Anda di halaman 1dari 461

LEMBARAN DAERAH

KABUPATEN MAJALENGKA

NOMOR : 1 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

NOMOR 1 TAHUN 2014

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014-2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAJALENGKA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun


2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, Kepala Daerah terpilih
wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah paling lambat 6 (enam) bulan setelah Kepala
Daerah dilantik;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, maka perlu disusun
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2014-2018.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968

Nomor 14 Tahun 1950 … 2


2

tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan


Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa
Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) Sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4548);

8. Undang-Undang … 3
3

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
11. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5038);
12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);
13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
14. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
15. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang
Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3373);

17. Peraturan Pemerintah … 4


4

17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4585);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4693);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

24. Peraturan Pemerintah … 5


5

24. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang


Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4815);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4816);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
28. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
29. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan
Rakyat DaerahTentang Tata Tertib Dewan Perwakilan
Rakyat daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5104);
30. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
31. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-
2025;

32. Peraturan Menteri … 6


6

32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun


2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun
2007 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilihan
Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 57 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun
2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilihan
Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun
2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang
Daerah;
35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun
2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun
2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber
Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun
2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
38. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun
2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 45);

39. Peraturan Daerah … 7


7

39. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun


2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun
2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 64);
40. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor
22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 21);
41. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor
25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2013-2018 (Lembaran Daerah Tahun 2013, Nomor
10 Seri E);
42. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor
2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah
Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten
Majalengka Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 1);
43. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor
12 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Majalengka Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 2);
44. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor
2 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran
Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009 Nomor 2);
45. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor
10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten
Majalengka Tahun 2009 Nomor 10) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Majalengka Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor
10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten
Majalengka Tahun 2011 Nomor 8);
46. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor
11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun
2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2011 Nomor 11);

47. Peraturan Daerah … 8


8

47. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor


3 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Majalengka
(Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun
2012 Nomor 3).

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN MAJALENGKA
dan
BUPATI MAJALENGKA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA


PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014-2018.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Majalengka.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Majalengka.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah Kabupaten Majalengka.
4. Bupati adalah Bupati Majalengka.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Majalengka.
6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut
BAPPEDA adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Majalengka.
7. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah
Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Majalengka.
8. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk
masyarakat hukum adat atau badan hukum yang berkepentingan
dengan kegiatan dan hasil pembangunan, baik sebagai penanggung
biaya, pelaku, penerima manfaat maupun penanggung resiko.

9. Dunia Usaha … 9
9

9. Dunia Usaha adalah usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan
usaha besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Jawa Barat.
10. Perencanaan adalah proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber
daya yang tersedia.
11. Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah adalah proses
penyusunan rencana pembangunan daerah yang dilaksanakan untuk
menghasilkan dokumen perencanaan selama periode 1 (satu) tahun.
12. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka yang selanjutnya
disingkat RTRW Kabupaten Majalengka adalah hasil perencanaan tata
ruang wilayah yang mengatur struktur dan pola ruang Kabupaten
Majalengka.
13. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan
Kabupaten Majalengka untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung
sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, yang memuat visi, misi,
dan arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Majalengka.
14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah rencana pembangunan daerah yang
merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode
5 (lima) tahun.
15. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD
adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau
disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah.
16. Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya
disebut Renstra OPD adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode
5 (lima) tahun.
17. Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut
Renja OPD adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode 1 (satu)
tahun.
18. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan.
19. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
20. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab
isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah.
21. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.

22. Strategi adalah … 10


10

22. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif


untuk mewujudkan visi dan misi.
23. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah
untuk mencapai tujuan.
24. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh OPD atau masyarakat, yang
dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan
tujuan pembangunan daerah.
25. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa OPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan
sumber daya, baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang
modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari
beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan
(input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang
atau jasa.
26. Program Prioritas adalah program yang menjadi kebutuhan mendesak
sesuai dengan potensi, dana, tenaga dan kemampuan manajerial yang
dimiliki.
27. Indikator Kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau
kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau
dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program
atau kegiatan.
28. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat
APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD dan
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

BAB II
KEDUDUKAN

Pasal 2
RPJMD merupakan :
a. Penjabaran visi, misi dan program Bupati ke dalam strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Bupati, dan
arah kebijakan keuangan daerah, dengan berpedoman kepada RPJPD;
b. Dokumen perencanaan daerah yang memberikan arah sekaligus acuan
bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah dalam
mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan.

BAB III … 11
11

BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 3

(1) Maksud penetapan RPJMD adalah untuk menetapkan dokumen


perencanaan sebagai pedoman dalam :
a. Penyusunan RKPD untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.
b. Penyusunan Renstra OPD untuk kurun waktu 5 (lima) tahun; dan
c. Penyusunan Renja OPD;

(2) Tujuan penetapan RPJMD adalah untuk :


a. Menetapkan visi, misi dan program pembangunan jangka menengah
daerah;
b. Menetapkan pedoman dalam penyusunan RKPD, Renstra OPD,
Renja OPD dan perencanaan penganggaran;
c. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan
terpadu antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan
Kabupaten serta dengan Kabupaten yang berbatasan.

BAB IV
SISTEMATIKA

Pasal 4

Sistematika RPJMD meliputi :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan,
keterkaitan RPJM Daerah dengan dokumen perencanaan
lainnya, sistematika penyusunan, serta maksud dan tujuan.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH


Bab ini menyajikan dan menjelaskan secara logis dasar-dasar
analisis gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek
geografis dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek
pelayanan umum dan daya saing daerah.

BAB III … 12
12

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA


KERANGKA PENDANAAN
Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis
terhadap pengelolaan keuangan daerah kinerja keuangan masa
lalu, kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu, serta kerangka
pendanaan.

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS


Bab ini menyajikan isu-isu strategis yang akan menentukan
kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun mendatang.
Penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan pembangunan
daerah dan isu strategis.
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Bab ini menjelaskan dan menguraikan visi dan misi pemerintah,
sebagai landasan perumusan rumusan tujuan dan sasaran
pembangunan 5 (lima) tahun dengan memperhatikan program
kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, yang tertuju
pada arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah pada
periode 2014-2018 yang ditetapkan dalam RPJPD.
BAB VI STARTEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Bab ini menguraikan perencanaan komprehensif yang dipilih
Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran serta
arah kebijakan dari setiap strategi terpilih.
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Bab ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang
berisi arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang
dipilih dengan target capaian indikator kinerja, serta menyajikan
penjelasan tentang hubungan antara program pembangunan
daerah dengan indikator kinerja yang dipilih.
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN
Bab ini menguraikan hubungan urusan Pemerintah dengan OPD
terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab OPD, serta
menyajikan pencapaian target indikator kinerja pada akhir
periode perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian
indikator kinerja pada awal periode perencanaan.

BAB IX … 13
13

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH


Bab ini menguraikan penetapan indikator kinerja daerah yang
bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran
keberhasilan pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Daerah pada
akhir periode perencanaan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi
pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah
setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap
tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir
periode RPJMD dapat dicapai.
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Bab ini menjelaskan mengenai pedoman transisi dan kaidah
pelaksanaan RPJMD bahwa RPJMD menjadi pedoman
penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama di bawah
kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati terpilih hasil pemilihan
umum kepala daerah (pemilukada) pada periode berikutnya.
RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian yang
tidak terpisahkan dari RPJMD dari Bupati dan Wakil Bupati
terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya. Sedangkan
kaidah pelaksanaan bahwa RPJMD merupakan penjabaran dari
visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati terpilih
merupakan pedoman bagi setiap kepala OPD menyusun Renstra
OPD dan pedoman untuk menyusun RKPD.
BAB XI PENUTUP
Bab ini meyampaikan dengan singkat harapan pencapaian dari
dokumen RPJMD yang telah ditetapkan.

BAB V
ISI DAN URAIAN RPJMD

Pasal 5

Isi dan uraian RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, tercantum


dalam Lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.

BAB VI
PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 6

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap


pelaksanaan RPJMD.

(2) Tata cara … 14


14

(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Bupati.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 7

RPJMD dijadikan dasar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)


Bupati Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018.

Pasal 8

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Majalengka.

Ditetapkan di Majalengka
pada tanggal 31 Juli 2009

BUPATI MAJALENGKA,

CAP/TTD

SUTRISNO
Pemerintah Kabupaten Majalengka

DAFTAR ISI

Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………… i

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………… I-1


1.1. Latar Belakang …………………………………………………………. I-1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan ………………………………………………. I-3
1.3. Hubungan RPJMD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I - 11
1.4. Sistematika Penulisan RPJMD ………………………………………..…. I - 12
1.5. Maksud dan Tujuan …………………………………………………………… I - 15
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI KABUPATEN MAJALENGKA ....... II - 1
2.1. Aspek Geografis dan Demografis …………………………………….. II - 1
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah ……………………… II - 1
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah ………………………. II - 10
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana …………………………………….. II - 23
2.1.4. Demografi ……………………………………………………… II - 29
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ……………………………………. II - 34
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ..... II - 34
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat ………………………… II - 46
2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga …………………… II - 55
2.3. Aspek Pelayanan Umum ………………………………………………..…. II - 56
2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib …………………………….. II - 56
2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan …………………………… II - 114
2.4. Aspek Daya Saing Daerah ……………………………………………….…. II - 136
2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ……………….. II - 137
2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur ……………….. II - 140
2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi …………………………………….. II - 146
2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia ………………………… II - 149

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA


KERANGKA PENDANAAN ………………………………………….……………… III - 1
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ……………………………..…………....... III - 1
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD ………………….……………… III - 2
3.1.2. Neraca Daerah …………………………………….……………… III - 22

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal i
Pemerintah Kabupaten Majalengka

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2009-2013 ................ III - 27


3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran ………………..………… III - 31
3.2.2. Analisis Pembiayaan ………………………………..………… III - 40
3.2.3. Analisis Neraca Daerah …………………………..………... III - 41
3.2.4. Analisis Kerangka Pendanaan …………….……………... III - 47
3.3. Kerangka Pendanaan ....………….......................................................... III - 49
3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan
Mengikat Serta Prioritas Utama .................................... III - 50
3.3.2. Proyeksi Kerangka Pendanaan 2014-2018
Berdasarkan Data Masa Lalu …………………………....... III - 52
3.3.3. Perhitungan Kerangka Pendanaan ............................. III - 53

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS ………………………................………………. IV - 1


4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah …...………………………...… IV - 1
4.1.1. Urusan Wajib ……………………………………………………….. IV - 1
4.1.2. Urusan Pilihan …………………………………………………….. IV - 9
4.2. Isu Strategis …………………..................................................................…. IV - 11
4.2.1. Isu Strategis Nasional ………………………………………. IV – 11
4.2.2. Isu Strategis Regional ………………………………………… IV – 14
4.2.3. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Majalengka IV - 18

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN …………………….. V-1


5.1. Visi ….....................…………………................................................................ V-1
5.2. Misi ….............................………………....................................................… V-3
5.3. Tujuan dan Sasaran ............................................................................. V-6

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ……………….……………………….… VI - 1


6.1. Misi Pertama …………………………………………………………………. VI - 1
6.2. Misi Kedua ……………………………………………………………………. VI - 7
6.3. Misi Ketiga ……………………………………………………………………. VI - 9
6.4. Misi Keempat …………………………………………………………………. VI - 10
6.5. Misi Kelima …………………………………………………………………….. VI - 15
6.6. Misi Keenam ………………………………………………………………… VI - 15

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII - 1


7.1. Kebijakan Umum Pembangunan Daerah …………………………… VII - 1
7.2. Program Pembangunan Daerah ……………………………………. VII - 2

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal ii
Pemerintah Kabupaten Majalengka

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI


KEBUTUHAN PENDANAAN ...................................................................... VIII - 1
8.1. Program Unggulan Bupati …………………………………………….. VIII - 1
8.2. Program Prioritas Pembangunan Daerah 2014-2018 ……… VIII - 3
8.2. Kebijakan Pendanaan ……………………………………………………. VIII – 43

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH ........................................ IX - 1

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN …………..….. X-1


10.1. Pedoman Transisi …………………………………………………………. X-1
10.2. Kaidah Pelaksanaan …………………………………………………….. X–1

BAB XI PENUTUP ............................................................................................................ XI - 1

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal iii
Pemerintah Kabupaten Majalengka

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Nama Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di


Kabupaten Majalengka Tahun 2013 II-2
Tabel 2.2. Potensi Air Permukaan di Kabupaten Majalengka II-6
Tabel 2.3. Potensi Air Bawah Tanah di Kabupaten Majalengka II-7
Tabel 2.4. Perkembangan Penggunaan Lahan Kabupaten
Majalengka Tahun 2007-2011 II-8
Tabel 2.5. Sistem Pusat Kegiatan Perkotaan dan Perdesaan
Kabupaten Majalengka II-18
Tabel 2.6. Data Potensi Bencana di Wilayah Kabupaten Majalengka II-25
Tabel 2.7 Data Potensi Bencana Akibat Abrasi di Wilayah Kabupaten
Majalengka II-27
Tabel 2.8. Kondisi Genangan/Banjir di Kabupaten Majalengka Tahun
2011 II-28
Tabel 2.9. Jumlah Penduduk, LPP, dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012 II-29
Tabel 2.10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di
Kabupaten Majalengka Tahun 2012 II-30
Tabel 2.11. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Majalengka
Tahun 2009-2012 II-32
Tabel 2.12. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Kabupaten
Majalengka Tahun 2012 II-32
Tabel 2.13. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Kabupaten Majalengka Tahun 2012 II-34
Tabel 2.14. PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 II-34
Tabel 2.15. Nilai Sektor dalam PDRB Tahun 2008 s.d 2012 atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2000 dan Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Majalengka II-36
Tabel 2.16. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun
2008 s.d 2012 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga
Konstan (Hk) Kabupaten Majalengka II-38
Tabel 2.17. Laju Inflasi Jawa Barat Tahun 2008-2012 II-39
Tabel 2.18. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-39
Tabel 2.19. Angka Kemiskinan Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-42
Tabel 2.20. Angka Kriminalitas Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-45

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal iv
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.21. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut


Jenjang Pendidikan Yang Ditamatkan Di Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-48
Tabel 2.22. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (per 1.000 kelahiran)
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013 II-51
Tabel 2.23. Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Majalengka II-52
Tahun 2008-2012
Tabel 2.24. Perkembangan Persentase Gizi Buruk Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2013 II-54
Tabel 2.25. Persentase Penduduk Memiliki Lahan Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-54
Tabel 2.26. Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Kabupaten
Majalengka Tahun 2008 – 2012 II-56
Tabel 2.27. Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012 II-58
Tabel 2.28. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012 II-58
Tabel 2.29. Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012 II-60
Tabel 2.30. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012 II-60
Tabel 2.31. Perkembangan Kondisi bangunan sekolah Kabupaten
Majalengka tahun 2008-2012 II-61
Tabel 2.32. Penyelenggaraan PAUD di Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 – 2012 II-63
Tabel 2.33. Angka Kelulusan, Angka Melanjutkan Sekolah dan
Kualifikasi Guru di Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-64
Tabel 2.34. Perkembangan Rasio Posyandu di Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 – 2013 II-66
Tabel 2.35. Distribusi Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik dan Pustu II-67
Tahun 2013
Tabel 2.36. Rasio dan Cakupan Puskesmas, Poliklinik dan Pustu II-68
Tabel 2.37. Rasio Dokter II-68
Tabel 2.38. Jumlah Dokter Umum dan Dokter Gigi Menurut
Kecamatan Tahun 2013 II-69
Tabel 2.39. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013 II-70
Tabel 2.40. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013 II-71
Tabel 2.41. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization
(UCI) Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013 II-72
RPJMD Kab. Majalengka
Tahun 2014 - 2018
Hal v
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.42. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan


Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013 II-73
Tabel 2.43. Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penderita Penyakit
TBC Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 II-73
Tabel 2.44. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit
DBD Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013 II-74
Tabel 2.45. Persentase Pasien Miskin yang Ditangani Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2013 II-75
Tabel 2.46. Cakupan Kunjungan Bayi Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2013 II-76
Tabel 2.47. Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-77
Tabel 2.48. Jumlah dan Kondisi Bangunan Air Pada Jaringan Irigasi di
Bawah 1.000 Ha di Kabupaten Majalengka Tahun 2011- II-78
2012
Tabel 2.49. Jaringan Irigasi di Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-81
Tabel 2.50. Kondisi Perumahan (Rumah Tangga) di Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-82
Tabel 2.51. Kondisi Rumah Layak Huni di Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-82
Tabel 2.52. Kondisi Pemanfaatan Ruang Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 – 2012 II-83
Tabel 2.53. Kondisi Perhubungan Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 – 2012 II-85
Tabel 2.54. Struktur dan Besaran Tarif Retribusi Pengujian Kendaraan
Bermotor di Kabupaten Majalengka II-86
Tabel 2.55. Jumlah Kendaraan Angkutan Darat di Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-86
Tabel 2.56. Indikator Perhubungan di Kabupaten Majalengka II-87
Tabel 2.57. Kondisi Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 – 2012 II-89
Tabel 2.58. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kependudukan
dan Catatan Sipil Tahun 2009 – 2013 II-91
Tabel 2.59. Data Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2013 II-94
Tabel 2.60. Data Penanganan Masalah Sosial Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 – 2013 II-95
Tabel 2.61. Data Situasi Ketenagakerjaan Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 – 2012 II-99
Tabel 2.62. Jumlah Koperasi yang Masih Aktif II-99
Tabel 2.63. Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) II-101
RPJMD Kab. Majalengka
Tahun 2014 - 2018
Hal vi
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.64. Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA) II-101


Tabel 2.65. Kegiatan Bidang Kebudayaan Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 – 2012 II-102
Tabel 2.66. Perkembangan Data Kepemudaan dan Olahraga
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012 II-103
Tabel 2.67. Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012 II-103
Tabel 2.68. Indikator Pelaksanaan Urusan Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Kabupaten Majalengka Tahu 2008 – 2012 II-104
Tabel 2.69. Jumlah Pemeluk Agama dan Sarana Peribadatan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2009 II-105
Tabel. 2.70. Kelompok Sasaran Pembinaan dan Fasilitasi Keagamaan
Kabupaten Majalengka Tahun 2013 II-106
Tabel 2.71. Ketersediaan Dokumen Statistik Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 – 2012 II-110
Tabel 2.72. Data Kinerja Kearsipan Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 – 2012 II-111
Tabel 2.73. Data Komunikasi dan Informatika Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-111
Tabel 2.74. Jumlah Tower Telekomunikasi Di Kabupaten Majalengka
Tahun 2012 II-112
Tabel 2.75. Pelaksanaan Pameran/Expo Kabupaten Majalengka
Tahun 2010-2012 II-113
Tabel 2.76. Data Perpustakaan Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 – 2012 II-113
Tabel 2.77. Luas Tanam Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-115
Tabel 2.78. Luas Panen Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-115
Tabel 2.79. Produksi Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-116
Tabel 2.80. Luas Tanam Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-118
Tabel 2.81. Luas Panen Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-118
Tabel 2.82. Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-118
Tabel 2.83. Luas Tanam Komoditas Tanaman Buah-Buahan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 II-119

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal vii
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.84. Luas Panen Komoditas Tanaman Buah-buahan Kabupaten


Majalengka Tahun 2008-2012 II-120
Tabel 2.85. Produksi Komoditas Tanaman Buah-buahan Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-120
Tabel 2.86. Populasi Peternakan Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-121
Tabel 2.85. Produksi Peternakan Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-121
Tabel 2.88. Luas Tanam Komoditas Tanaman Perkebunan Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-122
Tabel 2.89. Produksi Komoditas Tanaman Perkebunan Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-123
Tabel 2.90. Konstribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB atas dasar
Harga Berlaku Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012 II-124
Tabel 2.91. Cakupan Bina Kelompok Petani Kabupaten Majalengka
Tahun 2009-2012 II-125
Tabel 2.92. Produksi Kehutanan Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-126
Tabel 2.93. Kontribusi Sub Sektor Kehutanan Terhadap PDRB
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012 II-127
Tabel 2.94. Data Luas Petambangan Tanpa Ijin Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-128
Tabel 2.95. Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian
Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012 II-128
Tabel 2.96. Jumlah Kunjungan Wisata ke Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 – 2012 II-131
Tabel 2.97. Produksi Ikan Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 II-132
Tabel 2.98. Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap PDRB Kabupaten
Majalengka Tahun 2009-2012 II-132
Tabel 2.99. Perkembangan Ekspor Bersih Perdagangan Kabupaten
Majalengka Tahun 2008 – 2012 II-133
Tabel 2.100. Kontribusi Sektor Perdagangan Terhadap PDRB
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 II-134
Tabel 2.101. Konstribusi dan Pertumbuhan Sektor Industri di
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012 II-135
Tabel 2.102. Pengeluaran Rata-Rata Konsumsi Rumah Tangga Per
Kapita Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012 II-138
Tabel 2.103. Pengeluaran Rata-Rata Konsumsi Non Makanan Per
Kapita Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012 II-138
Tabel 2.104 Produktivitas Total Daerah II-139
Tabel 2.105. Jumlah dan Kondisi Bangunan Air Pada Jaringan Irigasi di
Atas 3.000 Ha di Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2012 II-141
RPJMD Kab. Majalengka
Tahun 2014 - 2018
Hal viii
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.106. Jaringan Irigasi di Kabupaten Majalengka


Tahun 2008-2012 II-141
Tabel 2.107. Dokumen Perencanaan Tata Ruang Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-142
Tabel 2.108. Indikator Penataan Ruang di Kabupaten Majalengka II-143
Tabel 2.109. Perkembangan Jumlah Bank di Kabupaten Majalengka
tahun 2009-2012 II-144
Tabel 2.110. Penggunaan Listrik di Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 – 2012 II-145
Tabel 2.111. Penggunaan Telepon di Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 – 2012 II-145
Tabel 2.112. Lama Proses Perijinan Kabupaten Majalengka
Tahun 2009-2012 II-148
Tabel 2.113. Jumlah, Macam Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten
Majalengka Tahun 2009 – 2012 II-148
Tabel 2.114. Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha Kabupaten
Majalengka Tahun 2009-2012 II-149
Tabel 2.115. Rasio Ketergantungan Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-151
Tabel 3.1. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 III-3
Tabel 3.2. Target dan Realisasi Komponen Pendapatan Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 III-4
Tabel 3.3. Perkembangan Proporsi Pendapatan Daerah Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 III-5
Tabel 3.4. Perkembangan Realisasi PAD Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 III-7
Tabel 3.5. Perkembangan Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 III-8
Tabel 3.6. Perkembangan Realisasi Lain-lain Pendapatan Yang sah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 III-9
Tabel 3.7. Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun 2008-2012 Kabupaten Majalengka III-11
Tabel 3.8. Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 III-13
Tabel 3.9. Perkembangan Proporsi Belanja Daerah Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 III-16
Tabel 3.10. Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 III-18
Tabel 3.11. Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 III-21

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal ix
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.12. Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten


Majalengka III-23
Tabel 3.13. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012 III-32
Tabel 3.14. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012 III-34
Tabel 3.15. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur Kabupaten Majalengka III-35
Tabel 3.16. Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas
Utama Kabupaten Majalengka III-36
Tabel 3.17. Defisit Riil Anggaran Kabupaten Majalengka III-38
Tabel 3.18. Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten
Majalengka Tahun 2010-2012 III-39
Tabel 3.19. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten
Majalengka Tahun 2010-2012 III-40
Tabel 3.20. Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2012 III-41
Tabel 3.21. Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Majalengka III-45
Tabel 3.22. Analisis Rasio Solvabilitas Pemerintah Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 III-46
Tabel 3.23. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk
Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2009-2013 III-47
Tabel 3.24. Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan
Keuangan Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008-
2012 III-48
Tabel 3.25. Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang
Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten
Majalengka Tahun 2014-2018 III-50
Tabel 3.26. Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2014-2018 III-57
Tabel 3.27. Proyeksi Pembiayan Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2014-2018 III-60
Tabel 3.28. Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 III-62
Tabel 3.29. Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2014-2018 III-63
Tabel 3.30. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk
Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2014-2018 III-65

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal x
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.31. Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan


Keuangan Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2014-2018 III-66
Tabel 5.1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dana Sasaran Kabupaten
Majalengka Tahun 2014-2018 V-12
Tabel 6.1. Strategi Dan Arah Kebijakan Kabupaten Majalengka
Tahun 2014-2018 VI-18
Tabel 7.1. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Kabupaten
Majalengka Tahun 2014-2018 VII-14
Tabel 8.1. Indikator Rencana Program Prioritas yang Disertai
Kebutuhan Pendanaan Majalengka VIII-45
Tabel 9.1. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian
Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kabupaten Majalengka IX-3

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal xi
Pemerintah Kabupaten Majalengka

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hubungan Antara Dokumen RPJMD dengan I-12


Dokumen Perencanaan
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Majalengka II-5
Gambar 2.2 Data Perkembangan Curah Hujan Kabupaten
Majalengka Tahun 2008 – 2012 II-8
Gambar 2.3 Perkembangan Gini Ratio Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-41
Gambar 2.4 Posisi Relatif Tingkat Kemisinan Kabupaten
Majalengka di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 II-43
Gambar 2.5 Posisi Relatif Jumlah Kemiskinan Penduduk
Kabupaten Majalengka di Provinsi Jawa Barat Tahun II-44
2012
Gambar 2.6 Perkembangan AMH Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-46
Gambar 2.7 Perkembangan RLS Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-47
Gambar 2.8 Perkembangan APK Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-48
Gambar 2.9 Perkembangan APM Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-50
Gambar 2.10 Rasio Penduduk yang Bekerja Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-55
Gambar 2.11 Perkembangan APS SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-57
Gambar 2.12 Perkembangan APS SMA/SMK/MA Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-59
Gambar 2.13 Perkembangan AMH Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012 II-61
Gambar 2.14 Perkembangan Angka Putus Sekolah Kabupaten
Majalengka Tahun 2008-2012 II-63
Gambar 2.15 Angka Kriminal Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 – 2012 II-147
Gambar 2.16 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kabupaten
Majalengka Tahun 2008 – 2012 II-150
Gambar 3.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah III-3
Gambar 3.2 Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Daerah III-4
Gambar 3.3 Prosentase Capaian Pendapatan Daerah III-5
Gambar 3.4 Perkembangan Proporsi Realisasi Komponen
Pendapatan Daerah III-6

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal xii
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Gambar 3.5 Realisasi PAD Kabupaten Majalengka Tahun 2008-


2012 III-7
Gambar 3.6 Perkembangan Dana Perimbangan III-8
Gambar 3.7 Perkembangan Realisasi Lain-Lain Pendapatan
Daerah III-10
Gambar 3.8 Perkembangan Anggaran Belanja Daerah III-14
Gambar 3.9 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah III-14
Gambar 3.10 Perkembangan Persentase Realisasi Belanja Daerah III-15
Gambar 3.11 Perkembangan Proporsi Belanja Daerah III-16
Gambar 3.12 Perkembangan Realisasi Belanja Tidak Langsung III-19
Gambar 3.13 Perkembangan Realisasi Belanja Langsung III-19

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal xiii
Pemerintah Kabupaten Majalengka

BAB I
PENDAHULUAN

-1
1.1. Latar Belakang

Otonomi daerah telah memberikan peningkatan kapasitas daerah untuk

melakukan dan menyelenggarakan seluruh kemampuan dalam mengelola

potensi melalui prakarsa-prakarsa yang bercirikan inovasi dan kreativitas daerah

yang dimilikinya. Pengelolaan manajemen inovasi dan kreatif ini tentunya harus

terencana secara sistematik, berdasar, terintegrasi, tersinkronisasi serta

mengandung nilai-nilai dan tujuan yang selaras dengan tujuan nasional, memiliki

keterkaitan yang kuat dengan perencanaan pemerintah pusat dan pemerintah

provinsi serta mempedomani sistem perencanaan nasional dan sistem

perencanaan daerah termasuk dokumen perencanaan lainnya. Sejalan dengan hal

tersebut Pemerintah Kabupaten Majalengka saat ini telah menyelesaikan

pelaksanaan pembangunan jangka menengah daerah tahap kedua tahun 2008-

2013 dan akan memasuki pembangunan jangka menengah tahap ketiga tahun

2014-2018 di bawah kepemimpinan Bupati terpilih, yaitu H. Sutrisno, SE., M.Si dan

Wakil Bupati DR. H. Karna Sobahi, M.M.Pd yang telah resmi dilantik pada tanggal

12 Desember 2013 sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Majalengka yang

menurut sejarah telah berdiri sejak tahun 1490. Tahap ketiga ini merupakan

lanjutan pelaksanaan pembangunan lima tahun sebelumnya dan pencapaian

kinerja pembangunan untuk lima tahun berikutnya diantaranya berpedoman

pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Majalengka

2005-2025.

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah

untuk tahun 2014-2018 ini dihadapkan kepada berbagai fenomena umum

diantaranya menyangkut pendukungan percepatan kinerja pemerintah yang telah

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I-1
Pemerintah Kabupaten Majalengka

ditentukan dalam Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI), Masterplan Percepatan Pembangunan Pengurangan Kemiskinan

Indonesia (MP3KI), Millenium Developmen Goals (MDGs), dan Kesiapan Asean

Economic Community (AEC) serta dihadapkan dengan fenomena khusus yang


berada di daerah, diantaranya peningkatan kesejahteran masyarakat, peningkatan

pelayanan publik dan penumbuhkembangan daya saing daerah. Selain itu pula

rencana yang disusun dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang dinamis

terkait Undang-Undang Desa, Aparatur Sipil Negara (ASN), dan perundang-

undangan menyangkut pemerintahan daerah. Kesemuanya itu merupakan

tuntutan dan tantangan dalam melaksanakan pembangunan 5 (lima) tahun ke

depan yang dirumuskan dalam Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih

dengan arah pembangunan yang mencerminkan keberhasilan dalam

mengembangkan potensi daerah dan pengelolaan isu dan permasalahan yang

ada dengan penciptaan solusi sehingga mampu meningkatkan pembangunan di

Kabupaten Majalengka.

Dari uraian di atas dan untuk menghasilkan sebuah perencanaan jangka

menengah daerah yang membumi dan dapat diimplementasikan selain memiliki

keselarasan dengan dokumen perencanaan nasional dan provinsi, maka

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Majalengka Tahun

2014-2018 yang disusun melalui beberapa pendekatan sebagai berikut :

1. Politik, pendekatan ini menitikberatkan pada program-program

pembangunan yang ditawarkan kepala daerah saat kampanye ke dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;

2. Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan kerangka

berpikir, asumsi, dan metoda ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran

pembangunan daerah;

3. Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan seluruh

pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan untuk

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I-2
Pemerintah Kabupaten Majalengka

mendapatkan aspirasi dan menciptakan konsensus atau kesepakatan pada

semua tahapan penting pengambilan keputusan;

4. Atas-bawah (top-down) dan bawah-atas (bottom-up), kedua

pendekatan ini dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan yang

dilaksanakan melalui musyawarah baik di tingkat nasional, provinsi,

kabupaten dan kota, kecamatan, serta desa dan kelurahan, sehingga

tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran rencana pembangunan

nasional dan rencana pembangunan daerah.

Berdasarkan dari 5 pendekatan tersebut, maka secara substansi RPJMD ini

diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang arah dan target

pembangunan di Kabupaten Majalengka.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, peraturan

perundang-undangan yang menjadi landasan, yaitu sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-

Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten

Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten

Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I-3
Pemerintah Kabupaten Majalengka

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor (4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I-4
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4700);

10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

11. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5059);

13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

14. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5492);

15. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494).

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I-5
Pemerintah Kabupaten Majalengka

16. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5495).

17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan

Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Nomor 3373);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4585);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4593);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia 4663);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I-6
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4693);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4815);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan

Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

27. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

28. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I-7
Pemerintah Kabupaten Majalengka

29. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

30. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 tentang

Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-

Undangan;

31. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-

2014;

32. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

2011-2025;

33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Belanja Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 57 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 44 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilihan

Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman

Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I-8
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2010 Nomor 517);

37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang

Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 540);

38. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman

Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Atau

Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2012 Nomor 994);

39. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan

Daerah Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

470);

40. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008

Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45);

41. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah

Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I-9
Pemerintah Kabupaten Majalengka

42. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2010

Nomor 21);

43. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Tahun 2013, Seri E Nomor 10);

44. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 Tahun 2008 tentang

Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah

Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah

Kabupaten Majalengka Nomor 1);

45. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Majalengka Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka

Tahun 2008 Nomor 2);

46. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 2 Tahun 2009 tentang

Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Majalengka

(Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2009 Nomor 2);

47. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah

Kabupaten Majalengka Tahun 2009 Nomor 10) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 8 Tahun 2011

tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor

10 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten

Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2011 Nomor

8) ;

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I - 10
Pemerintah Kabupaten Majalengka

48. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ru(ang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun 2011-

2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2011 Nomor 11);

49. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 3 Tahun 2012 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Majalengka

(Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2012 Nomor 3).

I- 7
1.3. Hubungan RPJMD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya14

Sebagai upaya menjaga sinergitas dan kesinambungan pelaksanaan

pembangunan daerah, RPJM Daerah Kabupaten Majalengka selain mengacu

kepada RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025 juga memperhatikan

RPJMN, RPJMD Provinsi Jawa Barat, RTRW Nasional, RTRW Provinsi Jawa Barat,

RTRW Kabupaten Majalengka dan RTRW Kabupaten tetangga yang berbatasan

langsung dengan Kabupaten Majalengka.

RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 ini nantinya akan menjadi

dasar pada penyusunan Rencana Strategis OPD (Renstra OPD) dan dijabarkan di

dalam rencana pembangunan tahunan dalam bentuk dokumen Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD). Dokumen RKPD menjadi dasar untuk penyusunan

Kebijakan Umum APBD (KUA), Rencana Kerja OPD (Renja OPD) serta Prioritas dan

Plafon Anggaran (PPA) setiap tahunnya. Dengan demikian diharapkan sasaran

dan tujuan pembangunan yang tertuang dalam RPJMD ini dapat dicapai secara

bertahap setiap tahunnya, sehingga proses pembangunan terwujud dalam suatu

sistem yang terencana dan berkelanjutan.

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I - 11
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Gambar 1.1
Hubungan Antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen Perencanaan
Lainnya

1.4. Sistematika Penulisan RPJMD

Sistematika penulisan RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018

pada intinya adalah skema penjabaran visi misi Bupati terpilih yang dijabarkan

dalam beberapa tujuan pembangunan yang merupakan goals dari visi misi

tersebut yang selanjutnya untuk mencapai tujuan itu ditetapkan sasaran

pembangunan beserta target-target yang harus dicapai. Untuk mencapai target

sasaran tersebut dirumuskan strategi dan arah kebijakan pembangunan serta

program prioritas dan indikator masing-masing program beserta kerangka

pendanaannya yang akan menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah Kabupaten

Majalengka dalam melaksanakan pembangunan 5 (lima) tahun yang akan datang.

Penulisan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah

Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut :

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I - 12
Pemerintah Kabupaten Majalengka

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan,

keterkaitan RPJM Daerah dengan dokumen perencanaan lainnya,

sistematika penyusunan, serta maksud dan tujuan.


BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Bab ini menyajikan dan menjelaskan secara logis dasar-dasar analisis

gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografis dan

demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum

dan daya saing daerah.


BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN

Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis

terhadap pengelolaan keuangan daerah, kinerja keuangan masa lalu,

kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu, serta kerangka

pendanaan.
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Bab ini menyajikan isu-isu strategis yang akan menentukan kinerja

pembangunan dalam 5 (lima) tahun mendatang. Penyajian isu-isu

strategis meliputi permasalahan pembangunan daerah dan isu

strategis.
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Bab ini menjelaskan dan menguraikan visi dan misi pemerintah,

sebagai landasan dalam perumusan tujuan dan sasaran

pembangunan 5 (lima) tahun dengan memperhatikan program

kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, yang tertuju pada

arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah pada periode

2014-2018 yang ditetapkan dalam RPJPD.


BAB VI STARTEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I - 13
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Bab ini menguraikan perencanaan komprehensif yang dipilih

pemerintah daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah

kebijakan dari setiap strategi terpilih.


BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Bab ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi

arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih

dengan target capaian indikator kinerja, serta menyajikan penjelasan

tentang hubungan antara program pembangunan daerah dengan

indikator kinerja yang ditetapkan.


BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN
Bab ini menguraikan hubungan urusan pemerintah dengan OPD

terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab OPD, serta

menyajikan pencapaian target indikator kinerja pada akhir periode

perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian indikator

kinerja pada awal periode perencanaan.


BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Bab ini menguraikan penetapan indikator kinerja daerah yang

bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan

pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Daerah pada akhir periode

perencanaan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator

outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator


capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja

yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.


BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Bab ini menjelaskan mengenai pedoman transisi dan kaidah

pelaksanaan RPJMD bahwa RPJMD menjadi pedoman penyusunan

RKPD dan RAPBD tahun pertama di bawah kepemimpinan

Bupati dan Wakil Bupati terpilih hasil pemilihan umum kepala

daerah (pemilukada) pada periode berikutnya. RKPD masa transisi

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I - 14
Pemerintah Kabupaten Majalengka

merupakan tahun pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari

RPJMD Bupati dan Wakil Bupati terpilih hasil pemilukada pada

periode berikutnya. Sedangkan kaidah pelaksanaan bahwa RPJMD

merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah terpilih merupakan pedoman bagi setiap

kepala OPD menyusun Renstra OPD dan pedoman untuk menyusun

OPD.
BAB XI PENUTUP
Bab ini meyampaikan dengan singkat harapan pencapaian dari

dokumen RPJMD yang telah ditetapkan.

1.5. Maksud dan Tujuan -16


RPJM Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 ditetapkan dengan

maksud :

1. Memberikan arah pembangunan jangka menengah Kabupaten Majalengka

pada periode tahun 2014-2018;

2. Menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD Kabupaten Majalengka yang


selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan Anggaran dan Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD);
3. Menjadi landasan penyusunan Renstra OPD;
4. Sebagai tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati;
5. Sebagai tolok ukur penilaian keberhasilan kepala OPD dalam melaksanakan
pembangunan sesuai dengan tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung
jawab masing-masing dalam upaya mewujudkan visi misi pemerintah daerah;
6. Sebagai pedoman seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan
pembangunan di Kabupaten Majalengka;
7. Sebagai instrumen pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD dalam
mengendalikan penyelenggaraan pembangunan daerah dan menyalurkan

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I - 15
Pemerintah Kabupaten Majalengka

aspirasi masyarakat sesuai dengan prioritas dan sasaran program


pembangunan yang ditetapkan dalam peraturan daerah tentang RPJMD.

Tujuan RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 adalah :


1. Menjabarkan visi, misi, tujuan dan sasaran serta agenda-agenda
pembangunan daerah 5 (lima) tahun ke depan, yang memuat arah kebijakan
pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan, strategi dan arah
kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah, penetapan
indikator kinerja daerah, serta pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan
yang akan menjadi landasan dalam penyusunan dokumen Renstra OPD,
RKPD, dan Renja OPD sehingga rencana pembangunan daerah yang telah
ditetapkan dapat terwujud;
2. Menjamin terwujudnya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
pembiayaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan;
3. Mendukung upaya pencapaian kesejahteraan bersama melalui sinergitas,
koordinasi dan sinkronisasi oleh masing-masing pelaku pembangunan di
dalam satu pola sikap dan pola tindak;
4. Mewujudkan keseimbangan lingkungan, sosial dan ekonomi dalam
pembangunan yang berkelanjutan;
5. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas perencanaan
pembangunan daerah antara Kabupaten Majalengka dengan daerah sekitar,
Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat;
6. Mewujudkan partisipasi masyarakat serta pemangku kepentingan
pembangunan daerah secara proporsional dan profesional;
7. Mewujudkan penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan
dan berkelanjutan.

RPJMD Kab. Majalengka


Tahun 2014 - 2018
Hal I - 16
Pemerintah Kabupaten Majalengka

BAB II
GAMBARAN UMUM
KONDISI KABUPATEN MAJALENGKA

2.1. Aspek Geografi dan Demografi


2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Kabupaten Majalengka merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi

Jawa Barat, memiliki luas 1.204,24 Km2 atau 3,25% dari luas wilayah daratan Provinsi

Jawa Barat (37.095,28 Km2).

Secara geografis Kabupaten Majalengka berbatasan dengan wilayah sebagai

berikut :

a. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu;

b. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kuningan,

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor 246 Tahun 2004 tentang Batas Wilayah Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa

Barat, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2009 tentang

Batas Daerah Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat;

c. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya;

d. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang, sebagaimana yang

telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2008

tentang Batas Daerah Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Secara geografis Kabupaten Majalengka berada di bagian Timur Provinsi

Jawa Barat, dengan posisi astronomis : Bagian Barat antara 108° 03’-108° 19’ Bujur

Timur, bagian Timur antara 108° 12’-108° 25’ Bujur Timur, bagian Utara antara 6°

36’-6° 58’ Lintang Selatan dan bagian Selatan antara 6° 43’-7° 03’ Lintang Selatan.

Temperatur rata-rata di Kabupaten Majalengka adalah 26,7°C hingga 29,7°C.

Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Oktober yaitu 35,4°C, sedangkan suhu

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 1


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

udara minimum terjadi pada bulan juni dengan suhu sebesar 22,7°C. Indonesia

merupakan negara tropis yang mempunyai 3 wilayah waktu yaitu WIB (Waktu

Indonesia Barat), WITA (Waktu Indonesia Tengah) dan WIT (Waktu Indonesia Timur),

seluruh wilayah Kabupaten Majalengka termasuk ke dalam zona WIB (Waktu

Indonesia Barat). Kelembaban di Kabupaten Majalengka sepanjang tahun 2013

berkisar antara 66% - 88%.

Secara geostrategis Kabupaten Majalengka diapit oleh 2 PKN Cirebon Raya

dan Bandung Raya dan berada di perlintasan antara Jawa Barat (Bandung) dan Jawa

Tengah (Semarang) sebagai PKN Gerbang Kertosusila. Kondisi Kabupaten

Majalengka yang strategis di dukung dengan adanya kebijakan pemerintah pusat

melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI) dan Bandara Internasional Jawa Barat yang akan dibangun di Kabupaten

Majalengka, diharapkan mampu mengakselerasi perwujudan koridor dan sekaligus

mengurangi beban aktivitas ekonomi di Jawa Barat Bagian Barat melalui PKW

Kadipaten guna mendukung kepada Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Cirebon dan

pengembangan Jawa Barat Bagian Timur.

Secara adminstratif, wilayah Kabupaten Majalengka terdiri dari 26

kecamatan, 13 kelurahan dan 330 desa dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1.
Nama Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan
di Kabupaten Majalengka Tahun 2013

No. Nama Jumlah Jumlah No. Nama Jumlah Jumlah


Kecamatan Desa Kelurahan Kecamatan Desa Kelurahan
1. Majalengka 5 9 14. Sindangwangi 10 -

2. Panyingkiran 9 - 15. Sukahaji 13 -

3. Kadipaten 7 - 16. Sindang 7 -

4. Dawuan 11 - 17. Cigasong 6 4

5. Kasokandel 10 - 18. Maja 18 -

6. Kertajati 14 - 19. Argapura 14 -

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 2


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

No. Nama Jumlah Jumlah No. Nama Jumlah Jumlah


Kecamatan Desa Kelurahan Kecamatan Desa Kelurahan
7. Jatitujuh 15 - 20. Banjaran 13 -

8. Jatiwangi 16 - 21. Talaga 17 -

9. Palasah 13 - 22. Cikijing 15 -

10. Ligung 19 - 23. Cingambul 13 -

11. Sumberjaya 15 - 24. Bantarujeg 13 -

12. Leuwimunding 14 - 25. Lemahsugih 19 -

13. Rajagaluh 13 - 26. Malausma 11 -


Kecamatan 26
Jumlah Desa 330
Kelurahan 13
Sumber : Kabupaten Majalengka Dalam Angka , tahun 2012

Topografis Kabupaten Majalengka secara umum dapat dibedakan menjadi 3


(tiga) bagian yaitu : landai atau dataran rendah (0 – 15 persen), berbukit
bergelombang (15 – 40 persen) dan perbukitan terjal (>40 persen). Sebesar 13,21
persen dari luas wilayah Kabupaten Majalengka berada pada kemiringan lahan di
atas 40 persen, 18,53 persen berada dalam kelas kemiringan lahan 15 - 40 persen,
dan 68,26 persen berada pada kelas kemiringan lahan 0 - 15 persen. Kondisi
bentang alam yang melandai ke daerah Barat Laut, menyebabkan sebagian besar
aliran sungai dan mata air mengalir ke arah Utara, sehingga pada wilayah bagian
Utara Kabupaten Majalengka terdapat banyak persawahan. Perbukitan dengan
lereng yang curam terdapat di lereng Gunung Ciremai dan daerah lereng Gunung
Cakrabuana. Kondisi topografis ini sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan
ruang dan potensi pengembangan wilayah, juga menyebabkan dampak yang
mengakibatkan terdapatnya daerah yang rawan terhadap gerakan tanah yaitu
daerah yang mempunyai kelerengan curam.
Adapun distribusi ketiga topografi yang ada di Kabupaten Majalengka
sebagaimana disebutkan di atas, adalah sebagai berikut :

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 3


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

1. Dataran rendah, mempunyai kemiringan tanah antara 0-15%, meliputi semua


kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka. Kecamatan yang mempunyai
kemiringan 0-15% seluruh wilayahnya terdiri atas Kecamatan Cigasong,
Jatitujuh, Jatiwangi, Kadipaten, Kertajati, Ligung, dan Palasah.
2. Berbukit gelombang, kemiringan tanahnya berkisar antara 15%-40%, meliputi
Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg, Malausma, Cikijing, Cingambul,
Dawuan, Kasokandel, Lemahsugih, Maja, Majalengka, Rajagaluh, Sindangwangi,
Sukahaji, Sindang, dan Talaga.
3. Perbukitan terjal, kemiringan tanahnya >40%, meliputi daerah sekitar Gunung
Ciremai, Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg, Malausma, Cikijing,
Cingambul, Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka, Panyingkiran,
Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji, Sindang, Sumberjaya, dan Talaga.

Sedangkan berdasarkan ketinggian, wilayah Kabupaten Majalengka


diklasifikasikan dalam 3 klasifikasi utama yaitu dataran rendah (0 - 100 m dpl),
dataran sedang (>100 - 500 m dpl) dan dataran tinggi (> 500 m dpl). Dataran
rendah sebesar 42,21 persen dari luas wilayah, berada di Wilayah Utara Kabupaten
Majalengka, dataran sedang sebesar 20,82 persen dari luas wilayah, umumnya
berada di Wilayah Tengah, dan dataran tinggi sebesar 36,97 persen dari luas wilayah,
mendominasi Wilayah Selatan Kabupaten Majalengka, termasuk di dalamnya
wilayah yang berada pada ketinggian di atas 2.000 m dpl yaitu terletak di sekitar
kawasan kaki Gunung Ciremai.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 4


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Gambar 2.1.
Peta Administrasi Kabupaten Majalengka

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 5


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Berdasarkan sebaran dan struktur batuannya, kondisi geologis Kabupaten

Majalengka meliputi: Aluvium seluas 17.162 Ha (14,25%), Pleistocene Sedimentary

Facies seluas 13.716 Ha (13,39%), Miocene Sedimentary Facies seluas 23,48 Ha


(19,50%), Undiferentionet Vulcanic Product seluas 51.650 Ha (42,89%), Pliocene

Sedimentary Facies, seluas 3.870 Ha (3,22%), Liparite Dacite seluas 179 Ha (0,15%),
Eosene, seluas 78 Ha (0,006%), Old Quartenary Volkanik Product seluas 10.283 Ha
(8,54%). Kondisi geologi Kabupaten Majalengka juga terdapat formasi Sesar Baribis

yang berpotensi menyebabkan patahan rawan gempa, terutama untuk daerah

Selatan dan Timur.

Kondisi hidrologi Kabupaten Majalengka dibagi ke dalam dua bagian yaitu

air permukaan dan air tanah. Air permukaan, dilewati 2 (dua) sungai besar yaitu

Sungai Cimanuk dan Cilutung yang menjadi sumber air baku terutama untuk

kegiatan pertanian. Selain itu, Kabupaten Majalengka mempunyai beberapa potensi

air permukaan lainnya berupa situ/danau yaitu di wilayah Desa Cipadung, Payung,

Sangiang, dan Talagaherang. Air Tanah, berdasarkan kondisi potensi yang ada

secara umum Wilayah Utara dan Tengah Kabupaten Majalengka merupakan daerah

yang memiliki potensi Air Bawah Tanah (ABT) yang cukup baik. Untuk lebih jelasnya

gambaran kondisi hidrologi Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada Tabel 2.2.

dan Tabel 2.3.


Tabel 2.2.
Potensi Air Permukaan di Kabupaten Majalengka

Areal Layanan Debit (Liter/detik)


No. Nama Sungai Bendungan
(Ha) Maksimal Minimal
1. Cilutung Kamun 9.289 50,73 0,41
2. Cideres Tirtanegara, 2.741 3,94 0,65
Cigasong
3. Cikeruh Cikeruh, Cibutul 3.354 10,68 0,99
4. Ciherang Ciherang 1.009 1,76 0,3
5. Cikadongdong Cikemangi, 2.411 1,47 0,4
Cikondang
6. Ciwaringin Ciwaringin 3.387 6,36 0,44

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 6


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Areal Layanan Debit (Liter/detik)


No. Nama Sungai Bendungan
(Ha) Maksimal Minimal
7. Cilongkrang Ciminggiri Suplai ke Bd Ciawi 0,79 0,29
8. Ciawi Ciawi 151 1,02 0,28
9. Cimanuk Rentang 571 900 500
10. Cihikeu Citeureup 348 1.252 0,26
11. Cihieum Cihieum 556 4.512 0,25
12. Cisampora Cimingking 383 1.439 0,18
JUMLAH 24.230 8.179,75 504,45
Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011 – 2031

Tabel 2.3.
Potensi Air Bawah Tanah di Kabupaten Majalengka
Kisaran
No. Indeks Rata- Kecamatan Kelas Keterangan
Rata

1. 1,64 – 2,01 Kertajati – Ligung – Dawuan dan Kasokandel – D Kurang


Jatiwangi Berpotensi

2. 2,01 – 2,31 Palasah – Leuwimunding - Panyingkiran – C Potensi Sedang


Majalengka – Cigasong – Sukahaji dan
Sindang – Bantarujeg dan Malausma– Talaga –
Cingambul

3. 2,31 – 2,61 Sumberjaya – Rajagaluh – Maja – Lemahsugih B Berpotensi


– Banjaran

4. 2,61 - 3,14 Kadipaten – Sindangwangi – Argapura – A Sangat


Jatitujuh – Cikijing Berpotensi
Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011 – 2031

Kondisi klimatologis di Kabupaten Majalengka diantaranya curah hujan

dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografis dan perputaran arus udara. Selama

periode tahun 2008-2012, curah hujan tahunan di Kabupaten Majalengka terendah

yaitu sebesar 1.953 mm/tahun yang terjadi pada tahun 2009 dan tertinggi sebesar

yaitu sebesar 3.459 mm/tahun pada tahun 2010, dengan rata-rata selama 5 tahun

tahun sebesar 2.723 mm/tahun. Kecepatan angin rata-rata berkisar 3 knot/jam

sampai 5 knot/jam dengan kecepatan tertinggi pada bulan Maret sebesar 28

knot/jam, hal ini menjadikan Kabupaten Majalengka dijuluki Kota Angin.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 7


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Gambar 2.2.
Data Perkembangan Curah Hujan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

Sumber : BMG Jatiwangi, tahun 2013

Penggunaan lahan suatu wilayah merupakan perwujudan fisik dari semua

kegiatan sosial ekonomi penduduk. Pengenalan pola penggunaan lahan ini sangat

diperlukan, baik untuk memperoleh gambaran mengenai potensi daerah maupun

untuk mengetahui pola distribusi kegiatan sosial ekonomi serta intensitas

penggunaan lahan dan berbagai kegiatan yang ada.

Tabel 2.4.
Perkembangan Penggunaan Lahan
Kabupaten Majalengka Tahun 2007-2011

Tahun (Ha)
No. Penggunaan Lahan
2007 2008 2009 2010 2011

Lahan Sawah

1. Irigasi Teknis 17.462 17.441 17.982 17.982 17.982

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 8


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tahun (Ha)
No. Penggunaan Lahan
2007 2008 2009 2010 2011

2. Irigasi ½ Teknis 8.008 7.935 7.970 7.970 7.970

Irigasi Sederhana Milik 6.032 6.224 5.534 5.534 5.533


3.
PU

4. Irigasi Non PU 7.118 6.738 7.901 7.901 7.989

5. Tadah Hujan 12.412 12.660 12.512 12.512 12.422

Polder dan sawah 20 139 - - -


6.
lainnya
Luas Lahan Sawah 51.052 51.137 51.899 51.899 51.896

Lahan Bukan Sawah

1. Pekarangan/bangunan 12.245 12.273 12.025 12.137 12.243

2. Tegal/Kebun 23.740 23.723 27.275 26.990 26.946

3. Ladang/Huma 463 463 - - -

4. Pengembalaan/Padang 779 779 693 702 752


Rumput

5. Sementara tidak 93 46 28 28 28
diusahakan

6. Ditanami pohon/Hutan 4.544 4.507 4.739 4.747 4.697


Rakyat

7. Hutan Negara 20.140 20.140 17.217 17.217 17.217

8. Perkebunan 214 214 370 370 370

9. Lahan lainnya 6.435 6.383 5.536 6.651 5.591

10. Rawa-rawa 164 164 99 99 99

11. Tambak - - - - -

12. Kolam/empang 555 595 543 584 585


Luas Lahan Bukan Sawah 69.372 69.287 68.525 68.525 68.528
Luas Lahan Keseluruhan 120.424 120.424 120.424 120.424 120.424
Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka, tahun 2011

Berdasarkan data sekunder, penggunaan lahan Kabupaten Majalengka

sampai dengan tahun 2011 didominasi lahan non sawah, yaitu seluas 68.528 Ha,

dengan sub sektor yang dominan pada penggunaan untuk tegal/kebun seluas

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 9


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

26.946 Ha, serta lahan Hutan Negara mengingat Kabupaten Majalengka termasuk

dalam kawasan TNGC seluas 17.217 Ha. Penggunaan lahan sawah seluas 51.896 Ha

merupakan penggunaan lahan terbesar kedua, walaupun demikian jika dilihat lebih

rinci dari data tersebut di atas menunjukkan dominasi sektor kerja penduduk

Kabupaten Majalengka adalah pada sektor pertanian.

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah


Potensi pengembangan wilayah terkait dengan kawasan budidaya yang telah

ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun 2011 -

2031. Berdasarkan Perda dimaksud kawasan budidaya Kabupaten Majalengka terdiri

atas :

a. Kawasan peruntukkan hutan produksi;

b. Kawasan peruntukkan pertanian;

c. Kawasan peruntukkan perikanan;

d. Kawasan peruntukkan pertambangan;

e. Kawasan peruntukkan industri;

f. Kawasan peruntukkan pariwisata;

g. Kawasan peruntukkan permukiman; dan

h. Kawasan peruntukkan lainnya.

Kawasan peruntukkan hutan produksi. Kawasan peruntukkan hutan

produksi terdiri dari hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas seluas kurang

lebih 12.934 hektar. Kawasan peruntukkan hutan produksi tetap seluas kurang lebih

10.779 Ha, meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Kadipaten; Kecamatan

Sindangwangi; Kecamatan Rajagaluh; dan Kecamatan Bantarujeg.

Kawasan peruntukkan hutan produksi terbatas seluas kurang lebih 2.135 Ha

hektar, meliputi: Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding; Kecamatan

Bantarujeg; Kecamatan Talaga; Kecamatan Cingambul; dan Kecamatan Lemahsugih.


RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 10
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Kawasan peruntukkan pertanian. Kawasan peruntukkan pertanian seluas

43.946 Ha terdiri atas :

(1) Kawasan peruntukkan pertanian tanaman pangan;

(2) kawasan peruntukkan hortikultura;

(3) kawasan peruntukkan perkebunan;dan

(4) kawasan peruntukkan peternakan.

Kawasan peruntukkan pertanian tanaman pangan terdiri atas; kawasan


peruntukkan pertanian lahan basah dan kawasan peruntukkan pertanian lahan

kering. Kawasan peruntukkan pertanian lahan basah seluas kurang lebih 38.374

hektar berupa lahan pertanian pangan berkelanjutan terdiri atas:

a. Sawah irigasi teknis meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Jatitujuh;

Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Palasah; Kecamatan

Jatiwangi; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Kadipaten;

Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Majalengka; Kecamatan Cigasong;

Kecamatan Maja; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Sindang; Kecamatan

Rajagaluh; Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding; Kecamatan

Bantarujeg; dan Kecamatan Lemahsugih.

b. Sawah irigasi setengah teknis meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan

Jatitujuh; Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Palasah;

Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan Dawuan; Kecamatan Kasokandel; Kecamatan

Kadipaten; Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Majalengka; Kecamatan

Cigasong; Kecamatan Maja; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Malausma;

Kecamatan Rajagaluh; Kecamatan Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding;

dan Kecamatan Lemahsugih; Kecamatan Cikijing; Kecamatan Talaga; Kecamatan

Banjaran; Kecamatan Argapura; Kecamatan Bantarujeg.

c. Sawah tadah hujan meliputi: Kecamatan Kertajati; Kecamatan Jatitujuh;

Kecamatan Ligung; Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan

Kasokandel; Kecamatan Kadipaten; Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 11


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Majalengka; Kecamatan Cigasong; Kecamatan Malausma; Kecamatan

Sindangwangi; Kecamatan Leuwimunding; dan Kecamatan Lemahsugih;

Kecamatan Cikijing; Kecamatan Talaga; Kecamatan Banjaran; Kecamatan

Argapura; Kecamatan Bantarujeg; Kecamatan Cingambul.

Kawasan peruntukkan pertanian lahan kering seluas kurang lebih 626 hektar

berada di seluruh kecamatan.

Kawasan peruntukkan hortikultura seluas kurang lebih 1.465 hektar berada di


seluruh kecamatan dan tidak terdapat di Kecamatan Kadipaten;

Kawasan peruntukkan perkebunan seluas 1.881 hektar, meliputi: kawasan


peruntukkan perkebunan rakyat seluas kurang lebih 1.357 hektar berada di seluruh

kecamatan; dan kawasan peruntukkan perkebunan dengan fungsi lindung seluas

kurang lebih 524 hektar berada pada ketinggian lebih dari 500 meter di atas

permukaan laut meliputi: Kecamatan Lemahsugih; Kecamatan Rajagaluh; Kecamatan

Malausma; Kecamatan Argapura; Kecamatan Maja; dan Kecamatan Sindang.

Kawasan peruntukkan peternakan seluas kurang lebih 784 hektar meliputi:


Kecamatan Majalengka; Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Maja; Kecamatan Banjaran;

Kecamatan Lemahsugih; dan Kecamatan Panyingkiran.

Kawasan peruntukkan perikanan. Kawasan peruntukkan perikanan seluas 1.717


hektar, terdiri atas:

(1) Peruntukkan kawasan perikanan tangkap, berupa sungai sepanjang 536 km

meliputi Kecamatan Jatitujuh, Kecamatan Kertajati dan Kecamatan Kadipaten

dan situ dan rawa seluas 266 Ha dengan prioritas pengembangan meliputi

Kecamatan Kertajati dan Kecamatan Jatitujuh;

(2) Peruntukkan kawasan perikanan budidaya, meliputi : 1) kolam air tenang

seluas 696 hektar dan kolam air deras seluas 35 hektar dengan prioritas

pengembangan di Kecamatan Rajagaluh; Kecamatan Sindangwangi; dan

Kecamatan Jatitujuh; 2) sungai sepanjang kurang lebih 536 kilometer dengan

prioritas pengembangan meliputi: Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Kertajati;

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 12


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

dan Kecamatan Kadipaten; 3) situ dan rawa dengan luas kurang lebih 266

hektar dengan prioritas pengembangan meliputi: Kecamatan Jatitujuh;

Kecamatan Palasah; dan Kecamatan Rajagaluh dan 4) Sawah atau mina padi

seluas kurang lebih 219 hektar dengan prioritas pengembangan meliputi:

Kecamatan Majalengka; Kecamatan Maja; Kecamatan Palasah; dan Kecamatan

Sindangwangi.

(3) pengembangan pengolahan perikanan.

Kawasan peruntukkan pertambangan. Kawasan peruntukkan pertambangan

seluas kurang lebih 1.724 hektar meliputi:

1. Kawasan peruntukkan mineral dan batuan terdiri atas : 1) Logam berupa emas

meliputi: Kecamatan Bantarujeg; Kecamatan Maja; dan Kecamatan Argapura; 2)

Non Logam, terdiri atas: a) Batu gamping, meliputi: Kecamatan Dawuan; dan

Kecamatan Cigasong; b) Lempung, meliputi: Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan

Sindangwangi; Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Palasah; Kecamatan Ligung;

Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Dawuan; Kecamatan

Majalengka; Kecamatan Cigasong; Kecamatan Sindang; Kecamatan Maja;

Kecamatan Banjaran; Kecamatan Leuwimunding; 3) Batuan, terdiri atas: a)

Batuan beku, meliputi: Kecamatan Argapura; Kecamatan Bantarujeg;

Kecamatan Cikijing; Kecamatan Talaga; Kecamatan Dawuan; Kecamatan

Sindangwangi; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Majalengka; b) Batu pasir,

meliputi: Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Kadipaten; Kecamatan Jatitujuh;

Kecamatan Dawuan; Kecamatan Majalengka; c) Pasir endapan sungai purba,

meliputi: Kecamatan Majalengka; Kecamatan Dawuan; Kecamatan

Panyingkiran; d) Pasir endapan alluvial meliputi: Kecamatan Kadipaten;

Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Ligung; e) Sirtu,

meliputi: Kecamatan Panyingkiran; Kecamatan Majalengka; Kecamatan

Kadipaten; Kecamatan Sukahaji; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Kasokandel;

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 13


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

2. Kawasan peruntukkan minyak dan gas bumi, meliputi : Desa Bongas

Kecamatan Sumberjaya; Kecamatan Maja; dan Desa Kodasari di Kecamatan

Ligung; dan

3. Kawasan peruntukkan panas bumi berada di Kecamatan Cikijing.

Kawasan peruntukkan industri. Kawasan peruntukkan industri seluas

kurang lebih 1.324 hektar terdiri atas:

a. Kawasan peruntukkan industri besar, meliputi : Kecamatan Jatitujuh;

Kecamatan Kadipaten; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Ligung; Kecamatan

Dawuan; Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan

Sumberjaya; Kecamatan Leuwimunding; dan Kecamatan Palasah;

b. Kawasan peruntukkan industri menengah, meliputi : 1) sebaran lokasi kawasan

peruntukkan industri menengah berada di : Kecamatan Jatitujuh; Kecamatan

Kadipaten; Kecamatan Kertajati; Kecamatan Ligung; Kecamatan Dawuan;

Kecamatan Kasokandel; Kecamatan Jatiwangi; Kecamatan Sumberjaya;

Kecamatan Leuwimunding; dan Kecamatan Palasah; 2) pengembangan klaster

Industri Kecil Menengah (IKM) berupa mebel dan konveksi; dan 3)

pengembangan agroindustri;

c. Kawasan peruntukkan industri kecil dan mikro, berada di seluruh kecamatan

pengembangan klaster industri dan kerajinan etnik meliputi: wisata industri;

dan pengembangan ekonomi berbasis kerajinan.

d. Rencana Pembangunan Kawasan Industri Terpadu berada di Kecamatan

Kertajati.

Kawasan peruntukkan pariwisata. Kawasan peruntukkan pariwisata terdiri

atas:

a. Pariwisata budaya, meliputi : Jatiwangi Festival Budaya Kreatif Tradisional

(Jatiwangi Art Factory) berada di Kecamatan Jatiwangi; Kuliner Nusantara

Kecap Majalengka berada di Kecamatan Majalengka; Petilasan Prabu


RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 14
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Siliwangi berada di Kecamatan Rajagaluh; Situ Sangiang berada di

Kecamatan Banjaran dan Rumah Adat Panjalin di Kecamatan Sumberjaya;

b. Pariwisata alam, meliputi : Bendung Rentang Water Festival berada di

Kecamatan Jatitujuh; Curug Muara Jaya berada di Kecamatan Argapura;

Agrowisata Gedong Gincu Panyingkiran berada di Kecamatan Panyingkiran;

dan Agrowisata Sadarehe berada di Kecamatan Rajagaluh; Eko Wisata Batu

Luhur berada di Kecamatan Sindangwangi; dan Sindangwangi Mina Wisata

berada di Kecamatan Sindangwangi; dan Paralayang Gunung Panten di

Kecamatan Majalengka.

c. Pariwisata buatan, meliputi : Majalengka Spektakuler berada Kecamatan

Majalengka; Jabar Education Park berada di Kecamatan Sindangwangi;

Jurassic Park Lemah Putih berada di Kecamatan Lemahsugih; Gagaraji


Sircuit berada di Kecamatan Jatitujuh; Galeri Bola Majalengka berada di
Kecamatan Kadipaten; dan Road race di Kecamatan Majalengka.

Kawasan peruntukkan permukiman. Kawasan peruntukkan permukiman

seluas kurang lebih 13.455 hektar terdiri atas:

a. Permukiman perkotaan seluas kurang lebih 9.480 hektar meliputi: permukiman

perkotaan PKW; permukiman perkotaan PKL; dan permukiman perkotaan PPK

termasuk pembangunan kawasan permukiman di Kertajati Aerocity;

b. Permukiman perdesaan seluas kurang lebih 3.975 hektar meliputi :

permukiman perdesaan PPL; dan permukiman desa.

Kawasan peruntukkan lainnya. Kawasan peruntukkan lainnya terdiri atas:

a. Kawasan peruntukkan perdagangan dan jasa, meliputi : pengembangan

perdagangan dan jasa pada pusat kegiatan PKW dan PKL; peningkatan sistem

informasi pasar dan penguasaan akses pasar lokal, regional, nasional dan

internasional apabila dikaitkan dengan pembangunan BIJB, Jalan Tol, dan Jalur

Kereta Api; peningkatan sistem distribusi penyediaan kebutuhan pokok

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 15


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

masyarakat yang efektif dan efisien; peningkatan perlindungan konsumen,

pasar tradisional dan kesadaran penggunaan produksi dalam negeri; dan

penguatan akses dan jaringan perdagangan ekspor;

b. Kawasan peruntukkan BIJB dan Kertajati Aerocity, meliputi : pengembangan

BIJB seluas kurang lebih 1.800 hektar; dan pengembangan kawasan Kertajati

Aerocity seluas kurang lebih 3.200 hektar; dan

c. Kawasan peruntukkan pertahanan dan keamanan, meliputi : Batalyon Infanteri

321 di Kecamatan Cigasong; Komando Distrik Militer (Kodim) 0617 di

Kecamatan Majalengka; Pangkalan Udara S. Sukani di Kecamatan Ligung; dan

Komando Rayon Militer (Koramil) berada di seluruh wilayah kabupaten.

Secara administrasi Kabupaten Majalengka terbagi dalam 26 kecamatan,

dengan karakteristik wilayah yang berbeda menimbulkan keberagaman; baik potensi

sumberdaya alam, sumberdaya binaan maupun kegiatan sosial ekonomi. Untuk

mengurangi kesenjangan perkembangan tiap wilayah, maka diperlukan adanya

kebijakan yang dapat memberikan fungsi dan peran yang jelas untuk setiap wilayah

sesuai dengan potensi, hambatan, dan tantangannya. Dalam RTRW Kabupaten

Majalengka Tahun 2011-2031 telah ditetapkan rencana struktur ruang yang akan

dikembangkan di Kabupaten Majalengka. Tujuannya untuk mengoptimalkan

masing-masing wilayah, sehingga tercipta pemenuhan kebutuhan antara wilayah

satu terhadap wilayah yang lainnya, dan didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai

melalui pengembangan suatu pusat kegiatan dalam kerangka rencana

pengembangan dalam kurun waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun kedepan.

Sistem pusat kegiatan perkotaan dan perdesaaan di Kabupaten Majalengka

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011

tentang RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031 adalah sebagai berikut :


1. Pusat Kegiatan Perkotaan :

a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), adalah kawasan perkotaan yang berfungsi

untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 16


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Kondisi ini terjadi di Perkotaan Kadipaten yang terletak pada simpul

perlintasan utama (regional) yang menghubungkan PKN Bandung dan PKN

Cirebon, sehingga merupakan kawasan perkotaan dan atau pusat

kecamatan dengan kemampuan pelayanan dan kelengkapan fasilitas dan

utilitas paling tinggi dibandingkan dengan pusat kecamatan lainnya. Ruang

wilayah yang termasuk dalam PKW Kadipaten adalah Kecamatan Kadipaten

dan Kecamatan Dawuan.

b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. PKL

diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal di

setiap kabupaten dan atau beberapa kecamatan terdekat. Untuk itu, setiap

PKL akan dilengkapi dengan fasilitas minimum yang perlu ada untuk

mendorong berfungsinya PKL. Adapun wilayah yang mempunyai fungsi

sebagai PKL adalah Perkotaan Majalengka, Kertajati, Jatiwangi, Rajagaluh,

Cikijing dan Talaga.

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi

untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa/kelurahan.

Adapun wilayah yang mempunyai fungsi sebagai PPK adalah Perkotaan

Kasokandel, Leuwimunding, Palasah, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya,

Sindangwangi, Sukahaji, Lemahsugih, Bantarujeg, Maja, Argapura dan

Banjaran.

2. Pusat Kegiatan Perdesaan :

Pusat Kegiatan Perdesaan meliputi Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yaitu

kawasan permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa,

yang terdiri dari PPL Sindang, PPL Cingambul, dan PPL Malausma. Untuk lebih

jelas mengenai sistem pusat kegiatan perkotaan dan perdesaaan beserta

fungsinya di Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel 2.5.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 17


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.5.
Sistem Pusat Kegiatan Perkotaan dan Perdesaan
Kabupaten Majalengka

No. Pusat Kegiatan Kecamatan Fungsi Pelayanan

A. Pusat Kegiatan Perkotaan


1. Pusat Kegiatan Wilayah

PKW Kadipaten Kadipaten, Sebagai simpul transportasi regional, pusat


Dawuan komersial, pusat pelayanan sosial, serta
pendukung kegiatan industri.
2. Pusat Kegiatan Lokal

a. Perkotaan Majalengka, Sebagai pusat pemerintahan, pusat


Majalengka Cigasong, pendidikan, pelayanan sosial, komersial,
Panyingkiran industri, pengembangan perumahan,
pariwisata, pertanian, perikanan dan
peternakan.

b. Perkotaan Kertajati, Sebagai kawasan komersial dan jasa,


Kertajati Jatitujuh, kawasan industri terpadu, kawasan BIJB,
Ligung pengembangan kawasan perkotaan
“aerocity”, dan pertanian.

c. Perkotaan Jatiwangi, Sebagai kawasan pengembangan industri,


Jatiwangi Kasokandel, kawasan komersial, pelayanan sosial
Sumberjaya, termasuk pengembangan perumahan dan
Palasah, pertanian.
Leuwimunding

d. Perkotaan Rajagaluh, Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum,


Rajagaluh Sukahaji, pengembangan kawasan perkotaan,
Sindang, komersial, industri, pengembangan
Sindangwangi pariwisata, terminal regional, pertanian,
perikanan dan peternakan.

e. Perkotaan Cikijing Cikijing, Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum,


Cingambul, pengembangan pertanian dan peternakan,
Banjaran, komersial, pengembangan pariwisata,
Argapura pengembangan kawasan perkotaan,
terminal regional dan industri kecil.

f. Perkotaan Talaga Talaga, Maja, Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum,
Bantarujeg, pengembangan pertanian, pengembangan
Lemahsugih, kawasan perkotaan, komersial, industri,
Malausma pengembangan pariwisata dan terminal
regional.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 18


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

No. Pusat Kegiatan Kecamatan Fungsi Pelayanan

3. Pusat Pelayanan Kawasan

a. Perkotaan Kasokandel Sebagai kawasan pengembangan


Kasokandel perumahan, pelayanan sosial dan jasa,
industri dan kawasan perdagangan dan
pertanian.

b. Perkotaan Leuwimunding Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum,


Leuwimunding pengembangan pertanian, pengembangan
kawasan perkotaan, industri dan
pendukung kawasan perumahan.
c. Perkotaan Palasah Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum,
Palasah pengembangan perkotaan, industri,
pendukung kawasan perumahan dan
pertanian.

c. Perkotaan Jatitujuh Sebagai kawasan pengembangan


Jatitujuh perumahan, jasa, industri, pendukung
komersial dan pertanian.

e. Perkotaan Ligung Ligung Sebagai kawasan pertahanan keamanan,


pengembangan industri, pelayanan sosial
dan pertanian.

f. Perkotaan Sumberjaya Sebagai kawasan pengembangan industri,


Sumberjaya kawasan perdagangan, pelayanan sosial
dan pertanian.

g. Perkotaan Sindangwangi Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum,


Sindangwangi komersial, pengembangan pariwisata dan
sarana pendukung pariwisata, pertanian,
perikanan dan peternakan.
h. Perkotaan Sukahaji Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum,
Sukahaji komersial, pendukung kawasan
perumahan dan pengembangan
pariwisata, serta pertanian, dan
peternakan.
i. Perkotaan Lemahsugih Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum,
Lemahsugih komersial, pengembangan pertanian
(tanaman pangan, perkebunan dan
peternakan), serta pengembangan
pariwisata.
j. Perkotaan Bantarujeg Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum,
Bantarujeg komersial, pengembangan pertanian, dan
pengembangan pariwisata.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 19


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

No. Pusat Kegiatan Kecamatan Fungsi Pelayanan

k. Perkotaan Maja Maja Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum,


komersial, pengembangan pertanian,
perikanan, pengembangan pariwisata dan
terminal regional.
l. Perkotaan Argapura Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum,
Argapura komersial, pengembangan pertanian
(tanaman pangan, perkebunan dan
peternakan), dan pengembangan
pariwisata.
m. Perkotaan Banjaran Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum,
Banjaran komersial, pengembangan pertanian
(tanaman pangan, perkebunan dan
peternakan), dan pengembangan
pariwisata.
B. Pusat Kegiatan Perdesaan
1. Pusat Pelayanan Lingkungan

a. PPL Sindang Sindang Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum,


komersial, pendukung kawasan
perumahan dan pengembangan
pariwisata, serta pertanian, perikanan dan
peternakan.

b. PPL Malausma Malausma Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum,


komersial, pengembangan pertanian,
pengembangan kawasan perbatasan.

c. PPL Cingambul Cingambul Sebagai pusat pelayanan sosial dan umum,


komersial, pengembangan pertanian,
pariwisata, dan industri kecil.
Sumber : RTRW Kabupaten Majalengka, tahun 2011 – 2031

Selain adanya sistem pusat kegiatan perkotaan dan perdesaaan beserta

fungsinya sebagaimana dijelaskan di atas, dalam RTRW Kabupaten Majalengka

2011-2031 juga direncanakan penetapan Kawasan Strategis, sebagai berikut :

1. Kawasan Strategis Provinsi


Kawasan Strategis Provinsi (KSP) adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup

provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan atau lingkungan. Penetapan KSP

Jawa Barat dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kepentingan, kriteria,


RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 20
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

dan arahan penanganan di masing-masing KSP yang ditetapkan. KSP di

Kabupaten Majalengka adalah:

a. KSP Bandara Internasional Jawa Barat dan Kertajati Aerocity


Bandara Internasional Jawa Barat yang didukung dengan Kertajati Aerocity

ditetapkan di Kabupaten Majalengka diharapkan dapat memberikan

pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap aspek

pertahanan keamanan negara, lingkungan hidup, ekonomi, sosial dan

budaya, dan atau pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi.

Arahan pemanfaatan ruang pada kawasan bandara meliputi upaya untuk :

1) Mengembangkan kawasan bandara dengan menganut keserasian

antara prinsip keamanan dan prinsip kesejahteraan masyarakat;

2) Mengembangkan bandara;

3) Mengintegrasikan dengan pengembangan wilayah di sekitarnya;

4) Kerjasama dengan pihak swasta;

5) Mengembangkan dan memberdayakan potensi bandara.

b. KSP Koridor Bandung-Cirebon


Kawasan Koridor Bandung-Cirebon disusun sebagai alat untuk memadukan

pengembangan wilayah Jawa Barat yang terkait dengan wilayah Kabupaten

Majalengka. Kawasan koridor Bandung-Cirebon didefinisikan sebagai

kawasan yang membentuk koridor sepanjang jalan Bandung-Cirebon.

Kawasan tersebut memiliki keterkaitan fungsional meliputi keterkaitan fisik

secara langsung, dan memiliki orientasi (ekonomi, pergerakan dan sosial

budaya) sangat kuat dari dan ke jalur jalan tersebut pada kabupaten/kota

terkait. Pengembangan kawasan diarahkan pada pertumbuhan wilayah

yang efektif, sumber daya mengalir ke seluruh wilayah secara efisien dan

menstimulasi perkembangan daerah di kawasan koridor. Arahan

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 21


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

pemanfaatan ruang pada kawasan pengembangan koridor Bandung-

Cirebon meliputi upaya untuk :

1) Meningkatkan fungsi dan peran strategis sebagai pusat pertumbuhan

ekonomi lokal, regional, nasional;

2) Mendorong peran kawasan-kawasan andalan sebagai penggerak

pengembangan ekonomi;

3) Mengembangkan kawasan budidaya secara berkelanjutan;

4) Menjaga kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan kritis;

5) Membangun pusat pengembangan wilayah di kawasan kepadatan

rendah untuk menyeimbangkan distribusi penduduk dan kegiatan;

6) Meningkatkan kerjasama antara instansi pemerintah terkait dalam

rangka pembangunan koridor dan penanganan permasalahan;

7) Memfasilitasi kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan

kabupaten/kota;

8) Mengembangkan pola-pola kerjasama pembangunan lintas batas

dengan kabupaten;

9) Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan koridor

secara selektif yang didukung oleh prasarana dan sarana yang

memadai;

10) Mengembangkan kawasan agroindustri;

11) Memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan olahan industri yang

dikembangkan.

2. Kawasan Strategis Kabupaten


Kawasan Strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam lingkup

kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

Pengembangan kawasan strategis di Kabupaten Majalengka diharapkan dapat

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, serta dapat berperan sebagai

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 22


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

“motor penggerak” pembangunan wilayah di sekitarnya demi keseimbangan

pembangunan antara pusat-pusat distrik dengan kawasan perdesaan.

Berdasarkan pengembangan potensi unggulan daerah, serta mendorong

terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama antar-sektor,

antar-pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendukung peluang

usaha dan berinvestasi di daerah, maka direncanakan beberapa kawasan

strategis, yaitu :

a. Kawasan Potensial Tumbuh


Kawasan potensial tumbuh meliputi :

1) Sekitar jalan tembus Majalengka - Lemahsugih meliputi Kecamatan

Majalengka, Maja, Bantarujeg dan Lemahsugih;

2) Sekitar Jalan Lingkar Luar Kota Majalengka meliputi Kecamatan

Panyingkiran, Cigasong dan Majalengka.

b. Kawasan Agropolitan
Kawasan agropolitan adalah kawasan pengembangan agropolitan yang

berada Kecamatan Ligung dan Kecamatan Lemahsugih.

c. Kawasan Wisata Sindangwangi


Kawasan wisata Sindangwangi adalah kawasan wisata terintegrasi yang

berada di wilayah Kecamatan Sindangwangi.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana


Secara umum dilihat dari kondisi geografis, wilayah Kabupaten Majalengka

dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu bagian selatan terdiri dari pegunungan dan

perbukitan terjal dengan ketinggian 400 - 500 m diatas permukaan laut dan
berhawa relatif panas.

Berdasarkan posisi tersebut di atas, maka hampir seluruh wilayah Kabupaten


Majalengka mempunyai potensi bencana yang mungkin dapat terjadi setiap saat

dan sangat sukar diperkirakan kapan dan dimana persisnya bencana tersebut akan

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 23


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

terjadi. Kabupaten Majelengka termasuk daerah rawan terjadinya bencana seperti

halnya daerah lain di Indonesia, karena di wilayah ini selain kondisi geologisnya
menunjang terjadinya sejumlah bencana, juga banyak terdapat perbukitan dan aliran

sungai yang cukup besar.

Wilayah Selatan Kabupaten Majalengka yang kondisi geologisnya terdiri dari

pegunungan dan perbukitan sangat berpotensi terjadinya longsor, sebagaimana

hasil pemetaan Badan Vulkanologi dan Mitigasi Jawa Barat.

Sedangkan wilayah utara yang merupakan dataran rendah sangat berpotensi

terjadinya bencana banjir, dan abrasi sungai, hal ini sebagai konsekwensi adanya
beberapa aliran sungai yang cukup besar serta banyaknya sungai – sungai kecil yang

bermuara di sungai – sungai besar. Curah hujan yang cukup tinggi menjadi

penyebab utama timbulnya bencana abrasi dan banjir.

Selain hal tersebut di atas Kabupaten Majalengka mendapat julukan Kota


Angin karena sepanjang tahun hembusan angin yang cukup kencang sering terjadi.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya puting beliung yang melanda Kabupaten

Majalengka dan sering menimbulkan kerugian harta bencana masyarakat.

Peristiwa bencana tersebut tidak mungkin dihindari tetapi yang dapat kita
lakukan adalah memperkecil terjadinya korban jiwa, harta benda maupun

lingkungan. Banyaknya korban jiwa maupun harta benda peristiwa bencana yang
selama ini terjadi, lebih sering disebabkan kurangnya kesadaran dan pemahaman

pemerintah maupun masyarakat terhadap potensi kerentanan bencana serta upaya


mitigasinya. Mengamati fenomena – fenomena diatas, Kabupaten Majalengka yang
relatif tidak aman dari bencana, harus waspada agar dampak negatif bencana

berupa korban jiwa dan harta benda dapat diminimalisir pada kasus terjadinya
bencana.

Menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana disebutkan bahwa rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik


geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik,
RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 24
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang

mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi


kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. Data potensi

bencana di wilayah Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel.2.6.
Data Potensi Bencana di Wilayah Kabupaten Majalengka

BENCANA
NO. KECAMATAN DESA
LONGSOR TEKTONIK VULKANIK
1. Argapura Cikaracak Longsor bahan rombakan Potensi terlanda
hujan abu dan
lontaran batu KRB I
Cibunut Longsor bahan rombakan
Gunungwangi Longsor bahan rombakan
Argamukti Longsor bahan rombakan Potensi aliran awan
panas, lava, lahar
(KRB II dan potensi
terlanda hujan abu
dan lontaran batu
KRB 1)
Argalingga Longsor bahan rombakan Potensi aliran awan
panas, lava, lahar
(KRB II dan potensi
terlanda hujan abu
dan lontaran batu
KRB 1)

Haurseah Longsor bahan rombakan


Mekarwangi Longsor bahan rombakan Potensi aliran awan
panas, lava, lahar
(KRB II dan potensi
terlanda hujan abu
dan lontaran batu
KRB 1)
Tejamulya Longsor bahan rombakan
Gunungwangi Nendatan Potensi aliran awan
panas, lava, lahar
(KRB II dan potensi
terlanda hujan abu
dan lontaran batu
KRB 1)
Sukasari Kidul Longsor bahan rombakan

Sukamanah Potensi terlanda


hujan abu dan
lontaran batu KRB I

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 25


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

BENCANA
NO. KECAMATAN DESA
LONGSOR TEKTONIK VULKANIK
Sukadana Longsor bahan rombakan
2. Bantarujeg Sukamenak Longsor bahan rombakan
3. Banjaran Sangiang Longsor bahan rombakan
Cimeong Longsor bahan rombakan
4. Cingambul Sedaraja Longsor bahan rombakan Potensi terlanda
hujan abu dan
lontaran batu KRB I
Cikondang Longsor bahan rombakan
Nagara Kembang Longsor bahan rombakan
Wangkelang Longsor bahan rombakan
Cintaasih Longsor bahan rombakan
Rawa Longsor bahan rombakan
Sukamukti Longsor bahan rombakan
5. Cikijing Cipulus Longsor bahan rombakan
6. Lemahsugih Kalapadua Longsor bahan rombakan
Sukajadi Longsor bahan rombakan
Lemahputih Longsor bahan rombakan
Sadawangi Longsor bahan rombakan
7. Maja Anggrawati Longsor bahan rombakan
Cengal Longsor bahan rombakan Retakan
8. Majalengka Cibodas Longsor bahan rombakan Retakan
Sidamukti Longsor bahan rombakan Retakan
9. Malausma Ciranca Nendatan dan Retakan
Buninagara Longsor bahan rombakan
Cimuncang Longsor bahan
rombakan,
nendatan,retakan
Lebakwangi Nendatan dan Retakan
10. Panyingkiran Panyingkiran Retakan
11. Rajagaluh Sindangpano Longsor bahan
rombakan, Retakan
12. Sindangwangi Ujungberung Longsor bahan rombakan
Bantaragung Longsor bahan rombakan
Lengkong Kulon Longsoran
13. Sindang Pasirayu potensi terlanda
hujan abu dan
lontaran batu KRB I)
14. Talaga Gunungmanik potensi terlanda
hujan abu dan
lontaran batu KRB I)
Sumber : BPBD Kabupaten Majalengka, tahun 2014

Potensi bencana lainnya di wilayah Kabupaten Majalengka disebabkan oleh

adanya abrasi, adapun wilayah yang termasuk kedalam bencana tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut :

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 26


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel.2.7.
Data Potensi Bencana Akibat Abrasi di Wilayah Kabupaten Majalengka

NO KECAMATAN DESA / KELURAHAN ABRASI KETERANGAN

1 2 3 4 5
1 Majalengka  Kelurahan Cigasong Pengikisan Tanah Sungai Cideres
 Kelurahan Cicurug Pengikisan Tanah Sungai Cideres dan
Sungai Cijurey
 Kelurahan Tonjong Pengikisan Tanah Sungai Cideres
 Kelurahan Tarikolot Pengikisan Tanah Sungai Cideres
 Kelurahan Cijati Pengikisan Tanah Sungai Cideres
 Kelurahan Babakan Jawa Pengikisan Tanah Sungai Cijurey
 Kelurahan Munjul Pengikisan Tanah Sungai Cijurey
 Desa Cibodas Pengikisan Tanah Sungai Cijurey
 Desa Kulur Pengikisan Tanah Sungai Cideres
 Kelurahan Sindangkasih Pengikisan Tanah Sungai Cideres
2 Panyingkiran  Desa Pasirmuncang Pengikisan Tanah Sungai Cijurey
 Desa Bonang Pengikisan Tanah Sungai Cijurey dan
Sungai Cilitung
 Desa Jatipamor Pengikisan Tanah Sungai Cideres
 Desa Panyingkiran Pengikisan Tanah Sungai Cideres
 Desa Bantrangsana Pengikisan Tanah Sungai Cijurey
 Desa Leuwiseeng Pengikisan Tanah Sungai Cideres
3 Kertajati  Desa Pakubeureum Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
 Desa Sukawana Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
 Desa Kertajati Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
 Desa Bantarjati Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
 Desa Palasah Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
 Desa Kertawinangun Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
 Desa Babakan Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
 Desa Pasiripis Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
 Desa Mekarjaya Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
 Desa Syahbandar Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
 Desa Sukamulya Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
4 Ligung  Desa Ligung Lor Pengikisan Tanah Sungai Cikeruh
 Desa Ligung Pengikisan Tanah Sungai Cikeruh
 Desa Bantarwaru Pengikisan Tanah Sungai Cilutung
 Desa Leuweunghapit Pengikisan Tanah Sungai Cikamangi
 Desa Sukawera Pengikisan Tanah Sungai Cikamangi
 Desa Wanasalam Pengikisan Tanah Sungai Cilutung
5 Jatitujuh  Desa Jatitujuh Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
 Desa Randegan Wetan Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
 Desa Randegan Kulon Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
 Desa Panongan Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
 Desa Panyidangan Pengikisan Tanah Sungai Cimanuk
6 Sumberjaya  Desa Loji Kobong Pengikisan Tanah Sungai Cikamangi
 Desa Pancasuji Pengikisan Tanah Sungai Cikamangi, Cibugang
 Desa Panjalin Kidul Pengikisan Tanah Sungai Cikadongdong
 Desa Banjaran Pengikisan Tanah Sungai Cikadongdong
 Desa Gelokmulya Pengikisan Tanah Sungai Cikadongdong

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 27


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

NO KECAMATAN DESA / KELURAHAN ABRASI KETERANGAN

1 2 3 4 5
 Desa Sumberjaya Pengikisan Tanah Sungai Cibugang
 Desa Rancaputat Pengikisan Tanah Sungai Cikadongdong
 Desa Bongas Wetan Pengikisan Tanah Sungai Cikamangi
 Desa Garawangi Pengikisan Tanah Sungai Cibungang
Sumber : BPBD Kabupaten Majalengka, tahun 2014

Untuk data banjir berdasarkan RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-

2031, daerah yang rawan terkena bencana banjir, sebarannya adalah di sepanjang

tanggul di Desa Pakubeureum (S. Cimanuk) sampai Bendung Rentang, diantaranya

melalui wilayah Kecamatan Kertajati dan Jatitujuh dikarenakan jebolnya tanggul di

sungai tersebut. Sedangkan berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, wilayah yang rawan terkena banjir adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.8.
Kondisi Genangan/Banjir di Kabupaten Majalengka Tahun 2011
LAMA FREKWENSI
DESA LUAS TINGGI
NO GENANGAN GENANGAN
KECAMATAN (Ha) (m)
(JAM) (Pertahun)

1 2 3 4 5 6
I. KECAMATAN JATITUJUH
1. Jatitujuh 10 0,5 2 -
2. Pangkalanpari 44 0,5 3 -
3. Pilangsari 1 0,5 2 -
4. Randegan Wetan - - - -
5. Panyingkiran 1 0,5 3 -
6. Biyawak 6 1 6 -

II. KECAMATAN KERTAJATI


1. Kertajati 20 1 -
2. Bantarjati 5 1 -
Setiap Musim Hujan
3. Pasiripis - 0,5 -
4. Pakubeureum 40 0,5
III. CIKIJING
1. Kasturi 2 0,5 3 Setiap Musim Hujan

IV. LIGUNG
1. Leuweung Hapit 80 1,5 36 Setiap Musim Hujan

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 28


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

LAMA FREKWENSI
DESA LUAS TINGGI
NO GENANGAN GENANGAN
KECAMATAN (Ha) (m)
(JAM) (Pertahun)

1 2 3 4 5 6
2. Ampel 115 0,5 24
3. Sukawera 25 0,5 5
4. Cibogor 30 0,5 5
5. Ligung Lor - 0,5 5
V. SUMBERJAYA
1. Lojikobong 60 1,5 24 Setiap Musim Hujan
2. Pancaksuji - 1 12

Sumber : BPBD Kabupaten Majalengka, tahun 2014

2.1.4. Demografi
Sumberdaya manusia atau aspek kependudukan di Kabupaten Majalengka

mencakup data jumlah dan perkembangan penduduk, kepadatan penduduk dan

sebarannya, kecenderungan konsentrasi penduduk, struktur penduduk menurut

mata pencaharian serta tingkat angkatan kerja dan orientasi pergerakan penduduk.

1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 mencapai 1.176.117

jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 0,4%. Pertumbuhan jumlah

penduduk tersebut tergolong ideal jika dibandingkan dengan target capaian

pada RPJPD Kabupaten Majalengka yaitu pada tingkat LPP 0,80%. Untuk lebih

jelasnya jumlah penduduk, LPP, dan kepadatan penduduk dapat dilihat pada

tabel 2.9., sebagai berikut :

Tabel 2.9.
Jumlah Penduduk, LPP, dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Indikator 2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah Penduduk
1.160.070 1.163.533 1.166.473 1.171.478 1.176.117
(Jiwa)

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 29


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

No. Indikator 2008 2009 2010 2011 2012

Laki-laki (jiwa) 564.981 600.396 582.892 585.393 587.711

Perempuan (jiwa) 601.830 606.306 583.581 586.085 588.406

2. LPP (%) - 0,30 0,40 0,40 0,40

3. Kepadatan
Penduduk 963 966 969 973 977
2
(jiwa/km )
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

2. Karateristik Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan.

Sasaran ini tidak mungkin tercapai bila pemerintah tidak dapat memecahkan

permasalahannya. Permasalahan tersebut diantaranya besarnya jumlah

penduduk dan tidak meratanya penyebaran penduduk. Jumlah penduduk

Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 berdasarkan hasil estimasi penduduk

2012 adalah 1.176.117 jiwa terdiri dari 587.711 jiwa laki-laki dan 588.406 jiwa

perempuan. Dari data tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk perempuan

hampir sama dibandingkan jumlah penduduk laki-laki dengan sex ratio 99,88.

Tabel 2.10.
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
di Kabupaten Majalengka Tahun 2012

Jenis Kelamin Sex


No Kecamatan
Laki-laki Perempuan Ratio
1 Lemahsugih 28.845 28.855 99,97
2 Bantarujeg 21.445 21.575 99,40
3 Malausma 20.215 20.985 96,33
4 Cikijing 31.129 29.213 106,56
5 Cingambul 18.177 17.920 101,43
6 Talaga 22.115 21.499 102,87
7 Banjaran 11.974 12.093 99,02
8 Argapura 16.664 17.029 97,86
9 Maja 24.549 24.364 100,76
10 Majalengka 34.398 35.272 97,52
11 Cigasong 17.520 16.957 103,32
RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 30
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Jenis Kelamin Sex


No Kecamatan
Laki-laki Perempuan Ratio
12 Sukahaji 19.949 20.021 99,64
13 Sindang 7.180 7.270 98,76
14 Rajagaluh 20.765 20.868 99,51
15 Sindangwangi 15.174 15.333 98,96
16 Leuwimunding 26.940 28.737 93,75
17 Palasah 22.360 23.551 94,94
18 Jatiwangi 41.675 41.536 100,33
19 Dawuan 22.217 22.820 97,36
20 Kasokandel 23.059 23.399 98,55
21 Panyingkiran 14.788 15.061 98,19
22 Kadipaten 20.025 21.679 101,60
23 Kertajati 21.511 20.852 103,16
24 Jatitujuh 25.705 25.313 101,55
25 Ligung 28.308 28.101 100,74
26 Sumberjaya 29.024 28.103 103,28
Kabupaten Majalengka 587.711 588.406 99,88
Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka 2012, tahun 2013

3. Kepadatan dan Distribusi Penduduk

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 rata-rata tingkat kepadatan

penduduk Kabupaten Majalengka mencapai 969 jiwa/km2, pada tahun 2012

tingkat kepadatan mencapai 977 jiwa/km2. Kecamatan Jatiwangi merupakan

wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi dengan jumlah kepadatan

sebesar 2.071 jiwa/km2, sedangkan kecamatan yang paling jarang penduduknya

adalah Kecamatan Kertajati yaitu 306 jiwa/km2.

4. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Karakteristik penduduk Kabupaten Majalengka dilihat dari struktur penduduk

(usia 15 tahun ke atas) menurut mata pencaharian pada tahun 2012 masih

dominan bekerja pada sektor pertanian sebesar 35,71%, dengan kata lain bahwa

sektor pertanian masih menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian

penduduk Kabupaten Majalengka. Persentase penduduk Kabupaten Majalengka

berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 2.11.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 31


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.11.
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Majalengka
Tahun 2009-2012
Tahun
No. Kegiatan Sektor Usaha
2008 2009 2010 2011 2012
1. Pertanian 37,53 33,85 37,03 31,02 35,71
2. Pertambangan dan 0,42 0,39 0,83 1,43 0,56
Penggalian
3. Industri Pengolahan 13,90 14,73 15,05 14,78 16,06
4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,24 0,31 0,17 0,24 0,14
5. Konstruksi 5,50 5,79 5,55 5,33 6,48
6. Perdagangan 26,65 25,16 23,91 27,77 23,17
7. Angkutan dan Komunikasi 5,51 6,33 4,57 4,92 3,80
8. Keuangan 1,25 0,84 0,53 0,54 0,49
9. Jasa-jasa/Lainnya 9,00 12,60 12,37 13,97 13,59
Jumlah 100 100 100 100 100
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

5. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Agama

Kehidupan beragama yang diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 dan Sila Pertama

Falsafah Negara, yaitu kehidupan beragama dikembangkan dan diarahkan untuk

peningkatan akhlak demi kepentingan bersama untuk membangun masyarakat adil

dan makmur. Jumlah tempat peribadatan umat Islam tahun 2012 sebanyak 7.516,

sementara untuk gereja ada 11 dan vihara sebanyak 2 buah. Jumlah penduduk

beragama Islam pada tahun 2012 sebanyak 1.243.155, Katolik sebanyak 683,

Protestan sebanyak 2.170, Hindu sebanyak 117, Budha sebanyak 145 orang, dan

pemeluk agama lainnya sebanyak 40 orang.


Tabel 2.12.
Jumlah Penduduk berdasarkan Agama
di Kabupaten Majalengka Tahun 2012
Kristen
No Kecamatan Islam Hindu Budha Jumlah
Katolik Protestan
1 Lemahsugih 57.700 57.700
2 Bantarujeg 43.020 43.020
3 Malausma 41.200 41.200

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 32


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Kristen
No Kecamatan Islam Hindu Budha Jumlah
Katolik Protestan
4 Cikijing 60.342 60.342
5 Cingambul 36.058 18 21 36.097
6 Talaga 43.614 43.614
7 Banjaran 24.067 24.067
8 Argapura 33.693 33.693
9 Maja 48.913 48.913
10 Majalengka 69.177 163 228 81 21 69.670
11 Cigasong 34.419 46 5 7 34.477
12 Sukahaji 39.909 61 39.970
13 Sindang 14.450 14.450
14 Rajagaluh 41.610 23 41.633
15 Sindangwangi 30.507 30.507
16 Leuwimunding 55.677 55.677
17 Palasah 45.898 2 9 2 45.911
18 Jatiwangi 82.713 257 190 51 83.211
19 Dawuan 44.688 54 293 2 45.037
20 Kasokandel 45.708 750 46.458
21 Panyingkiran 29.832 6 10 1 29.849
22 Kadipaten 43.042 183 387 30 62 43.704
23 Kertajati 42.363 46.493
24 Jatitujuh 51.018 52.783
25 Ligung 56.409 56.337
26 Sumberjaya 57.127 63.045
Kab. Majalengka 1.173.154 683 2.018 117 145 1.176.117
Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka, tahun 2012

6. Karateristik Penduduk berdasarkan Pendidikan

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan disuatu daerah adalah

tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, maka melalui jalur

pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk

melalui berbagai program. Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat

keberhasilan bidang pendidikan adalah tingkat buta huruf, artinya dengan

rendahnya tingkat buta huruf menunjukan keberhasilan program pengentasan

buta huruf dan untuk mencapai program tersebut harus didukung oleh sarana

pendidikan yang memadai, berikut jumlah penduduk di Kabupaten Majalengkan

berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2012.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 33


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.13.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Kabupaten Majalengka Tahun 2012

No Pendidikan Jumlah Penduduk %


1 Tidak/Belum Sekolah 240.231 19,76
2 Tidak Tamat SD/Sederajat 125.725 10,34
3 Tamat SD/Sederajat 515.248 42,39
4 SLTP/Sederajat 177.146 14,57
5 SLTA/Sederajat 122.787 10,1
6 Diploma I/II 6.849 0,56
7 Akademi/Diploma III/S. Muda 7.131 0,59
8 Diploma IV/Strata I 19.246 1,58
9 Strara II 1.082 0,09
10 Strata III 28 -
Jumlah 1.215.473 100
Sumber : Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Majalengka, tahun 2012

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1. Pertumbuhan PDRB

PDRB atas dasar harga konstan selama lima tahun terakhir selalu mengalami

peningkatan, yaitu dari Rp4,042 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp4,855 triliun

pada tahun 2012, atau mengalami peningkatan rata-rata 4,66% per tahun.
Tabel 2.14.
PDRB Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012
Tahun
No. Uraian
2008 2009 2010 2011 2012*

1. PDRB (miliar rupiah) 4.042 4.233 4.427 4.634 4.855

2. Laju PDRB (%) 4,57 4,73 4,59 4,67 4,76

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 34


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Peningkatan PDRB tersebut menunjukkan meningkatnya secara riil kondisi

kegiatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Majalengka. Namun

demikian, apabila dibandingkan dengan target yang tertuang dalam RPJPD

Kabupaten Majalengka tahun 2008-2025, capaian tersebut masih dibawah

angka proyeksi yang telah ditetapkan, yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun 2009-

2013) diproyeksikan PDRB sebesar Rp5.201 miliar dan LPE berkisar 5,34%-6,52%.

Secara sektoral, selama kurun waktu 2008-2012, seluruh sektor perekonomian

mengalami peningkatan. Ini berarti kegiatan seluruh sektor perekonomian

daerah telah tumbuh secara positif. Terdapat 4 sektor yang cukup dominan

dalam kegiatan perekonomian daerah, yaitu sekor pertanian, industri,

perdagangan, dan sektor jasa, dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan,

masing masing sebesar Rp1,113 triliun, Rp691 miliar, Rp797 miliar dan Rp550

miliar pada tahun 2008, meningkat menjadi Rp1,274 triliun, Rp1,858 triliun,

Rp2,259 triliun dan Rp641 miliar pada tahun 2012. Sedangkan berdasarkan

harga berlaku, nilai PDRB ke 4 sektor tersebut masing-masing Rp2,695 triliun,

Rp1,302 triliun, Rp1,454 triliun, dan Rp1,290 triliun pada tahun 2008, meningkat

menjadi Rp3,893 triliun, Rp1,858 triliun, Rp2,259 triliun dan Rp1,837 triliun pada

tahun 2012.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 35


Tahun 2014 - 2018
7.
6.
5.
4.
3.
2.
1.
No.
Pengangkutan Perdagangan, Listrik, gas Industri Pertambangan &

Tahun 2014 - 2018


Bangunan Pertanian
& komunikasi hotel & restoran & air bersih pengolahan penggalian
Sektor

RPJMD Kab. Majalengka


260.476,07 797.726,94 691.093,64 166.138,45 1.133.648,71
Hk
185.168,46 27.540,86
2008

514.932,97 1.454.006,55 1.302.862,74 318.088,69 2.695.255,45


Hb

324.344,11 42.364,92

271.937,70 838.517,68 724.330,61 169.783,58 1.184.973,86


Hk

195.870,26 28.810,27
2009

557.571,88 1.587.591,63 1.446.177,64 298.568,94 2.947.388,50


Hb

363.265,40 45.479,74

287.521,17 913.194,72 751.381,24 173.295,46 1.205.945,49


Tabel. 2.15.

