Anda di halaman 1dari 427

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN DAERAH
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

NOMOR 1 TAHUN 2014

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan,


pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada
masyarakat di daerah, Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Timur memerlukan Perencanaan
Pembangunan Jangka Menengah demi mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2005-
2025, maka Nusa Tenggara Timur telah melewati 2
tahapan Pembangunan Jangka Menengah yaitu tahapan
pertama tahun 2005-2008 dan tahapan kedua tahun
2009-2013;

1
c. bahwa untuk menjaga kesinambungan pembangunan di
daerah maka perlu ditetapkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah tahapan ketiga Tahun 2013-
2018;
d. bahwa berdasarkan Pasal 150 ayat (3) huruf b, c, d dan
huruf e Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d,
perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2013-2018;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1649);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4287);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-
2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);

3
10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5233);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang
Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988
Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3373);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);

4
16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

5
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
23. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
1 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun 2008 Nomor 001 Seri E Nomor 001,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Nomor 0011);
24. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2008 Nomor 008 Seri D Nomor 001, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
0017) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 9 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Perda Nomor 8 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 Nomor 009,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Nomor 0062);

6
25. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2008 Nomor 004 Seri D Nomor 002, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
0018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 10 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Perda Nomor 9 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 Nomor 010,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur Nomor 0063);
26. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 Nomor 010
Seri D Nomor 003, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0019) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Nomor 11 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Perda Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur (Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2013 Nomor 0011, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
0064);

7
27. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 Nomor 011
Seri D Nomor 004, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0020) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Perda Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan
Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2013 Nomor 012, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0065);
28. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
5 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu Provinsi Nusa
Tenggara Timur (Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2009 Nomor 005 Seri D Nomor
003, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Nomor 003);
29. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
4 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengelolaan Perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2010 Nomor 004, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0038);

8
30. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
5 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Koordinasi Penanaman Modal Provinsi Nusa Tenggara
Timur (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2010 Nomor 005, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 0039);
31. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
6 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Dewan Pembina KORPRI Provinsi Nusa
Tenggara Timur (Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2010 Nomor 006, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
0040);
32. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2012 Nomor 001, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 001);
33. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
2 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Model Mutis
Timau Unit XIX Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2012 Nomor 002, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0052);

9
34. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor
14 Tahun 2013 tentang Sekretariat Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2013 Nomor 014, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 0067);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
dan
GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA


PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI
NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur.


2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3. Gubernur adalah Gubernur Nusa Tenggara Timur.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut
Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

10
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut
APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
8. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumber daya yang tersedia.
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
untuk periode 5 (lima) tahun.
10. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disebut RENSTRA SKPD adalah Dokumen Perencanaan Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
11. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut RKPD adalah
Dokumen Perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
12. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut
RENJA SKPD adalah Dokumen Perencanaan Satuan Kerja Perangkat
Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
13. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan.
14. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
15. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi.
16. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh
Pemerintah/Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan.
17. Program adalah bentuk instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat yang

11
dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai sasaran dan
tujuan pembangunan daerah.
18. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disebut
Musrenbang adalah forum antar pemangku kepentingan dalam rangka
menyusun rencana pembangunan daerah.

Pasal 2

RPJMD disusun berdasarkan asas keterbukaan dalam akses informasi,


partisipatif dengan melibatkan stakeholders dan responsif serta tanggap
terhadap perubahan sesuai dengan kondisi dalam masyarakat Nusa Tenggara
Timur.

Pasal 3

(1) Maksud penyusunan RPJMD adalah untuk menyediakan pedoman


resmi bagi Pemerintah Daerah, DPRD, swasta dan masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan.

(2) Tujuan penyusunan RPJMD adalah sebagai berikut :

a. menjadi pedoman resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan


DPRD dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan
yang akan dibiayai APBD dan sumber pembiayaan lainnya yang sah;
b. menjadi acuan SKPD dalam penyusunan Renstra SKPD dan Renja
SKPD.
c. menjadi acuan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun
RPJMD Kabupaten/Kota;
d. menjadi tolok ukur dalam melakukan evaluasi kinerja tahunan
daerah;
e. memberikan gambaran umum kondisi daerah terkini dalam
konstelasi regional dan nasional.

12
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Pasal 4

RPJMD merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah


Daerah yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Gubernur
yang memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan
daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas
satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan bersifat
indikatif.

Pasal 5

(1) Visi pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 yaitu


terwujudnya masyarakat Nusa Tenggara Timur yang berkualitas,
sejahtera dan demokratis dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

(2) Misi Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 terdiri atas 8


Misi Pembangunan yaitu :
a. meningkatkan pelayanan pendidikan dalam rangka terwujudnya mutu
pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan yang berdaya saing;
b. meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat melalui
pelayanan yang dapat dijangkau masyarakat;
c. memberdayakan ekonomi rakyat dan mengembangkan ekonomi
kepariwisataan dengan mendorong pelaku ekonomi untuk mampu
memanfaatkan keunggulan potensi lokal;
d. pembenahan sistem hukum dan reformasi birokrasi;
e. mempercepat pembangunan infrastruktur yang berbasis tata ruang
dan lingkungan hidup;
f. meningkatkan kualitas kehidupan keluarga, pemberdayaan
perempuan serta perlindungan kesejahteraan anak;

13
g. mempercepat pembangunan kelautan dan perikanan;
h. mempercepat penanggulangan kemiskinan, bencana dan
pembangunan kawasan perbatasan.

(3) 8 agenda pembangunan prioritas tahun 2013 -2018 yaitu:


a. peningkatan kualitas pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan;
b. pembangunan kesehatan;
c. pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan pengembangan pariwisata;
d. pembenahan sistem hukum dan reformasi birokrasi;
e. percepatan pembangunan infrastruktur berbasis tata ruang dan
lingkungan hidup;
f. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
g. pembangunan perikanan dan kelautan.
h. penanggulangan kemiskinan, bencana dan pembangunan kawasan
perbatasan.

(4) Dokumen RPJMD disusun dengan sistimatika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan;
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah;
Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka
Pendanaan;
Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis;
Bab V Visi, Misi , Tujuan dan Sasaran;
Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan;
Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah.
Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan
Pendanaan.
Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah.
Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan.

14
(5) Isi beserta uraian RPJMD adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
BAB III
PELAKSANAAN

Pasal 6

(1) RPJMD dilaksanakan oleh gubernur, seluruh SKPD, pemerintah


Kabupaten/Kota dan seluruh pemangku kepentingan di daerah.
(2) RPJMD wajib dilaksanakan secara konsisten, jujur, transparan,
profesional, partisipatif dan penuh tanggung jawab.
(3) SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Pemerintah Kabupaten/Kota serta masyarakat termasuk dunia usaha,
berkewajiban melaksanakan program-program dalam RPJMD dengan
sebaik-baiknya.

Pasal 7

(1) RPJMD dalam pelaksanaannya dijabarkan dalam Rencana Kerja


Pemerintah Daerah (RKPD) mulai tahun 2014 hingga 2018.
(2) SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur,
berkewajiban menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra SKPD) yang memuat Visi, Misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsi
yang selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD).
(3) Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun RPJMD Kabupaten/Kota
harus mengacu pada RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2013-2018.
(4) SKPD Provinsi berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD
dengan Renstra SKPD.

15
(5) Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban menjamin konsistensi antara
RPJMD Kabupaten/Kota dengan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2013-2018.

Pasal 8

(1) 8 (delapan) Agenda pembangunan yang menjadi prioritas pembangunan


dalam RPJMD baik mengenai aspek program maupun wilayah hanya
mempunyai implikasi terhadap konsentrasi intervensi terhadap program
dan wilayah prioritas, baik dalam kerangka anggaran maupun kegiatan
dan tidak berimplikasi terhadap peniadaan program maupun wilayah
non prioritas.
(2) Program prioritas dan program penunjang beserta kegiatan pokoknya
tidak berimplikasi pada besaran pengalokasian belanja tetapi lebih pada
logika alur berpikir mengenai skala prioritas penting sebuah program
beserta kegiatan pokoknya dalam mewujudkan sasaran pembangunan
yang diagendakan.
Pasal 9

Sebelum ditetapkan RPJMD Tahun 2019-2023, penyusunan RKPD Tahun


2019 berpedoman pada Arah Kebijakan dan Sasaran Pokok yang ditetapkan
dalam Peraturan Daerah tentang RPJPD Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai
dengan periode berkenan.

BAB IV
PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Bagian Kesatu
Pengendalian

Pasal 10

(1) Gubernur melakukan pengendalian terhadap perencanaan


pembangunan daerah lingkup provinsi, antar kabupaten/kota dalam
wilayah provinsi.

16
(2) Pengendalian oleh Gubernur dalam pelaksanaannya dilakukan oleh
Kepala Bappeda untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah
dan oleh Kepala SKPD untuk program dan/atau kegiatan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.
(3) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi
pemantauan, supervisi dan tindak lanjut penyimpangan terhadap
pencapaian tujuan agar program dan kegiatan sesuai dengan kebijakan
pembangunan daerah.
(4) Kepala Bappeda wajib melaporkan hasil pengendalian pelaksanaan
RPJM Daerah kepada Gubernur.

Pasal 11

Pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 meliputi pengendalian


terhadap :
a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah; dan
b. pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

Pasal 12

(1) Pengendalian oleh Gubernur dalam pelaksanaannya dilakukan oleh


Bappeda untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah dan oleh
Kepala SKPD untuk Program dan/atau Kegiatan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
(2) Pengendalian oleh Bappeda meliputi pemantauan, supervisi dan tindak
lanjut penyimpangan terhadap pencapaian tujuan agar program dan
kegiatan sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah.
(3) Pemantauan Program dan/atau Kegiatan oleh SKPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi realisasi pencapaian target, penyerapan
dana dan kendala yang dihadapi.

17
(4) Hasil pemantauan pelaksanaan Program dan/atau Kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) disusun dalam bentuk Laporan Triwulan untuk
disampaikan kepada Bappeda.
(5) Kepala Bappeda melaporkan hasil pemantauan dan supervisi
pembangunan kepada Gubernur disertai dengan rekomendasi dan
langkah-langkah yang diperlukan.
Bagian Kedua
Evaluasi

Pasal 13

Gubernur melakukan evaluasi terhadap perencanaan pembangunan daerah


lingkup provinsi, antar kabupaten/kota dalam wilayah provinsi.

Pasal 14

Tata cara dan mekanisme pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJM


Daerah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.

Pasal 15

Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 meliputi evaluasi terhadap:


a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah;
b. pelaksanaan rencana pembangunan daerah; dan
c. hasil rencana pembangunan daerah.

Pasal 16

(1) Evaluasi oleh gubernur dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Bappeda


untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah dan oleh Kepala
SKPD untuk capaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan SKPD
periode sebelumnya.
(2) Evaluasi oleh Bappeda meliputi :

18
a. penilaian terhadap pelaksanaan proses perumusan dokumen rencana
pembangunan daerah, dan pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan daerah; dan
b. menghimpun, menganalisis dan menyusun hasil evaluasi Kepala SKPD
dalam rangka pencapaian rencana pembangunan daerah.
(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi
bahan bagi penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode
berikutnya.

Pasal 17

Gubernur berkewajiban memberikan informasi mengenai hasil evaluasi


pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah kepada masyarakat.

BAB V
PENYEBARLUASAN RPJMD

Pasal 18

Gubernur berkewajiban menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2013-2018 kepada masyarakat.

BAB VI
PERUBAHAN RPJMD

Pasal 19

(1) Perubahan RPJMD hanya dapat dilakukan apabila :


a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses
perumusan tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan
Rencana Pembangunan Daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri;

19
b. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang
dirumuskan tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri;
c. Terjadi perubahan yang mendasar; dan/atau
d. Merugikan kepentingan nasional.

(2) Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
mencakup antara lain terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis
ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah,
atau perubahan kebijakan nasional.
(3) Merugikan kepentingan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d, apabila bertentangan dengan kebijakan nasional.

Pasal 20

RPJMD Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ditetapkan dengan


Peraturan Daerah.

Pasal 21

Dalam hal pelaksanaan RPJMD terjadi perubahan capaian sasaran tahunan


yang tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir pembangunan jangka
menengah, penetapan Perubahan RPJMD ditetapkan dengan Peraturan
Gubernur.

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 22

RPJMD Kabupaten/Kota yang telah ada masih tetap berlaku dan wajib
disesuaikan dengan RPJMD paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan
Daerah ini diundangkan.

20
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

Ditetapkan di Kupang
pada tanggal 16 Januari 2014

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR,

FRANS LEBU RAYA

Diundangkan di Kupang
pada tanggal 16 Januari 2014

SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,

FRANSISKUS SALEM

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


TAHUN 2014 NOMOR 001

21
PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH PROVINSI


NUSA TENGGARA TIMUR

NOMOR 1 TAHUN 2014

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013 2018

I. UMUM :

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25


Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah
menegaskan 4 (empat) tahapan dalam perencanaan, yaitu: (1)
penyusunan rencana; (2) penetapan rencana; (3) pengendalian, dan; (4)
evaluasi rencana. Keempat tahap tersebut merupakan suatu kesatuan
dalam tata cara Perencanaan Pembangunan Nasional yang
dilaksanakan oleh seluruh unsur penyelenggara negara, masyarakat
maupun swasta. Tahapan penyusunan rencana dimaksudkan untuk
menghasilkan suatu rencana yang terarah dan terpadu serta
berkesinambungan dengan tetap mengedepankan keselarasan dan
keseimbangan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Berdasarkan kewenangan yang dimiliki sebagaimana diatur dalam


Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan sebagai wujud dari adanya pelimpahan kewenangan dari
Pemerintah ke daerah-daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota, maka
desentralisasi telah memberi peluang dan tantangan tersendiri untuk
dapat mengembangkan dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki
tanpa menghilangkan makna kekhasan daerah.

22
Agar pelaksanaan desentralisasi dapat menuju kearah pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan, maka perlu disusun perencanaan
operasional yang dapat dijadikan pedoman sekaligus acuan
penyelenggaraan Desentralisasi yang dilaksanakan oleh Provinsi,
Kabupaten dan Kota. Oleh karena itu, maka mekanisme perencanaan
pembangunan daerah tidak terpisahkan dari sistem perencanaan
pembangunan nasional, yang mencakup; pendekatan politik,
teknokratik, partisipatif, top-down dan bottom-up.

Melalui pola pendistribusian wewenang Pemerintahan dari


Pemerintah kepada Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota,
maka telah dilaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur periode 2005-2025 sebagai suatu
perencanaan jangka panjang daerah yang merupakan keberlanjutan
dari rencana sebelumnya dan telah dilalui dalam tahapan pertama
tahun 2005-2008 yang menggambarkan kondisi aktual dalam konteks
kewilayahan beserta seluruh potensi yang dimiliki oleh masyarakat
daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota serta adanya dukungan
masyarakat dan lembaga swasta (LSM lokal maupun internasional).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang


selanjutnya disebut RPJM Daerah periode 2013-2018 memuat arah
kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan
umum dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja
perangkat daerah dan program kewilayahan disertai dengan rencana-
rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif, yaitu fungsi informasi tentang sumber daya yang
diperlukan maupun keluaran dan dampak yang akan ditimbulkan di
dalam dokumen RPJM Daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa


Tenggara Timur Tahun 2013-2018 memuat :

23
Visi, yaitu Terwujudnya masyarakat Nusa Tenggara Timur yang
berkualitas, sejahtera dan demokratis, dalam Bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Provinsi Nusa


Tenggara Timur yang ingin diwujudkan dalam lima tahun mendatang
adalah Nusa Tenggara Timur yang memiliki sumberdaya manusia yang
berkualitas, memperhatikan keseimbangan antara kewajiban dan hak,
menghargai pendapat dan menerima pendapat orang lain.

Misi yaitu; 1) Meningkatkan pelayanan pendidikan dalam rangka


terwujudnya mutu pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan yang
berdaya saing; 2) Meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan
masyarakat melalui pelayanan yang dapat dijangkau masyarakat; 3)
Memberdayakan ekonomi rakyat dan mengembangkan ekonomi
kepariwisataan dengan mendorong pelaku ekonomi untuk mampu
memanfaatkan keunggulan potensi lokal; 4) Pembenahan sistem hukum
dan reformasi birokrasi; 5) Mempercepat pembangunan infrastruktur
yang berbasis tata ruang dan lingkungan hidup; 6) Meningkatkan
kualitas kehidupan keluarga, pemberdayaan perempuan serta
perlindungan kesejahteraan anak; 7) Mempercepat pembangunan
kelautan dan perikanan; 8) Mempercepat penanggulangan kemiskinan,
bencana dan pembangunan kawasan perbatasan.

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


Provinsi NTT Tahun 2013-2018 adalah pelaksanaan tahap ketiga dari
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025
sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi NTT
Nomor 1 Tahun 2008.

Oleh karena itu dalam menentukan arah, tujuan dan sasaran dan
target yang ingin dicapai dalam RPJP Daerah, maka dalam penyusunan
RPJMD Provinsi NTT Tahun 2013-2018 telah dilakukan evaluasi
terhadap rencana sebelumnya sesuai yang ditetapkan dalam RPJMD

24
Tahun 2008-2013 dan RENSTRA 2008-2013 yang menitikberatkan pada
bidang; (1) ekonomi, (2) kesejahteraan dan sumber daya manusia serta
(3) pembangunan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, perlu


membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6
Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

25
Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
NOMOR 0070

26
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I PENDAHULUAN I-1
I.1 Latar Belakang I-1
I.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2
I.3 Hubungan Antar Dokumen I-4
I.4 Sistematika Penulisan I-5
I.5 Maksud dan Tujuan I-6
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-1
II.1 Aspek Geografi dan Demografi II-1
II.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat II-11
II.3 Aspek Pelayanan Umum II-32
II.4 Aspek Daya Saing Daerah II-85
BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-1
III.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu III-1
III.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu III-13
III.3 Kerangka Pendanaan III-29
III.4 Sinergi Keuangan Daerah Dengan Keuangan Pembangunan Lain III-45
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IV-1
IV.1 Isu-Isu Strategis IV-1
IV.2 Kekuatan Dan Permasalahan IV-1
IV.3 Isu Strategis IV-10
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V-1
V.1 Visi V-1
V.2 Misi V-1
V.3 Tujuan dan Sasaran V-2
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN VI-1
VI.1 Strategi Pembangunan Daerah VI-1
VI.2 Arah Kebijakan Pembangunan VI-2
VI.3 Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan VI-15
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII-1
VII.1 Kebijakan Umum VII-1
VII.2 Program Pembangunan Daerah VII-1
VII.3 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan VII-19
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTA VIII-1
KEBUTUHAN PENDANAAN
VIII.1 Kebijakan Program Prioritas VIII-1
VIII.2 Target Program Prioritas dan Pendanaan VIII-1
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH XI-1
IX.1 Dasar Penetapan Indikator XI-1
IX.2 Indikator Kinerja Sesuai Misi XI-1
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN X-1
X.1 Pedoman Transisi X-1
X.2 Kaidah Pelaksanaan X-2

i
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun

Anggaran 2010 2014............................................................................................................................... II-2

Tabel 2.2 Keputusan Presiden 12 tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai ........................ II-3

Tabel 2.3 Pusat Kegiatan Nasional di Provinsi NTT.. II-7

Tabel 2.4 Jenis Potensi Bencana dan Wilayah Rawan Bencana Provinsi Nusa Tenggara TimurII-8

Tabel 2.5 Rasio Ketergantungan Penduduk NTT 2011-2012 .II-9

Tabel 2.6 Persentase Penduduk berumur 10 Tahun ke atas menurut Kabupaten/Kota dan

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan tahun 2012 II-10

Tabel 2.7. PDRB dan Laju Pertumbuhan NTT dan Indonesia tahun 2009-2012..II-13

Tabel 2.8. PDRB NTT Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2012 II-14

Tabel 2.9. Pendapatan Perkapita 2009-2012 ............................................................................................... .II-15

Tabel 2.10. Koefisien Gini Nusa Tenggara Timur dan Indonesia Tahun 2008-2012 .................... II-16

Tabel 2.11. Prosentase RT Berdasarkan Kelompok Pengeluaran tahun 2008-2012 .................... II-17

Tabel 2.12. Perkembangan Penurunan Kemiskinan 2008-2013 .......................................................... II-17

Tabel 2.13. Penyelesaian Tindak Pidana menurut Kabupaten/Kota di NTT .................................... II-19

Tabel 2.14. Prosentase Kemampuan Membaca dan Menulis Penduduk tahun 2008-2012 ....... II-19

Tabel 2.15. Rata-rata Lama Sekolah per Kabupaten/Kota Tahun 2009-2012................................. II-21

Tabel 2.16. Kondisi APK NTT Tahun 2009-2012 ......................................................................................... II-22

Tabel 2.17. Kondisi APM NTT Tahun 2009-2012 ........................................................................................ II-22

Tabel 2.18. Indikator Derajat Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2012 ................ II-23

Tabel 2.19. Kondisi Bayi Lahir Hidup Kabupaten/Kota 2012................................................................. II-29

Tabel 2.20. Status Gizi Balita Kabupaten/Kota Tahun 2012 ................................................................... II-30

Tabel 2.21. Luas Lahan Rumah Tangga Usaha Pertanian Tahun 2002-2013 ................................... II-31

ii
Tabel 2.22. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2009-2012 ........................................................... II-33

Tabel 2.23 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru, dan Ratio Murid-Guru Pendidikan Dasar............. II-33

Tabel 2.24. Sekolah, Murid, Guru, Ratio Murid-Guru Pendidikan Lanjutan Pertama ................... II-34

Tabel 2.25. Banyaknya Sekolah, Murid, Guru, dan Ratio Murid-Guru Pendidikan Dasar ........... II-34

Tabel 2.26. Rasio Jumlah Sekolah, Ruang Kelas dan Guru Terhadap Siswa Tahun 2012 ........... II-35

Tabel 2.27. Data Kelulusan menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008-2012..................... ........... II-35

Tabel 2.28. Jumlah Dokter dan Tenaga Medis Tahun 2008-2012 ......................................................... II-38

Tabel 2.29. Kondisi Kesehatan Penduduk NTT dan Nasional Hasil Riskesdes 2007 dan 2013 II-39

Tabel 2.30. Perkembangan Persediaan Rumah Layak Huni 2010-2012 ............................................ II-42

Tabel 2.31 Luas Pemukiman..................................................................................................................................II-43

Tabel 2.32 Rumah tidak layak huni (RTLH) per Kabupaten................................................................... II-43

Tabel 2.33 Kekurangan Rumah (backlog)...................................................................................................... II-44

Tabel 2.34 Realisasi Pencapaian rumah layak huni tahun 2012 dan target pencapaiannya

periode 2014-2018........................................................................................................................... II-45

Tabel 2.35 Persentase Rumah tangga menurut Kabupaten/Kota dan sumber air minum tahun

2012...........................................................................................................................................................II-46

Tabel 2.36 Fasilitas Tempat BAB tahun 2010-2012.................................................................................... II-46

Tabel 2.37 Pelanggan, Pemakai dan Nilai Pemakaian Listrik Tahun 2012........................................II-47

Tabel 2.38 Dokumen Perencanaan Pembangunan Tahun 2009-2012 ............................................... II-48

Tabel 2.39. Lahan Kritis dalam Kawasan Hutan dan di Luar Kawasan Hutan ................................. II-50

Tabel 2.40 Perkembangan pelaksanaan Program KTP Elektronik (KTP-EI) di Nusa Tenggara

Timur per Desember 2013............................................................................................................... II-53

Tabel 2.41. Realisasi Capaian Sasaran Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Tahun 2009-2012 ...................................................................................... II-53

iii
Tabel 2.42. Rasio Akseptor KB Tahun 2008-2012....................................................................................... II-55

Tabel 2.43. Perkembangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Tahun............


2008-2012.............................................................................................................................................II-56

Tabel 2.44. Kondisi Ketenagakerjaan Tahun 2008-2012 ......................................................................... II-56

Tabel 2.45. Lapangan Usaha Utama Tahun 2008-2012............................................................................. II-57

Tabel 2.46. Overall Index Demokrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur (2009-2011) .................... II-60

Tabel 2.47. Indeks Variabel Kebebasan Sipil di Provinsi Nusa Tenggara Timur (2010-2011) II-61

Tabel 2.48. Indeks Variabel Institusi Demokrasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur

(2009w-2011) ..II-62

Tabel 2.49. Produktivitas Tanaman Pangan Tahun 2011-2012 ............................................................ II-66

Tabel 2.50 Produktivitas Perkebunan Tahun 2011-2012 ........................................................................ II-67

Tabel 2.51. Perkembangan Populasi Ternak Tahun 2011-2012 di NTT ............................................ II-68

Tabel 2.52. Indeks Harga diterima Petani, Indeks Harga dibayar Petani per sub kelompok

pengeluaran serta perubahannya Desember 2013............................................................... II-71

Tabel 2.53. Nilai Tukar Petani NTT Per subsektor November-Desember 2013 ............................ II-73

Tabel 2.54. Presentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Desember 2013 ........ II-74

Tabel 2.55. Presentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Desember 2012-201.II-74

Tabel 2.56. Potensi Kehutanan di Provinsi Nusa Tenggara Timur ....................................................... II-75

Tabel 2.57. Potensi Sumber Daya Mineral Logam Provinsi NTT............................................................II-77

Tabel 2.58. Produksi Perikanan.................. ........................................................................................................II-81

Tabel 2.59. Perkembangan Ekspor Impor 2008-2012............................................................................... II-82

Tabel 2.60. Nilai ekspor NTT Tahun 2008-2013..........................................................................................II-83

Tabel 2.61. Neraca perdagangan ekspor impor NTT Tahun 2010-2013II-84

Tabel 2.62. Peringkat Daya Saing Provinsi di Indonesia, 2010 ............................................................. II-85

iv
Tabel 2.63. Pengeluaran Komsumsi Rumah Tangga Perkapita Tahun 2011-2012 ....................... II-87

Tabel 2.64. Pengeluaran Komsumsi RumahTangga Perkapita Tahun 2011-2012 ........................ II-87

Tabel 2.65. Nilai Tukar Petani(NTP) tahun 2009-2012 ............................................................................ II-88

Tabel 2.66. Rasio Jenis Kendaraan Terhadap Panjang Jalan Tahun 2012 ........................................ II-88

Tabel 2.67. Jumlah Penerbangan dan Angkutan Udara tahun 20112012 ...................................... II-89

Tabel 2.68. Kredit Usaha Kecil Menengah (KUKM) Tahun 2012 .......................................................... II-90

Tabel 2.69. Jangkauan pelayanan Air Bersih untuk Rumah tangga tahun 2008-2012 ................ II-90

Tabel 2.70. Jumlah Tindakan Kriminal yang dilaporkan dan diselesaiakan tahun 2009-2012 II-91

Tabel 2.71. Jenis pajak dan retribusi Provinsi Tahun 2013 ..................................................................... II-92

Tabel 2.72. Rasio Ketergantungan Penduduk NTT 2011 - 2012 ........................................................... II-93

Tabel 3.1. Perkembangan APBD dan realisasi APBD Provinsi Nusa Tenggara Timur

2008-2012............................................................................................................................................... III-2

Tabel 3.2. Realisasi Pendapatan dan Proporsi Pendapatan Daerah Nusa Tenggara Timur,

2008-2012............................................................................................................................................... III-4

Tabel 3.3. Pertumbuhan Pendapatan DaerahProvinsi Nusa Tenggara Timur, 2008-2012 ......... III-5

Tabel 3.4. Neraca Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2008-2012 ............................................... III-7

Tabel 3.5. Pertumbuhan Neraca Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2009-2012 ............... III-11

Tabel 3.6. Rasio Likuiditas dan Solvabilitas Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur ....... III-13

Tabel 3.7. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur 2008 2012 ...................... III-15

Tabel 3.8. Tabel Proporsi Realisasi Belanja ................................................................................................. III-16

Tabel 3.9. Rata-Rata Pertumbuhan Belanja Tidak Langsung .............................................................. III-16

Tabel 3.10. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur ......................................................... III-17

Tabel 3.11. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur......................................... III-18

Tabel 3.12. Penutup Defisit Riil Anggaran .................................................................................................... III-19

v
Tabel 3.13. Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran .............................................................................. III-20

Tabel 3.14. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Provinsi Nusa Tenggara Timur 2010-2012........................................................................... III-22

Tabel 3.15. Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan

Provinsi Nusa Tenggara Timur 2010-2012........................................................................... III-23

Tabel 3.16. Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran

Provinsi Nusa Tenggara Timur................................................................................................... III-24

Tabel 3.17. Pengeluaran Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama ............................................... III-29

Tabel 3.18. Proyeksi Pendapatan Daerah 2013-2018.............................................................................. III-38

Tabel 3.19. Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Yang Wajib dan Mengikat

Serta Prioritas Utama Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013-2018 ............................. III-39

Tabel 3.20.Kapasitas Riil Kemampuan Keunangan Daerah untuk mendanai

Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur .................................................... III-41

Tabel 3.21. Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keunagan Daerah

Provinsi Nusa Tenggara Timur................................................................................................... III-42

Tabel 3.22. Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah

Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013 - 2018 ....................................................................... III-44

Tabel 3.23. Sumber Pembiayaan Pembangunan Melalui APBN Tahun 2009-2013..................... III-45

Tabel 3.24. Lembaga Internasional Yang Bermitra dalam

Pembangunana Nusa Tenggara Timur .................................................................................... III-46

Tabel 3.25. Dukungan Lembaga Bilateral Terhadap Pembangunan

Nusa Tenggara Timur ..................................................................................................................... III-50

Tabel 3.26. Dukungan Lembaga Multilateral Terhadap Pembangunan

Nusa Tenggara Timur Di 21 Kabupaten/Kota Tahun 2012 ........................................... III-51

Tabel 3.27. Dukungan NGO Internasional terhadap Pembangunan Nusa Tenggara Timur

Di 21 Kabupaten/Kota .................................................................................................................. III-52

vi
Tabel 5.1 Misi-1, Tujuan dan Sasaran Tahun 2013-2018 ............................................................................V-3

Tabel 6.1 Misi, Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan Tahun 2014-2018 .......................................... VI-17

Tabel 7.1 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-1VII-19

Tabel 7.2 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-2VII-23

Tabel 7.3 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-3VII-29

Tabel 7.4 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-4VII-38

Tabel 7.5 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-5VII-51

Tabel 7.6 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-6VII-56

Tabel 7.7 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-7VII-60

Tabel 7.8 Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target Untuk Mencapai Misi-8VII-62

Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program yang Disertai Kebutuhan Pendanaan................................... VIII-2

Tabel 9.1 Sasaran Indikator Kinerja Tahun 2013-2018 ............................................................................. IX-1

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Alur Habungan RPJMD Dengan


Dokumen Rencana Lainnya ................................................................... I-4
Gambar 1.2 Habungan RPJMD Dengan Dokumen RTRWP .................................... I-5
Gambar 2.1 Perkiraan perubahan pola hujan dan curah
hujan di NTT pada tahun 2020 hasil. ..................................................... II-5
Gambar 2.2 Laju Inflasi Kota Kupang Menurut Kelompok
Pengeluaran (2007=100), 2008-2012 .................................................... II-15
Gambar 2.3 Persentase dan Kontribusi Penduduk Miskin September tahun 2012 .... II-18
Gambar 2.4 Angka Melek Huruf Penduduk Tahun 2012 .......................................... II-20
Gambar 2.5 Prosentase Pendidikan Penduduk Umur >15 Tahun 2012 ..................... II-23
Gambar 2.6 Konversi Angka Kematian Bayi per 1.000
Kelahiran Hidup di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008-2012. II-24
Gambar 2.7 Konversi Angka Kematian Balita per 1.000 Kelahiran Hidup
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008-2012 ........................... II-25
Gambar 2.8 Konversi Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008-2012 ........................... II-27
Gambar 2.9 Jumlah Kematian Bayi, Ibu dan Balita
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008-2012 ........................... II-27
Gambar 2.10 Umur Harapan Hidup (UHH)
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 1970-2010 ........................... II-28
Gambar 2.11 Prasarana Kesehatan menurut jenis per 21 Kabupaten/Kota
Tahun 2012 ............................................................................................ II-36
Gambar 2.12 Komposisi Tenaga Pelayanan Kesehatan, Tahun 2012......................... II-37
Gambar 2.13 Persentase Rumah Sehat Tahun 2008-2012 .......................................... II-42
Gambar 2.14 Grafik Kelompok Usia Penduduk NTT 2011-2012 .............................. II-54
Gambar 2.15 Klasifikasi Kesejahteraan Keluarga Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2011 ........................................................................................... II-55
Gambar 2.16 Indeks Variabel Hak-hak Politik di Nusa Tenggara Timur
Tahun 2010-2011 .................................................................................. II-62
Gambar 2.17 Nilai Tukar Petani Bulan Oktober-Desember Tahun 2013............ II-70
Gambar 3.1 Perkembangan Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan Tahun 2008-2012.............................................................. III-3

ix
Gambar 3.2 Prosentase Realisasi Pendapatan,Belanja dan
Pembiayaan Tahun 2008-2012.............................................................. III-3
Gambar 3.3 Komposisi Sumber Pendapatan Daerah ................................................ III-6
Gambar 3.4 Prosentase Realisasi Belanja Langsung dan
Tidak Langsung Tahun 2008-2012 ....................................................... III-14
Gambar 3.5 Komposisi Belanja APBN 2009-2013 .................................................. III-45
Gambar 3.6 Penyebaran Total Anggaran Hibah Luar Negeri
Di Nusa Tenggara Timur Tahun 2012 .................................................. III-53
Gambar 3.7 Dukungan Hibah Luar Negeri Terhadap Capaian RPJMD
Provinsi Nusa Tenggara Timur ............................................................. III-54

ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun 2013-2018 merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Derah (RPJPD) Tahun 2005-2025 yang disinergikan dengan visi, misi dan agenda
pembangunan dari Drs. Frans Lebu Raya dan Drs. Benny A. Litelnony, SH. M.Si yang
dilantik Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia tanggal 16 Juli
Tahun 2013 sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur
periode tahun 2013-2018 pada sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Sesuai pasal 150 ayat (3) huruf b Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah bahwa Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang
selanjutnya disebut RPJMD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun merupakan penjabaran
dari visi, misi dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP
daerah dengan memperhatikan RPJM Nasional. RPJMD memuat arah kebijakan keuangan
daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program satuan kerja
perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah dan program kewilayahan disertai
dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif. Untuk kebijakan kewilayahan mengacu pada kebijakan Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010-2030. Dalam rangka sinergi, RPJMD
Provinsi Nusa Tenggara Timur disinergikan juga dengan Master Plan Percepatan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
RPJMD Tahun 2013-2018 merupakan kesinambungan dari pembangunan lima
tahun sebelumnya dengan lebih mendorong sumber daya yang mampu meningkatkan dan
mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengeliminir kendala dan
tantangan pembangunan sesuai hasil analis lingkungan strategis internal dan eksternal.
Mewujudkan harapan tersebut, penyusunan RPJMD menggunakan pendekatan
teknokratis, politis, partisipatif dan pendekatan top-down dan bottom-up.
Sebagai dokumen perencanaan pembanguna daerah, RPJMD 2013-2018 akan
menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renja SKPD) sesuai amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. RPJMD memuat Visi dan Misi Kepala Daerah, yang disusun
berdasarkan analisis permasalahan, isu-isu strategis, tujuan dan sasaran, strategi dan arah
kebijakan serta indikator sasaran dan target pencapaian pembangunan daerah. RPJMD
Provinsi NTT memuat kebijakan terkait dengan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai
dengan peraturan Perundang-undangan bidang penyelenggaraan pemerintah daerah.
RPJMD sebagai acuan pembangunan daerah dilaksanakan melalui strategi
Keberlanjutan, Peningkatan dan Percepatan, Pemberdayaan Masyarakat dengan spirit
Anggaran untuk Rakyat Menuju Sejahtera (Anggur Merah), Kemitraan dan keterpaduan
lintas sektor. Secara operasional strategi tersebut akan menjadi landasan pelaksanaan
agenda dan program pembangunan yang target dan indikatornya terukur sehingga dapat
dijabarkan dalam RKPD dan Renstra SKPD.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 I-1


1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Dasar hukum penyusunan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 20132018
adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah


Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1649);
2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih
dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4287);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
7. Undang-Undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
8. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Nasional;
9. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
10. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
11. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
13. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
14. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 I-2


15. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5252);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Dekonsentrasi;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas
Pembantuan;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4663);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara,
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
28. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 I-3


2005-2025, (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 Nomor
001, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 0011);
29. Peraturan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur;
30. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Sistem Kesehatan Daerah di Nusa Tenggara Timur.

1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN


RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 memiliki keterkaitan
vertikal dan horizontal dengan dokumen perencanaan lainnya yaitu:
1. Merupakan satu kesatuan dengan sistem perencanaan pembangunan nasional
sehingga dalam penyusunanya mengacu pada RPJP Nasional Tahun 2005-2025,
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, RPJPD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun
2005-2025 dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2010-2030;
2. Bersinergi dengan RPJMD Provinsi Bali dan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Barat
sebagai Provinsi terdekat dan berada dalam koridor V MP3EI, telah memiliki
kerjasama antar daerah sebagai Provinsi Sunda Kecil dan dalam Rencana Tata Ruang
Pulau masuk dalam Tata Ruang Kepulauan Nusa Tenggara;
3. Menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi
Nusa Tenggara Timur;
4. Menjadi acuan sinergi pembangunan pusat dan daerah, sinergi dengan
Kabupaten/kota, investasi swasta, lembaga internasional dan partisipasi masyarakat
Alur hubungan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 dengan
dokumen perencanaan lainnya terlihat sebagaimana Gambar 1.1.

Gambar 1.1
Bagan Alur Habungan RPJMD Dengan Dokumen Rencana Lainnya

Renstra Pedoman
Renja - Pedoman Rincian
K/L RKA-KL
KL APBN
Pemerintah
Pusat
Pedoman Diacu
RPJMN Dijabakan
RPJPN Pedoman Pedoman
kan
RKP RAPBN APBN

Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang


Dijabarkan
RPJPN Pedoman RPJMD RKPD Pedoman RAPBD
NTT APBD
Pemerintah
DaerahSinergi
Daerah
Diacu Daerah
RPJMD BALI Pedoman Pedoman
DAN NTB
Renja - RKA - Rincian
Renstra APBD
SKPD SKPD
Daerah SKPD
UU SPPN UU Keuangan Negara

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 I-4


Selanjutnya keterkaitan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013-2018
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Nusa Tenggara Timur
sebagaimana Gambar 1.2

Gambar 1.2
Habungan RPJMD Dengan Dokumen RTRWP

TUJUAN PEMBANGUNAN
NASIONAL

RPJM
RPJP
NASIONAL
NASIONAL RTRW
NASIONAL
RPJMD
RPJPD
PROVINSI NTT
PROVINSI NTT
RTRW

PROVINSI NTT

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN


RPJMD ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
- BAB I. PENDAHULUAN.
Memuat gambaran umum penyusunan RPJMD agar substansi pada bab-bab
berikutnya dapat dipahami dengan baik.
- BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH.
Memuat secara logis dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang
meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan
pemerintah daerah.
- BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA
PENDANAAN.
Menggambarkan hasil pengolahan data dan analisis terhadap pengelolaan keuangan
daerah sebagaimana telah dilakukan pada tahap perumusan ke dalam sub-bab.
- BAB IV. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS.
Memuat berbagai isu strategis yang akan menentukan kinerja pembangunan dalam 5
(lima) tahun mendatang. Penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan
pembangunan daerah dan isu-isu strategis.
- BAB V. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN.
Menjelaskan visi dan misi Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk
kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, tujuan dan sasaran serta indikator kinerja
setiap misi pembangunan.
- BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN.
Memuat dan menjelaskan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran
serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 I-5


- BAB VII. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH.
Menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan
pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian indikator
kinerja. Dalam kaitan ini, dijelaskan tentang hubungan antara program pembangunan
daerah dengan indikator kinerja yang dipilih.
- BAB VIII. INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN.
Memuat hubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait beserta program yang
menjadi tanggung jawab SKPD. Selain itu, disajikan pula pencapaian target indikator
kinerja pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian
indikator kinerja pada awal periode perencanaan.
- BAB IX. INDIKATOR KINERJA DAERAH.
Memuat indikator kinerja daerah yang bertujuan untuk memberi gambaran tentang
ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi pada akhir periode masa jabatan. Hal ini
ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan
daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun
sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
Indikator kinerja daerah tersebut dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh
dari satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat
capaian indikator kinerja daerah berkenaan.
- BAB X. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN.
Memuat pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan RPJMD Provinsi NTT Tahun 2013-
2018.

1.5. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud penyusunanan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013-2018
adalah:
1) Memberikan arah dan pedoman pemangku kepentingan dalam pembangunan daerah;
2) Mewujudkan pembangunan yang terpadu, sinergis, harmonis dan berkesinambungan;
3) Sebagai Pedoman penyusunan RKPD setiap tahun selama tahun 2013-2018;
4) Menjadi pedoman DPRD dalam pelaksanaan fungsi legislasi, fungsi pengawasan dan
fungsi anggaran DPRD dalam rangka pengendalian pemerintahan dan pembangunan
daerah agar sejalan dengan aspirasi masyarakat sesuai dengan prioritas dan sasaran
program pembangunan;

Tujuan penyusunan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018


sebagai berikut:

1. Untuk menjabarkan visi, misi, dan program prioritas Daerah Gubernur dan Wakil
Gubernur terpilih;
2. Sebagai tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan
dan pelayaan kemasyarakatan dibawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil
Gubernur terpilih;
3. Sebagai tolok ukur penilaian keberhasilan kepala SKPD dalam melaksanakan
pembangunan sesuai dengan tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab
masing-masing dalam mewujudkan visi, misi dan program kepala daerah;
4. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang bersinergi dengan
perencanaan pembangunan nasional dan menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 I-6


BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI


2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah
1. Posisi Astronomis
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di sebelah selatan katulistiwa pada posisi 80
120 Lintang Selatan dan 1180 1250 Bujur Timur. Batas-batas wilayah; sebelah utara
berbatasan dengan Laut Flores, sebelah selatan dengan Samudera Hindia, sebelah timur
dengan Negara Republik Timor Leste dan sebelah barat dengan Provinsi Nusa Tenggara
Barat.

2. Kondisi Geostrategis
a. Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Negara Timor Leste;
c. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores;
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores;
e. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia/Lautan Indonesia.

3. Kondisi/Kawasan
a. Pedalaman
Kondisi kawasan pedalaman dikembangkan melalui pengembangan habitat Komunitas
Adat Terpencil (KAT) atau lokasi tempat habitat berada yaitu
1) Dataran rendah dan atau daerah rawa;

2) Dataran tinggi dan atau daerah pegunungan;

3) Pedalaman dan atau daerah perbatasan;

4) Diatas perahu dan atau pesesir pantai.

Lokasi habitat tersebut dikembangkan melalui pemberdayaan sebagaimana termuat


dalam Tabel 2.1.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-1


TABEL 2.1.
DATA PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPEMNCIL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2010 SAMPAI DENGAN 2014
SESUAI KABUPATEN, LOKASI PEMBERDAYAAN, DESA DAN KECAMATAN

ALAMAT LOKASI PEMBERDAYAAN KAT POPULASI TAHUN PEMBERDAYAAN KAT


NO KABUPATEN KECAMATAN DESA ( KK ) 2010 2011 2012 2013 2014 SUDAH SEDANG SISA
( KK ) ( KK ) ( KK ) ( KK ) ( KK ) ( KK ) ( KK ) ( KK )
1 KUPANG Amfoang Timur Netemnanu Utara 1.433 - - - - - - 60 1.373
Amfoang Selatan Fatusuki - - 60 - - -
2 TTS Fatumnasi Nuapin 774 - - - - - - 61 713
3 TTU Miomafo Barat Naekake B 835 - - - - - - 50 785
Mutis Naekake A - - - 50 - -
4 BELU Io Kufeu Tunabesi 425 50 - - - - - 50 375
5A L O R Alor Barat Daya Mataru Utara 2.974 - - - - - - - 2.914
Alor Timur Laut Kanarimbala - - 50 - - - 60
6 LEMBATA Lebatukan Lodotodokowa 201 - 30 30 - - - 60 141
7 FLORES TIMUR Solor Timur Tanawerang 10.189 - - 60 - - - 60 10.129
8 SIKKA Mego Liakutu 1.619 - - - - - - - 1.619
9 ENDE Detukeli Ndikosapu 1.365 - - - - - - - 1.365
10 NAGEKEO Aesesa Tedamude 3.415 50 - - - - - 50 3.365
11 NGADA Ngada Utara Waewea 1.575 50 - - - - - 110 1.465
Aimere Heawea - - - 60 - - -
12 MATIM 4.157 - 61 4.096
13 MANGGARAI Lelak Ndiwar 2.789 30 30 60 2.729
14 MABAR 988 - - - - - - - 988
15 SUMBA TIMUR Karera Praisalura 4.157 - - - - - - 61 4.096
16 SUMBA TENGAH 1.399 - - - - - - - 1.399
17 SUMBA BARAT 4.293 - - - - - - - 4.293
18 SBD 553 - - - - - - - 553
19 ROTE NDAO Lobalain Suelain 9.875 - - - - - - -
Rote Ttimur Sotimori - - - 50 - - 50 9.825
20 SABU RAIJUA 1.545 - - - - - - - 1.545

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-2


Dari Tabel 2.1. diatas terlihat jumlah Populasi terbesar yaitu 10.189 Kepala Keluarga pada
Desa Tanawerang, Kecamatan Solor Timur Kabupaten Flores Timur, 9.875 Kepala Keluarga
pada Kabupaten Rote Ndao Desa Suelain pada kecamatan Lobalain dan Desa Solimori pada
kecamatan Rote Timur serta Kabupaten Sumba Barat sejumlah 4.293 Kepala Keluarga. Rata-
rata jumlah kepala Keluarga yang dibina sekitar 50-200 Kepala Keluarga pertahun oleh
karena itu tingkatan cakupan pemberdayaan masih tergolong lamban.

b. Terpencil

Permasalahan yang menyebabkan suatu wilayah menjadi terisolasi (terpencil) antara


lain:
1. Pengaruh Geografis yang membagi wilayah dalam berbagai keadaan/kondisi (Pulau,
Pesisir, Dataran Rendah ataupun Dataran Tinggi) dengan pembatas alami seperti
Laut, Sungai, Gunung, dan lain-lain.
2. Kurangnya Sarana Aksesibilitas yang menghubungkan suatu wilayah dengan wilayah
lain seperti Jalan, Jembatan, Dermaga atau Bandar Udara.
3. Gangguan Akibat Bencana yang menyebabkan rusaknya Sarana Aksesibilitas yang
telah ada.
4. Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang secara sadar memisahkan diri dari lingkungan
sosial diluar wilayahnya (Self Isolation), serta menolak intervensi.
Kondisi ini secara umum dapat terlihat dari tabel diatas dan gambaran umum pada bab
ini.

4. Hidrologi
a. Daerah Aliran Sungai
Gambaran kondisi Hidrologi wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat dilihat
dari potensi air permukaan dan air tanah. Secara umum, potensi hidrologi di wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Timur terutama air permukaan tergolong kecil. Kondisi ini
mengakibatkan sulitnya eksploitasi sumber air permukaan untuk kepentingan
pembangunan. Daerah Aliran Sungai (DAS) dibentuk dari beberapa sungai dan Danau.
Diwilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat 27 DAS dengan luas keseluruhan
1.527.900 Ha. Sungai yang terpanjang di wilyah Nusa Tenggara Timur adalah Sungai
Benenai (100 Km) yang mencakup Kabupaten TTS, TTU dan Belu dengan DAS seluas:
4500 Km di Kabupaten Belu. DAS terluas adalah DAS Benenai yaitu 329.841 Ha.

Tabel 2.2
Keputusan Presiden 12 tahun 2012
tentang penetapan wilayah sungai (WS)

NO. WS NTT DAS


1 WS Flores 472
2 WS Flotim Kepulauan-Lembata-Alor 439
3 WS Benanain 45
4 WS Noelmina 186
5 WS Sumba 130
Total 1272

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-3


b. Sungai, Danau dan Rawa
Base flow andalan dari 194 sungai adalah 122,5 m3/detik atau 3,86 milyar
m3/tahun 94 buah diantaranya merupakan sungai rawan banjir, dengan perkiraan luas
genangan mencapai 55.974 Ha.

c. Debit
Curah hujan rata-rata di NTT adalah 1.200 mm, dengan baseflow andalan dari 194
sungai 122,50 m3/det setara dengan 3,863 Milyar m3/tahun. Dengan demikian
kebutuhan air di NTT: penduduk=4,6 Juta x 1200= 5,520 Milyar setara dengan 175,038
m3/det dan itu berarti NTT mengalami devisit air= 175,038 122,5 = 52,538 m3/det
setara dengan 1,657 Milyar m3/tahun.

5. Klimatologi
Iklim dipengaruhi geografis wilayah yang letaknya di antara benua Asia dan
Australia serta antara samudra Hindia dan Pasifik. Secara umum beriklim tropis, dengan
variasi suhu dan penyinaran matahari efektif rata-rata 8 jam per hari. Musim hujan
berlangsung antara bulan November hingga Maret dan musim kemarau antara bulan
April hingga Oktober. Rata-rata curah hujan tahunan berkisar 850 mm terjadi di Sabu,
Maumere, dan Waingapu, sementara curah hujan tahunan kisaran 2500 mm terjadi di
Ruteng, Kuwus, Mano, Pagal dan Lelogama. Fenomena iklim global (El Nino dan La Nina)
juga mempengaruhi kondisi iklim secara umum wilayah. Pada saat terjadinya fenomena El
Nino (1997/1998;2002/2003;2009/2010), awal musim hujan umumnya mundur 1-3
dasarian, periode musim hujan semakin pendek dan sifat hujan umumnya dibawah
normal sehingga berdampak pada kekeringan. Sebaliknya saat La Nina
(1998/1999;2010/2012), awal musim hujan umumnya maju 1-3 dasarian, periode musim
hujan semakin panjang dan sifat hujan diatas normal dan berpotensi menyebabkan banjir.
Berdasarkan analisis data series iklim (suhu udara dan curah hujan) selama 30
tahun (1983-2012), suhu udara rata-rata bulanan mengalami kecenderungan peningkatan
0.20C0.40C dan curah hujan bulanan mengalami peningkatan sebesar 25-100 mm.
Sementara itu awal terjadinya musim hujan cenderung mundur 1 s/d 3 dasarian dari
normalnya. Periode musim hujan semakin pendek sebaliknya periode musim kemarau
semakin panjang. Perkiraan awal musim hujan (AMH) dan musim hujan (MH) hasil kajian
iklim NTT dan pemodelan iklim, SPARC project UNDP sebagaimana gambar 2.1.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-4


Gambar 2.1
Perkiraan perubahan pola hujan dan curah hujan di NTT tahun 2020

Kondisi iklim demikian mendeterminasi pola pertanian tradisional yang hanya


mengusahakan tanaman semusim yang ditanam dalam periode musim hujan. Persoalan curah
hujan dan pengaruh iklim global, terutama fenomena El Nino dan La Nina serta fenomena
perubahan iklim global yang kurang menguntungkan berakibat pada kekeringan, gagal tanam,
gagal panen, banjir dan gangguan hama dan penyakit tanaman yang serius.

a. Tipe
Konfigurasi Geografis NTT sebagai provinsi Kepulauan dan letaknya posisi silang di antara dua
benua Asia dan Australia dan diantara dua samudera yaitu Hindia dan Pasifik, menetukan
karakteristik iklim di wilayah ini. Wilayah provinsi NTT secara umum termasuk ke dalam tipe
iklim tropis dengan variasi Suhu dan Penyinaran Matahari yang rendah rata-rata suhu
minimum dan maksimum masing-masing 240 C dan 320 C dengan panjang hari 12 jam. Pola
umum iklim wilayah ini adalah pola musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan
berlangsung antara bulan November sampai Maret dan musim kemarau antara bulan April dan
Oktober. Pola iklim demikian dikendalikan oleh pola angin Moonsoon dari Tenggara yang relatif
kering dan dari arah Barat Laut yang membawa banyak uap air. Konfigurasi kepulauan dan
topografi wilayah juga merupakan pengendali iklim lokal yang berpengaruh terhadap
karakteristik iklim lokal. Akibatnya keragaman iklim antar wilayah didaerah ini juga sangat
besar. Dari aspek curah hujan rata-rata curah hujan tahunan bervariasi antara 850 mm di
daerah-daerah seperti Sabu, Maumere dan Waingapu sehingga lebih dari 2500 mm di Ruteng,
Kuwus dan Lelogama.

b. Kelembaban
Secara umum, iklim wilayah NTT termasuk ke dalam kategori iklim semi-arid, dengan periode
hujan yang hanya berlangsung 3-4 bulan dan periode kering 8-9 bulan.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-5


Kondisi iklim demikian mendeterminasi pola pertanian tradisional NTT yang hanya
mengusahakan tanaman semusim , yang ditanam dalam periode musim hujan. Keadaan
demikian juga mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pertanian yang tergolong sangat
rendah (jumlah jam kerja <5 jam/minggu), akibat dari waktu kerja bertani yang hanya
berlangsung 3-4 bulan dalam setahun.

Persoalan curah hujan di NTT juga diperparah oleh pengaruh iklim global, terutama fenomena
El Nino dan La Nina serta fenomena perubahan iklim global yang kurang menguntungkan.
Dampak dari pengaruh iklim global dimaksud antara lain adalah waktu on set dan off set musim
hujan yang suliy diprediksi dan fenomena kondisi musim kemarau dan musim hujan yang
ekstrim. Akibatnya adalah antara lain: kekeringan, gagal tanam, gagal panen, banjir dan
gangguan hama dan penyakit tanaman yang serius.

Kelembaban nisbi terendah terjadi pada Musim Timur Tenggara (63-76%) yaitu bulan Juni
sampai November dan kelembaban tertinggi pada Musim Barat Daya (82-88%) yaitu bulan
Desember sampai bulan Mei. Curah hujan tertinggi di wilayah Flores bagian barat, Sumba
bagian barat dan Timor bagian tengah (2000-3000 mm/thn).
Kecepatan angin rata-rata pada Bulan November sampai April 03-05 Knot dan angin Musim
Timur Tenggara terjadi pada bulan Mei sampai dengan Oktober dengan kecepatan dapat
mencapai 06-10 Knot (apabila ditunjang angin permukaan).

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah


Rencana pengembangan sistem perkotaan di propinsi NTT, meliputi :
a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) terdapat di Kota Kupang, berfungsi sebagai pusat
pelayanan seluruh wilayah Provinsi NTT.
b. PKNp terdapat di Kota Waingapu di Kabupaten Sumba Timur dan Kota Maumere di
Kabupaten Sikka
c. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) terdapat di Kota Soe di Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Kota Kefamenanu di Kabupaten Timor Tengah Utara, Kota Ende di Kabupaten Ende, Kota
Ruteng di Kabupaten Manggarai dan Kota Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat.
d. PKWp terdapat di Kota Tambolaka di Kabupaten Sumba Barat Daya, Kota Bajawa di
Kabupaten Ngada, Kota Larantuka di Kabupaten Flores Timur, Kota Waikabubak di
Kabupaten Sumba Barat dan , Kota Atambua di Kabupaten Belu, dan Kota Mbay di
Kabupaten Nagekeo.
e. PKL terdapat di Kota Oelamasi di Kabupaten Kupang, Kota Baa di Kabupaten Rote Ndao,
Kota Seba di Kabupaten Sabu Raijua, Kota Lewoleba di Kabupaten Lembata, Kota Kalabahi
di Kabupaten Alor, Kota Waibakul di Kabupaten Sumba Tengah, dan Kota Borong di
Kabupaten Manggarai Timur
f. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) terdapat di Atambua di Kabupaten Belu,
Kefamenanu di Kabupaten Timor Tengah Utara, dan Kalabahi di Kabupaten Alor.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-6


Tabel 2.3
Pusat Kegiatan Nasional di Provinsi NTT

No. Potensi Lokasi


Pengembangan Wilayah
1. PKN (Pusat Kegiatan Kota Kupang
Nasional)
2. PKNp Kota Waingapu, Kota Maumere
3. (PKW) Pusat Kegiatan Kota Tambolaka, Kota Bajawa, Kota Larantuka, Kota
Wilayah Waikabubak, Kota Atambua, Kota Labuan Bajo.
4. PKWp Kota Tambolaka, Kota Bajawa, Kota Larantuka, Kota
Waikabubak, Kota Atambua, Kota Mbay
5. PKL Kota Oelamasi, Kota Baa, Kota Seba, Kota Lewoleba, Kota
Kalabahi, Kota Waibakul, Kota Borong
6. Pusat Kegiatan Strategis Kota Atambua, Kota Kefamenanu dan Kota Kalabahi
Nasional (PKSN)

2.1.3.Wilayah Rawan Bencana


Nusa Tenggara Timur perlu kewaspadaan bencana alam karena memiliki beberapa
daerah rawan bencana longsor, banjir, geologi dan pergeseran tanah. Kawasan rawan longsor
dan gerakan tanah terdapat di Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, Kabupaten Alor, Kabupaten Lembata,
Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Ende, Kabupaten Ngada, Kabupaten
Nagekeo, Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Manggarai
Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Tengah dan
Kabupaten Sumba Timur. Kawasan rawan banjir terdapat di Takari dan Noelmina di
Kabupaten Kupang, Benanain di Kabupaten Belu, Dataran Bena dan Naemeto di Kabupaten
Timor Tengah Selatan, dan Ndona di Kabupaten Ende.
Kawasan rawan bencana alam geologi terdiri atas: kawasan rawan gempa terdapat di
Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Manggarai Barat,
Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Timur dan Kabupaten Alor; Kawasan rawan
gelombang pasang dan tsunami terdapat di Maumere Kabupaten Sikka, Daerah
Atapupu/Pantai Utara Belu, Pantai Selatan Pulau Sumba, Pantai Utara Ende, Pantai Utara
Flores Timur, Pantai Selatan Lembata, dan Pantai Selatan Pulau Timor, Pantai Selatan Pulau
Sabu dan Pantai Selatan Pulau Rote; kawasan rawan gunung berapi meliputi: Kawasan
Gunung Inelika, Gunung Illi Lewotolo, Gunung Illi Boleng, Gunung Lereboleng, Gunung
Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan di Kabupaten Flores Timur; Kawasan
Gunung Anak Ranakah di Kabupaten Manggarai; Kawasan Gunung Iya dan Gunung Kelimutu
di Kabupaten Ende; Kawasan Gunung Inerie di Kabupaten Ngada; Kawasan Gunung Ebulobo
di Kabupaten Nagekeo; Kawasan Gunung Rokatenda dan Gunung Egon di Kabupaten Sikka;
Kawasan Gunung Sirung di Kabupaten Alor; dan Kawasan Gunung Batutara dan Gunung Ile
Ape di Kabupaten Lembata.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-7


Tabel 2.4
Jenis Potensi Bencana dan Wilayah Rawan Bencana
Provinsi Nusa Tenggara Timur

No. Jenis Potensi Bencana Wilayah Rawan Bancana

1. Rawan Longsor dan 1. Kabupaten Kupang


Pergerakan Tanah
2. Kabupaten Timor Tengah Selatan
3. Kabupaten Timor Tengah Utara
4. Kabupaten Belu
5. Kabupaten Alor
6. Kabupaten Lembata
7. Kabupaten Flores Timur
8. Kabupaten Sikka
9. Kabupaten Ende
10. Kabupaten Ngada
11. Kabupaten Nagekeo
12. Kabupaten Manggarai Timur
13. Kabupaten Manggarai
14. Kabupaten Manggarai Barat
15. Kabupaten Sumba Barat Daya
16. Kabupaten Sumba Barat
17. Kabupaten Sumba Tengah
18. Kabupaten Sumba Timur
2. Rawan Gelombang Pasang 1. Maumere Kabupaten Sikka
dan Tsunami
2. Daerah Atapupu/Pantai Utara Belu
3. Pantai Selatan Pulau Sumba
4. Pantai Utara Ende
5. Pantai Utara Flores Timur
6. Pantai Selatan Lembata
7. Pantai Selatan Pulau Timor
8. Pantai Selatan Pulau Sabu
9. Pantai Selatan Pulau Rote
3. Kawasan Rawan Gunung 1. Kawasan Gunung Inelika, Gunung Illi Lewotolo,
Berapi Gunung Illi Boleng, Gunung Lereboleng, Gunung
Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi
Perempuan di Kabupaten Flores Timur;
2. Kawasan Gunung Anak Ranakah di Kabupaten
Manggarai;
3. Kawasan Gunung Iya dan Gunung Kelimutu di
Kabupaten Ende;
4. Kawasan Gunung Inerie di Kabupaten Ngada;
5. Kawasan Gunung Ebulobo di Kabupaten Nagekeo;

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-8


No. Jenis Potensi Bencana Wilayah Rawan Bancana

6. Kawasan Gunung Rokatenda dan Gunung Egon di


Kabupaten Sikka;
7. Kawasan Gunung Sirung di Kabupaten Alor;
8. Kawasan Gunung Batutara dan Gunung Ile Ape di
Kabupaten Lembata.

2.1.4. DEMOGRAFI WILAYAH


Jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur meningkat yaitu 4.619.655 jiwa tahun 2009,
4.683.827 jiwa tahun 2010, 4.776.485 jiwa tahun 2011 dan tahun 2012 meningkat menjadi
4,899,260 jiwa. Dibandingkan tahun 2009 terjadi peningkatan penduduk sebanyak 279,605
jiwa. Pertumbuhan penduduk Tahun 2011-2012 yaitu penduduk tertinggi berada di Wilayah
Pembangunan (WP) Timor-Alor-Rote Sabu yaitu 2,087,429 jiwa (43,70%) naik menjadi
2,142,332 (43,73%), selanjutnya WP Flores-Lembata 1,989,370 jiwa (41,52%) menjadi
2,034,219 jiwa (42,59%) dan terkecil pada WP Sumba 701,697 jiwa (14,69%) naik menjadi
724,721 (14,79%).
Pertumbuhan penduduk periode 2009-2010 sebesar 1,39% menjadi 1,98% periode
2010-2011 dan 2,60% periode 2011-2012. Pertumbuhan penduduk 1,21% periode 2009
2012 akibat meningkatnya migrasi, angka harapan hidup dan kelahiran. Penduduk terbesar
berada di Kabupaten Timor Tengah Selatan 453.386 jiwa (9,25%), disusul Kabupaten Belu
370.770 jiwa (7,57%) dan Kota Kupang 362.104 jiwa (7,39%). Penduduk terendah tahun
2012, yakni Kabupaten Sumba Tengah 65.606 jiwa (1,34%).

Kepadatan penduduk NTT tahun 2012 mencapai 103 jiwa/Km. WP Flores-Lembata


mencapai 119 jiwa/Km, WP Timor-Alor-Rote Sabu 111 jiwa/Km dan WP Sumba 65
Jiwa/Km2. Kota Kupang merupakan wilayah terpadat 2.017 jiwa/Km2 disusul Kabupaten
Sumba Barat Daya dan Kabupaten Manggarai masing-masing 204 jiwa/Km dan 184
jiwa/Km. Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Tengah dan Kabupaten Kupang
merupakan kabupaten dengan tingkat kepadatan penduduk rendah yaitu 34 jiwa/Km, 35
jiwa/Km dan 59 jiwa/Km. Rasio jenis kelamin (sex ratio) laki-laki per 100 perempuan
menunjukan tingkat Provinsi 98, WP Sumba mencapai 106, WP Timor-Alor-Rote Sabu 100
dan WP Flores Lembata mencapai 94. Rasio ketergantungan (dependency ratio) stabil pada
pariode 2011-2012 yaitu73,21%. Penduduk perempuan mengalami peningkatan
ketergantungan 0,01% sebagaimana Tabel 2.5.

Tabel 2.5
Rasio Ketergantungan Penduduk NTT 2011 - 2012

2011 2012
Indikator
Lak-laki Perempuan Jumlah Lak-laki Perempuan Jumlah
Usia Produktif
1,342,812 1,414,891 2,757,703 1,397,994 1,470,806 2,868,800
(15-64 Thn)
Usia Kergantungan
1,029,701 989,081 2,018,782 1,030,632 999,828 2,030,460
(0-14 dan > 64 Thn)

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-9


Angka
Ketergantungan/ 76.68 69.91 73.21 73.72 67.98 70.78
Depedency Ratio
Sumber : BPS Dalam angka dan analisis Bappeda

Selanjutnya presentase Penduduk menurut jenis pendidikan per Kabupaten/Kota dapat


dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.6.
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan
PendidikanTertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2012

Tamat
Tamat
Tidak Tamat Tamat Akade TamatUni
Kabupaten/ Sekolah Tamat Tamat Tamat
Punya SMU Diploma mi / versitas / Jumlah
Kota Dasar SMTP SMU S2-S3
Ijasah Kejuruan I dan II Diplom D IV-S1
(SD)
a III
01. Sumba
46,58 21,99 12,10 10,01 3,73 0,45 1,20 3,76 0,17 100,00
Barat
02. Sumba
46,83 23,20 12,96 9,83 3,43 0,31 0,97 2,42 0,05 100,00
Timur
03. Kupang 34,75 31,84 14,69 13,46 1,81 0,38 0,48 2,32 0,26 100,00
04. Timor
Tengah 39,84 31,24 14,19 9,66 2,74 0,26 0,62 1,34 0,11 100,00
Selatan
05. Timor
33,05 38,06 12,72 8,55 2,63 0,49 1,44 2,94 0,13 100,00
Tengah Utara
06. Belu 42,84 28,14 13,31 9,67 1,92 0,60 1,04 2,49 0,00 100,00
07. Alor 33,91 34,32 13,75 9,99 3,82 1,24 0,54 2,39 0,04 100,00
08. Lembata 32,41 37,98 12,35 8,89 3,31 0,62 1,43 2,81 0,19 100,00
09. Flores
36,13 35,00 12,74 8,99 3,81 0,80 0,90 1,62 0,03 100,00
Timur
10. Sikka 48,15 23,52 10,76 8,60 3,33 0,79 1,35 3,48 0,02 100,00
11. Ende 31,15 27,18 15,00 14,07 6,14 0,83 1,00 4,51 0,12 100,00
12. Ngada 24,95 44,11 14,59 8,24 3,03 1,13 0,99 2,96 0,00 100,00
13.
36,86 38,36 10,93 7,84 1,93 0,49 0,74 2,83 0,00 100,00
Manggarai
14. Rote Ndao 39,07 32,59 12,72 10,31 1,12 1,08 0,48 2,62 0,00 100,00
15.
Manggarai 39,97 38,65 10,29 6,29 1,63 0,87 1,16 1,06 0,06 100,00
Barat
16. Sumba
47,06 27,32 11,35 8,80 2,56 0,49 0,62 1,81 0,00 100,00
Tengah
17. Sumba
57,27 22,27 8,89 7,28 1,96 0,41 0,64 1,19 0,10 100,00
Barat Daya
18. Nagekeo 29,42 38,07 13,41 9,87 2,65 1,05 1,69 3,74 0,11 100,00

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-10


Tamat
Tamat
Tidak Tamat Tamat Akade TamatUni
Kabupaten/ Sekolah Tamat Tamat Tamat
Punya SMU Diploma mi / versitas / Jumlah
Kota Dasar SMTP SMU S2-S3
Ijasah Kejuruan I dan II Diplom D IV-S1
(SD)
a III
19.
ManggaraiTi 35,57 46,69 9,72 5,27 0,53 0,92 0,34 0,95 0,00 100,00
mur
20.
45,00 32,43 12,09 6,74 1,07 0,61 0,23 1,76 0,06 100,00
SabuRaijua
71. Kota
10,56 16,61 14,81 37,05 6,44 0,68 2,45 10,23 1,16 100,00
Kupang
Nusa
Tenggara 37,03 31,04 12,67 11,45 2,98 0,65 1,01 3,00 0,16 100,00
Timur
Catatan: Diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), 2012

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Nusa Tenggara Timur sebagai Provinsi kepulauan secara administratif terbagi dalam 1
kota, 21 Kabupaten, 306 Kecamatan, 316 Kelurahan dan 2.936 Desa. Berdasarkan geografis
maka sesuai karakteristik wilayah dibagi dalam tiga satuan wilayah Pembangunan (WP)
yaitu; (i) WP Timor-Alor-Rote Ndao-Sabu Raijua meliputi Kota Kupang, Kabupaten Kupang,
Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu,
Kabupaten Malaka, Kabupaten Alor, Kabupaten Rote Ndao dan Kabupaten Sabu Raijua; (ii)
WP Flores-Lembata meliputi Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai, Kabupaten
Ngada, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur dan
kabupaten Lembata dan (iii) WP Sumba meliputi Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten
Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Barat Daya.
Secara geografis terletak di antara 8-12 Lintang Selatan dan 118 - 125 Bujur Timur.
Luas wilayah daratan 4.734.990 Ha dan luas wilayah lautan 15.141.773, 10Ha yang tersebar
pada 1.192 pulau. 44 pulau yang dihuni, 1.148 pulau belum dihuni, 246 pulau sudah
bernama dan 946 lainnya belum bernama. Memiliki sungai besar sebanyak 40 sungai dengan
panjang antara 25-118 Kilometer. Wilayahnya membentang sepanjang 160 Km dari Utara di
Pulau Palue sampai Selatan di Pulau Ndana dan sepanjang 400 Km dari bagian barat di Pulau
Komodo sampai Alor di bagian Timur. Batas-batas wilayah yaitu; Sebelah Utara dengan Laut
Flores, Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia dan Australia, Sebelah Timur dengan
Negara Republic Democratic Timor Leste; dan Sebelah Barat dengan Selat Sape Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Ketinggian wilayah 0- 1.000 Mdpl seluas 86,35% dan ketinggian >1.000 Mdpl seluas
3,65%. Topografi dominan berbukit hingga bergunung-gunung dengan kemiringan >40%.
Wilayah dengan kemiringan <8% terbatas dan sebagian besar kemiringan lahan 8-40%
sehingga tingkat erosi tinggi. Topografi Desa/Kelurahan yaitu 5,46 % berada di wilayah
puncak, 41,23 % di wilayah lereng, 10,69 % di wilayah lembah dan 42,62 % berada pada
wilayah datar. Sebagian besar tanah di wilayah ini memiliki solum yang sangat dangkal (<30
Cm). Geologi wilayah termasuk dalam kawasan circum-pasific dengan dua karakteristik

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-11


yaitu; Pulau-pulau seperti Pulau Flores, Alor, Komodo, Solor, Lembata dan pulau sekitarnya
terbentuk secara vulkanik dan sering terjadi patahan dan pulau Sumba, Sabu, Rote, Semau,
Timor dan pulau sekitarnya terbentuk dari dasar laut yang terangkat ke permukaan.
Memiliki 11 gunung berapi aktif (vulkanik) dengan ketinggian antara 6002.200 Mdpl,
tersebar dari pulau Flores hingga Lembata. Semuanya pernah terjadi erupsi tahun 1881
2012 dan saat ini sedang aktif Gunung Egon di Kabupaten Sikka. Pulau pada jalur vulkanik
tanahnya subur dan kaya potensi tambang namun labil. Deposit tambang yang menonjol
yaitu Pasir, Besi(Fe), Mangan(Mn), Emas(AU), Flourspor(Fs), Bari(Ba), Belerang(S),
posfat(Po), Zeolit(Z), Batu Permata(Gs), Pasir Kwarsa (Ps), Pasir(Ps), Gipsum(Ch), Batu
Marmer(Mr), Batu Gamping, Granit(Gr), Andesit (An), Balsistis, Pasir Batu(Pa), Batu Apung
(Pu), Tanah Diatomea (Td) Lempung/clay (Td).
Untuk keseimbangan lingkungan terdapat Kawasan Lindung seluas 652.916 Ha yang
terbagi dalam beberapa jenis kawasan yaitu Kawasan Yang Memberikan Perlindungan
Terhadap Kawasan Bawahannya 170.461 Ha, Kawasan Taman Buru seluas 4.498 Ha, Kawasan
Perlindungan Plasma Nutfah, Kawasan Pengungsian Satwa dan Kawasan Koridor Jenis
Satwa/Biota Laut yang dilindungi. Kawasan perlindungan terdiri atas Kawasan sempadan
pantai seluas 56.274 Ha, kawasan sempadan sungai seluas 181.837 Ha dan kawasan sekitar
danau seluas 28.944 Ha. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya terdiri atas:
Kawasan suaka alam laut; Laut Sawu dan Laut Flores; Kawasan suaka margasatwa seluas
12.322 Ha, Kawasan cagar alam seluas 47.253 Ha, Kawasan pantai berhutan bakau seluas
10.073 Ha, Kawasan taman nasional seluas 151.483 Ha; Kawasan taman nasional laut
Komodo dan Kawasan Taman Nasional Laut Selat Pantar, Kawasan taman hutan raya Prof Ir.
Herman Yohannes, Kawasan taman wisata alam seluas 55.537 Ha, Kawasan taman wisata
alam laut dan Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
Kawasan budi daya terdiri atas: kawasan hutan produksil, kawasan hutan rakyat,
kawasan pertanian, kawasan perikanan, kawasan pertambangan, kawasan industri, kawasan
pariwisata dan kawasan peruntukan permukiman. Kawasan peruntukan hutan seluas
258.845 Ha, Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas seluas 206.747 Ha dan Kawasan
peruntukan hutan produksi seluas 103.889 Ha.

1. Pertumbuhan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator yang menggambarkan


keadaan perekonomian penduduk suatu wilayah/daerah. Ukuran yang dihasilkan dari
penghitungan PDRB antara lain adalah rata-rata pendapatan perkapita, struktur ekonomi
dan pertumbuhan ekonomi. Dari 9 (sembilan) Lapangan Usaha yang ada, berdasarkan harga
berlaku dan harga konstan tahun 2000. Berdasarkan harga berlaku, PDRB NTT mengalami
kecenderungan naik dari tahun 2009, Rp. 11.920,6 milyard menjadi Rp. 13.971.621,9
milyard pada tahun 2012 sebagaimana tabel 2.7.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-12


Tabel 2.7
PDRB dan Laju Pertumbuhan NTT dan Indonesia tahun 2009-2012

No Wilayah 2009 2010 2011 2012


1 PDRB NTT (Rp.M) 11,920.600.0 12,546,822,0 13,253,420,2 13,971,621,9
Laju Pertumbuhan PDRB
4.3 5.2 5.6 5,4
(%)
2 PDRB Indonesia (Rp.M) 2,178,850.4 2,313,838.0 2,463,242.0 2.618.100,0
Laju Pertumbuhan PDRB
4.6 6.2 6.5 5.92
(%)
Kontribusi Bali & Nusra
0.55 0.54 2.55 2.51
(%)
Sumber: NTT Dalam Angka 2013 - BPS NTT, Analisis Bappeda

Pertumbuhan ekonomi lebih banyak digerakkan oleh aktifitas konsumsi, sehingga


fondasi ekonomi yang tercipta kurang kokoh dalam jangka menengah dan jangka panjang.
Kenyataan tersebut berpengaruh juga pada kondisi kesejahteraan penduduk, akibatnya angka
kemiskinan penduduk masih tinggi yaitu 20,03%. Tingginya angka kemiskinan diakibatkan
oleh beberapa faktor antara lain: rendahnya pendapatan per-kapita masyarakat, tingginya
pengangguran terselubung, belum berkembangnya sektor riil dan rendahnya pertumbuhan
dan produktivitas Usaha Kecil Menengah.
Dampak rendahnya sektor riil dan kapasitas ekonomi masyarakat berpengaruh pada
sumber pembiayaan pembangunan Desa/Kelurahan. Kondisi sumber pembiayaan
pembangunan Desa/Kelurahan yaitu; PAD 1.708 Desa/Kelurahan (57,59%), bantuan
pemerintah kabupaten/kota 2.420 Desa/Kelurahan (81,59%), Pemerintah Provinsi 2313
Desa/Kelurahan (77,98%), Pemerintah Pusat 633 Desa/Kelurahan (21,34%), Bantuan
Pemerintah Luar Negeri 69 Desa (2,33%), Swasta 110 Desa (3,71%) dan lainnya 415 Desa
(13,99%). Kurangnya investasi masyarakat dan swasta berpengaruh pada berbagai indikator
capaian pembangunan ekonomi.
Kontribusi terbesar PDRB NTT atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha
tahun 2012 masih didominasi oleh Sektor Pertanian (28,06%); kemudian disusul Sektor
JasaJasa (24,69%); Perdagangan Hotel dan Restoran (6,97%); Pengangkutan dan
Komunikasi (5,78%); Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (4,07%); Industri
Pengolahan (1,54%); Pertambangan dan Penggalian (1,31%); serta Listrik, Gas dan Air
Minum (0,42%). Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagaimana 2.8.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-13


Tabel 2.8
PDRB NTT Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2012

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 +/-(%)


1. Pertanian 10.657.816,12 11.545.882,65 12.677.148,11 1.131.265,46
2. Pertambangan dan 382.545,48 424.823,80 483.522,92 58.699,12
Penggallian
3. Industri pengolahan 427.448,14 471.728,22 528.339,82 56.611,60
4. Listrik, Gas& Air 116.169,06 136.945,55 149.809,13 12.863,58
Bersih
5. Bangunan/Kontruksi 1.931.451,62 2.182.737,32 2.538.667,27 355.929,95
6. Perdagangan 4.654.428,57 5.388.755,98 6.237.887,62 849.131,64
7. Pengangkutan dana 1.601.144,81 1.771.440,78 1.771.440,78 0
Komunikasi
8. Keuangan Persewaan 1.133.510,02 1.322.613,46 1.507.769,41 185.155,95
dan jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa 6.841.818,42 7.976.600,43 9.126.407,85 1.149.807,00
PDRB 27.746.332,23 31.221.528,20 35.253.360,17 4.031.831,97
Sumber: NTT Dalam Angka 2013 - BPS NTT, Analisis Bappeda

Pada tahun 2012 sektor pertanian memegang kontribusi yang terbesar pada PDRB
Nusa Tenggara Timur yaitu 35,96%, diikuti oleh lapangan usaha jasa-jasa 25,89%,
Perdagangan, Restoran dan Hotel 17,69%, Bangunan dan Konstruksi 7,20%, Pengangkutan
dan Komunikasi 7,68% Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,28%, Industri
pengolahan 1,50%, Sektor Pertambangan dan penggalian 1,37%, dan sektor listrik, gas dan
air bersih 0,42%. Kontribusi lapangan usaha pertanian masih menduduki kontribusi
terbesar, namun akan menurun sejalan dengan meningkatnya peran sektor jasa.

2. Laju Inflasi
Laju inflasi sebagai ukuran untuk menggambarkan kenaikan/penurunan harga dari
sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat
dengan mengambil Kota Kupang sebagai sampel menunjukkan perkembangan sebagaimana
gambar 2.2.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-14


Gambar 2.2
Laju Inflasi Kota Kupang Menurut Kelompok Pengeluaran (2007=100), 20082012

Kondisi inflasi kelompok pengeluaran tahun 2012 dibandingkan dengan kondisi tahun
2012 menunjukkan kondisi penurunan inflasi tahun kalender cukup tinggi yang mencapai -
5,8 %. Penurunan tersebut akibat penurunan inflasi pada bahan makanan 8,38 %, Makan
Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau -3,2 %, perumahan -9,4 %, kesehatan 5,84 % dan
Transportasi & Komunikasi -3,1 % serta ada kenaikan inflasi pada sandang 6,22 % dan
Pendidikan, Rekreasi,Olahraga 1,14 %. Fultuasi inflasi terjadi sebagai dampak perumahan
indeks harga konsumen (IHK) sebagai dampak dari kebijakan pemerintah, permintaan
konsusmen dan pengaruh pasar global.
3. PDRB Perkapita
Rata-rata PDRB perkapita penduduk NTT atas dasar harga berlaku menunjukkan
perkembangan yang cukup baik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 pendapatan perkapita
sebesar Rp. 4.469.637 meningkat menjadi Rp. 7.195.650 tahun 2012 atau meningkat rata-rata
per tahun sekitar 15%. Selanjutnya terhadap PDRB konstan tahun 2000 pendapaatan
perkapita tahun 2008 sebesar 2.326.065 meningkat menjadi 2.496.857 tahun 2011 atau
meningkat rata-rata 1,90%. Namun demikian jika dibandingkan terhadap pendapatan
perkapita penduduk Indonesia, berdasarkan persentase pendapatan perkapita penduduk NTT
sekitar 25% sebagaimana Tabel 2.9.
Tabel 2.9
Pendapatan perkapita 2009-2012
No Uraraian 2009 2010 2011 2012
Pendapatan Perkapita Harga
1 4,914,835 5,521,420 6,073,767 7,195,650
Berlaku
Pendapatan Perkapita Harga
2 2,423,045 2,496,857 2,496,857 2,659,365
Konstan 2000
Pertumbuhan ekonomi 4.29 5.23 5.63 5,48
Sumber: NTT Dalam Angka 2013 - BPS NTT, Analisis Bappeda

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-15


Pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan yang cukup baik, yaitu 4,29% pada
tahun 2009, kemudian 5.23% pada tahun 2010 5,63% pada tahun 2011 dan 5,48% tahun
2012. Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik mampu meningkatkan kapasitas ekonomi
daerah. Perkembangan ekonomi relatif merata sehingga memberikan akses pada masyarakat
relatif merata yang dapat dilihat dari gini ratio NTT tahun 2009 sebesar 0.36 dan Indonesia
0.37, selanjutnya tahun 2010 gini ratio NTT dengan Indonesia yaitu 0.38.
Kemampuan Ekonomi perlu dipacu untuk meningkatkan daya dorong pada
pembangunan ekonomi kesehatan dan pendidikan. Daya ungkit ekonomi yang lemah
berpengaruh terhadap IPM NTT yang perkembangannya yaitu 67,26 Tahun 2009 menjadi
68,28 tahun 2012 dan berada di bawah Indonesia yang telah mencapai 72,64 pada tahun
2011. Secara Nasional posisi IPM Nusa Tenggara Timur berada di urutan 31 tahun 2011 dan
naik menjadi urutan 30 tahun 2012 dari 33 provinsi di Indonesia.
4. Indeks Gini Ratio
Perkembangan pembangunan ekonomi Nusa Tenggara Timur menunjukkan kualitas
yang makin baik yang ditunjukkan dengan meningkatnya pemerataan distribusi pendapatan
yang diukur dengan koefisien gini. Koefisien gini pada tahun 2008 mencapai 0.34 dan secara
nasional berada pada posisi 24 dan pada tahun 2012 dengan koefisienn gini mencapai 0.36
dimana secara nasional berada pada posisi 8. Kebijakan pembangunan pro rakyat dan
kebijakan Program Desa Mandiri Anggur Merah yang memberikan akses ekonomi yang
merata pada penduduk miskin mampu meningkatkan akses ekonomi yang dapat
meningkatkan pemerataan pendapatan. Ketimpangan pendapatan secara Nasional tahun
2011 yang naik 0.01, ternyata Nusa Tenggara Timur mampu menurunkan ketimpangan 0.02
dengan peringkat ketimpangan yang makin kecil sebagaimana tabel 2.10.
Tabel 2.10
Koefisien Gini Nusa Tenggara Timur dan Indonesia Tahun 2008-2012

Tahun NTT Indonesia Peringkat NTT Ketimpangan NTT


2008 0.34 0.35 24 Sedang
2009 0.36 0.37 23 Sedang
2010 0.38 0.38 26 Sedang
2011 0.36 0.41 10 Sedang
2012 0.36 0.41 8 Sedang

Pada tabel 2.10 menunjukkan bahwa berdasarkan kemampuan ekonomi masyarat Nusa
Tenggara Timur masuk dalam kagori ketimpangan sedang. Apabila kebijakan Program-
program pro rakyat terus ditingkatkan jangkauan dan kuantitasnya maka menurunkan
ketimpangan pendapatan akan dapat diturunkan lebih pesat dengan peringkat secara
nasional makin mengecil dibandingkan capaian pada tahun 2012 berada pada posisi ke 8
secara Nasional.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-16


5. Pemerataan Pendapatan

Pemerataan pendaatan rumah tangga yang diukur dari kelompok pengeluaran bulanan
menunjukkan peningkatan daya beli pada kelompok pendapatan rendah dan sedang cukup
signifikan. Rumah tangga dengan kelompok pengeluaran <Rp. 100.000 menurun tajam yaitu
dari 10,65 % menjadi 0,15 % tahun 2012. Secara akumulatif rumah tangga dengan
pengeluaran <Rp.100.000 sampai dengan Rp. 199.999 pada tahun 2012 hanya 18,03 %
Rumah Tangga, pengeluaran Rp. 200.000-Rp. 749.999 mencapai 72,51 % Rumah Tangga dan
pengeluaran >Rp. 750.000 mencapai 9,47 % Rumah Tangga. Distribusi pengeluaran rumah
tangga yang mencerminkan kemampuan pendapatan sebagaimana tabel 2.11.

Tabel 2.11
Prosentase RT Berdasarkan Kelompok Pengeluaran tahun 2008-2012

Besar pengeluaran 2008 2009 2010 2011 2012


<100,000 10.65 3.04 0.51 0.34 0.15
100,000-149,999 36.05 15.3 5.74 5.65 4.14
150,000-199,999 19.88 21.95 13.48 13.67 13.74
200,000-299,999 20.49 28.15 30.56 27.03 30.29
300,000-499,999 9.92 19.19 27.25 30.34 29.37
500,000-749,999 2.46 7.04 11.06 12.66 12.85
750,000-999,999 0.43 2.5 4.63 4.63 4.52
>1,000,000 0.12 2.84 6.78 5.7 4.95

Jumlah 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0

6. Prosentase Penduduk Diatas Garis Kemiskinan

Nusa Tenggara Timur menunjukkan kemampuan yang cukup baik dalam menurunkan
angka kemiskinan per tahun. Pada periode 2008-2012 jumlah penduduk miskin menurun
dari 1.098.400 orang atau 25,65% menjadi 1.000.300 orang atau 20.03% pada bulan Maret
2013. Perkembangan penurunan kamiskinan periode 2008-2013 sebagaimana pada Tabel
2.12.
Tabel 2.12
Perkembangan Penurunan Kemiskinan 2008-2013

Penduduk Miskin Persentase


Tahun Penduduk Kota Desa Jumlah Kota Desa Jumlah
2008 4,534,319 119 979 1,098 15.5 27.9 25.65
2009 4,619,655 109,400 903,700 1,013,100 14 25.4 23.31
2010 4,683,827 107,400 906,700 1,014,100 13.6 25.1 23.03
2011 4,776,485 99,200 887,300 986,500 10.5 22.9 20.48
2012 4,900,652 117,400 882,900 1,000,300 12.2 22.4 20.41
2013 4,900,652 113.57 879.99 993.56 11.54 22.13 20.03

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-17


Penduduk Miskin Persentase
Tahun Penduduk Kota Desa Jumlah Kota Desa Jumlah
Penurunan
366,333 -5.73 -99.11 -104.84 -3.96 -5.77 -5.62
2008-2013

Selanjutnya kondisi kemiskinan berdasarkan aspek yang berpengaruh sebagai berikut:


(i) Berdasarkan daerah tempat tinggal periode Maret 2012Maret 2013, persentase
penurunan penduduk miskin sebesar 0,68% untuk perkotaan dan 0,85% untuk perdesaan;
(ii) Garis kemiskinan pada September 2012 sebesar Rp. 222.507 perkapita/bulan naik
sebesar 6,26%menjadi Rp.235.805 perkapita/bulan pada Maret 2013; (iii) Sumbangan
komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan bulan Maret 2013 sebesar 78,65% dan bulan
September 2012 sebesar 79,16%; (iv) Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 3,466 pada
September 2012 menjadi 3,393 pada Maret 2013 dan Indeks Keparahan Kemiskinan turun
dari 0,908 menjadi 0,875 pada periode yang sama. Prosentase kemiskinan penduduk
kabupaten/kota pada bulan September 2012 bervariasi, terendah Kabupaten Flores Timur
sebesar 9,14% dan tertinggi Kabupaten Sabu Raijua 32,66%. Terhadap kemiskinan provinsi,
kontribusi tertinggi Kabupaten Timor Tengah Selatan 12,44% dan terendah Kabupaten
Nagekeo 1,62%. Persentase penduduk miskin dan kontribusi kemiskinan Kabupaten/kota
sebagaimana gambar 2.3.
Gambar 2.3
Persentase dan Kontribusi Penduduk Miskin September tahun 2012

7. Angka Kriminalitas Yang Ditangani

Angka kriminalitas tahun 2009-2012 sebagai salah satu aspek penghambat


pembangunan menunjukkan menunjukan peningkatan jumlah yang dilaporkan rata-rata
13,90 % dan yang diselesaikan meningkat rata-rata 11,83 % per tahun. Khusus untuk
periode 2011-2012 terjadi penurunan prosentase penyelsaian kasus kriminalitas yang
diselesaikan mencapai 4,90 %. Angka kriminalitas yang dilaporkan dan yang ditangani
selengkapnya pada tabel 2.13.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-18


Tabel 2.13
Penyelesaian tindak pidana menurut Kabupaten/Kota di NTT

Jumlah yang Jumlah yang Prosentase


No Tahun Dilaporkan Diselesaikan Penyelesaian (%)
1 2009 6,677 3,837 57.47
2 2010 7,909 4,497 58.33
3 2011 9,077 5,433 59.85
4 2012 9,462 5,199 54.95
Perkembangan per
13.90 11.83 -
tahun (%)

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial


1. Pendidikan
Pendidikan memegang peranan strategis dalam meningkatkan mutu sumber daya
manusia yang memiliki karakter yang kuat. Untuk mewujudkan harapan tersebut, dapat
dilakukan melalui jalur formal, nonformal dan informal yang melibatkan orang-orang yang
berkebutuhan khusus, selanjutnya berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. Berkaitan
dengan itu, diperlukan mengoptimalkan delapan standar nasional pendidikan pada semua
jenjang dan jalur
a. Angka Melek Huruf
Peningkatan kualitas pendidikan juga ditujukan menurunkan jumlah penduduk buta
huruf usia >10 tahun dengan menamatkan pendidikan dalam berbagai jenjang. Peningkatan
kualitas pendidikan juga dilaksanakan melalui manajemen berbasis sekolah. Kinerja
indikator pembangunan pendidikan tersebut sebagaimana Tabel 2.14.

Tabel 2.14
Prosentase Kemampuan Membaca dan Menulis Penduduk tahun 2008-2012

No Kemampuan Membaca 2008 2009 2010 2011 2012


1 Laki-laki
Dapat Membaca dan
Menulis 90.21 91.66 89.54 91.00 91.81
Buta Huruf 9.79 8.34 10.46 9.00 8.19
2 Perempuan
Dapat Membaca dan
Menulis 86.99 87.75 86.87 87.49 88.84
Buta Huruf 13.01 12.25 13.13 12.51 11.16
3 Laki-laki dan Perempuan
Dapat Membaca dan
Menulis 88.57 89.66 88.19 89.2 90.3
Buta Huruf 11.43 10.34 11.81 10.8 9.7

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-19


Tabel 2.14 menunjukkan jumlah penduduk melek huruf makin meningkat dan penduduk
buta huruf makin menurun. Angka buta huruf yang masih mencapai 9,79% tahun 2012
terutama pada penduduk dewasa dan lansia. Selanjutnya penduduk usia sekolah
kemampuan membaca dan menulis makin meningkat. Persentase penduduk melek huruf per
kabupaten/kota pada tahun 2012 sebagaimana Gambar 2.4.

Gambar 2.4
Angka Melek Huruf Penduduk Tahun 2012

Angka melek provinsi mencapai 89,20% pada tahun 2012. Apabila dibandingkan dengan
rata-rata Nasional gap sebesar 4,36% karena rata-rata angka melek huruf tingkat nasional
mencapai 93,56%. Kabupaten yang mencapai angka melek huruf lebih tinggi dari provinsi
yaitu Kabupaten Kupang (96,82%), Kabupaten Ngada (96,56%) dan Kabupaten Nagekeo
(94,93%). Kabupaten yang memiliki angka melek huruf relatif paling rendah adalah Sumba
Tengah (74,74%), Sumba Barat (81,03%) Sabu Raijua (81,74%) dan TTS (79,11%).
b. Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Rata-rata lama sekolah merupakan akumulasi lama seseorang bersekolah dari sekolah
dasar hingga perguruan tinggi bagi penduduk umur 15 tahun ke atas yang dapat
mengindikasikan salah satu indikator yang menentukan indeks pembangunan manusia.
Angka rata-rata lama sekolah di Provinsi Nusa Tengggara Timur makin meningkat yaitu dari
6,60 pada tahun 2009 menjadi 6,99 tahun 2011 dan 7,09 pada tahun 2012. Untuk tahun 2012
kemampuan rata-rata-rata sekolah per kabupaten/kota sebagaimana Tabel 2.15.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-20


Tabel 2.15
Rata-rata lama sekolah per kabupaten/Kota tahun 2009-2012

No Kabupaten 2009 2011 2012


1 Sumba Barat 6.00 6.42 6.62
2 Sumba Timur 6.00 6.26 6.44
3 Kupang 6.70 7.44 7.45
4 Timor Tengah Selatan 6.10 6.61 6.69
5 Timor Tengah Utara 6.40 6.77 6.92
6 Belu 6.20 6.33 6.56
7 Alor 7.40 7.52 7.47
8 Lembata 6.50 6.97 7.02
9 Flores Timur 6.60 6.62 6.76
10 Sikka 6.10 6.36 6.59
11 Ende 7.00 7.38 7.55
12 Ngada 7.00 7.62 7.63
13 Manggarai 6.70 6.76 6.83
14 Rote Ndao 6.20 6.45 6.46
15 Manggarai Barat 6.30 6.54 6.58
16 Sumba Tengah 5.70 5.32 5.34
17 Sumba Barat Daya 5.20 5.9 6.21
18 Nagekeo 6.70 6.97 7.15
19 Manggarai Timur 6.20 6.49 6.53
20 Sabu Raijua 4.50 5.4 5.54
21 Kota Kupang 10.90 11.06 11.27
NTT 6.60 6.99 7.09

Sesuai tabel 2.15 menunjukkan bahwa hingga tahun 2012 kabupaten dengan rata-rata
lama sekolah terendah < 6,0 yaitu Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Barat Daya.
Kota Kupang merupakan satu-satunya yang mampu mencapai rata-rata lama sekolah > 10.
Berdasarkan kondisi tersebut maka pencapaian IPM yang rendah salah satu bersumber dari
rendahnya pencapaian rata-rata lama sekolah.

c. Angka Partisipasi Kasar (APK)


Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang
sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia
yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Capaian APK pada jenjang pendidik SD
hingga SMA/SMK tahun 2009-2012 sebagaimana tabel 2.16.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-21


Tabel 2.16
Kondisi APK NTT Tahun 2009 2012

Tingkat
No 2009 2010 2011 2012
Pendidikan
1 SD 111,73 114,01 115,31 115,34
2 SMP 82,95 86,95 97,48 97,58
3 SMA/SMK 49,36 54,41 89,06 77,16
Sumber: NTT Dalam Angka 2013 - BPS NTT, Analisis Bappeda

Sesuai tabel 2.16 untuk tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 pencapaiannya yaitu APK
tingkat SD/MI/SDLB 115,34% atau naik 0,03%, APK tingkat SMP/MTs/SMPLB 97,58% naik
0,10%, sedangkan APK tingkat SMA/MA/SMK sebesar 77,16% menurun sebesar 11,9%.

d. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) menyatakan banyaknya penduduk usia sekolah yang
masih bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai. Peningkatan yang signifikan terjadi
pada angka partisipasi murni (APM) tingkat SMA dan SMP yang melampui target > 20% lebih.
Sedangkan peningkatan APM tingkat SD memang tidak terlalu tinggi karena capaian
persentase sudah tinggi yaitu di atas 90%. Tingkat capaian APM semua jenjang pendidikan
sebagaimana Tabel 2.17.

Tabel 2.17
Kondisi APM NTTTahun 2009 2012

Tingkat
No 2009 2010 2011 2012
Pendidikan
1 SD 92,93 94,93 94,36 96,89
2 SMP 65,46 67,96 83,08 83,26
3 SMA/SMK - - 81,94 69,45
Sumber: NTT Dalam Angka 2013 - BPS NTT, Analisis Bappeda

Kondisi capaian APM tahun 2012 untuk tingkat SD/MI/SDLB sebesar 96,89%,
meningkat 2,53%, APM SMP/MTs/SMPLB 83,26% naik 0,18%, dan APM tingkat
SMA/MA/SMK 69,45%, menurun 12,49%.

e. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan

Pedidikan tertinggi penduduk yang ditamatkan menunjukkan akses pendidikan


masyarakat. Pendidikan penduduk usia 15 tahun yaitu tidak memiliki ijasah 31 %, tamat SD
31,04%, tamat SMP 12,67%, tamat SMA 11,45%, tamat SMK 2,98% dan 4,82% tamat DI
hingga S3. Untuk kota Kupang pendidikan penduduk lebih baik dengan proporsi 10,56% tidak
punya ijasah, tamat SD 16,61%, tamat SMP 14,81%, tamat SMA 37,05%, tamat SMK 6,44%
dan tamat DI hingga S3 sebanyak 13,52%. Grafik pendidikan penduduk umur 15 Tahun ke
atas sebagaimana Gambar 2.5.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-22


Gambar 2.5
Prosentase Pendidikan penduduk Umur >15 Tahun 2012

2. Kesehatan

Status kesehatan masyarakat ditentukan berbagai determinan penting di luar kendali


bidang kesehatan seperti faktor lingkungan (40%), faktor keturunan (20%) dan faktor
perilaku (10%). Sehingga kendali bidang kesehatan hanya mempunyai kontribusi sebesar
30% saja. Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia/NTT dapat
disajikan dalam beberapa Indiktor seperti pada tabel 2.18 berikut ini.

Tabel 2.18
Indikator Derajat Kesehatan
Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2012

NASIO
INDIKATOR NTT NTT
NTT NASIONAL NAL NASIONAL
DERAJAT (BPS (SDKI
(SP 2010) (SP 2010) (BPS (SDKI 2012)
KESEHATAN 2011) 2012)
2011)
45/1.000
AKB/IMR - - - - 32/1.000 KH
KH
536/100.000 259/100.000
AKI/MMR - - - -
KH KH
AK BALITA 58/1.000 40/1.000
- - - -
BLT BLT
UHH
LAKI-LAKI - -
- - 67,65 TH 69,65 TH
PEREMPUAN
Sumber Data : SP 2010, BPS 2011 dan SDKI 2012

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-23


1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Data kematian pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei karena sebagian
besar kematian terjadi di rumah, sedangkan kematian di fasilitas kesehatan hanya
memperlihatkan kasus rujukan. Indikator ini terkait langsung dengan tingkat kelangsungan
hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan tempat tinggal anak-
anak termasuk pemeliharaan kesehatannya. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia berasal
dari berbagai sumber, yaitu Sensus Penduduk, Riskesdas, Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) dan Sensus Penduduk (SP).
Dalam beberapa tahun terakhir AKB di Indonesia telah banyak mengalami penurunan
yang cukup besar. AKB Nasional menurut hasil Surkesnas/Susenas pada tahun 2001 sebesar
47 per 1.000 kelahiran hidup, tahun 2003 turun menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI
20022003). Pada tahun 2007 kembali menurun menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup
(SDKI, 2007), dan selanjutnya pada tahun 2012 terus turun menjadi 32 per 1.000 kelahiran
hidup (SDKI, 2012).
Untuk Provinsi NTT, Angka Kematian Bayi juga menunjukkan penurunan yang cukup
bermakna, yaitu 60 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 (SDKI), menurun menjadi 59
per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 20022003). Selanjutnya pada tahun 2007 menurun lagi
menjadi 57 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007), dan pada tahun 2012 kembali menurun
hingga mencapai 45 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Walaupun angka ini sedikit
lebih tinggi bila dibandingkan dengan AKB secara nasional yaitu 32 per 1.000 kelahiran
hidup, namun penurunan AKB NTT ini cukup bermakna.
Berdasarkan hasil konversi jumlah kasus kematian pada bayi mengalami fluktuasi dari
tahun 20082012. Pada tahun 2008 sebanyak 1.208 atau 12,8 per 1000 kelahiran hidup.
Selanjutnya mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebanyak 1.240 kematian atau 13,1
per 1.000 kelahiran hidup. Tahun 2010 mengalami penurunan kembali dimana kematian
sebesar 1.159 atau 12,5 per 1000 kelahiran hidup, selanjutnya pada tahun 2011 sebesar
1.210 kematian atau 12,8 per 1000 Kelahiran Hidup. Pada tahun 2012 kasus kematian bayi
sebanyak 1.450 kematian atau 15,1 per 1000 Kelahiran Hidup. Berikut ini adalah gambaran
Konversi Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup pada tahun 2008 2012 di Prov.
NTT.
Gambar 2.6
Konversi Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 2012

20
15,1
15 13,1 12,8
12,8 12,5

10

0
2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Profil Kabupaten/Kota tahun 2012

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-24


2. Angka Kematian Anak Balita (AKABA)
AKABA menggambarkan tingkat peluang untuk meninggal pada fase antara kelahiran
dan sebelum usia lima tahun serta permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan balita seperti gizi, sanitasi, penyakit
menular, dan kecelakaan. Indikator ini juga menggambarkan tingkat kesejahteraan sosial
dalam arti besaran dan tingkat kemiskinan penduduk, sehingga kerap kali dipakai untuk
mengidentifikasi tingkat kesulitan ekonomi penduduk.
Angka Kematian Balita di Indonesia (menurut estimasi SUPAS 1995) dalam beberapa
tahun terakhir terlihat mengalami penurunan yang cukup bermakna. Pada tahun 1993
AKABA Nasional diperkirakan 81 per 1.000 kelahiran hidup dan turun menjadi 44,7 pada
tahun 2001 (Surkesnas, 2001). Selanjutnya turun lagi menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup
pada tahun 2007 (SDKI, 2007), dan terus turun menjadi 40 per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun 2012 (SDKI, 2012).
Untuk Provinsi NTT, AKABA periode 20022012 mengalami fluktuasi. Hasil Survei
Kesehatan dan Rumah Tangga (SKRT) 1995 menunjukkan AKABA NTT sebesar 81 per 1.000
kelahiran hidup yang menurun menjadi 68 per 1.000 kelahiran hidup. Dari hasil SDKI 2002-
2003 terjadi peningkatan menjadi 72 per 1.000 kelahiran hidup dan kembali meningkat
menjadi 80 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Selanjutnya pada tahun
2012, AKABA NTT kembali menurun menjadi 58 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).
Walaupun AKABA NTT masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan AKABA nasional yakni
40 per 1,000 kelahiran hidup, namun penurunan AKAB NTT ini cukup bermakna.
Laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi NTT tahun 2012,
berdasarkan hasil konversi, selama periode 5 (lima) tahun jumlah kasus kematian balita
mengalami penurunan secara bermakna dari tahun 2008-2012. Pada tahun 2008 sebanyak
409 kematian atau 4,3 per 1.000 kelahiran hidup, pada tahun 2009 menurun menjadi 362
kematian atau 3,8 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan menjadi
535 kematian atau 5,8 per 1.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2011 kembali meningkat
menjadi 1.400 atau 14,8 per 1.000 kelahiran hidup. Selanjutnya pada tahun 2012 kasus
kematian balita terus meningkat menjadi 1.714 atau 17,9 per 1.000 KH. Berikut ini disajikan
gambaran Konversi AKABA per 1.000 KH Prov. NTT tahun 2007 2012, sedangkan rincian
per Kab/Kota data dapat dilihat pada lampiran gambar 2.7.
Gambar 2.7
Konversi Angka Kematian Balita per 1.000 Kelahiran Hidup
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 2012

20
17,9

14,8
15

10
5,8
4,3 3,8
5

0
2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Profil Kabupaten/Kota tahun 2012

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-25


3. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian Ibu senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan sektor
kesehatan, AKI mengacu pada jumlah kematian Ibu yang terkait dengan proses kehamilan,
persalinan dan nifas. Untuk melihat kecenderungan AKI di Indonesia secara konsisten
digunakan data hasil SKRT dan SDKI. AKI menurun dari 450 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 1986 dan kembali turun menjadi 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
1992. Selanjutnya pada tahun 1995 kembali menurun menjadi 373 per 100.000 kelahiran
hidup. Pada tahun 20022003 AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2002
2003) dan kemudian menurun lagi menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2007 (SDKI 2007). Selanjutnya pada tahun 2010, AKI turun menjadi 259 per 100.000
kelahiran hidup (SP, 2010). Walaupun cenderung terus menurun, namun bila dibandingkan
dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010 yaitu sebesar 125 per
100.000 kelahiran hidup, maka diperlukan upaya-upaya luar biasa untuk mengatasi
permasalahan ini.
AKI Provinsi NTT pada periode 20042010 cenderung mengalami penurunan yang
cukup bermakna. Pada tahun 2004 AKI NTT sebesar 554 per 100.000 kelahiran hidup
(Surkesnas) dan menurun menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI,
2007). Namun berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) tahun 2010, AKI meningkat menjadi
536 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan angka nasional 259 per 100.000
kelahiran hidup (SP,2010) maka AKI NTT sangat tinggi. Untuk mengatasi masalah ini maka
Provinsi NTT telah menginisiasi terobosan-terobosan dengan Revolusi KIA dengan motto
semua ibu melahirkan di Fasiitas Kesehatan yang memadai. Yang mana capaian indikator
antaranya adalah menurunnya peran dukun dalam menolong persalinan atau meningkatkan
peran tenaga kesehatan terampil dalam menolong persalinan.
Laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi NTT tahun 2012
menunjukkan bahwa konversi AKI per 100.000 Kelahiran Hidup selama periode 5 (lima)
tahun (Tahun 20082012) mengalami fluktuasi. Jumlah kasus kematian pada tahun 2008
menjadi 312 kematian atau 332 per 100.000 kelahiran hidup, selanjutnya menurun menjadi
286 kematian pada tahun 2009 atau 303 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan tahun
2010 mengalami penurunan lagi menjadi 250 atau 272 per 100.000 kelahiran hidup. Pada
tahun 2011 menurun lagi menjadi 208 atau 220 per 100.000 KH, dan pada tahun 2012
menurun lagi menjadi 192 atau 200 per 100.000 KH . Berikut ini digambarkan Konversi AKI
per 100.000 KH Prov. NTT tahun 2008 2012, sedangkan rincian data per Kab/Kota dapat
dilihat pada lampiran gambar 2.8.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-26


Gambar 2.8
Konversi Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 2012

Sumber : Profil Kabupaten/Kota tahun 2012

Selanjutnya rincian jumlah kematian bayi, ibu dan balita tahun 20082012 dapat dilihat pada
Gambar 2.9 berikut:

Gambar 2.9
Jumlah Kematian Bayi, Ibu dan Balita Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 2012

Sumber : Profil Kabupaten/Kota tahun 2012

4. Angka Kematian Kasar


Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yang terjadi pada suatu waktu dan
tempattertentu per 1.000 penduduk pada pertengahan tahun. Estimasi Angka Kematian
Kasar (AKK) berdasarkan hasil SUPAS 2005, menyebutkan bahwa AKK tahun 2007 sebesar
6,9 per 1.000 penduduk.

5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH)


Angka Umur Harapan Hidup (UHH) dapat digunakan untuk menilai status derajat
kesehatan. Selain itu menjadi salah satu indikator yang diperhitungkan dalam menilai Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Gambaran UHH di Indonesia selama tahun 2006-2011
menunjukkan peningkatan.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-27


Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh terhadap kenaikan Umur Harapan
Hidup (UHH) waktu lahir. Angka Kematian Bayi sangat peka terhadap perubahan dengan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin
pada penurunan AKB dan kenaikan UHH pada waktu lahir, meningkatnya umur harapan
hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas
hidup dan derajat kesehatan masyarakat.
Dari estimasi hasil penelitian yang dilakukan oleh BPS, UHH pada waktu lahir penduduk
Indonesia secara nasional mengalami peningkatan secara bermakna. Pada tahun 1970 UHH
nasional sebesar 44,7 (SP 1970), meningkat menjadi 52,5 pada tahun 1980 (SP 1980),
selanjutnya mencapai 63,5 pada tahun 1995 (SUPAS 1995) dan diperkirakan menjadi 66,2
pada tahun 2002 (SDKI 2002 2003) dan kemudian menjadi 70,5 pada tahun 2007 (SDKI,
2007). Berdasarkan data dari BPS Tahun 2012, UHH sedikit menurun menjadi 69,65 tahun.
Dari SDKI 2007 menunjukkkan bahwa UHH di Provinsi NTT sebesar 65,1 tahun, yang
berdasarkan jenis kelamin UHH perempuan sebesar 67,2 tahun dan laki-laki sebesar 62,9
tahun. Sedangkan berdasarkan data dari BPS NTT Tahun 2011, UHH Provinsi NTT sebesar
67,65 tahun, ini berarti terjadi kenaikan UHH NTT.
UHH waktu lahir penduduk di provinsi NTT terus mengalami peningkatan yang cukup
bermakna. UHH Provinsi NTT terus meningkat dari 44 pada tahun 1970 (SP, 1970)
meningkat menjadi 48,7 pada tahun 1980 (SP, 1980), sepuluh tahun kemudian meningkat
menjadi 58,6 pada tahun 1990 (SP, 1990) dan meningkat lagi menjadi 58,7 pada tahun 2004
(Surkesnas), kemudian mengalami peningkatan menjadi 65,1 tahun pada tahun 2007(SDKI,
2007) dan terus meningkat menjadi 67,65 tahun pada tahun 2011 (BPS, 2011). Gambaran
peningkatan UHH penduduk NTT sejak tahun 1970 sampai tahun 2011 dapat dilihat pada
gambar 2.10 berikut ini.
Gambar 2.10
Umur Harapan Hidup (UHH) Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 1970 2010

80
65,1 67,7
58 ,6 58,7
60
48,7
44,0

40

20

0
1970 1980 1990 2004 2007 2011

Sumber Data : Sensus Penduduk 1970, 1980,1990, Surkesnas 2004, SDKI 2007 dan BPS 2011

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-28


6. Angka Kelangsungan Hidup Bayi

Indikator lainnya yang menggambarkan kondisi adalah kasus kematian ibu, kasus
kematian bayi, kualitas lingkungan (rumah sehat), status gizi balita, usia harapan hidup dan
jumlah penderita AIDS. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi NTT, jumlah Kematian
Ibu pada tahun 2011 sebanyak 209 kasus; kematian bayi sebanyak 1.253 kasus; persentase
kualitas lingkungan (rumah sehat) sebesar 51,8%. Kondisi perkembangan kelahiran bayi
hidup tahun 2012 sebagaimana tabel 2.19.

