalaman
Kondisi kawasan pedalaman dikembangkan melalui pengembangan habitat Komunitas
Adat Terpencil (KAT) atau lokasi tempat habitat berada yaitu
1) Dataran rendah dan atau daerah rawa;
b. Terpencil
4. Hidrologi
a. Daerah Aliran Sungai
Gambaran kondisi Hidrologi wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat dilihat
dari potensi air permukaan dan air tanah. Secara umum, potensi hidrologi di wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Timur terutama air permukaan tergolong kecil. Kondisi ini
mengakibatkan sulitnya eksploitasi sumber air permukaan untuk kepentingan
pembangunan. Daerah Aliran Sungai (DAS) dibentuk dari beberapa sungai dan Danau.
Diwilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat 27 DAS dengan luas keseluruhan
1.527.900 Ha. Sungai yang terpanjang di wilyah Nusa Tenggara Timur adalah Sungai
Benenai (100 Km) yang mencakup Kabupaten TTS, TTU dan Belu dengan DAS seluas:
4500 Km di Kabupaten Belu. DAS terluas adalah DAS Benenai yaitu 329.841 Ha.
Tabel 2.2
Keputusan Presiden 12 tahun 2012
tentang penetapan wilayah sungai (WS)
c. Debit
Curah hujan rata-rata di NTT adalah 1.200 mm, dengan baseflow andalan dari 194
sungai 122,50 m3/det setara dengan 3,863 Milyar m3/tahun. Dengan demikian
kebutuhan air di NTT: penduduk=4,6 Juta x 1200= 5,520 Milyar setara dengan 175,038
m3/det dan itu berarti NTT mengalami devisit air= 175,038 – 122,5 = 52,538 m3/det
setara dengan 1,657 Milyar m3/tahun.
5. Klimatologi
Iklim dipengaruhi geografis wilayah yang letaknya di antara benua Asia dan
Australia serta antara samudra Hindia dan Pasifik. Secara umum beriklim tropis, dengan
variasi suhu dan penyinaran matahari efektif rata-rata 8 jam per hari. Musim hujan
berlangsung antara bulan November hingga Maret dan musim kemarau antara bulan
April hingga Oktober. Rata-rata curah hujan tahunan berkisar 850 mm terjadi di Sabu,
Maumere, dan Waingapu, sementara curah hujan tahunan kisaran 2500 mm terjadi di
Ruteng, Kuwus, Mano, Pagal dan Lelogama. Fenomena iklim global (El Nino dan La Nina)
juga mempengaruhi kondisi iklim secara umum wilayah. Pada saat terjadinya fenomena El
Nino (1997/1998;2002/2003;2009/2010), awal musim hujan umumnya mundur 1-3
dasarian, periode musim hujan semakin pendek dan sifat hujan umumnya dibawah
normal sehingga berdampak pada kekeringan. Sebaliknya saat La Nina
(1998/1999;2010/2012), awal musim hujan umumnya maju 1-3 dasarian, periode musim
hujan semakin panjang dan sifat hujan diatas normal dan berpotensi menyebabkan banjir.
Berdasarkan analisis data series iklim (suhu udara dan curah hujan) selama 30
tahun (1983-2012), suhu udara rata-rata bulanan mengalami kecenderungan peningkatan
0.20C–0.40C dan curah hujan bulanan mengalami peningkatan sebesar 25-100 mm.
Sementara itu awal terjadinya musim hujan cenderung mundur 1 s/d 3 dasarian dari
normalnya. Periode musim hujan semakin pendek sebaliknya periode musim kemarau
semakin panjang. Perkiraan awal musim hujan (AMH) dan musim hujan (MH) hasil kajian
iklim NTT dan pemodelan iklim, SPARC project UNDP sebagaimana gambar 2.1.
