Anda di halaman 1dari 369

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

NOMOR 11 TAHUN 2017

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6


TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SEMARANG,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 264 ayat (5)


Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah dapat diubah apabila berdasarkan hasil
pengendalian dan evaluasi tidak sesuai dengan
perkembangan keadaan atau penyesuaian terhadap
kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat;
b. bahwa berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Semarang Tahun 2016-2021 serta penyesuaian terhadap
kebijakan pemerintah pusat, maka Peraturan Daerah
Kota Semarang Nomor 6 Tahun 206 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang
Tahun 2016-2021, perlu ditinjau kembali;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang
Tahun 2016-2021.
Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa
Barat dan Dalam Daerah Istimewa Jogjakarta;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-
2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
11. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
14. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
15. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);
16. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256);
17. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
18. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Tahun
2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang
Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3079);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang
Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-
Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap,
Wonogiri, Jepara, dan Kendal serta Penataan Kecamatan
di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam
wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 89);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4614);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4664);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4693);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
28. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
29. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
30. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4828);
31. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang
Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4828);
32. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
33. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
34. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang–Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang–Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);
35. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
36. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri
E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 9);
37. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun
2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 65) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun
2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2017 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 88);
38. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah
Kota Semarang Tahun 2007 Nomor 1 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 1), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang
Nomor 5 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota
Semarang Tahun 2013 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Semarang Nomor 83);
39. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pengendalian Lingkungan Hidup (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2007 Nomor 2 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 2);
40. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 1 Tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Kota Semarang
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2007 Nomor 5
Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang
Nomor 4);
41. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan
Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota
Semarang Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Semarang Nomor 13);
42. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 43);
43. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di
Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun
2010 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Semarang Nomor 48);
44. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Semarang Tahun 2011 – 2031 (Lembaran Daerah Kota
Semarang Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Semarang Nomor 61);
45. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2014
tentang Rencana Induk Sistem Drainase Kota Semarang
Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kota Semarang
Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Semarang Nomor 92);
46. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2015
tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kota Semarang Tahun 2015-2025 (Lembaran Daerah
Kota Semarang Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 98).
47. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2015
tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
sebagai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Kota
Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun
2015 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Semarang Nomor 100);
48. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Semarang Tahun 2016 – 2021 (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2016 Nomor 6);
49. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2016
tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2016 Nomor
12, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor
112);
50. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun
2016 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Semarang Nomor 114).
Dengan Persetujuan Bersama,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DERAH KOTA SEMARANG
dan
WALIKOTA SEMARANG

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS


PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN
2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016- 2021.

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun
2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Semarang Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 107), diubah
sebagai berikut:
1. Pada BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 10 dan angka 11 diubah,
sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Semarang;
2. Walikota adalah Walikota Semarang;
3. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan DPRD dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah;
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025
yang selanjutnya disebut RPJPN adalah perencanaan pembangunan
nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun
2005 sampai tahun 2025;
7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019
yang selanjutnya disebut RPJMN adalah dokumen perencanaan
pembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak
tahun 2015 sampai dengan tahun 2019;
8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2005 – 2025 yang selanjutnya disebut RPJPD Provinsi Jawa
Tengah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah Provinsi
Jawa Tengah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak
tahun 2005 sampai tahun 2025;
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013 – 2018 yang selanjutnya disebut RPJMD Provinsi
Jawa Tengah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah
Provinsi Jawa Tengah untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak
tahun 2013 sampai tahun 2018;
10. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Semarang Tahun
2005 – 2025 yang selanjutnya disebut RPJPD Kota Semarang adalah
dokumen perencanaan pembangunan daerah Kota Semarang untuk
periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai
dengan tahun 2025;
11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang
Tahun 2016 – 2021 yang selanjutnya disebut RPJMD Kota Semarang
adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5
(lima) tahun terhitung sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2021;
12. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Semarang, yang selanjutnya
disebut RKPD Kota Semarang adalah dokumen perencanaan
pembangunan Kota Semarang untuk periode 1 (satu) tahun;
13. Rencana Strategis Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Renstra
Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan
Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun terhitung mulai tahun
2016 sampai dengan tahun 2021;
14. Rencana Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Renja
Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan
Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun;
15. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 - 2031 yang
selanjutnya disingkat RTRW adalah hasil perencanaan tata ruang pada
wilayah yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif;
16. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan.
17. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
18. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi.
19. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau
lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah atau
masyarakat, dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai
sasaran dan tujuan pembangunan daerah.
2. Ketentuan Pasal 5 ayat (1) diubah, sehingga pasal 5 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 5
(1) Sistematika Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 meliputi:
a. BAB I : PENDAHULUAN
memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan,
maksud dan tujuan, hubungan antar dokumen, serta
sistematika penulisan

b. BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH


memuat gambaran umum kondisi daerah yang meliputi
aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja
penyelenggaraan pemerintah daerah yang meliputi
aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan
umum, dan aspek daya saing daerah.

c. BAB III : GAMBARAN KEUANGAN DAERAH


memuat gambaran hasil pengolahan data dan analisis
terhadap pengelolaan keuangan daerah.

d. BAB IV : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH


memuat analisis permasalahan pembangunan dan isu-
isu strategis pembangunan daerah tahun 2016-2021.

e. BAB V : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN


memuat visi, misi, tujuan dan sasaran.

f. BAB VI : STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM


PEMBANGUNAN DAERAH

memuat strategi, arah kebijakan pembangunan serta


program pembangunan prioritas berdasarkan strategi
yang dipilih dengan target capaian indikator kinerja

g. BAB VII : KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN


PROGRAM PERANGKAT DAERAH

memuat program prioritas dalam pencapaian visi dan


misi serta seluruh program yang dirumuskan dalam
Rencana Strategis Perangkat Daerah beserta indikator
kinerja, pagu indikatif target, Perangkat Daerah
penanggung jawab berdasarkan bidang urusan.
h. BAB VIII : KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH

memuat penetapan indikator kinerja daerah yang


bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala
daerah dan wakil kepala daerah yang ditetapkan
menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah dan
indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Kunci (IKK)
pada akhir periode masa jabatan.

i. BAB IX : PENUTUP
memuat pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan
untuk menyusun dokumen perencanaan pembangunan
setelah periode RPJMD berakhir.

(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam


Lampiran, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.

3. Diantara Pasal 10 dan Pasal 11 ditambahkan 1 (satu) Pasal baru, yakni


Pasal 10A, yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 10A
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, maka RKPD Tahun 2018 wajib
menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

4. Ketentuan dalam Lampiran diubah menjadi sebagaimana tercantum dalam


Lampiran ini dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
Pasal II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Semarang.

Ditetapkan di Semarang

pada tanggal 16 November 2017

WALIKOTA SEMARANG

ttd

HENDRAR PRIHADI

Diundangkan di Semarang

pada tanggal 16 November 2017

SEKRETARIS DAERAH KOTA SEMARANG


ttd

ADI TRI HANANTO

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2017 NOMOR 11


NOREG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH: (11/2017)
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR 11 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6
TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - 2021

I. UMUM
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Semarang Tahun 2016-2021 telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2016 tentang (RPJMD) Kota Semarang Tahun
2016-2021 yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Walikota
dan Wakil Walikota yang penyusunannya berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang Tahun 2000-
2025 serta dengan memerhatikan dokumen perencanaan lainnya di tingkat
Provinsi dan Nasional maupun dokumen perencanaan strategis lainnya di
tingkat Kota Semarang. Selain visi dan misi, RPJMD Tahun 2016-2021
memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan dan program-program
beserta pagu indikatifnya yang disusun dalam rangka pencapaian visi dan misi
Walikota dan Wakil Walikota. RPJMD selanjutnya digunakan sebagai pedoman
penetapan Renstra-PD dan penyusunan RKPD serta digunakan sebagai
instrumen evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Pasal 264 ayat 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa RPJMD dapat diubah apabila
berdasarkan hasil pengendaloan dan evaluasi tidak sesuai dengan
perkembangan keadaan atau penyesuaian terhadap kebijakan yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat. Selain itu dalam pasal 342 Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian
Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah diatur tentang perubahan RPJMD yang dapat dilakukan apabila :
a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan,
tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan rencana
pembangunan daerah yang diatur dalam Permendagri Nomor 86 Tahun
2017;

b. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang


dirumuskan, tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
86 Tahun 2017; dan

c. Terjadi perubahan yang mendasar;

Berdasarkan hasil evaluasi dan pengendalian terhadap Perda Kota


Semarang Nomor 6 tahun 2106 tentang RPJMD Kota Semarang tahun 2016-
2021, maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Hasil pengendalian dan evaluasi RPJMD 2016-2021 menunjukkan hal-hal
sebagai berikut:

1. Perumusan terhadap kebijakan RPJMD


Substansi dokumen RPJMD belum memuat arah kebijakan tahunan,
sehingga prioritas tahunan sebagai pedoman penyusunan RKPD belum
terfokus dengan jelas.

2. Pelaksanaan RPJMD
a) Terdapat ketidaksesuaian sebesar 8% antara program RPJMD
dengan program Renstra PD;
b) Penyusunan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 belum
berdasarkan Perda Nomor 14 tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang. Sehingga ada
beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang baru terbentuk
belum sepenuhnya terakomodir dalam dokumen RPJMD;

3. Evaluasi hasil RPJMD


Target sasaran yang dirumuskan terlalu rendah, hal ini dilihat dari
target pembangunan pada akhir periode RPJMD (tahun 2021) sudah
tercapai dan/atau melampaui target pada tahun pertama/transisi
(2016) sebesar 59%.

b. Terkait akuntabilitas kinerja daerah, penyusunan RPJMD harus


mengakomodir Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sehingga perlu dilakukan:
1. Sinkronisasi kebijakan daerah (RPJMD) dengan kebijakan Perangkat
Daerah (Renstra-PD)
2. Sinkronisasi antar bab dalam RPJMD
3. Sinkronisasi kebijakan jangka menengah daerah dengan kebijakan
tahunan daerah

c. Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat


Daerah yang ditindaklanjuti dengan terbitnya Instruksi Menteri Dalam
Negeri Nomor 061/2911/SJ Tahun 2016 tentang Tindak Lanjut Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
mengharuskan Pemerintah Kota Semarang untuk merevisi RPJMD sesuai
Perda Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka RPJMD


Kota Semarang Tahun 2016-2021 perlu diubah dengan Peraturan Daerah dan
selanjutnya dijadikan pedoman dalam menyusun Perubahan Renstra-PD.
Pelaksanaan Perubahan RPJMD dijabarkan lebih lanjut dalam RKPD sebagai
dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kota Semarang untuk tahun 2018
s/d 2021.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal I
Cukup jelas.

Pasal II
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 123


LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
NOMOR 11 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA
SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN
2016-2021

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA


MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021

PEMERINTAH KOTA SEMARANG


TAHUN 2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------- i


DAFTAR GAMBAR ------------------------------------------------------------- v
DAFTAR TABEL --------------------------------------------------------------- vii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang -------------------------------------- --------------------- I.1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan -------------------------------------- ------- I.4
1.3 Hubungan Antar Dokumen -------------------------------------- ------- I.10
1.4 Maksud dan Tujuan -------------------------------------- --------------- I.12
1.5 Sistematika Penulisan -------------------------------------- ------------- I.13

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH


2.1 Aspek Geografi dan Demografi -------------------------------------- --- II.1
2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah ------------------------------ II.1
2.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi ------------- II.1
2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis ------------------------ II.2
2.1.1.3 Topografi ------------------------------------------------ II.4
2.1.1.4 Geologi -------------------------------------------------- II.6
2.1.1.5 Hidrologi dan Hidrogeologi -------------------------- II.9
2.1.1.6 Kondisi Klimatologi ----------------------------------- II.11
2.1.1.7 Penggunaan Lahan ----------------------------------- II.12
2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah --------------------------------- II.13
2.1.2.1 Kawasan Strategis Bidang Pertumbuhan
Ekonomi ------------------------------------------------- II.13
2.1.2.2 Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya --------- II.15
2.1.2.3 Kawasan Strategis Bidang Pendayagunaan
Sumber Daya Alam atau Teknologi Tinggi --------- II.15
2.1.2.4 Kawasan Strategis Bidang Fungsi dan Daya
Dukung Lingkungan Hidup ------------------------- II.16
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana ----------------------------------------- II.16
2.1.3.1 Kawasan Rawan Rob dan Banjir ------------------- II.17
2.1.3.2 Rawan Longsor dan Gerakan Tanah --------------- II.18
2.1.4 Aspek Demografi --------------------------------------------------- II.19
2.1.4.1 Komposisi Penduduk Kota Semarang per Kelompok
Umur ---------------------------------------------------- II.22
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ------------------------------------- II.23
2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ------------ II.23
2.2.1.1 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto - II.23
2.2.1.2 Laju Inflasi --------------------------------------------- II.29
2.2.1.3 PDRB Per kapita -------------------------------------- II.31
2.2.1.4 Indeks Gini---------------------------------------------- II.32
2.2.1.5 Kemiskinan -------------------------------------------- II.33
2.2.1.6 Angka Kriminalitas ------------------------------------ II.36
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat ------------------------------ II.37
2.2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) -------------- II.37
2.2.2.2 Indeks Pembangunan Gender (IPG) ---------------- II.39
2.2.2.3 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) --------------- II.40

i
2.2.2.4 Aspek Pendidikan ------------------------------------- II.41
2.2.2.5 Aspek Kesehatan -------------------------------------- II.44
2.2.2.6 Pertanahan --------------------------------------------- II.47
2.2.2.7 Ketenagakerjaan -------------------------------------- II.47
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga ----------------------------- II.50
2.2.3.1 Kebudayaan ------------------------------------------- II.50
2.2.3.2 Olahraga ------------------------------------------------ II.50
2.3 Aspek Pelayanan Umum ------------------------------------------------ II.51
2.3.1 Fokus Urusan Wajib Pelayanan Dasar ------------------------ II.51
2.3.1.1 Urusan Pendidikan ----------------------------------- II.51
2.3.1.2 Urusan Kesehatan ------------------------------------ II.53
2.3.1.3 Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang - II.54
2.3.1.4 Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman -------------------------------------------- II.59
2.3.1.5 Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan
Perlindungan Masyarakat --------------------------- II.61
2.3.1.6 Urusan Sosial ------------------------------------------ II.63
2.3.2 Fokus Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar ------------------ II.64
2.3.2.1 Urusan Tenaga Kerja --------------------------------- II.64
2.3.2.2 Urusan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan
Anak ----------------------------------------------------- II.65
2.3.2.3 Urusan Pangan ---------------------------------------- II.65
2.3.2.4 Urusan Pertanahan ----------------------------------- II.66
2.3.2.5 Urusan Lingkungan Hidup -------------------------- II.66
2.3.2.6 Urusan Adm. Kependudukan & Capil ------------- II.67
2.3.2.7 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ---- II.68
2.3.2.8 Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana ---------------------------------------------- II.69
2.3.2.9 Urusan Perhubungan -------------------------------- II.69
2.3.2.10 Urusan Komunikasi dan Informatika -------------- II.71
2.3.2.11 Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ---- II.71
2.3.2.12 Urusan Penanaman Modal -------------------------- II.72
2.3.2.13 Urusan Kepemudaan dan Olahraga --------------- II.73
2.3.2.14 Urusan Statistik --------------------------------------- II.74
2.3.2.15 Urusan Persandian ----------------------------------- II.74
2.3.2.16 Urusan Kebudayaan ---------------------------------- II.75
2.3.2.17 Urusan Perpustakaan -------------------------------- II.75
2.3.2.18 Urusan Kearsipan ------------------------------------- II.76
2.3.3 Fokus Urusan Pilihan -------------------------------------------- II.76
2.3.3.1 Urusan Kelautan dan Perikanan ------------------- II.76
2.3.3.2 Urusan Pariwisata ------------------------------------ II.77
2.3.3.3 Urusan Pertanian ------------------------------------- II.78
2.3.3.4 Urusan Perdagangan --------------------------------- II.78
2.3.3.5 Urusan Perindustrian -------------------------------- II.79
2.3.4 Fokus Fungsi Penunjang ---------------------------------------- II.80
2.3.5 Fokus Urusan Pemerintahan Umum -------------------------- II.85
2.4 Aspek Daya Saing Daerah ---------------------------------------------- II.86
2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ------------------------- II.86

ii
2.4.1.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Perkapita ----------------------------------------------- II.86
2.4.1.2 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Rumah
Tangga Perkapita -------------------------------------- II.87
2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur ----------------------- II.87
2.4.2.1 Perhubungan ------------------------------------------ II.87
2.4.2.2 Penataan Ruang --------------------------------------- II.92
2.4.2.3 Perhotelan dan Restoran ----------------------------- II.94
2.4.2.4 Ketersediaan Air Minum ----------------------------- II.95
2.4.2.5 Komunikasi dan Informatika ------------------------ II.96
2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi ---------------------------------------- II.98
2.4.3.1 Kriminalitas -------------------------------------------- II.98
2.4.3.2 Perijinan Usaha ---------------------------------------- II.99
2.4.3.3 Pajak Daerah ------------------------------------------ II.101
2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia ---------------------------------- II.102
2.4.4.1 Rasio Penduduk Usia % Tahun Keatas Menurut
Pendidikan Tertinggi ---------------------------------- II.102
2.4.4.2 Rasio Penduduk yang Bekerja Menurut
Pendidikan yang Ditamatkan ------------------------ II.102
2.4.4.3 Rasio Jumlah Penduduk Menurut Mata
Pencaharian -------------------------------------------- II.103
2.4.4.4 Rasio Ketergantungan -------------------------------- II.103

BAB III. GAMBARAN KEUANGAN DAERAH


3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2010-2015 ----------------------------------- III.2
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD --------------------------------------- III.3
A. Pendapatan Daerah --------------------------------------------- III.4
B. Belanja Daerah -------------------------------------------------- III.9
C. Pembiayaan Daerah -------------------------------------------- III.10
3.1.2 Neraca Daerah ----------------------------------------------------- III.15
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Kota Semarang Tahun
2010-2015 -------------------------------------------------------------- III.21
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran Pembiayaan ------------------ III.21
A. Analisis Proporsi Belanja untuk Pemenuhan
Kebutuhan Aparatur ------------------------------------------- III.22
B. Analisis Belanja Periodik dan Pengeluaran Pembiayaan
yang Wajib & Mengikat serta Prioritas Utama ------------- III.23
3.2.2 Analisis Pembiayaan Daerah ------------------------------------- III.26
A. Analisis Sumber Penutup Defisit Riil ------------------------ III.26
B. Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran ---------------------------------------------------------- III.28
3.3 Kerangka Pendanaan ------------------------------------------------------ III.31
3.3.1 Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang - III.31
3.3.2 Perhitungan Kerangka Pendanaan ------------------------------ III.39

BAB IV. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH


4.1 Permasalahan Pembangunan Kota Semarang ------------------------ IV.1
4.2 Isu-Isu Strategis Pembangunan Daerah ------------------------------- IV.10

iii
4.2.1 Isu Internasional---------------------------------------------------- IV.10
4.2.2 Isu atau Kebijakan Nasional --------------------------- ----------- IV.14
4.2.3 Isu atau Kebijakan Provinsi Jawa Tengah ---------------------- IV.20
4.2.4 Hasil Telaah KLHS Kota Semarang ------------------------------ IV.21
4.2.5 Hasil Telaah RPJMD terhadap RTRW --------------------------- IV.26
4.2.6 Hasil Telaah RPJMD Wilayah Sekitar --------------------------- IV.30
4.2.7 Isu-Isu Strategis Kota Semarang --------------------------------- IV.36

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN


5.1 Visi --------------------------------------------------------------------------- V.3
5.2 Misi ----------------- --------------------------------------------------------- V.8
5.3 Tujuan dan Sasaran ------------------------------------------------------- V.10

BAB VI. STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN


DAERAH
6.1 Strategi ------------ ---------------------------------------------------------- VI.1
6.2 Arah Kebijakan Tahunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah ------ VI.14
6.3 Arah Kebijakan Kewilayahan --------------------------------------------- VI.16
6.3.1 Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi -------------------- VI.17
6.3.2 Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya ---------------------- VI.18
6.3.3 Kawasan Strategis Daya Dukung Lingkungan Hidup -------- VI.19
6.4 Program Pembangunan Daerah ----------------------------------------- VI.28

BAB VII. KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM


PERANGKAT DAERAH

BAB VIII. KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB IX. PENUTUP


9.1 Pedoman Transisi ---------------------------------------------------------- IX.1
9.1 Kaidah Pelaksanaan ------------------------------------------------------ IX.2

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hubungan antara RPJMD dengan Dokumen


Perencanaan Lainnya ----------------------------------------- I.12
Gambar 2.1 Pembagian Administratif Wilayah Kota Semarang per
Kecamatan ------------------------------------------------------- II.2
Gambar 2.2 Posisi Strategis Kota Semarang ----------------------------- II.3
Gambar 2.3 Transek Ketinggian Kota Semarang ------------------------ II.4
Gambar 2.4 Topografi Kota Semarang ------------------------------------- II.5
Gambar 2.5 Batuan Kota Semarang ---------------------------------------- II.6
Gambar 2.6 Topografi Kota Semarang Berdasarkan Karateristik Fisik
Alam -------------------------------------------------------------- II.8
Gambar 2.7 Peta DAS Kota Semarang ------------------------------------- II.10
Gambar 2.8 Peta Air Tanah Kota Semarang ------------------------------- II.11
Gambar 2.9 Penggunaan Lahan di Kota Semarang ---------------------- II.12
Gambar 2.10 Kawasan Rawan Bencana di Kota Semarang--------------- II.17
Gambar 2.11 Peta Rencana Pengendalian Bencana Kota Semarang---- II.19
Gambar 2.12 Perkembangan Demografi Kota Semarang 2011-2016---- II.20
Gambar 2.13 Perkembangan Penduduk (Lahir, Mati, Datang, Pindah)
di Kota Semarang 2011 – 2016 ------------------------------ II.22
Gambar 2.14 Piramida Penduduk Kota Semarang Berdasarkan
Kelompok Umur Tahun 2010 dan Tahun 2016 ----------- II.23
Gambar 2.15 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang
Dibandingkan Dengan Provinsi Jawa Tengah dan
Nasional Tahun 2011 – 2016 --------------------------------- II.28
Gambar 2.16 Grafik Laju Inflasi di Kota Semarang Tahun 2011–2016 II.30
Gambar 2.17 Perbandingan Laju Inflasi Kota Semarang Dibandingkan
Dengan 5 Kota di Jawa Tengah Tahun 2016 -------------- II.31
Gambar 2.18 Pertumbuhan PDRB Perkapita Kota Semarang Tahun
2011 – 2016 ----------------------------------------------------- II.32

Gambar 2.19 Gini Ratio Kota Semarang Tahun 2011-2016 -------------- II.33
Gambar 2.20 Persentase Kemiskinan di Kota Semarang Tahun 2011-
2016 -------------------------------------------------------------- II.34
Gambar 2.21 Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Kota
Semarang dengan Kota-Kota Lain dan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013 -------------------------------------------- II.35
Gambar 2.22 Grafik Perkembangan IPM Kota Semarang Tahun 2011 –
2016 -------------------------------------------------------------- II.38
Gambar 2.23 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang
dan Kab / Kota di Jawa Tengah Tahun 2016 ------------- II.38
Gambar 2.24 Perkembangan IPG Kota Semarang Tahun 2011 – 2016 II.40
Gambar 2.25 Perkembangan Indeks Gender (IDG) Kota Semarang
Tahun 2011 – 2016 -------------------------------------------- II.40

v
Gambar 2.26 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kota Semarang
Tahun 2011-2016 ---------------------------------------------- II.49
Gambar 3.1 Capaian Pajak Daerah Tahun 2010-2015 (Rp)------------- III.6
Gambar 4.1 Permasalahan Utama dan Permasalahan Pokok
Pembangunan Daerah Kota Semarang --------------------- IV.2
Gambar 4.2 Fokus Kebijakan Setiap Tahapan dalam RPJMN 2005-
2025 ------------------------------------------------------------- IV.155
Gambar 5.1 Pencapaian Semarang Hebat --------------------------------- V.5
Gambar 5.2 Misi Walikota dan Wakil Walikota Semarang -------------- V.8
Gambar 5.3 Kerangka Logis Pencapaian Visi ----------------------------- V.17
Gambar 5.4 Skema keterkaitan Visi Misi RPJMN 2015-2019 dengan
Perubahan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016–2021 - V.18
Gambar 5.5 Skema Keterkaitan RPJMD Provinsi Jateng 2013-2018
dengan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 ------ V.20
Gambar 6.1 Keterkaitan Tujuan, Sasaran dan Strategi ----------------- VI.12
Gambar 6.2 Agenda/Tema RPJMD Kota Semarang 2016-2021 ------- VI.14
Gambar 6.3 Rencana Tata Ruang Wialyah Kota Semarang Tahun
2011-2031 ------------------------------------------------------- VI.20

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sebaran Jenis Tanah di Kota Semarang ------------------- II.6


Tabel 2.2 Luas Amblesan Tanah di Kota Semarang ------------------ II.8
Tabel 2.3 Sebaran Penduduk Per Kecamatan Kota Semarang
Tahun 2011 – 2016 -------------------------------------------- II.20
Tabel 2.4 Nilai PDRB dan Kontribusi Sektor Atas Dasar Harga
Berlaku Kota Semarang Tahun 2011 – 2016 (Milyar
Rupiah) ---------------------------------------------------------- II.25
Tabel 2.5 Nilai PDRB dan Kontribusi Sektor Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Kota Semarang Tahun 2011 – 2016
(Milyar Rupiah) ------------------------------------------------- II.26
Tabel 2.6 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Menurut Kategori di Kota Semarang Tahun
2011 – 2016 ----------------------------------------------------- II.28
Tabel 2.7 PDRB Perkapita Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
(Juta Rupiah) --------------------------------------------------- II.31
Tabel 2.8 Kondisi Pentahapan Keluarga Pra Sejahtera dan
Keluarga di Kota Semarang; 5 Kota lain di Jawa Tengah
dan Kawasan Strategis Kedungsapur serta Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2014 ----------------------------------- II.35
Tabel 2.9 Jumlah Tindak Pidana Menonjol (Crime Index) Menurut
Di Kota Semarang Tahun 2011 – 2016 -------------------- II.36
Tabel 2.10 Perkembangan Indikator Pembentuk IPM Kota
Semarang Tahun 2011 – 2016 ------------------------------ II.39
Tabel 2.13 Perkembangan Fasilitas Pendidikan di Kota Semarang
Tahun 2010-2015 --------------------------------------------- II.41
Tabel 2.14 Realisasi Indikator Aspek Pendidikan ---------------------- II.43
Tabel 2.15 Perkembangan Fasilitas Kesehatan Di Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015 ------------------------------------------- II.44
Tabel 2.16 Realisasi Indikator Aspek Kesehatan ----------------------- II.46
Tabel 2.17 Realisasi Aspek Kesempatan Kerja ------------------------- II.48
Tabel 2.18 Jumlah Kelompok Kesenian dan Jumlah Gedung
Kesenian di Kota Semarang Tahun 2011 – 2016 --------- II.50
Tabel 2.19 Perkembangan Olahraga di Kota Semarang Tahun
2011 – 2016 ---------------------------------------------------- II.50
Tabel 2.20 Realisasi Kinerja Urusan Pendidikan ---------------------- II.51
Tabel 2.21 Realisasi Kinerja Urusan Kesehatan ----------------------- II.53
Tabel 2.22 Profil Kondisi Jalan Kota di Semarang Tahun 2016 ----- II.55
Tabel 2.23 Realisasi Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang ----------------------------------------------- II.56
Tabel 2.24 Penanganan Banjir di Kota Semarang --------------------- II.58

vii
Tabel 2.25 Realisasi Kinerja Urusan Perumahan Rakyat dan
Kwasan Permukiman ----------------------------------------- II.59
Tabel 2.26 Daftar Lokasi Lingkungan Permahan dan Permukiman
Kumuh Kota Semarang -------------------------------------- II.60
Tabel 2.27 Realisasi Kinerja Urusan Ketentraman, Ketertiban
Umum dan Perlindungan Masyarakat --------------------- II.61
Tabel 2.28 Realisasi Kinerja Urusan Sosial ----------------------------- II.63
Tabel 2.29 Realisasi Kinerja Urusan Tenaga Kerja -------------------- II.64
Tabel 2.30 Realisasi Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan &
Perlindungan Anak -------------------------------------------- II.65
Tabel 2.31 Realisasi Kinerja Urusan Pangan --------------------------- II.65
Tabel 2.32 Realisasi Kinerja Urusan Pertanahan ---------------------- II.66
Tabel 2.33 Realisasi Kinerja Urusan Lingkungan Hidup ------------- II.67
Tabel 2.34 Realisasi Kinerja Urusan Administrasi Kependudukan
Dan Catatan Sipil --------------------------------------------- II.68
Tabel 2.35 Realisasi Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa -------------------------------------------------------- II.68
Tabel 2.36 Realisasi Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana ------------------------------------------- II.69
Tabel 2.37 Realisasi Kinerja Urusan Perhubungan ------------------- II.70
Tabel 2.38 Realisasi Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika - II.71
Tabel 2.39 Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ------------ II.71
Tabel 2.40 Perkembangan Investasi Kota Semarang 2011-2016 ---- II.73
Tabel 2.41 Realisasi Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olah Raga - II.73
Tabel 2.42 Realisasi Kinerja Urusan Statistik -------------------------- II.74
Tabel 2.43 Realisasi Kinerja Urusan Persandian ---------------------- II.75
Tabel 2.44 Realisasi Kinerja Urusan Kebudayaan --------------------- II.75
Tabel 2.45 Realisasi Kinerja Urusan Perpustakaan ------------------- II.75
Tabel 2.46 Realisasi Kinerja Urusan Kearsipan ------------------------ II.76
Tabel 2.47 Realisasi Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan ------ II.77
Tabel 2.48 Realisasi Kinerja Urusan Pariwisata ----------------------- II.77
Tabel 2.49 Realisasi Kinerja Urusan Pertanian ------------------------ II.78
Tabel 2.50 Realisasi Kinerja Urusan Perdagangan -------------------- II.78
Tabel 2.51 Perkembangan Jumlah Pasar Di Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015 ------------------------------------------- II.79
Tabel 2.52 Realisasi Kinerja Urusan Perindustrian ------------------- II.80
Tabel 2.53 Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Perencanaan,
Penelitian dan Pengembangan ------------------------------ II.81
Tabel 2.54 Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Keuangan ----------- II.82
Tabel 2.55 Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan ------------------------------------ II.82
Tabel 2.56 Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Pengawasan--------- II.83

viii
Tabel 2.57 Realisasi Kinerja Fungsi Unsur Pendukung -------------- II.84
Tabel 2.58 Realisai Kinerja Fungsi Penunjang Kewilayahan --------- II.85
Tabel 2.59 Realisasi Kinerja Urusan Pemerintahan Umum ---------- II.86
Tabel 2.60 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Kota
Semarang Tahun 2011 – 2015 ------------------------------ II.87
Tabel 2.61 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Per
Kapita Kota Semarang Tahun 2011 – 2015 --------------- II.87
Tabel 2.62 Arus Lalu Lintas Angkutan Udara Domestik Pesawat,
Penumpang, Bagasi Barang/ Cargo dan Pos Paket di
Bandar Udara Ahmad Yani Kota Semarang Tahun 2010
– 2015 ----------------------------------------------------------- II.88
Tabel 2.63 Arus Lalu Lintas Angkutan Udara Internasional
Pesawat, Penumpang, Bagasi Barang / Cargo dan
Pos Paket di Bandar Udara Ahmad Yani Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015 ------------------------------------------- II.89
Tabel 2.64 Banyaknya Kunjungan Kapal dan Bongkar Muat
Barang Di Pelabuhan Laut
Tanjung Emas Semarang Tahun 2010 – 2015 ------------ II.89
Tabel 2.65 Arus Lalu Lintas Penumpang dan Bus yang Masuk di
Terminal Terboyo Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 II.90
Tabel 2.66 Banyaknya Penumpang Kereta Api Melalui PT KA
(Persero) Daerah Operasi IV Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015 ------------------------------------------- II.91
Tabel 2.67 Perkembangan Jumlah Ijin Trayek Di Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015 ------------------------------------------- II.92

Tabel 2.68 Perkembangan Jenis, Kelas, dan Jumlah


Penginapan/Hotel di Kota Semarang Tahun 2011-2016 II.94

Tabel 2.69 Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan di


Kota Semarang Tahun 2011-2016 -------------------------- II.95

Tabel 2.70 Perkembangan Banyaknya Pelanggan, Pemakaian &


Penjualan Air Minum PDAM Tahun 2010 – 2015 -------- II.95
Tabel 2.71 Perkembangan Jumlah Pelanggan dan Daya
Tersambung Listrik Di Kota Semarang Tahun 2010 –
2015 ------------------------------------------------------------- II.97
Tabel 2.72 Persentase Rumah Tangga Menurut Kepemilikan
Telepon Seluler (HP) Di Kota Semarang Tahun 2010 –
2015 ( Persen ) ------------------------------------------------ II.97
Tabel 2.73 Perkembangan Wartel/Warnet dan Jumlah Peralatan
Komunikasi di Kota Semarang Tahun 2010-2015 ------- II.97
Tabel 2.74 Perkembangan Jumlah Kriminalitas dan Jumlah Unjuk
Rasa / Demostrasi Di Kota Semarang Tahun 2011 –
2016 ------------------------------------------------------------- II.98
Tabel 2.75 Capaian Survey Kepuasan Masyarakat Pada BPPT Kota
Semarang Tahun 2010 – 2015 ------------------------------ II.99

ix
Tabel 2.76 Perkembangan Jumlah Ijin Di Kota Semarang Tahun
2011 – 2016 ---------------------------------------------------- II.100
Tabel 2.77 Pajak Daerah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 ------ II.101

Tabel 2.78 Rasio Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas Menurut


Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kota
Semarang Tahun 2011 – 2016 ( Persen ) ----------------- II.102
Tabel 2.79 Rasio Penduduk Yang Bekerja Menurut Pendidikan
Yang Ditamatkan di Kota Semarang Tahun 2010 –
2015 ( Persen ) ------------------------------------------------ II.102
Tabel 2.80 Rasio Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota
Semarang Tahun 2011 – 2016 ( Persen ) ----------------- II.103
Tabel 2.81 Rasio Ketergantungan Kota Semarang Tahun 2011 –
2016 ------------------------------------------------------------- II.104
Tabel 2.82 Capaian Indikator Kinerja Daerah Kota Semarang
Tahun 2016 Terhadap Target Akhir RPJMD Kota
Semarang Tahun 2016-2021 ------------------------------- II.105
Tabel 3.1 Derajat Desentralisasi Fiskal Kota Semarang Tahun
2010-2015 ------------------------------------------------------- III.3
Tabel 3.2 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota
Semarang Tahun 2010 – 2015 ------------------------------- III.5
Tabel 3.3 Rata-rata Pertumbuhan Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 --------------- III.12
Tabel 3.4 Analisis Rasio Likuiditas Kota Semarang Tahun 2015 -- III.16
Tabel 3.5 Rasio Solvabilitas Kota Semarang Tahun 2015 ---------- III.17
Tabel 3.6 Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kota Semarang
Tahun 2010-2015 --------------------------------------------- III.18
Tabel 3.7 Proporsi Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja
Daerah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 -------------- III.21
Tabel 3.8 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur terhadap Total Belanja Kota Semarang Tahun
2010-2015------------------------------------------------------- III.23
Tabel 3.9 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 ------------------------ III.24
Tabel 3.10 Realisasi Belanja Periodik dan Pengeluaran
Pembiayaan Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 ------------------------ III.25
Tabel 3.11 Defisit Riil Anggaran Kota Semarang Tahun 2010 –
2015 ------------------------------------------------------------- III.27
Tabel 3.12 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kota
Semarang Tahun 2010 – 2015 ------------------------------ III.27
Tabel 3.13 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Kota
Semarang Tahun 2010 – 2015 ------------------------------ III.29
Tabel 3.14 Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun
Berkenaan Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 ---------- III.30

x
Tabel 3.15 Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota
Semarang Tahun 2016-2021 -------------------------------- III.36
Tabel 3.16 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk
Mendanai Pembangunan Daerah Kota Semarang Tahun
2016 – 2021 ---------------------------------------------------- III.40
Tabel 3.17 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan
Keuangan Daerah Kota Semarang Tahun ----------------- III.42
Tabel 4.1 Rumusan Permasalahan: Kualitas Sumber Daya
Manusia Yang Masih Perlu Ditingkatkan ------------------ IV.4
Tabel 4.2 Rumusan Permasalahan: Penyelenggaraan Tata Kelola
Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Masih
Belum Optimal ------------------------------------------------- IV.6
Tabel 4.3 Rumusan Permasalahan: Belum Optimalnya
Penyediaan Infrastruktur Dasar Dan Penataan Ruang -- IV.7
Tabel 4.4 Rumusan Permasalahan: Inovasi Dan Daya Saing Nilai
Tambah Produksi Pada Sektor Perekonomian Masih
Perlu Ditingkatkan -------------------------------------------- IV.9
Tabel 4.5 Lokasi Prioritas Kawasan Strategis Nasional Perkotaan
Sebagai Pusat Pertumbuhan Wilayah di Jawa-Bali------ IV.20
Tabel 4.6 Perbandingan Substansi Utama RPJMD Kabupaten
Demak, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Semarang IV.32
Tabel 5.1 Indikator Semarang Hebat ----------------------------------- V.5
Tabel 5.2 Tujuan Pembangunan Kota Semarang Tahun 2016-
2021 -------------------------------------------------------------- V.12
Tabel 5.3 Sinkronisasi Agenda Prioritas RPJMN 2014-2019
(Nawacita) dengan Perubahan RPJMD Kota Semarang
Tahun 2016-2021 --------------------------------------------- V.19
Tabel 5.4 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran RPJMD Kota Semarang
Tahun 2016-2021 -------------------------------------------- V.21
Tabel 6.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Kota Semarang
Tahun 2016-2021---------------------------------------------- VI.2
Tabel 6.2 Keterkaitan Prioritas Pembangunan Nasional dengan
Prioritas Pembangunan Kota Semarang ------------------- VI.13
Tabel 6.3 Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Pemangunan
Jangka Menengah Daerah Kota Semarang ---------------- VI.15

Tabel 6.4 Persandingan Strategi, Sasaran dan Arah Kebijakan


Antara RPJMD 2016-2021 dengan Perubahan RPJMD
2016-2021 ------------------------------------------------------ VI.22
Tabel 6.5 Program Pembangunan Daerah yang Disertai Pagu
Indikatif Kota Semarang 2016-2021 ----------------------- VI.36
Tabel 7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kota
Semarang ------------------------------------------------------- VII.2

xi
Tabel 7.2 Indikasi Rencana Program Prioritas RPJMD yang
Disertai Kebutuhan Pendanaan Kota Semarang 2016-
2021 ------------------------------------------------------------- VII.3

Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama Kota Semarang ---- VIII.2
Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian
Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kota
Semarang-------------------------------------------------------- VIII.3

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perencanaan pembangunan daerah memiliki peran yang sangat
signifikan dalam mendorong perkembangan daerah. Dengan adanya
perencanaan akan memberikan arah dan fokus dalam pelaksanaan
pembangunan. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan pembangunan dapat
berjalan efektif dan efisien serta mampu mencapai sasaran pembangunan
daerah. Dengan demikian perencanaan pembangunan menjadi dasar atau
acuan dalam penyelenggaraan pembangunan di waktu yang akan datang.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan
bertujuan untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan,
menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah,
antar ruang, antar fungsi pemerintah, maupun antara Pusat dan Daerah.
Selain itu, perencanaan pembangunan juga bertujuan untuk menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan, pengoptimalan partisipasi masyarakat dan
menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah bahwa Perda tentang RPJMD ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan
setelah kepala daerah terpilih dilantik. Dengan terpilihnya pasangan Kepala
Daerah terpilih pada tanggal 17 Februari 2016 untuk periode 2016-2021,
Walikota H. Hendrar Prihadi, SE, MM dan Wakil Walikota Ir. Hj. Hevearita
Gunaryanti Rahayu telah ditetapkan RPJMD dan telah dilaksanakan dalam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) tahun anggararan 2016 dan 2017.
Pasal 264 ayat 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa RPJMD dapat diubah apabila
berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi tidak sesuai dengan
perkembangan keadaan atau penyesuaian terhadap kebijakan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Selain itu dalam pasal 342 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 I-1


Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah diatur tentang
perubahan RPJMD yang dapat dilakukan apabila :
a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan
tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan rencana
pembangunan daerah yang diatur dalam Permendagri Nomor 86 Tahun
2017;
b. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang
dirumuskan tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
86 Tahun 2017; dan
c. Terjadi perubahan yang mendasar;

Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan perubahan


terhadap Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 tahun 2106 tentang
RPJMD Kota Semarang tahun 2016-2021. Hal lain yang mendasari
dilakukannya perubahan terhadap Perda Nomor 6 Tahun 2016 tentang
RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 adalah:
1. Hasil pengendalian dan evaluasi RPJMD 2016-2021 menunjukkan hal-
hal sebagai berikut:
a. Perumusan terhadap kebijakan RPJMD
Substansi dokumen RPJMD belum memuat arah kebijakan tahunan,
sehingga prioritas tahunan sebagai pedoman penyusunan RKPD
belum terfokus dengan jelas.
b. Pelaksanaan RPJMD
1) Terdapat ketidaksesuaian sebesar 8% antara program RPJMD
dengan program Renstra PD;
2) Penyusunan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 belum
berdasarkan Perda Nomor 14 tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang. Sehingga ada
beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang baru
terbentuk belum sepenuhnya terakomodir dalam dokumen
RPJMD;
c. Evaluasi hasil RPJMD
Target sasaran yang dirumuskan terlalu rendah, hal ini dilihat dari
target pembangunan pada akhir periode RPJMD (tahun 2021) sudah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 I-2


tercapai dan/atau melampaui target pada tahun pertama/transisi
(2016) sebesar 59%.
2. Terkait akuntabilitas kinerja daerah, penyusunan RPJMD harus
mengakomodir Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sehingga perlu
dilakukan:
a. Sinkronisasi kebijakan daerah (RPJMD) dengan kebijakan Perangkat
Daerah (Renstra-PD)
b. Sinkronisasi antar bab dalam RPJMD
c. Sinkronisasi kebijakan jangka menengah daerah dengan kebijakan
tahunan daerah
3. Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti dengan terbitnya Instruksi
Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2911/SJ Tahun 2016 tentang Tindak
Lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah mengharuskan Pemerintah Kota Semarang untuk merevisi
RPJMD sesuai Perda Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang

Perubahan dokumen RPJMD dilakukan dengan mempertimbangkan


ketersediaan data yang dapat dikumpulkan selama proses penyusunan
serta memperhatikan tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,
efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Mengingat bahwa perubahan ini
dilakukan pada tahun 2017 dimana masih tersisa empat periode RKPD di
dalamnya, salah satu fokus perubahan adalah menentukan agenda
pembangunan untuk periode RKPD 2018-2021 sebagai landasan dalam
mewujudkan visi pembangunan Kota Semarang pada akhir periode
pembangunan jangka menengah.
RPJMD Tahun 2016-2021 adalah dokumen perencanaan komprehensif
lima tahunan, yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah, yaitu dokumen
perencanaan Perangkat Daerah selama 5 (lima) tahunan yang memuat
tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang
disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah serta
bersifat indikatif. Setiap Perangkat Daerah selanjutnya menjabarkan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 I-3


Renstra kedalam Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah. Dalam siklus
perencanaan pembangunan daerah, RPJMD Tahun 2016-2021 juga menjadi
acuan untuk menyusun RKPD Kota Semarang. Sesuai dengan yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, RKPD menjadi pedoman dalam penyusunan
Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
yang selanjutnya menjadi Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD). Dengan demikian, RPJMD Tahun 2016-2021 merupakan
pedoman bagi seluruh alur pembangunan dan berkaitan dengan seluruh
stakeholders di Kota Semarang.

1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN


Dasar hukum penyusunan Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021
adalah sebagai berikut :

1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa
Tengah, Djawa Barat dan Dalam Daerah Istimewa Jogjakarta;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 I-4


8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
11. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
14. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
15. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);
16. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5256);
17. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 I-5


Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
18. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3079);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan
Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II
Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara, dan Kendal serta Penataan
Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam
wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 89);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4614);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 I-6


Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4693);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4738);
27. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
28. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
29. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
30. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4828);
31. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4828);
32. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
33. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
34. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang–Undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 I-7


35. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
36. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Tengah Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008
Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 9);
37. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 65) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2017 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 88);
38. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang
Tahun 2007 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Semarang Nomor 1), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang
Tahun 2013 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang
Nomor 83);
39. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pengendalian Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah Kota Semarang
Tahun 2007 Nomor 2 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Semarang Nomor 2);
40. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan di Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota
Semarang Tahun 2007 Nomor 5 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Kota Semarang Nomor 4);

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 I-8


41. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Kota Semarang
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 13);
42. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Semarang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun
2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor
43);
43. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kota Semarang
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 48);
44. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2011 –
2031 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 14,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 61);
45. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Rencana Induk Sistem Drainase Kota Semarang Tahun 2011-2031
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 92);
46. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2015 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kota Semarang Tahun
2015-2025 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2015 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 98).
47. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sebagai Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan di Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang
Tahun 2015 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang
Nomor 100);
48. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang
Tahun 2016 – 2021 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Nomor 6);
49. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 I-9


Semarang Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Semarang Nomor 112);
50. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2016 Nomor 14, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 114).

1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

Berkaitan dengan hubungan antar dokumen, Perubahan RPJMD


mempunyai kedudukan yang sama dengan dokumen RPJMD terhadap
dokumen yang lainnya. Untuk mewujudkan konsistensi perencanaan
pembangunan daerah di Kota Semarang, penyusunan perubahan RPJMD
tahun 2016-2021 memiliki keterkaitan yang erat dengan berbagai
perencanaan lainnya, baik pada lingkup Kota Semarang, Provinsi maupun
Nasional. Penyusunan Perubahan RPJMD merupakan penjabaran atas
kebijakan pembangunan yang terdapat dalam RPJPD Kota Semarang tahun
2005-2025 untuk tahap perencanaan tahun 2016-2020. Pada tahap
tersebut, RPJMD tahun 2016-2021 diprioritaskan pada pemantapan
pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang. Dengan menekankan
pada pencapaian daya saing wilayah dan masyarakat yang berlandaskan
pada keunggulan sumber daya manusia yang berkualitas, pelayanan dasar
yang makin luas, infrastruktur wilayah yang makin berkualitas, pelayanan
dasar yang makin luas,dan kondusivitas wilayah yang makin mantap serta
kemampuan ilmu dan teknologi yang makin meningkat. Dengan fokus
kebijakan untuk mewujudkan sumber daya manusia Kota Semarang yang
berkualitas, mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance)
dan kehidupan politik yang demokratis dan bertanggung jawab,
mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah, mewujudkan tata ruang
wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan, mewujudkan kesejahteraan
sosial masyarakat.
Dalam penyusunan Perubahan RPJMD berkaitan dengan kewilayahan
juga dengan berpedoman pada RTRW Tahun 2011-2031. Penyusunan
Perubahan RPJMD memperhatikan dokumen RTRW yang di dalamnya berisi
tentang bagaimana mewujudkan perwujudan perencanaan struktur ruang
terkait dengan pembangunan infrastruktur jaringan jalan, air minum dan
transportasi publik. Selain itu juga membahas perwujudan pola ruang yang
membahas tentang pengembangan kawasan lindung dan kawasan budidaya

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 I-10


dimana didalamnya membahas rencana pengembangan wilayah dalam
meningkatakan perekonomian dan pariwisata. Hal ini untuk
mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan wilayah di Kota Semarang
berdasarkan potensi wilayahnya
Selain itu dalam penyusunan RPJMD juga memperhatikan terkait
dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang mencermati
khususnya tentang program yang terkait dengan pengembangan sentra
inudstri, penyediaan air baku, sarana dasara perkotaan, pemakaman, PKL,
perdagangan, pertanian dan perkebunan, jalan dan jembatan, budaya
sebagai sektor pariwisata, pengendalian banjir dan rob serta pelayanan
angkutan umum. Hal ini untuk menjadi pedoman dalam menyusun
kebijakan pembangunan yang berkelanjutan.
Penyusunan Perubahan RPJMD juga tidak terlepas dari prioritas
kebijakan pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Tengah. Aspek
keterkaitan dengan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-
2018 yaitu dengan melakukan penyelarasan terhadap prioritas
pembangunan terutama untuk wilayah Kota Semarang. Kebijakan
pembangunan Provinsi Jawa Tengah untuk tahun-tahun yang akan datang
dapat dilihat dalam misi pembangunannya. Penyusunan dokumen ini juga
memperhatikan RPJMN Tahun 2015-2019. Penjabaran RPJMN 2015-2019
dengan memperhatikan nawa cita pembangunan yang merupakan agenda
pembangunan pemerintah untuk mewujudkan kondisi berdaulat secara
politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Agenda pembangunan kewilayahan ini dilihat pada lampiran Buku III
RPJMN yang berisi Agenda Pembangunan Wilayah sehingga dapat
diselaraskan dengan target-target pembangunan di Perubahan RPJMD,
yang dalam penyusunannya juga memperhatikan dokumen-dokumen
lainnya yang berkaitan dengan target-target pembangunan daerah, antara
lain (1) RAD Pangan dan Gizi (PG), (2) RAD Pengurangan Emisi Gas Rumah
Kaca (GRK); (3) Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK); (4)
Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD), (5)
Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS); (6) RPJMD dan RTRW
Kota/Kabupaten sekitarnya.
Perubahan RPJMD juga menjadi pedoman dalam penyusunan
Perubahan Renstra Perangkat Daerah. Penyusunan Perubahan Renstra
Perangkat Daerah ini sebagai penjabaran teknis Perubahan RPJMD pada
masing-masing perangkat daerah, berdasarkan urusan dan kewenangan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 I-11


yang ada dalam tugas dan fungsi Perangkat Daerah. Masing-masing
Perangkat Daerah menyusun dokumen perencanaan teknis operasional
dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan
untuk sisa periode dari waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Perencanaan yang ada dalam Perubahan RPJMD selanjutnya
dijabarkan ke dalam RKPD sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan
pada Pemerintah Kota Semarang. Dalam RKPD ini secara teknis dan
operasional akan memuat prioritas sasaran pembangunan berdasakan
program dan kegiatan yang menjadi acuan dalam penyusunan RAPBD Kota
Semarang. Diagram keterkaitan antar dokumen rencana pembangunan
dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1.
Hubungan antara RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

1.4 MAKSUD DAN TUJUAN

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota


Semarang Tahun 2016-2021 ini disusun dengan maksud memberikan arah
dan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah pusat,
pemerintah daerah, masyarakat, maupun dunia usaha dalam membangun
kesepahaman, kesepakatan, dan komitmen bersama guna mewujudkan visi
dan misi Pemerintah Kota Semarang secara berkesinambungan. Adapun
tujuan dari penyusunan Perubahan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-
2021 adalah:

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 I-12


1. Memberikan landasan dan pedoman pada Walikota dan Wakil Walikota
terpilih dalam pelaksanaan pembangunan jangka waktu 2016-2021;
2. Perubahan RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Perubahan
Rencana Strategis Perangkat Daerah yang merupakan penjabaran
teknis RPJMD pada masing-masing perangkat daerah sampai dengan
tahun 2021 berdasarkan urusan dan kewenangan yang ada dalam
tugas dan fungsi Perangkat Daerah.
3. Menyediakan pedoman dalam penyusunan RKPD yang merupakan
perencanaan tahunan berupa program beserta target dan pagu yang
bersifat indikatif, sebagai bahan lebih lanjut pada penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
4. Menyediakan instrumen sinkronisasi penyelenggaraan pembangunan
daerah mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
pengendalian sampai dengan evaluasi.

Secara lebih khusus, maksud dari penyusunan perubahan RPJMD


2016-2021 yaitu menindaklanjuti hasil evaluasi dan pengendalian terhadap
dokumen RPJMD 2016-2021, serta untuk menyesuaikan dengan peraturan
perundangan yang berlaku terutama terkait dengan perubahan Perangkat
Daerah, dan penyesuaian permasalahan/isu strategis pembangunan Kota
Semarang. Tujuan penyusunan perubahan yaitu melakukan perbaikan
substansi RPJMD Kota Semarang, yang selanjutnya akan digunakan
sebagai pedoman dalam penyusunan perubahan Rencana Strategis
Perangkat Daerah agar terjadi keselarasan dan sinkroisasi dalam
pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD sesuai dengan
kewenangan yang ada dalam tugas dan fungsi Perangkat Daerah.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan Perubahan RPJMD Kota Semarang Tahun
2016-2021 sedikit berbeda dengan sebelumnya karena sudah mengacu
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017. Adapun
sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang penyusunan dokumen, dasar hukum


penyusunan, hubungan antar dokumen, maksud dan tujuan
penyusunan perubahan RPJMD Kota Semarang, serta sistematika
penulisan.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 I-13


BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Gambaran umum kondisi daerah sebagai salah satu pertimbangan


dalam perumusan perubahan kebijakan RPJMD ini, meliputi:
aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat,
aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah. Pada bab
ini juga diuraikan tentang hasil evaluasi RPJMD Tahun 2016-2021
sampai dengan tahun 2016.

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

Bab ini menjelaskan analisis pengelolaan keuangan daerah untuk


memberikan gambaran kapasitas riil keuangan untuk pendanaan
pembangunan dalam lima tahun ke depan.

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

Bab ini memuat permasalahan pembangunan dan isu strategis


yang akan diselesaikan hingga akhir masa periode pembangunan
jangka menengah.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Bab ini menguraikan visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota
Semarang ke dalam tujuan dan sasaran, disertai target kinerja
yang akan dicapai selama periode pembangunan daerah.

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN


DAERAH

Menjelaskan strategi dan arah kebijakan yang akan


diselenggarakan sesuai dengan permasalahan yang ada. Selain itu
juga disampaikan arah pengembangan wilayah yang terdiri dari
strategi dan arah kebijakan yang menyesuaikan rencana
pengembangan kawasan strategis.

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM


PERANGKAT DAERAH

Bab ini menjelaskan kebijakan pendanaan pembangunan dan


program perangkat daerah yang menjadi prioritas dalam mencapai
sasaran pembangunan jangka menengah, yang selanjutnya

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 I-14


menjadi dasar penentuan indikasi rencana program dan kegiatan
dalam RKPD tahun berkenaan.

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Memuat penetapan indikator kinerja daerah yang bertujuan untuk


memberikan gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian
visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah yang
ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah dan
indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Daerah pada akhir periode
masa jabatan.

BAB IX PENUTUP

Memuat pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan untuk


menyusun dokumen perencanaan pembangunan setelah periode
RPJMD berakhir.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 I-15


BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Pembangunan setiap daerah memiliki karakteristik dan fenomena yang


berbeda-beda tergantung dari struktur kewilayahan maupun kebudayaan
regionalnya. Hal tersebut tentu saja menjadi nilai positif bagi
pengembangan daerah jika dioptimalkan kemanfaatannya dalam kerangka
pembangunan daerah, tak terkecuali bagi Kota Semarang yang merupakan
Ibukota Provinsi Jawa Tengah.
Sebagai salah satu wilayah yang memiliki cukup banyak potensi
sumber daya daerah baik dalam sektor perdagangan, jasa, maupun industri,
dalam pelaksanaan pencapaian target pembangunan menjadi peluang
positif bagi Pemerintah Kota Semarang. Dalam mencapai target
pembangunan tersebut perlu adanya pengenalan yang cukup baik terhadap
kondisi daerah, sehingga akan mampu memaksimalkan segala potensi
sumber daya yang ada.
Dalam perencanaan pembangunan selanjutnya, perlu adanya
gambaran umum kondisi daerah di Kota Semarang yang akan memberikan
pengetahuan dan potret pada aspek fisik (aspek geografi dan demografi),
aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya
saing daerah masyarakat di Kota Semarang. Gambaran umum kondisi
daerah ini akan menjadi pijakan awal dalam penyusunan rencana
pembangunan jangka menengah melalui pemetaan secara objektif dan
analisis data yang valid.

2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI


2.1.1 Karakteristik Lokasi Dan Wilayah
2.1.1.1 Luas Dan Batas Wilayah Administrasi
Sebagai Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang
memiliki luas wilayah sebesar 373,70 km2 (BPS Kota Semarang) yang
lokasinya berbatasan langsung dengan Kabupaten Kendal di sebelah barat,
Kabupaten Semarang di sebelah selatan, Kabupaten Demak di sebelah
timur dan Laut Jawa di sebelah utara dengan panjang garis pantai berkisar
13,6 km.
Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah
kecamatan dan 177 kelurahan. Dari jumlah tersebut, terdapat 2 (dua)
kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan Mijen dengan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-1


luas wilayah sebesar 57,55 km² dan Kecamatan Gunungpati dengan luas
wilayah sebesar 54,11 km². Kedua Kecamatan tersebut terletak di bagian
selatan yang merupakan wilayah perbukitan yang sebagian besar
wilayahnya masih memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Sementara
itu wilayah kecamatan dengan mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan
Semarang Selatan dengan luas wilayah 5,93 km² dan Kecamatan
Semarang Tengah dengan luas wilayah sebesar 6,14 km².

Gambar 2.1
Pembagian Administratif Wilayah Kota Semarang Per Kecamatan

2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis


Kota Semarang dilihat berdasarkan posisi astronomi berada di antara
garis 6º 50’ – 7º 10’ Lintang Selatan dan garis 109º 35’ – 110º 50’ Bujur
Timur dengan luas wiayah sebesar 373,70 km2. Berdasarkan pembagiannya
terdiri atas 37,90 km2 (10,14%) lahan sawah dan 335,81 (89,86%) bukan
lahan sawah.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-2


Koridor Pantai
Koridor
Utara Timur
Koridor
Barat

Koridor
Selatan

Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2011


Gambar 2.2
Posisi Strategis Kota Semarang

Dalam konteks pembangunan Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang


juga merupakan bagian dari rangkaian kawasan strategis nasional
KEDUNGSEPUR bersama dengan Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak,
Kabupaten Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Grobogan. Sebagai kota
metropolitan, Kota Semarang dalam kedudukannya di kawasan strategis
nasional KEDUNGSEPUR menjadi pusat aktivitas perdagangan dan jasa,
industri dan pendidikan. Fungsi inilah yang kemudian berdampak pada
perkembangan pembangunan yang ada di Kota Semarang karena
sebagaimana yang diketahui, aktivitas perdagangan dan jasa, industri dan
pendidikan menjadi aktivitas yang paling banyak mengundang manusia
untuk beraktivitas di dalamnya. Oleh karenanya, Kota Semarang menjadi
salah satu kota yang memiliki daya tarik bagi penduduk pendatang untuk
beraktivitas di dalamnya.
Selain itu, Kota Semarang juga merupakan bagian dari segitiga pusat
pertumbuhan regional JOGLOSEMAR bersama dengan Jogjakarta dan Solo.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-3


Dalam perkembangannya, Kota Semarang berkembang sebagai kota
perdagangan dan jasa dimana perkembangan aktivitas perdagangan
(perniagaan) dan jasa menjadi tulang punggung pembangunan dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

2.1.1.3 Topografi
Kota Semarang sebagai salah satu kota yang berada di garis pantai
utara Pulau Jawa memiliki ketinggian antara 0,75 sampai dengan 348,00
meter di atas permukaan laut (mdpl). Pada daerah perbukitan mempunyai
ketinggian 90,56 - 348 mdpl yang diwakili oleh titik tinggi yang berlokasi di
Jatingaleh dan Gombel wilayah Semarang Selatan. Tugu, Mijen, dan
Gunungpati. Untuk dataran rendah mempunyai ketinggian 0,75 mdpl.
Kota Semarang yang terletak di bagian utara Provinsi Jawa Tengah
memiliki kenampakan yang yang umumnya juga dimiliki oleh kota/
kabupaten lain yang berada di Pulau Jawa. Umumnya, sebagian besar
kenampakan geomorfologi Pulau Jawa terdiri dari dataran rendah di bagian
utara, serta perbukitan dan pegunungan di bagian selatan. Kota Semarang
didominasi oleh dataran rendah khususnya pada bagian utara dan
perbukitan di bagian selatan. Sama halnya dengan kenampakan morfologi
Pulau Jawa, semakin mengarah ke selatan, morfologi Kota Semarang
cenderung berupa area perbukitan.

Semarang
A

Pul Semarang

a u
J a B
wa

Semarang

A
A B
B
Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2015

Gambar 2.3
Transek Ketinggian Kota Semarang

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-4


Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan,
dataran rendah dan daerah pantai. Daerah pantai 65,22% wilayahnya
adalah dataran dengan kemiringan 25% dan 37,78% merupakan daerah
perbukitan dengan kemiringan 15-40%. Kondisi lereng tanah Kota
Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu :
 Lereng I (0-2%) meliputi Kecamatan Genuk, Pedurungan,
Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara, Tugu, sebagian
wilayah Kecamatan Tembalang, Banyumanik dan Mijen.
 Lereng II (2-5%) meliputi Kecamatan Semarang Barat, Semarang
Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan.
 Lereng III (15-40%) meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali
Kreo (Kecamatan Gunungpati), sebagian wilayah kecamatan Mijen
(daerah Wonoplumbon) dan sebagian wilayah Kecamatan
Banyumanik dan Kecamatan Candisari.
 Lereng IV (> 50%) meliputi sebagian wilayah Kecamatan
Banyumanik (sebelah tenggara) dan sebagian wilayah Kecamatan
Gunungpati terutama di sekitar Kali Garang dan Kali Kripik.
Berdasarkan data topografi Kota Semarang yang tercantum dalam
RTRW Kota Semarang 2011 – 2031, sebanyak 43,89% luasan wilayah Kota
Semarang memiliki kelerengan yang berkisar 0 – 2%. Hal ini karena
sebagian besar Kota Semarang merupakan dataran rendah dengan
ketinggian 2,45 mdpl.

0-2%
43,89%
2- 15 %
36,11%

> 40 %
1,96%
25 – 40 %
2,85% 15 – 25 %
15,20%

Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2011

Gambar 2.4
Topografi Kota Semarang

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-5


2.1.1.4 Geologi
Berdasarkan komposisi batuannya, Kota Semarang didominasi oleh
batuan endapan permukaan alluvium yaitu sebanyak 46,12 persen dari
seluruh luasan area Kota Semarang. Lebih lanjut, kondisi komposisi batuan
di Kota Semarang terlihat pada gambar 2.5.

Endapan
Permukaan
Alluvium
46,12%
Lapisan Marin
Batuan Vulkanik 16,78%
2,61%

Endapan V
Gunung Ungaran
4,14%

Endapan V Lahar Batuan


Gunung Sedimentasi
11,13% Breksi V
19,22%
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011

Gambar 2.5
Batuan Kota Semarang

Endapan ini merupakan endapan yang terletak di bawah permukaan


air termasuk ke dalam endapan alluvial, yaitu endapan sekunder yang
terkumpul dalam jumlah dan kadar yang tinggi melalui suatu proses
konsentrasi alam yang letaknya sudah jauh dari batuan induknya dan
sudah sempat diangkut oleh sungai dan ombak laut.
Berdasarkan jenis tanahnya, Kota Semarang memiliki jenis tanah
diantaranya Mediteran Coklat Tua, Latosol Coklat Tua Kemerahan, Asosiasi
Aluvial Kelabu dan Coklat Kekelabuan, dan Aluvial Hidromorf Grumosol
Kelabu Tua. Adapun sebaran jenis tanah di Kota Semarang terpaparkan di
tabel 2.1.
Tabel 2.1
Sebaran Jenis Tanah di Kota Semarang

No. Jenis Tanah Lokasi

 Kecamatan Tugu
 Kecamatan Semarang Selatan
1. Mediteran Coklat Tua
 Kecamatan Gunungpati
 Kecamatan Semarang Timur

 Kecamatan Mijen
2. Latosol Coklat Tua Kemerahan
 Kecamatan Gunungpati

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-6


No. Jenis Tanah Lokasi

Asosiasi Aluvial Kelabu dan  Kecamatan Genuk


3.
Coklat Kekelabuan  Kecamatan Semarang Tengah

 Kecamatan Tugu
Alluvial Hidromorf Grumosol  Kecamatan Semarang Utara
4.
Kelabu Tua  Kecamatan Genuk
 Kecamatan Mijen
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011

Kota Semarang memiliki tiga bagian struktur geologi yaitu struktur


joint (kekar), patahan (fault) dan lipatan. Daerah patahan tanah bersifat
erosif dan mempunyai porositas tinggi, struktur lapisan batuan yang
diskontinyu (tak teratur), heterogen, sehingga mudah bergerak atau longsor.
Daerah patahan di Kota Semarang berada di sekitar aliran Kali Garang yang
membujur kearah utara sampai selatan dan berbatasan dengan Bukit
Gombel. Patahan ini bermula dari Ondorante kearah utara hingga Bendan
Duwur. Patahan ini merupakan patahan geser, yang memotong formasi
Notopuro, ditandai adanya zona sesar, tebing terjal di Ondorante dan
pelurusan Kali Garang serta beberapa mata air di Bendan Duwur.
Kemudian, daerah patahan lainnya di Kota Semarang berada di Meteseh,
Perumahan Bukit Kencana Jaya dengan arah patahan melintas dari utara
ke selatan. Kota Semarang juga memiliki gerakan tanah yang terbagi
kedalam empat kategori yaitu gerakan tanah tinggi, gerakan tanah
menengah, gerakan tanah rendah dan gerakan tanah sangat rendah.
Sebagian besar, daerah di Kota Semarang memiliki gerakan tanah sangat
rendah. Meskipun demikian, beberapa daerah memiliki gerakan tanah yang
tinggi yaitu Kecamatan Mijen, Gunungpati, Banyumanik, dan Tembalang.
Jika dikaitkan dengan kondisi topografinya, daerah yang memiliki gerakan
tanah tinggi merupakan daerah perbukitan.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-7


Gerakan Tanah
Sangat Rendah
58,67%
Gerakan Tanah
Tinggi
9,57%

Gerakan Tanah
Gerakan Tanah Menengah
Rendah 14,78%
16,99%

Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011

Gambar 2.6
Topografi Kota Semarang Berdasarkan Karakteristik Fisik Alam

Beragamnya kondisi topografi Kota Semarang menjadikan Kota


Semarang memiliki beragam karakteristik fisik alam yang harus
diperhatikan dalam pembangunan. Selain daerah perbukitan yang memiliki
gerakan tanah menengah hingga tinggi, Kota Semarang juga memiliki
daerah yang rawan terhadap amblesan tanah. Umumnya, daerah yang
memiliki amblesan tanah merupakan daerah yang berada di dataran
rendah dan daerah pantai yang terdiri dari beberapa kecamatan yaitu
Kecamatan Semarang Selatan, Pedurungan, Genuk, Gayamsari, Semarang
Timur, Semarang Utara, Semarang Tengah, dan Semarang Barat.
Berdasarkan tabel 2.2, Kecamatan Genuk merupakan kecamatan yang
memiliki amblesan tanah tertinggi tiap tahunnya diantara seluruh
kecamatan di Kota Semarang.

Tabel 2.2
Luas Amblesan Tanah di Kota Semarang
Luas Amblesan (Ha)
No. Kecamatan 0-2 2-4 4 -6 6 -8 >8
cm/th cm/th cm/th cm/th cm/th
1 Semarang Selatan 0.67 - - - -
2 Pedurungan 261.18 91.40 408.07 - -
3 Genuk 483.62 504.30 445.54 103.26 544.07
4 Gayamsari 166.89 106.15 126.63 25.56 9.04
5 Semarang Timur 204.19 - - 42.54 12.36
6 Semarang Utara 147.52 - 262.33 294.53 396.83
7 Semarang Tengah 69.34 250.08 28.86 - -

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-8


Luas Amblesan (Ha)
No. Kecamatan 0-2 2-4 4 -6 6 -8 >8
cm/th cm/th cm/th cm/th cm/th
8 Semarang Barat - 403.68 11.63 - -

Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011

2.1.1.5 Hidrologi dan Hidrogeologi


Kota Semarang memiliki beberapa ruas sungai yang mengalir yang
berpotensi sebagai potensi air. Sungai yang mengalir di Kota Semarang
diantaranya adalah Kali Garang, Kali Pengkol, Kali Kreo, Kali Banjirkanal
Timur, Kali Babon, Kali Sringin, Kali Kripik, Kali Dungadem dan lain
sebagainya. Kali Garang yang bermata air di gunung Ungaran, alur
sungainya memanjang ke arah Utara hingga mencapai Pegandan tepatnya
di Tugu Soeharto, bertemu dengan aliran Kali Kreo dan Kali Kripik. Kali
Garang sebagai sungai utama pembentuk kota bawah yang mengalir
membelah lembah-lembah Gunung Ungaran mengikuti alur yang berbelok-
belok dengan aliran yang cukup deras. Beberapa sungai yang melintasi
Kota Semarang memiliki debit air yang berbeda-beda. Hal ini tentu saja
berpengaruh pada potensi air di Kota Semarang. Debit Kali Garang
mempunyai debit 53 persen dari debit total dan Kali Kreo 34,7 persen
selanjutnya Kali Kripik 12,3 persen. Sungai-sungai tersebut dikelola dalam
11 DAS, yaitu DAS Tugu, DAS Babon, DAS Banjir Kanal Barat, DAS Banjir
Kanal Timur, DAS Barat, DAS Bringin, DAS Blorong, DAS Plumbon, DAS
Silandak, DAS Tengah dan DAS Timur. Potensi sumber daya air yang ada di
Kota Semarang tidak hanya berasal dari sungai yang melintas saja tetapi
juga berasal dari air tanah. Penduduk Kota Semarang yang berada di
dataran rendah, banyak memanfaatkan air tanah ini dengan membuat
sumur-sumur gali (dangkal) dengan kedalaman rata-rata 3-18 meter.
Sedangkan untuk peduduk di dataran tinggi hanya dapat memanfaatkan
sumur gali pada musim penghujan dengan kedalaman berkisar antara 20-
40 meter.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-9


Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011

Gambar 2.7
Peta DAS Kota Semarang

Peta Hidrogeologi dalam lembar dokumen RTRW 2011-2031


menjelaskan bahwa tipe akuifer di daerah monitoring merupakan akuifer
delta garang yang dibagi menjadi dua, yaitu tipe akuifer bebas dan akuifer
di daerah monitoring merupakan akuifer delta garang yang dibagi menjadi
dua, yaitu tipe akuifer bebas dan akuifer tertekan. Akuifer bebas memiliki
kedalaman antara 3-18 m, sedangkan akuifer tertekan antara 50-90 m
dibawah permukaan tanah. Akuifer tertekan berada di ujung timur laut
kota dan pada mulut Sungai Garang lama yang terletak pada pertemuan
antara lembah Sungai Garang dengan dataran pantai. Kelompok Akuifer
Delta Garang ini disebut pula kelompok akuifer utama karena merupakan
sumber air tanah yang potensial dan bersifat air tawar. Adapun Peta
Hidrogeologi dapat dijelaskan pada gambar 2.8.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-10


Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011

Gambar 2.8
Peta Air Tanah Kota Semarang

2.1.1.6 Klimatologi

Kondisi klimatologi Kota Semarang sama seperti kondisi klimatologi di


Indonesia pada umumnya. Kota Semarang memiliki iklim tropis basah yang
dipengaruhi oleh angin muson barat dan muson timur. Dari bulan
November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut
menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan.
Lebih dari 80% dari curah hujan tahunan, turun pada periode ini. Untuk
curah hujan di Kota Semarang, Kota Semarang mempunyai sebaran yang
tidak merata sepanjang tahun, dengan total curah hujan rata-rata pertahun
mencapai 9,891 mm per tahun. Suhu minimum rata-rata yang diukur di
Stasiun Klimatologi Semarang berubah-berubah dari 21,1ºC pada
September ke 24,6 ºC pada bulan Mei dan suhu maksimum rata-rata
berubah dari 29,9 ºC ke 32,9 ºC. Kelembaban relatif bulanan rata-rata
berubah-ubah dari minimum 61% pada bulan September ke maksimum 83%
pada bulan Januari. Kecepatan angin bulanan rata-rata di Stasiun
Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 215 km/hari pada bulan Agustus

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-11


sampai 286 km/hari pada bulan Januari. Lamanya sinar matahari yang
menunjukkan rasio sebenarnya sampai lamanya sinar matahari maksimum
hari, bervariasi dari 46% pada bulan Desember sampai 98% pada bulan
Agustus.

2.1.1.7 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kota Semarang dibagi kedalam beberapa jenis


penggunaan, diantaranya lahan sawah, tegalan/ kebun, ladang/ huma,
perkebunan, ditanami pohon, padang penggembalaan/ rumput, sementara
tidak diusahakan, tambak/kolam/ empang, serta jalan/ permukiman/
perkantoran/ sungai, dan lain-lain. Berdasarkan gambar 2.9, penggunaan
lahan di Kota Semarang didominasi sebagai jalan/ permukiman/
perkantoran/ sungai, dan lain-lain sebesar 47,55% dari total luas Kota
Semarang.

Sawah
37,90;
Tegalan/ Kebun
10,14%

Ladang/ Huma
177,68; 75,89;
47,55% 20,31% Perkebunan

Ditanami Pohon
7,54;
46,34; 2,02%
Padang Penggembalaan/ Rumput
12,40% 8,81;
2,36% Sementara Tidak Diusahakan
13,45;
Tambak/ Kolam/ Empang, dll
1,29; 4,82; 3,60%
0,35% 1,29%
Jalan/ Pemukiman/ Perkantoran/
Sungai, dll

Sumber : BPS Kota Semarang, 2016


Gambar 2.9
Penggunaan Lahan di Kota Semarang Tahun 2015

Sebagai kota perdagangan dan jasa, Kota Semarang lebih menekankan


pada pengembangan aktivitas perdagangan dan jasa dibandingkan
pertanian mengingat sektor perdagangan dan jasa adalah tulang punggung
perekonomian Kota Semarang. Oleh karenanya, luasan lahan Kota
Semarang didominasi oleh penggunaan lahan berupa lahan kering
dibandingkan lahan sawah yang hanya sebesar 10,14%.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-12


2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah
Secara fisik, perkembangan Kota Semarang dapat diidentifikasi
mengarah ke arah barat, timur dan selatan. Terkait dengan luasan lahan
terbangun, rata-rata pertumbuhan lahan terbangun di Kota Semarang dari
tahun 1999 hingga 2014 mencapai 742,5 Ha/tahun atau sekitar 15% di
tahun 1999 dan 44,1 persen di tahun 2014. Peningkatan luasan lahan
terbangun terbesar terlihat pada tahun 2009 yang mencapai 1300 Ha. Jika
laju pertambahan lahan terbangun dibiarkan sebagaimana apa adanya
tanpa intervensi perencanaan pembangunan, maka dapat diperkirakan
bahwa dalam kurun waktu 16 hingga 17 tahun kedepan, seluruh luasan
wilayah Kota Semarang akan menjadi lahan terbangun seluruhnya.
Berdasarkan karakteristik wilayah Kota Semarang, dapat diidentifikasi
wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan
budidaya seperti perikanan, pertanian, pariwisata, industri, pertambangan
dan lain-lain. Berdasarkan RTRW Kota Semarang 2011-2031
pengembangan struktur ruang Kota Semarang memiliki 3 fokus kebijakan
yaitu (i) kebijakan dan strategi pengembangan fungsi regional dan nasional;
(ii) kebijakan dan strategi pengembangan kawasan metropolitan Semarang;
(iii) kebijakan dan strategi pengembangan struktur pelayanan kegiatan
(internal) Kota Semarang. Sedangkan pengembangan pola ruang memiliki
fokus kebijakan yaitu (i) kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan
lindung; (ii) kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan budidaya. Selain
itu, terdapat potensi pengembangan wilayah di beberapa kawasan strategis
di Kota Semarang sebagai berikut :

2.1.2.1 Kawasan Strategis Bidang Pertumbuhan Ekonomi


a) Kawasan cepat berkembang.Kawasan cepat berkembang ini perlu
diprioritaskan penataan ruangya karena potensi yang dimiliki apabila
tidak diarahkan justru menimbulkan permasalahan. Sedangkan
kawasan perbatasan di Kota Semarang memiliki peranan yang sangat
penting, karena kawasan inilah yang akan mengintegrasikan
perkembangan Kota Semarang dengan daerah yang ada disekitarnya.
Kawasan cepat berkembang di Kota Semarang adalah kawasan pusat
kota yang terletak pada Koridor Peterongan – Tawang – Siliwangi
(PETAWANGI). Trend perubahan intensitas kegiatan perdagangan di
kawasan PETAWANGI untuk 20 tahun kedepan diperkirakan akan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-13


terus terjadi. Berdasarkan dokumen RTRW 2011-2031, arahan
kebijakan untuk kawasan cepat berkembang dikembangkan untuk:
 Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala besar harus
memberikan ruang bagi kegiatan sektor informal untuk
melakukan kegiatannya.
 Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa harus
mempertimbangkan rasio kecukupan ruang parkir dan ruang
terbuka hijau dalam rangka menciptakan kawasan PETAWANGI
yang nyaman.
 Pengaturan pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang
spesifik per koridor jalan untuk menciptakan spesifikasi
perkembangan kawasan.
 Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa harus menghindari
perkampungan atau kawasan yang memiliki nilai historis bagi
Kota Semarang
b) Kawasan Perlu Kerja Sama dengan Daerah Sekitarnya (Kawasan
Perbatasan).
Kawasan perkotaan Semarang telah tumbuh hingga keluar batas
administrasi Wilayah Kota Semarang. Kondisi ini menyebabkan
terdapat keterkaitan pengembangan antara Wilayah Kota Semarang
dengan Daerah Kabupaten disekitarnya, khususnya di kawasan
perbatasan. Berdasarkan dokumen RTRW Kota Semarang 2011-2031,
perlu dilakukan pengelolaan kawasan di perbatasan sehingga tidak
terjadi konflik antar dua wilayah:
(1) Kawasan Genuk - Sayung
 Pengembangan industri
 Transportasi (pengelolaan pelajon/ commuter)
 Penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya
 Penanganan rob dan banjir
(2) Kawasan Pedurungan - Mranggen
 Pengembangan industri
 Transportasi (pengelolaan pelajon/ commuter)
 Penyediaan Perumahan dan fasilitas pendukungnya
(3) Kawasan Mangkang – Kaliwungu
 Pengembangan industri
 Transportasi (pengelolaan pelajon/ commuter)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-14


 Penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya
 Penanganan rob dan banjir
(4) Kawasan Banyumanik – Ungaran
 Perkembangan kawasan perdagangan & jasa
 Penyediaan fasilitas transportasi (terminal)
 Penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya
(5) Kawasan DAS Kaligarang
 Perkembangan kawasan terbangun di hulu DAS Kaligarang
 Pola kerja sama pengelolaan kawasan DAS Kaligarang dalam
tataran Pemerintah Kabupaten/ Kota

2.1.2.2 Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya


Kawasan strategis bidang sosial budaya di Kota Semarang adalah
Kawasan Cagar Budaya Kota Lama. Kawasan bersejarah Kota Lama
merupakan kawasan cagar budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan
keberadaannya. Dalam pemanfaatannya, kawasan cagar budaya dapat
ditingkatkan fungsinya untuk dapat menunjang kegiatan pariwisata, yang
nantinya dapat memberikan kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata.
Berdasarkan dokumen RTRW 2011 – 2031, rencana penanganan Kawasan
Kota Lama adalah :
a. Pemeliharaan dan pelestarian bangunan dari pengaruh kegiatan
dan ketahanan kontruksi bangunan
b. Revitalisasi fungsi dan penggunaan bangunan
c. Pengembangan sistem kepariwisataan Kota Semarang yang
terintegrasi dengan pengembangan kawasan Kota Lama

2.1.2.3 Kawasan Strategis Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Alam


atau Teknologi Tinggi
Kawasan strategis bidang pendayagunaan sumber daya alam atau
teknologi tinggi di Kota Semarang adalah Kawasan pelabuhan Tanjung Mas.
Berdasarkan dokumen RTRW Kota Semarang 2011-2031, arahan
pengelolaan di kawasan pelabuhan ditekankan pada kegiatan :
a. Memperlancar pergerakan manusia dan barang di dalam kawasan
pelabuhan maupun kawasan pelabuhan dengan kawasan
diluarnya melalui peningkatan jariangan jalan yang memadai dan
pengembangan sistem terminal yang terintegrasi dengan
pergerakan darat (pergerakan jalan raya dan kereta api) dan
pergerakan udara.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-15


b. Perlunya dilakukan penanganan percepatan penurunan
permukaan tanah dan banjir rob.
c. Penyusunan kebijakan penataan ruang kawasan pelabuhan
dalam rangka memadukan kegiatan pelabuhan dengan kawasan
yang ada disekitarnya.

2.1.2.4 Kawasan Strategis Bidang Fungsi dan Daya Dukung


Lingkungan Hidup
Kawasan strategis bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
adalah Kawasan Bendungan/ Waduk Jatibarang. Pembangunan
Bendungan/ Waduk Jatibarang yang akan difungsikan sebagai pengendali
limpasan air ke kawasan bawah Kota Semarang. Bendungan/waduk ini
direncanakan berlokasi di Kecamatan Mijen dan Gunungpati.

2.1.3 Wilayah Rawan Bencana

Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana, bencana dijelaskan sebagai suatu peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Dalam konteks pembangunan, terdapat istilah kawasan rawan


bencana. Kawasan rawan bencana dijelaskan sebagai suatu wilayah yang
memiliki kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi dan teknologi yang
untuk jangka waktu tertentu tidak dapat atau tidak mampu mencegah,
meredam, mencapai kesiapan, sehingga mengurangi kemampuan untuk
menanggapi dampak buruk bahaya tertentu (Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

Dalam konteks pembangunan kota, penyelenggaraan penataan ruang


diarahkan untuk dapat mewujudkan pemanfaatan ruang yang berhasil
guna dan berdaya guna serta mampu mendukung pengelolaan lingkungan
hidup yang berkelanjutan, tidak terjadi pemborosan pemanfaatan ruang,
dan tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang. Dengan
demikian, penataan ruang harus mempertimbangkan potensi, kondisi,
permasalahan, potensi suatu daerah termasuk juga memperhatikan daerah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-16


rawan bencana sebagai basis dalam mengembangkan dan mengelola suatu
daerah. Terlebih pada saat ini efek pemanasan global yang berdampak pada
perubahan iklim juga semakin memperluas kemungkinan munculnya
wilayah rawan bencana dan memperparah kondisi wilayah rawan bencana
jika dalam perjalanannya tidak ada upaya intervensi pengelolaan seperti
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Terkait dengan wilayah rawan bencana, Kota Semarang memiliki


kawasan rawan bencana. Kondisi ini tidak terlepas dari kondisi fisik alam
yang ada di Kota Semarang. Gambar 2.10 memperlihatkan bahaya bencana
yang rentan terjadi di Kota Semarang. Sebagaimana yang disebutkan dalam
RTRW 2011-2031, Kota Semarang memiliki kawasan rawan bencana yang
terdiri dari kawasan rawan rob, kawasan rawan banjir, rawan longsor dan
rawan gerakan tanah.

Kawasan Rawan Bencana Rob & Banjir


Abrasi Pantai

Banjir

Tanah longsor

Gerakan Tanah

Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2015


Gambar 2.10
Kawasan Rawan Bencana di Kota Semarang

2.1.3.1 Kawasan Rawan Rob dan Banjir

Perubahan iklim secara langsung berdampak pada Kota Semarang.


Sebagai kota pesisir, Kota Semarang rentan terhadap rob dan banjir.
Kenaikan muka air laut dan amblesan tanah menjadikan Kota Semarang
sering dilanda rob dan banjir pada periode tertentu. Kawasan rawan banjir
adalah tempat-tempat yang secara rutin setiap musim hujan mengalami
genangan lebih dari enam jam pada saat hujan turun dalam keadaan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-17


musim hujan normal. Kawasan rawan banjir merupakan kawasan lindung
yang bersifat sementara, sampai dengan teratasinya masalah banjir secara
menyeluruh dan permanen di tempat tersebut. Di wilayah Kota Semarang,
daerah-daerah yang berpotensi rawan bencana banjir meliputi sebagian
Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Tengah, Semarang Utara dan
Genuk.

2.1.3.2 Rawan Longsor dan Gerakan Tanah

Kawasan rawan bencana ini merupakan kawasan yang mempunyai


kerentanan terhadap bencana alam yaitu longsor dan gerakan tanah.
Di wilayah Kota Semarang terdapat sebaran daerah yang rawan longsor
diantaranya:
1) Daerah gerakan tanah tersebar di Kecamatan Gunungpati dan
Banyumanik. Hal ini didasarkan dari kondisi geologi kawasan ini
berpotensi terjadi gerakan tanah.
2) Daerah sesar aktif, yaitu daerah yang kondisi geologi kawasan ini
memiliki patahan yang potensial untuk terjadi gerakan tanah.
Berikut sebaran lokasinya:
a. Di sepanjang Kecamatan Mijen dan Gunungpati yaitu melalui
Kelurahan Sumurejo, Mangunsari, Gunungpati, Purwosari,
Limbangan, dan Cangkiran
b. Di sepanjang Kecamatan Banyumanik, yaitu melalui Kelurahan
Jabungan, Padangsari, Plalangan, Sumurboto dan Tinjomoyo
c. Kecamatan Gunungpati, yaitu melalui Kelurahan Sukorejo,
Kalipancur dan Bambankerep.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-18


Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2011
Gambar 2.11
Peta Rencana Pengendalian Bencana Kota Semarang

2.1.4 Aspek Demografi

Dalam konteks kependudukan, dalam kurun waktu enam tahun


terakhir terhitung sejak 2011 – 2016, perkembangan penduduk di Kota
Semarang cenderung dinamis. Sejak 2011 – 2016, jumlah penduduk Kota
Semarang mengalami peningkatan. Namun, jika dilihat dari
pertumbuhannya, pertumbuhan penduduk Kota Semarang mengalami
penurunan rata-rata pertahun mencapai 0,81% setiap tahunnya.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-19


1.650.000 1,11 1,20

0,96
1,00
1.600.000
0,83 0,81
0,80
1.550.000 0,65

Persen
JIWA

0,47
0,60
1.500.000
0,40
1.544.358

1.559.198

1.572.105

1.584.906

1.595.267

1.602.717
1.450.000
0,20

1.400.000 0,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)

Sumber: Profil Kependudukan Kota Semarang (BPS Kota Semarang,2017)


Gambar 2.12
Perkembangan Demografi Kota Semarang 2011 – 2016

Berdasarkan sebaran atau distribusi penduduknya, kecamatan di Kota


Semarang yang memiliki jumlah penduduk tertinggi dalam kurun waktu
enam tahun terakhir (2011 – 2016) adalah Kecamatan Pedurungan. Adapun
kecamatan lain yang memiliki penduduk relatif lebih tinggi ( >100.000 jiwa )
dibandingkan kecamatan lainnya adalah Kecamatan Semarang Barat,
Tembalang, Banyumanik, Semarang Utara dan Ngaliyan.
Tabel 2.3
Sebaran Penduduk Per Kecamatan Kota Semarang Tahun 2011 – 2016
Tahun
No. Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016*
1. Kec. Mijen 54.875 56.570 57.887 59.425 61.405 61.405
2. Kec. Gunungpati 73.459 75.027 75.885 77.333 78.641 78.641
3. Kec. Banyumanik 127.287 128.225 130.494 131.404 132.508 132.508
4. Kec. 63.182 63.430 63.599 63.660 63.707 63.707
Gajahmungkur
5. Kec. Smg Selatan 83.133 82.931 82.293 79.952 79.620 79.620
6. Kec. Candisari 79.950 79.902 79.706 79.646 79.258 79.258
7. Kec. Tembalang 138.362 142.941 147.564 154.697 156.868 156.868
8. Kec. Pedurungan 174.133 175.770 177.143 178.544 180.282 180.282
9. Kec. Genuk 88.967 91.527 93.439 95.218 97.545 97.545
10. Kec. Gayamsari 73.052 73.584 73.745 73.850 74.178 74.178
11. Kec. Smg Timur 79.615 78.889 78.622 78.019 77.331 77.331
12. Kec. Smg Utara 127.417 127.921 128.026 128.134 127.752 127.752

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-20


Tahun
No. Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016*
13. Kec. Smg Tengah 72.525 71.674 71.200 70.727 70.259 70.259
14. Kec. Smg Barat 160.112 158.981 158.668 158.510 158.131 158.131
15. Kec. Tugu 29.807 30.904 31.279 31.592 31.954 31.954
16. Kec. Ngaliyan 118.482 120.922 122.555 124.195 125.828 125.828

Jumlah 1.544.358 1.559.198 1.572.105 1.584.906 1.595.267 1.602.717

Sumber : Profil Kependudukan Kota Semarang (BPS Kota Semarang,2017)


*) Angka sangat sementara

Meskipun relatif memiliki luasan lahan yang lebih sedikit


dibandingkan kecamatan lain yang berada di pinggiran, kecamatan –
kecamatan yang termasuk kedalam area pusat kota memiliki kepadatan
penduduk yang tinggi dibanding kecamatan lain di wilayah pinggiran.
Sebagian penduduk yang memilih bermukim di area pusat kota umumnya
lebih mengutamakan kemudahan akses terhadap aktivitas perdagangan
dan jasa yang sebagian besar terpusat di pusat Kota Semarang.
Pada umumnya, pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Semarang
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah kelahiran, kematian,
kedatangan dan perpindahan. Secara keseluruhan, dalam kurun enam
tahun terakhir (2011 – 2016) kedatangan dan kepindahan penduduk Kota
Semarang dinilai cukup signifikan dibandingan kelahiran dan kematian.
Gambar 2.13 menampilkan jumlah penduduk yang datang relatif lebih
tinggi dibandingkan jumlah penduduk yang lahir, mati maupun pindah.
Kondisi yang demikian disebabkan salah satunya oleh daya tarik Kota
Semarang sebagai pusat aktivitas khususnya perdagangan dan jasa,
industri dan pendidikan. Namun di tahun 2016 jumlah penduduk pindah
lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk datang. Penduduk yang pindah
sebagian besar berasal dari Semarang bagian bawah seperti Kecamatan
Semarang Utara dan Semarang Timur disebabkan kondisi geografis yang
sudah padat serta kondisi wilayah yang terendam oleh rob dan banjir,
sehingga penduduk mencari daerah yang lebih luas dan tidak banjir. Di sisi
lain, pada wilayah-wilayah pengembangan seperti Kecamatan Mijen,
Gunungpati dan Genuk, jumlah penduduk yang datang lebih tinggi
daripada penduduk yang pindah. Hal ini disebabkan karena adanya
pembangunan kawasan perumahan baru di wilayah pengembangan
tersebut.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-21


50.000 45.874
44.015
45.000 42.181

37.559
40.000
42.026 33.606
39.842
35.000
30.360
34.576 34.052
30.000
JIWA

32.540
30.472
25.000
24.910 24.979
20.000 23.634 23.765 22.782 22.202
15.000

10.000
10.454 10.249 10.860 11.165
10.012 9.574
5.000

0
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Lahir Mati Datang Pindah

Sumber : Profil Kependudukan Kota Semarang (BPS Kota Semarang,2017)


Gambar 2.13
Perkembangan Penduduk (Lahir, Mati, Datang, Pindah)
di Kota Semarang 2011 – 2016

2.1.4.1 Komposisi Penduduk Kota Semarang Per Kelompok Umur


Komposisi penduduk di Kota Semarang enam tahun terakhir (2010-
2016) didominasi oleh penduduk berusia 15 tahun hingga 39 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa Kota Semarang memiliki penduduk usia produktif
yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan lima tahun ke
depan.
Berdasarkan Gambar 2.14, diketahui bahwa persentase penduduk
Kota Semarang kategori usia muda, usia produktif dan usia lansia tidak
banyak berubah sejak tahun 2010 hingga 2016. Sebagaimana
perbandingan antar piramida penduduk, baik di tahun 2010 maupun 2016,
komposisi penduduk usia produktif di Kota Semarang memiliki persentase
terbesar yaitu mencapai 71,62%. Kondisi ini mengindikasikan bahwa Kota
Semarang sudah memasuki tahapan bonus demografi (demographic
dividend). Bonus demografi adalah suatu keadaan kependudukan dimana
ketergantungan penduduk berada pada rentang yang terendah.
Jika dikaitkan dengan angka ketergantungan, besarnya proporsi usia
produktif (>50%) menanggung sedikit penduduk usia non produktif
seringkali disebut sebagai bonus demografi. Berdasarkan kondisi tersebut,
bonus demografi dapat menjadi asset terbesar bagi Kota Semarang apabila

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-22


penduduk usia produktifnya memiliki kualitas yang cukup baik (tingkat
pendidikan, keterampilan, profesionalitas dan kreativitas) sehingga mampu
menekan beban ketergantungan sampai tingkat terendah yang pada
akhirnya berguna untuk mendongkrak pembangunan ekonomi.

Usia
65 + 65 +
Lansia
60 - 64 (4,80%) 60 - 64 Usia
55 - 59 55 - 59 Lansia
50 - 54 50 - 54 (4,72%)
45 - 49 45 - 49
40 - 44 Usia 40 - 44 Usia
35 - 39 Produktif Produktif
35 - 39
30 - 34 (71,65%) (71,62%)
30 - 34
25 - 29 25 - 29
20 - 24 20 - 24
15 - 19 15 - 19
10 - 14 Usia 10 - 14 Usia
5-9 Muda 5-9 Muda
0-4 (23,56%) 0-4 (23,66%)

100.000 50.000 0 50.000 100.000 100.000 50.000 0 50.000 100.000

Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki

Tahun 2010 Tahun 2016


Sumber : Profil Kependudukan Kota Semarang (BPS Kota Semarang,2017)

Gambar 2.14
Piramida Penduduk Kota Semarang Berdasarkan Kelompok Umur
Tahun 2010 dan Tahun 2016

2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu tolok


ukur untuk melihat kondisi perekonomian suatu wilayah pada periode
tertentu. Penghitungan PDRB dilakukan atas dasar harga berlaku (harga-
harga pada tahun penghitungan) dan atas dasar harga konstan (harga-
harga pada tahun yang dijadikan tahun dasar penghitungan) untuk dapat
melihat pendapatan yang dihasilkan dari lapangan usaha (sektoral)
maupun dari sisi penggunaan.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menggambarkan nilai
tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun
berjalan. sedang PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) menunjukkan
nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan
harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB
ADHB digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi.
Sementara itu PDRB ADHK digunakan untuk mengetahui pertumbuhan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-23


ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi
yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga.
Besarnya PDRB ADHB dalam kurun waktu 6 tahun terakhir (2011 –
2016) mengalami peningkatan dari Rp. 91.034,10 milyar pada tahun 2011
menjadi sebesar Rp. 145.993,68 milyar pada tahun 2016. Peningkatan
PDRB ADHK 2010 juga sejalan dengan peningkatan PDRB ADHB yang
menunjukkan peningkatan dari Rp. 86.142,97 milyar pada tahun 2011
menjadi sebesar Rp. 115.298,17 milyar pada tahun 2016. Perkembangan
PDRB ADHB dan ADHK dapat dilihat pada tabel 2.4 dan 2.5.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-24


Tabel 2.4
Nilai PDRB dan Kontribusi Sektor Atas Dasar Harga Berlaku Kota Semarang Tahun 2011 – 2016 (Milyar Rupiah)

Tahun
No Kategori / Subkategori 2011 2012 2013 2014 2015 2016*
Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %
A Pertanian, Kehutanan, dan
935,16 1,03 995,39 1,00 1.128,73 1,04 1.230,69 1,01 1.372,45 1,02 1.435,95 0,98
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 176,76 0,19 184,89 0,19 197,91 0,18 242,10 0,20 261,47 0,19 238,31 0,16
C Industri Pengolahan 24.308,84 26,70 27.083,66 27,15 29.494,27 27,11 33.610,02 27,52 36.847,75 27,46 40.072,16 27,45
D Pengadaan Listrik, Gas 105,37 0,12 112,47 0,11 115,50 0,11 127,00 0,10 136,63 0,10 160,24 0,11
E Pengadaan Air 102,00 0,11 99,27 0,10 102,13 0,09 108,27 0,09 113,66 0,08 118,75 0,08
F Konstruksi 24.091,57 26,46 26.644,82 26,71 29.033,45 26,68 32.779,45 26,84 36.287,62 27,04 39.243,98 26,88
G Perdagangan besar dan eceran,
reparasi dan perawatan mobil 14.738,17 16,19 15.143,68 15,18 16.241,54 14,93 17.572,81 14,39 18.953,60 14,12 20.530,86 14,06
dan sepeda motor
H Transportasi dan Pergudangan 2.964,07 3,26 3.265,04 3,27 3.785,97 3,48 4.501,31 3,69 5.147,01 3,84 5.497,90 3,77
I Penyediaan Akomodasi & Makan
2.790,80 3,07 3.235,13 3,24 3.649,25 3,35 4.141,93 3,39 4.553,29 3,39 5.111,50 3,50
Minum
J Informasi dan Komunikasi 7.214,59 7,93 7.645,50 7,66 7.999,18 7,35 8.805,07 7,21 9.487,13 7,07 10.285,92 7,05
K Jasa Keuangan 3.923,15 4,31 4.397,83 4,41 4.838,52 4,45 5.282,10 4,33 5.933,48 4,42 6.697,18 4,59
L Real Estate 2.543,86 2,79 2.690,97 2,70 2.930,11 2,69 3.313,58 2,71 3.697,26 2,75 3.996,90 2,74
M, N Jasa Perusahaan 497,44 0,55 547,93 0,55 640,01 0,59 715,26 0,59 821,42 0,61 943,32 0,65
O Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 3.147,23 3,46 3.517,89 3,53 3.781,96 3,48 4.052,61 3,32 4.438,24 3,31 4.773,91 3,27
Wajib
P Jasa Pendidikan 1.887,77 2,07 2.456,87 2,46 2.912,20 2,68 3.358,83 2,75 3.676,69 2,74 4.098,16 2,81
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
580,14 0,64 691,32 0,69 778,68 0,72 904,46 0,74 1.014,38 0,76 1.121,17 0,77
Sosial
R, S, T Jasa lainnya 1.027,19 1,13 1.043,01 1,05 1.177,74 1,08 1.364,38 1,12 1.464,64 1,09 1.667,45 1,14
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
91.034,10 100,00 99.755,67 100,00 108.807,15 100,00 122.109,87 100,00 134.206,72 100,00 145.993,68 100,00
(PDRB)
Sumber :BPS Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara

RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-25


Tabel 2.5
Nilai PDRB dan Kontribusi Sektor Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota Semarang Tahun 2011 – 2016 (Milyar Rupiah)
Tahun
No Kategori / Sub kategori 2011 2012 2013 2014 2015 2016*
Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %
A Pertanian, Kehutanan, dan
903,82 1,05 919,39 1,01 958,83 0,99 984,82 0,96 1.041,93 0,96 1.079,01 0,94
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 165,92 0,19 173,03 0,19 179,40 0,18 181,45 0,18 183,86 0,17 183,04 0,16
C Industri Pengolahan 21.956,02 25,49 23.700,81 25,96 25.647,85 26,45 27.431,69 26,60 28.700,57 26,31 29.774,29 25,82
D Pengadaan Listrik, Gas 104,33 0,12 114,15 0,13 123,48 0,13 131,77 0,13 134,71 0,12 145,19 0,13
E Pengadaan Air 101,22 0,12 99,15 0,11 99,28 0,10 102,77 0,10 104,15 0,10 107,00 0,09
F Konstruksi 23.022,73 26,73 24.467,35 26,80 25.695,37 26,49 26.845,87 26,04 28.462,91 26,09 30.196,84 26,19
G Perdagangan besar dan eceran,
reparasi dan perawatan mobil 14.300,92 16,60 14.404,60 15,78 14.967,11 15,43 15.684,78 15,21 16.370,90 15,01 17.264,31 14,97
dan sepeda motor
H Transportasi dan Pergudangan 2.877,54 3,34 3.099,05 3,40 3.411,48 3,52 3.757,98 3,64 3.945,35 3,62 4.198,86 3,64
I Penyediaan Akomodasi & Makan
2.651,72 3,08 2.866,79 3,14 3.047,91 3,14 3.281,19 3,18 3.485,87 3,20 3.702,33 3,21
Minum
J Informasi dan Komunikasi 7.117,18 8,26 7.826,30 8,57 8.413,22 8,67 9.422,90 9,14 10.341,28 9,48 11.206,44 9,72
K Jasa Keuangan 3.699,67 4,29 3.809,63 4,17 3.978,33 4,10 4.147,37 4,02 4.462,46 4,09 4.868,49 4,22
L Real Estate 2.505,22 2,91 2.640,25 2,89 2.843,51 2,93 3.050,69 2,96 3.285,25 3,01 3.513,59 3,05
M, N Jasa Perusahaan 466,45 0,54 497,32 0,54 553,71 0,57 598,09 0,58 648,83 0,59 714,99 0,62
O Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 3.091,25 3,59 3.117,27 3,41 3.202,26 3,30 3.246,38 3,15 3.422,19 3,14 3.505,47 3,04
Wajib
P Jasa Pendidikan 1.644,24 1,91 1.946,15 2,13 2.126,23 2,19 2.339,22 2,27 2.510,83 2,30 2.697,31 2,34
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
537,74 0,62 0,65 641,18 0,66 712,98 0,69 758,57 0,70 820,06 0,71
Sosial 597,81
R, S, T Jasa lainnya 997,01 1,16 1.002,97 1,10 1.096,27 1,13 1.189,92 1,15 1.229,00 1,13 1.320,98 1,15
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100,00
86.142,97 100,00 91.282,03 100,00 96.985,42 103.109,87 100,00 109.088,69 100,00 115.298,17 100,00
(PDRB)
Sumber : BPS Kota Semarang, 2016
*).Data sangat sementara

RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-26


Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Kota Semarang telah
bergeser dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ke
lapangan usaha ekonomi lainnya yang terlihat dari penurunan peranan
setiap tahunnya terhadap pembentukan PDRB Kota Semarang. Sumbangan
terbesar pada tahun 2016 dihasilkan oleh lapangan usaha Industri
Pengolahan, kemudian lapangan usaha Konstruksi, lapangan usaha
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, serta
lapangan usaha Informasi dan Komunikasi. Sementara peranan lapangan
usaha lainnya di bawah 5%.
Gambaran lebih jauh struktur perekonomian Kota Semarang dapat
dilihat dari peranan masing-masing sektor terhadap pembentukan total
PDRB Kota Semarang. Sektor Primer yang terdiri dari sektor Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan serta Pertambangan dan Penggalian adalah
sebagai penyedia kebutuhan dasar dan bahan, pada tahun 2016
peranannya sebesar 1,14%, sedikit menurun dibandingkan tahun 2015
sebesar 1,21%. Untuk sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri
pengolahan; Pengadaan Listrik, Gas; Pengadaan Air serta sektor Konstruksi
peranannya sedikit menurun dari 54,68% pada tahun 2015 menjadi 54,52%
pada tahun 2016. Sektor tersier yang sifat kegiatannya sebagai jasa, tahun
2016 peranannya meningkat menjadi 44,35% dari tahun 2015 sebesar
44,10%.
Pada tahun 2016 sumbangan terbesar diperoleh dari sektor Industri
Pengolahan sebesar 27,45%, peranannya sedikit menurun dibanding tahun
2015 yaitu sebesar 27,46%. Sumbangan dari sektor Konstruksi merupakan
terbesar kedua yaitu sebesar 27,04% pada tahun 2015 mengalami sedikit
penurunan menjadi 26,88% pada tahun 2016. Dan kontribusi terbesar
ketiga adalah dari sektor Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan
perawatan mobil dan sepeda motor, yaitu sebesar 14,12% pada tahun 2015
mengalami sedikit penurunan menjadi 14,06% pada tahun 2016.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang tahun 2016 mencapai
5,69%, sedikit lebih rendah jika dibandingkan tahun 2015 dengan
pertumbuhan 5,80%. Angka tersebut berada diatas Provinsi Jawa Tengah
dan diatas Nasional. Selama kurun waktu tahun 2011 dan 2013 - 2016,
LPE Kota Semarang berada di atas LPE Provinsi Jawa Tengah dan LPE
Nasional seperti terlihat pada gambar 2.15.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-27


7,00
6,58
6,50 6,25 6,31
6,03
6,00 5,80 5,69
6,17 5,56
5,97 5,30
5,50
5,28
5,00 5,30 5,34 5,40
5,14
5,02 5,02
4,50 4,79

4,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016

LPE Kota Semarang LPE Jawa Tengah LPE Nasional


Sumber: BPS, 2017

Gambar 2.15
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Dibandingkan Dengan Provinsi
Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011 – 2016

Pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi tertinggi ADHK dicapai oleh


kategori Jasa Perusahaan sebesar 10,20%, sedangkan kategori
Pertambangan dan Penggalian merupakan satu-satunya kategori yang
mengalami kontraksi/perlambatan laju sebesar 0,45%. PDRB ADHB dan
tabel PDRB ADHK menurut kategori dan sub kategorinya secara lengkap
tersaji pada tabel 2.6.