Tabel 2.19
Kondisi Bayi Lahir Hidup Kabupaten/kota tahun 2012

Kondisi bayi lahir hidup dan


mati Komposisi (%)
Lahir Lahir
Kabupaten/Kota Hidup Lahir Mati Jumlah Hidup Lahir Mati
01. Sumba Barat 2,189 22 2,211 99.0 1.0
02. Sumba Timur 5,123 97 5,220 98.1 1.9
03. Kupang 4,996 121 5,117 97.6 2.4
04. TTS 6,803 90 6,893 98.7 1.3
05. TTU 5,211 58 5,269 98.9 1.1
06. Belu 8,097 133 8,230 98.4 1.6
07. Alor 4,049 29 4,078 99.3 0.7
08. Lembata 2,494 33 2,527 98.7 1.3
09. Flores Timur 4,653 85 4,738 98.2 1.8
10. Sikka 6,152 92 6,244 98.5 1.5
11. Ende 4,472 97 4,569 97.9 2.1
12. Ngada 2,961 42 3,003 98.6 1.4
13. Manggarai 6,669 85 6,754 98.7 1.3
14. Rote Ndao 2,450 72 2,522 97.1 2.9
15. Manggarai Barat 4,650 83 4,733 98.2 1.8
16. Sumba Tengah 1,404 19 1,423 98.7 1.3
17. Sumba Barat
Daya 5,240 42 5,282 99.2 0.8
18. Nagekeo 2,949 50 2,999 98.3 1.7
19. Manggarai Timur 5,050 123 5,173 97.6 2.4
20. Sabu Raijua 1,700 24 1,724 98.6 1.4
71. Kota Kupang 8,549 22 8,571 99.7 0.3
Jumlah/Total 95,861 1419 97,280 98.5 1.5

Masih tingginya TFR sebagai akibat dari Contraceptive Prevalence Rate (CPR)/Prevalensi
penggunaan kontrasepsi masih rendah yaitu 38,3%, Unmet Need (Pasangan Usia Subur yang
ingin menggunakan kontrasepsi tetapi belum terlayani) sebanyak 15,9%. Selain itu Angka
kematian Ibu masih tinggi yaitu 306/100.000 Kelahiran Hidup dan Angka Kematian Bayi juga

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-29


masih tinggi yaitu 57/1.000 Kelahiran Hidup sesuai SKDI 2007 dan menurun menjadi
45/1.000 kelahiran hidup. Sedangkan kasus kematian ibu menurun dari 252 kasus tahun
2010, menjadi 208 kasus tahun 2011 dan 172 kasus tahun 2012.
7. Angka usia Harapan Hidup
Usia harapan hidup sebagai indikator pembangunan kesehatan menunjukkan
perkembangan dari tahun ke tahun. Usia harapan hidup tahun 2009 dan tahun mencapai
65,1, tahun 2011 mencapai 67,76 dan tahun 2012 meningkat menjadi 68,04. Usia hararapan
hidup yang diapai berada di bawah rata-rata nasional yang telah mencapai usia harapan
hidup > 70 tahun.
Untuk wilayah Kabupaten/kota se Nusa Tenggara Timur 15 kabupaten mencapai di
bawah rata-rata provinsi dan 6 kabupaten/kota mencapai di tas rata-rata. Untuk tahun 2012
Kota Kupang mampu mencapai usia harapan hidup 73,46 dan berada di atas rata-rata
nasional. Kabupaten yang mencapai usia harapan hidup relative rendah yaitu Kabupaten
Sumba Timur 62,33, Sumba Tengah 63,13, Nagekeo 63,86 dan Sumba Barat Daya 64,16.
8. Presentase Balita Gizi Buruk
Persentase balita gizi kurang sebanyak 18,68 %; persentase balita gizi buruk sebesar 1,5
%, dan gizi buruk sebesar 84,7 %. Kondisi status gizi balita tahun 2012 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 2.20
Status Gizi balita Kabupaten/Kota tahun 2012
Kabupaten/Kota Balita Status Gizi Balita (Orang) Status Gizi Balita (%)
Ditimbang Buruk Kurang Baik Buruk Kurang Baik
KOTA KUPANG 13.005 282 2.327 10.396 2,2 18,68 79,9
KUPANG 20.708 858 5.001 13.239 4,1 24,32 63,9
TTS 29.889 190 2.710 26.989 0,6 4,10 90,3
TTU 12.383 183 1.624 10.576 1,5 13,09 85,4
BELU 28.469 1.095 7.446 19.907 3,8 26,13 69,9
ALOR 13.983 387 1.582 10.150 2,8 11,00 72,6
LEMBATA 9.475 122 1.921 7.424 1,3 22,22 78,4
FLORES TIMUR 17.940 191 2.433 15.251 1,1 12,78 85,0
SIKKA 22.085 155 4.792 17.138 0,7 0,00 77,6
ENDE 17.354 113 1.796 15.428 0,7 0,00 88,9
NGADA 11.629 12 1.429 10.188 0,1 12,81 87,6
NAGEKEO 10.156 31 689 9.436 0,3 7,44 92,9
MANGGARAI 24.759 14 548 24.197 0,1 2,40 97,7
MANGGARAI
21.753 139 3.094 18.520 0,6 15,44 85,1
BARAT
MANGGARAI
33.874 143 1.602 31.979 0,4 4,56 94,4
TIMUR
SUMBA BARAT
14.525 404 1.194 12.927 2,8 0,00 89,0
DAYA
SUMBA BARAT 9.978 110 1.519 7.947 1,1 15,20 79,6
SUMBA TENGAH 6.217 114 144 5.959 1,8 2,32 95,9

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-30


SUMBA TIMUR 18.360 330 736 17.273 1,8 4,12 94,1
ROTE NDAO 9.111 75 665 8.309 0,8 7,72 91,2
SABU RAIJUA 4.146 188 845 3.113 4,5 0,00 75,1
Jumlah/Total 349.799 5.136 44.097 296.346 1,5 12,68 84,7
Sumber : Profil Dinkes. NTT Tahun 2012

3. Pertanian

Apabila diklasifikasikan menurut golongan luas lahan, pada tahun 2003 terlihat bahwa
jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 5.000 m tidak
mencapai separuh jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi NTT. Kondisi yang
hampir serupa terjadi pada tahun 2013. Tercatat bahwa pada tahun 2013, jumlah rumah
tangga usaha pertanian dengan luas lahan <1.000 m adalah sebesar 64.903 rumah tangga,
mengalami penurunan sebesar 2,6 persen dibandingkan tahun 2003, yang tercatat sebanyak
66.600 rumah tangga. Usaha pertanian dengan luas lahan antara 1.0001.999 m pada tahun
2013 adalah sebanyak 64.173 rumah tangga, meningkat sebesar 41,2 persen bila
dibandingkan dengan tahun 2003 yang tercatat sebanyak 45.441 rumah tangga.
Pada tahun 2013 golongan luas lahan 2.0004.999 m tercatat mempunyai jumlah
rumah tangga usaha pertanian sebanyak 168.658 rumah tangga meningkat sebanyak 48.411
rumah tangga jika dibandingkan tahun 2003 (40,3 persen). Lebih dari separuh (61,8 persen)
rumah tangga usaha pertanian di Provinsi NTT menguasai lahan 5.000 m atau lebih. Kendati
demikian dibandingkan dengan tahun 2003 pertambahannya negatif, kecuali pada golongan
luas lahan 5.0009.999 m. Hal sebaliknya, pertambahan jumlah rumah tangga usaha
pertanian yang mempunyai lahan kurang dari 5.000 m2 cukup pesat. Kondisi ini
menunjukkan bahwa semakin banyak rumah tangga usaha pertanian yang memiliki luas
lahan yang kecil sebagaimana Tabel 2.21.

Tabel 2.21
Luas Lahan Rumah Tangga Usaha Pertanian Tahun 2002 dan 2013

N Golongan Luas Lahan 2002 2013 Pertumbuhan


o (m2)
1 <1.000 66.600 64.903 -1.697 -2,55
2 1.0001.999 45.441 64.173 18.732 41,22
3 2.0004.999 120.247 168.658 48.411 40,26
4 5.0009.999 194.146 218.185 24.039 12,38
5 10.00019.999 196.062 183.198 -12.864 -6,56
6 20.00029.999 66.574 50.090 -16.484 -24,76
7 30.000 40.413 29.647 -10.766 -26,64

4. Ketenagakerjaan

Pembangunan ketenagakerjaan berdasarkan Rasio penduduk yang bekerja tahun 2008


dibandingkan tahun 2012 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Penduduk bekerja
tahun 2008 sebesar 2.086.105 orang atau 96,27 % dari total angkatan kerja meningkat

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-31


menjadi 2.095.683 atau 97,11 % dari total angkatan kerja yang berdampak pada penurunan
jumlah pengangguran rata-rata per tahun sebesar 0,10 %.

2.2.3. Seni Budaya dan Olah Raga

1. Kebudayaan

Nusa Tenggara Timur memiliki angka seni budaya yang tumbuh dari kultur masyarakat
sehingga berbagai jenis kesenian terkait dengan kegiatan adat istiadat. Berkaitan dengan itu
jumlah kesenian tradisional tersebar merata diseluruh desa dengan kondisi ada yang
tumbuh dengan baik karena pementasan setiap pelaksanaan even budaya dan ada yang
kurang berkembang. Untuk pentas kesenian saat ini dilakukan secara parmanen di satu
tempat karena tidak ada gedung kesenian khusus yang menjadi pementasan kesenian dengan
penjadwalan yang permanen.

2. Pemuda dan Olah Raga

Indikator hasil pembangunan pemuda dan olah raga yang dilihat dari aspek kesejahteran
sosial yaitu jumlah klub olar raga dan jumlah gedung olah raga. Klub olah raga yang
berkembang antara lain klub sepak bola, futsal, bola voli, tenis lapangan, tenis meja, bulu
tangkis, renang, basket, tinju, atletik dan olah raga bela diri. Jumlah klub tersebut berkembang
di seluruh kabupaten/kota karena ada even pertandingan yang dilaksanakan secara rutin
baik tingkat lokal, nasional dan internasional. Klub olah raga Nusa Tenggara Timur yang telah
mampu mengangkat prestasi anggotanya pada even nasional dan internasional antara lain
kempo, tinju dan atletik.
Dalam pelaksanaan kegiatan olah raga pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota dan
partisipasi masyatakat mendukung penyiapan parasarana dalam bentuk gedung olah raga
dan lapangan olah raga yang keberadannya di desa/kelurahan hingga tahun 2012 yaitu
lapangan sepak bola 1.095 unit, lapangan Bola Voli 1,877 unit, lapangan bulu tangkis 283
unit, lapangan bola basket 58 unit, lapangan futsal 11 unit dan kolam renang 21 unit.

2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM


2.3.1. LAYANAN URUSAN WAJIB

1. Pendidikan
a. Angka Partisipasi Sekolah
Selanjutnya angka partisipasi sekolah menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun
pada semua jenjang pendidikan. APS tahun 2012 yaitu SD/MI sebesar 96,13, SMP/MTS
sebesar 88,73 selengkapnya sebagaimana Tabel 2.22.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-32


Tabel 2.22
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2009-2012

No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012


1 SD/MI
Jumlah Murid Usia 700.854 810.469 817.278 798.371
7-12 Thn
APS SD/MI 95,99 96,49 95,96 96,13
2 SMP/MTS
Jumlah Murid Usia 188.387 250.036 232.152 232.959
13-15 Thn
APS SMP/MTS 79,28 81,24 85,88 88,73
Sumber: NTT Dalam Angka 2013 - BPS NTT, Analisis Bappeda

Data pada tabel 2.22 menunjukan bahwa rata-rata APS untuk jenjang pendidikan SD dan
SMP sampai dengan Tahun 2012 masih dibawah rata-rata Nasional sebesar 97,99% dan
89,76%. Pentingnya peningkatan APS untuk mendukung pencapaian rata-rata lama sekolah
lebih tinggi yang dicapai tahun 2011. Rata-rata lama sekolah merupakan salah satu indukator
kunci yang menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Rata-rata lama pendidikan
penduduk periode 2008-2011 yaitu 6,55, 6,60 tahun, 6,99 tahun dan 7,05 tahun.

b. Rasio Guru/Murid
Pembangunan pendidikan dipengaruhi ketersediaan sekolah, guru dan murid.
Sehubungan dengan itu maka untuk mempercepat akses dan kualitas pendidikan
dilaksanakan pemenuhan atas tiga aspek strategis pembangunan pendidikan tersebut.
Tingkat pendidikan dasar didominasi oleh SD selanjutnya MI dan SDLB. Khusus untuk SDLB
disediakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak usia sekolah berkebutuhan
khusus. Kondisi perkembangan pembangunan pendidikan dasar pada tahun 2012
sebagaimana tabel 2.23.
Tabel 2.23
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Ratio Murid-Guru Pendidikan Dasar

No Indikator SD MIN MIS SDLBN SDLBS Total


1 Sekolah 1,850 21 129 19 5 2,024
2 Jumah Murid 318,904 4,657 15,758 1,248 287 340,854
Murid laki-laki 143,507 2,497 8,197 809 154 155,164
Murid
Perempuan 175,397 2,160 7,561 445 133 185,696
3 Jumlah Guru 19,843 339 1,343 356 89 21,970
Guru Laki-laki 9,386 153 645 136 28 10,348
Guru Perempuan 10,457 186 698 220 61 11,622
Rasio Murid :
4 Guru 16 14 12 4 3 16
Sumber: NTT Dalam Angka 2013 - BPS NTT, Analisis Bappeda

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-33


Tingkat pendidikan lanjutan pertama didominasi oleh SMP selanjutnya MTsS dan MTsN.
Berdasarkan rasio murid-guru menunjukkan bahwa tingkat ketersediaan guru melayani
setiap murid ternyata MTsS yang terbaik dengan rasio 1 guru untuk 7 murid dan terberat
yaitu MTsN dimana 1 guru melayani 13 murid. Komposisi murid laki-laki mencapai 124.185
orang atau 51,71% dan siswa perempuan mencapai 48,29%. Kondisi pendidikan lanjutan
pertama pada tahun 2012 sebagaimana tabel 2.24.

Tabel 2.24
Sekolah, Murid, Guru dan Ratio Murid-Guru Pendidikan Lanjutan Pertama

No Indikator SMP MTsN MTsS Total


1 Sekolah 1,385 19 50 1,454
2 Jumah Murid 282,224 5,461 4,645 292,330
Murid laki-laki 119,299 2,663 2,223 124,185
Murid Perempuan 110,957 2,798 2,422 116,177
3 Jumlah Guru 19,357 355 528 20,240
Guru Laki-laki 8,326 178 321 8,825
Guru Perempuan 11,031 177 207 11,415
4 Rasio Murid : Guru 12 13 7 12
Sumber: NTT Dalam Angka 2013 - BPS NTT, Analisis Bappeda

Tingkat pendidikan atas didominasi oleh pendidikan SMA dengan jumlah mencapai 328
sekolah atau 63,69% dari 515 sekolah tingkat pendidikan atas yang ada. Jumlah murid yang
ada dominan perempuan yang mencapai 59,0% dan murid perempuan 41,0% dengan rasio
murid-guru mencapai 15. Kondisi pendidikan menengah atas pada tahun 2012 sebagaimana
tabel 2.25.

Tabel 2.25
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Ratio Murid-Guru Pendidikan dasar

No Indikator SMA MAN MAS SMK Total


1 Sekolah 362 9 20 160 551
2 Jumah Murid 136,108 2,922 2,308 53,141 194,479
3 Jumlah Guru 7,703 288 204 4,272 12,467
4 Rasio Murid : Guru 18 13 11 12 15
Sumber: NTT Dalam Angka 2013 - BPS NTT, Analisis Bappeda

Berdasarkan data tahun 2009 ketersediaan sekolah dan guru terhadap jumlah siswa
untuk tiap jenjang pendidikan cukup memadai sehingga perkembangan hingga tahun 2012
peningkatannya tidak berpengaruh terhadap rasio secara signifikan. Ketersediaan jumlah
sekolah, ruang kelas dan guru terhadap jumlah siswa selengkapnya sesuai jenjang pendidikan
dapat dilihat pada Tabel 2.26.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-34


Tabel 2.26
Rasio Jumlah Sekolah, Ruang Kelas dan Guru Terhadap Siswa Tahun 2012

Tahun
No Indikator Tingkat Pendidikan
2009 2010 2011 2012
Rasio Sekolah- SD 1 : 175 1 : 175 1 : 164 1 : 178
1
Siswa
SMP 1 : 224 1 : 224 1 : 295 1 : 203
SMA/MA/ SMALB 1 : 342 1 : 342 1 : 375 1 : 403
SMK 1 : 154 1 : 154 1 : 363 1 : 328
2 Rasio Kelas-Siswa SD 1:29 1:29 1:24 1:34
SMP 1:44 1:44 1:31 1:32
SMA/MA/SMALB/S 1:54 1:54 1:32 1:30
MK
3 Rasio Guru-siswa SD 1:17 1:17 1:16 1:17
SMP 1:19 1:19 1:15 1:18
SMA/MA/ SMALB 1:16 1:16 1:17 1:20
SMK 1:14 1:14 1:13 1:15
Sumber: NTT Dalam Angka 2013 - BPS NTT, Analisis Bappeda

c. Tingkat Kelulusan
Tingkat kelulusan per jenjang pendidikan Tahun Pelajaran 2011/2012 menunjukkan
peningkatan dari tahun sebelumnya. Berdasarkan data Dinas PPO Provinsi Tingkat kelulusan
tingkat SMP/MTs/SMPLB 97,56% turun 0,10%, tingkat SMA/MA 94,50% atau naik 0,07%
dan tingkat SMK 96,49% atau meningkat 0,82. Perkembangan tingkat kelulusan merupakan
wujud sinergi pembangunan pendidikan semua pemangku pembangunan.Data
perkembangan tingkat kelulusan dapat dilihat pada Tabel 2.27.

Tabel 2.27
Data Kelulusan Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2008 - 2012

No Tingkat Tingkat kelulusan (%)


Pendidikan 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013
1 SD 90.63 97.06 98.41 100.00 99,69
2 SMP 70.25 96.66 97.66 97.56 97,68
3 SMA 69.80 93.90 94.43 94.50 98,11
4 SMK 88.16 95.91 95.67 96.49 99,79
Sumber: NTT Dalam Angka 2013 - BPS NTT, Analisis Bappeda

Pada tabel 2.27 secara umum tingkat kelulusan pada semua jenjang pendidikan
mengalami peningkatan. Prestasi tingkat kelulusan yang mencapai 100% pada jenjang SD
tahun 2011/2012 yang menurun menjadi 99,69% tahun 2012/2013 harus menjadi bahan
evaluasi dalam persiapan jenjang pendidikan SMP, SMA dan SMK untuk mencegah tingkat
kelulusan rendah.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-35


d. Pendidikan Guru
Penyediaan guru yang berkualitas menjadi salah upaya strategis untuk mendukung
percepatan pembangunan kualitas pendidikan. Untuk menjamin peningkatan kompetensi dan
peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan ada tiga aspek yang didirong yaitu
peningkatan kualifikasi pendidikan, sertifikasi dan pelatihan. Kondisi kualifikasi tenaga
pendidik dengan jenjang s1 tahun 2012 yaitu SD 19 %, SMP 59 %, SMA 85,6 %, SMK 78,5 %
serta guru yang bersertifikat mencapai 26,51 %. Peningkatan penduduk berpendidikan tinggi
mendukung peningkatan jumlah penduduk menyelesaikan perguruan tinggi tahun 2011
yaitu Diploma I dan II 0,96%, DIII 1,05% dan D IV-S2 2.28%.Capaian tingkat pendidikan tinggi
hasil Perguruan Tinggi yang tersebar di 55 Desa/kelurahan.
2. Kesehatan
Salah satu Misi Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013-2018
adalah Meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat melalui pelayanan yang
dapat dijangkau seluruh masyarakat.Untuk meningkatkan pembangunan kesehatan perlu
didukung prasarana kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
Posyandu, tenaga kesehatan dan alat kesehatan.
a. Sarana Kesehatan
Sampai dengan Tahun 2012 terdapat 43 Rumah Sakit di Provinsi Nusa Tenggara Timur,
terdiri dari 20 Rumah Sakit Pemerintah, 13 Rumah Sakit Swasta, 5 Rumah Sakit TNI/Polri dan
4 Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit Pemerintah bertambah 1 di Kabupaten Manggarai Barat,
Rumah Sakit TNI mengalami peningkatan sebanyak 2 rumah sakit. Saat ini seluruh
kabupaten/kota telah memiliki rumah sakit negeri maupun swasta termasuk Kabupaten
Malaka sebagai Daerah otonom baru. Data fasilitas pelayanan kesehatan menurut jenis
fasilitas di 21 Kabupaten/Kota Tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11
Prasarana Kesehatan menurut Jenis per 21 Kabupaten/Kota Tahun 2012

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-36


Dibandingan tahun 2011 maka pada tahun 2012 pembangunan kesehatan dilayani 353
unit Puskesmas naik 3,21%, 1.081 unit Puskesmas Pembantu naik 1,72%, 2.325 unit
Puskesmas Keliling naik 56,04% dan 9.420 unit Posyandu naik 0,17%. Kemampuan layanan
puskesmas terhadap kecamatan rasionya 1.15 : 1 artinya ada kecamatan yang memiliki lebih
dari 1 puskesmas. Selajutnya rasio Pustu dengan desa yaitu 1 : 0.33.
Data jumlah persalinan tahun 2008 adalah 109.604, yang menggunakan fasilitas
kesehatan 52.436 persalinan atau 47,84%, sedangkan 57.168 (52,16%) persalinan tidak
menggunakan fasilitas kesehatan. Pada tahun 2012, dari 97.382 persalinan, tercatat 79.208
persalinan atau sekitar 81,34% menggunakan fasilitas kesehatan, sisanya 18.174 (18,66%)
persalinan tidak menggunakan fasilitas kesehatan (Laporan Dinas Kesehatan Provinsi NTT,
2013).Peningkatan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan berkorelasi signifikan
dengan kesadaran masyarakat akan fungsi dan tujuan layanan kesehatan yang menjadi pilar
utama kebijakan Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang diluncurkan sejak tahun 2010.
b. Tenaga Kesehatan
Ketersediaan tenaga kesehatan juga merupakan salah satu indikator dalam
pembangunan kesehatan. Pada tahun 2012 jumlah dokter yang melaksanakan pelayanan
kesehatan sebanyak 976 orang, perawat & bidan sebanyak 9.385 orang, apoteker 750 orang,
paramedis non perawat sebanyak 2.340 orang. Komposisi tenaga kesehatan tahun 2012
sebagaimana Gambar 2.12

Gambar 2.12
Komposisi Tenaga Pelayanan Kesehatan, Tahun 2012

Kompetensi tenaga kesehatan sebagai kekuatan pelayanan kesehatan jumlahnya berbeda


antar kabupaten/kota. Berdasarkan ketersediaan tenaga kesehatan rasionya sebagaimana
Tabel 2.28.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-37


Tabel 2.28
Jumlah Dokter dan Tanaga medis Tahun 2008 2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012


1 Jumlah Dokter 751 816 972 1.096 1.052
Rasio per satuan 0,17 0,18 0,21 0,23 0,21
penduduk
2 Jumlah Tenaga 7.602 7.692 9.417 9.756 9.577
Medis
Rasio 1,68 1,67 2,01 2,04 1,95
3 Jumlah 4.534.319 4.619.655 4.683.827 4.776.485 4.899.26
Penduduk 0
Sumber: Analisis Bappeda

Fakta semakin banyaknya tenaga medis sejajar dengan capaian jumlah dan akses
masyarakat terhadap fasilitas kesehatan. Selain itu, angka kematian ibu yakni 330 kasus
(0,30%) pada tahun 2008 dari 109.604 kelahiran mengalami penurunan signifikan pada
tahun 2011 menjadi 208 kasus atau turun 0,21% dari 96.262 kelahiran. Jika dikonversikan ke
dalam angka kematian ibu melahirkan, terdapat penurunan dari 3 per 1000 kelahiran hidup
pada tahun 2011 (Laporan Dinas Kesehatan Provinsi NTT, 2013).
Walaupun secara faktual terdapat peningkatan jumlah dan akses fasilitas kesehatan
dan penurunan signifikan dari angka kematian ibu melahirkan yang terkait dengan kinerja
Revolusi KIA, kinerja tersebut belum signifikan dengan Kesehatan Ibu Hamil dan anak dalam
kandungan. Hal ini merupakan masalah substantif bagi penyempurnaan program tersebut 5
(lima) tahun ke depan. Permasalahan tersebut terindikasi dalam angka kematian bayi
dilahirkan. Pada tahun 2008, tercatat 1.274 kematian bayi atau sekitar 1,16% dari 109.604
kelahiran meningkat menjadi 1.272 kematian bayi (1,32%) dari 96.262 kelahiran pada tahun
2011. Dengan kata lain terdapat kenaikan angka kematian bayi dari 12 per 1000 kelahiran
tahun 2008 menjadi 13 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2011.
c. Kesehatan Masyarakat
Derajat kesehatan masyarakat merupakan capaian atau output dari kinerja sistem
kesehatan yang digambarkan melalui angka morbiditas dan mortalitas penduduk. Tingginya
morbiditas karena penyakit menular akibat lingkungan yang buruk dan status gizi
masyarakat serta perilaku hidup bersih dan sehat yang masih kurang, terutama melanda
penduduk rentan yaitu ibu hamil, bayi baru lahir dan balita mengakibatkan tingginya angka
stunting dan kematian pada usia dini. Tingginya angka stunting yang pada satu sisi
menggambarkan secara fisik pertumbuhan yang pendek dan kurus yang adalah predisposing
factor menderita penyakit-penyakit degeneratif/penyakit tidak menular pada saat dewasa,
namun pada sisi lain adalah terbatasnya kemampuan belajar di sekolah sebagai akibat
pertumbuhan kapasitas otak yang rendah dan tak tergantikan (irreversible) selama masa
pertumbuhan awal (golden period).
Status kesehatan, NTT masih di bawah angka nasional yakni proporsi bayi dengan
BBLR di tahun 2013 sebanyak 16%.Aspek status gizi, juga menunjukkan masih tingginya
proporsi Balita dengan status gizi kurang dari angka nasional di tahun 2013 yakni 29%.
Angka ini merupakan angka terendah secara nasional. Kasus Penyakit ISPA, Pneumonia dan
malaria juga masih tinggi demikinan juga prevalensi penyakit tidak menular seperti diabetes
melitus, hipertensi, jantung koroner dan stroke. Untuk aspek kesehatan mata dan telinga,

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-38


kesehatan gigi, kesehatan jiwa, disabilitas, dan juga menunjukkan adanya masalah perlu
mendapat perhatian. Proporsi kejadian kebutaan, katarak, gangguan jiwa, serta masalah gigi
dan mulut menunjukkan angka yang masih di atas angka secara nasional. Kondisi kesehatan
masyarakat berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007, 2010 dan 2013 terhadap
beberapa indikator kunci kesehatan secara umum akan diuraikan dalam Tabel 2.29.

Tabel 2.29
Kondisi Kesehatan Penduduk NTT dan Nasional Hasil Riskesdas 2007 dan 2013
Aspek NTT Nasional
Indikator
Kesehatan 2007 2010 2013 2007 2010 2013
Status Proporsi BBLR - 19 16 - 11,1 10,2
kesehatan Proporsi bayi lahir pendek
dan BBLR - - 4.5 - - 4.3
Status Gizi Balita Gizi Kurang 33.5 33 29 - 19.6 18.4
Proporsi Balita Pendek 49 59 51 36.8 12.4 37.2
Penyakit Prevalensi ISPA (Semua
Menular Umur) 41.5 - 42 24 - 25
Periode Prevalensi
Pneumonia Per 1000 Balita - - 38.5 - - 18.5
Insidens Malaria 13 - 7 2.9 - 1.9
Kesehatan Proporsi RT yang Memiliki
Lingkungan Akses Air Minum 47 66.9 70.1 62 62.3 66.8
Proporsi RT yang Memiliki
Akses Ke Fasilitas Sanitasi 18 28 32 40.3 56 59.8
Pelayanan Proporsi Kunjungan
Kesehatan Neonatal 1 - 43 50 - 71.3 71.4
Anak Proporsi Kunjungan
Neonatal Lengkap - 10 25 - 31.8 39.3
Cakupan Vit A 76 - 77 71.5 0 75.5
Pelayanan Proporsi PUS yang Ber-KB - 38 40 - 55.8 59.7
Kesehatan Proporsi Persalinan Oleh
Ibu Tenaga Kesehatan - 58 65 - 79 86.9
Proporsi Persalinan di
Fasilitas Kesehatan - - 63 - - 76.1
Pelayanan Proporsi Penduduk Yang
Kesehatan Mendapat Pengobatan TB - - 70 - - 56.2
Lainnya Proprosi Penduduk Yang
Rawat Inap - 38 40 - 55.8 59.7
Sumber: Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, 2013

Berdasarkan tabel 2.29 menjukkan bahwa aspek kesehatan lingkungan cenderung


membaik terutama dalam hal akses rumah tangga terhadap air minum, sedangkan akses
rumah tangga terhadap fasilitas sanitasi masih kurang bila dibandingkan dengan angka secara
nasional. Sementara itu, dalam konteks pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan, NTT
masih bermasalah terutama dalam hal konsumsi tembakau yang masih tinggi dan proporsi

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-39


penduduk yang mengkonsumsi garam beryodium masih rendah. Proporsi rumah tangga yang
Ber-PHBS juga masih di bawah angka nasional. Demikian halnya dengan aspek pelayanan
kesehatan baik anak, ibu maupun pelayanan kesehatan lainnya, belum menunjukkan
pencapaian yang signifikan. Hal ini terlihat dari beberapa indikator utama seperti rendahnya
cakupan kunjungan neonatal, cakupan K4, proporsi persalinan oleh tenaga kesehatan,
proporsi persalinan di fasilitas kesehatan dan cakupan PUS yang menggunakan KB. Hal ini
perlu mendapat perhatian serius karena akan sangat menentukan Angka Kematian Ibu dan
Bayi di wilayah provinsi NTT. Meskipun demikian, ada juga peningkatan dalam hal proporsi
penduduk yang mendapat pengobatan TB.
Di tahun 2013, proporsi penduduk yang menyimpan Obat Keras Tanpa Resep dan
Menyimpan Antibiotika masih tinggi meski angkanya berada di bawah angka secara
nasional.Sebagian besar masyarakat masih memanfaatkan pengobatan tradisional bila
dibandingkan dengan pengobatan modern. Proporsi Penduduk Yang Memanfaatkan Yankes
Tradisional sekitar 20% dan yang melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi) sebesar
10,5%. Proporsi penduduk yang Rawat Inap juga masih di atas angka nasional sedangkan
yang rawat jalan setara angkanya dengan proporsi secara nasional. Hal ini menunjukkan
bahwa masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat yang aman serta
masih rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

3. Pekerjaan Umum
Urusan wajib pekerjaan umum didukung melalui komponen pembangunan jalan,
irigasi, rumah dan sanitasi. Kondisi perkembangan masih membutuhkan peningkatan dan
perluasan.
a. Jalan
Sistem transportasi transportasi darat didukung prasarana jalan Nasional, jalan
provinsi, jalan kabupaten dan jalan non status. Panjang jalan di NTT 4.203 Km (diluar Jalan
Kabupaten lk. 13.000 Km), Jalan Nasional terjadi penambahan panjang ruas yang cukup
signifikan yaitu untuk Ruas RutengReo, Kota Kefamenanu-Oelfaub (Perbatasan Negara),
sedangkan ruas-ruas yang lain relative kecil. Dengan diterbitkan Surat Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor: 567/KPTS/MEN/2010 maka telah ditetapkan Ruas Jalan Strategis
Nasional Rencana sepanjang 1.104 Km, ruas ini dialihkan pada Status Ruas Jalan Provinsi
sepanjang 423 Km dan Non Status 696 Km.
Pengalihan status jalan menjadi ruas Jalan Strategis Nasional akan dapat mengurangi
pembiayaan pembangunan untuk peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan dari APBD
Provinsi ke pembiayaan APBN. Ruas Jalan Strategis Nasional sebagian terletak pada lintas
Utara Flores (Sp. Nggorang Kabupaten Manggarai Barat sampai Magepanda Kabupaten Sikka)
dan ruas jalan di Selatan Timor (perbatasan negara) yang menghubungkan dari Batu Putih
Kabupaten Timor Tengah Selatan sampai Motamasin Kabupaten Malaka), sehingga terjadi
pengurangan panjang Jalan Provinsi dari 1.737 Km menjadi 1.314 Km
Sebagai provinsi kepulauan ruas jalan berbeda antar wilayah yang berdampak pada
perbedaan kualitas akses antar wilayah. Panjang jalan Nasional 1.407 Km dengan kondisi
90% mantap, jalan strategis nasional 1.104 Km dengan kondisi 40% mantap dan Jalan
provinsi 1.314 Km dengan kondisi 40% mantap dan 384 Km jalan non status serta 1.3000 Km
lebih jalan Kabupaten. Jalan provinsi membutuhkan penanganan sehingga pelayanan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-40


maksimal. Saat ini ruas jalan yang ada di desa/kelurahan menunjukkan bahwa hanya 85,23%
yang dapat dilalui sepanjang tahun kendaraan roda empat.

b. Sanitasi Lingkungan
Pembangunan sanitasi dapat ditinjau dari keberadaan sarana dasar penampungan
limbah rumah tangga, persampahan dan drainase. Persentase rumah tangga yang memiliki
sarana sanitasi dasar di tingkat desa tahun 2010 yaitu jamban sendiri 2.220 Desa/Kelurahan
(74,85%), Jamban bersama 102 desa (3,44%) dan jamban umum 612 (20,63%). Walaupun
mengalami peningkatan akan tetapi persentase jumlah kepemilikan masih rendah yakni
kurang dari setengah jumlah rumah belum memiliki jamban/WC. Untuk meningkatkan
sanitasi lingkungan dibutuhkan percepatan pelaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat
(STBM).

c. Irigasi
Pembangunan irigasi variatif akibat pengaruh topografi berbukit dan bergunung
sehingga menyebar dalam luasan yang kecil. Areal potensial lahan basah untuk
pengembangan lahan irigasi seluas 310.093 Ha, dengan tingkat fungsional seluas 126.168 Ha
atau 40,7%. Berdasarkan kewenangan pengelolaan, maka terdapat 3 Daerah Irigasi yaitu 52
DI Pusat yang luas potensialnya 133.929 Ha dengan luas fungsional 31.356 Ha, 36 DI Provinsi
yang luas potensialnya 49.326 Ha dengan luas fungsional 27.589 Ha dan Di Kabupaten/Kota
yang luas potensialnya 126 Ha dengan luas fungsional 67.223 Ha. Daerah irigasi yang menjadi
kewenangan provinsi hanya 2,9% dari 1.229 daerah irigasi dengan tingkat fungsional 55,6%.
Kondisi kerusakan jaringan irigasi mencapai 61%. Peranan pemerintah provinsi dalam
pengembangan dan pembangunan irigasi sangat diperlukan untuk menunjang perkembangan
ekonomi daerah. Potensi kelembagaan pengelolaan irigasi dan sumber daya manusia yang
menjadi daya dukung pencapaian peningkatan produktifitas pertanian, guna mendukung
ketahanan pangan Nasional, maka pemeintah provinsi NTT mengupayakan infrastuktur
Sumber Daya Air dan fungsi Jaringan Irigasi dengan melaksanakan kebijakan Pengembangan
dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipastif (PPISP).
Untuk mengatasi kekurangan air akibat kekeringan dan maka diupayakan
pembangunan embung-embung yang terdiri dari embung kecil, embung irigasi dan waduk.
Pada periode 2009-2012 telah dibangun 358 buah embung yang terdiri atas embung kecil
sebanyak 334 buah dan embung irigasi sebanyak 24 buah. Sebaran embung-embung
terbanyak yaitu Kabupaten Kupang 87 embung, Kabupaten Timor Tengah Selatan 61 embung
dan Kabupaten Timor Tengah Utara sebanyak 60 embung. Untuk bidang sumber daya air juga
dilaksanakan kegiatan; Peningkatan dan rehabilitasi daerah irigasi (DI) yaitu; 11 DI tahun
2009, 16 DI tahun 2010, 16 DI tahun 2011 dan 15 DI tahun 2012, (2) pembangunan baru
daerah irigasi; 2 DI tahun 2009 dan 3 DI tahun 2012.

4. Perumahan
Permukiman sebagai salah satu komponen pembangunan yang membutuhkan ruang
untuk pembangunan telah diatur dalam RTRWP dengan lokasi di seluruh Kabupaten/Kota.
Selanjutnya secara mikro, kawasan perumahan dan permukiman tersebar pada
desa/kelurahan sebagai satuan wilayah pembangunan pembangunan terkecil. Pembangunan
perumahan dan permukinan merupakan kebutuhan primer masyarakat. Pembangunan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-41


perumahan ditinjau dari aspek kelayakan berdasarkan kondisi rumah tahun 2010-2012
sebagaimana Tabel 2.30.
Tabel 2.30
Perkembangan Persediaan rumah layak huni 2010-2012

Perkembangan
No Indikator 2010 2011 2012
(%)
1 Jenis Lantai Terluas
- Bukan Tanah 64.34 65.81 59,25 -6.56
- Tanah 35.66 34.19 32,30 -1.89
2 Lantai terluas
- < 20 M2 6.44 6.69 10,05 3,36
- 20 - 49 M2 58.05 57.54 51,98 -5,56
- 50 - 99 M2 29.83 30.03 32,18 2,15
- >=100 5.69 5.74 5,79 0.05
3 Jenis Atap
- Seng 75.71 75.89 78,12 2,23
4 Dinding Terluas -9.92
- Tembok 30.8 31.37 32,58 1,21
- Kayu 10.94 10.46 10,28 -0.18
- Bambu 33.92 34.38 31,65 -2,73
- Lainnya 24.34 23.79 25,50 1,71
Sumber: NTT Dalam Angka 2013 - BPS NTT, Analisis Bappeda

Persentase rumah tidak layak huni mencapai 35% (lantai tanah, dinding bukan
tembok, atap daun dan lainnya) dan sekitar 15% lebih rumah tangga belum memiliki rumah
sendiri. Selanjutnya berdasarkan kondisi rumah sehat sebagaimana Gambar 2.13.
Gambar 2.13
Persentase Rumah Sehat Tahun 2008 2012

Luas Wilayah dan Luas Pemukiman pada Provinsi Nusa Tenggara Timur
berdasarkan Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 2.31.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-42


Tabel 2.31
Luas Pemukiman

Luas Wilayah Luas Pemukiman


No. KABUPATEN/ KOTA %
(KM2) (Km2)
1 Sumba Barat 702.72 3.90 0.55
2 Sumba Timur 7,000.50 11.10 0.16
3 Kupang 5,417.79 34.29 0.63
4 Timor Tengah Selatan 3,947.00 52.87 1.34
5 Timor Tengah Utara 2,669.70 31.30 1.17
6 Belu 2,445.60 49.23 2.01
7 Alor 2,864.70 24.45 0.85
8 Lembata 1,266.39 11.63 0.92
9 Flores Timur 1,812.82 22.99 1.27
10 Sikka 1,731.90 23.08 1.33
11 Ende 2,046.60 18.52 0.91
12 Ngada 1,645.88 10.49 0.64
13 Manggarai 1,669.42 29.81 1.79
14 Rote Ndao 1,280.00 11.12 0.87
15 Manggarai Barat 2,947.46 11.85 0.40
16 Sumba Barat Daya 1,480.46 4.72 0.32
17 Sumba Tengah 1,868.74 1.74 0.09
18 Nagekeo 1,416.96 9.63 0.68
19 Manggarai Timur 2,494.55 17.63 0.71
20 Kota Kupang 180.27 20.18 11.19
21 Sabu Raijua 460.54 1.02 0.22
Total 47,350.00 401.55 28.06
Rincian Rumah tidak layak Huni (RTLH) Provinsi Nusa Tenggara Timur per kabupaten/Kota
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.32
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) per Kabupaten

Lantai Dindi Tidak Jlh


No. Kab/Kota Luas Atap Tidak RTLH %
Tanah ng Ada % Rmh
Lntai< Tidak Ada RTLH
Bam Faslits RTLH
20 m2 Layak Faslits terhad
bu Buang
Air ap jmh
Air
Mnm Rmh
Besar
1 Sumba Barat 2,288 3,332 12,350 9,998 1,685 9,272 4,714 2.47% 25,147 18.75
12,75
2 Sumba Timur 6,640 4,914 18,933 13,598 16,935 24,284
9
6.68% 51,350 24.85
10,84
3 Kupang 28,785 4,873 1,871 14,944 243 7,701
4
5.68% 69,312 15.65
16,83 23,72 12.43
4 TTS 61,856
0
16,185 38,703 186 6,372
8 %
97,735 24.28

5 TTU 25,054 5,799 4,034 10,976 1,338 3,077 9,347 4.89% 51,456 18.16
14,80
6 Belu 30,314 4,671 328 14,909 1,512 24,979
6
7.75% 79,984 18.51

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-43


7 Alor 15,333 2,286 18,985 4,155 410 9,814 7,607 3.98% 42,264 18.00
8 Lembata 8,131 1,231 11,586 3,058 3,893 3,505 4,553 2.38% 26,943 16.90
9 Flores Timur 15,980 1,482 20,414 1,799 2,532 11,878 8,358 4.38% 51,984 16.08
10,01
10 Sikka 16,094 4,867 43,449 1,180 773 11,927
2
5.24% 66,671 15.02

11 Ende 8,405 5,325 31,360 963 946 5,481 6,334 3.32% 57,690 10.8
12 Ngada 8,501 654 17,821 2,224 806 2,449 3,942 2.06% 32,226 12.23
11,19
13 Manggarai 21,557 4,406 23,061 1,888 550 16,748 5.86% 66,248 16.90
8
14 Rote Ndao 10,893 2,371 - 7,011 385 13,299 6,403 3.35% 26,943 23.77
Manggarai 10,88
15 19,137 3,343 25,506 1,113 2,383 17,295 5.70% 51,033 21.33
Barat 7
16 Sumba Tengah 2,197 2,372 10,040 5,430 2,489 4,399 3,293 1.72% 14,158 23.26
Sumba Barat 16,50
17 10,026 7,060 48,548 37,322 5,489 34,186 8.64% 65,192 25.31
Daya 0
18 Nagekeo 6,853 615 17,439 572 1,741 5,398 4,195 2.20% 29,162 14.39
Manggarai 11,49
19 27,427 5,150 27,564 4,673 1,688 7,015 6.02% 56,845 20.23
Timur 7
20 Sabu Raijua 3,351 2,781 239 12,808 95 8,241 3,853 2.02% 16,166 23.83
19,94
21 Kota Kupang 3,982
2
593 851 - 390 6,131 3.21% 78,082 7.85
332, 104, 350, 188, 227, 190,9 1,056,
NTT 808 303 307 172
46,079
710 60
100.0
590
18.73

Kekurangan Rumah (backlog),Jumlah Penduduk, Jumlah kepala Keluarga, Jumlah Rumah


Tangga pada Provinsi Nusa Tenggara Timur berdasarkan kabupaten/kota adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.33
Kekurangan Rumah (Backlog)

Jlh Jlh Rumah


No. Kabupaten/Kota Jlh KK Backlog
Penduduk Tangga
1 Sumba Barat 116,621 27,112 25,147 1,965
2 Sumba Timur 238,241 55,340 51,350 3,990
3 Kupang 321,384 74,742 69,312 5,430
4 Timor Tengah Selatan 453,386 105,341 97,735 7,607
5 Timor Tengah Utara 238,426 55,525 51,456 4,069
6 Belu 370,770 86,272 79,984 6,288
7 Alor 196,179 45,525 42,264 3,261
8 Lembata 124,912 29,058 26,943 2,115
9 Flores Timur 241,053 56,053 51,984 4,069
10 Sikka 309,074 71,908 66,671 5,238
11 Ende 267,262 62,263 57,690 4,573
12 Ngada 148,969 34,857 32,226 2,631
13 Manggarai 307,140 71,447 66,248 5,198
14 Rote Ndao 125,035 29,029 26,943 2,086
15 Manggarai Barat 236,604 55,037 51,033 4,004

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-44


Jlh Jlh Rumah
No. Kabupaten/Kota Jlh KK Backlog
Penduduk Tangga
16 Sumba Tengah 65,606 15,277 14,158 1,119
17 Sumba Barat Daya 302,241 70,307 65,192 5,116
18 Nagekeo 135,419 31,399 29,162 2,238
19 Manggarai Timur 263,786 61,249 56,845 4,404
20 Sabu Raijua 75,048 17,411 16,166 1,245
21 Kota Kupang 362,104 84,186 78,082 6,104
NTT 4,899,260 1,139,338 1,056,590 82,748

Jumlah Keluarga 1,139,338


Jumlah R Tangga 1,056,590
Backlog 82,748
% BACKLOG 7.26
% Realisasi 92.74

Selanjutnya Realisasi Rumah Layak Huni dan Target Pencapaian Periode 2014-2018 Provinsi
Nusa Tenggara Timur dengan indikator Proporsi Rumah Tangga dengan akses rumah layak
adalah sebagaimana tercantum pada tabel 2.34.

Tabel 2.34
Realisasi Pencapaian Rumah Layak Huni Tahun 2012 dan Target Pencapaiannya
Periode 2014 2018

Realisasi Target Penyelesaian


Sisa
Pencapaian N tahun
No Keterangan Target Target
Tahun penyelesaian 2014 2015 2016 2017 2018
2013
2012
(5) =
(1) (2) (3) (4) (3) - (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(4)
Proporsi
rumah
tangga
1 dengan 100.00 92.74 7.26 5 94.19 95.64 97.09 98.55 100.00
akses
rumah layak
(%)
Kenaikan pertahun : 1.45 %
Pembangunan rumah pertahun : 16,550 Unit

Pada tahun 2012 persentasi rumah tangga pengguna air bersih kemasan, perpipaan
dan sumur 47,99 % dan air minum rumah tangga yang bersumber dari air sungai, hujan dan
mata air sekitar 51,51 %. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Sumber
Air Minum, 2012 sebagaimana tabel 2.35.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-45


Tabel 2.35
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan
Sumber Air Minum Tahun 2012

Tahun Perkembangan
No Sumber Air Minum
2010 2011 2012 (+/-)

Air Kemasan 3,91


1 2.65 0.77 3,14
Bermerek
2 Leding 16.68 14.68 14,69 0,01
3 Pompa Air 2.29 2.45 2,23 -0,22
4 Sumur/Perigi 30.32 26.47 27,16 0,69
5 Mata Air 40.05 44.21 43,66 -0,55
6 Sungai 4.36 5.2 4,87 -0,33
7 Air Hujan 2.95 2.92 2,98 0,06
8 Lainnya 0.70 0.99 0,50 -0,49

Selanjutnya prosentase ketersediaan fasilitas air minum tahun 2012 yaitu 19,23 %
milik sendiri, 31,54 % fasilitas bersama, 45,06 % umum dan 4,17 % lainnya.
Pembangunan sanitasi dapat ditinjau dari keberadaan sarana dasar penampungan
limbah rumah tangga, persampahan dan drainase. Persentase rumah tangga yang memiliki
sarana sanitasi dasar di tingkat desa tahun 2010 yaitu jamban sendiri 2.220 Desa/kelurahan
(74,85 %), Jamban bersama 102 desa (3,44 %) dan jamban umum 612 (20,63 %). Dari data
tersebut terlihat bahwa walaupun mengalami peningkatan akan tetapi prosentase jumlah
kepemilikan masih rendah yakni kurang dari setengah jumlah rumah belum memiliki
jamban/WC. Persentase Rumah Tangga Menurut persediaan fasilitas Tempat Buang Air
Besar (BAB) sebagaimana tabel 2.36.

Tabel 2.36
Fasilitas Tempat BAB Tahun 2010-2012

Tahun Perkembangan
No Fasilitas BAB
2010 2011 2012 (+/-)
1 Leher Angsa 49.82 52.22 53,68 1,46

2 Plengsengan 20.33 20.12 22,37 -,2,25

3 Cemplung 28.55 24.76 20,82 3,94

4 Lainnya 1.29 2.9 3,14 -6,04

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-46


Penyediaan tenaga listrik PLN di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami
peningkatan, namun belum mampu memenuhi kebutuhan yang terus bertambah sejalan
dengan pertambahan penduduk dan jumlah rumah tangga dan lain-lain. Jumlah rumah
tangga yang dialiri listrik tahun 2011 sebanyak 376,026 rumah tangga dan sekitar 500.000
lebih rumah tangga belum terlayani listrik. Banyaknya pelanggan, pemakaian listrik dan nilai
pemakaian sebagaimana tabel 2.37.

Tabel 2.37
Pelanggan, Pemakai dan Nilai Pemakaian Listrik Tahun 2012

No. Tahun Banyaknya Banyaknya Nilai


Pelanggan Pemakaian (Mwh) Pemakaian
(juta rupiah)
1 2010 274,442 429,346.17 311,290.99
2 2011 376,026 486,907.58 373,629.00
3 2012 524 043 567 313,675 449 752,187
Catatan: Kabupaten Manggarai Timur, Sabu Raijua dan Sumba Tengah tergabung pada
Kab.Induk

5. Penataan Ruang
Penataan Ruang wilayah Provinsi Nusa Tenggara Tikur mengacu pada Perda nomor 1
tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi tahun 2010-2030. Selanjutnya
dengan mengacu pada Rencana tata Ruang wilayah provinsi maka seluruh Kabupaten/kota
menetapkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Untuk operasional
selanjutnya ditetapka Rencana teknis.
Sesuai rencana peruntukan ruang, hingga tahun 2013 penyimpangan pola ruang total
yang terjadi sangat rendah dengan proyeksi berada di bawah angka 5 % terutama pada
kawasan budidaya. Selanjutnya untuk kawasan lindung yang mencapai 30 % dari total luas
wilayah tingkat penyimpangannya sangat rendah. Untuk beberapa kawasan lindung sesuai
dengan kajian teknis telah dilakukan penyesuaian peruntukan menjadi kawasan budidaya
melalui proses pertukaran fungsi.
Untuk menjamin pemanfaatan ruang sesuai peruntukkan dan meningkatkan
pengelolaan sumberdaya sesuai peruntukan ruang maka telah dilaksanakan penyusunan
Rencana Kawasan strategis nasional dan rencana strategis provinsi. Hasil kajian yang dicapai
selanjutnya akan dijadikan dasar untuk penetapan regulasi untuk menjamin kepastuan
penggunannya.

6. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan dilaksanakan untuk mendukung koordinasi antar pelaku
pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar Daerah,
antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya
penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Selama
tahun 2009-2013 perencanaan pembangunan daerah didukung dokumen pererencanaan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-47


pembangunan yang ditetapkan fdalam Peraturan daerah (Perda) dan Peraturan Gubernur
(Pergub) sebagaimana tabel 2.38.
Tabel 2.38
Dokumen Perencanaan Pembangunan Tahun 2009-2012

No Dokumen Perencanaan Pembangunan Jenis Regulasi


Perda Pergub
1 RPJPD Provinsi NTT 2005 -2025 V -
2 RPJMD Provinsi NTT 2009-2013 V -
3 RKPD - V
4 Perencanaan Khusus Penjabaran
RPJMD:
Empat Tekad Pembangunan NTT
MP3EI Provinsi NTT - V
MP3KI provinsi NTT - V
Pembangunan Daerah Terpadu - -
Berbasis Desa/Kelurahan
Desa Mandiri Anggur Merah - v
Perencanaan pembangunan program - v
Lembaga Internasional
Sumber: Bappeda Provinsi NTT

Berdasarkan dokumen perencanaan pembangunan tersebut maka sinergi


pembangunan dapat dilaksanakan lebih optimal dengan menjadikan Desa/kelurahan
sebagai satuan terkecil wilayah pembangunan. Ditetapkannya kebijakan pembangunan
daerah terpadu berbasis Desa/kelurahan memberikan arahan bahwa setiap perencanaan
pembangunan yang dilaksanakan yang bersumber dari dana APBD provinsi dan sumber
pendanaan lainnya harus menetapkan lokasi secara jelas yaitu Desa/Kelurahan.
7. Perhubungan
Pembangunan perhubungan dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan angkutan
barang dan orang. Tiga kekuatan perhubungan untuk Nusa Tenggara Timur sebagai Provinsi
Kepulauan yaitu perhubungan darat, Laut dan Udara

a. Perhubungan Darat
Angkutan penumpang antar Negara dilayani oleh Travel dan sampai perbatasan diganti
kendaraannya, walaupun ganti kendaraan tetapi masih satu perusahaan. Angkutan Barang
dilayani oleh kendaraan Truk, Pick Up, Light Truk dan Dump Truck baik untuk dalam provinsi
maupun antar provinsi. Angkutan barang ini sangat membantu dalam pergerakaan barang
baik untuk kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya dalam rangka memenuhi
kebutuhan primer maupun lainnya.Terminal Tipe A. : 2 buah (Naiola di TTU sedang
dibangun), Terminal Tipe B: 16 buah dan Terminal Tipe C 4 buah, Terminal Tipe A belum
berfungsi, Untuk menjaga ketertiban dalam angkutan ini maka terdapat Jembatan timbang di
Oesapa, Nun Baun Sabu, Nggorang dan Watu Alo.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-48


Keberadaan ASDP (Fery) sangat dibutuhkan mengingat masyarakat basis banyak pulau
memerlukan angkutan yang murah dan aman, angkutan ini telah banyak membantu
masyarakat karena keberadaan Angkutan ini mampu menggerakan perekonomian daerah
karena digunakan untuk memasarkan hasil bumi dan ternak kecil. Lintasan penyeberangan
komersil yang paling banyak penyeberangan yaitu Rute KupangRote 401 penyeberangan
disusul Kupang-Kalabahi 98 penyeberangan, Kupang-Larantuka 95 penyeberangan (di NTT
ada 14 penyeberangan komersil) Lintasan penyeberangan perintis yang paling banyak
penyeberangan yaitu Ende-Waingapu 50 penyeberangan disusul LewolebaLarantuka 48
penyeberangan, WaingapuSabu 37 penyeberangan (di NTT ada 24 penyeberangan Perintis),
Lintas Antar Provinsi yaitu Labuan Bajo, Kabupaten Maanggarai Barat-Sape, Kabupaten Bima
NTB dan lintas Waekelo, Kabupaten. Sumba Barat Daya-Sape, Kabupaten Bima NTB. Untuk
melayani angkutan barang dan penumpang dilayani oleh 12 KMP yaitu KMP. Ile Mandiri,
Inelika, Rokatenda, Cucut, Cengki Afo, Namparnos, Balibo, Ile Ape, Uma Kalada, Pulau Sabu
dan KMP Ile Boleng.
Dermaga penyeberangan akan meningkat karena saat ini sementara dibangun 6
dermaga penyebrangan yaitu Dermaga Penyebrangan (i) Baranusa (ii) Hansisi (iii)
Waewerang (iv) Solor (v) Ndao dan (vi) Seba. Kontribusi Pemerintah Provinsi sebatas pada
Survey Load Factor dan kegiatan-kegiatan kecil lainnya. Peningkatan jumlah prasarana
angkutan penyeberangan akan mendukung peningkatan konektivitas antar wilayah melalui
transportasi terpadu antar pulau.

b. Perhubungan Laut
Nusa Tenggara Timur sebagai Provinsi Kepulauan membutuhkan peran modal
angkutan laut. Daya dukung pelabuhan laut saat ini yaitu Nusa Lontar sebagai pelabuhan laut
internasional; pelabunan nasional yaitu pelabuhan Larantuka, Labuan Bajo, Kalabahi,
Maritaing, Waingapu, Waekelo, Waiwadan, Ippi, Maumere, Wini serta pelabuhan laut
regional yaitu pelabuhan Ndao, Papela, Baa, Batutua, Oelaba, Mananga, Waewerang,
Nangalili, Komodo, Paitoka, Biu, Raijua, Seba, Kolana, Kabir, Baranusa, Aimere, Marapokot,
Baing, Lewoleba, Balauring, Maurole, Wuring, Atapupu, Robek, Reo, Boking, Mborong, dan
Rua.
Kunjungan Kapal Laut yang paling banyak dikunjungi yaitu di Pelabuhan Larantuka
sebanyak 4.073 kali disusul di Pelabuhan Laut Labuan Bajo sebanyak 2.388 kali dan
Pelabuhan Laut Nusa Lontar Kupang sebanyak 2.251 kali. Kunjungan kapal di Tahun 2010
sebanyak 10.659 kali dan pada tahun 2011 sebanyak 14.559 kali/kunjungan, peningkatan ini
menunjukan pembangunan sedang giat dilaksanakan karena para Investor sudah mulai
berinvestasi.
Untuk angkutan penumpang dilayani oleh Kapal PELNI sebanyak 6 Kapal yaitu KM.
AWU, KM. Sirimau, KM.Tilong Kabila, KM.Bukit Siguntang, KM. Wilis dan KM, Pangrango,
Kapal kapal ini melayani Rute dalam dan luar wilayah (Bali, NTB, Makasar, Maluku,
Kalimantan) dan angkutan Perintis Subsidi dari Kementerian Perhubungan untuk melayani
lintas Dalam NTT dan sekitarnya (NTB dan P. Kiser Maluku) Kapal Perintis tersebut Yaitu
KM. Nembrala, KM. Nangalala, KM.Berguna dan KM. Maumere.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-49


c. Perhubungan Udara
Transportasi Udara sangat strategis dengan load Factor angkutan udara mencapai
diatas 70%. Angkutan ini selain dipakai untuk pelayanan kemasyarakatan oleh pemerintah,
namun yang lebih banyak menggunakan adalah pihak swasta untuk keperluan ekonomi dan
juga keperluan penumpang wisatawan yang datang di NTT karena potensi pariwisata di NTT
telah terbukti diminati oleh wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri.
Bandara El Tari sebagai bandara pengumpul skala sekunder dengan status Bandara
Internasional dan tiga bandara Pengumpul skala tersider dengan status Domestic yaitu
Bandara H. Aroebusman, Bandara Frans Seda, Bandara Umbu Mehang Kunda dan Bandara
Haliwen serta bandara Domestic dengan tingkat pelayanan skala pengumpan yaitu Bandara
Komodo, Frans Sales Lega, Mali, Tambolaka, Wunopitu, Gewayantana, Terdamu dan Bandara
DC. Saudale. Bandara Mbay di Kabupaten Nagekeo dalam proses pembangunan bandara
Internasional baru.
Dari 14 Bandara yang telah beroperasi, yang paling banyak dikunjungi yaitu Bandar
Udara El Tari Kupang sebanyak 4.079 kali, Bandara Frans Seda Maumere 1.134 kali, Bandara
A. Aroeboesman Ende 998 kali dan Bandara Umbu Mehang Kunda sebanyak 734 kali.
Sedangkan Bandar udara yang frekwensi kunjungan relatif kecil adalah DC. Saudale Rote
Ndao, Terdamu di Sabu Raijua dan Banda udara Haliwen di Atambua.

8. Lingkungan Hidup
a. Akses Air Minum
Pelayanan air bersih untuk rumah tangga belum optimal sehingga perlu ditingkatkan.
Sumber air minum rumah tangga yaitu air dalam kemasan, perpipaan dan sumur 48,19% dan
air minum yang bersumber dari air sungai, hujan dan mata air sekitar 51,81%. Selanjutnya
persentase ketersediaan fasilitas air minum tahun 2012 yaitu 19,23% milik sendiri, 31,54%
fasilitas bersama, 45,06% umum dan 4,17% lainnya.
b. Kawasan Kritis
Pembangunan lingkungan hidup dilihat berdasarkan kualitas kawasan hutan pada
kawasan lindung dan kawasan budidaya berdasarkan tingkat kekritisannya.Luas lahan kritis
menjadi ancaman dalam meningkatkan kelestarian lingkungan. Dari total kawasan hutan
seluas 1.648.492 Ha yang tidak kritis seluas 120.972 Ha atau 7.34%. Selanjutnya lahan tidak
kritis di luar kawasan hutan seluas 33.536 Ha atau 1,09% dari total lahan di luar kawasan
hutan seluas 3.086.508 Ha sebagaimana Tabel 2.39.

Tabel 2.39
Lahan Kritis dalam Kawasan hutan dan di Luar Kawasan Hutan
No Kondisi 2011 Persentase (%)
A Dalam Kawasan Hutan
1 Tidak Kritis 120,972 7.34
2 Potensial Kritis 530,238 32.17
3 Agak Kritis 964,247 58.49
4 Kritis 19,527 1.18
5 Sangat Kritis 13,507 0.82

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-50


No Kondisi 2011 Persentase (%)
Jumlah 1,648,492 100.00
B Luar Kawasan Hutan
1 Tidak Kritis 33,536 1.09
2 Potensial Kritis 1,521,846 49.31
3 Agak Kritis 505,366 16.37
4 Kritis 1,003,986 32.53
5 Sangat Kritis 21,774 0.71
Jumlah 3,086,508 100.00

c. Daerah Aliran Sungai (DAS)


Jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak
1.227 buah dan tersebar di 1.192 pulau baik pulau kecil maupun pulau besar di NTT. Dari
DAS yang ada maka 27 DAS memiliki peran yang dominan dengan cakupan luas 1.527.900
Ha perlu pengelolaan intensif dengan memanfaatkan Rencana pengelolaan DAS terpadu. Asas
pengelolaan DAS Terpadu yaitu; manfaat dan lestari kerakyatan dan keadilan, kebersamaan,
keterpaduan, keberlanjutan, berbasis masyarakat, kesatuan wilayah dan ekosistem,
keseimbangan, pemberdayaan masyarakat, akuntabel dan transparan dan pengakuan
terhadap kearifan lokal.

Konservasi sumber daya hutan dan keanekaragaman hayati sudah dimulai dengan
memprioritaskan pengelolaan kawasan hutan yang berfungsi lindung sebagai daerah
tangkapan air. Beberapa kawasan prioritas perlindungan adalah pada kawasan Hutan Mutis
Timau yang merupakan daerah tangkapan dan hulu dari DAS Benain-Noelmina; kawasan
hutan Laiwanggi-Wanggameti dan Manupeu-Tanadaru yang merupakan daerah hulu utama
dari DAS Kambaniru di Sumba, serta kawasan hutan Bajawa yang merupakan daerah hulu
utama DAS Aesesa di Kabupaten Ngada. Kawasan hutan gunung Mandosawu atau Kawasan
TWA Ruteng di Kabupaten Manggarai merupakan hulu dari DAS Wae Laku, Wae Dingin, dan
Wae Musur dan berhilir di Borong Kabupaten Manggarai Timur; serta DAS Wae Mese, Wae
Mantara berhilir di Kecamatan Satarmese, dan DAS Wae Pese berhilir di Reo Kabupaten
Manggarai. Kawasan hutan Meler Kuwus di Kabupaten Manggarai merupakan hulu DAS Wae
Kanta bermuara di Lembor Kabupaten Manggarai Barat. Kawasan hutan Illimedo merupakan
hulu DAS Lengkong Gete di Kabupaten Sikka bermuara di Pantai Utara. Kawasan hutan
Kimang Boleng di Kabupaten Ende merupakan hulu DAS yang bermuara di pantai selatan
Ende. Kawasan-kawasan hutan yang disebutkan diatas merupakan satuan-satuan blok hutan
yang masih cukup luas dan memiliki peran ekologis yang sangat signifikan dalam
mempertahankan peranan hidrologi dan ekosistim DAS.
Dalam konteks pembangunan Timor Barat, kawasan hutan Mutis Timau merupakan
satu-satunya benteng ekologi yang bisa mendukung fungsi lingkungan bagi ekosistim di
Timor Barat, karena sedikitnya terdapat tiga sungai besar yang berhulu di Mutis Timau yaitu
Benain, Noelmina dan Noebesi. Salah satu persoalan adalah penurunan potensi dan nilai
keanekaragaman hayati yang cukup signifikan, sehingga dikuatirkan berdampak pada
penurunan fungsi dan daya dukung sebagai resevoir utama bagi lima Kabupaten/Kota di
Pulau Timor. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Flores, Sumba dan
pulau-pulau lainnya di wilayah ini.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-51


Pengelolaan DAS terpadu sebagai satuan unit perencanaan dalam pembangunan
selama ini masih terbatas pada upaya rehabilitasi dan konservasi tanah dan air, sedangkan
organisasi masih bersifat ad.hoc dan kelembagaan yang utuh tentang pengelolaan DAS belum
terpola. Agar pengelolaan DAS dapat dilakukan secara optimal, maka perlu dilibatkan seluruh
pemangku kepentingan dan direncanakan secara terpadu, menyeluruh, berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan dengan DAS sebagai suatu unit pengelolaan. Sehubungan dengan itu
perencanaan DAS dilakukan secara terpadu agar terjadi keterkaitan antar sektor yang
mewakili masing-masing sub DAS, dari sub-DAS hulu hingga ke hilir yang menjadi focus
perhatian dengan berpegang pada prinsip one river one management.
Dalam rangka memulihkan dan mendayagunakan sungai dan pemeliharaan kelestarian
DAS, perlu kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan DAS terpadu meliputi: (i)
Keterpaduan dalam proses perencanaan, yang mencakup keterpaduan dalam penyusunan
dan penetapan rencana kegiatan di daerah aliran sungai, (ii) Keterpaduan dalam program
pelaksanaan, yang meliputi keterpaduan penyusunan program-program kegiatan di daerah
aliran sungai, termasuk memadukan waktu pelaksanaan, lokasi dan pendanaan serta
mekanismenya, (iii) Keterpaduan program-program kegiatan pemerintah pusat dan daerah
yang berkaitan dengan daerah aliran sungai, sejalan dengan adanya perundangan otonomi
daerah, (iv) Keterpaduan dalam pengendalian pelaksanaan program kegiatan yang meliputi
proses evaluasi dan monitoring dan (v) Keterpaduan dalam pengendalian dan
penanggulangan.

9. Pertanahan
Penataan pembangunan pertanahan dilaksanakan untuk menjamin kepastian hak atas
tanah dan menjamin keamanan melaksanakan investasi. Untuk menjamin kepastian hak atas
tanah maka setiap pemililik lahan maka wajib melaksnakan sertifikasi tanah. Untuk lahan-
lahan di Nusa Tenggara Timur yang sebagian besar merupakan tanah ulayat milik suku
sehingga sebagian lahan belum bersertifikat. Upaya sertifikasi dilakukan melalui swadaya
masyarakat dan program pemerintah dengan tingkat capaian hingga saat ini sekitar 35 %.
Kasus-kasus tanah yang menonjol di Nusa Tenggara Timur terutama berkaitan dengan
tanah ulayat. Sedangkan berkaitan dengan tanah Negara relative menonjol terutama pada
kawasan lindung dimana banyak yang telah dimafaatkan untuk kegiatah budidaya oleh
masyarakat.

10. Kependudukan dan Catatan Sipil


Pelaksanaan urusan wajib kependudukan dan catatan sipil dilaksanakan terutama
aspek koordinasinya untuk meningkatkan penduduk melaksanakan kewajiban pemilikan
KTP, Akte Kelahiran dan Akta Nikah yang pelaksanannya dilaksanakan di Kabupaten/Kota.
Dengan ditetapkannya lebijakan pemerintah melaksanakan E-KTP tanpa biaya berdampak
pada peningkatan penduduk memiliki KTP.
Administrasi kependudukan lainnya yaitu akte kelahiran bayi dan akte nikah dengan
meningkatnya fasilitasi pelayanan lembaga keagamaan dan catatan sipil dapat berjalan
dengan baik. Tingkat pelayanan akte kelahiran dan akte nikah dapat terlayani dengan baik
karena adanya dukungan lembaga keagamaan yang ada.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-52


Tabel 2.40.
Perkembangan Pelaksanaan Program KTP Elektronik (KTP-El)
di Nusa Tenggara Timur per Desember 2013

Tahapan Jumlah

Jumlah Wajib KTP 3.251.048 Orang

Perekaman KTP-el 2.104.279 Orang (64,73%)

Belum Perekaman KTP-el 1.146.769 Orang

11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Pemberdayaan perempuan dan perlidungan anak yang dilaksanakan periode 2009-
2012 telah memapu meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan dan
menurunnya kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Berbagai aspek
kemajuan yang dicapai yaitu; (i) Meningkatnya kesempatan keikutsertaan perempuan di
bidang politik dari 10,9 % menjadi 30 %; (ii) Meningkatnya peran perempuan disemua
sektor lapangan kerja utama; (iii) Memperluas lapangan dan kesempatan kerja; (iv)
berkurangnya kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, (v) Meningkatkan
kualitas perlindungan sosial terhadap perempuan rawan ekonomi dan anak terlantar; dan
(vi) Meningkatnya proporsi perempuan yang tamat pendidikan SMA dari 4,25% menjadi
9,25%, SMK dari (2,19%) menjadi 7,19% dan tamat Diploma/Universitas dari 2,08% menjadi
7.08%
Berkaitan dengan keikutsertaan perempuan di bidang politik, maka hasil Pemilihan
Umum Legislatif tahun 2009 menunjukan bahwa perempuan yang duduk dikursi DPR RI
sebanyak 1 orang (7,1%) dari 14 orang anggota DPR RI, anggota DPD sebayak 2 orang (50%)
dari 4 orag anggota DPD, DPRD provinsi NTT sebanyak 4 orang (7,27%) dari 55 anggota
DRPD dan DPRD kabupaten/kota sebanyak 45 orang (7,53%) dari 597 anggota DPRD.
Indikator lainnya ada yang dicapai dan ada perlu proses berlanjut dan ada aspek yang dicapai
karena secara kualitatif ada perbaikan. Pencapaian tersebut akibat dukungan berbagai
kelembagaan dan regulasi khusus sebagaimana tabel 2.41.
Tabel 2.41
Realisasi capaian sasaran Pembangunan Pemberdayaan perempuan
dan Perlindungan anak Tahun 2009 2012

No Indikator Pembangunan Capaian


1 Lembaga perlindungan anak 9 Lembaga
2 Dewan Forum anak 13 Dewan
3 Unit perlayanan perempuan dan anak 7 Shelter
4 Kerjasama perlindungan perempuan 22 Lembaga Sosial
5 Perda Akta kelahiran Gratis 16 Kabupaten
6 Kerjasama Peningkatan peran perempuan 22 Organisasi
4 Pembetukan rumah aman/shelter 13 Unit
Sumber : Biro PP Setda NTT

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-53


12. Keluarga berencana dan Keluarga Sejahtera
Pertumbuhan penduduk dalam tiga tahun terakhir meningkat cukup signifikan yaitu
1,39% tahun 2010 menjadi 1,98% tahun 2011 dan 2,60% tahun 2012 sebagai akibat
tingginya angka kelahiran dan meningkatnya harapan hidup penduduk. Hasil Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa Total Fertility Rate
(TFR) 3,3% atau mengalami penurunan dari 4,2% pada SDKI 2007. Selanjutnya harapan
hidup meningkat dari 65,1 tahun 2010 menjadi 67,76 tahun 2011. Peningkatan kelahiran
tersebut menyebebkan jumlah rata-rata keluarga di Nusa tenggara Timur mencapai 5 orang
per keluarga atau kelebihan 1 orang dari target ideal 3 4 orang per keluarga.
Untuk menekan pertumbuhan penduduk dilaksanakan pengendalian kelahiran melalui
Keluarga Berencana (KB). Kepesertaan KB melalui pemasangan akseptor KB pada pasangan
usia subur dalam tiga tahun terakhir meningkat relative kecil yaitu jumlah pasangan usia
subur (PUS) sebanyak 645.989 orang yang menjadi akseptor KB 466.081 orang (72,15%)
tahun 2010 selanjutnya tahun 2011 jumlah PUS 668.017 orang yang ikut akseptor KB
493.533 (73.88%).
Kemajuan pembangunan kesehatan meningkatkan umur harapan hidup penduduk,
sehingga dalam jangka panjang akan terjadi peningkatan penduduk usia di atas 64 tahun.
Gerakan Pola Makan Sehat bagi masyarakat dan pemberdayaan Lansia secara baik
diharapkan dapat memperpanjang produktivitas para lansia. Sehingga penduduk usia di atas
64 tahun yang dikategorikan sebagai penduduk usia ketergantungan, masih memberikan
kontribusi terhadap pembangunan ekonomi. Kondisi kelompok usia penduduk tahun 2011-
2012 sebagaimana Gambar 2.14
Gambar 2.14
Grafik Kelompok Usia Penduduk NTT 2011-2012

Indikator lainnya yang menggambarkan kondisi peserta KB aktif yang menentukan


tingkat kelahiran dan pertumbuhan penduduk yaitu akseptor KB. Peserta akseptor KB tahun
2008 sebesar 73,9% meningkat menjadi 89,8% tahun 2012. Perkembangan akseptor KB
tahun 2008-2012 sebagaimana Tabel 2.42.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-54


Tabel 2.42
Rasio Akseptor KB Tahun 2008 2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012


1 Jumlah Akseptor KB 438.774 503.950 442.321 500.086 681.068
2 Jumlah Pasangan 593.697 718.193 770.816 742.491 757.760
Usia Subur
3 Persentase 73,9 70,2 57,4 67,3 89.8
Sumber: NTT Dalam Angka 2013 - BPS NTT, Analisis Bappeda

Tingkat kesejateraan keluarga yang dipergunakan BKKBN meningkatkan kemampuan


pencapaian kesejahetaran masyarakat menunjukkan bahwa pada tahun 2011 didominasi
keluarga pra sejahtera yang mencapai 606.166 Keluarga atau 57,17% dari total keluarga
sebanyak 1.060.355. Tingkat kesejahteraan lainnya yaitu keluarga sejahtera I 274.170
(25,86%), Keluarga sejahtera II 126.416 (11,92%), keluarga sejahtera III 45.789 (4.32%) dan
keluarga sejahtera III+7.794 (0.74%). Komposisi kesejahteraan Keluarga kabupaten/ Kota
dan klasifikasi keluarga tahun 2011 selengkapnya sebagaimana Gambar 2.15.

Gambar 2.15
Klasifikasi Kesejahteraan Keluarga Menurut Kabupaten/Kota tahun 2011

13. Sosial

Pembangunan kesejahtersaan sosial bertujuan untuk memberdayakan penyandang


masalah kesejahteraan sosial seperti anak terlantar, anak jalanan, anak cacat, anak nakal,
wanita rawan sosial ekonomi, penyandang cacat dan komunitas adat terpencil. Selain
permasalahan tersebut, migrasi pekerja anak ke Kota Kupang dari beberapa kabupaten
seperti TTS, Belu, Sikka, dan Sumba Timur menimbulkan persoalan tersendiri yang perlu
ditangani secara serius.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-55


Kelembagaan peningkatan pembangunan sosial didukung melalui panti pemerintah
dan panti swasta yang pada tahun 2012 mencapai 86 panti yang terbagi dalam; panti anak
terlantar 3 unit, panti lanjut usia 7 unit, panti penyantunan anak cacat 76 unit.
Perkembangan penyandang masalah kesejahteraan sosial dalam lima tahun terakhir
sebagaimana terlihat pada tabel 2.43.
Tabel 2.43
Perkembangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Tahun 2008-2012

No Jenis PMKS 2008 2009 2010 2011 2012


1Anak Terlantar 26.730 3.558 15.623 67.310 67.310
2Anak Jalanan 12.937 4.459 6.007 3.672 3.672
3Anak Cacat 8.856 9.899 10.249 5.363 5.263
4Anak nakal 5.345 4.675 3.682 3.114 3.114
5Wanita Rawan Sosek 88.178 66.805 90.209 50.627 50.627
6Penyandang cacat 83.286 29.735 38.547 22.862 38.880
7Keluarga Fakir Miskin 515.761 507.330 490.644 411.970 424.142
8Komunitas Adat 14.969 26.346 55.149 17.164 24.769
Terpencil (KAT)
Sumber: NTT Dalam Angka 2009-2013.

14. Ketenagakerjaan
Perkembangan pembangunan sangat ditentukan oleh produktivitas tenaga kerja yang
bersumber dari besarnya angkatan kerja bekerja dengan nilai tambah hasil pekerjaan yang
dilaksanakan. Sehubungan dengan itu dalam pembangunan ketenagakerjaan perlu
peningkatan lapangan kerja, peningkatan kompetensi tenaga kerja dan menurunkan angka
pengangguran.

a. Angkatan Kerja
Perkembangan pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh produktivitas tenaga kerja
bekerja. Perkembangan ekonomi mampu meyerap sebagian besar tenaga kerja, sehingga
dapat menekan angka pengangguran terbuka. Perkembangan ketenagakerjaan tahun 2008-
2012 menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Jumlah penduduk usia produktif tahun 2012
mencapai 2.815.547 orang yang diserap dalam lapangan kerja sebanyak 2.095.683 orang dan
yang tidak diserap atau menganggur mencapai 62.356 orang. Perkembangan
ketenagakerjaan tahun 2008-2012 sebagaimana tabel 2.44.

Tabel 2.44
Kondisi Ketenagakerjaan Tahun 2008-2012

No Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012


1. Penduduk 4.899.319 4.619.655 4.683.827 4.776.485 4.899.260
2. Penduduk Usia 3.045.015 3.121.422 2.930.406 3.003.516 3.057.373
Kerja

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-56


No Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012
3. Angkatan Kerja 2.166.919 2.250.128 2.132.381 2.154.258 2.158.039
4. Bukan Angkatan 878.096 871.294 798.025 849.258 961.690
Kerja
5. Bekerja 2.086.105 2.160.733 2.061.229 2.096.526 2.095.683
6. Penganggur 80.814 89.395 71.152 57.999 62.356
7. Penduduk Usia 1.854.304 1.498.233 1.753.421 1.772.969 1.841.887
Muda (0-14 thn)
8. Penduduk Usia 220.836 217.930 239.436 237.595 241.826
Tua(65+)
9. Penduduk Usia 2.824.179 2.903.492 2.690.970 2.765.921 2.815.547
Produktiv
(15 -64 thn)
Sumber data sakernas 2008 sampai 2012, BPS Prov.NTT
Data Sakernas tahun 2013 belum ada

b. Lapangan Usaha
Lapangan usaha yang menjadi sumber penyerapan tenaga kerja dan perkembangan
ekonomi daerah tumbuh variatif sehingga daya serap tenaga kerja dan kontribusinya pada
PDRB berbeda. Kemampuan lapangan usaha sektor utama dalam penyerapan penduduk
berumur 15 tahun ke atas (bekerja seminggu yang lalu) pada periode 2008-2011 mengalami
penurunan pada tiga sektor yaitu sektor pertanian, listrik, gas dan air minum, sedangkan
sektor Angkutan, Pergudagangan, Komunikasi dan sektor lainnya mengalami pertumbuhan
positif. Perkembangan lapangan pekerjaan 9 sektor utama sebagaimana tabel 2.45.

Tabel 2.45
Lapangan Usaha Utama Tahun 2008-2012

2012 Perkm
Lapangan
N Laki- Perm bangn
Pekerjaan 2008 2009 2010 2011 Total
o Laki puan /th
Utama
(+/-)
1,472, 1,333, 1,360, 1,291,
1 Pertanian 1,448,074 729,568 561,623 -2.71
627 638 265 191
Pertanba
2 ngan dan 18,544 35,570 30,166 23,627 21,108 8,429 29,537 14.82
penggalian
143, 124, 121, 158,
3 Industri 140,886 134,591 37,201 3.13
972 697 300 501
Listrik, Gas
4 2,626 2,661 1,731 2,420 2,045 131 2,176 -4.28
dan Air

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-57


5 Bangunan 47,529 56,557 62,472 59,405 80,027 1,607 81,634 17.94
Perdaga
ngan dan 150, 147, 87, 154,
6 141,387 149,160 66,854 2.25
rumah 765 439 270 124
makan
Angkutan,
prgudangn
7 97,102 91,598 98,318 87,403 94,069 1,669 95,738 -0.35
,komuni
Kasi
Keuangan,
Asuransi,
Usaha
8 10,059 12,864 9,766 20,810 13,081 5,403 18,484 20.94
persewaan
dan
bangunan
230, 270, 145, 119, 264,
9 Jasa 179,918 204,745 11.72
401 189 087 211 298
2,061, 2,096, 1,189, 2,095,
Jumlah 2,086,125 2,160,373 906,643 0.11
229 255 040 683
Sumber: Analisis Bappeda pada NTT dalam angka

15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah


Tahun 2012 terdapat 2.534 unit koperasi yang terdiri dari Koperasi Aktif sebanyak
2.222 unit dan Koperasi Tidak Aktif sebanyak 312 unit. Bila dibandingkan dengan tahun
2011, jumlah Koperasi mengalami peningkatan sebesar 212 unit. Sedangkan di sisi lainnya
jumlah Koperasi Aktif mengalami peningkatan 208 unit dan jumlah Koperasi Tidak Aktif
mengalami penurunan dari 318 menjadi 312 unit. Jumlah tenaga kerja koperasi sebanyak
6.338 orang yang terdiri dari Manajer sebanyak 1.033 orang dan karyawan sebanyak 5.335
orang, telah memberikan pelayanan kepada 581.975 orang (meningkat 54.186 orang anggota
pada tahun 2012) anggota koperasi yang tersebar di 21 Kabupaten/Kota. Secara keseluruhan
dari segi keuangan koperasi telah memiliki modal sendiri sebesar Rp. 660.025.225.000,- atau
meningkat sebesar Rp.30.059.752.388,- (4,83%) dari tahun sebelumnya. Sedangkan modal
luar sebesar Rp. 261.455.202.000,- (27,97%). Sisa Hasil Usaha (SHU) pada tahun 2012
sebesar Rp. 145.554.721.800,- atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar
Rp. 22.505.559.796,- (18,29%).
Usaha kecil menengah berkembang pesat dengan indikasi meningkatnya penyaluran
kredit busaha dan pemberdayaan ekonomi produktif yang dilaksanakan. Program Desa
Mandiri Anggur Merah. Selama periode 2011-2013 telah terbentuk 9.423 kelompok usaha
ekonomi produktif dengan anggota 91.713 orang. Jenis usaha yang dikembangkan yaitu
peternakan 6.267 kelompok, perdagangan dan jasa 1.158 kelompok, induatri 692 kelompok,
tanaman pangan 534 kelompok, perikanan 450 kelompok, simpan pinjam 199 kelompok,
perkebunan 45 kelompok dan pembentukan koperasi 169 unit. Unit usaha kecil menengah
juga tumbuh dari pembinaan melalui PNPM Mandiri dan program pembangunan lainnya.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-58


16. Penanaman Modal

Invetasi di Nusa tenggara Timur belum belum optimal dengan indikasi jumlah
investor yang melaksanakan penanaman modal berjumlah 272 perusahaan tetapi yang katif
147 perusahaan. Perusahaan PMA berjumlah 156 perusahaan yang aktif 111 perusahaan
dengan realisasi investasi US $ 16 juta lebih dengan penyerapan tenaga kerja 1.118 TKI dan
33 TKA. Sedangkan jumlah PMDN sebanyak 116 perusahaan dan semuanya aktif. Jenis
bidang investasi yang menobjol yaitu perkebunan kakao, budidaya mutiara, pengembangan
ternak babi dan ungguas, industri semen, industri pengolahan jagung (emping jagung),
pembangunan hotel dan travel dan pengembangan usaha penerbangan dan kapal cepat.
Aspek pendukung peningkatan investasi kedepan yaitu; sebagai daerah yang aman investasi,
masyarakatnya kooperatif, jumlah tenaga kerja cukup tersedia, masyarakatnya religius dan
koordinasi dengan pemerintah baik.
Permasalahan utama kurangnya investasi swasta adalah; keterbatasan infrastruktur,
masalah kompetensi tenaga kerja, kebijakan insentif fiskal dan non fiskal, masalah status
tanah dan daya saing investasi. Selanjutnya masalah terkait dengan investor yaitu
rendahnya tingkat kepatuhan investor menyampaikan LKPM; data dan realisasi ada yang
tidak sesuai fakta proyek; dan penyimpangan pengguna izin dan fasilitas investasi.
17. Kebudayaan
Pembangunan kebudayaan Nusa Tenggara Timur dilaksanakan melalui pengkajian,
pembinaan, pendataan, pelestarian, pengembangan terhadap berbagai aspek kebudayan
sebagai berikut: permuseuman, kepurbakalaan, kesejarahan, nilai tradisional, kepercayaan
kepada Tuhan Yang maha Esa, kesenian, dan bahasa dan sastra.
18. Kepemudaan dan Olah Raga
Pelaksanaan pembangunan kepemudaan dan olah raga dilaksanakan melalui
berbagai peningkatan jumlah dan kualitas organisasi pemuda, Organisasi Olah Raga serta
pembangunan gelanggang remaja dan lapangan raga. Organisasi pemuda yang melaksanakan
pembinaan dan pengkaderan anggota secara berkesimbungan yaitu PMKRI, GMNI, GAMKI,
GP Ansor, Pemuda Muhamadiyah, Peradah serta Organisasi Kemahasiswaan, karang taruna
dan lainnya. Sedangkan organisasi keolahragaan ditangani makin profesional dengan
meningkatnya keterlibatan partisipasi masyarakat.
Untuk meningkatkan kualitas kegiatan kepemudaan dan keolahragaan maka
pemerintah telah membangun Gelanggang remaja di provinsi dan penyediaan fasilitas olah
raga yang tersebar di selurih kabupaten/Kota. Partisipasi masyarakat juga makin meningkat
dengan terbangunnya tempat-tempat pertemuan pemuda secara permanen dan dukungan
penyediaan lapangan olah raga secara swadaya.

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri


Pembangunan kesatuan bangsa dan politik Dalam Negeri dilaksanakan melalui
pembinaan ormas, LSM dan OKP serta penbinaan politik daerah.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-59


1. Pembinaan ormas dan LSM,OKP
Ormas, LSM dan OKP merupakan mitra pembangunan pemerintah dalam meningkatkan
wawasan kebangsaan. Sehubungan dengan itu melalui urusan kesatuan bangsa dan politik
dalam negeri dilaksanakan pembinaan dan peningkatan wawansan kebangsaan melalui
komitmen menjaga empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Pembinaan dilaksanakan melalui kemitraan dengan elemen
strategis bangsa yang berkembang di masyarakat yaitu Ormas, LSM dan OKP. Untuk
mewujudkan harapan tersebut telah dilaksanakan kerjasama sebagai berikut: (i) Kerjasama
dengan Aparat Keamanan dalam Teknik Pencegahan Kejahatan bagi TNI, POLRI Unsur
KOMINDA, FKDM, FPK, FKUB, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, TTU, LSM,
Yayasan, PMKRI dan GMNI; (ii) Koordinasi dan Diskusi Kerukunan Umat Beragama antar
FKUB, (iii) Koordinasi dan Diskusi Kerukunan Umat Beragama antar FPK; dan (iv)
peningkatan wawasan dalam rangka peningkatan pemahaman wawasan dan rasa cinta tanah
air bagi 350 orang dari unsur Pengurus FKUB, FKDM, FPK, Kominda, LSM, Ormas Pemuda,
Toga, Komisi A DPRD serta Aparatur Kesbangpol dan Linmas.

2. Pembinaan Politik Daerah


Perubahan struktur politik pasca reformasi, telah memberi ruang bagi daerah untuk
melakukan pembangunan sesuai asas desentralisasi dengan mengupayakan peningkatan
peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam pengembangan kebebasan sipil, penguatan
kelembagaan demokrasi dan penggunaan hak-hak politik secara produktif ke arah penguatan
pembangunan daerah.Hasil Pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) di Nusa Tenggara
Timur tahun 2009-2011 menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Namun
dalam dimensi kualitas, kinerja demokrasi yang diperoleh masih dikategorikan sedang. Ini
berarti masih diperlukan upaya sistematis dan terukur untuk menaikkan capaian kinerja
demokrasi, agar dapat mencapai kategori baik maupun bahkan sangat baik di masa-masa
yang akan datang. Secara umum situasi Nusa Tenggara Timur dapat dikatakan kondusif dan
terkendali walaupun ada gejolak/konflik masyarakat, namun tidak sampai mengganggu
ketentraman dan ketertiban masyarakat secara luas. Oleh karena itu perlu pemetaan konflik
dan upaya penanganannya di masa yang akan datang.
Secara agregat data IDI memperlihatkan kinerja demokrasi Nusa Tenggara Timur
cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 capaian sebesar 71,64, mengalami
kenaikan 72,05 pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 menjadi 72,34. Jika dibandingkan
dengan capaian ID-Nasional (dari 33 Provinsi) pada kurun waktu yang sama, maka ID-NTT
berada di atas ID-Nasional. Pada tahun 2009 capain ID-Nasional 67,30, mengalami
penurunan tahun 2010 menjadi 63,17, dan naik 65,48 pada tahun 2011. Perbandingan
perkembangan Indeks Demokrasi ini dapat dilihat pada Tabel 2.46.

Tabel 2.46
Overall Index Demokrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur (2009-2011)

Overall Index Provinsi Indeks Nasional


IDI 2011 IDI 2010 IDI 2009 IDI 2011 IDI 2010 IDI 2009
72.34 72.05 71.64 65.48 63.17 67.30
Sumber: Bappenas /UNDP

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-60


Angka Indeks Keseluruhan (Overall Index) ini dihasilkan dari kontribusi nilai indeks:
(1) Kebebasan Sipil, (2) Hak-Hak Politik, dan (3) Kelembagaan Demokrasi. Perkembangan
masing-masing indikator menunjukkan indikasi berkembang baik.

a. Kebebasan Sipil
Menelaah lebih jauh tentang capaian indeks variabel dan skor indikator pada IDI, maka
kinerja sangat baik berada pada aspek kebebasan sipil. Kontribusi nilai indeks ini diperoleh
dari rata-rata capaian indeks variabel: 1) kebebasan berkumpul dan berserikat 82,55, 2)
kebebasan berpendapat 97,22 , 3) kebebasan berkeyakinan 98,68 dan kebebasan dari
diskriminasi 93,56. Indeks kebebasan sipil, seperti pada Tabel 2.47.
Tabel 2.47
Indeks Variabel Kebebasan Sipil di Provinsi Nusa Tenggara Timur (2010-2011)
Variabel Kebebasan Sipil Indeks
IDI 2011 IDI 2010 IDI 2009
Kebebasan Berkumpul dan
100.00 56.25 91.25
Berserikat
Kebebasan Berpendapat 100.00 91.65 100.00
Kebebasan Berkeyakinan 97.18 100.00 98.87
Kebebasan dari Diskriminasi 93.47 100.00 87.21
INDEKS ASPEK KEBEBASAN SIPIL 96.79 95.55 95.55
Sumber: Bappenas/UNDP

Tingginya capaian nilai indeks empat variabel tersebut, antara lain karena: a) relatif
rendahnya ancaman atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat
kebebasan berkumpul, berserikat, berpendapat, berkeyakinan, dan yang bersifat
diskriminatif; b) relatif rendahnya ancaman atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat
yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat, kebebasan berpendapat, kebebasan
berkeyakinan dan yang bersifat diskriminatif; c) relatif sedikitnya jumlah aturan tertulis yang
membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat dalam menjalankan agamanya, serta
aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis atau terhadap kelompok rentan
lainnya.

b. Kelembagaan Demokrasi
Capaian kinerja kelembagaan demokrasi dengan kategori sedang, disebabkan oleh
rendahnya kontribusi peran DPRD. Data IDI 2009-2011 menunjukkan rata-rata capaian
indeks lima variabel pada aspek kelembagaan demokrasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur,
masing-masing sebagai berikut: 86,71 untuk variabel pemilu yang bebas dan adil, 37,24;
untuk variabel peran DPRD, 50,23; untuk variabel peran partai politik, 97,29; untuk variabel
peran birokrasi pemerintah daerah dan 95,83 untuk variabel peradilan yang independen.
Faktor penyebab dari capaian nilai indeks yang rendah pada variabel peran DPRD tersebut,
antara lain karena: a) belum terlaksananya secara maksimal peran DPRD dalam
memperjuangkan anggaran pendidikan dan kesehatan; b) nihilnya Peraturan Daerah (Perda)
yang berasal dari hak inisiatif DPRD; dan c) sangat sedikitnya jumlah rekomendasi DPRD

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-61


kepada eksekutif sebagai tindak lanjut dari aspirasi masyarakat. Secara keseluruhan capaian
kinerja kelembagaan diuraikan pada Tabel 2.48.

Tabel 2.48
Indeks Variabel Institusi Demokrasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (2009-2011)

Variabel Aspek Institusi Demokrasi Indeks

IDI 2009 IDI 2010 IDI 2011

Pemilu yang Bebas dan Adil 86.71 86.71 86.71

Peran DPRD 45.00 45.37 21.36

Peran Partai Politik 34.55 20.72 95.43


Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 97.29 97.29 97.29
Peradilan yang Independen 100.00 87.50 100.00

Indeks Aspek Institusi Demokrasi 73.63 68.15 80.97


Sumber: Bappenas/UNDP

c. Hak-Hak Politik
Capaian kinerja dengan kategori buruk pada aspek hak-hak politik Nusa Tenggara
Timur disebabkan karena dua variabel yakni hak memilih dan dipilih, serta partisipasi dalam
pengambilan keputusan dan pengawasan, memberikan kontribusi yang sangat rendah. Rata-
rata capaian indeks dua variabel tersebut dalam kurun waktu 2009-2011 adalah: 50,26
untuk variabel hak memilih dan dipilih, dan 53,01 untuk variabel partisipasi dalam
pengambilan keputusan dan pengawasan sebagaimana Gambar 2.16

Gambar 2.16
Indeks Variabel Hak-Hak Politik di Nusa Tenggara Timur (2010-2011)

.
Sumber: Bappenas/UNDP

Faktor penyebab capaian nilai indeks variabel hak memilih dan dipilih cenderung
rendah dalam kurun waktu 2009-2011, antara lain karena: a) relatif masih banyaknya jumlah
kejadian yang menunjukkan ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga kelompok penyandang
cacat tidak dapat menggunakan hak memilih; b) relatif masih buruknya kualitas daftar

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-62


pemilih tetap (DPT); dan c) rendahnya persentase perempuan terpilih terhadap total anggota
DPRD Provinsi.

3. Peningkatan Ketahanan Seni, Budaya, Agama, Kemasyarakatan dan Ekonomi


Pengembangan Seni budaya daerah dalam rangka memperkaya puncak-puncak seni
budaya nasional yang pada gilirannya dapat memperkuat jati diri bangsa dan memperkokoh
persatuan dan kesatuan serta toleransi kehidupan beragama. Provinsi NTT dengan 22
Kabupaten yang sangat kaya dengan potensi seni dan budaya serta keragaman yang tersebar
di berbagai pulau, memerlukan pengelolaan dalam sebuah wadah seni dan budaya seperti art
and culture center.
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Pelaksanaan pembangunan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian dilaksaanakan melalui
berbagai capaian indikator yaitu; meningkatnya jumlah Polisi Pamong Praja, peningkatan
Poskamling, Pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, pelayanan perizinan, penegakan perda,
patroli dan Sistem informasi manajemen. Berdasarkan kebutuhan tersebut berbagai
kebijakan telah dilaksanakan dengan kinerja yaitu;
Terbentuknya daerah otonom baru yang berdampak secara positif bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan eselonering dan perluasan tugas Pol PP yang berdampak pada peningkatan
kapasitas tugas yang didukung anggota Pol PP yang lebih banyak jumlahnya. Peningkatan
ketertiban melalui Pol PP didukung peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pengamanan wilayah yang intensif dilaksanakan terutama pada pelaksanaan even politik
yang dinilai rawan ketertiban;
Pertumbuhan ekonomi Nusa tenggara Timur meningkat cukup signifikan yang
berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyatakat sehingga mengurangi
kemungkinan timbulnya gejolak sosial yang bersumber dari kerawana daya beli
masyarakat. Tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2008-2013 yaitu 5,40 %, 4,29 %, 5,13
%, 5,63 %, 5,44 % dan 5,72 %. Peningkatan pembangunan ekonomi yang meningkat
diikuti dengan penurunan kemiskinan dari 25,65 % tahun 2008 menjadi 20,03 % bulan
Maret 2013 atau turun sebesar 5,62 %.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanaan otonomi daerah maka pelayanan perizinan
ditingkatkan kualitasnya. Untuk lebih optimalnya penyelenggaran otonomi daerah dan
pemerintahan umum juga dilaksakan penertiban pelaksanaan perda, patroli
pengamanan sebagai bagian dari upaya penegakan hukum
Peningkatan pelaksanaan SPM dan pengembangan transparansi informasi merupakan
bagian dari upaya penerapan pembangunan berbasis sistem manamejen informasi
21. Ketahanan Pangan
Pembangunan ketananan pangan dilaksanakan melalui dua indikator yaitu: Regulasi
ketahanan pangan dan Ketersediaan pangan utama. Keijakan strategis yang ditetapkan
dalam rangka mendukung ketahanan pangan di provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu;

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-63


1) Kebijakan nasional: (i) sesuai MP3EI Koridor V wilayah Bali Nusa Tenggara ditetapkan
sebagai pintu gerbang pariwisata dan mendukung ketahanan pangan nasional; (ii)
ditetapkannya kebijakan NTT sebagai daerah pendukung swasembada daging;
2) Kebijakan daerah; (i) Ditetapkannya kebijakan NTT sebagai provinsi jagung, sebagai
provinsi ternak dan pengembangan perikanan dan kelautan, (ii) Kebijakan gerakan
konsumsi pangan lokal, (iii) memberikan tambahan biaya operasional pendampingan
(BOP) bagi para PPL, dan (iv) Kebijakan program Desa Mandiri Anggur Merah.
Berdasarkan regulasi kebijakan ketahahan pangan tersebut maka dalam rangka
meningkatkan ketahanan pangan masyatakat telah ditetapkan kebijakan pengembangan
pangan lokal sesuai dengan sumberdaya unggulan masing-masing daerah. Sebagai provinsi
kepulauan dengan daya dukung wilayah heterogen maka ketersediaan pangan utama juga
sangat bervariasi. Secara umum sumber pangan utama masyarakat yaitu jagung, padi, ubi
kayu, hasil ternak dan perikanan yang bersumber dari kekayaan alam daerah.

22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Pembangunan masyarakat dan desa dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan
peran dan akses masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan. Untuk mewujudkan harapan tersebut maka indikator pelaksanaannya: (i)
Musrenbang Desa/Kelurahan partisipatif dan berperspektif anak, (ii) kuantitas dan kualitas
RPJMD Desa, (iii) Jumlah LSM dan pengurus LPM/BPD dan kader berprestasi, (iv) PKK aktif,
Posyandu aktif,Desa SiAGa aktif, (v) Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan
(vi) Pemeliharaan pasca program pemberdayaan, dan (vii) monitoring dan evaluasi
partisipatif oleh masyarakat.

23. Statistik
Urusan wajib statistik dilaksanakan untuk meningkatkan penyediaan data dan
informasi pembangunan. Perkembangan pelaksanaan pembangunan statistik dilaksanakan
melalui kegiatan utama penyediaan data meliputi; (i) Kabupaten dalam angka, (ii) PDRB
Kabupaten dan (iii) data Potensi Desa. Data-daya tersebut dipublikasi setiap tahun sebagai
pelaksanaan urusan wajib statistik yang dilaksanakan melalui kerjasama Bappeda dan BPS
provinsi Nusa Tenggara Timur.

24. Kearsipan
Pengelolaan kearsipan di Provinsi Nusa Tenggara Timur ditangani oleh lembaga
Badan Arsip daerah. Aspek pengelolaan arsip meliputi (i) Pengelolaan arsip secara baku dan
Peningkatan pengeloaan SDM arsip. Untuk mewujudkan tatakelola arsip maka telah
dilaksanakan empat kegiatan utama sebagai dasar program yaitu Perbaikan Sistem
Administrasi Kearsipan, Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah,
Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi, Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-64


25. Komunikasi dan Informasi
Pembangunan Pos dan Telekomunikasi mencakup jangkauan pelayanan jasa
telekomunikasi dan informasi. Usaha untuk memperlancar pelayanan meningkatnya
permintaan akan jasa komunikasi dilayani melalui penyediaan jasa Pos dan telekomunikasi.
Jumlah kantor pos tahun 2011 sebanyak 6 buah, kantor pos cabang 65 buah dan buah dan
pos desa 46 buah, karena pelayanan beralih pada pilihan lain tahun 2012 tinggal 2 kantor
pos dan 2 kantor pos cabang. Sedangkan Pelayanan telekomunikasi makin meningkat dengan
jumlah pelanggan telepon 43.314 dengan perincian perusahaan 5.362 pelanggan dan
perorangan 37. 952 pelanggan. Untuk pelayanan telephone masyarakat didukung penyediaan
BTS tersebar di 441 Desa (14.87%) yang mampu meningkatkan kekuatan sinyal telepon
seluler dengan katagori Kuat di 1456 Desa/kelurahan (49,09%), lemah 1.225
desa/kelurahan (41,30%), tidak ada 285 Desa (9,61%). Selanjutnya untuk pelayanan
telekomunikasi masyarakat berbasis desa kondisi pelayanannya yaitu; Telephone umum
kartu/kartu 140 Desa/kelurahan (4,72%), wartel 306 desa (10,32%), warnet 210 desa
(7,08%).
26. Perpustakaan
Pembangunan perpustakaan dilaksanakan melalui peningkatan kualitas layanannya
melalui: (i) peningkatanJumlah Perpustakaan, (ii) peningkatan jumlah Pengunjung
perpustkaan dan (iii) peningkatan Koleksi buku. Untuk mencapai sasatran tersebut telah
dilaksanakan kegiatan yaitu; Pengembangan minat dan kebiasaan membaca, Lomba minat
baca berupa lomba mewarnai, Penyelenggaraan sayembara dan festifal Penerbitan Literatur
Sekunder , Pameran koleksi deposit nasional, Supervisi, pembinaan dan stimulasi pada
perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan,
Pengembangan kepustakaan hingga di desa, Penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum
daerah, kegiatan dan Perluasan dan peningkatan kualitas layanan perpustakaan.
Pengembangan infrastruktur, aplikasi jaringan, akses internet dan bergabung dalam jaringan
perpustakaan digital Provinsi se-Indonesia, Kabupaten/Kota semua jenis perpustakaan
digital se-NTT pada tahun 2018, Pengembangan Badan Perpustakaan Daerah Provinsi NTT
sebagai Centre of Excellence (CoE) kebudayaan Austronesia dan Melanisia yang meliputi
Provinsi NTT, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

2.3.2. LAYANAN URUSAN PILIHAN


1. Pertanian
Potensi pertanian lahan kering yaitu sekitar 1.528.308 Ha dan berdasarkan kelas
kesesuaian lahan terdiri dari daerah dengan kecocokan tinggi (S1) seluas 202.810 Ha dan
kecocokan sedang (S2) 478.930 Ha dan kecocokan terbatas (S3) 846.568 Ha. Potensi
perkebunan sesuai Rencana Dasar Pengembangan Wilayah Perkebunan (RDPWP) mencapai
luas 888.931 Ha, dan lahan untuk padang pengembalaan mencapai sekitar 900.000 Ha lebih.
Potensi lahan basah 284.103 Ha yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota, dimana
sebagian telah dikelola dan dibagi dalam berbagai daerah irigasi. Kawasan peruntukan
pertanian terdiri atas: (i) Kawasan pertanian tanaman pangandi seluruh Kabupaten/Kota, (ii)
Kawasan pertanian hortikultura di seluruh Kabupaten/Kota dan (iii) Kawasan perkebunan
terdiri atas: kawasan perkebunan kelapa, kopi, cengkeh, jambu mete, kemiri dan perkebunan
vanili.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-65


Berdasarkan data BPS mayoritas penduduk bermata pencarian sebagai petani
(64,70%). Oleh karena itu, produk pertanian khususnya tanaman pangan merupakan salah
satu andalan utama bagi peningkatan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Bagi
sebagian besar keluarga petani,hasil pertanian selain dipergunakan untuk pemenuhan
kebutuhan pangan keluarga, juga menjadi sumber pendapatan untuk pemenuhan hidup
ekonomi rumah tangga.
a. Tanaman Pangan dan Hortikultura
Peningkatan produksi tanaman pangan dilaksanakan melalui ekstensifikasi,
intensifikasi, diversifikasi dan pengembangan perbenihan/perbibitan serta didukung dengan
sarana dan prasarana pertanian. Hal ini tercermin dari produksi tanaman pangan sumber
karbohidrat (padi, jagung, kacang-kacangan,umbi-umbian) dan sumber protein nabati (sayur
dan buah), serta sumber tanaman biofarmaka dan tanaman hias yang meningkat.
Produktivitas padi dan jagung sebagai tanaman pangan utama Tahun 2011-2012 diuraikan
pada Tabel 2.49.
Tabel 2.49
Produktivitas Tanaman Pangan Tahun2011-2012
Tanaman Tahun Perkembangan
Uraian
Pangan 2011 2012 (%)
Luas Panen (Ha) 195.201 200.094 2,51
Produksi Gabah 591.374 698.566
Padi (Ton) 18,13
Produktivitas 3.03 3.49 15,24
(Ton/Ha)
Luas Panen (Ha) 246.893 245.323 (0,64)
Produksi (Ton) 524.638 629.386 19,97
Jagung
Produktivitas 2,12 2,57 20,73
(Ton/Ha)
Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan dan BPS ProvinsiNTT, 2013

Tanaman padi dengan luas panen 200.094 Ha menghasilkan produksi sebesar 698.566
Ton, meningkat 107.196 Ton atau 18,13% dari tahun sebelumnya sebesar 591.370 Ton.
Produksi jagung sebesar 629.386 Ton, meningkat 104.748 atau 19,97% dari tahun
sebelumnya sebesar 524.638 Ton. Peningkatan produksi ini dipengaruhi oleh meningkatnya
produktivitas jagung dari 2,12Ton/Ha menjadi 2,57 Ton/Ha atau 20,73%. Faktor utama yang
mendongkrak peningkatan produksi maupun produktivitas pada tanaman padi dan jagung
adalah iklim yang mendukung di tahun 2012 serta penggunaan benih/bibit bermutu/unggul.
Komoditas tanaman pangan lainnya yang dibudidayakan yaitu ubi kayu, ubi jalar,
kacang tanah, kacang hijau, kedele dan sorgum. Sedangkan hortikultura yang dikembangkan
dengan produksi yang menonjolyaitu; (i) komoditas hortikulutra; alpukat, jeruk keprok,
mangga dan pisang; (ii) komoditas biofarmaka; jahe, dan (iii) komoditas sayur-sayuran:
bawang merah, bawang putih, cabe besar dan cabe rawit.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-66


b. Perkebunan
Komoditas perkebunan yang bernilai ekonomis dan mempunyai peluang pasar yang
baik antara lain Kelapa, Jambu Mete, Kopi, Kakao, Cengkeh, Vanili, Tembakau dan Kapas.
Hasil perkebunan umumnya dipasarkan secara lokal, regional maupun ekspor. Produksi lima
komoditas utama perkebunan Tahun 2011-2012 seperti pada Tabel 2.50.

Tabel 2.50
Produktivitas Perkebunan Tahun 2011-2012

KOMODIT TAHUN Perkembanga


NO URAIAN
I 2011 2012 *) n (%)
1 Kelapa Luas areal tanaman 90.158 90.814 9,60
menghasilkan (Ha)
Produksi (Ton) 62.077 64.400 3,74
Produktivitas 689 709 2,90
(Ton/Ha)
2 Jambu Luas areal tanaman 74.154 79.520 7,23
Mete mengasilkan (Ha)
Produksi (Ton) 37.538 40.432 7,70
Produktivitas 506 508 0,39
(Ton/Ha)
3 Kopi Luas areal tanaman 38.984 39.721 1,89
menghasilkan (Ha)
Produksi (Ton) 19.810 21.482 8,44
Produktivitas 508 541 6,49
(Ton/Ha)
4 Kakao Luas areal tanaman 23.136 24.056 3,97
menghasilkan (Ha)
Produksi (Ton) 11.929 13.977 17,16
Produktivitas 516 581 12,69
(Ton/Ha)
5 Cengkeh Luas areal tanaman 6.095 6.295 3,28
menghasilkan (Ha)
Produksi (Ton) 1.599 2.366 47,96
Produktivitas 262 376 43,51
(Ton/Ha)
Sumber : Dinas Pertanian & Perkebunan,2012
Keterangan: *) Angka sementara

Tabel 2.50 menunjukkan bahwa selama kurun waktu tahun 2010-2011 produktivitas
tanaman perkebunan mengalami fluktuasi dalam kisaran yang wajar. Upaya peningkatan
produksi perkebunan terus dilakukan melalui perluasan arealekstensifikasi dan intensifikasi
pada areal potensial sesuai RTRWP.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-67


c. Peternakan
Kawasan pengembangan peternakan pada RTRWP berupa hamparan padang
penggembalaan untuk Peternakan Sapi, Kuda, Kerbau dan Kambing seluas 832.228 Ha
tersebar di Kabupaten/kota. Kawasan pengembangan peternakan lainnya dilaksanakan
terintegrasi dengan kegiatan usaha tanaman pangan dan perkebunan. Perkembangan
populasi ternak besar dan ternak kecl yang populasinya menonjol pada tahun 2011- 2012
sebagaimana yang ditampilkan dalam Tabel 2.51.

Tabel 2.51
Perkembangan Populasi Ternak Tahun 2011-2012 di NTT

No Populasi (Ekor/Tahun) Perkembangan


Jenis ternak
2011 2012 ekor %
1 Sapi 778.633 814.451 35.788 5,60
2 Kerbau 150.038 150.457 419 0,28
3 Kuda 106.043 108.001** 1.958 1,85
4 Kambing 568.125 591.139** 23.014 4,05
5 Babi 1.708.155 1.798.030** 89.875 5,26
Sumber: Dinas Peternakan Prov. NTT & BPS Prov. NTT Tahun 2012
Keterangan:**) Angka sementara

Berdasarkan tabel 2.51 diketahui bahwa perkembangan populasi per komoditinya


cendrung menunjukkan angka positif. Kenaikan populasi tertinggi disumbangkan ternak Sapi
(27,66%) diikuti Babi (5,26%) dan Populasi Ternak Kerbau naik 0,28% menggambarkan
keberhasilan pembangunan peternakan. Peningkatan populasi ternak Sapi merupakan wujud
suksesnya pelaksanaan tekad menjadikan Nusa Tenggara Timur sebagai Provinsi Ternak.
Untuk menjaga kesehatan daging, pembangunan peternakan didukung 66 unit Rumah
Potong Hewan (RPH) yang terdari dari 54 RPH pemerintah dan 2 RPH Swasta. RPH yang
adabelum mampu memberikan pelayanan masyarakat karena 40% lebih kegiatan
pemotongan ternak secara perorangan dilakukan di luar RPH.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-68


d. Nilai Tukar Petani

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2013 SEBESAR 97,92 ATAU TURUN 0,18 %

Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Desember 2013 didasarkan pada perhitungan NTP
dengan tahun dasar 2012 (2012=100). Penghitungan NTP ini mencakup 5
subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan
rakyat, peternakan dan perikanan.
Pada bulan Desember 2013, NTP Nusa Tenggara Timur sebesar 97,92 dengan NTP
masing-masing subsektor tercatat sebesar 96,95 untuk subsektor padi & palawija
(NTP-P), 95,29 untuk subsektor hortikultura (NTP-H), 95,50 untuk subsektor
tanaman perkebunan rakyat (NTP-R), 103,12 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt)
dan 101,43 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).
Jika dibandingkan NTP Desember 2013 dengan NTP November 2013, terjadi
penurunan sebesar 0,18 persen.
Di daerah perdesaan terjadi inflasi pada bulan Desember 2013 sebesar 0,65 persen.
Sub kelompok Bahan Makanan mengalami inflasi tertinggi disusul sub kelompok
Sandang dan sub kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga masing-masing
sebesar 1,20 persen, 1,08 persen, dan 0,23 persen.

