Anda di halaman 1dari 24

Pengaruh Korupsi Terhadap Generasi Muda di Lingkungan Kampus Vokasi

Dibuat oleh :

M. Reika Firmansyah, Marcella Angely, Al Ikhram E,

Virgi Zalfaa K, Claudia Abigail

1. Pendahuluan
Korupsi adalah istilah yang berasal dari bahasa latin “corruption” dari kata kerja
“corrumpere” yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan. 1Menurut kamus besar
Oxford, pengertian korupsi adalah perilaku tidak jujur atau ilegal, terutama dilakukan
orang yang berwenang. Pengertian korupsi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang Negara ( perusahaan, organisaasi,
yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Sementara itu, menurut hukum di Indonesia, pengertian korupsi adalah perbuatan


melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri/orang lain, baik perorangan
maupun korporasi, yang dapat merugikan keuangan negara/perekonomian Negara.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang sudah diubah menjadi


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Ada 30 bentuk tindak pidana korupsi yang
dikategorikan menjadi 7 jenis. Kerugian keuangan Negara, penyuapan, pemerasan,
penggelapan dana, benturan kepentingan dalam pengadaan barang dan jasa, serta
gratifikasi.

Dalam arti yang luas, korupsi adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan
pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan rentan korupsi praktiknya. Beratnya
korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh
dan dukungan memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat
yang diresmikan,dan sebagainya.2
1
https://www.merdeka.com/jatim/pengertian-korupsi-dan-penyebabnya-penting-dipelajari-kln.html
2
https://hot.liputan6.com/read/4730252/pengertian-korupsi-menurut-para-ahli-penyebab-dan-dampaknya
Sampai detik ini, korupsi masih menjadi salah satu permasalahan yang harus dihadapi
oleh Indonesia. Seperti yang kita ketahui, tindakan korupsi di Indonesia terus
menerus dilakukan oleh para pejabat-pejabat tinggi dalam pemerintah. Tidak hanya
pejabat-pejabat tinggi, namun oknum-oknum di luar pemerintah juga banyak yang
melakukan tindakan korupsi. Tanpa kita sadari, sebagian dari kita sendiri pun pernah
melakukan korupsi walaupun tidak dalam jumlah yang besar. Korupsi tidak hanya
berbentuk suapan uang, penggelapan dana, dan lain-lainnya.

2. Pembahasan
2.1 Pengertian Korupsi Menurut Ahli
- Nurdjana (1990). Pengertian korupsi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani
yaitu “corruptio”, yang berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap,
tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama materiil,
mental dan hukum.

- Juniadi Suwartojo (1997). Pengertian korupsi adalah tingkah laku atau tindakan


seseorang atau lebih yang melanggar norma-norma yang berlaku dengan menggunakan
dan/atau menyalahgunakan kekuasaan atau kesempatan melalui proses pengadaan,
penetapan pungutan penerimaan atau pemberian fasilitas atau jasa lainnya yang dilakukan
pada kegiatan penerimaan dan/atau pengeluaran uang atau kekayaan, penyimpanan uang
atau kekayaan serta dalam perizinan dan/atau jasa lainnya dengan tujuan keuntungan
pribadi atau golongannya sehing langsung atau tidak langsung merugikan kepentingan
dan/atau keuangan negara/masyarakat.

- Haryatmoko. Pengertian korupsi adalah upaya menggunakan kemampuan campur


tangan karena posisinya untuk menyalahgunakan informasi, keputusan, pengaruh,uang
atau kekayaan demi kepentingan keuntungan dirinya.

- Mubyarto. Pengertian korupsi adalah suatu masalah politik lebih dari pada ekonomi
yang menyentuh keabsahan atau legitimasi pemerintah di mata generasi muda, kaum elite
terdidik dan para pegawa pada umumnya. Akibat yang akan ditimbulkan dari korupsi ini
yakni berkurangnya dukungan pada pemerintah dari kelompok elite di tingkat provinsi
dan kabupaten.

- Syed Hussein Alatas. Pengertian korupsi adalah subordinasi kepentingan umu dibawah


kepentingan pribadi yang mencakup pelanggaran norma, tugas dan kesejahteraan umum,
yang diakukan dengan kerahasiaan, penghianatan, penipuan dan kemasabodohan dengan
akibat yang diderita oleh rakyat.