a. Tipe
Konfigurasi Geografis NTT sebagai provinsi Kepulauan dan letaknya posisi silang di antara dua
benua Asia dan Australia dan diantara dua samudera yaitu Hindia dan Pasifik, menetukan
karakteristik iklim di wilayah ini. Wilayah provinsi NTT secara umum termasuk ke dalam tipe
iklim tropis dengan variasi Suhu dan Penyinaran Matahari yang rendah rata-rata suhu
minimum dan maksimum masing-masing 240 C dan 320 C dengan panjang hari ±12 jam. Pola
umum iklim wilayah ini adalah pola musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan
berlangsung antara bulan November sampai Maret dan musim kemarau antara bulan April dan
Oktober. Pola iklim demikian dikendalikan oleh pola angin Moonsoon dari Tenggara yang relatif
kering dan dari arah Barat Laut yang membawa banyak uap air. Konfigurasi kepulauan dan
topografi wilayah juga merupakan pengendali iklim lokal yang berpengaruh terhadap
karakteristik iklim lokal. Akibatnya keragaman iklim antar wilayah didaerah ini juga sangat
besar. Dari aspek curah hujan rata-rata curah hujan tahunan bervariasi antara 850 mm di
daerah-daerah seperti Sabu, Maumere dan Waingapu sehingga lebih dari 2500 mm di Ruteng,
Kuwus dan Lelogama.
b. Kelembaban
Secara umum, iklim wilayah NTT termasuk ke dalam kategori iklim semi-arid, dengan periode
hujan yang hanya berlangsung 3-4 bulan dan periode kering 8-9 bulan.
Persoalan curah hujan di NTT juga diperparah oleh pengaruh iklim global, terutama fenomena
El Nino dan La Nina serta fenomena perubahan iklim global yang kurang menguntungkan.
Dampak dari pengaruh iklim global dimaksud antara lain adalah waktu on set dan off set musim
hujan yang suliy diprediksi dan fenomena kondisi musim kemarau dan musim hujan yang
ekstrim. Akibatnya adalah antara lain: kekeringan, gagal tanam, gagal panen, banjir dan
gangguan hama dan penyakit tanaman yang serius.
Kelembaban nisbi terendah terjadi pada Musim Timur Tenggara (63-76%) yaitu bulan Juni
sampai November dan kelembaban tertinggi pada Musim Barat Daya (82-88%) yaitu bulan
Desember sampai bulan Mei. Curah hujan tertinggi di wilayah Flores bagian barat, Sumba
bagian barat dan Timor bagian tengah (2000-3000 mm/thn).
Kecepatan angin rata-rata pada Bulan November sampai April 03-05 Knot dan angin Musim
Timur Tenggara terjadi pada bulan Mei sampai dengan Oktober dengan kecepatan dapat
mencapai 06-10 Knot (apabila ditunjang angin permukaan).
Tabel 2.5
Rasio Ketergantungan Penduduk NTT 2011 - 2012
2011 2012
Indikator
Lak-laki Perempuan Jumlah Lak-laki Perempuan Jumlah
Usia Produktif
1,342,812 1,414,891 2,757,703 1,397,994 1,470,806 2,868,800
(15-64 Thn)
Usia Kergantungan
1,029,701 989,081 2,018,782 1,030,632 999,828 2,030,460
(0-14 dan > 64 Thn)
Tabel 2.6.
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan
PendidikanTertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2012
Tamat
Tamat
Tidak Tamat Tamat Akade TamatUni
Kabupaten/ Sekolah Tamat Tamat Tamat
Punya SMU Diploma mi / versitas / Jumlah
Kota Dasar SMTP SMU S2-S3
Ijasah Kejuruan I dan II Diplom D IV-S1
(SD)
a III
01. Sumba
46,58 21,99 12,10 10,01 3,73 0,45 1,20 3,76 0,17 100,00
Barat
02. Sumba
46,83 23,20 12,96 9,83 3,43 0,31 0,97 2,42 0,05 100,00
Timur
03. Kupang 34,75 31,84 14,69 13,46 1,81 0,38 0,48 2,32 0,26 100,00
04. Timor
Tengah 39,84 31,24 14,19 9,66 2,74 0,26 0,62 1,34 0,11 100,00
Selatan
05. Timor
33,05 38,06 12,72 8,55 2,63 0,49 1,44 2,94 0,13 100,00
Tengah Utara
06. Belu 42,84 28,14 13,31 9,67 1,92 0,60 1,04 2,49 0,00 100,00
07. Alor 33,91 34,32 13,75 9,99 3,82 1,24 0,54 2,39 0,04 100,00
08. Lembata 32,41 37,98 12,35 8,89 3,31 0,62 1,43 2,81 0,19 100,00
09. Flores
36,13 35,00 12,74 8,99 3,81 0,80 0,90 1,62 0,03 100,00
Timur
10. Sikka 48,15 23,52 10,76 8,60 3,33 0,79 1,35 3,48 0,02 100,00
11. Ende 31,15 27,18 15,00 14,07 6,14 0,83 1,00 4,51 0,12 100,00
12. Ngada 24,95 44,11 14,59 8,24 3,03 1,13 0,99 2,96 0,00 100,00
13.