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima
petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu
indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga
menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang
dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat
pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-69


Gambar 2. 17
Nilai Tukar Petani Bulan Oktober-Desember Tahun 2013

100,00

98,00 98,01 98,10 97,92

96,00

94,00

92,00

90,00
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di NTT pada Desember 2013,


NTP di Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan sebesar 0,18 persen dibanding bulan
November 2013, yaitu dari 98,10 menjadi 97,92. Penurunan NTP pada Desember 2013
disebabkan naiknya indeks harga hasil produksi pertanian lebih kecil dibanding naiknya
indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan
produksi pertanian. Membandingkan NTP Desember 2013 dengan NTP November 2013,
hanya subsektor peternakan dan subsektor perikanan yang mengalami kenaikan yakni
sebesar 0,08 persen dan 0,33 persen. Sedangkan 3 (tiga) subsektor lainnya mengalami
penurunan yaitu subsektor tanaman pangan (0,26%), subsektor hortikultura (0,24%), dan
subsektor tanaman perkebunan rakyat (0,37%).

1) Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT)


Indeks harga yang diterima petani dari ke lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga
beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Desember 2013, indeks harga
yang diterima petani naik sebesar 0,34 persen dibandingkan November 2013, yaitu dari
106,16 menjadi 106,52.

2) Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)


Melalui indeks harga yang dibayar petani dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa
yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian
terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil
pertanian. Pada Desember 2013 indeks harga yang dibayar petani dilaporkan naik sebesar
0,52 persen bila dibandingkan November 2013, yaitu dari 108,21 menjadi 108,78.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-70


Tabel 2.52
Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani
per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya Desember 2013
(2012=100)

Persentase
Indeks Gabungan
Perubahan
Subsektor
Desember 2013
Kelompok/Sub Kelompok
Novem
Desember Terhadap
ber
2013 November 2013
2013
(1) (2) (3) (4)
1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA
106,16 106,52 0,34
PETANI
2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR
108,21 108,78 0,52
PETANI
2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA 109,19 109,90 0,65
2.1.1. Bahan Makanan 110,31 111,64 1,20
2.1.2. Makanan Jadi 109,04 108,96 -0,07
2.1.3. Perumahan 106,76 106,85 0,08
2.1.4. Sandang 109,22 110,40 1,08
2.1.5. Kesehatan 104,01 104,17 0,16
2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan
102,36 102,59 0,23
Olahraga
2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 114,48 114,56 0,07
2.2. BIAYA PRODUKSI DAN
104,71 104,77 0,05
PENAMBAHAN BARANG MODAL
2.2.1. Bibit 105,27 105,32 0,05
2.2.2. Obat-obatan dan Pupuk 104,34 104,27 -0,06
2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 104,00 104,00 0,00
2.2.4. Transportasi 113,56 113,71 0,13
2.2.5. Penambahan Barang Modal 103,64 103,82 0,17
2.2.6. Upah Buruh Tani 102,37 102,43 0,05
3. NILAI TUKAR PETANI 98,10 97,92 -0,18
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-71


3) NTP Subsektor
a. Subsektor Padi & Palawija
NTP subsektor padi dan palawija di Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan
sebesar 0,26 persen. Sesungguhnya baik indeks yang diterima petani maupun indeks yang
dibayar petani, keduanya mengalami kenaikan. Hanya indeks yang diterima petani naik
sebesar 0,27 persen sedangkan indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,52 persen. Naiknya
indeks yang diterima petani lebih dipengaruhi oleh kenaikan subkelompok palawija sebesar
0,70 persen, sedangkan naiknya indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh kenaikan
indeks subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,64 persen.
b. Subsektor Hortikultura
Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura turun sebesar 0,24 persen, hal ini
karena indeks yang diterima petani naik sebesar 0,29 persen sementara indeks yang dibayar
petani naik sebesar 0,53 persen. Kenaikan indeks diterima petani besar dipengaruhi oleh
naiknya subkelompok sayur-sayuran sebesar 1,01 persen. Sementara kenaikan yang terjadi
pada indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh kenaikan pada indeks subkelompok
konsumsi rumahtangga sebesar 0,62 persen.
c. Subsektor Perkebunan Rakyat
NTP sub sektor perkebunan rakyat terjadi penurunan sebesar 0,37 persen, hal ini
karena terjadi kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 0,24 persen sedangkan indeks
yang dibayar petani naik sebesar 0,62 persen. Pada indeks yang dibayar, indeks
subkelompok konsumsi rumahtangga mengalami kenaikan sebesar 0,70 persen sama halnya
dengan indeks subkelompok BPPBM naik sebesar 0,15 persen.
d. Subsektor Peternakan
NTP subsektor peternakan mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen, hal ini
disebabkan kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 0,52 persen, sedangkan indeks
yang dibayar naik sebesar 0,43 persen. Kenaikan yang terjadi pada indeks terima
dipengaruhi peningkatan pada subkelompok ternak kecil sebesar 0,86 persen. Sementara,
kenaikan yang terjadi pada indeks bayar dominan dipengaruhi oleh kenaikan indeks
subkelompok konsumsi rumahtangga sebesar 0,62 persen.
e. Subsektor Perikanan
NTP subsektor perikanan mengalami kenaikan sebesar 0,33 persen, hal ini disebabkan
kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 0,68 persen, sedangkan indeks yang dibayar
petani naik sebesar 0,36 persen. Kenaikan pada indeks terima dipengaruhi oleh naiknya
indeks terima sub kelompok penangkapan sebesar 0,91 persen, sedangkan kenaikan pada
indeks bayar dipengaruhi terutama oleh kenaikan pada subkelompok konsumsi
rumahtangga sebesar 0,51 persen.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-72


Tabel 2.53
Nilai Tukar Petani NTT Per Subsektor November Desember 2013
(2012=100)
Bulan
Persentase
Subsektor November Desember
Perubahan
2013 2013
(1) (2) (3) (4)
1. Tanaman Padi-Palawija
a. Indeks yang Diterima 105,39 105,67 0,27
b. Indeks yang Dibayar 108,43 109,00 0,52
c. Nilai Tukar Petani 97,20 96,95 -0,26
2. Hortikultura
a. Indeks yang Diterima 103,55 103,85 0,29
b. Indeks yang Dibayar 108,41 108,98 0,53
c. Nilai Tukar Petani 95,52 95,29 -0,24
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
a. Indeks yang Diterima 104,77 105,02 0,24
b. Indeks yang Dibayar 109,29 109,96 0,62
c. Nilai Tukar Petani 95,86 95,50 -0,37
4. Peternakan
a. Indeks yang Diterima 110,08 110,65 0,52
b. Indeks yang Dibayar 106,84 107,30 0,43
c. Nilai Tukar Petani 103,03 103,12 0,08
5. Perikanan
a. Indeks yang Diterima 108,77 109,51 0,68
b. Indeks yang Dibayar 107,58 107,97 0,36
c. Nilai Tukar Petani 101,10 101,43 0,33
Gabungan/Nusa Tenggara Timur
a. Indeks yang Diterima 106,16 106,52 0,34
b. Indeks yang Dibayar 108,21 108,78 0,52
c. Nilai Tukar Petani 98,10 97,92 -0,18
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013

4) Inflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di


wilayah perdesaan. Secara umum di Propinsi Nusa Tenggara Timur, pada Desember 2013 di
daerah perdesaan terjadi inflasi sebesar 0,65 persen yang dipengaruhi utamanya oleh kelompok
Bahan Makanan.
Selanjutnya bila ditinjau menurut masing-masing subsektor tampak bahwa semua
subsektor mengalami inflasi, dimana petani di kelompok subsektor tanaman perkebunan rakyat
mengalami inflasi tertinggi, yakni sebesar 0,70 persen.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-73


Tabel 2.54
Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Desember 2013
(2012=100)

Subsektor
Tanaman
Kelompok Padi Hortikul Peter Perika NTT
Perkebu
palwija tura nakan nan
nan Rkyt
Umum/ KRT 0,64 0,62 0,70 0,62 0,51 0,65
Bahan Makanan 1,20 1,12 1,26 1,18 1,02 1,20
Makanan Jadi -0,11 -0,12 -0,02 -0,05 -0,13 -0,07
Perumahan 0,08 0,13 0,07 0,06 0,17 0,08
Sandang 1,03 1,04 1,21 1,04 0,78 1,08
Kesehatan 0,14 0,22 0,14 0,15 0,14 0,16
Pendidikan, Rekreasi, dan
0,24 0,30 0,09 0,31 0,10 0,23
Olahraga
Transportasi dan
0,07 0,05 0,07 0,09 0,03 0,07
Komunikasi
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013

Pada bulan Desember 2012 terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,33 persen, dimana inflasi
tertinggi terjadi pada kelompok Makanan Jadi sebesar 0,82 persen. Sedangkan pada bulan
Desember 2013 terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,65 persen, dengan inflasi tertinggi terjadi di
kelompok Bahan Makanan sebesar 1,20 persen.

Tabel 2.55
Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Periode Desember 2012 Desember 2013
(2012=100)

Kelompok
Pendidi
kan, Transpo
Bulan Bahan Maknan Peruma Rekreasi rtasi & Umum/
Sandang Kesehtn
Maknan Jadi han ,& Komuni KRT
Olahrag kasi
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2012
Novem
0,03 0,65 0,17 0,03 0,00 -0,05 0,23 0,15
Ber
Desem
0,17 0,82 0,38 0,72 0,01 0,23 0,34 0,33
Ber
2013
Januari 1,96 0,54 0,49 0,84 0,75 0,08 0,62 1,34
Februari 0,73 -0,16 0,11 0,40 0,09 0,18 -0,18 0,42

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-74


Kelompok
Pendidi
kan, Transpo
Bulan Bahan Maknan Peruma Rekreasi rtasi & Umum/
Sandang Kesehtn
Maknan Jadi han ,& Komuni KRT
Olahrag kasi
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Maret 0,54 0,64 0,68 0,32 0,21 -0,05 -0,16 0,50
April 0,67 0,26 -0,10 -0,23 -0,22 -0,04 0,01 0,38
Mei -0,07 0,60 0,15 0,14 0,03 0,00 0,49 0,10
Juni -0,93 0,57 0,55 0,05 0,83 0,78 0,72 -0,28
Juli 5,39 1,29 1,45 1,38 0,61 1,72 8,50 3,84
Agustus 1,64 0,97 0,82 0,44 0,41 0,21 1,16 1,27
Septem
-0,49 0,76 0,41 -0,07 -0,10 0,28 0,24 -0,09
Ber
Oktober -0,29 0,16 0,37 0,37 0,00 -0,05 0,09 -0,07
Novem
0,87 0,11 0,06 -0,17 0,16 -0,08 0,00 0,50
Ber
Desem
1,20 -0,07 0,08 1,08 0,16 0,23 0,07 0,65
Ber
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013

2. Kehutanan
Pembangunan kehutanan mampu mendukung pembangunan ekonomi produktif
melalui pengembangan secara proporsional kawasan hutan produksi. Sebaran kawasan
produksi menurut jenisnya tersebar pada kabupaten/kota sebagai berikut: (i) Kawasan
peruntukan hutan produksi tetapdengan luas + 258.845 Ha; (ii) Kawasan peruntukan hutan
produksi terbatas dengan luas + 206.747 Ha; (iii) Kawasan peruntukan hutan produksi yang
dapat dengan luas + 103.889 Ha; dan (iv) Kawasan hutan rakyat tersebar di seluruh
Kabupaten/Kota.Luas kawasan hutan Nusa Tenggara Timur sesuai Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor:423/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 sebesar 1.808.990 Ha, dengan
rincian sebagaimana Tabel 2.56.
Tabel 2.56
Potensi Kehutanan di Provinsi Nusa Tenggara Timur
No Fungsi kawasan hutan Luas (Ha) Proporsi (%)
1 Kawasan Suaka &Pelestarian Alam :
a. Cagar Alam 66.65 3,68
b. Suaka Margasatwa 18.92 1,05
c. Taman Wisata Alam (darat, perairan) 159.155 8,8
d. Taman Nasional 59.06 3,26
e. Hutan Bakau 40.695 2,25
f. Taman Buru 5.85 0,32
2 Hutan Lindung 731.22 40,42
3 Hutan Produksi Terbatas 197.25 10,9
4 Hutan Produksi Tetap 428.36 23,28

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-75


No Fungsi kawasan hutan Luas (Ha) Proporsi (%)
5 Hutan Produksi dapat dikonversi 101.83 5,63
Sumber: Nusa Tenggara Timur Dalam Angka, 2011

Kawasan hutan sebagaimana Tabel 2.56 diklasifikasikan menurut fungsi pokok


sebagaimana dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
adalah: (i) Hutan Konversi 101.830 Ha (5,63%), Hutan Lindung731.220 Ha (40,42%), dan
Hutan Produksi 625.610 Ha (34,58%). Untuk pengelolaan yang lebih terpadu maka
ditetapkan wilayah KPH. Sesuai SK Menteri Kehutanan No.591/Menhut-II/2010 tentang
Penetapan Wilayah KPH di NTT telah ditetapkan 22 unit KPH dengan total luas wilayah
kawasan hutan pengelolaan 1.247.962 Ha. Sampai dengan tahun 2013 telah dibentuk 3
(tiga) unit KPH yaitu KPHL Model Mutis-Timau, KPHP Model Rote-Ndao dan KPHP Model
Alor. Kawasan hutan lainnya yang potensial yaitu Kawasan Hutan Raya
(TAHURA).Pengelolaan dan pelestarian kawasan konservasi Taman Hutan Raya (TAHURA)
Prof. Ir. Herman Johanes di Kabupaten Kupang dilakukan melalui kegiatan rehabilitasi
dengan melibatkan peran serta masyarakat sekitar TAHURA.
Untuk menjaga kelestarian kawasan hutan telah dilaksanakan pembangunan
kehutanan berupa kegiatan Penataan Batas Kawasan Hutan, Pengembangan Tanaman
Cendana, Uji Coba Pembuatan Agroforestry, Rehabilitasi Kawasan Hutan Mangrove, Uji Coba
Stek Pucuk Jati, Pembangunan Hutan Berbasis Gender, Pengembangan Tanaman Kayu Merah,
Pembuatan Sarana Penyuluhan berupa Persemaian Tanaman Kehutanan di Maupoly,
Perencanaan Pengelolaan DAS dan Peningkatan Produksi Hasil Hutan Non Kayu dan Hasil
Hutan. Hasil produksi kayu Rimba Campuran, Jati, Mahoni, Kayu Merah, Kayu Sengon, Kimiri,
Gmelina dan kapuk yang berjumlah 31.942 m3 tahun 2009 meningkat menjadi 35,035
Tahun 2012. Sedangkan produk non kayu yang menonjol yaitu asam, kemiri, cendana, kayu
papi dan madu.
Cendana sebagai salah satu potensi produksi kehutanan non kayu pembangunannnya
terus dipacu sebagai bagian dari pelaksanaan tekad memulihkan keharuman cendana.
Cendana merupakan tanaman endemik yang telah berkontribusi signifikan bagi daerah ini
sejak jaman sebelum penjajahan sampai dengan era sebelum tahun 1990. Akibat kebijakan
eksploitasi yag tidak terencana menyebabkan penurunan potensi sebesar 85%. Untuk
mewujudkan tekad tersebut telah diterbitkan Peraturan Daerah NTT nomor 5 tahun 2012
tentang pengelolaan Cendana. Selanjutnya dari aspek perencanaan telah disusun Master Plan
dan Rencana Aksi Pengembangan dan Pelestarian Cendana. Pengembangan Cendana
dilaksanakan dengan 2 cara yaitu pengembangan Hutan Tanaman Cendana (HTC) dalam
kawasan hutan dan Gerakan Cendana Keluarga (GCK) pada lahan-lahan milik masyarakat.
Penananam Cendana tahun 2009-2012 mencapai 536.645 bibit yang tersebar di Kota
Kupang, Kupang, TTS, TTU, Flores Timur, Sumba Timur, Sikka, Alor, Lembata, Ngada,
Nagekeo, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya Sumba Barat, Manggarai, Sabu Raijua dan Belu.

3. Energi Sumber Daya Mineral


a. Pembangunan Kelistrikan
Peningkatan pelayanan listrik dilaksanakan melalui pelaksnaan pembangunan
pembangkit listrik yaitu; Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan kapasitas 85,5 MW
pada 10 PLDT, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPb), Pengembangan dan Rencana

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-76


pengembangan PLTPb di 4 lokasi, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pengembangan dan
Rencana pengembangan PLTU di 5 lokasi, (vi) Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM)
di 3 lokasi, dan (vii) Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) di 2 lokasi serta
Pengembangan dan Rencana pengembangan Gardu Induk dilaksanakan di 12 lokasi. Secara
umum ketersediaan tenaga listrik masih dilayani oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara)
sementara kebutuhan energi listrik untuk rumah tangga, industri, perkantoran, perhotelan
dan lain-lain belum seluruhnya dapat dilayan. Saat ini Desa/Kelurahan berjumlah 3.246
dengan tingkat elektrifikasi termasuk dukungan program Sehen telah mencapai 56% dari
target yang direncananakan PLN mencapai 75%. Penyediaan tenaga listrik PLN di mengalami
peningkatan, namun belum mampu memenuhi kebutuhan yang terus bertambah. Jumlah
rumah tangga yang dialiri listrik tahun 2011 sebanyak 376,026 rumah tangga dan sekitar
500.000 lebih rumah tangga belum terlayani listrik.

b. Pertambangan
Aneka potensi pertambangan sangat potensial yang pengembangnnya dilaksanakan
dengan mengacu pada RTRWP. Kawasan peruntukan pertambangan sesuai RTRWP yaitu;
kawasan pertambangan mineral; kawasan pertambangan minyak dan gas bumi; dan kawasan
pertambangan panas bumi.Sumber daya mineral logam yang telah diketahui potensinya
antara lain: tembaga, mangan dan besi. sedangkan timbal, emas, seng, perak, nikel dan timbah
hanya merupakan indikasi dan sebagai mineral ikutan. Potensi sumber daya yang telah
diketahui dan terindikasi secara keseluruhan terlihat pada tabel 2.57.

Tabel 2.57
Potensi Sumber daya Mineral Logam Provinsi NTT

Komoditi Sumber daya Komoditi Sumberdaya(To


(Ton ) n)
Besi 676.000 Lempung 1.360.101.000
Pasir Besi 100.175.359 Batu Hias 20.000
Tembaga 48.000 Batuapung 383.000
Mangan 330.063 Tanah Urug 2.340.000
Timbal, emas Indikasi Granit 284.297.000
Nikel Indikasi Zeolit 6.167.160
Timah Indikasi Batu Silika 210
Batu Gamping 25.061.000.000 Tras 4.637.725
Toseki 29.120.000 Fosfat 165.600.000
Andesit 12.691.250.000 Marmer 1.464.100.000
Sirtu 7.598.100 Dolomit 165.894.320
Gipsum 2.006.250 BenTonit 27.582
Kaolin 26.150.000 Perlit 46.000.000
Pasir Kwarsa 92.016.250
Sumber : Dinas Pertambangan prov. NTT

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-77


Berdasarkan data pada tabel 2.57 maka potensi tersebut perlu ditindak lanjuti dengan
penelitian dan pengembangan untuk kesejahteraan masyarakat, seperti pemetaan dan digitali
serta peningkatan status indikasi dengan penyedian sarana dan prasarana pertambangan.
Kontribusi Sektor Pertambangan dan penggalian pada PDRB NTT sebesar 1,37 %
dengan pertumbuhan sebesar 6,6% pada 2012 dan sedikit mengalami perlambatan menjadi
5,3% pada tahun 2013. Hal ini disebabkan di sisi domestik adalah diterapkannya UU No.4
tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara pada 12 Januari 2014 lalu
menyebabkan beberapa pengusaha tambang yang berorientasi ekspor melakukan
pembatasan ekspor. Terkait dengan UU Minerba tersebut pemerintah telah membuat aturan
turunan bagi para pengusaha tambang yang sudah berkomitmen membangun pabrik
pemurnian bijih mineral (smelter). Aturan turunan tersebut diantaranya adalah Peraturan
Pemerintah No.1 tahun 2014, serta Permen ESDM No.1 tahun 2014, tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam beleid tersebut, enam mineral
logam (tidak termasuk batubara) masih bisa diekspor sesuai ketentuan kadar pengolahannya,
dan tidak harus dimurnikan. Mineral logam tersebut yakni tembaga, pasir besi, bijih besi,
seng, timbal, serta mangaan.
Pertambangan tanpa ijin di NTT adalah pertambangan rakyat yaitu pertambangan yang
dilakukan oleh rakyat namun masih sangat minim karena dilakukan secara manual tanpa alat
berat walau memang tetap berisiko karena umumnya terjadi pada pertambangan mangaan.

4. Periwisata
Sesuai dengan Perda Nomor 1 Tahun 2011 telah ditetapkan kawasan peruntukan
Pariwisata Alam, Budaya, dan Taman Rekreasi. Kawasan-kawasan pariwista tersebut yaitu (i)
Kawasan Suaka Alam Laut Sawu dan Kawasan Suaka Alam Laut Flores, (ii) Kawasan Suaka
Margasatwa Perhatu, Kateri, Harlu dan Ale Asisio,(iii) Kawasan Cagar Alam Riung, Maubesi,
Way Wuul /Mburak, Watu Ata, Wolo Tadho dan Gunung Mutis, (iii) Kawasan pantai berhutan
Bakau, (iv) Kawasan taman nasionalKelimutu, Laiwangi-Wanggameti, Manupeu-Tanadaru
dan Taman Nasional Komodo, (v) Kawasan Taman Nasional LautKomodo dan Selat Pantar,
(vi) Kawasan Taman Hutan Raya Prof Ir. Herman Yohannes, (vii) Kawasan taman wisata alam
terdiri atas:Tuti Adagae, Kemang Beleng I, Alam Kemang Beleng II, Pulau Besar, Alam Pulau
Menipo, Ruteng, Egon Illimedo dan Pulau Batang, (viii) Kawasan taman Wisata Alam
Laut:Kawasan Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang, Kawasan Taman Wisata Alam Laut
Gugus Pulau Teluk Maumere dan Kawasan Taman Wisata Alam Laut Tujuh Belas Pulau Riung,
dan (ix) Kawasan Cagar Budaya dan ilmu pengetahuan terdiri atas Kawasan Kapela Tuan Ma
Larantuka, Kawasan Meriam Jepang dan Tugu Jepang di Kota Kupang, Kawasan Gereja Tua di
Kota Kupang, Kawasan Gua Alam Baumata serta (x) Kawasan Cagar Budaya berupa Kampung
Adat yang terdapat di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba
Timur, Ngada, Nagekeo, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Ende, dan Belu.
Pembangunan kepariwisataan dilaksanakan dalam 4 klaster pengembangan kawasan
pariwisata sesuai geogreafis dan keunggulannya yaitu: (i) Klaster I, wilayah Pulau Alor, Pulau
Timor, Pulau Rote dan Pulau Sabu untuk pengembangan wisata kepulauan yang bertumpu
pada keindahan pantai dan wisata minat khusus; (ii) Klaster II, wilayah Kabupaten Manggarai
Barat, Manggarai, Ngada dan Nagekeo untuk pengembangan pulau penuh pesona yang
bertumpu pada komodo sebagai ciri khas serta kehidupan dan peninggalan budaya

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-78


masyarakat; (iii) Klaster III, meliputi wilayah Kabupaten Ende, Sikka, Flores Timur, dan
Lembata untuk pengembangan ekowisata yang bertumpu pada Danau Kelimutu dan berbagai
atraksi budaya lokal;dan (iv) Klaster IV, meliputi wilayah Pulau Sumba untuk pengembangan
budaya lokal yang bertumpu pada kehidupan megalitik dan ritual.
Jumlah kunjungan wisatawan tahun 2011 sebanyak 332.676 wisatawan yang terbagai
atas Wisatawan Manca Negara 50.170 dan Wisatawan Nusantara 282.506. Untuk mendukung
pengembangan pariwisata didukung dengan akomodasi mencapai 269 buah dan restaurant
704 unit. Perkembangan akomodasi, kamar dan tempat tidur hotel yaitu; (i) Tahun 2010,
akomodasi 259, kamar 4.429 dan 7.934 tempat tidur, (ii) tahun 2011, akomodasi 269, kamar
4.770 dan tempat tidur 8.645 dan (iii) tahun 2012, akomodasi 276, kamar 5.147 dan tempat
tidur 9.044. Kenaikan pada periode yang sama yaitu akomodasi 3,86%, kamar 7,70% dan
tempat tidur 8,96%.
Capaian rata-rata hunian hotel sangat fluktuatif sesuai dengan perkembangan ekonomi
asal wisatawan. Pada tahun 2010 hunian hotel bintang mencapai 43,39% dan tahun 2011
mencapai 50,38% tahun 2011. Sedangkan hotel non bintang tingkat hunian naik dari 19,84%
menjadi 20,49%. Selanjutnya rata-rata lama menginap wisatawan yaitu wisatawan manca
negara mencapai 2,4hari dan wisatawan nusantara 2,2 hari. Khusus wisatawan yang
mengunjungi Flores Barat terus meningkat sejalan dengan ditetapkannya Komodo sebagai
salah satu keajaiban dunia.
Nusa Tenggara Timur memiliki keunikan (kekhasan) yang layak sebagai destinasi
wisata utama dan sebagai gerbang wisata di Selatan Indonesia. Beberapa permasalahan
pembangunan di bidang pariwisata yaitu: (i) Belum memadainya dukungan infrastruktur,(ii)
Belum optimalnya pengembangan kawasan kepariwisataan, (iii) Masih lemahnya promosi
pariwisata; dan (iv) Belum terintegrasinya pemaketan perjalanan wisata. Masuknya Taman
Nasional Komodo sebagai salah satu dari 7 (tujuh) keajaiban dunia dan Sail Komodo 2013
merupakan entrypoint menuju keberhasilan kepariwisataan. Secara bertahap kerja sama 3
(tiga) provinsi, NTT-Bali-NTB, yang telah dipelopori sejak tahun 2010 akan diorientasikan
pada implementasi pembangunan kepariwisataan secara professional. Karena alasan
tersebut, keterkaitan manajemen kepariwisataan dengan aspek-aspek sosial dan kebudayaan
sebagai pilar utama pembangunan kepariwisataan perlu dijadikan fokus dan prioritas
pembangunan.

5. Kelautan dan Perikanan


Pembangunan perikanan didukung potensi panjang garis pantai 5.700 Km dan luas
wilayah laut mencapai 15.141.773,10Ha. Potensi yang mendukung sektor perikanan adalah
Hutan Mangrove seluas 51.854,83 Ha (11 spesies),Terumbu Karang sebanyak 160 Jenis
dari 17 Famili,42.685 rumah tangga perikanan, 808 Desa/Kelurahan pantai, Jumlah 1.105,438
Jiwa penduduk pantai, 194,684 orang nelayan (+ 9,9% dari jumlah Penduduk Desa Pantai)
(BPS, NTT Dalam Angka Tahun 2012). Sumber daya laut sangat potensial untuk perikanan
tangkap dan budidaya, dengan arah pengembangan masing-masing yaitu: (i) Kawasan
peruntukan perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pengolahan ikan tersebar diseluruh
Kabupaten/Kota,(ii) Pengembangan kawasan minapolitan untuk perikanan tangkap dan
perikanan budidaya di Kabupaten Sumba Timur, Sikka, Lembata, Rote Ndao, Alor, Kota
Kupang, dan (iii) Pengembangan Komoditas Garam rakyat di Kabupaten Nagekeo, Ende,
Timor Tengah Utara, Kupang, Lembata dan Alor.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-79


Potensi Perikanan Tangkap, terdiri dari: Potensi Lestari (MSY) 388,7 Ton/Tahun;
Jumlah Ikan Ekonomis: (1) Ikan Pelagis (Tuna, Cakalang, Tenggiri, Layang, Selar, Kembung);
(2) Ikan Demersal (Kerapu, Ekor Kuning, Kakap, Bambangan, dll);(3) Komoditi Lainnya:
(Lobster, Cumi-cumi, Kerang Darah, dll).
Potensi Perikanan Budi Daya, terdiri dari budidaya Laut seluas 5,870 Ha (Rumput Laut,
Mutiara, Kerapu) dengan potensi produksi mencapai 51.500 Ton/Tahun; Budidaya Air Payau
seluas 35,455 Ha (Udang dan Bandeng) dengan potensi produksimencapai 36.000 Ton/tahun;
Budidaya Air Tawar yang meliputi kolam air tawar seluas 8,375 Ha dengan potensi produksi
mencapai 1,297 Ton/tahun dan Mina Padi seluas 85 Ha dengan potensi produksi mencapai 85
Ton/tahun.
Potensi Budidaya Rumput Laut; Kabupaten yang budidaya rumput lautnya telah
berkembang yaitu: Kabupaten Kupang, Sabu Raijua, Rote Ndao, Alor, Lembata, Flores Timur,
Sikka, Sumba Timur dan Kabupaten Manggarai Barat. Komunitas rumput laut unggulan yang
dibudidaya adalah Echeuma CoTonii, Eucheuma Sp, dan Alga Merah (red algae). Luas lahan
potensial untuk budidaya rumput laut di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 51.870 Ha
atau 5% dari garis pantai, dengan potensi produksi sebesar 250.000 Ton Kering/tahun.
Potensi Sumber Daya Garamsangat potensial. Upaya peningkatan produksi garam
nasional yang ditargetkan sampai tahun 2014 untuk mencapai swasembada garam di
Indonesia pada umumnya dan Provinsi Nusa Tenggara Timur pada khususnya mencapai 1,2
juta Ton, maka telah dicanangkan pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR).
Dengan program ini, akan diberdayakan 119 kelompok usaha Garam Rakyat (KUGAR) dengan
jumlah angota 939 petambak garam. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, melalui
pelaksanaan PUGAR menargetkan peningkatan produktivitas lahan garam dari 60 Ton/Ha
menjadi 80 Ton/Ha.
Potensi Budidaya Mutiara tersebar di beberapa kabupaten yaitu Kabupaten Kupang:
Tanjung Ledo, Pulau Kambing, Tanjung Kabate, Talasa dan Tablolong; Kabupaten Rote Ndao:
Kecamatan Rote Barat Daya; Kabupten Alor: Desa Moru kec. Alor Barat Daya; Kabupaten
Lembata: Teluk Wai Enga dan Lewo Lein; Kabupaten Flores Timur: Teluk Konga, Teluk
Lebateta, Selat Solor, Perairan Nayu Baya, Baniona; Kabupaten Sikka: Labuan Ndeteh, Desa
Nagepanda dan Kabupaten Manggarai Barat: Tanjung Boleng dan Golo Mori.
Kebijakan dan komitmen terhadapProvinsi Kepulauan melalui Badan Kerja Sama (BKS)
Provinsi Kepulauan telah menjadikan Draft UU Daerah Kepulauan masuk dalam agenda
Banleg DPR RI Tahun 2013. Secara substantif, regulasi tersebut akan mendasari pengalihan
kewenangan pengaturan, pembinaan dan pengawasan terhadap Taman Nasional Laut Sawu
sebagai kawasan konservasi dari Pemerintah kepada Pemerintah Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Hal ini akan menjadi acuan perubahan manajemen dan intervensi
pengolahan sumber daya kelautan dan perikanan yang signifikan kawasan laut sekitar yang
potensial bagi peningkatan kesejahteraan petani-nelayan serta masyarkat pesisir.
Perkembangan produksi perikanan dan kelautan serta PDRB sub sektor perikanan dan
kelautan Tahun 2011-2012 dapat dilihat pada Tabel 2.58.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-80


Tabel 2.58
Produksi Perikanan 2011-2012

Perkem-
No Jenis dan Usaha 2011 2012
bangan
1 Perikanan tangkap
a. Produksi perikanan tangkap 102.137 54.677/102. -47.460/0,03
(Ton) 170
b. Kapal penangkap ikan (unit) 12.478,00 18.549,00 6.071
(48,65%)
c. Rumah tangga nelayan (KK) 15.446,00 17.054,00 1.608(10,41%)
d Tempat pelelangan/PPI 14,00 14,00 (0%)
. (unit)
2. Perikanan budidaya
Produksi perikanan 525.208,48 678.183,56 152.975,00
budidaya (29,13%)
a. Rumah tangga perikanan 36.194 -
budidaya (KK)
c. Luas tambak (Ha) 1.026,50 1.039,80 13,3
d Luas kolam (Ha) 1.205,00 1.521,00 316
.
3. Perusahaan
a. Perusahaan pengolahan 21 21 -
perikanan (unit)
b. Ekspor Hasil perikanan 3.112.575 3.164.017,00 51.442
(Ton) ,00
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi NTT & BPS Prov. NTT Tahun 2013.
*)Angka sementara

Pada Tabel 2.58, terlihat bahwa produksi perikanan, baik perikanan tangkap maupun
perikanan budidaya mengalami peningkatan dan peningkatan tertinggi disumbangkan oleh
perikanan budidaya. Demikian pula perkembangan jumlah rumah tangga perikanan
budidaya, jumlah kapal penangkapan ikan serta luas lahan untuk usaha budidaya mengalami
peningkatan pada tahun 2012. Hal tersebut menunjukkan adanya perkembangan
pembangunan perikanan dan kelautan.
Potensi perikanan tangkap berupa Potensi lestari (MSY) sumber daya ikan di perairan
NTT mencapai 388.700 Ton/tahun dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB)
mencapai 292.200 Ton/tahun. Data produksi perikanan tangkap tahun 2012 menunjukkan
tingkat pemanfaatan baru berkisar 34,97% JTB.
Selanjutnya luas lahan potensial untuk budidaya rumput laut seluas 51.870 Ha atau
5% dari garis pantai, dengan potensi produksi sebesar 250.000 Ton Kering/tahun. Potensi
cukup besar baru dimanfaatkan tahun 2010 baru seluas 5.205,70 Ha dengan produksi 1,7
juta Ton Rumput Laut Basah.Potensi lahan untuk Perikanan Budidaya Air Payau seluas 35,455
Ha baru dimanfaatkan sekitar 1.039,80 Ha pada tahun 2012, dan Budidaya Air Tawar yang
meliputi kolam air tawar seluas 8,375 Ha dengan tingkat pemanfaatan baru mencapai

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-81


1.521,00 Ha. Upaya untuk meningkatkan luas lahan budidaya dan produksi rumput laut
dilaksanakansecara intensif dengan melibatkan masyarakat dan swasta.
6. Perdagangan
Kegiatan perdagangan Nusa Tenggara Timur didukung perdagangan dalam Negeri
melalui perdagangan daerah dan perdagangan keluar daerah melalui perdagangan antar
pulau dan ekspor. Jenis komoditi yang diekspor tahun 2012 sebanyak 88 jenis dengan
volume 66.542.009 kg dengan nilai (FOB) US$ 44.656.884. Tujuan ekpor dominan yaitu
Timor Leste dan China serta Amerika Serikat. Perkembangan ekpor dan Impor periode
2008-2012 sebagaimana tabel 2.59.
Tabel 2.59
Perkembangan ekpor dan Impor tahun 2008-2012

Tahun Nilai (juta US $)


Ekspor Impor Selisih
2008 12.55 2.79 9.76
2009 30.74 5.57 25.17
2010 35.94 50.56 -14.62
2011 26.81 14.07 12.74
2012 44.66 73.74 -29.08

Untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah maka jenis komoditas dan nilai ekpor
harus diacu sehingga mencapai surplus dibandingan dengan impor. Harapan tersebut dapat
diwujudkan dengan mendorong pengembangan sector yang memiliki daya saing di pasar
global dan pengembangannya dalam skala ekonomi.
Kontribusi sektor perdagangan Terhadap PDRB NTT, dalam kurun waktu 2010 hingga
2012, tercatat mengalami peningkatan yang signifikan, dimana pada tahun 2010 tercatat
sebesar 4.654.428,57 dan hingga tahun 2012 tercatat sebesar 6.237.887,62. Pertumbuhan
sektor Perdagangan sebesar 7,2% dan pertumbuhan pada 2013 sebesar 8,1%.
Perkembangan Ekspor komoditi NTT selama tahun 2010 hingga tahun 2012, tercatat
sangat fluktuatif, dan cenderung menurun, dimana pada tahun 2010 tercatat volume ekspor
sebesar 41.708 ton dengan nilai ekspor US$ 138.192, sementara tahun 2012 tercatat volume
ekspor sebesar 50.778 ton dengan nilai ekspor US$ 22.116.
Perkembangan ekspor dari NTT selama tahun 2009 s/d 2013 (september 2013) dapat
dilihat pada tabel berikut:

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-82


Tabel 2.60
Nilai Ekspor NTT Tahun 2008-2013
(Dalam Ribu US$)

Komoditi 2008 2009 2010 2011 2012 2013 *


-
Rumput laut 1.368 589 2.313 35 -
48
Mutiara 2.970 1.284 497 690 239
Ikan Tuna 355 3.262 5.074 6.807 6.092 3.258
Udang Beku 196 172 3 8 3 -
Semen 256 2.134 815 1.127 1.782 1.525
Kopi 40 203 64 4 - -
Buah/Sayur
- 5 43 4 130 17
Olahan
Ikan Lainnya 37 24 381 217 285 77
Komoditi
16.474 25.169 30.508 9.015 11.623 11.073
Lainnya
Jumlah 23.704 34.851 41.708 21.110 22.166 4.925
Sumber Data: Dirjen Bea Cukai, 2013 (Statistik Ekonomi Keuangan Daerah, BI)

Komoditas unggulan yang terbesar diekspor dari NTT yakni Hasil Tambang (Mangan),
Semen, dan Hasil Laut (IKan, Udang, Mutiara, dan Rumput Laut). Perkembangan sector
ekonomi ril, melalui peran pedagang-pedagang informal di Nusa Tenggara Timur selama
tahun 2010-2013 cenderung mengalami perkembangan yang signifikan dan merambah
hingga ke pelosok-pelosok desa. Kondisi ini sejalan dengan adanya peningkatan
perekonomian masyarakat, yang mulai bergerak dan bertumbuh dari wilayah-wilayah
pedesaan sebagai sentra-sentra produksi berbagai komoditas unggulan NTT.
Berikut ini adalah Neraca Perdagangan NTT. Dalam Tabel berikut menunjukkan dari
tahun ke tahun neraca perdagangan NTT mengalami defisit yang cukup signifikan. Ini
menjadi perhatian untuk pembangunan perdagangan NTT.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-83


Tabel 2.61
NERACA PERDANGANGAN (EKSPOR-IMPOR)NTT TAHUN 2010 2013

Periode Nilai Ekspor(US$) Nilai Impor(US$) Selisih (US$)


2010 35.937.370 50.563.346 - 14.625.976
2011 26.806.053 14.072.322 12.733.731
2012 44.656.884 73.742.304 - 29.176.420
2013 19.682.803 24.993.187 -5.310.384
Januari 1.006.431 1.430.727 - 424.296
Februari 1.713.416 1.309.446 403.970
Maret 2.714.245 738.603 1.975.642
April 2.104.035 2.465.252 - 361.217
Mei 2.719.751 1.955.559 764.192
Juni 1.887.540 1.037.588 849.952
Juli 1.341.467 687.376 654.091
Agustus 1.578.510 1.047.854 530.656
September 1.876.977 61.888 1.815.089
Oktober 1.228.357 2.276.281 -1.047.924
November*) 1.512.074 11.982.613 -10.470.539
*AngkaSementara
Sumber data: Berita Resmi Statistik Januari, 2014

Cakupan bina Kelompok Pedagang meliputi pelatihan, peningkatan kapasitas dalam


memproduksi dan kemasan serta pelatihan untuk membuka pasar baru. Di sisi lain upaya
mencapai NTT sebagai Provinsi Koperasi adalah dalam upaya pembinaan kelompok pedagang
dalam kelompok Koperasi Jasa atau Koperasi Konsumen.

7. Perindustrian
Kawasan peruntukan industri kecil/rumah tangga sesuai RTRWP untuk menjamin
keserasian dengan lingkungan hidup. Tiga belas satuan kawasan peruntukan industri
kecil/rumah tangga sebagai berikut; Kawasan Industri Kain Tenun, Kawasan Industri
Makanan dan Minuman; Kawasan Industri Kerajinan; Kawasan Industri Pengolahan Kelapa;
Kawasan Industri pengolahan ikan; kawasan industri pengolahan daging; kawasan industri
pengolahanan kopi terdapat di Kabupaten Manggarai, Ngada, Ende, dan Sikka; kawasan
industri pengolahan kemiri terdapat di Kota Kupang, Kabupaten Ngada, Manggarai, Ende,
Kabupaten Kupang, dan Sumba Barat Daya; kawasan industri pengolah mente terdapat di
Kabupaten Ende dan Sikka; kawasan industri mutiara terdapat di Kabupaten Flores Timur.
Pengembangan industri sebagai salah satu kegiatan mendukung peningkatan nilai tambah
juga mengalokasikan kawasan untuk industri menengah dan besar. Kawasan peruntukan
industri besar di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.
Industri merupakan salah satu sektor strategis dalam pembangunan ekonomi Daerah.
Pengembangan industri di desa dan kelurahan kondisinya yaitu; Industri Kulit 11 Desa
(0,37%), Industri dari Kayu 940 Desa/Kelurahan (31,69%), industri dari bahan logam mulia
102 Desa (3.44%), Industri Anyaman 344 Desa (11.60%), Industri Gerabah/Keramik/Batu
289 Desa (9.74%), Industri dari Kain/Tenun 999 Desa (33.68%) Industri Makanan dan
Minuman 560 Desa (18.88%) dan industri lainnya 172 Desa (5.80%). Saat ini baru

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-84


mengembangkan 8 jenis industri yang jumlah perusahaan dan tenaga kerja bervariasi.
Perkembangan industri dalam tiga tahun terakhir yaitu: tahun 2010 perusahaan industri 28
unit dengan tenaga kerja 1.402 orang, menjadi 25 unit perusahaan dengan tenaga kerja 1.392
orang tahun 2011 dan tahun 2012 jumlah perusahaan 21 dengan tenaga kerja 1.311 orang.

8. Ketransmigrasian
Pembangunan ketransmigrasian yang dilaksanakan melalui partisipasi masyarakat
dam pelaksanaan transmigrasi swakarsa dan kontribusi pada PDRB menunjukkan
berkembangan yang belum optimal selama periode tahun 2009-2013. Kegiatan
ketransmigrasian yang dilaksanakan baik dilakukan dalam wilayah Nusa Tenggara Timur
maupun keluar wilayah Nusa Tenggara Timur masih diselenggaran melalui fasilitasi
pemerintah. Hingga saat ini belum ada pelaksanaan transmigrasi swakarsa yang merupakan
bagian dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan transmigrasi.
Dukungan kawasan transmigrasi dalam memberikan dukungan pada PDRB cukup
besar yang didasarkan pada jumlah penduduk yang bermukim pada kawasan transmigrasi
yang tersebar di seagain besar Kabupaten kecuali Kota Kupang, kabupaten Rabu Raijua,
kabupaten Sumba Tengah dan Kabupaten Manggarai Timur.
Sejak tahun 2004, Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM) tidak lagi diterapkan di NTT,
karena hanya menanggung 1/3 pembangunan sedangan 2/3 adalah partisipasi masyarakat.
Swakarsa hanya bantu parsiap seperti rumah tunggu. NTT lebih menitik beratkan pada dan
fokus pada transmigrasi umum.

2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH


Untuk melihat posisi daya saing daerah khusunya Provinsi Nusa Tenggara Timur,
bahwa pengukuran daya saing pada level negara selama ini telah dilakukan oleh World
Economic Forum (WEF) sejak tahun 2008. Sedangkan untuk level provinsi di Indonesia,
Institusi yang melakukan penghitungan daya saing antar provinsi adalah Asian
Competitiveness Institute. Sementara untuk daya saing antar kabupaten/kota di NTT sejauh
ini belum ditemukan publikasi yang dapat diakses publik.

Tabel 2.62
Peringkat Daya Saing Provinsi di Indonesia 2010

Peringkat Provinsi Nilai


1 DKI Jakarta 1.7576
2 Jawa Timur 0.6644
3 Kalimantan Timur 0.5523
4 Jawa Barat 0.5113
5 Jawa Tengah 0.4282
6 DI Yogyakarta 0.2757
7 Banten 0.2343
8 Kepulauan Riau 0.1708
9 Bali 0.1371
10 Riau 0.1152
11 Sulawesi Selatan 0.0993
12 Sumatera Selatan 0.0816

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-85


Peringkat Provinsi Nilai
13 Kalimantan Selatan 0.0146
14 Sulawesi Utara 0.0259
15 Gorontalo 0.1130
16 Aceh 0.1444
17 Sumatera Barat 0.1559
18 Sulawesi Tenggara 0.1655
19 Sumatera Utara 0.1683
20 Lampung 0.1956
21 Sulawesi Barat 0.2062
22 Kalimantan Barat 0.2273
23 Sulawesi Tengah 0.2311
24 Papua 0.2378
25 Jambi 0.2506
26 Kalimantan Tengah 0.2681
27 Bengkulu 0.2735
28 Nusa Tenggara Barat 0.2969
29 Kepulauan Bangka Belitung 0.3085
30 Papua Barat 0.3179
31 Maluku 0.3438
32 Maluku Utara 0.5107
33 Nusa Tenggara Timur 0.6014
Sumber: Laporan Pembangunan Manusia Provinsi (UNDP-PGSP), 2013
Berdasarkan hasil perhitungan daya saing diatas, dapat dilihat bahwa Provinsi NTT
menempati peringkat terendah (ke-33) dari seluruh provinsi di Indonesia. Kondisi ini
menjadi sebuah tantangan besar bagi Pemerintah Provinsi NTT untuk dapat
memperbaikinya. Dengan nilai standar sebesar -0,6014, posisi Provinsi NTT masih berada di
bawah Provinsi Maluku Utara (-0,5107) yang menduduki peringkat ke-32. Perbedaannya
nilai standar daya saing keseluruhan dengan Provinsi Maluku Utara yang cukup luas
memberi sinyal bahwa Pemerintah Provinsi NTT harus bekerja lebih keras untuk mengejar
ketertinggalan tersebut. Posisi daya saing yang tidak menggembirakan tersebut sangat
dipengaruhi oleh rendahnya peringkat indikator-indikator pembentuk indeks daya saing
keseluruhan.
2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah
1. Otda, Pemerintahan Umum, Adminkeuda, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Daya saing daerah yang diukur berdasarkan kemampuan ekonomi daerah kinerjanya
dilihat dari berbagai indikator sebagai berikut:
a. Pengeluaran Konsumsi dan Konsumsi non pangan per kapita
Kemampuan ekonomi daerah yang diukur berdasarkan Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga Per Kapita, Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Per Kapita menunjukkan
perkembangan sebagai dampak dari peningkatan pendapatan masyarakat. Tingkat
pengeluaran penduduk sebagaimana tabel 2.63.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-86


Tabel 2.63.
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Perkapita tahun 2011-2012

No Pengeluaran per Kapita 2011 2012 Perkembangan (+/-)


1 Makanan 219,818 233,972 14,154
Prosentase (%) 58.56 56.94 (1.62)
2 Bukan makanan 155,579 176,935 21,356
Prosentase (%) 41.44 43.06 1.62
NTT 375,397 410,907 35,510

b. Produktivitas Total Daerah


Produktivitas total daerah sebagai akumulasi produktivitas tenaga kerja sektor
menunjukkan peningkatan yang signifikan yang mampu tumbuh sebesar 54,97 % per
tahun. Sumbangan tenaga kerja per sektor dalam pencapaian produktivitas total daerah
sebagaimana tabel 2.64.
Tabel 2.64
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Perkapita tahun 2011-2012

No Sektor Produktivitas (Rp.juta) Rata-rata


2009 2010 2011 2012 pertumbuhan
(%)
1 Pertanian 6.49 7.99 8.49 9.82 17.12
2 Pertanbangan dan 8.89 12.68 17.98 22.91 52.52
penggalian
3 Industri pengolahan 2.78 2.97 3.78 14.20 136.70
4 Listrik, Gas dan Air 37.89 67.11 56.59 73.26 31.11
5 Bangunan 29.65 30.92 36.74 31.72 2.33
6 Perdagangan besar dan 26.09 30.87 36.55 93.31 85.89
Eceran, rumah makan
7 Angkutan, 16.04 16.29 20.27 21.30 10.93
pergudagangan,
komunikasi
8 Keuangan, Asuransi, 74.99 116.07 63.56 115.26 17.90
Usaha Persewaan dan
bangunan
9 Jasa jasa 28.49 29.70 29.52 62.90 40.27
Jumlah 11.19 13.46 14.89 29.65 54.97

2. Pertanian
Daya saing daerah dalam urusan pilihan pertanian diukur berdasarkan Nilai Tukar
petani (NTP). Pencapaian nilai tukar petani yang diperoleh dari perbandingan indeks yang
diterima petani dengan indeks yang dibayar petani menunjukkan kondisi yang fluktuatif
dimana pada tahun 2009 mencapai 101.45 naik menjai 102.00 tahun 2010 dan 102.20
tahun 2011 dan turun menjadi 101.76 tahun 2012 sebagaimana tabel 2.65.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-87


Tabel 2.65
Nilai Tukar Petani (NTP) tahun 20092012

No Indikator 2009 2010 2011 2012

Indeks Harga yang Diterima Petani


1
(It) 123.7 131.24 138.98 144.96

Indeks Harga yang Dibayar Petani


2
(Ib) 121.92 128.68 135.98 142.47

3 Nilai Tukar Petani (NTP)


101.45 102.00 102.2 101.76

2.4.2. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur


Indikator fasilitas wilayah/infrastruktur yang menentukan daya saing wilayah
antara lain berkaitan dengan Perhubungan, Penataan Ruang, Otda, Pemerintahan Umum,
Adminkeuda, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, Lingkungan Hidup serta
Komunikasi dan Informasi.
a. Perhubungan
Daya saing yang terkait dengan perhubungan yang menentukan daya saing wilayah
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
Perkembangan jumlah kendaraan bermotor meningkat cukup pesat dan tidak
sebanding dengan panjang jalan. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraaan
pada tahun 2012 sebagaimana tabel 2.66.
Tabel 2.66
Rasio jenis Kendaraan terhadap Panjang Jalan tahun 2012
Rasio Panjang
No Jenis Kendaraan Jumlah Jalan
1 Sedan, Jeep, St. Wagon, Mini Bus 23,067 0.87
2 Bus, Micro Bus 1,310 15.28
Truk, Pick Up, Light Truk, Dump
3 Truk, Tangki, Box 18,572 1.08
4 Kendaraan Khusus 104 192.52
5 Sepeda Motor tidak umum 335,081 0.06
Jumlah 378,134 0.05

b. Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum


Perkembangan angkuatan barang dan orang makin meningkat sejalan dengan
perkembangan pembangunan daerah. Kondisi Jumlah orang/barang yang
terangkut angkutan umum pada tahun 2012 mencapai 1.964.453 .
c. Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/terminal per tahun

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-88


Aksesibilitas wilayah didukung dengan peningkatan sarana perhubungan yang
makin meningkat jumlahnya dalam upaya meningkatkan dukungan angkutan
barang dan orang. Jumlah penumpang yang melaui Dermaga/Bandara/Terminal
pada tahun 2012 yaitu 2.952.563 orang dan jumlah barang sebesar 475.155 Ton.

Tabel 2.67
Jumlah Penerbangan dan Angkutan Udara tahun 20112012
No 2011 2012 Perkembangan (+/-)
Indikator Datang/ Berangkat/ Datang/ Berangkat/ Datang Berangkat/
Bongkar Muat Bongkar Muat /Bongkar Muat
1 Jumlah 19,720 19,691 19,596 19,656 (124) 60
Penerbangan
(Kali)
2 Pengangkutan 909,614 943,806 973,423 991,030 63,809 17,607
Orang
3 Pengangkutan 8,928,470 7,374,783 4,142,809 2,787,048 (4,785,661) (1,355,761)
Barang (kg)
b. Penataan Ruang
Wilayah daratan Provinsi NTT 4.734.990 Ha, terdiri dari 1.655.466 Ha 34,96 %
berpotensi untuk lahan pertanian. Potensi ini terdiri dari 1.528.258 Ha atau 32,28 %
merupakan potensi usaha pertanian lahan kering dan 127.208 Ha atau 2,69 % adalah
usaha pertanian lahan basah (sawah). Luas lahan potensial untuk produksi pertanian di
Provinsi NTT terdiri dari lahan kering 1.528.308 ha, dan potensi lahan basah 284.103 ha.
Peruntukkan ruang lainnya meliputi Kawasan permukiman 40.155,28 ha, Hutan Lindung
652,915.78 Ha, Hutan Produksi Tetap (HP Tetap) 258,845.32 ha, Hutan Produksi Terbatas
(HP Terbatas) 206,747.14 ha dan Hutan Konversi (HP Konversi) 103,889.18 ha
Perkembangan pemanfaatan tata ruang berdasarkan indikator ketataruangan, Luas
wilayah produktif, Luas wilayah industri, Luas wilayah kebanjiran, Luas wilayah
kekeringan dan Luas wilayah perkotaan kondisinya sebagai berikut:
Ketaatan pembangunan berbasis tata ruang belum berjalan optimal karena
belum semua Kementrian/Lembaga yang mensyaratkan rencana pembangunan
dengan mengacu pada RTRWP. Sehubungan dengan itu sangat potensial adanya
penyimpangan pembangunan pada ruang yang tidak sesuai peruntukannya.
Banyaknya sungai yang tidak didukung kualitas vegetasi hutan yang baik dan
dominan wilayah berbukit sehingga kemampuan penyerapan air pada saat hujan
rendah yang berpotensi menimbulkan banjir. Kawasan rawan banjir terdapat di
Takari dan Noelmina di Kabupaten Kupang, Benanain di Kabupaten Belu, Dataran
Bena dan Naemeto di Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan Ndona di Kabupaten
Ende.
Luas wilayah produktif masih rendah dimana untuk lahan kering seluas 1.528.308
Ha yang diusahakan 54,62 % dan tidak diusahakan 751.185 Ha, Lahan
perkebunan luas 888.931 Ha dengan tingkat pemanfaatan 35,45 % dan kahan
basah dari potensi yang ada baru dimanfaatkan sebesar 60 %. Potensi kekeringan
terutama terjadi pada lahan kering yang mencapai luas 1,5 juta ha lebih.
Luas wilayah perkotaan tersebar di kota-kota pada ibu kota provinsi, ibu kota
kabupaten/Kota dan Ibukota Kecamatan. Cakupan wilayah kota meliputi 316
kelurahan.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-89


c. Otda, Pemerintahan Umum, Adminkeuda, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Berdasarkan data Bank Indonesia-Kupang, jumlah kantor bank di seluruh
Kabupaten/Kota tahun 2012 sebanyak 119 buah dengan asset tahun 2012 sebesar
Rp.20,151 Milyard naik sebesar 19,34% dibandingkan tahun 2011 dengan aset Rp.16,885
Milyard. Penghimpunan dana masyarakat (DPK) sebesar Rp. 15,070 Milyard tahun 2012
mengalami kenaikan sebesar 16,84%. Penyaluran kredit tahun 2012 sebesar Rp.
13.398.812 Juta dengan komposisi kredit investasi 8,57%, kredit modal kerja 25,98% dan
kredit konsumsi 65,45%. Kredit yang disalurkan bagi usaha kecil menengah dalam lima
tahun terakhir meningkat yaitu dari Rp.1.587.935 juta tahun 2008 meningkat menjadi
Rp.3.297.212 juta tahun 2012 atau naik rata-rata 26,91%. Perkembangan penyaluran
Kredit Usaha kecil menengah (KUKM) sebagaimana tabel 2.68.

Tabel 2.68
Kredit Usaha Kecil Menengah (KUKM) Tahun 2012

Jumlah Kredit
No Tahun KUKM (Rp.juta) % KUKM
(RP)
1 2008 5,528,592 1,587,935 28.72
2 2009 6,789,784 2,222,282 32.73
3 2010 7,385,940 2,165,423 29.32
4 2011 10,972,673 2,623,941 23.91
5 2012 13, 398,812 3,297,212 24.61
Pertumbuhan per thn
(%) 35.59 26.91
Sumber : BPS tahun 2013

d. Lingkungan Hidup
Daya saing dari aspek lingkungan hidup dilihat berdasarkan jangkauan pelayanan
air bersih pada rumah tangga. Berdasarkan sumber air minum masyarakat maka
jangkauan pelayanan air bersih dari smber air kemasan, leding, pompa air dan
sumur/perigi sebagaimana tabel 2.69.
Tabel 2.69
Jangkauan pelayanan Air Bersih untuk Rumah tangga tahun 2008-2012

Tahun Perkembangan
No Sumber Air Minum 2010 2011 2012 (%)
1 Air Kemasan Bermerek 2.65 2.77 3.91 0.63
2 Leding 16.68 14.68 14.69 -0.995
3 Pompa Air 2.29 2.45 2.23 -0.03
4 Sumur/Perigi 30.32 26.78 27.16 -1.58
Jumlah 51.94 46.68 47.99 -1.975
Lainnya 48.06 53.32 52.01 1.975

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-90


e. Komunikasi dan informasi
Pelayanan telekomunikasi makin meningkat dengan jumlah pelanggan telepon
43.314 dengan perincian perusahaan 5.362 pelanggan dan perorangan 37. 952 pelanggan.
Untuk pelayanan telephone masyarakat didukung penyediaan BTS tersebar di 441 Desa
(14.87%) yang mampu meningkatkan kekuatan sinyal telepon seluler dengan katagori
Kuat di 1456 Desa/kelurahan (49,09%), lemah 1.225 desa/kelurahan (41,30%), tidak ada
285 Desa (9,61%). Selanjutnya untuk pelayanan telekomunikasi masyarakat berbasis
desa kondisi pelayanannya yaitu; Telepone umum kartu/kartu 140 Desa/kelurahan
(4,72%), wartel 306 desa (10,32%), warnet 210 desa (7,08%).

f. Pelayanan Kelistrikan

Pada tahun 2012 Tenaga Listrik yang dibangkitkan yaitu 641,332,338, Tenaga
Listrik Yang Disalurkan 617,121,383, Tenaga Listrik yang Terpakai Sendiri 24,210,955,
dan Susut Transmisi Distribusi 35 240,961. Saat ini Desa/Kelurahan berjumlah 3.246
dengan tingkat elektrifikasi termasuk dukungan program Sehen telah mencapai 56%
dari target yang direncanakan PLN mencapai 75%. Penyediaan tenaga listrik PLN di
mengalami peningkatan, namun belum mampu memenuhi kebutuhan yang terus
bertambah. Jumlah rumah tangga yang dialiri listrik tahun 2011 sebanyak 376,026 rumah
tangga dan sekitar 500.000 lebih rumah tangga belum terlayani listrik.

2.4.3. Iklim Berinvestasi


1. Angka kriminalitas

Kriminalitas dalam empat tahun terakhir menunjukkan kondisi yang


fluktuatif yaitu dari 9.077 tindakan kriminalitas yang dilaporkan tahun 2009 menjadi
9.462 tahun 2012. Kondisi tindakan kriminalitas yang dilaporkan dan diselesaikan
sebagaimana tabel 2.70.

Tabel 2.70
Jumlah Tindakan Kriminal yang dilaporkan dan diselesaiakan tahun 2009-2012

No Indikator 2009 2010 2011 2012


Jumlah Tindak
1 Kriminalitas 9,077 7,709 9,077 9,462
2 Diselesaikan 5,433 4,497 5,433 5,199
3 Prosentase 59.85 58.33 59.85 54.95

2. Jumlah Demo
Demonstrasi yang terjadi di Nusa Tenggara Timur dilakukan oleh mahasiswa
dan kelompok masyarakat pada isu-isu yang berkaitan dengan masalah tuntutan keadilan
dan respon atas isu-isu terkait dengan pertanahan, pemilukada dan penegakan hukum.
Hampir semua kegiatan demontrasi cukup santun dan tidak berdampak pada tindakan
anarkis sehingga suasana kehidupan masyarakat tetap kondusif.
3. Lama Proses Perizinan
Pelayanan perizinan merupakan salah satu aspek mendukung dalam peningkatan
investasi daerah. Sesuai jenis izin yang dikeluarkan Kantor Perizinan Terpadu Satu Pintu
(KTSP), waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian perizinan dikagorikan menjadi 3
yaitu; (i) Izin yang membutuhkan survey 7 14 hari kerja, (ii) Izin yang tidak

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-91


membutuhkan survey 3 hari dan (iii) Izin penelitian dan izin lainnya langsung bisa
diambil.

4. Jumlah dan Macam Pajak/Retribusi


Jumlah dan dan macam pajak/retribusi daerah untuk provinsi yang dapat
mendukung daya saing daerah baik. Kondisi pencapaian untuk tahun 2013 sebagaimana
tabel 2.71.
Tabel 2.71
Jenis pajak dan retribusi Provinsi Tahun 2013

No Jenis Pajak dan Retribusi Jumlah (Rp)


A Pajak 237,737,941,000
1 Pajak Kendaraan Bermotor 104,914,435,000
2 Pakak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 132,188,354,000
3 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 85,000,000
4 Pajak Air Permukaan 550,152,000
B Retribusi 11,607,114,000
1 Retrubusi jasa umum 668,335,000
2 Retribusi jasa Usaha 10,845,839,000
3 Retribui perizinan tertentu 92,940,000
Jumlah 249,345,055,000

3. Jumlah Perda yang mendukung Iklim Usaha


Dalam rangka peningkatan iklim investasi di daerah yang kondusif maka telah
ditetapkan Peraturan Daerah yang menjamin kepastian hukum setiap investasi. Peraturan
daerah pendukung iklim investasi meliputi; (1) Perda Penanaman Modal Daerah, (2)
Perda Rencana Tata Ruang Wilayah, (3) Perda Retribusi Jasa Umum,(4) Perda Retribusi
Jasa Usaha, (5) Perda Izin Usaha Perikanan, (6) Perda Pengelolaan Barang Milik Daerah,
(7) Perda Kawasan Industri Bolok. (8) Perda Izin Trayek Kendaraan Bermotor, (9) Perda
Penyertaan Modal Askrida, (10) Perda Penyertaan Modal pada BUMD, (11) Perda
Pengelolaan usaha Pertambangan, (12) Perda Pajak Daerah, (13) Perda Kelembagaan
kantor Perizinan Satu Pintu (KTSP), dan (14) Perda Pengelolaan Cendana.

2.4.4. Sumber Daya Manusia


1. Rasio S1/S2/S3
Rasio pendidikan penduduk S1/S2/S3 dengan total penduduk umur 15 tahun ke
atas menunjukkan peningkatan perkembangan sebesar 0,32 % per tahun. Prosentase
pendidikan penduduk S1/S2/S3 yaitu 2,37 % tahun 2008, 2,08 % tahun 2009, 2,34 %
tahun 2011, dan meningkat menjadi 2,71 % tahun 20011 dan 3,66 % tahun 2012

2. Rasio Ketergantungan
Ratio ketergantungan (dependency ratio) stabil pada pariode 2011-2012 yaitu
73,21%. Penduduk perempuan mengalami peningkatan ketergantungan 0,01%
sebagaimana Tabel 2.72.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-92


Tabel 2.72
Rasio Ketergantungan Penduduk NTT 2011 2012

2011 2012
Indikator
Lak-laki Perempuan Jumlah Lak-laki Perempuan Jumlah
Usia Produktif (15-64 2,757, 1,397,
1,342,812 1,414,891 1,470,806 2,868,800
Thn) 703 994
Usia Kergantungan (0-14 2,018, 1,030,
1,029,701 989,081 999,828 2,030,460
dan > 64 Thn) 782 632
Angka Ketergantungan/
76.68 69.91 73.21 73.72 67.98 70.78
Depedency Ratio
Sumber : BPS Dalam angka dan analisis Bappeda

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 II-93


BAB III
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DAN KERANGKA PENDANAAN

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Penyelenggaraan
fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan
urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup
kepada daerah dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan (money follow
function).
Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk
menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam
mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat bahwa pengelolaan
keuangan daerah diwujudkan dalam suatu APBD maka analisis pengelolaan keuangan
daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan daerah pada umumnya.
Menganalisis pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan Provinsi Nusa
Tenggara Timur terlebih dahulu harus memahami jenis obyek pendapatan, belanja dan
pembiayaan sesuai dengan kewenangan, susunan/struktur APBD. Data-data
perkembangan realisasi anggaran selama 5 (lima) tahun, meliputi: pendapatan, belanja,
dan pembiayaan. Selain itu dibahas juga perkembangan neraca daerah, meliputi: aset dan
hutang daerah serta ekuitas dana. Setelah itu, analisis dilakukan terhadap penerimaan
daerah yaitu pendapatan dari penerimaan pembiayaan daerah. Kapasitas keuangan
daerah pada dasarnya ditempatkan sejauh mana daerah mampu mengoptimalkan
penerimaan dari pendapatan daerah. Berbagai objek penerimaan daerah dianalisis untuk
memahami perilaku atau karakteristik penerimaan selama ini.Kemudian, dibuatlah
analisis untuk mengidentifikasi proyeksi pendapatan daerah. Analisis ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran kapasitas pendapatan daerah dengan proyeksi 5 (lima) tahun
kedepan, untuk penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah.
3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD
Kinerja pengelolaan keuangan Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagaimana terlihat
pada tabel berikut, di mana Tabel 3.1 memperlihatkan Kinerja Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2008 2012, Tabel 3.2
memperlihatkan Realisasi dan Proporsi Pendapatan Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun
2008 2012, sedangkan Tabel 3.3 menunjukkan Pertumbuhan Pendapatan Provinsi Nusa
Tenggara TimurTahun 2008 2012.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-1


Tabel 3.1
Perkembangan APBD dan Realisasi APBD Provinsi Nusa Tenggara Timur2008 - 2012
TAHUN ANGGARAN 2008 TAHUN ANGGARAN 2009 TAHUN ANGGARAN 2010 TAHUN ANGGARAN 2011 TAHUN ANGGARAN 2012
NO. ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN
URAIAN
URUT SETELAH REALISASI % SETELAH REALISASI % SETELAH REALISASI % SETELAH REALISASI % SETELAH REALISASI %
PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN
1 2 3 4 5 3 4 5 3 4 5 3 4 5 3 4 5

4 PENDAPATAN 938.932.000.000 946.026.751.848 100,76 992.019.182.667 1.023.505.680.974 103,17 1.075.749.176.068 1.088.849.621.372 101,22 1.290.632.206.727 1.324.470.172.340 102,62 2.256.453.232.000 2.241.053.965.236 99,32

4,1 Pendapatan Asli Daerah 208.190.685.000 237.286.164.010 113,98 223.882.850.000 255.674.617.192 114,20 286.095.616.683 299.093.554.284 104,54 364.434.850.253 391.828.733.404 107,52 435.081.956.000 458.793.895.486 105,45
4,2 DanaPerimbangan 716.741.315.000 708.740.587.838 98,88 768.136.332.667 767.566.613.782 99,93 771.623.243.521 773.634.562.810 100,26 880.847.356.474 887.291.438.936 100,73 1.106.832.876.000 1.098.995.074.750 99,29
4,3 Lain-lain Pendapatan Yang Sah 14.000.000.000 - - 264.450.000 - 18.030.315.864 16.121.504.278 89,41 45.350.000.000 45.350.000.000 100,00 714.538.400.000 683.264.995.000 95,62

5 BELANJA 1.139.424.850.104 984.233.460.799 86,38 1.164.444.058.926 1.025.445.818.359 88,06 1.257.423.965.150 1.147.947.273.737 91,29 1.350.224.026.443 1.231.882.713.110 91,24 2.353.815.212.701 2.164.355.591.806 91,95

5,1 Belanja Tidak Langsung 573.536.271.158 485.652.667.140 84,68 587.174.842.203 492.812.022.742 83,93 577.823.982.250 538.389.297.222 93,18 622.452.756.590 572.612.934.351 91,99 1.569.402.269.401 1.439.363.824.682 91,71
5,2 Belanja Langsung 565.888.578.946 498.580.793.659 88,11 577.269.216.723 532.633.795.617 92,27 679.599.982.900 609.557.976.515 89,69 727.771.269.853 659.269.778.759 90,59 784.412.943.300 724.991.767.124 92,42

Surplus (Defisit) (200.492.850.104) (38.206.708.951) 19,06 (172.424.876.259) (1.940.137.385) 1,13 (181.674.789.082) (59.097.652.365) 32,53 (59.591.819.716) 92.587.459.230 (155,37) (97.361.980.701) 76.698.373.430 (78,78)
6 PEMBIAYAAN

6.1 Penerimaan Pembiayaan 343.408.014.825 310.377.666.453 90,38 274.424.876.259 268.175.863.834 97,72 240.439.239.901 223.664.600.379 93,02 127.874.819.716 120.234.843.621 94,03 188.185.980.701 189.198.885.217 100,54
6.2 Pengeluaran Pembiayaan 23.500.000.000 19.480.120.000 82,89 80.000.000.000 55.496.275.000 69,37 57.500.000.000 53.417.978.000 92,90 68.283.000.000 67.165.590.000 98,36 90.824.000.000 86.582.140.000 95,33

Pembiayaan Neto 319.908.014.825 290.897.546.453 90,93 194.424.876.259 212.679.588.834 109,39 182.939.239.901 170.246.622.379 93,06 59.591.819.716 53.069.253.621 89,05 97.361.980.701 102.616.745.217 105,40

Sisa Lebih Pembiayaan 119.415.164.721 252.690.837.502 22.000.000.000 210.739.451.449 1.264.450.819 111.148.970.014 - 145.656.712.851 - 179.315.118.647
3.3 211,61 957,91 8.790,30 - -
Anggaran (SILPA)

Sumber: Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-2


Perkembangan APBD yang digambarkan oleh kemampuan pendapatan, belanja
dan pembiayaan periode 2008-2012 menunjukkan perkembangan yang baik dengan
indikasi terus meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Peningkatan PAD yang dapat
meningkatkan perimbangan belanja dengan sumber pendapatan dari dana
perimbangan menunjukkan bahwa pelaksanaan otonomi daerah makin sehat dan
berkualitas.

Gambar 3.1
Perkembangan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Tahun 2008-2012

2.500.000.000.000
2.000.000.000.000
1.500.000.000.000
PENDAPATAN
1.000.000.000.000
BELANJA
500.000.000.000
PEMBIAYAAN
0

Sumber : Biro Keuangan, Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur

Realisasi pelaksanaan APBD yang ditunjukkan oleh pencapaian target-target


yang ditetapkan dalam APBD baik pendapatan, belanja dan pembiayaan menunjukan
kondisi yang sangat variatif setiap tahun anggaran.Pendapatan setiap tahunnya selalu
melampui target yang ditetapkan. Hal ini bisa berarti 2 (dua) hal, yaitu 1) kinerja
pendapatan daerah sangat baik, ataukah 2) penetapan target pendapatan kurang akurat,
sebab target yang ditetapkan masih di bawah potensi yang sebenarnya. Di sisi lain,
realisasi belanja setiap tahunnya selalu berada di bawah target.
Untuk pendapatan yang mampu melampui target tetap dipacu terutama yang
bersumber dari PAD. Selanjutnya pengelolaan belanja juga perlu upaya terobosan agar
realisasinya mampu mencapai target yang ditetapkan. Prosentase realisai pendapatan,
belanja dan pembiayaan periode 2008-2012 sebagaimana gambar 3.2.

Gambar 3.2
Prosentase Realisasi Pendapatan,Belanja dan Pembiayaan Tahun 2008-2012
Chart Title

PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN

109,39 105,4
100,76 103,17 101,22 102,62 99,32
86,3890,93 88,06 91,2993,06 91,2489,05 91,95

TA. 2008 TA.2009 TA.2010 TA.2011 TA.2012

Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-3


Tabel 3.2
Realisasi Pendapatan dan Proporsi Pendapatan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2008-2012

NO. Rata-Rata
URAIAN TA. 2008 Proporsi TA. 2009 Proporsi TA. 2010 Proporsi TA. 2011 Proporsi TA. 2012 Proporsi
URUT Proporsi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 12

4 PENDAPATAN 946.026.751.848 100 1.023.505.680.974 100,00 1.088.849.621.372 100,00 1.324.470.172.340 100,00 2.241.053.965.236 100,00 100,00

4,1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 237.286.164.010 25,08 255.674.617.192 24,98 299.093.554.284 27,47 391.828.733.404 29,58 458.793.895.486 20,47 25,52
4.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 150.722.921.922 15,93 164.358.587.106 16,06 195.007.612.682 17,91 266.729.264.839 36,78 315.288.427.363 18,21 20,98
4.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 32817661228 3,47 44.389.652.368 4,34 44.224.526.662 4,06 10.446.385.782 (76,38) 9.850.009.229 (5,71) (14,04)
4.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang 1,34 1,12 1,82 70,80 26,22
Dipisahkan 12.707.325.599 11.452.769.855 19.826.430.540 33.862.764.036 42.740.304.511 20,26
4.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 41.038.255.261 4,34 35.473.607.863 3,47 40.034.984.400 3,68 80.790.318.747 101,80 90.915.154.383 12,53 25,16

4,2 DANA PERIMBANGAN 708.740.587.838 74,92 767.566.613.782 74,99 773.634.562.810 71,05 887.291.438.936 66,99 1.098.995.074.750 49,04 67,40
4.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 53.820.333.838 5,69 55.076.610.782 5,38 68.892.093.810 6,33 87.834.594.936 27,50 101.259.360.750 15,28 12,04
4.2.2 Dana Alokasi Umum 616.601.854.000 65,18 652.757.003.000 63,78 674.635.569.000 61,96 752.057.444.000 11,48 940.646.764.000 25,08 45,49
4.2.3 Dana Alokasi Khusus 38.318.400.000 4,05 59.733.000.000 5,84 30.106.900.000 2,77 47.399.400.000 57,44 57.088.950.000 20,44 18,11

4,3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH - 264.450.000 0,03 16.121.504.278 1,48 45.350.000.000 3,42 683.264.995.000 30,49 7,08
4.3.1 Pendapatan Hibah - - - 3.050.000.000 0,23 -
4.3.2 Pendapatan Dana Darurat
4.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya
4.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - 264.450.000 0,03 16.121.504.278 1,48 42.300.000.000 3,19 683.264.995.000 30,49 7,04
4.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya - - - - -
Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, diolah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-4


Tabel 3.3.
Pertumbuhan Pendapatan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2008-2012

NO. Rata-Rata
URAIAN 2009 2010 2011 2012
URUT Pertumbuhan

1 2 3 4 5 6 7

4 PENDAPATAN 8,19 6,38 21,64 69,20 21,23

4,1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 7,75 16,98 31,01 17,09 17,36


4.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 9,05 18,65 36,78 18,21 20,75
4.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 35,26 (0,37) (76,38) (5,71) (8,92)
4.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang 70,80 26,22
Dipisahkan (9,87) 73,11 29,58
4.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (13,56) 12,86 101,80 12,53 24,77

4,2 DANA PERIMBANGAN 8,30 0,79 14,69 23,86 9,31


4.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 2,33 25,08 27,50 15,28 12,74
4.2.2 Dana Alokasi Umum 5,86 3,35 11,48 25,08 11,44
4.2.3 Dana Alokasi Khusus 55,89 (49,60) 57,44 20,44 14,83

4,3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 5.996,24 181,30 1.406,65 1496,84


4.3.1 Pendapatan Hibah
4.3.2 Pendapatan Dana Darurat
4.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya (20,00)
4.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 5.996,24 162,38 1.515,28 1534,78
4.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya
Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, diolah

a) Pendapatan Asli Daerah (PAD)


PAD mengalami peningkatan sebagai dampak dari peningkatan pajak daerah
yang mencapai rata-rata 17,36% per tahun, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan 29,58 % per tahun dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang mencapai 24,77
% per tahun. Peningkatan PAD berpeluang meningkat lebih pesat apabila diikuti kenaikan
retribusi daerah yang dalam tahun 2009 mencapai Rp164.358.587.106 menurun menjadi
Rp 11.269.063.800 pada tahun 2012 atau secara akumulatif menurun rata-rata 8,92% per
tahun. Penurunan ini diakibatkan berkurangnya retribusi daerah dari RSUD Prof. Dr. W.Z.
Johannes Kupang yang menjadi BLUD. Komponen penerimaan dari RSUD tersebut dialihkan
ke pos Lain-lain PAD Yang Sah.
b) Dana Perimbangan
Dana perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi
Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Proporsi Dana Perimbangan terbesar
bersumber dari DAU dimana rata-rata proporsinya mencapai 45,49%. Konstribusi DAU
yang besar mempengaruhi besaran proporsi Dana Perimbangandalam struktur pendapatan
daerah. DAU menjadi sangat dominan yaitu mencapai 74,99 % pada tahun 2009, menurun
menjadi 71,05% pada tahun 2010,menjadi 66,99 % pada tahun 2011, dan menurun lagi
menjadi 49,04% pada tahun 2012. Kontribusi Dana Perimbangan terhadap pendapatan
daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur semakin menurun. Hal ini merupakan dampak dari
kebijakan penyaluran dana Bos melalui APBD Provinsi. Peningkatan pendapatan dari Dana
Perimbangandan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah menjadi lebih tinggi dibandingkan
kemampuan peningkatan PAD yang berdampak pada adanya gap antar tiga sumber
pendapatan daerah sebagaimana gambar 3.3.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-5


Gambar 3.3. Komposisi Sumber Pendapatan Daerah

Lain-lain
Pendapatan
yang Sah PAD
7,08% 25,52%

Dana
Perimbangan
67,40%

Gambar 3.3 menunjukkan bahwa dana perimbangan yang komposisinya dominan


bertambah signifikan, diikuti sumber pendapatan asli daerah. Jika dilihat kinerjanya, maka
untuk kelompok Dana Perimbangan, realisasi setiap jenis pendapatan rata-rata mencapai
target kecuali untuk jenis pendapatan bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak.

c) Lain-Lain Pendapatan yang Sah


Sumber pendapatan potensial lainnya yang dapat mendukung peningkatan
pendapatan daerah sebagaimana terlihat pada tabel 3.1 Lain-lain pendapatan yang sah
pada periode 2009-2011 sangat kecil, tetapi pada tahun 2012 meningkat tajam.
Peningkatan lain-lain pendapatan yang sah meningkat dalam dua tahun terakhir karena
adanya kebijakan mengalihkan pengelolaan dana BOS untuk mendukung pembangunan
pendidikan melalui APBD Provinsi.
Di sisi lain, jika pendapatan dibandingkan dengan target terlihat bahwa realisasi
Lain-lain Pendapatan Daerah rata-rata realisasinya walaupun di atas 90%, namun tidak
mencapai 100%.

3.1.2 Neraca Daerah

Neraca daerah menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Daerah, yaitu


PemerintahProvinsi Nusa Tenggara Timuryang meliputi asset, kewajiban dan ekuitas
dana pada tanggal tertentu. Analisis terhadap neraca daerah bertujuan untuk mengetahui
kemampuan keuangan pemerintah daerah melalui perhitungan rasio likuiditas,
solvabilitas dan kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah.
Perkembangan neraca Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dari tahun anggaran
2008 sampai dengan tahun anggaran 2012 adalah sebagaimana tabel 3.4 dan 3.5.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-6


Tabel 3.4
Neraca Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur 2008 - 2012
Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
URAIAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

ASET
ASET LANCAR
Kas di kas daerah 238.204.735.835,00 194.577.049.732,00 97.240.365.716,00 129.895.121.439,00 160.606.604.774,00
Kas di BLUD Prof. W. Z. Yohannes Kupang - - - 2.437.010.438,00 9.326.656.716,00
Kas di Bendahara Pengeluaran 16.745.242.031,00 19.065.881.139,00 13.586.687.651,00 14.626.151.239,00 10.757.870.201,00
Belanja Dibayar Dimuka 5.000.000.000,00 - - - -
Kas di Bendahara Penerimaan 37.512.300,00 7.785.367.709,06 11.050.344.118,00 11.713.138.272,00 4.656.200.873,00
Piutang Pajak dan Retribusi 92.924.025,00 92.924.025,00 439.745.971,80 585.915.842,80 3.501.576.510,00
Piutang Lain-lain PAD Yang Sah - - - 2.850.000.000,00 -
Piutang Sewa 15.264.000,00 43.221.000,00 99.995.200,00 159.232.200,00 93.050.200,00
Piutang Lain-lain 6.307.086.655,00 4.388.666.655,00 4.538.511.223,00 4.387.103.499,00 4.401.869.079,00
Piutang Jasa Pelayanan 2.896.950.077,00 3.749.063.353,00 1.651.328.242,00 5.825.584.670,00 1.758.100.862,67
Bagian Lancar Kredit Kendaraan Roda Dua 1.967.288.475,28 2.123.271.465,91 1.815.342.395,73 1.149.818.861,73 1.478.307.386,73
Bagian Lancar Kredit Kendaraan Roda Empat 459.455.100,00 321.413.100,00 3.088.061.324,00 3.422.636.983,00 3.896.534.422,00
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi ( TPTGR ) 2.870.035.346,00 2.187.188.379,00 - - -
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 307.575.935,00 274.023.185,00 258.396.427,00 228.966.046,00 461.942.946,00
Bagian Lancar Tagihan Dana Bergulir (TKI) 321.824.000,00 321.824.000,00 321.824.000,00 321.824.000,00 321.824.000,00
Bagian Lancar Kredit Lunak untuk Sertifikasi Tanah
-
Masyarakat
Bagian Lancar Dana Pinjaman Kepada Kelompok
1.319.036.050,00 1.416.636.050,00 1.977.782.742,00 1.585.901.180,00 1.916.926.879,00
Masyarakat
Bagian Lancar Pinjaman Kepada Dunia Usaha
3.500.000.000,00 15.391.653.835,67 21.203.696.328,00 24.872.363.115,00 19.830.581.303,00
(Koperasi)
Persediaan 1.992.935.051,00 2.830.174.199,00 7.975.712.186,00 11.379.334.971,00 11.791.533.125,00
Jumlah Aset Lancar 282.037.864.880,28 254.568.357.827,64 165.247.793.524,53 215.440.102.756,53 234.799.579.277,40

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-7


Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
URAIAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Investasi Jangka Panjang


Investasi Nonpermanen
Kredit Kendaraan Roda Dua Bagi PNS 2.550.607.500,00 1.694.817.425,00 1.040.718.175,00 822.735.247,00 2.091.017.056,00
Kredit Kendaraan Roda Empat Bagi PNS 611.631.350,00 249.911.900,00 7.067.428.678,00 5.747.186.957,00 3.717.702.320,00
Kredit Kepada Dunia Usaha (Koperasi) 8.900.567.556,00 14.442.471.915,33 12.827.728.262,00 3.984.721.360,00 383.730.500,00

Kredit Kepada Kelompok Masyarakat (Peternakan) 833.333.460,00 499.999.924,00 -

Jumlah Investasi Non Permanen 12.062.806.406,00 16.387.201.240,33 21.769.208.575,00 11.054.643.488,00 6.192.449.876,00


Investasi Permanen
Penyertaan Modal - Bank NTT 80.162.000.000,00 105.162.000.000,00 130.162.000.000,00 155.162.000.000,00 180.162.000.000,00
Penyertaan Modal - PD Flobamor 9.153.525.000,00 13.153.525.000,00 10.663.189.156,00 13.129.304.184,58 12.804.517.467,64
Investasi Permanen Lainnya - - - - -
- Investasi Permanen - PT Semen Kupang 1.500.000.000,00 1.500.000.000,00 - - -
- Investasi Permanen - Hotel Sasando 300.000.000,00 300.000.000,00 377.000.000,00 377.000.000,00 377.000.000,00
- Investasi Permanen - PT. ASKRIDA - 60.000.000,00 60.000.000,00 60.000.000,00 190.000.000,00
Jumlah Investasi Permanen 91.115.525.000,00 120.175.525.000,00 141.262.189.156,00 168.728.304.184,58 193.533.517.467,64
Jumlah Investasi Jangka Panjang 103.178.331.406,00 136.562.726.240,33 163.031.397.731,00 179.782.947.672,58 199.725.967.343,64
ASET TETAP
Tanah 1.288.577.115.000,00 1.288.577.115.000,00 1.288.577.115.000,00 1.226.153.892.892,00 1.226.178.892.892,00
Peralatan dan Mesin 157.763.333.640,00 186.640.503.196,00 190.896.485.939,00 227.998.540.280,00 269.047.797.258,00
Gedung dan Bangunan 410.314.018.378,00 425.610.507.699,00 368.420.300.824,00 379.620.883.990,00 386.662.776.414,00
Jalan, Irigasi,dan Jaringan 2.255.480.606.008,00 2.443.921.224.497,00 2.564.329.452.245,00 2.694.172.107.807,00 2.853.435.699.954,00
Aset Tetap Lainnya 18.201.690.439,00 18.697.481.252,00 20.730.077.759,00 22.431.427.234,00 22.538.965.577,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan 23.278.234.395,00 2.812.224.775,00 12.532.198.765,00 19.607.404.075,00 41.593.729.545,00
Akumulasi Penyusutan - - - - -
Jumlah Aset Tetap 4.153.614.997.860,00 4.366.259.056.419,00 4.445.485.630.532,00 4.569.984.256.278,00 4.799.457.861.640,00

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-8


Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
URAIAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

DANA CADANGAN 35.000.000.000,00 63.637.077.250,00


Dana Cadangan - - - 35.000.000.000,00 63.637.077.250,00
Jumlah Dana Cadangan
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran - - - - -
Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Pemrov NTT - - - 7.499.653.616,00 7.499.653.616,00
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah - 13.985.875.558,08 15.511.275.691,39 15.371.670.083,39 26.768.552.017,69
Kemitraan dengan Pihak Ketiga 500.000.000,00 - - - -
Aset Tak Berwujud - - - - -
Aset Lain-lain - 334.450.000,00 334.450.000,00 334.450.000,00 334.450.000,00
Jumlah Aset Lainnya 500.000.000,00 14.320.325.558,08 15.845.725.691,39 23.205.773.699,39 34.602.655.633,69

JUMLAH ASET 4.539.331.194.146,28 4.771.710.466.045,05 4.789.610.547.478,92 5.023.413.080.406,50 5.332.223.141.144,73


KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Belanja 709.483.000,00 126.961.400,00 2.200.283.304,00 6.011.630.708,00 -
Utang Perhitungan Pihak Ketiga 7.259.140.364,00 2.903.479.422,00 143.440.651,00 1.301.570.265,00 1.376.013.044,00
Utang Bagi Hasil Pajak ke Kab./Kota 28.041.809.479,00 23.892.048.422,85 11.431.691.804,00 30.670.860.460,00 20.574.977.261,00
Utang Bagi Hasil Retribusi ke Kab./Kota 219.366.000,00 154.161.000,00 14.763.000,00 321.457.500,00 477.255.282,00
Utang Jasa Pelayanan 915.753.138,00 6.872.113.443,00 6.276.093.342,00 9.632.000.000,00 11.759.869.243,00
Utang Upah Pungut (insentif) 1.716.251.004,00 3.541.102.603,00 956.269.035,00 1.225.348.753,00 1.557.658.863,00
Utang Jangka Pendek Lainnya - - - - -
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 38.861.802.985,00 37.489.866.290,85 21.022.541.136,00 49.162.867.686,00 35.745.773.693,00

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


Utang Pemerintah Pusat - - - - -
Utang Jangka Panjang Lainnya - - - - -
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang - - - - -
Jumlah Kewajiban 38.861.802.985,00 37.489.866.290,85 21.022.541.136,00 49.162.867.686,00 35.745.773.693,00

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-9


Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
URAIAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 252.690.837.502,00 210.739.451.449,00 110.683.612.716,00 145.656.712.851,00 179.315.118.647,00
Pendapatan Yang Ditangguhkan 37.512.300,00 7.785.367.709,06 11.050.344.118,00 11.713.138.272,00 4.656.200.873,00
Cadangan Piutang 20.057.439.663,28 30.309.885.048,58 35.394.683.853,53 45.389.346.397,53 37.660.713.588,40
Cadangan Persediaan 1.992.935.051,00 2.830.174.199,00 7.975.712.186,00 11.379.334.971,00 11.791.533.125,00
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran
Utang (31.602.662.621,00) (34.586.386.868,85) (20.879.100.485,00) (47.861.297.421,00) (34.369.760.649,00)
Jangka Pendek
Jumlah Ekuitas Dana Lancar 243.176.061.895,28 217.078.491.536,79 144.225.252.388,53 166.277.235.070,53 199.053.805.584,40

Ekuitas Dana Investasi


Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 103.178.331.406,00 136.562.726.240,33 163.031.397.731,00 179.782.947.672,58 199.725.967.343,64
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 4.153.614.997.860,00 4.366.259.056.419,00 4.445.485.630.532,00 4.569.984.256.278,00 4.799.457.861.640,00
Diinvestasikan dalam Aset lainnya 500.000.000,00 14.320.325.558,08 15.845.725.691,39 23.205.773.699,39 34.602.655.633,69
Dana yang Harus disediakan Untuk Pembayaran
- - - - -
Utang Jangka Panjang
Jumlah Ekuitas Dana Investasi 4.257.293.329.266,00 4.517.142.108.217,41 4.624.362.753.954,39 4.772.972.977.649,97 5.033.786.484.617,33

Ekuitas Dana Cadangan


Diinvestasikan dalam Dana Cadangan - - - 35.000.000.000,00 63.637.077.250,00
Jumlah Ekuitas Dana Cadangan - - - 35.000.000.000,00 63.637.077.250,00
Jumlah Ekuitas Dana 4.500.469.391.161,28 4.734.220.599.754,20 4.768.588.006.342,92 4.974.250.212.720,50 5.296.477.367.451,73
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 4.539.331.194.146,28 4.771.710.466.045,05 4.789.610.547.478,92 5.023.413.080.406,50 5.332.223.141.144,73
Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-10


Tabel 3.5
Pertumbuhan Neraca Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur 2009 -2012

URAIAN 2009 2010 2011

ASET
ASET LANCAR
Kas di kas daerah (18,32) (50,02) 33,58
Kas di BLUD Prof. W. Z. Yohannes Kupang
Kas di Bendahara Pengeluaran 13,86 (28,74) 7,65
Belanja Dibayar Dimuka
Belanja Dibayar Dimuka
Kas di Bendahara Penerimaan 20.654,17 41,94 6,00
Piutang Pajak dan Retribusi - 373,23 33,24
Piutang Lain-lain PAD Yang Sah
Piutang Sewa 183,16 131,36 59,24
Piutang Lain-lain (30,42) 3,41 (3,34)
Piutang Jasa Pelayanan 29,41 (55,95) 252,78
Bagian Lancar Kredit Kendaraan Roda Dua 7,93 (14,50) (36,66)
Bagian Lancar Kredit Kendaraan Roda Empat (30,04) 860,78 10,83
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi ( TPTGR ) (23,79)
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (10,91) (5,70) (11,39)
Bagian Lancar Tagihan Dana Bergulir (TKI) - -
Bagian Lancar Kredit Lunak untuk Sertifikasi Tanah
Masyarakat
Bagian Lancar Dana Pinjaman Kepada Kelompok
7,40 39,61 (19,81)
Masyarakat
Bagian Lancar Pinjaman Kepada Dunia Usaha
339,76 37,76 17,30
(Koperasi)
Persediaan 42,01 181,81 42,67

Jumlah Aset Lancar (9,74) (35,09) 30,37


Investasi Jangka Panjang
Investasi Nonpermanen
Kredit Kendaraan Roda Dua Bagi PNS (33,55) (38,59) (20,95)
Kredit Kendaraan Roda Empat Bagi PNS (59,14) 2.727,97 (18,68)
Kredit Kepada Dunia Usaha (Koperasi) 62,26 (11,18) (68,94)

Kredit Kepada Kelompok Masyarakat (Peternakan) (40,00)

Jumlah Investasi Non Permanen 35,85 32,84 (49,22)


Investasi Permanen
Penyertaan Modal - Bank NTT 31,19 23,77 19,21
Penyertaan Modal - PD Flobamor 43,70 (18,93) 23,13
Investasi Permanen Lainnya
- Investasi Permanen - PT Semen Kupang -
- Investasi Permanen - Hotel Sasando - 25,67 -
- Investasi Permanen - PT. ASKRIDA - -
Jumlah Investasi Permanen 31,89 17,55 19,44
Jumlah Investasi Jangka Panjang 32,36 19,38 10,28

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-11


URAIAN 2009 2010 2011 2012

ASET TETAP
Tanah - - (4,84) 0,00
Peralatan dan Mesin 18,30 2,28 19,44 18,00
Gedung dan Bangunan 3,73 (13,44) 3,04 1,85
Jalan, Irigasi,dan Jaringan 8,35 4,93 5,06 5,91
Aset Tetap Lainnya 2,72 10,87 8,21 0,48
Konstruksi Dalam Pengerjaan (87,92) 345,63 56,46 112,13
Akumulasi Penyusutan -
Jumlah Aset Tetap 5,12 1,81 2,80 5,02
DANA CADANGAN 81,82
Dana Cadangan 81,82
Jumlah Dana Cadangan
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran -
Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Pemrov NTT -
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 10,91 (0,90) 74,14
Kemitraan dengan Pihak Ketiga -
Aset Tak Berwujud -
Aset Lain-lain - - -
Jumlah Aset Lainnya 2.764,07 10,65 46,45 49,11
JUMLAH ASET 5,12 0,38 4,88 6,15
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Belanja (82,11) 1.633,03 173,22 -
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (60,00) (95,06) 807,39 5,72
Utang Bagi Hasil Pajak ke Kab./Kota (14,80) (52,15) 168,30 (32,92)
Utang Bagi Hasil Retribusi ke Kab./Kota (29,72) (90,42) 2.077,45 48,47
Utang Jasa Pelayanan 650,43 (8,67) 53,47 22,09
Utang Upah Pungut (insentif) 106,33 (73,00) 28,14 27,12
Utang Jangka Pendek Lainnya -
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (3,53) (43,92) 133,86 (27,29)

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


Utang Pemerintah Pusat -
Utang Jangka Panjang Lainnya -
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang -
Jumlah Kewajiban (3,53) (43,92) 133,86 (27,29)
EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) (16,60) (47,48) 31,60 23,11
Pendapatan Yang Ditangguhkan 20.654,17 41,94 6,00 (60,25)
Cadangan Piutang 51,12 16,78 28,24 (17,03)
Cadangan Persediaan 42,01 181,81 42,67 3,62
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran
Utang 9,44 (39,63) 129,23 (28,19)
Jangka Pendek
Jumlah Ekuitas Dana Lancar (10,73) (33,56) 15,29 19,71

Ekuitas Dana Investasi


Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 32,36 19,38 10,28 11,09
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 5,12 1,81 2,80 5,02
Diinvestasikan dalam Aset lainnya 2.764,07 10,65 46,45 49,11
Dana yang Harus disediakan Untuk Pembayaran
-
Utang Jangka Panjang
Jumlah Ekuitas Dana Investasi 6,10 2,37 3,21 5,46

Ekuitas Dana Cadangan


Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 81,82
Jumlah Ekuitas Dana Cadangan 81,82
Jumlah Ekuitas Dana 5,19 0,73 4,31 6,48
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 5,12 0,38 4,88 6,15
Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Diolah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-12


Dari Tabel 3.5terlihat bahwa Nilai aset daerah meningkat sebesar
Rp 792.891.946.998,45 atau 17,46% dari sebesar Rp 4.539.331.194.146,26 pada tahun
2008 menjadi Rp 5.332.223.141.144,73 pada tahun 2012.Sebaliknya terjadi penurunan
jumlah nilai utang/kewajiban daerah sebesar Rp. 3.116.029.292,00 atau menurun 8,02%
dari Rp 38.861.802.985,00 pada tahun 2008 menjadi Rp 35.745.773.693,00 pada tahun
2012. Peningkatan nilai aset daerah terutama disebabkan oleh naiknya nilai aset lainnya
sebesar Rp 34.102.655.633,69 dari Rp 500.000.000,00 pada tahun 2008 menjadi Rp
34.602.655.633,69 pada tahun 2012.

3.1.3. Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah


dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan rasio solvabilitas adalah rasio
untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
jangka panjangnya. Rasio likuiditasdan solvabilitas yang digunakan sebagaimana terlihat
pada tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6
Rasio Likuiditas dan Solvabilitas Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

I Rasio Likuiditas

1 Rasio Lancar = aktiva lancar :


7,26 6,79 7,86 4,38 6,57
kewajiban jangka pendek

2 Rasio Quick = (aktiva lancar -


persediaan) : kewajiban jangka 7,21 6,71 7,48 4,15 6,24
pendek

II Rasio Solvabilitas

1 Rasio total hutang terhadap


0,0086 0,0079 0,0044 0,0098 0,0067
aset = total hutang : total aset

2 Rasio hutang terhadap modal =


0,0086 0,0079 0,0044 0,0098 0,0067
total hutang : total ekuitas

Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Diolah

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran

Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dan merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.Belanja daerah
juga merupakan cerminan dari kebijakan anggaran yang ditetapkan untuk mencapai

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-13


tujuan-tujuan pembangunan sebagaimana tertera dalam dokumen perencanaan. Karena itu
dengan mencermati realisasi belanja daerah, dapat diketahui sampai sejauhmana
penganggaran konsisten dengan perencanaan pembangunan.
Analisis belanja daerah dan selanjutnya analisis pengeluaran pembiayaan
bertujuan untuk memperoleh gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan
pengeluaran pembiayaan daerah pada 5 (lima) tahun sebelumnya yang digunakan sebagai
bahan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan di masa
yang akan datang dalam rangka peningkatan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Kemampuan pengelolaan belanja APBD Provinsi Nusa Tenggara Timur 2008-
2012sangat fluktuatif. Kondisi ini menunjukkan bahwa kinerja pengelolaan keuangan oleh
SKPD sebagai pengguna relatif masih labil.Fluktuatifnya realisasi belanja bisa jadi karena
perencanaan yang belum berkualitas sehingga kurang sejalanantara dokumen perencanaan
dan dokumen penganggaran dengan realitas pembangunan. Juga ada peluang lemahnya
pengelolaan kegiatan yang berdampak pada tidak terpenuhinya kegiatan dengan
penjadwalan yang ditetapkan.
Prosentase realisasi belanja tidak langsung dan belanja langsung sebagaimana gambar 3.4.

Gambar 3.4.
Prosentase Realisasi Belanja Langsung dan Tidak Langsung Tahun 2008 - 2012
94 Chart Title

92

90

88

86

84

82

80

78
TA 2008 TA 2009 TA 2010 TA 2011 TA 2012

Belanja Langsung Belanja Tidak Langsung


.

Perkembangan Belanja Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur selengkapnya dapat


dilihat pada tabel 3.7, Proporsi Belanja pada tabel 3.8 dan Rata-Rata Pertumbuhan
Belanja Tidak Langsung pada tabel 3.9.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-14


Tabel 3.7Realisasi Belanja Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur2008 2012
TAHUN ANGGARAN 2008 TAHUN ANGGARAN 2009 TAHUN ANGGARAN 2010 TAHUN ANGGARAN 2011 TAHUN ANGGARAN 2012
NO. ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN
URAIAN
URUT SETELAH REALISASI % SETELAH REALISASI % SETELAH REALISASI % SETELAH REALISASI % SETELAH REALISASI %
PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

5 BELANJA 1.712.961.121.262 1.469.886.127.939 85,81 1.751.618.901.129 1.518.257.841.101 86,68 1.835.247.947.400 1.686.336.570.959 91,89 1.972.676.783.033 1.804.495.647.461 91,47 3.923.217.482.102 3.603.719.416.488 91,86

5,1 Belanja Tidak Langsung 573.536.271.158 485.652.667.140 84,68 587.174.842.203 492.812.022.742 83,93 577.823.982.250 538.389.297.222 93,18 622.452.756.590 572.612.934.351 91,99 1.569.402.269.401 1.439.363.824.682 91,71
5.1.1 Belanja Pegawai 278.758.075.920 228.667.697.849 82,03 360.683.314.324 301.120.937.951 83,49 361.728.127.200 330.990.447.661 91,50 422.453.434.500 403.101.908.614 95,42 476.859.774.741 426.109.148.234 89,36
5.1.2 Belanja Bunga - - - - - - - - - - - - - - -
5.1.3 Belanja Subsidi - - - - - - - - - - - - - - -
5.1.4 Belanja Hibah 107.706.140.300 93.264.088.217 86,59 5.121.624.000 4.788.547.803 93,50 6.840.000.000 6.819.140.300 99,70 6.750.000.000 6.747.249.500 99,96 835.601.467.850 798.677.253.045 95,58
5.1.5 Belanja Bantuan Sosial 53.851.401.800 52.224.987.199 96,98 52.641.892.900 46.753.319.210 88,81 52.957.700.000 49.739.497.703 93,92 71.229.679.286 65.081.291.700 91,37 73.393.470.000 64.755.830.000 88,23
Belanja Bagi Hasil 65.626.115.638 50.060.997.375 90.471.873.479 74.459.461.778 99.015.755.050 96.124.596.578 104.941.977.804 88.049.946.937 141.416.910.409 136.640.473.403
5.1.6 76,28 82,30 97,08 83,90 96,62
Kabupaten/Kota
Belanja Bantuan Keuangan 56.594.537.500 53.276.973.500 64.356.137.500 59.684.237.500 47.282.400.000 46.618.785.400 8.853.500.000 8.792.886.000 16.152.250.000 12.888.770.000
kepada Pemerintah
5.1.7 94,14 92,74 98,60 99,32 79,80
Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
5.1.8 Belanja Tidak Terduga 11.000.000.000 8.157.923.000 74,16 13.900.000.000 6.005.518.500 43,21 10.000.000.000 8.096.829.580 80,97 8.224.165.000 839.651.600 10,21 25.978.396.401 292.350.000 1,13

5,2 Belanja Langsung 565.888.578.946 498.580.793.659 88,11 577.269.216.723 532.633.795.617 92,27 679.599.982.900 609.557.976.515 89,69 727.771.269.853 659.269.778.759 90,59 784.412.943.300 724.991.767.124 92,42
5.2.1 Belanja Pegawai/Personalia 65.294.012.451 56.200.520.256 86,07 49.461.118.300 45.453.468.450 - 64.625.637.643 60.087.962.450 92,98 75.643.737.467 71.725.068.848 - 91.706.632.865 87.761.374.219 -
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 275.745.154.620 239.658.531.857 86,91 311.050.089.194 281.930.797.768 90,64 414.699.291.164 372.927.757.668 89,93 417.711.427.625 392.209.057.587 93,89 423.936.782.856 392.479.928.125 92,58
5.2.3 Belanja Modal 224.849.411.875 202.721.741.546 90,16 216.758.009.229 205.249.529.399 94,69 200.275.054.093 176.542.256.397 88,15 234.416.104.761 195.335.652.324 83,33 268.769.527.579 244.750.464.780 91,06

Jumlah 1.139.424.850.104 984.233.460.799 86,38 1.164.444.058.926 1.025.445.818.359 88,06 1.257.423.965.150 1.147.947.273.737 91,29 1.350.224.026.443 1.231.882.713.110 91,24 2.353.815.212.701 2.164.355.591.806 91,95
Surplus (Defisit) (200.492.850.104) (38.206.708.951) 19,06 (172.424.876.259) (1.940.137.385) 1,13 (181.674.789.082) (59.097.652.365) 32,53 (59.591.819.716) 92.587.459.230 (155,37) (97.361.980.701) 76.698.373.430 (78,78)
Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-15


Tabel 3.8 Tabel Proporsi Realisasi Belanja

NO. Rata-Rata
URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012
URUT Proporsi

1 2 3 4 5 6 7 8

5 BELANJA 100 100 100 100 100 100,00

5,1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 49,34 48,06 46,90 46,48 66,50 51,46
5.1.1 Belanja Pegawai 23,23 29,36 28,83 32,72 19,69 26,77
5.1.2 Belanja Bunga
5.1.3 Belanja Subsidi
5.1.4 Belanja Hibah 9,48 0,47 0,59 0,55 36,90 9,60
5.1.5 Belanja Bantuan Sosial 5,31 4,56 4,33 5,28 2,99 4,49
5.1.6 Belanja Bagi Hasil Kabupaten/Kota 5,09 7,26 8,37 7,15 6,31 6,84
Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah 5,41 5,82 4,06 0,71 0,60
5.1.7
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa 3,32
5.1.8 Belanja Tidak Terduga 0,83 0,59 0,71 0,07 0,01 0,44

5,2 BELANJA LANGSUNG 50,66 51,94 53,10 53,52 33,50 48,54


5.2.1 Belanja Pegawai/Personalia 5,71 4,43 5,23 5,82 4,05 5,05
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 24,35 27,49 32,49 31,84 18,13 26,86
5.2.3 Belanja Modal 20,60 20,02 15,38 15,86 11,31 16,63

Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, diolah

Tabel 3.9 Rata-Rata Pertumbuhan Belanja Tidak Langsung

NO. Rata-Rata
URAIAN 2009 2010 2011 2012
URUT Pertumbuhan

1 2 3 4 5 6 7
5 BELANJA
5,1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1,47 9,25 6,36 151,37 30,62
5.1.1 Belanja Pegawai 31,68 9,92 21,79 5,71 10,23
5.1.2 Belanja Bunga
5.1.3 Belanja Subsidi
5.1.4 Belanja Hibah (94,87) 42,41 (1,05) 11.737,08 2334,03
5.1.5 Belanja Bantuan Sosial (10,48) 6,39 30,84 (0,50) 4,65
5.1.6 Belanja Bagi Hasil Kabupaten/Kota 48,74 29,10 (8,40) 55,19 20,18
Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah 12,03 (21,89) (81,14) 46,58
5.1.7
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa (10,06)
5.1.8 Belanja Tidak Terduga (26,38) 34,82 (89,63) (65,18) (34,44)

Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, diolah

Setelah mengetahui proporsi realisasi belanja daerah terhadap total belanja, dan
pertumbuhan belanja tidak langsung selama tahun 2008 2012, maka perlu diketahui realisasi
belanja pemenuhan kebutuhan aparatur selama kurun waktu 3 (tiga) tahun yaitu dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2012 sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-16


Tabel 3.10
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

No Uraian 2010 2011 2012

A Belanja Tidak Langsung 330.954.210.411 403.046.727.649 426.109.148.234

1 Belanja Gaji & Tunjangan 251.627.588.069 276.537.741.176 299.540.957.346

Belanja Tambahan 111.939.581.862 110.460.439.845


2 67.786.965.100
Penghasilan
Belanja Penerimaan 5.272.800.000 5.564.800.000
3 Pimpinan & ADPRD serta 5.112.000.000
Operasional KDh/WKDh
Belanja Pemungutan Pajak 9.296.604.611 10.344.679.487
4 6.427.657.242
Daerah
Belanja Pemungutan 55.180.965 198.271.556
5 -
Retribusi Daerah

B Belanja Langsung 42.696.518.214 114.243.705.001 163.913.601.028

1 Belanja Honorarium PNS 4.427.193.000 12.556.128.488 14.046.413.535

2 Belanja Uang Lembur 2.249.413.150 3.709.709.100 5.211.103.517

3 Belanja Pegawai BLUD - 4.272.749.250 5.581.548.000

Belanja Beasiswa 3.089.750.000 2.855.000.000


4 4.160.800.000
Pendidikan
Belanja Kursus, Pelatihan, 1.278.397.800 1.672.647.300
5 3.262.738.800
Sosialisasi & Bimtek PNS

6 Belanja Premi Asuransi - 1.090.245.025 1.085.690.319

7 Belanja Pakaian Kerja 81.300.000 960.483.375 978.932.000

Belanja Pakaian Dinas & 459.650.964 483.881.000


8 362.820.425
Atribut
Belanja Pakaian Khusus & 620.314.250 684.301.000
9 3.427.707.428
Hari-hari Tertentu

10 Belanja Perjalanan Dinas 23.231.448.161 81.551.463.296 122.887.012.790

Belanja Perjalanan Pindah 21.800.000 3.500.000


11 26.790.000
Tugas

12 Belanja Pengobatan 512.932.250 550.000.000 781.000.000

Belanja Sewa Rumah/ 2.426.443.453 2.652.050.000


13 328.595.000
Gedung/Gudang/Parkir
Belamja Sewa Sarana 1.656.570.000 2.313.595.000
14 624.780.000
Mobilitas
Belanja Tunjangan - 2.676.926.567
15 -
Kesehatan
373.650.728.625 517.290.432.650 590.022.749.262
TOTAL

Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-17


Selanjutnya dilakukan analisis proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur untuk 3 (tiga)
tahun terakhir dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.11
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Total Belanja untuk Total Pengeluaran


Prosentase
No Uraian Pemenuhan Kebutuhan (Belanja+Pembiayaan
(a/b) x 100%
Aparatur Pengeluaran)

1 Tahun Anggaran 2010 373.650.728.625 1.201.500.367.719 31,10

2 Tahun Anggaran 2011 517.290.432.650 1.299.048.303.110 39,82

3 Tahun Anggaran 2012 590.022.749.262 2.250.937.731.806 26,21

Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur

Tabel tabel di atas menjadi dasar untuk menentukan kebijakan efisiensi anggaran
aparatur selama periode yang direncanakan. Setelah mengetahui perilaku belanja untuk
kebutuhan aparatur, dilakukan analisis belanja periodik dan pengeluaranpembiayaan yang
wajib dan mengikat serta prioritas utama.