- Gunnar Myrdal. Pengertian korupsi adalah suatu masalah dalam pemerintahan karena


kebiasaan melakukan penyuapan dan ketidakjujuran membuka jalan membongkar
korupsi dan tindakan-tindakan penghukuman terhadap pelanggar. Tindakan dalam
pemberantasan korupsi umumnya dijadikan pembenar utama terhadap KUP Militer.
- Robert Klitgaard. Pengertian korupsi adalah suatu tingkah laku yang menyimpang dari
tugas-tugas resmi jabatannya dalam negara, dimana untuk memperoleh keuntungan status
atau uang yang menyangkut diri pribadi atau perorangan, keluarga dekat, kelompok
sendiri, atau dengan melanggar aturan pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku
pribadi.

- S. Hornby. Pengertian korupsi adalah suatu pemberian atau penawaran dan penerimaah


hadian berupa suap, serta kebusukan atau keburukan.

- Henry Campbell Black. Pengertian korupsi adalah suatu perbuatan yang dilakukan


dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban
resmi dan hak-hak dari pihak lain.

- Jose Veloso Abueva. Pengertian korupsi adalah mempergunakan kekayaan negara


(biasanya uang, barang-barang milik negara atau kesempatan) untuk memperkaya diri.
3

2.2 Definisi Korupsi Berdasarkan Hukum

Berdasarkan pasal-pasal yang ada di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2001


mengenai Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi, terdapat 30 bentuk tindak pidana

3
https://hot.liputan6.com/read/4730252/pengertian-korupsi-menurut-para-ahli-penyebab-dan-dampaknya
korupsi serta penjelasan yang rinci mengenai sanksi-sanksinya dan dibagi lagi menjadi 7
kategori yaitu

1. Kerugian keuangan Negara

2. Suap-menyuap

3. Penggelapan dalam jabatan

4. Pemerasan

5. Perbuatan curang

6. Benturan kepentingan dalam pengadaan

7. Gratifikasi

2.2.1 Kerugian Keuangan Negara

Rugi merupakan kata yang berarti sesuatu yang kurang baik, kurang dari modal,
tidak dapat laba, dan lainnya. Sedangkan kerugian memiliki arti menanggung atau
menderita rugi dan sesuatu yang dianggap mendatangkan rugi.

Menurut UU No. 31 tahun 1999 bahwa keuangan Negara adalah, seluruh


kekayaan negara dalam bentuk apapun, yang dipisahkan ataupun tidak, termasuk
di dalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang
timbul karena berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggung jawaban
pejabat lembaga negara, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Serta, keuangan negara adalah berkurangnya kekayaan negara yang disebabkan


suatu tindakan melawan hukum, penyalahgunaan wewenang / kesempatan atau
sarana yang ada pada seseorang karena jabatan atau kedudukan, kelalaian
seseorang dan atau disebabkan oleh keadaan di luar kemampuan manusia (force
majure). Kerugian keuangan negara dapat berbentuk seperti pengeluaran suatu
sumber kekayaan yang seharusnya tidak dikeluarkan atau lebih besar dari yang
seharusnya dapat dalam bentuk berupa uang, barang, dan lainnya. Sumber
kekayaan dan hak suatu negara atau daerah yang hilang, dan timbulnya suatu

kewajiban yang lebih besar dari yang seharusnya atau yang seharusnya tidak ada.
4

2.2.2 Suap-menyuap

Suap-menyuap merupakan tindakan pemberian dan penerimaan yang melibatkan


suatu “hadiah” yang dapat berupa uang, barang, dan lainnya oleh pejabat-pejabat
5
pemerintah untuk melakukan tindakan yang bertentangan. Di zaman sekarang,
tindakan suap-menyuap sering dilakukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Bahkan, tidak hanya pejabat-pejabat tinggi yang melakukan tindakan suap-
menyuap tetapi oknum-oknum yang kurang bertanggung jawab di luar pemerintah
juga melakukan tindakan tersebut.

2.2.3 Penggelapan Dalam Jabatan

Menurut Trada Satya yang ada di website direktorat jenderal bea dan cukai,
Penggelapan dalam jabatan merupakan seorang pejabat pemerintah yang dengan
kekuasaan yang dimilikinya melakukan penggelapan laporan keuangan,
menghilangkan barang bukti atau membiarkan orang lain menghancurkan barang
bukti yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri dengan jalan merugikan
negara. 6