Hk

214.226,78 31.326,90
2010

607.717,43 1.831.657,26 1.582.942,66 322.287,54 3.405.263,87


Hb

418.316,05 51.084,33
Kabupaten Majalengka

302.629,33 981.378,27 782.437,81 181.082,12 1.233.234,80


Hk

232.753,75 33.689,87
2011
Nilai Sektor Dalam PDRB Tahun 2008 s.d. 2012

644.646,98 2.038.213,23 1.712.658,00 353.380,76 3.609.687,29


Hb

477.145,18 56.478,23

313.412,99 1.048.992,33 817.284,31 188.075,13 1.274.278,82


Hk

253.376,89 36.332,94

Hal
Pemerintah Kabupaten Majalengka

2012
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dan Atas Dasar Harga Berlaku

669.960,49 2.259.241,86 1.858.312,20 373.921,31 3.893.767,65


Hb

532.139,10 61.850,86

II - 36
Pemerintah Kabupaten Majalengka

2008 2009 2010 2011 2012


No. Sektor
Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb

sewa, & jasa


Perusahaan
Keuangan,

229.950,10

354.955,15

240.097,63

386.138,98

252.674,74

419.893,94

266.677,84

450.896,01

483.355,27
281.677,.1
8.

1.290.892,24

1.362.244,59

1.518.255,93

1.650.960,46

1.837.221,53
550.497,06

579.121,25

598.318,62

620.920,61

641934,14
Jasa-jasa

9.

10.994.066,14
10.157.419,01

11.969.770,27
4.042.240,29

8.297.702,82

4.233.442,84

8.994.427,30

4.427.885,12

4.634.804,40

4.853.364,56
PDRB

10.

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Struktur perekonomian daerah dapat dilihat dari konstribusi setiap sektor

usaha terhadap PDRB. Selama periode 2008-2012, sektor pertanian yang

merupakan penyumbang terbesar, sektor perdagangan terbesar kedua, sektor

indusri terbesar ketiga, dan sektor jasa terbesar ke empat. Namun kondisi ini selalu

dinamis. Selama kurun waktu 2008-2012, terjadi kecenderungan menurunnya

konstribusi sektor pertanian, yang diiringi dengan meningkatnya konstribusi sektor

perdagangan yang cukup signifikan, ini menunjukkan adanya kecenderungan

peralihan kegiatan perekonomian daerah dari sektor pertanian ke sektor

perdagangan, dapat dilihat pada tabel 2.16. sebagai berikut :

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 37


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel. 2.16.
Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008 s.d. 2012
Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk)
Kabupaten Majalengka

2008 2009 2010 2011 2012


No. Sektor Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk
% % % % % % % % % %

28,05
32,48

32,77

27,99

33,52

27,24

32,83

26,61

32,53

26,24
1. Pertanian

Pertambangan
3,83

4,11

3,32

4,01

3,17

3,91

3,21

3,91

3,12

3,87
2. dan
penggalian

Industri
15,70

17,10

16,08

17,11

15,58

16,97

15,58

16,88

15,53

16,83
3.
pengolahan

Listrik,gas dan
0,51

0,68

0,51

0,68

0,50

0,71

0,51

0,73

0,52

0,75
4.
air bersih
3,91

4,58

4,04

4,63

4,12

4,84

4,34

5,02

4,45

5,22
5. Bangunan

Perdagangan,
17,52

19,73

17,65

19,81

18,03

20,62

18,54

21,17

18,87

21,60
6. hotel, dan
restoran

Pengangkutan
5,98
6,21

6,44

6,20

6,42

6,49

5,86

6,53

5,66

7. dan 6,45
komunikasi

Keuangan,
4,28

5,69

4,29

5,67

4,13

5,71

4,10

5,75

4,04

5,80

8. sewa, dan jasa


perusahaan
15,56

13,62

15,15

13,68

14,95

13,51

15,02

15,35

13,22
13,4

9. Jasa-jasa
100,00
100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

PDRB

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 38


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

2. Laju Inflasi Tingkat Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan publikasi dari BPS selama kurun waktu tahun 2008-2012, rata-rata

inflasi selama periode tahun tersebut sebesar 5,52% capaian terendahnya

adalah 3,09% pada tahun 2009 dan inflasi tertinggi adalah 11,11% pada tahun

2008. Terkendalinya inflasi yang mencapai angka di bawah dua digit, kecuali

tahun 2008 tidak lepas dari peran kolaborasi otoritas moneter dengan

pemerintah daerah melalui forum pengendalian inflasi daerah. Data laju inflasi

dari tahun 2008-2012 sebagai berikut:

Tabel 2.17.
Laju Inflasi Jawa Barat Tahun 2008-2012
Tahun
Uraian
2008 2009 2010 2011 2012

Inflasi 11,11 3,09 6,46 3,10 3,86


Sumber : BPS Jawa Barat, tahun 2013

3. PDRB Per Kapita

Berdasarkan asumsi bahwa, pendapatan faktor produksi dan transfer yang

mengalir ke luar sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang

masuk, maka nilai pendapatan regional diasumsikan sama besar dengan nilai

PDRB. Angka pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB

dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat

pada tabel 2.18. sebagai berikut :


Tabel 2.18.
PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan


No. Tahun
(Rp)
1. 2008 3.484.480
2. 2009 3.638.438

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 39


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan


No. Tahun
(Rp)
3. 2010 3.795.960
4. 2011 3.903.266
5. 2012 4.082.914
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Dari tabel di atas, terlihat pendapatan per kapita atas dasar harga konstan

selama periode tahun 2008-2012 selalu mengalami peningkatan, yaitu pada

tahun 2008 pendapatan per kapitanya sebesar Rp3.484.480 naik menjadi

Rp4.082.914 pada tahun 2012 atau meningkat sebesar 17,17% selama 4 tahun

atau sebesar 4,29% per tahun. Dari sisi pendapatan per kapita tersebut terlihat

bahwa tingkat pendapatan masyarakat Kabupaten Majalengka secara riil selalu

meningkat setiap tahunnya. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan

proyeksi yang tertuang dalam RPJPD Kabupaten Majalengka tahun 2008-2025,

capaian tersebut masih dibawah angka yang telah ditetapkan, yaitu pada akhir

tahap ke 2 (tahun 2009-2013), diproyeksikan pendapatan per kapita sebesar

Rp4.172.977,00.

4. Gini ratio

Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan adalah dengan melihat

pemerataan pendapatan masyarakat. Tingkat pemerataan pendapatan antara

lain dihitung dengan Gini Ratio. Makin besar angkanya, maka makin tidak merata

sebaran pendapatan. Data Gini ratio di Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada

gambar 2.3.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 40


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Gambar 2.3.
Perkembangan Gini Ratio
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

0,45

0,4

0,35

0,3

0,25

0,2
Gini ratio
0,15

0,1

0,05

0
Tahun
2009 2010 2011 2012
2008
Gini ratio 0,289 0,232 0,26 0,313 0,41

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Dari data terlihat bahwa selama kurun waktu 2008-2012 terjadi kecendurungan

meningkatnya angka Gini Ratio, yaitu dari 0,289 pada tahun 2008 menjadi 0,41

pada tahun 2012 artinya pendapatan masyarakat cenderung semakin tidak

merata.

5. Kemiskinan

Selama kurun waktu 2008-2012, angka kemiskinan di Kabupaten Majalengka

terus menurun yaitu 225.720 jiwa atau 18,79 % pada tahun 2008 menjadi

169.800 jiwa atau 14,44 % pada tahun 2012. Angka ini telah melampaui

target/proyeksi yang tertuang dalam RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun 2008-

2025, yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun 2009-2013), diproyeksikan jumlah

penduduk miskin sebesar 16,06%. Tentunya program-pogram penanggulangan

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 41


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

kemiskinan masih perlu terus dilanjutkan untuk dapat mengurangi angka

kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tabel. 2.19.
Angka Kemiskinan Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012

TAHUN Rata-rata
Uraian partum-
2008 2009 2010 2011 2012 buhan

Jumlah Penduduk
225.720 207.154 181.061 178.600 169.800 11.184
Miskin (Jiwa)
Jumlah Penduduk (Jiwa) 1.160.070 1.163.533 1.166.473 1.171.478 1.176.117 3.209
Persentase Penduduk
18,79 17,12 15,52 14,98 14,44 0,87
Miskin (%)
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Pada tahun 2012 posisi relatif kemiskinan di Kabupaten Majalengka masih

berada di atas presentase penduduk miskin Provinsi Jawa Barat dan nasional.

Pada kontek antar wilayah, penduduk miskin yang berada di atas provinsi

diantaranya Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan,

Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten

Subang, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya. Kondisi persentase

penduduk miskin di Kabupaten Majalengka masih cukup tinggi dibandingkan

dengan persentase tingkat Provinsi Jawa Barat (9,89%) dan Nasional (11,66%).

Posisi relatif/perbandingan antar wilayah ini dapat kami gambarkan dalam

gambar sebagai berikut:

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 42


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Gambar 2.4.
Posisi Relatif Tingkat Kemisinan Kabupaten Majalengka
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, tahun 2012

Sebagaimana data makro yang telah dipublikasikan BPS bahwa jumlah

penduduk miskin secara nasional pada tahun 2012 sebanyak 28.594.600 jiwa dan

penduduk miskin di Jawa Barat sebanyak 4.421.531 jiwa. Sedangkan khusus di

Kabupaten Majalengka pada tahun yang sama berjumlah 169.800 jiwa. Posisi

relatif jumlah penduduk miskin di Kabupaten Majalengka pada tahun 2012

sebenarnya lebih rendah dibandingkan dengan 11 kabupaten lainnya di Jawa

Barat yaitu; Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur,

Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten

Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupten Subang, Kabupaten Karawang dan

Kabupaten Bandung Barat. Adapun kabupaten/kota yang lebih rendah jumlah

penduduk miskinnya dari Kabupaten Majalengka diantaranya Kabupaten Ciamis,


RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 43
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten

Bekasi, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi,

Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar.

Gambar 2.5.
Posisi Relatif Jumlah Kemiskinan Penduduk Kabupaten Majalengka
Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, tahun 2012

Perkembangan jumlah kemiskinan di Kabupaten Majalengka diperbandingkan

dengan Provinsi Jawa Barat dapat diukur dengan menggunakan rumus Indeks

Ketimpangan Williamson (IW). Untuk tahun 2012 dengan jumlah penduduk miskin di

Kabupaten Majalengka sebanyak 169.800 jiwa, kemudian rata-rata laju penurunan

jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Barat selama 5 tahun sebesar 165.568 jiwa.

Sementara itu jumlah penduduk Kabupaten Majalengka berjumlah 1.176.117 jiwa

dan penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2012 sebesar 44.548.432 jiwa, maka Indeks

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 44


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Ketimpangan Williamson khusus untuk jumlah penduduk miskin sebesar 1,68 poin,

artinya jika IW>1 maka dapat dikatakan tingkat disparitas antara jumlah kemiskinan

di Kabupaten Majalengka dan Provinsi Jawa Barat sangat tinggi.

6. Angka Kriminalitas

Salah satu ukuran kesejahteraan dan pemerataan ekonomi adalah dengan

memperhatikan angka-angka kriminalitas. Semakin banyak terjadi tindakan

krimininalitas disuatu daerah menunjukkan adanya kesenjangan ekonomi

diantara penduduknya. Data kriminalitas Kabupaten Majalengka dapat dilihat

pada tabel 2.20.

Tabel 2.20.
Angka Kriminalitas Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012

2008 2009 2010 2011 2012


No. Kasus
Kj Ttn Kj Ttn Kj Ttn Kj Ttn Kj Ttn
1. Pembunuhan 2 2 5 1 2 2 3 1 2 1
2. Penganiayaan Berat 16 7 19 19 8 4 6 4 15 4
3. Penculikan - - - - 1 - - - 1 -
4. Pencurian dengan Kekerasan 44 19 49 12 28 17 23 15 12 4
5. Pencurian dengan
113 79 102 62 104 74 85 55 76 50
Pemberatan
6. Pencurian Ranmor 105 17 119 27 78 4 86 20 106 31
7. Pencurian Kawat Telepon - - - - - - - - - -
8. Pemerkosaan 6 3 3 1 - - 2 1 1 0
9. Pembakaran - - - - 1 - 1 1 1 -
10. Senpi/Handak 4 4 5 4 10 10 - - 6 6
11. Pemerasan 7 4 2 2 3 1 3 3 1 -
12. Penyelundupan /trafficking 2 2 - - 1 - - - 1 1
13. Kejahatan Terhadap Kepala
- - - - - - - - - -
Negara
14. Jumlah 299 137 304 128 236 112 209 100 222 97
Sumber : Polres Majalengka, tahun 2013
Ket : Kj=Jumlah Kejadian; Ttn= Kejadian yang ditangani.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 45


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Dari tabel, terlihat bahwa selama kurun waktu 2008-2012 angka kriminalitas di

Kabupaten Majalengka cenderung menurun, walaupun penanganan kasusnya masih

dibawah jumlah kasus yang terjadi.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat


1. Pendidikan
a. Angka Melek Huruf (AMH)
Salah satu kualitas penduduk dicerminkan dengan kemampuan untuk

mengakses pengetahuan untuk dapat memperluas cakrawala ilmu dan

wawasan berpikir. Modal dasar suatu masyarakat untuk dapat mengakses

pengetahuan antara lain dicermikan dengan kemampuan baca-tulis yang

dihitung dengan Angka Melek Huruf (AMH). Perkembangan AMH

Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6.
Perkembangan AMH
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

95,2

95,1

95
dalam persen

94,9
AMH
94,8

94,7

94,6
2008 2009 2010 2011 2012
AMH 94,81 95,03 95,09 95,11 95,14

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 46


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Selama periode tahun 2008-2012, AMH Kabupaten Majalengka selalu

meningkat, yaitu 94,81 % pada tahun 2008, meningkat menjadi 95,14 %

pada tahun 2012. Apabila dibandingkan dengan target yang tertuang

dalam RPJPD Kabupaten Majalengka tahun 2008-2025, capaian tersebut

sudah melampaui angka yang telah ditetapkan, yaitu pada akhir tahap ke 2

(tahun 2009-2013), diproyeksikan AMH sebesar 94,82%.

b. Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Rata-Rata Lama Sekolah (means years schooling) adalah rata-rata jumlah

tahun yang ditempuh oleh setiap penduduk berumur 15 tahun ke atas di

daerah tersebut untuk mendapatkan pendidikan formal. Perkembangan RLS

Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7.
Perkembangan RLS
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

7,3
7,2
7,1
dalam persen

7
6,9
6,8
6,7 RLS
6,6
6,5
6,4
2008 2009 2010 2011 2012
RLS 6,7 6,83 6,84 7,17 7,19

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Perkembangan RLS tahun 2008-2012 menunjukkan grafik yang menanjak

yaitu dari 6,70 tahun pada tahun 2008 menjadi 7,19 tahun pada tahun 2012.

Apabila dibandingkan dengan target yang tertuang dalam RPJPD Kabupaten

Majalengka tahun 2008-2025, capaian tersebut masih dibawah angka

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 47


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

proyeksi yang telah ditetapkan, yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun 2009-

2013), diproyeksikan RLS sebesar 7,53 tahun.

c. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) didefinisikan sebagai jumlah siswa pada

jenjang pendidikan tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada usia

tersebut. Angka ini menunjukkan tingkat keikutsertaan masyarakat dalam

menempuh pendidikan. Perkembangan APK Kabupaten Majalengka dapat

dilihat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8.
Perkembangan APK
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, tahun 2013

d. Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

Tabel 2.21.
Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Jenjang
Pendidikan Yang Ditamatkan
Di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun
No. Indikator
2008 2009 2010 2011 2012

1. Tidak Punya Ijazah 24,66 23,31 21,94 19,95 19,20

2. SD 45,13 45,85 46,84 45,37 46,93

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 48


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tahun
No. Indikator
2008 2009 2010 2011 2012

3. SLTP 15,67 16,03 14,88 18,62 18,23

4. SLTA 10,35 10,64 11,88 12,04 12,05

5. Diploma (D1-D3) 1,98 1,73 1,66 1,19 1,23

6. >=S1 2,21 2,44 2,80 2,83 2,36


Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Angka Pendidikan yang ditamatkan merupakan salah satu indikator

keberhasilan di bidang pendidikan. Dari data di atas terlihat bahwa

penduduk yang tidak punya ijasah berkurang dari 24,66 % menjadi 19,20 %,

sebaliknya angka pendidikan yang ditamatkan dari tahun 2009 hingga

tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu untuk tingkatan SD menjadi

sebesar 46,93%, SLTP menjadi sebesar 18,23%, SLTA menjadi sebesar

12,05%, dan S1 menjadi 3,59%.

e. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) didefinisikan sebagai jumlah siswa yang

berusia pada jenjang pendidikan tertentu dibagi dengan jumlah penduduk

pada usia tersebut. Angka ini menunjukkan tingkat keikutsertaan

masyarakat dalam menempuh pendidikan. Perkembangan APM Kabupaten

Majalengka dapat dilihat pada gambar 2.9.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 49


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Gambar 2.9.
Perkembangan APM
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

120
100
Dalam Persen

80 apm sd/mi
60 apm smp/mts
40 apm sma/ma
20
0
2008 2009 2010 2011 2012
apm sd/mi 98,07 97,59 85,72 86,13 84,14
apm smp/mts 86,38 87,29 84,55 88,14 89,53
apm sma/ma 37,92 37,95 38,25 39,56 41,35

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, tahun 2013

2. Kesehatan
a. Angka Kelangsungan Hidup Bayi

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir

sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan

dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian

bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen

atau yang umum disebut dengan kematian neo-natal adalah kematian bayi

yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya

disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh

dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.

Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi

yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang

disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan

luar. Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan keadaan sosial ekonomi

masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan AKB untuk

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 50


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan

kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor

endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program


untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan

dengan program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program

pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus. Sedangkan angka kematian

Post-Neo Natal dan angka kematian anak serta kematian balita dapat
diintervensi dengan mengembangkan program imunisasi, serta program-

program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program

penerangan tentang gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah

usia 5 tahun. Angka kelangsungan hidup bayi (AKHB) adalah probabilitas

bayi hidup sampai dengan usia 1 tahun. Selama periode 2008-2013 AKHB

cenderung meningkat artinya derajat kesehatan masyarakat cenderung

membaik.

Tabel 2.22.
Angka Kelangsungan Hidup Bayi (per 1.000 kelahiran)
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Tahun Angka Kelangsungan Hidup Bayi /1000 KH

1. 2008 980

2. 2009 981

3. 2010 980

4. 2011 985

5. 2012 986

6. 2013 989
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2009 s.d. 2013 diolah

b. Angka Harapan Hidup

Tujuan utama pembangunan manusia dalam aspek kesehatan adalah untuk

meningkatkan derajat kesehatan manusia, sehingga dapat hidup sehat dan

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 51


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

berumur panjang. Pengukuran taraf kesehatan tersebut adalah dengan

menghitung angka harapan hidup saat lahir (e0). Angka Harapan Hidup

(AHH) merupakan rata-rata perkiraan banyaknya tahun yang akan ditempuh

oleh seseorang selama hidup. AHH dihitung dengan menggunakan metode

tidak langsung yaitu banyaknya anak lahir hidup dan banyaknya anak masih

hidup. Perkembangan AHH Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada

tabel 2.23.

Tabel 2.23.
Angka Harapan Hidup (AHH)
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Tahun Angka Harapan Hidup (Tahun)

1. 2008 65,82

2. 2009 66,09

3. 2010 66,35

4. 2011 66,62

5. 2012 66,68
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2012

Pada tahun 2008-2012 secara umum AHH penduduk Kabupaten

Majalengka terus meningkat dari 65,82 tahun pada tahun 2008 menjadi

66,68 tahun pada tahun 2012, menunjukkan dalam 4 tahun terjadi

peningkatan AHH sebanyak 0,86 tahun. Peningkatan tersebut relatif kecil

dan masih sangat jauh dari kondisi ideal yaitu 85 tahun. Hal tersebut

menunjukkan bahwa, peningkatan derajat kesehatan masyarakat khususnya

ibu dan anak masih belum berjalan secara optimal dalam implementasinya

dan harus mendapat perhatian khusus dalam pembangunan bidang

kesehatan.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 52


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

c. Persentase Balita Gizi Buruk


Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk

terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat

badan menurut umur. Klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar WHO.

WHO (1999) mengelompokkan wilayah yaitu kecamatan untuk

kabupaten/kota dan kabupaten/kota untuk provinsi berdasarkan prevalensi

gizi kurang ke dalam 4 kelompok dari seluruh jumlah balita, yaitu :

a. rendah = di bawah 10 %

b. sedang = 10-19 %

c. tinggi = 20-29 %

d. sangat tinggi = 30 %

Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi

menahun. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan

membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut

panjang badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila

berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik.

Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah

standar dikatakan gizi buruk. Persentase balita gizi buruk di Kabupaten

Majalengka dari tahun ke tahun mengalami penurunan, data terakhir tahun

2013 sebesar 0,07%, artinya menurut standar WHO jika lebih kecil dari 10 %

dapat dikatakan rendah. Perkembangan persentase gizi buruk dapat dilihat

pada tabel 2.24.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 53


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.24.
Perkembangan Persentase Gizi Buruk
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Tahun Persentase Balita Gizi Buruk

1. 2008 1,16

2. 2009 1,16

3. 2010 1,12

4. 2011 0,14

5. 2012 0,06

6. 2013 0,07

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2008 s.d. 2013

3. Pertanahan
Selama periode 2008-2012, penduduk yang memiliki lahan semakin meningkat,

yaitu dari 60.372 orang (15%) pada tahun 2008, meningkat menjadi 100.616

orang (23%) pada tahun 2012. Persentase Penduduk memiliki lahan dapat di

lihat pada tabel 2.25.

Tabel 2.25.
Persentase Penduduk Memiliki Lahan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Jumlah Persentase
Jumlah
No. Tahun Luas Tanah penduduk yang penduduk
penduduk
memiliki tanah memiliki tanah

1. 2008 1.395.857.839 1.196.811 60.372 15%


2. 2009 1.395.857.839 1.206.702 70.433 11%
3. 2010 1.395.857.839 1.166.473 80.494 19%
4. 2011 1.395.857.839 1.171.478 90.555 21%
5. 2012 1.395.857.839 1.176.117 100.616 23%
Sumber: BPN Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 54


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

4. Ketenagakerjaan
Rasio penduduk yang bekerja didefinisikan sebagai persentase penduduk yang

bekerja terhadap seluruh angkatan kerja.

Gambar 2.10.
Rasio Penduduk Yang Bekerja
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

94,5
94
93,5
93
dalam persen

92,5
92
91,5 Penduduk
yang
91
bekerja
90,5
2008 2009 2010 2011 2012
Penduduk yang
92,02 93,26 94,18 92,2 93,29
bekerja

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Dari data diatas terlihat bahwa rasio penduduk yang bekerja selama periode

2008-2010 meningkat, namun pada tahun 2011 menurun, kemudian tahun 2012

meningkat lagi. Kondisi ini menunjukkan bahwa trennya lebih bersifat

eksponensial, sehingga cukup tingginya jumlah calon tenaga kerja di Kabupaten

Majalengka berdampak pada perlunya perluasan lapangan pekerjaan.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Tingkat kesejahteraan masyarakat juga dilihat dari aktivitas kesenian dan

keolahragaan yang ada di masyarakat. Selama kurun waktu tahun 2008-2012, jumlah

grup kesenian di Kabupaten Majalengka terus meningkat, hal ini bisa dilihat dari

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 55


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk yang meningkat dari 0,012 pada tahun

2008 menjadi 0,0155 pada tahun 2012. Terdapat 15 jenis kelompok kesenian di

Kabupaten Majalengka, yaitu : Degung, jaipong, genjring qosidah, calung, reog,

pencak silat, wayang golek, wayang kulit, kacapi suling, sintren, sandiwara, kuda

renggong, orkes dangdut, tarling dan organ tunggal.

Sedangkan mengenai keolahragaan, pada tahun 2012 terdapat 7 cabang

olahraga yang ada di masyarakat yaitu sepak bola, bola voli, tenis meja, bulutangkis,

renang, bola basket dan fusal.

Tabel 2.26.
Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012


Jumlah grup kesenian per 10.000
1. 0,012 0,013 0,014 0,015 0,015
penduduk
Jumlah gedung kesenian per
2. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
10.000 penduduk
Jumlah klub olahraga per 10.000
3. 0,0185 0,0185 0,0185 0,0185 0,0185
penduduk
Jumlah gedung olahraga per
4. 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
10.000 penduduk
Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka, tahun 2013

2.3 Aspek Pelayanan Umum


2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
1. Pendidikan
Pendidikan Dasar. Pendidikan diarahkan kepada upaya untuk mewujudkan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan pada

dasarnya merupakan hak setiap warga negara dan di dalamnya mengandung

satu tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Oleh karena

itu pembangunan pendidikan harus dilakukan secara terpadu dan diarahkan

pada peningkatan akses pelayanan, mutu, relevansi dan efisiensi manajemen

pendidikan.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 56


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan ukuran daya serap sistem


pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan

adanya perubahan penduduk antara usia muda dengan ukuran pertumbuhan

jumlah murid yang ditampung pada setiap jenjang sekolah. Peningkatan jumlah

usia sekolah harus diimbangi dengan penambahan infrastruktur sekolah dan

peningkatan akses masuk sekolah. Adapun APS di Kabupaten Majalengka dapat

dilihat pada gambar 2.11. berikut ini :

Gambar 2.11.
Perkembangan APS SD/MI dan SMP/MTs
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, tahun 2013

APS SD/MI selama periode 2008-2012 cenderung menurun. Sedangkan APS

SMP/MTS, cenderung meningkat, tentunya hal ini sesuai dengan kebijakan

Wajar Dikdas 9 tahun.

Ketersediaan Sekolah. Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah

tingkat pendidikan dasar per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar.

Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk

usia pendidikan dasar. Datanya dapat terlihat pada tabel 2.27. sebagai berikut :

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 57


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.27.
Ketersediaan Sekolah Dan Penduduk Usia Sekolah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

1 SD/MI
1.1. Jumlah gedung sekolah 885 882 882 876 872
jumlah penduduk kelompok
1.2. 131.373 139.157 131.370 133.582 137.018
usia 7-12 tahun
1.3. Rasio 1 : 148 1 : 156 1 : 149 1 : 152 1 : 157
2 SMP/MTs
2.1. Jumlah gedung sekolah 146 147 147 148 148
jumlah penduduk kelompok
2.2. 64.938 61.199 88.164 64.817 65.233
usia 13-15 tahun
2.3. Rasio 1 : 451 1 : 416 1 : 576 1 : 437 1 : 441
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Guru. Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan dasar

per 1.000 jumlah murid pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan

ketersediaan tenaga pengajar. Di samping itu juga untuk mengukur jumlah

ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran.

Tabel 2.28.
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

Jenjang
No. 2008 2009 2010 2011 2012
Pendidikan

1 SD/MI
1.1. Jumlah Guru 7.716 7.688 7.302 7.372 37.449
1.2. Jumlah Murid 132.724 135.571 135.901 135.686 134.088
1.3. Rasio 1 : 17 1 : 18 1 : 19 1 : 18 1 : 18
2 SMP/MTs
2.1. Jumlah Guru 3.799 3.574 3.491 4.025 3.989
2.2. Jumlah Murid 52.846 58.976 58.892 57.562 59.833
2.3. Rasio 1 : 14 1 : 17 1 : 17 1 : 14 1 : 15
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 58


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Pendidikan Menengah. Pendidikan menengah yang diselenggarakan di

Kabupaten Majalengka meliputi SMA, SMK, dan MA.

Angka Partisipasi Sekolah (APS). APS SMA/SMK/MA selama periode 2008-

2012 setiap tahunnya cenderung fluktuatif. Hal ini diantaranya sangat

dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke

jenjang pendidikan menengah. Data perkembangan APS SMA/SMK/MA dapat

dilihat pada gambar 2.12 sebagai berikut :

Gambar 2.12.
Perkembangan APS SMA/SMK/MA
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Ketersediaan Sekolah. Jumlah gedung sekolah pada jenjang pendidikan

menengah selama periode 2008-2012 meningkat yaitu dari 70 unit pada tahun

2008, menjadi 87 unit pada tahun 2012. Data ketersediaan sekolah pada jenjang

SMA/SMK/MA dapat dilihat pada tabel 2.29.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 59


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.29.
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

1 SMA/SMK/MA
1.1. Jumlah gedung sekolah 70 74 79 78 87
1.2. jumlah penduduk
kelompok usia 16-19 58.248 64.404 58.420 64.395 64.799
tahun
1.3. Rasio 1 : 832 1 : 870 1 : 739 1 : 740 1 :745
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Guru. Seiring dengan meningkatnya jumlah murid dan jumlah sekolah, jumlah

guru SMA/SMK/MA selama periode 2008-2012 meningkat, yaitu dari 2.226

orang menjadi 2.646 orang. Data jumlah guru dan murid pada jenjang

SMA/SMK/MA dapat dilihat pada tabel 2.30. sebagai berikut :

Tabel 2.30.
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

Jenjang
No. 2008 2009 2010 2011 2012
Pendidikan

1 SMA/SMK/MA
1.1. Jumlah Guru 2.226 2.526 2.499 2.577 2.646
1.2. Jumlah Murid 24.547 26.411 28.607 29.750 34.406
1.3. Rasio 1 : 11 1 : 10 1 : 10 1 : 12 1 : 13
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Angka Melek Huruf. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan bidang

pendidikan adalah Angka Melek Huruf (AMH) yaitu pesentase penduduk

usia > 15 tahun yang bisa baca tulus huruf latin. Perkembangan AMH

Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada gambar 2.13. sebagai berikut :

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 60


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Gambar 2.13.
Perkembangan AMH
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Fasilitas Pendidikan. Salah satu tugas pemerintahan di bidang pendidikan

adalah menyediakan gedung sekolah yang representatif sehingga dapat

menunjang kelancaran proses belajar mengajar di kelas. Perkembangan kondisi

bangunan sekolah selama periode 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 2.31.

sebagai berikut :

Tabel 2.31.
Perkembangan Kondisi Bangunan Sekolah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

1. SD/MI
1.1. Jumlah Bangunan 5.302 5.174 5.174 5.174 5.174
Jumlah Bangunan Kondisi
1.2. 2.513 2.846 2.922 3.486 4.410
Baik
Persentase Kondisi
1.3. 47,40% 55,01% 56,47% 67,38% 85,23%
Bangunan Baik
2. SMP/MTs
1.1. Jumlah Bangunan 1.516 1.621 1.761 1.834 1.834
Jumlah Bangunan Kondisi
1.2. 1.179 1.161 1.211 1.302 1.352
Baik

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 61


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

No. Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

1.3. Persentase Bangunan


77,77% 71,62% 68,77% 70,99% 73,72%
Kondisi Baik
3. SMA/SMK/MA
2.1. Jumlah Bangunan 865 700 732 732 774
2.2. Jumlah Bangunan Kondisi
696 583 629 649 698
Baik
2.3. Persentase Bangunan
80,46% 83,29% 85,93% 88,66% 90,18%
Kondisi Baik
Sumber : Dinas Pendidikan, tahun 2013

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah

jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu

upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang

diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak

usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang

menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan

dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya

pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap

dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan

tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Ada dua tujuan

diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:

a. Tujuan utama: Untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu

anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat

perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam

memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa

dewasa.

b. Tujuan penyerta: Untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan

belajar (akademik) di sekolah.


RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 62
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1

adalah 0-6 tahun. Data perkembangan PAUD di Kabupaten Majalengka

disajikan pada tabel 2.32. sebagai berikut :

Tabel 2.32.
Penyelenggaraan PAUD
di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1.1. Jumlah Siswa 12.597 15.384 18.481 23.591 30.657


1.2. Jumlah anak usia
53.417 53.725 54.184 54.786 56.487
4-6 tahun
1.3. Rasio/APK 23,58 28,63 34,11 34,11 54,27
Sumber : Dinas Pendidikan, tahun 2013

Angka Putus Sekolah. Angka Putus Sekolah di Kabupaten Majalengka selama


periode 2008-2012, pada setiap jenjang pendidikan, cenderung menurun.
Tentunya kinerja ini perlu terus dipertahankan agar pada masa mendatang tidak
ada lagi siswa yang berhenti bersekolah sebelum menyelesaikan pendidikan di
jenjang tersebut.

Gambar 2.14.
Perkembangan Angka Putus Sekolah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

1
0,9
0,8
dalam persen

0,7
0,6
0,5
0,4
0,3 APtS SD/MI
0,2 APtS SMP/MTS
0,1
APtS SMA/SMK/MA
0
2008 2009 2010 2011 2012
APtS SD/MI 0,89 0,52 0,22 0,17 0,02
APtS SMP/MTS 0,15 0,83 0,53 0,34 0,2
APtS SMA/SMK/MA 0,32 0,85 0,41 0,33 0,25

Sumber : Dinas Pendidikan Pendidikan, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 63


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Angka Kelulusan dan Angka Melanjutkan Sekolah. Salah satu indikator mutu

penyelenggaraan pendidikan adalah dengan mengukur capaian angka kelulusan

para siswa dalam menyelesaikan pendidikannya. Standar maksimal bagi

indikator ini adalah 100 % siswa lulus. Berdasarkan data, angka kelulusan

selama periode 2008-2012 setiap tahunnya terus meningkat, bahkan untuk

tingkat SMA/SMK/MA, angka ini telah mencapai 100%. Peningkatan ini tentunya

juga dipengaruhi oleh kualitas para pengajar, yang terus meningkat, yang

diindikasikan dengan semakin meningkatnya guru yang memenuhi kualifikasi

S1/DIV. Selanjutnya sesuai dengan program yang sudah dijalankan yaitu Wajar

Dikdas 9 tahun, diharapkan seluruh siswa yang telah lulus SD/MI melanjutkan ke

SMP/MTs. Bedasarkan data, selama periode 2008-2012, angka melanjutkan ke

SMP/MTS mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu dari 65 % pada

tahun 2008 meningkat menjadi 99,23 %. Pada periode yang sama, angka

melanjutkan ke SMA/SMK/MA juga meningkat dari 63,03 % menjadi 73,51 %.

Data perkembangan angka kelulusan, Angka Melanjutkan Sekolah dan

kualifikasi guru, dapat dilihat pada tabel 2.33. sebagai berikut :

Tabel 2.33.
Angka Kelulusan, Angka Melanjutkan Sekolah dan Kualifikasi Guru
di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. AL SD/MI 99,19 98,15 99,25 99,56 99,98


2. AL SMP/MTS 90,97 93,28 99,91 100 100
3. AL SMA/SMK/MK 95,69 97,78 100 100 100
4. AM SD/MI KE SMP/MTS 65,00 68,21 98,55 98,63 99,23
AM SMP/MTS KE
5. 63,03 61,77 65,47 70,23 73,51
SMA/MA/SMK
GURU YANG MEMENUHI
6. 55,62 58,18 59,89 60,57 65,32
KUALIFIKASI S1/DIV
Sumber : Dinas Pendidikan, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 64


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

2. Kesehatan
Posyandu. Pengertian posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi

dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan Keluarga Berencana dari

masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan

pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan Keluarga

Berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

manusia sejak dini.

Tujuan penyelenggaraan posyandu:


1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu hamil,

melahirkan dan nifas).

2. Membudayakan NKKBS.

3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang

menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan

Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak-anak sejak usia dini,

merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan dasar yang

meliputi peningkatan derajat kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang

sehat dan aman, pengembangan psikososial/emosi, kemampuan berbahasa dan

pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta

perlindungan anak. Pengalaman empirik di beberapa tempat menunjukan,

bahwa strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu

dan anak seperti itu, dapat dilakukan pada posyandu.

Karena posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk

menyampaikan dan memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya, maka

diharapkan pula strategi operasional pemeliharaan dan perawatan

kesejahteraan ibu dan anak secara dini, dapat dilakukan di setiap posyandu.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 65


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Terkait dengan hal tersebut di atas perlu dilakukan analisis rasio posyandu

terhadap jumlah balita dalam upaya peningkatan fasilitasi pelayanan

pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan, dan

agar status gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak dapat dipertahankan

dan atau ditingkatkan.

Pembentukan posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan puskesmas agar

pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai dan

idealnya satu posyandu melayani 100 balita. Data rasio posyandu dapat dilihat

pada tabel 2.34. sebagai berikut :

Tabel 2.34.
Perkembangan Rasio Posyandu
di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2013

No. Tahun Jumlah Jumlah Balita Rasio Posyandu Per 1000


Posyandu (Jiwa) Balita
1. 2008* 1.440 99.329 14
2. 2009* 1.440 98.725 15
3. 2010 1.418 96.396 14,71
4. 2011 1.418 125.171 11,33
5. 2012 1.418 125.672 11,28
6. 2013 1.439 100.366 14,34

Sumber : BPMDPKB tahun 2010 s.d. 2013


*) Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2008 s.d. 2009

Rumah Sakit. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun

2009 tentang Rumah Sakit, yang dimaksud Rumah Sakit Umum adalah Rumah

Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis

penyakit. Rumah Sakit ini memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

terjangkau kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Tugas Rumah Sakit umum adalah melaksanakan upaya

kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan

secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 66


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

melaksanakan rujukan. Di Kabupaten Majalengka terdapat 2 (dua) Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) yaitu RSUD Majalengka dan RSUD Cideres.

Tabel 2.35.
Distribusi Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik dan Pustu
Tahun 2013
Jumlah
No. Kecamatan
Rumah Sakit Puskesmas Poliklinik Pustu
1 Lemahsugih - 2 - 5
2 Bantarujeg - 1 - 3
3 Malausma - 1 - 4
4 Cikijing - 1 - 2
5 Cingambul - 1 - 5
6 Talaga - 1 - 3
7 Banjaran - 1 - 3
8 Argapura - 1 - 3
9 Maja - 1 - 5
10 Majalengka 1 2 1 2
11 Cigasong - 1 - 1
12 Sukahaji - 2 - 1
13 Rajagaluh - 1 - 3
14 Sindangwangi - 1 - 2
15 Sindang - 1 - 0
16 Leuwimunding - 1 - 14
17 Palasah - 1 - 9
18 Jatiwangi - 2 - 9
19 Dawuan 1 1 2 7
20 Kasokandel - 1 - 9
21 Panyingkiran 1 1 - 7
22 Kadipaten - 1 - 7
23 Kertajati - 2 - 7
24 Jatitujuh - 2 - 6
25 Ligung - 1 - 13
26 Sumberjaya - 1 - 9
Jumlah 3 32 3 71
Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Pelayanan kesehatan di Kabupaten Majalengka dapat diukur berdasarkan indikator

kinerja aspek pelayanan umum diantaranya berupa rasio Puskesmas, Poliklinik, dan

Pustu per 1.000 penduduk dalam kurun waktu 2008 sebesar 0,0862 poin. Seiring

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 67


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

dengan penambahan sarana kesehatan, sejak tahun 2010 sampai dengan 2013

rasionya meningkat menjadi 0,0893 poin. Khusus untuk cakupan Puskesmas,

angkanya relatif lebih tinggi selama 5 tahun sebesar 1,19 persen, sedangkan

cakupan Puskesmas pembantu dalam kurun waktu 2008-2010 hanya sebesar 0,22

persen, dan mengalami penurunan antara tahun 2011-2012 menjadi 0,21 persen.

Tabel 2.36.
Rasio dan Cakupan Puskesmas, Poliklinik dan Pustu

Tahun
No Aspek Indikator
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Rasio Puskesmas,
1. poliklinik, pustu per 0,0862 0,0859 0,0893 0,0893 0,0893 0,0893
1.000 penduduk

2. Cakupan Puskesmas
1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19
Cakupan Puskesmas
3.
pembantu 0,22 0,22 0,22 0,21 0,21 0,21
Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, tahun 2008 s.d. 2013

Sementara itu, untuk pemenuhan tenaga medik di Kabupaten Majalengka per

satuan penduduk, sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 rasionya masih tetap

sebesar 0,10 persen. Pemenuhan tenaga medik untuk dokter umum dan dokter gigi

di pelayanan primer sangat berpengaruh pula terhadap pemenuhan SDM kesehatan

yang dipersyaratkan oleh BPJS, sehingga berdampak pada besarnya kapitasi yang

diterima oleh setiap Puskesmas. Sedangkan kebutuhan tenaga medik di RSUD

Cideres dan RSUD Majalengka lebih terfokus pada pemenuhan dokter spesialis.

Tabel 2.37.
Rasio Dokter
Tahun
No Aspek Indikator
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Rasio dokter per 1.000
1.
penduduk 0,08 0,10 0,11 0,11 0,11 0,11
Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, tahun 2008 s.d. 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 68


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Jumah dokter umum dan dokter gigi yang tersebar di 32 Puskesmas dan 2 RSUD,

dapat kami kemukakan secara rinci pada tabel berikut :

Tabel 2.38.
Jumlah Dokter Umum dan Dokter Gigi
Menurut Kecamatan Tahun 2013
No. Kecamatan Dokter Umum Dokter Gigi
1 Lemahsugih 1 -
2 Bantarujeg 1 -
3 Malausma 2 -
4 Cikijing 2 1
5 Cingambul 2 -
6 Talaga 3 1
7 Banjaran 1 -
8 Argapura 1 -
9 Maja 3 1
10 Majalengka 19 3
11 Cigasong 1 -
12 Sukahaji 4 -
13 Rajagaluh 3 1
14 Sindangwangi 1 -
15 Sindang 1 -
16 Leuwimunding 3 1
17 Pasalah 2 1
18 Jatiwangi 4 1
19 Dawuan 15 2
20 Kasokandel 1 1
21 Panyingkiran 1 -
22 Kadipaten 2 1
23 Kertajati 1 -
24 Jatitujuh 3 1
25 Ligung 2 1
26 Sumberjaya 4 1
Jumlah 83 17
Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Komplikasi Kebidanan yang ditangani. Perhatian khusus Pemerintah Kabupaten

Majalengka untuk menekan kematian ibu dan kematian bayi salah satunya berusaha

memperluas pelayanan cakupan komplikasi kebidanan yang harus ditangani. Angka

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 69


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku

hidup bersih dan sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan,

tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu

ibu melahirkan dan masa nifas. Kaitannya dengan tingkat pelayanan kesehatan ibu

hamil perlu diantisipasi berbagai komplikasi kebidanan yang harus dapat ditangani

sehingga berpengaruh pada tingkat keselamatan ibu dan anak yang dilahirkan.

Berdasarkan data yang diperoleh, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

digambarkan pada tabel 2.39. sebagai berikut :

Tabel 2.39.
Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
No. Tahun Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani (%)
1. 2008 6,44
2. 2009 76,90
3. 2010 76,80
4. 2011 92,30
5. 2012 117,57
5 2013 122,26
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, tahun 2008 s.d. 2013 diolah

Kondisi empirik di Kabupaten Majalengka menunjukkan bahwa cakupan komplikasi

kebidanan yang ditangani memperlihatkan trend yang cenderung meningkat,

terutama tahun 2011 yang mencapai 92,30% dan tahun 2012 sebesar 117,57% serta

tahun 2013 yang mencapai 122,26%, kondisi ini telah melampaui target standar

pelayanan minimal sebesar 80% pada tahun 2015.

Pertolongan Persalinan. Untuk meningkatkan IPM, khususnya yang terkait erat

dengan indeks kesehatan, perlu perhatian terhadap pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, capaiannya sebagaimana

pada Tabel 2.40 berikut :

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 70


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.40.
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


No. Tahun
Yang Memiliki Kompetensi Kebidanan (%)
1. 2008 81,18
2. 2009 94,67
3. 2010 93,47
4. 2011 85,66
5. 2012 91,47
6. 2013 94,66
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, tahun 2008 s.d. 2013 diolah

Pelayanan obstetrik dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan terlatih menjadi sangat penting dalam upaya penurunan kematian ibu,

untuk mengantisipasi masalah ini maka diperlukan terobosan dengan meningkatkan

peran bidan sehingga bidan di desa benar-benar merupakan ujung tombak dalam

upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR). Target SPM berkenaan dengan

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

kebidanan sebesar 90% pada tahun 2015 diharapkan dapat tercapai. Menurut data

yang ada pada tahun 2009 target yang berkaitan dengan indikator ini telah dapat

terlampaui sebesar 4,67%, namun mengalami penurunan pada tahun 2010 (86,18%)

dan 2011 (85,70%), dan meningkat lagi pada tahun 2012 (91,47%).

Cakupan Universal Child Imunization (UCI). Pemerintah Kabupaten Majalengka

secara berkesinambungan terus menggalakan pelaksanaan imunisasi. Manfaat dari

imunisasi bagi bayi adalah untuk mencegah bayi terjangkit penyakit baru yang

menular dan mematikan serta penyakit infeksi. Kegiatan imunisasi tersebut bukanlah

hal baru dalam dunia kesehatan di Indonesia, namun perlu disadari masih banyak

masyarakat atau orang tua yang belum memahami secara utuh tentang pentingnya

imunisasi bagi bayi dan balita. Kemungkinan penyebabnya dikarenakan masih

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 71


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

adanya pandangan di masyarakat yang menganggap adanya efek kurang baik dari

imunisasi atau mitos lainnya.

Tabel 2.41.
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization (UCI)
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization


No. Tahun
(UCI) (%)
1. 2008 67,66
2. 2009 60,18
3. 2010 86,53
4. 2011 86,31
5. 2012 91,07
6. 2013 95,33
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, tahun 2008 s.d. 2013 di olah

Di Kabupaten Majalengka Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization

(UCI) selama periode 2008-2012 cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan tingkat
kesadaran masyarakat akan imunisasi semakin meningkat.

Balita Gizi Buruk. Pada Golden age yang rentang usianya 0-5 tahun, sangat

membutuhkan asupan gizi yang baik bagi tumbuh kembangnya anak. Oleh karena

itu, deteksi dini bagi kasus gizi buruk harus dilakukan secara kontinyu. Perhatian

Pemerintah Kabupaten Majalengka terhadap penanganan gizi buruk sangat tinggi.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka pada tahun 2010

ditemukan 919 (1,12%) balita yang menderita gizi buruk. Balita yang mengalami gizi

buruk itu pertumbuhannya tidak seimbang dengan usia balita yang wajar.

Pertumbuhan mereka lambat, bahkan berat badannya jauh dari berat ideal, selain itu

ciri-ciri dan indikasi lainnya adalah kepala membesar dan perut buncit, badan

terlihat kurus, kering, dan tulangnya kelihatan (stunting) yang disebabkan tubuh

tidak menerima asupan gizi seimbang. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat

perawatan di Kabupaten Majalengka pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013

mencapai 100% sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 72


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

pemerintah. Jejak rekam cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan di

Kabupaten Majalengka sebagaimana tertuang dalam tabel 2.42. berikut :

Tabel 2.42.
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
No. Tahun
(%)
1. 2008 1,86
2. 2009 42,97
3. 2010 4,35
4. 2011 100,00
5. 2012 100,00
6. 2013 100,00
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, tahun 2008 s.d. 2013 diolah

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA. Penyakit TBC

adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan

oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa dimana Penyakit TBC dapat menyerang

pada siapa saja tanpa terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta

dimana saja. Indonesia menduduki negara terbesar ketiga di dunia dalam masalah

penyakit TBC ini. Sedangkan di Kabupaten Majalengka tahun 2013 untuk cakupan

penemuan baru penderita penyakit TBC sebanyak 1.267 jiwa (96,60%) dan

seluruhnya telah mendapat pelayanan kesehatan.

Tabel 2.43.
Cakupan Penemuan dan Pengobatan Penderita Penyakit TBC
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013

Tahun
No. Indikator
2009 2010 2011 2012 2013
1. Cakupan penemuan baru (%) 97,90 98,64 80,55 83,25 96,60

Pengobatan penderita penyakit 1.059 1.267


2. - - 471
TBC (Jiwa)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, tahun 2008 s.d. 2013 diolah

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 73


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD.


Penyebab kematian penduduk dapat diakibatkan karena penyakit demam

berdarah (DBD). Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus

dengue, yang merupakan virus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus
dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah

yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Pencegahan demam berdarah

dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan

menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali

seminggu, mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung

seminggu sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan air,

mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah,

dan perbaikan desain rumah. Tingkat pencegahan agar tidak timbulnya

penyakit DBD telah banyak dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Majalengka. Adapun data penanganan penderita DBD di Kabupaten

Majalengka tertuang dalam tabel berikut :

Tabel 2.44.
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit
No. Tahun
DBD (%)

1. 2008 100,00
2. 2009 100,00
3. 2010 100,00
4. 2011 100,00
5. 2012 100,00
6. 2013 100,00
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, tahun 2008 s.d. 2013 diolah.

Berdasarkan data di atas, cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit DBD dalam kurun waktu 5 tahun, dari tahun 2008 sampai dengan

2013 mencapai 100%.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 74


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin.


Selain melayani pasien umum, pelayanan kesehatan rujukan juga

menangani pasien dari keluarga miskin. Selama periode 2008-2013,

persentase keluarga miskin yang ditangani dapat dilihat pada tabel 2.45.

sebagai berikut :

Tabel 2.45.

Persentase Pasien Miskin yang Ditangani


Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

Pesentase Penanganan Pasien


No. Tahun Ket.
Keluarga Miskin
1. 2008 0,68 -

2. 2009 0,83 -

3. 2010 16,82 -

4. 2011 2,30 -

5. 2012 5,26 -

6. 2013 39,13 Data sementara

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka, tahun 2008 s.d. 2013 diolah

Selama periode 2008-2013, penangan pasien miskin selalu mendapat

perhatian. Pada tahun 2008 sebanyak 0,68 % dari jumlah yang berkunjung

dan mendapat penanganan di pelayanan kesehatan rujukan berasal dari

keluarga miskin, pada tahun 2009 angka ini meningkat menjadi 0,83%,

meningkat lagi menjadi 16,82 % pada tahun 2010, kemudian turun menjadi

2,3 % pada tahun 2011, sedangkan tahun 2012 meningkat kembali menjadi

5,26 %, dan tahun 2013 meningkat cukup signifikan mencapai 39,13%.

Kunjungan Bayi. Kunjungan bayi di Kabupaten Majalengka pada

Puskesmas-Puskesmas yang tersebar di 26 kecamatan di Kabupaten

Majalengka terjadi peningkatan dari 60,48% pada tahun 2009 menjadi

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 75


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

101,22% pada tahun 2010 dan mengalami penurun pada tahun 2011

menjadi 80,83%. Tahun 2010, 2012 dan 2013 telah melebihi standar

pelayanan minimal sebagaimana ditetapkan pemerintah yang menargetkan

90%. Adapun secara rinci data tersebut dapat kami sampaikan pada tabel

berikut:

Tabel 2.46.
Cakupan Kunjungan Bayi
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2013

No. Tahun Cakupan Kunjungan Bayi (%)

1. 2008 100,00

2. 2009 60,48

3. 2010 101,22

4. 2011 80,83

5. 2012 91,07

6. 2013 93,54
Sumber : Dinas Kesehatan Kabuapaten Majalengka, tahun 2008 s.d. 2013 diolah

3. Pekerjaan Umum
Sarana dan prasarana umum merupakan salah satu kebutuhan pendukung

pembangunan daerah yang pemenuhannya akan sangat berdampak pada

kinerja pembangunan, baik di bidang ekonomi, sosial budaya maupun

pemerintahan.

a. Kondisi Jalan

Berdasarkan data terbaru proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi

baik untuk jalan kabupaten tahun 2012 adalah 665,782 km, panjang jalan

yang dapat dilalui roda 4 (empat) adalah 1,281,919 km, sedangkan jalan

penghubung dari ibu kota kecamatan ke kawasan permukiman penduduk

(minimal dilalui roda 4) adalah 337,880 km.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 76


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.47.
Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012
Tahun
No. Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
(Km) (Km) (Km) (Km) (Km)
1. Proporsi panjang Tdk ada 226,249 304,169 367,592 480,365
jaringan jalan data 31,62 42,54 51,37 67,12
dalam kondisi
baik
2. Panjang Jalan Tdk ada 1,281,919 1,281,919 1,281,919 1,281,919
dilalui roda 4 data
(empat)
3. Jalan penghubung Tdk ada 337,880 337,880 337,880 337,880
dari ibukota data
kecamatan ke
kawasan
permukiman
penduduk
(minimal dilalui
roda 4)
4. Panjang jalan Tdk ada 226,249 304,169 367,592 480,365
kabupaten dalam data
kondisi baik (> 40
Km/jam)
Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, tahun 2012

b. Kondisi Jaringan Irigasi


Kondisi bangunan air di Kabupaten Majalengka terdiri dari Bendung,

Bangunan Air, Saluran, Bangunan Pelengkap dan Bangunan Fasilitas. Jumlah

dan kondisi bangunan air pada jaringan irigasi di Kabupaten Majalengka

selama kurun waktu 4 tahun terakhir (2009-2010), lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 77


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.48.
Jumlah dan Kondisi Bangunan Air Pada Jaringan Irigasi
di bawah 1.000 Ha di Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012
Rusak Rusak
No. Uraian Volume Satuan Baik
Ringan Berat

Kondisi Tahun 2009

Areal Fungsional 22.396,00


393 Daerah Irigasi
1 Bendung
- Tetap 230 bh 83 58 89
- Suplesi 24 bh 4 6 14
- Pengambilan Bebas 334 bh 119 97 118

2 Bangunan Air
- Bagi 1 bh 0 1 0
- Bagi Sadap 7 bh 2 3 2
- Sadap 524 bh 235 150 139

3 Saluran
- Induk 470,06 km 192,43 201,10 76,27
- Sekunder 64,28 km 29,00 14,00 21,28
- Tersier 225,81 km 100,00 62,00 63,66
- Suplesi 6,95 km 0,00 3,40 3,55
- Pembuang 10,91 km 4,50 4,01 2,40

4 Bangunan Pelengkap
- Kantong Lumpur 3 bh 2 1 0
- Penguras 6 bh 4 1 1
- Terjun 40 bh 13 14 13
- Syphon 4 bh 0 2 2
- Gorong - gorong 59 bh 30 12 17
- Got Miring 7 bh 2 2 3
- Talang 14 bh 7 4 3
- Jembatan 33 bh 22 3 8
- Pelimpah 65 bh 31 17 17
- Tangga Cucin 7 bh 5 2 0
- Mandi Kerbau 1 bh 0 1 0
- Suplesi 14 bh 4 7 3
- Lain – lain 81 bh 25 30 26

5 Bangunan Fasilitas
- Rumah PPB 2 bh 0 1 1
- Rumah PPA 4 bh 0 2 2
- Rumah Mantri 0 bh 0 0 0
- Jalan Inspeksi 6,05 km 0,00 6,05 0,00

Kondisi tahun 2010

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 78


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Rusak Rusak
No. Uraian Volume Satuan Baik
Ringan Berat
Areal Fungsional 22.396,00
393 Daerah Irigasi
1 Bendung
- Tetap 230 Bh 90 50 90
- Suplesi 24 Bh 7 7 10
- Pengambilan Bebas 334 Bh 126 103 105

2 Bangunan Air
- Bagi 1 Bh 0 1 0
- Bagi Sadap 7 Bh 2 2 3
- Sadap 524 Bh 246 137 141

3 Saluran
- Induk 470,06 Km 199,57 194,21 76,27
- Sekunder 64,28 Km 30,73 13,93 19,62
- Tersier 225,81 Km 108,19 53,96 63,66
- Suplesi 6,95 Km 0,00 3,40 3,55
- Pembuang 10,91 Km 6,67 4,00 0,25

4 Bangunan Pelengkap
- Kantong Lumpur 3 Bh 2 1 0
- Penguras 6 Bh 4 1 1
- Terjun 40 Bh 13 14 13
- Syphon 4 Bh 0 2 2
- Gorong - gorong 59 Bh 30 12 17
- Got Miring 7 Bh 2 2 3
- Talang 14 Bh 7 4 3
- Jembatan 33 Bh 22 3 8
- Pelimpah 65 Bh 31 17 17
- Tangga Cucin 7 Bh 5 2 0
- Mandi Kerbau 1 Bh 0 1 0
- Suplesi 14 Bh 4 7 3
- Lain – lain 81 Bh 25 30 26

5 Bangunan Fasilitas
- Rumah PPB 2 Bh 0 1 1
- Rumah PPA 4 Bh 0 2 2
- Rumah Mantri 0 Bh 0 0 0
- Jalan Inspeksi 6,05 Km 0,00 6,05 0,00

Kondisi Tahun 2011

Areal Fungsional 22.396,00


393 Daerah Irigasi
1 Bendung
- Tetap 230 Bh 68 60 102
- Suplesi 24 Bh 7 7 10
- Pengambilan Bebas 334 Bh 119 110 105

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 79


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Rusak Rusak
No. Uraian Volume Satuan Baik
Ringan Berat
2 Bangunan Air
- Bagi 1 Bh 0 1 0
- Bagi Sadap 7 Bh 1 1 5
- Sadap 524 Bh 222 150 152

3 Saluran
- Induk 470,06 Km 180,00 200,00 90,00
- Sekunder 64,28 Km 23,00 18,00 23,00
- Tersier 225,81 Km 95,00 55,00 76,00
- Suplesi 6,95 Km 0,00 3,00 4,00
- Pembuang 10,91 Km 4,50 3,00 3,00

4 Bangunan Pelengkap
- Kantong Lumpur 3 Bh 0 3 0
- Penguras 6 Bh 0 4 2
- Terjun 40 Bh 0 30 10
- Syphon 4 Bh 0 2 2
- Gorong - gorong 59 Bh 30 12 17
- Got Miring 7 Bh 2 2 3
- Talang 14 Bh 10 4 0
- Jembatan 33 Bh 10 23 0
- Pelimpah 65 Bh 25 30 10
- Tangga Cucin 7 Bh 1 4 2
- Mandi Kerbau 1 Bh 0 1 0
- Suplesi 14 Bh 2 9 3
- Lain - lain 81 Bh 25 30 26

5 Bangunan Fasilitas
- Rumah PPB 2 Bh 0 1 1
- Rumah PPA 4 Bh 0 2 2
- Rumah Mantri 0 Bh 0 0 0
- Jalan Inspeksi 6,05 Km 0,00 6,05 0,00

Kondisi Tahun 2012

Areal Fungsional 22,396.00


393 Daerah Irigasi
1 Bendung
- Tetap 230 Bh 90 62 78
- Suplesi 24 Bh 7 7 10
- Pengambilan Bebas 334 Bh 126 103 105

2 Bangunan Air
- Bagi 1 Bh 0 1 0
- Bagi Sadap 7 Bh 1 3 3
- Sadap 524 Bh 246 137 141

3 Saluran

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 80


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Rusak Rusak
No. Uraian Volume Satuan Baik
Ringan Berat
- Induk 470.06 Km 277.17 147.40 45.49
- Sekunder 64.28 Km 30.73 13.93 19.62
- Tersier 225.81 Km 108.19 53.96 63.66
- Suplesi 6.95 Km 0.00 3.40 3.55
- Pembuang 10.91 Km 6.67 4.00 0.25

4 Bangunan Pelengkap
- Kantong Lumpur 3 Bh 2 1 0
- Penguras 6 Bh 4 1 1
- Terjun 40 Bh 13 14 13
- Syphon 4 Bh 0 2 2
- Gorong - gorong 59 Bh 30 12 17
- Got Miring 7 Bh 2 2 3
- Talang 14 Bh 7 4 3
- Jembatan 33 Bh 22 3 8
- Pelimpah 65 Bh 31 17 17
- Tangga Cucin 7 Bh 5 2 0
- Mandi Kerbau 1 Bh 0 1 0
- Suplesi 14 Bh 4 7 3
- Lain – lain 81 Bh 25 30 26

5 Bangunan Fasilitas
- Rumah PPB 2 Bh 0 1 1
- Rumah PPA 5 Bh 0 2 3
- Rumah Mantri 0 Bh 0 0 0
- Jalan Inspeksi 6.05 Km 0.00 6.05 0.00

Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.49.
Jaringan Irigasi di Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012

Tahun
No. Indikator
2008 2009 2010 2011 2012

1. Luas irigasi Kab. kondisi baik (%) 52,08 43,25 45,67 46,06 52,00

2. Rasio Jaringan Irigasi (Km/ha) 2,99 2,99 2,99 2,99 2,99


Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, tahun 2012

4. Perumahan

a. Kondisi Perumahan
Berdasarkan data tahun 2012 jumlah rumah tinggal yang sudah mempunyai

sanitasi yaitu 251.169 KK, atau sebesar 71,95%, sedangkan jumlah rumah
RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 81
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

tangga pengguna air bersih sebanyak 323.526 KK dan rumah tangga

pengguna listrik sebanyak 75,62% dan tahun 2012 sebesar 89,97%, lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.50. di bawah ini.

Tabel 2.50.
Kondisi Perumahan (Rumah Tangga)
di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun
No. Indikator
2008 2009 2010 2011 2012

1. Rumah tinggal bersanitasi 66,47 66,17 65,87 65,57 71,95


(%)

2. Rumah tangga bersanitasi 248.173 248.920 249.699 250.418 251.169


(KK)
3. Rumah tangga pengguna 371.716 378.159 346.032 347.717 349.097
air bersih (KK)
4. Rumah tangga pengguna 307.019 315.990 316.650 316.221 318.512
listrik (RT)
Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, tahun 2012

b. Rumah Layak Huni


Tahun 2012 jumlah rumah layak huni sebanyak 313.494 buah dengan rasio

97,87%, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.51.
Kondisi Rumah Layak Huni di Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012

Tahun
No. Indikator
2008 2009 2010 2011 2012

1. Rumah Layak Huni (unit) 307.012 308.012 308.012 311.012 313.494

2. Rasio Rumah Layak Huni (%) 96,42 96,32 96,22 95,92 97,87
Sumber : Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, tahun 2012

Berdasarkan data tahun terakhir (2013) dari Dinas Bina Marga dan Cipta

Karya Kabupaten Majalengka, data lingkungan perumahan kumuh di Kabupaten

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 82


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Majalengka belum dapat teridentifikasi. Adapun berdasarkan data yang ada, rumah

tangga bersanitasi di Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 sebanyak 251.169 KK.

5. Penataan Ruang
Untuk menilai capaian pembangunan pada bidang penataan ruang antara lain

adalah rasio ruang terbuka hijau dan rasio bangunan ber-IMB. Selama kurun waktu

2008 sampai 2012 Rasio Ruang Terbuka Hijau terus meningkat dari 1,09% pada

tahun 2008 menjadi 1,74% pada 2012. Demikian juga rasio bangunan ber-IMB yang

pada tahun 2008 4,40% meningkat menjadi 5,33 pada tahun 2012. Perkembangan

data dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.52.
Kondisi Pemanfaatan Ruang
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. CAPAIAN PEMBANGUNAN 2008 2009 2010 2011 2012

1.
Rasio Ruang Terbuka Hijau per
1,09% 1,09% 1,09% 1,74% 1,74%
Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB ih
2. Rasio bangunan ber- IMB per satuan
4,40% 4,78% 5,02% 5,19% 5,33%
bangunan
Sumber : Dinas BMCK, tahun 2013

6. Perencanaan Pembangunan

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata

cara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah, ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah

meliputi tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

rencana pembangunan daerah terdiri atas: RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD,

dan Renja SKPD.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 83


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Majalengka

dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun

2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025 yang ditetapkan pada tanggal 25

September 2008. Sesuai dengan periodisasi pembangunan lima tahunan, maka

tahap ke dua (2009-2013) disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013 yang ditetapkan tanggal 31 Juli 2009

dalam Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 4 Tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten

Majalengka Tahun 2009-2013. Selanjutnya setiap tahun disusun perencanaan

tahunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Penyusunan program dan kegiatan dalam RKPD mengacu pada dokumen

RPJMD. RKPD dalam hal ini merupakan penjabaran RPJMD dalam kaitannya

dengan perumusan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Renja OPD, RKA OPD,

dan RAPBD. Adapun untuk RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2014 telah

ditetapkan dengan Peraturan Bupati Majalengka Nomor 3 Tahun 2013 pada

tanggal 29 Mei 2013 yang pada penyusunannya mengacu pada RPJPD

Kabupaten Majalengka 2005-2025, Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka

Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Majalengka Tahun 2011-2031, Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor

3 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pemabangunan Daerah Kabupaten

Majalengka serta peraturan dan dokumen terkait perencanaan di tingkat

provinsi dan pusat.

7. Perhubungan
Berdasarkan data tahun 2013 Kabupaten Majalengka memiliki 7 (tujuh) terminal

bis, yaitu di Kecamatan Cikijing, Cigasong, Rajagaluh, Kadipaten, Maja, Talaga

dan Bantarujeg. Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 84


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Kecamatan Kertajati akan memunculkan kebutuhan pembangunan terminal

terpadu untuk menjamin aksesibilitas angkutan umum dari kota-kota di

sekitarnya ke bandara. Untuk mewujudkan itu perlu disusun kajian terpadu

dengan tetap mengacu kepada master plan kebandaraan, RTRW Kabupaten

Majalengka Tahun 2011-2031 dan RDTR.

Indikator lainnya mengenai urusan perhubungan/kondisi perhubungan di

Kabupaten Majalengka sebagaimana tertuang pada tabel di bawah.

Tabel 2.53.
Kondisi Perhubungan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

CAPAIAN
No. 2008 2009 2010 2011 2012
PEMBANGUNAN
1. Rasio ijin trayek 1:1075 1:1088 1:1081 1:1084 1 : 1044
Jumlah uji KIR angkutan
2. 9000 9000 9000 9000 10000
umum
Kepemilikan KIR
3. 2.215 1.272 1.334 1.396 1.520
angkutan umum
Pemasangan rambu-
4 na na na 52 105
rambu
Jumlah arus penumpang
5 - - 11.107.571 11.255.761 11.473.241
angkutan umum Orang Orang Orang
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Pengujian kelaikan kendaraan angkutan umum dilaksanakan secara berkala

setiap 6 bulan sekali. Terkait dengan durasi waktu atau lamanya proses pengujian

kendaraan tersebut, dengan mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP)

yang dimiliki dan dijalankan oleh DISHUBKOMINFO Kabupaten Majalengka, maka

lamanya waktu yang diperlukan dalam pengujian dimaksud adalah 15 menit, dimulai

dari proses pendaftaran, pelaksanaan pengujian dan penyampaian hasil uji

kendaraan. Jumlah kendaraan angkutan darat di Kabupaten Majalengka pada tahun

2010 adalah 10.691 kendaraan, tahun 2011 adalah 10.171 kendaraan dan tahun 2012

adalah 10.151 kendaraan.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 85


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Biaya pengujian kelaikan kendaraan angkutan umum pada DISHUBKOMINFO

Kabupaten Majalengka mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka No.

11 Tahun 2010 tanggal 30 Desember 2010 tentang Pengujian Kendaraan Bermotor

di Kabupaten Majalengka, sebagai berikut :

Tabel 2.54.
Struktur Dan Besaran Tarif Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
Di Kabupaten Majalengka

NO JENIS PELAYANAN TARIF


A. Pengujian Berkala Pertama
1. Mobil Barang, Mobil Bus, Traktor Head Rp. 150.000,-
Mobil Penumpang, Kereta Gandengan, Kereta
2. Rp. 100.000,-
Tempelan
B. Pengujian Berkala Untuk Angkutan Orang
1. Angkutan Pedesaan (9 seat) Rp. 60.000,-
2. Angkutan Kota (10 seat) Rp. 60.000,-
3. Bus Mini (11-15 seat) Rp. 75.000,-
4. Bus Sedang (16-25 seat) Rp. 75.000,-
5. Bus Besar Rp. 80.000,-
C. Pengujian Berkala Untuk Angkutan Barang
1. Pick Up (JBB = 0-3.500 Kg) Rp. 60.000,-
2. Truck (JBB = 3.550-10.000 Kg) Rp. 75.000,-
3. Truck (JBB = 10.050-15.000 Kg) Rp. 80.000,-
4. Truck (JBB = lebih dari 15.050 Kg) Rp. 95.000,-
D. Penilaian Teknis Kendaraan
1. Mobil Barang, Mobil Bus, Mobil Penumpang Rp. 100.000,-
2. Sepeda Motor Rp. 50.000,-
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.55.
Jumlah Kendaraan Angkutan Darat
di Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
No Tahun Jumlah
Kendaraan
1 2008 10.007
2 2009 10.840
3 2010 10.691

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 86


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

No Tahun Jumlah
Kendaraan
4 2011 10.171
5 2012 10.151
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, tahun 2013

Berdasarkan data terakhir yaitu tahun 2012-2013 rasio panjang jalan per jumlah

kendaraan di tahun 2012 adalah 1 : 3,19 sedangkan tahun 2013 adalah 1 : 5,86.

Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum tahun 2012 adalah

10.265.172 orang sedangkan tahun 2013 adalah 10.160.215 orang. Jumlah

orang/barang melalui terminal pertahun pada tahun 2012 adalah 2.321.715

orang sedangkan tahun 2013 adalah 2.245.118 orang.

Tabel 2.56.
Indikator Perhubungan di Kabupaten Majalengka

Tahun
No Indikator Perhubungan Satuan
2012 2013
1 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan poin 1 : 3,19 1 : 5,86
2 Jumlah orang/ barang yang terangkut orang 10.265.172 10.160.215
angkutan umum
3 Jumlah orang/barang melalui orang 2.321.715 2.245.118
dermaga/bandara/ terminal per tahun
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, tahun 2013

8. Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga

negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam pasal 28 Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan ekonomi nasional

sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 87


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

berwawasan lingkungan dengan dilengkapi oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Saat ini otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia telah membawa perubahan hubungan dan

kewenangan antara pemerintah dan pemerintah daerah, termasuk di bidang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Saat ini menurunnya kualitas lingkungan hidup telah mengancam

kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu

dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh

dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Perlindungan dan pengelolaan

hukum lingkungan meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,

pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.

Kabupaten Majalengka telah melaksanakan penegakan hukum lingkungan,

diantaranya yaitu pelaksanaan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 5

tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi

dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen

Lingkungan Hidup, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 tahun

2012 tentang Izin Lingkungan. Kegiatan atau usaha di Kabupaten Majalengka telah

membuat dokumen lingkungan sesuai dengan yang diwajibkan, namun dalam

pelaksanaannya belum semua usaha atau kegiatan memiliki dokumen lingkungan.

Sampai saat ini di Kabupaten Majalengka belum ada usaha atau kegiatan

yang mendapat sangsi berat karena melanggar hukum lingkungan. Pembinaan dan

sosialisasi peraturan terus dilaksanakan agar pelaku kegiatan atau usaha dapat

melaksanakan kegiatan atau usahanya tapi tetap menjaga kualitas dan kelestarian

lingkungan hidup di sekitarnya, sehingga ekonomi hijau dapat terlaksana. Capaian

pembangaunan lingkungan hidup dapat dilihat pada tabel berikut :

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 88


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.57.
Kondisi Lingkungan Hidup
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

Capaian
No. 2008 2009 2010 *) 2011 2012
Pembangunan
1. Persentase
penanganan na Na 45% 49% 53%
sampah
2. Persentase
Penduduk
66,76% 82,94% 91,47% 91,94% 92,66%
berakses air
minum
3. Persentase luas
pemukiman yang 8 9 11 15 16
tertata
4. Pencemaran
na 20% 20% 20% 80%
status mutu air
5. Cakupan
penghijauan
331
wilayah rawan 331 buah 331 buah 331 buah 331 buah
buah
longsor dan
sumber mata air
6. Cakupan
pengawasan
12 UKL- 7 UKL-UPL 12 UKL-UPL
terhadap 9 UKL-UPL 8 UKL-UPL
UPL 13 SPPL 60 SPPL
pelaksanaan UPL-
UKL/SPPL
7. Tempat
Pembuangan
3 TPS 3 TPS 3 TPS 3 TPS 3 TPS
Sampah (TPS) per
satuan penduduk
Sumber : BPLH Kabupaten Majalengka, tahun 2013
*) Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010

9. Pertanahan

Persentase luas lahan bersertifikat di Kabupaten Majalengka sampai tahun

2012 sebesar 23%. Kasus sengketa pertanahan pada tahun 2012 sebanyak 16

kasus dan yang telah diselesaikan sebanyak 11 kasus, atau tingkat penyelesaian
RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 89
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

kasus sengketa pertanahan adalah sebesar 68,75 %. Permohonan izin lokasi

pada tahun 2012 sebanyak 6 izin lokasi, dan izin lokasi yang diterbitkan Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal pada tahun 2012 sebanyak

4 izin lokasi.

10. Kependudukan dan Catatan Sipil

Penyelenggaraan administrasi kependudukan mengalami perubahan yang

signifikan, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan sebagaimana telah dirubah dengan Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Administrasi

kependudukan merupakan rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam

penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk,

pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

Penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan

upaya dalam mewujudkan tertib administrasi kependudukan. Melalui SIAK,

setiap penduduk memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang bersifat

tunggal, berlaku secara nasional dan diharapkan setiap peristiwa

kependudukan seperti perubahan biodata penduduk, perubahan alamat,

peristiwa kepindahan/kedatangan dan setiap peristiwa penting seperti

kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian dan perubahan nama, dapat dicatat

dan dilaporkan, selanjutnya diterbitkan dokumen kependudukan berupa Kartu

Keluarga, KTP, Akta Catatan Sipil, atau Surat Keterangan Kependudukan sesuai

dengan peristiwa yang dialami. Sejalan dengan program strategis nasional yaitu

penerapan KTP ber-basis NIK secara nasional (KTP-elektronik), yang di

Kabupaten Majalengka telah dimulai sejak tahun 2011, diawali dengan kegiatan

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 90


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

perekaman data, iris mata, sidik jari, dan pemotoan. KTP non elektronik secara

bertahap akan diganti dengan KTP elektronik yang berlaku seumur hidup.

Mewujudkan tertib administrasi kependudukan memerlukan sinergitas antar

Organisasi Perangkat Daerah serta partisipasi masyarakat sehingga setiap

penduduk memahami pentingnya memiliki dokumen kependudukan sebagai

bukti autentik kewarganegaraan serta sebagai dasar memperoleh pelayanan

publik.

Tabel 2.58.
Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2009 - 2013

Tahun
No. Indikator Kinerja
2009 2010 2011 2012 2013
1. Cakupan Penerbitan 100 100 100 100 100
Kartu Keluarga (%)
2. Cakupan Kepemilikan - 86,81 94,11 100 100
Kartu Keluarga (%)
3. Cakupan Penerbitan 84,06 93,04 41,38 75,06 83,35
Kartu Tanda Penduduk
(%)
4. Cakupan Kepemilikan 84,06 93,04 41,38 75,06 83,35
Kartu Tanda Penduduk
(%)
5. Ratio penduduk ber- 797.619 889.865 381.627 692.211 796.600
KTP per satuan
penduduk (poin)
6. Penerapan KTP berbasis 100 100 100 100 100
NIK (%)
7. Cakupan Penerbitan - 37,44 55,90 61 62,84
Kutipan Akta Kelahiran
(%)
8. Kepemilikan Akte - 37,44 55,90 61 62,84
Kelahiran per 1000
penduduk (permil)
9. Ratio Bayi ber-Akte - - - - 95,2
Kelahiran (%)

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 91


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tahun
No. Indikator Kinerja
2009 2010 2011 2012 2013
10. Cakupan penerbitan - - - 1 1
Kutipan Akta Kematian
(%)
11. Ketersediaan data base - - - Ada Ada
kependudukan skala
kabupaten
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Majalengka, tahun 2013

11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

a. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah

Indonesia telah menunjukkan kemajuan dalam keterwakilan perempuan di

dalam partai politik dan perempuan sebagai pejabat terpilih baik dalam

ranah pelayanan publik, departemen, komisi-komisi nasional dan peradilan.

Persentase partisipasi perempuan di lembaga Pemerintah Kabupaten

Majalengka tahun 2012 mencapai 4.24%. Pengalaman menunjukkan bahwa

partisipasi perempuan yang rendah di bidang politik dan pemerintahan

akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas kebijakan publik yang responsif

terhadap gender menyangkut baik laki-laki maupun perempuan. Sebagai

dampak positif meningkatnya jumlah perempuan yang terlibat dalam

pembuatan kebijakan yang responsif gender, diharapkan keberpihakan

terhadap hasil-hasil peraturan yang responsip gender pun semakin

meningkat.

b. Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta


Perempuan kini banyak menduduki posisi senior di berbagai perusahaan

dibanding sebelumnya, hal ini dikarenakan wanita memiliki keyakinan

dalam mengorganisir suatu perusahaan atau lembaga yang dipimpinnya,

seperti halnya di Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 partisipasi

perempuan di lembaga swasta sebesar 5,26%. Perlu peningkatan kesadaran

bersama untuk mewujudkan kesetaraan gender pada kehidupan

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 92


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara supaya akses

perempuan untuk menjadi seorang pemimpin atau menjadi mitra dari laki-

laki bisa lebih besar.

c. Rasio KDRT

Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap

seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan

atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran

rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,

atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup

rumah tangga. Penelitian mengungkapkan intensitas kekerasan dalam

rumah tangga cukup tinggi. Rasio kekerasan rumah tangga di Kabupaten

Majalengka tahun 2012 sebesar 0,001% hal ini cukup kecil dibanding

daerah atau kota-kota lainnya di Jawa Barat.

d. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan


Kekerasan
Upaya yang dilakukan dalam menangani tindak kekerasan terhadap

perempuan antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, unsur medis,

penyadaran masyarakat, kerjasama dengan pihak lain (Kepolisian, LSM,

Ormas). Sedangkan proses penanganan terhadap kasus tindak kekerasan

perempuan secara garis besar meliputi penerimaan laporan atau

pengaduan dari korban, pembuatan berita acara kronologis kejadian, serta

upaya konseling dilakukan dengan memberikan pembinaan antara pihak

yang bertikai sebagai alternatif pemecahan masalah. Penyelesaian

pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan di

Kabupaten Majalengka tahun 2012 sebanyak 71,43% kasus yang telah

diselesaikan. Penanganan pengaduan/laporan korban kekerasan terhadap

perempuan dan anak berdasarkan SPM harus mencapai 100% pada tahun

2014.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 93


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

a. Rata-Rata Jumlah Anak Per Keluarga

Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan, dan Keluarga

Berencana (BPMDPKB) Kabupaten Majalengka mencatat rata-rata jumlah

anak per keluarga sebesar 1,22 pada tahun 2013, angka itu sudah

tergolong baik dikarenakan masyarakat kini mulai paham bahwa program

KB itu bukan semata untuk membatasi jumlah anak, tapi mengatur jarak

kelahiran bayi.

b. Rasio Akseptor KB
Program KB memiliki dampak positif dalam membantu penurunan angka

kematian ibu, epidemi HIV/AIDS, meningkatkan mutu gender, dan

mempromosikan pendayagunaan kaum muda. Akses yang lebih baik untuk

metode kontrasepsi yang aman dan terjangkau akan mempercepat

pencapaian tujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Oleh karena itu sejak

2005 masalah kesehatan reproduksi dimasukkan menjadi salah satu

indikator pencapaian MDGs. Jika tiap keluarga mempunyai anak dua atau

tiga orang, berarti program KB sudah berhasil.

Rasio akseptor KB pada Tahun 2013 sebesar 75,35. Angka ini menurun bila

dibandingkan dengan tahun 2012, namun lebih besar dari capaian pada

tahun 2009, dan 2010.

Tabel 2.59.
Data Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2013
Capaian
No. 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pembangunan

Rata-rata jumlah anak 1,22


1. 1,27 1,25 1,24 1,22 1,23
per keluarga

2. Rasio akseptor KB 76,15 75,34 75,11 78,14 77,69 75,35

Cakupan peserta KB
3. 76,15 75,34 75,11 78,14 77,69 75,35
aktif

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 94


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Capaian
No. 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pembangunan

Keluarga Pra Sejahtera


4. dan Keluarga 38,82 37,92 35,08 30,72 33,08 33,61
Sejahtera I
Sumber : BPMDPKB tahun 2008 s.d. 2013 diolah

13. Sosial

Jumlah sarana sosial berupa panti di Kabupaten Majalengka setiap tahunnya

meningkat, yaitu dari 35 unit pada tahun 2008 menjadi 45 unit pada tahun 2013.

Untuk meningkatkan kesejateraan sosial para Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Majalengka dilakukan antara lain

melalui pemberian bantuan sosial. Selama tahun 2008-2013, jumlah PMKS yang

memperoleh bantuan sosial persentasenya mengalami fluktuasi, namun tahun

2011-2013 terus meningkat, seiring dengan meningkatnya penanganan

penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Tabel 2.60.
Data Penanganan Masalah Sosial
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2013

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sarana sosial seperti


panti asuhan, panti
1. 35 35 40 45 45 45
jompo dan panti
rehabilitasi (unit)

PMKS yg memperoleh
2. 7,19 13,05 12,89 17,51 22 33
bantuan sosial (%)

Penanganan
penyandang masalah
3. 7,19 13,05 12,89 17,51 22 33
kesejahteraan sosial
(%)
Sumber data : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tahun 2008-2013 diolah

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 95


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

14. Ketenagakerjaan

a. Angka Sengketa Pengusaha Pekerja Per Tahun

Penyelesaian sengketa pengusaha dan pekerja diatur dalam Undang-

Undang No. 2 Tahun 2004, tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial. Pada Undang-Undang disebutkan bahwa perselisihan hubungan

industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan

antara pengusaha (atau gabungan pengusaha) dengan pekerja (atau serikat

pekerja) yang penyebabnya biasanya dikarenakan perselisihan hak,

perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK),

ataupun perselisihan antar serikat pekerja di dalam satu perusahaan. Data

kasus sengketa antara pengusaha dan pekerja di Kabupaten Majalengka

selama periode 2008-2013 cenderung meningkat.

b. Tingkat Pastisipasi Angkatan Kerja.


Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) menggambarkan persentase

angkatan kerja (yaitu penduduk usia kerja yang bekerja, punya pekerjaan

namun sementara tidak bekerja, dan penganggur) terhadap penduduk usia

kerja. Selama tahun 2008-2012, TPAK Kabupaten Majalengka cenderung

meningkat.

c. Pencari Kerja yang Ditempatkan

Belum seimbang antara jumlah pencari kerja, penempatan dan jumlah

kebutuhan perusahaan sebagian besar dipengaruhi oleh ketidakcocokan

antara minat dengan kebutuhan. Selain itu, ketrampilan yang dimiliki oleh

pencari kerja sebagian besar tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan

dimana para pencari kerja tidak memiliki kompetensi dari lapangan

pekerjaan yang tersedia. Karena itu minimnya keterampilan yang dimiliki

pencari kerja menjadi masalah dan penyebab tingkat pengangguran masih

tinggi. Lapangan kerja yang ada tidak sebanding dengan keterampilan

maupun kompetensi pencari kerja. Selama tahun 2008-2013, jumlah pencari

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 96


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

kerja yang ditempatkan selalu meningkat, yaitu dari 1.474 orang pada

tahun 2008 menjadi 4.359 orang pada tahun 2013.

d. Tingkat Pengangguran Terbuka


Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak

bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari

selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan

pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah

angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah

lapangan kerja yang ada. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam

perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan

pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan

timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Pada sebagian negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah

"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa

dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:

1) Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga

kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

2) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja

yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan,

biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga

kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

3) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja

yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran

jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan

padahal telah berusaha secara maksimal.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 97


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Majalengka terus menurun dari

Tahun 2008 sampai 2010, namun Tahun 2012 mengalami kenaikan hingga

mencapai 6,71%. Kenaikan tersebut harus diantisipasi agar lajunya kembali

menurun dengan membuka akses penyerapan tenaga kerja baik untuk di

dalam daerah maupun ke luar daerah.

e. Keselamatan dan Perlindungan

Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan suatu keharusan bagi

perusahaan yang diwajibkan oleh Pemerintah melalui peraturan perudang-

undangan. Untuk melaksanakan program proteksi, banyak perusahaan

bekerja sama dengan perusahan asuransi yang memberikan peranggunan

terhadap kemungkinan timbulnya masalah kesehatan, masalah finansial

atau masalah lainnya yang dihadapi atau dialami oleh pekerja dan

kelurganya di kemudian hari. Praktisnya, pemberian proteksi ini kualitasnya

tidak sama diantara masing-masing pekerja, tergantung dari kedudukan

dan tanggung jawab mereka masing-masing.

Kepedulian atas keselamatan dan perlindungan pekerja oleh perusahaan di

Kabupaten Majalengka dicerminkan dengan tingkat persentase perusahan

yang telah menerapkan K3. Pada tahun 2008 baru 210 perusahaan yang

telah menerapkan K3, pada tahun 2012 telah meningkat menjadi 258

perusahaan. Ini menunjukan adanya peningkatan kesadaran para

pengusaha untuk menjamin keselamatan dan memberikan perlindungan

pada tenaga kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada

tahun mendatang seluruh perusahaan harus mampu menerapkan K3 di

perusahaannya.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 98


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.61.
Data Situasi Ketenagakerjaan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

Capaian
No. 2008 2009 2010 2011 2012
Pembangunan
Angka sengketa
1. pengusaha-pekerja 6 7 17 10 8
per tahun
Tingkat partisipasi
2. 62,23 66,48 66,96 61,48 67,6
angkatan kerja*
Pencari kerja yang
3. 1.474 1.666 1.283 3.310 3.943
ditempatkan
Tingkat
6,56 /
4. pengangguran 7,98 6,74 5,82 6,71
7,80
terbuka*
Keselamatan dan
5. 210 220 239 243 258
perlindungan
Sumber data : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tahun 2008 s.d. 2012 diolah
* BPS Kabupaten Majalengka tahun 2008 s.d. 2012

15. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

a. Koperasi

Jumlah koperasi pada tahun 2008 sebanyak 562 buah dengan jumlah

anggota sebanyak 58.372 orang, tahun 2012 meningkat sebanyak 645 buah

dengan jumlah anggota sebanyak 89.231 orang.

Tabel 2.62.
Jumlah Koperasi Yang Masih Aktif

Non Jumlah Jumlah


KUD Jumlah
No. Tahun KUD Anggota Koperasi
(Buah) (Buah)
(Buah) (Orang) Aktif
1. 2008 26 536 562 58.372 220
2. 2009 26 577 603 61.725 205
3. 2010 26 606 632 68.785 211
4. 2011 26 611 637 73.363 237
5. 2012 26 619 645 89.231 257
Sumber: Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 99


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Dari jumlah tersebut, tidak seluruhnya aktif. Melihat kondisi ini maka

diperlukan upaya untuk mengaktifkan kembali koperasi yang sudah

terbentuk.

b. Usaha Mikro dan Kecil

Jumlah UMKM di Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 tercatat

sebanyak 19.806 unit, meningkat menjadi 21.092 unit pada tahun 2011 dan

menjadi 23.187 unit pada tahun 2012, dengan cakupan pembinaan

kelompok pengrajin pada tahun 2012 mencapai angka 10%. Oleh karena itu

masih sangat perlu diupayakan pembinaan kepada kelompok pengrajin di

Kabupaten Majalengka.

c. Usaha Kecil dan Menengah Non BPR/LKM UKM

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan kelompok usaha yang

jumlahnya paling besar, selain itu kelompok usaha ini terbukti tahan

terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Jumlah pelaku usaha

kecil dan menengah di Kabupaten Majalengka sebanyak 23.187 orang,

dengan klasifikasi pelaku usaha yang bergerak di perdagangan dan jasa

sebanyak 13.724 orang sedangkan yang bergerak pada usaha industri

sebanyak 9.463 orang dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 89.879

orang.

d. Jumlah BPR

Jumlah Bank Perkreditan rakyat (BPR) di Kabupaten Majalengka Tahun 2012

sebanyak 10 buah dan pada tahun 2013 sebanyak 15 buah.

16. Penanaman Modal

Selama periode 2009-2012, realisasi investasi di Kabupaten Majalengka

meningkat cukup signifikan, yaitu dari Rp191,937 miliar pada tahun 2009,

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 100


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

mejadi Rp.424,943 miliar pada tahun 2012. Begitu pula jumlah pelaku usaha

yang melakukan investasi meningkat dari 1.252 unit menjadi 1.378 unit.
Tabel 2.63.
Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA)

Kategori Tahun
No.
Perusahaan 2009 2010 2011 2012

Perusahaan
1. 8.729.000.000 5.529.450.000 1.090.000.000 615.000.000
Mikro

2. Perusahaan Kecil 163.478.334.000 143.187.968.150 257529.089.736 247.689.476.764

Perusahaan
3. 19.730.000.000 30.815.755.544 58.168.088.032 72.222.585.600
Menengah

Perusahaan
4. - 15.198.327.808 - 104.416.377.496
Besar

Jumlah 191.937.334.000 194.731.501.502 316.787.177.768 424.943.439.860


Sumber data : BPPTPM Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.64.
Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)

No. Kategori Perusahaan 2009 2010 2011 2012

1 Perusahaan Mikro 229 130 24 18

2 Perusahaan Kecil 1.005 905 1.315 1.316

3 Perusahaan Menengah 18 13 40 39

4 Perusahaan Besar 0 1 0 5

Jumlah 1.252 1.049 1.379 1.378


Sumber data : BPPTPM Kabupaten Majalengka, tahun 2013

17. Kebudayaan

Pembangunan bidang seni, budaya dan olah raga sangat terkait erat dengan

kualitas hidup manusia dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan 2 (dua) sasaran

pencapaian pembangunan bidang sosial budaya dan keagamaan yaitu :

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 101


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

(i) mewujudkan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika,

berbudaya dan beradab; serta (ii) mewujudkan bangsa yang berdaya saing

untuk pencapaian masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera.

Selama 2008-2012, setiap tahunnya dilaksanakan festival seni dan budaya yang

diharapkan dapat melestarikan budaya lokal sebagai bagian dari khasanah

budaya Indonesia. Selain itu, dilaksanakan pula pelestarian benda dan situs

budaya sebagaimana pada tabel 2.65.

Tabel 2.65.
Kegiatan Bidang Kebudayaan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

Penyelenggaraan festival
1. 1 1 1 2 1
seni dan budaya

Benda, situs dan Kawasan


2. Cagar Budaya yang 3,2 3,2 3,2 3,2 11,2
dilestarikan (%)
Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka

Kendala yang masih dihadapi Kabupaten Majalengka dalam upaya pelestarian

dan pengembangan seni dan budaya adalah belum adanya sarana penunjang

untuk penyelenggaraan seni dan budaya yang representatif.

18. Kepemudaan dan Olahraga

Dalam konteks pembaruan dan pembangunan bangsa, pemuda mempunyai

fungsi dan peran yang sangat strategis sehingga perlu dikembangkan potensi

dan perannya melalui penyadaran, pendidikan dan pemberdayaan.

Demikian halnya dengan olahraga, pembinaan dan pengembangan

keolahragaan dapat menjamin pemerataan akses terhadap olahraga,

peningkatan kesehatan dan kebugaran, peningkatan prestasi, dan manajemen

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 102


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

keolahragaan yang mampu menghadapi tantangan serta tuntutan perubahan

kehidupan nasional dan global.

Tabel 2.66.
Perkembangan Data Kepemudaan dan Olahraga
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

Capaian
No. 2008 2009 2010 2011 2012
Pembangunan
1. Jumlah organisasi
34 45 54 54 47
pemuda
2. Jumlah organisasi
23 23 23 23 24
olahraga
3. Jumlah kegiatan
3 3 4 3 5
kepemudaan
4. Jumlah kegiatan
9 9 12 10 12
olahraga
5. Lapangan olah raga
4 4 4 4 4
milik pemerintah
6. Gelanggang / balai
remaja (selain milik 2 2 2 1 1
swasta)
Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka, tahun 2013

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Selama 2008-2012, Berdasarkan data Kantor Kesbangpol Kabupaten

Majalengka tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Majalengka selalu

menyelenggarakan pembinaan politik daerah, dan pembinaan terhadap LSM,

Ormas dan OKP.

Tabel 2.67.
Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

NO Uraian 2008 2009 2010 2011 2012


Kegiatan pembinaan
1. terhadap LSM, Ormas dan 1 1 1 1 1
OKP
Kegiatan pembinaan
2. 1 1 1 1 2
politik daerah
Sumber : Kantor Kesbangpol Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 103


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,


Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Perkembangan capaian pelaksanaan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.68.
Indikator Pelaksanaan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian Kabupaten Majalengka Tahu 2008 – 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012


Rasio jumlah Polisi Pamong
1. 0,0042 0,042 0,006 0,006 0,007
Praja per 10.000 penduduk
Jumlah Linmas per Jumlah
2. 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
10.000 Penduduk
Rasio Pos Siskamling per jumlah
3. 5 5 5 5 5
desa/kelurahan
4. Pertumbuhan ekonomi 4,57 4,73 4,59 4,67 4,74
5. Kemiskinan 18,79 17,12 15,52 14,98 14,44
Sistem informasi Pelayanan
6. Perijinan dan administrasi - - - 1 1
pemerintah
7. Penegakan PERDA - - - - -
Cakupan patroli petugas Satpol
8. 3 kec 3 kec 3 kec 3 kec 3 kec
PP
Tingkat penyelesaian
pelanggaran K3 (Ketertiban,
9. - - 100% 100% 100%
Ketentraman, Keindahan) di
Kabupaten
Petugas Perlindungan
10. Masyarakat (Linmas) di 3360 3360 3360 3430 3430
Kabupaten
Cakupan pelayanan bencana
11. 105 69 51 89 133
kebakaran kabupaten
Tingkat waktu tanggap
(response time rate) daerah
12. 53 55 41 65 89
layanan Wilayah Manajemen
Kebakaran (WMK)
Cakupan sarana prasarana
13. perkantoran pemerintahan desa - - 52 desa 57 desa 69 desa
yang baik
Sistim Informasi Manajemen
14. - - 7
Pemda
Indeks Kepuasan Layanan
15. - - 18 OPD 33 OPD 29 OPD
Masyarakat
Sumber : BPS, Sekretariat Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, dan BPBD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 104


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Adapun urusan wajib mengenai keagamaan yang merupakan kewenangan

pusat, dalam hal ini pemerintah daerah berperan dalam menciptakan iklim

kondusif, keamanan dan kenyamanan beribadah. Adapun data pemeluk agama

dan sarana peribadatan di Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.69.
Jumlah Pemeluk Agama dan Sarana Peribadatan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2009

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012


1. Banyak Pemeluk
Agama (orang)
a. Islam 1.224.702 1.211.088 1.227.625 1.168.527 1.243.155
b. Kristen Katolik 1.616 1.015 1.136 825 683
c. Kristen Protestan 1.078 1.391 1.564 1.865 2.170
d. Hindu 110 43 114 126 117
e. Budha 143 134 21 139 145
2. Banyaknya Tempat
Ibadah (buah)
a. Mesjid 940 1.034 974 1.004 1.760
b. Langgar 4.838 4.895 4.464 4.693 4.556
c. Musholla 1.082 1.213 1.402 1.126 1.200
d. Gereja 12 12 13 14 11
e. Pura - 1 - - -
f. Vihara 3 2 3 3 2
Sumber: Data Sektoral Kabupaten Majalengka, tahun 2008-2012

Sebagai upaya peningkatan masyarakat yang religius di Kabupaten Majalengka,

telah dilaksanakan pembinaan dan fasilitasi terhadap guru ngaji, imam masjid,

lembaga diniyah takmiliyah awaliyah (DTA), sarana ibadah (mesjid, langgar dan

musholla), pondok pesantren, majelis taklim serta fasilitas kegiatan pertemuan

tokoh agama dan pengajian rutin tingkat kabupaten dan kecamatan. Lebih

jelasnya lagi perihal kelompok sasaran pembinaan dan fasilitasi yang telah

dilaksanakan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 105


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel. 2.70.
Kelompok Sasaran Pembinaan dan Fasilitasi Keagamaan
Kabupaten Majalengka Tahun 2013 ii 106

No. Kelompok Sasaran Jumlah


1. Guru Ngaji 3.129 orang
2. Imam Masjid 3.220 orang
3. DTA Kabupaten Majalengka 636 lembaga
4. Sarana Ibadah (Mesjid, Langgar, Musholla) 6.576 buah
5. Pondok Pesantren 467 pontren
6. Majelis Taklim 1.580 kelompok
Sumber: Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Majalengka, tahun 2014

21. Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak atas

pangan sekaligus menjadi pilar utama hak azasi manusia, selain itu ketahanan

pangan merupakan bagian sangat penting dari ketahan nasional. Ketahanan

pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang cukup,

tetapi juga mampu mengakses (termasuk membeli) pangan dan tidak terjadi

ketergantungan kepada pihak manapun.

Petani memiliki kedudukan strategis dalam ketahanan pangan, karena petani

adalah produsen pangan sekaligus sebagai kelompok konsumen yang terbesar.

Pertanian sangat erat kaitannya dengan ketahanan pangan, karena pangan

merupakan kebutuhan yang bersifat mendasar bagi setiap manusia. Setiap

negara atau daerah selalu termotivasi untuk memiliki stok bahan pangan pokok

dalam jumlah relatif aman untuk kebutuhan rakyatnya dalam jangka waktu

tertentu. Ketahanan Pangan Pemerintah Kabupaten Majalengka ditentukan 4

(empat) jenis pelayanan dasar yaitu :

a. Ketersediaan dan Cadangan Pangan

Ketersediaan dan Cadangan Pangan meliputi 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:

1) Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 106


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Ketersediaan Pangan adalah tersedianya pangan dari hasil produksi

dalam negeri dan/atau sumber lain. Ketersediaan pangan berfungsi

sebagai penjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan

seluruh penduduk, dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan

keamanannya. Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 telah sanggup

memenuhi persediaan energi dan protein sebesar 90%.

2) Penguatan Cadangan Pangan

Cadangan pangan merupakan ketersediaan pangan yang digunakan

sebagai cadangan, baik yang ada di pemerintah maupun di masyarakat.

Pada saat ini Pemerintah Kabupaten Majalengka belum memiliki

Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), maka pada tahun 2014

diusahakan akan diadakan 50 ton atau 50%.

b. Distribusi dan Akses Pangan

Sub sistem distribusi berfungsi mewujudkan sistem distribusi yang efektif

dan efisien sebagai prasyarat untuk menjamin agar seluruh penduduk dan

rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang

cukup sepanjang waktu dengan harga terjangkau. Kondisi ketersediaan

informasi pasokan, harga dan akses pangan di Kabupaten Majalengka

untuk tahun 2012 dapat mencapai 90%, sedangkan untuk stabilitas harga

dan pasokan pangan untuk tahun 2012 sebesar 23,05% dan pada tahun

2013 diproyeksikan sebesar 27,54% atau 92 unit.

c. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan

Secara kualitatif tingkat keanekaragaman pangan di Kabupaten Majalengka

baru mencapai skor PPH 80,6 dari skor 100 yang dianjurkan, tetapi bila

dilihat dari PPH rata-rata Provinsi Jawa Barat (79,9), Kabupaten Majalengka

berada di atas rata-rata. Pada tahun 2013 Kabupaten Majalengka

menargetkan sebesar 86%.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 107


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk

mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda

lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan manusia. Otoritas

Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) adalah institusi atau unit

kerja di lingkup pemerintah daerah yang sesuai dengan tugas fungsinya

diberikan kewenangan untuk melaksanakan pengawasan Sistem/Jaminan

Keamanan Pangan Hasil Pertanian dan telah lulus verifikasi oleh OKKP-

Pusat. Mengacu pada langkah kegiatan untuk Kabupaten/Kota yang terdiri

dari 12 poin, tahun 2013 Kabupaten Majalengka menargetkan capaian

sebesar 60%.

d. Penanganan Kerawanan Pangan

Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang

dialami daerah, masyarakat atau rumah tangga pada waktu tertentu untuk

memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan

masyarakat. Berdasarkan data akselerasi peningkatan IPM tahun 2012,

bahwa pada tahun 2011 terdapat 178.600 orang miskin di Kabupaten

Majalengka diindikasikan mereka penduduk rawan pangan karena rawan

daya beli. Berdasarkan hasil pengolahan data BP4K tahun 2013, terdapat 6

kecamatan yang masuk kategori rawan pangan meliputi Kecamatan

Lemahsugih, Kecamatan Bantarujeg, Kecamatan Malausma, Kecamatan

Cingambul, Kecamatan Cigasong, dan Kecamatan Sumberjaya. Salah satu

pendekatan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi ini adalah

melalui penanganan daerah rawan pangan bagi daerah kronis rawan

pangan. Sasaran penanganan daerah rawan pangan tahun 2014 adalah

50%.

Untuk mempertahankan ketahanan pangan Kabupaten Majalengka,

ditengah pesatnya pembangunan industri yang memerlukan lahan sangat

luas, sementara luas wilayah Kabupaten Majalengka tidak mengalami

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 108


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

pertambahan dan untuk pembangunan tersebut menggunakan lahan

pertanian yang berakibat secara otomatis lahan pertanian sebagai

penopang ketahan pangan mengalami penyusutan, Pemerintah Kabupaten

Majalengka berupaya mengantisipasinya dengan membuat strategi

pembangunan lahan sawah pertanian berkelanjutan dengan kebijakan

pemberian insentif dan disinsentif bagi lahan-lahan pertanian yang masuk

pada kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan sampai tahun 2018.

22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Salah satu lembaga pelayanan masyarakat yang terdekat dengan masyarakat

adalah Posyandu. Keaktifan pelayanan yang dilaksanakan oleh posyandu akan

memberikan tingkat kepuasan terhadap layanan pemerintah secara umum. Pada

tahun 2011 berdasarkan data BPMDPKB Kabupaten Majalengka tahun 2012

menunjukkan bahwa posyandu aktif di Kabupaten Majalengka adalah 1.418

posyandu, angka tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan prima

terhadap masyarakat sehingga salah satu kebutuhan masyarakat mendapat

pelayanan kesehatan dari pemerintah dapat ditangani dengan baik. Sebagai

langkah nyata Pemerintah Kabupaten Majalengka dalam meningkatkan

kapasitas motor penggerak (para kader) pemberdayaan masyarakat, dilakukan

melalui berbagai program dan kegiatan yang dilakukan untuk melatih dan

mengasah serta menguatkan wawasan dan kemampuan untuk menjadi kader

pembedayan masyarakat. Pola hubungan antara aparatur pemerintah desa dan

masyarakat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya meningkatkan

pembedayaan masyarakat secara hakiki.

23. Statistik

Pengolahan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah merupakan

hal sangat mendasar dalam penyusunan rencana kerja tahunan pemerintah

daerah, yang mencakup data dan informasi gambaran umum kondisi daerah

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 109


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

yang meliputi data kondisi geografis dan demografis daerah, serta data terkait

dengan indikator kinerja kunci penyelenggaraan pemerintahan daerah meliputi

aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing

daerah.
Tabel 2.71.
Ketersediaan Dokumen Statistik
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

No. Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012

Buku ”kabupaten dalam


1. Ada Ada ada ada ada
angka”

2. Buku ”PDRB kabupaten” Ada Ada ada ada ada


Sumber : Bappeda Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Jenis data dan informasi gambaran umum kondisi daerah berikut sumbernya

dapat diperoleh melalui :

a. Data primer yang diperoleh dari kegiatan penelitian, monitoring dan

evaluasi, serta kegiatan sejenis lainnya yang dilaksanakan secara periodik

oleh OPD.

b. Data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) pusat

maupun daerah dan instansi pemerintah, hasil riset/audit/studi oleh

lembaga yang kompeten dibidangnya.

Hasil pengolahan data dan informasi perencanaan pembangunan Kabupaten

Majalengka diantaranya dituangkan dalam Buku Data Sektoral Kabupaten

Majalengka, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Majalengka, Indikator

Ekonomi Daerah Kabupaten Majalengka (termasuk PDRB).