3.2.2 Analisis Pembiayaan

Analisis pembiayaan daerah bertujuan untuk memperoleh gambaran pengaruh


kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran sebelumnya terhadap
surplus/defisit belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan
dimasa datang dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Analisis pembiayaan daerah dilakukan melalui Analisis sumber penutup defisit riil,
untuk memberi gambaran masa lalu tentang kebijakan anggaran untuk menutup defisit
riil anggaran Pemerintah Daerah, sebagaimana terlihat pada Tabel 3.12 Penutup Defisit
Riil Anggaran dan Tabel 3.13 Komposisi Penutup Riil Anggaran.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-18


Tabel 3.12Penutup Defisit Riil Anggaran

NO.
URAIAN TA. 2008 TA. 2009 TA. 2010 TA. 2011 TA. 2012
URUT

1 2 3 4 5 6 7

1 Realisasi Pendapatan Daerah 946.026.751.848 1.023.505.680.974 1.088.849.621.372 1.324.470.172.340 2.241.053.965.236

Dikurangi

2 Belanja 984.233.460.799 1.025.445.818.359 1.147.947.273.737 1.231.882.713.110 2.164.355.591.806


3 Pengeluaran Pembiayaan 19.480.120.000 55.496.275.000 53.417.978.000 67.165.590.000 86.582.140.000

A. Defisit Riil (ditutup oleh) (57.686.828.951) (57.436.412.385) (112.515.630.365) 25.421.869.230 (9.883.766.570)

4 SiLPA TA. Sebelumnya 288.306.324.089 252.690.837.502 210.739.451.449 110.683.612.716 145.648.778.701


5 Pencairan Dana Cadangan 32.529.267.850
6 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan - - - - -
Penerimaan Pinjaman Daerah ( pokok bantuan untuk kredit roda 2 3.595.100.830 2.692.814.450
7
dan 4)
Penerimaan pembayaran bantuan pinjaman kepada kelompok 6.726.600.000 4.910.400.000 12.925.148.930 9.551.230.905 11.020.838.666
8
masyarakat (LUEP)
Penerimaan kembali kredit lunak untuk sertifikasi tanah 2.000.000.000 -
9
masyarakat
10 Penerimaan dari dana bergulir TKI - -
Penerimaan kembali pembayaran bantuan kredit kepada dunia 1.732.693.017 2.566.441.805
11
usaha
12 Penerimaan Piutang Daerah 8.016.948.517 5.315.370.077

B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah 313.972.767.283 270.868.678.284 223.664.600.379 120.234.843.621 189.198.885.217

A+B Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Anggaran Berkenaan 256.285.938.332 213.432.265.899 111.148.970.014 145.656.712.851 179.315.118.647

Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-19


Tabel 3.13Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran

T
NO.
URAIAN TA. 2008 TA. 2009 TA. 2010 TA. 2011 TA. 2012
URUT

1 2 3 4 5 6 7

1 SiLPA TA. Sebelumnya 499,78 439,95 187,30 435,39 1.473,62


2 Pencairan Dana Cadangan - - - - 329,12
3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah ( pokok bantuan untuk kredit roda 2 6,23 4,69 - - -
4
dan 4)
Penerimaan pembayaran bantuan pinjaman kepada kelompok 11,66 - 11,49 37,57 111,50
5
masyarakat (LUEP)
Penerimaan kembali kredit lunak untuk sertifikasi tanah 3,47 - - - -
6
masyarakat
7 Penerimaan dari dana bergulir TKI
Penerimaan kembali pembayaran bantuan kredit kepada dunia 3,00 4,47 - - -
8
usaha
9 Penerimaan Piutang Daerah 13,90 9,25 - - -

Sumber :Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-20


Selain analisis sumber penutup defisit riil anggaran yang ditunjukkan oleh tabel 3.12
dan 3.13, dilakukan juga Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran. Analisis ini
dilakukan untuk memberi gambaran tentang komposisi sisa lebih perhitungan anggaran.
Dengan mengetahui SILPA realisasi anggaran periode sebelumnya, dapat diketahui kinerja
APBD tahun sebelumnya yang lebih rasional dan terukur. Gambaran masa lalu terkait komposisi
realisasi anggaran SILPA Pemerintah Daerah ditunjukkan oleh Tabel 3.14.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-21


Tabel 3.14
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Provinsi Nusa Tenggara Timur
2010 - 2012

2010 2011 2012


Rata-Rata
NO URAIAN % dari % dari % dari
Pertumbuhan
Rp SiLPA Rp SiLPA Rp SiLPA

1. Jumlah SiLPA 110.683.612.716 100,00 145.656.712.851 100,00 197.315.118.647 100 27,35


2. Pelampauan penerimaan PAD 12.058.720.094 10,89 27.393.883.151 18,81 - - 63,59

3. Pelampauan penerimaan Dana Perimbangan 263.562.615 0,24 6.444.082.462 4,42 - - 1.172,50


Pelampauan penerimaan Lain-lain
4. Pendapatan Daerah Yang Sah - - - - - -

5. Sisa Penghematan Belanja atau akibat lainnya 78.204.755.382 70,66 98.895.421.402 67,90 165.842.362.863 92,49 47,08
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai
6. dengan akhir tahun belum terselesaikan - - - -
7. Kegiatan Lanjutan 20.156.574.625 18,21 12.923.325.836 8,87 13.472.755.784 7,51 (15,82)
110.683.612.716 100,00 145.656.712.851 100,00 179.315.118.647 100,00

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-22


Setelah melakukan analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Provinsi Nusa
Tenggara Timur sebagaimana ditunjukkan Tabel 3.14 di atas, selanjutnya dilakukan analisis Sisa
Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran secara riil sisa lebih pembiayaan anggaran yang dapat digunakan dalampenghitungan
kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Analisis dimaksud ditunjukkan oleh tabel 3.15
berikut.
Tabel 3.15
Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
Provinsi Nusa tenggara Timur 2010 - 2012
2010 2011 2012
No. Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1. Saldo kas neraca daerah 121.877.397.485 158.671.421.388 185.347.332.564
Dikurangi:
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai - - -
2.
dengan akhir tahun belum terselesaikan
3. Kegiatan lanjutan 20.156.574.625 12.923.325.836 13.472.755.784
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran 101.720.822.860 145.748.095.552 171.874.576.780

Perilaku pembiayaan daerah yang telah dilakukan tersebut adalah untuk memperoleh
gambaran sisa lebih riil perhitungan anggaran. Hasil analisisdapat digunakan untuk menghitung
kapasitas penerimaan pembiayaan daerah dengan proyeksi 5 (lima) tahun kedepan. Analisis
dilakukan berdasarkan data dan informasi yang dapat mempengaruhi besarnya sisa lebih riil
perhitungan anggaran dimasa yang akan datang sebagaimana terlihat pada tabel 3.16 berikut :

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-23


Tabel 3.16
Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013 - 2018
Tingkat Proyeksi
Data tahun dasar
pertum
Uraian 2012
No buhan 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp) 2018 (Rp)
(Rp)
(%)

1. Saldo kas neraca daerah 185.347.332.564 23,50 195.960.331754 242.012.400.754 298.887.032.873 369.127.607.268 455.875.215.254

Dikurangi:
Kewajiban kepada pihak
ketiga sampai dengan
1. - - - - - - -
akhir tahun belum
terselesaikan
2. Kegiatan lanjutan 13.472.755.784 (15,82) 10.879.253.201 9.158.489.983 7.709.898.576 6.490.429.773 5.463.843.424

Sisa Lebih (Riil) 171.874.576.780 30,60 190.353.015.474 248.608.877.961 324.693.433.655 424.062.996.959 553.843.739.202
Pembiayaan Anggaran
Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-24


Disamping berbagai analisis yang telah dilakukan tersebut, salah satu sumber
pembiayaan daerah adalah Pinjaman Daerah. Yang dimaksud dengan pinjaman daerah adalah
semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat
yang bernilai uang dari pihak lain sehingga daerah tersebut dibebani kewajiban untuk
membayar kembali. Oleh sebab itu, perlu dihitung kemampuan pinjaman daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

Dengan menggunakan data APBD Tahun anggaran 2013 dan Realisasi APBD TA. 2012,
maka sesuai aturan perundangan yang berlaku, batas maksimum pinjaman yang dapat diajukan
oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah Rp. 1,103 Trilyun (75% dari
Penerimaan Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur TA. 2012), sedangkan bila memperhatikan
perhitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR), dan mengacu pada program dan kegiatan
prioiritas lainnya yang perlu didanai melalui APBD, maka jumlah pinjaman yang realistis dapat
diajukan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timuradalah Rp. 125 185 Milyar.

Analisis secara teknis sebagaimana terlihat berikut:

1) Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi
75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya

Penerimaan Umum APBD TA. 2012 (realisasi)


Komponen A
Pendapatan 2.241.053.965.236
Penerimaan Pembiyaan 189.198.885.217
Total Penerimaan Daerah TA. 2012 2.430.252.850.453

Komponen B
DAK 57.088.950.000
DP - Otsus 683.264.995.000
Penyertaan Modal 29.000.000.000
Jumlah 769.353.945.000

Penerimaan Umum APBD 2012 1.471.700.020.236

Kemampuan Pinjaman Daerah :


75% Penerimaan umum tahun sebelumnya : 1.103.775.015.177

Terlihat bahwa kemampuan pinjaman Provinsi Nusa Tenggara Timurmaksimal sebesar


Rp 1.103.775.015.177, namun bila meminjam sebesar ini, maka seluruh kemampuan fiskal
digunakan untuk pinjaman, tidak membiayai program/kegiatan lainnya dan operasional
SKPD.

Perhitungan yang lain terlihat kemampuan pinjaman Provinsi Nusa Tenggara Timursebagai
berikut :

2) Kemampuan pinjaman daerah dengan memperhitungkan belanja wajib dan mengikat


Total pinjaman
Belanja Daerah
Penerimaan Umum Klasifikasi Jangka Waktu (dengan angsuran
wajib dan mengikat Selisih DSCR Angsuran Pokok
TA. 2012 Angsuran Pinjaman tertinggi Rp 37
TA. 2013
milyar)

1.471.700.020.236 1.378.330.432.386 93.369.587.850 2,5 37.347.835.140 30 - 37 milyar 5 tahun 185.000.000.000

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-25


Hasil perhitungan memperlihatkan kemampuan pinjaman sebesar Rp 185 milyar,
dengan jangka waktu 5 tahun. Jangka waktu ini dipilih dengan pertimbangan bahwa
kegiatan yang akan dibiayai dengan pinjaman daerah merupakan kegiatan yang tidak
bersifat investasi, tidak akan membiayai dirinya sendiri dalam hal pengembalian
pinjaman. Kegiatan yang akan dibiayai murni untuk pelayanan publik yang lebih baik.

Perhitungan ini juga tidak memperhitungkan belanja untuk program/kegiatan yang


dilaksanakan oleh SKPD, hanya memperhitungkan belanja wajib dan mengikat
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timurpada TA. 2013.

3) Kemampuan pinjaman daerah memperhitungkan 55% dari total belanja TA. 2013
Total pinjaman
Penerimaan Umum Klasifikasi Jangka Waktu
55% belanja 2013 Selisih DSCR Angsuran Pokok (dengan angsuran
TA. 2012 Angsuran Pinjaman
tertinggi Rp 25

1.471.700.020.236 1.407.263.125.288 64.436.894.948 2,5 25.774.757.979 20 - 25 milyar 5 tahun 125.000.000.000

Perhitungan Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan
ditarik tidak melebihi 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah penerimaan umum
APBD tahun sebelumnya, dengan kemampuan pinjaman Rp 185.000.000.000.

Penerimaan Umum APBD TA. 2012 (realisasi)


Komponen A
Pendapatan 2.241.053.965.236
Penerimaan Pembiyaan 189.198.885.217
Total Penerimaan Daerah TA. 2012 2.430.252.850.453

Komponen B
DAK 57.088.950.000
DP - Otsus 683.264.995.000
Penyertaan Modal 29.000.000.000
Jumlah 769.353.945.000

Penerimaan Umum APBD 2012 1.471.700.020.236

Perbandingan Rencana pinjaman daerah dengan Penerimaan Umum APBD TA. 2011 :
Rencana Pinjaman Daerah
x 100%
Penerimaan Umum APBD TA. 2012

185.000.000.000
x 100%
1.471.700.020.236

12,57 %

Ketentuan rencana pinjaman <75% (terpenuhi)

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-26


4) Perhitungan DSCR

Perhitungan DSCR Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timurakan dilakukan


dengan menggunakan anggaran tahun 2013 adalah sebagai berikut :

1. Rencana Pinjaman : 185.000.000.000


2. Bunga/tahun (%), mengikuti suku
bunga yang berlaku : 13%
3. Jangka waktu pinjaman : 5 (lima) tahun

DSCR = (PA D + BD + DAU ) BW


2,5
P + B + BL

DSCR = (Komponen I) (Komponen 2)


2,5
Komponen 3

Komponen 1 :

PAD : 476.687.746.171
BD : 91.148.604.029
DAU : 1.003.991.703.000
DP Otsus : 717.287.620.000
Komponen 1 : 2.289.115.673.200

Komponen 2 : 1.378.330.432.386

Komponen 3 :
Angsuran Bunga (13%) : 24.050.000.000
Angsuran pokok (jumlah pinjaman/jangka waktu) : 37.000.000.000
Biaya lain : :
- Prediksi provisi bunga bank 0,5% : 925.000.000
- Notaris 1 per mil : 185.000.000
Komponen 3 : 62.160.000.000

DSCR = 2.289.115.673.200 - 1.378.330.432.386 2,5


62.160.000.000

DSCR = 910.785.240.814 2,5


62.160.000.000

= 14,65
DSCR = 14,65
Ketentuan :
DSCR > 2,5 (terpenuhi)

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-27


5) Perhitungan batas maksimal defisit APBD Provinsi Nusa Tenggara Timur(kategori
rendah) <3.5
(Pendapatan-belanja)SiLPA
+ (s TA. 2012 + pencairan dana cadangan
+ penerimaan kembali pemberian pinjaman + pencairan deposito
Surplus/defisit = x 100%
Total Pendapatan

Pendapatan = 2.373.917.028.200
Total Belanja = 2.558.600.227.797
Jumlah (184.683.199.597)

Komponen B
SiLPA TA. 2012 179.315.118.647
Pencairan Dana Cadangan 57.470.732.150
Penerimaan kembali
Pinjaman Daerah 7.767.348.800
Pencairan Deposito -
Jumlah 244.553.199.597

59.870.000.000
Surplus/defisit = x 100%
2.373.917.028.200

= 0,03 %

(Ketentuan < 3,5%) => terpenuhi

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-28


3.3 Kerangka Pendanaan
Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan
daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah
daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Langkah yang dilakukan adalah mengidentifikasi
seluruh penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung sebelumnya dan ke pos-pos mana
sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah
total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan
pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.
3.3.1 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat dilakukan untuk
menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat
dihindari atau harus dibayar dalam suatu tahun anggaran. Belanja periodik yang wajib dan
mengikat adalah pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan
dibayar setiap tahun oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur seperti gaji dan tunjangan
pegawai serta anggota dewan, bunga, belanja jasa kantor, sewa kantor yang telah ada kontrak
jangka panjang atau belanja sejenis lainnya. Sedangkan belanja periodik prioritas utama adalah
pengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Timurdalam rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Timur yaitu pelayanan pendidikan dan kesehatan, seperti honorarium guru dan
tenaga medis serta belanja sejenis lainnya.

Tabel 3.17
Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
No Uraian 2010 2011 2012 Rata-rata
Pertumbuhan
A Belanja Tidak Langsung 538,353,059,972 572,612,934,351 1,439,363,824,682 78.87
1 Belanja Gaji & Tunjangan 251,627,588,069 276,537,741,176 299,540,957,346 9.11
Belanja Tambahan 111,939,581,862 110,460,439,845 31.91
2 Penghasilan/Tunjangan Kesra 67,786,965,100
3 Belanja Penerimaan Pimpinan & ADPRD 5,272,800,000 5,564,800,000 4.34
serta Operasional KDh/WKDh 5,112,000,000
4 Belanja insentif Pemungutan Pajak 9,296,604,611 10,344,679,487 27.95
Daerah 6,427,657,242
5 Belanja insentif Pemungutan Retribusi 55,180,965 198,271,556 129.66
Daerah -
6 Belanja Bunga - - - -
7 Belanja Subsidi - - - -
8 Belanja Hibah 6,819,140,300 6,747,249,500 798,677,253,045 5,868.01
9 Belanja bantuan Sosial 49,739,497,703 65,081,291,700 64,755,830,000 15.17
10 88,049,946,937 136,640,473,403 23.39
Belanja Bagi Hasil kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemdes 96,124,596,578
11 8,792,886,000 12,888,770,000 (17.28)
Belanja Bantuan Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemdes 46,618,785,400
12 Belanja Tidak Terduga 8,096,829,580 839,651,600 292,350,000 (77.41)
-
B Belanja Langsung 38,000,978,305 173,226,615,556 122,588,212,022 163.31
1 Belanja Pegawai BLUD - 4,272,749,250 5,581,548,000 15.32
2 Honorarium Non PNS 28,099,375,000 51,186,482,010 59,889,382,600 49.58
3 Belanja Beasiswa Pendidikan - 3,089,750,000 2,855,000,000 (3.80)
4 Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan 9,573,008,305 39,353,350,423 50,418,231,422 169.60
bulanan kantor seperti listrik, air, telepon
dan sejenisnya)
5 Belanja sewa gedung kantor (yang telah 328,595,000 2,426,443,453 2,652,050,000 323.86
ada kontrak jangka panjangnya)
6 Belanja untuk Program Pembangunan 72,897,840,420 1,192,000,000 (49.18)
Desa Mandiri Anggur Merah) -
7 dst - - -
-
C Pembiayaan 25,773,288,000 64,000,000,000 81,630,000,000 87.93
1 Pembentukan dana cadangan - 35,000,000,000 55,000,000,000 28.57
2 Pembayaran Pokok Utang - - -
3. Penyertaan Modal 25,773,288,000 29,000,000,000 26,630,000,000 2.17
-
TOTAL 602,127,326,277 809,839,549,907 1,643,582,036,704 68.72
Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-29


Total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama pada tabel di atas menjadi
dasar untuk menentukan kebutuhan anggaran belanja yang tidak dapat dihindari dan tidak
dapat ditunda dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah dan analisis kerangka
pendanaan.

3.3.1.1 Proyeksi Data Masa Lalu

Kemampuan daerah memberikan pelayanan kepada masyarakat ditentukan juga


oleh kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri, dalam arti sampai
sejauhmana daerah mampu menggali sumber-sumber keuangannya guna membiayai
keperluan-keperluan sendiri tanpa semata-mata menggantungkan diri pada bantuan dan
atau subsidi pemerintah pusat. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah memberikan
kesempatan dan kewenangan untuk menghimpun pendapatan daerah, baik yang
konvensional yaitu dari pajak dan retribusi daerah ataupun sumber pendapatan daerah
yang non konvensional seperti obligasi daerah atau bahkan pinjaman daerah.
Ketergantungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang cukup tinggi
terhadap Pemerintah Pusat, dimana Proporsi Dana Perimbangan dalam kurun waktu
2008 2012 secara rata-rata mencapai 67,40%, menunjukkan bahwa salah satu
permasalahan pengelolaan keuangan daerah bersumber dari rendahnya kemampuan PAD,
selain alokasi jenis belanja yang tidak produktif, pemanfaatan alokasi belanja yang tidak
efisien dan efektif,serta pengelolaan administrasi yang belum optimal. Selain tingkat
ketergantungan yang cukup tinggi, berbagai permasalahan pengelolaan keuangan daerah
adalah sebagaimana tergambar berikut ini:
- Pendapatan daerah didominasi dari sumber dana perimbangan dan dari lain-lain
sumber pendapatan yang sah.
- Keterbatasan kemampuan Pemerintah daerah dalam pengumpulan dana, khususnya
PAD yang bersumber dari retribusi daerah masih harus ditingkatkan. Di sisi lain,
peningkatan retribusi daerah berarti ada peningkatan kinerja pelayanan Pemerintah
yang diberikan.
- Kualitas belanja masih rendah karena belum optimal mengungkit pertumbuhan
ekonomi daerah.
- Integrasi pengelolaan belanja belum optimal sehingga program dan kegiatan yang
dilakukan masih bersifat parsial.
- Kualitas manajemen pengelolaan keuangan daerah belum sesuai dan belum
sepenuhnya transparan dan akuntabel sehingga Opini BPK atas hasil pemeriksaan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Daerah baru mencapaiopini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP).

Sehubungan dengan berbagai permasalahan tersebut di atas, maka Pemerintah


Provinsi Nusa Tenggara Timur menetapkan arah kebijakan pengelolaan keuangan daerah
yang meliputi penerimaan atau pendapatan daerah, pengeluaran daerah atau belanja
daerah dan pembiayaan daerah.

1. Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah


a. Ruang Lingkup dan Asas Keuangan Daerah
Keuangan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur dikelola sesuai amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-30


Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah. Ruang lingkup keuangan daerah meliputi:
a) Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta
melakukan pinjaman;
b) Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga;
c) Penerimaan daerah;
d) Pengeluaran daerah;
e) Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah;
f) Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan / atau kepentingan umum.

Sedangkan asas umum pengelolaan keuangan daerah yang menjadi


komitmen Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timuradalah :
1) Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk
masyarakat.
2) Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi,
diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya
disingkat APBD yang ditetapkan setiap tahun dengan Peraturan Daerah.
Keuangan daerah yang tertuang dalam APBD yang dipergunakan untuk
membiayai program/kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunandan pelayanankemasyarakatan.Aspek penting dalam
penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan (policy), perencanaan
(planning) dengan penganggaran (budget) agar tidak tumpang
tindih.Penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan
kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan
sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan
kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik.

b. Arah pengelolaan keuangan daerah 2014 2018 adalah sebagai berikut:


1. Kebijakan Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah pada hakikatnya diperoleh melalui pungutan pajak,
retribusi daerah termasuk di dalamnya optimalisasi aset daerah serta
pungutan lainnya yang dibebankan pada seluruh masyarakat dengan prinsip
keadilan dan kewajaran. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang
melalui rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana, sebagai hak
pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran. Kebijakan meningkatkan
pendapatan berdasarkan sumber utama pendapatan sebagai berikut:
1) Pendapatan Asli Daerah
Peningkatan pendapatan asli daerah dari masyarakat, harus
berdasarkan pada Peraturan Daerah, terutama untuk membiayai layanan-
layanan yang diberikan, sehingga kemandirian daerah dalam hal pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat terwujud. Untuk
mewujudkan hal tersebut maka kebijakan peningktan PAD dilaksanakan
melalui:
a) Memperkuat otonomi daerah dan demokrasi, dimana pajak daerah dan
retribusi daerah dijadikan sebagai saluran aspirasi daerah dan
mempermudah penerapan tingkat pelayanan dengan beban pajak daerah
dan retribusi daerah;

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-31


b) Meningkatkan akuntabilitas pelayanan Pemerintah Daerah;
c) Memberikan insentif untuk peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam
pelaksanaan layanan;
d) Menggali sumber-sumber pungutan daerah yang baru (ekstensifikasi)
berdasarkan ketentuan yangmemenuhi kriteria pungutan daerah yang
baik dan benar serta tidakbertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
e) Meningkatkan pengendalian dan evaluasi sumber-sumber pendapatan
daerah sehingga diperoleh data dan potensi pendapatan daerah yang
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjunya secara operasional peningkatan pengelolaan PAD perlu


difokuskan pada langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pemantapan kelembagaan dan sistem pemungutan pendapatan daerah;.
2) Intensifikasi dan Ekstensifikasi pajak daerah
a) Intensifikasi pajak daerah, dilakukan antara lain melalui :
Pendataan dan peremajaan obyek dan subyek pajak dan retribusi
daerah.
Mengintensifkan penerimaan retribusi daerah.
Sesuai data masa lalu, terlihat bahwa retribusi daerah mengalami
trend penurunan. Ke depan harus dilakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan pendapatan yang berasal dari retribusi daerah agar
terjadi peningkatan pendapatan daerah. Di sisi lain, peningkatan
retribusi daerah menuntut perbaikan kinerja dan
pelayanan/fasilitas yang diberikan, sebab retribusi dibayarkan atas
dasar pelayanan/fasilitas/jasa yang diberikan oleh Pemerintah.
Peningkatan retribusi daerah dapat dilakukan antara lain melalui :
- Optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan aset daerah
melalui pengelolaan aset daerah secara profesional yang
berdampak pada peningkatan PAD.
- Memaksimalkan penjualan produk-produk usaha daerah
Peningkatan koordinasi dan pengawasan terhadap pemungutan
pendapatan daerah.
Peningkatan pelayanan publik (masyarakat), baik kecepatan
pelayanan pembayaran maupun kemudahan untuk memperoleh
informasi dan kesadaran masyarakat wajib pajak/retribusi daerah.
b) Ekstensifikasi pajak daerah
Upaya penggalian sumber-sumber penerimaan diarahkan pada
pemanfaatan potensi daerah yang memberikan kelebihan atau
keuntungan secara ekonomis kepada masyarakat.Namun demikian,
penggalian sumber-sumber pendapatan daerah yang dilakukan tidak
boleh menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Ekstensifikasi pajak daerah
Pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam
memfasilitasi kegiatan ekonomi yang semakin berkembang dalam
masyarakat.
3) Peningkatan upaya sosialisasi pendapatan daerah.
4) Peningkatan kualitas data dasar seluruh pendapatan daerah.
5) Peningkatan peran dan fungsi UPT-pada dinas/badan lingkup Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kantor Bersama Samsat.
6) Peningkatan sinergitas dan koordinasi pendapatan asli daerah dengan
Pemerintah Pusat, Kabupaten/Kota serta instansi terkait.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-32


7) Memperbaiki sarana dan prasarana pungutan yang belum memadai.
8) Perbaikan administrasi penerimaan PAD untuk menjamin agar semua
pendapatan dapat terkumpul dengan baik.

Berdasarkan potensi yang ada maka peluang untuk meningkatkan


Pendapatan Asli Daerah (PAD), semakin besar dengan telah diterbitkannya
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk menghimpun
pendapatan daerah baik yang konvensional yaitu dari pajak dan retribusi
ataupun sumber pendapatan daerah yang tidak konvensional seperti pinjaman
daerah dan obligasi daerah.Dalam upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah,
Pemerintah Daerah telah melaksanakan investasi dan kemitraan pengelolaan
asset Pemerintah daerah meliputi:
a) Penyertaan modal pada Bank NTT, PT Flobamora dan PT. Hotel Sasando,
dan PT Bangun Askrida.
b) Kemitraan pengelolaan aset Pemerintah pada Kawasan Industri Bolok,
Kawasan Fatululi, kawasan Pantai Pede dan aset tanah dan bangunan eks
Hotel Flobamora I.
2) Dana Perimbangan
Dana yang berasal dari DAU perlu dikelola dengan sebaik-baiknya,
meskipun relatif sulit untuk memperkirakan jumlah alokasinya karena
tergantung pada pemerintah pusat. Sumber Dana Alokasi Khusus (DAK) juga
dapat diupayakan peningkatannya melalui penyusunan program-program
unggulan yang dapat diajukan untuk dibiayai dengan dana DAK. Sedangkan
peningkatan pendapatan dari bagi hasil pajak provinsi dan pusat diupayakan
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi.Pendapatan Bagi Hasil sangat terkait
dengan aktivitas perekonomian daerah. Dengan semakin meningkatnya
aktivitas ekonomi akan berkorelasi dengan naiknya pendapatan yang berasal
dari bagi hasil. Pemerintah Daerah harus mendorong meningkatnya aktivitas
perekonomian daerah.
Beberapa langkah yang akan dilaksanakan dalam rangka optimalisasi
intensifikasi dan ekstensifikasi melalui koordinasi penyaluran dana bagi hasil
PBB, PPH dan CHT adalah:
1) Peningkatan akurasi data potensi sumber daya alam sebagai dasar
perhitungan pembagian dalam dana perimbangan dan lain-lainpendapatan
yang sah.
2) Peningkatan koordinasi dengan pemerintah pusat dan kabupaten/kota
dalam mengoptimalkan bagi hasil dana perimbangan dan lain-lain
pendapatan yang sah;
3) Mendorong perubahan kebijakan nasional dengan mendorong penetapan
regulasi Provinsi Nusa Tenggara Timur dan provinsi lainnya ditetapkan
sebagai Provinsi Kepulauan yang menjadikan laut sebagai bagian dari luas
wilayah yang diperhitungkan dalam penetapan DAU.

2. Kebijakan Belanja Daerah


Belanja daerah diarahkan untuk dapat mendukung pencapaian visi dan
misi pembangunan 5 (lima) tahun ke depan. Sesuai dengan visi pembangunan yang
telah ditetapkan, belanja daerah dapat digunakan sebagai instrumen pencapaian
visi tersebut. Pengelolaan belanja sejak proses perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan hingga pertanggungjawaban harus memperhatikan
aspek efektifitas, efisiensi, transparan dan akuntabel.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-33


Belanja harus diarahkan untuk mendukung kebijakan yang telah ditetapkan dengan
memperhatikan perbandingan antara masukan dan keluaran (efisiensi), dimana
keluaran dari belanja dimaksud seharusnya dapat dinikmati oleh masyarakat
(hasil).Selanjutnya alokasi anggaran perlu dilaksanakan secara terbuka
berdasarkan skala prioritas dan kebutuhan.Selain itu pengelolaan belanja harus
diadministrasikan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Arah
pengelolaan belanja daerah adalah sebagai berikut:
a. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran. Dana yang tersedia harus dimanfaatkan
dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan pelayanan pada
masyarakat dan harapan selanjutnya adalah peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dapat diwujudkan
dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur daerah,
terutama yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat.
b. Prioritas. Penggunaan anggaran diprioritaskan untuk mendanai kegiatan
kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, pengembangan wilayah, penciptaan
lapangan kerja, peningkatan infrastruktur guna mendukung ekonomi
kerakyatan dan pertumbuhan ekonomi serta diarahkan untuk penanggulangan
kemiskinan secara berkelanjutan.
c. Tolok ukur dan target kinerja. Belanja daerah pada setiap kegiatan disertai
tolok ukur dan target pada setiap indikator kinerja yang meliputi masukan,
keluaran dan hasil sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
d. Optimalisasi belanja langsung. Belanja langsung diupayakan untuk mendukung
tercapainya tujuan pembangunan secara efisien dan efektif. Belanja langsung
disusun atas dasar kebutuhan nyata masyarakat, sesuai strategi pembangunan
untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.
Optimalisasi belanja langsung untuk pembangunan infrastruktur publik
dilakukan melalui kerjasama dengan pihak swasta/pihak ketiga, sesuai
ketentuan yang berlaku.
e. Transparansi dan Akuntabel. Setiap pengeluaran belanja dipublikasikan pada
publik dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dipublikasikan berarti pula masyarakat mudah dan tidak mendapatkan
hambatan dalam mengakses informasi belanja. Pelaporan dan
pertanggungjawaban belanja tidak hanya dari aspek administrasi keuangan,
tetapi menyangkut pula proses keluaran dan hasil.

Kebijakan umum belanja daerah diarahkan pada peningkatan


efisiensi,efektivitas, transparansi, akuntabilitas dan penetapan prioritas
alokasianggaran.Selain itu, kebijakan belanja daerah juga diarahkan untuk
mencapai visi dan misi yang ditetapkan dalam rangka memperbaiki kualitas dan
kuantitas pelayanan publik.Secara spesifik, efisiensi dan efektivitas belanja harus
menjadi kebijakan yang diaplikasikan pada semua pos-pos belanja.
Belanja daerah dikelompokkan ke dalam Belanja Langsung dan Belanja
Tidak Langsung yang masing-masing kelompok dirinci ke dalam jenis belanja.
Untuk Belanja Tidak Langsung, jenis belanjanya terdiri atas Belanja Pegawai,
Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Keuangan, Belanja
Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, dan Belanja Tidak Terduga. Sementara itu, untuk
Belanja Langsung, jenis belanjanya terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Barang dan
Jasa, serta Belanja Modal.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-34


1) Belanja Tidak Langsung
Belanja yang signifikan pada kelompok belanja tidak langsung adalah
belanja gaji, hibah dan bantuan sosial, namun demikian Pemerintah berkomitmen
untukmenyediakan dana darurat dalam bentuk belanja tidak terduga yang
diperuntukkan terutama untuk penanggulangan bencana alam.
Alokasi belanja hibah dan bantuan sosial diarahkan kepada masyarakat
dan berbagai organisasi baik profesi maupun kemasyarakatan.Tujuan alokasi
belanja hibah dan bantuan sosial adalah sebagai manifestasi pemerintah dalam
memberdayakan masyarakat dan mengurangi resiko sosial.
Mekanisme anggaran yang dilaksanakan adalah bersifat block grant,
artinya masyarakat dapat merencanakan sendiri sesuai dengan kebutuhan, dengan
tidak keluar dari koridor peraturan yang berlaku. Selain itu, komitmen Pemerintah
Daerah untukmemperbaiki kualitas pendidikan dan kesehatan juga berimplikasi
pada meningkatnya belanja hibah untuk sektor pendidikan dan kesehatan yang juga
akan berpengaruh pada peningkatan Belanja Tidak Langsung dalam 5 (lima) tahun
ke depan.
2) Belanja Langsung
Belanja Langsung adalah belanja pemerintah daerah yang berhubungan
langsung dengan program dan kegiatan.Program dan kegiatan yang diusulkan pada
belanja langsung disesuaikan dengan Kebijakan Umum APBD (KUA), Prioritas dan
Plafon Anggaran (PPAS) dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra-SKPD).
Belanja Langsung terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa,
serta Belanja Modal. Belanja Langsung untuk lima tahun ke depan diarahkan pada
pencapaian visi dan misi Provinsi Nusa Tenggara Timur, antara lain untuk
peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan, kesehatan, penciptaan lapangan
kerja, perbaikan infrastruktur untuk mempercepat peningkatan akses masyarakat
dan mendorong pertumbuhan ekonomi serta diarahkan untuk pengurangan
kemiskinan. Besarnya dana yang dikeluarkan untuk masing-masing kegiatan juga
diperkirakan akan meningkat. Sementara itu, khusus untuk Belanja Modal,
pengeluaran belanja modal pada lima tahun mendatang diprioritaskan untuk
membangun sarana dan prasarana yang mendukung tercapainya visi dan misi
Daerah
Telaah aspek pendapatan dan belanja daerah menunjukkan bahwa proses
pembangunan di Nusa Tenggara Timurakan berjalan dalam kondisi keterbatasan
fiskal dan ketergantungan fiskal yang tinggi serta belum optimalnya upaya-upaya
menggali pendapatan asli daerah. Pada sisi lain, realisasi belanja daerah selama
lima tahun terakhir memperlihatkan bereaucratic oriented yang tinggi. Dalam
kondisi ini, beberapa prinsip perlu diletakkan sebagai landasan bagi arah kebijakan
keuangan daerah dalam jangka lima tahun ke depan. Prinsip yang dimaksud
bersumber pada paradigma Anggaran Untuk Rakyat Menuju Sejahtera (Anggur
Merah) sesuai dengan Visi, Misi, Strategi dan arah kebijakan Pembangunan daerah
Nusa Tengara Timur selama lima tahun kedepan, dengan penjabaran sebagai
berikut:
a) Keterbatasan kapasitas fiskal menghendaki efisiensi dalam penggunaan
anggaran, baik yang bersumber dari APBD maupun dana dekonsentrasi.
b) Efisiensi dalam penggunaan anggaran dapat dicapai melalui perumusan
kebijakan anggaran (KUA-APBD) yang fokus pada prioritas pembangunan;
c) Untuk kepentingan ini, harus terjadi perubahan dalam struktur belanja.
Struktur belanja, baik menurut klasifikasi ekonomi maupun bidang
kewenangan, harus konsisten dengan program-program prioritas;

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-35


d) Ketergantungan fiskal menghendaki upaya-upaya kreatif dari semua unsur
pemerintahan untuk menggali dan memanfaatkan endowment faktor yang
dimiliki untuk meningkatkan PAD;
e) Dalam kaitan ini, peranan retribusi daerah harus ditingkatkan dan
pengembangannya harus terfokus pada layanan publik yang mampu
meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat.
f) Penerimaan pembiayaan yang sebagian besar bersumber dari SILPA harus
digunakan untuk menjamin likuiditas keuangan pemerintah dan untuk
pengeluaran pembiayaan yang berorientasi pada penguatan investasi daerah
melalui pembangunan infrastruktur dan kepentingan jangka pendek yang
bersifat mendesak.

Arah kebijakan belanja daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam


jangka menengah adalah sesuai prioritas pembangunan yang telah ditetapkan.
Program prioritas yang dimaksud harus memiliki hubungan langsung dengan
kepentingan publik, bersifat strategis, lintas sektor, selesai dalam 5 (lima) tahun,
berskala besar, dan memiliki urgensi yang tinggi serta memberikan dampak yang
luas kepada masyarakat. Dengan demikian, besarnya alokasi belanja daerah untuk
setiap program prioritas harus harus lebih diutamakan dibandingkan dengan
pemenuhan alokasi belanja yang lain.

Sejalan dengan Visi, Misi, dan Arah Pembangunan Nusa Tenggara Timur5
(lima) tahun ke depan, keseluruhan program prioritas yang perlu mendapatkan
perhatian penting dalam belanja daerah, dikemas dalam 8 (delapan) agenda
pembangunan sebagai berikut:
1) Agenda Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kepemudaan dan Keolahragaan
2) Agenda Pembangunan Kesehatan
3) Agenda Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Pariwisata
4) Agenda Pembenahan Sistem Hukum dan Birokrasi Daerah
5) Agenda Percepatan Pembangunan Infrastruktur Berbasis Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
6) Agenda Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
7) Agenda Pembangunan Perikanan dan Kelautan
8) Agenda Khusus:
a. Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
b. Penanggulangan Bencana
c. Pembangunan Daerah Perbatasan

3. Kebijakan Pembiayaan Daerah

Persoalan utama yang dihadapi pemerintah provinsi dalam aspek


pembiayaan adalah optimalisasi pemanfaatan SILPA, dana cadangan dan peluang
pinjaman jangka daerah untuk membiayai program prioritas, dan pembangunan
infrastruktur sebaik mungkin. Dengan demikian, Arah Kebijakan Pembiayaan
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebagai berikut:
1) Menciptakan pembiayaan anggaran dengan resiko rendah dan relatif tidak
mengganggu stabilitas maupun kesinambungan anggaran pusat maupun
daerah. Pembiayaan demikian terutama berasal dari: (i) Dana SILPA, dan (ii)
Dana pinjaman jangka panjang yang terkait langsung dengan proyek-proyek
yang terukur profitabilitasnya baik secara nilai maupun kurun waktu
menghasilkannya.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-36


2) Menyediakan pembiayaan dari dana cadangan untuk membiayai proyek-
proyek tertentu yang pengerjaannya memerlukan waktu lebih dari satu
tahun anggaran.
3) Menjadikan penyertaan modal pemerintah dalam BUMD sebagai langkah
perbaikan kinerja BUMD yang bersangkutan.

Analisis proyeksi belanja daerah dilakukan untuk memperoleh gambaran


kebutuhan belanja tidak langsung daerah dan pengeluaran pembiayaan yang bersifat
wajib dan mengikat serta prioritas utama. Analisis dilakukan dengan proyeksi 5 (lima)
tahun kedepan untuk penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah.

Proyeksi Pendapatan DaerahProvinsi Nusa Tenggara Timur 20131-2018 diproyeksikan


sebagaimana tabel 3.18 berikut.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-37


Tabel 3.18
Proyeksi Pendapatan Daerah 2013 - 2018

NO. Rata-Rata
URAIAN TA. 2012 Proyeksi TA. 2014 Proyeksi TA. 2015 Proyeksi TA. 2016 Proyeksi TA. 2017 Proyeksi TA. 2018 Total
URUT Pertumbuhan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4 PENDAPATAN 2.241.053.965.236 1,00 2.720.973.577.000 3.096.388.728.540 3.511.280.311.518 3.995.461.261.926 4.561.505.953.430 17.885.609.832.415

4,1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 458.793.895.486 0,46 695.415.928.000 783.519.311.100 861.314.429.023 949.194.034.624 1.048.469.065.255 4.337.912.768.002
4.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 315.288.427.363 0,13 528.047.773.000 596.693.983.490 674.264.201.344 761.918.547.518 860.967.958.696 3.421.892.464.048
4.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 9.850.009.229 0,04 29.711.663.000 30.900.129.520 30.912.489.572 30.924.854.568 30.937.224.509 153.386.361.169
4.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 42.740.304.511 0,21 55.816.821.000 67.538.353.410 67.680.183.952 67.822.312.338 67.964.739.194 326.822.409.895
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
4.1.4
yang Sah 90.915.154.383 0,08 81.839.671.000 88.386.844.680 88.457.554.156 88.528.320.199 88.599.142.855 435.811.532.890

4,2 DANA PERIMBANGAN 1.098.995.074.750 0,42 1.290.418.374.000 1.534.216.278.240 1.825.202.328.566 2.172.641.296.373 2.587.631.892.971 9.410.110.170.150
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
4.2.1
101.259.360.750 0,11 84.494.874.000 93.789.310.140 104.106.134.255 115.557.809.023 128.269.168.016 526.217.295.435
4.2.2 Dana Alokasi Umum 940.646.764.000 0,20 1.131.687.590.000 1.358.025.108.000 1.629.630.129.600 1.955.556.155.520 2.346.667.386.624 8.421.566.369.744
4.2.3 Dana Alokasi Khusus 57.088.950.000 0,11 74.235.910.000 82.401.860.100 91.466.064.711 101.527.331.829 112.695.338.330 462.326.504.971

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG


4,3
SAH 0,12 735.139.275.000 778.653.139.200 824.763.553.928 873.625.930.930 925.404.995.205 4.137.586.894.263
4.3.1 Pendapatan Hibah 0,02 11.872.960.000 12.110.419.200 12.352.627.584 12.599.680.136 12.851.673.738 61.787.360.658
4.3.2 Pendapatan Dana Darurat -
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
4.3.3
dan Pemda Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi 683.264.995.000 0,06 717.287.620.000 760.324.877.200 805.944.369.832 854.301.032.022 905.559.093.943 4.043.416.992.997
4.3.4 Khusus
4.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemda Lainnya
4.3.6
Penerimaan dari Pihak Ketiga 0,04 5.978.695.000 6.217.842.800 6.466.556.512 6.725.218.772 6.994.227.523 32.382.540.608
Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Diolah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-38


Tabel 3.19
Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013-2018
Tingkat PROYEKSI
Data Tahun Dasar 2012
No Uraian Pertumbuh
(Rp)
an (%)
2014 2015 2016 2017 2018

A Belanja Tidak Langsung 1,439,363,824,682 1,734,197,852,156 1,918,484,781,860 2,124,082,491,501 2,353,659,158,443 2,610,242,777,768

1 Belanja Gaji dan Tunjangan 299,540,957,346 10.00 329,495,053,081 362,444,558,389 398,689,014,228 438,557,915,650 482,413,707,215.31

2 Tambahan penghasilan/Tunjangan 110,460,439,845 5.00 115,983,461,837 121,782,634,929 127,871,766,676 134,265,355,009 140,978,622,759.81


Kesra
3 Belanja Penerimaan Pimpinan & ADPRD 5,564,800,000 5.00 5,843,040,000 6,135,192,000 6,441,951,600 6,764,049,180 7,102,251,639.00
serta Operasional KDh/WKDh
4 Belanja Insentif Pajak Daerah 10,344,679,487 13.00 11,689,487,820 13,209,121,237 14,926,306,998 16,866,726,907 19,059,401,405.43

5 Belanja Insentif Retribusi Daerah 198,271,556 4.00 206,202,418 214,450,515 223,028,536 231,949,677 241,227,664.07

6 Belanja Bunga - - - - - -

7 Belanja Subsidi - - - - - -

8 Belanja Hibah 798,677,253,045 10.00 923,507,620,000 1,015,858,382,000 1,117,444,220,200 1,229,188,642,220 ####################

9 Bantuan sosial 64,755,830,000 5.00 40,940,000,000 42,987,000,000 45,136,350,000 47,393,167,500 49,762,825,875.00

10 Belanja Bagi Hasil Kepada 136,640,473,403 17.00 254,525,387,000 297,794,702,790 348,419,802,264 407,651,168,649 476,951,867,319.60
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemdes
11 Bantuan keuangan kepada 12,888,770,000 15.00 34,507,600,000 39,683,740,000 45,636,301,000 52,481,746,150 60,354,008,072.50
provinsi/kabupaten/kota dan pemdes
12 Belanja tidak terduga 292,350,000 5.00 17,500,000,000 18,375,000,000 19,293,750,000 20,258,437,500 21,271,359,375.00

B Belanja Langsung 122,588,212,022 163,426,245,415 177,848,502,190 193,906,871,084 211,818,143,356 231,829,971,253

1 BelanjaPegawai BLUD 5,581,548,000 10.00 6,139,702,800 6,753,673,080 7,429,040,388 8,171,944,427 8,989,138,869.48

2 Honorarium Non PNS 59,889,382,600 5.00 62,883,851,730 66,028,044,317 69,329,446,532 72,795,918,859 76,435,714,801.89

3 Belanja Beasiswa pendidikan PNS 2,855,000,000 5.00 2,997,750,000 3,147,637,500 3,305,019,375 3,470,270,344 3,643,783,860.94

4 Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan 50,418,231,422 15.00 57,980,966,135 66,678,111,056 76,679,827,714 88,181,801,871 101,409,072,151.68
bulanan kantor seperti listrik, air, telepon
dan sejenisnya)
5 Belanja sewa gedung kantor (yang telah 2,652,050,000 10.00 2,917,255,000 3,208,980,500 3,529,878,550 3,882,866,405 4,271,153,045.50
ada kontrak jangka panjangnya)
6 Belanja untuk Program Pembangunan 1,192,000,000 5.00 30,506,719,750 32,032,055,738 33,633,658,524 35,315,341,451 37,081,108,523.12
Desa Mandiri Anggur Merah
7 Dst (samsat online) - -

C Pembiayaan Pengeluaran 81,630,000,000 75,870,000,000 150,870,000,000 150,870,000,000 150,870,000,000 150,870,000,000.00

1 Pembentukan Dana Cadangan 55,000,000,000 - - 75,000,000,000 75,000,000,000 75,000,000,000 75,000,000,000.00

2 Pembayaran Pokok Utang dst - - - - - -

3 Penyertaan Modal 26,630,000,000 75,870,000,000 75,870,000,000 75,870,000,000 75,870,000,000 75,870,000,000


TOTAL (A+B+C) 1,643,582,036,704 1,973,494,097,572 2,247,203,284,049 2,468,859,362,584 2,716,347,301,799 2,992,942,749,020

Sumber : Biro Keuangan Setda Prov. NTT

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-39


3.3.1.2 Penghitungan Kerangka Pendanaan

Penghitungan kerangka pendanaan dilakukan dengan tujuan untuk


mengetahui kapasitas riil kemampuan keuangan daerah dan rencana
penggunaannya. Penghitungan dimaksud tergambar pada tabel 3.20 Kapasitas Riil
Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan daerah.

Berdasarkan 3.20 tersebut, disusun Tabel 3.21 sehingga dapat dihitung


rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk
memenuhi kebutuhan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung
dalam rangka pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama
5 (lima) tahun ke depan.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-40


Tabel 3.20
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur

Proyeksi
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018

1 Pendapatan 2.720.973.577.000 3.096.388.728.540 3.511.280.311.518 3.995.461.261.926 4.561.505.953.430


2 Pencairan Dana Cadangan
(sesuai perda) - - 300.000.000.000
3 Sisa Lebih Riil Perhitungan
Anggaran 190.353.015.474 248.608.877.961 324.693.433.655 424.062.996.959 553.843.739.202
Total Penerimaan 2.911.326.592.474 3.344.997.606.501 3.835.973.745.173 4.419.524.258.885 5.415.349.692.632
Dikurangi :
4
Belanja dan Pengeluaran
Pembiayaan yang Wajib dan
Mengikat serta Prioritas Utama 1.973.484.097.572 2.247.203.284.049 2.468.859.362.584 2.716.347.301.799 2.992.142.749.020
Kapasitas riil kemampuan
keuangan 937.842.494.902 1.097.794.322.452 1.367.114.382.589 1.703.176.957.086 2.423.206.943.612

Sumber : Biro Keuangan Setda Prov. Nusa Tenggara Timur, Diolah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-41


Tabel 3.21
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Proyeksi
No Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
I Kapasitas riil kemampuan keuangan 937.842.494.902 1.097.794.322.452 1.367.114.382.589 1.703.176.957.086 2.423.206.943.612
Rencana alokasi pengeluaran prioritas I
II a Belanja langsung 583.387.329.643 667.955.080.262 912.196.110.505 1.220.280.462.580 1.909.043.879.036
II.b Pembentukan Cadangan-Cadangan 75.000.000.000 75.000.000.000 75.000.000.000 75.000.000.000
Dikurangi :
Belanja langsung yang wajib dan mengikat serta
II.c 163.426.245.415 177.848.502.190 193.906.871.084 211.818.143.356 231.829.871.253
prioritas utama
Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta
II.d 75.870.000.000 75.945.000.000 75.945.000.000 75.945.000.000 75.945.000.000
prioritas utama
Total Rencana Pengeluaran Prioritas I (II.a + II.b + II.c
II. 822.683.575.058 996.748.582.452 1.257.047.981.589 1.583.043.605.936 2.291.818.750.289
+ II.d)
III.a Belanja Tidak Langsung 1.756.409.172.000 1.918.484.781.860 2.124.082.491.501 2.353.659.158.443 2.610.242.777.768
Dikurangi :
Belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta
III.b 1.641.250.252.156 1.817.439.041.860 2.014.016.090.501 2.233.525.807.293 2.478.854.584.445
prioritas utama
III. Total Rencana Pengeluaran Prioritas II (III.a - III.b) 115.158.919.844 101.045.740.000 110.066.401.000 120.133.351.150 131.388.193.323
Surplus angaran riil atau berimbang (I - II - III) - - - - -

Sumber : Biro Keuangan Setda Prov. NTT, diolah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-42


Dari total dana alokasi pagu indikatif yang tersedia, kemudian dialokasikan keberbagai
program/kegiatan sesuai urutan prioritas. Prioritas program/kegiatan dipisahkan menjadi
prioritas I, prioritas II dan prioritas III, dimana prioritas I mendapatkan prioritas pertama
sebelum prioritas II.Prioritas III mendapatkan alokasi anggaran setelah prioritas I dan II
terpenuhi kebutuhan dananya.
Prioritas I
Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan
(dedicated) Kepala daerah sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan
nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk
prioritas bidang pendidikan.
Program prioritas I harus berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat
monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi,
memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian
visi/misi daerah. Di samping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang
wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Prioritas II
Program Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang merupakan penjabaran
dari analisis per urusan. Suatu prioritas II berhubungan dengan program/kegiatan unggulan
SKPD yang paling berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani
sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar
serta tugas dan fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan
dengan itu.
Prioritas III
Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja tidak
langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi
kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan
pemerintahan desa serta belanja tidak terduga. Pengalokasian dana pada prioritas III harus
memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu untuk
menunjukkan urutan prioritas yang benar.
Dengan demikian, kapasitas riil keuangan daerah dapat dialokasikan sebagaimana tabel berikut:

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-43


Tabel 3.22
Kerangka PendanaanAlokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013 - 2018
Alokasi
Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
No. Jenis Dana % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp
1. Prioritas I 35,73 822.683.575.058 37,94 996.748.582.452 41,14 1.257.047.981.589 44,34 1.583.043.605.936 51,04 2.291.818.750.289
2. Prioritas II 4,04 92.947.600.000 3,85 101.045.740.000 3,60 110.066.401.000 3,36 120.133.351.150 2,93 131.388.193.323
3. Prioritas III 60,23 1.386.964.068.837 58,21 1.529.330.551.119 55,26 1.688.621.689.817 52,29 1.867.028.161.331 46,03 2.067.046.409.245
Total 100,00 2.302.595.243.895 100,00 2.627.124.873.571 100,00 3.055.736.072.406 100,00 3.570.205.118.417 100,00 4.490.253.352.857

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-44


3.4. SINERGI KEUANGAN DAERAH DENGAN KEUANGAN PEMBANGUNAN LAIN
Keefektifan pengelolaan keuangan daerah didukung sumber pembiayaan
pembangunan lain untuk mendukung pencapaian target pembanguan daerah. Sehubungan
dengan itu dibutuhkan sinergitas pengelolaan keuangan daerah dengn keuangan lainnya
melalui dana APBN, hibah lembaga internasional, investasi swasta dan dana CSR.
3.4.1 Dana APBN
Dana APBN yang dialokasikan dana kantor pusat, dana kantor daerah, dana dekonsentrasi,
dana tugas pembantuan dan dana urusan bersama yang rasionya dibandingkan besar
belanja pada APBD Provinsi yaitu 5,71 tahun 2009, 4,76 tahun 2010, 5,99 tahun 2011, 5,51
tahun 2012 dan 3,23 tahun 2013. Jenis keuangan lainnya yang mendukung pembangunan
daerah Nusa Tenggara Timur sebagaimana Tabel 3.23
Tabel 3.23
Sumber Pembiayaan Pmbangunan melalui APBN Tahun 2009-2013
Sumber dan besar dana (Rp.000)
Prosetase
Tahun Kantor Tugas Urusan
Kantor Pusat Dekonsentrasi Jumlah (%)
Daerah Pembantuan bersama
Tahun
1,933,918,946 2,216,270,895 989,421,483 725,148,290 - 5,864,759,614 15.09
2009
Tahun
1,135,479,703 2,514,206,324 979,553,100 283,345,619 676,729,676 5,589,314,422 14.38
2010
Tahun
2,356,396,821 3,381,051,293 720,933,674 656,834,385 715,045,840 7,830,262,013 20.15
2011
tahun
4,768,022,040 4,728,133,892 908,005,057 1,047,388,018 384,410,947 11,835,959,954 30.45
2012
Tahun
2,498,169,138 3,648,571,260 467,163,621 488,421,629 643,880,565 7,746,206,213 19.93
2013
Jumlah 12,691,986,648 16,488,233,664 4,065,076,935 3,201,137,941 2,420,067,028 38,866,502,216 100.00
Prosentase
32.66 42.42 10.46 8.24 6.23 100.00
(%)

Komposisi belanja APBN di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam 5 (lima) tahun
terkhir pada periode 2009-2013 sebagaimana Gambar 3.5.
Gambar 3.5
Komposisi Belanja APBN 2009-2013

5.000.000.000
4.000.000.000
3.000.000.000 Tahun 2009
2.000.000.000 Tahun 2010
1.000.000.000 Tahun 2011
-
tahun 2012
Tahun 2013

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-45


3.4.2 Dana Hibah Lembaga Internasional

Sinergi pengelolaan keuangan daerah juga dilaksanakan dengan pembiayaan pembangunan


hibah lembaga internasional. Sesuai dengan Paris Declaration dan The Jakarta Commitment
bahwa program kemitraan lembaga internasional disesuaikan dengan kebijakan
pembangunan Nasional dan Daerah. Untuk menjamin efektifitas dan efisiensi penggunaan
dana hibah internasional, maka sejak awal perencanaan perlu diintegrasikan dengan
kebijakan perencanaan pembangunan daerah.

Selama ini, Lembaga Internasional yang melaksanakan kemitraan pembangunan di Provinsi


Nusa Tenggara Timur tahun 2009-2013 adalah : Aus Aid, JICA, Lembaga-lembaga UN dan
NGO Internasional. Kemitraan ini akan makin intensif dilaksanakan pada tahun 2014-2018.

Pada tahun 2012, tercatat 28 Lembaga Internasional yang bermitra dengan Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dari 28 Lembaga Internasional (Bilateral, Multilateral dan
NGO Internasional) tersebut terdapat 37 Program dukungan yang pendanaanya bersumber
dari pendanaan kerjasama government to government, dengan perincian sebagai berikut:
Kerjasama bidang Bilateral terdiri dari 3 Lembaga mitra dengan 3 program, Kerjasama
Bidang Multilateral ada 9 Lembaga mitra dengan 13 program, Kerjasama Internasional
NGOs ada 16 lembaga mitra dengan 21 program. Masing-masing Lembaga Internasional
memiliki fokus program dan lokasi intervensi sendiri yang telah dilakukan need assessment
terlebih dahulu.

Tabel 3.24
Lembaga Internasional yang Bermitra dalam Pembangunan Nusa Tenggara Timur
LEMBAGA BILATERAL

NO NAMA LEMBAGA LOKASI FOKUS PROGRAM KET

1. AusAID
AusAID Kota Kupang, Kesehatan ibu dan bayi baru lahir Selesai tahun 2013
AIP MNH Kab.Kupang, TTS, TTU,
Belu, Lembata, Flores
Timur, Sikka, Ende,
Ngada, Manggarai,
Manggarai Barat,
Sumba Timur, Sumba
Barat
AusAID AIPD Provinsi dan Kab. TTU, Pengelolaan keuangan daerah,
Ngada, Flores Timur Manajemen pengetahuan dan
dan Sumba Barat Daya penguatan partisipasi masyarakat
AusAID ACCESS TTS, Kupang, Sumba Penguatan kapasitas masyarakat
Timur, Sumba Barat,
Sumba Tengah dan
SBD
2. GIZ (ex ded) Provinsi, Kota Kupang Dukungan Expert GIZ dan Progm beakhir di
Manajemen data bulan Maret 2012
3. USAID Provinsi DPRD dan parpol

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-46


LEMBAGA MULTILATERAL

NO NAMA LEMBAGA LOKASI FOKUS PROGRAM KET

4 UNICEF Provinsi,Kota Kesehatan, Air Bersih, Pendidikan,


Kupang, Kab.Kupang, Perlindungan Anak
TTS, Belu, Alor, Sikka,
Sumba Timur, Sumba
Tengah, Sumba Barat
Daya, Sumba Barat,
Rote Ndao.
5. FAO Kota Kupang, Kab. Perikanan, Kelautan dan Pesisir,
Kupang, Rote Ndao Keuangan Mikro
dan Alor
6. ILO Kab. Kupang,Sika, Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Persiapan kegiatan
Sumba Timur. tahun 2013
7. UNDP
UNDP CPRU Kab. Kupang, Belu Perencanaan Sensitif Konflik Telah selesai 2011
UNDP PGSP Provinsi Penguatan Kapasitas Provinsi
UNDP SPARC Kab. Manggarai, Sabu Perubahan iklim dan mata Dalam tahap
Raijua dan Sumba pencaharian alternative kajian. Action 2012
Timur
UNDP SCBWFM Kab. TTS dan Kupang DAS Benenain
UNDP SC-DRR Provinsi, Kab. Alor PRB
dan Sikka
UNDP AGI Provinsi, Kab TTS, Efektifitas Bantuan Luar Negeri Program berakhir
Flotim dan Sabu tahun 2011
Raijua

8. UN-WFP Kab. Kupang dan Ketahanan pangan dan gizi


TTS,Manggarai Barat,
Manggarai, Sumba
Timur, SBD.
9. UNFPA Kab. TTS, Alor dan Kesehatan reproduksi,
Manggarai pembangunan kependudukan, dan
kesetaraan gender
10. UN-Habitat Kab. Belu dan Kab. Perencanaan Pembangunan Bagi
Kupang Eks Pengungsi
11. UNHCR Provinsi Illegal migrant
12. IOM Provinsi Illegal migrant Non PBB

NGO INTERNASIONAL

NO NAMA LEMBAGA LOKASI FOKUS PROGRAM KET

13. ACF (Action la Contre Kab. TTS, Kab. Air bersih


Faim) Kupang
14. CARE Int Ind
Prima Bina
(Pemberian Makanan TTU dan Belu Pemberian makanan tambahan
Tambahan pada Bayi bayidan anak
dan Anak/ IYCF
(LnL DIPECHO) Kab Kupang dan TTS Pengurangan resiko bencana Pilot Project
Linking and Learning (4 Desa)
on Disaster Risk
Reduction

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-47


PfR Kab. Kupang dan TTS Pengurangan resiko bencana Lanjutan dari
project LnL
(Partnership for
Resilience)

SESAMA (Sustanaible Kab. Kupang Penguatan kapasitas warga baru


dengan tetap memperhatikan
Settlement with
penguatan bagi warga lokal
Economic Security of disekitarnya
Aprooted people and
their host community
through Strengthened
and Adequate
Meditation Approach
in Indonesia)

KOTA II (Keep On Kodya Kupang Air Minum dan Penyehatan


Lingkungan (AMPL)
Improving Urban
Sanitation)

WISE (Wash In School TTS dan Belu Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (AMPL)
Empowerment)
15. CWS Kab. TTS Gizi

16. Plan International Kab. TTS, TTU, Pendidikan


Indonesia Lembata, Sikka dan
Nagekeo
17. WVI (Wahana Visi Kab. Kupang, TTS, Pendidikan, kesehatan, TTS dalam kajian.
Pemberdayaan, Koperasi Action 2012
Indonesia) TTU, Rote Ndao, Alor,
Flores Timur, Ende,
Manggarai, Sumba
Timur, Sumba
Barat,Sikka,SBD
18. WWF Kab. Lembata, Alor
19. Swiss Contact Manggarai, Pengembangan ekonomi lokal,
Pariwisata
Manggarai Timur,
Ende, Flores Timur,
TTU dan Belu, Sikka ,
Alor
20. VECO Manggarai, Pertanian berkelanjutan
Manggarai Timur,
Flores Timur, TTU
dan Belu
21. VSO Manggarai, Ngada, Dukungan tenaga ahli
Nagekeo, Ende, dan
Sikka
22. Handicap Kab. Kupang, TTS, Dukungan terhadap penyandang
cacat
International Belu
23. Child Fund / (ex CCF) Kota Kupang, Kab. Pendidikan dan kesehatan anak
Kupang, TTS, TTU,
Belu, Sikka, Ende,
Flores Timur, Sumba
Timur dan Sumba
Barat Daya

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-48


24. Save the Children Belu Pendidikan dan WATSAN

25. IMVF Kab. Flores Timur Energi dan Air Bersih

26. Wetlands Kab. Sikka dan Ende PRB


International
27 ITTO Kab TTS, Flotim, Kehutanan
Sumba Timur dan
Alor
28 TNC Manggarai Barat, Konservasi Laut
Manggarai,
SBD,Sumba Timur,
Sumba Tengah, TTS,
Sabu Raijua, Rote
Ndao

Berikut ini adalah rincian dana bagi setiap lokasi intervensi pada masing-masing program
Lembaga Bilateral.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-49


Tabel 3.25
Dukungan Lembaga Bilateral terhadap Pembangunan Nusa Tenggara Timur
DUKUNGAN LEMBAGA BILATERAL
DUKUNGAN LEMBAGA BILATERAL

NO. NAMA KABUPATEN/KOTA


AIPD AIPMNH ACCESS ELTA GIZ USAID (RPP)

I. PROVINSI Rp1,700,000,000 Rp14,980,781,650 Rp250,000,000

II. KABUPATEN/KOTA
1 KOTA KUPANG Rp3,229,496,250
2 KAB. KUPANG Rp2,546,727,850 Rp3,939,971,682
3 KAB. TTS Rp3,049,693,300 Rp3,589,681,297
4 KAB. TTU Rp6,327,486,615 Rp2,713,883,125
5 KAB. BELU Rp2,885,043,250
6 KAB. ALOR Rp0
7 KAB. ROTE NDAO Rp0
8 KAB. SABU RAIJUA Rp0
9 KAB. SIKKA Rp2,674,194,950
10 KAB. FLORES TIMUR Rp4,827,486,615 Rp3,135,313,500
11 KAB. LEMBATA Rp3,111,682,400
12 KAB. ENDE Rp3,753,949,050
13 KAB. NAGEKEO Rp0
14 KAB. NGADA Rp4,827,486,615 Rp3,169,628,500
15 KAB. MANGGARAI Rp3,152,006,250
16 KAB. MANGGARAI BARAT Rp3,309,955,750
17 KAB. MANGGARAI TIMUR Rp0
18 KAB. SUMBA TIMUR Rp2,842,528,950 Rp4,056,667,160
19 KAB. SUMBA BARAT Rp2,611,731,388 Rp3,786,878,205
20 KAB. SUMBA BARAT DAYA Rp4,827,486,615 Rp0 Rp4,108,864,796
21 KAB. SUMBA TENGAH Rp0 Rp4,096,184,464

III. Biaya operasional kantor Rp258,720,000

TOTAL Rp22,509,946,460 Rp57,166,616,163 Rp24,086,967,604 - - -


Sumber : Spadu KPLI

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-50


Rincian dana bagi masing-masing program Lembaga Multilateral pada lokasi intervensinya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.26
Dukungan Lembaga Multilateral terhadap Pembangunan Nusa Tenggara Timurdi 21 Kabupaten/Kota Tahun 2012

DUKUNGAN LEMBAGA MULTILATERAL


DUKUNGAN LEMBAGA MULTILATERAL

NO. NAMA KABUPATEN/KOTA UNICEF


UNDP-SCDRR UNFPA UNDP SCBFWM UNDP-PGSP ILO UN-HABITAT WFP FAO IOM.OIM UNHCR
(2011-2012)

I. PROVINSI $993,678 Rp1,800,000,000 Rp200,300,000

II. KABUPATEN/KOTA
1 KOTA KUPANG $106,400
2 KAB. KUPANG $24,167 Rp776,105,000 $10,135
3 KAB. TTS $743,659 Rp864,620,000
4 KAB. TTU -
5 KAB. BELU $634,850
6 KAB. ALOR Rp11,300,000 $181,166 Rp953,819,000
7 KAB. ROTE NDAO $10,800
8 KAB. SABU RAIJUA -
9 KAB. SIKKA Rp155,521,000 $595,798
10 KAB. FLORES TIMUR -
11 KAB. LEMBATA -
12 KAB. ENDE $26,600
13 KAB. NAGEKEO -
14 KAB. NGADA -
15 KAB. MANGGARAI - Rp1,146,000,000
16 KAB. MANGGARAI BARAT -
17 KAB. MANGGARAI TIMUR -
18 KAB. SUMBA TIMUR $149,700
19 KAB. SUMBA BARAT $41,000
20 KAB. SUMBA BARAT DAYA $39,259
21 KAB. SUMBA TENGAH $33,000

III. Biaya operasional kantor -

TOTAL Rp166,821,000 $3,580,077 Rp2,964,439,000 Rp776,105,000 Rp1,800,000,000 Rp200,300,000 - - $10,135 - -


Sumber : Spadu KPLI

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-51


Tabel dibawah ini adalah rincian dana NGO Internasional bagi masing-masing program di lokasi intervensinya.

Tabel 3.27
Dukungan NGO Internasional terhadap Pembangunan Nusa Tenggara Timurdi 21 Kabupaten/Kota Tahun 2012

DUKUNGAN NGO INTERNASIONAL


DUKUNGAN LEMBAGA NGO INTERNASIONAL
NAMA PROVINSI, WETLANDS
NO. SWISSC HANDIC SAVE THE
KABUPATEN/KOTA WVI VSO WWF INTERNATIO ACF VECO IMVF CWS CHILD FUN CARE PLAN ITTO TNC
ONTACT AP CHILDREN
NAL

I. PROVINSI

II. KABUPATEN/KOTA 1,241,534,000


1 KOTA KUPANG 1,241,534,000
2 KAB. KUPANG $31,465 1,731,842,214 3,308,174,985
3 KAB. TTS $40,394 388,489,348 1,318,359,500 609,025,000
4 KAB. TTU $241,316 8,925,000
5 KAB. BELU 4,657,407,082
6 KAB. ALOR $358,783
7 KAB. ROTE NDAO $120,998
8 KAB. SABU RAIJUA
9 KAB. SIKKA $292,424
10 KAB. FLORES TIMUR $226,463
11 KAB. LEMBATA
12 KAB. ENDE
13 KAB. NAGEKEO
14 KAB. NGADA
15 KAB. MANGGARAI $174,263
16 KAB. MANGGARAI BARAT
17 KAB. MANGGARAI TIMUR
18 KAB. SUMBA TIMUR $537,052
19 KAB. SUMBA BARAT $93,072
20 KAB. SUMBA BARAT DAYA $93,072
21 KAB. SUMBA TENGAH

III. Biaya operasional kantor

TOTAL $ 2,209,301 - - - - - 2,120,331,562 - - 4,657,407,082 1,318,359,500 - 6,409,192,985 - - -


Sumber : Spadu KPLI

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III-52


Gambar 3.6
Penyebaran Total Anggaran Hibah Luar Negeri di Nusa Tenggara TimurTahun 2012

Sumber : Spadu KPLI

Tabel di atas menunjukan bahwa distribusi dana lembaga mitra tersebar hampir di seluruh
kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur kecuali Kabupaten Sabu Raijua yang belum terdata
besar dana kegiatan lembaga mitra. Dari data yang diperoleh, dana sebesar Rp.71,4 Milyar
atau 30% dikelola di tingkat provinsi, sedangkansisanya sebesar Rp.158,54 milyar atau 70%
tersebar di seluruh kabupaten/kota. Kabupaten yang memperoleh anggaran terbesar adalah
kabupaten TTS, yaitu 8% dari total hibah di Nusa Tenggara Timurdengan nilai Rp. 18,38
Miliyar dan terendah pada kabupaten Sabu Raijua dan Nagekeo.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III- 53


Gambar 3.7
Dukungan Hibah Luar Negeriterhadap capaian RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur

2% 8%
12%
7%
4%
1%

49%
17%

pendidikan
kesehatan
ekonomi
infrastruktur
supremasi hukum
tata ruang dan lingkungan hidup
perempuan, anak dan pemuda
kemiskinan, kawasan perbatasan, kepulauan dan bencana alam

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 III- 54


BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1. ISU-ISU STRATEGIS


Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya akan signifikan
bagi daerah dan masyarakat di masa datang. Apabila isu-isu tidak diantisipasi akan
menimbulkan dampak dan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya. Jika itu sebuah
peluang, maka akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam jangka panjang.
Isu-isu strategis dirumuskan dari permasalahan pembangunan yang dapat
berasal dari lingkungan strategis eksternal baik itu isu internasional, kebijakan
nasional maupun regional. Sebagai provinsi terdepan di Selatan Indonesia yang
berbatasan darat dengan Negara Timor Leste dan berbatasan laut dengan Australia
maka pengaruh eksternal sangat besar. Oleh sebab itu dalam menetapkan isu-isu
startegis dalam RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 perlu
dipaparkan permasalahan-permasalahan pembangunan yang dinilai berpengaruh
terhadap perkembangan pembangunan. Berdasarkan hal tersebut maka teridentifikasi
aspek-aspek lingkungan strategis skala internasional dan nasional dan permasalahan-
permasalahan yang berpengaruh langung dalam pembangunan Provinsi Nusa
Tenggara Timur
4.1.1. Lingkungan Strategis Internasional
1) Meningkatnya proses demokratisasi dan penguatan tuntutan hak asasi manusia
2) Berkembangnya pembangunan yang berorientasi MDGs
3) Antisipasi krisis energy melalui pengembangan energi baru dan terbarukan
4) Perubahan iklim global (global waarning/climate change)
5) Tuntutan kualitas produksi yang ramah lingkungan pada pasar global
6) Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang
mendororong interaksi jejaring ekonomi, sosial, politik dan IPTEK sangat terbuka
7) Berkembangnya penyakit endemic HIV dan AIDS dengan fenomena gunung es
8) Berkembangnya perdagangan narkoba dan obat-obatan psikotropika
9) Wilayah perbatasan Negara di darat dan laut sebagai daerah rawan perdagangan
illegal, penyelundupan dan imigran gelap
4.1.2. Lingkungan Strategis Nasional
1) Meningkatnya dinamika pelaksanaan otonomi daerah
2) Tuntutan pelaksanaan reformasi birokrasi
3) Meningkatnya gerakan anti korupsi dan penegakan supremasi hukum
4) Rendahnya daya saing, produktivitas dan nilai tambah produksi nasional
5) Masih Rendahnya mutu tenaga kerja
6) Meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan anak

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-1


4.2. KEKUATAN DAN PERMASALAHAN
Dalam mengidentifikasi permasalahan strategis pembangunan Provinsi Nusa
Tenggara Timur menggunakan pendekatan empat aspek yaitu; (i) aspek geografis dan
demografis, (b) Aspek kesejahteraan rakyat, (c) Aspek pelayanan dan (d) Aspek Daya
Saing.
4.2.1. Aspek Geografis dan Demografis

Kekuatan sumber daya alam untuk mendukung pembangunan Nusa Tenggara


Timur antara lain: (i) Memiliki aneka potensi alam yang tersebar 1.119 pulau, (ii)
Adanya deposit tambang, baik mineral maupun sumber energi yang menonjol, (iii)
Memiliki potensi lahan kering yang potensial untuk pertanian seluas 1,5 juta Ha, (iv)
Memiliki padang penggembalaan untuk pengembangan peternakan dan sumber pakan
seluas 422.722 Ha, dan (v) Terdapat aneka potensi keunikan wilayah yang khas dengan
aneka satwa langka antara lain komodo dan aneka burung
Optimalisasi potensi yang ada terdapat permasalahan di bidang sumber daya
alam yaitu:
1) Topografi wilayah sebagian besar berbukit hingga bergunung-gunung, dengan
kemiringan lahan >40;
2) Memiliki 11 gunung berapi aktif (vulkanik) dengan ketinggian antara 600 2.200
meter di atas permukaan laut;
3) Fenomena iklim global (El Nino dan La Nina) juga mempengaruhi kondisi iklim
secara umum;
4) Persoalan curah hujan akibat pengaruh iklim global terutama fenomena El Nino dan
La Nina, serta fenomena perubahan iklim global yang kurang menguntungkan
berakibat pada kekeringan, gagal tanam, gagal panen, banjir dan gangguan hama dan
penyakit tanaman yang serius;
5) Potensi air permukaan, tergolong kecil. Kondisi ini mengakibatkan sulitnya
eksploitasi sumber air permukaan;
6) Sebagian besar tanah di wilayah ini memiliki solum yang sangat dangkal (<30 cm);
7) Terjadinya tekanan penggembalaan pada padang penggembalaan sebagai akibat
dari over grazing.
4.2.2. Pendidikan dan Kebudayaan
Pembangunan pendidikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki
kekuatan yang menjadi modal mencapai misi meningkatkan pelayanan pendidikan
dalam rangka terwujudnya mutu pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan yang
berdaya saing antara lain:
1. Adanya akses pendidikan yang sama antara laki-laki dan perempuan;
2. Meningkatnya rata-rata lama pendidikan penduduk;
3. Meningkatnya kualifikasi kompetensi Guru;
4. Meningkatnya penduduk memasuki pendidikan tinggi;
5. Adanya kebijakan khusus nasional dan daerah untuk meningkatkan pendidikan
yaitu BOS, Gong Belajar dan Beasiswa;
6. Berkembangnya cabang olahraga prestasi yang telah mengharumkan nama daerah.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-2


Permasalahan utama pembangunan bidang Pendidikan yang menentukan
perkembangan pembangunan daerah sebagai berikut:
1) Tingkat kelulusan siswa yang masih berada di bawah rata-rata Nasional pada tahun
2012 yaitu SMP mencapai 97,56%, SMA 94,50% dan SMK 96,49%;
2) Penduduk usia di atas 15 tahun yang tidak mempunyai Ijazah mecapai 31,26%
lainnya menamatkan pendidikan SD/MI 38,18%, SMP 12,79%, SMA 10,43%, SMK
3,05%, DI-DII 0,96%, DIII 1,05% dan DIV sampai S3 2,28%;
3) Akses Lembaga Pendidikan belum merata di seluruh wilayah dengan ketersediaan
per Desa/Kelurahan yaitu TK 47,17, SD sederajat 95,62, SLTP sederajat 36,34, SMA
sederajat 14,70 dan Akademi/PT 1,85;
4) Walaupun APK dan APM pada tahun 2012 naik tetapi relatif masih belum mencapai
target nasional yaitu SMP/MTs/SMPLB: APK 97,58%, APM 83,26 dan
SMA/MA/SMK: APK 77,16% , APM 69,45%;
5) Akses Pendidikan Tingggi yang dilayani 55 Akademi/Perguruan Tinggi dominan di
Kota Kupang;
6) Tingkat literasi masyarakat Nusa Tenggara Timur yang masih rendah;
7) Masih rendahnya akses informasi melalui Perpustakaan Digital/Elektronik;
8) Jumlah Prasarana olahraga yang belum merata diseluruh wilayah;
9) Adanya kasus-kasus perilaku para pemuda;
10) Adanya sekolah dengan tingkat kelulusan sangat rendah.

4.2.3. Kesehatan
Potensi kesehatan untuk mendukung pencapaian misi meningkatkan derajat
dan kualitas kesehatan masyarakat melalui pelayanan yang dapat dijangkau seluruh
masyarakat sebagai berikut:
1) Meningkatnya sarana kesehatan yaitu 43 Rumah Sakit, 353 unit Puskesmas naik
3,21, 1.081 unit Puskesmas Pembantu naik 1,72, 2.325 unit Puskesmas Keliling naik
56,04 dan 9.420 unit Posyandu naik 0,17;
2) Meningkatnya dampak Revoluasi KIA dengan indikator bahwa pada tahun 2012,
dari 97.382 persalinan tercatat 79.208 persalinan atau sekitar 81,34%
menggunakan fasilitas kesehatan, sisanya 18.174 (18,66%) persalinan tidak
menggunakan fasilitas kesehatan;
3) Meningkatnya jumlah tenaga medis dan paramedic dimana jumlah dokter pada
tahun 2012 sebanyak 976 orang, perawat & bidan sebanyak 9.385 orang, apoteker
750 orang, paramedis non perawat sebanyak 2.340 orang;
4) Harapan hidup juga meningkat yaitu dari 65,1 tahun 2010 menjadi 67,76 tahun
2011;
5) Adanya kebijakan khusus nasional berupa BOK dan Jaminan Persalinan (Jampersal)
untuk Puskesmas;
6) kebijakan daerah melalui Peraturan Gubernur NTT Nomor 42 tahun 2009 tentang
Revolusi KIA.
Permasalahan utama pembangunan bidang Kesehatan yang menentukan
perkembangan pembangunan daerah, sebagai berikut
1) Presentase Rumah ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) baru mencapai
54,5% pada tahun 2012;

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-3


2) Presentase balita gizi kurang dan gizi buruk pada tahun 2012 sebesar 1,5% dan
12,6%;
3) Angka Kesakitan akibat Malaria tahun 2012 masih sebesar 23.3%;
4) Prevalensi HIV dan AIDS pada tahun 2012 masih cukup tinggi yaitu sebesar 84
5) Ketersediaan Tenaga Kesehatan belum merata dengan rasio terhadap penduduk
tahun 2012 berada di bawah rata-rata Nasional ;
6) Masih tingginya kasus kematian Ibu Hamil, melahirkan dan nifas pada tahun 2012
yaitu sebesar 192 kasus dan kasus kematian bayi sebesar 1450 kasus;
7) Kasus Narkoba dan penyalahgunaan obat psikotropika.

4.2.4. Ekonomi Kerakyatan dan Pariwisata


Potensi ekonomi daerah yang potensi untuk mendukung pencapaian misi
Memberdayakan ekonomi rakyat dan mengembangkan ekonomi kepariwisataan dengan
mendorong pelaku ekonomi untuk mampu memanfaatkan keunggulan potensi lokal
yaitu:
1) Memiliki Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Strategis Provinsi;
2) Potensi pertanian lahan kering yaitu sekitar 1.528.308 Ha;
3) Berdasarkan kelas kesesuaian lahan terdiri dari daerah dengan kecocokan tinggi
(S1) seluas 202.810 Ha dan kecocokan sedang (S2) 478.930 Ha dan kecocokan
terbatas (S3) 846.568 Ha;
4) Potensi perkebunan sesuai Rencana Dasar Pengembangan Wilayah Perkebunan
(RDPWP) mencapai luas 888.931 Ha dan lahan untuk padang pengembalaan
mencapai sekitar 900.000 Ha lebih;.
5) Potensi lahan basah 284.103 Ha yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota,
dimana sebagian telah dikelola dan dibagi dalam berbagai daerah irigasi dengan
produksi yang makin meningkat;
6) Produksi jagung sebesar 629.386 Ton, meningkat 104.748 atau 19,97 dari tahun
sebelumnya sebesar 524.638 Ton;
7) Berkembangnya lembaga perekonomian yang mendukung akses permodalan usaha
yaitu Perbankan dan Koperasi;
8) Ditetapkannya kebijakan pengembangan jagung, ternak, koperasi, cendana dan
pariwisata serta perikanan dan kelautan sebagai tekad pembangunan daerah;
9) Ditetapkannya kebijakan pengembangan desa mandiri anggur merah dengan Fokus
pada pengembangan ekonomi produktif;
10) Meningkatnya kulaitas dan dukungan sarana pariwisata.
Permasalaan utama pembangunan ekonomi wilayah yang menentukan
perkembangan pembangunan daerah sebagai berikut:
1) Peran sektor industri daerah yang belum berkembang secara maksimal yang dapat
diandalkan sebagai kekuatan ekonomi daerah bagi peningkatan daya saing dan
kesejahteraan masyarakat dilihat dari komposisi kontribusi terhadap PDRB yang
makin didominasi oleh sektor tersier dengan kontribusi pada tahun 2008 baru
mencapai 49,38 menjadi 54,62 tahun 2011 atau naik rata-rata per tahun sebesar
3,54 sedangkan sektor primer turun 3,67 per tahun dan sektor sekunder turun rata-
rata 2,51 per tahun;

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-4


2) Produktivitas tenaga kerja sektor pertanian sebagai sektor primer makin menurun
dengan rasio 0,58 tahun 2008 menjadi 0,55 tahun 2011 sebagai akibat kontribusi
sektor pertanian dalam PDRB terus menurun, dengan laju penurunan tahun 2008-
2011 rata-rata per tahun 3,67%, sedangkan kontribusi dalam penyerapan tenaga
kerja menurun 1,51; Perbedaan produksi di tingkat usaha tani dengan hasil
introduksi belum mencapai angka yang optimal karena belum berubahnya cara-cara
baru di sektor pertanian untuk mengantisipasi perubahan iklim;
3) Rendahnya produktivitas tenaga kerja pertanian menjadi masalah mendasar
berakibat pada masih tingginya kemiskinan di pedesaan yang mencapai 22.13%
bulan Maret 2013, sedangkan pesatnya perkembangan sektor tersier yang menjadi
basis utama ekonomi perkotaan belum mampu menurunkan angka kemiskinan
penduduk akibat makin meningkatnya ketimpangan pendapatan penduduk dan
memicu urbanisasi sehingga kemiskinan penduduk perkotaan yang tahun 2011
mencapai 10,5 naik menjadi 11,54 tahun 2013 (keadaan bulan Maret);
4) Bahwa seiring terjadinya gejolak ekonomi global khususnya di Eropa dan Amerika
sebagai kawasan tujuan ekspor utama Indonesia berdampak pada menurunnya
ekspor daerah;
5) Neraca perdagangan defisit dengan rasio impor/perdagangan masuk dengan
eskpor/perdagangan keluar yaitu dari 1,86 tahun 2008, menjadi 2,04 tahun 2009
dan menjadi 2,225 tahun 2011;
6) Kontribusi ekonomi terhadap ekonomi nasional yang masih sangat rendah, hanya
mencapai 0,52 dari total PDRB. Harga berlaku Indonesia di tahun 2011 sebesar
Rp.7.247.086,1 Milyard
7) Skala usaha tenaga kerja pada sektor pertanian sangat rendah yang berdampak pada
rendahnya produktivitas tenaga kerja pertanian dan rendahnya ekspor.

4.2.5. Aspek Hukum dan Birokrasi Daerah


Pembenahan sistem hukum dan reformasi birokrasi daerah yang menjadi
kekuatan untuk percepatan pembangunan daerah melalui pengembangan sistem dan
tatakelola pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dilaksanakan untuk
mencapai misi pembenahan sistem hukum dan birokrasi daerah serta perkembangan
demokrasi;
1) Tertatanya peraturan perundang-undangan sesuai kebutuhan otonomi daerah;
2) Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat;
3) Terpeliharanya situasi yang kondusif melalui kerjasama KOMINDA dan
pemberdayaan masyarakat yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat
Beragama, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat, Forum Pembauran Kebangsaan;
4) Meningkatnya kinerja demokrasi melalui penguatan wawasan kebangsaan,
pembangunan politik dan peningkatan indeks Demokrasi Indonesia pada tahun
2009 sebesar 71,64, pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 72,05 dan naik
menjadi 72,34 pada tahun 2011;
5) Meningkatnya rata-rata pendidikan PNS yang menjadi penggerak dalam
melaksnakan tatakelola pemerintahan;
6) Ditetapkannya Standar Pelayanan Minimum dalam pelayanan publik;

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-5


7) Ditetapkannya Rencana aksi daerah tentang Pemberantasan Korupsi;
8) Kesepakatan daerah dalam melaksanakan reformasi birokrasi;
9) Adanya kebijakan tentang pemberian tunjangan kesejahteraan bagi pegawai;
10) Kesepakatan pemerintah dam DPRD Provinsi dengan BPK RI Perwakilan NTT dalam
meningkatkan pengelolaan keuangan daerah.

Permasalaan utama bidang reformasi birokrasi wilayah yang menentukan


perkembangan pembangunan daerah sebagai berikut:
1) Penetapan standar beban kerja belum diikuti pembiayaan;
2) Terjadinya pola organisasi yang sama antar daerah Provinsi dan Kabupaten tidak
sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, potensi dan karakteristik daerah;
3) Pengendalian organisasi Kabupaten/Kota belum berjalan maksimal;
4) Pembentukan organisasi perangkat daerah cenderung mengambil pola maksimal
sehingga sulitnya koordinasi dengan Kabupaten/Kota karena pengabaian peran
Provinsi sebagai wakil Pemerintah Pusat di daerah;
5) Nomenklatur SKPD antara Provinsi dan Kabupaten / Kota sangat bervariasi sebagai
akibat dari Perumpunan Urusan dan sulitnya mendisain OPD yang sesuai dengan
hasil ABK;
6) Lembaga yang dibentuk berdasarkan amanat peraturan perundang-undangan
(lembaga lain) yang menyebabkan pembebanan APBD;
7) Belum ada kriteria pembentukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) sehingga jumlahnya
tidak terkendali;
8) Kesadaran hukum masyarakat belum merata di seluruh wilayah;
9) Belum semua SPM dilaksanakan secara optimal;
10) Rentang kendali pemerintah provinsi kepulauan yang mahal;
11) Perselisihan sosial yang timbul akibat kegiatan politik.

4.2.6. Infrastruktur, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup


Potensi infrastruktur yang menjadi kekuatan dalam mendukung pecepatan
pembangunan daerah melalui pencapaian misi mempercepat pembangunan
infrastruktur yang berbasis tata ruang dan lingkungan hidup;
1) Nusa Tenggara Timur memiliki jalan Nasional dalam kondisi mantap 90 dan
didukung jumlah prasarana bandara serta pelabuhan laut yang menghubungkan
seluruh wilayah;
2) Adanya kebijakan afirmatif nasional tentang percepatan pembangunan NTT
bersama Provinsi Papua dan Papua Barat;
3) Meningkatnya alokasi pembangunan air minium, listrik dan jalan untuk
meningkatkan pelayanan fasilitas sosial dasar;
4) Provinsi bersama Kabupaten/Kota telah menetapkan Perda Tata Ruang;
5) Telah dilaksanakan kajian bersama tentang status kawasan lindung;
6) Adanya kebijakan afirmatif Pemerintah dalam pembangunan embung-embung dan
penghijauan berbasis masyarakat;
7) Meningkatnya dukungan pembangunan kelistrikan dan telekomunikasi.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-6


Permasalahan utama pembangunan fisik wilayah yang menentukan
perkembangan pembangunan daerah sebagai berikut:
1) Topografi wilayah sebagian besar berbukit hingga bergunung-gunung, dengan
kemiringan lahan >40%, wilayah yang datar hingga landai dengan kemiringan <8%
relatif terbatas dan sebagian besar kawasan lahan dengan kemiringan 8-40%;
2) Iklim/musim kering berlangsung selama 8 bulan yaitu periode bulan April s/d
November, sedangkan periode musim hujan berlangsung selama 4 bulan yaitu
Desember s/d Maret dengan curah hujan rata-rata adalah 1.164 mm/tahun;
3) Jangkauan akses desa/kelurahan yang tersebar di 44 Pulau yang dihuni belum
merata;
4) Prosentase rumah tidak layak huni mencapai 35,8 (lantai tanah, dinding bukan
tembok, atap daun dan lainnya) dan sekitar 15 lebih rumah tangga belum memiliki
rumah sendiri yang tersebar dalam satuan-satuan permukiman yang kecil dan
tersebar;
5) Sumber air bersih penduduk dari air bersih kemasan, perpipaan dan sumur baru
mencapai 33,18 dan lainnya bersumber dari mata air, air sungai, hujan dan mata air
sekitar 66,82;
6) Jumlah rumah tangga yang terlayani listrik baru mencapai 50% lebih;
7) Peningkatan kualitas sanitasi lingkungan belum optimal karena ada sekitar 20.63
yang sebagian besar rumah tangga belum didukung tempat pembuangan air besar
sendiri;
8) Adanya potensi pencemaran lingkungan air, tanah dan udara akibat kebakaran dan
penggunaan bahan kimia yang berlebihan;
9) Banyak wilayah resisten terhadap bencana tanah longsor, bajir, gempa bumi,
tsunami, angin puyuh, gunung meletus dan bencana kekeringan;
10) Sebagian besar Jalan Provinsi, Kabupaten dan jalan non status kurang mantap;
11) Prasarana sumber daya air yaitu Bendungan dan Embung belum mampu melayani
air untuk kegiatan pertanian dan peternakan;
12) Kelembagaan petani pemakai air belum mampu melaksanakan pengelolaan secara
swadaya terhadap prasarana sumber daya air yang menjadi tanggung jawabnya;
13) Adanya permukiman kumuh yang mencapai sekitar 0,67 dari total Desa/Kelurahan
terutama di perkotaan.
4.2.7. Perempuan dan Perlindungan Anak
Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang dibangun telah
memunculkan simpul-simpul kekuatan yang dapat memberikan kontribusi bagi
pembangunan daerah untuk mencapai misi meningkatkan kualitas kehidupan keluarga,
pemberdayaan perempuan, serta perlindungan dan kesejahteraan anak yaitu:
1) Berkembangnya organisasi perempuan;
2) Meningkatnya kesempatan keikutsertaan perempuan di bidang politik dari 10,9
menjadi 30%;
3) Meningkatnya peran perempuan di semua sektor lapangan kerja utama;
4) Meningkatkan kualitas perlindungan sosial terhadap perempuan rawan ekonomi
dan anak terlantar;
5) Meningkatnya proporsi perempuan yang tamat pendidikan SMA dari 4,25% menjadi
9,25%, SMK dari 2,19% menjadi 7,19% dan tamat Diploma/Universitas dari 2,08%
menjadi 7.08%;

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-7


6) Adanya regulasi untuk perlindungan terhadap kekerasan terhadap wanita dan anak;
7) Lembaga Perlindungan Anak, Dewan Forum Anak dan Perda Akta Kelahiran Gratis
8) Unit perlayanan perempuan dan anak.

Permasalahan utama pembangunan pemberdayaan perempuan dan


perlindungan anak menentukan perkembangan pembangunan daerah, sebagai berikut:
1) Adanya kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak;
2) Masih terjadi kasus kekerasan dalam rumah tangga;
3) Adanya pekerja anak;
4) Belum optilanya perlindungan sosial bagi wanita dan anak penyandang masalah
social;
5) Belum maksimalnya partisipasi perempuan dan anak dalam proses perencanaan
dan pembangunan mulai dari tahapan Musrenbang Desa/Kelurahan;
6) Wanita yang masuk dalam kelompok rawan sosial ekonomi pada tahun 2012
mencapai 50.627 orang.

4.2.8. Perikanan dan Kelautan


Upaya percepatan pembangunan perikanan dan kelautan sebagai potensi
unggulan daerah akan dapat memacu pembangunan mengingat potensinya yang cukup
besar serta beraneka ragam yaitu:
1) Terdapat panjang garis pantai 5.700 Km dan luas wilayah laut mencapai
15.141.773,10 Ha;
2) Potensi perikanan yang besar dan memiliki keunggulan spesifik sebagai berikut: (1)
Memiliki batas wilayah laut dengan Negara Timor Leste yaitu Laut Timor, Selat
Ombai dan Lautan Atlantik; (2) Memiliki batas wilayah laut dengan provinsi Nusa
Tenggara Barat yang dibatasi Selat Sape dan Laut Flores dengan Provinsi Sulawesi
Selatan; dan (3) Laut dalam wilayah Kepulauan NTT yaitu wilayah laut yang dibatasi
oleh pulau-pulau wilayah Nusa Tenggara Timur yaitu Laut Sawu;
3) Potensi hutan mangrove seluas 51.854,83 Ha (11 spesies); terumbu karang
sebanyak 160 jenis dari 17 famili;
4) Rumah tangga usaha perikanan laut sebanyak 42.685 rumah tangga;
5) Desa Pantai 808 Desa; Jumlah Penduduk Desa Pantai: 1.105,438 Jiwa; Jumlah
Nelayan: 194,684 orang (+ 9,9% dari jumlah Penduduk Desa Pantai) (BPS, NTT
Dalam Angka, 2012);
6) Perikanan tangkap dengan potensi terdiri dari: Potensi Lestari (MSY) 388,7
Ton/Tahun; Jumlah Ikan Ekonomis: (1) Ikan Pelagis (Tuna, Cakalang, Tenggiri,
Layang, Selar, Kembung); (2) Ikan Demersal (Kerapu, Ekor Kuning, Kakap,
Bambangan, dll); (3) Komoditi Lainnya: (Lobster, Cumi-cumi, Kerang, dll);
7) Potensi perikanan budidaya terdiri dari budidaya laut seluas 5,870 Ha (Rumput
Laut, Mutiara, Kerapu) dengan potensi produksi dapat mencapai 51.500 ton/tahun;
Budidaya Air Payau seluas 35,455 Ha (Udang dan Bandeng) dengan potensi
produksi dapat mencapai 36.000 ton/tahun; Budidaya Air Tawar yang meliputi
kolam air tawar seluas 8,375 Ha dengan potensi produksi mencapai 1,297 ton/tahun
dan Mina Padi seluas 85 Ha dengan potensi produksi mencapai 85 ton/tahun;

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-8


8) Lokasi budidaya rumput laut telah berkembang: Kabupaten Kupang, Sabu Raijua,
Rote Ndao, Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Sumba Timur dan Kabupaten
Manggarai Barat dengan komoditas rumput laut unggulan yang dibudidaya adalah
Echeuma Cotonii, Eucheuma Sp dan Alga Merah (red algae). Luas lahan potensial
untuk budidaya rumput laut di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 51.870 Ha
atau 5% dari garis pantai, dengan potensi produksi sebesar 250.000 ton
Kering/tahun;
9) Merupakan daerah potensial untuk pengembangan industri garam. Dalam upaya
peningkatan produksi garam nasional yang ditargetkan sampai tahun 2014 untuk
mencapai swasembada garam mencapai 1,2 juta ton, maka telah dicanangkan
pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR). Melalui program ini,
akan diberdayakan 119 kelompok usaha Garam Rakyat (KUGAR) dengan jumlah
anggota 939 petambak garam. Pemerintah Provinsi NTT, melalui pelaksanaan
PUGAR menargetkan peningkatan produktivitas lahan garam dari 60 ton/ha
menjadi 80 ton/ha;
10) Memiliki potensi untuk pengembangan budidaya mutiara. Wilayah-wilayah laut
tersebut terletak di Kabupaten Kupang: Tanjung Ledo, Pulau Kambing, Tanjung
Kabate, Talasa dan Tablolong, Rote Ndao: Kecamatan Rote Barat Daya, Alor: Desa
Moru kec. Alor Barat Daya, Lembata: Teluk Wai Enga dan Lewo Lein, Flores Timur:
Teluk Konga, Teluk Lebateta, Selat Solor, Perairan Nayu Baya, Baniona, Sikka:
Labuan Ndeteh, Desa Nagepanda dan Kabupaten Manggarai Barat: Tanjung Boleng
dan Golo Mori.
Sebagai provinsi kepulauan yang dihubungkan oleh wilayah laut maka dalam
pengelolaan potensi kelautan masih menghadapi beberapa permasalahan yang perlu
diselesaikan secara terpadu yaitu;
1) Belum ditetapkannya NTT sebagai provinsi kepulauan dan saat ini melalui Badan
Kerja Sama (BKS) Provinsi Kepulauan telah menjadikan Draft UU Daerah Kepulauan
masuk dalam agenda Baleg DPR RI Tahun 2013 dimana secara substantif, regulasi
tersebut akan mendasari pengalihan kewenangan pengaturan, pembinaan dan
pengawasan terhadap TN Laut Sawu sebagai kawasan konservasi dari Pemerintah
kepada Pemerintah Daerah Provinsi NTT sekaligus akan menjadi acuan perubahan
manajemen dan intervensi pengolahan sumber daya kelautan dan perikanan yang
signifikan kawasan laut sekitar yang potensial bagi peningkatan kesejahteraan
petani-nelayan serta masyarakat pesisir;
2) Masih terbatasnya kemampuan pengelolaan potensi perikanan dan kelautan karena;
(i) kurang meratanya sebaran nelayan, (ii) masih rendahnya kemampuan SDM
pengelola sumberdaya perikanan, (ii) Keterbatsan akses permodalan secara
swadaya, (iii) rendahnya rasio kepemilikan alat tangkap perikanan yang memadai
dan (iv) laut belum menjadi pilihan sumber mata pencaharian sebagain besar
penduduk yang bekerja di sektor pertanian.

4.2.9 Kemiskinan, Kebencanaan dan Perbatasan


Pelaksanaan agenda khusus yang meliputi percepatan penanggulangan
kemiskinan, bencana dan pengembangan kawasan perbatasan dihadapkan pada fakta
sebagai berikut:

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-9


1. Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Upaya penanggulangan kemiskinan dihadapkan pada fakta sebagai berikut:
1) Penduduk miskin masih tinggi yaitu 1.000.300 orang atau 20.03 pada bulan
Maret 2013;
2) Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 3,466 pada September 2012 menjadi
3,393 pada Maret 2013. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari
0,908 menjadi 0,875 pada periode yang sama;
3) Keluarga pra sejahtera yang mencapai 606.166 Keluarga atau 57,17 dari total
keluarga sebanyak 1.060.355;
4) Masih banyaknya penyandang masalah kesejahteraan sosial pada tahun 2012
antara lain penyandang cacad 38.880 orang, anak terlantar 67.310 orang, anak
jalanan 3.672 orang, korban tindak kekesaran 3.888 orang, keluarga fakir miskin
424.142 orang, Komunitas Adat Terpencil (KAT) sebanyak 24.769 orang dan
anak cacad 5.263 orang;
5) Merupakan salah satu daerah asal pekerja migran Indonesia. Dalam kurun waktu
lima tahuan terakhir 2007-2011, jumlah pekerja migran yang terdata oleh Balai
Pelayanan Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Kupang,
sejumlah 36.544 orang, terdiri dari 8.461 laki-laki dan 28.083 perempuan.
2. Penanggulangan Bencana
Sebagian besar wilayah NTT merupakan daerah rawan bencana akibat kondisi
geografis wilayah di NTT dan juga akibat perubahan iklim secara global, merupakan
kondisi yang perlu disikapi secara komprehensif oleh semua pemangku
kepentingan. Selain itu sampai dengan tahun 2012 laporan BPS NTT menunjukan
jumlah masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana mencapai 15.795 orang
dan korban bencana alam sebanyak 56.769 orang.
3. Pembangunan Daerah Perbatasan
Secara geografis NTT berbatasan langsung dengan negara Republic Demokratic
Timor Leste dan Australia, sehingga pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
di Desa-Desa wilayah perbatasan harus mendapatkan perhatian serius. Selain itu
peningakatan keamanan dan ketertiban di wilayah perbatasan Negara menjadi
prioritas pembangunan yang harus dilaksanakan oleh Pusat, Provinsi dan
Kabupaten. Perbatasan antar kabupaten/kota juga perlu mendapatkan perhatian
serius terutama penyelesaian batas administrasi.

4.3. ISU STRATEGIS


Isu strategis dirumuskan dengan melihat fakta atau kondisi yang
menggambarkan potensi dan permasalahan serta analisis yang mendasari hubungan
antarvariabel. Adapun isu strategis untuk wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
adalah :

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-10


a. Isu Strategis 1: Peningkatan dan Perluasan Pembangunan Pendidikan yang
Berkualitas
Sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan pembangunan.
Pendidikan sebagai media peningkatan sumber daya manusia harus benar-benar
memberikan ruang pembelajaran dalam kerangka peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Kondisi pendidikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur masih
diperhadapkan dengan berbagai persoalan antara lain ketersediaan, sebaran, mutu
sarana dan prasarana pendidikan masih belum memadai (akses pendidikan dan
partisipasi masyarakat masih terbatas), kualifikasi dan kompetensi guru yang
belum memenuhi kriteria, serta sebarannya yang belum merata. Sementara itu,
manajemen pendidikan pun belum memenuhi tolok ukur SPM. Hal ini
menimbulkan rangkaian akibat, seperti sistem dan proses pembelajaran yang
masih jauh dari standar yang ditetapkan sehingga berimbas masih rendahnya
tingkat dan mutu kelulusan serta relevansi kompetensi lulusan. Sedangkan
pembangunan bidang Kepemudaan dan Keolahragaan dihadapkan pada kondisi
belum maksimalnya pembibitan dan pembinaan atlet berbakat serta
pengembangan cabang olahraga potensial dan seni budaya.
b. Isu Strategis 2: Penguatan Sistem Kesehatan Daerah Dalam Rangka
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Yang Universal, Efisien, Berkualitas
Dan Berkelanjutan
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Upaya yang dilakukan bersama antara Pemerintah
dengan semua pemangku kepentingan masih dihadapkan pada kondisi seperti
terbatasnya jumlah tenaga kesehatan baik dari aspek kuantitas, kualitas dan
persebarannya. Dari aspek fasilitas kesehatan belum semua Puskesmas memiliki
fasilitas standar PONED (Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) dan
belum semua Rumah Sakit belum memiliki fasilitas standar PONEK (Penanganan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif). Aspek partisipasi masyarakat juga
perlu mendapat perhatian serius karena Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) belum berfungsi secara maksimal. Selain aspek-aspek tersebut di atas
penataan manajemen mulai dari tahapan perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi di Puskesmas dan Rumah Sakit turut
menjadi isu penting yang perlu mendapat perhatian khusus.

c. Isu Strategis 3: Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan serta


pemenuhan Hak Anak
Upaya peningkatan kualitas hidup perempuan di Provinsi Nusa Tenggara
Timur masih dihadapkan pada kondisi rendahnya tingkat pendidikan dan
keterampilan. Sebagian besar sebagai Pekerja Keluarga tanpa upah, tingginya
tingkat kekerasan terhadap perempuan, maraknya kasus perdagangan perempuan,
kurangnya perlindungan terhadap Tenaga Kerja Wanita asal NTT di luar Negeri,
terbatasnya ruang dan kesempatan bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan serta belum terpenuhinya kuota 30% Perempuan di Lembaga
Legislatif.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-11


Sedangkan upaya pemenuhan hak anak dihadapkan pada kondisi rendahnya
partisipasi anak dalam proses pembangunan, masih banyaknya anak jalanan, bayi
dan anak terlantar, anak nakal, penyandang cacat, belum maksimalnya sistem
perlindungan anak, tingginya tingkat kekerasan terhadap anak serta perdagangan
anak.
Selain isu di atas salah satu isu strategi yang harus menjadi priopitas adalah
isu pekerja migran. Permasalahan pekerja migran kita adalah dalam pelayanan,
penempatan dan perlindungan. Selain ketiga masalah di atas rendahnya
pendidikan dan ketrampilan juga menjadi penyebab kecendrungan terjadinya
unsur eksploitasi dan sindikasi pada proses rekruitmen yang membuat pekerja
migran tidak berdaya. Perlindungan terhadap pekerja migran yang didominasi oleh
pekerja migran perempuan perlu mendapatkan perhatian utama dan serius karena
sangat rentan terhadap trafficking, ekploitasi, kekerasan fisik dan pelecehan
seksual.
d. Isu Strategis 4: Percepatan Pembangunan Ekonomi yang Berkualitas.
Laju pertumbuhan masih lebih rendah dari nasional. Rata-rata laju
pertumbuhan pertahun selama 2009-2012 di atas 6, sementara NTT rata-rata di
bawah 6%. Akselerasi pertumbuhan diperlukan untuk mengurangi kesenjangan,
serta menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran lebih cepat lagi.
Pendorong utama pertumbuhan daerah adalah konsumsi, sedangkan sumbangan
investasi (PMTB) masih rendah. Selain itu, NTT selalu mengalami defisit
perdagangan antardaerah dalam periode 2009-2011.
Salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah
investasi wilayah NTT yang memiliki banyak potensi SDA untuk dikembangkan,
terutama pada sektor pertanian (perkebunan, peternakan dan perikanan
kelautan), pariwisata (Wisata Budaya dan Alam termasuk laut dan daratan).
Sampai dengan saat ini potensi yang diminati oleh investor luar negeri adalah
potensi pariwisata (perhotelan dan jasa wisata) sedangkan investor dalam negeri
lebih pada sektor perdagangan dan jasa (transportasi dan jasa). Adapun sektor
primer kurang diminati oleh investor luar dan dalam negeri, hal ini lebih
dikarenakan sarana prasarana pendukung seperti ketenagakerjaan, transportasi,
kondisi keamanan dan stabilitas politik daerah serta regulasi masih dirasa kurang
mendukung.
Perhatian pemerintah NTT dalam penurunan tingkat kemiskinan dan
pengangguran pedesaan masih dinilai belum cukup signifikan. Pertumbuhan
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja berjalan tidak seimbang dan lebih banyak
dinikmati masyarakat perkotaan. Hal ini disebabkan lokasi pusat ekonomi lebih
terkonsentrasi di wilayah perkotaan sehingga berdampak pula pada upaya
pengurangan tingkat kemiskinan yang lebih banyak berada di perdesaan. Sektor
ekonomi masih digerakkan oleh nilai konsumsi sehingga dibutuhkan fundamental
ekonomi yang baik yaitu dari sektor produksi.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-12


Upaya peningkatan kualitas pembangunan ekonomi daerah juga dilakukan
melalui penguatan basis ekonomi daerah dengan mendorong pemanfaatan sumber
daya ekonomi yang mempunyai basis pengusahaan yang luas di tengah
masyarakat, serta mendorong pemanfaatan potensi sumber daya Perikanan,
Keluatan serta Pariwisata (Bahari), guna mewujudkan ciri pembangunan ekonomi
biru (Blue economy) sebagai daya saing ekonomi daerah di Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
e. Isu Strategis 5: Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Alam Unggulan Daerah.
Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki potensi pengembangan yang sangat
besar berbasis sumber daya alam terutama pada sub sektor pertanian tanaman
pangan, perkebunan, petenakan serta perikanan dan kelautan. Pengembangan
pada sub sektor pertanian telah menghasilkan produk unggulan seperti jagung,
kakao, jambu mete. Begitu pula pada sub sektor peternakan telah menghasilkan
produk unggulan seperti ternak sapi dan babi yang sangat berkontribusi pada
peningkatan ekonomi wilayah dan penyerapan tenaga kerja. Namun dalam
pengembangannya, peningkatan komoditas unggulan ini masih belum optimal
karena masih belum didukung dengan ketersedian prasarana produksi (industri),
pasar dan tenaga kerja yang trampil.
Peningkatan produksi sektor tersebut (pertanian, perkebunan, peternakan
dan perikanan) juga didorong untuk tujuan ketahanan pangan pedesaan dan
pemenuhan gizi keluarga dengan menerapkan sistem produksi berwawasan
spesifik local serta memiliki ketahanan terhadap perubahan iklim.
Khusus untuk perikanan dan kelautan perlu mendapatkan perhatian yang
lebih optimal. Sektor unggulan di Provinsi NTT masih merupakan sektor primer.
Selain itu, peran sektor unggulan dalam mendorong pertumbuhan wilayah juga
masih rendah. Secara keseluruhan kontribusi sektor unggulan dalam pertumbuhan
wilayah baru 28%. Intensitas perdagangan yang signifikan baru terjadi dengan
wilayah Jawa-Bali, sedangkan dengan pulau-pulau lain relatif kecil.
f. Isu Strategis 6: Peningkatan Konektivitas Intra dan Antar Pulau.
Provinsi NTT termasuk salah satu dari delapan Provinsi kepulauan, terdiri dari
1.192 pulau (946 belum bernama) dengan kualitas konektivitas wilayah yang
belum memadai. Masalah dalam konektivitas adalah transportasi publik yang
masih lemah yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi, daya saing lemah,
penanggulangan kemiskinan relatif lambat.
Permasalahan transportasi publik lainnya yang perlu diketahui adalah
kurangnya jumlah sarana atau kapasitas pelayanan, jumlah pelayanan dan jaringan
pelayanan terbatas, biaya operasional terlalu tinggi, jumlah transfer antar intra
moda tinggi, keuntungan rendah, kualitas sarana dan prasarana dan keselamatan
yang rendah.
Sarana dan prasarana dasar belum mendukung pelaksanaan pembangunan
baik dari tingkat pelayanan, sisi pemerataan pembangunan maupun dalam upaya
peningkatan ekonomi masyarakat. Prasarana jalan di Nusa Tenggara Timur dalam
sepuluh tahun terakhir hampir tidak mengalami perkembangan, baik panjang jalan
maupun kualitas atau kelasnya.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-13


Bahkan yang lebih memprihatinkan adalah masih banyaknya desa-desa yang
letaknya terisolir, hubungan antar sentral produksi dengan pasar masih tertutup.
Kondisi jalan banyak mengalami kerusakan baik rusak berat maupun rusak ringan.
Keadaan ini tidak hanya pada jalan Provinsi, tetapi juga jalan Nasional. Kondisi
infrastruktur jalan ini berimplikasi pada tingginya biaya transaksi dan transportasi
yang mengakibatkan daya saing komoditi dari NTT ke pasar regional maupun
ekspor menjadi rendah. Selain itu ketersediaan armada trasportasi antar pulau
terutama laut dan udara juga terbatas dan tidak menjamin faktor keamanan karena
kualitas armada transportasi kurang optimal, sehingga berimplikasi kepada
penurunan investasi dari luar dan dalam negeri.
Keadaan ini tidak hanya pada jalan Provinsi, tetapi juga jalan Nasional. Kondisi
infrastruktur jalan ini berimplikasi pada tingginya biaya transaksi dan transportasi
yang mengakibatkan daya saing komoditi dari NTT ke pasar regional maupun
ekspor menjadi rendah. Selain itu ketersediaan armada trasportasi antara pulau
terutama laut dan udara juga terbatas dan tidak menjamin faktor keamanan karena
kualitas armada transportasi kurang optimal, sehingga berimplikasi kepada
penurunan investasi dari luar dan dalam negeri, serta sebagai upaya pencapaian
target MP3EI.
g. Isu Strategis 7: Rendahnya Kinerja Birokrasi dan Minimnya Pelayanan Publik.
Belum terasanya dampak politik otonomi daerah bagi masyarakat, oleh karena
keterbatasan sumber daya dan kurangkesiapan Pemerintah, berakibat pada : (1)
Kebijakan pembinaan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan kepentingan bukan
berdasarkan kompetensi/keahlian; (2) Belum optimalnya pengisian jabatan sesuai
profesionalisme PNS; (3) Keenganan masyarakat untuk megontrol dan memberi
masukan ke Pemerintah akibat absennya peraturan Hukum yang memberi
perlindungan kepada mereka;(4) Belum terselenggaranya restrukturisasi dan
perampingan kelembagaan birokrasi Pemerintah yang hemat struktur dan kaya
fungsi;
Belum terasanya dampak positif Otonomi Daerah bagi masyarakat oleh karena
keterbatasan sumber daya dan kurangnya persiapan pemerintah dalam
pelaksanaannya yang berakibat pada : (1) Kebijakan pembinaan karier Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang belum berdasarkan kompetensi/keahlian The Right man
and the right places sehingga enimbulkan efek negatif terhadap penyelenggaraan
pemerintahan daerah; (2) krisis sumber daya manusia di dalam pengisian jabatan
yang diatasi dengan pengatrolan kepangkatan seseorang karena belum
terpenuhinya persyaratan jabatan. Hal ini ditunjukkan dengan miskinnya
profesionalisme PNS mengakibatkan pelayanan publik menjadi lamban dan pilih
kasih; (3) Keengganan masyarakat untuk mengontrol dan memberikan masukan
kepada pemerintah akibat absennya peraturan hukum yang memberikan
perlindungan terhadap mereka; (4) Belum terselenggaranya restrukturisasi dan
perampingan kelembagaan birokrasi pemerintahan hemat struktur dan kaya
fungsi (Right Sizing)i; (5) Pendapatan Asli Daerah (PAD) relatif kecil dengan
ketergantungan pada pendanaan pemerintah pusat masih besar (presentase PAD
terhadap APBD Hanya 4-6% saja ),

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-14


(6) belum optimalnya penegakan HaM dalam bidang pemenuhan, perlindungan,
pemajuan. (7) belum adanya layanan pengaduan masyarakat tentang informasi
layanan publik dan belum ada standarisasi pelayanan publik.
h. Isu Strategis 8: Peningkatan Kualitas dan Pencegahan Degradasi Lingkungan
Hidup serta Ketahanan Perubahan Iklim.
Kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup sangat penting bagi
wilayah kepulauan yang perekonomiannya sangat bergantung pada produksi
komoditas primer. Dampak perubahan iklim akan dirasakan paling besar di
wilayah kepulauan, khususnya pulau-pulau kecil. Rehabilitasi lingkungan lahan
kritis di dalam dan di luar kawasan hutan akan meningkatkan daya tahan
lingkungan. Di samping itu pembangunan di NTT juga diupayakan untuk
pengurangan tingkat pemanasan global, efek rumah kaca serta peningkatan
adaptasi terhadap perubahan iklim.
Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki kerentanan tinggi terhadap
eksploitasi SDA melalui penebangan hutan secara liar yang mengakibatkan
terjadinya banjir dan erosi. Kemudian dalam bidang pertambangan seperti
pertambangan marmer di Kabupaten TTU dan TTS yang dilakukan oleh investor
tidak memperhatikan aspek lingkungan, karena potensi tambang marmer berada
di kawasan konservasi Mutis Timau, dimana kedua kawasan tersebut adalah
wilayah penghasil persediaan air di pulau Timor.
Ancaman terhadap kerusakan ekosistem laut masih juga terjadi yang
berakibat pada penurunan produksi ikan dan kerusakan terumbung karang seperti
pemboman ikan dan penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan yang
masih dilakukan oleh masyarakat di daerah pesisir pantai. Pengembangan potensi
sumber daya alam daratan dan lautan seperti ; (a) hutan lindung Mutis dan Timau;
(b) Taman Nasional Kelimutu; (c) Pulau Komodo; (d) Taman Laut di Maumere, (e)
Labuan bajo untuk pengembangan pariwisata serta pengembangan ternak
merupakan proritas pemerintah daerah Nusa Tenggara Timur untuk
meningkatkan pendapatan daerah. Namun pengelolaan sumber daya alam untuk
menunjang pariwisata dan peningkatan pendapatan masyarakat kurang didukung
dengan prasarana pendukung dasar yang memadai, seperti Jalan, transportasi dan
penginapan.
Sementara itu, sektor peternakan, pertanian, perkebunan dan perikanan tidak
didukung dengan cara-cara baru (inovasi teknologi) dalam sistem produksi,
pengolahan Hasil, sistem pemasaran dan dukungan SDM yang memadai. Inovasi
yang terintegrasi dengan kebutuhan infrastruktur dan layanan di tingkat pedesaan,
kabupaten dan provinsi serta memperhatikan perubahan-perubahan lingkungan
biofisik, iklim dan kebijakan nasional dan global yang terjadi.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-15


i. Isu Strategis 9: Pembangunan Kawasan Perbatasan dan Kawasan Khusus.
Kawasan perbatasan di NTT baik itu perbatasan laut maupun darat, dengan
provinsi lain yaitu Nusa Tenggara Barat di Kabupaten Manggarai Barat serta
kawasan perbatasan antar negara di 12 (dua belas) kabupaten meliputi kawasan
perbatasan di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara,
Belu, Rote Ndao, Sabu Raijua, Alor, Sumba Barat, Sumba Timur, Sumba Tengah
serta Kabupaten Sumba Barat Daya. Semakin meningkatnya pelintas batas illegal
dan rendahnya perekonomian masyarakat di kawasan perbatasan merupakan
permasalahan tersendiri bagi provinsi NTT di samping permasalahan-
permasalahan yang kompleks lainnya. Selain itu juga permasalahan perselisihan
batas daerah antar kabupaten/kota membutuhkan penanganan tersendiri dengan
melibatkan semua unsur baik itu pemerintah provinsi, kabupaten dan tokoh
masyarakat.
Kualitas sumber daya manusia masyarakat di daerah tertinggal dan
perbatasan masih rendah di samping sarana dan prasarana yang belum memadai.
Hal ini yang mendorong belum berkembangnya aktivitas ekonomi di wilayah
tersebut sehingga perekonomian wilayah masih cenderung tertinggal. Sementara
itu, dalam konteks kawasan khusus, penguatan manajemen KAPET Mbay dalam
mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi masih belum optimal dikarenakan
masih belum berkembangnya keterpaduan program antara sektor dan antara
wilayah (kabupaten, Provinsi) serta antar pelaku usaha domestik maupun
internasional.Hal lain yang terkait erat dengan masalah perbatasan adalah
penanganan masalah warga ex Timor Timur serta pemberdayaan ekonomi
masyarakat yang belum dilakukan secara menyeluruh. Di samping itu, masih
kurangnya kestabilan keamanan dan penegakan hukum menyebabkan masih
sering terjadinya konflik di daerah perbatasan.

j. Isu Strategis 10 : Penanggulangan Kawasan Rawan Bencana.


Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai kawasan rawan bencana alam, baik itu
bencana alam geologi berupa gempa bumi, tsunami, gunung berapi (ring of fire)
maupun bencana akibat perubahan iklim seperti banjir, angin topan, kekeringan,
longsor dan gelombang pasang. Di samping itu juga rentan terhadap bencana yang
akibatkan oleh kegiatan manusia seperti kebakaran karena pembakaran hutan dan
ladang.

k. Isu Strategis 11: Penanganan Kemiskinan


Tingkat kemiskinan penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur relatif masih
tinggi. Hal ini disebabkan belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya alam serta masih rendahnya kualitas sumber daya manusia. Selain dari itu
masih banyak penduduk Nusa Tenggara Timur yang menyandang masalah
kesejahteraan sosial seperti anak jalanan, anak terlantar, Komunitas Adat Terpencil
(KAT), wanita rawan sosial ekonomi, pekerja anak dan penyandang cacat serta
belum optimalnya upaya pemberdayaan masyarakat.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 IV-16


BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
5.1. VISI

Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara


Timur (RPJPD) Tahun 2005-2025 yang merupakan kaidah penuntun pembangunan
daerah setiap lima tahun memuat arah kebijakan dan target pembangunan dalam kurun
waktu 20 tahun ke depan. Sebagai Provinsi Kepulauan yang berbatasan darat dan laut
dengan Negara Timor Leste dan berbatasan laut dengan Australia berkomitmen untuk
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mewujudkan harapan
tersebut maka Visi Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2014-2018 yaitu:

TERWUJUDNYA MASYARAKAT NUSA TENGGARA TIMUR


YANG BERKUALITAS, SEJAHTERA DAN DEMOKRATIS
DALAM BINGKAI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Asumsi dasar visi pembangunan dimaknai sebagai berikut:


a. Kualitas, mencerminkan keterwakilan sumber daya manusia (agenda pendidikan,
kesehatan, perempuan, anak dan pemuda) dengan indikator-indikator kualitas IPM
dan dikaitkan dengan upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang
berdaya-saing;
b. Sejahtera, mencerminkan keterwakilan agenda pembangunan (pendidikan,
kesehatan, ekonomi, perempuan, anak dan pemuda) dengan indikator-indikator
kualitas IPM; serta pembangunan ekonomi dan pariwisata, infrastruktur, dan tata
ruang dan lingkungan hidup, Kelautan dan Perikanan dengan indikator-indikator
ekonomi, infrastruktur dan tata ruang dan lingkungan hidup yang terukur;
c. Demokratis, mencerminkan keterwakilan proses dan substansi agenda-agenda
pembangunan yang dilakukan secara rasional dan objektif dengan
mempertimbangkan aspek keterbukaan, partisipasi publik, kesamaan dan keadilan;
d. Dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai Provinsi tedepan di
Selatan Indonesia maka seluruh rakyat Nusa Tenggara Timur dengan tekad yang
bulat dan komitmen yang tinggi untuk tetap menjaga keutuhan, kedaulatan,
kehormatan dan martabat bangsa Indonesia.

5.2. MISI

Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut maka ditetapkan 8 misi


pembangunan yang akan menjadi acuan dalam penyiapan kerangka keja agenda
pembangunan yaitu;
1) Meningkatkan pelayanan pendidikan dalam rangka terwujudnya mutu pendidikan,
kepemudaan dan keolahragaan yang berdaya saing;
2) Meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat melalui pelayanan yang
dapat dijangkau seluruh masyarakat;
3) Memberdayakan ekonomi rakyat dan mengembangkan ekonomi keparawisataan
dengan mendorong pelaku ekonomi untuk mampu memanfaatkan keunggulan potensi
lokal;
4) Pembenahan sistem hukum dan reformasi birokrasi daerah;
5) Mempercepat pembangunan infrastruktur yang berbasis tata ruang dan lingkungan
hidup;

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V-1


6) Meningkatkan kualitas kehidupan keluarga, pemberdayaan perempuan, serta
perlindungan dan kesejahteraan anak;
7) Mempercepat pembangunan Kelautan dan Perikanan;
8) Mempercepat penanggulangan kemiskinan, bencana dan pengembangan kawasan
perbatasan.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V-2


5.3. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan pembangunan yang dilaksanakan melalui pencapaian tujuan strategis masing-masing agenda pembangunan yang akan
menjadi dasar penetapan program dan kegiatan prioritas pembangunan. Tujuan strategis pembangunan ditetapkan untuk mencapai visi, misi
dan agenda pembangunan. Atas dasar itu misi, agenda dan tujuan strategis mempunyai keterkaitan sebagaimana uraian masing-masing misi
pembangunan sebagaimana tabel 5.1

Tabel 5.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN


MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 2014 2015 2016 2017 2018
Misi-1 : 1. 1.Meningkatnya 1. APM (%) 97,69 98,09 98,49 98,89 99.29
Meningkatkan Meningkatkan rata-rata lama SD
pelayanan mutu dan sekolah
pendidikan dalam akses
rangka Pendidikan
terwujudnya mutu pada semua
pendidikan jenjang
SMP 84,18 84,64 85,1 85,56 86.02

SMA/SMK 76,19 79,56 82,93 86,3 89.68

2. APK (%) 114,24 113,69 113,14 112,59 112.01


SD
SMP 96,24 95,57 94,9 94,23 93.53

SMA/SMK 76,02 75,45 74,88 74,31 73.69

3. APS 96,47 96,64 96,81 96,98 97.15


SD
SMP/MI 90,98 92,1 93,23 94,35 95.48

2. Meningkatnya Kemampuan penduduk 91,5 92,1 92,7 93,3 93.93


Tingkat Pendidikan usia >15 tahun:

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V-3


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
Masyarakat Dapat Membaca dan
Menulis
Buta Huruf 8,5 7,9 7,3 6,7 6.07

3.Meningkatnya a. Pendidikan penduduk 35,55 34,81 34,07 33,33 32.59


kualitas dan umur >10 tahun
prosentase Tidak berizasah
kelulusan semua
jenjang pendidikan
SD (%) 29,83 30,12 30,41 30,7 31.01

SMP (%) 13,41 13,59 13,77 13,95 14.15


SMA (%) 12,38 12,53 12,68 12,83 12.99
SMK (%) 3,54 3,59 3,64 3,69 3.75
Akademi/PT(%) 5,27 5,33 5,39 5,45 5.53
b. Rasio Sekolah-Siswa 1:180 1:181 1:181 1:182 1 : 183
SD
SMP 1:210 1:213 1:217 1:221 1 : 225
SMA/MA/ SMA/LB 1:414 1:419,5 1:425 1:430 1 : 436
SMK 1:344 1:352 1:361 1:369 1 : 378
Tingkat Kelulusan (%)
SD
SMP 100 100 100 100 100

SMA 98,76 98,76 99,16 99,56 100


SMK 96,32 97,23 98,14 99,05 100
Jumlah guru 26,8 30,7 34,6 38,5 42.4
berpendidikan S1(%)
SD
SMP 62,4 64,1 65,8 67,5 69.2
SMA 86,68 87,22 87,76 88,3 88.86

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V-4


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
SMK 79,9 80,6 81,3 82 82.74

4. Meningkatnya Aksesibilitas sarana 62,1 65,22 68,34 71,46 74.60


ketersediaan prasarana pendidikan
sarana dan SD
prasarana
pendidikan

SMP 98,05 98,38 98,71 98,71 99.09


SMA 36,48 36,6 36,72 36,84 36.97
SMK 14,81 14,94 14,07 15,07 15.22

5. Meningkatnya 1. Sertifikasi guru (%) 38,31 44,21 50,11 56,95 61.95


manajemen
pengelolaan
pendidikan
2.Penerapkan manajemen 48 52 56 60 64
berbasis Sekolah (MBS)
3.Penerapan 100 100 100 100 100
kurikulum2013 (%)
SD
SMP 100 100 100 100 100

SMA/SMK 100 100 100 100 100

4.Penerapan SPM 100


Pendidikan
6. Meningkatnya Dokumen 55% 60% 65% 70% 75%
pendataan,
pengkajian,
pelestarian,
pembinaan,

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V-5


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
pemanfaatan,
pengembangan,
pendokumentasi
an dan
penyebarluasan
kebudayaan
Bank Data 55% 60% 65% 70% 75%

Jumlah obyek budaya 55% 60% 65% 70% 75%


yang tertangani

Jumlah sanggar seni 55% 60% 65% 70% 75%

7. Meningkatnya Jumlah minat baca 55% 60% 65% 70% 75%


mutu dan
jangkauan
pelayanan
Perpustakaan
Jumlah perpustakaan 55% 60% 65% 70% 75%
Sekolah

Jumlah perpustakaan 55% 60% 65% 70% 75%

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V-6


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
Desa/kelurahan

2. 8. Mewujudkan Jumlah organisasi 8 11 13 16 19 org.


Meningkatkan generasi lingkungan yang aktif
partisipasi pemuda yang dan terbina
pemuda dalam cerdas dan
pembangunan kreatif
dan prestasi
olah Raga
Jumlah organisasi 14 16 17 19 21 org
ekonomi yang aktif dan
terbina
Jumlah organisasi sosial 57 58 59 60 61 org.
yang dibentuk, aktif dan
terbina
9. Menumbuhkank Menurunnya presentase 3,57% 3,41% 3,25% 3,09% 2,75%
embangkan jiwa pemuda usia 16-30
kepemimpinan tahun yang tidak
dan bekerja
kewirasahaan
bagi pemuda

10. Meningkatnya Jumlah atlet berprestasi 54 atlet 74 atlet 95 atlet 116 atlet 137 atlet
pembinaan yang diorbitkan
olahraga secara
menyeluruh dan
berprestasi

Jumlah bantuan untuk 10 club 10 club 11 club 11 club 12 club


Klub yang berprestasi
Peningkatan partisipasi 160 220 280 340 400
peserta peserta peserta peserta peserta

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V-7


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
keikutsertaan
masyarakat
11. Meningkatkan Jumlah fasilitas olahraga 1 1 1 1 1
sarana dan yangdikembangkan dan kelanjutan kelanjutan kelanjutan kelanjutan kelanjutan
prasarana yang direhabilitasi pemb. pemb. pemb. pemb. pemb.
dapat diakses Gelanggan
Gelanggang Gelanggang Gelanggang Gelanggang
g remaja
oleh masyarakat remaja remaja remaja remaja
olah raga

Misi-2: 1. Meningkatka 1. Meningkatnya 1. Akses dan mutu


Meningkatkan nkan umur Kualitas pelayanan pelayanan kesehatan
derajat dan harapan Rumah Sakit, masyarakat:
kualitas kesehatan Hidup Puskesmas, Pustu
masyarakat dan Posyandu
melalui pelayanan
yang
dapat jangkau
seluruh
masyarakat
Rumah sakit 44 45 46 47 48
Puskesmas 359 362 365 368 371
Pustu 1615 2150 3220 3755 4.290

2.Layanan Rujukan
pelayanan sekunder dan
tersier di setiap region
provinsi
Prosentase Jumlah 100 100 100 100 100
Rumah Sakit (PONEK)
Jumlah Puskesmas 33 38 42 46
50
PONED (%)

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V-8


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah Pustu (%) 15 17,5 20 22,5


25
3.Rasio Fasilitas 426 414 402 390 379
Kesehatan
2. Penurunan 1. Angka harapan hidup 69,37 70,75 72,13 70,75
69,37
kematian ibu Jumlah Kelahiran
baru melahirkan
dan dan anak
baru lahir
Prosentase Bayi Lahir 99,52 100,65 101,77 102,02
104,021
Hidup
Prosentase Bayi Lahir 98,64 98,75 98,97 99,08
99.19
Mati
Kasus balita gizi 1,24 1,13 1,02 0,91
0.81
Kurang 15,28 13,37 11,46 9,55 7.64
Buruk 1 0,94 0,88 0,82 0.76

3. Menurunnya 1.Jumlah kasus penyakit


angka kesakitan di desa/kelurahan (%)
dan kematian
akibat penyakit
menular dan
tidak menular
Muntaber 10,93 10,25 9,57 8,89 8.19
Demam Berdarah 3,01 2,83 2,65 2,47 2.24
campak 1,81 1,7 1,59 1,48 1.36
ISPA 10,31 9,67 9,03 8,39 7.73
Malaria 17 15,94 14,88 13,82 12.74
TBC 5,92 5,56 5,2 4,84 4.43

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V-9


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018

Lainnya 1,28 1,21 1,14 1,07 0.95

2.Kabupaten/kota yang 30% 35% 40% 45% 50 %


menjalankan SIKDA
manual dan (online)

3.SKPD Kesehatan sebagai


regulator dan pengawas
bidang kesehatan

Fasilitas kesehatan yang 55% 60% 65% 70% 75%


berijin (%)

Sarana kesehatan yang 55% 60% 65% 70% 75%


terakreditasi (%)

Tenaga kesehatan yang 55% 60% 65% 70% 75%


teregistrasi dan
mendapat sertifikasi
kompetensi (%)

4.Kejadian malpraktek 100% 100% 100% 100% 100%


layanan kesehatan yang
ditangani (%)
5. Jml regulasi kab/kota 22 Kab 22 Kab 22 Kab 22 Kab 22 Kab
yang mendukung /Kota /Kota /Kota /Kota /Kota
pembangunan kesehatan
6.Standar mutu di tingkat

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 10


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
puskesmas dan rumah
sakit berserta
pengawasannya
Kepuasan masyarakat 35% 40% 45% 50% >65%
pada layanan
puskesmas (%)
Kepuasan masyarakat 60% 65% 70% 75% > 80%
pada layanan RS (%)

7.keterlibatan tenaga 50% 50% 75% 75% 80%


peneliti atau lembaga
penelitian dalam
perumusan dan evaluasi
kebijakan kesehatan (%)
8.Ketepatan dan 75% 75% 80% 90% >90
kelengkapan pelaporan
data di setiap level
pelayanan kesehatan (%)
9.Jumlah perusahaan yang 75% 75% 100% 100% 100%
menjalankan program K3
10.Persentase rumah 50% 60% 70% 80% 90%
tangga yang ber-PHBS
11. Jumlah dan kualitas
poskesdes
Jumlah poskesdes 50% 50% 75% 75% 100%
Rasio poskesdes per Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
jumlah penduduk target SPM target SPM target SPM target SPM target
SPM
12. Jumlah bantuan/hibah 10 % Dana 10 % Dana 10 % Dana 10 % Dana 10 %
pemberdayaan Program Program Program Program Dana
masyarakat Program

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 11


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
13. pemenuhan
kebutuhan SDM baik
jumlah, jenis, kualitas dan
penyebaran
Jumlah Dokter (Orang) 475 661 847 1034 1.220

Rasio per satuan 0,21 0,21 0,21 0,21 0.22


penduduk
Jumlah Tenaga 10,087 10,324 10,598 10,851 11.106
Paramedis:Perawat/Bida
n (Orang)
Rasio per satuan 1,96 1,97 1,98 1,99 2.00
penduduk
14. aksesibilitas
masyarakat terhadap
sediaan farmasi yang
bermutu, aman dan
terjangkau
Sebaran institusi 22 22 22 22 22
penyedia sediaan Kab./kota Kab./kota Kab./kota Kab./kota Kab./kota
farmasi (Kab/kota)
Obat generik berlogo 22 22 22 22 22
dalam persediaan obat Kab./kota Kab./kota Kab./kota Kab./kota Kab./kota
(kab/Kota)

15. RS memiliki peralatan 25% 25% 50% 75% 100%


kesehatan yang standar
(%)
16. hasil penelitian yang 25% 25% 50% 75% 100%
diaplikasikan dalam
intervensi program

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 12


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
kesehatan (%)
2.Meningkatka 4. Meningkatnya 1. Angka Partisipasi KB:
n Kualitas kualitas dan
Kehidupan jangkauan
keluarga pelayanan KB
Jumlah Akseptor KB 264.155 349.467 434.778 520.089 605.400
Jumlah Pasangan Usia 682.702 690.045 697.388 704.730 712.073
Subur (PUS)
Peserta KB Aktif (%) 7.759 7.945 8.131 8.316 8502
TFR (%) 1,98 2,31 2,64 2,97 3.3
2. Peningkatan Sanitasi
dan Penurunan BABS
pada Desa/kel (%)
Sendiri 82,33 84,2 86,07 87,94 89.81
bersama 3,45 3,54 3,63 3,72 3.81
Umum 1,09 1,12 1,15 1,18 1.21
Bukan jamban 13,13 11,14 9,15 7,16 5.17
3.Optimalnya 5. Meningkatnya 1.Jumlah kabupaten/kota 22 22 22 22 22
perlindungan Askes yang melakukan kegiatan Kab/kota Kab/kota Kab/kota Kab/kota Kab/kota
kesehatan pembiayaan District Health Account
masyarakat kesehatan setiap tahun (Kab/kota)
masyarakat
2. Persentase masyarakat 50% 50% 60% 70% 80%
miskin yang memiliki
jaminan kesehatan
Misi -3 : 1.Peningkatan 1.Meningkatnya Produksi padi/gabah 785.711 829.283 872.855 916.428 960.000
Memberdayakan kapasitas pendapatan petani (ton)
ekonomi rakyat ekonomi
dan unggulan
mengembangkan berbasis
ekonomi pertanian

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 13


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
keparawisataan
dengan
mendorong
pelaku ekonomi
untuk mampu
memanfaatkan
keunggulan
potensi lokal;
2.Jumlah alat mesin 24.775 33.328 41.880 50.433
pertanian dalam 58,986
pengelolaan areal dan
penanganan pasca panen
(unit)

3.Meningkatkan - Pengembangan Hasil 183 stup 225 stup 267 stup 308 stup 350 stup
potensi hasil hutan Hutan Non Kayu : Jumlah
stup Lebah Madu
- Jumlah lokasi budidaya 7 9 11 12 14
Kutu Lak
- Luas kawasan hutan yang 33.333 Ha 50.000 66.666 Ha 83.333 Ha 100.000
dimanfaatkan Ha
2. Mewujudkan 1.Terwujudnya 1.Produksi Jagung (ton) 755.181 818.079 880.976 943.874 1.006.771
NTT sebagai komoditas jagung
Provinsi sebagai pendukung
jagung, ketahahan pangan
ternak, nasional
cendana,
Destinasi
Utama
pariwisata
Dunia dan
NTT sebagai

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 14


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
provinsi
Koperasi
2.Luas tanam (Ha):
kelapa (ha) 161.212 161.430 161.647 161.865 162.082
Jambu Mente 189.364 193.878 198.391 202.904 207.417
Kopi 124.021 184.327 244.632 304.937 365.243
Kakao 54.649 56.004 57.358 58.712 60.066
Cengkeh 17.085 17.625 18.164 18.704 19.243
Vanili 3.086 3.196 3.305 3.414 3.523
Pala 1.581 1.687 1.793 1.898 2.004
Kemiri 82.050 82.104 82.158 82.211 82.265
2.Meningkatkan Jumlah cadangan 100 125 150 175 200 ton
ketahanan pangan pangan provinsi (ton)
melalui penyediaan
cadangan pangan
provinsi,
penanganan daerah
rawan pangan,
penyediaan
informasi pasokan,
harga dan akses
pangan serta
pengawasan dan
pembinaan
keamanan pangan
Prosentase penanganan 66,6% 75% 83,3% 91,6% 100%
daerah rawan pangan
(50%)
Prosentase penyediaan 66,6% 75% 83,3% 91,6% 100%
informasi pasokan,
harga dan akses pangan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 15


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
(%)
Prosentase Pengawasan 66,6% 75% 83,3% 91,6% 100%
dan pembinaan
kemanan pangan
(%)berbasis perubahan
iklim dan pengelolaan
DAS
3.Meningkatnya Jumlah Program 60,5%, 185 70,4%, 215 80,2%, 245 90,14%, 100%,
pendampingan penyuluhan (40%, 125 Unit Unit 275 Unit 306 unit
penyelenggaraan unit)
penyuluhan melalui
penyuluhan
pertanian,
perikanan dan
kehutanan,
kompetensi tenaga
penyuluh serta
peran dan fungsi
BP3K, Posluhdes
dan kelompok tani
sebagai basis
kegiatan pertanian,
perikanan dan
kehutanan
Jumlah Tenaga 65,62%, 71,71%, 77,8%, 83,9%, 90%,
penyuluh (%;orang) 1615 Orang 1765 Orang 1915 Orang 2065 Orang 2.253 org

Jumlah Kelembagaan 230 Unit 269 unit 308 Unit 346 unit 385 unit
penyuluhan (BP3K dan
Posluhdes)aktif (unit)
Jumlah kelompok tani 16.828 17.497 17.831 18.165 18.500
Klmpok klmpok Kelompok Klmpok klmpk

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 16


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
(kelompok)

4.Meningkatnya Populasi ternak 896.508 937.538 978.567 1.019.597 1.060.626


pendapatan sapi(ekor)
peternak
Populasi ternak kerbau 157.527 160.604 162.604 165.143 167.682
(ekor)
Populasi ternak kuda 115.968 119.373 122.777 126.181 129.585
(ekor)

Populasi ternak 601.896 613.430 624.963 636.497 648.030


kambing/domba(ekor)

Populasi Domba (ekor) 63.878 64.262 64.646 65.031 65.415

Populasi ternak babi 1.756.060 1.771.933 1.787.805 1.803.677 1.819.549


(ekor)
5.Meningkatnya Jumlah wisatawan 105.419 105.419 124.356 143.293 162,231
kunjungan wisata mancanegara (orang)
dan rata-rata lama
tinggal wisatawan
Jumlah kunjungan 440.013 490.784 541.555 592.326 643,097
wisatawan domestik
(orang)
Rata-rata lama 2,41 2,5 2,58 2,66 2,75
menginap (hari)
6.Meningkatnya Meningkatkan jumlah 5.653 unit 5.818 unit 5.984 unit 6.149 unit 6315
aktifitas IKM yang dibina usaha usaha usaha usaha unit usaha
Perdagangan Dalam (mengembangkan IKM
Negeri dan ekspor dan menumbuhkan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 17


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
wira usaha baru)
Penyerapan tenaga 1.692 1.697 1.703 1.708 1,714
kerja (org)
7.Meningkatnya Meningkatnya proporsi 3.209 3.543 3.876 4.209 4.543
Jumlah, jenis dan jumlah koperasi yang
sebaran Koperasi aktif (unit)
dan UMKM
Meningkatkan Jumlah 663.653 704.492 745.331 786.170 827,009
Anggota Koperasi (org)
Meningkatnya Modal 429.345.012 643.687.505 858.029.99 1.072.372.4 1.286.714.
sendiri koperasi (juta) 8 92 985

Meningkatnya modal 1.395.641.3 1.495.316.9 1.594.992.5 1.694.668.1 1.794.343.


luar koperasi (juta) 61 59 56 53 750

Meningkatnya aset 1.498.963.4 1.820.317.9 2.141.672.5 2.463.027.0 2.784.381.


koperasi (juta) 57 90 23 55 588

Meningkatnya volume 1.619.434.0 1.819.434.0 1.940.729.6 2.062.025.2 2.183.320.


usaha koperasi (juta) 23 23 24 26 827

Meningkatanya SHU 1.619.434.0 1.819.434.0 1.940.729.6 2.062.025.2 2.183.320.


Koperasi (juta) 23 23 24 26 827

8.Meningaktnya Luas tanaman 66,6 Ha 100 Ha 133,3 Ha 166,6 Ha 200 Ha


perbaikan
lingkungan dan
potensi ekonomi
masyarakat
berbasis cendana
Jumlah bibit tanaman 1.599.768 2.016.435 2.433.102 2.849.768 3.266.435

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 18


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
Cendana yang ditanam
3.Peningkatan Meningkatnya Peningkatan Jumlah 27 28 29 31 32
nilai tambah pertumbuhan Industri (unit)
dan jangkauan jumlah industri
pasar produk
unggulan
4.Meningkatka 1.Meningaknya Meningkatnya realisasi 22 22 22 22 22
n jumlah dan volume investasi dan kerjasama Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota
pembangunan kegiatan investasi di daerah (Kab/Kota)
pusat ekonomi
baru ekonomi
kerakyatan
Meningkatnya 22 22 22 22 22
ketersediaan data Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota
potensi investasi daerah
(kab/Kota
Tersedianya informasi 22 22 22 22 22
peluang usaha Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota
sektorunggulan
(kab/Kota))
2.Meningkatnya Meningkatnya Semua jenis Semua jenis Semua jenis Semua jenis Semua
pelayanan pelayanan perijinan jenis pada jenis pada jenis pada jenis pada jenis jenis
Perizinan sesuai KPPTSP KPPTSP KPPTSP KPPTSP pada
SPM KPPTSP
3.Meningatnya Meningkatnya jumlah 1,57 % 2,02 % 2,47 % 2,92 % 3,37 %
kompetensi dan angkatan kerja yg
daya saing tenaga memiliki ketrampilan
kerja
Besaran tenaga kerja yang 21,89 % 23,44 % 24,99 % 26,55 % 26,55 %
mendapatkan pelatihan
berbasis kompetensi 75

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 19


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
%

4.Meningkatnya Penyelesaian kasus 96,61 97,26 97,91 98,56 99,21 %


perlindungan PHI melalui PB
tenaga kerja
Peninjauan kembali Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
UMP tiap tahun 1.450.000 1.712.500 1.975.000 2.237.500 2.500.000

Besaran pemeriksaan 36,25% 42,82% 49,39% 55,96% 62,53%


perusahaan
Pengujian peralatan 1,70% 2,10% 2,50% 2,90% 3,31%
perusahaan
5.Meningkatnya Besaran peminat 52,8% 54,98% 57,17% 59,35% 61,54%
jumlah peserta transmigrasi yang
transmigrasi dalam berhasil difasilitasi
wilayah NTT dan
keluar wilayah NTT
Besaran pemanfataan 41% 49,98% 58,96% 67,94% 76,92 %
cadangan areal yang
behasil dibangun

Misi-4: 1.Peningkatan 1.Terwujudnya - Perda penataan 1 perda 1 perda 1 perda 1 perda 1 perda
Pembenahan kualitas tata penataan kelembagaan
sistem hukum dan kelola kelembagaan dan
reformasi pemerintahan sumber daya pada
birokrasi daerah sesuai prinsip- Pemprov NTT
prinsip good
governance
- Efisiensi dan kinerja 50% 50% 75% 75% >75%
perangkat organisasi
daerah/SKPD (%)

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 20


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
- Penataan dan 50% 50% 75% 75% >75%
pengendalian
kelembagaan , anjab dan
ABK Kab/kota
- Terlayaninya kebutuhan 50% 60% 70% 80% >90%
kepala daerah dan wakil
kepala daerah dalam
melaksanakan tugas-
tugas kedinasan
- Terfasiliitasi dan 50% 60% 70% 80% 90%
terkoordinasinyadaerah
dengan K/L
2.Terwujudnya - Meningkatkan kualitas 75% 75% 75% 100% 100%
kebijakan ekonomi pengembangan ekonomi
NTT yang daerah melalui
kompetitif pengembangan KI-Bolok
menjadi kawasan
ekonomi khusus
- Pengembangan ekonomi 75% 75% 75% 100% 100%
dan industri di Kapet
Mbay
- Kerjasama investasi 50% 75% 75% 100% 100%
antara daerah, sektor
swasta dan pelaku usaha
lainnya (Perbankan,
Koperasi dan lembaga
keuangan lainnya)

3.Terwujudnya - Meningkatnya 50% 50% 75% 75% >75%


aparatur yang pengetahuan dan
profesional ketrampilan PNS sesuai

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 21


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
tupoksi (%)
- % pejabat struktural yang 50% 50% 75% 75% 75%
mengikuti diklat
penjenjangan struktural
- % Pegawai yang 25% 25% 50% 50% 50%
mengikuti diklat teknis
- % Pejabat fungsional yang 50% 50% 75% 75% 75%
mengikuti diklat
penjejangan fungsional
- % Pegawai yang dapat 50% 50% 75% 75% 75%
meningkatkan
ketrampilan dan
profesionalitas
- Jumlah pendidikan 75% 75% 100% 100% 100%
Diploma, S1, S2 dan S3
bagi PNS

2.Mewujudkan Terbentuknya - Produk Legislasi Daerah 463 495 511 527 543
kepastian sistem hukum
hukum dan daerah yang terarah
menciptakan untuk
rasa keadilan menyelesaiakan
dalam berbagai masalah
masyarakat sosial di NTT dan
terciptanya
sinkronisasi hukum
dan HAM yang
berpihak pada
kepentingan rakyat
- Monitoring, evaluasi dan 67 100 133 167 200
pelaporan terpadu

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 22


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
- Rapat koordinasi 16 17 18 19 20
permasalahaan hukum
- Pembinaan dan 405 421 437 453 469
Pengawasan Produk
Hukum Kab/kota
3.Mewujudkan Terwujudnya Penanganan kasus di 31 32 33 35 36
P-5 HAM komitmen dan dalam dan luar
koordinasi hukum pengadilan
dalam
pemberantasan
KKN dan
pelanggaran HAM
dan peningkatan
partisipasi
masyarakat dalam
pemebntukan
produk hukum
serta terwujudnya
P5 HAM
- Sosialisasi dan advokasi 33 35 37 39 41
peraturan perundang-
undangan dan
inventarisasi masalah-
masalah hukum
- Pengembangan JDIH 27 27 28 28 29
tingkat Provinsi dan
pembinaan JDIH
kab/kota
- LHKPN 402 427 451 476 500
- Koordinasi pelaksanaan 16 19 23 29 32
RANHAM dan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 23


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
perumusan kebijakan
hukum
4.Mewujudkan Terwujudnya Menurunnya tingkat 33,3 % 50 % 66,6 % 83,3 % 100%
ketertiban ketentraman dan gangguan ketertiban di gangguan gangguan gangguan gangguan gangguan
keteraturan ketertiban umum daerah yang yang yang yang yang
dan keamanan muncul muncul muncul muncul muncul
dalam
masyarakat
5.Memperkoko 1.Terwujudnya - Meningkatnya peran 100% 100% 100% 100% 100%
h kesatuan dan ketahanan seni, Badan Kesbangpol dalam
persatuan serta budaya, agama, koordinasi ketahanan
politik kemasyarakatan seni, budaya, agama,
didaerah yang dan ekonomi serta kemasyarakatan dan
dilandasi oleh peningkatan ekonomi
semangat dan koordinasi fasilitasi
nilai-nilai kewaspadaan
Pancasila dan nasional
UUD 1945
melalui sistem
pengembangan
politik yang
demokratis dan
berkedaulatan
rakyat
- Meningkatnya peran 100% 100% 100% 100% 100%
aparatur pemerintahan
dalam memfasilitasi
kewaspadaan nasional di
daerah
2.Meningkatnya - Meningkatnya ketahanan 33,3 % 50 % 66,6 % 83,3 % 100%
penghayatan, ideologi dan
pengamalan, kewaspadaan nasional

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 24


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
pelestarian dan
pengamanan
idiologi pancasila
serta meningkatkan
rasa kebangsaan,
cinta tanah air dan
patriotisme untuk
kejayaan bangsa
dan negara serta
meningkatkan
kesadaran politik
dan partsispasi
dalam
berdemokrasi
- Meningkatnya partisipasi 33,3 % 50 % 66,6 % 83,3 % 100%
politik dan kualitas
demokrasi

3. Meningkatnya Jumlah PERDA inisiatif,


partisipasi jumlah anggaran
masyarakat dalam pendidikan dan
berdemokrasi kesehatan, jumlah
rekomendasi DPRD
kepada Pemerintah
sebagai TL dari aspirasi
masyarakat
4. Terwujudnya - Meningkatnya pelayanan 33,3 % 50 % 66,6 % 83,3 % 100%
pelayanan publik perijinan
yang memenuhi
SPM dan SPD
- Meningkatnya kerjasama 4 6 8 9 11

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 25


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
antar pemerintah daerah
- Tersedianya dokumen 15 15 15 15 15
perencanaan, evaluasi
dan pengendalian yang
berkualitas dan tepat
waktu
- Jumlah perencanaan 6 8 10 11 13
Pengelolaan DAS terpadu
antar daerah difasilitasi
Pemda dan Forum DAS
NTT
5.Kajian - Terbentuknya Daerah 2 2 3 4 5
Pembentukan otonom Baru (DOB)
Daerah Otonom
Baru (DOB)
- Meningkatnya fasiliitasi 100% 100% 100% 100% 100%
koordinasi daerah
dengan K/L
6.Peningkatan 1. Meningkatnya - Meningkatnya 647,6 728,3 818,6 909,3 1.000
kapasitas pendapatan daerah penerimaan pendapatan Milyar Milyar Milyar Milyar Milyar
pembiayaan dan pengelolaan daerah;
pembangunan aset daerah
daerah
- Meningkatnya upaya 26,6% 40% 53,3% 66,6% 80%
penataanusahaan,
penggunaan, dan
pemanfaatan
pengamanan aset secara
akuntabel;
- Meningkatnya 80%
pengelolaan keuangan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 26


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
dan aset secara
profesional dan
kompetensi aparatur
2. Terbangunnya Kualifikasi SDM Pengawas; 100% 100% 100% 100% 100%
sistem pengawasan
internal pada setiap
SKPD Pemprov
14. Meningkatnya Meningkatnya jumlah 50% 62,5% 75% 87,5% 100%
sumber daya kejuruan sekolah kejuruan
pendidikan sesuai kebutuhan daerah
kejuruan yang dan lulusan sekolah
berbasis inovasi kejuruan yang masuk pasar
daerah untuk kerja
menciptakan
lapangan kerja
sendiri
3. Menciptakan Meningkatnya jumlah 50% 62,5% 75% 87,5% 100%
korporasi kegiatan kluster kegiatan ekonomi
ekonomi produktif produktif dan
dan inovatif antar terbentuknya korporasi
Desa Mandiri kegiatan berskala usaha
Anggur Merah menengah
menuju
kemandirian
ekonomi lokal
4. Efektivitas dan Tersedianya publikasi hasil 50% 62,5% 75% 87,5% 100%
dampaknya dalam penelitian bidang politik
pelaksanaan Pemilu dan pemerintahan
Kada Langsung
5. Meningkatnya Terwujudnya hasil-hasil 50% 62,5% 75% 87,5% 100%
kualitas dan penelitian sebagai bahan
kuantitas tenaga masukandalam proses

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 27


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
peneliti pengambilan keputusan
publik
Misi-5: 1. Peningkatan 1.Tersusunnya - Perda Tata Ruang (buah) 22 22 22 22 23
Mempercepat kualitas dan Rencana tata ruang
pembangunan persebaran dan pengendalian
infrastruktur yang aksesibilitas pemanfaatan ruang
berbasis tata wilayah secara
ruang dan berbasis tata berkelanjutan
lingkungan hidup; ruang berwawasan
lingkungan
- Perda RDTL Kawasan 8 12 15 19 22

- Pemanfaatan Ruang 50% 55% 60% 70% 75%


sesuai struktur RTRWP
(%)
- Pemanfaatan Ruang 50% 55% 60% 70% 75%
sesuai Pola RTRWP (%)
- Luasan RTH publik dari 20% 20% 20% 20% 20%
luas wilayah
kota/kawasan perkotaan

2.Terciptanya Panjang Jalan Provinsi 1397,12 Km 1430,46 Km 1263,79 Km 1497,12 Km 1530,46


konekktivitas antar (Km) Km
pusat produksi dan
pusat
koleksi/distribusi
barang dan jasa
3.Meningkatnya Parasarana Irigasi dan 50% 55% 60% 70% 75%
kapasitas, Jaringan Irigasi baik (%)
partisipasi
masyatakat dan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 28


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
produktifitas
layanan jaringan
irigasi teknis
4.Meningkatnya Perda IUJK sesuai 11 14 16 19 22
profesionlisme peraturan perundang
masyarakat jasa undangan (Kab/Kota )
konstruksi
dalampembanguna
n infrastrukstur
5.Meningkatnya Peningkatan Jumlah 63,3 66,6 73,3 76,6 80
jumlah rumah layak Rumah Layak Huni %)
huni dalam
lingkungan
permukiman yang
sehat bagi
masyarakat miskin
di perdesaan dan
perkotaan
6. Meningkatnya Sarana Air Bersih 20 30 40 50 60
cakupan pelayanan Perdesaan
air bersih untuk
masyarakat
7.Meningkatnya Pelayanan Air Minum 43,33 47,5 51,66 55,83 60
Ketersediaan Air (%)
Baku Bersih untuk
Masyarakat
Perdesaan
2. Peningkatan 1. Review Kawasan Luas wilayah DAS/Pulau 1.733.173 1.695.265 1.657.357 1.619.448 1.581.540
kualitas Hutan yang dipertahankan ha ha ha ha ha
lingkungan sebagai kawasan hutan
untuk minimal 30%
mendukung

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 29


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
daya saing
wilayah
2.Peningkatan - Penurunan jumlah kasus 69 kasus 63 kasus 56 kasus 49 kasus 42 kasus
Perlindungan dan kehutanan
Pengamanan hutan
50%
- Peningkatan penyelesaian 53,06% 57,3% 61,53% 65,76% 70%
kasus kehutanan

- Penurunan luas 9,795 Ha 8,846 Ha 7,897 Ha 6.948,64 6.000 Ha


kebakaran lahan kawasan Ha
hutan

3.Rehabilitasi dan - Pembuatan tanaman 272.083 Ha 273.650 Ha 273.217 Ha 273.783 Ha 274.350 H


Lahan seluas 3.500 kehutanan di dalam a
Ha kawasan hutan dan di
luar kawasan hutan
(RHL, HKm, HD,
Pengelolaan DAS dan
Pembibitan

- Penyusunan rencana 0 0 1 2 3
detail/teknis tata ruang
kawasan DAS lintas
kabupaten
- Rencana Pengelolaan DAS 3 3 3 3 3
Terpadu (Benanain,
Noelmina dan Aesesa)
- Lokasi Pengendalian 4 7 9 11 13
Pemanfaatan Ruang DAS
sesuai kebijakan tata

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 30


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
ruang
4.Meningkatnya Sanitasi lingkungan yang
Kualitas Sanitasi berkualitas
Lingkungan
5.Meningkatnya - Jumlah dan kapasitas 53,33% 60% 66,66% 73,33% 80%
Pelayanan transportasi umum
Transportasi Publik
- Peningkatan Keselamatan 53,33% 60% 66,66% 73,33% 80%
Transportasi
6.Mitigasi dan - Jumlah kawasan hutan 23 % 35 % 46,6 % 58,3 % 70%
Adaptasi Perubahan yang dapat dikelola oleh
Iklim masyarakat sbg bagian
dari strategi mitigasi dan
adaptasi
- Rencana tanggap bencana 22 kab/kota 22 kab/kota 22 kab/kota 22 kab/kota 22
dan perubahan iklim kab/kota
mulai dari tingkat desa
(kab/kota)
7.Men Kelestarian - Optimalisasi Hukum- 100% 100% 100% 100% 100%
Lingkungan hidup hukum lingkungan
- Tersedianya Tenaga 100% 100% 100% 100% 100%
Fungsional Pengawas
Lingkungan
- Tersusunnya Perda 100% 100% 100% 100% 100%
mengenai Penegakan
Hukum Lingkungan
8.Perlindungan dan Penurunan Kerusakan 80% 80% 80% 80% 80%
pengawasan Pesisir dan Laut
ekosistem pesisir,
laut dan pulau-
pulau kecil

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 31


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
9.Penggunaan Jumlah Pembangkit 3 4 5 5 5
Energi Baru Listrik tenaga Surya dan
Terbarukan Air
10.Pemanfaatan Jumlah Ijin Usaha 100% 100% 100% 100% 100%
Sumber Daya Alam Pertambangan dan Wajib
Pertambangan dan AMDAL
Peningkatan
Kelestarian
Lingkungan akibat
Pertambangan
Misi-6: 1. Meningkatka 1.Meningkatnya Regulasi pelaksanaan 16 25 33 41 50
Meningkatkan n kapasistas PUG, perempuan dan
kualitas pemberdaya perempuan untuk anak
kehidupan an dan mengkakses
keluarga, perlindunga sumber daya
pemberdayaan n pembangunan
perempuan, serta perempuan
perlindungan dan
kesejahteraan
anak
2.Meningkatnya - Kelompok usaha 33,3% 50% 66,6% 83,3% 100%
Kelompok usaha perempuan mendapat
perempuan akses pinjamam modal
dari lembaga formal
permodalan (%)
- Jumlah kelompok usaha 20% 30% 40% 50% 60%
bersama perempuan
(KUB) (%)

3.Tercapainya 30% - Keterwakilan Perempuan 30% 30% 30% 30% 30%


keterwakilan dalam jabatanlegislatif,
jabatan perempuan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 32


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
sebagai tindakan eksekutif, yudikatif dan
afirmatif dalam sosbud (%)
jabatan legislatif,
judikatif dan
eksekutif
2. Peningkatan Terbentuknya Desa - Jumlah Desa Layak Anak 100 150 200 250 300
Kesejahteraan Layak Anak
Anak
- Jumlah Desa/Kelurahan 106 155 203 252 300
yang menyelenggarakan
Musrenbang
Desa/kelurahan
Berperspektif anak
Misi-7: Peningkatan 1.Meningkatnya - Produksi Tangkap (ton) 78.878,55 82.069,82 85,261,09 85.261,09 88.452.36
Mempercepat kesejahteraan produksi dan
pembangunan nelayan serta produktivitas
Kelautan dan pelaku usaha berkualitas
Perikanan kelautan dan perikanan dan
perikanan kelautan dan PAD
- RTP Tangkap 19.555.802, 20.380.349, 21.204.896, 22.029.443. 22.853.99
07 31 54 78
- Jmh Tenaga teknis yang 84 89 93 97 101
profesional (orang)
- Produksi Budidaya (Ton) 1.572.702,3 1.705.668,4 1.838.643,4 1.971.600,5 2.104.566.
5 0 5 0 55

2.Meningkatnya - Jml RTP Budidaya (RT) 54.554.897 57.332.345 60.109.793 62.887.242 65.664.69
SDM kelautan dan 0
Perikanan
3. Meningkatnya 163 171 179 187
- Jumlah penyuluh (org) 196
Ketahanan Pangan
dan gizi masyarakat

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 33


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
dan Promosi
162.045.16 170.295.05 178.544.94 186.794.83
- Jumlah Produk Export 4 6 8 9 195.044.7
31

472.530 356.759 240.981 125.207


- Jumlah Produk domestik 9.433
4.Jumlah investor 1291 1029 767 505
- Jumlah KUB (klpk) 243
dan
industriperikanan
mendukung
peningkatan PDRB
- Jumlah Investor (PT) 26 28 29 31 33,50

Misi-8: 1. Percepatan 1.Menurunnya - Jumlah Penduduk miskin 18,48 17,61 16,74 15,87 15,00
Mempercepat penurunan Angka Kemiskinan (%)
Penanggulangan Kemiskinan penduduk dari
Kemiskinan, masyarakat 20,03 % menjadi
Bencana dan 15,0 %
Pengembangan
Kawasan
Perbatasan.
- Kelembagaan 100% 100% 100% 100% 100%
Desa/kelurahah yang
dibina (%)
- Jumlah Desa 100 100 100 100 100
pengembangan TTG
- Jumlah Rumah dibangun 7.398 9.605 11.812 14.018 16.225
(unit)

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 34


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018

- Jumlah Peningkatan 100% 100% 100% 100% 100%


Kapasitas aparatur
Desa/kelurahan (%)
- Jumlah Lokasi Desa 1472 1916 2359 2802 3.246
Mandiri Anggur Merah
(Desa/ kelurahan)

2.Meningkatnya - Jumlah KK Miskin yang 22 22 22 22 22


perlindungan sosial mempunyai ketrampilan
Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota
bagi masyarakat berusaha/ KUBE
miskin (kab/kota)
- Jumlah penghuni panti 22 22 22 22 22
dinas yang ditangani Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota
(kab/kota)
- Jumlah KAT yang 22 22 22 22 22
ditangani (Kab/kota) Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota

2. Mewujudkan Jumlah Desa Tangguh 22 22 22 22 22


Meningkatkan Ketahanan Bencanatermasuk Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota Kab./Kota
Ketahanan Terhadap Bencana bencana karena dampak
masyarakat
terhadap
bencana
3. Percepatan Meningkatnya - Percepatan 6 6 6 6 6
pembangunan situasi keamanan pengembangan wilayah Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupate
wilayah yang kondusif di perbatasan dan pulau dan 5 Pulau dan 5 Pulau dan 5 Pulau dan 5 Pulau n dan 5
perbatasan kawasan Pulau
terdepan terdepan terdepan terdepan terdepan
terdepan
perbatasan antar
Negara dan antar
daerah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 35


TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
2014 2015 2016 2017 2018
- Jumlah penyelesaian 6 segmen 7 segmen 8 segmen 9 segmen 10
perselisihan batas di segmen
beberapa segmen yang
bermasalah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 V - 36


BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.1. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH


6.1.1. Strategi Pokok Pembangunan Daerah
Strategi pembangunan daerah merupakan pendekatan utama mengenai
upaya-upaya pembangunan yang harus dilaksanakan oleh pemerintah bersama
seluruh komponen masyarakat guna mewujudkan visi pembangunan daerah.
Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut maka ditetapkan 8
(delapan) misi pembangunan daerah yang dilaksanakan melalui 5 (lima) Strategi
Pokok pembangunan daerah yaitu kemitraan, keberlanjutan, peningkatan dan
percepatan, pemberdayaan masyarakat dan keterpaduan sektor.
1. Strategi Kemitraan
Satuan pemerintahan Provinsi mengemban misi representasi pemerintah
Pusat dan sekaligus sebagai daerah otonom. Karenanya, pemerintah Provinsi
memiliki kewenangan sekaligus tanggungjawab untuk mengembangkan kemitraan
secara internal dan eksternal. Kemitraan internal dengam kabupaten/kota
didasarkan atas asas/prinsip kebersamaan, solidaritas dan komitmen yang sama
untuk mewujudkan kemajuan bersama serta mengurangi kesenjangan antar
daerah. Kemitraan daerah Provinsi, LSM regional/nasional/internasional maupun
Negara sahabat merupakan bentuk kemitraan eksternal.
2. Strategi Berkelanjutan
Program pembangunan yang digulirkan merupakan rangkaian yang tak
terpisahkan dari berbagai program pembangunan yang telah dicanangkan dan
dilaksanakan pada masa-masa sebelumnya. Melalui proses pengkajian dan
evaluasi yang akurat, dipetik hikmah dan pengalaman untuk menata program-
program pembangunan selanjutnya dan tetap merangkainya sebagai suatu jalinan
yang bermanfaat bagi rakyat. Pembangunan diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
3. Strategi Peningkatan dan Percepatan
Pembangunan diarahkan untuk dapat mencapai perubahan dari kondisi
pembangunan yang saat ini sedang berkembang dan belum optimal menuju
kondisi perkembangan pembangunan yang lebih pesat, berkualitas dan
bermanfaat bagi kepentingan peningkatan kesejahteraan rakyat. Untuk mencapai
perubahan dimaksud, maka perlu dilakukan peningkatan dan percepatan melalui
program dan kegiatan yang berdaya ungkit besar dan pro rakyat sehingga dapat
mewujudkan kesejahteraan rakyat.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 1


4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Pembangunan yang dijalankan bertujuan untuk meningkatkan peran dan
akses masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan. Terkait dengan strategi tersebut, dikembangkanlah spirit dan
paradigmaAnggaran untuk Rakyat Menuju Sejahtera (Anggur Merah), yaitu
mengembangkan birokrasi pelayanan publik yang cepat dan murah melalui
penataan kelembagaan dan kultur untuk mewujudkan anggaran pembangunan
yang lebih besar berpihak pada kepentingan rakyat (belanja publik) dari pada
untuk belanja pemerintah (belanja aparatur) dengan penerapan pengangaran
program/kegiatan dari berbagai sumber-sumber dana lebih Pro-Rakyat demi
terwujudnya kesejahteraan rakyat.
5. Strategi Keterpaduan Antar Sektor
Keberhasilan pembangunan membutuhkan keterlibatan seluruh sektor
pembangunan dan komponen bangsa baik pemerintah, swasta, akademisi,
masyarakat maupun pemangku kepentingan terkait. Tiap pihak yang terkait
mewakili berbagai kepentingan dan sektor yang menjadi kewenangannya, karena
itu dibutuhkan payung integrasi guna menciptakan keterpaduan agenda
pembangunan yang ditetapkan dalam upaya percepatan dan peningkatan
kesejahteraan rakyat.

6.2. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN


Arah kebijakan pembangunan dilaksanakan untuk megoptimalkan lima
strategi pokok pembangunan yang menjadi landasan seluruh program dan
kegiatan pembangunan. Sehubungan dengan itu ditetapkan arah kebijakan umum
pembangunan yang mendukung strategi pembangunan yang selanjutnya
dijabarkan dalam arah kebijakan masing-masing misi pembangunan.
6.2.1. Peningkatan Investasi Pembangunan
Arah kebijakan pembangunan untuk mendukung strategi kemitraan
pembangunan dilaksanakan melalui peningkatan investasi pembangunan dengan
melibatkan seluruh pelaku pembangunan. Peningkatan investasi dilaksanakan
melalui peningkatan jumlah dan kualitas penggunaan dana investasi pada 8
agenda pembangunan daerah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mewujudkan harapan tersebut maka strategi kemitraan pembangunan
melalui peningkatan investasi pembangunan diwujudkan melalui penggalian dana,
peningkatan kualitas dan peningkatan pengelolaan investasi pembangunan;
1. Penggalian Sumber Dana Investasi Pembangunan
Penggalian sumber-sumber investasi pembangunan dilaksanakan melalui
dukungan perencanaan pembangunan yang berkualitas sesuai kebutuhan daerah.
Sumber-sumber dana investasi pembangunan yang perlu didorong dan digerakan
peningkatannya untuk mendukung 8 agenda pembangunan yaitu; Dana Kantor
Pusat, Dana Kantor Daerah, Dana Dekonsentrasi, Dana Tugas pembantuan,
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana perimbangan, Lain-lain pendapatan yang
syah, APBD Kabupaten/Kota Investasi Swasta, Hibah kerjasama bilateral dan
multilateral, NGO Internasional, CSR BUMN, Kerjasama pemerintah Swasta dan
sumber-sumber investasi pembangunan lainnya.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 2


Peningkatan investasi pembangunan juga dilaksanakan melalui optimalisasi
kerjasama pembangunan yaitu kerjasaam provinsi sunda kecil, kerjasama Provinsi
Kepulauan, Kerjasaama kota kembar dengan Kota Negara sahabat (Sisters City);
Kota Kupang-Kota Palmeston di Australia dan Kota Larantuka dengan Kota Kota
Fatima di Portugal; Kerjasama Pemerintah Provinsi dengan investor Swasta dalam
pengelolaan Asset, penyertaan Modal pada Bank NTT dan PT. Bangun Askrida,
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Flobamora dan optimalisasi aset-aset
daerah yang dikoordinasikan pengelolaannya oleh Dinas Pendapatan dan Aset
Daerah Provinsi NTT.
2. Meningkatkan Kualitas Investasi Pembangunan
Peningkatan kualitas investasi pembangunan dimaksudkan bahwa untuk
setiap pembiyaan harus mampu memberikan daya ungkit besar dan mampu
menyelesaiakan permasalahan yang dapat menghambat pencapaian yang optimal
8 agenda pembangunan. Untuk mewujudkan kualitas investasi pembangunan
maka perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pendanaan investasi
dilaksanakan dengan prinsip transparan, responsive, efisien, efektif, akuntabel,
partisipatif, terukur, berkeadilan, berdaya ungkit besar dengan tetap berwawasan
lingkungan untuk menjamin kesinambungannya.
3. Peningkatan Pengelolaan Hasil Investasi Pembangunan
Pengeloaan hasil investasi pembangunan yang dapat meningkatkan
produktivitas masyarakat dan kesinambungan pembangunan harus dilaksanakan
dengan baik untuk menjamin tingkat fungsionalnya optimal. Untuk menjamin
setiap hasil investasi pembangunan berfungsi optimal maka pemangku kepetingan
yang mengelola, memelihara, membina, mengendalikan dan memberikan
pengawasan harus jelas standar operasi prosedurnya sejak selesai pembangunan
hingga pengelolaannya. Sehubungan sumber dana pembangunan dari berbagai
sumber dengan prosedur yang berbeda maka setiap hasil pembangunan
dilaksanakan pencatatan secara baik dilengkapi dengan standar prosedur yang
akan dipergunakan secara bersama sebagai kartu kendali.

6.2.2. Optimalisasi Pelaksanaan 6 Tekad Pembangunan


Sebagai potensi unggulan daerah dalam mendukung pemangunan ekonomi
daerah maka pelaksanaan 4 tekad pembangunan yaitu menjadikan NTT sebagai
Provinsi Jagung, Provinsi Ternak, Provinsi Koperasi dan Provinsi cendana
dilanjutkan dengan melakukan revitalisasi dan peningkatan skala usaha serta
peningkatan jangkauan pembangunan ke seluruh wilayah. Untuk memperbesar
daya ungkit pembangun ekonomi daerah maka akan dilaksanakan percepatan dan
peningkatan pengelolaan potensi unggulan baru yaitu pariwisata serta perikanan
dan kelautan dengan menetapkan sebagai tekad pembangunan yaitu NTT sebagai
Destinasi utama Dunia dan NTT sebagai Provinsi Kepulauan berbasis Perikanan
dan Kelautan. Pelaksanaan strategi kesinambungan pembangunan dijabarkan
dalam pelaksanaan 6 tekad pembangunan untuk mendukung pelaksanaan 8
agenda pembangunan khususya agenda pembangunan ekonomi kerakyatan dan
pariwisata serta agenda perikanan dan kelautan.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 3


Pembangunan pariwisata dilaksanakan di seluruh wilayah dengan
mewujudkan Sail Komodo 2013 sebagai jembatan emas NTT sebagai destinasi
Pariwisata Dunia. Untuk kesiapan kawasan destinasi wisata maka kebijakan
nasional dalam pembangunan Desa Wisata akan disinergikan dengan program
desa wisata daerah. Sehubungan Kota Kupang ditetapkan sebagai lokasi Flag off
Sail Indonesiamaka akan didukung pembangunan marina dan pengembangan
kawasan wisata Lasiana.
Rantai jaringan destinasi dunia dengan pintu masuk Labuan Bajo dengan
jaringan destinasi dunia Komodo-Kampung Megalitik Dunia di Sumba-Taman laut
terindah di Teluk MaumerePulau Kepa, Prosesi Jumat Agung di Larantuka dan
proses penangkapan Paus Tradisional di Lembata, Kampung adat dan penduduk
tradisional Boti, dan Nemrala sebagai pusat selancar skala dunia serta didukung
aneka ragam potensi destinasi wisata yang terbagi dalam empat klaster destinasi
wilasata dikembangkan secara terpadu. Untuk meningkatkan promosi pariwisata
akan Badan Promosi Pariwista Nusa Tenggara Timur yang beranggotakan para,
pengusaha, pelaku dan profesional bidang pariwisata.
Nusa tenggara Timur sebagai Provinsi kelautan dengan basis perikanan dan
Kelautan akan didukung melalui peningkatan ekonomi, aksesibilitas wilayah dan
kelestarian kelautan melalui; (i) mengoptimalkan pengelolaan kawasan strategis
Taman Nasional Perairan Laut Sawu seluas 3,2 Juta Ha, (ii) Pengembangan 8
Satuan Wilayah Pengembangan Laut Terpadu (SW-PLT), (iii) Peningkatan
pengelolaan Kawasan budaya rumput laut, mutiara dan kawasan pengembangan
garam serta (vi) Peningkatan penelolaan potensi perikanan dan kelautan melalui
peningkatan pengelolaan potensi tangkap dan budidaya.
Pelaksanaan 6 tekad pembangunan untuk mencapai hasil yang optimal
dilaksanakan dengan pendekatan kewilayahan dan didukung sektor terkait
dengan sesuai potensinya. Pendekatan pembangunan dilaksanakan basis
desa/kelurahan pada klaster kawasan yaitu kawasan pertanian terpadu untuk
pengembangan jagung dan peternakan, kawasan pesisir dan laut terpadu,
kawasan wisata terpadu, kawasan pengembangan cendana dan pengembangan
koperasi secara merata berbasis desa/kelurahan. Khusus untuk prikanan juga
dilaksanakan Pengembangan industri maritim pengolahan ikan dan rumput laut
serta dan untuk peternakan dilaksanakan pengembangan rumah potong hewan
modern.

6.2.3. Peningkatan dan Percepatan Pembangunan


Nusa Tenggara Timur mampu sebagai provinsi dengan pertumbuhan
ekonomi ke 15 dari 33 provinsi, tetapi kontrusi terhadap PDRB Nasional belum
mencapai 1 %. Belum optimlanya kontribusi Nusa Tenggara Timur secara nasional
karena banyaknya potensi unggulan belum dikelola dan rendahnya infrastruktur
fasilitas pelayanan dasar. Sehubungan dengan itu strategi peningkatan dan
percepatan pembangunan dilaksanakan melalui; (i) peningkatan kinerja potensi
unggulan yang sudah dikelola; (ii) Perluasan dan percepatan pengelolaan potensi
yang belum dikelola; dan (iii) peningkatan dan percepatan dukungan
pembangunan infrasruktur wilayah dan infrastruktur pelayanan sosial dasar.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 4


Untuk mewujudkan capaian tersebut maka arah kebijakan pembangunan
dalam rangka mewujudkan strategi peningkatan dan percepatan pembangunan
difokuskan pada pembangunan sumberdaya manusia, ekonomi wilayah,
konektivitas wilayah, air bersih dan kelistrikan serta reformasi birokrasi.

1. Pembangunan Sumber Daya Manusia


Peningkatan mutu sumberdaya manusia agar berdaya saing tinggi didukung
pembangunan pendidikan, kesehatan dan pelatihan kompetensi secara reguler
didukung kebijakan peningkatan dan percepatan yaitu;
- Pembangunan pendidikan dan kebudayaan melalui penerapan manajemen
pengelolaan pendidikan yang didukung oleh Gong Belajar, penyediaan guru
kontrak, Biaya operasional sekolah (BOS), beasiswa, peningkatan kompetensi
guru, tutor, pamong belajar, seniman, budayawan, dan peningkatan prasarana
dan sarana pendidikan yang berbasis teknologi serta peningkatan prasarana
dan sarana pendidikan
- Pembangunan kesehatan masyarakat didukung Revolusi Kesehatan Ibu dan
Anak (Revolusi KIA) yang disinergikan dengan Biaya Operasional Kesehatan
(BOK),Sanitasi Total berbasis Masyarakat (STBM), Jaminan Kesehatan
masyarakat, peningkatan kualitas, jumlah dan distribusi tenaga kesehatan,
Peningkatan gizi masyarakat melalui mandiri pangan yang didukung
pengelolaan pangan lokal dan Pembangunan Rumah sakit Rujukan Tipe A
- Peningkatan daya saing sumberdaya manusia dilaksanakan melalui pelatihan
kompetensi tenaga kerja berbasis kewirausahaan untuk mendukung
pencapaian jumlah wirausaha 2 % dari total penduduk;

2. Pembangunan Ekonomi
Peningkatan, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita maka akan
dilaksanakan melalui sinergi pembangunan ekonomi daerah dengan kebijakan
pembangunan afirmatif Nasional di Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu; (i)
Direktif Presiden untuk Percepatan Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur
bersama Provinsi Pupua dan Provinsi Papua Barat; (ii) Direktif Presiden untuk
percepatan penyelesaian masalah eks pengungsi Timor Timur dan pembangunan
desa/kelurahan terkena dampak langsung;(iii)Pengembangan KAPET Mbay
sebagai kawasan strategis Nasional dan optimalisasi pemanfaatan Kawasan
Industri Bolok menjadi kawasan Ekonomi Khusus yang terintegrasi dengan
kawasan Pelabuhan Tenau sebagai pusat pertumbuhan ekonomi; (iv) Optimalisasi
MP3EI koridor V NTT bersama Provinsi Bali dan Provinsi Nusa Tenggara Barat
sebagai pintu gerbang pariwisata dan pendukung ketahahan pangan nasional; (v)
Kebijakan pariwisata Nasional yang menetapkan NTT sebagai destinasi wisata
utama Indonesia; (vi) Kebijakan nasional sebagai daerah pendukung swasembada
daging dan garam; dan (vii) Sebagai wilayah terdepan Negara di selatan indonesia
yang berbatasan darat dan laut dengan negara lain.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 5


Percepatan pembangunan ekonomi juga didukung Pembangunan NTT Fair
sebagai pusat promosi daerah skala Nasional, dan pembangunan segi tiga emas
ekonomi yang didukung konektivitas Internasional Kupang-Dilli-Darwin. Untuk
maksud tersebut diperlukan kerjasama yang terintegrasi antara ketiga negara. l
meningkatkan geliat sektor jasa dalam pembangunan ekonomi perkotaan akan
dibangun Pusat kuliner dan Olah Terpadu pada Kawasan Gelanggang Olah Raga
Oepui dan kawasan lainnya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Untuk
mencegah penumpukan kegiatan ekonomi pada satu pusat maka pada kawasan
strategis dibangunan pusat-pusat pertumbuhan baru sebagai bagian dari jaringan
kota-kota yang telah tumbuh.

3. Peningkatan Konektivitas Wilayah


Pembangunan ekonomi, pelayanan sosial dan kemasyarakatan perlu
didukung konektivitas wilayah. Sehubungan dengan itu pembangunan
infrastruktur dipacu jumlah dan kualitasnya. Pembangunan infrastruktur berdaya
ungkit besar yang akan dibangun yaitu; (i) Pembangunan Bandara Internasional
pada lokasi baru, (ii) peningkatan kualitas jalan provinsi untuk mencapai mantap
100 %, (iii) Pembangunan jembatan lintas pulau yaitu Jembatan Palmerah yang
menghubungan ujung Timur Pulau Flores dengan Pulau Adonara, (iv) peningkatan
transportasi terpadu antar modal dan (v) peningkatan prasarana transportasi ke
44 Pulau yang di huni.
4. Peningkatan Perumahan Air Bersih dan Kelistrikan
Percepatan pembangunan daerah juga dilaksanakan melalui penyediaan
pelayanan sosial daerah yaitu rumah layak huni, air bersih dan listrik. Sehubungan
dengan itu akan dilaksanakan upaya terobosan pembangunan melalui; (i)
Pembangunan perumahan layak huni integrasi program desa mandiri anggur
merah, P2LDT dan pembangunan rumah swadaya, (ii) peningakatan layanan air
bersih pedesaan melalui penyediaan air baku dari bendungan, embung-embung,
penyulingan air laut dan pengembangan air tanah yang disninergikan dengan
program Pamsimas, dan (iii) Pelayanan listrik melalui optimalisasi pengembangan
energi baru dan terbarukan serta percepatan pembangunan Sumba Iconic Island
energi dan terbarukan.

5. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Publik


Reformasi birokrasi birokrasi untuk meningkatkan tata kelola
pemerintahan yang baik merupakan tatanan pengelolaan manajemen yang
ditandai dengan penerapan prinsip-prinsip tertentu, antara lain: keterbukaan,
akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, supremasi hukum, keadilan, dan
partisipasi. Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik secara konsisten dan
berkelanjutan mempunyai peranan yang sangat penting bagi tercapainya sasaran
pembangunan dan dapat menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi secara
efektif dan efisien. Terbangunnya tata kelola pemerintahan yang baik dalam
manajemen pemerintahan akan tercermin dari berkurangnya tingkat korupsi,
makin banyaknya keberhasilan pembangunan di berbagai bidang, dan
terbentuknya birokrasi pemerintahan yang professional dan berkinerja tinggi.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 6


Penerapan tata kelola pemerintah yang baik tersebut harus dilakukan pada
seluruh aspek manajemen penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengendaliannya. Penerapan tata
kelola pemerintahan yang baik diharapkan terwujud dalam pemerintahan yang
bersih dan bebas KKN, pelayanan publik yang berkualitas, dan kapasitas dana
kuntabilitas kinerja bikrokrasi yang tinggi. Ketiganya merupakan prasyarat
keberhasilan pembangunan .Pelayanan publik juga merupakan hal yang penting
karena kewajiban utama pemerintah adalah memberikan pelayanan yang
berkualitas kepada masyarakatnya agar dapat hidup lebih aman, nyaman dan
sejahtera.
Upaya peningkatan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik
dilaksanakan melalui penyiapan peraturan daerah yang dapat melindungi hak-
hak sipil, peningkatan keterbukaan informasi, peningkatan akses masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan dan
pelaksanaan standar pelayanan minimum (SPM) secara konsiten, penandatangan
pakta integritas, Pelaksanaan E-procrument dalam penagadaan barang dan jasa,
dan meningkatkan pendelegasian pelaksanaan kegiatan secara swakelola
langsung oleh masyarakat, lembaga swasdaya mansyarakat dan perguruan tinggi
sesuai dengan kompetensinya serta pembentukan Tim Pengendali Mutu
pelaksanaan dan pengendali pelaksanaan kegiatan pada seluruh SKPD.

6.2.4. Program Desa Mandiri Anggur Merah


Penjabaran strategi pemberdayaan untuk mewujudkan anggaran
pembangunan yang lebih besar berpihak pada kepentingan rakyat (belanja publik)
dari pada untuk belanja pemerintah (belanja aparatur) dengan penerapan
pengangaran program/kegiatan dari berbagai sumber-sumber lebih Pro-Rakyat
demi terwujudnya kesejahteraan rakyat dilaksanakan mealui Program Desa
Mandiri Anggur Merah. Sebagai program dengan pendekatan kewilayahan
terpadu dan menyeluruh, maka pelaksanaannya strategis sebagai berikut; (1)
Mendukung pelaksanaan enam tekad pembangunan yang ditetapkan sebagai salah
satu solusi dalam meningkatkan pendapatan perkapita, menurunkan angka
kemiskinan yang masih mencapai 20,03% keadaan maret 2013 dan meningkatkan
produktivitas tenaga kerja sektor pertanian; (2) Merupakan mendukung
pelaksanaan 8 agenda pembangunan; dan (3) Mendukung pembangunan
pedesaan karena sebagian besar tenaga kerja bekerja pada sektor pertanian;
Pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah didukung alokasi dana APBD
yaitu dana segar (Fresh Money)Rp. 250 juta untuk ekonomi produktif, Rp.50 juta
untuk pembangunan rumah layak huni, pendamping kelompok masyarakat (PKM),
operasional pengendalian pembangunan tingkat desa, kelurahan dan pemerintah
kecamatan yang didukung Polsek dan Koramil diharapkan dapat menciptakan
masyarakat desa/kelurahan maju dan produktif. Program Desa mandiri Anggur
Merah disinergikan pelaksanannya dengan PNPM Mandiri, Program
Kementrian/Lembaga, Program Hibah Lembaga Internasional, CSR BUMN dan
Replikasi Program Desa Mandiri Anggur Merah melalui APBD Kabupaten/Kota
serta partisipasi masyarakat pada Gerakan Pulang kampung (GPK). Untuk
mendukung pembangunan ekonomi pada lokasi program Desa Mandiri Anggur
Merah maka melalui kemitraan Bank NTT dan Bank mitra lainnya akan didorong
kemitraan dengan Koperasi Desa mandiri Anggur Merah dan Koperasi lainnya.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 7


6.2.5. Perwilayahan Pembangunan
Pewilayahan pembangunan dilaksanakan sebagai penjabaran strategi
keterpaduan antar sektor yang dapat menjamin peningkatan efisiensi dan
efektifitas pembangunan. Provinsi Kepulauan Nusa Tenggara Timur dibagi dalam 3
wilayah pembangunan yaitu; (i) Wilayah pembangunan I (WP-I), meliputi wilayah
Kabupaten/kota di Pulau Timor Barat, Alor, Rote Ndao dan Sabu Raijua; (ii)
Wilayah pembangunan II (WP-II), meliputi wilayah Kabupaten di Pulau Flores,
Lembata dan pulau-pulau sekitarnya; dan (iii) Wilayah pembangunan III (WP-I),
meliputi wilayah Kabupaten di Pulau Sumba. Selanjutnya dalam setiap satuan
wilayah pembangunan dibangun dalam sub-sub wilayah pembangunan hingga
satuan wilayah terkecil pembangunan yaitu Desa/Kelurahan. Prioritas utama
dalam pembangunan lintas sektor terpadu yaitu; Pengembangan Sumberdaya
Manusia, Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Pengembangan Infrastruktur,
pembangunan lingkungan hidup dan tata ruang serta tata Kelola Pemerintahan
hingga Desa/ Kelurahan.
Pembangunan yang dilaksanakan untuk mencapai hasil yang optimal harus
didasarkan pada karakteristik wilayah dengan pendekatan pembangunan yaitu:
(i) keberpihakan, (ii) percepatan, (iii) peningkatan, (iv) penyerasian dan
mengoptimalkan; (v) pengembangan, serta (vi) Pemberdayaan masyarakat dan
kelembagaan dengan penerapan pada masing-masing elemen sebagai berikut:
a. Pembangunan SDM
Indeks pembangunan manusia (IPM) mencerminkan tiga aspek utama yang
terkait dengan kualitas sumber daya manusia, yaitu: (i) aspek pendidikan
ditunjukkan dengan tingkat melek huruf dan rata-rata lama sekolah; (ii) aspek
kesehatan, ditunjukkan dengan angka harapan hidup, angka kematian bayi waktu
lahir, dan angka kematian ibu waktu melahirkan; (iii) aspek Ekonomi, ditunjukkan
dengan pengeluaran untuk konsumsi per tahun.
Berdasarkan katagori tersebut maka strategi pengembangan sesuai Wilayah
Pembangunan (WP) sebagai berikut:
1) WP kualitas SDM rendah diterapkan kebijakan percepatan. Percepatan
peningkatan sumber daya manusia dilakukan melalui percepatan pelaksanaan
wajib belajar 12 tahun yang diwujudkan dengan penyediaan prasarana dan
sarana pendidikan SD, SLTP dan SLTA yang sejenis, peningkatan pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan dengan memberikan bantuan khusus kesehatan
di daerah miskin; peningkatan kualitas tenaga kerja dengan pemaganggan dan
penciptaan peluang kerja;
2) WP kualitas SDM sedang diterapkan kebijakan pemberdayaan. Pemberdayaan
terhadap SDM dilakukan melalui pengembangan sarana dan prasarana yang
dapat menjamin kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat;
3) WP kualitas SDM tinggi diterapkan kebijakan penguatan. Penguatan kualitas
sumber daya manusia dilakukan melalui fasilitasi pengembangan pendidikan
unggulan, peningkatan pelayanan kesehatan; peningkatan kualitas tenaga
kerja lokal, pemberian bantuan modal usaha, dukungan pada Jamsostek bagi
tenaga kerja dan pemberian beasiswa pada mahasiswa di bidang yang sesuai
dengan potensi sumber daya alam dan kebutuhan setempat.
b. Pembangunan Basis Ekonomi
Dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan maka
harus diupayakan dua hal utama yaitu melakukan eksploitasi sumber daya alam

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 8


termasuk kelautan dan potensi keanekaragaman hayati dalam batas-batas lestari
(apabila sumber daya alam tersebut merupakan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui, maka hasil eksploitasinya sebagian digunakan mencari
cadangan baru atau mengembangkan komoditas pengganti) dan
penganekaragaman ekonomi baik horizontal maupun vertikal.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka dapat diidentifikasi empat karakteristik
basis ekonomi wilayah yaitu; (1) WP Pertanian Terpadu, dengan unggulan
Tanaman Pangan Lahan Kering, Tanaman pangan lahan basah, Perkebunan,
peternakan, dan industri kecil pengolahan hasil pertanian; (2) WP Pesisir Terpadu,
dengan unggulan perikanan budidaya, perikanan perikanan Tangkap dan industri
pengolahan hasil perikanan dan kelautan didukung kegiatan ekonomi lainnya; (3)
WP Wisata Terpadu, Unggulan Wisata Bahari, Unggulan Wisata Alam, Unggulan
Wisata Budaya dan Religius, Wisata Kuliner dan ekonomi kreatif khas destinasi
wisata didukung kegiatan ekonomi lainnya; (4) WP Pertambangan dan Industri
terpadu, dengan unggulan Unggulan Pertambangan dan Industri menengah
didukung ekonomi lainnya; dan (5) WP Jasa terpadu, denganunggulan
perdagangan dan jasa-jasa didukung ekonomi lainnya.
Wilayah potensial tersebut dibangun dengan strategi pengembangan yang
sesuai dengan kebutuhan pembangunan sebagai berikut:
1) WP potensi dan keragaman usaha rendah, diterapkan kebijakan
pengembangan sumber daya secara berkelanjutan dengan strategi
pemanfaatan sumber daya alam yang berpihak pada masyarakat lokal
dengan melibatkan pihak-pihak terkait; perkembangan agroindustri
berbasis sunberdaya terbaharui; pengelolaan usaha penambangan
berwawasan lingkungan, pengembangan energi baru dan terbarukan, dan
pemanfaatan sumber daya alam yang mengutamakan pendekatan
ekosistem.
2) WP potensi rendah dan keragaman usaha tinggi diterapkan kebijakan
peningkatan daya saing dan daya tarik investasi dengan strategi penetpan
standarisasi dan peningkatan mutu produksi; pengelolaan sumber daya
alam yang berwawasan lingkungan; pengupayaan harga-harga produksi
berada pada harga pasaryang wajar dan pemberian intensif bagi usaha
pengelolaan sumber daya alam lestari
3) WP potensi tinggi dan keragaman usaha rendah, diterapkan kebijakan
peningkatan keanekaragaman produk hasil pengelolaan dan pelestarian
sumber daya alam dengan strategi penganekaragaman horizontal bagi
produk-produk yang mempunyai nilai tambah dan permintaan pasar tinggi
dan penganekaragaman produk sumber daya alam yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat lokal.
4) WP potensi dan keragaman usaha tinggi, diterapkan kebijaksaan
peningkatan produksi, distribusi, dan pemasaran dengan strategi
intensifikasi dan ekstensifikasi produk-produk sumber daya alam yang
mempunyai nilai tambah dan permintaan pasar tinggi baik di dalam maupun
luar negeri; serta peningkatan akses pasar, sistem distribusi, dan
pemasaran.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 9


c. Pembangunan Prasarana dan Sarana
Ketersediaan prasarana dan sarana wilayah merupakan faktor penunjang
pengembangan desa/kelurahan. Oleh sebab itu, secara garis besar terdapat tiga
katagori kondisi sarana dan prasarana yang pembangunannya dilaksanakan
strategi pengembangan sebagai berikut:
WP dengan prasaran dan sarana tinggi, kebijakan pembangunan yang
diterapkan adalah penyerasian dan pengoptilmalan serta penguatan
prasarana dan sarana yang ada;
WP dengan prasaran dan sarana sedang, kebijakan pembangunan yang
diterapkan adalah pengoptilmalan yang ada dan percepatan pembangunan
prasarana dan sarana yang dibutuhkan;
WP dengan prasarana dan sarana rendah, kebijakan yang diterapkan adalah
percepatan dan perluasan pembangunan prasarana dan sarana.
d. Percepatan Penurunan Kemiskinan
Kebijakan percepatan penurunan kemiskinan dilaksanakan melalui
pendekatan pembangunan secara terpadu dan menyeluruh aspek-aspek
pembangunan yang menjadi sumber utama kemiskinan masyarakat melalui
pengembangan potensi keunggulan wilayah melalui sinergi Program
pemberdayaan Kementrian/Lembaga, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
kabuaten/kota dan program-program pemberdayaan masyarakat lainya yaitu:
Kluster-1: Bantuan perlindungan sosial. Bantuan perlindungan sosial berupa
alokasi BOS, PKH, Jamkesmas, BOK dan bantuan pada korban bencana alam
dan lansia dalam pelaksanaannya telah disinergikan dengan program hibah
dari dana APBD Provinsi seperti beasiswa, jamkesda dan hibah sosial yang
disinergikan dengan program perlindungan sosial Kabupaten/kota dan
sumber-sumber pembangunan lembaga internasional, CSR BUMN, Lembaga
sosial kemasyarakatan dan lainnya
Kluster-2: Pemberdayaan Masyarakat.Pelaksanaanprogram pemberdayaan
meliputi PNPM, PUAP,PPIPD, Desa Wisata dan P2DTK telah dilaksanakan
sesuai mekanisme yang ditetapkan yang disinergikan dengan program
perlindungan sosial Kabupaten/kota dan sumber-sumber pembangunan
lembaga internasional, CSR BUMN, Lembaga sosial kemasyarakatan dan
lainnya
Kluster-3: Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR merupakan sumber permodalan
bagi pengembangan ekonomi masyarakat. Untuk meningkatkan
pelaksanaan KUR melalui kelembagaan Koperasi terus dilaksanakan
advokasi pada masyarakat;
Kluster-4: Program Pro rakyat.Kebijakan nasional tentang program rumah
sangat murah dan murah, kendaraan umum angkutan murah, penyediaan
air minum berbasis masyarakat, listrik murah dan hemat sangat penting
bagi masyarakat yang disinergikan dengan program perlindungan sosial
Kabupaten/kota dan sumber-sumber pembangunan lembaga internasional,
CSR BUMN, Lembaga sosial kemasyarakatan dan lainnya.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 10


6.2.6. Prioritas Lokasi Pembangunan
Lokasi pembangunan merupakan komponen penting dalam mewujudkan
pembangunan yang efsien, efektif serta berdaya guna dan berhasil guna.
Penetapan lokasi pembangunan harus mengacu pada Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur 2010-2010 yang rincikan pada satuan
pembangunan terdepan yaitu Desa/Kelurahan. Sehubungan dengan itu lokasi
pembangunan dilaksanakan dengan prioritas Sebagai berikut:
a. Aspek Tata Ruang
Lokasi pembangunan mengacu pada Rencana Struktur dan Pola Ruang
pada Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) sebagai berikut:
1) Lokasi prioritas sesuai rencana struktur Tata Ruang meliputi: (i) Lokasi
pembangunan pada pusat-pusat kegiatan di wilayah Provinsi terdiri atas:
(i) Pusat Kegiatan Nasional (PKN); Pusat Kegiatan Nasional promosi
(PKNp); Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); Pusat Kegiatan Wilayah promosi
(PKWp); Pusat Kegiatan Lokal (PKL); dan Pusat Kegiatan Strategis
Nasional (PKSN); (ii) Lokasi kegiatan dengan fokus mendukung sistem
jaringan prasarana utama yaitu: sistem jaringan transportasi darat;
sistem jaringan transportasi laut; sistem jaringan transportasi udara; dan
(iii) Lokasi kegiatan dengan fokus mendukung sistem jaringan prasarana
lainnya yaitu: sistem jaringan energi; sistem jaringan telekomunikasi;
sistem jaringan sumber daya air; dan sistem prasarana pengelolaan
lingkungan dan
2) Lokasi kegiatan sesuai arahan Pola Ruang yaitu: (i) Kawasan lindung
meliputi kawasan yang memberikan perlindungan kawasan
bawahannya; kawasan perlindungan setempat; kawasan suaka alam,
pelestarian alam, dan cagar budaya; kawasan rawan bencana; kawasan
lindung geologi; dan kawasan lindung lainnya; dan (ii) Kawasan budi
daya meliputi: kawasan peruntukan hutan produksi; kawasan
peruntukan hutan rakyat; kawasan peruntukan pertanian; kawasan
peruntukan perikanan; kawasan peruntukan pertambangan; kawasan
peruntukan industri; kawasan peruntukan pariwisata; dan kawasan
peruntukan permukiman.
3) Lokasi program pada lokasi Kawasan Strategis meliputi : (i) Kawasan
strategis dari sudut kepentingan ekonomi terdiri atas :
PKNp Waingapu di Kabupaten Sumba Timur dan PKNp Maumere di
Kabupaten Sikka;
PKWp Soe di Kabupaten Timor Tengah Selatan, PKWp Kefamenanu di
Kabupaten Timor Tengah Utara, PKWp Ende di Kabupaten Ende,
PKWp Ruteng di Kabupaten Manggarai dan PKWp Labuan Bajo di
Kabupaten Manggarai Barat;
Kawasan Mena di Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten
Belu;
Kawasan Tenau dan Kawasan Namosain di Kota Kupang;
Kawasan Nebe-Konga di Kabupaten Flores Timor dan Kabupaten
Sikka;

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 11


Kawasan Nangaroro, Mautenda, Waiwajo di Kabupaten Sikka dan
Kabupaten Ende;
Kawasan Aesesa di Kabupaten Ngada dan Kabupaten Nagekeo;
Kawasan Buntal di Kabupaten Manggarai Timur;
Kawasan Wae Jamal, Lembor di Kabupaten Manggarai Timur,
Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Barat;
Kawasan Waikelo di Kabupaten Sumba Barat Daya dan Kabupaten
Sumba Barat;
Kawasan Wanokaka di Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba
Tengah;
Kawasan Waepesi di Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai
Timur dan Kabupaten Ngada;
Kawasan Lewoleba di Kabupaten Lembata;
Kawasan Industri Bolok di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang;
Kawasan Industri Maurole di Kabupaten Ende; dan
Kawasan Industri Kanatang di Kabupaten Sumba Timur.
4) Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup terdiri atas:
Kawasan Noelmina di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor
Tengah Selatan;
Kawasan Benanain di Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten
Belu;
Kawasan Konservasi Kelimutu di Kabupaten Ende;
Kawasan Konservasi Riung di Kabupaten Ngada;
Kawasan Konservasi Laut Sawu;
Kawasan Konservasi Laut Flores;
Kawasan Satuan Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu yang meliputi:
Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu Selat Ombai Laut Banda;
Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu Laut Sawu I; Satuan Wilayah
Pesisir Laut Terpadu Laut Sawu II; Satuan Wilayah Pesisir Laut
Terpadu Laut Sawu III; Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu Laut
Flores; Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu Selat Sumba; Satuan
Wilayah Pesisir Laut Terpadu Laut Timor; Satuan Wilayah Pesisir
Laut Terpadu Laut Hindia; dan Satuan Wilayah Pesisir Laut Terpadu
Selat Sape.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya terdiri
atas: Kawasan Larantuka di Kabupaten Flores Timur; dan
Kawasaokaka di Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba
Barat Daya.
Kawasan strategis lainnya yaitu berupa Kawasan Pendukung
Strategis Perbatasan sebagai penunjang Kawasan Strategis Nasional
perbatasan darat dan laut dengan Negara Timor Leste dan Australia;
terdiri atas : Kawasan Baing di Kabupaten Sumba Timur, sebagai
penunjang Pulau Mengkudu; Kawasan Ndana di Kabupaten Rote
Ndao, sebagai penunjang Pulau Ndana; Kawasan Dana di Kabupaten
Sabu Raijua, sebagai penunjang Pulau Dana;

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 12


Kawasan Batek di Kabupaten Kupang, sebagai penunjang Pulau
Batek; Kawasan Ponu di Kabupaten Timor Tengah Utara, sebagai
penunjang kawasan perbatasan dengan Distrik Oekusi; dan Kawasan
Amfoang di Kabupaten Kupang, sebagai penunjang kawasan
perbatasan dengan Distrik Oekusi, dan Kawasan Motaain dan
Motomasin di Kabupaten Belu, sebagai penunjang kawasan
perbatasan Atambua.
b. Pengembangan Ekonomi Berbasis Desa/Kelurahan
Sesuai potensi utama Desa/kelurahan maka untuk menjamin
keterpaduan pembangunan maka ditetapkan lima kegiatan ekonomi
berbasis Desa/kelurahan yaitu; (i) Pembangunan desa/kelurahan terpadu
berbasis pertanian,(2) pembangunan desa/kelurahan terpadu berbasis
kelautan dan perikanan, (3) Pembangunan desa/kelurahan berbasis Wisata,
(4) pembangunan desa/kelurahan terpadu berbasis Industri dan
pertambangan dan (5) pembangunan desa/kelurahan terpadu berbasis jasa-
jasa.

6.2.7. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Pembangunan


Keberhasilan implementasi strategi pembangunan daerah sangat
ditentukan oleh sampai sejauhmana sejumlah factor penentu keberhasilan dapat
dikendalikan dan dipenuhi dengan baik. Faktor penentu keberhasilan yang
dimaksud mencakup perencanaan dan penganggaran partisipatif, pemberdayaan
masyarakat, kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah dan pemerintahan
yang baik dan bersih (good governance).

1. Kualitas Perencanaan dan Penganggaran


Keberhasilan pelaksanaan pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas
perencanaan dan sinkronisasi antara perencanaan dan kemampuan keuangan
daerah. Melibatkan pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan
penganggaran secara berjenjang akan membantu meningkatkan kualitas
perencanan. Model perencanaan dan penganggaran secara partisipatif akan
menjamin keterkaitan antara permasalahan riil yang sedang dihadapi
masyarakat dan prioritas upaya pemecahannya dengan memberdayakan segala
potensi yang dimiliki oleh pemerintah dan masyarakat. Selain itu perencanaan
dan penganggaran secara partisipatif akan menjamin tingkat partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan dan keberlanjutan pembangunan.
Prinsip perencanaan dan penganggaran partisipatif adalah:1). Proses
pengambilan keputusan dilakukan bersama dan 2). Keberlanjutan proses
pengambilan keputusan bersama tersebut dalam tahapan selanjutnya yaitu: a).
penetapan tujuan, b). identifikasi sumber daya dan kebutuhan, c). koleksi
sumber daya dan perumusan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan), d). alokasi
sumber daya untuk kegiatan prioritas, e). pelaksanaan kegiatan, dan monitoring
dan evaluasi. Perencanaan dan penganggaran secara partisipatif dilakukan mulai
dari tahapan proses perencanaan yang paling bawah yaitu Musrenbang
Dusun/Desa. Perencanaan dan dan penganggaran partisipatif merupakan salah
satu faktor penentu yang akan mendukung pencapaian tujuan pembangunan
daerah jangka menengah yang telah ditetapkan.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 13


2. Partisipasi Masyarakat
Peningkatan partisipasi masyarakat melalui Pemberdayaan dengan
mengikuti kaidah yang benar yaitu mengikuti suatu siklus kegiatan
pemberdyaan melalui tahap-tahap inisiasi, sosialisasi, pemberian program,
penguatan kemampuan baik petani sebagai individu maupun kelompoknya.
Dengan demikian, kemampuan yang diperoleh masyarakat dalam kegiatan
pemberdayaan akan menjadi nilai baru dan terinternalisasi dalam kehidupan
mereka setiap hari.
Pembangunan yang akan dilaksanakan dalam lima tahun ke depan
harus dalam konteks memberdayakan masyarakat sehingga visi yang diemban
dapat dicapai. Dalam memberdayakan masyarakat harus memperhatikan
prinsip-prinsip seperti: 1).Mengembangkan potensi yang dimiliki oleh rakyat, 2).
Adanya kontribusi dari masyarakat, 3). Menumbuhkan dan mengembangkan
swadaya gotong-royong masyarakat, 4). Bekerja untuk dan bersama masyarakat,
5). Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) berbasis masyarakat, 6). Kemitraan
dengan berbagai pemangku kepentingan, dan 7). Desentralisasi.

3. Tersedianya Data Yang Akurat.


Faktor ini memiliki nilai yang strategis dalam pencapaian visi dan misi
pembangunan daerah. Data yang akurat dan mutakhir merupakan informasi
dasar yang sangat menentukan penyusunan kebijakan, perencanaan, dan
pelaksanaan kegiatan pembangunan. Dalam penyelenggaraan otonomi daerah,
informasi memiliki posisi strategis untuk merealisasikan terwujudnya kebijakan
pemerintah yang memiliki responsivitas, cermat, dan tepat sasaran. Semangat
desentralisasi dalam otonomi daerah menuntut pemerintah daerah lebih
mendayagunakan dan mengembangkan potensi daerah. Dengan adanya tuntutan
tersebut, daerah memerlukan data potensi dan kondisi daerah yang obyektif,
akurat dan aktual, sebagai bahan informasi kebijakan daerah. Hal tersebut
dikarenakan suatu informasi tidak akan bernilai tanpa didukung data. Informasi
yang baik dan berbobot hanyalah informasi yang didukung oleh data.
Penggunaan data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah dan
sudah barang tentu akan mewujudkan kebijakan/keputusan yang salah pula.
Selain hal tersebut, keputusan yang baik hanya berasal dari pembuat keputusan
yang baik (jujur, berani, objektif, dan tahu persoalan) dan didukung dengan data
yang obyektif, mewakili (representatif), memiliki akurasi tinggi, tepat waktu, dan
relevan terhadap permasalahan yang dipecahkan. Apabila data yang digunakan
sebagai input merupakan data yang salah maka apabila diproses akan
menghasilkan output berupa informasi yang salah. Informasi yang salah akan
menghasilkan keputusan yang salah pula sehingga tujuan yang diharapkan tidak
dapat dicapai.

4. Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah


Kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah menjelaskan tentang
kemampuan kelembagaan pemerintah mengakomodasi aspirasi yang
berkembang, menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi, kemampuan
mendefinisikan permasalahan dan merumuskan berbagai kebijakan
pembangunan sesuai kebutuhan masyarakat dan menciptakan birokrasi yang
efisien dan efektif, kemampuan aparatur dalam mengimplementasikan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 14


kebijakan-kebijakan secara arif-bijaksana serta kemampuan aparat untuk
berempati dalam melayani kepentingan masyarakat.
Kemampuan-kemampuan yang disebutkan di atas mengisyaratkan
adanya perubahan mendasar dalam model kepelayanan birokrasi dari rowing
oriented ke steering oriented. Birokrasi pemerintah bukanlah satu-satunya
sarana yang mengerjakan segala sesuatu (rowing) untuk pembangunan, tetapi
hanya salah satu sarana yang menjalankan fungsi pokok mengarahkan dan
memberikan kesempatan (steering) bagi segenap elemen masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pembangunan. Dengan kata lain postur birokrasi harus
mengalami pencerahan (enlightment) dari postur birokrasi yang dilayani
menjadi birokrasi yang melayani.

5. Sinergi Pembangunan
Keberhasilan pembangunan membutuhkan keterpaduan pembangunan
yang dilaksanakan berbagai pihak, baik dari pemerintah, swasta, akademisi,
masyarakat maupun pemangku kepentingan terkait. Tiap pihak yang terkait
diwakili oleh berbagai kepentingan dan sektor yang menjadi kewenangan
mereka, oleh sebab itu dibutuhkan suatu payung untuk mewadahi berbagai
sektor tersebut sehingga agenda pembangunan bisa terpadu untuk mencapai
tujuan pembangunan yaitu kesejahteraan rakyat.

6. Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa


Fakta menunjukkan bahwa praktik KKN yang telah berkembang
demikian canggih merupakan penghambat yang paling utama dalam
pembangunan. Budaya KKN yang terus meluas telah merusak sendi-sendi
kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Ide good governance
mendapat aksentuasi yang kuat dalam kaitannya dengan pertanggungjawab
moral, sosial, politik dan hukum pemerintah terhadap masyarakat sebagai
sumber kekuasaan yang dimiliki pemerintah.
UNDP merumuskan sembilan prinsip pemerintahan yang bersih dan
berwibawa (Good Governance) adalah sebagai berikut: Partisipasi yang
konstruktif, Penegakan hukum, Keterbukaan, Melayani,Berorientasi pada
kesepakatan, pemerataan, efektif dan efisien, bertanggungjawab dan memiliki
visi.Mewujudkan sembilan prinsip good governance tersebut dalam praktik
pemerintahan bukanlah hal yang mudah. Praktik pemerintahan yang diwarnai
KKN, cenderung top down dan sentralistik yang telah demikian lama diterapkan
telah menjadikan birokrasi pemerintah resistens terhadap berbagai perubahan.
Diperlukan kerja keras dengan strategi yang tepat untuk mewujudkan praktik
pemerintahan yang memenuhi prinsip good governance tersebut.

6.3. TUJUAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN


Untuk menjabarkan strategi dan agenda pembangunan yang telah
ditetapkan maka diperlukan arah kebijakan agar dapat menjadi pedoman bagi
pemerintah maupun stakeholder dalam melaksanakan pembangunan serta sebagai
dasar untuk menentukan indikasi program sesuai tugas dan kewenangannya.
Selanjutnya berdasarkan lima strategi pembangunan daerah serta berbagai factor
pendukung maka dirumuskan keterkaitan misi, tujuan, strategi yang menentukan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 15


arah kebijakan yang perlu akan ditetapkan. Sehubungan dengan itu arah kebijakan
masing-masing misi sebagaimana tabel 6.1

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 16


Tabel 6.1
Misi, Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan tahun 2013-2018
ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018

Misi-1: Meningkatkan pelayanan pendidikan dalam rangka terwujudnya mutu pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan yang berdaya saing;
1. Meningkatkan 1. Meningkatn 1. Penyiapan pendidikan 1.Pendidikan dasar 1.Pendidikan dasar 1.Pendidikan dasar 1.Pendidikan dasar 1.Pendidikan 1.Pendidikan dasar
mutu dan akses ya rata-rata murah tanpa biaya bagi tanpa biaya bagi tanpa biaya bagi tanpa biaya bagi dasar tanpa tanpa biaya bagi
Pendidikan lama sekolah 2. Perluasan akses masyarakat masyarakat masyarakat miskin masyarakat miskin biaya bagi masyarakat
pada semua pendidikan bagi miskin melalui miskin melalui melalui BOS dan melalui BOS dan masyarakat miskin melalui
jenjang masyarakat; BOS dan Beasiswa BOS dan Beasiswa Beasiswa Beasiswa miskin melalui BOS dan Beasiswa
3. Kebijakan GONG 2.Peningkatan 2.Peningkatan 2.Peningkatan 2.Peningkatan BOS dan 2.Peningkatan
BELAJAR Partisipasi Partisipasi sekolah Partisipasi sekolah Partisipasi sekolah Beasiswa Partisipasi sekolah
sekolah SD/MI 96.47 % 3. Wajib Belajar 9 tahun 3. Wajib Belajar 9 2.Peningkatan 3. Wajib Belajar 9
3. Wajib Belajar 9 dan SMP/MTS tahun Partisipasi tahun
tahun 90.63% sekolah
3. Wajib Belajar 9 3. Wajib Belajar 9
tahun tahun

2. Meningkatny 1. Pelaksanaan PLS Kejar 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan
a Tingkat (Paket B, C) pendidikan yang pendidikan yang pendidikan yang pendidikan yang pendidikan yang pendidikan yang
Pendidikan ditamatkan ditamatkan SD ditamatkan ditamatkan ditamatkan ditamatkan
Masyarakat 2. Meningkatkan 2.Menurunkan 100% , SMP 2.Menurunkan 2.Menurunkan 2.Menurunkan 2.Menurunkan
pemerataan fasilitas penduduk buta- 98.46% , SMA penduduk buta-huruf penduduk buta- penduduk buta- penduduk buta-
pendidikan huruf 95.06 % dan SMK 3.Meningkatkan huruf huruf huruf
3.Meningkatkan 98.37 % Penduduk berijazah 3.Meningkatkan 3.Meningkatkan 3.Meningkatkan
Penduduk 2.Menurunkan 4.Peningkatan rasio Penduduk berijazah Penduduk Penduduk
berijazah penduduk buta- sekolah dengan 4.Peningkatan rasio berijazah berijazah
4.Peningkatan rasio huruf yang penduduk usia sekolah dengan 4.Peningkatan 4.Peningkatan rasio
sekolah dengan berumur > 15 sekolah penduduk usia rasio sekolah sekolah dengan
penduduk usia tahun sebesar sekolah dengan penduduk usia
sekolah 8.49 % penduduk usia sekolah
3.Meningkatkan sekolah
Penduduk
berijazah
4. Peningkatan rasio
sekolah dengan
penduduk usia
sekolah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 17


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
3. Meningkatny 1. Meningkatkan kualitas 1.Meningkatnya 1.Meningkatnya 1.Meningkatnya 1.Meningkatnya 1.Meningkatnya 1.Meningkatnya
a kualitas proses belajar kualitas dan kualitas dan kualitas dan jumlah kualitas dan jumlah kualitas dan kualitas dan
dan mengajar jumlah kelulusan jumlah kelulusan kelulusan kelulusan jumlah jumlah kelulusan
prosentase kelulusan
kelulusan
semua
jenjang
pendidikan
2.Meningkatnya rasio 2.Meningkatnya 2.Meningkatnya 2.Meningkatnya rasio 2.Meningkatnya rasio 2.Meningkatnya 3.Meningkatnya
guru murid rasio guru murid rasio guru murid guru murid guru murid rasio guru rasio guru murid
pada tingkat SD murid
1:20, SMP 1:19,
SMA/MA/SMALB
1:21, dan SMK
1:17
2. Meningkatnya 1.Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan 2. Meningkatnya
ketersediaan, kompetensi guru kompetensi guru kompetensi guru kompetensi guru kompetensi guru kompetensi guru ketersediaan,
kualitas dan (sertifikasi) (sertifikasi) 38.32 (sertifikasi) (sertifikasi) (sertifikasi) (sertifikasi) kualitas dan
persebaran % persebaran guru
guru
2.Peningkatan jumlah 2.Peningkatan 2.Peningkatan 2.Peningkatan jumlah 2.Peningkatan jumlah 2.Peningkatan
guru berijasah S1 jumlah guru jumlah guru guru berijasah S1 guru berijasah S1 jumlah guru
berijasah S1 pada berijasah S1 berijasah S1
tingkatan SD
26.8%, SMP
62.4%, SMA
86.69% dan SMK
38.32%
3.Penyebaran guru 3.Penyebaran guru 3.Penyebaran guru 3.Penyebaran guru 1.Penyebaran guru (1)
berdasarkan kebutuhan berdasarkan berdasarkan berdasarkan berdasarkan enyebaran guru
kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan berdasarkan
kebutuhan

3. Penguatan Kualitas 1.Meningkatnya 1.Meningkatnya 1.Meningkatnya sekolah 1.Meningkatnya 1.Meningkatnya 1.Meningkatnya


Pengelolaan sekolah kondisi sekolah kondisi kondisi baik sekolah kondisi baik sekolah kondisi sekolah kondisi
pendidikan baik baik baik baik
2.Penerapan 2.Penerapan 2.Penerapan kebijakan 2.Penerapan 2.Penerapan 2.Penerapan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 18


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
kebijakan kebijakan pendidikan berbasis kebijakan kebijakan kebijakan
pendidikan pendidikan sekolah pendidikan pendidikan pendidikan
berbasis sekolah berbasis sekolah berbasis sekolah berbasis sekolah berbasis sekolah
48%
3.Peningkatan 3.Peningkatan 3.Peningkatan 3.Peningkatan 3.Peningkatan 3.Peningkatan
Pengawasan Pengawasan Pengawasan Pengawasan Pengawasan Pengawasan
kependidikan kependidikan kependidikan kependidikan kependidikan kependidikan
3. Peningkatnya mutu Pengembangan 1.Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan
dan jangkauan perpustakaan perluasan dan perluasan dan mutu perluasan dan mutu perluasan dan perluasan dan
pelayanan berbasis Sekolah mutu Perpustakaan Perpustakaan mutu mutu
Perpustakaan dan Desa Perpustakaan 2.Pengembangan 2.Pengembangan Perpustakaan Perpustakaan
2.Pengembangan perpustakaan perpustakaan 2.Pengembangan 2.Pengembangan
perpustakaan berbasis IT berbasis IT perpustakaan perpustakaan
berbasis IT berbasis IT berbasis IT

Meningkatkan 1. Meningkatn 1. Memperluas Penguatan peran Penguatan peran Penguatan peran serta Penguatan peran Penguatan peran Penguatan peran
partisipasi ya kesempatan pemuda serta pemuda serta pemuda pemuda dalam setiap serta pemuda dalam serta pemuda serta pemuda
pemuda dalam partisipasi berorganisasi dalam setiap dalam setiap dimensi pembangunan setiap dimensi dalam setiap dalam setiap
pembangunan dan pemuda dimensi dimensi pembangunan dimensi dimensi
prestasi olah Raga dalam pembangunan pembangunan. pembangunan pembangunan
pembanguna Terdapat 12
n pemuda organisasi
kepemudaan yang
aktif
S
2. Meningkatkan 1. Mengembangka 1.Mengembangkan 1.Mengembangkan rasa 1.Mengembangkan 1.Mengembangka 1.Mengembangkan
Kepekaan sosial dan n rasa rasa kesetiakawanan dan rasa n rasa rasa
kompetensi pemuda kesetiakawanan kesetiakawanan kepedulian sosial kesetiakawanan dan kesetiakawanan kesetiakawanan
dan kepedulian dan kepedulian dikalangan pemuda kepedulian sosial dan kepedulian dan kepedulian
sosial di sosial di kalangan dikalangan pemuda sosial sosial dikalangan
kalangan pemuda dikalangan pemuda
pemuda pemuda
2. Menumbuhkemb 2.Menumbuhkemba 2.Menumbuhkembangk 2.Menumbuhkembang 2.Menumbuhkem 2.Menumbuhkemba
angkan ngkan an kewirausahaan kan kewirausahaan bangkan ngkan
kewirausahaan kewirausahaan generasi pemuda generasi pemuda kewirausahaan kewirausahaan
generasi generasi pemuda generasi generasi pemuda
pemuda pemuda
1. Meningkatkan 2. Memperluas cakupan 1. Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 19


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
prestasi olah olah raga usia dini di organisasi olah organisasi olah organisasi olah raga organisasi olah raga organisasi olah organisasi olah
raga tingkat lingkungan sekolah dan raga raga 2.Meningkatkan 2.Meningkatkan raga raga
regional, perguruan tinggi 2. Meningkatkan 2. Meningkatkan peminaan atlet-atlet peminaan atlet- 2.Meningkatkan 2.Meningkatkan
nasional dan peminaan atlet- peminaan atlet- berprestasi atlet berprestasi peminaan atlet- peminaan atlet-
internasional atlet berprestasi atlet berprestasi
3.Penyelengaraan 3.Penyelengaraan atlet berprestasi atlet berprestasi
3. Penyelengaraan 3.Penyelengaraan lomba dan lomba dan 3.Penyelengaraan 3.Penyelengaraan
lomba dan lomba dan pertandingan/kejuara pertandingan/kejua lomba dan lomba dan
pertandingan/kej pertandingan/kej an di daerah raan di daerah pertandingan/k pertandingan/kej
uaraan di daerah uaraan di daerah ejuaraan di uaraan di daerah
daerah
3. Peningkatan 1. Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan
pembinaan olahragwan pembinaan jenis pembinaan jenis pembinaan jenis olah pembinaan jenis pembinaan jenis pembinaan jenis
berbakat dan olah raga prestasi olah raga prestasi raga prestasi olah raga prestasi olah raga olah raga prestasi
pemberian reward 2. Peningkatan 2.Peningkatan 2.Peningkatan jumlah 2.Peningkatan jumlah prestasi 2.Peningkatan
insan olahraga yang jumlah atlet jumlah atlet atlet berperstasi atlet berperstasi 2.Peningkatan jumlah atlet
berdesikasi dan berperstasi berperstasi tingkat Nasional dan tingkat Nasional dan jumlah atlet berperstasi
berprestasi tingkat Nasional tingkat Nasional Internasional Internasional berperstasi tingkat Nasional
dan Internasional dan Internasional tingkat Nasional dan Internasional
dan
Internasional
2. Meningkatnya Peningkatan dan 1. Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan jumlah 1.Peningkatan jumlah 1.Peningkatan 1.Peningkatan
jangkauan pengembangan sarana jumlah jumlah Lapangan Lapangan Olah raga Lapangan Olah raga jumlah jumlah Lapangan
pelayanan dan prasarana olah raga Lapangan Olah Olah raga 2.Peningkatan 2.Peningkatan Lapangan Olah Olah raga
sarana dan raga 2.Peningkatan Pemerataan Pemerataan raga 2.Peningkatan
prasarana 2. Peningkatan Pemerataan parasarana olahra parasarana olah 2.Peningkatan Pemerataan
olah raga Pemerataan parasarana olah raga raga Pemerataan parasarana olah
parasarana olah raga parasarana olah raga
raga raga
Misi-2: Meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat melalui pelayanan yang dapat jangkau seluruh masyarakat
1. Meningkatkaka 1. Meningkatny Meningkatkan akses dan 1. Percepatan 2.Percepatan 1. Percepatan 1. Percepatan 1. Percepatan 1. Percepatan
n umur harapan a Kualitas mutu upaya kesehatan pembangunan pembangunan pembangunan pembangunan pembangunan pembangunan
Hidup pelayanan yang berkelanjutan infrastruktur infrastruktur infrastruktur infrastruktur infrastruktur infrastruktur
Rumah Sakit, pelayanan pelayanan pelayanan kesehatan; pelayanan pelayanan pelayanan
Puskesmas, kesehatan; kesehatan; 2. Kemitraan dan kesehatan; kesehatan; kesehatan;
Pustu dan 2. Kemitraan dan 3. Kemitraan koordinasi dalam 2. Kemitraan dan 2. Kemitraan dan 2. Kemitraan dan
Posyandu koordinasi dalam dan pendataan koordinasi dalam koordinasi koordinasi dalam
pendataan koordinasi kepesertaan serta pendataan dalam pendataan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 20


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
kepesertaan serta dalam peningkatan cakupan kepesertaan serta pendataan kepesertaan serta
peningkatan pendataan layanan kesehatan; peningkatan kepesertaan peningkatan
cakupan layanan kepesertaan cakupan layanan serta cakupan layanan
kesehatan; serta kesehatan; peningkatan kesehatan;
peningkatan cakupan
cakupan layanan
layanan kesehatan;
kesehatan;

3. Peningkatan 3. Peningkatan 3. Peningkatan 3. Peningkatan 3. Peningkatan 3. Peningkatan


kapasitas institusi kapasitas institusi kapasitas institusi kapasitas institusi kapasitas kapasitas institusi
pelayanan pelayanan pelayanan kesehatan pelayanan institusi pelayanan
kesehatan dan kesehatan dan dan penguatan kesehatan dan pelayanan kesehatan dan
penguatan sistem penguatan sistem sistem rujukan; penguatan sistem kesehatan dan penguatan sistem
rujukan; rujukan; rujukan; penguatan rujukan;
sistem rujukan;

2. Penurunan Revolusi KAI Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan


kematian ibu kesehatan kesehatan kesehatan Preventif kesehatan Preventif kesehatan kesehatan
baru Preventif terpadu Preventif terpadu terpadu terpadu Preventif Preventif terpadu
melahirkan terpadu
dan dan anak
baru lahir
3. Menurunny 1. Meningkatkan mutu Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
a angka pelayanan RSUD W.Z. kapasitas kapasitas kapasitas pelayanan kapasitas pelayanan kapasitas kapasitas
kesakitan Johanes sebagai pelayanan Rumah pelayanan Rumah Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Umum pelayanan pelayanan Rumah
dan rumah sakit rujukan Sakit Umum Prof. Sakit Umum Prof. Prof. Dr. W.Z. Prof. Dr. W.Z. Rumah Sakit Sakit Umum Prof.
kematian daerah dan rumah Dr. W.Z. Yohannez Dr. W.Z. Yohannez Yohannez melalui: Yohannez melalui: Umum Prof. Dr. Dr. W.Z. Yohannez
akibat sakit pendidikan melalui: a). melalui: a). peningkatan a). peningkatan W.Z. Yohannez melalui:
penyakit peningkatan a). peningkatan fasilitas sarana dan fasilitas sarana dan melalui: a). peningkatan
menular dan fasilitas sarana dan fasilitas sarana dan prasarana Rumah prasarana Rumah a). peningkatan fasilitas sarana dan
tidak prasarana Rumah prasarana Rumah Sakit Sakit fasilitas sarana prasarana Rumah
menular Sakit b). Sakit b). Pemindahan Lokasi b). Pemindahan dan prasarana Sakit
Pemindahan b). Pemindahan Rumah Sakit ke Lokasi Rumah Sakit Rumah Sakit b). Pemindahan
Lokasi Rumah Lokasi Rumah tempat yang lebih ke tempat yang lebih b). Pemindahan Lokasi Rumah
Sakit ke tempat Sakit ke tempat layak layak Lokasi Rumah Sakit ke tempat
yang lebih layak yang lebih layak Sakit ke tempat yang lebih layak

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 21


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
yang lebih layak
2. Meningkatkan (1) Peningkatan (1) Peningkatan (1) Peningkatan (1) Peningkatan (1) Peningkatan (1) Peningkatan
efektifitas dan kapasitas institusi kapasitas institusi kapasitas institusi dan kapasitas institusi kapasitas kapasitas institusi
efisiensi manajemen dan dan terintegrasinya dan terintegrasinya institusi dan dan
kesehatan terintegrasinya terintegrasinya jaringan SIKDA di jaringan SIKDA di terintegrasinya terintegrasinya
jaringan SIKDA di jaringan SIKDA di seluruh seluruh jaringan SIKDA jaringan SIKDA di
seluruh seluruh kabupaten/kota; (2) kabupaten/kota; (2) di seluruh seluruh
kabupaten/kota; kabupaten/kota; Peningkatan kapasitas Peningkatan kabupaten/kota; kabupaten/kota;
(2) Peningkatan (2) Peningkatan dinas kesehatan dalam kapasitas dinas (2) Peningkatan (2) Peningkatan
kapasitas dinas kapasitas dinas pemahaman dan kesehatan dalam kapasitas dinas kapasitas dinas
kesehatan dalam kesehatan dalam pemahaman dan kesehatan dalam kesehatan dalam
pemahaman dan pemahaman dan pemahaman dan pemahaman dan
penguasaan
regulasi serta
implementasinya;
(3) Kemitraan dan
koordinasi dengan
organisasi profesi
dan badan
yudikatif; (4)
Peningkatan
advokasi dan
pengawasan
terhadap
implementasi
kebijakan serta penguasaan penguasaan regulasi penguasaan regulasi penguasaan penguasaan
pemberdayaan regulasi serta serta serta regulasi serta regulasi serta
masyarakat; (5) implementasinya; implementasinya; (3) implementasinya; implementasinya implementasinya;
Pemberdayaan (3) Kemitraan dan Kemitraan dan (3) Kemitraan dan ; (3) Kemitraan (3) Kemitraan dan
masyarakat dan koordinasi dengan koordinasi dengan koordinasi dengan dan koordinasi koordinasi dengan
penatalaksanaan organisasi profesi organisasi profesi dan organisasi profesi dengan organisasi profesi
layanan publik dan badan badan yudikatif; (4) dan badan yudikatif; organisasi dan badan
yang memadai yudikatif; (4) Peningkatan advokasi (4) Peningkatan profesi dan yudikatif; (4)
(customer focus); Peningkatan dan pengawasan advokasi dan badan yudikatif; Peningkatan
(6) Kemitraan advokasi dan terhadap pengawasan (4) Peningkatan advokasi dan
lintas sektor pengawasan implementasi terhadap advokasi dan pengawasan
melalui terhadap kebijakan serta implementasi pengawasan terhadap
pengembangan implementasi pemberdayaan kebijakan serta terhadap implementasi

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 22


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
kebijakan berbasis kebijakan serta masyarakat; (5) pemberdayaan implementasi kebijakan serta
bukti (Evidence pemberdayaan Pemberdayaan masyarakat; (5) kebijakan serta pemberdayaan
Based Policy); dan masyarakat; (5) masyarakat dan Pemberdayaan pemberdayaan masyarakat; (5)
(7) Peningkatan Pemberdayaan penatalaksanaan masyarakat dan masyarakat; (5) Pemberdayaan
kapasitas SDM dan masyarakat dan layanan publik yang penatalaksanaan Pemberdayaan masyarakat dan
terintegrasinya penatalaksanaan memadai (customer layanan publik yang masyarakat dan penatalaksanaan
sistem pencatatan layanan publik focus); (6) Kemitraan memadai (customer penatalaksanaan layanan publik
dan pelaporan. yang memadai lintas sektor melalui focus); (6) layanan publik yang memadai
(customer focus); pengembangan Kemitraan lintas yang memadai (customer focus);
(6) Kemitraan kebijakan berbasis sektor melalui (customer (6) Kemitraan
lintas sektor bukti (Evidence Based pengembangan focus); (6) lintas sektor
melalui Policy); dan (7) kebijakan berbasis Kemitraan lintas melalui
pengembangan Peningkatan kapasitas bukti (Evidence sektor melalui pengembangan
kebijakan berbasis SDM dan Based Policy); dan pengembangan kebijakan berbasis
bukti (Evidence terintegrasinya sistem (7) Peningkatan kebijakan bukti (Evidence
Based Policy); dan pencatatan dan kapasitas SDM dan berbasis bukti Based Policy); dan
(7) Peningkatan pelaporan terintegrasinya (Evidence Based (7) Peningkatan
kapasitas SDM dan sistem pencatatan Policy); dan (7) kapasitas SDM dan
terintegrasinya dan pelaporan Peningkatan terintegrasinya
sistem pencatatan kapasitas SDM sistem pencatatan
dan pelaporan. dan dan pelaporan
terintegrasinya
sistem
pencatatan dan
pelaporan
3. Meningkatkan peran (1) Pemberdayaa (1) Pemberdayaan (1) Pemberdayaan (1) (2) (1)
serta masyarakat n masyarakat masyarakat masyarakat dalam Pemberdayaan Pemberdayaan Pemberdayaan
dalam pembangunan dalam dalam pembangunan masyarakat dalam masyarakat masyarakat dalam
kesehatan pembangunan pembangunan upaya kesehatan pembangunan upaya dalam pembangunan
upaya upaya kesehatan berbasis masyarakat kesehatan berbasis pembangunan upaya kesehatan
kesehatan berbasis (UKBM); (2) masyarakat (UKBM); upaya kesehatan berbasis
berbasis masyarakat Pengawasan (2) Pengawasan berbasis masyarakat
masyarakat (UKBM); (2) melekat dan melekat dan masyarakat (UKBM); (2)
(UKBM); (2) Pengawasan penguatan regulasi penguatan regulasi (UKBM); (2) Pengawasan
Pengawasan melekat dan mengenai kesehatan mengenai kesehatan Pengawasan melekat dan
melekat dan penguatan lingkungan dan lingkungan dan melekat dan penguatan regulasi
penguatan regulasi kesehatan kerja; (3) kesehatan kerja; (3) penguatan mengenai
regulasi mengenai Pemberdayaan Pemberdayaan regulasi kesehatan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 23


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
mengenai kesehatan masyarakat; (4) masyarakat; (4) mengenai lingkungan dan
kesehatan lingkungan dan Kemitraan dengan Kemitraan dengan kesehatan kesehatan kerja;
lingkungan kesehatan kerja; masyarakat dan masyarakat dan lingkungan dan (3) Pemberdayaan
dan kesehatan (3) eksternal agencies; eksternal agencies; kesehatan kerja; masyarakat; (4)
kerja; (3) Pemberdayaan dan (5) Peningkatan dan (5) Peningkatan (3) Kemitraan dengan
Pemberdayaa masyarakat; (4) kegiatan advokasi kegiatan advokasi dan Pemberdayaan masyarakat dan
n masyarakat; Kemitraan dan kemitraan yang kemitraan yang masyarakat; (4) eksternal agencies;
(4) Kemitraan dengan sustain dengan sustain dengan Kemitraan dan (5)
dengan masyarakat dan masyarakat. masyarakat. dengan Peningkatan
masyarakat eksternal masyarakat dan kegiatan advokasi
dan eksternal agencies; dan eksternal dan kemitraan
agencies; dan (5) Peningkatan agencies; dan (5) yang sustain
(5) kegiatan Peningkatan dengan
Peningkatan advokasi dan kegiatan masyarakat.
kegiatan kemitraan yang advokasi dan
advokasi dan sustain dengan kemitraan yang
kemitraan masyarakat. sustain dengan
yang sustain masyarakat.
dengan
masyarakat.