4
https://www.bpkp.go.id/kepri/berita/read/13486/5/Sosialisasi-Kerugian-Keuangan-Negara-untuk-Seluruh-
Masyarakat-Melalui-Media-Elektronik.bpkp#:~:text=%E2%80%9CMenurut%20UU%20No.%2031%20tahun,oleh
%20keadaan%20di%20luar%20kemampuan
5
https://bcbojonegoro.beacukai.go.id/ufaqs/apa-yang-dimaksud-dengan-suap-menyuap/#:~:text=Suap
%E2%80%93menyuap%20yaitu%20suatu%20tindakan,sesuatu%20yang%20bertentangan%20dengan
%20kewajibannya.
6
https://bcbojonegoro.beacukai.go.id/ufaqs/apa-yang-dimaksud-dengan-penyalahgunaan-penggelapan-dalam-
2.2.4 Pemerasan

Pemerasan merupakan suatu perbuatan yang dilakukan oleh satu atau banyak
pihak untuk kepentingan diri sendiri dan perbuatan ini dapat merugikan pihak
lain yang tidak bersalah. Pada dasarnya dalam hukum pidana, perbuatan ini
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu delik kejahatan ( Misdrijiven ) dan delik
pelanggaran ( overtredingen ).

Delik kejahatan dapat dikatakan dengan istilah lain yaitu delik hukum yang
artinya walaupun suatu peraturan tidak ada dalam peraturan perundang-
undangan, perbuatan tersebut tetap merupakan perbuatan yang melanggar
hukum dan bertentangan dengan keadilan dan norma. Sedangkan delik
pelanggaran merupakan perbuatan yang dikatakan salah atau bertentangan
dengan norma dan peraturan yang ada

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana terbagi menjadi tiga buku, yaitu
buku kesatu yang mengatur tentang Aturan Umum (Pasal 1 sampai dengan
Pasal 103), buku kedua yang mengatur tentang Kejahatan (Pasal 104 sampai
dengan Pasal 488), dan buku ketiga yang mengatur tentang Pelanggaran
(Pasal 489 sampai dengan Pasal 569).7

2.2.5 Perbuatan Curang

Perbuatan curang atau fraud merupakan suatu tindakan yang disengaja oleh
satu individu atau lebih. Perbuatan ini menggunakan tipu muslihat untuk
memperoleh suatu keuntungan untuk dirinya sendiri secara tidak adil atau

7
http://mh.uma.ac.id/tindak-pidana-pemerasan/#:~:text=Pemerasan%20merupakan%20suatu%20perbuatan
%20yang,tekanan%20dan%20merugikan%20pihak%20lainnya
bertentangan dengan hukum. Perbuatan curang pada dasarnya merupakan
suatu penyimpangan (irregularities) dan perbuatan menantang hukum (illegal
act) yang dilakukan oleh orang luar maupun orang dalam suatu institusi atau
industri untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan dapat merugikan pihak
lain.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) menyebutkan beberapa


pasal yang mencakup pengertian kecurangan adalah:

1. Pasal 362: Pencurian (definisi KUHP: “mengambil sesuatu, yang


seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk
dimiliki secara melawan hukum”)

2. Pasal 368: Pemerasan dan Pengancaman (definisi KUHP: “dengan maksud


untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum,
memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk
memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan
orang itu atau orang lain, atau supaya membuat utang maupun menghapuskan
piutang”)

3. Pasal 372: Penggelapan (definisi KUHP: “ dengan sengaja dan melawan


hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah
kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena
kejahatan”)

4. Pasal 378: Perbuatan Curang (definisi KUHP: “ dengan maksud untuk


menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan
memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun
rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang
sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan
piutang”)

5. Pasal 396: Merugikan pemberi piutang dalam keadaan pailit;


6. Pasal 406: Menghancurkan atau merusakkan barang;

7. Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 417, 418, 419, 420, 423, 425, dan 435 yang
secara khusus diatur dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999). (Tuanakotta, 2007:95).

Tindakan kecurangan termasuk tipe korupsi yang dapat dilakukan oleh


siapapun. Contohnya yaitu pemborong, pengawas proyek, rekanan, pengawas
rekanan, yang melakukan kecurangan dalam penjualan atau pembelian barang
yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain atau terhadap keuangan negara
bahkan dapat membahayakan keselamatan negara. Selain itu, pegawai negeri
yang merebut tanah negara yang mendatangkan kerugian bagi orang lain juga
termasuk dalam jenis korupsi ini.8