36,86 38,36 10,93 7,84 1,93 0,49 0,74 2,83 0,00 100,00
Manggarai
14. Rote Ndao 39,07 32,59 12,72 10,31 1,12 1,08 0,48 2,62 0,00 100,00
15.
Manggarai 39,97 38,65 10,29 6,29 1,63 0,87 1,16 1,06 0,06 100,00
Barat
16. Sumba
47,06 27,32 11,35 8,80 2,56 0,49 0,62 1,81 0,00 100,00
Tengah
17. Sumba
57,27 22,27 8,89 7,28 1,96 0,41 0,64 1,19 0,10 100,00
Barat Daya
18. Nagekeo 29,42 38,07 13,41 9,87 2,65 1,05 1,69 3,74 0,11 100,00
Nusa Tenggara Timur sebagai Provinsi kepulauan secara administratif terbagi dalam 1
kota, 21 Kabupaten, 306 Kecamatan, 316 Kelurahan dan 2.936 Desa. Berdasarkan geografis
maka sesuai karakteristik wilayah dibagi dalam tiga satuan wilayah Pembangunan (WP)
yaitu; (i) WP Timor-Alor-Rote Ndao-Sabu Raijua meliputi Kota Kupang, Kabupaten Kupang,
Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu,
Kabupaten Malaka, Kabupaten Alor, Kabupaten Rote Ndao dan Kabupaten Sabu Raijua; (ii)
WP Flores-Lembata meliputi Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai, Kabupaten
Ngada, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur dan
kabupaten Lembata dan (iii) WP Sumba meliputi Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten
Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Barat Daya.
Secara geografis terletak di antara 8-12 Lintang Selatan dan 118 - 125 Bujur Timur.
Luas wilayah daratan 4.734.990 Ha dan luas wilayah lautan 15.141.773, 10Ha yang tersebar
pada 1.192 pulau. 44 pulau yang dihuni, 1.148 pulau belum dihuni, 246 pulau sudah
bernama dan 946 lainnya belum bernama. Memiliki sungai besar sebanyak 40 sungai dengan
panjang antara 25-118 Kilometer. Wilayahnya membentang sepanjang 160 Km dari Utara di
Pulau Palue sampai Selatan di Pulau Ndana dan sepanjang 400 Km dari bagian barat di Pulau
Komodo sampai Alor di bagian Timur. Batas-batas wilayah yaitu; Sebelah Utara dengan Laut
Flores, Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia dan Australia, Sebelah Timur dengan
Negara Republic Democratic Timor Leste; dan Sebelah Barat dengan Selat Sape Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Ketinggian wilayah 0- 1.000 Mdpl seluas 86,35% dan ketinggian >1.000 Mdpl seluas
3,65%. Topografi dominan berbukit hingga bergunung-gunung dengan kemiringan >40%.
Wilayah dengan kemiringan <8% terbatas dan sebagian besar kemiringan lahan 8-40%
sehingga tingkat erosi tinggi. Topografi Desa/Kelurahan yaitu 5,46 % berada di wilayah
puncak, 41,23 % di wilayah lereng, 10,69 % di wilayah lembah dan 42,62 % berada pada
wilayah datar. Sebagian besar tanah di wilayah ini memiliki solum yang sangat dangkal (<30
Cm). Geologi wilayah termasuk dalam kawasan circum-pasific dengan dua karakteristik
1. Pertumbuhan PDRB