4. Meningkatkan upaya (1) Peningkatan 1) Peningkatan (1) Peningkatan (1) Peningkatan (1) Peningkatan (1) Peningkatan
pemenuhan Jumlah, jumlah, jenis dan jumlah, jenis dan jumlah, jenis dan jumlah, jenis dan jumlah, jenis dan jumlah, jenis dan
Mutu dan distribusi kualitas SDM kualitas SDM kualitas SDM kesehatan kualitas SDM kualitas SDM kualitas SDM
secara berkeadilan kesehatan serta kesehatan serta serta redistribusi kesehatan serta kesehatan serta kesehatan serta
SDM kesehatan redistribusi tenaga redistribusi tenaga tenaga kesehatan; redistribusi tenaga redistribusi redistribusi tenaga
kesehatan; (2) kesehatan; (2) tenaga kesehatan; kesehatan;
Pendidikan dan
pelatihan SDM
kesehatan di setiap
level pelayanan
kesehatan; dan (3)
Kemitraan dalam
penyelenggaraan kesehatan; (2) (2) Pendidikan dan Pendidikan dan (2) Pendidikan (2) Pendidikan dan
pendidikan dan Pendidikan dan pelatihan SDM pelatihan SDM dan pelatihan pelatihan SDM
pelatihan tenaga pelatihan SDM kesehatan di setiap kesehatan di setiap SDM kesehatan di kesehatan di setiap
kesehatan. kesehatan di setiap level pelayanan level pelayanan setiap level level pelayanan
level pelayanan kesehatan; dan (3) kesehatan; dan (3) pelayanan kesehatan; dan (3)

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 24


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
kesehatan; dan (3) Kemitraan dalam Kemitraan dalam kesehatan; dan Kemitraan dalam
Kemitraan dalam penyelenggaraan penyelenggaraan (3) Kemitraan penyelenggaraan
penyelenggaraan pendidikan dan pendidikan dan dalam pendidikan dan
pendidikan dan pelatihan tenaga pelatihan tenaga penyelenggaraan pelatihan tenaga
pelatihan tenaga kesehatan. kesehatan. pendidikan dan kesehatan.
kesehatan pelatihan tenaga
kesehatan.
5. Meningkatkan (1) Kemitraan (1) Kemitraan (1) Kemitraan regional (1) Kemitraan (1) Kemitraan (1) Kemitraan
sediaan farmasi, alat regional dalam regional dalam dalam penyediaan regional dalam regional dalam regional dalam
kesehatan dan penyediaan jumlah penyediaan jumlah jumlah sediaan penyediaan jumlah penyediaan penyediaan jumlah
makanan yang sediaan farmasi sediaan farmasi farmasi yang sediaan farmasi jumlah sediaan sediaan farmasi
bermutu masyarakat yang yang bermutu,aman dan yang bermutu,aman farmasi yang yang
bermutu,aman dan bermutu,aman dan terjangkau; (2) dan terjangkau; (2) bermutu,aman bermutu,aman dan
terjangkau; (2) terjangkau; (2) Peningkatan jumlah Peningkatan jumlah dan terjangkau; terjangkau; (2)
Peningkatan Peningkatan sediaan alat kesehatan sediaan alat (2) Peningkatan Peningkatan
jumlah sediaan jumlah sediaan yang terstandar di kesehatan yang jumlah sediaan jumlah sediaan
alat kesehatan alat kesehatan setiap level pelayanan terstandar di setiap alat kesehatan alat kesehatan
yang terstandar di yang terstandar di kesehatan; dan (3) level pelayanan yang terstandar yang terstandar di
setiap level setiap level Pengetatan regulasi kesehatan; dan (3) di setiap level setiap level
pelayanan pelayanan dan mekanisme Pengetatan regulasi pelayanan pelayanan
kesehatan; dan (3) kesehatan; dan (3) pengawasan pangan dan mekanisme kesehatan; dan kesehatan; dan (3)
Pengetatan Pengetatan dan konsumsi pangan. pengawasan pangan (3) Pengetatan Pengetatan
regulasi dan regulasi dan dan konsumsi regulasi dan regulasi dan
mekanisme mekanisme pangan. mekanisme mekanisme
pengawasan pengawasan pengawasan pengawasan
pangan dan pangan dan pangan dan pangan dan
konsumsi pangan. konsumsi pangan. konsumsi konsumsi pangan.
pangan.
2. Meningkatkan 4. Meningkatn Kerjasama terpadu 1. Pemberdayaan 1.Pemberdayaan 1.Pemberdayaan 1.Pemberdayaan 1.Pemberdayaan 1.Pemberdayaan
Kualitas ya kualitas Lintas pelaku masyarakat masyarakat serta masyarakat serta masyarakat serta masyarakat masyarakat serta
Kehidupan dan peningkatan partisipasi serta pengembangan pengembangan pengembangan serta pengembangan
keluarga jangkauan masyarakat dalam pengembangan kebijakan kebijakan kesehatan kebijakan kesehatan pengembangan kebijakan
pelayanan melaksanaan KB kebijakan kesehatan yang yang berkelanjutan yang berkelanjutan kebijakan kesehatan yang
KB kesehatan yang berkelanjutan dari dari hulu sampai hilir; dari hulu sampai kesehatan yang berkelanjutan dari
berkelanjutan hulu sampai hilir; 2.Pemberdayaan hilir; berkelanjutan hulu sampai hilir;
dari hulu 2.Pemberdayaan masyarakat dan 2.Pemberdayaan dari hulu sampai 2.Pemberdayaan
sampai hilir; masyarakat dan koordinasi pelayanan masyarakat dan hilir; masyarakat dan
2. Pemberdayaan koordinasi KB. koordinasi 2.Pemberdayaan koordinasi

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 25


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
masyarakat pelayanan KB. pelayanan KB. masyarakat dan pelayanan KB.
dan koordinasi koordinasi
pelayanan KB. pelayanan KB.

2. Optimalnya Meningkatnya Sinergi pembiyaan (1)Meningkatkan (1)Meningkatkan (1)Meningkatkan (1)Meningkatkan (1)Meningkatkan (1)Meningkatkan
perlindungan Askes kesehatan masyarakat kepesertaan kepesertaan kepesertaan kepesertaan kepesertaan kepesertaan
kesehatan pembiayaan dengan JKN dan mitra masyarakat dalam masyarakat dalam masyarakat dalam masyarakat dalam masyarakat masyarakat dalam
masyarakat kesehatan potensial JKN,(2) JKN,(2) JKN,(2) Peningkatan JKN,(2) Peningkatan dalam JKN,(2) JKN,(2)
masyarakat Peningkatan Peningkatan alokasi anggaran alokasi anggaran Peningkatan Peningkatan
alokasi anggaran alokasi anggaran pembiayaan kesehatan pembiayaan alokasi anggaran alokasi anggaran
pembiayaan pembiayaan bersumber APBD; (4) kesehatan pembiayaan pembiayaan
kesehatan kesehatan Kemitraan dengan bersumber APBD; kesehatan kesehatan
bersumber APBD; bersumber APBD; donor agencies dan (4) Kemitraan bersumber bersumber APBD;
(4) Kemitraan (4) Kemitraan pemberdayaan dengan donor APBD; (4) (4) Kemitraan
dengan donor dengan donor masyarakat dalam agencies dan Kemitraan dengan donor
agencies dan agencies dan upaya kesehatan pemberdayaan dengan donor agencies dan
pemberdayaan pemberdayaan perorangan dan masyarakat dalam agencies dan pemberdayaan
masyarakat dalam masyarakat dalam masyarakat; dan (5) upaya kesehatan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan upaya kesehatan Realokasi anggaran perorangan dan masyarakat upaya kesehatan
perorangan dan perorangan dan secara proporsional di masyarakat; dan (5) dalam upaya perorangan dan
masyarakat; dan masyarakat; dan setiap sub sistem Realokasi anggaran kesehatan masyarakat; dan
(5) Realokasi (5) Realokasi kesehatan daerah secara proporsional perorangan dan (5) Realokasi
anggaran secara anggaran secara di setiap sub sistem masyarakat; dan anggaran secara
proporsional di proporsional di kesehatan daerah (5) Realokasi proporsional di
setiap sub sistem setiap sub sistem anggaran secara setiap sub sistem
kesehatan daerah kesehatan daerah proporsional di kesehatan daerah
setiap sub sistem
kesehatan daerah
Misi -3 : Memberdayakan ekonomi rakyat dan mengembangkan ekonomi keparawisataan dengan mendorong pelaku ekonomi untuk mampu memanfaatkan
keunggulan potensi lokal;
1. Meningkatn Meningkatkan 1. Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan Produksi 1.Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan
ya Diversifikasi pangan Produksi pangan Produksi pangan pangan Produksi pangan Produksi Produksi pangan
ketahanan 2. Pegembangan 2.Pegembangan 2.Pengembangan 2.Pengembangan pangan 2.Pengembangan
pangan pangan khas pangan khas pangan khas daerah pangan khas daerah 2.Pengembangan pangan khas
Derah daerah daerah pangan khas daerah
daerah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 26


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
3. Meningkatn Meningkatkan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
ya hasil pengelolaan potensi hasil Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan kawasan Pengelolaan kawasan Pengelolaan Pengelolaan
hutan hutan kayu dan non kayu kawasan hutan kawasan hutan hutan produksi hutan produksi kawasan hutan kawasan hutan
produksi produksi produksi produksi
1. Mewujudkan 1. Terwujudny Peningkatan produksi Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
NTT sebagai a komoditas dan Produktivitas Peranan Peranan Peranan komoditas Peranan komoditas Peranan Peranan
Provinsi jagung, jagung Komoditas jagung komoditas jagung komoditas jagung jagung sebagai jagung sebagai komoditas komoditas jagung
ternak , sebagai sebagai pendukung sebagai pendukung ketahahan pendukung jagung sebagai sebagai
cendana, pendukung ketahahan pangan pendukung pangan nasional ketahahan pangan pendukung pendukung
Destinasi Utama ketahahan nasional sesuai ketahahan pangan sesuai kebijakan nasional sesuai ketahahan ketahahan pangan
pariwisata pangan kebijakan MP3EI nasional sesuai MP3EI kebijakan MP3EI pangan nasional nasional sesuai
Dunia dan NTT nasional kebijakan MP3EI sesuai kebijakan kebijakan MP3EI
sebagai provinsi MP3EI
Koperasi
2. Meningkatn Meningkatkan jenis 1. Pengembangan 1.Pengembangan 1.Pengembangan 1.Pengembangan 1.Pengembangan 1.Pengembangan
ya dan Populasi ternak pemembibitan pemembibitan pemembibitan ternak pemembibitan pemembibitan pemembibitan
pendapatan ternak ternak 2.Peningkatan skala ternak ternak ternak
peternak 2. Peningkatan 2.Peningkatan skala kepemilikan ternak 2.Peningkatan skala 2.Peningkatan 2.Peningkatan skala
skala kepemilikan 3.Pencegahan penyakit kepemilikan ternak skala kepemilikan
kepemilikan ternak terpadu 3.Pencegahan kepemilikan ternak
ternak 3.Pencegahan penyakit terpadu ternak 3.Pencegahan
3. Pencegahan penyakit terpadu 3.Pencegahan penyakit terpadu
penyakit penyakit
terpadu terpadu
4. Meningaktn Pengembangan cendana 1. Pengembangan 1. Pengembangan 1.Pengembangan 1.Pengembangan 1.Pengembangan 1.Pengembangan
ya perbaikan berbasis masyaraat cendana sistem cendana sistem cendana sistem cendana sistem cendana sistem cendana sistem
lingkungan kontrak hidup kontrak hidup kontrak hidup kontrak hidup kontrak hidup kontrak hidup
dan potensi 2. Kerjasama 2. Kerjasama 2.Kerjasama terpadu 2.Kerjasama terpadu 2.Kerjasama 2.Kerjasama
ekonomi terpadu lintas terpadu lintas lintas pelaku lintas pelaku terpadu lintas terpadu lintas
masyarakat pelaku pelaku pengembangan pengembangan pelaku pelaku
berbasis pengembangan pengembangan cendana cendana pengembangan pengembangan
cendana cendana cendana cendana cendana
5. Meningkatn 1. Meningkatkan kualitas 1. Penataan 1.Penataan 1.Penataan Destinasi 1.Penataan Destinasi 1.Penataan 1.Penataan
ya dan keterjangkauan Destinasi dan Destinasi dan dan pelayanan wisata dan pelayanan Destinasi dan Destinasi dan
kunjungan akses seluruh destinasi pelayanan pelayanan wisata berbasis Desa Wisata wisata berbasis pelayanan pelayanan wisata
wisata dan wisata wisata berbasis berbasis Desa 2.Peningkatan investasi Desa Wisata wisata berbasis berbasis Desa
rata-rata 2. Peningkatan kualitas Desa Wisata Wisata dan daya serap tenaga 2.Peningkatan Desa Wisata Wisata
lama tinggal pelayanan wisata 2. Peningkatan 2.Peningkatan kerja kepariwisataan investasi dan daya 2.Peningkatan 2.Peningkatan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 27


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
wisatawan investasi dan investasi dan daya 3.Pengembangan SDM serap tenaga kerja investasi dan investasi dan daya
daya serap serap tenaga kerja pariwisata kepariwisataan daya serap serap tenaga kerja
tenaga kerja kepariwisataan 4.Pembetukan Badan 3.Pengembangan SDM tenaga kerja kepariwisataan
kepariwisataan 3.Pengembangan Promosi Wisata pariwisata kepariwisataan 3.Pengembangan
3. Pengembangan SDM pariwisata 4.Pembetukan Badan 3.Pengembangan SDM pariwisata
SDM pariwisata 4.Pembetukan Promosi Wisata SDM pariwisata 4.Pembetukan
4. Pembetukan Badan Promosi 4.Pembetukan Badan Promosi
Badan Promosi Wisata Badan Promosi Wisata
Wisata Wisata
6. Meningkatn 1. Meningkatnya daya 1. Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan advokasi 1.Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan
ya Jumlah, tarik masyarakat advokasi dan advokasi dan dan pelatiha n Kperasi advokasi dan advokasi dan advokasi dan
jenis dan 2. Meningkatkan daya pelatiha n pelatiha n Kperasi 2.Meningkatkan jumlah pelatiha n Kperasi pelatiha n pelatiha n Kperasi
sebaran dukung koperasi Kperasi 2.Meningkatkan koperasi baru dan 2.Meningkatkan Kperasi 2.Meningkatkan
Koperasi dalam pembangunan 2. Meningkatkan jumlah koperasi koperasi aktif jumlah koperasi 2.Meningkatkan jumlah koperasi
ekonomi daerah jumlah koperasi baru dan koperasi 3. Meningkatkan skala baru dan koperasi jumlah koperasi baru dan koperasi
baru dan aktif dan daya serap tenaga aktif baru dan aktif
koperasi aktif 3. Meningkatkan kerja usaha koperasi 3. Meningkatkan skala koperasi aktif 3. Meningkatkan
3. Meningkatkan skala dan daya dan daya serap 3. Meningkatkan skala dan daya
skala dan daya serap tenaga kerja tenaga kerja usaha skala dan daya serap tenaga kerja
serap tenaga usaha koperasi koperasi serap tenaga usaha koperasi
kerja usaha kerja usaha
koperasi koperasi
2. Peningkatan 1. Meningkatn Peningkatan partisipasi 1. Pengembangan 1.Pengembangan 1.Pengembangan 1.Pengembangan 1.Pengembangan 1.Pengembangan
nilai tambah ya masyarakat dan industri berbais industri berbais industri berbais industri berbais industri berbais industri berbais
dan jangkauan Pertumbuha investasi swasta bahan baku bahan baku bahan baku dalam bahan baku dalam bahan baku bahan baku dalam
pasar produk n jumlah pengembangan industri dalam daerah dalam daerah daerah daerah dalam daerah daerah
unggulan Industri 2. Pengembangan 2.Pengembangan 2.Pengembangan SDM 2.Pengembangan SDM 2.Pengembangan 2.Pengembangan
SDM Industri SDM Industri Industri Industri SDM Industri SDM Industri
3. Peningkatan 3.Peningkatan Skala 3.Peningkatan Skala 3.Peningkatan Skala 3.Peningkatan 3.Peningkatan Skala
Skala dan daya dan daya serap dan daya serap tenaga dan daya serap Skala dan daya dan daya serap
serap tenaga tenaga kerja kerja usaha Industri tenaga kerja usaha serap tenaga tenaga kerja usaha
kerja usaha usaha Industri Industri kerja usaha Industri
Industri Industri
2. Meningkatka Meningkatkan kecintaan 1. Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan
n masyarakat investasi usaha investasi usaha investasi usaha investasi usaha investasi usaha investasi usaha
Perdaganga menggunakan produksi perdagngan perdagngan perdagngan produksi perdagngan perdagngan perdagngan
n Dalam dalam daerah produksi daerah produksi daerah daerah produksi daerah produksi daerah produksi daerah
Negeri dan 2. Meningkatkan 2.Meningkatkan 2.Meningkatkan 2.Meningkatkan 2.Meningkatkan 2.Meningkatkan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 28


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
ekpor kualitas dan kualitas dan kualitas dan Promosi kualitas dan kualitas dan kualitas dan
Promosi Promosi produksi produksi unggulan Promosi produksi Promosi Promosi produksi
produksi unggulan daerah daerah unggulan daerah produksi unggulan daerah
unggulan daerah 3.Meningkatkan 3.Meningkatkan daya 3.Meningkatkan daya unggulan daerah 3.Meningkatkan
3. Meningkatkan daya serap tenaga serap tenaga kerja serap tenaga kerja 3.Meningkatkan daya serap tenaga
daya serap kerja perdagangan perdagangan daya serap kerja perdagangan
tenaga kerja perdagangan tenaga kerja
perdagangan perdagangan
3. Meningkatkan 1. Meningakny Penciptaan iklim 1. Peningkatkan 1.Peningkatkan 1.Peningkatkan 1.Peningkatkan 1.Peningkatkan 1.Peningkatkan
pembangunan a jumlah dan investasi yang kondusif partisipasi dan partisipasi dan partisipasi dan akses partisipasi dan partisipasi dan partisipasi dan
pusat ekonomi volume akses akses masyarakat masyarakat pada akses masyarakat akses akses masyarakat
baru ekonomi kegiatan masyarakat pada kegiatan kegiatan investasi pada kegiatan masyarakat pada kegiatan
kerakyatan investasi pada kegiatan investasi 2.Meningkatkan investasi pada kegiatan investasi
investasi 2.Meningkatkan investasi melalui 2.Meningkatkan investasi 2.Meningkatkan
2. Meningkatkan investasi melalui pengembangan investasi melalui 2.Meningkatkan investasi melalui
investasi melalui pengembangan lembaga penjamin pengembangan investasi melalui pengembangan
pengembangan lembaga penjamin pinjaman daerah lembaga penjamin pengembangan lembaga penjamin
lembaga pinjaman daerah untuk usaha kecil dan pinjaman daerah lembaga pinjaman daerah
penjamin untuk usaha kecil untuk usaha kecil penjamin untuk usaha kecil
pinjaman daerah dan menengah dan pinjaman daerah dan
untuk usaha 3.Meningkatkan untuk usaha
kecil dan daya dukung kecil dan
menengah
3. Meningkatkan
daya dukung
4. investasi dalam 4.investasi dalam 3.menengah 3.menengah 3.menengah 3.menengah
penyerapan penyerapan 4.Meningkatkan daya 4.Meningkatkan daya 4.Meningkatkan 4.Meningkatkan
tenaga kerja dan tenaga kerja dan dukung investasi dukung investasi daya dukung daya dukung
kapasitas kapasitas dalam penyerapan dalam penyerapan investasi dalam investasi dalam
ekonomi daerah ekonomi daerah tenaga kerja dan tenaga kerja dan penyerapan penyerapan
kapasitas ekonomi kapasitas ekonomi tenaga kerja dan tenaga kerja dan
daerah daerah kapasitas kapasitas ekonomi
ekonomi daerah daerah
2. Meningatny Pelatihan ketrampilan 1. Meningaktnya 1.Meningaktnya 1.Meningaktnya 1.Meningaktnya 1.Meningaktnya 1.Meningaktnya
a tenaga kerja sesuai peluang tenaga peluang tenaga peluang tenaga kerja peluang tenaga peluang tenaga peluang tenaga
kompetensi dengan kebutuhan pasar kerja kerja 2.Meningkatnya kerja kerja kerja
kerja dan potensi 2. Meningkatnya 2.Meningkatnya penempatan tenaga 2.Meningkatnya 2.Meningkatnya 2.Meningkatnya
dan daya
ekonomi di perdesaan penempatan penempatan kerja penempatan tenaga penempatan penempatan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 29


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018

saing melalui pelatihan tenaga kerja tenaga kerja 3.Meningkatkan peran kerja tenaga kerja tenaga kerja
tenaga institusional dan 3. Meningkatkan 3.Meningkatkan tenaga kerja dalam 3.Meningkatkan peran 3.Meningkatkan 3.Meningkatkan
kerja institusional peran tenaga peran tenaga pembangunan tenaga kerja dalam peran tenaga peran tenaga kerja
kerja dalam kerja dalam ekonomi daerah pembangunan kerja dalam dalam
pembangunan pembangunan ekonomi daerah pembangunan pembangunan
ekonomi daerah ekonomi daerah ekonomi daerah ekonomi daerah
3. Meningkatn 1. Peningkatan kapasitas 1. Menciptakan 1.Menciptakan 1.Menciptakan 1.Menciptakan 1.Menciptakan 1.Menciptakan
ya pengetahuan atas hak pengawasan pengawasan pengawasan pengawasan pengawasan pengawasan
perlindunga dan kewajiban ketenagakerjaan ketenagakerjaan ketenagakerjaan ketenagakerjaan ketenagakerjaan ketenagakerjaan
tenaga kerja secara mandiri secara mandiri secara mandiri secara mandiri secara mandiri secara mandiri
n Tenaga
(Independent) , (Independent) , (Independent) , tidak (Independent) , tidak (Independent) , (Independent) ,
kerja tidak memihak tidak memihak memihak dan memihak dan tidak memihak tidak memihak
dan seragam di dan seragam di seragam di seluruh seragam di seluruh dan seragam di dan seragam di
seluruh NTT seluruh NTT NTT NTT seluruh NTT seluruh NTT
2. Pencegahan TKI 2.Pencegahan TKI 2.Pencegahan TKI Ilegal 2.Pencegahan TKI 2.Pencegahan TKI 2.Pencegahan TKI
Ilegal Ilegal 3.Peurunan kasus-kasus Ilegal Ilegal Ilegal
3. Peurunan kasus- 3.Peurunan kasus- ketenaga kerjaan 3.Peurunan kasus- 3.Peurunan kasus- 3.Peurunan kasus-
kasus ketenaga kasus ketenaga kasus ketenaga kasus ketenaga kasus ketenaga
kerjaan kerjaan kerjaan kerjaan kerjaan
1. Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan 1.Meningkatkan
2. Menciptakan
produktivitas produktivitas produktivitas tenaga produktivitas produktivitas produktivitas
hubungan industrial
tenaga kerja tenaga kerja kerja tenaga kerja tenaga kerja tenaga kerja
yang harmonis dan
2. Penyelesaian 2. Penyelesaian 2.Penyelesaian Kasus 2.Penyelesaian Kasus 2.Penyelesaian 2.Penyelesaian
meningkatnya peran
Kasus Kasus Perselisihan Perselisihan Kasus Kasus Perselisihan
kelembagaan
Perselisihan Perselisihan Hubungan Industrial, Hubungan Perselisihan Hubungan
hubungan industrial Hubungan Hubungan Penetapan UMP dan Industrial, Hubungan Industrial,
Industrial, Industrial, pembentukan LKS Penetapan UMP dan Industrial, Penetapan UMP
Penetapan UMP Penetapan UMP Bipartit dan Tripartit pembentukan LKS Penetapan UMP dan pembentukan
dan dan pembentukan Bipartit dan dan LKS Bipartit dan
pembentukan LKS Bipartit dan Tripartit pembentukan Tripartit
LKS Bipartit dan Tripartit LKS Bipartit dan
Tripartit Tripartit
4. Meningkat Pembangunan kawasan 1. Pembinaan dan 1.Pembinaan dan 1.Pembinaan dan 1.Pembinaan dan 1.Pembinaan dan 1.Pembinaan dan
nya jumlah transmigrasi baru yang pemberdayaan pemberdayaan pemberdayaan pemberdayaan pemberdayaan pemberdayaan
peserta potensial secara masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat
ekonomi serta transmigrasi transmigrasi dan transmigrasi dan transmigrasi dan transmigrasi dan transmigrasi dan
transmigra
penguatan kapasitas dan pengembangan pengembangan pengembangan pengembangan pengembangan
si dalam SDM dan kelembagaan pengembangan kawasan kawasan transmigrasi kawasan kawasan kawasan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 30


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018

wilayah melalui pemberian kawasan transmigrasi sebagai pusat transmigrasi transmigrasi transmigrasi
NTT dan jaminan hidup, transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru sebagai pusat sebagai pusat sebagai pusat
keluar pelatihan, sarana sebagai pusat pertumbuhan dalam mendukung pertumbuhan baru pertumbuhan pertumbuhan
produksi dan sarana pertumbuhan baru dalam pengembangan dalam mendukung baru dalam baru dalam
wilayah
ekonomi lainnya menuju baru dalam mendukung perdesaan dan pengembangan mendukung mendukung
NTT kemandirian mendukung pengembangan ekonomi lokal perdesaan dan pengembangan pengembangan
pengembangan perdesaan dan 2.Mewujudkan daya ekonomi lokal perdesaan dan perdesaan dan
perdesaan dan ekonomi lokal saing kawasan 2.Mewujudkan daya ekonomi lokal ekonomi lokal
ekonomi lokal 2. Mewujudkan daya transmigrasi saing kawasan 2.Mewujudkan 2.Mewujudkan daya
2. Mewujudkan saing kawasan menduking transmigrasi daya saing saing kawasan
daya saing transmigrasi pembagunan ekonomi menduking kawasan transmigrasi
kawasan menduking daerah pembagunan transmigrasi menduking
transmigrasi pembagunan ekonomi daerah menduking pembagunan
menduking ekonomi daerah pembagunan ekonomi daerah
pembagunan ekonomi daerah
ekonomi daerah

Misi-4. Pembenahan sistem hukum dan reformasi birokrasi daerah


1. Mewujudkan Terbentuknya Peningkatan kapasitas Membentuk Membentuk produk Membentuk produk Membentuk produk Membentuk Membentuk produk
kepastian sistem hukum aparatur produk hukum hukum daerah hukum daerah hukum daerah produk hukum hukum daerah
hukum dan daerah yang daerah dilaksanakan 5 dilaksanakan 5 tahun dilaksanakan 5 tahun daerah dilaksanakan 5
menciptakan terarah untuk dilaksanakan 5 tahun dilaksanakan 5 tahun
rasa keadilan menyelesaikan tahun tahun
dalam berbagai
masyarakat masalah sosial
di NTT
2. Mewujudkan Terciptanya Peningkatan Evaluasi dan kaji Evaluasi dan kaji Evaluasi dan kaji ulang Evaluasi dan kaji Evaluasi dan kaji Evaluasi dan kaji
ketertiban, sinkronisasi penyuluhan hukum ulang produk ulang produk produk hukum daerah ulang produk hukum ulang produk ulang produk
keteraturan dan hukum dan hukum daerah hukum daerah dilaksanakan 5 tahun daerah dilaksanakan hukum daerah hukum daerah
keamanan HAM yang dilaksanakan 5 dilaksanakan 5 5 tahun dilaksanakan 5 dilaksanakan 5
dalam berpihak pada tahun tahun tahun tahun
masyarakat kepentingan
rakyat
3. Mewujudkan P- Terwujudnya Peningkatan Koordinasi Koordinasi Koordinasi penegakan Koordinasi Koordinasi Koordinasi
5 P5-HAM pelaksanaan RAHHAM penegakan hukum penegakan hukum hukum dan HAM penegakan hukum penegakan penegakan hukum
di daerah dan HAM dan HAM dilaksanakan 5 tahun dan HAM hukum dan HAM dan HAM

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 31


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
dilaksanakan 5 dilaksanakan 5 dilaksanakan 5 tahun dilaksanakan 5 dilaksanakan 5
tahun tahun tahun tahun
4. Mewujudkan Terwujudnya Peningkatan koordinasi Pendidikan dan Pendidikan dan Pendidikan dan Pendidikan dan Pendidikan dan Pendidikan dan
pemerintahan komitmen dan dengan aparat penegak pelatihan sumber pelatihan sumber pelatihan sumber daya pelatihan sumber pelatihan sumber pelatihan sumber
yang bersih dan koordinasi hukum dan pemangku daya aparatur daya aparatur aparatur dilaksanakan daya aparatur daya aparatur daya aparatur
bebas KKN aparat penegak kepentingan dilaksanakan dilaksanakan tahun tahun 1-2 dilaksanakan tahun dilaksanakan dilaksanakan tahun
hukum dalam tahun 1-2 1-2 1-2 tahun 1-2 1-2
pemberantasan
KKN dan
Pelanggaran
HAM
1.Sosialisasi produk 1.Sosialisasi produk 1.Sosialisasi produk 1.Sosialisasi 1. Sosialisasi produk
Meningkatnya Peningkatan partisipasi 1.Sosialisasi
hukum hukum dilaksanakan hukum produk hukum hukum
partisipasi masyarakat produk hukum
dilaksanakan 5 5 tahun dilaksanakan 5 dilaksanakan 5 dilaksanakan 5
masyarakat dilaksanakan 5
tahun 2.Pengawasan Produk tahun tahun tahun
dalam tahun
2.Pengawasan Hukum dilaksanakan 2.Pengawasan 2.Pengawasan 2. Pengawasan
pembentukan 2.Pengawasan
Produk Hukum 5 tahun Produk Hukum Produk Hukum Produk Hukum
produk hukum. Produk Hukum
dilaksanakan 5 dilaksanakan 5 dilaksanakan 5 dilaksanakan 5
dilaksanakan 5
tahun tahun tahun tahun
tahun
Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
5. Peningkatan Menata Penerapan Assement Meningkatkan
kompetensi kompetensi layanan kompetensi layanan kompetensi kompetensi
kualitas pengembangan Centre kompetensi
layanan publik publik dilaksanakan 5 publik dilaksanakan layanan publik layanan publik
tatakelola aparatur layanan publik
dilaksanakan 5 tahun 5 tahun dilaksanakan 5 dilaksanakan 5
pemerintahan Pemprov dilaksanakan 5
tahun tahun tahun
sesui prinsip- menuju tahun
prinsip good aparatur yang
governance profesional
Meningakatkan Meningakatkan Meningakatkan Meningakatkan Meningakatkan
Sistem, Proses 1.Penerapan Sistem Meningakatkan
transparansi dan transparansi dan transparansi dan transparansi dan transparansi dan
dan Prosedur Manajemen transparansi dan
akuntabilitas akuntabilitas pelayanan akuntabilitas akuntabilitas akuntabilitas
kerja yang Jelas, Pemerintah Daerah akuntabilitas pelayanan publik publik dilaksanakan 5 pelayanan publik pelayanan publik pelayanan publik
Efektif, Efisien, yang berbasis E pelayanan publik
dilaksanakan 5 tahun dilaksanakan 5 tahun dilaksanakan 5 dilaksanakan 5
Terukur dan Planing, E dilaksanakan 5
tahun tahun tahun
sesuai dengan Organazing, E tahun
prinsip-prinsip Actuating, dan E.
Controling (E. POAC)
2.Penerapan E. Tata

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 32


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
Naskah Dinas
Menjamin Menjamin kepastian Menjamin kepastian Menjamin Menjamin
Meningkatnya Pengendalian dan Menjamin
kepastian hukum hukum dan HAM hukum dan HAM kepastian hukum kepastian hukum
pembentukan pembinaan produk kepastian hukum
dan HAM pelayanan pelayanan publik pelayanan publik dan HAM dan HAM pelayanan
dan sinkronnya hukum daerah dan HAM
publik dilakanakan dilakanakan selama 5 dilakanakan selama 5 pelayanan publik publik dilakanakan
produk-produk pelayanan publik
selama 5 tahun tahun tahun dilakanakan selama 5 tahun
hukum, dan dilakanakan
selama 5 tahun
meningkatkan selama 5 tahun
kesadaran
hukum dan
HAM
masyarakat
Terpeliharanya Terpeliharanya situasi Terpeliharanya situasi Terpeliharanya Terpeliharanya
6. Peningkatan Terwujudnya Penguatan koordinasi Terpeliharanya
situasi yang yang kondusif didaerah yang kondusif situasi yang situasi yang
kondisi pemeliharaan dan kerjasam situasi yang
kondusif didaerah selam 5 Tahun didaerah selam 5 kondusif didaerah kondusif didaerah
pembangunan keamanan dan pemeliharaan keamanan kondusif didaerah
selam 5 Tahun Tahun selam 5 Tahun selam 5 Tahun
yang kondusif kenyamanan dan pemberdayaan selam 5 Tahun
lingkungan, masyarakat
Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
Meningkatnya Peningkatan partisipasi Meningkatkan
Partisipasi Politik Partisipasi Politik Dan Partisipasi Politik Dan Partisipasi Politik Partisipasi Politik
Pemahaman politik dan demokrasi Partisipasi Politik
Dan Kulaitas Kulaitas Demokrasi Kulaitas Demokrasi Dan Kulaitas Dan Kulaitas
wawasan melalui penguaatan dan Dan Kulaitas
Demokrasi Selama 5 Selama 5 Tahun Selama 5 Tahun Demokrasi Selama Demokrasi Selama 5
kebangsaan permberdayaan Demokrasi Selama
Tahun 5 Tahun Tahun
dan kesadaran masyarakat, institusi, 5 Tahun
msyarakat kelompok (perempuan)
dalam dan Partai Politik
berdemokrasi
7. Peningkatan Meningkatkan 1) memastikan Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya kenirja Meningkatnya kenirja Meningkatnya Meningkatnya
pelaksanaan akuntabilitas tersedianya indikator kenirja yang kenirja yang terukur yang terukur yang terukur kenirja yang kenirja yang terukur
reformasi kinerja kinerja utama yang terukur pemerintah dalam pemerintah dalam pemerintah dalam terukur pemerintah dalam
biroktrasi pemerintah cukup solid untuk pemerintah dalam penyelenggraaan penyelenggraaan penyelenggraaan pemerintah dalam penyelenggraaan
mengukur kinerja SKPD; penyelenggraaan pemerintahan, pemerintahan, pemerintahan, penyelenggraaan pemerintahan,
2) meningkatkan pemerintahan, pembangunan dan pembangunan dan pembangunan dan pemerintahan, pembangunan dan
ketaatan terhadap pembangunan dan pelayanan pelayanan masyarakat pelayanan masyarakat pembangunan dan pelayanan
peraturan perundangan; pelayanan masyarakat selama selama 5 tahun selama 5 tahun pelayanan masyarakat selama
3) Memberikan masyarakat selama 5 tahun masyarakat 5 tahun
perhatian serius 5 tahun selama 5 tahun
terhadap aspek

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 33


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
pengendalian, evaluasi
dan pelaporan
Meningkatkan 1) Menerapkan Sistem Terwujudnya Terwujudnya Terwujudnya Terwujudnya Terwujudnya Terwujudnya
pelaksanaan pengawasan internal akuntabilitasi akuntabilitasi akuntabilitasi akuntabilitasi akuntabilitasi akuntabilitasi
dan kepatuhan pada setiap SKPD; 2) pengelolaan pengelolaan pengelolaan keuangan pengelolaan keuangan pengelolaan pengelolaan
terhadap Meningkatkan keuangan selama keuangan selama 5 selama 5 tahun menuju selama 5 tahun keuangan selama keuangan selama 5
sistem profesionalisme aparat / 5 tahun menuju tahun menuju opini opini WTP menuju opini WTP 5 tahun menuju tahun menuju opini
pengawasan SDM pengawas; 3) opini WTP WTP opini WTP WTP
internal Komitmen untuk
menindaklanjuti LHP
dengan menyelesaikan
temuan-temuan yang
ada
Meningkatkan Peningkatan dan Peningkatan Peningkatan Peningkatan kecepatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
pelayanan percepatan penyediaan kecepatan dan kecepatan dan dan ketepatan kecepatan dan kecepatan dan kecepatan dan
publik melalui sarana prasarana ketepatan ketepatan pelayanan publik ketepatan pelayanan ketepatan ketepatan
sarana dan aparatur/perkantoran pelayanan publik pelayanan publik selama 5 tahun publik selama 5 tahun pelayanan publik pelayanan publik
prasarana selama 5 tahun selama 5 tahun selama 5 tahun selama 5 tahun
aparatur/perka
ntoran yang
memadai
8. Peningkatan Meningkatkan Intensifikasi dan Penigkatan sistim Penigkatan sistim Penigkatan sistim Penigkatan sistim Penigkatan sistim Penigkatan sistim
kapasitas pendapatan extensifikasi sumber- informasi dan informasi dan informasi dan informasi dan informasi dan informasi dan
pembiayaan daerah sumber penerimaan menejemen menejemen menejemen pendapatan menejemen menejemen menejemen
pembangun daerah. pendapatan dan pendapatan dan dan asset daerah selama pendapatan dan asset pendapatan dan pendapatan dan
daerah, asset daerah asset daerah selama 5 Tahun. daerah selama 5 asset daerah asset daerah selama
selama 5 Tahun. 5 Tahun. Tahun. selama 5 Tahun. 5 Tahun.
Menigkatkan 1). Optimalisasi Teroptimalisasiny Teroptimalisasinya Teroptimalisasinya Teroptimalisasinya Teroptimalisasiny Teroptimalisasinya
pengelolaan pendayagunaan aset a pendayagunaan pendayagunaan pendayagunaan Aset pendayagunaan Aset a pendayagunaan pendayagunaan
aset daerah bagi peningkatan PAD Aset bagi Aset bagi bagi peningkatan PAD bagi peningkatan PAD Aset bagi Aset bagi
peningkatan PAD peningkatan PAD selama 5 Tahun. selama 5 Tahun. peningkatan PAD peningkatan PAD
2). Peningkatan
selama 5 Tahun. selama 5 Tahun. selama 5 Tahun. selama 5 Tahun.
pengawasan dan
pengendalian tugas dan
fungsi aparatur.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 34


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
Terwujudny
9. Memperkokoh Peningkatan koordinasi Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
a Ketahanan
Kesatuan dan ketahanan seni, budaya, koordinasi koordinasi koordinasi ketahanan koordinasi ketahanan koordinasi koordinasi
Seni,
persatuan agama, kemasyarakatan ketahanan seni, ketahanan seni, seni, budaya, agama, seni, budaya, agama, ketahanan seni, ketahanan seni,
Budaya,
serta politik di dan ekonomi budaya, agama, budaya, agama, kemasyarakatan dan kemasyarakatan dan budaya, agama, budaya, agama,
Agama,
daerah yang kemasyarakatan kemasyarakatan ekonomi serta ekonomi serta kemasyarakatan kemasyarakatan
Kemasyarak
dilandasi oleh dan ekonomi serta dan ekonomi serta meingkatkan koordinasi meingkatkan dan ekonomi serta dan ekonomi serta
atan dan
semangat dan meingkatkan meingkatkan fasilitasi kewaspadaan koordinasi fasilitasi meingkatkan meingkatkan
ekonomi
nilai-nilai koordinasi koordinasi fasilitasi nasional kewaspadaan koordinasi koordinasi fasilitasi
serta
Pancasila dan fasilitasi kewaspadaan nasional fasilitasi kewaspadaan
terfasilitasin
UUD 1945 kewaspadaan nasional kewaspadaan nasional
ya
melalui sistem nasional nasional
kewaspadaa
pengembanga
n nasional.
n sistem
politik yang
demokratis
dan
berkedaulatan
rakyat
Meningkatk
Peningkatan integrasi Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
an
nasional (Persatuan dan ketahanan ideologi ketahanan ideologi ketahanan ideologi dan ketahanan ideologi ketahanan ketahanan ideologi
penghayata
Kesatuan Bangsa) dan dan dan dan dan dan kewaspadaan dan dan kewaspadaan ideologi dan dan dan dan
n,
peningkatan partisipasi kewaspadaan kewaspadaan nasional serta nasional serta kewaspadaan kewaspadaan
pengamalan,
politik serta demokrasi nasional serta nasional serta meingkatkan partisipasi meingkatkan nasional serta nasional serta
pelestarian
melalui penguatan dan meingkatkan meingkatkan politik dan kualitas partisipasi politik dan meingkatkan meingkatkan
dan
pemberdayaan partisipasi politik partisipasi politik demokrasi melalui kualitas demokrasi partisipasi politik partisipasi politik
pengamana
masyarakat, institusi, dan kualitas dan kualitas penguatan dan melalui penguatan dan kualitas dan kualitas
n ideologi
kelompok (perempuan) demokrasi melalui demokrasi melalui pemberdayaan dan pemberdayaan demokrasi melalui demokrasi melalui
Pancasila
dan Partai Politik penguatan dan penguatan dan masyarakat, isntitusi, masyarakat, isntitusi, penguatan dan penguatan dan
serta
pemberdayaan pemberdayaan kelompok (perempuan kelompok pemberdayaan pemberdayaan
meningkatk
masyarakat, masyarakat, dan Partai Politik) (perempuan dan masyarakat, masyarakat,
an rasa
isntitusi, kelompok isntitusi, kelompok Partai Politik) isntitusi, isntitusi, kelompok
kabangsaan,
(perempuan dan (perempuan dan kelompok (perempuan dan
cinta tanah
Partai Politik) Partai Politik) (perempuan dan Partai Politik)
air dan
Partai Politik)
patriotisme
untuk
kejayaan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 35


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
bangsa dan
negara serta
meningkatk
an
kesadaran
politik dan
partisipasi
dalam
berdemokra
si.
1. Meningkatkan Menurunnya
Melakukan operasi Melakukan Melakukan Melakukan pengawasan Melakukan Melakukan Melakukan
peran dalam Kasus
Penegakan PERDA pengawasan dan pengawasan dan dan penegakan PERDA pengawasan dan pengawasan dan pengawasan dan
penegakan pelanggaran
penegakan PERDA penegakan PERDA dan PERKADA penegakan PERDA penegakan PERDA penegakan PERDA
Perda dan Perda oleh
dan PERKADA dan PERKADA dan PERKADA dan PERKADA dan PERKADA
Peraturan masyarakat
Kepala Daerah maupun badan
hukum
2. Meningkatkan Terwujudnya
Melakukan Operasi Melakukan operasi Melakukan operasi Melakukan operasi Melakukan operasi Melakukan Melakukan operasi
kesadaran situasi
penertiban gangguan gabungan dengan gabungan dengan gabungan dengan gabungan dengan operasi gabungan gabungan dengan
masyarakat trantibum
trantibum dan operasi TNI/POLRI dan TNI/POLRI dan TNI/POLRI dan instansi TNI/POLRI dan dengan TNI/POLRI dan
dalam menjaga melalui
penegakan perda serta instansi terkait instansi terkait terkait instansi terkait TNI/POLRI dan instansi terkait
situasi kegiatan patroli
mendukung upaya instansi terkait
ketenteraman dan
perlindungan
dan ketertiban pembianaan
masyarakat
umum pada
masyarakat
3. Meningkatkan Meningkatnya
kualitas SDM pengetahuan Melakukan Bimbingan Melakukan Melakukan Melakukan Melakukan Melakukan Melakukan
Teknis/ pelatihan- Bimtek/pelatihan Bimtek/pelatihan Bimtek/pelatihan Bimtek/pelatihan Bimtek/pelatihan Bimtek/pelatihan
Satpol PP dan
pelatihan fungsional fungsional bagi fungsional bagi fungsional bagi aparat fungsional bagi aparat fungsional bagi fungsional bagi
keterampilan
bagi aparat sat. Pol PP aparat Satpol PP aparat Satpol PP Satpol PP dan Linmas Satpol PP dan Linmas aparat Satpol PP aparat Satpol PP
maupun
Kabupaten/Kota dan Linmas dan Linmas dan Linmas dan Linmas
fungsional bagi
para satpol PP
4. Meningkatkan Terwujudnya
Mendukung upaya- Perekrutan Tenaga Perekrutan Tenaga Perekrutan Tenaga Perekrutan Tenaga Perekrutan Perekrutan Tenaga
partisipasi dan kesiapsiagaan
upaya dalm Banpol Sat. Pol PP Banpol Sat. Pol PP Banpol Sat. Pol PP Banpol Sat. Pol PP Tenaga Banpol Banpol Sat. Pol PP
perlindungan anggota
perlindungan Sat. Pol PP
masyarakat LINMAS dalam
masyarakat (kegiatan
penanggulanga

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 36


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
n bencana dan penanggulangan
kegiatan sosial bencana dan kegiatan
masyarakat kemasyarakatan
lainnya. lainnya)
Misi-5. Mempercepat pembangunan infrastruktur yang berbasis tata ruang dan lingkungan hidup
1. Peningkatan Mewujudnya Pemberian bantuan Dilaksanakan Sinkronisasi tata Review tata ruang Penetapan Perda Penyusunan Evaluasi RPJMD
kualitas dan penataan ruang teknis bagi upaya secara prioritas ruang RPJMD dan Provinsi RTRWP dan rencana detail dan kesesuaian
persebaran berkelanjutan penyusunan rencana sampai tahun Renstra SKPD sosialisasi kawasan RTRWP
aksesibilitas dan tata ruang dan akhir rencana, strategis
wilayah berwawasan pengendalian berkaitan dengan Provinsi
berbasis tata lingkungan pemanfaatan ruang oleh penyelarasan
ruang kabupaten/kota antar dokumen
perencanaan
dengan tata ruang,
penyusunan
review tata ruang
pada tahun awal
RPJMD, dan
Penyusunan
Rencana Rinci
selama 5 tahun
Mewujudnya Mengembangan sistem Peningkajan kalan Peningkatan jalan Peningkatan akses Peningkatan Peningkatan Rehabilitasi dan
kesinambungan jaringan prasarana mantap, bandara, dan jembatan jalan menuju Bandara aksesibilitas jalan dan pemeliharaan jalan
pergerakan perhubungan terpadu dan pelabuhan laut Provinsi dan Pelabuhan transportasi dari jembatan ruas Provinsi
barang dan jasa antar moda (darat, laut yang memadai pusat produksi Provinsi
antar desa dan dan udara) yang yang dilaksanakan sampai ke pasar
antar pusat menjangkau pusat-pusat dari awal sampai
koleksi dan produksi di perdesaan akhir tahun
distrbusi dengan pusat koleksi- rencana dengan
distribusi di perkotaan mewujudkan
konektivitas
transportasi antar
pusat produksi
sampai kepada
Pasar, yang
disesuaikan
dengan
kewenangan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 37


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
Pemerintah
Provinsi.

Mewujudnya Menjaga iklim usaha Peningkatan jalan Revitalisasi moda Revitalisasi moda Revitalisasi moda Revitalisasi Revitalisasi moda
Transportasi yang kondusif bagi mantap, moda angkutan darat, angkutan darat, laut, angkutan darat, laut, moda angkutan angkutan darat,
Publik yang dunia usaha jasa transportasi yang laut dan udara dan udara dan udara darat, laut, dan laut, dan udara
Memadai transportasi serta laik jalan udara
mengembangkan sistem Dilaksanakan dari
pengawasan dan awal sampai akhir
pengendalian yang tahun rencana
efektif berkaitan
dengan sertifikat layak
jalan bagi kendaraan
angkutan public
Mewujudnya Meningkatkan kinerja Dilaksanakan dari Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
pengelolaan pengelolaan sistem awal sampai akhir rehabilitasi, rehabilitasi, operasi rehabilitasi, operasi rehabilitasi, rehabilitasi,
irigasi teknis jaringan irigasi teknis tahun rencana operasi dan dan pemeliharaan dan pemeliharaan operasi dan operasi dan
yang optimal demi meningkatkan pemeliharaan jaringan irigasi jaringan irigasi pemeliharaan pemeliharaan
produktifitas jaringan irigasi partisipatif partisipatif jaringan irigasi jaringan irigasi
partisipatif partisipatif partisipatif
Mewujudnya Meningkatkan iklim Dilaksanakan dari 1. Penguatan 1.Penguatan kapasitas 1.Penguatan kapasitas 1. Penguatan 1.Penguatan
pelayanan jasa usaha yang kondusif awal sampai akhir kapasitas kelembagaan dan kelembagaan dan kapasitas kapasitas
konstruksi yang bagi dunia usaha jasa tahun rencana kelembagaan dan pengadaan barang pengadaan barang kelembagaan kelembagaan dan
berkualitas konstruksi serta pengadaan dan jasa dan jasa dan pengadaan pengadaan barang
meningkatkan sistem barang dan jasa 2.Pemuktahiran sistem 2.Pemuktahiran barang dan jasa dan jasa
baku mutu pelayanan 2. Pemuktahiran pengadaan barang sistem pengadaan 2.Pemuktahiran 2.Pemuktahiran
jasa konstruksi sistem pengadaan dan jasa barang dan jasa sistem sistem pengadaan
barang dan jasa pengadaan barang dan jasa
barang dan jasa
Mewujudnya Pemeliharaan peralatan Dilaksanakan dari Peningkatan dan Peningkatan dan Peningkatan dan Peningkatan dan Peningkatan dan
kualitas Laboratorium Pengujian awal hingga akhir pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan
pelayanan tahun rencana peralatan LAB dan peralatan LAB dan peralatan LAB dan peralatan LAB peralatan LAB dan
Laboratorium SDM SDM SDM dan SDM SDM
yang lebih
optimal
Meningkatkan Pemeliharaan Peralatan Dilaksanakannya 1.Peningkatan 1.Peningkatan kualitas 1.Peningkatan 1.Peningkatan 1.Peningkatan
kualitas berat Kebinamargaan dari awal hingga kualitas dan dan pemeliharaan kualitas dan kualitas dan kualitas dan
Peralatan akhir tahun pemeliharaan peralatan pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 38


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
Kebinamargaan rencana peralatan kebinamargaan peralatan peralatan peralatan
kebinamargaan 2.Peningkatan kualitas kebinamargaan kebinamargaan kebinamargaan
2.Peningkatan SDM 2.Peningkatan 2.Peningkatan 2.Peningkatan
kualitas SDM kualitas SDM kualitas SDM kualitas SDM
2. Peningkatan Mewujudkan Bina manusia, bina Dilaksanakan dari Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan
kualitas perumahan usaha dan bina awal sampai akhir perumahan layak perumahan layak huni perumahan layak perumahan layak perumahan layak
pelayanan dasar layak huni lingkungan dalam tahun rencana huni yang berbasis yang berbasis huni yang berbasis huni yang huni yang berbasis
masyarakat dalam kerangka memampukan lingkungan lingkungan lingkungan berbasis lingkungan
yang lestari dan lingkungan masyarakat miskin lingkungan
berskesinambu permukiman untuk memnuhi
ngan yang sehat bagi kebutuhan akan
masyarakat perumahan yang layak
miskin

Mewujudnya Mengembangkan sistem Dilaksanakan dari Peningkatan Peningkatan jaringan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
pelayanan air produksi transmisi dan awal sampai akhir jaringan distribusi distribusi air bersih jaringan distribusi jaringan jaringan distribusi
bersih yang distribusi air secara tahun rencana air bersih baik HU baik HU maupun SR air bersih baik HU distribusi air air bersih baik HU
memadai bagi merata bagi masyarakat maupun SR maupun SR bersih baik HU maupun SR
mayarakat perdesaan maupun maupun SR
perkotaan
Menyedianyair Mendayagunakan Pembangunan Penyediaan sarana Penyediaan sarana Penyediaan sarana Penyediaan Penyediaan sarana
Baku yang potensi air permukaan Embung dengan dan prasarana air dan prasarana air dan prasarana air sarana dan dan prasarana air
Memadai maupun air tanah yang Bendungan baku baku baku prasarana air baku
ada secara optimal dilaksanakan dari baku
untuk meningkatkan awal sampai akhir
ketersediaan air baku tahun rencana
Mewujudnya Mengembangkan sistem Pembangunan Penyediaan sarana Penyediaan sarana Penyediaan sarana Penyediaan Penyediaan sarana
Sistem Sanitasi pengelolaan sanitasi sanitasi berbasis dan prasarana dan prasarana sanitasi dan prasarana sarana dan dan prasarana
Lingkungan lingkungan berbasis desa/kelurahan sanitasi lingkungan sanitasi lingkungan prasarana sanitasi
yang masyarakat untuk yang dilaksanakan lingkungan sanitasi lingkungan
Berkualitas meningkatkan dari awal tahun lingkungan
pemanfaatan oleh rencana sampai
masyarakat miskin akhir

Peninbgkatan Memantapkan Percepatan review 1.Pemantapan Deliniasi kawasan Deliniasi kawasan Pemasangan tapak Pemasangan Pemasangan tapak
kualitas pengelolaan Kawasan, pemantapan kawasan hutan di hutan hutan batas tapak batas batas
lingkungan untuk kawasan hutan dan percepatan tahun pertama

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 39


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
mendukung daya pembangunan kawasan dan tahun kedua
saing wilayah hutan tahun rencana
2.Pemeliharaan Pembangunan Pembangunan sarana Pembangunan Pembangunan Pembangunan
batas kawasan sarana dan dan prasarana sarana dan sarana dan sarana dan
hutan dari awal prasarana pengawasan prasarana prasarana prasarana
sampai akhir pengawasan kehutanan pengawasan pengawasan pengawasan
tahun rencana kehutanan kehutanan kehutanan kehutanan
3.Fasilitasi 1.Pembangunan 1.Pembangunan sarana
pembangunan sarana dan dan prasarana KPHL
KPHL di tahun prasarana KPHL 2.Peningkatan SDM
pertama dan 2.Peningkatan SDM Pengawas
tahun kedua tahun Pengawas
rencana
Mewujudnya Mengembangkan sistem Dilaksanakan dari Sosialisasi Penegakan hukum Penegakkan hukum Penegakan Penegakan hukum
Kawasan Hutan pengawasan dan awal sampai akhir peraturan dan pemberian sanksi dan pemberian hukum dan dan pemberian
dan DAS yang pengendalian yang efektif tahun rencana perundang- bagi pelanggar sanksi bagi pemberian sanksi bagi
Lestari untuk mencegah undangan tentang pelanggar sanksi bagi pelanggar
kerusakan hutan yang kawasan hutan pelanggar
semakin meluas
Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan 1.Rehabilitasi dan 1.Rehabilitasi dan 1.Rehabilitasi dan 1.Rehabilitasi dan 1.Rehabilitasi dan
Lahan penutupan hutan reboisasi reboisasi reboisasi reboisasi reboisasi
dan daya dukung 2.Penguatan 2.Penguatan 2.Penguatan 2.Penguatan 2.Penguatan
Daerah Aliran kelembagaan kelembagaan FORDAS kelembagaan kelembagaan kelembagaan
Sungai (DAS) dari FORDAS FORDAS FORDAS FORDAS
awal sampai akhir
tahun rencana
Peningkatan Koordinasi Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
perlindungan dan Perlindungan dan koordinasi lintas koordinasi lintas koordinasi lintas koordinasi lintas koordinasi lintas
pengamanan hutan pengamanan hutan sektor dan lintas sektor dan lintas sektor dan lintas sektor dan lintas sektor dan lintas
dari awal sampai wilayah wilayah wilayah wilayah wilayah
akhir tahun rencana
Mewujudnya Mengembangkan sistem Diprioritaskan Sosialisasi Penegakkan hukum Penegakkan hukum Penegakkan Penegakkan
Ketahanan Mitigasi dan Adaptasi berupa kegiatan Rencana Aksi bagi pelanggar dan bagi pelanggar dan hukum bagi hukum bagi
Masyarakat terhadap dampak aksi penurunan Daerah GRK perusak kawasan perusak kawasan pelanggar dan pelanggar dan
Terhadap Perubahan Iklim serta Emisi Gas Rumah hutan hutan perusak kawasan perusak kawasan
Resiko/Dampa dampak Emisi Gas Kaca dan Adaptasi hutan hutan
k Perubahan Rumah Kaca terhadap perubahan
Iklim Dan Emisi iklim selama 5

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 40


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
Gas Rumah tahun rencana
Kaca

Mewujudnya Mengembangkan Pengembangan Pengembangan PLTS, Pengembangan Pengembangan Pengembangan


Penggunanaan sistem PLTS, Mikrohidro, mikrohidro, bio gas, PLTS, mikrohidro, PLTS, PLTS, mikrohidro,
Pemanfaatan Energi Pengendalian untuk bio gas yang pembangkit listrik bio gas, pembangkit mikrohidro, bio bio gas,
Baru dan terbarukan mendorong dilaksanakan dari tenaga uap, tenaga listrik tenaga uap, gas, pembangkit pembangkit listrik
Dengan pemanfaatan energi awal sampai akhir angin, destilasi air tenaga angin, listrik tenaga tenaga uap, tenaga
mengembangkan sistem baru terbarukan tahun rencana laut, panas bumi destilasi air laut, uap, tenaga angin, destilasi air
Pembinaan dan yang ramah Pengembangan biogas. panas bumi biogas. angin, destilasi laut, panas bumi
pengendalian untuk lingkungan pembangkit listrik air laut, panas biogas.
mendorong tenaga surya, bumi biogas.
pemanfaatan energi Tenaga Uap, Tenaga
baru dan terbarukan angin, Destilasi Air
Laut, , Panas bumi,
biogas.
Terjaganya Kelestarian Meningkatkan Dilaksanakan dari Pengawasan dan Pengawasan dan Pengawasan dan Pengawasan dan
Alam Akibat Usaha Pengawasan dan awal sampai akhir pengendalian pengendalian pengendalian pengendalian
Pertambangan Pengendalian tahun rencana terhadap IUP terhadap IUP terhadap IUP terhadap IUP
Usaha dengan mengacu berdasarkan pada tata berdasarkan pada berdasarkan berdasarkan pada
Pertambangan pada RTRWP ruang tata ruang pada tata ruang tata ruang
Meningkatkan Implementasi
pengawasan dan Praktek
pengendalian pertambangan
pertambangan yang baik dan
yang Ramah berbasis tata ruang
Lingkungan
Misi-6. Meningkatkan kualitas kehidupan keluarga, pemberdayaan perempuan, serta perlindungan dan kesejahteraan anak
1. Meningkatkan 1. Meningkatny - Adanya kebijakan, Pemberdayaan Pemberdayaan Pemberdayaan Pemberdayaan Pemberdayaan Pemberdayaan
pemberdayaan a kapasistas pemerintah perempuan yang perempuan yang perempuan yang perempuan yang perempuan yang perempuan yang
dan perempuan (regulasi) yang optimal dari awal optimal dari awal optimal dari awal optimal dari awal optimal dari optimal dari awal
perlindungan untuk menjamin hingga akhir tahun hingga akhir tahun hingga akhir tahun hingga akhir tahun awal hingga hingga akhir tahun
perempuan mengkakses pelaksanaan PUG, rencana rencana rencana rencana akhir tahun rencana
sumber daya pemberdayaan rencana
pembanguna perempuan dan
n peran serta

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 41


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
perempuan
- Adanya koordinasi
hingga monev, guna
menjamin sinergitas
dan pencapaian
target kinerja
sebagaimana yang
direncanakan

Peningkatan Pemahanan
dan komitmen
segenap aparatur
pemerintah untuk
Pelaksanaan PUG,
pemberdayaan
perempuann dan
peran serta
perempuan
- Menerapkan pola
pendampingan
secara berkelanjutan
dalam pelaksanaan
program kegiatan
Pembangunan
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan
perempuan dan anak
- Melibatkan pihak
ketiga dari unsur
lembaga masyarakat,
dalam pelaksanaan
- Meningkatkan
Pemahaman dan
komitmen toga,
tomas, toda dan
masyarakat luas

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 42


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
lainnya dalam
pelaksanaan PUG,
pemberdayaan
perempuan, peran
serta perempuan
serta perlindungan
perempuan dan
Anak.
2. Tercapainya - Adanya regulasiyang Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
30% menjamin dukungan dukungan dukungan dukungan dukungan dukungan
keterwakilan peningkatan kualitas perlindungan perlindungan perlindungan perlindungan perlindungan perlindungan
jabatan hidup perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan
perempuan - Peningkatan dilaksanakannya dilaksanakannya dilaksanakannya dari dilaksanakannya dilaksanakannya dilaksanakannya
sebagai Pemahanan dan dari awal hingga dari awal hingga awal hingga akhir dari awal hingga dari awal hingga dari awal hingga
tindakan komitmen segenap akhir tahun akhir tahun tahun rencana akhir tahun rencana akhir tahun akhir tahun
aparatur pemerintah rencana rencana rencana rencana
afirmatif
untuk mendukung
dalam
meningkatnya
jabatan
perlindungan
legislatif, perempuan
judikatif dan - Pendampingan
eksekutif secara berkelanjutan
peningkatan kualitas
hidup perempuan
- Melibatkan pihak
ketiga dari lembaga
masyarakat, dalam
pelaksanaan
peningkatan kualitas
hidup perempuan
- Peningkatan
Pemahaman dan
komitmen toga,
tomas, toda dan
masyarakat dalam
2. Meningkatk Terbentukny - Adanya regulasi) Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi
an a Desa Layak yang menjamin dukungan dukungan dukungan dukungan dukungan dukungan
Anak peningkatan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 43


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018

Perlindunga kesejahteraan dan perlindungan anak perlindungan anak perlindungan anak perlindungan anak perlindungan perlindungan anak
n anak perlindungan anak dilaksanakannya dilaksanakannya dilaksanakannya dari dilaksanakannya anak dilaksanakannya
- Adanya Peningkatan dari awal hingga dari awal hingga awal hingga akhir dari awal hingga dilaksanakannya dari awal hingga
Pemahaman dan akhir tahun akhir tahun tahun rencana akhir tahun rencana dari awal hingga akhir tahun
komitmen segenap rencana rencana akhir tahun rencana
aparatur pemerintah rencana
untuk mendukung
peningkatan
kesejahteraan dan
perlindungan anak
- Menerapkan pola
pendampingan
secara berkelanjutan
dalam peningkatan
kesejahteraan dan
perlindungan anak
- Melibatkan lembaga
masyarakat, dalam
peningkatan
kesejahteraan dan
perlindungan anak
- Meningkatkan
Pemahaman dan
komitmen unsur
toga, tomas, toda dan
masyarakat dalam
peningkatan
kesejahteraan dan
perlindungan anak
Meningkatny - Adanya kebijakan, Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi
a pemerintah pengaruustamaan pengaruustamaan pengaruustamaan pengaruustamaan pengaruustamaa pengaruustamaan
perlindunga (regulasi) yang gender dan anak gender dan anak gender dan anak gender dan anak n gender dan gender dan anak
n anak menjamin dilaksanakannya dilaksanakannya dilaksanakannya dari dilaksanakannya anak dilaksanakannya
peningkatan dari awal hingga dari awal hingga awal hingga akhir dari awal hingga dilaksanakannya dari awal hingga
partisipasi akhir tahun akhir tahun tahun rencana akhir tahun rencana dari awal hingga akhir tahun
masyarakat dala+m rencana rencana akhir tahun rencana
pelaksanaan rencana
pengarusutamaan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 44


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
gender dan anak
- Menerapkan pola
pendampingan
secara berkelanjutan
peningkatan
kesejahteraan
perempuan dan
perlindungan anak
- Melibatkan pihak
ketiga dari lembaga
masyarakat lainnya ,
dalam pelaksanaan
pengarusutamaan
gender dan anak
Misi-7. Mempercepat Pembangunan Kelautan dan Perikanan

Peningkatan 1. Meningkatny 1. Meningkatkan fasilitas 1.Percepatan 1.Percepatan 1.Percepatan 1.Percepatan 1.Percepatan 1.Percepatan
kesejahteraan a produksi sarana prasarana penurunan penurunan penurunan penurunan penurunan penurunan
nelayan serta dan perikanan yang ramah kemiskinan, kemiskinan, kemiskinan, kemiskinan, kemiskinan, kemiskinan,
produktivita lingkungan(Tangkap, peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan
pelaku usaha
s berkualitas Budidaya dan pendapatan dan pendapatan dan pendapatan dan pendapatan dan pendapatan dan pendapatan dan
kelautan dan Pengolahan) pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan
perikanan perikanan
dan kelautan 2. Meningkatkan kualitas ekonomi. ekonomi. ekonomi. ekonomi. ekonomi. ekonomi.
Ekosistem pesisir dan 2.Pembangunan 2.Pembangunan 2.Pembangunan 2.Pembangunan 2.Pembangunan 2.Pembangunan
dan PAD
Pulau-pulau kecil yang kelautan dan kelautan dan kelautan dan kelautan dan kelautan dan kelautan dan
lestari dan perimanan perimanan perimanan berbasis perimanan berbasis perimanan perimanan
berkelanjutan berbasis berbasis Pembangunan blue Pembangunan blue berbasis berbasis
Pembangunan Pembangunan Economic Economic Pebangunan Pembangunan
blue Economic blue Economic blue Economic blue Economic
3. Optimalisasi 3.Optimalisasi
potensi potensi
Sumberdaya Sumberdaya
kelautan dan kelautan dan
perikanan perikanan
2. 3.Optimalisasi potensi 3. Optimalisasi 3. Optimalisasi 3. Optimalisasi
Sumberdaya kelautan potensi Sumberdaya potensi potensi
dan perikanan kelautan dan Sumberdaya Sumberdaya
perikanan kelautan dan kelautan dan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 45


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
perikanan perikanan
3. Meningkatny Meningkatan jumlah Percepatan Percepatan Percepatan penurunan Percepatan Percepatan Percepatan
a SDM sarana pendidikan penurunan penurunan kemiskinan dan penurunan penurunan penurunan
kelautan dan kejuruan kelautan dan kemiskinan dan kemiskinan dan pertumbuhan industri kemiskinan dan kemiskinan dan kemiskinan dan
Perikanan perikanan pertumbuhan pertumbuhan perikanan pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan
industri perikanan industri industri perikanan industri industri
perikanan perikanan perikanan
4. Menurunnya Meningkatkan Kapasitas Peningkatan Peningkatan Peningkatan kualitas Peningkatan Peningkatan Peningkatan
jumlah Kelembagaan kualitas dan kualitas dan dan kuantitas kualitas dan kualitas dan kualitas dan
tindakan kuantitas kuantitas Kelompok kuantitas Kelompok kuantitas kuantitas
illegal Kelompok nelayan Kelompok nelayan nelayan Kelompok Kelompok
fishing nelayan nelayan nelayan
rehabilitasi
perairan
1. Meningkatkan Pengembangan Pengembangan Pengembangan dan Pengembangan dan Pengembangan Pengembangan
kualitas dan dan penguatan dan penguatan penguatan kapasitas penguatan kapasitas dan penguatan dan penguatan
kuantitas kapasitas kapasitas kelembagaan dan kelembagaan dan kapasitas kapasitas
pengawasan wilayah kelembagaan kelembagaan dan desain perencanaan desain perencanaan kelembagaan kelembagaan dan
dan SD perairan laut dan desain desain zonasi pesisir dan zonasi pesisir dan dan desain desain
perencanaan perencanaan pulau-pulau kecil pulau-pulau kecil perencanaan perencanaan
zonasi pesisir zonasi pesisir dan berbasis klaster dan berbasis klaster dan zonasi pesisir zonasi pesisir dan
dan pulau-pulau pulau-pulau kecil potensi. potensi. dan pulau-pulau pulau-pulau kecil
kecil berbasis berbasis klaster kecil berbasis berbasis klaster
klaster dan dan potensi. klaster dan dan potensi.
potensi. potensi.
5. Meningkatny Meningkatkan Jumlah Penurunan angka Penurunan angka Penurunan angka Penurunan angka Penurunan Penurunan angka
a Ketahanan kebutuhan Konsumsi kemiskinan dan kemiskinan dan kemiskinan dan kemiskinan dan angka kemiskinan dan
Pangan dan ikan masyarakat peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan kemiskinan dan peningkatan
gizi pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan peningkatan pertumbuhan
masyarakat ekonomi daerah ekonomi daerah ekonomi daerah ekonomi daerah pertumbuhan ekonomi daerah
dan Promosi ekonomi daerah

6. Jumlah Meningkatkan Sistem Percepatan Percepatan Percepatan Percepatan Percepatan Percepatan


investor dan Kemitraan kelautan dan pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan pasar pertumbuhan pasar pertumbuhan pertumbuhan
industriperi perikanan pasar industri pasar industri industri perikanan industri perikanan pasar industri pasar industri
kanan perikanan yang perikanan yang yang berdaya saing yang berdaya saing perikanan yang perikanan yang
mendukung berdaya saing berdaya saing dipasar global dipasar global berdaya saing berdaya saing

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 46


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
peningkatan dipasar global dipasar global dipasar global dipasar global
PDRB

7. Meningkatny Meningkatkan Kualitas Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi Optimalisasi


a produksi, produksi dan sistem sumberdaya sumberdaya sumberdaya kelautan sumberdaya sumberdaya sumberdaya
export dan rantai pasar kelautan dan kelautan dan dan perikanan yang kelautan dan kelautan dan kelautan dan
PAD perikanan yang perikanan yang berkelanjutan perikanan yang perikanan yang perikanan yang
berkelanjutan berkelanjutan berkelanjutan berkelanjutan berkelanjutan
Jumlah RT Meningkatkan daya 1. Pembinaan 1.Pembinaan 1.Pembinaan penduduk 1.Pembinaan 1.Pembinaan 1.Pembinaan
perikanan tarik ekonomi kelautan penduduk penduduk pesisir pesisir beroroentasi penduduk pesisir penduduk penduduk pesisir
bertambah dan perikanan pesisir beroroentasi kelautan dan beroroentasi pesisir beroroentasi
beroroentasi kelautan dan perikanan kelautan dan beroroentasi kelautan dan
kelautan dan perikanan 2.Pembinanaan usaha perikanan kelautan dan perikanan
perikanan 2.Pembinanaan budidaya perikanan 2.Pembinanaan usaha perikanan 2.Pembinanaan
2. Pembinanaan usaha budidaya laut dan darat budidaya perikanan 2.Pembinanaan usaha budidaya
usaha budidaya perikanan laut dan laut dan darat usaha budidaya perikanan laut dan
perikanan laut darat perikanan laut darat
dan darat dan darat
Misi-8. Mempercepat Penanggulangan Kemiskinan, Bencana dan Pengembangan Kawasan Perbatasan.

1. Percepatan Menurunnya Meningkatkan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan


Penurunan Angka kemampuan masyarakat keterpaduan dan keterpaduan dan keterpaduan dan keterpaduan dan keterpaduan dan keterpaduan dan
Kemiskinan Kemiskinan miskin melalui pola sinergi sinergi sinergi pelaksanaan sinergi pelaksanaan sinergi sinergi
penduduk pemberdayaan pelaksanaan pelaksanaan program program pelaksanaan pelaksanaan
Masyarakat
dari 20,03 % Masyarakat program program pemberdayaan pemberdayaan program program
menjadi 15,0 pemberdayaan pemberdayaan masyarakat masyarakat pemberdayaan pemberdayaan
% masyarakat masyarakat Lanjutan program Lanjutan program masyarakat masyarakat
Lanjutan Lanjutan program Desa Mandiri Anggur Desa Mandiri Lanjutan Lanjutan program
program Desa Desa Mandiri Merah Anggur Merah program Desa Desa Mandiri
Mandiri Anggur Anggur Merah Mandiri Anggur Anggur Merah
Merah Merah
Peningkan kemitraan Peningkatan Peningkatan Peningkatan kualitas Peningkatan kualitas Peningkatan Peningkatan
Meningkatnya penanganan masyarakat kualitas kualitas kelembgaan sosial kelembgaan sosial kualitas kualitas
perlindungan penyandang masalah kelembgaan kelembgaan sosial Peningkatan Peningkatan kelembgaan kelembgaan sosial
sosial bagi sosial sosial Peningkatan pelayanan masyatakat pelayanan sosial Peningkatan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 47


ARAH KEBIJAKAN
TUJUAN SASARAN STRATEGI 2014 2015 2016 2017 2018
masyarakat Peningkatan pelayanan penyandang masalah masyatakat Peningkatan pelayanan
miskin pelayanan masyatakat sosial penyandang masalah pelayanan masyatakat
masyatakat penyandang sosial masyatakat penyandang
penyandang masalah sosial penyandang masalah sosial
masalah sosial masalah sosial

2. Meningkatka Mewujudkan Meningkatkan Mitigasi Peningkatan Peningkatan Peningkatan deteksi Peningkatan deteksi Peningkatan Peningkatan
Ketahanan dan Adaptasi terhadap deteksi dini deteksi dini dini daerah rawan dini daerah rawan deteksi dini deteksi dini
n Ketahanan
Terhadap Bencana daerah rawan daerah rawan bencana dan bencana dan daerah rawan daerah rawan
masyarakat bencana dan bencana dan pemulihan dampak pemulihan dampak bencana dan bencana dan
Terhadap Bencana
pemulihan pemulihan dampak bencana bencana pemulihan pemulihan dampak
Bencana dampak bencana bencana dampak bencana bencana
3. Percepatan Meningkatnya Meningkatkan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan
pembanguna situasi Pertumbuhan Ekonomi ekonomi secara ekonomi secara ekonomi secara ekonomi secara ekonomi secara ekonomi secara
n wilayah keamanan yang Masyarakat di terpadu kawasan terpadu kawasan terpadu kawasan terpadu kawasan terpadu kawasan terpadu kawasan
kondusif di Perbatasan agar Tidak perbatasan perbatasan perbatasan perbatasan perbatasan perbatasan
perbatasan
kawasan Terjadi Kesenjangan
perbatasan Ekonomi
antar Negara
dan antar
daerah
Persehatian masyarakat Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
perbatasan melalui kemitraan dan kemitraan dan kemitraan dan kemitraan dan kemitraan dan kemitraan dan
pendekatan adat, agama keterpaduan keterpaduan keterpaduan keterpaduan keterpaduan keterpaduan
dan hukum penanganan batas penanganan batas penanganan batas penanganan batas penanganan penanganan batas
wilayah antar wilayah antar wilayah antar negara wilayah antar negara batas wilayah wilayah antar
negara dan batas negara dan batas dan batas wilayah dan batas wilayah antar negara dan negara dan batas
wilayah Kabupaten wilayah Kabupaten Kabupaten Kabupaten batas wilayah wilayah Kabupaten
Kabupaten

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2013-2018 VI - 48


BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH

7.1. KEBIJAKAN UMUM

Kebijakan umum pembangunan untuk mewujudkan capaian keberhasilan


pembangunan daerah, Provinsi Nusa Tenggara Timur dilaksanakan melalui penetapan
program prioritas sesuai dengan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh
Satuan Kerja Perangkat DaerahProvinsi Nusa Tenggara Timur. Penetapan program
pembangunan dan penanganan urusan pembangunan yang disesuaikan dengan Misi
Pembangunan Daerah yang pelaksanannya didasarkan pada karakteristik wilayah dengan
pendekatan pembangunan untuk mencapai pertumbuhan dan pemerataan pembangunan
melalui program prioritas yang dilaksanakan dengan titik berat yang kebijakan
pelaksanannya dilaksanakan sesuai spesifikasi kebutuhan pembangunan. Kebijakan
umum pembangunan dilaksanakan untuk mewujudkan misi pembangunan selengkapnya
sebagaimana Tabel 7.1.

7.2. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH


Program prioritas yang disertai dengan kegiatan prioritas pembangunan untuk
mendukung pencapaian misi pembangunan didukung melalui pelaksanaan 8 Agenda
Pembangunan dan Prioritas Pembangunan. Pencapaian Misi pembangunan melalui
agenda dan program prioritas sebagai berikut:
1. Misi Pembangunan Meningkatkan Pelayanan Pendidikan dalam Rangka
Terwujudnya Mutu Pendidikan, Kepemudaan dan Keolahragaan yang Berdaya
Saing
a. Agenda Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kepemudaan dan Keolahragaan
Tujuan agenda: Meningkatkan pelayanan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan yang bermutu tinggi dan berdaya saing
b. Program Prioritas
1) Program Urusan Pendidikan
a) Program Peningkatan Pendidikan Non Formal
- Pengembangan Model Pembelajaran
- Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik Non Formal dan Peserta Didik
PTK-PNF
b) Program Pengembangan dan dan Peningkatan Pendidikan Luar Biasa
- Peningkatan Kompetensi Siswa PLB
- Peningkatan Kompetensi Guru PLB
- Peningkatan Manajemen Pendidikan Khusus
c) Program Peningkatan Mutu Pendidikan
- Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini
- Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
- Peningkatan Kompetensi Tenaga Pendidik
- Peningkatan Kompetensi Siswa
- Penyelenggaraan Kejar Paket A, Paket B dan Paket C

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-1


d) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
- Peningkatan Mutu Perencanaan Pendidikan
- Supervisi, Pelaksanaan US/UN dan Standar Pelayanan Pendidikan
e) Program Hibah Pendidikan
- Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
- Peningkatan Kualitas dan Pemerataan Guru
f) Program Bantuan Sosial Kependidikan
- Bantuan sosial kepada individu dan keluarga
- Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah Swasta

2) Program Urusan Kebudayaan


a) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
- Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kekayaan Budaya
- Pengembangan dan Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Lokal
- Sosialisasi Pengelolaan Kekayaan Budaya Lokal Daerah
- Peningkatan Kapasitas Museum NTT

3) Program Urusan Perpustakaan


a) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
- Pengembangan Minat dan Budaya Baca
- Pengembangan Perpustakaan Daerah dan Desa/Kelurahan
- Pengembangan Teknologi Informasi Perpustakaan
- MonitoringEvaluasi dan Pelaporan Terpadu

4) Program Urusan Kepemudaan dan Olah Raga


a) Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda
- Pembinaan Kepemudaan
b) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga
- Peningkatan Pembinaan Olah Raga
- Pembibitan Olahragawan Berbakat
c) Program Hibah Bidang Kepemudaan dan Olah Raga
- Hibah Organisasi Kepemudaan
- Hibah Lembaga Pembina Olah Raga

2. Misi Meningkatkan Derajat dan Kualitas Kesehatan Masyarakat Melalui


Pelayanan yang dapat Dijangkau Seluruh Masyarakat;
a. Agenda Pembangunan Kesehatan
Tujuan: Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan yang bermutu
dan dapat dijangkau seluruh masyarakat
b. Program Prioritas
a) Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat
- Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
- Pengawasan, Pengelolaan Obat dan Vaksin
- Pengawasan Makanan dan Pangan Jajanan Anak Sekolah (P-JAS)
- Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan di Wilayah Sumba, Alor, Sabu
dan Flores
- Peningkatan Pola Hidup Bersih dan Sehat

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-2


- Peningkatan Kualitas Pelayanan Laboratorium Kesehatan
- Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan
- Fasilitasi Operasional Rumah Sakit Jiwa
b) Program Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
- Pelaksanaan Revolusi KIA , RAD MDGs serta RAD Pangan dan Gizi
- Revitalisasi Posyandu dan Pengembangan Desa Siaga
- Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu
c) Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
- Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
- Peningkatan Penanggulangan KLB/Bencana
d) Program Peningkatan Gizi
- Perbaikan Status Gizi Ibu, Bayi dan Balita
- Peningkatan Kapasitas Petugas Gizi dan Kader
e) Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan
- Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
- Perencanaan dan Pengembangan Tenaga Kesehatan Strategis
- Peningkatan Profesionalisme dan Kualitas SDM Kesehatan
f) Program Manajemen Informasi dan Regulasi Pembangunan Kesehatan
- Monitoring Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
- Penetapan Regulasi Kesehatan
g) Program Upaya Kesehatan Perorangan
- Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Miskin
- Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan
- Peningkatan Fasilitas Sarana dan Prasarana Kesehatan Rujukan
- Peningkatan Sarana dan Prasarana RS
h) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
- Pembangunan Rumah Sakit Baru RSUD Prof. W. Z. Johannes
- Peningkatan Mutu BLUD
i) Program Hibah Kemasyarakatan Bidang Kesehatan
- Hibah Kepada Organisasi Kesehatan
- Hibah Kepada Rumah Sakit/Klinik Kesehatan
j) Program Bantuan Sosial Bidang Kesehatan
- Bantuan SosialPenanganan Masalah Gizi
- Bantuan Sosial Kejadian Luar Biasa karena Penyakit dan Bencana
- Bantuan Sosial Jamkesda Provinsi

3. Misi Memberdayakan Ekonomi Rakyat dan Mengembangkan Ekonomi


Kepariwisataan dengan Mendorong Pelaku Ekonomi Untuk Mampu
Memanfaatkan Keunggulan Potensi Lokal;
a. Agenda Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Pariwisata
Tujuan Agenda: Mengembangkan potensi sektor-sektor ekonomi unggulan,
pemberdayaan ekonomi rakyat dan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif
dengan mengembangkan kemampuan pelaku ekonomi dalam memanfaatkan
keunggulan potensi lokal.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-3


b. Program Prioritas:
1) Program Urusan Ketenagakerjaan
a) Program Pembinaan dan Peningkatan Ketenagakerjaan
- Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Pencari Kerja
- Peningkatan Sarana dan Prasarana BLK
- Perencanaan dan Penempatan Tenaga Kerja
- Pembinaan Kelembagaan dan Pengembangan Produktivitas
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
b) Program Perlindungan dan Pengawasan Ketenagakerjaan
- Pengendalian dan Pembinaan Lembaga Penyalur Tenaga Kerja
- Peningkatan Pengawasan dan Perlindungan Tenaga Kerja
- Peningkatan Kemitraan Tripartit dalam Penyelesaian Kasus Tenaga Kerja
c) Program Pengembangan dan Pembinaan Wilayah Transmigrasi
- Penataan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi
- Pembangunan Kawasan Transmigrasi Baru
- Pelatihan IMPOSMA dan Pelatihan Integrasi Sosial ( PIS )

2) Program Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah


a) Program Peningkatan dan Pengembangan Koperasi
- Pembinaan dan Pengembangan Koperasi
- Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi
- Pengembangan Jaringan Kerjasama Usaha Koperasi
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
b) Program Pengembangan Usaha Kecil Menengah
- Pengembangan Usaha Kecil Menengah
- Pengembangan Sarana Prasarana Promosi Hasil Produksi
- Pelatihan Kewirausahaan
- Pembinaan Penggunaan Dana Pemerintah bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah
c) Program Hibah Koperasi
- Hibah Koperasi dan Dewan Koperasi Nasional Wilayah NTT

3) Program Urusan Penanaman Modal


a) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
- Peningkatan Kemitraan Investasi antar Pengusaha, Pemerintahdan dan
UKM
- Promosi Potensi Investasi Daerah
- Pengawasan Investasi Daerah
b) Program Peningkatan Investasi Daerah
- Perencanaan Pengembangan Investasi Daerah
- Peningkatan Kapasitas Pelaku Investasi dan UKM
- Peningkatan Peluang Kerjasama Investasi Antar Daerah Peningkatan
Pengelolaan Pelayanan Perijinan
c) Program Pengembangan Data Informasi Perijinan Investasi
- Pengembangan Database Pelayanan Perijinan
d) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Perijinan
- Pengembangan Pelayanan Perijinan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-4


e) Program Koordinasi dan Pembinaan Pembangunan Perekonomian dan Sumber
Daya Alam
- Pengendalian Pengembangan Perekonomian Daerah
- Pemberdayaan KI Bolok dan KAPET Mbay
- Peningkatan Pengendalian Produktivitas Sumber Daya Alam Dan
Ketahanan Pangan Daerah
- Pembinaan dan Pengendalian Pelaksanaan GEMALA dan Konservasi Laut
Sawu
- Pengendalian Pengembangan Energi Sumber Daya Mineral dan Air Bawah
Tanah
f) Program Fasilitasi Kerjasama Ekonomi dan Pembinaan Badan Usaha
- Pengendalian Distribusi Komoditi Bersubsidi
- Peningkatan Kerja Sama Ekonomi
- Pembinaan dan Pengembangan Kemitraan Badan Usaha
g) Program Hibah Organisasi Kemasyarakatan Bidang Perekonomian
- Hibah Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga Perekonomian Daerah

4) Program Urusan Pariwisata


a) Program Pengembangan Kemitraan Kebudayaan, Destinasi dan Promosi
Pariwisata
- Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Pemasaran Pariwisata
- Pengembangan Jaringan Kerja Sama Promosi Pariwisata
- Pemberdayaan Masyarakat di Destinasi Pariwisata
- Pembinaan dan Pengembangan Potensi Pariwisata
- Pemilihan Duta Wisata Tingkat Provinsi dan Nasional
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
b) Program Pengembangan Sumber Daya dan Ekonomi Kreatif
- Peningkatan Kapasitas Sumber Daya dan Ekonomi Kreatif
- Peningkatan Peran Media dan Perfilman
c) Program Hibah Pariwisata
- Hibah Desa Wisata dan Mitra Praja Utama

5) Program Urusan Ketahahan Pangan


a) Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian Perkebunan
- Pembinaan Mutu Ketahanan Pangan
- Kajian Rantai Pasokan dan Pemasaran Pangan
- Peningkatan Manajemen Pengembangan Cadangan Pangan Daerah dan
Desa Mandiri Pangan
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
b) Program Peningkatan Penyuluhan Usaha Tani
- Peningkatan kapasitas penyuluh dan pendampingan Petani dan Pelaku
Agrobisnis
- Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani
- Pemasaran Hasil Produksi Pertanian Unggulan Daerah
- Pengembangan Sistem Informasi Penyuluhan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-5


6) Program Urusan Pertanian
a) Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Produk Tanaman
Perkebunan
- Peningkatan Insentif dan Disinsentif Petani/Kelompok Tani
- Pekan Daerah/Pekan Nasional KTNA
- Pengembangan Tanaman Perkebunan Terpadu
- Pemasaran Produksi Pertanian Unggulan Daerah
- Peningkatan Kapasitas Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
- Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/Perkebunan dan sertifikasi
- Peningkatan Sinergitas Program dan Kegiatan Pertanian
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
b) Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Tanaman Pangan dan
Hortikultura
- Peningkatan Kapasitas petani dan pelaku agribisnis
- Pengembangan intensifikasi tanaman Jagung dan Padi serta hortikultura
c) Program Pengembangan Benih dan Pembibitan
- Pengembangan Pusat Perbenihan
- Pengawasan Perbenihan
d) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
- Pembangunan Sarana dan Prasarana Pembibitan Ternak
- Pengadaan dan Distribusi Vaksin dan Pakan Ternak
- Peningkatan Populasi dan Produktifitas Ternak
e) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
- Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak
- Peningkatan Kualitas Kader Kesehatan Hewan dalam Pelayanan Vaksinasi
dan Pengobatan
f) Program Dukungan dan Manajemen Pembangunan Peternakan
- Pengawasan Perdagangan Ternak Antar Daerah
- Peningkatan Surveilance Penyakit, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan
Vaksinasi dan Pengobatan
- Penyuluhan Penerapan Teknologi Penerapan Tepat Guna
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu

7) Program Urusan Kehutanan


a) Program Pengembangan Pemanfaatan dan Penertiban Sumber Daya Hutan
- Pengembangan Hasil Hutan Non-Kayu
- Perencanaan dan Pengembangan Hutan Kemasyarakatan
- Pembinaan potensi kehutanan
- Koordinasi kerjasama kemitraan usaha kehutanan
- Pengembangan sistem informasi sumber daya hutan

8) Program Urusan Perindustrian dan Perdagangan


a) Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
- Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang dan Jasa
- Operasional UPT Kemetrologian

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-6


b) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
- Sertifikasi, Produk dan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Produk
IKM
- Peningkatan Kapasitas Industri Kecil, Pengolahan dan Komoditi Unggulan
Daerah
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
c) Program Peningkatan Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri
- Pemasaran Produk Ekonomi Daerah
- Informasi Perdagangan Dalam Negeri dan Operasi Pasar
d) Program Hibah Bidang Perekonomian
- Hibah kepada Dekranasda
- Hibah Lembaga Penjamin Kredit Daerah (LPKD)

4. Misi Pembenahan Sistem Hukum dan Reformasi Birokrasi Daerah;


a. Agenda Pembenahan Sistem Hukum dan Birokrasi Daerah
Tujuan Agenda: Meningkatkan penegakan supremasi hukum dalam rangka mementuk
pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme serta
mewujudkan masyarakat yang adil dan sadar hukum
b. Program Prioritas:
1) Program Urusan Perencanaan
a) Program Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
- Penyusunan Dokumen Perencanaan pembangunan Daerah
- Penyusunan Kajian Perencanaan Pembangunan Daerah
- Pengendalian Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan
- Pengendalian Pelaksanaan Percepatan Pencapaian Target MDGs.
- Perencanaan dan Pengendalian Pelaksanaan Enam Tekad Pembangunan
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
b) Program Dukungan Manajemen Kerjasama Pembangunan Daerah Dengan
Lembaga Internasional
- Pengendalian Kerjasama Pembangunan Lembaga Internasional
- Pengendalian Pengelolaan Irigasi Partisipatif
- Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan DAS Terpadu dan AMPL

2) Program Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri


a) Program Peningkatan dan Pembinaan Ketahanan Seni, Budaya, Agama,
Kemasyarakatan, Ekonomi dan Fasilitasi Kewaspadaan Nasional
- Koordinasi Peningkatan dan Pembinaan Ketahanan Seni, Budaya, Agama,
Kemasyarakatan dan Ekonomi
- Peningkatan Kewasapadaan Nasional
- Peningkatan Koordinasi Pengendalian Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan
- Peningkatan Kerjasama Kominda Provinsi
- Peningkatan Kerjasama Penanganan Aktifitas Orang Asing dan Lembaga
Asing
- Peningkatan Kerjasama dengan Aparat Keamanan dalam Teknik
Pencegahan Kejahatan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-7


b) Program Fasilitasi Politik, Pemilu, Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan
- Peningkatan Wawasan Kebangsaan
- Penyuluhan Pencegahan Berkembangnya Praktek Prostitusi dan Perjudian
- Orientasi Pemantapan Budaya Politik dan Stabilitas Politik
- Penguatan Pokja Indeks Demokrasi Indonesia Tingkat Provinsi
- Fasilitasi Pembentukan dan Penguatan FKUB, FPK dan FKDM
- Penyuluhan Peraturan Perundang-undangan Bidang Politik
- Verifikasi Bantuan Keuangan Partai Politik
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
c) Program Pemeliharaan Keamanan, Kenyamanan Lingkungan dan Perlindungan
Masyarakat
- Pembentukan Desa / Kelurahan Sadar Trantibum
- Peningkatan Keamanan, Ketertiban Masyarakat dan Kenyamanan
Lingkungan
- Peningkatan Fungsi PPNS
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
- Pembekalan dan Konsolidasi Anggota Satuan Limas Kabupaten/Kota
d) Program Peningkatan Penegakan Produk Hukum Daerah
- Pelatihan Calon PPNS dan Penanganan Pelanggaran Perda PPNS
e) Program Hibah Pengamanan dan Ketertiban
- Hibah TNI AU, TNI AD, TNI AL dan Polda NTT

3) Program Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi


Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
a) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah Wakil Kepala Daerah
- Peningkatan Komunikasi Tokoh Masyarakat, Pimpinan Orgasisasi
sosial/keagamaan dengan pemerintah.
- Penguatan FORKOPIMDA Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
- Peningkatan Kerja Sama Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah Lainnya
- Penguatan Fungsi Keprotokoleran
- Pendampingan Kegiatan Kedinasan dan Kunjungan Kerja/Inspeksi Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah
- Peningkatan Sinergi Program Kerja Gubernur dengan Program Nasional
dan Mitra Strategis
b) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
- Penyusunan dan pengkajian dan standarisasi sistem penganggaran
- Penelitian, penetapan dan penerbitan DPA dan DPPA
- Penyusunan Ranperda tentang APBD dan Rancangan Peraturan Kepala
Daerah tentang Penjabaran APBD
- Penyusunan Ranperda tentang Perubahan APBD dan Rancangan Peraturan
Kepala Daerah tentang Penjabaran Perubahan APBD
- Penyusunan RanPerda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Pertanggung
jawaban Pelaksanaan APBD
- Pengendalian dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah
- Penatausahaan dan pertanggunggjawaban belanja hibah, Bansos, Bagi
hasil dan Bantuan Keuangan
- Penatausahaan Keuangan Daerah dan Pengelolaan Kas Daerah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-8


b) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota
- Evaluasi RanPerda tentang APBD Kab./Kota dan Perubahan APBD,
Rancangan Peraturan KDH tentang Penjabaran APBD dan Perubahan
APBD
- Evaluasi Ran Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Kab./Kota dan Rancangan Peraturan KDH tentang Penjabaran
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
- Penyusunan Statistik Keuangan daerah
- Pembinaan dan Monitoring Pengelolaan Keuangan Daerah dan
Pengelolaan DAK Kab./Kota
c) Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
- Penyelesaian Permasalahan Hukum
- Pembinaan dan Pengawasan Produk Hukum Kabupaten/Kota
- Pelaksanaan Legislasi Daerah
d) Program Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat
- Penanganan Kasus di Dalam dan Luar Pengadilan
- Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan
- Pembinaan JDI Hukum Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
- Advokasi Pengisian LHKPN
- Pelaksanaan RANHAM dan Rumusan Kebijakan Hukum
- Pelaksanaan Aksi pencegahan dan pemberantassan korupsi tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota
e) Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
- Pembinaan dan Pengendalian Reformasi Birokrasi
- Peningkatan Kualitas Tata Laksana Pemerintahan
- Penataan, Pembinaan dan Pengendalian Kelembagaan, Anjab dan ABK
Kabupaten /Kota
- Penataan Organisasi Perangkat Daerah Tingkat Provinsi
- Pelaksanaan Analisis Beban Kerja SKPD Provinsi
f) Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik
- Penyusunan LAKIP Gubernur, RKT dan PK Pemerintah Provinsi
- Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) Provinsi dan SKPD
- Pengendalian Budaya Kerja
- Penguatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
- Pembinaan dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan public
- Penilaian kinerja unit kerja pelayanan publik
g) Program Pengendalian Administrasi Pembangunan Daerah
- Pembinaan dan Pengendalian Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah Daerah
- Pembinaan Pelaksanaan APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota dan APBN
- Pembinaan Jasa Konstruksi Lintas Kabupaten/ Kota
h) Program Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
- Peningkatan KapasitasDharma Wanita
- Peningkatan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial
- Peningkatan Pelaksanaan UKS
- Pemantauan Kebijakan Bidang Pendidikan dan Dukungan
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
- Pelaksanaan Peringatan Hari Besar Nasional dan Daerah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-9


i) Program Peningkatan Kerukunan Hidup Umat Beragama
- Peningkatan Kerukunuan Hidup Umat Beragama
- Pelaksanaan Peringatan Hari Besar Keagamaan
j) Program Hibah Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kesejahteraan Sosial,
Keagamaan dan Kependidikan
- Hibah Keagamaan
- Hibah Kesejahteraan sosial
k) Program Bantuan Sosial Bidang Pendidikan.
- Bantuan Sosial pendidikan.
l) Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
- Penguatan Kelembagaan Kesekretariatan MPU, APPSI, Tripartit dan Kerja
Sama Provinsi Kepulauan
- Koordinasi Pembentukan dan Evaluasi Pelaksanaan Daerah Otonom Baru
(DOB)
- Fasilitasi Penyelesaian Konflik Pertanahan
m) Program Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan Kependudukan Dan Otonomi
Daerah
- Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan
Daerah
- Fasilitasi Proses Administrasi Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah secara Langsung dan Pelantikan
- Fasilitasi Proses Administrasi PAW Anggota DPR, DPRD Asal Provinsi NTT
dan DPRD Provinsi dan Kab/ Kota se NTT
- Penguatan dan Pengembangan Administrasi Kependudukan
- Monitoring Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
n) Program Kerjasama Informasi dan Media Massa
- Publikasi Pelayananan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
- Peningkatan Kerja Sama Media Massa
o) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
- Peningkatan Fungsi Legislasi DPRD Provinsi NTT
- Hearing/ Dialog dan Koordinasi dengan Pejabat Pemerintah Daerah dan
Tokoh Masyarakat/ Tokoh Agama
- Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD Dalam Daerah
- Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD
- Penyelenggaraan Rapat DPRD Provinsi NTT
p) Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan Kepala Daerah
- Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH
- PeningkatanKualitas Pengawasan Internal
- Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan Pemda
- Pengawasan Pelaksanaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
- Pengawasan Pelaksanaan Program Desa Mandiri Anggur Merah
q) Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
- Peningkatan Kapasitas Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
r) Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Dan Pemerintah Pusat
- Fasilitasi Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Kementrian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah Lainnya

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-10


s) Program Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Dan
Penataan Aset
- Peningkatan Kapasitas Pengelolaan, Penataan, Pemanfaatan dan
Pengamanan Aset/barang Daerah
- Intensifikasi Dan Ekstensifikasi Sumber - Sumber Pendapatan Daerah
- Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Pendapatan Daerah
- Penyusunan Potensi Penerimaan Daerah, Pajak Daerah dan Statistik
Pendapatan Daerah
- Peningkatan Kualitas Pelayanan Samsat On Line
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
t) Program Pendidikan Kedinasan
- Pendidikan dan Pelatihan CPNS
- Pendidikan Penjenjangan dan Peningkatan Kompetensi PNS
u) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
- Penerimaan Calon PNS, Calon Praja IPDN serta PNS Tugas dan Ijin Belajar
- Penataan Sistem Administrasi dan InformasiKepegawaian Daerah
- Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin PNS
- Ujian Dinas dan Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah PNS
- Pelayanan dan Rekonsiliasi Bantuan Perumahan bagi PNS
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
v) Program Pembinaan, Pengembangan dan Perlindungan KORPRI
- Penguatan Kinerja Dewan Pengurus KORPRI Provinsi
- Pelaksanaan Pekan Olahraga Seni dan Budaya Tingkat Provinsi
- Peningkatan Pelayanan Bantuan Hukum bagi PNS
- Pengumpulan dan Updating Data Anggota KORPRI
- Fasilitasi Pembentukan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI
- Pembinaan Rohani Pegawai Negeri Sipil
- Pemantapan Persiapan Pensiun PNS
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
w) Program Pengembangan Data Informasi Perijinan Investasi
- Penyusunan Database Pelayanan Perijinan
- Peningkatan Kualitas Pelayanan Perijinan
x) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Perijinan
- Pengembangan Pelayanan Perijinan
y) Program Penelitian Pengembangan Ekonomi, Sosial, Budaya, Iptek, Lingkungan
Hidup, Politik dan Pemerintahan
- Penelitian Pengembangan Ekonomi, Sosial, Budaya, Iptek, Lingkungan
Hidup, Politik dan Pemerintahan
- Monitoring, Evaluasi Pelaporan Terpadu
z) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan
Daerah serta Penyerbarluasan Data dan Informasi Penelitian
- Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Litbang Daerah
- Penyebarluasan Data dan Informasi Penelitian dan Pengembangan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-11


4) Program Urusan Kearsipan
a) Program Peningkatan Sistem Informasi Administrasi dan Kearsipan
- Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kearsipan
- Penataan dan Pengelolaan Kearsipan
- Penelusuran Citra Budaya Daerah Tentang Kearifan Lokal Dalam
Pelestarian Lingkungan Hidup
b) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
- Pembinaan Kearsipan Tingkat Provinsi
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu

5) Program Urusan Komunikasi Dan Informasi


a) Program Peningkatan Komunikasi dan Informasi Daerah
- Publikasi Pelayananan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
b) Program Kerjasama Informasi dan Media Massa
- Penyebarluasan Informasi Pemerintahan, Pembangunan Daerah dan
Informasi yang Bersifat Penyuluhan
- Pembinaan Pengembangan Sumber Daya Komunikasi dan Informasi
- Pengembangan E-Government Provinsi NTT
- Pengawasan Penerapan Standard Teknis dan Standard Pelayanan Alat /
Perangkat Postel di NTT
c) Program Pengembangan Informasi Pembangunan Daerah
- Kerjasama Kemitraan Dengan Lembaga Informasi Masyarakat
- Pengembangan Informasi Pedesaan
d) Program Hibah Organisasi Bidang Komunikasi dan Informasi
- Hibah Organisasi Komunikasi dan Informasi
e) Program Pengembangan Data dan Informasi
- Pembinaan dan Pengembangan Sistem Teknologi Informasi dan
Komunikasi
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu

6) Program Urusan Umum


a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Pelaporan Capaian Kinerja
- Penyediaan Jasa Surat Menyurat
- Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
- Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan
Dinas/Operasional
- Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
- Penyediaan Jasa Kebersihan
- Penyediaan Alat Tulis Kantor
- Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
- Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor
- Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
- Penyediaan Makanan dan Minuman
- Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
- Penyediaan Jasa Pengangkutan Beras dan Barang Dinas
- Koordinasi dan Konsultasi Pelaksanaan Tugas Dalam Daerah
- Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor
- Peningkatan Pelayanan Administrasi dan Keuangan
- Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-12


b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
- Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
- Pengadaan perlengkapan gedung kantor
- Pengadaan Meubelair
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
c) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
- Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

5. Misi Mempercepat Pembangunan Infrastruktur yang Berbasis Tata Ruang dan


Lingkungan Hidup;
a. Agenda Percepatan Pembangunan Infrastruktur Berbasis Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
Tujuan : Peningkatan konektivitas wilayah dengan tetap terjaminnya keserasian dan
kesinambungan pembangunan sesuai dengan daya dukungannya
b. Program Prioritas
1) Program Urusan Pekerjaan Umum
a) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
- Pembangunan Jalan dan Jembatan
- Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
b) Program Pengolahan Sumber Daya Air
- Pemeliharaan Jaringan Irigasi Air Tanah, bantaran sungai dan
pengendalian banjir
- Pengembangan Sistem Distribusi Air Minum
c) Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi
- Peningkatan Jaringan Irigasi
- Rehabilitasi dan Pemeliharaan Sistem Jaringan Irigasi
- Pembangunan, Pemeliharaan dan Rehab Embung
d) Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Pedesaan
- Pengembangan Infrastruktur Pedesaaan
e) Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman
- Pembangunan Perumahan dan Permukiman
- Pembangunan Sarana dan Prasarana Perkantoran
f) Program Manajemen dan Layanan Tata Laksana Infrastruktur Pekerjaan Umum
- Peningkatan Pelayanan jasa konstruksi dan Laboratorium Pengujian
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu

2) Program Urusan Kesehatan


a) Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
- Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
- Peningkatan Penanggulangan KLB/Bencana

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-13


3) Program Urusan Perhubungan
a) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Fasilitas Perhubungan
- Pengembangan Sarana Prasarana Perhubungan
- Peningkatan Koordinasi Teknis Perhubungan se Provinsi NTT
- Peningkatan Pelayanan Perizinan dan Pengawasan Bidang Perhubungan
- Peningkatan Kapasitas Aparatur Perhubungan

b) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan


- Peningkatan Mutu Pelayanan Operator dan Moda Angkutan
- Manajemen Lalu Lintas Angkutan Penumpang, Barang dan Jasa
- Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam Berlalu Lintas
- Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan Terpadu

4) Program Urusan Perencanaan


a) Program Pengembangan Data Perencanaan dan Pembinaan Tata Ruang
- Pengembangan Basis Data Perencanaan
- Pembinaan dan Pengendalian RTRW Provinsi
- Perencanaan Pembangunan Berbasis Desa/Kelurahan

5) Program Urusan Lingkungan Hidup


a) Program Peningkatan Pengendalian Pemanfaaatan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup;
- Pengendalian, Pengawasan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Peningkatan Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
- Penyusunan Dokumen, Pengawasan dan Pengendalian Pengelolaan
Lingkungan Hidup
- Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam Pemanfaatan dan Pelestarian
Lingkungan Hidup
- Pengembangan Laboratorium Lingkungan
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
b) Program Perlindungan Pemulihan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
- Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemulihan Konservasi SDA dan LH
- Pembinaan dan Pembangunan Model Instalasi Biogas Limbah Ternak
- Pembangunan Tempat Pembuangan Limbah Padat dan Cair
c) Program Rehabilitasi Hutan dan Hutan
- Pembuaan bibit/benih tanaman kehutanan
6) Program Urusan Kehutanan

a) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan


- Pembentukkan Kesatuan Pengelolaan Hutan
- Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
- Operasi Pengaman Hutan Terpadu Lintas Wilayah
- Reboisasi Pengkayaan Tamanan Pada Taman Hutan Raya
- Pembuatan Bibit/Benih Tanaman Kehutanan
- Pengelolaan Cendana Lestari
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-14


b) Program Pengelolaan DAS Terpadu
- Koordinasi Teknis dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis DAS
- Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di DAS Prioritas
- Pemanfaatan dan Pengelolaan DAS

7) Program Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral


a) Program Pembinaan Pengawasan dan Penertiban Usaha Pertambangan, Migas dan
Panas Bumi
- Pembinaan dan Pengawasan Usaha Pertambangan Mineral
- Perhitungan dan Penetapan Serta Optimalisasi Pajak Air Permukaan
- Pengawasan Kegiatan Pertambangan Tanpa Ijin (PETI) Mineral Logam dan
Non Logam
- Survey Potensi Air Tanah ( Geolistrik) dan Pengeboran Air Tanah
- Pembinaan Reklamasi Lahan Bekas Tambang
- Pembinaan Pengusahaan yang Bergerak di Bidang Migas dan Pemantauan
Pendistribusian BBM
- Penyusunan Rancangan Regulasi Kegiatan Usaha Migas
- Inventarisasi Potensi Panas Bumi

b) Program Pengembangan Pertambangan


- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
- Promosi investasi dan sumber daya mineral
- Pemetaan Potensi Mineral Logam, Non Logam, Hidrologi dan Pengadaan
Sistem Informasi Geografis (SIG)
- Penelitian dan Penyelidikan Kawasan Rawan Bencana Geologi Gerakan
Tanah

c) Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan


- Pembinaan dan Pembangunan Sarana dan Prasarana Ketenaga Listrikan
- Pelatihan dan Pembuatan RUKD dan Sosialisasi RUKD

6. Misi Meningkatkan Kualitas Kehidupan Keluarga, Pemberdayaan Perempuan,


serta Perlindungan dan Kesejahteraan Anak;
a. Agenda Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Tujuan Agenda: (i) Peningkatan Pemberdayaan Perempuan Untuk Menjelmakan
Keadilan dan Kesetaraan Gender; (ii) Peningkatan Perlindungan dan Jaminan
Kesejahteraan Bagi Anak

b. Program Prioritas:
1) Program Pemberdayaan dan Perlindungan Anak dan Perempuan
- Peningkatan Upaya Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan anak
- Peningkatan Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan
Orang (TPPO)
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
2) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
- Penguatan Kelembagaan PUG
- Penguatan Kelembagaan perlindungan anak
- Pengembangan Kab/Kota Layak Anak
- Penguatan Kapasitas dan Peran Serta Perempuan dalam pembangunan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-15


3) Program Hibah Bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana
- Hibah PKBI dan Organisasi Kemasyarakatan

7. Misi Mempercepat Pembangunan Kelautan Dan Perikanan


a. Agenda Pembangunan Perikanan dan Kelautan
Tujuan : Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk perikanan dan kelautan melalui
(i) peningkatan skill sumber daya pelaku produksi perikanan secara berkelanjutan, (ii)
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Perikanan dan Kelautan, baik dalam
produksi penangkapan dan budidaya perikanan serta dalam pengolahannya,(iii)
Peningkatan produktifitas sumber daya perikanan dan kelautan, dan (iv) Peningkatan
nilai tambah ekonomis produk olahan perikanan dan kelautan.

b. Program Prioritas
1) Program Pengembangan Perikanan Budidaya
- Pengembangan Budidaya Perikanan Air Tawar, Payau dan Air Laut
- Pengembangan Industri Kelautan dan Perikanan
2) Program Pengembangan Perikanan Tangkap
- Peningkatan Kualitas Pelayanan Pusat Pelelangan Ikan (PPI)
- Pengadaan Kapal Tangkap
- Pelayanan Perbaikan Sarana Penangkapan Alat Tangkap dan Permesinan
3) Program Pengembangan Penyuluhan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran
Produksi Perikanan
- Pengembangan Sistem Informasi, Promosi Perikanan dan Kompetisi
LPPMHP Kupang
- Peningkatan Pengawasan Mutu dan Keragaman Produk Hasil Ikan
- Pengembangan Kapasitas Kelembagaan UPTD PPP Tenau Kupang
- Peningkatan Kualitas SDM Penyuluh dan Pendampingan Perikanan
- Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan)
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
4) Program Bantuan Sosial Kelautan Perikanan
- Bantuan Sosial kepada kelompok masyarakat

8. Misi Mempercepat Penanggulangan Kemiskinan, Bencana dan Pengembangan


Kawasan Perbatasan.
a. Agenda Khusus:
Merupakan kebijakan khususdalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan
dan pelayanan masyarakat untuk menangani masalah khusus yang menjadi bagian
strategis pembangunan daerah Program Prioritasnya sebagai berikut:
b. Program Prioritas
1) Program Urusan Perencanaan
a) Program Desa Mandiri Anggur Merah
- Pendampingan Pembangunan Desa Mandiri Anggur Merah
- Pengembangan Desa Mandiri Anggur Merah
b) Program Hibah Ekonomi Produktif
- Hibah Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-16


2) Program Urusan Pemberdayaan MasyarakatDesa
1) Program Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat Pedesaan
- Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan
- Peningkatan Partisipasi Keluarga dalam Pembangunan Melalui PKK
- Pendampingan dan Koordinasi Pelakasanaan PNPM
- Penguatan Kapasitas Masyarakat dan Pokja Desa Mandiri Anggur Merah
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu.
2) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Sosial Ekonomi dan Aparatur Desa
- Pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong
- Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa
- Pengembangan Kelembagaan Cadangan Pangan Pemerintah Desa (CPPD)
- Pengembangan Sekolah Aplikatif Lapangan bagi Aparatur Pemerintahan
Desa dan Kader
- Pengembangan Musrenbang Desa Berperspektif Anak
3) Program Pengembangan Kemitraan dan Teknologi Pedesaan
- Pelaksanaan Pekan Gelar Teknologi Tepat Guna dan IPTEK Nasional
- Pelatihan TTG Bagi Masyarakat
4) Program Hibah Perumahan (P2LDT)
- Hibah Perumahan (P2LDT) kepada Masyarakat
- Hibah Peralatan TTG kepada masyarakat

3) Program Urusan Perbatasan


1) Program Pengembangan Wilayah Perbatasan
- Penataan Perbatasan Daerah dan Negara
- Peningkatan Manajemen Garda Batas Kawasan Perbatasan
- Peningkatan Koordinasi Pembangunan Infrastruktur Perbatasan
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu

4) Program Urusan Sosial


1) Program Pemberdayaan Fakir Miskin Komunitas Adat Terpencil KAT dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Lainnya
- Peningkatan Kapasitas Pendamping Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial
- Peningkatan Ketrampilan Berusaha bagi Keluarga Miskin dan Wanita
Rawan Sosial Ekonomi
- Peningkatan Sinergitas Program Keluarga Harapan
- Penyediaan Rumah Singgah bagi Anak Terlantar dan Anak Jalanan
- Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terpadu
2) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
- Peningkatan Keterampilan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial,
Penghuni Panti Asuhan/Panti Jompo dan Pembinaan Para Penyandang
Cacat dan Eks Trauma
- Peningkatan Ketrampilan Berusaha Bagi Eks Penyakit Kronis dan Kusta
- Perlindungan dan Pemberdayaan Korban Tindak Kekerasan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-17


3) Program Penyandang Penyakit Sosial
- Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Berusaha bagi Eks Penyandang
Penyakit Sosial
- Penanganan Deportan dan Orang Terlantar
4) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
- Peningkatan Kualitas SDM Kemasyarakatan Bidang Kesejahteraan Sosial
- Pelestarian dan Pendayagunaan Nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan
Kesetiakawanan Sosial
- Peningkatan Kapasitas dan Peran Serta Taruna Siaga Bencana (TAGANA).
5) Program Bantuan Sosial Kepada Individu dan Keluarga
- Bantuan Jaminan Hidup bagi Perintis Kemerdekaan
- Bantuan Kepada Yayasan/LSM yang Menangani Panti Sosial
- Bantuan Alat Bantu bagi Penyandang Cacat

5) Program Urusan Penanggulangan Bencana Daerah


a) Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana
- Pencegahan Dini Masalah Kebencanaan
- Penanganan Korban Bencana
- Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pencegahan dan
Penanggulangan Masalah Bencana

Keterkaitan sasaran, kebijakan umum dan program untuk mencapai masing-masing misi
pembangunan sesuai Tabel-tabel berikut.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-18


7.3. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
Kebijakan umum dan program pembangunan daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang diharapkan dapat mewujudkan pencapaian 8 Misi
pembangunan daerah tahun 2013-2018 berikut ini:
1. Misi-1, Meningkatkan Pelayanan Pendidikan dalam Rangka Terwujudnya Mutu Pendidikan, Kepemudaan dan Keolahragaan yang
Berdaya Saing;
Pencapaian Misi-1 akan diwujudkan melalui pencapaian sasaran sesuai kebijakan umum pembangunan dan program prioritas dengan target yang
ditetapkan secara terukur untuk dapat dicapai melalui SKPD Provinsi sebagaimana Tabel 7.1.
Tabel 7.1
Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target untuk mencapai Misi-1

Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
1.1 Meningkatnya rata-rata Perluasan akses Peningkatan Program Peningkatan 1. APM (%) Dinas
lama sekolah pendidikan bagi partisipasi Mutu Pendikan SD 96.89 99.29 Pendidikan dan
masyarakat; masyarakat dalam SMP 83.26 86.02 Kebudayaan
pendidikan formal, SMA/SMK 69.45 89.68
Sosialisasi WAJAR dan 2. APK (%)
GONG BELAJAR ; Peningkatan SD 115.34 112.01
partisipasi Program Manajemen SMP 97.58 93.53
Frekuensi kejar paket masyarakat buta- Pelayanan Pendidikan SMA/SMK 77.16 73.69
B dan C diperbanyak huruf dan DO dalam
di kabupaten dan kota; pendidikan luar 3. APS
sekolah; SD 96.13 97.15
1.2 Meningkatnya Tingkat Tahun 1 - 5 SMP/MI 88.73 95.48
Pendidikan Masyarakat mewajibkan Peningkatan akses Program Peningkatan 4. Kemampuan
pendidikan 9 tahun pendidikan bagi Pendidikan Non Formal penduduk usia >15
bagi anak dan pemuda masyarakat tahun:
berkebutuhan 90.3 93.93
Dapat Membaca dan
khusus Menulis
9.7 6.07
Buta Huruf

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-19


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
1.3 Meningkatnya kualitas Program Peningkatan c. Pendidikan penduduk Dinas
dan prosentase Pelatihan dan Pemenuhan target Mutu Pendikan umur >10 tahun Pendidikan dan
kelulusan semua jenjang penguatan kompetensi MDGs dan 37.03 32.59 Kebudayaan
Tidak berizasah
pendidikan manajemen pemangku pengembangan Program 29.25 31.01
SD (%)
kepentingan; Budaya Belajar pengembangan dan 13.05 14.15
SMP (%)
Peningkatan kuota Peningkatan Peningkatan SMA (%) 12.08 12.99
sertifikasi; kompetensi Pendidikan Luar Biasa SMK (%) 3.44 3.75
profesional dan Akademi/PT (%) 5.15 5.53
Peningkatan kualifikasi akademis Program Hibah
pendidikan guru-guru guru secara Pendidikan d. Rasio Sekolah-Siswa
belum-S1 untuk signifikan dan 1 : 178 1 : 183
mengikuti program SD
berkelanjutan Program Bantuan SMP 1 : 203 1 : 225
penyetaraan Sosial Kependidikan 1 : 403 1 : 436
Pemerataan SMA/MA/ SMALB
Peningkatan frekuensi 1 : 328 1 : 378
pelayanan SMK
dan cakupan pelatihan kependidikan secara
profesi kependidikan lebih adil; c. Tingkat Kelulusan (%)
bagi guru 100 100
SD
Penyebaran guru Perbaikan 97,56 100
SMP 94.50 100
berdasarkan kesejahteraan guru SMA
kebutuhan nyata pada (khusus honor 96.49 100
SMK 7.19 8.36
semua jenjang dan Daerah Kategori1); d. Jumlah guru
jenis pendidikan dan Pengawasan berpendidikan S1(%)
akuntabilitas kinerja SD
guru dalam 19.0 42.4
SMP 59.0 69.2
pembelajaran di
SMA 85.6 88.86
kelas (interaksi
SMK 78.5 82.74
edukasional)
1.4 Meningkatnya Program Peningkatan e. Aksesibilitas sarana
Perluasan persebaran Peningkatan akses
ketersediaan sarana dan Mutu Pendikan prasarana pendidikan 55.86 74.60
sarana prasarana pendidikan bagi
prasarana pendidikan SD 97.06 99.09
pendidikan semua
SMP 36.24 36.97
SMA 14.42 15.22
SMK

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-20


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)

1.5 Meningkatnya Pengembangan bahan Program Manajemen f. Sertifikasi guru (%) 26.51 61.95
manajemen pengelolaan ajar bermuatan lokal Pelayanan Pendidikan
g. Penerapkan
pendidikan NTT
manajemen berbasis
40 64
Sekolah (MBS)
h. Penerapan
- 100
kurikulum2013 (%)
- 100
SD - 100
SMP - 100
SMA/SMK
i. Penerapan SPM - 100
Pendidikan
1.6 Meningkatnya Melakukan revitalisasi Pengembangan dan Program Pengelolaan Dokumen Naik
pendataan, pengkajian, obyek kebudayaan; pelestarian aspek Kekayaan Budaya 10 %
pelestarian, pembinaan, Melakukan konservasi kebudayaan Bank Data Naik
pemanfaatan, obyek kebudayaan; 10 %
pengembangan, Melakukan restorasi Jumlah obyek budaya Naik
pendokumentasian dan obyek kebudayaan; yang tertangani 10 %
penyebarluasan Meningkatkan jumlah Jumlah sanggar seni Naik
kebudayaan pamong budaya; 15 %
Melaksanakan
pameran dan festival
budaya.
1.7 Meningkatnya mutu Peningkatan akses Program Jumlah minat baca - Naik Badan
dan jangkauan bahan bacaaan Pengembangan Budaya Jumlah perpustakaan 25 % Perpustakaan
pelayanan Perpustakaan Baca dan Pembinaan Sekolah - Naik Daerah
Perpustakaan Jumlah perpustakaan 15 %
Desa/kelurahan - Naik
20 %

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-21


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
1.8 Mewujudkan generasi Memperluas Peningkatan 1) Program Jumlah organisasi 3 org. 19 org. Dinas Pemuda
pemuda yang cerdas kesempatan bagi profesionalisme Pengembangan dan lingkungan yang aktif dan Olah Raga
dan kreatif pemuda berorganisasi Organisasi Keserasian dan terbina
dan berkreasi secara Kepemudaan yang Kebijakan Pemuda; Jumlah organisasi 11 org. 21 org.
bebas dan aktif-terbina 2) Program ekonomi yang aktif
bertanggungjawab Pembinaan dan dan terbina 56 org. 61 org.
1.9 Menumbuhkankembang Pemasyarakatan Jumlah organisasi
kan jiwa kepemimpinan Mengembangkan rasa Olah Raga sosial yang dibentuk,
dan kewirasahaan bagi kesetiakawanan dan 3) ProgramHibah aktif dan terbina
pemuda kepedulian sosial Bidang Menurunnya 3,73% 2,75%
dikalangan pemuda Kepemudaan dan presentase pemuda
Menumbuhkambangka Olah Raga usia 16-30 tahun yang
n kewirausahaan tidak bekerja
generasi pemuda
1.10 Meningkatnya Jumlah atlet
pembinaan olahraga Memperluas cakupan Peningkatan berprestasi yang 12 atlet 137 atlet
secara menyeluruh dan olah raga usia dini di profesionalisme diorbitkan
berprestasi lingkungan sekolah dan olahragawan secara Jumlah bantuan untuk
perguruan tinggi menyeluruh dan 8 club 12 club
Klub yang berprestasi
Peningkatan serta berprestasi Peningkatan
pembinaan 40 400
partisipasi
olahragawan berbakat peserta peserta
keikutsertaan
serta pemberian masyarakat
reward terhadap insan
olahraga yang dedikatif
dan prestatif 1
Jumlah fasilitas
1.11 Meningkatkan sarana Peningkatan dan 1 fasilitas kelanjuta
olahraga
dan prasarana yang pengembangan sarana gelangga n pemb.
yangdikembangkan
dapat diakses oleh dan prasarana olah ng Gelangga
dan direhabilitasi
masyarakat olah raga raga remaja ng
remaja

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-22


2. Misi 2, Meningkatkan Derajat Dan Kualitas Kesehatan Masyarakat Melalui Pelayanan Yang Dapat Dijangkau Seluruh
Masyarakat;

Pencapaian Misi-2 akan diwujudkan melalui pencapaian sasaran sesuai kebijakan umum pembangunan dan program prioritas dengan target yang
ditetapkan secara terukur untuk dapat dicapai melalui SKPD Provinsi sebagaimana Tabel 7.2

Tabel 7.2
Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target untuk mencapai Misi-2

Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
2.1 Meningkatnya Bertambahnya sarana dan Pembangunan Program Upaya 1. Akses dan mutu RSUD
Kualitas pelayanan prasarana kesehatan dasar puskesmas di daerah Kesehatan pelayanan kesehatan
Rumah Sakit, dan rujukan terpencil, perbatasan Perorangan masyarakat: 43 48
Puskesmas, Pustu Rumah sakit 353 371
dan kepualauan serta
dan Posyandu Program Dukungan Puskesmas 1,081 4,290
penguatan kapasitas 9,420 10,062
Manajemen dan Pustu
infrastruktur rumah
sakit daerah kabupaten Pelaksanaan Tugas 2. Layanan Rujukan
sebagai fasilitas rujukan Lainnya pelayanan sekunder
sekunder dan tersier di setiap
region provinsi
Prosentase Jumlah
Rumah Sakit (PONEK) 100 100
Jumlah Puskesmas
25 50
PONED (%)
Jumlah Pustu (%) 10 25
3. Rasio Fasilitas 450 379
Kesehatan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-23


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
2.2 Penurunan Meningkatnya kualitas Diklat tenaga kesehatan Program Upaya RSUD
kematian ibu baru pelayanan kesehatan dan perubahan tata Kesehatan Angka harapan hidup
melahirkan dan perorangan dan kesehatan kelola institusi layanan Perorangan 67.99 69,37
Jumlah Kelahiran
dan anak baru masyarakat di tingkat primer,
publik (BLUD Puskesmas Prosentase Bayi Lahir 97,280 104,021
lahir sekunder dan tersier Program Peningkatan
dan RS) Hidup
Kesehatan 98.54 99.19
Prosentase Bayi Lahir
Masyarakat
Mati 1.46 0.81
Kasus balita gizi
Program Dukungan
Kurang 19.1 7.64
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Buruk 1.12 0.76
Lainnya
Meningkatnya jumlah Revitalisasi peran UKBM Program Hibah Jumlah Posyandu (Unit) Dinas
posyandu, desa siaga, UKS dan dan evaluasi tingkat Kemasyarakatan Posyandu Purnama dan 9,420 10,062 Kesehatan,
desa yang melaksanakan kemandirian UKBM Bidang Kesehatan Mandiri (%) BPMPD, Dinas
STBM Program Bantuan Desa siaga (%) Pendidikani.dan
2
Sosial Bidang Jumlah UKS (%) Kebudayaan 0
Kesehatan Jml desa melaksanakan ii.
STBM (%)
2.3 Menurunnya Menurunnya angka kejadian DiklatPenanganan kasus- Program Upaya Jumlah kasus penyakit di Dinas
angka kesakitan kesakitan masalah gizi dan kasus kematian ibu dan Kesehatan desa/kelurahan (%) Kesehatan,
dan kematian kematian pada penduduk bayi serta pembentukan Perorangan Muntaber RSUD
12.29 8.19
akibat penyakit kelompok umur beresiko networking rujukan Program Demam Berdarah 3.37 2.24
menular dan tidak tinggi puskesmas dan rumah Peningkatan campak 2.03 1.36
menular sakit Kesehatan Ibu dan
ISPA
Anak 11.59 7.73
Malaria
(UKM) 19.12 12.74
TBC
Program 6.64 4.43
Lainnya
Pengendalian
Kasus-kasuskasus 1.42 0.95
Penyakit dan
Penyehatan kesehatan lainnya
Lingkungan juga menurun
(UKM)

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-24


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
Program
Peningkatan Gizi
(UKM)
Program Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Lainnya
Meningkatnya kinerja sistem Pembuatan SIKDA secara Program Manajemen, Kabupaten/kota yang - 50 % Dinas
Informasi kesehatan daerah online Informasi dan menjalankan SIKDA Kesehatan
(SIKDA) Regulasi Kesehatan manual dan (online)
Meningkatnya peran Pengawasan mutu Program Manajemen, Fasilitas kesehatan - >75 Dinas
pemerintah (SKPD Kesehatan) layanan intitusi Informasi dan yang berijin (%) Kesehatan
sebagai regulator dan kesehatan dan tenaga Regulasi Kesehatan Sarana kesehatan yang
pengawas bidang kesehatan kesehatan melalui terakreditasi (%) - >75
mekanisme perijinan Program Tenaga kesehatan yang
sertifikasi, dan akreditasi Pengembangan dan teregistrasi dan
serta evaluasi. Pemberdayaan SDM mendapat sertifikasi - >50
Kesehatan kompetensi (%)

Meningkatnya penegakan Pembukaan layanan Program Kejadian malpraktek - 100 Dinas


hukum kesehatan bantuan hukum dan Managemen, layanan kesehatan Kesehatan,
konsultan kesehatan Informasi dan yang ditangani (%) RSUD
Regulasi Kesehatan
Meningkatnya implementasi Sosialisasi regulasi Program Jml regulasi kab/kota - 22 Kab Dinas
peraturan perundangan di sektor kesehatan pada Managemen, yang mendukung /Kota Kesehatan,
bidang kesehatan semua stakeholder Informasi dan pembangunan RSUD
terkait termasuk Regulasi Kesehatan kesehatan
masyarakat melalui
media online maupun
media cetak

Meningkatnya efektifitas dan Penerapan standar mutu Program Kepuasan masyarakat - >65 Dinas
efisiensi pembangunan di tingkat puskesmas Managemen, pada layanan Kesehatan,

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-25


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
kesehatan sesuai tata kelola dan rumah sakit berserta Informasi dan puskesmas(%) RSUD
pemerintahan yang baik pengawasannya Regulasi Kesehatan Kepuasan masyarakat - > 80
pada layanan RS (%)
Meningkatnya koordinasi, Pelibatan tenaga atau Program keterlibatan - >75 Dinas
integrasi, sinkronitas dan lembaga penelitian Managemen, tenagapeneliti atau Kesehatan,
sinergitas pembangunan dalam perumusan Informasi dan lembaga penelitian RSUD
kesehatan berbasis data kebijakan kesehatan Regulasi Kesehatan dalam perumusan dan
evaluasi kebijakan
kesehatan (%)
Meningkatnya surveilans Diklat tenaga surveilans Program Ketepatan dan - >90 Dinas
terpadu di bidang kesehatan serta reformasi format Manajemen, kelengkapan pelaporan Kesehatan,
pencatatan dan Informasi dan data di setiap level RSUD
pelaporan data dari Regulasi Kesehatan pelayanan kesehatan (%)
tingkat kabupaten Program
Pengendalian
Penyakit dan
Penyehatan
Lingkungan
Meningkatnya jumlah Pendataan Perusahaan Program Jumlah perusahaan yang - 100% Dinas
perusahaan yang menjalankan dan pengetatan ijin Pengendalian menjalankan program Kesehatan,
Kesehatan dan Keselamatan eksploitasi sumber daya Penyakit dan K3 BLHD
Kerja (K3) bagi perusahaan yang Penyehatan
bekerja dengan tidak Lingkungan
berwawasan kesehatan
Program Peningkatan
Kesehatan
Masyarakat

Meningkatnya Rumah tangga Pembinaan dan Program Bantuan Persentase rumah - 90% Dinas
yang ber-PHBS peningkatan cakupan Sosial Bidang tangga yang ber-PHBS Kesehatan,
rumah ber-PBHS tingkat Kesehatan BPMPD,
desa/kelurahan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-26


Meningkatnya jumlah dan Pembinaan dan Program Bantuan Jumlah poskesdes - 100% Dinas
kualitas poskesdes pengembangan Sosial Kesehatan
poskesdes di setiap desa Penyelenggaraan Rasio poskesdes per - Sesuai
siaga Pemberdayaan jumlah penduduk target
Masyarakat Bidang SPM
Kesehatan
Program Upaya
KesehatanPerorang
an
Meningkatnya jumlah hibah Peningkatan proporsi Program Bantuan Jumlah bantuan/hibah - 10 % Dinas
pemberdayaan kesehatan anggaran bantuan Sosial pemberdayaan Dana Kesehatan,
masyarakat sosial/ CSR/donor Penyelenggaraan masyarakat Program Bappeda
egencies bagi kegiatan Pemberdayaan
kesehatan Masyarakat Bidang
Kesehatan

Meningkatnya pemenuhan Perekrutan dan Program Jumlah Dokter (Orang) Dinas


kebutuhan SDM baik jumlah, penempatan SDM Pengembangan dan Rasio per satuan Kesehatan,
jenis, kualitas dan penyebaran kesehatan berdasarkan Pemberdayaan SDM 1.02 1.220 RSUD, BKD
penduduk
analisis kebutuhan Kesehatan Jumlah Tenaga
layanan dan rasio jumlah 0.21 0.22
Paramedis:Perawat/Bid
penduduk an (Orang)
9.577 11.106
Rasio per satuan
penduduk 1,95 2.00

Meningkatnya aksesibilitas Peningkatan jumlah dan Program Upaya Sebaran institusi 21 22 Dinas
masyarakat terhadap sediaan sebaran institusi Kesehatan penyedia sediaan Kesehatan,
farmasi yang bermutu, aman penyedia sediaan Perorangan farmasi (Kab/kota) RSUD, Balai
dan terjangkau farmasi Obat generik berlogo POM, Badan
Program Peningkatan dalam persediaan obat 21 22 Narkotika
Kesehatan (kab/Kota) Provinsi
Masyarakat

Program Dukungan
Manajemen dan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-27


Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
Meningkatnya ketersediaan Standarisasi penggunaan Program Upaya RS memiliki peralatan < 25 >25 Dinas
alat kesehatan sesuai standar alat kesehatan dalam Kesehatan kesehatan yang standar Kesehatan dan
di level pelayanan primer, pelayanan kesehatan di Perorangan (%) RSUD
sekunder dan tersier setiap fasilitas kesehatan
Program Peningkatan
Kesehatan
Masyarakat

Program Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
Meningkatnya Kegiatan Peningkatan kerjasama Program hasil penelitian yang - >50 Dinas
penelitianyang didukung SDM penelitian dengan Managemen, diaplikasikan dalam Kesehatan,
dan dana yang memadai perguruan tinggi Informasi dan intervensi program Bappeda,
kesehatan Regulasi Kesehatan kesehatan (%) Balitbangda

2.4 Meningkatnya Meningkatnya partisipasi Revitalisasi peran PLKB Program Upaya Angka Partisipasi KB: Dinas
kualitas dan masyarakat dalam dan penguatan regulasi Kesehatan Jumlah Akseptor KB 93,533 605,400 Kesehatan,
jangkauan pengendalian laju KB di tingkat kabupaten Perorangan Jumlah Pasangan Usia 668,017 712,073 RSUD, BKKBN
pelayanan KB pertumbuhan penduduk dan kecamatan Subur (PUS) Provinsi
73.88 85.02
Peserta KB Aktif (%)
3.3 1.32
TFR (%)
Peningkatan Sanitasi dan
Penurunan BABS pada
Desa/kel (%)
78.59 89.81
Sendiri
3.27 3.81
bersama 1.21
Umum 1.03
17.11 5.17
Bukan jamban

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-28


2.5 Meningkatnya Meningkatnya efisiensi Penggunaan informasi Program Bantuan Jumlah kabupaten/kota - 22 Dinas
Askes pembiayaan alokatif pembiayaan dari kegiatan Provincial Sosial yang melakukan Kesehatan,
kesehatan kesehatan masyarakat Health Account dan Penyelenggaraan kegiatan District Health 80% RSUD, Bappeda,
masyarakat District Health Account Account setiap tahun - BPS
Pemberdayaan
untuk realokasi (Kab/kota)
anggaran di sektor Masyarakat Bidang
kesehatan Kesehatan

Meningkatnya jumlah Koordinasi 3 pihak yakni Program Bantuan Persentase masyarakat Dinas
masyarakat yang memiliki BPS dan PBJS dalam Sosial miskin yang memiliki Kesehatan, BPS,
jaminan kesehatan pengelolaan kepesertaan Penyelenggaraan jaminan kesehatan Rumah Sakit,
penduduk miskin dalam BPJS Kesehatan
Pemberdayaan
jaminan kesehatan
Masyarakat Bidang
Kesehatan

3. Misi 3, Memberdayakan Ekonomi Rakyat dan Mengembangkan Ekonomi Keparawisataan dengan Mendorong Pelaku Ekonomi
Untuk Mampu Memanfaatkan Keunggulan Potensi Lokal;

Pencapaian Misi-3 akan diwujudkan melalui pencapaian sasaran sesuai kebijakan umum pembangunan dan program prioritas dengan target yang
ditetapkan secara terukur untuk dapat dicapai melalui SKPD Provinsi sebagaimana Tabel 7.3.

Tabel 7.3
Sasaran, Kebijakan Umum.Program prioritas dan target untuk mencapai Misi-3

Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
3.1 Meningkatnya Peningkatan areal Peningkatan luas areal Program Produksi padi/gabah 698.566 960.000 Dinas Pertanian
pendapatan petani Pertanian Pangan dan pertanian pangan untuk Peningkatan (ton) dan Perkebunan
tanaman pangan lainnya menunjang Ekonomi Produksi dan
serta hortikultura yang Unggulan sebagai Produktifitas
tahan perubahan iklim kekuatan utama Tanaman Pangan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-29


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
melalui pengembangan percepatan dan Hortikultura Jumlah alat mesin
sistem informasi iklim; pembangunan dan pertanian dalam 7,669 58,986
peningkatan Program pengelolaan areal dan
Intensifikasi dan kesejahteraan Pengembangan penanganan pasca panen
rehabilitasi areal Pertanian masyarakat melalui Benih dan (unit)
Pangan dan tanaman penyerapan tenaga kerja Pembibitan
pangan lainnya serta dan peningkatan
hortikultura. produktivitas

3.2 Terwujudnya Peningkatan skala usaha Peningkatan Program Produksi Jagung (ton) 629.386 1.006.771 Dinas Pertanian
komoditas jagung tanaman jagung produktivitas dalam Peningkatan dan Perkebunan
sebagai pendukung mendukung Ketahahan Produksi dan
ketahahan pangan Optimalisasi lahan untuk Pangan Nasional Produktifitas
nasional perluasan areal tanaman berdasarkan MP3EI Tanaman Pangan
jagung dan Hortikultura

Pemberdayaan lahan-lahan Meningkatkan luasan Program Luas tanam (Ha): Dinas Pertanian
tidur untuk peningkatan luas tanam bagi komoditas peningkatan kelapa (ha) 160.777 162.082 dan Perkebunan
areal dalam mencapai perkebunan sektor produksi, Jambu Mente 180.338 207.417
peningkatan produksi perkebunan produktivitas dan Kopi 341.1 365.243
tanaman perkebunan mutu produk Kakao 51.941 60.066
tanaman Cengkeh 16.006 19.243
perkebunan Vanili 2.868 3.523
Program Pala 1.370 2.004
Pengembangan Kemiri 81.943 82.265
Benih dan
Pembibitan

3.3 Meningkatkan Peningkatan cadangan pangan Meningkatnya Program Peningkatan Jumlah cadangan 50 ton 200 ton BKP2, Dinas
ketahanan pangan tingkat provinsi dan cadangan pangan Ketahanan Pangan pangan provinsi (ton) Kehutanan,
melalui penyediaan kabupaten/kota dengan provinsi, Pertanian Prosentase 50% 100% Dinas PU, BLHD,
cadangan pangan pemberdayaan masyarakat di meningkatnya Perkebunan penanganan daerah Dinas Pertanian,
provinsi, daerah rawan pangan pada 22 penannganan daerah rawan pangan (50%) Dinas

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-30


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
penanganan daerah kab/kota dengan rawan pangan, Prosentase 50 % 100% Peternakan,
rawan pangan, mempertimbangankan meningkatnya penyediaan informasi
penyediaan perubahan iklim dan informasi pasokan, pasokan, harga dan
informasi pasokan, ekosistem hulu hilir DAS harga dan akses akses pangan (%)
harga dan akses sertapengawasan Prosentase 50% 100%
pangan serta pembinaan keamanan Pengawasan dan
pengawasan dan pangan untuk pembinaan kemanan
pembinaan mendukung ketahanan pangan (%)berbasis
keamanan pangan pangan masyarakat perubahan iklim dan
Adaptasi Mitigasi pengelolaan DAS
perubahan iklim dan Prosentase
produktifitas kawasan Penanganan daerah
hulu hilir DAS rawan pangan (%) di
hulu hilir DAS

3.4 Meningkatnya Meningkatkan kegiatan Meningkatnya Program Peningkatan Jumlah Program 40%, 125 100%, BKP2
pendampingan pelatihan teknis bagi pendampingan Penyuluhan Usaha penyuluhan (40%, 125 unit 306 unit
penyelenggaraan penyuluh pertanian, penyelenggaraan Tani unit)
penyuluhan melalui perikanan dan kehutanan penyuluhan, jumlah dan Jumlah Tenaga 40%, 90%,
penyuluhan kompetensi penyuluh, penyuluh (%;orang) 1.315 org 2.253 org
pertanian, pendampingan dan Jumlah Kelembagaan
perikanan dan pembinaan penyuluhan penyuluhan (BP3K dan 153 unit 385 unit
kehutanan, peran BP3K dan Posluhdes)aktif (unit)
kompetensi tenaga Posluhdes serta Jumlah kelompok tani 16.494 18.500
penyuluh serta kelembagaan tani (kelompok) klmpk klmpk
peran dan fungsi
BP3K, Posluhdes
dan kelompok tani
sebagai basis
kegiatan pertanian,
perikanan dan
kehutanan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-31


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
3.5 Meningkatnya Peningkatan populasi melalui Meningkatkan sektor Program Populasi ternak 814.450 1.060.626 Dinas
pendapatan penekanan angka kematian peternakan yang Peningkatan sapi(ekor) Peternakan
peternak ternak, meningkatkan kualitas terintegrasi dengan Produksi Hasil Populasi ternak kerbau 152.449 167.682
bibit, meningkatkan perindustrian serta Peternakan (ekor)
pengembangan tanaman mendorong peningkatan Program Populasi ternak kuda 109.160 129.585
pakan ternakberbasis sistem produksi sektor Pencegahan dan (ekor)
penggunaan lahan terpadu di peternakan untuk Penanggulangan Populasi ternak 578.829 648.030
hulu hilir DAS, meningkatkan swasembada daging Penyakit Ternak kambing/domba(ekor)
dukungan sarana prasarana melalui pembangunan Program Dukungan Populasi Domba (ekor) 63.109 65.415
dan kesehatan hewan sarana prasarana dan Manajemen Populasi ternak babi
pembibitan, distribusi Pembangunan (ekor) 1724.316 1.819.549
vaksin dan pakan ternak, Peternakan
pengawasan
perdagangan ternak dan
penerapan teknologi
tepat guna

3.6 Meningkatnya Pengembangkan industri Meningkatkan Program Jumlah wisatawan 48,608 162,231 Dinas
kunjungan wisata pariwisata berbasis kerjasama promosi Pengembangan mancanegara (orang) Pariwisata dan
dan rata-rata lama pariwisata bahari dan wisata antar daerah; Kemitraan Jumlah kunjungan 338,472 643,097 Ekonomi
tinggal wisatawan kepulauan (coastal Meningkatkan Kebudayaan, wisatawan domestik Kreatif, Dinas
tourism) dan peningkatan cakupan promosi destinasi dan (orang) Kehutanan,
infrastruktur daerah obyek wisata daerah; Promosi Pariwisata Rata-rata lama 2,25 2,75 BKPMD, Dinas
pariwisata dalam rangka Meningkatnya menginap (hari) Kelautan dan
meningkatkan aksesibilitas (pengelolaan Program Jumlah pertambahan Perikanan, Biro
Pengelolaan dan obyek)pemanfaatan Pengembangan destinasi ekowisata Ekonomi,
pengembangan event seni dan budaya; Sumber Daya dan dan agrowisata
pariwisata dan ekonomi Meningkatnya kualitas Ekonomi Kreatif
kreatif produk pariwisata
Peningkatan dan berbasis media, desain Program Hibah
pengelolaan objek dan daya dan iptek Pariwisata
tarik serta atraksi
pariwisata terpadu dan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-32


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
pengembangan sistem
pengelolaan objek wisata
terpadu
3.7 Meningkatnya Meningkatkan akses pasar Pemberdayaan ekonomi Program Meningkatkan jumlah 5322 6315 Dinas
aktifitas ekspor dan fasilitasi berbasis kerakyatan Pengembangan IKM yang dibina Unit unit Perindustrian
Perdagangan Dalam perdagangan luar negeri, melalui pengembangan Industri Kecil dan (mengembangkan IKM Usaha usaha dan
Negeri dan ekspor memperbaiki iklim usaha industri berbasis sumber Menengah dan menumbuhkan Perdagangan
perdagangan Luar Negeri di daya lokal/potensi lokasi Program wira usaha baru) Prov. NTT
Dearah, meningkatkan daya Perlindungan Peningkatan Jumlah 24 32
saing dan diversifikasi Konsumen dan Industri (unit)
3.8 Meningkatnya produk ekspor daerah, Mengembangkan Pengamanan Penyerapan tenaga
pertumbuhan meningkatkan Sumber Daya industri pengolahan Perdagangan kerja (org) 1,681 1,714
jumlah industri Manusia Aparatur dan hasil produksi pangan, Program Meningkatnya
UMKM ekspor/impor ternak dan perikanan Peningkatan perlindungan
Daerah berbasis masyarakat Perdagangan Dalam konsumen terhadap
dengan meningkatkan Negeri dan Luar kecurangan pedagang
daya saing, nilai tambah Negeri
dan memperluas Program Hibah Meningkatnya nilai
pemasaran Organisasi ekspor perdagangan
Kemasyarakatan produk NTT
Bidang
Perekonomian

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-33


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
3.9 Meningkatnya Merevitalisasi institusi Meningkatnya kuantitas Program Meningkatnya proporsi 2543 4543 Dinas Koperasi
Jumlah, jenis dan ekonomi dan kualitas Koperasi Peningkatan dan jumlah koperasi yang dan Usaha
sebaran Koperasi dan UMKM Pengembangan aktif (unit) Mikro Kecil
dan UMKM Koperasi
Program Meningkatkan Jumlah 581.975 827,009
Pengembangan Anggota Koperasi (org)
Usaha Kecil
Menengah Meningkatnya Modal 660.025 1.286.71
Program Hibah sendiri koperasi (juta) 4.985
Koperasi
Meningkatnya modal 1.196.29. 1.794.34
luar koperasi (juta) 167 3.750

Meningkatnya aset 856.254. 2.784.38


koperasi (juta) 392 1.588

Meningkatnya volume 1.455.54 2.183.32


usaha koperasi (juta) 7.218 0.827

Meningkatanya SHU 145.554. 218.332.


Koperasi (juta) 721 082

3.10 Meningaknya Menciptakan iklim investasi Meningkatkan promosi Program Peningkatan Meningkatnya realisasi - 22 Badan
jumlah dan volume dan usaha yang kondusif dan kerjasama investasi Promosi dan investasi dan kerjasama Koordinasi
kegiatan investasi dalam sektor ekonomi didukung basis data Kerjasama Investasi di daerah (Kab/Kota) Penanaman
unggulan potensi investasi Modal Daerah,
Biro Ekonomi

3.11 Terwujudnya Penyiapan data tentang Pengembangan Program Peningkatan Meningkatnya - 22 Badan
kebijakan ekonomi potensi investasi sektoral kebijakan ekonomi Investasi Daerah ketersediaan data Koordinasi
NTT yang daerah daerah yang lebih potensi investasi Penanaman
kompetitif berdaya saing Program Koordinasi daerah (kab/Kota Modal Daerah,
Koordinasi, evaluasi dan dan Pembinaan Tersedianya informasi - 22 Biro Ekonomi
pengendalian terhadap Pembangunan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-34


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
kebijakan-kebijakan ekonomi Perekonomian dan peluang usaha
daerah Sumber Daya Alam sektorunggulan
(kab/Kota) - 100%
Program Fasilitas Meningkatkan kualitas
Kerjasama Ekonomi pengembangan
dan Pembinaan ekonomi daerah
Badan Usaha melalui
pengembangan KI-
Program Hibah Bolok menjadi
Organisasi kawasan ekonomi
Kemasyarakatan khusus
Bidang Pengembangan
Perekonomian (KI ekonomi dan industri
BOLOK) di Kapet Mbay
Kerjasama investasi
antara daerah, sektor
swasta dan pelaku
usaha lainnya
(Perbankan, Koperasi
dan lembaga keuangan
lainnya)
3.12 Meningkatnya Program Meningkatnya pelayanan >90% Kantor
pelayanan Pengembangan perijinan - Pelayanan
Perizinan sesuai Data Informasi Perijinan
SPM Perijinan Investasi Terpadu Satu
Program Pintu, Biro
Peningkatan Kualitas Ekonomi
Pelayanan Perijinan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-35


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
3.13 Meningatnya Pelatihan ketrampilan tenaga Peningkatan ketrampilan Program Meningkatnya jumlah 0,67 % 3,37 % Dinas Tenaga
kompetensi dan kerja sesuai dengan dan produktvitas, daya Pembinaan dan angkatan kerja yg Kerja dan
daya saing tenaga kebutuhan pasar kerja dan saing dan wirausaha Peningkatan memiliki ketrampilan Transmigrasi
kerja potensi ekonomi di perdesaan baru serta perluasan Ketenagakerjaan Besaran tenaga kerja 17,24 % 26,55 %
melalui pelatihan institusional kesempatan kerja dan yang mendapatkan
dan institusional penempatan tenaga pelatihan berbasis
kerja kompetensi 75 %

3.14 Meningkatnya Pengelolaan iklim kerja Program Penyelesaian kasus 95,31 % 99,21 % Dinas Tenaga
perlindungan yang kondusif melalui Perlindungan dan PHI melalui PB Kerja dan
tenaga kerja hubungan industrial Pengawasan Peninjauan kembali Rp.925.0 Rp.2.500. Transmigrasi
yang harmonis serta Ketenagakerjaan UMP tiap tahun 00 000
penyelesaian PHI secara Besaran pemeriksaan 23,12% 62,53%
cepat, adil dan murah perusahaan
Pengujian peralatan 0.90% 3,31%
Peningkatan intensitas perusahaan
dan kualitas pengawasan
ketenagakerjaan,
keselamatan kerja dan
kesehatan kerja serta
penegakan hukum
3.15 Meningkatnya Pembangunan kawasan Pembinaan dan Program Besaran peminat 48,53 % 61,54% Dinas Tenaga
jumlah peserta transmigrasi baru yang pemberdayaan Pengembangan dan transmigrasi yang Kerja dan
transmigrasi dalam potensial secara ekonomi masyarakat dan Pembinaan Wilayah berhasil difasilitasi Transmigrasi
wilayah NTT dan serta penguatan kapasitas pengembangan kawasan Transmigrasi Besaran 23,04 % 76,92 %
keluar wilayah NTT SDM dan kelembagaan transmigrasi sebagai pemanfataan
melalui pemberian jaminan pusat pertumbuhan baru cadangan areal yang
hidup, pelatihan, sarana yang mendukung behasil dibangun
produksi dan sarana ekonomi kemandirian masyarakat
lainnya menuju kemandirian dan daya saing kawasan
transmigrasi

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-36


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
3.16 Meningaktnya Meningkatnya produksi hasil Mengembangkan Program - Luas tanaman 0 Ha 200 Ha Dinas
perbaikan hutan melalui pembuatan potensi hasil hutan kayu Pengembangan Kehutanan
lingkungan dan pembibitan benih tanam dan non kayu pada Pemanfaatan dan
potensi ekonomi kehutanan dan pengelolaan kawasan hutan dan Penertiban Sumber
masyarakat Cendana Lestari serta lahan masyarakat Daya Hutan
berbasis cendana reboisasi dalam upaya
konservasi wilayah tangkapan
air
Mengembangkan potensi hasil Program Rehabilitasi Jumlah bibit tanaman 766.435 3.266.43 Dinas
hutan kayu dan non kayu Hutan dan Lahan Cendana yang ditanam 5 Kehutanan
pada kawasan hutan dan (KPHL Mutis-
lahan masyarakat Timau)

Pengembnagan potensi
tanaman Cendana
menggunakan 2,5 juta
bibit/anakan

3.17 Meningkatkan Mengembangkan Program - Pengembangan Hasil 100 stup 350 stup Dinas
potensi hasil hutan potensi hasil hutan kayu Pengembangan Hutan Non Kayu : Kehutanan
dan non kayu pada Pemanfaatan dan Jumlah stup Lebah
Penertiban Sumber Madu
kawasan hutan dan
Daya Hutan - Jumlah lokasi budidaya 4 14
lahan masyarakat Kutu Lak
- Tertatanya hutan, 0 dok 3 dok KPHL Mutis-
tersedianya data base
Timau
perencanaan
pengelolaan
- Luas tanam hutan hasil 0 ha 2.000 ha KPHL Mutis-
bianaan
Timau

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-37


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
Mendorong - Luas kawasan hutan 0 95.000 Dinas
terbangunnya kemitraan yang dimanfaatkan Ha KehutananTim
denganpara pihak untuk
mengembangkan usaha - Luas kawasan hutan 5.000 Ha KPHL Mutis
kehutanan di kawasan yang dimanfaatkan Timau
hutan

4. Misi 4, Pembenahan Sistem Hukum dan Reformasi Birokrasi Daerah;

Pencapaian Misi-4 akan diwujudkan melalui pencapaian sasaran sesuai kebijakan umum pembangunan dan program prioritas dengan target yang
ditetapkan secara terukur untuk dapat dicapai melalui SKPD Provinsi sebagaimana Tabel 7.4.

Tabel 7.4
Sasaran, Kebijakan Umum.Program prioritas dan target untuk mencapai Misi-4

Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
4.1 Terwujudnya Menata kelembagaan Program Penataan Perda penataan - 1 perda Biro Organisasi
Penerapan Restrukturisasi
penataan dan berbagai aspek yang Kelembagaan Dan kelembagaan
kelembagaan dan Program dan Kegiatan mengikutinya Ketatalaksanaan Biro orgnisasi
sumber daya pada Efisiensi dan kinerja - >75
Pemprov NTT Menertibkan Program Penerapan perangkat organisasi
administrasi pemerintah Kepemerintahan daerah/SKPD (%)
berorientasi pada yang baik Penataan dan
pelayanan masyarakat, pengendalian - >75
birokrasi dan disiplin kelembagaan , anjab

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-38


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
aparatur dan ABK Kab/kota

Peningkatan pelayanan Program Peningkatan Terlayaninya kebutuhan - >90% Biro Umum.


kedinasan kepala daerah Pelayanan Kedinasan kepala daerah dan wakil Kantor
dan wakil kepala daera Kepala Daerah Wakil kepala daerah dalam Penghubung
Kepala Daerah melaksanakan tugas-
tugas kedinasan
Program Peningkatan Terfasiliitasi dan - >90% Kantor
Kerjasama Antar terkoordinasinyadaerah Penghubung
Pemerintah Daerah dengan K/L
dan Pemerintah
Pusat
Program Pelayanan Terpenuhinya 90% 100% Semua SKPD
Administrasi kebutuhan administrasi
Perkantoran dan perkantoran
Pelaporan Capaian
Kinerja

Program Peningkatan Terpenuhinya 90% 100% Semua SKPD


Sarana dan Prasarana kebutuhan sarana dan
Aparatur prasarana aparatur

Program Peningkatan Terciptanya laporan 90% 100% Semua SKPD


Pengembangan kinerja keuangan yang
Sistem Pelaporan baik
Capaian Kinerja dan
Keuangan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-39


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
4.2 Terwujudnya Penerapan Assement Centre Pembenahan terhadap Program Meningkatnya - >75 Badan
aparatur yang pola pembinaan karir Pembinaan dan pengetahuan dan Kepegawaian
profesional PNS Pengembangan ketrampilan PNS sesuai Daerah
Aparatur tupoksi (%)
Pendidikan dan ProgramPendidika % pejabat struktural - 75% Badan
pelatihan kepemimpinan n Kedinasan yang mengikuti diklat Kepegawaian
serta diklat teknis, penjenjangan Daerah, Badan
fungsional dan struktural Pendidikan dan
berjenjang % Pegawai yang - 50% Pelatihan
mengikuti diklat
teknis
% Pejabat fungsional - 75%
yang mengikuti diklat
penjejangan
fungsional
% Pegawai yang dapat - 75%
meningkatkan
ketrampilan dan
profesionalitas
Jumlah pendidikan - 100%
Diploma, S1, S2 dan S3
bagi PNS

4.4 Terbentuknya 1. Peningkatan kapasitas a) Pembentukan Program Penataan Produk Legislasi 448 543 Biro Hukum
sistem hukum aparatur produk hukum Peraturan Daerah
daerah yang terarah 2. Peningkatan penyuluhan daerah Perundang-undangan Monitoring, evaluasi - 200
untuk hukum b) Evaluasi dan kaji dan pelaporan terpadu
menyelesaiakan 3. Peningkatan pelaksanaan ulang produk hukum Rapat koordinasi 14 20
berbagai masalah RANHAM di daerah daerah permasalahaan hukum
sosial di NTT dan 4. Peningkatan koordinasi c) Pendidikan dan Pembinaan dan
terciptanya dengan aparat penegak pelatihan sumber Pengawasan Produk 373 469
sinkronisasi hukum hukum dan pemangku daya aparatur Hukum Kab/kota
dan HAM yang kepentingan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-40


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
berpihak pada
kepentingan rakyat

4.5 Terwujudnya 1. Peningkatan kapasitas a. Koordinasi Program Peningkatan 1) Penanganan kasus di 28 36


komitmen dan aparatur penegakan hukum Kesadaran Hukum dalam dan luar
koordinasi hukum 2. Peningkatan penyuluhan dan HAM Masyarakat pengadilan
dalam hukum b. Sosialisasi Produk 2) Sosialisasi dan 29 41
pemberantasan 3. Peningkatan pelaksanaan Hukum advokasi peraturan
KKN dan RANHAM di daerah c. Pendidikan dan perundang-
pelanggaran HAM 4. Peningkatan koordinasi Pelatihan Sumber undangan dan
dan peningkatan dengan aparat penegak Daya Aparatur inventarisasi
partisipasi hukum dan pemangku d. Penyediaan Sarana masalah-masalah
masyarakat dalam kepentingan Prasarana Bidang hukum
pemebntukan Hukum 3) Pengembangan JDIH 25 29
produk hukum tingkat Provinsi dan
serta terwujudnya pembinaan JDIH
P5 HAM kab/kota
4) LHKPN 353 500
5) Koordinasi 13 32
pelaksanaan
RANHAM dan
perumusan
kebijakan hukum

4.6 Terwujudnya Penguatan koordinasi dan Meningkatkan peran Program Meningkatnya - 100% Satpol PP, Biro
ketentraman dan kerjasama pemeliharaan serta masyarakat yang Pemeliharaan penyebaran informasi ganggua Hukum
ketertiban umum keamanan dan pemberdayaan sadar dan taat akan n yang

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-41


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
masyarakat hukum dalam Keamanan, tentang perda baru; muncul
memelihara keamanan Kenyamanan Menurunnya tingkat
Lingkungan dan gangguan ketertiban
Perlindungan di daerah
Masyarakat
Program Meningkatnya peran
Peningkatan Pol PP dalam
Penegakan penanganan
Produk Hukum keamanan lingkungan
Daerah
Program
Peningkatan
Kesadaran
Hukum
Masyarakat
Program Hibah
Pengamanan dan
Ketertiban
4.7 Terwujudnya Peningkatan koordinasi Peningkatan koordinasi Program peningkatan Meningkatnya peran - 100% Badan
ketahanan seni, ketahanan seni, budaya, ketahanan seni, budaya, dan Pembinaan Badan Kesbangpol Kesbangpol
budaya, agama, agama kemasyarakatan dan agama kemasyarakatan Ketahanan Seni, dalam koordinasi
kemasyarakatan ekonomi serta peningkatan dan ekonomi serta Budaya, Agama, ketahanan seni,
dan ekonomi serta koordinasi fasilitasi pemilu peningkatan koordinasi Kemasyarakatan, budaya, agama,
peningkatan kewaspadaan nasional fasilitasi kewaspadaan Ekonomi dan kemasyarakatan dan
koordinasi fasilitasi ansional Fasilitasi ekonomi
kewaspadaan Kewaspadaan Meningkatnya peran - 100%
nasional Nasional aparatur
pemerintahan dalam
memfasilitasi
kewaspadaan nasional
di daerah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-42


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)

4.8 Meningkatnya Peningkatan integrasi Meningkatkan Program Fasilitasi Meningkatnya - 100% Badan
penghayatan, nasional (kesatuan bangsa) ketahanan idiologi dan Politik, Pemilu, Bina ketahanan ideologi Kesbangpol
pengamalan, dan peningktan partisipasi kewaspadaan nasional Ideologi dan dan kewaspadaan
pelestarian dan politik dan demokrasi melalui serta meningkatkan wawasan nasional
pengamanan penguatan dan pemberdayaan partisipasi politik dan Kebangsaan Meningkatnya - 100%
idiologi pancasila masyarakat, institusi dan kualitas demokrasi partisipasi politik dan
serta meningkatkan kelompok (perempuan) dan melalui penguatan dan kualitas demokrasi
rasa kebangsaan, partai politik pemberdayaan
cinta tanah air dan masyarakat, institusi,
patriotisme untuk kelompok (perempuan)
kejayaan bangsa dan partai politik
dan negara serta
meningkatkan
kesadaran politik
dan partsispasi
dalam
berdemokrasi
4.9 Meningkatnya Peningkatan partisipasi Meningkatkan peran Program Peningkatan Jumlah PERDA inisiatif, DPRD/Setwan
partisipasi politik dan demokrasi melalui DPRD dalam kapasitas Lembaga jumlah anggaran
masyarakat dalam penguaatan dan memperjuangkan Perwakilan Rakyat pendidikan dan
berdemokrasi pemberdayaan masyarakat, anggaran pendidikan Daerah kesehatan, jumlah
institusi, kelompok dan kesehatan; rekomendasi DPRD
(perempuan) dan Partai Meningkatkan peran kepada Pemerintah
Politik DPRD dalam sebagai TL dari aspirasi
menghasillkan masyarakat
Peraturan Daerah
(Perda) yang berasal
dari hak inisiatif; dan
Meningkatkan peran
DPRD dalam

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-43


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
menghasilkan
rekomendasi kepada
eksekutif sebagai
tindak lanjut dari
aspirasi masyarakat.
4.10 Terwujudnya Memastikan tersedianya Meningkatkan kualitas Program Peningkatan Meningkatnya pelayanan - 100% KP2TSP
pelayanan publik indikator kinerja utama layanan publik dalam hal Kualitas Pelayanan perijinan
yang memenuhi yang cukup solid untuk perijinan, layanan Perijinan
SPM dan SPD mengukur kinerja SKPD; kesehatan, layanan
Meningkatkan ketaatan sosial, Program
terhadap peraturan ketenagakerjaan,informa Pengembangan Data
perundangan; si dan komunikasi dan Informasi Perijinan
Memberikan perhatian ketenagakerjaan. Investasi
serius terhadap aspek
pengendalian, evaluasi dan
pelaporan
Peningkatan Program Meningkatnya Dinas
keterbukaan informasi Pengembangan persebaran informasi Kominfo,Biro
Publik Informasi pembangunan Humas, KPDE
Pembangunan Dinas Kominfo,
Daerah Jangkauan informasi Biro Humas,
pembangunan melalui KPID
Program Kerjasama media massa
Informasi dan Media
Massa Meningkatnya
kemampuan aparat
Program Peningkatan pengelola informasi dan
Komunikasi dan komunikasi
Informasi Daerah
Meningkatnya
penggunaan TIK dalam
Program dalam pelayanan
Pengembangan data pemerintah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-44


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
dan Informasi

Program Hibah
Organisasi Bidang
Komunikasi dan
Informasi
Program Terfasilitasinnya KORPRI
Pembinaan pembinaan Korpri
Pengembangan dan
Perlindungan
KORPRI
Program Meningkatnya Biro Kesra
Peningkatan kesejahteraan
Kerukunan Hidup masyarakat dan
Umat Beragama kerukunan hidup Biro Kesra
Program beragama di daerah
Koordinasi
Peningkatan
Kesejahteraan
Masyarakat
Program Hibah
Organisasi
Kemasyarakatan
Bidang
Kesejahteraan
Sosial, Bidang
Keagamaan dan
Kependidikan Biro
Program Bantuan Pemerintahan
Sosial Bidang
Pendidikan,
Program
Peningkatan Tata

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-45


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
Kelola
Pemerintahan
Kependudukan dan
Otonomi Daerah
Program Meningkatnya kerjasama Biro
Peningkatan antar pemerintah daerah Pemerintahan,
Kerjasama Antar Biro Hukum
Pemerintah Daerah Jumlah Kesepakatan 1 11 Biro
kerjasama antar Pemerintahan,
pemerintah daerah Biro Hukum
terkait pengelolaan DAS
Hulu Hilir

4.11 Kajian Pemenuhan kelayakan Percepatan Program Peningkatan Terbentuknya Daerah 2 5


Pembentukan persyaratan sebagai Daerah pembangunan daerah Kerjasama Antar otonom Baru (DOB)
Daerah Otonom otonomi Baru tertinggal Pemerintah Daerah
Baru (DOB)
Program Peningkatan Meningkatnya fasiliitasi <100 100% Kantor
Kerjasama Antar koordinasi daerah Penghubung
Pemerintah Daerah dengan K/L
dan Pemerintah
Pusat
Menerapkan e- Program Meningkatnya Biro Adm
government dan Pengendalian pengelolaan program Pembangunan
penggunaan teknologi Administrasi dan kegiatan SKPD
informasi untuk Pembangunan
meningkatkan kualitas Daerah
layanan administrasi.
Program Peningkatan Meningkatnya Sekretariat
Komunikasi dan kemampuan aparat Komisi
Informasi Daerah pengelola komunikasi Penyiaran
dan informasi Indonesia
Daerah (KPID)

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-46


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)

Program peningkatan Tersedianya arsip Badan Arsip


sistem informasi daerah yang lengkap dan
administrasi dan terkini
kearsipan

Program Pembinaan
dan dan
Pengembangan
Aparatur

Program Dukungan Meningkatnya Bappeda


Manajemen keselarasan
Kerjasama perencanaan
Pembangunan pembangunnan antara
Daerah Dengan daerah dan lembaga
Lembaga donor
Internasional

Program Tersedianya dokumen 15 15 Bappeda


Perencanaan dan perencanaan, evaluasi
Evaluasi dan pengendalian yang
Pembangunan berkualitas dan tepat
Daerah waktu

Jumlah perencanaan 3 13 Dinas


Pengelolaan DAS Kehutanan,
terpadu antar daerah Bappeda
difasilitasi Pemda dan
Forum DAS NTT

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-47


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)

4.12 Meningkatnya Menerapkan Sistem Meningkatkan tertib Program Peningkatan berjalannya SPI,; Inspektorat
sistem akuntabilitas pengawasan internal pada perencanaan; Sistem Pengawasan berkurangnya temuan;
pengelolaan setiap SKPD; Meningkatkan tertib Internal dan berkurangnya
pemerintahan di Meningkatkan pengelolaan keuangan Pengendalian kegiatan yang tidak
ProvinsiNusa profesionalisme aparat / daerah (pendapatan, Pelaksanaan selesai pada akhir
Tenggara Timur SDM pengawas; belanja, pembiayaan Kebijakan KDH tahun
Komitmen untuk dan aset daerah);
menindaklanjuti LHP Meningkatkan tertib
dengan menyelesaikan pelaporan
temuan-temuan yang ada
4.13 Meningkatnya 1) Intensifikasi dan Peningkatan Sistem Program peningkatan Meningkatnya 456 M 1.000 Dinas
pendapatan daerah ekstensifikasi sumber- Informasi dan dan Pengembangan penerimaan Milyar Pendapatan dan
dan pengelolaan sumber penerimaan manajemen pendapatan pengelolaan pendapatan daerah; Aset Daerah
aset daerah daerah; dan aset daerah keuangan daerah dan Meningkatnya upaya
2) Optimalisasi Penataan Aset penataanusahaan, -
pendayagunaan aset bagi penggunaan, dan 80%
peningkatan PAD; pemanfaatan
3) Peningkatan SDM pengamanan aset
pengawasan dan secara akuntabel;
pengendalian tugas dan Meningkatnya
fungsi aparatur. pengelolaan keuangan -
4) Optimalisasi dan aset secara 80%
pendayagunaan teknologi profesional dan
informasi dan tata kelola kompetensi aparatur
keuangan dan aset
berbasis online
4.14 Terbangunnya 1) Menerapkan Sistem Program Kualifikasi SDM <100 100% Inspektorat,
sistem pengawasan pengawasan internal pada Peningkatan Pengawas; Biro Keuangan
internal pada setiap setiap SKPD; Profesionalisme
SKPD Pemprov Tenaga Pemeriksa
dan Aparatur

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-48


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
Pengawasan

Program Meningkatnya Inspektorat,


peningkatan dan pengelolaan keuangan Biro Keuangan
Pengembangan daerah sesuai aturan yg
pengelolaan berlaku
keuangan daerah
Program Meningkatnya Biro Keuangan
pembinaan dan pengelolaan keuangan
fasilitasi daerah kabupaten dan
pengelolaan kota
keuangan
kabupaten kota
Meningkatnya predikat
dalam akuntabilitas
anggaran maupun
program (Opini BPK)
4.15 Meningkatnya Penelitian Pengembangan Perlunya kesepahaman Program Penelitian Meningkatnya jumlah 25% 100% BP2D
sumber daya Ekonomi, Sosial, Budaya, rencana pembangunan Pengembangan kejuruan sekolah
pendidikankejuruan Iptek, Lingkungan Hidup, pendidikan kejuruan Ekonomi, Sosial, kejuruan sesuai
yang berbasis Politik dan Pemerintahan antara Pemda Provinsi Budaya, Iptek, kebutuhan daerah dan
inovasi daerah dan pemda kab/kota Lingkungan Hidup, lulusan sekolah kejuruan
untuk menciptakan serta pihak swasta Politik dan yang masuk pasar kerja
lapangan kerja sebagai pemakai tenaga Pemerintahan
sendiri kerja kejuruan

Penciptaan dan
perluasan
kesempatan kerja

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-49


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)

4.16 Menciptakan Adanya kerjasama antar Program Peningkatan Meningkatnya jumlah 25% 100% BP2D
korporasi kegiatan daerah untuk Kapasitas kluster kegiatan
ekonomi produktif mendukung Kelembagaan ekonomi produktif dan
dan inovatif antar keberlanjutan Penelitian dan terbentuknya korporasi
Desa Mandiri pasokanbahan-bahan Pengembangan kegiatan berskala usaha
Anggur Merah konsumsi sesuai standar Daerah serta menengah
menuju yang diisyaratkan oleh Penyerbarluasan
kemandirian pemakai baik Data dan Informasi
ekonomi lokal perorangan maupun Pelitian
lembaga swasta
4.17 Efektivitas dan Adanya komitmen Program Peningkatan Tersedianya publikasi 25% 100% BP2D
dampaknya dalam bersama untuk Kapasitas hasil penelitian bidang
pelaksanaan Pemilu mendukung Kelembagaan politik dan
Kada Langsung keberlanjutan Penelitian dan pemerintahan
pemilukada langsung Pengembangan
Penerapan prinsip- sebagai wujud Daerah serta
prinsip tata kelola demokrasi dan adanya Penyerbarluasan
pemerintahan yang kepahaman bersama Data dan Informasi
baik dalam menegaskan Penelitian
prinsip-prinsip tata
kelola pemerintahan
yang baik

4.18 Meningkatnya Perlunya dikembangkan Peningkatan Terwujudnya hasil-hasil 25% 100%


kualitas dan komunikasi intensif kapasitas penelitian sebagai bahan
kuantitas tenaga antara para peneliti kelembagaan masukandalam proses
peneliti dengan DRDsebagai penelitian dan pengambilan keputusan
bentuk komitmen pengembangan publik
4.19 Meningkatnya transformasi IPTEK daerah serta
eksistensi Dewan penelitian dan penyebarluasan data
Riset Daerah pengembangan daerah dan informasi
penelitian

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-50


5. Misi 5, Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Yang Berbasis Tata Ruang Dan Lingkungan Hidup;

Pencapaian Misi-5 akan diwujudkan melalui pencapaian sasaran sesuai kebijakan umum pembangunan dan program prioritas dengan target yang
ditetapkan secara terukur untuk dapat dicapai melalui SKPD Provinsi sebagaimana Tabel 7.5.

Tabel 7.5
Sasaran, Kebijakan Umum.Program prioritas dan target untuk mencapai Misi-5

Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
5.1 Tersusunnya Pemberian bantuan teknis Menyelaraskan Program Perda Tata Ruang 22 23 Bappeda dan
Rencana tata ruang bagi upaya penyusunan kebijakan penataan Pengembangan Data (buah) Dinas Pekerjaan
dan pengendalian rencana tata ruang dan ruang Nasional, wilayah Perencanaan dan Perda RDTL Kawasan 1 22 Umum
pemanfaatan ruang pengendalian pemanfaatan Provinsi dan wilayah Pembinaan Tata Pemanfaatan Ruang <75 >75
secara ruang oleh kabupaten/kota Kabupaten/Kota; Ruang sesuai struktur
berkelanjutan Melakukan review RTRWP (%)
berwawasan Rencana Tata Ruang Pemanfaatan Ruang <75 >75
lingkungan Wilayah Provinsi NTT, sesuai Pola RTRWP
sesuai dengan regulasi (%)
dan kondisi terkini serta Luasan RTH publik - 20%
Penyusunan Rencana dari luas wilayah
Rinci Tata Ruang; kota/kawasan
perkotaan
5.2 Terciptanya Mengembangan sistem Meningkatkan Penataan Program Panjang Jalan Provinsi 1330.46 1530,46 Dinas PU
konekktivitas antar jaringan prasarana Sistem Trasportasi di Pembangunan Jalan (Km)
pusat produksi dan perhubungan terpadu antar Provinsi NTT yang dan Jembatan Panjang Jembatan (m)
pusat moda (darat, laut dan udara) difokuskan pada
koleksi/distribusi yang menjangkau pusat-pusat Konektivitas antar
barang dan jasa produksi di perdesaan dengan Wilayah melalui
pusat koleksi-distribusi di Pembangunan Sarana
perkotaan dan Prasarana

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-51


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
Trasportasi Antar Desa

5.3 Meningkatnya Meningkatkan kinerja Pembangunan dan Program Parasarana Irigasi < 70% >70% Dinas PU
kapasitas, pengelolaan sistem jaringan Pemeliharaan Jaringan Pengembangan dan dan Jaringan Irigasi
partisipasi irigasi teknis demi Irigasi Pengelolaan Sistem baik (%)
masyatakat dan meningkatkan produktifitas Irigasi
produktifitas
layanan jaringan Program Pengolahan
irigasi teknis Sumber Daya Air
5.4 Meningkatnya Meningkatkan iklim usaha Pembinaan Jasa Program Manajemen Perda IUJK sesuai 5 22 Dinas PU
profesionlisme yang kondusif bagi dunia Konstruksi di Daerah dan Layanan Tata peraturan perundang
masyarakat jasa usaha jasa konstruksi serta Laksana undangan (Kab/Kota )
konstruksi meningkatkan sistem baku Infrastruktur
dalampembanguna mutu pelayanan jasa Pekerjaan Umum
n infrastrukstur konstruksi
5.5 Meningkatnya Bina manusia, bina usaha dan Pembangunan Rumah Program Peningkatan Jumlah 60 80 Dinas PU dan
jumlah rumah layak bina lingkungan dalam Layak Huni bagi Pengembangan Rumah Layak Huni %) Dinas
huni dalam kerangka memampukan Masyarakat Perumahan dan Transmigrasi
lingkungan masyarakat miskin untuk Berpenghasilan Rendah Permukiman Tenaga
permukiman yang memenuhi kebutuhan akan khususnya di Kawasan Kerjadan Dinas
sehat bagi perumahan yang layak Perdesaaan Sosial, BPMPD
masyarakat miskin
di perdesaan dan
perkotaan
5.6 Meningkatnya Mengembangkan sistem Penyediaan Air Bersih Program Sarana Air Bersih - 60 Dinas PU, Dinas
cakupan pelayanan produksi transmisi dan untuk kebutuhan Pengembangan Perdesaan Transmigrasi
air bersih untuk distribusi air secara merata masyarakat Sarana Dan dan Tenaga
masyarakat bagi masyarakat perdesaan Prasarana Pedesaan Kerja
maupun perkotaan
5.7 Meningkatnya Mendayagunakan potensi air Penyediaan Sumber Air Program Pelayanan Air Minum 35 60 Dinas PU, Dinas
Ketersediaan Air permukaan maupun air tanah Baku yang untuk Pengembangan (%) Transmigrasi
Baku Bersih untuk yang ada secara optimal untuk pemenuhan kebutuhan Sarana Dan dan Tenaga
Masyarakat meningkatkan ketersediaan sehari-hari khususnya Prasarana Pedesaan Kerja

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-52


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
Perdesaan air baku daerah Pedesaan
5.8 Review Kawasan Meningkatkan kualitas Program Rehabilitasi Luas wilayah DAS/Pulau 1.808.99 1.581. Dinas
Hutan pengelolaan kawasan Hutan dan Lahan yang dipertahankan 0 Ha 540 Ha Kehutanan
hutan sebagai kawasan hutan
minimal 30%

5.9 Peningkatan Meningkatkan kualitas Program Rehabilitasi - Penurunan jumlah 83 kasus 42 kasus Dinas
Perlindungan dan pengelolaan kawasan Hutan dan Lahan kasus kehutanan Kehutanan
Pengamanan hutan hutan - Peningkatan 44,60% 70%
penyelesaian kasus
50%
kehutanan
- Penurunan luas
kebakaran lahan 11.691, 6.000 Ha
kawasan hutan 85
- Penyelesaian kasus 0 kasus 10 kasus KPHL Mutis-
konflik kehutanan Timau
5.10 Rehabilitasi dan Meningkatkan Program Rehabilitasi - Pembuatan tanaman 270.950 274.350 Dinas
Lahan seluas 3.500 produktivitas lahan Hutan dan Lahan kehutanan di dalam Ha Ha Kehutanan,
Ha kritis di dalam kawasan kawasan hutan dan di BLHD
Program Peningkatan luar kawasan hutan
hutan dan di luar
Pengendalian (RHL, HKm, HD,
kawasan hutan
Pemanfaatan Sumber Pengelolaan DAS dan
Daya Alam dan Pembibitan)
Lingkungan Hidup
Dinas
0 3 Kehutanan,
Program Penyusunan rencana
Perlindungan detail/teknis tata Bappeda
Pemulihan ruang kawasan DAS (Forum DAS),
lintas kabupaten BLHD
Konservasi Sumber
Rencana Pengelolaan
Daya Alam dan DAS Terpadu
(Benanain, Noelmina

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-53


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
Lingkungan Hidup dan Aesesa) 3 3

Lokasi Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Program Pengelolaan DAS sesuai kebijakan 0 13
DAS Terpadu tata ruang
KPHL Mutis
Jumlah unit model
0 4 unit Timau
pengelolaan DAS
Terpadu
5.11 MeningkatnyaKuali Mengembangkan sistem Menciptakan lingkungan Program Peningkatan Sanitasi lingkungan yang Dinas PU,
tas Sanitasi pengelolaan sanitasi yang sehat bagi Pengendalian berkualitas BLHDdan
Lingkungan lingkungan berbasis peningkatan Pemanfaatan Sumber Kesehatan
masyarakat untuk kesejahteraan Daya Alam dan
meningkatkan pemanfaatan masyarakat Lingkungan Hidup
oleh masyarakat miskin
Program
Pengendalian
Penyakit dan
Penyehatan
Lingkungan;
5.12 Meningkatnya Menjaga iklim usaha yang Penyediaan Transportasi Program Jumlah dan kapasitas 40% 80% Dinas
Pelayanan kondusif bagi dunia usaha Publik yang aman, Pembangunan Sarana transportasi umum Perhubungan
Transportasi Publik jasa transportasi serta nyaman dan terjangkau dan Prasarana
mengembangkan sistem dikhususkan pada Fasilitas
pengawasan dan Pembangunan, Perhubungan
pengendalian yang efektif Perbaikan Terminal
berkaitan dengan sertifikat serta Peningkatan Daya
layak jalan bagi kendaraan Angkut Program Peningkatan Peningkatan 40% 80%
angkutan publik Pelayanan Angkutan Keselamatan
Transportasi

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-54


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
5.13 Kelestarian Meningkatkan Pengawasan Penegakkan hukum Program Peningkatan Optimalisasi Hukum- - 100% BLHD
Lingkungan hidup dan Pengendalian Usaha lingkungan Pengendalian hukum lingkungan
Pertambangan Pemanfaatan Sumber Tersedianya Tenaga
Meningkatkan pengawasan Daya Alam dan Fungsional Pengawas
dan pengendalian Lingkungan Hidup Lingkungan
pertambangan yang Ramah Tersusunnya Perda
Lingkungan mengenai Penegakan
Hukum Lingkungan

Peningkatan kapasitas Program Peningkatan Peningkatan kapasitas - 85% BLHD, Dinas


kelembagaan pengelola Pengendalian kelembagaan Kehutanan
lingkungan hidup di Pemanfaatan Sumber
daerah. Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
5.14 Perlindungan dan Peningkatan Kelestarian Menjaga kelestarian Program Penurunan Kerusakan - 80% BLHD , Dinas
pengawasan ekosistem pesisir dan laut pesisir laut dari Perlindungan Pesisir dan Laut Perikanan
ekosistem pesisir, melalui rehabilitasi dan kerusakan dengan upaya Pemulihan Kelautan, Dinas
laut dan pulau- konservasi penyusunan rencana Konservasi Sumber Kehutanan
pulau kecil zonasi pesisir laut serta Daya Alam dan
penguatan kapasitas Lingkungan Hidup,
kelembagaan untuk
perlindungan pesisir laut
5.15 Penggunaan Energi Penggunaan sumber Energi Penggunaan Sumber Program Pembinaan Jumlah Pembangkit 2 5 Dinas
Baru Terbarukan Baru dan Terbarukan Energi yang Terbarukan dan Pengembangan Listrik tenaga Surya dan Pertambangan
serta pengurangan Ketenagalistrikan Air
penggunaan energi Fosil
dikhususkan pada
Pembangunan
Pembangkit Listrik
Tenaga Surya dan Air
5.16 Pemanfaatan Peningkatan pengawasan Peningkatan Program Pembinaan Jumlah Ijin Usaha - 100% Dinas
Sumber Daya Alam serta pelestarian lingkungan Pemanfaatan SDA Pengawasan Dan Pertambangan dan Pertambangan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-55


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No. Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
Pertambangan dan di daerah tambang Pertambangan khususny Penertiban Usaha Wajib AMDAL dan BLHD
Peningkatan Perijinan dan Pegawasan Pertambangan,
Kelestarian Usaha Pertambangan Migasdan Panas
Lingkungan akibat guna mencapai Bumi
Pertambangan keseimbangan antara
Pemanfaatan dan Program
Pelestarian Lingkungan Pengembangan
Pertambangan

6. Misi 6, Meningkatkan Kualitas Kehidupan Keluarga, Pemberdayaan Perempuan,serta Perlindungan dan Kesejahteraan Anak;

Pencapaian Misi-6 akan diwujudkan melalui pencapaian sasaran sesuai kebijakan umum pembangunan dan program prioritas dengan target yang
ditetapkan secara terukur untuk dapat dicapai melalui SKPD Provinsi sebagaimana Tabel 7.6.

Tabel 7.6
Sasaran, Kebijakan Umum, Program Prioritas dan Target untuk Mencapai Misi-6

Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
6.1 Meningkatnya Peningkatan kapasitas Penguatan kelembagaan Program Regulasi pelaksanaan - 50 Badan
kapasistas hidup perempuan pedesaan perempuan dan anak di Pemberdayaan dan PUG, perempuan dan Pemberdayaan
perempuan untuk Adanya kebijakan tingkat provinsi, Perlindungan Anak anak Perempuan dan
mengkakses pemerintah (regulasi) yang kabupaten/kota dan Perempuan pembentukan Pokja Anak
sumber daya menjamin peningkatan Pembentukan Focal
pembangunan partisipasi perempuan Point
pedesaan untuk terlibat Program Penguatan Penerapan anggaran
dalam pengambilan Kelembagaan PUG yang responsif gender

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-56


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
keputusan di tingkat desa dan Anak SKPD
hingga kecamatan Pembinaan, penguatan
Peningkatan pengetahuan Program Hibah partisipasi masyarakat
dan keterampilan Bidang dalam lembaga dan
perempuan pedesaan dalam Pemberdayaan pelaksanaan PUG
segala bidang Perempuan, Peningkatan kuantitas
pembangunan termasuk Perlindungan Anak dan kualitas hidup
teknologi tepat guna dan Keluarga perempuan dalam
Peningkatan jumlah Berencana pembangunan
perempuan yang terlibat Peningkatan upaya
dalam proses perencanaan pencegahan,
dan penganggaran penanganan tindak
kekerasan dan
masalah sosial
perempuan serta
perlindungannya
terhadap tenaga kerja
perempuan dan
perdagangan orang
Peningkatan upaya
perlindungan terhadap
pemenuhan hak dasar
hidup anak
Pembinaan, penguatan
wadah pemberdayaan,
perlindungan
perempuan dan anak
Pendataan data
terpilah, monev, dan
KIE serta pemberian
penghargaan
pelaksanaan
permberdayaan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-57


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
perempuan dan anak
Pembinaan,
penyediaan,
pengelolaan sarana
prasarana peningkatan
jumlah perempuan
dalam jabatan publik,
politik dan Sosbud

6.2 Meningkatnya Peningkatan kapasitas Meningaktkan Program Kelompok usaha - 100 Badan
Kelompok usaha hidup perempuan kompetensi Pemberdayaan dan perempuan mendapat Pemberdayaan
perempuan pedesaan kewirausahaan Perlindungan Anak akses pinjamam Perempuan dan
Peningkatan pengetahuan dan Perempuan modal dari lembaga Anak
dan keterampilan formal permodalan
perempuan pedesaan (%)
dalam segala bidang Program Penguatan Jumlah kelompok - Badan
pembangunan termasuk Kelembagaan PUG usaha bersama 60 Pemberdayaan
teknologi tepat guna dan Anak perempuan (KUB) Perempuan dan
Peningkatan kelompok (%) Anak
usaha perempuan Program Hibah Jumlah perempuan
pedesaan Bidang perdesaan yang
Pemberdayaan terampil teknologi
Perempuan, tepat guna
Perlindungan Anak Pembinaan penguatan
dan Keluarga kelembagaan PUG dan
Berencana anak dipedesaan
Peningkatan kuantitas
dan kualitas hidup
perempuan dalam
pembangunan di
pedesaan
Peningkatan upaya
pencegahan,

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-58


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
penanganan tindak
kekerasan dan
masalah sosial
perempuan serta
perlindungannya
terhadap tenaga kerja
perempuan pedesaan

6.3 Tercapainya 30% Adanya kebijakan, Program Keterwakilan 30 Badan


keterwakilan pemerintah (regulasi) yang Pemberdayaan dan Perempuan dalam Pemberdayaan
jabatan perempuan menjamin peningkatan Perlindungan Anak jabatanlegislatif, Perempuan dan
sebagai tindakan partisipasi masyarakat dalam dan Perempuan eksekutif, yudikatif Anak
afirmatif dalam pelaksanaan dan sosbud (%)
jabatan legislatif, pengarusutamaan gender dan Pembinaan penguatan
judikatif dan anak Program Penguatan kualitas perempuan
eksekutif Kelembagaan PUG dalam pembangunan
dan Anak
6.4 Terbentuknya Desa Peningkatan kapasitas Meningkatkan Program Penguatan Jumlah Desa Layak 0 300 Badan
Layak Anak hidup perempuan pedesaan Partisipasi Anak Dalam Kelembagaan PUG Anak Pemberdayaan
Adanya kebijakan Pembangunan dan Anak Jumlah 10 300 Perempuan dan
pemerintah (regulasi) yang Desa/Kelurahan yang Anak, BPMPD,
menjamin peningkatan menyelenggarakan BAPPEDA
partisipasi perempuan Musrenbang
pedesaan untuk terlibat Desa/kelurahan
dalam pengambilan Berperspektif anak
keputusan di tingkat desa
hingga kecamatan
Peningkatan pengetahuan
dan keterampilan
perempuan pedesaan dalam
segala bidang
pembangunan termasuk
teknologi tepat guna

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-59


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
Peningkatan jumlah
perempuan yang terlibat
dalam proses perencanaan
dan penganggaran dari
tingkat desa hingga
kecamatan
Peningkatan kelompok
usaha perempuan pedesaan

7. Misi -7, Mempercepat Pembangunan Kelautan Dan Perikanan.


Pencapaian Misi-7 akan diwujudkan melalui pencapaian sasaran sesuai kebijakan umum pembangunan dan program prioritas dengan target yang
ditetapkan secara terukur untuk dapat dicapai melalui SKPD Provinsi sebagaimana Tabel 7.7.

Tabel 7.7
Sasaran, Kebijakan Umum Program prioritas dan target untuk mencapai Misi-7

Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
7.1 Meningkatnya Peningkatan dan Optimalisasi Program Produksi Tangkap (ton) 69.304.74 88.452.36 Dinas Kelautan
produksi dan percepatan pertumbuhan sumberdaya kelautan Pengembangan RTP Tangkap 17.906.70 22.853.99 dan Perikanan
produktivitas ekonomi dan investasi dan perikanan yang Perikanan Tangkap Jmh Tenaga teknis yang 76 101
berkualitas perikanan ramah lingkungan yang profesional (orang)
perikanan dan Peningkatan penunjang percepatan 1.306.770 2.104.566
Produksi Budidaya
kelautan dan PAD Pengembangan industri pertumbuhan ekonomi Program .25 .55
(Ton)
dan pemberdayaan 38.035.20 48.543.62
maritim dan Pengembangan
7.2 Meningkatnya SDM pemberdayaan masyarakat masyarakat yang Perikanan Jml RTP Budidaya (RT) 49.000.00 65.664.69
kelautan dan Peningkatan Pengamanan mandiri dan berjiwa Budidaya Pemanfaatan Lahan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-60


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
Perikanan dan perlindungan terhadap kewirausahaan budidaya
potensi sumberdaya Program Bantuan
7.3 Menurunnya kelautan dan perikanan Sosial Kelautan
jumlah tindakan yang lestari Perikanan
illegal fishing
rehabilitasi
perairan
7.4 Meningkatnya Peningkatan pemberdayaan Optimalisasi teknologi Program Dinas Kelautan
Jumlah penyuluh (org) 147 196
Ketahanan Pangan masyarakat dan penurunan hasil produksi yang Pengembangan dan Perikanan
dan gizi masyarakat angka gizi buruk serta berdaya saing dipasar Penyuluhan Jumlah Produk Export 145.545.3 195.044.7
dan Promosi pengembangan budaya global dan deversifikasi Kapasitas
Jumlah Produk 81 31
makan ikan (promosi) produk berbasis blue Kelembagaan dan
green ekonomi Pemasaran domestik
704.079 9.433
Produksi Perikanan Jumlah KUB (klpk)
7.5 Jumlah investor Peningkatan dan Program Bantuan 1816 243
dan percepatan pertumbuhan Sosial Kelautan Jumlah Investor (PT)
industriperikanan ekonomi dan investasi Perikanan
22 33,50
mendukung perikanan
peningkatan PDRB Peningkatan
Pengembangan industri
7.6 Meningkatnya maritim dan pemberdayaan
produksi, export masyarakat
dan PAD Peningkatan Pembukaan
lapangan pekerja,
7.7 Jumlah RT peningkatan penyerapan
perikanan tenaga kerja, menciptakan
bertambah iklim usaha yang kondusif
dan adopsi tenologi
(inovasi baru)

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-61


8. Misi- 8, Mempercepat Penanggulangan Kemiskinan, Bencana Dan Pengembangan Kawasan Perbatasan.

Pencapaian Misi-8 akan diwujudkan melalui pencapaian sasaran sesuai kebijakan umum pembangunan dan program prioritas dengan target yang
ditetapkan secara terukur untuk dapat dicapai melalui SKPD Provinsi sebagaimana Tabel 7.8.

Tabel 7.8
Sasaran, Kebijakan Umum.Program prioritas dan target untuk mencapai Misi-8
Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
8.1 Menurunnya Angka Meningkatkan Penguatan Program Jumlah Penduduk 20,23 15,00 Bappeda,
Kemiskinan kemampuan Kelembagaan Pemberdayaan miskin (%) BPMPD, Dinas
penduduk dari masyarakat miskin Pemberdayaan dan Sosial
20,03 % menjadi melalui pola Masyarakat dalam Pengembangan Kelembagaan - 100
15,0 % pemberdayaan Penanggulangan Masyarakat Desa/kelurahah
Masyarakat Kemiskinan Pedesaan yang dibina (%)
Program Jumlah Desa
pengembangan - 100
Peningkatan Kapasitas Peningkatan
Aparatur dan Kapasitas TTG
pengembangan Kelembagaan Jumlah Rumah 2.985 16.225
sekolah aplikatif Sosial Ekonomi dibangun (unit)
lapangan bagi aparatur Dan Aparatur
Jumlah - 100
desa/kelurahan Desa
Peningkatan
Memperluas akses Program
Kapasitas
masyarakat terhadap Pengembangan
aparatur
modal usaha kemitraan dan
Desa/kelurahan
Teknologi
(%)
Pedesaan
Program Hibah Jumlah Lokasi 585 3.246
Bantuan Desa Mandiri
Perumahan Anggur Merah
(P2LDT) (Desa/

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-62


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
Program Desa kelurahan)
Mandiri Anggur
Merah
Program Hibah
Ekonomi
Produktif
8.2 Meningkatkan Fasilitasi bantuan Program Jumlah KK Miskin Dinas Sosial
Meningkatnya
Pertumbuhan modal usaha bagi Pemberdayaan yang mempunyai 21 22
perlindungan sosial
Ekonomi Masyarakat kelompok usaha Fakir Miskin, ketrampilan
bagi masyarakat
di Daerah Perbatasan Fasilitasi panti-panti KAT, dan PMKS berusaha/ KUBE
miskin
agar Tidak Terjadi Pembinaan dan lainnya (kab/kota)
Kesenjangan fasilitasi sosial dasar Program Jumlah penghuni 21 22
Ekonomi warga KAT dan PMKS Pelayanan dan panti dinas yang
Pembinaan dan Rehabilitasi ditangani
pelayanan bagi Kesehatan Sosial (kab/kota) 21 22
penyandang cacat dan Program Jumlah KAT yang
ekstrauma Pembinaan ditangani
Penyandang (Kab/kota)
Cacat dan Eks
Trauma
Program
Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan
Sosial
Program
Penyandang
Penyakit Sosial
Program Bantuan
Sosial Kepada
Individu dan
Keluarga

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-63


Capaian Kinerja
SKPD
Kondisi Target
No Sasaran Strategi Kebijakan Umum Program Prioritas Indikator Target Penanggung
Awal Akhir
Jawab
(2012) (2018)
8.3 Mewujudkan Meningkatkan Mitigasi Meningkatnya Upaya Program Jumlah Desa Badan
Ketahanan Terhadap dan Adaptasi terhadap Mitigasi dan Adaptasi Pencegahan Dini Tangguh 21 22 Penanggulangan
Bencana Bencana terhadap Bencana dan Bencanatermasu Bencana, Dinas
Penanggulangan k bencana karena Sosial, Dinas PU,
Korban Bencana dampak Dinas
Alam perubahan iklim Kesehatan,
(kab/kota) Dinas
Jumlah Fasilitasi Kehutanan
kesiapsiagaan 21 22
bencana
(kab/kota)
8.4 Meningkatnya Persehatian Fasilitasi penyelesaian Program Percepatan 6 Kabupaten 6 Kabupaten Badan
situasi keamanan masyarakat perselisihan dan Pengembangan pengembangan dan 5 Pulau dan 5 Pulau Perbatasan
yang kondusif di perbatasan melalui penegasan batas Wilayah Perbatasan wilayah terdepan terdepan
kawasan pendekatan adat, administrasi kab/kota perbatasan dan
perbatasan antar agama dan hukum dan batas wilayah pulau terdepan
Negara dan antar Negara Jumlah
daerah penyelesaian
perselisihan
batas di 3 segmen 10 segmen
beberapa segmen
yang bermasalah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VII-64


BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

8.1. Kebijakan Program Prioritas

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi serta kebijakan yang telah dijelaskan sebelumnya, disusun program-program
pembangunan sesuai dengan bidang urusan pemerintahan selama periode lima tahun, dengan prioritas program beserta indikator kinerja
program. Dalam perencanaan pembangunan lima tahunan daerah, ditetapkan program-program pembangunan daerah, yaitu program yang
merupakan prioritas kepala daerah terpilih untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, serta program penyelenggaraan
pemerintahan, yang merupakan program prioritas SKPD berkaitan dengan kewenangan serta tugas pokok dan fungsi SKPD yang mendukung
pencapaian visi dan misi kepala daerah.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013 2018 memuat Program pembangunan daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
diarahkan untuk mencapai 6 tekad Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu :1) Menjadikan NTT sebagai Provinsi Jagung, 2)
Menjadikan NTT sebagai Provinsi Ternak, 3) Menjadikan NTT sebagai Provinsi Koperasi, 4) Mengembalikan Keharuman Cendana di Provinsi
NTT, 5) Meningkatkan Produksi Perikanan, dan 6) Meningkatkan Pariwisataan NTT.
Untuk lebih memacu pembangunan maka Program Desa Mandiri Anggur Merah ditingkatkan volume dan kualitas pengelolaannya
melalui langkah strategis yaitu; (i) sinergi dengan program lain, (ii) pengembangan koperasi sebagai pengelola hibah Desa/kelurahan, (iii)
meningkatkan pengendalian melalui pelibatan pemerintah kecamatan, Polsek dan Koramil serta peningkatan kualitas PKM.