2.2.6 Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan

Salah satu faktor penyebab terjadinya tindak pidana korupsi adalah adanya
benturan kepentingan (Conflict of Interest) yang merupakan suatu kondisi
dimana kepentingan pribadi mempengaruhi dan dapat menyingkirkan sikap
profesionalitas seorang pejabat dalam mengerjakan dan melaksanakan
tugasnya. Tindakan ini memberi dampak buruk dan negatif pada publik.
Melakukan tindakan korupsi berarti seseorang tersebut mempunyai
kepentingan lain atau kepentingan pribadi yang menurut mereka lebih penting
dibandingkan kepentingan bersama. Sehingga, kepentingan lain ini
mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang dibuat menjadi tidak efektif dan
tidak efisien bagi publik. Kebijakan-kebijakan yang dibuat juga otomatis
mengarah kepada kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan dan
kebutuhan masyarakat atau publik. Tidak hanya itu, kerugian yang dirasakan

8
https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2020/10/fraud/#:~:text=Pasal%20378%3A%20Perbuatan%20Curang
%20
juga dapat berdampak pada negara bukan hanya masyarakat setempat yang
juga dapat mengancam integritas suatu negara.

Benturan kepentingan adalah situasi dimana seseorang terdapat konflik


kepentingan pribadi sehingga mengabaikan kepentingan publik dengan cara
memanfaatkan kedudukan, posisi, jabatan, atau wewenang yang dimilikinya
baik dengan sengaja maupun tidak sengaja untuk segala bentuk kepentingan
pribadi. Sehingga tugas yang seharusnya dilakukan tidak dapat dilaksanakan
dengan baik dan berpotensi tinggi menimbulkan kerugian kepada pihak
tertentu. Perihal ini dilatarbelakangi karena adanya hubungan-hubungan
kekeluargaan, dengan kerabat, rekan, teman, dan hubungan dengan pihak-
pihak tertentu.
 
Jenis benturan kepentingan yang sering terjadi adalah:

 Kebijakan yang berpihak akibat pengaruh/hubungan dekat/


ketergantungan/pemberian gratifikasi;

 Pemberian izin yang diskriminatif;

 Pengangkatan pegawai berdasarkan hubungan dekat/balas


jasa/rekomendasi/pengaruh dari pejabat pemerintah;

 Pemilihan partner/ rekanan kerja berdasarkan keputusan yang tidak profesional;

 Melakukan komersialisasi pelayanan publik;

 Penggunaan asset dan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi/ golongan;

 Pengawas ikut menjadi bagian dari pihak yang diawasi;

 Melakukan pengawasan atau penilaian atas pengaruh pihak lain dan tidak sesuai
norma, standar, dan prosedur;

 Menjadi bagian dari pihak yang memiliki kepentingan atas sesuatu yang dinilai;
dan
 Putusan/ Penetapan Pengadilan yang berpihak
akibat pengaruh/ hubungan dekat/ ketergantungan/ pemberian gratifikasi.

Sumber penyebab terjadinya benturan kepentingan:


1. Penyalahgunaan wewenang (seseorang yang membuat keputusan atau
tindakan yang kurang sesuai dengan tujuan yang diberikan oleh peraturan
perundang-undangan.)
2. Perangkapan jabatan (situasi dimana seseorang atau seorang pegawai
menduduki dua atau lebih jabatan public sehingga ia tidak bisa
menjalankan jabatannya secara professional atau tidak dapat menjalankan
tugasnya dengan baik)
3.   Hubungan afiliasi (hubungan yang dimiliki oleh pegawai dengan pihak
tertentu baik karena hubungan darah, hubungan perkawinan maupun
hubungan pertemanan yang dapat mempengaruhi keputusannya.)
4.  Gratifikasi, (pemberian dalam arti luas meliputi pemberian uang, barang,
rabat, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya.)
5.  Kelemahan sistem organisasi (suatu keadaan yang menjadi kendala dalam
mencapai tujuan pelaksanaan kewenangan pegawai yang disebabkan
karena struktur dan budaya organisasi yang ada.)
6.  Kepentingan pribadi, (keinginan/kebutuhan seseorang mengenai suatu hal
yang bersifat pribadi.)

Penanganan  Benturan  Kepentingan  

Ketika terjadi konflik antar kepentingan di suatu institusi atau perusahaan,


maka pihak yang bersangkutan wajib melaporkan kepada atasannya. Sehingga,
ketika terdapat laporan dari masyarakat, atasan pejabat yang bertugas atau
bertanggung jawab dapat memeriksa, meneliti, dan menetapkan keputusan akhir
terhadap permasalahan tersebut dalam maksimal 5 hari kerja dari hari masalah
tersebut dilaporkan dari masyarakat sesuai dengan UU no. 30 tahun 2014
mengenai Administrasi Pemerintahan.  
Penanganan  benturan  kepentingan  pada  dasarnya  dilakukan  melalui
perbaikan nilai, sistem, pribadi, dan budaya, diantaranya:
1.   Mengutamakan kepentingan publik
2.   Menciptakan keterbukaan penanganan dan pengawasan benturan kepentingan
3.   Mendorong tanggung jawab pribadi dan sikap keteladanan
4.   Menciptakan dan membina budaya organisasi yang tidak toleran terhadap
benturan kepentingan.
Agar masalah benturan kepentingan dapat terhindar, pemerintah
perlu memperbaiki dan mengembangkan diri dalam menata birokrasi menuju
ke arah pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang lebih baik yang bebas dari
korupsi, kolusi, dan nepotisme dengan menciptakan lingkungan positif yang
bebas dari adanya benturan kepentingan. 9