24. Kearsipan

Kinerja pembinaan tata kearsipan oleh Kantor Arsip Daerah terhadap OPD dan

kecamatan mulai tahun 2009 sampai tahun 2012 tercermin dari jumlah OPD dan

kecamatan yang dibina tata kearsipannya, yaitu 79% dari jumlah OPD dan
RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 110
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

kecamatan. Pembinaan tata kearsipan dan peningkatan SDM pengelola arsip,

dapat dilihat pada tabel 2.70.

Tabel 2.72.
Data Kinerja Kearsipan
Kabupaten Majalengka Tahu 2008 – 2012

No. Capaian Pembangunan 2009 2010 2011 2012

Pembinaan Tata Kearsipan


1. 17 17 17 19
ke OPD dan Kecamatan
Peningkatan SDM
2. 5 5 10 10
pengelola arsip
Sumber : Kantor Arsip Daerah, tahun 2013

25. Komunikasi dan Informatika

Data-data komunikasi dan informasi untuk data terakhir tahun 2012 rasio

wartel/warnet terhadap penduduk adalah 1 : 2.003, jumlah penyiaran radio/TV

lokal sebanyak 38 buah, web site milik pemerintah daerah sebanyak 13 buah,

dan 205 jaringan komunikasi, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.71.

Tabel 2.73.
Data Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
Tahun
No. Indikator
2008 2009 2010 2011 2012
1. Rasio wartel/warnet terhadap 1 : 1791 1: 1 : 684 1: 1:
penduduk 1104 727 2003
2. Jumlah penyiaran radio/TV 17 25 31 38 36
local
3. Web Site milik pemerintah 1 2 3 5 13
daerah
4. Jumlah jaringan komunikasi 152 157 157 182 196
Sumber : Dishubkominfo Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Perkiraan pengguna jasa telekomunikasi di Kabupaten Majalengka, berdasarkan

asumsi jumlah penduduk dengan struktur umur 15-54 tahun yang menjadi

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 111


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

pelanggan telekomunikasi mayoritas persentasenya sekitar 60% dari jumlah

penduduk Kabupaten Majalengka, hal ini dikarenakan pada struktur umur 15-

54 tahun tersebut adalah usia produktif sehingga kebutuhan untuk komunikasi

diperkirakan sangat tinggi. Selain itu, pada struktur umur 30-54 tahun

diperkirakan 1 orang mempunyai 2 nomor operator, sedangkan rentang usia

lainnya diasumsikan sebagai pelanggan biasa dengan perkiraan 1 orang

mempunyai 1 nomor operator.


Tabel 2.74.
Jumlah Tower Telekomunikasi
di Kabupaten Majalengka Tahun 2012

Jumlah
No. Nama Provider
(Unit)
1. Telkomsel 62
2. TBG 47
3. Protelindo 33
4. XL 22
5. Indosat 11
6. SIP 5
7. Telkom 4
8. Java Indoku 3
9. Reka Cipta 2
10. STP, WMI, dll 7
Total 196
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka, tahun 2013

Mengenai penyelenggaraan pameran/expo pada tahun 2010 dilaksanakan

sebanyak 2 kali dan pada tahun 2011 dilaksanakan 3 kali, ditargetkan untuk

tahun 2012 akan dapat dilaksanakan minimalnya 3 kali.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 112


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.75.
Pelaksanaan Pameran/Expo
Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2012

No. Tahun Pameran/Expo

1. 2010 2 Kali

2. 2011 3 Kali

3. 2012 3 Kali
Sumber : Dinas KUKM perindag Kabupaten Majalengka, tahun 2013

26. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan suatu wadah atau tempat yang di dalamnya terdapat

bahan pustaka untuk masyarakat yang disusun menurut sistem tertentu dengan

tujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat serta sebagai

penunjang kelangsungan pendidikan.

Tabel 2.76.
Data Perpustakaan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah
1. 432 465 481 521 826
perpustakaan
Jumlah
pengunjung
2. 55,91 58,47 61,95 65,84 17.725
perpustakaan
per tahun
Koleksi buku
yang tersedia di 28.527(eksemplar)/
3. 58,36 61,25 65,78 69,34
perpustakaan 16.199 (judul)
daerah
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Selama tahun 2008-2012, jumlah perpustakaan di Kabupaten Majalengka

meningkat dari 432 unit menjadi 826 unit. Jumlah pengunjung yang

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 113


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

memanfaatkan perpustakaan pada tahun 2008 sebesar 55,91%, naik menjadi

65,85% pada tahun 2011, ini selaras dengan koleksi buku yang terus meningkat.

2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan


1. Pertanian
Luas Kabupaten Majalengka adalah 1.204,24 km2 atau 120.424 Ha, terdiri atas

lahan sawah 51.428 Ha, lahan bukan sawah 35.205 Ha, dan lahan bukan

pertanian 33.791 Ha. Berdasarkan data tersebut, pertanian merupakan sektor

yang dominan dalam pemanfaatan lahan di Kabupaten Majalengka, yaitu

sebesar 72% dari luas Kabupaten Majalengka.

1) Tanaman Pangan dan Hortikultura

Komoditas unggulan tanaman pangan selama tahun 2008-2012 terdiri atas:

a. Padi, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 100.930 hektar meningkat
menjadi 102.632 hektar pada tahun 2012, luas panen panen pada
tahun 2008 sebesar 90.987 hektar meningkat menjadi 101.283 hektar
pada tahun 2012 dan produksi sebesar 520.526 ton pada tahun 2008
menjadi 653.692 ton pada tahun 2012. Sentra padi tersebar di
Kecamatan Kertajati, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya, Palasah, Jatiwangi,
Dawuan, Kadipaten, Panyingkiran, Majalengka, Cigasong, Maja,
Sukahaji, Rajagaluh, Sindangwangi, Leuwimunding, Kasokandel, dan
Lemahsugih.

b. Jagung, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 13.511 hektar meningkat
menjadi 18.859 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008
sebesar 11.417 hektar meningkat menjadi 19.816 hektar pada tahun
2012 dan produksi sebesar 69.479 ton pada tahun 2008 menjadi
130.388 ton pada tahun 2012, adanya perbedaan jumlah luas panen
lebih besar dari luas tanam disebabkan kegiatan penanaman yang
melebihi tahun yang berjalan sehingga luas panen tahun berikutnya

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 114


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

merupakan hasil dari luas tanam tahun yang lalu. Sentra tanaman
jagung tersebar di Kecamatan Argapura, Banjaran, Talaga, Cikijing,
Maja, Bantarujeg, Lemahsugih, Majalengka, dan Malausma.

c. Kedelai, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 2.347 hektar menurun
menjadi 1.500 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008
sebesar 2.027 menjadi 1.500 hektar pada tahun 2012 dan produksi
sebesar 2.825 ton pada tahun 2008 menjadi 2.313 ton pada tahun
2012. Penurunan luas tanam, luas panen dan produksi ini, disebabkan
antara lain karena minat petani yang kurang dan harga jual yang
kurang berpihak ke petani serta banyaknya impor kedele. Sentra
kedelai tersebar di Kecamatan Jatiwangi, Kasokandel, Majalengka,
Panyingkiran, Cigasong, Palasah, Ligung, Kertajati dan Sukahaji.

Tabel 2.77.
Luas Tanam Komoditas Tanaman Pangan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun (Ha)
No. Komoditas
2008 2009 2010 2011 2012
1. Padi 100.930 101.197 102.596 106.812 102.632
2. Jagung 13.511 17.312 18.938 17.483 18.859
3. Kedelai 2.347 2.437 2.350 1.598 1.500
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.78
Luas Panen Komoditas Tanaman Pangan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun (Ha)
No. Komoditas
2008 2009 2010 2011 2012
1. Padi 90.987 97.292 103.396 98.301 101.283
2. Jagung 11.417 17.143 18.575 16.062 19.375
3. Kedelai 2.027 2.356 2.348 1.514 1.500
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 115


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.79.
Produksi Komoditas Tanaman Pangan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun (Ton)
No. Komoditas
2008 2009 2010 2011 2012
1. Padi 520.526 584.405 614.390 621.296 653.692
2. Jagung 69.479 110.734 113.028 103.258 130.388
3. Kedelai 2.825 3.381 2.663 1.877 2.313
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Adapun komoditas unggulan tanaman hortikultura khususnya sayuran

terdiri atas :

a. Bawang Merah, luas tanam pada tahun 2008 seluas 3.028 hektar turun

menjadi 1.820 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008

seluas 3.379 ha turun menjadi 1.847 hektar pada tahun 2012, dan

produksi pada tahun 2008 sebesar 33.015 ton turun menjadi sebesar

22.312 ton pada tahun 2012. Penurunan luas tanam, luas panen dan

produksi ini disebabkan cuaca yang kurang mendukung

mempengaruhi pertumbuhan tanaman sayuran sehingga

menyebabkan banyaknya serangan OPT diantaranya layu dan busuk.

Selain itu adanya lonjakan harga benih yang tidak seimbang dengan

harga jual bawang merah sayur sehingga banyak petani yang tidak

menanam bawang merah juga ada petani yang memilih bertanam

komoditas sayuran lainnya. Sentra bawang merah tersebar di

Kecamatan Argapura, Banjaran, Maja, Ligung, Kertajati, Jatitujuh dan

Majalengka.

b. Cabai Besar, luas tanam pada tahun 2008 seluas 1.188 ha, turun

menjadi 1.099 hektar pada tahun 2012, luas panen sebesar 1.029 hektar

pada tahun 2008 meningkat menjadi 1.066 hektar pada tahun 2012,

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 116


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

sedangkan produksi pada tahun 2008 sebesar 12.833 ton turun

menjadi sebesar 9.651 ton pada tahun 2012. Penurunan luas tanam dan

produksi antara lain disebabkan karena cuaca kurang yang mendukung

mempengaruhi pertumbuhan tanaman sayuran, dimana tanaman cabai

sangat rentan terhadap curah hujan dan kelembaban yang tinggi

sehingga mengakibatkan banyaknya serangan OPT diantaranya layu,

busuk dan rontok buah. Sedangkan peningkatan luas panen pada

tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2008 disebabkan karena pada

tahun 2008 serangan OPT lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang

mengakibatkan banyaknya cabai yang tidak dapat dipanen. Sentra

cabai tersebar di Kecamatan Kertajati, Ligung, Lemahsugih, Bantarujeg

dan Banjaran.

c. Kentang, pada tahun 2008 luas tanam 1.062 hektar turun menjadi 818

hektar pada tahun 2012, dengan luas panen tahun 2008 sebesar 1.235

hektar turun menjadi luas panen 578 hektar pada tahun 2012, dengan

produksi pada tahun 2008 sebesar 21.460 ton turun menjadi 12.542 ton

pada tahun 2012. Penurunan ini disebabkan cuaca yang kurang

mendukung yaitu curah hujan dan kelembaban yang tinggi, terutama

di daerah pegunungan sering terjadi kabut tebal. Cuaca yang buruk

tersebut mempercepat perkembangbiakan hama dan penyakit yaitu

penyakit busuk daun dan umbi, serta fusarium (jamur). Sentra kentang

di Kecamatan Argapura, Banjaran, Talaga, Lemahsugih dan Cikijing.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 117


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.80.
Luas Tanam Komoditas Tanaman Hortikultura
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun (Ha)
No. Komoditas
2008 2009 2010 2011 2012

1. Bawang 3.028 3.046 2.558 1.901 1.820


Merah
2. Cabai Besar 1.188 1.000 1.185 1.179 1.099
3. Kentang 1.062 1.037 839 502 818
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.81.
Luas Panen Komoditas Tanaman Hortikultura
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun (Ha)
No. Komoditas
2008 2009 2010 2011 2012

1. Bawang 3.379 2.722 2.562 1.847 1.847


Merah
2. Cabai Besar 1.029 1.085 2.974 883 1.066
3. Kentang 1.235 758 929 520 578
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.82.
Produksi Komoditas Tanaman Hortikultura
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun (Ton)
No. Komoditas
2008 2009 2010 2011 2012
1. Bawang 33.015 31.678 21.988 17.867 22.312
Merah
2. Cabai Besar 12.833 9.630 10.710 10.192 9.651
3. Kentang 21.460 16.180 12.131 8.906 12.542
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 118


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Sedangkan komoditas unggulan buah-buahan terdiri atas :

a. Mangga, luas tanam pada tahun 2008 sebesar 8.926,73 hektar,

meningkat pada tahun 2012 menjadi 10.716,35 hektar, luas panen pada

tahun 2008 sebesar 5.392,69 hektar, meningkat menjadi 7.515,58 hektar

pada tahun 2012 dan produksi pada tahun 2008 sebesar 45.223,52 ton

menjadi 48.220,30 ton pada tahun 2012. Sentra mangga berada di

Kecamatan Majalengka, Panyingkiran, Ligung dan Kertajati.

b. Durian, pada tahun 2008 luas tanam 1.537,24 hektar, meningkat pada

tahun 2012 menjadi 2.164 hektar, luas panen pada tahun 2008 seluas

177,71 hektar, meningkat menjadi 1.617,38 hektar pada tahun 2012,

dan produksi pada tahun 2008 sebesar 680,40 meningkat menjadi

8.072,20 ton pada tahun 2012. Sentra durian di Kecamatan Rajagaluh,

Sindangwangi, Leuwimunding dan Sindang.

c. Jambu Biji, pada tahun 2008 luas tanam 296,34 hektar meningkat

menjdi 495,10 hektar pada tahun 2012, luas panen pada tahun 2008

seluas 245,46 hektar meningkat menjadi 378,52 hektar pada tahun

2012, dan produksi pada tahun 2008 sebesar 3.037,38 ton meningkat

menjadi 3.817,20 ton pada tahun 2012.

Tabel 2.83.
Luas Tanam Komoditas Tanaman Buah-Buahan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun (Ha)
No. Komoditas
2008 2009 2010 2011 2012

1. Mangga 8.926,73 9.052,47 10.361,51 10.495,86 10.716,35

2. Durian 1.537,24 1.685,86 1.795,47 1.916,42 2.164

3. Jambu Biji 296,34 372,22 431,09 430,11 495,10


Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 119


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.84.
Luas Panen Komoditas Tanaman Buah-buahan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun (Ha)
No. Komoditas
2008 2009 2010 2011 2012
1. Mangga 5.392,69 6.682,91 2.616,56 5.419,31 7.515,58
2. Durian 177,71 443,42 203,44 1.031,16 1.617,38
3. Jambu Biji 245,46 294,87 412,44 526,65 378,52
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.85.
Produksi Komoditas Tanaman Buah-buahan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun (Ton)
No. Komoditas
2008 2009 2010 2011 2012

1. Mangga 45.223,52 46.608,80 16.474,00 43.279,70 48.220,30

2. Durian 680,40 2.324,20 840,30 7.355,70 8.072,20

3. Jambu Biji 3.037,38 2.686,40 3.909,00 4.539,00 3.817,20


Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Peternakan, komoditas unggulan peternakan diantaranya adalah ternak ayam

ras pedaging, domba dan sapi potong. Pada tahun 2008 populasi ayam ras

pedaging sebanyak 6.074.480 ekor meningkat menjadi 8.406.965 ekor pada

tahun 2012, dengan produksi daging pada tahun 2008 mencapai 9.021,43 ton

meningkat menjadi 12.610,45 ton pada tahun 2012, populasi domba pada tahun

2008 sebanyak 236.694 ekor meningkat menjadi 487.959 ekor pada tahun 2012

dengan produksi daging pada tahun 2008 mencapai 664,69 ton meningkat

menjadi 843,36 ton pada tahun 2012, dan populasi sapi potong pada tahun

2008 sebanyak 8.692 ekor meningkat menjadi 12.040 ekor pada tahun 2012

dengan produksi daging mencapai 1.438,96 ton pada tahun 2008 meningkat

menjadi 2.519,32 ton pada tahun 2012. Sentra ayam ras pedaging tersebar di

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 120


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Kecamatan Talaga, Cikijing, Cingambul, Malausma dan Sindang. Sentra domba

tersebar di Kecamatan Jatitujuh, Kertajati dan Dawuan. Sentra sapi potong

tersebar di Kecamatan Lemahsugih, Kertajati dan Majalengka.

Tabel 2.86.
Populasi Peternakan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun (Ekor)
No. Jenis
2008 2009 2010 2011 2012
1. Ayam Ras 6.074.480 7.014.729 7.988.266 8.068.185 8.406.965
Pedaging
2. Domba 238.694 294.501 345.723 408.650 487.959
3. Sapi Potong 8.692 9.735 10.365 11.637 12.040
Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.87.
Produksi Peternakan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun (Ton)
No. Jenis
2008 2009 2010 2011 2012

1. Ayam Ras 9.021,43 1.052,09 11.982,40 12.102,28 12.610,45


Pedaging
2. Domba 664,69 764,59 779,61 842,19 843,36
3. Sapi Potong 1.438,96 1.871,28 2.408,05 2.509,08 2.519,32
Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, tahun 2013

Perkebunan, komoditas unggulan perkebunan diantaranya adalah teh,

tembakau, kopi, cengkeh, dan tebu, sebagai berikut :

a. Teh, pada tahun 2008 luas tanam 639,31 hektar dengan produksi berupa

pucuk basah sebesar 1.011 ton. Pada tahun 2012 luas tanam 672,31 hektar

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 121


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

dengan produksi berupa pucuk basah sebesar 1.001,50 ton, teh hijau

200,03 ton, dengan sentra di Kecamatan Lemahsugih, Malausma dan

Rajagaluh.

b. Tembakau, pada tahun 2008 luas tanam 1.351,95 hektar dengan produksi
berupa daun sebesar 6.424 ton dan rajangan sebesar 1.284 ton; pada tahun

2012 menjadi luas tanam 1.591 hektar dengan produksi berupa daun

sebesar 6.919,55 ton dan rajangan sebesar 1.383,91 ton, dengan sentra di

Kecamatan Bantarujeg dan Lemahsugih.

c. Kopi, pada tahun 2008 luas tanam 804,29 hektar dan produksi sebasar

1.297 ton, pada tahun 2012 menjadi luas tanam 801,87 hektar dan produksi

272,90 ton, dengan sentra di Kecamatan Lemahsugih dan Argapura.

d. Cengkeh, pada tahun 2008 luas tanam 1.631,86 hektar, dengan produksi
olahan berupa bunga basah 1.820 ton dan minyak cengkeh 34,56 ton; pada

tahun 2012 luas tanam menjadi 1.825,00 hektar, dengan produksi olahan

berupa bunga basah 3.180,45 ton dan minyak cengkeh 179,99 ton, dengan

sentra di Kecamatan Lemahsugih, Argapura Bantarujeg dan Maja.

e. Tebu, pada tahun 2008 luas tanam 1.268,00 hektar dengan produksi olahan

dalam bentuk gula putih 5.037 ton; pada tahun 2012 menjadi luas tanam

1.233,19 hektar dengan produksi olahan dalam bentuk gula putih

4.858,00 ton, dengan sentra di Kecamatan Kertajati, Ligung dan

Leuwimunding.

Tabel 2.88.
Luas Tanam Komoditas Tanaman Perkebunan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun (Ha)
No. Komoditas
2008 2009 2010 2011 2012
1. The 639,31 672,31 672,31 672,31 672,31
2. Tembakau 1.351,95 1.375,95 1.092,95 984,70 1.591

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 122


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tahun (Ha)
No. Komoditas
2008 2009 2010 2011 2012
3. Kopi 804,29 801,87 801,87 901,87 801,97
4. Cengkeh 1.631,86 1.631,35 1.631,35 1.822,42 1.825,00
5. Tebu 1.268,00 1.310,88 1.195,84 1.228,67 1.233,19
Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.89.
Produksi Komoditas Tanaman Perkebunan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun (Ton)
No. Komoditas
2008 2009 2010 2011 2012
1. Teh
- Pucuk Basah 1.011 829 687,14 1.023,31 1.001,50
- Teh hijau - 172 171,79 227,42 200,03
2. Tembakau
- Daun 6.424 6.078 4.532,14 4.578,85 6.919,55
- Rajangan 1.284 1.215 906,29 915,77 1.383,91
3. Kopi 1.297 1.382 1.401,78 1.362,00 272,90
4. Cengkeh
- Bunga basah 1.820 1.403 1.447,65 999,40 3.180,45
- Minyak cengkeh 34,56 69,34 69,34 87,90 179,99
5. Tebu 5.037 4.031 5.354,89 3.788,16 4.858,00
Sumber: Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab.Majalengka, tahun 2013

Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB, dalam Perhitungan PDRB, Sektor

Pertanian teridiri dari 5 sub sektor, yaitu tanaman bahan makanan, tanaman

perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Sedangkan urusan

pertanian menyangkut 3 sub sektor usaha yaitu tanaman bahan makanan,

tanaman perkebunan dan peternakan. Kontribusi sektor pertanian terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dirinci berdasarkan sub sektor

selama 5 tahun dapat dilihat pada tabel 2.89. sebagai berikut :

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 123


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.90.
Konstribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB
atas dasar Harga Berlaku
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Sektor Pertanian 32,48 32,77 33,52 32,83 32,53


2. Sub Sekor Tanaman 28,29 28,56 29,28 28,52 28,08
Bhn Makanan
3. Sub Sektor 1,07 1,03 1,05 1,04 1,09
Tanaman
Perkebunan
4. Sub Sektor 2,53 2,59 2,59 2,65 2,75
Peternakan
5. Sub Sektor 0,15 0,14 0,13 0,13 0,14
Kehutanan
6. Sub Sektor 0,44 0,46 0,47 0,48 0,48
Perikanan
Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Berdasarkan data tersebut di atas, selama 2008-2012 kontribusi Sektor

Pertanian secara keseluruhan terus mengalami penurunan. Konstribusi terbesar

terhadap sektor pertanian adalah sub sektor tanaman bahan makanan yang

konstribusinya berfluktuasi namun cenderung menurun selama 5 tahun terkahir.

Sub Sektor peternakan menududuki urutan kedua dalam knstibusi tehadap

sektor pertanian, yang kontribusinya cenderung meningkat. Sub sektor tanaman

perkebunan menempati urutan ke tiga dalam kontribusi terhadap sektor

pertanian, dengan kontribusi yang cenderung meningakan selama lima tahun

terkakhir.

Cakupan Bina Kelompok Petani, Kabupaten Majalengka sebagai kabupaten

agribisnis sangat dipengaruhi oleh keberadaan bahan baku dan kualitas sumber

daya manusia yang menjadi penentu daya saing produk agribisnis. Dari kedua

komponen tersebut sumber daya manusia menjadi kunci kesuksesan atau


RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 124
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

keberhasilan pemerintah yang potensinya sebagian besar didapat dari

pertanian, oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Majalengka setiap tahunnya

selalu mengalokasikan kegiatan yang berbasis pada peningkatan sumber daya

manusia khususnya pembinaan kelompok tani seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.91.
Cakupan Bina Kelompok Petani
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012
Cakupan Bina Kelompok
No. Tahun
Petani
1. 2009 1.943
2. 2010 1.971
3. 2011 2.064
4. 2012 2.320
Sumber : BP4K Kabupaten Majalengka, tahun 2013

2. Kehutanan
Hutan merupakan sumber daya alam yang memiliki multifungsi bagi kehidupan

manusia. Fungsi hutan sebagai penyangga air dan udara bagi ekosistem

dipersyaratkan minimal 30% dari total hamparan darat (UU Nomor 41 Tahun

1999 Tentang Kehutanan). Luas hutan rakyat pada tahun 2009 adalah 9.433 Ha

dan meningkat pada tahun 2013 menjadi 10.910 Ha sedangkan luas hutan

negara yang dikelola perum perhutani 18.429,43 ha dan dikelola oleh Taman

Nasional Gunung Ciremai (TNGC) adalah 6.800,13 ha. . Luas lahan kritis diluar

kawasan hutan pada tahun 2009 sebesar 18.795 Ha pada tahun 2012 berkurang

menjadi 11. 635 Ha, angka rehabilitasi lahan kritis diluar kawasan hutan yang

sudah dilaksanakan 11.529 Ha sedangkan angka rehabilitasi didalam kawasan

hutan seluas 3.195,30 Ha.

Komoditas unggulan kehutanan yang ada di Kabupaten Majalengka antara lain

bahan kayu, kayu putih, getah pinus, rotan, minyak nilam, rumput gajah dan

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 125


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

lebah madu. Produksi kayu pada tahun 2008 tercatat 17.716 meter kubik turun

menjadi 10.894,67 meter kubik pada tahun 2012, penurunan produksi kayu

tersebut lebih disebabkan masa daur tanaman kayu (umur panen) yang belum

mencukupi. Produksi aneka kehutanan non kayu dapat di lihat dari tabel 2.91 di

bawah ini. Sentra kayu berada di Kecamatan Kertajati, Sukahaji, Cigasong dan

Talaga, sedangkan sentra lebah madu di Kecamatan Lemahsugih, Banjaran dan

Argapura.

Tabel 2.92.
Produksi Kehutanan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun
No. Jenis
2008 2009 2010 2011 2012
1. Aneka Kayu 15.171 10.680,51 9.683,19 10.579 8.163,02
Rakyat (m3)
2. Aneka Kayu 2.545 4.584,88 4.772,63 6.335,03 2.731,65
Perhutani
(m3)
3. Getah Pinus 255,49 299,425 300,110 448,364 494,889
(ton)
4. Daun Kayu 145,375 435,464 728,031 1.519,065 2.214,219
Putih (ton)
5. Lebah Madu 5.208 5.208 11.564 12.280 12.894
(kg)
6. Rotan (ton) 20,125 0 0 0 0
7. Minyak 0 1.161,68 135,1 301,11 458,01
Nilam (kg)
8. Rumput 12 12 12,84 16,471 112,048
Gajah

Sumber: Perum Perhutani Kab. Majalengka dan Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan
Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 126


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Majalengka trennya sedikit menurun selama 5 tahun

dikarenakan populasi kayu yang layak tebang semakin berkurang dan masih

sedikitnya pengembangan aneka usaha non kayu yang dilaksanakan di sektor

kehutanan selain belum mampunya masyarakat mengolah bahan baku kayu

menjadi bahan jadi atau setengah jadi, sementara perhitungan PDRB dilakukan

setiap tahun.

Tabel 2.93.
Kontribusi Sub Sektor Kehutanan Terhadap PDRB
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

Kontribusi Sektor Kehutanan


No. Tahun
Terhadap PDRB (%)
1. 2008 0,15
2. 2009 0,14
3. 2010 0,13
4. 2011 0,13
5. 2012 0,14
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

3. Energi dan Sumber Daya Mineral


Salah satu tugas pemrintah daerah adalah memberikan izin kepada pengusaha

yang akan melaksanakan usahanya. Bidang pertambangan, masih terdapat

lokasi-lokasi pertambangan yang belum berijin. Namun selama lima tahun

terakhir penertiban terhadap lokasi-lokasi pertambangn terus dilakukan,

sehingga luas lokasi penambangan tanpa izin semakin berkurang.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 127


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.94.
Data Luas Petambangan Tanpa Ijin
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

Pertambangan tanpa
1. 50 Ha 39 Ha 37 Ha 17 Ha 8 Ha
izin
Sumber : Dinas PSDAPE Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Kontribusi dari sektor pertambangan dari tahun ke tahun cenderung

mengalami penurunan dikarenakan sumber daya alam pertambangan di

Kabupaten Majalengka terbatas.

Tabel 2.95.
Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian
Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian


No. Tahun
Terhadap PDRB (%)
1. 2008 3,83
2. 2009 3,32
3. 2010 3,17
4. 2011 3,21
5. 2012 3,12
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

4. Pariwisata
Pariwisata Kabupaten Majalengka akan mengalami kemajuan seiring

dibangunnya Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati dan dipengaruhi

beberapa faktor antara lain terjadinya kejenuhan objek-objek wisata alam akibat

hambatan-hambatan aksesbilitas dan kerusakan daya tarik alamiah. Untuk itu,

dilakukan terobosan pengembangan objek-objek wisata baru sebagai

stimulator dan inspirasi geliat kompetitif objek-objek wisata lama yang

bervariatif.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 128


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Sebaran dan potensi objek wisata di Kabupaten Majalengka antara lain :

a. Wisata Alam :

Gunung Batu Tilu (Kecamatan Kasokandel), Panorama Cikebo (Kecamatan

Maja), Curug Tonjong (Kecamatan Rajagaluh), Situ Janawi (Kecamatan

Rajagaluh), Situ Cipanten (Kecamatan Sukahaji), Situ Cikuda (Kecamatan

Sindangwangi), Panorama Bukit Alam Hejo di Asromo (Kecamatan Sindang),

Panorama Talaga Herang Sindangwangi (Kecamatan Sindangwangi), Curug

Muara Jaya (Kecamatan Argapura), Curug Sawer (Kecamatan Argapura), Air

Terjun Cibali (Kecamatan Cingambul), Curug Emas (Kecamatan Talaga), Situ

Sangiang (Kecamatan Banjaran), Situ Batu (Kecamatan Malausma), Situ

Resmi (Kecamatan Argapura), Curug Cipeuteuy (Kecamatan Sindangwangi).

b. Wisata Budaya/Wisata Sejarah :


Rumah Adat Panjalin (Kecamatan Sumberjaya), Hutan Lindung Patilasan

Prabu Siliwangi (Kecamatan Rajagaluh), Situ Sangiang (Kecamatan

Banjaran), Museum Talaga Manggung (Kecamatan Talaga), Makam Keramat

Sunan Parung (Kecamatan Banjaran), Sunan Wanaperih (Kecamatan

Banjaran), dan Makam Keramat Pangeran Muhammad dan Mbah Badori/Siti

Armilah (Kecamatan Majalengka).

c. Wisata Minat Khusus :

Sirkuit Gagaraji (Kecamatan Jatitujuh), Bendungan Rentang (Kecamatan

Jatitujuh), Situ Cijaura (Kecamatan Kertajati), Situ Anggrahan (Kecamatan

Jatitujuh), Jatiwangi Art Factory (Kecamatan Jatiwangi), Kolam Renang Tirta

Indah (Kecamatan Sindangwangi), Panorama Lemahputih (Kecamatan

Lemahsugih), Bumi Perkemahan Cipanten (Kecamatan Argapura), dan

Wisata Paralayang Desa Sidamukti (Kecamatan Majalengka).

d. Agrowisata :
Perkebunan Mangga Gedong Gincu (Kecamatan Majalengka, Panyingkiran,

Kertajati, Jatitujuh, Ligung), Wisata Agrobatu (Kecamatan Sindangwangi),


RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 129
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Bibit-bibitan (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji, Majalengka), Kebun Teh

Sadarehe Desa Payung (Kecamatan Rajagaluh), Durian Sinapeul (Kecamatan

Sindangwangi), Kebun Teh Cipasung (Kecamatan Lemahsugih), Pisang Apuy

(Kecamatan Argapura), dan Jagung (Kecamatan Argapura, Banjaran,

Lemahsugih).

e. Ekowisata :

Batu Luhur, Curug Baligo, Talaga Herang dan Talaga Loa (Kecamatan

Sindangwangi).

f. Wisata Belanja :

Kerajinan Besi (Kecamatan Sumberjaya), Anyaman dan Renda (Kecamatan

Leuwimunding, Palasah, Sindangwangi, Sukahaji, Rajagaluh), Industri Rotan

(Kecamatan Sumberjaya, Leuwimunding, Sindangwangi, Rajagaluh), Industri

Bola (Kecamatan Kadipaten), Kecap (Kecamatan Kadipaten, Majalengka),

Jeruk Sambal (Kecamatan Palasah), Kerajinan Batik (Kecamatan Palasah),

Emping Melinjo (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji, Sindangwangi, Talaga),

Batu Alam (Kecamatan Sindangwangi), Industri Jeans (Kecamatan Cikijing),

Industri Keripik (Kecamatan Cingambul).

g. Wisata Kuliner :
Depo Ikan Tawar (Kecamatan Argapura), Depo Ikan Lengkong Kulon

(Kecamatan Sindangwangi).

h. Desa Wisata :
- Jeruk Sambal Desa Weragati (Kecamatan Palasah).

- Ekonomi Kreatif (JAF= Jatiwangi Art Factory) Desa Jatisura (Kecamatan

Jatiwangi).

Berbagai promosi dan penataan objek wisata yang ada Kabupaten Majalengka

telah dilakukan selama periode 2008-2012, hasilnya sudah mulai terlihat yaitu

dengan meningkatnya keunjung wisata.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 130


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.96.
Jumlah Kunjungan Wisata ke Kabupaten Majalengka
Tahun 2008 - 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Kunjungan wisata 87.219 91.808 96.639 107.375 117.509


Sumber : Disporabudpar Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB yaitu tahun 2009 sebesar 4,01%,

tahun 2010 sebesar 3,91%, Tahun 2011 sebesar 3,91, dan tahun 2012 sebesar

3,87%

5. Kelautan dan Perikanan


Komoditas unggulan perikanan tahun 2012, diantaranya adalah ikan mas, ikan

nila, gurame, dan lele. Produksi ikan mas pada tahun 2008 sebesar 1.498,70 ton

menurun menjadi 1.185,12 ton pada tahun 2012, penurunan ini disebabkan

adanya wabah penyakit yang menyerang ikan mas, sehingga petani cenderung

memilih jenis ikan lain yang lebih tahan terhadap serangan penyakit diantaranya

ikan nila. Selain itu ada juga yang beralih ke bududaya ikan lele, karena ikan ini

lebih mudah pemeliharaan dan pemasarannya. Kemudian adanya penurunan

fungsi pemanfaatan lahan budidaya danau (situ) dan rawa. Dimana rawa di

wilayah Kabupaten Majalengka semakin berkurang sehingga pemanfaatan

untuk budidaya ikan khususnya ikan mas menurun. Sentra produksi ikan mas

berada di Kecamatan Cikijing, Talaga, Argapura dan Rajagaluh. Produksi ikan

nila pada tahun 2008 sebessar 2.248,33 ton meningkat menjadi 2.993,82 ton

pada tahun 2012 dengan sentra produksi Kecamatan Bantarujeg, Cikijing,

Cingambul, Talaga, Argapura, Maja, Cigasong, Sindang, Rajagaluh,

Sindangwangi dan Leuwimunding. Produksi ikan gurame pada tahun 2008

sebesar 614,57 ton meningkat menjadi 806,31 ton pada tahun 2012, dengan

sentra produksi Kecamatan Sindangwangi, Leuwimunding dan Palasah. Produksi

ikan lele pada tahun 2008 sebesar 300,47 ton meningkat menjadi 1.238,89 ton

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 131


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

pada tahun 2012, dengan sentra produksi Kecamatan Jatiwangi, Kertajati,

Jatitujuh dan Ligung.


Tabel 2.97.
Produksi Ikan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Tahun (Ton)
No. Jenis
2008 2009 2010 2011 2012
1. Ikan Mas 1.498,70 1.144,51 1.282,08 1.386,31 1.185,12
2. Ikan Nila 2.428,33 2.761,58 2.851,02 1.386,31 2.993,77
3. Gurame 614,57 589,29 800,67 869,89 806,31
4. Lele 300,47 796,17 1.001,86 1.088,24 1.124,09
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Majalengka, tahun 2013

Jumlah konsumsi ikan Kabupaten Majalengka tahun 2013 sebesar

17,23 kg/kapita/tahun, Cakupan bina kelompok nelayan di Kabupaten

Majalengka tahun 2013 adalah 90 kelompok, produksi perikanan kelompok

nelayan pada tahun 2013 adalah 8.143,75 ton.

Kontribusi sub sektor perikanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Majalengka trennya terus meningkat dari tahun ke tahun, hal

ini dikarenakan bertambahnya jumlah kolam.


Tabel 2.98.
Kontribusi Sektor Perikanan
Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

Kontribusi Sektor Perikanan


No. Tahun
Terhadap PDRB (%)
1. 2008 0,44
2. 2009 0,46
3. 2010 0,47
4. 2011 0,48
5. 2012* 0,48
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 132


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

6. Perdagangan
Sejalan dengan meningkatnya kegiatan perekonomian masyarakat selama tahun

2008-2012, fasilitas perdagangan di Kabupaten Majalengka mengalami

pertumbuhan yang cukup pesat, antara lain bisa dilihat dengan semakin

banyaknya pasar/toko swalayan milik masyarakat yang berdiri, yaitu dari

24 unit pada tahun 2008 meningkat menjadi 76 unit pada tahun 2012. Fasilitas

perdagangan lainnya yaitu pasar Pemda sebanyak 4 unit yang kondisinya

fisiknya semakin membaik, dan pasar desa terecatat 33 unit pada tahun

2008 menjadi 34 unit pada tahun 2012.

Dalam perdagangan luar negeri, selama periode 2008-2012, nilai ekspor bersih

cenderung sejalan kondisi perekonomian global, nilai ekspor menurun drastis

pada tahun 2010 ke tahun 2011 dikarenakan adanya pengaruh krisis global, dan

mulai meningkat lagi di tahun 2012.

Tabel 2.99.
Perkembangan Ekspor Bersih Perdagangan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

Mata
No. 2008 2009 2010 2011 2012
Uang

1. IDR 457.832.626.990 7.552.189.449,20 349.384.681.763 16.023.506.691,29 21.664.737.924,12

2. USD 19.507.386,87 31.631.158,66 487.060.754,23 28.922.842,35 31.551.821,21

3. EURO 112.620.030,47 103.474.933,75 25.678.458 206.713,73 7.436.361,03


Sumber : Dinas KUKM Perindag Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Dalam sturktur perekonomian daerah, sektor perdagangan menempati urutan

ke dua setelah sektor pertanian, dengan kontribusi yang semakin meningkat

selama lima tahun terkahir.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 133


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.100.
Kontribusi Sektor Perdagangan
Terhadap PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Tahun Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap PDRB (%)

1. 2008 17,52
2. 2009 17,65
3. 2010 18,03
4. 2011 18,54
5. 2012* 18,87
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Cakupan Bina Kelompok Pedagang di Kabupaten Majalengka pada tahun

2013 sebesar 67,5%.

7. Perindustrian
Berdasarkan jenis produksi utama meliputi; industri sandang, industri kulit,

industri logam, industri kerajinan, industri makanan, industri minuman, industri

batu, industri bahan baku, industri bangunan, industri kimia, industri komoditi

jasa, industri komoditi kayu, dan industri komoditi.

Kondisi perindustrian di Kabupaten Majalengka selama lima tahun terakhir

mengalami peningkatan, yaitu dari jumlah industri pada tahun 2008 sebanyak

8.210 buah dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 45.532 orang, meningkat

menjadi 9.964 buah dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 56.645 orang

pada tahun 2012. Namun, demikian kondisi ini belum mampu menggerakkan

menggerakkan peekonomian daerah secara keseluruhan. Hal ini terlihat dari

perutuhan ekonomi sektor indistri yang justru relatif menurun setiap tahunnya,

begitu pula dengan konstribusinya yang juga cenderung semakain menrun

selama lima tahun terkahir.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 134


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.101.
Konstribusi dan Pertumbuhan sektor Industri
di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. Kontribusi sektor Industri


Pengolahan terhadap PDRB 15,70 16,08 15,58 15,58 15,53
(%)
2. Pertumbuhan Industri. (%) 18,50 11,00 9,46 8,19 8,50
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Dalam Perhitungan PDRB, sektor kontribusi industri rumah tangga pada tahun

2008 sebesar 15,70, tahun 2009 sebesar 16,08%, tahun 2010 sebesar 15,58%,

tahun 2011 sebesar 15,58 dan tahun 2012 sebesar 15,53%. Cakupan Bina

Kelompok Pengrajin di Kabupaten Majalengka tahun 2012 sebesar

5,68% dan tahun 2013 sebesar 5,96%.

8. Transmigrasi
Penyelenggaraan transmigrasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

transmigran dan masyarakat sekitarnya, peningkatan dan pemerataan

pembangunan daerah, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.

Adapun sasaran penyelenggaraan transmigrasi adalah meningkatkan

kemampuan dan produktivitas masyarakat transmigrasi, membangun

kemandirian dan mewujudkan integrasi di permukiman transmigrasi sehingga

ekonomi dan sosial budaya mampu tumbuh dan berkembang secara

berkelanjutan. Transmigrasi merupakan salah satu program yang dikembangkan

oleh Pemerintah, sejak orde baru pelaksanaan transmigrasi lebih difokuskan

pada provinsi yang pertumbuhan penduduknya lebih cepat dibandingkan

wilayah lainnya. Provinsi-provinsi tersebut sabagian besar yang berada di Pulau

Jawa dan Bali dengan tujuan lokasi transmigrasi seperti Pulau Sumatra,
RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 135
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Kalimantan, Sulawesi dan Irianjaya (Papua). Seiring dengan perubahan dalam

tatanan kenegaraan, sejak otonomi daerah diberlakukan dengan Undang-

Undang yang telah beberapa kali direvisi terakhir dengan UU Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah, berdampak terhadap pengembangan

pelaksanaan transmigrasi khususnya antar provinsi. Sesuai data dari Dinas Sosial

Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di Kabupaten Majalengka terakhir kali adanya

transmigrasi lokal Tahun 2002 yakni di Unit Pemukiman Transmigrasi Sukamaju

di Desa Mekarjaya Kecamatan Kertajati.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Transmigrasi, transmigrasi dilaksanakan dalam bentuk:

a. Transmigrasi Umum (TU);

b. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB); dan

c. Transmigrasi Swakarsa Mandiri.

Bentuk pelaksanaan trasmigrasi lainnya yang mungkin dapat dilakukan oleh

Pemerintah maupun Pemerintah Kabupaten/Kota yaitu Transmigrasi

Pemukiman Lahan Kering (TPLK).

Penyelenggaraan transmigrasi antar pulau atau antar provinsi untuk penduduk

Kabupaten Majalengka kurun waktu antara 2004 sampai dengan 2012 belum

pernah dilaksanakan. Namun perlu menjadi bahan analisis yang komprehensif,

jika pembangunan BIJB dan Kertajati Aerocity akan direalisasikan maka

pentingnya perencanaan matang untuk transmigrasi lokal ataupun pilihan jenis

lainnya harus segera diantisipasi.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah


Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan

otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Daya

saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 136


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan

daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah


Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing

daerah adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik

(attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke
suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing

daerah.

Kemampuan ekonomi daerah memicu daya saing daerah dalam

beberapa tolok ukur, sebagai berikut:

Pengeluaran Konsumsi RumahTangga. Indikator pengeluaran konsumsi rumah


tangga per kapita dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah

tangga yang menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga.

Semakin besar rasio atau angka konsumsi RT semakin atraktif bagi peningkatan

kemampuan ekonomi daerah. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita

dapat diketahui dengan menghitung angka konsumsi RT per kapita, yaitu rata-

rata pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita. Angka ini dihitung

berdasarkan pengeluaran penduduk untuk makanan dan bukan makanan per

jumlah penduduk. Makanan mencakup seluruh jenis makanan termasuk

makanan jadi, minuman, tembakau, dan sirih. Bukan makanan mencakup

perumahan, sandang, biaya kesehatan, sekolah, dan sebagainya.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 137


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.102.
Pengeluaran Rata-Rata Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita


No. Tahun
(Rp)

1. 2009 -

2. 2010 482.860

3. 2011 484.890

4. 2012 596.909
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Berdasarkan data di atas, pada tahun 2012 pengeluaran konsumsi rumah

tangga di Kabupaten Majalengka adalah sebesar 487.362, meningkat dari tahun

2011 yang hanya 484.890. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan

pendapatan keluarga atau daya beli masyarakat/keluarga.

Pengeluaran Konsumsi Non Makanan. Pengeluaran konsumsi non pangan


perkapita dibuat untuk mengetahui pola konsumsi rumah tangga di luar

pangan. Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita dapat dicari dengan

menghitung persentase konsumsi RT untuk non pangan, yaitu proporsi total

pengeluaran rumah tangga untuk non pangan terhadap total pengeluaran.

Tabel 2.103.
Pengeluaran Rata-Rata Konsumsi Non Makanan Per Kapita
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

Pengeluaran Konsumsi Non Makanan Perkapita


No. Tahun
(Rp)

1. 2009 -

2. 2010 189.915

3. 2011 209.315

4. 2012 290.837
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 138


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Berdasarkan data di atas menunjukkan pada tahun 2012 pengeluaran konsumsi

non pangan perkapita meningkat dibandingkan tahun 2011. Hal ini

menunjukkan peningkatan pendapatan keluarga atau daya beli

masyarakat/keluarga.

Produktifitas daerah adalah indikator untuk mengukur tingkat produktifitas


angkatan kerja terhadap peningkatan sektor PDRB dalam mendorong

perekonomian daerah Kabupaten Majalengka. Data produktifitas daerah

Kabupaten Majalengka selama 5 tahun dapat di lihat dari tabel 2.102.

Tabel 2.104.
Produktivitas Total Daerah

2009 2010 2011 2012


NO SEKTOR
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 PDRB 4.233.442,84 100 4.427.885,12 100 4.634.993,17 100 4.855.364,56 100

1.1 Pertanian 1.184.973,86 27,99 1.205.945,49 27,24 1.233.234,80 26,61 1.274.278,82 26,24
Pertambangan &
1.2 Penggalian 169.783,58 4,01 173.295,46 3,91 181.028,12 3,91 188.075,13 3,87

1.3 Industri Pengolahan 724.330,61 17,11 751.381,24 16,97 782.437,81 16,88 817.284,31 16,83
Listrik,Gas, & Air
1.4 Bersih 28.810,27 0,68 31.326,90 0,71 33.689,87 0,73 36.332,94 0,75

1.5 Kontruksi 195.870,26 4,63 214.226,78 4,84 232.753,75 5,02 253.376,89 5,22
Perdagangan, Hotel,
1.6 & Restoran 838.517,68 19,81 913.194,72 20,62 981.378,27 21,17 1.048.992,33 21,60
Pengangkutan dan
1.7 Komunikasi 271.937,70 6,42 287.521,17 6,49 302.629,33 6,53 313.412,99 6,45
Keuangan, Sewa & Js.
1.8 Perusahaan 240.097,63 5,67 252.674,74 5,71 266.920,61 5,75 281.677,01 5,80

1.9 Jasa-jasa 579.121,25 13,68 598.318,62 13,51 620.920,61 13,4 641.934,14 13,22
Jumlah Angkatan
2 Kerja 606.303 570.927 531.260 597.143

RASIO
NILAI TAMBAH KE i 6,98238808 7,755606444 8,724528799 8,130991337
JUMLAH ANGKATAN
KERJA

Berdasarkan data diatas, produktivitas total daerah Kabupaten Majalengka pada

tahun 2010 sampai tahun 2012 trennya mengalami peningkatan kecuali pada

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 139


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

tahun 2012 produktifitas daerah mengalami penurunan dibanding tahun 2011,

hal ini disebabkan pada tahun 2012 terjadinya penambahan jumlah angkatan

kerja.

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah

dalam hubungannya dengan ketersediaannya (availability) dalam mendukung

aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antar-wilayah.

Kegiatan perkonomian akan berjalan dengan baik jika didukung dengan

infrastruktur yang memadai dan berkualitas. Infrastruktur di Kabupaten

Majalengka, masih menjadi kendala bagi kegiatan perekonomian daerah,

terutama pada daerah-daerah yang terpencil. Perekonomian perdesaan

terkendala dengan terbatasnya sarana dan prasarana infrastruktur sebagai

penunjang aktivitas ekonomi masyarakat desa.

Infrastrutur Jalan. Khusus infrastruktur jalan di Kabupaten Majalengka

digolongkan dalam 3 kelompok yakni; Jalan nasional (25,895 km), Jalan provinsi

(122,929 km), dan Jalan kabupaten (715,600 km). Proporsi panjang jaringan

dalam kondisi baik hingga tahun 2012 adalah 665,782 km. Jalan kabupaten

pada Tahun 2011, sepanjang 367,592 km dalam kondisi baik, 76,144 km dalam

kondisi sedang, 110,469 km dalam kondisi rusak, dan 715,600 km dalam kondisi

rusak berat.

Perhubungan. Saat ini di Kabupaten Majalengka sedang dilaksanakan

pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati

yang akan menjadi sarana transportasi lokal, nasional dan internasional. Untuk

menunjang sarana infrastruktur transportasi darat yang ada, wilayah Kabupaten

Majalengka akan dilalui dan dilayani oleh 2 (dua) buah jalan tol yaitu jalan tol

Cileunyi – Sumedang – Kertajati (Cisumjati) yang sudah mulai dibangun pada

tahun 2012, dan jalan tol Cikopo – Palimanan (Cikapali) yang juga telah selesai

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 140


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

dilakukan pembebasan tanahnya dan sedang mulai dilaksanakan proses

pembangunan fisiknya.

Irigasi. Infrastruktur lainnya yang mendukung perekonomian, terutama

sektor pertanian, adalah ketersediaan pengairan di Kabupaten Majalengka.

Berikut adalah data kondisi jaringan irigasi yang ada di Kabupaten Majalengka.

Tabel 2.105.
Jumlah dan Kondisi Bangunan Air Pada Jaringan Irigasi
di Atas 3.000 Ha di Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2012
Kondisi 2011 Kondisi 2012
No. Jenis Bangunan Rusak Rusak Rusak Rusak
Jmlh Baik Jmlh Baik
Ringan Berat Ringan Berat
1. Bendung (Buah) 27 10 17 - 32 32 0 0
2. Bangunan Air (Buah) 173 123 40 10 173 129 28 16
3. Saluran (Buah)
Saluran Induk (Km) 48,58 40,00 4,68 3,90 48,58 43,12 5,19 0,27
Saluran Sekunder
63,53 30,00 28,03 5,50 63,53 55,32 7,74 0,47
(Km)
Saluran Tersier (Km) 196,87 75,00 66,87 55,00 196,87 78,75 49,22 68,90
0,55
Saluran Suplesi (Km) 12,91 7,00 4,41 1,50 12,91 9,45 2,91

Saluran Pembuang
159,73 50,00 107,23 2,50 159,73 42,25 115,48 2,00
(Km)
Bangunan
4. 392 200 92 100 392 242 120 30
Pelengkap (Buah)
Penataan Mata Air
5. - - - - 9 9 0 0
(Buah)
Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Tabel 2.106.
Jaringan Irigasi di Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012

Tahun
No. Indikator
2008 2009 2010 2011 2012

1. Luas irigasi Kab. kondisi baik (%) 52,08 43,25 45,67 46,06 -

2. Rasio Jaringan Irigasi (km/ha) 2,99 2,99 2,99 2,99 -


Sumber : Data PSDAPE Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Penataan Ruang Daerah. Dokumen RTRW dan RDTR, serta berbagai

masterplan sebagai pedoman khususnya bagi para calon investor, sudah

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 141


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

tersedia. Dokumen Perencanaan Tata Ruang dapat dilihat pada tabel 2.105.

sebagai berikut :

Tabel 2.107.
Dokumen Perencanaan Tata Ruang
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

TAHUN
NO. Dokumen Perencanaan Keterangan
2008 2009 2010 2011 2012
1. RTRW Kabupaten Majalengka √ Perda 11/2011
Tahun 2011-2031
2. RDTR Kecamatan Kertajati √ Belum Perda/Sudah
sesuai Perda
11/2011
3. RDTR Kecamatan Jatitujuh √ Belum Perda/Sudah
sesuai Perda
11/2011
4. RDTR Kecamatan Ligung √ Belum Perda/Sudah
sesuai Perda
11/2011
5. RDTR Kecamatan Kadipaten √ Belum Perda
6. RDTR Kecamatan Jatiwangi √ Belum Perda
7. RDTR Kecamatan Majalengka √ Belum Perda
8. RDTR Kecamatan Cikijing √ Belum Perda
9. RDTR Rajagaluh dan √ Belum Perda
Leuwimunding
10. RDTR Kecamatan Sumberjaya √ Belum Perda
11. RRTR KSK Argopolitan √ Belum Perda
12. RRTR KSK Wisata Sindangwangi √ Belum Perda
13. RRTR KSK Potensial Tumbuh √ Belum Perda
Sumber : Bappeda dan Dinas BMCK Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Berdasarkan data tahun terakhir (2013) dari Dinas Bina Marga dan Cipta

Karya Kabupaten Majalengka, data mengenai pengalihfungsian dari ruang publik

yang berubah peruntukan menjadi lahan terbangun di Kabupaten Majalengka belum

ada. Melalui kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang dengan melihat kondisi

lapangan tidak ada/belum ada ruang publik yang berubah peruntukan, kondisi

eksisting lahan yang berubah peruntukkan di dominasi oleh lahan sawah, tegalan

atau kebun.

Indikator penataan ruang lainnya, yaitu ketaatan terhadap RTRW Kabupaten

Majalengka Tahun 2012-2013 yaitu ± 99 %, dengan luas wilayah produktif ± 57-


RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 142
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

58%, sedangkan luas wilayah industri diperkirakan ± 1% dengan penyediaan

kawasan industri di tahun 2012-2013 ± 100-150 Ha. Persentase Luas wilayah

perkotaan pada tahun 2012-2013 adalah ± 35-36%.

Untuk wilayah kekeringan yang disebabkan musim kemarau yang panjang,

lahan kering atau tidak adanya/kurang saluran irigasi, berdasarkan data dari Dinas

Pertanian wilayah kekeringan yang dimaksud adalah Kecamatan Kertajati, Ligung

dan Jatitujuh (wilayah utara).

Tabel 2.108.
Indikator Penataan Ruang di Kabupaten Majalengka
Tahun
No Indikator Penataan Ruang Satuan
2012 2013

1 Ketaatan terhadap RTRW % 99 99

2 Luas wilayah produktif % 57 58

3 Luas wilayah industri % 1 1,1

4 Penyediaan kawasan industri Ha 100 150

5 Luas wilayah kebanjiran Ha 119,35 270

6 Luas wilayah kekeringan Desa 48 -

7 Luas wilayah perkotaan % 35 36


Sumber : Dinas BMCK, tahun 2013

Fasilitas Keuangan. Kabupaten Majalengka memiliki lembaga penunjang

perekonomian berupa fasilitas perbankan yang terdiri atas bank umum yaitu

Bank Jabar Banten, BRI, BNI, Bank Mandiri, Bank Panin, Bank Danamon, Bank

BCA, Bank BTPN, Bank OCBC NISP dan BPR. Perkembangan jumlah perbankan di

Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel berikut.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 143


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.109.
Perkembangan Jumlah Bank
di Kabupaten Majalengka tahun 2009-2012
No. Nama Bank 2009 2010 2011 2012

1. BJB 5 6 6 4
2. BRI 36 36 36 36
3. BNI 2 2 2 3
4. MANDIRI 4 1 1 2
5. PANIN 2 2 2 2
6. DANAMON 4 4 4 4
7. BCA 1 1 1 1
8. OCBC NISP 1 1 1 2
9. BTPN 1 1 1 3
10. SAUDARA 1 1 1 1
11. BPR 21 21 21 10
12. BTN ... 5 5 7
Sumber : Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Air bersih. Sumber air bersih di Kabupaten Majalengka saat ini berasal dari air

permukaan dan air bawah tanah. Penyediaan air bersih dikelola oleh PDAM,

pemerintah desa (air bersih pedesaan) dan perorangan (rumah tangga).

Pelayanan air bersih/air minum yang dilaksanakan oleH PDAM Majalengka baru

mencapai 11 kecamatan, 67 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk yang

dilayani sebanyak 108.630 jiwa ( 9,34 %). Sedangkan jumlah rumah tangga

pengguna air bersih sampai dengan tahun 2013 sebesar 323.526 rumah tangga

atau sebesar 92,68%.

Tenaga Listrik. Penyediaan tenaga listrik bertujuan untuk meningkatkan

perekonomian serta memajukan kesejahteraan masyarakat. Bila tenaga listrik

telah tersedia dengan cukup pada suatu daerah atau wilayah maka kegiatan

ekonomi dan kesejateraan pada daerah tersebut dapat meningkat. Untuk

mewujudkan hal tersebut maka pemerintah daerah berkewajiban untuk

memasang listrik untuk masyarakat tidak mampu dan daerah terpencil.

Indikator yang digunakan untuk melihat pencapaian sasaran pemerintah daerah

tersebut adalah persentase rumah tangga yang menggunakan listrik.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 144


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.110.
Penggunaan Listrik
di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

Ketersediaan Daya Persentase Rmah Tangga


No. Tahun
Listrik pengguna Listrik

1. 2008 88,92 % 70,02 %

2. 2009 89,35 % 70,31 %

3. 2010 89,49 % 73,17 %

4. 2011 89,33 % 75,25 %

5. 2012 89,92 % 80,00 %

Sumber : Dinas PSDAPE Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Telepon. Peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari perkembangan

teknologi komunikasi dan informasi yang terjadi pada suatu daerah. Salah satu

indikator dalam melihat perkembangan teknologi komunikasi adalah dengan

melihat seberapa banyak penduduk suatu daerah telah memiliki perangkat

komunikasi berupa hand-phone (HP) dan telepon rumah biasa.

Tabel 2.111.
Penggunaan Telepon
di Kabupaten Majalengka Tahun 2008 - 2012

Persentase Rumah Tangga Pengguna


No. Tahun
HP/Telepon
1. 2008 40 %
2. 2009 65 %
3. 2010 70 %
4. 2011 75 %
5. 2012 80 %
Sumber : Dishubkominfo Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 145


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Asuransi. Perusahaan asuransi di Kabupaten Majalengka yang memiliki


kantor/cabang tahun 2013 adalah sebanyak 3 buah perusahaan dengan jenis
layanan adalah asuransi jiwa, pendidikan, kesehatan, dana pensiun dan asuransi
karyawan.

Restoran. Ketersediaan restoran pada suatu daerah menunjukan tingkat daya


tarik investasi suatu daerah. Banyaknya restoran dan rumah makan
menunjukkan perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah dan peluang-
peluang yang ditimbulkannya. Pengertian restoran adalah tempat menyantap
makanan dan minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak
termasuk usaha jenis tataboga atau catering. Sedangkan pengusahaan usaha
restoran dan rumah makan adalah penyediaan jasa pelayanan makanan dan
minuman kepada tamu sebagai usaha pokok. Hingga tahun 2013 di wilayah
Kabupaten Majalengka tercatat ada 65 Restoran.

Ketersediaan penginapan. Ketersediaan penginapan/hotel merupakan salah


satu aspek yang penting dalam meningkatkan daya saing daerah, terutama
dalam menerima dan melayani jumlah kunjungan dari luar daerah. Semakin
berkembangnya investasi ekonomi daerah akan meningkatkan daya tarik
kunjungan ke daerah tersebut. Banyaknya jumlah kunjungan orang dan
wisatawan ke suatu daerah perlu didukung oleh ketersediaan penginapan/hotel.
Saat ini di wilayah Kabupaten Majalengka terdapat 9 hotel/penginapan dan
semuanya masih berkelas melati.

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi


Iklim investasi yang kondusif di suatu daerah merupakan salah satu daya
saing bagi daerah tersebut untuk dapat meningkatkan investasi yang masuk ke
daerah tersebut. Iklim investasi diukur antara lain dengan tindak kriminalitas,
kemudahan perijinan, dan perkembangan desa.

Angka Kriminalitas. Angka kriminalitas adalah rata-rata kejadian kriminalitas


dalam satu bulan pada tahun tertentu. Artinya dalam satu bulan rata-rata terjadi

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 146


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

berapa tindak kriminalitas untuk berbagai kategori seperti curanmor,


pembunuhan, pemerkosaan, dan sebagainya. Indikator ini berguna untuk
menggambarkan tingkat keamanan masyarakat, semakin rendah tingkat
kriminalitas, maka semakin tinggi tingkat keamanan masyarakat.

Gambar 2.15.
Angka Kriminal
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

Sumber : Polres Majalengka, tahun 2013

Lama Proses Perijinan. Untuk meningkatkan investasi Pemerintah

Kabupaten Majalengka membuat kebijakan menyederhanakan pelayanan

perizinan terpadu untuk memberikan pelayanan publik yang cepat, mudah,

transparan, murah dan terjangkau. Tabel di atas menunjukan bahwa proses

perijinan di Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 hanya membutuhkan

waktu 4 hari, lebih cepat bila dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 147


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.112.
Lama Proses Perizinan
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

No. Tahun Lama Proses Perijinan (Hari)

1. 2009 14

2. 2010 10

3. 2011 8

4. 2012 4
Sumber : BPPTPM Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Jumlah, Macam Pajak dan Retribusi Daerah. Jumlah pajak dan retribusi
daerah pada tahun 2012, yaitu pajak sebanyak 10 macam dan retribusi

sebanyak 26 macam dengan harapan pada tahun 2013 masih stabil.

Tabel 2.113.
Jumlah, Macam Pajak dan Retribusi Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2009 - 2012

No. Tahun Jumlah, Macam Pajak dan Retribusi Daerah

1. 2009 Pajak : 7

Retribusi : 30

2. 2010 Pajak : 9

Retribusi : 35

3. 2011 Pajak : 10

Retribusi : 15

4. 2012 Pajak : 10

Retribusi : 26
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha. Berdasarkan data di atas jumlah
perda yang mendukung iklim usaha dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012
sebanyak 18 buah perda dan ditargetkan pada tahun 2013 menjadi sebanyak 20
buah perda.
RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 148
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 2.114.
Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2012

Jumlah Perda Yang Mendukung


No. Tahun
Iklim Usaha

1. 2009 18

2. 2010 18

3. 2011 18

4. 2012 18
Sumber : Setda Kabupaten Majalengka, tahun 2013

2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam


pembangunan suatu daerah, yakni bagaimana menciptakan SDM yang
berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam
persaingan global. Daya saing ekonomi akan terwujud bila didukung oleh SDM
yang handal.

Tingkat Pendidikan Masyarakat. Salah satu indikator penting untuk mengukur


tingkat kualitas SDM adalah dengan mengukur tingkat pendidikan masyarakat.
Selama periode 2008-2012, hanya sebagian kecil penduduk yang berpendidikan
Diploma dan Sarjana, walaupun demikian tingkat pendidikan masyarakat
Kabupaten Majalengka terus meningkat.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 149


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Gambar 2.16.
Tingkat Pendidikan Masyarakat
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012

50

40
Tdk Punya Ijazah
dalam persen

30 SD

20 SLTP
SLTA
10
Diploma
0
S1>
2009 2010 2011 2012
t a h u n

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Rasio Ketergantungan. Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur

besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif

terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk muda berusia dibawah 15

tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena

secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang

menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap

tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64

tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar

konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung

pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan

semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi

demografi. Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai

indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara

apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.

Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 150


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin

tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk

membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan

semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk

membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Data

perkembangan Rasio Ketergantungan dapat dilihat pada tabel 2.112. sebagai

berikut :

Tabel 2.115.
Rasio Ketergantungan
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

No. Tahun Rasio Ketergantungan (%)

1. 2008 48,20

2. 2009 50,54

3. 2010 52,18

4. 2011 52,17

5. 2012 Data Belum Tersedia


Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, tahun 2012

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa rasio ketergantungan cenderung

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan semakin

tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk

membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

RPJMD Kab. Majalengka Hal II - 151


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN

Tidak dapat disangkal bahwa agenda pembangunan sepenuhnya tergantung

pada sejauhmana pendanaan yang memadai dapat disediakan. Keberhasilan

pembangunan juga ditunjang oleh sejauh mana dana riil untuk alokasi

pembangunan disediakan. Gambaran pengelolaan keuangan daerah beserta

kerangka pendanaan akan menjelaskan kinerja pengelolaan keuangan di masa lalu,

perilaku data dan informasi pertanggungjawaban keuangan daerah, dan bagaimana

proyeksi ketersediaan dana pembangunan pada masa 5 tahun mendatang.

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu

Kinerja keuangan masa lalu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi

keuangan di masa lalu. Analisis terhadap kinerja keuangan daerah mencakup kinerja

pelaksanaan APBD dan Neraca Daerah. Keuangan daerah meliputi penerimaan atau

pendapatan daerah, pengeluaran daerah atau belanja daerah dan pembiayaan

daerah. Keuangan daerah dikelola dengan menganut azas-azas, tertib, taat pada

peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan

bertanggungjawab dengan memperhatikan keadilan, kepatutan dan manfaat untuk

masyarakat.

Kemampuan keuangan daerah dapat dilihat dari anggaran pendapatan dan

belanja daerah. Dari sisi APBD, keuangan daerah dipergunakan untuk membiayai

program dan kegiatan dalam rangka penyelenggaran pemerintahan dan

pembangunan dari tahun ke tahun diperkirakan akan terus mengalami peningkatan.

Peningkatan ini menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan pembangunan

baik dari aspek fisik maupun non fisik.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 1
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Kemampuan keuangan APBD sangat dipengaruhi oleh APBN, dimana APBN

ditentukan oleh perhitungan asumsi makro APBN yang dipengaruhi oleh :

(1) kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan Bahan Bakar Minyak (BBM), (2) laju

pertumbuhan perekonomian nasional yang berimbas kepada perekonomian daerah,

(3) terjadinya laju inflasi sebagai akibat terjadinya krisis di negara Eropa dan Amerika

yang mengakibatkan naiknya harga-harga impor, (4) melemahnya nilai tukar rupiah.

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD

Analisis kinerja keuangan daerah dapat dilihat dari bagaimana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) diimplementasikan dalam rangka

mendukung pencapaian target-target pembangunan yang telah ditetapkan.

Penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan

ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumberdaya secara

tepat dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan anggaran secara baik. Aspek

penting dalam penyusunan APBD adalah penyelerasan antara kebijakan (policy),

perencanaan (planning) dan penganggaran (budgeting) antara pemerintah dengan

pemerintah daerah.

3.1.1.1. Pendapatan Daerah


Pendapatan daerah Kabupaten Majalengka dari tahun ke tahun terus

meningkat, hal ini sebagaimana terlihat dari target dan realisasi pendapatan daerah

pada tabel 3.1.

Pada tahun 2008, target pendapatan daerah sebesar Rp886,523 miliar dapat

direalisasikan sebesar Rp876,122 miliar atau sebesar 98,83 %, sedangkan pada tahun

2012 mengalami peningkatan target sebesar Rp1,571 triliun dengan realisasi sebesar

Rp1,574 triliun atau 100,17%. Adapun perkembangan realisasi pendapatan daerah

tahun 2008-2012 mengalami fluktuasi sebagamana terlihat pada gambar 3.1.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 2
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.1.
Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012

Target Setelah
Tahun Realisasi Bertambah/
Perubahan APBD %
Anggaran (Rp) Berkurang
(Rp)
2008 886.523.886.671,10 876.122.099.714,00 98,83 (10.401.786.957,10)
2009 952.235.017.359,31 967.266.988.286,00 101,58 15.031.970.926,69
2010 1.128.871.359.031,59 1.122.795.910.289,00 99,46 (6.075.448.742,59)
2011 1.274.730.517.626,13 1.277.921.523.925,00 100,25 3.191.006.298,87
2012 1.571.670.901.204,65 1.574.352.386.820,00 100,17 2.681.485.615,35
Jumlah 5.814.031.681.892,78 5.818.458.909.034,00 100,08 4.427.227.141,22
Sumber : LKPJ Bupati Majalengka Tahun Anggaran 2008-2012

Gambar 3.1.
Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah

102 101.58
101.5
101
100.25 100.17
100.5
Persen realisasi

100 99.46
99.5
98.83
99
98.5
98
97.5
97
2008 2009 2010 2011 2012
T A H U N

Total target pendapatan daerah Kabupaten Majalengka selama periode

tahun 2008-2012 sebesar Rp5.814.031.681.892,78 dengan realisasi sebesar

Rp5.818.458.909.034,00 atau melampaui target sebesar 100,08 persen.

Struktur pendapatan daerah Kabupaten Majalengka terdiri dari Pendapatan

Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah. Target

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 3
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

dan realisasi komponen pendapatan daerah selama tahun 2008-2012 dapat dilihat

pada tabel 3.2 dan gambar 3.2. berikut.

Tabel. 3.2.
Target dan Realisasi Komponen Pendapatan Daerah
Kabupaten MajalengkaTahun 2008-2012
(Dalam Miliar Rupiah)
PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan
Tahun
Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %
2008 47,500 47,721 100,47 741,195 730,072 98,50 97,827 98,327 100,51
2009 68,391 68,907 100,75 768,472 774,396 100,77 115,370 123,962 107,45
2010 79,695 76,398 95,86 875,729 877,528 100,21 173,446 168,869 97,36
2011 90,825 86,579 95,33 973,516 981,620 100,83 210,388 209,721 99,68
2012 99,061 103,740 104,72 1.273,682 1.275,448 100,14 198,926 195,162 98,11
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Gambar 3.2.
Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Daerah
1,400.00

1,200.00

1,000.00

800.00
Kilyar Rupiah

PAD
600.00
Dana Perimbangan

400.00 Lain-lain Pendapatan

200.00

0.00
2008 2009 2010 2011 2012
T A H U N

Dari data di atas terlihat bahwa selama kurun waktu 2008-2012, realisasi

PAD meningkat dari Rp47.721.941.970,00 pada tahun 2008, menjadi

Rp103.740.974.491,00 pada tahun 2012. Pada kurun waktu yang sama, dana

perimbangan meningkat dari Rp730.072.518.256,00 pada tahun 2008, menjadi

Rp1.275.448.701.689,00 pada tahun 2012. Begitu pula dengan lain-lain pendapatan

yang sah, meningkat dari Rp98.327.639.488,00, menjadi

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 4
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Rp195.162.710.640,00 pada tahun 2012. Namun demikian, secara persentase, selama

kurun waktu 2008-2012, realisasinya berfluktuasi seperti terlihat pada gambar 3.3

berikut :
Gambar 3.3.
Prosentase Capaian Pendapatan Daerah

110
108 107.45
106
104 104.72
dalam prosen

102
100 100.51 100.77 100.21 100.83 100.14
100.47 100.75
99.68 PAD
98 98.5 98.11
97.36
96 95.86 95.53 DANA PERIMBANGAN
94 LAIN_LAIN
92
90
88
2008 2009 2010 2011 2012
T A H U N

Salah satu ukuran kemandirian pemerintah daerah adalah dengan melihat

proporsi PAD terhadap total pendapatan daerah. Selama tahun 2008-

2012, proporsi PAD cenderung meningkat yaitu pada tahun 2008 sebesar 5,44 %,

meningkat menjadi 6,59 % pada tahun 2012, dan pada tahun 2009 mencapai angka

tertinggi yaitu sebesar 7,12. Sangat rendahnya proprosi PAD (masih dibawah 10%)

menunjukkan bahwa ketergantungan Pemerintah Kabupaten Majalengka kepada

pemerintah pusat dan atau provinsi dari sisi finansial masih sangat tinggi.

Perkembangan proporsi dapat dilihat pada tabel 3.3 dan gambar 3.4.
Tabel. 3.3.
Perkembangan Proporsi Pendapatan Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012
PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan
Tahun
Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) %
2008 47.721.941.970,00 5,44 730.072.518.256,00 83,33 98.327.639.488,00 11,22
2009 68.907.543.309,00 7,12 774.396.796.950,00 80,06 123.962.648.027,00 12,82

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 5
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan


Tahun
Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) % Jumlah (Rp) %
2010 76.398.018.123,00 6,80 877.528.110.599,00 78,15 168.869.781.567,00 15,04
2011 86.579.536.411,00 6,77 981.620.120.854,00 76,81 209.721.866.660,00 16,41
2012 103.740.974.491,00 6,59 1.275.448.701.689,00 81,01 195.162.710.640,00 12,39
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Gambar 3.4.
Perkembangan Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Daerah

100%
90%
80%
70% Lain-lain pendapatan
60% Dana Perimbangan
PAD
50%
40%
30%
20%
10%
0%
2008 2009 2010 2011 2012
TAHUN

Dari gambar di atas, terlihat pula bahwa komponen dana perimbangan

masih sangat dominan dalam pendapatan daerah Kabupaten Majalengka, yaitu

mencapai diatas 70 % setiap tahunnnya, sedangkan lain-lain pendapatan daerah

yang sah, berkisar antara 11-16 %.

Secara rinci realisasi pendapatan daerah per komponen sumber penerimaan

selama kurun waktu 2008-2012 adalah sebagai berikut :

a. Pendapatan Asli Daerah; terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah,

pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain

Pendapatan Asli Daerah yang sah. Realisasi selama kurun waktu 2008-

2012 sebagaimana tabel 3.4, dan gambar 3.5.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 6
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.4.
Perkembangan Realisasi PAD Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012
Tahun (Rp)
No. Uraian
2008 2009 2010 2011 2012
1 Pajak daerah 4.827.278.616,00 5.907.816.772,00 5.174.181.843,00 12.976.000.948,00 14.650.525.514,00
2 Retribusi Daerah 34.493.554.317,00 29.555.915.125,00 12.444.252.599,00 16.408.826.561,00
11.987.641.003,00

3 Pendapatan Hasil
Pengelolaan 3.808.902.976,00
2.242.774.291,00 2.918.544.163,00 3.740.194.293,00 3.164.274.102,00
Kekayaan daerah
Yang dipisahkan

4 Lain-lain
Pendapatan Asli 6.158.334.746,00 30.525.267.249,00 55.039.389.388,00 68.872.719.440,0
58.451.620.358,00
daerah yang sah

Jumlah PAD 47.721.941.970,00 68.907.543.309,00 76.398.018.123,00 86.579.536.411,00 103.740.974.491,00


Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Gambar 3.5.
Realisasi PAD Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012

80.00

70.00
DALAM MILYAR RUPIAH

60.00

50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00
2008 2009 2010 2011 2012
Pajak daerah Retribusi daerah Pengelolaan kekayaan daerah Lain-lain

b. Dana Perimbangan; terdiri dari dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak,

dana alokasi umum, dana alokasi khusus dan lain-lain. Realisasi dana

perimbangan selama kurun waktu 2008-2012 sebagaimana terlihat pada tabel

3.5 dan gambar 3.6 berikut:

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 7
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.5
Perkembangan Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012

Tahun (Rp)
No. Uraian
2008 2009 2010 2011 2012
2 Dana Perimbangan 730.072.518.256,00 774.396.796.950,00 877.528.110.599,00 981.620.120.854,00 1.275.448.701.689,00
Dana Bagi Hasil
2.1 Pajak/Bagi Hasil 79.719.083.256,00 91.878.588.950,00 97.746.731.999,00 109.447.610.694,00 116.093.856.689,00
Bukan Pajak
Dana Alokasi
2.2 600.795.435.000,00 642.722.208.000,00 717.458.878.600,00 803.849.010.160,00 1.029.606.595.000,00
Umum
Dana Alokasi
2.3 49.558.000.000,00 39.796.000.000,00 62.322.500.000,00 68.323.500.000,00 129.748.250.000,00
Khusus
2.4 Lain-lain - 0,00 0,00 0,00 0,00
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Gambar 3.6.
Perkembangan Dana Perimbangan

1,200.00

1,000.00
dalam milyar rupiah

Bagi Hasil
800.00
DAU
600.00 DAK

400.00 Lain-Lain

200.00

0.00
2008 2009 2010 2011 2012
T A H U N

c. Lain-lain Pendapatan daerah; terdiri dari pendapatan hibah, dana darurat, dana

bagi hasil pajak/bukan pajak dari provinsi, dana penyesuaian dan otonomi

khusus, bantuan keuangan dari provinsi, dan lain-lain pendapatan. Secara rinci

realisasinya dapat dilihat pada tabel 3.6 dan gambar 3.7 berikut.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 8
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.6.
Perkembangan Realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012

Tahun (Rp)
No Uraian
2008 2009 2010 2011 2012
1 Lain-lain Pendapatan
98.327.639.488,00 123.962.648.027,00 168.869.781.567,00 209.721.866.660,00 195.162.710.640,00
Daerah Yang Sah
1.1 Pendapatan Hibah 650.000.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1.2 Dana Darurat 5.000.000.000,00 7.190.396.000,00 0,00 0,00 0,00
1.3 Dana Bagi Hasil
Pajak/Bukan Pajak Dari
26.136.528.753,00 27.535.892.927,00 30.589.689.338,00 39.755.770.346,00 48.228.620.770,00
Provinsi Dan Pemerintah
Daerah Lainnya
1.4 Dana Penyesuaian dan
16.984.267.880,00 22.519.950.000,00 68.309.966.729,00 100.824.365.000,00 12.195.000.000,00
Otonomi khusus
1.5 Bantuan Keuangan Dari
Provinsi Atau
49.556.842.855,00 66.716.409.100,00 69.970.125.500,00 69.141.731.314,00 134.739.089.870,00
Pemerintah Daerah
Lainnya
1.6 Lain-lain Pendapatan
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Daerah Yang Sah
Jumlah Pendapatan 876.122.099.714,00 967.266.988.286,00 1.122.795.910.289,00 1.277.921.523.925,00 1.574.352.386.820,00
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 9
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Gambar 3.7.
Perkembangan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah

140.00

120.00
dalam milyar rupiah

100.00
Hibah
80.00
Dana Darurat
60.00 DBHP/BP Prov
40.00 Dana Penyesuaian

20.00 Ban Keu Prov

0.00
2008 2009 2010 2011 2012
T a h u n

Dari keseluruhan komponen dan sumber pendapatan daerah, komponen

dana perimbangan memberikan proporsi terbesar dalam pendapatan daerah.

Sumber terbesar dari komponen ini adalah Dana Alokasi Umum (DAU). Komponen

kedua terbesar adalah Lain-lain pendapatan yang sah, dengan sumber terbesar

berasal dari pos bantuan keuangan dari provinsi. Sedangkan terakhir adalah

komponen PAD, dengan sumber terbesar dari lain-lain pendapatan asli daerah yang

sah.

Secara umum rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten

Majalengka periode tahun 2008-2012 sebesar 15,87 persen dengan sumber

pendapatan terbesar bersumber dari PAD sebesar 22,10 persen, dana perimbangan

sebesar 15,30 persen dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar 19,96 persen.

Untuk lebih jelasnya, rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten

Majalengka periode tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 3.7. berikut:

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 10
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.7

RATA-RATA PERTUMBUHAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH


TAHUN 2008-2012
KABUPATEN MAJALENGKA

Tahun (Rp) RATA-


URAIAN
2008 2009 2010 2011 2012 RATA
1 2 3 4 5 6 7

PENDAPATAN DAERAH 876.122.099.714,00 967.266.988.286,00 1.122.795.910.289,00 1.277.921.523.925,00 1.574.352.386.820,00 15,87

Pendapatan Asli Daerah 47.721.941.970,00 68.907.543.309,00 76.398.018.123,00 86.579.536.411,00 103.740.974.491,00 22,10

Pendapatan Pajak Daerah


4.827.278.616,00 5.907.816.772,00 5.174.181.843,00 12.976.000.948,00 14.650.525.514,00 43,41

Pendapatan Retribusi Daerah 34.493.554.317,00 29.555.915.125,00 12.444.252.599,00 11.987.641.003,00 16.408.826.561,00 (9,75)

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah


2.242.774.291,00 2.918.544.163,00 3.740.194.293,00 3.164.274.102,00 3.808.902.976,00 15,81
Yang Dipisahkan

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 6.158.334.746,00 30.525.267.249,00 55.039.389.388,00 58.451.620.358,00 68.872.719.440,00 125,00

Pendapatan Pajak Daerah 4.827.278.616,00 5.907.816.772,00 5.174.181.843,00 12.976.000.948,00 14.650.525.514,00 43,41

Dana Perimbangan 730.072.518.256,00 774.396.796.950,00 877.528.110.599,00 981.620.120.854,00 1.275.448.701.689,00 15,30

Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak


79.719.083.256,00 91.878.588.950,00 97.746.731.999,00 109.447.610.694,00 116.093.856.689,00 9,92

Dana Alokasi Umum 600.795.435.000,00 642.722.208.000,00 717.458.878.600,00 803.849.010.160,00 1.029.606.595.000,00 14,68

Dana Alokasi Khusus 49.558.000.000,00 39.796.000.000,00 62.322.500.000,00 68.323.500.000,00 129.748.250.000,00 34,11

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 98.327.639.488,00 123.962.648.027,00 168.869.781.567,00 209.721.866.660,00 195.162.710.640,00 19,89

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 11
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tahun (Rp) RATA-


URAIAN
2008 2009 2010 2011 2012 RATA
1 2 3 4 5 6 7

Pendapatan Hibah 650.000.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 (25,00)

Dana Darurat 5.000.000.000,00 7.190.396.000,00 0,00 0,00 0,00 (14,05)

Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak dari Provinsi dan


26.136.528.753,00 27.535.892.927,00 30.589.689.338,00 39.755.770.346,00 48.228.620.770,00 16,93
Pemerintah Daerah Lainnya

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 16.984.267.880,00 22.519.950.000,00 68.309.966.729,00 100.824.365.000,00 12.195.000.000,00 48,90

Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah


49.556.842.855,00 66.716.409.100,00 69.970.125.500,00 69.141.731.314,00 134.739.089.870,00 33,30
Daerah Lainnya

Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah Pendapatan 876.122.099.714,00 967.266.988.286,00 1.122.795.910.289,00 1.277.921.523.925,00 1.574.352.386.820,00 15,87

Sumber: DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 12
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

3.1.1.2. Belanja Daerah


Pada dasarnya belanja daerah dalam APBD diarahkan dalam rangka

pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan secara umum, pelaksanaan pembangunan

sesuai prioritas daerah yang disinergikan dengan program-progam Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, serta dalam upaya peningkatan pelayanan

masyarakat.

Belanja daerah terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung.

Seiring dengan meningkatnya pendapatan daerah, selama kurun waktu

2008-2012, belanja daerah pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan,

seperti terlihat dalam Tabel 3.8.


Tabel 3.8.
Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012
(Dalam Miliar Rupiah)
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Jumlah

No. Tahun %
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %

1 2008 559,924 549,392 98,12 360,702 333,376 92,42 920,626 882,768 95,89

94,88
2 2009 658,232 628,420 95,47 319,970 299,721 93,67 978,202 928,141

3 2010 818,531 805,763 98,44 373,556 330,366 88,44 1.192,088 1.136,129 95,31

4 2011 844,878 837,437 99,12 474,201 451,571 95,23 1.319,079 1.289,008 97,72

5 2012 936,725 907,686 96,90 654,072 618,238 94,52 1.590,797 1.525,924 95,92

Sumber: DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Belanja tidak langsung meningkat dari anggaran tahun 2008 sebesar

Rp559,924 miliar dengan realisasi sebesar Rp549,392 miliar, menjadi anggaran

sebesar Rp936,725 miliar dengan realisasi sebesar Rp907,686 miliar pada tahun

2012; belanja langsung meningkat dari anggaran tahun 2008 sebesar Rp360,702

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 13
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

miliar dengan realisasi sebesar Rp333,376 miliar, menjadi anggaran sebesar

Rp654,072 miliar dengan realisasi sebesar Rp618,238 miliar pada tahun 2012; Total

belanja meningkat dari anggaran tahun 2008 sebesar Rp920,626 miliar dengan

realisasi sebesar Rp882,768 miliar, menjadi anggaran sebesar Rp1,590 triliun dengan

realisasi sebesar Rp1,525 triliun pada tahun 2012.

Gambar 3.8.
1800 Perkembangan Anggaran Belanja Daerah
1,590.80
1600
1,319.08
1400
M R 1,192.09
1200
I U 978.202 936.725 BTL
920.626
L P1000 818.531 844.878
BL
Y I 800 658.232 654.072
559.924 TOTAL BELANJA
A A 600 474.201
R H 360.702 319.97 373.556
400
200
0
2008 2009 2010 2011 2012
T a h u n

Gambar 3.9.
Perkembangan Realisasi Belanja Daerah
1800

M 1600 1,525.92
i
l 1400 1,289.01
y 1,136.13
1200
a
r 1000 928.141 907.686 BTL
882.768
805.763 837.437
BL
R 800
628.42 618.238 TOTAL BELANJA
u 549.392
600
p 451.571
i 400 333.376 299.721 330.366
a
h 200

0
2008 2009 2010 2011 2012
T a h u n

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 14
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Mengenai perkembangan persentase realisasi belanja dapat dilihat pada

Gambar 3.10. Selama kurun waktu 2008-2012, persentase realisasi belanja tidak

langsung selalu lebih besar dari belanja langsung. Secara keseluruhan realisasi

belanja daerah mengalami fluktuasi. Total belanja daerah terdapat fluktuasi yaitu

dari 95,89% pada tahun 2008, turun menjadi 94,88 % pada tahun 2009, turun lagi

menjadi 93,31% pada tahun 2010, kemudian naik lagi menjadi 97,72 % pada tahun

2011, kemudian turun lagi menjadi 95,92 % pada tahun 2012.

Gambar 3.10.
Perkembangan Prosentase Realisasi Belanja Daerah
100
99.12
98 98.12 98.44
p 97.72
96.9
e 96 95.89 95.92
95.47 95.23
94.88 94.52
r 94 93.67 Total
93.31
s 92 92.42
BTL
e
90 BL
t
88 88.44
a
s 86
e 84
82
2008 2009 2010 2011 2012
T A H U N

Dari gambar 3.10 di atas juga terlihat selama kurun waktu 2008-2012,

persentase realisasi komponen Belanja Langsung mencapai angka terendah yaitu

88,44% pada tahun 2010, turun dari tahun 2009 yang tercatat sebesar 93,67 %.

Kondisi ini berbeda dengan Belanja Tidak Langsung, yang meningkat dari 95,47 %

pada tahun 2009 menjadi 98,44 pada tahun 2010.

Mengenai proporsi realisasi belanja selama kurun waktu 2008-2012 dapat

dilihat pada tabel 3.9 dan gambar 3.11.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 15
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.9.
Perkembangan Proporsi Belanja Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012

Belanja Tidak Total


Belanja Langsung
No. Tahun Langsung (%)
(%)
(%)
1 2008 62,24 37,76 100

2 2009 67,71 32,29 100

3 2010 70,92 29,08 100

4 2011 64,97 35,03 100

5 2012 59,48 40,52 100

Gambar 3.11.
120
Perkembangan Proporsi Belanja Daerah

100

80
p
e
r BL
60
s
BTL
e
n 40

20

0
2008 2009 2010 2011 2012
T A H U N

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 16
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Dari tabel dan gambar di atas terlihat bahwa selama kurun waktu

2008-2012, secara rata-rata tidak terjadi perubahan yang cukup signifikan pada

komposisi belanja daerah yaitu berkisar antara 60% untuk Belanja Tidak Langsung

dan 40 % Belanja Langsung. Perubahan yang terjadi yaitu penurunan untuk Belanja

Tidak Langsung dan peningkatan untuk Belanja Langsung, artinya bahwa kebijakan

keuangan daerah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam melayani

kebutuhan publik/ masyarakat.

Secara rinci, perkembangan belanja daerah selama kurun waktu

2008-2012 dapat dilihat pada tabel 3.10. yaitu sebagai berikut :

a. Belanja Tidak Langsung; terdiri dari Belaja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja

Subsidi, Belaja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Belanja Bantuan

Keuangan, Belaja Tidak Terduga, dan Belanja Lain-lain.

b. Belanja Langsung; terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang/Jasa; dan Belanja

Modal.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 17
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.10
Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012
(Dalam Miliar Rupiah)
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

2008 2009 2010 2011 2012


No Uraian
Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %

BELANJA DAERAH 920,627 882,768 95,89 978,203 928,142 94,88 1.192,088 1.136,130 95,31 1.319,080 1.289,009 97,72 1.590,798 1.525,925 95,92
Belanja Tidak Langsung 559,924 549,392 98,12 658,232 628,420 95,47 818,531 805,763 98,44 844,879 837,437 99,12 936,726 907,686 96,90
1 Belanja Pegawai 484,216 479,697 99,07 548,582 545,184 99,38 712,642 703,199 98,68 766,341 764,179 99,72 887,485 860,887 97,00
2 Belanja Bunga 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00
3 Belanja Subsidi 0,500 0,500 100,00 0,168 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00
4 Belanja Hibah 20,171 18,423 91,34 6,817 5,550 81,41 6,912 6,833 98,85 10,547 9,628 91,29 2,531 2,481 98,02
5 Belanja Bantuan Sosial 16,079 12,949 80,54 55,397 33,005 59,58 53,256 50,773 95,34 22,495 18,669 82,99 0,000 0,000 0,00
Belanja Bagi Hasil Kepada
6 Provinsi/ kabupaten/ kota Dan 1,550 1,434 92,48 1,633 1,360 83,27 1,723 1,599 92,78 1,881 1,816 96,56 1,997 0,841 42,12
Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan
7 Kepada Provinsi/kabupaten/kota 37,028 36,389 98,27 45,029 43,321 96,21 43,499 43,360 99,68 43,115 42,948 99,61 44,212 43,424 98,22
Dan Pemerintahan Desa
8 Belanja Tidak Terduga 0,380 0,000 0,00 0,606 0,000 0,00 0,500 0,000 0,00 0,500 0,197 39,35 0,500 0,053 10,69
9 Lain-lain 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00
Belanja Langsung 360,703 333,376 92,42 319,971 299,721 93,67 373,557 330,366 88,44 474,201 451,571 95,23 654,072 618,238 94,52
1 Belanja Pegawai 75,714 72,475 95,72 62,334 56,784 91,10 45,848 40,393 88,10 73,526 69,596 94,66 80,191 74,322 92,68
2 Belanja Barang Dan Jasa 119,599 111,419 93,16 132,713 122,376 92,21 137,656 118,208 85,87 196,621 186,054 94,63 209,657 192,915 92,01
3 Belanja Modal 165,390 149,482 90,38 124,924 120,562 96,51 190,052 171,765 90,38 204,055 195,921 96,01 364,224 351,002 96,37

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 18
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Gambar 3.12.
Perkembangan Realisasi Belanja Tidak Langsung
J 1000 Belanja Pegawai
u Belanja bunga
t 800
a
Belaja Subsidi
600 Belaja Hibah
r
Bansos
u 400
p Bagi Hasil
i 200 Bankeu
a
n 0 Tidak Terduga
2008 2009 2010 2011 2012 Lain-lain
T A H U N

Gambar 3.13.
Perkembangan Realisasi Belanja Langsung
400
J
u 350
t 300
a
250 Belanja Pegawai
a
n Belanja Barang/Jasa
200
Belanja Modal
r 150
u 100
p
i 50
a 0
h 2008 2009 2010 2011 2012
T A H U N

3.1.1.3. Pembiayaan Daerah


Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan daerah dan

pengeluaran pembiayaan daerah. Penerimaan pembiayaan daerah terdiri dari SILPA

tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 19
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali

pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah. pengeluaran pembiayaan

daerah terdiri dari pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi)

pemerintah daerah, pembayaran pokok utang, pemberian pinjaman daerah.

Secara rinci Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah dapat dilihat pada

tabel 3.11 berikut ini.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 20
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel. 3.11
Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
(Dalam Miliar Rupiah)
2008 2009 2010 2011 2012
No. Uraian
Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %

PEMBIAYAAN DAERAH 34,103 34,332 100,67 25,968 26,284 101,22 63,217 65,409 103,47 44,349 47,940 108,10 19,127 19,322 101,02
Penerimaan Pembiayaan
39,354 39,580 100,57 29,213 28,429 97,32 65,717 65,409 99,53 52,349 51,440 98,26 37,127 37,322 100,53
Daerah
SiLPA Tahun Anggaran
1 31,161 31,161 100,00 27,685 27,685 100,00 65,409 64,848 99,14 52,075 50,746 97,45 36,853 36,853 100,00
Sebelumnya
2 Pencairan Dana Cadangan 5,000 5,000 100,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
3 0,000 0,421 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00
Yang Dipisahkan
4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00
Penerimaan Kembali Pemberian
5 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00
Pinjaman
6 Penerimaan Piutang Daerah 3,193 2,998 93,89 1,528 0,744 48,69 0,308 0,561 182,49 0,274 0,694 253,36 0,274 0,469 171,15
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
39,354 39,580 100,57 29,213 28,429 97,32 65,717 65,409 99,53 52,349 51,440 98,26 37,127 37,322 100,53
Daerah
Pengeluaran Pembiayaan
5,251 5,249 99,95 3,245 2,145 66,11 2,500 0,000 0,00 8,000 3,500 43,75 18,000 18,000 100,00
Daerah
1 Pembentukan Dana Cadangan 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 4,500 0,000 0,00 18,000 18,000 100,00
Penyertaan Modal (investasi) Pem
2 3,500 3,500 100,00 2,700 1,600 59,26 2,500 0,000 0,00 3,500 3,500 100,00 0,000 0,000 0,00
Daerah
3 Pembayaran Pokok Utang 1,751 1,749 99,86 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00

4 Pemberian Pinjaman Daerah 0,000 0,000 0,00 0,545 0,545 100,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 5,251 5,249 99,95 3,245 2,145 66,11 2,500 0,000 0,00 8,000 3,500 43,75 18,000 18,000 100,00

Pembiayaan Neto 34,103 34,332 100,67 25,968 26,284 101,22 63,217 65,409 103,47 44,349 47,940 108,10 19,127 19,322 101,02
SILPA Tahun berkenaan 0,000 27,685 0,00 0,000 65,409 0,00 0,000 52,075 0,00 0,000 36,853 0,00 0,000 67,750 0,00
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 21
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa selama periode tahun 2008-2012,

pembiayaan daerah mengalami fluktuasi yang puncaknya mencapai angka tertinggi

pada tahun 2010 dan 2011 dengan rata-rata mencapai di atas 103 persen.

3.1.2. Neraca Daerah

Neraca daerah adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu

entitas (perusahaan, pemerintah pusat, pemerintah daerah) yang meliputi aset,

kewajiban dan ekuitas dana pada suatu saat tertentu. Elemen utama neraca

pemerintah daerah meliputi aset, kewajiban dan ekuitas dana. Setiap elemen utama

neraca tersebut ditunjukkan dalam sub-sub rekening yang lebih rinci.

Neraca daerah sebagaimana tersebut di atas dapat dilihat dalam tabel 3.12

sebagai berikut:

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 22
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.12
RATA-RATA PERTUMBUHAN NERACA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA
TAHUN 2008 - 2012

Tahun (Rp) RATA-


NO URAIAN
2008 2009 2010 2011 2012 RATA

1 ASET LANCAR
Kas 27.708.270.980,00 8.606.397.119,00 54.325.061.626,00 42.713.366.805,00 72.332.570.797,00 99,82
Kas di Kas Daerah 27.398.713.599,00 5.101.399.740,00 51.920.316.209,00 36.708.724.785,00 68.049.529.500,00 177,03
Kas di Bendahara Pengeluaran 301.384.200,00 339.736.084,00 155.639.731,00 2.797.814.852,00 0,00 294,99
Kas di Bendahara Penerimaan 8.173.181,00 679.621.987,00 21.837.800,00 17.821.804,00 0,00 1.585,28
Kas di BLUD 0,00 2.485.639.308,00 2.227.267.886,00 3.189.005.364,00 4.283.041.297,00 33,42
Investasi Jangka Pendek 0,00 60.000.000.000,00 0,00 0,00 0,00
Piutang 10.408.350.375,00 6.834.521.370,96 9.276.072.919,40 8.318.399.314,00 9.796.524.799,00 2,61
Piutang Bagi Hasil 0,00 0,00 0,00 0,00 358.854.581,00
Piutang Retribusi 3.582.002.375,00 2.110.773.370,96 2.416.695.914,40 4.236.981.314,00 5.436.252.218,00 16,97
Piutang Lainnya 6.826.348.000,00 4.723.748.000,00 6.859.377.005,00 4.081.418.000,00 4.001.418.000,00 (5,12)
Penyisihan Piutang 0,00 0,00 0,00 0,00 (4.598.819.022,00)
Penyisihan Piutang Retribusi 0,00 0,00 0,00 0,00 (1.156.401.022,00)
Penyisihan Piutang Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 (3.442.418.000,00)
Persediaan 4.337.884.369,95 5.907.728.470,55 16.688.080.623,49 18.080.121.838,10 16.827.547.740,50 47,35
Jumlah Aset Lancar 42.454.505.724,95 81.348.646.960,51 80.289.215.168,89 69.111.887.957,10 94.357.824.314,50 21,50

2 INVESTASI JANGKA PANJANG


Investasi Non Permanen
Dana Bergulir 3.910.592.172,00 3.445.290.940,00 3.388.587.452,00 3.353.734.433,00 3.337.325.633,00 (4,64)
Dana Bergulir Diragukan Tertagih 0,00 0,00 (1.431.653.828,00) (1.207.917.669,52) (1.199.866.137,80)
Penyertaan Modal Pada Pusat 1.000.000.000,00 2.600.000.000,00 2.161.000.000,00 1.717.500.000,00 1.344.960.000,00
Koperasi Syariah dan KUKM
Jumlah Investasi Nonpermanen 4.910.592.172,00 6.045.290.940,00 4.117.933.624,00 3.863.316.763,48 3.482.419.495,20 (1,89)

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 23
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tahun (Rp) RATA-


NO URAIAN
2008 2009 2010 2011 2012 RATA

Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah
Daerah 17.161.122.044,00 17.161.121.834,00 21.965.733.581,97 27.374.754.080,34 27.409.000.250,28 13,96
Jumlah Investasi Permanen 17.161.122.044,00 17.161.121.834,00 21.965.733.581,97 27.374.754.080,34 27.409.000.250,28 13,96

Jumlah Investasi Jangka Panjang 22.071.714.216,00 23.206.412.774,00 26.083.667.205,97 31.238.070.843,82 30.891.419.745,48 10,57

3 ASET TETAP
Tanah 618.932.293.502,00 694.948.147.984,00 706.676.366.821,00 631.560.543.571,00 610.509.198.322,00 0,10
Peralatan dan mesin 129.243.799.361,00 177.675.016.819,00 187.360.027.249,00 226.924.853.482,00 328.218.937.510,00 24,49
Gedung dan bangunan 568.053.843.326,00 691.479.583.735,00 722.172.609.178,97 777.226.587.936,00 827.620.160.549,00 10,01
Jalan, Irigasi dan jaringan 607.818.657.573,00 586.620.147.924,00 692.955.071.683,00 744.779.503.275,00 909.085.714.873,00 11,84
Aset tetap lainnya 8.460.846.038,00 5.202.701.619,00 14.926.498.199,00 44.723.177.358,00 17.689.425.346,00 58,63
Konstruksi dalam pengerjaan 0,00 0,00 0,00 2.404.548.287,00 0,00
Akumulasi penyusutan 0,00 0,00 2.095.704.156,03 0,00 0,00

Jumlah Aset Tetap 1.932.509.439.800,00 2.155.925.598.081,00 2.324.090.573.130,97 2.427.619.213.909,00 2.693.123.436.600,00 8,62

4 Dana cadangan
Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 18.000.000.000,00
Jumlah Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 18.000.000.000,00
- - -
5 ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran -
Tuntutan Ganti Rugi / Tuntutan
Perbendaharaan - -
Aset Tak Berwujud 1.375.066.550,00 - 1.430.132.500,00 9.126.083.775,00 13.053.812.993,00
Aset Rusak Berat 23.740.653.878,00 23.740.653.878,00 29.898.647.927,00 33.176.334.887,00 - (12,62)
Aset lain- lain 79.824.000,00 79.824.000,00 1.982.179.000,00 4.457.179.000,00 147.336.358.719,00 1.142,73
Jumlah Aset Lainnya 25.195.544.428,00 23.820.477.878,00 33.310.959.427,00 46.759.597.662,00 160.390.171.712,00 64,71
JUMLAH ASET 2.022.231.204.168,95 2.284.301.135.693,51 2.463.774.414.932,83 2.574.728.770.371,92 2.996.762.852.371,98 9,90

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 24
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tahun (Rp) RATA-


NO URAIAN
2008 2009 2010 2011 2012 RATA
II KEWAJIBAN -
1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang kepada pihak ketiga 596.539.458,00 32.087.725,00 30.792.647.491,00 40.361.912.532,00 40.661.912.532,00 19.156,11
Utang Perhitungan Pihak Ketiga 630.200,00 2.653.757.270,00 -
Utang Jangka Pendek Lainnya 628.189.308,00 410.072.640,00 692.695.925,00 -
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri -
2.288.513.080,41 2.260.296.552,41 2.260.296.552,41 2.260.296.552,41 2.260.296.552,41 (0,25)
Lembaga Keuangan Bank
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 12.253.087.181,00 20.361.227.720,00 - -
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 15.138.139.719,41 23.281.801.305,41 33.463.646.883,41 45.968.662.279,41 42.922.209.084,41 36,83

2 Keawajiban Jangka Panjang - - -


Uatang Dalam Negeri - Lembaga
- -
Keuangan Bank
Utang Jangka Panjang Lainnya - -
Jumlah Kewajiban Jangaka Panjang - - -
Jumlah Kewajiban 15.138.139.719,41 23.281.801.305,41 33.463.646.883,41 45.968.662.279,41 42.922.209.084,41 36,83

III Ekuitis Dana - -

1 Ekuitis Dana Lancar


Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
27.685.213.599,00 65.409.048.099,00 52.075.316.209,00 36.852.782.367,00 67.749.529.500,00 31,87
(SILPA)
Pendapatan yang di tangguhkan 8.173.181,00 3.165.261.295,00 2.249.115.217,00 3.206.827.168,00 4.283.041.297,00 7.720,18
Cadangan Piutang 10.408.350.375,00 6.834.521.370,96 9.276.072.919,40 8.318.399.314,00 5.197.705.777,00 (8,44)
Cadangan Persediaan 4.337.884.369,95 5.907.728.470,55 16.688.080.623,41 18.080.121.838,10 16.827.547.740,50 47,35
Dana yang harus disediakan untuk
(15.123.255.519,41) (23.249.713.580,41) (33.463.016.683,41) (43.314.905.009,41) (42.622.209.084,41)
pembayaran utang jangka pendek 36,24
Jumlah Ekuitas Dana Lancar 27.316.366.005,54 58.066.845.655,10 46.825.568.285,40 23.143.225.677,69 51.435.615.230,09 28,51

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 25
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tahun (Rp) RATA-


NO URAIAN
2008 2009 2010 2011 2012 RATA
2 Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka
22.071.714.216,00 23.206.412.774,00 26.083.667.205,97 31.238.070.843,82 30.891.419.745,48 10,57
Panjang
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1.932.509.439.800,00 2.155.925.598.081,00 2.326.186.277.287,00 2.427.619.213.909,00 2.693.123.436.600,00 8,62
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 25.195.544.428,00 23.820.477.878,00 33.310.959.427,00 46.759.597.662,00 160.390.171.712,00 64,71
Dana Yang harus Disediakan untuk
- - - -
Pembayaran Utang Jangka Panjang
Jumlah Ekuitas Dana Investasi 1.979.776.698.444,00 2.202.952.488.733,00 2.385.580.903.919,97 2.505.616.882.414,82 2.884.405.028.057,48 9,62

3 Ekuitas Dana Cadangan - -

Diinvestasikan dalam Dana Cadangan - 18.000.000.000,00

Jumlah Ekuitas Dana Cadangan - 18.000.000.000,00

Jumlah Ekuitas Dana 2.007.093.064.449,54 2.261.019.334.388,10 2.432.406.472.205,37 2.528.760.108.092,51 2.953.840.643.287,57


9,71

Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas Dana 2.022.231.204.168,95 2.284.301.135.693,51 2.465.870.119.088,78 2.574.728.770.371,92 2.996.762.852.371,98
9,90
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 26
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2009-2013

Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan melalui suatu sistem yang

terintegrasi dalam rangkaian siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) yang pelaksanaannya mulai tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan/pemeriksaan sampai pada pertanggungjawaban atas pelaksanaan

APBD yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

a. Kebijakan Pendapatan Daerah


Selama periode tahun anggaran 2008-2012, kebijakan umum pendapatan

daerah diarahkan pada peningkatan penerimaan daerah melalui:

1) Optimalisasi pendapatan daerah sesuai peraturan yang berlaku dan kondisi

daerah;

2) Peningkatan kemampuan dan keterampilan SDM pengelola pendapatan daerah;

3) Peningkatan intensitas hubungan perimbangan keuangan pusat dan daerah

secara adil dan proporsional berdasarkan potensi dan pemerataan; dan

4) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya.

Untuk itu digariskan sejumlah kebijakan yang terkait dengan pengelolaan

pendapatan daerah, antara lain :

1. Memantapkan kelembagaan dan sistem operasional pemungutan pendapatan

daerah.

2. Meningkatkan pendapatan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi

sumber-sumber pendapatan yang memperhatikan aspek legalitas, keadilan,

kepentingan umum, karakteristik daerah dan kemampuan masyarakat dengan

memegang teguh prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi.

3. Meningkatkan akurasi data sumber daya alam sebagai dasar perhitungan

pembagian dalam dana perimbangan.

4. Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan daerah dengan

pemerintah, pemerintah provinsi dan OPD penghasil.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 27
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

5. Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam upaya

peningkatan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan daerah.

6. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi daerah.

7 . Meningkatkan peran dan fungsi OPD penghasil dalam peningkatan pelayanan

dan pendapatan.

8. Meningkatkan pengelolaan aset dan keuangan daerah.

9. Meningkatkan kinerja pendapatan daerah melalui penyempurnaan sistem

administrasi dan efisiensi penggunaan anggaran daerah.

10. Meningkatkan kinerja pelayanan masyarakat melalui penataan organisasi dan

tata kerja, pengembangan sumber daya pegawai yang profesional dan

bermoral, serta pengembangan sarana dan fasilitas pelayanan prima dan

melaksanakan terobosan untuk peningkatan pelayanan masyarakat.

b. Kebijakan Belanja Daerah


Penentuan besaran belanja yang dianggarkan senantiasa berlandaskan pada

prinsip disiplin anggaran, yaitu prinsip kemandirian yang selalu mengupayakan

peningkatan sumber-sumber pendapatan sesuai dengan potensi daerah, prinsip

prioritas yang diartikan bahwa pelaksanaan anggaran selalu mengacu pada prioritas

utama pembangunan daerah, serta prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran yang

mengarahkan bahwa penyediaan anggaran dan penghematan sesuai dengan skala

prioritas.

Berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah tahun

anggaran 2008-2013, disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang

berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan, dengan

memperhatikan prestasi kerja setiap OPD dalam pelaksanaan tugas, pokok dan

fungsinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan

anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam

program dan kegiatan.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 28
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2008-2013 diarahkan untuk

mendukung pencapaian sasaran IPM dan MDGs. Untuk itu, diperlukan perencanaan

dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pencapaian IPM dan

MDGs guna memperkuat bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan infrastruktur.

Kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2008-2013 dilakukan melalui

pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien, dan efektif, antara lain:

1. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan

Kabupaten Majalengka yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan, serta

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi OPD dalam melaksanakan urusan

pemerintah daerah.

2. Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk fungsi pendidikan sebesar 20%

dari volume APBD setiap tahunnya.

3. Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk fungsi kesehatan secara bertahap

sebesar 10% dari volume APBD setiap tahunnya.

4. Alokasi anggaran untuk bidang infrastruktur minimal 10% dari total PKB, PBBKB

dan BBNKB sesuai dengan Pasal 8 UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan

Retribusi Daerah.

5. Dalam rangka peningkatan daya beli masyarakat, anggaran belanja akan

diarahkan pada revitalisasi sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan

dan kehutanan, penguatan struktur ekonomi pedesaan, pemberdayaan koperasi

dan UMKM, serta dukungan infrastruktur pedesaan.

6. Untuk mendukung pengembangan aktivitas ekonomi, pemeliharaan dan

pembangunan infrastruktur diarahkan pada wilayah sentra produksi dipedesaan,

aksesibilitas sumber air baku dan listrik.

7. Untuk menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan di Kabupaten

Majalengka, pemerintah daerah mengarahkan anggaran pada kegiatan-kegiatan

pengurangan pencemaran lingkungan, pencapaian target kawasan lindung,

mitigasi bencana, pengendalian alih fungsi lahan dan pengendalian eksploitasi

yang berlebihan terhadap sumber daya alam.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 29
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

8. Kegiatan yang orientasinya terhadap pemenuhan anggaran belanja tetap (fixed

cost) dan pelayanan dasar OPD.


9. Kebijakan untuk belanja tidak langsung meliputi hal-hal sebagai berikut :

a) Mengalokasikan belanja pegawai yang merupakan belanja kompensasi, dalam

bentuk gaji dan tunjangan serta pemberian insentif kepada Pegawai Negeri

Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

b) Mengalokasikan belanja subsidi yang digunakan untuk menganggarkan

bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual

produksi dan jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.

c) Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk menganggarkan

pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat

yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

d) Mengalokasikan belanja hibah yang digunakan untuk menganggarkan

pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada

pemerintah daerah, dan kelompok masyarakat perorangan yang secara

spesifik telah ditetapkan peruntukannya.

e) Mengalokasikan belanja tidak terduga yang merupakan belanja untuk kegiatan

yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti

penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan

sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah

tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.

f) Mengalokasikan belanja bagi hasil kepada kabupaten dan kota digunakan

untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan

provinsi kepada kabupaten dan kota sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan. Belanja bagi hasil dilaksanakan secara proporsional, guna

memperkuat kapasitas fiskal kabupaten dan kota dalam melaksanakan

otonomi daerah.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 30
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

g) Mengalokasikan belanja bantuan keuangan kepada kabupaten dan kota dan

pemerintah desa yang digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan

yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten dan kota,

pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya. Belanja bantuan

keuangan kepada kabupaten dan kota dan pemerintah desa diarahkan dalam

rangka mendukung kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Barat.

c. Kebijakan Pembiayaan Daerah


Struktur APBD selain terdapat komponen pendapatan dan belanja daerah,

juga mencakup pembiayaan daerah yang meliputi: (a) penerimaan pembiayaan, (b)

pengeluaran pembiayaan.

Kebijakan pembiayaan daerah diarahkan pada pemenuhan belanja yang

mengalami defisit anggaran sebagai akibat dari proporsi pendapatan yang lebih

kecil dibandingkan dengan kebutuhan belanja. Arah kebijakan pembiayaan daerah

juga diarahkan pada pemenuhan belanja investasi yaitu dengan peningkatan

penyertaan modal BUMD serta penyediaan dana cadangan untuk pelaksanaan

Pemilukada.

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran


Dengan memperhatikan kebijakan pengelolaan keuangan tersebut di atas

yang menyangkut kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah dan

kebijakan pembiayaan daerah, maka untuk mengetahui kebijakan pembelanjaan dan

pengeluaran pembiayaan lima tahun ke depan dalam rangka meningkatkan

kapasitas pendanaan pembangunan daerah, hendaknya diketahui pembelanjaan dan

pengeluaran pembiayaan tahun sebelumnya.

Gambaran realisasi dari pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan daerah

pada tahun 2008-2012 antara lain adalah sebagai berikut :

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 31
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

a) Proporsi Realisasi Belanja Daerah Dibanding Anggaran


Tabel 3.13
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Kabupaten Majalengka Tahun 2008 – 2012
(Dalam Miliar Rupiah)
2008 2009 2010 2011 2012
No. Uraian
Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %

BELANJA DAERAH 920,627 882,768 95,89 978,203 928,142 94,88 1.192,088 1.136,130 95,31 1.319,080 1.289,009 97,72 1.590,798 1.525,925 95,92
Belanja Tidak Langsung 559,924 549,392 98,12 658,232 628,420 95,47 818,531 805,763 98,44 844,879 837,437 99,12 936,726 907,686 96,90
1 Belanja Pegawai 484,216 479,697 99,07 548,582 545,184 99,38 712,642 703,199 98,68 766,341 764,179 99,72 887,485 860,887 97,00
2 Belanja Bunga 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00
3 Belanja Subsidi 0,500 0,500 100,00 0,168 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00
4 Belanja Hibah 20,171 18,423 91,34 6,817 5,550 81,41 6,912 6,833 98,85 10,547 9,628 91,29 2,531 2,481 98,02
5 Belanja Bantuan Sosial 16,079 12,949 80,54 55,397 33,005 59,58 53,256 50,773 95,34 22,495 18,669 82,99 0,000 0,000 0,00
Belanja Bagi Hasil Kepada
Provinsi/ kabupaten/ kota 1,550 1,434 92,48 1,633 1,360 83,27 1,723 1,599 92,78 1,881 1,816 96,56 1,997 0,841 42,12
6 dan Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Provinsi/
37,028 36,389 98,27 45,029 43,321 96,21 43,499 43,360 99,68 43,115 42,948 99,61 44,212 43,424 98,22
kabupaten/kota dan
7 Pemerintahan Desa
8 Belanja Tidak Terduga 0,380 0,000 0,00 0,606 0,000 0,00 0,500 0,000 0,00 0,500 0,197 39,35 0,500 0,053 10,69
9 Lain-lain 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00 0,000 0,000 0,00
Belanja Langsung 360,703 333,376 92,42 319,971 299,721 93,67 373,557 330,366 88,44 474,201 451,571 95,23 654,072 618,238 94,52
1 Belanja Pegawai 75,714 72,475 95,72 62,334 56,784 91,10 45,848 40,393 88,10 73,526 69,596 94,66 80,191 74,322 92,68
2 Belanja Barang dan Jasa 119,599 111,419 93,16 132,713 122,376 92,21 137,656 118,208 85,87 196,621 186,054 94,63 209,657 192,915 92,01
3 Belanja Modal 165,390 149,482 90,38 124,924 120,562 96,51 190,052 171,765 90,38 204,055 195,921 96,01 364,224 351,002 96,37
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, Tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 32
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa proporsi penggunaan realisasi

belanja daerah dibandingkan dengan anggaran belanja daerah mengalami fluktuasi

dikisaran antara 94 sampai 97 prosen tiap tahunnya.

Sementara itu, analisis proporsi belanja daerah untuk pemenuhan kebutuhan

aparatur periode tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 3.14 sebagai berikut :

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 33
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.14
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
(Dalam Miliar Rupiah)
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
A. Belanja Tidak Langsung 473.932.200.117 539.078.507.202 585.276.841.022 650.596.292.374 708.678.449.265
1. Belanja Gaji dan Tunjangan 460.489.906.644 528.396.568.108 566.919.885.726 631.152.552.124 689.459.250.694
2. Belanja Tambahan Penghasilan 10.603.332.500 7.603.959.000 16.546.432.500 16.275.740.250 15.027.049.000
3. Belanja Penerimaan Anggota dan
Pimpinan DPRD serta Operasional 2.614.800.000 2.879.400.000 - 3.168.000.000 3.168.000.000
KDH/Wakil KDH
4. Belanja Pemungutan Pajak Daerah 224.160.973 198.580.094 1.810.522.796 - 1.204.149.571
B. Belanja Langsung 157.716.265.576 131.035.160.001 195.204.547.731 214.496.849.361 371.627.448.138
1. Belanja Honorarium PNS 1.308.380.000 2.283.125.650 7.895.145.000 3.348.835.850 3.615.445.400
2. Belanja Uang Lembur - - 2.893.608.050 3.356.287.500 3.761.856.700
3. Belanja Beasiswa Pendidikan PNS - - - - 45.702.680
4. Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan
- - 1.218.468.200 2.325.900.600 3.010.810.600
Bimbingan Teknis PNS
5. Belanja Premi Asuransi Kesehatan - - 818.625.500 924.724.720 -
6. Belanja makanan dan minuman pegawai 831.882.718 1.660.144.345 1.403.294.189 479.549.250 1.005.744.658
7. Belanja pakaian dinas dan atributnya - 74.800.000 810.879.750 5.107.500 17.524.100
8. Belanja pakaian khusus dan hari-hari
tertentu
- - 74.199.000 14.911.600 30.349.000
9. Belanja perjalanan dinas 6.093.596.905 6.455.192.036 8.325.107.524 8.120.395.831 9.138.433.347
10. Belanja perjalanan pindah tugas - - - - -
11. Belanja pemulangan pegawai - - - - -
12. Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas,
Meubeuler, Peralatan dan Perlengkapan 149.482.405.953 120.561.897.970 171.765.220.518 195.921.116.510 351.001.581.653
dan Lain-lain)
Total 631.648.465.693 670.113.667.203 780.481.388.753 865.093.141.735 1.080.305.897.403
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 34
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.15
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Majalengka

Total Belanja Untuk Total Pengeluaran


pemenuhan (Belanja + Pembiayaan
No. Uraian %
kebutuhan aparatur Pengeluaran)
(Rp) (Rp)

1. Tahun Anggaran 2008 631.648.465.693,00 888.017.033.695,00 71,13

2. Tahun Anggaran 2009 670.113.667.203,00 930.287.115.723,00 72,03

3. Tahun Anggaran 2010 780.481.388.753,00 1.136.129.534.962,00 68,70

4. Tahun Anggaran 2011 865.093.141.735,00 1.292.508.961.686,00 66,93

5. Tahun Anggaran 2012 1.080.305.897.403,00 1.543.924.588.487,00 69,97

Data di atas menunjukkan bahwa selama kurun waktu tiga tahun terakhir

yaitu tahun 2010, 2011 dan 2012 total belanja daerah dalam rangka pemenuhan

kebutuhan aparatur tiap tahunnya mengalami fluktuasi. Tahun 2010, persentase

total belanja untuk pemenuhan kebutuhan sebesar 68,70 persen, namun tahun 2011

mengalami penurunan 1,77 persen menjadi 66,93 persen. Sedangkan pada tahun

2012 mengalami penaikan yang cukup tajam yakni 3,04 persen menjadi 69,97

persen. Hal ini mencerminkan bahwa postur pengelolaan keuangan daerah dari

waktu ke waktu mengalami perubahan yang sangat signifikan serta mengalami

peningkatan dalam memenuhi kebutuhan publik. Artinya terjadi peningkatan

pemenuhan kebutuhan belanja untuk kepentingan pelayanan publik yakni belanja

yang dipergunakan untuk pembangunan menampakkan peningkatan dan terjadi

penurunan untuk pemenuhan kebutuhan belanja pegawai/ aparatur, hal ini

disebabkan karena kebijakan pemerintah pusat yang melakukan pengurangan

dalam penerimaan pegawai.

Pengeluaran periodik, wajib dan mengikat serta prioritas utama Kabupaten

Majalengka tahun 2008-2012 terlihat pada tabel dibawah.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 35
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.16
Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Majalengka

(Dalam Miliar Rupiah)


Rata-Rata
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan
(%)

A. Belanja Tidak Langsung 532.989.810.303 597.363.377.208 667.885.104.981 666.446.604.599 739.427.028.956

1. Belanja Gaji dan Tunjangan 460.489.906.644 528.396.568.108. 566.919.885.726 631.152.552.124 689.459.250.694

Belanja Penerimaan Anggota dan


2. Pimpinan DPRD serta Operasional 2.804.550.000 2.483.400.000 - 3.168.000.000 3.168.000.000
KDH/Wakil KDH

3. Belanja Bunga - - - - -

4. Belanja Bagi hasil 1.443.859.843 - - 3.631.641.940 -

5. Belanja Subsidi 500.000.000 - - - -

6. Belanja Hibah 18.423.012.816 - 6.832.502.300 9.628.222.035 2.480.750.000

7. Belanja Bantuan Sosial 12.949.487.000 - 50.773.207.600 18.669.418.500 -

8. Belanja Bagi Hasil - - - - 841.353.455

9. Belanja Bantuan Keuangan 36.388.994.000 66.483.409.100 43.359.509.355 - 43.424.208.549

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 36
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Rata-Rata
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan
(%)

10. Belanja Tidak terduga - - - 196.770.000 53.466.258

B. Belanja Langsung 1.454.652.550 2.608.761.600 5.669.735.056 3.487.148.685 12.076.163.182


Belanja Honorarium PNS khusus untuk
1. 1.308.380.000 2.283.125.650 222.370.000 3.348.835.850 3.615.445.500
guru dan tenaga medis
2. Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 65.600.000 - - - -
Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan
3. bulanan kantor seperti listrik, air, 80.672.550 325.635.950 5.447.365.056 138.312.835 8.460.717.682
telepon dan sejenisnya)
Belanja sewa gedung kantor (yang
4. telah ada kontrak jangka panjangnya) - - - - -
Belanja sewa perlengkapan dan
5. peralatan kantor (yang telah ada - - - - -
kontrak jangka panjangnya)
C. Pembiayaan Pengeluaran - - - - 18.000.000.000

1. Pembentukan Dana Cadangan - - - - 18.000.000.000

2. Pembayaran Pokok Utang - - - -

Total (A+B+C) 534.444.462.853 599.972.138.808 673.554.840.037 669.933.753.284 769.503.192.138


Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 37
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

3.2.2 Analisis Pembiayaan


Tabel 3.17
Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Majalengka
2010 2011 2012
No Uraian
(Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 Realisasi Pendapatan Daerah 1.122.795.910.289,00 1.277.921.523.925,00 1.574.352.386.820,00
Dikurangi realisasi :
2 Belanja Daerah 1.136.129.534.962,00 1.289.008.961.686,00 1.525.924.588.487,00
3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 0,00 3.500.000.000,00 18.000.000.000,00
A Defisit Riil (13.333.624.673,00) (14.587.437.761,00) 30.427.798.333,00
Ditutup oleh realisasi penerimaan pembiayaan :
4 SILPA tahun anggaran sebelumnya 64.847.598.099,00 50.746.012.109,00 36.852.782.367,00
5 Pencairan Dana Cadangan - - -
6 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan - - -
7 Penerimaan Pinjaman Daerah - - -
8 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - - -
9 Penerimaan Piutang Daerah 561.342.783,00 694.208.019,00 468.948.800,00
B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah 65.408.940.882,00 51.440.220.128,00 37.321.731.167,00
A-B Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan 52.075.316.209,00 36.852.782.367,00 67.749.529.500,00
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 38
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.18
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Majalengka

No. Uraian 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp)

1 SILPA tahun anggaran sebelumnya 64.847.598.099,00 50.746.012.109,00 36.852.782.367,00


2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00
3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan 0,00 0,00 0,00
4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00
5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00
6 Penerimaan Piutang Daerah 561.342.783,00 694.208.019,00 468.948.800,00
7 Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 39
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.19
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Kabupaten Majalengka

2010 2011 2012 Rata-rata


No. Uraian Pertum
Rp % dari Rp % dari Rp % dari buhan
SILPA SILPA SILPA
1 Jumlah SILPA 64.847.598.099,00 99,14 50.746.012.109,00 97,44 36.852.782.367,00 100 (49,00)

2 Pelampauan penerimaan PAD (3.297.487.854,00) 95,86 (4.245.537.438,57) 95,32 4.679.225.889,00 95,32 19,61

3 Pelampauan penerimaan dana 1.798.437.114,00 100,20 8.103.616.698,00 100,83 1.766.341.791,00 100,83 136,19
perimbangan
4 Pelampauan penerimaan lain-lain (4.576.398.002,59) 97,36 (667.072.960,56) 99,68 (3.764.082.065,00) 99,68 189,42
pendapatan daerah yang sah
5 Sisa penghematan belanja atau akibat (55.958.467.108,59) 95,30 (30.070.872.149,00) 97,72 1.545.051.370.854,00 95,92 2595,88
lainnya
6 Kewajiban kepada pihak ketiga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
sampai dengan akhir tahun belum
terselesaikan
7 Kegiatan lanjutan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 40
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.20
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2012
2010 2011 2012
No. Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Saldo neraca daerah 2.453.519.922.835,32 2.574.728.770.371,92 2.996.762.852.371,98

Dikurangi :

2 Kewajiban kepada pihak 30.792.647.481,00 40.361.912.532,00 40.661.912.532,00


ketiga sampai dengan akhir
tahun belum terselesaikan
3 Kegiatan lanjutan 0 0 0

Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan 2.442.727.275.344,32 2.534.366.857.839,92 2.956.100.939.839,98


Anggaran
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

3.2.3 Analisis Neraca Daerah

Neraca daerah Pemerintah Kabupaten Majalengka tahun 2008-2012

dijelaskan sebagai berikut:

3.2.3.1. Aset Daerah

Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan dikuasai

oleh pemerintah daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi

pemerintah daerah maupun masyarakat di masa mendatang sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu serta dapat diukur dalam satuan moneter. Aset terdiri dari (1)

aset lancar, (2) investasi jangka panjang, (3) aset tetap, (4) dana cadangan, dan (5)

aset lainnya.

Perkembangan aset Kabupaten Majalengka dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan yang cukup signifikan. Per 31 Desember 2012, Kabupaten Majalengka

memiliki aset senilai Rp2.996.762.852.371,98 atau rata-rata terjadi kenaikan sebesar

9,90 persen per tahun selama kurun waktu 2008-2012. Aset yang terbesar nilainya

adalah aset tetap yang mencapai nilai Rp2.693.123.436.600,00. Kemudian aset

lainnya yang mencapai nilai Rp160.390.171.712,00 atau terjadi pertumbuhan rata-

rata selama kurun waktu 2008-2012 sebesar 64,71 persen. Selanjutnya aset lancar

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 41
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

yang mencapai nilai Rp94.357.824.314,50 atau terjadi pertumbuhan rata-rata selama

kurun waktu 2008-2012 sebesar 21,50 persen. Investasi jangka panjang mencapai

nilai Rp30.891.419.745,48 atau terjadi pertumbuhan rata-rata selama 2008-2012

sebesar 10,97 persen. Sementara dana cadangan dari tahun 2008 sampai pada tahun

2012 sebesar Rp18.000.000.000,00.

a. Aset Lancar

Aset lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang dapat dicairkan

menjadi kas dan dijual atau dipakai habis dalam 1 tahun periode akuntansi.

Kabupaten Majalengka per 31 Desember 2012 memiliki aset lancar yang mencapai

nilai Rp94.357.824.314,50 yang terdiri dari; (i) kas senilai

Rp72.332.570.797,00, yang posisinya berada di kas daerah senilai

Rp68.049.529.500,00 dan di kas BLUD senilai Rp4.283.041.297,00; (ii) investasi jangka

panjang senilai Rp9.796.524.799,00 berupa piutang bagi hasil senilai

Rp358.854.581,00, piutang retribusi senilai Rp5.436.252.218,00 dan piutang lainnya

senilai Rp4.001.418.000,00; (iii) persediaan senilai Rp16.827.547.740,50.

b. Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat ekonomi

atau sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Kabupaten

Majalengka per 31 Desember 2012, memiliki investasi jangka panjang mencapai

Rp30.891.419.745,48 yang terdiri dari (i) investasi non permanen sebesar

Rp3.482.419.495,20 dan investasi permanen sebesar

Rp27.409.000.250,28.

c. Aset Tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari

satu tahun anggaran yang digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan

oleh masyarakat umum. Kabupaten Majalengka per 31 Desember 2012 memiliki

aset tetap yang mencapai nilai Rp2.693.123.436.600,00, yang terdiri dari:

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 42
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

(i) Tanah Rp610.509.198.322,00

(ii) Peralatan dan Mesin Rp328.218.937.510,00

(iii) Gedung dan Bangunan Rp827.620.160.549,00

(iv) Jalan, irigasi dan jaringan Rp909.085.714.873,00

(v) Aset Tetap Lainnya Rp17.689.425.346,00

d. Dana Cadangan

Dana cadangan dimaksudkan untuk menyediakan anggaran yang

memerlukan waktu penyediaan anggaran dalam kurun waktu lebih dari satu tahun

anggaran. Dana cadangan Kabupaten Majalengka per 31 Desember 2012 sebesar

Rp18.000.000,00 yang diperuntukan untuk mendukung kegiatan Pemilukada pada

tahun 2013.

e. Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset yang tidak berwujud atau aset yang dalam kondisi

tidak bisa dipergunakan (rusak). Kabupaten Majalengka per 31 Desember 2012

memiliki aset lainnya mencapai nilai Rp160.390.171.712,00 yang terdiri dari; (i) aset

tidak berwujud sebesar Rp13.053.812.993,00; (ii) dan aset lain-lain senilai

Rp1467.336.358.719,00.

3.2.3.2. Kewajiban

Kewajiban umumnya timbul sebagai akibat dari pemenuhan terhadap

kebutuhan anggaran dalam pelaksanaan tugas atau tanggung jawab di masa lalu

yang mengalami defisit. Kewajiban memberikan informasi tentang utang pemerintah

daerah. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu kewajiban jangka pendek

dan kewajiban jangka panjang. Jumlah kewajiban yang harus dipenuhi oleh

pemerintah daerah Kabupaten Majalengka per 31 Desember 2012 adalah sebesar

Rp42.922.209.084,41 yang terdiri dari utang jangka pendek ke pihak ketiga sebesar

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 43
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Rp40.661.912.532,00 dan utang lancar dalam negeri - lembaga sebesar

Rp2.260.296.552,41.

3.2.3.3. Ekuitas Dana

Ekuitas dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah

daerah. Ekuitas dana meliputi; (i) ekuitas dana lancer; (ii) ekuitas dana investasi; dan

(iii) ekuitas dana cadangan. Pemerintah Kabupaten Majalengka per 31 Desember

2012, memiliki ekuitas dana sebesar Rp2.953.840.643.287,57 yang dijelaskan sebagai

berikut:

a. Ekuitas dana lancar adalah selisih antara aset lancer dengan kewajiban jangka

pendek. Kabupaten Majalengka per 31 Desember 2012, memiliki status

ekuitas dana lancar sebesar Rp51.435.615.230,00 dengan perincian sebagai

berikut:

(i) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Rp67.749.529.500,00

(ii) Pendapatan yang ditangguhkan Rp4.283.041.297,00

(iii) Cadangan Piutang Rp5.197.705.777,00

(iv) Cadangan Persediaan Rp16.827.547.740,00

(v) Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Rp(45.622.209.084,41)


utang jangka pendek

b. Ekuitas dana investasi merupakan selisih antara jumlah nilai investasi permanen,

aset tetap dan aset lainnya (tidak termasuk dana cadangan) dengan jumlah nilai

utang jangka panjang. Kabupaten Majalengka per 31 Desember 2012, memiliki

ekuitas dana investasi sebesar Rp. 2.884.405.028.057,48 yang terdiri dari :

(i) Diinvestasikan dalam investasi jangka panjang Rp30.891.419.745,48

(ii) Diinvestasikan dalam aset tetap Rp2.693.123.436.600,00

(iii) Diinvestasikan dalam aset lainnya Rp160.390.171.712,00

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 44
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

c. Ekuitas dana cadangan merupakan kekayaan pemerintah daerah yang

diinvestasikan dalam dana cadangan untuk tujuan tertentu di masa mendatang.

Kabupaten Majalengka per 31 Desember 2012, memiliki dana cadangan sebesar

Rp18.000.000.000,00.

3.2.3.4. Rasio Likuiditas


Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk neraca keuangan daerah,

rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar (Current Ratio) dan Rasio Quick

(Quick Ratio).

Rasio likuiditas Kabupaten Majalengka pada tahun 2008-2012 mengalami

fluktuasi yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rasio lancar Pemerintah

Kabupaten Majalengka dapat mencairkan aset lancar untuk membayar seluruh

utang atau kewajiban jangka pendeknya. Namun perlu diperhatikan juga, nilai rasio

Pemerintah Kabupaten Majalengka yang setiap tahunnya mengalami penurunan.

Nilai rasio yang semakin kecil dapat menunjukkan semakin berkurangnya

kemampuan pemerintah daerah dalam melunasi kewajibannya.

Nilai ratio quick neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Majalengka pada

tahun 2011 sebesar 111,1% dan pada tahun 2012 sebesar 180,63%. Hal ini

mengindikasikan bahwa kemampuan aset lancar Pemerintah Kabupaten Majalengka

setelah dikurangi persediaan, mempunyai kemampuan yang kuat untuk melunasi

kewajiban jangka pendeknya.

Untuk lebih jelasnya rasio likuiditas Pemerintah Kabupaten Majalengka

periode tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 3.21 berikut ini.

Tabel 3.21
Analisis Rasio Keuangan
Kabupaten Majalengka

2008 2009 2010 2011 2012


No. Uraian
(%) (%) (%) (%) (%)
1 Rasio Lancar (Current Ratio) 280,45 249,41 239,93 150,35 219,83

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 45
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

2008 2009 2010 2011 2012


No. Uraian
(%) (%) (%) (%) (%)
2 Rasio Quick (Quick Ratio) 251,79 324,03 190,06 111,1 180,63
Rasio Total Hutang terhadap
3 0,75 1,02 1,36 1,79 1,43
total asset
4 Rasio Hutang Terhadap Modal 0,75 1,03 1,38 1,82 1,45
5 Rata-Rata Umur Piutang 3,73 3,84 3,06
6 Rata-Rata Umur Persediaan 8,81 5,63 5,35
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

3.2.3.5. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan pemerintah

daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Untuk neraca

keuangan daerah, rasio solvabilitas yang digunakan adalah rasio kewajiban terhadap

aset dan rasio kewajiban terhadap ekuitas.

Rasio solvabilitas Pemerintah Kabupaten Majalengka selama periode 2008-

2012 menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan Pemerintah Kabupaten Majalengka cukup kuat untuk membayar

manakala melakukan pinjaman ke kreditor.

Untuk lebih jelasnya rasio solvabilitas necara keuangan Pemerintah

Kabupaten Majalengka tahun 2008-2012 sebagaimana tercantum dalam tabel 3.22

berikut ini.

Tabel 3.22
Analisis Rasio Solvabilitas Pemerintah Kabupaten Majalengka
Tahun 2008-2012
2008 2009 2010 2011 2012
No. Uraian
(%) (%) (%) (%) (%)
1 Rasio Kewajiban terhadap Aset 0,75 1,02 1,36 1,79 1,43
2 Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas 0,75 1,03 1,38 1,82 1,45
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 46
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

3.2.4 Analisis Kerangka Pendanaan

Tabel 3.23
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013

Proyeksi
No. Uraian
2008 2009 2010 2011 2012
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1. Pendapatan 886.523.886.671,10 952.235.017.359,31 1.128.871.359.031,59 1.274.730.517.626,13 1.571.670.901.204,65

2. Pencairan dana cadangan (sesuai


5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 - - -
Perda)
3. Sisa Lebih Riil Perhitungan
31.161.096.906,00 27.685.213.599,00 65.409.048.099,00 52.075.316.209,00 36.852.782.367,00
Anggaran
Total Penerimaan 922.684.983.577,10 984.920.230.958,31 1.194.280.407.130,59 1.326.805.833.853,13 1.608.523.683.571,65

Dikurangi :

4. Belanja dan Pengeluaran


Pembiayaan yang Wajib dan 619.858.993.967,72 704.316.353.820,00 889.334.422.918,51 947.581.397.488,00 1.199.024.841.654,00
Mengikat serta Prioritas Utama
Kapasitas riil kemampuan
302.825.989.609,38 280.603.877.138,31 304.945.984.212,08 379.224.436.347,13 409.498.841.917,65
keuangan
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 47
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.24
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2008-2012
Proyeksi
No. Uraian
2008 (Rp.) 2009 (Rp.) 2010 (Rp.) 2011 (Rp.) 2012 (Rp.)
I Kapasitas riil kemampuan keuangan 302.825.898.609,38 280.603.877.138,31 304.945.984.212,08 379.224.436.347,13 409.498.841.917,65
Rencana alokasi pengeluaran prioritas I 256.836.675.353,38 206.020.110.919,31 237.862.487.680,78 332.576.174.816,25 386.744.634.257,65
II.a Belanja Langsung 360.702.595.915,38 319.970.619.945,31 373.556.567.720,78 474.201.045.316,25 654.072.037.117,65
II.b Pembentukan dana cadangan - 4.500.000.000,00 18.000.000.000,00
Dikurangi :
II.c Belanja langsung yang wajib dan mengikat serta 98.614.842.855,00 110.705.069.100,00 133.194.080.040,00 138.124.870.500,00 267.327.402.860,00
prioritas utama
II.d Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat 5.251.077.525,00 3.245.439.926,00 2.500.000.000,00 8.000.000.000,00 18.000.000.000,00
serta prioritas utama
II Tota Rencana Pengeluaran Prioritas I 256.836.675.535,38 206.020.110.919,31 237.862.487.680,78 332.576.174.816,25 386.744.634.257,65
(II.a+II.b-II.c-II.d)
Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah 45.989.314.074,00 74.583.766.219,00 67.083.496.531,30 46.648.261.530,88 22.754.207.660,00
setelah menghitung alokasi pengeluaran
prioritas I (I-II)
Rencana alokasi pengeluaran prioritas II 38.679.970.555,00 64.620.860.727,00 62.391.091.471,30 35.422.261.530,88 5.028.207.660,00
III.a Belanja Tidak Langsung 559.924.121.667,72 658.232.145.447,00 818.531.434.349,81 844.878.788.518,88 936.725.646.454,00
Dikurangi :
III.b Belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat 521.244.151.112,72 593.611.284.720,00 756.140.342.878,51 809.456.526.988,00 931.697.438.794,00
serta prioritas utama
III Total rencana pengeluaran prioritas II (III.a-III.b) 38.679.970.555,00 64.620.860.727,00 62.391.091.471,30 35.422.261.530,88 5.028.207.660,00
Surplus anggaran riil atau berimbang (I-II-III) 7.309.343.519,00 9.962.905.492,00 4.692.405.060,00 11.226.000.000,00 17.726.000.000,00
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 48
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

3.3 Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan keuangan daerah meliputi penerimaan atau

pendapatan daerah, pengeluaran daerah atau belanja daerah dan pembiayaan

daerah. Kerangka pendanaan keuangan daerah dikelola dengan menganut azas-

azas, tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,

transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan,

kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.

Kemampuan kerangka pendanaan keuangan daerah dapat dilihat dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Keuangan daerah dalam APBD

Kabupaten Majalengka dipergunakan untuk membiayai program dan kegiatan

dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten

Majalengka yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

Peningkatan ini menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan pembangunan

yang diproyeksikan pada tahun-tahun mendatang akan terus berkembang.

Pendanaan rencana kegiatan yang akan diakomodir dalam periode tahun

2014-2018 ini sangatlah penting untuk dikaji. Hasil analisis gambaran umum

pengelolaan keuangan daerah pada periode tahun 2008-2012 akan menjadi

dasar dalam pendanaan program dan kegiatan pada periode tahun 2014-2018.

Kebijakan anggaran merupakan acuan umum dari rencana kerja

pembangunan dan merupakan bagian dari perencanaan operasional anggaran

dana dan alokasi sumberdaya, sementara kebijakan keuangan daerah diarahkan

pada kebijakan penyusunan program dan indikasi kegiatan pada pengelolaan

pendapatan dan belanja daerah secara efektif dan efisien.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 49
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

3.3.1 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

Tabel 3.25
Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan
Yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018

Tingkat Proyeksi
Data Tahun 2012
NO. URAIAN Pertumbuhan
(Rp)
(%) 2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp) 2018 (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A. BELANJA TIDAK LANGSUNG 936.725.646.454,00 26,91 1.188.840.145.790,04 1.395.625.357.038,31 1.543.954.831.688,04 1.709.597.779.829,74 1.931.646.139.634,80
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 886.782.972.794,00 27,40 1.129.730.464.262,35 1.242.703.510.688,59 1.366.973.861.757,44 1.503.671.247.933,19 1.654.038.372.726,51
2 Belanja Penerimaan Anggota dan 702.000.000,00 14,53 804.008.405,69 884.409.246,26 972.850.170,88 1.0700135.187,97 1.177.148.706,77
Pimpinan DPRD serta
Operasional KDH/Wakil KDH

3 Belanja Bunga - - - - - -

4 Belanja Subsidi - - - - - -

5 Belanja Hibah 2.530.750.000,00 33,72 3.384.099.250,00 3.891.714.137,50 4.475.471.258,13 5.146.791.946,84 41.918.810.738,87

6 Belanja Bantuan Sosial - 300.000.000,00 345.000.000,00 396.750.000,00 456.262.500,00 524.701.875,00


7 Belanja Bagi Hasil kepada 1.997.4570.660,00 52,46 3.045.267.872,00 3.502.058.052,80 4.027.366.760,72 4.631.471.774,83 5.326.192.541,05
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
8 Belanja Bantuan Keuangan
kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota 44.212.466.000,00 14,39 50.576.306.000,00 143.148.664.913,16 165.786.031.740,87 193.100.995.486,91 226.911.906.796,60
dan Pemerintah Desa
9 Belanja Tidak Terduga
500.000.000,00 100,00 1.000.000.000,00 1.150.000.000,00 1.322.500.000,00 1.520.875.000,00 1.749.006.250,00

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 50
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

1 2 3 4 5 6 7 8 9

B BELANJA LANGSUNG 12.197.999.027,00 2,25 12.472.787.890,00 13.720.066.679,00 15.092.073.346,90 16.601.280.681,59 18.261.408.749,75

1 Belanja Honorarium PNS Khusus


untuk Guru dan Tenaga Medis 3.591.864.277,00 25,28 4.500.000.000,00 4.950.000.000,00 5.445.000.000,00 5.989.500.000,00 6.588.450.000,00

2 Belanja Beasiswa Pendidikan


160.655.360,00 (19,08) 130.000.000,00 143.000.000,00 157.300.000,00 173.030.000,00 190.333.000,00
PNS
3 Belanja Jasa Kantor (khusus
tagihan bulanan kantor seperti 8.445.479.390,00 (7,14) 7.842.787.890,00 8.627.066.679,00 9.489.773.346,90 10.438.750.681,59 11.482.625.749,75
listrik, air, telepon dan sejenisnya

4 Belanja Sewa Gedung Kantor


(yang telah ada kontrak jangka - - - - - -
panjangnya)
5 Belanja Sewa Perlengkapan dan
Peralatan Kantor (yang telah ada - - - - - -
kontrak jangka panjangnya)

C Pembiayaan Pengeluaran 18,000,000,000.00 - - - - -


-
1 Pembentukan Dana Cadangan 18.000.000.000,00 (100,00) 9.000.000.000,00 9.000.000.000,00 9.000.000.000,00 9.000.000.000,00 -
2 Pembayaran Pokok Utang - - - - - -

TOTAL (A+B+C) 966.923.645.481,00 24,24 1.201.312.933.680,04 1.321.444.227.048,04 1.453.588.649.752,85 1.598.947.514.728,13 1.758.842.266.200,95

Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 51
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

3.3.2. Proyeksi Kerangka Pendanaan 2014-2018 Berdasarkan Data Masa Lalu

a. Arah Kebijakan Belanja Daerah 2014-2018


Berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah

disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada

pencapaian hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan

prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas,

pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas

perencanan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan

anggaran ke dalam program/kegiatan. Keterbatasan anggaran yang setiap

tahun senantiasa mengemuka, menuntut adanya kreativitas dan inovasi

dalam pencarian sumber-sumber pendanaan bagi percepatan

pembangunan.

Kebijakan belanja daerah diarahkan untuk mendukung pencapaian

target RPJMD, target pencapaian IPM, dukungan terhadap MDG’s, program

prioritas nasional dan program prioritas provinsi. Melalui perencanaan

anggaran yang konsisten dan fokus, perencanaan pembangunan diarahkan

untuk memperkuat bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan

infrastruktur.

Kebijakan belanja daerah diupayakan dengan pengaturan pola

pembelanjaan yang proporsional, efisien dan optimalisasi atas berbagai

kebutuhan aktual pembangunan dan kebijakan yang efektif menuju

pencapaian sasaran pembangunan yang dicirikan sinergi pembangunan

pemerintah pusat dan provinsi terutama merespon 14 (empat belas)

prioritas pembangunan nasional dan 10 (sepuluh) common goals Provinsi

Jawa Barat yang secara keseluruhan dilaksanakan berdasarkan kepada

anggaran berbasis kinerja, dengan berdasarkan kepada agenda-agenda

pembangunan yang secara umum dapat dicirikan melalui:

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 52
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

a. Mendanai program prioritas dalam rangka pencapaian rencana

pembangunan yang tercantum RPJMD 2014-2018.

b. Pencapaian IPM merujuk kepada RPJP 2005-2025, SPM dan ketentuan PP

Nomor 6 Tahun 2008.

c. Mendukung percepatan pembangunan nasional (Inpres Nomor 1/2010)

dan Program Pembangunan yang Berkeadilan (Inpres Nomor 3/2010).

d. Mendanai kegiatan yang bersifat lanjutan (komitmen program).

e. Mendanai kegiatan yang bersifat terobosan (program baru/ terobosan).

f. Mendanai kegiatan yang mampu mengungkit performance Kabupaten

Majalengka secara signifikan dalam merespon isu dan permasalahan

pembangunan di Kabupaten Majalengka.

g. Mendanai program janji Bupati dan Wakil Bupati.

3.3.3 Perhitungan Kerangka Pendanaan


a. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
1) Kebijakan

Kebijakan keuangan daerah dalam hal potensi daerah dan

penerimaan di Kabupaten Majalengka sesuai urusannya diarahkan

melalui upaya peningkatan pendapatan daerah dari sector; (1)

Pendapatan Asli Daerah (PAD); (2) Dana Perimbangan; (3) Lain-Lain

Pendapatan Daerah Yang Sah.

Adapun komposisi penerimaan pendapatan daerah dalam

perencanaan jangka menengah daerah, yaitu :

a. 25,00 % berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD);

b. 52,44 % berasal dari Dana Perimbangan;

c. 22,66 % berasal dari Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah.

2) Strategi
a) Strategi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah adalah:

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 53
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

1. Penyusunan dan penyempurnaan regulasi pengelolaan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) sesuai peraturan perundang-

undangan dan potensi daerah;

2. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pemenuhan

kewajiban membayar pajak dan retribusi;

3. Penegakan aturan dalam Pengelolaan PAD;

4. Reformasi birokrasi pengelola PAD.

b) Strategi untuk meningkatkan dana perimbangan adalah:

1. Optimalisasi upaya intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak

Penghasilan Orang Pribadi Dalam Negeri (PPh OPDN) dan

PPh Pasal 21;

2. Peningkatan akurasi data sumber daya alam sebagai dasar

perhitungan pembagian dalam dana perimbangan;

3. Peningkatan koordinasi dengan pemerintah pusat dalam

peningkatan dana perimbangan;

4. Peningkatan koordinasi dengan OPD terkait di kabupaten.

c) Strategi untuk meningkatkan lain-lain pendapatan daerah yang

sah adalah:

1. Optimalisasi upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pajak

provinsi;

2. Peningkatan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan

pemerintah pusat;

3. Menjalin kerjasama dan jejaring dengan lembaga non

pemerintah.

3) Upaya yang dilakukan untuk pelaksanaan kebijakan dan strategi


pendapatan daerah adalah:
a) Pendapatan Asli Daerah :

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 54
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

1. Penyusunan dan penyempurnaan dasar hukum pengelolaan


Pendapatan Asli Daerah (PAD);
2. Penyusunan sistem dan prosedur pengelolaan PAD;
3. Sosialisasi kebijakan dan aturan pelaksanaan pengelolaan
PAD;
4. Peningkatan layanan secara khusus untuk kemudahan
masyarakat dalam membayar pajak;
5. Pemberian reward bagi wajib pajak berprestasi;
6. Peningkatan fungsi kontrol di dalam maupun antar OPD/unit
kerja dalam pengelolaan PAD;
7. Peningkatan upaya penertiban atas pelanggaran regulasi yang
dilakukan oleh masyarakat;
8. Optimalisasi denda atas keterlambatan pembayaran pajak
dan/atau retribusi;
9. Penataan kelembagaan OPD pengelola PAD;
10. Peningkatan kompetensi personil OPD pengelola PAD melalui
pendidikan dan pelatihan serta bimbingan teknis pengelolaan
PAD;
11. Penerapan standar pelayanan kepuasan publik dengan
menggunakan parameter ISO 9001-2000;
12. Penyusunan data base potensi PAD;
13. Pemenuhan fasilitas dan sarana pelayanan secara bertahap
sesuai dengan kemampuan anggaran;
14. Peningkatan pendayagunaan dan pengelolaan aset dan
keuangan daerah;
15. Revitalisasi BUMD melalui berbagai upaya agar dapat
memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah, antara
lain melalui peningkatan sarana, prasarana, kemudahan
prosedur pelayanan terhadap konsumen/nasabah dalam
meningkatkan persaingan usaha, serta mengoptimalkan peran

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 55
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Badan Pengawas, agar BUMD berjalan sesuai dengan


peraturan;
b) Dana Perimbangan :

1. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi vertikal


sebagai upaya peningkatan kesadaran wajib pajak dalam
pembayaran pajak pusat;
2. Penyusunan regulasi dalam rangka peningkatan pendapatan
daerah dari dana perimbangan;
3. Peningkatan akurasi data potensi baik potensi pajak maupun
potensi sumber daya alam bekerja sama dengan Kementerian
Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Pajak sebagai dasar
perhitungan pembagian dana perimbangan keuangan;
4. Koordinasi dengan pemerintah pusat maupun provinsi dalam
perhitungan lifting migas dan perhitungan sumber daya alam
lainnya agar memperoleh proporsi pembagian yang sesuai
dengan potensi;
5. Koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Keuangan dan Kementerian Teknis untuk mengupayakan
peningkatan besaran DAU.
c) Lain – lain Pendapatan Yang Sah :

1. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi OPD provinsi sebagai


upaya peningkatan kesadaran wajib pajak dalam pembayaran
pajak provinsi;
2. Koordinasi dengan pemerintah pusat melalui kementerian
teknis dan lembaga non pemerintah
3. Koordinasi dengan pemerintah Provinsi Jawa Barat dan OPD
teknis terkait.

Mempertimbangkan kecenderungan pencapaian pendapatan

daerah, kondisi ekonomi makro secara nasional dan regional, serta

kapasitas OPD penghasil, maka diperkirakan penerimaan pendapatan

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 56
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

daerah Kabupaten Majalengka rata-rata secara keseluruhan mengalami

pertumbuhan sekitar 15,76 % sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.26

berikut ini.
Tabel 3.26
Proyeksi Pendapatan Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018
Target Murni
Uraian Pendapatan
2014 (Rp.) 2015 (Rp.) 2016 (Rp.) 2017 (Rp.) 2018 (Rp.)
Pendapatan Daerah 2.006.268.863.603,64 2.233.242.495.279,72 2.589.237.267.229,15 3,055,750,799,050,58 3.647.458.466.851,21
Pendapatan Asli Daerah
154.484.313.422,50 219.475.026.864,12 385.178.672.149,23 611.150.159.810,12 924.364.616.712,81
(PAD)
1. Pajak Daerah 31.704.504.693,00 52.674.006.447,00 100.146.454.758.80 171.122.044.746,83 277.309.385.013,84
2. Retribusi Daerah 34,556,696,891.00 46.089.755.641,00 78.961.627.790,59 117.951.980.843,35 167.309.995.625,02
3. Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan 4.818.032.438,50 6.913.463.346,27 12.325.717.508,78 19.740.150.161,87 30.134.286.504,84
Daerah Yang Dipisahkan
4. Lain-Lain Pendapatan Asli
83.405.079.400,00 113.797.801.429,85 193.744.872.091,06 302.335.984.058,07 449.610.949.569,11
Daerah Yang Sah
Dana Perimbangan 1.269.963.685.783,00 1.418.600.338.043,60 1.573.217.430.959,32 1,745,847,644,988.88 1.938.802.574.608,13
1. Dana Bagi Hasil Pajak/
Hasil Bukan Pajak 97.318.012.783,00 127.570.591.113,60 153.084.709.336,32 183.701.651.203,58 220.441.981.444,30

2. Dana Alokasi Umum 1.092.495.173.000,00 1.205.152.295.930,00 1.325.667.525.523,00 1.458.234.278.075,30 1.604.057.705.882,83


3. Dana alokasi Khusus 80.150.500.000,00 85.877.451.000,00 94.465.196.100,00 103.911.715.710,00 114,302,887,281.00
Lain-Lain Pendapatan Yang
581.820.864.398,14 595.167.130.372,00 630.841.164.120,60 698.752.994.251,54 784.291.275.530,27
Sah
1. Hibah
2. Dana Darurat
3. Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah 84.683.185.142,14 98.029.451.116,00 117.635.341.339,20 141.162.409.607,00 169.394.891.528,45
Daerah Lainnya
4. Dana Penyesuaian dan
336.446.244.000,00 336.446.244.000,00 336.445.244.000,00 369.670.924.174,42 406.638.016.591,86
Otonomi Khusus
5. Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau Pemerintah 160,691,435,256.00 160.691.435.256,00 176.760.578.781,60 187,919,660,470.12 208.258.367.409,96
Daerah Lainnya
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Asumsi dasar yang mendasari proyeksi pendapatan selama 5 tahun

sebagaimana tabel di atas adalah:

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) setiap tahun antara lain

dilatarbelakangi oleh :

a) Penerapan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

dan Retribusi, Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati sebagai

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009;

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 57
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

b) Perubahan kelas tanah dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) pada

objek PBB serta perubahan Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP)

pada objek BHPHTB;

c) Peningkatan kesadaran masyarakat dalam memenuhi

kewajibannya;

d) Adanya sinergitas di dalam maupun antar OPD pengelola

pendapatan;

e) Terlaksananya penataan kelembagaan, peningkatan kompetensi

SDM personil, pemenuhan sarana dan prasarana serta sistem

operasional pemungutan pendapatan daerah;

f) Peningkatan pelayanan dan kepuasan masyarakat atas pelayanan

yang diberikan oleh OPD pengelola PAD;

g) Peningkatan pemanfaatan aset dan keuangan daerah;

h) Penggalian potensi pendapatan dari BUMD

2) Dana Perimbangan

a) Meningkatnya koordinasi dengan pemerintah pusat dalam

pelaksanaan dan evaluasi dana perimbangan.

b) Meningkatnya akurasi data potensi daerah sebagai dasar

perhitungan pembagian dalam dana perimbangan.

3) Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Kenaikan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah selama lima tahun

kedepan dilatarbelakangi oleh :

a) Adanya penambahan dari dana bagi hasil pajak provinsi yaitu

pajak rokok yang mulai dibagihasilkan ke daerah kabupaten/kota

pada tahun 2014;

b) Adanya penambahan jumlah guru yang mendapatkan tunjangan

profesi guru PNSD;

c) Adanya penambahan jumlah penerimaan guru baru dari

penerimaan CPNSD kategori 2 tahun 2013.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 58
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

b. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pemberlakuan anggaran kinerja memungkinkan adanya defisit

dan surplus anggaran dalam penyusunan APBD. Defisit terjadi ketika

pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan pengeluaran atau belanja,

sedangkan surplus terjadi ketika pendapatan lebih besar dibandingkan

dengan pengeluaran atau belanja. Untuk menutupi anggaran yang

mengalami defisit diperlukan pembiayaan daerah.

Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan

untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah.

Ketika terjadi defisit anggaran, sumber pembiayaan dapat berasal dari

sisa lebih perhitungan anggaran, pencairan dana cadangan, penjualan

kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah,

penerimaan kembali pinjaman dan penerimaan piutang daerah. Adapun

pengeluaran dalam pembiayaan itu sendiri adalah pembentukan dana

cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran

pokok utang, pemberian pinjaman daerah dan pembayaran kewajiban

kepada pihak ketiga.

Kebijakan pembiayaan daerah mencakup dua sumber yaitu

penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan dengan arah

kebijakan pada tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut:

1) Sisa Lebih Pengangggaran Tahun Lalu (SILPA) dipergunakan sebagai

sumber penerimaan pada APBD tahun berikutnya dan rata-rata SILPA

diupayakan seminimal mungkin dan disesuaikan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku yakni maksimal dibawah 6 (enam)

persen dari kebutuhan belanja dengan melaksanakan perencanaan

dan penganggaran secara konsisten.

2) Penyertaan modal BUMD dilaksanakan dengan mempertimbangkan

hasil kajian dan tindak lanjut revitalisasi dan restrukturisasi kinerja

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 59
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

BUMD serta pendayagunaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan

dalam rangka efisiensi pengeluaran pembiayaan.

3) Pemenuhan kebutuhan dana cadangan yang dipergunakan untuk

mempersiapkan pembiayaan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Periode 2018-2023 dan diproyeksikan dilakukan pada tahun 2018

sebelum masa berakhirnya masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati

periode 2014-2018.

4) Penerimaan piutang daerah

5) Perintisan pelaksanaan pinjaman daerah untuk membiayai

pembangunan infrastruktur strategis.

6) Investasi non permanen dalam rangka pemberdayaan ekonomi

masyarakat.

c. Proyeksi Pembiayaan Daerah 2014-2018

Proyeksi pembiayaan daerah Kabupaten Majalengka tahun 2014-

2018 sebagaimana tercantum dalam tabel 3.27 sebagai berikut :

Tabel 3.27
Proyeksi Pembiayan Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018

Target Murni
Uraian Pendapatan
2014 (Rp.) 2015 (Rp.) 2016 (Rp.) 2017 (Rp.) 2018 (Rp.)

Pembiayaan Daerah

Penerimaan Pembiayaan 23.226.750.505,33 26.710.763.081,13 30.717.377.543,30 35.324.984.174,79 74.888.234.684,77


1. Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun 22.822.350.505,33 26.245.703.081,13 30.182.558.543,30 34.709.942.324,79 38.180.936.557,27
Sebelumnya
2. Pencairan Dana
- - - - 36.000.000.000,00
Cadangan
3. Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah Yang - - - - -
Dipisahkan
4. Penerimaan Pinjaman
Daerah dan Obligasi - - - - -
Daerah
5. Penerimaan Piutang
404.400.000,00 465.060.000,00 534.819.000,00 615.041.850,00 707.298.127,50
Daerah

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 60
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Target Murni
Uraian Pendapatan
2014 (Rp.) 2015 (Rp.) 2016 (Rp.) 2017 (Rp.) 2018 (Rp.)
Pengeluaran
10.500.000.000,00 10.725.000.000,00 10.983.750.000,00 11.281.312.500,00 2.623.509.375,00
Pembiayaan
1. Pembentukan Dana
9.000.000.000,00 9.000.000.000,00 9.000.000.000,00 9.000.000.000,00 0,00
Cadangan
2. Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah 1.500.000.000,00 1.725.000.000,00 1.983.750.000,00 2.281.312.500,00 2.623.509.375,00
Daerah
3. Pembayaran Pokok
- - - - -
Utang
4. Pemberian Pinjaman
- - - - -
Daerah

Pembiayaan Netto 12.726.750.505,33 15.985.763.081,13 19.733.627.543,30 24.043.671.674,79 72.264.725.309,77

Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Proyeksi Pembiayan Daerah sebagaimana tersebut di atas

menunjukkan asumsi-asumsi sebagai berikut :

1) Penyediaan dana cadangan untuk pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

tahun 2018-2023;

2) Kewajiban penyediaan penyertaan modal bagi BUMD;

3) Defisit anggaran sebagai akibat kebutuhan belanja yang lebih besar

dari potensi pendapatan, diupayakan dari pinjaman daerah dan

penerimaan piutang daerah.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 61
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.28
Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran
Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018

Tingkat Proyeksi
No Uraian Data Tahun Dasar Pertum-
(Rp) buhan 2014 2015 2016 2017 2018
(%) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1. Saldo neraca daerah 2.996.762.852.371,98 16,39 3.487.932.283.875,75 4.059.604.385.202,98 4.724.973.543.937,75 5.499.396.707.789,15 6.400.747.828.195,79

Dikurangi :

Kewajiban kepada pihak ketiga sampai


2. dengan akhir tahun belum 40.661.912.532,00 0,74 40.361.912.532,00 40.361.912.532,00 40.361.912.532,00 40.361.912.532,00 40.361.912.532,00
terselesaikan

3. Kegiatan lanjutan 0 0 0 0 0 0

Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran 2.956.100.939.839,98 16,62 3.447.570.371.343,75 4.019.242.472.670,98 4.684.611.631.405,75 5.459.034.795.257,15 6.360.385.915.663,79

Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 62
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

d. Proyeksi Belanja Daerah

Proyeksi belanja daerah Kabupaten Majalengka tahun

2014-2018 dapat dilihat pada tabel 3.29 berikut ini :

Tabel 3.29
Proyeksi Belanja Daerah
Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018

Target Murni
Uraian
2014 (Rp) 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp) 2018 (Rp)

Belanja Daerah 2.040.995.614.108,97 2.249.228.258.360,85 2.608.970.894.772,45 3.079.794.470.725,34 3.719.723.192.160,98

Belanja Tidak Langsung 1.258.929.442.508,04 1.462.204.771.897,41 1.657.695.506.307,05 1.850.179.174.249,00 2.102.954.377.448,81


1. Belanja Pegawai 1.200.623.769.386,04 1.310.167.334.793,95 1.482.556.940.348,56 1.646.790.391.122,71 1.829.176.327.859,46
2. Belanja Bunga - - - - -
3. Belanja Subsidi - - - - -
4. Belanja Hibah 3.384.099.250,00 3.891.714.137,50 4.094.760.092,50 4.504.236.101,75 40.504.236.101,75
5. Belanja Bantuan Sosial 300.000.000,00 345.000.000,00 363.000.000,00 399.300.000,00 439.230.000,00
6. Bagi Hasil Kepada
Provinsi/ Kabupaten/
3.045.267.872,00 3.502.058.052,80 3.684.774.125,12 4.053.251.537,63 4.458.576.691,00
Kota dan Pemerintah
Daerah
7. Belanja Bantuan
Keuangan dan Provinsi
50.576.306.000,00 143.148.664.913,16 165.786.031.740,87 193.100.995.486,91 226.911.906.796,60
atau Pemerintah Desa
Lainnya
8. Belanja Tak Terduga 1.000.000.000,00 1.150.000.000,00 1.210.000.000,00 1.331.000.000,00 1.464.100.000,00

Belanja Langsung 782.066.171.600,93 787.023.486.463,44 951.275.388.465,40 1.229.615.296.476.34 1.616.768.814.712,17

Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

Proyeksi belanja daerah Kabupaten Majalengka periode tahun

2014-2018 pada tabel di atas memperhatikan asumsi-asumsi sebagai

berikut :

1) Kebutuhan belanja pegawai selalu meningkat setiap tahun sebagai

akibat dari kenaikan gaji dan tunjangan serta penambahan jumlah

pegawai.

2) Kebutuhan belanja publik yang semakin meningkat sebagai upaya

pencapaian visi misi Kabupaten Majalengka 2014-2018.

3) Penyesuaian terhadap kenaikan harga (inflasi) dengan kebutuhan

belanja.

4) Belanja daerah disusun berdasarkan prestasi kerja. Pengeluaran

belanja berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 63
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

direncanakan, sehingga diharapkan terjadi peningkatan akuntabilitas

perencanaan anggaran, memperjelas efektifitas dan efisiensi

penggunaan anggaran.

5) Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang

efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi OPD dalam rangka

melaksanakan urusan pemerintah daerah yang menjadi tanggung

jawabnya sehingga pengalokasian anggaran belanja yang

direncanakan oleh OPD harus terukur yang diikuti dengan

peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

6) Terselenggaranya pemerintahan yang amanah, profesional, efektif,

efisien dan ekonomis harus ditunjang dengan tersedianya sarana dan

prasarana perkantoran yang cukup.

7) Bidang infrastruktur memiliki porsi yang paling besar dalam rencana

anggaran belanja terutama pada awal-awal tahun perencanaan. Hal

ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat

Kabupaten Majalengka.

8) Pada bidang pendidikan dan kesehatan, direncanakan anggaran

bidang pendidikan sudah sesuai dengan amanat undang-undang

yaitu sebesar 20 persen dari total anggaran, dan pada bidang

kesehatan minimal sebesar 10 persen dari total anggaran belanja.

9) Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan yang

berkelanjutan harus dilaksanakan tanpa merusak kelestarian

lingkungan hidup. Pengalihan pemanfaatan tanah harus sesuai

dengan peraturan tata ruang yang berlaku.

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 64
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.30
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kabupaten Majalengka

Proyeksi
No. Uraian
2014 (Rp.) 2015 (Rp.) 2016 (Rp.) 2017 (Rp.) 2018 (Rp.)
1. Pendapatan 2.006.268.863.603,64 2.233.242.495.279,72 2.589.237.267.229,15 3.055.750.799.050,58 3.647.458.466.851,21
2. Pencairan Dana Cadangan (sesuai Perda) 0,00 0,00 0,00 0,00 36.000.000.000,00
3. Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran 22.822.350.505,30 26.245.703.081,13 30.182.558.543,30 34.709.942.324,79 38.180.936.557,27
Total Penerimaan 2.029.091.214.108,94 2.259.488.198.360,85 2.619.419.825.772,45 3.090.460.741.375,37 3.721.639.403.408,48
Dikurangi :
4. Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang 1.502.542.010.642,04 1.710.609.885.963,11 1.966.863.361.593,33 2.317.774.984.432.02 2.657.242.166.167,30
Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan 526.549.203466,90 548.878.312.397,74 652.556.464.179,12 772.685.756.943,35 1.064.397.237.241,18
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 65
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 3.31
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Kabupaten Majalengka

Proyeksi
No. Uraian
2014 (Rp.) 2015 (Rp.) 2016 (Rp.) 2017 (Rp.) 2018 (Rp.)
I. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan 526.549.203466,90 548.878.312.397,74 652.556.464.179,12 772.685.756.943,35 1.064.397.237.241,18
Rencana Alokasi Pengeluaran Prioritas I
II.a Belanja Langsung 760.066.171.600,93 787.023.486.463,44 914.094.970.041,87 1.053.376.773.751,77 1.338.147.078.654,72
II.b Pembentukan Dana Cadangan 9.000.000.000,00 9.000.000.00,00 9.000.000.000,00 9.000.000.000,00 0.00
Dikurangi :
II.c Belanja Langsung yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama 240.841.935.256,00 246.568.886.256,00 271.225.774.881,60 291.831.376.180,12 322.561.254.690,96
Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas
II.d Utama 10,500,000,000.00 10,725,000,000.00 10,983,750,000.00 11,281,312,500.00 2,623,509,375.00
II Total Rencana Pengeluaran Prioritas I (II.a+II.b-II.c-II.d) 517.724.236.344,93 538.729.600.207,44 640.885.445.160,27 759.264.085.071,65 1.012.962.314.588,76
Sisa Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Setelah
Menghitung Alokasi Pengeluaran Prioritas (I-II) 8.824.967.121,97 10.148.712.190,30 11.671.019.018,85 13.421.671.871,70 51.434.922.652,42
Rencana Alokasi Pengeluaran Prioritas II
III.a Belanja Tidak Langsung 1.258.929.442.508,04 1.462.204.771.897,41 1.694.875.924.730,58 2.026.417.696.973,57 2.381.576.113.506,26
Dikurangi :
Belanja Tidak Langsung yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas
III.b Utama 1.251.200.075.386,04 1.453.315.999.707,11 1.684.653.836.711,73 2.014.662.295.751,90 2.332.057.402.101,34
III Total Rencana Pengeluaran Prioritas II (III.a-III.b) 7.729.367.122,00 8.888.772.190,30 10.222.088.018,85 11.755.401.221,67 49.518.711.404,92
Surplus Anggaran Riil atau berimbang (I-II-III) 1.095.599.999,97 1.259.940.000,00 1.448.931.000,00 1.666.270.650,03 1.916.211.247,50
Sumber : DPKAD Kabupaten Majalengka, tahun 2013

RPJMD Kab. Majalengka


Hal III - 66
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah

Kabupaten Majalengka telah melaksanakan pembangunan di semua aspek

dan beberapa diantaranya telah mencapai hasil yang diharapkan. Namun

demikian, masih terdapat permasalahan pembangunan di Kabupaten Majalengka,

yaitu sebagaimana hasil evaluasi pembangunan yang menunjukkan kesenjangan

antara target dengan capaian pembangunan selama kurun waktu 2009-2013.

Kesenjangan tersebut dijadikan input masalah yang harus segera ditangani dan

sebagai agenda utama rencana pembangunan pada periode 5 (lima) tahun ke

depan. Berikut permasalahan pembangunan yang perlu diprioritaskan

penanganannya antara lain:

4.1.1. Urusan Wajib


1. Bidang Pendidikan
Permasalahan utamanya adalah (1) kurangnya pemerataan kesempatan

pendidikan bagi seluruh masyarakat (aksesibilitas sekolah); (2) kurangnya mutu

pendidikan termasuk tenaga kependidikan (kualitas guru); (3) masih adanya

kondisi bangunan sekolah yang kurang baik (rendahnya sarana fisik); (4) kurang

terpadu dan efisiennya manajemen pendidikan (rendahnya relevansi pendidikan

dengan kebutuhan).

2. Bidang Kesehatan
Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya capaian indeks

kesehatan dibandingkan dengan capaian indeks kesehatan Propinsi Jawa Barat;

(2) masih belum signifikannya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB); (3) masih belum merata serta kurangnya tenaga medis dan tenaga

non medis khususnya dokter spesialis; (4) masih rendahnya prilaku hidup bersih

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 1


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

dan sehat, status gizi dan kesehatan ibu serta kondisi kesehatan lingkungan ibu

hamil; (5) rendahnya penanganan tingkat pelayanan kesehatan dasar khusus

untuk penduduk miskin: (6) masih tingginya unmet need sehingga masih

banyaknya Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak ber-KB yang berpengaruh

terhadap kelahiran; (7) masih rendahnya manajemen kapitasi Jaminan Kesehatan

Nasional pada pelayanan kesehatan dasar; (8) belum adanya Fasilitas Rumah Sakit

berstatus Trauma Center dan KIA/Obstreti–Ginekologi; (9) masih kurangnya

tenaga dokter spesialis di rumah sakit; (10) belum adanya Puskesmas modern di

kawasan Bandara Internasinal Jawa Barat.

3. Bidang Pekerjaan Umum


Permasalahan utamanya adalah (1) kurangnya cakupan infrastruktur yang

memadai dan berkualitas terutama pada daerah-daerah yang terpencil; (2) masih

terbatasnya sarana dan prasarana infrastruktur sebagai penunjang aktivitas

ekonomi masyarakat desa; (3) masih adanya kondisi jalan kabupaten yang rusak

berat; (4) belum optimalnya ketersediaan pengairan; (5) masih adanya

kekurangan air di sebagian besar wilayah terutama di musim kemarau yang

mengakibatkan kekeringan dan gagal panen pada beberapa komoditas

pertanian; (6) masih banyak saluran irigasi yang mengalami rusak berat.

4. Bidang Perumahan
Permasalahan utamanya adalah (1) rendahnya kualitas perumahan dari

aspek sanitasi; (2) masih banyaknya kondisi rumah tidak layak huni; (3) masih

banyaknya backlog penyediaan perumahan bagi masyarakat; (4) kurang

lengkapnya penyediaan fasilitasi umum dan fasilitas sosial dalam lingkungan

perumahan.

5. Bidang Penataan Ruang


Permasalahan utamanya adalah (1) belum ditetapkannya sebagian wilayah

kecamatan dalam dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR); (2) belum

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 2


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

ditetapkannya zonasi dalam rangka pemanfaatan ruang; (3) belum adanya

regulasi untuk menetapkan rencana induk (masterplan) dari setiap kawasan; (4)

belum disusunnya penegasan ruang secara substansial untuk Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

serta Pusat Pelayanan Lingkungan; (5) belum sinergisnya perencanaan kawasan

strategis terutama di wilayah rencana BIJB Kecamatan Kertajati.

6. Bidang Perencanaan Pembangunan


Permasalahan utama perencanaan pembangunan adalah (1) sinkronisasi

dokumen rencana pembangunan antar pusat dan daerah belum optimal; (2)

kualitas dan kuantitas sumberdaya perencanaan masih rendah.

7. Bidang Perhubungan
Permasalahan utamanya adalah (1) kurang optimalnya pengembangan

jaringan trayek; (2) kurang optimalnya peningkatan fungsi terminal; (3) belum

adanya pembangunan terminal terpadu khususnya dikaitkan dengan Masterplan

Kebandaraan; (3) masih kurangnya fasilitas keselamatan transportasi darat atau


Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ); (4) masih rendahnya uji kelaikan kendaran

bermotor bagi masyarakat;

8. Bidang Lingkungan Hidup


Permasalahan utamanya adalah (1) luas lahan kritis sudah semakin parah

termasuk kondisi lahan kritis; (2) Tingginya degradasi lahan di bagian hilir, erosi

dan bencana banjir; (3) hilangnya fungsi konservasi kawasan bantaran sungai;

(4)rusaknya perlindungan terhadap mata air; (5) berkurangnya sumur-sumur

resapan; (6) sedikitnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada kawasan perkotaan; (7)

seringnya perubahan jadwal tanam; (8) kurangnya pengendalian hama dan

penyakit; (8) tingginya kerusakan produksi agro; (9) masih banyaknya

pencemaran air dan tanah pada daerah hulu; (10) kurangnya daya tampung

sungai yang mengalir ke hilir; (11) meningkatnya tingkat degradasi

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 3


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

lingkunganterkait pola kehidupan masyarakat yang kurang arif dalam mengelola

kawasan konservasi, sehingga menyebabkan pencemaran air dan tanah pada

daerah hulu yang berakibat berkurangnya kuantitas resapan limpasan air

permukaan dan menurunnya kandungan air tanah serta semakin banyaknya

kejadian bencana dan bertambah luasnya potensi bencana yang terjadi setiap

tahunnya.

9. Bidang Pertanahan
Permasalahan utamanya adalah (1) banyaknya tanah yang belum

bersertifikat; (2) belum maksimalnya penyelesaian sengketa tanah yang

merupakan aset pemerintah daerah yang dikuasai oleh masyarakat dan pihak

lain; (3) sulitnya pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.

10. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil


Permasalahan utamanya adalah (1) masih belum sempurnanya sistem

pendataan dan pengendalian data kependudukan; (2) masih tingginya tingkat

urbanisasi : (3) belum terintegrasinya data ketenagakerjaan dan data penduduk

miskindalam data kependudukan.

11. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya partisipasi

perempuan di lembaga pemerintahan, politik, organisasi bisnis dan organisasi

masyarakat; (2) masih adanya kekerasan dalam rumah tangga; (3) belum

tuntasnya penanganan pengaduan/laporan kekerasan terhadap perempuan dan

anak.

12. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya MOP dan masih

banyaknya unmet need; (2) masih perlunya peningkatan peserta KB yang

menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 4


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

13. Bidang Sosial


Parmasalahan utamanya adalah (1) ketidakberimbangan pesatnya

perkembangan suatu wilayah dengan kemampuan lokal (SDM, kebijakan daerah

yang belum mendukung, berkurangya modal sosial dan lain sebagainya); (2)

masih terbatasnya penanganan anak jalanan, gelandangan, pengemis, wanita

tuna susila dan penyakit sosial lainnya; (3) masih tingginyapenyandang PMKS ; (4)

adanya kenaikan penduduk yang menderita HIV/AIDS dan lain sebagainya.

14. Bidang Ketenagakerjaan


Permasalahan utamanya adalah (1) masih kecilnya laju penyerapan tenaga

kerja; (2) masih rendahnya kapasitas tenaga kerja atau minimnya kompetensi dan

keterampilan pencari kerja; (3) belum terpetakannya ketenagakerjaan; (4) masih

rendahnya pemantauan dan perlindungan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar

negeri.

15. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah


Permasalahan utamanya adalah (1) kurangnya permodalan dan

terbatasnya akses pembiayaan; (2) masih kurangnya bimbingan manajemen

usaha kecil dan menengah: (3) masih sedikitnya fasilitas tata niaga produk

UMKM; (4) masih rendahnya peluang yang diberikan bagi koperasi untuk

berkompetisi dalam penyedian barang dan jasa; (5) masih kurangnya fasilitasi

kerjasama KUMKM dengan pelaku usaha yang berskala besar; (6) belum

tersedianya ruang pamer hasil produksi UMKM; (6) kualitas produk UMKM yang

masih dibawah standar nasional; (7) masih rendahnya penerapan teknologi dan

kurangnya inovasi produk UMKM.

16. Bidang Penanaman Modal


Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya promosi potensi

investasi daerah; (2) belumnya adanya insentif dan disentif investasi; (3) masih

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 5


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

kurangnya regulasi berkenaan dengan percepatan penanaman modal di daerah;

(4) masih rendahnya iklim investasi; (5) belum adanya kawasan industri terpadu;

(6) masih rendahnya pemanfatan bahan baku lokal dalam investasi; (7) masih

terbatasnya infrastuktur pendukung atas penanaman modal.

17. Bidang Kebudayaan


Permasalahan utamanya adalah (1) masih kurangnya frekuensi dan

intensitas penyelenggaraan festival seni dan budaya; (2) kurang

terpromosikannya budaya lokal; (3) belum adanya sarana prasarana pagelaran

seni dan budaya yang representatif; (4) kurangnya pemeliharaan benda, situs dan

kawasan cagar budaya yang dilestarikan; (5) kurangnya pelestarian kesenian

tradisional khas daerah.

18. Bidang Kepemudaan dan Olah Raga


Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya kepeloporan dan

kepemimpinan di lingkungan pemuda; (2) masih kurangnya penggerakan

potensi-potensi dan sumber daya kepemudaan dan olahraga yang ada di

masyarakat; (3) masih kurangnya kapasitas pemuda dalam peran serta

pembangunan; (4) masih sedikitnya jumlahsarana olah raga yang meliputi

lapangan olah raga, dan gelanggang olahraga.

19. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri


Permasalahan utamanya adalah (1) kurangnya pemahaman kehidupan

berbangsa dan bernegara pada sebagian kelompok masyarakat; (2) masih

terjadinya fluktuasi partisipasi politik ; (3) masih kurangnya pembinaan ketahanan

nasional dan bela negara kepada organisasi masyarakat, organisasi kepemudaan

dan organisasi lembaga swadaya masyarakat.

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 6


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

20. Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan


Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Permasalahan utamanya adalah (1) masih kurangnya kapasitas dan

akuntabilitas kinerja pemerintahan; (2) masih kurangnya kesesuaian penempatan

dan promosi dalam jabatan dengan kompetensi dan prestasi kerja; (3)

pengembangan pegawai belum sepenuhnya berdasarkan kebutuhan kompetensi;

(4) penghasilan pegawai belum memenuhi prinsip sistem merit; (5) masih

terbatasnya kemampuan sumber daya manusia kecamatan; (6) masih terbatas

dan kurangnya regulasi kewenangan kecamatan; (7) belum terwujudnya

kemandirian desa; (8) masih rendahnya kapasitas pemerintahan desa; (9) masih

belum terpenuhinya rasio jumlah polisi pamong praja; (10) masih kecilnya rasio

perlindungan masyarakat; (11) masih rendahnya penegakan peraturan daerah;

(12) belum lancarnya pelaksanaan sistem informasi manajemen pemerintah

daerah; (13) masih rendahnya cakupan sarana prasarana perkantoran

pemerintahan desa yang berkatagori baik; (14) keterbatasan anggaran dalam

upaya peningkatan keagamaan sehingga pembinaan dan fasilitasi terhadap guru

ngaji, imam masjid, DTA Kabupaten Majalengka, sarana ibadah, pondok

pesantren dan majelis taklim belum dapat terpenuhi keseluruhan setiap

tahunnya. (15) belum adanya regulasi tingkat kabupaten mengenai kebijakan

pengelolaan DTA, kewajiban anak usia belajar DTA, serta masyarakat belum

terbebaskan dari buta baca tulis Al-Qur’an.

21. Bidang Ketahanan Pangan


Permasalahan utamanya adalah (1) beralih fungsinya lahan pertanian

menjadi kawasan industri dan pemukiman; (2) masih tingginya angka konsumsi

beras per kapita yang mencapai 89 kg/kapita/tahun sementara penduduk dunia

hanya 60 kg/kapita/tahun; (3) cadangan pangan Pemerintah Kabupaten

Majalengka yang masih kosong sementara target SPM 100 ton; (4) Pola Pangan

Harapan (PPH) masih rendah.

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 7


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

22. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Permasalahan utamanya adalah (1) masih kurangnya kapasitas sumber

daya aparatur pemerintah desa dalam mengelola administrasi baik tentang

keuangan, program dan kegiatan; (2) masih kurang bimbingan, asistensi dan

supervisi dalam menumbuhkembangkan keswadayaan atau kemandirian

masyarakat.

23. Bidang Statistik


Permasalahan utamanya adalah (1) masih terdapat sumber/referensi data

pembangunan yang berbeda-beda dari OPD dan BPS; (2) masih rendahnya akses

masyarakat terhadap data statistik.

24. Bidang Kearsipan


Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya manajemen

kearsipan ; (2) masih kurangnya sumber daya pengelola arsip pada setiap

Organisasi Perangkat Daerah; (3) masih kurangnya pembinaan penatakelolaan

kearsipan pada setiap OPD dan Kecamatan.

25. Bidang Komunikasi dan Informatika


Permasalahan utamanya adalah (1) minimnya infrastrtuktur dan SDM di

bidang layanan komunikasi dan informatika; (2) masih rendahnya pemanfaatan

IPTEK oleh masyarakat.

26. Bidang Perpustakaan


Permasalahan utamanya adalah (1) masih kurangnya sarana prasarana

perpustakaan terutama perpustakaan desa; (2) masih kurangnya sumber daya

pengelola perpustakaan; (3) masih rendah manajemen perpustakaan; (3) masih

rendahnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan; (4) kurang lengkapnya

referensi sumber bacaan dan kepustakaan; (5) belum dilibatkannya perpustakaan

daerah dalam kegiatan pengembangan dan penelitian (research).

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 8


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

4.1.2. Urusan Pilihan


1. Bidang Pertanian
Permasalahan utama pembangunan bidang pertanian pada umumnya

adalah: (1) penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya lahan pertanian; (2)

terbatasnya aspek ketersediaan infrastruktur penunjang pertanian seperti waduk;

(3) kelemahan dalam sistem alih teknologi; (4) terbatasnya akses layanan usaha

terutama di permodalan; (5) masih panjangnya mata rantai tata niaga pertanian,

sehingga menyebabkan petani tidak dapat menikmati harga yang lebih baik dan

melemahkan daya saing; (6) Semakin tingginya alih fungsi lahan pertanian ke

industri dan perumahan seiring dengan perkembangan Kabupaten Majalengka

menuju era industrialisasi; (7) masih kurang sinerginya pembangunan pertanian

di sektor on farm, of farm dan of farm hilir sehingga pembangunan pertanian

berbasis kawasan susah untuk di wujudkan; (8) fluktuasi iklim yang tidak bisa di

prediksi; (9) fluktuasi harga akibat produk pertanian yang perishable; (10)

kemampuan SDM petani masih rendah sehingga pola produksi belum

berorientasi bisnis.

2. Bidang Kehutanan
Permasalahan utama pembangunan kehutanan yang terjadi selama ini

adalah : (1) rendahnya angka rehabilitasi hutan dan lahan di bandingkan dengan

jumlah lahan kritis yang ada; (2) masih rendahnya peran serta masyarakat dalam

perlindungan dan konservasi alam; (3) tingginya erosivitas di Daerah Aliran

Sungai; (4) belum adanya varietas tanaman hutan yang mempunyai nilai ekonomi

tinggi dengan waktu yang relative cepat; (5) masih tingginya angka kemiskinan

masyarakat di sekitar hutan; (6) belum adanya penatabatasan kawasan lindung

Kabupaten Majalengka; (7) konflik penggunaan lahan.

3. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral


Permasalah utama dalam bidang energi dan sumber daya mineral adalah :

(1) pemanfaatan energi listrik yang hemat sebagai antisipasi masuknya berbagai
RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 9
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

industri ke Kabupaten Majalengka; (2) masih belum terpenuhinya kebutuhan

listrik perdesaan; (3) masih rendahnya pengelolaan wilayah pertambangan yang

ramah lingkungan dan berkelanjutan.

4. Bidang Pariwisata
Permasalahan utama di bidang pariwisata adalah (1) belum optimalnya

penataan objek wisata sebagai sebuah destinasi ; (2) kurangnya integrasi objek

wisata dengan komponen pendukung lainnya; (3) belum adanya kerjasamaantara

pemerintah daerah dengan pihak swasta dalam pengembangan objek wisata; (4)

kurangnya promosi objek wisata; (5) kurang tersedianya infrastruktur pendukung

menuju objek wisata; (6) kurangnya manajemen pengelolaan kepariwisataan

daerah.

5. Bidang Kelautan dan Perikanan


Permasalahan utamanya adalah (1) masih rendahnya pengetahuan, sikap

dan keterampilan petani dalam budidaya perikanan; (2) masih rendahnya

penggunaan teknologi budidaya dan pasca panen perikanan; (3) masih tingginya

harga pakan di tingkat petani; (4) masih kurangnya akses petani terhadap

permodalan; (5) sistem budidaya ikan masih tradisional; (6) kurang berfungsinya

kelembagaan yang bergerak di sektor perikanan; (7) belum adanya pengelolaan

perikanan yang teritegrasi antara sektor hulu dan hilir.

6. Bidang Perdagangan
Permasalahan utamanya adalah (1) masih terbatasnya sarana

perdagangan/distribusi karena fasilitas pasar baik pasar pemerintah daerah

maupun pasar desa kondisinya kurang memadai; (2) kebijakan yang mengatur

mata rantai dari hulu ke hilir tidak jelas; (3) kurang memadainya kualitas SDM; (4)

pengawasan bidang ekspor masih lemah.

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 10


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

7. Bidang Perindustrian
Permasalahan utamanya adalah (1) belum tersedianya kawasan industri;

(2) pemanfaatan bahan baku lokal yang masih rendah; (3) aksesibilitas

permodalan yang terbatas; (4) inovasi produk masih rendah; (5) penguasaan

teknologi yang masih rendah; (6) masih relatif rendahnya kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM); (7) belum tersedia/terfasilitasinya ruang pamer hasil produksi; (8)

aksesibilitas perbankan masih rendah untuk mendukung industri kecil; (9) kualitas

produk belum memenuhi standar.

8. Bidang Ketransmigrasian
Permasalahan utama bidang ketransmigrasian adalah (1) Kurang

optimalnya strimulan program transmigrasi bagi masyarakat; (2)rendahnya minat

masyarakat untuk ikut program transmigrasi.

4.2. Isu Strategis


4.2.1. Isu Strategis Nasional

Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena

atau masalah yang belum dapat diselesaikan pada tahun sebelumnya dan

memiliki dampak jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan,

sehingga perlu diatasi secara bertahap. Terdapat 42 isu strategis yang menjadi

fokus dalam skala nasional pada tahun 2014, yaitu : (1) Isu kategori pemantapan

perekonomian nasional, yaitu konektivitas untuk mendorong pertumbuhan,

perkuatan kelembagaan hubungan industrial, peningkatan kemampuan iptek,

pencapaian surplus beras 10 juta ton dan peningkatan produksi jagung, kedelai

dan gula, diversifikasi pemanfaatan energi dan percepatan pembangunan

Provinsi Papua dan Papua Barat; (2) Isu kategori peningkatan kesejahteraan

rakyat, yaitu: pelaksanaan SJSN bidang kesehatan, penurunan angka kematian ibu

dan bayi, peningkatan akses air minum dan sanitasi layak, perluasan program

keluarga harapan, pengembangan penghidupan penduduk miskin dan rentan

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 11


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

(MP3KI), mitigasi bencana; (3) Isu kategori pemeliharaan stabilitas sosial dan

politik, yaitu percepatan pembangunan Minimum Essential Force, pemantapan

keamanan dalam negeri dan pemberantasan terorisme, pelaksanaan Pemilu

2014;(4) Isu prioritas reformasi birokrasi dan tata kelola, yaitu pemerintahan yang

bersih dan bebas KKN, peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan

kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; (5) Isu prioritas pendidikan, yaitu

peningkatan akses pendidikan dasar dari keluarga miskin, penuntasan rehabilitasi

ruang kelas rusak, pelaksanaan kurikulum baru pendidikan 2013/2014,

pelaksanaan pendidikan menengah universal; (6) Isu kategori prioritas kesehatan,

yaitu penurunan dan pencegahan penyakit (HIV AIDS dan Malaria), peningkatan

akses dan kualitas pelayanan KB yang merata; (7) Isu kategori prioritas ketahanan

pangan, yaitu kesejahteraan petani/nelayan, peningkatan produksi perikanan; (8)

Isu kategori prioritas infrastruktur, yaitu penyediaan infrastruktur dasar untuk

menunjang peningkatan kesejahteraan, penyediaan infrastruktur yang

mengurangi kesenjangan antar wilayah, penyediaan infrastruktur untuk

mendukung ketahanan pangan dan energi; (9) Isu kategori prioritas iklim

investasi dan iklim usaha, yaitu sistem logistik nasional, pengembangan fasilitas

pendukung KEK yang telah ditetapkan dan penetapan KEK Baru; (10) Isu kategori

prioritas energi, yaitu : peningkatan produksi minyak dan gas bumi, peningkatan

rasio elektrifikasi dan peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas

Bumi; (11) Isu kategori prioritas lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, yaitu

pengendalian perubahan iklim, peningkatan kualitas lingkungan; (12) Isu kategori

prioritas daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca konflik, yaitu

pembangunan daerah tertinggal, penguatan diplomasi dan pembangunan

infrastruktur, hankam, serta fasilitas Custom Immigration Quarantine Security

(CIQS) kawasan perbatasan; (13) Isu kategori prioritas lainnya bidang politik,

hukum dan keamanan, yaitu pembinaan permasyarakatan; 14) Isu kategori

prioritas lainnya bidang perekonomian, yaitu akselerasi industrialisasi dengan

sasaran pertumbuhan industri non-migas, peningkatan pemahaman dan kesiapan


RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 12
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015; (15) Isu

kategori prioritas lainnya bidang kesejahteraan rakyat, yaitu peningkatan

kerukunan beragama, peningkatan budaya dan prestasi olahraga di tingkat

regional dan internasional.

Isu strategis nasional tersebut memiliki pengaruh yang tinggi terhadap

beberapa rencana pembangunan pemerintah pusat yang dilaksanakan di wilayah

Kabupaten Majalengka antara lain sebagai berikut :

1. Posisi Strategis Majalengka Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah


Nasional
Untuk memetakan dan mengembangkan pembangunan nasional yang

bersinergis, pemerintah pusat melakukan pemetaan dan penetapan Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional.Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Bandung,

Semarang dan Cirebon sebagai pusat pertumbuhan wilayah nasional berbasis

jasa perdagangan dan industri.

Posisi Kabupaten Majalengka yang merupakan perlintasan antara Jawa

Barat (Bandung) dan Jawa Tengah (Semarang) sebagai PKN Gerbangkertosusila,

menjadi keuntungan sendiri dalam memanfaatkan pengaruh investasi yang

mungkin menjalar ke Kabupaten Majalengka.

2. Pembangunan Jalan Tol Cikopo – Palimanan (Cikapa)


Pemerintah akan melakukan percepatan pembangunan Jalan Tol Cikopo-

Palimanan sebagai kelanjutan pembangunan Jalan Tol Kanci, yang dimaksudkan

sebagai alternatif pemecahan masalah transportasi akibat semakin beratnya

beban lalu lintas kendaraan yang melewati Jalur Pantai Utara yang akan menuju

Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan ini akan melewati Kabupaten

Majalengka dengan 2 (dua) interchange utama yaitu pada ruas jalan provinsi

(Kadipaten-Jatitujuh) dan ruas jalan kabupaten (Bongas- Bantarwaru), dan

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 13


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

sekaligus akan membuka akses pada kawasan rencana Bandara Internasional

Jawa Barat di Kertajati.

3. Pembangunan Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Kertajati)


Pemerintah akan membangun Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan

(Kertajati). Rencana jalan tol ini dimaksudkan untuk mempercepat akses dari

Kawasan BIJB menuju ibu kota provinsi, dan juga untuk mengurangi beban lalu

lintas jalan negara (Kadipaten-Sumedang-Bandung) yang saat ini kondisi jalurnya

rentan terhadap bencana longsor.

4. Peningkatan Pelabuhan Laut Nasional di Cirebon


Peningkatan Pelabuhan Laut Cirebon dimaksudkan untuk mendukung

kegiatan ekonomi dan industri di Jawa Barat yang cukup pesat, mendorong

keseimbangan akselerasi pembangunan wilayah Jawa Barat, mendukung sektor

transportasi nasional dan sebagai penyangga kegiatan Pelabuhan Tanjung Priuk.

Keuntungan yang akan diperoleh Kabupaten Majalengka dengan

berkembangnya kegiatan Pelabuhan Cirebon yaitu akan terpacunya pertumbuhan

kegiatan sosial ekonomi dan industri. Hasil komoditas unggulan di Kabupaten

Majalengka akan lebih mudah untuk dipasarkan ke luar pulau bahkan ke luar

negeri. Juga dengan adanya kegiatan pelabuhan yang memberikan akses

kemudahan transportasi akan mendukung pertumbuhan industri karena di

Kabupaten Majalengka memiliki potensi lahan, tenaga kerja serta sumber daya

alam yang cukup.

4.2.2. Isu Strategis Regional

Pada tahun 2014 Provinsi Jawa Barat mengangkat 17 isu strategis

pembangunan daerah, sebagai berikut : 1) Pertumbuhan penduduk dan

persebarannya; 2) kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan; 3)

Pengangguran dan ketenagakerjaan; 4) pertumbuhan ekonomi dan pemerataan

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 14


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

kesejahteraan masyarakat; 5) kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar

dan strategis; 6) kualitas lingkungan hidup untuk mendukung terwujudnya Jabar

Green Province; 7) kualitas demokrasi; 8) kecepatan dan ketepatan penanganan


bencana serta adaptasi masyarakat terhadap bencana; 9) pemerintahan daerah

yang efektif dan efisien; 10) pelestarian nilai – nilai dan warisan budaya lokal; 11)

pengembangan industri wisata Jawa Barat; 12) penanggulangan penduduk

miskin; 13) pasar global dan Asean – China Free Trade Area (ACFTA); 14)

pencegahan dan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS); 15) alih

fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian danpenertiban okupasi lahantidur

(HGU); 16) ketahanan pangan; 17) keamanan dan ketertiban daerah.

Isu strategis provinsi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

rencana-rencana pembangunan pemerintah provinsi yang dilaksanakan di

wilayah Kabupaten Majalengka, yaitu :

1. Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan Kertajati


Aero City
Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan Kertajati Aero

City di Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengkasesuai dengan Peraturan


Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2010 yang sebelumnya telah

dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Perhubungan R.I. Nomor KM 34 Tahun

2005 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan BIJB di Kabupaten Majalengka.

Pada Tahun 2012telah dibebaskan lahan untuk Bandara seluas 718,5 Ha,

pada tahun 2013 dibebaskan lahan seluas 251,5 Ha, dan pada tahun 2014 sisa

lahan yang perlu dibebaskan seluas 830 Ha. Pada awal tahun 2013 telah

dilaksanakan proses lelangdan untuk pembangunan run way sepanjang 2.500 M

dimulai pada bulan Juni 2013. Hal ini berdampak pada masalah sosial ekonomi

masyarakat, yang perlu segera ditangani secara komprehensif.

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 15


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

2. Relokasi Kawasan Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)


Kementerian Perindustrian Republik Indonesia telah membuat

perencanaan Kawasan Industri Terpadu dalam bidang tekstil, yang diperuntukkan

sebagai pengalihan kawasan industri yang ada di wilayah Bandung Timur, yang

keberadaannya saat ini telah mengalami kejenuhan.

Industri TPT telah berkembang secara terintegrasi mengikuti struktur

pohon industrinya, mulai dari perkembangan (industri serat) ke intermediate

(industri staple dan filamen, tenun dan rajut), hingga hilir (industri pakaian jadi

dan barang jadi tekstil termasuk karpet). Struktur industri TPT telah

berkembang, baik secara vertikal maupun horizontal, sehingga dapat menarik

dan akan terkait dengan sektor-sektor ekonomi lainnya. Perencanaan ini, telah

sesuai dengan RTRW Kabupaten Majalengka 2011–2031, dalam rencana struktur

ruang wilayah PKL (Pusat Kegiatan Lokal) Kertajati memiliki fungsi pelayanan

sebagai kawasan komersial dan jasa, kawasan industri terpadu, kawasan BIJB,

pengembangan kawasan perkotaan “aerocity”, dan pertanian yang meliputi

Kecamatan Kertajati, Jatitujuh dan Ligung. Oleh karena itu, perencanaan kawasan

industri pada kawasan sekitar BIJB perlu didukung dan ditindaklanjuti.

Sebagai upaya dukungan terhadap rencana pengembangan industri TPT

di Kecamatan Kertajati, Pemerintah Kabupaten Majalengka mengeluarkan Surat

Bupati Majalengka Nomor : 534/4033/Dalprog tanggal 30 Nopember 2006,

perihal Rencana Penetapan Lokasi Kawasan Industri Tekstil dan Produk Tekstil di

Kabupaten Majalengka.

3. Pembangunan Waduk Jatigede


Pembangunan Waduk Jatigede yang berlokasi di Kabupaten Sumedang,

akan berpengaruh besar terhadap kabupaten-kabupaten sekitarnya seperti:

Kabupaten Indramayu, Cirebon dan Majalengka. Pengaruh pembangunan Waduk

Jatigede terhadap wilayah sekitarnya antara lain meliputi aspek sosial ekonomi,

sosial budaya dan biogeofisik. Pengaruh terhadap Kabupaten Majalengka antara

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 16


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

lain pada aspek biogeofisik yang berhubungan dengan kuantitas dan kualitas

sumber daya air serta perluasan prasarana fisik sungai dan irigasi, sedangkan

pengaruhnya terhadap aspek sosial ekonomi secara langsung adalah

meningkatnya kegiatan perekonomian yang memanfaatkan sumber daya air

untuk pertanian dan perikanan.

4. Rencana Pembangunan Rel Kereta Api Rancaekek - Jatinangor -


Tanjungsari - Kertajati - Kadipaten - Cirebon
Komitmen Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam membangun

perekonomian yang kuat di daerah, dibuktikan dengan banyaknya rencana

pembangunan infrastruktur transportasi di daerah. Salah satunya dengan adanya

rencana pembangunan rel kereta api yang melintasi wilayah Kabupaten

Majalengka.

Untuk mendukung rencana sistem transportasi Kabupaten Majalengka,

seiring dengan akan hadirnya Bandara Internasional Jawa Barat, maka

pembangunan jaringan kereta api akan mengisi dan melengkapi kebutuhan

sistem transportasi di Kabupaten Majalengka. Berfungsinya kembali jaringan

kereta api di Kabupaten Majalengka diharapkan akan memudahkan proses

pergerakan barang dan jasa sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi

produksi yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten

Majalengka. Rencana pembangunan jaringan kereta api baru (Bandung-Cirebon)

dengan jalur Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari-Kertajati- Kadipaten-Cirebon

akan mendukung keberadaan Bandara Internasional Jawa Barat yang ada di

Kabupaten Majalengka.

Keberadaan jaringan kereta api dan pelayanannya akan melengkapi

pelayanan terhadap penumpang,terutama untuk mempermudah akses menuju

Bandara Internasional Jawa Barat serta sebagai alternatif sarana transportasi

regional yang menghubungkan Majalengka–Cirebon, Majalengka–Bandung,

Indramayu–Majalengka–Sumedang–Bandung, Majalengka–Sumedang–Bandung.

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 17


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Pembangunan infrastruktur transportasi kereta api yang melintasi kawasan

Kabupaten Majalengka diharapkan dapat memacu kegiatan perekonomian

terutama dalam hal distribusi hasil-hasil produksi dan mobilitas penduduk yang

ada di Kabupaten Majalengka.

4.2.3. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Majalengka

Memperhatikan isu strategis nasional, regional dan permasalahan-

permasalahan yang masih dihadapi oleh Kabupaten Majalengka, isu

strategis pembangunan Kabupaten Majalengka adalah sebagai berikut:

1) Perwujudan pendidikan gratis dalam rangka penuntasan pendidikan

dua belas tahun (Pendidikan Menengah Universal).

Kebijakan otonomi satuan pendidikan dilandasi bahwa sekolah

sebagai lembaga profesional yang bertanggung jawab terhadap klien

yang diwakili oleh komite sekolah dan dewan pendidikan. Fungsi

pemerintah adalah fasilitator untuk mendorong sekolah agar

berkembang menjadi lembaga otonomi yang profesional sehingga

mutu pelayanan pendidikan memberikan kepuasan terhadap

masyarakat.

2) Peningkatan tatakelola pemerintahan yang baik (good governance).

Harapan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi yaitu terwujudnya

penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi

dan nepotisme dengan mempertahankan opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP); terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan

publik kepada masyarakat dengan predikat Sangat Baik; meningkatnya

kapasitas dan akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Majalengka

minimal memperolah kategori “CC”.

3) Penguatan keahlian dan alih profesi ketenagakerjaan di sekitar wilayah

BIJB dan kawasan industry.

RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 18


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

4) Relokasi dan pengembangan sarana kesehatan pelayanan dasar

(Puskesmas Sukamulya) di sekitar kawasan BIJB dan revitalisasi

Puskesmas di sekitar kawasan industri yang akan dikembangkan

sebagai Puskesmas modern.

5) Pengembangan RSUD Cideres menjadi pusat rujukan dengan

keunggulan trauma center dan peningkatan menjadi kelas B.

6) Pengembangan RSUD Majalengka yang memiliki keunggulan dalam

pelayanan KIA/obstretri-ginekologi dan pelayanan pengobatan

penyakit infeksi.

7) Tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian.

8) Ketahanan pangan.

9) Penanggulangan bencana dan antisipasi perubahan iklim.

10) OptimalisasiLahan sawah berkelanjutan.

11) Pengelolaan kawasan lindung dalam rangka mendukung Jawa Barat

Green province.
12) Tingginya harga pakan ikan dan pakan ternak.

13) Bioteknologi pertanian.

14) Pembangunan waduk Kadu Malik dan Pasir Kuda.

15) Pembangunan kawasan agropolitan/minapolitan dan agroforesty.

16) Konflik penggunaan lahan untuk perkebunan, peternakan dan

kehutanan.

17) Peningkatan produktivitas, kualitas dan kontinuitas produk peternakan

yang aman, sehat, utuh dan halal.

18) Perbaikan iklim usaha, investasi dan peningkatan akses permodalan

bagi produk pertanian, perkebunan dan peternakan.

19) Pengendalian pemulihan lahan kritis serta pemberdayaan masyarakat

sekitar hutan.

20) Peningkatan masyarakat yang religius didukung oleh sarana dan

prasarana keagamaan.
RPJMD Kab. Majalengka Hal IV - 19
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

BAB V

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Sebagaimana amanat Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor

12 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025, bahwa RPJMD Kabupaten Majalengka

Tahun 2014-2018 merupakan tahapan ketiga pembangunan jangka panjang.

Sehubungan dengan itu visi dan misi RPJMD harus mempunyai keterkaitan dengan

Visi pada RPJPD, yaitu : “Kabupaten Majalengka Maju dan Sejahtera Berlandaskan

Masyarakat Yang Beriman dan Bertaqwa”, dengan Misi sebagai berikut :

1. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa, sehat,

cerdas dan berkehidupan layak serta menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK).

2. Mewujudkan perekonomian daerah yang stabil, dengan bertumpu pada

pembangunan agribisnis berbasis ekonomi kerakyatan.

3. Mewujudkan infrastruktur yang proporsional dan berkelanjutan.

4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

5. Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup.

5.1. Visi
RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 merupakan tahapan ketiga

dari RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun 2005-2025, yaitu tahap pemantapan

pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan

pencapaian daya saing perekonomian dari sektor industri pengolahan berlandaskan

keunggulan sumber daya manusia yang berkualitas serta kemampuan ilmu dan

teknologi yang terus meningkat demi terwujudnya perekonomian daerah yang kuat

dan merata. Berdasarkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang

RPJMD Kab. Majalengka Hal V-1


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

serta isu-isu strategis yang terjadi di Kabupaten Majalengka, maka Visi Pemerintah

Kabupaten Majalengka, yaitu :

“MAJALENGKA MAKMUR”

Makmur secara harpiah bermakna sejahtera, berkecukupan secara material

dan agamis secara spriritual atau tatanan kehidupan yang rakyatnya mendapatkan

kebahagian jasmani dan rohani sehubungan telah terpenuhi kebutuhannya.

Adapun definisi operasional atau yang dimaksud dengan MAJALENGKA

MAKMUR dalam Visi kami adalah : “Terwujudnya suatu tatanan masyarakat,

pemerintahan, dan pembangunan Majalengka yang Maju, Aman, Kondusif, Mandiri,

Unggul, dan Religius” dalam arti :

Maju : Berada di depan dibanding daerah-daerah lain dilihat dari aspek

pendidikan, kesehatan, perekonomian, infrastruktur, tata kelola

pemerintahan, keagamaan dan berbagai sendi kehidupan lainnya

dengan tetap memperhatikan aspek-aspek pembangunan

berkelanjutan;

Aman : Kondisi daerah yang bebas dari ancaman, gangguan, ketakutan, dan

konflik sosial tanpa adanya diskriminasi terhadap golongan tertentu;

Kondusif : Situasi yang mendukung untuk berinvestasi, nyaman, disertai kualitas

pelayanan aparatur yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)

agar tercipta pembangunan yang seimbang di berbagai sektor;

Mandiri : Mampu meningkatkan kemampuan daerah untuk menyelenggarakan

seluruh urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah

dengan tidak sepenuhnya bergantung kepada bantuan pemerintah

yang lebih atas;

Unggul : Memiliki daya saing yang tinggi berfokus pada kepemilikan sumber

daya alam berlimpah, sumber daya manusia berkualitas, dan inovatif

RPJMD Kab. Majalengka Hal V-2


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK);

Religius : Seluruh aktivitas kehidupan masyarakat Kabupaten Majalengka

dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, mampu menjalankan dan

mengamalkan ajaran agama dengan didukung sarana dan prasarana

keagamaan yang memadai.

5.2. Misi
Dalam rangka pencapaian Visi tersebut di atas, maka telah ditetapkan Misi

sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur,

lingkungan, dan sarana prasarana perekonomian dalam rangka pencapaian

pembangunan yang berkelanjutan;

2. Membangun tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dengan

berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan publik dan peningkatan

kesejahteraan aparatur;

3. Membangun iklim investasi yang kondusif dan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) untuk mencapai pemerataan kesejahteraan masyarakat;

4. Meningkatkan daya saing daerah dengan berfokus pada pemanfaatan sumber

daya alam, sumber daya manusia, inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi

dengan mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan;

5. Mewujudkan Desa Mandiri;

6. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama disertai penyediaan

sarana prasarana keagamaan yang memadai.

RPJMD Kab. Majalengka Hal V-3


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Misi yang diemban sebagaimana tersebut di atas, dengan penjelasan sebagai

berikut :

Misi Pertama, Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan,


infrastruktur, lingkungan, dan sarana prasarana perekonomian dalam rangka
pencapaian pembangunan yang berkelanjutan.

Pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lingkungan dan sarana

prasarana perekonomian merupakan tuntutan kebutuhan yang esensial untuk

dipenuhi secara terus menerus dengan penekanan pada kualitas pelayanan. Kelima

unsur tersebut memiliki saling keterkaitan yang kuat dalam mencapai tujuan

peningkatan IPM. Hal tersebut didasari pemikiran bahwa pendidikan akan mampu

menciptakan masyarakat yang sehat secara individu dan lingkungan, produktif

dalam menghasilkan barang/jasa dan mampu meningkatkan kemampuan investasi

sehingga diperlukan kuantitas dan kualitas infrastruktur yang baik dan penyediaan

sarana prasarana perekonomian yang memadai. Kesemuanya itu memerlukan upaya

pemerintah kabupaten untuk memberikan pelayanan yang berkualitas mengacu

pada standar-standar pelayanan yang telah ditetapkan.

Misi Kedua, Membangun tata kelola pemerintahan yang baik (good


governance) dengan berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan publik
dan peningkatan kesejahteraan aparatur.

Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan hal yang mutlak dilakukan

oleh pemerintah kabupaten. Hal ini didasari bahwa penatakelolaan pemerintahan

yang baik akan menghasilkan produk layanan publik yang baik pula dan seiring

dengan itu pula akan tercipta tingkat kesejahteraan pegawai yang baik. Penciptaan

pemerintahan yang baik dapat diawali salah satunya mewujudkan sosok birokrasi

yang ideal dengan upaya membangun harmonisasi regulasi, penataan kelembagaan,

RPJMD Kab. Majalengka Hal V-4


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

pembenahan struktur, pembentukan orentasi dan sistem nilai baru, penyederhanaan

proses kerja dan pengembangan lingkungan politik yang sehat.

Misi Ketiga, Membangun iklim investasi yang kondusif dan pemberdayaan


Usaha Mikro kKecil Menengah (UMKM) untuk mencapai pemerataan
kesejahteraan masyarakat.

Kondusivitas iklim investasi teramat penting untuk dibangun dan dijaga serta

tidak semata dibangun dari tingkat stabilitas keamanan belaka, namun iklim

investasi harus juga terbangun dari prakarsa daerah dan kemudahaan investasi yang

diberikan oleh daerah kepada berbagai pihak. Penumbuhkembangan investasi harus

juga merupakan media bagi peningkatan pemberdayaan UMKM sehingga memiliki

saling ketergantungan yang pada gilirannya akan mampu memberikan percepatan

pertumbuhan perekonomian daerah yang tinggi.

Misi Keempat, Meningkatkan daya saing daerah dengan berfokus pada


pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia, inovasi, ilmu
pengetahuan, dan teknologi dengan mengedepankan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan.

Daya saing daerah merupakan hal pokok dari substansi otonomi daerah,

karena daya saing daerah akan memacu pertumbuhan daerah dari berbagai hal.

Daya saing daerah akan tercermin dari kemampuan daerah dalam menghasilkan

keunggulan daerah yang tercipta dari hasil optimalisasi pemanfaatan atas sumber

daya alam, sumber daya manusia yang tercipta dari kemampuan inovasi daerah

dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan beradaptasi dengan teknologi yang

terkini.

RPJMD Kab. Majalengka Hal V-5


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Misi Kelima, Mewujudkan Desa Mandiri.

Kemandirian desa ditengah-tengah percepatan pembangunan daerah adalah

hal mutlak yang harus diwujudkan karena kemandirian desa akan memberikan

kontribusi besar terhadap capaian indikator kinerja daerah dalam berbagai sektor

pembangunan. Kemandirian desa ini tidak semata pada penanaman nilai-nilai baru

dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai akibat dari telah terbitnya

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, tetapi lebih dari itu yaitu

menumbuhkembangkan otonomi desa melalui kapasitas dan kapabilitas desa

dalam mengolah seluruh potensi kekayaan desa yang dimilikinya.

Misi Keenam, Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama


disertai penyediaan sarana prasarana keagamaan yang memadai.

Pemahaman ajaran agama dan penyediaan sarana prasarana keagamaan

yang memadai merupakan hal yang mendasar bagi masyarakat di Majalengka.

Pemahaman ajaran agama yang baik dan benar dan didukung sarana prasarana

keagamaan yang memadai akan dapat menciptakan sosok masyarakat Majalengka

yang berkeyakinan, berprilaku, bersikap sesuai dengan norma-norma agama yang

dianutnya dan mampu menciptakan masyarakat yang maju dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5.3. Tujuan dan Sasaran


Tujuan dan sasaran merupakan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan

pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung

pelaksanaan misi untuk mewujudkan visi pembangunan daerah selama 5 (lima)

tahun mendatang. Tujuan dan sasaran disusun dalam kerangka yang jelas di setiap

misi, sehingga menggambarkan dampak keberhasilan pembangunan daerah.

RPJMD Kab. Majalengka Hal V-6


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Misi Pertama, Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan,


infrastruktur, lingkungan, dan sarana prasarana perekonomian dalam rangka
pencapaian pembangunan yang berkelanjutan.

Terdapat 3 Tujuan dalam Misi Pertama, yaitu:

1. Meningkatkan pelayanan pendidikan, dan kesehatan yang lebih berkualitas

dengan menjunjung tinggi profesionalitas layanan, dengan sasaran:

a. Meningkatnya akses dan mutu sarana dan prasarana pendidikan terutama

untuk penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pelaksanaan

wajib belajar 12 tahun;

b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM pendidik dan tenaga

kependidikan;

c. Meningkatnya akses dan mutu sarana dan prasarana kesehatan pada seluruh

wilayah Kabupaten Majalengka;

d. Meningkatanya mutu layanan kesehatan tingkat dasar dan rujukan;

e. Menurunnya AKI dan AKB;

f. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM kesehatan.

2. Mengembangkan dan memantapkan infrastruktur yang berkualitas,

proporsional, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, dengan sasaran:

a. Meningkatnya kualitas dan pembangunan infrastruktur serta prasarana sosial

dasar masyarakat;

b. Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan serta kualitas

penanggulangan bencana.

3. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana perekonomian dalam rangka

mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas (inclusive growth), dengan

sasaran:

RPJMD Kab. Majalengka Hal V-7


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

a. Modernisasi pasar tradisional dalam rangka meningkatkan daya saing

dengan pasar modern;

b. Berkembangnya sektor-sektor ekonomi yang padat karya, termasuk sektor

pertanian.

Misi Kedua, Membangun tata kelola pemerintahan yang baik (good


governance) dengan berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan publik
dan peningkatan kesejahteraan aparatur.

Terdapat 3 Tujuan dalam Misi Kedua, yaitu:

1. Peningkatan tata kelola pemerintahan menuju pemerintah yang profesional,

dengan sasaran meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintah;

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pemerintahan dalam rangka

peningkatan layanan publik, dengan sasaran meningkatnya kualitas dan

kuantitas sumberdaya aparatur pemerintah daerah;

3. Meningkatkan stabilitas keamanan daerah, dengan sasaran meningkatnya

stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat serta kesadaran politik dan

hukum.

Misi Ketiga, Membangun iklim investasi yang kondusif dan pemberdayaan


usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk mencapai pemerataan
kesejahteraan masyarakat.

Terdapat 2 Tujuan dalam Misi Ketiga, yaitu:

1. Meningkatkan daya saing daerah sebagai tujuan investasi, dengan sasaran :

a. Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi

b. Meningkatnya investasi PMA/PMDN dan Non PMA/PMDN terkait

pengembangan UMKM

RPJMD Kab. Majalengka Hal V-8


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

2. Peningkatan daya saing Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM)

berbasis potensi lokal, dengan sasaran meningkatnya pertumbuhan output

sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), skala usaha Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah (UMKM), dan penyerapan tenaga kerja di sektor Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Misi Keempat, Meningkatkan daya saing daerah dengan berfokus pada


pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia, inovasi, ilmu
pengetahuan, dan teknologi dengan mengedepankan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan.

Terdapat 9 Tujuan dalam Misi Keempat, yaitu:

1. Memantapkan ketahanan pangan daerah, dengan sasaran meningkatnya

kemudahan dan kemampuan masyarakat untuk mengakses pangan.

2. Meningkatnya destinasi wisata, dengan sasaran terwujudnya destinasi wisata

unggulan.

3. Mengembangkan sektor-sektor ekonomi unggulan daerah berdasarkan prinsip-

prinsip pembangunan berkelanjutan, dengan sasaran meningkatnya

pertumbuhan sektor-sektor ekonomi unggulan daerah yang pro-job, pro-poor,

dan pro environment.

4. Meningkatkan kesetaraan gender dalam pembangunan, dengan sasaran

meningkatnya peran gender dalam pembangunan.

5. Mengendalikan pertumbuhan penduduk, dengan sasaran terkendalinya

pertumbuhan penduduk dan meningkatnya keluarga sejahtera.

6. Meningkatkan kemampuan masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS), dengan sasaran meningkatnya penanganan masalah

kesejahteraan sosial.

7. Meningkatkan daya saing ketenagakerjaan, dengan sasaran: 1) meningkatnya

ketersediaan lapangan pekerjaan dan kualitas tenaga kerja terlatih;

RPJMD Kab. Majalengka Hal V-9


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

2) memberikan fasilitasi hubungan industrial bagi perusahaan dan pekerja,

menjamin hak-hak pekerja dan melindungi tenaga kerja untuk meningkatkan

kesejahteraan.

8. Mewujudkan pemuda yang tangguh dan berdaya saing serta meningkatnya

prestasi olah raga dengan sasaran meningkatnya peran pemuda, organisasi

kemasyarakatan dan prestasi olah raga.

9. Melestarikan seni dan budaya berbasis kearifan lokal dengan sasaran

meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan seni dan budaya.

Misi Kelima, Mewujudkan Desa Mandiri.

Tujuan Misi Kelima yaitu memperkuat pemerintahan desa dan memberdayakan

masyarakat desa, dengan sasaran kuatnya pemerintah desa dan pemberdayaan

masyarakat desa.

Misi Keenam, Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama


disertai penyediaan sarana prasarana keagamaan yang memadai.

Tujuan Misi Keenam yaitu mendorong peningkatan kualitas pendidikan agama dan

keagamaan serta meningkatkan layanan kehidupan beragama, dengan sasaran

meningkatnya kualitas kehidupan beragama dan kerukunan antar umat beragama.

Hal lain yang akan dilaksanakan dalam periode 2014-2018 adalah janji-janji

Bupati dan Wakil Bupati pada saat pilkada berupa:

1. Wajib belajar 12 tahun;

2. Peningkatkan kualitas pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas dan

terbangunnya PONED di seluruh Puskesmas di Kabupaten Majalengka;

3. Penuntasan program RUTILAHU;

RPJMD Kab. Majalengka Hal V - 10


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

4. Peningkatan PUAP dan PKH ke dalam UKM, koperasi atau lembaga sejenis

lainnya;

5. Peningkatan program TNI Manunggal Sindangkasih, Bhakti Siliwangi

Manunggal Satata Sariksa dan TNI Manunggal Membangun Desa;

6. Pengembangan Sekolah Lapangan Pertanian atau sejenisnya untuk peningkatan

produksi pangan;

7. Pemberdayaan ekonomi pondok pesantren dan majelis-majelis taklim;

8. Penumbuhkembangan perdagangan dan industri di Kabupaten Majalengka;

9. Perwujudan desa mandiri.

RPJMD Kab. Majalengka Hal V - 11


Tahun 2014 - 2018
Tabel 5.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Kabupaten Majalengka

VISI : MAJALENGKA MAKMUR


Indikator Kinerja Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir
No MISI TUJUAN SASARAN Satuan
Sasaran (2013) 2014 2015 2016 2017 2018 (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. Meningkatkan kualitas pelayanan 1. Meningkatkan pelayanan 1. Meningkatnya akses dan mutu (1) Indeks Poin 71,82* 72.79 73.71 74.70 75.72 76.81 76.81
pendidikan, kesehatan, pendidikan, dan kesehatan yang sarana dan prasarana Pembangunan
infrastruktur, lingkungan, dan lebih berkualitas dengan pendidikan terutama untuk Manusia (IPM)
sarana prasarana perekonomian menjunjung tinggi profesionalitas penuntasan wajib belajar
dalam rangka pencapaian layanan pendidikan dasar 9 tahun dan
pembangunan yang berkelanjutan pelaksanaan wajib belajar 12 (2) Rata-Rata Lama Tahun 7,39* 7.77 8.14 8.55 8.96 9.47 9.47
tahun Sekolah

(3) Angka Melek Huruf Persen 95,84* 98.14 98.72 99.30 99.55 99.80 99.80
(AMH)

(4) Rasio Ketersediaan Per 0.02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
sekolah terhadap sepuluh
penduduk usia ribu
sekolah pada penduduk
pendidikan dasar

(5) Rasio Ketersediaan Per 0,14 0,30 0,46 0,61 0,77 0,93 1,08
sekolah terhadap sepuluh
penduduk usia ribu
sekolah pada penduduk
pendidikan
menengah

(6) Prosentase Persen 76 78 80 82 84 86 86


bangunan sekolah
pendidikan dasar
dalam kondisi baik

(7) Prosentase Persen 74 76 78 80 82 84 84


bangunan sekolah
pendidikan
menengah dalam
kondisi baik

2. Meningkatnya Kualitas dan (1) Pendidik yang Persen 75.75 85.00 96.61 100.00 100.00 100.00 100.00
Kuantitas SDM pendidik dan memenuhi
tenaga kependidikan kualifikasi S1/D4

(2) Jumlah Pendidik Orang 1,494 900 100 100 50 50 1200


dan Tenaga
Kependidikan yang
dilatih

V-12
Indikator Kinerja Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir
No MISI TUJUAN SASARAN Satuan
Sasaran (2013) 2014 2015 2016 2017 2018 (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Meningkatkan kualitas pelayanan Meningkatkan pelayanan Meningkatnya akses dan mutu (3) Rasio Guru poin 1:20 1:21 1:22 1:23 1:24 1:25 1:25
pendidikan, kesehatan, pendidikan, dan kesehatan yang sarana dan prasarana terhadap murid
infrastruktur, lingkungan, dan lebih berkualitas dengan pendidikan terutama untuk
3. Meningkatnya akses dan mutu (1) Rasio puskesmas, Rasio 0.0893 0.0893 0.0893 0.0901 0.0910 0.0910 0.0910
sarana prasarana perekonomian menjunjung tinggi profesionalitas penuntasan wajib belajar
sarana dan prasarana poliklinik, pustu per
dalam rangka pencapaian layanan pendidikan dasar 9 tahun dan
Kesehatan pada seluruh 1.000 penduduk
pembangunan yang berkelanjutan pelaksanaan wajib belajar 12
wilayah Kab. Majalengka
tahun

(2) Jumah puskesmas Unit 22 26 27 28 28 28 28


PONED

(3) Rasio Rumah Sakit Rasio 0.0026 0.0026 0.0026 0.0026 0.0026 0.0026 0.0026
per 1.000 penduduk

4. Meningkatnya mutu layanan (1) Jumlah Puskesmas Unit 1 6 6 6 6 7 32


kesehatan tingkat dasar dan terakreditasi
rujukan

(2) Tersedianya SOP Dokumen 3 3 3 3 3 3 3


sistem Rujukan

(3) Cakupan pelayanan Persen 66.98 83.49 100 100 100 100 100
kesehatan dasar
masyarakat miskin

5. Menurunnya AKI dan AKB (1) Angka Harapan Tahun 67.13* 67.52 67.91 68.29 68.67 69.04 69.04
Hidup (AHH)
(2) Cakupan Desa Siaga Persen 70 75 74 76 78 80 80
Aktif

(3) Cakupan Tatanan Persen 55 56 57 58 59 70 70


Rumah Tangga ber-
PHBS

(4) AKI per 100.000 KH Poin 137.97 ≤ 136.24 ≤ 134.51 ≤ 132.78 ≤ 131.05 ≤ 129.32 ≤ 129.32

(5) AKB per 1.000 KH Poin 11.36 ≤ 10.76 ≤ 10.16 ≤ 9.56 ≤ 8.96 ≤ 8.36 ≤ 8.36

(6) Balita Gizi Buruk Persen 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.02

(7) Cakupan Persen 95.33 96.21 97.1 97.96 98.83 100 100
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization

6. Meningkatnya Kualitas dan (1) Pendidikan formal Orang 7 3 3 7 9 9 9


Kuantitas SDM kesehatan bagi dokter spesialis
(medis)

V-13
Indikator Kinerja Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir
No MISI TUJUAN SASARAN Satuan
Sasaran (2013) 2014 2015 2016 2017 2018 (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Meningkatkan kualitas pelayanan Meningkatkan pelayanan Meningkatnya akses dan mutu (2) Pendidikan formal Orang 13 5 5 31 40 45 45
pendidikan, kesehatan, pendidikan, dan kesehatan yang sarana dan prasarana bagi tenaga non
infrastruktur, lingkungan, dan lebih berkualitas dengan pendidikan terutama untuk medis (perawat,
sarana prasarana perekonomian menjunjung tinggi profesionalitas penuntasan wajib belajar bidan, nutrisionis,
dalam rangka pencapaian layanan pendidikan dasar 9 tahun dan dll)
pembangunan yang berkelanjutan pelaksanaan wajib belajar 12
(3) Rasio dokter per Poin 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11
tahun
1.000 penduduk

(4) Rasio tenaga Poin 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33
kesehatan lainnya
per 1.000 penduduk

2. Mengembangkan dan 1. Meningkatnya kualitas dan 1) Kondisi Infrastruktur % 85.77 87.13 88.73 90.62 92.36 94.61 94.61
memantapkan infrastruktur yang pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan
berkualitas, proporsional, serta prasarana sosial dasar dalam kondisi baik
berkelanjutan dan berwawasan masyarakat
lingkungan.
2) Penambahan % 0.00 0.00 0.00 0.14 0.28 0.28 0.28
infrstruktur jalan
dan jembatan

3) Jaringan irigasi % 67.00 68.33 70.00 72.33 73.67 75.00 75.00


dalam kondisi baik
4) Rumah tidak layak % 15.10 13.50 10.33 7.15 3.97 0.00 0.00
huni

5) Rumah yang % 83.51 86.50 90.00 93.50 97.00 100.00 100.00


mempunyai akses
sanitasi baik

6) Rumah tinggal yang % 90.51 91.07 91.64 92.20 92.77 93.33 93.33
mempunyai
penerangan listrik

7) Jumlah desa yang % 65 70 75 80 85 90 90.00


dapat diakses
angkutan umum

2. Meningkatnya daya dukung 1) Pemenuhan RTH % 9.10 18.65 39.00 59.30 79.60 100.00 100.00
dan daya tampung lingkungan
serta kualitas penanggulangan 2) Luas lahan kritis Ha 10458.05 1000.00 600 600 600 600 7,058.05
bencana yang ditangani

3) Penanganan dan % 20 26 32 38 44 50 50
Pengelolaan
Persampahan

4) Upaya pelestarian % 16.97 19.27 39.45 59.63 79.81 100.0 100.0


lingkungan

5) Penanganan % 20 20 20 20 20 20 20.00
Kebencanaan Pra
bencana

V-14
Indikator Kinerja Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir
No MISI TUJUAN SASARAN Satuan
Sasaran (2013) 2014 2015 2016 2017 2018 (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Meningkatkan kualitas pelayanan Meningkatkan pelayanan Meningkatnya akses dan mutu 6) Penanganan % 50 50 50 60 60 65 65.00
pendidikan, kesehatan, pendidikan, dan kesehatan yang sarana dan prasarana Kebencanaan Saat
infrastruktur, lingkungan, dan lebih berkualitas dengan pendidikan terutama untuk Bencana
sarana prasarana perekonomian menjunjung tinggi profesionalitas penuntasan wajib belajar 7) Penanganan % 100 100 100 100 100 100 100.00
dalam rangka pencapaian layanan pendidikan dasar 9 tahun dan Kebencanaan Pasca
pembangunan yang berkelanjutan pelaksanaan wajib belajar 12 Bencana
tahun 8) Tersedianya % 25.00 58.33 83.33 88.89 94.44 100.00 100.00
dokumen RDTR dan
RTBL

3. Meningkatkan ketersediaan 1. Terwujudnya pasar tradisional Jumlah pasar yang Pasar 4 1 1 1 1 1 4


sarana dan prasarana yang representatif direvitalisasi
perekonomian dalam rangka
mencapai pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas (inclusive
growth ).
2. Berkembangnya sektor-sektor Jumlah outlet yang Lokasi 3 0 5 5 5 5 23
ekonomi yang padat karya, dibangun
termasuk sektor pertanian.

2. Membangun tatakelola 1. Peningkatan tatakelola Meningkatnya kualitas dan (1) OPD dan UPP Persen 90 100 100 100 100 100 100
pemerintahan yang baik (good pemerintahan menuju pemerintah akuntabilitas layanan pemerintah dengan nilai IKM
governance ) dengan berorientasi yang profesional. kriteria minimal "B"
pada peningkatan kualitas
pelayanan publik dan
peningkatan kesejahteraan (2) Capaian Nilai SAKIP Nilai C C C CC CC B B
aparatur. Pemda

(3) Pejabat struktural Persen 61 62 67 72 73 74 74


yang telah
mengikuti Diklat
PIM sesuai
jenjangnya
(4) Tingkat Persen 100 100 100 100 100 100 100
perencanaan,
pengendalian dan
evaluasi
perencanaan
pembangunan
daerah
(5) Pemenuhan Persen 100 100 100 100 100 100 100
kebutuhan data/
informasi

(6) Pendapatan Asli Milyar 138 154 219 385 611 924 924
Daerah (PAD)

V-15
Indikator Kinerja Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir
No MISI TUJUAN SASARAN Satuan
Sasaran (2013) 2014 2015 2016 2017 2018 (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Meningkatkan kualitas pelayanan Meningkatkan
2. Peningkatan pelayanan
kualitas dan Meningkatnya
Meningkatnya akses
kualitas dandan mutu
kuantitas Jumlah Aparatur Sipil Orang 1,832 239 250 275 300 325 3,221
pendidikan, kesehatan, pendidikan,
kuantitas danpemerintahan
SDM kesehatan yang sarana
sumber dayadan prasarana
aparatur pemerintah Negara yang mengikuti
infrastruktur, lingkungan, dan lebih berkualitas
dalam dengan
rangka peningkatan pendidikan terutama untuk
daerah Diklat
sarana prasarana perekonomian menjunjung
layanan tinggi profesionalitas
publik. penuntasan wajib belajar
dalam rangka pencapaian layanan pendidikan dasar 9 tahun dan
pembangunan yang berkelanjutan 3. Meningkatkan stabiitas keamanan Meningkatnya stabilitas
pelaksanaan keamanan
wajib belajar 12 (1) Jumah Demo Kali 12 4 6 8 10 12 12
daerah. dan ketertiban
tahun masyarakat serta
kesadaran politik dan hukum

(2) Angka Kriminalitas Poin 202 207 187 200 205 218 218

(3) Partisipasi Persen 72 76.12 - - - 80.00 80.00


masyarakat dalam
pemilu/ pilkada

3. Membangun iklim investasi yang 1. Meningkatkan daya saing daerah Meningkatnya investasi PMA/PMDN (1) Laju Pertumbuhan Persen 4,80* 5.30 5.50 5.80 6.30 6.50 6.50
kondusif dan pemberdayaan sebagai tujuan investasi dan investasi lokal terkait Ekonomi
Usaha Mikro Kecil Menengah pengembangan UMKM
(UMKM) untuk mencapai
pemerataan kesejahteraan (2) Daya beli Rp 641,01* 648.04 652.64 657.47 662.62 667.65 667.65
masyarakat

(3) Jumlah investor Pelaku 157 27 30 33 36 39 165


berskala nasional Usaha
(PMDN/PMA)
dengan investasi
diatas Rp.
500.000.000,00
(4) Jumlah nilai Milyar Rp. 430.98 139.05 146,00 153,30 160.97 169.02 768.34
investasi berskala
nasional
(PMDN/PMA)
dengan investasi
diatas Rp.
500.000.000,00
(5) Jumlah Investor Pelaku 1,168 600 600 600 600 600 4,168
UMKM Usaha
(6) Nilai Investasi Milyar Rp. 331.67 339.47 300 300 300 300 1,871
UMKM

2. Peningkatan daya saing KUMKM Meningkatnya pertumbuhan output (1) Jumlah UMKM UMKM 25,437 26,963 28,581 30,296 32,114 34,040 34,040
berbasis potensi lokal sektor UMKM, skala usaha UMKM,
dan penyerapan tenaga kerja di
sektor UMKM (2) Persentase Usaha % 6 6 7 8 9 10 10
Kecil dan Usaha
Menengah

(3) Jumlah Tenaga Orang 102,147 613 715 817 919 1,021 106,232
Kerja di Sektor
UMKM

V-16
Indikator Kinerja Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir
No MISI TUJUAN SASARAN Satuan
Sasaran (2013) 2014 2015 2016 2017 2018 (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
4. Meningkatkan dayakualitas pelayanan
saing daerah Meningkatkan ketahanan
1. Memantapkan pelayanan pangan Meningkatnya
Meningkatnya akses dan
kemudahan danmutu (1) Cadangan Pangan Ton 0 0 0 20 20 20 60
pendidikan,
dengan kesehatan,
berfokus pada pendidikan, dan kesehatan yang
daerah sarana dan
kemampuan prasarana
masyarakat untuk Pemerintah
infrastruktur, sumber
pemanfaatan lingkungan,
dayadanalam, lebih berkualitas dengan pendidikan
mengakses terutama untuk
pangan
sarana prasarana
sumber perekonomian
daya manusia, inovasi, menjunjung tinggi profesionalitas penuntasan wajib belajar
dalam rangka pencapaian
ilmu pengetahuan, dan teknologi layanan pendidikan dasar 9 tahun dan (2) Ketersediaan Unit 80 20 20 20 20 20 180
pembangunan yang berkelanjutan
dengan mengedepankan prinsip- pelaksanaan wajib belajar 12 Pangan (LPM)
prinsip pembangunan tahun
berkelanjutan.

(3) SLPTT Kelompok 2 10 10 10 10 10 52

2. Meningkatnya destinasi wisata Terwujudnya destinasi wisata (1) Jumlah Destinasi Unit 5 - - 1 1 1 8
unggulan Wisata

(2) Jumlah Kunjungan Orang 124,918 134,000 145,000 162,000 175,000 200,000 940,918
Wisata

3. Mengembangkan sektor-sektor Meningkatnya pertumbuhan sektor- Jumlah Kawasan Industri Kawasan 5 1 0 1 0 1 8


ekonomi unggulan daerah sektor ekonomi unggulan daerah Potensi Daerah
berdasarkan prinsip-prinsip yang pro-job, pro-poor , dan pro-
pembangunan berkelanjutan environment

4. Meningkatkan kesetaraan gender Meningkatnya peran gender dalam (1) Partisipasi Persen 44.69 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 49.69
dalam pembangunan pembangunan perempuan di
lembaga
pemerintah

(2) Partisipasi Persen 47.83 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 63.33
perempuan di
lembaga swasta
5. Mengendalikan pertumbuhan Terkendalinya pertumbuhan (1) Kemiskinan Persen 14,11* 12 11 9 7 5 5
penduduk penduduk dan meningkatnya
keluarga sejahtera (2) Rata-rata jumlah Rasio 1.22 1.20 1.18 1.16 1.14 1.12 1.12
anak per keluarga

(3) Keluarga Pra Persen 33.61 31.28 29.48 27.68 25.88 24.08 24.08
Sejahtera dan
Keluarga Sejahtera I

6. Meningkatnya kemampuan Meningkatnya penanganan masalah PMKS skala kab/kota Persen 33 3 3 3 3 3 48


masyarakat Penyandang Masalah kesejahteraan sosial yang memperoleh
Kesejahteraan Sosial (PMKS) bantuan sosial untuk
pemenuhan kebutuhan
dasar
7. Meningkatkan daya saing 1 Meningkatnya ketersediaan (1) Tingkat Persen 7,35* 6,74 4,74 4,24 3,99 2,25 2,25
ketenagakerjaan lapangan pekerjaan dan Pengangguran
kualitas tenaga kerja terlatih Terbuka (TPT)

V-17
Indikator Kinerja Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir
No MISI TUJUAN SASARAN Satuan
Sasaran (2013) 2014 2015 2016 2017 2018 (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Meningkatkan kualitas pelayanan Meningkatkan pelayanan Meningkatnya akses dan mutu (2) Besaran tenaga Persen 20 5 20 15 10 10 80
pendidikan, kesehatan, pendidikan, dan kesehatan yang sarana dan prasarana kerja yang
infrastruktur, lingkungan, dan lebih berkualitas dengan pendidikan terutama untuk mendapatkan
sarana prasarana perekonomian menjunjung tinggi profesionalitas penuntasan wajib belajar pelatihan berbasis
dalam rangka pencapaian layanan pendidikan dasar 9 tahun dan kompetensi
pembangunan yang berkelanjutan pelaksanaan wajib belajar 12 (3) Pencari kerja Persen 27 2 2 2 2 2 37
tahun terdaptar yg di
tempatkan
2 Memberikan fasilitasi Angka sengketa Persen 35,40 31,86 28,32 24,78 21,24 17,70 17,70
hubungan industrial bagi pengusaha-pekerja per
perusahaan dan pekerja, tahun
menjamin hak-hak pekerja dan
melindungi tenaga kerja untuk
meningkatkan kesejahteraan

8. Mewujudkan pemuda yang Meningkatnya peran pemuda, (1) Jumlah kompetisi Kali 5 7 7 8 8 8 8
tangguh dan berdaya saing serta organisasi kemasyarakatan dan olah raga
meningkatnya prestasi olah raga. prestasi olah raga

(2) Jumlah Pemuda Orang 4 4 4 4 4 4 24


Pelopor

9. Melestarikan seni dan budaya Meningkatnya peran masyarakat Penyelenggaraan festival Kali 2 2 2 2 2 2 2
berbasis kearifan lokal. dalam pembangunan seni dan seni dan budaya
budaya

5. Mewujudkan Desa Mandiri Memperkuat Pemerintahan Desa dan Kuatnya Pemerintah Desa dan (1) Jumlah desa Desa 3 4 4 4 5 6 26
Memberdayakan Masyarakat Desa Pemberdayaan Masyarakat Desa Mandiri

(2) Swadaya Ribu 661,364 681,204 701,045 720,886 740,727 760,568 760,568
Masyarakat Rupiah
Terhadap Program
Pemberdayaan
Masyarakat
(3) Ketersediaan Buah 990 330 330 330 330 340 340
Pedoman
Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa

(4) Ketersediaan % 50 50 60 65 70 75 75
Dokumen
Perencanaan
Pembangunan Desa

(5) Jumlah Peraturan Jenis 3 4 5 6 7 8 8


Desa

V-18
Indikator Kinerja Kondisi Awal Capaian Kinerja Kondisi Akhir
No MISI TUJUAN SASARAN Satuan
Sasaran (2013) 2014 2015 2016 2017 2018 (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Meningkatkan kualitas pelayanan Meningkatkan pelayanan Meningkatnya akses dan mutu (6) Laporan Keterangan Desa 330 330 330 330 330 340 340
pendidikan, kesehatan, pendidikan, dan kesehatan yang sarana dan prasarana Pertanggungjawaba
infrastruktur, lingkungan, dan lebih berkualitas dengan pendidikan terutama untuk n Kepala Desa
sarana prasarana perekonomian menjunjung tinggi profesionalitas penuntasan wajib belajar
dalam rangka pencapaian layanan pendidikan dasar 9 tahun dan (7) Peningkatan Persen 50 50 60 65 70 75 75
pembangunan yang berkelanjutan pelaksanaan wajib belajar 12 Kapasitas Desa
tahun
(8) Profil Desa % 5 10 25 50 75 100 100

6. Meningkatkan pemahaman dan Mendorong peningkatan kualitas Meningkatnya kualitas kehidupan (1) Konflik antar umat Kejadian 1 0 0 0 0 0 0
pengamalan ajaran agama disertai pendidikan agama dan keagamaan beragama dan kerukunan antar beragama
penyediaan sarana prasarana serta meningkatkan layanan umat beragama
keagamaan yang memadai kehidupan beragama
(2) Jumlah zakat yang Miliar 1.40 5.00 8.00 11.00 14.00 16.00 16.00
terkumpul
(3) Rasio tempat Per Seribu 0.007 0.008 0.009 0.010 0.011 0.012 0.012
ibadah per satuan Penduduk
penduduk

V-19
Pemerintah Kabupaten Majalengka

BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Strategi merupakan langkah untuk memecahkan permasalahan yang


penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian visi, misi, tujuan,
dan sasaran.
Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi
yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke
waktu selama 5 (lima) tahun atau selama periode RPJMD Kabupaten Majalengka
Tahun 2014-2018. Arah kebijakan akan mengarahkan pilihan-pilihan strategi agar
selaras dengan arahan dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka menengah Kabupaten
Majalengka Tahun 2014 - 2018, maka pemerintah daerah akan melaksanakannya
melalui 6 (enam) misi yang telah disusun dan strategi-strategi pembangunan
daerah dalam jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang.

6.1. Misi Pertama, Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan,


kesehatan, infrastruktur, lingkungan, dan sarana prasarana
perekonomian dalam rangka pencapaian pembangunan yang
berkelanjutan.

1) Bidang Pendidikan
Sasaran Pertama : Meningkatnya akses dan mutu sarana dan
prasarana pendidikan terutama untuk penuntasan wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun dan pelaksanaan wajib belajar 12 tahun :
melalui Strategi Pertama, menyelenggarakan pendidikan dasar,
menengah dengan akses yang terjangkau dengan arah kebijakan : (1)
Pendidikan gratis tingkat dasar dan menengah (SD/SLTP/SLTA) dalam
rangka pelaksanaan Wajar Dikdas dua belas tahun; (2) Peningkatan

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 1


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

sarana dan kapasitas pendidikan dasar danmenengah; Strategi


Kedua, meningkatkan kuantitas dan kualitas Rintisan Sekolah Standar
Nasional (RSSN) dan Sekolah Standar Nasional (SSN) jenjang SD dan
SMP, dengan arah kebijakan: Perwujudan Rintisan Sekolah Standar
Nasional (RSSN) dan Sekolah Standar Nasional (SSN) jenjang SD dan
SMP yang berkualitas. Strategi Ketiga, meningkatkan sarana
prasarana perpustakaan, dengan arah kebijakan:Penguatan budaya
baca dan gemar membaca masyarakat.

Sasaran Kedua : Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM pendidik


dan tenaga kependidikan, melalui Strategi Pertama, meningkatkan
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui kualifikasi
pendidik, dengan arah kebijakan: Peningkatan kualitas pendidik
minimal S1/D4 serta peningkatan kompetensi melalui pelatihan
pendidik dan tenaga kependidikan. Strategi Kedua, meningkatkan
kualitas dan kuantitas pendidikan anak usiadini, non formal dan
informal, dengan arah kebijakan: Peningkatan pendidikan usia dini,
non formal dan informal.

2) Bidang Kesehatan
Sasaran Pertama: Meningkatnya akses dan mutu sarana dan
prasarana kesehatan pada seluruh wilayah Kabupaten Majalengka,
melalui strategi : pembangunan dan rehabilitasi Puskesmas/Pustu dan
jaringannya serta rumah sakit, dengan arah kebijakan : Peningkatan
sarana prasarana kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit untuk
masyarakat umum dan miskin.

Sasaran Kedua: Meningkatnya mutu layanan kesehatan tingkat dasar


dan rujukan, melalui strategi: Strategi Pertama, meningkatkan mutu
manajemen pelayanan kesehatan Puskesmas dan rumah sakit, dengan
arah kebijakan: (1) Peningkatan sistem pembiayaan kesehatan;

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 2


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

(2) peningkatan sistem rujukan pelayanan kesehatan sesuai Standar


Operasional dan Prosedur (SOP) kesehatan; (3) peningkatan
ketersediaan dan pelayanan informasi kesehatan. Strategi Kedua,
meningkatkan pelayanan kesehatan penduduk miskin, dengan arah
kebijaka: Perluasan cakupan pelayanan kesehatan penduduk miskin.

Sasaran Ketiga: Menurunnya AKI dan AKB, dengan strategi: Strategi


Pertama, meningkatkan promotif dan preventif kesehatan
masyarakat, dengan arah kebijakan: (1) Peningkatan cakupan Desa
Siaga aktif; (2) Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Strategi Kedua, meningkatkan upaya keselamatan ibu hamil dan
nifas serta bayi dan optimalisasi kepersertaan KB, dengan arah
kebijakan: Akselerasi penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Strategi Ketiga, meningkatkan perbaikan gizi balita, dengan arah
kebijakan: Pemberian makanan tambahan penyuluhan dan pemberian
makanan tambahan pemulihan. Strategi Keempat, meningkatkan
upaya pencegahan, pemberantasan dan pengendalian penyakit,
dengan arah kebijakan: (1) Memperluas jangkauan upaya pencegahan
dan penanggulangan penyakit; (2) peningkatan sistem informasi dan
surveilance epidemiologi yang evidence base.

Sasaran Keempat: Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM


kesehatan, dengan strategi: meningkatkan kapasitas dan
pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di rumah sakit,
Puskesmas/Pustu dan jaringannya, dengan arah kebijakan: (1)
Pelaksanaan bimbingan teknis dan pendidikan serta pelatihan bagi
tenaga kesehatan di rumah sakit, Puskesmas/Pustu dan jaringannya;
(2) pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di rumahsakit,
Puskesmas/Pustu dan jaringannya.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 3


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

3) Bidang Pekerjaan Umum


Sasarannya meningkatnya kualitas dan pembangunan infrastruktur
serta prasarana sosial dasar masyarakat. Strategi Pertama,
memantapkan pembangunan sarana dan prasarana jalan dan
jembatan dengan arah kebijakan: (1) Pemeliharaandan peningkatkan
kualitas jalan dan jembatan yang telah ada; (2)pembangunan dan
peningkatkan jalan dan jembatan. Strategi Kedua, memantapkan
pembangunan sarana dan prasarana irigasi dan pengolahan air
lainnyadengan arah kebijakan, (1) Pemeliharaan dan peningkatan
kualitas sarana dan prasarana jaringan irigasi; (2) peningkatan
efektivitas, efesiensi, kualitas dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan
sumber daya air.

4) Bidang Penataan Ruang


Sasarannya yaitu meningkatnya daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta kualitas penanggulangan bencana. Strateginya
mengendalikan pemanfaatan ruang dengan arah kebijakan: (1)
Penataan dan pengendalian ruang; (2) penataan dan pelaksanaan
pembangunan bangunan gedung serta jasa konstruksi.

5) Bidang Perumahan Rakyat


Sasarannya yaitu meningkatnya kualitas dan pembangunan
infrastruktur serta prasarana sosial dasar masyarakat. Strategi
Pertama, Meningkatkan ketersediaan perumahan, dengan kebijakan
penuntasan rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi masyarakat
miskin dan peningkatan penyediaan rumah bagi masyarakat
berpenghasilan rendahdan Strategi Kedua, meningkatkan
ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana dasar permukiman,
dengan arah kebijakan : (1) Peningkatan kualitas dan kuantitas
prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU); (2) pemeliharaan dan
RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 4
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

peningkatan kualitas sanitasi dasar perumahan dan permukiman


melalui peran serta masyarakat.

6) Bidang Perhubungan
Sasarannya yaitu meningkatnya daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta kualitas penanggulangan bencana, melalui strategi:
mengembangkan infrastruktur transportasi perhubungan, dengan
arah kebijakan : (1) Pengintegrasian layanan transportasi pada pusat-
pusat daerah pertumbuhan; (2) pemantapan dan pemenuhan sarana
dan prasarana perhubungan; (3) peningkatan pengawasan kendaraan
angkutan umum dan pengendalian lalu lintas.

7) Bidang Komunikasi dan Informatika


Sasarannya yaitu meningkatnya daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta kualitas penanggulangan bencana, melalui strategi
mengembangkan infrastruktur komunikasi informasi dengan arah
kebijakan : Pemantapan sarana dan prasarana komunikasi dan
informasi.

8) Bidang Lingkungan Hidup


Sasarannya yaitu meningkatnya daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta kualitas penanggulangan bencana, dengan strategi
Mengendalikan lingkungan hidup yang terpadu dan bersinergi
dengan peningkatan industrialisasi, dengan arah kebijakan : (1)
Pemenuhan target Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Majalengk;
(2) pemantapan pemenuhan AMDAL dalam proses penetapan ijin
usaha dan penegakan hukum lingkungan; (3) meningkatkan kinerja
pengelolaan air limbah;(5) pemenuhan sarana dan prasarana
pengelolaan persampahan; (6) meningkatnya upaya pelestarian
lingkungan.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 5


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

9) Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik


Sasarannya yaitumeningkatnya daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta kualitas penanggulangan bencana, dengan strategi
pertama meningkatkan upaya pengurangan resiko bencana, dengan
arah kebijakan : Pencegahan dan Mitigasi Bencana dan strategi
kedua meningkatkan koordinasi dan penanganan tanggap darurat
dan pasca bencana, dengan arah kebijakan : (1) Pemenuhan tanggap
darurat bencana; (2) rehabilitasi dan rekontsruksi sarana dan
prasarana pasca bencana.

10) Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral


Sasaran Pertama meningkatnya kualitas dan pembangunan
infrastruktur serta prasarana sosial dasar masyarakat dengan Strategi
Pertama, meningkatkan pelayanan energi dan ketenaga listrikan,
dengan arah kebijakan : Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas
infrastruktur energi dan ketenagalistrikan. Strategi Kedua,
meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya alam, dengan arah
kebijakan: Peningkatan pengelolaan sumber daya mineral dan
mengendalikan penggunaan air tanah

11) Bidang Perdagangan


Sasaran Pertama adalah Terwujudnya pasar tradisional yang
representatif, melalui Strategi Pertama, Pengembangan pasar dalam
negeri serta perlindungan konsumen dan pasar tradisional, dengan
arah kebijakan : (1) Revitalisasi pasar tradisional dan pasar desa; (2)
Penggunaan produk dalam negeri, peningkatan pengembangan dan
perlindungan sarana dan prasarana perdagangan. Strategi Kedua,
meningkatkan sistem dan jaringan distribusi barang, dengan arah
kebijakan: Peningkatan distribusi barang kebutuhan pokok
masyarakat dan barang strategis.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 6


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Sasaran Kedua : Berkembangnya sektor-sektor ekonomi yang padat


karya, termasuk sektor pertanian, melalui Strategi penumbuhan dan
pengembangan sentra-sentra ekonomi, dengan arah kebijakan :
Penataan dan peningkatan kualitas dan kuantitas sektor ekonomi.

6.2. Misi Kedua, Membangun tatakelola pemerintahan yang baik


(good governance) dengan berorientasi pada peningkatan
kualitas pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan
aparatur.
1) Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Sandi,
Sasaran Pertama: Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan
pemerintah, melalui Strategi, meningkatkan tatakelola pemerintahan
yang efektif, dengan arah kebijakan: (1) Penataan struktur organisasi
yang proporsional; (2) peningkatan pelayanan administrasi organisasi;
(3)percepatan penanganan dan pelayanan kepada masyarakat; (4)
peningkatan pelayanan, pengelolaan dan pelaporan keuangan daerah
dalam rangka mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas
laporan keuangan daerah; (5) peningkatan pendapatan daerah sesuai
dengan potensi; (6) mewujudkan tertib administrasi aset daerah; (7)
peningkatan pengawasan internal untuk mendukung tatakelola dan
kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.
Sasaran Kedua : Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya
aparatur pemerintah daerah, melalui Strategi, meningkatnya kualitas
dan kuantitas sumber daya manusia pemerintah daerah, dengan arah
kebijakan : (1) Peningkatan kompetensi aparatur pamerintah daerah;
(2) pembinaan dan pengembangan aparatur pemerintah daerah.
Sasaran ketiga : Meningkatnya stabilitas keamanan dan ketertiban
masyarakat serta kesadaran politik dan hukum melalui Strategi,
menata sistem hukum di daerah, dengan arah kebijakan: (1)
Menyediakan produk hukum daerah untuk mendukung
RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 7
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

penyelenggaraan pemerintahan; (2) peningkatan penyelarasan


peraturan daerah.

2) Bidang Pertanahan
Sasaran : Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintah,
melalui Strategi, meningkatkan tata kelola administrasi pertanahan,
dengan arah kebijakan : tertib administrasi pertanahan.

3) Bidang Kearsipan
Sasaran : Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintah,
melalui Strategi, meningkatkan kualitas pengelolaan arsip daerah,
dengan arah kebijakan: Mewujudkan pengelolaan kearsipan yang
mendukung kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

4) Bidang Perencanaan Pembangunan


Sasaran : Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintah,
melalui Strategi, meningkatkan kualitas perencanaan dan
pengendalian pengembangan perencanaan, dengan arah kebijakan:
(1) Peningkatan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah; (2)
peningkatan kualitas perencanaan daerah.

5) Bidang Statistik
Sasaran : Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintah,
melalui Strategi, meningkatkan kualitas dan penyediaan data
pembangunan, dengan arah kebijakan : Peningkatan pengelolaan data
pembangunan.

6) Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri


Sasaran: Meningkatnya stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat
sertakesadaran politik dan hukum, melalui Strategi, meningkatkan
RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 8
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

budaya taat hukum, dengan arah kebijakan: (1) Peningkatan


pemahaman masyarakat akan peraturan perundang-undangan dan
HAM; (2) peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur
Satpol PP, satuan perlindungan Masyarakat dan Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS).

7) Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil


Sasaran : Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan
pemerintah, melalui strategi, meningkatkan kualitas penataan
administrasi kependudukan, dengan arah kebijakan: Peningkatan
pengelolaan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

6.3. Misi Ketiga, Membangun iklim investasi yang kondusif dan


pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk
mencapai pemerataan kesejahteraan masyarakat.

1) Bidang Penanaman Modal


Sasaran : Meningkatnya investasi PMA/PMDN dan investasi lokal
terkait pengembangan UMKM, melalui Strategi penciptaan iklim
usaha yang kondusif, dengan arah kebijakan : Menjamin kepastian
investasi.

2) Bidang Perindustrian
Sasaran : Meningkatnya investasi PMA/PMDN dan investasi lokal
terkait pengembangan UMKM, melalui Strategi penciptaan iklim
usaha yang kondusif, dengan arah kebijakan: Menyiapkan kawasan
industri.
Sasaran : Meningkatnya pertumbuhan output sektor UMKM, skala
usaha UMKM, dan penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM, melalui
Strategi memberdayakan KUMKM, dengan arah kebijakan: (1)
Peningkatan kualitas kelembagaan dan usaha KUKM, serta

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 9


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

perlindungan dan dukungan usaha bagi KUMKM; (2) Peningkatan


akses teknologi, SDM, pasar, kualitas produk dan permodalan bagi
koperasi dan UMKM.

3) Bidang Koperasi dan UKM


Sasaran : Meningkatnya pertumbuhan output sektor UMKM, skala
usaha UMKM, dan penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM, melalui
Strategi Pertama, memberdayakan KUMKM, dengan arah kebijakan:
(1) peningkatan kualitas kelembagaan dan usaha KUKM, serta
perlindungan dan dukungan usaha bagi KUMKM; (2) Peningkatan
akses teknologi, SDM, pasar, kualitas produk dan permodalan bagi
koperasi dan UMKM. Strategi Kedua, meningkatkan ekonomi
pesantren, dengan arah kebijakan : Penguatan koperasi pondok
pesantren.

4) Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi


Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Sandi
Sasaran : Meningkatnya pertumbuhan output sektor UMKM, skala
usaha UMKM, dan penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM,melalui
strategi meningkatkan produktivitas Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) dan lembaga keuangan lainnya, dengan arah kebijakan :
Peningkatan kinerja dan daya saing Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) dan lembaga keuangan lainnya.

6.4. Misi Keempat, Meningkatkan daya saing daerah dengan


berfokus pada pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya
manusia, inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi dengan
mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

1) Bidang Ketahanan Pangan


Sasaran : Meningkatnya kemudahan dan kemampuan masyarakat
untuk mengakses pangan melalui strategi meningkatkan
RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 10
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

ketersediaan, akses pangan masyarakat, kualitas, keragaman dan


keamanan pangan, dengan arah kebijakan: Peningkatan ketersediaan,
penguatan cadangan, distribusi, akses dan penganekaragaman
pangan, serta keamanan konsumsi dan penanganan daerah rawan
pangan.

2) Bidang Pertanian
Sasaran : Meningkatnya kemudahan dan kemampuan masyarakat
untuk mengakses pangan melalui Strategi Pertama, meningkatkan
produksi pertanian, perkebunan dan peternakan dengan arah
kebijakan : peningkatan produksi dan produktivitas komoditas
pertanian, perkebunan dan peternakan. Strategi Kedua,
meningkatkan bantuan permodalan petani, dengan arah kebijakan
peningkatan bantuan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
(PUAP). Strategi Ketiga, Mengembangkan Sekolah Lapangan
Pertanian atau sejenisnya, dengan arah kebijakan : (1) Peningkatan
kinerja sumber daya dan kelembagaan pertanian, perkebunan dan
peternakan; (2) Pengembangan usaha, sarana prasarana pengolahan,
serta pemasaran produk pertanian, perkebunan dan peternakan.
Strategi Keempat, mempertahankan luas lahan pertanian pangan
berkelanjutan, dengan arah kebijakan pemberian intensif dan
disinsentif.
Sasaran : Meningkatnya pertumbuhan sektor-sektor ekonomi
unggulan daerah yang pro-job, pro-poor, dan pro-environment
melalui Strategi meningkatkan kualitas dan kuantitas produk
unggulan daerah, dengan arah kebijakan Penataan kawasan industri
produk unggulan potensi daerah.

3) Bidang Kelautan dan Perikanan


Sasaran : Meningkatnya kemudahan dan kemampuan masyarakat
untuk mengakses pangan melalui Strategi meningkatkan perikanan
RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 11
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

budidaya, dengan arah kebijakan: (1) peningkatan produksi


perikanan; (2) peningkatan hasil pengolahan dan nilai tambah produk
perikanan.
Sasaran : Meningkatnya pertumbuhan sektor-sektor ekonomi
unggulan daerah yang pro-job, pro-poor, dan pro-
environmentmelalui Strategi meningkatkan kualitas dan kuantitas
produk unggulan daerah, dengan arah kebijakan Penataan kawasan
industri produk unggulan potensi daerah.

4) Bidang Kehutanan
Sasaran : Meningkatnya kemudahan dan kemampuan masyarakat
untuk mengakses pangan melalui Strategi meningkatkan fungsi
hutan, dengan arah kebijakan : (1) Peningkatan pengembangan
aneka usaha kehutanan serta pemberdayaan masyarakat sekitar
hutan; (2) Peningkatan rehabilitasi hutan dan lahan serta
perlindungan konservasi sumber daya hutan.

5) Bidang Pariwisata
Sasaran: Terwujudnya destinasi wisata unggulan, melalui Strategi
meningkatkan keunggulan daya tarik dan promosi wisata, dengan
arah kebijakan: (1) Pembangunan dan pengembangan pariwisata
unggulan; (2)Peningkatan kualitas sarana prasarana pariwisata; (3)
Peningkatan sumber daya manusia pariwisata dan ekonomi kreatif.

6) Bidang Perindustrian
Sasaran : Meningkatnya pertumbuhan sektor-sektor ekonomi
unggulan daerah yang pro-job, pro-poor, dan pro-environment,
melalui Strategi meningkatkan kualitas dan kuantitas produk
unggulan daerah, dengan arah kebijakanPenataan kawasan industri
produk unggulan potensi daerah.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 12


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

7) Bidang Pemberdayaan Perempuan


Sasaran: Meningkatkan peran gender dalam pembangunan, melalui
Strategi, pengarusutamaan gender, dengan arah kebijakan : (1)
Penguatan regulasi kelembagaan kesetaraan gender; (2) penyediaan
kebutuhan aktivitas kelembagan kesetaraan gender.

8) Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


Sasaran: Terkendalinya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya
keluarga sejahtera, melalui Strategi, perluasan sasaran peserta
Keluarga Berencana (KB), penguatan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) serta pembinaan keluarga sejahtera, dengan arah
kebijakan : Penyediaan alat kontrasepsi dan peningkatan
kesejahteraan pada keluarga prasejahtera dan sejahtera I.

9) Bidang Sosial
Sasaran: Meningkatnya penanganan masalah kesejahteraan sosial
melalui Strategi perluasan pemberian bantuan dan pembinaan para
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), dengan arah
kebijakan : Perluasan program perlindungan sosial bagi penduduk
miskin dan PMKS.

10) Bidang Ketenagakerjaan


Sasaran pertama meningkatnya ketersediaan lapangan pekerjaan dan
kualitas tenaga kerja terlatih, melalui strategi : Strategi Pertama,
meningkatkan kompetensi ketenagakerjaan di berbagai bidang
keahlian, dengan arah kebijakan: Pelaksanaan pelatihan/kursus bagi
calon tenaga kerja dan perlindungan bagi para tenaga kerja. Strategi
Kedua, meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan, dengan arah
kebijakan : Perluasan lapangan pekerjaan.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 13


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Sasaran kedua memberikan fasilitasi hubungan industrial bagi


perusahaan dan pekerja, menjamin hak-hak pekerja dan melindungi
tenaga kerja untuk meningkatkan kesejahteraan, melalui Strategi
Pertama meningkatkan pembinaan bagi para pekerja dan pengusaha
melalui peningkatan pemahaman terhadap peraturan
ketenagakerjaan, dengan arah kebijakan: Meningkatkan hubungan
kerja yang harmonis antara pekerja dan pengusaha. Strategi Kedua
meningkatkan pembinaan bagi para pekerja dan pengusaha melalui
peningkatan pemahaman terhadap peraturan ketenagakerjaan,
dengan arah kebijakan: Meningkatkan hubungan kerja yang harmonis
antara pekerja dan pengusaha.

11) Bidang Kepemudaan dan Olah raga


Sasaran: Meningkatnya peran pemuda, organisasi kemasyarakatan dan
prestasi olah raga, melalui Strategi Pertama, meningkatkan kualitas
sarana prasarana olah raga dan kualitas serta kuantitas olahragawan
berprestasi, dengan arah kebijakan : Peningkatan pembangunan
sarana prasarana olah raga dan pembinaan olah ragawan. Strategi
Kedua, meningkatkan kualitas dan kuantitas pemuda yang kreatif,
inovatif, mandiri dan bertanggung jawab serta memiliki jiwa
kepemimpinan, dengan arah kebijakan : Meningkatkan keterampilan
pemuda.

12) Bidang Kebudayaan


Sasaran: Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan seni
dan budaya, melalui Strategi, meningkatkan apresiasi masyarakat
terhadap aspek kesejahteraan dan nilai-nilai tradisi bagi
pengembangan budaya daerah, dengan arah kebijakan: Peningkatan
pelestarian budaya lokal.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 14


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

6.5. Misi Kelima, Mewujudkan Desa Mandiri

Dilaksanakan melalui Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

dengan Sasaran: Kuatnya Pemerintah Desa dan Pemberdayaan

Masyarakat Desa, melalui Strategi, penguatan kapasitas desa, dengan

arah kebijakan : (1) Meningkatkan kapasitas kelembagaan, keuangan,


aparatur, sarana dan prasarana; (2) meningkatkan pemberdayaan

masyarakat desa berbasis kearifan lokal.


6.6. Misi Keenam, Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran
agama disertai penyediaan sarana prasarana keagamaan yang
memadai.

Urusan keagamaan merupakan kewenangan pemerintah pusat, dimana


pemerintah daerah berperan dalam penciptaan iklim yang kondusif,
keamanan dan kenyamanan beribadah. Hal ini dilaksanakan melalui
bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
denganSasaran: Meningkatnya kualitas kehidupan beragama dan
kerukunan antar umat beragama, melalui Strategi Pertama,
meningkatkan peran lembaga-lembaga sosial keagamaan dan lembaga
pendidikan keagamaan dalam pembangunan, dengan arah kebijakan: (1)
Peningkatan sumber daya pendidik agama pada lembaga pendidik
keagamaan dan di masjid; (2) peningkatan kualitas sarana dan prasarana
lembaga pendidikan agama dan tempat peribadatan; (3) mendorong
akselerasi terbentuknya masyarakat religius melalui regulasi keagamaan.
Strategi Kedua, meningkatkan kualitas kerukunan hidup baik interumat
beragama maupun antarumat beragama, dengan arah kebijakan:
Peningkatan kualitas kerukunan hidup baik interumat beragama maupun
antarumat beragama.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 15


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Strategi pembangunan lainnya berkenaan dengan penanggulangan


kemiskinan melalui strategi: 1) Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar
keluarga miskin, 2) memutus mata rantai generasi miskin dengan perluasan
lapangan pekerjaan bagi usia produktif anggota RTS, 3) memperluas
pemberdayaan usaha ekonomi produktif dan fasilitasi hasil-hasil produksi
kelompok usaha RTS.

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi dilaksanakan melalui 12


(dua belas) prioritas pembangunan yang kemudian disebut sebagai 12 Target
Bersama (Joint Targets) yang disusun bersinergi dengan MDGs, kebijakan
nasional, kebijakan Provinsi Jawa Barat, RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun
2005-2025, telaahan permasalahan pembangunan daerah, hasil evaluasi RPJMD
periode 2008-2013, RTRW Kabupaten Majalengka 2011-2031, Kajian Lingkungan
Hidup Strategis, Visi “MAKMUR” dengan 6 Misi dan 9 janji Pilkada. Kedua belas
Joint Targets tersebut, yaitu :

1. Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat.


2. Peningkatan Kualitas Pendidikan.
3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat
4. Pemantapan Ketahanan Pangan.
5. Pengembangan Investasi, Pariwisata, dan Energi.
6. Pembangunan Infrastruktur
7. Peningkatan Kualitas Kinerja Aparatur.
8. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Penanganan
Kebencanaan.
9. Optimalisasi Pelaksanaan Penataan Ruang.
10. Penanggulangan Kemiskinan.
11. Peningkatan Kapasitas Desa.
12. Peningkatan Kualitas Umat Beragama.

Guna menunjang pelaksanaan prioritas pembangunan pada periode tahun


2014-2018 maka regulasi kebijakan yang akan dilaksanakan diantaranya regulasi
di bidang sosial dan budaya berkenaan dengan pendidikan, turunan Undang-
RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 16
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

undang tentang Desa, Penanggulangan Kemiskinan, Retribusi Izin


Memperpanjang Tenaga Kerja Asing, Perlindungan dan Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan. Regulasi di bidang Ekonomi meliputi; Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Daerah, Penanaman Modal, Insentif dan Kemudahan
Penanaman Modal Daerah, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan Regulasi
Pasar Tradisional. Sedangkan regulasi bidang Sarana dan prasarana meliputi;
Rencana Detil Tata Ruang, regulasi Bangunan Gedung, dan Review RTRW
Kabupaten Majalengka 2011-2031.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 17


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Tabel 6.1.
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014-2018

Visi : “MAJALENGKA MAKMUR”


MISI PERTAMA : Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lingkungan, dan sarana prasarana
perekonomian dalam rangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan.
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Meningkatkan pelayanan pendidikan, 1.1. Meningkatnya akses dan mutu 1.1.1. Menyelenggarakan pendidikan 1.1.1.1. Pendidikan Gratis Tingkat Dasar dan
dan kesehatan yang lebih berkualitas sarana dan prasarana pendidikan dasar, menengah dengan akses Menengah (SD/SLTP/SLTA) dalam
dengan menjunjung tinggi terutama untuk penuntasan wajib yang terjangkau. Rangka Pelaksanaan Wajar Dikdas Dua
profesionalitas layanan. Belas Tahun.
belajar pendidikan dasar 9 tahun
1.1.1.2. Peningkatan Sarana dan Kapasitas
dan pelaksanaan wajib belajar 12
Pendidikan Dasar dan Menengah.
tahun. 1.1.2. Meningkatkan kuantitas dan 1.1.2.1. Perwujudan rintisan Sekolah Standar
kualitas Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) dan Sekolah Standar
Nasional (RSSN) dan Sekolah Nasional (SSN) jenjang SD dan SMP
Standar Nasional (SSN) jenjang SD yang berkualitas.
dan SMP.
1.1.3. Meningkatkan sarana prasarana 1.1.3.1. Penguatan budaya baca dan gemar
perpustakaan. membaca masyarakat.
1.2. Meningkatnya kualitas dan 1.2.1. Meningkatkan kompetensiPendidik 1.2.1.1. Peningkatan kualitas pendidikan
kuantitas SDM pendidik dan dan Tenaga Kependidikan melalui minimal S1/D4 serta peningkatan
tenaga kependidikan. kualifikasi pendidik. kompetensi melalui pelatihan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan.
1.2.2. Meningkatkan Kualitas dan 1.2.2.1. Peningkatan pendidikan usia dini, non
Kuantitas Pendidikan Anak Usia formal dan informal.
Dini, Non Formal dan Informal.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 18


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

1.3. Meningkatnya akses dan mutu 1.3.1. Pembangunan dan rehabilitasi 1.3.1.1. Peningkatan sarana prasarana
sarana dan prasarana kesehatan puskesmas/pustu dan jaringannya kesehatan di Puskesmas dan rumah
pada seluruh wilayah Kabupaten serta rumah sakit. sakit untuk masyarakat umum dan
miskin.
Majalengka.

1.4. Meningkatnya mutu layanan 1.4.1. Meningkatkan mutu manajemen 1.4.1.1. Peningkatan sistem pembiayaan
kesehatan tingkat dasar dan pelayanan kesehatan puskesmas kesehatan;
rujukan. dan rumah sakit. 1.4.1.2. Peningkatan sistem rujukan pelayanan
kesehatan sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP) kesehatan;
1.4.1.3. Peningkatan ketersediaan dan
pelayanan informasi kesehatan;

1.4.2. Meningkatkan pelayanan kesehatan 1.4.2.1. Perluasan cakupan pelayanan


penduduk miskin. kesehatan penduduk miskin.

1.5. Menurunnya AKI dan AKB. 1.5.1. Meningkatkan promotif dan 1.5.1.1. Peningkatan cakupan Desa Siaga Aktif
preventif kesehatan masyarakat.
1.5.1.2. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS)
1.5.2. Meningkatkan upaya keselamatan 1.5.2.1. Akselerasi penurunan angka kematian
ibu hamil dan nifas serta bayi dan ibu dan bayi.
optimalisasi kepesertaan KB.
1.5.3. Meningkatkan perbaikan gizi Balita. 1.5.3.1. Pemberian makanan tambahan
penyuluhan dan Pemberian makanan
tambahan pemulihan.
1.5.4. Meningkatkan upaya pencegahan, 1.5.4.1. Memperluas jangkauan upaya
pemberantasan dan pengendalian pencegahan dan penanggulangan
penyakit. penyakit.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 19


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

1.5.4.2. Peningkatan sistem informasi dan


Surveilance Epidemiologi yang
evidence base
1.6. Meningkatnya kualitas dan 1.6.1. Meningkatkan kapasitas dan 1.6.1.1. Pelaksanaan bimbingan teknis dan
kuantitas SDM kesehatan pemenuhan kebutuhan tenaga pendidikan serta pelatihan bagi tenaga
kesehatan di rumah sakit, kesehatan di rumah sakit,
puskesmas/pustu dan jaringannya. puskesmas/pustu dan jaringannya.
1.6.1.2. Pemenuhan kebutuhan tenaga
kesehatan di rumahsakit,
puskesmas/pustu dan jaringannya.
2. Mengembangkan dan memantapkan 2.1. Meningkatnya kualitas dan 2.1.1. Memantapkan pembangunan 2.1.1.1. Pemeliharaan dan peningkatkan
infrastruktur yang berkualitas, pembangunan infrastruktur serta sarana dan prasarana jalan dan kualitas jalan dan jembatan yang telah
proporsional, berkelanjutan dan prasarana sosial dasar jembatan ada
berwawasan lingkungan. masyarakat. 2.1.1.2.Pembangunan dan peningkatkan jalan
dan jembatan
2.1.2. Memantapkan pembangunan 2.1.2.1. Pemeliharaan dan peningkatan kualitas
sarana dan prasarana irigasi dan sarana dan prasarana jaringan irigasi
pengolahan air lainnya 2.1.2.2.Peningkatan efektivitas, efesiensi,
kualitas dan ketertiban pelaksanaan
pengelolaan sumber daya air
2.1.3. Meningkatkan ketersediaan 2.1.3.1.Penuntasan rehabilitasi rumah tidak
perumahan layak huni bagi masyarakat miskin dan
peningkatan penyediaan rumah bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah
2.1.4. Meningkatkan ketersediaan dan 2.1.4.1. Peningkatan kualitas dan kuantitas
kualitas sarana dan prasarana dasar Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
permukiman (PSU)
21.4.2. Pemeliharaan dan peningkatan kualitas
sanitasi dasar perumahan dan
permukiman melalui peran serta
masyarakat.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 20


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

2.1.5. Meningkatkan pelayanan energi 2.1.5.1. Peningkatan cakupan pelayanan dan


dan ketenaga listrikan kualitas infrastruktur energi dan
ketenagalistrikan

2.1.6. Meningkatkan kualitas pengelolaan 2.1.6.1. Peningkatan pengelolaan sumber daya


sumber daya alam mineral dan mengendalikan
penggunaan air tanah

2.2. Meningkatnya daya dukung dan 2.2.1. Mengendalikan lingkungan 2.2.1.1. Pemenuhan target Ruang Terbuka
daya tampung lingkungan serta hidup yang terpadu dan Hijau (RTH) Kabupaten Majalengka
kualitas penanggulangan bersinergi dengan peningkatan
2.2.1.2. Pemantapan pemenuhan AMDAL
industrialisasi
bencana. dalam proses penetapan ijin usaha dan
penegakan hukum lingkungan
2.2.1.3. Meningkatkan kinerja pengelolaan air
limbah
2.2.1.4. Pemenuhan sarana dan prasarana
pengelolaan persampahan
2.2.1.5. Meningkatnya upaya pelestarian
lingkungan.
2.2.2. Meningkatkan upaya 2.2.2.1. Pencegahan dan Mitigasi Bencana
pengurangan resiko bencana
2.2.3. Meningkatkan koordinasi dan 2.2.3.1. Pemenuhan Tanggap Darurat Bencana
penanganan tanggap darurat 2.2.3.2. Rehabilitasi dan Rekontsruksi Sarana
dan pasca bencana dan Prasarana Pasca Bencana
2.2.4. mengembangkan infrastruktur 2.2.4.1. Pengintegrasian layanan transportasi
transportasi perhubungan. pada pusat-pusat daerah
pertumbuhan.
2.2.4.2. Pemantapan dan Pemenuhan sarana
dan prasarana perhubungan.
2.2.4.3. Peningkatan pengawasan kendaraan
angkutan umum dan pengendalian lalu
lintas.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 21


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

2.2.5. Mengembangkan infrastruktur 2.2.5.1. Pemantapan sarana dan prasarana


komunikasi informasi komunikasi dan informasi.

2.2.6. Mengendalikan pemanfaatan 2.2.6.1. Penataan dan pengendalian ruang


ruang.
2.2.6.2. Penataan Dan Pelaksanaan
Pembangunan Bangunan Gedung
Serta Jasa Konstruksi
3. Meningkatkan ketersediaan sarana dan 3.1. Terwujudnya pasar tradisional 3.3.1.Pengembangan pasar dalam negeri 3.3.1.1. Revitalisasi pasar tradisional dan pasar
prasarana perekonomiandalam rangka yang refresentatif. serta perlindungan konsumen dan desa.
mencapai pertumbuhan ekonomi yang pasar tradisional. 3.3.1.2. Penggunaan produk dalam negeri,
berkualitas (inclusive growth). peningkatan pengembangan dan
perlindungan sarana dan prasarana
perdagangan.
3.3.2.Meningkatkan sistem dan jaringan 3.3.2.1. Peningkatan distribusi barang
distribusi barang. kebutuhan pokok masyarakat dan
barang strategis.
3.2. Berkembangnya sektor-sektor 3.2.1.Penumbuhan dan pengembangan 3.2.1.1.Penataan dan peningkatan kualitas dan
ekonomi yang padat karya sentra-sentra ekonomi kuantitas sektor ekonomi.
termasuk sektor pertanian

MISI KEDUA : Membangun tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) dengan berorientasi pada peningkatan
kualitas pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan aparatur.
NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Peningkatan tatakelola pemerintahan 1.1. Meningkatnya kualitas dan 1.1.1. Meningkatkan tata kelola 1.1.1.1. Penataan struktur organisasi yang
menuju pemerintah yang profesional. akuntabilitas layanan pemerintah. pemerintahan yang efektif. proporsional;
1.1.1.2. Peningkatan pelayanan administrasi
organisasi;
1.1.1.3. Percepatan penanganan dan pelayanan
kepada masyarakat;

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 22


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

1.1.1.4. Peningkatan pelayanan, pengelolaan


dan pelaporan keuangan daerah dalam
rangka mencapai opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) atas laporan
keuangan daerah;
1.1.1.5. Peningkatan pendapatan daerah sesuai
dengan potensi;
1.1.1.6. Mewujudkan tertib administrasi aset
daerah;
1.1.1.7. Peningkatan pengawasan internal
untuk mendukung tatakelola dan
kinerja penyelenggaraan pemerintah
daerah.
1.1.2. Meningkatkan tata kelola 1.1.2.1. Tertib administrasi pertanahan.
administrasi pertanahan.
1.1.3. Meningkatkan kualitas 1.1.3.1. Mewujudkan pengelolaan kearsipan
pengelolaan arsip daerah. yang mendukung kinerja
penyelenggaraan pemerintah daerah.
1.1.4. Meningkatkan kualitas 1.1.4.1. Peningkatan pengendalian dan evaluasi
perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah.
pengembangan perencanaan. 1.1.4.2. Peningkatan kualitas perencanaan
daerah.
1.1.5. Meningkatkan kualitas dan 1.1.5.1. Peningkatan pengelolaan data
penyediaan data pembangunan. pembangunan.
1.1.6. Meningkatkan kualitas penataan 1.1.6.1. Peningkatan pengelolaan administrasi
administrasi kependudukan. kependudukan dan pencatatan sipil.
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM 2.1. Meningkatnya kualitas dan 2.1.1. Peningkatan kualitas dan 2.1.1.1. Peningkatan kompetensi aparatur
pemerintahan dalam rangka kuantitas sumberdaya manusia kuantitas sumber daya aparatur pemerintah daerah;
peningkatan layanan publik. pemerintah daerah. pemerintah daerah. 2.1.1.2. Pembinaan dan pengembangan
aparatur pemerintah daerah.
3. Meningkatkan stabilitas keamanan 3.1. Meningkatnya stabilitas keamanan 3.1.1. Menata sistem hukum di daerah. 3.1.1.1. Menyediakan produk hukum daerah

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 23


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

daerah dan ketertiban masyarakat serta untuk mendukung penyelenggaraan


kesadaran politik dan hukum. pemerintahan.
3.1.1.2.Peningkatan penyelarasan
peraturandaerah.
3.1.2. Meningkatkan budaya taat 3.1.2.1.Peningkatanpemahaman masyarakat
hukum. akan peraturan perundang-undangan
dan Hak Asasi Manusia (HAM).
3.1.2.2. Peningkatan kualitas dan kuantitas
aparatur Satpol PP, satuan
perlindungan Masyarakat dan Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS).

MISI KETIGA : Membangun iklim investasi yang kondusif dan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk
mencapai pemerataan kesejahteraan masyarakat.
1. Meningkatkan daya saing daerah 1.1. Meningkatnya investasi 1.1.1. Penciptaan Iklim Usaha yang 1.1.1.1. Menjamin kepastian investasi.
sebagai tujuan investasi. PMA/PMDN dan investasi lokal kondusif.
terkait pengembangan UMKN.

1.1.1.2. Menyiapkan kawasan industri

2. Peningkatan daya saing KUMKM 2.1. Meningkatkan pertumbuhan 2.1.1.Memberdayakan Koperasi, Usaha 2.1.1.1. Peningkatan kualitas kelembagaan dan
berbasis potensi lokal. output sektor UMKM, skala usaha Mikro, Kecil dan Menengah usaha KUKM, serta perlindungan dan
UMKM, dan penyerapan tenaga (KUMKM). dukungan usaha bagi KUMKM;
kerja di sektor UMKM. 2.1.1.2.Peningkatan akses teknologi, SDM,
pasar,kualitas produk dan permodalan
bagi koperasi dan UMKM.
2.1.2. Meningkatkan ekonomi pesantren. 2.1.2.1. Penguatan koperasi pondok pesantren.
2.1.3. Meningkatkan produktivitas Badan 2.1.3.1. Peningkatan kinerja dan daya saing
Usaha Milik Daerah (BUMD) dan BUMD dan lembaga keuangan lainnya.
lembaga keuangan lainnya.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 24


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

MISI KEEMPAT : Meningkatkan daya saing daerah dengan berfokus pada pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia,
inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi dengan mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
1. Memantapkan ketahanan pangan 1.1. Meningkatnya kemudahan dan 1.1.1. Meningkatkan ketersediaan, akses 1.1.1.1. Peningkatan ketersediaan, penguatan
daerah. kemampuan masyarakat untuk pangan masyarakat, kualitas, cadangan, distribusi, akses dan
mengakses pangan. keragaman dan keamanan pangan. penganekaragaman pangan, serta
keamanan konsumsi dan penanganan
daerah rawan pangan.
1.1.2.Meningkatkan produksi pertanian, 1.1.2.1. Peningkatan produksi dan
perkebunan dan peternakan. produktivitas komoditas pertanian,
perkebunan dan peternakan.
1.1.3.Meningkatkan bantuan permodalan 1.1.3.1 Peningkatan bantuan Pengembangan
petani. Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP).
1.1.4. Mengembangkan Sekolah 1.1.4.1.Peningkatan kinerja sumber daya dan
Lapangan Pertanian atau kelembagaan pertanian, perkebunan
sejenisnya. dan peternakan.
1.1.4.2. Pengembangan usaha, sarana
prasarana pengolahan, serta
pemasaran produk pertanian,
perkebunan dan peternakan.
1.1.5. Mempertahankan luas lahan 1.1.5.1. Pemberian intensif dan disinsentif.
pertanian pangan berkelanjutan.
1.1.6. Meningkatkan perikanan budidaya. 1.1.6.1. Peningkatan produksi perikanan;

1.1.6.2. Peningkatan hasil pengolahan dan nilai


tambah produk perikanan;
1.1.7. Meningkatkan fungsi hutan. 1.1.7.1. Peningkatan pengembangan aneka
usaha kehutanan serta pemberdayaan
masyarakat sekitar hutan;
1.1.7.2. Peningkatan rehabilitasi hutan dan
lahan serta perlindungan konservasi

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 25


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

sumber daya hutan.


2. Meningkatnya destinasi wisata. 2.1. Terwujudnya destinasi wisata 2.1.1. Meningkatkan keunggulan daya 2.1.1.1. Pembangunan dan pengembangan
unggulan. tarik dan promosi wisata. pariwisata unggulan;
2.1.1.2.Peningkatan kualitas sarana prasana
pariwisata;
2.1.1.3. Peningkatan sumber daya manusia
pariwisata dan ekonomi kreatif.
3. Mengembangkan sektor-sektor 3.1. Meningkatnya pertumbuhan 3.1.1.Meningkatkan kualitas dan kuantitas 3.1.1.1. Penataan Kawasan Industri Produk
ekonomi unggulan daerah berdasarkan sektor-sektor ekonomi unggulan produk unggulan daerah. Unggulan Potensi Daerah.
prinsip-prinsip pembangunan daerah yang pro-job, pro-poor,
berkelanjutan dan pro environment.
4. Meningkatkan kesetaraan gender 4.1. Meningkatnya peran gender 4.1.1. Pengarustamaan gender. 4.1.1.1. Penguatan regulasi kelembagaan
dalam pembangunan. dalam pembangunan. kesetaraan gender;
4.1.1.2. Penyediaan kebutuhan aktivitas
kelembagan kesetaraan gender.
5. Mengendalikan pertumbuhan 5.1. Terkendalinya pertumbuhan 5.1.1.Perluasan sasaran peserta KB dan 5.1.1.1. Penyediaan alat kontrasepsi dan
penduduk. penduduk dan meningkatnya penguatan Komunikasi Informasi peningkatan kesejahteraan pada
keluarga sejahtera dan Edukasi (KIE) dan pembinaan keluarga prasejahtera dan sejahtera I.
keluarga sejahtera.
6. Meningkatkan kemampuan masyarakat 6.1. Meningkatnya penanganan 6.1.1.Perluasan pemberian bantuan dan 6.1.1.1.Perluasan program perlindungan sosial
PMKS. masalah kesejahteraan sosial. pembinaan para PMKS. bagi para PMKS.
7. Meningkatkan daya saing 7.1. Meningkatnya ketersediaan 7.1.1. Meningkatkan kompetensi 7.1.1.1. Pelaksanaan pelatihan/kursus bagi
ketenagakerjaan. lapangan pekerjaan dan kualitas ketenagakerjaan di berbagai bidang calon tenaga kerja dan perlindungan
tenaga kerja terlatih. keahlian. bagi para tenaga kerja.
7.1.2. Meningkatkan ketersediaan 7.1.2.1. Perluasan lapangan pekerjaan.
lapangan pekerjaan.
7.2. Memberikan fasilitasi hubungan 7.2.1.Meningkatkan pembinaan bagi 7.2.1.1.Meningkatkan hubungan kerja yang
industrial bagi perusahaan dan pekerja dan pengusaha melalui harmonis antara pekerja dan
pekerja, menjamin hak-hak peningkatan pemahaman terhadap pengusaha.
pekerja dan melindungi tenaga peraturan ketenagakerjaan.
kerja untuk meningkatkan

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 26


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

kesejahteraan.

8. Mewujudkan pemuda yang tangguh 8.1. Meningkatnya peran pemuda, 8.1.1. Meningkatkan kualitas sarana 8.1.1.1. Peningkatan pembangunan sarana
dan berdaya saing serta meningkatnya organisasi kemasyarakatan dan prasarana olah raga dan kualitas prasarana olah raga dan pembinaan
prestasi olah raga. prestasi olah raga. serta kuantitas olahragawan olahragawan.
berprestasi.
8.1.2. Meningkatkan kualitas dan 8.1.2.1. Peningkatan keterampilan pemuda.
kuantitas pemuda yang kreatif,
inovatif, mandiri dan bertanggung
jawab serta memiliki jiwa
kepemimpinan.
9. Melestarikan seni dan budaya berbasis 9.1. Meningkatnya peran masyarakat 9.1.1. Meningkatkan apresiasi masyarakat 9.1.1.1. Peningkatan pelestarian budaya lokal.
kearifan lokal. dalam pembangunan seni dan terhadap aspek kesejahteraan dan
budaya. nilai-nilai tradisi bagi
pengembangan budaya daerah.

MISI KELIMA : Mewujudkan Desa Mandiri.


1. Memperkuat Pemerintahan Desa dan 1.1. Kuatnya Pemerintah Desa dan 1.1.1. Penguatan kapasitas desa. 1.1.1.1. Peningkatan kapasitas kelembagaan,
memberdayakan masyarakat Desa. Pemberdayaan Masyarakat Desa. keuangan, aparatur, sarana dan
prasarana;
1.1.1.2. Peningkatan pemberdayaan
masyarakat desa berbasis kearifan
lokal.
MISI KEENAM : Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama disertai penyediaan sarana prasarana keagamaan yang
memadai.
1. Mendorong peningkatan kualitas 1.1. Meningkatnya kualitas kehidupan 1.1.1. Meningkatkan peran lembaga- 1.1.1.1. Peningkatan sumber daya pendidik
pendidikan agama dan keagamaan beragama dan kerukunan antar lembaga sosial keagamaan dan agama pada lembaga pendidikan
serta meningkatkan layanan kehidupan umat beragama. lembaga pendidikan keagamaan agama dan di Mesjid;
beragama. dalam pembangunan. 1.1.1.2. Peningkatan kualitas sarana dan
prasarana lembaga pendidikan agama

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 27


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

dan tempat peribadatan;


1.1.1.3. Mendorong akselerasi terbentuknya
masyarakat religius melalui regulasi
keagamaan.
1.1.2. Meningkatkan kualitas kerukunan 1.1.2.1. Peningkatan kualitas kerukunan hidup
hidup baik interumat beragama baik interumat beragama maupun
maupun antarumat beragama. antarumat beragama.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VI - 28


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Visi dan misi pembangunan Kabupaten Majalengka, setelah dijabarkan

dalam tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan maka selanjutnya diuraikan

dalam pelaksanaan kebijakan umum dan program prioritas yang disertai

kebutuhan pendanaannya. Kebijakan umum pada hakekatnya merupakan resume

dari semua arah kebijakan pembangunan yang dipilih, sementara program

prioritas merupakan penjabaran dari arah kebijakan yang terkait langsung

dengan pelaksanaan visi dan misi RPJMD.

Selain program prioritas, program yang disajikan dalam RPJMD ini juga

menuangkan program yang terkait penerapan Standar Pelayanan Minimum

(SPM) maupun operasional pemerintahan sebagai landasan pelaksanaan

penyusunan Renstra OPD agar terjalin ikatan yang tidak terputus antara RPJMD

dengan Renstra OPD yang dituangkan dalam Bab VIII Indikasi Rencana Program

yang Disertai Kebutuhan Pendanaan.

Dalam bab ini, dari semua program prioritas yang telah ditentukan

selanjutnya akan dipilih program yang akan menjadi program unggulan yang

merupakan program prioritas utama Bupati dalam mencapai visi dan misi RPJMD.

7.1. Kebijakan Umum Pembangunan Daerah

Kebijakan umum pembangunan daerah diarahkan untuk :

1. Melaksanakan program unggulan yang merupakan program prioritas dalam

pembangunan daerah selama 5 tahun dalam rangka penyelesaian

permasalahan-permasalahan yang ada.

2. Melaksanakan program prioritas daerah lainnya sesuai dengan urusan

pemerintahan yang harus dilaksanakan.

RPJMD Kab.Majalengka Hal VII - 1


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

3. Melaksanakan program yang bersifat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal

dan operasional.

4. Mengakomodir semaksimal mungkin program pembangunan yang dijaring

melalui aspirasi masyarakat dalam Musrenbang.

5. Mengedapankan program-program yang menunjang pertumbuhan ekonomi,

peningkatan penyediaan lapangan kerja dan upaya pengentasan kemiskinan.

6. Melaksanakan program-program yang bersifat mengikat seperti halnya

dukungan pencapaian target pembangunan nasional (Pro Poor, Pro Job, Pro

Growth, Pro Environtment, MDG’s dan MP3EI), pemenuhan ketentuan


perundang-undangan, dan pendampingan program-program pemerintah

pusat.

7. Meningkatkan pelayanan masyarakat dari tingkat desa/kelurahan,

kecamatan, hingga kabupaten.

7.2. Program Pembangunan Daerah


Program pembangunan daerah yang akan dilaksanakan untuk mencapai

misi pembangunan Kabupaten Majalengka tahun 2014-2018 yang terbagi dalam

bidang-bidang urusan, adalah sebagai berikut :

UrusanWajib
1. Bidang Pendidikan

a. Program Pendidikan Anak Usia Dini;

b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun;

c. Program Pendidikan Menengah;

d. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

e. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan;

f. Program Pendidikan Non Formal.

RPJMD Kab.Majalengka Hal VII - 2


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

2. Bidang Kesehatan

a. Program Pembinaan Lingkungan Sosial;

b. Program Obatdan Perbekalan Kesehatan;

c. Program Upaya Kesehatan Masyarakat;

d. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;

e. Program Pelayanan Kesehatan Dasar;

f. Program Perbaikan Gizi Masyarakat;

g. Program Pencegahandan Penanggulangan Penyakit Menular;

h. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin;

i. Program Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana

Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya;

j. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah

Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata;

k. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita;

l. Program Peningkatan Poned dan Ponek;

m. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak;

n. Program Peningkatan Sistem Informasi Kesehatan;

o. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan;

p. Program Peningkatan Cakupan Peserta JKN;

q. Program Pelayanan Kesehatan Dasar;

r. Program Kesehatan Dasar yang Berkelanjutan dan Berkualitas;

s. Program Peningkatan Lingkungan Sehat;

t. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Rujukan;

u. Program Peningkatan Hygiene dan Sanitasi Masyarakat (Prohisan);

v. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur;

w. Program Pembinaandan Pengembangan Aparatur.

RPJMD Kab.Majalengka Hal VII - 3


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

3. Bidang Pekerjaan Umum

a. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;

b. Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan;

c. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Saluran Drainase/Gorong-Gorong;

d. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan;

e. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong;

f. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan

Jaringan Pengairan Lainnya;

g. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan

Sumber Daya Air Lainnya;

h. Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan;

i. Program Peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan;

j. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah;

k. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan;

l. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;

m. Program Pengembangan Data /Informasi Bangunan Gedung;

n. Program Penataan dan Pengawasan Pelaksanaan Jasa Konstruksi;

o. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga;

p. Program Perencanaan Bangunan Gedung;

q. Program Pembangunan Bangunan Gedung;

r. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Bangunan Gedung;

s. Program Pengendalian Bangunan Gedung.

4. Bidang Penataan Ruang

a. Program Perencanaan Tata Ruang;

b. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang;

c. Program Pemanfaatan Ruang;

RPJMD Kab.Majalengka Hal VII - 4


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

5. Bidang Perencanaan Pembangunan

a. Program Perencanaan Pembangunan Daerah;

b. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi;

c. Program Perencanaan Sosial Budaya;

d. Program Perencanaan Sarana dan Prasarana Wilayah;

e. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam;

f. Program Penyusunan Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis

dan Cepat Tumbuh;

g. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana;

h. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan.

6. Bidang Perumahan

a. Program PengembanganPerumahan;

b. Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam/Sosial;

c. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan;

d. Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran.

7. Bidang Perhubungan

a. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum;

b. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan;

c. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan;

d. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ;

e. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas;

f. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor;

g. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.

8. Bidang Lingkungan Hidup

a. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);

b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup;

c. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah;

RPJMD Kab.Majalengka Hal VII - 5


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

d. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan;

e. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.

9. Bidang Pertanahan

a. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan

Pemanfaatan Tanah.

10. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil

a. Program Penataan Administrasi Kependudukan.

11. Bidang Pemberdayaan Perempuan

a. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan

Perempuan;

b. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak;

c. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan.

12. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

a. Program Keluarga Berencana;

b. Program Kesehatan Reproduksi Remaja;

c. Program Pelayanan Kontrasepsi;

d. Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB/KR

yang Madiri;

e. Program Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak Melalui Kelompok

Kegiatan di Masyarakat;

f. Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR;

g. Program Pengembangan Bahan Informasi Tentang Pengasuhan dan

Pembinaan Tumbuh Kembang Anak;

h. Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga;

i. Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-PAUD.

RPJMD Kab.Majalengka Hal VII - 6


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

13. Bidang Sosial

a. Program Pembinaan Lingkungan Sosial;

b. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)

dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya;

c. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial;

d. Program Pelestarian Nilai-Nilai Kepahlawanan dan Kejuangan;

e. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma;

f. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana,

PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya);

g. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial;

h. Program Pendataan PMKS.

14. Bidang Ketenagakerjaan

a. Program Peningkatan Kesempatan Kerja;

b. Program Pengelolaan Data Ketenagakerjaan;

c. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja;

d. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan.

15. Bidang Koperasidan Usaha Kecil Menengah

a. Program Pengembangan Koperasi dan UKM;

b. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi;

c. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro

Kecil Menengah;

d. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif

Usaha Kecil Menengah;

e. Program Peningkatan Kualitas Koperasi.

16. Bidang Penanaman Modal

a. Program Pengembangan Investasi;

RPJMD Kab.Majalengka Hal VII - 7


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi;

c. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi.

17. Bidang Kebudayaan

a. Program Pengembangan Nilai Budaya;

b. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya;

c. Program Pengelolaan Keragaman Budaya.

18. Bidang Kepemudaan dan Olah raga

a. Program Pengembangan Keserasian dan Kebijakan Pemuda;

b. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan;

c. Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan

Kecakapan Hidup Pemuda;

d. Program Pembinaandan Pemasyarakatan Olah raga;

e. Program Peningkatan Saranadan Prasarana Olah raga;

f. Program Pengembangan dan Manajemen Olah raga.

19. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

a. Program Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masayarakat;

b. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam;

c. Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Pencegahan Bencana;

d. Program Pemeliharaan Kantribmas dan Pencegahan Tindak Kriminal;

e. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan;

f. Program Pendidikan Politik Masyarakat;

g. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal;

h. Program Pemberdayaan masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan

Keamanan

i. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat.

RPJMD Kab.Majalengka Hal VII - 8


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

20. Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian

a. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan

Daerah;

b. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian

Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah;

c. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur

Pengawasan Internal Pemerintah (APIP);

d. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur

Pengawasan;

e. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan, Kesadaran Hukum

dan HAM;

f. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan dan Ketatalaksanaan;

g. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

h. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah;

i. Program Penggalian dan Pengembangan Potensi Pendapatan Daerah;

j. Program Peningkatan Pengelolaan Barang Milik Daerah;

k. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur;

l. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;

m. Program Pembangunan Ekonomi;

n. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Pajak Bumi dan

Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan;

o. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah;

p. Program Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

q. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa;

r. Program Pemantapan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah;

s. Program Peningkatan Pelayanan Publik;

t. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial;

u. Program Sinergitas Perencanaan dan Pembangunan Daerah;


RPJMD Kab.Majalengka Hal VII - 9
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

v. Program Pemantapaan Pengendalian Program Pembangunan;

w. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan yang Efektif dan

Efisien;

x. Program Pengembangan Lingkungan Sehat;

y. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan;

z. Program Penataan Batas Desa yang Berbatasan dengan Kabupaten

Tetangga;

aa. Program Percepatan Pencapaian IPM;

bb. Program Peningkatan Kinerja Kecamatan.

21. Bidang Ketahanan Pangan

a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan.

22. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

a. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan;

b. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan;

c. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa;

d. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa;

e. Program Pemantapan Pemerintahandan Pembangunan Desa;

f. Program Peningkatan Infrastruktur Perdesaan;

23. Bidang Statistik

a. Program Pengembangan Data/Informasi.

24. Bidang Kearsipan

a. Program Pembinaan, Pengelolaan dan Pelayanan Tata Kearsipan.

25. Bidang Komunikasi dan Informatika

a. Program Pengembangan Komunikasi, Informasidan Media Massa;

RPJMD Kab.Majalengka Hal VII - 10


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

b. Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Komunikasi dan

Informatika.

26. Bidang Perpustakaan

a. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan.

Urusan Pilihan
1. Bidang Pertanian

a. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan;

b. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan;

c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak;

d. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani;

e. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

f. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan;

g. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan;

h. Program Penyediaandan Pengembangan Saranadan Prasarana Pertanian;

i. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan.

2. Bidang Kehutanan

a. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan;

b. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan;

c. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan.

3. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral

a. Program Pembinaandan Pengembangan Bidang Energi dan

Ketenagalistrikan;

b. Program Pembinaandan Pengawasan Bidang Pertambangan dan Air

Tanah.

RPJMD Kab.Majalengka Hal VII - 11


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

4. Bidang Pariwisata

a. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata;

b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;

c. Program Pengembangan Kemitraan.

5. Bidang Kelautandan Perikanan

a. Program Pengembangan Budidaya Perikanan;

b. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan;

c. Program Peningkatan Sarana Prasarana Hasil Perikanan.

6. Bidang Perdagangan

a. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri;

b. Program Peningkatandan Pengembangan Sistem Perdagangan Dalam

Negeri;

c. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor;

d. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan;

e. Program Pembangunan Kawasan Perdagangan.

7. Bidang Perindustrian

a. Program Pengembangan Industri;

b. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah;

c. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri;

d. Program Pengembangan Kawasan Industri Potensi Unggulan Daerah.

8. Bidang Ketransmigrasian

a. Program Transmigrasi Lokal.

Salah satu urusan wajib yaitu keagamaan, merupakan kewenangan

pusat, sedangkan pemerintah daerah berperan dalam penciptaan iklim yang

RPJMD Kab.Majalengka Hal VII - 12


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

kondusif, keamanan dan kenyamanan beribadah sehingga masyarakat

Majalengka mampu menjalankan dan mengamalkan ajaran agama dengan

didukung sarana dan prasarana keagamaan yang memadai, melalui program :

Peningkatan Kehidupan Beragama.

Selanjutnya untuk melihat keterkaitan antara sasaran misi, strategi, arah

kebijakan dan program pembangunan dapat dilihat pada table 7.1, sebagai

berikut :

RPJMD Kab.Majalengka Hal VII - 13


Tahun 2014 - 2018
Tabel 7.1.

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018

Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD


Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1) Meningkatnya akses dan mutu sarana dan a) Menyelenggarakan pendidikan 1) Pendidikan gratis Dasar dan (1) Angka melanjutkan Persen 98.63 99.3 1. Program Wajib Belajar Pendidikan Disdik
prasarana pendidikan terutama untuk dasar, menengah dengan akses Menengah (SD,SLTP, dan SLTA) SD/MI ke ke SMP/MTs Pendidikan Dasar 9 Tahun
penuntasan wajib belajar pendidikan dasar yang terjangkau dalam rangka Pelaksanaan Wajar
9 tahun dan pelaksanaan wajib belajar 12 Dikdas Dua Belas Tahun
tahun

(2) APK SMP/MTs Persen 95.26 96.83

(3) APK SMA/MA/SMK Persen 59.95 66.1 2. Program Pendidikan Pendidikan Disdik
Sederajat Menengah

2) Peningkatan sarana dan kapasitas (1) Tersedia satuan Persen 100% 100% 1. Program Wajib Belajar Pendidikan Disdik
pendidikan dasar dan menengah pendidikan dalam Pendidikan Dasar 9 Tahun
jarak yang terjangkau

(2) Jumlah Ruang Kelas ruang 12 80


Baru SD/MI

(3) Jumlah Ruang Kelas ruang 77 29


Baru SMP/MTs
(4) Rehabilitasi Ruang ruang 180 97
Kelas SD/MI

(5) Rehabilitasi Ruang ruang 131 43


Kelas SMP/MTs

(6) Penambahan unit 8 80


Meubeulair SD/MI

(7) Penambahan unit 26 29


Meubeulair SMP/MTs

(8) Dibangunnya unit 0 8


Laboratorium IPA
SMP/MTs

(9) Penyediaan alat unit 24 26


peraktek/peraga IPA
SMP/MTs

(10) Disediakannya unit 0 8


Meubeulair Lab IPA
SMP/MTs

(11) Disediakannya Ruang unit 1 54


Kepala Sekolah

(12) Disediakannya Ruang unit 1 54


Guru

(13) Jumlah Ruang Kelas ruang 74 44 2. Program Pendidikan Pendidikan Disdik


Baru SMA/MA/SMK Menengah

VII-14
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(14) Dibangunnya Unit unit 5 1
Sekolah Baru

b) Meningkatkan kuantitas dan Perwujudan Rintisan Sekolah Standar (1) Jumlah SD/MI Persen 86 87.57 1. Program Wajib Belajar Pendidikan Disdik
kualitas Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) dan Sekolah Standar Berstandar Nasional Pendidikan Dasar
Nasional (RSNN) dan Sekolah Nasional (SSN) jenjang SD dan SMP
Standar (SSN) jenjang SD dan yang berkualitas
SMP

(2) Jumlah SMP/MTs Persen 79 80.57


Berstandar Nasional

Jumlah SMA/SMK/MA Persen 91 91.67 2. Program Pendidikan Pendidikan Disdik


Berstandar Nasional Menengah

(3) TK/RA terakreditasi Unit 83 96 3. Program Manajemen Pendidikan Disdik


Pelayanan Pendidikan

(4) SD/MI terakreditasi Unit 1,053 88

(5) SMP/MTs terakreditasi Unit 112 8

(6) SMA/SMK/MA Unit 69 5


terakreditasi

c) Meningkatkan sarana prasarana Penguatan budaya baca dan gemar (1) Jumlah Perpustakaan unit 875 1120 Program pembinaan Perpustaka- Disdik
perpustakaan membaca masyarakat budaya baca dan an
pembinaan perpustakaan

(2) Jumlah pengunjung Persen 4.89 8.24


perpustakaan per
tahun
(3) Koleksi buku yang Persen 87.27 95.10
tersedia di
perpustakaan

2) Meningakatnya Kualitas dan Kuantitas a) Meningkatkan kompetensi Peningkatan Kualifikasi pendidik (1) Jumlah Pendidik yang Orang 18,103 35 Program Peningkatan Pendidikan Disdik
SDM pendidik dan tenaga kependidikan Pendidik dan Tenaga minimal S1/D4 serta Peningkatan memenuhi kualifikasi Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan melalui kulaifikasi Kompetensi melalui pelatihan Pendidik S1/D4 Kependidikan
pendidikan dan Tenaga Kependidikan
(2) Jumlah Pendidik dan Orang 1,494 2694
Tenaga Kependidikan
yang dilatih

b) Meningkatkan Kualitas dan Peningkatan Pendidikan Usia Dini, (1) APK PAUD Persen 26 32.67 1. Program Pendidikan Anak Pendidikan Disdik
Kuantitas Pendidikan Anak Usia Non Formal dan Informal Usia Dini
Dini, Non Formal dan Informal

(2) Jumlah Lembaga Unit 1,171 1,186


Penyelenggaraan
PAUD
(3) AMH Persen 95.84 99.80 2. Program Pendidikan Non Pendidikan Disdik
Formal

VII-15
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
3) Meningkatnya akses dan mutu sarana dan Pembangunan dan rehabilitasi Peningkatan sarana prasarana (1) Rasio puskesmas, Rasio 0.0893 0.0910 1. Program peningkatan dan Kesehatan Dinkes
prasarana Kesehatan pada seluruh wilayah puskesmas/pustu dan jaringannya kesehatan di Puskesmas dan rumah poliklinik, pustu per perbaikan sarana dan
Kab. Majalengka serta rumah sakit sakit untuk masyarakat umum dan 1.000 penduduk prasarana
miskin Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan jaringannya

(2) Cakupan Puskesmas Unit 1.19 1.19


(3) Cakupan Puskesmas Unit 0.21 0.21
Pembantu
(4) Cakupan Puskesmas Unit 2 32 2. Program Kesehatan Dasar Kesehatan Dinkes
terakreditasi yang Berkelanjutan dan
Berkualitas

(5) Pelayanan dan Persen 100 100 3. Program pengadaan, Kesehatan RSUD
Pendukung Pelayanan peningkatan sarana dan Cideres/RSUD
RS prasarana rumah Majalengka
sakit/rumah sakit
jiwa/rumah sakit paru-
paru/rumah sakit mata
(6) Terlayaninya pasien Persen 100 100 4. Program Peningkatan Kesehatan RSUD
yang akses ke rawat Mutu Pelayanan Kesehatan Cideres/RSUD
jalan, IGD dan Rawat Rujukan Majalengka
Inap RS

(7) Rasio Rumah Sakit per Poin 0.0026 0.0026


1.000 penduduk

(8) Cakupan pelayanan Persen 39.13 44.28


kesehatan rujukan
Pasien masyarakat
miskin
(9) Fasilitasi Alat-alat Paket 3 15 5. Program Pembinaan RSUD
Kesehatan dan gedung Lingkungan Sosial Cideres/RSUD
bagi penderita akibat Majalengka
dampak Rokok

4) Meningkatanya mutu layanan kesehatan a) Meningkatkan mutu manajemen 1) Peningkatan sistem pembiayaan (1) Cakupan Penemuan Persen 100% 100% 1. Program Standarisasi Kesehatan Dinkes
tingkat dasar dan rujukan pelayanan kesehatan puskesmas kesehatan dan penanganan Pelayanan Kesehatan
dan rumah sakit penderita penyakit

(2) Cakupan Masyarakat Persen 30% 70% 2. Program Peningkatan Kesehatan Dinkes
yg tercover Asuransi Cakupan Peserta JKN
yang terdaftar di
Puskesmas

(3) Regulasi Sistem Dokumen 1 6 3. Program Upaya Kesehatan Kesehatan Dinkes


Pembiayaan Kesehatan Masyarakat

(4) Cakupan masyarakat Persen 40,17% > 15% 4. Program Pelayanan Kesehatan Dinkes
yang memanfaatkan Kesehatan Dasar
Puskesmas dan
jaringannya

VII-16
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(5) Ketersediaan obat dan Persen 100% 100% 5. Program Obat dan Kesehatan Dinkes
perbekalan kesehatan Perbekalan Kesehatan

2) Peningkatan sistem rujukan pelayanan SOP sistem Rujukan Dokumen 3 3 Program Peningkatan Kesehatan Dinkes/RSUD
kesehatan sesuai SOP kesehatan Poned dan Ponek Cideres/RSUD
Majalengka

3) Peningkatan ketersediaan dan Pengembangan Sistem Kegiatan 1 6 Program Peningkatan Kesehatan Dinkes/RSUD
pelayanan informasi kesehatan informasi kesehatan Sistem Informasi Cideres/RSUD
Kesehatan Majalengka
b) Meningkatkan pelayanan Perluasan cakupan pelayanan Cakupan pelayanan Persen 66.98% 100% Program Pelayanan Kesehatan Dinkes
kesehatan penduduk miskin kesehatan penduduk miskin kesehatan dasar Kesehatan Penduduk
masyarakat miskin Miskin

5) Menurunnya AKI dan AKB a) Meningkatkan Promosi dan 1) Peningkatan cakupan Desa Siaga Aktif (1) Cakupan Desa Siaga Persen 70% 82% Program Promosi Kesehatan Dinkes
preventif kesehatan masyarakat Aktif Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat

(2) Rasio posyandu per Rasio 13.94 14.19


1.000 balita

(3) Cakupan penjaringan Persen 100% 100%


kesehatan siswa SD
dan setingkat

2) Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan (1) Cakupan PHBS Persen 55% 70% 1. Program Promosi Kesehatan Dinkes
Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Kesehatan dan
Tangga Pemberdayaan Masyarakat

(2) Cakupan Rumah Sehat Persen 56.87% 75% 2. Program Pengembangan Kesehatan Dinkes
Lingkungan Sehat

(3) Proporsi sarana air Persen 40.68% 46%


bersih yang memenuhi
syarat kesehatan

(4) Cakupan Tempat- Persen 79.45% 90%


tempat Umum yang
laik sehat
(5) Cakupan Tingkat Persen >5 >4
Kepadatan Lalat di
Tempat-Tempat
Umum
(6) Proporsi rumah tangga Persen 55.72% 80% 3. Program Peningkatan Kesehatan Dinkes
yang akses terhadap Hygiene dan Sanitasi
air bersih yang layak Masyarakat (Prohisan)

(7) Proporsi rumah tangga Persen 51.30% 62.37%


yang akses terhadap
sanitasi yang layak

VII-17
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
b) Meningkatkan upaya keselamatan Akselerasi Penurunan angka kematian (1) Cakupan Kunjungan Persen 90.59% 97.11% 1. Program Peningkatan Kesehatan Dinkes
ibu hamil dan nifas serta bayi dan ibu dan bayi Ibu Hamil K4 Keselamatan Ibu
optimalisasi kepersertaan KB Melahirkan dan bayi

(2) Cakupan pelayanan Persen 95.34% 100%


Ibu Nifas

(3) Cakupan komplikasi Persen 126.96% 100%


kebidanan yang
ditangani
(4) Cakupan pertolongan Persen 94.66 96.50%
persalinan oleh tenaga
kesehatan yg memiliki
kompetensi kebidanan

(5) Angka Harapan Hidup Tahun 67.13* 69.04 2. Program peningkatan Kesehatan Dinkes
pelayanan kesehatan anak
balita

(6) Cakupan Kunjungan Persen 101.59% 97.98%


Bayi
(7) Cakupan pertolongan Persen 94.66 96.50%
persalinan oleh tenaga
kesehatan yg memiliki
kompetensi kebidanan

(8) Cakupan pelayanan Persen 100 100 3. Program Peningkatan Kesehatan RSUD
kasus gawat darurat Mutu Pelayanan Kesehatan Cideres/RSUD
obstetri dan neonatal Rujukan Majalengka
oleh rumah sakit
(PONEK)
(9) Cakupan peserta KB Persen 75.35% 77.73% 4 Program Keluarga Keluarga BPMDPKB
Aktif Berencana Berencana
dan Keluarga
Sejahtera

(10) Rasio akseptor KB Persen 75.35% 78.09%

(11) Cakupan sasaran Persen 75.35% 66.01%


Pasangan Usia Subur
menjadi Peserta KB
aktif

(12) Cakupan Pasangan Persen 12.08% 7.50%


Usia Subur yang tidak
ber-KB (Unmet
Need)

(13) Cakupan penyediaan Persen 30% 30%


alat dan obat
Kontrasepsi untuk
memenuhi
permintaan
masyarakat

VII-18
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(14) Cakupan Anggota Bina Persen 84.78% 80% 5. Program promosi Keluarga BPMDPKB
Keluarga kesehatan ibu, bayi dan Berencana
Balita (BKB) ber-KB anak melalui kelompok dan Keluarga
kegiatan di masyarakat Sejahtera

(15) Cakupan pelayanan Persen 5.57% 7.77% 6. Program Pelayanan Keluarga BPMDPKB
IUD Kontrasepsi Berencana
dan Keluarga
Sejahtera

(16) Cakupan Pelayanan Persen 3.82% 4.92%


MOW

(17) Cakupan Pelayanan Persen 1.88% 2.03%


MOP
c) Meningkatkan perbaikan gizi Balita Pemberian Makanan Tambahan (1) Cakupan Balita Gizi Persen 100% 100% Program Perbaikan Gizi Kesehatan Dinkes
penyuluhan dan pemulihan Buruk yang mendapat Masyarakat
perawatan
(2) Cakupan Balita Gakin Persen 14% 100%
yang mendapatkan
PMT pemulihan/MP
ASI

d) Meningkatkan upaya pencegahan, 1) Memperluas jangkauan upaya (1) Cakupan Persen 95.33% 100% Program Pencegahan dan Kesehatan Dinkes
pemberantasan dan pengendalian pencegahan, penanggulangan Desa/Kelurahan penanggulangan penyakit
penyakit penyakit Universal Child
Immunization

(2) Cakupan Penemuan Persen 83.25% 85.75%


dan penanganan
Penderita penyakit
TBC BTA
(3) Cakupan Penemuan Persen 100% 100%
dan Penanganan
penderita penyakit
DBD
2) Peningkatan sistem informasi dan (1) Cakupan Persen 100% 100% Program Pencegahan dan Kesehatan Dinkes
Surveilance Epidemiologi yang Desa/Kelurahan penanggulangan penyakit
evidence base mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam

(2) Tertanganinya Persen 100% 100%


Kejadian Luar Biasa
Penyakit

6) Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas SDM Meningkatkan kapasitas dan 1) Pelaksanaan bimbingan teknis dan (1) Pendidikan formal Orang 7 9 Program Peningkatan Kesehatan BKD/Dinkes/
kesehatan, diutamakan pada daerah pemenuhan kebutuhan tenaga pendidikan serta pelatihan bagi tenaga medis (dokter Kapasitas Sumber Daya RSUD Cideres/
terpencil kesehatan di rumah sakit, tenaga kesehatan di rumah sakit, spesialis) Aparatur RSUD
puskesmas/pustu dan jaringannya puskesmas/pustu dan jaringannya Majalengka

VII-19
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(2) Pendidikan formal Orang 13 45
tenaga non medis
(perawat, bidan,
nutrisionis, dll)
(3) Dokter (medis) yang Jiwa 3 35
telah mengikuti
pelatihan/bimbingan
teknis

(4) Tenaga non medis Jiwa 43 110


yang telah mengikuti
pelatihan/bimbingan

2) Pemenuhan kebutuhan tenaga (1) Rasio dokter per 1.000 Poin 0.11 0.11 Program Pembinaan dan Kesehatan BKD/Dinkes/
kesehatan di rumah sakit, penduduk Pengembangan Aparatur RSUD Cideres/
puskesmas/pustu dan jaringannya RSUD
Majalengka
(2) Rasio tenaga Poin 1.33 1.33
kesehatan lainntya per
1.000 penduduk

(3) Pemenuhan tenaga Jiwa 23 56


spesialis di rumah
sakit umum daerah

(4) Pemenuhan dokter Jiwa 13 32


gigi di puskesmas

(5) Pemenuhan apoteker Jiwa 1 21


di puskesmas

(6) Pemenuhan tenaga Jiwa 26 32


teknis farmasi di
puskesmas

(7) Pemenuhan tenaga Jiwa 27 32


gizi di puskesmas

(8) Pemenuhan tenaga Jiwa 4 32


Promkes di puskesmas

(9) Pemenuhan rekam Jiwa 0 32


medis di puskesmas

(10) Pemenuhan analis Jiwa 12 32


kesehatan di
puskesmas

7) Meningkatnya kualitas dan pembangunan a) Memantapkan pembangunan 1) Pemeliharaan dan peningkatkan (1) Tersedianya jalan yang Km 575.36 650.65 1. Program Pekerjaan Dinas BMCK
infrastruktur serta prasarana sosial dasar sarana dan prasarana jalan dan kualitas jalan dan jembatan yang telah menjamin kendaraan rehabilitasi/pemeliharaan Umum
masyarakat jembatan ada dapat berjalan dengan jalan dan jembatan
selamat dan nyaman

VII-20
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(2) Tersedianya jembatan Buah 366.00 395
yang menjamin
kendaraan dapat
berjalan dengan
selamat dan nyaman

(3) Prosentase Persen 100 100 2. Program inspeksi kondisi Pekerjaan Dinas BMCK
ketersediaan data Jalan dan Jembatan Umum
kondisi jalan dan
jembatan

(4) Tersosialisasikannya Rapat/ - 4 3. Program Pembangunan Pekerjaan Dinas BMCK


database jalan dan Kegiatan Sistem Informasi / Data Umum
jembatan Base Jalan dan Jembatan

(5) Terpenuhinya Kegiatan - 15 4. Program Peningkatan Pekerjaan Dinas BMCK


kebutuhan sarana dan Sarana dan Prasarana Umum
prasarana Kebinamargaan
kebinamargaan

(6) Rasio drainase dalam Km 4,960.46 15.00 5. Program Pekerjaan Dinas BMCK
kondisi baik rehabilitasi/pemeliharaan Umum
saluran drainase/gorong-
gorong

2) Pembangunan dan peningkatkan jalan (1) Panjang penambahan Km 5 1. Program pembangunan Pekerjaan Dinas BMCK
dan jembatan Jalan baru jalan dan jembatan Umum

(2) Penambahan buah 5


Jembatan baru

(5) Tersedianya saluran Km 0.00 11.00 2. Program pembangunan Pekerjaan Dinas BMCK
drainase/gorong- saluran drainase/gorong- Umum
gorong baru gorong

b) Memantapkan pembangunan 1) Pemeliharaan dan peningkatan (1) Tersedianya air irigasi Persen 67.00 75.00 Program Pengembangan Pekerjaaan Dinas PSDAPE
sarana dan prasarana irigasi dan kualitas sarana dan prasarana jaringan untuk pertanian rakyat dan pengelolaan jaringan Umum
pengolahan air lainnya irigasi pada sistem irigasi irigasi, rawa dan jaringan
yang sudah ada pengairan lainnya

2) Peningkatan efektivitas, efesiensi, (1) Prosentase P\ersen 5 20 Program Pengembangan, Pekerjaaan Dinas PSDAPE
kualitas dan ketertiban pelaksanaan peningkatan peran dan pengelolaan dan Umum
pengelolaan sumber daya air fungsi sungai, danau konservasi sungai, danau
dan sumber daya air dan sumber daya air
lainnya lainnya

c) Meningkatkan ketersediaan Penuntasan rehabilitasi rumah tidak (1) Rumah tidak layak Persen 15.10 0 1. Program pengembangan Perumahan Dinas BMCK
perumahan layak huni bagi masyarakat miskin dan huni perumahan
peningkatan penyediaan rumah bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(2) Terlaksananya Kecamatan 4.00 20 2. Program Pemberdayaan Perumahan Dinas BMCK


program Komunitas Perumahan
penangulangan
kemiskinan perkotaan

VII-21
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(3) Terpeliharanya sarana Bulan 12.00 60 3. Program Peningkatan Perumahan Dinas BMCK
dan prasarana Kesiapan dan Pencegahan
pencegahan bahaya Bahaya Kebakaran
kebakaran

d) Meningkatkan ketersediaan dan 2) Pemeliharaan dan peningkatan (1) Jumlah Rumah Tangga KK 316,524 379.025 1. Program pengembangan Pekerjaan Dinas
kualitas sarana dan prasarana kualitas sanitasi dasar perumahan dan yang terlayani akses kinerja pengelolaan air Umum BMCK/KECAMAT
dasar permukiman permukiman melalui peran serta air minum minum dan air limbah AN + PDAM
masyarakat
(2) Tersedianya prasarana Lokasi/ Desa 80.00 100.00
dan sarana air limbah

(3) Terpenuhinya Lokasi/Desa - 1132 2. Program Pembangunan Pekerjaan Dinas BMCK


kebutuhan sarana dan Infrastruktur Perdesaan Umum
prasarana perdesaan

e) Meningkatkan pelayanan energi 1) Peningkatan cakupan pelayanan dan (1) Rumah tinggal yang Persen 90.51 93.33 Program pembinaan dan ESDM Dinas PSDAPE
dan ketenaga listrikan kualitas infrastruktur energi dan mempunyai pengembangan bidang
ketenagalistrikan penerangan listrik energi dan
ketenagalistrikan

f) Meningkatkan kualitas pengelolaan 1) Peningkatan pengelolaan sumber daya (1) Jumlah debit air tanah M3 600,000 3,000,000 Program pembinaan dan ESDM Dinas PSDAPE
sumber daya alam mineral dan mengendalikan yang dapat dikelola pengawasan bidang
penggunaan air tanah dan terawasi pertambangan dan Air
Tanah

(2) Jumlah sumur bor unit 9 15 ESDM Dinas PSDAPE


yang dibangun

(3) Jumlah penambang Perusahaan 2 10 ESDM Dinas PSDAPE


berizin yang
berwawasan
lingkungan
8) Meningkatnya daya dukung dan daya a) Mengendalikan lingkungan hidup 1) Pemenuhan target RTH Kab. (1) Meningkatnya Fungsi Lokasi/Keca 0.00 31.00 Program Pengelolaan Lingkungan BPLH
tampung lingkungan serta kualitas yang terpadu dan bersinergi Majalengka sesuai dengan tata ruang RTH di kawasan matan Ruang Terbuka Hijau Hidup
penanggulangan bencana dengan peningkatan industrialisasi perkotaan dan wilayah (RTH)
kecamatan di
Kabupaten
Majalengka.
2) Pemantapan pemenuhan AMDAL (1) Pengendalian terhadap Kegiatan 0.00 29.00 Program Pengendalian Lingkungan BPLH
dalam proses penetapan ijin usaha Kualitas Tanah, Air Pencemaran dan Hidup
dan penegakan hukum lingkungan dan Udara dari Perusakan Lingkungan
Pencemaran dan Hidup
Perusakan Lingkungan
Hidup, serta
Meningkatnya
Pengelolaan Sumber
Daya Manusia (SDM)
Bidang Lingkungan
Hidup
3) Meningkatkan kinerja pengelolaan air (1) Pengendalian Kegiatan 0.00 8.00 Program pengembangan Pekerjaan BPLH
limbah. Pembuangan Limbah kinerja pengelolaan air Umum
Industri UKM dan minum dan air limbah
Limbah Domestik

VII-22
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
4) Pemenuhan Sarana dan Prasarana (1) Meningkatnya Bulan 0.00 12.00 Program Pengembangan Lingkungan BPLH
Pengelolaan Persampahan Pelayanan dan Kinerja Pengelolaan Hidup
Pemeliharaan Sarana Persampahan
Persampahan

5) Meningkatkan upaya pelestarian (1) Pengendalian terhadap Kegiatan 0.00 23.00 Program Perlindungan dan Lingkungan
lingkungan kerusakan Tanah, Konservasi Sumber Daya Hidup
Mata air, Hutan, Lahan Alam
dan Teridentifikasinya
kondisi SDA,KEHATI BPLH
dan Titik Pencemaran
Tanah, Air dan Udara

b) Meningkatkan upaya pengurangan 1) Pencegahan dan Mitigasi Bencana (1) Tersedianya data dan dokumen 4.00 Program peningkatan Kesbangpol BPBD
resiko bencana informasi potensi kesiapsiagaan dan
rawan bencana pencegahan Bencana

(2) Presentase korban Persen - 100 Kesbangpol BPBD


bencana skala
kab/kota yang
dievakuasi dengan
menggunakan sarana
prasarana tanggap
darurat

(3) Presentase korban Persen - 100 Kesbangpol BPBD


bencana skala
kabupaten yang
menerima bantuan
sosial selama masa
tanggap darurat

(4) Terpenuhinya Persen 100 Kesbangpol BPBD


perencanaan
rehabilitasi dan
rekonstruksi
(5) Terlaksananya kali 15 Kesbangpol BPBD
penyelenggaraan
pelatihan kebencanaan

(6) Tersusunnya Peraturan buah 6 Kesbangpol BPBD


Daerah dan Peraturan
Bupati tentang
Penanggulangan
Bencana

c) Meningkatkan koordinasi dan 2 Pemenuhan Tanggap Darurat Bencana (1) Meningkatnya Persen - 100 Program pencegahan dini Kesbangpol BPBD
penanganan tanggap darurat dan kewaspadaan dan dan penanggulangan
pasca bencana kesiapsiagaan dalam korban bencana alam
mengatasi bencana
pada saat tanggap
darurat bencana
(2) Terpenuhinya Persen 100 Kesbangpol BPBD
pengadaan peralatan
penanggulangan
bencana

VII-23
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(3) Terpenuhinya bantuan Persen - 100 Kesbangpol BPBD
kebutuhan dasar

3) Rehabilitasi dan Rekontsruksi Sarana (1) Terpenuhinya Persen 100 Program perbaikan Perumahan BPBD
dan Prasarana Pasca Bencana pemberian bantuan perumahan akibat
perbaikan rumah bencana alam/sosial
masyarakat
(rehabilitasi) yang
terkena bencana

(2) Terpenuhinya Persen - 100 Perumahan BPBD


kebutuhan
rekonstruksi sarana
dan prasarana yang
terkena bencana
(3) Berfungsinya kembali Persen 80 Perumahan BPBD
sarana dan prasarana
daerah bencana

b) mengembangkan infrastruktur 1) Pengintegrasian layanan transportasi (1) Terfasilitasinya Persen 100 Peningkatan Pelayanan Perhubung Dishubkominfo
transportasi perhubungan pada pusat-pusat daerah peningkatan pelayanan Angkutan Umum an
pertumbuhan angkutan umum

2) Pemantapan dan Pemenuhan sarana (1) Terpenuhinya Titik/Lokasi 3,373 4623 1. Program Pembangunan Perhubung Dishubkominfo
dan prasarana perhubungan kebutuhan penerangan Prasarana dan Fasilitas an
jalan umum di wilayah Perhubungan
pedesaan dan
perkotaan

(2) Tersedianya unit 1,218 1718 Perhubung Dishubkominfo


kebutuhan rambu- an
rambu lalu lintas
sesuai dengan analisa
kebutuhan

(3) Tersedianya Persen 100 2. Program Pembangunan Perhubung Dishubkominfo


alat/sarana pengaman Sarana dan Prasarana an
lalu lintas Perhubungan

(4) Terpeliharanya Sarana kali 1 1 3. Program Rehabilitasi dan Perhubung Dishubkominfo


Pengujian Kendaraan Pemeliharaan Prasarana an
Bermotor dan Fasilitas LLAJ

(5) Terpeliharanya Persen 65 90 Perhubung Dishubkominfo


perlengkapan jalan an
dan fasilitas terminal

3) Peningkatan pengawasan kendaraan (1) Terkendalinya Persen 60 90 1. Program Pengendalian Perhubung Dishubkominfo
angkutan umum dan pengendalian keamanan dan dan Pengamanan Lalu an
lalu lintas. keselamatan lalu lintas Lintas
pengguna jalan

VII-24
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(2) Terpenuhinya Persen 100 2. Program Peningkatan Perhubung Dishubkominfo
pelayanan uji Kelaikan Pengoperasian an
kendaraan dan Kendaraan Bermotor
tersedianya alat uji
serta sarana
pendukung
keselamatan
transportasi
(3) Tersedianya kapasitas kali 3 24 3. Program Pembinaan dan Perhubung Dishubkominfo
SDM Perhubungan Pengembangan Aparatur an
sesuai dengan analisa
kebutuhan

Mengembangkan infrastruktur 1) Pemantapan sarana dan prasarana (1) Terpenuhinya Persen 55.42 100 1. Program Pengembangan Komunikasi Dishubkominfo
komunikasi informasi komunikasi dan informasi. pengawasan, Komunikasi, Informasi dan dan
pengendalian dan Media Massa Informatika
peningkatan pelayanan
informasi publik dan
jaringan komunikasi
informasi.
(2) Prosentase Persen 11.65 100 Komunikasi Dishubkominfo
peningkatan SDM dan
bidang komunikasi dan Informatika
informasi
(3) Tersedianya Perbup dokumen 0 1 2. Program Pengkajian dan Komunikasi Dishubkominfo
tentang Pemanfaatan Penelitian Bidang dan
TIK di Pemkab Komunikasi dan Informatika
Majalengka Informatika
d) Mengendalikan pemanfaatan 1) Penataan dan pengendalian ruang (1) Tersusunnya Dokumen 10.00 27 1. Program Perencanaan Penataan BMCK
ruang pedoman/arahan Tata Ruang Ruang
tentang penataan
ruang sesuai dengan
peruntukan dan
fungsi Ruang
(2) Tersosialisasikannya Lokasi/ - 7 2. Program Pemanfaatan Penataan BMCK
rencana tata ruang Kecamatan Ruang Ruang

(3) Tersusunnya kebijakan Lokasi/ 5 21 3. Program Pengendalian Penataan BMCK


pengendalian Kecamatan Pemanfaatan Ruang Ruang
pemanfaatan ruang
dan terkendalinya
pembangunan
kawasan

2) Penataan Dan Pelaksanaan (1) terwujudnya arahan Paket 5 10 1. Program Peningkatan Pekerjaan BMCK
Pembangunan Bangunan Gedung pembangunan serta Sarana dan Prasarana Umum
Serta Jasa Konstruksi peningkatan sesuai Aparatur
Fungsi Bangunan
Gedung

VII-25
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(2) Tersusunnya arahan Paket 5 10 2. Program Pengembangan Pekerjaan BMCK
dalam pembangunan Data / Informasi Umum
sesuai fungsi Bangunan Gedung
bangunan gedung

(3) terwujudnya penataan Paket 1 4 3. Program Penataan dan Pekerjaan BMCK


dan pengawasan Pengawasan Pelaksanaan Umum
pelaksanaan jasa Jasa Konstruksi
konstruksi

(4) Tersusunnya Dokumen Dokumen - 40 4. Program Perencanaan Pekerjaan BMCK


Perencanaan Bangunan Gedung Umum
Bangunan Gedung
yang memenuhi
persyaratan teknis

(5) Terwujudnya Unit - 4 5. Program Pembangunan Pekerjaan BMCK


Pembangunan Bangunan Gedung Umum
Bangunan yang
memenuhi persyaratan
administrasi dan teknis

(6) Terwujudnya Unit - 16 6. Program Pekerjaan BMCK


Rehabilitasi Bangunan Rehabilitasi/Pemeliharaan Umum
yang memenuhi Bangunan Gedung
persyaratan
administrasi dan teknis

(7) Terwujudnya Dokumen - 2 7. Program Pengendalian Pekerjaan BMCK


pedoman/peraturan Bangunan Gedung Umum
bangunan gedung

Terwujudnya Bulan - 48
Pengawasan dan
Pengendalian
Bangunan

(8) Tersedianya sarana Unit - 5 8. Program Peningkatan Pekerjaan BMCK


dan prasarana olah Sarana dan Prasarana Umum
raga Olahraga

VII-26
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
9) Terwujudnya pasar tradisional yang a) Pengembangan pasar dalam 1) Revitalisasi pasar tradisional dan pasar (1) Peserta Pelatihan Orang 100 350 Program Peningkatan Perdagang- KUKM Perindag
representatif negeri serta perlindungan desa Kemampuan Teknis Efisiensi Perdagangan an
konsumen dan pasar tradisional Perdagangan Dalam Negeri
(2) Revitalisasi Pasar Pasar 4 4
Pemda
(3) Pengembangan dan Unit 2 7
Rehabilitasi Pasar
Tradisional
2) Penggunaan produk dalam negeri, (1) Fasilitasi Tera Ulang Kec 26 26 Program Peningkatan dan Perdagang- KUKM Perindag
peningkatan pengembangan dan Pengembangan Sistem an
perlindungan sarana prasarana Perdagangan Dalam
perdagangan Negeri
(2) Operasi Pasar Keg 0 8

Pengembangan Keg 0 11 Program Peningkatan dan Perdagang- KUKM Perindag


Pangsa Pasar Pengembangan Ekspor an

Penataan Pedagang Lokasi 0 8 Program Pembinaan Perdagang- KUKM Perindag


Kaki Lima Pedagang Kaki Lima dan an
Asongan
b) Meningkatkan sistem dan jaringan Peningkatan distribusi barang (1) Pengawasan Barang Lokasi 10 60 Program Peningkatan dan Perdagang- KUKM Perindag
distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat dan Beredar Pengembangan Sistem an
barang strategis Perdagangan Dalam
Negeri

(2) Kemitraan Toko Pelaku Usaha 100 600


Modern dan Pelaku
Usaha

10) Berkembangnya sektor-sektor ekonomi Penumbuhan dan pengembangan Penataan dan peningkatan kualitas (1) Pembangunan outlet Lokasi 3 23 Program Pembangunan Perdagang- KUKM Perindag
yang padat karya, termasuk sektor sentra-sentra ekonomi dan kuantitas sektor ekonomi Kawasan Perdagangan an
pertanian.
(2) Terbangunnya kawasan 0 4
kawasan perdagangan

11) Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas a) Meningkatkan tata kelola 1) Penataan struktur organisasi yang Jumlah OPD yang OPD 4 2 Program Peningkatan Otonomi Org. Setda
layanan pemerintah pemerintahan yang efektif proporsional menerapkan Standar Kualitas Kelembagaan dan Daerah
Mutu Pelayanan Ketatalaksanaan
berbasis ISO
2) Peningkatan pelayanan administrasi Terpenuhinya Persen 100 100 Program pelayanan Otonomi Org. Setda
organisasi kebutuhan operasional administrasi perkantoran Daerah
OPD

3) Percepatan Penanganan dan Prosentase OPD dan Persen 100 100 Program Pemantapan Otonomi Org. Setda
Pelayanan kepada Masyarakat UPP dengan nilai IKM Otonomi Daerah dan Daerah
kriteria minimal "B" Sistem Administrasi
Daerah
4) Peningkatan pelayanan pengelolaan Tingkat kesesuaian Persen 100 100 Program peningkatan dan Otonomi DPKAD
dan pelaporan keuangan daerah pelaporan kinerja Pengembangan Daerah
dalam rangka konsistensi WTP atas sesuai deng standar pengelolaan keuangan
laporan keuangan daerah akuntansi daerah

5) Peningkatan Pendapatan daerah Tingkat Pendapatan Program Penggalian dan Otonomi DPKAD
sesuai denga potensi daerah Pengembangan Potensi Daerah
Pendapatan Daerah

(1) PAD Persen 7.54 8.09

VII-27
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Milyar Rupiah 142.889 154.484

(2) Dana Perimbangan Persen 67.28 67.07

Milyar Rupiah 1,275.45 1,279.97

(3) Sumber lain yang sah Persen 25.19 24.84

Milyar Rupiah 477.521 474.022

6) Mewujudkan tertib administrasi aset (1) Prosentase aset Program Peningkatan Otonomi DPKAD
daerah daerah yang Pengelolaan Barang Milik Daerah
diamankan Daerah

(2) Pengamanan secara Persen 100 100


administrasi

(3) Pengamanan secara Persen 50 2


fisik

(4) Prosentase aset yang Persen 100 100


sudah diinventarisir

7) Peningkatan pengawasan internal (1) Prosentase OPD yang Persen 4 90


untuk mendukung tatakelola dan hasil evaluasi lakipnya
kinerja penyelenggaraan minimal "CC"
pemerintahan daerah

(2) Prosentase tindak Persen 100 100


lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan Internal

(3) Prosentase Persen 80 100


tindaklanjut Laporan
Hasil Pemeriksaan
Eksternal
(4) Cakupan pemeriksaan Persen 100 100
reguler maupun non
reguler
(5) Prosentase Pesen 80 80
penyelesaian kasus

(6) Jumlah OPD yang Jumlah OPD 5 7


yang melaksanakan
pelayanan sesuai
pelayanan
minimal/pelayanan
prima
(7) Prosentase OD yang Persen 0 10
menyelenggarakan
SPIP sesuai PP No. 60
Tahun 2008
(8) Prosentase OPD yang Persen 0 10
melaporkan PMPRB
online

VII-28
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(9) Prosentase jumlah Persen 10 10 2. Program Peningkatan Otonomi Inspektorat
Aparat Pengawas Profesionalisme Tenaga Daerah
Internal Pemerintah Pemeriksa dan Aparatur
(API) yang kompeten Pengawas Internal
dan profesional di Pemerintah (APIP)
setiap
(10) Tersusunnya sistem Jenis 2 10 3. Program Penataan dan Otonomi Inspektorat
dan prosedur serta Penyempurnaan Kebijakan Daerah
perangkat (tools) sistem dan Prosedur
pengawasan Pengawasan
(11) Terpenuhinya tools Jenis 3 8
pengawasan
(Tersedianya Piagam
Audit Internal,
tersedianya Sistem
Penanganan
Pengaduan Masyarakat
(Whistle Blower
System), Tersedianya
Sistem Penanganan
Konflik Kepentingan)

b) Meningkatkan tata kelola Tertib administrasi pertanahan Prosentase tanah Persen 12.31 12.83 Program Penataan Pertanahan DPKAD
administrasi pertanahan bersertifikat dan penguasaan, pemilikan,
keseluruhan jumlah penggunaan dan
bidang tanah pemanfaatan tanah
Bidang 162 187

c) Meningkatkan kualitas pengelolaan Mewujudkan pengelolaan kearsipan (1) Tersedianya Asiparis orang 38 3 Program Pembinaan , Kearsipan KAD
arsip daerah yang mendukung kinerja Pengelolaan dan
penyelenggaraan pemerintah daerah pelayanan tata kearsipan

(2) Terlaksananya Persen 0 18.87


Pembinaan tata
kearsipan ke OPD

(3) Terselamatkannya jenis 0 1


arsip statis

(4) Terevitalisasi Kegiatan 0 1


pelayanan kearsipan

d) Meningkatkan kualitas 1) Peningkatan Pengendalian dan Tingkat capaian pelaporan Persen 100 100 Program Perencanaan Perencana - Bappeda
perencanaan dan pengendalian Evaluasi Pembangunan Daerah pelaksanaan pembangunan Pembangunan Daerah an
pengembangan perencanaan Pembangun-
an
2) Peningkatan kualitas perencanaan (1) Tersedianya Evaluasi Dokumen 1 1 1. Program Perencanaan Perencana - Bappeda
daerah RPJPD ditetapkan Pembangunan Daerah an
dengan Perda yang Pembangun-
selaras dengan kondisi an
terkini perencanaan
kabupaten serta
kebijakan Pusat dan
Provinsi

VII-29
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(2) Tersedianya Dokumen Dokumen 1 1
RPJMD ditetapkan
dengan Perda yang
selaras dengan RPJPD
Kabupaten, RPJMD
Provinsi, RPJMN dan
RTRW Kabupaten

(3) Tersedianya Evaluasi Dokumen - 1


Midterem RPJMD
ditetapkan dengan
Perda yang selaras
dengan RPJPD
Kabupaten, RPJMD
Provinsi, RPJMN dan
RTRW Kabupaten
(4) Tersedianya Dokumen Dokumen 1 5
RKPD ditetapkan
dengan Perkada yang
selaras dengan RPJPD
Kabupaten, RPJMD
Kabupaten, RPJMD
Provinsi dan RTRW
Kabupaten

(5) Tersedianya Dokumen Dokumen 1 5


Perubahan RKPD
ditetapkan dengan
Perkada yang selaras
dengan RPJPD
Kabupaten, RPJMD
Kabupaten, RPJMD
Provinsi dan RTRW
Kabupaten
(6) Tersedianya Indikator Dokumen 1 1
Kunci Utama (IKU)
Pemerintah Daerah

(7) Tersedianya Rencana Dokumen 1 5


Kinerja Tahunan
(RKT) Pemerintah
Daerah
(8) Tersedinya Dokumen Dokumen 53 53
Renstra OPD yang
selaras dengan
RPJMD, RKPD dan
RTRW Kabupaten

(9) Tersedinya Dokumen Dokumen 53 53


Renja OPD yang
selaras dengan
Renstra OPD, RPJMD,
RKPD dan RTRW
Kabupaten
(10) Tingkat Ketaatan Persen 99 99.5
terhadap RTRW

VII-30
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(11) Tersedianya Sumber pegawai 60 100
Daya Aparatur
Perencanaan yang
handal
(12) Terwujudnya kali 8 40 2. Program Perencanaan Perencana- Bappeda
Koordinasi Pembangunan Ekonomi an
Perencanaan Pembangun-
Pembangunan an
Ekonomi
(13) Terwujudnya Dokumen 3 18
Perencanaan
Pembangunan
Ekonomi
(14) Terwujudnya kali 8 40 3. Program Perencanaan Perencana- Bappeda
Koordinasi Sosila Budaya an
Perencanaan Pembangun-
Pembangunan Sosial an
Budaya
(15) Terwujudnya Dokumen 3 12
Perencanaan Sosial
Budaya
(16) Terwujudnya kali 12 60 4. Program Perencanaan Perencana- Bappeda
Koordinasi Sarana dan Prasarana an
Perencanaan Wilayah Pembangun-
Pembangunan Sarana an
dan Prsarana Wilayah

(17) Terwujudnya Dokumen 3 20 5. Program Perencanaan Perencana- Bappeda


Perencanaan Prasarana Wilayah dan an
Pembangunan Sarana Sumber Daya Alam Pembangun-
dan Prasarana Wilayah an

(18) Terwujudnya kali 0 3 6. Program Pengembangan Perencana- Bappeda


Koordinasi Kerjasama Wilayah Perbatasan an
dan Sinkronisasi Antar Pembangun-
Daerah Perbatasan an

(19) Terwujudnya Dokumen 0 9 7. Program Penyusunan Perencana- Bappeda


Penyusunan Perencanaan an
Perencanaan Pengembangan Wilayah Pembangun-
Pengembangan Strategis dan Cepat an
Wilayah Strategis dan Tumbuh
Cepat Tumbuh
Terwujudnya Dokumen 0 1 8. Program Perencanaan Perencana- Bappeda
Perencanaan Pembangunan Daerah an
Pembangunan Daerah Rawan Bencana Pembangun-
Rawan Bencana an

e) Meningkatkan kualitas dan Peningkatan Pengelolaan Data Tersedianya data/ Dokumen 5 25 Program Pengembangan Statistik Bappeda
penyediaan data pembangunan Pembangunan informasi/Statistik Daerah Data/ Informasi/Statistik
Daerah

f) Meningkatkan kualitas penataan Peningkatan pengelolaan administrasi (1) Cakupan penerbitan Persen 83.35 100.00 Program Penataan Kependuduk Disdukcapil
administrasi kependudukan kependudukan dan pencatatan sipil Kartu Tanda Penduduk Administrasi an dan
(KTP) Kependudukan Catatan Sipil

VII-31
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(2) Cakupan penerbitan Persen 100.00 100.00
kartu keluarga

(3) Cakupan penerbitan Persen 62.84 82.24


kutipan akta kelahiran

(4) Cakupan penerbitan Persen 1.00 45.00


kutipan akta kematian

12) Meningkatnya kualitas dan kuantitas a) Meningkatkan kualitas dan 1) Peningakatan kompetensi aparatur (1) Prosentase pejabat Persen 61 74 Program peningkatan Otonomi BKD
sumber daya aparatur pemerintah daerah kuantitas sumber daya aparatur pemerintah daerah struktural yang telah kapasitas sumberdaya Daerah
pemerintah daerah mengikuti diklatpim aparatur
sesuai jenjangnya

(2) Jumlah Aparatur Sipil Orang 1,832 3,221


Negara yang
mengikuti diklat

2) Pembinaan dan pengembangan (1) Realisasi pemberian Persen 100 100 Program Pembinaan dan Otonomi BKD
aparatur pemerintah daerah penghargaan bagi PNS Pengembangan Aparatur Daerah

(2) Turunnya angka Kasus 17 8


pelanggaran disiplin
PNS
(3) Meningkatnya layanan Jenis 6 11
SAPK

(4) Prosentase Persen 73 78


pemenuhan pegawai
sesuai formasi
(5) Realisasi pemenuhan Persen 100 100
kebutuhan layanan
pegawai
13) Meningkatnya stabilitas keamanan dan a) Menata sistem hukum di daerah 1) Menyediaakan produk hukum daerah Jumlah Raperda yang Raperda 9 10 Program penataan Otonomi Hkm. Setda dan
ketertiban masyarakat serta kesadaran untuk mendukung penyelenggaraan diagendakan dalam peratutan perundang- Daerah Setwan
politik dan hukum pemerintahan Prolegda undangan, kesadaran
hukum dan HAM

2) Peningkatan penyelarasan peraturan Jumlah Perda yang Perda 5 5 Program penataan Otonomi Hkm. Setda
daerah diharmonisasi peratutan perundang- Daerah
undangan, kesadaran
hukum dan HAM

b) Meningkatkan budaya taat hukum 1) Peningkatan pemahaman masyarakat Jumlah Produk hukum Per-UU-an 2 2 Program penataan Kesatuan Hkm. Setda
akan peraturan perundang-undangan yang disosialisasikan peratutan perundang- Bangsa dan
dan HAM undangan, kesadaran Politik dalam
hukum dan HAM Negeri

2) Peningkatan kualitas dan kuantitas (1) Jumlah anggota orang 3,430 3,440 Program Pemeliharaan Kesatuan Satpol PP
aparatur Satpol PP, satuan Linmas per 100 ketertiban umum dan Bangsa dan
perlindungan Masyarakat dan PPNS penduduk ketentraman masyarakat Politik dalam
Negeri

(2) Jumlah penegakan Perda 6 7


peraturan perundang-
undangan

VII-32
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
14) Meningkatnya investasi PMA/PMDN dan Penciptaan Iklim Usaha yang 1) Menjamin kepastian investasi (1) Kajian Kebijakan Naskah 1 Raperda, 1 1 Kajian, 1 Naskah 1. Program Pegembangan Penanaman BPPTPM
investasi lokal terkait pengembangan kondusif penanaman modal kajian,Raper Raperbup Akademis, 2 Investasi Modal
UMKM da dan Raperda, 2
Raperbup Raperbup

(2) Terimplementasikanny Persen 25 100


a Pengembangan,
Pemeliharaan Sistem
Informasi Pelayanan
perizinan dan
Penanaman Modal

(3) Tersedianya data Paket 1 6


potensi perizinan

(1) Penyederhanaan Perda, 9 4 Perda, 1 Perbup, 2. Program Peningkatan Penanaman BPPTPM


prosedur perijinan dan Perbup, Draft 1 Draft Raperda Iklim Investasi dan Modal
peningkatan pelayanan Raperda dan dan 8 Draft Realisasi Investasi
penanaman modal. Draft Raperbup
Raperbup

(2) Terselenggaranya Persen 100 100


Fasilitasi, Koordinasi
pelayanan perizinan
dan non perizinan
usaha
(investasi/penanaman
modal) melalui
Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PTSP) di
Bidang Penanaman
Modal
(3) Terselenggaranya Paket 1 6
sosialisasi kebijakan
pelayanan perizinan,
penanaman modal
kepada masyarakat
dunia usaha

(4) Terselenggaranya Laporan 3 Laporan triwulan 250 LKPM, 23


Koordinasi, Th. 2013 Laporan Triwulan
Pemantauan, dan 5 Buku
Pembinaan dan Realisasi Investasi
Pengawasan
Pelaksanaan
Penanaman Modal
(1) Peningkatan Kali 4 9 3. Program Peningkatan Penanaman BPPTPM
koordinasi dan Promosi dan Kerjasama Modal
kerjasama di bidang Investasi
penanaman modal
dengan instansi
pemerintah dan dunia
usaha

VII-33
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(2) Tersedianya informasi Paket 3 8
peluang usaha/bidang
usaha unggulan dan
terselenggaranya
promosi investasi

(3) Peningkatan kualitas Kali 1 5


SDM Pelayanan
Perizinan
2) Menyiapkan Kawasan industri (1) Tersedianya kawasan Lokasi 0 5 Program Pengembangan Perindustri- KUKM Perindag,
industri/fasilitasi Industri an Tapem, BPTPM
penataan kawasan
industri
(2) Terlaksananya Lokasi 0 4 BMCK, KUKM
Penataan Kawasan Perindag,
industri PSDAPE, PDAM
(3) Tersusunnya Dokumen 0 4 KUKM Perindag,
Penyusunan Bappeda
perencanaan kawasan
industri
15) Meningkatnya pertumbuhan output sektor a) Memberdayakan KUMKM 1) Peningkatan kualitas kelembagaan Pengembangan Orang 0 2,656 1. Program Pengembangan Koperasi dan KUKM Perindag
UMKM, skala usaha UMKM, dan dan usaha KUKM, serta perlindungan Keanggotaan Koperasi Koperasi dan UKM UKM
penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM dan dukungan usaha bagi KUMKM melalui Peningkatan
Kerjasama Koperasi
dan Penyuluhan dalam
rangka Gerakan
Masyarakat Sadar
Koperasi (Gemaskop)

Peningkatan Kapasitas Koperasi 167 734 2. Program Peningkatan Koperasi dan KUKM Perindag
Kelembagaan Koperasi Kualitas Kelembagaan UKM
di Bidang Koperasi
Pengendalian dan
Akuntabilitas Koperasi

(1) Peningkatan Kualitas Koperasi 20 70 3. Program Pengembangan Koperasi dan KUKM Perindag
Organisasi Badan Sistem Pendukung Usaha UKM
Hukum Koperasi Bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah
(2) Peningkatan Kualitas Koperasi 26 176
Ketatalaksanaan
Koperasi dan UMKM
(1) Terwujudnya Fasilitasi IKM 40 120 4. Program Pengembangan Perindustri- KUKM Perindag
HAKI Industri Kecil dan an
Menengah

(2) Terwujudnya IKM 80 180


Sertifikasi Halal
2) Peningkatan akses teknologi, SDM, (1) Fasilitasi KUR bagi KUKM 30 360 1. Program Pengembangan Koperasi dan KUKM Perindag
pasar, kualitas produk dan UMKM produktif Kewirausahaan dan UKM
permodalan bagi koperasi dan UMKM Keunggulan Kompetitif
Usaha Kecil Menengah
(2) Pemberian tambahan KUKM 2 10
modal dengan skema
dana bergulir
(3) Peningkatan Peran Orang 360 950
serta masyarakat
dalam SDM UMKM

VII-34
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(4) Pembangunan Outlet Lokasi 1 11
Produk UMKM di
Kawasan Wisata
(1) Terlaksananya IKM 80 480 2. Program Pengembangan Perindustri- KUKM Perindag
Pelatihan Industri Kecil Industri Kecil dan an
dan Menengah Menengah
(2) Adanya Kelompok 2 14
Pengembangan
industri kreatif
Adanya Bantuan Kelompok 200 482 3. Program Peningkatan Perindustri- KUKM Perindag
Peralatan Industri Kemampuan Teknologi an
Industri

b) Meningkatkan ekonomi pesantren Penguatan Koperasi pondok Peningkatan kualitas Kopontren 30 3 1. Program Peningkatan Keagamaan
pesantren dan kuantitas majlis Kehidupan Beragama
taklim

Peningkatan kualitas Kopontren 40 50 2. Program Peningkatan Koperasi dan KUKM Perindag


dan kuantitas koperasi Kualitas Koperasi UKM
pondok pesantren

(1) Pameran Produk UKM Keg 8 48 3. Program Pengembangan Koperasi dan KUKM Perindag
Kewirausahaan dan UKM
Keunggulan Kompetitif
Usaha Kecil Menengah
(2) Fasilitasi Kemitraan UKM 2,500 2,900
dengan Lembaga
Keuangan Lainnya

c) Meningkatkan produktivitas BUMD Peningkatan kinerja dan daya saing Penyertaan Modal Rupiah 1,500,000 28,138,571,875 Program Pembangunan Otonomi Bagian
dan lembaga keuangan lainnya BUMD dan lembaga keuangan lainnya (000) Ekonomi Daerah Perekonomian
Setda

16) Meningkatnya kemudahan dan a) Meningkatkan ketersediaan, akses Peningkatan ketersediaan, penguatan (1) Mempertahankan Persen 90 90 Program Peningkatan Ketahanan BP4K
kemampuan masyarakat untuk mengakses pangan masyarakat, kualitas cadangan, distribusi, akses dan Ketersediaan Energi Ketahanan Pangan Pangan
pangan keragaman dan keamanan pangan penganekaragaman pangan, serta dan Protein/Kapita Pertanian/perkebunan
keamanan konsumsi dan penanganan
daerah rawan pangan

(2) Meningkatkan dan Persen 30 65


mempertahankan
Cadangan Pangan

(3) Mempertahankan Persen 90 90


Ketersediaan informasi
pasokan, harga &
akses pangan

(4) Stabilitas harga & Persen 23,05 90


pasokan pangan
(5) Meningkatnya skor Persen 83 90
Pola Pangan Harapan

(6) Pengawasan & Persen 50 80


Pembinaan Keamanan
Pangan
(7) Penanganan Daerah Persen 20 60
Rawan Pangan

VII-35
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(8) Peningkatan dan Distankan
pengamanan mutu
produk pertanian :
Pengendalian OPT Kg/L 3,000 9,500

Penganekaragaman Lokasi 0 26
produksi tanaman
pertanian
Peringatan Hari Kali 1 6
Pangan
Pengumpulan dan Kecamatan 26 26
Pengolahan Data
Pertanian
b) Meningkatkan produksi pertanian, Peningkatan produksi dan (1) Meningkatnya produksi 1. Program Peningkatan Pertanian Distankan
perkebunan dan peternakan produktivitas komoditas pertanian, tanaman pertanian : Produksi Pertanian/
perkebunan dan peternakan Perkebunan
Padi Ton 707,038.05 777,741.86

Jagung Ton 119,770.96 137,726.10

Kedelai Ton 814.00 2,504.50

Ubi Jalar Ton 12,327.99 13,252.59

Kacang Tanah Ton 1,140.10 1,197.10

Kacang Hijau Ton 845.17 887.43

Mangga Ton 14,626.50 16,089.15

Jambu Biji Ton 4,084.40 5,105.51

Durian Ton 8,475.81 9,747.18

Jeruk keprok/siam Ton 1,624.88 1,787.36

Bawang Merah Ton 23,959.80 29,949.75

Bawang Daun Ton 8,139.54 10,174.43


Kentang Ton 14,357.30 17,946.63

Cabe Besar Ton 11,371.60 13,645.92

Jahe Ton 259.00 323.75

Tanaman Hias Tangkai 435 10,435.00

Jamur Ton 311.07 357.73

(2) Bantuan Bibit/Benih Distankan


Unggul :
Padi Ha 22,750.00 67,750.00

Jagung Ha 750.00 2,825.00

Kedelai Ha 20.00 4,020.00

Ubi Jalar Ha 28.00 53.00

Kacang Tanah Ha 0 25.00

Kacang Hijau Ha 0 25.00

Mangga Ha 335.00 580.00

Jambu Biji Ha 194.00 299.50

VII-36
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Durian Ha 160.35 260.35

Jeruk keprok/siam Ha 130.00 155.00

Bawang Merah Ha 3.00 33.00

Bawang Daun Ha 0 12.00

Kentang Ha 3.00 13.00

Cabe Besar Ha 6.00 31.00

Jahe Ha 0 10.00
Tanaman Hias Ha 0 5.00

Jamur Baglog 4,800 44,800.00

(3) Meningkatnya Produksi Ton 60.00 85.00 Distankan


Benih Padi
(4) Bantuan Pupuk bagi Ha 1008.00 3,420.00 Distankan
Petani
(5) Meningkatnya luasan Dishutbunak
lahan produktif
komoditas unggulan
perkebunan (melalui
intensifikasi dan
rehabilitasi)
- Kopi Ha 802 802

- Teh. Ha 672 672

- Cengkeh Ha 1,825 1,825

Meningkatnya populasi 2. Program Peningkatan Pertanian Dishutbunnak


dan produksi hasil Produksi Hasil Peternakan
-peternakan (melalui
Sapi Potong Ekor 12.195 *) 15,564

Ton 1.799,16 *) 2,897.57

- Sapi Perah Ekor 778 *) 993

Liter 1.325.376 *) 2,134,531

- Domba Ekor 586.413 *) 944,424

Ton 578,72 *) 932.03

- Ayam Ras Pedaging Ekor 15.011.898 *) 16,211,898

VII-37
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Ton 22.517,85 *) 24,317.85

- Ayam Ras Petelur Ekor 268.768 *) 293,768

Ton 2.470,42 *) 2,700.21

Meningkatnya Kec 26 26 3. Program Pencegahan dan Pertanian Dishutbunnak


pelayanan dan Penanggulangan Penyakit
penyediaan sarana Ternak
prasarana kesehatan
hewan
c) Meningkatkan bantuan Peningkatan bantuan Pengembangan Terbentuknya Unit - 25 Peningkatan kesejahteraan Pertanian BP4K
permodalan petani Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Gapoktan PUAP petani
menjadi lembaga
ekonomi petani yang
berbadan hukum
d) Mengembangkan Sekolah 1) Peningkatan kinerja sumber daya dan (1) Meningkatnya orang 352 260 2. Program Pemberdayaan Pertanian BP4K
Lapangan Pertanian atau kelembagaan pertanian, perkebunan kompetensi penyuluh Penyuluh Pertanian,
sejenisnya dan peternakan Perikanan dan Kehutanan

(2) Meningkatnya aktivitas Kali 16 32


kunjungan penyuluhan

(1) Meningkatnya Kelompok 2 52 3. Program Peningkatan Pertanian BP4K


kelompok tani yg Penerapan Teknologi
menerapkan teknologi Pertanian/Perkebunan
budidaya dan
pengolahan hasil
pertanian
(2) Tersebarnya informasi Paket 2 17 Pertanian BP4K
pertanian, perikanan
dan kehutanan

(3) Meningkatnya jumlah Kelompok 2 52 Pertanian BP4K


kelompok pelaksana
(4) Meningkatnya Ha 614 1,414 Pertanian Dishutbunnak
penerapan teknologi
budidaya tanaman
perkebunan

Kelompok 518 559

(5) Meningkatnya Ha 3,299 3,549 Pertanian Dishutbunnak


penerapan teknologi
PHT pada tanaman
perkebunan
Kelompok 7 32

VII-38
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(6) Meningkatnya Unit 3,600 3,625 Pertanian Dishutbunnak
penerapan teknologi
pengolahan pasca
panen perkebunan
Kelompok 338 363

(7) Revitalisasi Poktan 96 286 Pertanian Distankan


Kelembagaan dan
teknologi pertanian
(UPJA dan P3A)
(8) Pompa air (3";4"; 6") Unit 3,597 3,747 Pertanian Distankan

(9) Traktor roda dua (<6 Unit 1,700 1,765 Pertanian Distankan
PK; 6-8,5 PK), mesin
tanam padi dan
kultivator

(10) Alat Pengendali OPT Unit 29,740 29,990 Pertanian Distankan


(Handsprayer, Power
Sprayer, Fog,
Emposan Tikus,
Pembersih Gulma)
(11) Perontok/Pemipil Padi, Unit 567 617 Pertanian Distankan
Jagung, Kedelai
(Thresher,
Cornsheller)
(12) Peningkatan Penerapan Poktan 5 25 Pertanian Distankan
Teknologi Pertanian

(1) Meningkatnya 4. Program Peningkatan Pertanian Dishutbunnak


penerapan teknologi Penerapan Teknologi
pengolahan hasil Peternakan
peternakan :
- Ternak Ruminansia Orang 0 250
- Ternak Unggas Orang 0 250
(2) Meningkatnya Kelompok 1 6 Pertanian Dishutbunnak
penerapan teknologi
pengolahan/
pengawetan pakan
(3) Meningkatnya Kelompok 5 20 Pertanian BP4K
penerapan teknologi
penggemukan ternak
ruminansia

2) Pengembangan usaha, sarana (1) Meningkatnya jumlah Orang 110 355 1. Program Peningkatan Pertanian BP4K
prasarana pengolahan, serta penyuluh swadaya Kesejahteraan Petani
pemasaran produk pertanian,
perkebunan, dan peternakan
(2) Meningkatnya Unit 10 25 Pertanian BP4K
kapasitas kelembagaan
petani
(3) Meningkatnya jumlah MoU 2 17 Pertanian BP4K
kemitraan kelompok
tani dengan pihak
swasta

VII-39
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(4) Meningkatnya Orang 0 750 Pertanian Distankan
Kesejahteraan Petani

(1) Jalan Usaha Tani / M 21,423 26,423 2. Program Penyediaan dan Pertanian Distankan
Jalan Produksi Pengembangan Sarana
Prasarana Pertanian

(2) Irigasi (Irigasi air Ha 13,364 22,864 Pertanian Distankan


tanah, Irigasi Air
Permukaan, dll)

(3) Pengembangan Sarana Unit 0 5 Pertanian Distankan


Prasarana Pertanian
(Gudang, dll)

(1) Peningkatan Nilai Kelompok 10 26 3. Program Peningkatan Pertanian Distankan


Tambah, Daya Saing, Pemasaran Hasil Produksi
Industri Hilir dan Pertanian/ Perkebunan
Pemasaran Hasil
Pertanian
(2) Meningkatnya Paket 10 26 Pertanian Distankan
pemasaran hasil
produksi pertanian/
perkebunan
(3) Tersebarnya informasi Paket 2 3 Pertanian Dishutbunnak
pertanian dan
kehutanan
e) Mempertahankan luas lahan Pemberian insentif dan disinsentif Tersedianya Lahan Ha - 375 Program peningkatan Pertanian Distankan
pertanian pangan berkelanjutan Pertanian Pangan produksi pertanian/
Berkelanjutan perkebunan
f) Meningkatkan perikanan budidaya 1) Peningkatan produksi perikanan (1) Berkembangnya Program Pengembangan Kelautan dan Distankan
budidaya dan Budidaya Perikanan Perikanan
meningkatnya
produksi perikanan :
Ikan Mas Ton 1,511.95 1,752.76

Ikan Nila Ton 3,716.37 4,521.53

Ikan Lele Ton 1,436.47 1,922.32

Ikan Gurame Ton 844.21 932.08

(2) Meningkatnya produksi Kelautan dan Distankan


benih ikan Perikanan
Ikan Nila Ekor 64,091,100 71,105,339

Ikan Lele Ekor 3,840,950 4,060,348

Ikan Mas Ekor 10,120,710 10,641,356

Ikan Gurame Ekor 3,384,900 3,558,258

VII-40
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Ikan Patin Ekor 12,445,000 13,081,810

Ikan Hias Ekor 5,000 7,653

(3) Meningkatnya Kelompok 5 30 Kelautan dan BP4K


kelompok budidaya Perikanan
perikanan yang
menerapkan teknologi

2) Peningkatan hasil pengolahan dan Peningkatan Nilai Kelompok 10 26 Program Optimalisasi Kelautan dan Distankan
nilai tambah produk perikanan Tambah, Daya Saing, Pengelolaan dan Perikanan
Industri Hilir dan Pemasaran Produksi
Pemasaran Hasil Perikanan
Perikanan
Ton/Tahun 270 470

Meningkatnya Ton/Tahun 270 320 Program Peningkatan Kelautan dan Distankan


Pemasaran pasar ikan Sarana Prasarana Hasil Perikanan
Perikanan

g) Meningkatkan fungsi hutan 1) Peningkatan pengembangan aneka (1) Meningkatnya Program Pemanfaatan Kehutanan Dishutbunnak
usaha kehutanan, serta pengembangan aneka Potensi Sumber Daya
pemberdayaan masyarakat sekitar usaha kehutanan : Hutan
hutan

- Budidaya Jamur Kayu Baglog 330,055 538,055

- Budidaya Lebah Stup 1,203 1,893


Madu

- Budidaya Gaharu Ha 20 98

- PLBTH Ha 10 154

- Budidaya/olahan Batang 1,090,166 1,098,166


Bambu
(2) Meningkatnya Unit 20 40 Kehutanan Dishutbunnak
kapasitas pengolahan
hasil hutan dan
turunannya
(3) Bertambahnya Kelompok - 30 Kehutanan BP4K
demplot hasil hutan
non kayu

2) Peningkatan rehabilitasi hutan dan (1) Terwujudnya Ha 10,458.05 7,458.05 1. Program Rehabilitasi Kehutanan Dishutbunnak
lahan serta perlindungan konservasi rehabilitasi hutan dan Hutan dan Lahan
sumber daya hutan lahan (pengurangan
luas lahan kritis) :

VII-41
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
a. Terbangunnya Ha 11,360 13,760
kawasan hutan rakyat
dan penutupan lahan
di luar kawasan hutan

b. Terbangunnya lokasi Unit/Ha - 40


pembibitan tanaman

c. Meningkatnya
pengendalian erosi
dan sedimentasi :
- Pembuatan Gully Unit 105 185
Plug
- Pembuatan Sumur Unit 391 591
Resapan

- Pembuatan Dam Unit 69 129


Penahan Erosi (DPe)

(1) Terbangunnya Model Desa 18 18 2. Program Perlindungan dan Kehutanan Dishutbunnak


Desa Konservasi konservasi sumber daya
hutan
(2) Meningkatnya SMA 331 331
kelestarian dan fungsi
Sumber Mata Air
(3) Terbangunnya Ha 7 7
kawasan konservasi
sumber plasma nutfah

17) Terwujudnya destinasi wisata Unggulan Meningkatkan keunggulan daya 1) Pembangunan dan pengembangan (1) Terbangunnya Unit 5 8 Program Pengembangan Pariwisata Disporabudpar
tarik dan promosi wisata pariwisata Unggulan destinasi wisata Destinasi Pariwisata
(2) Meningkatnya Orang 124,918 940,918
wisatawan

2) Peningkatan kualitas sarana prasarana Terpublikasikanya Paket 3 4 Program Pengembangan Pariwisata Disporabudpar
pariwisata destinasi pariwisata Pemasaran Pariwisata

3) Peningkatan sumber daya manusia (1) Terbangunanya Mou 4 27 Program Pengembangan Pariwisata Disporabudpar
pariwisata dan ekonomi kreatif kemitraan pengelolaan Kemitraan
pariwisata

(2) Meningkatnya SDM Orang 100 600


Pariwisata

(3) Meningkatnya Paket 1 13


Kerajinan Kreatif

18) Meningkatnya pertumbuhan sektor-sektor Meningkatkan kualitas dan Penataan Kawasan Industri Produk (1) Adanya Pembangunan Kawasan 5 8 Program Pengembangan Perindustri- Dinas KUKM
ekonomi unggulan daerah yang pro-job, kuantitas produk unggulan daerah Unggulan Potensi Daerah Kawasan Industri Kawasan Industri Potensi an Perindag
pro-poor, dan pro environment Potensi Daerah Unggulan Daerah

VII-42
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
19) Meningkatnya peran gender dalam Pengarusutamaan gender 1) Penguatan regulasi kelembagaan (1) Sosialisasi Kesetaraan Jiwa 100 1,175 Program keserasian Pemberda- BPMDPKB
pembangunan kesetaraan gender gender kebijakan peningkatan yaan
kualitas Anak dan perempuan
Perempuan dan
perlindung
anak
(2) Partisipasi perempuan Persen 44.69 49.69 BKD
di lembaga pemerintah

(3) Partisipasi perempuan Persen 47.83 60.33 Dinsosnaker-


di lembaga swasta trans

2) Penyediaan kebutuhan aktivitas (1) Cakupan perempuan Persen 100 100 1. Program Penguatan Pemberda- BPMDPKB
kelembagaan kesetaraan gender dan anak korban Kelembagaan yaan
kekerasan yang Pengarusutamaan Gender perempuan
mendapatkan dan Anak dan
penanganan perlindung
pengaduan oleh anak
petugas terlatih di
dalam unit pelayanan
terpadu
(2) Cakupan perempuan Persen 50 50 2. Program Peningkatan Pemberda- BPMDPKB
dan anak korban Kualitas Hidup dan yaan
kekerasan yang Perlindungan Perempuan perempuan
mendapatkan layanan dan
bantuan hukum perlindung
anak
(3) Rasio Kekerasan Poin 1 : 100 Keluarga 1:300 keluarga
Dalam Rumah Tangga
(KDRT)

(4) Penyelesaian persen 100 100


pengaduan
perlindungan
perempuan dan anak
dari tindakan
kekerasan

(5) Cakupan layanan Persen 100 100 3. Program Pelayanan dan Sosial Dinsosnaker-
reintegrasi sosial bagi Rehabilitasi Kesejahteraan trans
perempuan Sosial
dan anak korban
kekerasan

(6) Cakupan layanan Persen 75 83


rehabilitasi sosial yang
diberikan oleh petugas
rehabilitasi sosial
terlatih bagi
perempuan dan anak
korban kekerasan di
dalam unit pelayanan
terpadu
(7) Cakupan layanan Persen 75 70
pemulangan bagi
perempuan dan
anak korban kekerasan

VII-43
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
20) Terkendalinya pertumbuhan penduduk Perluasan sasaran peserta KB dan Penyediaan alat kontrasepsi dan (1) Rata-rata jumlah anak Persen 1.22 1.12 1. Program Keluarga Keluarga BPMDPKB
dan meningkatnya keluarga sejahtera penguatan KIE dan pembinaan peningkatan kesejahteraan pada per keluarga Berencana Berencana
keluarga sejahtera keluarga prasejahtera dan sejahtera 1 dan Keluarga
Sejahtera

(2) Regulasi Peraturan Perda 0 1


Daerah Keluarga
Berencana

(3) Cakupan Pasangan Persen 3.5 3.14 2. Program Kesehatan Keluarga BPMDPKB
Usia Subur yang Reproduksi Remaja Berencana
isterinya dibawah usia dan Keluarga
20 tahun Sejahtera

(4) Cakupan Remaja Yang Rasio 5 : 10 Remaja 15 : 35 Remaja 3. Program pengembangan Keluarga BPMDPKB
mengetahui Tentang pusat pelayanan informasi Berencana
KRR dan konseling KRR dan Keluarga
Sejahtera

(5) Cakupan PUS Peserta Persen 83.7 89 4. Program pembinaan peran Keluarga BPMDPKB
KB Anggota serta masyarakat dalam Berencana
Usaha Peningkatan pelayanan KB/KR yang dan Keluarga
Pendapatan Keluarga madiri Sejahtera
Sejahtera (UPPKS)
yang ber-KB

(6) Keluarga Pra Sejahtera Persen 33.61 24.08


dan Keluarga
Sejahtera I

(7) Kemiskinan Persen 14,11* 5 BPMDPKB/Dinsos


nakertrans/Disidk
/Dinkes/BMCK/B
P4K/Distankan/D
ishutbunak/Disdu
kcapil
(8) Rasio Petugas Rasio 1 : 5 1:2 Desa/Kelurahan 5. Program penyiapan tenaga Keluarga BPMDPKB
Lapangan Keluarga Desa/Kelurahan pendamping kelompok Berencana
Berencana/Penyuluh bina keluarga dan Keluarga
Keluarga Berencana Sejahtera
(PLKB/PKB)
(9) Rasio Pembantu Rasio 1:1 1:1
Pembina Keluarga Desa/Keluarahan Desa/Keluarahan
Berencana (PPKBD)
(10) Peningkatan Jiwa 0 168
kompetensi SDM KB

(11) Cakupan penyediaan Persen 100 100 6. Program pengembangan Keluarga BPMDPKB
informasi data bahan informasi tentang Berencana
mikro keluarga di pengasuhan dan dan Keluarga
setiap Desa/Kelurahan pembinaan tumbuh Sejahtera
kembang anak

VII-44
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(12) Jumlah Pospaud Kelompok 0 15 7. Program pengembangan Keluarga BPMDPKB
model operasional BKB- Berencana
Posyandu-PAUD dan Keluarga
Sejahtera

21) Meningkatnya Penanganan masalah Perluasan pemberian bantuan dan Perluasan program perlindungan sosial bagi (1) PMKS skala kabupaten Persen 33 48 1. Program Pemberdayaan sosial Dinsosnaker-
kesejahteraan sosial pembinaan para PMKS para PMKS yang memperoleh Fakir Miskin, Komunitas trans
bantuan sosial untuk Adat Terpencil (KAT) dan
pemenuhan kebutuhan Penyandang Masalah
dasar Kesejahteraan Sosial
(PMKS) Lainnya
(2) PMKS skala kab/kota Persen 33 48 2. Program Pelayanan dan sosial Dinsosnaker-
yang menerima Rehabilitasi Kesejahteraan trans
program Sosial
pemberdayaan sosial
melalui Kelompok
Usaha Bersama
(KUBE) atau kelompok
sosial ekonomi sejenis
lainnya

(3) Jumlah KUBE Kube 60 510

(4) Wahana kesejahteraan Persen 20 65 3. Program Pembinaan Eks sosial Dinsosnaker-


sosial berbasis Penyandang Penyakit trans
masyarakat (WKBSM) Sosial (Eks Narapidana,
yang menyediakan PSK, Narkoba dan
sarana prasarana Penyakit Sosial Lainnya)
pelayanan
kesejahteraan sosial
(5) Panti sosial skala Persen 80 80 4. Program Pemberdayaan sosial Dinsosnaker-
kabupaten/kota yang Kelembagaan trans
menyediakan sarana Kesejahteraan Sosial
prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial

(6) Korban bencana skala Persen 100 100


kabupaten/kota yang
menerima bantuan
sosial selama masa
tanggap darurat

(7) Korban bencana skala Persen 100 100%


kabupaten/kota yang
dievakuasi dengan
menggunakan sarana
prasarana tanggap
darurat lengkap
(8) Penyandang cacat fisik Persen 2 4.5 5. Program Pembinaan para sosial Dinsosnaker-
dan mental, serta Penyandang Cacat dan trans
lanjut usia tidak Trauma
potensial yang telah
menerima jaminan
sosial
(9) Pelestarian nilai-nilai Kegiatan 1 6 6. Program Pelestarian Nilai- sosial Dinsosnaker-
kepahlawanan dan Nilai Kepahlawanan dan trans
kejuangan Kejuangan

VII-45
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(10) Data PMKS Kegiatan 1 5 7. Program Pendataan PMKS sosial Dinsosnaker-
trans
(11) Jumlah peserta Orang 250 700 8. Program Pembinaan sosial Dinsosnaker-
pelatihan Lingkungan Sosial trans

(12) Jumlah peserta padat Orang 1,100 1700


karya

22) Meningkatnya ketersediaan lapangan a) Meningkatkan kompetensi Pelaksanaan pelatihan/kursus bagi calon Pencari kerja yang Persen 27 37 Program Peningkatan ketenaga- Dinsosnaker-
pekerjaan dan kualitas tenaga kerja ketenagakerjaan di berbagai tenaga kerja dan perlindungan bagi para terdaftar yang Kesempatan Kerja kerjaan trans
terlatih bidang keahlian tenaga kerja ditempatkan

b) Meningkatkan ketersediaan Perluasan lapangan pekerjaan (1) Besaran tenaga kerja Persen 20 80 1. Program Peningkatan ketenaga- Dinsosnaker-
lapangan pekerjaan yang mendapatkan Kualitas dan Produktivitas kerjaan trans
pelatihan berbasis Tenaga Kerja
kompetensi

(2) Besaran tenaga kerja Persen 45 70


yang mendapatkan
pelatihan berbasis
masyarakat
(3) Besaran tenaga kerja Persen 35 70
yang mendapatkan
pelatihan
kewirausahaan

(4) Angka partisipasi Jiwa 557,086 607,086 2. Program Pengelolaan Data ketenaga- Dinsosnaker-
angkatan kerja Ketenagakerjaan kerjaan trans

(5) Tingkat partisipasi Persen 67.6 76.6


angkatan kerja

(6) Tingkat Pengangguran Persen 7,35* 2.25


Terbuka

23) Memberikan fasilitasi Hubungan Industrial Meningkatkan pembinaan bagi pekerja Meningkatkan hubungan kerja yang (1) Besaran Kasus yang Persen 90 90 Program Perlindungan dan Ketenaga- Dinsosnaker-
bagi perusahaan dan pekerja, menjamin dan pengusaha melalui peningkatan harmonis antara pekerja dan pengusaha diselesaikan dengan Pengembangan Lembaga kerjaan trans
hak-hak pekerja dan melindungi tenaga pemahaman terhadap peraturan Perjanjian Bersama Ketenagakerjaan
kerja untuk meningkatkan kesejahteraan ketenagakerjaan (PB)

(2) Angka sengketa Persen 35.40 17.70


pengusaha-pekerja per
tahun

(3) Keselamatan dan Persen 57 82


perlindungan

(4) Perselisihan buruh dan Persen 100 100


pengusaha terhadap
kebijakan pemerintah
daerah

(5) Besaran pekerja/buruh Persen 58 63


yang menjadi peserta
program JSN

(6) Besaran Pemeriksaan Persen 51 56


Perusahaan

VII-46
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(7) Besaran Pengujian Persen 16 50
Peralatan di
Perusahaan

(8) Jumlah tenaga kerja Persen 0 0


dibawah umur

(9) Partisipasi angkatan Persen 52.74 55.24


kerja perempuan

24) Meningkatnya peran pemuda, organisasi a) Meningkatkan kualitas sarana Peningkatan pembangunan sarana (1) Jumlah gedung olah per 10.000 0.0002 0.0004 1. Program Peningkatan Kepemuda- Disporabudpar
kemasyarakatan dan prestasi oleh raga prasarana olah raga dan kualitas prasarana olah raga dan pembinaan raga per 10.000 penduduk Sarana dan Prasarana an dan
dan kuantitas olahragawan olahragawan penduduk Olahraga Olahraga
berprestasi

(2) Jumlah lapang olah per 10.000 0.0118 0.0169


raga per 10.000 penduduk
penduduk

(3) Jumlah Pembinaan Pengcab 26 27 2. Program Pembinaan dan Kepemuda- Disporabudpar


Pengcab Olahraga Pemasyarakatan Olahraga an dan
Olahraga

(4) Jumlah olahragawan Orang 22 150


berprestasi

(5) Jumlah Perolehan orang 36 287


Medali

(6) Jumlah Pelatih Orang 20 170 3. Program Pengembangan Kepemuda- Disporabudpar


olahraga/instruktur/wa Kebijakan dan Manajemen an dan
sit OR Olahraga

b) Meningkatkan kualitas dan Peningkatan keterampilan pemuda (1) Jumlah Pemuda Orang 4 24 1. Program pengembangan Kepemuda- Disporabudpar
kuantitas pemuda yang kreatif, Pelopor keserasian dan kebijakan an dan
inovatif, mandiri dan bertanggung pemuda Olahraga
jawab serta memiliki jiwa
kepeminpinan
(2) Jumlah Paskibraka Orang 34 204 2. Program peningkatan Kepemuda- Disporabudpar
peran serta kepemudaan an dan
Olahraga

(3) Jumlah Pemuda kreatif Orang 230 2,830 3. Program peningkatan Kepemuda- Disporabudpar
inovatif terampil dan upaya penumbuhan an dan
mandiri kewirausahaan dan Olahraga
kecakapan hidup pemuda

25) Meningkatnya peran masyarakat dalam Meningtkan apresiasi masyarakat Peningkatan pelestarian budaya lokal (1) Pembinaan dibidang kali/tahun 1 11 1. Program Pengembangan Kebudayaan Disporabudpar
pembangunan seni dan budaya terhadap aspek kesejarahan dan kebudayaan Nilai Budaya
nilai-nilai tradisi bagi
pengembangan budaya daerah

(2) jumlah sarana unit 8 13 2. Program Pengelolaan Kebudayaan Disporabudpar


kesenian Kekayaan Budaya

(3) Jumlah Gedung unit 0 1


Kesenian

(4) Jumlah Gelar Seni group 29 174

VII-47
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(5) Jumlah situs dan situs 14 29
kawasan cagar budaya
yang dilestraikan

(6) pemberian orang/ tahun 0 5 3. Program Pengelolaan Kebudayaan Disporabudpar


penghargaan dibidang Keragaman Budaya
seni/ budaya

26) Kuatnya Pemerintah Desa dan Penguatan Kapasitas Desa 1) Meningkatkan kapasitas kelembagaan, (1) Ketersediaan Dokumen Buku 330 330 1. Program pemantapan Pemberdaya BPMDPKB/Bappe
Pemberdayaan Masyarakat Desa keuangan, aparatur, sarana dan RPJM Desa pemerintahan dan an da
prasarana pembangunan desa Masyarakat
dan Desa
(2) Ketersediaan Dokumen Buku 330 330
RKP Desa

(3) Ketersediaan Dokumen Buku 0 66


Pola Ruang Desa

(4) Ketersediaan LPPD Buku 80 90 Tapem. Setda

(5) Ketersediaan LKPJ Buku 330 330 Bappeda

(6) Ketersediaan laporan Buku 330 330 Tapem. Setda


APBDes

(7) Pelatihan managemen jiwa - 330 2. Program peningkatan Pemberdaya Tapem. Setda
Pemerintahan Desa kapasitas aparatur an
pemerintah desa Masyarakat
dan Desa
(8) Pelatihan pengelolaan jiwa - 330 Tapem. Setda
keuangan desa

(9) Pelatihan penyusunan jiwa - 330 Tapem. Setda


APB Desa

(10) Pelatihan laporan jiwa - 330 BPMDPKB


keuangan desa

(11) Pelatihan Penyusunan jiwa - 2,640 Bappeda


RPJM Desa dan RKP
Desa
2) Meningkatkan pemberdayaan (1) Pelaksanaan Kegiatan 336 343 1. Program peningkatan Pemberdaya BPMDPKB
masyarakat desa berbasis kearifan Musrenbang Desa partisipasi masyarakat an
lokal dalam membangun desa Masyarakat
dan Desa
(2) Ketersediaan Dokumen Dokumen 330 330
RPJM Desa
(3) Terpenuhinya sarana Kegitan 7 4
prasarana infrastruktur
melalui Bhakti TNI

(4) Terpenuhinya Desa 0 6


Lingkungan
pemukiman yang
sehat

VII-48
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
(5) Swadaya Masyarakat Rupiah 661,364,000 760,568,000
terhadap Program
pemberdayaan
masyarakat
(6) Cakupan desa bebas Desa 340 2,000 2. Program peningkatan Pemberdaya BPMDPKB
perumahan kumuh infrastruktur perdesaan an
Masyarakat
dan Desa
(7) Cakupan penerapan Desa 10 50
dan pengembangan
TTG
(8) Cakupan Kegiatan 330 330
pembangunan
infrastruktur
perdesaan berbasis
masyarkat
(9) Simpan Pinjam Kelompok 4,413 4,413 3. Program pengembangan Pemberdaya BPMDPKB
Perempuan lembaga ekonomi an
pedesaan Masyarakat
dan Desa
(10) Jumlah BUMDes Unit 330 330

(11) Profil desa % 5 100 4. Program Peningkatan Pemberdaya BPMDPKB


Keberdayaan Masyarakat an
Pedesaan Masyarakat
dan Desa
(12) Pelatihan kader KPM Jiwa 0 0
dan LPM
(13) Rata-rata binaan Kelompok 26 26
kelompok LPM

(14) Tercapainya evaluasi Dokumen 0 26


kinerja pemberdayaan
masyarakat pedesaan

(15) Rata-rata kelompok Kelompok 26 26


binaan PKK

(16) Posyandu Aktif Kelompok 1,439 1,449

(17) Cakupan status desa desa 0 1


gotong royong

27) Meningkatnya kualitas kehidupan a) Meningkatkan peran lembaga- 1) Peningkatan Sumber daya pendidik (1) Jumlah Guru Ngaji orang 672 686 Program Peningkatan Otda, Pem Kesra. Setda
beragama dan kerukunan antar umat lembaga sosial keagamaan dan agama pada lembaga pendidikan yang mendapat Kehidupan Beragama Umum, Adm,
beragama lembaga pendidikan keagamaan keagamaan dan di Masjid insentif Keu Daerah,
dalam pembangunan Per daerah,
Kepeg dan
Sandi
(2) Jumlah Imam Masjid orang 336 343
yang mendapat
insentif

VII-49
Strategi dan Arah Kebijakan Capaian Kinerja OPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No Sasaran Satuan Penanggung
(Outcome) Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan
Strategi Arah Kebijakan Jawab
(2013) (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
2) Peningkatan kualitas sarana dan (1) Jumlah Perbup Perbup 0 1 Program Peningkatan Otda, Pem Kesra. Setda
prasarana lembaga pendidikan Keagamaan Kehidupan Beragama Umum, Adm,
agama, dan tempat peribadatan Keu Daerah,
Per daerah,
Kepeg dan
Sandi

(2) Jumlah Surat Edaran Surat Edaran 0 3


Bupati Bupati

3) Mendorong akselerasi terbentuknya (1) Jumlah lembaga unit 610 621 Program Peningkatan Otda, Pem Kesra. Setda
masyarakat religius melalui regulasi pendidikan agama Kehidupan Beragama Umum, Adm,
keagamaan yang memperoleh Keu Daerah,
fasilitasi Per daerah,
Kepeg dan
Sandi

(2) Jumlah sarana ibadah unit 314 344


yang memperoleh
fasilitasi

b) Meningkatkan kualitas kerukunan Meningkatkan kualitas kerukunan (1) Jumlah Pertemuan kali 3 3 Program Peningkatan Otda, Pem Kesra. Setda
hidup baik interumat beragama hidup baik interumat beragama rutin antara tokoh- Kehidupan Beragama Umum, Adm,
maupun antarumat beragama. maupun antar umat beragama tokoh agama dan Keu Daerah,
ormas keagamaan Per daerah,
Kepeg dan
Sandi

(2) Jumlah Pengajian kali 134 140


Rutin Tingkat
Kabupaten dan
Kecamatan

VII-50
Pemerintah Kabupaten Majalengka

BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS
YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

8.1. Program Unggulan Bupati


Berdasarkan program-progam pembangunan daerah, di dalamnya

terdapat program unggulan Bupati berdasarkan janji Bupati dan Wakil Bupati

selama kampanye Pemilihan Kepala Daerah dan disusun berdasarkan bidang

pemerintahan daerah yang menjadi prioritas pertama dalam program

pembangunan daerah selama lima tahun. Adapun program unggulan Bupati

adalah sebagai berikut:

Urusan Wajib
1. Bidang Pendidikan

Sebagai upaya pemenuhan wajib belajar 12 tahun, dengan program :

a. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.

b. Program Pendidikan Menengah.

c. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan.

d. Program pembinaan budaya baca dan pembinaan perpustakaan.

2. Bidang Kesehatan

Sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan gratis di

Puskesmas dan terbangunnya PONED di seluruh Puskesmas di Kabupaten


Majalengka, dengan program :
a. Program Upaya Kesehatan Masyarakat.

b. Program peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/

Puskesmas pembantu dan jaringannya.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 1


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

3. Bidang Perumahan

a. Sebagai upaya Penuntasan program Rutilahu, dengan Program

Pengembangan Perumahan.

4. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

a. Sebagai upaya Peningkatan PUAP dan PKH ke dalam UKM, Koperasi atau

lembaga sejenis lainnya, dengan program: Pengembangan

Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah.

b. Sebagai upaya Pemberdayaan ekonomi pondok pesantren dan majelis-

majelis taklim, dengan program: 1) Peningkatan kualitas koperasi;


2) pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil

menengah.

5. Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Sandi

Sebagai upaya pemberdayaan ekonomi pondok pesantren dan majelis-

majelis taklim, dengan melaksanakan Program: Peningkatan Kehidupan


Beragama.

6. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

a. Sebagai upaya untuk Meningkatkan Fasilitasi TNI Manunggal


Sindangkasih, Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa dan TNI
Manunggal Membangun Desa, dengan program: Peningkatan

Keberdayaan Masyarakat Pedesaan.

b. Sebagai upaya Mewujudkan Desa Mandiri, dengan program :

1) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan; 2) Program

Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan; 3) Program Peningkatan

Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa; 4) Program Pemantapan

Pemerintahan dan Pembangunan Desa; 5) Program Peningkatan

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 2


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Kapasitas Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat; serta 6) Program

Peningkatan Infrastruktur Perdesaan.

Urusan Pilihan
1. Bidang Pertanian

Sebagai upaya Pengembangan Sekolah Lapangan Pertanian atau sejenisnya

untuk peningkatan produksi pangan, dengan program: Peningkatan


Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan.

2. Bidang Perdagangan

Sebagai upaya Menumbuhkembangkan perdagangan dan industri di

Kabupaten Majalengka, dengan program: Peningkatan Efisiensi Perdagangan


Dalam Negeri.

8.2. Program Prioritas Pembangunan Daerah 2014-2018


Pada bab ini diuraikan program pembangunan daerah pada RPJMD 2014-

2018yang bersifat prioritas maupun program dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan daerah termasuk pemenuhan pelayanan dasar kepada masyarakat

sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang disusun berdasarkan Urusan

Pilihan dan Urusan Wajib, sebagai berikut :

8.2.1. Urusan Wajib


1. Bidang Pendidikan
1) Kebijakan pendidikan gratis dasar dan menengah (SD,SLTP, dan SLTA)

dalam rangka pelaksanaan Wajar Dikdas 12 tahun, dilaksanakan melalui

program:

a) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, dengan sasaran:

(1) Angka melanjutkan SD/MI ke ke SMP/MTs;

(2) APK SMP/MTs.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 3


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

b) Program Pendidikan Menengah, dengan sasaranAPK SMA/MA/SMK

Sederajat.

2) Kebijakan peningkatan sarana dan kapasitas pendidikan dasar dan

menengah, dilaksanakan melalui program:

a) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, dengan sasaran :

(1) Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau;

(2) Jumlah Ruang Kelas Baru SD/MI;

(3) Jumlah Ruang Kelas Baru SMP/MTs;

(4) Rehabilitasi Ruang Kelas SD/MI;

(5) Rehabilitasi Ruang Kelas SMP/MTs;

(6) Penambahan Meubeulair SD/MI;

(7) Penambahan Meubeulair SMP/MTs;

(8) Dibangunnya Laboratorium IPA SMP/MTs;

(9) Penyediaan Alat Praktek/Peraga IPA SMP/MTs;

(10) Disediakannya Meubeulair Lab IPA SMP/MTs;

(11) Disediakannya Ruang Kepala Sekolah;

(12) Disediakannya Ruang Guru.

b) Program Pendidikan Menengah, dengan sasaran:

(1) Jumlah Ruang Kelas Baru SMA/MA/SMK;

(2) Dibangunnya Unit Sekolah Baru.

3) Kebijakan perwujudan Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) dan

Sekolah Standar Nasional (SSN) jenjang SD dan SMP yang berkualitas,

dilaksanakan melalui program:

a) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, dengan sasaran:

(1) Jumlah SD/MI Berstandar Nasional;

(2) Jumlah SMP/MTs Berstandar Nasional.

b) Program Pendidikan Menengah, dengan sasaran ‚Jumlah

SMA/SMK/MA Berstandar Nasional‛.

c) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, dengan sasaran:


RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 4
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

(1) TK/RA terakreditasi;

(2) SD/MI terakreditasi;

(3) SMP/MTs terakreditasi;

(4) SMA/SMK/MA terakreditasi.

4) Kebijakan peningkatan kualifikasi pendidik minimal S1/D4 serta

peningkatan kompetensi melalui pelatihan pendidik dan tenaga

kependidikan, dilaksanakan melalui Program Peningkatan Mutu Pendidik

dan Tenaga Kependidikan, dengan sasaran:

a) Jumlah Pendidik yang memenuhi kualifikasi S1/D4;

b) Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang dilatih.

5) Kebijakan peningkatan pendidikan usia dini, non formal dan informal,

dilaksanakan melalui program:

a) Program Pendidikan Anak Usia Dini, dengan sasaran:

(1) APK PAUD;

(2) Jumlah lembaga penyelenggara PAUD.

b) Program Pendidikan Non Formal, dengan sasaran ‚AMH‛.

2. Bidang Kesehatan
1) Peningkatan sarana prasarana kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit

untuk masyarakat umum dan miskin, dilaksanakan melalui program:

a) Program peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana

Puskesmas/Puskesmas pembantu dan jaringannya, dengan sasaran:

(1) Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per 1.000 penduduk;

(2) Cakupan Puskesmas;

(3) Cakupan Puskesmas Pembantu.

b) Program Kesehatan Dasar yang Berkelanjutan dan Berkualitas,

dengan sasaran:Cakupan PuskesmasTerakreditasi;

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 5


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

c) Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah

sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata,

dengan sasaran ‚Pelayanan dan Pendukung Pelayanan RS‛.

d) Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Rujukan, dengan

sasaran:

(1) Terlayaninya pasien yang akses ke rawat jalan, IGD dan Rawat

Inap RS;

(2) Rasio Rumah Sakit per 1.000 Penduduk;

(3) Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat

Miskin.

e) Program Pembinaan Lingkungan Sosial, dengan sasaran ‚Fasilitasi

Alat-Alat Kesehatan Dan Gedung Bagi Penderita Akibat Dampak

Rokok‛.

2) Peningkatan sistem pembiayaan kesehatan, dilaksanakan melalui

program:

a) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, dengan sasaran

‚Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit‛.

b) Program Peningkatan Cakupan Peserta JKN, dengan sasaran

‚Cakupan Masyarakat yang Tercover Asuransi yang Terdaftar di

Puskesmas‛.

c) Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan sasaran ‚Regulasi

Sistem Pembiayaan Kesehatan‛.

d) Program Pelayanan Kesehatan Dasar, dengan sasaran ‚Cakupan

Masyarakat yang Memanfaatkan Puskesmasdan Jaringannya‛.

e) Program Obat dan Perbekalan Kesehatandengan sasaran

‚Ketersediaan Obat Dan Perbekalan Kesehatan‛.

3) Kebijakan peningkatan sistem rujukan pelayanan kesehatan sesuai SOP

kesehatan, dilaksanakan melalui Program Peningkatan Poned dan Ponek,

dengan sasaran ‚SOP Sistem Rujukan‛.


RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 6
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

4) Kebijakan peningkatan ketersediaan dan pelayanan informasi kesehatan,

dilaksanakan melalui Program Peningkatan Sistem Informasi Kesehatan,

dengan sasaran ‚Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan‛.

5) Kebijakan perluasan cakupan pelayanan kesehatan penduduk miskin,

dilaksanakan melalui Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin,

dengan sasaran‚Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat

Miskin‛.

6) Kebijakan Peningkatan Cakupan Desa Siaga Aktif, dilaksanakan melalui

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, dengan

sasaran :

a. Cakupan Desa Siaga Aktif;

b. Rasio Posyandu per 1.000 Balita;

c. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat.

7) Kebijakan Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

dilaksanakan melalui Program:

a. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, dengan

sasaran‛Cakupan PHBS Tatanan Rumah Tangga‛.

b. Program Peningkatan Lingkungan Sehat, dengan sasaran :

(1) Cakupan Rumah Sehat;

(2) Proporsi Sarana Air Bersih yang Memenuhi Syarat Kesehatan;

(3) Cakupan Tempat-Tempat Umum yang Laik Sehat;

(4) Cakupan Tingkat Kepadatan Lalatdi Tempat-Tempat Umum;

c. Program Peningkatan Hygiene dan Sanitasi Masyarakat (Prohisan),

dengan sasaran :

(1) Proporsi Rumah Tangga yang Akses Terhadap Air Bersih yang

Layak;

(2) Proporsi Rumah Tangga yang Akses Terhadap Sanitasi yang

Layak.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 7


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

8) Kebijakan akselerasi penurunan kematian ibu dan bayi, dilaksanakan

melalui program :

a) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak,

dengan sasaran :

(1) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4;

(2) Cakupan Pelayanan Ibu Nifas;

(3) Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani.

(4) Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang

Memiliki Kompetensi Kebidanan;

(5) Angka Harapan Hidup.

b) Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita, dengan

sasaran:

(1) Cakupan Pelayanan Anak Balita;

(2) Cakupan Kunjungan Bayi.

c) Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Rujukan, dengan

sasaran ‚Cakupan Pelayanan Kasus Gawat Darurat Obstetri dan

Neonatal oleh Rumah Sakit (PONEK)‛.

9) Kebijakan pemberian makanan tambahan, penyuluhan dan pemberian

makanan tambahan pemulihan, dilaksanakan dengan Program Perbaikan

Gizi Masyarakat, dengan sasaran :

a) Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan;

b) Cakupan Balita Gakin yang Mendapatan PMT Pemulihan/MP ASI.

10) Kebijakan memperluas jangkauan upaya pencegahan, penanggulangan

penyakit, dilaksanakan melalui Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit, dengan sasaran :

a) Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization;

b) Cakupan Penemuan dan penanganan Penderita penyakit TBC BTA;

c) Cakupan Penemuan dan Penanganan penderita penyakit DBD;

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 8


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

11) Kebijakan peningkatan sistem informasi dan Surveilance Epidemilogi

yang evidencebase, dilaksanakan melalui Program Pencegahan Dan

Penanggulangan Penyakit Menular, dengan sasaran:

a) Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang Dilakukan

Penyelidikan Epidemiologi <24 jam;

b) Tertangananinya Kejadian Luar Biasa Penyakit.

12) Kebijakan pelaksanaan bimbingan teknis dan pendidikan serta pelatihan

bagi tenaga kesehatan di rumah sakit, Puskesmas/Pustu dan jaringannya,

dilaksanakan melalui Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Aparatur, dengan sasaran :

a) Pendidikan Formal Bagi Tenaga Medis (Dokter Spesialis);

b) Pendidikan Formal Bagi Tenaga Non Medis (Perawat, Bidan,

Nutrisionis, dll);

c) Dokter (Medis) yang Telah Mengikuti Pelatihan/Bimbingan Teknis;

d) Tenaga Non Medis yang Telah Mengikuti Pelatihan/Bimbingan

Teknis;

13) Kebijakan pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di rumah sakit,

Puskesmas/Pustu dan jaringannya, dilaksanakan melalui Program

Pembinaan dan Pengembangan Aparatur, dengan sasaran :

a) Rasio Dokter Per 1.000 Penduduk;

b) Rasio Tenaga Kesehatan Lainnya Per 1.000 Penduduk

c) Pemenuhan Tenaga Spesialis di Rumah Sakit Umum Daerah;

d) Pemenuhan Dokter Gigi di Puskesmas;

e) Pemenuhan Apoteker di Puskesmas;

f) Pemenuhan Tenaga Teknis Farmasi di Puskesmas;

g) Pemenuhan Tenaga Gizi di Puskesmas;

h) Pemenuhan Tenaga Promkes di Puskesmas;

i) Pemenuhan Rekam Medis di Puskesmas;

j) Pemenuhan Analis Kesehatan di Puskesmas.


RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 9
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

3. Bidang Pekerjaan Umum


1) Kebijakan pemeliharaan dan peningkatan kualitas jalan dan jembatan

yang telah ada, dilaksanakan melalui program:

a) Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan, dengan

sasaran:

(1) Tersediannya Jalan yang Menjamin Kendaraan Dapat Berjalan

dengan Selamat dan Nyaman;

(2) Tersedianya Jembatan yang Menjamin Kendaraan Dapat

Berjalan dengan Selamat dan Nyaman.

b) Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan, dengan sasaran

‚Prosentase Ketersediaan Data Kondisi Jalan dan Jembatan‛.

c) Program Pembangunan Sistem Informasi / Data Base Jalan dan

Jembatan, dengan sasaran ‚Tersosialisasikannya database jalan dan

jembatan‛.

d) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan,

dengan sasaran ‛Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana

kebinamargaan‛.

e) Program rehabilitasi/pemeliharaan saluran drainase/gorong-gorong,

dengan sasaran ‚Rasio Drainase dalam Kondisi Baik‛.

2) Kebijakan pembangunan dan peningkatkan jalan dan jembatan,

dilaksanakan melalui program:

a) Program pembangunan jalan dan jembatan, dengan sasaran :

(1) Panjang Penambahan Jalan Baru;

(2) Penambahan Jembatan Baru.

b) Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong, dengan

sasaran ‚Tersedianya Saluran Drainase/Gorong-Gorong Baru‛.

3) Kebijakan pemeliharaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana

jaringan irigasi, dilaksanakan melalui Program pengembangan dan

pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya,


RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 10
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

dengan sasaran ‚Tersedianya Air Irigasi Untuk Pertanian Rakyat Pada

Sistem Irigasi yang Sudah Ada‛.

4) Kebijakan peningkatan efektivitas, efesiensi, kualitas dan ketertiban

pelaksanaan pengelolaan sumber daya air, dilaksanakan melalui

program Pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan

sumber daya air lainnya, dengan sasaran ‚Prosentase Peningkatan Peran

dan Fungsi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya‛.

5) Kebijakan pemeliharaan dan peningkatan kualitas sanitasi dasar

perumahan dan permukiman melalui peran serta masyarakat,

dilaksanakan melalui program:

a) Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah,

dengan sasaran :

(1) Prosentase Akses Air Minum Bagi Rumah Tangga;

(2) Tersedianya prasarana dan sarana air limbah.

b) Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, dengan sasaran :

‚Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana perdesaan‛.

6) Kebijakan Penataan Dan Pelaksanaan Pembangunan Bangunan Gedung

Serta Jasa Konstruksi, dilakukan melalui :

a) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan sasaran

‛Terwujudnya arahan pembangunan serta peningkatan sesuai Fungsi

Bangunan Gedung‛.

b) Program Pengembangan Data / Informasi Bangunan Gedung dengan

sasaran ‚Tersusunnya arahan dalam pembangunan sesuai fungsi

bangunan gedung‛.

c) Program Penataan dan Pengawasan Pelaksanaan Jasa Konstruksi

dengan sasaran ‚Terwujudnya penataan dan pengawasan

pelaksanaan jasa konstruksi‛.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 11


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

d) Program Perencanaan Bangunan Gedung dengan sasaran

‚Tersusunnya Dokumen Perencanaan Bangunan Gedung yang

memenuhi persyaratan teknis‛.

e) Program Pembangunan Bangunan Gedung dengan sasaran

‚Terwujudnya Pembangunan Bangunan yang memenuhi persyaratan

administrasi dan teknis‛.

f) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Bangunan Gedung dengan sasaran

‚Terwujudnya Rehabilitasi Bangunan yang memenuhi persyaratan

administrasi dan teknis‛.

g) Program Pengendalian Bangunan Gedung dengan sasaran

‚Terwujudnya pedoman/peraturan bangunan gedung‛ dan

‚Terwujudnya Pengawasan dan Pengendalian Bangunan‛.

h) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga dengan

sasaran ‚Tersedianya sarana dan prasarana olah raga‛.

4. Bidang Perumahan
1) Kebijakan penuntasan rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi

masyarakat miskin dan peningkatan penyediaan rumah bagi masyarakat

berpenghasilan rendah, dilaksanakan melalui :

a) Program pengembangan perumahan, dengan sasaran ‚Prosentase

Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni‛.

b) Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan, dengan sasaran

‚Terlaksananya program penangulangan kemiskinan perkotaan‛.

c) Program Peningkatan Kesiapan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran,

dengan sasaran ‚Terpeliharanya sarana dan prasarana pencegahan

bahaya kebakaran‛.

2) Kebijakan rehabilitasi dan rekontsruksi sarana dan prasarana pasca

bencana, dilaksanakan melalui Program perbaikan perumahan akibat

bencana alam/sosial, dengan sasaran :

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 12


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

a) Terpenuhinya Pemberian Bantuan Perbaikan Rumah Masyarakat

(Rehabilitasi) yang Terkena Bencana;

b) Terpenuhinya Kebutuhan Rekonstruksi Sarana dan Prasarana yang

Terkena Bencana.

c) Berfungsinya Kembali Sarana dan Prasarana Daerah Bencana.

5. Bidang Penataan Ruang


1) Kebijakan penataan dan pengendalian ruang, dilaksanakan melalui

program:

a) Program perencanaan tata ruang, dengan sasaran ‚Tersusunnya

Pedoman/Arahan Tentang Penataan Ruang Sesuai Dengan

Peruntukan dan Fungsi Ruang‛.

b) Program pemanfaatan ruang, dengan sasaran ‚Tersosialisasikannya

rencana tata ruang‛.

c) Program pengendalian pemanfaatan ruang, dengan sasaran

‚Tersusunnya kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang dan

terkendalinya pembangunan kawasan‛.

6. Bidang Perencanaan Pembangunan


1) Kebijakan peningkatan pengendalian dan evaluasi pembangunan

daerah, dilaksanakan melalui Program perencanaan pembangunan

daerah, dengan sasaran ‚Tingkat Capaian Pelaporan Pelaksanaan

Pembangunan‛.

2) Kebijakan peningkatan kualitas perencanaan daerah, dilaksanakan

melalui program :

a) Program perencanaan pembangunan daerah, dengan sasaran :

(1) Tersedianya Evaluasi RPJPD Ditetapkan Dengan Perda yang

Selaras Dengan Kondisi Terkini Perencanaan Kabupaten Serta

Kebijakan Pusat dan Provinsi;

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 13


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

(2) Tersedianya Dokumen RPJMD Ditetapkan Dengan Perda yang

Selaras dengan RPJPD Kabupaten, RPJMD Provinsi, RPJMN

dan RTRW Kabupaten;

(3) Tersedianya Evaluasi Midterm RPJMD Ditetapkan dengan

Perda yang Selaras dengan RPJPD Kabupaten, RPJMD Provinsi,

RPJMN dan RTRW Kabupaten;

(4) Tersedianya Dokumen RKPD Ditetapkan dengan Perkada yang

Selaras dengan RPJPD Kabupaten, RPJMD Kabupaten, RPJMD

Provinsi dan RTRW Kabupaten;

(5) Tersedianya Dokumen Perubahan RKPD Ditetapkan dengan

Perkada yang Selaras dengan RPJPD Kabupaten, RPJMD

Kabupaten, RPJMD Provinsi dan RTRW Kabupaten;

(6) Tersedianya Indikator Kunci Utama (IKU) Pemerintah Daerah;

(7) Tersedianya Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pemerintah

Daerah;

(8) Tersedinya Dokumen Renstra OPD yang Selaras dengan

RPJMD, RKPD dan RTRW Kabupaten;

(9) Tersedinya Dokumen Renja OPD yang Selaras dengan Renstra

OPD, RPJMD, RKPD dan RTRW Kabupaten;

(10) Tingkat Ketaatan Terhadap RTRW;

(11) Tersedianya Sumber Daya Apratur Perencanaan yang Handal;

(12) Tersedianya Dokumen RPJM Desa dan RKP Desa.

b) Program perencanaan pembangunan ekonomi, dengan sasaran :

(1) Terwujudnya Koordinasi Perencanaan Pembangunan

Ekonomi;

(2) Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Ekonomi.

c) Program perencanaan sosial budaya, dengan sasaran :

(1) Terwujudnya Koordinasi Perencanaan Pembangunan Sosial

Budaya;
RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 14
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

(2) Terwujudnya Perencanaan Sosial Budaya

d) Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam,

dengan sasaran :

(1) Terwujudnya Koordinasi Perencanaan Pembangunan Sarana

dan Prasarana Wilayah;

(2) Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Sarana dan

Prasarana Wilayah.

e) Program Penyusunan Perencanaan Pengembangan Wilayah

Strategis dan Cepat Tumbuh, dengan sasaran: Terwujudnya

penyusunan perencanaan pengembangan wilayah strategis dan

cepat tumbuh.

f) Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana,

dengan sasaran: Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah

rawan bencana.

g) Program Pengembangan Wilayah Perbatasan, dengan sasaran:

Terwujudnya koordinasi kerjasama dan sinkronisasi antar daerah

perbatasan.

7. Bidang Perhubungan
1) Kebijakan pengintegrasian layanan transportasi pada pusat-pusat daerah

pertumbuhan, dilaksanakan melalui Program peningkatan pelayanan

angkutan umum, dengan sasaran : “Terfasilitasinya Peningkatan

Pelayanan Angkutan Umum‛.

2) Kebijakan pemantapan dan pemenuhan sarana dan prasarana

perhubungan, dilaksanakan melalui program:

a) Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan,

dengan sasaran :

(1) Terpenuhinya Kebutuhan Penerangan Jalan Umum di Wilayah

Pedesaan dan Perkotaan;


RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 15
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

(2) Tersedianya Kebutuhan Rambu-Rambu Lalu Lintas Sesuai

dengan Analisa Kebutuhan.

b) Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan, dengan

sasaran ‚Tersedianya Alat/Sarana Pengaman Lalu Lintas‛.

c) Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ,

dengan sasaran :

(1) Terpeliharanya Sarana Pengujian Kendaraan Bermotor;

(2) Terpeliharanya Perlengkapan Jalan dan Fasilitas Terminal.

3) Kebijakan Peningkatan pengawasan kendaraan angkutan umum dan

pengendalian lalu lintas, dilaksanakan melalui program:

a) Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas, dengan

sasaran: ‚Terkendalinya keamanan dan keselamatan lalu lintas

pengguna jalan‛.

b) Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor,

dengan sasaran : ‚Terpenuhinya pelayanan uji kendaraan dan

tersedianya alat uji serta sarana pendukung keselamatan

transportasi‛.

c) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur, dengan sasaran

‚Tersedianya kapasitas SDM Perhubungan sesuai dengan analisa

kebutuhan‛.

8. Bidang Lingkungan Hidup


1) Kebijakan pemenuhan target RTH Kabupaten Majalengka sesuai dengan

tata ruang, dilaksanakan melalui Program pengelolaan Ruang Terbuka

Hijau (RTH), dengan sasaran ‚Meningkatnya Fungsi RTH di kawasan

perkotaan dan wilayah kecamatan di Kabupaten Majalengka‛.

2) Kebijakan pemantapan pemenuhan AMDAL dalam proses penetapan ijin

usaha dan penegakan hukum lingkungan, dilaksanakan melalui Program

pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, dengan

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 16


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

sasaran ‚Pengendalian terhadap Kualitas Tanah, Air dan Udara dari

Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, serta Meningkatnya

Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Lingkungan Hidup‛.

3) Kebijakan meningkatkan kinerja pengelolaan air limbah, dilaksanakan

melalui Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air

limbah, dengan sasaran ‚Pengendalian Pembuangan Limbah Industri

UKM dan Limbah Domestik‛.

4) Kebijakan pemenuhan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan,

dilaksanakan melalui Program pengembangan kinerja pengelolaan

persampahan, dengan sasaran ‚Meningkatnya Pelayanan dan

Pemeliharaan Sarana Persampahan‛.

5) Kebijakan meningkatkan upaya pelestarian lingkungan, dilaksanakan

melalui Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam

dengan sasaran ‚Pengendalian terhadap kerusakan Tanah, Mata air,

Hutan, Lahan dan Teridentifikasinya kondisi SDA, KEHATI dan Titik

Pencemaran Tanah, Air dan Udara‛.

9. Bidang Pertanahan
Kebijakan tertib administrasi pertanahan, dilaksanakan melalui Program

penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah,

dengan sasaran ‚Prosentase Tanah Bersertifikat dan Keseluruhan Jumlah

Bidang Tanah‛.

10. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil


Kebijakan peningkatan pengelolaan administrasi kependudukan dan

pencatatan sipil, dilaksanakan melalui Program penataan administrasi

kependudukan, dengan sasaran :

a) Cakupan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP);

b) Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga (KK);

c) Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran;


RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 17
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

d) Cakupan Penerbitan Kutipan Akta Kematian.

11. Bidang Pemberdayaan Perempuan


1) Kebijakan penguatan regulasi kelembagaan kesetaraan gender,

dilaksanakan melalui Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas

anak dan perempuan, dengan sasaran :

a) Sosialisasi Kesetaraan Gender;

b) Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah;

c) Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta.

2) Kebijakan penyediaan kebutuhan aktivitas kelembagaan kesetaraan

gender, dilaksanakan melalui program:

a) Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan

anak, dengan sasaran "Cakupan Perempuan dan Anak Korban

Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan Pengaduan Oleh

Petugas Terlatih Di Dalam Unit Pelayanan Terpadu".

b) Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan,

dengan sasaran:

(1) Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang

Mendapatkan Layanan Bantuan Hukum;

(2) Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT);

(3) Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak

Dari Tindakan Kekerasan;

c) Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial, dengan

sasaran:

(1) Cakupan Layanan Reintegrasi Sosial Bagi Perempuan dan Anak

Korban Kekerasan;

(2) Cakupan Layanan Rehabilitasi Sosial yang Diberikan Oleh

Petugas Rehabilitasi Sosial Terlatih Bagi Perempuan dan Anak

Korban Kekerasan Di Dalam Unit Pelayanan Terpadu;

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 18


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

(3) Cakupan Layanan Pemulangan Bagi Perempuan dan Anak

Korban Kekerasan.

12. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


1) Kebijakan akselerasi penurunan angka kematian ibu dan bayi,

dilaksanakan melalui program:

a) Program Keluarga Berencana, dengan sasaran :

(1) Cakupan Peserta KB Aktif;

(2) Rasio Akseptor KB;

(3) Cakupan Sasaran Pasangan Usia Subur Menjadi Peserta KB Aktif;

(4) Cakupan Pasangan Usia Subur yang Ingin Ber-KB Tidak

Terpenuhi (Unmet Need);

(5) Cakupan Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Untuk

Memenuhi Permintaan Masyarakat .

b) Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok

kegiatan di masyarakat, dengan sasaran "Cakupan Anggota Bina

Keluarga Balita (BKB) ber-KB".

c) Program pelayanan kontrasepsi, dengan sasaran:

a) Cakupan Pelayanan IUD;

b) Cakupan Pelayanan MOW;

c) Cakupan Pelayanan MOP.

