Anda di halaman 1dari 20

UTS PENDIDIKAN KARAKTER DAN ANTI KORUPSI

NAMA:Glen Marcelino Manganti


NIM:P10121242
KELAS: F
BAB 1 PENGERTIAN KORUPSI
“KORUPSI” dari bahasa Latin
“corruptio” atau “corruptus”
“corruptio” dari kata “corrumpere”,  “corruption, corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptie/korruptie”
(Belanda).

Di Malaysia dipakai kata “resuah” dari bahasa Arab “risywah”,


menurut Kamus umum Arab-Indonesia artinya korupsi
Risywah (suap) secara terminologis berarti pemberian yang diberikan seseorang kepada hakim atau lainnya untuk
memenangkan perkaranya dengan cara yang tidak dibenarkan atau untuk memperoleh kedudukan Semua ulama sepakat
mengharamkan risywah yang terkait dengan pemutusan hukum, perbuatan ini termasuk dosa

PENGERTIAN

1. Korup artinya busuk, suka menerima uang suap/sogok, memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan sebagainya;
2. Korupsi artinya perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya
PENDAPAT PAKAR
corruptie adalah korupsi, perbuatan curang, perbuatan
curang, tindak pidana yang merugikan keuangan negara

PENDAPAT PAKAR
Menguraikan istilah korupsi dalam berbagai bidang,yakni
yang menyangkut masalah penyuapan, yang berhubungan
dengan manipulasi di bidang ekonomi, dan yang menyangkut
bidang kepentingan umum.hal ini di ambil dari
definisi”financial manipulations and deliction injurous to the
economiy are often labeled corrupt
Perbuatan korupsi menyangkut : Sesuatu yang bersifat amoral,
>Sifat dan keadaan yang busuk,
>Menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah,
>Penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian,
>Menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah
kekuasaan jabatan.

BENTUK KORUPSI

1.Kerugian negara
2.Suap menyuap
3..penggelapan dana jabatan
4.pemerasan
5.perbuatan curang
6.benturan kepentingan dalam pengadaan
7.grafitasi
BENTUK KORUPSI
Benturan Dalam Kepentingan
Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung maupun tidak langsung
dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan atau persewaan yang pada
saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau
mengawasinya

Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas,
meminta atau menerima atau memotong pembayaran kepada Pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang lain atau kepada kas umum, seolah-olah Pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang lain atau
kas umum tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui bahwa hal
tersebut bukan merupakan utang
>Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada
waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima atau
memotong pembayaran kepada Pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang lain atau kepada kas umum,
seolah-olah Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang
lain atau
kas umum tersebut mempunyai utang kepadanya,
padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan
utang
Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum,
atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang
memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan
potongan
atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri
Gratifikasi

Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara dianggap


pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang
berlawanan dengan kewajiban tugasnya

UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan UU Nomor 31 tahun 1999


tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Gratifikasi didefinisikan sebagai pemberian dalam arti luas, yakni meliputi


pemberian uang, barang, rabat atau diskon, komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
Bentuk Gratifikasi

a. Gratifikasi positif  pemberian hadiah dilakukan dengan niat yang tulus dari
seseorang kepada orang lain tanpa pamrih artinya pemberian dalam bentuk “tanda
kasih” tanpa mengharapkan balasan apapun.
b. Gratifikasi negatif  pemberian hadiah dilakukan dengan tujuan pamrih,
pemberian jenis ini yang telah membudaya dikalangan birokrat maupun pengusaha
karena adanya interaksi kepentingan.

Melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
Atau korporasi menyalahgunakan kewenangan kesempata atau sarana yang ada

Pegawai negeri atau penyelanggaraan negara yang pada waktu menjalankan tugas
,meminta atau menerima pekerjaan atau menerima pekerjaan atau penyerahan
barang seolah olah merupakan utang pada dirinya padahal diketahui bahwa hal
tersebut bukan merpakan hutang
Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang
ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus
menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja
menggelapkan, merusakkan atau membuat tidak dapat
dipakai barang, akta, surat atau daftar yang digunakan untuk
meyakinkan atau membuktikan di muka pejabat yang
berwenang, yang dikuasai karena jabatannya;
Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang
ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus
menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja
membiarkan orang lain menghilangkan, menghancurkan,
merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta,
surat, atau daftar tersebut;
Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu
jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja
membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak
dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut;

Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima
pembayaran dengan potongan atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;
BAB 2 FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

DUA FAKTOR PENYEBAB KORUPSI


>FAKTOR INTERNAL
faktor internal merupakan penyebab korupsi yang
datang dari diri pribadi
>FAKTOR EKSTERNAL
faktor terjadinya korupsi karena sebab sebab dari luar
PENDAPAT YANG MENGARAH PADA FAKTOR INTERNAL
>aspek perilaku
>aspek organisasi
>aspek masyarakat tempat individu dan organisasi berada
PENDAPAT YANG MENGARAH PADA FAKTOR EKSTERNAL
>kurang keteladanan dan kepemimpinan elite bangsa
>rendahnya gaji pegawai negeri sipil
>lemahnya komitmen dan konsistesnsi penegakan hukum dan peraturan perundang
undangan
>rendahnya integritas dan profesionalisme
>mekanisme pengawasan internal di semua lembaga perbankan,keuangan,dan birokrasi
belum mapan
>kondisi lingkungan kerja,tugas,jabatan,dan lingkungan masyarakat
>lemahnya keimanan,kejujuran,rasa mali,dan moral

FAKTOR YANG MENGARAH PADA FAKTOR EKSTERNAL


1, Faktor politik
2.Faktor hukum
3.Faktor ekonomi
4.Faktor transional
DAMPAK EKONOMI
>LESUNYA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI
Korupsi bertanggung jawab terhadap lesunya pertumbuhan ekonomi dan invetasi dalam negeri

Korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi

Dalalm sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pebayaran ilegal ongkos
menejemen dalam negosiasi dengan pejabat korup dan resiko pembatalan perjanjian atau karena
penyeledikan

>PENURUNAN PRODUKTIFITAS
Dengan semakin lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi maka tidak dapat di sanggah lagi bahwa
produktifitas akan semakin menurun.hal ini terjadi seiring dengan terhambatnya sektor industri dan produksi
untuk bisa berkembang lebih baik atau melakukan pengembangan kapasitas

>RENDAHNYA KUALITAS BARANG DAN JASA UNTUK PUBLIK


Rusaknya jalan jalan, ambruknya jembtan, tergulingnya kereta api, beras murah yang tidak layak makan,
tabung gas yang meledak, bahan bakar yang merusak kendaraan masyarakat, tidak layak dan tidak nyaman
angkutan umum, ambruknya bangunan sekolah, merupakan serangkaian kenyataan rendahnya kualitas
barang dan jasa sebagai akibat korupsi
>MENURUNYA PENDAPATAN DARI SEKTOR PAJAK
Di indonesia dikenal bebrapa jenis pajak seperti pajak penghasilan (PPh),pajak pertambahan nilai(PPn), panajk
bumi dan bangunan(PBB), bea materai(BM), DAN bea perolehan hak atas tanah dan atau bangunan(BPHTB),
di tingkat pemerintah daerah, dikenal juga beberapa pajak seperti pajak kenderaan bermotor (PKB), pajak
restoran dan lain lain. Pada saat ini APBN sekitar 70% dibiayai oleh pajak dimana pajak penghasilan (PPh) dan
pajak pertambhan nilai (PPn) merupakan jenis pajak yang paling banyak menyubmbang.

Kondisi penurunan pendapatan dari sektor pajak diperparah dengan kenyataan bahwa pajak sekali pegawai
dan pejabat pajak yang bermain untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan memperkaya diri sendiri.

>MENINGKATNYA HUTANG NEGARA


Korupsi yang terjadi di indonesia akan meningkatkan hutang luar negeri yang semakin besar. Dari data yang di
ambil dari direktorat jendral pengeolahan hutang, kementerian keuangan RI disebutkan bahwa total hutang
pemerintah per 31 mei 2011 mencapai US$201,07 miliar atau setara dengan Rp.1.716,56 triliun
BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI

Pokok bahasan:1.dampak ekonomi


2.dampak sosial dan kemiskinan masyarakat
3.dampak birokrasi pemerintahan
4.dampak terhadap politik dan demokrasi
5.dampak terhadap penegakan hukum
6.damak terhadap pertahanan dan keamanan
7.dampak kerusakan lingkunagan

Korupsi tidak hanya berdampk terhadap satu aspek kehidupan saja. Korupsi menimbulkan efek domino
yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara
Meluasnya praktik korupsi di suatu negara akan memperburuk kondisi ekonomi bangsa, misalnya harga
barang menjadi mahal dengan kualitas yang buruk, akses rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan
menjadi sulit, keamanan suatu negara terancam, kerusakan lingkungan hidup dan citra pemerintahan
yang buruk di mata internasional sehingga menggoyahkan sendi sendi kepercayaan pemilik modal asing
krisis ekonomi yang berkepanjangan dan negara pun menjadi semakin terperosok dalam kemiskinan
DAMPAK MASIF KORUPSI
>Dampak ekonomi
>Dampak sosial dan kemiskinan
>Dampak birokrasi pemerintahan
>Dampak politik dan demokrasi
>Dampak terhadap penegakan hukum
>dampak terhadap hankam
>Dampak terhadap lingkungan

Apa yang bisa kita lakukan andai 40% dana APBN tidak dikorupsi?
40% pr tahun (yang hilang)=sekolah gratis sampai perguruan tinggi,biaya kesehatan gratis, perumahan
murah,kenaikan pendapatan, listrik murah, modal usaha rakyat, air bersi siap minum, transportasi umum bagus,
jalanan dan jembatan bagus, lebih banyak bandara dan pelabuhan,industri tumbuh,jaminan sosial bagi seluruh
rakyat, alustsista cukup dan dalam kondisi baik dan baru, hutang negara bisa di selesaikan dan lain lain yang
tentunya akan semakin mesejehtarakan masyarakat yang pada akhirnya meningkatkan martabat bangsa
BAB 4 NILAI DAN PRINSIP ANTI KORUPSI

Pokok bahasan: nilai nilai korupsi dan prinsip prinsip anti korupsi
Sub Pokok bahasan: nilai nilai anti korupsi prinsip prinsip anti korupsi

Penyebab korupsi terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal


>Faktor internal merupakan penyebab yang datangnya dari diri pribadi atau individu
>Faktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem
penegahan korupsi dapat dilakukan dengan menghilangkan atau setidaknya mengurangi kedua faktor penyebab
tersebut

>faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai nilai anti korupsi tertanan pada diri sendiri atau individu
Nilai nilai anti korupsi itu perlu diterapkan oleh setiap individu untuk dapat mengatasi faktor eksternal agar
korupsi bisa terjadi
Untuk mencegah terjadinya faktor eksternal selain memiliki nilai nilai anti korupsi setiap individu perlu
memhami dengan mendalam prinsip prinsip anmti korupsi
A.NILAI NILAI ANTI KORUPSI
>KEJUJURAN >KERJA KERAS
>KEPEDULIAN >KESEDERHANAAN
>KEMANDIRIAN >KEBERANIAN
>KEDISIPLINAN >KEADILAN
>TANGGUNG JAWAB

B.PRINSIP PRINSIP ANTI KORUPSI


>AKUNTABILITAS
>TRANSPARASI
>KEWAJARAN
>KEBIJAKAN
>KONTROL KEBIJAKAN
BAB 5 UPAYA PEMBERATASAN KORUPSI

A.KONSEP PEMBERATASAN KORUPSI


Mengapa korupsi timbul dan berkebmbang demikian masif di sebuah negara dan tidak di negara lain
korupsi ibarat penyakit kanker ganas sifatnya kronis juga akut

Perekonomian negara di gerogoti secara perlahan namu pasti korupsi di indonesia menempel pada smua
aspek atau bidang kehidupan masyarakat

PENTING DI PAHAMI:diamanapun dan pada tingkat tertentu korupsi akan selali ada dalam suatu negara
atau masyarakat

REALITA DI INDONESIA
Ada PERANGKAT HUKUM:ada peraturan perundang undangan adalembaga serta aparat hukum yang
mengabdi untuk menjalankan peraturan (kepoliisian, kejaksaan, dan pengadilan) ada lembaga independent
supry body yang bernama komisi pemberantasaan korupsi (KPK) yang di bentuk untuk memberantas korupsi
di sekolah siswa/mahasiswa pendidikan agama pendidikan kewerganegaraan
REALITA:korupsi tetap tumbuh subur dan berkembang dengan pesat

Anda mungkin juga menyukai