2.2.7 Gratifikasi

Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas yang meliputi pemberian uang,


barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,
fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya.

Gratifikasi dapat diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan dapat
dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana
elektronik 

Walaupun hingga sekarang masih belum ditetapkan batas minim untuk


gratifikasi, pemerintah pernah mengusulkan melalui Menkominfo pada tahun
2005 supaya pemberian di bawah Rp. 250.000,- tidak dimasukkan ke dalam

9
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-lampungbengkulu/baca-artikel/13735/Apa-itu-benturan-
kepentingan.html
kategori gratifikasi. Namun hal ini belum diputuskan dan masih sebatas
rencana. Di sisi lain, masyarakat yang melaporkan gratifikasi di atas Rp.
250.000,- wajib untuk diberi perlindungan sesuai dengan ketentuan PP No 71/
2000.

Gratifikasi termasuk tindak pidana. Landasan hukumnya adalah UU 31/1999


dan UU 20/2001 Pasal 12. Penerima gratifikasi terancam pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20
tahun dan denda paling sedikit 200 juta rupiah dan paling banyak 1 miliar
rupiah. Gratifikasi dilarang karena dapat mendorong pegawai negeri bersikap
tidak objektif, tidak adil dan tidak professional. Dengan itu, pegawai negeri
tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar.

Ketentuan UU No 20/2001 menyebutkan bahwa setiap gratifikasi yang


diperoleh pegawai negeri atau penyelenggara negara adalah suap, tetapi
ketentuan ini tidak berlaku apabila penerima gratifikasi melaporkan gratifikasi
yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (KPK) selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja
terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut diterima.10

2.3 Penyebab Tindakan Korupsi

Penyebab korupsi di Indonesia tidak hanya karena perilaku konsumtif dan masalah
ekonomi dari orang tersebut. Penjelasan dari Jack Bologne Gone Theory, faktor
faktor penyebab korupsi ada 4 yaitu, keserakahan atau greed, kesempatan atau
opportunity, kebutuhan atau needs, dan pengungkapan atau expose

10
https://id.wikipedia.org/wiki/Gratifikasi
Meski korupsi dilakukan oleh individu, pengaruh lingkungan sikap masyarakat,
hukum, hingga organisasi individu tersebut bisa saja menjadi penyebab korupsi. Hal
tersebut pun berlaku sebagai penyebab korupsi di Indonesia yang sangat sulit
terselesaikan, terutama sikap masyarakat yang seolah merasa tidak dirugikan. Karena
jika dilihat dari ruginya, masyarakat lah yang paling dirugikan dibanding negara itu
sendiri karena jika dilihat contohnya harusnya warga mendapat fasilitas yang
memadai tapi yang didapat adalah jalan yang rusak.

2.3 Jenis-Jenis Korupsi

Korupsi dapat dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu Bureaucratic Corruption dan


Political Corruption. Menurut Zainal Abidin, kedua jenis ini dapat dilihat dari
besar kecilnya jumlah uang yang dikorupsi dan kategori atau kelas para
pelakunya.

Bureaucratic Corruption adalah tindakan korupsi yang terjadi di lingkungan


birokrasi. Para birokrat dan pegawai yang berada di kalangan bawah yang menadi
pelaku korupsinya. Tindakannya berbentuk menerima atau meminta uang suap
dalam jumlah yang tidak besar atau tergolong kecil dari masyarakat. Istilah lain
dari jenis korupsi ini yaitu petty corruption karena jumlahnya yang relatif kecil.