Tabel 2.6
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Brutto (PDRB)
Menurut Kategori di Kota Semarang Tahun 2011 – 2016
Tahun
No Kategori / Sub kategori
2011 2012 2013 2014 2015 2016*
Atas Dasar Harga Berlaku :
Pertanian, Kehutanan, dan
A 10,14 6,44 13,40 9,03 11,52 4,63
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 9,98 4,59 7,04 22,33 8,00 -8,86
C Industri Pengolahan 21,35 11,41 8,90 13,95 9,63 8,75
D Pengadaan Listrik, Gas 8,35 6,74 2,69 9,96 7,58 17,28
E Pengadaan Air 2,37 -2,67 2,88 6,01 4,98 4,47
F Konstruksi 7,27 10,60 8,96 12,90 10,70 8,15
Perdagangan besar dan eceran,
G reparasi dan perawatan mobil 12,65 2,75 7,25 8,20 7,86 8,32
dan sepeda motor
H Transportasi dan Pergudangan 8,20 10,15 15,95 18,89 14,34 6,82
Penyediaan Akomodasi & Makan
I 12,99 15,92 12,80 13,50 9,93 12,26
Minum

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-28


Tahun
No Kategori / Sub kategori
2011 2012 2013 2014 2015 2016*
J Informasi dan Komunikasi 9,62 5,97 4,63 10,07 7,75 8,42
K Jasa Keuangan 8,77 12,10 10,02 9,17 12,33 12,87
L Real Estate 7,86 5,78 8,89 13,09 11,58 8,10
M,
Jasa Perusahaan 16,98 10,15 16,80 11,76 14,84 14,84
N
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan Sosial 4,61 11,78 7,51 7,16 9,52 7,56
Wajib
P Jasa Pendidikan 35,20 30,15 18,53 15,34 9,46 11,46
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Q 18,64 19,16 12,64 16,15 12,15 10,53
Sosial
R,
S, Jasa lainnya 6,26 1,54 12,92 15,85 7,35 13,85
T
LAJU PERTUMBUHAN 12,63 9,58 9,07 12,23 9,91 8,78
Atas Dasar Harga Konstan 2010 :
A Pertanian, Kehutanan, dan
6,45 1,72 4,29 2,71 5,80 3,56
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 3,23 4,29 3,68 1,14 1,33 -0,45
C Industri Pengolahan 9,60 7,95 8,22 6,96 4,63 3,74
D Pengadaan Listrik, Gas 7,29 9,41 8,17 6,72 2,23 7,78
E Pengadaan Air 1,59 -2,04 0,12 3,52 1,34 2,73
F Konstruksi 2,51 6,27 5,02 4,48 6,02 6,09
G Perdagangan besar dan eceran,
reparasi dan perawatan mobil 9,31 0,73 3,91 4,79 4,37 5,46
dan sepeda motor
H Transportasi dan Pergudangan 5,04 7,70 10,08 10,16 4,99 6,43
I Penyediaan Akomodasi & Makan
7,36 8,11 6,32 7,65 6,24 6,21
Minum
J Informasi dan Komunikasi 8,14 9,96 7,50 12,00 9,75 8,37
K Jasa Keuangan 2,57 2,97 4,43 4,25 7,60 9,10
L Real Estate 6,22 5,39 7,70 7,29 7,69 6,95
M, Jasa Perusahaan
9,69 6,62 11,34 8,02 8,48 10,20
N
O Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 2,74 0,84 2,73 1,38 5,42 2,43
Wajib
P Jasa Pendidikan 17,76 18,36 9,25 10,02 7,34 7,43
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
9,97 11,17 7,25 11,20 6,40 8,10
Sosial
R, Jasa lainnya
S, 3,14 0,60 9,30 8,54 3,28 7,48
T
LAJU PERTUMBUHAN 6,58 5,97 6,25 6,31 5,80 5,69
Sumber :BPS Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara

2.2.1.2 Laju Inflasi


Inflasi adalah meningkatnya harga-harga secara umum dan terus
menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat
disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-29


kenaikan harga) pada barang lainnya. Dampak dari inflasi salah satunya
adalah menurunnya daya beli masyarakat. yang dapat diartikan bahwa
tingkat kesejahteraan masyarakat terganggu karena ketidakmampuan
penduduk dalam mengkonsumsi barang ataupun jasa.
Kondisi inflasi di Kota Semarang menunjukkan kondisi yang fluktuatif
selama periode tahun 2011 – 2016. Angka inflasi meningkat dari tahun
2011 sebesar 2,87% mencapai angka tertinggi pada tahun 2014 sebesar
8,53%, selanjutnya pada tahun 2015 menurun menjadi 2,56% dan kembali
menurun menjadi hanya 2,32% pada tahun 2016.
Tingginya tingkat inflasi Kota Semarang dipengaruhi oleh indeks
kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan terutama kenaikan indeks
kelompok bahan makanan dan indeks kelompok transportasi.
Perkembangan tingkat inflasi di Kota Semarang selanjutnya dapat dilihat
pada gambar 2.16.

Sumber : BPS Kota Semarang, 2016

Gambar 2.16
Grafik Laju Inflasi di Kota Semarang Tahun 2011 – 2016

Dibandingkan dengan tingkat inflasi dengan kota lain di Provinsi Jawa


Tengah, tingkat inflasi Kota Semarang pada tahun 2016 angkanya lebih
tinggi dari tingkat inflasi Kota Surakarta (2,15%) namun masih dibawah
inflasi Provinsi Jawa Tengah, artinya fluktuasi harga di Kota Semarang
cenderung rendah dibadingkan dengan 4 Kota di Jawa Tengah. Sedangkan
jika dibandingkan dengan tingkat inflasi Provinsi Jawa Tengah, tingkat

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-30


inflasi Kota Semarang masih lebih rendah. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 2.17 berikut ini.

3,00

2,50 Prov Jateng = 2,36

2,00

2,77
2,71
1,50

2,42
2,32

2,32
2,15

1,00

0,50

-
Kota Kota Kab Kudus Kab Kota Tegal Kab Cilacap
Surakarta Semarang Purwokerto

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2016

Gambar 2.17
Perbandingan Laju Inflasi Kota Semarang
Dibandingkan Dengan 5 Kab/Kota di Jawa Tengah Tahun 2016

2.2.1.3 PDRB Perkapita


PDRB perkapita merupakan PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah
penduduk pada pertengahan tahun yang tinggal di daerah tersebut. PDRB
per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala
atau per satu orang penduduk. Di tahun 2015, PDRB per kapita Kota
Semarang mencapai Rp. 78.947.034,90. Nilai PDRB menurut kategori dapat
dilihat pada tabel 2.7.

Tabel 2.7
PDRB Perkapita Kota Semarang Tahun 2010- 2015 (Juta Rupiah)
Tahun
No Kategori / Subkategori
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian, Kehutanan, dan
A 0,54 0,59 0,62 0,69 0,74 0,80
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 0,10 0,11 0,11 0,12 0,14 0,16
C Industri Pengolahan 12,84 15,30 16,75 17,94 20,12 21,75
D Pengadaan Listrik, Gas 0,06 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
E Pengadaan Air 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07
F Konstruksi 14,40 15,17 16,48 17,66 19,59 21,33
Perdagangan besar dan eceran,
G reparasi dan perawatan mobil dan 8,39 9,28 9,37 9,88 10,42 11,14
sepeda motor
H Transportasi dan Pergudangan 1,76 1,87 2,02 2,30 2,66 2,94
Penyediaan Akomodasi & Makan
I 1,58 1,76 2,00 2,22 2,48 2,70
Minum

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-31


Tahun
No Kategori / Subkategori
2010 2011 2012 2013 2014 2015
J Informasi dan Komunikasi 4,22 4,54 4,73 4,86 5,22 5,58
K Jasa Keuangan 2,31 2,47 2,72 2,94 3,16 3,50
L Real Estate 1,51 1,60 1,66 1,78 1,98 2,17
M, N Jasa Perusahaan 0,27 0,31 0,34 0,39 0,43 0,49
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan Sosial 1,93 1,98 2,18 2,30 2,44 2,63
Wajib
P Jasa Pendidikan 0,90 1,19 1,52 1,77 2,01 2,16
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Q 0,31 0,37 0,43 0,47 0,54 0,60
Sosial
R, S,
Jasa lainnya 0,62 0,65 0,65 0,72 0,82 0,86
T
51,8 57,3 61,7 66,1 72,8 78,9
PDRB Per Kapita
1 1 1 7 8 5
Sumber :BPS Kota Semarang, 2015

Di tahun 2016, PDRB per kapita Kota Semarang kembali meningkat


menjadi Rp. 85.871.441,63 dengan pertumbuhan sebesar 8,77%. Jika
dilihat dari pertumbuhannya, PDRB per kapita Kota Semarang dari tahun
2011 hingga 2016 mengalami pergerakan yang fluktuatif. Pada tahun 2011
mencapai 10,61% dan menurun di dua tahun berikutnya namun meningkat
lagi di tahun 2014. Kemudian kembali menurun di tahun 2015 menjadi
8,33% dan naik menjadi 8,77% di tahun 2016.

Sumber: BPS Kota Semarang, 2016


*) Angka proyeksi (data diolah)
Gambar 2.18
Pertumbuhan PDRB Perkapita Kota Semarang Tahun 2011 – 2016

2.2.1.4 Indeks Gini


Indeks Gini atau koefisien Gini adalah salah satu ukuran umum untuk
distribusi pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa merata
pendapatan dan kekayaan didistribusikan di antara populasi. Indeks Gini

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-32


memiliki kisaran 0 sampai 1. Nilai 0 menunjukkan distribusi yang sangat
merata yaitu setiap orang memiliki jumlah penghasilan atau kekayaan yang
sama persis. Nilai 1 menunjukkan distribusi yang timpan sempurna yaitu
satu orang memiliki segalanya dan semua orang lain tidak memiliki apa-apa.
Perkembangan indeks Gini Kota Semarang selama 6 (enam) tahun
terakhir menunjukkan tingkat pemerataan pendapatan dan kekayaan
dalam kondisi sedang. Pada tahun 2013 Indeks Gini sebesar 0,3514,
sedangkan pada tahun 2014 naik menjadi 0,3807 dan menurun tajam
hingga 0,3300 di tahun 2015, sedangkan kondisi 2016 adalah sebesar
0,3455. Kondisi indeks Gini Kota Semarang dalam enam tahun terakhir
dapat dilihat pada gambar 2.19.

0,40

0,3807
0,38

0,36 0,3518

0,3545
0,34 0,3514 0,3455

0,32 0,3300

0,30
2011 2012 2013 2014 2015 2016*)

Sumber :BPS Kota Semarang, 2016


*).Data sangat sementara
Gambar 2.19
Gini Ratio Kota Semarang Tahun 2011 – 2016

2.2.1.5 Kemiskinan
Dalam menentukan penduduk kategori miskin, BPS menggunakan
konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach).
Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan
dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Garis kemiskinan merupakan
penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non
makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita
perbulan dibawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai Penduduk Miskin.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-33


Di tahun 2016, tingkat kemiskinan Kota Semarang menurun menjadi
4,85% dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 4,97%. Perkembangan
tingkat persentase kemiskinan di Kota Semarang selama enam tahun
terakhir dapat dilihat pada Gambar 2.20.

5,80

5,60 5,68

5,40

5,20 5,13
5,25 5,04

5,00
4,85
4,97
4,80

4,60

4,40
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2017

Gambar 2.20
Persentase Kemiskinan di Kota Semarang Tahun 2011 – 2016

Penduduk miskin di Kota Semarang dalam enam tahun terakhir


menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Ini dapat dilihat dari tingkat
kemiskinan Kota Semarang pada tahun 2011 sebesar 5,68% yang
merupakan tingkat kemiskinan tertinggi selama enam tahun terakhir,
mengalami penurunan tajam pada tahun 2012 menjadi 5,13%. Sedangkan
pada tahun 2013 kembali meningkat sebesar 5,25%, dan baru pada tahun
2014 selalu mengalami penurunan hingga tahun 2016 sebesar 4,85%.
Tingkat kemiskinan Kota Semarang pada tahun 2016 sebesar 4,85%
jika dibandingkan dengan rata-rata tingkat kemiskinan Jawa Tengah
sebesar 13,27% menunjukan kondisi yang lebih baik yaitu berada di
bawahnya. Selain itu, tingkat kemiskinan di Kota Semarang merupakan
yang terendah di antara kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Tengah,
walaupun dilihat dari jumlah penduduk Kota Semarang lebih besar. Untuk
lebih jelasnya posisi relatif tingkat kemiskinan Kota Semarang dapat dilihat
melalui gambar 2.21.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-34


25,00

20,00

15,00 Prov. Jateng = 13,27

10,00

5,00
14,38

10,88
20,53
19,86
19,47
18,98
18,54
17,58
17,46
17,23
14,46

14,12
14,10
13,91
13,57
13,33
13,12
12,90
12,67
12,49
12,09
11,65
11,60
11,37
11,04

10,10
9,07
8,79
8,35
8,20
7,99
7,92
7,65
5,24
4,85
0,00

Kota Magelang

Kota Tegal
Kab. Temanggung

Kab. Tegal
Kab. Karanganyar

Kab. Kendal
Kab. Purbalingga

Kota Salatiga
Kab. Purworejo
Kab. Rembang
Kab. Kebumen

Kab. Banjarnegara

Kab. Sragen
Kab. Cilacap
Kab. Demak

Kab. Grobogan

Kota Pekalongan

Kota Semarang
Kab. Wonosobo

Kab. Wonogiri
Kab. Banyumas

Kab. Pati

Kab. Semarang

Kab. Kudus
Kab. Pemalang

Kab. Klaten

Kab. Blora

Kab. Pekalongan
Kab. Magelang

Kab. Boyolali

Kab. Batang
Kota Surakarta

Kab. Sukoharjo

Kab. Jepara
Kab. Brebes

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2017

Gambar 2.21
Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Kota Semarang
dengan Kota-Kota Lain dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016

Dibandingkan dengan kabupaten/ kota lain di Jawa Tengah dan kota


sewilayah Kedungsepur, jumlah Keluarga Pra Sejahtera Kota Semarang
relatif lebih kecil. Selanjutnya Persentase Pentahapan Keluarga Sejahtera
Kota Semarang dan 5 Kota lain di Jawa Tengah serta Kawasan Strategis
Kedungsepur Tahun 2014 tersaji lengkap pada tabel 2.8.
Tabel 2.8
Kondisi Pentahapan Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera di Kota
Semarang; 5 Kota lain di Jawa Tengah dan Kawasan Strategis Kedungsepur
serta Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014

Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga


No Kota / Kabupaten Pra Sejahtera Sejahtera Sejahtera Sejahtera
Sejahtera I II III III Plus
1 Kab. Grobogan 60,06 12,66 13,56 12,29 1,43
2 Kab. Demak 35,89 23,30 23,24 14,03 3,54
3 Kab. Semarang 25,71 22,84 16,65 31,27 3,53
4 Kab. Kendal 34,61 14,45 16,13 30,95 3,85
5 Kota Magelang 14,48 20,16 14,66 40,77 9,93
6 Kota Surakarta 8,35 17,98 23,66 33,29 16,71
7 Kota Salatiga 11,10 14,01 21,10 43,52 10,27
8 Kota Semarang 10,06 18,03 22,38 38,79 10,74
9 Kota Pekalongan 15,20 19,43 25,74 28,10 11,53
10 Kota Tegal 16,92 25,34 21,12 30,71 5,91
11 Prov. Jawa Tengah 26,11 20,70 23,40 25,38 4,42

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2015

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-35


Sampai saat ini, kemiskinan masih menjadi tantangan besar bagi
setiap daerah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan. Masih perlunya
peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga miskin menjadi salah
satu masalah sosial perkotaan yang harus diselesaikan pemerintah secara
konsisten melalui sinergitas program pembangunan daerah. Berbagai upaya
telah dilakukan oleh pemerintah melalui program dan kegiatan untuk
menurunkan angka kemiskinan. Upaya-upaya tersebut baik dilakukan oleh
pemerintah pusat maupun daerah. Dalam melaksanakan program dan
kegiatan penanggulangan kemiskinan perlu adanya ketepaduan antara
pemerintah kota, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat yang
peduli terhadap pengentasan kemiskinan.

2.2.1.6 Angka Kriminalitas


Dinamika perkembangan Kota Semarang yang pesat dengan
kemajemukan masyarakat akan berdampak pada perubahan sosial di
masyarakat. Disisi lain peningkatan jumlah penduduk yang tidak seimbang
dengan ketersediaan fasilitas akan berdampak negatif seperti semakin
bertambahnya tingkat pengangguran, bertambahnya angka kemiskinan,
akan memicu meningkatnya angka kriminalitas. Selama 6 tahun dari tahun
2011 – 2016, jumlah tindak pidana menonjol (crime index) menurut jenis
dapat dilihat pada tabel 2.9.

Tabel 2.9
Jumlah Tindak Pidana Menonjol (Crime Index) Menurut Jenis
Di Kota Semarang Tahun 2011 – 2016

Jumlah di Tahun
Jenis Tindak Pidana
2011 2012 2013 2014 2015 2016
a. Pencurian dgn pemberatan 539 521 419 441 476 7
b. Pencurian ranmor 884 768 566 633 667 152
c. Pencurian dgn kekerasan 58 92 82 88 206 17
d. Penganiayaan berat 171 206 200 203 42 47
e. Pembunuhan 7 14 2 10 6 0
f. Perkosaan 5 3 3 3 215 0
g. Uang palsu 2 2 3 1 1 3
h. Narkotika 40 63 61 79 463 0
i. Perjudian 81 92 88 42 110 0
j. Pemerasan / Ancaman 94 150 116 N/A N/A 9
k. Lainnya 14 11 13 2.005 606 1850
Jumlah 1.895 1.922 1.553 3.505 2.792 2.085
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang, 2017

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-36


Selama tahun 2016, jumlah kasus tindak pidana di Kota Semarang
yang terjadi di wilayah hukum Polrestabes Kota Semarang adalah sejumlah
2.085 kejadian, menurun jika dibandingkan dengan kasus di tahun 2015
yang sebanyak 2.792 kejadian. Dari jumlah kejadian tindak pidana tersebut,
yang paling menonjol di tahun 2016 adalah kejadian curanmor yang
sebanyak 152 kejadian dan penganiayaan berat sebanyak 47 kejadian.

Meskipun secara statistik total jumlah kriminalitas menurun, namun


secara rata-rata 5 tahun terakhir masih cukup tinggi. Hal ini dapat
diindikasikan bahwa kesadaran masyarakat untuk menjaga ketertiban dan
ketentraman serta kepatuhan masyarakat terhadap peraturan perundangan
masih rendah/ belum optimal.

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat


2.2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI)


merupakan indeks pembangunan manusia yang dipergunakan untuk
mengukur keberhasilan upaya membangun kualitas hidup manusia, dalam
hal ini berarti kualitas hidup masyarakat/penduduk yang dijadikan sebagai
salah satu ukuran kinerja di masing-masing daerah. Ukuran pencapaian
keberhasilan suatu daerah diihat melalui 3 dimensi dasar pembangunan
yaitu (1) lamanya hidup, (2) pengetahuan/tingkat pendidikan dan (3)
standar hidup layak. Indikator yang mewakili ketiga dimensi tersebut yaitu
Angka Harapan Hidup (AHH) untuk mengukur peluang hidup, Harapan
Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) untuk mengukur
status tingkat pendidikan, serta pengeluaran riil per kapita disesuaikan
untuk mengukur akses terhadap sumberdaya untuk mencapai standar
hidup layak.
Secara umum, dalam enam tahun terakhir yaitu 2011 – 2016,
pembangunan manusia di Kota Semarang terus mengalami peningkatan.
Pada gambar 2.22, terlihat bahwa pada tahun 2011, capaian IPM Kota
Semarang adalah sebesar 77,58 dan terus mengalami peningkatan menjadi
sebesar 81,19 pada tahun 2016. Jika diakumulasikan, telah terjadi
peningkatan sebesar 3,61 selama periode tersebut.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-37


82 81,19
81 80,23
80 79,24
78,68
79 78,04
77,58
78
77
76
75
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Sumber : BPS Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah, 2016

Gambar 2.22
Grafik Perkembangan IPM Kota Semarang Tahun 2011 – 2016

Berdasarkan posisi relatif IPM tahun 2016, capaian IPM Kota Semarang
yang sebesar 81,19 merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan
kabupaten/kota se – Jawa Tengah, dan juga lebih tinggi dibandingkan
dengan capaian IPM Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 69,98 dengan
selisih capaian sebesar 11,21. Untuk melihat posisi relatif perkembangan
IPM Kota Semarang dapat dilihat pada gambar 2.23.

90

80

81,19
81,14
IPM Jateng: 69,98
80,76
77,16
75,06
74,9

70
73,97
73,55
73,32
72,94
72,4
72,18
71,43
70,66
70,49
70,25
70,1
70,11
69,03
68,6
68,6
68,52
68,23
67,85
67,71
67,6
67,48
67,41
66,61
66,38
66,19
65,84
65,52

60
64,17
63,98

50

40

30

20

10

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2016


Gambar 2.23
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang
dan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2016

Indikator pembentuk IPM Kota Semarang, meliputi usia harapan hidup,


Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan pengeluaran per

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-38


kapita yang disesuaikan, mengalami kenaikan dalam kurun waktu 2011 –
2016. Pencapaian indikator pembentuk IPM, baik usia harapan hidup,
angka melek huruf, rata-rata lama sekolah maupun pengeluaran perkapita
yang disesuaikan juga sudah berada di atas pencapaian indikator
pembentuk IPM Provinsi Jawa Tengah.
Pada tahun 2014, terdapat metode baru untuk menghitung IPM dan
indikator kompositnya. Capaian indikator komposit IPM Kota Semarang
pada tahun 2016 yaitu Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Semarang sebesar
77,21, kemudian indikator komposit Rata-rata Lama Sekolah (Mean Years of
Schooling) sebesar 10,49 tahun, Harapan Lama Sekolah (Expected Years of
Schooling) sebesar 14,70 tahun, dan Pengeluaran Per kapita Disesuaikan
yang didekati dengan indikator Paritas Daya Beli (PPP) yang sebesar Rp.
13.909,- (ribu rupiah).
Tabel perkembangan indikator pembentuk IPM Kota Semarang tahun
2011 – 2016 dapat dilihat pada tabel 2.10.
Tabel 2.10
Perkembangan Indikator Pembentuk IPM Kota Semarang
Tahun 2011 – 2016
Angka Harapan Rata-rata Paritas Daya
Harapan Lama Lama Beli
Tahun
Hidup Sekolah Sekolah (PPP-Ribu
(AHH) (HLS) (RLS) Rupiah)
2011 77,17 13,26 9,80 12.271,-

2012 77,18 13,37 9,92 12.488,-

2013 77,18 13,66 10,06 12.714,-

2014 77,18 13,97 10,19 12.802,-

2015 77,20 14,33 10,20 13.589,-

2016 77,21 14,70 10,49 13.909,-

Sumber: BPS Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah, 2016

2.2.2.2 Indeks Pembangunan Gender (IPG)

Indeks Pembangunan Gender (IPG) adalah indeks pencapaian


kemampuan dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM, hanya
saja data yang ada dipilah antara laki-laki dan perempuan. IPG digunakan
untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan
perempuan. Dikatakan tidak ada kesenjangan pembangunan apabila nilai
IPG sama dengan IPM. Pada kurun waktu 2010 – 2015 capaian IPG Kota
Semarang cenderung mengalami kenaikan, dari tahun 2010 sebesar 92,66%
menjadi 96,04% pada tahun 2016, seperti terlihat pada gambar 2.24.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-39


97,00

96,04
96,00 95,56 95,62
95,17

95,00
94,17

94,00 93,58

93,00

92,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016*)

Sumber : BPS Kota Semarang, 2016


*) Data sangat sementara
Gambar 2.24
Perkembangan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kota Semarang Tahun 2011
– 2016
Tabel 2.11

2.2.2.3 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan indeks komposit yang


tersusun dari beberapa variabel yang mencerminkan tingkat keterlibatan
perempuan dalam proses pengambilan keputusan dalam bidang politik dan
ekonomi. Pada tahun 2011 capaian IDG Kota Semarang adalah sebesar
64,48% dan terus mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2016
mencapai sebesar 78,90%, seperti terlihat pada gambar 2.25.

78,90
80,00
78,00 76,53
75,58
76,00
74,00
72,00 70,62
70,00
68,00 66,61
66,00 64,48
64,00
62,00
60,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016*

Sumber:BPS Kota Semarang, 2016 *) Data sangat sementara


Gambar 2.25
Perkembangan Indeks Gender (IDG) Kota Semarang
Tahun 2011 – 2016
Tabel 2.12

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-40


2.2.2.4 Aspek Pendidikan

Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya


manusia, sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas melalui
peningkatan mutu pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan. Dalam
lingkup Sustainable Development Goals aspek pendidikan menjadi salah
satu aspek terpenting untuk diperhatikan dalam rangka mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan di tahun 2030. Sebelumnya, pelaksanaan
SDGs ini diawali dengan pelaksanaan MDGs yang telah selesai di tahun
2014. Berdasarkan laporan capaian pelaksanaan MDGs di Kota Semarang,
disebutkan bahwa keberhasilan capaian pada aspek pendidikan di Kota
Semarang dilihat melalui Angka Partisipasi Murni untuk jenjang pendidikan
SD/MI/Paket A, proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan
SD/MI/Paket A dan angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun
perempuan dan laki-laki. Status capaian MDGs Kota Semarang
menunjukan bahwa Angka Partisipasi Murni SD/MI tahun 2015 sebesar
92,08 persen, Angka Partisipasi Murni SMP sebesar 81,24 persen, Proporsi
murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD/MI sebesar 99. Berdasarkan
Laporan dan Evaluasi Pelaksanaan MDG’s Kota Semarang 2013 – 2015,
dalam aspek pendidikan, Kota Semarang telah dinilai berhasil mencapai
target yang ditetapkan. Berikut perkembangan fasilitas pendidikan di Kota
Semarang.

Tabel 2.13
Perkembangan Fasilitas Pendidikan Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

Tahun
No Uraian Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah PAUD (SPS) 24 97 294 319 319 319 buah

Negeri - - - - - -

Swasta 24 97 294 319 319 319


Jumlah Taman Kanak-
2. 621 629 629 633 643 644 buah
kanak (TK)
Negeri 3 3 3 3 3 3

Swasta 618 626 626 630 640 641

Jumlah RA/BA 77 99 108 113 114 124

3. Jumlah Sekolah Dasar (SD) 630 630 524 525 527 571 buah

Negeri 458 456 347 347 347 338

Swasta 172 174 177 178 180 183

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-41


Tahun
No Uraian Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah MI 78 79 78 79 78 81

Negeri 1 1 1 1 1 1

Swasta 77 78 77 78 77 80
Jumlah Sekolah Menengah
4. 197 171 170 173 175 180 buah
Pertama (SMP)
Negeri 41 41 41 41 42 43

Swasta 156 130 130 130 131 137

Jumlah MTs 32 33 34 35 35 35

Negeri 2 2 2 2 2 2

Swasta 30 31 32 33 33 33
Jumlah Sekolah Menengah
5. 77 77 76 74 73 71 buah
Atas (SMA)
Negeri 16 16 16 16 16 16

Swasta 61 61 60 58 57 55

Jumlah MA 22 23 23 23 23 24

Negeri 2 2 2 2 2 2

Swasta 20 21 21 21 21 22
Jumlah Sekolah Menengah
6. 77 83 89 88 88 87 buah
Kejuruan (SMK)
Negeri 11 11 11 11 11 11

Swasta 66 72 78 77 77 76
Jumlah Sanggar Kegiatan
7. 1 1 1 1 1 1 buah
Belajar (SKB)
Negeri 1 1 1 1 1 1

Swasta - - - - - -
Jumlah Pusat Kegiatan
8. 39 39 39 39 34 33 buah
Belajar Masyarakat (PKBM)
Negeri - - - - - -

Swasta 39 39 39 39 34 33
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Semarang, 2016

Untuk pendidikan anak usia dini dalam 5 tahun terakhir ini mengalami
perkembangan yang cukup signifikan, hal ini terjadi karena pola pemikiran
pendidikan yang mengikuti pola pendidikan modern, bahwa usia emas
anak-anak adalah disaat mereka masih dalam usia dini. Jumlah PAUD dari
data terakhir menunjukkan angka mencapai 319 buah meningkat sangat
jauh dibandingkan tahun 2010 yang hanya 24 buah, namun jika
dibandingkan dengan jumlah TK yang ada saai ini masih terpaut sangat
jauh. Data terakhir jumlah TK mencapai 644 buah sedangkan jumlah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-42


PAUD tidak mencapai dari setengah jumlah TK yang ada. Masih belum
optimalnya cakupan pendidikan anak usia dini inilah yang menjadi pokok
permasalahan yang harus ditangani pemerintah dalam rangka
meningkatkan pendidikan usia dini di Kota Semarang.

Selain melihat dari pencapaian MDG’s di Kota Semarang, perlu


diketahui bagaimana kinerja pembangunan Pemerintah Kota Semarang
khususnya di bidang pendidikan dengan melihat beberapa indikator baik
yang tercantum dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan
diantaranya adalah :

1. Angka Melek Huruf;


2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah;
3. Angka Partisipasi Kasar;
4. Angka Partisipasi Murni;
5. Angka Pendidikan yang Ditamatkan.
Tabel 2.14
Realisasi Indikator Aspek Pendidikan
Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016*)
1 Angka Melek Huruf 99,95 99,91 99,96 99,97 99,96 99,96

2 Rata Lama Sekolah 9,80 9,92 10,06 10,19 10,49


10,20

3 Angka Partisipasi Kasar (APK)


PAUD 42,20 53,72 57,38 58,95 60,36 76,78

SD/MI 110,96 109,02 107,44 107,11 107,54 113,13

SLTP/MTS 103,91 105,63 105,75 108,30 110,07 118,01

4 Angka Partisipasi Murni (APM)


SD/MI 95,75 93,80 92,08 91,90 92,08 96,63

SLTP/MTS 72,89 73,16 75,32 80,43 81,24 86,03

5 Angka Pendidikan Yang Ditamatkan *)


Tamat SD/MI/Paket A 22,87 22,87 22,87 32,00 22,88 22,88
Tamat
20,29 20,29 20,29 20,29 20,29 20,29
SMP/MTs/Paket B
Tamat
SMA/SMK/MA/Paket 21,11 21,11 21,11 21,11 21,11 21,12
C
Tamat D1/D2/D3 4,35 4,35 4,35 4,35 4,34 4,34
Tamat D4/S1/S2/S3 4,45 4,45 4,45 4,45 4,44 4,44
Sumber : BPS Kota Semarang, 2016
*) Angka Sementara (data diolah)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-43


2.2.2.5 Aspek Kesehatan

Perkembangan pembangunan kesejahteraan sosial dapat dilihat juga


dari aspek kesehatan. Selain aspek pendidikan, aspek kesehatan juga
memegang peranan penting dalam menentukan kualitas sumber daya
manusia di Kota Semarang. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan
menjelaskan bahwa terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan
untuk mengetahui kualitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah
diantaranyaAngka Kelangsungan Hidup Bayi, Angka Usia Harapan Hidup,
Persentase Balita Gizi Buruk. Jika melihat dari indikator yang tercantum
dalam SPM Kesehatan, capaian Kota Semarang dalam meningkatkan
kualitas kesehatan warganya dapat dilihat pada tabel 2.15.

Tabel 2.15
Perkembangan Fasilitas Kesehatan Di Kota Semarang Tahun 2010 - 2015

Tahun
No Uraian Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Rumah Sakit Umum :
Rumah Sakit
a. 10 10 10 10 10 10 buah
Swasta
Rumah Sakit
b. 2 2 2 2 2 2 buah
Umum Daerah
Rumah Sakit
c. 1 1 1 1 1 1 buah
Umum Pusat
Rumah Sakit
d. 3 3 3 3 3 3 buah
TNI / POLRI
Rumah Sakit
e. Khusus, terdiri 9 9 9 9 9 9 buah
dari :
- RS Jiwa 1 1 1 1 1 1 buah
- RS Bedah
1 1 1 1 1 1 buah
Plastik
- Rumah Sakit
Ibu dan Anak ( 3 3 3 3 3 3 buah
RSIA )
- Rumah Sakit
3 3 3 2 2 2 buah
Bersalin ( RSB)
Rumah
2. Bersalin ( RB ) 6 6 6 6 6 6 buah
/ BKIA
Puskesmas ,
3. 37 37 37 37 37 37 buah
terdiri dari :
Puskesmas
a. 13 13 12 12 12 12 buah
Perawatan
Puskesmas
b. 24 24 25 25 25 25 buah
Non Perawatan
Puskesmas
4. 34 35 35 35 35 35 buah
Pembantu
Puskesmas
5. 37 37 37 37 37 37 buah
Keliling

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-44


Tahun
No Uraian Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Posyandu yang
6. 1.529 1.533 1.556 1.559 1.561 1.561 buah
ada
7. Posyandu Aktif 1.529 1.055 1.150 1.202 1.214 1.214 buah
8. Apotik 369 381 403 406 401 401 buah
Laboratorium
9. Kesehatan 30 30 30 32 30 30 buah
Swasta
10. Klinik Spesialis 14 14 31 36 37 37 buah
11. Klinik 24 Jam 9 13 9 7 buah
12. Toko Obat 65 20 12 23 20 20 buah
13. BP Umum 51 139 72 80 83 83 buah
14. BP Gigi 8 24 25 25 8 8 buah
Dokter Umum
15. 1.176 1.327 1.512 1.640 1.798 1.798 buah
Praktek Swasta
Dokter
16. Spesialis 649 681 691 730 745 745 buah
swasta
Dokter gigi
17. 294 328 358 393 415 415 buah
swasta
Sumber : Profil Kesehatan Kota Semarang, 2016

Merujuk pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


209/MENKES/SK/2011 tentang Pedoman Penyusunan RBA, didapat
rumusan Rasio Pasien Rawat Jalan dengan Dokter, yaitu dengan rumus:

= Rata-rata jumlah pasien Rawat Jalan 2016/hari  616,55 = 26,80


Jumlah dokter yang melayani/hari 23

Dari hasil perhitungan rasio pasien dengan dokter rawat jalan,


didapatkan jumlah dokter yang melayani di rawat jalan sudah mencukupi.
Namun jika dilihat dari jenis spesialisasi dokter yang melayani rawat jalan
masih kurang, seperti Dokter Spesialis Bedah Urologi (SpBU), Spesialis
Bedah Onkologi (SpBOnk), Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah (SpJP),
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi (SpPD KGH),
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (SpKJ), Dokter Spesialis Akupunktur
Klinis, dan lain-lain.

Kekurangan spesialisasi dokter menjadi salah satu faktor yang


menunjukkan bahwa kompetensi tenaga medis di Kota Semarang masih
belum sepenuhnya dapat disediakan secara optimal.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-45


Tabel 2.16
Realisasi Indikator Aspek Kesehatan

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Angka Kelangsungan
1 Hidup bayi (per 1.000 87,85 89,33 90,56 90,63 91,62 92,48
Kelahiran Hidup)
Angka Kematian
Balita/ AKABA (per
2 14,9 12,3 11,3 11,3 10,35 8,81
1.000 kelahiran
hidup)
Jumlah Kematian
3 314 293 251 253 229 201
Bayi/AKB (kasus)
4 Persentase Gizi Buruk 1,05 0,69 0,87 0,38 0,40 0,29
5 Unmet need KB (jiwa) 34.876 32.242 32.496 29.413 28.818 28.818*
Jumlah Kematian Ibu
6 31 22 29 33 35 32
Maternal (kasus)
IR DBD (per 100.000
7 73,87 70,9 134,09 92,43 98,61 25,22
pddk)
Kasus HIV/AIDS yang
8 427 520 430 453 456 456*
ditemukan
9 Kasus AIDS 59 104 75 40 51 51*
ODHA yang aktif
10 NA NA NA NA 40 40
minum ARV (%)
Angka keberhasilan
11 61 70 69,5 73 83 84
pengobatan TB +
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Masih adanya/ tingginya kasus penyakit menular, angka kematian


bayi (AKB), angka kematian balita (AKABA), angka kematian ibu serta
persentase gizi buruk di kota metropolitan seperti Kota Semarang
mengindikasikan bahwa pelayanan kesehatan baik kesehatan dasar
maupun kesehatan rujukan yang diterapkan di Kota Semarang masih perlu
dioptimalkan dan ditingkatkan.
Berdasarkan rekapitulasi hasil pengkajian PHBS tatanan rumah
tangga oleh TP PKK kelurahan dan kecamatan di tahun 2017 khususnya
untuk Kelompok Strata Rumah Tangga didapatkan data kelompok Sehat
Pratama sebesar 0,63%; Sehat Madya sebesar 7,06%; Sehat Utama 71,05%;
dan Sehat Paripurna 29,67%. Dari data tersebut terlihat capaian untuk
kelompok rumah tangga dengan strata sehat paripurna menunjukkan
angka yang belum optimal yaitu hanya mencapai 29,67%. Hal ini
mengindikasikan bahwa masih perlu dioptimalkannya kegiatan-kegiatan
yang mengarah pada budaya perilaku hidup bersih dan sehat untuk
masyarakat di Kota Semarang.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-46


2.2.2.6 Pertanahan

Kebijakan pada urusan pertanahan diarahkan pada upaya peningkatan


tertib administrasi pertanahan dan pemecahan masalah-masalah atau
konflik pertanahan. Kewenangan Pemerintah Kota dalam urusan
Pertanahan adalah dalam penyelesaian sengketa tanah garapan,
penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk
pembangunan, penyelesaian masalah tanah kosong, pemberian izin lokasi,
penetapan tanah ulayat, serta mempunyai kewenangan dalam Perencanaan
penggunaan tanah.
Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 terdapat 124 pengaduan
kasus pertanahan dan seluruhnya dapat diselesaikan. Sedangkan untuk
peningkatan tertib administrasi pertanahan di tahun 2016 telah
dilaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Administrasi Data
Pertanahan di 177 kelurahan.

2.2.2.7 Ketenagakerjaan

Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan


kemampuan penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian kesempatan kerja
dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. Pertambahan
angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan
kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan
angkatan kerja. Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang
atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga
semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi
dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan
bakatnya masing-masing. Untuk melihat kesempatan kerja, dapat dilihat
dari beberapa indikator yakni:
1. Jumlah penduduk yang bekerja
Jumlah penduduk yang bekerja menunjukkan tingkat penyerapan
angkatan kerja. Dalam lingkup Kota Semarang jumlah penduduk yang
bekerja dari tahun 2011-2016 menunjukkan fluktuasi yang cukup
bervariasi dimana naik turunnya relatif dipengaruhi oleh ketersediaan
peluang kerja dan daya saing pencari kerja dalam pasar kerja.
Kenaikan jumlah penduduk yang bekerja terjadi pada tahun 2012-
2013 sebesar 24,97% dan tahun 2013-2014 sebesar 10,99%.
Sedangkan tahun 2014-2015 mengalami penurunan sebesar 16,73%
dan kembali menurun di tahun 2016 sebesar 12,91%.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-47


2. Jumlah angkatan kerja
Jumlah angkatan kerja menunjukkan ketersediaan pencari kerja
pada usia kerja, dimana fluktuasi perkembangannya dipengaruhi
jumlah lulusan sekolah pada usia kerja dan penempatan pencari kerja.
Dalam lingkup Kota Semarang jumlah angkatan kerja dari tahun 2011-
2012 menunjukkan penurunan sebesar 61.956 orang, tahun 2012-
2013 naik sebesar 165.572 orang, tahun 2013-2014 naik sebesar
78.000 orang, tahun 2014-2015 turun sebesar 126.857 orang dan
tahun 2015-2016 kembali turun sebesar 111.841 orang.
3. Pertumbuhan ketersediaan lapangan kerja
Tingkat kesempatan kerja di Kota Semarang 2 tahun belakang ini
mengalami sedikit penurunan. Dari angka 92,85 di tahun 2014
menurun menjadi 89,19 dan turun lagi menjadi 84,73 di tahun 2016.
Hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang mengindikasikan bahwa
pertumbuhan ketersediaan lapangan kerja di Kota Semarang masih
perlu dioptimalkan.

Tabel 2.17
Realisasi Aspek Kesempatan Kerja

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tingkat Kesempatan
1 88,77 89,93 91,11 92,85 89,19 84,73
Kerja
Jumlah penduduk
2 684.313 637.582 796.806 884.406 736.406 641.358
yang bekerja
3 Jumlah angkatan kerja 770.916 708.960 874.532 952.532 825.675 713.834

4 Jumlah lowongan kerja 14.132 13.637 21.719 14.818 30.129 17.631


Pencari kerja yang
5 9.003 10.263 18.819 13.277 9.136 8.559
ditempatkan
Kapasitas Pelatihan
6 pencari kerja/tenaga 380 420 660 420 432 500
kerja
Penyelesaian
7 perselisihan hubungan 193 192 211 214 175 213
industrial/PHK
Sumber. Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang, 2016

4. Tingkat Pengangangguran Terbuka (TPT)


Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah perbandingan jumlah
pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Dengan melihat TPT,
secara langsung dapat mengindikasikan seberapa luas kesempatan
kerja yang ada di wilayah tersebut. Semakin tinggi TPT di suatu

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-48


wilayah mengindikasikan bahwa semakin sempitnya kesempatan kerja
yang ada di wilayah tersebut. Dalam lingkup Kota Semarang indeks
TPT dari tahun 2011-2016 mengalami kenaikan tertinggi pada tahun
2014 yang mencapai 7,76%, kemudian berangsur turun menjadi 5,77%
pada tahun 2015 dan 5,48% di tahun 2016.
5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah suatu indikator
ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang
aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu
waktu dalam periode survey. Sama halnya dengan tingkat
pengangguran terbuka, tingkat partisipasi angkatan kerja di suatu
wilayah juga dapat mengindikasikan seberapa besar kesempatan kerja
di wilayah tersebut. Semakin tinggi TPAK mengindikasikan semakin
luas kesempatan kerja. Dalam lingkup Kota Semarang, TPAK
mengalami pergerakan yang fluktuatif dari tahun 2011 hingga 2016
yang secara lengkap tersaji dalam gambar 2.26.

8,00 7,76 71,00


69,90
7,50 70,00

68,43 69,00
7,00
67,91 67,75 67,80
68,00
6,50 6,92
67,00
T
T 6,00 5,77 P
5,96 5,48 66,00
P 5,82
A
5,50
T 65,00 K
5,00
64,00

4,50 63,00
63,05
4,00 62,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Sumber : BPS Kota Semarang, Dinas Tenaga Kerja, 2016


*) Data sangat sangat sementara / Data diolah

Gambar 2.26
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) & Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) di Kota Semarang Tahun 2011 – 2016

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-49


2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga
2.2.3.1 Kebudayaan
Kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan, perilaku, dan karya
cipta manusia yang dapat menuntun kehidupan manusia agar lebih
bermartabat. Pembangunan kebudayaan tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh budaya baru di era globalisasi, namun demikian harus tetap
berpijak pada nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, sehingga
terwujud karya-karya seni budaya yang memiliki kepribadian. Disisi lain
kesenian merupakan hasil karya yang mengacu pada nilai keindahan
(estetika) dan mewujudkan dari proses pengendapan makna relasi antar
manusia dan manusia dengan lingkungan hidupnya. Berkaitan dengan
aktivitas seni budaya di Kota Semarang, terlihat bahwa dalam kurun waktu
2011 – 2016 jumlah grup kesenian meningkat dari 305 menjadi 481 grup
kesenian, sedangkan untuk gedung kesenian meningkat masih sama
dengan tahun lalu yaitu sebanyak 14 buah. Perkembangan kesenian selama
kurun waktu enam tahun terakhir tertera pada tabel 2.18.

Tabel 2.18
Jumlah Kelompok Kesenian dan Jumlah Gedung Kesenian
di Kota Semarang Tahun 2011 – 2016

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Group
1 305 373 336 364 415 481
Kesenian
Jumlah Gedung
2 13 13 13 14 14 14
Kesenian
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2016

2.2.3.2 Olahraga
Perkembangan Olahraga di Kota Semarang pada tahun 2011 – 2016
dapat dilihat pada tabel 2.19.
Tabel 2.19
Perkembangan Olahraga di Kota Semarang Tahun 2011 – 2016

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Organisasi
1 42 42 42 42 46 42
Olahraga (buah)

Jumlah Klub Olahraga


2 608 608 608 608 608 608*
(buah)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-50


Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Gedung Olahraga


3 - 115 115 115 115 115*
(buah)
Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga, 2016
*). Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Perkembangan sarana olahraga di Kota Semarang selama 5 tahun


terakhir ini belum mengalami perkembangan yang signifikan, terutama jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang terus meningkat tiap
tahunnya. Upaya untuk mengoptimalkan sarpras olahraga harus terus
digalakkan baik dari sisi kualitas pada sarpras yang sudah ada maupun
menambah jumlah/ kuantitasnya. Dari upaya perbaikan sarana prasarana
keolahragaan ini diharapkan mampu memberikan banyak pilihan kepada
masyarakat untuk melakukan kegiatan keolahragaan serta diharapkan juga
semakin meningkatnya penyelenggaran event-event keolahragaan yang
secara otomatis akan meningkatkan minat masyarakat untuk hidup sehat
melalui berolahraga.

2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM


2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib Pelayanan Dasar
2.3.1.1 Urusan Pendidikan
Pembangunan pendidikan memiliki fungsi strategis untuk
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Keberhasilan pembangunan
pendidikan akan mampu memberikan kontribusi bagi terciptanya insan
yang mandiri dan bermartabat. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan
kompetensi masyarakat terutama kemampuan memecahkan masalah. Hasil
rekapitulasi penyelenggaraan urusan pendidikan di Kota Semarang selama
tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 bisa dilihat pada tabel 2.20.

Tabel 2.20
Realisasi Kinerja Urusan Pendidikan

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pendidikan Dasar:
506,728 572,23 556,16 572,47 544,61 544,61
1 Rasio guru/murid (SD)
(1:20) (1:17) (1:18) (1:17) (1:18) (1:18)
595,81 643,84 732,17 715,84 700,71 700,71
Rasio guru/murid (SMP)
(1:17) (1:16) (1:14) (1:14) (1:17) (1:17)
Rasio guru/murid per 1.490 1.683 1.685 1.789 1.702 1,702
2
kelas rata-rata (SD) (1:20:34) (1:17:34) (1:18:33) (1:17:32) (1:20:32) (1:20:32)
Rasio guru/murid per 1.862 2.097 2.362 2.386 2.336 2,366
kelas rata-rata (SMP) (1:17:32) (1:16:31) (1:14:31) (1:14:30) (1:17:30) (1:17:30)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-51


Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Pendidikan Menengah:
862,11 906,50 909,5 866,45 863,93 863,93
1 Rasio guru/murid (SM)
(1:12) (1:11) (1:11) (1:12) (1:14) (1:14)
Rasio guru/murid per 2.612 2.924 2.934 2.795 2.880 2,880
2
kelas rata-rata (SM) (1:12:33) (1:11:31) (1:11:31) (1:12:31) (1:14:30) (1:14:30)
Penduduk yang berusia >
3 15 tahun melek huruf 99,95 99,91 99,96 99,97 99,96 99,96
(tidak buta aksara) (%)
Fasilitas Pendidikan:
Persentase sekolah 92,96 92,19 92,70 92,73 93,36 94,82
1 pendidikan SD/MI kondisi
bangunan baik
Persentase sekolah 98,84 97,92 98,11 98,80 98,43 98,74
2 SMP/MTs kondisi
bangunan baik
Pendidikan Anak Usia Dini:
Jumlah Siswa pada
1 42.565 42.817 43.466 44.417 44.571 47.039
jenjangTK / RA
Angka Putus Sekolah:
Angka Putus Sekolah
1 0,05 0,03 0,05 0,03 0,02 0,01
(APTS) SD/MI (%)
Angka Putus Sekolah
2 0,15 0,11 0,07 0,09 0,07 0,04
(APTS) SMP/MTs (%)
Angka Kelulusan:
Angka Kelulusan (AL)
1 100 100 100 99,58 99,98 99,98
SD/MI
Angka Kelulusan (AL)
2 98,54 99,54 99,75 98,86 99,82 99,95
SMP/MTs
Angka Melanjutkan (AM)
3 102,84 102,69 102,18 104,27 104,65 102,38
dari SD/MI ke SMP/MTs
Persentase Guru yang
4 memenuhi kualifikasi
S1/D-IV
- Jenjang PAUD NA NA NA NA 87 87

- Jenjang SD / MI 70,75 71,10 71,14 75,65 77,50 84,79

- Jenjang SMP/MTs 86,19 88 88,93 90,10 92,41 92,29

Sumber : BPS, Bappeda & Dinas Pendidikan Kota Semarang, 2016

Kinerja penyelenggaraan pendidikan dasar 9 tahun salah satunya


dapat dilihat dari kondisi bangunan sarpras pendidikan. Meski dari tabel
2.20 diatas, persentase sekolah pendidikan SD/MI dan SMP/MTs kondisi
bangunan baik mengalami peningkatan namun hal ini juga menunjukkan
bahwa sampai dengan saat ini masih ada bangunan SD/MI dan bangunan
SMP/MTs yang tidak dalam kondisi baik. Sebagai ibukota provinsi dan kota
metropolitan, hal ini tentu menjadi perhatian bagi pemerintah mengingat
anggaran dalam bidang pendidikan sudah cukup besar. Untuk itu upaya

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-52


membenahi sarpras pendidikan tingkat dasar harus selalu dilakukan dalam
rangka lebih mengoptimalkan penyelenggaraan pendidikan dasar 9 tahun.

Penguatan pendidikan karakter mencakup 5 hal yaitu: religius,


kemandirian, gotong-royong, nasionalisme, dan integritas. Untuk penguatan
pendidikan karakter sudah diterapkan di penyelenggaraan pendidikan dasar
sejak awal tahun 2016 di Kota Semarang, diawali dari sekolah yang dulunya
merupakan sekolah berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI) dan Sekolah Standar Nasional (SSN). Sasaran penguatan
implementasi pendidikan karakter tersebut selain ditujukan kepada siswa
juga mencakup kepada kepala sekolah, guru, karyawan tata usaha, penjaga
sekolah, penjaga kantin dan komite. Untuk saat ini sekolah yang telah
melaksanakan penguatan pendidikan karakter sejumlah 68 SD Negeri, 39
SD swasta, 23 SMP Negeri, dan 34 SMP Swasta. Jumlah sekolah ini yang
akan terus ditingkatkan untuk mengoptimalkan pelaksanaan peningkatan
pendidikan pembentukan karakter di setiap lingkungan sekolah di Kota
Semarang.

2.3.1.2 Urusan Kesehatan

Perkembangan pada urusan kesehatan selama periode 2011 – 2016


bisa dilihat pada tabel 2.21.
Tabel 2.21
Realisasi Kinerja Urusan Kesehatan

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rasio posyandu per
1 13,36 13,92 14,35 14,95 14,70 14,70*
satuan balita
Rasio puskesmas,
2 poliklinik, pustu per 0,12 0,12 0,18 0,18 0,18 0,23
1.000 satuan penduduk
Rasio Rumah Sakit per
3 0,0147 0,0147 0,0147 0,0147 0,0147 0,0147
1.000 penduduk
Rasio dokter per 1.000
4 1,12 1,18 1,29 1,40 1,53 1,67
satuan penduduk
Rasio tenaga medis per
5 1,90 1,93 2,01 2,08 2,12 1,97
1.000 satuan penduduk
Cakupan komplikasi
6 kebidanan yang 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditangani (%)
Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki
7 kompetensi kebidanan 96,08 98,33 97,87 97,87 97,53 97,58
(%)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-53


Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Cakupan Kelurahan
8 Universal Child 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Immunization (UCI) (%)
Cakupan Balita Gizi
9 Buruk mendapat 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
perawatan (%)
Cakupan penemuan dan
10 penanganan penderita 61 70 69,5 73 76 76,6
penyakit TBC BTA (%)
Jumlah kasus 989 1.132 1.120 1.173 1.222 1.235
Cakupan penemuan dan
11 penanganan penderita 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
penyakit DBD (%)
Jumlah kasus 1.303 1.250 2.364 1.628 1.737 448
Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan
12 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pasien masyarakat
miskin (%)
Cakupan kunjungan
13 99,57 99,30 98,72 98,89 98,03 98,1
bayi
14 Cakupan puskesmas 231,25 231,25 231,25 231,25 231,25 231,35
Cakupan pembantu
15 19,15 19,22 19,30 19,45 19,45 19,45
puskesmas

Sumber : BPS, Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2016


*). Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Terkait data cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit


menular menunjukkan angka yang positif. Untuk penderita DBD 100%
tertangani dan penderita TBC TBA meningkat menjadi 76,6%, namun hal ini
juga menunjukkan bahwa masih adanya kasus penyakit menular dengan
angka yang cukup tinggi. Meski sudah mengalami penurunan, jumlah
kasus DBD di tahun 2016 masih terdata mencapai lebih dari 400 kasus,
sebagai kota Metropolitan jumlah angka ini masih harus ditekan sampai
sekecil mungkin dan perlu terus diupayakan untuk mencapai angka bebas
DBD.

2.3.1.3 Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Sarana jalan di Kota Semarang yang menjadi kewenangan Pemerintah


Kota Semarang sepanjang 722,46 km dengan kondisi yang relatif baik. Rasio
panjang jalan dengan kondisi jalan baik mencapai 52,5%, kondisi sedang
35,6%, rusak ringan 10% dan rusak berat hanya sebesar 1,9%.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.22.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-54


Tabel 2.22
Profil Kondisi Jalan Kota Di Kota Semarang Tahun 2016
KONDISI JALAN TOTAL
RUSAK RUSAK PANJANG
NO KECAMATAN BAIK SEDANG JALAN
RINGAN BERAT
(m) (m) (m) (m) (m)

1. BANYUMANIK 26.754 10.241 1.489 - 38.484

2. CANDISARI 19.152 1.264 0,12 - 20.532


3. GAJAH 22.140 11.584 1.966 - 35.690
MUNGKUR
4. GAYAMSARI 16.557 5.969 0,80 - 23.326
5. GENUK 23.963 15.668 6.279 1.621 47.530

6. GUNUNGPATI 32.125 31.095 13.155 2.125 78.500

7. MIJEN 48.669 56.987 12.592 3.968 122.215

8. NGALIYAN 24.868 17.549 3.436 1.425 47.278

9. PEDURUNGAN 22.865 7.885 2.347 - 33.097

10. SMG BARAT 33.251 10.416 1.984 0,55 46.201


11. SMG SELATAN 20.909 3.997 0,47 - 25.376

12. SMG TENGAH 30.578 23.593 11.327 2.126 67.624

13. SMG TIMUR - 15.350 2.579 1.075 19.004

14. SMG UTARA 2.843 13.817 3.290 0,53 20.475


15. TEMBALANG 46.726 7.379 4.830 0,50 59.434
16. TUGU 7.968 24.103 5.620 - 37.690
TOTAL (m) 379.367 256.895 72.279 13.915 722.456
PANJANG
(km) 379 257 70 12 722

Sumber : Dinas Bina Marga Kota Semarang, 2016

Data jembatan sampai dengan tahun 2015 terdata sebanyak 200 buah
atau sepanjang 4.600 meter. Dan yang kondisinya terdata secara detil
masih sejumlah 33 buah dengan perincian data jembatan dalam kondisi
baik sekali sejumlah 20 buah dan kondisi jembatan yang rusak ringan
sejumlah 12 buah.
Perkembangan urusan pekerjaan umum dan penataan ruang
dijabarkan berdasarkan beberapa variabel yang ditunjukkan tabel 2.23.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-55


Tabel 2.23
Realisasi Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016

a Pekerjaan Umum :
Proporsi panjang jaringan
1 jalan dalam kondisi baik 78,81 81,37 81,78 82,60 88,07 90,19
(%)
2 Rasio Jaringan Irigasi % 76,00 77,00 78,00 79,00 80,00 80,5

3 Penyediaan air baku 66% 66,5% 67% 67,5% 68% 87,5

Rasio tempat ibadah per


4 0,0130 0,0128 0,0127 0,0126 0,0125 0,0125*
1.000 penduduk
Rasio tempat
pembuangan sampah
6 2,26 2,31 2,35 2,40 2,45 2,5
(TPS) per 1000 penduduk
(%)
Panjang jalan dalam
8 kondisi baik (> 40 349,2 353,5 357,8 360,2 364,7 356,6
KM/Jam )
Jumlah titik reklame yang
9 tertata dan terpelihara 1.932 1.061 1.025 1.119 623 623
dengan baik
Jumlah kegiatan
10 60 60 60 60 60 60
penertiban reklame
Persentase reklame
11 NA NA NA NA NA 11,4
berizin
Jumlah reklame ilegal
13 yang dibongkar/ 5.091 27.228 35.891 39.400 27.031 28.867
ditertibkan
Sempadan sungai yang
14 50,00 48,70 47,10 46,00 44,20 44,1
dipakai bangunan liar (%)
Drainase dalam kondisi
15 baik/ pembuangan aliran 75,00 76,00 77,00 78,00 79,00 80,5
air tidak tersumbat (%)
Luas irigasi dalam kondisi
16 1836 1896 1961 2031 2106 3062
baik
Persentase penanganan
17 79 81 83 85 87 87,5
sampah
Tempat pembuangan
18 sampah (TPS) per satuan 0,226 0,231 0,235 0,240 0,245 0,25
pddk (%)
19 Timbulan sampah (m3) - - 5.807,23 5.995,47 6.189,00 6.189,00*

Timbulan sampah
20 - - 2.237,38 2.422,65 2.602,27 2.602,27*
terlayani (m3)
Persentase rumah tangga
21 yang terlayani air minum 87,4 87,6 87,8 88 87,00 87,58

Rumah tangga ber-


22 85,58 85,63 85,68 85,73 85,78 85.87
Sanitasi (%)
b Penataan Ruang
Rasio Ruang Terbuka
1 Hijau per Satuan Luas - - - - 43,26 43.76%
Wilayah Kota Smg (%)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-56


Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rasio bangunan ber- IMB
2 52,62 52,80 52,93 53,04 53,25 53.35%
per satuan bangunan (%)
Persentase kesesuaian
pemanfaatan ruang
3 0 0 0 0 79 79
dengan Perencanaan Tata
Ruang
Sumber : BPS, Binamarga, D.PSDA, DKP, D. PJPR & DTKP Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Masih adanya jaringan jalan dalam kondisi tidak baik sekitar 10%
menjadi tugas pemerintah untuk makin meningkatkan kualitas serta
pengoptimalan integrasi jaringan jalan dan fasilitas jalan di Kota Semarang.
Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang dengan Perencanaan Tata
Ruang mencapai 79%, sehingga masih terdapat wilayah yang belum sesuai
dengan peruntukan tata ruang.
Jumlah daya tampung sampah apabila menggunakan open damping
dalam kajian Masterplan Persampahan adalah 330.723,05 M3 yang tercapai
pada 2015. Namun karena pelaksanaan pembuangan sampah di TPA saat
ini merupakan campuran antara open dumping dan sanitary landfill
sehingga umur TPA jadi bisa lebih lama.’
Terkait pelayanan air minum, dari data terlihat bahwa cakupan
persentase rumah tangga yang terlayani air minum semakin meningkat,
namun dengan semakin meningkatnya jumlah pelanggan air minum
tersebut perlu diimbangi dengan peningkatan pengelolaan pelayanannya.
Saat ini masih sering dijumpai banyaknya keluhan masyarakat terkait
pengelolaan air minum yang belum lancar distribusi maupun keluhan
terhadap kualitas air yang dihasilkan. Hal ini menjadi pekerjaan rumah
tersendiri bagi pemerintah sebagai bagian dari upaya pemenuhan dan
pengoptimalan sarana prasarana dasar permukiman yang berkualitas.
Terlaksananya peningkatan pengelolaan reklame di Kota Semarang,
dimana di sepanjang tahun 2010-2015 telah dilaksanakan melalui
intensifikasi penagihan tunggakan reklame, penandaan reklame, dan
penertiban reklame ilegal yang jumlahnya meningkat secara signifikan sejak
diberlakukannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
20/PRT/M/2012 tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-
bagian Jalan, dimana tidak diperbolehkan lagi memasang reklame
melintang di jalan (bando), di median jalan termasuk delta, baik di Jalan
Nasional, Provinsi, maupun Kota.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-57


Terkait penanganan rob dan banjir, merupakan tugas yang sangat
berat bagi Pemerintah Kota Semarang terutama saat datangnya musim
penghujan. Potensi letak Kota Semarang yang berada di pinggir pantai
menjadikan Kota Semarang sebagai daerah berpotensi mengalami banjir
dan rob. Namun begitu berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah
Kota Semarang untuk mengatasi hal tersebut. Untuk meminimalisir
terjadinya banjir dan rob dilakukan kegiatan-kegiatan perawatan sungai-
sungai secara berkala. Usaha-usaha tersebut terbukti efektif dalam
menurunkan genangan banjir dan rob. Dari data sektoral Perangkat Daerah
terlihat menurunnya persentase kawasan banjir dan rob dari 5,34% di
tahun 2015 menjadi 5,02% di tahun 2016. Salah satu usaha yang ditempuh
Kota Semarang terkait dana penataan sungai yang sangat besar, pemerintah
Kota Semarang bisa memanfaatkan dana-dana yang bersumber dari dana
non-APBD, seperti APBD provinsi maupun Pemerintah Pusat. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.24.
Tabel 2.24
Penanganan Banjir di Kota Semarang
Tahun
No Indikator Kinerja Satuan
2015 2016*
1 Persentase kawasan banjir dan % 5,34 5,02
rob
2 Lama genangan banjir dan rob di Menit 60 60
sungai, saluran drainase dan
gorong-gorong pada saat banjir
3 Panjang Sungai dan saluran meter 206.506 206.506
drainase
4 Kapasitas/fungsi drainase (luas Hektar 37.301 37.301
areal tangkapan)
5 Kapasitas pengendali banjir Liter / 77.405 77.405
dengan pompa dan polder detik
Sumber : Dinas PSDA & ESDM Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data diolah
Berdasarkan data yang ada, penanganan banjir dan rob di Kota
Semarang dapat dikatakan cukup berhasil, namun dengan masih adanya
kawasan yang tergenang banjir dan rob mengindikasikan bahwa di Kota
Semarang masih terdapat saluran, drainase dan gorong-gorong yang belum
berfungsi optimal. Hal ini disebabkan juga karena kondisi di lapangan saat
ini masih terdapat infrastruktur pengendali rob dan banjir yang belum
terbangun secara menyeluruh (misal polder banger, kolam retensi yang
masih dalam proses pembangunan) sehingga sistem drainase belum dapat

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-58


terintegrasi secara menyeluruh dalam mengatasi masalah banjir dan rob di
Kota Semarang.

2.3.1.4 Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman


Perkembangan dalam urusan perumahan rakyat dan kawasan
permukiman dapat dilihat pada tabel 2.25.
Tabel 2.25
Realisasi Kinerja Urusan Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman
Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rumah tangga pengguna
1 100 100 100 100 100 100
listrik (%)
Luas Lingkungan
2 0,63 0,60 0,56 1,11 0,99 0,79
pemukiman kumuh (%)
Persentase rumah layak
3 80,25 80,25 80,9 81,05 91,69 90,94
huni (%)
Pemugaran rumah tidak
4 204 408 610 1.186 1.598 1.598
layak huni (unit)
Persentase permukiman
6 99,40 99,44 99,16 99,26 99,45 99,21
layak huni
7 Rasio tempat pemakaman 10,32 35,92 35,80 35,68 34,35 37,85
umum per 1.000 penduduk
Sumber : DTKP Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Rasio tempat pemakaman umum per 1000 penduduk meningkat dari


34,35 pada tahun 2015 menjadi 37,85 pada tahun 2016. Mengingat jumlah
penduduk yang semakin meningkat dalam setiap tahunnya hal yang perlu
direncanakan kedepannya yaitu penyediaan lahan baru maupun
pengoptimalan lahan yang ada untuk area pemakaman.

Dari penjelasan tabel diatas dijelaskan juga bahwa luas lingkungan


permukiman kumuh menurun dari tahun 2015 sebesar 0,99% menjadi 0,79%
pada tahun 2016. Meskipun secara statistik angka tersebut menurun,
namun dari data tersebut juga menunjukkan adanya lingkungan
permukiman yang masih kumuh/ buruk seluas 0,79% atau sekitar 2,9 km2
dari seluruh wilayah Kota Semarang yang masih harus dituntaskan.
Berdasarkan SK Walikota Semarang No. 050/801/2014 tentang
Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Kota
Semarang telah diputuskan sebesar 415,83 ha atau 4,16 km2 atau
mencapai 1,11% dari wilayah Kota Semarang.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-59


Tabel 2.26
Daftar Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Kota Semarang
Lokasi
No Luas (ha)
Kecamatan Kelurahan
1 Tugu Mangunharjo 1,56
Mangkang Kulon 3,79
Mangkang Wetan 13,59
2 Genuk Genuksari 6,19
Banjardowo 3,38
Terboyo Kulon 0,62
Trimulyo 6,00
3 Semarang Barat Tambakharjo 2,67
Ngemplak Simongan 1,32
Krobokan 16,16
4 Semarang Tengah Brumbungan 2,68
Bangunharjo 4,00
Kembangsari 5,00
Jagalan 1,36
Miroto 7,00
Kauman 2.00
Pekunden 5,00
Sekayu 2,32
5 Semarang Timur Bugangan 8,34
Rejosari 1,30
Mlatiharjo 11,52
Mlatibaru 3,93
Rejomulyo 8,43
Kemijen 15,86
6 Semarang Utara Tanjung Mas 37,63
Bandarharjo 33,44
Panggung Kidul 26,00
Kuningan 23,09
Dadapsari 27,24
7 Candisari Jomblang 1,10
Karanganyar Gunung 1,67
8 Pedurungan Gemah 5,50
Muktiharjo Kidul 13,76
Penggaron Kidul 2,19
9 Semarang Selatan Lamper Lor 4,71
Lamper Kidul 1,53
Peterongan 1,33
Lamper Tengah 7,39

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-60


Lokasi
No Luas (ha)
Kecamatan Kelurahan
10 Tembalang Tandang 3,12
Sendangguwo 4,36
Rowosari 7,07
Meteseh 10,42
11 Gayamsari Sawah Besar 6,14
Kaligawe 7,35
Tambakrejo 5,23
Gayamsari 1,57
12 Mijen Purwosari 3,45
Jatibarang 0,86
13 Banyumanik Ngesrep 0,59
Padangsari 0,49
Jabungan 11,68
Tinjomoyo 5,53
Srondol Kulon 3,67
Gedawang 5,54
14 Gunungpati Patemon 0,14
Sekaran 3,19
Sadeng 2,47
Sukorejo 2,60
Nongkosawit 3,77
15 Ngaliyan Wonosari 3,12
Kalipancur 1,32
Purwoyoso 1,65
Jumlah Total 415,83
Sumber : SK Walikota Semarang No. 050/801/2014

2.3.1.5 Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan


Masyarakat
Perkembangan dalam urusan ketentraman, ketertiban umum dan
perlindungan masyarakat dapat dilihat pada tabel 2.27.
Tabel 2.27
Realisasi Kinerja Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan
Masyarakat
Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rasio jumlah Polisi
1 Pamong Praja per 1,72 1,64 1,55 1,48 1,43 1,41
10.000 penduduk
Rasio Pos
Siskamling per
2 jumlah 18,23 26,19 28,42 30,33 31,66 31,71
desa/kelurahan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-61


Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rasio Penegakan
3 56 66 76 86 100 100
PERDA
Cakupan patroli
4 NA NA NA NA 3.600 4.320
petugas Satpol PP
Cakupan
penanganan
gangguan
5 18 30 45 60 73 78
ketentraman dan
ketertiban umum
(%)
Rasio Petugas
Perlindungan
6 Masyarakat 42,00 42,04 47,44 46,58 37,96 37,96*
(Linmas) di
Kabupaten / kota
Cakupan
7 pelayanan bencana 0,0012 0,0012 0,0009 0,0014 0,0011 0,0013
kebakaran
Tingkat waktu
tanggap (response
time rate / 15
Menit setelah
8 81,46 75,69 68,72 78,11 92,13 88,38
pengaduan) daerah
layanan Wilayah
Manajemen
Kebakaran (WMK)
Jumlah kerugian
1.186. 2.787. 4.397. 2.119. 2.338. 3.119.
9 akibat bencana
500 400 000 900 000 000
(dalam ribu rupiah)
Sumber : Satpol PP, D. Kebakaran, BPBD Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Hasil kinerja urusan ketentraman, ketertiban umum dan


perlindungan masyarakat dari tabel 2.27 diatas menunjukkan
perkembangan yang cukup baik, namun dengan adanya data yang
menunjukan masih timbulnya kerugian akibat bencana yang terjadi
terutama kerugian material yang lebih tinggi di 2016 dibanding 2 tahun
kebelakang menjadi salah satu indikasi pemerintah untuk lebih
mengoptimalkan sistem peringatan dini terhadap bencana yang diterapkan
di masyarakat. Dengan dioptimalkannya sistem peringatan dini terhadap
bencana melalui berbagai macam kegiatan di masyarakat, diharapkan akan
semakin meminimalkan dampak yang ditimbulkan apabila terjadi bencana
di Kota Semarang.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-62


2.3.1.6 Urusan Sosial
Perkembangan pada urusan Sosial dapat dilihat pada tabel 2.28.
Tabel 2.28
Realisasi Kinerja Urusan Sosial

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016*
1 Jumlah PMKS 449.398 448.001 374.200 363.468 368.913 367.848
2 Penanganan
penyandang masalah
319.073 331.521 288.134 290.774 306.198 312.670
kesejahteraan sosial
(PMKS)
3 Cakupan PMKS yang
71 74 77 80 83 85
ditangani (%)
4 PMKS yg memperoleh
3.218 3.411 4.411 2.300 14.910 14.910
bantuan sosial
5 Jumlah PMKS yang
ditangani oleh Panti 273 285 306 316 304 330
Rehabsos Among Jiwo
Jumlah PMKS yang
menetap di Panti 104 109 113 123 118 107
Rehabsos Among Jiwo
6 Prosentase
penganggaran Bantuan
CSR, BAZ & swadaya
1,97 1,08 0,34 0,51 4,19 4,19
masyarakat untuk
penanggulangan
kemiskinan
Sumber : Disospora Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Meningkatnya jumlah cakupan dan penanganan terhadap PMKS yang


ditangani menunjukkan hasil yang cukup positif dalam kinerja urusan
sosial, namun di sisi lain hal ini juga menunjukkan bahwa ternyata di Kota
Semarang masih terdapat jumlah PMKS yang cukup besar dan penanganan
belum optimal untuk mencakup 100% tertangani. Peran serta swadaya
masyarakat melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR) dapat
menjadi salah satu usaha membantu mengatasi jumlah PMKS yang
semakin banyak di Kota Semarang. Dilihat dari prosentase anggaran,
penganggaran Bantuan CSR, BAZ & swadaya masyarakat untuk
penanggulangan kemiskinan dalam 2 tahun terakhir meningkat cukup
signifikan dan hal ini cukup membantu di masyarakat. Untuk itulah
diharapkan Pemerintah mampu menggandeng sebanyak-banyaknya dan
meoptimalkan peran serta masyarakat dan swasta agar terlibat dalam
program CSR ini.
Dari data di tabel 2.28 terlihat bahwa jumlah PMKS yang ditangani
oleh Panti Rehabsos Among Jiwo cenderung bertambah setiap tahunnya,
hal inilah yang perlu menjadi perhatian pemerintah untuk terus

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-63


mengoptimalkan tempat rehabilitasi terhadap PMKS tersebut, mengingat
sampai saat ini di Kota Semarang hanya terdapat 1 Panti rehabsos untuk
PMKS milik pemerintah daerah.

2.3.2 Fokus Layanan Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar

2.3.2.1 Urusan Tenaga Kerja

Keberhasilan dalam pelaksanaan Urusan Tenaga Kerja diukur melalui


beberapa indikator. Diantara 5 indikator yang ada, 4 capaian diantaranya
mengalami fluktuasi selama tahun 2011 – 2016. Untuk Tingkat
Pengangguran Terbuka, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Angka sengketa
pengusaha–pekerja, Penempatan tenaga kerja, dan keselamatan masih
menjadi permasalahan dalam Urusan ketenagakerjaan ini. Hal ini
diantaranya disebabkan karakteristik pencari kerja di Kota Semarang yang
cenderung memilih pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikannya,
sehingga menjadi peluang kerja bagi pencari kerja dari daerah lain.
Realisasi kinerja pada Urusan Wajib Ketenagakerjaan dapat dilihat
pada tabel 2.29.
Tabel 2.29
Realisasi Kinerja Urusan Tenaga Kerja

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Angka sengketa
1 pengusaha-pekerja 193 192 211 214 180 180*
per tahun

Tingkat partisipasi
2 60,61 68,23 66,79 77,51 63,05 67,80
angkatan kerja (%)

Pencari kerja yang


3 9.003 10.263 18.819 13.277 8.136 8.559
ditempatkan

Keselamatan dan
4 8,36 6,46 7,60 8,30 8,83 8,83*
perlindungan (%)
Penyelesaian
Perselisihan buruh
5 dan pengusaha thd 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kebijakan pemerintah
daerah (%)
Sumber : Disnakertrans Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Angka sengketa antara pengusaha dengan pekerja menunjukkan data


yang fluktuatif dalam kurun waktu 5 tahun belakang ini. Data di tahun
2016 menunjukan masih adanya sengketa yang terjadi antara pengusaha
dan pemerintah.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-64


2.3.2.2 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Hasil yang dicapai oleh Pemerintah Kota Semarang pada pelaksanaan
urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak selama tahun
2010 – 2015 dapat dilihat pada tabel 2.30.
Tabel 2.30
Realisasi Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Persentase partisipasi
1 perempuan di lembaga NA NA NA NA 6,50 6,70
pemerintah
Partisipasi perempuan
2 60,00 63,47 63,14 53,21 61,11 61,11*
di lembaga swasta (%)
3 Rasio KDRT (%) 0,60 0,61 0,60 0,59 0,056 0,037
Penyelesaian
pengaduan
Perlindungan
4 100 100 100 100 100 100
perempuan dan anak
dari tindakan
kekerasan (%)
Sumber : Bapermasper Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya
Perempuan sebagai salah satu unsur pada masyarakat cenderung
mengalami penurunan peran berpartisipasi dalam pembangunan. Hal
tersebut terlihat data di tabel 2.30 diatas yang menunjukkan persentase
partisipasi perempuan di lembaga pemerintah maupun di lembaga swasta
dalam 5 tahun terakhir mengalami kecenderungan yang menurun.
Partisipasi perempuan di lembaga swasta di tahun 2013 yang sebesar 63,14%
turun menjadi 61,11% di tahun 2016.

2.3.2.3 Urusan Pangan


Kinerja pada Urusan Pangan secara lengkap terlihat pada tabel 2.31.
Tabel 2.31
Realisasi Kinerja Urusan Pangan

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Ketersediaan 142.958 288.466 288.607 277.531 191.760 191.825
pangan utama per
1.000 penduduk
2 Rata-rata jumlah 201.260 429.698 435.058 421.773 368.593 368.593*
ketersedian padi
dalam setahun
(ton)
3 Rata-rata jumlah 3.101 3.675 3.731 5.375 6.210 6.210*
ketersedian jagung
dalam setahun
(ton)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-65


Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
4 Rata-rata jumlah 16.414 16.401 14.931 12.712 36.933 36.933*
ketersedian
palawija dalam
setahun (ton)
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

2.3.2.4 Urusan Pertanahan


Pada urusan pertanahan yang telah dilaksanakan meliputi kegiatan
pengadaan tanah untuk kepentingan umum melalui Tim P2T (Panitia
Pengadaan Tanah) Pemerintah Kota Semarang, Fasilitasi penyelesaian
konflik tanah negara dan upaya tertib administrasi pertanahan melalui
penyediaan data base pertanahan di 177 kelurahan. Untuk rinciannya,
realisasi kinerja pada Urusan Pertanahan dapat dilihat pada tabel 2.32.
Tabel 2.32
Realisasi Kinerja Urusan Pertanahan
Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tertib Administrasi
Pertanahan (%)
1 19,17 21,46 23,37 25,64 26,27 30
(peningkatan Data Base
Pertanahan)
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Penyelesaian kasus tanah
2 /20 /19 /25 /20 /20 /20
Negara (%)
kasus kasus kasus kasus kasus kasus
956
35 dari
dari 35 dari
147
Pengadaan Tanah untuk 1.107 147
3. NA NA NA bidang
kepentingan umum bidang bidang
tanah
tanah tanah*

Sumber : BPN dan Bag. Tapem Kota Semarang , 2016


*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

2.3.2.5 Urusan Lingkungan Hidup


Kinerja urusan lingkungan hidup terjabarkan dalam program-program
untuk mencapai target capaian kinerja dan sasaran-sasarannya. Salah satu
hasil yang menonjol adalah untuk kesekian kalinya, tercatat mulai tahun
2012, secara berturut-turut Kota Semarang sukses memperoleh
penghargaan Adipura untuk kategori kota metropolitan terbersih. Hal ini
menunjukkan bahwa Pemerintah Kota memiliki kepedulian dalam
pengendalian pencemaran serta memiliki komitmen dalam mewujudkan
kota bersih dan hijau (clean and green city).
Berikut capaian kinerja urusan lingkungan hidup dari tahun 2011-
2016, yang secara umum kondisinya ditunjukkan pada tabel 2.33.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-66


Tabel 2.33
Realisasi Kinerja Urusan Lingkungan Hidup

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pencemaran status mutu
1 50 54 60 60 60 60
air
Cakupan penghijauan
2 wilayah rawan longsor dan 15 21 26 31,5 36,5 41
Sumber Mata Air
Cakupan pengawasan
terhadap pelaksanaan
3 8,19 10,76 9,35 8,92 13,98 22
amdal (jumlah perusahaan
yang diawasi)
Penegakan hukum
4 100 100 100 100 100 100*
lingkungan (%)
Indeks kualitas lingkungan
5 NA NA NA NA NA 44,84
hidup (%)
Persentase usaha dan atau
kegiatan yang mentaati
6 persayaratan administrasi 7 8,4 11 12 12 12
dan teknis pencegahan
pencemaran air (%)
Presentase usaha dan atau
kegiatan sumber tidak
bergerak yang mentaati
7 4 5 8 10 10 10
persayaratan administrasi
dan teknis pencegahan
pencemaran udara (%)
Pencegahan Pencemaran
8 125 96,2 102,5 100 100 100*
Air (%)
Pencegahan Pencemaran
9 Udara dan Sumber Tidak 75 64,2 75 100 100 100*
Bergerak (%)
Penyediaan informasi
status kerusakan dan/atau
10 NA NA 95.84 88.12 100 100*
tanah untuk produksi
biomass (%)
Sumber : Bappeda, BLH, dan DKP Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya
Pencemaran status mutu air yang cenderung tidak menurun di 5
tahun terakhir serta masih rendahnya perusahaan dan atau kegiatan yang
mentaati persayaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air
yaitu hanya sekitar 12% menunjukkan masih terjadinya pencemaran air
dan belum optimalnya pengelolaan kualitas lingkungan hidup di Kota
Semarang.

2.3.2.6 Urusan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil


Kota Semarang Penerapan KTP Nasional berbasis NIK yang didukung
dengan ketersediaan database kependudukan skala kota. Untuk Rasio
Penduduk ber-KTP per Satuan Penduduk penurunan terlihat terjadi pada
tahun 2015 karena terbit Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2013 yang
mengatur bahwa KTP Non Elektronik berlaku sampai dengan 31 Desember
2014, sehingga untuk tahun 2015 kepemilikan KTP yang dihitung adalah e-

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-67


KTP atau KTP elektronik. Namun sudah kembali naik di tahun 2016
menjadi sebesar 94,43%. Sedangkan penurunan Rasio Bayi Berakte
Kelahiran (%) disebabkan karena masih kurangnya kesadaran masyarakat
dalam pengurusan akte kelahiran meskipun telah dilakukan jemput bola
dan pemerintah telah membuka pelayanan pada Tempat Pelayanan Data
Kependudukan (TPDK) di setiap Kecamatan. Realisasi kinerja Urusan
Kependudukan dan Catatan Sipil dapat dilihat tabel 2.34.
Tabel 2.34
Realisasi Kinerja Urusan Administrasi Kependudukan Dan Catatan Sipil
Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rasio bayi berakte
1 81,85 90,96 92,15 92,07 90,82 89,29
kelahiran (%)
Rasio pasangan
2 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
berakte nikah (%)

3 Kepemilikan KTP (%) 96,00 96,00 96,00 96,00 91,54 94,43

Kepemilikan akta
4 64,00 65,00 65,00 68,00 74,00 79,3
kelahiran (%)
Ketersediaan
database
5 1 1 1 1 1 1
kependudukan
skala Kota
Penerapan KTP
6 Nasional berbasis 1 1 1 1 1 1
NIK
Sumber : Dispendukcapil Kota Semarang, 2016

2.3.2.7 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Kondisi pada urusan pemberdayaan masyarakat dan desa dapat dilihat
pada tabel 2.35.
Tabel 2.35
Realisasi Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rata-rata jumlah
kelompok binaan lembaga
1 5 5 5 15 15 18
pemberdayaan
masyarakat (LPM)
Rata-rata jumlah
2 32 32 32 32 32 32
kelompok binaan PKK
Persentase LPM
3 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00*
Berprestasi
4 Persentase PKK aktif 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

5 Persentase Posyandu aktif 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Swadaya Masyarakat
terhadap Program
6 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00*
pemberdayaan
masyarakat (%)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-68


Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pemeliharaan Pasca
7 Program pemberdayaan 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 91
masyarakat (%)
Sumber : Bapermasper Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat dan


jumlah kelompok binaan PKK dalam 5 tahun terakhir memang tidak
mengalami penurunan, namun jumlah peningkatannya juga tidak signifikan.
Sehingga dengan jumlah yang ada saat ini, peran dan fungsi kelembagaan
masyarakat dalam pembangunan sangat perlu untuk dioptimalkan guna
memenuhi/ mencakup jumlah penduduk yang semakin bertambah.
Selain itu hal yang perlu dilakukan agar pemberdayaan terhadap
masyarakat berhasil dan berdaya guna secara optimal adalah dengan juga
mengoptimalkan koordinasi lintas sektor, antara semua stakeholders/
pengampu kepentingan secara intensif dan konsisten.

2.3.2.8 Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Hasil yang dicapai oleh Pemerintah Kota Semarang pada pelaksanaan
urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera selama tahun 2011
sampai dengan 2016 dapat dilihat pada tabel 2.36.
Tabel 2.36
Realisasi Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Rata-rata jumlah
1 2,06 2,16 2,12 2,02 2,02 1,16
anak per keluarga
Rasio akseptor KB
2 76,02 76,09 76,46 76,47 76,2 76,88
per 1.000 PUS
Keluarga Pra
3 Sejahtera dan 113.037 114.007 117.470 116.720 116.631 108.202
Keluarga Sejahtera I
Sumber : Bapermasper Kota Semarang, 2016

2.3.2.9 Urusan Perhubungan


Kondisi umum perkembangan Urusan perhubungan sampai dengan
tahun 2016 dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.37.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-69


Tabel 2.37
Realisasi Kinerja Urusan Perhubungan
Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Jumlah arus penumpang angkutan umum :
- Bus 3.445.280 7.793.539 4.767.769 4.085.195 2.042.598 2.042.598*
- Kereta Api 1.999.169 1.481.107 1.638.381 2.114.889 2.220.633 2.220.633*
- Kapal Laut 507.207 520.579 803.759 223.237 234.399 234.399*
- Pesawat
2.510.492 2.902.978 3.716.894 4.390.462 4.609.985 4.609.985*
Udara
-BRT 1.678.542 2.010.701 3.818.578 5.821.875 8.023.869 7.725.490
Rasio ijin
trayek per
2 0,026 0,020 0,0019 0,0018 0,0018 0,001747
jumlah
penduduk
Jumlah uji kir
3 angkutan 6.833 7.507 6.997 7.647 8.095 6.840
umum
Jumlah
4 pelabuhan 1 1 1 1 1 1
laut
Jumlah
5 pelabuhan 1 1 1 1 1 1
udara
Jumlah
6 5 5 5 5 5 5
terminal bus
Jumlah
7 stasiun kereta 2 2 2 2 2 2
api
Persentase
8 angkutan 0,0281 0,0279 0,0438 0,0288 0,0301 0,0301*
darat
Lama
pengujian
9 kelayakan 2Jam 2Jam 2Jam 2Jam 2Jam 2Jam*
angkutan
umum (KIR)
Biaya
Pengujian
10 Kelayakan 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
Angkutan
Umum (KIR)
Persentase
pemasangan
11 76,00 60,00 70,59 100,00 100,00 100,00
Rambu -
Rambu
Sumber : Dishubkominfo Kota Semarang, 2016
*). Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Jumlah arus penumpang angkutan umum terutama angkutan darat


dalam 5 tahun terakhir ini mengalami jumlah peningkatan yang cukup
signifikan. Untuk itulah peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum
massal serta pengoptimalan pengelolaan sarana dan prasarana transportasi
sangat perlu dilakukan oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain
dengan mempercepat dan mempermudah proses uji kelayakan untuk
angkutan umum dengan tetap berpegang pada aturan perundangan serta

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-70


pengenaan biaya yang tidak membebani pelaku angkutan umum. Selain itu,
upaya perbaikan-perbaikan sarana prasarana perhubungan seperti
penambahan jumlah rambu, penambahan jumlah armada BRT akan sangat
membantu dalam kelancaran lalu lintas di dalam kota.

2.3.2.10 Urusan Komunikasi dan Informatika


Pada urusan Komunikasi dan Informatika sampai dengan tahun 2016
dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada tabel tabel 2.38.
Tabel 2.38
Realisasi Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika

Tahun
No Uraian
2015 2016
Jumlah domain dan subdomain
1 40 106
semarangkota.go.id
2 Jumlah wifi di area publik NA 90
Terwujudnya Aplikasi interaktif dan
3 integrasi untuk mewujudkan e-gov 11 16
dlm rangka smart city
4 Jumlah jaringan komunikasi 40 lokasi 67 lokasi

5 Jumlah surat kabar nasional/lokal

- Surat kabar nasional 6 6*

- Surat kabar lokal 5 5*

6 Jumlah penyiaran radio/TV nasional dan lokal

- Jml penyiaran radio nasional 5 5*

- Jumlah penyiaran radio lokal 14 14*

- Jumlah penyiaran TV nasional 12 12*

- Jumlah penyiaran TV lokal 4 4*


Sumber : Dishubkominfo, Setda Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

2.3.2.11 Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah


Hasil yang telah dicapai pada urusan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah dari tahun 2011 – 2016 dapat dilihat pada tabel 2.39.
Tabel 2.39
Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Persentase koperasi
1 77,2 78,62 78,72 79,26 79,94 78,50
aktif (%)
Jumlah UKM non
2 11.142 11.208 11.383 11.585 11.692 5.918
BPR/LKM UKM
3 Jumlah BPR/LKM 2 2 2 2 2 2*

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-71


Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Usaha Mikro dan
4 8.914 9.132 9.307 9.563 10.757 5.916
Kecil
Jumlah UMKM
(Usaha Mikro Kecil
5 NA NA NA NA 996 5.918
dan Menengah ) yang
memiliki IUMK
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kota Semarang, 2016
*). Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Jumlah UMKM pada tahun 2015 sebanyak 996 unit. Pada tahun 2016,
pendataan Pelaku Usaha Mikro di Kota Semarang menggunakan Izin Usaha
Mikro Kecil (IUMK) secara online. Pendataan tersebut menindaklanjuti
Perwal Semarang Nomor 24 Tahun 2015 tentang Izin Usaha Mikro dan Kecil.
IUMK tersebut sebagai legal formal Pelaku Usaha Mikro di Kota Semarang,
dan di tahun 2016 jumlah UMKM terdata sebanyak 5.918 unit. Sebagai
upaya untuk menumbuhkan minat masyarakat dalam kewirausahaan,
sebenarnya pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya antara lain
dengan melakukan berbagai macam pelatihan kewirausahaan untuk
masyarakat. Namun seringkali hal ini belum optimal dalam tindak lanjutnya.
Belum ditindaklanjuti ke arah yang lebih serius seperti menumbuhkan dan
menambah jumlah Usaha Mikro maupun Usaha Kecil di Kota Semarang
setelah pelaksanaan kegiatan pelatihan tersebut.
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM Tahun 2015 sebanyak 11.692 pada
tahun 2016 menjadi 5.918. Jumlah Usaha Mikro dan Kecil Tahun 2015
sebanyak 10.757 pada Tahun 2016 menjadi 5.916.
Data yang tersaji untuk tahun 2016 adalah data baru berdasarkan
pendataan menggunakan program IUMK yang yang mulai diluncurkan akhir
tahun 2015 sehingga terjadi selisih data yang signifikan.

2.3.2.12 Urusan Penanaman Modal


Pelaksanaan Penanaman Modal kota Semarang 2011-2016, untuk
capaian kinerja pada urusan Penanaman Modal dapat dikatakan baik, hal
ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan program pada urusan
Penanaman Modal dapat dilaksanakan sesuai dengan arah kebijakan dan
sasaran yang telah ditetapkan. Pada perkembangannya ditunjukkan pada
tabel 2.40.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-72


Tabel 2.40
Perkembangan Investasi Kota Semarang Tahun 2011 – 2016

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016


Jumlah investor
1. berskala nasional 26 62 67 111 152 152
(PMDN/PMA)
Jumlah Investasi
2. 997,04 3.675,24 5.372,16 7.924,52 9.570,41 10.500,00
(Milyar Rp)
Jumlah Investasi
a PMDN (Milyar 437,34 1.554,97 4.129,10 5.332,51 4.138,41 7.550,00
Rp)
Jumlah Investasi
b 559,70 2.120,27 1.243,06 2.592,01 5.432,00 2.950,00
PMA (Milyar Rp)
Sumber : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang (data diolah), 2016

Perkembangan jumlah investor di Kota Semarang menunjukkan


angka yang terus meningkat di rata-rata 5 tahun terakhir, begitupun
dengan jumlah investasi yang terus meningkat. Namun jika dilihat secara
rincinya, untuk jumlah investasi Penanamam Modal Asing (PMA) justru
menurun di tahun 2016 ini yang hanya sebesar Rp. 2,9 triliyun
dibandingkan tahun 2015 yang sempat mencapai di atas Rp. 5,4 triliyun.
Hal ini menunjukkan sebenarnya nilai investasi terutama untuk yang PMA
masih dapat dioptimalkan dan masih dapat ditingkatkan lagi.

2.3.2.13 Urusan Kepemudaan dan Olah Raga


Pada urusan pemuda dan olahraga, capaian sampai dengan tahun
2016 dapat dilihat pada tabel 2.41.
Tabel 2.41
Realisasi Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olah Raga
Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah organisasi 47 47 48 60 60 60
1
pemuda yang aktif
Jumlah organisasi 36 42 42 42 46 42
2
olahraga
Jumlah kegiatan 12 12 9 10 15 10
3
kepemudaan
4 Jumlah kegiatan olahraga 18 18 19 20 24 24*
Jumlah gelanggang 3 3 3 3 3 3
5
olahraga milik Pemda
6 Lapangan olahraga - - - - 275 275
Sumber : Dinsospora Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya
Data yang tersaji menggambarkan masih perlu dioptimalkannya
kinerja dalam urusan kepemudaan dan olahraga. Dengan jumlah organisasi
pemuda aktif yang stagnan/ tidak bertambah sejak 3 tahun terakhir dan
bahkan terjadi penurunan untuk jumlah organisasi olahraga dapat

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-73


mengindikasikan bahwa minat pemuda untuk terlibat dalam organisasi dan
pembangunan semakin menurun/ berkurang.
Pemerintah akan terus meningkatkan dan mengoptimalkan sarana
dan prasarana olahraga di Kota Semarang mengingat jumlah gelanggang
olahraga yang dimiliki pemerintah sampai saat ini masih belum bertambah.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui olahraga dilakukan dengan menambah
jumlah dan mengoptimalkan lapangan olahraga di setiap wilayah/
kecamatan dengan penambahan jumlah yang sangat signifikan yaitu
menjadi 275 lapangan olahraga di tahun 2016.

2.3.2.14 Urusan Statistik


Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010,
indikator keberhasilan pada urusan Statistik diantaranya adalah
ketersediaan Buku Daerah Dalam Angka dan Buku PDRB Kab/Kota.
Indikator tersebut selama kurun waktu 2011 s.d 2016 telah terpenuhi,
bahkan tidak pada kedua jenis produk tersebut saja, rata-rata tersusun 12
s.d 13 jenis produk buku statistik daerah pada setiap tahunnya. Selain dari
jenis buku, aksesbilitas data-data tersebut semakin mudah. Realisasi
kinerja Urusan Statistik dilihat pada tabel 2.42.
Tabel 2.42
Realisasi Kinerja Urusan Statistik

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Buku ”Kota/Kabupaten
1 1 1 1 1 1 1
Dalam Angka”
Buku ”PDRB
2 1 1 1 1 1 1
Kota/Kabupaten”
Banyaknya Publikasi
3 12 12 13 14 13 13
Data (jenis)
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2016

2.3.2.15 Urusan Persandian


Urusan Persandian untuk pengamanan informasi yaitu pola hubungan
komunikasi sandi antar Perangkat Daerah. Sampai dengan saat ini kinerja
dapat diukur dengan peningkatan jumlah sistem informasi di Perangkat
Daerah untuk meningkatkan pengelolaan manajemen dengan pemanfaatan
teknologi.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-74


Tabel 2.43
Realisasi Kinerja Urusan Persandian
Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Rasio Pelayanan Persandian 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Sumber : Setda Kota Semarang, 2016


2.3.2.16 Urusan Kebudayaan
Pada urusan Kebudayaan capaian perkembangannya tersaji dalam
tabel 2.44.
Tabel 2.44
Realisasi Kinerja Urusan Kebudayaan

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Penyelenggaraan
1 67 86 145 199 222 228
festival seni dan budaya
Sarana
2 penyelenggaraan seni 98 67 133 134 173 220
dan budaya
Situs cagar budaya
3 315 315 315 315 315 315
yang dilindungi

Kawasan cagar budaya


4 6 6 6 6 6 6
yang dilindungi

Bangunan cagar
5 12 12 12 12 12 12
budaya yang dilindungi
Sumber : Disbudpar Kota Semarang, 2016
Realisasi kinerja urusan kebudayaan dalam 5 tahun terakhir
menunjukkan hasil yang cukup bagus dilihat dari jumlah penyelenggaraan
event kesenian serta sarana penyelenggaraan seni dan budaya yang
semakin meningkat. Hal yang perlu menjadi perhatian yaitu bagaimana
pemerintah mampu mengoptimalkan upaya-upaya pelestarian seni dan
budaya dengan berbasis kearifan lokal masyarakat.

2.3.2.17 Urusan Perpustakaan


Pada Urusan Perpustakaan perkembangannya ditunjukkan pada tabel
2.45.
Tabel 2.45
Realisasi Kinerja Urusan Perpustakaan
Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Jumlah
Perpustakaan
Milik Pemerintah 1 1 1 1 1 1
Daerah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-75


Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
2 Jumlah
Perpustakaan
Milik Non 131 156 170 186 186 188
Pemerintah
Daerah
3 Jumlah
pengunjung
1.518.766 1.731.142 1.751.143 1.756.224 806.521 814.586
perpustakaan
per tahun
4 Persentase
Koleksi buku
yang tersedia di 45,06 45,55 46,48 68,26 71,63 71,63*
perpustakaan
daerah
Sumber : Kantor Perpustakaan & Arsip Kota Semarang , 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Dari data pada tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah pengunjung


perpustakaan mulai terlihat menurun di tahun 2015. Hal ini karena metode
yang digunakan untuk menentukan jumlah pengunjung perpustakaan di
tahun 2015 tidak lagi mencantumkan jumlah pengunjung di rumah pintar,
namun jumlah pengunjung di tahun 2016 kembali naik menjadi 814.586
orang.

2.3.2.18 Urusan Kearsipan


Pada urusan Kearsipan yaitu Pengelolaan arsip secara baku dan
Peningkatan SDM pengelola kearsipan. Kondisinya ditunjukkan pada tabel
2.46.
Tabel 2.46
Realisasi Kinerja Urusan Kearsipan

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Pengelolaan arsip secara
88,71 96,77 98,39 100,00 100,00 100,00
baku
2 Persentase peningkatan
SDM pengelola 67,74 77,42 79,03 80,65 88,71 88,71*
kearsipan
Sumber : Kantor Perpustakaan & Arsip Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

2.3.3 Fokus Layanan Urusan Pilihan


2.3.3.1 Urusan Kelautan dan Perikanan
Pada urusan Kelautan dan Perikanan, secara rinci perkembangan
pembangunan urusan Kelautan dan Perikanan dapat dilihat pada tabel 2.47.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-76


Tabel 2.47
Realisasi Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Produksi
1
perikanan
Produksi
perikanan 658,15 715,53 1.296,50 1.485,50 2.136,29 2.392,56
Tangkap (ton)
Produksi
perikanan 1.672,98 1.823,83 1.826,19 1.854,38 2.705,19 3.200,57
Budidaya (ton)
Konsumsi ikan
2 23,37 24,04 24,93 25,93 30,26 30,94
(kg/kapita/ thn)
Cakupan bina
3 kelompok 18 119 125 308 370 388
nelayan (klp)
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Semarang, 2016

2.3.3.2 Urusan Pariwisata


Pada urusan Pariwisata secara rinci perkembangan pembangunan
dapat dilihat pada tabel 2.48.
Tabel 2.48
Realisasi Kinerja Urusan Pariwisata

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kunjungan
1 2.100.923 2.712.442 3.192.899 4.007.192 4.376.359 4.683.974
wisata
Jumlah
2 38 39 44 45 62 64
Obyek Wisata
Obyek Wisata
2a 4 4 8 8 10 11
Alam
Obyek Wisata
2b 16 16 17 17 23 24
Budaya
Obyek wisata
2c 18 19 19 20 29 29
buatan
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2016
*). Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Jumlah kunjungan wisata dan jumlah obyek wisata di Kota Semarang


dalam kurun waktu 5 tahun terakhir menunjukkan angka yang terus
meningkat. Kondisi geografis Kota Semarang yang berupa perbukitan dan
pantai yang sebenarnya berpotensi besar untuk dapat diolah sebagai obyek
wisata alam yang menarik. Di tahun 2016 ini penambahan jumlah obyek
wisata memang mengalami peningkatan, namun jumlahnya peningkatannya
tidak terlalu signifikan terutama untuk jumlah wisata alam. Hal ini
menunjukkan bahwa pemerintah masih harus terus mengoptimalkan
upaya-upaya pengembangan dan pengelolaan objek serta daya tarik wisata
di Kota Semarang.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-77


2.3.3.3 Urusan Pertanian
Kondisi pada Urusan Pertanian tahun 2011-2016 ditunjukkan
sebagaimana tabel 2.49.
Tabel 2.49
Realisasi Kinerja Urusan Pertanian

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Produksi padi atau
1 bahan pangan utama 43.289 43.766 43.858 43.897 43.941 43.642
lokal lainnya per (ton)
Cakupan bina
2 12 14 18 25 28 33
kelompok petani
Produksi Komoditas
10.642
3 Holtikultura Utama 9.956 10.079 10.115 10.279 10.642
*
Lokal (ton)
Produksi Komoditas
4 925 795 412 223 146 789,80
Perkebunan (ton)
Sumber : D. Pertanian Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Terlihat produksi komoditas perkebunan yang menurun, hal ini


disebabkan tuntutan dan perkembangan industri terkait banyaknya
produk-produk hasil olahan dari kelapa sehingga para petani kelapa di Kota
Semarang banyak yang menggantinya dengan tanaman buah-buahan
seperti kelengkeng.

2.3.3.4 Urusan Perdagangan


Pada urusan Perdagangan, perkembangannya dapat dilihat pada tabel
2.50.
Tabel 2.50
Realisasi Kinerja Urusan Perdagangan

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Nilai total 893.742. 1.010.830. 1.026.710. 1.168.710. 1.155.342. 1.218.036.
1 490 658 670 182 967 901
ekspor (USD)
Cakupan bina
kelompok
2 15% 20% 25% 30% 35% 100%
pedagang/usaha
informal
Sumber : Disperindag dan Dinas Pasar Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-78


Tabel 2.51
Perkembangan Jumlah Pasar Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016*
1. Pasar Tradisional 49 50 50 50 50 50
Rehab total pasar
2 1 3 3 - 2
tradisional
2. Pasar Lokal 22 23 23 23 23 23
3. Pasar Regional - - - - - -
Pasar Swalayan /
4. 303 436 436 536 536 536
Supermarket / Toserba
5. Hipermarket 2 5 5 5 5 5
6. Pasar Grosir 1 3 3 3 3 3
7. Mal/Plaza 14 15 15 15 15 15
8. Pertokoan/Warung/Kios 1.634 1.970 1.970 1.970 1.970 1.970
Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) Kota Semarang dan Dinas Pasar Kota
Semarang, 2015
*) Data sangat sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Data di tabel 2.51 menampilkan perkembangan sarana perdagangan di


Kota Semarang dalam 5 tahun terakhir. Dari data tersebut terlihat
ketimpangan jumlah yang signifikan antara sarana perdagangan tradisional
dibandingkan yang ritel modern. Ini menjadi salah satu indikasi bahwa
perlu dioptimalkan lagi usaha-usaha pengendalian yang dilakukan
pemerintah terkait persebaran maupun penambahan sarana perdagangan
antara yang tradisional dan modern. Selain itu, pengoptimalan sarana
perdagangan tradisional melalui perbaikan-perbaikan pasar baik berskala
rehab kecil/ perawatan rutin maupun yang berskala rehab total terus
dilaksanakan setiap tahunnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya pemerintah
untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan pedagang-pedagang
kecil .

2.3.3.5 Urusan Perindustrian


Pembangunan urusan industri diarahkan untuk menumbuh
kembangkan industri secara intensif dengan mengutamakan industri/usaha
kecil dan menengah melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
sumber daya manusia. Perkembangan urusan industri dapat dilihat dari
beberapa variabel yaitu kontribusi sektor industri terhadap PDRB dan
pertumbuhan industri. Perkembangan pelayanan pada urusan industri
dapat dilihat dari perkembangan jumlah industri dan jumlah kelompok
pengrajin yang ada di Kota Semarang.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-79


Tabel 2.52
Realisasi Kinerja Urusan Perindustrian

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kontribusi kategori Industri
1 Pengolahan terhadap PDRB 26,70 27,15 27,24 28,05 27,46 27,45
(atas dasar harga berlaku)
Kontribusi kategori Industri
2 Pengolahan terhadap PDRB 25,49 25,96 26,45 26,66 26,31 25,82
(atas dasar harga konstan)
Jumlah Industri Kecil dan
3 3.539 3.559 3.589 3.621 3.467 3.495
Menengah
Cakupan bina kelompok
4 72 105 163 448 530 530*
pengrajin
Berkembangnya industri
163 160 163 395 478 478
5 kreatif terutama industri
IKM IKM IKM IKM IKM IKM*
kecil/home industri
6 Jumlah kluster industri 2 3 4 10 10 10*
Produksi dan transaksi 81,06% 81,06%*
7 2,56% 5,26% 4,00% 71,74%
penjualan IKM
Peningkatan penataan
8 3,00% 3,00% 3,00% 3,00% 3,00% 3,00%*
struktur IKM
Penataan kawasan sentra- 4 8 12 16 20 20
9
sentra industri potensial sentra sentra sentra sentra sentra sentra*
10 Jumlah Industri 3.539 3.559 3.589 3.600 3.644 3.672
Sumber : Disperindag Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Semakin bertambahnya jumlah IKM dan industri kecil menimbulkan


tuntutan baru terhadap dibutuhkannya sentra-sentra usaha ekonomi dalam
mempermudah pemasaran dari produk-produk yang dihasilkan. Selain itu
sentra ekonomi juga mempunyai fungsi untuk meningkatkan transaksi
penjualan yang dalam 3 tahun terakhir ini menunjukkan kenaikan yang
drastis yakni mencapai lebih dari 81% dibanding tahun 2013 yang hanya
sebesar 4%.
Hal lain yang menjadi tuntutan kebutuhan yaitu terkait kemudahan
pelaku usaha ekonomi untuk mengakses permodalan dalam upaya
pengembangan produk dan hasil usahanya khususnya untuk industri-
industri kecil dan menengah yang jumlahnya saat ini sesuai data terakhir
cukup banyak di Kota Semarang yaitu 3.495 dan industri kreatif terutama
industri kecil/home industri yang mencapai 478 IKM.

2.3.4 Fokus Fungsi Penunjang

A. Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan


Dalam fungsi perencanaan, penelitian dan pengembangan,
ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan serta dokumen
perencanaan teknis strategis merupakan kinerja yang harus dilaksanakan.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-80


Selain itu, tujuan yang akan dicapai yaitu untuk mencapai kualitas
perencanaan didukung penelitian dan pengembangan yang salah satu
caranya melalui semakin berkembangnya jejaring /network dengan
stakeholder lain yang terkait (pemerintah, swasta, akademisi). Untuk
mewujudkan hal tersebut terdapat beberapa kendala antara lain masih
terdapatnya kesenjangan antara implementasi dan kebijakan dan belum
optimalnya data/informasi dan hasil-hasil kajian penelitian dan
pengembangan serta inovasi daerah. Selama tahun 2011-2016 pelaksanaan
fungsi Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan menghasilkan kinerja
seperti tersaji pada tabel 2.53.

Tabel 2.53
Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Perencanaan, Penelitian dan
Pengembangan
Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tersedianya dokumen
RKPD yang telah
1 2 2 2 2 2 3
ditetapkan dgn Perwal
tepat waktu
Kesesuaian Program
2 RPJMD dengan Program 81,48 87,77 88,51 92,05 89,69 99,63
RKPD (%)

Jumlah Penelitian yang


3 dilaksanakan oleh Bid. 9 5 4 5 4 5
Litbang Bappeda
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2016

Pada tahun 2016 Pemerintah Kota Semarang menyusun 3 dokumen


RKPD dikarenakan dokumen RKPD tahun 2017 diganti dengan dokumen
RKPD Perubahan 2017 sebagai turunan dokumen perencanaan tahunan
dari dokumen perencanaan jangka menengah RPJMD 2016-2021 yang telah
disusun.
Sedangkan kesesuaian program antara dokumen RPJMD dengan
RKPD dalam periode yang lalu sudah mencapai lebih dari 80%. Meskipun
angka kesesuaian ini sudah cukup tinggi, namun masih harus dioptimalkan
sampai mencapai angka kesesuaian 100% antara program RPJMD dengan
program RKPD.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-81


B. Keuangan
Belum optimalnya upaya peningkatan potensi pendapatan daerah
teritama dari pajak daerah, terutama dari sisi kesadaran wajib pajak,
keterbatasan SDM pemeriksa pajak dan Perda Pajak daerah yang sudah
tidak relevan dengan kondisi saat ini.
Masih kurangnya pengelolaan dan tertib keuangan daerah yang
ditunjukkan dengan masih sering terlambatnya pelaporan keuangan
daerah, belum optimalnya integrasi sistem pengelolaan keuangan on line,
juklak juknis Dana DAK yang selalu terlambat, dan masih banyaknya
permintaan pembayaran yang bertumpu di akhir tahun.
Pengelolaan aset daerah belum optimal terkait dengan masih
rendahnya koordinasi antar OPD dalam penghapusan aset daerah dan
masih kurangnya tenaga teknis pengukuran aset menggunakan GIS.
Dari permasalahan tersebut diatas menyebabkan masih rendahnya
tingkat kemandirian keuangan daerah.
Tabel 2.54
Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Keuangan

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tingkat
kemandirian
keuangan daerah
(Persentase
1 25,39% 30,77% 33,11% 35,96% 26,10% 35,98%
Realisasi PAD
terhadap Realisasi
Pendapatan
Daerah)
Sumber : DPKAD Kota Semarang, 2016

C. Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan


Belum optimalnya pengembangan dan pembinaan aparatur jabatan
fungsional dipengaruhi oleh kurangnya informasi dan anggaran untuk
pejabat fungsional untuk mengikuti diklat teknis.
Tabel 2.55
Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan

NO Indikator Kinerja 2015 2016

Jumlah Pejabat Struktural yang telah mengikuti


1 Diklat Kepemimpinan sesuai jenjang 94 Orang 126 Orang
Jabatannya
Jumlah Pegawai yang Mengikuti Diklat Teknis 1055
2 956 Orang
dan Fungsional Orang
Sumber : Badan Diklat Kota Semarang, 2016

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-82


Badan Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang belum memiliki
sertifikasi/akreditasi, sehingga tidak dapat menyelenggarakan diklat secara
mandiri dan belum adanya pasal didalam PP Nomor 100 tahun 2001
tentang Pendidikan dan Pelatihan PNS yang menyebutkan sanksi bagi
Pejabat struktural yang tidak mengikuti Diklatpim sesuai dengan
jenjangnya sehingga tersirat bahwa Diklatpim bukan merupakan diklat
wajib bagi pejabat struktural. Yang menjadi perhatian kedepannya yaitu
perlu pengoptimalan sistem manajemen SDM aparatur sehingga program
kegiatan dalam rangka peningkatan aparatur PNS dapat terkontrol dan
terencana secara sistematis.

D. Pengawasan
Capaian dalam Urusan Fungsi Penunjang Pengawasan cukup
memuaskan. Dalam 6 (enam) tahun terakhir Kota Semarang mendapatkan
4 (empat) kali Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas
pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah, termasuk di Tahun 2016.
Tercapainya tingkat opini tertinggi yang diberikan oleh BPK tersebut
menunjukkan efektifnya pelaksanaan pengawasan dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah.
Tabel 2.56
Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Pengawasan

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Opini BPK atas
pemeriksaan
1 Laporan WDP WTP WTP WTP WDP WTP
Keuangan
Daerah
Sumber : Inspektorat Kota Semarang, 2016

Untuk menjaga capaian opini WTP atas pemeriksaan Laporan


Keuangan Daerah perlu dioptimalkannya implementasi Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) serta peningkatan kapasitas dan kapabilitas dari
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).

E. Unsur Pendukung
Fungsi Unsur Pendukung ditangani oleh perangkat daerah Sekretariat
Daerah dan Sekretariat DPRD. Masalah yang dihadapi antara lain belum
optimalnya pelaksanaan legislasi daerah.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-83


Tabel 2.57
Realisasi Kinerja Fungsi Unsur Pendukung
Tahun
No Indikator Kinerja Satuan
2015 2016
1 Jumlah raperda yang disetujui Raperda 12 18
DPRD
2 Cakupan Peningkatan % 44,42 63,75
Kapasitas Lembaga DPRD.

3 Predikat Akuntabilitas Predikat CC CC


Kinerja Pemerintah Daerah
(Evaluasi atas penerapan
Sakip)

4 Jumlah Produk Hukum :


 Peraturan Daerah Perda 9 16
 Peraturan Walikota Perwal 37 141
 Keputusan Walikota SK Walikota 575 569
5 Terfasilitasi dan Kasus 9 15
terselesaikannya kasus
pemerintahan
6 Jumlah Kegiatan kerjasama Kegiatan 8 9
kemitraan pembangunan
antara Pemkot Semarang
dengan Pemerintah Daerah
lainnya
7 Prosentase Pengaduan % 100 100
Masyarakat yang tertangani
dan terselesaikan
8 Survey Kepuasan Masyarakat Nilai 75 78
Sumber : Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD Kota Semarang, 2016

Yang menjadi catatan penting dari data diatas, salah satunya adalah
Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Evaluasi atas penerapan
SAKIP) yang masih berada di kategori CC atau jika dinominalkan hanya
bernilai 50-60 dari range nilai tertinggi 100 yang dapat dicapai. Hal ini
dapat diartikan tingkat efisiensi penggunaan anggaran di Kota Semarang
masih tergolong rendah, dengan nilai akuntabilitas kinerja masih dibawah
70 dapat diindikasikan berpotensi terjadi inefisiensi diatas 30% dari APBD
diluar belanja pegawai. Inefisiensi ini dapat terjadi karena beberapa hal,
antara lain: tidak jelas hasil yang akan dicapai (tujuan/sasaran tidak
berorientasi hasil), ukuran kinerja tidak jelas, tidak ada keterkaitan antara
program/ kegiatan dengan Sasaran, rincian kegiatan tidak sesuai dengan
maksud kegiatan.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Kota Semarang yaitu
dengan mencoba mengurutkan/cascading semua indikator kinerja mulai

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-84


dari dokumen perencanaan jangka menengah sampai dengan perencanaan
tahunan masing-masing SKPD.

F. Kewilayahan
Fungsi Penunjang Kewilayahan ditangani oleh 16 Kecamatan di Kota
Semarang. Sebagai Perangkat Daerah yang bersifat kewilayahan, kecamatan
melaksanakan fungsi koordinasi kewilayahan dan pelayanan tertentu yang
bersifat sederhana dan intensitas tinggi. Realisasi kinerjanya dapat dilihat
pada tabel 2.58.
Tabel 2.58
Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Kewilayahan
Tahun
No Indikator Kinerja Satuan
2015 2016
1 Tingkat kemampuan lembaga % 72 75
masyarakat berpartisipasi dalam
pembangunan wilayah
2 Tingkat partisipasi masyarakat Kegiatan 177 177
dalam penyelenggaraan
pemerintahan & pelaksanaan
pembangunan
3 Persentase kehadiran RT dalam % NA 97,18
Musrenbang

4 Persentase RT yang usul dalam % NA 89,07


musrenbang
5 Persentase kondisi sarpras % NA 12,68
kelurahan dan kecamatan yang
ditangani melalui Musrenbang
Sumber : Kecamatan Kota Semarang, 2016

Meski secara data statistik kehadiran masyarakat dalam musyawarah


perencanaan pembangunan (musrenbang) sudah cukup tinggi namun
dalam pelaksanaannya masih terdapat kegiatan musrenbang di sebagian
wilayah yang hanya dijadikan formalitas saja, lama-kelamaan membuat
sebagian masyarakat menjadi apatis dan semakin tak acuh terhadap forum
musyawarah yang diselenggarakan sehingga hal ini cenderung akan
menurunkan peran serta aktif masyarakat dalam proses perencanaan
pembangunan di daerahnya.

2.3.5 Fokus Urusan Pemerintahan Umum


Urusan pemerintahan umum di daerah lebih menyangkut kepada hal-
hal yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk
diantaranya kehidupan berpolitik. Menurunnya penerapan nilai-nilai
kebangsaan/nasionalisme, gotong royong, budi pekerti, dan kesetiakawanan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-85


sosial di kalangan masyarakat serta belum optimalnya pengawasan dan
pendataan terkait dengan pendidikan ideologi asing, dan organisasi sosial
politik masyarakat masih sering menjadi simpul-simpul masalah yang
berkembang di masyarakat. Kinerja Urusan Pemerintahan Umum
ditunjukkan pada tabel 2.59.
Tabel 2.59
Realisasi Kinerja Urusan Pemerintahan Umum
Tahun
No Indikator Kinerja
2012 2013 2014 2015 2016
1 Jumlah Ormas dan Lembaga 22 23 26 30 40
Nirlaba Lainnya yang
keberadaannya bermanfaat bagi
masyarakat, bangsa dan negara
2 Tingkat partisipasi masyarakat NA NA NA 85 89
dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara

3 Jumlah kejadian konflik sosial NA NA NA 0 0


yang berlatar belakang suku,
agama, ras dan golongan

4 Tingkat partisipasi masyarakat NA NA NA 89 68


dalam bidang politik
Sumber : Badan Kesbangpol Kota Semarang, 2016

2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH


Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam
mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan
berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi
dan kabupaten/kota lainnya yang berdekatan, nasional atau internasional.
Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah,
fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya
manusia.

2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah


2.4.1.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Kebutuhan makanan merupakan kebutuhan utama, sehingga
kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan semakin
meningkat. Namun kebutuhan ini mempunyai titik jenuh, sehingga pada
tingkat pendapatan yang lebih tinggi pengeluaran akan dialihkan ke
kebutuhan lain. Oleh karena itu persentase pengeluaran makanan dan non
makanan dapat dijadikan sebagai indikator tingkat kesejahteraan penduduk.
Besarnya konsumsi untuk makanan menandakan bahwa sebagian besar
penduduk masih mementingkan kebutuhan pokok. Pengeluaran konsumsi
rumah tangga dapat dilihat pada tabel 2.60.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-86


Tabel 2.60
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Kota Semarang Tahun 2011 – 2015

Tahun
No Kelompok Barang
2011 2012 2013 2014 2015
Rata-rata Pengeluaran
1 305,35 329,82 399,23 426,31 437,496
Konsumsi (Ribu Rp)
Sumber : BPS Kota Semarang, 2016

2.4.1.2 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Per Kapita


Semakin tinggi pendapatan masyarakat maka relatif tinggi
pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan non pangan, hal ini terjadi
pada masyarakat Kota Semarang sebagaimana kondisi yang ditunjukkan
pada tabel 2.61.
Tabel 2.61
Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Per Kapita
Kota Semarang Tahun 2011 – 2015

Tahun
No Kelompok Barang
2011 2012 2013 2014 2015
Rata-rata Pengeluaran
1 Konsumsi 444,56 430,83 671,24 631,91 860,399
(Ribu Rp)
Sumber : BPS Kota Semarang, 2016

2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur


Ketersediaan fasillitas wilayah / infrastruktur Kota Semarang meliputi
aksesibilitas wilayah, penataan wilayah, ketersediaan air minum,
ketersediaan fasilitas listrik dan telepon, fasilitas perdagangan dan jasa
serta ketersediaan fasilitas lainnya. Ketersediaan infrastruktur yang
memadai merupakan salah satu daya tarik Kota Semarang dalam
meningkatkan daya saing daerah.

2.4.2.1 Perhubungan
Kota Semarang selain merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah,
juga merupakan jalur perlintasan dari wilayah barat (Jakarta) menuju
wilayah Timur (Surabaya) dan Selatan (Yogyakarta) atau sebaliknya
sehingga Kota Semarang merupakan penopang jalur distribusi
perekonomian Jawa Tengah. Kondisi infrastruktur merupakan unsur
penting yang perlu mendapatkan perhatian agar dapat berfungsi dengan
optimal. Dalam mendukung aksesibilitas, panjang jalan yang dikelola oleh
Pemerintah Kota Semarang sampai dengan tahun 2016 adalah sepanjang
722,46 km. Daya saing lainnya di bidang Sarana prasarana perhubungan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-87


adalah dimilikinya pelabuhan udara/ laut, terminal bus, stasiun kereta api
yang mampu menghubungkan seluruh kota di Indonesia.
Kota Semarang selain merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah, juga
merupakan jalur perlintasan dari wilayah barat (Jakarta) menuju wilayah
Timur (Surabaya) dan Selatan (Yogyakarta) atau sebaliknya sehingga Kota
Semarang merupakan penopang jalur distribusi perekonomian Jawa Tengah.
Ketersediaan sarana yang memadai dalam mendukung aksesibilitas daerah
di Kota Semarang antara lain:
1) Bandar Udara Internasional Ahmad Yani yang dapat melayani
penumpang domestik antar pulau juga dapat melayani penumpang
internasional. Pada tahun 2015 jumlah kedatangan penumpang dari
pintu domestik mencapai 1.781.719 penumpang meningkat dari
tahun 2014 sebesar 1.671.740 penumpang, sedangkan dari sektor
keberangkatan mencapai 1.751.687 penumpang meningkat dibanding
tahun 2014 dengan jumlah 1.642.072 penumpang. Sedangkan jika
dilihat dari pintu kedatangan internasional mencapai 68.044
penumpang, meningkat dibandingkan tahun 2014 lalu yaitu sebanyak
77.712 penumpang.
Tabel 2.62
Arus Lalu Lintas Angkutan Udara Domestik Pesawat, Penumpang, Bagasi
Barang/Cargo dan Pos Paket di Bandar Udara Ahmad Yani Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
Tahun
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pesawat
1. 7.498 7.596 9.701 11.720 13.261 14.953
Datang (flight)
Pesawat
2. Berangkat 7.500 7.596 9.701 11.721 13.324 14.944
(flight)
Penumpang
3. Datang 828.270 911.481 1.212.191 1.366.938 1.671.740 1.781.719
(orang)
Penumang
4. Berangkat 799.527 884.643 1.188.853 1.425.328 1.642.072 1.751.687
(orang)
Penumpang
5. Transit 278 0 100 892 40 9.251
(orang)
Bagasi
6. 6.039.552 7.244.051 8.112.876 8.831.522 10.190.060 10.801.265
Bongkar (kg)
Bagasi Muat
7. 3.813.256 6.764.643 7.853.165 8.473.123 10.170.787 11.089.374
(kg)
Barang
8. 4.130.763 5.812.090 5.721.292 5.982.200 8.404.091 8.427.750
Bongkat (kg)
Bagasi Muat
9. 3.506.025 3.813.571 3.255.744 3.564.865 5.179.258 5.601.663
(kg)
Sumber: PT ( Persero ) Angkasa Pura I Bandar Udara Ahmad Yani Semarang, BPS Kota
Semarang, 2015

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-88


Tabel 2.63
Arus Lalu Lintas Angkutan Udara Internasional Pesawat, Penumpang, Bagasi
Barang/Cargo dan Pos Paket di Bandar Udara Ahmad Yani
Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

Tahun
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pesawat
1. 187 254 208 534 647 567
Datang (flight)
Pesawat
2. Berangkat 187 254 208 534 647 567
(flight)
Penumpang
3. 11.086 18.636 15.201 59.335 77.712 68.044
Datang (orang)
Penumang
4. Berangkat 12.192 20.023 17.055 56.738 75.670 67.822
(orang)
Penumpang
5. 0 0 0 0 0 0
Transit (orang)
Bagasi
6. 167.448 266.162 226.464 675.763 950.289 903.765
Bongkar (kg)
Bagasi Muat
7. 124.721 207.826 193.618 434.886 585.912 555.729
(kg)
Barang
8. 2.005 2.627 4.630 9.151 113.008 193.044
Bongkat (kg)
Bagasi Muat
9. 142.479 81.184 431.341 588.441 130.737 263.971
(kg)
Sumber :PT ( Persero ) Angkasa Pura I Bandar Udara Ahmad Yani Semarang, BPS Kota
Semarang, 2015
2) Pelabuhan Tanjung Emas yang merupakan pelabuhan pelayaran
nusantara untuk melayani penumpang kapal antar Provinsi. Namun
demikian beberapa kapal pesiar internasional juga dapat singgah di
pelabuhan ini. Selain itu pelabuhan Tanjng Emas juga untuk
melayani angkutan barang yaitu dengan adanya Terminal Peti Kemas
untuk melayani bongkar muat muatan baik nasional maupun
internasional. Pada tahun 2015 jumlah kunjungan kapal untuk
pelayaran nusantara mencapai 1.036 kapal, untuk pelayaran rakyat
mencapai 546 kapal, untuk pelayaran khusus (non pelayaran)
sejumlah 152 kapal, untuk pelayaran luar negri mencapai sebesar
679 kapal.
Tabel 2.64
Banyaknya Kunjungan Kapal dan Bongkar Muat Barang
Pelabuhan Laut Tanjung Emas Semarang Tahun 2010 – 2015

Tahun
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. Pelayaran Nusantara
- Kunjungan
779 796 818 1.036 1.036 1.036
Kapal
- Bongkar
1.989.778 2.050.414 2.378.856 2.561.984 2.561.984 2.561.984
Barang (ton)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-89


Tahun
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014 2015
- Muat
159.815 184.461 162.898 205.155 205.155 205.155
Barang (ton)
2. Pelayaran Rakyat
- Kunjungan
618 552 557 546 546 546
Kapal
- Bongkar
89.257 42.778 42.858 41.130 41.130 41.130
Barang (ton)
- Muat
172.508 145.764 143.332 183.316 183.316 183.316
Barang (ton)
3. Pelayaran Khusus (Non Pelayaran)
- Kunjungan
135 109 137 152 152 152
Kapal
- Bongkar
772.390 703.893 833.881 851.802 851.802 851.802
Barang (ton)
- Muat
10.135 0 2.675 1.743 1.743 1.743
Barang (ton)
4. Pelayaran Luar Negeri
- Kunjungan
705 764 747 679 679 679
Kapal
- Bongkar
2.122.405 2.760.699 3.141.081 3.925.062 3.925.062 3.925.062
Barang (ton)
- Muat
1.998.053 1.975.441 2.135.157 2.633.202 2.633.202 2.633.202
Barang (ton)
Sumber : Administrator PelabuhanTanjung Emas Semarang dan BPS Kota Semarang, 2015

3) Terminal bus untuk melayani angkutan bus didalam kota, antar kota
bahkan antar Provinsi. Beberapa terminal di Kota Semarang
berdasarkan tipe pelayanan yaitu: Tipe A terminal berada di
Kelurahan Mangkang Kulon Kecamatan Tugu, terminal penumpang B
di kelurahan Terboyo Kecamatan Genuk dan Terminal tipe B
Penggaron di Kecamatan Pedurungan. Terminal dengan Tipe C yaitu
di Kelurahan Cangkiran Kecamatan Mijen, di Kelurahan Cepoko
Kecamatan Gunungpati, di Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan
Semarang Utara dan Meteseh Kecamatan Tembalang.
Tabel 2.65
Arus Lalu Lintas Penumpang dan Bus yang Masuk di Terminal Terboyo
Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
Tahun
No Uraian Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Penumpang Jurusan Barat
- Naik 123.385 97.996 80.324 73.708 84.769 106.582 Orang
- Turun 123.176 97.249 80.115 69.189 82.093 100.144 Orang
2. Penumpang Jurusan Timur
- Naik 218.504 255.051 288.187 506.040 635.710 828.906 Orang
- Turun 218.145 248.950 284.691 471.488 471.488 765.595 Orang

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-90


Tahun
No Uraian Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
3. Penumpang Jurusan Selatan
- Naik 257.385 300.004 339.270 416.176 416.176 630.735 Orang
- Turun 255.690 295.932 338.009 388.270 388.270 588.551 Orang
Jumlah
4. Bus Antar 192.665 187.518 156.840 133.864 116.443 123.540 Buah
Provinsi
Jumlah
5. Bus Antar 32.050 33.535 25.682 16.310 28.887 37.157 Buah
Provinsi
Sumber : BPS Kota Semarang, 2016

4) Stasiun kereta api di Kota Semarang untuk melayani angkutan


penumpang dan barang. Untuk pelayanan angkutan kelas Eksekutif
dan Bisnis pelayanan di utamakan di Stasiun Tawang, sedangkan
pelayanan angkutan penumpang kelas ekonomi dan bisnis
dipusatkan di Stasiun Poncol.
Tabel 2.66
Banyaknya Penumpang Kereta Api
Melalui PT KA (Persero) Daerah Operasi IV Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
Tahun
No Uraian Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Kelas Eksekutif
- Argo Sindoro 82.871 95.374 89.365 100.197 125.621 125.621 Orang
- Argo Muria 76.487 80.499 72.587 81.134 97.958 97.958 Orang
- Kamandanu - - - - - - Orang
- Harina 70.190 98.819 68.630 108.915 85.170 85.170 Orang
- Rajawali 73.407 121.951 65.453 8.911 - - Orang
- Argobromo
90.569 71.572 77.211 88.666 101.266 101.266 Orang
Anggrek
- Sembrani 52.440 56.204 57.665 64.499 74.815 74.815 Orang
- Gumarang 22.743 26.565 20.344 25.285 28.605 28.605 Orang
- Bangunkarta 31.252 26.833 19.205 30.662 31.357 31.357 Orang
- Kaligung
- - 104.016 656.029 905.892 905.892 Orang
Mas
- Cepu Ekpres - - 47.710 31.642 185.199 185.199 Orang
- Blora Jaya - - 100.917 70.590 386.018 386.018 Orang
2. Kelas Bisnis
- Fajar Utama 137.588 131.190 111.330 131.861 119.788 119.788 Orang
- Senja
166.746 158.735 107.222 136.123 36.488 36.488 Orang
Utama
- Harina - - 17.136 43.020 43.020 43.020 Orang

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-91


Tahun
No Uraian Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
- Gumarang 35.587 29.504 21.027 31.252 31.252 31.252 Orang
- Rajawali - - 33.234 6.279 - - Orang
- Senja Kediri - - 14.509 25.075 - - Orang
- Kaligung
- - - - - - Orang
Mas
- Blora Jaya - - 174.234 402.588 - - Orang
3. Kelas Ekonomi
- Tawangjaya 323.822 343.355 482.712 274.426 119.788 119.788 Orang
- KBL Bergigi - - 8.651 - 36.488 36.488 Orang
- Tegal Arum 197.555 188.607 115.800 102.222 43.020 43.020 Orang
- Kertajaya 146.070 118.947 114.222 92.863 31.252 31.252 Orang
- Matarmaja 72.763 48.857 44.214 35.647 - - Orang
- Brantas 64.763 102.000 58.914 32.458 - - Orang
Sumber:BPS Kota Semarang, 2016

Tabel 2.67
Perkembangan Jumlah Ijin Trayek Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

Jenis Tahun
No Satuan
Transportasi 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Izin Trayek
antarkota 16 16 16 16 16 16 Trayek
antarprovinsi
2. Izin Trayek
76 76 76 88 88 88 Trayek
perkotaan
3. Izin Trayek
0 0 0 0 0 0 Trayek
Perdesaan
4. Jumlah Izin
92 92 92 104 104 104 Trayek
Trayek
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informasi, 2016

2.4.2.2 Penataan Ruang


Peraturan Daerah Kota Semarang 14 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang tahun 2011-2031. Adapun
tujuan penataan ruang di Kota Semarang adalah “Mewujudkan Kota
Semarang sebagai pusat perdagangan dan jasa skala nasional yang
mempertimbangkan keserasian fungsi pelayanan regional dan lokal”.
Tujuan penataan ruang Kota Semarang dapat tercapai dengan menerapkan
beberapa kebijakan dan strategi penataan ruang Kota Semarang sebagai
berikut:

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-92


1. Kebijakan & Strategi Pengembangan Struktur Ruang
Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang Kota
Semarang dilakukan melalui:
A. Kebijakan dan strategi pengembangan fungsi regional dan nasional
meliputi:
1) Kebijakan peningkatan peranan Kota Semarang sebagai pintu
gerbang Provinsi Jawa Tengah melalui peningkatan fasilitas
transportasi Darat, Laut dan Udara.
2) Kebijakan pembukaan potensi investasi perdagangan, jasa, dan
industri melalui penyediaan kawasan strategis pada koridor
Jalan Siliwangi-Kawasan Pusat Kota-Jalan Kaligawe dan Jalan
Majapahit.
3) Kebijakan pengembangan fungsi jasa perhotelan dan convention
centre sebagai pendukung tumbuhnya kegiatan ekonomi skala
regional, nasional dan internasional di kawasan atas dengan
dukungan alam yang hijau dan nyaman.
B. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan metropolitan
Semarang meliputi:
1) Kebijakan perwujudan kondisi ruang kota yang mampu
memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi sebagai simpul
perkembangan nasional dan regional, dalam mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing global.
2) Kebijakan pengembangan ruang kota yang memacu
perkembangan potensi pusat perkembangan regional segitiga
Semarang, Solo dan Jogyakarta (JOGLOSEMAR).
3) Menciptakan kondisi ruang kota yang mampu mendorong
keterikatan dan pengembangan timbal balik dengan kawasan
metropolitannya (KEDUNGSEPUR).
C. Kebijakan dan strategi pengembangan struktur pelayanan kegiatan
Kota Semarang meliputi:
1) Kebijakan pemantapan pelayanan fungsi primer.
2) Kebijakan pengembangan pelayanan fungsi sekunder.
3) Pengembangan pelayanan perbatasan

2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang


Kebijakan dan strategi pola ruang meliputi kebijakan dan strategi
pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budidaya.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-93


A. Kebijakan peningkatan pengelolaan Kawasan Lindung meliputi:
1) Mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan resapan
air atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin
ketersediaan sumber daya air dan kesuburan tanah serta
melindungi kawasan dari bahaya longsor dan erosi.
2) Pelestarian dan perlindungan kawasan cagar budaya yang
ditetapkan dari alih fungsi.
3) Peningkatan penyediaan dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH).
B. Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi:
1) Pengendalian alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan
peruntukan yang ditetapkan rencana tata ruang.
2) Mewujudkan pemanfaatan ruang yang effisen dan kompak.
3) Peningkatan pengelolaan kawasan pesisir.
4) Pengarahanjenis pengembangan kegiatan industri dalam rangka
peningkatan kualitas lingkungan perkotaan.

2.4.2.3 Perhotelan dan Restoran


Kota Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa, dapat dilihat dari
ketersediaan fasilitas hotel, penginapan, restoran/rumah makan, pasar
modern dan pasar tradisional. Sampai dengan tahun 2016 jumlah fasilitas
perdagangan dan jasa mengalami peningkatan, jumlah restoran/rumah
makan/kedai sebanyak 509 buah. Perkembangan fasilitas perdagangan dan
jasa di Kota Semarang pada tahun 2016 mengalami peningkatan hal ini
dapat dilihat dari bertambahnya jumlah hotel sebanyak 7 buah dan
restoran/rumah makan sebanyak 35 buah dari tahun 2015. Jumlah hotel
berbintang sebanyak 54 buah; hotel non bintang 77 buah. Disamping itu
juga terdapat fasilitas pendidikan, tempat wisata alam dan wisata buatan.
Hal ini menunjukkan bahwa Kota Semarang memilki daya tarik bagi
investor untuk investasi dan para wisatawan baik domestik maupun
mancanegara untuk berkunjung di Kota Semarang.
Tabel 2.68
Perkembangan Jenis, Kelas, dan Jumlah Penginapan/Hotel Di Kota Semarang
Tahun 2011 – 2016

Tahun
No Uraian Satuan
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1. Hotel bintang 5 5 6 6 6 6 6 Buah
2. Hotel bintang 4 2 2 4 5 6 6 Buah
3. Hotel bintang 3 11 11 12 14 14 14 Buah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-94


Tahun
No Uraian Satuan
2011 2012 2013 2014 2015 2016
4. Hotel bintang 2 10 10 12 14 15 15 Buah
5. Hotel bintang 1 9 9 10 13 13 13 Buah
6. Hotel Melati 51 57 62 70 70 77 Buah
Jumlah total
7. 88 95 106 122 124 131 Buah
penginapan
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2016

Tabel 2.69
Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan Di Kota Semarang
Tahun 2011 – 2016
Tahun
No Jenis Usaha Satuan
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1. Restoran 57 70 124 121 137 162 Buah
2. Rumah Makan 121 124 139 146 165 175 Buah
3. Bar 25 37 48 58 74 81 Buah
4. Cafe 9 25 32 79 85 91 Buah
Jasa Boga
5. 2 2 2 2 11 15 Buah
Catering
Pusat Penjualan
6. 2 2 2 2 3 3 Buah
Makanan
7. Panti Pijat 33 37 38 32 35 39 Buah
8. Karaoke 32 46 59 59 48 56 Buah
9. Spa - - 4 6 9 13 Buah
10. Klub Malam 2 3 5 4 5 5 Buah
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2016

2.4.2.4 Ketersediaan Air Minum


Untuk pelayanan umum terhadap fasilitas air minum di Kota
Semarang dapat dikatakan mengalami perkembagnan yang relatif
meningkat tiap tahun. Jumlah pemakaian air melalui PDAM kota Semarang
pada tahun 2016 tercatat 45,84 juta m3. Pemakaian terbanyak terdapat
pada pelanggan Rumah Tangga sebanyak 37,50 juta m3 atau sekitar 82,44 %
dari seluruh pemakaian air minum.
Tabel 2.70
Perkembangan Banyaknya Pelanggan, Pemakaian & Penjualan Air Minum PDAM
Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah
1. 138.775 141.563 144.626 152.014 160.427 160.188
Pelanggan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-95


No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Pemakaian Air
2. 39.888,90 42.059,15 43.162,54 44.488,54 45.996.714 45.841.782
( Ribu M3 )

Penjualan Air
3. 137.414,92 147.106,34 156.163,91 163.453,65 170.330,48 169.667,39
( Juta Rp )
Sumber : BPS Kota Semarang, 2016; Kota Semarang Dalam Angka 2015
Yang menjadi persoalan dengan semakin meningkatnya jumlah
pelanggan air minum perlu diimbangi dengan peningkatan pengelolaan
pelayanan air minum. Berdasarkan laporan Pusat Penanganan Pengaduan
Masyarakat (P3M), jumlah pengaduan terkait pelayanan air minum oleh
PDAM per Januari – November 2017 sebanyak 389 laporan dengan rincian
347 laporan sudah terselesaikan dan 42 laporan masih dalam proses atau
sekitar 90% sudah terselesaikan. Meski secara statistik prosentase
penanganan sudah cukup baik, namun hal ini juga menggambarkan masih
banyaknya keluhan/ pengaduan masyarakat terkait pengelolaan air minum
yang belum lancar distribusi maupun kualitas airnya.

2.4.2.5 Komunikasi dan Informatika

Perkembangan jaringan telekomunikasi beberapa tahun terakhir cukup


menggembirakan, terlihat dengan banyaknya satuan sambungan yang
dipasarkan kepada masyarakat. Jika dilihat dari sebaran tiap kecamatan
yang ada, maka jaringan telepon telah menjangkaunya seluruh kelurahan
yang ada di tiap-tiap kecamatan. Ketersediaan daya listrik sangat
memungkinkan bagi pengembangan investasi. Sedangkan untuk fasilitas
telepon seiring dengan perkembangan teknologi untuk jaringan tetap
(jaringan telepon lokal, SLI, SLJJ, dan tertutup) mengalami kecenderungan
menurun. Tetapi untuk jaringan bergerak yakni satelit dan telepon seluler
mengalami perkembangan cukup pesat. Jangkauan komunikasi saat ini
tidak menjadi suatu permasalahan, melalui layanan jaringan bergerak yang
ditawarkan oleh perusahaan penyedia jaringan telepon antara lain
Telkomsel, Indosat, XL, Axis, Tri, dan lain-lain pelanggan secara cepat dapat
menggunakannya.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-96


Tabel 2.71
Perkembangan Jumlah Pelanggan dan Daya Tersambung Listrik
Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

Tahun
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah 1.079.66
1. N/A 406.792 411.575 411.575 411.575
Pelanggan 3
Daya 1.679.26 1.040.764. 1.097.490. 1.097.490 1.097.490
2. N/A
Tersambung 7.915 115 457 .457 .457
Rumah
tangga
3. 317.685 340.219 356.787 370.750*) 386.337*) 405.732*)
pengguna
listrik (unit
Juml
4. Rumah 438.537 429.268 435.184 442.089 443.541 471.327
Tangga
Rasio
5. Elektrifikasi 72,44 79,26 81,99 83,86 87,10 86,08
(RE)
Sumber : BPS Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sangat sementara/ data tahun sebelumnya

Tabel 2.72
Persentase Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Telepon Seluler (HP)
Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 ( Persen )
Tahun
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014 2015 *
Rumah Tangga
1. Memiliki Telepon 86,07 89,71 93,99 94,90 95,01 95,01
Seluler (HP)
Rumah Tangga Tidak
2. Memiliki Telepon 13,93 10,29 6,01 5,10 4,99 4,99
Seluler (HP)
Sumber : Hasil SUSENAS BPS Provinsi Jawa Tengah, 2015
*) Data sangat sangat sementara / Data tahun sebelumnya

Tabel 2.73
Perkembangan Wartel/Warnet dan Jumlah Peralatan Komunikasi
Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
Jenis Tahun
No Satuan
Transportasi 2010 2011 2012 2013 2014 2015*
1. Jumlah Wartel 250 270 257 157 26 26 SST
2. Jumlah Warnet 197 280 302 157 278 284 Unit
3. Jumlah menara telekomunikasi :
• Pemancar
10 10 10 10 10 10 Unit
televisi
• Pemancar
34 34 34 34 34 34 Unit
radio
• BTS 493 504 609 881 881 881 Unit
4. Jumlah Tower 493 504 609 569 654 654 Unit
Sumber : BPS Kota Semarang, 2016
*) Data sangat sangat sementara / Data tahun sebelumnya

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-97


2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi
Investasi merupakan salah satu indikator penting dalam
meningkatkan pembangunan perekonomian. Investasi akan mendorong
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru sehingga
diharapkan akan mengurangi beban pengangguran dan kemiskinan.
Masuknya investor ke suatu wilayah sangat tergantung dari kondisi
keamanan dan politik dalam negeri suatu wilayah. Kondisi keamanan dan
politik yang stabil merupakan modal penting dalam menarik minat
investasi di suatu wilayah, tak terkecuali Kota Semarang.

2.4.3.1 Kriminalitas
Kondisi keamanan dan ketertiban Kota Semarang relatif kondusif bagi
berlangsungnya aktivitas masyarakat maupun kegiatan investasi. Berbagai
tindakan kejahatan kriminalitas, unjuk rasa dan mogok kerja yang
merugikan dan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat dapat
ditanggulangi dengan sigap oleh aparatur Pemerintah. Situasi tersebut juga
didorong oleh pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan
melibatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan
lingkungannya.
Tabel 2.74
Perkembangan Jumlah Kriminalitas dan Jumlah Unjuk Rasa / Demostrasi
Di Kota Semarang Tahun 2011 – 2016

Tahun Satuan
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah
Kriminalitas
1. Tindak Pidana 1.895 1.922 1.553 3.505 2.792 2.085 kasus
Menonjol (Crime
Index)
Pencurian dgn
a. 539 521 419 441 476 7 kasus
pemberatan
b. Pencurian ranmor 884 768 566 633 667 152 kasus
Pencurian dgn
c. 58 92 82 88 206 17 kasus
kekerasan
Penganiayaan
d. 171 206 200 203 42 47 kasus
berat
e. Pembunuhan 7 14 2 10 6 0 kasus
f. Perkosaan 5 3 3 3 215 0 kasus
g. Kenakalan remaja 0 0 0 0 0 3 kasus
h. Uang palsu 2 2 3 1 1 0 kasus
i. Narkotika 40 63 61 79 463 0 kasus
j. Perjudian 81 92 88 42 110 9 kasus
k. Pemerasan / 94 150 116 N/A N/A 1850 kasus

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-98


Tahun Satuan
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Ancaman

l. Lainnya 14 11 13 2.005 696 7 kasus


Jumlah Aksi
2. Unjuk Rasa /
Demonstrasi
a. Jumlah Aksi 126 99 66 24 6 75 Aksi
b. Jumlah Peserta 6.650 5.150 3.600 9.934 2.500 8.839 orang
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang, 2017
Selama tahun 2016, jumlah kasus tindak pidana di Kota Semarang
yang terjadi di wilayah hukum Polrestabes Kota Semarang adalah sejumlah
2.085 kejadian, menurun jika dibandingkan dengan kasus di tahun 2015
yang sebanyak 2.792 kejadian. Meskipun secara statistik total jumlah
kriminalitas menurun, namun secara rerata 5 tahun terakhir masih
tergolong tinggi. Hal ini dapat diindikasikan bahwa kesadaran masyarakat
untuk menjaga ketertiban dan ketentraman serta kepatuhan masyarakat
terhadap peraturan perundangan masih rendah/ belum optimal.
Sedangkan jumlah aksi unjuk rasa yang di tahun 2016 tercatat
sebanyak 75 kejadian dengan 8.839 peserta menggambarkan bahwa masih
adanya ancaman dan gangguan, kerawanan sosial politik terhadap
masyarakat di Kota Semarang

2.4.3.2 Perijinan Usaha


Bahwa dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan perijinan yang
berkelanjutan maka perlu dilakukan evaluasi terhadap penyelenggaraannya.
Untuk itu telah dilakukan survey kepuasan masyarakat sebagai alat ukur
yang komprehensif kegiatan tentang tingkat kepuasan masyarakat yang
diperoleh dari hasil pengukuran atas pendapat masyarakat dalam
memperoleh pelayanan. Ruang lingkup survey kepuasan masyarakat
tersebut antara lain: persyaratan, prosedur, waktu pelayanan, biaya,
produk layanan, kompetensi pelaksana, perilaku pelaksana, maklumat
pelayanan serta penangan pengaduan.
Tabel 2.75
Capaian Survey Kepuasan Masyarakat Pada BPPT Kota Semarang
Tahun 2011 – 2016
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Satuan
Survey
1 Kepuasan 99,21 73 78,21 76,42 72,19 78 %
Masyarakat
Sumber : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Semarang, 2016

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-99


Capaian angka pada tabel 2.75 diatas menggambarkan sebagian
kinerja pelayanan publik pemerintah terhadap masyarakat Kota Semarang.
Meski di tahun 2016 menunjukkan angka yang meningkat, namun secara
rata-rata di 5 tahun terakhir masih dibawah 80% atau hanya mencapai
angka 75,56%. Hal ini mengisyaratkan bahwa pengoptimalan sarana
prasarana pelayanan publik sesuai standar serta penggunaan teknologi
informasi dalam pelayanan publik di Kota Semarang masih perlu terus
diupayakan.

Tabel 2.76
Perkembangan Jumlah Ijin Di Kota Semarang Tahun 2011 – 2016

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1. Bidang Ekonomi

a. Jumlah Total Pengajuan 10.164 10.095 9.689 9.943 11.457 11.934

b. Jumlah Ijin Yang Terbit 10.165 10.093 9.691 9.943 11.434 11.881
Bidang Kesejahteraan
2.
Rakyat (Kesra)
a. Jumlah Total Pengajuan 2.584 2.777 2.204 3.006 4.393 5.538

b. Jumlah Ijin Yang Terbit 2.373 2.630 1.801 3.162 4.280 5.396

3. Bidang Pembangunan

a. Jumlah Total Pengajuan 3.347 4.264 3.876 4.273 4.631 4.456

b. Jumlah Ijin Yang Terbit 3.474 4.215 3.839 4.113 4.570 4.443
Sumber : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Semarang, 2016

Perkembangan jumlah perizinan di Kota Semarang menunjukkan


angka yang terus meningkat di rata-rata 5 tahun terakhir, namun yang
perlu menjadi fokus pemerintah adalah terkait jangka waktu penerbitan
perijinan yang sesuai standar pelayanan. Bagaimana pemerintah dengan
waktu yang disediakan sesuai standar pelayanan namun tetap berpegang
teguh pada kaidah dan aturan-aturan perundangan yang berlaku.

Menurut data yang bersumber dari Badan Pelayanan Perijinan


Terpadu (BPPT) Kota Semarang di tahun 2017 sampai dengan per bulan
September 2017 ini, rata-rata penyelenggaraan perijinan (dibagi jumlah SK
ijin yang keluar) pada kedua bidang yang ada di BPPT yang proses
penyelesaiannya memenuhi/ sesuai dengan SPM mencapai kurang lebih
71,1 %. Melihat data tersebut masih perlu dilakukan pengoptimalan dan
upaya-upaya dari pemerintah untuk meningkatkan kemudahan dalam
berinvestasi yang diharapkan mampu meningkatkan juga jumlah investor
untuk menanamkan investasinya di Kota Semarang.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-100


2.4.3.3 Pajak Daerah
Pajak Daerah adalah PAD yang tarifnya diatur dengan Peraturan
Daerah (Perda) Kota Semarang. Pengelolaan Pajak dilakukan oleh Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang.
Rincian Pajak Daerah ditunjukkan sebagaimana tabel 2.77.
Tabel 2.77
Pajak Daerah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

N Tahun
Uraian
o 2010 2011 2012 2013 2014 2015
28.374.010 34.040.03 37.927.67 44.674.90 50.589.69 49.790.610
1 Pajak Hotel
.396 8.542 4.833 5.002 5.464 .634
Pajak 28.247.02 33.052.97 39.406.95 48.387.96 62.752.74 71.309.824
2
Restoran 1.411 5.112 1.705 0.623 5.542 .768
6.589.282. 8.838.252 10.416.68 12.405.48 14.670.56 13.824.988
3 Pajak Hiburan
253 .654 7.455 4.804 6.132 .392
16.429.60 17.522.42 17.195.40 22.921.87 22.505.20 23.346.921
4 Pajak Reklame
0.795 4.149 3.162 9.365 4.838 .458
Pajak
94.639.33 104.366.8 114.180.2 137.411.6 163.497.2 168.662.27
5 Penerangan
2.867 76.365 02.647 60.918 69.631 9.975
Jalan
Pajak
Pengambilan 52.327.40 41.265.44 1.122.774 1.367.379 25.199.83 109.361.84
6
Bahan Galian 0 0 .154 .075 0 0
Golongan C
3.348.797. 4.495.856 4.912.611 5.658.633 7.508.343 8.742.569.
7 Pajak Parkir
825 .241 .413 .242 .122 308
Pajak Air 3.451.382 4.371.739 4.679.097 4.873.574 5.179.186.
8 -
Tanah .908 .057 .924 .208 801
Pajak Sarang
9 - 0 0 0 0 0
Burung Walet
1 154.275.0 208.003.7 220.909.1 254.085.5 199.463.88
Pajak BPHTB -
0 56.827 47.971 56.797 40.258 4.563
1 161.334.4 185.292.3 211.001.4 200.189.52
Pajak PBB - -
1 68.066 32.200 47.064 2.571
177.680. 360.084. 598.872. 683.708. 791.509. 740.619.1
PAJAK DAERAH
372.947 128.238 260.463 489.950 586.089 50.310
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016

Pajak daerah merupakan komponen tertinggi dalam sumber


pembentuk pendapatan asli daerah (PAD) Kota Semarang. Selain pos pajak
daerah, Pendapatan Asli Daerah dibentuk dari beberapa pos lainnya yaitu:
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan
lain - lain PAD yang sah.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-101


2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia
2.4.4.1 Rasio Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan
Rasio penduduk usia 5 tahun ke atas yang bekerja menurut
pendidikan yang ditamatkan selama enam tahun terakhir yang paling
dominan adalah lulusan SD ke bawah. Sedangkan yang paling kecil
presentasenya adalah lulusan Diploma I/II/II dan Universitas. Uraian
secara lengkap terlihat pada tabel 2.78.
Tabel 2.78
Rasio Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan di Kota Semarang Tahun 2011 – 2016 ( Persen )

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Sekolah Dasar Ke Bawah 46,34 46,27 46,20 45,81 49,81 49,81
2 Sekolah Menengah Pertama 18,88 18,85 18,82 18,66 20,29 20,29
3 Sekolah Menengah Atas 19,64 19,61 19,58 19,42 21,11 21,12
Diploma I / II / III dan
4 8,18 8,17 8,16 8,09 8,80 8,78
Universitas
Sumber : Profil Kependudukan Kota Semarang (BPS Kota Semarang,2017)

2.4.4.2 Rasio Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan yang


Ditamatkan
Rasio penduduk yang bekerja menurut pendidikan yang ditamatkan
selama empat tahun terakhir yang paling dominan adalah agregat lulusan
SD/MI dan SMP. Secara keseluruhan sejak Tahun 2010 – 2015 rasio
lulusan SD ke bawah, SMP, SMA maupun DI/II/III dan Universitas
mengalami pergerakan yang fluktuatif jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk, sebagaimana terlihat pada tabel 2.79.
Tabel 2.79
Rasio Penduduk Yang Bekerja Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan
di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 ( Persen )

Tahun
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 SD Ke bawah 20,87 20,61 20,13 14,36 14,36 14,36
2 SMP 21,27 21,44 25,54 22,63 22,63 22,63
3 SMA 33,20 32,44 32,11 36,55 36,55 36,55
D.I / D.II / D.III dan
4 24,67 25,52 22,22 26,46 26,46 26,46
Universitas
Sumber : Profil Kependudukan Kota Semarang (BPS Kota Semarang,2017)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-102


2.4.4.3 Rasio Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Distribusi persentase jumlah penduduk kota semarang paling banyak
berada di pekerjaan buruh industri yang selama 6 tahun berada di kisaran
25 persen. Dan peringkat kedua dan ketiga terbesar adalah PNS & TNI /
Polri sebesar 13 % dan 12 %. Untuk pergerakan distribusi persentase
selama tahun 2011 – 2016 cenderung berfluktuatif. Data selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 2.80.
Tabel 2.80
Rasio Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Semarang
Tahun 2011 – 2016 (Persen)

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016*
1 Petani Sendiri 3,86 3,91 3,92 3,91 3,91 3,89
2 Buruh Tani 2,65 2,69 2,70 2,69 2,69 2,67
3 Nelayan 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,36
4 Pengusaha 7,79 7,72 7,73 7,72 7,72 7,73
5 Buruh Industri 25,67 25,65 25,54 25,65 25,65 25,70
6 Buruh Bangunan 12,02 12,02 12,04 12,02 12,02 12,03
7 Pedagang 12,58 12,51 12,53 12,51 12,51 12,53
8 Angkutan 3,73 3,71 3,72 3,71 3,71 3,70
9 PNS & TNI/Polri 13,79 13,76 13,78 13,76 13,76 13,78
10 Pensiunan 5,78 5,77 5,78 5,77 5,77 5,76
11 Lainnya 11,76 11,87 11,88 11,87 11,87 11,86
Sumber : Profil Kependudukan Kota Semarang (BPS Kota Semarang,2017)
*) Data sangat sementara

2.4.4.4 Rasio Ketergantungan


Rasio Ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk
umur 0-14 tahun ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun ke atas
(keduanya disebut dengan bukan angkatan kerja), dibandingkan dengan
jumlah penduduk usia 15-64 tahun (angkatan kerja).
Sejak tahun 2011 hingga 2016 rasio ketergantungan Kota Semarang
berada di bawah 50 yang berarti penduduk usia produktif (15-64 tahun)
menanggung sedikit penduduk usia non produktif (<15 dan >64 tahun)
dimana kualitas penduduk (baik tingkat pendidikan, keterampilan,
profesionalitas dan kreativitas) mampu menekan beban ketergantungan
sampai tingkat terendah yang berguna untuk mendongkrak pembangunan
ekonomi. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.81.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-103


Tabel 2.81
Rasio Ketergantungan Kota Semarang Tahun 2011 – 2016

Tahun
No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Penduduk Usia <
1 364.652 368.438 372.387 376.065 378.996 379.279
15 th
Penduduk Usia >
2 1.108.742 1.116.479 1.125.178 1.133.963 1.141.098 1.147.767
15 th &< 65 th
Penduduk Usia >
3 70.964 74.281 74.540 74.877 75.173 75.671
65 th
Jumlah Penduduk
4 1.544.358 1.559.198 1.572.105 1.584.906 1.595.267 1.602.717

Rasio
5 39,29 39,65 39,72 39,77 39,80 39,64
Ketergantungan(%)
Sumber : Profil Kependudukan Kota Semarang (BPS Kota Semarang,2017)

Perubahan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016 - 2021 juga disusun


dengan memperhatikan hasil evaluasi RPJMD sampai dengan Tahun 2016.
Evaluasi capaian indikator kinerja RPJMD pada tahun 2016 ditunjukkan
dengan capaian Indikator Kinerja Daerah Kota Semarang yang terbagi atas
Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum dan Aspek Daya
Saing Daerah.
Pada evaluasi tersebut, status pencapaian kinerja yang dijabarkan
dalam Evaluasi Hasil RPJMD terdiri dari beberapa kategori status, yaitu:
 Sangat rendah untuk capaian nilai 50% kebawah, (X≤50%)
 Rendah untuk capaian nilai diatas 50% sampai dengan 65%
(65%≥X>50%)
 Sedang untuk capaian nilai diatas 65% sampai dengan 75% (75%
≥X>65%)
 Tinggi untuk capaian nilai diatas 75% sampai dengan 90%
(90%≥X>75%)
 Sangat tinggi untuk capaian diatas 90% (X>90%)

Rekapitulasi capaian indikator kinerja daerah RPJMD Kota Semarang


Tahun 2016 – 2021 di tahun 2016 adalah 130 indikator (59,36%) status
sangat tinggi, 35 indikator (15,98%) status tinggi, 13 indikator (5,94%)
status sedang, 9 indikator (4,11%) status rendah dan 32 indikator (14,61%)
status sangat rendah. Perlu diketahui pula bahwa terdapat 68 indikator
(31,05%) yang telah mencapai/melampaui kinerja 100%. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.82.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-104


Tabel 2.82
Capaian Indikator Kinerja Daerah Kota Semarang Tahun 2016
Terhadap Target Akhir RPJMD Kota Semarang Tahun 2016 – 2021
CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

1 Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,80 6,10 5,69 93,28% Sangat Tinggi

2 Laju inflasi (%) 2,56 3,71 2,32 137,47% Sangat Tinggi

3 PDRB per kapita berlaku (Juta Rp.) 78.947,03 129.805,87 85.871,44 66,15% Sedang

4 Indeks Gini 0,3300 0,3301 0,3455 95,33% Sangat Tinggi

5 - Angka Kemiskinan (indikator dari BPS) 4,97 4,53 4,85 92,94% Sangat Tinggi
Angka Kemiskinan (indikator dari Perda
- 20,82 16,45 20,82 73,43% Sedang
Kemisikinan)
6 - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 80,23 91,96 81,19 88,29% Tinggi

- Pengeluaran per Kapita disesuaikan 13.589,00 14.608,95 13.909,00 95,21% Sangat Tinggi

- Harapan Lama Sekolah (HLS) 14,33 14,54 14,70 101,10% Sangat Tinggi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-105


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

- Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 10,2 11,10 10,49 94,50% Sangat Tinggi

- Angka Harapan Hidup (AHH) 77,2 77,26 77,21 99,94% Sangat Tinggi

7 Angka melek huruf (%) 99,96 99,98 99,96 99,98% Sangat Tinggi

8 Angka Partisipasi Kasar

- PAUD (3-6 tahun) 60,36 81,50 76,78 94,21% Sangat Tinggi

- SD/MI 107,54 100,00 113,13 113,13% Sangat Tinggi

- SLTP/MTs 110,07 100,00 118,01 118,01% Sangat Tinggi

9 Angka Partisipasi Murni

- SD/MI 92,08 90,00 96,63 107,37% Sangat Tinggi

- SLTP/MTs 81,24 80,00 86,03 107,54% Sangat Tinggi

10 Rasio Group Kesenian / 10.000 penduduk 2,6 3,26 2,98 91,41% Sangat Tinggi

11 Rasio Gedung Kesenian / 10.000 penduduk 0,09 0,10 0,09 90,00% Tinggi
Sangat
12 Rasio Klub Olahraga / 10.000 penduduk 0,06 0,53 0,06 11,32%
Rendah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-106


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7
Rasio Gedung Olah Raga / 10.000
13 0,04 0,06 0,04 66,67% Sedang
penduduk

B ASPEK PELAYANAN UMUM

Fokus Layanan Urusan Wajib

1 Pendidikan

1.1 Pendidikan dasar:

a. Rasio guru / murid (SD) 544,61 (1:18) 544,61 (1:18) 544,61 (1:18) 100,00% Sangat Tinggi

b. Rasio guru / murid per rata-rata (SD) 1,702 (1:20:32) 1,702 (1:20:32) 1,702 (1:20:32) 100,00% Sangat Tinggi

c. Rasio guru/ murid (SMP) 700,71 (1:17) 700,71 (1:17) 700,71 (1:17) 100,00% Sangat Tinggi

d. Rasio guru / murid per rata-rata (SMP) 2,366 (1:17:30) 2,366 (1:17:30) 2,366 (1:17:30) 100,00% Sangat Tinggi

1.2 Pendidikan Menengah

a. Rasio guru / murid (SM) 863,93 (1:14) 863,93 (1:14) 863,93 (1:14) 100,00% Sangat Tinggi

b. Rasio guru / murid per rata-rata (SM) 2,880 (1:14:30) 2,880 (1:14:30) 2,880 (1:14:30) 100,00% Sangat Tinggi
Penduduk yang berusia >15 tahun melek
c. 99,96 99,98 99,96 99,98% Sangat Tinggi
huruf (tidak buta aksara)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-107


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

1.3 Fasilitas Pendidikan


Sekolah pendidikan SD/MI kondisi
a. 93,36 95,00 94,82 99,81% Sangat Tinggi
bangunan baik
b. Kondisi Sekolah SMP/MTs 98,43 99,00 98,74 99,74% Sangat Tinggi

1.4 PAUD

- Jumlah Siswa pada jenjang TK / RA 44.571 46.605,00 47.039,00 100,93% Sangat Tinggi

1.5 Angka Putus Sekolah

a. SD/MI 0,02 0,01 0,01 100,00% Sangat Tinggi

b. SMP/MTs 0,07 0,06 0,04 133,33% Sangat Tinggi

1.6 Angka Kelulusan

a. Angka Kelulusan SD/MI (%) 99,98 100,00 99,98 99,98% Sangat Tinggi

b. Angka Kelulusan SMP/MTs (%) 99,82 99,90 99,95 100,05% Sangat Tinggi
Angka Melanjutkan dari SD/MI ke
c. 104,65 100,00 102,38 102,38% Sangat Tinggi
SMP/MTs (%)
d. Guru berkualifikasi S1

- Jenjang SD/MI 77,5 100,00 84,79 84,79% Tinggi

- Jenjang SMP/MTs 92,41 100,00 92,29 92,29% Sangat Tinggi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-108


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

2 Kesehatan
Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu per
2.1 a. 0,18 0,29 0,23 79,31% Tinggi
satuan penduduk x 1000
Rasio Fasilitas Kesehatan Dasar/ 100.000
b. 20 32,00 22,00 68,75% Sedang
penduduk
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk x Sangat
c. 0,01 0,02 0,01 50,00%
1.000 Rendah
Rasio jumlah tempat tidur Rumah Sakit/
d. 2,12 2,25 2,15 95,56% Sangat Tinggi
1.000 penduduk
Prosentase RS yang memenuhi standar Sangat
2.2 0 30 0 00,00%
Permenkes No 56 Tahun 2014 Rendah
2.3 Rasio dokter per satuan penduduk 1,53 2,16 1,67 77,31% Tinggi
Rasio tenaga medis per satuan penduduk x
2.4 2,12 2,56 1,97 76,95% Tinggi
1000
Cakupan komplikasi kebidanan yang
2.5 100 100,00 100,00 100,00% Sangat Tinggi
ditangani (%)
Cakupan pertolongan persalinan oleh
2.6 97,53 99,30 97,58 98,27% Sangat Tinggi
tenaga kesehatan (%)
2.7 Cakupan kelurahan UCI (%) 100 100,00 100,00 100,00% Sangat Tinggi
Cakupan balita gizi buruk mendapat
2.8 100 100,00 100,00 100,00% Sangat Tinggi
perawatan (%)
2.9 Persentase Gizi Buruk 0,4 0,34 0,29 114,71% Sangat Tinggi
Penemuan dan penanganan penderita
2.10 60 81,00 78,00 96,30% Sangat Tinggi
penyakit TBC, BTA (%)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-109


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7
Penemuan dan penanganan penderita DBD
2.11 a. 100 100,00 100,00 100,00% Sangat Tinggi
(%)
b. IR DBD 98,61 50,00 25,22 149,56% Sangat Tinggi

2.12 Jumlah Kematian Bayi / AKB 229 205,00 201,00 97,56% Sangat Tinggi

2.13 Angka Kematian Balita / AKABA 10,35 14,75 8,81 140,27% Sangat Tinggi

Angka Kelangsungan Hidup Bayi per / 92,48


2.14 91,62 92,20 100,30% Sangat Tinggi
1000 kelahiran hidup (%)
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
2.15 100 100,00 100,00 100,00% Sangat Tinggi
pasien masyarakat miskin (%)
2.16 Cakupan kunjungan bayi (%) 98,03 99,20 98,10 98,89% Sangat Tinggi

2.17 Cakupan puskesmas (%) 231,25 256,30 231,35 90,27% Sangat Tinggi

2.18 - Cakupan pembantu puskesmas 19,45 23,70 19,45 82,07% Tinggi

- Persentase Nilai Kinerja Puskesmas 32 53,00 72,97 137,68% Sangat Tinggi


Terpenuhinya sarana dan prasarana RS
2.19 68 75,00 68,00 90,67% Sangat Tinggi
Type B Pendidikan
2.20 Nilai IKM Pelayanan Kesehatan RS 71,86 95,00 71,86 84,17% Tinggi

2.21 Nilai Kinerja BLUD Sehat A A++ A 80% Tinggi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-110


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

3 Pekerjaan Umum & Penataan Ruang


Proporsi panjang jaringan jalan dalam
3.1 88,07 93,07 90,19 96,91% Sangat Tinggi
kondisi baik (%)
3.2 Rasio tempat ibadah per 1000 penduduk 2.295 2.313,00 3.902,00 168,70% Sangat Tinggi

3.3 Persentase rumah tangga bersanitasi 85,78 86,07 85,87 99,77% Sangat Tinggi
Rasio pembuangan sampah (TPS) per
3.4 2,45 2,55 2,50 98,04% Sangat Tinggi
satuan penduduk
Panjang jalan kota dalam kondisi baik (>40
3.5 364,7 386,57 356,60 92,25% Sangat Tinggi
km/jam)
Sempadan sungai yang dipakai bangunan Sangat
3.6 44,2 23,00 44,10 8,26%
liar (%) Rendah
Drainase dalam kondisi baik / pembuangan
3.7 79 90,00 80,50 89,44% Tinggi
aliran air tidak tersumbat (%)

3.8 Luas irigasi Kota dalam kondisi baik (%) 80 83,00 75,00 90,36% Sangat Tinggi

Persentase rumah tangga pengguna air


3.9 minum / jumlah seluruh rumah tangga x 88,13 97,00 89,00 91,75% Sangat Tinggi
100% (%)

3.10 Persentase rumah tangga ber sanitasi (%) 85,78 86,07 85,87 99,77% Sangat Tinggi

3.11 Persentase luas ruang terbuka hijau (RTH) 43,26 46,26 43,76 94,60% Sangat Tinggi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-111


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7
Persentase bangunan ber-IMB / Jumlah
3.12 53,25 55,45 53,35 96,21% Sangat Tinggi
bangunan (%)
Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang
Sangat
3.13 dengan Perencanaan Tata Ruang 5,40 2,00 5,40 -70,00%
Rendah
(simpangan)

Perumahan Rakyat & Kawasan


4
Permukiman
Sangat
4.1 Luas lingkungan permukiman kumuh (%) 0,99 0,00 0,79 0,00%
Rendah
Pemugaran rumah tidak layak huni
Sangat
4.2 (berdasarkan data 2.251 6.567,00 2.251 34,28%
Rendah
PBDT 2015)

4.3 Rasio rumah tidak layak huni (%) 18,77 19,01 18,77 98,74% Sangat Tinggi

4.5 Jumlah rumah layak huni (%) 91,69 93,31 91,69 98,26% Sangat Tinggi
Rasio TPU per satuan penduduk per 1000
4.6 34,35 34,70 37,85 109,08% Sangat Tinggi
penduduk

Ketentraman, Ketertiban Umum, dan


5
Perlindungan Masyarakat
Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per
5.1 1,43 2,07 1,41 68,12% Sedang
10.000 penduduk
Rasio Pos Siskamling per jumlah
5.2 31,66 32,00 31,71 99,09% Sangat Tinggi
kelurahan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-112


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

Cakupan penegakan peraturan daerah dan


5.3 100 100,00 100,00 100,00% Sangat Tinggi
peraturan kepala daerah di kabupaten/kota

Jumlah peraturan perundang-undangan


5.4 25 31,00 26,00 83,87% Tinggi
daerah yang ditegakkan

Cakupan patroli siaga ketertiban umum Sangat


5.5 3.600 11.520,00 4.320,00 37,50%
dan ketentraman masyarakat Rendah

Rasio petugas perlindungan masyarakat


5.6 0,82 1,00 0,82 82,00% Tinggi
(Linmas) di Kabupaten/Kota

5.7 Cakupan pelayanan bencana kebakaran 0,001566 0,002426 0,0013 53,59% Rendah
Tingkat waktu tanggap (response time rate)
5.8 Jumlah ketepatan waktu tindakan 86,32 88,00 88,38 100,43% Sangat Tinggi
pemadam kebakaran

6 Sosial

Sarana sosial seperti panti asuhan, panti


6.1 132 135,00 132 97,78% Sangat Tinggi
jompo dan panti rehabilitasi
Sangat
6.2 PMKS yg memperoleh bantuan sosial 1.051 4.400,00 1.051 23,89%
Rendah
6.3 Jumlah PMKS (orang) 54.651 44,579 54.651 122,59% Sangat Tinggi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-113


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

Penanganan penyandang masalah


6.4 3.965 4.700,00 3.965 84,36% Tinggi
kesejahteraan sosial (orang)

7 Tenaga Kerja

7.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 63,05 70,87 67,80 95,67% Sangat Tinggi
Sangat
a Pelatihan tenaga kerja/ pencari kerja 1218 2.100 500,00 23,81%
Rendah
b Jumlah lowongan kerja (orang) 30.500 32.000 17.631,00 55,10% Rendah
Sangat
c Jumlah pencari kerja mendaftar 15.000 20.000 9.359,00 46,80%
Rendah
Sangat
d Pemeriksaan ketenagakerjaan 360 0 360,00 0,00%
Rendah
Penyelesaian Perselisihan Hubungan
e 180 250 193,00 77,20% Tinggi
Industrial/ PHK (kasus)
f Pencari kerja yang ditempatkan (orang) 8.136 13.000 8.559,00 65,84% Sedang

7.2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,77 3,89 5,48 59,13% Rendah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-114


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7
Pemberdayaan Perempuan &
8
Perlindungan Anak
8.1 Rasio KDRT (%) 0,056 0,04 0,037 105,13% Sangat Tinggi
Penyelesaian pengaduan Perlindungan
8.2 perempuan dan anak dari tindakan 100 100,00 100,00 100,00% Sangat Tinggi
kekerasan (%)
8.3 Pemberdayaan terhadap korban KDRT (%) 100 100,00 100,00 100,00% Sangat Tinggi

Organisasi wanita yang berpartisipasi


8.4 4 4,00 4,00 100,00% Sangat Tinggi
dalam Pembangunan (organisasi)

8.5 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 95,62 97,56 96,04 98,44% Sangat Tinggi

8.6 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 76,53 92,59 78,90 85,21% Tinggi

9 Pangan

9.1 Pola Pangan Harapan 87,00 88,10 87,10 98,86% Sangat Tinggi

9.2 Ketersediaan pangan utama (beras) 191.760 197.585,19 191.825,00 97,08% Sangat Tinggi

9.3 Ketersediaan pangan penduduk 3.049,00 3.055,00 3.050,00 99,84% Sangat Tinggi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-115


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

10 Pertanahan

Tertib Administrasi Pertanahan (%) Sangat


10.1 26,27 75,00 30,00 40,00%
(peningkatan Data Base Pertanahan) Rendah

100 100,00 100,00 100,00% Sangat Tinggi


Penyelesaian kasus tanah Negara (%)
10.2 -
(fasilitasi penyelesaian kasus tanah negara)
(20 kasus) (23 kasus) (20 kasus)

11 Lingkungan Hidup

11.1 Persentase penanganan sampah (%) 87 90,00 87,50 97,22% Sangat Tinggi

11.2 Pencemaran status mutu air (%) 60 70,00 60,00 85,71% Tinggi
Cakupan pengawasan Terhadap Sangat
11.3 0 100,00 22,00 22,00%
pelaksanaan amdal. (%) Rendah
Tempat pembuangan sampah (TPS) per
11.4 0,245 0,26 0,25 98,04% Sangat Tinggi
satuan penduduk (%)
11.5 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) - 55,00 44,84 81,53% Tinggi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-116


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7
Administrasi Kependudukan dan Catatan
12
Sipil
12.1 Kepemilikan E-KTP 91,54 100,00 94,43 94,43% Sangat Tinggi

12.2 Rasio bayi berakte kelahiran (%) 90,82 96,00 89,29 93,01% Sangat Tinggi
Rasio pasangan non muslim berakte nikah
12.3 100 100,00 100,00 100,00% Sangat Tinggi
(%)
12.4 Kepemilikan akta kelahiran 74,00 79,00 79,30 100,38% Sangat Tinggi

12.5 Rasio penduduk berakte kematian (%) 15,67 72,00 71,00 98,61% Sangat Tinggi
Sangat
12.6 Kepemilikan Kartu Identitas Anak (KIA) 0 100,00 0,00 0,00%
Rendah

13 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

13.1 PKK aktif 100 100,00 100,00 100,00% Sangat Tinggi

13.2 Posyandu aktif 100 100,00 100,00 100,00% Sangat Tinggi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-117


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7
Pengendalian Penduduk dan Keluarga
14
Berencana
14.1 Rata-rata jumlah anak per keluarga 2,02 2,00 1,16 142,00% Sangat Tinggi

14.2 Rasio akseptor KB per 1.000 PUS (%) 76,2 78,00 76,88 98,56% Sangat Tinggi

14.3 Cakupan PUS unmet need 11,97 9,80 10,44 93,47% Sangat Tinggi

14.4 Cakupan PUS yang isterinya <20th 0,56 0,50 0,48 104,00% Sangat Tinggi

15 Perhubungan

15.1 Jumlah arus penumpang angkutan umum 20.061.038 33.051.055,00 20.875.550,00 63,16% Rendah

15.2 Rasio ijin trayek 0,0018 0,001937 0,001747 109,79% Sangat Tinggi

15.3 Jumlah uji kir angkutan umum 8095 8.593,00 6.840,00 79,60% Tinggi
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal
15.4 9 9,00 9,00 100,00% Sangat Tinggi
Bis
Sangat
15.5 Jumlah titk//ruas rawan macet 8 3,00 8,00 -33,33%
Rendah
15.6 Kepemilikan KIR angkutan umum 4.810 5.279,00 3.443,00 65,22% Sedang

15.7 Parkir on the street (titik) 1.127 1.061,00 1.127,00 93,78% Sangat Tinggi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-118


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

15.8 Biaya pengujian kelaikan angkutan umum 30.000 30.000,00 30.000,00 100,00% Sangat Tinggi

15.9 Pemasangan Rambu- rambu 3.203 3.917,00 3.394,00 86,65% Tinggi

16 Komunikasi dan Informatika

Sangat
16.1 Jumlah jaringan komunikasi 40 331,00 67,00 20,24%
Rendah
Jumlah domain dan Subdomain di
16.2 - 28 65,00 106,00 163,08% Sangat Tinggi
semarangkota.go.id
Jumlah aplikasi interaktif dan integrasi
Sangat
- untuk mewujudkan 11 41,00 16,00 39,02%
Rendah
E- Gov dlm rangka Smart City

16.3 Web site milik pemerintah daerah ada ada ada 100,00% Sangat Tinggi

16.4 - Jumlah surat kabar nasional/lokal 12 10,00 12,00 120,00% Sangat Tinggi

- Jumlah penyiaran 19 35,00 36,00 102,86% Sangat Tinggi

- radio / TV lokal 3 16,00 16,00 100,00% Sangat Tinggi

16.5 Jumlah wi-fi di area publik - 150,00 90,00 60,00% Rendah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-119


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

17 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

17.1 Persentase koperasi aktif (%) 79,94 88,60 78,50 88,60% Tinggi

Sangat
17.2 Jumlah UMKM 996 13.499,00 5.918,00 43,84%
Rendah
Sangat
17.3 Jumlah Usaha Mikro dan Kecil 996 13.229,00 5.916,00 44,72%
Rendah

18 Penanaman Modal
Jumlah investor berskala nasional Sangat
18.1 152 408,00 152,00 37,25%
(PMDN/PMA) Rendah
Sangat
18.2 Jumlah nilai investasi 9.570.413 24.500.000,00 10.500.000,00 42,86%
Rendah
Sangat
18.3 Jumlah daya serap tenaga kerja 27852 74.664,00 32.025,00 42,89%
Rendah
5.397.756.206.3 8.300.000.000.00 2.950.000.000.0 Sangat
18.4 - (PMA) 35,54%
00 0,00 00,00 Rendah
5.432.000.000.0 1.620.000.000.00 7.550.000.000.0
- (PMDN) 466,05% Sangat Tinggi
00 0,00 00,00
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi 1.645.897.882.4 4.000.000.000.00 929.586.257.622 Sangat
18.5 23,24%
PMDN (milyar rupiah) 53 0,00 ,00 Rendah
18.6 Sistem informasi Manajemen Pemerintahan 52 74,00 63,00 85,14% Tinggi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-120


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

19 Kepemudaan dan Olah Raga

19.1 Jumlah organisasi pemuda 60 62,00 60,00 96,77% Sangat Tinggi

19.2 Jumlah organisasi olahraga 46 45,00 42,00 93,33% Sangat Tinggi


Sangat
19.3 Jumlah kegiatan kepemudaan 15 35,00 10,00 28,57%
Rendah
19.4 Jumlah kegiatan olahraga 24 46,00 24 52,17% Rendah

19.5 Gelanggang / balai (selain milik swasta) 3 4,00 3 75,00% Sedang

19.6 Lapangan olahraga 275 310,00 275,00 88,71% Tinggi

20 Statistik

20.1 Buku ”Semarang dalam angka” ada ada ada 100,00% Sangat Tinggi

20.2 Buku ”PDRB Kota” ada ada ada 100,00% Sangat Tinggi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-121


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

Fokus Seni dan Budaya

21 Kebudayaan

21.1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya 222 297,00 228,00 76,77% Tinggi

21.2 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 173 183,00 220,00 120,22% Sangat Tinggi
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya
21.3 315 342,00 315,00 92,11% Sangat Tinggi
yang dilestarikan
21.4 Rasio Group Kesenian / 10.000 penduduk 2,6 3,26 2,98 91,41% Sangat Tinggi

21.5 Rasio Gedung Kesenian / 10.000 penduduk 0,09 0,10 0,09 90,00% Tinggi
Jumlah seni budaya dan tradisi yang
21.6 10 16,00 11,00 68,75% Sedang
dilestarikan
22 Perpustakaan

22.1 Jumlah perpustakaan 187 193,00 189,00 97,93% Sangat Tinggi

Persentase Jumlah pengunjung


22.2 12 24,00 14,00 58,33% Rendah
perpustakaan per tahun

Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan


22.3 110.000 139.250,00 115.152,00 82,69% Tinggi
daerah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-122


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

23 Kearsipan

23.1 Pengelolaan arsip secara baku 100 100,00 100,00 100,00% Sangat Tinggi

Sangat
23.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan 2 23,00 6,00 26,09%
Rendah

24 Kelautan dan Perikanan

24.1 Produksi perikanan tangkap (ton) 2.136,29 2.862,81 2.392,56 83,57% Tinggi

24.2 Produksi perikanan budidaya (ton) 2.705,19 3.625,17 3.200,57 88,29% Tinggi

25 Pariwisata

25.1 - Jumlah Kunjungan wisatawan 4.376.359 6.847.543,00 4.683.974,00 68,40% Sedang

- (Prosentase Kenaikan) 6,00 9,00 6,50 72,22% Sedang

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-123


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

26 Pertanian
Produksi padi atau bahan pangan utama
26.1 43.941,00 45.276,00 43.642,00 96,39% Sangat Tinggi
lokal lainnya
26.2 Cakupan bina Kelompok Tani 28 58,00 33,00 56,90% Rendah

26.3 Pendapatan Rumah Tangga Petani 10.355.300 10.972.600,00 10.488.000,00 95,58% Sangat Tinggi

26.4 Jumlah pendapatan perkapita nelayan 17.500.000 24.989.180,00 34.200.000,00 136,86% Sangat Tinggi

Kerapatan tegakan pada kawasan hutan


26.5 400 600,00 460,00 76,67% Tinggi
kota
26.6 luas hutan kota 124,15 186,85 124,15 66,44% Sedang

27 Perdagangan

Kontribusi kategori-kategori pada


27.1 30,63 31,41 30,87 98,28% Sangat Tinggi
Perdagangan & Jasa-jasa thd PDRB

28 Perindustrian

28.1 Pertumbuhan Industri. 3.644 3.750,00 3.661,00 97,63% Sangat Tinggi


Sangat
28.2 Jumlah sentra kelompok pengrajin 2 22,00 2,00 9,09%
Rendah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-124


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

Kontribusi kategori-kategori pada sektor


28.3 26,31 27,54 25,82 93,75% Sangat Tinggi
Industri Pengolahan thd PDRB

29 Perencanaan
Kesesuaian Program di RPJMD dengan
29.1 89,69 100,00 99,63 99,63% Sangat Tinggi
Program di RKPD tahunan
Kesesuaian Program di RKPD tahunan
29.2 dengan Program di 100 100,00 100,00 100,00% Sangat Tinggi
APBD tahunan

30 Pemerintahan Umum
Jumlah Ormas dan Lembaga Nirlaba
Sangat
30.1 Lainnya yang keberadaannya bermanfaat 30 100,00 40,00 40,00%
Rendah
bagi masyarakat, bangsa dan negara

31 Fungsi Lainnya sesuai perundangan

31.1 Opini BPK WDP WTP WTP 100,00% Sangat Tinggi

Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah


31.2 CC A CC 80,00% Tinggi
Daerah (Evaluasi tas Penerapan Sakip)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-125


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

Kota dengan Kota dengan


Predikat Kinerja Penyelenggaraan Penyelengg araan Penyelenggaraan 10 Besar Tk
31.3 85,00% Tinggi
Pemerintah Daerah Pemerintahan Pemerintahan Prov.
Daerah Terbaik Daerah Terbaik

C. ASPEK DAYA SAING DAERAH

1 Kemampuan Ekonomi Daerah


Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga
1.1 10.355.300 10.972.600,00 10.488.000,00 95,58% Sangat Tinggi
Petani
2 Fasilitas Wilayah / Infrastruktur

2.1 Aksesbilitas Daerah

- Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 5,91 3,55 6,80 191,41% Sangat Tinggi
= (722,45 / = ( (722,45 x
= (830.53 /
1222241) 60%) / 1222241 )
1222241) X 100
x 100 x 100
2.2 Penataan Wilayah

Realisasi luas wilayah seusai dengan


- 86,44 92,00 87,00 94,57% Sangat Tinggi
peruntukannya sesuai dengan RTRW

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-126


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

- Luas lahan produktif di Kota Semarang 3.992 km2 3.992,00 3.992,00 100% Sangat Tinggi

- Luas wilayah kekeringan 3.338,30 1.774,11 3.004,47 169,35% Sangat Tinggi

- Luas wilayah perkotaan 37.370,56 37.370,56 37.370,56 100,00% Sangat Tinggi

2.3 Ketersediaan RM

- Restoran 137 167,00 162,00 97,01% Sangat Tinggi

- Rumah Makan 165 195,00 175,00 89,74% Tinggi

- Bar 74 80,00 81,00 101,25% Sangat Tinggi

- Café 85 103,00 91,00 88,35% Tinggi

- Jasa Boga Catering 11 17,00 15,00 88,24% Tinggi


Sangat
- Pusat Penjualan Makanan 3 9,00 3,00 33,33%
Rendah
2.4 Ketersediaan Penginapan

- Hotel Bintang 54 60,00 54,00 90,00% Tinggi

- Hotel Non Bintang 70 70,00 77,00 110,00% Sangat Tinggi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-127


CAPAIAN
TARGET KINERJA
KONDISI AWAL KINERJA REALISASI TERHADAP STATUS
NO INDIKATOR
2015 AKHIR KINERJA 2016 TARGET CAPAIAN
RPJMD AKHIR
RPJMD

1 2 3 4 5 6 7

2.5 Ketersediaan Hiburan

- Panti Pijat 35 41,00 39,00 95,12% Sangat Tinggi

- Karaoke 48 60,00 56,00 93,33% Sangat Tinggi

- Spa 9 21,00 13,00 61,90% Rendah

- Klub Malam 5 5,00 5,00 100,00% Sangat Tinggi

3 Fasilitasi Iklim Berinvestasi

3.1 Ketentraman dan Ketertiban

- Angka Kriminalitas 2.792 1.800,00 2.085,00 84,17% Tinggi

3.2 Kemudahan Perijinan


Peningkatan Survei Kepuasan Masyarakat
- 75 /15 87 / 30 78 / 15 69,83% Sedang
(SKM)

4 Sumber Daya Manusia

4.1 - Kualitas Tenaga Kerja


Sangat
- Pelatihan tenaga kerja/ pencari kerja 1.281 2.100,00 500,00 23,81%
Rendah
4.2 Rasio Ketergantungan Penduduk 39,80 40,14 39,82 99,20% Sangat Tinggi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 II-128


BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

Pembangunan daerah merupakan proses perwujudan cita-cita otonomi


daerah yang memiliki rangkaian kegiatan mulai dari perumusan
perencanaan hingga evaluasi pembangunan daerah. Pada perumusan
perencanaan pembangunan daerah, berbagai kebijakan yang akan disusun
memerlukan dukungan dari perencanaan pengelolaan keuangan daerah.
Hal tersebut dikarenakan keuangan daerah merupakan faktor strategis
yang turut menentukan kualitas penyelenggaraan pembangunan oleh
pemerintahan daerah, mengingat kemampuannya akan mencerminkan
daya dukung manajemen pemerintahan daerah terhadap penyelenggaraan
urusan pemerintahan.
Dengan dilakukannya perubahan RPJMD, dimana kebijakan
pembangunan telah dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun fiskal dan satu
tahun fiskal sedang berjalan, maka analisis gambaran umum kinerja
keuangan dilakukan terhadap realisasi APBD tahun 2016, penetapan APBD
2017, serta proyeksi APBD 2018-2021. Realisasi beberapa tahun
sebelumnya dimungkinkan untuk dicantumkan dalam rangka memperkaya
analisis. Data dan informasi dimaksud digunakan sebagai bahan analisis
dan perspektif untuk mengetahui kemampuan pendanaan pembangunan
dalam jangka menengah, khususnya pada tahun 2018-2021. Dalam
kaitannya dengan sistem desentralisasi, pelaksanaan otonomi daerah
memberikan keleluasaan bagi pemerintah daerah dalam merencanakan
pembangunan dan mengembangkan potensi sumber daya di wilayahnya.
Ciri utama suatu daerah akan mampu melaksanakan otonominya
secara efektif yaitu:
1. Besarnya kemampuan keuangan daerah
Daerah memiliki kemampuan dan kewenangan untuk menggali
sumber-sumber keuangan, mengelola, dan menggunakan
keuangannya sendiri untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan.
2. Berkurangnya ketergantungan kepada bantuan pusat
Pendapatan Asli Daerah harus menjadi sumber pendanaan utama
yang didukung oleh pendanaan dari perimbangan keuangan pusat
dan daerah.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-1


Dalam konteks pembangunan, penyelenggaraan fungsi pemerintahan
daerah dan pembangunan daerah akan berjalan secara optimal apabila
didukung dengan kemampuan keuangan daerah yang mencukupi
kebutuhan pembangunan daerah dan penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Oleh karena itu, dalam rencana pembangunan daerah, analisis
pengelolaan keuangan daerah perlu dilakukan untuk mengetahui
gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah sebagai
upaya pendanaan atau dukungan terhadap penyelenggaraan pembangunan
daerah.
Analisis pengelolaan keuangan daerah dapat dilakukan melalui
pemahaman terhadap tingkat kemampuan keuangan daerah dalam
melaksanakan pembangunan. Selain itu, perlu dicermati pula kondisi
kinerja keuangan daerah, baik kinerja keuangan masa lalu maupun
kebijakan yang melandasi pengelolaannya.

3.1 KINERJA KEUANGAN TAHUN 2010 - 2015


Perkembangan kinerja keuangan Pemerintah Daerah tidak terlepas
dari batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan Daerah,
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, Permendagri Nomor 59 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan keuangan Daerah dan secara spesifik
pengelolaan keuangan daerah Kota Semarang diatur dalam Perda Kota
Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Keuangan Daerah, sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11
Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Berdasarkan ketentuan tersebut, kinerja keuangan Pemerintah Daerah
terkait erat dengan aspek kinerja pelaksanaan APBD dan aspek kondisi
neraca daerah. Penyusunan APBD bertujuan untuk menyelaraskan
kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan
sumber daya secara tepat sesuai kebijakan Pemerintah dan mempersiapkan
kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. Dalam
penyusunan APBD, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan anggaran yaitu penyelarasan antara kebijakan (policy),

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-2


perencanaan (planning), dengan penganggaran (budgeting) antara
Pemerintah dengan Pemerintah Daerah.
Dalam melihat kinerja keuangan pada periode pembangunan
sebelumnya, terlihat pada kemampuan keuangan daerah yang ditunjukkan
oleh Derajat Desentralisasi Fiskal melalui perbandingan kontribusi realisasi
Pendapatan Asli Daerah terhadap Total Pendapatan Daerah APBD. Tujuan
dari Derajat Desentralisasi Fiskal adalah untuk melihat persentase
kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Total Pendapatan Daerah
sehingga mengetahui kemampuan daerah dalam kemandirian keuangan.
Perkembangan Derajat Desentralisasi Fiskal Kota Semarang periode tahun
2010-2015, dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1.
Derajat Desentralisasi Fiskal Kota Semarang Tahun 2010-2015

Derajat
Total Pendapatan Pendapatan Asli Desentralisasi
Tahun
Daerah Daerah Fiskal Daerah
(%)
2010 1.623.567.254.798 327.992.258.750 20,20
2011 2.053.919.562.042 521.538.058.477 25,39
2012 2.533.676.148.799 779.616.535.593 30,77
2013 2.796.570.726.860 925.919.310.506 33,11
2014 3.166.016.041.565 1.138.367.228.493 35,96
2015 3.347.160.206.438 1.201.581.778.459 35,90
RATA-RATA 30,22

Sumber: Bapenda Kota Semarang 2010-2015 (diolah, 2017)

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa kontribusi pendapatan asli


daerah dalam mendukung total pendapatan daerah masih cukup rendah
dimana secara rata-rata pada periode pembangunan 2010-2015 hanya
sebesar 30,22 %. Namun capaian ini memiliki sisi positif mengingat
peningkatan Derajat Desentralisasi Fiskal Daerah terus terjadi hingga
tahun 2015 mencapai 35,90 % yang mengindikasikan sebanyak 35,90 %
pendapatan daerah bersumber dari komponen pendapatan asli daerah.

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD


Kinerja pelaksanaan APBD tidak terlepas dari struktur dan
akurasi belanja (belanja langsung dan belanja tidak langsung)
maupun pendapatan daerah yang meliputi Pendapatan Asli Daerah
(PAD, Dana Perimbangan dan Lain-lain pendapatan yang sah.
Sementara itu neraca daerah akan mencerminkan perkembangan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-3


dari kondisi aset pemerintah kota Semarang, kondisi kewajiban
pemerintah daerah serta kondisi ekuitas dana yang tersedia.

Struktur APBD Kota Semarang terdiri atas 3 (tiga) komponen


utama yaitu (1) Pendapatan, (2) Belanja, dan (3) Pembiayaan.
Masing-masing komponen diuraikan sebagai berikut:

A. Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah merupakan hasil akumulasi dari


Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, dan Lain-lain
Pendapatan yang Sah.Pendapatan Asli Daerah terdiri dari beberapa
komponen diantaranya adalah: (1) Pajak Daerah, (2) Retribusi
Daerah, (3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan,
(4) Lain-lain PAD yang Sah. Sedangkan Pendapatan Transfer Kota
Semarang terdiri dari beberapa komponen diantaranya: (1) Transfer
Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan, yang terdiri dari (a) Dana
Bagi Hasil Pajak, (b) Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA), (c) Dana
Alokasi Umum, dan (d) Dana Alokasi Khusus. (2) Transfer
Pemerintah Pusat yang terdiri dari (a) Dana Otonomi Khusus, (b)
Dana Penyesuaian, (3) Transfer Pemerintah Provinsi yang terdiri
dari (a) Pendapatan Bagi Hasil Pajak, (b) Pendapatan Bagi Hasil
Lainnya (bantuan keuangan propinsi/ pemda lainnya). Lain-lain
Pendapatan yang Sah terdiri dari beberapa komponen diantaranya
(1) Pendapatan Hibah, (2) Pendapatan Dana Darurat, dan (3)
Pendapatan Lainnya.

Perkembangan pendapatan daerah Kota Semarang tahun 2010


s/d tahun 2015 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pendapatan Daerah Kota Semarang mengalami tren


peningkatan tiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan
realisasi pendapatan daerah Kota Semarang Tahun 2010
sampai dengan tahun 2015 sebesar 14,12 %. Pertumbuhan
pada masing-masing komponen penerimaan pendapatan
mengalami pertumbuhan positif dimana Pendapatan Asli
Daerah (PAD) mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
27,15 %; Dana Perimbangan Daerah Kota Semarang
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,24 %; dan
Pendapatan Daerah yang berasal dari Lain-lain Pendapatan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-4


Daerah Yang Sah mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
27,32 %.
Jika dilakukan perbandingan antara realisasi dengan
target pendapatan, realisasi anggaran pendapatan daerah Kota
Semarang telah melampaui target yang telah ditetapkan
dimana antara tahun 2010-2015 rata-rata realisasi mencapai
106,15 %. Realisasi pendapatan tertinggi dicapai di tahun
2012 dengan persentase realisasi mencapai 111,21 %.
Persentase realisasi terendah dicapai di tahun 2010 sebesar
101,81 %.

Tabel 3.2.
Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
Target Anggaran Realisasi
Kelebihan/
Tahun Pendapatan Pendapatan %
Kekurangan
Daerah (APBD-P) Daerah
2010 1.594.662.575.000 1.623.567.254.798 101,81 28.904.679.798
2011 1.992.693.893.000 2.053.919.562.042 103,07 61.225.669.042
2012 2.278.353.606.000 2.533.676.148.799 111,21 255.322.542.799
2013 2.594.562.688.000 2.796.570.726.860 107,79 202.008.038.860
2014 2.865.509.578.000 3.166.016.041.565 110,49 300.506.463.565
2015 3.263.824.536.000 3.347.160.206.438 102,55 83.335.670.438
Total 14.589.606.876.000 15.520.909.940.502 106,38 931.303.064.502

Sumber: Bapenda Kota Semarang 2010-2015 (diolah, 2017)

2) Dilihat dari pertumbuhan Penerimaan PAD 5 (lima) tahun


terakhir (2010-2015) mengalami pertumbuhan sebesar 27,15 %
per tahun atau melebihi target yang ditetapkan dalam RPJMD
2010-2015 yakni sebesar 12,5 % per tahun. Peningkatan ini
terjadi disebabkan oleh kebijakan Pemerintah Pusat berkaitan
Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
dan penambahan dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang
semula berada di pos Dana Perimbangan bergeser ke Pos
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dimulai tahun 2011,
sehingga Pendapatan Asli Daerah pada Pos Pajak Daerah
mengalami kenaikan yang sangat signifikan.
Dari kontribusi penerimaan PAD terhadap APBD secara
total selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir mengalami
peningkatan dari tahun 2010 sebesar 20,20 % menjadi 35,90%
pada tahun 2015. Hal ini menunjukan ketergantungan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-5


Pemerintah Kota Semarang terhadap Dana Perimbangan dan
Pendapatan lain yang sah semakin menurun dimana
kontribusi pada tahun 2015 ini untuk Dana Perimbangan
sebesar 37,95% dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
sebesar 26,15%.
Pajak daerah merupakan kontribusi wajib kepada Daerah
yang terutang dari orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak Daerah di Kota Semarang, terdiri dari beberapa
jenis, antara lain:
a) Pajak Hotel
b) Pajak Restoran
c) Pajak Hiburan
d) Pajak Reklame
e) Pajak Penerangan Jalan
f) Pajak Pengambilan Bahan Galian C
g) Pajak Parkir
h) Pajak Air Tanah
i) Pajak sarang Burung Walet
j) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
k) PBB Pedesaan dan Perkotaan

Gambar 3.1
Capaian Pajak Daerah Tahun 2010 s/d Tahun 2015 (Rp)

816.208.853.784
791.509.586.089
683.708.489.950
597.519.522.248

360.084.128.238

177.680.372.947

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Bapenda Kota Semarang 2010-2015 (diolah, 2017)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-6


Jika dilihat dari kondisinya, Pertumbuhan Pajak Daerah
cenderung sebanding dengan pertumbuhan PAD secara total.
Dalam kurun waktu 5 tahun, Pajak Daerah Kota Semarang
tumbuh rata-rata 36,15% dimana kenaikan tertinggi terjadi
antara tahun 2011 dan 2012 pada saat Pemerintah Kota
mendapat limpahan Pendaerahan Pajak Pusat yaitu PBB dan
BPHTB. Pajak daerah dipengaruhi oleh gejolak perekonomian
dimana melemahnya aktivitas perekonomian akan berpengaruh
signifikan pada kondisi pajak daerah. Di Kota Semarang, jenis
pajak daerah berupa BPHTB baru masuk kedalam komponen
pajak daerah pada tahun 2011 dan jenis pajak daerah PBB
masuk kedalam komponen pajak daerah pada tahun 2012
sehingga berpengaruh terhadap kondisi keseluruhan pajak
daerah. Di sisi lain, kondisi perbandingan Pajak Daerah yang
sejalan dengan PAD juga mengindikasikan bahwa pajak daerah
memiliki kontribusi cukup signifikan bagi PAD sehingga turut
mempengaruhi pola pergerakan tren pendapatan daerah.
3) Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk
mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan
Desentralisasi, terdiri atas dana Bagi Hasil; dana Alokasi
Umum; dan dana Alokasi Khusus. DAU dan DBH jenis transfer
dana dari Pemerintah Pusat kepada daerah yang bersifat block
grant (bantuan umum) sedangkan DAK adalah jenis transfer
dana dari Pemerintah kepada daerah yang bersifat specific grant
(bantuan spesifik).
Dana Perimbangan tahun 2010 hingga tahun 2015
tumbuh rata-rata sebesar 4,24 %per tahun, dengan kontribusi
terbesar dari Dana Alokasi Umum dengan peningkatan rata-
rata sebesar 8,75 % per tahun. Besarnya Dana Perimbangan
yang diterima,ditentukan oleh Pemerintah setiap tahunnya
dengan memperhitungkan potensi objek pendapatan yang
belum tergali.
Komponen pertama dari Dana Perimbangan adalah Dana
Bagi Hasil Pajak, selama tahun 2010 sampai dengan 2015
Dana Bagi Hasil Pajak terealisasi sebesar 108,41 %dimana
realisasi terbesar di tahun 2012 yakni sebesar 160,89 % dan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-7


realisasi terendah di tahun 2015 yang hanya sebesar 75,93 %
Ini dikarenakan beberapa jenis Bagi Hasil Pajak seperti Bagi
Hasil Pajak PBB dan Bagi Hasil Pajak PPh OPDN dan Pasal 21
nilainya dibawah target anggaran sebelumnya.
Komponen Dana Perimbangan kedua adalah Dana Bagi
Hasil Bukan Pajak atau SDA, realisasi Dana Bagi Hasil SDA
dalam kurun waktu 2010 sampai 2015 sebesar 166,84 %
dimana realisasi terendah di tahun 2015 sebesar 79,02 % dan
realisasi terbesar di tahun 2012 sebesar 275,83 %. Ini
dikarenakan realisasi dari jenis Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi
nilainya cukup tinggi melebihi target anggaran sebelumnya.
Komponen Dana Perimbangan selanjutnya adalah Dana
Alokasi Umum, realisasi DAU dalam kurun waktu tahun 2010
sampai dengan tahun 2015 sebesar 100 % terhadap APBD-P.
Alokasi pendapatan daerah yang bersumber dari dana
Perimbangan yang diterima oleh Daerah, diatur dalam Undang-
Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Keuangan Daerah.
Komponen Dana Perimbangan selanjutnya adalah Dana
Alokasi Khusus. DAK merupakan usulan kegiatan dari daerah
ke Pemerintah Pusat sesuai dengan prioritas dan kebutuhan
daerah. Realisasi Dana Alokasi Khusus tahun 2010 sampai
dengan tahun 2015 sebesar 82,43 %.
4) Lain-Lain Pendapatan daerah yang Sah di Kota Semarang
bersumber dari beberapa komponen, yaitu Dana Bagi Hasil
Pajak dari Provinsi, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus,
Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemda lainnya dan Dana
Insentif Daerah. Kontribusi Lain-Lain Pendapatan daerah yang
sah terbesar berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi
atau Pemerintah Daerah Lainnya yang pertumbuhan rata-rata
sebesar 20,68 %per tahun.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-8


B. Belanja Daerah

Belanja daerah dikelompokkan menjadi Belanja Tidak


Langsung dan Belanja Langsung. Kelompok belanja tidak langsung
merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Sedangkan kelompok
belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Belanja tidak langsung terdiri dari Belanja Pegawai; Belanja Hibah
dan Bantuan Sosial; Belanja Bantuan Keuangan; dan Belanja
Tidak Terduga. Sementara itu belanja langsung terdiri dari belanja
pegawai; belanja barang dan jasa; dan belanja modal.
Sedangkan analisis terhadap realisasi belanja daerah selama
tahun anggaran 2010-2015 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Realisasi belanja daerah pada tahun 2015 mencapai 3,2 trilyun


rupiah dimana tahun sebelumnya hanya sebesar 2,96 trilyun
rupiah. Jika dilihat dari rata-rata pertumbuhan kenaikan
realisasi belanja daerah, maka pada tahun 2010-2015 untuk
belanja daerah mengalami kenaikan realisasi rata-rata sebesar
13,32%. Dari komponen belanja daerah yang membentuknya,
secara persentase jumlah realisasi belanja tidak langsung lebih
tinggi dibandingkan belanja langsung. Begitu juga dengan
pertumbuhannya, kenaikan realisasi belanja tidak langsung
daerah pada tahun 2010-2015 sebesar 6,20%, sedangkan untuk
kenaikan realisasi belanja langsung mencapai 21,33%.
2) Belanja tidak langsung yang meningkat cukup tinggi selama
lima tahun terakhir sebagian besar dibentuk dari subkomponen
belanja pegawai yang mencapai 1,32 trilyun rupiah di tahun
2015. Belanja pegawai ini juga mengalami peningkatan realisasi
di setiap tahunnya hingga mencapai rata-rata pertumbuhan
sebesar 8,75% dalam tahun 2010-2015. Namun terdapat juga
subkomponen yang memiliki pertumbuhan rata-rata negatif
yakni sub komponen belanja bunga (-43,23%) dan
subkomponen belanja bantuan sosial (-18,97%).
3) Pada komponen belanja langsung, subkomponen yang terbesar
dalam pembentukannya adalah belanja barang dan jasa yang
mencapai 969,85 milyar rupiah pada tahun 2015. Namun dalam

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-9


rata-rata pertumbuhannya, belanja modal menduduki
pertumbuhan paling signifikan yakni mencapai 30,08%
meskipun pada tahun terakhir (2015) mengalami penurunan
dari 800,18 milyar rupiah menjadi 726,14 milyar rupiah.

C. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah Kota Semarang merupakan selisih dari


penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan
Pembiayaan terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah (a)
Sisa Lebih Perhitungan Tahun Anggaran sebelumnya, (b) Pencairan
dana cadangan, (c) Hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan, (d) Penerimaan pinjaman daerah dan obligasi daerah,
dan (e) Penerimaan kembali pemberian pinjaman. Sedangkan
Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari beberapa komponen
diantaranya adalah (a) Pembentukan dana cadangan, (b)
Penyertaan modal (investasi) daerah, (c) Pembayaran pokok utang,
(d) Pembayaran kegiatan lanjutan, dan (e) Pengeluaran perhitungan
pihak ketiga.

Perkembangan APBD Kota Semarang dalam kurun waktu


tahun 2010-2015 mengalami tren peningkatan dari tahun ke
tahun. Di tahun 2010 terlihat bahwa belanja daerah lebih besar
dari pendapatan, sedangkan untuk tahun 2011 hingga 2014
belanja daerah lebih kecil dari pendapatan. Pembiayaan daerah
mengalami kondisi fluktuatif.

Realisasi pembiayaan daerah pada tahun 2013, 2014 dan


2015 mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dari sisi
Penerimaan Pembiayaan, realisasi penerimaan pembiayaan
terbesar berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu
(SiLPA) yang tercatat selama tahun 2010-2015 sebesar Rp.
3.314.713.962.271,- dan Pencairan Dana Cadangan sebesar Rp.
39.232.339.650,-. Meningkatnya SiLPA yang sangat signifikan
merupakan akibat dari alokasi anggaran pada program/kegiatan
pembangunan yang tidak dilaksanakan dan/atau alokasi
anggaran yang tidak diserap, hal ini menunjukkan bahwa kinerja
pengelolaan keuangan daerah selama periode tahun 2010-2015
belum berjalan secara optimal. Dari sisi Pengeluaran Pembiayaan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-10


daerah, selama tahun 2010-2015 realisasi pengeluaran
pembiayaan daerah dipergunakan untuk:
a) Pembentukan Dana Cadangan, untuk Penyelenggaraan
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Semarang Tahun
2015.
b) Penyertaan modal perusahaaan milik daerah yakni (Bank
Jateng Cabang Semarang, Perusda RPH & BPH, Perusda
Percetakan, Perusahaan Bank Pasar dan Perusda
BPR/BKK),
c) Pembayaran Pokok Hutang dan
d) Pengembalian Sisa Dana DPPID.

Dari pelaksanaan pembangunan selama enam tahun terakhir


dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015, Perusahaan Daerah
belum mampu secara signifikan memberikan kontribusi terhadap
penerimaan pendapatan daerah.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-11


Tabel 3.3.
Rata-rata Pertumbuhan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Tahun 2010 s/d Tahun 2015 Kota Semarang
TAHUN Rata2
No URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)


PENDAPATAN
1 1.623.567.254.798 2.053.919.562.042 2.533.676.148.799 2.796.570.726.860 3.166.016.041.565 3.347.160.206.438 14,12%
DAERAH
Pendapatan Asli
1.1 327.992.258.750 521.538.058.477 779.616.535.593 925.919.310.506 1.138.367.228.493 1.201.581.778.459 27,15%
Daerah
1.1.1 Pajak Daerah 177.680.372.947 360.084.128.238 597.519.522.248 683.708.489.950 791.509.586.089 816.208.853.784 36,15%
1.1.2 Retribusi Daerah 80.559.886.995 84.487.321.935 84.877.260.948 102.785.108.993 110.491.080.293 88.329.210.805 4,86%
Hasil Pengolahan
1.1.3 Kekayaan Daerah 6.210.426.962 5.981.529.358 6.777.319.253 7.650.778.888 8.036.099.560 10.530.576.700 12,03%
Yang dipisahkan
Lain-lain PAD
1.1.4 63.541.571.846 70.985.078.946 90.442.433.144 131.774.932.675 228.330.462.551 286.513.137.170 27,82%
yang Sah
Dana
1.2 967.153.006.791 969.374.571.789 1.167.239.525.118 1.191.097.523.757 1.274.767.390.279 1.270.371.271.674 4,24%
Perimbangan
Dana Bagi Hasil
1.2.1 295.955.494.744 204.199.594.973 156.564.967.132 120.223.608.244 137.759.893.153 95.124.155.500 -13,05%
Pajak
Dana bagi Hasil
719.040.047 1.072.671.816 1.537.731.986 1.878.324.513 3.031.059.126 1.738.332.174 16,50%
Bukan Pajak
Dana Alokasi
1.2.2 640.186.272.000 715.700.805.000 936.865.926.000 1.054.002.569.000 1.104.739.473.000 1.126.847.634.000 8,75%
Umum
Dana Alokasi
1.2.3 30.292.200.000 48.401.500.000 72.270.900.000 14.993.022.000 29.236.965.000 46.661.150.000 26,15%
Khusus
Lain-lain
1.3 Pendapatan 328.421.989.257 563.006.931.776 586.820.088.088 679.553.892.597 752.881.422.793 875.207.156.305 27,32%
Daerah Yang Sah
1.3.1 Hibah - - - - - - -
1.3.2 Dana Darurat - - - - - - -
Dana Bagi Hasil
1.3.3 Pajak dari 152.436.681.857 234.691.238.426 309.030.650.088 266.894.650.000 399.557.971.017 432.645.344.655 20,68%
Propinsi atau

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-12


TAHUN Rata2
No URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)


Kabupaten/ Kota

Dana
1.3.4 penyesuaian dan - 239.992.018.350 191.552.502.000 329.977.231.976 283.917.499.000 355.298.952.000 -16,67%
otonomi khusus
Bantuan
Keuangan dari
1.3.5 propinsi atau 175.985.307.400 88.323.675.000 86.236.936.000 82.682.010.621 69.405.952.776 66.532.836.650 -15,30%
Pemerintah
Daerah Lainnya
Dana Insentif
1.3.6 - - - 20.730.023.000 -
Daerah
BELANJA
2 1.732.662.151.376 2.036.582.638.750 2.053.334.797.225 2.473.490.609.437 2.957.432.639.078 3.200.860.096.133 13,32%
DAERAH
Belanja Tidak
2.1 1.014.661.219.765 1.143.176.142.944 1.125.140.641.858 1.189.315.029.305 1.294.686.029.499 1.363.708.247.623 6,20%
Langsung
2.1.1 Belanja Pegawai 874.593.479.502 986.366.107.310 1.085.345.253.318 1.142.988.541.942 1.171.769.031.216 1.325.339.022.371 8,75%
2.1.2 Belanja Bunga 1.080.000.000 764.141.700 723.905.100 378.295.400 250.000.000 0 -43,23
2.1.3 Belanja Subsidi - - - - - - 0%
2.1.4 Belanja Hibah 32.681.440.321 50.113.503.179 30.708.338.580 41.621.315.866 113.718.345.363 34.483.084.427 30,74%
Belanja Bantuan
2.1.5 105.517.732.817 104.553.067.830 7.485.436.900 2.731.600.000 6.301.500.000 1.998.500.000 -18,97%
Sosial
2.1.6 Belanja Bagi Hasil - - - - - - 0%
Belanja Bantuan
2.1.7 788.567.125 788.567.125 788.567.000 788.567.000 870.104.900 865.658.275 1,97%
Keuangan
Belanja Tidak
2.1.8 - 590.755.800 89.140.960 806.709.097 1.777.048.020 1.021.982.550 0%
Terduga
Belanja
2.2 718.000.931.611 893.406.495.806 928.194.155.367 1.284.175.580.132 1.662.746.609.579 1.837.151.848.510 21,33%
Langsung
2.2.1 Belanja Pegawai 102.476.916.441 125.947.959.518 129.902.913.654 147.891.489.190 135.165.891.359 141.153.817.148 7,14%
Belanja Barang
2.2.2 399.034.924.073 461.754.142.715 446.437.459.464 545.272.678.680 727.399.487.313 969.858.309.273 20,25%
dan Jasa

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-13


TAHUN Rata2
No URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)


2.2.3 Belanja Modal 216.489.091.097 305.704.393.573 351.853.782.249 591.011.412.262 800.181.230.907 726.139.722.089 30,08%
PEMBIAYAAN
3 304.293.447.418 190.381.885.440 155.116.218.198 589.640.904.419 864.625.442.489 1.048.048.540.375 58,40%
DAERAH
PENERIMAAN
3.1 313.114.935.618 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 912.721.021.842 1.089.735.415.117 47,54%
PEMBIAYAAN
3.1.1 Pengunaan SILPA 313.114.935.618 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 912.721.021.842 1.050.503.075.467 46,68%
Pencairan Dana
3.1.2 - - - - - 39.232.339.650 -
Cadangan
Hasil Penjualan
3.1.3 Kekayaan Daerah - - - - - - -
yang Dipisahkan
Penerimaan
3.1.4 - - - - - - -
Pinjaman Daerah
Penerimaan
Kembali
3.1.5 - - - - - - -
Pemberian
Pinjaman Daerah
PENGELUARAN
3.2 8.821.488.200 4.816.665.400 52.602.590.534 45.816.665.353 48.095.579.353 41.686.874.742 185,09%
PEMBIAYAAN
Pembentukan
3.2.1 - - 30.000.000.000 15.000.000.000 25.439.914.000 0 -
Dana Cadangan
Penyertaan Modal
3.2.2 Pemerintah 7.000.000.000 3.000.000.000 20.000.000.000 29.000.000.000 20.839.000.000 41.686.000.000 125,28%
Daerah
Pembayaran
3.2.3 1.821.488.200 1.816.665.400 1.816.665.500 1.816.665.353 1.816.665.353 874.742 -20,04%
Pokok Hutang
Pemberian
3.2.4 - - - - - - -
Pinjaman Daerah
Pengembalian
3.2.5 - - 785.925.034 - - - -
sisa dana DPPID

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-14


3.1.2 Neraca Daerah
Analisis Neraca daerah bertujuan untuk mengetahui
kemampuan keuangan pemerintah daerah melalui perhitungan
rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta
kemampuan asset daerah untuk penyediaan dana
pembangunan daerah. Neraca Daerah menggambarkan posisi
keuangan pemerintah daerah mengenai asset, kewajiban, dan
ekuitas pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan.
Unsur yang dicakup oleh sebuah neraca terdiri dari asset,
kewajiban dan ekuitas. Perkembangan neraca daerah Kota
Semarang tahun 2010-2015 dan rata-rata pertumbuhannya
terlihat di tabel 3.6.
Asset Pemerintah Kota Semarang dari kurun waktu tahun
2010sampai dengan tahun 2015 mengalami pertumbuhan yang
meningkat rata-rata sebesar 38,14%. Asset daerah akan
memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan
dikuasai pemerintah Kota Semarang yang mampu memberi
manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah dan masyarakat.
Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2015 memiliki asset
total sebesar Rp 23.210.940.494.528,-atau meningkat sebesar
52,96 % dibanding tahun 2014 yang sebesar Rp
15.174.527.757.784,-. Peningkatan terbesar adalah pada asset
tetapyang meningkat sangat signifikan hingga mencapai
Rp.21.550.444.020.296,- pada tahun 2015.
Kewajiban menggambarkan tentang kondisi utang
Pemerintah Daerah dengan pihak ketiga. Kewajiban daerah
sendiri dapat dibagi menjadi 2, yakni kewajiban jangka panjang
dan kewajiban jangka pendek. Pertumbuhan kewajiban dari
tahun 2010-2015 rata-rata sebesar 76,73 %. Pada tahun 2015,
Pemerintah Kota Semarang memiliki jumlah kewajiban yang
harus dilaksanakan sebesar Rp 128.252.875.046. Angka ini
meningkat 373,8 % dibanding kewajiban tahun 2014 sebesar
Rp 27.069.052.431 dan juga lebih besar dari tahun-tahun
sebelumnya.
Ekuitas dana adalah selisih antara asset dengan kewajiban
Pemerintah Daerah. Rata-rata pertumbuhan ekuitas dana kota
Semarang dari tahun 2010-2015 sebesar 38,16 %. Ekuitas

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-15


dana mengalami lonjakan yang cukup tinggi di tahun 2014
dengan peningkatan 104,63 %. Sedangkan di tahun 2015, nilai
ekuitas dana Pemerintah Kota Semarang mencapai Rp
23.082.687.619.482,- yaitu meningkat 52,39 % dari tahun 2014
dengan nilai ekuitas dana Rp 15.147.458.705.353,-.
Gambaran kondisi neraca daerah pada table 3.6 dapat
digunakan sebagai bahan analisis kemampuan keuangan
Pemerintah Daerah melalui perhitungan rasio, dimana terdapat
2 jenis Rasio yang digunakan, yakni rasio likuiditas dan
solvabilitas sebagaimana terjabarkan sebagai berikut:

a) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan hubungan
antara kas dan asset lancar lainnya dari sebuah entitas dengan
kewajiban lancarnya untuk melihat kemampuan entitas dalam
memenuhi kewajiban lancarnya. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek. Data rasio likuiditas tahun terakhir
2015 dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4. Analisis Rasio Likuiditas Kota Semarang Tahun 2015


Ratio Rumus 2015
Ratio Lancar Aset Lancar 1.338.270.891.310
22.305
Kewajiban Jangka Panjang 60.000.000
Rasio Quick (Quick Ratio) Aset Lancar - Persediaan 1.338.270.891.310 - 31.096.913.631
10,20
Kewajiban Jangka Pendek 128.192.875.046
Rasio total hutang terhadap total Total Hutang 128.252.875.046
0,00553
asset Total Aset 23.210.940.494.528

Sumber: BPKAD Kota Semarang, 2010-2015 (diolah 2017)

Hasil analisis diatas menunjukan bahwa Pemerintah Kota


Semarang memiliki kondisi pendanaan yang cukup kuat (likuid)
dilihat dari hasil analisis ratio lancar, quick ratiodan rasio total
hutang terhadap total asset juga bernilai sangat kecil. Hal ini
menunjukkan bahwa kapabilitas keuangan Pemerintah Kota
Semarang cukup kuat dalam pelunasan kewajiban-kewajiban
daerahnya.

b) Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas atau disebut juga Ratio Leverage yaitu
mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh suatu
entitas dengan dana yang dipinjam dari kreditur entitas

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-16


tersebut. Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas tahun 2015 dapat
dilihat di tabel 3.5.

Tabel 3.5. Rasio Solvabilitas Kota Semarang Tahun 2015

Rasio Rumus 2015 (%)


Rasio Kewajiban terhadap Kewajiban 128.252.875.046
0,55%
Aset Aset 23.210.940.494.528
Rasio Kewajiban terhadap Kewajiban 128.252.875.046
0,56%
Ekuitas Ekuitas 23.082.687.619.482

Sumber: BPKAD Kota Semarang, diolah 2017

Rasio kewajiban terhadap asset di Kota Semarang pada


tahun 2015 sangat rendah hanya 0,55%. Kecilnya nilai rasio ini
menunjukkan bahwa kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi
terkait anggaran oleh Pemerintah Kota Semarangmasih cukup
jauh di bawah nilai total aset yang dimiliki. Sedangkan pada
rasio kewajiban terhadap ekuitas (modal) juga sangat rendah,
0,56 %. Rasio kewajiban terhadap modal yang tertera di atas
menunjukkan bahwa nilai total hutang masih jauh dibawah
nilai modal yang dimiliki Pemerintah Kota Semarang.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-17


Tabel 3.6.
Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah
Kota Semarang
Rata-rata
NO URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan
(%)
01 ASET
02
03 ASET LANCAR
04 Kas di Kas Daerah 200.645.259.750 216.871.345.921 - - - - 0,00%
04a Bank - - 531.501.222.400 656.050.079.880 310.926.359.944 297.493.851.545 0,00%
04b Deposito - - 100.000.000.000 249.000.000.000 725.705.769.509 869.900.000.000 0,00%
05 Kas di Bendahara Pengeluaran 1.712.758.624 415.805.439 115.517.147 978.269.516 9.135.385.241 584.056.592 267,83%
06 Kas di Bendahara Penerimaan 18.008.250 91.631.750 61.249.000 65.432.500 24.431.500 1.979.300 45,59%
Kas JKN 10.873.623.115 0,00%
Kas di BLUD 11.220.934.432 11.656.105.709 31.939.365.576 20.315.487.706 0,00%
06a Kas di Bendahara Dana BOS 1.209.148.354 5.001.829.739 8.568.808.492 7.784.763.438 0,00%
07 Investasi Jangka Pendek - - - - - -
08 Piutang Pajak 20.836.763.284 16.703.298.277 58.132.343.611 271.832.216.871 306.224.578.799 338.065.470.350 123,77%
09 Piutang Retribusi 6.434.511.350 7.432.234.929 8.144.968.271 8.865.794.451 9.792.767.879 13.588.931.322 16,63%
10 Penyisihan Piutang (27.773.997.905) (23.064.150.815) (38.097.188.367) (245.564.896.340) (276.344.961.400) (306.788.761.211) 123,27%
10a Penyisihan Piutang Dana Bergulir (36.414.708) (42.198.981) (43.876.791) - - - 0,00%
11 Belanja Dibayar Dimuka 1.117.133.344 1.520.856.155 1.516.627.879 3.170.117.701 7.241.621.151 2.479.816.047 41,51%
12 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara - - - - - -
13 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah - - - - - -
14 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat - - - - - -
15 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya - - - - - -
16 Bgaian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran - - - - - -
17 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi - - - - - -
18 Piutang Lainnya 9.208.545.818 9.792.807.631 8.853.000.220 16.335.377.691 51.195.303.117 59.711.485.703 62,26%
Penyisihan piutang lainnya - (5.873.609.198) (4.745.083.753) (6.836.726.228) 0,00%
19 Persediaan 25.066.668.561 30.858.821.894 27.417.891.874 44.361.323.750 30.795.854.733 31.096.913.631 8,83%
19a RK Dinas - - - - - -
20 Jumlah Aset Lancar (4 s/d 19a) 237.229.236.368 260.580.452.200 710.031.838.030 1.015.878.042.270 1.210.460.200.788 1.338.270.891.310 51,02%
21
22 INVESTASI JANGKA PANJANG
23 Investasi Non Permanen

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-18


Rata-rata
NO URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan
(%)
24 Pinjaman Jangka Panjang - - - - - -
25 Investasi dalam Surat Utang Negara - - - - - -
26 Investasi dalam Proyek Pembangunan - - - - - -
27 Investasi Non Permanen Lainnya 4.700.000.000 4.700.000.000 4.700.000.000 4.700.000.000 4.700.000.000 4.700.000.000 0,00%
27a Cadangan Kerugian Investasi Non Permanen (717.548.874) (916.525.594) (1.344.735.036) (1.080.620.762) (918.887.033) (1.343.248.029) 17,21%
28 Jumlah Investasi Non Permanen (24 s/d 27) 3.982.451.126 3.783.474.406 3.355.264.964 3.619.379.238 3.781.112.967 3.356.751.971 -3,04%
29 Investasi Permanen
30 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 63.736.338.708 44.459.538.498 44.796.015.739 62.846.543.502 74.324.769.768 95.617.472.015 11,54%
31 Investasi Permanen Lainnya - - - - - -
32 Jumlah Investasi Permenen (30 s/d 31) 63.736.338.708 44.459.538.498 44.796.015.739 62.846.543.502 74.324.769.768 95.617.472.015 11,54%
33 Jumlah Investasi Jangka Panjang (28 +32) 67.718.789.834 48.243.012.904 48.151.280.703 66.465.922.740 78.105.882.735 98.974.223.986 10,66%
34
35 ASSET TETAP
36 Tanah 3.231.376.300.352 3.311.833.580.864 3.523.104.465.854 3.623.084.124.539 10.809.811.533.805 18.156.191.720.162 55,61%
37 Peralatan dan Mesin 714.479.588.727 789.457.993.437 869.959.684.266 989.497.933.801 957.835.854.744 1.140.779.561.749 10,07%
38 Gedung dan Bangunan 1.123.254.850.565 1.251.241.565.551 1.324.984.957.705 1.457.131.509.262 1.656.851.392.286 1.872.765.197.493 10,80%
39 Jalan, Irigasi dan Jaringan 741.991.302.991 864.444.178.005 1.032.689.518.960 1.279.544.234.937 1.654.555.357.306 1.987.265.452.595 21,86%
40 Asset Tetap Lainnya 36.836.608.031 60.997.179.236 53.608.378.857 62.232.661.307 73.945.990.040 88.708.674.161 21,67%
41 Konstruksi dalam Pengerjaan 24.673.007.041 27.274.591.111 87.125.430.544 109.950.402.504 102.732.023.730 87.286.319.793 46,92%
42 Akumulasi Penyusutan (869.727.494.531) (1.037.412.731.680) (1.223.352.011.973) (1.401.823.977.729) (1.537.847.035.780) (1.782.552.905.657) 15,48%
42a RK Dinas Asset - - - - - -
43 Jumlah Asset Tetap (36 s/d 42a) 5.002.884.163.176 5.267.836.356.524 5.668.120.424.213 6.119.616.888.621 13.717.885.116.131 21.550.444.020.296 40,42%
44
45 DANA CADANGAN
46 Dana Cadangan - - 30.003.698.629 47.183.424.649 75.671.777.153 39.562.373.739 0,00%
47 Jumlah Dana Cadangan (46) - - 30.003.698.629 47.183.424.649 75.671.777.153 39.562.373.739 0,00%
48
49 ASSET LAINNYA
50 Tagihan Penjualan Angsuran - - - - - -
51 Tuntutan Ganti Rugi - - - - - -
52 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 64.227.131.000 64.227.131.000 11.056.831.000 66.053.931.000 11.056.831.000 11.056.831.000 66,27%
53 Aset Tak Berwujud - - - 18.095.485.406 18.358.331.532 24.603.348.302 0,00%
54 Aset Lain-lain 49.015.896.499 83.860.531.317 177.590.878.965 111.085.904.808 74.449.767.898 176.537.368.990 49,91%
Penyusutan aset lain-lain (14.571.270.036) (11.460.149.453) (28.508.563.095) 0,00%
55 Jumlah Asset Lainnya (50 s/d 54) 113.243.027.499 148.087.662.317 188.647.709.965 180.664.051.178 92.404.780.977 183.688.985.197 20,77%
56

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-19


Rata-rata
NO URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan
(%)
57 JUMLAH ASSET (20 + 33 + 43 + 47 + 55) 5.421.075.216.877 5.724.747.483.945 6.644.954.951.540 7.429.808.329.458 15.174.527.757.784 23.210.940.494.528 38,14%
58
59 KEWAJIBAN
60
61 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
62 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 7.173.557.534 8.998.310.538 3.780.010.960 4.442.638.263 4.522.375.560 4.820.256.343 -1,33%
63 Utang Bunga - 133.460.904 187.629.030 62.604.529 874.741 - 0,00%
64 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 2.627.806.521 1.816.665.353 1.816.665.353 1.816.665.353 - - 0,00%
65 Pendapatan Diterima Dimuka 3.564.007.940 4.574.987.585 1.150.278.275 1.964.887.805 2.054.073.350 13.107.185.370 113,39%
66 Utang Belanja - - - 19.105.494.255 20.489.728.780 110.265.433.333 0,00%
67 Utang Jangka Pendek Lainnya 14.066.207.657 16.453.740.570 8.608.587.739 - - - 0,00%
68 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (62 s/d 67) 27.431.579.652 31.977.164.950 15.543.171.357 27.392.290.205 27.067.052.431 128.192.875.046 82,77%
69
70 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
71 Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan - - - - - -
72 Utang Dalam Negeri - Obligasi - - - - - -
73 Premium (Diskonto) Obligasi - - - - - -
73a Pendapatan Diterima Dimuka 59.000.000 23.000.000 2.000.000 60.000.000 0,00%
74 Utang Jangka Panjang Lainnya 6.536.746.288 3.633.330.706 1.816.665.206 - - - 0,00%
75 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (71 s/d 74) 6.536.746.288 3.633.330.706 1.875.665.206 23.000.000 2.000.000 60.000.000 523,43%
76 JUMLAH KEWAJIBAN (68 + 75) 33.968.325.940 35.610.495.656 17.418.836.563 27.415.290.205 27.069.052.431 128.252.875.046 76,73%
77
78 EKUITAS DANA
79 Ekuitas Dana 5.387.106.890.937 5.689.136.988.289 6.627.536.114.977 7.402.393.039.253 15.147.458.705.353 23.082.687.619.482 38,16%
79a JUMLAH EKUITAS DANA (79) 5.387.106.890.937 5.689.136.988.289 6.627.536.114.977 7.402.393.039.253 15.147.458.705.353 23.082.687.619.482 38,16%
80 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA (76 + 79d) 5.421.075.216.877 5.724.747.483.945 6.644.954.951.540 7.429.808.329.458 15.174.527.757.784 23.210.940.494.528 38,14%
Sumber: BPKAD Kota Semarang, 2010-2015

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-20


3.2 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SEMARANG TAHUN
2010 - 2015
Pemahaman terhadap kinerja belanja daerah bertujuan untuk
memperoleh gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan
pengeluaran pembiayaan daerah pada periode tahun anggaran sebelumnya
yang digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan
dan pengeluaran pembiayaan dimasa mendatang. Beberapa hal yang perlu
dipahami dari analisis ini mencakup proporsi realisasi belanja daerah
dibanding anggaran, analisis proporsi belanja untuk pemenuhan
kebutuhan aparatur, analisis belanja periodik dan pengeluaran pembiayaan
yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.

3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran


Belanja daerah Kota Semarang dibagi menjadi belanja tidak
langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung memiliki
delapan komponen belanja yaitu belanja pegawai, belanja bunga,
belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi
hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.
Sedangkan untuk belanja langsung daerah Kota Semarang, terdiri
dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja modal.
Tabel 3.7.
Proporsi Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja Daerah
Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
Proporsi
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Uraian Rata-
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
rata (%)
Belanja Tidak Langsung 58,56% 56,13% 54,80% 48,08% 43,78% 42,60% 50,66%
Belanja Pegawai 50,48% 48,43% 52,86% 46,21% 39,62% 41,41% 46,50%
Belanja Bunga 0,06% 0,04% 0,04% 0,02% 0,01% 0,00% 0,03%
Belanja Subsidi - - - - - - -
Belanja Hibah 1,89% 2,46% 1,50% 1,68% 3,85% 1,08% 2,07%
Belanja Bantuan Sosial 6,09% 5,13% 0,36% 0,11% 0,21% 0,06% 2,00%
Belanja Bagi Hasil - - - - - - -
Belanja Bantuan Keuangan 0,05% 0,04% 0,04% 0,03% 0,03% 0,03% 0,04%
Belanja Tidak Terduga 0,00% 0,03% 0,00% 0,03% 0,06% 0,03% 0,03%
Belanja Langsung 41,44% 43,87% 45,20% 51,92% 56,22% 57,40% 49,34%
Belanja Pegawai 5,91% 6,18% 6,33% 5,98% 4,57% 4,41% 5,56%
Belanja Barang dan Jasa 23,03% 22,67% 21,74% 22,04% 24,60% 30,30% 24,06%
Belanja Modal 12,49% 15,01% 17,14% 23,89% 27,06% 22,69% 19,71%
Sumber: BPKAD, Kota Semarang, 2010-2015

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-21


Tabel proporsi realisasi belanja terhadap anggaran belanja
Kota Semarang 2010-2015 menunjukkan bahwa semakin lama
proporsi belanja langsung terhadap anggaran belanja memiliki
proporsi lebih besar dibanding belanja tidak langsung hingga pada
tahun 2015 proporsi belanja tidak langsung menurun hingga
mencapai 42,60% dan belanja langsung terus meningkat hingga
mencapai 57,40%. Sedangkan jika dilihat dari rata-ratanya,
proporsi penggunaan belanja tidak langsung rata-rata sebesar
50,66 %sedangkan belanja langsung hanya 49,34 %.
Hal ini mengindikasikan bahwa secara umum dalam lima
tahun terakhir belanja langsung berhubungan dengan program-
program pembangunan kota, pencapaian kesejahteraan
masyarakat dan pelayanan publik yang belum maksimal namun
menuju ke optimalisasi yang dtunjukkan dengan kenaikan
proporsi. Sementara itu, pada komponen belanja tidak langsung
proporsi terbesar digunakan untuk belanja pegawai. Sedangkan
untuk belanja langsung proporsi terbesar untuk belanja barang
dan jasa.

A. Analisis Proporsi Belanja untuk Pemenuhan Kebutuhan


Aparatur
Selain gambaran mengenai belanja daerah baik belanja
langsung maupun tidak langsung, perlu diketahui juga gambaran
proporsi anggaran belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
Kota Semarang. Kebutuhan belanja aparatur Kota Semarang
selama periode tahun 2010-2015 antara lain meliputi Belanja
Pegawai untuk Gaji dan Tunjangan, Tambahan Penghasilan, dan
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta
Operasional KDH/ WKDH), Belanja Bunga, Belanja Bantuan
Keuangan dan Belanja Langsung untuk kebutuhan operasional
rutin perkantoran yang harus diselenggarakan.
Proporsi belanja aparatur terhadap total pengeluaran memiliki
kondisi fluktuatif dimana proporsi tertinggi di tahun 2010 sebesar
62,54 %, lalu tahun 2011 turun menjadi 58,73 dan kembali naik di
tahun 2012 sebesar 60,30 %. Angka ini semakin menurun di setiap
tahunnya hingga mencapai 49,96 % proporsi realisasi belanja
pemenuhan kebutuhan aparatur dibandingkan total pengeluaran.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-22


Tabel 3.8.
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur terhadap Total
Belanja Kota Semarang Tahun 2010-2015
Total Belanja untuk Total Pengeluaran
Tahun
Pemenuhan Kebutuhan (Belanja + Pengeluaran %
Anggaran
Aparatur Pembiayaan Daerah)
2010 1.089.052.927.218 1.741.483.639.576 62,54%

2011 1.198.898.715.923 2.041.399.304.150 58,73%

2012 1.269.868.551.309 2.105.937.387.759 60,30%

2013 1.344.491.336.586 2.519.307.274.790 53,37%

2014 1.434.806.467.688 3.005.528.218.431 47,74%

2015 1.619.918.860.365 3.242.161.365.273 49,96%

Sumber: BPKAD Kota Semarang, 2010-2015

B. Analisis Belanja Periodik dan Pengeluaran Pembiayaan


yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Selain belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Kota
Semarang, perlu diketahui juga bagaimana gambaran pengeluaran
wajib dan mengikat serta prioritas utama Kota Semarang. Belanja
untuk pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama
adalah menyangkut pelayanan dasar wajib yang diamanatkan oleh
peraturan perundang-undangan dan menyangkut kebutuhan
operasional rutin perkantoran yang harus diselenggarakan.
Pengeluaran wajib dan mengikat mencakup pengeluaran
untuk bidang pendidikan dan kesehatan. Total pengeluaran wajib
dan mengikat serta prioritas utama pada tabel diatas menjadi
dasar untuk menentukan kebutuhan anggaran belanja yang tidak
dapat dihindari dan tidak dapat ditunda dalam rangka
penghitungan kapasitas riil keuangan daerah dan analisis
kerangka pendanaan. Tabel berikut adalah rincian pengeluaran
wajib dan mengikat serta prioritas utama Kota Semarang Tahun
2010-2015:

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-23


Tabel 3.9.
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

Urusan 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp)

Belanja Tidak 876.462.046.627 988.509.571.935 1.086.946.866.378 1.144.962.113.439 1.174.666.184.136 1.327.226.663.196


Langsung
Belanja Gaji dan
Tunjangan, Belanja
Tambahan
Penghasilan, dan
874.593.479.502 986.366.107.310 1.085.345.253.318 1.142.988.541.942 1.171.769.031.216 1.325.339.022.371
Belanja Penerimaan
Anggota dan
Pimpinan DPRD
serta Operasional
KDH/ WKDH
Belanja Bantuan 788.567.125 788.567.125 788.567.000 788.567.000 870.104.900 865.658.275
Keuangan
1.080.000.000 764.141.700 723.905.100 378.295.400 250.000.000 0
Belanja Bunga
Belanja Tidak 0 590.755.800 89.140.960 806.709.097 1.777.048.020 1.021.982.550
Terduga
Belanja Langsung 209.887.484.555 212.467.998.865 183.011.958.501 200.427.822.262 260.140.283.552 292.692.197.169
Belanja Langsung
untuk kebutuhan
operasional rutin 209.887.484.555 212.467.998.865 183.011.958.501 200.427.822.262 260.140.283.552 292.692.197.169
perkantoran yang
harus
diselenggarakan.
Total 1.086.349.531.182 1.200.977.570.800 1.269.958.824.879 1.345.389.935.701 1.434.806.467.688 1.619.918.860.365

Sumber: BPKAD Kota Semarang, 2010-2015

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-24


Tabel 3.10.
Realisasi Belanja Periodik dan Pengeluaran Pembiayaan Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

Anggaran Rata-Rata
No
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan
A. BELANJA TIDAK LANGSUNG 876.462.046.627 987.918.816.135 1.086.857.725.418 1.144.155.404.342 1.172.889.136.116 1.326.204.680.646 8,72%
Belanja Gaji,
Tunjangan dan
termasuk( Anggota
1 874.593.479.502 986.366.107.310 1.085.345.253.318 1.142.988.541.942 1.171.769.031.216 1.325.339.022.371 8,75%
dan Pimpinan DPRD
serta Operasional
KDH)
Belanja Bantuan
2 788.567.125 788.567.125 788.567.000 788.567.000 870.104.900 865.658.275 1,97%
Keuangan
3 Belanja Bunga 1.080.000.000 764.141.700 723.905.100 378.295.400 250.000.000 0 -43,23%
B. BELANJA LANGSUNG 209.887.484.555 212.467.998.865 183.011.958.501 200.427.822.262 260.140.283.552 292.692.197.169 7,84%
Belanja Langsung
untuk kebutuhan
1 operasional rutin 209.887.484.555 212.467.998.865 183.011.958.501 200.427.822.262 260.140.283.552 292.692.197.169 7,84%
perkantoran yang
harus diselenggarakan
C. PENGELUARAN
1.821.488.200 1.816.665.400 31.816.665.500 16.816.665.353 27.256.579.353 874.742 313,21%
PEMBIAYAAN
Pembentukan Dana
1 0 0 30.000.000.000 15.000.000.000 25.439.914.000 0 0,00%
Cadangan
Pembayaran Pokok
2 1.821.488.200 1.816.665.400 1.816.665.500 1.816.665.353 1.816.665.353 874.742 -20,04%
Hutang
TOTAL (A+B+C) 1.088.171.019.382 1.202.203.480.400 1.301.686.349.419 1.361.399.891.957 1.460.285.999.021 1.618.897.752.557 8,29%

Sumber: BPKAD Kota Semarang, 2010-2015

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-25


3.2.2 Analisis Pembiayaan
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan daerah yang
bertujuan untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah
dan Belanja Daerah ketika terjadi defisit anggaran. Sumber
pembiayaan dapat berasal dari Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA) tahun lalu, penerimaan, penerimaan
pinjaman obligasi, transfer dari dana cadangan maupun hasil
penjualan aset daerah yang dipisahkan. Sedangkan
pengeluaran dalam pembiayaan adalah angsuran hutang,
bantuan modal dan transfer ke dana cadangan.

A. Analisis Sumber Penutup Defisit Riil

Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masa lalu


tentang kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil
anggaran Pemerintah Daerah yang dilakukan. Tabel 3.11
menyajikan gambaran realisasi defisit riil anggaran Kota
Semarang tahun 2010-2015.
Berdasarkan pada tabel 3.11, defisit riil anggaran
menunjukkan bahwa pada tahun 2011 sampai dengan tahun
2015 terjadi surplus dimana realisasi pendapatan daerah lebih
besar dari belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan.
Sedangkan tahun 2010 sisa lebih pembiayaan anggaran tahun
berkenaan terjadi defisit Rp 117.916.384.778,-.
Pada tabel 3.12 ditampilkan komposisi penutup deficit riil
yang terdisi dari SiLPA tahun anggaran sebelumnya dan
pencairan dana cadangan.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-26


Tabel 3.11.
Defisit Riil Anggaran
Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
2010 2011 2012 2013 2014 2015
NO Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

A Realisasi Pendapatan Daerah 1.623.567.254.798 2.053.919.562.042 2.533.676.148.800 2.796.570.726.860 3.166.013.264.065 3.347.160.206.438

Dikurangi Realisasi Belanja :


1. Realisasi Belanja Daerah 1.732.662.151.376 2.036.582.638.750 2.053.334.797.225 2.473.490.609.437 2.957.432.639.078 3.200.860.096.133
Realisasi Pengeluaran
2. 8.821.488.200 4.816.665.400 52.602.590.534 45.816.665.353 48.095.579.353 41.686.874.742
Pembiayaan Daerah
B Surplus/ Defisit riil (117.916.384.778) 12.520.257.892 427.738.761.042 277.263.452.071 160.482.425.331 619.433.176.369

Sumber: BPKAD Kota Semarang, 2010-2015


Tabel 3.12.
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
2010 2011 2012 2013 2014 2015
NO Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
1. (SiLPA) Tahun Anggaran 313.114.935.618 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 912.721.021.842 1.050.503.075.467
sebelumnya
2. Pencairan Dana Cadangan 0 0 0 0 0 39.232.339.650
Total Realisasi Penerimaan
C 313.114.935.618 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 912.721.021.842 1.089.735.415.117
Pembiayaan Daerah

Sisa lebih pembiayaan anggaran


195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.774 912.721.021.843 1.073.203.447.173 1.709.168.591.486
tahun berkenaan (A-B) + C

Sumber: BPKAD Kota Semarang, 2010-2015

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-27


B. Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran tentang
komposisi sisa lebih perhitungan anggaran. Dengan mengetahui
SILPA realisasi anggaran periode sebelumnya, dapat diketahui
kinerja APBD tahun sebelumnya yang lebih rasional dan terukur.
Gambaran masa lalu terkait komposisi realisasi anggaran SiLPA
Pemerintah Kota Semarang Tahun 2010-2015 tersaji di tabel 3.13.
Dari tabel 3.13 terlihat bahwa realisasi SiLPA berasal dari
beberapa komponen, seperti pelampauan pendapatan bersumber
dari pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana
perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan
daerah yang sah; sisa penghematan belanja atau akibat lainnya;
dan Kewajiban kepada Pihak Ketiga sampai dengan Akhir Tahun
Belum Terselesaikan. Pelampauan Penerimaan PAD menunjukan
angka positif dari tahun ke tahun.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-28


Tabel 3.13.
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

2010 2011 2012 2013 2014 2015


No Uraian % dari % dari % dari % dari % dari % dari
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
SiLPA SiLPA SiLPA SiLPA SiLPA SiLPA

1. Jumlah SILPA
195.198.550.840 100,00 207.718.808.732 100,00 635.457.569.772 100,00 912.721.021.842 100,00 1.073.208.844.976 100,00 1.077.406.992.414 100,00
Pelampauan
a.
Penerimaan PAD 13.338.762.150 6,83 74.505.107.477 35,87 111.732.893.593 17,58 147.052.380.506 16,11 247.086.523.493 23,02 (94.528.521.459) (8,77)
Pelampauan
b. Penerimaan Dana
19.417.034.791 9,95 (27.906.537.211) (13,43) 60.235.199.118 9,48 (28.539.823.243) (3,13) 8.136.297.279 0,76 36.057.692.326 3,35
Perimbangan
Pelampauan
Penerimaan Lain-Lain
c.
Pendapatan Daerah (3.851.117.143) (1,97) 14.627.098.776 7,04 83.354.450.088 13,12 83.495.481.597 9,15 45.283.642.793 4,22 24.864.841.305 2,31
Yang Sah
Sisa Penghematan
d. Belanja Atau Akibat
166.215.359.242 85,15 223.515.026.250 107,60 365.051.688.775 57,45 710.596.409.563 77,85 780.077.070.922 72,69 1.157.468.175.393 107,43
Lainnya
Pelampauan
e. Penerimaan - - - -
(77.105.221.160) (37,12) 33.238.772 0,00 (7.458.024.158) (0,69) (46.455.320.409) (4,31)
Pembiayaan
Penghematan
f. Pengeluaran
78.511.800 0,04 83.334.600 0,04 15.083.338.198 2,37 83.334.647 0,01 83.334.647 0,01 125.258 0,00
Pembiayaan

Sumber: BPKAD Kota Semarang, 2010-2015

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-29


Tabel 3.14.
Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Saldo Kas
1. Neraca 202.376.026.624 217.378.783.110 644.108.071.333 922.751.717.344 1.086.300.120.262 1.206.953.761.696
Daerah

Dikurangi :

Pendapatan
Retribusi
2. 3.918.250 661.663.840 3.661.342.247 586.227.500 91.234 91.235
belum
disetor
Utang
3. Perhitungan 7.173.557.534 8.998.310.538 3.780.010.960 4.442.638.263 4.522.375.560 4.820.256.343
Pihak Ketiga

4. Dana BOS - - 1.209.148.354 5.001.829.739 8.568.808.492 7.784.763.438

Sisa Lebih (Riil)


195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 912.721.021.842 1.073.208.844.976 1.194.348.650.680
Pembiayaan Anggaran

Sumber: BPKAD Kota Semarang, 2010-2015

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-30


3.3 KERANGKA PENDANAAN
Kemampuan keuangan daerah Pemerintah Kota Semarang dalam
kurun waktu 5 tahun kedepan untuk membiayai pembangunan dan
memberikan pelayanan publik kepada masyarakat secara optimal,
dirumuskan dengan mempertimbangkan data realisasi penerimaan
pendapatan daerah tahun sebelumnya, serta data-data yang mempengaruhi
penerimaan pendapatan daerah, antara lain :
1) Indikator ekonomi makro, mencakup:
 Rata-Rata Inflasi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar 5,7 %
pertahun
 Rata-Rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang tahun 2010-
2015 sebesar 6,11 % per tahun
2) Kebijakan di bidang keuangan negara
Proyeksi penerimaan pendapatan daerah Kota Semarang tahun 2016-
2021 dirumuskan dengan mendasarkan pada evaluasi penerimaan
pendapatan daerah tahun 2010-2015, serta mempertimbangan
komponen pos penerimaan pendapatan yang bersumber dari
Pemerintah Provinsi maupun Pusat.

3.3.1 Proyeksi Pendapatan Dan Belanja Daerah Kota Semarang


A. Proyeksi Pendapatan Daerah
Penerimaan Pendapatan daerah sesuai dengan tren
pertumbuhan rata-rata historis dengan tidak menyertakan tahun
2010, 2011, 2012 yang mengalami pertumbuhan abnormal,
sehingga data historis yang digunakan adalah 3 (tiga) tahun
terakhir (2013, 2014, 2015). Rata-rata pertumbuhan penerimaan
pendapatan daerah Kota Semarang Tahun 2013 sampai dengan
2015 mengalami pertumbuhan sebesar 9,77 %, dengan Pos
Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 15,75 %, Pos Dana Perimbangan rata-rata sebesar 2,91%
dan Pos Penerimaan Pendapatan Lain-lain yang sah rata-rata
sebesar -8,11 %.
Mendasarkan pada pertumbuhan rata-rata penerimaan
pendapatan daerah 2013 sampai dengan 2015, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi penerimaan pendapatan di Kota Semarang
maka penerimaan pendapatan daerah tahun 2016-2021
diproyeksikan akan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 6,59
% per tahunnya. Pendapatan Asli Daerah akan meningkat

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-31


kondisinya dengan proyeksi rata-rata pertumbuhan sebesar 12,38
% per tahun. Dana Perimbangan juga akan terus meningkat
kondisinya dengan rata-rata pertumbuhan 4,78 % per tahun dan
Lain-Lain Pendapatan yang Sah yang diproyeksikan mengalami
pertumbuhan rata-rata sebesar 2,03 % per tahun.
Sementara itu, jika dilihat dari masing-masing komponen
untuk jenis komponen Pendapatan Asli Daerah, diprediksikan
bahwa Pajak Daerah akan mengalami peningkatan dengan rata-
rata pertumbuhan sebesar 12,52 %, rata-rata pertumbuhan
Retribusi Daerah 11,00%, rata-rata pertumbuhan Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 36,72 %dan Lain-lain PAD yang
Sah diprediksi mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar
12,53 % per tahun. Untuk jenis komponen Dana Perimbangan,
Dana Bagi Hasil Pajak diprediksikan akan meningkat dengan rata-
rata pertumbuhan sebesar 7,30 % pertahun. Dana Bagi Hasil
Bukan Pajak akan meningkat dengan rata-rata sebesar 2,06 % per
tahun. Dana Alokasi Umum akan meningkat rata-rata sebesar 5,04
% pertahun dan Dana Alokasi Khusus diasumsikan sama dengan
DAK yang diterima di tahun 2017. Sejalan dengan kebijakan
Kementerian Keuangan terkait dengan DAU, maka proyeksi DAU
yang ditetapkan dalam RPJMD ini bersifat dinamis atau tidak final,
serta mengikuti kebijakan dari Pemerintah Pusat yang
penyalurannya akan mengikuti dinamisasi perkembangan
penerimaan dalam negeri neto.
Sedangkan untuk jenis komponen pendapatan Lain-lain
Pendapatan Daerah yang sah; untuk Pos Dana Bagi Hasil Pajak
dari Provinsi atau Kabupaten/Kota akan meningkat rata-rata
sebesar 11,88 % per tahun, Pos Bantuan Keuangan dari Provinsi
atau Pemerintah Daerah lainnya rata-rata sebesar -3,06 % per
tahun, Pos Dana Insentif Daerah tahun 2018 dan 2019 dipasang
Rp 15.000.000.000,- karena predikat WTP yang diperoleh di tahun
2017, dan pada tahun 2020 sampai dengan 2021 diasumsikan DID
minimal mendapat Rp 5.000.000.000,- sebagai reward target WTP.
Selanjutnya untuk pendapatan Hibah dari pos Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) diproyeksikan masih sama dengan
tahun 2017.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-32


Selama ini dana BOS disalurkan langsung dari Pemerintah
Provinsi kesekolah-sekolah, realisasi 2016 dana BOS belum
tercatat dalam struktur keuangan daerah. Hal ini menjadi catatan
BPK pada laporan hasil audit 2016, sehingga pada tahun 2017
dana BOS dicatat pada pos Pendapatan Asli Daerah pada rekening
pendapatan lain-lain PAD yang sah, namun pada tahun berikutnya
dana BOS dicatat pada pos lain-lain pendapatan yang sah pada
rekening hibah. Besarannya diasumsikan sama dengan
penerimaan tahun 2016 yaitu sebesar Rp 120.420.375.000,-

B. Proyeksi Belanja Daerah


Analisis proyeksi belanja daerah perlu dilakukan guna
mendapatkan gambaran mengenai kondisi belanja daerah Kota
Semarang dalam kurun waktu 5 tahun kedepan guna membiayai
belanja langsung atau belanja program untuk RPJMD.
Proyeksi Belanja dirumuskan berdasarkan tren pertumbuhan
historis realisasi belanja tahun 2010-2015, prioritas pembangunan
serta proporsi belanja tidak langsung dan belanja langsung.
Berikut kebijakan terkait dengan Belanja daerah Kota
Semarang:
1) Proyeksi Belanja Daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021 rata-
rata akan meningkat sebesar 7,96% per tahun, dengan
perincian Belanja tidak langsung rata-rata sebesar 9,79% per
tahun dan Belanja Langsung rata-rata sebesar 7,05% per tahun.
2) Prosentase Belanja Langsung terhadap Belanja Daerah rata-rata
62,38%, sehingga porsi belanja langsung selalu lebih besar dari
belanja tidak langsung.
3) Dana BOS tercatat dalam kerangka belanja langsung, walaupun
berupa anggaran in & out.
4) Belanja Langsung menjadi prioritas utama pembangunan yang
meliputi program/kegiatan monumental dan inovatif.

Analisis proyeksi belanja dilakukan untuk memperoleh


gambaran kebutuhan belanja tidak langsung daerah dan
pengeluaran pembiayaan yang bersifat wajib dan mengikat.

Belanja yang bersifat mengikat merupakan belanja yang


dibutuhkan secara terus menerus dan harus dialokasikan oleh

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-33


pemerintah daerah dengan jumlah yang cukup untuk keperluan
setiap bulan dalam tahun anggaran yang bersangkutan, seperti
belanja pegawai, belanja barang dan jasa. Sedangkan Belanja yang
bersifat wajib adalah belanja untuk terjaminnya kelangsungan
pemenuhan pendanaan pelayanan dasar masyarakat antara lain
pendidikan dan kesehatan dan/atau melaksanakan kewajiban
kepada fihak ketiga.

Analisis dilakukan dengan proyeksi 5 (lima) tahun ke depan


untuk penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah.
Hasil proyeksi belanja dan pengeluaran wajib mengikat Kota
Semarang tahun 2016-2021 dapat terlihat pada tabel berikut.

1) Pertumbuhan belanja tidak langsung diproyeksikan sebagai


berikut :
 Besaran belanja pegawai dirata-rata diproyeksikan tumbuh
rata-rata sebesar 9,96 % per tahun
 Belanja bantuan keuangan sampai dengan tahun 2021
diperkirakan mengalami pertumbuhan rata-rata 0,86% per
tahun.
2) Belanja langsung untuk kebutuhan operasional rutin
perkantoran yang harus dilaksanakan diperkirakan tumbuh
3,27% per tahun.
3) Pertumbuhan rata-rata pengeluaran pembiayaan dari tahun
2016-2021 naik cukup signifikan (69,95%), terutama kontribusi
dari pos pembentukan dana cadangan, dana bergulir dan pos
penyertaan modal Pemerintah Daerah.
4) Total belanja wajib dan pengeluaran yang wajib mengikat dan
prioritas utama diproyeksikan pertumbuhannya rata-rata 3.62%
per tahun.

Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran sisa


lebih riil perhitungan anggaran. Hasil analisis dapat digunakan
untuk menghitung kapasitas penerimaan pembiayaan daerah
dengan proyeksi 5 (lima) tahun ke depan. Analisis dilakukan
berdasarkan data dan informasi yang dapat mempengaruhi
besarnya sisa lebih riil perhitungan anggaran dimasa yang akan
datang, yakni:

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-34


1) Angka rata-rata pertumbuhan saldo kas neraca daerah dan
rata-rata pertumbuhan kewajiban kepada pihak ketiga sampai
dengan akhir tahun belum terselesaikan serta kegiatan
lanjutan;
2) Asumsi indikator makro ekonomi
 Rata-Rata Inflasi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar
5,7 % pertahun
 Rata-Rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang
tahun 2010-2015 sebesar 6,11 % pertahun
3) Kebijakan penyelesaian kewajiban daerah
4) Kebijakan efisiensi belanja daerah dan peningkatan potensi
penerimaanpendapatan.

C. Proyeksi Pembiayaan Daerah


Pada pembiayaan daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021,
diproyeksikan penyediaan Pembentukan Dana Cadangan untuk
pelaksanaan PILKADA Kota Semarang Tahun 2021 dan Penyertaan
Modal Pemerintah Daerah. Kebijakan Pembiayaan Daerah Kota
Semarang Tahun 2016-2021 antar lain sebagai berikut:
1) Pembentukan Dana Cadangan untuk Penyelenggaraan
Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Kota Semarang Tahun
2021, dimana kebutuhan untuk penyelenggaran PILKADA
diproyeksi sebesar Rp. 67.500.000.000,-. Pembentukan Dana
Cadangan tersebut dialokasikan pada Tahun 2019 sebesar Rp.
45.000.000.000,- dan Tahun 2020 sebesar Rp. 22.500.000.000,-
2) Penyertaan modal pemerintah daerah meliputi penyertaan
modal Bank Jateng, PT. Bhumi Pandanaran Sejahtera (Holding
Company) dan Bank Pasar.
3) Dana bergulir yang digunakan untuk meningkatkan usaha
mikro diproyeksikan sebesar Rp 4.000.000.000,- per tahun
mulai dari tahun 2017 sampai dengan 2021.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-35


Tabel 3.15.
Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2016 s/d Tahun 2021
Kota Semarang
Pertum TAHUN ANGGARAN
No URAIAN buhan
2016*) 2017**) 2018 2019 2020 2021
%
I PENDAPATAN DAERAH 6,59% 4.103.151.795.483 4.102.928.928.000 4.373.332.816.000 4.761.016.354.950 5.205.741.280.227 5.630.408.124.023
PENDAPATAN ASLI
1.1 12,38% 1.491.645.900.065 1.633.698.064.000 1.786.991.573.000 2.027.116.595.900 2.324.419.450.675 2.670.356.737.508
DAERAH
1.1.1 Pajak Daerah 12,52% 1.006.487.472.776 1.080.695.471.000 1.200.570.000.000 1.369.050.000.000 1.566.375.000.000 1.812.493.125.000
1.1.2 Retribusi Daerah 11,00% 123.215.026.523 117.775.919.000 173.540.088.000 169.107.140.000 178.116.346.000 194.658.231.000
Pengelolaan Kekayaan
1.1.3 36,72% 13.408.979.748 30.177.110.000 43.322.174.000 45.488.282.700 47.762.696.835 50.150.831.677
Daerah Yang Dipisahkan
1.1.4 Lain-Lain PAD Yang Sah 12,53% 348.534.421.018 405.049.564.000 369.559.311.000 443.471.173.200 532.165.407.840 613.054.549.832
1.2 DANA PERIMBANGAN 4,78% 1.644.277.729.716 1.901.703.664.000 1.832.846.330.000 1.906.975.504.050 1.981.277.231.052 2.059.156.643.277
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak 7,30% 182.951.352.221 211.672.784.000 307.310.217.000 216.964.603.600 222.388.718.691 227.948.436.657
Dana Bagi Hasil Bukan
1.2.2 2,06% 2.731.426.525 2.755.743.000 2.808.738.000 2.878.956.450 2.950.930.361 3.024.703.620
Pajak
1.2.3 Dana Alokasi Umum 5,04% 1.211.708.204.000 1.376.255.966.000 1.211.708.204.000 1.376.112.773.000 1.444.918.411.000 1.517.164.332.000
1.2.4 Dana Alokasi Khusus 5,20% 246.886.746.970 311.019.171.000 311.019.171.000 311.019.171.000 311.019.171.000 311.019.171.000
LAIN-LAIN PENDAPATAN
1.3 2,03% 967.228.165.702 567.527.200.000 753.494.913.000 826.924.255.000 900.044.598.500 900.894.743.238
YANG SAH
Dana Bagi Hasil Pajak Dari
1.3.1 Provinsi Pemerintah 11,88% 427.901.413.702 535.160.000.000 585.707.338.000 658.327.500.000 740.618.434.000 740.618.434.000
Daerah Lainnya
Bantuan Keuangan Dari
1.3.2 Provinsi Atau Pemerintah -3,06% 41.924.244.000 32.367.200.000 32.367.200.000 33.176.380.000 34.005.789.500 34.855.934.238
Daerah Lainnya
1.3.3 Dana Intensif Daerah - - - 15.000.000.000 15.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000
1.3.4 Hibah - 497.402.508.000 - 120.420.375.000 120.420.375.000 120.420.375.000 120.420.375.000
Dana Bantuan
- - - 120.420.375.000 120.420.375.000 120.420.375.000 120.420.375.000
Operasional Sekolah (BOS)
II BELANJA DAERAH 7,96% 3.931.802.540.351 4.698.945.279.000 4.365.040.029.000 4.704.516.354.950 5.159.241.280.227 5.673.908.124.023

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-36


Pertum TAHUN ANGGARAN
No URAIAN buhan
2016*) 2017**) 2018 2019 2020 2021
%
BELANJA TIDAK
2.1 9,79% 1.522.822.910.413 1.599.095.148.000 1.532.390.312.901 1.755.713.902.214 1.978.980.846.526 2.391.262.503.711
LANGSUNG
2.1.1 Belanja Pegawai 9,96% 1.478.723.234.727 1.517.508.236.000 1.486.116.850.901 1.708.408.603.664 1.930.617.915.512 2.341.815.499.422
2.1.2 Belanja Bunga - - - - - - -
2.1.3 Belanja Subsidi - - - - - - -
2.1.4 Belanja Hibah 7,16% 28.816.501.606 48.746.500.000 28.816.500.000 29.536.912.500 30.275.335.313 31.032.218.695
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 10,10% 11.472.700.000 21.856.150.000 11.472.700.000 11.759.517.500 12.053.505.438 12.354.843.073
2.1.6 Belanja Bagi Hasil - - - - - - -
Belanja Bantuan
2.1.7 0,86% 1.016.840.775 984.262.000 984.262.000 1.008.868.550 1.034.090.264 1.059.942.520
Keuangan
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 41,59% 2.793.633.305 10.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000
2.2 BELANJA LANGSUNG 7,05% 2.408.979.629.938 3.099.850.131.000 2.832.649.716.099 2.948.802.452.736 3.180.260.433.701 3.282.645.620.313
2.2.1 Belanja Pegawai 3,12% 218.919.199.418 179.111.552.514 212.448.728.707 221.160.183.955 238.519.532.528 246.198.421.523
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 6,99% 1.163.343.525.704 1.458.348.935.096 1.395.112.747.245 1.447.381.478.731 1.551.537.570.166 1.597.610.904.141
2.2.3 Belanja Modal 9,92% 1.026.716.904.816 1.462.389.643.390 1.345.508.615.147 1.400.681.165.050 1.510.623.706.008 1.559.256.669.648
SURPLUS/DEFISIT A (I-II) -35,83% 171.349.255.132 (596.016.351.000) 8.292.787.000 56.500.000.000 46.500.000.000 (43.500.000.000)
III PEMBIAYAAN DAERAH 52,17% 646.790.857.680 596.016.351.000 (8.292.787.000) (56.500.000.000) (46.500.000.000) 43.500.000.000
PENERIMAAN
3.1 - 1.194.348.650.680 624.255.351.000 - - - 67.500.000.000
PEMBIAYAAN
3.1.1 Pengunaan SILPA - 1.194.348.650.680 624.255.351.000 - - - -
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - - - - - - 67.500.000.000
Hasil Penjualan Kekayaan
3.1.3 - - - - - - -
Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman
3.1.4 - - - - - - -
Daerah
Penerimaan Kembali
3.1.5 Pemberian Pinjaman - - - - - - -
Daerah
PENGELUARAN
3.2 69,95% 547.557.793.000 28.239.000.000 8.292.787.000 56.500.000.000 46.500.000.000 24.000.000.000
PEMBIAYAAN
Pembentukan Dana
3.2.1 - - - - 45.000.000.000 22.500.000.000 -
Cadangan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-37


Pertum TAHUN ANGGARAN
No URAIAN buhan
2016*) 2017**) 2018 2019 2020 2021
%
Pembayaran Pokok
3.2.2 - 176.340.000 - - - - -
Hutang
Pemberian Pinjaman
3.2.3 - - - - - - -
Daerah
Pengembalian Sisa Dana
3.2.4 - - - - - - -
DPPID
3.2.5 Dana Bergulir 14,04% 2.350.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000
Penyertaan Modal
3.2.6 12,71% 545.031.453.000 24.239.000.000 4.292.787.000 7.500.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000
Pemerintah Daerah
Penyertaan Modal (Bank
3.2.2.1 - 48.901.000.000 9.339.000.000 - - 10.000.000.000 10.000.000.000
Jateng)
Penyertaan Modal
Holding Company PT
3.2.2.2 - - 10.000.000.000 - 7.500.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000
Bhumi Pandanaran
Sejahtera
Penyertaan Modal
3.2.2.3 - 492.005.508.000 - - - - -
(PDAM)
3.2.2.4 Penyertaan Modal BKK - 1.000.000.000 900.000.000 - - - -
Penyertaan Modal Bank
3.2.2.5 - 2.000.000.000 4.000.000.000 4.292.787.000 - - -
Pasar
Penyertaan Modal
3.2.2.6 - 1.124.945.000 - - - - -
Perusda Percetakan
SURPLUS/DEFISIT B (A-III) - 818.140.112.812 - - - - -
Sumber: *) LRA 2016, **) APBD 2017, ***) RKPD 2018 & Bapenda, diolah 2017

Dari proyeksi anggaran pendapatan belanja daerah di atas dapat kita ketahui bahwa Kota Semarang dari tahun 2017 sampai
dengan 2021 diproyeksikan mengalami keuangan berimbang yaitu proyeksi penerimaan pendapatan seimbang dengan belanja dan
pembiayaan. Penerimaan pembiayaan memproyeksikan SilPa Rp 0, (nihil) dengan asumsi seluruh program/ kegiatan yang
direncanakan dapat terlaksana dan terserap dengan baik (100%).

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-38


3.3.2 Perhitungan Kerangka Pendanaan

Analisis Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung


kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk
pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah
selama 5 (lima) tahun ke depan. Langkah awal yang harus
dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah,
kemudian menentukan ke pos-pos mana sumber penerimaan
tersebut akan dialokasikan.
Dari total pendapatan dan penerimaan yang dikurangi total
belanja tidak langsung dan pengeluaran pembiayaan diperoleh
kapasitas riil kemampuan keuangan. Suatu kapasitas riil
keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah
dikurangkan dengan berbagai pos belanja tidak langsung dan
pengeluaran pembiayaan. Untuk menentukan proyeksi kapasitas
kapasitas riil keuangan daerah yang akan digunakan untuk
membiayai program/kegiatan selama 5 (lima) tahun kedepan
(2016-2021) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Semarang sebagaimana tabel 3.15.
Berdasarkan proyeksi, kapasitas riil kemampuan keuangan
Kota Semarang menunjukkan angka yang fluktuatif, dan angka
tahun 2018 sampai dengan 2021 yang semakin meningkat
menandakan adanya peningkatan kemampuan keuangan daerah
untuk membiayai belanja pembangunan daerah.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-39


Tabel 3.16.
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kota Semarang Tahun 2016 – 2021

Proyeksi
No Uraian Realisasi 2016
2017 2018 2019 2020 2021
Penerimaan
1. 4.103.151.795.483 4.102.928.928.000 4.373.332.816.000 4.761.016.354.950 5.205.741.280.227 5.630.408.124.023
Pendapatan
Pencairan dana
2. - - - - - 67.500.000.000
cadangan
Sisa lebih riil
perhitungan
3. 1.194.348.650.680 624.255.351.000 - - - -
anggaran
sebelumnya (SILPA)
Total Penerimaan 5.297.500.446.163 4.727.184.279.000 4.373.332.816.000 4.761.016.354.950 5.205.741.280.227 5.697.908.124.023
Dikurangi :
Belanja Tidak
4. 1.522.822.910.413 1.599.095.148.000 1.532.390.312.901 1.755.713.902.214 1.978.980.846.526 2.391.262.503.711
Langsung
Pengeluaraan
5. 547.557.793.000 28.239.000.000 8.292.787.000 56.500.000.000 46.500.000.000 24.000.000.000
Pembiayaan
Kapasitas riil
kemampuan 3.227.119.742.750 3.099.850.131.000 2.832.649.716.099 2.948.802.452.736 3.180.260.433.701 3.282.645.620.312
keuangan

Sumber:*) APBD 2017 dan Analisis, 2017

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-40


Dari total dana alokasi pagu indikatif yang tersedia, kemudian
dialokasikan ke berbagai program/kegiatan sesuai urutan prioritas.
Prioritas program/kegiatan dipisahkan menjadi prioritas I, prioritas
II dan prioritas III,dimana prioritas I mendapatkan prioritas
pertama sebelum prioritas II, dan Prioritas III mendapatkan alokasi
anggaran setelah prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan dananya.
Seperti yang tertuang pada tabel 3.21.
Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan
tema atau program unggulan (dedicated) termasuk untuk prioritas
bidang pendidikan 20% (duapuluh persen). Program prioritas I
harus berhubungan langsung dengan kepentingan publik,bersifat
monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai
manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat
dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Di
samping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja
yang wajib sesuai denganketentuan peraturan perundang-
undangan.
Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat OPD yang
merupakan penjabaran dari analisis per urusan. Suatu prioritas II
berhubungan dengan program/kegiatan unggulan OPD yang paling
berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat
yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang
dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan
fungsi OPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan.
Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk
alokasi belanja-belanja tidak langsung seperti: belanja pegawai,
belanja hibah,belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan,
belanja bantuan keuangan serta belanja tidak terduga.
Pengalokasian dana pada prioritas III harus memperhatikan
(mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih
dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.
Belanja daerah Kota Semarang menunjukkan Prioritas I dan II
selalu diatas 50% dari total belanja daerah, hal ini menunjukkan
kebijakan Walikota dan Wakil Walikota yang lebih mengutamakan
penggunaan anggaran untuk program pembangunan daerah dan
pelayanan masyarakat Kota Semarang.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-41


Tabel 3.17.
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Kota Semarang

2016 2017 2018 2019 2020 2021


Rencana Alokasi
% Rp % Rp % Rp % Rp % % Rp 2021
Belanja Daerah Prioritas I 35,77 1.406.509.997.884 41,75 1.961.888.790.400 43,06 1.879.449.680.567 40,94 1.925.839.589.886 39,88 2.057.307.236.542 37,13 2.106.948.878.312
Belanja Daerah untuk
membiayai Program 1.406.509.997.884 1.961.888.790.400 1.879.449.680.567 1.925.839.589.886 2.057.307.236.542 2.106.948.878.312
Pembangunan
Belanja Daerah Prioritas II 25,50 1.002.469.632.054 24,22 1.137.961.340.600 21,84 953.200.035.532 21,74 1.022.962.862.850 21,77 1.122.953.197.158 20,72 1.175.696.742.000
Belanja Langsung OPD 1.002.469.632.054 1.137.961.340.600 953.200.035.532 1.022.962.862.850 1.122.953.197.158 1.175.696.742.000
Belanja Prioritas III 38,73 1.522.822.910.413 34,03 1.599.095.148.000 35,11 1.532.390.312.901 37,32 1.755.713.902.214 38,36 1.978.980.846.527 42,14 2.391.262.503.710
Belanja Pegawai 1.478.723.234.727 1.517.508.236.000 1.486.116.850.901 1.708.408.603.664 1.930.617.915.513 2.341.815.499.421
Belanja Hibah 28.816.501.606 48.746.500.000 28.816.500.000 29.536.912.500 30.275.335.313 31.032.218.695
Belanja Bantuan Sosial 11.472.700.000 21.856.150.000 11.472.700.000 11.759.517.500 12.053.505.438 12.354.843.073
Belanja Bantuan
1.016.840.775 984.262.000 984.262.000 1.008.868.550 1.034.090.264 1.059.942.520
Keuangan
Belanja Tidak Terduga 2.793.633.305 10.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000
Belanja Daerah 100 3.931.802.540.351 100 4.698.945.279.000 100 4.365.040.029.000 100 4.704.516.354.950 100 5.159.241.280.227 100 5.673.908.124.023

Sumber: Analisis, 2017

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 III-42


BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

Analisis isu strategis merupakan pemahaman permasalahan


pembangunan dan isu-isu yang relevan sebagai acuan penting dalam
penyusunan rencana pembangunan jangka menengah Kota Semarang. Isu
strategis merupakan tantangan atau peluang yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang
signifikan bagi masyarakat di masa mendatang. Suatu analisis isu-isu
strategis menghasilkan rumusan kebijakan yang bersifat antisipatif dan
solutif atas berbagai kondisi yang tidak ideal di masa depan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka menengah dan
panjang. Sedangkan pada sisi lain, permasalahan pembangunan daerah
menggambarkan kinerja daerah atau kondisi masyarakat yang belum ideal.
Analisis isu strategis menghasilkan rumusan kebijakan yang bersifat
antisipatif dan solutif atas berbagai kondisi yang tidak ideal di masa depan
untuk meningkatkan efektivitas perencanaan pembangunan. Dengan
demikian, rumusan tentang permasalahan pembangunan dan isu strategis
merupakan bagian penting dalam penentuan kebijakan pembangunan
jangka menengah Kota Semarang.

4.1 Permasalahan Pembangunan Kota Semarang


Permasalahan pembangunan daerah merupakan kesenjangan antara
sasaran pembangunan yang ingin dicapai di masa mendatang dengan
kondisi riil saat perencanaan pembangunan dilaksanakan. Untuk
meminimalisir kesenjangan tersebut dalam rangka mewujudkan visi dan misi
kepala daerah terpilih, maka diperlukan perumusan yang tepat terkait
analisis permasalahan daerah. Berdasarkan hasil analisis permasalahan
pembangunan daerah pada masing-masing bidang urusan sesuai dengan
kondisi objektif daerah, serta kesepakatan dari para pemangku kepentingan
(stakeholders) pembangunan daerah, maka diketahui permasalahan utama
Kota Semarang yakni “Belum optimalnya kesejahteraan masyarakat Kota
Semarang”.
Permasalahan utama pembangunan Kota Semarang tersebut
selanjutnya dijabarkan ke dalam 4 (empat) pokok permasalahan sebagai
berikut:

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-1


1. Kualitas sumber daya manusia yang masih perlu ditingkatkan;
2. Belum optimalnya penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik
(Good Governance);
3. Belum optimalnya pembangunan tata ruang dan penyediaan
infrastruktur dasar; dan
4. Inovasi dan daya saing nilai tambah produksi pada sektor perekonomian
masih perlu ditingkatkan.
Untuk lebih memahami secara mendalam maka keterkaitan permasalahan
pokok dengan permasalahan utama dapat ditunjukkan pada gambar 4.1.

Kualitas
Sumber Daya
Manusia yang
Masih Perlu
Ditingkatkan

Inovasi dan Daya Belum Belum optimalnya


Saing Nilai
Tambah Produksi optimalnya penyelenggaraan
pemerataan Tata Kelola
Pada Sektor
kesejahteraan Pemerintahan
Perekonomian
yang baik (Good
Masih Perlu masyarakat Governance)
Ditingkatkan Kota Semarang

Belum
Optimalnya
Pembangunan
tata ruang dan
Penyediaan
Infrastruktur
Dasar

Gambar 4.1.
Permasalahan Utama dan Permasalahan Pokok Pembangunan Kota
Semarang

Permasalahan pembangunan daerah Kota Semarang diidentifikasi


melalui kajian data dan informasi pembangunan daerah khususnya data
strategis pembangunan. Berikut penjabaran permasalahan pembangunan
Kota Semarang berdasarkan gambaran umum kondisi pembangunan daerah
di Kota Semarang:

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-2


1. Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Masih Perlu Ditingkatkan
Sumber Daya Manusia memiliki peran penting dalam proses
pembangunan daerah. Sumber daya manusia dalam pembangunan daerah
haruslah memiliki kualifikasi tertentu berdasarkan kontribusi di bidangnya
masing-masing. Sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing
secara otomatis akan memberikan sumbangsih atas keberhasilan setiap
capaian kinerja pembangunan daerah. Hal tersebut secara positif akan
berdampak pada ketercapaian visi dan misi pembangunan daerah serta
menjadi daya dorong perwujudan target dari aspek-aspek pembangunan baik
dari sektor ketenagakerjaan, kehidupan sosial masyarakat, hingga
infrastruktur dasar kehidupan masyarakat.
Belum optimalnya kualitas SDM Kota Semarang berhubungan dengan
permasalahan pokok antara lain belum optimalnya akses dan mutu
pendidikan, belum optimalnya akses dan mutu pelayanan kesehatan, dan
pendapatan per kapita yang dipengaruhi oleh sektor ekstratif skala besar.
Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas melalui
peningkatan mutu pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan.
Permasalahan berikutnya yang mempengaruhi SDM yang belum
berkualitas adalah akses dan mutu pelayanan kesehatan. Peningkatan
layanan kesehatan sangat perlu dilakukan mengingat kesehatan merupakan
kunci utama individu dalam melaksanakan aktivitasnya.
Permasalahan terkait pendidikan dan kesehatan tersebut terangkum
dalam sebuah indikator impact yakni Indeks Pembangunan Manusia yang
merupakan indeks komposit dari variabel pendidikan, kesehatan, dan
ekonomi. Berdasarkan posisi relatif IPM tahun 2016, capaian IPM Kota
Semarang mencapai nilai 81,19. Nilai ini lebih tinggi jika dibandingkan
dengan nilai IPM Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 69.98. Jika
dibandingkan dengan dengan nilai IPM kota/kabupaten lain di Jawa Tengah,
nilai IPM Kota Semarang hanya kalah dengan Kota Salatiga. Meskipun relatif
tinggi, nilai IPM Kota Semarang masih perlu untuk ditingkatkan lagi,
terutama jika dilihat dari komponen-komponen pembentuk IPM.
Capaian indikator komposit IPM Kota Semarang pada tahun 2016
adalah sebagai berikut: (1) Angka Harapan Hidup (AHH) sebesar 77,21; (2)
Harapan Lama Sekolah (Expected Years of Schooling) sebesar 14,70 tahun;
serta (3) Rata-rata Lama Sekolah (Mean Years of Schooling) sebesar 10,49
tahun; dan Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan yang didekati dengan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-3


indikator Paritas Daya Beli (PPP) yang sebesar Rp. 13.909,- (ribu rupiah per
tahun).
Rumusan permasalahan yang berhubungan dengan Kualitas Sumber
Daya Manusia yang Masih Perlu Ditingkatkan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1.
Rumusan Permasalahan:
Kualitas Sumber Daya Manusia yang Masih Perlu Ditingkatkan
Permasalahan Akar Masalah
Masih rendahnya cakupan pendidikan
anak usia dini
1) Belum optimalnya kualitas pelayanan Belum optimalnya penyelenggaraan
pendidikan pendidikan dasar 9 tahun
Masih perlunya peningkatan
pendidikan pembentukan karakter
Belum optimalnya budaya perilaku
hidup sehat pada masyarakat
Belum optimalnya pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan
2) Masih rendahnya kualitas kesehatan Belum optimalnya kompetensi tenaga
masyarakat medis dan non medis
Masih cukup tingginya kasus penyakit
menular
Belum optimalnya cakupan total
coverage
Rendahnya pertumbuhan ketersediaan
lapangan kerja

3) Tingginya tingkat pengangguran Rendahnya minat kewirausahaan


masyarakat
Kualitas dan kompetensi tenaga kerja
belum sesuai kebutuhan pasar kerja
Masih kurang optimalnya peran
4) Masih belum optimalnya penanganan masyarakat dan swasta dalam
perlindungan sosial bagi Penyandang penanganan PMKS
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Masih belum optimalnya tempat
rehabilitasi terhadap PMKS
Belum optimalnya cakupan masyarakat
5) Masih tingginya beban pengeluaran
miskin yang terlayani jaminan
warga miskin
kesehatan
6) Pelestarian kekayaan dan keragaman Belum optimalnya pelestarian seni dan
budaya masih perlu ditingkatkan budaya yang berbasis kearifan lokal
7) Masih rendahnya peranan pemuda Belum optimalnya partisipasi aktif
dalam pembangunan kepemudaan dalam pembangunan
Kecenderungan penurunan peran serta
masyarakat dalam pembangunan
Peran dan fungsi kelembagaan
8) Tingkat partisipasi masyarakat dalam masyarakat dalam pembangunan masih
pembangunan masih perlu ditingkatkan perlu dioptimalkan
Masih perlu dioptimalkannya
koordinasi lintas sektor untuk
melaksanakan pemberdayaan
masyarakat

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-4


2. Penyelenggaraan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good
Governance) Masih Belum Optimal

Dalam perwujudan good government di setiap lingkungan pemerintahan,


terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan ditindaklanjuti dalam
realisasinya yakni accountability, transparancy, predictability, dan
participation. Jika keseluruhan faktor tersebut dilaksanakan secara
menyeluruh dan seksama maka dapat dipastikan bahwa penyelenggaraan
Pemerintahan daerah akan berjalan pada koridor pencapaian pembangunan
daerah sebagai pendukung peningkatan capaian kinerja pembangunan
nasional.
Pembangunan berkelanjutan menjadi pokok perhatian dalam
perencanaan pembangunan daerah Kota Semarang. Mencermati kinerja “tata
kelola pemerintahan yang baik” di lingkungan Pemerintahan Kota Semarang
yang belum optimal, beberapa faktor penyebabnya dapat diidentifikasi antara
lain: belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan yang profesional,
kompeten, bersih, dan bebas KKN; masih perlunya peningkatan kualitas
pelayanan publik; serta akuntabilitas kinerja yang belum memuaskan.
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kota
Semarang mengalami ‘pasang-surut’ yang cukup signifikan dalam lima tahun
terakhir dimana pada tahun 2012 dan 2013 opini BPK Pemerintah Kota
Semarang berstatus “Wajar Tanpa Pengecualian” dan pada tahun 2014 dan
2015 menurun menjadi berstatus “Wajar Dengan Pengecualian”. Sedangkan
di tahun 2016, predikat WTP dapat kembali diraih. Seperti diketahui WTP
adalah opini tertinggi yang berarti akuntabilitas sistem pengelolaan
keuangan daerah lebih baik, sehingga good dan clean government dapat
terwujud. Namun demikian, pengelolaan tata pemerintahan perlu terus
ditingkatkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan melayani.
Rumusan permasalahan yang berhubungan dengan Penyelenggaraan
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance) Masih Belum Optimal
dapat dilihat pada tabel 4.2.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-5


Tabel 4.2.
Rumusan Permasalahan: Penyelenggaraan Tata Kelola Pemerintahan
yang Baik (Good Governance) Masih Belum Optimal

Permasalahan Akar Masalah


Belum optimalnya penyusunan dan penerapan
SOP, SP dan SPM
1) Belum optimalnya Belum optimalnya sarana prasarana pelayanan
penyelenggaraan pelayanan publik sesuai standar
publik Belum optimalnya penggunaan teknologi
informasi dalam pelayanan publik
Belum optimalnya budaya kerja aparatur
Belum optimalnya Implementasi SPIP dan
Kapabilitas APIP
belum optimalnya sistem manajemen SDM
aparatur
belum optimalnya kinerja dan ketatalaksanaan
OPD
2) Belum optimalnya Belum optimalnya pengelolaan pendapatan,
penyelenggaraan pemerintah keuangan dan aset daerah
daerah Belum optimalnya tindak lanjut hasil
pemeriksaan pengelolaan keuangan dan aset
daerah
Belum optimalnya integrasi sistem perencanaan,
penganggaran, pengendalian dan pengelolaan
keuangan dan aset daerah
Belum optimalnya akuntabilitas kinerja
Pemerintah Daerah
Belum optimalnya tingkat kesesuaian
perencanaan pembangunan
Kurangnya kesadaran dan kepatuhan
masyarakat terhadap Peraturan perundangan
3) Masih tingginya gangguan Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk
ketentraman dan ketertiban menjaga ketertiban dan ketentraman
masyarakat
Masih adanya ancaman dan gangguan ,
kerawanan sosial politik terhadap masyarakat

3. Belum Optimalnya Pembangunan Tata Ruang Dan Penyediaan


Infrastruktur Dasar
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan
vital untuk mempercepat proses pembangunan daerah. Infrastruktur juga
memegang peranan penting sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi.
Gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tidak dapat dipisahkan
dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi,
dan energi.
Pengembangan infrastruktur merupakan salah satu faktor kunci
keberhasilan pembangunan secara keseluruhan. Hal ini mengingat
dampaknya yang hampir memengaruhi indikator kunci keberhasilan
pembangunan dasar, baik pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-6


Pembangunan infrastruktur berkualitas dengan kapasitas yang
memadai dan merata merupakan faktor penting untuk mendorong
konektivitas antar wilayah sehingga dapat mempercepat dan memperluas
pembangunan ekonomi. Kualitas dan kapasitas infrastruktur yang memadai
akan memperlancar konektivitas, menurunkan biaya transportasi dan biaya
logistik sehingga dapat meningkatkan daya saing produk dan mempercepat
laju pertumbuhan ekonomi, sehingga wilayah Kota Semarang akan mampu
menjadi wilayah yang tangguh, produktif dan berkelanjutan. Belum
optimalnya kinerja pelayanan dan infrastruktur kota menjadi permasalahan
di Kota Semarang.
Permasalahan lain yang menjadi perhatian adalah terkait dengan tata
ruang wilayah. Perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang
baik menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
pengembangan wilayah. Masih belum optimalnya kesesuaian pemanfaatan
ruang merupakan hal yang menjadi perhatian dalam lima tahun ke depan.
Pembangunan infrastruktur dasar lainnya yang menjadi perhatian
pemerintah Kota Semarang adalah lingkungan pemukiman. Seperti yang kita
ketahui bahwa Pemerintah Pusat mencanangkan program 100-0-100 yaitu
target 100% akses air minum, 0% kawasan permukiman kumuh, dan 100%
akses sanitasi layak, yang harus dicapai oleh Kabupaten/kota pada tahun
2019. Kota Semarang, sebagai kota yang maju memiliki persentase rumah
tangga kumuh yang nilainya lebih besar dibandingkan kabupaten di
sekitarnya. Hal ini menjadi perhatian Pemerintah Kota Semarang untuk
memerhatikan rumah tangga kumuh sehingga target nasional tercapai 0%
kawasan kumuh di Semarang.
Rumusan permasalahan yang berhubungan dengan Belum
Optimalnya Pembangunan tata ruang dan Penyediaan Infrastruktur
Dasar dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3.
Rumusan Permasalahan:
Belum Optimalnya Pembangunan tata ruang dan Penyediaan
Infrastruktur Dasar
Permasalahan Akar Masalah

Belum optimalnya kesesuaian tata


ruang
(1) Masih diperlukan
peningkatan pengelolaan tata Pengembangan kawasan yang
ruang mendukung perwujudan tata ruang
yang berdaya guna perlu dioptimalkan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-7


Permasalahan Akar Masalah

Ketersediaan lahan untuk instalasi


sanitasi komunal di kawasan pesisir
Semarang sangat sulit didapatkan.
(2) Belum seluruh permukiman
Masih terdapat kondisi lingkungan
memiliki sarana dan prasarana
permukiman yang masih buruk
dasar yang berkualitas
Masih perlunya pengoptimalan upaya
peningkatan pelayanan pengelolaan air
minum dan air limbah
(3) Pengelolaan kualitas Masih terjadi pencemaran air dan
lingkungan hidup yang masih udara
belum optimal
Masih ada saluran dan gorong-gorong
yang belum berfungsi optimal
Infrastruktur pengendali Rob dan
(4) Masih terjadinya genangan
Banjir belum terbangun secara
banjir dan rob
menyeluruh
Saluran drainase belum terintegrasi
secara menyeluruh
(5) Belum optimalnya Masih kurangnya sistem peringatan
ketangguhan bencana dini bencana
Masih perlunya pengoptimalan
Integrasi jaringan jalan dan fasilitas
jalan dioptimalkan
(6) Belum optimalnya
Masih perlunya peningkatan kualitas
aksesibilitas dan konektivitas
pelayanan angkutan umum masal
kawasan-kawasan strategis
Masih perlunya pengoptimalan
Pengelolaan sarana dan prasarana
transportasi

4. Inovasi dan Daya Saing Nilai Tambah Produksi Pada Sektor


Perekonomian Masih Perlu Ditingkatkan
Perekonomian suatu wilayah menjadi salah satu tolok ukur utama
dalam melihat tingkat kesejahteraan masyarakat baik secara makro maupun
mikro. Hal tersebut merupakan poin penting mengingat kehidupan
masyarakat sangat ditentukan oleh perekonomian terkait dengan finansial
atau kebutuhan. Salah satu problem yang menghambat percepatan
kemajuan Kota Semarang adalah masih belum optimalnya daya saing produk
unggulan daerah, terutama untuk produk-produk usaha mikro. Selain itu
masih belum optimalnya inovasi juga merupakan hal yang perlu
diperhatikan untuk meningkatkan daya saing. Secara teori, variabel daya
saing ini menjadi faktor kunci peningkatan pertumbuhan ekonomi baik skala
nasional, regional, dan global. Daya saing dalam hal ini terkait dengan
kapasitas produksi, kapasitas inovasi, dan kemampuan daerah Kota

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-8


Semarang menarik investasi dalam kerangka meningkatkan struktur
perekonomian.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor yang
sangat penting dalam menopang kemajuan perekonomian dan peningkatan
kesejahteraan daerah secara berkelanjutan. Dengan begitu inovasi akan
tumbuh sehingga meningkatkan produktivitas perekonomian dan daya saing
daerah.
Pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang menjadi pendorong utama
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah dan kota/kabupaten lain di
sekitarnya. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) menurut Lapangan Usaha
Kota Semarang di tahun 2016 diperkirakan mengalami penurunan menjadi
sekitar 5,69%. Angka ini sedikit lebih rendah dari LPE di tahun 2015 yang
tercatat sebesar 5,80%. Meskipun mengalami penurunan, kondisi LPE Kota
Semarang di tahun 2016 masih lebih baik daripada LPE Nasional (5,02%)
dan LPE Jawa Tengah (5,28%). Namun demikian, sebagai kota perdagangan
dan jasa, LPE ini masih perlu diakselarasi lagi pertumbuhannya karena akan
berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Rumusan permasalahan yang berhubungan dengan Inovasi dan Daya
Saing Nilai Tambah Produksi Pada Sektor Perekonomian Masih Perlu
Ditingkatkan dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4.
Rumusan Permasalahan: Inovasi dan Daya Saing Nilai Tambah Produksi
Pada Sektor Perekonomian Masih Perlu Ditingkatkan
Permasalahan Akar Masalah
(1) Kurang berkontribusinya sektor- Belum optimalnya upaya
sektor lainnya dalam perekonomian pengembangan dan pengelolaan
daerah objek dan daya tarik wisata
(2) Masih belum optimalnya nilai Kemudahan dalam berinvestasi
investasi perlu ditingkatkan
Distribusi produk belum efektif dan
efisien
Masih kurangnya sentra usaha /
produk ekonomi lokal
(3) Kontribusi kategori-kategori
pada sektor perdagangan dan jasa- Akses permodalan dan pasar
jasa perlu dioptimalkan Industri Kecil Menengah (IKM) masih
terbatas
Belum optimalnya hubungan
kerjasama usaha antara IKM dengan
industri besar
(4) Ketahanan pangan masyarakat Masih bergantungnya ketersediaan
masih perlu ditingkatkan pangan dari daerah sekitar

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-9


4.2 Isu Strategis Pembangunan Daerah
Pernyataan isu-isu strategis memberikan gambaran tentang hal-hal
yang menjadi fokus dan prioritas penanganan oleh pemerintah karena
pengaruhnya yang besar, luas, dan signifikan terhadap perbaikan kondisi
masyarakat pada pembangunan masa mendatang. Isu-isu strategis
merupakan isu-isu yang jika diprioritaskan antisipasi dan penanganannya
maka peluang tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan lima tahun
mendatang akan lebih besar dan lebih pasti. Namun jika isu-isu strategis ini
tidak ditangani dengan serius, maka hal yang sebaliknya akan terjadi yakni
tujuan dan sasaran menjadi sulit tercapai.
Suatu isu strategis dirumuskan melalui identifikasi berbagai isu
internasional, nasional, dan regional. Berdasarkan identifikasi dari berbagai
isu tersebut dapat ditentukan isu strategis yang akan ditangani dalam lima
tahun ke depan.

4.2.1 Isu Internasional


Isu strategis internasional merupakan suatu kondisi yang dialami
secara global oleh seluruh negara di dunia dimana isu tersebut merupakan
prioritas utama setiap negara dalam penyusunan rumusan kebijakan di
negaranya masing-masing. Isu strategis internasional sebagian besar
mengusung perihal degradasi kualitas lingkungan hidup hingga ancaman
menipisnya sumber daya tak terbaharui yang merupakan bahan bakar
untuk energi.
Sebagai kota yang telah dan didorong untuk menjadi Isu strategis di
tingkat internasional yang relevan bagi perencanaan pembangunan masa
mendatang bagi Kota Semarang antara lain: pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/MDGs), kondisi
perekonomian global yang berpengaruh ke perekonomian nasional dan
daerah, mitigasi perubahan iklim global (global warning/climate change),
serta kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin
pesat.
a. Sustainable Development Goals (SDG’s)
Indonesia menjadi salah satu negara yang menandatangani sebuah isu
strategis internasional yakni Millenium Development Goals (MDGs). Komitmen
bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan MDGs mencerminkan upaya
untuk menyejahterakan rakyat sekaligus menyumbangkan dukungan
terhadap kesejahteraan masyarakat internasional. Millenium Development

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-10


Goals (MDGs) memiliki konsep jelas dan indikator pencapaian terukur dalam
komitmen memerangi kemiskinan, kelaparan, penyakit, buta huruf,
degradasi kualitas lingkungan hidup dan diskriminasi terhadap perempuan.
Target pencapaian MDGs tersebut diharapkan tercapai pada tahun 2015
sebagai bagian dari kesepakatan bersama menuju pembangunan global.
Tahun 2015 telah dilewati dan tentu saja evaluasi berbagai capaian
MDGs sudah mencapai puncaknya. Capaian bangsa Indonesia pada target
MDGs cukup beragam dimana terdapat 13 indikator sudah memenuhi target
yang diharapkan sebelum tahun 2015 berakhir, sedangkan 36 indikator
diperkirakan akan tercapai pada tahun 2015. Selain itu, terdapat 14
indikator MDGs yang masih memerlukan kerja keras dan kerja cerdas untuk
mencapai target sesuai kesepakatan internasional.
Program MDGs yang berakhir pada tahun 2015 ini, diteruskan dengan
Sustainable Development Goals (SDGs) yang disahkan di Sidang Umum PBB
akhir September di New York, Amerika Serikat. SDGs tidak terpisah dari
MDGs dan merupakan penyempurnaan dari MDGs. Bentuk penyempurnaan
dilakukan melalui sejumlah pendekatan yang dipandang perlu dengan tetap
melibatkan peran aktif warga dunia bagi terciptanya kepentingan global yang
lebih luas. Tahun 2016 merupakan tahun pertama implementasi agenda
pembangunan dunia Post-2015 (SDGs).
Sidang Umum PBB pada 4 Desember 2014 telah menyetujui platform
agenda pembangunan dunia Post-2015 berdasar pada hasil Open Working
Group (OWG) on Sustainable Development Goals yang akan menjadi target dan
tujuan pembangunan dunia sampai 2030. Rumusan SDG terdiri dari 17
tujuan dan 169 target dimana pencapaian lebih terukur untuk menciptakan
masyarakat dunia 2030 jauh lebih baik dari saat ini. Ke-17 tujuan SDGs
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menghapus segala bentuk kemiskinan dimana pun berada;
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan
gizi, dan mencanangkan pertanian berkelanjutan;
3. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan
penduduk di segala usia;
4. Menjamin kualitas pendidikan yang adil dan inklusif serta meningkatkan
kesempatan belajar seumur hidup untuk semua;
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan
anak perempuan;

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-11


6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkelanjutan dari air
dan sanitasi untuk semua;
7. Memastikan seluruh penduduk mendapat akses untuk energi yang
terjangkau, dapat diandalkan, dan berkelanjutan;
8. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,
lapangan kerja yang penuh dan produktif, dan pekerjaan yang layak
untuk semua secara berkelanjutan;
9. Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi
inklusif berkelanjutan, dan inovasi asuh;
10. Mengurangi ketimpangan di dalam dan antar negara-negara;
11. Membuat pemukiman kota dan pemukiman manusia yang inklusif,
aman, tangguh, dan berkelanjutan;
12. Pastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan;
13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan
dampaknya;
14. Pelestarian dan pemanfaatan samudera, laut dan sumber daya kelautan
berkelanjutan dalam rangka pembangunan berkelanjutan;
15. Melindungi, memulihkan dan mempromosikan pemanfaatan ekosistem
darat, lestari mengelola hutan, memerangi penggusuran, dan
menghentikan dan membalikkan degradasi lahan dan menghentikan
hilangnya keanekaragaman hayati;
16. Meningkatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua, dan
membangun institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua
tingkatan; serta
17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global
untuk pembangunan berkelanjutan.
Target pembangunan universal yang tertuang dalam SDGs
membutuhkan dukungan dari semua elemen masyarakat dunia, termasuk
dari pemerintahan, Lembaga Swadaya Masyarakat, swasta, perguruan tinggi,
dan masyarakat. Di setiap negara, tidak hanya negara miskin dan
berkembang tetapi juga negara maju, rumusan SDGs merupakan sumber
penting untuk menyelaraskan strategi dan kebijakan demi membuat
kehidupan di muka bumi menjadi lebih baik. Di Indonesia khususnya Kota
Semarang, rumusan SDGs dan target pencapaian dapat menjadi salah satu
rujukan dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah
nasional maupun daerah.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-12


b. Ancaman krisis ekonomi global
Pada awal tahun 2016, Bank Indonesia memberikan indikasi bahwa
kelesuan ekonomi dunia yang telah terjadi dalam beberapa tahun akan
membaik. Namun sampai dengan pertengahan tahun 2016, tak banyak
sentimen positif yang diharapkan dapat menggairahkan (kembali) ekonomi
dunia. Bahkan, fenomena “Brexit” atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa
semakin meningkatkan kecemasan atas masa depan ekonomi dunia,
berdampingan dengan isu-isu terorisme global, rasis di Amerika dan gejala
global pada umumnya, termasuk perang di Timur Tengah yang antara lain
menyisakan permasalahan tak kalah serius atas jutaan pengungsi yang
belum jelas masa depannya.
Ketidakpastian ekonomi global juga sama terjadi di Kawasan Asia-
Pasifik. China sebagai salah satu tujuan ekspor Indonesia dalam beberapa
tahun ini juga mengalami kelesuan, tak terkecuali juga dengan Jepang.
Beberapa indikasi lain mengkonfirmasi dalam beberapa tahun ke depan akan
banyak tekanan ekonomi dunia yang berimbas baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada Indonesia maupun Kota Semarang yang
berpengaruh pada perlambatan pemulihan ekonomi.
c. Antisipasi perubahan iklim global (global warming/climate change)
Perkembangan lingkungan pada era globalisasi pembangunan
sekarang ini menunjukkan penurunan. Hal ini disebabkan pembangunan
yang mengesampingkan faktor kelestarian lingkungan hidup sehingga
menyebabkan kelestarian hidup yang buruk dengan akibat ancaman global
warming. Global warming merupakan efek atau dampak dari rusaknya
kelestarian ekosistem alam yang dapat mengakibatkan kekeringan,
kelangkaan bahan pangan, hingga banjir dan bahkan mampu menjadi
penyebab utama dalam adanya bencana alam.
Perlu adanya antisipasi dari pemerintah dan masyarakat dunia dalam
menyikapi global warming. Segala bentuk perencanaan pembangunan harus
mempunyai strategi dalam menerapkan pembangunan yang ramah
lingkungan. Hal ini dilakukan agar kelestarian alam dapat terjaga dan efek
global warming dapat diminimalisir atau dapat dihindari namun tetap
terlaksana pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

d. Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin


pesat
Pada era globalisasi sekarang ini ilmu pengetahuan dan komunikasi
semakin mudah terjangkau oleh lapisan masyarakat yang mengindikasikan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-13


perkembangan IPTEK dan telekomunikasi mengalami perkembangan yang
positif. Kemajuan IPTEK dan komunikasi bertujuan untuk mempermudah
kehidupan seseorang dalam berbagai hal. Dengan perkembangan yang positif
ini, dunia industri teknologi dan komunikasi semakin menunjukkan agregrat
yang signifikan. Dengan adanya kemajuan teknologi, informasi, dan
komunikasi ini, Negara Indonesia diharapkan mampu mengikuti setiap
perkembangan globalisasi yang ada sehingga diharapkan Indonesia
mempunyai peluang dalam memanfaatkan atau membuat produk yang lebih
unggul. Ke depannya nanti, diharapkan Indonesia tidak hanya sebagai
pemakai (user) tetapi mampu menjadi pembuat sehingga memiliki persaingan
yang cukup sehat alam pengembangan teknologi, informasi, dan komunikasi.
Jika hal tersebut terealisasi, maka Indonesia akan mampu menjadi negara
yang tidak hanya mengandalkan teknologi dari luar negeri, namun mampu
mengekspor segala bentuk teknologi informasi, dan komunikasi sesuai
dengan spesifikasi yang mampu berdaya saing internasional.

4.2.2 Isu atau Kebijakan Nasional


1) Telaahan RPJPN Tahun 2005-2025
Isu-isu secara nasional yang memiliki potensi besar untuk
memengaruhi arah pembangunan Kota Semarang pada masa mendatang
adalah kebijakan dari pemerintah pusat. Dokumen perencanaan tingkat
nasional merupakan salah satu sumber kebijakan yang memiliki kepastian
tinggi dan dalam amanat peraturan perundangan harus diikuti karena
penyusunan RPJMD harus berpedoman pada RPJMN. Mengingat periodesasi
RPJMD Kota Semarang mengikuti periode RPJMD III, maka arah kebijakan
RPJMD Kota Semarang menyelaraskan dengan periode RPJMN III (2015-
2019) yang mengacu pada RPJPN tahap ketiga (2015-2019).

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-14


RPJMN 20-24
Perekonomian
RPJMN 15-19 dengan struktur
Pembangunan yang kokoh dan
keunggulan keunggulan
RPJMN 10-14
kompetitif, SDM, kompetitif
Pembangunan
SDM, Iptek, dan dan Iptek
RPJMN '04-09
Penataan kembali Daya Saing
NKRI

Pembangunan daya Pembangunan kualitas Penguasaan iptek


saing industri nasional SDM untuk meningkatkan untuk melahirkan
untuk meningkatkan produktivitas inovasi
nilai tambah SDA

Gambar 4.2
Fokus Kebijakan Setiap Tahapan dalam RPJPN 2005-2025

Arah kebijakan untuk RPJMN tahap III ditekankan pada pembangunan


daya saing industri nasional untuk meningkatkan nilai tambah SDA,
pembangunan kualitas SDM untuk meningkatkan produktivitas, dan
penguasaan IPTEK untuk melahirkan inovasi. Berlandaskan pelaksanaan,
pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM tahap III, RPJM tahap III
ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di
berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber
daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus
meningkat.
Kualitas sumber daya manusia terus mengalami perubahan positif
yang ditandai oleh meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan;
meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat; meningkatnya
kesetaraan gender; meningkatnya tumbuh kembang optimal serta
kesejahteraan dan perlindungan anak; tercapainya kondisi penduduk
tumbuh seimbang; serta mantapnya budaya dan karakter bangsa.
Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan semakin efektif dan efisien
yang dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan
pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara
serasi, seimbang, dan lestari; terus membaiknya pengelolaan dan
pendayagunaan sumber daya alam yang diimbangi dengan upaya pelestarian
fungsi lingkungan hidup; meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-15


perilaku masyarakat terhadap lingkungan hidup; serta semakin mantapnya
kelembagaan dan kapasitas penataan ruang di seluruh wilayah Indonesia.
Daya saing perekonomian Indonesia semakin kuat dan kompetitif
dengan semakin terpadunya industri manufaktur dengan pertanian,
kelautan, dan sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan; terpenuhinya
ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerja sama
pemerintah dan dunia usaha; makin selarasnya pembangunan pendidikan,
industri, ilmu pengetahuan dan teknologi; serta terlaksananya penataan
kelembagaan ekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi,
produktivitas, penguasaan, dan penerapan teknologi oleh masyarakat dalam
kegiatan perekonomian.
Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang
ditandai oleh berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi;
terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai
kebutuhan sehingga elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan
dapat tercapai; mulai dimanfaatkannya tenaga nuklir untuk pembangkit
listrik dengan mempertimbangkan faktor keselamatan secara ketat;
terselenggaranya pelayanan pos dan telematika yang efisien dan modern
guna terciptanya masyarakat informasi Indonesia; terwujudnya konservasi
sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air
dan pengembangan sumber daya air; serta terpenuhinya penyediaan air
minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Wilayah perdesaan merupakan titik vital pembangunan masyarakat
ekonomi lemah. Oleh karena itu, pengembangan infrastruktur perdesaan
harus terus dikembangkan terutama untuk mendukung pembangunan
pertanian. Selain itu, pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi sarana
prasarana pendukung kehidupan bagi seluruh masyarakat harus terus
ditingkatkan dengan didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka
panjang, berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Diharapkan, dengan
terpenuhinya kondisi tersebut semakin mendorong terwujudnya
kabupaten/kota tanpa permukiman kumuh.
Berdasarkan telaahan RPJPN tahap III (2015-2019), maka
pembangunan Kota Semarang harus selaras dengan arahan RPJPN tahap III
dengan menyesuaikan karakteristik lokal seperti:
a. Meningkatkan daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan
keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas
serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat;

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-16


b. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang semakin mantap
dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan
pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi
secara serasi, seimbang, dan lestari;
c. Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam yang
diimbangi dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan
didukung oleh meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku
masyarakat; serta
d. Semakin terpadunya industri manufaktur dengan pertanian, kelautan,
dan sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan untuk mendukung
daya saing perekonomian Indonesia yang semakin kuat dan kompetitif.

2) Telaahan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2015-
2019
Dalam merumuskan dan merealisasikan berbagai komitmen Presiden
dan Wakil Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpilih pada
periode ini, serta berdasarkan kajian maupun analisis mengenai
permasalahan dan isu strategis nasional yang menjadi prioritas untuk
ditangani dalam lima tahun ke depan, termasuk dalam penyelarasan dengan
sasaran-sasaran pokok pembangunan jangka panjang dalam RPJP Nasional
tahun 2005-2025, maka untuk memajukan Negara Indonesia ke depan
ditetapkan visi RPJM Nasional tahun 2015-2019 sebagai berikut:
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gorong Royong”

Gotong royong merupakan intisari dari ideologi Pancasila. Tanggung


jawab untuk membangun bangsa harus dilakukan dengan cara musyawarah
untuk mufakat dalam memutuskan suatu perihal dan gotong royong dalam
bekerja. Kekuatan rakyat adalah gotong royong, dimana rakyat selalu bahu-
membahu dan bekerjasama menyelesaikan berbagai hambatan dan
tantangannya ke depan.
Berdaulat adalah hakikat dari kemerdekaan, yaitu hak setiap bangsa
untuk menentukan nasibnya sendiri dan menentukan apa yang terbaik bagi
bangsanya sendiri. Oleh karena itu, pembangunan selain sebagai usaha
untuk mewujudkan kedaulatan sebagai negara merdeka, pembangunan juga
merupakan upaya membangun kemandirian. Bangsa yang berdaulat dan
mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan
sederajat dengan bangsa lain. Oleh karena itu, untuk membangun

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-17


kemandirian diperlukan kekuatan dan kemampuan nasional di segala lini
baik bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan.
Kemandirian suatu bangsa tercermin antara lain pada ketersediaan
sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan
kebutuhan dan kemajuan pembangunannya; kemandirian aparatur
pemerintah dan aparatur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya;
kemampuan untuk memenuhi pembiayaan pembangunan yang bersumber
dari dalam negeri yang makin kokoh dan berkurangnya ketergantungan
kepada sumber luar negeri; dan kemampuan memenuhi kebutuhan pokok.
Kemandirian dalam kebudayaan harus dicerminkan dalam setiap
aspek kehidupan baik hukum, ekonomi, politik, sosial budaya, maupun
pertahanan keamanan. Kemandirian dan kemajuan suatu bangsa tidak
boleh hanya diukur dari perkembangan ekonomi semata, namun
kemandirian dan kemajuan juga tercermin dalam kelembagaan, pranata-
pranata, dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan politik dan sosial. Secara
lebih mendasar lagi, kemandirian sesungguhnya mencerminkan sikap
seseorang atau sebuah bangsa mengenai jati dirinya, masyarakatnya, serta
semangatnya dalam menghadapi berbagai tantangan.
Upaya untuk mewujudkan Visi tersebut ditempuh melalui Misi sebagai
berikut:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai
negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan Negara Hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia indonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat,
dan berlandaskan kepentingan nasional; serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Dalam rangka mencapai Visi dan Misi serta untuk menunjukkan
prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-18


politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam
kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas. Kesembilan agenda
prioritas itu disebut NAWA CITA, yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh warga Negara;
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia;
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-
bangsa Asia lainnya;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa; serta
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Dalam pelaksanaan agenda prioritas nasional tersebut, maka
dirumuskanlah kebijakan pengembangan wilayah pulau-pulau besar y an g
diarahkan untuk mendorong percepatan pembangunan di wilayah
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua dengan tetap
mempertahankan momentum pembangunan di wilayah Jawa-Bali dan
Sumatera. Percepatan pembangunan wilayah tersebut ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kualitas sumber
daya manusia, serta mengurangi kesenjangan antar wilayah sebagai satu
kesatuan Negara yang berkeadilan.
Berdasarkan potensi dan keunggulan Wilayah Jawa-Bali, maka tema
besar Pembangunan Wilayah Jawa-Bali sebagai:
• Lumbung pangan nasional
• Pendorong sektor industri dan jasa nasional dengan pengembangan
industri makanan-minuman, tekstil, otomotif, alutsista, telematika,
kimia, alumina dan besi baja;
• Salah satu pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia dengan
pengembangan ekonomi kreatif; dan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-19


• Percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui
pengembangan industri perkapalan dan pariwisata bahari.

Kota Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa, yang menjadi


ibukota dari Provinsi Jawa Tengah masuk dalam lokasi prioritas nasional.
Kota Semarang masuk dalam kawasan perkotaan Kedungsepur dengan
rincian sebagai berikut:

Tabel 4.5.
Lokasi Prioritas Kawasan Strategis Nasional Perkotaan
Sebagai Pusat Pertumbuhan Wilayah Di Jawa-Bali
Kode Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan
K3 Kawasan Perkotaan Metropolitan Diarahkan sebagai Pusat Kegiatan
Kedungsepur: Nasional (PKN) berskala global
Kota Semarang, Kab. Kendal, Kota yang berfungsi mendorong
Salatiga, Ungaran (Ibukota Kab. pertumbuhan sektor jasa, teknologi
Semarang), Kab. Demak, Purwodadi informasi, pariwisata, dan industri
(Ibukota Kab. Grobogan) wilayah Jawa Tengah
Sumber : Bappenas, 2014

4.2.3 Isu atau Kebijakan Provinsi Jawa Tengah


Penelaahan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah
Kota Semarang dengan RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
bertujuan untuk menyelaraskan dan menjabarkan RPJMD Kota Semarang
sehingga dapat memberikan sumbangsih positif pada pencapaian visi dan
misi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Tengah. Perencanaan
pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
memiliki visi pembangunan “Menuju Jawa Tengah Sejahtera Dan Berdikari
“Mboten Korupsi Mboten Ngapusi”, dengan upaya pencapaian berupa misi
sebagai berikut:
1. Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung Karno, Berdaulat di
Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian di
Bidang Kebudayaan;
2. Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan,
Menanggulangi Kemiskinan dan Pengangguran;
3. Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang
Bersih, Jujur dan Transparan, “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi;
4. Memperkuat Kelembagaan Sosial Masyarakat untuk Meningkatkan
Persatuan dan Kesatuan;
5. Memperkuat Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan dan
Proses Pembangunan yang Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak;
PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-20
6. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik untuk Memenuhi Kebutuhan
Dasar Masyarakat; dan
7. Meningkatkan Infrastruktur untuk Mempercepat Pembangunan Jawa
Tengah yang Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan.

4.2.4 Hasil Telaah KLHS Kota Semarang


Sebagai dasar penyusunan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021,
maka Pemerintah Kota Semarang wajib melaksanakan KLHS RPJMD sebagai
bagian dari upaya peningkatan kualitas kebijakan pembangunan daerah.
KLHS ini dilakukan pada tahap awal dari proses penyusunan Rancangan
RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021, sehingga dapat diperkirakan
dampak negatif terhadap lingkungan hidup apabila Kebijakan, Rencana dan
Program (KRP) dilaksanakan. Menurut Asdak (2012), KLHS tidak mengkaji
dampak sebuah proyek, melainkan mengkaji dampak sebuah Kebijakan,
Rencana dan Program (KRP). Karenanya hasil dari kajian ini tentunya
bersifat strategik, untuk memberikan rekomendasi penyempurnaan KRP
yang tertuang dalam RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021. Dengan kata
lain, dengan adanya Pengendalian Lingkungan, implementasi KLHS
diharapkan permasalahan lingkungan yang diperkirakan terjadi dapat
diminimalisasi sehingga pembangunan yang berkelanjutan dapat
diwujudkan di Kota Semarang.
Berdasarkan hasil proses KLHS Penyusunan RPJMD Kota Semarang
Tahun 2016-2021, dapat disampaikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan KLHS RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 sesuai
dengan amanah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 bahwa
Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib untuk membuat KLHS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kedalam penyusunan atau evaluasi
RTRW beserta rinciananya, Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional,
Provinsi dan Kabupaten/Kota. KLHS RPJMD Kota Semarang Tahun
2016-2021 secara umum telah menggunakan pedoman berdasarkan
Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 67 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam
Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah. Meskipun
demikian, pedoman tidak dapat menjawab semua kebutuhan sesuai
dengan tahapan terutama saat melakukan kajian pengaruh terhadap
kondisi lingkungan hidup Kota Semarang. Atas dasar pemahaman

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-21


tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kemudian
mengeluarkan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan
Republik Indonesia Nomor SE;04/Menlhk-II/2015 tentang Pelaksanaan
KLHS yang kemudian menjadi acuan dalam pelaksanaan KLHS RPJMD
Kota Semarang Tahun 2016-2021;
2. Tidak tersedianya data dan informasi yang memadai untuk digunakan
dalam proses pengkajian merupakan kelemahan utama dari proses
pelaksanaan KLHS Kota Semarang Tahun 2016-2021;
3. Isu strategis yang dihasilkan dari proses KLHS terdiri dari 8 isu strategis,
yaitu: (1) Kesenjangan Sosial; (2) Rendahnya Kualitas Pembangunan
Kesehatan; (3) Belum Optimalnya Produksi, Distribusi dan Kualitas Hasil
Pertanian; (4) Terbatasnya Infrastruktur Pembangunan Wilayah; (5)
Rendahnya Daya Saing Daerah; (6) Bencana Alam; (7) Kerusakan
Lingkungan, dan (8) Belum Tertatanya Penataan Ruang;
4. Secara umum rumusan visi, misi, strategi dan arah kebijakan dalam
RPJMD Kota Semarang sudah memenuhi sebagian besar prinsip
pembangunan berkelanjutan, namun ada beberapa catatan penekanan
yang perlu menjadi perhatian Tim penyusun RPJMD yaitu menjadikan
kota metropolitan berwawasan lingkungan. Meskipun misi sudah
memperhatikan pembangunan berkelanjutan tetapi aspek lingkungan
yang dapat berimplikasi pada tidak terjaminnya keadilan antarkelompok
dan antargenerasi harus mendapatkan perhatian;
5. Dari hasil kajian pengaruh didapatkan 12 program prioritas dan mitigasi
nya terhadap isu strategis, terutama program-program yang terkait
dengan pembangunan fisik antara lain yaitu (1) Program pengembangan
sentra Industri, (2) Program Penyediaan dan pengelolaan air baku, (3)
Program Pembangunan dan Peningkatan sarana dasar perkotaan, (4)
Program Pengelolaan Areal Pemakaman, (5) Program pembinaan PKL dan
asongan, (6) Program Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri, (7)
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan, (8) Program
Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh, (9) Program
pembangunan jalan dan jembatan, (10) Program pengelolaan keragaman
Budaya, (11) Program Pengendalian Banjir dan rob, (12) Program
Pelayanan Angkutan.
6. Untuk meminimalkan pengaruh/dampak negatif tersebut dirumuskan
mitigasi dan alternatif program berdasarkan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan;

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-22


Telaahan KLHS terhadap RPJMD yang memberikan dampak negatif dan
bagaimana Mitigasi atau kegiatan pengurangan dampaknya. Kegiatan
Mitigasi tersebut menjadi bagian pembahasan di dalam RPJMD:
Program Perubahan
No Indikasi Program Dampak Mitigasi
RPJMD
1. Program (-) Sampah dan limbah 1. Penataan sarana dan
pengembangan cair prasarana pencegahan 1. Program Sentra
sentra Industri (-) Pencemaran dampak lingkungan. Industri
lingkungan 2. Meningkatkan 2. Program
(-) Lingkungan tidak partisipasi paguyuban Pengendalian
tertata dan sentra industri. Pencemaran dan
cenderung menjadi 3. Pengawasan terhadap Perusakan
kumuh ketentuan yang Lingkungan Hidup
(-) Meningkatkan terdapat dalam izin 3. Program
Bangkitan lalu lingkungan. Perlindungan dan
lintas 4. Pengembangan Konservasi SDA
(-) Menurunkan jasa teknologi tepat guna 4. Program
pengaturan kualitas dan ramah lingkungan Pengelolaan Ruang
udara. 5. Memanfaatkan sisa area Terbuka Hijau
untuk dijadikan Ruang 5. Program
Terbuka Hijau (RTH) Pengendalian dan
6. Menyediakan lahan Pengamanan
parkir Lalulintas

2 Program (-) Penurunan tanah 1. Penegakan peraturan 1. Program Penyediaan


Penyediaan dan (-) Pengurangan jasa dengan melakukan dan pengelolaan air
pengelolaan air penyediaan air rekomendasi teknis dan baku
baku bersih pengawasan
2. Program
pengambilan air tanah.
2. Penghijauan dilokasi Perlindungan dan
sumber air Konservasi SDA
3. Penambahan kawasan 3. Program
resapan( biopori) Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau

3 Program (-) Meningkatnya 1. Penegakkan 1. Program Sarana


Pembangunan timbulan sampah rekomendasi hasil Prasarana
dan Peningkatan dan limbah analisis dampak Lingkungan
Sarpras Dasar (-) Kerusakan lingkungan
Permukiman
Perkotaan lingkungan 2. Penggunaan teknologi
(-) Meningkatkan pengolahan sampah 2. Program
pencemaran udara yang tepat guna dan pembangunan
(-) Meningkatkan ramah lingkungan sarana dan
bangkitan lalulintas 3. Meningkatkan prasarana dasar
(-) Pengurangan jasa partisipasi paguyuban perkotaan
pengaturan kualitas pedagang pasar (pasar 3. Program
udara johar)
Pengendalian dan
(-) Meningkatkan 4. Penyediaan lahan parkir
kerawanan sosial 5. Memperhatikan daya Pengamanan
(-) meningkatkan dukung dan daya Lalulintas
kemacetan tampung kawasan
6. Perlu rekayasa lalu
lintas
7. Sosialisasi kepda
masyarakat

4. Program (-) Alih fungsi lahan 1. Meminimalkan 1. Program


Pengelolaan Areal (-) Mempengaruhi penggunaan lahan Pengelolaan area
Pemakaman keanekaragaman pertanian produktif pemakaman

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-23


Program Perubahan
No Indikasi Program Dampak Mitigasi
RPJMD
hayati 2. Penghijauan di areal 2. Program
(-) Penurunan jasa pemakaman Perlindungan
pangan 3. Sosialisasi kepada dan Konservasi
(-) Penurunan jasa masyarakat SDA
pengaturan iklim
(-) penurunan jasa
kualitas udara
((-) konflik social
5. Program (-) drainase tdk tertata 1. Penggunaan teknologi 1. Program
pembinaan PKL (-) meningkatnya pengolahan sampah Pembinaan
dan asongan timbulan sampah yang tepat gunan dan pedagang kaki lima
dan limbah cair ramah lingkungan
dan asongan
(-) meningkatkan 2. Pembuatan drainase
pencemaran udara ( (saluran air) untuk 2. Program
bau) mengalirkan air agar Pengembangan
(-) bangkitan lalulintas tidak mengenangi Kinerja
(-) Konflik sosial lingkungan lokasi PKL Pengelolaan
(-) Penurangan jasa 3. Penyediaan lahan Persampahan
pengaturan iklim parker 3. Program
(-) pengurangan jasa 4. Sosialisasi kepada
Pengendalian
kualitas udara masyarakat
Pencemaran dan
Perusakan
Lingkungan Hidup
4. Program
Perlindungan dan
Konservasi SDA
5. Program
Pengendalian dan
Pengamanan
Lalulintas

6. Program (-) Berpotensi 1. Penggunaan teknologi 1. Program


Peningkatan menimbulkan banjir pengolahan sampah Pengendalian
efisiensi (-) Peningkatan yang tepat guna dan Pencemaran dan
perdagangan sampah dan limbah ramah lingkungan
Perusakan
dalam negeri cair 2. Penyediaan RTH
(-) Nilai resapan tanah kawasan Lingkungan Hidup
semakin berkurang 3. Penataan sarana dan 2. Program
(-) Berpotensi prasarana pencegahan Perlindungan dan
menimbulkan dampak lingkungan. Konservasi SDA
kerusakan 4. Penyediaan lahan parkir 3. Program
lingkungan akibat Pengelolaan Ruang
penggunaan
Terbuka Hijau
material
(-) Peningkatan 4. Program
bangkitan lalu lintas Pengendalian dan
(-) menurunkan jasa Pengamanan
pengaturan kualitas Lalulintas
udara

7 Program (-) Kerusakan 1. Memperhatikan sarana 1. Program


peningkatan lingkungan produksi pertanian yang Pengendalian
produksi (-) pengurangan jasa ramah lingkungan Pencemaran dan
pertanian/pe pengurai limbah 2. Pelibatan partisipasi
Perusakan
rkebunan (-) penurunan pada kelompok tani
kesehatan manusia Lingkungan Hidup
di karenakan 2. Program

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-24


Program Perubahan
No Indikasi Program Dampak Mitigasi
RPJMD
penggunaan Perlindungan dan
pestisida Konservasi SDA

8 Program (-) Pencemaran 1. Perijinan dan non 1. Program


Pengembangan lingkungan akan perijinan harus Pengendalian
wilayah strategis meningkat seiring mematuhi perundang- Pencemaran dan
dan cepat bertambahnya undangan
Perusakan
tumbuh jumlah limbah dari 2. Memperhatikan daya
berbagai kegiatan dukung dan daya Lingkungan Hidup
perdagangan, tampung kawasan 2. Program
pendidikan, 3. Pengawasan terhadap Perlindungan dan
olahraga dan pelaksanaan ketentuan Konservasi SDA
pergudangan. yang terdapat dalam 3. Program
(-) Kerusakan izin lingkungan Pengelolaan Ruang
lingkungan akan 4. Penyediaan RTH
Terbuka Hijau
meningkat karena kawasan
pengambilan SDA 4. Program
(-) Alih fungsi lahan Pengendalian
pertanian untuk Pemanfaatan
perdagangan, Ruang
pendidikan,
olahraga dan
pergudangan.
(-) Munculnya
permukiman baru di
sekitar kawasan
strategis
(-) Berpengaruh
terhadap penurunan
jasa pangan
(-) Menurunkan jasa
pengaturan iklim

9 Program (-) Berpotensi 1. Pembuatan drainase 1. Program


pembangunan menimbulkan (saluran air) untuk Peningkatan
Jalan dan kerusakan mengalirkan air agar Sarana Dan
jembatan lingkungan akibat tidak mengenangi
Prasarana
penggunaan lingkungan dan badan
material jalan. Drainase
(-) Berkurang atau 2. Pemanfaatan area di 2. Program
hilangnya tanaman sekitar lokasi Pengelolaan Ruang
turus jalan pembangunan jalan dan Terbuka Hijau
(-) Perubahan jembatan sebagai ruang 3. Program
keanekaragaman terbuka hijau (RTH)
pembangunan dan
hayati dengan
(-) Perubahan bentang mempertimbangkan Pemeliharan Jalan
alam keselamatan, Dan Jembatan
(-) Meningkatkan kelancaran dan 4. Program
pencemaran kenyamanan jalan serta Pengendalian
lingkungan : area tersebut dan
kebisingan, polusi merupakan ruang milik
Pengamanan
udara jalan.
(-) Berpotensi 3. Penghijauan (turus) di Lalulintas
menimbulkan sepanjang koridor jalan
konflik sosial dengan tanaman
(-) kemacetan pada saat responsif menyerap
pembangunan karbon , memiliki
perakaran yang kuat
dan memiliki tajuk yang

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-25


Program Perubahan
No Indikasi Program Dampak Mitigasi
RPJMD
rindang
4. Pembangunan jalan
dengan memperhatikan
akses kaum
difabel,lansiadan anak-
anak
5. Perlu adanya rekayasa
lalu lintas

10 Program (-) menimbulkan 1. Rekayasa lalu lintas 1. Program


pengelolaan kemacetan 2. Penyiapan tenaga Pengendalian dan
keragaman (-) peningkatan kebersihan Pengamanan
Budaya timbulan sampah 3. Sosialisasi
Lalulintas
(-) Kerusakan pemeliharaan fasilitas
lingkungan ( taman, umum 2. Program
fasilitas umum) Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan

11 Program (-) alih fungsi lahan 1. Meminimalkan lahan 1. Program


Pengendalian (-) Rawan konflik social pertanian produkti Pengendalian
Banjir dan rob (-) mengurangi jasa 2. Sosialisasi pada Pemanfaatan Ruang
kualitas udara pada masyarakat
saat membangun

12. Program (-) menambah 1. Penambahan RTH 1. Program


Pelayanan pencemaran udara 2. Operasional Bus harus Peningkatan
Angkutan (-) Mengurangi jasa layak jalan Pelayanan
kualitas udara 3. Sosialisasi kepada Angkutan
(-) mengurangi jasa masyarakat 2. Program
pengurai limbah Pengelolaan Ruang
(-) konflik social di Terbuka Hijau
sekitar shelter

4.2.5. Hasil Telaahan RPJMD terhadap RTRW


Sebagai dasar penyusunan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-
2021, selain dari hasil KLHS juga hasil telahan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Semarang yang terbagi dalam kajian struktur ruang dan pola
ruang khususnya dengan memperhatikan indikasi program pada
Pembangunan Jangka Menengah (PJM) II tahun 2016-2020. Dari Telaahan
ini apakah Perencanaan di RTRW tersebut sudah terwadai dalam RPJMD
dapat dijelaskan sebagi berikut.
No Indikasi Program Program RPJMD

A Perwujudan Struktur Ruang

1 Jalan arteri primer, meliputi: Program pembangunan


a) Peningkatan Jalan Raya Semarang dan Pemeliharan Jalan
Kendal – Jalan Siliwangi – Jalan Yos Dan Jembatan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-26


Sudarso – Jalan Usman Janatin – Program pengembangan
Pertigaan Jalan Kaligawe wilayah strategis & cepat
b) Peningkatan Jalan Raya Kaligawe tumbuh
(Pertigaan Jalan bebas hambatan seksi
C) – Batas Kota Semarang-Demak
c) Pengembangan Jalan Inspeksi Sungai
Babon – Jalan Brigjend. Sudiarto –
Jalan Sendangmulyo – Pudakpayung –
Perempatan Jalan Raya Mijen – Jalan
Koptu Suyono
d) Pengembangan Ruas Jalan dari
Mangkang – Jalan Lingkar Utara
Semarang - Pertigaan Jalan Usman
Janatin
2 Jalan arteri sekunder, meliputi : Program pembangunan
Pengembangan jalan lingkar tengah dan Pemeliharan Jalan
(middle ring road) Dan Jembatan

3 Jalan kolektor primer, meilputi: Program pembangunan


Pengembangan dan peningkatan jalan dari dan Pemeliharan Jalan
perempatan Jalan Lingkar Luar – Mijen – Dan Jembatan
Boja
Pengembangan dan peningkatan jalan dari
Pertigaan Gunungpati – Jalan Lingkar
Luar
Pengembangan dan peningkatan jalan dari
Pertigaan Jalan Raya Gunungpati –
Sekaran – Jalan Lingkar Luar; dan
Rencana Persimpangan:
4 Peningkatan seluruh persimpangan Program pembangunan
sebidang jalan di wilayah Kota dan Pemeliharan Jalan
Pengembangan persimpangan sebidang Dan Jembatan
rencana jalan outer ring road dan midle
ring road

5 Persimpangan tidak sebidang: Program pembangunan


Peningkatan simpang susun Jalan Tol dan Pemeliharan Jalan
Semarang – Solo Dan Jembatan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-27


Pengembangan simpang susun Jalan Tol
Semarang – Demak
Pengembangan simpang susun Jalan Tol
Semarang – Batang
Peningkatan dan pengembangan simpang
susun dengan rel kerata api di Kecamatan
Tugu, Kecamatan Semarang Utara, dan
Kecamatan Pedurungan
6 Rencana Pengembangan Pelayanan Program pembangunan
Angkutan Jalan sarana dan prasarana
perhubungan

Sistem Transportasi Kereta api Program Pembangunan


7 Monorail Prasarana Dan Fasilitas
Pengembangan jaringan kereta api Perhubungan
monorail yang menghubungkan wilayah
sub pusat pelayanan BWK X – pusat Program pembangunan
pelayanan kota - sub pusat pelayanan sarana dan prasarana
BWK V - sub pusat pelayanan BWK IV. perhubungan

8 Rencana Sistem Penyediaan Air Minum Program Penyediaan dan


pengelolaan air minum

9 Rencana Sistem Prasarana Drainase: Program Peningkatan


Sistem drainase Mangkang; Sistem Sarana Dan Prasarana
drainase Semarang Barat; Sistem drainase Drainase
Semarang Tengah; Sistem drainase
Semarang Timur
10 Rencana sistem angkutan umum Program pembangunan
Peningkatan pelayanan BRT yang sudah sarana dan prasarana
ada perhubungan
Pengembangan jalur baru Program Peningkatan
Pelayanan Angkutan

B PERWUJUDAN POLA RUANG

1 Kawasan perdagangan dan jasa Program Perencanaan dan


Koordinasi Penataan
Ruang

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-28


2 Peningkatan kualitas pasar skala 1. Program Perencanaan
pelayanan kota dan atau BWK dan Koordinasi
Penataan Ruang
2. Program Peningkatan
Efisiensi Perdagangan
Dalam Negri

3 Peningkatan kawasan perkantoran 1. Program Perencanaan


pemerintah skala kelurahan dan dan Koordinasi
kecamatan di seluruh Daerah Penataan Ruang
2. Program pembangunan
sarana dan prasarana
dasar perkotaan

4 Pengembangan dan peningkatan wisata 1. Program Perencanaan


bahari/pantai dan Koordinasi
Penataan Ruang
2. Program Pengelolaan
Keragaman Budaya

5 Peningkatan kualitas kawasan Program Pembangunan


transportasi Prasarana Dan Fasilitas
Perhubungan

Program pembangunan
sarana dan prasarana
perhubungan

6 Pengembangan dan peningkatan fasilitas Program Pembangunan


pelayanan umum Prasarana Dan Fasilitas
Perhubungan

Program pembangunan
sarana dan prasarana
perhubungan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-29


Dari tabel diatas dapat dijelaskan bagaimana keselarasan antara
Indikasi Program di RTRW pada tahap PJM II tahun 2016-2020 telah ada di
program RPJMD Kota Semarang.

4.2.6 Hasil Telaah RPJMD Wilayah Sekitar


Kota Semarang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kendal,
Kabupaten Demak, dan Kabupaten Semarang. Dalam perumusan
perencanaan pembangunan daerah, ketiga kabupaten tersebut memiliki
keterhubungan sehingga di dalam satu region dapat saling mendukung
untuk pencapaian tujuan pembangunan daerah. Dokumen RPJMD ketiga
kabupaten tersebut mempunyai visi dan misi yang sama-sama kuat dan
mempunyai tujuan yang sama untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dalam rangka pencapaian visi tersebut, mereka mempunyai
misi yang sebagian lingkup besarnya adalah pembangunan sumber daya
manusia, pembangunan sarana dan prasarana, pembangunan infrastruktur
secara keseluruhan, maupun peningkatan kelembagaan pemerintahan.
Dalam perencanaan pembangunan, masing-masing daerah memiliki
agenda pembangunan meskipun tidak semua wilayah mencantumkan
agenda tersebut. Agenda ini penting karena sebagai acuan dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan agar pembangunan daerah
dapat berjalan dengan maksimal. Agenda pembangunan yang terkait antara
ketiga kabupaten dan Kota Semarang adalah agenda nasional mengenai
Pusat Pengembangan Nasional (PKN) Kedungsepur (meliputi 6
kabupaten/kota yaitu Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal, Kota
Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Grobogan
dengan pusat pertumbuhan Kota Semarang). Kawasan strategis
Kedungsepur diprioritaskan bagi pengembangan industri pengolahan,
perdagangan, perbankan dan jasa-jasa lainnya. Di kawasan ini terdapat
beberapa proyek vital dan strategis nasional, yaitu : Pelabuhan Internasional
Tanjung Emas, Bandara Internasional A. Yani, jalur ganda kereta api,
Kawasan Industri di Semarang, Kendal dan Demak, PLTU Tambaklorok dan
sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana perekonomian, aksesibilitas,
jalur kereta api, bandara dan pelabuhan laut mempercepat transportasi
orang dan barang dalam pengembangan sistem logistik nasional (Silognas).
Fungsi wilayah Kedungsepur ke depan diarahkan sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan
Lokal (PKL). Sebagai PKN, arah pengembangan wilayah adalah pada: (1)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-30


perwujudan kawasan metropolitan Semarang sebagai ibukota provinsi yang
menjadi pusat pertumbuhan ekonomi utama Jawa Tengah; (2)
pengembangan kawasan strategis ekonomi dalam konteks kawasan ekonomi
khusus; (3) perwujudan dari sisi hubungan intraregional sebagai pusat
distribusi bagi produk dari daerah pedalaman karena berada sekitar jalur
Pantura; (4) dan perwujudan secara interregional sebagai wilayah
transit/pengumpul perdagangan dan jasa dari wilayah barat dan timur Jawa
serta pulau-pulau lainnya terutama Kalimantan
Pada dokumen RPJMD ketiga kabupaten tersebut mempunyai
tujuan/sasaran yang melingkupi cakupan permasalahan daerah masing-
masing dengan poin penting berupa tujuan dan sasaran yang mengacu pada
misi RPJMD masing-masing daerah. Berikut ini adalah telaah masing-masing
dokumen yang mempunyai agenda yang berhubungan dengan kota
Semarang:
a. Telaah RPJMD Kabupaten Kendal
Kabupaten Kendal letaknya berbatasan sebelah barat dengan Kota
Semarang yang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah. Agenda
pembangunan antara Kabupaten Kendal dan Kota Semarang antara lain
pembangunan jalan Tol Semarang – Batang di masa lima tahun
mendatang. Pengembangan Kawasan Industri Kendal sebagai salah satu
prioritas nasional, membutuhkan keterkaitan dan koordinasi dengan
rencana pembangunan di Kota Semarang, terutama dari sisi aksesbilitas.
b. Telaah RPJMD Kabupaten Demak
Kabupaten Demak berbatasan sebelah timur dari kota Semarang. Dalam
agenda pembangunan, kota Semarang dan Kabupaten Demak
bekerjasama dalam pengembangan kawasan strategis perbatasan antara
Sayung-Genuk dan Mranggen-Pedurungan. Selain itu, Kabupaten Demak
juga masuk dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa
Tengah. Pembangunan kepariwisataan Kabupaten Demak termasuk
dalam pengembangan Kawasan Pariwisata Semarang – Karimunjawa,
terutama terkait dengan obyek wisata religi, wisata budaya fasilitas
penginapan, restoran dan banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung
dan besarnya kontribusi sektor pariwisata dalam PDRB yang menunjang
perekonomian daerah. Sinergitas Prioritas nasional pembangunan jalan
tol Semarang-Demak

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-31


c. Telaah RPJMD Kabupaten Semarang
Secara administratif letak geografis Kabupaten Semarang berbatasan
sebelah selatan dengan Kota Semarang. Kabupaten Semarang yang
beribukota Kota Ungaran berperan besar sebagai hinterland (daerah
penyangga) bagi kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah,
baik sebagai tempat permukiman, pertanian maupun aktivitas industri,
antara lain karena letak Kabupaten Semarang yang tidak jauh dari
pelabuhan laut (±25km) dan pelabuhan udara (±23km). Kawasan
perkotaan Ungaran juga berperan sebagai bagian dari Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) metropolitan Semarang atau kawasan strategis
Kedungsepur. Kabupaten Semarang dipandang menarik dari sisi
investasi karena lokasinya tidak terlalu jauh dari Semarang sebagai
ibukota Jawa Tengah dan dari harga lahan dan biaya tenaga kerja relatif
masih terjangkau. Kabupaten Semarang sebagai kawasan penyangga
Kota Semarang juga berpotensi untuk pengembangan kawasan
permukiman. Sinergitas dengan rencana pembangunan Kota Semarang
didorong terutama dalam rangka membangun jejaring pengembangan
kepariwisataan.
Tabel 4.6.
Perbandingan Substansi Utama RPJMD
Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Semarang
RPJMD Kab.
RPJMD Kab. Demak RPJMD Kab. Kendal
Uraian Semarang Tahun
Tahun 2016-2021 Tahun 2016-2021
2016-2021
Terwujudnya Kemajuan
dan Kesejahteraan
Masyarakat Kabupaten
Terwujudnya
Kendal yang Merata
Masyarakat Demak
Berkeadilan Didukung
Yang Agamis lebih Peneguhan
oleh Kinerja Aparatur
Sejahtera, Mandiri, Kabupaten Semarang
Visi Pemerintah yang
Maju, Kompetitif, yang Maju, Mandiri,
Amanah dan
Kondusif, Tertib, dan Sejahtera
Profesional serta
Berkepribadian dan
Berakhlak Mulia
Demokratis
Berlandaskan Iman dan
Taqwa kepada Allah
SWT
Meningkatkan
Mewujudkan tatakelola kualitas SDM yang
Menjadikan nilai-nilai
pemerintahan yang beriman dan bertaqwa
agama melekat pada
demokratis, transparan, kepada Tuhan YME,
setiap kebijakan
akuntabel, efektif - berbudaya serta
pemerintah dan
efisien, bersih, bebas menguasai ilmu
Misi perilaku masyarakat.
KKN pengetahuan dan
teknologi.
Mewujudkan tata Menciptakan sumber Mengembangkan
kelola pemerintahan daya manusia yang produk unggulan
yang lebih bersih, cerdas, unggul, serta berbasis potensi lokal
efektif, efisien, dan berakhlak mulia (INTANPARI) yang

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-32


RPJMD Kab.
RPJMD Kab. Demak RPJMD Kab. Kendal
Uraian Semarang Tahun
Tahun 2016-2021 Tahun 2016-2021
2016-2021
akuntabel sinergi dan berdaya
saing serta
berwawasan
lingkungan untuk
menciptakan lapangan
kerja dan peningkatan
pendapatan.
Meningkatkan derajat
Menciptakan
kesehatan masyarakat,
pemerintahan yang
pengendalian penduduk,
katalistik dan dinamis
pemberdayaan
Meningkatkan dengan
perempuan dan
kedaulatan pangan mengedepankan
perlindungan anak,
dan ekonomi prinsip good
penanganan bencana,
kerakyatan berbasis governance didukung
Penyandang Masalah
potensi lokal serta kelembagaan yang
Kesejahteraan Sosial
mengurangi tingkat efektif dan kinerja
(PMKS) dan Potensi
pengangguran aparatur yang
Sumber Kesejahteraan
kompeten, serta
Sosial (PSKS), serta
pemanfaatan teknologi
penanggulangan
informasi.
kemiskinan
Mengakselerasi Menyediakan
pembangunan Meningkatkan partisipasi infrastruktur daerah
infrastruktur strategis, dan keberdayaan yang merata guna
kewilayahan dan pemuda dalam mendukung
meningkatkan pembangunan daerah peningkatan kualitas
keterpaduan berlandaskan pelayanan dasar dan
perkembangan kota nasionalisme percepatan
dan desa pembangunan.
Mendorong
Meningkatkan terciptanya partisipasi
kualitas Pendidikan dan kemandirian
Mengembangkan potensi
dan kesehatan sesuai masyarakat,
ekonomi kerakyatan
standar serta kesetaraan dan
berbasis sumber daya
perlindungan sosial keadilan gender serta
lokal
dan penanggulangan perlindungan anak
kemiskinan disemua bidang
pembangunan.
Mendorong
Memperkuat ketahanan
Menciptakan terciptanya
pangan,
keamanan ketertiban pengelolaan sumber
mengembangkan potensi
dan lingkungan daya alam dan
pertanian, perikanan,
masyarakat yang lingkungan hidup
dan sumberdaya alam
kondusif dengan tetap menjaga
lainnya
kelestariannya.
Mengembangkan
kapasitas pemuda,
olahraga, seni-budaya,
Mengembangkan potensi
meningkatkan
wisata dan melestarikan
keberdayaan
seni budaya lokal serta
perempuan,
meningkatkan toleransi
perlindungan anak
antar umat beragama
dan mengendalikan
pertumbuhan
penduduk
Mewujudkan kualitas Meningkatkan kualitas
pelayanan Investasi serta kuantitas
dan meningkatkan infrastruktur dasar dan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-33


RPJMD Kab.
RPJMD Kab. Demak RPJMD Kab. Kendal
Uraian Semarang Tahun
Tahun 2016-2021 Tahun 2016-2021
2016-2021
kualitas pelayanan penunjang baik di
publik perdesaan maupun
perkotaan dengan
memperhatikan
kelestarian lingkungan
hidup
Mewujudkan
Meningkatkan iklim
kelestarian
investasi yang kondusif,
lingkungan hidup
dan menciptakan
dalam pengelolaan
lapangan kerja
sumberdaya alam
Meningkatkan
Meningkatkan derajat
kerukunan Mewujudkan reformasi
kesehatan
antar/intra umat birokrasi
masyarakat.
beragama
Meningkatkan Mewujudkan
ketersediaan, kualitas, masyarakat cerdas,
kesetaraan, kreatif, berbudaya,
Mewujudkan
keterjangkauan dan berkarakter dan
reformasi birokrasi
kepastian dalam menguasai ilmu
memperoleh pelayanan pengetahuan dan
pendidikan teknologi.
Meningkatkan
produktivitas dan Meningkatkan usaha
Meningkatkan akses dan
produksi pertanian, ekonomi daerah
kualitas pelayanan
perkebunan, peternakan dengan
dan perikanan kelautan kesehatan dan keluarga
memanfaatkan
menuju kedaulatan berencana
sumber daya lokal.
pangan
Mewujudkan
Meningkatkan kinerja pelaksanaan
perindustrian dan pemerintahan,
Meningkatkan jaminan
perdagangan serta pelayanan masyarakat
Tujuan dan perlindungan sosial
kapasitas koperasi dan pembangunan
Pembangu dan UMKM yang efektif, efisien,
nan dan akuntabel.
Meningkatkan Menciptakan iklim
Meningkatkan keberdayaan masyarat, yang kondusif bagi
kompetensi dan daya kesetaraan dan keadilan pelaksanaan
saing tenaga kerja gender serta perlidungan pembangunan dan
anak investasi.
Mewujudkan
infrastruktur
Meningkatkan daya pembangunan yang
Mengembangkan potensi
saing pariwisata dan berkualitas dan
pemuda dalam olah raga
pelestarian merata di seluruh
dan pembangunan
kebudayaan wilayah dengan
menekankan pada
pembangunan desa.
Mewujudkan peran
serta dan kemandirian
Meningkatkan masyarakat dalam
Meningkatkan kualitas
infrastruktur dasar pembangunan tanpa
dan daya saing produk
perdesaan dan membedakan gender
asli daerah
perkotaan dengan
memperhatikan hak-
hak anak.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-34


RPJMD Kab.
RPJMD Kab. Demak RPJMD Kab. Kendal
Uraian Semarang Tahun
Tahun 2016-2021 Tahun 2016-2021
2016-2021
Meningkatkan
kualitas jaringan Meningkatnya
Memanfaatkan
irigasi dan pengairan poduktifitas pertanian
sumber daya alam
dalam rangka dan perikanan dalam
secara optimal dan
mendukung memperkuat ketahanan
berkelanjutan.
peningkatan produksi pangan
pertanian
Meningkatkan
kualitas lingkungan
permukiman yang
layak dan mendorong
masyarakat untuk Mengoptimalkan
mampu memenuhi pengelolaan potensi
kebutuhan pariwisata dan kekayaan
permukiman yang serta
sehat, teratur dan keragaman budaya lokal
berkelanjutan di
perkotaan dan
perdesaan

Meningkatkan
kualitas penataan Memperkuat toleransi
ruang dan ruang antar umat beragama
terbuka hijau
Memenuhi kebutuhan
Meningkatkan sarana dan prasarana
pelayanan jalan, jembatan dalam
transportasi dan rangka memperlancar
perhubungan arus lalu lintas barang
dan manusia
Meningkatkan
ketersediaan, kualitas, Meningkatkan kualitas
kesetaraan, jaringan irigasi dan
keterjangkauan dan pengairan dalam rangka
kepastian dalam mendukung peningkatan
memperoleh produksi pertanian
pelayanan pendidikan
Meningkatkan kualitas
lingkungan permukiman
yang layak dan
mendorong masyarakat
Meningkatkan minat untuk mampu
baca masyarakat memenuhi kebutuhan
permukiman yang sehat,
teratur dan
berkelanjutan di
perkotaan dan perdesaan
Mencegah penurunan
kualitas lingkungan
Meningkatkan kulitas hidup, udara, tanah dan
derajat kesehatan badan air yang
masyarakat diakibatkan oleh
aktivitas pembangunan
dan kegiatan industri
Meningkatkan Meningkatkan pelayanan
jaminan dan ivestasi yang kondusif,
perlindungan sosial responsif dan tanggap
dan penurunan angka dalam sistem pelayanan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-35


RPJMD Kab.
RPJMD Kab. Demak RPJMD Kab. Kendal
Uraian Semarang Tahun
Tahun 2016-2021 Tahun 2016-2021
2016-2021
kemiskinan yang terpadu

Meningkatkan
keamanan,
Meningkatkan
ketenteraman dan
kompetensi dan daya
ketertiban umum
saing tenaga kerja
serta perlindungan
masyarakat
Mengembangkan
Meningkatkan rasa
potensi pemuda dalam
aman dan tentram dalam
olahraga dan
masyarakat
pembangunan
Mengembangkan
Potensi Kesenian
Lokal
Mengendalikan
pertumbuhan
penduduk

Meningkatkan
keberdayaan
masyarakat,
perlindungan
perempuan dan anak
Meningkatkan nilai
dan jumlah investasi
Kabupaten Demak
Mencegah penurunan
kualitas lingkungan
hidup, udara, tanah
dan badan air yang
diakibatkan oleh
aktivitas
pembangunan dan
kegiatan industri

4.2.7 Isu-Isu Strategis Kota Semarang


Berdasarkan hasil telaahan terhadap isu internasional, isu dan
kebijakan nasional, isu dan kebijakan Provinsi Jawa Tengah, perbandingan
dengan Kabupaten sekitar, serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kota
Semarang, maka isu dan kebijakan serta permasalahan pembangunan yang
ada selama beberapa periode pembangunan perlu dikaji kembali untuk
penetapan isu strategis Kota Semarang pada pelaksanaan pembangunan
periode 2016-2021 sebagai berikut:

A. Peningkatan Kualitas Pendidikan


Pembangunan sektor pendidikan mempunyai peran penting dalam
peningkatan pelayanan dasar SDM. Untuk mewujudkan hal ini, dilakukan
melalui peningkatan aksesIbilitas, kelembagaan, sumber daya manusia dan
tata laksana yang meliputi penyediaan prasarana dan sarana sesuai standar,

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-36


peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, pengelolaan sistem
pendidikan yang berkualitas, termasuk pendidikan karakter, pengembangan
nasionalisme substansi, dan pendidikan inklusi.
Isu Strategis peningkatan kualitas pendidikan akan dijawab melalui
Misi I RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 yaitu Mewujudkan
Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas. Tujuan yang ingin
dicapai adalah Meningkatnya Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan
Berbudaya, dengan sasaran Meningkatnya Aksesibilitas Pendidikan dan
Derajat Kesehatan Masyarakat.

B. Peningkatan Kualitas Kesehatan


Peningkatan kualitas pembangunan kesehatan merupakan pelayanan
dasar salah satu pilar utama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan kesehatan dilakukan melalui peningkatan
kualitas kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata kelola meliputi antara
lain melalui peningkatan kualitas prasarana dan sarana kesehatan, kualitas
tenaga medis dan paramedis, perbaikan sistem pelayanan dengan
memperhatikan keterjangkauan dan ketersediaan pelayanan untuk seluruh
masyarakat Kota Semarang termasuk masyarakat miskin. Pembangunan
kesehatan juga diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama dan peningkatan perilaku masyarakat untuk hidup bersih
dan sehat.
Peningkatan kualitas kesehatan akan dilaksanakan melalui Misi I
RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 yaitu Mewujudkan Kehidupan
Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas. Tujuan yang ingin dicapai
adalah Meningkatnya Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan
Berbudaya, dengan sasaran Meningkatnya Aksesibilitas Pendidikan dan
Derajat Kesehatan Masyarakat.

C. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat


Pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat mencakup
kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta
meningkatnya kearifan budaya lokal. Peningkatan pembangunan
kesejahteraan sosial masyarakat dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan
dasar hidup, rasa aman dan tentram serta adil dalam segala bidang;
penguatan karakter berbasis kearifan lokal, penguatan nilai-nilai kebangsaan
dan budi pekerti; pelestarian dan pengembangan seni budaya.
Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat akan dilaksanakan
melalui Misi I RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 yaitu Mewujudkan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-37


Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas. Tujuan yang ingin
dicapai adalah Meningkatnya Daya Saing Masyarakat, dengan sasaran
Meningkatnya Perlindungan Sosial Masyarakat.

D. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran


Kemiskinan adalah kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan sehari-hari
secara layak. Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan krusial di
Kota Semarang mengingat terdapat 4,85% penduduk Kota Semarang yang
terkategorikan miskin pada tahun 2016 menurut BPS. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kurangnya kesempatan kerja, beban ekonomi keluarga,
keterbatasan akses permodalan, tingkat pendidikan yang rendah.
Pengangguran merupakan salah satu permasalahan krusial di kawasan
perkotaan termasuk Kota Semarang.
Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran akan dilaksanakan
melalui Misi I RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 yaitu Mewujudkan
Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas. Tujuan yang ingin
dicapai adalah Meningkatnya Daya Saing Masyarakat, dengan sasaran
Menurunnya Angka Kemiskinan dan Meningkatnya Kualitas Daya Saing
Tenaga Kerja. Pembangunan penanganan kemiskinan melalui gerakan
bersama penanggulangan kemiskinan daerah secara komprehensif dan
terpadu. Sedangkan penanganan pengangguran dilakukan melalui perluasan
kesempatan kerja, peningkatan kemampuan dan keterampilan pencari kerja
agar memiliki daya saing serta perluasan jaringan kerja.

E. Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Lokal


Pelestarian nilai-nilai budaya lokal di Kota Semarang merupakan salah
satu isu yang perlu diperhatikan, mengingat kondisi sosial budaya saat ini
sudah banyak terpengaruh arus globalisasi. Hal yang dilakukan Pemerintah
Kota Semarang dalam melestarikan seni dan budaya yang berbasis kearifan
lokal yaitu dengan pengembangan nilai budaya serta melestarikan kekayaan
cagar budaya yang ada di Kota Semarang. Hal ini akan dijawab pada Misi I
RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 yaitu Mewujudkan Kehidupan
Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas. Tujuan yang ingin dicapai
adalah Meningkatnya Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan
Berbudaya, dengan sasaran Meningkatnya Kearifan Budaya Lokal.

F. Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi


Prioritas utama Kota Semarang dalam peningkatan kualitas tata kelola
pemerintahan meliputi kapabilitas, integritas, akuntabilitas, ketaatan pada

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-38


hukum, kredibilitas dan transparansi. Langkah utama untuk mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang berkualitas di Kota Semarang dilakukan
melalui penciptaan struktur pemerintah yang efisien, peningkatan kapasitas
aparatur dan peningkatan kualitas perencanaan pembangunan yang lebih
baik melalui peningkatan ketersediaan dan kualitas data.
Fokus Reformasi Birokrasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Semarang terkait dengan meningkatkan sistem pengawasan internal dan
pengendalian kebijakan Kepala Daerah melalui evaluasi tingkat maturitas
SPIP maupun tingkat leveling kapabilitas APIP, meningkatkan integritas dan
kapabilitas Aparatur Sipil Negara (ASN). Peningkatan pengendalian dan
pengelolaan keuangan dan aset daerah juga menjadi fokus lain dari
pembenahan reformasi dan birokrasi di Kota Semarang. Peningkatan
reformasi birokrasi termasuk didalamnya adalah peningkatan pelayanan
publik melalui penguatan sistem dan akses pelayanan berbasis teknologi
informasi yang terpadu (smart city); pelayanan yang cepat, mudah, murah,
terjangkau, inklusif dan berkualitas.
Isu Strategis Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi akan
dijawab melalui Misi II RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 yaitu
Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan
Pelayanan Publik. Tujuan yang ingin dicapai adalah Terwujudnya Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik dan Melayani, dengan sasaran Terwujudnya
Birokrasi yang Bersih dan Melayani.

G. Peningkatan Tata Ruang Dan Kualitas Lingkungan Hidup


Pembangunan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup untuk
mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi
dampak negatif terhadap lingkungan, mewujudkan ruang kota yang
berkualitas. Pembangunan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup
mencakup ketersediaan produk hukum pengaturan tata ruang (RTRW,
RDTRK, zonasi) yang dapat dijadikan acuan dalam membangun ruang kota,
peningkatan kualitas kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata laksana
dengan mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan ruang dan
daya dukung lingkungan.
Isu Strategis Peningkatan Tata Ruang dan Kualitas Lingkungan Hidup
akan dijawab melalui Misi III RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 yaitu
Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan.
Tujuan yang ingin dicapai adalah Terwujudnya Pembangunan Kota yang
Tangguh, Produktif dan Berkelanjutan, dengan sasaran Terwujudnya Tata

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-39


Ruang yang Berdaya Guna serta Terwujudnya Lingkungan Hidup yang
Berkualitas.

H. Penanganan Banjir dan Rob


Banjir dan rob merupakan ancaman bencana yang masih dihadapi oleh
Kota Semarang dan diprioritaskan penanganannya. Letak kota Semarang
yang berada dipinggir pantai Utara Jawa Tengah dan sebagian wilayah
mengalami penurunan muka tanah menjadikan Kota Semarang sebagai
langganan rob dan banjir. Kawasan yang masih mengalami banjir dan rob
pada tahun 2016 masih seluas 5,02% dari total luas Kota Semarang.
Pelaksanaan penanganan banjir dilakukan melalui pengembangan tata
laksana, dan kerjasama penanganan banjir dan rob dengan berbagai pihak
termasuk masyarakat, Pemerintah Provinsi dan Pusat serta kerjasama
Internasional. Penanganan rob dan banjir meliputi rehabilitasi sistem
drainase sungai dan saluran, serta pembangunan embung/polder.
Penanganan Banjir dan Rob akan dilaksanakan melalui Misi III
RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 yaitu Mewujudkan Kota
Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan. Tujuan yang ingin
dicapai adalah Terwujudnya Pembangunan Kota yang Tangguh, Produktif,
dan Berkelanjutan, dengan sasaran Meningkatnya Kinerja Pelayanan
Infrastruktur Kota.

I. Peningkatan Infrastruktur yang Tangguh dan Berkelanjutan


Pembangunan infrastruktur yang tangguh dan berkelanjutan
mengandung pengertian dimana pembangunan infrastruktur tidak hanya
untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang
serta mampu merespon perubahan situasi yang terjadi. Pembangunan
infrastruktur menyangkut kinerja pelayanan infrastruktur kota yang baik
dengan tetap memerhatikan kualitas lingkungan hidup, sarana dan
prasarana dasar permukiman yang berkualitas serta meningkatnya
ketangguhan bencana.
Peningkatan infrastruktur yang tangguh dan berkelanjutan akan
dilaksanakan melalui Misi III RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 yaitu
Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan.
Tujuan yang ingin dicapai adalah Terwujudnya Pembangunan Kota yang
Tangguh, Produktif dan Berkelanjutan, dengan sasaran terwujudnya tata
ruang yang berdaya guna, meningkatnya kinerja pelayanan infrastruktur
kota, terwujudnya lingkungan hidup yang berkualitas, terwujudnya sarana

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-40


dan prasarana dasar permukiman yang berkualitas serta meningkatnya
ketangguhan bencana.

J. Peningkatan Ekonomi dan Daya Saing Daerah


Struktur perekonomian daerah Kota Semarang yang didominasi oleh
sektor konstruksi dan industri pengolahan, pada satu sisi memberikan
dampak positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi daerah. Di sisi lain
perekonomian yang didominasi oleh sektor konstruksi dan industri
pengolahan strukturnya relatif lemah dan sangat rawan terhadap adanya
gejolak perekonomian. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan ekonomi
kerakyatan yang berbasis sumber daya dan potensi lokal berupa usaha
mikro dan koperasi harus lebih ditingkatkan produktifitasnya agar dapat
berperan lebih signifikan dalam perekonomian daerah.
Isu Strategis Peningkatan Ekonomi dan Daya Saing Daerah akan
dijawab melalui Misi IV RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 yaitu
Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan
Membangun Iklim Usaha yang Kondusif. Tujuan yang ingin dicapai adalah
Meningkatnya Daya Saing Perekonomian Daerah, dengan sasaran
Meningkatnya Nilai Perdagangan dan Jasa Unggulan serta Meningkatnya
Produktivitas Ekonomi Lokal.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IV-41


BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan


tahapan-tahapan pembangunan yang melibatkan berbagai unsur
pemangku kepentingan guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya
yang ada. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota
Semarang Tahun 2005-2025, RPJMD 2016-2021 merupakan tahapan
ketiga pembangunan jangka panjang daerah Kota Semarang.

Sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD Tahun 2005-2025


disebutkan bahwa tahapan dan skala prioritas pembangunan daerah yang
ditetapkan merupakan cerminan dari urgensi permasalahan yang akan
diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Prioritas yang
dirumuskan dalam setiap tahapan dapat berbeda-beda, akan tetapi semua
itu harus tetap berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya
dalam rangka pencapaian sasaran pokok pembangunan jangka panjang
daerah.

Visi RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025 yang telah ditetapkan


adalah “Semarang Kota Metropolitan yang Religius, Tertib dan
Berbudaya”.

Kota Metropolitan, mengandung arti bahwa Kota Semarang


mempunyai sarana prasarana yang dapat melayani seluruh aktivitas
masyarakat kota dan hinterland-nya dengan aktivitas ekonomi utama
berupa perdagangan, jasa, dan industri serta didukung sektor ekonomi
lainnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Metropolitan juga
mengandung makna dapat menjamin kehidupan masyarakatnya yang
aman, tentram, lancar, asri, sehat dan berkelanjutan.

Religius, mengandung arti bahwa masyarakat Kota Semarang


meyakini kebenaran ajaran dan nilai-nilai agama/kepercayaan serta
mengamalkannya dalam wujud keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta tindakan nyata dalam keseharian, dengan
menjunjung tinggi toleransi dan kepedulian dalam menjalankan
kehidupannya.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-1


Tertib, mempunyai arti bahwa setiap masyarakat secara sadar
menggunakan hak dan menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya
sehingga terwujud kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang
teratur dan pasti, senantiasa berpedoman pada sistem ketentuan
perundang-undangan yang esensial untuk terciptanya sikap disiplin,
teratur, menghargai waktu sebagai ciri perilaku hidup masyarakat yang
maju.

Berbudaya, mempunyai arti bahwa setiap perilaku kehidupan


masyarakat yang dilandasi oleh etos kerja, tata cara, adat istiadat, tradisi,
kearifan lokal, norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat serta
diyakini sebagai nilai-nilai budi pekerti yang luhur yang diwujudkan dalam
perilaku interaksi sosial sebagai identitas penyelenggaraan pemerintahan
dan pelaksanaan pembangunan.

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa selama tahun 2005


hingga 2025 Kota Semarang diharapkan menjadi kota yang dihuni oleh
masyarakat yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai agama, etos
kerja, tata cara, adat istiadat, tradisi, norma kearifan lokal yang hidup dan
berkembangan yang diyakini sebagai nilai-nilai yang luhur yang
diwujudkan dalam perilaku interaksi sosial serta sadar menggunakan hak
dan kewajibannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
sehingga terwujud kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang
teratur, sejahtera dan didukung oleh aktivitas ekonomi utama yang berupa
perdagangan, jasa, dan industri serta ditunjang oleh standar pelayanan
kota berskala metropolitan yang mampu melayani seluruh aktivitas
masyarakat kota dan daerah hinterland-nya dengan aman, tentram,
nyaman, lancar, asri, sehat dan berkelanjutan.

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


menyebutkan bahwa RPJMD disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan
RPJMN untuk menjamin konsistensi arahan pelaksanaan pembangunan.
Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010, Visi dalam RPJMD adalah Visi Kepala Daerah Dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih yang disampaikan pada waktu Pemilihan Kepala Daerah.
Visi dan misi pembangunan Kota Semarang tahun 2016-2021 juga
merupakan penjabaran dari visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden yang
terangkum dalam kerangka ideologi Tri Sakti dan Agenda Nasional Nawa

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-2


Cita. Visi dan misi pembangunan Kota Semarang tahun 2016-2021 juga
diselaraskan dalam rangka perwujudan visi dan misi Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Jawa Tengah serta visi dan misi Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2025. Visi dan misi ini
akan menjadi arahan pembangunan Kota Semarang selama lima tahun
yang akan datang dan terjabarkan ke dalam tujuan dan sasaran
pembangunan yang lebih khusus dan terfokus.

5.1 VISI
RPJMD Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran dari tahapan
pembangunan periode ketiga RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025.
Tema pembangunan RPJPD periode ketiga menjadi salah satu rujukan
kepala daerah dalam menyusun Visi dan Misi Kota Semarang untuk tahun
2016-2021. Visi pembangunan Kota Semarang Tahun 2016-2021
berdasarkan visi Walikota dan Wakil Walikota Semarang terpilih adalah
sebagai berikut :

“Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju


Masyarakat Semakin Sejahtera”
Visi tersebut mengandung maksud bahwa Semarang sebagai kota
metropolitan berwawasan lingkungan akan menjadi kota yang handal dan
maju dalam perdagangan dan jasa, dengan dukungan infrastuktur yang
memadai serta tetap menjadi daerah yang kondusif untuk meningkatkan
kesejahteraan warganya dengan dukungan pengembangan politik,
keamanan, sosial, ekonomi, dan budaya.

Kota Perdagangan Dan Jasa, mengandung arti bahwa Kota


Semarang akan menjadi Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat, yang
didukung oleh kondisi perkotaan yang kondusif dan modern dengan tetap
memerhatikan lingkungan berkelanjutan demi kemajuan Kota Semarang.
Semarang yang Hebat dalam perdagangan dan jasa dapat terlihat antara
lain melalui laju pertumbuhan ekonomi yang tiap tahun terus meningkat,
kontribusi kategori-kategori yang terkait dengan perdagangan dan jasa
terhadap PDRB dan kontribusi kategori Industri Pengolahan terhadap
PDRB yang semakin meningkat, nilai investasi yang semakin besar, serta
persentase kawasan banjir dan rob yang semakin menurun. Hal-hal
tersebut didukung oleh adanya tata kelola birokrasi yang baik yang dilihat
melalui peningkatan nilai Indeks Reformasi Birokrasi.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-3


Sejahtera, mengandung arti bahwa dalam lima tahun ke depan
masyarakat Kota Semarang akan semakin meningkat kesejahteraannya
dengan pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan, pelayanan dasar
maupun sarana dan prasarana penunjang. Peningkatan kesejahteraan Kota
Semarang yang Hebat ditunjukkan melalui peningkatan nilai Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) serta
penurunan angka kemiskinan, dan tingkat pengangguran terbuka.

Penjabaran visi tersebut dalam waktu lima tahun ke depan adalah


untuk membuat masyarakat semakin sejahtera. Oleh karena itu upaya
untuk meningkatkan pelayanan publik, pengembangan kehidupan
berdemokrasi, pemerataan dan keadilan harus benar-benar dilaksanakan
secara konsisten di daerah. Untuk itu dalam rangka mewujudkan Visi
diperlukan semangat baru dalam pelaksanaan pembangunan yang
berlandaskan nilai dasar bangsa Indonesia dan masyarakat Kota Semarang
khususnya, yakni kegotongroyongan. Semangat baru tersebut tertuang
dalam slogan:

“Bergerak Bersama Membangun Semarang”

Makna slogan Bergerak Bersama Membangun Semarang diartikan


satu sikap yang terwujud dalam bentuk inisiatif dan penuh semangat
untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam rangka membangun
Kota Semarang. Sikap ini diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran dan
kecintaan aparatur dan masyarakat akan kotanya. Melalui pernyataan ini
akan timbul sikap kepeloporan, sinergi dan kolaborasi untuk menjaga
kotanya dan melakukan inovasi dan kreativitas dalam membangun kota
dengan tidak meninggalkan budaya dan karakter lokal.

Untuk memberikan arahan dalam pencapaian visi, maka visi


dijabarkan ke dalam fokus kerja yang disebut dengan HEBAT, yang
merupakan akronim dari Healthiness (kesehatan), Education
(pendidikan), Building (infrastruktur fisik), Attitude (perilaku) dan
Trading (perdagangan). Fokus kerja tersebut memberi arahan kepada
Perangkat Daerah untuk melaksanakan program dan kegiatan untuk
mendukung ketercapaian visi dan misi. Pencapaian visi dan misi
selanjutnya juga didasarkan pada pola berpikir dan bekerja dengan konsep
Think Globally Act Locally, dimana seluruh pelaku kepentingan
pembangunan di Kota Semarang diharapkan akan berpikir dan bertindak

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-4


secara kreatif dan berkelanjutan dengan tetap memerhatikan ciri khas,
nilai-nilai luhur dan potensi sumber daya lokal yang dimiliki oleh
masyarakat Kota Semarang namun dengan orientasi hasil yang berskala
global atau internasional. Pembangunan Kota Semarang diarahkan agar
hasilnya dapat dikenal dan menjadi rujukan dunia internasional.

Sebagai acuan untuk memberikan indikasi keberhasilan pencapaian visi


Kota Semarang untuk menjadi Semarang yang Hebat dan semakin
Sejahtera, secara umum dapat digambarkan dalam indikator pencapaian
visi pada gambar 5.1.

Semarang Kota Perdagangan


dan Jasa yang Hebat.

Menuju masyarakat
semakin sejahtera.

Gambar 5.1
Pencapaian Semarang Hebat

Dari gambar 5.1, pencapaian yang ingin diwujudkan Kota Semarang


adalah Semarang Hebat yang dijabarkan dalam target indikator selama lima
tahun seperti yang terlihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1
Indikator Semarang Hebat

No Indikator Kondisi awal (2015) Target 2021


Laju Pertumbuhan Ekonomi
1. 5,80 6,5
(persen)
Kontribusi kategori-kategori
yang terkait dengan
2. 30,63 31,41
perdagangan dan jasa-jasa
terhadap PDRB (persen)
Kontribusi kategori Industri
3. Pengolahan terhadap PDRB 26,31 27,54
(persen)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-5


No Indikator Kondisi awal (2015) Target 2021
Nilai investasi (dalam juta
4. 9.570.413 21.924.000
rupiah)
Persentase kawasan banjir
5. 5,34 3,40
dan rob (persen)
Indeks Pembangunan
6. 80,23 83,23
Manusia (nilai indeks)
Indeks Pembangunan Gender
7. 95,62 97,56
(nilai indeks)
8. Angka Kemiskinan (persen) 4,97 4,53
9. Tingkat Pengangguran
5,77 4,57
Terbuka (persen)
Indeks Reformasi Birokrasi
10. 56,10 72
(nilai indeks)

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang ditargetkan mencapai


6,5% di tahun 2021. LPE diharapkan tetap lebih tinggi daripada LPE
Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Sebagai kota perdagangan dan jasa,
kontribusi kategori-kategori pembentuk PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
yang terkait dengan perdagangan dan jasa ditargetkan meningkat menjadi
31,41%. Kategori-kategori tersebut adalah Perdagangan besar dan eceran,
reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor; Transportasi dan
Pergudangan; Penyediaan Akomodasi & Makan Minum; Jasa Keuangan;
Jasa Perusahaan; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial;
serta jasa lainnya. Sedangkan kontribusi kategori Industri Pengolahan
terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ditargetkan meningkat menjadi
27,54%. Perkembangan ekonomi Kota Semarang juga diharapkan akan
ditopang oleh peningkatan nilai investasi yang masuk ke Kota Semarang
yang pada tahun 2021 ditargetkan sebesar Rp. 21.924.000.000.000.

Banjir dan rob merupakan masalah yang dihadapi oleh Kota


Semarang. Kawasan yang masih mengalami banjir dan rob di tahun 2015
seluas 1.994,4 hektar di tahun 2015 atau 5,34% dari luas wilayah Kota
Semarang, diharapkan dapat berkurang menjadi 3,40% atau seluas
1.279,85 hektar di tahun 2021 melalui integrasi program-program
penyelesaian banjir dan rob yang berasal dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota Semarang.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks


pembangunan manusia yang dipergunakan untuk mengukur keberhasilan
upaya membangun kualitas hidup manusia. Nilai IPM Kota Semarang di
tahun 2021 diharapkan akan berada pada posisi 83,23. Indeks

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-6


Pembangunan Gender (IPG) adalah indeks pencapaian kemampuan dasar
pembangunan manusia yang sama seperti IPM, hanya saja data yang ada
dipilah antara laki-laki dan perempuan. IPG digunakan untuk mengetahui
kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Nilai
IPG Kota Semarang di 2021 ditargetkan akan dapat mencapai nilai 97,56.

Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan kemiskinan sebagai


ketidakmampuan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan dasar
yang meliputi kebutuhan makanan maupun non-makanan. Model tersebut
membandingkan tingkat konsumsi penduduk dengan Garis Kemiskinan.
Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di
bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Nilai
Garis Kemiskinan ini akan selalu dinamis mengikuti perkembangan inflasi
dan harga pemenuhan kebutuhan makanan dan non makanan. Pada tahun
2015, jumlah penduduk kemiskinan Kota Semarang berdasarkan kriteria
BPS adalah sebesar 84.330 jiwa atau sebesar 4,97%. Meskipun angka
kemiskinan di Kota Semarang adalah yang terendah dibandingkan
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, dalam lima tahun ke depan angka
kemiskinan (berdasarkan kriteria BPS) akan dapat menurun menjadi
4,53% di tahun 2021 dari kondisi awal di tahun 2015 sebesar 4,97%.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah


pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Pada tahun 2015 terdapat
51.229 orang yang tidak bekerja dari 888.066 orang angkatan kerja atau
sebesar 5,77%. Melalui peningkatan kesempatan kerja serta peningkatan
kualitas tenaga kerja maka pada tahun 2021 angka TPT diharapkan turun
menjadi sebesar 4,57% dari seluruh penduduk angkatan kerja yang ada.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi
Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah, Indeks Reformasi Birokrasi
merupakan ukuran yang digunakan oleh Kementerian PAN dan RB untuk
mengevaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi dengan menggunakan dua
komponen, yaitu komponen pengungkit (dengan bobot 60%) dan komponen
hasil (dengan bobot 40%). Komponen pengungkit terdiri dari delapan sub
komponen yaitu Manajemen Perubahan, Penataan Peraturan Perundang-
undangan, Penataan dan Penguatan Organisasi, Penataan Tatalaksana,
Penataan Sistem Manajemen SDM, Penguatan Akuntabilitas, Penguatan
Pengawasan, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Sedangkan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-7


komponen hasil terdiri dari tiga sub komponen yaitu Kapasitas
Akuntabilitas Kinerja Organisasi, Pemerintahan yang Bersih dan Bebas
KKN, dan Kualitas pelayanan Publik. Di tahun 2015, nilai Indeks Reformasi
Birokrasi Pemerintah Kota Semarang adalah sebesar 56,10 dengan predikat
CC. Melalui intervensi program-program yang menyasar ke delapan
komponen pengungkit dan tiga komponen hasil selama lima tahun ke
depan, maka diharapkan nilai Indeks Reformasi Birokrasi akan dapat
meningkat menjadi 72 dengan predikat B.

Kesepuluh indikator Semarang Hebat tersebut selanjutnya akan


dijabarkan pencapaiannya melalui misi, tujuan dan sasaran. Indikator-
indikator tersebut merupakan indikator yang diharapkan akan dapat
tercapai dalam lima tahun dan merupakan indikator yang menggambarkan
pencapaian visi Kota Semarang.

5.2 MISI
Untuk mewujudkan Visi ”SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN
JASA YANG HEBAT MENUJU MASYARAKAT SEMAKIN SEJAHTERA”
dirumuskan 4 (empat) misi pembangunan daerah sebagai berikut:

Mewujudkan kehidupan masyarakat yang


berbudaya dan berkualitas. 1
Mewujudkan Pemerintahan
2 yang semakin handal untuk meningkatkan
pelayanan publik.

Mewujudkan kota metropolitan yang dinamis


dan berwawasan lingkungan. 3
Memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis
4 keunggulan lokal dan membangun iklim usaha
yang kondusif.

Gambar 5.2
Misi Walikota dan Wakil Walikota Semarang

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-8


Misi 1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan
Berkualitas

Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kualitas sumberdaya


manusia yang memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang
tinggi serta menjunjung tinggi budaya asli Kota Semarang.

Misi 2. Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk


Meningkatkan Pelayanan Publik

Penyelenggaraan pemerintahan diprioritaskan pada pelaksanaan


otonomi daerah secara nyata, efektif, efisien dan akuntabel dengan
menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance) sehingga mampu memberikan pelayanan yang prima kepada
masyarakat yang disertai dengan penegakan supremasi hukum dan hak
asasi manusia.

Misi 3. Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan


Lingkungan

Pembangunan diprioritaskan pada optimalisasi pemanfaatan tata


ruang dan peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah yang
terencana, selaras, serasi, seimbang dan berkeadilan dengan tetap
memperhatikan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan.

Misi 4. Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal


dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif

Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kemampuan


perekonomian daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif yang berbasis pada potensi ekonomi
lokal, berorientasi pada ekonomi kerakyatan dan sektor ekonomi basis yang
mempunyai daya saing baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional
serta meningkatkan investasi pada sektor industri besar untuk menyerap
tenaga kerja (Penanaman Modal Asing) yang didukung oleh keberadaan
kawasan berikat, kawasan industri dan pergudangan serta dibangunnya
sentra-sentra industri kecil dan rumah tangga.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-9


5.3 TUJUAN DAN SASARAN
Untuk mencapai keempat misi pembangunan Kota Semarang dalam
jangka menengah, maka dirumuskan tujuan dan sasaran pada masing-
masing misi tersebut. Tujuan dan sasaran merupakan penjabaran
operasional untuk mewujudkan pencapaian visi dan misi.

Perumusan tujuan adalah tahap perumusan strategis yang


menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan
jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar
penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan.
Perumusan tujuan merupakan salah satu tahap perencanaan kebijakan
(policy planning) yang memiliki titik kritis (critical point) dalam penyusunan
RPJMD. Bilamana visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota tidak
dijabarkan secara teknokratis dan partisipatif ke dalam tujuan, maka
program Walikota dan Wakil Walikota terpilih akan mengalami kesulitan
dalam operasionalisasinya ke dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan.

Tujuan merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan


daerah yang diperoleh dari pencapaian berbagai program prioritas
terkait.Selaras dengan penggunaan paradigma penganggaran berbasis
kinerja maka perencanaan pembangunan daerah pun menggunakan
prinsip yang sama. Pengembangan rencana pembangunan daerah lebih
ditekankan pada target kinerja, baik pada dampak, hasil, maupun keluaran
dari suatu kegiatan, program, dan sasaran. Perumusan tujuan dari visi dan
misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih juga menjadi landasan
perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran Renstra Perangkat Daerah untuk
periode 5 (lima) tahun. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-
hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan
menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah.
Rumusan tujuan merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan
strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut.
Tujuan dari RPJMD Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut

1. Meningkatnya Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas Dan


Berbudaya
Meningkatnya sumber daya manusia yang berkualitas dan berbudaya
merupakan tujuan dari misi pertama, yaitu Mewujudkan Kehidupan
Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas. Hal yang ingin dicapai
dari kehidupan bermasyarakat dan berbudaya di Semarang adalah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-10


kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan aksesbilitas
pendidikan dan derajat kesehatan serta masyarakat yang menjunjung
kearifan budaya lokal di Kota Semarang. Diharapkan kualitas SDM
kota Semarang yang berkualitas menjadi asset bagi kemajuan kota
Semarang.
2. Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari misi
pertama, yaitu Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya
dan Berkualitas. Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang dapat
tercapai dengan meningkatnya partisipasi angkatan kerja serta
menurunnya tingkat pengangguran sehingga diharapkan akan dapat
menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan perlindungan
sosial masyarakat.
3. Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Dan Melayani
Terwujudnya tata kelola pemerintah yang baik dan melayani
merupakan tujuan dari misi kedua, yaitu Mewujudkan pemerintahan
yang semakin handal untuk meningkatkan pelayanan publik.
Pemerintahan yang handal harus didukung oleh tata kelola pemerintah
yang baik. Penyelenggaraan Tata kelola pemerintahan harus sejalan
dengan prinsip pelayanan publik yang baik, prinsip demokrasi,
pengalokasian anggaran secara tepat, pencegahan korupsi dan
menjalankan disiplin anggaran serta memfasilitasi sektor swasta dan
masyarakat melalui kebijakan publiknya.
4. Terwujudnya Kondusivitas Wilayah
Terwujudnya kondusivitas wilayah merupakan tujuan dari misi kedua,
yaitu Mewujudkan pemerintahan yang semakin handal untuk
meningkatkan pelayanan publik. Salah satu bentuk dari pelayanan
yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memberikan rasa
aman kepada masyarakatnya. Kota yang aman dengan kondusivitas
wilayah yang baik ditandai dengan penurunan gangguan keamanan
dan ketertiban.
5. Terwujudnya Pembangunan Kota yang Tangguh, Produktif dan
berkelanjutan
Terwujudnya pembangunan kota yang tangguh, produktif dan
berkelanjutan merupakan salah satu tujuan dari misi ketiga yaitu
Mewujudkan Kota Metropolitan Yang Dinamis Dan Berwawasan
Lingkungan. Pembangunan perlu memerhatikan tata ruang yang

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-11


disusun dalam rencana tata ruang agar dapat berdayaguna.
Pembangunan kota pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang
dilakukan agar terwujud alokasi ruang yang nyaman, produktif dan
berkelanjutan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
menciptakan keseimbangan antar wilayah sekaligus tangguh terhadap
potensi bencana yang ada. Perwujudan rencana tata ruang Kota
Semarang yang nyaman dan berkelanjutan diharapkan dapat tercapai
agar kota Semarang yang dinamis. Peningkatan kinerja pelayanan
infrastruktur kota akan juga ikut mendorong Produktivitas kota
6. Meningkatnya Produktivitas Ekonomi Lokal
Pengembangan ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan merupakan
konsep dasar yang akan menunjang pembangunan Kota Semarang.
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan
Produktivitas ekonomi lokal. Pengembangan dan pembangunan
kawasan jasa dan perdagangan lokal menjadi salah satu upaya untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat, memperbaiki tingkat
kesejahteraan hidup serta memperkecil ketimpangan kesejahteraan
antar wilayah di Kota Semarang.

Perumusan tujuan dan keterkaitannya dengan misi RPJMD Tahun


2016-2021disajikan pada tabel 5.2:

Tabel 5.2
Tujuan Pembangunan Kota Semarang Tahun 2016-2021

Misi Tagline Tujuan Indikator Tujuan

Meningkatnya Sumber Indeks Pembangunan


1
Daya Manusia yang Manusia (IPM)
1
berkualitas dan Tingkat Kearifan
Misi 1: Mewujudkan 2
berbudaya Budaya Lokal
Kehidupan SEMARANG
Masyarakat yang SEHAT DAN Tingkat Pengangguran
3
Berbudaya dan CERDAS Terbuka
Meningkatnya
Berkualitas 2 Kesejahteraan 4 Angka Kemiskinan
Masyarakat
Tingkat partisipasi
5
masyarakat
Terwujudnya tata kelola
Misi 2: Mewujudkan Indeks Reformasi
3 pemerintahan yang baik 6
Pemerintahan yang Birokrasi
SEMARANG dan melayani
Semakin Handal
MELAYANI Persentase Penurunan
untuk Meningkatkan Terwujudnya
4 7 Gangguan Keamanan
Pelayanan Publik kondusivitas wilayah
dan Ketertiban
Misi 3: Mewujudkan Terwujudnya
Persentase Wilayah
Kota Metropolitan Pembangunan Kota
SEMARANG Kota Yang Tangguh,
yang Dinamis dan 5 yang Tangguh, 8
TANGGUH Produktif, Dan
Berwawasan Produktif, dan
Berkelanjutan
Lingkungan Berkelanjutan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-12


Misi Tagline Tujuan Indikator Tujuan

Misi 4: Memperkuat
Ekonomi Kerakyatan
SEMARANG Meningkatnya
Berbasis Keunggulan Laju Pertumbuhan
BERDAYA 6 Produktivitas ekonomi 9
Lokal dan Ekonomi
SAING lokal
Membangun Iklim
Usaha yang Kondusif

Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang


diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan. Hasil
rumusan sasaran pembangunan Kota Semarang Tahun 2016-2021
berdasarkan misi dan tujuan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan


berbudaya
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang harus dapat
diwujudkan adalah sebagai berikut:
 Meningkatnya aksesbilitas pendidikan dan derajat kesehatan
masyarakat
 Meningkatnya kearifan budaya lokal
2. Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang harus dapat
diwujudkan adalah sebagai berikut:
 Meningkatnya kualitas daya saing tenaga kerja
 Menurunnya angka kemiskinan
 Meningkatnya kapasitas pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan
3. Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Dan Melayani
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang harus dapat
diwujudkan adalah sebagai berikut:
 Terwujudnya birokrasi yang bersih dan pelayanan publik yang
baik
4. Terwujudnya Kondusivitas Wilayah
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang harus dapat
diwujudkan adalah sebagai berikut:
 Meningkatnya kualitas ketentraman dan ketertiban masyarakat
5. Terwujudnya Pembangunan Kota yang Tangguh, Produktif, dan
Berkelanjutan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-13


Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang harus dapat
diwujudkan adalah sebagai berikut:
 Terwujudnya tata ruang yang berdaya guna
 Meningkatnya kinerja pelayanan infrastruktur kota
 Terwujudnya lingkungan hidup yang berkualitas
 Terwujudnya sarana dan prasarana dasar permukiman yang
berkualitas
 Meningkatnya ketangguhan bencana

6. Meningkatnya Produktivitas Ekonomi Lokal


Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang harus dapat
diwujudkan adalah sebagai berikut:
 Meningkatnya nilai perdagangan dan jasa unggulan
 Meningkatnya produk unggulan daerah

Berdasarkan uraian visi, misi, tujuan dan sasaran untuk


mewujudkan Visi Kota Semarang yaitu Semarang Kota Perdagangan Dan
Jasa Yang Hebat Menuju Masyarakat Semakin Sejahtera seperti yang telah
diuraikan sebelumnya, maka perlu diuraikan elemen-elemen untuk
mewujudkan Semarang Hebat yang menjadi fokus kerja Kota Semarang
tahun 2016 s.d 2021. Kerangka logis pencapaian visi tersebut dapat dilihat
pada Gambar 5.3.
Dari Gambar 5.3 terlihat bahwa terdapat dua pokok visi yang
diuraikan dalam kata kunci KOTA PERDAGANGAN DAN JASA serta
SEJAHTERA. Pokok visi Sejahtera diukur melalui indikator utama yaitu
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender
(IPG), sedangkan pokok visi Kota Perdagangan dan Jasa diukur melalui
indikator utama Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Ketiga indikator
tersebut akan saling terkait. Peningkatan IPM dan IPG akan dipengaruhi
oleh peningkatan nilai LPE. Dengan semakin tingginya nilai LPE maka
diasumsikan kesejahteraan akan meningkat yang ditandai oleh
peningkatan nilai IPM dan IPG. Sebaliknya, dengan adanya masyarakat
yang sejahtera daan tercukupi kebutuhannya (yang ditunjukkan oleh nilai
IPM dan IPG), maka diharapkan akan berpengaruh Produktivitas yang akan
berkontribusi pada peningkatan LPE.
Selanjutnya diantara ketiga indikator tersebut terdapat indikator
utama Angka Kemiskinan yang ketercapaiannya saling terpengaruh dan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-14


mempengaruhi IPM, IPG dan LPE. Dengan semakin meningkatnya LPE
maka diasumsikan akan dapat menurunkan angka kemiskinan.
Sebaliknya, dengan adanya penurunan angka kemiskinan maka
Produktivitas akan meningkat yang pada akhirnya akan berkontribusi pada
peningkatan nilai LPE. Demikian juga dengan hubungan antara nilai IPM
dan IPG dengan angka kemiskinan. Nilai IPM dan IPG yang meningkat akan
berpengaruh ke penurunan angka kemiskinan, dan sebaliknya, penurunan
angka kemiskinan akan dapat meningkatkan nilai IPM dan IPG.
Indikator utama IPM, IPG, LPE dan Angka Kemiskinan merupakan
indikator yang saling terkait yang pencapaiannya dipengaruhi secara
langsung atau tidak langsung dengan enam indikator Semarang Hebat
lainnya.
LPE didukung secara langsung oleh indikator Kontribusi Perdagangan
Dan Jasa, Kontribusi Industri Pengolahan serta Nilai Investasi. LPE akan
naik jika ketiga indikator tersebut dapat meningkat. Kontribusi
Perdagangan Dan Jasa dan Kontribusi Industri Pengolahan sendiri
didukung secara tidak langsung oleh adanya pemerintahan yang baik yang
terindikasi melalui Indeks Reformasi Birokrasi. Di sisi lain, LPE juga ikut
dibentuk oleh Nilai Investasi. Peningkatan Nilai Investasi sendiri ikut
dipengaruhi oleh adanya kawasan yang tidak banjir dan rob serta adanya
pemerintahan yang mendukung iklim investasi yang kondusif. Sedangkan
indikator penurunan Angka Kemiskinan merupakan keniscayaan jika
terdapat lapangan pekerjaan bagi warga miskin sehingga Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) akan dapat menurun.
Selain indikator Semarang Hebat yang telah diuraikan sebelumnya,
pencapaian visi dan misi didukung oleh tujuan dan sasaran. IPM dan IPG
juga didukung oleh adanya kearifan budaya lokal untuk melestarikan
nilai-nilai luhur yang ada di masyarakat, termasuk didalamnya adanya
partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Untuk mendukung
penurunan tingkat pengangguran terbuka, maka perlu adanya peningkatan
kompetensi tenaga kerja sehingga dapat terserap ke lapangan kerja yang
selanjutnya akan meningkatkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK). TPAK yang meningkat diharapkan akan berdampak pada
penurunan tingkat pengangguran terbuka dan selanjutnya akan
menurunkan angka kemiskinan.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa nilai investasi yang
masuk ke Kota Semarang akan berpengaruh pada nilai LPE. Di sisi lain,

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-15


peningkatan nilai investasi akan dipengaruhi oleh kondusivitas wilayah
yang salah satunya dilihat melalui penurunan gangguan keamanan dan
ketertiban. Semakin kondusif wilayah, maka akan meningkatkan daya tarik
berinvestasi. Indikator tujuan lain yang mendukung Nilai Investasi (yang
selanjutnya juga mendukung LPE) adalah untuk mewujudkan wilayah kota
yang tangguh, produktif dan berkelanjutan. Kota yang tangguh berarti
bahwa Kota Semarang dapat terus berfungsi saat menghadapi tantangan
dan kemudian dapat kembali berkembang dengan baik. Kota yang produktif
dan berkelanjutan berarti bahwa Kota Semarang akan dapat terus
membangun dengan memberikan manfaat yang besar terhadap masyarakat
dengan tetap berpedoman pada lingkup ekonomi, sosial dan lingkungan
tanpa mengorbankan kebutuhan generasi dimasa yang akan datang.

Penjabaran visi misi Walikota Semarang, tujuan dan sasaran seperti


yang diuraikan di atas disusun juga dengan kaitan untuk mendukung
pencapaian prioritas RPJMN tahun 2015-2019, dan RPJMD Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013-2018. Keterkaitan dukungan tersebut dijelaskan
melalui Gambar 5.4 dan Gambar 5.5 serta tabel 5.3.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-16


Gambar 5.3
Kerangka Logis Pencapaian Visi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-17


Visi RPJMN 2015-2019: Visi RPJMD Kota Semarang 2016-2021:

Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan “Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong Hebat Menuju Masyarakat Semakin Sejahtera”

Misi 1: Misi 1:

Mewujudkan keamanan nasional yang Mewujudkan Kehidupan Masyarakat


mampu menjaga kedaulatan wilayah, yang Berbudaya dan Berkualitas
menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan

Misi 2: Misi 2:
Mewujudkan masyarakat maju, Mewujudkan Pemerintahan yang
berkeseimbangan, dan demokratis Semakin Handal untuk Meningkatkan
berlandaskan negara hukum Pelayanan Publik

Misi 3:

Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif


dan memperkuat jatidiri sebagai negara
maritim

Misi 3:
Misi 4:
Mewujudkan Kota Metropolitan yang
Mewujudkan kualitas hidup manusia Dinamis dan Berwawasan Lingkungan
Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera

Misi 5:

Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

Misi 6:

Mewujudkan Indonesia menjadi negara Misi 4:


maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
Memperkuat Ekonomi Kerakyatan
berbasiskan kepentingan nasional
Berbasis Keunggulan Lokal dan
Membangun Iklim Usaha yang Kondusif

Misi 7:
Mewujudkan masyarakat yang
berkepribadian dalam kebudayaan

Gambar 5.4
Skema keterkaitan Visi–Misi RPJMN 2015–2019 Dengan Perubahan RPJMD
Kota Semarang Tahun 2016–2021

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-18


Tabel 5.3
Sinkronisasi Agenda Prioritas RPJMN 2014–2019 (Nawacita) Dengan
Perubahan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021

Penjabaran dalam Perubahan RPJMD Kota


9 Agenda Prioritas RPJMN
Semarang Tahun 2016-2021
Agenda 1: Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang
Menghadirkan kembali negara untuk diturunkan dari: Misi 2, dengan fokus pada
melindungi segenap bangsa dan Meningkatnya kualitas ketentraman dan
memberikan rasa aman kepada ketertiban masyarakat;
seluruh warga negara
Agenda 2: Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang
Membuat Pemerintah selalu hadir diturunkan dari Misi 2, dengan fokus pada
dengan membangun tata kelola Terwujudnya birokrasi yang bersih dan melayani.
pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya
Agenda 3: Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang
Membangun Indonesia dari pinggiran diturunkan dari Misi 3 dengan fokus pada
dengan memperkuat daerah-daerah Terwujudnya tata ruang yang berdaya guna; dan
dan desa dalam kerangka negara Meningkatnya kinerja pelayanan infrastruktur
kesatuan kota;
Agenda 4: Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang
Memperkuat kehadiran negara dalam diturunkan dari Misi 2 dengan fokus pada
melakukan reformasi sistem dan Terwujudnya birokrasi yang bersih dan melayani.
penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya

Agenda 5: Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang


Meningkatkan kualitas hidup manusia diturunkan dari:
Indonesia Misi 1, dengan fokus pada Meningkatnya
aksesbilitas pendidikan dan derajat kesehatan
masyarakat; Menurunkannya Angka Kemiskinan;
dan Meningkatnya perlindungan sosial
masyarakat
Misi 3, dengan fokus pada Terwujudnya
lingkungan hidup yang berkualitas; dan
Terwujudnya sarana dan prasarana dasar
permukiman yang berkualitas; serta
Meningkatnya ketangguhan bencana.

Agenda 6: Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang


Meningkatkan produktivitas rakyat diturunkan dari:
dan daya saing di pasar Internasional Misi 1, dengan fokus pada Meningkatnya kualitas
sehingga bangsa Indonesia bisa maju daya saing tenaga kerja
dan bangkit bersama bangsa-bangsa Misi 4, dengan fokus pada Meningkatnya nilai
Asia lainnya perdagangan dan jasa unggulan;
Agenda 7: Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang
Mewujudkan kemandirian ekonomi diturunkan dari Misi 4, dengan fokus pada
dengan menggerakkan sektor-sektor Meningkatnya Produktivitas Ekonomi Lokal
strategis ekonomi domestik
Agenda 8: Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang
Melakukan revolusi karakter bangsa diturunkan dari Misi 1, dengan fokus pada
Meningkatnya kearifan budaya lokal dan pada
Meningkatnya kapasitas pemberdayaan
masyarakat dalam pembangunan

Agenda 9: Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang


Memperteguh kebhinekaan dan diturunkan dari Misi 1. dengan fokus pada
memperkuat restorasi sosial Indonesia Meningkatnya kearifan budaya lokal

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-19


Visi RPJMD Prov. Jateng 2013-2018: Visi RPJMD Kota Semarang 2016-2021:

MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA “Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang
DAN BERDIKARI “Mboten Korupsi, Mboten Hebat Menuju Masyarakat Semakin
Ngapusi” Sejahtera”

Misi 1:
Membangun Jawa Tengah Misi 1:
berbasis Trisakti Bung Karno,
Berdaulat di Bidang Politik, Mewujudkan Kehidupan
Berdikari di Bidang Ekonomi, dan Masyarakat yang Berbudaya
Berkepribadian di Bidang dan Berkualitas
Kebudayaan

Misi 2:
Mewujudkan Kesejahteraan
Masyarakat yang Berkeadilan, Misi 2:
Menanggulangi Kemiskinan dan
Pengangguran Mewujudkan Pemerintahan
yang Semakin Handal untuk
Meningkatkan Pelayanan Publik
Misi 3:
Mewujudkan Pemerintahan
Provinsi Jawa Tengah yang
Bersih, Jujur dan Transparan,
“Mboten Korupsi, Mboten
Ngapusi” Misi 3:

Mewujudkan Kota Metropolitan


yang Dinamis dan Berwawasan
Misi 4: Lingkungan
Memperkuat Kelembagaan Sosial
Masyarakat untuk Meningkatkan
Persatuan dan Kesatuan

Misi 5:
Memperkuat Partisipasi
Masyarakat dalam Pengambilan
Keputusan dan Proses
Pembangunan yang Menyangkut
Hajat Hidup Orang Banyak
Misi 4:

Misi 6: Memperkuat Ekonomi


Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kerakyatan Berbasis
Publik untuk Memenuhi Keunggulan Lokal dan
Kebutuhan Dasar Masyarakat Membangun Iklim Usaha yang
Kondusif
Misi 7:
Meningkatkan Infrastruktur
untuk Mempercepat Gambar 5.5
Pembangunan Jawa Tengah yang Skema keterkaitan RPJMD Provinsi Jateng
Berkelanjutan dan Ramah 2013–2018 dengan RPJMD Kota Semarang
Lingkungan Tahun 2016–2021

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-20


Tabel 5.4
Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021
VISI : SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA YANG HEBAT MENUJU MASYARAKAT SEMAKIN SEJAHTERA
Realisasi Target Kinerja
Indikator Indikator Akhir
Tujuan Sasaran Satuan
Tujuan Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Periode
RPJMD
MISI 1: MEWUJUDKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG BERBUDAYA DAN BERKUALITAS
SEMARANG SEHAT DAN CERDAS
1 Meningkatnya Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) poin 80,23 81,19 81,61 82,00 82,40 82,80 83,23 83,23
Sumber Daya Angka Tahun 14,33 14,70 14,77 14,85 14,92 15,00 15,07 15,07
Manusia yang Harapan Lama
berkualitas Meningkatnya Sekolah
dan berbudaya aksesbilitas Rata-Rata
1 pendidikan dan Tahun 10,20 10,49 10,60 10,70 10,79 10,88 10,96 10,96
Lama Sekolah
derajat kesehatan
Angka
masyarakat
Harapan Tahun 77,20 77,21 77,22 77,23 77,23 77,25 77,26 77,26
Hidup
Tingkat Kearifan Budaya Lokal Persen 17,92 20,35 25,56 39,45 49,70 59,90 69,22 69,22
Persentase
Meningkatnya
Tingkat
2 kearifan budaya Persen 17,92 20,35 25,56 39,45 49,70 59,90 69,22 69,22
kearifan
lokal
budaya lokal
2 Meningkatnya Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 5,77 5,48 5,37 5,17 4,97 4,77 4,57 4,57
Kesejahteraan
Masyarakat Tingkat
Partisipasi Persen 66,96 66,96 68,07 68,96 69,63 70,08 70,30 70,30
Angkatan Kerja
Meningkatnya
3 kualitas daya saing Persentase
tenaga kerja Tenaga Kerja
yang Persen 60 65 70 80 85 90 90
bersertifikat
kompetensi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-21


Realisasi Target Kinerja
Indikator Indikator Akhir
Tujuan Sasaran Satuan
Tujuan Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Periode
RPJMD
Angka Kemiskinan Persen 4,97 4,85 4,82 4,76 4,67 4,60 4,53 4,53
Persentase
Penduduk
Miskin
(menurut
% 20,82 20,82 19,95 19,07 18,19 17,32 16,45 16,45
indikator
Menurunnya
4 Pemerintah
angka kemiskinan
Kota
Semarang)
Persentase
Penanganan Persen 83 85 88 91 94 96 98 98
PMKS
Tingkat Partisipasi Masyarakat % 74 75,45 79,32 80,25 81,17 81,95 83,17 83,17

Persentase
Tingkat
Meningkatnya % 74 75,45 79,32 80,25 81,17 81,95 83,17 83,17
partisipasi
kapasitas
masyarakat
5 pemberdayaan
masyarakat dalam
Indeks
pembangunan
Pembangunan Poin 95,62 96,04 96,41 96,73 97,00 97,24 97,56 97,56
Gender (IPG)

MISI 2: MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG SEMAKIN HANDAL UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK
SEMARANG MELAYANI
3 Terwujudnya
Indeks Reformasi Birokrasi Nilai 56,10 62,42 > 64 > 66 > 68 > 70 > 72 > 72
Tata Kelola
Pemerintahan
Indeks
Yang Baik Dan Angka
Terwujudnya Kepuasan 75,642 78 79 81 83 85 87 87
Melayani Indeks
birokrasi yang Masyarakat
6
bersih dan
melayani Opini /
Opini BPK WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Predikat

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-22


Realisasi Target Kinerja
Indikator Indikator Akhir
Tujuan Sasaran Satuan
Tujuan Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Periode
RPJMD
Hasil Evaluasi
SAKIP/
Tingkat
Akuntabilitas > 70 / > 80 /
Nilai / 52,42 55,94/ 57/ CC 60 / B > 60 /B > 80 / A
Kinerja BB A
Predikat /CC CC
Penyelengga-
raan
Pemerintahan
Daerah
Nilai dan
status kinerja
3,2343 >3 / >3 / >3 / >3 / >3 / >3 /
Pemerintah Nilai >3 / ST
/ST ST ST ST ST ST ST
Daerah ( Nilai
EKPPD )
4 Terwujudnya Persentase Penurunan Gangguan Keamanan dan
kondusivitas Persen 20,3 40,5 41,4 43,0 44,8 46,8 48,8 48,8
Ketertiban
wilayah
Meningkatnya
kualitas
Angka
7 ketentraman dan kejadian 2.792 2.085 2.053 1.997 1.934 1.866 1.793 1.793
Kriminalitas
ketertiban
masyarakat
MISI 3: MEWUJUDKAN KOTA METROPOLITAN YANG DINAMIS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
SEMARANG TANGGUH
5 Terwujudnya Persentase Wilayah Kota Yang Tangguh, Produktif,
Pembangunan Persen 63,69 68,63 75,61 82,17 86,36 91,77 91,77
Dan Berkelanjutan
Kota yang
Persentase
Tangguh,
pelaksanaan
Produktif, dan
program Persen 13 24 46 65 77 96 96
Berkelanjutan Terwujudnya tata
pengembangan
8 ruang yang
kawasan
berdaya guna
Persentase
kesesuaian Persen 79 81 82 83 84 85 85
tata ruang

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-23


Realisasi Target Kinerja
Indikator Indikator Akhir
Tujuan Sasaran Satuan
Tujuan Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Periode
RPJMD
Persentase
kawasan banjir Persen 5,34 5,02 4,69 4,37 4,05 3,73 3,40 3,40
Meningkatnya
dan rob
9 kinerja pelayanan
infrastruktur kota Jumlah titik/ruas
titik/ruas rawan 8 6 5 4 3 2 2
rawan macet macet
Indeks
Terwujudnya
Kualitas Nilai
10 lingkungan hidup 45,38 44,84 47 49 51 53 55 55
Lingkungan indeks
yang berkualitas
Hidup (IKLH)
Terwujudnya
Persentase
sarana dan
lingkungan
11 prasarana dasar Persen 91,17 92,43 95,17 97,90 100 100 100
permukiman
permukiman yang
sehat
berkualitas
Meningkatnya
Indeks Resiko Nilai
12 ketangguhan 184 184 172,96 161,92 150,88 139,84 128,80 128,80
Bencana indeks
bencana
MISI 4: MEMPERKUAT EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN MEMBANGUN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF
SEMARANG BERDAYA SAING
6 Meningkatnya Laju Pertumbuhan Ekonomi Persen 5,80 5,69 5,81 5,98 6,16 6,33 6,50 6,50
Produktivitas Juta 9.570. 10.500. 15.935. 17.506. 18.699. 20.543. 21.924. 21.924.
ekonomi lokal Nilai investasi
Rupiah 413 000 000 000 000 000 000 000
Kontribusi
kategori-
kategori yang
Meningkatnya nilai terkait dengan
13 perdagangan dan perdagangan % 30,63 30,87 31,13 31,2 31,27 31,34 31,41 31,41
jasa unggulan dan jasa
terhadap
PDRB
1.155. 1.218. 1.277. 1.339. 1.400. 1.461. 1.522. 1.522.
Nilai Ekspor US$
342.967 036.901 890.977 164.982 434.987 712.992 987.000 987.000

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-24


Realisasi Target Kinerja
Indikator Indikator Akhir
Tujuan Sasaran Satuan
Tujuan Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Periode
RPJMD
Persentase
peningkatan
% 6,5 6,5 7 7,5 8 8,5 9 9
kunjungan
wisata
Kontribusi
kategori
Industri
% 26,31 25,82 27,38 27,42 27,46 27,50 27,54 27,54
Pengolahan
terhadap
Meningkatnya PDRB
14 Produk Unggulan Jumlah
Daerah wilayah
produk
unggulan Jumlah 0 0 2 5 6 7 7 7
daerah
(Sentra/Kecam
atan )

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 V-25


BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan


komprehensif tentang bagaimana pemerintah daerah mencapai tujuan dan
sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang
komprehensif, strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk
melakukan transformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi.
Perencanaan strategis tidak saja mengagendakan aktivitas pembangunan,
tetapi juga segala program yang mendukung dan menciptakan layanan
masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan baik, termasuk di dalamnya
upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem manajemen, dan
pemanfaatan teknologi informasi.
Dalam merumuskan strategi dan arah kebijakan RPJMD Kota
Semarang 2016-2021, juga mempertimbangkan kebijakan dalam penguatan
Sistem Inovasi Daerah (SIDa), yaitu: membangun basis data, menyusun
regulasi, mengembangkan mekanisme insentif dan disinsentif, menguatkan
jejaring antar pemangku kepentingan, membangun sistem difusi inovasi
berbasis teknologi informasi dan forum komunikasi antar pemangku
kepentingan, menumbuhkan prakarsa kreativitas penemuan baru melalui
pendidikan formal dan informal, membangun sistem apresiasi kreativitas
yang inovatif, membangun penguatan kelembagaan vertikal dan horizontal
melalui komunikasi dan koordinasi antar lembaga, meningkatkan kualitas
layanan infrastruktur fisik yang berstandar internasional, meningkatkan
pemahamanan dan kepedulian masyarakat terhadap keterbukaan informasi
dan pengetahuan yang mendukung perdagangan dan jasa.

6.1. Strategi
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan
komprehensif tentang bagaimana Pemerintah Kota Semarang melakukan
upaya untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran serta target kinerja
RPJMD dengan efektif dan efisien selama 5 (lima) tahun ke depan.
Arsitektur perencanaan pembangunan daerah dipisahkan menjadi
dua yakni Perencanaan Strategis yaitu perencanaan pembangunan daerah
yang menekankan pada pencapaian visi dan misi pembangunan daerah,

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-1


dan Perencanaan Operasional yaitu perencanaan yang menekankan pada
pencapaian kinerja layanan pada tiap urusan.
Perencanaan Strategis dimaksudkan untuk menerjemahkan visi dan
misi kepala daerah ke dalam rencana kerja. Segala sesuatu yang secara
langsung dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran RPJMD
maka dianggap strategis. Sedangkan perencanaan operasional dimaksudkan
untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan RPJMD yang
dituangkan secara lebih rinci kedalam masing-masing misi berdasarkan
pendekatan urusan baik urusan wajib maupun urusan pilihan.
Dengan berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah
dirumuskan pada pembahasan bab sebelumnya, dalam rangka mencapai
sasaran-sasaran pembangunan maka dirumuskan strategi pada tiap
sasaran RPJMD yang terinci pada tabel 6.1.
Tabel 6.1.
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi
Kota Semarang Tahun 2016-2021

VISI : Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat menuju Masyarakat
Semakin Sejahtera
Misi/ Tujuan Sasaran RPJMD Strategi

Misi 1: Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas

Meningkatnya Peningkatan mutu dan


1.
T1: Meningkatnya aksesbilitas pendidikan kualitas pendidikan
Sumber Daya 1.
dan derajat kesehatan Peningkatan kualitas
Manusia Yang masyarakat 2.
pelayanan kesehatan
Berkualitas Dan
Berbudaya Meningkatnya kearifan Pengembangan budaya
2. 3.
budaya lokal. lokal
Meningkatnya kualitas Perluasan kesempatan
3. 4.
daya saing tenaga kerja kerja
Pemenuhan kebutuhan
5.
Menurunnya Angka dasar bagi warga miskin
T2: Meningkatnya 4.
kesejahteraan Kemiskinan Peningkatan Perlindungan
6.
masyarakat Sosial
Meningkatnya kapasitas
Peningkatan peran serta
pemberdayaan
5. 7. masyarakat dalam
masyarakat dalam
pembangunan
pembangunan
Misi 2: Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan
Pelayanan Publik

T3: Terwujudnya 8. Reformasi birokrasi


Tata Kelola Terwujudnya birokrasi Peningkatan kualitas dan
6.
Pemerintahan Yang yang bersih dan melayani 9. manajemen pelayanan
Baik Dan Melayani publik

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-2


Misi/ Tujuan Sasaran RPJMD Strategi

Peningkatan peran serta


T4: Terwujudnya Meningkatnya kualitas
masyarakat dalam menjaga
kondusivitas 7. ketentraman dan 10.
ketenteraman dan
wilayah ketertiban masyarakat
ketertiban

Misi 3: Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan


Terwujudnya Tata Ruang Peningkatan pengelolaan
8. 11.
yang berdaya guna tata ruang
Meningkatnya kinerja
Peningkatan kualitas
9. pelayanan infrastruktur 12.
infrastruktur kota
T5: Terwujudnya kota
Pembangunan Kota Tewujudnya lingkungan Peningkatan kualitas
10. 13.
yang Tangguh, hidup yang berkualitas lingkungan hidup
Produktif, dan Terwujudnya sarana dan
Peningkatan kualitas
Berkelanjutan prasarana dasar
11. 14. sarana prasarana
permukiman yang
permukiman
berkualitas
Meningkatnya Peningkatan ketangguhan
12. 15.
ketangguhan bencana bencana
Misi 4: Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan
Membangun Iklim Usaha yang Kondusif
Peningkatan kemudahan
16.
berinvestasi
Peningkatan jaringan
Meningkatnya nilai 17.
distribusi produk
13. perdagangan dan jasa
unggulan Peningkatan pengelolaan
18.
daya saing pariwisata
T6: Meningkatnya
produktivitas Peningkatan ketahanan
19.
ekonomi lokal pangan
Pengembangan ekonomi
20.
lokal
Meningkatnya produk Penguatan dan
14.
unggulan daerah Pengembangan Industri
21.
Kecil Menengah (IKM) dan
Usaha Mikro

Berdasarkan tabel 6.1 diatas, rumusan strategi/prioritas pembangunan


pada tahun 2016-2021 dijabarkan sebagai berikut:

I. STRATEGI 1: Peningkatan Mutu dan Kualitas Pendidikan


Pendidikan
merupakan faktor
yang penting sebagai
dasar pembentukan
kepribadian manusia.
Sistem pendidikan
yang baik diharapkan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-3


dapat mencetak generasi penerus yang berkualitas dan mampu bersaing
dengan SDM di dalam wilayah maupun di luar wilayah daerahnya.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan, mengingat peran pentingnya pendidikan dalam membentuk
baik atau buruknya pribadi yang berkualitas, yaitu melalui kebijakan
yang mengarah pada pengembangan layanan pendidikan anak usia dini,
optimalisasi pelaksanaan wajib belajar 9 tahun serta pengembangan
muatan lokal pendidikan karakter.

II. STRATEGI 2: Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan


Kesehatan berpengaruh
pada tingkat kesejahteraan
masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang berkualitas
dapat mempengaruhi
kualitas kesehatan
masyarakatnya.
Upaya peningkatan
kualitas pelayanan
kesehatan dilaksanakan
melalui kebijakan yang mengarah pada peningkatan promosi, kesehatan
masyarakat, dan lingkungan; peningkatan pelayanan kesehatan primer
dan rujukan; peningkatan kesehatan ibu dan bayi, reproduksi remaja,
dan keluarga; pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan
tidak menular.

III. STRATEGI 3: Pengembangan Budaya Lokal


Potensi budaya lokal
yang ada di wilayah
Kota Semarang perlu
dilestarikan agar tidak
punah. Budaya lokal
yang menjadi icon
daerah menjadi
warisan dari leluhur
yang perlu
dikembangkan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-4


dengan optimal. Pengembangan budaya lokal dilaksanakan melalui
pelestarian seni dan budaya yang berbasis kearifan lokal.
Pelestarian seni dan budaya yang berbasis kearifan lokal,
diarahkan pada pengembangan nilai-nilai budaya lokal melalui
pelestarian kawasan, dan bangunan cagar budaya serta situs budaya;
Peningkatan peran serta lembaga seni budaya dan masyarakat dalam
pengembangan budaya seni tradisional; pengembangan produk-produk
berbasis kearifan lokal; Memperkuat kelembagaan masyarakat seni
budaya tradisional; Meningkatkan peran lembaga dan masyarakat dalam
melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal
masyarakat.

IV. STRATEGI 4: Perluasan Kesempatan Kerja


Kesempatan kerja yang luas dapat memberikan dampak langsung
terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat Kota Semarang. Adanya
kesempatan kerja yang luas dengan terciptanya lapangan usaha,
memberikan dampak yang baik bagi terserapnya tenaga kerja secara
merata dari berbagai kalangan. Upaya perluasan kesempatan kerja
dilaksanakan melalui peningkatan jaringan tenaga kerja, serta
peningkatan keterampilan masyarakat agar siap kerja.
Peningkatan jaringan tenaga kerja, diarahkan pada peningkatan
kesempatan kerja serta peningkatan pencari kerja yang ditempatkan.
Sedangkan peningkatan ketrampilan masyarakat, diarahkan pada
optimalisasi jejaring pelatihan tenaga kerja berbasis kompetensi serta
pelatihan berbasis kewirausahaan.

V. STRATEGI 5: Pemenuhan Kebutuhan Dasar bagi Warga Miskin


Kemiskinan menjadi fenomena yang perlu diatasi segera agar
kesejahteraan masyarakat terwujud. Upaya untuk memberdayakan
masyarakat miskin perlu dilakukan agar masyarakat miskin memiliki
kesempatan untuk keluar dari garis kemiskinan, sejahtera, dan bisa
terus menjaga perekonomiannya menjadi stabil agar tidak kembali dalam
lingkaran kemiskinan.

Kemiskinan dapat disebabkan oleh beban ekonomi keluarga,


keterbatasan akses permodalan, tingkat pendidikan yang rendah, serta
kurangnya kesempatan kerja yang ada. Selain itu, salah satu hal yang
memperparah keadaan adalah masih tingginya pengeluaran warga
miskin, khususnya untuk biaya kesehatan. Upaya yang dilakukan untuk

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-5


mengatasi hal tersebut yaitu melalui pemenuhan kebutuhan dasar bagi
warga miskin, dengan kebijakan yang mengarah pada peningkatan
cakupan jaminan kesehatan.

VI. STRATEGI 6: Peningkatan Perlindungan Sosial


Perlindungan dan kesejahteraan sosial merupakan hal-hal yang
berkaitan dengan keterlantaran Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS). Penanganan PMKS apabila tidak dilakukan secara tepat
akan berakibat pada kesenjangan sosial yang semakin meluas, dan
berdampak pada melemahnya ketahanan sosial masyarakat serta
meningkatnya kemiskinan. Perlindungan sosial diarahkan pada
Peningkatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi PMKS, termasuk bagi
lanjut usia terlantar, penyandang cacat, dan anak terlantar.

VII. STRATEGI 7: Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam


Pembangunan
Peran serta masyarakat merupakan hal yang penting dan tidak
bisa diabaikan dalam pembangunan daerah. Peran serta masyarakat
yang tinggi dapat mewujudkan tujuan dari pembangunan secara berdaya
guna dan berhasil guna. Keberhasilan pembangunan di berbagai sektor
yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang tidak lepas dari peran
serta masyarakat. Pemberdayagunaan peran serta masyarakat dalam
pembangunan dilakukan dengan kebijakan yang mengarah pada
peningkatan pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas dan gender,
peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta
peningkatan partisipasi aktif pemuda.

VIII. STRATEGI 8: Reformasi Birokrasi


Reformasi birokrasi merupakan salah satu dasar untuk
mewujudkan good governance. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
Kota Semarang dalam mewujudkan reformasi birokrasi yaitu melalui
peningkatan peran dan kinerja lembaga pengelolaan keuangan daerah.
Kinerja lembaga yang baik akan mempengaruhi keberhasilan
perwujudan reformasi birokrasi tersebut. Selain itu, Pemerintah Kota
Semarang juga melakukan upaya yang mengarah pada peningkatan
pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan pemerintahan daerah;
peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah, dan
peningkatan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-6


IX. STRATEGI 9: Peningkatan Kualitas dan Manajemen Pelayanan Publik
Pelayanan publik yang berkualitas tidak terlepas dari kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pelaku pelayanan. SDM yang
rendah dapat berdampak buruk secara langsung terhadap kualitas
pelayanan publik. Hal yang menjadi fokus lain yang mempengaruhi
kualitas pelayanan publik yaitu dengan melakukan pembenahan
manajemen pelayanan publik. Upaya peningkatan kualitas dan
manajemen pelayanan publik dilakukan melalui peningkatan
penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih baik dan pengembangan
pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan.

X. STRATEGI 10: Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Menjaga


Ketenteraman dan Ketertiban
Ketenteraman dan ketertiban merupakan tanggung jawab bersama
warga dan Pemerintah Kota Semarang, di mana warga ikut serta
mendukung kebijakan pemerintah untuk menjaga ketenteraman dan
ketertiban. Peran serta masyarakat sangat berarti dalam mewujudkan
kondisi wilayah yang tenteram, tertib dan nyaman dalam masyarakat.
Upaya yang dilakukan dalam peningkatan peran serta masyarakat
untuk menjaga ketenteraman dan ketertiban yaitu melalui peningkatan
ketentraman dan kenyamanan melalui pemberdayaan masyarakat serta
peningkatan masyarakat yang tertib dan patuh terhadap peraturan
perundang-undangan. Pelaksanaan tersebut diarahkan pada penegakan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-7


peraturan perundang-undangan daerah, peningkatan cakupan
penanganan gangguan ketentraman, ketertiban dan kenyamanan umum,
serta peningkatan fasilitasi pembinaan politik dan wawasan kebangsaan.
Selain itu, peningkatan ketentraman dan ketertiban diarahkan pada
peningkatan cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat untuk menjaga kenyamanan lingkungan.

Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam


Menjaga Ketertiban Dan Kenyamanan

Peningkatan masyarakat yang tertib dan patuh


terhadap peraturan perundang-undangan

Peningkatan ketentraman dan ketertiban

XI. STRATEGI 11: Peningkatan Pengelolaan Tata Ruang


Perkembangan kota yang sangat pesat membawa konsekuensi
pada pemanfaatan lahan kota untuk berbagai kegiatan usaha maupun
permukiman. Peningkatan pengelolaan ruang kota merupakan upaya
mengendalian ruang kota agar pemanfaatannya sesuai dengan rencana
tata ruang. Peningkatan pengelolaan ruang kota diarahkan pada
peningkatan upaya pemanfaatan dan pengendalian tata ruang.

XII. STRATEGI 12: Peningkatan Kualitas Infrastruktur Kota


Upaya meningkatkan kualitas infrastruktur kota yang berkualitas
dilakukan melalui kebijakan antara lain pembenahan sistem jaringan
drainase perkotaan; pengembangan sistem jaringan jalan yang terpadu;
dan peningkatan kualitas layanan transportasi umum;

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-8


XIII. STRATEGI 13: Peningkatan kualitas lingkungan hidup
Strategi ini dilakukan dalam kerangka melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharan, pengawasan dan penegakkan hukum. Upaya
peningkatan kualitas lingkungan hidup dilakukan melalui kebijakan
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan.

XIV. STRATEGI 14: Peningkatan kualitas sarana prasarana permukiman.


Pembangunan sarana dan prasarana permukiman dilakukan
dalam rangka penyediaan kebutuhan masyarakat untuk dapat tinggal
di lingkungan nyaman, aman, dan sehat. Upaya peningkatan kualitas
sarana prasarana permukiman dilakukan melalui peningkatan kualitas
lingkungan permukiman.

XV. STRATEGI 15: Peningkatan ketangguhan bencana.


Kejadian bencana pada dasarnya tidak dapat diperkirakan, namun
upaya kesiapsiagaan masyarakat baik fisik mapun non fisik dalam
mengahadapi bencana harus tetap dilakukan untuk dapat
menimimalisasi dampak/resiko yang ditimbulkan. Upaya peningkatan
ketangguhan bencana dilakukan melalui kebijakan peningkatan
ketangguhan pemerintah dan masyarakat terhadap bencana.

XVI. STRATEGI 16: Peningkatan kemudahan berinvestasi.


Kemudahan berinvestasi adalah upaya yang yang digenjot
terutama terkait perbaikan pelayanan investasi kepada investor dalam
kerangka mempermudah peluarg investasi di berbagai sektor. Cakupan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-9


peningkatan kemudahan berinvestasi dilakukan melalui upaya-upaya
penyederhanaan prosedur berinvestasi, promosi investasi, dan penataan
jaringan usaha investasi. Peningkatan kemudahan berinvestasi
diarahkan pada penyediaan regulasi dan kebijakan yang pro investasi.

XVII. STRATEGI 17: Peningkatan jaringan distribusi produk.


Peningkatan jaringan distribusi produk merupakan upaya
menjamin aksesbilitas masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan
barang/produk terutama kebutuhan pokok. Upaya yang dilakukan
dalam peningkatan jaringan distribusi produk melalui kebijakan
peningkatan sarana dan prasarana perdagangan yang representatif.

XVIII. STRATEGI 18: Peningkatan pengelolaan daya saing pariwisata.


Keragaman produk dan potensi pariwisata yang ada ditambah
dengan fasilitas penunjang pariwisata yang memadai, merupakan modal
pariwisata yang besar. Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa
Tengah menjadikan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang
memiliki daya tarik cukup besar baik yang bersifat budaya, alam,
maupun MICE. Upaya yang dilakukan dalam peningkatan pengelolaan
daya saing pariwisata dilakukan melalui pengembangan pengelolaan
pariwisata.

XIX. STRATEGI 19: Peningkatan ketahanan pangan.


Ketersediaan pangan merupakan aspek penting dalam
mewujudkan ketahanan pangan. Penyediaan pangan diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat, rumah tangga dan
perseorangan secara berkelanjutan. Upaya yang dilakukan dalam
peningkatan ketersediaan pangan dilakukan melalui Peningkatan
ketersediaan pangan, peningkatan akses pangan dan perilaku pangan
masyarakat yang beragam, bergizi seimbang dan aman.

XX. STRATEGI 20: Pengembangan ekonomi lokal


Pengembangan ekonomi lokal merupakan strategi yang bertujuan
untuk mendorong, merangsang, memelihara aktivitas usaha untuk
dapat berkembang menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Pengembangan produk ekonomi unggulan lokal diarahkan pada
pengembangan sentra-sentra usaha/produk ekonomi lokal.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-10


XXI. STRATEGI 21: Penguatan dan Pengembangan Industri Kecil
Menengah (IKM) dan Usaha Mikro
Industri kecil menengah dan Usaha Mikro merupakan salah satu
penyangga ketahanan perekonomian masyarakat karena sebagai sumber
pendapatan. Kebijakan penguatan dan pengembangan IKM dan Usaha
Mikro diarahkan pada peningkatan produktivitas Industri Kecil
Menengah (IKM) dan Usaha Mikro.
Secara lengkap, keterkaitan tujuan, sasaran dan strategi dapat
dilihat pada Gambar 6.1.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-11


Gambar 6.1.
Keterkaitan Tujuan, Sasaran dan Strategi

Untuk menyelaraskan kebijakan pembangunan daerah dan


nasional sebagaimana tertuang dalam RPJMN Tahun 2015-2019 maka
strategi atau prioritas pembangunan Kota Semarang telah diintegrasikan
dengan agenda pembangunan nasional di bawah kepemimpinan Presiden
Ir. Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Berbagai kebijakan yang
telah dirumuskan pada masa pemerintahan Presiden Ir. Joko Widodo
dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ini akan menjadi motor penggerak
pelaksanaan pembangunan nasional secara umum dan pembangunan
daerah pada khususnya. Setiap arahan dari kebijakan pembangunan
nasional (Nawacita) harus diperhatikan dan dikaji untuk
diimplementasikan pada perumusan perencanaan pembangunan Kota
Semarang. Berkenaan dengan hal tersebut, perlu adanya penyandingan
antara prioritas pembangunan nasional dengan prioritas pembangunan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-12


daerah agar dapat terlihat kesinambungan dan kesinergisan antara
prioritas pembangunan pusat dan daerah seperti yang tersaji pada tabel
6.2.
Tabel 6.2.
Keterkaitan Prioritas Pembangunan Nasional dengan Prioritas
Pembangunan Kota Semarang

Prioritas Pembangunan Kota


Nawacita (Prioritas Pembangunan Nasional)
Semarang

Peningkatan kualitas dan


Menghadirkan kembali negara untuk 1
manajemen pelayanan publik
melindungi segenap bangsa dan
1 Peningkatan peran serta
memberikan rasa aman kepada
2 masyarakat dalam menjaga
seluruh warga negara
ketenteraman dan ketertiban
Membuat Pemerintah selalu hadir
dengan membangun tata kelola
2
pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya
3 Reformasi birokrasi
Memperkuat kehadiran negara dalam
melakukan reformasi sistem dan
3
penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya
Memperteguh kebhinnekaan dan Peningkatan mutu dan kualitas
4 4
memperkuat restorasi sosial Indonesia pendidikan
5 Melakukan revolusi karakter bangsa 5 Pengembangan budaya lokal
Meningkatkan kualitas hidup manusia Peningkatan kualitas pelayanan
6 6
dan masyarakat Indonesia kesehatan
7 Peningkatan Perlindungan Sosial
Pemberdayagunaan peran serta
10
masyarakat dalam pembangunan
Meningkatkan produktivitas rakyat Pemenuhan kebutuhan dasar
8
dan daya saing di pasar Internasional bagi warga miskin
7 sehingga bangsa Indonesia bisa maju
dan bangkit bersama bangsa-bangsa 9 Perluasan kesempatan kerja
Asia lainnya
Mewujudkan kemandirian ekonomi
Peningkatan kemudahan
8 dengan menggerakkan sektor-sektor 11
berinvestasi
strategis ekonomi domestik
Peningkatan jaringan distribusi
12
produk
Peningkatan Pengelolaan daya
13
saing pariwisata
14 Peningkatan ketahanan pangan
15 Pengembangan ekonomi lokal
Penguatan dan Pengembangan
16 Industri Kecil Menengah (IKM)
dan Usaha Mikro
Membangun Indonesia dari pinggiran Peningkatan pengelolaan tata
17
dengan memperkuat daerah-daerah ruang
9
dan desa dalam kerangka negara Peningkatan kualitas
kesatuan 18
infrastruktur kota
Peningkatan kualitas lingkungan
19
hidup
Peningkatan kualitas sarana
20
prasarana permukiman
Peningkatan ketangguhan
21
bencana

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-13


6.2. Arah Kebijakan Tahunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Arah kebijakan merupakan keputusan dari stakeholder sebagai
pedoman untuk mengarahkan perumusan strategi yang dipilih agar selaras
dalam mencapai tujuan dan sasaran pada setiap tahapan selama kurun
waktu lima tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi
sehingga memiliki fokus serta sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya.
Untuk memudahkan pemahaman terhadap kesinambungan pembangunan
setiap tahun dalam jangka 5 (lima) tahun, terlebih dahulu disederhanakan
dalam agenda atau tema pembangunan setiap tahun di masing-masing
tahap. Atas dasar tema pembangunan inilah disusun arah kebijakan lebih
jelas agar RPJMD mudah dituangkan dalam RKPD. Selanjutnya, tahapan-
tahapan dimaksud dijadikan sebagai dasar dan disesuaikan dengan
pentahapan RKPD. Penekanan fokus atau tema setiap tahun selama periode
RPJMD memiliki kesinambungan dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan,
dan sasaran yang telah ditetapkan. Fokus atau tema pembangunan Kota
Semarang dapat dilihat pada Gambar 6.2.

Gambar 6.2.
Agenda/Tema RPJMD Kota Semarang 2016-2021

Dengan mendasarkan strategi dan tema pembangunan yang telah


dirumuskan pada pembahasan sebelumnya maka rumusan arah kebijakan
pada tiap strategi dalam rangka mencapai sasaran pembangunan adalah
sebagai berikut:

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-14


Tabel 6.3.
Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021
Strategi Arah Kebijakan 2017 2018 2019 2020 2021
Pengembangan layanan
1
pendidikan anak usia dini
Peningkatan mutu Optimalisasi kualitas
1 dan kualitas 2 pelaksanaan wajib belajar 9
pendidikan tahun
Pengembangan muatan lokal
3
pendidikan karakter
Peningkatan Promosi,
4 Kesehatan Masyarakat dan
Lingkungan
Peningkatan pelayanan
Peningkatan 5
kesehatan primer dan rujukan
2 kualitas pelayanan
Peningkatan sumberdaya dan
kesehatan 6
informasi kesehatan
Pencegahan dan
7 Penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular
Pengembangan Pelestarian Seni dan Budaya
3 8
budaya lokal yang berbasis kearifan lokal
Peningkatan jaringan tenaga
9
Perluasan kerja
4
kesempatan kerja Peningkatan ketrampilan
10
masyarakat
Pemenuhan
Peningkatan cakupan jaminan
5 kebutuhan dasar 11
kesehatan
bagi warga miskin
Peningkatan
Peningkatan pelayanan dan
6 Perlindungan 12
rehabilitasi sosial bagi PMKS
Sosial
Peningkatan pemberdayaan
13 masyarakat berbasis
komunitas dan gender
Peningkatan peran
serta masyarakat Peningkatan partisipasi
7
dalam 14 masyarakat dalam
pembangunan pembangunan
Peningkatan partisipasi aktif
15
pemuda
Peningkatan peran dan kinerja
16 lembaga pengelolaan
keuangan daerah
Peningkatan pengawasan dan
17 pengendalian penyelenggaraan
pemerintahan daerah
8 Reformasi birokrasi
Peningkatan kualitas
18 perencanaan pembangunan
daerah
Peningkatan akuntabilitas
19 kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah
Peningkatan penyelenggaraan
20 pelayanan publik yang lebih
baik
Peningkatan
Pengembangan pemanfaatan
kualitas dan
9 teknologi informasi dalam
manajemen
penyelenggaraan
pelayanan publik 21
pemerintahan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-15


Strategi Arah Kebijakan 2017 2018 2019 2020 2021
Peningkatan masyarakat yang
Peningkatan peran
tertib dan patuh terhadap
serta masyarakat 22
peraturan perundang-
10 dalam menjaga
undangan
ketenteraman dan
Peningkatan ketentraman dan
ketertiban 23
ketertiban
Peningkatan Peningkatan upaya
11. pengelolaan tata 24 pemanfaatan dan
ruang pengendalian tata ruang
Pembenahan sistem jaringan
25
drainase perkotaan
Peningkatan Pengembangan sistem
12. kualitas 26
jaringan jalan yang terpadu
infrastruktur kota
Peningkatan kualitas layanan
27
tranportasi umum

Peningkatan
Pengendalian pencemaran dan
13. kualitas 28
kerusakan lingkungan
lingkungan hidup
Peningkatan
kualitas sarana Peningkatan kualitas
14. 29
prasarana lingkungan permukiman
permukiman

Peningkatan Peningkatan ketangguhan


15. ketangguhan 30 pemerintah dan masyarakat
bencana terhadap bencana

Peningkatan
Penyediaan regulasi dan
16. kemudahan 31
kebijakan yang pro investasi
berinvestasi

Peningkatan Peningkatan sarana dan


17. jaringan distribusi 32 prasarana perdagangan yang
produk representatif
Peningkatan
Peningkatan Pengelolaan
18. Pengelolaan daya 33
Pariwisata
saing pariwisata
Peningkatan ketersediaan
pangan, peningkatan akses
Peningkatan
19. 34 pangan dan perilaku pangan
ketahahan Pangan
masyarakat yang beragam,
bergizi, seimbang dan aman.
Pengembangan Pengembangan sentra-sentra
20. 35
Ekonomi Lokal usaha/produk ekonomi lokal
Penguatan dan
Pengembangan
Peningkatan Produktivitas IKM
21. Industri Kecil 36
dan Usaha Mikro
Menengah (IKM)
dan Usaha Mikro

6.3. Arah Kebijakan Kewilayahan


Kawasan strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Adapun
rencana pengembangan kawasan strategis di Kota Semarang adalah :

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-16


a. Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi
b. Kawasan strategis sosial budaya
c. Kawasan strategis daya dukung lingkungan hidup

6.3.1 Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi


Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang adalah
kawasan cepat berkembang dan kawasan perlu kerja sama dengan daerah
sekitarnya (kawasan perbatasan). Kawasan cepat berkembang ini perlu
diprioritaskan penataan ruangnya karena potensi yang dimiliki apabila
tidak diarahkan justru menimbulkan permasalahan. Sedangkan kawasan
perbatasan di Kota Semarang memiliki peranan yang sangat penting, karena
kawasan inilah yang akan mengintegrasikan perkembangan Kota Semarang
dengan daerah yang ada disekitarnya.

1. Kawasan Segitiga Peterongan – Tawang – Siliwangi


Kawasan pusat kota yang terletak pada Kawasan Segitiga Peterongan
– Tawang – Siliwangi. Kawasan segitiga ini memiliki kekuatan
pengembangan yang sangat besar, potensi pengembangan pada kawasan ini
adalah kegiatan perdagangan dan jasa. Secara umum Kawasan Segitiga
Peterongan – Tawang – Siliwangi adalah kawasan yang memiliki kepadatan
bangunan yang tinggi. Dalam kawasan saat ini telah terjadi transformasi
kegiatan perdagangan dan jasa dari skala kecil dan menengah ke skala
besar. Hal ini terbukti dengan tumbuhnya beberapa pusat perbelajaan dan
fungsi jasa (perkantoran swasta dan hotel) yang mengalihfungsikan lahan
yang sebelumnya berfungsi sebagai pertokoan dan permukiman.
Tren perubahan intensitas kegiatan perdagangan di Kawasan Segitiga
Peterongan – Tawang – Siliwangi untuk 20 tahun kedepan diperkirakan
akan terus terjadi, sehingga diperlukan kebijakan penanganan sebagai
berikut :
a. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala besar harus
memberikan ruang bagi kegiatan sektor informal untuk melakukan
kegiatannya.
b. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa harus
mempertimbangkan rasio kecukupan ruang parkir dan ruang terbuka
hijau dalam rangka menciptakan Kawasan Segitiga Peterongan – Tawang
– Siliwangi yang nyaman.
c. Pengaturan pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang spesifik
per koridor jalan untuk menciptakan spesifikasi perkembangan kawasan.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-17


d. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa harus menghindari
perkampungan atau kawasan yang memiliki nilai historis bagi Kota
Semarang.

2. Pelabuhan Tanjung Emas


Pelabuhan Tanjung Mas merupakan fasilitas nasional yang ada di
Kota Semarang. Kawasan ini memerlukan penanganan khusus karena :
a. Memiliki kegiatan yang spesifik yang memberikan kontribusi yang besar
dalam mendukung pergerakan barang dan jasa yang melewati laut.
b. Memiliki permasalahan limitasi alam yang tinggi, yaitu berupa
penurunan permukaan tanah.
c. Kegiatan yang berkembang disekitar kawasan pelabuhan belum
sepenuhnya mendukung dan terintegrasi dengan kegiatan pelabuhan
Tanjung Mas.
Mempertimbangkan permasalahan yang dihadapi kawasan pelabuhan
ini, maka arahan pengelolaan di kawasan pelabuhan ditekankan pada
kegiatan:
a. Memperlancar pergerakan manusia dan barang di dalam kawasan
pelabuhan maupun kawasan pelabuhan dengan kawasan diluarnya
melalui peningkatan jaringan jalan yang memadai dan pengembangan
sistem terminal yang terintegrasi dengan pergerakan darat (pergerakan
jalan raya dan kereta api) dan pergerakan udara.
b. Perlunya dilakukan penanganan percepatan penurunan permukaan
tanah dan banjir rob.
c. Penyusunan kebijakan penataan ruang kawasan pelabuhan dalam
rangka memadukan kegiatan pelabuhan dengan kawasan yang ada
disekitarnya.

6.3.2 Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya


Kawasan strategis bidang sosial budaya di Kota Semarang adalah
meliputi :
1. Kawasan Masjid Agung Semarang di Kecamatan Semarang Tengah;
2. Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah di Kecamatan Gayamsari;
3. Kawasan Gedong Batu di Kecamatan Semarang Barat; dan
4. Kawasan Kota Lama di Kecamatan Semarang Utara.
Kawasan strategis bidang sosial budaya merupakan kawasan cagar
budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya. Hal ini

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-18


dimaksudkan untuk mempertahankan kekayaan budaya berupa
peninggalan-peninggalan sejarah yang berguna untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan
alam maupun manusia. Dalam pemanfaatannya, kawasan cagar budaya
dapat ditingkatkan fungsinya untuk dapat menunjang kegiatan pariwisata,
yang nantinya dapat memberikan kontribusi pendapatan dari sektor
pariwisata.
Rencana penanganan kawasan Masjid Agung Semarang dilakukan melalui :
 Penataan kawasan pemeliharaan dan pelestarian bangunan dari
pengaruh kegiatan dan ketahanan kontruksi bangunan; dan
 Revitalisasi fungsi dan penggunaan bangunan.
Rencana penanganan kawasan Masjid Agung Jawa Tengah dilakukan
melalui :
 Penataan kawasan Masjid Agung Jawa Tengah; dan
 Pengembangan sistem kepariwisataan yang terintegrasi dengan
pengembangan Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah.
Rencana penanganan kawasan Gedong Batu dilakukan melalui :
 Penataan kawasan Gedong Batu; dan
 Pengembangan sistem kepariwisataan yang terintegrasi dengan
pengembangan Kawasan Gedong Batu.
Rencana penanganan Kawasan Kota Lama adalah :
 Pemeliharaan dan pelestarian bangunan dari pengaruh kegiatan dan
ketahanan kontruksi bangunan
 Revitalisasi fungsi dan penggunaan bangunan
 Pengembangan sistem kepariwisataan Kota Semarang yang terintegrasi
dengan pengembangan kawasan Kota Lama

6.3.3 Kawasan Strategis Daya Dukung Lingkungan Hidup


Kawasan strategis bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
adalah :
1. Kawasan Waduk Jatibarang.
Pembangunan Waduk Jatibarang yang difungsikan sebagai pengendali
limpasan air ke kawasan bawah Kota Semarang.
Selain fungsi hidrologi kawasan KawasanWaduk Jatibarang juga
dijadikan kawasan wisata dengan berbagai fasilitas pendukungnya.
Adanya percampuran fungsi konservasi dan budidaya ini menyebabkan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-19


kawasan Waduk Jatibarang perlu dikelola dengan baik agar fungsi
budidaya tidak sampai menganggu fungsi konservasi.
2. Kawasan Reklamasi Pantai
Kawasan reklamasi pantai ditetapkan berada di wilayah Kecamatan
Semarang Utara yang pengembangannya dalam rangka pengoptimalan
kawasan pesisir dengan memperhatikan dampak lingkungan.

Gambar 6.3.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031

3. Kawasan Strategis Kota Semarang


Sedangkan untuk kawasan Industri direncanakan pada kawasan :
a. Kawasan berikat yang meliputi Kawasan Industri Lamicitra Nusantara di
Kecamatan Semarang Utara, dan Kawasan Industri Wijayakusuma di
Kecamatan Tugu.
b. Kawasan industri dan pergudangan yang meliputi :
1) Peningkatan kualitas kawasan peruntukan Industri di Kecamatan
Genuk dengan luas kurang lebih 303 (tiga ratus tiga) hektar;
2) Peningkatan kualitas Kawasan Industri Tugu melalui pengembangan
Kawasan Industrial Estate dengan luas kurang lebih 495 hektar;

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-20


3) Peningkatan kualitas Kawasan Industri Candi melalui Kawasan
Industrial Estate dengan luas kurang lebih 450 hektar;
4) Peningkatan kualitas kawasan industri dan Pergudangan Tanjung
Emas melalui pengembangan Kawasan Industrial Estate beserta
pergudangan;
5) Peningkatan kualitas kawasan Industri di Kecamatan Mijen dengan
luas kurang lebih 175 hektar;
6) Peningkatan kualitas Kawasan peruntukan Industri di Kecamatan
Pedurungan dengan luas kurang lebih 58 hektar;
7) Peningkatan kualitas Kawasan Industri Merdeka Wirastama di
Kecamatan Genuk dengan luas kurang lebih 300 hektar;
8) Peningkatan kualitas kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Tambak Lorok di Kecamatan Semarang Utara; dan
9) Peningkatan kualitas Kawasan Depo Pertamina di Kecamatan
Semarang Timur.
c. Pengembangan industri kecil dan rumah tangga yang meliputi :
1) Peningkatan kualitas industri kecil dan rumah tangga Bugangan di
Kecamatan Semarang Timur dan kawasan Lingkungan Industri Kecil
(LIK) di Kecamatan Genuk;
2) Industri kecil dan rumah tangga yang tidak menimbulkan polusi
dapat berlokasi di kawasan permukiman dan diarahkan berbentuk
klaster;
3) Industri kecil dan rumah tangga yang menimbulkan polusi
diarahkan ke kawasan industri;

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-21


Tabel 6.4.
Persandingan Strategi, Sasaran dan Arah Kebijakan Antara RPJMD 2016-2021 Dengan Perubahan RPJMD 2016-2021
RPJMD 2016-2021 Perubahan RPJMD 2016-2021

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


Tujuan 1. Meningkatnya Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas Dan
Tujuan1.Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
Berbudaya
1. Meningkatnya 1. Peningkatan 1. Peningkatan pelayanan 1. Meningkatnya 1. Peningkatan 1. Pengembangan layanan
derajat kesehatan kualitas kesehatan dasar dan rujukan aksesbilitas mutu dan pendidikan anak usia dini
masyarakat pelayanan dan pelayanan kesehatan pendidikan dan kualitas 2. Optimalisasi kualitas
kesehatan miskin derajat pendidikan pelaksanaan wajib belajar 9
kesehatan tahun
2. Pengendalian penyakit masyarakat
menular.
3. Peningkatan Penyehatan
lingkungan
4. Peningkatan kesehatan ibu dan
3. Pengembangan muatan lokal
bayi, reproduksi remaja dan
pendidikan karakter
keluarga
2. Meningkatnya 2. Peningkatan 5. Peningkatan pelayanan 2. Peningkatan 4. Peningkatan Promosi,
kualitas mutu dan Pendidikan untuk semua kualitas Kesehatan Masyarakat dan
pendidikan kualitas masyarakat pelayanan Lingkungan
masyarakat pendidikan kesehatan 5. Peningkatan pelayanan
6. Peningkatan kesejahteraan
tenaga pendidik kesehatan primer dan rujukan
3. Meningkatnya 3. Perluasan 7. Peningkatan ketrampilan 6. Peningkatan sumberdaya dan
kualitas daya saing kesempatan kerja masyarakat informasi kesehatan
tenaga kerja 7. Pencegahan dan
8. Peningkatan jaringan tenaga
kerja Penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular

4. Meningkatnya 4. Pemberdayaan 9. Penurunan jumlah keluarga 2. Meningkatnya 3. Pengembangan 8. Pelestarian Seni dan Budaya
kesejahteraan masyarakat miskin kearifan budaya budaya lokal yang berbasis kearifan lokal
masyarakat miskin lokal

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-22


RPJMD 2016-2021 Perubahan RPJMD 2016-2021

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


5. Meningkatnya 5. Pemberdayaguna 10. Peningkatan pemberdayaan
Tujuan 2. Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat
pembangunan an peran serta masyarakat berbasis
yang berperspektif masyarakat komunitas dan gender 3. Meningkatnya 4. Perluasan 9. Peningkatan jaringan tenaga
gender dan dalam berbagai kualitas daya kesempatan kerja kerja
kapasitas sektor saing tenaga
10. Peningkatan ketrampilan
pemberdayaan pembangunan kerja
masyarakat
masyarakat

4. Menurunnya 5. Pemenuhan 11. Peningkatan cakupan jaminan


Tujuan 2. Meningkatkan nilai-nilai warisan budaya masyarakat
Angka kebutuhan dasar kesehatan
6. Terwujudnya 6. Pengemba-ngan 11. Pelestarian Seni, Budaya yang Kemiskinan bagi warga miskin
pelestarian dan budaya lokal berbasis kearifan lokal
pengembangan
warisan budaya 6. Peningkatan 12. Peningkatan pelayanan dan
lokal Perlindungan rehabilitasi sosial bagi PMKS
Tujuan 3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan melayani Sosial

7. Terwujudnya 7. Reformasi 12. Peningkatan pengawasan dan 5. Meningkatnya 7. Peningkatan 13. Peningkatan pemberdayaan
pemerintah yang Birokrasi pengendalian penyelenggara-an kapasitas peran serta masyarakat berbasis komunitas
bersih dan bebas pemerintahan daerah pemberdayaan masyarakat dan gender
KKN masyarakat dalam
dalam pembangunan 14. Peningkatan partisipasi
8. Meningkatnya 13. Peningkatan peran dan kinerja
pembangunan masyarakat dalam
kapasitas dan lembaga pengelolaan keuangan
akuntabilitas daerah pembangunan
kinerja
15. Peningkatan partisipasi aktif
pemuda

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-23


RPJMD 2016-2021 Perubahan RPJMD 2016-2021

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


9. Meningkatnya 14. Peningkatan kualitas
integritas aparatur perencanaan pembangunan Tujuan 3. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan melayani
daerah
15. Peningkatan akuntabilitas 6. Terwujudnya 8. Reformasi 16. Peningkatan peran dan kinerja
kinerja penyelenggara-an birokrasi yang birokrasi lembaga pengelolaan keuangan
pemerintahan daerah bersih dan daerah
melayani
16. Pengembangan pemanfaatan 17. Peningkatan pengawasan dan
teknologi informasi dalam pengendalian penyelenggaraan
penyelenggara-an pemerintahan daerah
pemerintahan (digitalisasi
18. Peningkatan kualitas
kinerja)
perencanaan pembangunan
daerah

17. Peningkatan kapasitas sumber 19. Peningkatan akuntabilitas


daya aparatur pemerintahan kinerja penyelenggaraan
yang profesional (kompetensi pemerintahan daerah
birokrasi)

9. Peningkatan 20. Peningkatan penyelenggaraan


Tujuan 4. Meningkatkan kualitas pelayanan publik pelayanan publik yang lebih
kualitas dan
8. Peningkatan 18. Peningkatan penyelenggara-an manajemen baik
10. Terwujudnya
pelayanan prima kualitas dan pelayanan publik yang lebih pelayanan publik
manajemen baik; 21. Pengembangan pemanfaatan
pelayanan publik teknologi informasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-24


RPJMD 2016-2021 Perubahan RPJMD 2016-2021

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


Tujuan 5. Mewujudkan Kota Semarang yang tentram, tertib dan nyaman Tujuan 4. Terwujudnya Kondusivitas Wilayah
11. Meningkatnya 9. Peningkatan 19. Peningkatan masyarakat yang 7. Meningkatnya 10. Peningkatan 22. Peningkatan masyarakat yang
ketentraman dan peran serta tertib dan patuh terhadap kualitas peran serta tertib dan patuh terhadap
kenyamanan masyarakat peraturan perundang- ketentraman dan masyarakat peraturan perundang-
masyarakat dalam menjaga undangan ketertiban dalam menjaga undangan
ketertiban dan masyarakat ketentraman dan
20. Peningkatan ketentraman dan ketertiban 23. Peningkatan ketentraman dan
kenyamanan
kenyamanan melalui ketertiban
pemberdayaan masyarakat

Tujuan 5. Terwujudnya Pembangunan Kota yang Tangguh, Produktif, dan


Tujuan 6. Mewujudkan tata ruang yang terpadu dan berkelanjutan Berkelanjutan
12. Meningkatnya 10. Pembenahan 21. Pembenahan izin pemanfaatan 8. Terwujudnya 11. Peningkatan 24. Peningkatan upaya
keterpaduan penataan kota ruang dan bangunan sesuai Tata Ruang yang pengelolaan tata pemanfaatan dan pengendalian
rencana tata yang dengan peraturan berdaya guna ruang tata ruang
ruang berwawasan
lingkungan

Tujuan7. Mewujudkan sistem pengelolaan Drainase Kota Semarang yang 9. Meningkatnya 12. Peningkatan 25. Pembenahan sistem jaringan
terintegrasi kinerja kualitas drainase perkotaan
22. Pembenahan sistem jaringan pelayanan infrastruktur 26. Pengembangan sistem jaringan
13. Menurunnya luas 10. Pembenahan
drainase perkotaan infrastruktur kota jalan yang terpadu
genangan banjir penataan kota
dan rob yang kota
berwawasan 27. Peningkatan kualitas layanan
lingkungan tranportasi umum
Tujuan8. Mewujudkan sistem transportasi Kota Semarang yang terintegrasi dan 10. Tewujudnya 13. Peningkatan 28. Pengendalian pencemaran dan
berkelanjutan lingkungan kualitas kerusakan lingkungan
hidup yang lingkungan
berkualitas hidup

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-25


RPJMD 2016-2021 Perubahan RPJMD 2016-2021

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


14. Menurunnya 10.Pembenahan 23. Peningkatan kualitas layanan 11. Terwujudnya 14. Peningkatan 29. Peningkatan kualitas
kemacetan jalan penataan kota tranportasi umum sarana dan kualitas sarana lingkungan permukiman
yang prasarana dasar prasarana
berwawasan permukiman permukiman
lingkungan yang berkualitas

12. Meningkatnya 15. Peningkatan 30. Peningkatan ketangguhan


Tujuan 9. Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana dasar perkotaan ketangguhan ketangguhan pemerintah dan masyarakat
bencana bencana terhadap bencana
15. Terwujudnya 10.Pembenahan 24. Peningkatan Kualitas
Tujuan 6. Meningkatnya produktivitas ekonomi lokal
sarana dan penataan kota infastruktur dasar perkotaan
prasarana dasar yang 13. Meningkatnya 16. Peningkatan 31. Penyediaan regulasi dan
perkotaan yang berwawasan nilai kemudahan kebijakan yang pro investasi
berkualitas lingkungan perdagangan dan berinvestasi
jasa unggulan 17. Peningkatan 32. Peningkatan sarana dan
Tujuan 10. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan jaringan prasarana perdagangan yang
disribusi produk representatif
16. Pengendalian 10.Pembenahan 25. Pengendalian pencemaran dan 18. Peningkatan 33. Peningkatan pengelolaan
pencemaran dan penataan kota kerusakan lingkungan pengelolaan daya pariwisata
perusakan yang saing pariwisata
lingkungan hidup berwawasan 19. Peningkatan 34. Peningkatan ketersediaan
lingkungan ketahanan pangan, peningkatan akses
Pangan pangan dan perilaku
masyarakat yang beragam,
bergizi seimbang dan aman
14. Meningkatnya 20. Pengembangan 35. Pengembangan sentra-sentra
Tujuan 11. Menjamin ketahan pangan bagi penduduk ekonomi lokal usaha/produk ekonomi lokal
produk unggulan
17. Meningkatnya 11. Peningkatan 26. Peningkatan ketersediaan daerah 21. Penguatan dan 36. Peningkatan Produktivitas IKM
kualitas dan Produksi Pangan bahan pangan, distribusi, Pengembangan dan Usaha Mikro
kuantitas akses, mutu dan keamanan Industri Kecil
ketersediaan pangan Menengah (IKM)
pangan dan Usaha Mikro

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-26


RPJMD 2016-2021 Perubahan RPJMD 2016-2021

Sasaran Strategi Arah Kebijakan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


18. Meningkatnya 27. Pengembangan budidaya
pendapatan pertanian, perkebunan dan
petani peternakan unggul
19. Meningkatnya 28. Peningkatan produksi dan
kesejahteraan pemasaran perikanan
masyarakat
pelaku usaha
perikanan
Tujuan12. Meningkatkan sektor perdagangan dan jasa
20. Meningkatnya 12. Pengembangan 29. Peningkatan peran sektor
sektor kawasanperdaga perdagangan dan jasa dalam
perdagangan dan ngan dan jasa pengembangan ekonomi kota
jasa unggulan 30. Peningkatan kualitas
kelembagaan dan usaha
koperasi
31. Pengoptimalan pemanfaatan
sarpras perdagangan dan jasa
Tujuan 13. Mendorong pengembangan investasi dan ekonomi lokal berdaya saing
global
21. Meningkatnya 13. Penguatan dan 32. Peningkatan kualitas dan
produk-produk Pengembangan kuantitas produk daerah yang
unggulan daerah Sektor Unggulan unggul
22. Meningkatnya 33. Peningkatan Produktivitas IKM
daya tarik wisata
(DTW)
23. Meningkatnya 34. Peningkatan pengelolaan
iklim investasi kepariwisataan
kota 35. Penyediaan regulasi dan
kebijakan yang pro investasi

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-27


6.4. Program Pembangunan Daerah
Perumusan program pembangunan daerah bertujuan untuk
menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah
dengan rumusan indikator kinerja sasaran. Perumusan prioritas program
pembangunan daerah merupakan rencana pembangunan yang konkret
dalam bentuk program unggulan yang secara khusus berhubungan dengan
visi dan misi pembangunan Kepala Daerah terpilih. Dalam mewujudkan
capaian keberhasilan pembangunan, Pemerintah Kota Semarang
menetapkan beberapa program unggulan yang menjadi prioritas
pembiayaan yang wajib dilaksanakan oleh Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Kota Semarang. Penetapan program prioritas pembangunan
yang disesuaikan dengan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah
adalah sebagai berikut:

1. STRATEGI: Peningkatan Mutu dan Kualitas Pendidikan


1) Arah Kebijakan: Pengembangan layanan pendidikan anak usia
dini
Program pembangunan meliputi Program Pendidikan Anak Usia
Dini
2) Arah Kebijakan: Optimalisasi pelaksanaan wajib belajar 9 tahun
Program pembangunan meliputi Program Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan dan Program Manajemen Pelayanan
Pendidikan.
3) Arah Kebijakan: Pengembangan muatan lokal pendidikan
karakter
Program pembangunan meliputi Program Pendidikan Non Formal.

2. STRATEGI: Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan


4) Arah kebijakan: Peningkatan Promosi, Kesehatan Masyarakat
dan Lingkungan
Program pembangunan meliputi:
a. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
b. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
c. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
d. Program Keluarga Berencana

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-28


5) Arah kebijakan: Peningkatan Pelayanan Kesehatan Primer dan
Rujukan
Program pembangunan meliputi:
a. Program upaya kesehatan masyarakat
b. Program Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarpras
kesehatan dan jaringannya
c. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
d. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
e. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah
sakit / rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru / rumah sakit
mata
f. Program Peningkatan Pelayanan BLU
6) Arah kebijakan: Peningkatan Sumber Daya dan Informasi
Kesehatan
Program pembangunan meliputi Program Informasi Kesehatan.
7) Arah kebijakan: Pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular
Program pembangunan meliputi Program pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular / tidak menular;

3. STRATEGI : Pengembangan Budaya Lokal


8) Arah kebijakan: Pelestarian seni dan budaya yang berbasis
kearifan lokal
Program pembangunan meliputi Program Pengembangan Nilai
Warisan Budaya dan Program Pengelolaan Kekayaan Cagar
Budaya
4. STRATEGI : Perluasan Kesempatan Kerja
9) Arah kebijakan : Peningkatan jaringan tenaga kerja
Program pembangunan meliputi Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
10) Arah kebijakan : Peningkatan ketrampilan masyarakat
Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Kualitas
dan Produktivitas Tenaga Kerja

5. STRATEGI : Pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga miskin


11) Arah kebijakan: Peningkatan cakupan jaminan kesehatan
Program pembangunan meliputi: Program Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Miskin

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-29


6. STRATEGI : Peningkatan Perlindungan Sosial
12) Arah kebijakan: Peningkatan pelayanan dan rehabilitasi sosial
bagi PMKS
Program pembangunan meliputi Program Pemberdayaan Fakir
Miskin, dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Lainnya serta Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial (PSKS);
7. STRATEGI : Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam
Pembangunan
13) Arah kebijakan: Peningkatan pemberdayaan masyarakat
berbasis komunitas dan gender
Program pembangunan meliputi:
a. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan
Perempuan
b. Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam
pembangunan
14) Arah kebijakan: Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan
Program pembangunan meliputi Program peningkatan partisipasi
masyarakat dalam membangun kelurahan.
15) Arah kebijakan: Peningkatan Partisipasi Aktif Pemuda
Program pembangunan meliputi Program peningkatan peran serta
kepemudaan
8. STRATEGI : Reformasi Birokrasi
16) Arah kebijakan: Peningkatan peran dan kinerja lembaga
pengelolaan keuangan daerah
Program pembangunan meliputi:
a. Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan
keuangan daerah
b. Program Pengelolaan Aset Daerah

17) Arah kebijakan: Peningkatan pengawasan dan pengendalian


penyelenggaraan pemerintahan daerah
Program pembangunan meliputi:
a. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Kebijakan Kepala Daerah
b. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan
aparatur pengawasan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-30


18) Arah kebijakan: Peningkatan kualitas perencanaan
pembangunan daerah
Program pembangunan meliputi Program Perencanaan
Pembangunan Daerah
19) Arah kebijakan: Peningkatan akuntabilitas kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah
Program pembangunan meliputi:
a. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
b. Program Pembinaan dan Peningkatan Organisasi Perangkat
Daerah
c. Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
d. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

9. STRATEGI : Peningkatan Kualitas Dan Manajemen Pelayanan


Publik
20) Arah kebijakan: Peningkatan penyelenggaraan pelayanan
publik yang lebih baik
Program pembangunan meliputi:
a. Program Peningkatan dan Pengendalian Penyelenggaraan
Pemerintahan Umum
b. Program Pembinaan dan Peningkatan Organisasi Perangkat
Daerah
21) Arah kebijakan: Pengembangan pemanfaatan teknologi
informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
Program pembangunan meliputi: Program Peningkatan Pelayanan
Informasi; dan Program Pengembangan Komunikasi, Informasi
dan Media Massa

10. STRATEGI: Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Menjaga


Ketentraman Dan Ketertiban
22) Arah kebijakan: Peningkatan masyarakat yang tertib dan patuh
terhadap peraturan perundang-undangan
Program pembangunan meliputi:
a. Program Pengendalian dan Penanganan Ketentraman dan
Ketertiban Umum
b. Program Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-31


23) Arah kebijakan: Peningkatan ketentraman dan ketertiban
Program pembangunan meliputi:
a. Program Peningkatan Ketertiban dan Ketentraman Lingkungan;
b. Program Pengembangan Wawasan kebangsaan

11. STRATEGI : Peningkatan Pengelolaan Tata Ruang


24) Arah kebijakan: Peningkatan upaya pemanfaatan dan
pengendalian tata ruang
Program pembangunan meliputi Program Perencanaan Tata
Ruang; dan Program Pembangunan Sarpras Dasar Perkotaan.

12. STRATEGI : Peningkatan Kualitas Infrastruktur Kota


25) Arah kebijakan: Pembenahan sistem jaringan drainase
perkotaan
Program pembangunan meliputi Program Pembangunan dan
Pemeliharaan Sumber Daya Air; dan Program Pengendalian Banjir;
26) Arah kebijakan: Pengembangan sistem jaringan jalan yang
terpadu
Program pembangunan meliputi Program Pembangunan dan
Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
27) Arah kebijakan: Peningkatan kualitas layanan transportasi
umum
Program pembangunan meliputi Program Pengendalian dan
Pengamanan Lalu Lintas; dan Program Peningkatan Pelayanan
Angkutan

13. STRATEGI : Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup


28) Arah kebijakan: Pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan
Program pembangunan meliputi:
a. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan
LH
b. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
c. Program Penguatan kapasitas mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim.

14. STRATEGI : Peningkatan Kualitas Sarana Prasarana


Permukiman
29) Arah kebijakan: Peningkatan kualitas lingkungan permukiman

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-32


Program pembangunan meliputi:
a. Program Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman
b. Program Pengelolaan RTH
c. Program Peningkatan Kualitas dan Jangkauan Air Limbah
d. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum

15. STRATEGI : Peningkatan Ketangguhan Bencana.

30) Arah kebijakan: Peningkatan ketangguhan pemerintah dan


masyarakat terhadap bencana
Program pembangunan meliputi: Program Pencegahan dan
Kesiapsiagaan Bencana

16. STRATEGI : Peningkatan Kemudahan Berinvestasi


31) Arah Kebijakan: Penyediaan regulasi dan kebijakan yang pro
investasi
Program pembangunan meliputi: Program peningkatan promosi
dan kerjasama investasi; dan Program peningkatan iklim investasi
dan realisasi investasi.
17. STRATEGI : Peningkatan Jaringan Distribusi Produk
32) Arah kebijakan: Peningkatan sarana dan prasarana perdagangan
yang representatif
Program pembangunan meliputi: Program Peningkatan efisiensi
perdagangan dalam negeri.
18. STRATEGI : Peningkatan Pengelolaan Daya Saing Pariwisata
33) Arah Kebijakan : Peningkatan pengelolaan pariwisata
Program pembangunan meliputi: Program pengembangan
destinasi pariwisata; dan Program Pengembangan pemasaran
pariwisata

19. STRATEGI : Peningkatan Ketahanan Pangan


34) Arah Kebijakan : Peningkatan ketersediaan pangan, akses dan
perilaku pangan masyarakat yang beragam, bergizi seimbang
dan aman.
Program pembangunan meliputi Program Ketahanan Pangan

20. STRATEGI : Pengembangan Ekonomi Lokal


35) Arah Kebijakan: Pengembangan sentra-sentra usaha/ produk
ekonomi lokal

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-33


Program pembangunan meliputi Program pengembangan budaya
perikanan; dan Program pengembangan pertanian perkotaan

21. STRATEGI : Penguatan dan Pengembangan Industri Kecil


Menengah (IKM) dan Usaha Mikro
36) Arah kebijakan: Peningkatan produktivitas IKM dan Usaha
Mikro
Program pembangunan meliputi: Program Pengembangan
Kewirausahaan Dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil
Menengah; dan Program Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah.

Program-program pembangunan daerah yang disertai pagu


indikatif secara lengkap dapat dilihat pada tabel 6.5.

Selain strategi, arah kebijakan dan program prioritas tersebut di atas,


dalam RPJMD Tahun 2016-2021 diprioritaskan juga dukungan terhadap
program dan kegiatan strategis jangka menengah nasional maupun provinsi
di Kota Semarang sebagai berikut:
1. Pembangunan angkutan massal berbasis rel dalam kota Semarang;
2. Pembangunan akses ke terminal penumpang baru bandara Ahmad
Yani Semarang;
3. Pembangunan kereta layang Jrakah-Poncol-Tawang-Alastuwo
(termasuk fly over Kaligawe);
4. Pengembangan transit dan semi BRT;
5. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Mas;
6. Pembangunan flyover Kalibanteng menuju Pelabuhan;
7. Pembangunan jalan tol Batang-Semarang;
8. Pembangunan jalan tol Semarang-Solo;
9. Pembangunan jalan lingkar luar Semarang;
10. Pipa Kepodang – Tambaklorok sepanjang 250 km;
11. Pembangunan Serat Optik;
12. Normalisasi dan perkuatan tebing Banjir Kanal Timur;
13. Penyempurnaan SAB Klambu Kudu (Demak, Purwodadi, Semarang);
14. Pembangunan SPAM Kota Semarang Barat;
15. Revitalisasi museum dan penataan Taman Budaya Jawa Tengah;
16. Penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah;

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-34


17. Program penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis masyarakat
(Pamsimas) dari Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
Cipta Karya;
18. Kegiatan Hibah Air minum dari Kementrian Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Cipta Karya bersama Australian AID;
19. Kota tanpa kumuh (Kotaku) oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR);
20. Neighborhood Upgrading and Shelter Project (NUSP) yang merupakan
kegiatan dari Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
21. Energi Asal sampah Kota-kota besar (berdasarkan Perpres 13 Tahun
2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional);
22. Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik berbasis Sampah (PLTSa)
(berdasarkan Perpres Nomor 18 Tahun 2016);
23. Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) oleh Direktorat Jenderal
Cipta Karya Kementerian PU;
24. Kegiatan Hibah Sanitasi;
25. Program Kartu Indonesia Sehat dari pusat dan Jaminan Kesehatan
Daerah (Jamkesda) dari provinsi melalui program Jaminan Kesehatan
Masyarakat Kota (Jamkesmaskot);
26. Program Bantuan Operasional Sekolah melalui program Pendampingan
BOS;
27. Program Beras Sejahtera (Rastra);
28. Program Keluarga Harapan (PKH) melalui program pendampingan
PKH;
29. Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari provinsi melalui
program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) ;
30. Program Kartu Indonesia Pintar melalui program-program pemberian
beasiswa bagi siswa miskin;
31. Program pengentasan kemiskinan dari pusat dan provinsi melalui
fasilitasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD);
32. Program pengendalian inflasi dari pusat dan provinsi melalui fasilitasi
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI-35


Tabel 6.5
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH YANG DISERTAI PAGU INDIKATIF
KOTA SEMARANG 2016-2021

MISI / TUJUAN / Kondisi Kinerja pada akhir periode


Kondisi Kinerja Awal RPJMD (2016) Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Perangkat Daerah
KODE SASARAN / PROGRAM INDIKATOR KINERJA Satuan RPJMD 2021
Penanggung-jawab
PEMBANGUNAN DAERAH
Realisasi Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
JUMLAH 1.499.084.969.268,00 2.120.038.751.400,00 1.996.218.903.349 2.037.505.339.486 2.188.690.640.542 2.247.768.592.312 12.089.307.196.357
Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang 790.904.060.088,00 851.295.819.000,00 807.711.255.468 869.571.073.000 900.014.133.000 909.879.695.000 5.129.376.035.556
Misi 1
Berbudaya dan Berkualitas
Nilai Indeks 81,19 597.180.587.401,00 81,61 654.480.176.000,00 82,00 560.491.754.468 82,40 619.251.627.000 82,80 643.998.037.000 83,23 650.869.915.000 83,23 3.726.272.096.869
Meningkatnya Sumber
Pembangunan Manusia Poin
Daya Manusia Yang
Tujuan 1. (IPM)
Berkualitas Dan
Berbudaya Tingkat Kearifan Budaya 20,35 25,56 39,45 49,70 59,90 69,22 69,22
%
Lokal
Angka Harapan Lama 14,70 594.681.757.101 14,77 652.529.176.000 14,85 558.566.754.468 14,92 616.984.604.000 15,00 641.146.383.000 15,07 647.729.365.000 15,07 3.711.638.039.569
Meningkatnya Tahun
Sekolah
aksesbilitas pendidikan 10,49 10,60 10,70 10,79 10,88 10,96 10,96
Sasaran 1 Rata-Rata Lama Sekolah Tahun
dan derajat kesehatan
masyarakat 77,21 77,22 77,23 77,23 77,25 77,26 77,26
Angka Harapan Hidup Tahun
1.01 15 Program Pendidikan Anak APK PAUD 3-6 Tahun % 76,78% 2.700.328.800 78,00% 3.435.000.000 79,00% 3.128.000.000 80,00% 3.284.400.000 81,00% 3.448.620.000 81,50% 3.621.051.000 81,50% 19.617.399.800 Dinas Pendidikan
Usia Dini
Jumlah Lembaga PAUD Lembaga 126 136 146 156 167 177 177,00
Holistik Integratif

Jumlah lembaga PAUD Lembaga 50 100 125 150 175 200 200,00
berakreditasi minimal B

1.01 16 Program Wajib Belajar Persentase SD % 55,98 176.110.776.486 59,07 254.486.578.000 62,16 248.238.325.218 65,25 280.650.241.000 68,34 294.682.753.000 71,43 295.416.891.000 71,43 1.549.585.564.704 Dinas Pendidikan
Pendidikan Dasar Sembilan Berakreditasi A
Tahun Persentase SMP % 50,00 55,00 86,00 86,50 87,00 87,50 87,50
Berakreditasi A
Jumlah SD yang Satuan - 32,00 48,00 64,00 80,00 96,00 96,00
melaksanakan Pendidikan
pendidikan karakter,
pembelajaran luar kelas,
dan pengembangan
nasionalisme substansi

Jumlah SMP yang Satuan - 8,00 45,00 55,00 65,00 75,00 75,00
melaksanakan Pendidikan
pendidikan karakter,
pembelajaran luar kelas,
dan pengembangan
nasionalisme substansi

1.01 .20 Program Peningkatan Mutu Guru Berkualifikasi S1/D- % 87 5.644.355.050 90 4.167.000.000 90 4.017.000.000 93 4.217.850.000 95 4.428.743.000 98 4.650.180.000 98,00 27.125.128.050 Dinas Pendidikan
Pendidik dan Tenaga IV Jenjang PAUD
Kependidikan
Guru Berkualifikasi S1/D- % 84,79 80,50 90,50 100,00 100,00 100,00 100,00
IV Jenjang SD/MI

Guru Berkualifikasi S1/D- % 92,29 95,50 98,50 100,00 100,00 100,00 100,00
IV Jenjang SMP/MTs

Persentase guru TK % 95,00 96,00 97,00 97,00 98,00 98,00 98,00


bersertifikasi
Persentase guru SD % 95,00 96,00 97,00 97,00 98,00 98,00 98,00
bersertifikasi
Persentase guru SMP % 95,00 96,00 96,00 97,00 98,00 99,00 99,00
bersertifikasi
1.01 .22 Program Manajemen APM SD/MI % 96,63 10.100.841.070 91,8 9.748.283.000 91,2 5.138.400.000 90,7 5.395.320.000 90,4 5.665.086.000 90 5.948.340.000 90,00 41.996.270.070 Dinas Pendidikan
Pelayanan Pendidikan
APK SD/MI % 113,13 100 100 100 100 100 100,00
APM SMP/MTs % 86,03 81,1 80,7 80,5 80,2 80 80,00

APK SMP/MTs % 118,01 100 100 100 100 100 100,00


1.01.18 Program Pendidikan Non Penduduk yang berusia > % 99,96 1.407.782.000 99,96 2.000.000.000 99,96 2.000.000.000 99,97 2.100.000.000 99,97 2.205.000.000 99,98 2.315.250.000 99,98 12.028.032.000 Dinas Pendidikan
Formal 15 tahun melek huruf
(tidak buta aksara)

Jumlah Lembaga Kursus Lembaga 0 1 2 3 4 5 5,00


dan Pelatihan Rujukan

1.02 17 Program Promosi Persentase promosi % 80 2.789.858.100 90 2.026.723.000 90 3.278.695.000 100 3.442.630.000 100 3.614.762.000 100 3.795.500.000 100,00 18.948.168.100 Dinas Kesehatan
kesehatan dan kesehatan melalui media
Pemberdayaan Masyarakat
Persentase rumah tangga % 50 55 60 70 80 85 85,00
berperilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI -36


MISI / TUJUAN / Kondisi Kinerja pada akhir periode
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (2016) Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Perangkat Daerah
KODE SASARAN / PROGRAM INDIKATOR KINERJA Satuan RPJMD 2021
Penanggung-jawab
PEMBANGUNAN DAERAH
Realisasi Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1.02 18 Program Perbaikan Gizi Persentase Prevalensi % 0,29 739.348.000 0,38 452.050.000 0,37 647.420.000 0,36 679.791.000 0,35 713.781.000 0,34 749.470.000 0,34 3.981.860.000 Dinas Kesehatan
Masyarakat Balita Gizi Buruk
Persentase puskesmas % - 40 60 80 100 100 100,00
yang memiliki Gizi Center

1.02 29 Program Peningkatan Jumlah Kematian Ibu kasus 32 4.869.344.500 31 4.357.625.000 30 2.749.800.000 29 2.777.298.000 28 2.805.071.000 27 2.833.122.000 27,00 20.392.260.500 Dinas Kesehatan
Keselamatan Ibu Maternal
Melahirkan dan Anak Jumlah Kematian Bayi kasus 201 197 193 189 185 181 181,00
2.08.15 Program Keluarga Cakupan PUS Unmet % 10,44 2.756.766.700 10,44 4.281.506.000 9,88 3.916.638.250 8,44 2.133.361.000 7,72 2.518.262.000 7,00 2.600.046.000 7,00 18.206.579.950 Dinas
Berencana Need Pengendalian
Penduduk dan KB

1.02 16 Program Upaya Kesehatan Persentase Response Time % 0 118.495.348.638 0 107.185.417.000 40 24.493.571.000 60 25.718.250.000 80 27.004.163.000 100 28.354.371.000 100,00 331.251.120.638 Dinas Kesehatan
Masyarakat Unit Reaksi Cepat
Layanan Kesehatan
(Ambulan Hebat/ Si
Cepat) sesuai SOP

Persentase puskesmas % 10 20 40 60 80 100 100,00


Branding
1.02 23 Program pengadaan, Persentase puskesmas % 0 22.176.501.486 0 8.796.625.000 0 10.444.230.000 20 10.966.442.000 20 11.514.764.000 30 12.090.502.000 30,00 75.989.064.486 Dinas Kesehatan
peningkatan dan perbaikan yang sesuai standar
sarana dan prasarana Permenkes Nomor 75 Th
Puskesmas / Puskesmas 2014
Pembantu dan jaringannya Persentase Puskesmas % 10 20 40 50 60 75 75,00
Perspektif Gender
1.02 21 Program standarisasi Persentase Puskesmas % 10 918.404.700 20 620.000.000 40 809.087.000 60 849.541.000 80 892.018.000 100 936.619.000 100,00 5.025.669.700 Dinas Kesehatan
pelayanan kesehatan yang terakreditasi
Program Obat dan Persentase Penerapan % 83,50% 8.795.394.839 83,70% 9.425.746.000 84,25% 2.023.925.000 84,50% 2.125.121.000 84,75% 2.231.377.000 85,00% 2.342.946.000 85,00% 26.944.509.839 Dinas Kesehatan
Perbekalan Kesehatan Penggunaan Obat
Rasional
Proporsi Pelayanan % 80,00% 82,00% 84,00% 86,00% 88,00% 90,00% 90%
Kefarmasian Di
Puskesmas Sesuai
Standar
1.02 15 Program pengadaan, Persentase terpenuhnya % 68 84.553.734.694 70 91.793.871.000 72 64.542.142.500 73 91.290.856.000 74 95.855.399.000 75 96.251.784.000 75,00 524.287.787.194 RSUD KRMT
peningkatan sarana dan peralatan kesehatan RS Wongsonegoro
prasarana rumah sakit / Type B Pendidikan RSUD
rumah sakit jiwa/ rumah Kota Semarang
sakit paru-paru / rumah
sakit mata

1.02 34 Program Peningkatan Nilai Kinerja BLUD Sehat Nilai A 141.345.531.728 A+ 141.497.898.000 A+ 169.882.396.500 A+ 167.525.347.000 A+ 169.139.762.000 A+ 170.768.800.000 A+ 960.159.735.228 RSUD KRMT
Pelayanan BLU (A+) Wongsonegoro
1.02 30 Program Informasi Jumlah Rumah Sakit Unit 1 577.539.200 5 357.500.000 5 2.295.600.000 10 2.318.556.000 15 2.341.742.000 20 2.365.159.000 20,00 10.256.096.200 Dinas Kesehatan
Kesehatan yang terkoneksi
1.02 20 Program pencegahan dan Angka Keberhasilan % 84 10.699.901.110 85 7.897.354.000 86 10.961.524.000 88 11.509.600.000 89 12.085.080.000 90 12.689.334.000 90,00 65.842.793.110 Dinas Kesehatan
penanggulangan penyakit Pengobatan TB+ (%)
menular / tidak menular IR DBD /100.000 25,22 25 24 23 22 21 21,00
pddk
Persentase ODHA yang % 40 45 50 55 65 75 75,00
aktif minum ARV

Sasaran 2 Meningkatnya kearifan Persentase Tingkat % 20,35 2.498.830.300,00 25,56 1.951.000.000,00 39,45 1.925.000.000 49,7 2.267.023.000,00 59,9 2.851.654.000,00 69,22 3.140.550.000,00 69,22 14.634.057.300
budaya lokal kearifan budaya lokal
2.16 15 Program Pengembangan Persentase apresiasi % 30,00 1.244.860.000,00 40,00 1.484.500.000,00 50,00 1.498.500.000 60,00 1.099.163.000,00 70,00 1.382.620.000,00 80,00 1.522.691.000,00 80,00 8.232.334.000 Dinas Kebudayaan
Nilai Budaya terhadap pelaku seni dan dan Pariwisata
budaya
2.16.16 Program Pengelolaan Persentase situs cagar % 33,33 1.253.970.300,00 33,33 466.500.000,00 50,00 426.500.000 66,66 1.167.860.000,00 83,33 1.469.034.000,00 100,00 1.617.859.000,00 100,00 6.401.723.300 Dinas Kebudayaan
Kekayaan Cagar Budaya budaya yang dilestarikan dan Pariwisata

Persentase kawasan cagar % 8,33 25,00 50,00 67,00 83,00 100,00 100,00
budaya yang dilestarikan

Persentase bangunan % 31,11 45,00 60,00 75,00 90,00 100,00 100,00


cagar budaya yang
dilestarikan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI -37


MISI / TUJUAN / Kondisi Kinerja pada akhir periode
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (2016) Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Perangkat Daerah
KODE SASARAN / PROGRAM INDIKATOR KINERJA Satuan RPJMD 2021
Penanggung-jawab
PEMBANGUNAN DAERAH
Realisasi Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Tujuan 2 Meningkatnya Tingkat Pengangguran % 5,48 193.723.472.687,00 5,37 196.815.643.000,00 5,17 247.219.501.000 4,97 250.319.446.000,00 4,77 256.016.096.000,00 4,57 259.009.780.000,00 4,57 1.403.103.938.687
Kesejahteraan Terbuka
Masyarakat
Angka Kemiskinan % 4,85 4,82 4,76 4,67 4,6 4,53 4,53
Tingkat Partisipasi % 69,00 70 71 72 73 75 75,00
Masyarakat
Sasaran 1 Meningkatnya kualitas Tingkat Partisipasi % 66,96 6.758.451.360,00 68,07 4.676.900.000,00 68,96 5.155.152.500 69,63 5.284.032.000,00 70,08 5.416.133.000,00 70,30 5.551.536.000,00 70,30 32.842.204.860
daya saing tenaga kerja Angkatan Kerja
Persentase Tenaga Kerja % 60,00 65,00 70,00 80,00 85,00 90,00 70,30
yang bersertifikat
kompetensi

2.01.16 Program Peningkatan Persentase penempatan % 77,81 3.922.856.550,00 80,00 2.696.050.000,00 83,00 3.741.313.689 85,00 3.834.847.000,00 87,00 3.930.718.000,00 90,00 4.028.986.000,00 90,00 22.154.771.239 Dinas Tenaga Kerja
Kesempatan Kerja tenaga kerja AKAD , AKL ,
AKAN

Persentase Peluang Kerja % 60,00 62,50 65,00 70,00 75,00 80,00 80,00
Mandiri
2. 01.15 Program Peningkatan Persentase tenaga kerja % 40 2.835.594.810 45 1.980.850.000 50 1.413.838.811 50 1.449.185.000 55 1.485.415.000 60 1.522.550.000 60,00 10.687.433.621 Dinas Tenaga Kerja
Kualitas dan Produktivitas terampil
Tenaga Kerja

Sasaran 2 Menurunnya Angka Persentase Penduduk % 20,82 3.355.406.108,00 19,95 4.721.280.000,00 19,07 56.283.155.000 18,19 58.899.824.000,00 17,32 61.642.389.000,00 16,45 62.017.021.000,00 16,45 246.919.075.108
Kemiskinan Miskin (menurut
indikator Pemerintah
Kota Semarang)
Persentase Penanganan % 85 88 91 94 96 98 98,00
PMKS
1.02 39 Program Pelayanan Cakupan masyarakat % 58 0 75 0 85 48.383.575.000 100 50.802.754.000 100 53.342.892.000 100 53.510.037.000 100,00 206.039.258.000 Dinas Kesehatan
Kesehatan Masyarakat miskin yang terdaftar
Miskin dalam JKN – KIS (%)
Persentase pemanfaatan % 75 75 85 100 100 100 100,00
layanan sistem jaminan
kesehatan

1.06.15 Program Pemberdayaan Cakupan PMKS yang % 85 518.783.700 88 1.642.200.000 91 3.133.580.000 94 3.211.920.000 96 3.292.218.000 98 3.374.523.000 98,00 15.173.224.700 Dinas Sosial
Fakir Miskin, dan ditangani
Penyandang Masalah
kesejahteraan sosial
(PMKS) Lainnya
1.06.21 Program Pemberdayaan Cakupan Potensi dan % 58,30% 2.836.622.408 66,60% 3.079.080.000 75,00% 4.766.000.000 83,30% 4.885.150.000 91,60% 5.007.279.000 91,60% 5.132.461.000 91,60% 25.706.592.408 Dinas Sosial
Kelembagaan Sumber Kesejahteraan
Kesejahteraan Sosial Sosial (PSKS)
(PSKS)

Sasaran 3 Meningkatnya kapasitas Persentase Tingkat % 75,45 183.609.615.219,00 79,32 187.417.463.000,00 80,25 185.781.193.500,00 81,17 186.135.590.000,00 81,95 188.957.574.000,00 83,17 191.441.223.000,00 83,17 1.123.342.658.719
pemberdayaan partisipasi masyarakat
masyarakat dalam
pembangunan Indeks Pembangunan Poin 96,04 96,41 96,73 97,00 97,24 97,56 97,56
Gender (IPG)
2.02.17 Program Peningkatan Penyelesaian pengaduan % 100% 1.403.668.650 100% 3.390.000.000 100% 3.223.655.000 100% 3.304.246.000 100% 3.386.852.000 100% 3.471.523.000 100% 18.179.944.650 Dinas
Kualitas Hidup dan Perlindungan perempuan Pemberdayaan
Perlindungan Perempuan dan anak dari tindakan Perempuan dan
kekerasan (%) Perlindungan Anak

2.02.18 Program Peningkatan Cakupan program % 64% 279.915.800 68% 400.000.000 74% 1.039.950.000 76% 1.065.949.000 78% 1.092.598.000 80% 1.119.913.000 80% 4.998.325.800 Dinas
peran serta dan kesetaraan pengarusutamaan gender Pemberdayaan
gender dalam Perempuan dan
pembangunan Perlindungan Anak

2.13.16 Program peningkatan Jumlah organisasi jumlah 60 1.640.074.750 61 1.314.628.000 61 1.294.094.000 62 1.326.446.000 62 1.359.607.000 62 1.393.597.000 62,00 8.328.446.750 Dinas
peran serta kepemudaan kepemudaan yang aktif Kepemudaan dan
Olahraga
6.01.21 Program Peningkatan Persentase kondisi % 42,61 180.285.956.019 50,00 182.312.835.000 51,00 180.223.494.500 52,00 180.438.949.000 53,00 183.118.517.000 55,00 185.456.190.000 55,00 1.091.835.941.519 Kecamatan
Partisipasi Masyarakat sarpras kelurahan dan
Dalam Membangun kecamatan yang
Kelurahan ditangani melalui
musrenbang
Persentase kehadiran RT % 96,06 97,70 98,30 98,87 99,04 99,50 99,50
dalam Musrenbang
Persentase RT yang Usul % 87,68 90,26 91,44 92,63 93,81 95,00 95,00
dalam Musrenbang

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI -38


MISI / TUJUAN / Kondisi Kinerja pada akhir periode
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (2016) Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Perangkat Daerah
KODE SASARAN / PROGRAM INDIKATOR KINERJA Satuan RPJMD 2021
Penanggung-jawab
PEMBANGUNAN DAERAH
Realisasi Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal 71.638.821.971 69.474.940.000 64.109.340.000 65.899.779.500 75.442.685.525 80.566.810.451 427.132.377.447
Misi 2: untuk Meningkatkan Pelayanan Publik
62,42 57.424.727.064 >64 59.833.964.000 >66 51.124.756.000 >68 52.265.965.500 >70 61.127.180.525 >72 65.535.530.451 >72 347.312.123.540
Terwujudnya Tata Kelola
Indeks Reformasi
Tujuan 3 Pemerintahan Yang Baik Nilai
Birokrasi
Dan Melayani

Indeks Kepuasan Angka 78 57.424.727.064 79 59.833.964.000 81 51.124.756.000 83 52.265.965.500 85 61.127.180.525 87 65.535.530.451 87,00 347.312.123.540
Masyarakat Indeks
Opini / WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Opini BPK
Predikat
55,94/ CC 57/ CC 60 / B > 60 /B > 70 / BB > 80 / A > 80 / A
Hasil Evaluasi SAKIP/
Terwujudnya birokrasi Tingkat Akuntabilitas Nilai /
Sasaran 1
yang bersih dan melayani Kinerja Penyelenggaraan Predikat
Pemerintahan Daerah

>3 /ST >3 /ST >3 /ST >3 /ST >3 /ST >3 /ST >3 /ST
Nilai dan status kinerja
Pemerintah Daerah ( Nilai
Nilai EKPPD )
4.02.15 Program Peningkatan dan Tingkat kemandirian % 35,98% 22.810.715.749 39,82% 13.810.164.000 40,86% 16.698.561.000 42,58% 16.216.118.000 44,65% 20.024.629.000 47,43% 21.684.968.000 47,43% 111.245.155.749 Badan Pendapatan
pengembangan pengelolaan keuangan daerah (Rasio Daerah
keuangan daerah PAD dibandingkan
Pendapatan Daerah)

4.02.18 Program Pengelolaan Aset Prosentase pengelolaan % 75% 8.383.963.547 80% 6.961.366.000 85% 7.795.315.000 90% 6.678.698.000 95% 8.056.279.000 100% 7.936.602.000 100% 45.812.223.547 Badan Pengelolaan
Daerah aset daerah yang optimal Keuangan dan Aset
dan akuntabel daerah

4.01.15 Program Peningkatan Persentase penyelesaian % 75 10.359.149.178 77 4.094.273.000 79 4.290.709.200 81 4.600.721.000 83 5.805.282.000 85 6.391.872.000 85 35.542.006.378 Inspektorat
Sistem Pengawasan tindak lanjut temuan
Internal dan Pengendalian hasil pemeriksaan BPK,
Kebijakan Kepala Daerah Inspektorat Propinsi Jawa
Tengah, Inspektorat Kota
Semarang
4.01.16 Program Peningkatan Tingkat leveling Leveling 1 78.543.400 1 252.075.000 2 190.950.000 2 183.288.000 3 231.276.000 3 254.646.000 3 1.190.778.400 Inspektorat
Profesionalisme Tenaga kapabilitas Aparat
Pemeriksa dan aparatur Pengawasan Intern
pengawasan Pemerintah (APIP)
4.01.19 Program Perencanaan Persentase kesesuaian % 99,82 3.115.178.800 100 2.778.000.000 100 1.950.000.000 100 1.950.000.000 100 2.450.000.000 100 2.700.000.000 100,00 14.943.178.800 Bappeda
Pembangunan Daerah muatan antar dokumen
perencanaan dan dengan
dokumen pelaksanaan
antar waktu

Persentase % 70,60 71,00 72,00 73,00 74,00 75,00 75,00


pengakomodiran usulan
Musrenbang dalam
perencanaan
pembangunan
5.01.17 Program Penataan Produk peraturan daerah perda dan 157 3.774.284.025 211 5.765.029.000 266 3.949.500.000 322 4.344.450.000 379 4.778.895.000 437 5.256.784.500 437,00 27.868.942.525 Bag. Hukum Setda
Peraturan Perundang- yang selaras dengan perwal
undangan peraturan perundangan
yang lebih tinggi

5.01.19 Program Pembinaan dan Tingkat penerapan % - 2.012.275.615 20 1.819.453.500 40 1.420.000.000 60 1.633.000.000 80 1.877.950.000 100 2.159.643.000 100,00 10.922.322.115 Bag. Organisasi
Peningkatan Organisasi budaya kerja Pemerintah Setda
Perangkat Daerah Kota Semarang (%)

Tingkat Penyusunan dan % 15 30 45 65 85 100 100


Penerapan SOP, SP dan
SPM
Indeks kepuasan angka 75,64 79,00 81,00 83,00 85,00 87,00 87,00
masyarakat (IKM)
5.01.18 Program Peningkatan Persentase OPD yang % - - 75 1.424.823.500 80 2.442.197.000 85 2.808.527.000 90 3.229.806.000 95 3.714.277.000 95 13.619.630.500 Bagian Otonomi
Akuntabilitas Kinerja menyusun pelaporan Daerah Setda
Penyelenggaraan LKJiP / LAKIP benar dan
Pemerintahan Daerah tepat waktu
4.03.15 Program Pembinaan dan Indeks Profesionalitas % > 76 6.890.616.750 > 76 4.294.553.000 > 78 4.717.331.800 > 80 5.915.403.000 > 82 6.187.815.000 > 84 6.397.027.000 > 84 34.402.746.550 Badan
pengembangan Aparatur Aparatur Sipil Negara Kepegawaian,
(ASN) (meliputi : Pendidikan dan
kompetensi, kinerja, Pelatihan
disiplin dan kompensasi)

5.01 27 Program Peningkatan dan Persentase kelurahan % 12 - 35 3.046.000.000 56 3.046.000.000 70 3.046.000.000 88 3.046.000.000 100 3.046.000.000 100 15.230.000.000 Bag. Tapem Setda
Pengendalian berbasis PATEN ( se Kota
Penyelenggaraan Semarang)
Pemerintahan Umum

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI -39


MISI / TUJUAN / Kondisi Kinerja pada akhir periode
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (2016) Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Perangkat Daerah
KODE SASARAN / PROGRAM INDIKATOR KINERJA Satuan RPJMD 2021
Penanggung-jawab
PEMBANGUNAN DAERAH
Realisasi Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
2.10.18 Program Peningkatan Persentase integrasi % 80 - 85 15.049.256.000 87 1.895.010.000 89 1.989.760.500 95 2.089.248.525 100 2.193.710.951 100 23.216.985.976 Diskominfo
Pelayanan informasi sistem perencanaan,
penganggaran,
pengendalian, pelaporan
dan pengelolaan
keuangan dan aset
daerah (smart city )

2.10.15 Program Pengembangan Persentase Fasilitasi % - - 100 538.971.000 100 2.729.182.000 100 2.900.000.000 100 3.350.000.000 100 3.800.000.000 100 13.318.153.000 Diskominfo
Komunikasi, Informasi dan koordinasi PPID dan
media massa Penanganan Pengaduan
Masyarakat

40,5 14.214.094.907 41,4 9.640.976.000 43 12.984.584.000 44,8 13.633.814.000 46,8 14.315.505.000 48,8 15.031.280.000 48,80 79.820.253.907
Persentase Penurunan
Terwujudnya
Tujuan 4. Gangguan Keamanan %
Kondusivitas Wilayah
dan Ketertiban

Meningkatnya kualitas 2.085 14.214.094.907 2.053 9.640.976.000 1.997 12.984.584.000 1.934 13.633.814.000 1.866 14.315.505.000 1.793 15.031.280.000 1.793,00 79.820.253.907
Sasaran 1 ketentraman dan Angka Kriminalitas kejadian
ketertiban masyarakat
1.05.18 Program Pengendalian dan Cakupan penanganan % 90 6.486.293.700 91 5.385.835.000 92 5.220.540.000 93 5.481.567.000 94 5.755.645.000 95 6.043.427.000 95,00 34.373.307.700 Satpol PP
Penanganan Ketentraman gangguan ketentraman
dan Ketertiban Umum dan ketertiban umum

1.05.19 Program Penegakan jumlah peraturan Peraturan 26 2.726.845.608 27 2.244.360.000 28 2.980.720.000 29 3.129.756.000 30 3.286.244.000 31 3.450.556.000 31 17.818.481.608 Satpol PP
Peraturan Perundang- perundang-undangan Daerah
undangan Daerah daerah yang ditegakkan

1.05.15 Program Peningkatan Persentase kemampuan % 75 3.020.512.749 76 1.750.381.000 77 2.846.970.000 78 2.989.319.000 79 3.138.785.000 80 3.295.724.000 80 17.041.691.749 Badan Kesatuan
Ketertiban Dan analisa intelijen strategis Bangsa dan Politik
Ketentraman Lingkungan terhadap gangguan
IPOLEKSOSBUD-
HANKAM

6.01.16 Program Pengembangan Angka kejadian konflik kejadian 2 1.980.442.850 2 260.400.000 1 1.936.354.000 1 2.033.172.000 1 2.134.831.000 1 2.241.573.000 1,00 10.586.772.850 Badan Kesatuan
Wawasan kebangsaan sosial yang berlatar Bangsa dan Politik
belakang suku, agama,
ras, dan antar golongan

Misi 3: Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan 549.731.150.942 1.091.639.593.000 1.055.776.287.881 1.033.704.276.986 1.140.337.753.017 1.181.775.496.861 6.052.964.558.687
Berwawasan Lingkungan
63,69 549.731.150.942 68,63 1.091.639.593.000 75,61 1.055.776.287.881 82,17 1.033.704.276.986 86,36 1.140.337.753.017 91,77 1.181.775.496.861 91,77 6.052.964.558.687
Terwujudnya
Persentase Wilayah Kota
Pembangunan Kota yang
Tujuan 5 yang Tangguh, Produktif %
Tangguh, Produktif, dan
dan Berkelanjutan
Berkelanjutan

Persentase pelaksanaan 13 101.442.080.325 24 222.994.580.000 46 258.050.300.000 65 262.781.135.000 77 312.563.546.000 96 279.240.378.000 96,00 1.437.072.019.325
program pengembangan
kawasan %
Terwujudnya Tata Ruang
Sasaran 1
yang berdaya guna
Persentase kesesuaian 79 81 82 83 84 85 85,00
tata ruang %

1.03.34 Program Pengendalian Rasio Bangunan ber-IMB % 53,35 3.264.125.100 53,6 1.986.250.000 53,95 2.458.300.000 54,4 2.581.215.000 54,9 2.607.027.000 55,45 2.737.378.000 55,45 15.634.295.100 Dinas Penataan
Pemanfaatan Ruang per satuan bangunan Ruang

1.03 35 Program Pembangunan Persentase sarpras dasar % 100 91.115.308.475 100 186.928.000.000 100 204.292.000.000 100 206.334.920.000 100 208.398.269.000 100 171.866.837.000 100,00 1.068.935.334.475 Dinas Penataan
Sarpras Dasar Perkotaan perkotaan yang Ruang
terbangun
1.03.16 Program Pembangunan Persentase saluran % 59,50% 7.062.646.750 61,50% 34.080.330.000 63,00% 51.300.000.000 64,50% 53.865.000.000 66,00% 101.558.250.000 67,00 104.636.163.000 67,00 352.502.389.750 Dinas Pekerjaan
dan Pemeliharaan Sumber drainase/ gorong gorong Umum
Daya Air dalam kondisi baik

Sasaran 2 Meningkatnya kinerja Persentase kawasan % 5,02 301.130.851.764,00 4,69 564.656.125.000,00 4,37 538.803.902.099 4,05 511.752.796.386,00 3,73 542.903.372.017,00 3,40 585.761.035.000 3,40 3.045.008.082.266
pelayanan infrastruktur banjir dan rob
kota Jumlah titik/ruas rawan titik/ruas 8,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 2,00
macet rawan
macet
1.03.15 Program Pembangunan Persentase jalan dan % 82,85% 216.066.327.785 82,85% 389.601.583.000 83,85% 393.425.761.099 84,85% 419.384.334.386 86,85% 441.963.770.017 86,85% 479.061.959.000 86,85% 2.339.503.735.287 Dinas Pekerjaan
dan Pemeliharaan Jalan jembatan dalam kondisi Umum
dan Jembatan baik
Persentase Ruang Milik % 31,58% - 35,53% - 59,21% - 76,32% - 90,79% - 100,00% - 100%
Jalan yang baik pada
Kawasan Strategis

1.03.24 Program Pengendalian Persentase kawasan % 94,98 32.797.717.936 95,31 101.558.490.000 95,63 48.200.000.000 95,95 50.610.000.000 96,27 53.140.500.000 96,6 53.797.525.000 96,60 340.104.232.936 Dinas Pekerjaan
Banjir bebas banjir dan rob Umum
2.09.19 Program Pengendalian dan Persentase simpang yang % 45,45 6.939.251.550 54,55 9.001.717.000 63,64 10.860.035.000 72,73 6.566.769.000 81,82 7.546.020.000 100 7.566.590.000 100 48.480.382.550 Dinas
Pengamanan Lalulintas dilengkapi ATCS Perhubungan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI -40


MISI / TUJUAN / Kondisi Kinerja pada akhir periode
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (2016) Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Perangkat Daerah
KODE SASARAN / PROGRAM INDIKATOR KINERJA Satuan RPJMD 2021
Penanggung-jawab
PEMBANGUNAN DAERAH
Realisasi Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
2.09.17 Program Peningkatan Persentase trayek % 59 45.327.554.493 62 64.494.335.000 64 86.318.106.000 66 35.191.693.000 67 40.253.082.000 69 45.334.961.000 69,00 316.919.731.493 Dinas
Pelayanan Angkutan angkutan umum yang Perhubungan
optimal

Sasaran 3 Tewujudnya lingkungan Indeks Kualitas Nilai indeks 44,84 38.972.295.044 47 64.134.938.000 49 56.741.366.000 51 57.484.211.000 53 58.187.166.000 55 63.855.552.000 55,00 339.375.528.044
hidup yang berkualitas Lingkungan Hidup
(IKLH)

2.05 19 Program Peningkatan Indeks Kualitas Air Indeks 45,25 1.050.937.500 46,10 1.146.100.000 47,10 1.755.012.000 48,10 1.798.887.000 49,20 1.843.859.000 49,98 1.889.955.000 49,98 9.484.750.500 Dinas Lingkungan
Kualitas dan Akses Hidup
Informasi SDA dan LH Indeks Kualitas Udara Indeks 61,72 62,79 64,21 65,50 66,80 68,20 68,20
1.03 33 Program Pengembangan Persentase vol sampah % 87,50% 37.921.357.544 88,00% 62.867.813.000 88,50% 54.331.354.000 89,00% 54.874.668.000 89,50% 55.423.415.000 90,00% 60.977.649.000 90% 326.396.256.544 Dinas Lingkungan
Kinerja Pengelolaan terangkut dari TPS ke TPA Hidup
Persampahan
2.05.21 Program Penguatan Persentase wilayah yang % 0,00% - 20,00 121.025.000 40,00 655.000.000 60,00 810.656.000 80,00 919.892.000 100,00 987.948.000 100,00 3.494.521.000 Dinas Lingkungan
kapasitas mitigasi dan memiliki kapasitas Hidup
adaptasi perubahan iklim adaptasi perubahan iklim

Sasaran 4 Terwujudnya sarana dan Persentase lingkungan % 91,17 108.185.923.809 92,43 239.853.950.000 95,17 201.490.746.782 97,90 200.978.912.600 100 225.958.766.000 100 252.175.505.861 100 1.228.643.805.052
prasarana dasar permukiman sehat
permukiman yang
berkualitas
1.04 19 Program Sarana Prasarana Persentase jalan dan % 70 - 75 7.567.000.000 80 7.813.724.000 90 8.204.410.000 100 8.614.631.000 100 14.045.363.000 100 46.245.128.000 Dinas Perumahan
Lingkungan Permukiman saluran permukiman dan Kawasan
dalam kondisi baik Permukiman

1.04.16 Program Lingkungan Sehat Persentase rumah layak % 90,94 93.535.034.263 90,94 135.569.200.000 96 128.497.022.782 98 124.335.502.600 100 145.483.185.000 100 156.004.863.000 100 783.424.807.645 Dinas Perumahan
Perumahan huni dan Kawasan
Permukiman

1.03 30 Program Pengelolaan RTH Persentase ruang terbuka % 43,76 14.650.889.546 44,26 85.942.750.000 44,76 55.180.000.000 45,26 57.939.000.000 45,76 60.835.950.000 46,26 70.549.029.861 46,26 345.097.619.407 Dinas Perumahan
hijau dan Kawasan
Permukiman

1.03 31 Program Peningkatan Persentase rumah tangga % 85,87 - 88 10.775.000.000 92 7.400.000.000 96 7.770.000.000 100 8.158.500.000 100 8.566.425.000 100 42.669.925.000 Dinas Perumahan
Kualitas dan Jangkauan bersanitasi dan Kawasan
Air Limbah Permukiman

1.03.22 Program Penyediaan dan Persentase rumah tangga % 88,5 - 90 - 94 2.600.000.000 98 2.730.000.000 100 2.866.500.000 100 3.009.825.000 100 11.206.325.000 Dinas Perumahan
Pengelolaan Air Minum yang terlayani air minum dan Kawasan
Permukiman

Sasaran 5 Meningkatnya Indeks Resiko Bencana Nilai Indeks 184 - 172,96 - 161,92 689.973.000 150,88 707.222.000,00 139,84 724.903.000,00 128,80 743.026.000,00 128,80 2.865.124.000
ketangguhan bencana
1.05.28 Program Pencegahan dan Persentase kawasan % 0 20 40 60 80 100 100 Badan
Kesiapsiagaan Bencana rawan bencana yang Penanggulangan
didukung oleh EWS Bencana Daerah

Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis 86.810.936.267 107.628.399.400 68.622.020.000 68.330.210.000 72.896.069.000 75.546.590.000 479.834.224.667
Misi 4 Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim Usaha
yang Kondusif

Meningkatnya 5,69 86.810.936.267 5,81 107.628.399.400 5,98 68.622.020.000 6,16 68.330.210.000 6,33 72.896.069.000 6,50 75.546.590.000 6,50 479.834.224.667
Laju Pertumbuhan
Tujuan 6 Produktivitas Ekonomi %
Ekonomi
Lokal
Nilai investasi Juta 10.500.000 84.282.800.517 15.935.000 100.351.818.400 17.506.000 62.391.775.000 18.699.000 61.973.485.000 20.543.000 65.357.370.000 21.924.000 67.816.328.000 ########## ## 442.173.576.917
Rupiah
Kontribusi kategori- % 30,87 31,13 31,2 31,27 31,34 31,41 31,41
kategori yang terkait
dengan perdagangan dan
Meningkatnya nilai jasa terhadap PDRB
Sasaran 1 perdagangan dan jasa
unggulan
Nilai Ekspor US$ 1.218.036.901 1.277.890.977 ########### 1.400.434.987 1.461.712.992 1.522.987.000 1.522.987.000

Persentase peningkatan % 6,5 7 7,5 8 8,5 9 9,00


kunjungan wisata

2.12.15 Program Peningkatan Nilai PMA (jutaan) Rp juta 2.950.000 3.399.978.464 329.569 459.500.000 362.073 1.370.000.000 386.733 2.184.582.000 424.626 2.567.557.000 453.441 2.858.224.000 453.441 12.839.841.464 DPM PTSP
Promosi dan Kerjasama
Investasi Nilai PMDN (jutaan) Rp juta 7.550.000 15.605.431 17.143.927 18.313.267 20.118.374 21.470.559 21.470.559
2.12 .19 Program Peningkatan Iklim Persentase ijin terbit % 97,00 2.061.684.971 97,00 1.509.381.000 97,5 2.420.160.000 98 2.179.234.000 98,5 2.999.838.000 99 3.603.042.000 99,00 14.773.339.971 DPM PTSP
Investasi dan realisasi sesuai SP
investasi Survey Kepuasan Nilai 78 79 81 83 85 87 87
Masyarakat
3.05.18 Program peningkatan Jumlah sarana dan Sarpras 11 68.799.406.904 13 77.679.119.400 15 50.075.640.000 17 51.327.531.000 19 52.610.719.000 21 53.925.987.000 21,00 354.418.403.304 Dinas Perdagangan
efisiensi perdagangan prasarana perdagangan
dalam negeri yang representatif

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI -41


MISI / TUJUAN / Kondisi Kinerja pada akhir periode
Kondisi Kinerja Awal RPJMD (2016) Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Perangkat Daerah
KODE SASARAN / PROGRAM INDIKATOR KINERJA Satuan RPJMD 2021
Penanggung-jawab
PEMBANGUNAN DAERAH
Realisasi Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
3.02.16 Program Pengembangan Jumlah kunjungan wisata Orang 7.354 3.269.142.700 7.920 16.897.116.000 8.514 4.292.000.000 8.554 2.666.197.000 8.594 3.151.178.000 8.633 3.251.658.000 8.633 33.527.291.700 Dinas Kebudayaan
Destinasi Pariwisata MICE dan Pariwisata

Lama Menginap MICE Hari 1,35 1,40 1,45 1,50 1,55 1,60 1,60
3 02 15 Program Pengembangan Persentase kualitas % 1,10 2.866.561.778 1,15 2.206.661.000 1,20 2.495.000.000 1,25 1.842.186.000 1,30 2.218.848.000 1,35 2.332.002.000 1,35 13.961.258.778 Dinas Kebudayaan
Pemasaran Pariwisata promosi wisata dan Pariwisata

2.03.16 Program Ketahanan Rata-rata Jumlah kkal/kapita 3.050 3.886.025.700 3.051 1.600.041.000 3.052 1.738.975.000 3.053 1.773.755.000 3.054 1.809.230.000 3.055 1.845.415.000 3.055 12.653.441.700 Dinas Ketahanan
Pangan ketersediaan pangan perhari Pangan

Sasaran 2 Meningkatnya Produk Kontribusi kategori % 25,82 2.528.135.750 27,38 7.276.581.000 27,42 6.230.245.000 27,46 6.356.725.000 27,5 7.538.699.000 27,54 7.730.262.000 27,54 37.660.647.750
Unggulan Daerah Industri Pengolahan
terhadap PDRB
Jumlah wilayah produk jumlah 0 2 5 6 7 7 7,00
unggulan daerah
(Sentra/Kecamatan )

3.01.20 Program Pengembangan Jumlah sentra perikanan kawasan 0 1.140.218.650 2 4.889.863.000 2 3.993.021.000 3 3.013.938.000 3 3.645.865.000 3 3.693.488.000 3 20.376.393.650 Dinas Perikanan
Budidaya Perikanan terpadu (kawasan)

3.03.28 Program Pengembangan Jumlah kawasan kelurahan 5 - 21 - 37 500.000.000 53 615.382.000 69 770.084.000 85 789.336.000 85,00 2.674.802.000 Dinas Pertanian
Pertanian Perkotaan pertanian perkotaan
(Kelurahan)
Sentra produk unggulan kawasan - - 2 3 4 4 4
pertanian (kawasan)

2.11.16 Program Pengembangan Persentase meningkatnya % 51 - 52 1.600.429.000 53 910.828.000 55 1.892.745.000 58 2.279.743.000 60 2.396.001.000 60,00 9.079.746.000 Dinas Koperasi
Kewirausahaan dan kualitas usaha mikro dan Usaha Mikro
Keunggulan Kompetitif yang dibina
Usaha Kecil Menengah
3.06.16 Program pengembangan Pertumbuhan industri Industri 727 1.387.917.100 739 786.289.000 753 826.396.000 769 834.660.000 786 843.007.000 805 851.437.000 805 5.529.706.100 Dinas Koperasi
Industri Kecil dan menengah menengah dan Usaha Mikro
menengah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VI -42


BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH

Bab ini merupakan bab yang memuat program prioritas dalam


pencapaian visi dan misi dan juga memuat indikasi program serta pagu
indikatif program prioritas pada Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 yang
berisi program-program untuk mencapai visi dan misi pembangunan jangka
menengah maupun untuk pemenuhan layanan Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah yang
memuat target Indikasi Program dan Pagu indikatif untuk periodesasi RPJMD ini.
Indikasi program merupakan program-program dalam rangka
pelaksanaan pembangunan tahun 2016 s/d 2021, sedangkan Pagu Indikatif
sebagai wujud kebutuhan pendanaan yang tersedia untuk penyusunan
program dan kegiatan tahunan. Indikasi rencana program dan kegiatan
telah disesuaikan dengan perkembangan situasi yang mendasari
dilakukannya perubahan RPJMD ini serta telah menyesuaikan dengan OPD
sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang.
Program-program yang telah disertai kebutuhan pendanaan
selanjutnya dijadikan sebagai acuan bagi Perangkat Daerah dalam
penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah. Rumusan target kinerja
program di masing-masing urusan wajib/pilihan disusun dengan
mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, yang
bersumber dari APBD Kota Semarang, APBD Provinsi dan APBN maupun
sumber-sumber lain.
Perumusan indikasi rencana program prioritas yang disertai
kebutuhan pendanaan yang dirumuskan berdasarkan kompilasi hasil
verifikasi terhadap rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, dan
pendanaan indikatif rancangan Renstra Perangkat Daerah. Indikasi program
prioritas dalam mendukung pencapaian visi dan misi RPJMD tahun 2016-
2021 yang disajikan berdasarkan misi pembangunan adalah sebagaimana
Tabel 8-1. Program, pagu indikatif dan target kinerja untuk tahun 2016
adalah berdasarkan realisasi. Sedangkan untuk tahun 2017 merupakan
indikasi program, pagu indikatif dan target kinerja pada APBD Tahun
Anggaran 2017. Indikasi program, pagu indikatif dan target kinerja tahun
2018 s/d 2021 menjadi pedoman dalam penyusunan Rancangan Renstra
Perangkat Daerah.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-1


Tabel 7.1.
Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah
Kota Semarang
Proyeksi
Kode Kapasitas Riil/Belanja
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
KAPASITAS RIIL KEMAMPUAN
1 3.227.119.742.750 3.099.850.131.000 2.832.649.716.099 2.948.802.452.736 3.180.260.433.701 3.282.645.620.312
KEUANGAN
2 BELANJA DAERAH 3.931.802.540.351 4.698.945.279.000 4.365.040.029.000 4.704.516.354.950 5.159.241.280.227 5.673.908.124.023
2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.522.822.910.413 1.599.095.148.000 1.532.390.312.901 1.755.713.902.214 1.978.980.846.526 2.391.262.503.711
2.1.1 Belanja Pegawai 1.478.723.234.727 1.517.508.236.000 1.486.116.850.901 1.708.408.603.664 1.930.617.915.512 2.341.815.499.422
2.1.2 Belanja Bunga - - - - - -
2.1.3 Belanja Subsidi - - - - - -
2.1.4 Belanja Hibah 28.816.501.606 48.746.500.000 28.816.500.000 29.536.912.500 30.275.335.313 31.032.218.695
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 11.472.700.000 21.856.150.000 11.472.700.000 11.759.517.500 12.053.505.438 12.354.843.073
2.1.6 Belanja Bagi Hasil - - - - - -
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 1.016.840.775 984.262.000 984.262.000 1.008.868.550 1.034.090.264 1.059.942.520
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 2.793.633.305 10.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000
2.2 BELANJA LANGSUNG 2.408.979.629.938 3.099.850.131.000 2.832.649.716.099 2.948.802.452.736 3.180.260.433.701 3.282.645.620.313
2.2.1 Belanja Pegawai 218.919.199.418 179.111.552.514 212.448.728.707 221.160.183.955 238.519.532.528 246.198.421.523
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 1.163.343.525.704 1.458.348.935.096 1.395.112.747.245 1.447.381.478.731 1.551.537.570.166 1.597.610.904.141
2.2.3 Belanja Modal 1.026.716.904.816 1.462.389.643.390 1.345.508.615.147 1.400.681.165.050 1.510.623.706.008 1.559.256.669.648
Sumber: *) LRA 2016, **) APBD 2017, ***) RKPD 2018 & Bapenda, diolah 2017

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-2


Tabel 7.2
Indikasi Rencana Program Prioritas RPJMD yang disertai Kebutuhan Pendanaan Kota Semarang 2016 - 2021

VISI " Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat Semakin Sejahtera "

CAPAIAN PADA TAHUN DASAR


CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
TOTAL PAGU INDIKATIF 3.931.802.540.351 4.698.945.279.000 4.365.040.029.000 4.705.028.854.950 5.159.766.592.227 5.674.446.569.023 28.535.029.864.551
I URUSAN WAJIB 2.847.903.306.015 3.381.327.208.000 3.161.394.168.026 3.377.359.600.346 3.709.229.199.000 4.056.556.807.761 17.685.866.983.133
A URUSAN PELAYANAN DASAR 2.546.659.607.232 2.985.342.339.000 2.725.452.073.479 2.982.955.943.403 3.260.728.224.051 3.558.754.706.782 15.513.233.286.716
1. URUSAN PENDIDIKAN 1.053.953.381.403 927.055.982.000 902.333.044.453 1.030.374.894.129 1.140.057.738.210 1.316.860.194.787 5.316.681.853.579
BELANJA TIDAK LANGSUNG 807.889.996.233 644.980.982.000 631.912.669.235 726.433.500.129 820.919.274.210 995.764.807.787 3.820.011.233.361
01 Belanja Pegawai 807.889.996.233 644.980.982.000 631.912.669.235 726.433.500.129 820.919.274.210 995.764.807.787 3.820.011.233.361
BELANJA LANGSUNG 246.063.385.170 282.075.000.000 270.420.375.218 303.941.394.000 319.138.464.000 321.095.387.000 1.496.670.620.218
1.01 01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100,00% 12.073.314.683 100,00% 6.900.164.000 100% 6.510.675.000 100% 6.836.209.000 100% 7.178.019.000 100% 7.536.920.000 100,00% 47.035.301.683 Dinas Pendidikan
Administrasi Perkantoran
Perkantoran
1.01 02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100,00% 1.270.014.532 100,00% 685.000.000 100% 735.000.000 100% 771.750.000 100% 810.338.000 100% 850.855.000 100,00% 5.122.957.532 Dinas Pendidikan
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur
aparatur
1.01 06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100,00% 519.993.000 100,00% 652.975.000 100% 652.975.000 100% 685.624.000 100% 719.905.000 100% 755.900.000 100,00% 3.987.372.000 Dinas Pendidikan
pengembangan sistem dan keuangan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
1.01 15 Program Pendidikan - APK PAUD 3-6 tahun % 76,78% 2.700.328.800 78,00% 3.435.000.000 79,00% 3.128.000.000 80,00% 3.284.400.000 81,00% 3.448.620.000 81,50% 3.621.051.000 81,50% 19.617.399.800 Dinas Pendidikan
Anak Usia Dini
- Jumlah Lembaga PAUD Holistik Lembaga 126 136 146 156 167 177 177
Integratif
- Jumlah Lembaga PAUD Berakreditasi Lembaga 50 100 125 150 175 200 200
B
1.01 16 Program Wajib Belajar - Persentase SD Berakreditasi A % 55,98 176.110.776.486 59,07 254.486.578.000 62,16 248.238.325.218 65,25 280.650.241.000 68,34 294.682.753.000 71,43 295.416.891.000 71,43 3.987.372.000 Dinas Pendidikan
Pendidikan Dasar
- Persentase SMP BerakreditasI A % 50,00 55,00 86,00 86,50 87,00 - 87,50 - 87,50
Sembilan Tahun
- Jumlah SD yang melaksanakan Satuan - 32 48 64 80 - 96 - 96
pendidikan karakter, pembelajaran Pendidikan
luar kelas, dan pengembangan
nasionalisme substansi

- Jumlah SMP yang melaksanakan Satuan - 8 45 55 65 75 75


pendidikan karakter, pembelajaran Pendidikan
luar kelas, dan pengembangan
nasionalisme substansi
- Jumlah SD e-Pembelajaran Satuan 16 32 64 80 96 112 112
Pendidikan
- Jumlah SMP e-Pembelajaran Satuan 6 10 45 50 55 60 60
Pendidikan
1.01.17 Program Pendidikan - Persentase SMA berakreditasi % 69,00 36.235.979.549 - 69 36.235.979.549 Dinas Pendidikan
Menengah minimal B
- Persentase SMK berakreditasi % 25,00
minimal B
1.01.18 Program Pendidikan - Penduduk yang berusia >15 tahun % 99,96 1.407.782.000 99,96 2.000.000.000 99,96 2.000.000.000 99,97 2.100.000.000 99,97 2.205.000.000 99,98 2.315.250.000 99,98 12.028.032.000 Dinas Pendidikan
Non Formal melek huruf (tidak buta aksara)

- Jumlah Lembaga Kursus dan lembaga - 1 2 3 4 5 5


Pelatihan Rujukan

1.01 .20 Program Peningkatan - Guru Berkualifikasi S1/D-IV Jenjang % 87 5.644.355.050 90 4.167.000.000 90 93 4.217.850.000 95 4.428.743.000 98 4.650.180.000 98 27.125.128.050 Dinas Pendidikan
Mutu Pendidik dan PAUD 4.017.000.000
Tenaga Kependidikan - Guru Berkualifikasi S1/D-IV Jenjang % 84,79 80,50 90,50 100 100 - 100,00 - 100 -
SD/MI
- Guru Berkualifikasi S1/D-IV Jenjang % 92,29 95,50 98,50 100 100 100,00 100
SMP/MTs
- Persentase guru TK bersertifikasi % 95,00 96,00 97,00 97 98 98 98

- Persentase guru SD bersertifikasi % 95,00 96,00 97,00 97 98 98 98

- Persentase guru SMP bersertifikasi % 95,00 96,00 96,00 97 98 99 99

- persentase guru yang memiliki indek % 98,00 99,00 99,00 99 99 100 100
kinerja minimal baik
-

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-3


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
1.01 .22 Program Manajemen - APM SD/MI % 96,63 10.100.841.070 91,80 9.748.283.000 91,20 5.138.400.000 90,70 5.395.320.000 90,40 5.665.086.000 90,00 5.948.340.000 90,00 41.996.270.070 Dinas Pendidikan
Pelayanan Pendidikan
- APK SD/MI % 113,13 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
- Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI % 0,01 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01

- APM SMP/MTs % 86,03 81,10 80,70 80,50 80,20 80,00 80,00


- APK SMP/MTs % 118,01 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
- Angka Putus Sekolah (APS) % 0,04 0,07 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06
SMP/MTs
- Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI % 102,38 100 100 100 100 100 100
ke SMP/MTs
- Rasio APM P/L SD/MI % 100 100 100 100 100 100 100
- Rasio APM P/L SMP/MTs % 100 100 100 100 100 100 100
2. URUSAN KESEHATAN 524.293.809.850 549.158.659.000 521.702.222.709 575.742.316.675 612.353.469.124 662.934.700.744 2.921.891.368.252
BELANJA TIDAK LANGSUNG 122.345.421.041 164.979.871.000 161.515.293.709 185.674.573.675 209.824.894.124 254.514.994.744 976.509.627.252
Dinas Kesehatan,
01 Belanja Pegawai 122.345.421.041 164.979.871.000 161.515.293.709 185.674.573.675 209.824.894.124 254.514.994.744 1.098.855.048.293
RSUD
BELANJA LANGSUNG 401.948.388.809 384.178.788.000 360.186.929.000 390.067.743.000 402.528.575.000 408.419.706.000 1.945.381.741.000
1.02 01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100% 1.750.336.063 100% 4.040.172.000 100% 4.811.656.000 100% 4.859.773.000 100% 4.908.371.000 100% 4.957.455.000 100% 25.327.763.063 Dinas Kesehatan,
Administrasi Perkantoran RSUD
Perkantoran
1.02 02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100% 1.679.247.556 100% 1.230.500.000 100% 9.404.132.000 100% 9.874.339.000 100% 10.368.056.000 100% 10.886.459.000 100% 43.442.733.556 Dinas Kesehatan
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur
aparatur
1.02 05 Program peningkatan - Cakupan peningkatan kapasitas % 100% 299.130.099 100% 286.200.000 100% 1.127.399.000 100% 1.183.769.000 100% 1.242.957.000 100% 1.305.105.000 100% 5.444.560.099 Dinas Kesehatan
kapasitas sumber daya sumber daya aparatur
aparatur
1.02 06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 113.833.400 100% 49.316.000 100% 73.592.000 100% 77.272.000 100% 81.136.000 100% 85.193.000 100% 480.342.400 Dinas Kesehatan
pengembangan sistem dan keuangan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

1.02 15 Program Obat dan - Persentase penerapan penggunaan % 83,50% 8.795.394.839 83,70% 9.425.746.000 84,25% 2.023.925.000 84,50% 2.125.121.000 84,75% 2.231.377.000 85,00% 2.342.946.000 85,00% 26.944.509.839 Dinas Kesehatan
Perbekalan Kesehatan obat rasional

- Proporsi Pelayanan kefarmasian di % 80% 82% 84% 86% 88% 90% 90%
puskesmas sesuai Standar

1.02 16 Program Upaya - Persentase Response Time Unit % 0 118.495.348.638 0 107.185.417.000 40 24.493.571.000 60 25.718.250.000 80 27.004.163.000 100 28.354.371.000 100 331.251.120.638 Dinas Kesehatan
Kesehatan Masyarakat Reaksi Cepat Layanan Kesehatan
(Ambulan Hebat/ Si Cepat) sesuai
SOP
- Persentase puskesmas Branding % 10 20 40 60 80 100 100

- Persentase Nilai Kinerja BLUD % 72,97 75,00 75


Puskesmas
1.02 17 Program Promosi - Persentase promosi kesehatan % 80 2.789.858.100 90 2.026.723.000 90 3.278.695.000 100 3.442.630.000 100 3.614.762.000 100 3.795.500.000 100 18.948.168.100 Dinas Kesehatan
Kesehatan dan melalui media
Pemberdayaan
masyarakat
- Persentase rumah tangga % 50 55 60 70 80 85 85
berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS)
1.02 18 Program Perbaikan Gizi - Persentase Prevalensi balita gizi % 0,29 739.348.000 0,38 452.050.000 0,37 647.420.000 0,36 679.791.000 0,35 713.781.000 0,34 749.470.000 0,34 3.981.860.000 Dinas Kesehatan
Masyarakat buruk
- Persentase puskesmas yang % 0 40 60 80 100 100 100
memiliki Gizi Center
1.02 19 Program Pengembangan - Angka Bebas Jentik (ABJ) % 84 1.541.497.196 85 3.641.400.000 86 1.158.055.000 87 894.635.000 88 1.141.087.000 89 1.174.427.000 89 9.551.101.196 Dinas Kesehatan
Lingkungan Sehat

- Tercapainya Swasti Saba Wistara % 0 - 50 50 100 100 100 100

1.02 20 Program Pencegahan - Angka keberhasilan pengobatan TB+ % 84 10.699.901.110 85 7.897.354.000 85 18.597.255.110 Dinas Kesehatan
dan Penanggulangan
Penyakit Menular - IR DBD /100.000 25,22 58 58
pddk
- Persentase ODHA yang aktif minum % 40 45 45
ARV

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-4


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
1.02 20 Program Pencegahan - Angka keberhasilan pengobatan TB+ % 84 85 86 10.961.524.000 88 11.509.600.000 89 12.085.080.000 90 12.689.334.000 90 47.245.538.000 Dinas Kesehatan
dan Penanggulangan
Penyakit Menular / - IR DBD /100.000 25,22 25 24 23 22 21 21
Tidak Menular pddk
- Persentase ODHA yang aktif minum % 40 45 50 55 65 75 75
ARV
- Cakupan Pelayanan kesehatan pada % 0 100 100 100 - 100 - 100 - 100
usia produktif
- Cakupan Pelayanan kesehatan pada % 0 100 100 100 - 100 - 100 - 100
penderita hipertensi
- Cakupan Pelayanan kesehatan % 0 100 100 100 - 100 - 100 - 100
penderita DM
- Cakupan Pelayanan kesehatan % 0 100 100 100 - 100 - 100 - 100
orang dengan gangguan jiwa berat

- Cakupan Pelayanan kesehatan % 84 100 100 100 - 100 - 100 - 100


orang dengan TB
- Cakupan Pelayanan kesehatan % 58,54 100 100 100 - 100 - 100 - 100
orang dengan resiko terinfeksi HIV

1.02 21 Program Standarisasi - Persentase Puskesmas yang % 10 918.404.700 20 620.000.000 40 809.087.000 60 849.541.000 80 892.018.000 100 936.619.000 100 5.025.669.700 Dinas Kesehatan
Pelayanan Kesehatan terakreditasi

1.02 23 Program pengadaan, - Persentase puskesmas sesuai % 0 22.176.501.486 0 8.796.625.000 0 10.444.230.000 20 10.966.442.000 20 11.514.764.000 30 12.090.502.000 30 75.989.064.486 Dinas Kesehatan
peningkatan dan standar Permenkes No 75 Th 2014
perbaikan sarana dan
prasaranaPuskesmas / - Persentase puskesmas prespektif % 10 20 40 50 60 75 75
Puskesmas Pembantu Gender
dan jaringannya
- Jumlah RSUD Type D unit 0 0 0 1 1 1 1

1.02 24 Program Pengadaan, - Persentase terpenuhnya peralatan % 68 84.553.734.694 70 91.793.871.000 72 64.542.142.500 73 91.290.856.000 74 95.855.399.000 75 96.251.784.000 75 524.287.787.194 RSUD
Peningkatan Sarana Dan kesehatan RS Type B Pendidikan
Prasarana Rumah Sakit / RSUD Kota Semarang
Rumah Sakitjiwa/
Rumah Sakit Paru-paru /
Rumah Sakit Mata

1.02 26 Program peningkatan - Angka Kematian Balita (AKABA) per 1000 KH 8,81 449.550.000 8,56 365.723.000 8,31 652.950.000 8,06 685.598.000 7,81 719.878.000 7,56 755.872.000 7,56 3.629.571.000 Dinas Kesehatan
pelayanan kesehatan
anak balita - Cakupan Pelayanan Kesehatan % 93,9 95 96 97 98 100 100
Balita
- Cakupan Pelayanan kesehatan pada % 98 100 100 100 - 100 - 100 - 100
usia pendidikan dasar
1.02 27 Program peningkatan - Kelompok usia lanjut aktif % 91 99.228.500 92 100.000.000 93 303.000.000 94 318.150.000 95 334.058.000 96 350.761.000 96 1.505.197.500 Dinas Kesehatan
pelayanan kesehatan - Persentase Pelayanan Kesehatan % 65 67 - 75 80 80 90 90
lansia pada Usia Lanjut
1.02 28 Program pengawasan - Persentase Industri Rumah Tangga % 80 54.659.000 84 54.668.000 86 60.000.000 88 63.000.000 90 66.150.000 90 69.458.000 90 367.935.000 Dinas Kesehatan
dan pengendalian pangan yang menerapkan CPP BIRT
kesehatan makanan
- Persentase kelulusan peserta % 85 87 - 89 91 93 95 95
penyuluhan keamanan pangan
1.02 29 Program peningkatan - Jumlah Kematian Ibu Maternal kasus 32 4.869.344.500 31 4.357.625.000 30 2.749.800.000 29 2.777.298.000 28 2.805.071.000 27 2.833.122.000 27 20.392.260.500 Dinas Kesehatan
keselamatan ibu
melahirkan dan anak
- Jumlah Kematian Bayi kasus 201 197 - 193 189 185 181 181
- Cakupan Pelayanan kesehatan ibu % 97,50 98 98,5 99 - 99,5 - 100 - 100
hamil (K4)
- Cakupan Pelayanan kesehatan ibu % 97,58 98 98,5 99 - 99,5 - 100 - 100
bersalin
- Cakupan Pelayanan kesehatan bayi % 94,66 96 97 98 - 99 - 100 - 100
baru lahir
1.02 30 Program Informasi - Jumlah Rumah Sakit yang unit 1 577.539.200 5 357.500.000 5 2.295.600.000 10 2.318.556.000 15 2.341.742.000 20 2.365.159.000 20 10.256.096.200 Dinas Kesehatan
Kesehatan terkoneksi

1.02 34 Program Peningkatan - Nilai Kinerja RS BLUD Sehat indek A 141.345.531.728 A+ 141.497.898.000 A+ 169.882.396.500 A+ 167.525.347.000 A+ 169.139.762.000 A+ 170.768.800.000 A+ 960.159.735.228 RSUD
Pelayanan BLUD
- Persentase Nilai Kinerja BLUD % 78 81 84 85 85
Puskesmas
1.02 38 Program peningkatan - Nilai IKM Pelayanan Kesehatan RS indeks 71,86 72,50 - 73 2.084.179.000 73,50 2.105.021.000 74 2.126.071.000 75 2.147.332.000 75 8.462.603.000 Dinas Kesehatan
mutu dan manajemen
pelayanan rumah sakit

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-5


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
1.02 39 Program Pelayanan - cakupan masyarakat miskin yang % 100 - 100 - 100 48.383.575.000 100 50.802.754.000 100 53.342.892.000 100 53.510.037.000 100 206.039.258.000 Dinas Kesehatan
kesehatan Masyarakat terlayani jaminan kesehatan
Miskin
- Persentase pemanfaatan layanan % 75 - 75 - 85 100 100 100 100
sistem jaminan kesehatan

- cakupan masyarakat miskin yang % 58 75 85 100 100 100 100


terdaftar dalam JKN - KIS
3 URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG 742.325.497.220 1.230.821.029.000 1.013.521.108.792 1.072.490.338.160 1.163.989.857.642 1.200.365.396.221 5.681.187.729.814
BELANJA TIDAK LANGSUNG 32.011.879.205 35.892.967.000 35.139.214.693 40.395.299.774 45.649.435.625 55.372.199.360 212.449.116.451
244.460.995.656 Dinas Pekerjaan
01 Belanja Pegawai 32.011.879.205 35.892.967.000 35.139.214.693 40.395.299.774 45.649.435.625 55.372.199.360 Umum, Dinas
Penataan Ruang
BELANJA LANGSUNG 710.313.618.015 1.194.928.062.000 978.381.894.099 1.032.095.038.386 1.118.340.422.017 1.144.993.196.861 4.681.313.848.056
1.03.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100% 5.497.277.150 100% 11.399.845.000 100% 11.163.787.500 100% 11.721.977.000 100% 12.308.076.000 100% 12.923.480.000 100% 65.014.442.650 Dinas Pekerjaan
Administrasi Perkantoran Umum; Dinas
Perkantoran Penataan Ruang
1.03.02 Program Peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100% 2.152.600.825 100% 6.191.685.000 100% 11.400.000.000 100% 11.970.000.000 100% 12.568.500.000 100% 13.196.925.000 100% 57.479.710.825 Dinas Pekerjaan
Sarana dan Prasarana Prasarana Aparatur Umum; Dinas
Aparatur Penataan Ruang
1.03.06 Program Peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 331.588.645 100% 624.427.000 100% 498.912.500 100% 523.858.000 100% 550.051.000 100% 577.554.000 100% 3.106.391.145 Dinas Pekerjaan
Pengembangan Sistem dan keuangan Umum; Dinas
Laporan Capaian Kinerja Penataan Ruang
dan Keuangan

1.03.15 Program pembangunan - Persentase jalan dan jembatan % 82,85% 216.066.327.785 82,85% 389.601.583.000 83,85% 393.425.761.099 84,85% 419.384.334.386 86,85% 441.963.770.017 86,85% 479.061.959.000 86,85% 2.339.503.735.287 Dinas Pekerjaan
dan Pemeliharan Jalan dalam kondisi baik Umum
Dan Jembatan

- Presentase Ruang Milik Jalan yang % 31,58% 35,53% 59,21% 76,32% 90,79% 100,00% 100,00%
baik pada Kawasan Strategis

1.03.00 Program Perencanaan - Presentase jumlah dokumen % 42% 2.800.000.000 64% 2.940.000.000 88% 3.087.000.000 100% 3.211.583.000 100% 12.038.583.000 Dinas Pekerjaan
dan Pengembangan perencanaan Umum
Infrastruktur

1.03.16 Program Pembangunan - Persentase saluran drainase/ gorong % 63,00% 51.300.000.000 64,50% 53.865.000.000 66% 101.558.250.000 67 104.636.163.000 67 311.359.413.000 Dinas Pekerjaan
dan pemeliharaan gorong dalam kondisi baik Umum
Sumber Daya Air

1.03.17 Program rehabilitasi / - Persentase jalan kondisi rusak % 11,93% 126.288.171.450 12,93% 92.374.839.000 12,93% 218.663.010.450 Dinas Pekerjaan
pemeliharaan jalan & ringan yang terehabilitasi Umum
jembatan
1.03.18 Program Inspeksi - Data kondisi jalan dan jembatan dok 2 788.060.250 3 500.000.000 3 1.288.060.250 Dinas Pekerjaan
Kondisi Jalan dan Umum
jembatan
1.03.19 Pembangunan Sistem - Tingkat ketersediaan data dan dok 4 557.511.700 8 3.905.000.000 8 4.462.511.700 Dinas Pekerjaan
Informasi/database informasi jalan dan jembatan Umum
jalan dan jembatan
1.03.00 Peningkatan sarana & - Persentase pemenuhan kebutuhan % 80,00% 15.931.031.058 82,00% 5.050.000.000 0,82 20.981.031.058 Dinas Pekerjaan
prasarana sarana & prasarana kebinamargaan Umum
kebinamargaan yang layak
1.03.20 Program pengadaan dan - Persentase pemenuhan kebutuhan % 84,00% 500.000.000 86,00% 525.000.000 88,00% 551.250.000 90,00% 578.813.000 90,00% 2.155.063.000 Dinas Pekerjaan
Pemeliharaan sarana sarana dan prasarana infrastruktur Umum
prasarana Jalan dan yang layak
Jembatan
1.03.21 Program Pengembangan - Persentase irigasi dalam kondisi baik % 75 62.731.801.077 76 58.657.023.000 77 19.000.000.000 78 29.950.000.000 79 31.447.500.000 80 33.019.875.000 80 234.806.199.077 Dinas Pekerjaan
dan pengelolaan Umum
jaringan irigasi, rawa,
dan jaringan lainnya

1.03.00 Program Penyediaan - Persentase cakupan supply air baku % 75 1.993.326.000 76 6.200.000.000 76 8.193.326.000 Dinas Perumahan
dan pengelolaan air dan Kawasan
baku Permukiman
1.03.22 Program Penyediaan - Persentase rumah tangga yang % 88,5 90,00 94,00 2.600.000.000 98,00 2.730.000.000 100 2.866.500.000 100 3.009.825.000 100 11.206.325.000 Dinas Perumahan
dan pengelolaan air terlayani air minum dan Kawasan
minum Permukiman
1.03.24 Program Pengendalian - Persentase kawasan banjir dan rob % 5,02 32.797.717.936 4,69 101.558.490.000 4,37 48.200.000.000 4,05 50.610.000.000 3,73 53.140.500.000 3,4 53.797.525.000 3,40 340.104.232.936 Dinas Pekerjaan
Banjir Umum

1.03.25 Program pengembangan - Persentase tersedianya lahan yang % 87 21.360.671.345 89 49.736.556.000 91 45.084.784.000 93 45.352.721.000 95 46.270.274.000 97 45.914.856.000 97,0 253.719.862.345 Dinas Pekerjaan
wilayah strategis & terbebaskan (jalan baru yang Umum
cepat tumbuh terbangun)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-6


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
1.03.26 Program Penerangan - Persentase penerangan jalan umum % 93,18 33.672.891.926 95,27 46.667.000.000 97,52 45.720.995.000 99,78 48.007.045.000 100 50.407.397.000 100 52.927.767.000 100 277.403.095.926 Dinas Perumahan
Jalan Umum (Pemasangan PJU setiap 35 m dibagi dan Kawasan
Panjang jalan Lingkungan dan Jalan Permukiman
Kota)
1.03.00 Program Peningkatan - tersedianya prasarana drainase unit 52 12.688.169.000 62 19.443.471.000 62 32.131.640.000 Dinas penataan
Sarana Dan Prasarana Ruang
Drainase
1.03.27 Program pengadaan dan - Persentase pemenuhan kebutuhan % 84 500.000.000 86 525.000.000 88 551.250.000 90 578.813.000 90 2.155.063.000 Dinas Pekerjaan
peningkatan sarana sarana dan prasarana infrastruktur Umum
prasarana SDA yang layak

1.03.28 Program Rehabilitasi - Prosentase Wilayah yang % 100,00% 886.794.200 100,00% 1.200.000.000 100,00% 3.550.000.000 100,00% 3.727.500.000 100,00% 3.913.875.000 100,00% 4.109.569.000 100,00% 17.387.738.200 Dinas Pekerjaan
Infrastuktur Wilayah terehabilitasi Umum

1.03.29 Program Perencanaan - Dokumen Perencanaan Tata Ruang % 100 11.973.572.800 100 13.373.000.000 100 12.770.000.000 100 13.408.500.000 100 14.078.925.000 100 14.782.871.000 100 80.386.868.800 Dinas Penataan
Tata Ruang yang disusun Ruang

1.03 30 Program Pengelolaan - Persentase ruang terbuka hijau % 43,76 14.650.889.546 44,26 85.942.750.000 44,76 55.180.000.000 45,26 57.939.000.000 45,76 60.835.950.000 46,26 70.549.029.861 46,26 345.097.619.407 Dinas Perumahan
Ruang Terbuka Hijau dan Kawasan
Permukiman
1.03 31 Program Peningkatan - Persentase rumah tangga % 85,87 88,00 10.775.000.000 92,00 7.400.000.000 96,00 7.770.000.000 100 8.158.500.000 100 8.566.425.000 100 42.669.925.000 Dinas Perumahan
Kualitas dan Jangkauan bersanitasi dan Kawasan
Air Limbah Permukiman

1.03.32 Program Pengelolaan - Persentase reklame berizin % 11,40% 1.712.501.978 16,4 1.315.000.000 40,5 1.680.000.000 64,5 1.696.800.000 69,5 1.713.768.000 74,5 1.730.906.000 74,5 9.848.975.978 Dinas Penataan
Reklame Ruang
1.03 33 Program Pengembangan - persentase vol sampah terangkut % 87,50% 37.921.357.544 88% 62.867.813.000 88,50% 54.331.354.000 89% 54.874.668.000 89,50% 55.423.415.000 90% 60.977.649.000 90% 326.396.256.544 Dinas Lingkungan
Kinerja Pengelolaan dari TPS ke TPA Hidup
Persampahan

1.03.34 Program Pengendalian - Persentase bangunan yang ber-IMB % 53,35 3.264.125.100 53,60 1.986.250.000 53,95 2.458.300.000 54,40 2.581.215.000 54,90 2.607.027.000 55,45 2.737.378.000 55,45 15.634.295.100 Dinas Penataan
Pemanfaatan Ruang Ruang

1.03 35 Program pembangunan - Persentase Sarpras dasar perkotaan % 100 91.115.308.475 100 186.928.000.000 100 204.292.000.000 100 206.334.920.000 100 208.398.269.000 100 171.866.837.000 100 977.820.026.000 Dinas Penataan
sarana dan prasarana yang terbangun Ruang
dasar perkotaan

1.03 36 Program Perencanaan - Dokumen perencanaan sarpras % - 100 4.550.000.000 100 4.526.000.000 100 5.657.500.000 100 5.940.375.000 100 6.237.394.000 100 26.911.269.000 Dinas Penataan
Sarana Prasarana Dasar dasar perkotaan yang tersusun Ruang
Perkotaan

1.03.00 Program Pengembangan - Persentase rumah tangga % 85,97 7.387.527.300 85,97 7.387.527.300 Dinas Pekerjaan
Kinerja Pengelolaan Air bersanitasi Umum
Minum dan Air Limbah

1.03.00 Pembangunan saluran - Persentase saluran drainase/ gorong % 59,50% 7.062.646.750 61,50% 34.080.330.000 61,50% 41.142.976.750 Dinas Penataan
drainase / gorong- gorong dalam kondisi baik Ruang
gorong
1.03 00 Program Pengembangan Ijin Usaha Jasa Konstruksi yang ijin 700 1.481.748.175 700 1.481.748.175 Dinas Penataan
Teknologi Jasa Dikeluarkan Ruang
Konstruksi

4. URUSAN PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN 128.578.680.935 179.673.768.000 174.270.447.939 180.977.709.939 207.626.534.510 227.218.215.103 969.766.675.490
BELANJA TIDAK LANGSUNG 8.010.767.918 19.574.183.000 19.163.125.157 22.029.524.339 24.894.860.510 30.197.157.103 115.858.850.108
01 Belanja Pegawai 8.010.767.918 19.163.125.157 22.029.524.339 24.894.860.510 30.197.157.103 123.869.618.026 Dinas Perumahan
19.574.183.000 dan Kawasan
Permukiman
BELANJA LANGSUNG 120.567.913.017 160.099.585.000 155.107.322.782 158.948.185.600 182.731.674.000 197.021.058.000 853.907.825.382
1.04.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100% 4.601.724.479 100% 2.956.904.000 100% 2.987.641.950 100% 10.730.591.000 100% 11.801.081.000 100% 11.273.341.000 100% 44.351.283.429 Dinas Perumahan
Administrasi Perkantoran dan Kawasan
Perkantoran Permukiman

1.04.02 Program Peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100% 2.689.376.800 100% 4.327.020.000 100% 3.732.907.050 100% 2.997.853.000 100% 3.518.957.000 100% 1.717.980.000 100% 18.984.093.850 Dinas Perumahan
Sarana dan Prasarana Prasarana Aparatur dan Kawasan
Aparatur Permukiman
1.04.05 Program Peningkatan - Cakupan peningkatan kapasitas % 100% 100.000.000 100% 100.000.000 100% 105.000.000 100% 110.250.000 100% 115.763.000 100% 531.013.000 Dinas Perumahan
Kapasitas Sumber Daya sumber daya aparatur dan Kawasan
Aparatur Permukiman
1.04.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 647.576.825 100% 859.461.000 100% 598.497.000 100% 628.422.000 100% 659.843.000 100% 692.835.000 100% 4.086.634.825 Dinas Perumahan
pengembangan sistem dan keuangan dan Kawasan
pelaporan capaian Permukiman
kinerja dan keuangan

1.04.15 Program Pengembangan - Terbangunnya perumahan layak unit rusun 4 14.302.353.650 4 14.302.353.650 Dinas Perumahan
Perumahan huni dan Kawasan
Permukiman

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-7


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
1.04.16 Program Lingkungan - Persentase rumah layak huni % 90,94 93.535.034.263 90,94 135.569.200.000 96,00 128.497.022.782 98,00 124.335.502.600 100 145.483.185.000 100,00 156.004.863.000 100,00 156.004.863.000 Dinas Perumahan
Sehat Perumahan dan Kawasan
Permukiman
1.04.17 Program Pemberdayaan - Jumlah komunitas perumahan komunitas 4 422.176.400 4 422.176.400 Dinas Perumahan
Komunitas Perumahan dan Kawasan
Permukiman

1.04.18 Program Pengelolaan - Persentase ketersediaan lubang % 42,72 4.369.670.600 44,60 8.720.000.000 47,20 11.377.530.000 49,80 11.946.407.000 52,40 12.543.727.000 55,00 13.170.913.000 55,00 62.128.247.600 Dinas Perumahan
area pemakaman pemakaman (Lubang makam dibagi dan Kawasan
jumlah penduduk) Permukiman

1.04 19 Program Sarana - Persentase jalan dan saluran % 70 - 75 7.567.000.000 80 7.813.724.000 90 8.204.410.000 100 8.614.631.000 100 14.045.363.000 100 46.245.128.000 Dinas Perumahan
Prasarana Lingkungan permukiman dalam kondisi baik dan Kawasan
Permukiman Permukiman

5. URUSAN KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM, DAN PERLINDUNGAN 78.998.278.585 84.383.370.000 91.368.720.168 99.757.940.144 111.722.124.400 124.205.369.573 511.437.524.285
MASYARAKAT
BELANJA TIDAK LANGSUNG 34.526.400.990 43.285.992.000 42.376.986.168 48.715.689.144 55.052.041.400 66.777.443.573 256.208.152.285
01 Belanj a Pegawai 34.526.400.990 43.285.992.000 42.376.986.168 48.715.689.144 55.052.041.400 66.777.443.573 290.734.553.275 SatPol PP, Dinas
Pemadam
Kebakaran, Badan
Kesbangpol dan
BPBD
BELANJA LANGSUNG 44.471.877.595 41.097.378.000 48.991.734.000 51.042.251.000 56.670.083.000 57.427.926.000 255.229.372.000
1.05 01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi bulan 12 bulan 3.042.814.552 12 bulan 7.103.164.000 12 bulan 8.379.841.800 12 bulan 8.798.834.000 12 bulan 9.238.776.000 12 bulan 9.700.715.000 12 bulan 46.264.145.352 SatPol PP, Dinas
Administrasi Perkantoran Pemadam
Perkantoran Kebakaran, Badan
Kesbangpol dan
BPBD
1.05.02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100% 6.549.504.350 100% 5.406.890.000 100% 7.628.291.200 100% 8.009.706.000 100% 8.410.191.000 100% 8.830.701.000 100% 44.835.283.550 SatPol PP, Dinas
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur Pemadam
aparatur Kebakaran, Badan
Kesbangpol dan
1.05.03 Program Peningkatan - Tingkat Disiplin Aparatur % 100% 827.136.900 100% 502.550.000 100% 551.308.000 100% 578.873.000 100% 607.817.000 100% 638.208.000 100% 3.705.892.900 BPBD
Satpol PP, Dinas
Disiplin Aparatur Pemadam Kebakaran
1.05 05 Program peningkatan - Cakupan peningkatan kapasitas % 100% 1.104.238.200 100% 758.207.000 100% 352.943.000 100% 370.590.000 100% 389.120.000 100% 408.576.000 100% 3.383.674.200 Satpol PP, Dinas
kapasitas sumber daya sumber daya aparatur Pemadam Kebakaran
aparatur
1.05.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 976.544.800 100% 1.033.309.000 100% 1.091.785.000 100% 1.146.374.000 100% 1.203.693.000 100% 1.263.878.000 100% 6.715.583.800 SatPol PP, Dinas
pengembangan sistem dan keuangan Pemadam
pelaporan capaian Kebakaran, Badan
kinerja dan keuangan Kesbangpol dan
BPBD
1.05.15 Program Peningkatan - Persentase Rukun Tetangga (RT) % 84 3.020.512.749 87 1.750.381.000 89 2.846.970.000 92 2.989.319.000 94 3.138.785.000 100 3.295.724.000 100 17.041.691.749 Satpol PP
Ketertiban Dan yang memiliki petugas Linmas
Ketentraman
Lingkungan
- Persentase kemampuan analisa % 75 76 77 78 79 80 80 BADAN KESBANGPOL
inteligen strategis terhadap
gangguan ipoleksosbudhankam
6.01.16 Program pengembangan - Angka kejadian konflik sosial yang Kejadian 2 1.980.442.850 2 260.400.000 1 1.936.354.000 1 2.033.172.000 1 2.134.831.000 1 2.241.573.000 1 10.586.772.850 BADAN KESBANGPOL
wawasan kebangsaan berlatar belakang suku, agama, ras,
dan antar golongan

1.05.18 Program Pengendalian - Cakupan penanganan gangguan % 90 6.486.293.700 91 5.385.835.000 92 5.220.540.000 93 5.481.567.000 94 5.755.645.000 95 6.043.427.000 95 34.373.307.700 Satpol PP
Dan Penanganan ketentraman dan ketertiban umum
Ketentraman Dan
Ketertiban Umum

1.05.19 Program Penegakan - jumlah peraturan perundang- Peraturan 26 2.726.845.608 27 2.244.360.000 28 2.980.720.000 29 3.129.756.000 30 3.286.244.000 31 3.450.556.000 31 17.818.481.608 Satpol PP
Peraturan Perundang- undangan daerah yang ditegakkan Daerah
Undangan Daerah
1. 05.20 Program Pengembangan - jumlah Linmas yang difasilitasi dan orang 3.144 1.659.262.000 3.510 747.469.000 3.876 965.572.000 4.242 1.013.851.000 4.608 1.064.544.000 4.974 1.117.771.000 4.974 6.568.469.000 Satpol PP
Potensi Dan diberdayakan
Pemberdayaan
Satlinmas

6.01.21 Program pendidikan - Indeks Pengembangan Demokrasi % n/a 1.667.887.385 2,1 947.667.000 2,4 1.074.587.000 2,7 1.128.316.000 3,1 4.669.496.000 3,4 3.246.582.000 3,4 12.734.535.385 BADAN KESBANGPOL
politik masyarakat Pancasila
6.01.25 Program Pengembangan - Tingkat masyarakat dalam - 180.003.000 91% 1.272.233.000 - - - 91% 1.452.236.000 BADAN KESBANGPOL
dan Kemitraan kehidupan bermasyarakat dalam
Wawasan Kebangsaan bernegara

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-8


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
1.05.22 Program Peningkatan - Persentase cakupan pelayanan % 19,67% 11.214.856.103 21,31% 12.109.810.000 22,31% 11.315.900.000 23,30% 11.598.798.000 24,26% 11.888.768.000 25,22% 12.185.987.000 25,22% 70.314.119.103 Dinas Pemadam
Kesiagaan dan kebakaran Kebakaran
Pencegahasan Bahaya - Persentase tingkat waktu tanggap % 86,33 86,67 87 87,33 87,67 88 88
Kebakaran kebakaran
1.05.24 Program Pencegahan - Persentase fasilitasi kelompok % 28,79% - 41,67% 611.877.000 41,67% 611.877.000 BPBD
dini dan jejaring kebencanaan
penanggulangan - Persentase kawasan rawan bencana % 0% 20,00% 20,00%
Bencana yang didukung oleh EWS
- Persentase cakupan sarana % 66,68% 70,68% 70,68%
prasarana kesiapsiagaan bencana

1.05.23 Program - pemenuhan sarpras % 100,00% 3.035.535.398 100,00% 963.226.000 100% 3.998.761.398 BPBD
Penyelenggaraan penanggulangan bencana
Penanggulangan
Bencana
1.05.27 Program Penanganan - Persentase pemenuhan bagi korban % 85,71% 85,71% 0 93,57% 2.000.000.000 95,14% 2.050.000.000 97,57% 2.101.250.000 100% 2.153.781.000 100% 8.305.031.000 BPBD
Bencana bencana
1.05.28 Program Pencegahan - Persentase fasilitasi kelompok % 28,79% 41,67% 53,03% 689.973.000 65,15% 707.222.000 81,06% 724.903.000 100% 743.026.000 100% 2.865.124.000 BPBD
dan Kesiapsiagaan jejaring kebencanaan
Bencana - Persentase kawasan rawan bencana % 0% 20,0% 40% 60% 80% 100% 100%
yang didukung oleh EWS
- Persentase cakupan sarana % 66,68% 70,68% 78,02% 85,36% 92,70% 100% 100%
prasarana kesiapsiagaan bencana

1.05.29 Program Rehabilitasi - Persentase cakupan pemulihan % 84,50% 86,75% 0 88,75% 1.956.949.000 91,50% 2.005.873.000 95,75% 2.056.020.000 100% 2.107.421.000 100% 8.126.263.000 BPBD
dan Rekonstruksi pasca bencana
Bencana
6. URUSAN SOSIAL 18.509.959.239 14.249.531.000 22.256.529.418 23.612.744.356 24.978.500.165 27.170.830.356 112.268.135.295
BELANJA TIDAK LANGSUNG 10.030.019.672 6.557.742.000 6.420.029.418 7.380.330.356 8.340.275.165 10.116.650.356 38.815.027.295
01 Belanj a Pegawai 10.030.019.672 6.557.742.000 6.420.029.418 7.380.330.356 8.340.275.165 10.116.650.356 48.845.046.967 Dinas Sosial
BELANJA LANGSUNG 8.479.939.567 7.691.789.000 15.836.500.000 16.232.414.000 16.638.225.000 17.054.180.000 73.453.108.000
1. 06.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100% 2.358.110.160 100% 1.256.000.000 100% 1.343.240.000 100,00% 1.376.821.000 100,00% 1.411.242.000 100,00% 1.446.523.000 100,00% 9.191.936.160 Dinas Sosial
Administrasi Perkantoran
Perkantoran
1.06.02 Program Peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100% 815.142.475 100% 313.724.000 100% 803.760.000 100,00% 823.854.000 100,00% 844.450.000 100,00% 865.561.000 100,00% 4.466.491.475 Dinas Sosial
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur
aparatur
1.06.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 298.926.000 100% 197.130.000 100% 347.000.000 100,00% 355.675.000 100,00% 364.567.000 100,00% 373.681.000 100,00% 1.936.979.000 Dinas Sosial
pengembangan sistem dan keuangan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

1.06.15 Program Pemberdayaan - Cakupan PMKS yang ditangani % 85 518.783.700 88 1.642.200.000 91 3.133.580.000 94 3.211.920.000 96 3.292.218.000 98 3.374.523.000 98 15.173.224.700 Dinas Sosial
Fakir Miskin dan
Penyandang Masalah
kesejahteraan sosial

1.06.16 Program Pelayanan dan - Cakupan PMKS yang memperoleh % 4,05 1.059.096.150 3,92 540.610.000 4,14 2.856.700.000 4,31 2.928.118.000 4,40 3.001.321.000 4,47 3.076.354.000 4,47 13.462.199.150 Dinas Sosial
Rehabilitasi Bantuan Sosial
Kesejahteraan Sosial
1.06.18 Program pembinaan - Cakupan Disabilitas Yang Ditangani % 85% 145.920.000 88% 325.000.000 91% 1.706.220.000 94,00% 1.748.876.000 97,00% 1.792.598.000 100,00% 1.837.413.000 100,00% 7.556.027.000 Dinas Sosial
para penyandang cacat
dan trauma
1.06.19 Program pembinaan - Prosentase panti sosial yang % 43% 447.338.674 43% 338.045.000 50% 880.000.000 58,80% 902.000.000 77,60% 924.550.000 92,20% 947.664.000 92,20% 4.439.597.674 Dinas Sosial
panti asuhan/ panti mendapat bantuan
jompo
1.06.21 Program Pemberdayaan - Cakupan Potensi dan Sumber % 58,3% 2.836.622.408 67% 3.079.080.000 75% 4.766.000.000 83,30% 4.885.150.000 91,60% 5.007.279.000 91,60% 5.132.461.000 91,60% 25.706.592.408 Dinas Sosial
Kelembagaan Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang
Kesejahteraan Sosial terfasilitasi

B. NON PELAYANAN DASAR 301.243.698.783 395.984.869.000 435.942.094.547 394.403.656.943 448.500.974.949 497.802.100.978 2.172.633.696.417
1. URUSAN TENAGA KERJA 17.944.613.886 17.083.490.000 19.557.606.716 21.206.803.839 22.861.886.332 25.707.912.396 106.417.699.283
BELANJA TIDAK LANGSUNG 7.442.762.709 9.513.204.000 9.313.426.716 10.706.518.839 12.099.094.332 14.676.051.396 56.308.295.283
63.751.057.992
01 Belanja Pegawai 7.442.762.709 9.513.204.000 9.313.426.716 10.706.518.839 12.099.094.332 14.676.051.396 Dinas Tenaga Kerja
BELANJA LANGSUNG 10.501.851.177 7.570.286.000 10.244.180.000 10.500.285.000 10.762.792.000 11.031.861.000 50.109.404.000
2.01.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100,00% 745.812.917 100,00% 1.211.631.000 100,00% 2.632.674.200 100,00% 2.698.491.000 100,00% 2.765.953.000 100,00% 2.835.102.000 100,00% 12.889.664.117 Dinas Tenaga Kerja
Administrasi Perkantoran
Perkantoran
2 01 02 Program Peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100,00% 943.835.492 100,00% 713.600.000 100,00% 750.000.000 100,00% 768.750.000 100,00% 787.969.000 100,00% 807.668.000 100,00% 4.771.822.492 Dinas Tenaga Kerja
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur
aparatur

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-9


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
2. 01.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100,00% 219.831.800 100,00% 164.000.000 100,00% 227.003.800 100,00% 232.679.000 100,00% 238.496.000 100,00% 244.458.000 100,00% 1.326.468.600 Dinas Tenaga Kerja
pengembangan sistem dan keuangan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

2. 01.15 Program Peningkatan - Persentase tenaga kerja terampil % 40 2.835.594.810 45 1.980.850.000 50 1.413.838.811 50,00 1.449.185.000 55,00 1.485.415.000 60,00 1.522.550.000 60,00 10.687.433.621 Dinas Tenaga Kerja
Kualitas dan
Produktivitas Tenaga
Kerja
2.01.16 Program Peningkatan - Persentase penempatan tenaga % 77,81 3.922.856.550 80,00 2.696.050.000 83,00 3.741.313.689 85,00 3.834.847.000 87,00 3.930.718.000 90,00 4.028.986.000 90,00 22.154.771.239 Dinas Tenaga Kerja
Kesempatan Kerja kerja AKAD , AKL , AKAN
- Persentase Peluang Kerja Mandiri % 60 62,50 65,00 70,00 75,00 80,00 80,00

2.01.17 Program Perlindungan - Pembentukan P2K3 Pershn 50 484.269.650 50,00 484.269.650 Dinas Tenaga Kerja
dan Pengembangan
Lembaga
Ketenagakerjaan

2 01.18 Program Pembinaan dan - Persentase Penyelesaian % 50 1.349.649.958 55 804.155.000 60 1.479.349.500 65 1.516.333.000 70 1.554.241.000 80 1.593.097.000 80 8.296.825.458 Dinas Tenaga Kerja
pengembangan Perselisihan Hubungan Industrial
hubungan industrial
serta jaminan sosial - Cakupan Pelaksanaan Peraturan % 45 50 55 62,5 70 85 85
Perundangan Ketenagakerjaan
2. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 19.333.477.980 15.448.381.000 20.110.507.529 21.636.470.799 23.169.414.466 24.487.926.912 104.852.700.706
BELANJA TIDAK LANGSUNG 12.772.831.845 8.389.451.000 8.213.272.529 9.441.804.799 10.669.881.466 12.942.433.912 49.656.843.706
01 Belanj a Pegawai 12.772.831.845 8.389.451.000 8.213.272.529 9.441.804.799 10.669.881.466 12.942.433.912 62.429.675.551 Dinas
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak

BELANJA LANGSUNG 6.560.646.135 7.058.930.000 11.897.235.000 12.194.666.000 12.499.533.000 11.545.493.000 55.195.857.000


2 02.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100,00% 504.819.915 100,00% 925.021.000 100,00% 2.652.885.000 100,00% 2.719.207.000 100,00% 2.787.187.000 100% 2.856.867.000 100,00% 12.445.986.915 Dinas
Administrasi Perkantoran Pemberdayaan
Perkantoran Perempuan dan
Perlindungan Anak
2 02 02 Program Peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100,00% 1.846.780.220 100,00% 473.647.000 100,00% 525.618.000 100,00% 538.758.000 100,00% 552.227.000 100% 566.033.000 100,00% 4.503.063.220 Dinas
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur Pemberdayaan
aparatur Perempuan dan
Perlindungan Anak

2.02.03 Program Peningkatan - Cakupan peningkatan kapasitas % 100,00% 190.074.000 100,00% 0 100,00% 50.000.000 100,00% 51.250.000 100,00% 52.531.000 100% 53.844.000 100,00% 397.699.000 Dinas
Kapasitas Sumber Daya sumber daya aparatur Pemberdayaan
Aparatur Perempuan dan
Perlindungan Anak

2.02 06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100,00% 308.842.000 100,00% 295.262.000 100,00% 342.700.000 100,00% 351.268.000 100,00% 360.050.000 100% 369.051.000 100,00% 2.027.173.000 Dinas
pengembangan sistem dan keuangan Pemberdayaan
pelaporan capaian Perempuan dan
kinerja dan keuangan Perlindungan Anak

2.02.15 Program keserasian - Partisipasi perempuan di lembaga % 6,7 111.773.000 6,8 135.000.000 6,7 1.130.402.000 6,8 1.158.662.000 6,9 1.187.629.000 7,00 1.217.320.000 7,00 4.940.786.000 Dinas
kebijakan peningkatan pemerintahan Pemberdayaan
kualitas Anak dan Perempuan dan
Perempuan Perlindungan Anak

2.02 16 Program Penguatan - Jumlah organisasi perempuan dalam organisasi 4 1.914.772.550 4 1.440.000.000 4 2.932.025.000 4 3.005.326.000 4 3.080.459.000 4 1.890.942.000 4 14.263.524.550 Dinas
Kelembagaan pembangunan Pemberdayaan
Pengarusutamaan Perempuan dan
Gender dan Anak Perlindungan Anak

2.02.17 Program Peningkatan - Penyelesaian pengaduan % 100% 1.403.668.650 100% 3.390.000.000 100% 3.223.655.000 100% 3.304.246.000 100% 3.386.852.000 100% 3.471.523.000 100% 18.179.944.650 Dinas
kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak Pemberdayaan
perlindungan dari tindak kekerasan Perempuan dan
perempuan Perlindungan Anak

- Jumlah petugas perlindungan di orang 16 16 16 16 16 - 16 - 16


kecamatan
- Jumlah kelurahan ramah/layak anak kel 2 4 6 8 - 10 - 12 - 12

2.02.18 Program Peningkatan - Cakupan program % 64% 279.915.800 68% 400.000.000 74% 1.039.950.000 76% 1.065.949.000 78% 1.092.598.000 80% 1.119.913.000 80% 4.998.325.800 Dinas
peran serta dan pengarusutamaan gender Pemberdayaan
kesetaraan gender Perempuan dan
dalam pembangunan Perlindungan Anak

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-10


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
3. URUSAN PANGAN 6.711.008.354 5.032.815.000 5.616.933.953 6.000.138.961 6.385.088.993 7.028.643.775 30.063.620.681
BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.769.932.566 2.061.907.000 2.018.606.953 2.320.547.961 2.622.376.993 3.180.910.775 12.204.349.681
01 Belanj a Pegawai 1.769.932.566 2.061.907.000 2.018.606.953 2.320.547.961 2.622.376.993 3.180.910.775 13.974.282.247 Dinas Ketahanan
Pangan
BELANJA LANGSUNG 4.941.075.788 2.970.908.000 3.598.327.000 3.679.591.000 3.762.712.000 3.847.733.000 17.859.271.000
2.03.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100 170.584.588 100 458.702.000 100 874.978.000 100 896.852.000 100 919.273.000 100 942.255.000 100 4.262.644.588 Dinas Ketahanan
Administrasi Perkantoran Pangan
Perkantoran
2.03.02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100 109.700.250 100 121.200.000 100 235.000.000 100 240.875.000 100 246.897.000 100 253.069.000 100 1.206.741.250 Dinas Ketahanan
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur Pangan
aparatur
2.03.06 Program peningkatan Tertib pelaporan capaian kinerja % 100 109.700.250 100 56.280.000 100 171.190.000 100 175.470.000 100 179.857.000 100 184.353.000 100 876.850.250 Dinas Ketahanan
pengembangan sistem dan keuangan Pangan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

2.03.15 Program Ketahanan - Rata-rata jumlah ketersediaan kkal/kapita 3.050 3.886.025.700 3.051 1.600.041.000 3.052 1.738.975.000 3.053 1.773.755.000 3.054 1.809.230.000 3.055 1.845.415.000 3.055 12.653.441.700 Dinas Ketahanan
Pangan pangan perhari Pangan
2.03 16 Program Peningkatan - Penanganan daerah rentan rawan kelurahan 88 665.065.000 97 734.685.000 106 578.184.000 115 592.639.000 124 607.455.000 133 622.641.000 133 3.800.669.000 Dinas Ketahanan
Kesejahteraan pangan Pangan
Masyarakat

4. URUSAN PERTANAHAN 146.806.850 55.500.000 2.761.000.000 472.026.000 581.574.000 642.346.000 4.512.446.000


BELANJA TIDAK LANGSUNG - - - - - - -
01 Belanj a Pegawai - - - - - - -
BELANJA LANGSUNG 146.806.850 55.500.000 2.761.000.000 472.026.000 581.574.000 642.346.000 4.512.446.000
2.04 16 Program Penataan - Persentase tertib administrasi % 30% 146.806.850 39% 55.500.000 48% 2.761.000.000 57% 472.026.000 66% 581.574.000 75% 642.346.000 75% 4.512.446.000 Dinas Penataan
penguasaan, pemilikan, pertanahan Ruang
penggunaan dan
pemanfaatan tanah

5. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP 56.434.331.290 52.687.589.000 60.549.935.534 64.318.474.143 68.066.472.772 73.960.279.403 319.582.750.853
BELANJA TIDAK LANGSUNG 20.344.183.245 17.345.546.000 16.981.289.534 19.521.332.143 22.060.432.772 26.759.031.403 102.667.631.853
01 Belanj a Pegawai 20.344.183.245 17.345.546.000 16.981.289.534 19.521.332.143 22.060.432.772 26.759.031.403 123.011.815.098 Dinas Lingkungan
Hidup
BELANJA LANGSUNG 36.090.148.045 35.342.043.000 43.568.646.000 44.797.142.000 46.006.040.000 47.201.248.000 216.915.119.000
2 05 01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100% 5.451.875.665 100% 5.300.767.000 100% 8.525.528.500 100% 8.738.667.000 100% 8.957.134.000 100% 9.181.062.000 100% 46.155.034.165 Dinas Lingkungan
Administrasi Perkantoran Hidup
Perkantoran
2.05 02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100% 18.131.797.990 100% 17.991.975.000 100% 19.999.269.000 100% 20.499.251.000 100% 21.011.732.000 100% 21.537.025.000 100% 119.171.049.990 Dinas Lingkungan
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur Hidup
aparatur
2.05 06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 662.706.700 100% 544.858.000 100% 416.778.000 100% 427.197.000 100% 437.877.000 100% 448.824.000 100% 2.938.240.700 Dinas Lingkungan
pengembangan sistem dan keuangan Hidup
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

2.05 17 Program Perlindungan - Jumlah Taman Keanekaragaman unit 0 5.702.086.610 1 1.218.502.000 2 2.930.178.000 3 3.003.432.000 4 3.078.518.000 5 3.155.481.000 5,00 19.088.197.610 Dinas Lingkungan
dan Konservasi SDA Hayati (Kehati) yang terbangun Hidup

- Cakupan penghijauan wilayah Ha 41 46 51 56 60 65 65,00 -


rawan longsor dan sumber mata air

2.05.18 Program Rehabilitasi - Dokumen Rencana Perlindungan dokumen 0 198.534.500 1 270.000.000 2 400.000.000 3 410.000.000 4 420.250.000 5 430.756.000 5,00 2.129.540.500 Dinas Lingkungan
dan Pemulihan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Hidup
Cadangan Sumber Daya
Alam
2.05 19 Program Peningkatan - Naskah Akademis dan Perda RPPLH dokumen 0,00 1.050.937.500 1 1.146.100.000 2 1.755.012.000 2 1.798.887.000 2 1.843.859.000 2 1.889.955.000 2,00 9.484.750.500 Dinas Lingkungan
Kualitas dan Akses Hidup
Informasi SDA dan LH
- Indeks Kualitas Air indeks 45,25 46,1 47,1 48,1 49,2 49,98 49,98
- Indeks Kualitas Udara indeks 61,72 62,79 64,21 65,5 66,8 68,2 68,20
2.05.20 Program Peningkatan - Jumlah Bank Sampah yang unit 7 1.690.840.610 17 1.287.096.000 27 1.182.805.000 37 1.212.375.000 47 1.242.684.000 57 1.273.751.000 57 6.198.711.000 Dinas Lingkungan
Pengendalian Polusi terbangun Hidup

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-11


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
2.05 22 Program Pengendalian - Jumlah usaha dan atau kegiatan perusahan 70 2.859.840.520 170 7.103.945.000 270 7.704.075.500 370 7.896.677.000 470 8.094.094.000 570 8.296.446.000 570 39.095.237.500 Dinas Lingkungan
Pencemaran dan yang mentaati persyaratan Hidup
Perusakan Lingkungan administrasi dan teknis pencegahan
Hidup pencemaran air

- Persentase usaha dan atau kegiatan % 12 30 47 65 82 100 100


yang mentaati persyaratan
administrasi dan teknis pencegahan
pencemaran air

- Persentase usaha dan atau kegiatan % 10 10 30 40 50 60 60


yang mentaati persyaratan
administrasi dan teknis pencegahan
pencemaran udara
2.05 20 Program Pengelolaan - Cakupan wilayah rehabilitasi % 96 341.527.950 96 341.527.950 Dinas Lingkungan
dan Rehabilitasi ekosistem pesisir/pantai Hidup
Ekosistem Pesisir dan
Laut
2.05 21 Program Penguatan - Persentase wilayah yang memiliki % 0 20 121.025.000 40 655.000.000 60 810.656.000 80 919.892.000 100 987.948.000 100 3.494.521.000 Dinas Lingkungan
kapasitas mitigasi dan kapasitas adaptasi perubahan iklim Hidup
adaptasi perubahan
iklim - Jumlah Kampung Proklim lokasi 3 8 13 18 23 28 28
2.05 28 Program Penguatan - Jumlah bibit mangrove yang batang 41.000 51.000 357.775.000 51.000 357.775.000 Dinas Lingkungan
adaptasi perubahan ditanam Hidup
iklim
- jumlah kampung Proklim lokasi 3 8 8
6. URUSAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 16.220.532.952 20.893.563.000 20.047.809.714 22.112.197.288 24.180.577.815 27.849.457.002 115.083.604.820
BELANJA TIDAK LANGSUNG 10.089.188.366 12.816.966.000 12.547.809.714 14.424.697.288 16.300.888.815 19.772.776.002 75.863.137.820
01 Belanj a Pegawai 10.089.188.366 12.816.966.000 12.547.809.714 14.424.697.288 16.300.888.815 19.772.776.002 85.952.326.186 Dinas
Kependudukan dan
Pencatatan Sipil

BELANJA LANGSUNG 6.131.344.586 8.076.597.000 7.500.000.000 7.687.500.000 7.879.689.000 8.076.681.000 39.220.467.000


2.06 01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100% 1.860.878.603 100% 1.698.415.000 100% 2.387.806.000 100% 2.447.501.000 100% 2.508.689.000 100% 2.571.406.000 100% 13.474.695.603 Dinas
Administrasi Perkantoran Kependudukan dan
Perkantoran Pencatatan Sipil

2.06 02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100% 1.721.024.925 100% 871.155.000 100% 1.404.669.000 100% 1.439.786.000 100% 1.475.781.000 100% 1.512.676.000 100% 8.425.091.925 Dinas
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur Kependudukan dan
aparatur Pencatatan Sipil

2.06 05 Program peningkatan - Cakupan peningkatan kapasitas % 100% 44.199.950 100% 20.410.000 100% 64.609.950 Dinas
kapasitas sumber daya sumber daya aparatur Kependudukan dan
aparatur Pencatatan Sipil

2 06 06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 233.463.000 100% 205.920.000 100% 297.431.000 100% 304.867.000 100% 312.489.000 100% 320.301.000 100% 1.674.471.000 Dinas
pengembangan sistem dan keuangan Kependudukan dan
pelaporan capaian Pencatatan Sipil
kinerja dan keuangan

2.06 15 Program Penataan - Jumlah penerbitan dokumen lembar 377.925 2.051.425.608 346.955 5.210.697.000 391.385 3.410.094.000 402.190 3.495.346.000 410.000 3.582.730.000 405.825 3.672.298.000 405.825 21.422.590.608 Dinas
Administrasi kependudukan Kependudukan dan
Kependudukan Pencatatan Sipil

- Jumlah Pengelolaan informasi data elemen data 9 18 26 31 35 42 42


kependudukan kependuduka
n
- Jumlah pemanfaatan NIK, KTP-el, lembaga - 12 210 230 - 250 262 262
data kependudukan dan dokumen pengguna
kependudukan
2.06 18 Program Penataan - Jumlah penerbitan dokumen % 100% 134.972.500 100% 70.000.000 - - - 100% 204.972.500 Dinas
Administrasi Pencatatan kependudukan Kependudukan dan
Sipil Pencatatan Sipil

2.06 19 Program Penataan - Jumlah penerbitan dokumen lembar 377.925 85.380.000 377.925 85.380.000 Dinas
Administrasi kependudukan Kependudukan dan
Pendaftaran Penduduk Pencatatan Sipil

7. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA - - - - - - -


BELANJA TIDAK LANGSUNG - - - - - - -
01 Belanj a Pegawai - - - - - - -
BELANJA LANGSUNG - - - - - - -

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-12


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
8. URUSAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA 3.458.143.700 16.251.363.000 18.175.260.369 17.310.200.616 20.698.186.320 24.880.424.206 97.315.434.511
BELANJA TIDAK LANGSUNG - 8.480.411.000 8.302.322.369 9.544.174.616 10.785.566.320 13.082.758.206 50.195.232.511
01 Belanj a Pegawai - 8.480.411.000 8.302.322.369 9.544.174.616 10.785.566.320 13.082.758.206 50.195.232.511 Dinas Pengendalian
Penduduk dan KB

BELANJA LANGSUNG 3.458.143.700 7.770.952.000 9.872.938.000 7.766.026.000 9.912.620.000 11.797.666.000 47.120.202.000


2.06 01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100% 0 100% 925.021.000 100% 1.537.580.000 100% 2.058.487.000 100% 2.715.508.000 100% 3.125.815.000 100% 10.362.411.000 Dinas Pengendalian
Administrasi Perkantoran Penduduk dan KB
Perkantoran

2.06 02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100% 0 100% 773.647.000 100% 1.120.599.000 100% 2.684.813.000 100% 3.541.744.000 100% 4.076.888.000 100% 12.197.691.000 Dinas Pengendalian
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur Penduduk dan KB
aparatur
2 06 06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 0 100% 295.262.000 100% 226.759.000 100% 235.593.000 100% 310.801.000 100% 357.787.000 100% 1.426.202.000 Dinas Pengendalian
pengembangan sistem dan keuangan Penduduk dan KB
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

2.08.15 Program Keluarga - Cakupan PUS unmet need % 10,44 2.756.766.700 10,44 4.281.506.000 9,88 3.916.638.250 8,44 2.133.361.000 7,72 2.518.262.000 7,00 2.600.046.000 7,00 18.206.579.950 Dinas Pengendalian
Berencana Penduduk dan KB

- Cakupan tingkat putus pakai alat % 12,30% 12,00% 11,80% 11,60% 11,40% 11,20% 11,20%
kontrasepsi (DO)
2.08.16 Program pembinaan - Cakupan peserta KB aktif % 76,25% 206.757.000 76,30% 236.756.000 76,64% 1.482.800.000 76,98% 206.454.000 77,32% 275.435.000 78,00% 315.157.000 78,00% 2.723.359.000 Dinas Pengendalian
peran serta masyarakat Penduduk dan KB
dalam pelayanan KB/KR
yang madiri

2.08.18 Program pengembangan - Cakupan PUS umur istri < 20 th % 0,55 273.760.000 0,48 518.760.000 0,48 792.520.000 Dinas Pengendalian
pusat pelayanan Penduduk dan KB
informasi dan konseling
KRR
2.08.19 Program Penyiapan - Cakupan anggota bina keluarga aktif % 52,96 220.860.000 54,15 740.000.000 54,83 873.561.750 56,86 189.250.000 58,86 236.087.000 60,02 987.119.000 60,02 3.246.877.750 Dinas Pengendalian
tenaga pendamping Penduduk dan KB
kelompok bina keluarga

2.08.20 Program Pengendalian - Cakupan PUS umur istri < 20 th % 0,53 715.000.000 0,52 258.068.000 0,51 314.783.000 0,5 334.854.000 0,50 1.622.705.000 Dinas Pengendalian
Penduduk Penduduk dan KB

9. URUSAN PERHUBUNGAN 109.659.659.366 137.753.042.000 156.576.120.988 111.668.677.502 133.796.158.398 147.912.321.348 - 687.706.320.236


BELANJA TIDAK LANGSUNG 18.255.652.321 18.259.572.000 17.876.120.988 20.550.011.502 23.222.910.398 28.169.102.348 108.077.717.236
01 Belanj a Pegawai 18.255.652.321 18.259.572.000 17.876.120.988 20.550.011.502 23.222.910.398 28.169.102.348 126.333.369.557 Dinas Perhubungan

BELANJA LANGSUNG 91.404.007.045 119.493.470.000 138.700.000.000 91.118.666.000 110.573.248.000 119.743.219.000 579.628.603.000


2.09 01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100% 2.799.987.354 100% 3.383.528.000 100% 5.199.680.000 100% 2.379.531.000 100% 2.805.205.000 100% 2.891.133.000 100% 19.459.064.354 Dinas Perhubungan
Administrasi Perkantoran
Perkantoran
2.09.02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100% 914.687.300 100% 1.288.146.000 100% 1.489.500.000 100% 1.383.231.000 100% 1.593.031.000 100% 1.601.809.000 100% 8.270.404.300 Dinas Perhubungan
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur
aparatur
2.09.03 Program Peningkatan - Tingkat Disiplin Aparatur % 100% 199.847.000 100% 0 100% 138.099.000 100% - 100% 160.434.000 100% - 100% 498.380.000 Dinas Perhubungan
Disiplin Aparatur

2.09.05 Program Peningkatan - Cakupan peningkatan kapasitas % 100% 99.900.000 100% 50.000.000 100% 100.000.000 100% 34.965.000 100% 40.109.000 100% 40.147.000 100% 365.121.000 Dinas Perhubungan
Kapasitas Sumber Daya sumber daya aparatur
Aparatur
2.09.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 631.902.000 100% 652.400.000 100% 514.480.000 100% 472.725.000 100% 550.289.000 100% 558.841.000 100% 3.380.637.000 Dinas Perhubungan
pengembangan sistem dan keuangan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

2.09.15 Program Pembangunan - Tingkat fasilitas transportasi % 100% 1.470.436.000 100% 1.458.000.000 100% 2.928.436.000 Dinas Perhubungan
Prasarana Dan Fasilitas terpantau
Perhubungan

- Studi transportasi lokal dok 30 36 36


- Rencana Pembangunan MRT/LRT dok 1 1 1

2.09 16 Program Rehabilitasi - Jumlah penumpang org 4.503.777 1.555.823.500 4.593.853 768.138.000 4.593.853 2.323.961.500 Dinas Perhubungan
dan Pemeliharaan angkutan umum yang turun di
Prasarana dan Fasilitas Terminal
LLAJ
- Persentase Sarana dan Prasarana % 42,85 48,56 48,56
Perhubungan dalam Kondisi Baik

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-13


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
2.09.17 Program Peningkatan - Jumlah trayek utama trayek 33 45.327.554.493 35 64.494.335.000 86.318.106.000 35.191.693.000 40.253.082.000 45.334.961.000 35 316.919.731.493 Dinas Perhubungan
Pelayanan Angkutan
- Jumlah trayek cabang trayek 13 13 13
- Jumlah trayek ranting trayek 32 33 33
- Persentase trayek angkutan umum % 59 59
yang optimal
- Jumlah koridor BRT Koridor 6 6 7 8 8 8 8

- Jumlah feeder BRT feeder - - 1 2 3 4 4


2.09.18 Program pembangunan - Jumlah Halte BRT unit 232 6.496.793.300 232 2.177.010.000 232,00 8.673.803.300 Dinas Perhubungan
sarana dan prasarana
perhubungan

2.09.19 Program Pengendalian - Persentase simpang yang dilengkapi % 45,45 6.939.251.550 54,55 9.001.717.000 63,64 10.860.035.000 72,73 6.566.769.000 81,82 7.546.020.000 100 7.566.590.000 100 48.480.382.550 Dinas Perhubungan
dan Pengamanan ATCS
Lalulintas
- Jumlah simpang ATCS Simpang 22 30 30
- Tersedianya fasilitas perlengkapan % 55 57 59 61 63 65 65
jalan (rambu, marka dan guardrail)

- Persentase kendaraan lulus uji laik % 49 47,04 49,04 51,04 53,04 55,04 55,04
jalan
- Persentase ketertiban pengguna % 71,84 75,42 78,21 80,63 83,42 90,00 90,00
jalan di kawasan strategis

2.09.20 Program Peningkatan - Persentase kendaraan lulus uji laik % 49 1.247.367.450 47,04 2.018.000.000 47,04 3.265.367.450 Dinas Perhubungan
Kelaikan Pengoperasian jalan
Kendaraan Bermotor

2.09.21 Program Pengembangan - Tingkat ketertiban pembangunan % 100 282.576.400 100 282.576.400 Dinas Perhubungan
Jaringan Komunikasi dan tower telekomunikasi
Informatika

2.09.22 Program Pelayanan BLU - Jumlah penumpang BRT org 7.725.490 23.437.880.698 7.725.490 23.437.880.698 Dinas Perhubungan
UPTD Terminal
Mangkang
2.09.23 Program pelayanan BRT - Jumlah penumpang BRT org 12.300.008 34.202.196.000 12.847.536 30.381.000.000 14.255.440 30.860.521.000 14.628.288 32.283.042.000 15.610.665 34.323.181.000 15.610.665 162.049.940.000 Dinas Perhubungan
Trans Semarang
2.09.24 Program Pembangunan - Persentase halte HEBAT % 2,59 3.699.100.000 3,02 14.229.231.000 3,45 25.342.036.000 3,88 27.426.557.000 3,88 70.696.924.000 Dinas Perhubungan
dan Pemeliharaan
Sarana Prasarana - Persentase sarana prasarana % 57,14 71,43 85,71 100 100,00
Perhubungan perhubungan dalam kondisi baik

10. URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 4.632.725.250 41.952.995.000 33.670.753.752 34.109.176.837 37.412.482.429 41.530.445.528 188.675.853.546
BELANJA TIDAK LANGSUNG - 11.306.488.000 11.069.051.752 12.724.748.337 14.379.830.904 17.442.556.576 66.922.675.569
01 Belanj a Pegawai - 11.306.488.000 11.069.051.752 12.724.748.337 14.379.830.904 17.442.556.576 66.922.675.569 Dinas Komunikasi,
Infromasi, Statistik
dan Persandian

BELANJA LANGSUNG 4.632.725.250 30.646.507.000 22.601.702.000 21.384.428.500 23.032.651.525 24.087.888.951 121.753.177.976


2.10 01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 0 100% 916.000.000 100% 2.917.900.000 100% 2.379.531.000 100% 2.805.205.000 100% 2.891.133.000 100% 11.909.769.000 Dinas Komunikasi,
Administrasi Perkantoran Infromasi, Statistik
Perkantoran dan Persandian

2.10.02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 0 100% 10.253.250.000 100% 3.412.476.000 100% 1.346.637.000 100% 1.544.740.000 100% 1.546.206.000 100% 18.103.309.000 Dinas Komunikasi,
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur Infromasi, Statistik
aparatur dan Persandian
2.10.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 0 100% 210.350.000 100% 41.500.000 100% 472.725.000 100% 550.289.000 100% 558.841.000 100% 1.833.705.000 Dinas Komunikasi,
pengembangan sistem dan keuangan Infromasi, Statistik
pelaporan capaian dan Persandian
kinerja dan keuangan

2.10.15 Program Pengembangan - persentase fasilitasi koordinasi PPID % 100 538.971.000 100 2.729.182.000 100 2.900.000.000 100 3.350.000.000 100 3.800.000.000 100 13.318.153.000 Dinas Komunikasi,
Komunikasi, Informasi dan penanganan pengaduan Infromasi, Statistik
dan media massa masyarakat dan Persandian

2.10.18 Program Peningkatan - Domain dan sub domain sub domain 106 122 15.049.256.000 142 1.895.010.000 162 1.989.760.500 182 2.089.248.525 190 2.193.710.951 190 23.216.985.976 Dinas Komunikasi,
Pelayanan informasi semarangkota.go.id Infromasi, Statistik
- Persentase integrasi sistem % 80 85 87 89 95 100 100 dan Persandian
perencanaan, penganggaran,
pengendalian, pelaporan dan
pengelolaan keuangan dan aset
daerah (smart city)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-14


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
2.10.20 Program Pembangunan - wi-fi di area publik lokasi 90 90 3.478.680.000 110 11.605.634.000 130 11.895.775.000 150 12.193.169.000 150 12.497.998.000 150 51.671.256.000 Dinas Komunikasi,
Jaringan Komunikasi dan Infromasi, Statistik
Informatika dan Persandian
- CCTV di ruang publik % 100 100 100 100 100
- Bandwidth domestik dan % 100 100 100 100 100
internasional
2.10.19 Program Optimalisasi - Upload berita dan informasi melalui kali 480 480 200.000.000 480 480 400.000.000 480 500.000.000 480 600.000.000 480 1.700.000.000 Dinas Komunikasi,
Pemanfaatan teknologi website dan sosial media Infromasi, Statistik
informasi dan Persandian

2.10.00 Program Fasilitasi - Terbentuknya SDM yang menguasai PNS 6 161.914.500 6 161.914.500 Setda
Peningkatan SDM TIK
Bidang Komunikasi dan
Informasi
2.10.00 Program Kerjasama - Penyediaan informasi, jml 270 4.470.810.750 270 4.470.810.750 Setda
Informasi dengan Mass pemberitaan, dan analisa media
Media
11. URUSAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH 16.436.255.686 18.557.302.000 19.274.386.337 23.172.471.885 25.484.615.218 27.984.550.149 114.473.325.589
BELANJA TIDAK LANGSUNG 5.604.112.361 6.927.603.000 6.782.123.337 7.796.585.885 8.810.672.218 10.687.236.149 41.004.220.589
01 Belanj a Pegawai 5.604.112.361 6.927.603.000 6.782.123.337 7.796.585.885 8.810.672.218 10.687.236.149 46.608.332.950 Dinas Koperasi dan
Usaha Mikro
BELANJA LANGSUNG 10.832.143.325 11.629.699.000 12.492.263.000 15.375.886.000 16.673.943.000 17.297.314.000 73.469.105.000
2.11.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100% 254.630.384 100% 1.381.987.000 100% 2.046.136.000 100% 2.667.352.000 100% 2.956.239.000 100% 3.005.239.000 100% 12.311.583.384 Dinas Koperasi dan
Administrasi Perkantoran Usaha Mikro
Perkantoran
2.11.02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100% 448.942.095 100% 468.653.000 100% 457.275.000 100% 1.092.275.000 100% 1.055.000.000 100% 1.045.000.000 100% 4.567.145.095 Dinas Koperasi dan
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur Usaha Mikro
aparatur
2.11 .06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 254.672.000 100% 274.881.000 100% 306.140.000 100% 325.330.000 100% 340.330.000 100% 343.010.000 100% 1.844.363.000 Dinas Koperasi dan
pengembangan sistem dan keuangan Usaha Mikro
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

2.11.16 Program Pengembangan Prosentase meningkatnya kualitas % 51 52 1.600.429.000 53 910.828.000 55 1.360.828.000 58 1.535.828.000 60 1.653.856.000 60 7.061.769.000 Dinas Koperasi dan
Kewirausahaan dan usaha mikro yang dibina Usaha Mikro
Keunggulan Kompetitif
Usaha Kecil Menengah - Jumlah UMKM yang dibina UMKM 1.500 3.000 3.000

2.11 17 Program Pengembangan - Prosentase akses pembiayaan % - 3.415.887.760 - 3.035.502.000 25 1.290.743.000 30 1.740.743.000 35 1.957.743.000 40 2.082.068.000 40 13.522.686.760 Dinas Koperasi dan
Sistem Pendukung Usaha Mikro
Usaha Bagi KUMKM - prosentase legalitas pelaku usaha % - - 30 35 40 50 50
- Jumlah wirausaha baru Orang 390 806 806
- Jumlah masyarakat yang dilatih Orang 780 1.580 1.580
keterampilan usaha
2.11 .18 Program Peningkatan - Persentase Koperasi Aktif % 78,50% 1.851.380.683 79% 2.534.999.000 88,30% 4.358.120.000 88,40% 4.788.120.000 88,50% 5.123.324.000 88,60% 5.376.120.000 88,60% 24.032.063.683 Dinas Koperasi dan
Kualitas Kelembagaan - Persentase koperasi sehat % 6,00% 12% 20,00% 30% 30% Usaha Mikro
Koperasi - Persentase omset koperasi % 0,50% 0,6% 0,70% 0,8% 0,8%

2.11 .19 Program Penguatan - Persentase Koperasi Aktif % 78,50% 1.066.266.500 79% 1.066.266.500 Dinas Koperasi dan
Kelembagaan Koperasi Usaha Mikro

2.11 .20 Program Peningkatan - Jumlah UMKM yang dibina UMKM 1.500 1.336.085.895 1.500 1.336.085.895 Dinas Koperasi dan
Produkfivitas dan Usaha Mikro
Pengembangan Produk
UMKM
2.11 .21 Program Peningkatan - Prosentase akses pemasaran % 2.204.278.008 2.333.248.000 18,50 3.123.021.000 20,00 3.401.238.000 21,00 3.705.479.000 23,00 3.792.021.000 23,00 18.559.285.008 Dinas Koperasi dan
dan Pengembangan Usaha Mikro
Pemasaran dan Jaringan - Meningkatnya jangkauan Provinsi 3 6 6
Usaha UMKM pemasaran produk unggulan daerah

12. URUSAN PENANAMAN MODAL 14.499.361.653 14.025.072.000 15.669.830.338 17.839.010.940 20.197.888.230 24.120.535.673 91.852.337.180
BELANJA TIDAK LANGSUNG 6.288.884.570 9.636.222.000 9.433.861.338 10.844.967.940 12.255.551.230 14.865.831.673 57.036.434.180
01 Belanj a Pegawai 6.288.884.570 9.636.222.000 9.433.861.338 10.844.967.940 12.255.551.230 14.865.831.673 63.325.318.750 Dinas PM dan PTSP

BELANJA LANGSUNG 8.210.477.083 4.388.850.000 6.235.969.000 6.994.043.000 7.942.337.000 9.254.704.000 34.815.903.000


2.12 .01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100 879.403.909 100 1.157.721.000 100 1.710.520.000 100 1.753.283.000 100 1.314.252.000 100 1.578.600.000 100 8.393.779.909 Dinas PM dan PTSP
Administrasi Perkantoran
Perkantoran

2.12 .02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100 226.993.039 100 309.818.000 100 462.881.400 100 474.453.000 100 486.314.000 100 498.472.000 100 2.458.931.439 Dinas PM dan PTSP
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur
aparatur
2.12.04 Program Disiplin - Tingkat Disiplin Aparatur % 100 50.000.000 100 16.927.600 100 177.272.000 100 264.355.000 100 343.988.000 100 852.542.600 Dinas PM dan PTSP
Aparatur

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-15


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
2.12 .06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100 247.151.400 100 213.430.000 100 255.480.000 100 225.219.000 100 310.021.000 100 372.378.000 100 1.623.679.400 Dinas PM dan PTSP
pengembangan sistem dan keuangan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

2.12.15 Program Peningkatan - Nilai PMA (dalam juta) rp juta 2.950.000 3.399.978.464 329.569 459.500.000 362.073 1.370.000.000 386.733 2.184.582.000 424.626 2.567.557.000 453.441 2.858.224.000 453.441 12.839.841.464 Dinas PM dan PTSP
Promosi dan Kerjasama
Investasi - Nilai PMDN (dalam juta) rp juta 7.550.000 15.605.431 17.143.927 18.313.267 # 21.470.559 21.470.559
#
- Jumlah investor berskala nasional investor 152 192 225 275 342 408 408
(PMA/PMDN)
- Jumlah Pranata buah 2 2 2 2 2 -
212 .16 Program Peningkatan - Persentase ijin terbit sesuai SP % 97,00 2.061.684.971 97,00 1.509.381.000 97 3.571.065.971 Dinas PM dan PTSP
Iklim Investasi
- Survey Kepuasan Masyarakat (Nilai) Nilai 78 79 79

2.12.17 Program Penyiapan - Jumlah Pranata buah 2 1.395.265.300 2 329.000.000 2 1.724.265.300 Dinas PM dan PTSP
potensi sumberdaya,
sarana dan prasarana
daerah
2.12.18 Program Peningkatan - Jumlah kerjasama pemerintah Kota dok 3 360.000.000 3 360.000.000 Dinas PM dan PTSP
dan Pengembangan Semarang dengan Pemerintah
Kerjasama Daerah Daerah lain
2.12 .19 Program Peningkatan - Persentase ijin terbit sesuai SP % 97,50 2.420.160.000 98,00 2.179.234.000 98,50 2.999.838.000 99,00 3.603.042.000 99,00 11.202.274.000 Dinas PM dan PTSP
Iklim Investasi dan
realisasi investasi
- Survey Kepuasan Masyarakat (Nilai) Nilai 81 83 85 87 87

13. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA 8.945.180.825 23.400.265.000 27.972.750.982 18.210.438.479 30.279.642.110 30.587.411.518 130.450.508.090
BELANJA TIDAK LANGSUNG - 8.909.858.000 8.722.750.982 10.027.490.479 11.331.746.110 13.745.267.518 52.737.113.090
01 Belanj a Pegawai - 8.909.858.000 8.722.750.982 10.027.490.479 11.331.746.110 13.745.267.518 52.737.113.090 Dinas Pemuda dan
Olahraga
BELANJA LANGSUNG 8.945.180.825 14.490.407.000 19.250.000.000 8.182.948.000 18.947.896.000 16.842.144.000 86.658.575.825
2.13 .01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100 2.356.000.000 100 2.621.035.000 100 2.686.561.000 100 2.753.725.000 100 2.822.568.000 100 13.239.889.000 Dinas Pemuda dan
Administrasi Perkantoran Olahraga
Perkantoran
2.13. 02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100 313.724.000 100 701.000.000 100 718.525.000 100 421.017.000 100 505.700.000 100 2.659.966.000 Dinas Pemuda dan
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur Olahraga
aparatur
2.13 .06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100 197.130.000 100 213.000.000 100 218.325.000 100 310.021.000 100 372.378.000 100 1.310.854.000 Dinas Pemuda dan
pengembangan sistem dan keuangan Olahraga
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

2.13.15 Program Pengembangan - Persentase organisasi pemuda aktif % 67,00% 571.230.000 75,00% 452.860.000 83,00% 797.451.000 92,00% 817.387.000 100,00% 531.196.000 100,00% 551.525.000 100,00% 3.721.649.000 Dinas Pemuda dan
dan Keserasian Olahraga
Kebijakan Pemuda

2.13.16 Program peningkatan - Jumlah organisasi kepemudaan jumlah 60 1.640.074.750 61 1.314.628.000 61 1.294.094.000 62 1.326.446.000 62 1.359.607.000 62 1.393.597.000 62 8.328.446.750 Dinas Pemuda dan
peran serta yang aktif Olahraga
kepemudaan
2.13.17 Program peningkatan - Persentase wirausaha muda % 33,00% 320.040.000 60,00% 146.300.000 71,00% 113.450.000 78,00% 200.226.000 82,00% 263.316.000 85,00% 290.732.000 85,00% 1.334.064.000 Dinas Pemuda dan
upaya penumbuhan mendapat bantuan Olahraga
kewirausahaan dan
kecakapan hidup
pemuda
2.13.18 Program Pengembangan - cakupan cabang olahraga yang % 11,00% 131.401.300 33,00% 36.600.000 56,00% 55.000.000 78,00% 170.669.000 89,00% 223.496.000 100,00% 246.610.000 100,00% 863.776.300 Dinas Pemuda dan
Kebijakan dan mendapat bantuan Olahraga
Manajemen Olahraga

2.13.19 Program Pembinaan dan - Jumlah event olahraga tingkat % 100,00% 4.474.283.400 100,00% 4.180.665.000 100,00% 8.977.920.000 100,00% 500.000.000 100,00% 2.750.000.000 100,00% 4.951.905.000 100,00% 25.834.773.400 Dinas Pemuda dan
Pemasyarakatan kecamatan dan kota Olahraga
Olahraga
2.13 20 Program Peningkatan - Jumlah gelanggang OR milik Pemda % 3 1.808.151.375 3 5.492.500.000 4 4.477.050.000 4 1.544.809.000 5 10.335.518.000 5 5.707.129.000 5 29.365.157.375 Dinas Pemuda dan
Sarana dan Prasarana Olahraga
Olahraga
- Jumlah lapangan olahraga yang jumlah 11 15 20 20 33 39 39
sesuai standar
14. URUSAN STATISTIK - 534.000.000 1.203.763.000 506.991.000 581.574.000 602.199.000 0,00% 3.428.527.000
BELANJA TIDAK LANGSUNG - - - - - - -
01 Belanj a Pegawai - - - - - - -
BELANJA LANGSUNG - 534.000.000 1.203.763.000 506.991.000 581.574.000 602.199.000 3.428.527.000
2.14.15 Program pengembangan - Tingkat ketersediaan data statistik % - 78% 534.000.000 80% 1.203.763.000 82% 506.991.000 84% 581.574.000 86% 602.199.000 86% 3.428.527.000 Dinas Komunikasi,
data/informasi/statistik pembangunan daerah Infromasi, Statistik
daerah dan Persandian

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-16


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
15. URUSAN PERSANDIAN - 300.000.000 200.000.000 400.000.000 500.000.000 600.000.000 2.000.000.000
BELANJA TIDAK LANGSUNG - - - - - - -

01 Belanj a Pegawai - - - - - - -
BELANJA LANGSUNG - 300.000.000 200.000.000 400.000.000 500.000.000 600.000.000 2.000.000.000
2.15 15 Program Persandian - Tersedianya alat persandian paket - 1 300.000.000 1 200.000.000 1 400.000.000 1 500.000.000 1 600.000.000 1 2.000.000.000 Dinas Komunikasi,
Daerah Infromasi, Statistik
- Peningkatan SDM Persandian % 100 100 100 100 100 100
dan Persandian

16. URUSAN KEBUDAYAAN 21.338.649.177 26.358.090.000 26.818.342.499 23.866.881.041 28.031.117.871 32.810.472.070 137.884.903.480
BELANJA TIDAK LANGSUNG 10.764.323.132 13.749.881.000 13.461.133.499 15.474.635.041 17.487.389.871 21.211.987.070 81.385.026.480
01 Belanj a Pegawai 10.764.323.132 13.749.881.000 13.461.133.499 15.474.635.041 17.487.389.871 21.211.987.070 92.149.349.612 Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata

BELANJA LANGSUNG 10.574.326.045 12.608.209.000 13.357.209.000 8.392.246.000 10.543.728.000 11.598.485.000 56.499.877.000


2.16.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100 1.117.291.514 100 2.801.149.000 100 2.808.121.000 100 960.046.000 100,00% 1.207.628.000 100,00% 1.329.970.000 100% 10.224.205.514 Dinas Kebudayaan
Administrasi Perkantoran dan Pariwisata
Perkantoran
2.16.02 Program Peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100 523.507.301 100 540.600.000 100 613.258.000 100 223.064.000 100,00% 267.834.000 100,00% 281.560.000 100% 2.449.823.301 Dinas Kebudayaan
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur dan Pariwisata
aparatur
2.16.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100 204.233.200 100 392.460.000 100 312.830.000 100 234.034.000 100,00% 294.388.000 100,00% 324.212.000 100% 1.762.157.200 Dinas Kebudayaan
pengembangan sistem dan keuangan dan Pariwisata
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
2.16 15 Program Pengembangan - Persentase apresiasi terhadap % 30,00 1.244.860.000 40,00 1.484.500.000 50,00 1.498.500.000 60,00 1.099.163.000 70,00 1.382.620.000 80,00 1.522.691.000 80,00 8.232.334.000 Dinas Kebudayaan
Nilai Budaya pelaku seni dan Budaya dan Pariwisata

2.16.16 Program Pengelolaan - Persentase situs cagar budaya yang % 33,33 1.253.970.300 33,33 466.500.000 50,00 426.500.000 66,66 1.167.860.000 83,33 1.469.034.000 100,00 1.617.859.000 100 6.401.723.300 Dinas Kebudayaan
Kekayaan Cagar Budaya dilestarikan dan Pariwisata

- Persentase kawasan cagar budaya % 8,33 25,00 - 50,00 67,00 83,00 100,00 100
yang dilestarikan
- Persentase bangunan cagar budaya % 31,11 45,00 - 60,00 75,00 90,00 100,00 100
yang dilestarikan
2 16 17 Program Pengelolaan - Persentase event yang % 40 5.626.251.980 50 6.293.000.000 60 7.548.000.000 70 4.131.019.000 80 5.196.348.000 90 5.722.780.000 90 34.517.398.980 Dinas Kebudayaan
Keragaman Budaya mengapresiasi budaya lokal dan Pariwisata

- Persentase apresiasi kegiatan % 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 - 80,00 - 80,00
sanggar seni budaya
2.16.18 Program pengembangan - Kerjasama Pengelolaan Seni Budaya kerjasama 1 604.211.750 1 630.000.000 1 150.000.000 1 577.060.000 1 725.876.000 1 799.413.000 1 3.486.560.750 Dinas Kebudayaan
kerjasama pengelolaan Yang Disepakati dan Pariwisata
kekayaan budaya

17. URUSAN PERPUSTAKAAN 5.015.631.814 5.185.612.000 6.495.566.336 11.193.977.612 5.830.696.995 6.653.155.000 35.359.007.943
BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.941.793.644 2.419.484.000 2.368.674.836 2.722.978.612 3.077.150.995 3.732.546.000 14.320.834.443
01 Belanj a Pegawai 1.941.793.644 2.419.484.000 2.368.674.836 2.722.978.612 3.077.150.995 3.732.546.000 16.262.628.087 Dinas Arsip dan
Perpustakaan
BELANJA LANGSUNG 3.073.838.170 2.766.128.000 4.126.891.500 8.470.999.000 2.753.546.000 2.920.609.000 21.038.173.500
2.17.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100 495.965.585 100 483.910.000 100 79.200.000 100 960.046.000 100,00% 1.207.628.000 100,00% 1.329.970.000 100% 4.556.719.585 Dinas Arsip dan
Administrasi Perkantoran Perpustakaan
Perkantoran
2.17.02 Program Peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100 495.965.585 100 746.522.000 100 1.338.427.000 100 223.064.000 100,00% 267.834.000 100,00% 281.560.000 100% 3.353.372.585 Dinas Arsip dan
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur Perpustakaan
aparatur
2.17.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100 51.316.000 100 51.326.000 100 51.326.000 100 234.034.000 100,00% 294.388.000 100,00% 324.212.000 100% 1.006.602.000 Dinas Arsip dan
pengembangan sistem dan keuangan Perpustakaan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

2.17.15 Program pengembangan - Jumlah Gedung Perpustakaan gedung 1 1.058.281.900 1 786.590.000 1 1.512.966.500 2 6.881.810.000 2 786.957.000 2 787.893.000 2 11.814.498.400 Dinas Arsip dan
budaya baca Perpustakaan
` - Jumlah Rumah Pintar unit 188 189 190 191 192 193 193
2.17.16 Program pembinaan - Jumlah Pustakawan org 1 746.691.100 1 464.358.000 1 954.472.000 1 137.636.000 1 157.391.000 1 157.579.000 1 6.401.723.300 Dinas Arsip dan
peningkatan kapasitas Perpustakaan
perpustakaan - Jumlah peminjam buku org 5.400 6.000 6.600 7.260 8.000 8.800 8.800
2.17.17 Program Penyelamatan - Jumlah Koleksi bahan perpustakaan judul 500 225.618.000 1.500 233.422.000 2.200 190.500.000 2.900 34.409.000 3.600 39.348.000 4.300 39.395.000 4.300 762.692.000 Dinas Arsip dan
Dan Pelestarian Koleksi yang dipelihara Perpustakaan
Perpustakaan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-17


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
18. URUSAN KEARSIPAN 467.320.000 465.790.000 1.241.526.500 379.720.000 443.599.000 444.021.000 2.974.656.500
BELANJA TIDAK LANGSUNG - - - - - - -
01 Belanj a Pegawai - - - - - - -

BELANJA LANGSUNG 467.320.000 465.790.000 1.241.526.500 379.720.000 443.599.000 444.021.000 2.974.656.500


2.18.15 Program perbaikan - Jumlah dokumen/arsip yang dokumen 400 112.784.000 15000 113.079.000 16000 253.079.000 17000 100.000.000 18000 122.732.000 19000 122.848.000 19000 824.522.000 Dinas Arsip dan
sistem administrasi diselamatkan Perpustakaan
kearsipan
2.18.16 Program penyelamatan - Rasio ketersediaan sarana / % 96 92.141.000 97 92.911.000 98 432.520.500 99 69.930.000 100 80.217.000 100 80.293.000 100 848.012.500 Dinas Arsip dan
dan pelestarian prasarana penyimpanan arsip yang Perpustakaan
dokumen/arsip daerah berfungsi dan terpelihara

2.18.17 Program pemeliharaan - Aksesbilitas/ketersediaan layanan % 53 28.835.000 75 29.000.000 80 44.850.000 85 34.965.000 90 40.108.000 95 40.147.000 95 217.905.000 Dinas Arsip dan
rutin/berkala sarana informasi kearsipan Perpustakaan
dan prasarana kerasipan

2.18.18 Program peningkatan - Jumlah arsip dengan sistem dokumen 5000 233.560.000 6000 230.800.000 7000 511.077.000 8000 174.825.000 9000 200.542.000 10000 200.733.000 10000 1.551.537.000 Dinas Arsip dan
kualitas pelayanan administrasi yang baik Perpustakaan
informasi
II URUSAN PILIHAN 162.698.066.844 203.129.712.000 154.406.547.559 165.444.029.333 179.151.728.504 200.854.454.944 902.986.472.340
1. URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 11.655.408.120 13.667.900.000 12.985.569.046 13.875.330.422 15.841.752.715 21.095.818.548 77.466.370.731
BELANJA TIDAK LANGSUNG 4.964.374.439 6.538.474.000 6.401.166.046 7.358.645.422 8.315.769.715 10.086.925.548 38.700.980.731
01 Belanj a Pegawai 4.964.374.439 6.538.474.000 6.401.166.046 7.358.645.422 8.315.769.715 10.086.925.548 43.665.355.170 Dinas Perikanan
BELANJA LANGSUNG 6.691.033.681 7.129.426.000 6.584.403.000 6.516.685.000 7.525.983.000 11.008.893.000 38.765.390.000
3.01.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100 304.838.135 100 1.043.103.000 100 1.291.382.000 100 1.323.667.000 100 1.356.759.000 100 1.390.678.000 100 6.710.427.135 Dinas Perikanan
Administrasi Perkantoran
Perkantoran

3.01 02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100 192.723.234 100 220.000.000 100 380.000.000 100 389.500.000 100 180.488.000 100 184.674.000 100 1.547.385.234 Dinas Perikanan
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur
aparatur
3.01.05 Program peningkatan Peningkatan sumberdaya aparatur % 100 10.000.000 100 10.000.000 100 10.250.000 100 96.260.000 100 104.381.000 100 230.891.000 Dinas Perikanan
kapasitas sumberdaya yang lebih profesional
aparatur

3.01.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100 393.737.000 100 205.460.000 100 235.000.000 100 240.875.000 100 345.466.000 100 349.809.000 100 1.770.347.000 Dinas Perikanan
pengembangan sistem dan keuangan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

3.01.15 Program Pemberdayaan - Kelompok pelaku usaha perikanan klmp 388 443.966.700 388 443.966.700 Dinas Perikanan
Ekonomi Masyarakat
Pesisir

3.01.16 Program Pemberdayaan - Produktivitas perikanan tangkap Ton 2.243,10 538.481.796 2.243,10 538.481.796 Dinas Perikanan
Masyarakat Dalam
Pengawasan dan
Pegendalian
Sumberdaya Kelautan

3.01.20 Program pengembangan - Jumlah produksi perikanan Ton 3.200,57 1.140.218.650 2.982,46 4.889.863.000 3.131,58 3.993.021.000 3.288,15 3.013.938.000 3.452,55 3.645.865.000 3.625,17 3.693.488.000 3.625,17 20.376.393.650 Dinas Perikanan
budidaya perikanan budidaya
- Sentra perikanan terpadu kawasan 0 2 2 3 3 3 3
- Produk olahan hasil perikanan ton 0 16.123,93 16.365,78 16.611,26 16.860,42 17.113,32 17.113,32

3.01.21 Program pengembangan - Jumlah produksi perikanan tangkap Ton 2392,56 494.664.600 2355,25 761.000.000 2473,01 675.000.000 2596,66 1.538.455.000 2726,49 1.901.145.000 2862,81 5.285.863.000 2862,81 10.656.127.600 Dinas Perikanan
perikanan tangkap
- Peningkatan konsumsi ikan kg/kapita/tah 30,71 31,17 31,63 l 32,1 32,58 33,06 33,06
perkapita un
3.01.22 Program pengembangan - Peningkatan konsumsi ikan kg/kapita/tah 30,71 926.029.216 33,06 926.029.216 Dinas Perikanan
sistem penyuluhan perkapita un
perikanan
3.01.23 Program optimalisasi - Produk olahan hasil perikanan Ton 15.885,65 1.805.134.600 15.885,65 1.805.134.600 Dinas Perikanan
pengelolaan dan
pemasaran produksi
perikanan - Kelompok pelaku usaha perikanan Kelompok 388 388
(Pengelolaan usaha perikanan
terpadu, mulai dari pembudidayaan,
pengolahan dan pemasaran pada
satu daerah tertentu)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-18


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
3.01.25 Program rehabilitasi dan - Luas lahan konservasi (hektar) Ha 15 Ha 451.239.750 15 Ha 451.239.750 Dinas Perikanan
konservasi sumberdaya - Pengelolaan lahan (%) % 0,00% 0,00%
kelautan dan perikanan

2. URUSAN PARIWISATA 6.332.916.478 19.138.777.000 6.887.000.000 5.955.003.000 7.112.429.000 7.414.919.000 46.508.128.000


BELANJA TIDAK LANGSUNG - - - - - - -
01 Belanj a Pegawai - - - - - - -

BELANJA LANGSUNG 6.332.916.478 19.138.777.000 6.887.000.000 5.955.003.000 7.112.429.000 7.414.919.000 46.508.128.000


3 02 15 Program Pengembangan - Persentase Kualitas Promosi Wisata % 1,10 2.866.561.778 1,15 2.206.661.000 1,20 2.495.000.000 1,25 1.842.186.000 1,30 2.218.848.000 1,35 2.332.002.000 1,35 13.961.258.778 Dinas Kebudayaan
Pemasaran Pariwisata dan Pariwisata

3.02.16 Program Pengembangan - Jumlah kunjungan wisata Meeting, orang 7.354 3.269.142.700 7.920 16.897.116.000 8.514 4.292.000.000 8.554 2.666.197.000 8.594 3.151.178.000 8.633 3.251.658.000 8.633 33.527.291.700 Dinas Kebudayaan
Destinasi Pariwisata Incentive, Convention and dan Pariwisata
Exhibition (MICE)
- Lama menginap Meeting, Incentive, hari 1,35 1,40 1,45 1,50 1,55 1,60 1,60
Convention and Exhibition (MICE)

3.02.17 Program Pengembangan - Persentase SDM Pariwisata yang % 75 197.212.000 80 35.000.000 80 232.212.000 Dinas Kebudayaan
Kemitraan berkualitas dan Pariwisata
Kepariwisataan

3.02 21 Program Pengembangan - Persentase Usaha Pariwisata Yang % 50 60 70 100.000.000 80 1.446.620.000 90 1.742.403.000 100 1.831.259.000 100 5.120.282.000 Dinas Kebudayaan
Industri Pariwisata Berkualitas dan Pariwisata

3. URUSAN PERTANIAN 28.787.005.056 24.200.262.000 21.826.563.276 24.690.022.011 26.966.034.495 29.300.796.145 126.983.677.927


BELANJA TIDAK LANGSUNG 7.808.409.685 9.579.844.000 9.378.667.276 10.781.518.011 12.183.848.495 14.778.857.145 56.702.734.927
01 Belanj a Pegawai 7.808.409.685 9.579.844.000 9.378.667.276 10.781.518.011 12.183.848.495 14.778.857.145 64.511.144.612 Dinas Pertanian
BELANJA LANGSUNG 20.978.595.371 14.620.418.000 12.447.896.000 13.908.504.000 14.782.186.000 14.521.939.000 70.280.943.000
3.03.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100 849.461.627 100 2.594.113.000 100 1.628.323.000 100 1.669.031.000 100 1.710.757.000 100 1.753.526.000 100 10.205.211.627 Dinas Pertanian
Administrasi Perkantoran
Perkantoran

3.03.02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100 337.536.689 100 1.498.670.000 100 407.000.000 100 417.175.000 100 427.604.000 100 438.294.000 100 3.526.279.689 Dinas Pertanian
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur
aparatur
3.03.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100 192.600.000 100 275.490.000 100 193.950.000 100 198.799.000 100 203.769.000 100 208.863.000 100 1.273.471.000 Dinas Pertanian
pengembangan sistem dan keuangan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

3.03.17 Program peningkatan - Jumlah kelompok tani yang telah Kelompok 33 755.658.480 38 888.000.000 43 880.000.000 48 902.000.000 53 924.550.000 58 947.664.000 58 5.297.872.480 Dinas Pertanian
pemasaran hasil melakukan diversifikasi usaha
produksi pertanian
pertanian/perkebunan

3.03.19 Program peningkatan - jumlah Produksi pertanian Ton 54.978 15.605.754.775 55.312 4.923.011.000 55.642 5.997.000.000 55.978 6.146.925.000 56.317 6.300.597.000 56.657 6.458.112.000 56.657 45.431.399.775 Dinas Pertanian
produksi pertanian - Jumlah kawasan pertanian kelurahan 5 21 37 21
/perkebunan perkotaan (Kel)
- sentra produk unggulan pertanian kawasan 0 2 2 2
(kawasan)
3.03.21 Program pencegahan - Jumlah kasus penyakit hewan kasus 36 251.637.200 36 157.665.000 32 460.000.000 29 265.226.000 26 334.585.000 26 368.466.000 26 1.837.579.200 Dinas Pertanian
dan penanggulangan menular
penyakit ternak
3.03.22 Program peningkatan - Jumlah produksi hasil peternakan ton 30.818,14 1.748.787.600 33.183,47 2.948.500.000 33.597,67 2.105.000.000 34.017,44 1.921.875.000 34.442,86 1.969.922.000 34.874,01 2.019.170.000 34.874 12.713.254.600 Dinas Pertanian
produksi hasil
peternakan
- Jumlah sertifikat dan rekomendasi sertifikat 5 7 9 9 9 9 9
penjaminan ASUH (NKV)

3.03.27 Program pengembangan - Jumlah kelompok tani yang klmpk 13 737.500.000 14 971.134.000 16 649.000.000 19 1.602.091.000 21 1.965.318.000 24 1.358.508.000 24 7.283.551.000 Dinas Pertanian
SDM Pertanian berkualitas tinggi

3.03.28 Program Pengembangan - Jumlah kawasan pertanian kelurahan 5 53 615.382.000 69 770.084.000 85 789.336.000 85 2.174.802.000 Dinas Pertanian
Pertanian Perkotaan perkotaan (Kel)
- sentra produk unggulan pertanian kawasan 3 4 4 4
(kawasan)
3.03. Program Penjamin - Jumlah sertifikat dan rekomendasi sertifikat 5 360.700.000 7 228.835.000 7 589.535.000 Dinas Pertanian
Bahan Asal Hewan Yang penjaminan ASUH (NKV)
Aman, Sehat, Utuh dan
Halal (ASUH)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-19


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
3.03.29 Program Peningkatan jumlah kelompok tani ternak yang kelompok 2 138.959.000 2 135.000.000 2 127.623.000 2 170.000.000 2 175.000.000 2 180.000.000 2 926.582.000 Dinas Pertanian
Usaha Peternakan dan difasilitasi
Kesejahteraan Petani
Peternak
4. URUSAN KEHUTANAN 816.042.800 400.000.000 500.000.000 512.500.000 525.313.000 538.446.000 2.476.259.000
BELANJA TIDAK LANGSUNG - - - - - - -
01 Belanj a Pegawai - - - - - - -
BELANJA LANGSUNG 816.042.800 400.000.000 500.000.000 512.500.000 525.313.000 538.446.000 2.476.259.000
4.01.15 Program Rehabilitasi - Jumlah Hutan Kota unit 12 816.042.800 13,00% 400.000.000 14,00% 500.000.000 15,00% 512.500.000 16,00% 525.313.000 17,00% 538.446.000 17,00% 2.476.259.000 Dinas Lingkungan
Hutan Dan Lahan Hidup

5. URUSAN PERDAGANGAN 104.190.868.222 132.009.689.000 97.973.569.783 104.887.561.782 111.821.068.200 123.153.923.009 569.845.811.773


BELANJA TIDAK LANGSUNG 23.353.563.357 35.420.677.000 34.676.842.783 39.863.766.782 45.048.767.200 54.643.596.009 209.653.649.773
01 Belanj a Pegawai 23.353.563.357 35.420.677.000 34.676.842.783 39.863.766.782 45.048.767.200 54.643.596.009 233.007.213.130 Dinas Perdagangan

BELANJA LANGSUNG 80.837.304.865 96.589.012.000 63.296.727.000 65.023.795.000 66.772.301.000 68.510.327.000 360.192.162.000


3.05 01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100 4.777.107.384 100 5.612.212.000 100 5.929.950.000 100 6.078.199.000 100 6.230.154.000 100 6.385.908.000 100 35.013.530.384 Dinas Perdagangan
Administrasi Perkantoran
Perkantoran
3.05.02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100 598.034.896 100 1.047.875.000 100 1.348.500.000 100 1.382.213.000 100 1.416.768.000 100 1.452.187.000 100 7.245.577.896 Dinas Perdagangan
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur
aparatur
3.05.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100 410.897.000 100 586.640.000 100 385.410.000 100 395.045.000 100 404.921.000 100 415.044.000 100 2.597.957.000 Dinas Perdagangan
pengembangan sistem dan keuangan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

3.05.15 Program Perlindungan - Persentase alat UTTP (Ukur Takar % 60% 4.209.277.781 70% 1.200.000.000 80% 816.500.000 85% 836.913.000 90% 857.836.000 100% 879.282.000 1500 8.799.808.781 Dinas Perdagangan
Konsumen dan Timbang dan Perlengkapannya)
pengamanan yang sesuai standar
perdagangan

3.05.17 Program Peningkatan - Pengembangan informasi peluang buah 3 191.816.900 3 188.165.600 3 200.000.000 3 349.649.000 3 481.302.000 3 562.053.000 3 1.972.986.500 Dinas Perdagangan
dan Pengembangan pasar perdagangan luar negeri
Ekspor
3.05.18 Program Peningkatan - Jumlah sarana dan prasarana Sarpras 11 68.799.406.904 13 77.679.119.400 15 50.075.640.000 17 51.327.531.000 19 52.610.719.000 21 53.925.987.000 21 354.418.403.304 Dinas Perdagangan
Efisiensi Perdagangan perdagangan yang representatif
Dalam Negeri

3.05.19 Program Pembinaan - Jumlah binaan kelompok pedagang sentra 6 1.850.764.000 7 10.275.000.000 8 4.540.727.000 9 4.654.245.000 10 4.770.601.000 11 4.889.866.000 11 30.981.203.000 Dinas Perdagangan
pedagang kaki lima dan / usaha informal
asongan
6. URUSAN PERINDUSTRIAN 10.915.826.168 13.713.084.000 14.233.845.454 15.523.612.119 16.885.131.094 19.350.552.242 79.706.224.909
BELANJA TIDAK LANGSUNG 5.962.285.914 8.925.026.000 8.737.600.454 10.044.561.119 11.351.037.094 13.768.667.242 52.826.891.909
01 Belanj a Pegawai 5.962.285.914 8.925.026.000 8.737.600.454 10.044.561.119 11.351.037.094 13.768.667.242 58.789.177.823 Dinas Perindustrian

BELANJA LANGSUNG 4.953.540.254 4.788.058.000 5.496.245.000 5.479.051.000 5.534.094.000 5.581.885.000 26.879.333.000


3.06.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100% 360.006.161 100% 584.518.000 100% 1.559.658.000 100% 1.564.337.000 100% 1.569.030.000 100% 1.573.737.000 100% 7.211.286.161 Dinas Perindustrian
Administrasi Perkantoran
Perkantoran
3.06.02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100% 258.563.694 100% 373.875.000 100% 393.245.000 100% 397.177.000 100% 401.149.000 100% 405.160.000 100% 2.229.169.694 Dinas Perindustrian
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur
aparatur
3.06.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 356.070.000 100% 124.140.000 100% 216.280.000 100% 218.443.000 100% 220.627.000 100% 222.833.000 100% 1.358.393.000 Dinas Perindustrian
pengembangan sistem dan keuangan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

3.06.15 Program Pengembangan - Pertumbuhan industri menengah IM 727 1.387.917.100 739 786.289.000 753 826.396.000 769 834.660.000 786 843.007.000 805 851.437.000 805 5.529.706.100 Dinas Perindustrian
Industri Kecil dan
Menengah

3.06.16 Program Peningkatan - Jumlah industri kecil dan menengah IKM 3.495 759.064.499 3.523 650.626.000 3.551 112.560.000 3.579 52.447.000 3.607 64.174.000 3.635 68.249.000 3.635 1.707.120.499 Dinas Perindustrian
Kemampuan Teknologi
Industri
3.06.17 Program Penataan - Pertumbuhan industri kecil IK 2.765 1.268.066.000 2.780 1.995.850.000 2.797 1.113.106.000 2.816 1.124.237.000 2.836 1.135.479.000 2.859 1.146.834.000 2.859 7.783.572.000 Dinas Perindustrian
Struktur Industri
3.06.18 Program Pengembangan - Penguatan Sentra Industri % 36,88 563.852.800 48,75 272.760.000 66,25 377.000.000 76,56 380.770.000 91,56 384.578.000 100 388.424.000 100 2.367.384.800 Dinas Perindustrian
sentra-sentra industri
potensial

3.06.19 Program Pengembangan Produktivitas dan jangkauan IKM 508 508 - 568 898.000.000 598 906.980.000 628 916.050.000 658 925.211.000 658 3.646.241.000 Dinas Perindustrian
Industri Kreatif pemasaran Industri kreatif

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-20


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
7. URUSAN TRANSMIGRASI - - - - - - -
BELANJA TIDAK LANGSUNG - - - - - - -
01 Belanj a Pegawai - - - - - - -
BELANJA LANGSUNG - - - - - - -

III FUNGSI PENUNJANG 921.201.167.492 1.114.488.359.000 1.049.239.313.415 1.162.225.225.271 1.271.385.664.723 1.417.035.306.318 2.048.498.460.510
1. PERENCANAAN 22.502.756.206 21.458.417.000 20.823.135.419 20.601.972.856 24.469.120.189 27.637.960.583 114.990.606.047
BELANJA TIDAK LANGSUNG 6.752.355.067 8.785.361.000 8.600.868.419 9.887.376.856 11.173.408.189 13.553.205.583 52.000.220.047
01 Belanj a Pegawai 6.752.355.067 8.785.361.000 8.600.868.419 9.887.376.856 11.173.408.189 13.553.205.583 58.752.575.114 Bappeda
BELANJA LANGSUNG 15.750.401.139 12.673.056.000 12.222.267.000 10.714.596.000 13.295.712.000 14.084.755.000 72.736.337.889
4.01.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100% 803.398.902 100% 2.221.326.000 100% 2.534.267.000 100% 1.622.596.000 100% 2.614.712.000 100% 2.808.755.000 100% 12.605.054.902 Bappeda
Administrasi Perkantoran
Perkantoran

4.01.02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100% 353.176.052 100% 389.000.000 100% 680.000.000 100% 355.000.000 100% 730.000.000 100% 730.000.000 100% 3.237.176.052 Bappeda
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur
aparatur
4.01.05 Program peningkatan Cakupan peningkatan kapasitas % 100% 2.500.000 100% 845.000.000 60% 350.000.000 70% 50.000.000 75% 100.000.000 80% 100.000.000 80% 1.447.500.000 Bappeda
kapasitas sumber daya sumber daya aparatur
aparatur
4.01.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 332.490.700 100% 264.000.000 100% 330.500.000 100% 332.000.000 100% 346.000.000 100% 361.000.000 100% 1.965.990.700 Bappeda
pengembangan sistem dan keuangan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

4.01.15 Program - Tingkat ketersediaan data dan % 95% 1.795.371.070 95% 140.000.000 95% 1.935.371.070 Bappeda
Pengembangan Data informasi untuk perencanaan dan
dan Informasi pengendalian pembangunan kota,
dari sisi jumlah, jenis dan akurasinya

4.01.17 Program Perencanaan - jumlah dokumen perencanaan dokumen 8 2.319.167.800 14 2.764.290.000 14 5.083.457.800 Bappeda
Kota-kota Menengah pembangunan Kota-kota Menengah
dan Besar dan Besar yang disusun

- Persentase kesesuaian muatan % 100 100


antar dokumen perencanaan antar
waktu (rumpun infrastruktur dan
pengembangan wilayah)

- Capaian indikator sasaran misi 3 % 90 90


RPJMD terhadap target tahunan
4.01.18 Program peningkatan - Jumlah aparatur perencana dan % 40% 362.624.316 0% 362.624.316 Bappeda
kapasitas aparatur penunjang perencanaan
perencana pembangunan daerah yang
pembangunan daerah ditingkatkan kompetensinya
(melalui pendidikan kedinasan,
diklat, bintek, dll)
4.01.19 Program perencanaan - Persentase Kesesuaian muatan % 99,82 3.115.178.800 100 2.778.000.000 100 1.950.000.000 100 1.950.000.000 100 2.450.000.000 100 2.700.000.000 100 11.828.000.000 Bappeda
pembangunan daerah antar dokumen perencanaan dan
dengan dokumen pelaksanaan antar
waktu
- Persentase pengakomodiran usulan % 70,60 71,00 72,00 73,00 74,00 75,00 75
Musrenbang dalam perencanaan
pembangunan
- Kesesuaian Program di RPJMD % 99,63 100 100
dengan Program di RKPD tahunan

- Kesesuaian Program di RKPD % 100 100 100


tahunan dengan Program di APBD
tahunan
4.01.20 Program perencanaan - Persentase Kesesuaian muatan % - 1.662.171.750 100,00% 619.600.000 100,00% 847.000.000 100,00% 850.000.000 100,00% 900.000.000 100,00% 925.000.000 100,00% 5.803.771.750 Bappeda
pembangunan ekonomi antar dokumen perencanaan antar
waktu (rumpun perekonomian)

- Capaian indikator sasaran misi 4 % - 90,00 90,50 91,00 91,50 92,00 92,00
RPJMD terhadap target tahunan
- Cakupan pengkoordinasian dan % 100,00% 100,00%
fasilitasi perencanaan Perangkat
Daerah bidang perekonomian

4.01.24 Program Perencanaan - Cakupan pengkoordinasian dan % 100,00% 1.074.996.298 100,00% 1.074.996.298 Bappeda
dan Koordinasi fasilitasi perencanaan Perangkat
Penataan Ruang Daerah bidang Tata Ruang

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-21


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
4.01.26 Program Perencanaan - Persentase kesesuaian muatan % 100 2.275.500.000 100 2.300.000.000 100 2.400.000.000 100 2.600.000.000 100 9.575.500.000 Bappeda
Pembangunan antar dokumen perencanaan antar
Infrastruktur dan waktu (rumpun infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah pengembangan wilayah)

- Capaian indikator sasaran misi 3 % 90,50 91,00 91,50 92,00 92,00


RPJMD terhadap target tahunan
4.01.27 Program Penelitian dan - Persentase hasil kajian penelitian % - 80,00% 715.340.000 85,00% 1.377.500.000 90,00% 1.475.000.000 95,00% 1.575.000.000 100,00% 1.675.000.000 100,00% 6.817.840.000 Bappeda
Pengembangan yang dimanfaatkan dalam
perencanaan pembangunan derah

- Cakupan pengkoordinasian/fasilitasi % 100,00% 100,00% 100,00%


penelitian, pengembangan dan
inovasi

4.01 .28 Program Perencanaan - Persentase kesesuaian muatan % 2.889.270.450 100 1.936.500.000 100 1.877.500.000 100 1.780.000.000 100 2.180.000.000 100 2.185.000.000 100 9.959.000.000 Bappeda
Pembangunan antar dokumen perencanaan antar
Pemerintahan dan waktu (rumpun pemerintahan,
sosial budaya sosial dan budaya)

- Capaian indikator sasaran misi 1 & 2 % 90,00 90,50 91,00 91,50 92,00 92,00
RPJMD terhadap target tahunan

- Cakupan pengkoordinasian dan % 100 100


fasilitasi perencanaan Perangkat
Daerah bidang Pemerintahan dan
Sosial Budaya

4.01.00 Program Kerjasama - Tingkat kemantapan kerjasama % 10% 1.040.055.001 10% 1.040.055.001 Bappeda
Pembangunan pembangunan dengan domain
pemerintah daerah, swasta dan
masyarakat
2. KEUANGAN 236.831.014.157 315.640.377.000 282.293.838.553 314.260.849.407 359.582.304.352 413.719.348.052 1.685.496.717.365
BELANJA TIDAK LANGSUNG 125.656.910.768 208.346.219.000 170.370.823.553 189.965.006.937 209.578.102.352 244.999.008.052 1.023.259.159.895
01 Belanj a Pegawai 81.557.235.082 126.759.307.000 124.097.361.553 142.659.708.387 161.215.171.337 195.552.003.764 831.840.787.124 BPKAD, BAPENDA
02 Belanja Hibah 28.816.501.606 48.746.500.000 28.816.500.000 29.536.912.500 30.275.335.313 31.032.218.695 197.223.968.114 BPKAD
03 Belanja Bantuan Sosial 11.472.700.000 21.856.150.000 11.472.700.000 11.759.517.500 12.053.505.438 12.354.843.073 80.969.416.011 BPKAD
04 Belanja Bantuan Keuangan 1.016.840.775 984.262.000 984.262.000 1.008.868.550 1.034.090.264 1.059.942.520 6.088.266.109 BPKAD
05 Bantuan Tidak Terduga 2.793.633.305 10.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 32.793.633.305 BPKAD
BELANJA LANGSUNG 111.174.103.389 107.294.158.000 111.923.015.000 124.295.842.470 150.004.202.000 168.720.340.000 662.237.557.470
4.02.01 Program Pelayanan - Peningkatan kualitas pelayanan % 100% 75.686.838.068 100% 81.846.387.000 100% 82.446.067.700 100% 97.518.623.470 100% 117.277.243.000 100% 134.194.678.000 100% 588.969.837.238 BPKAD, BAPENDA
Administrasi administrasi perkantoran
Perkantoran
4.02.02 Program peningkatan - Peningkatan kualitas sarana dan % 100% 2.819.729.985 100% 3.044.785.000 100% 3.238.611.800 100% 2.049.484.000 100% 2.421.064.000 100% 2.502.830.000 100% 16.076.504.785 BPKAD, BAPENDA
sarana dan prasarana prasarana aparatur
aparatur
4.02.05 Program peningkatan - Peningkatan kualitas dan kapasitas % 100% 150.642.650 100% 201.500.000 100% 110.375.000 100% 144.440.000 100% 179.285.000 100% 193.386.000 100% 979.628.650 BPKAD, BAPENDA
kapasitas sumber daya sumber daya aparatur
aparatur
4.02.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 521.438.390 100% 848.200.000 100% 1.361.584.500 100% 538.641.000 100% 674.735.000 100% 737.796.000 100% 4.682.394.890 BPKAD, BAPENDA
pengembangan sistem dan keuangan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

4.02.15 Program peningkatan - Tingkat kemandirian keuangan % 35,98% 22.810.715.749 39,82% 13.810.164.000 40,86% 16.698.561.000 42,58% 16.216.118.000 44,65% 20.024.629.000 47,43% 21.684.968.000 47,43% 111.245.155.749 BAPENDA
dan Pengembangan daerah (Rasio PAD dibandingkan
pengelolaan keuangan Pendapatan Daerah)
daerah
- Rata-rata persentase capaian target % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100,00% - BPKAD
serapan anggaran tiap-tiap OPD

4.02.18 Program pembinaan - Prosentase Kualitas pengelolaan % 100% 332.831.600 100% 185.827.000 100% 100% 870.525.000 100% 1.084.671.000 100% 1.176.627.000 100% 3.650.481.600 BPKAD
dan fasilitasi keuangan
pengelolaan keuangan
kabupaten/ kota

4.02.18 Program Pengelolaan - Prosentase pengelolaan aset daerah % 75% 8.383.963.547 80% 6.961.366.000 85% 7.795.315.000 90% 6.678.698.000 95% 8.056.279.000 100% 7.936.602.000 100% 45.812.223.547 BPKAD, BAPENDA
Aset Daerah yang optimal dan akuntabel

4.02.16 Program Optimalisasi - Tingkat pemantapan Sistem % 75% 467.943.400 80% 395.929.000 85% 272.500.000 90% 279.313.000 95% 286.296.000 100% 293.453.000 100% 1.995.434.400 BPKAD
Pemanfaatan Teknologi Informasi Manajemen Keuangan
Daerah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-22


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
3. KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 35.906.490.981 30.206.630.000 30.767.056.365 34.358.708.548 37.247.639.351 41.996.619.286 174.576.653.550
BELANJA TIDAK LANGSUNG 11.177.045.613 9.445.935.000 9.247.570.365 10.630.811.768 12.013.540.193 14.572.275.286 55.910.132.612
01 Belanja Pegawai 11.177.045.613 9.445.935.000 9.247.570.365 10.630.811.768 12.013.540.193 14.572.275.286 67.087.178.225 Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan
Pelatihan

BELANJA LANGSUNG 24.729.445.368 20.760.695.000 21.519.486.000 23.727.896.780 25.234.099.158 27.424.344.000 118.666.520.938


4.03.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100% 1.284.363.462 100% 3.843.805.000 100% 3.400.924.000 100% 1.746.582.000 100% 1.861.693.000 100% 2.107.489.000 100% 14.244.856.462 Badan Kepegawaian,
Administrasi Perkantoran Pendidikan dan
Perkantoran Pelatihan

4.03.02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100% 2.859.720.904 100% 2.959.396.000 100% 1.069.700.000 100% 4.100.164.000 100% 4.319.833.000 100% 4.756.327.000 100% 20.065.140.904 Badan Kepegawaian,
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur Pendidikan dan
aparatur Pelatihan

4.03.05 Program peningkatan - Cakupan peningkatan kapasitas % 100% 22.304.500 100% 20.478.000 100% 32.000.000 100% 39.346.000 100% 49.648.000 100% 54.664.000 100% 218.440.500 Badan Kepegawaian,
kapasitas sumber daya sumber daya aparatur Pendidikan dan
aparatur Pelatihan

4.03.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 514.317.550 100% 404.757.000 100% 369.560.000 100% 778.147.000 100% 862.564.000 100% 968.516.000 100% 3.897.861.550 Badan Kepegawaian,
pengembangan sistem dan keuangan Pendidikan dan
pelaporan capaian Pelatihan
kinerja dan keuangan

4.03.15 Program Pembinaan dan - Indeks Profesionalitas Aparatur Sipil % > 76 6.890.616.750 > 76 4.294.553.000 > 78 4.717.331.800 > 80 5.915.403.000 > 82 6.187.815.000 > 84 6.397.027.000 > 84 34.402.746.550 Badan Kepegawaian,
Pengembangan Negara (ASN) Pendidikan dan
Aparatur Pelatihan

4.031.16 Program Peningkatan - Persentase peserta Diklat % 100 4.857.488.206 100 4.488.000.000 100 4.903.539.800 100 5.393.893.780 100 5.933.283.158 100 6.229.947.000 100 31.806.151.944 Badan Kepegawaian,
Kompetensi Aparatur kepemimpinan yang lulu Pendidikan dan
Pelatihan

- Persentase peserta Diklat % 100 100 100 100 100 100 10000%
prajabatan yang lulus
4.031.17 Program Pengembangan - Persentase peserta Diklat teknis dan % 100 7.473.593.896 100 4.227.802.000 100 4.254.391.300 100 4.467.111.000 100 4.690.467.000 100 5.394.037.000 100 30.507.402.196 Badan Kepegawaian,
Kompetensi Aparatur fungsional yang mendapatkan Pendidikan dan
sertifikat kompetensi Pelatihan

4.05.00 Program Optimalisasi - Pemantapan Sistem Informasi jml 1 112.777.900 1 112.777.900 Badan Kepegawaian,
Pemanfaatan Teknologi Manajemen Aparatur Pendidikan dan
Pelatihan

4.03.18 Program Pengembangan - Status akreditasi (sertifikasi) status - 714.262.200 sertifikasi 521.904.000 sertifikasi mutu 2.772.039.100 sertifikasi mutu 1.287.250.000 sertifikasi mutu 1.328.796.000 sertifikasi 1.516.337.000 sertifikasi mutu 8.140.588.300 Badan Kepegawaian,
Lembaga Pendidikan lembaga Diklat Pemkot Semarang mutu (ISO) (ISO) dan (ISO) dan akreditasi (ISO) dan akreditasi mutu (ISO) dan (ISO) dan Pendidikan dan
dan Pelatihan akreditasi akreditasi akreditasi Pelatihan

4. PENGAWASAN 17.296.788.144 12.398.930.000 12.492.417.556 13.628.396.439 16.171.676.065 18.743.063.489 73.434.483.548


BELANJA TIDAK LANGSUNG 5.689.497.193 6.652.164.000 6.512.468.556 7.486.596.439 8.460.363.065 10.262.315.489 39.373.907.548
01 Belanj a Pegawai 5.689.497.193 6.652.164.000 6.512.468.556 7.486.596.439 8.460.363.065 10.262.315.489 45.063.404.741 Inspektorat
BELANJA LANGSUNG 11.607.290.951 5.746.766.000 5.979.949.000 6.141.800.000 7.711.313.000 8.480.748.000 34.060.576.000
4.01.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100% 869.798.373 100% 1.111.213.000 100% 1.136.213.000 100% 947.316.000 100% 1.195.342.000 100% 1.316.125.000 100% 6.576.007.373 Inspektorat
Administrasi Perkantoran
Perkantoran
4.01.02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100% 117.000.000 100% 158.400.000 100% 158.400.000 100% 181.913.000 100% 191.009.000 100% 200.559.000 100% 1.007.281.000 Inspektorat
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur
aparatur
4.01.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 182.800.000 100% 130.805.000 100% 203.676.800 100% 228.562.000 100% 288.404.000 100% 317.546.000 100% 1.351.793.800 Inspektorat
pengembangan sistem dan keuangan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

4.01.15 Program Peningkatan - Tingkat Maturitas SPIP Leveling 1 10.359.149.178 1 4.094.273.000 2 4.290.709.200 2 4.600.721.000 3 5.805.282.000 3 6.391.872.000 3 35.542.006.378 Inspektorat
Sistem Pengawasan - Persentase penyelesaian tindak % 75 77 79 81 83 85 85
Internal dan lanjut temuan hasil pemeriksaan
Pengendalian Kebijakan BPK, Inspektorat Propinsi Jawa
Kepala Daerah Tengah, Inspektorat Kota Semarang

4.01.16 Program Peningkatan - Peningkatan Sertifikasi APIP % 40 78.543.400 50 252.075.000 60 190.950.000 70 183.288.000 80 231.276.000 90 254.646.000 90 1.190.778.400 Inspektorat
Profesionalism tenaga
pemeriksa dan aparatur
pengawasan

- Tingkat leveling kapabilitas Aparat Leveling 1 1 2 2 3 3 3


Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-23


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
5. UNSUR PENDUKUNG 182.020.095.085 236.431.608.000 204.071.509.676 250.114.364.459 267.464.269.276 291.456.647.843 1.249.538.399.255
BELANJA TIDAK LANGSUNG 52.982.819.538 63.306.444.000 61.977.008.676 71.247.461.459 80.514.476.276 97.663.061.343 374.708.451.755
01 Belanj a Pegawai 52.982.819.538 63.306.444.000 61.977.008.676 71.247.461.459 80.514.476.276 97.663.061.343 427.691.271.293 Walikota, Wakil
Walikota, Sekretariat
DPRD, Sekreratiat
Daerah
BELANJA LANGSUNG 129.037.275.547 173.125.164.000 142.094.501.000 178.866.903.000 186.949.793.000 193.793.586.500 1.003.867.223.047
5.01.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100% 24.389.642.028 100% 39.130.959.000 100% 47.089.622.000 100% 48.031.414.000 100% 48.992.042.000 100% 49.971.883.000 100% 257.605.562.028 Sekretariat DPRD,
Administrasi Perkantoran Setda
Perkantoran
5.01.02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100% 36.680.810.817 100% 34.892.979.000 100% 29.147.739.000 100% 29.730.694.000 100% 30.325.308.000 100% 30.931.814.000 100% 191.709.344.817 Sekretariat DPRD,
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur Setda
aparatur
5.01.03 Program peningkatan - Cakupan kegiatan DPRD yang kegiatan 44 834.379.685 44 4.633.768.000 44 4.833.649.000 44 4.930.322.000 44 5.028.928.000 44 5.129.507.000 44 25.390.553.685 Sekretariat DPRD,
disiplin aparatur terfasilitasi oleh Sekretariat DPRD Setda

5.01.05 Program peningkatan - Cakupan peningkatan kapasitas % 100% 462.817.139 100% 565.000.000 100% 232.428.000 100% 267.292.000 100% 307.386.000 100% 353.494.000 100% 2.188.417.139 Sekretariat DPRD
kapasitas sumber daya sumber daya aparatur
aparatur
5.01.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100% 808.416.900 100% 820.766.000 100% 908.552.000 100% 1.213.607.000 100% 1.611.141.000 100% 1.887.902.000 100% 7.250.384.900 Sekretariat DPRD,
pengembangan sistem dan keuangan Setda
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

5.01.15 Program peningkatan - Jumlah raperda yang disetujui DPRD raperda 32.672.598.390 23 52.158.185.000 47 13.748.409.000 71 56.000.565.000 96 56.000.565.000 121 56.000.565.000 121 266.580.887.390 Sekretariat DPRD
kapasitas lembaga
perwakilan rakyat
daerah
- Cakupan pelayanan / fasilitasi % 91 91 91,5 92 92,3 92,5 92,5 -
Sekretariat DPRD kepada lembaga
DPRD

5.01.16 Program peningkatan - Terlayaninya kegiatan % 100% 6.328.036.543 100% 4.953.700.000 100% 5.934.000.000 100% 6.230.700.000 100% 6.542.235.000 100% 6.869.347.000 100% 36.858.018.543 Sekretariat Daerah
pelayanan kedinasan keprotokoleran dan tugas dinas
kepala daerah/ wakil pimpinan
kepala daerah
- Sinkronisasi kebijakan Kepala % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Daerah dengan SKPD / lurah dan
masyarakat

5.01.17 Program Penataan - Produk peraturan daerah yang perda dan 157 3.774.284.025 211 5.765.029.000 266 3.949.500.000 322 4.344.450.000 379 4.778.895.000 437 5.256.784.500 437 27.868.942.525 Sekretariat Daerah
Peraturan Perundang- selaras dengan peraturan perwal
undangan perundangan yang lebih tinggi
- Persentase Sinkronisasi Peraturan Jmlh Perda 330 perda 337 perda 345 perda 352 perda 360 perda 368 perda 368 perda
Daerah dengan peraturan yang lebih selama 2017-
tinggi dan tersosialisasi 2021 (56
Perda)
5.01.18 Program Peningkatan - Persentase OPD yang menyusun laporan 75% 1.424.823.500 80% 2.442.197.000 85% 2.808.527.000 90% 3.229.806.000 95% 3.714.277.000 95% 13.619.630.500 Sekretariat Daerah
Akuntabilitas Kinerja pelaporan LKJiP / LAKIP benar dan
Penyelenggaraan tepat waktu
Pemerintahan Daerah

5.01.19 Program Pembinaan dan - Tingkat penerapan budaya kerja % - 2.012.275.615 20 1.819.453.500 40 1.420.000.000 60 1.633.000.000 80 1.877.950.000 100 2.159.643.000 100 10.922.322.115 Sekretariat Daerah
Peningkatan Organisasi Pemerintah Kota Semarang
Perangkat Daerah - Perangkat Daerah yang menerapkan SKPD 15 16 - 20 24 25 25 25
Standar Pelayanan (SP), dan
Standar Operasional Prosedur (SOP)

- Tingkat Penyusunan dan Penerapan % 15 30 45 65 85 100 100


SOP, SP dan SPM
- Indeks kepuasan masyarakat (IKM) angka 75,64 79 - 81 83 85 87 87

- Persentase PD yg menerapkan SPM 100 % (15 100 % (6 SPM) - 100 % (6 SPM) 100 % (6 SPM) 100 % (6 SPM) 100 % (6 SPM) 100 % (6 SPM)
SPM dan sesuai peraturan mengenai SPM) sesuai UU sesuai UU 32/2014
kewenangan Pemkot Semarang 32/2014

- Persentase tersusunnya Analisis % 15 30 45 65 85 100 100


Beban Kerja ( ABK ) Perangkat
Daerah
5.01.20 Program Penunjang - Peningkatan Kinerja BUMD % 60,72 79,22 2.727.747.000 78,50 2.300.000.000 85,90 3.839.084.000 97,42 4.844.234.000 100 5.333.716.000 100 19.044.781.000 Sekretariat Daerah
Peningkatan dan - Rumusan kebijakan perekonomian dokumen 4 8 12 16 20 24 24 -
Pengembangan daerah
- Koordinasi peningkatan % 100 100 100 100 100 100 100
perekonomian barbasis potensi
unggulan lokal daerah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-24


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
5.01.21 Program Peningkatan - Jumlah dokumen pengelolaan Dok 8 127.377.000 14 75.005.000 20 1.079.813.000 26 1.349.837.000 32 1.389.073.000 32 4.021.105.000 Sekretariat Daerah
dan Pengembangan Barang Milik Daerah (BMD )
Barang Milik Daerah
(BMD)
2.10.22 Program penunjang - Penyediaan informasi, pemberitaan, jumlah 720 2.390.570.000 720 9.549.840.000 720 4.073.813.000 720 5.607.730.000 720 6.735.664.000 720 28.357.617.000 Sekretariat Daerah
kerjasama informasi dan dan analisa media
media massa
2.10.23 Program Penunjang - Peliputan dan dokumentasi jml 720 7.551.438.803 720 1.019.745.000 720 8.571.183.803 Sekretariat Daerah
Pengembangan
Komunikasi, Informasi
dan Media Massa

5.01.24 Program Peningkatan - Tersedianya pranata / perjanjian/ Dokumen 91 848.704.402 93 920.000.000 95 1.050.000.000 97 1.197.000.000 99 1.376.550.000 101 1.569.267.000 101 6.961.521.402 Sekretariat Daerah
dan Pengembangan dokumen kerjasama antar Kerjasama
Kerjasama Daerah pemerintah daerah, lembaga /
institusi, pihak ketiga, dan Luar
Negeri.
5.01.25 Program Pembinaan - Cakupan koordinasi dan fasilitasi jenis kegiatan 3 7.553.889.400 3 7.395.547.000 3 9.611.000.000 3 2.664.375.000 3 2.797.594.000 3 2.937.473.000 3 32.959.878.400 Sekretariat Daerah
Bidang Kesejahteraan kegiatan keagamaan, kesehatan dan
rakyat sosial kemasyarakatan

5.01.26 Program Pengendalian - Pengendalian pelaksanaan % 100 5.243.000.000 100 3.262.960.000 100 3.752.404.000 100 4.315.265.000 100 4.962.555.000 100 21.536.184.000 Sekretariat Daerah
Pelaksanaan pembangunan dari sisi pranata,
Pembangunan daerah koordinasi dan evaluasi,
pengelolaan sarpras umum dan
pengadaan barang dan jasa
- Ketersediaan pranata standarisasi % 100% 100% 100% 100% 100% 100%
harga dalam pelaksanaan APBD

5.01 27 Program Peningkatan - Pengendalian Pelayanan Kecamatan % 100% 100% 3.046.000.000 100% 3.069.100.000 100% 3.425.818.000 100% 4.138.100.000 100% 4.573.084.000 100% 18.252.102.000 Sekretariat Daerah
dan Pengendalian dan Kelurahan
Penyelenggaraan - Cakupan Penandaan batas wilayah % 16,38% (29 38,98% (69 55,36% (98Kel) 74,57% (132Kel) 100% (177Kel) 100% 100% -
Pemerintahan Umum administrasi Kel) Kel)

- Cakupan Penyelenggaraan Tugas % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% -
Pemerintahan Umum
- Persentase kelurahan berbasis % 0 24 45 57 77 100 100
PATEN ( se Kota Semarang)
- Jumlah pelayanan administratif kelurahan 209.966 279.255 398.018 423.064 449.857 477.561 477.561
kepada masyarakat di Kantor
Kecamatan dan Kantor Kelurahan
5.01.28 Program Penunjang - Persentase fasilitas pemberdayaan % 100 1.776.873.900 100 1.804.357.000 100 1.727.500.000 100 1.813.875.000 100 1.904.569.000 100 1.999.797.000 100 11.026.971.900 Sekretariat Daerah
Pemberdayaan masyarakat di kecamatan dan
Masyarakat dan Kelurahan
Kelurahan
5.01.29 Program Penunjang - Persentase TTG yang dimanfaatkan % 100 1.616.252.200 100 663.958.000 100 350.000.000 100 367.500.000 100 385.875.000 100 405.169.000 100 3.788.754.200 Sekretariat Daerah
Pengembangan
Lembaga Ekonomi
Pedesaan
5.01.30 Program Penunjang - Persentase fasilitasi peningkatan % 100 1.374.946.900 100 1.622.200.000 100 1.393.000.000 100 1.462.650.000 100 1.535.783.000 100 1.612.572.000 100 9.001.151.900 Sekretariat Daerah
Peningkatan Partisipasi partisipasi masyarakat dalam
Masyarakat Dalam pembangunan
Membangun
Desa/Kelurahan

5.01.00 Program Optimalisasi - Pengelolaan Data Perangkat % 100 59.979.900 100 59.979.900 Sekretariat Daerah
Pemanfaatan Teknologi Kelurahan / Tingkat penerapan
Informasi teknologi informasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan

5.01.00 Progam Mengintesifkan - Persentase Pengaduan Masyarakat % 100 291.928.900 100 291.928.900 Sekretariat Daerah
Penanganan Pengaduan yang tertangani dan terselesaikan
Masyarakat

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-25


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
6. KEWILAYAHAN 426.644.022.919 498.352.397.000 498.791.355.846 529.260.933.562 566.450.655.490 623.481.667.064 2.716.337.008.963
BELANJA TIDAK LANGSUNG 168.387.499.021 197.006.674.000 192.869.533.846 221.718.746.562 250.557.260.490 303.922.850.064 1.166.075.064.963
01 Belanj a Pegawai 168.387.499.021 197.006.674.000 192.869.533.846 221.718.746.562 250.557.260.490 303.922.850.064 1.334.462.563.984 Kecamatan
BELANJA LANGSUNG 258.256.523.898 301.345.723.000 305.921.822.000 307.542.187.000 315.893.395.000 319.558.817.000 1.550.261.944.000
6.01.01 Program Pelayanan - Cakupan Pelayanan Administrasi % 100,00% 7.070.380.250 100,00% 73.610.395.500 100,00% 72.946.624.500 100,00% 73.676.091.000 100,00% 74.412.852.000 100,00% 75.156.981.000 100,00% 376.873.324.250 Kecamatan
Administrasi Perkantoran
Perkantoran
6.01 02 Program peningkatan - Cakupan Pelayanan Sarana dan % 100,00% 10.713.622.958 100,00% 15.188.926.000 100,00% 16.815.579.000 100,00% 16.983.735.000 100,00% 17.153.572.000 100,00% 17.325.108.000 100,00% 94.180.542.958 Kecamatan
sarana dan prasarana Prasarana Aparatur
aparatur

6.01.06 Program peningkatan - Tertib pelaporan capaian kinerja % 100,00% 2.272.201.600 100,00% 2.526.852.500 100,00% 2.679.386.000 100,00% 2.706.180.000 100,00% 2.733.242.000 100,00% 2.760.574.000 100,00% 15.678.436.100 Kecamatan
pengembangan sistem dan keuangan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan

6.01.15 Program Pengembangan Persentase vol sampah terangkut m3 1.043.152 4.545.186.106 1.304.039 4.866.987.500 - - - 1.304.039 9.412.173.606 Kecamatan
Kinerja Pengelolaan dari TPS ke TPA (di 16 kecamatan)
Persampahan

6.01.16 Program Pengendalian - Persentase jumlah titik pantau % 100,00% 1.179.492.500 100,00% 1.080.069.000 100,00% 1.009.746.000 100,00% 1.019.843.000 100,00% 1.030.041.000 100,00% 1.040.341.000 100,00% 6.359.532.500 Kecamatan
Pencemaran Dan Adipura yang tertangani
Perusakan Lingkungan
Hidup

6.01.17 Program Pembinaan - persentase sarpras olahraga di % 62,00% 49.600.000 63,00% 60.000.000 63,00% 109.600.000 Kecamatan
dan Pemasyarakatan kecamatan
Olah Raga
6.01.18 Program Pemberdayaan - Persentase jumlah Siskamling di % 76 79 265.127.000 82 3.436.579.500 85 3.470.945.000 88 3.505.654.000 90 3.540.711.000 90 14.219.016.500 Kecamatan
Masyarakat Untuk lingkungan RT
Menjaga Ketertiban Dan
Keamanan

6.01.19 Program Peningkatan - Jumlah Aset Daerah yang dikelola jumlah bid 202 2.170.333.375 285 277.475.000 285 2.447.808.375 Kecamatan
Dan Pengembangan oleh Pemerintah Kecamatan dan tanah
Pengelolaan Keuangan Kelurahan
Daerah

6.01.25 Program Pengelolaan - Jumlah Aset Daerah yang dikelola Jumlah aset 312 592.540.000 314 598.465.000 316 5.827.423.000 319 5.885.697.000 319 12.904.125.000 Kecamatan
Asset Pemerintah oleh Pemerintah Kecamatan dan
Kelurahan

6.01.20 Program Peningkatan - Jumlah Kegiatan lembaga Jumlah 11.505 48.073.638.100 13.629 9.782.015.000 14.992 17.379.246.500 16.491 17.553.039.000 18.140 17.728.569.000 19.954 17.905.855.000 19.954 128.422.362.600 Kecamatan
Keberdayaan pemberdayaan masyarakat Kegiatan
Masyarakat Kelurahan (kemasyarakatan) Kelurahan

- Fasilitasi penanggulangan Kelurahan - 26 63 101 139 177 177


kemiskinan (Gerbang Hebat)
6.01.21 Program Peningkatan - persentasi kondisi sarpras % 42,61 180.285.956.019,00 50,00 182.312.835.000,00 51,00 180.223.494.500,00 52,00 180.438.949.000 53,00 183.118.517.000 55,00 185.456.190.000 55,00 1.091.835.941.519 Kecamatan
Partisipasi Masyarakat kelurahan dan kecamatan yang
Dalam Membangun ditangani melalui musrenbang
Kelurahan
- Persentase kehadiran RT dalam % 96,06 97,70 98,30 98,87 99,04 99,50 99,50
Musrenbang
- Persentase RT yang Usul dalam % 87,68 90,26 91,44 92,63 93,81 95,00 95,00
Musrenbang
6.01.22 Program Peningkatan - Persentase ketersediaan sarana % 0 24 4.608.385.000 45 5.213.184.000 57 5.473.843.000 77 4.706.217.000 100 4.753.279.000 100 24.754.908.000 Kecamatan
Dan Pengendalian prasarana layanan yang berstandar
Penyelenggaraan PATEN
Pemerintahan Umum

- Jumlah pelayanan administratif Jumlah 209.966 279.255 398.018 423.064 449.857 477.561 477.561 Kecamatan
kepada masyarakat di Kantor pelayanan
Kecamatan dan Kantor Kelurahan

6.01.23 Program Pengembangan - Persentase Kelurahan yang % 80 88 4.978.845.000 140 5.180.655.000 150 5.232.461.000 165 5.284.786.000 177 5.337.634.000 177 #REF! Kecamatan
Lingkungan Sehat melaksanakan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat ( STBM )
- Kelurahan yang melaksanakan kelurahan 120 130 140 150 165 177 177
program Lingkungan Hidup Bersih
dan Sehat (LHBS) dan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-26


CAPAIAN PADA TAHUN DASAR
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN CAPAIAN AKHIR TAHUN RPJMD
PERENCANAAN (Tahun 2016) PERANGKAT
NO OPD/URUSAN/ PROGRAM INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN
2017 2018 2019 2020 2021 DAERAH
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) Kinerja PAGU INDIKATIF (Rp)
KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp) KINERJA PAGU INDIKATIF (Rp)
6.01.24 Program Peningkatan - Persentase pengendalian dan % 100 1.945.712.990 100 1.798.210.500 100 3.743.923.490 Kecamatan
Sistem Pengawasan pengawasan kebijakan KDH di
Internal dan Kecamatan
Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan
KDH
5.01.26 Program Peningkatan - Persentase jumlah WP yang % 17,88 84,81 - 91,50 384.787.000 93,06 388.636.000 94,31 392.522.000 95,69 396.447.000 95,69 1.562.392.000 Kecamatan
Intensifikasi membayar PBB di Kecamatan dan
Pendapatan Asli Daerah Kelurahan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VII-27


BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Bab ini menyajikan indikator kinerja daerah yang bertujuan untuk


memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi
kepala daerah dan wakil kepala daerah yang ditetapkan menjadi Indikator
Kinerja Utama (IKU) daerah dan indikator kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Daerah
dari setiap aspek, fokus menurut bidang urusan penyelenggaraan
pemerintahan daerah kota sesuai dengan kewenangan yang ada. Tabel
Indikator Kinerja Utama disajikan pada tabel 8.1, sedangkan tabel
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dapat dapat dilihat pada tabel 8.2.

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-1


Tabel 8.1
Penetapan Indikator Kinerja Utama Kota Semarang

Kondisi
Kinerja
Kondisi Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator Kinerja Utama Satuan awal periode RPJMD
periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
1 Laju Pertumbuhan Ekonomi % 5,80 5,69 5,81 5,98 6,16 6,33 6,50 6,50

2 Kontribusi kategori-kategori yang


% 30,63 30,87 31,13 31,2 31,27 31,34 31,41 31,41
terkait dengan perdagangan dan jasa
terhadap PDRB
3 Kontribusi kategori Industri Pengolahan % 26,31 25,82 27,38 27,42 27,46 27,50 27,54 27,54
terhadap PDRB
4 Jumlah nilai investasi Rp (dlm 9.570.413 10.500.000 15.935.000 17.506.000 18.699.000 20.543.000 21.924.000 21.924.000
juta)
5 Persentase kawasan banjir dan rob % 5,34 5,02 4,69 4,37 4,05 3,73 3,40 3,40

6 Indeks Pembangunan Manusia nilai 80,23 81,19 81,61 82,00 82,40 82,80 83,23 83,23
indeks
7 Indeks Pembangunan Gender nilai 95,62 96,04 96,41 96,73 97,00 97,24 97,56 97,56
indeks
8 Angka Kemiskinan % 4,97 4,85 4,82 4,76 4,67 4,60 4,53 4,53

9 Tingkat Pengangguran Terbuka % 5,77 5,48 5,37 5,17 4,97 4,77 4,57 4,57

10 Indeks Reformasi Birokrasi nilai 56,10 62,42 >64 >66 >68 >70 >72 >72
indeks
11 Tingkat Partisipasi Masyarakat % 74 75,45 79,32 80,25 81,17 81,95 83,17 83,17

12 Penurunan Gangguan Keamanan dan % 20,3 40,5 41,4 43,0 44,8 46,8 48,8 48,8
Ketertiban
13 Persentase Wilayah Kota Yang Tangguh, % - 63,69 68,63 75,61 82,17 86,36 91,77 91,77
Produktif, Dan Berkelanjutan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-2


Tabel 8.2
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kota Semarang

Kondisi
Kondisi Kinerja pada awal Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun
No Indikator Kinerja Daerah Satuan periode RPJMD akhir periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
A. ASPEK KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan
Ekonomi
1 Laju Pertumbuhan Penduduk % 0,65 0,47 0,47 0,44 0,41 0,38 0,35 0,35

2 Laju Pertumbuhan Ekonomi % 5,80 5,69 5,81 5,98 6,16 6,33 6,50 6,50

3 Laju inflasi % 2,56 2,32 3,3 ±1 3,1 ±1 3,0 ±1 2,8 ±1 2,7 ±1 2,7 ±1

4 Indeks Gini poin 0,3300 0,3455 0,3424 0,3393 0,3362 0,3332 0,3301 0,3301
5 Kontribusi kategori-kategori yang
% 30,63 30,87 31,13 31,2 31,27 31,34 31,41 31,41
terkait dengan perdagangan dan jasa
terhadap PDRB
6 Kontribusi kategori Industri Pengolahan % 26,31 25,82 27,38 27,42 27,46 27,50 27,54 27,54
terhadap PDRB
Fokus Kesejahteraan Sosial

7 Indeks Pembangunan Manusia nilai 80,23 81,19 81,61 82,00 82,40 82,80 83,23 83,23
indeks
a. Pengeluaran per Kapita disesuaikan Ribu Rp. 13.589,00 13.909,00 14.195,25 14.480,61 14.777,99 15.087,94 15.468,62 15.468,62
/thn
b. Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 77,20 77,21 77,22 77,23 77,23 77,25 77,26 77,26
c. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 10,20 10,49 10,60 10,70 10,79 10,88 10,96 10,96

d. Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 14,33 14,70 14,77 14,85 14,92 15,00 15,07 15,07
8 Angka Kemiskinan % 4,97 4,85 4,82 4,76 4,67 4,60 4,53 4,53

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-3


Kondisi
Kondisi Kinerja pada awal Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun
No Indikator Kinerja Daerah Satuan periode RPJMD akhir periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
9 Tingkat Pengangguran Terbuka % 5,77 5,48 5,37 5,17 4,97 4,77 4,57 4,57

10 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 66,96 66,96 68,07 68,96 69,63 70,08 70,30 70,30

11 Indeks Kepuasan Masyarakat Angka 75,642 78 79 81 83 85 87 87


Indeks
12 Opini BPK Opini/ WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
predikat
13 Penduduk yang berusia >15 tahun % 99,96 99,96 99,96 99,96 99,97 99,97 99,98 99,98
melek huruf (tidak buta aksara)
Fokus Seni Budaya dan Olah Raga

14 Tingkat kearifan budaya lokal


% 20,35 25,56 39,45 49,70 59,90 69,22 69,22
17,92

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-4


Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja pada Awal
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator Kinerja Daerah Satuan Periode RPJMD
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
B. ASPEK PELAYANAN UMUM
I LAYANAN URUSAN WAJIB
1. LAYANAN URUSAN WAJIB DASAR
1.01 Pendidikan
1 Angka Partisipasi Kasar
a. PAUD (3-6 tahun) % 60,36 76,78 78,00 79,00 80,00 81,00 81,50 81,50
b. SD/MI % 107,54 113,13 100 100 100 100 100 100
c. SLTP/MTs % 110,07 118,01 100 100 100 100 100 100
2 Angka Partisipasi Murni
a. SD/MI % 92,08 96,63 91,80 91,20 90,70 90,40 90,00 90,00
b. SLTP/MTs % 81,24 86,03 81,10 80,70 80,50 80,20 80,00 80,00
3 Pendidikan dasar:
a. Rasio guru/ murid (SD) rasio 544,61 (1:18) 544,61 (1:18) 544,61 (1:18) 544,61 (1:18) 544,61 (1:18) 544,61 (1:18) 544,61 544,61 (1:18)
(1:18)
b. Rasio guru / murid per kelas rata- rasio 1,702 1,702 1,702 1,702 1,702 1,702 1,702 1,702 (1:20:32)
rata (SD) (1:20:32) (1:20:32) (1:20:32) (1:20:32) (1:20:32) (1:20:32) (1:20:32)

c. Rasio guru/ murid (SMP) rasio 700,71 (1:17) 700,71 (1:17) 700,71 (1:17) 700,71 (1:17) 700,71 (1:17) 700,71 (1:17) 700,71 700,71 (1:17)
(1:17)
d. Rasio guru / murid per kelas rata- rasio 2,366 2,366 2,366 2,366 2,366 2,366 2,366 2,366 (1:17:30)
rata (SMP) (1:17:30) (1:17:30) (1:17:30) (1:17:30) (1:17:30) (1:17:30) (1:17:30)
4 Fasilitas Pendidikan
a. Sekolah pendidikan % 93,36 94,82 94,85 94,88 94,90 94,92 95 95
SD/MI kondisi bangunan baik
b. Sekolah SMP/MTs kondisi % 98,43 98,74 98,79 98,84 98,90 98,95 99,00 99,00
bangunan baik
5 Angka Putus Sekolah

a. Angka Putus Sekolah SD/MI % 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
b. Angka Putus Sekolah SMP/MTs % 0,07 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04

6 Angka Kelulusan
a. Angka Kelulusan SD/MI % 99,98 99,98 99,98 100 100 100 100 100

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-5


Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja pada Awal
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator Kinerja Daerah Satuan Periode RPJMD
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
b. Angka Kelulusan SMP/MTs % 99,82 99,95 99,82 99,85 99,85 99,90 99,90 99,90
7 Angka Melanjutkan :

a Angka Melanjutkan dari SD/MI ke % 104,65 102,38 100 100 100 100 100 100
SMP/MTs
b Angka Melanjutkan dari SMP/MTs % 114,95 102,38 ≥100 ≥100 ≥100 ≥100 ≥100 ≥100
ke SMA/MA
8 Guru berkualifikasi S1/D-IV
a Jenjang PAUD % 87 87 90 90 93 95 98 98
b Jenjang SD/MI % 77,5 84,79 85,00 90,5 100 100 100 100
c Jenjang SMP/MTs % 92,41 92,29 95,5 98,5 100 100 100 100
I.02. Kesehatan
1 Jumlah Kematian Bayi Kasus 229 201 197 193 189 185 181 181
2 Angka Kelangsungan Hidup Bayi % 91,62 91,7 91,8 91,9 92 92,1 92,2 92,2
per / 1000 kelahiran hidup

3 Angka Kematian Balita / AKABA /1.000 10,4 8,81 8,56 8,31 8,06 7,81 7,56 7,56
kelahiran
hidup
4 Angka Kematian Ibu Maternal Kasus 35 32 31 29 27 25 23 23

5 Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu rasio 0,18 0,23 0,24 0,27 0,28 0,28 0,29 0,29
per satuan penduduk x 1000
6 Rasio Fasilitas Kesehatan Dasar/ rasio 20 22 24 26 28 30 32 32
100.000 penduduk
7 Rasio Rumah Sakit per satuan rasio 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
penduduk x 1.000
8 Rasio jumlah tempat tidur Rumah rasio 2,12 2,15 2,18 2,21 2,24 2,25 2,25 2,25
Sakit/ 1.000 penduduk
9 Rasio dokter per satuan penduduk rasio 1,53 1,67 1,81 1,91 1,99 2,07 2,16 2,16

10 Rasio tenaga medis rasio 2,12 1,97 2,13 2,25 2,35 2,45 2,56 2,56
per satuan penduduk x 1000

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-6


Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja pada Awal
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator Kinerja Daerah Satuan Periode RPJMD
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
11 Komplikasi kebidanan yang % 100 100 100 100 100 100 100 100
ditangani
12 Pertolongan persalinan oleh % 97,53 97,58 98,1 98,4 98,7 99 99,3 99,3
tenaga kesehatan
13 Kelurahan UCI % 100 100 100 100 100 100 100 100
14 Balita gizi buruk mendapat % 100 100 100 100 100 100 100 100
perawatan
15 Prevalensi Balita Gizi Buruk % 0,4 0,39 0,38 0,37 0,36 0,35 0,34 0,34

16 Penemuan dan penanganan % 100 100 100 100 100 100 100 100
penderita DBD
17 IR DBD /100.000 98,61 25,22 25 24 23 22 21 21
pddk
18 Cakupan puskesmas % 231,25 231,35 231,3 237,5 243,8 250 256,3 256,3

19 Cakupan pembantu puskesmas % 19,45 19,45 21,5 22 22,6 23,2 23,7 23,7

20 Cakupan masyarakat miskin yang % 58 58 75 85 100 100 100 100


terdaftar dalam JKN – KIS (%)
21 Cakupan Pelayanan kesehatan ibu
% 95 97,50 98 98,5 99 99,5 100 100
hamil (K4)
22 Cakupan Pelayanan kesehatan ibu
% 95 97,58 98 98,5 99 99,5 100 100
bersalin , nifas
23 Cakupan Pelayanan kesehatan
% 94 94,66 96 97 98 99 100 100
bayi baru lahir
24 Cakupan Pelayanan Kesehatan
Balita Sehat % 93 93,36 94,1 94,3 94,5 94,7 94,9 94,9

25 Cakupan Pelayanan kesehatan


pada usia pendidikan dasar (kelas % 93 98 100 100 100 100 100 100
1-7)
26 Cakupan Pelayanan kesehatan
pada usia produktif (usia 15-59 % 0 0 100 100 100 100 100 100
tahun)
27 Pelayanan Kesehatan pada Usia
Lanjut % 0 65 67 75 80 90 100 100

28 Cakupan Pelayanan kesehatan


orang dengan TB % 83 84 100 100 100 100 100 100

29 Cakupan Pelayanan kesehatan


% 50 100 100 100 100 100 100 100
orang dengan resiko terinfeksi HIV
PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-7
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja pada Awal
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator Kinerja Daerah Satuan Periode RPJMD
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
30 Cakupan Pelayanan kesehatan
orang dengan gangguan jiwa berat % 0 0 100 100 100 100 100 100
(psikotik)
31 Pelayanan kesehatan pada
% 0 0 100 100 100 100 100 100
penderita hipertensi
32 Pelayanan kesehatan penderita DM
% 0 0 100 100 100 100 100 100
33 Pemenuhan sarana dan prasarana % 68 68 70 72 73 74 75 75
RS Type B Pendidikan
34 Nilai IKM Pelayanan Kesehatan RS Indeks 71,86 71,86 72,50 73,00 73,50 74,00 75,00 75,00
35 Nilai Kinerja BLUD Sehat Indeks A A A+ A+ A+ A+ A+ A+
I.03. Pekerjaan Umum & Penataan
Ruang
1 Proporsi panjang jaringan jalan % 88,07 90,19 90,77 91,34 91,92 92,49 93,07 93,07
dalam kondisi baik
2 Persentase Rumah % 85,78 85,87 88,00 92,00 96,00 100,00 100,00 100,00
tangga bersanitasi
3 Rasio pembuangan sampah rasio 2,45 2,50 2,51 2,52 2,53 2,54 2,55 2,55
(TPS) per satuan penduduk

5 Sempadan sungai yang dipakai % 44,20 44,10 40 32 29 26 23 23


bangunan liar
6 Persentase kawasan banjir dan rob % 5,34 5,02 4,69 4,37 4,05 3,73 3,40 3,40

7 Drainase dalam kondisi baik / % 79 80,50 80,50 81,00 81,50 82,00 82,50 82,50
pembuangan aliran
air tidak tersumbat
8 Luas irigasi Kota % 80 75 76 77 78 79 80 80
dalam kondisi baik
9 Persentase Rumah tangga yang % 87 87,58 90 94 98 100 100 100
terlayani air minum

10 Persentase Luas ruang terbuka % 43,26 43,76 44,26 44,76 45,26 45,76 46,26 46,26
hijau (RTH)
11 Persentase Bangunan ber– IMB / % 53,25 53,35 53,60 53,95 54,40 54,90 55,45 55,45
Jumlah bangunan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-8


Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja pada Awal
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator Kinerja Daerah Satuan Periode RPJMD
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
12 Persentase Pelaksanaan program %
12 13 24 46 65 77 96 96
pengembangan kawasan
13 %
Persentase Kesesuaian tata ruang 78 79 81 82 83 84 85 85

I.04. Perumahan Rakyat & Kaw.


Permukiman
1 Persentase Lingkungan
% 85,87 91,17 92,43 95,17 97,90 100 100 100
permukiman sehat
2 Luas lingkungan % 0,99 0,79 0,70 0,50 0,30 0 0 0
permukiman kumuh
3 Persentase rumah layak huni % 91,69 90,94 94,00 96,00 98,00 100,00 100,00 100,00
4 Rasio TPU per 1000 satuan Rasio 34,35 37,85 34,5 33,55 34,6 34,65 34,7 34,7
penduduk
I.05. Ketentraman, Ketertiban Umum,
dan Perlindungan Masyarakat

1 Persentase kemampuan analisa % 74 75 76 77 78 79 80 80


intelijen strategis terhadap
gangguan IPOLEKSOSBUD-
HANKAM
2 Angka kejadian konflik sosial yang kejadian 2 2 2 2 1 1 1 1
berlatar belakang suku, agama,
ras, dan antar golongan
3 Rasio Pos Siskamling per Rasio 31,66 31,71 31,77 31,82 31,88 31,94 32,00 32,00
jumlah kelurahan
4 Cakupan Penegakan peraturan % 100 100 100 100 100 100 100 100
daerah dan peraturan kepala
daerah di kabupaten/kota
5 Rasio petugas perlindungan rasio 0,82 0,84 0,87 0,89 0,92 0,94 1 1
masyarakat (Linmas) di
Kabupaten/Kota
6 Persentase Pelayanan % 15,66 13 21,31 22,31 23,30 24,26 25,22 25,22
bencana kebakaran
7 Tingkat waktu tanggap (response % 86,32 86,50 86,67 87 87,33 87,67 88 88
time rate) / ketepatan waktu
tindakan pemadam kebakaran

8 Indeks Resiko Bencana Nilai 184 184 172,96 161,92 150,88 139,84 128,80 128,80

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-9


Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja pada Awal
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator Kinerja Daerah Satuan Periode RPJMD
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
indeks
9 Persentase kawasan rawan % 0 0 20 40 60 80 100 100
bencana yang didukung oleh EWS
I.06. Sosial
1 Angka Kemiskinan (indikator dari % 20,82 20,82 19,95 19,07 18,19 17,32 16,45 16,45
Perda Kemisikinan)
2 Persentase Penanganan PMKS % 83 85 88 91 94 97 98 98
3 Sarana sosial seperti jumlah 102 102 102 102 102 103 103 103
panti asuhan, panti
jompo dan panti rehabilitasi
4 PMKS yang memperoleh Bantuan jumlah 14.910 14.910 14.910 15.050 15.670 16.000 16.200 16.200
Sosial
5 Cakupan Potensi dan Sumber % 58,3 58,3 67 75 83,30 91,60 91,60 91,60
Kesejahteraan Sosial (PSKS)

2. LAYANAN URUSAN WAJIB NON


DASAR
2.01 Tenaga Kerja
1 Persentase Penempatan tenaga % 75 77,81 80 83 85 87 90 90
kerja AKAD , AKL , AKAN
2 Persentase Peluang Kerja Mandiri % 59 60 62,5 65 70 75 80 80

3 Penyelesaian Perselisihan % 50 50 55 60 65 70 80 80
Hubungan Industrial / PHK
4 Persentase tenaga kerja % 40 45 50 50 55 60 60 60
terampil
2.02 Pemberdayaan Perempuan &
Perlindungan Anak
1 Rasio KDRT % 0,056 0,037 0,05 0,047 0,044 0,041 0,039 0,039
2 Penyelesaian pengaduan % 100 100 100 100 100 100 100 100
Perlindungan perempuan dan anak
dari tindakan kekerasan
3 Pemberdayaan terhadap korban % 100 100 100 100 100 100 100 100
KDRT

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-10


Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja pada Awal
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator Kinerja Daerah Satuan Periode RPJMD
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
4 Organisasi perempuan yang Organisasi 4 4 4 4 4 4 4 4
berpartisipasi dalam Pembangunan
5 Indeks Pemberdayaan Gender Poin 76,53 78,90 81,68 84,59 87,31 89,71 92,59 92,59
(IDG)
2.03. Pangan
1 Pola Pangan Harapan Skor 87 87,1 87,3 87,5 87,7 87,9 88,1 88,1
2 Cakupan daerah rentan pangan kelurahan 55 45 36 27 18 9 0 0
3 Ketersediaan pangan penduduk Kkl/ 3.049 3.050 3.051 3.052 3.053 3.054 3.055 3.055
kapita/
hari
2.04. Pertanahan
1 Tertib Administrasi Pertanahan % 26,27 30 39 48 57 66 75 75
(peningkatan Data Base
Pertanahan)
2 Penyelesaian kasus tanah Negara % 100 100 100 100 100 100 100 100
(20 kasus) (20 kasus) (21 kasus) (21 kasus) (22 kasus) (22 kasus) (23 kasus) (23 kasus)
(fasilitasi penyelesaian kasus tanah
negara)
2.05. Lingkungan Hidup
1 Persentase Penanganan sampah % 87 87,5 88 88,5 89 89,5 90 90

2 Indeks Kualitas Air Indeks 45,25 45,25 46,1 47,1 48,1 49,2 49,98 49,98
3 Indeks Kualitas Udara Indeks 61,72 61,72 62,79 64,21 65,5 66,8 68,2 68,2

4 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup


indeks 45,38 44,84 47 49 51 53 55 55
(IKLH)
5 Persentase wilayah yang memiliki
kapasitas adaptasi perubahan % 0 0 20 40 60 80 100 100
iklim
2.06 Adm. Kependudukan
dan Catatan Sipil
1 Kepemilikan E-KTP % 91,54 94,43 94 96 98 100 100 100
2 Rasio bayi berakte kelahiran % 90,82 89,29 92 93 94 95 96 96
3 Rasio pasangan non muslim % 100 100 100 100 100 100 100 100
berakte nikah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-11


Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja pada Awal
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator Kinerja Daerah Satuan Periode RPJMD
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
4 Kepemilikan akta kelahiran % 74,00 79,30 82 84 86 88 90 90
5 Rasio penduduk berakte kematian % 15,67 71,00 85 87 88 89 90 90
6 Kepemilikan Kartu Identitas Anak % 0 0 25 45 70 90 100 100
(KIA)
2.07. Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa
1 PKK aktif % 100 100 100 100 100 100 100 100
2.08. Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana
1 Rata-rata jumlah Rasio 2,02 1,16 2,02 2,01 2,00 2,00 2,00 2,00
anak per keluarga (TFR)
2 Rasio akseptor KB per 100 PUS % 76,20 76,88 76,3 76,64 76,98 77,32 78 78
3 Cakupan PUS unmet need % 11,97 10,44 10,40 9,88 8,44 7,72 7 7
4 Cakupan PUS yang isterinya <20th % 0,56 0,48 0,54 0,53 0,52 0,51 0,5 0,5
2.09. Perhubungan
1 Arus penumpang angkutan umum jumlah 20.061.038 20.875.550 24.469.131 26.237.944 28.295.887 30.558.520 33.051.055 33.051.055

2 Persentase simpang yang % 45,45 45,45 54,55 63,64 72,73 81,82 100 100
dilengkapi ATCS
3 Persentase trayek angkutan umum % 57 59 62 64 66 67 69 69
yang optimal
4 Jumlah titik atau ruas rawan titik/ruas 8 8 6 5 4 3 2 2
macet rawan
macet
5 Kepemilikan KIR angkutan umum jumlah 4.810 3.443 5.279 5.279 5.279 5.279 5.279 5.279
6 Parkir on the street titik 1.127 1.127 1.104 1.093 1.082 1.071 1.061 1.061
2.10. Komunikasi dan Informatika

1 Jumlah jaringan komunikasi lokasi 40 67 235 251 288 331 331 331
2 Persentase integrasi sistem % - 80 85 87 89 95 100 100
perencanaan, penganggaran,
pengendalian, pelaporan dan
pengelolaan keuangan dan aset
daerah (smart city)

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-12


Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja pada Awal
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator Kinerja Daerah Satuan Periode RPJMD
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
3 Web site milik pemerintah daerah Ada/ ada ada Ada ada ada ada ada Ada
tidak
4 Surat kabar nasional/lokal yang jumlah 12 12 11 11 10 10 10 10
beredar atau dapat diakses
masyarakat
Jumlah penyiaran jumlah 19 36 35 35 35 35 35 35
Radio / TV lokal jumlah 3 16 16 16 16 16 16 16
5 Wi-fi di area publik Wifi / - 90 90 110 130 150 150 150
lokasi
2.11. Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah
1 Persentase koperasi aktif % 79,94 78,5 79 88,3 88,4 88,5 88,6 88,6
2 Persentase meningkatnya kualitas % - 51 52 53 55 58 60 60
Usaha Mikro yang dibina
2.12. Penanaman Modal
1 Jumlah investor berskala nasional investor 152 152 192 225 275 342 408 408
(PMDN/PMA)
2 Jumlah daya serap tenaga kerja jumlah 27.852 32.025 35.136 41.175 50.325 62.586 74.664 74.664
3 Jumlah nilai investasi Rp (dlm 9.570.413 10.500.000 15.935.000 17.506.000 18.699.000 20.543.000 21.924.000 21.924.000
juta)
(PMA) Rp (dlm 4.138.413 2.950.000 329.569 362.073 385.733 424.626 453.441 453.441
juta)
(PMDN) Rp (dlm 5.432.000 7.550.000 15.605.431 17.143.927 18.313.267 20.118.374 21.470.559 21.470.559
juta)
4 Kenaikan / penurunan Rp (dlm - 2.118.000 8.055.431 1.538.496 1.169.340 1.805.107 1.352.185 1.352.185
Nilai Realisasi PMDN juta)

2.13. Kepemudaan dan Olah Raga


1 Jumlah Organisasi pemuda yang Organisasi 60 60 61 61 62 62 62 62
aktif
2 Jumlah Organisasi olahraga yang Organisasi 46 42 45 45 45 45 45 45
aktif
3 Jumlah Gelanggang olahraga milik Jumlah 3 3 3 4 4 5 5 5
Pemda
4 Jumlah Lapangan olahraga Jumlah 275 275 285 290 295 300 310 310
2.14. Statistik

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-13


Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja pada Awal
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator Kinerja Daerah Satuan Periode RPJMD
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
1 Buku ”Semarang dalam angka” Dokumen 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Buku ”PDRB Kota” Dokumen 1 1 1 1 1 1 1 1
3 Sistem Data dan statistik yang Sistem 1 1 1 1 1 1 1 1
terintegrasi
2.15. Persandian
1 Tersedianya SDM dan Sarpras % 100 100 100 100 100 100 100 100
Persandian
2.16. Kebudayaan
1 Penyelenggaraan festival seni dan Keg 222 228 244 256 269 283 297 297
budaya
2 Sarana penyelenggaraan Jumlah 173 220 176 178 179 181 183 183
seni dan budaya
3 Situs Cagar Budaya yang Situs 2 2 2 3 4 5 6 6
dilestarikan
4 Kawasan Cagar Budaya yang kawasan 1 1 3 6 8 10 12 12
dilestarikan
5 Bangunan Cagar Budaya yang banguna 98 98 142 189 236 283 315 315
dilestarikan n
6 Jumlah seni budaya dan tradisi Unit 10 11 12 13 14 15 16 16
yang dilestarikan
2.17. Perpustakaan
1 Jumlah gedung Perpustakaan Kota Unit 187 189 190 191 193 194 195 195
dan Rumah Pintar / Perpustakaan
Kelurahan
2 Pengunjung perpustakaan per % 12 14 16 18 20 22 24 24
tahun
3 Koleksi buku yang tersedia di Buku 110.000 115.152 119.250 124.250 129.250 134.250 139.250 139.250
perpustakaan daerah

2.18. Kearsipan
1 Pengelolaan arsip secara baku % 100 100 100 100 100 100 100 100
2 Peningkatan SDM keg 2 6 8 11 15 19 23 23
pengelola kearsipan

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-14


Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja pada Awal
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator Kinerja Daerah Satuan Periode RPJMD
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
II LAYANAN URUSAN PILIHAN
3.01. Pariwisata
1 Jumlah Kunjungan wisatawan org 4.376.359 4.683.974 4.987.080 5.361.111 5.790.000 6.282.150 6.847.543 6.847.543
(Prosentase Kenaikan) % 6,5 6,5 7,0 7,5 8,0 8,5 9,0 9,0
2 Jumlah Kunjungan wisata MICE org - 7.354 7.920 8.514 8.554 8.594 8.633 8.633
3 Lama menginap Meeting, Incentive, hari - 1,35 1,40 1,45 1,50 1,55 1,60 1,60
Convention and Exhibition (MICE)
3.02. Pertanian
1 Jumlah Produksi pertanian ton 54.678 54.978 55.312 55.642 55.978 56.317 56.657 56.657

2 Cakupan Bina Kelompok Tani Kelompok 13 13 14 16 19 21 24 24


3 Jumlah kawasan pertanian Kelurahan - - - 37 53 69 85 85
perkotaan (Kelurahan)
4 Sentra produk unggulan pertanian Kawasan - - - 2 3 4 4 4
(kawasan)
3.03 Perdagangan
1 Sarana dan prasarana Sarpras 11 11 13 15 17 19 21 21
perdagangan yang representatif
2 Persentase alat UTTP (Ukur Takar % 60 60 70 80 85 90 100 100
Timbang dan Perlengkapannya)
yang sesuai standar
3.04. Perindustrian
1 Jumlah Industri Kecil dan IKM 3.467 3.495 3.523 3.551 3.579 3.607 3.635 3.635
Menengah
2 Penguatan sentra industri % 36,88 48,75 66,25 76,56 75,00 91,56 100,00 100,00
3.05. Kelautan dan Perikanan
1 Produksi perikanan tangkap (ton) ton 2.136,29 2.392,56 2.355,25 2.473,01 2.596,66 2.726,49 2.862,81 2.862,81
2 Produksi perikanan budidaya (ton) ton 2.705,19 3.200,57 2.982,46 3.131,58 3.288,15 3.452,55 3.625,17 3.625,17

III PENUNJANG URUSAN


4.01. Perencanaan ,Penelitian dan
Pengembangan
1 Tersedianya Dokumen RPJPD dan Dokumen 2 2 2 2 2 2 2 2
RPJMD yang ditetapkan dengan
PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-15
Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja pada Awal
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator Kinerja Daerah Satuan Periode RPJMD
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
PERDA secara tepat waktu.

2 Tersedianya Dokumen RKPD yang Dokumen


telah ditetapkan dengan PERKADA 2 2 3 3 2 2 2 16
secara tepat waktu.
3 Kesesuaian Program di RPJMD % 89,69 99,63 100 100 100 100 100 100
dengan Program di RKPD tahunan
4 Kesesuaian Program di RKPD % 100 100 100 100 100 100 100 100
tahunan dengan Program di APBD
tahunan
5 Persentase hasil kajian penelitian % - - 80 85 90 95 100 100
yang dimanfaatkan dalam
perencanaan pembangunan daerah
4.02. Keuangan
1 Prosentase pengelolaan aset % 70 75 80 85 90 95 100 100
daerah yang optimal dan
akuntabel
2 Tingkat kemandirian keuangan % 35,90 35,98 39,82 40,86 42,58 44,65 47,43 47,43
daerah (Rasio PAD dibandingkan
Pendapatan Daerah)

4.03 Kepegawaian serta Pendidikan


dan Pelatihan

1 Indeks Profesionalitas Aparatur % - > 76 > 76 > 78 > 80 > 82 > 84 > 84
Sipil Negara (ASN)

2 Status akreditasi (sertifikasi) status - sertifikasi sertifikasi sertifikasi sertifikasi sertifikasi sertifikasi sertifikasi mutu
lembaga Diklat Pemkot Semarang mutu (ISO) mutu (ISO) mutu (ISO) mutu (ISO) mutu (ISO) mutu (ISO) (ISO) dan
dan dan dan dan dan akreditasi
akreditasi akreditasi akreditasi akreditasi akreditasi

4.04 Pengawasan
1 Tingkat leveling kapabilitas Aparat Leveling - 1 1 2 2 3 3 3
Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP)
2 Tingkat Maturitas SPIP Leveling - 1 1 2 2 3 3 3

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-16


Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja pada Awal
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator Kinerja Daerah Satuan Periode RPJMD
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
4.05 Unsur Pendukung Lainnya
1 Indeks Reformasi Birokrasi nilai 56,10 62,42 >64 >66 >68 >70 >72 >72
indeks
2 Persentase Tingkat partisipasi
masyarakat % 69 69 70 71 72 73 75 75

3 Hasil Evaluasi SAKIP/ Tingkat


Nilai /
Akuntabilitas Kinerja Penyelengga- 52,42 /CC 55,94/ CC 57/ CC 60 / B > 60 /B > 70 / BB > 80 / A > 80 / A
Predikat
raan Pemerintahan Daerah
4 Nilai dan status kinerja Pemerintah
>3 / >3 / >3 / >3 / >3 / >3 /
Daerah ( Nilai EKPPD ) Nilai 3,2343 /ST >3 / ST
ST ST ST ST ST ST
5 Cakupan Penyelenggaraan Tugas % 100 100 100 100 100 100 100 100
Pemerintahan Umum
4.06 Kewilayahan
1 Persentase kehadiran RT dalam % 87 87,68 90,26 91,44 92,63 93,81 95,00 95,00
Musrenbang
2 Persentase jumlah RT yang % 95
96,06 97,70 98,30 98,87 99,04 99,50 99,50
mengusulkan pembangunan dalam
musrenbang
3 Persentasi kondisi sarpras % 40 42,61 50,00 51,00 52,00 53,00 55,00 55,00
kelurahan dan kecamatan yang
ditangani melalui Musrenbang

C. ASPEK DAYA SAING


1. Kemampuan Ekonomi Daerah
1.1 PDRB per kapita berlaku Ribu Rp 78.947,03 85.871,44 93.105,58 101.087,67 110.028,82 119.477,32 129.805,87 129.805,87

1.4 Nilai Ekspor


US$ 1.155.342.967 1.218.036.901 1.277.890.977 1.339.164.982 1.400.434.987 1.461.712.992 1.522.987.000 1.522.987.000

2. Fasilitas Wilayah / Infrastruktur


2.1 Aksesbilitas Daerah

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-17


Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja pada Awal
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator Kinerja Daerah Satuan Periode RPJMD
periode RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021
Rasio panjang jalan per jumlah % =(722,45/12 = (830.53 / =((722,45*20 =((722,45*30 =((722,45*40 =((722,45*50 =((722,45*6
=((722,45*60%)
kendaraan 22241)*100 1222241) X %)/1222241) %)/1222241) %)/1222241) %)/1222241) 0%)/12222
/1222241)*100
100 *100 *100 *100 *100 41)*100
5,91% 6,80% 1,18% 1,77% 2,36% 2,96% 3,55% 3,55%
2.2 Penataan Wilayah
Persentase Wilayah Kota Yang % - 63,69 68,63 75,61 82,17 86,36 91,77 91,77
Tangguh, Produktif, Dan
Berkelanjutan
Luas lahan produktif ha 34,739 34,739 34,739 34,739 34,739 34,739 34,739 34,739

Jumlah wilayah produk unggulan


Jumlah 0 0 2 5 6 7 7 7
daerah (Sentra/Kecamatan )
3. Fasilitasi Iklim Berinvestasi
3.1 Ketentraman dan Ketertiban

Angka Kriminalitas kejadian 2.792 2.085 2.053 1.997 1.934 1.866 1.793 1.793
Penurunan Gangguan Keamanan % 20,3 40,5 41,4 43,0 44,8 46,8 48,8 48,8
dan Ketertiban
3.2 Kemudahan Perijinan
Prosedur ijin terbit sesuai SP % 97,00 97,00 97,00 97,50 98,00 98,50 99,00 99,00

4. Sumber Daya Manusia


4.1 Kualitas Tenaga Kerja
Persentase tenaga kerja yang % - 60 65 70 80 85 90 90
bersertifikat kompetensi
4.2 Rasio Ketergantungan Penduduk % 39,80 39,77 39,75 39,72 39,69 39,67 39,64 39,64

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 VIII-18


BAB IX
PENUTUP

Perubahan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD) Kota Semarang Tahun 2016-2021 dilakukan dengan dasar hasil
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD; sinkronisasi terkait
akuntabilitas kinerja daerah; serta karena penyesuaian Perangkat Daerah.
Dokumen Perubahan RPJMD ini adalah penjabaran Visi, Misi, dan Program
Walikota/Wakil Walikota yang disusun dengan menggunakan pendekatan
teknokratik, pendekatan partisipatif dan pendekatan politis serta
pendekatan atas-bawah dan bawah-atas. Pendekatan teknokratik adalah
pendekatan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah
untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Daerah. Pendekatan
partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan melalui proses Konsultasi Publik, Focus Group Discussion
(FGD), Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Sedangkan
pendekatan politik dilaksanakan dengan menerjemahkan visi dan misi
kepala daerah yang dibahas bersama dengan DPRD. Pendekatan atas-
bawah dan bawah-atas merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan
dalam musyawarah pembangunan secara berjenjang di daerah hingga
nasional, serta dengan penyelarasan kebijakan dan program nasional dan
provinsi.

RPJMD merupakan dokumen rencana pembangunan daerah yang


otentik sebagai pedoman penyelenggaran pemerintahan daerah dalam lima
tahun mendatang yang harus ditaati oleh seluruh pemangku kepentingan,
khususnya penyelenggara pemerintahan daerah. Untuk itu, menjadi penting
dipahami oleh segenap pihak terkait bagaimana melaksanakan RPJMD,
baik dalam tahapan normal maupun masa transisi agar RPJMD ini benar-
benar menjadi rujukan dalam pengelolaan kinerja oleh Perangkat Daerah,
dan kolaborasinya dengan pemerintah pusat dalam koordinasi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).

9.1. PEDOMAN TRANSISI

Pedoman transisi diperlukan dalam rangka menjaga kesinambungan


pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir.
Dalam rangka keberlanjutan pembangunan Kota Semarang, maka pedoman
transisi ditetapkan sebagai berikut:

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IX-1


1. RKPD Tahun 2018-2021
Penyusunan RKPD Tahun 2018 s.d 2021 disusun dengan
berpedoman pada Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 ini.

2. RKPD Tahun 2022


Penyusunan RKPD Tahun 2022 mengacu pada RPJMN, RPJMD
Provinsi Jawa Tengah, arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD
periode keempat, Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 dan Visi Misi
Walikota dan Wakil Walikota terpilih Tahun 2021-2026. RKPD Tahun
2022 tersebut harus menjadi satu kesatuan dan bagian tak
terpisahkan dari kebijakan dan indikasi program prioritas dalam
RPJMD Tahun 2021-2026. Selanjutnya, RKPD dimaksud digunakan
sebagai pedoman untuk menyusun APBD Tahun Anggaran 2022.

9.2 KAIDAH PELAKSANAAN

Kaidah pelaksanaan bermakna aturan atau patokan dalam


pelaksanaan Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021. Tujuan dibuatnya
kaidah pelaksanaan adalah menciptakan koordinasi dan keberlanjutan
program, sehingga terjadi efisiensi dan efektivitas baik dalam pembiayaan
maupun waktu pelaksanaan serta menciptakan tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance). Kaidah pelaksanaan Perubahan RPJMD Tahun
2016-2021 adalah sebagai berikut:

1. Seluruh Perangkat Daerah yang ada di lingkungan Pemerintah Kota


Semarang agar melaksanakan program-program dalam Perubahan RPJMD
Tahun 2016-2021 dengan sebaik-baiknya;

2. Setiap Perangkat Daerah berkewajiban untuk menyusun Perubahan


Renstra Perangkat Daerah yang memuat Tujuan, Sasaran, Strategi,
Kebijakan, Program, dan Kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi Perangkat Daerah dengan berpedoman pada Perubahan
RPJMD ini;

3. Program baru beserta indikator kinerja dan pagu indikatifnya


diselaraskan dengan program pada tahun 2016 dan 2017 beserta capaian
indikator kinerjanya;

4. Penjabaran lebih lanjut Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 untuk


setiap tahunnya disusun melalui RKPD yang dalam penyelenggaraannya
dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda);

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IX-2


5. Dalam hal pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terjadi perubahan capaian
sasaran tahunan yang disebabkan karena perkembangan keadaan dalam
tahun berjalan tetapi tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir
pembangunan jangka panjang dan menengah, penetapan perubahan RPJPD
dan RPJMD ditetapkan dengan peraturan Walikota;

6. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD,


BAPPEDA berkewajiban untuk melakukan pengendalian terhadap
penjabaran Perubahan RPJMD ini ke dalam Perubahan Rencana Strategis
Perangkat Daerah;

7. RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD, dan selanjutnya


RKPD merupakan dasar dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran
(KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

Selanjutnya untuk menjamin pencapaian visi, misi, dan


program/kegiatan yang telah di susun, maka pelaksanaan Perubahan
RPJMD Tahun 2016-2021 ini menjadi tanggung jawab bersama di antara
pemerintah, stakeholders, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat Kota
Semarang.

WALIKOTA SEMARANG,
ttd

HENDRAR PRIHADI

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 IX-3

Anda mungkin juga menyukai