8.2. Target Program Prioritas dan Pendanaan

Untuk mendukung tercapainya keenam tekad tersebut, telah ditetapkan berbagai program yang akan dilaksanakan selama 5 (lima)
tahun ke depan. Indikasi rencana program-program prioritas tersebut membutuhkan pendanaan yang proporsional sesuai tingkat urgensi
masing-masing program, yang pengelolaannya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (i) Aspek Pengelolaan Anggaran yang transparan dan
akuntabel untuk mencapai tata kelola keuangan dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), (ii) Aspek Manfaat: Program yang
dilaksanakan harus bisa memberikan maanfaat optimal bagi masyarakat, memiliki daya ungkit besar, daya tarik investasi, menumbuhkan
partisipasi masyarakat, dan mampu mengatasi permasalahan pembangunan, (iii) Aspek Capaian Kinerja: Program-program yang dilaksanakan
harus mampu mewujudkan target pembangunan yang telah ditetapkan .
Untuk meningkatkan daya dorong, dana dialokasikan pada program prioritas yang pro rakyat, meningkatkan daya saing wilayah dan
mampu mencapai target-target yang ditetapkan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program prioritas pada masing-masing
urusan dan pendanaan untuk mencapai target per tahun RPJMD tahun 2013-2018 sebagaimana tabel 8.1.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-1


Tabel 8.1
Indikasi Rencana Program yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16
A URUSAN UMUM 608.976 672.232 742.173 790.284 872.922
1 1.01,1,01,01,00,00, Belanja Pegawai Terpenuhinya Jumlah
5,1,1 pembayaran pembayaran gaji
gaji dan setiap bulannya Semua
13 bln 483.296 13 bln 531.625 13 bln 584.788 13 bln 614.027 13 bln 675.430
tunjangan SKPD
aparatur
pemerintah
2 Program Terpenuhinya Jumlah kebutuhan
Pelayanan kebutuhan administrasi dalam
Administrasi administrasi 1 tahun anggaran
Perkantoran perkantoran
selama 12
bulan
Semua
Terlaporkann 100% 75.969 100% 83.566 100% 91.923 100% 101.115 100% 111.227
SKPD
ya kinerja
dan
keuangan
SKPD secara
berkala dan
tepat waktu
3 Program Terpenuhinya Jumlah sarana dan
Peningkatan kebutuhan prasarana aparatur
Semua
Sarana dan sarana dan 100% 48.436 100% 55.702 100% 64.057 100% 73.665 100% 84.715
SKPD
Prasarana prasarana
Aparatur aparatur
4 Program Terciptanya Jumlah dokumen
Peningkatan laporan pelaporan dalam 1
Pengembangan kinerja tahun anggaran Semua
100% 1.275 100% 1.339 100% 1.406 100% 1.476 100% 1.550
Sistem Pelaporan keuangan SKPD
Capaian Kinerja yang baik
dan Keuangan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-2


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)

B URUSAN WAJIB 1.670.944 1.837.416 2.020.728 2.226.249 2.307.706


1 PENDIDIKAN 760.105 834.090 915.373 1.004.679 1.102.806
1.1 1,01,1,01,01,18 Program Kompetensi Peningkatan
Pendidikan Non tenaga kompetensi 22 Dinas
22 22 22 22
Formal pendidik non penyelenggara 923 1.015 1.116 1.228 kab/ 1.351 Pendidikan &
kab/kota kab/kota kab/kota kab/kta
formal pendidikan non Kota Kebudayaan
formal di kab/kota
1.2 1,01,1,01,01,19 Program 1. Rasio Peningkatan
Pengembangan Guru-Siswa kualitas pelayanan
dan Peningkatan SLB setiap pendidikan luar Dinas
Pendidikan Luar jenjang; biasa 7 1.732 10 1.906 10 2.096 10 2.306 10 2.536 Pendidikan &
Biasa 2. Rasio Kebudayaan
Kelas-Siswa
SLB
1.3 1,01,1,01,01,20 Program 1. Rasio Peningkatan mutu
Peningkatan Guru-Siswa APM 69,45 %
Mutu Pendidikan setiap jenjang
97.10 19.230 97.46 20.191 98.68 21.201 98.87 22.261 99.08 23.374
(SD, SDLB,
SMP, SMLB,
SMA, SMK)
2. Persentase SD 100 % 100 100 100 100 100
kelulusan
siswa pada SMP 97,56%, 98,46 98,91 99,36 99,81 100 Dinas
setiap jenjang
SMA 94,50% 95,06 96,4 97,74 99,08 100 Pendidikan &
pendidikan;
Kebudayaan
SMK 96,49% 98,37 99,31 100 100 100
3. Proprosi SD 19,0% 26,8 30,7 34,6 38,5 42,4
guru
bersertifikat SMP 59,0%, 62,4 64,1 65,8 67,5 69,2
SMA 85,6% 86,69 87,77 87,77 88,32 88,86
SMK 78,5% 79,91 81,33 81,33 82,03 82,74

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-3


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
1.4 1,01,1,01,01,22 Program Rasio Guru- Jumlah guru
Manajemen Siswa setiap Kontrak sebanyak
Dinas
Pelayanan jenjang (SD, 1542 orang
1642 1.742 1742 1.812 1800 1.884 1850 1.960 1940 2.038 Pendidikan &
Pendidikan SDLB, SMP,
Kebudayaan
SMLB, SMA,
SMK)
1.5 1,01,1,01,01,23 Program Meningkatya Objek dan aset
22 Dinas
Pengelolaan pengelolaan budaya di kab/kota 22 22 22 22 kab/
6.441 6.763 7.101 7.456 kab/ 7.829 Pendidikan &
Kekayaan obyek kab/kota kab/kota kab/kota kota
kota Kebudayaan
Budaya budaya lokal
1.6 1,01,1,01,01,23 Program Hibah Bantuan Terjaringnya
Pendidikan Operasional pendidikan tanpa 22 22 22 22 kab/ 22kab/
717.287 789.016 867.917 954.709 1.050.180
Sekolah pungutan kab/kota kab/kota kab/kota kota kota
(BOS)
PPKD
Peningkatan
kualitas dan
pemerataan
guru
1.7 1,01,1,01,01,24 Program Bantuan Bantuan Tersalurnya
Sosial beasiswa bantuan beasiswa 1
1 paket 12.750 1 paket 13.388 1 paket 14.057 1 paket 14.760 15.498
Kependidikan pendidikan pendidikan siswa paket
Rehabilitasi SD/SLB,
SMP/MTS, PPKD
sedang/berat
ruang kelas SMU/SMK dan
sekolah mahasiswa miskin
swasta berprestasi
2 KESEHATAN 105.482 116.246 127.046 138.960 152.110
2.1 1,02,1,02,01,15 Program Meningkatya Tersedianya obat
Peningkatan kualitas perbelkes di 22 22
22 22 22 22
Kesehatan pelayanan kabupaten/kota 11.847 13.624 15.668 18.018 kab/ 20.721
kab/kota kab/kota kab/kota kab/kta
Masyarakat kesehatan Kota
masyarakat
Meningkatya Meningkatnya Dinas
akses dan jumlah puskesmas Kesehatan
mutu dari 353 unit
pelayanan 356 359 600 362 660 365 726 368 798,6
kesehatan
puskesmas
dan RSUD

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-4


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
2.2 1,02,1,02,01,16 Program Menurunnya Menurunya angka
Peningkatan kasus kematian bayi lahir
1.43 667 1.38 733 1.33 807 1.28 887 1.23 976
Kesehatan Ibu kematian ibu mati dari 1,46 %
dan Anak dan bayi
Meningkatya Menungkatnya
jumlah dan jumlah posyandu
Dinas
kualitas 9,527 unit
Kesehatan
posyandu,
desa siaga, 9,634 9,741 250 9,848 263 9,955 276 10,062 289
UKS dan
desa yang
melaksanakn
STBM
2.3 1,02,1,02,01,19 Program Menurunnya Menurunya jumlah
Pengendalian angka angka kejadian
Penyakit dan kejadian penyakit Menular
Penyehatan penyakit
Lingkungan pada
Dinas
penduduk 11.60 652 10.92 717 10.24 789 9.56 868 8.87 955
Kesehatan
dan
meningkatya
kualitas
kesehatan
lingkungan
2.4 1,02,1,02,01,20 Program Meningkatya Menurunkan
Peningkatan Gizi status gizi persentasi bayi Dinas
17.19 762 15.28 877 13.37 1.008 11.46 1.159 9.55 1.333
balita kurang gizi dari Kesehatan
19,1%
2.5 1,02,1,02,01,34 Program Meningkatya Menurunnya
Pengembangan pemenuhan persentase
dan kebutuhan penyebaran
Pemberdayaan SDM baik penyakit malaria
Dinas
SDM Kesehatan jumlah, jenis, dari 19,12% 18.05 2.666 16.99 2.799 15.93 2.939 14.87 3.086 13.81 3.240
Kesehatan
kualitas
maupun
pemerataan
penyebaran

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-5


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
2.6 1,02,1,02,01,35 Program Meningkatya Peningkatan akses
Manajemen, efektifitas dan informasi dan
Informasi dan efisiensi rancangan
Regulasi penyelenggar peraturan tentang
Pembangunan aan kesehatan
Kesehatan pembangunn 1
1 Paket 789 1 Paket 809 1 Paket 829 1 Paket 850 871
kesehatan Paket
sesuai
dengan
prinsip tata
pemerintahan
yang baik
Dinas
Meningkatya Jumlah penelitian
Kesehatan
pemanfaatan yang dapat
hasil dijadikan rumusan
penelitian kebijakan 1 paket
dan teknologi
dibidang
1
kesehatan 1 Paket 1 Paket 200 1 Paket 220 1 Paket 242 266,2
Paket
sebagai
dasar
perumusan
kebijakan dan
program
kesehatan
2.7 1.02.1.02.02.37 Program Upaya Pelayanan Pelayanan Dinkes,
Kesehatan kesehatan kesehatan bagi RSUD Prof.
Perorangan masyarakat masyarakat miskin 12 bln 25.449 12 bln 26.721 12 bln 28.057 12 bln 29.460 12 bln 30.933 Dr. W.Z.
miskin dan Johannes
rujukan Kupang
2.8 1.02.1.02.02.36 Program Peningkatan Pelayanan yang
Dukungan mutu BLUD berkualitas
RSUD Prof.
Manajemen dan
Dr. W.Z.
Pelaksanaan 12 bln 62.650 12 bln 68.915 12 bln 75.807 12 bln 83.387 12 bln 91.726
Johannes
Tugas Teknis
Kupang
Lainnya

2.9 1.02.1.02.02.39 Program Hibah Hibah kepada Peningkatan


Kemasyarakatan organisasi kualitas pelayanan 12 bln 4.850 12 bln 5.093 12 bln 5.347 12 bln 5.614 12 bln 5.895 PPKD
Bidang kesehatan kesehatan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-6


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Kesehatan Hibah kepada
rumah
sakit/klinik
kesehatan
2.10 1.02.1.02.02.40 Program Bantuan Bantuan Tersedianya
Sosial Bidang sosial jaminan kesehatan
Kesehatan penanganan bagi masyarakat 12 bln 9.810 12 bln 10.791 12 bln 11.870 12 bln 13.057 12 bln 14.363 PPKD
masalah gizi setiap tahun
(12 Bulan)
Bantuan
sosial
kejadian luar
biasa karena
penyakit dan
bencana
Bantuan Meningkatnya
sosial jaminan kesehatan
Jamkesda bagi masyarakat
Provinsi yang tidak
mendapatkan
3.500 35.000 35.000 35.000 35.000
jaminan sosal
kesehatan, di
RSUD dan Desaq
Mandiri Anggur
Merah.
PEKERJAAN
3 343.216 383.664 429.484 481.481 540.598
UMUM
3.1 1,03,1,03,01,15 Program Meningkat Peningkatan jalan
Pembangunan nya kualitas provinsi 1.314 km
10% 253.595 10% 278.954 15% 306.850 15% 337.535 15% 371.288
Jalan dan jalan dan dengan presentasi
Dinas
Jembatan jembatan 35% baik
Pekerjaan
Provinsi Jembatan dengan
10% 10% 15% 15% 15% Umum
kondisi baik 35%
Rehabilitasi jalan
10% 10% 15% 15% 15%
dan jembatan
3.2 1.04.1.03.01.23 Program Meningkat Meningkatnya
Pengembangan nya kualitas perumahan layak 1.28% 9.674 1.45% 10.158 2.05% 10.666 2.25% 11.199 3.10% 11.759
Perumahan dan perumahan huni 89.82 % Dinas
Permukiman dan Pekerjaan
permukiman Meningkatnya Umum
di NTT utilitas perumahan 10% 10% 10% 10% 10%
yang layak 50%

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-7


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
3.3 1,03,1,03,01,25 Program Meningkat Peningkatan
Pengolahan nya proporsi pelayanan air
Dinas
Sumber Daya Air masyarakat bersih 50,34%
5,61% 1.022 5,61% 1.124 5,61% 1.237 5,61% 1.360 5,61% 1.496 Pekerjaan
yg mendapat
Umum
pelayanan air
bersih
3.4 1,03,1,03,01,34 Program Meningkat Peningkatan
Pengembangan nya luas pelayanan irigasi
dan Pengelolaan wilayah dan air baku:
Sistem Irigasi pertanian
yang
mendapat
Dinas
pelayanan air
67.966 81.559 97.871 117.445 140.934 Pekerjaan
irigasi dan
Umum
embung
Operasi dan Embung-
110 130 150 170 190
pemeliharaan embung 70 unit
jaringan Daerah irigasi
irigasi dan 37 DI (60% dalam 10% 10% 10% 10% 10%
embung kondisi baik)
3.5 1,03,1,03,01,35 Program Meningkat Meningkatnya
Pengembangan nya jumlah pelayanan jalan
Dinas
Sarana dan desa yg telah lingkungan Desa/K
10% 7.242 10% 7.966 10% 8.762 10% 9.639 10% 10.602 Pekerjaan
Prasarana dikembangkn elurahan 20%
Umum
Pedesaan infrastruktu
nnya
3.6 1,04,1,03,01,24 Program 1. Peningkatan
Manajemen dan Meningkatya pelayanan
1
Layanan Tata ketersediaan informasi dan data 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
paket
Laksana data PU yang terpusat 1 Paket
Infrastruktur PU termuktahir
2. Pelayanan jasa 3.718 3.904 4.099 4.304 4.519
Menigkatnya laboratorium
Dinas
pelayanan (paket)
50 50 50 50 50 Pekerjaan
jasa
Umum
laboratorium
pengujian
2. Pembinaan Pengembangan
jasa SDM, teknologi,
konstruksi sistem informasi, 10% 15% 15% 20% 20%
litbang dan
pengawasan tata

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-8


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
lingkungan

PERENCANAAN
4 190.065 195.282 197.921 200.748 53.782
PEMBANGUNAN
4.1 1,05,1,06,01,15 Program 1. Terwujudnya
Pengembangan Meningkatya perencanaan
22
Data ketersediaan pembangunan 22 22 22 22
1.368 1.437 1.509 1.584 Kab/ 1.663
Perencanaan dan data daerah berbasis Kab/kota Kab/kota Kab/kota Kab/kta
Kota
Pembinaan Tata perencanaan data
Ruang pembangunn;
Bappeda
2. RTRW 90,9%, RTRW RTRW RDTR RDTR RDTR
Meningkatny RDTR 0,09% 95%, 5%, 20% 20% 20%
a pembinaan RDTR RDTR
tata ruang 20% 20%
wilayah
provinsi
4.2 1,06,1,06,01,21 Program Meningkatya Keselarasan
Perencanaan dan keselarasan perencanaan 22
22 22 22 22
Evaluasi perencanaan pembangunan dan 3.260 3.749 4.312 4.958 kab/ 5.702 Bappeda
kab/kota kab/kota kab/kota kab/kta
Pembangunan pembangunn pelaksanaan di kota
Daerah daerah dan kabupaten
pusat Pengendalian dan
9 9
evaluasi 9 9 9
SKPD/ SKPD/
pelaksanaan 6 SKPD/22 SKPD/22 SKPD/22
22 22
tekad kabkota kabkota kabkota
kabkota kabkot
pembangunan
4.3 1,06,1,06,01,22 Program Meningkatya Meningkatan
Dukungan keselarasan pelayanan dan 22
22 22 22 22 kab/
Manajemen perencanaan integrasi program 1.036 1.088 1.142 1.199 kab/ 1.259
kab/kota kab/kota kab/kota kota
Kerjasama pembangunn lembaga mitra kota
Pembangunan an antara pembangunan
Daerah Dengan daerah dan Meningkatnya
Lembaga lembaga koordinasi, Bappeda
Internasional donor integrasi,
22
sinkronisasi dan 22 22 22 22 kab/
kab/
sinergi antar kab/kota kab/kota kab/kota kota
kota
berbagai pihak
dalam pengelolaan
SDA dan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-9


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
lingkungan DAS

Meningkatnya 82,56
koordinasi dan 65,92% 70,08% 74,24% 78,40%
%
fasilitasi terhadap
pelayanan air 69,50
minum (50,34 %) 47,86% 53,27% 58,68% 64,09%
%
dan sanitasi (28,11)
4.4 1,06,1,06,01,30 Program Desa Meningkatya Peningkatan jumlah
Mandiri Anggur pengembang usaha produktif 891
Merah an usaha PKM di 891 1000 35.864 1000 37.657 1000 39.540 1000 41.517 1000 43.593 Bappeda
ekonomi desa/kelurahan
produktif
4.5 1,06,1,06,01,30 Program Hibah Menigkatnya Jumlah penerima
Ekonomi proporsi desa hibah kelompok
Produktif yang masyarakat
menerima
Hibah 48% 147.250 67% 150.000 85% 150.000 100% 150.000 PPKD
Desa/Kelu
rahan Mandiri
Anggur
Merah
4.6 1.06.1.06.02.17 Program Meningkatya Kesenjangan
Pengembangan ketahanan, pembangunan
6 kab 6 kab 6 kab 6 kab
Wilayah kapabilitas, sosial ekonomi dan 6 kab dan
dan 5 dan 5 dan 5 dan 5
Perbatasan potensi dan infrastruktur di 5 pulau 1.287 1.351 1.419 1.490 1.564
pulau pulau pulau pulau
infrastruktur wilayah perbatasan terluar
terluar terluar terluar terluar
di wilayah
perbatasan Badan
Meningkatya Fasilitasi dan Pengelola
Fasilitasi Fasilitasi Fasilitsi Fasiltsi
kemanan dan penyelesaian Fasilitasi Perbatasan
pada 10 pada 10 pada 10 pada
kesejahteran masalah pada 10 Daerah
segmen segmen segmen 10
melalui perbatasan antar segmen
dan dan dan segmn
fasilitasi dan daerah dan
penyeles penye penyele penyel
penyelesaian penyeles
aian lesaian saian saian
masalah aian pada
pada 2 pada 2 pada 2 pada 2
perbatasan 2 segmen
segmen segmen segmen segmn
antar daerah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-10


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
5 PERHUBUNGAN 5.700 6.042 6.405 6.789 7.196
5.1 1,07,1,07,01,15 Program Meningkat Peningkatan jumlah
Pembangunan nya tingkat marka dan rambu
Sarana dan keamanan jalan serta fasilitas Dinas
47% 3.695 60% 3.917 73% 4.152 86% 4.401 100% 4.665
Prasarana pelayanan keselamatan Perhubngan
Fasilitas perhubungan transportasi 30 %
Perhubungan di daerah
5.2 1,07,1,07,01,17 Program Meningkat Menurunnya tingkat
Peningkatan nya tingkat kecelakaan sarana
Dinas
Pelayanan keselamatan transportasi (1300 90% 2.005 80% 2.126 70% 2.253 60% 2.388 50% 2.532
Perhubngan
Angkutan lalulintas kejadian atau
darat, laut 100%)
dan udara Presentase sarana
angkutan yang 60% 70% 80% 90% 100%
layak operasi 50%
LINGKUNGAN
6 3.532 3.748 3.978 4.223 4.486
HIDUP
6.1 1,08,1,08,01,16 Program Meningkat Pengendalian dan
Peningkatan nya kualitas pengawasan
Pengendalian lingkunganpemanfaatan SDA 15% 2.761 15% 2.898,97 15% 3.043,91 15% 3.196,11 15% 3.355,92
Badan
Pemanfaaatan hidup dan melalui izin
Lingkungan
Sumber Daya penanganann lingkungan
Hidup
Alam dan dampak Mencegah dan
Daerah
Lingkungan perubahan menghentikan
15% 15% 15% 15% 15%
Hidup iklim wilayah kerusakan
Provinsi NTT lingkungan
6.2 1,08,01,08,01,22 Program Meningkat Menurunnya luas
Perlindungan nya luas lahan kritis diluar
Pemulihan lahan kritiskawasan hutan
150
Konservasi yang sebesar 150 Ha 772 150 Ha 848,72 150 Ha 933,59 150 Ha 1.026,95 1.129,64
Ha
Sumber Daya ditangani 1.025.759,98 Ha Badan
Alam dan dan bertambahnya Lingkungan
Lingkungan luasan konservasi Hidup
Hidup Bertumbuhnya Daerah
kelompok-
45 45
kelompok 42 Klmpk 50 Klmpk 50 Klmpk
Klmpk Klmpk
penyelamat
lingkungan
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN
7 3.040 3.272 3.526 3.804 4.108
ANAK

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-11


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
7.1 1,11,1,20,03,15 Program Meningkat Pembinaan
Pemberdayaan nya pemberdayaan
Badan
dan Perlindungan perlindungan kuantitas dan
Pmberdayan
Anak dan anak dan kualitas hak hidup
12 12 Perempuan
Perempuan perempuan perempuan dan 12 Bulan 1.065 12 Bulan 1.150 12 Bulan 1.242 1.342 1.449
Bulan Bulan &
anak termasuk
Perlindungan
perlindungannya
Anak
dalam
pembangunan
7.2 1,11,1,20,03,16 Program Meningkat Koordinasi, monev,
Penguatan nya peran pendataan,
Kelembagaan lembaga penguatan Badan
Pengarusutamaa perlindungan kelembagaan Pmberdayan
n Gender dan perempuan perlindungan 12 12 Perempuan
12 Bulan 1.475 12 Bulan 1.622 12 Bulan 1.784 1.963 2.159
Anak dan anak perempuan dan Bulan Bulan &
serta anak serta PUG Perlindungan
pengaras Anak
utamaan
gender
7.3 1,11,1,20,03,16 Program Hibah Hibah PKBI Fasilitasi PKBI,
Bidang dan organisasi,
Pemberdayaan organisasi lembaga
Perempuan, kemasyaraka perempuan dan 12 12
12 Bulan 500 12 Bulan 500 12 Bulan 500 500 500 PPKD
Perlindungan tan anak selama 12 Bulan Bulan
Anak dan Bulan
Keluarga
Berencana
8 SOSIAL 17.115 19.777 22.923 26.642 31.044
8.1 1,13,1,13,01,15 Program Meningkat Mengurangi jumlah
Pemberdayaan nya penyandang
Fakir Miskin, pelayanan masalah
Komunitas Adat sosial untuk kesejahteraan
Terpencil (KAT) masyarakat sosial (PMKS) 120 130 140 150 160
4.143 4.558 5.014 5.515 6.066 Dinas Sosial
dan Penyandang miskin, KUBE KUBE KUBE KUBE KUBE
Masalah Kesrsos terpencil dan
(PMKS) Lainnya penyandang
masalah
kesra

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-12


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
8.2 1,13,1,13,01,16 Program Meningkatya Terlayaninya
Pelayanan dan ketrampilan kebutuhan 7 UPT
Rehabilitasi dan yang menangani
Kesejahteraan kemampuan masalah sosial
7 UPT 10.407 7 UPT 12.488 7 UPT 14.986 7 UPT 17.983 7 UPT 21.580 Dinas Sosial
Sosial masyarakat
penyandang
masalah
sosial
8.3 1,13,1,13,01,17 Program Pembinaan Meningkatnya
Pembinaan para bagi ketrampilan
Penyandang penyandang berusaha bagi eks
Cacat dan Eks penyakit kusta dan korban 180 200 220 240 260
384 423 465 511 562 Dinas Sosial
Trauma kronis, eks tindak kekerasan orang orang orang orang orang
kusta dan
korban tindak
kekerasan
8.4 1,13,1,13,01,20 Program Pendidikan Peningkatan
Penyandang dan pelatihan ketrampilan eks
Penyakit Sosial ketrampilan napi, ODHA/OHIDA
berusaha dalam pemenuhan
bagi eks kebutuhan keluarga
penyandang dan terlayaninnya 180 200 220 240 260
835 961 1.105 1.270 1.461 Dinas Sosial
penyakit orang terlantar orang orang orang orang orang
sosial dan
penanganan
deportan dan
orang
terlantar
8.5 1,13,1,13,01,21 Program Peningkatan Peningkatan
Pemberdayaan Kualitas SDM persentasi kualitas
Kelembagaan Kemasyaraka kemasyarakatan 80% 415 85% 448 90% 484 95% 523 100% 564 Dinas Sosial
Kesejahteraan tan Bidang bidang kesos
Sosial Kesos

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-13


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
8.6 1,13,1,13,01,22 Program Bantuan Tersalurnya Terselenggaranya
Sosial Kepada bantuan bantuan sosial
Individu dan jaminan kepada individu
Keluarga hidup bagi dan keluarga
perintis 100 % Terget
kemerdekaan direncanakan
, bantuan
kepada
yayasan/LSM 100% 930 100% 900 100% 870 100% 840 100% 810 PPKD
yang
menangani
panti sosial
dan bantuan
alat bantu
bagi
penyandang
cacat
KETENAGAKER
9 7.058 7.587 8.157 8.769 9.428
JAAN
9.1 1,14,1,14,01,16 Program Meningkaty Persentase jumlah
Pembinaan dan jumlah tenaga pencari
Peningkatan pencari kerja kerja yang dilatih
1,67 3.558 1,99 3.842 2,53 4.150 2,67 4.482 3,37 4.840
Ketenagakerjaan yang memiliki 1,45 %
Dinas
ketrampilan
Tenaga
kerja
Kerja dan
Meningkatny Jumlah
Transmigrasi
jumlah penempatan
pencari kerja pencari kerja 17,09 20,08 21,5 22,97 25,1 26,55
yang %
ditempatkan
9.2 1,14,1,14,01,17 Program Meningkat Perlindungan
Dinas
Perlindungan dan nyaperlindun tenaga kerja 96,15
Tenaga
Pengawasan gan tenaga % 96,77 1.850 96,94 1.980 97,27 2.118 98,28 2.266 99,21 2.425
Kerja dan
Ketenagakerjaan kerja
Transmigrasi
9.3 2,06,1,14,01,16 Program Meningkatny Jumlah
Pengembangan apengemban transmigrasi baru Dinas
dan Pembinaan gan dan yang difasilitasi 49 Tenaga
50 1.650 56 1.766 58 1.889 60,00 2.021 65 2.163
Wilayah pembinaan KK Kerja dan
Transmigrasi wilayah Transmigrasi
transmigrasi

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-14


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Luas Wilayah
Transmigrasi yang 27,52 54,33 54,69 58,63 76,92
di tata 31,82 Ha

10 KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH 5.345 5.771 6.233 6.733 7.276

10.1 1,15,1,15,01,18 Program Meningkatny Pembinaan


Dinas
Peningkatan dan proporsi Koperasi 22 22
22 22 22 22 Kab/ Koperasi dan
Pengembangan jumlah Kab/Kota 864 934 1.008 1.089 Kab/ 1.176
Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kota Usaha Mikro
Koperasi koperasi Kota
Kecil
yang aktif
10.2 1,15,1,15,01,19 Program Meningkatny Jumlah UMKM Dinas
50 50
Pengembangan aktifitas yang dibina 50 50 50 50 Koperasi dan
2.280 2.417 2.562 KUMK 2.716 KUMK 2.879
Usaha Kecil usaha UMKM KUMKM KUMKM KUMKM KUMKM Usaha Mikro
M M
Menengah Kecil
10.3 1,15,1,15,01,20 Program Hibah Tersalurnya Bantuan koperasi
Koperasi hibah kepada 22
koperasi dan Kab/Kota 22
22 22 22 22 Kab/
Dewan 2.200 2.420 2.662 2.928 Kab/ 3.221 PPKD
Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kota
Koperasi Kota
Nasional
Wilayah NTT
PENANAMAN
11 2.190 2.519 2.896 3.331 3.830
MODAL
11.1 1,16,1,16,01,15,01 Program Meningkatny Pemantauan
Peningkatan a realisasi aktivitas Badan
Promosi dan investasi dan penanaman modal 22 Koordinasi
22 22 22 22 Kab/
Kerjasama kerjasama di dan 1.156 1.329 1.529 1.758 Kab/ 2.022 Penanaman
Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kota
Investasi daerah penyelenggaraan Kota Modal
investasi di 22 Daerah
Kab/Kota
11.2 1,16,1,16,01,17 Program Meningkatny Dokumen peluang
Peningkatan a usaha setoral
Investasi Daerah ketersediaan bidang unggulan Badan
1 dok 1.034 1 dok 1.189 1 dok 1.368 1 dok 1.573 1 dok 1.809
data potensi daerah 1 sektoral Koordinasi
investasi setiap tahunnya Penanaman
daerah Modal
Pemantauan 22 Daerah
22 22 22 22 Kab/
investasi daerah Kab/
Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kota
Kota
KEPEMUDAAN DAN OLAH
12 9.616 10.318 11.112 12.009 13.023
RAGA

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-15


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
12.1 1,01,1,01,01,23 Program Jumlah
Pengembangan organisasi 3 5
5 Organi 4 Organi 2 Organi
dan Keserasian lingkungan 3 Organisasi 2.808 3.089 3.398 Organi 3.738 Organi 4.111
sasi sasi sasi
Kebijakan yang aktif sasi sasi
Pemuda dan terbina
Jumlah
organisasi 2 2
3 Organi 2 Organi 2 Organi
ekonomi 11 Organisasi Organi Organi
sasi sasi sasi
yang aktif sasi sasi
dan terbina Dinas
Jumlah Pemuda &
organisasi 4 4 Olah Raga
4 Organi 6 Organi 6 Organi
sosial yang 56 Organisasi Organi Organi
sasi sasi sasi
dibentuk, aktif sasi sasi
dan terbina
Menurunnya
prosentase
pemuda usia
3,75% 0,19% 0,19% 0,19% 0,19% 0,19%
16-30 tahun
yang tidak
bekerja
12.2 1,01,1,01,01,24 Program Peningkatan
110 110
Pembinaan dan prestasi atlet 110 atlet 110 atlet 110 atlet
atlet atlet
Pemasyarakatan pada semua 58 atlet berprestasi berpres 2.808 berpres 3.229 berpres 3.714 4.271 4.912
berpres berpre
Olah Raga cabang olah tasi tasi tasi
tasi stasi
raga
Jumlah
12
bantuan 12 Klub 12 Klub 12 Klub 12 Klub
Klub
untuk klub 8 Klub berprestasi berpres berpres berpres berpres Dinas
berpre
yang tasi tasi tasi tasi Pemuda &
stasi
berprestasi Olah Raga
Peningkatan
partisipasi
keikutsertaan 80
80 80 80 80
masyarakat 40 Peserta Peser
Peserta Peserta Peserta Peserta
dalam ta
pembudayaa
n olah raga

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-16


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Jumlah Kelanjutn
fasilitas olah pemba
1 Fasilitas
raga yang ngunan
(Gelanggang
dikembangka gelang
Remaja)
n dan gang
direhabilitasi remaja
12.3 1,01,1,01,01,25 Program Hibah Hibah Organisasi
Bidang organisasi kemasyarakatan
Kepemudaan dan kepemudaan
3 4.000 3 4.000 3 4.000 3 4.000 3 4.000 PPKD
Olah Raga dan lembaga
pembina olah
raga
13 KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI 8.813 8.606 9.489 10.048 11.115
13.1 1,19,1,19,01,14 Program Meningkatka
Peningkatan dan n koordinasi
Pembinaan ketahanan
22
Ketahanan Seni, seni, budaya, koordinasi 21 22 22 22 22 kab/
1.054 1.159 1.275 1.402 kab/ 1.542
Budaya, Agama, agama, kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota kota
kota
Kemasyarakatan, kemasyaraka
Ekonomi dan tan dan
Badan
Fasilitasi ekonomi
Kesatuan
Kewaspadaan Meningkatny
Bangsa &
Nasional a peran
Politik
aparatur
pemerintah 22
koordinasi 21 22 22 22 22 kab/
dalam kab/
kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota kota
memfasiltasi kota
kewaspadaan
nasional di
daerah
13.2 1,19,1,19,01,15 Program Fasilitasi Meningkatny
Politik, Pemilu, a partisipasi
koordinasi 21 22 22 22 22 kab/ 22 kab
Bina Ideologi dan politik dan 2.932 3.137 2.932 3.137
kab/kota kab/kota kab/kota kab/kota kota /kota
Wawasan kualitas Badan
Kebangsaan demokrasi Kesatuan
2.740
Meningkatka Bangsa &
n ketahanan 22 Politik
koordinasi 21 22 22 22 22 Kab/
idiologi dan Kab/
kab/kota Kab/kota Kab/kota Kab/kota kota
kewaspadaan kota
nasional

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-17


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Meningkat
nyadukungan
administrasi
pelaksanaan koordinasi 21 22 22 22 22 Kab/ 22 Kab
program- kab/kota Kab/kota Kab/kota Kab/kota kota /kota
program
Badan
Kesbangpol
13.3 1,19,1,19,01,16 Program Meningkat Operasional
Pemeliharaan nya peran gabungan dalam
Keamanan, dan fungsi pembinaan
Kenyamanan anggota Pol. ketertiban umum 12
Lingkungan dan PP dan kali 12 kali 1.355 17 kali 1.464 22 kali 1.581 27 kali 1.707 30 kali 1.844
Perlindungan masyarakat
Masyarakat umum dalam
menjaga
trantibun
Meningkat Jumlah anggota Satuan Polisi
kan peran Linmas yang dibina Pamong
anggota Praja
Satlinmas
dalam
kegiatan 75 80
50 orang 60 orang 70 orang
penanggulan orang orang
gan bencana
dan kegiatan
sosial
kemasyaraka
tan lainnya
13.4 1,19,1 ,19,01,17 Program Meningkat Menurunnya kasus
Satuan Polisi
Peningkatan nya peran pelanggaran Perda 20 20
25 kasus 241 25 kasus 265 20 kasus 292 321 353 Pamong
Penegakan PPNS dalam dan Perkada kasus kasus
Praja
Produk Hukum penyelesaian semula 35 kasus
Daerah kasus Jumlah PPNS yang
pelanggaran dilatih 55 60
40 orang 45 orang 50 orang
Perda dan orang orang
Perkada

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-18


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
13.5 Program Meningkat Kerjasam
Badan
Pencegahan Dini nyakerjasma penanganan Lokasi Lokasi
Lokasi Lokasi Lokasi Penanggula
dan dalam bencana di Kasus Kasus
Kasus 2.423 Kasus 2.787 Kasus 3.205 3.685 4.238 ngan
Penanggulangan tanggap Desa/kelurahan benca benca
bencana bencana bencana Bencana
Korban Bercana darurat ( Lokasi Kasus na na
Daerah
Alam Bencana )
13.6 1,19,1,19,01,18 Program Hibah Hibah kepada Kerjasama dalam
Pengamanan dan TNI AU, TNI rangka
22 22 22
Ketertiban AD, TNI AL Pengamanan dan 1.000 22 Kab/kota 500 22 Kab/kota 400 300 PPKD
Kab/kota Kab/kota Kab/kota
dan Polda Ketertiban
NTT
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM,
14 ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT 160.632 182.584 207.974 237.386 271.509
DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
14.1 1,20,1,20,03,16 Program Terfasilitasi Fasilitasi Tugas
Peningkatan nya agenda Gubernur dan
Pelayanan kegiatan Gub Wakil Gubernur
12 12 12 12
Kedinasan & Wagub selama 12 Bulan 12 Bulan 11.863 13.643 15.689 18.042 20.749 Biro Umum
Bulan Bulan Bulan Bulan
Kepala Daerah
Wakil Kepala
Daerah
14.2 1,20,1,20,03,17 Program Meningkat Tata Kelola
Peningkatan dan nyapengelo Keuangan Daerah
Pengembangan laan selama 12 Bulan
12 12 12 12 Biro
Pengelolaan keuangan 12 Bulan 9.835 11.507 13.463 15.751 18.429
Bulan Bulan Bulan Bulan Keuangan
Keuangan daerah
Daerah sesuai aturan
yang berlaku
14.3 1,20,1,20,03,18 Program Meningkat Tata keelola
Pembinaan dan nyapengelola keuangan kab/Kota
Fasilitasi an keuangan selama 12 Bulan 12 12 12 12 Biro
12 Bulan 1.835 2.111 2.427 2.791 3.210
Pengelolaan daerah Bulan Bulan Bulan Bulan Keuangan
Keuangan kabupaten
Kabupaten Kota dan kota
14.4 1,20,1,20,03,19 Program Meningkatya Dukungan
Penataan ketersediaan Informasi Peraturan
Peraturan perangkat perundangan 90%
Perundang aturan >90 % 1.240 >90 % 1.426 100% 1.640 100% 1.886 100% 2.169 Biro Hukum
Undangan perundangan
yang
dibutuhkan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-19


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
14.5 1,20,1,20,03,20 Program Meningkatya Sosialisasi regulasi
Peningkatan penyebaran baru 22
22 22 22 22 Kab/
Kesadaran informasi Kab/
Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kota
Hukum tentang Kota
Masyarakat Perda baru;
Meningkatya Daerah dan pusat 1.325 1.484 1.662 1.862 2.085 Biro Hukum
penyebaran Pada pada 21
22
informasi Kab/kota 22 22 22 22 Kab/
Kab/
tentang Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kota
Kota
perundangan
yang baru
14.6 1,20,1,20,03,21 Program Meningkat Tingkat Efisiensi
Penataan nya efisiensi Kinerja Aparatur
Kelembagaan dan kinerja sekitar 90% Biro
>90 % 1.065 100% 1.171,35 100% 1288,48 100% 1417,33 100% 1559,07
dan perangkat Organisasi
Ketatalaksanaan organisasi
daerah
14.7 1,20,1,20,03,22 Program Tersedianya Tibgkat Penilaian
Penerapan perangkat Kinerja Aparatur
Kepemerintahan penilaian sekitar 90 % Biro
>90 % 1.466 100% 1.686 100% 1.939 100% 2.229 100% 2.564
Yang Baik kinerja Organisasi
organisasi
daerah
14.8 1,20,1,20,03,23 Program Meningkatya Tata kelola
Pengendalian pengelolaan Program SKPD
Administrasi program dan selama 12 Bulan
Pembangunan kegiatan
Daerah SKPD
Biro
12 12
12 Bulan 4.022 12 Bulan 4.424 12 Bulan 4.866 5.353 5.888 Administrasi
Bulan Bulan
Pmbangunan

14.9 Program Kerjasama Koordinasi


Koordinasi dan investasi kerjasama Bidang
Pembinaan antara Ekonomi selama 12
12 12 Biro
Pembangunan daerah, Bulan 12 Bulan 1.416 12 Bulan 1.629 12 Bulan 1.873 2.154 2.477
Bulan Bulan Prekonomian
Perekonomian sektor swasta
dan Sumber dan pelaku
Daya Alam usaha lainnya

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-20


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
(Perbankan,
Koperasi dan
Lembaga
Keuangan)
Penembangn Koordinasi
ekonomi pembangunan
daerah ekonomi di
melalui kawasan ekonomi
pengembang khusus Bolok dan
an KI-Bolok kawasan ekonomi
menjadi terpadu Mbay
12 12
kawasan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan
Bulan Bulan
ekonomi
khusus dan
Kapet Mbay
menjadi
kawasan
ekonomi dan
industri
14.1 Program Fasilitas Meningkatya Pembinaan Badan
0 Kerjasama fasilitasi Usaha selama 12
Ekonomi dan kerjasama Bulan 12 12 Biro
12 Bulan 447 12 Bulan 483 12 Bulan 522 563 608
Pembinaan ekonomi dan Bulan Bulan Perekonomin
Badan Usaha pembinaan
badan usaha
14.1 1.20.1.20.03.26 Program Hibah Hibah Pembinaaan
1 Organisasi organisasi organisasi
Kemasyaralatan kemasyaraka kemasyarakatan
12 12
Bidang tan dan dan lembaga 12 Bulan 250 12 Bulan 250 12 Bulan 250 250 250 PPKD
Bulan Bulan
Perekonomian lembaga perekonomian
prekonomian daerah selama 12
daerah Bulan
14.1 1,20,1,20,03,24 Program Meningkanya Koordinasi
2 Koordinasi koordinasi Pembangunan
Peningkatan dan Bidang Kesra Biro
12 12
Kesejahteraan kerjasama selama 12 Bulan 12 Bulan 1.729 12 Bulan 1.868 12 Bulan 2.017 2.178 2.353 Kesejahteran
Bulan Bulan
Masyarakat bidang Rakyat
kesejahteran
masyarakat

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-21


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
14.1 1,20,1,20,03,25 Program Meningkatya Fasilitasi
3 Peningkatan kerukunan Koordinasi Biro
Kerukunan Hidup hidup Kerukukan antar 12 12
12 Bulan 3.805 12 Bulan 4.109 12 Bulan 4.438 4.793 5.176 Kesejahteran
Umat Beragama beragama di umat beragama Bulan Bulan
Rakyat
daerah selama 12 Bulan
14.1 1,20,1,20,03,26 Program Hibah Hibah Fasilitasi organisasi
4 Organisasi keagamaan kemasyarakatan
Kemasyarakatan dan selama 12 Bulan
Bidang kesejahteran 12 12
Kesejahteraan sosial 12 Bulan 10.440 12 Bulan 11.066 12 Bulan 11.730 12.434 13.180 PPKD
Bulan Bulan
Sosial,
Keagamaan dan
Kependidikan
14.1 1,20,1,20,03,27 Program Bantuan Bantuan Fasilitasi bantuan
5 Sosial Bidang sosial pendidikan 12 12
12 Bulan 16.198 12 Bulan 17.008 12 Bulan 17.858 18.751 19.689 PPKD
Pendidikan pendidikan Bulan Bulan
14.1 1,20,1,20,03,28 Program Meningkatya Kerjasama
6 Peningkatan kerjasama pemerintah daerah
12 12
Kerjasama Antar antar selama 12 Bulan 12 Bulan 659 12 Bulan 725 12 Bulan 798 878 965
Bulan Bulan
Pemerintah pemerintah
Daerah daerah
Terfasilitasiya Terselesainya
penyelesaian permasalahaan
konflik konflik pertanahan
pertanahan di provinsi, kab/kota
Terkoordinasi Teridentifikasinya
Biro
nya permasalahaan
Pemerintahn
pengelolaan ketentraman dan
data ketertiban umum di
pembinaan prov dan
ketentraman kabupaten/kota
dan
ketertiban
umum baik di
provinsi dan
kabupaten/
kota

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-22


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
14.1 1,20,1,20,03,29 Program Terfasilitasiya Koordinasi tata
7 Peningkatan Tata semua kelola
Kelola kebutuhan pemerintahan dan
Pemerintahan tata kelola kependudukan
12 12
Kependudukan pemerintahan selama 12 Bulan 12 Bulan 948 12 Bulan 1.043 12 Bulan 1.148 1.262 1.389
Bulan Bulan
dan Otda dan
kebutuhan Biro
administrasi Pemerintahn
kependudukn
Terbentuknya makin tingginya
daerah tuntunan aspirasi
1
otonomi baru rakyat (9 calon 2 kab 2 kab 2 kab 3 kab
(prov)
prov, kab, kab/kota dan prov)
kota
14.1 Program Publikasi Publikasi selama
8 Peningkatan, Pelayananan 12 bulan
Komunikasi dan Kedinasan Biro
12 12
Informasi Daerah Kepala 12 Bulan 700 12 Bulan 770 12 Bulan 847 932 1.025 Hubungan
Bulan Bulan
Daerah dan Masyarakat
Wakil Kepala
Daerah
14.1 1,20,1,20,03,30 Program Kerjasama Kerjasama di
Biro
9 Kerjasama informasi dan bidang informasi 12 12
12 Bulan 700 12 Bulan 784 12 Bulan 878 983 1.101 Hubungan
Informasi dan media massa dan media massa Bulan Bulan
Masyarakat
Media Massa selama 12 bulan
14.2 1,20,1,20,03,31 Program Meningkatya Advokasi dan
Sekretariat
0 Peningkatan peran DPRD penyerapan
Dewan
Kapasitas aspirasi 12 12
12 Bulan 34.528 12 Bulan 41.434 12 Bulan 49.720 59.664 71.597 Perwakilan
Lembaga masyarakat Bulan Bulan
Rakyat
Perwakilan melalui DPRD
Daerah
Rakyat Daerah selama 12 Bulan
14.2 1,20,1,20,03,32 Program Meningkatya Pengawasan dan
1 Peningkatan pengawasan pengendalian
Sistem dan pembangunan
Pengawasan pengendalian selama 12 Bulan 12 12
12 Bulan 6.600 12 Bulan 7.590 12 Bulan 8.728 10.038 11.543 Inspektorat
Internal dan pembangunn Bulan Bulan
Pengendalian daerah
Pelaksanaan
Kebijakan KDH

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-23


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
14.2 1,20,1,20,03,33 Peningkatan Meningkatya Peningkatan
2 Profesionalisme kemampuan kompetensi
Tenaga aparat pemeriksa 1 paket 1
1 Paket 43 1 Paket 52 1 Paket 61,94 1 Paket 74,33 89,19 Inspektorat
Pemeriksa dan pemeriksa Paket
Aparatur
Pengawasan
14.2 Program Meningkatya Fasilitasi
3 Peningkatan fasilitasi Pelaksnaan
Pelayanan kegiatan Pemerintahan,
Kedinasan Gubernur, Pembangunan dan 12 12 Kantor
12 Bulan 255 12 Bulan 293 12 Bulan 337,24 387,82 446
Kepala Daerah Wakil pelayanan Bulan Bulan Penghubung
Wakil Kepala Gubernur dan kemasyarakatan
Daerah Pemerintah di selama 12 Bulan
di Jakarta
14.2 1,20,1,20,03,25 Program Meningkatya Koordinasi
4 Peningkatan fasiliitasi pembangunan
Kerjasama Antar koordinasi dengan K/L selama 12 12 Kantor
Pemerintah daerah 12 Bulan 12 Bulan 208 12 Bulan 229 12 Bulan 251,68 277 305
Bulan Bulan Penghubung
Daerah dan dengan K/L
Pemerintah Pusat
14.2 1,20,1,20,03,35 Program Meningkatny Peningkatan PAD
5 peningkatan dan a pendapatan tahun 2012 Rp. 458
Dinas
Pengembangan daerah dan Milyar
695 783. 861 949 1.000 Pendapatan
pengelolaan penataanusa 14.336 16.916 19.961 23.555 27.794
Milyar Milyar Milyar Milyar Milyar dan Aset
keuangan daerah haan aset
Daerah
dan Penataan
Aset
14.2 1,20,1,20,03,16 Program Meningkatya Peningkatan jumlah
30 35
6 Pendidikan pengetahuan mutu diklat PNSD 15 20 25 Badan
dklat/ dklat/
Kedinasan dan rata-rata 624 orang dklat/750 23.073 dklat/800 25.841 dklat/850 28.942 32.415 36.305 Pendidikan &
850 900
ketrampilan per tahun orang orang orang Pelatihan
orang orang
aparatur
14.2 Program Tersedianya Penyediaan dana Kantor
7 Pengembangan data perijinan dan informasi Pelayanan
1
Data Informasi danb investasi untuk 1 paket 628 1 paket 690 1 paket 759 1 paket 835 918,87 Perijinan
paket
Perijinan investasi publik 1 paket Terpadu
Investasi Satu Pintu
14.2 Program Meningkatya Penerapan SPM Kantor
8 Peningkatan pelayanan Perijinan selama 12 Pelayanan
12 12
Kualitas perijinan bulan 12 bulan 340 12 bulan 373 12 bulan 410,83 451,92 497,11 Perijinan
bulan bulan
Pelayanan Terpadu
Perijinan Satu Pintu

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-24


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
14.2 1,21,1,21,03,18 Program Terfasilitasi Peningkatan
9 Pembinaan nyapembinan Kinerja KORPRI Sekretariat
12 12
Pengembangan KORPRI selama 12 bulan 12 bulan 1.843 12 bulan 2.027 12 bulan 2.230 2.453 2.699 Dewan
bulan bulan
dan Perlindungan KORPRI
KORPRI
14.3 1,21,1,21,03,21 Program Meningkatya Tersedianya data
0 Penelitian jumlah klaster pembangunan
Pengembangan kegiatan Desa Mandiri
Ekonomi, Sosial, ekonomi Anggur Merah
Budaya, Iptek, produktif dan
Lingkungan terbentuknya 25% 995 40% 1.243 60% 1.554 80% 1.943 100% 2.429
Hidup, Politik dan korporasi
Pemerintahan kegiatan
berskala
usaha
menengah Badan
Tersedianya Tersedianya data Penelitian
hasil pelaksanaan dan
penelitian pemilukada dan Pengemba
bidang pelaksanaan tata ngan Daerah
pemerintahan kelola
dan politik pemerintahan yang
dalam rangka baik
25% 40% 60% 80% 100%
pengembang
an demokrasi
serta
peningkatan
tata kelola
pemerintahan
yang baik
14.3 1,21,1,21,03,22 Program Terwujudnya Konsolidasi DRD
1 Peningkatan komunikasi dan perekrutan
Badan
Kapasitas intensif tenaga peneliti
35 org 35 org 35 org 35 org 35 org Penelitian
Kelembagaan antara para yang berkompeten
dan 12 525 dan 12 656 dan 12 820 dan 12 1.025 dan 12 1.282 dan
Penelitian dan peneliti
org org org org org Pngembangn
Pengembangan dengan
Daerah
Daerah serta Dewan Riset
Penyerbarluasan Daerah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-25


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Data dan Terwujudnya Tersedianya
Informasi hasil-hasil publikasi hasil-hasil
Penelitian penelitian penelitian
sebagai
bahan 500 500
500 exp. 500 exp. 500 exp.
masukan exp. exp.
dalam proses
pengambilan
keputusan
publik
Pengembang Penyediaan data
an daerah dalam rangka
melalui DOB mendukung
persayaratan 1
1 paket 1 paket 1 paket 1 paket
pembentukan DOB paket
dan pengkajian
dokumen strategis
lainnya
14.3 Program Meningkatya Tingkat Kompetensi
2 Pendidikan profesionalis PNS 90 -95 % Badan
Kedinasan me pejabat >90 % 100 > 95% 115 100% 132,25 100% 152,09 100% 174,90 Kpegawaian
fungsional Daerah
PNS
14.3 Program Meningkat Tingkat Kinerja 90-
3 Pembinaan dan nya kinerja 95 %
Pengembangan aparatur Badan
Aparatur melalui >90 % 7.215 >95 % 7.937 100% 8.731 100% 9.604 100% 10.564 Kpegawaian
pembinaan Daerah
bidang
kepegawaian
KETAHANAN
15 8.614 10.043 11.708 13.651 15.917
PANGAN
15.1 2,01,1,21,01,14 Program Meningkat Cadangan
Peningkatan nya ketahanan pangan
Ketahanan cadangan 50 ton
100 120 140 180 200
Pangan Pertanian ketahanan Badan
Perkebunan pangan Ketahanan
6.810 7.967 9.322 10.906 12.760
masyarakat Pangan dan
Meningkatya Porsentase Penyuluhan
penanganan penanganan
60% 70% 80% 90% 100%
daerah rawan daerah rawan
pangan pangan 50 %

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-26


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Meningkat Prosentase
nya informasi penyediaan
pasokan, informasi pasokan
60% 80% 100% 100% 100%
harga dan harga dan akses
akses pangan 50%
pangan
Meningkatya Porsentase
pengawasan pengawasan dan
dan pembinaan
60% 70% 80% 90% 100%
pembinaan kemanan pangan
kemanan 50 %
pangan
15.2 2,01,1,21,01,1,15 Program Meningkatya Jumlah tenaga
Peningkatan jumlah dan penyuluh (%;orag)
Penyuluhan kompetensi (tahun 2012:40%;
60% 70% 80% 90%
Usaha Tani tenaga 1.315 orang) 50% atau
atau atau atau atau
penyuluh 1.252 1.805 2.075 2.387 2.745 3.156
1.502 1.752 2.000 2.253
pertanian, orang
orang orang orang orang
perikanan
dan
kehutanan
Meningkatya Jumlah
peran dan kelembagaan
fungsi Balai penyuluhan (BP3K
Penyuluhan dan Posluhdes)
Badan
Pertanian, aktif (unit); kondisi
Ketahanan
Perikanan tahun 2012: 153
Pangan dan
dan unit dan 16.494
385 Penyuluhan
Kehutanan kelompok tani
195 unit 250 unit 296 unit 340 unit unit
(BP3K), Pos
dan dan dan dan dan
Penyuluhan
16.894 17.295 17.695 18.095 18.500
Desa
kelompok kelom kelom kelom kelom
(Posludes)
tani pok tani pok tani pok tani pok
dan
tani
kelompok tani
sebagai basis
kegiatan
pertanian,
perikanan
dan
kehutanan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-27


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Meningkatya Jumlah program
pendampingn penyuluhan
penyelengga (40%;125 unit)
raan
penyuluhan
100%;
melalui 60%;184 70%;214 80%;245 90%;27
306
program unit unit unit 5 unit
unit
penyuluhan
pertanian,
perikanan
dan
kehutanan

16 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 33.814 40.359 48.179 57.527 68.700

16.1 1,22,1,22,01,15 Program Jumlah Motivasi


Badan
Pemberdayaan masyarakat masyarakat yang
Pmberdayan
dan desa yang ikut berpartisipasi di
Masyarakat
Pengembangan berpartisipasi 3.245 3.245 2.536 3.245 2.916 3.245 3.354 3.245 3.857 3.245 4.436
&
Masyarakat dalam Desa/kelurahan
Pemerintah
Pedesaan pembangunn
Desa
desa
16.2 1,22,1,22,01,16 Program Jumlah
Peningkatan Kader/Apara
Kapasitas tur Desa
Kelembagaan yang dilatih
Sosial Ekonomi
dan Aparatur
Desa
Badan
Jumlah Desa Unit lembaga
Pmberdayan
yg memiliki CPPD/UPD 8.506
Masyarakat
Lembaga unit 1.473 1.694 1.948 2.240 2.576
8.506 8.907 9.507 1.114 11.244 &
CPPD/Unit
Pemerintah
Usaha
Desa
Pangan Desa
Jumlah Desa
yg memiliki
Lembaga
CPPD/Unit
Usaha
Pangan Desa

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-28


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
16.3 1,22,1,22,01,17 Program Jumlah Kelompok
Pengembangan kelompok pengguna TTG Badan
Kemitraan dan UKM/Kelomp 236 kelompok Pmberdayan
Teknologi ok Usaha Masyarakat
263 355 553 408 705 469 903 540 1.300 621
Pedesaan perempuan &
dengan Pemerintah
penggunaan Desa
TTG
16.4 1,22,1,22,01,17 Program Hibah Hibah Unit rumah
Perumahan perumahan terbangun
(P2LDT) dan peralatan sebanyak 1.350 2.945 29.450 2.945 35.340 2.945 42.408 2.945 50.890 2.945 61.068 PPKD
TTG bagi unit dan peralatan
masyarakat TTG
17 KEARSIPAN 1.514 1.742 1.789 2.057 2.366
17.1 1,24,1,24,01,15 Program Tersedianya Tatakelola Arsip
Peningkatan arsip daerah selama 12 bulan
12 12
Sistem Informasi yang lengkap 12 Bulan 1.239 12 Bulan 1.425 12 Bulan 1.425 1.639 1.885 Badan Arsip
Bulan Bulan
Administrasi dan dan terkini
Kearsipan
17.2 1,24,1,24,01,16 Program Meningkatya Pembinaan
Pembinaan dan pemahaman Arsiparis di 10
Pengembangan aparatur SKPD
Aparatur terhadap
pentingnya 10 10
10 SKPD 275 10 SKPD 316 10 SKPD 364 418 481 Badan Arsip
arsip SKPD SKPD

18 KOMUNIKASI DAN INFORMASI 3.316 3.723 4.185 4.709 5.304

18.1 1,25,1,25,01,17 Program Meningkatny Tata kelola


Peningkatan kemampuan informasi publik Dinas
Komunikasi dan aparat selama 12 bulan 12 12 Komunikasi
12 bulan 125 12 bulan 144 12 bulan 165 190 219
Informasi Daerah pengelola bulan bulan dan
komunikasi Informatika
dan informasi

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-29


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
18.2 1,25,1,25,01,18 Program Meningkat Kerjasama media
Dinas
Kerjasama nya peran massa selama 12
12 12 Komunikasi
Informasi dan media massa bulan 12 bulan 1.309 12 bulan 1.506 12 bulan 1.732 1.991 2.290
bulan bulan dan
Media Massa dalam
Informatika
pembangunn
18.3 1,25,1,25,01,19 Program Meningkat Publikasi
Pengembangan nya pembangunan
Dinas
Informasi persebaran daerah selama 12
12 12 Komunikasi
Pembangunan informasi bulan 12 bulan 756 12 bulan 831 12 bulan 914 1.006 1.106
bulan bulan dan
Daerah pmbangunan
Informatika
di media
masa
18.4 1,25,1,25,01,20 Program Hibah Hibah Kinerja informasi
Organisasi organisasi Publik melalui PWI
12 12
Bidang komunikasi selama 12 bulan 12 bulan 200 12 bulan 200 12 bulan 200 200 200 PPKD
bulan bulan
Komunikasi dan dan informasi
Informasi
18.5 1,25,1,25,01,21 Program Meningkatny Pelayanan TIK
Kantor
Pengembangan penggunaan selama 12 bulan
12 12 Pengolahan
Data dan TIK dalam 12 bulan 741 12 bulan 830 12 bulan 930 1.041 1.166
bulan bulan Data
Informasi pelayanan
Elektronik
pemerintahan
18.6 1,25,1,25,01,18 Program Jangakuan Pelayanan Kantor
Kerjasama infornasi informasi 12 12 Pengolahan
Informasi dan pembangunn pemangunan 12 bulan 185 12 bulan 212 12 bulan 244,23 280,86 322,99
bulan bulan Data
Media Massa di kab/kota selama 12 bulan Elektronik
18.7 1,25,1,25,01,17 Program Meningkatny Kinerja informasi
Sekretariat
Peningkatan peran KPID Publik selama 12
Komisi
Komunikasi dan di daerah bulan
Penyiaran
Informasi Daerah
Indonesia
12 12 Daerah
12 bulan 750 12 bulan 863 12 bulan 991,88 1.140,66 1.311,75
bulan bulan (KPID)

PERPUSTAKAAN
19 1.777 2.044 2.350 2.703 3.108

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-30


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
19.1 1,26,1,26,01,15 Program Persentase Peningkatan
Pengembangan pengunjung jumlah pengunjung 22 Badan
22 22 22 22 kab/
Budaya Baca dan perpustakaan perpustakaan di 21 1.777 2.044 2.350 2.703 kab/ 3.108 Perpustakan
kab/kota kab/kota kab/kota kota
Pembinaan kab/kota kota Daerah
Perpustakaan
URUSAN
C 136.235 165.781 198.083 236.514 281.823
PILIHAN
20 PERTANIAN 48.899 57.674 68.054 80.336 94.876
20.1 2,01,2,01,01,17 Program Meingkatnya Luas lahan
Peningkatan luas lahan komoditi
Dinas
Produksi, komoditi perkebunan yang
Pertanian
Produktivitas dan perkebunan berteknologi 49.88 50.67 18.864 51.14 21.693 51.14 24.947 51.30 28.689 51.29 32.993
dan
Mutu Produk yang (%)
Perkebunan
Tanaman menghasilkan
Perkebunan
20.2 2,01,2,01,01,18 Program Meningingkat Produksi tanaman
Peningkatan nya produksi pangan 13.000 ha
Dinas
Produksi, dan
14.000 14.500 15.000 15.500 Pertanian
Produktivitas dan produktivitas 13.500 ha 9.856 11.827 14.193 17.031 20.438
ha ha ha ha dan
Mutu Tanaman tanaman
Perkebunan
Pangan dan pangan dan
Hortikultura Holtikultura
20.3 2,01,2,01,01,19 Program Meningkatya Ketersediaan bibit
Dinas
Pengembangan ketersediaan untuk 21 kab/kota 22
22 22 22 22 kab/ Pertanian
Benih dan benih dan 767 920 1.104 1.325 kab/ 1.590
kab/kota kab/kota kab/kota kota dan
Pembibitan bibit sesuai kota
Perkebunan
kebutuhan
20.4 2,01,2,01,01,20 Program Meningkatya Jumlah populasi 1.066.
Peningkatan populasi, ternak sebanyak 891.104 932.095 974.971 1.019.8
731
Produksi Hasil produksi dan 851.916 ekr ekor ekor 20 ekr
ekor
Peternakan produktifitas Dinas
Pengadaan bibit 16.178 19.413 23.296 27.955 33.546
Peternakan
ternak sapi sebanyak 300 420 450
330 ekr 360 ekor 390 ekor
ekor ekor ekor

20.5 2,01,2,01,01,21 Program Meningkatya Jumlah ternak


Pencegahan dan tingkat berpenyakit yang
Dinas
Penanggulangan penanganan ditangani sebanyak 55.000 2.010 60.000 2.412 66.000 2.894 72.600 3.473 79.520 4.167
Peternakan
Penyakit Ternak penyakit 50.000
ternak

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-31


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
20.6 2,01,2,01,01,22 Program Meningkatya Jumlah ternak yang
Dukungan dan pengawasan diantarpulaukan
Dinas
Manajemen lalu lintas sebanyak 60.000 60.000 1.225 60.000 1.409 60.000 1.620 60.000 1.863 60.000 2.143
Peternakan
Pembangunan ternak antar
Peternakan pulau
21 KEHUTANAN 11.075 15.007 19.335 24.622 28.868
21.1 2,02,2,02,01,15 Program Meningkatya Pembentukan
Pengembangan potensi hasil kelembagaan HT di - 3.414 - 5.047 1 7.076 - 9.599 - 12.716
Pemanfaatan dan hutan masyarakat Dinas
Penertiban Luas Kawasan HT Kehutanan
Sumber Daya - - 100 - - 200 - (KPHL Mutis-
dikembangkan
Hutan Luas Kawasan Timau)
100.
yang dimanfaatkan 0 25.000 50.000 75.000
000
oleh mitra
Meningkatya Jumlah unit KPH
pemantapan yang dibangun (3)
pengelolaan 2 4 6 8 10
kawasan
hutan
Luas kawasan
1.581.
hutan yang 1.581.540 1.581. 1.581. 1.581.
540
dipertahankan Ha 540 Ha 540 Ha 540 Ha
Ha
1.808.990 Ha
Pemeliharaan
batas kawasan
0 100 200 300 50
hutan sepanjang
100 Km
Menurunnya Penurunan jumlah
persentase kasus kehutanan 25 35 40 42
15 kasus
kerusakan 83 kasus kasus kasus kasus kasus
hutan 50 %
Peningkatan
penyelesaian kasus 0% 70% 90% 90% 100%
kehutanan 44,6%
Penurunan luas
5.500 6.400
kebakaran hutan 2.000 Ha 3.500 Ha 4.500 Ha
Ha Ha
11.691,85 Ha
21.2 2,02,2,02,01,16 Program Terbangunny Luas hutan kritis Dinas
Rehabilitasi a tanaman yang direhabilitasi 385 7.661 600 9.510 700 11.742 800 14.428 900 15.468 Kehutanan
Hutan dan Lahan kehutanan 270.950 Ha (KPHL Mutis-

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-32


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Luas kawasan Timau)
1.581.
hutan yang 1.581.540 1.581. 1.581. 1.581.
540
dipertahankan Ha 540 Ha 540 Ha 540 Ha
Ha
1.808.990 Ha
Meningkanya Jumlah bibit
potensi tanaman cendana 1.250. 1.850. 2.550.
350.000 750.00
tanaman yang ditanam 000 000 000
cendana
21.3 2,02,2,02,01,17 Program Meningkatya Koordinasi teknis
Pengelolaan DAS luas dan rehabilitasi
Terpadu rehabilitasi hutan dan lahan 3 DAS Dinas
3 DAS / 3 DAS / 3 DAS /
hutan dan kritis serta /6 Kehutanan
6 450 6 517,5 6 595 684
lahan pemberdayaan Kelom (KPHL Mutis-
Kelmpok Kelmpok Kelmpk
kelompok pok Timau)
masyarakat di DAS
prioritas
ENERGI DAN SUMBER DAYA
22 7.499 8.372 9.349 10.444 11.671
MINERAL
22.1 2,03,2,03,01,15 Program Meningkatny Pengawasan dan
22
Pembinaan pengelolaan penertiban 22 22 22 22 kab/
3.420 3.632 4.295 5.749 kab/ 5.840
Pengawasan dan pertambangn pertambangan di kab/kota kab/kota kab/kota kota
kota
Penertiban Usaha 21 kab/kota
Pertambangan, Pengendalian
Migas dan Panas lingkungan
22kab/ 22kab/ 22kab/ 22kab/ 22kab/
Bumi pertambangan Dinas
kota kota kota kota kota
(good mining Pertambngn
practice) dan Energi
Meningkatny Peningkatan
a kompetensi kompetensi
22
SDM pengelola 22 22 22 22 kab/
kab/
pengelolaan administrasi kab/kota kab/kota kab/kota Kota
kota
pertambangn lingkungan
pertambangan
22.2 2,03,2,03,01,16 Program Meningkatkn Pengembagan
Pengembangan pengembang pertambagan Dinas
22kab/ 22kab/ 22kab/ 22kab/ 22kab/
Pertambangan an ramah lingkungan 538 1.130 1.490 1.763 1.932 Prtambangn
kota kota kota kota kota
pertambangn berdasarkan dan Energi
potensi geologi

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-33


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
22.3 2,03,2,03,01,17 Program Tingkat Prosentase desa
Pembinaan dan elektrikfikasi yang memiliki listrik Dinas
Pengembangan desa sebanyak 56 % 3.460 65 % 3.610 73 % 3.564 78 % 3.721 85 % 3.889 Prtambangn
Ketenagalistrikan 51 % dan Energi

23 PARIWISATA 12.816 15.760 18.392 21.550 25.340


23.1 2,04,1,17,01,20 Program Meningkat Pengembangan 50
Pengembangan nya krjasama Desa Wisata
Kemitraan promosi
Kebudayaan, wisata antar
destinasi dan daerah 50 50
50 Desa 10.216 50 Desa 12.260 50 Desa 14.712 17.654 21.185
Promosi Meningkat Desa Desa
Pariwisata nya cakupan
promosi
obyek wisata
daerah
Meningkaty 10 Provinsi MPU
kerjasama dan 3 negara 10
10 prov,
(promosi) 10 prov, 10 prov, prov,
10 prov. MPU
pemasaran MPU dan MPU dan MPU
MPU dan 2
pariwisata 2 negara 2 negara dan 2
negara
(antar daerah negara
dalam Dinas
Meningkatny 7 objek utama Pariwisata &
cakupan (Komodo, 17 Pulau Ekonomi
(promosi) Riung, Kalimutu, Kreatif
7
pemasaran Penangkapan Ikan 7 Objek 7 Objek 7 Objek 7 Objek
Objek
objek, daya Paus, Pasola, Suku Utama Utama Utama Utama
Utama
tarik dan Boti, Mancing
atraksi wisata Tabalolong)
daerah
Meningkatny 10 event seni dan 10 10
event seni budaya 10 event 10 event 10 event event event
dan budaya seni dan seni dan seni dan seni seni
budaya budaya budaya dan dan
budaya budya
Pemanfaatan Media massa, 6
6 paket
media desain media elektronik, 6 paket 6 paket 6 paket paket
media
dan Iptek media informasi media media media media
desain
dan sistem desain desain desain desain
dan
informasi dan iptek dan iptek dan iptek dan
iptek
kepariwisataan iptek

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-34


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
23.2 2,04,1,17,01,21 Program Meningkatya Peningkatan
Pengembangan kapasitas kapasitas sumber
Sumber Daya sumber daya daya bidang 22
22 22 22 22 kab/
dan Ekonomi pembangunn ekonomi kreatif 900 1080 1.296,00 kab/ 1.555,20
kab/kota kab/kota kab/kota kota
Kreatif pariwisata kota
dan ekonomi
Dinas
kreatif
Pariwisata &
Meningkatya Peningkatan event
Ekonomi
event seni dan pemanfaatan
Kreatif
dan budaya media
22
serta kepariwisataan dan 22 22 22 22 kab/
kab/
pemanfataan ekonomi kreatif kab/kota kab/kota kab/kota kota
kota
media,
desain dan
iptek
23.3 2,04,1,17,01,22 Program Hibah Hibah Desa kelompok
22
Pariwisata Wisata dan masyarakat bidang 22 22 22 22 kab/
2.600 2.600 2.600 2.600 kab/ 2.600 PPKD
Mitra Praja kebudayaan dan kab/kota kab/kota kab/kota kota
kota
Utama adat istiadat
24 KELAUTAN DAN PERIKANAN 41.723 49.988 59.896 71.774 86.017
24.1 2,05,2,05,01,20 Program Produksi Jumlah produksi
Dinas
Pengembangan Perikanan Budidaya sebanyak
1.43 11.393 1.58 13.672 1.73 16.406 1.91 19.688 2.10 23.625 Kelautan dan
Perikanan Budidaya 1.30 ton
Perikanan
Budidaya
24.2 2,05,2,05,01,21 Program Produksi Jumlah produksi
Pengembangan Perikanan tangkap sebanyak
72,76 27.194 76,4 32.633 80,22 39.160 84,24 46.992 88,45
Perikanan Tangkap 69,30 ribu ton Dinas
Tangkap 56.390 Kelautan dan
Pembangunan Perikanan
kapal angkap 22 25 27 29 31
sebanyak 22 unit
24.3 2,05,2,05,01,22 Program Produksi Jumlah produk
Pengembangan Ekspor Hasil ekspor sebanyak
Penyuluhan Perikanan 1,52 juta (kg)
Dinas
Kapasitas
1,6 2.135 1,68 2.562 1.76 3.075 1,85 3.690 1.95 4.428 Kelautan dan
Kelembagaan
Perikanan
dan Pemasaran
Produksi
Perikanan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-35


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
24.4 2,05,2,05,01,23 Program Bantuan Bantuan Pengembangan
Sosial Kelautan kepada budidaya rumput
Perikanan kelompok laut
masyarakat
1 Pkt 1.000 1 Pkt 1.120 1 Pkt 1.254 1 Pkt 1.405 1 Pkt 1.574 PPKD
dalam rangka
pengembang
an kelautan
perikanan
PERINDUSTRIAN
25 14.223 18.981 23.057 27.787 35.051
25.1 2,06,2,07,01,15 Program Meningkatya Perlindungan
Perlindungan perlindungan konsumen di 4 kab
Konsumen dan konsumen
4 kab 5.083 4 kab 6.293 4 kab 7.696 4 kab 9.310 4 kab 11.183
Pengamanan terhadap
Perdagangan kecurangan
pedagang Dinas
Terjaminnya Pemantauan Perindustrian
keamanan, keamanan, dan
kesehatan, kesehatan, Prdagangan
keselamatan keselamatan dan
30 kali 31 33 35 37
dan lingkungan (K3L)
lingkungan bagi konsumen 30
(K3L) bagi kali
konsumen
25.2 2,06,2,07,01,16 Program Meningkatny Pembinaan industri
Pengembangan a omzet keci sebanyak 100 5.700 5.898 6.103 6.315
Industri Kecil dan penjualan
Menengah industri kecil
menengah 5.508 UU UU UU
yang dibina Unit 6.344
29.904 32.344 34983 37.838
Usaha 8.028 9.986 12.256 14.879
27.648 Dinas
TK TK TK TK Perindustrian
TK
dan
100 100 100 100 100
Prdagangan
Meningkatka Jumlah IKM 5.322 5.700 5.898 6.103 6.315
n
kemampuan UU UU UU UU UU
IKM dalam 25.562 29.904 32.344 34.983 37.838
penggunaan
teknologi TK TK TK TK
industri

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-36


Indikator Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program
Kinerja Kondisi Kinerja Penanggug
No Kode Rekening Prioritas Rp Rp Rp Rp
Program pada Awal RPJMD Rp Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target
(Outcome) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta)
Meningkatkn Paket
omset pengembangan
industri kecil komoditi unggulan
menengah daerah
dengan fokus
1 Pkt 1 Pkt 1 Pkt 1 Pkt
pada
komoditi
unggulan
daerah di
bidang agro
Peningkatan Jumlah produk
10 10 10 10
hak paten lokal UKM yang
Produk Produk Produk Produk
produk UKM dipatenkan
25.3 2,06,2,07,01,17 Program Jumlah Partisipasi dalam
Peningkatan promosi event pameran
Perdagangan produk produk unggulan
4 kali 446 4 kali 924 4 kali 1.513 4 kali 2.221 4 kali 4.838
Dalam Negeri unggulan sebanyak 3 kali
dan Luar Negeri daerah untuk
ekspor Dinas
Tersedianya Perindustrian
stok dan dan
kelancaran Prdagangan
Dukungan
distribusi
pemasaran 5 keg 7 9 11 13
serta
perdagangan 5 Keg
dukungan
pemasaran
perdagangan
25.4 2,06,2,07,01,18 Program Hibah Hibah kepada Pembinaaan LKPD
Bidang Dekranasda selama 12 Bulan/
Perekonomian dan Lembaga Jumlah pengrajin 12 12
12 Bulan 2.350 12 Bulan 2.350 12 Bulan 2.350 2350 2.350 PPKD
Penjamin dibantu Bulan Bulan
Kredit Daerah
(LPKD)
JUMLAH 2.416.155 2.675.429 2.960.984 3.253.047 3.462.451

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 VIII-37


BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
9.1.DASAR PENETAPAN INDIKATOR
Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian
visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi
pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap
tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
9.2. INDIKATOR KINERJA
Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari tiga aspek besar antara lain Aspek
Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum, Aspek Daya Saing Daerah. Untuk lebih rinci dapat dilihat rincian
Indikator ketiga aspek tersebut pada tabel 9.1.
Tabel 9.1
Sasaran Indikator Kinerja Tahun 2013-2018

KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi


1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1. PDRB Harga Konstan
Tahun 2000 (Rp. Juta)
1.1.1. Proyeksi Normatif 13,966.86 14,826.13 15,745.35 16,729.43 17,783.38 18,930.41 20,170.35

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 1


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

1.1.2. Proyeksi Optimis - 15,826.89 16,816.03 17,875.40 19,010.44 20,265.01 21,612.54

1.1.3. PDRB Harga Berlaku


(Milyard))
1.1.4. Proyeksi Normatif 35,253.34 39,184.85 41,144.09 45,772.81 50,945.13 56,778.35 63,336.25

1.1.5. Proyeksi Optimis - 39,395.61 44,044.29 49,263.54 55,125.90 61,768.57 69,273.45

1.2. PDRB per kapita

1.2.1. PDRB Per Kapita Harga


Konstan 2000 (Rp)
1.2.2. Proyeksi Normatif 2,850,811 2,880,200 2,989,826 3,109,038 3,238,645 3,382,724 3,604,292

1.2.3. Proyeksi Optimis - 3,074,613 3,193,135 3,322,007 3,462,111 3,621,206 3,861,999

1.2.4. PDRB Per Kapita Harga


Berlaku (Rp)
1.2.5. Proyeksi Normatif 7,195,650 7,612,250 7,812,702 8,506,529 9,277,940 10,145,868 11,317,716

1.2.6. Proyeksi Optimis 7,653,193 8,363,409 9,155,255 10,039,326 11,037,583 12,378,650

1.3. Pertumbuhan ekonomi

1.3.1 Proyeksi Normatif 5,42 % 5,50 % 5,60 %


6,15 - 6,55%
7% 8% 9%

1.3.2 Proyeksi Optimis 5,55% 5,75 % 5,80 %


6.75 7.15%
8% 9% 10%

1.4. Inflasi 5,33 % 8,41% 4,9 5,3 % 4,6 5,0 % 4,4 4,8 % 4,3 4,7 % 4,1 4,5 %

1.5. Indeks Gini 0,41 Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 2


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

1.6. Persentase penduduk 20.41% 20,03% 19,03% 18.03% 17,03% 16,03% 15,03%
diatas garis kemiskinan
1.7. Angka kriminalitas yang 54,95% 64,95% 74,95% 84,95 94,95% 100% 100%
tertangani
Fokus Kesejahteraan Masyarakat

2. Pendidikan

2.1. 1. APM (%) 96.89 97,29 97,69 98,09 98,49 98,89 99.29
SD
2.1.1. SMP 83.26 83,72 84,18 84,64 85,1 85,56 86.02

2.1.2. SMA/SMK 69.45 72,82 76,19 79,56 82,93 86,3 89.68

2.2. 2. APK (%) 115.34 114,79 114,24 113,69 113,14 112,59 112.01
SD
2.2.1 SMP 97.58 96,91 96,24 95,57 94,9 94,23 93.53

2.2.2. SMA/SMK 77.16 76,59 76,02 75,45 74,88 74,31 73.69


2.3. Kemampuan penduduk 90.3 91,5 92,1 92,7 93,3 93.93
usia >15 tahun:
Dapat Membaca dan 90,9
Menulis
2.3.1. Buta Huruf 9.7 9,1 8,5 7,9 7,3 6,7 6.07

3. Kesehatan

3.1. Angka harapan hidup 67,99 68,75 69,37 70,75 72,13 70,75
69,37
Jumlah Kelahiran
3.1.1. Prosentase Bayi Lahir Hdp 97,280 98,39 99,52 100,65 101,77 102,02
104,021

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 3


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

3.1.2. Prosentase Bayi Lahir 98,54 98,39 98,64 98,75 98,97 99,08
99.19
Mati
3.2. Kasus balita gizi 1,46 1,35 1,24 1,13 1,02 0,91
0.81
3.2.1. Kurang 19,1 17,19 15,28 13,37 11,46 9,55 7.64
3.2.2. Buruk 1,12 1,06 1 0,94 0,88 0,82 0.76

Fokus Seni Budaya dan Olahraga

4. Kebudayaan

4.1. Jumlah sanggar seni - 50% 55% 60% 65% 70% 75%

5. Pemuda dan Olahraga

5.1. Jumlah bantuan untuk Klub 8 Club 9 club 10 club 10 club 11 club 11 club 12 club
yang berprestasi
ASPEK PELAYANAN UMUM

Pelayanan Urusan Wajib

1. Pendidikan

1.1. 3. APS 96.13 96,3 96,47 96,64 96,81 96,98 97.15


SD
1.2. SMP/MI 88.73 89,86 90,98 92,1 93,23 94,35 95.48

1.3. Pendidikan penduduk umur 37.03 36,29 35,55 34,81 34,07 33,33 32.59
>10 tahun

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 4


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

Tidak berizasah
1.3.1. SD (%) 29.25 29,54 29,83 30,12 30,41 30,7 31.01

1.3.2. SMP (%) 13.05 13,23 13,41 13,59 13,77 13,95 14.15

1.3.3. SMA (%) 12.08 12,23 12,38 12,53 12,68 12,83 12.99

1.3.4. SMK (%) 3.44 3,49 3,54 3,59 3,64 3,69 3.75

1.3.5. Akademi/PT(%) 5.15 5,21 5,27 5,33 5,39 5,45 5.53

1.2. Rasio Sekolah-Siswa 1 : 178 1:179 1:180 1:181 1:181 1:182 1 : 183
SD
1.2.1. SMP 1 : 203 1:207 1:210 1:213 1:217 1:221 1 : 225
1.2.2. SMA/MA/ SMA/LB 1 : 403 1: 410 1:414 1:419,5 1:425 1:430 1 : 436
1.2.3. SMK 1 : 328 1: 336 1:344 1:352 1:361 1:369 1 : 378
1.3. Tingkat Kelulusan (%) 100 100 100 100 100 100 100
SD
1.3.1. SMP 97,56 100 100 100 100 100 100

1.3.2. SMA 94.50 100 100 100 100 100 100

1.3.3. SMK 96.49 100 100 100 100 100 100

1.4. Jumlah guru berpendidikan 19.0 26,8 30,7 34,6 38,5 42.4
S1(%) 22,9
SD
1.4.1. SMP 59.0 60,7 62,4 64,1 65,8 67,5 69.2

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 5


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

1.4.2. SMA 85.6 86,14 86,68 87,22 87,76 88,3 88.86

1.4.3. SMK 78.5 79,2 79,9 80,6 81,3 82 82.74

1.5. Aksesibilitas sarana 55.86 62,1 65,22 68,34 71,46 74.60


prasarana pendidikan 58,98
SD
1.5.1 SMP 97.06 97,72 98,05 98,38 98,71 98,71 99.09

1.5.2 SMA 36.24 36,36 36,48 36,6 36,72 36,84 36.97

1.5.3. SMK 14.42 14,68 14,81 14,94 14,07 15,07 15.22

1.6. Sertifikasi guru (%) 26.51 38,31 44,21 50,11 56,95 61.95
32,41

1.6.1. Penerapkan manajemen 40 44 48 52 56 60 64


berbasis Sekolah (MBS)
1.6.2. Penerapan kurikulum2013 - 100 100 100 100 100
(%) 100
SD
1.6.3 SMP - 100 100 100 100 100 100

1.6.4. SMA/SMK - 100 100 100 100 100 100

1.6.5. Penerapan SPM Pendidikan - 100 100 100 100 100 100

2. Kesehatan

2.1. Akses dan mutu pelayanan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 6


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

kesehatan masyarakat:
2.1.1. Rumah sakit 43 43 44 45 46 47 48
2.1.2. Puskesmas 353 356 359 362 365 368 371
2.1.3. Pustu 1,081 1080 1615 2150 3220 3755 4.290

2.2. Layanan Rujukan


pelayanan sekunder dan
tersier di setiap region
provinsi
2.2.1. Prosentase Jumlah 100 100 100 100 100 100 100
Rumah Sakit (PONEK)
2.2.2. Jumlah Puskesmas 25 28 33 38 42 46
50
PONED (%)
2.2.3. Jumlah Pustu (%) 10 12,5 15 17,5 20 22,5
25
2.3. Rasio Fasilitas Kesehatan 450 438 426 414 402 390 379
2.6. Jumlah kasus penyakit di
desa/kelurahan (%)
2.6.1. Muntaber 12.29 11,61 10,93 10,25 9,57 8,89 8.19
2.6.2. Demam Berdarah 3.37 3,19 3,01 2,83 2,65 2,47 2.24
2.6.3. campak 2.03 1,92 1,81 1,7 1,59 1,48 1.36
2.6.4. ISPA 11.59 10,95 10,31 9,67 9,03 8,39 7.73

2.6.5. Malaria 19.12 18,06 17 15,94 14,88 13,82 12.74

2.6.6. TBC 6.64 6,28 5,92 5,56 5,2 4,84 4.43

2.6.7. Lainnya 1.42 1,35 1,28 1,21 1,14 1,07 0.95

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 7


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

2.7. Kabupaten/kota yang - 20% 30% 35% 40% 45% 50 %


menjalankan SIKDA manual
dan (online)

2.8. SKPD Kesehatan sebagai


regulator dan pengawas
bidang kesehatan

2.8.1. Fasilitas kesehatan yang - 50% 55% 60% 65% 70% 75%
berijin (%)

2.8.2. Sarana kesehatan yang - 50% 55% 60% 65% 70% 75%
terakreditasi (%)

2.8.3. Tenaga kesehatan yang - 50% 55% 60% 65% 70% 75%
teregistrasi dan mendapat
sertifikasi kompetensi (%)

2.9. Kejadian malpraktek - 100% 100% 100% 100% 100% 100%


layanan kesehatan yang
ditangani (%)
2.10. Jml regulasi kab/kota yang - 22 Kab /Kota 22 Kab /Kota 22 Kab /Kota 22 Kab /Kota 22 Kab /Kota 22 Kab /Kota
mendukung pembangunan
kesehatan
2.11. Standar mutu di tingkat
puskesmas dan rumah sakit

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 8


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

berserta pengawasannya
2.11.1. Kepuasan masyarakat pada - 25% 35% 40% 45% 50% >65%
layanan puskesmas (%)
2.11.2. Kepuasan masyarakat pada - 50% 60% 65% 70% 75% > 80%
layanan RS (%)

2.12. keterlibatan tenaga peneliti - 50% 50% 50% 75% 75% 80%
atau lembaga penelitian
dalam perumusan dan
evaluasi kebijakan
kesehatan (%)
2.13. Ketepatan dan kelengkapan - 50% 75% 75% 80% 90% >90
pelaporan data di setiap
level pelayanan kesehatan
(%)
2.14. Jumlah perusahaan yang - 50% 75% 75% 100% 100% 100%
menjalankan program K3
2.15. Persentase rumah tangga - 50% 50% 60% 70% 80% 90%
yang ber-PHBS
2.16. Jumlah dan kualitas -
poskesdes
2.16.1. Jumlah poskesdes - 50% 50% 50% 75% 75% 100%
2.16.2. Rasio poskesdes per - Sesuai target Sesuai target Sesuai target Sesuai target Sesuai target Sesuai target
jumlah penduduk SPM SPM SPM SPM SPM SPM

2.17. Jumlah bantuan/hibah - 10 % Dana 10 % Dana 10 % Dana 10 % Dana 10 % Dana 10 % Dana


pemberdayaan masyarakat Program Program Program Program Program Program

2.18. pemenuhan kebutuhan


SDM baik jumlah, jenis,

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 9


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

kualitas dan penyebaran


2.18.1. Jumlah Dokter (Orang) 102 289 475 661 847 1034 1.220

2.18.2. Rasio per satuan 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0.22
penduduk
2.18.3. Jumlah Tenaga 9.577 9.850 10.087 10.324 10.598 10.851 11.106
Paramedis:Perawat/Bidan
(Orang)
2.18.4. Rasio per satuan 1,95 1,95 1,96 1,97 1,98 1,99 2.00
penduduk
2.19. Aksesibilitas masyarakat
terhadap sediaan farmasi
yang bermutu, aman dan
terjangkau
2.19.1. Sebaran institusi 21 Kab./kota 21 Kab./kota 22 Kab./kota 22 Kab./kota 22 Kab./kota 22 Kab./kota 22 Kab./kota
penyedia sediaan farmasi
(Kab/kota)
2.19.2. Obat generik berlogo 21 Kab./kota 21 Kab./kota 22 Kab./kota 22 Kab./kota 22 Kab./kota 22 Kab./kota 22 Kab./kota
dalam persediaan obat
(kab/Kota)

2.20. RS memiliki peralatan <25% 25% 35% 45% 50% 75% 100%
kesehatan yang standar
(%)
2.21. hasil penelitian yang - 25% 35% 45% 50% 75% 100%
diaplikasikan dalam
intervensi program
kesehatan (%)
2.22. Peningkatan Sanitasi dan
Penurunan BABS pada

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 10


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

Desa/kel (%)
2.22.1. Sendiri 78,59 80,46 82,33 84,2 86,07 87,94 89.81
2.22.2. bersama 3,27 3,36 3,45 3,54 3,63 3,72 3.81
2.22.3. Umum 1,03 1,06 1,09 1,12 1,15 1,18 1.21
2.22.4. Bukan jamban 17,11 15,12 13,13 11,14 9,15 7,16 5.17
2.23. Jumlah kabupaten/kota - 21 Kab./Kota 22 Kab/kota 22 Kab/kota 22 Kab/kota 22 Kab/kota 22 Kab/kota
yang melakukan kegiatan
District Health Account
setiap tahun (Kab/kota)
2.24. Persentase masyarakat - - 50% 50% 60% 70% 80%
miskin yang memiliki
jaminan kesehatan
3. PekerjaanUmum

3.1. Panjang Jalan Provinsi 1330.46 1363,78 1397,12 Km 1430,46 Km 1263,79 Km 1497,12 Km 1530,46 Km
(Km)
3.2. Parasarana Irigasi dan <25% 35% 50% 55% 60% 70% 75%
Jaringan Irigasi baik (%)

3.3. Perda IUJK sesuai 5 8 11 14 16 19 22


peraturan perundang
undangan (Kab/Kota )
3.4. Sarana Air Bersih - 10 20 30 40 50 60
Perdesaan
3.5. Pelayanan Air Minum (%) 35 39,16 43,33 47,5 51,66 55,83 60
4. Perumahan

4.1. Peningkatan Jumlah Rumah 60 60 63,3 66,6 73,3 76,6 80


Layak Huni %)

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 11


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

5. Penataan Ruang

5.1. Perda Tata Ruang (buah) 22 22 22 22 22 22 23

5.2. Perda RDTL Kawasan 1 45% 8 12 15 19 22

5.3. Pemanfaatan Ruang sesuai <75% 45% 50% 55% 60% 70% 75%
struktur RTRWP (%)
5.4. Pemanfaatan Ruang sesuai <75% 45% 50% 55% 60% 70% 75%
Pola RTRWP (%)
5.5. Luasan RTH publik dari - 20% 20% 20% 20% 20% 20%
luas wilayah kota/kawasan
perkotaan

5.6. Penyusunan rencana 0 0 0 0 1 2 3


detail/teknis tata ruang
kawasan DAS lintas
kabupaten
5.7. Rencana Pengelolaan DAS 3 3 3 3 3 3 3
Terpadu (Benanain,
Noelmina dan Aesesa)
5.8. Lokasi Pengendalian 0 1 4 7 9 11 13
Pemanfaatan Ruang DAS
sesuai kebijakan tata ruang
6. Perencanaan Pembangunan
6.1. Tersedianya dokumen 15 15 15 15 15 15 15
perencanaan, evaluasi dan
pengendalian yang
berkualitas dan tepat

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 12


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

waktu
6.2. Jumlah perencanaan 3 4 6 8 10 11 13
Pengelolaan DAS terpadu
antar daerah difasilitasi
Pemda dan Forum DAS
NTT
6.3. Jumlah Lokasi Desa 585 1028 1472 1916 2359 2802 3.246
Mandiri Anggur Merah
(Desa/ kelurahan)

7. Perhubungan

7.1. Jumlah dan kapasitas 40% 46,6% 53,33% 60% 66,66% 73,33% 80%
transportasi umum
7.2. Peningkatan Keselamatan 40% 46,6% 53,33% 60% 66,66% 73,33% 80%
Transportasi
8. Lingkungan Hidup

8.1. Prosentase Pengawasan 50% 55,3% 66,6% 75% 83,3% 91,6% 100%
dan pembinaan kemanan
pangan (%)berbasis
perubahan iklim dan
pengelolaan DAS
8.2. Penurunan Kerusakan 0 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Pesisir dan Laut
8.3. Optimalisasi Hukum- - 100% 100% 100% 100% 100% 100%
hukum lingkungan
8.4. Tersedianya Tenaga - 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Fungsional Pengawas
Lingkungan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 13


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

8.5. Tersusunnya Perda 100% 100% 100% 100% 100% 100%


mengenai Penegakan
Hukum Lingkungan
9. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

9.1 Regulasi pelaksanaan PUG, - 7 16 25 33 41 50


perempuan dan anak
9.2. Kelompok usaha - 25% 33,3% 50% 66,6% 83,3% 100%
perempuan mendapat
akses pinjamam modal
dari lembaga formal
permodalan (%)
9.3. Jumlah kelompok usaha - 15% 20% 30% 40% 50% 60%
bersama perempuan (KUB)
(%)

9.4. Keterwakilan Perempuan - 30% 30% 30% 30% 30% 30%


dalam jabatanlegislatif,
eksekutif, yudikatif dan
sosbud (%)
9.5. Jumlah Desa Layak Anak 0 50 100 150 200 250 300

9.6. Jumlah Desa/Kelurahan 10 57 106 155 203 252 300


yang menyelenggarakan
Musrenbang
Desa/kelurahan
Berperspektif anak
10. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

10.1. Angka Partisipasi KB:

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 14


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

10.1.1. Jumlah Akseptor KB 93.533 178.843 264.155 349.467 434.778 520.089 605.400

10.1.2. Jumlah Pasangan Usia 668.017 675.359 682.702 690.045 697.388 704.730 712.073
Subur (PUS)
10.1.3. Peserta KB Aktif (%) 73,88% 7.573 7.759 7.945 8.131 8.316 8502

10.1.4. TFR (%) 3,3 1,65 1,98 2,31 2,64 2,97 3.3
11. Sosial
11.1. Jumlah KK Miskin yang 21 Kab./Kota 21 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota
mempunyai ketrampilan
berusaha/ KUBE
(kab/kota)
11.2. Jumlah penghuni panti 21 Kab./Kota 21 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota
dinas yang ditangani
(kab/kota)
11.3. Jumlah KAT yang ditangani 21 Kab./Kota 21 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota
(Kab/kota)
12. Ketenagakerjaan
12.1. Meningkatnya jumlah 0,67% 1,12% 1,57 % 2,02 % 2,47 % 2,92 % 3,37 %
angkatan kerja yg memiliki
ketrampilan
12.2. Besaran tenaga kerja yang 17,24% 20.34% 21,89 % 23,44 % 24,99 % 26,55 % 26,55 %
mendapatkan pelatihan
berbasis kompetensi 75 %

12.3. Penyelesaian kasus PHI 95,31% 95,96% 96,61 97,26 97,91 98,56 99,21 %
melalui PB
12.4. Peninjauan kembali UMP Rp.925.000 Rp. 1.87.500 Rp. 1.450.000 Rp. 1.712.500 Rp. 1.975.000 Rp. 2.237.500 Rp. 2.500.000

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 15


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

tiap tahun
12.5. Besaran pemeriksaan 23,12% 29,68% 36,25% 42,82% 49,39% 55,96% 62,53%
perusahaan
12.6. Pengujian peralatan 0,% 1,3% 1,70% 2,10% 2,50% 2,90% 3,31%
perusahaan
12.7. Besaran peminat 48,53% 50,62% 52,8% 54,98% 57,17% 59,35% 61,54%
transmigrasi yang berhasil
difasilitasi
12.8. Besaran pemanfataan 23,04% 31,02% 41% 49,98% 58,96% 67,94% 76,92 %
cadangan areal yang
behasil dibangun

13. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah


13.1 Meningkatnya proporsi 2.875 3.209 3.543 3.876 4.209 4.543
jumlah koperasi yang aktif 2543
(unit)
13.2. Meningkatkan Jumlah 581.975 622.814 663.653 704.492 745.331 786.170 827,009
Anggota Koperasi (org)
13.3. Meningkatnya Modal 660.025 215.002.519 429.345.012 643.687.505 858.029.998 1.072.372.49 1.286.714.98
sendiri koperasi (juta) 2 5

13.4. Meningkatnya modal luar 1.196.29.167 1.295.965.763 1.395.641.361 1.495.316.959 1.594.992.556 1.694.668.153 1.794.343.75
koperasi (juta) 0

13.5. Meningkatnya aset 856.254.392 1.177.608.924 1.498.963.45 1.820.317.990 2.141.672.52 2.463.027.05 2.784.381.58
koperasi (juta) 7 3 5 8

13.6. Meningkatnya volume 1.455.547.218 1.455.547.218 1.619.434.02 1.819.434.023 1.940.729.62 2.062.025.22 2.183.320.82
usaha koperasi (juta) 3 4 6 7

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 16


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

13.7. Meningkatanya SHU 145.554.721 1.455.547.218 1.619.434.02 1.819.434.023 1.940.729.62 2.062.025.22 2.183.320.82
Koperasi (juta) 3 4 6 7

14. Penanaman Modal

14.1. Meningkatnya realisasi - 21 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota


investasi dan kerjasama di
daerah (Kab/Kota)
14.2. Meningkatnya - 21 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota
ketersediaan data potensi
investasi daerah (kab/Kota
14.3. Tersedianya informasi - 21 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota
peluang usaha
sektorunggulan
(kab/Kota))
15. Kebudayaan
15.1. Dokumen - 50% 55% 60% 65% 70% 75%

15.2. Bank Data - 50% 55% 60% 65% 70% 75%

15.3. Jumlah obyek budaya yang - 50% 55% 60% 65% 70% 75%
tertangani

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 17


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

16. Kepemudaan dan Olahraga

16.1. Jumlah organisasi 3 Org 5 Org 8 11 13 16 19 org.


lingkungan yang aktif dan
terbina
16.2. Jumlah organisasi ekonomi 11 Org 13 Org 14 16 17 19 21 org
yang aktif dan terbina
16.3. Jumlah organisasi sosial 56 Org 56 Org 57 58 59 60 61 org.
yang dibentuk, aktif dan
terbina
16.4. Menurunnya presentase 3,73% 3,21 Org 3,57% 3,41% 3,25% 3,09% 2,75%
pemuda usia 16-30 tahun
yang tidak bekerja
16.5. Jumlah atlet berprestasi 12 Atlet 24 Atlet 54 atlet 74 atlet 95 atlet 116 atlet 137 atlet
yang diorbitkan

16.6. Peningkatan partisipasi 40 Peserta 100 Peserta 160 peserta 220 peserta 280 peserta 340 peserta 400 peserta
keikutsertaan masyarakat
16.7. Jumlah fasilitas olahraga 1 Fasilitas 1 kelanjutan 1 kelanjutan 1 kelanjutan 1 kelanjutan 1 kelanjutan 1 kelanjutan
yang dikembangkan dan gelanggang remaja pemb. pemb. pemb. pemb. pemb. pemb.
direhabilitasi Gelanggang Gelanggang Gelanggang Gelanggang Gelanggang Gelanggang
remaja remaja
remaja remaja remaja remaja

17. Kesatuan Bangsaan Politik Dalam Negeri


17.1. Meningkatnya peran Badan - 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Kesbangpol dalam
koordinasi ketahanan seni,
budaya, agama,
kemasyarakatan dan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 18


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

ekonomi
17.2. Meningkatnya peran - 100% 100% 100% 100% 100% 100%
aparatur pemerintahan
dalam memfasilitasi
kewaspadaan nasional di
daerah
17.3. Meningkatnya ketahanan - 33,3 % 33,3 % 50 % 66,6 % 83,3 % 100%
ideologi dan kewaspadaan
nasional
17.4. Meningkatnya partisipasi - 33,3 % 33,3 % 50 % 66,6 % 83,3 % 100%
politik dan kualitas
demokrasi

18. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
18.1. Perda penataan - 1 perda 1 perda 1 perda 1 perda 1 perda 1 perda
kelembagaan

18.2. Efisiensi dan kinerja - 50% 50% 50% 75% 75% >75%
perangkat organisasi
daerah/SKPD (%)
18.3. Penataan dan - 50% 50% 50% 75% 75% >75%
pengendalian kelembagaan
, anjab dan ABK Kab/kota
18.4. Terlayaninya kebutuhan - 50% 50% 60% 70% 80% >90%
kepala daerah dan wakil
kepala daerah dalam
melaksanakan tugas-tugas
kedinasan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 19


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

18.5. Terfasiliitasi dan - 50% 50% 60% 70% 80% 90%


terkoordinasinyadaerah
dengan K/L
18.6. Meningkatkan kualitas - 50% 75% 75% 75% 100% 100%
pengembangan ekonomi
daerah melalui
pengembangan KI-Bolok
menjadi kawasan ekonomi
khusus
18.7. Pengembangan ekonomi - 50% 75% 75% 75% 100% 100%
dan industri di Kapet Mbay
18.8. Kerjasama investasi antara - 50% 50% 75% 75% 100% 100%
daerah, sektor swasta dan
pelaku usaha lainnya
(Perbankan, Koperasi dan
lembaga keuangan lainnya)

18.9. Meningkatkan jumlah IKM 5322 5.653 unit 5.818 unit 5.984 unit 6.149 unit 6315
yang dibina Unit Usaha usaha usaha usaha usaha unit usaha
(mengembangkan IKM dan 5.488 unit
menumbuhkan wira usaha usaha
baru)
18.10. Penyerapan tenaga kerja 1,681 1.687 1.692 1.697 1.703 1.708 1,714
(org)
18.11. Peningkatan Jumlah 24 26 27 28 29 31 32
Industri (unit)
18.12. Meningkatnya pelayanan Semua jenis jenis pada Semua jenis Semua jenis Semua jenis Semua jenis Semua jenis Semua jenis
perijinan KPPTSP jenis pada jenis pada jenis pada jenis pada jenis pada jenis pada
KPPTSP

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 20


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

KPPTSP KPPTSP KPPTSP KPPTSP KPPTSP

18.13. Meningkatnya - 50% 50% 50% 75% 75% >75%


pengetahuan dan
ketrampilan PNS sesuai
tupoksi (%)
18.14. % pejabat struktural yang - 50% 50% 50% 75% 75% 75%
mengikuti diklat
penjenjangan struktural
18.15. % Pegawai yang mengikuti - 50% 25% 25% 50% 50% 50%
diklat teknis
18.16. % Pejabat fungsional yang - 50% 50% 50% 75% 75% 75%
mengikuti diklat
penjejangan fungsional
18.17. % Pegawai yang dapat - 50% 50% 50% 75% 75% 75%
meningkatkan ketrampilan
dan profesionalitas
18.18. Jumlah pendidikan - 50% 75% 75% 100% 100% 100%
Diploma, S1, S2 dan S3 bagi
PNS

18.19. Produk Legislasi Daerah 448 431 463 495 511 527 543

18.20. Monitoring, evaluasi dan - 34 67 100 133 167 200


pelaporan terpadu
18.21. Rapat koordinasi 14 15 16 17 18 19 20
permasalahaan hukum
18.22. Pembinaan dan 373 405 421 437 453 469
Pengawasan Produk 389
Hukum Kab/kota

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 21


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

18.23. Penanganan kasus di 28 30 31 32 33 35 36


dalam dan luar pengadilan
18.24. Sosialisasi dan advokasi 29 33 35 37 39 41
peraturan perundang-
undangan dan
inventarisasi masalah- 31
masalah hukum
18.25. Pengembangan JDIH 25 27 27 28 28 29
tingkat Provinsi dan 27
pembinaan JDIH kab/kota
18.26. LHKPN 353 377 402 427 451 476 500

18.27. Koordinasi pelaksanaan 13 16 19 23 29 32


RANHAM dan perumusan
kebijakan hukum 13

18.28. Menurunnya tingkat - 16,6 % 33,3 % 50 % 66,6 % 83,3 % 100%


gangguan ketertiban di gangguan yang gangguan gangguan yang gangguan gangguan gangguan
daerah muncul yang muncul muncul yang muncul yang muncul yang muncul
18.29. Jumlah PERDA inisiatif, -
jumlah anggaran
pendidikan dan kesehatan,
jumlah rekomendasi DPRD
kepada Pemerintah
sebagai TL dari aspirasi
masyarakat
18.30. Meningkatnya pelayanan - 25% 33,3 % 50 % 66,6 % 83,3 % 100%
perijinan
18.31. Meningkatnya kerjasama - 2 4 6 8 9 11
antar pemerintah daerah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 22


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

18.32. Terbentuknya Daerah 2 2 2 2 3 4 5


otonom Baru (DOB)
18.33. Meningkatnya fasiliitasi <100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
koordinasi daerah dengan
K/L
18.34. Meningkatnya penerimaan 456 Milyard 566,9 Milyard 647,6 Milyar 728,3 Milyar 818,6 Milyar 909,3 Milyar 1.000 Milyar
pendapatan daerah;
18.35. Meningkatnya upaya - 13,4 26,6% 40% 53,3% 66,6% 80%
penataanusahaan,
penggunaan, dan
pemanfaatan pengamanan
aset secara akuntabel;
18.36. Meningkatnya pengelolaan - 80% 80% 80% 80% 80% 80%
keuangan dan aset secara
profesional dan
kompetensi aparatur
18.37. Kualifikasi SDM Pengawas; <100 100% 100% 100% 100% 100% 100%

18.38. Meningkatnya jumlah 25% 37,5% 50% 62,5% 75% 87,5% 100%
kejuruan sekolah kejuruan
sesuai kebutuhan daerah
dan lulusan sekolah
kejuruan yang masuk
pasar kerja
18.39. Meningkatnya jumlah 25% 37,5% 50% 62,5% 75% 87,5% 100%
kluster kegiatan ekonomi
produktif dan
terbentuknya korporasi
kegiatan berskala usaha
menengah

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 23


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

1840. Tersedianya publikasi hasil 25% 37,5% 50% 62,5% 75% 87,5% 100%
penelitian bidang politik
dan pemerintahan
18.41. Terwujudnya hasil-hasil 25% 37,5% 50% 62,5% 75% 87,5% 100%
penelitian sebagai bahan
masukandalam proses
pengambilan keputusan
publik
19. Ketahanan Pangan
19.1. Jumlah cadangan pangan 50 Ton 75 ton 100 125 150 175 200 ton
provinsi (ton)
19.2. Prosentase penanganan 50% 55% 66,6% 75% 83,3% 91,6% 100%
daerah rawan pangan
(50%)
19.3. Prosentase penyediaan 50% 55% 66,6% 75% 83,3% 91,6% 100%
informasi pasokan, harga
dan akses pangan (%)
19.4. Jumlah Program 40%, 125 Unit 50,6 %, 155 60,5%, 185 70,4%, 215 80,2%, 245 90,14%, 275 100%, 306
penyuluhan (40%, 125 unit Unit Unit Unit unit
unit7)
19.5. Jumlah Tenaga penyuluh 40% 1.315 65,02%, 1465 65,62%, 1615 71,71%, 1765 77,8%, 1915 83,9%, 2065 90%,
(%;orang) Orang Orang Orang Orang Orang 2.253 org

19.6. Jumlah Kelembagaan 153 Unit 191 230 Unit 269 unit 308 Unit 346 unit 385 unit
penyuluhan (BP3K dan
Posluhdes)aktif (unit)
19.7. Jumlah kelompok tani 16.494 Klmpok 16.828 Klmpok 16.828 17.497 klmpok 17.831 18.165 18.500 klmpk
(kelompok) Klmpok Kelompok Klmpok

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 24


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

20. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

20.1. Jumlah Desa Layak Anak 0 50 100 150 200 250 300

20.2. Jumlah Desa/Kelurahan 10 57 106 155 203 252 300


yang menyelenggarakan
Musrenbang
Desa/kelurahan
Berperspektif anak
20.3. Jumlah Penduduk miskin 20,23 19,35 18,48 17,61 16,74 15,87 15,00
(%)
20.4. Kelembagaan - 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Desa/kelurahah yang
dibina (%)
20.5. Jumlah Desa - 100% 100% 100% 100% 100% 100%
pengembangan TTG
20.6. Jumlah Rumah dibangun 2.985 5.191 7.398 9.605 11.812 14.018 16.225
(unit)
20.7. Jumlah Peningkatan - 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Kapasitas aparatur
Desa/kelurahan (%)
21. Penanggulangan Bencana
21.1 Jumlah Desa Tangguh 21 Kab./Kota 21 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota
Bencana termasuk bencana
karena dampak perubahan
iklim (kab/kota)
21.2. Jumlah Fasilitasi 21 Kab./Kota 21 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota 22 Kab./Kota
kesiapsiagaan bencana

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 25


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

(kab/kota)
22. Perpustakaan
22.1 Jumlah minat baca - 50% 55% 60% 65% 70% 85%
22.2. Jumlah perpustakaan - 50% 55% 60% 65% 70% 85%
Sekolah
22.3. Jumlah perpustakaan - 50% 55% 60% 65% 70% 55%
Desa/kelurahan

Fokus Layanan Urusan Pilihan

23. Pertanian
23.1. Produksi padi/gabah 698.566 785.711 829.283 872.855 916.428 960.000
(ton) 742.139

23.2 Jumlah alat mesin 7.669 24.775 33.328 41.880 50.433


pertanian dalam 58,986
pengelolaan areal dan
penanganan pasca panen
(unit) 16.222

23.3. Produksi Jagung (ton) 629.386 692.283 755.181 818.079 880.976 943.874 1.006.771

23.4. Luas tanam (Ha):

23.4.1. kelapa (ha) 160.777 160.994 161.212 161.430 161.647 161.865 162.082

23.4.2. Jambu Mente 180.338 184.850 189.364 193.878 198.391 202.904 207.417

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 26


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

23.4.3. Kopi 341.1 63.715 124.021 184.327 244.632 304.937 365.243

23.4.4. Kakao 51.941 53.294 54.649 56.004 57.358 58.712 60.066

23.4.5. Cengkeh 16.006 16.545 17.085 17.625 18.164 18.704 19.243

23.4.6. Vanili 2.868 2.976 3.086 3.196 3.305 3.414 3.523

23.4.7. Pala 1.370 1.475 1.581 1.687 1.793 1.898 2.004

23.4.8. Kemiri 81.943 81.996 82.050 82.104 82.158 82.211 82.265

24. Peternakan

24.1. Populasi ternak sapi(ekor) 814.450 855.478 896.508 937.538 978.567 1.019.597 1.060.626

24.2. Populasi ternak kerbau 152.449 154.450 157.527 160.604 162.604 165.143 167.682
(ekor)
24.3. Populasi ternak kuda 109.160 115.968 119.373 122.777 126.181 129.585
(ekor) 112.563

24.4. Populasi ternak 578.829 601.896 613.430 624.963 636.497 648.030


kambing/domba(ekor)
590.362

24.5. Populasi Domba (ekor) 63.109 63.494 63.878 64.262 64.646 65.031 65.415

24.6. Populasi ternak babi (ekor) 1724.316 1.740.187 1.756.060 1.771.933 1.787.805 1.803.677 1.819.549

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 27


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

25. Kahutanan

25.1. Luas tanaman 0 33,2 Ha 66,6 Ha 100 Ha 133,3 Ha 166,6 Ha 200 Ha

25.2. Jumlah bibit tanaman 766.435 1.183.101 1.599.768 2.016.435 2.433.102 2.849.768 3.266.435
Cendana yang ditanam
25.3. Pengembangan Hasil Hutan 100 stup 141 stup 183 stup 225 stup 267 stup 308 stup 350 stup
Non Kayu : Jumlah stup
Lebah Madu
25.4. Jumlah lokasi budidaya 4 5 7 9 11 12 14
Kutu Lak
25.5. Luas kawasan hutan yang 0 16.666 Ha 33.333 Ha 50.000 66.666 Ha 83.333 Ha 100.000 Ha
dimanfaatkan
25.6. Luas wilayah DAS/Pulau 1.808.990 Ha 1.771.081 1.733.173 ha 1.695.265 ha 1.657.357 ha 1.619.448 ha 1.581.540 ha
yang dipertahankan
sebagai kawasan hutan
minimal 30%
25.7. Penurunan jumlah kasus 83 kasus 75 Kasus 69 kasus 63 kasus 56 kasus 49 kasus 42 kasus
kehutanan

25.8. Peningkatan penyelesaian 44,60% 48,82% 53,06% 57,3% 61,53% 65,76% 70%
kasus kehutanan

25.9. Penurunan luas kebakaran 11.691,85 10.744 ha 9,795 Ha 8,846 Ha 7,897 Ha 6.948,64 Ha 6.000 Ha
lahan kawasan hutan

25.10. Pembuatan tanaman 270.950 Ha 270.516 Ha 272.083 Ha 273.650 Ha 273.217 Ha 273.783 Ha 274.350 Ha
kehutanan di dalam
kawasan hutan dan di luar
kawasan hutan

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 28


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

(RHL, HKm, HD,


Pengelolaan DAS dan
Pembibitan

25.11. Fasilitasi Pemanfaatan - - - 5% 5% 5% 5%


kawasan hutan untuk
usaha produktif seluas
20% dari luas wilayah
kelola KPHL Mutis Timau
25.12 Melaksanakan kemitraan - - - 1 mitra 1 mitra 1 mitra 1 mitra
dengan para pihak dalam
pengelolaan KPHL Mutis
Timau
25.13 Penurunan Lahan kristis 0 73.500 Ha 150 Ha 350 Ha 500 Ha 500 Ha 500 Ha
dalam Wilayah KPHL Mutis
26. Energi dan Sumber Daya Mineral
26.1 Jumlah Pembangkit Listrik 2 2 3 4 5 5 5
tenaga Surya dan Air
26.2. Jumlah Ijin Usaha - 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pertambangan dan Wajib
AMDAL
27. Pariwisata
27.1. Jumlah wisatawan 48,608 86.482 105.419 105.419 124.356 143.293 162,231
mancanegara (orang)
27.2. Jumlah kunjungan 338,472 389.242 440.013 490.784 541.555 592.326 643,097
wisatawan domestik
(orang)

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 29


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

27.3. Rata-rata lama menginap 2,25 2,32 2,41 2,5 2,58 2,66 2,75
(hari)
28. Kelautan dan Perikanan
28.1. Produksi Tangkap (ton) 69.304.74 75.687,28 78.878,55 82.069,82 85,261,09 85.261,09 88.452.36

28.2. RTP Tangkap 17.906.700,76 18.731.254,83 19.555.802,0 20.380.349,31 21.204.896,5 22.029.443.7 22.853.99
7 4 8
28.3. Jmh Tenaga teknis yang 74 79 84 89 93 97 101
profesional (orang)
28.4. Produksi Budidaya (Ton) 38.035.20 1.439.736 1.572.702,35 1.705.668,40 1.838.643,45 1.971.600,50 2.104.566.55

28.5. Jml RTP Budidaya (RT) 49.000.00 51.777.449 54.554.897 57.332.345 60.109.793 62.887.242 65.664.690

28.6. 147
163 171 179 187
Jumlah penyuluh (org) 155 196

28.7. 162.045.164 170.295.056 178.544.948 186.794.839


Jumlah Produk Export 145.545.381 195.044.731
153.795.272

28.8. 472.530 356.759 240.981 125.207


Jumlah Produk domestik 704.079
588.301,00
9.433
28.9. 1291 1029 767 505
Jumlah KUB (klpk) 1816 243
1553

28.10. Jumlah Investor (PT) 22 24 26 28 29 31 33,50

29. Perbatasan
29.1. Percepatan pengembangan 6 Kabupaten dan 5 6 Kabupaten 6 Kabupaten 6 Kabupaten 6 Kabupaten 6 Kabupaten 6 Kabupaten

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 30


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

wilayah perbatasan dan Pulau terdepan dan 5 Pulau dan 5 Pulau dan 5 Pulau dan 5 Pulau dan 5 Pulau dan 5 Pulau
pulau terdepan terdepan terdepan terdepan terdepan terdepan terdepan

29.2. Jumlah penyelesaian 3 segmen 5 segmen 6 segmen 7 segmen 8 segmen 9 segmen 10 segmen
perselisihan batas di
beberapa segmen yang
bermasalah

ASPEK DAYA SAING DAERAH


Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
30.3. Nilai Tukar Petani 101,76 97,92 - - - - -
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
31. Perhubungan
31.1 Udara
31.1.1. Jumlah Penerbangan (kali)
-Datang/bongkar 191.596 201.176 210.756 220.335 229.915 239.495 249.075

-Berangkat/muat 19.656 20.639 21.622 22.604 23.587 24.570 25.553

31.2.1. Pengangkutan Orang 973.423 1.022.094 1.070.765 1.119.436 1.168.108 1.216.779 1.265.450

31.2.2. - Datang/bongkar 973.423 1.022.094 1.070.765 1.119.436 1.168.108 1.216.779 1.265.450

31.2.3. - Berangkat/muat 991.030 1.040.582 1.090.133 1.139.685 1.189.236 1.238.788 1.288.339

31.3.1. Pengangkutan Barang (kg) 4.349.949 4.557.090 4.764.230 4.971.371 5.178.511 5.385.652

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 31


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

31.3.2. - Datang/bongkar 4.142.809 2.926.400 3.065.753 3.205.105 3.344.458 3.483.810 3.623.162

31.3.3. - Berangkat/muat 2.787.048 201.176 210.756 220.335 229.915 239.495 249.075

31.4 Darat

31.4.1 Jumlah Penumpang 1.964.453 2.062.676 2.160.898 2.259.121 2.357.344 2.455.566 2.553.789

31.5. Laut

31.5.1. Jumlah Penumpang 334.034 350.736 367.437 384.139 400.841 417.543 434.244

32. Penataan Ruang


32.1. Total Wilayah Daratan 4.734.990 Ha 4.734.990 Ha 4.734.990 4.734.990 Ha 4.734.990 4.734.990 4.734.990
Provinsi NTT
32.2. Potensi Lahan Pertanian 1.655.466 Ha 1.655.466 Ha 1.655.466 1.655.466 Ha 1.655.466 1.655.466 1.655.466
32.2.1. -Lahan Kering 1.528.308 ha 1.528.308 ha 1.528.308 1.528.308 ha 1.528.308 1.528.308 1.528.308
32.2.2. -Lahan Basah 284.103 284.103 284.103 284.103 284.103 284.103 284.103
32.3. Kawasan Permukiman 40.155,28 ha 40.155,28 ha 40.155,28 40.155,28 ha 40.155,28 40.155,28 40.155,28
32.4. Hutan Lindung 652,915.78 Ha 652,915.78 652,915.78 652,915.78 652,915.78 652,915.78 652,915.78
32.5. Hutan Produksi Tetap 258,845.32 ha, 258,845.32 258,845.32 258,845.32 258,845.32 258,845.32 258,845.32
32.6. Hutan Produksi Terbatas 206,747.14 ha 206,747.14 ha 206,747.14 206,747.14 ha 206,747.14 206,747.14 206,747.14
32.7. Hutan Konversi 103,889.18 ha 103,889.18 ha 103,889.18 103,889.18 ha 103,889.18 103,889.18 103,889.18
33. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
33.1 Jumlah Bank 119 119 119 119 119 119 119
33.2 Aset Total Bank (Milyard) 20,151 21 22 23 24 25 26

33.3 Penghimpunan Dana 15,070 16 17 17 18 19 20


Masyarakat (Milyard)

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 32


KONDISI KINERJA
AWAL PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
No. INDIKATOR SASARAN PERIODE RPJMD

TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018

33.4 Penyaluran Kredit (juta) 13.398.812 14.068.753 14.738.693 15.408.634 16.078.574 16.748.515 17.418.456

34. Lingkungan Hidup


34.1. Tenaga Listrik yang 641.332.338 673.398.955 705.465.572 737.532.189 769.598.806 801.665.423 833.732.039
dibangkitkan
34.2. Tenaga Listrik yang 617.121.383 647.977.452 678.833.521 709.689.590 740.545.660 771.401.729 802.257.798
disalurkan
34.3. Jumlah Rumah Tangga yang 394.827 413.629 432.430 451.231 470.033 488.834 507.635
dialiri listrik
Fokus Iklim Berinvestasi
35.1. Angka Kriminalitas 54,95%
35.2. 9.426 Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun
Jumlah Tindak Kriminalitas
35.3. 5.199 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
Diselesaikan
35.4. Jumlah Pajak dan Retribusi
daerah
35.5. Jumlah Pajak Daerah 315.657.187.316 317.134.688. 318.612.190. 320.089.691. 321.567.192. 323.044.694. 324.522.195.
700 085 469 853 238 622
35.6. Jumlah Retribusi Daerah 9.850.009.229 10.028.922. 10.118.378. 10.207.835. 10.297.291. 10.386.748. 10.028.922.
195 678 161 644 127 195

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2018 IX - 33


BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

10.1. Pedoman Transisi


Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 merupakan dokumen yang
menjabarkan perencanaan strategis dan erat kaitannya dengan proses
menetapkan arah pembangunan, perkembangannya dan sasara pembangunan
lima tahun kedepan serta bagaimana mencapainya, langkah-langkah strategis
apa yang perlu dilakukan agar tujuannya dapat tercapai sesuai visi, misi, dan
agenda pembangunan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih.
RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 menjadi
landasan dan rujukan dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan menjadi pedoman bagi penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/ Kota se-
Nusa Tenggara Timur. Selanjutnya dalam pelaksanannya RPJMD ini dijabarkan
ke dalam rencana pembangunan tahunan daerah (RKPD) yang merupakan
dokumen perencanaan daerah untuk periode satu tahun.
Dalam RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 telah
ditetapkan 8 agenda pembangunan prioritas yang akan dilaksanakan selama
lima tahun sebagai berikut:
1. Peningkatan Kualitas Pendidikan, Kepemudaan dan Keolahragaan
2. Pembangunan Kesehatan
3. Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Pengembangan Pariwisata
4. Pembenahan Sistem Hukum dan Birokrasi Daerah
5. Agenda Percepatan Pembangunan Infrastruktur Berbasis Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
6. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
7. Pembangunan Perikanan dan Kelautan
8. Agenda Khusus:
a. Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
b. Penanggulangan Bencana
c. Pembangunan Daerah Perbatasan
Selama kurun waktu lima tahun ke depan, diasumsikan berbagai program
dan kegiatan pembangunan yang dirumuskan dalam RPJMD Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2013-2018 dapat dilaksanakan dengan konsisten oleh
lembaga perangkat daerah, yang didukung peran aktif seluruh stakeholders dan
partisipasi masyarakat. Hasil pembangunan diharapkan dapat menjadi fondasi
terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan dan
perkembangan pembangunan periode berikutnya.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013-2018 X-1


Secara garis besar, pembangunan yang berlangsung lima tahun ke depan
bukan saja diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
meningkatkan kualitas layanan publik, terutama di bidang pendidikan, dan
kesehatan, perekonomian rakyat dan pariwisata yang semakin berdaya saing,
perikanan dan kelautan yang berkembang, berkurangnya jumlah penduduk
dan keluarga miskin, dan berkurangnya jumlah pengangguran, tetapi sekaligus
mampu mewujudkan keharmonisan kehidupan masyarakat serta tumbuhnya
kemandirian dan sikap hidup lebih demokratis demokratisasi dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada periode lima tahun ke depan, ketertinggalan pembangunan yang
menyebabkan seluruh kabupaten se Nusa Tenggara Timur sebagai Kabupaten
tertinggal dapat terkurangi secara signifikan. Ketersediaan fasilitas publik dan
kualitas layanan publik diharapkan dapat berjalan dengan baik, didukung
kinerja aparat pemerintahan yang bersih, kreatif, inovatif, disiplin, dan akuntabel
serta didukung kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas seluruh elemen
masyarakat.
Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan tetap menjamin
keberlanjutan dari apa yang telah dilaksanakan dan dicapai pada tahun-tahun
sebelumnya. Untuk periode selanjutnya, program pembangunan yang
dikembangkan lebih banyak berorientasi pada upaya memfasilitasi dan memberi
berbagai kemudahan ekonomi (economic facilities) yang benar-benar nyata, dan
peluang sosial (social opportunities) yang adil kepada masyarakat. Kemudahan
ekonomi adalah kesempatan dan makin terbukanya akses masyarakat terhadap
berbagai sumbersumber produksi dan pasar. Sedangkan peluang-peluang sosial
adalah upaya meningkatkan kesempatan masyarakat melakukan mobilitas
sosial-ekonomi secara vertikal didukung kualitas pendidikan dan kesehatan yang
baik, serta makin meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai
sendi kehidupan. Untuk mewujdukan harapan tersebut program-Program
pemberdaaan dan program pro rakyat akan ditingkakan kuantitas dan kualitas
pelaksanaannya.

10.2. Kaidah Pelaksanaan


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2013-2018 akan dilaksanakan secara konsisten, jujur,
transparan, profesional, partisipatif, dan penuh tanggung jawab, dengan kaidah-
kaidah pelaksanaan, sebagai berikut:
1. Gubernur dan Wakil Gubernur berkewajiban melaksanakan RPJMD Provinsi
Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018 yang telah ditetapkan;
2. Gubernur berkewajiban menyebarluaskan Peraturan Daerah Nomor 1
Tahun 2014 tentang RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-
2018 kepada masyarakat;
3. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) mulai tahun 2014
hingga tahun 2018 berpedoman pada RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2013-2018 sebagai landasan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran
dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) dalam rangka
menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD);

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013-2018 X-2


4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Timur
berkewajiban membahas KUA-PPAS yang diajukan Gubernur dalam rangka
penyusunan RAPBD dan pembahasan rancangan Peraturan Daerah tentang
RAPBD untuk menjamin agar sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 1
Tahun 2014 tentang RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-
2018;
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta masyarakat, termasuk dunia
usaha, agar melaksanakan program-program dalam RPJMD Tahun 2013-
2018 dengan sebaik baiknya.
6. SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur,
berkewajiban menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra-SKPD) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program,
dan kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsi yang selajutnya akan
menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renja-SKPD).
7. Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun RPJMD Kabupaten/Kota yang
merupakan penjabaran visi, misi, dan program kepala daerah dan akan
menjadi pedoman penyusunan Renstra-SKPD Kabupaten/Kota, harus
memperhatikan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2018.
8. SKPD Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban menjamin
konsistensi antara RPJMD Provinsi Nusa tenggara Timur Tahun 2013-2018
dengan Renstra SKPD dan RPJMD Kabupaten/Kota.
9. 8 (delapan) Agenda pembangunan yang menjadi prioritas pembangunan
dalam RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 - 2018 baik
mengenai aspek program maupun wilayah, hanya mempunyai implikasi
terhadap konsentrasi intervensi terhadap program dan wilayah prioritas,
baik dalam kerangka anggaran maupun kegiatan, dan tidak berimplikasi
terhadap peniadaan program maupun wilayah non-prioritas.
10. Program prioritas dan program penunjang beserta kegiatan pokoknya tidak
berimplikasi pada besaran pengalokasian belanja, tetapi lebih pada logika
alur berpikir mengenai skala prioritas pentingnya sebuah program beserta
kegiatan pokoknya dalam mewujudkan sasaran pembangunan yang
diagendakan
11. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Nusa
Tenggara Timur berkewajiban melakukan pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan dan hasil RPJMD;
12. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2013-2018, Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Timur
berkewajiban melakukan fasilitasi, monitoring dan evaluasi terhadap
penjabaran RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur ke dalam Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)
13. Untuk menjaga sinergitas, harmonisasi dan sinkronisasi dengan RPJMD
kabupaten/kota, maka Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Timur
berkewajiban melaksanakan fasilitasi, monitoring dan evaluasi terhadap
RPJMD Kabupaten/Kota.
14. Masyarakat dapat melaporkan program dan kegiatan yang dilaksanakan
SKPD yang dianggap tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013-2018 X-3


RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013-2018 merupakan dokumen
pembangunan daerah yang harus dipedomani bersama agar sinergitas dan
sinkronisasi pembangunan yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas
penggunaan sumberdaya pembangunan dapat diwujudkan secara optimal.

RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013-2018 X-4

Anda mungkin juga menyukai