Political corruption adalah tindakan korupsi yang melibatkan sejumlah uang yang
jauh lebih besar dibandingkan bureaucratic corruption dikarenakan pelaku yang
berperan disini memiliki jabat yang tinggi. Contohnya politisi di parlemen,
pejabat tinggi di pemerintahan, serta penegak hukum di dalam atau di luar
pengadilan. Dikarenakan jumlah uang yang terlibat di dalam jenis korupsi ini
sangat tinggi atau besar, tindakan korupsi ini juga dapat kita katakan atau sebut
grand corruption. 11

11
https://aclc.kpk.go.id/action-information/lorem-ipsum/20220411-null
Diambil dari buku Kapita Selekta dan Beban Biaya Sosial Korupsi dan dikutip
kembali di website Pusat Edukkasi Antikorupsi, definisi korupsi telah gambling
dijelaskan di dalam 13 pasal Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, tindak
pidana korupsi dirumuskan ke dalam 30 jenis yang kemudian dikelompokkan lagi
menjadi 7 tindak pidana korupsi yang sudah dibahas pada paragraf sebelumnya.
30 jenis-jenis korupsi tersebut sangat bervariasi dimulai dari korupsi kecil atau
petty corruption sampai dengan korupsi kelas atas atau grand corruption.

Berikut adalah 30 jenis tindakan korupsi, yaitu :

1. Menyuap pegawai negeri


2. Memberi hadiah kepada pegawai negeri karena jabatannya
3. Pegawai negeri menerima suap
4. Pegawai negeri menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatannya
5. Menyuap hakim
6. Menyuap advokat
7. Hakim dan advokat menerima suap
8. Hakim menerima suap
9. Advokat menerima suap
10. Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan penggelapan
11. Pegawai negeri memalsukan buku untuk pmeeriksaan administrasi
12. Pegawai negeri merusakan bukti
13. Pegawai negeri membiarkan orang lain merusakkan bukti
14. Pegawai negeri membantu orang lain merusakkan buktu
15. Pegawai negeri memeras
16. Pegawai negeri memeras pegawai negeri yang lain
17. Pemborong membuat curang
18. Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang
19. Rekanan TNI/Polri berbuat curang
20. Pengawas rekanan TNI/Polri berbuat curang
21. Penerima barang TNI/Polri membiarkan perbuatan curang
22. Pegawai negeri menyerobot tanah negara sehingga merugikan orang lain
23. Pegawai negeri turut serta dalam pengadaan yang diurusnya
24. Pegawai negeri menerima gratifikasi dan tidak melaporkan ke KPK
25. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi
26. Tersangka tidak memberikan keterangan mengenai kekayaan
27. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka
28. Saksi atau ahli yang tidak memberikan keterangan atau memberi keterangan
palsu
29. Seseorang yang memegang rahasia jabatan, namun tidak memberikan
keterangan atau memberikan keterangan palsu
30. Saksi yang membuka identitas pelapor12

2.4 Pengaruh Korupsi Terhadap Sektor Ekonomi, Politik, dan Sosial

2.4.1 Pengaruh Korupsi Terhadap Sektor Ekonomi

Seperti yang kita ketahui, korupsi itu sendiri merupakan tindakan yang
negatif dan merugikan bagi semua pihak di dalam negara ini. Tindakan-tindakan
korupsi ini pada umumnya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jabatan
atau posisi yang tinggi dengan rasa tanggung jawab yang rendah. Salah satu
sektor yang terpengaruhi dan dapat merasakan dampaknya secara langsung yaitu
sektor ekonomi suatu negara. Korupsi identik dengan uang, sehingga keadaan
ekonomi suatu negara dengan gampang terpengaruhi. Contohnya, uang pajak
yang diterima oleh pemerintah dari masyarakat yang seharusnya dialokasikan
untuk pembangunan fasilitas bagi masyarakat dirampas oleh oknum-oknum tidak
bertanggung jawab untuk kepentingan senjdiri. Sehingga, pihak yang dirugikan
adalah masyarakat dimana mereka seharusnya menerima bantuan dana untuk

12
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220524-ayo-kenali-dan-hindari-30-jenis-korupsi-ini
memperbaiki jalan, akses transportasi, perbaikan fasilitas lainnya sebagai contoh
untuk kenyamanan bersama.

Dana yang seharusnya dialokasikan untuk memperbaiki dan mendukung


fasilitas publik seperti rumah sakit, sekolah dan fasilitas lainnya malah digunakan
untuk mendukung kepentingan pribadi. Ketika rumah sakit kekurangan alat yang
memadai dan juga sumber daya manusia yang layak, maka akan mempengaruhi
kinerja rumah sakit itu. Itu juga tentu akan berdampak pada kesehatan
masyarakat. Sehingga tingkat produktivitas sumber daya manusia menurun drastis
dan berdampak pada perekonomian negara. Kurangnya dukungan dana dari
pemerintah dalam bidang pendidikan juga mengganggu kegiatan pembelajaran
sekolah atau proses ngajar mengajar siswa-siswi. Contohnya, ketika siswa-siswi
membutuhkan dana untuk ketersediaan alat dan bahan untuk melakukan kegiatan
praktek atau kegiatan lainnya disekolah, namun tidak didukung dengan baik maka
akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan.