2) Kebijakan penyediaan alat kontrasepsi dan peningkatan kesejahteraan

pada keluarga prasejahtera dan sejahtera I, dilaksanakan melalui

program:

a) Program Keluarga Berencana, dengan sasaran :

(1) Rata-Rata Jumlah Anak Per Keluarga;

(2) Regulasi Peraturan Daerah Keluarga Berencana.

b) Program kesehatan reproduksi remaja, dengan sasaran ‚Cakupan

Pasangan Usia Subur yang Isterinya Dibawah Usia 20 Tahun‛.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 19


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

c) Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling

KRR, dengan sasaran ‚Cakupan Remaja yang Mengetahui Tentang

KRR‛.

d) Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR

yang madiri, dengan sasaran :

(1) Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan

Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB;

(2) Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I.

e) Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga,

dengan sasaran:

(1) Rasio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga

Berencana (PLKB/PKB).

(2) Rasio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD).

(3) Peningkatan Kompetensi SDM KB.

f) Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan

pembinaan tumbuh kembang anak, dengan sasaran "Cakupan

Penyediaan Informasi Data Mikro Keluarga Di Setiap

Desa/Kelurahan".

g) Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PAUD,

dengansasaran ‚Jumlah PosPAUD‛.

13. Bidang Sosial


Kebijakan perluasan program perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan

PMKS lainnya, dilaksanakan melalui program:

a) Program pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)

dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya, dengan

sasaran ‚PMKS Skala Kabupaten yang Memperoleh Bantuan Sosial Untuk

Pemenuhan Kebutuhan Dasar".

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 20


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

b) Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial, dengan

sasaran:

(1) PMKS Skala Kabupaten yang Menerima Program Pemberdayaan

Sosial Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau Kelompok

Sosial Ekonomi Sejenis Lainnya;

(2) Jumlah KUBE.

c) Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana,

PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya), dengan sasaran ‚Wahana

Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKBSM) yang Menyediakan

Sarana Prasarana Pelayanan Kesejahteraan Sosial‛.

d) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, dengan

sasaran :

(1) Panti Sosial Skala Kabupaten/Kota yang Menyediakan Sarana

Prasarana Pelayanan Kesejahteraan Sosial

(2) Korban Bencana Skala Kabupaten/Kota yang Menerima Bantuan

Sosial Selama Masa Tanggal Darurat;

(3) Korban Bencana Skala Kabupaten/Kota yang Dievakuasi Dengan

Menggunakan Sarana Prasarana Tanggap Darurat Lengkap.

e) Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma, dengan

sasaran ‚Penyandang Cacat Fisik dan Mental, Serta Lanjut Usia Tidak

Potensial yang Telah Menerima Jaminan Sosial‛.

f) Program pelestarian nilai-nilai kepahlawanan dan kejuangan, dengan

sasaran ‚Pelestarian Nilai-Nilai Kepahlawanan dan Kejuangan‛.

g) Program pendataan PMKS, dengan sasaran ‚Data PMKS‛.

h) Program pembinaan lingkungan sosial, dengan sasaran:

(1) Jumlah Peserta Pelatihan;

(2) Jumlah Peserta Padat Karya.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 21


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

14. Bidang Ketenagakerjaan


1) Kebijakan pelaksanaan pelatihan/kursus bagi calon tenaga kerja dan

perlindungan bagi para tenaga kerja, dilaksanakan melalui Program

peningkatan kesempatan kerja, dengan sasaran ‚Besaran Pencari Kerja

yang Terdaftar yang Ditempatkan‛.

2) Kebijakan perluasan lapangan pekerjaan, dilaksanakan melalui program :

b) Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, dengan

sasaran:

(1) Besaran Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis

Kompetensi;

(2) Besaran Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis

Masyarakat;

(3) Besaran Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan

Kewirausahaan;

c) Program pengelolaan data ketenagakerjaan, dengan sasaran:

(1) Angka Partisipasi Angkatan Kerja;

(2) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja;

(3) Tingkat Pengangguran Terbuka.

3) Kebijakan meningkatkan hubungan kerja yang harmonis antara pekerja

dengan pengusaha dilaksanakan melalui program perlindungan dan

pengembangan lembaga ketenagakerjaan, dengan sasaran:

a) Besaran Kasus yang Diselesaikan Dengan Perjanjian Bersama (PB);

b) Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja Per Tahun;

c) Keselamatan dan Perlindungan;

d) Perselisihan Buruh dan Pengusaha Terhadap Kebijakan Pemerintah

Daerah;

e) Besaran Pekerja/Buruh yang Menjadi Peserta Program JKN;

f) Besaran Pemeriksaan Perusahaan;

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 22


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

g) Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan;

h) Persentase Jumlah Tenaga Kerja Dibawah Umur;

i) Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan.

15. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah


1) Kebijakan peningkatan kualitas kelembagaan dan usaha KUKM, serta

perlindungan dan dukungan usaha bagi KUMKM, dilaksanakan melalui

program:

a) Program pengembangan koperasi dan UKM, dengan sasaran

‚Pengembangan Keanggotaan Koperasi Melalui Peningkatan

Kerjasama Koperasi dan Penyuluhan Dalam Rangka Gerakan

Masyarakat Sadar Koperasi (Gemaskop)‛.

b) Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi, dengan

sasaran ‚Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi Di Bidang

Pengendalian dan Akuntabilitas Koperasi‛.

c) Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi Usaha

Mikro Kecil Menengah, dengan sasaran :

(1) Peningkatan Kualitas Organisasi Badan Hukum Koperasi;

(2) Peningkatan Kualitas Ketatalaksanaan Koperasi dan UMKM.

2) Kebijakan peningkatan akses teknologi, SDM, pasar, kualitas produk dan

permodalan bagi koperasi dan UMKM, dilaksanakan melalui Program

pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Usaha Kecil

Menengah, dengan sasaran :

a) Fasilitasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi UMKM Produktif;

b) Pemberian Tambahan Modal Dengan Skema Dana Bergulir;

c) Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam SDM UMKM;

d) Pembangunan Outlet Produk UMKM Di Kawasan Wisata.

3) Kebijakan penguatan koperasi pondok pesantren, dilaksanakan melalui

program:

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 23


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

a) Program peningkatan kualitas koperasi, dengan sasaran

‚Peningkatan kualitas dan kuantitas koperasi pondok pesantren‛.

b) Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif

Usaha Kecil Menengah, dengan sasaran :

(1) Pameran Produk UKM;

(2) Fasilitasi Kemitraan Dengan Lembaga Keuangan Lainnya.

16. Bidang Penanaman Modal


1) Kebijakan menjamin kepastian investasi, dilaksanakan melalui program:

a) Program Pengembangan Investasi, dengan sasaran :

(1) Kajian Kebijakan Penanaman Modal;

(2) Terimplementasikannya pengembangan, pemeliharaan Sistem

Informasi Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal;

(3) Tersedianya data potensi perizinan.

b) Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi, dengan

sasaran:

(1) Penyederhanaan Prosedur Perijinan dan Peningkatan Pelayanan

Penanaman Modal;

(2) Terselenggaranya Fasilitasi, Koordinasi Pelayanan Perizinan dan

Non Perizinan Usaha (Investasi/Penanaman Modal) Melalui

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman

Modal;

(3) Terselenggaranya Sosialisasi Kebijakan Pelayanan Perizinan,

Penanaman Modal Kepada Masyarakat Dunia Usaha.

(4) Terselenggaranya Koordinasi, Pemantauan, Pembinaan dan

Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal;

c) Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi, dengan

sasaran:

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 24


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

(1) Peningkatan Koordinasi dan Kerjasama di Bidang Penanaman

Modal Dengan Instansi Pemerintah dan Dunia Usaha;

(2) Tersedianya Informasi Peluang Usaha/Bidang Usaha Unggulan

dan Terselenggaranya Promosi Investasi;

(3) Peningkatan Kualitas SDM Pelayanan Perizinan.

17. Bidang Kebudayaan


Kebijakan peningkatan pelestarian budaya lokal, dilaksanakan melalui

program :

a) Program pengembangan nilai budaya, dengan sasaran ‚Pembinaan

Dibidang Kebudayaan‛.

b) Program pengelolaan kekayaan budaya, dengan sasaran :

(1) Jumlah Sarana Kesenian;

(2) Jumlah Gedung Kesenian;

(3) Jumlah Group Kesenian;

(4) Jumlah Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan.

c) Program pengelolaan keragaman budaya, dengan sasaran ‚Pemberian

Penghargaan Dibidang Seni/Budaya‛.

18. Bidang Kepemudaan dan Olahraga


1) Kebijakan peningkatan pembangunan sarana prasarana olahraga dan

pembinaan olahragawan, dilaksanakan melalui program :

a) Program peningkatan sarana dan prasarana olah raga, dengan

sasaran:

(1) Jumlah Gedung Olahraga;

(2) Jumlah Lapang Olahraga.

b) Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga, dengan sasaran

(1) Jumlah Pembinaan Pengurus Cabang Olahraga;

(2) Jumlah Olahragawan Berprestasi;


RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 25
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

(3) Jumlah Perolehan Mendali.

c) Program pengembangan kebijakan dan manajemen olahraga,

dengan sasaran ‚JumlahPelatih Olahraga/Instruktur/Wasit‛.

2) Kebijakan peningkatan keterampilan pemuda, dilaksanakan melalui

program:

a) Program pengembangan keserasian dan kebijakan pemuda, dengan

sasaran ‚Jumlah Pemuda Pelopor‛.

b) Program peningkatan peran serta kepemudaan, dengan sasaran

‚Jumlah Paskibraka‛.

c) Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan

kecakapan hidup pemuda, dengan sasaran ‚Jumlah Pemuda yang

Kreatif, Inovatif, Terampildan Mandiri‛.

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri


1) Kebijakan pencegahan dan mitigasi bencana, dilaksanakan melalui

program:

a) Program peningkatan kesiapsiagaan dan pencegahan bencana,

dengan sasaran :

(1) Tersedianya Data dan Informasi Potensi Rawan Bencana;

(2) Terpenuhinya Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi;

(3) Terlaksananya Penyelenggaraan Pelatihan Kebencanaan;

(4) Presentase (%) Korban Bencana Skala Kabupaten/Kota yang

Menerima Bantuan Sosial Selama Masa Tanggal Darurat;

(5) Presentase Korban Bencana Skala Kabupaten yang Menerima

Bantuan Sosial Selama Masa Tanggap Darurat;

(6) Tersusunnya Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati Tentang

Penanggulangan Bencana.

2) Kebiajkan Pemenuhan Tanggap Darurat Bencana dengan program :

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 26


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

a) Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana

alam, dengan sasaran :

(1) Meningkatnya Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Dalam

Mengatasi Bencana Pada Saat Tanggap Darurat Bencana;

(2) Terpenuhinya Pengadaan Peralatan Penanggulangan Bencana;

(3) Terpenuhinya Bantuan Kebutuhan Dasar.

3) Kebijakan peningkatan pemahaman masyarakat akan peraturan

perundang-undangan dan HAM, dilaksanakan melalui Program

penataan peraturan perundang-undangan, kesadaran hukum dan HAM,

dengan sasaran ‚Jumlah Produk Hukum yang Disosialisasikan‛.

4) Kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur Satpol PP, Satuan

Perlindungan Masyarakat dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS),

dilaksanakan melalui Program pemeliharaan ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat, dengan sasaran:

a) Jumlah Anggota Linmas Per 100 Penduduk;

b) Jumlah Penegakan Peraturan Perundang-Undangan.

20. Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan


Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Sandi
1) Kebijakan penataan struktur organisasi yang proporsional, dilaksanakan

melalui Program peningkatan kualitas kelembagaan dan

ketatalaksanaan, dengan sasaran ‚Jumlah OPD yang Menerapkan

Standar Mutu Pelayanan Berbasis ISO‛.

2) Kebijkan peningkatan pelayanan administrasi organisasi, dilaksanakan

melalui program :

a. Program pelayanan administrasi perkantoran, dengan sasaran

‚Terpenuhinya Kebutuhan Operasional OPD‛.

b. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah,

dengan sasaran ‚Terfasilitasinya Lembaga Perwakilan Rakyat‛.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 27


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

c. Program Pemberdayaan Infrastruktur dan Suprastruktur Politik,

dengan sasaran :

a) Pelantikan Anggota DPRD Periode Tahun 2014-2019.

b) Fasilitasi Pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati Periode

Tahun 2018-2022.

c) Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Periode Tahun 2018-2022.

d. Program Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah, dengan sasaran : ‚Terfasilitasinya Kegiatan Bupati dan Wakil

Bupati serta Kegiatan Penunjangnya‛.

3) Kebijakan percepatan penanganan dan pelayanan kepada masyarakat,

dilaksanakan melalui program :

a. Program pemantapan otonomi daerah dan sistem administrasi

daerah, dengan sasaran ‚Prosentase OPD dan Unit Pelayanan Publik

(UPP) dengan Nilai Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) Kriteria

Minimal ‘B’ ‛.

b. Program Peningkatan Pelayanan Publik, dengan sasaran ‚Terfasilitasi

pelayanan publik‛.

c. Program Pengembangan Lingkungan Sehat, dengan sasaran

‚Fasilitasi lingkungan sehat Tingkat Kabupaten‛.

d. Program Sinergitas Perencanaan dan Pembangunan Daerah, dengan

sasaran ‚Terevaluasi dan terkendalinya kendalinya pelaksanaan

program belanja publik‛

e. Program Percepatan Pencapaian IPM, dengan sasaran ‚Akselerasi

peningkatan IPM tingkat kecamatan‛.

f. Program Peningkatan Kinerja Kecamatan, dengan sasaran ‚Fasilitasi

kinerja kecamatan‛.

4) Kebijakan peningkatan pelayanan pengelolaan dan pelaporan keuangan

daerah dalam rangka konsistensi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas

laporan keuangan daerah, dilaksanakan melalui program :


RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 28
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

a) Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan

daerah, dengan sasaran ‚Tingkat Kesesuaian Pelaporan Kinerja

Sesuai Dengan Standar Akuntansi‛.

b) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa,

dengan sasaran ‚Pembinaan dan fasilitasi kinerja Pemerintah Desa‛.

5) Kebijakan peningkatan pendapatan daerah sesuai dengan potensi,

dilaksanakan melalui program :

a) Program penggalian dan pengembangan potensi pendapatan

daerah, dengan sasaran ‚Tingkat Pendapatan Daerah (Persentase

PAD, Persentase Dana Perimbangan, dan Persentase Sumber Lain

yang Sah)‛.

b) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Pajak Bumi dan

Bangunandan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan,

dengan sasaran ‚Terlaksananya pengelolaan PBB dan BPHTB di

Kabupaten Majalengka‛.

6) Kebijakan mewujudkan tertib administrasi aset daerah, dilaksanakan

melalui program :

a) Program peningkatan pengelolaan barang milik daerah, dengan

sasaran :

1) Prosentase Aset Daerah yang Diamankan (Pengamanan Secara

Administrasi, Pengamanan Secara Fisik);

2) Prosentase Aset yang Sudah Diinventarisir.

b) Program Penataan Batas Desa yang Berbatasan dengan Kabupaten

Tetangga, dengan sasaran ‚Terdapat Batas antara Kabupaten

dengan Kabupaten/Kota tetangga‛.

7) Kebijakan peningkatan pengawasan internal untuk mendukung

tatakelola dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah,

dilaksanakan melalui program:

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 29


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

a) Program peningkatan sistem pengawasan internal dan

pengendalian pelaksanaan kebijakan pengawasan kepala daerah,

dengan sasaran :

(1) Prosentase OPD yang Hasil Evaluasi Lakipnya Minimal "CC";

(2) Prosentase Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan Internal;

(3) Prosentase Tindaklanjut Laporan Hasil Pemeriksaan Eksternal;

(4) Cakupan Pemeriksaan Reguler Maupun Non Reguler;

(5) Prosentase Penyelesaian Kasus;

(6) Jumlah OPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Pelayanan

Minimal/Pelayanan Prima;

(7) Prosentase OPD yang Menyelenggarakan SPIP Sesuai PP No. 60

Tahun 2008;

(8) Prosentase OPD yang Melaporkan PMPRB Online.

b) Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan

Aparatur Pengawas Internal Pemerintah (APIP), dengan sasaran :

(1) Prosentase Jumlah Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)

yang Kompeten dan Profesional di Setiap OPD;

(2) Rasio SDM Terdiklat Sesuai Kompetensi Terhadap Total Jumlah

yang Dibutuhkan;

(3) Tingkat Penerapan Jabatan Fungsional Auditor dan P2UPD.

c) Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan

prosedur pengawasan, dengan sasaran :

(1) Tersusunnya Sistem dan Prosedur Pengawasan;

(2) Terpenuhinya Tools Pengawasan (Tersedianya Piagam Audit

Internal, Tersedianya Sistem Penanganan Pengaduan

Masyarakat (Whistle Blower System),Tersedianya Sistem

Penanganan Konflik Kepentingan.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 30


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

d) Program Pemantapan Pengendalian Program Pembangunan,

dengan sasaran ‚Pengendalian Program Pembangunan secara

berkala‛.

8) Kebijakan peningkatan kompetensi aparatur pemerintah daerah

dilaksanakan melalui Program peningkatan kapasitas sumber daya

aparatur, dengan sasaran :

a) Prosentase Pejabat Struktural yang Telah Mengikuti Diklat PIM

Sesuai Jenjangnya;

b) Pengiriman PNS Untuk Mengikuti Diklat Teknis/Fungsional.

9) Kebijakan pembinaan dan pengembangan aparatur pemerintah daerah,

dilaksanakan melalui Program pembinaan dan pengembangan aparatur,

dengan sasaran :

a) Realisasi Pemberian Penghargaan Bagi PNS;

b) Turunnya Angka Pelanggaran Disiplin PNS;

c) Meningkatnya Layanan Sistem Aplikasi Penilaian Kinerja (SAPK);

d) Prosentase Pemenuhan Pegawai Sesuai Formasi;

e) Realisasi Pemenuhan Kebutuhan Layanan Pegawai.

10) Kebijakan menyediakan produk hukum daerah untuk mendukung

penyelenggaraan pemerintahan, dilaksanakan melalui Program penataan

peraturan perundang-undangan, dengan sasaran ‚Jumlah Raperda yang

Diagendakan dalam Prolegda‛.

11) Kebijakan peningkatan penyelarasan peraturan daerah, dilaksanakan

melalui Program penataan peraturan perundang-undangan, dengan

sasaran ‚Jumlah Perda yang Diharmonisasi‛.

12) Kebijakan peningkatan kinerja dan daya saing BUMD dan lembaga

keuangan lainnya, dilaksanakan melalui Program pembangunan

ekonomi, dengan sasaran ‚Penyertaan modal‛.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 31


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

13) Kebijakan Peningkatan sumber daya pendidikan agama pada lembaga

pendidikan keagamaan dan di mesjid, dilaksanakan melalui Program

peningkatan kehidupan beragama, dengan sasaran:

c) Jumlah guru ngaji yang mendapat insentif;

d) Jumlah imam masjid yang mendapat insentif.

14) Kebijakan peningkatan kualitas sarana dan prasarana lembaga

pendidikan agama, dan tempat peribadatan, dilaksanakan melalui

Program peningkatan kehidupan beragama, dengan sasaran;

a) Jumlah Perbup Keagamaan;

b) Jumlah Surat Edaran Bupati.

15) Kebijakan mendorong akselerasi terbentuknya masyarakat religius

melalui regulasi keagamaan, dilaksanakan melalui Program peningkatan

kehidupan beragama, dengan sasaran:

c) Jumlah lembaga pendidikan agama yang memperoleh fasilitas;

d) Jumlah sarana ibadah yang memperoleh fasilitasi.

16) Kebijakan meningkatkan kualitas kerukunan hidup baik interumat

beragama maupun antarumat beragama, dilaksanakan melalui Program

peningkatan kehidupan beragama, dengan sasaran:

i) Jumlah pertemuan rutin antara tokoh-tokoh agama dan ormas

keagamaan;

j) Jumlah pengajian rutin tingkat kabupaten dan kecamatan.

17) Kebijakan pemberdayaan ekonomi pondok pesantren dan majelis taklim,

dilaksanakan melalui Program pemberdayaan kelembagaan

kesejahteraan sosial, dengan sasaran:

a) Pondok pesantren;

b) Kelompok majelis taklim.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 32


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

21. Bidang Ketahanan Pangan

Kebijakan peningkatan ketersediaan, penguatan cadangan, distribusi,

akses dan penganekaragaman pangan, serta keamanan konsumsi dan

penanganan daerah rawan pangan, dilaksanakan melalui Program

peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan, dengan

sasaran :
a) Mempertahankan Ketersediaan Energi dan Protein/Kapita;

b) Meningkatkan dan Mempertahankan Cadangan Pangan;

c) Mempertahankan Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses

Pangan;

d) Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan;

e) Meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan;

f) Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan;

g) Penanganan Daerah Rawan Pangan;

h) Peningkatan dan Pengamanan Mutu Produk Pertanian melalui :

Pengendalian OPT, Penganekaragaman produksi tanaman pertanian,

Peringatan Hari Pangan, Pengumpulan dan Pengolahan Data Pertanian.

22. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


1) Kebijakan meningkatkan kapasitas kelembagaan, keuangan, aparatur,

sarana dan prasarana, dilaksanakan melalui program :

a) program pemantapan pemerintahan dan pembangunan desa,

dengan sasaran :

(1) Ketersediaan Dokumen RPJM Desa;

(2) Ketersediaan Dokumen RKP Desa;

(3) Ketersediaan Dokumen Pola Ruang Desa;

(4) Ketersediaan LPPD;

(5) Ketersediaan LKPJ;

(6) Ketersediaan Laporan Apbdes.


RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 33
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

b) Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa, dengan

sasaran :

(1) Pelatihan Managemen Pemerintahan Desa;

(2) Pelatihan Pengelolaan Keuangan Desa;

(3) Pelatihan Penyusunan APB Desa;

(4) Pelatihan Laporan Keuangan Desa.

2) Kebijakan meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa berbasis

kearifan lokal, dilaksanakan melalui program :

a) Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun

desa, dengan sasaran :

(1) Pelaksanaan Musrenbang Desa;

(2) Ketersediaan RPJM Desa;

(3) Terpenuhinya Sarana Prasarana Infrastruktur Melalui Bhakti TNI;

(4) Terpenuhinya Lingkungan Pemukiman yang Sehat;

(5) Swadaya Masyarakat Terhadap Program Pemberdayaan

Masyarakat.

b) Program peningkatan infrastruktur perdesaan, dengan sasaran :

(1) Cakupan Desa Bebas Perumahan Kumuh;

(2) Cakupan Penerapan dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna

(TTG);

(3) Cakupan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Berbasis

Masyarkat.

c) Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan, dengan

sasaran:

(1) Simpan Pinjam Perempuan;

(2) Jumlah BUMDes.

d) Program peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan, dengan

sasaran :

(1) Tersedianya Profil Desa;


RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 34
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

(2) Pelatihan Kader KPM dan LPM;

(3) Rata-Rata Binaan Kelompok LPM;

(4) Tercapaoinya Evaluasi Kinerja Pemberdayaan Masyarakat

Pedesaan;

(5) Rata-Rata Kelompok Binaan PKK;

(6) Posyandu Aktif;

(7) Cakupan Status Desa Gotong-Royong.

23. Bidang Statistik


Kebijakan peningkatan pengelolaan data pembangunan, dilaksanakan

melalui Program pengembangan data/informasi/statistik daerah, dengan

sasaran ‚Tersedianya Data/Informasi/Statistik Daerah‛.

24. Bidang Kearsipan


Kebijakan mewujudkan pengelolaan kearsipan yang mendukung kinerja

penyelenggaraan pemerintah daerah, dilaksanakan melalui Program

pembinaan, pengelolaan dan pelayanan tata kearsipan, dengan sasaran:

a) Tersedianya Arsiparis;

b) Terlaksananya Pembinaan Tata Kearsipan Ke OPD;

c) Terselamatkannya Arsip Statis;

d) Terevitalisasi Pelayanan Kearsipan.

25. Bidang Komunikasi dan Informatika


1) Kebijakan pemantapan sarana dan prasarana komunikasi dan informasi,

dilaksanakan melalui program:

a) Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa,

dengan sasaran:

(1) Terpenuhinya Pengawasan, Pengendalian dan Peningkatan

Pelayanan Informasi Publik dan Jaringan Komunikasi Informasi;

(2) Prosentase Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 35


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

b) Program pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan

informatika, dengan sasaran ‚Tersedianya Perbup tentang

Pemanfaatan TIK di Pemkab Majalengka‛.

26. Bidang Perpustakaan


Kebijakan penguatan budaya baca dan gemar membaca masyarakat,

dilaksanakan melalui program :

1) Program pembinaan budaya baca dan pembinaan perpustakaan, dengan

sasaran:

a) Jumlah Perpustakaan;

b) Jumlah Pengunjung Perpustakaan Per Tahun;

c) Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan.

8.2.2. Urusan Pilihan


1. Bidang Pertanian
1) Kebijakan peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian,

perkebunan dan peternakan, dilaksanakan melalui program :

a) Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan, dengan

sasaran :

(1) Meningkatnya Produksi Tanaman Pertanian;

(2) Bantuan Bibit/Benih Unggul;

(3) Meningkatnya Produksi Benih Padi;

(4) Bantuan Pupuk Bagi Petani;

(5) Meningkatnya Luasan Lahan Produktif Komoditas Unggulan

Perkebunan (Melalui Intensifikasi dan Rehabilitasi).

b) Program peningkatan produksi hasil peternakan, dengan sasaran

‚Meningkatnya Populasi dan Produksi Hasil Peternakan (Melalui

Pengembangan Bibit Unggul, Inseminasi Buatan (IB), Pakan Bermutu,

Pembinaan Kelompok, dll)‛.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 36


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

c) Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak, dengan

sasaran ‚Meningkatnya Pelayanan dan Penyediaan Sarana Prasarana

Kesehatan Hewan‛.

2) Kebijakan peningkatan bantuan Peningkatan Usaha Agribisnis Pertanian

(PUAP), dilaksanakan melalui Program peningkatan kesejahteraan petani,

dengan sasaran ‚Terbentuknya Gapoktan PUAP menjadi Lembaga

Ekonomi Petani yang Berbadan Hukum‛.

3) Kebijakan peningkatan kinerja sumber daya dan kelembagaan pertanian,

perkebunan dan peternakan, dilaksanakan melalui program :

a) Program pemberdayaan penyuluh pertanian, perikanan dan

kehutanan, dengan sasaran :

(1) Meningkatnya Kompetensi Penyuluh;

(2) Meningkatnya Aktivitas Kunjungan Penyuluhan.

b) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan,

dengan sasaran :

(1) Meningkatnya Kelompok Tani yang Menerapkan Teknologi

Budidaya dan Pengolahan Hasil Pertanian;

(2) Tersebarnya Informasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

(3) Meningkatnya Jumlah Kelompok Pelaksana SLPTT;

(4) Meningkatnya Penerapan Teknologi Budidaya Tanaman

Perkebunan;

(5) Meningkatnya Penerapan Teknologi PHT Pada Tanaman

Perkebunan;

(6) Meningkatnya Penerapan Teknologi Pengolahan Pasca Panen

Perkebunan;

(7) Revitalisasi Kelembagaan dan Teknologi Pertanian (UPJA Dan

P3A);

(8) Pompa Air (3" ; 4" ; 6" );

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 37


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

(9) Traktor Roda Dua (<6 PK; 6-8,5 PK), Mesin Tanam Padi dan

Kultivator;

(10) Alat Pengendali OPT (Handsprayer, Power Sprayer, Fog,

Emposan Tikus, Pembersih Gulma);

(11) Perontok/Pemipil Padi, Jagung, Kedelai (Thresher, Cornsheller);

(12) Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian.

c) Program peningkatan penerapan teknologi peternakan, dengan

sasaran :

(1) Meningkatnya Penerapan Teknologi Pengolahan Hasil

Peternakan;

(2) Meningkatnya Penerapan Teknologi Pengolahan/Pengawetan

Pakan;

(3) Meningkatnya Penerapan Teknologi Penggemukan Ternak

Ruminansia.

4) Kebijakan pengembangan usaha, sarana prasarana pengolahan, serta

pemasaran produk pertanian, perkebunan, dan peternakan, dilaksanakan

melalui program :

a) Program peningkatan kesejahteraan petani, dengan sasaran:

(1) Meningkatnya Jumlah Penyuluh Swadaya;

(2) Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Petani;

(3) Meningkatnya Jumlah Kemitraan Kelompok Tani Dengan Pihak

Swasta;

(4) Meningkatnya Kesejahteraan Petani.

b) Program penyediaan dan pengembangan sarana prasarana

pertanian, dengan sasaran :

(1) Jalan Usaha Tani/Jalan Produksi;

(2) Irigasi (Irigasi Air Tanah, Irigasi Air Permukaan, dll);

(3) Pengembangan Sarana Prasarana Pertanian (Gudang, dll).

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 38


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

c) Program peningkatan pemasaran hasil produksi

pertanian/perkebunan, dengan sasaran :

(1) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir dan

Pemasaran Hasil Pertanian;

(2) Meningkatnya Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan;

(3) Tersebarnya Informasi Pertanian dan Kehutanan.

5) Kebijakan pemberian insentif dan disinsentif, dilaksanakan melalui

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan, dengan sasaran

‚Tersedianya Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan‛.

2. Bidang Kehutanan
1) Kebijakan peningkatan pengembangan aneka usaha kehutanan, serta

pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, dilaksanakan melalui Program

pemanfaatan potensi sumber daya hutan, dengan sasaran:

a) Meningkatnya Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan;

b) Meningkatnya Kapasitas Pengolahan Hasil Hutan dan Turunannya;

c) Bertambahnya Demplot Hasil Hutan Non Kayu.

2) Kebijakan peningkatan rehabilitasi hutan dan lahan serta perlindungan

konservasi sumber daya hutan, dilaksanakan melalui program :

a) Program rehabilitasi hutan dan lahan, dengan sasaran ‚Terwujudnya

Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Pengurangan Luas Lahan Kritis)‛

melalui :

(1) Terbangunnya kawasan hutan rakyat dan penutupan lahan di

luar kawasan hutan;

(2) Terbangunnya lokasi pembibitan tanaman;

(3) Meningkatnya pengendalian erosi dan sedimentasi.

b) Program perlindungan dan konservasi sumber daya hutan, dengan

sasaran :

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 39


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

(1) Terbangunnya Model Desa Konservasi;

(2) Meningkatnya Kelestarian dan Fungsi Sumber Mata Air;

(3) Terbangunnya Kawasan Konservasi Sumber Plasma Nutfah.

3. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral


1) Kebijakan peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas infrastruktur

energi dan ketenagalistrikan, dilaksanakan melaluiProgram

pembinaan dan pengembangan bidang energi dan ketenagalistrikan,

dengan sasaran ‚Jumlah KK Kurang Mampu yang Terpasang Listrik‛.

2) Kebijakan peningkatan pengelolaan sumber daya mineral dan

mengendalikan penggunaan air tanah, dilaksanakan melalui Program

pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan dan air tanah

dengan sasaran :

a. Jumlah Debit Air Tanah yang Dapat Dikelola dan Terawasi;

b. Jumlah Sumur Bor yang Dibangun;

c. Jumlah Penambang Berizin yang Berwawasan Lingkungan.

4. Bidang Pariwisata
1) Kebijakan pembangunan dan pengembangan pariwisata unggulan,

dilaksanakan melalui Program pengembangan destinasi pariwisata,

dengan sasaran :

a) Terbangunnya Destinasi Wisata;

b) Meningkatnya Wisatawan.

2) Kebijakan peningkatan kualitas sarana prasarana pariwisata, dilaksanakan

melalui Program pengembangan pemasaran pariwisata, dengan sasaran

‚Terpublikasikanya Destinasi Pariwisata‛.

3) Kebijakan peningkatan SDM pariwisata dan ekonomi kreatif,

dilaksanakan melalui Program pengembangan kemitraan, dengan

sasaran:
RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 40
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

a) Terbangunanya Kemitraan Pengelolaan Pariwisata;

b) Meningkatnya SDM Pariwisata;

c) Meningkatnya Kerajinan Kreatif.

5. Bidang Kelautan dan Perikanan


1) Kebijakan peningkatan produksi perikanan, dilaksanakan melalui

Program pengembangan budidaya perikanan, dengan sasaran:

a) Berkembangnya Budidaya dan Meningkatnya Produksi Perikanan;

b) Meningkatnya Produksi Benih Ikan;

c) Meningkatnya Kelompok Budidaya Perikanan yang Menerapkan

Teknologi.

2) Kebijakan peningkatan hasil pengolahan dan nilai tambah produk

perikanan, dilaksanakan melalui program :

a) Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi

perikanan, dengan sasaran ‚Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing,

Industri Hilir dan Pemasaran Hasil Perikanan‛;

b) Program peningkatan sarana prasarana hasil perikanan, dengan

sasaran ‚Meningkatnya Pemasaran Pasar Ikan‛.

6. Bidang Perdagangan
1) Kebijakan revitalisasi pasar tradisional dan pasar desa, dilaksanakan

melalui Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri,

dengan sasaran:

a) Terlaksananya Pelatihan SDM Kemampuan Teknis Perdagangan;

b) Terevitalisasinya Pasar Pemda;

c) Terwujudnya Pengembangan dan Rehabilitasi Pasar Tradisional.

2) Kebijakan penggunaan produk dalam negeri, peningkatan

pengembangan dan perlindungan sarana prasarana perdagangan,

dilaksanakan melalui program :

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 41


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

a) Program peningkatan dan pengembangan sistem perdagangan

dalam negeri, dengan sasaran:

(1) Adanya Fasilitasi Tera Ulang;

(2) Adanya Operasi Pasar.

b) Program peningkatan dan pengembangan ekspor, dengan sasaran

‚Adanya Pengembangan Pangsa Pasar‛.

c) Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan, dengan

sasaran ‚Terwujudnya Penataan Pedagang Kaki Lima‛.

3) Kebijakan peningkatan distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat

dan barang strategis, dilaksanakan melalui Program peningkatan dan

pengembangan sistem perdagangan dalam negeri, dengan sasaran :

a) Adanya Pengawasan Barang Beredar;

b) Adanya Kemitraan Toko Modern dan Pelaku Usaha.

4) Kebijakan penataan dan peningkatan kualitas dan kuantitas sektor

ekonomi, dilaksanakan melaluiProgram pembangunan kawasan

perdagangan, dengan sasaran :

a) Terwujudnya Pembangunan Outlet;

b) Terbangunnya Kawasan Perdagangan.

7. Bidang Perindustrian
1) Kebijakan menyiapkan kawasan industri, dilaksanakan melalui Program

pengembangan industri, dengan sasaran :

a) Tersedianya Kawasan Industri;

b) Terlaksanya Penataan Kawasan Industri;

c) Tersusunnya Perencanaan Kawasan Industri.

2) Kebijakan peningkatan kualitas kelembagaan dan usaha KUKM, serta

perlindungan dan dukungan usaha bagi KUMKM, dilaksanakan melalui

Program pengembangan industri kecil dan menengah, dengan sasaran :

a) Terwujudnya Fasilitasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI);

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 42


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

b) Terwujudnya Sertifikasi Halal.

3) Kebijakan peningkatan akses teknologi, SDM, pasar, kualitas produk dan

permodalan bagi koperasi dan UMKM, dilaksanakan melalui program:

a) Program pengembangan industri kecil dan menengah, dengan

sasaran:

(1) Terlaksanya Pelatihan Industri Kecil dan Menengah;

(2) Adanya Pengembangan Industri Kreatif;

b) Program peningkatan kemampuan teknologi industri, dengan

sasaran ‚Adanya Bantuan Peralatan Industri‛.

4) Kebijakan penataan kawasan industri produk unggulan potensi daerah,

dilaksanakan melalui Program pengembangan kawasan industri potensi

unggulan daerah, dengan sasaran ‚Adanya Pembangunan Kawasan

Industri Potensi Daerah‛.

8.3. Kebijakan Pendanaan


Selain kebijakan pendanaan yang akan diprioritaska pada program-

program urusan wajib dan urusan pilihan sebagaimana uraian di atas, terdapat

pula kebijakan pendanaan terhadap belanja tidak langsung yang meliputi:

1. Belanja Pegawai;

2. Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional

KDH/Wakil KDH;

3. Belanja Hibah:

4. Belanja Bantuan Sosial;

5. Belanja Bagi Hasil kepada Propinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa;

6. Belanja Bantuan Keuangan kepada Propinsi/Kabupaten/ Kota dan

Pemerintah Desa;

7. Belanja Alokasi Dana Desa (UU No. 6 Tahun 2014);

8. Belanja Tidak Terduga.

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 43


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Sementara itu, program pada setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

yang akan dianggarkan pendanaanya selama kurun waktu 5 (lima) tahun, meliputi

program sebagai berikut:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur;

4. Program Peningkatan Peng. Sistem Pelaporan Capaian Kinerja;

5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;

6. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan

keuangan;

7. Program Sinergitas Perencanaan Daerah;

8. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur;

9. Belanja Honorarium PNS Khusus untuk Guru dan Tenaga Medis.

Perihal kebijakan pendanaan seluruh program dapat terlihat pada tabel

berikut:

RPJMD Kab. Majalengka Hal VIII - 44


Tahun 2014 - 2018
Tabel 8.1
Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Kabupaten Majalengka

Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

BELANJA TIDAK LANGSUNG


Belanja Pegawai Jumlah pegawai yang Jiwa 14,572 15,085 1,200,623,769,384 15,613 1,310,167,334,794 16,159 1,482,556,940,349 16,725 1,646,790,391,123 17,310 1,829,176,327,859 17,916 1,829,176,327,859 DPKAD
mendapat gaji dan
tunjangan
Belanja Bunga Jumlah bunga yang Rp 0 0 0 0 0 0 0 DPKAD
- - - - - -
dibayarkan
Belanja Subsidi Jumlah subsidi yang Rp 0 0 0 0 0 0 0 DPKAD
- - - - - -
diberikan
Belanja Hibah Jumlah hibah yang Rp 20,538,794,575 3,384,099,250 3,722,509,175 4,094,760,093 4,504,236,102 40,504,236,101.75 40,504,236,101.75 DPKAD
diserahkan
Belanja Bantuan Sosial Jumlah bantuan sosial yang Rp 175,000,000 300,000,000 330,000,000 363,000,000 399,300,000 439,230,000 439,230,000 DPKAD
diberikan
Belanja Bagi Hasil kepada Jumlah bagi hasil yang Rp 1,017,878,105 3,045,267,872 3,349,794,659 3,684,774,125 4,053,251,538 4,458,576,691.40 4,458,576,691.40 DPKAD
Propinsi/Kabupaten/Kota dan dibayarkan
Pemerintah Desa
Belanja Bantuan Keuangan kepada Jumlah bantuan keuangan Rp 43,598,764,349 50,576,306,000 143,148,664,913 165,786,031,741 193,100,995,487 226,911,906,797 ############# DPKAD
Propinsi/Kabupaten/ Kota dan yang diberikan kepada
Pemerintah Desa desa
Belanja Tidak Terduga Jumlah dana yang Rp 0 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000 1,464,100,000 DPKAD
disediakan untuk belanja
yang tidak terduga

BELANJA LANGSUNG

PROGRAM PADA SETIAP


OPD
x x 1 Program Pelayanan Administrasi Terpenuhinya kebutuhan Persen 100 100 20,714,829,747 100 22,786,312,721 100 25,064,943,993 100 37,571,438,393 100 41,328,582,232 100 41,328,582,232.13 OPD
Perkantoran operasional OPD
x x 2 Program Peningkatan Sarana dan Terpenuhinya sarana dan Persen 100 100 4,505,000,000 100 4,955,500,000 100 5,451,050,000 100 15,723,602,500 100 21,509,782,625 100 21,509,782,625 OPD
Prasarana Aparatur prasarana yang
representatif
x x 3 Program Peningkatan Disiplin Terlaksananya stimulan Persen 100 100 2,385,000,000 100 2,623,500,000 100 2,885,850,000 100 4,030,142,500 100 4,231,649,625 100 4,231,649,625 OPD
Aparatur bagi peningkatan kinerja
aparatur
x x 4 Program Peningkatan Peng. Sistem Tersedianya LKIP OPD Dokumen 53 53 530,000,000 53 583,000,000 53 641,300,000 53 705,430,000 53 775,973,000 53 775,973,000 OPD
Pelaporan Capaian Kinerja
x x 5 Program Peningkatan Kapasitas (1) Pendidikan formal tenaga Jiwa 7 3 980,000,000 3 1,078,000,000 7 1,185,800,000 9 6,940,000,000 9 7,287,000,000 9 17,470,800,000 BKD/Dinkes/RSUD
Sumber Daya Aparatur medis (dokter spesialis) Cideres/RSUD
Majalengka
(2) Pendidikan formal bagi Jiwa 13 5 200,000,000 5 220,000,000 31 242,000,000 40 2,000,000,000 45 2,200,000,000 45 4,862,000,000 BKD/Dinkes/RSUD
tenaga non medis Cideres/RSUD
(perawat, bidan, nutrisionis, Majalengka
dll)
(3) Dokter (medis) yang telah Jiwa 3 8 75,000,000 8 82,500,000 25 90,750,000 30 99,825,000 35 109,807,500 35 457,882,500 BKD/Dinkes/RSUD
mengikuti Cideres/RSUD
pelatihan/bimbingan teknis Majalengka
(4) Tenaga non medis yang Jiwa 43 39 165,000,000 81 181,500,000 90 199,650,000 100 219,615,000 110 241,576,500 110 1,007,341,500 BKD/Dinkes/RSUD
telah mengikuti Cideres/RSUD
pelatihan/bimbingan Majalengka
(5) Terfasillitasinya upaya Jenis kegiatan 5 5 3,710,000,000 5 3,710,000,000 5 3,710,000,000 5 3,710,000,000 5 3,710,000,000 5 18,550,000,000 OPD
peningkatan kapasitas
aparatur
x x 6 Program peningkatan pengembangan Meningkatnya kualitas Dokumen 53 53 795,000,000 53 874,500,000 53 961,950,000 53 1,058,145,000 53 1,163,959,500 53 1,163,959,500 OPD
sistem pelaporan capaian kinerja dan pelaporan kinerja dan
keuangan keuangan
x x 12 Program Sinergitas Perencanaan Meningkatnya kualitas Persen 100 100 2,110,668,000 100 2,321,734,800 100 2,553,908,280 100 3,809,299,108 100 4,190,229,019 100 4,190,229,019 OPD
Daerah perencanaan OPD
x x 13 Program Pengembangan Pengelolaan tersedianya Daftar Hasil Dokumen 1 1 76,200,000 1 83,820,000 1 92,202,000 1 101,422,200 1 111,564,420 5 465,208,620 Disdik
Barang Daerah Pengadaan Barang Daerah
(DHPBD)
x x 19 Belanja Honorarium PNS Khusus untuk Terpenuhinya Honorarium Tahun 1 1 3,500,000,000 1 3,850,000,000 1 4,235,000,000 1 4,658,500,000 1 5,124,350,000 1 5,124,350,000 Disdik dan Dinkes
Guru dan Tenaga Medis PNS Khusus Guru dan
Tenaga Medis

VIII - 45
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
x x 31 Program Pembinaan dan Meningkatnya kapasitas Jiwa 6,624 6,756 130,000,000 6,892 143,000,000 7,029 157,300,000 7,170 173,030,000 7,313 190,333,000 7,313 190,333,000 BKD
Pengembangan Aparatur aparatur

1 URUSAN WAJIB

1 01 PENDIDIKAN
1 01 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini (1) APK PAUD Persen 26 32.67 39.34 46.01 52.68 59.35 59.35 - Disdik/ Kecamatan

(2) Jumlah Lembaga Unit 1,171 1,186 502,000,000 1,201 1,000,000,000 1,216 1,100,000,000 1,231 6,155,000,000 1,246 6,230,000,000 1,246 14,987,000,000
Penyelenggaraan PAUD
1 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan (1) Angka melanjutkan SD/MI Persen 98.63 99.3 99.97 100.64 101.31 101.98 101.98 Disdik/ Kecamatan
Dasar 9 Tahun ke ke SMP/MTs
(2) APK SMP/MTs Persen 95.26 96.83 98.39 99.96 101.53 103.09 103.09
(3) Tersedia satuan pendidikan Persen 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Disdik
dalam jarak yang
terjangkau
(4) Jumlah Ruang Kelas Baru ruang 12 80 8,000,000,000 80 8,000,000,000 80 8,400,000,000 80 8,400,000,000 79 8,690,000,000 399 41,490,000,000
(5) Jumlah Ruang Kelas Baru ruang 77 29 3,190,000,000 29 3,190,000,000 29 3,335,000,000 29 3,335,000,000 29 3,480,000,000 145 16,530,000,000
SMP/MTs
(6) Rehabilitasi Ruang Kelas ruang 180 97 8,730,000,000 97 8,730,000,000 97 8,730,000,000 97 8,730,000,000 97 8,730,000,000 485 43,650,000,000
SD/MI
(7) Rehabilitasi Ruang Kelas ruang 131 43 3,870,000,000 43 3,870,000,000 43 3,870,000,000 43 4,300,000,000 44 4,400,000,000 216 20,310,000,000
SMP/MTs
(8) Penambahan Meubeulair unit 8 80 1,200,000,000 80 1,200,000,000 80 1,200,000,000 80 1,200,000,000 79 1,185,000,000 399 5,985,000,000
SD/MI
(9) Penambahan Meubeulair unit 26 29 725,000,000 29 725,000,000 29 725,000,000 29 725,000,000 29 725,000,000 145 3,625,000,000
SMP/MTs
(10) Dibangunnya Laboratorium unit 0 8 2,000,000,000 8 2,000,000,000 7 1,750,000,000 7 1,750,000,000 7 1,750,000,000 37 9,250,000,000
IPA SMP/MTs

(11) Penyediaan alat unit 24 26 3,900,000,000 26 3,900,000,000 26 3,900,000,000 26 3,900,000,000 26 3,900,000,000 130 19,500,000,000
peraktek/peraga IPA
SMP/MTs
(12) Disediakannya Meubeulair unit 0 8 200,000,000 8 200,000,000 7 175,000,000 7 175,000,000 7 175,000,000 37 925,000,000
Lab IPA SMP/MTs

(13) Disediakannya Ruang unit 1 54 5,940,000,000 54 5,940,000,000 54 5,940,000,000 54 5,940,000,000 54 5,940,000,000 270 29,700,000,000
Kepala Sekolah
(14) Disediakannya Ruang Guru unit 1 54 5,940,000,000 54 5,940,000,000 54 5,940,000,000 54 5,940,000,000 54 5,940,000,000 270 29,700,000,000
(15) Jumlah SD/MI Berstandar Persen 86 87.57 50,000,000 89.13 50,000,000 90.70 50,000,000 92.27 50,000,000 93.83 50,000,000 93.83 250,000,000 Disdik
Nasional
(16) Jumlah SMP/MTs Persen 79 80.57 50,000,000 82.13 50,000,000 83.70 50,000,000 85.27 50,000,000 86.83 50,000,000 86.83 250,000,000
Berstandar Nasional
1 01 17 Program Pendidikan Menengah (1) APK SMA/MA/SMK Persen 59.95 66.1 3,515,000,000 72.25 3,866,500,000 78.4 4,253,150,000 84.55 6,678,465,000 90.7 7,346,311,500 90.7 25,659,426,500 Disdik/ Kecamatan
Sederajat
(2) Jumlah Ruang Kelas Baru ruang 74 44 5,940,000,000 44 5,940,000,000 44 5,940,000,000 44 5,940,000,000 44 5,940,000,000 220 29,700,000,000 Disdik
SMA/MA/SMK
(3) Dibangunnya Unit Sekolah unit 5 1 1,350,000,000 1 1,350,000,000 1 1,350,000,000 1 1,350,000,000 1 2,350,000,000 5 7,750,000,000
Baru
(4) Jumlah SMA/SMK/MA Persen 91 91.67 200,000,000 92.34 50,000,000 93.01 50,000,000 93.68 50,000,000 94.35 50,000,000 94.35 400,000,000 Disdik
Berstandar Nasional
1 01 18 Program Pendidikan Non Formal AMH Persen 95.84 98.14 98.14 99.3 99.55 99.8 99.8 - Disdik/ Kecamatan

1 01 20 Program Peningkatan Mutu Pendidik (1) Jumlah Pendidik yang Persen 73.75 86.18 50,000,000 96.61 50,000,000 100 50,000,000 100 50,000,000 100 50,000,000 100 250,000,000 Disdik
dan Tenaga Kependidikan memenuhi kualifikasi S1/D4

(2) Jumlah Pendidik dan Orang 1,494 900 50,000,000 100 50,000,000 100 50,000,000 50 50,000,000 50 50,000,000 1200 250,000,000
Tenaga Kependidikan yang
dilatih
1 01 21 Program pembinaan budaya baca dan (1) Jumlah Perpustakaan unit 719 49 1,470,000,000 49 1,470,000,000 49 1,470,000,000 49 1,470,000,000 49 1,470,000,000 245 7,350,000,000 Disdik
pembinaan perpustakaan
(2) Jumlah pengunjung Persen 5 5.56 5,000,000 6.23 5,000,000 6.9 5,000,000 7.57 5,000,000 8.24 5,000,000 8.24 25,000,000
perpustakaan per tahun
(3) Koleksi buku yang tersedia Persen 87.27 88.84 150,000,000 90.40 150,000,000 91.97 150,000,000 93.54 150,000,000 95.10 150,000,000 95.10 750,000,000
di perpustakaan

1 01 22 Program Manajemen Pelayanan (1) TK/RA terakreditasi Unit 83 96 50,000,000 96 50,000,000 96 50,000,000 96 200,000,000 96 200,000,000 480 550,000,000 Disdik
Pendidikan

VIII - 46
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
(2) SD/MI terakreditasi Unit 1,053 88 50,000,000 88 50,000,000 88 50,000,000 87 200,000,000 87 200,000,000 438 550,000,000
(3) SMP/MTs terakreditasi Unit 112 8 50,000,000 8 50,000,000 8 50,000,000 8 200,000,000 8 200,000,000 40 550,000,000
(4) SMA/SMK/MA terakreditasi Unit 69 5 50,000,000 5 50,000,000 5 50,000,000 4 200,000,000 4 200,000,000 23 550,000,000

1 02 KESEHATAN
1 02 13 Program Pembinaan Lingkungan (1) Fasilitasi Alat-alat Paket 3 2 4,063,296,669 3 11,851,379,000.00 4 14,801,979,000 3 11,261,979,000.00 3 11,545,298,000 15 53,523,931,669 Dinkes/RSUD
Sosial Kesehatan dan gedung Cideres/RSUD
bagi penderita akibat Majalengka
dampak Rokok
1 02 15 Program Obat dan Perbekalan Ketersediaan obat dan Persen 100% 100% 8,000,000,000 100% 8,000,000,000 100% 8,000,000,000 100% 9,000,000,000 100% 10,000,000,000 100% 43,000,000,000 Dinkes
Kesehatan perbekalan kesehatan
1 02 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat Regulasi Sistem Dokumen 1 1 50,000,000 1 50,000,000 1 50,000,000 1 50,000,000 1 50,000,000 6 250,000,000 Dinkes
Pembiayaan Kesehatan
1 02 17 Program Promosi Kesehatan dan (1) Cakupan Desa Siaga Aktif Persen 70% 76% 100,000,000 78% 150,000,000 80% 200,000,000 80% 500,000,000 82% 500,000,000 82% 1,450,000,000 Dinkes/ Kecamatan
Pemberdayaan Masyarakat
(2) Rasio posyandu per 1.000 Kelompok 13.94 13.99 120,000,000 14.04 120,000,000 14.09 120,000,000 14.14 500,000,000 14.19 500,000,000 14.19 1,360,000,000 Dinkes/ BPMDPKB
balita
(3) Cakupan penjaringan Persen 100% 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% 750,000,000
kesehatan siswa SD dan
setingkat
(4) Cakupan PHBS Tatanan Persen 55% 56% 150,000,000 57% 150,000,000 58% 200,000,000 59% 250,000,000 70% 300,000,000 70% 1,050,000,000
Rumah Tangga
1 02 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat (1) Cakupan Balita Gizi Buruk Persen 100% 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% 500,000,000 100% 1,000,000,000 100% 1,950,000,000 Dinkes/ Kecamatan
yang mendapat perawatan

(2) Cakupan Balita Gakin yang Persen 14% 100% 120,000,000 100% 130,000,000 100% 130,000,000 100% 500,000,000 100% 1,000,000,000 100% 1,880,000,000
mendapatkan PMT
pemulihan/MP ASI
1 02 22 Program Pencegahan dan (1) Cakupan Desa/Kelurahan Persen 95.33% 96.21% 500,000,000 97.10% 500,000,000 97.96% 500,000,000 98.83% 1,000,000,000 100% 1,000,000,000 100.00% 3,500,000,000 Dinkes
Penanggulangan Penyakit Menular Universal Child
Immunization

(2) Cakupan Penemuan dan Persen 83.25% 83.75% 170,000,000 84.25% 170,000,000 84.75% 170,000,000 85.25% 500,000,000 85.75% 500,000,000 85.75% 1,510,000,000
penanganan Penderita
penyakit TBC BTA
(3) Cakupan Penemuan dan Persen 100% 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% 1,450,000,000
Penanganan penderita
penyakit DBD
(4) Cakupan Desa/Kelurahan Persen 100% 100% 200,000,000 100% 200,000,000 100% 200,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% 1,600,000,000
mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam

(5) Tertangananinya Kejadian Persen 100 100 480,000,000 100 500,000,000 100 500,000,000 100 500,000,000 100 500,000,000 100 2,480,000,000 Dinkes
Luar Biasa Penyakit

1 02 24 Program Pelayanan Kesehatan Cakupan pelayanan Persen 66.98% 83.49% 6,000,000,000 100% 6,000,000,000 100% 6,000,000,000 100% 10,000,000,000 100% 10,000,000,000 38,000,000,000 Dinkes
Penduduk Miskin kesehatan dasar
masyarakat miskin
1 02 25 Program peningkatan dan perbaikan (1) Rasio puskesmas, poliklinik, Rasio 0.0893 0.0893 8,370,349,700 0.0893 8,707,384,670 0.0901 9,548,123,137 0.0910 20,000,000,000 0.0910 20,000,000,000 0.0910 20,000,000,000 Dinkes
sarana dan prasarana pustu per 1.000 penduduk
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan
jaringannya
(2) Cakupan Puskesmas Unit 1.19 1.19 1.19 1.19 1.19 1.19 1.19 -
(3) Cakupan Puskesmas Unit 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 -
Pembantu
1 02 26 Program pengadaan, peningkatan (1) Pelayanan dan Pendukung Persen 100% 100% 33,097,816,700 100% 33,762,746,348 100% 37,139,020,982.80 100% 40,852,923,081 100% 44,938,215,389 100% 189,790,722,501 RSUD
sarana dan prasarana rumah Pelayanan RS Cideres/RSUD
sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit Majalengka
paru-paru/rumah sakit mata
1 02 29 Program peningkatan pelayanan (1) Cakupan pelayanan anak Persen 103.7% 80.39% 150,000,000 84.39% 150,000,000 88.39% 150,000,000 92.39% 500,000,000 96.39% 500,000,000 96.39% 1,450,000,000 Dinkes
kesehatan anak balita balita
(2) Cakupan Kunjungan Bayi Persen 101.59% 95.18% 220,000,000 95.88% 220,000,000 96.58% 220,000,000 97.28% 220,000,000 97.98% 220,000,000 97.98% 1,100,000,000

1 02 30 Program Peningkatan Poned dan SOP sistem Rujukan Dokumen 3 3 25,000,000 3 25,000,000 3 25,000,000 3 25,000,000 3 25,000,000 3 125,000,000 Dinkes/RSUD
Ponek Cideres/RSUD
Majalengka

VIII - 47
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 02 32 Program Peningkatan Keselamatan Ibu (1) Cakupan Kunjungan Ibu Persen 90.59% 91.02% 160,000,000 95% 175,000,000 95.71% 175,000,000 96.41% 500,000,000 97.11% 500,000,000 97.11% 1,510,000,000 Dinkes
Melahirkan dan Anak Hamil K4

(2) Cakupan pelayanan Ibu Persen 95.34% 96.00% 133,000,000 97% 150,000,000 98.00% 200,000,000 99.00% 300,000,000 100.00% 300,000,000 100.00% 1,083,000,000
Nifas
(3) Cakupan komplikasi Persen 126.96% 100% 90,000,000 100% 100,000,000 100% 150,000,000 100% 500,000,000 100% 500,000,000 100% 1,340,000,000
kebidanan yang ditangani

(4) Cakupan pertolongan Persen 94.66% 94.91% 110,000,000 95.25% 110,000,000 95.50% 125,000,000 96.00% 500,000,000 96.50% 500,000,000 96.50% 1,345,000,000
persalinan oleh tenaga
kesehatan yg memiliki
kompetensi kebidanan
(5) Angka Harapan Hidup Tahun 67,35* 67,41 67,67 67,94 68,20 68,47 68,47
(AHH)
1 02 34 Program Peningkatan Sistem Informasi Pengembangan Sistem Kegiatan 1 1 222,000,000 1 250,000,000 1 300,000,000 1 300,000,000 1 300,000,000 6 1,372,000,000 Dinkes/RSUD
Kesehatan informasi kesehatan Cideres/RSUD
Majalengka
1 02 36 Program Standarisasi Pelayanan Cakupan Penemuan dan Persen 100% 100% 364,000,000 100% 400,000,000 100% 400,000,000 100% 400,000,000 100% 400,000,000 100% 1,964,000,000 Dinkes
Kesehatan penanganan penderita
penyakit
1 02 37 Program Peningkatan Cakupan Cakupan Masyarakat yg Persen 30% 30% 150,000,000 40% 150,000,000 50% 150,000,000 60% 150,000,000 70% 150,000,000 70% 750,000,000 Dinkes
Peserta JKN tercover Asuransi yang
terdaftar di Puskesmas
1 02 38 Program Pelayanan Kesehatan Dasar Cakupan masyarakat yang Persen 40,17% > 15% 5,700,000,000 > 15% 5,700,000,000 > 15% 6,700,000,000 > 15% 10,700,000,000 > 15% 10,700,000,000 > 15% 39,500,000,000 Dinkes
memanfaatkan Puskesmas
dan jaringannya

1 02 39 Program Kesehatan Dasar yang Cakupan Puskesmas Unit 2 6 180,000,000 6 180,000,000 6 180,000,000 6 180,000,000 6 180,000,000 32 900,000,000 Dinkes
Berkelanjutan dan Berkualitas terakreditasi
1 02 42 Program Peningkatan Lingkungan (1) Cakupan Rumah Sehat Persen 56.87% 60% 300,000,000 65% 300,000,000 68% 300,000,000 73% 300,000,000 75% 300,000,000 75% 1,500,000,000 Dinkes
Sehat
(2) Proporsi sarana air bersih Persen 40.68% 42% 250,000,000 43% 250,000,000 44% 250,000,000 45% 250,000,000 46% 250,000,000 46% 1,250,000,000
yang memenuhi syarat
kesehatan
(3) Cakupan Tempat-tempat Persen 79.45% 81% 200,000,000 83% 200,000,000 85% 200,000,000 87% 200,000,000 90% 200,000,000 90% 1,000,000,000
Umum yang laik sehat

(4) Cakupan Tingkat Persen >5 >5 110,000,000 >5 110,000,000 >5 110,000,000 >4 110,000,000 >4 110,000,000 >4 550,000,000
Kepadatan Lalat di Tempat-
Tempat Umum
1 02 43 Program Peningkatan Mutu Pelayanan (1) Terlayaninya pasien yang Persen 100% 100% 93,767,830,200 100% 100,144,613,220 100% 103,615,593,301 100% 123,977,152,631 100% 136,374,867,894 100% 557,880,057,246 Dinkes/RSUD
Kesehatan Rujukan akses ke rawat jalan, IGD Cideres/RSUD
dan Rawat Inap RS Majalengka

(2) Cakupan pelayanan kasus Persen 100% 100% 100% 100% 100% 100 100
gawat darurat obstetri dan
neonatal oleh rumah sakit
(PONEK)

(3) Rasio Rumah Sakit per Rasio 0.0026 0.0026 0.0026 0.0026 0.0026 0.0026 0.0026
1.000 penduduk
(4) Cakupan pelayanan Persen 39.13% 40.16% 41.19% 42.22% 43.25% 44.28% 44.28%
kesehatan rujukan Pasien
masyarakat miskin
1 02 44 Program Peningkatan Hygiene dan (1) Proporsi rumah tangga Persen 55.72% 58% 200,000,000 69% 200,000,000 73% 200,000,000 75% 200,000,000 80% 200,000,000 80% 1,000,000,000 Dinkes
Sanitasi Masyarakat (Prohisan) yang akses terhadap air
bersih yang layak
(2) Proporsi rumah tangga Persen 51.30% 53.51% 300,000,000 55.72% 300,000,000 57.93% 300,000,000 60.14% 300,000,000 62.37% 300,000,000 62.37% 1,500,000,000
yang akses terhadap
sanitasi yang layak

1 03 PEKERJAAN UMUM
1 03 15 Program pembangunan jalan dan (1) Panjang penambahan Jalan Km - 0 - 0 - 1 1,014,000,000 2 7,230,800,000 2 7,453,880,000 5 15,698,680,000 Dinas BMCK
jembatan baru
(2) Penambahan Jembatan Buah - 1 800,000,000 1 880,000,000 1 968,000,000 1 4,064,800,000 1 4,171,280,000 5 10,884,080,000 Dinas BMCK
baru
1 03 16 Program rehabilitasi/pemeliharaan (1) Terpeliharanya drainase Km 4,960.46 3 1,000,000,000 3.00 1,500,000,000 3.00 1,800,000,000 3.00 2,000,000,000 3.00 2,300,000,000 15.00 8,600,000,000 Dinas BMCK
saluran drainase/gorong-gorong dalam kondisi baik

VIII - 48
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 03 16 Program pembangunan saluran (1) Tersedianya saluran Km 0 0 - 1.00 330,000,000 2.00 726,000,000 4.00 1,597,200,000 4.00 2,756,920,000 11 5,410,120,000 Dinas BMCK
drainase/gorong-gorong drainase/gorong-gorong
baru
1 03 18 Program rehabilitasi/pemeliharaan (1) Tersediannya jalan yang Km 575.36 586.3 108,948,198,752 600.60 105,411,017,112 614.90 143,407,781,199 629.20 246,356,150,504 650.65 260,804,220,865 650.65 864,927,368,432 Dinas BMCK
jalan dan jembatan menjamin kendaraan dapat
berjalan dengan selamat
dan nyaman
(2) Tersediannya jembatan Buah 366.00 371.00 12,010,000,000 375.00 12,368,210,900 383.00 14,880,021,870 389.00 25,661,011,687 395.00 26,600,186,837 395.00 91,519,431,294 Dinas BMCK
yang menjamin kendaraan
dapat berjalan dengan
selamat dan nyaman

1 03 20 Program inspeksi kondisi Jalan dan (1) Prosentase ketersediaan Persen 100 100 57,000,000 100.00 57,000,000 100.00 59,850,000 100.00 59,850,000 100 62,842,500 100 296,542,500 Dinas BMCK
Jembatan data kondisi jalan dan
jembatan
1 03 22 Program Pembangunan sistem Tersosialisasikannya data Kegiatan - - - 1 30,557,500 1 30,557,500 1 30,557,500 1 30,557,500 4 122,230,000 Dinas BMCK
informasi/data base jalan dan base jalan dan jembatan
jembatan
1 03 23 Program Peningkatan sarana dan Terpenuhinya kebutuhan Kegiatan - 3 2,200,000,000 3 2,890,000,000 3 4,000,000,000 3 7,000,000,000 3 8,000,000,000 15 24,090,000,000
prasarana kebinamargaan sarana dan prasarana
kebinamargaan
1 03 24 Program Pengembangan dan (1) Tersedianya air irigasi Persen 67.00 68.33 100,500,000,000 70.00 99,350,000,000 72.33 97,450,000,000 73.67 97,170,000,000 75.00 100,900,000,000 75.00 495,370,000,000 PSDAPE
pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan untuk pertanian rakyat
jaringan pengairan lainnya pada sistem irigasi yang
sudah ada
1 03 26 Program Pengembangan, pengelolaan (1) Prosentase peningkatan Persen 5 8 10,920,000,000 11 7,610,000,000 14 8,370,000,000 17 9,200,000,000 20 10,120,000,000 20 46,220,000,000 PSDAPE
dan konservasi sungai, danau dan peran dan fungsi sungai,
sumber daya air lainnya danau dan sumber daya air
lainnya
1 03 27 Program pengembangan kinerja (1) Jumlah rumah tangga yang KK 316,524 327,856 3,500,000,000 341,122 4,000,000,000 354,388 4,500,000,000 367,654 5,000,000,000 379,025 5,000,000,000 379,025 22,000,000,000 Dinas BMCK/
pengelolaan air minum dan air limbah terlayani akses air minum Kecamatan

(2) Tersedianya Prasarana dan Lokasi/Desa 80 20 6,000,000,000 20 6,000,000,000 20 6,000,000,000 20 8,000,000,000 20 10,000,000,000 100 36,000,000,000 Dinas BMCK
Sarana Air Limbah

(3) Pengendalian pembuangan Lokasi/kec - - - 2 180,000,000 2 198,000,000 2 217,800,000 2 539,580,000 8 1,135,380,000 BPLH
limbah industri UKM dan
limbah domestik

1 03 30 Program Pembangunan Infrastruktur (1) Terpenuhinya kebutuhan Desa 0 303 66,072,771,006 243 46,235,000,000 203 55,535,000,000 203 55,735,000,000 180 56,035,000,000 1,132 279,612,771,006 Dinas BMCK/
Perdesaan sarana dan prasarana Kecamatan
infrastruktur perdesaan
1 03 xx Program Peningkatan Sarana dan (1) terwujudnya arahan Paket 5 5 3,100,000,000 5 3,410,000,000.00 0 - 0 - 0 - 10 6,510,000,000 BMCK
Prasarana Aparatur pembangunan serta
peningkatan sesuai Fungsi
Bangunan Gedung

1 03 xx Program Pengembangan Data / (1) Tersusunnya arahan dalam Paket 5 5 1,000,000,000 5 1,100,000,000 0 - 0 - 0 - 10 2,100,000,000 BMCK
Informasi Bangunan Gedung pembangunan sesuai
fungsi bangunan gedung

1 03 xx Program Penataan dan Pengawasan (1) terwujudnya penataan dan Paket 1 0 - 1 150,000,000 1 200,000,000 1 250,000,000 1 500,000,000 4 1,100,000,000 BMCK
Pelaksanaan Jasa Konstruksi pengawasan pelaksanaan
jasa konstruksi

1 03 xx Program Peningkatan Sarana dan (1) Tersedianya sarana dan Unit 0 1 1,017,400,000 1 1,500,000,000 1 15,000,000,000 1 30,000,000,000 1 80,000,000,000 5 127,517,400,000 BMCK
Prasarana Olahraga prasarana olah raga

1 03 xx Program Perencanaan Bangunan (1) Tersusunnya Dokumen Dokumen 0 0 - 10 500,000,000 10 500,000,000 10 500,000,000 10 500,000,000 40 2,000,000,000 BMCK
Gedung Perencanaan Bangunan
Gedung yang memenuhi
persyaratan teknis
1 03 xx Program Pembangunan Bangunan (1) Terwujudnya Unit 0 0 - 1 1,500,000,000 1 2,000,000,000 1 2,500,000,000 1 3,000,000,000 4 9,000,000,000 BMCK
Gedung Pembangunan Bangunan
yang memenuhi
persyaratan administrasi
dan teknis

VIII - 49
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 03 xx Program Rehabilitasi/Pemeliharaan (1) Terwujudnya Rehabilitasi Unit 0 0 - 4 1,000,000,000 4 2,000,000,000 4 20,000,000,000 4 22,000,000,000 16 45,000,000,000 BMCK
Bangunan Gedung Bangunan yang memenuhi
persyaratan administrasi
dan teknis

1 03 xx Program Pengendalian Bangunan (1) Tersedianya Dokumen 0 0 - 1 74,140,000 0 - 0 - 1 100,000,000 2 174,140,000 BMCK
Gedung pedoman/peraturan
bangunan gedung
Terwujudnya pengawasan Bulan 0 0 - 12 30,000,000 12 40,000,000 12 50,000,000 12 60,000,000 48 180,000,000
dan pengendalian
bangunan

1 04 PERUMAHAN

1 04 15 Program pengembangan perumahan (1) Rumah tidak layak huni Persen 15.10 13.5 13,000,000,000 10.33 13,000,000,000 7.15 13,000,000,000 3.97 33,000,000,000 - - 72,000,000,000 Dinas BMCK

1 04 17 Program Pemberdayaan Komunitas (1) Terlaksananya program Kecamatan 4 4 620,250,000 4 750,000,000 4 650,000,000 4 600,000,000 4 800,000,000 20 3,420,250,000 Dinas BMCK
Perumahan penanggulangan
kemiskinan perkotaan
1 04 19 Program perbaikan perumahan akibat (1) Terpenuhinya pemberian Persen 100 500,000,000 100 500,000,000 100 750,000,000 100 1,000,000,000 100 10,250,000,000 100 13,000,000,000 BPBD
bencana alam/sosial bantuan perbaikan rumah
masyarakat (rehabilitasi)
yang terkena bencana
(2) Terpenuhinya kebutuhan Persen - 100 9,000,000,000 100 9,900,000,000 100 10,890,000,000 100 11,979,000,000 100 18,176,900,000 100 59,945,900,000 BPBD
rekonstruksi sarana dan
prasarana yang terkena
bencana
(3) Berfungsinya kembali Persen 80 1,363,210,050 80 1,500,000,000 80 1,650,000,000 80 1,815,000,000 80 1,996,500,000 80 8,324,710,050 BPBD
sarana dan prasarana
daerah bencana
1 04 20 Program Peningkatan Kesiapan dan Terpeliharanya sarana dan Bulan 12 12 750,000,000 12 896,087,500 12 750,000,000 12 750,000,000 12 750,000,000 60 3,896,087,500 BMCK
Pencegahan Bahaya Kebakaran prasarana pencegahan
bahaya kebakaran

1 05 PENATAAN RUANG
1 05 15 Program Perencanaan Tata Ruang Tersusunnya Dokumen 10 7 3,313,660,000 5 2,400,000,000 5 2,640,000,000 5 2,864,000,000 5 3,000,000,000 27 14,217,660,000 BMCK
pedoman/arahan tentang
penataan ruang sesuai
dengan peruntukan dan
1 05 16 Program Pemanfaatan Ruang fungsi Ruang
Tersosialisasikannya Kecamatan - 1 30,000,000 1 30,000,000 1 50,000,000 2 60,000,000 2 70,000,000 7 240,000,000 BMCK
rencana tata ruang

1 05 17 Program Pengendalian Pemanfaatan Tersusunnya kebijakan Kecamatan 5 7 750,000,000 5 760,000,000 5 770,000,000 2 780,000,000 2 790,000,000 21 3,850,000,000 BMCK
Ruang pengendalian pemanfaatan
ruang dan terkendalinya
pembangunan kawasan

1 06 PERENCANAAN PEMBANGUNAN

1 06 21 Program Perencanaan Pembangunan (1) Tingkat capaian pelaporan Persen 100 100 150,000,000 100 115,000,000 100 130,000,000 100 145,000,000 100 160,000,000 100 700,000,000 Bappeda
Daerah dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan

(2) Tersedianya Evaluasi RPJPD Dokumen 1 1 - 1 500,000,000 1 - 1 - 1 - Bappeda


ditetapkan dengan Perda
yang selaras dengan
kondisi terkini
perencanaan kabupaten
serta kebijakan Pusat dan
Provinsi

VIII - 50
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
(3) Tersedianya Dokumen Dokumen 1 1 500,000,000 1 - 1 - 1 - 1 - 1 500,000,000 Bappeda
RPJMD ditetapkan dengan
Perda yang selaras dengan
RPJPD Kabupaten, RPJMD
Provinsi, RPJMN dan RTRW
Kabupaten

(4) Tersedianya Evaluasi Dokumen - - - - - 1 300,000,000 1 - 1 - 1 300,000,000 Bappeda


Midterem RPJMD
ditetapkan dengan Perda
yang selaras dengan RPJPD
Kabupaten, RPJMD
Provinsi, RPJMN dan RTRW
Kabupaten.

(5) Tersedianya Dokumen Dokumen 1 1 350,000,000 1 350,000,000 1 350,000,000 1 350,000,000 1 450,000,000 5 1,850,000,000 Bappeda
RKPD ditetapkan dengan
Perkada yang selaras
dengan RPJPD Kabupaten,
RPJMD Kabupaten, RPJMD
Provinsi dan RTRW
Kabupaten

(6) Tersedianya Dokumen Dokumen 1 1 100,000,000 1 100,000,000 1 100,000,000 1 100,000,000 1 200,000,000 5 600,000,000 Bappeda
Perubahan RKPD
ditetapkan dengan Perkada
yang selaras dengan RPJPD
Kabupaten, RPJMD
Kabupaten, RPJMD Provinsi
dan RTRW Kabupaten

(7) Tersedianya Indikator Kunci Dokumen 1 1 200,000,000 1 - 1 - 1 - 1 - 1 200,000,000 Bappeda


Utama (IKU) Pemerintah
Daerah
(8) Tersedianya Rencana Dokumen 1 1 100,000,000 1 100,000,000 1 100,000,000 1 100,000,000 1 100,000,000 5 500,000,000 Bappeda
Kinerja Tahunan (RKT)
Pemerintah Daerah
(9) Tersedinya Dokumen Dokumen 53 53 1,060,000,000 53 - 53 - 53 - 53 - 53 1,060,000,000 Bappeda
Renstra OPD yang selaras
dengan RPJMD, RKPD dan
RTRW Kabupaten

(10) Tersedinya Dokumen Renja Dokumen 53 53 1,060,000,000 53 1,060,000,000 53 1,060,000,000 53 1,060,000,000 53 1,060,000,000 53 5,300,000,000 Bappeda
OPD yang selaras dengan
Renstra OPD, RPJMD, RKPD
dan RTRW Kabupaten

(11) Tingkat Ketaatan terhadap % 99 99.1 200,000,000 99.2 200,000,000 99.3 200,000,000 99.4 200,000,000 99.5 200,000,000 99.5 1,000,000,000 Bappeda
RTRW
(12) Tersedianya Sumber Daya pegawai 60 70 200,000,000 70 200,000,000 70 200,000,000 70 200,000,000 75 200,000,000 75 1,000,000,000 Bappeda
Aparatur Perencanaan yang
handal

1 06 22 Program Perencanaan Pembangunan Terwujudnya Koordinasi kali 8 8 200,000,000 8 200,000,000 8 200,000,000 8 200,000,000 8 200,000,000 40 1,000,000,000 Bappeda
Ekonomi Perencanaan Pembangunan
Ekonomi
Terwujudnya Perencanaan Dokumen 3 3 600,000,000 3 600,000,000 4 800,000,000 4 800,000,000 4 800,000,000 18 3,600,000,000 Bappeda
Pembangunan Ekonomi

1 06 23 Program Perencanaan Sosial Budaya Terwujudnya Koordinasi kali 8 8 200,000,000 8 200,000,000 8 200,000,000 8 200,000,000 8 200,000,000 40 1,000,000,000 Bappeda
Perencanaan Pembangunan Sosial
Terwujudnya Perencanaan Sosial 1 2 400,000,000 2 400,000,000 2 400,000,000 3 600,000,000 3 600,000,000 12 2,400,000,000 Bappeda
Dokumen
Budaya
1 06 17 Program Pengembangan Wilayah Terwujudnya Koordinasi Kerjasama 0 0 - 1 100,000,000 1 100,000,000 1 100,000,000 0 - 3 300,000,000 Bappeda
Perbatasan dan Sinkronisasi Antar Daerah kali
Perbatasan

VIII - 51
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 06 18 Program Penyusunan Perencanaan Terwujudnya Penyusunan 0 0 - 3 700,000,000 2 400,000,000 2 400,000,000 2 400,000,000 9 1,900,000,000 Bappeda
Pengembangan Wilayah Strategis dan Perencanaan Pengembangan Dokumen
Cepat Tumbuh Wilayah Strategis dan Cepat
1 06 23 Program Perencanaan Sarana dan Terwujudnya Koordinasi 12 12 250,000,000 12 250,000,000 12 250,000,000 12 250,000,000 12 250,000,000 60 1,250,000,000 Bappeda
Prasarana Wilayah Perencanaan Pembangunan Sarana
kali
dan Prsarana Wilayah

1 06 24 Program Perencanaan Prasarana 2 4 800,000,000 4 800,000,000 4 800,000,000 4 800,000,000 4 800,000,000 20 4,000,000,000 Bappeda
Terwujudnya Perencanaan
Wilayah dan Sumber Daya Alam
Pembangunan Sarana dan Dokumen
Prasarana Wilayah

1 06 25 Program Perencanaan Pembangunan Terwujudnya Perencanaan 0 0 - 1 300,000,000 0 - 0 - 0 - 1 300,000,000 Bappeda


Daerah Rawan Bencana Pembangunan Daerah Rawan Dokumen
Bencana

1 06 15 Program Pengembangan Data/ Tersedianya data/ 5 5 300,000,000 5 350,000,000 5 370,000,000 5 390,000,000 5 410,000,000 25 1,820,000,000 Bappeda
Dokumen
Informasi/Statistik Daerah informasi/Statistik Daerah

1 07 PERHUBUNGAN

1 07 15 Program Pembangunan Prasarana dan (1) Terpenuhinya kebutuhan Titik/ lokasi 3373 250 841,425,000 250 895,000,000 250 3,184,500,000 250 3,502,950,000 250 3,853,245,000 4623 12,277,120,000 Dishubkominfo
Fasilitas Perhubungan penerangan jalan umum di
wilayah pedesaan dan
perkotaan
(2) Tersedianya kebutuhan Unit 1218 100 156,854,400 100 196,000,000 100 215,600,000 100 237,160,000 100 260,876,000 1718 1,066,490,400 Dishubkominfo
rambu-rambu lalu lintas
sesuai dengan analisa
kebutuhan
1 07 16 Program Rehabilitasi dan (1) Terpeliharanya Sarana Kali 1 1 50,000,000 1 60,000,000 1 70,000,000 1 80,000,000 1 90,000,000 1 350,000,000 Dishubkominfo
Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Pengujian Kendaraan
LLAJ Bermotor
(2) Terpeliharanya Persen 65 70 533,545,000 75 1,310,000,000 80 1,482,000,000 85 2,635,200,000 90 2,840,720,000 90 8,801,465,000 Dishubkominfo
perlengkapan jalan dan
fasilitas terminal
1 07 17 Peningkatan Pelayanan Angkutan (1) Terfasilitasinya peningkatan Persen - 100 443,728,250 100 550,000,000 100 650,000,000 100 750,000,000 100 900,000,000 100 3,293,728,250 Dishubkominfo
Umum pelayanan angkutan umum

1 07 18 Program Pembangunan Sarana dan (1) Tersedianya alat/sarana Persen - 100 314,502,400 100 376,832,500 100 414,515,750 100 455,967,000 100 501,563,000 100 2,063,380,650 Dishubkominfo
Prasarana Perhubungan pengaman lalu lintas
1 07 19 Program Pengendalian dan (1) Terkendalinya keamanan Persen 60 70 1,393,838,000 75 1,953,403,600 80 1,959,486,720 85 2,313,324,064 90 2,724,122,877 90 10,344,175,261 Dishubkominfo
Pengamanan Lalu Lintas dan keselamatan lalu lintas
pengguna jalan

1 07 20 Program Peningkatan Kelaikan (1) Terpenuhinya pelayanan uji Persen - 100 276,000,000 100 531,200,000 100 597,440,000 100 476,928,000 100 572,313,600 100 2,453,881,600 Dishubkominfo
Pengoperasian Kendaraan Bermotor kendaraan dan tersedianya
alat uji serta sarana
pendukung keselamatan
transportasi

1 07 21 Program Pembinaan dan (1) Tersedianya kapasitas SDM Kali 3 1 5 75,000,000 5 85,000,000 5 100,000,000 5 110,000,000 24 370,000,000 Dishubkominfo
Pengembangan Aparatur Perhubungan sesuai
dengan analisa kebutuhan

1 08 LINGKUNGAN HIDUP

1 08 15 Program Pengembangan Kinerja (1) Meningkatnya Pelayanan Bulan - 12 1,394,620,000 12 1,534,082,000 12 1,687,490,200 12 3,856,239,220 12 4,041,863,142 12 12,514,294,562 BPLH / Kecamatan
Pengelolaan Persampahan dan Pemeliharaan Sarana
Persampahan

VIII - 52
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 08 16 Program Pengendalian Pencemaran (1) Pengendalian terhadap Kegiatan 5 1,047,642,500 6 1,410,566,750 6 1,551,623,425 6 1,706,785,768 6 1,877,464,344 29 7,594,082,787 BPLH
dan Perusakan Lingkungan Hidup Kualitas Tanah, Air dan
Udara dari Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan
Hidup, serta Meningkatnya
Pengelolaan Sumber Daya
Manusia (SDM) Bidang
Lingkungan Hidup

1 08 17 Program Perlindungan dan Konservasi (1) Pengendalian terhadap Kegiatan 3 271,332,000 5 718,465,200 5 790,311,720 5 869,342,892 5 1,056,277,181 23 3,705,728,993 BPLH
Sumber Daya Alam kerusakan Tanah, Mata air,
Hutan, Lahan dan
Teridentifikasinya kondisi
SDA,KEHATI dan Titik
Pencemaran Tanah, Air dan
Udara
1 08 24 Program Pengelolaan Ruang Terbuka (1) Meningkatnya Fungsi RTH lokasi / - 1 1,500,000,000 7 2,600,000,000 7 6,160,000,000 8 12,502,000,000 8 13,252,200,000 31 36,014,200,000 BPLH
Hijau (RTH) di kawasan perkotaan dan kecamatan
wilayah kecamatan di
Kabupaten Majalengka.

1 09 PERTANAHAN
1 09 16 Program Penataan Penguasaan, Prosentase tanah Persen 12.31 12.83 562,187,225 13.36 1,020,000,000 13.88 1,122,000,000 14.41 1,234,200,000 14.93 1,357,620,000 14.93 5,296,007,225 Setda
Pemilikan, Penggunaan dan bersertifikat dan
Pemanfaatan tanah keseluruhan jumlah bidang
tanah
Bidang 162 187 237 287 312 337 337

1 10 KEPENDUDUKAN DAN CATATAN


1 10 15 SIPIL
Program Penataan Administrasi 900,000,000 990,000,000 4,600,000,000 4,700,000,000 2,700,000,000 13,890,000,000 Disdukcapil/
Kependudukan Kecamatan
(1) Cakupan penerbitan Kartu Persen 83.35 90 100 100 100 100 100
Tanda Penduduk (KTP)

(2) Cakupan penerbitan kartu Persen 100.00 100 100 100 100 100 100
keluarga
(3) Cakupan penerbitan Persen 62.84 66.72 70.60 74.48 78.36 82.24 82.24
kutipan akta kelahiran
(4) Cakupan penerbitan Persen 1.00 5 15 25 35 45 45
kutipan akta kematian

1 11 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

1 11 15 Program keserasian kebijakan (1) Sosialisasi Kesetaraan Jiwa 100 200 61,200,000 200 74,052,000 22500.00% 74,052,000 250 81,457,200 300 89,602,920 1,175 373,632,120 BPMDPKB
peningkatan kualitas Anak dan gender
Perempuan
(2) Persentase partisipasi Persen 44.69 1 1 1 1 1 49.69 BPMDPKB
perempuan di lembaga
pemerintah
(3) Partisipasi perempuan di Persen 47.83 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 60.33 Dinsosnakertrans
lembaga swasta

1 11 16 Program Penguatan Kelembagaan (1) Cakupan perempuan dan Persen 100% 100% 85,803,000 100% 94,383,300 100% 103,821,630 100% 114,203,793 100% 225,624,172 100% 623,835,895 BPMDPKB/
Pengarusutamaan Gender dan Anak anak korban kekerasan Kecamatan
yang mendapatkan
penanganan pengaduan
oleh petugas terlatih di
dalam unit pelayanan
terpadu

1 11 17 Program Peningkatan Kualitas Hidup (1) Cakupan perempuan dan Persen 50% 50% 85,803,000 50% 94,383,300 50% 103,821,630 50% 114,203,793 50% 225,624,172 50% 623,835,895 BPMDPKB
dan Perlindungan Perempuan anak korban kekerasan
yang mendapatkan layanan
bantuan hukum

(2) Rasio KDRT Rasio 1 : 100 Keluarga 1 : 100 Keluarga 95,077,700 1 : 150 104,585,470 1 : 200 Keluarga 115,044,017 1 : 250 126,548,419 1:300 keluarga 239,203,261 1:300 keluarga 239,203,261 BPMDPKB

VIII - 53
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
(3) Penyelesaian pengaduan persen 100% 100% 95,077,700 100% 104,585,470 100% 115,044,017 100% 126,548,419 100% 239,203,261 100% 680,458,867 BPMDPKB
perlindungan perempuan
dan anak dari tindakan
kekerasan

1 12 KELUARGA BERENCANA DAN


KELUARGA SEJAHTERA
1 12 15 Program Keluarga Berencana (1) Cakupan peserta KB Aktif Persen 75.35% 77.41% 127,874,950 77.49% 140,662,445 77.57% 154,728,690 77.65% 170,201,558 77.73% 387,221,714 77.73% 980,689,357 BPMDPKB

(2) Rasio akseptor KB 75.35% 77.77% 127,874,950 77.85% 140,662,445 77.93% 154,728,690 78.01% 170,201,558 78.09% 387,221,714 78.09% 980,689,357
(3) Cakupan sasaran Pasangan Persen 75.35% 65% 127,874,950 65.80% 140,662,445 65.87% 154,728,690 65.94% 170,201,558 66.01% 387,221,714 66.01% 980,689,357
Usia Subur menjadi Peserta
KB aktif
(4) Cakupan Pasangan Usia Persen 12.08% 9% 127,874,950 8,75% 140,662,445 8.50% 154,728,690 8% 170,201,558 7.50% 687,221,714 7.50% 1,280,689,357
Subur yang ingin ber-KB
tidak terpenuhi (Unmet
Need)
(5) Cakupan penyediaan alat Persen 30% 30% 31,318,000 30% 334,449,800 30% 37,894,780 30% 41,684,258 30% 45,852,684 30% 491,199,522
dan obat Kontrasepsi untuk
memenuhi
permintaan masyarakat

(6) Rata-rata jumlah anak per Rasio 1,22 1,2 94,644,200 1.18 104,108,620 1.16 114,519,482 1.14 125,971,430 1.12 138,568,573 1.12 557,812,305
keluarga
(7) Regulasi Peraturan Daerah Perda 0 0 0 0 0 1 200,000,000 0 0 0 0 1 200,000,000 BPMDPKB
Keluarga Berencana

1 12 16 Program Kesehatan Reproduksi (1) Cakupan Pasangan Usia Persen 3.50% 3.50% 127,874,950 3.41% 140,662,445 3.32% 154,728,690 3.23% 170,201,558 3.14% 187,221,714 3.14% 780,689,357 BPMDPKB
Remaja Subur yang isterinya
dibawah usia 20 tahun
1 12 17 Program Pelayanan Kontrasepsi (1) Cakupan pelayanan IUD Persen 5.57% 0.44% 195,887,100 0.44% 215,475,810 0.44% 237,023,391 0.44% 260,725,730 0.44% 586,798,303 7.77% 1,495,910,334 BPMDPKB
(2) Cakupan Pelayanan MOW Persen 3.82% 0.22% 121,082,300 0.22% 133,190,530 0.22% 146,509,583 0.22% 161,160,541 0.22% 577,276,595 4.92% 1,139,219,549

(3) Cakupan Pelayanan MOP Persen 1.88% 0.03% 121,082,300 0.03% 133,190,530 0.03% 146,509,583 0.03% 161,160,541 0.03% 577,276,595 2.03% 1,139,219,549
1 12 18 Program pembinaan peran serta (1) Cakupan PUS Peserta KB Persen 83.70% 87% 95,164,350 87,5% 104,680,785 88% 115,148,864 88,5% 126,663,750 89% 2,039,330,125 89,0% 2,480,987,874 BPMDPKB/
masyarakat dalam pelayanan KB/KR Anggota Usaha Kecamatan
yang madiri Peningkatan Pendapatan
Keluarga
Sejahtera (UPPKS) yang ber-
KB

(2) Keluarga Pra Sejahtera dan Persen 33.61% 31.28% 95,164,350 29.48% 104,680,785 27.68% 115,148,864 25.88% 500,000,000 24.08% 2,550,000,000 24.08% 3,364,993,999 BPMDPKB
Keluarga Sejahtera I
1 12 19 Program promosi kesehatan ibu, bayi (1) Cakupan Anggota Bina Persen 84.78% 70% 357,899,000 72,5% 393,688,900 75.0% 433,057,790 77.5% 476,363,569 80% 523,999,926 80% 2,185,009,185 BPMDPKB
dan anak melalui kelompok kegiatan Keluarga
di masyarakat Balita (BKB) ber-KB
1 12 20 Program pengembangan pusat (1) Cakupan Remaja Yang Rasio 5 : 10 Remaja 2 : 35 Remaja 135,290,000 2 : 35 Remaja 149,512,000 2 : 35 Remaja 164,463,200 2 : 35 Remaja 180,909,520 2 : 35 Remaja 199,000,472 15 : 35 Remaja 829,175,192 BPMDPKB
pelayanan informasi dan konseling mengetahui Tentang KRR
KRR
1 12 22 Program pengembangan bahan (1) Cakupan penyediaan Persen 100% 100% 308,732,850 100% 339,606,135 100% 373,566,749 100% 410,923,423 100% 452,015,766 100% 1,884,844,923 BPMDPKB
informasi tentang pengasuhan dan informasi data mikro
pembinaan tumbuh kembang anak keluarga di setiap
Desa/Kelurahan
1 12 23 Program penyiapan tenaga (1) Ratio Petugas Lapangan Rasio 1 : 5 Desa/Kelurahan 1:4 Desa/ 3,069,527,150 1:3 Desa/ 3,376,479,865 1:2 Desa/ 3,714,127,852 1:2 Desa/ 4,085,540,637 1:2 Desa/ 4,494,094,700 1:2 Desa/ 18,739,770,204 BPMDPKB
pendamping kelompok bina keluarga Keluarga Berencana/ Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan
Penyuluh Keluarga
Berencana
(PLKB/PKB)
(2) Ratio Pembantu Pembina Rasio 1:1 Desa/Keluarahan 1:1 Desa/ 3,588,851,869 1:1 Desa/ 3,376,479,865 1:1 Desa/ 3,714,127,852 1:1 Desa/ 4,085,540,637 1:1 Desa/ 4,494,094,700 1:1 Desa/ 19,259,094,923 BPMDPKB
Keluarga Keluarahan Keluarahan Keluarahan Keluarahan Keluarahan Keluarahan
Berencana (PPKBD)
(3) Peningkatan kompetensi Jiwa 0 0 0 72 72,000,000 72 79,200,000 72 87,120,000 72 95,292,000 168 333,612,000 BPMDPKB
SDM KB
1 12 25 Program pengembangan model (1) Jumlah Pospaud Kelompok 0 3 357,899,000 6 393,688,900 9 433,057,790 12 417,363,569 15 523,999,926 15 2,126,009,185 BPMDPKB
operasional BKB-Posyandu-PAUD

1 13 SOSIAL
1 13 13 Program Pembinaan Lingkungan (1) Jumlah peserta pelatihan Orang 250 50 200,000,000 100 400,000,000 100 400,000,000 100 400,000,000 100 800,000,000 700 2,200,000,000 Dinsosnakertrans
Sosial

VIII - 54
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
(2) Jumlah peserta padat karya Orang 1,100 200 210,000,000 100 120,000,000 100 135,000,000 100 1,000,000,000 100 2,000,000,000 1700 3,465,000,000

1 13 15 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, (1) PMKS skala kabupaten Persen 33% 3% 140,000,000 3% 160,000,000 3% 180,000,000 3% 5,000,000,000 3% 5,000,000,000 48% 10,480,000,000 Dinsosnakertrans/
Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan yang memperoleh bantuan Kecamatan
Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial untuk pemenuhan
Sosial (PMKS) Lainnya kebutuhan dasar

(2) PMKS skala kabupaten Persen 33 3% 4,100,000,000 3% 4,961,000,000 3% 5,457,100,000 3% 8,002,810,000 3% 8,603,091,000 48% 31,124,001,000 Dinsosnakertrans
yang menerima program
pemberdayaan sosial
melalui Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) atau
kelompok sosial ekonomi
sejenis lainnya
(3) Jumlah KUBE Kube 60 50 200,000,000 100 400,000,000 100 400,000,000 100 400,000,000 100 400,000,000 510 1,800,000,000 Dinsosnakertrans
1 13 16 Program Pelayanan dan Rehabilitasi (1) Cakupan layanan Persen 100 100 95,077,700 100 104,585,470 100 115,044,017 100 126,548,419 100 139,203,261 100 580,458,867 Dinsosnakertrans,
Kesejahteraan Sosial reintegrasi sosial bagi Setda
perempuan
dan anak korban kekerasan

(2) Cakupan layanan Persen 75 75 85,803,000 77 94,383,300 79 103,821,630 81 114,203,793 83 125,624,172 83 523,835,895 Dinsosnakertrans,
rehabilitasi sosial yang BPMDPKB
diberikan oleh petugas
rehabilitasi sosial terlatih
bagi perempuan dan anak
korban kekerasan di dalam
unit pelayanan terpadu

(3) Cakupan layanan Persen 75 50 85,803,000 55 94,383,300 60 103,821,630 65 114,203,793 70 125,624,172 70 523,835,895 Dinsosnakertrans,
pemulangan bagi BPMDPKB
perempuan dan anak
korban kekerasan
1 13 32 Program Pelestarian Nilai-Nilai (1) Pelestarian nilai-nilai Kegiatan 1 1 30,000,000 1 35,000,000 1 40,000,000 1 45,000,000 1 50,000,000 6 200,000,000 Dinsosnakertrans
Kepahlawanan dan Kejuangan kepahlawanan dan
kejuangan
1 13 36 Program Pembinaan para Penyandang (1) Penyandang cacat fisik dan Persen 2% 0.5% 150,000,000 0.5% 165,000,000 0.5% 185,000,000 0.5% 205,000,000 0.5% 230,000,000 4.5% 935,000,000 Dinsosnakertrans
Cacat dan Trauma mental, serta lanjut usia
tidak potensial yang telah
menerima jaminan sosial

1 13 37 Program Pembinaan Eks Penyandang (1) Wahana kesejahteraan Persen 20% 10% 50,000,000 10% 60,000,000 10% 70,000,000 10% 80,000,000 5% 50,000,000 65% 310,000,000 Dinsosnakertrans/
Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, sosial berbasis masyarakat Kecamatan
Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya) (WKBSM) yang
menyediakan sarana
prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial

1 13 38 Program Pemberdayaan Kelembagaan (1) Panti sosial skala Persen 80 80 70,000,000 80 80,000,000 80 90,000,000 80 1,000,000,000 80 1,000,000,000 80 2,240,000,000 Dinsosnakertrans
Kesejahteraan Sosial kabupaten/kota yang
menyediakan sarana
prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial
(2) Korban bencana skala Persen 100% 100% 290,000,000 100% 330,000,000 100% 360,000,000 100% 390,000,000 100% 430,000,000 100% 1,800,000,000 Dinsosnakertrans
kabupaten/kota yang
menerima bantuan sosial
selama masa tanggap
darurat
(3) Korban bencana skala Persen 100% 100% 0 100% 330,000,000 100% 360,000,000 100% 390,000,000 100% 430,000,000 100% 1,510,000,000 Dinsosnakertrans
kabupaten/kota yang
dievakuasi dengan
menggunakan sarana
prasarana tanggap darurat
lengkap
1 13 40 Program Pendataan PMKS (1) Data PMKS Kegiatan 1 0 0 1 200,000,000 1 220,000,000 1 245,000,000 1 270,000,000 5 935,000,000 Dinsosnakertrans

1 14 TENAGA KERJA

VIII - 55
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 14 16 Program Peningkatan Kesempatan (1) Pencari kerja yang terdaftar Persen 27% 2% 54,000,000 2% 60,000,000 2% 66,000,000 2% 200,000,000 2% 220,000,000 37% 600,000,000 Dinsosnakertrans
Kerja yang ditempatkan

1 14 18 Program Pengelolaan Data (1) Angka partisipasi angkatan Jiwa 557,086 10,000 0 10,000 150,000,000 10,000 150,000,000 10,000 150,000,000 10,000 150,000,000 607.086 600,000,000 Dinsosnakertrans
Ketenagakerjaan kerja
(2) Tingkat partisipasi Persen 67.6 1.8% 0 1.8% 150,000,000 1.8% 150,000,000 1.8% 150,000,000 1.8% 150,000,000 76.6 600,000,000 Dinsosnakertrans
angkatan kerja
(3) Tingkat Pengangguran Persen 6.70* 6,74 0 4,74 150,000,000 4,24 150,000,000 3,99 150,000,000 2,25 150,000,000 2,25 600,000,000 Dinsosnakertrans
Terbuka (TPT)
1 14 26 Program Peningkatan Kualitas dan (1) Besaran tenaga kerja yang Persen 20% 5% 200,000,000 20% 960,000,000 15% 800,000,000 10% 1,500,000,000 10% 2,000,000,000 80% 5,460,000,000 Dinsosnakertrans
Produktivitas Tenaga Kerja mendapatkan pelatihan
berbasis kompetensi

(2) Besaran tenaga kerja yang Persen 45% 5% 150,000,000 5% 165,000,000 5% 185,000,000 5% 205,000,000 5% 225,000,000 70% 930,000,000 Dinsosnakertrans
mendapatkan pelatihan
berbasis masyarakat

(3) Besaran tenaga kerja yang Persen 35% 15% 250,000,000 5% 100,000,000 5% 120,000,000 5% 1,500,000,000 5% 2,000,000,000 70% 3,970,000,000 Dinsosnakertrans
mendapatkan pelatihan
kewirausahaan
1 14 28 Program Perlindungan dan (1) Besaran Kasus yang Persen 90% 90% 11,000,000 90% 13,000,000 90% 15,000,000 90% 17,000,000 90% 19,000,000 90% 75,000,000 Dinsosnakertrans
Pengembangan Lembaga diselesaikan dengan
Ketenagakerjaan Perjanjian Bersama (PB)
(2) Cakupan 35,40 31,86 11,000,000 28,32 13,000,000 24,78 15,000,000 21,24 17,000,000 17,70 19,000,000 17,70 75,000,000 Dinsosnakertrans
Angka sengketa pengusaha-
pekerja per tahun

(3) Keselamatan dan Persen 57% 5% 246,000,000 5% 270,600,000 5% 295,200,000 5% 319,800,000 5% 344,400,000 82% 1,476,000,000 Dinsosnakertrans
perlindungan
(4) Perselisihan buruh dan Persen 100% 100% 11,000,000 100% 13,000,000 100% 15,000,000 100% 17,000,000 100% 19,000,000 100% 75,000,000 Dinsosnakertrans
pengusaha terhadap
kebijakan pemerintah
daerah
(5) Besaran pekerja/buruh Persen 58% 1% 0 1% 45,000,000 1% 50,000,000 1% 55,000,000 1% 60,000,000 63% 210,000,000 Dinsosnakertrans
yang menjadi peserta
program JKN
(6) Besaran Pemeriksaan Persen 51% 1% 0 1% 30,000,000 1% 35,000,000 1% 40,000,000 1% 45,000,000 56% 150,000,000 Dinsosnakertrans
Perusahaan
(7) Besaran Pengujian Persen 16% 9% 0 10% 30,000,000 5% 35,000,000 5% 40,000,000 5% 45,000,000 50% 150,000,000 Dinsosnakertrans
Peralatan di Perusahaan
(8) Persentase jumlah tenaga Persen 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Dinsosnakertrans
kerja dibawah umur

(9) Partisipasi angkatan kerja Persen 52.74% 0.50% 0.50% 0.50% 0.50% 0.50% 55.24% Dinsosnakertrans
perempuan

1 15 KOPERASI DAN USAHA KECIL


MENENGAH
1 15 1 Program Pengembangan Koperasi dan Pengembangan Orang - 160 125,000,000 624 1,930,000,000 624 1,930,000,000 624 3,000,000,000 624 3,000,000,000 2,656 9,985,000,000 KUKM Perindag/
UKM Keanggotaan Koperasi Kecamatan
melalui Peningkatan
Kerjasama Koperasi dan
Penyuluhan dalam rangka
Gerakan Masyarakat Sadar
Koperasi (Gemaskop)

1 15 2 Program Peningkatan Kualitas Peningkatan Kapasitas Koperasi 167 167 200,000,000 100 150,000,000 100 150,000,000 100 150,000,000 100 150,000,000 567 800,000,000 KUKM Perindag/
Kelembagaan Koperasi Kelembagaan Koperasi di Kecamatan
Bidang Pengendalian dan
Akuntabilitas Koperasi

1 15 3 Program Peningkatan Kualitas Peningkatan kualitas dan Kopontren 40 2 50,000,000 2 100,000,000 2 100,000,000 2 1,000,000,000 2 5,000,000,000 10 6,250,000,000 KUKM Perindag
Koperasi kuantitas koperasi pondok
pesantren
1 15 4 Program Pengembangan Sistem (1) Peningkatan Kualitas Koperasi 20 10 100,000,000 10 200,000,000 10 200,000,000 10 200,000,000 10 200,000,000 50 900,000,000 KUKM Perindag
Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Organisasi Badan Hukum
Kecil Menengah Koperasi
(2) Peningkatan Kualitas Koperasi 26 30 90,000,000 30 337,256,800 30 3,372,568,000 30 3,372,568,000 30 3,372,568,000 150 10,544,960,800 KUKM Perindag
Ketatalaksanaan Koperasi
dan UMKM

VIII - 56
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 15 5 Program Pengembangan (1) Fasilitasi KUR bagi UMKM KUKM 30 30 100,000,000 90 295,000,000 90 295,000,000 90 295,000,000 30 100,000,000 330 1,085,000,000 KUKM Perindag/
Kewirausahaan dan Keunggulan produktif Kecamatan
Kompetitif Usaha Kecil Menengah
(2) Pemberian tambahan KUKM 2 0 0 2 200,000,000 2 200,000,000 2 1,000,000,000 2 3,500,000,000 8 4,900,000,000 KUKM Perindag
modal dengan skema dana
bergulir
(3) Peningkatan Peran serta Orang 360 80 200,000,000 150 300,000,000 120 200,000,000 120 200,000,000 120 200,000,000 590 1,100,000,000 KUKM Perindag
masyarakat dalam SDM
UMKM
(4) Pameran Produk UKM Keg 8 8 1,200,000,000 8 1,200,000,000 8 1,200,000,000 8 1,200,000,000 8 1,200,000,000 40 6,000,000,000 KUKM Perindag
(5) Fasilitasi Kemitraan dengan UKM 2,500 - 0 100 100,000,000 100 100,000,000 100 100,000,000 100 100,000,000 400 400,000,000 KUKM Perindag
Lembaga Keuangan
Lainnya
(6) Pembangunan Outlet Lokasi 1 2 150,000,000 2 150,000,000 2 150,000,000 2 150,000,000 2 150,000,000 10 750,000,000 KUKM Perindag
Produk UMKM di Kawasan
Wisata

1 16 PENANAMAN MODAL
1 16 1 Program Pengembangan Investasi (1) Kajian Kebijakan Naskah 1 Raperda, 1 1 kajian 135,000,000 1 Naskah 150,000,000 1 Draft 165,000,000 1 Kajian, 1 Naskah 450,000,000 BPPTPM
penanaman modal Akademis, Raperbup Akademis Dan Raperbup Akademis, 1
Kajian,Raperd 1 Draft Raperda Raperda Dan 1
a dan Draft Raperbup
Raperbup
(2) Terimplementasikannya Persen 25 50 115,500,000 75 130,000,000 100 140,000,000 100 155,000,000 100 170,000,000 100 710,500,000 BPPTPM
Pengembangan,
Pemeliharaan Sistem
Informasi Pelayanan
perizinan dan Penanaman
Modal
(3) Tersedianya data potensi Paket 1 1 160,000,000 1 175,000,000 1 190,000,000 1 210,000,000 1 230,000,000 5 965,000,000 BPPTPM
perizinan
1 16 2 Program Peningkatan Iklim Investasi (1) Penyederhanaan prosedur Perda, 9 1 Draft 105,000,000 - 1 Draft Raperda 130,000,000 2 Draft 140,000,000 1 Draft 155,000,000 1 Draft Raperda 530,000,000 BPPTPM
dan Realisasi Investasi perijinan dan peningkatan Perbup, Draft Raperbup Penyederhanaan Raperbup Raperbup dan 4 Draft
pelayanan penanaman Raperda dan Regulasi Perizinan Perizinan Pengelolaan Raperbup
modal. Draft Perizinan Penanaman Retribusi
Raperbup Modali Perizinan

(2) Terselenggaranya Fasilitasi, Persen 100 100 430,000,000 100 470,000,000 100 516,000,000 100 570,000,000 100 625,000,000 100 2,611,000,000 BPPTPM
Koordinasi pelayanan
perizinan dan non
perizinan usaha
(investasi/penanaman
modal) melalui Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP)
di Bidang Penanaman
Modal
(3) Terselenggaranya Paket 1 1 70,000,000 1 77,000,000 1 85,000,000 1 95,000,000 1 105,000,000 5 432,000,000 BPPTPM
sosialisasi kebijakan
pelayanan perizinan,
penanaman modal kepada
masyarakat dunia usaha

(4) Terselenggaranya Laporan 3 Laporan triwulan 40 LKPM, 4 139,000,000 45 LKPM, 4 152,000,000 50 LKPM, 4 168,000,000 55 LKPM, 4 185,000,000 60 LKPM, 4 200,000,000 250 LKPM, 20 844,000,000 BPPTPM
Koordinasi, Pemantauan, Th. 2013 Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan Triwulan
Pembinaan dan Trwiluan dan 1 Trwiluan dan 1 Trwiluan dan 1 Trwiluan dan 1 Trwiluan dan 1 dan 5 Buku
Pengawasan Pelaksanaan buku realisasi buku realisasi buku realisasi buku realisasi buku realisasi Realisasi Investasi
Penanaman Modal investasi investasi investasi investasi investasi

1 16 3 Program Peningkatan Promosi dan (1) Peningkatan koordinasi dan Kali 4 1 83,000,000 1 90,000,000 1 100,000,000 1 110,000,000 1 120,000,000 5 503,000,000 BPPTPM
Kerjasama Investasi kerjasama di bidang
penanaman modal dengan
instansi pemerintah dan
dunia usaha

VIII - 57
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
(2) Tersedianya informasi Paket 3 1 Buku Profil 300,000,000 1 Buku Profil 330,000,000 1 Buku Profil 365,000,000 1 Buku Profil 400,000,000 1 Buku Profil 640,000,000 5 2,035,000,000 BPPTPM
peluang usaha/bidang investasi investasi investasi investasi investasi
usaha unggulan dan unggulan, unggulan, unggulan, unggulan, unggulan,
terselenggaranya promosi Booklet/leaflet Booklet/leaflet Booklet /leaflet Booklet/leaflet Booklet/leaflet
investasi dan 2 Kali dan 2 Kali dan 2 Kali dan 2 Kali dan 2 Kali
kepesertaan kepesertaan kepesertaan kepesertaan kepesertaan
promosi promosi promosi promosi promosi
(3) Peningkatan kualitas SDM Kali 1 - - 1 80,000,000 1 90,000,000 1 100,000,000 1 110,000,000 4 380,000,000 BPPTPM
Pelayanan Perizinan

1 17 KEBUDAYAAN
1 17 15 Program Pengembangan Nilai Budaya Pembinaan dibidang kali/tahun 1 2 135,000,000 2 162,000,000 2 194,400,000 2 233,280,000 2 279,936,000 10 1,004,616,000 Disporabudpar
kebudayaan
1 17 16 Program Pengelolaan Kekayaan (1) Jumlah sarana kesenian unit 8 0 - 2 249,624,000 1 299,548,800 1 359,458,560 1 431,350,272 5 1,339,981,632 Disporabudpar/
Budaya Kecamatan
(2) Jumlah Gedung Kesenian unit 0 0 0 0 1 20,000,000,000 0 1 20,000,000,000 Disporabudpar

(3) Jumlah Gelar Seni group 29 29 250,000,000 29 300,000,000 29 360,000,000 29 432,000,000 29 518,400,000 145 1,860,400,000 Disporabudpar
(4) Jumlah situs dan kawasan situs 14 2 30,000,000 2 36,000,000 3 40,000,000 4 60,000,000 4 60,000,000 15 226,000,000 Disporabudpar
cagar budaya yang
dilestarikan
1 17 17 Program Pengelolaan Keragaman pemberian penghargaan orang/tahun 0 1 20,000,000 1 24,000,000 1 28,800,000 1 34,560,000 1 41,472,000 5 148,832,000 Disporabudpar
Budaya dibidang seni/ budaya
1 18 KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

1 18 15 Program pengembangan keserasian Jumlah Pemuda Pelopor Orang 4 4 49,474,500 4 59,369,400 4 71,243,280 4 85,491,936 4 102,590,323 20 368,169,439 Disporabudpar
dan kebijakan pemuda
1 18 16 Program peningkatan peran serta Jumlah Paskibraka Orang 34 34 282,867,000 34 339,440,400 34 407,328,480 34 488,794,176 34 586,553,011 170 2,104,983,067 Disporabudpar/
kepemudaan Kecamatan
1 18 17 Program peningkatan upaya Jumlah Pemuda kreatif Orang 230 500 387,352,500 500 464,823,000 500 557,787,600 500 669,345,120 600 803,214,144 2,600 2,882,522,364 Disporabudpar/
penumbuhan kewirausahaan dan inovatif terampil dan Kecamatan
kecakapan hidup pemuda mandiri
1 18 19 Program Pengembangan Kebijakan (1) Jumlah Pelatih Orang 20 20 40,000,000 25 48,000,000 30 57,600,000 35 69,120,000 40 82,944,000 150 297,664,000 Disporabudpar
dan Manajemen Olah Raga olahraga/instruktur/wasit

1 18 20 Program Pembinaan dan (1) Jumlah Pembinaan Pengcab 26 26 1,300,000,000 27 1,560,000,000 27 1,872,000,000 27 2,246,400,000 27 2,695,680,000 27 9,674,080,000 Disporabudpar
Pemasyarakatan Olahraga Pengurus Cabang Olahraga

(2) Jumlah olahragawan Orang 22 24 50,000,000 24 60,000,000 26 72,000,000 26 86,400,000 28 103,680,000 128 372,080,000 Disporabudpar
berprestasi
(3) Jumlah Perolehan Medali orang 36 49 2,207,162,000 52 2,400,000,000 49 2,680,000,000 52 3,016,000,000 49 3,420,000,000 251 13,723,162,000 Disporabudpar

1 18 21 Program Peningkatan Sarana dan (1) Jumlah gedung olah raga unit 2 - 0 - 0 1 50,000,000,000 - - 1 100,000,000,000 2 150,000,000,000 Disporabudpar
Prasarana Olahraga
(2) Jumlah lapang olah raga unit 118 2 170,817,000 10 204,980,400 13 245,976,480 13 295,171,776 13 354,206,131 51 1,271,151,787 Disporabudpar

1 19 KESATUAN BANGSA DAN POLITIK


DALAM NEGERI
1 19 Program peningkatan kesiapsiagaan (1) Tersedianya data dan dokumen - - - 1 300,000,000 1.00 100,000,000 1.00 100,000,000 1.00 100,000,000 4.00 600,000,000.00 BPBD
dan pencegahan Bencana informasi potensi rawan
bencana
(2) Presentase korban bencana % - 100 100,000,000 100 250,000,000 100 250,000,000 100 250,000,000 100 250,000,000 100 1,100,000,000.00 BPBD
skala kab/kota yang
dievakuasi dengan
menggunakan sarana
prasarana tanggap darurat

(3) Presentase korban bencana % - 100 100,000,000 100 250,000,000 100 250,000,000 100 250,000,000 100 250,000,000 100 1,100,000,000.00 BPBD
skala kabupaten yang
menerima bantuan sosial
selama masa tanggap
darurat

(4) Terpenuhinya perencanaan % 100 50,000,000 100 50,000,000 100 50,000,000 100 50,000,000 100 50,000,000 100 250,000,000.00 BPBD
rehabilitasi dan
rekonstruksi

VIII - 58
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
(5) Terlaksananya kali 3 150,000,000 3 150,000,000 3 150,000,000 3 150,000,000 3 150,000,000 15 750,000,000.00 BPBD
penyelenggaraan pelatihan
kebencanaan
(6) Tersusunnya Peraturan buah 1 67,500,000 2 300,000,000 1 300,000,000 1 300,000,000 1 300,000,000 6 1,267,500,000.00 BPBD
Daerah dan Peraturan
Bupati tentang
Penanggulangan Bencana

1 19 22 Program pencegahan dini dan (1) Meningkatnya % - 100 163,210,050 100 250,000,000 100 275,000,000 100 300,000,000 100 330,000,000 100 1,318,210,050.00 BPBD/ Kecamatan
penanggulangan korban bencana kewaspadaan dan
alam kesiapsiagaan dalam
mengatasi bencana pada
saat tanggap darurat
bencana
(2) Terpenuhinya pengadaan % 100 1,000,000,000 100 1,100,000,000 100 1,210,000,000 100 1,331,000,000 100 1,464,100,000 100 6,105,100,000.00 BPBD
peralatan penanggulangan
bencana

(3) Terpenuhinya bantuan % - 100 100,000,000 100 250,000,000 100 250,000,000 100 250,000,000 100 250,000,000 100 1,100,000,000.00 BPBD
kebutuhan dasar
1 19 23 Program Pemeliharaan Ketertiban (1) Jumlah anggota Linmas per orang 3,430 3,440 2,513,961,000 3,440 2,765,357,100 3,440 4,251,902,810 3,440 4,677,093,091 3,440 4,677,090,000 3,440 18,885,404,001.00 Satpol PP/
Umum dan Ketentraman Masyarakat 100 penduduk Kecamatan

(2) Jumlah penegakan Perda 6 7 469,639,500 7 516,603,450 7 568,263,795 7 625,090,175 7 687,599,192 7 2,867,196,112.00
peraturan perundang-
undangan
1 19 Program Pemeliharaan Kamtribmas Persentase Komplik yang Persen 100 100 266,784,000 100 283,382,000 100 286,322,000 100 288,322,000 100 290,322,000 100 1,415,132,000.00 Kesbangpol
dan Pencegahan Tindak Kriminal diselesaikan

1 19 15 Program Peningkatan Keamanan dan Persentase kejadian Persen 100 100 1,080,000,000 100 1,188,000,000 100 1,306,800,000 100 1,437,480,000 100 1,581,228,000 100 6,593,508,000.00 Satpol PP
Kenyamanan Lingkungan gangguan ketentraman
dan ketertiban yang
tertangani
1 19 16 Program Pemeliharaan Kantrantibmas Persentase penyidikan Persen 100 100 835,400,000 100 918,940,000 100 1,010,834,000 100 1,111,917,400 100 1,223,109,140 100 5,100,200,540.00 Satpol PP
dan Pencegahan Tindak Kriminal tindak lanjut penanganan
kejadian gangguan
ketentraman dan
ketertiban
1 19 17 Program Pengembangan Wawasan Jumlah Siswa yang Dilatih Orang 400 400 255,665,000 400 287,832,000 400 300,000,000 400 315,000,000 400 330,000,000 2,000 1,488,497,000.00 Kesbangpol
Kebangsaan Wawasan Kebangsaan

1 19 18 Program Pendidikan Politik Jumlah Masyarakat yang Orang - - - 50 80,000,000 390 210,000,000 400 225,000,000 400 240,000,000 1,240 755,000,000.00 Kesbangpol
Masysrakat mendapat Pendidikan
Politik
1 19 19 Program Pemberdayaan Masyarakat Persentase penanganan Persen 100 100 3,186,530,000 100 3,505,183,000 100 3,855,701,300 100 4,241,271,430 100 4,665,398,573 100 19,454,084,303.00 Satpol PP
Untuk Menjaga Ketertiban dan kasus pelanggaran penyakit
Keamaan masyarakat
1 20 OTONOMI DAERAH,
PEMERINTAHAN UMUM,
ADMINISTRASI KEUANGAN
DAERAH, PERANGKAT DAERAH,
KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN

1 20 15 Program Peningkatan Kapasitas Fasilitasi Lembaga Bulan 12 12 8,340,245,000 12 8,347,745,000 12 8,714,027,750 12 9,033,314,763 12 9,428,193,002 12 43,863,525,515 Setwan
Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Perwakilan Rakyat Daerah

Program Pemberdayaan Infrastruktur (1) Fasilitasi Pelantikan Kali - 1 168,000,000 - - - - - - 2 700,000,000 2 700,000,000 Setwan
dan Suprastruktur Politik anggota DPRD Periode
Tahun 2014-2019
(2) Fasilitasi Bupati dan Wakil Kali 2 - - - - - - - - 2 700,000,000 2 700,000,000 Setwan
Bupati Periode 2018-2022

1 20 16 Program Pelayanan Kedinasan Kepala Fasilitasi kegiatan dan Bulan 12 12 1,288,380,000 12 1,347,980,000 12 1,482,778,000 12 3,631,055,800 12 3,994,161,380 60 11,744,355,180 Setda
Daerah dan Wakil Kepala Daerah Penunjang Kegiatan KDH
dan WKDH
1 20 17 Program Pembinaan dan Fasilitasi Pembinaan dan fasilitasi Desa 330 330 690,650,000 330 707,150,000 330 777,865,000 330 855,651,500 330 941,216,650 330 3,972,533,150 Setda
Pengelolaan Keuangan Desa kinerja Pemerintah Desa

VIII - 59
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 20 xx Program peningkatan dan Terlaksananya pengelolaan Persen 100 100 4,673,840,925 100 4,652,728,425 100 4,725,782,425 100 4,806,141,825 100 4,894,537,165 100 23,753,030,765 DPKAD, Setda
Pengembangan pengelolaan keuangan sesuai dengan
keuangan daerah peraturan perundang-
undangan
1 20 20 Program peningkatan sistem (1) Prosentase OPD yang hasil Persen 4 10 57,400,000.00 40 66,010,000.00 70 72,611,000.00 90 79,872,100.00 90 87,859,310.00 90 363,752,410.00 Inspektorat
pengawasan internal dan evaluasi lakipnya minimal
pengendalian pelaksanaan kebijakan "CC"
kepala daerah
(2) Prosentase tindak lanjut Persen 100 100 49,440,000.00 100 56,856,000.00 100 62,541,600.00 100 68,795,760.00 100 75,675,336.00 100 313,308,696.00 Inspektorat
Laporan Hasil Pemeriksaan
Internal
(3) Prosentase tindaklanjut Persen 80 80 99,450,000.00 80 114,367,500.00 90 125,804,250.00 100 138,384,675.00 100 152,223,142.50 100 630,229,567.50 Inspektorat
Laporan Hasil Pemeriksaan
Eksternal
(4) Cakupan pemeriksaan Persen 100 100 605,752,000.00 100 696,614,800.00 100 766,276,280.00 100 842,903,908.00 100 927,194,298.80 100 3,838,741,286.80 Inspektorat
reguler maupun non
reguler
(5) Prosentase penyelesaian Pesen 80 80 90 90 - 90 - 90 - 90 - Inspektorat
kasus
(6) Jumlah OPD yang yang Jumlah OPD 5 7 - 9 - 11 - 13 - 15 - 15 Setda
melaksanakan pelayanan
sesuai pelayanan
minimal/pelayanan prima
(7) Prosentase OPD yang Persen 0 10 42,625,000.00 40 49,018,750.00 60 53,920,625.00 80 59,312,687.50 90 65,243,956.25 90 270,121,018.75 Setda
menyelenggarakan SPIP
sesuai PP No. 60 Tahun
2008
(8) Prosentase OPD yang Persen 0 10 42,275,000.00 70 46,502,500.00 80 51,152,750.00 90 56,268,025.00 90 61,894,827.50 90 258,093,102.50 Setda
melaporkan PMPRB online

1 20 21 Program Peningkatan Profesionalisme (1) Prosentase jumlah Aparat Persen 10 10 47,375,000.00 60 54,481,250.00 80 59,929,375.00 90 65,922,312.50 90 72,514,543.75 90 300,222,481.25 Inspektorat
Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawas Internal
Pengawas Internal Pemerintah (APIP) Pemerintah (APIP) yang
kompeten dan profesional
di setiap OPD
(2) Ratio SDM terdiklat sesuai Persen 10 20 - 60 - 90 - 90 - 90 - 90 0 Inspektorat
kompetensi terhadap total
jumlah yang dibutuhkan

(3) Tingkat penerapan Jabatan Persen 20 20 - 50 - 70 - 90 - 100 - 100 0 Inspektorat


Fungsional Auditor dan
P2UPD
1 20 22 Program Penataan dan (1) Tersusunnya sistem dan Jenis 2 0 - 2 40,235,000.00 3 46,270,250.00 3 50,897,275.00 3 55,987,002.50 10 193,389,527.50 Inspektorat
Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan prosedur pengawasan
Prosedur Pengawasan
(2) Terpenuhinya tools Jenis 3 1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 8 0 Inspektorat
pengawasan (Tersedianya
Piagam Audit Internal,
tersedianya Sistem
Penanganan Pengaduan
Masyarakat (Whistle Blower
System), Tersedianya
Sistem Penanganan Konflik
Kepentingan

Program Pembinaan dan Fasilitasi Terlaksananya Pengeloaan Jenis 2 2 2,384,270,944.00 2 2,384,270,944.00 - - - - - - DPKAD
Pengelolaan Pajak Bumi dan PBB dan BPHTB di
Bangunan dan Bea Perolehan Hak Kabupaten Majalengka
Atas Tanah dan Bangunan
1 20 23 Program Penggalian dan Tingkat Pendapatan daerah 100.00 100 100 100 100 100 100 DPKAD/
Pengembangan Potensi Pendapatan Kecamatan
Daerah
(1) PAD Persen 7.54 7.70 969,850,000 10.18 1,018,342,500 14.88 3,572,744,116 20.00 3,751,381,322 25.34 3,938,950,388 25.34 3,938,950,388 DPKAD

Milyar Rupiah 142.889 154.484 228.330 385.179 611.150 924.365 924.365

(2) Dana Perimbangan Persen 67.28 63.30 459,832,500 63.27 482,824,125 60.77 506,965,331 57.13 532,313,598 53.15 558,929,278 53.15 558,929,278 DPKAD

Milyar Rupiah 1,275.449 1,269.964 1,418.600 1,573.217 1,745.848 1,938.803 1,938.803

VIII - 60
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
(3) Sumber lain yang sah Persen 25.19 29.00 2,384,695,944 26.55 2,503,930,741 24.35 2,629,127,278 22.87 2,760,583,642 21.50 2,898,612,824 21.50 2,898,612,824 DPKAD

Milyar Rupiah 477.521 581.821 595.167 630.460 698.753 784.291 784.291

1 20 24 Program Peningkatan Pengelolaan 1,560,600,000 1,638,630,000 1,720,561,500 1,806,589,575 1,806,589,575 1,806,589,575 DPKAD/Setda
Barang Milik Daerah
(1) Persentase aset daerah
yang diamankan
Pengamanan secara Persen 100 100 100 100 100 100 100 DPKAD/Setda
administrasi
Pengamanan secara fisik Persen 50 2 2 2 2 2 55 DPKAD/Setda
(2) Prosentase aset yang sudah Persen 100 100 100 100 100 100 100
diinventarisir
1 20 25 Program Pemantapan Kerjasama Antar Koordinasi antar Bulan 12 12 133,450,000 12 135,000,000 12 148,500,000 12 163,350,000 12 179,685,000 12 759,985,000 Setda
Pemerintah Daerah Pemerintah daerah
1 20 36 Program Peningkatan Kualitas Meningkatnya kualitas Persen 100 100 703,000,000 100 1,350,000,000 100 1,485,000,000 100 1,633,500,000 100 1,796,850,000 100 6,968,350,000 Setda
Kelembagaan kelembagaan di dalam
pengembangan
kompetensi
1 20 38 Program Peningkatan Pelayanan Terfasilitasinya upaya Bulan 12 12 2,950,795,000 12 2,184,825,000 12 2,403,307,500 12 2,643,638,250 12 2,908,002,075 12 13,090,567,825 Setda/ Kecamatan
Publik pelayanan publik
1 20 XX Program Penataan Peraturan Jumlah Raperda yang Raperda 9 10 1,210,530,000 10 1,211,130,000 12 1,314,843,000 12 1,428,927,300 12 1,554,420,030 12 6,719,850,330 Setda, Setwan dan
Perundang-undangan diagendakan dalam DPKAD
Prolegda
Jumlah Perda yang Perda 5 5 94,000,000 5 94,000,000 5 94,000,000 5 94,000,000 5 94,000,000 5 94,000,000 Setda
diharmonisasi
Jumlah Produk hukum yang Per-UU-an 2 2 180,027,500 2 180,027,500 2 180,027,500 2 180,027,500 2 180,027,500 10 900,137,500 Kesbangpol &
disosialisasikan Setda
1 20 41 Program Pemantapaan Pengendalian Pengendalian Program Bulan 12 12 2,009,556,000 12 2,340,000,000 12 2,574,000,000 12 2,831,400,000 12 3,114,540,000 12 12,869,496,000 Setda
Program Pembangunan Pembangunan secara
berkala
1 20 49 Program Peningkatan Kehidupan (1) Jumlah Guru Ngaji yang orang 672 686 377,300,000 686 377,300,000 686 377,300,000 686 1,377,300,000 686 1,377,300,000 686 1,377,300,000 Setda/ Kecamatan
Beragama mendapat insentif
(2) Jumlah Imam Masjid yang orang 336 343 377,300,000 343 377,300,000 343 377,300,000 343 1,377,300,000 343 1,377,300,000 343 1,377,300,000 Setda/ Kecamatan
mendapat insentif
(3) Jumlah Perbup Keagamaan Perbup 0 1 2 3 4 5 5 Setda

(4) Jumlah Surat Edaran Bupati Surat Edaran 0 3 1 1 1 1 7


Bupati
(5) Jumlah lembaga unit 610 621 776,250,000 629 786,250,000 636 795,000,000 642 802,500,000 649 64,900,000,000 649 811,250,000 Setda
pendidikan agama yang
memperoleh fasilitasi
(6) Jumlah sarana ibadah yang unit 314 344 2,865,319,000 370 3,291,850,900 395 4,334,504,090 420 4,338,769,409 450 44,600,000,000 450 44,600,000,000 Setda
memperoleh fasilitasi

(7) Jumlah Pertemuan rutin kali 3 3 25,200,000 3 25,200,000 3 25,200,000 3 25,200,000 3 25,200,000 3 25,200,000 Setda
antara tokoh-tokoh agama
dan ormas keagamaan

(8) Jumlah Pengajian Rutin kali 134 140 257,700,000 140 257,700,000 140 257,700,000 140 257,700,000 140 257,700,000 140 257,700,000 Setda
Tingkat Kabupaten dan
Kecamatan
1 20 51 Program Pembangunan Ekonomi Penyertaan Modal Rupiah 1,500,000,000 1,500,000,000 1,000,000,000 1,725,000,000 1,725,000,000 1,983,750,000 1,983,750,000 2,281,312,500 2,281,312,500 3,623,509,375 65,096,837,372 11,113,571,875 72,086,899,872 Setda
1 20 81 Program Pengembangan Lingkungan Fasilitasi Kabupaten Sehat Kali 3 3 148,558,000 4 150,000,000 4 165,000,000 4 181,500,000 4 199,650,000 4 844,708,000 Setda
Sehat
1 20 95 Program Penataan Kelembagaan dan Tertatanya kelembagaan Persen 100 100 210,050,000 100 400,000,000 100 440,000,000 100 484,000,000 100 532,400,000 100 2,066,450,000 Setda
Ketatalaksanaan yang Efektif dan daerah yang efektif dan
Efisien efisien
1 20 96 Program Pemantapan Otonomi Persentase OPD dan Unit Persen 100 100 150,000,000 100 175,000,000 100 200,000,000 100 225,000,000 100 350,000,000 100 350,000,000 Setda
Daerah dan Sistem Administrasi Pelayanan Publik (UPP)
Daerah dengan nilai Indek
Kepuasan masyarakat (IKM)
kriteria minimal "B"

1 20 133 Program Sinergitas Perencanaan dan Fasilitasi dan Koordinasi Kali 4 4 500,000,000 4 500,000,000 4 500,000,000 4 500,000,000 4 500,000,000 20 2,500,000,000 Setda
Pembangunan Daerah Perencanaan dan
Pembangunan Daerah

VIII - 61
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 20 134 Program Peningkatan Kualitas Jumlah Sertifikasi Standar OPD 4 2 319,950,000 2 400,000,000 2 440,000,000 2 484,000,000 2 532,400,000 14 2,176,350,000 Setda
Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Mutu Pelayanan berbasis
ISO 9001:2008 yang
diberikan kepada OPD

1 20 135 Program Penataan Batas Desa yang Adanya batas antara Paket 1 1 1,000,000,000 1 1,000,000,000 1 1,100,000,000 1 1,210,000,000 1 1,331,000,000 1 5,641,000,000 Setda
Berbatasan dengan Kabupaten Kabupaten dengan
Tetangga Kabupaten/Kota tetangga

1 20 x Program Peningkatan Kapasitas (1) Prosentase pejabat Persen 61 62 2,297,616,000 67 2,527,377,600 72 2,780,115,360 73 3,058,126,896 74 3,363,939,586 74 3,363,939,586 BKD
Sumber Daya Aparatur struktural yang telah
mengikuti diklatpim sesuai
jenjangnya
(2) Pengiriman PNS untuk Jiwa 1,832 239 250 275 300 325 3,221 BKD
mengikuti diklat teknis/
fungsional
1 20 17 Program Pembinaan dan (1) Meningkatnya kapasitas Jiwa 6,624 6,756 130,000,000 6,892 143,000,000 7,029 157,300,000 7,170 173,030,000 7,313 190,333,000 7,313 190,333,000 BKD
Pengembangan Aparatur aparatur
(2) Rasio dokter per 1.000 Poin 0.11 0.11 60,000,000 0.11 120,000,000 0.11 180,000,000 0.11 220,000,000 0.11 260,000,000 0.11 840,000,000 BKD/Dinkes/RSUD
penduduk Cideres/RSUD
Majalengka
(3) Rasio tenaga kesehatan Poin 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33
lainnya per 1.000
penduduk
(4) Pemenuhan tenaga Jiwa 23 7 840,000,000 8 960,000,000 43 5,160,000,000 50 6,000,000,000 56 6,720,000,000 56 6,720,000,000 BKD/RSUD
spesialis di rumah sakit Cideres/RSUD
umum daerah Majalengka
(5) Pemenuhan dokter gigi di Jiwa 13 4 4 4 4 3 32 - BKD/Dinkes
puskesmas
(6) Pemenuhan apoteker di Jiwa 1 4 4 4 4 4 21 - BKD/Dinkes
puskesmas
(7) Pemenuhan tenaga teknis Jiwa 26 1 1 1 1 2 32 - BKD/Dinkes
farmasi di puskesmas

(8) Pemenuhan tenaga gizi di Jiwa 27 1 1 1 1 1 32 - BKD/Dinkes


puskesmas
(9) Pemenuhan tenaga Jiwa 4 5 5 6 6 6 32 - BKD/Dinkes
Promkes di puskesmas
(10) Pemenuhan rekam medis di Jiwa 0 5 6 7 8 6 32 - BKD/Dinkes
puskesmas
(11) Pemenuhan analis Jiwa 12 4 6 6 2 2 32 - BKD/Dinkes
kesehatan di puskesmas
(12) Realisasi pemberian Persen 100 100 2,787,375,950 100 3,066,113,545 100 3,372,724,899 100 3,709,997,388 100 4,080,997,126 100 4,080,997,126 BKD
penghargaan bagi PNS
(13) Turunnya angka Kasus 17 15 12 10 9 8 8
pelanggaran disiplin PNS

(14) Meningkatnya layanan Jenis 6 7 8 9 10 11 11


SAPK
(15) Prosentase pemenuhan Persen 73 74 75 76 77 78 78
pegawai sesuai formasi
(16) Realisasi pemenuhan Persen 100 100 100 100 100 100 100
kebutuhan layanan
pegawai
1 2 136 Program Percepatan Pencapaian IPM Akselerasi Peningkatan IPM Kecamatan 26 26 3,000,000,000 - - - - - - - - 26 3,000,000,000 Kecamatan
di Kecamatan
1 2 137 Program Peningkatan Kinerja Fasilitasi Kinerja Kecamatan Kecamatan 26 26 2,600,000,000 - - - - - - - - 26 2,600,000,000 Kecamatan
Kecamatan

1 22 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DAN DESA
1 22 15 Program Peningkatan Keberdayaan (1) Profil desa % 5 10 159,200,000 25 175,120,000 50 192,632,000 75 211,895,200 100 233,084,720 100 233,084,720 BPMDPKB/
Masyarakat Pedesaan Kecamatan

(2) Pelatihan kader KPM dan Jiwa 0 0 187,045,000 40 205,749,500 40 226,324,450 40 248,956,895 40 273,852,585 40 273,852,585 BPMDPKB
LPM
(3) Rata-rata binaan kelompok Kelompok 26 26 187,045,000 26 205,749,500 26 226,324,450 26 248,956,895 26 273,852,585 26 273,852,585 BPMDPKB
LPM

VIII - 62
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
(4) Tercapainya evaluasi kinerja Dokumen 0 26 220,482,350 26 242,530,585 26 266,783,644 26 293,462,008 26 322,808,209 26 322,808,209 BPMDPKB
pemberdayaan masyarakat
pedesaan
(5) Rata-rata kelompok binaan Kelompok 26 26 220,482,350 26 242,530,585 26 266,783,644 26 293,462,008 26 500,000,000 26 500,000,000 BPMDPKB
PKK
(6) Posyandu Aktif Kelompok 1,439 1,441 220,482,350 1,443 242,530,585 1,445 266,783,644 1,447 293,462,008 1,449 522,808,209 1,449 522,808,209 BPMDPKB
(7) Cakupan status desa desa 0 1 95,200,000 1 104,720,000 1 115,192,000 1 126,711,200 1 139,382,320 1 139,382,320 BPMDPKB
gotong royong
1 22 16 Program pengembangan lembaga (1) Simpan Pinjam Perempuan Kelompok 4,413 4,423 4,433 4,443 4,453 4,463 BPMDPKB/
ekonomi pedesaan Kecamatan
(2) Jumlah BUMDes Unit 330 330 217,500,000 330 239,250,000 330 263,175,000 330 289,492,500 330 318,441,750 330 318,441,750 BPMDPKB
1 22 17 Program peningkatan partisipasi (1) Pelaksanaan Musrenbang Kegiatan 336 343 159,200,000 343 175,120,000 343 192,632,000 343 211,895,200 343 233,084,720 343 233,084,720 BPMDPKB
masyarakat dalam membangun desa Desa

(2) Ketersediaan Dokumen Dokumen 330 330 159,200,000 330 175,120,000 330 192,632,000 330 211,895,200 330 233,084,720 330 233,084,720 BPMDPKB
RPJM Desa
(3) Terpenuhinya sarana Kegitan 7 4 1,876,999,000 5 2,064,698,900 6 2,271,168,790 7 7,498,285,669 7 8,248,114,236 7 8,248,114,236 BPMDPKB
prasarana infrastruktur
melalui Bhakti TNI
(4) Terpenuhinya Lingkungan Desa 0 6 219,372,500 6 241,309,750 9 265,440,725 9 291,984,798 9 321,183,277 9 1,339,291,050 BPMDPKB
pemukiman yang sehat

(5) Swadaya Masyarakat Rupiah 661,364,000 681,204,920 749,325,412 701,045,840 824,257,953 720,886,760 906,683,749 740,727,680 997,352,123 760,568,600 1,097,087,336 760,568,600 4,574,706,573 BPMDPKB
terhadap Program
pemberdayaan masyarakat
1 22 18 Program peningkatan kapasitas (1) Pelatihan managemen jiwa 109 330 1,650,000,000 0 0 330 1,650,000,000 0 0 0 0 660 3,300,000,000 Setda/Bappeda/
aparatur pemerintah desa Pemerintahan Desa BPMDPKB/
Kecamatan
(2) Pelatihan pengelolaan jiwa - 330 1,650,000,000 0 0 330 1,650,000,000 0 0 0 0 660 3,300,000,000
keuangan desa
(3) Pelatihan penyusunan jiwa - 330 1,650,000,000 0 0 330 1,650,000,000 0 0 0 0 660 3,300,000,000
APBDes
(4) Pelatihan laporan keuangan jiwa - 330 1,650,000,000 0 0 330 1,650,000,000 0 0 0 0 660 3,300,000,000 BPMDPKB
desa
(5) Pelatihan Penyusunan jiwa - 660 500,000,000 660 500,000,000 330 350,000,000 660 500,000,000 330 350,000,000 2,640 850,000,000 Bappeda
RPJM Desa dan RKP Desa

1 22 19 Program peningkatan infrastruktur (1) Cakupan desa bebas Desa 40 43 219,372,500 75 241,309,750 75 265,440,725 75 291,984,798 75 321,183,277 343 484,813,225 BPMDPKB/
perdesaan perumahan kumuh Kecamatan
(2) Cakupan penerapan dan Desa 10 10 343,881,500 15 378,269,650 20 416,096,615 25 457,706,277 30 1,503,476,904 30 759,978,115 BPMDPKB
pengembangan TTG
(3) Cakupan pembangunan Kegiatan 330 330 219,372,500 330 241,309,750 330 265,440,725 330 291,984,798 330 321,183,277 330 484,813,225 BPMDPKB
infrastruktur perdesaan
berbasis masyarkat
1 22 30 Program pemantapan pemerintahan (1) Ketersediaan Dokumen Buku 330 330 400,000,000 330 400,000,000 330 400,000,000 330 400,000,000 330 400,000,000 330 400,000,000 Bappeda/
dan pembangunan desa RPJM Desa BPMDPKB
/Kecamatan
(2) Ketersediaan Dokumen RKP Buku 330 330 330 330 330 330 330 Bappeda/BPMDPK
Desa B/Kecamatan
(3) Ketersediaan Dokumen Buku 0 66 132 198 264 330 330 Bappeda/BPMDPK
Pola Ruang Desa B/Kecamatan
(4) Ketersediaan LPPD Buku 330 330 330 330 330 330 330 Setda
(5) Ketersediaan LKPJ Buku 330 330 330 330 330 330 330 Setda
(6) Ketersediaan laporan Buku 330 330 330 330 330 330 330 Setda
APBDes

1 23 STATISTIK
1 23 15 Program pengembangan Tersedianya Dokumen 5 5 300,000,000 5 350,000,000 5 370,000,000 5 390,000,000 5 410,000,000 25 1,820,000,000 Bappeda
data/informasi Data/informasi/statistik
daerah

1 24 KEARSIPAN
1 24 16 Program Penyelamatan dan Terselamatkannya arsip OPD, 0 10 192,760,000 10 299,000,000 11 299,000,000 11 299,000,000 11 299,000,000 53 1,388,760,000 KAD
Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah statis Desa/Kelurah
an
1 24 18 Program Peningkatan Kualitas Terhimpunnya Berkas 4754 2449 71,080,085 2449 155,000,000 2449 155,000,000 2449 155,000,000 2449 155,000,000 12245 691,080,085 KAD
Pelayanan Informasi Dokumen/Arsip ke Dalam
Sistem berbasis TIK

VIII - 63
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 24 19 Program Perbaikan Sistem Terlaksananya Pembinaan OPD, 0 10 90,330,000 10 135,000,000 11 135,000,000 11 135000000 11 135000000 53 630,330,000 KAD
administrasi Kearsipan Tata Kearsipan Desa/Kelurah
an

1 25 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

1 25 xx Program Pengembangan Komunikasi, (1) Terpenuhinya % 55.42 64.34 1,289,300,000 73.25 1,289,300,000 82.17 1,289,300,000 91.08 1,289,300,000 100 1,289,300,000 100 6,446,500,000 Dishubkominfo/
Informasi dan Media Massa pengawasan, pengendalian Setda
dan peningkatan pelayanan
informasi publik dan
jaringan komunikasi
informasi

(2) Prosentase peningkatan % 11.65 29.32 100,000,000 46.99 100,000,000 64.66 100,000,000 82.33 100,000,000 100 100,000,000 100 500,000,000 Dishubkominfo
SDM bidang komunikasi
dan informasi
1 25 16 Program Pengkajian dan Penelitian (1) Tersedianya Perbup Dokumen - - - 1 75,000,000 - - - - - - 1 75,000,000 Dishubkominfo
Bidang Komunikasi dan Informatika tentang Pemanfaatan TIK
(Teknologi Informasi dan
Komunitasi) di Pemkab
Majalengka

2 01 KETAHANAN PANGAN

2 01 16 Program Peningkatan Ketahanan (1) Mempertahankan Persen 90 90 100,000,000 90 100,000,000 90 100,000,000 90 100,000,000 90 100,000,000 90 500,000,000 BP4K
Pangan Pertanian/perkebunan Ketersediaan Energi dan
Protein/Kapita
(2) Meningkatkan dan Persen 30 5 150,000,000 5 200,000,000 5 250,000,000 10 300,000,000 10 350,000,000 35 1,250,000,000 BP4K
mempertahankan
Cadangan Pangan
(3) Mempertahankan Persen 90 90 50,000,000 90 100,000,000 90 100,000,000 90 100,000,000 90 100,000,000 90 450,000,000 BP4K
Ketersediaan Informasi
Pasokan, Harga & Akses
Pangan
(4) Stabilitas Harga dan Persen 23,05 13,41 50,000,000 13,41 100,000,000 13,41 100,000,000 13,41 100,000,000 13,41 100,000,000 67.05 450,000,000 BP4K
Pasokan Pangan
(5) Meningkatnya Skor Pola Persen 83 1 250,000,000 1 300,000,000 1 300,000,000 2 500,000,000 2 500,000,000 7 1,850,000,000 BP4K
Pangan Harapan
(6) Pengawasan & Pembinaan Persen 50 6 50,000,000 6 50,000,000 6 50,000,000 6 50,000,000 6 50,000,000 30 250,000,000 BP4K
Keamanan Pangan

(7) Penanganan Daerah Rawan Persen 20 8 100,000,000 8 100,000,000 8 100,000,000 8 100,000,000 8 100,000,000 40 500,000,000 BP4K
Pangan
(8) Peningkatan dan Distankan
Pengamanan Mutu Produk
Pertanian :
Pengendalian OPT Kg/L 3,000 2,500 350,000,000 1,000 150,000,000 1,000 165,000,000 1,000 181,500,000 1,000 199,650,000 6,500 1,046,150,000 Distankan
Penganekaragaman Lokasi 0 6 100,000,000 5 150,000,000 5 165,000,000 5 181,500,000 5 199,650,000 26 796,150,000 Distankan
produksi tanaman
pertanian
Peringatan Hari Pangan Kali 1 1 100,000,000 1 110,000,000 1 121,000,000 1 133,100,000 1 146,410,000 5 610,510,000 Distankan
Pengumpulan dan Kecamatan 26 26 200,000,000 26 220,000,000 26 242,000,000 26 266,200,000 26 292,820,000 26 1,221,020,000 Distankan
Pengolahan Data Pertanian

2 03 ENERGI DAN SUMBERDAYA


MINERAL

2 03 17 Program pembinaan dan (1) Rumah tinggal yang % 90.51 91.07 2,266,000,000 91.64 2,719,000,000 92.20 3,263,000,000 92.77 3,916,000,000 93.33 8,699,000,000 93.33 8,699,000,000 PSDAPE
pengembangan bidang energi dan mempunyai penerangan
ketenagalistrikan listrik

2 03 15 Program pembinaan dan pengawasan (1) Jumlah debit air tanah yang m3-Rupiah 600,000 600,000 76,000,000 600,000 83,600,000 600,000 91,960,000 600,000 101,156,000 600,000 111,272,000 3,000,000 463,988,000 PSDAPE
bidang pertambangan dan Air Tanah dapat dikelola dan terawasi

(2) Jumlah sumur bor yang Unit 9 3 130,440,000 3 143,484,000 3 157,832,000 3 173,616,000 3 190,977,000 15 796,349,000 PSDAPE
dibangun

VIII - 64
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
(3) Jumlah penambang berizin Perusahaan 2 10 73,160,000 10 80,476,000 10 88,524,000 10 97,376,000 10 107,114,000 10 107,114,000 PSDAPE
yang berwawasan
lingkungan

2 URUSAN PILIHAN

2 1 PERTANIAN
2 1 1 Program Peningkatan Produksi (1) Meningkatnya Produksi Distankan/
Pertanian/Perkebunan Tanaman Pertanian : Kecamatan
Padi Ton 707,038.05 21,211.14 7,600,000,000 21,211.14 7,800,000,000 14,140.76 5,600,000,000 7,070.38 3,000,000,000 7,070.38 3,400,000,000 70,703.81 27,400,000,000
Jagung Ton 119,770.96 3,591.03 1,077,300,000 3,591.03 1,217,360,000 3,591.03 1,375,600,000 3,591.03 1,550,000,000 3,591.03 1,756,550,000 17,955.14 6,976,810,000
Kedelai Ton 814.00 338.10 270,480,000 338.10 300,235,000 338.10 333,260,000 338.10 370,000,000 338.10 410,600,000 1,690.50 1,684,575,000
Ubi Jalar Ton 12,327.99 184.92 37,000,000 184.92 42,535,000 184.92 48,920,000 184.92 56,250,000 184.92 65,000,000 924.60 249,705,000
Kacang Tanah Ton 1,140.10 11.40 11,400,000 11.40 12,656,000 11.40 14,050,000 11.40 15,600,000 11.40 17,300,000 57.00 71,006,000
Kacang Hijau Ton 845.17 8.45 8,450,000 8.45 9,400,000 8.45 10,420,000 8.45 11,560,000 8.45 12,830,000 42.26 52,660,000
Mangga Ton 14,626.50 292.53 252,000,000 292.53 252,026,000 292.53 282,270,000 292.53 316,150,000 292.53 354,100,000 1,462.65 1,456,546,000
Jambu Biji Ton 4,084.40 204.22 71,480,000 204.22 82,200,000 204.22 94,550,000 204.22 108,710,000 204.22 125,000,000 1,021.10 481,940,000
Durian Ton 8,475.81 254.27 171,800,000 254.27 194,150,000 254.27 219,380,000 254.27 247,900,000 254.27 280,150,000 1,271.37 1,113,380,000
Jeruk keprok/siam Ton 1,624.88 32.50 18,055,000 32.50 20,225,000 32.50 22,650,000 32.50 25,370,000 32.50 28,410,000 162.49 114,710,000
Bawang Merah Ton 23,959.80 1,197.99 322,620,000 1,197.99 371,012,000 1,197.99 426,665,000 1,197.99 490,670,000 1,197.99 564,265,000 5,989.95 2,175,232,000
Bawang Daun Ton 8,139.54 406.98 93,800,000 406.98 107,877,000 406.98 124,060,000 406.98 142,670,000 406.98 164,100,000 2,034.89 632,507,000
Kentang Ton 14,357.30 717.87 157,000,000 717.87 180,554,000 717.87 207,640,000 717.87 238,790,000 717.87 274,600,000 3,589.33 1,058,584,000
Cabe Besar Ton 11,371.60 454.86 160,860,000 454.86 183,381,000 454.86 209,055,000 454.86 238,330,000 454.86 271,700,000 2,274.32 1,063,326,000
Jahe Ton 259.00 12.95 30,000,000 12.95 33,600,000 12.95 37,632,000 12.95 42,150,000 12.95 47,200,000 64.75 190,582,000
Tanaman Hias Tangkai 435 2,000 30,000,000 2,000 34,500,000 2,000 39,675,000 2,000 45,650,000 2,000 52,470,000 10,000.00 202,295,000
Jamur Ton 311.07 9.33 50,000,000 9.33 57,500,000 9.33 66,125,000 9.33 76,050,000 9.33 87,450,000 46.66 337,125,000
(2) Bantuan Bibit/Benih Distankan/
Unggul : Kecamatan
Padi Ha 22,750.00 25,000 6,250,000,000 5,000 1,250,000,000 5,000 1,375,000,000 5,000 1,512,500,000 5,000 1,663,750,000 45,000.00 12,051,250,000
Jagung Ha 750.00 1,500 1,462,500,000 225 241,312,500 150 236,797,500 100 129,750,000 100 142,725,000 2,075.00 2,213,085,000
Kedelai Ha 20.00 1,500 990,000,000 1,000 660,000,000 750 525,000,000 500 360,000,000 250 180,000,000 4,000.00 2,715,000,000
Ubi Jalar Ha 28.00 5 11,250,000 5 12,375,000 5 13,612,500 5 14,973,750 5 16,471,125 25.00 68,682,375
Kacang Tanah Ha 0 5 6,000,000 5 6,600,000 5 7,260,000 5 7,986,000 5 8,784,600 25.00 36,630,600
Kacang Hijau Ha 0 5 3,900,000 5 4,290,000 5 4,719,000 5 5,190,900 5 5,709,990 25.00 23,809,890
Mangga Ha 335.00 45 162,000,000 50 185,000,000 50 190,000,000 50 195,000,000 50 200,000,000 245.00 932,000,000
Jambu Biji Ha 194.00 25.50 214,200,000 20 174,000,000 20 180,000,000 20 186,000,000 20 192,000,000 105.50 946,200,000
Durian Ha 160.35 20 60,000,000 20 62,000,000 20 64,000,000 20 66,000,000 20 68,000,000 100.00 320,000,000
Jeruk keprok/siam Ha 130.00 5 15,000,000 5 15,500,000 5 16,000,000 5 16,500,000 5 17,000,000 25.00 80,000,000
Bawang Merah Ha 3.00 10 400,000,000 5 220,000,000 5 240,000,000 5 250,000,000 5 250,000,000 30.00 1,360,000,000
Bawang Daun Ha 0 0 - 3 144,000,000 3 168,000,000 3 192,000,000 3 216,000,000 12.00 720,000,000
Kentang Ha 3.00 2 38,000,000 2 41,800,000 2 45,980,000 2 50,578,000 2 55,635,800 10.00 231,993,800
Cabe Besar Ha 6.00 5 6,750,000 5 7,425,000 5 8,167,500 5 8,984,250 5 9,882,675 25.00 41,209,425
Jahe Ha 0 2 37,500,000 2 41,250,000 2 45,375,000 2 49,912,500 2 54,903,750 10.00 228,941,250
Tanaman Hias Ha 0 1 26,250,000 1 28,875,000 1 31,762,500 1 34,938,750 1 38,432,625 5.00 160,258,875
Jamur Baglog 4800 8,000 20,000,000 8000 22,000,000 8000 24,200,000 8000 26,620,000 8000 29,282,000 40,000.00 122,102,000
(3) Meningkatnya Produksi Ton 60 5 143,609,000 5 151,904,000 5 160,199,000 5 168,494,000 5 176,789,000 25.00 800,995,000 Distankan/
Benih Padi Kecamatan
(4) Tersedianya Lahan Ha 0 75 247,500,000 75 272,250,000 75 299,475,000 75 329,422,500 75 362,364,750 375.00 1,511,012,250 Distankan/
Pertanian Pangan Kecamatan
Berkelanjutan
(5) Bantuan Pupuk bagi Petani Ha 1,008 1,265 1,587,575,000 330 429,000,000 300 405,000,000 271 379,400,000 246 356,700,000 2,412.00 3,157,675,000 Distankan/
Kecamatan
(6) Meningkatnya luasan lahan Dishutbunak/
produktif komoditas Kecamatan
unggulan perkebunan
(melalui intensifikasi dan
rehabilitasi) :

- Kopi Ha 802 100 745,000,000 150 1,112,400,000 200 1,089,000,000 200 1,089,000,000 200 1,089,000,000 850 5,124,400,000
- Teh. Ha 672 50 600,000,000 100 1,200,000,000 100 1,200,000,000 150 1,200,000,000 150 1,260,000,000 550 5,460,000,000
- Cengkeh Ha 1,825 100 799,975,000 200 1,599,950,000 200 1,048,575,000 250 1,300,718,750 250 1,310,718,750 1,000 6,059,937,500
2 1 2 Program Peningkatan Produksi Hasil (1) Meningkatnya populasi dan Dishutbunnak/
Peternakan produksi hasil peternakan Kecamatan
(melalui pengembangan
bibit unggul, IB, pakan
bermutu, pembinaan
kelompok dll) :

VIII - 65
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
- Sapi Potong Ekor 12.195 *) 610 100,000,000 640 100,000,000 672 100,000,000 706 100,000,000 741 100,000,000 3,369 500,000,000

Ton 1.799,16 *) 179.92 197.91 217.70 239.47 263.42 1,098.42

- Sapi Perah Ekor 778 *) 39 100,000,000 41 100,000,000 43 100,000,000 45 100,000,000 47 100,000,000 215 500,000,000

Liter 1.325.376 *) 132,538 145,791 160,370 176,408 194,048 809,155

- Domba Ekor 586.413 *) 58,641 100,000,000 64,505 100,000,000 70,956 100,000,000 78,052 100,000,000 85,857 100,000,000 358,011 500,000,000

Ton 578,72 *) 57.87 63.66 70.03 77.03 84.73 353.32

- Ayam Ras Pedaging Ekor 15.011.898 *) 240,000 60,000,000 240,000 60,000,000 240,000 60,000,000 240,000 60,000,000 240,000 60,000,000 1,200,000 300,000,000

Ton 22.517,85 *) 360 360 360 360 360 1,800

- Ayam Ras Petelur Ekor 268.768 *) 5,000 50,000,000 5,000 50,000,000 5,000 50,000,000 5,000 50,000,000 5,000 50,000,000 25,000 250,000,000

Ton 2.470,42 *) 45.96 45.96 45.96 45.96 45.96 229.80

2 1 3 Program Pencegahan dan Meningkatnya pelayanan Kec 26 26 300,000,000 26 300,000,000 26 300,000,000 26 300,000,000 26 300,000,000 26 1,500,000,000 Dishutbunnak
Penanggulangan Penyakit Ternak dan penyediaan sarana
prasarana kesehatan hewan

2 1 4 Program Peningkatan Kesejahteraan (1) Terbentuknya Gapoktan unit 0 5 150,000,000 5 150,000,000 5 150,000,000 5 200,000,000 5 200,000,000 25 850,000,000 BP4K/ Kecamatan
Petani PUAP menjadi Lembaga
Ekonomi Petani yang
Berbadan Hukum
(2) Meningkatnya Jumlah Orang 110 49 100,000,000 49 100,000,000 49 100,000,000 49 100,000,000 49 100,000,000 245 500,000,000 BP4K
Penyuluh Swadaya
(3) Meningkatnya Kapasitas unit 10 2 150,000,000 3 150,000,000 3 150,000,000 3 150,000,000 4 200,000,000 15 800,000,000 BP4K
Kelembagaan Petani
(4) Meningkatnya Jumlah MoU 2 3 50,000,000 3 50,000,000 3 50,000,000 3 50,000,000 3 50,000,000 15 250,000,000 BP4K
Kemitraan Kelompok Tani
dengan Pihak Swasta

(5) Meningkatnya Orang 0 150 75,000,000 150 82,500,000 150 90,750,000 150 99,825,000 150 109,807,500 750 457,882,500 Distankan
Kesejahteraan Petani
2 1 5 Program Pemberdayaan Penyuluh (1) Meningkatnya Kompetensi Orang 352 52 100,000,000 52 100,000,000 52 100,000,000 52 100,000,000 52 100,000,000 260 500,000,000 BP4K
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Penyuluh

(2) Meningkatnya Aktivitas Kali 16 16 1,000,000,000 16 1,000,000,000 32 1,000,000,000 32 1,000,000,000 32 1,000,000,000 32 5,000,000,000 BP4K
Kunjungan Penyuluhan
2 1 6 Program Peningkatan Penerapan (1) Meningkatnya kelompok Kelompok 2 10 100,000,000 10 100,000,000 10 100,000,000 10 100,000,000 10 100,000,000 50 500,000,000 BP4K
Teknologi Pertanian/Perkebunan tani yg menerapkan
teknologi budidaya dan
pengolahan hasil pertanian

(2) Tersebarnya informasi Paket 2 3 250,000,000 3 250,000,000 3 250,000,000 3 250,000,000 3 250,000,000 15 1,250,000,000 BP4K
pertanian, perikanan dan
kehutanan
(3) Meningkatnya jumlah Kelompok 2 10 150,000,000 10 150,000,000 10 150,000,000 10 1,296,728,253 10 1,426,401,078.30 50 3,173,129,331 BP4K
kelompok pelaksana SLPTT

(4) Meningkatnya penerapan Ha 614 160 850,000,000 160 850,000,000 160 960,000,000 160 960,000,000 160 960,000,000 800 4,580,000,000 Dishutbunnak
teknologi budidaya
tanaman perkebunan

VIII - 66
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Kelompok 518 7 7 9 9 9 41
(5) Meningkatnya penerapan Ha 3,299 50 2,500,000,000 50 2,500,000,000 50 2,500,000,000 50 2,500,000,000 50 2,500,000,000 250 12,500,000,000 Dishutbunnak
teknologi PHT pada
tanaman perkebunan

Kelompok 7 5 5 5 5 5 25
(6) Meningkatnya penerapan Unit 3,600 0 - 10 550,000,000 5 100,000,000 5 100,000,000 5 100,000,000 25 850,000,000 Dishutbunnak
teknologi pengolahan
pasca panen perkebunan

Kelompok 338 0 10 5 5 5 25
(7) Revitalisasi Kelembagaan Poktan 96 30 75,000,000 40 100,000,000 40 110,000,000 40 121,000,000 40 133,100,000 190 539,100,000 Distankan
dan Teknologi Pertanian
(UPJA dan P3A)

(8) Pompa air (3";4"; 6") unit 3,597 30 721,500,000 30 793,650,000 30 873,015,000 30 960,316,500 30 1,056,348,150 150 4,404,829,650 Distankan
(9) Traktor roda dua (<6 PK; 6- unit 1,700 10 260,000,000 14 350,000,000 14 385,000,000 14 423,500,000 13 465,850,000 65 1,884,350,000 Distankan
8,5 PK), mesin tanam padi
dan kultivator

(10) Alat Pengendali OPT Unit 29,740 50 40,000,000 50 44,000,000 50 48,400,000 50 53,240,000 50 58,564,000 250 244,204,000 Distankan
(Handsprayer, Power
Sprayer, Fog, Emposan
Tikus, Pembersih Gulma)
(11) Perontok/Pemipil Padi, unit 567 10 180,000,000 10 198,000,000 10 217,800,000 10 239,580,000 10 263,538,000 50 1,098,918,000 Distankan
Jagung, Kedelai (Thresher,
Cornsheller)
(12) Peningkatan Penerapan Poktan 5 - - 5 160,000,000 5 176,000,000 5 193,600,000 5 212,960,000 20 742,560,000 Distankan
Teknologi Pertanian
2 1 7 Program Peningkatan Penerapan (1) Meningkatnya penerapan Dishutbunnak
Teknologi Peternakan teknologi pengolahan hasil
peternakan :

- Ternak Ruminansia Orang 0 50 50,000,000 50 50,000,000 50 50,000,000 50 50,000,000 50 50,000,000 250 250,000,000

- Ternak Unggas Orang 0 50 50,000,000 50 50,000,000 50 50,000,000 50 50,000,000 50 50,000,000 250 250,000,000

(2) Meningkatnya penerapan Kelompok 1 1 50,000,000 1 50,000,000 1 50,000,000 1 50,000,000 1 50,000,000 5 250,000,000 Dishutbunnak
teknologi pengolahan/
pengawetan pakan

(3) Meningkatnya penerapan Kelompok 5 1 50,000,000 2 150,000,000 2 150,000,000 6 450,000,000 4 300,000,000 15 1,100,000,000 BP4K
teknologi penggemukan
ternak ruminansia

2 1 8 Program Penyediaan dan (1) Jalan Usaha Tani / Jalan M 21,423 5,000 625,000,000 0 0 0 0 0 0 0 0 5,000 625,000,000 Distankan/
Pengembangan Sarana Prasarana Produksi Kecamatan
Pertanian
(2) Irigasi (Irigasi air tanah, Ha 13,364 3,000 7,800,000,000 2,300 5,980,000,000 1,800 4,680,000,000 1,300 3,380,000,000 1,100 2,860,000,000 9,500 3,120,000,000 Distankan
Irigasi Air Permukaan, dll)

(3) Pengembangan Sarana Unit 0 0 - 2 200,000,000 1 100,000,000 1 110,000,000 1 121,000,000 5 531,000,000 Distankan
Prasarana Pertanian
(Gudang, dll)
2 1 9 Program Peningkatan Pemasaran Hasil (1) Peningkatan Nilai Tambah, Kelompok 10 0 - 4 100,000,000 4 100,000,000 4 100,000,000 4 100,000,000 16 400,000,000 Distankan/
Produksi Pertanian/Perkebunan Daya Saing, Industri Hilir Kecamatan
dan Pemasaran Hasil
Pertanian

(2) Meningkatnya pemasaran Paket 10 0 - 4 100,000,000 4 100,000,000 4 100,000,000 4 100,000,000 16 400,000,000 Distankan
hasil produksi
pertanian/perkebunan

(3) Tersebarnya informasi Paket 2 3 146,285,000 3 149,500,000 3 152,500,000 3 155,600,000 3 158,800,000 15 762,685,000 Dishutbunnak
pertanian dan kehutanan

2 2 KEHUTANAN

VIII - 67
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
2 2 1 Program Pemanfaatan Potensi Sumber (1) Meningkatnya Dishutbunnak/
Daya Hutan pengembangan aneka Kecamatan
usaha kehutanan :
- Budidaya Jamur Kayu Baglog 330,055 48,000 447,810,000 40,000 418,010,000 40,000 423,810,000 40,000 427,810,000 40,000 435,850,000 208,000 2,153,290,000
- Budidaya Lebah Madu Stup 1,203 120 107,025,000 140 125,525,000 140 125,525,000 140 125,525,000 150 134,525,000 690 618,125,000
- Budidaya Gaharu Ha 20 18 313,570,000 15 299,170,000 15 314,170,000 15 324,170,000 15 359,170,000 78 1,610,250,000
- PLBTH Ha 10 24 180,335,000 30 289,270,000 30 296,920,000 30 309,670,000 30 360,670,000 144 1,436,865,000
- Budidaya/olahan Bambu Batang 1,090,166 0 - 2,000 100,000,000 2,000 110,000,000 2,000 121,000,000 2,000 133,000,000 8,000 464,000,000

(2) Meningkatnya kapasitas Unit 20 0 - 5 40,000,000 5 41,000,000 5 42,000,000 5 44,000,000 20 167,000,000 Dishutbunnak/
pengolahan hasil hutan Kecamatan
dan turunannya
(3) Bertambahnya demplot Kelompok - 8 80,000,000 7 80,000,000 5 100,000,000 5 100,000,000 5 100,000,000 30 460,000,000 BP4K/ Kecamatan
hasil hutan non kayu
2 2 2 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Terwujudnya rehabilitasi Ha 10,458.05 600 - 600 - 600 - 600 - 600 - 3,000 - Dishutbunnak
hutan dan lahan
(pengurangan luas lahan
kritis) :
a Terbangunnya kawasan Ha 11,360 400 600,000,000 500 975,000,000 500 975,000,000 500 975,000,000 500 1,975,000,000 2,400 5,500,000,000 Dishutbunnak
hutan rakyat dan
penutupan lahan di luar
kawasan hutan
b. Terbangunnya lokasi Unit/Ha - - - 10 500,000,000 10 500,000,000 10 500,000,000 10 500,000,000 40 2,000,000,000 Dishutbunnak
pembibtain tanaman
c. Meningkatnya Dishutbunnak
pengendalian erosi dan
sedimentasi :
- Pembuatan Gully Plug Unit 105 - - 20 250,000,000 20 250,000,000 20 250,000,000 20 1,250,000,000 80 2,000,000,000
- Pembuatan Sumur Unit 391 - - 50 300,000,000 50 300,000,000 50 300,000,000 50 800,000,000 200 1,700,000,000
Resapan
- Pembuatan Dam Penahan Unit 69 20 550,000,000 10 375,000,000 10 375,000,000 10 375,000,000 10 1,375,000,000 60 3,050,000,000
Erosi (DPe)
2 2 3 Program Perlindungan dan konservasi (1) Terbangunnya Model Desa Desa 18 4 216,140,000 4 220,500,000 4 227,900,000 4 229,400,000 4 534,000,000 20 1,427,940,000 Dishutbunnak
sumber daya hutan Konservasi
(2) Meningkatnya kelestarian SMA 331 6 292,510,000 6 298,400,000 6 304,400,000 10 507,400,000 10 1,517,600,000 38 2,920,310,000 Dishutbunnak
dan fungsi Sumber Mata
Air
(3) Terbangunnya kawasan Ha 7 1 95,302,500 - - - - - - - - 1 95,302,500 Dishutbunnak
konservasi sumber plasma
nutfah

2 4 PARIWISATA
2 4 1 Program Pengembangan Destinasi (1) Terbangunnya destinasi Unit 5 - 0 - 0 1 1,500,000,000 1 1,750,000,000 1 5,000,000,000 3 8,250,000,000 Disporabudpar
Pariwisata wisata
(2) Meningkatnya wisatawan Orang 124,918 134,000 385,900,000 145,000 463,080,000 162,000 555,696,000 175,000 666,850,000 200,000 800,300,000 816,000 2,871,826,000 Disporabudpar

2 4 1 Program Pengembangan Pemasaran Terpublikasikanya destinasi Paket 3 3 400,249,900 4 480,300,000 4 576,360,000 4 691,632,000 4 829,958,400 4 2,978,500,300 Disporabudpar/
Pariwisata pariwisata Kecamatan
2 4 1 Program Pengembangan Kemitraan (1) Terbangunanya kemitraan Mou 4 - - 1 36,000,000 1 43,200,000 1 51,840,000 1 62,208,000 4 193,248,000 Disporabudpar
pengelolaan pariwisata

(2) Meningkatnya SDM Orang 100 100 34,000,000 100 40,800,000 100 48,960,000 100 58,752,000 100 70,502,400 500 253,014,400 Disporabudpar
Pariwisata
(3) Meningkatnya Kerajinan Paket 1 2 35,000,000 2 42,000,000 2 50,400,000 3 60,480,000 3 572,576,000 12 760,456,000 Disporabudpar
Kreatif

2 5
KELAUTAN DAN PERIKANAN

2 5 1 Program Pengembangan Budidaya (1) Berkembangnya Budidaya Distankan/


Perikanan dan Meningkatnya Kecamatan
Produksi Perikanan :

Ikan Mas Ton 1,511.95 45.36 400,000,000 46.72 440,000,000 48.12 484,000,000 49.56 532,400,000 51.05 585,640,000 240.81 2,442,040,000
Ikan Nila Ton 3,716.37 148.65 450,000,000 154.60 495,000,000 160.79 544,500,000 167.22 598,950,000 173.91 658,845,000 805.16 2,747,295,000
Ikan Lele Ton 1,436.47 86.19 400,000,000 91.36 440,000,000 96.84 484,000,000 102.65 532,400,000 108.81 585,640,000 485.85 2,442,040,000
Ikan Gurame Ton 844.21 16.88 400,000,000 17.22 440,000,000 17.57 484,000,000 17.92 532,400,000 18.28 585,640,000 87.87 2,442,040,000
(2) Meningkatnya Produksi Distankan
Benih Ikan
Ikan Nila Ekor 64,091,100 1,590,911 55,000,000 1,596,820 60,000,000 1,602,788 61,000,000 1,108,816 41,700,000 1,114,904 42,250,000 7,014,239 259,950,000

VIII - 68
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Ikan Lele Ekor 3,840,950 43,110 17,000,000 43,491 18,700,000 43,876 19,000,000 44,264 19,200,000 44,657 19,400,000 219,398 93,300,000
Ikan Mas Ekor 10,120,710 102,087 120,100,000 103,098 133,300,000 104,119 135,850,000 105,150 137,300,000 106,192 138,660,000 520,646 665,210,000
Ikan Gurame Ekor 3,384,900 33,989 121,400,000 34,327 134,750,000 34,668 137,300,000 35,013 138,800,000 35,361 140,170,000 173,358 672,420,000
Ikan Patin Ekor 12,445,000 124,850 149,850,000 126,094 166,300,000 127,349 169,450,000 128,618 171,300,000 129,899 173,000,000 636,810 829,900,000
Ikan Hias Ekor 5,000 530 1,200,000 530 1,295,000 531 1,300,000 531 1,310,000 531 1,311,000 2,653 6,416,000
(3) Meningkatnya Kelompok Kelompok 5 5 100,000,000 5 100,000,000 5 100,000,000 5 100,000,000 5 100,000,000 25 500,000,000 BP4K
Budidaya Perikanan yang
Menerapkan Teknologi

2 5 2 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Peningkatan Nilai Tambah, Kelompok 10 5 150,000,000 7 175,000,000 7 175,000,000 7 175,000,000 7 175,000,000 33 850,000,000 Distankan
Pemasaran Produksi Perikanan Daya Saing, Industri Hilir
dan Pemasaran Hasil
Perikanan

Ton/Tahun 270 0 - 50 550,000,000 50 605,000,000 50 665,500,000 50 732,050,000 200 2,552,550,000


2 5 3 Meningkatnya Pemasaran 270 50 500,000,000 - 5 500,000,000 Distankan
Program Peningkatan Sarana
pasar ikan (Ton/Tahun) Ton/Tahun
Prasarana Hasil Perikanan

2 6 PERDAGANGAN
2 6 1 Program Peningkatan Efisiensi (1) Terlaksananya Pelatihan Orang 100 50 125,000,000 50 100,000,000 50 100,000,000 50 100,000,000 50 100,000,000 250 525,000,000 KUKM Perindag
Perdagangan Dalam Negeri SDM Kemampuan Teknis
Perdagangan
(2) Terevitalisasi Pasar Pemda Pasar 4 1 850,000,000 1 1,000,000,000 1 1,000,000,000 1 1,000,000,000 1 1,000,000,000 4 4,850,000,000 KUKM Perindag

(3) Terwujudnya Paket 2 1 2,237,600,000 1 3,000,000,000 1 3,000,000,000 1 3,000,000,000 1 3,000,000,000 5 14,237,600,000 KUKM Perindag
Pengembangan dan
Rehabilitasi Pasar
Tradisional
2 6 2 Program Peningkatan dan (1) Adanya Fasilitasi Tera Ulang Kec 26 26 11,000,000 26 15,000,000 26 15,000,000 26 20,000,000 26 25,000,000 26 86,000,000 KUKM Perindag
Pengembangan Sistem Perdagangan
Dalam Negeri
(2) Adanya Operasi Pasar Keg 0 0 0 2 250,000,000 2 250,000,000 2 250,000,000 2 250,000,000 8 1,000,000,000 KUKM Perindag
(3) Adanya Pengawasan Lokasi 10 10 82,830,000 10 90,000,000 10 90,000,000 10 90,000,000 10 90,000,000 50 442,830,000 KUKM Perindag
Barang Beredar
(4) Adanya Kemitraan Toko Pelaku Usaha 100 100 100,000,000 100 100,000,000 100 100,000,000 100 100,000,000 100 100,000,000 500 500,000,000 KUKM Perindag
Modern dan Pelaku Usaha

2 6 3 Program Pembangunan Kawasan (1) Terwujudnya Lokasi 3 0 - 5 1,500,000,000 5 1,500,000,000 5 1,500,000,000 5 1,500,000,000 20 6,000,000,000 KUKM Perindag
Perdagangan Pembangunan outlet
(2) Terbangunnya kawasan Kawasan 0 0 - 1 150,000,000 1 150,000,000 1 150,000,000 1 150,000,000 4 600,000,000 KUKM Perindag
perdagangan

2 6 4 Program Peningkatan dan (1) Adanya Pengembangan Kegiatan 0 3 331,400,000 2 152,000,000 2 152,000,000 2 152,000,000 2 152,000,000 11 939,400,000 KUKM Perindag
Pengembangan Ekspor Pangsa Pasar
2 6 5 Program Pembinaan Pedagang Kaki (1) Terwujudnya Penataan Lokasi 0 0 - 2 300,000,000 2 300,000,000 2 300,000,000 2 300,000,000 8 1,200,000,000 KUKM Perindag
Lima dan Asongan Pedagang Kaki Lima

2 7 PERINDUSTRIAN
2 7 1 Program Pengembangan Industri (1) Tersedianya Kawasan Lokasi - 0 0 0 0 1 100,000,000 2 200,000,000 2 500,000,000 5 800,000,000 KUKM Perindag,
Industri/ Fasilitasi Penataan Tapem, BPPTPM
Kawasan Industri

(2) Terlaksananya Penataan Lokasi - - - - - 1 - 1 - 2 - 4 -BMCK, KUKM


Kawasan Industri Perindag, PSDAPE,
PDAM
(3) Tersusunnya perencanaan Dokumen 0 0 - 2 400,000,000 0 0 2 550,000,000 0 0 4 950,000,000 KUKM Perindag
kawasan industri

2 7 2 Program Pengembangan Industri Kecil (1) Terlaksananya Pelatihan IKM 80 80 200,000,000 80 200,000,000 80 200,000,000 80 200,000,000 80 1,000,000,000 400 1,800,000,000 KUKM Perindag
dan Menengah Industri Kecil dan
Menengah
(2) Adanya Pengembangan Kelompok 2 - 0 3 100,000,000 3 100,000,000 3 100,000,000 3 100,000,000 12 400,000,000
industri kreatif
(3) Terwujudnya Fasilitasi HAKI IKM 40 - 0 20 50,000,000 20 50,000,000 20 50,000,000 20 50,000,000 80 200,000,000 KUKM Perindag

(4) Terwujudnya Sertifikasi IKM 80 20 50,000,000 20 50,000,000 20 50,000,000 20 50,000,000 20 50,000,000 100 250,000,000 KUKM Perindag
Halal

VIII - 69
Kode Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja Awal OPD Penanggung
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Kondisi Kinerja pada akhir periode
Satuan RPJMD (Tahun Tahun 1 (2014) Tahun 2 (2015) Tahun 3 (2016) Tahun 4 (2017) Tahun 5 (2018) Jawab/
Program Prioritas Pembangunan (Outcome) RPJMD
2013) Pendukung
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
2 7 3 Program Peningkatan Kemampuan Adanya Bantuan Peralatan Kelompok 200 30 600,000,000 63 2,627,432,000 63 3,627,432,000 63 3,627,432,000 63 3,627,432,000 282 14,109,728,000 KUKM Perindag
Teknologi Industri Industri
2 7 4 Program Pengembangan Kawasan (1) Adanya Pembangunan Kawasan 5 1 750,000,000 0 - 1 750,000,000 0 - 1 1,750,000,000 3 3,250,000,000 KUKM Perindag
Industri Potensi Unggulan Daerah Kawasan Industri Potensi
Daerah
2 8 TRANSMIGRASI
2 8 1 Program Transmigrasi Lokal Meningkatnya kemandirian KK 150 41 88,435,000 150 21,300,000 150 30,000,000 150 35,000,000 150 40,000,000 641 214,735,000 Dinsosnakertrans
warga translok

VIII - 70
Pemerintah Kabupaten Majalengka

BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan

gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati terpilih

pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian

indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator

capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang

diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.

Indikator kinerja daerah pada RPJMD Tahun 2014-2018 dirumuskan

berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja

program (outcome) terhadap tingkat capaian indikator kinerja daerah berkenaan.

Indikator kinerja daerah meliputi 3 (tiga) aspek kinerja yaitu :

1. Aspek kesejahteraan masyarakat, diukur melalui indikator makro yang

merupakan indikator gabungan (indikator komposit) dari berbagai kegiatan

pembangunan ekonomi maupun sosial seperti : Pertumbuhan PDRB, Laju

Inflasi, Rasio Penduduk yang Bekerja, Indeks Gini, Angka Rata-rata Lama

Sekolah, Angka Usia Harapan Hidup, Indek Pembangunan Manusia (IPM)

dan lain-lain.

2. Aspek pelayanan umum, merupakan segala bentuk pelayanan yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan atau urusan

(Urusan Wajib dan Pilihan) yang telah diserahkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat seperti : Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan Umum, Perumahan,

Perhubungan, Pertanian, Pariwisata dan urusan lainnya yang menjadi

kewenangan pemerintah kabupaten.

3. Aspek daya saing daerah, merupakan indikator yang mengukur

kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat

RPJMD Kab. Majalengka Hal IX - 1


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. Indikator yang diukur antara

lain : pendapatan perkapita, Paritas Daya Beli, Ketaatan Terhadap RTRW,

Jenis dan Jumlah per Bank-an, Rasio lulusan S1/S2/S3, dan lain-lain.

Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap capaian kinerja

penyelenggaraan urusan pemerintahan Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018

diuraikan pada tabel berikut ini :

RPJMD Kab. Majalengka Hal IX - 2


Tahun 2014 - 2018
Tabel 9.1.
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kabupaten Majalengka

Kondisi Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja


ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA
No. Satuan awal periode RPJMD pada akhir
PEMBANGUNAN DAERAH
(2013) 2014 2015 2016 2017 2018 periode RPJMD

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
A Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
1.1 Laju inflasi % 7.86 5 5 4,5 4,5 4 4
1.2 Daya Beli Rp 641,01* 648.04 652.64 657.47 662.62 667.65 667.65
1.3 PDRB ADHB Miliar 13,349,561.02 14,428,382.66 15,564,800.68 16,808,428.25 18,164,868.41 19,652,884.08
1.4 PDRB ADHK Miliar 5,088,371.07 5,403,421.18 5,700,727.92 5,996,595.69 6,316,813.90 6,671,187.16
1.5 PDRB per kapita (adh berlaku; Rp) Rp 11,014,959 11,876,538 12,812,308 13,828,967 14,933,873 16,135,049 16,135,049
1.6 PDRB per kapita (adh konstan; Rp) Rp 4,267,014 4,393,896 4,527,118 4,666,986 4,813,837 4,968,018 4,968,018
1.7 IPM Poin 71,82* 72.79 73.71 74.7 75.72 76.81 76.81
B Fokus Kesejahteraan Sosial
1 Pendidikan
1.1 Angka Melek Huruf % 95,84* 98.14 98.72 99.3 99.55 99.8 99.8
1.2 Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 7,39* 7.77 8.14 8.55 8.96 9.47 9.47
2 Kesehatan
2.1 Angka Kelangsungan Hidup bayi Tahun 989 990 991 993 995 997 997
2.2 Angka Harapan Hidup Tahun 67.13* 67.52 67.91 68.29 68.67 69.04 69.04
2.3 Balita Gizi Buruk % 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.02
2.4 Angka Kematian Ibu (AKI)/100.000 KH Poin 137.97 ≤ 136.24 ≤ 134.51 ≤ 132.78 ≤ 131.05 ≤ 129.32 ≤ 129.32
2.5 Angka Kematian Bayi (AKB)/1.000 KH Poin 11.36 ≤ 10.76 ≤ 10.16 ≤ 9.56 ≤ 8.96 ≤ 8.36 ≤ 8.36
3 Sosial
3.1 Tingkat Kemiskinan % 14,11* 12 11 9 7 5 5
3.2 Jumlah Penduduk Miskin Jiwa 168,142 155,750 143,927 118,712 93,080 64,852 64,852
4 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
4.1 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk Per Seribu 0.007 0.008 0.009 0.010 0.011 0.012 0.012
Penduduk
4.2 Jumlah zakat yang terkumpul Milyar 1.400 5.000 8.000 11.000 14.000 16.000 16.000
C Fokus Seni Budaya dan Olah Raga
1 Kebudayaan
1.1 Jumlah Grup Kesenian per 10.000 penduduk Poin 0.0029 0.0029 0.0029 0.0029 0.0029 0.0029 0.0329

IX - 3
Kondisi Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA
No. Satuan awal periode RPJMD pada akhir
PEMBANGUNAN DAERAH
(2013) 2014 2015 2016 2017 2018 periode RPJMD

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Pemuda dan olah Raga
2.1 Jumlah Klub olah Raga per 10.000 penduduk Poin 0.0026 0.0026 0.0027 0.0027 0.0027 0.0027 0.0345

II ASPEK PELAYANAN UMUM


A Pelayanan Urusan Wajib
1 Pendidikan
1.1 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia 7-12 tahun poin 1:163 1:164 1:165 1:166 1:167 1:168 1:168
1.2 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah 13-15 poin 1:326 1:326 1:326 1:326 1:326 1:326 1:326
tahun
1.3 Bangunan sekolah pendidikan dasar kondisi baik % 76 78 80 82 84 86 86
1.4 Bangunan sekolah pendidikan menengah kondisi baik % 74 76 78 80 82 84 84
1.5 Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang dilatih Orang 1494 900 100 100 50 50 2694
1.6 Pendidik yang memenuhi kualifikasi S1/D4 % 73.75 86.18 96.61 100.00 100.00 100.00 100.00
1.7 Rasio guru terhadap murid Poin 1:20 1:21 1:22 1:23 1:24 1:25 1:25
2 Kesehatan
2.1 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 1.000 penduduk Poin 0.0893 0.0893 0.0893 0.0901 0.0910 0.0910 0.0910
2.2 Jumlah Puskesmas PONED Unit 22 26 27 28 28 28 28
2.3 Rasio Rumah Sakit per 1.000 penduduk Poin 0.0026 0.0026 0.0026 0.0026 0.0026 0.0026 0.0026
2.4 Rasio dokter per 1.000 penduduk Poin 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11
2.5 Rasio tenaga kesehatan lainnya per 1.000 penduduk Poin 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33
2.6 Puskesmas terakreditasi Unit 1 6 6 6 6 7 32
2.7 SOP sistim rujukan Dokumen 3 3 3 3 3 3 3
2.8 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat % 66.98 83.49 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
miskin
2.9 Cakupan desa siaga aktif % 70 75 74 76 78 80 80
2.10 Cakupan tatanan rumah tangga ber-PHBS % 55 56 57 58 59 70 70
2.11 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) % 95.33 96.21 97.1 97.96 98.83 100 100

2.12 Pendidikan formal tenaga medis (dokter spesialis) Orang 7 3 3 7 9 9 9


2.13 Pendidikan formal tenaga Non medis (perawat, bidan, dll) Orang 13 5 5 31 40 45 45

3 Pekerjaan Umum
3.1 Kondisi infrastruktur jalan dan jembatan dalam kondisi baik % 85.77 87.13 88.73 90.62 92.36 94.61 94.61
3.2 Penambahan infrastruktur jalan dan jembatan % 0.00 0.00 0.00 0.14 0.28 0.28 0.28
3.3 Jaringan Irigasi dalam kondisi baik % 67.00 68.33 70.00 72.33 73.67 75.00 75.00
4 Perumahan
4.1 Rumah tinggal yang mempunyai penerangan listrik % 90.51 91.07 91.64 92.20 92.77 93.33 93.33
4.2 Rumah yang mempunyai akses sanitasi baik % 83.51 86.50 90.00 93.50 97.00 100.00 100.00
4.3 Rumah tidak layak huni % 15.10 13.50 10.33 7.15 3.97 0.00 0.00

IX - 4
Kondisi Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA
No. Satuan awal periode RPJMD pada akhir
PEMBANGUNAN DAERAH
(2013) 2014 2015 2016 2017 2018 periode RPJMD

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Penataan Ruang
5.1 Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan (%) % 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.6
6 Perencanaan Pembangunan
6.1 Dokumen Perencanaan Dokumen 10 10 10 10 10 10 50
6.2 OPD dan UPP dengan nilai IKM kriteria minimal "B" % 90 100 100 100 100 100 100
6.3 Capaian nilai SAKIP Pemda Nilai C C C CC CC B B
7 Perhubungan
7.1 Desa yang dapat diakses angkutan umum % 65 70 75 80 85 90 90.00
7.2 Akses komunikasi dan informasi bagi masyarakat % 55.42 64.336 73.25 82.17 91.08 100.00 100.00
8 Lingkungan Hidup
8.1 Pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) % 9.10 18.65 39.00 59.30 79.60 100.00 100.00
8.2 Upaya pelestarian lingkungan % 16.97 19.27 39.45 59.63 79.81 100 100
8.3 Penanganan dan pengelolaan persampahan % 20.00 26.00 32.00 38.00 44.00 50.00 50.00
8.4 Persentase Penduduk berakses air minum % 83.51 86.5 90 93.5 97 100 100
8.5 Persentase Luas pemukiman yang tertata % 0.62 0.68 0.75 0.83 0.91 1.00 1.00
8.6 Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk buah 21 29 36 44 52 60 60
Persentase penanganan sampah
9. Pertanahan
9.1 Penyelesaian ijin lokasi Hari 14 14 14 14 14 14 14
10. Kependudukan dan Catatan Sipil
10.1 Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga Persen 100 100 100 100 100 100 100
10.2 Cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Persen 83.35 90 100 100 100 100 100
10.3 Cakupan penerbitan Akte Kelahiran Persen 62.84 66.72 70.6 74.48 78.36 82.24 82.24
10.4 Cakupan kepemilikan Akte Kematian Persen 1 5 15 25 35 45 45
11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
11.1 Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Persen 44.69 1 1 1 1 1 49,69
11.2 Partisipasi perempuan di lembaga swasta Persen 47,83 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 60,33
12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
12.1 Rata-rata jumlah anak per keluarga Poin 1.22 1.20 1.18 1.16 1.14 1.12 1.12
12.2 Rasio akseptor KB % 75.35 77.77 77.85 77.93 78.01 78.09 78.09
12.3 Cakupan peserta KB aktif % 75.35 77.41 77.49 77.57 77.65 77.73 77.73
12.4 Cakupan Pasangan Usia Subur yang tidak ber-KB (Unmet % 12.08% 9% 8,75% 8.50% 8% 7.50% 7.50%
Need)

12.5 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I % 33.61 31.28 29.48 27.68 25.88 24.08 24.08
13. Sosial
13.1 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti buah 45 5 2 2 2 2 58
rehabilitasi

IX - 5
Kondisi Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA
No. Satuan awal periode RPJMD pada akhir
PEMBANGUNAN DAERAH
(2013) 2014 2015 2016 2017 2018 periode RPJMD

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
13.2 PMKS skala kabupaten yang memperoleh bantuan sosial % 33 3 3 3 3 3 48
untuk pemenuhan kebutuhan dasar
13.3 PMKS skala kabupaten yang menerima program % 33 3 3 3 3 3 48
pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya
13.4 Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial % 33 3 3 3 3 3 48
13.5 Penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak % 2 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 4,5
potensial yang telah menerima jaminan sosial
14. Ketenagakerjaan
14.1 Angka partisipasi angkatan kerja (jiwa) jiwa 557,086 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 607,086
14.2 Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun % 35,40 31,86 28,32 24,78 21,24 17,70 17,70
14.3 Tingkat partisipasi angkatan kerja % 67.60 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 76.6
14.4 Pencari kerja terdaftar yang di tempatkan % 27 2 2 2 2 2 37
14.5 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) % 7,35* 6,74 4,74 4,24 3,99 2,25 2,25
14.6 Keselamatan dan perlindungan (perusahaan K3) % 57 5 5 5 5 5 82
14.7 Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan % 100 100 100 100 100 100 100
pemerintah daerah
14.8 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis % 20 5 20 15 10 10 80
kompetensi
15. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
15.1 Jumlah UMKM UMKM 25,437 26,963 28,581 30,296 32,114 34,040 34,040
15.2 Jumlah tenaga kerja di sektor UMKM Orang 102,147 613 715 817 919 1,021 106,232
16. Penanaman Modal
16.1 Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) dengan Pelaku 157 27 30 33 36 39 165
investasi diatas Rp. 500.000.000,00 Usaha
16.2 Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) dengan Miliar Rp 430.98 139.05 146,00 153,30 160.97 169.02 768.34
investasi diatas Rp. 500.000.000,00
16.3 Jumlah investor UMKM Pelaku 1,168 600 600 600 600 600 4,168
Usaha
16.4 Nilai investasi UMKM Milyar Rp 331.67 339.47 300 300 300 300 1,871
17. Kebudayaan
17.1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya Kali 2 2 2 2 2 2 2
18. Kepemudaan dan Olahraga
18.1 Jumlah kompetisi olahraga Kali 5 7 7 8 8 8 8
18.2 Jumlah pemuda pelopor Orang 4 4 4 4 4 4 24
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
19.1 Penanganan Kebencanaan Pra bencana % 20 20 20 20 20 20 20
19.2 Penanganan Kebencanaan Saat Bencana % 50 50 50 60 60 65 65

IX - 6
Kondisi Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA
No. Satuan awal periode RPJMD pada akhir
PEMBANGUNAN DAERAH
(2013) 2014 2015 2016 2017 2018 periode RPJMD

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
19.3 Penanganan Kebencanaan Pasca Bencana % 100 100 100 100 100 100 100
19.4 Partisipasi masyarakat dalam pemilu/pilkada % 72 76.12 - - - 80.00 80.00
19.5 Konflik antar umat beragama Kejadian 1 0 0 0 0 0 0
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
20.1 Pejabat struktural yang telah mengikuti DIKLAT sesuai % 61 62 67 72 73 74 74
penjenjangannya
20.2 Jumlah Aparatur Sipil Negara yang mengikuti diklat Orang 1,832 239 250 275 300 325 3,221
20.3 Tingkat perencanaan, pengendalian, dan evaluasi perencanaan % 100 100 100 100 100 100 100
pembangunan
20.4 Pemenuhan data / informasi % 100 100 100 100 100 100 100
20.5 Persentase PAD terhadap APBD % 7.58 8.07 10.00 15.00 20.00 25.00 25.00
21. Ketahanan Pangan
21.1 Mempertahankan ketersediaan energi dan protein perkapita % 90 90 90 90 90 90 90

21.2 Cadangan Pangan Pemerintah Ton 0 0 0 20 20 20 60


21.3 Ketersediaan Pangan (LPM) Unit 80 20 20 20 20 20 180
22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
22.1 Jumlah desa mandiri Desa 3 4 4 4 5 6 26
22.2 Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan Ribu Rupiah 661,364 681,204 701,045 720,886 740,727 760,568 760,568
masyarakat
22.3 Ketersediaan Pedoman Penyelenggaran Pemerintahan Desa Buah 990 330 330 330 330 340 340

22.4 Ketersediaan Dokumen perencanaan pembangunan Desa Persen 50 50 60 65 70 75 75

22.5 Jumlah Peraturan Desa Jenis 3 4 5 6 7 8 8


22.6 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa Desa 330 330 330 330 330 340 340
22.7 Peningkatan Kapasitas Desa Persen 50 50 60 65 70 75 75
22.8 Profil Desa Persen 5 10 25 50 75 100 100
23. Statistik
23.1 Data Sektoral Buku ada ada ada ada ada ada ada
23.2 PDRB Buku ada ada ada ada ada ada ada
24. Kearsipan
24.1 Pengelolaan arsip secara baku % 100 100 100 100 100 100 100
24.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan % 0 18.87 18.87 20.75 20.75 20.75 100
25. Komunikasi dan Informatika
25.1 Web site milik pemerintah daerah Website 11 12 13 14 15 16 16

IX - 7
Kondisi Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA
No. Satuan awal periode RPJMD pada akhir
PEMBANGUNAN DAERAH
(2013) 2014 2015 2016 2017 2018 periode RPJMD

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
25.2 Prosentase akses komunikasi dan informasi bagi masyarakat % 81 83 85 87 89 91 91

26. Perpustakaan
26.1 Jumlah perpustakaan Buah 875 49 49 49 49 49 1120
26.2 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun Orang 4.89 5.56 6.23 6.9 7.57 8.24 8.24
26.3 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Poin 87.27 88.84 90.40 91.97 93.54 95.10 95.10
B Pelayanan Urusan Pilihan
1 Pertanian
1.1 SLPTT Kelompok 2 10 10 10 10 10 52
1.2 Meningkatnya aktivitas kunjungan penyuluhan Kali 16 16 16 32 32 32 32
1.3 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per
hektar
- Padi Ton 707,038.05 21,211.14 21,211.14 14,140.76 7,070.38 7,070.38 777,741.85
- Jagung Ton 119,770.96 3,591.03 3,591.03 3,591.03 3,591.03 3,591.03 137,726.10
- Mangga Ton 14,626.50 292.53 292.53 292.53 292.53 292.53 16,089.15
- Sapi Potong Ekor 12.195 *) 610 640 672 706 741 15,564.00
- Domba Ekor 586.413 *) 58,641 64,505 70,956 78,052 85,857 944,424.00
- Ayam Ras Pedaging Ekor 15.011.898 *) 240,000 240,000 240,000 240,000 240,000 16,211,898
1.4 Meningkatnya luasan lahan produktif komoditas unggulan
perkebunan :
- Kopi Ha 802 100 150 200 200 200 850
- Teh. Ha 672 50 100 100 150 150 550
- Cengkeh Ha 1,825 100 200 200 250 250 1,000
2 Kehutanan
2.1 Luas lahan kritis Ha 10458.05 1000.00 600 600 600 600 7,058.05
3. Energi dan Sumber Daya Mineral
3.1 Jumlah KK Miskin yang terpasang Listrik KK 2000.00 2000.00 2000.00 2000.00 2000.00 2000.00 12,000.00
4. Pariwisata
4.1 Kunjungan wisata Orang 124,918 134,000 145,000 162,000 175,000 200,000 940,918
4.2 Jumlah destinasi wisata Unit 5 - - 1 1 1 8
5. Kelautan dan Perikanan
5.1 Produksi perikanan :
- Ikan Mas Ton 1,511.95 45.36 46.72 48.12 49.56 51.05 1,752.76
- Ikan Nila Ton 3,716.37 148.65 154.60 160.79 167.22 173.91 4,521.53
- Ikan Lele Ton 1,436.47 86.19 91.36 96.84 102.65 108.81 1,922.32
- Ikan Gurame Ton 844.21 16.88 17.22 17.57 17.92 18.28 932.08
5.2 Cakupan bina kelompok pembudidaya, pengolah dan % 90 2 2 2 2 2 100
pemasaran perikanan

IX - 8
Kondisi Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA
No. Satuan awal periode RPJMD pada akhir
PEMBANGUNAN DAERAH
(2013) 2014 2015 2016 2017 2018 periode RPJMD

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6. Perdagangan
6.1 Ekspor Bersih Perdagangan Miliar Rp 478,795 507,582 537,974 570,852 604,468 676,736 676,736
7. Perindustrian
7.1 Cakupan bina kelompok pengrajin % 5.96 6.26 6.57 6.9 7.24 7.6 7.6
8. Transmigrasi
8.1 Meningkatnya kemandirian warga translok KK 150 41 150 150 150 150 791

III ASPEK DAYA SAING DAERAH


A Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi % 4,80* 5.3 5.5 5.8 6.3 6.5 6.5
1.2 Pendapatan Asli daerah (PAD) Milyar 142 154 219 385 611 924 924
B Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
1 Penataan Ruang
1.1 Tersedianya dokumen RDTR dan RTBL % 25.00 58.33 83.33 88.89 94.44 100.00 100.00
2 Lingkungan Hidup
2.1 Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih % 83.51 86.50 90.00 93.50 97.00 100.00 100.00
C Fokus Iklim Berinvestasi
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
1.1
Angka kriminalitas Poin 202 207 187 200 205 218 218
1.2
Jumlah demo Kali 12 4 6 8 10 12 12
2
Perindustrian
2.1
Jumlah kawasan industri potensi daerah Kawasan 0 0 0 1 2 2 5
2.2
Jumlah pasar yang direvitalisasi Pasar 4 1 1 1 1 1 4
2.3
Jumlah outlet yang dibangun Lokasi 3 0 5 5 5 5 23
D Fokus Sumber Daya Manusia
1 Kependudukan dan catatan sipil
1.1 Jumlah Penduduk Jiwa 1,287,486 1,297,915 1,308,428 1,319,026 1,329,710 1.297.034 (RPJP) 1.297.034 (RPJP)
1.2 Laju Pertumbuhan Penduduk % 0.68 0.81 0.81 0.81 0.81 0.81 0,8 (RPJP)

IX - 9
Pemerintah Kabupaten Majalengka

BAB X

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Majalengka Tahun 2014–2018 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Rencana Jangka panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025, Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010-2014, Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2017,

dan sebagai penjabaran Rencana Jangka panjang (RPJP) Daerah Kabupaten

Majalengka Tahun 2005-2025.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Majalengka Tahun 2014–2018 merupakan dokumen perencanaan pembangunan

daerah yang memuat visi, misi, dan program Bupati Majalengka serta merupakan

kesinambungan dari RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2009–2013.

10.1. Pedoman Transisi


Masa jabatan Bupati Majalengka periode Tahun 2013 – 2018 akan

berakhir pada Bulan Desember 2018, dengan demikian RPJMD juga akan berakhir

pada waktu yang sama. Untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan daerah, penyusunan RKPD Tahun 2019

berpedoman pada sasaran pokok arah kebijakan RPJPD Kabupaten Majalengka

Tahun 2005-2025 dan mengacu pada RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-

2025. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan pasal 287 Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 54 Tahun 2010.

10.2. Kaidah Pelaksanaan

RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 merupakan pedoman

bagi Pemerintah Kabupaten Majalengka dalam menyusun Rencana Kerja

RPJMD Kab. Majalengka Hal X-1


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Pembangunan Daerah (RKPD) Tahunan dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun

2018, dan juga pedoman bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam

menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2014-2018, serta merupakan

pedoman untuk menyusun perencanaan dan penganggaran Pemerintah

Kabupaten Majalengka setiap tahunnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka ditetapkan kaidah-kaidah

pelaksanaan sebagai berikut:

1. Pemerintah Kabupaten Majalengka melalui Organisasi Perangkat Daerah

(OPD) dengan didukung oleh legislatif, instansi vertikal yang ada di wilayah

Kabupaten Majalengka, serta masyarakat termasuk dunia usaha,

berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD

Kabupaten Majalengka Tahun 2014–2018 dengan sebaik-baiknya;

2. Bupati Majalengka, dalam menjalankan tugas penyelenggaraan

pemerintahan daerah berkewajiban untuk mengarahkan pelaksanaan

RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 dengan mengerahkan

secara optimal semua potensi dan kekuatan daerah;

3. Sekretaris Daerah Kabupaten Majalengka, berkewajiban mengkoordinasikan

dan menjadi Pelaksana Harian dalam pelaksanaan RPJMD Kabupaten

Majalengka Tahun 2014-2018;

4. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Majalengka berkewajiban

untuk menyusun Renstra yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

program, dan kegiatan pokok pembangunan sesuai dengan tugas dan

fungsinya yang disusun dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten

Majalengka Tahun 2014-2018 yang selanjutnya akan menjadi pedoman

dalam menyusun Renja OPD setiap tahun, serta menjamin konsistensi dan

kontinuitas program, kegiatan beserta pendanaan yang disahkan oleh

Bupati dan ditetapkan oleh kepala OPD;

5. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Kabupaten

Majalengka tahun 2014-2018, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


RPJMD Kab. Majalengka Hal X-2
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

(Bappeda) Kabupaten Majalengka berkewajiban untuk memandu proses

perencanaan pembangunan, pemantauan, fasilitasi dan mediasi dalam

penyusunan Renstra OPD Kabupaten Majalengka;

6. Penjabaran lebih lanjut RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018

untuk setiap tahunnya dilakukan melalui penyusunan RKPD Kabupaten

Majalengka;

7. Dalam pelaksanaan RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 perlu

mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Majalengka agar terwujud keselarasan dan kesinambungan pembangunan

daerah;

8. Sesuai PP Nomor 3 tahun 2007, Bupati harus menyampaikan Laporan

Keterangan Pertanggung Jawaban Akhir Tahun Anggaran dan

menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Akhir Masa

Jabatan yang disusun berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan

pembangunan. Untuk menjamin konsistensi antara kebijakan dengan

pelaksanaan dan hasil rencana pembangunan daerah, Pemerintah

Kabupaten Majalengka melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

RPJMD, dalam hal ini pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD

Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 dilaksanakan oleh masing-masing

OPD dan dikoordinasikan oleh Bappeda.

9. Bahwa untuk mewujudkan visi, misi, kebijakan, dan program dalam RPJMD

diperlukan instrumen antara lain Organisasi Perangkat Daerah dan sumber

daya manusia. RPJMD ini menjadi pedoman dalam menyusun Peraturan

Daerah tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah.

10. Pada proses pengendalian dan evaluasi RPJMD Kabupaten Majalengka

Tahun 2014-2018 dapat dilakukan evaluasi midterm RPJMD Kabupaten

Majalengka Tahun 2014-2018, dan apabila dari hasil evaluasi pelaksanaan

RPJMD tersebut menunjukkan adanya hal-hal yang perlu disesuaikan

dengan mempertimbangkan berbagai hal yang berada diluar kendali


RPJMD Kab. Majalengka Hal X-3
Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

Pemerintah Kabupaten Majalengka dan diperkirakan dapat menghambat

pelaksanaan RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018, maka

strategi, arah kebijakan dan program yang telah dirumuskan dapat ditinjau

kembali. Evaluasi tersebut dipandang perlu antara lain karena adanya

pemilu presiden dan wakil presiden yang akan menghasilkan RPJMN baru.

Hasil kajian ini dikonsultasikan kepada DPRD Kabupaten Majalengka untuk

mendapatkan pertimbangan lebih lanjut dalam proses pelaksanaannya.

11. Dalam hal pelaksanaan RPJMD terjadi perubahan capaian sasaran tahunan

tetapi tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir pembangunan

jangka menengah, penetapan perubahan RPJMD dimuat dalam RKPD tahun

berkenaan.

12. Sehubungan dengan RKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2014 ditetapkan

lebih awal dari RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 maka

apabila terdapat ketidakselarasan dengan RPJMD dapat dilakukan

perubahan pada dokumen RKPD dimaksud.

RPJMD Kab. Majalengka Hal X-4


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

BAB XI
PE N U T U P

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Majalengka Tahun 2014-2018 merupakan dokumen perencanaan pembangunan

daerah untuk periode 5 (lima) tahun, yang merupakan penjabaran visi, misi, dan

program Bupati, yang akan menjadi pedoman dan arahan bersama bagi seluruh

pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah di Pemerintah Kabupaten Majalengka periode 2014-2018

yang sinergis, terpadu dan searah dengan pembangunan Provinsi Jawa Barat dan

Nasional selama lima tahun mendatang.

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan jangka menengah daerah ini

tentunya sangat ditentukan oleh kepemimpinan dan tata pemerintahan yang

baik, dukungan dari pemerintah provinsi, pusat, seluruh OPD di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Majalengka, DPRD Kabupaten Majalengka, serta

kerjasama dan kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha, serta tidak

menutup kemungkinan dengan kalangan akademisi (fourth helix).

Selaras dengan hal itu, ketercapaian indikator kinerja daerah harus

menjadi komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan.

Perkembangan Kabupaten Majalengka ditopang dengan pertumbuhan wilayah

diharapkan akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat terutama tercermin

dengan capaian IPM tahun 2018 sebesar 76,81 dengan indikator komposit Angka

Harapan Hidup sebesar 69,04 tahun, RLS mencapai 9,47 tahun dan AMH 99,80%,

serta daya beli (PPP) sebesar Rp. 667,65. Peningkatan IPM lima tahun kedepan

sesuai dengan data empirik tahun-tahun sebelumnya, maka berfokus pada

penguatan akselerasi indeks kesehatan dan daya beli yang masih rendah jika

dikomparatifkan dengan kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat. Skenario yang

dituangkan dalam dokumen RPJMD ini, khusus untuk peningkatan indeks

RPJMD Kab.Majalengka Hal XI - 1


Tahun 2014 - 2018
Pemerintah Kabupaten Majalengka

kesehatan diupayakan berbagai program yang dapat memberikan daya

ungkitnya yang berpengaruh terhadap penurunan AKI dan AKB. Sedangkan bagi

penguatan indeks daya beli lebih menitikberatkan pada penguatan industri

pengolahan.

Kemudian cita-cita mulia dalam upaya penurunan angka kemiskinan dan

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dengan target capaiannya yaitu angka

kemiskinan 5% dan TPT 2.25% pada tahun 2018 merupakan target capaian yang

lebih dipengaruhi oleh faktor multisimensional, sehingga sinkronisasi dan

sinergitas berbagai program harus dilakukan secara nyata dan koordinasi dengan

berbagai stakeholder. Terkait dengan penurunan angka kemiskinan dibidang

infrastruktur, Pemerintah Kabupaten Majalengka juga berupaya untuk

mengurangi jumlah rumah tidak layak huni sehingga tahun 2018 seluruhnya

sudah dituntaskan.

Melalui pencapaian visi dan misi pembangunan jangka menengah yang

ditopang dengan berbagai program prioritas, diharapkan Kabupaten Majalengka

akan semakin dekat untuk mencapai visi jangka panjang, yaitu :“Kabupaten

Majalengka Maju dan Sejahtera Berlandaskan Masyarakat Yang Beriman Dan


Bertaqwa”, semoga seluruh harapan dan upaya tersebut dapat terwujud secara
nyata.

RPJMD Kab.Majalengka Hal XI - 2


Tahun 2014 - 2018

Anda mungkin juga menyukai