Dengan maraknya kasus korupsi di negara ini, investor asing akan


mempertimbangkan keputusannya untuk berinvestasi di Indonesia karena mereka
tau bahwa mereka akan mengalami kerugian. Sehingga ketika tidak ada atau
menurunya jumlah investor yang masuk, ekonomi negara Indonesia tidak akan
mengalami perkembangan atau kemajuan.

2.4.2 Pengaruh Korupsi Terhadap Sektor Politik

Demokrasi yang diterapkan di Indonesia sedang menghadapi cobaan


berat yakni berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi. Hal
ini dikarenakan terjadinya tindak korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh
petinggi pemerintah, legislatif atau petinggi partai politik. Kondisi ini
mengakibatkan berkurangnya bahkan hilangnya kepercayaan publik terhadap
pemerintahan yang sedang berjalan.

Masyarakat akan semakin apatis dengan apa yang dilakukan dan


diputuskan oleh pemerintah. Apatisme yang terjadi ini seakan memisahkan
antara masyarakat dan pemerintah yang akan terkesan berjalan sendiri-sendiri.
Hal ini benar-benar harus diatasi dengan kepemimpinan yang baik, jujur,
bersih dan adil. Sistem demokrasi yang dijalankan Indonesia masih sangat
muda, walaupun kelihatannya stabil namun menyimpan berbagai kekurangan.

Tersebarnya kekuasaan di tangan banyak orang ternyata telah


dijadikan peluang bagi merajalelanya penyuapan. Reformasi yang dilakukan
tanpa landasan hukum yang kuat justru melibatkan keuntungan ekonomi bagi
para penyuap, yang dalam praktiknya melibatkan para broker bahkan
menumbuhkan mafia.

Dampak korupsi dalam politik sangat berpengaruh terhadap cara


pemimpin dalam memimpin rakyatnya karena jika mereka melakukan praktik
suap maka akan membuat bayangan bahwa mereka akan menjadi calon
koruptor. Tradisi ini sudah lama terjadi, para calon pemimpin selalu
memberikan uang ataupun imbalan dalam bentuk sembako agar masyarakat
memilih dia saat pemilihan berlangsung, masyarakat seolah-olah dituntut
untuk memilih pemimpin koruptor. Mereka hanya menjajikan hal-hal yang
tidak akan mungkin terjadi saat mereka memimpin. 13

2.4.3 Pengaruh Korupsi Terhadap Sektor Sosial

Korupsi juga membuat pandangan masyarakat tidak lagi percaya pada


demokrasi bahkan publik tidak memilih siapapun dalam pemilihan dan sepertinya
harus diatasi dengan kepemimpinan yang bersih, jujur dan adil. Selain itu juga
bantuan sosial yang dikorupsikan berdampak kepada masyarakat yang
membutuhkan bantuan sosial karena masyarakat yang kurang mampu akan
13
https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/literasi/dampak-korupsi/amp/
merasakan dampak yang cukup besar karena akan menghambat kelangsungan
hidupnya.

Bansos tidak hanya berupa uang tetapi juga bantuan fasilitas subsidi dari
pemerintah, utamanya pada sektor pelayanan yaitu pendidikan dan kesehatan.
Karena perbedaan biaya yang harus dibayar oleh setiap orang atau keluarga untuk
mengakses pendidikan dan kesehatan sangat besar sementara kemampuan
pemerintahan untuk melakukan subsidi kursang, karena kurangnya anggaran
untuk subsidi.

Strategi pencegahan korupsi dapat dimulai dari upaya sosialisasi dan


pemberitahuan kepada penyelenggaran negara, PNS, dan masyarakat bahwa
korupsi meskipun kecil bukan hal yang sifatnya permisif atau di toleransi.

3. Penelitian

Pada tanggal 12-16 September kami melakukan kegiatan penelitian dengan menyebarkan
google form yang berisi beberapa pertanyaan kuantitatif dan kualitatif mengenai korupsi.
Kami menyebarkan google form ini ke kalangan mahasiswa-mahasiswi yang berkuliah di
kampus vokasi. Kami melakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui pandangan
masyarakat mengenai korupsi yang berhubungan dengan generasi muda bangsa
Indonesia.

3.1 Hasil Data Penelitian

Berikut merupakan hasil dari penelitian kami.

1. Apakah Kamu Tahu Tentang Korupsi

YA TIDAK
2. Apakah Kamu Peka Terhadap Perihal Korupsi di Sekitar
Mu

YA TIDAK
3. Apakah Kamu Pernah Korupsi

1st Qtr 2nd Qtr

4. Apakah Korupsi Mempengaruhi Generasi Muda Bangsa


Indonesia

1st Qtr 2nd Qtr


5. Berikan Solusi mu Agar Tindakan Korupsi Dapat Diatasi

Jawaban:

-“Tindakan korupsi sebenarnya mudah diatasi ketika hukum dan keadilan di jalankan
dengan baik, jujur, utamakan rasa syukur dan rasa cukup. Oleh karena itu keinginan
untuk korupsi pasti menghilang, ingat tuhan dan tahu resiko yang akan di tanggung pasti
akan terjauh dari tindakan korupsi.”

-“Membangun dan mendidik para generasi muda yang peka akan pentingnya mencegah
tindakan korupsi dengan mengadakan seminar / sosialisasi mengenai pentingnya
mencegah tindakan korupsi.”

-“Bikin undang undang baru tentang korupsi dan berlakukan hukuman yang seberat
beratnya, dan lindungi orang yang membocorkan tentang korupsi itu.”

-“Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang narkoba dan mengenalkan bahaya


narkoba kepada generasi muda.”

-“Sebenernya susah sih ya soalnya dari atas jg udah banyak yg korupsi, mau minta
hukum diperketat lg jg gmn kan mrk2 jg yg sah-in. yaa yg penting warganya jgn sampe
bodoh2 bgt, hrs cerdas dan taat aturan, jgn iya2 aja klo pemimpin ngomong ini itu. trs
mungkin kedpnnya bs lbh transparan pd tiap2 kegiatan / kerjaan yg dilakukan.”

3.2 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah kami lakukan, mayoritas dari mereka mengetahui apa
itu korupsi sehingga hal ini menandakan bahwa generasi muda buta mengenai perihal
korupsi. Lalu kebanyakan dari mereka menunjukan kepekaan mereka terhadap korupsi
yang bisa diartikan mereka sadar bahwa tindakan korupsi terjadi di sekitar mereka, dan
mayoritas dari mereka tidak pernah melakukan korupsi. Hampir seluruh responden
menyetujui bahwa korupsi itu dapat mempengaruhi generasi muda sekarang. Kita pun
menanyakan solusi agar korupsi bisa diatasi, kebanyakan dari mereka menjawab bahwa
korupsi itu harus dicegah dari diri sendiri dengan melakukan penyuluhan agar kita dapat
sadar bahwa korupsi itu merupakan tindakan negatif, serta untuk pemerintah agar lebih
memperketat lagi hukuman bagi para koruptor yang melakukan korupsi yang dapat
merugikan banyak pihak terutama warga Indonesia.
4. Penutup

4.1. Kesimpulan

Korupsi merupakan tindakan negatif yang memiliki jenis dan macamnya dan dapat
mempengaruhi suatu kondisi ekonomi disuatu daerah, pulau, bahkan negara. Keadaan
sosial dan politik juga terpengaruhi oleh tindakan tersebut. Dari penelitian yang kita
lakukan, generasi muda zaman sekarang masih banyak yang memiliki kesadaran
mengenai korupsi, akan tetapi sayangnya masih banyak kalangan lain yang mempunyai
jabatan atau posisi tinggi di masyarakat masih melakukan korupsi yang dapat membuat
kepercayaan generasi sekarang terhadap pemerintah berkurang. Maka dari itu, pendidikan
di Indonesia harus lebih dikembangkan lagi dengan cara menanamkan nilai-nilai
kejujuran pada sistem belajar mengajar sehingga menciptakan pribadi-pribadi yang jujur
dalam bekerja di kemudian hari. Pemerintah juga harus memberikan contoh yang baik
agar mendapatkan kepercayaan masyarakat dalam mengelola negara agar negara
Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan.

4.2 Saran dan Kritik


Kami sebagai generasi muda atau mahasiswa/i berharap banyak terhadap pemerintah agar
korupsi bisa diatasi hingga ke akar- akarnya, sehingga kita sebagai anak muda tinggal
mempraktekan apa yang telah kita ketahui tentang korpusi, dan korupsi pun pada
akhirnya dapat diatasi di kemudian hari.

Sekian dari kelompok kami, mohon maaf bila ada kesalahan dan kami menerima segala
kritik & masukan. Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai